KATA PENGANTAR - West Nusa Tenggara … · kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan gambaran...
Transcript of KATA PENGANTAR - West Nusa Tenggara … · kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan gambaran...
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah dapat menyusun Laporan
Kinerja Instasi Pemerintah (LKjIP) Tahun Anggaran 2019 sebagai laporan kinerja dari
kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan gambaran pelaksanaan tugas tahunan OPD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) mengandung realisasi yang dicapai pada
tiap program/kegiatan tahun 2019. Sasaran dan tujuan dari seluruh tugas yang dilaksanakan
dinas adalah untuk kemajuan masyarakat NTB dalam Bidang Perhubungan. Diharapkan
dengan seluruh program yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat umum.
Penyusunan laporan ini selaras dengan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Perangkat Kerja Daerah (DPPA SKPD) Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2019.
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini dibuat, semoga dapat
memberikan informasi dan sekaligus sebagai bahan masukan dalam menyusun kebijakan pada
Sektor Perhubungan dimasa mendatang.
Mataram, Januari 2020
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Drs. LALU BAYU WINDYA, M.Si
Pembina Utama Muda (IV/d)
NIP. 19610422 198603 1 004
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
I.1 Gambaran Umum ................................................................................................... 1
I.2 Struktur Organisasi ................................................................................................. 1
I.3 Aspek Strategis Organisasi ..................................................................................... 4
I.4 Prasarana Angkutan Darat ...................................................................................... 8
I.5 Transportasi Laut .................................................................................................... 9
I.6 Transportasi Udara ................................................................................................. 10
I.7 Issu Strategis ........................................................................................................... 13
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................................... 14
II.1 Visi dan Misi ........................................................................................................... 14
II.2 Tujuan dan Sasaran ................................................................................................. 14
II.3 Indikator Kinerja Utama .......................................................................................... 16
II.4 Perjanjian Kinerja .................................................................................................... 17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................ 18
III.1 Capaian Kinerja Organisasi ................................................................................... 18
III.2 Realisasi Anggaran ................................................................................................ 45
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 55
IV.1 Simpulan Capaian Kinerja Organisasi ................................................................... 51
IV.2 Langkah-Langkah Dalam Peningkatan Capaian Kinerja Organisasi .................... 52
LAMPIRAN............................................................................................................................. 54
iii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Isu-Isu Strategis Dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi .................... 13
Tabel II.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD ................................ 15
Tabel II.2 Indikator Kinerja Utama Tahun 2019 ............................................................ 16
Tabel II.3 Perjanjian Kinerja Dinas Perhubungan Tahun 2019 ...................................... 17
Tabel III.1 Sasaran Strategis Dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019 .............................. 18
Tabel III.2 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi Menuju
Kawasan Strategis dan Destinasi Wisata Utama .......................................... 19
Tabel III.3 Program Pendukung Sasaran 1 ...................................................................... 19
Tabel III.4 Data Sarana Angkutan ................................................................................... 21
Tabel III.5 Data Angkutan Real ....................................................................................... 21
Tabel III.6 Penilaian Terminal Tipe B ............................................................................. 22
Tabel III.7 Penilaian Pelabuhan ....................................................................................... 23
Tabel III.8 Jumlah Penumpang Angkutan Udara Tahun 2019 ........................................ 26
Tabel III.9 Jumlah Penumpang Angkutan Laut Tahun 2019 ........................................... 28
Tabel III.10 Sasaran Strategis Ke 2 ................................................................................... 29
Tabel III.11 Program Pendukung Sasaran Strategis 2 ...................................................... 29
Tabel III.12 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Tahun 2019 dengan Tahun
2018 dan Beberapa Tahun Terakhir .............................................................. 33
Tabel III.13 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Target Tahun 2019 dengan Target
Jangka Menengah........................................................................................... 35
Tabel III.14 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja dengan Renstra ......... 35
Tabel III.15 Perbandingan Realisasi Capaian dengan Renstra .......................................... 36
Tabel III.16 Realisasi Anggaran Program Kegiatan Pendukung Sasaran Strategis ........... 45
iv
DAFTAR GAMBAR
Tabel I.1 Struktur Organisasi Dishub Tahun 2019....................................................... 3
v
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2019, merupakan gambaran tentang capaian kinerja SKPD dalam
melaksanakan program dan kegiatan selama Tahun 2019 yang mengacu pada Rencana
Strategis (Renstra) Dishub 2018 – 2023.
Sesuai dengan Renstra Dinas Perhubungan Provinsi NTB Tahun 2018-2023, dimana
pada tahun 2019 ini adalah tahun pertama dari 5 tahap pembangunan Nusa Tenggara Barat.
Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menetapkan 6 (Enam) program
unggulan yang tercantum dalam perjanjian kinerja.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sasaran strategis dari program dan kegiatan
yang dilaksanakan pada tahun 2019 secara fisik telah mencapai 99,83 % dan secara keuangan
84,05 %. Hasil capaian kinerja tersebut, lebih memotivasi Dinas Perhubungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat untuk terus meningkatkan kinerjanya guna memberikan kontribusi secara
maksimal terhadap program kerja Gubernur Nusa Tenggara Barat. Dalam hal ini, program –
program yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program
tersebut terdiri dari Program Rutin Kesekretariatan dan Program pada Urusan Perhubungan.
Terdapat 2 Sasaran Strategis dengan 4 indikator kinerja yang ditarget pada Dinas Perhubungan
Provinsi NTB pada tahun 2019. Sasaran yang harus dicapai tersebut adalah:
1. Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi menuju Kawasan Strategis dan Destinasi
Wisata Utama.
2. Meningkatnya Keselamatan Transportasi.
Target pertumbuhan penumpang angkutan laut dan udara adalah 5% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2019 pertumbuhan penumpang angkutan laut dan udara mengalami
penurunan sebesar 13,32% dari target 5% yang disebabkan oleh fluktuasi harga tiket pesawat
yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang beralih pada alternatif transportasi lainnya
dan dampak gempa 2018.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Gambaran Umum
Dinas Perhubungan sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang memotori
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana dibidang Perhubungan,
senantiasa mengupayakan berbagai program pembangunan untuk mengakomodir
kebutuhan masyarakat akan Pelayanan Jasa Transportasi. Terbaginya peranan
pemerintah dalam melaksanakan urusan perhubungan yang terdapat dalam UU 23
tahun 2014 tentang otonomi daerah merupakan tantangan tersendiri didalam penetapan
kebijakan bidang transportasi. Koordinasi secara periodik dan kontinyu terus
dilaksanakan baik secara vertikal kelembagaan maupun melalui pemerintah daerah
masing - masing Kabupaten/Kota.
Pembangunan beberapa infrastruktur transportasi yang terdiri dari Bidang
Transportasi Darat, Trasportasi Laut dan Trasportasi Udara baik melalui anggaran
APBD maupun APBN adalah sebagai bentuk perwujudan dari perhatian pemerintah
terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Nusa Tenggara Barat dan
terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan trasportasi yang memadai. Sebagai bentuk
tanggung jawab dalam pelaksanaan program pembangunan daerah di bidang
perhubungan, Dinas Perhubungan berkewajiban memberikan laporan hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan berdasarkan Penetapan Kinerja yang dibuat pada awal tahun
2018.
I.2. Struktur Organisasi
Dalam mejalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas Perhubungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat sepanjang Tahun Anggaran 2019 didukung oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memiliki kualitas cukup memadai di bidangnya, peningkatan kualitas
tersebut juga tetap dilakukan untuk mengimbangi pengetahuan pegawai dengan
perkembangan teknologi.
2
Sampai dengan bulan Desember 2019 terdapat 82 orang pegawai yang terdiri dari
63 orang PNS, 16 orang berstatus CPNS, dan 3 orang PTT dengan perincian 60
pegawai laki-laki dan 23 pegawai perempuan,yang terbagi dalam 4 golongan yaitu :
- Golongan IV : 5 orang
- Golongan III : 39 orang
- Golongan II : 37 orang
- Golongan I : 1 orang
- PTT : 3 orang
Sedangkan pejabat stuktural terdiri dari :
- Pejabat Eselon II : 1 orang
- Pejabat Eselon III : 4 orang
- Pejabat Eselon IV : 12 orang
- Staf Lainnya (ASN) : 59 orang
- Pejabat Fungsional : 3 orang
- Pegawai Tidak Tetap/PTT : 3 orang
Berdasarkan latar belakang pendidikan
- Pasca Sarjana (S2) : 6 orang
- Sarjana (S1/D-IV) : 31 orang
- Diploma II/Diploma III : 21 orang
- SMU/SMK : 21 orang
- SLTP : 2 orang
- SD : 1 orang
Adapun struktur organisasi Dinas Perhubungan terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
a. Sub Bagian Program
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum
3. Bidang Angkutan Darat
a. Seksi Sarana Prasarana Transportasi
b. Seksi Pengendalian Angkutan Darat
3
c. Seksi Keselamatan
4. Bidang Perhubungan Laut dan Udara
a. Seksi Angkutan Perairan
b. Seksi Kepelabuhan
c. Seksi Manajemen dan Keselamatan Transportasi Laut dan Udara
5. Bidang Pengelolaan Terminal
a. Seksi Perencanaan Terminal
b. Seksi Operasional Terminal
c. Seksi Pengawasan Terminal
Disamping jabatan struktural terdapat juga jabatan fungsional,yaitu :
1. Jabatan Fungsional Pranata Komputer
2. Jabatan Fungsional Perencana
3. Jabatan Fungsional Arsiparis
Gambar I. 1 STRUKTUR ORGANISASI DISHUB TAHUN 2019
4
I.3 Aspek Strategis Organisasi
Kondisi perkembangan Transportasi Angkutan Darat dan Angkutan Penyeberangan di
wilayah NTB tidak lepas dari faktor pendanaan, dimana pendanaaan suatu kegiatan
dapat menunjang pelaksanaan kegiatan tersebut, disamping didukung oleh perencanaan
yang sistematis dan terintegrasi. Pengembangan Transportasi Angkutan Darat maupun
Angkutan Penyeberangan di wilayah NTB diarahkan guna meningkatkan konektivitas
antar moda transportasi baik transportasi darat, laut dan udara, sehingga dengan
sinergitas dari sistem jaringan angkutan dapat terwujud dan pelayanan kepada
masyarakat dapat terpenuhi dengan lancar, aman, nyaman dan tepat waktu. Untuk
melayani kebutuhan masyarakat akan transportasi, maka harus didukung dengan sarana
dan prasarana transportasi yang cukup, layak dan memadai.
I.3.1. Transportasi Darat dan Penyeberangan
a. Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) :
Pelayanan Angkutan umum yang melayani wilayah perkotaan khususnya yang
melayani Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat, yang melayani angkutan orang dan barang di 10 Kabupaten/Kota
di wilayah Provinsi NTB yang terdiri dari 47 Jaringan trayek sesuai dengan
Keputusan Gubernur No . 137 Tahun 1999, Angkutan Umum Antar Kota Dalam
Provinsi (AKDP) tidak berbeda halnya dengan angkutan umum lainnya,
merupakan kebutuhan masyarakat perkotaan yang memiliki kepentingan tujuan
perjalanan di kota lain diluar kota tempat tinggalnya. Selain itu, angkutan AKDP
ini juga difungsikan untuk menekan penggunaan angkutan pribadi yang tidak
menjadi efektif dan efisien mengingat jarak perjalanan yang panjang, terlebih lagi
dengan adanya peningkatan upaya pelayanannya, AKDP menjadi pilihan yang
lebih tepat dalam melakukan perjalanan. Selain itu angkutan AKDP dapat juga
sebagai pengumpul dan penyebar (Hub and Spoke) dari Angkutan Perkotaan
maupun pedesaan dalam mendukung proses laju perekonomian suatu wilayah
dalam satu lingkup provinsi, baik wilayah pedesaan maupun wilayah perkotaan.
Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang berijin yang beroperasi di Nusa
Tenggara Barat pada tahun 2019 berjumlah 457 unit dengan berbagai lintasan
trayek pada 10 Kabupaten/Kota.
5
b. Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) :
Untuk melayani masyarakat yang ingin berpergian keluar kota di luar Provinsi
NTB, masyarakat diberikan layanan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) yang
melayani lintasan antar Provinsi antara lain Provinsi, NTB, Bali dan beberapa
Provinsi di Pulau Jawa.Peranan dari Angkutan tersebut sangat penting guna
meningkatkan mobilitas angkutan orang dan jasa yang ada di NTB. Armada/bus
Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang beroperasi di Nusa Tenggara
Barat melayani dengan rute/trayek menuju Denpasar, Surabaya, Malang,
Semarang, Jogjakarta dan Jakarta.
c. Angkutan Pemadu Moda :
Angkutan Pemadu Moda yang beroperasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat
melayani Lombok Internasional Airport (LIA) dengan beberapa simpul bangkitan
yaitu LIA-Senggigi, LIA-Mataram, dan LIA-Selong. Keberadaan angkutan ini dari
hari ke hari keberadaanya semakin diminati oleh masyarakat karena memberikan
kepastian pelayanan yang cukup nyaman, jadwal yang teratur dan tarif yang
terjangkau. Sampai dengan akhir tahun 2019 terdapat 21 unit angkutan pemadu
moda yang melayani angkutan ke LIA.
d. Angkutan Taksi :
Angkutan Taksi yang beroperasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2019 antar
lain terdiri dari beberapa pengusaha lokal dan pengusaha dari luar daerah
(nasional) antara lain perusahaan Taksi Blue Bird dan Express Group yang
merupakan perusahaan besar yang mempunyai cabang di beberapa daerah di
seluruh Indonesia. Sampai dengan tahun 2019 ini, total ada 426 unit taksi yang
beroperasi di Provinsi NTB yang memperpanjang Kartu Pengawasan (KPS).
e. Angkutan Pariwisata :
Selain beberapa Angkutan Umum, ada beberapa moda transportasi yang sering
digunakan di wilayah Provinsi NTB khususnya di daerah Pariwisata, karena
Provinsi NTB merupakan daerah destinasi wisata dan merupakan salah satu pintu
gerbang pariwisata di Indonesia maka Angkutan Pariwisata yang berkembang dan
menjadi andalan bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan ke daerah-
daerah pariwisata antara lain Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Kute, Tanjung Ann
6
dan beberapa tempat wisata baik di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa.
adapun Perusahaan Angkutan Pariwisata yang beroperasi di wilayah Provinsi NTB
berjumlah 51 unit.
f. Angkutan Antar Jemput :
Angkutan lain yang melayani lintasan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yaitu
Angkutan Antar Jemput yang beroperasi melayani Mataram - Sumbawa Besar,
Ada 4 perusahaan Angkutan Antar Jemput yang beroperasi di wilayah Pulau
Lombok dan Sumbawa yaitu Pancasari, Sumbawa Utama, Tiara Mas dan Titian
Mas. Namun ditahun 2019 hanya 10 unit armada. Sebagian besar kendaraan antar
jemput tersebut sudah beralih perpanjangan KPS nya menjadi AKDP.
g. Angkutan Sewa
Di wilayah Provinsi NTB ada 51 unit Angkutan Sewa berijin yang melayani baik
untuk para wisatawan yang berwisata di pulau Lombok maupun orang – orang
yang melakukan kegiatan baik kegiatan Dinas maupun perusahaan.
h. Angkutan Sewa Khusus/Online
Berkembangnya teknologi informasi telah melahirkan inovasi di sektor
transportasi. Inovasi ini menyebabkan terjadinya diseupsi atau gangguan pada
angkutan konvensional yang ada. Untuk mengatasai hal tersebut maka kepada
penyelenggara Angkutan Sewa Khusus diminta untuk mendaftarkan angkutannya
sesuai denga Revisi Perda No 6 tahun 2018 tentang penyelenggaraan perhubungan.
Pada tahun 2019 telah terdaftar sebanyak 94 unit mobil angkutan sewa khusus.
i. Angkutan Perintis :
Untuk melayani beberapa daerah yang terpencil dan terisolir diperlukan angkutan
transportasi yang mampu melayani daerah yang belum terjangkau oleh transportasi
sehingga untuk melakukan pemerataan kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan segala bidang yang berada di derah terpencil diperlukan moda
trasportasi yang memadai dan secara teratur melayani penumpang dan barang
untuk dibawa dari dan ke beberapa daerah terpencil tersebut. Angkutan Perintis
Antar Kota (Daerah Terpencil) Angkutan perintis yang melayani daerah terpencil
di wilayah Provinsi NTB antara lain berada di Pulau Sumbawa dan di Pulau
7
Lombok yang belum terlayani oleh Angkutan AKDP maupun Angkutan Pedesaan
sehingga melalui Anggaran Kementerian Perhubungan telah dilakukan
pelaksanaan Subsidi Operasi Angkutan Perintis ke pulau Sumbawa dan pulau
Lombok.
j. Angkutan Massal Perkotaan/Bus Rapid Transit (BRT)
Pada tahun 2019 telah ditetapkan 2 (dua) koridor pengoperasian BRT Koridor ini
dikembangkan untuk melayani masyarakat khususnya siswa/pelajar. Beroperasinya
BRT ini diharapkan untuk membiasakan siswa untuk bisa menggunakan angkutan
umum. Beroperasinya BRT ini juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab
pemerintah untuk menyediakan transportasi yang layak, aman, nyaman dan
berkepastian.
I.3.2. Sarana Transportasi Penyeberangan :
a. Pelabuhan Penyeberangan Lembar :
Pelabuhan Penyeberangan Lembar yang berada di Provinsi NTB merupakan salah
satu pelabuhan penghubung antara Pulau Lombok dan Pulau Bali. Lintasan ini
merupakan lintasan komersil di kelola oleh PT. ASDP dimana pengawasan dan
pengaturannya dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Pelabuhan
penyeberangan Lembar menjadi pintu masuk Provinsi NTB dari wilayah barat,
dikembangkan untuk melayani angkutan barang maupun orang. Pelabuhan ini
berlokasi di Kabupaten Lombok Barat.
b. Pelabuhan Penyeberangan Kayangan – Pototano :
Pelabuhan ini merupakan Pelabuhan Penyeberangan lintasan antar pulau yang
masuk dalam Provinsi NTB. Pelabuhan ini menghubungkan antara Pulau Lombok
dan Pulau Sumbawa. Penyelenggaraan pelabuhan dilakukan oleh PT.ASDP
Kayangan-Pototano sementara fungsi pemerintahan dan pengaturannya
dilaksanakan langsung oleh Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Lintasan ini
merupakan lintasan strategis yang menghubungkan kedua pulau karenanya
kelancaran arus penumpang dan barang yang melalui pelabuhan ini harus selalu
terjaga kelancarannya.
c. Pelabuhan Penyeberangan Sape :
Pelabuhan ini melayani 2 lintasan antara lain Lintasan Sape -Waikelo dan lintasan
Sape – Labuan Bajo. Pelabuhan Penyebrangan Sape menjadi pintu masuk NTB
dari wilayah timur. Pelabuhan ini dikembangkan menjadi pintu masuk ke arah
8
Pulau Komodo yang juga merupakan salah satu kunjungan wisata di dunia
sehingga peranan pelabuhan ini sangat penting dalam melayani mobilitas barang
dan penumpang serta kendaraan yang menuju ke wilayah timur Indonesia.
I.4. Prasarana Angkutan Darat
a. Fasilitas Keselamatan Jalan :
Guna mengatasi permasalahan kaitannya dengan keselamatan jalan dalam upaya
menanggulangi kecelakaan lalu lintas, Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara
Barat membangun infrastruktur Fasilitas Keselamatan Jalan baik dari anggaran
APBD Provinsi maupun APBN Kementerian Perhubungan yang antara lain terdiri
dari : Rambu, Marka, Pagar Pengaman Jalan, Traffic Light dan Warning Light.
b. Terminal :
Terdapat beberapa Terminal Bus yang terdiri dari beberapa Type Terminal antara
Lain Terminal Type A, Type B, Type C yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota di
wilayah Provinsi NTB.Terminal tersebut digunakan baik untuk bus AKDP, AKAP
juga untuk angkutan umum dan angkutan pedesaan. Terminal bus merupakan
prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan
penumpang, perpindahan inter dan/atau antar moda transportasi serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Prasarana terminal penumpang
bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
di Nusa Tenggara Barat sebanyak 20 terminal, yang terdiri dari 3 (tiga) terminal
tipe A, 5 (lima) terminal tipe B, 12 (dua belas) terminal tipe C. Dalam UU 23
tahun 2014 Kewenangan pengelolaan terminal penumpang yang semula berada
pada kewenagan Pemerintah Kab/Kota dialihkan ke Pemerintah Pusat dalam hal
ini Kementerian Perhubungan untuk terminal Tipe A, sementara untuk terminal
tipe B dialihkan kewenangannya ke Pemerintah Provinsi sementara untuk terminal
Tipe C tetap dikelola Pemerintah Kab/Kota.
c. Jembatan Timbang :
Terdapat 2 (dua) unit Jembatan Timbang yang beroperasi saat ini yaitu Jembatan
Timbang Bertais dan Jembatan Timbang Pototano. Kegunaan dari jembatan
timbang ini yaitu untuk mengontrol dan pengawasan terhadap angkutan barang
yang masuk dan keluar Provinsi NTB, guna pengawasan terhadap Tonase
Kendaraan yang melebihi batas berat yang telah ditentukan. Sesuai dengan UU 23
9
tahun 2014 kewenangan pengelolaan jembatan timbang sejak 2017 di alihkan dari
pemerintah provinsi NTB ke Kementerian Perhubungan RI.
d. Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) :
Pengujian kendaraan bermotor (PKB) yang berada di Provinsi NTB disebut juga
Uji KIR adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian
kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelandan kendaraan khusus
dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. Pelaksanaan
Pengujian Kendaraan Bermotor di Unit PKB masing-masing Dinas Perhubungan
Kabupaten/Kota di Provinsi NTB dimana pemeriksaan dilakukan oleh Penguji
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah, bagi kendaraan
yang memenuhi kelaikan akan disahkan oleh pejabat yang ditunjuk akan diberi
tanda uji. Adapun jumlah pengujian kendaraan bermotor di Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang beroperasi pada tahun 2019 sebanyak masing-masing 9 unit.
I.5. Transportasi Laut
Jaringan pelayanan Transportasi Laut berupa pelabuhan, dan mengacu Peraturan
Kemenhub No. KP 901 Tahun 2016 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional
(RIPN), dimana terdapat 5 (lima) Pelabuhan Pengumpul, 4 (empat) Pelabuhan
Regional dan 17 (tujuh belas) Pelabuhan Lokal yang berada di Provinsi NTB, yaitu:
a. Pelabuhan Pengumpul
Berfungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang nasional,
mampu menangani semi kontainer dengan volume kegiatan bongkar muat
- Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat;
- Pelabuhan Badas di Kabupaten Sumbawa;
- Pelabuhan Bima di Kota Bima.
- Pelabuhan Labuan Lombok di Kabupaten Lombok Timur;
- Pelabuhan Benete di Kabupaten Sumbawa Barat;
b. Pelabuhan Pengumpan Regional
Berfungsi melayani kegiatan Angkutan Laut dalam jumlah kecil dengan jangkauan
pelayanan antar Kab/Kota, yang termasuk Pelabuhan Regional antara lain :
- Pelabuhan Pemenang/Tanjung di Kabupaten Lombok Bara;,
- Pelabuhan Carik di Kabupaten Lombok Utara;
- Pelabuhan Waworada di Kabupaten Bima;
10
- Pelabuhan Sape (Angkutan Laut dan Angkutan Penyeberangan) di Kabupaten
Bima.
c. Pelabuhan Lokal :
Berfungsi melayani kegiatan Angkutan Laut dalam jumlah kecil dengan jangkauan
pelayanan antar kecamatan dalam Kab/Kota, yang termasuk Pelabuhan Lokal
antara lain:
Pelabuhan Kempo di Kabupaten Dompu;
Pelabuhan Ampenan (tarsus) di Kota Mataram;
Pelabuhan Labuan Haji di Lombok timur;
Pelabuhan Alas di Sumbawa;
Pelabuhan Jeranjang (tarsus) di Lombok Barat;
Pelabuhan Senggigi di Kabupaten Lombok Barat;
Pelabuhan Teluk Awang (perikanan) di Lombok Barat;
Pelabuhan Tawun di Lombok Barat;
Pelabuhan Tanjung Luar di Lombok Timur;
Pelabuhan Telong-elong di Lombok Timur;
Pelabuhan Kartasari (tarsus) di Sumbawa;
Pelabuhan Labangka di Sumbawa;
Pelabuhan Jambu (pelra) di Sumbawa;
Pelabuhan pulau Moyo di Sumbawa;
Pelabuhan Labuan Lalar di Kabupaten Sumbawa;
Transportasi laut di Provinsi Nusa Tenggara Barat selain melayani angkutan
barang dan orang secara Liner (terjadwal) dan Tramper (Tidak Berjadwal).
I.6. Transportasi Udara
Transportasi udara sebagai salah satu simpul jasa distribusi angkutan udara yang
mendukung arus pergerakan orang dan barang untuk mendukung kegiatan
perekonomian dan wisata terdapat 3 (tiga) Bandara yang beroperasi di Provinsi NTB,
1 (satu) Bandara dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini PT.
Angkasa Pura I(Persero) yaitu : Lombok International airport (LIA) di Kabupaten
Lombok Tengah. Dua Bandara lainnya yaitu Bandara Sultan M. Kaharuddin di
Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa dan Bandara Sultan M. Salahuddin Bima di
Kabupaten Bima, merupakan bandara domestik yang dikelola oleh UPT Direktorat
11
Jenderal Perhubungan Udara. Disamping itu terdapat 1 (satu) bandara khusus berupa
“air strip/water base” di Benete, Kabupaten Sumbawa Barat yang dioperasikan oleh
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (PT. AMNT).
a. Lombok International Airport (LIA) :
Terdapat 9 (sembilan) Rute Penerbangan Domestik berjadwal yang dilayani
melalui LIA :
1. Lombok – Jakarta (LOP – CGK) dan (LOP – HLP) dengan menggunakan 5
(lima) Maskapai:
- Garuda Indonesia
- Lion Mentari Air
- Batik Air Indonesia
- Air Asia
- Citilink
2. Lombok – Yogyakarta (LOP – JOG) dan (LOP – YIA) yang dilayani oleh 2
(dua) maskapai:
- Lion Mentari Air
- Air Asia
3. Lombok – Surabaya (LOP – SUB) dilayani oleh 3 (tiga) Maskapai:
- Garuda Indonesia
- Citilink Indonesia
- Lion Mentari Air
4. Lombok – Denpasar (LOP – DPS) dilayani oleh 4 (empat) Maskapai :
- Garuda Indonesia
- Wings Air Abadi
- Lion Mentari Air
- NAM air
5. Lombok – Sumbawa (LOP – SWQ) dilayani menggunakan 2 (dua) Maskapai :
- Garuda Indonesia
- Wings Air Abadi
6. Lombok – Bima (LOP – BMU) dengan menggunakan 3 (tiga) Maskapai :
- Garuda Indonesia
- Wings Air Abadi
- NAM Air
12
7. Lombok -Labuan Bajo (LOP – LBJ) dengan menggunakan 1 (satu) Maskapai :
- Wings Air Abadi
8. Lombok – Majalengka (LOP-KJT) dengan menggunakan 1 (satu) Maskapai :
- Lion Mentari Air
9. Lombok – Kupang ( LOP - KOE) dengan menggunakan 1 (satu) maskapai
- Wings Air Abadi
Sedangkan untuk rute Penerbangan Internasional yang dilayani melalui LIA,
terdapat 3 (tiga) destinasi yaitu :
1. Lombok – Singapura (LOP – SIN) dengan menggunakan Maskapai Silk Air
2. Lombok – Kuala Lumpur (LOP – KUL) dengan menggunakan Maskapai Air
Asia Berhad
3. Lombok – Perth (LOP – PER) dengan menggunakan Maskapai Air Asia
Berhad
a. Bandar Udara Sultan M. Kaharuddin Sumbawa Besar :
Rute Penerbangan Domestik yang dilayani melalui Bandara Sultan M.
Kaharuddin Sumbawa hanya menuju Lombok dengan menggunakan 2
(dua) Maskapai:
Garuda Indonesia
Wings Air
b. Bandar Udara Sultan M. Salahuddin Bima
Terdapat 4 Rute Penerbangan Domestik yang dilayani melalui Bandara
Sultan M. Salahuddin Bima menuju 4 destinasi yaitu :
- Bima – Lombok dengan menggunakan 3 (tiga) maskapai
Garuda Indonesia
Wings Air
NAM air
- Bima – Denpasar dengan menggunakan 2 (dua) maskapai
Garuda Indonesia
Wings Air
- Bima – Labuhan Bajo menggunakan 1 (satu) Maskapai
Wings Air
- Bima – Makassar menggunakan 1 (satu) Maskapai
Wings Air
13
I.7. Issu Strategis
Beberapa isu-isu strategis dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Perhubungan Provinsi NTB tergambar dalam tabel di bawah ini :
Tabel I. 1 Isu- Isu Strategis Dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Bidang
Masalah
Issu
1. Angkutan Darat 1. Masih Kurangnya Pelayanan
Sarana dan Prasaran Trasportasi
Darat dalam rangka
Peningkatan Aksesibilitas
Masyarakat menuju daerah
wisata, kawasan strategis dan
kawasan potensial
2. Masih terdapatnya daerah yang
belum terlayani sarana
transportasi darat secara optimal
3. Belum tersedianya angkutan
masal perkotaan dan angkutan
multimoda yang belum optimal
4. Masih tingginya angka
kecelakaan lalu lintas
5. Masih kurangnya PPNS
perhubungan
1. Rendahnya konektivitas
transportasi
2. Rendahnya kesadaran
masyarakat akan
pentingnya mematuhi
peraturan lalu lintas
3. Kurangnya fasilitas
keselamatan jalan
2. Perhubungan Laut
dan Udara
1. Masih kurangnya Pelayanan
Sarana dan Prasaran Trasportasi
Laut dan Udara dalam rangka
Peningkatan Aksesbilitas
Masyarakat guna
Pengembangan Konektivitas
Antar Wilayah
2. Kurangnya fasilitas penunjang
operasional pelabuhan di Prov.
NTB dan kurangnya fasilitas
penunjang operasional bandara
udara yang ada di Pulau
Sumbawa
3. Masih kurangnya SDM Teknis
di Bidang Perhubungan Laut.
4. Terbatasnya kewenangan
daerah untuk angkutan udara
1. Rendahnya konektivitas
transportasi
3. Pengelolaan
Terminal
1. Belum optimalnya operasional
dan pengelolaan Terminal
penumpang tipe B di Provinsi
NTB
2. Masih kurangnya SDM teknis
di bidang Pengelolaan Terminal
1.belum optimalnya fungsi
terminal
14
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
II.1 Visi dan Misi
Perencanaan program dan kegiatan strategis Dinas Perhubungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2018 – 2023. Dimana program yang telah ditentukan merupakan
program – program unggulan dan menjadi prioritas SKPD sesuai dengan tujuan
pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Untuk mendukung pembangunan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas
Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan visi dan misi Provinsi
Nusa Tenggara Barat dengan tujuan pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
tertuang dalam Perda Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023 yaitu dengan visi : “Membangun Nusa
Tenggara Barat Gemilang”. Dalam RPJMD 2018-2023 Dinas Perhubungan memiliki
tugas untuk mendukung misi ke 1 yaitu NTB TANGGUH DAN MANTAP melalui
penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur penunjang sektor
unggulan serta konektivitas wilayah. Sasaran-sasaran yang dituju disesuaikan dengan
sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu:
1. Meningkatnya aksesibilitas transportasi menuju kawasan strategis dan destinasi
wisata utama.
2. Meningkatnya keselamatan transportasi.
II.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan Dinas Perhubungan Provinsi
NTB selama 5 (lima) tahun kedepan secara rinci dapat dijbarkan sebagai berikut :
15
Tabel II.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD
Misi 1 : NTB Mantap dan Tangguh melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur serta konektivitas wilayah
No Tujuan Indikator Sasaran Indikator
Sasaran
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Tahun
2022
Tahun
2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Meningkatnya
Konektivitas
Antar
Wilayah
Indeks
Konektivitas
Transportasi
Publik
Meningkatnya
Aksesibilitas
Transportasi
menuju
kawasan
strategis dan
destinasi
wisata utama
Prosentase
Sarana
Transportasi
Dalam Kondisi
Baik
79.12% 79.76% 80.40% 81.03% 81.63%
Prosentase
Prasarana
Transportasi
Dalam Kondisi
Baik
63.00% 64.00% 65.00% 66.00% 67.00%
Ratio
Pertumbuhan
Angkutan
Penumpang
5% 5% 5% 5% 5%
Meningkatnya
keselamatan
transportasi
Menurunnya
Angka
Kejadian
Kecelakaan
Transportasi
5% 5% 5% 5% 5%
16
Dalam rangka memenuhi misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, pada tahun 2019
Dinas Perhubungan telah memprogramkan kegiatan :
1. Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;
2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;
3. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;
4. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas;
5. Program Peningkatan Manajemen Transportasi;
6. Program Pengembangan Transportasi Laut;
II.3 Indikator Kinerja Utama
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka diperlukan penetapan Indikator Kinerja
Utama sebagai pengukuran keberhasilan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Indikator Kinerja Utama Dinas Perhubungan disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 09 Tahun 2007
tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dinas.
Tabel II.2 Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Penjelasan
(Formulasi Pengukuran,
Tipe Penghitungan,
Sumber Data)
(1) (2) (3) (4)
1. Meningkatnya aksesibilitas
transportasi menuju
kawasan strategis dan
destinasi wisata utama
1. Persentase prasarana
transportasi dalam kondisi baik
2. Persentase sarana transportasi
dalam kondisi baik
3. Ratio pertumbuhan angkutan
penumpang
Jumlah prasarana
transportasi dalam kondisi
baik dibagi dengan jumlah
prasarana transportasi
yang ada
Jumlah sarana transportasi
dalam kondisi baik dibagi
dengan jumlah sarana
transportasi yang ada
Jumlah penumpang tahun
N-Jumlah Penumpang
Tahun N-1 dibagi Jumlah
Penumpang Tahun N-1
dikali 100 persen
17
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Penjelasan
(Formulasi Pengukuran,
Tipe Penghitungan,
Sumber Data)
(1) (2) (3) (4)
2. Meningkatnya
keselamatan transportasi
1. Menurunnya angka kejadian
kecelakaan transportasi
Jumlah Kejadian
Kecelakaan Transportasi
di NTB Tahun N – Jumlah
Kejadian Kecelakaan
Tahun N-1 dikali 100
persen
II.4 Perjanjian Kinerja
Dalam rangka melaksanakan program/kegiatan maka dilakukan perjanjian
kinerja (PK) yang merupakan dokumen penugasan dari pimpinan yang lebih tinggi
kepada pimpinan yang lebih rendah (PK eselon II, PK eselon III dan PK eselon IV).
Perjanjian kinerja Dinas Perhubungan tahun 2019 disusun berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun
2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review
atas laporan instansi pemerintah yang memuat capaian kinerja pelaksanaan program
sesuai tugas pokok dan fungsi dinas dengan mengacu pada rencana strategis dinas.
Perjanjian kinerja disusun berdasarkan indikator kinerja dan sasaran strategis
yang ditetapkan untuk Dinas Perhubungan. Dengan adanya Perjanjian kinerja ini maka
akan menjadi alat untuk memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi
program/kegiatan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Tabel II. 3 Perjanjian Kinerja Dinas Perhubungan Tahun 2019
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1. Meningkatnya aksesibilitas
transportasi menuju kawasan
strategis dan destinasi wisata
utama
1. Persentase prasarana transportasi
dalam kondisi baik
2. Persentase sarana transportasi
dalam kondisi baik
3. Ratio pertumbuhan angkutan
penumpang
63.00 %
79.12 %
5%
2. Meningkatnya keselamatan
transportasi
2. Menurunnya angka kejadian
kecelakaan transportasi
5%
18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Capaian Kinerja Organisasi
Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu SKPD memiliki
tugas untuk membantu Kepala Daerah dengan tugas pokok dan fungsi menjalankan
sebagian urusan pemerintahan dalam bidang pelayanan transportasi dan pelayanan
komunikasi kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi
Pembangunan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023. Untuk
mewujudkan visi, misi dan tujuan strategis yang ditetapkan dalam Renstra Dinas
Perhubungan 2018-2023, dicapai dalam 2 (dua) sasaran strategis sebagai berikut :
Tabel III. 1 Sasaran Strategis Dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1. Meningkatnya aksesibilitas
transportasi menuju kawasan
strategis dan destinasi wisata
utama
1. Persentase prasarana transportasi
dalam kondisi baik
2. Persentase sarana transportasi
dalam kondisi baik
3. Ratio pertumbuhan angkutan
penumpang
63.00 %
79.12 %
5%
2. Meningkatnya keselamatan
transportasi
1. Menurunnya angka kejadian
kecelakaan transportasi
5%
A. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019
Analisis capaian kinerja adalah mengukur pencapaian visi yang ditetapkan dan
dijabarkan didalam misi selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut maka
ditetapkan indikator tujuan, sasaran, indikator kinerja dan program/kegiatan untuk
mencapai sasaran tersebut oleh karena itu maka analisis capaian kinerja dilakukan
dengan membandingkan sasaran yang ditetapkan dengan dukungan program yang
telah ditetapkan. Indikator tujuan Dinas Perhubungan Provinsi NTB adalah Indeks
Konektivitas Transportasi Publik dengan realisasi sebesar 78,64%. Untuk
19
mendukung indikator tujuan ditetapkan 2 (dua) sasaran yang di tetapkan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 Dinas Perhubungan Provinsi NTB melalui 5
(lima) program.
I. Sasaran Strategis 1 adalah Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi Menuju
Kawasan Strategis dan Destinasi Wisata Utama dengan 3 (tiga) indikator.
Tabel III. 2 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi Menuju
Kawasan Strategis dan Destinasi Wisata Utama
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1. Meningkatnya
aksesibilitas
transportasi
menuju kawasan
strategis dan
destinasi wisata
utama
1. Persentase sarana
transportasi dalam
kondisi baik
2. Persentase prasarana
transportasi dalam
kondisi baik
3. Ratio pertumbuhan
penumpang
79,12 %
63,00 %
5%
70,24%
63,3%
-13,32%
88,78%
100,57%
-266,40%
Untuk mendukung tercapainya sasaran strategis yang tergambar dalam indikator kinerja
maka di tetapkan program dan kegiatan sebagai berikut:
Tabel III. 3 Program Pendukung Sasaran 1
PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN
PENANGGUNG JAWAB PAGU REALISASI %
1 Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
983.085.000 925.139.600 94,11
- Perencanaan Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
952.610.000 894.984.600 93,95
Bidang
Pengelolaan
Terminal
- Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan 30.475.000 30.155.000 98,95 Sekretariat
2 Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan
171.950.000 170.204.000 98,98
Bidang
Pengelolaan
Terminal - Rehabilitasi/Pemeliharaan
Terminal/Pelabuhan 171.950.000 170.204.000 98,98
3 Program Peningkatan
Manajemen Transportasi 54.780.000 27.450.000 50,11 Bidang
Angkutan
Darat - Evaluasi Sistem Transportasi
ASDP 54.780.000 27.450.000 50,11
4 Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan 474.655.500 437.873.100 92,25
- Pengawasan dan Penertiban
Perizinan Angkutan 47.852.500 45.357.500 94,79
Bidang
Angkutan
20
PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN
PENANGGUNG JAWAB PAGU REALISASI %
- Pengingkatan Pelayanan
Angkutan Perkotaan 267.776.000 244.532.900 91,32
Darat
- Pengendalian, Pengelolaan dan
Pengawasan Terminal 132.663.800 128.272.400 96,69
Bidang
Pengelolaan
Terminal
- Peningkatan/pengembangan
Angkutan Udara se NTB 26.363.200 19.710.300 74,76
Bidang
Perhubungan
Laut dan Udara
5 Program Pengembangan
Transportasi Laut 3.885.381.019,50 3.352.951.789 86,30
Bidang
Perhubungan
Laut dan Udara
- Peningkatan/pengembangan
Keselamatan Pelayaran 196.767.800 193.982.800 98,58
- Peningkatan/pengembangan
Kepelabuhan di NTB 62.091.400 57.540.560 92,67
- Peningkatan/pengembangan
Angkutan Laut di NTB 3.626.521.819,50 3.101.428.429 85,52
Sasaran strategis 1 didukung oleh 5 (lima) program kegiatan dan 11 (sebelas) kegiatan.
Untuk mengukur keberhasilan program dilihat dari 3 (tiga) indikator yakni :
- ketersediaan sarana;
- prasarana transportasi; dan
- pertumbuhan jumlah penumpang.
Kondisi sarana dihitung menggunakan jumlah kendaraan yang melakukan perpanjangan
KPS. Kondisi prasarana dihitung menggunakan kondisi pelabuhan laut dan terminal
penumpang. Untuk rasio pertumbuhan penumpang dihitung menggunakan perbandingan
jumlah penumpang tahun 2019 dan tahun sebelumnya.
a. Indikator Presentase Sarana Transportasi Dalam Kondisi Baik
Indikator persentase sarana dalam kondisi baik dihitung dengan jumlah angkutan
darat yang beroperasi seperti AKDP, Bus Pariwisata, Angkutan Sewa, Angkutan
Sewa Khusus, Angkutan Taxi, Angkutan Antar Jemput dan Angkutan Pemadu Moda
dimana kriterianya adalah angkutan yang memiliki ijin/kartu pengawasan dibagi
jumlah data angkutan yang ada. Kepemilikan ijin/kartu pengawasan mengindikasikan
bahwa angkutan tersebut dalam kondisi baik karena salah satu persyaratan untuk
mendapatkan perpanjangan kartu pengawasan adalah mewajibkan kepada pengusaha
angkutan untuk memenuhi kriteria bahwa kendaraannya layak jalan. Untuk
kewenangan angkutan pariwisata kewenangan telah diambil alih oleh Kementerian
Perhubungan akan tetapi berdasarkan revisi perubahan Perda Perhubungan khusus
21
untuk angkutan pariwisata yang hanya beroperasi di dalam wilayah provinsi NTB
kewenangan tetap dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi. Pada tahun 2019
sarana transportasi darat yang sudah memiliki kartu pengawas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel III. 4 Data Sarana Angkutan
No Jenis Angkutan Data Angkutan
yang Ada Pengawasan
Persentase
(%)
1 2 3 4 5
1 Taxi 735 426 57.96
2 Pariwisata 52 51 98.08
3 AKDP 560 465 83.04
4 Sewa (Travel) 109 51 46.79
5 Antar Jemput 50 10 20.00
6 Pemandu Moda 21 3 14.29
7 Angkutan Sewa
Khusus 39
94
241.03
Total 1566 1.100 70,24
Tabel III. 5 Data Angkutan Real
No Jenis Angkutan Data Angkutan
Real Pengawasan
Persentase
(%)
1 2 3 4 5
1 Taxi 635 426 67.09
2 Pariwisata 52 51 98.08
3 AKDP 510 465 91.18
4 Sewa (Travel) 88 51 57.95
5 Antar Jemput 45 10 22.22
6 Pemandu Moda 21 3 14.29
7 Angkutan Sewa
Khusus 39
94
241.03
Total 1390 1.100 79,14
Target yang ditetapkan sebesar 79,12% untuk indikator sarana transportasi yang
baik pada akhir tahun 2019 hanya tercatat sebanyak 70,24% angkutan yang ada di
NTB yang telah memiliki ijin pengawasan atau sarana dalam kondisi baik. Data
angkutan yang ada merupakan jumlah angkutan yang tercantum sesuai dengan Surat
Keputusan Izin Trayek pada tahun 2017. Namun pada tahun 2019 telah diterbitkan
SK Izin Trayek baru sehingga jumlah angkutan yang real sesuai SK Izin Trayek 2019
sebesar 1.390 kendaraan. Maka jika dibandingkan dengan jumlah angkutan
22
berdasarkan SK Izin Trayek tahun 2019, presentase sarana transportasi dalam kondisi
baik meningkat menjadi 79,14% yang artinya target pada indikator kinerja pertama
ini telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 79.12 %.
Selain itu untuk melaksanakan kewajiban pemerintah untuk menyediakan
angkutan publik yang layak maka pada BRT (Bus rapid Transit) telah dioperasikan
pada 2 (dua) koridor yang diprioritaskan untuk angkutan pelajar sehingga para pelajar
diharapkan terbiasa untuk menggunakan angkutan umum. Capain indikator untuk
sarana transportasi dalam kondisi baik dilaksanakan dengan program peningkatan
pelayanan angkutan dengan kegiatan pengawasan dan penertiban perijinan angkutan.
b. Indikator Presentase Prasarana Transportasi Dalam Kondisi Baik
Indikator presentase prasarana transportasi dalam kondisi baik dihitung dari
jumlah penilaian terhadap prasarana transportasi yang terdiri dari terminal tipe B dan
pelabuhan pengumpul. Indikator untuk terminal penumpang dihitung menggunakan
hasil pengawasan pelaksanaan kegiatan diterminal tipe B. Secara rinci disajikan
seperti data berikut:
Tabel III. 6 Penilaian Terminal Tipe B
Terminal
Fasilitas utama
Kesimpulan
(%) Jalur
Keberangkatan/
Kedatangan
Tempat
Tunggu
Kendaraaan
Umum
Kantor
Ruang
Tunggu
Penumpang
Loket
Karcis/Papan
Informasi
Parkir
Kendaraan
1 2 3 4 5 6 7 8
Renteng 70 60 70 70 0 70 56.67
Tanah Mira 80 70 80 70 70 70 73.33
Ginte 70 70 70 70 0 70 58.33
Rata-Rata 62.78
Keterangan:
0 Tidak ada
50 Ada
60-70 Berfungsi/Kondisi Kurang Baik
80-90 Berfungsi/kondisi sedang
100 berfungsi/kondisi baik
Sedangkan untuk kondisi prasarana dilihat dari hasil updating data-data
pelabuhan pengumpul yang ada di NTB pada program pengembangan transportasi
laut, kegiatan updating database pelabuhan. Untuk kondisi pelabuhan ditampilkan
sebagai berikut:
23
Tabel III. 7 Penilaian Pelabuhan
No Pelabuhan Prasarana
Jalan Dermaga
Kolam
Dan alur
Pelayaran
Fasilitas
bongkar muat
barang/
penumpang
Tempat
Reparasi
Kapal
RIP Kesimpulan
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9.00
1 Lembar 90 100 90 90 80 100 91.67
2 Badas 90 100 80 90 0 100 76.67
3 Bima 90 100 80 90 0 100 76.67
4 Labuhan
Lombok
90 90 90 80 0 100 75.00
5 Pemenang 80 80 80 80 0 0 53.33
6 Sape 90 90 80 80 0 0 56.67
7 Benete 90 90 90 90 0 0 60.00
8 Calabai 60 80 90 90 0 100 70.00
9 Telong-elong 60 50 80 60 0 0 41.67
10 Lalar 90 80 60 0 0 0 38.33
Rata-Rata 64.00
Keterangan:
0 Tidak ada
50 Ada
60-70 Berfungsi/Kondisi Kurang Baik
80-90 Berfungsi/kondisi sedang
100 berfungsi/kondisi baik
Secara rata-rata didapat skor kondisi terminal Tipe B di yang ada di NTB adalah
62.22% sementara untuk pelabuhan adalah 64% jadi secara total rata-rata kondisi
prasarana perhubungan yang ada adalah 63.36% atau melebihi target yang di tetapkan
sebesar 63,00%. Kegiatan lain untuk mendukung indikator capaian strategis ke 1
adalah program pembangunan sarana dan prasarana berupa program pembangunan
prasarana dan fasilitas perhubungan dengan kegiatan perencanaan pembangunan
prasarana dan fasilitas perhubungan serta kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kemudian program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan
dengan kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan. Ketiga adalah program
peningkatan manajemen transportasi dengan kegiatan evaluasi sistem transportasi
ASDP. Keempat adalah program peningkatan pelayanan angkutan dengan kegiatan
pengawasan dan penertiban perizinan angkutan dan pengendalian, pengelolaan dan
pengawasan terminal. Pada tahun 2019 terdapat 4 terminal tipe B yang ada yaitu
terminal Tanjung di Kab. Lombok Utara, Terminal Renteng di Kab. Lombok Tengah,
Terminal Tana Mira di Kab. Sumbawa Barat dan Terminal Ginte di Kab. Dompu.
24
Untuk Terminal Tanjung tidak dilakukan penilaian karena lokasi terminal tersebut
dijadikan sebagai rumah sakit sementara untuk RS Tanjung sebagai akibat dari
bencana gempa bumi sepanjang bulan Agustus 2018 yang melanda Lombok.
Berdasarkan Perda Pengelolaan Terminal maka telah ditarik retribusi bagi pengguna
terminal sebagai Penghasilan Asli Daerah (PAD). Besaran PAD yang diterima pada
tahun 2019 sejumlah Rp. 495.938.500,00. Sedangkan indikator kondisi pelabuhan
menggunakan updating data pelabuhan yang didukung oleh program pengembangan
transportasi laut dengan kegiatan peningkatan/pengembangan kepelabuhan di NTB.
c. Indikator Ratio Pertumbuhan Penumpang
Indikator ratio pertumbuhan penumpang dihitung dari jumlah penumpang
angkutan udara dan angkutan laut. Untuk mencapai target tersebut dilakukan melalui
program peningkatan pelayanan angkutan dengan kegiatan peningkatan dan
pengembangan angkutan udara. Jumlah penumpang angkutan udara tahun 2019
berjumlah 3.309.041 orang atau mengalami penurunan sebesar 21,08% jika
dibandingkan dengan tahun 2018 jumlah penumpang sebesar 4.205.496 orang, hal ini
diakibatkan turunnya jumlah penumpang pasca gempa Lombok yang terjadi
sepanjang bulan Agustus 2018 dan kenaikan harga tiket pesawat. Dari tiga bandara
udara yang ada di Provinsi NTB, Lombok International Airport (LIA) menyumbang
87.42%, sementara bandara Sultan M. Salahuddin dan bandara Sultan M. Kaharuddin
masing-masing hanya menyumbang 9,29% dan 3% dari keseluruhan jumlah
penumpang angkutan udara.
Tingginya kontribusi dari LIA salah satu penyebabnya adalah makin
bertambahnya konektivitas dengan adanya penerbangan langsung terutama untuk rute
domestik. Pada tahun 2019 LIA telah melayani penerbangan langsung menuju 12
kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Makassar, Kupang, Banjarmasin, Bima, Sumbawa dan Benete. Sedangkan untuk rute
internasional telah melayani 3 (tiga) rute yaitu Kualalumpu-Malaysia, Singapura dan
Perth-Australia. Konektivitas untuk dua bandara lainnya belum bisa berkembang
karena infrastruktur bandara belum ditingkatkan. Untuk itu pada tahun 2019 Bandara
Internasional Lombok (LIA) telah membangun taxi way pararel dan pada tahun 2020
akan dipersiapkan perpanjangan runway menjadi 3.250 m yang semula 2.750 m.
Untuk Bandara Sultan Kaharuddin telah membangun terminal penumpang baru dan
menambah panjang bandara menjadi 1850 m dari sebelumnya 1650 m sedangkan
25
Bandara Sultan Salahuddin sudah mempersiapkan perpanjangan runway dan
melakukan perkerasan menjadi 2200 m dari sebelumnya 1650 m. Pada tahun 2020
rencananya akan dilakukan pengaspalan. Jumlah penumpang angkutan udara tahun
2019 disajikan pada tabel berikut.
26
Tabel III. 8 Jumlah Penumpang Angkutan Udara Tahun 2019
No
Bulan
Bandara LIA Bandara Sultan
Kaharuddin
Bandara Sultan
Salahuddin
Penumpang Penumpang Penumpang Penumpang Domestik Internasional
Datang Berangkat Transit Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Januari 98.488 91.603 10.268 5.896 5.517 4.469 5.309 11.741 11.646
2 Februari 83.210 79.866 7.734 6.898 6.552 3.505 4.026 9.400 10.295
3 Maret 95.081 85.245 9.878 8.126 7.828 4.334 5.189 11.568 11.914
4 April 96.993 80.295 11.165 10.859 8.898 4.120 4.913 12.144 12.057
5 Mei 91.288 80.162 8.638 10.987 8.873 4.157 4.444 12.016 9.871
6 Juni 118.673 111.410 16.055 10.310 9.708 4.870 5.440 13.104 16.358
7 Juli 117.138 112.430 13.422 11.710 15.465 5.146 5.430 13.375 14.542
8 Agustus 122.404 119.831 13.659 14.685 10.704 4.847 5.125 14.375 14.582
9 September 114.863 112.129 11.289 11.396 10.822 4.174 4.278 13.947 14.530
10 Oktober 120.808 114.151 11.277 10.693 10.936 4.291 4.457 13.382 13.926
11 November 119.416 112.881 10.219 10.327 9.190 4.210 4.272 13.176 12.946
12 Desember 133.668 117.514 11.528 11.213 9.102 4.106 4.325 13.653 13.682
Total 1.312.030 1.217.517 125.132 123.100 113.595 52.229 57.208 151.881 156.349
Total Per Bandara 2.654.679 236.695 109.437 308.230
Total Penumpang 3.309.041
27
Jumlah penumpang angkutan laut dihitung dari 5 (lima) pelabuhan laut di NTB yaitu
pelabuhan laut Lembar, pelabuhan laut Badas, pelabuhan laut Bima, pelabuhan Senggigi dan
pelabuhan Bangsal/Pemenang, dimana pada tahun 2019 tercatat sebanyak 1.155.973 orang,
jumlah ini mengalami penurunan target sebesar -13,32%. Hal ini terjadi akibat bencana gempa
Lombok yang terjadi pada akhir Juli dan Agustus 2018 yang mempengaruhi arus kunjungan
wisatawan ke pulau lombok khususnya ke kawasan 3 gili. Naiknya jumlah penumpang
angkutan laut yang menggunakan kapal cepat dari Bali sangat berpengaruh karena pengguna
kapal cepat yang menuju kawasan 3 gili menyumbang 86,37% dari keseluruhan penumpang
angkutan laut yang ada. Penyumbang penumpang angkutan laut tertinggi kedua adalah
penumpang yang melalui Pelabuhan Bima yakni sebesar 8,16%, kemudian diikuti Pelabuhan
Lembar dan Pelabuhan Senggigi masing-masing 4,74% dan 0,67%. Dalam rangka mendukung
konektivitas antar wilayah yang merupakan faktor penting guna memajukan dan
mensejahterakan masyarakat NTB dan Pulau Sumbawa khususnya maka pada tahun 2019
bulan Oktober 2019 telah di buka rute pelayaran Badas-Sumbawa menuju Surabaya-Jawa
Timur sebanyak 11 (sebelas) trip perjalanan melalui pengoperasian LDF (Long Distance
Ferri). Pada tahun 2018 tidak tercatat adanya jumlah penumpang angkutan yang menggunakan
pelabuhan tersebut, untuk tahun 2019 tercatat jumlah penumpang sebesar 0,038% dari jumlah
penumpang angkutan laut keseluruhan. Jumlah penumpang angkutan laut disajikan pada tabel
berikut.
28
Tabel III. 9 Jumlah Penumpang Angkutan Laut Tahun 2019
NO BULAN
PELABUHAN
PEMENANG
PELABUHAN
SENGGIGI
PELABUHAN LEMBAR PELABUHAN BADAS PELABUHAN BIMA
DN LN DN LN DN LN
TURUN NAIK TURUN NAIK TURUN NAIK TUR
UN
NAI
K
TURU
N NAIK TUR
UN NAIK TURUN NAIK TURU
N NAIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 JANUARI 21.055 21.466 108 134 1.875 1.848 0 0 0 0 3.705 2953
2 PEBRUARI 24.887 23.250 70 74 2.993 3.173 0 0 0 0 1.982 2323
3 MARET 32.400 31.380 225 155 2.993 3.173 0 0 0 0 2.622 2282
4 APRIL 39.391 36.503 181 218 687 540 0 0 0 0 2.811 1910
5 MEI 42.206 40.960 232 313 2.176 1.504 0 0 0 0 6.856 3619
6 JUNI 40.474 35.779 160 169 649 701 0 0 0 0 8.207 9821
7 JULI 61.234 26.032 719 814 1.921 2.065 0 0 0 0 5.945 5603
8 AGUSTUS 76.760 70.346 644 715 2.584 2.284 0 0 0 0 3.974 3005
9 SEPTEMBE
R
63.493 61.082 595 642 3.420 2.154 0 0 0 0 3.265 2753
10 OKTOBER 51.295 51.400 275 418 3.729 2.883 77 83 0 0 3.531 3097
11 NOPEMBER 39.249 37.938 180 183 4.893 3.677 35 52 0 0 3.231 2363
12 DESEMBER 36.895 33.050 116 413 1.622 1.332 98 100 0 0 4.312 4204
Total/Pelabuhan 529.339 469.186 3.505 4.248 29.542 25.334 210 235 0 0 50.441 43.933
Total Penumpang 1.155.973
29
Dalam rangka mendukung capaian jumlah angkutan penumpang angkutan laut maka
Dinas Perhubungan melakukan beberapa kegiatan, yaitu (1). Kegiatan pemantauan operasional
kapal cepat dalam rangka mengantisipasi meningkatnya pengguna kapal cepat dari maka
Dinas Perhubungan bersama dengan stakeholder (Polairud, TNI AL, Pemda KLU dan lainnya)
membentuk tim pengawasan untuk menjamin keamanan dan keselamatan penumpang kapal
cepat. Tim ini memastikan kapal cepat yang beroperasi telah memenuhi standar keselamatan
yang sudah ditetapkan dan melakukan pendaratan pada fasilitas pelabuhan yang ada dan bukan
langsung menuju pantai di perairan 3 gili sehingga kelestarian lingkungan yang ada di daerah
gili matra tetap terjaga. (2). Kegiatan peningkatan/pengembangan angkutan laut, kegiatan ini
dilakukan dengan memonitor pengembangan angkutan laut baik barang dan penumpang di
pelabuhan yang ada di NTB.
II. Sasaran Strategis ke 2 Meningkatnya Keselamatan Transportasi
Tabel III. 10 Sasaran Strategis ke 2
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1. Meningkatnya
Keselamatan Transportasi
Menurunnya Angka
Kejadian Kecelakaan
Transportasi
5% -8,30% 166.00%
Pengukuran untuk indikator Menurunnya Angka Kejadian Kecelakaan dihitung berdasarkan
jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2019 dikurang jumlah kejadian kecelakaan tahun 2018
berbanding jumlah kejadian kecelakaan tahun 2018. Untuk mendukung tercapainya sasaran
ke-2 yang tergambar dalam indikator kinerja maka ditetapkan program dan kegiatan sebagai
berikut :
Tabel III. 11 Program Pendukung Sasaran Strategis 2
PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN PENANGGUNG
JAWAB PAGU REALISASI %
1. Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan 1.263.651.800 1.189.494.465 94,13
Bidang Angkutan
Darat
- Pembinaan Ketertiban Lalu
Lintas dan Angkutan 116.740.000 106.754.100 91,45
-
Pengamanan dan Pengendalian
Arus Lalu Lintas 237.905.000 227.989.894 95,83
- Pengembangan Lalu Lintas
Angkutan Jalan 909.006.800 854.750.471 94,03
2. Program Peningkatan dan
Pengamanan Lalu Lintas 293.250.000 286.716.100 99,77
Bidang Angkutan
Darat -
Pengadaan dan Pemasangan
Fasilitas Keselamatan Jalan 211.140.000 210.605.000 99,75
30
- Pembinaan Keselamatan Lalu
Lintas 82.110.000 76.111.100 92,69
3. Program Peningkatan
Manajemen Transportasi 37.183.200 22.639.600 60,89
Bidang Angkutan
Darat -
Evaluasi Sistem Transportasi
Perkotaan 37.183.200 22.639.600 60,89
Sasaran strategis 2 didukung oleh 3 (tiga) program dan 6 (enam) kegiatan yaitu (1).
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan dengan kegiatan pembinaan ketertiban lalu lintas,
pengamanan dan pengendalian arus lalu lintas, pengembangan lalu lintas angkutan jalan. (2)
Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas dengan kegiatan pengadaan dan
pemasangan fasilitas keselamatan jalan dan pembinaan keselamatan lalu lintas, (3) Program
Peningkatan Manajemen Transportasi dengan kegiatan evaluasi sistem tansportasi perkotaan.
Indikator untuk sasaran strategis ke 2 adalah menurunnya angka kejadian kecelakaan
transportasi dimana didapat dari jumlah kejadian kecelakaan. Data pada tahun 2019
menunjukkan bahwa terdapat 1.812 kejadian kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal
dunia mencapai 526 jiwa, angka ini naik dari kejadian kecelakaan pada tahun 2018 sebanyak
1.673 kejadian kecelakaan dengan korban meninggal dunia mencapai 562 jiwa. Jika dilihat
berdasarkan angka kejadian kecelakaan pada tahun 2019, maka capaian yang diperoleh yaitu
kejadian kecelakaan naik sebesar 8,30% dari tahun lalu. Akan tetapi jika diukur menggunakan
indeks fatalitas kecelakaan maka jumlah kematian dibandingkan jumlah penduduk yang ada
indeks fatalitasnya menurun sebesar 7.49%. ini menunjukan bahwa kejadian kecelakaan tidak
menyebabkan meningkatnya tingkat kematian yang artinya level keselamatan makin
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Dinas Perhubungan dalam rangka mengurangi kejadian kecelakaan difokuskan
melalui melalui 3 program dengan 6 kegiatan dimana kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
melalui beberapa hal yaitu penanganan prilaku manusia dimana hal ini dilakukan dengan
pembinaan pengusaha angkutan penumpang, pemilihan abdi yasa atau sopir/pengemudi
teladan, pemilihan pelajar pelopor keselamatan maupun kegiatan sosialisasi keselamatan lalu
lintas, semua kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman
menggunakan kendaraan dijalan raya secara berkeselamatan sehingga sehingga dengan
selesainya mengikuti pelatihan atau sosialisasi diharapkan dapat menambah pengetahuan
peserta tentang keselamatan berkendara sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu penanganan perlengkapan jalan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
kecelakaan dengan menciptakan jalan berkeselamatan yaitu jalan yang sudah dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan sehingga pengguna jalan mendapatkan informasi yang jelas
31
tentang jalan yang dilaluinya. Pada tahun 2019 Dinas Perhubungan melaksanakan kegiatan
pengadaan dan pemasangan fasilitas jalan berupa Rambu Petunjuk Pendahulu Jalan (RPPJ)
Geosite Rinjani sebanyak 12 unit. Kemudian melalui pengendalian arus lalu lintas,
pengendalian dilakukan dengan memonitor kondisi lalu lintas jalan terutama pada hari-hari
besar, hal ini dilakukan karena pada hari-hari besar seperti Idul Fitri, Haji, Natal dan Tahun
Baru volume kendaraan dan pengguna transportasi publik meningkat secara drastis sehingga
peluang gangguan lalu lintas akan meningkat. Dinas Perhubungan memberikan perhatian
khusus dengan melakukan monitor yang melekat dan bekerjasama dengan seluruh stakeholder
yang mengurus masalah transportasi (Polisi, Jasa Raharja, PT.ASDP, PT. Pelindo, PT.Angkasa
Pura, Organda dll) demi kelancaran pengguna jasa transportasi darat, laut maupun udara.
Dalam manajemen transportasi, penanganan masalah transportasi terutama untuk menurunkan
tingkat kecelakaan dibutuhkan kerja lintas sektor seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian, Jasa
Raharja, Dinas PU dan tokoh-tokoh masyarakat untuk itu dibentuk sebuah forum yang
menyatukan semua stakeholder perhubungan untuk memanajeman masalah transportasi.
Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) merupakan sebuah forum dari seluruh
stakeholder yang menangani masalah transportasi. Forum ini melakukan kegiatan berupa rapat
bulanan dan rapat pengaduan utuk membahas program kerja dan pengaduan masyarakat yang
tentang masalah-masalah lalu lintas baik pengaduan masyarakat yang melalui media massa
maupun media elektronik. Salah satu upaya untuk mempermudah masyarakat untuk
menyampaikan keluhannya maka Dinas Perhubungan melalui FLLAJ meluncurkan aplikasi
PELOR MAS (Pelaporan Online Transportasi Berbasis Masyarakat).
Aplikasi Pelor Mas merupakan sebuah aplikasi di smartphone berbasis Android.
Aplikasi ini dapat diunduh langsung melalui Google Play Store. Pelor Mas merupakan
program terobosan dari Dinas Perhubungan Provinsi NTB hal ini dilatarbelakangi oleh
semakin memasyarakatnya smartphone bahkan sebagian orang sudah menganggap smartphone
sebagai kebutuhan sehari-hari sehingga Dinas Perhubungan berusaha mempermudah dan
memberikan wadah bagi masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan tentang masalah-
masalah dibidang transportasi melalui sebuah cara yang mudah, murah dan praktis. Melalui
aplikasi Pelor Mas masyarakat bisa langsung menyampaikan keluhan dan pengaduannya dan
para pengadu tersebut juga dapat mengetahui tindaklanjut dari keluhannya. FLLAJ NTB
dengan program-program penanganan jalan daerah telah dijadikan sebagai Forum LLAJ
rujukan atau percontohan di tingkat Nasional dalam masalah penaganan jalan daerah untuk itu
dibangun sebuah laboratorium pusat rujukan nasional untuk penanganan jalan daerah.
32
B. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2019 dengan
Tahun 2018 dan Beberapa Tahun Terakhir
Sesuai Renstra Dinas Perhubungan Provinsi NTB Tahun 2018-2023, tahun 2019
adalah tahun pertama dari 5 tahap pembangunan Nusa Tenggara Barat, Dinas
Perhubungan memiliki 2 (dua) sasaran strategis dengan 4 (empat) indikator kinerja
yang pada tahun 2018 terdapat 4 (empat) sasaran strategis dengan 4 (empat)
indikator kinerja. Pada sasaran 1 (satu) indikator pertama yaitu presentase
prasarana transportasi dalam kondisi baik, target meningkat dari tahun sebelumnya
menjadi 63.00% dari 62.00%. Indikator kedua yaitu presentase sarana transportasi
dalam kondisi baik , dari target 75% meningkat menjadi 79.12%. Indikator ketiga
pada sasaran pertama yaitu ratio pertumbuhan angkutan penumpang, target
menggunakan presentase menjadi 5% yang sebelumnya menggunakan target
jumlah penumpang. Pada sasaran 2 (kedua), ada satu indikator kinerja yaitu
menurunnya angka kejadian kecelakaan di NTB yang sebelumnya menggunakan
indeks fatalitas dengan perbandingan jumlah meninggal dunia akibat kecelakaan
menjadi jumlah kejadian kecelakaan dengan target 5%. Secara rinci perbandingan
realisasi kinerja tahun 2019 dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
disajikan dalam tebel berikut :
33
III.12 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Tahun 2019 dengan Tahun 2018 dan Beberapa Tahun Terakhir
Sasaran StrategisIndikator
KinerjaTarget Realisasi Capaian
Sasaran
Strategis
Indikator
KinerjaTarget Realisasi Capaian Sasaran Strategis
Indikator
KinerjaTarget Realisasi Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1.Persentase
prasarana
transportasi
dalam kondisi
baik
60% 61.68% 103%
1. Persentase
prasarana
transportasi
dalam kondisi
baik
62% 63.11% 101.79%
1. Persentase
prasarana
transportasi
dalam kondisi
baik
63.00% 63.36% 100.57%
2. Persentase
sarana
transportasi
dalam kondisi
baik
60% 73.15% 122%
2. Persentase
sarana
transportasi
dalam kondisi
baik
75% 78% 104.64%
2. Persentase
sarana
transportasi
dalam kondisi
baik
79.12% 70.24% 88.78%
2. Meningkatnya
Jumlah Penumpang
Angkutan Udara
1.Jumlah
Penumpang
Angkutan Udara
3.476.000
orang
4.080.124
orang117.38%
2.Meningkatnya
Jumlah
Penumpang
Angkutan Udara
1. Jumlah
Penumpang
Angkutan Udara
3.626.000
Orang
4.205.496
Orang115.98%
3. Ratio
pertumbuhan
angkutan
penumpang
5% -13.32% -266.40%
950.008
Orang417.62%
9 Trayek
Angkutan
Darat
Perintis
9 Trayek
Angkutan
Darat Perintis
100%
3 Taryek
Angkutan
Laut Perintis
3 Taryek
Angkutan Laut
Perintis
100%
1. IKM
Penggunaan
Layanan
Transportasi
1 Kegiatan 1 Kegiatan 100%
2. Angka
Kecelakaan
Transportasi
2679
Kecelakaan
1.458
Kecelakaan54.42%
Tahun 2017 Tahun 2018
1. Meningkatnya
aksesibilitas
transportasi menuju
kawasan strategis dan
destinasi wisata utama
2. Meningkatnya
Keselamatan
Transportasi
Menurunnya
Angka Kejadian
Kecelakaan
Transportasi
128.45%
3.Meningkatnya
Jumlah
Penumpang
Angkutan Laut
1. Jumlah
Penumpang
Angkutan Laut
227.502
Orang
197.828
orang
Capaian Kinerja Tahun 2019
5% -8.30% -166.00%
5. Terwujudnya
transportasi yang
aman dan nyaman
1. Meningkatnya
aksesibilitas
layanan
transportasi dari
dan ke Provinsi
NTB
1.Meningkatnya
aksesibilitas
layanan
transportasi dari
dan ke Provinsi
NTB
4.Terwujudnya
transportasi yang
aman dan
nyaman
1. Indeks
Fatalitas4,38 %
3. Meningkatnya
Jumlah Penumpang
Angkutan Laut
1. Jumlah
Penumpang
Angkutan Laut
4. Meningkatnya
Konektivitas
Layanan
Transportasi
1. Cakupan
Trayek dan Rute
Pelayanan
Transportasi
Perintis
670.90%1.327.229
orang
3.41%
34
C. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Target Tahun 2019 dengan Target
Jangka Menengah
Pada tahun 2019 persentase prasarana transportasi dalam kondisi baik tercapai
sebesar 63.36% dari target sebesar 63.00%. Pada indikator kinerja kedua realisasi
belum mencapai nilai yang ditargetkan disebabkan karena banyaknya pengusaha
angkutan yang tidak melakukan perpanjangan Kartu Pengawasan (KPS) dan
adanya satu perusahaan taksi yang tidak beroperasi lagi dipertengahan 2019. Untuk
indikator ratio pertumbuhan penumpang tidak mencapai target karena turunnya
jumlah penumpang pasca gempa Lombok yang terjadi mulai bulan Agustus 2018
dan tingginya lonjakan harga tiket pesawat sehingga masyarakat lebih beralih pada
transportasi lainnya seperti penyebrangan melalui Lembar langsung menuju
Tanjung Perak Surabaya. Namun jika dilihat dari jumlah angkutan pada tiap moda
transportasi baik laut maupun udara, pada penumpang angkutan laut jumlah
penumpang mengalami peningkatan sebesar 21.67% atau 205.890 orang dari
tahun 2018 sebanyak 950.083 orang.
Pada sasaran strategis kedua dengan indikator menurunnya angka kejadian
kecelakaan transportasi tidak tercapai target yang ditetapkan karena bertambahnya
jumlah kejadian kecelakaan yang terjadi di Nusa Tenggara Barat. Namun
berdasarkan tingkat fatalitas untuk tahun 2019 mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 6.42%. Secara rinci perbandingan
realisasi kinerja dan target tahun 2019 dengan target jangka menengah disajikan
dalam tabel sebagai berikut :
35
III.13 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Target Tahun 2019 dengan Target Jangka Menengah
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
5 Tahun
(2019-2023)
Target Realisasi Target
1 2 3 4 5 6
1
Meningkatnya
Aksesibilitas
Transportasi Menuju
Kawasan Strategis dan
Destinasi Wisata Utama
1. Persentase prasarana
transportasi dalam kondisi
baik
63.00% 63.36% 67.00%
2. Persentase sarana
transportasi dalam kondisi
baik
79.12% 70.24% 81.63%
3. Ratio pertumbuhan
angkutan penumpang
5% -13.32% 5%
2
Meningkatnya
Keselamatan
Transportasi
Menurunnya Angka
Kejadian Kecelakaan
Transportasi
5% -8.30% 5%
36
Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan target RENSTRA Dinas Perhubungan Provinsi NTB Tahun 2018-2023
Dalam mendukung tercapainya sasaran strategis Dinas Perhubungan Provinsi NTB maka program kegiatan yang telah dilaksanakan tersaji dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel III. 14 Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja dengan Renstra
Uraian Target Realisasi Kegiatan Anggaran
1 2 dokumen 2 dokumen 100 Dokumen 6 2.907.160.000
Rp.952.610.000 Rp.894.984.600 93,95
1 Dokumen 1 Dokumen 100 Dokumen 1 30.475.000
Rp.30.475.000 Rp.30.155.000 98.95
1 Unit 1 Unit 100 Unit 2 95.650.000
Rp171.950.000 Rp170.204.000 98,98
3 2orang 2 orang 100 Orang 120 116.740.000
Rp116.740.000 Rp106.754.100 91,45
Perencanaan
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan
Rehabilitasi/
Pemeliharaan
Terminal/
Pelabuhan
Pembinaan
Ketertiban Lalu
Lintas dan
Angkutan
Target
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Monitoring,
Evaluasi dan
Pelaporan
Peningkatan
pelayanan
angkutan
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
angkutan
umum bagi
masyarakat
Pembinaan
Ketertiban Lalu
Lintas dan
Angkutan
Terpilihnya Abdi
Yasa Teladan
Tingkat Provinsi
NTB untuk mewakili
NTB di tingkat
nasional
2 Program
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan
Cakupan
prasarana dan
fasilitas
perhubungan
yang
terpelihara
Rehabilitasi/Pemeli
haraan Terminal/
Pelabuhan
Jumlah Fasilitas
terminal type B
yang terpelihara
Perencanaan
Peningkatan/
Pengembangan
terminal
Pembangunan
prasarana dan
fasilitas
perhubungan
Persentase
dokumen
perencanaan
perhubungan
yang selaras
dengan RTRW
Penyusunan
Kebijakan , norma,
Standar dan
Prosedur bidang
perhubungan
Jumlah Dokumen
Perencanaan
Perhubungan
Monitoring,
evaluasi dan
pelaporan
Jumlah dokumen
data monitoring
dan evaluasi.
No. ProgramSasaran
ProgramKegiatan
Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019%
37
Uraian Target Realisasi Kegiatan Anggaran
3 kali/tahun 3 kali/tahun 100 Kali 4 247.905.000
Rp237.905.000 Rp227.989.894 95,83
1120 orang 1340 orang 119,64
3 Kegiatan (Rapat
bulanan 12 kali,
Sosialisasi
keselamatan jalan 5
Kali dan Rapat RUNK
4 kali)
3 Kegiatan (Rapat
bulanan 12 kali,
Sosialisasi
keselamatan jalan 5
Kali dan Rapat RUNK
4 kali)
Rp909.006.800 Rp854.750.471 94,03
1566 unit (AKDP :
560 unit, taxi : 735
unit, pariwisata : 52
unit, Angkutan
Sewa: 109 unit,
Angkutan Sewa
Khusus: 39 unit,
Angkutan Antar
Jemput: 50 unit,
Pemandu Moda:21
unit)
1.100 unit (AKDP :
465 unit, taxi : 426
unit, pariwisata : 51
unit, Angkutan
Sewa: 51 unit,
Angkutan Sewa
Khusus: 94 unit,
Angkutan Antar
Jemput: 10 unit,
Pemadu Moda: 3
unit)
70,24 Pengawasan dan
Penertiban
Perizinan Angkutan
Unit 1.100 55.852.500
Rp47.852.500 Rp45.357.500 94,79
1 rute 1 rute 100 Peningkatan
Pelayanan
Angkutan
Perkotaan
Rute -
Rp267.776.000 Rp244.592.300 91,34
No. ProgramSasaran
ProgramKegiatan
Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019%
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
Pengamanan dan
Pengendalian Arus
Lalu Lintas
Pengembangan lalu
lintas Angkutan
Jalan
Orang 1.251 749.716.800 Pengembangan
Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Jumlah Peserta
Forum Lalu Lintas
Angkutan Jalan dan
Sosialisasi Forum
Lalu Lintas
Angkutan Jalan
Provinsi NTB
Pengawasan dan
penertiban
Perijinan Angkutan
Jumlah kendaraan
angkutan umum
yang memiliki
legalitas (surat
kelengkapan
Kelaikan jalan)
Peningkatan
Pelayanan
Angkutan
Perkotaan
Jumlah Rute
angkutan
(Operasional BRT)
Pengamanan dan
Pengendalian arus
lalu lintas
Jumlah
pengendalian dan
pengamanan arus
lalu lintas angkutan
pada hari hari besar
tertentu (Lebaran,
Haji, Natal dan
Tahun Baru)
38
Uraian Target Realisasi Kegiatan Anggaran
4.331.661 Orang 3.309.041 Orang 76,39 orang 4.331.661 26.363.200
Rp26.363.200 Rp19.710.300 74,76
50 Kendaraan 50 Kendaraan 100 Kendaraan 50 132.663.800
Rp132.663.800 Rp128.272.400 96,69
5 Pengendalian dan
pengamanan lalu
lintas
Meningkatnya
keselamatan
dan keamanan
lalu lintas
12 buah 12 buah (Lobar : 2
Unit, KLU : 6 Unit,
Lotim : 3 Unit dan
Loteng : 1 Unit)
100 Jenis 3 211.140.000
Rp211.140.000 Rp210.605.000 99,75
1 orang 2 orang 100 Orang 2 82.110.000
Rp82.110.000 Rp76.111.100 92,69
6 2 Kab 2 Kab. 100 Kab/kota 2 37.183.200
Rp37.183.200 Rp22.639.600 60,89
Evaluasi Sitem
Transportasi ASDP
1 Dokumen Laporan 1 Dokumen Laporan 100 Dokumen 1 54.780.000
Rp54.780.000 Rp27.450.000 50,11
No. ProgramSasaran
ProgramKegiatan
Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019%
Evaluasi Sistem
Transportasi
Perkotaan
Evaluasi Sistem
Transportasi ASDP
Pembinaan
Keselamatan Lalu
Lintas
Pengendalian
Pengelolaan dan
Pengawasan
Terminal
Pengadaan dan
Pemasangan
Fasilitas
Keselamatan Jalan
Jumlah Dokumen
Evaluasi
Operasional
Transportasi ASDP
Pengadaan dan
pemasangan
fasilitas
keselamatan jalan
Jumlah
Terpasangnya
fasilitas
keselamatan
(Pemasangan
rambu pendahulu
petunjuk jurusan
(RPPJ) mendukung
Geosite Rinjani
Pembinaan
Keselamatan Lalu
Lintas
Terpilihnya Pelajar
Pelopor
Keselamatan
Transportasi darat
Program
Peningkatan
Manajemen
Transportasi
Cakupan Kota
Tertib Lalu
Lintas
Evaluasi Sitem
Transportasi
Perkotaan
Jumlah Terpilihnya
kab/Kota Tertib
Lalu lintas
Peningkatan
Fasilitasi Pelayanan
Angkutan
transportasi Udara
Jumlah Penumpang
Angkutan Udara di
3 bandara
Pengendalian,
Pengelolaan , dan
Pengawasan
Terminal
Jumlah kendaraan
angkutan yang laik
setelah ramp chek
Peningkatan
Fasilitasi Pelayanan
Angkutan
transportasi Udara
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
39
Uraian Target Realisasi Kegiatan Anggaran
2 rute (Pelabuhan
Senggigi &
Pelabuhan
Pemenang)
2 rute (Pelabuhan
Senggigi &
Pelabuhan
Pemenang)
100 Rute 2 201.767.800
Rp196.767.800 Rp193.982.800 98,58
1 Dokumen 1 Dokumen 100 Dokumen 1 52.091.400
Rp62.091.400 Rp57.540.560 92,67
1 rute (LDF) 1 rute (LDF) 100 Orang 1 918.325.000
Rp3.626.521.820 Rp3.101.428.429 85,52
Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019%
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
Peningkatan/
pengembangan
kepelabuhan di NTB
Jumlah Dokumen
Database
Kepelabuhanan
Peningkatan/
Pengembangan
Angkutan Laut di
NTB
Jumlah Rute/
konektivitas
Peningkatan/
pengembangan
Kepelabuhan di
NTB
Peningkatan/
pengembangan
Angkutan Laut di
NTB
Peningkatan/
pengembangan
keselamatan
pelayaran
7 Pengembangan
Transportasi Laut
Rasio
Pertumbuhan
Angkutan
Penumpang
Peningkatan/
Pengembangan
Keselamatan
Pelayaran
Jumlah Rute
Pemantauan
Keselamatan
No. ProgramSasaran
ProgramKegiatan
40
D. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan Standar Nasional
Berdasarkan Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan tahun 2011-2035
yang merupakan dokumen perencanaan dalam mendukung pelaksanaan Undang-
Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah ditetapkan
target indeks fatalitas tahun 2016-2020 adalah sebesar 1.96. Sementara Nusa Tenggara
Barat pada tahun 2019 jumlah kematian karena kecelakaan tercatat sebanyak 526 jiwa
dimana jumlah kendaraan yang ada sebanyak 1.561.454 kendaraan. Sehingga diperoleh
nilai indeks fatalitas sebesar 3.37.
Ini menggambarkan dengan standar nasional bahwa Nusa Tenggara Barat masih berada
dibawah target yang ditetapkan, hal ini disebabkan karena sarana prasarana yang masih
kurang, sosialisasi keselamatan dan belum ada respon cepat ketika terjadi kecelakaan.
Akan tetapi pada tahun 2019 Dinas Perhubungan Provinsi NTB melalui FLLAJ NTB
telah menginisiasi untuk membuat RUNK Jalan Daerah yang akan mengkoordinasikan
seluruh stake holder terkait yang menangani lalu lintas sehingga menjadi acuan untuk
merencanakan dan melaksanakan penanganan keselamatan jalan secara terkoordinir
dan selaras sehingga mengurangi tingkat kecelakaan dan tingkat fatalitas di jalan.
E. Analisis Penyebab Kegagalan/Keberhasilan dan Alternatif Solusi Serta Analisis
Program/Kegiatan yang Mendukung Keberhasilan/ Kegagalan
1) Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi Menuju Kawasan
Strategis dan Destinasi Wisata Utama
a) Presentase Sarana Transportasi Dalam Kondisi Baik
Persentase sarana dalam kondisi baik pada tahun 2019 mencapai 70.24%, hal
ini disebabkan karena ada beberapa kewenangan pemerintah provinsi yang
ditarik menjadi kewenganan pemerintah pusat seperti angkutan pariwisata.
Jumlah angkutan yang memiliki ijin berkurang akan tetapi belum dihapus sesuai
SK Izin Trayek baru pada tahun 2019. Secara umum sarana transportasi yang
baik telah melewati target yg ditetapakan sebesar 79.14%. Program/kegiatan
yang mendukung kegiatan ini adalah pengawasan dan penertiban perizinan
angkutan, ramp check kendaraan angkutan di terminal dan di jalan pada hari-
hari besar. Untuk meningkatkan capaian maka perlu ditingkatkan pengelolaan
41
database angkutan sehingga dapat dilihat jumlah angkutan yang benar-benar
valid dan legal.
b) Presentase Prasarana Transportasi Dalam Kondisi Baik
Presentase Prasarana Transportasi Dalam Kondisi Baik pada tahun 2019
mencapai 63.3% dari target yang ditetapkan sebesar 63.00%. Pengukuran
prasarana yang baik dilakukan dengan mengukur kinerja infrastruktur dasar
pelabuhan dan terminal tipe B yang ada di NTB. Capaian yang dicapai pada
kondisi infrastruktur pelabuhan dapat dicapai karena koordinasi yang baik
dengan penyelenggara pelabuhan baik dari Kementerian Perhubungan maupun
Kab/Kota yang mengoperasikan pelabuhan. Untuk infrastruktur terminal pada
tahun 2019 dilakukan pemeliharaan rutin terminal agar kondisi yang ada tidak
menurun. Untuk meningkatkan kondisi sarana pelabuhan perlu dikoordinasikan
dengan Kementerian Perhubungan terkait P3D pelabuhan regional sesuai
dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2016 agar pengelolaan
pelabuhan tersebut bisa dilakukan oleh provinsi. Terkait dengan infrastruktur
terminal diperlukan pengalokasian anggaran sehingga fasilitas di terminal layak
dan diminati oleh masyarakat.
c) Ratio Pertumbuhan Penumpang
Ratio pertumbuhan penumpang pada tahun 2019 mengalami penurusan sebesar
13.32% dari target yang tetapkan sebesar 5%. Pasca gempa Lombok sepanjang
bulan Agustus 2018 serta kenaikan harga tiket pesawat menjadi faktor utama
menurunnya jumlah penumpang angkutan udara. Dihitung dari 5 (lima)
pelabuhan laut di NTB, jumlah penupang angkutan laut mengalami penurunan
yang terjadi akibat bencana gempa Lombok selama Agustus lalu sehingga
mempengaruhi arus kunjungan wisatawan ke Pulau Lombok khususnya ke
kawasan 3 (tiga) gili. Naiknya jumlah penumpang laut sangat berpengaruh
karena kapal cepat yang menuju kawasan 3(tiga) gili menyumbang 86.37% dari
keseluruhan penumpang yang ada. Program yang mendukung hal ini Dinas
Perhubungan melakukan beberapa kegiatan baik melalui pemantauan
operasional kapal cepat dan memonitor pengembangan angkutan laut baik
penumpang maupun barang. Selain itu untuk mendukung hal tersebut, dan
dalam rangka meningkatkan konektivitas antar wilayah di NTB dibuka rute
pelayaran Badas-Sumbawa menuju Surabaya-Jawa.
42
2) Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Keselamatan Transportasi dengan Indikator
Kinerja Menurunnya Angka Kejadian Kecelakaan Transportasi
Kejadian kecelakaan jika dibandingakan antara tahun 2018 dan 2019 terjadi
peningkatan sebesar 8.31% dari 1673 kejadian kecelakaan menjadi 1812 kejadian
kecelakaan. Akan tetapi jika menggunakan metode indeks fatalitas di tahun 2018
tercatat 562 korban meninggal dengan indeks 3.41 dan di tahun 2019 tercatat 526
korban meninggal dengan indeks fatalitas 3.37 yang berarti terjadi penurunan
indeks fatalitas dari tahun sebelumnya. Dari data tersebut, digambarkan bahwa
keselamatan lalu lintas meningkat karena jumlah kecelakaan yang terjadi tidak
meningkatkan resiko fatalitas. Program/kegiatan yang mendukung hal tersebut
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu pembinaan pengusaha angkutan
penumpang, pemilihan abdi yasa atau pengemudi teladan, pemilihan pelajar
pelopor maupun kegiatan sosialisasi keselamatan lalu lintas yang diharapkan
menambah pengetahuan peserta tentang keselamatan berkendara sehingga bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain dengan menciptakan jalan yang
berkeselamatan melalui kelengkapan fasilitas keselamatan di jalan.
F. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Provinsi NTB guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi ini dapat dilihat dari 2 (dua) unsur yaitu :
1. Analisis Efisiensi Atas Kegiatan
Analisis Efisiensi Atas Kegiatan ini dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan yang
mampu memberikan maanfaat dan hasil yang maksimal dibandingkan dengan
sebelumnya.
Salah satu permasalahan dalam moda angkutan darat adalah Over Dimention Over
Loading (ODOL) atau kelebihan muatan yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas
Dinas Perhubungan Provinsi NTB, sejak tahun 2017 terdapat kegiatan pembinaan
sosialisasi terhadap pengusaha angkutan barang dan pengusaha angkutan
penumpang dan pada tahun 2019 kegiatan tersebut difokuskan pada kegiatan
pengawasan dan perijinan angkutan. Dimana sosialisasinya secara langsung
dilakukan pada saat pengusaha angkutan penumpang memperpanjang KPS (Kartu
Pengawasan) nya, selain itu sosialisasi dilakukan juga ketika petugas atau pegawai
Dinas Perhubungan melaksanakan pengawasan secarang langsung di lapangan baik
kepada pengusaha maupun pengemudi. Salah satu pencapaiannya dapat dilihat di
43
tahun 2019 jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan turun dari tahun
sebelumnya.
Untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah yang menjadi salah satu tujuan dati
misi 1 Nusa Tenggara Barat dalam RPJMD yaitu NTB Tangguh dan Mantap, pada
tahun 2019 Dinas Perhubungan telah membuka rute pelayaran Badas-Sumbawa
menuju Tanjung Perak-Surabaya sebanyak 11 (sebelas) trip melalui pengoperasian
LDF (Long Distance Ferry). Dalam program peningkatan manajemen transportasi
melalui evaluasi sistem ASDP, Dinas Perhubungan Provinsi NTB membuat SPM
kapal yang menjadi standard tiap kapal ketika akan beroperasi yang harus
dilaksanakan agar tercipta rasa aman, nyaman dan berkeselamatan bagi penumpang.
Selain itu penyusunan penjadwalan kapal dan manajemen tarif yang dibuat Dinas
Perhubugan Provinsi NTB melalui tim pengawasan pelabuhan penyebrangan
Kayangan - Pototano dalam rangka menciptakan pelayanan yang cepat, mudah,
terjangkau dan terukur.
2. Analisis Efesiensi Atas Sumber Daya
Analisis ini dapat dicapai melalui sumber daya, dimana terdapat empat katagori
sumber daya yang dimiliki oleh dinas yakni:
a. Sumber Daya Finansial
Sumber daya ini merupakan anggaran dinas yang tertuang dalam dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA/DPPA) baik berupa belanja langsung maupun
tidak langsung. Penggunaan anggaran dilakukan melalui prinsip yang
akuntable dan terbuka dimana semua kegiatan yang dilakukan bisa
dipertanggung jawabkan. Pada tahun 2019 tercatat anggaran yang dikelola
sebesar Rp. 17.083.487.379,50 dimana anggaran ini terserap sebesar
Rp.14.358.824.242,00 atau 84.05%.
b. Sumber Daya Fisik
Sumber daya ini merupakan sumber daya penunjang berupa tanah,bangunan
gedung/kantor, Fasilitas keselamatan jalan, kendaraan dinas maupun peralatan
kerja yang dimiliki oleh dinas. Pada tahun 2019 tercatat seluruh sumber daya
yang dimiliki senilai Rp.81.180.571.215,85. Seluruh aset yang dimiliki oleh
Dinas Perhubungan telah tercatat dan digunakan secara tepat sasaran dan
tujuan. Sebagai contoh dari 4 (empat) terminal angkutan penumpang yang ada 2
terminal sudah melakukan Pengalihan personel, peralatan, pendanaan dan
44
dokumen (P3D), 1 (satu) terminal dipinjam pakai oleh Pemerintah Kabupaten
Lombok Utara dan sedangkan 1 (satu) terminal (terminal Renteng-Lombok
Tengah) masih dalam proses penyerahan dari kabupaten.
c. Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai Dinas Perhubungan pada tahun 2019 adalah sebanyak 84 orang
dengan bergai latar pendidikan dari tingkat SMP sampai dengan Strata 2. Dalam
rangka efektif dan efisiennya sumber daya manusia pada Dinas Perhubungan
maka telah dilakukan analisa jabatan dalam penempatan personilnya agar tugas-
tugas dinas dapat terselesaikan dengan baik. Sementara itu untuk meningkatkan
kompetensi pegawai maka Dinas Perhubungan bekerjasama dengan Badan
Diklat Kementerian Perhubungan untuk Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Perhubungan dan Balai Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
Kementerian Perhubungan RI untuk merekut Calon Pegawai Negeri Sipil
melalui sekolah kedinasan sehingga setiap pegawai yang direkrut merupakan
pegawai yang telah memiliki kompetensi teknis dibidang perhubungan. Selain
melakukan perekutan pegawai maka pegawai yang sudah ada ditingkatkan
kompetensinya melalui pelatihan/training.
d. Sumber Daya Teknologi
Perkembangan teknologi informasi telah membantu mengefisienkan kinerja
dinas. Seluruh bidang pada dinas telah memiliki peralatan kerja berupa
komputer dan laptop yang telah terhubung dengan internet untuk
mempermudah kerja aparatur. Selain itu untuk memotong rantai birokrasi
pelaporan masalah perhubungan telah tersedia aplikasi “Pelor Mas” (pelaporan
online transportasi oleh masyarakat) yang merupakan aplikasi pada HP android.
Masyarakat bisa langsung melaporkan masalah melalui perangkat HP masing-
masing tanpa melalui prosedur birokrasi yang berbelit dan masyarakat bisa
langsung mengetahui tindaklanjut dari laporan mereka.
Menjadi target bukanlah output program/kegiatan. Penetapan indikator berbasis outcome
menjadi salah satu sebab keberhasilan pencapaian kinerja dari Dinas Perhubungan.
45
III.2 Realisasi Anggaran
Untuk mendukung sasaran strategis Dinas Perhubungan Provinsi NTB tahun 2019
ditetapkan 6 (enam) program dan kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp.
2.925.188.900,00 dengan realisasi sebesar Rp. 2.548.145.016,00. Secara terinci realisasi
anggaran program tersaji dalam tabel berikut.
Tabel III. 16 Realisasi Anggaran Program Kegiatan Pendukung Sasaran Strategis
1 2 3 5 6 7
1. 983,085,000 925,139,600 94.11
- Pembangunan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan
952,610,000 894,984,600 93.95
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 30,475,000 30,155,000 98.95
2. 171,950,000 170,204,000 98.98
- Rehabilitasi/Pemeliharaan
Terminal/Pelabuhan
171,950,000 170,204,000 98.98
1. 448,292,300 418,162,800 93.28
- Pengawasan dan Penertiban
Perizinan Angkutan
47,852,500 45,357,500 94.79
- Peningkatan Pelayanan Angkutan
Perkotaan
267,776,000 244,532,900 91.32
- Pengendalian, Pengelolaan dan
Pengawasan Terminal
132,663,800 128,272,400 96.69
2. 54,780,000 27,450,000 50.11
- Evaluasi Sistem Transportasi ASDP 54,780,000 27,450,000 50.11
1. 26,363,200 19,710,300 74.76
- Peningkatan/ pengembangan
Angkutan Udara se NTB
26,363,200 19,710,300 74.76
2. 3,885,381,020 3,352,951,789 86.30
- Peningkatan/pengembangan
Keselamatan Pelayaran
196,767,800 193,982,800 98.58
- Peningkatan/pengembangan
Kepelabuhan di NTB
62,091,400 57,540,560 92.67
- Peningkatan/pengembangan
Angkutan Laut di NTB
3,626,521,820 3,101,428,429 85.52
1. 1,263,651,800 1,189,494,465 94.13
- Pembinaan Ketertiban Lalu Lintas
dan Angkutan
116,740,000 106,754,100 91.45
- Pengamanan dan Pengendalian
Arus Lalu Lintas
237,905,000 227,989,894 95.83
- Pengembangan Lalu Lintas
Angkutan Jalan
909,006,800 854,750,471 94.03
2. 293,250,000 286,716,100 97.77
- Pengadaan dan Pemasangan
Fasilitas Keselamatan Jalan
211,140,000 210,605,000 99.75
- Pembinaan Keselamatan Lalu Lintas 82,110,000 76,111,100 92.69
3. 37,183,200 22,639,600 60.89
- Evaluasi Sistem Transportasi
Perkotaan
37,183,200 22,639,600 60.89
ANGGARAN
NO.SASARAN
STRATEGISPROGRAM / KEGIATAN
PAGU REALISASI %
4
INDIKATOR KINERJA
Ratio pertumbuhan
angkutan
penumpang
Meningkatnya
Aksesibilitas
Transportasi menuju
Kawasan Strategis
dan Destinasi Wisata
Utama
Persentase
prasarana
transportasi dalam
kondisi baik
1.
Persentase sarana
transportasi dalam
kondisi baik
Program Pengembangan
Transportasi Laut
Program peningkatan pelayanan
angkutan
Program peningkatan dan
Pengamanan Lalu Lintas
Program Peningkatan Manajemen
Transportasi
Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan
2.
2
3
Menurunnya Angka
Kejadian
Kecelakaan
Transportasi
1.Terwujudnya
transportasi yang
berkeselamatan
1.
Program peningkatan pelayanan
angkutan
Program Peningkatan Manajemen
Transportasi
Program peningkatan pelayanan
angkutan
Perencanaan Pembangunan
Prasarana dan fasilitas
perhubungan
46
Sesuai Renstra Dinas Perhubungan Provinsi NTB Tahun 2018-2023, dimana pada tahun
2019 ini adalah tahun pertama dari 5 tahap pembangunan Nusa Tenggara Barat, secara
umum sasaran strategis dari program dan kegiatan fisik mencapai 99,83 % dan keuangan
84.05%.
Hasil capaian kinerja diatas, lebih memotivasi Dinas Perhubungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat untuk terus meningkatkan kinerjanya guna memberikan kontribusi
secara maksimal terhadap program kerja Gubernur Nusa Tenggara Barat. Dalam hal ini,
program – program yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara
Barat pada tahun 2019 terdiri dari Program Rutin Kesekretariatan dan Program pada
Urusan Perhubungan:
I. Program Rutin/Kesekretariatan terdiri dari :
1. Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran, merupakan salah satu program rutin
yang dilakukan Dinas Perhubungan dengan kegiatan diantaranya penyediaan jasa
surat menyurat, penyediaa jasa sumber daya air dan listrik, administrasi keuangan,
perbaikan dan pemeliharaan peralatan kerja dan kegiatan lain yang menunjang
kegiatan rutin SKPD dengan pagu sebesar Rp.2.341.675.900 dan realisasi sebesar
Rp. 2.103.313.559 atau 90,90 %.
2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan Kegiatan fisik
Pengadaan Meubelair dan Pengadaan Komputer dan Printer untuk mendukung
Sarana Parasarana Kantor di Terminal Tipe B (Terminal Tana Mira-Sumbawa
Barat dan Terminbal Ginte-Dompu). Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional dan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan
kantor. program ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan sarana
dan prasarana kantor agar operasional kerja berjalan lebih lancar dan nyaman.
Program ini memiliki pagu sebesar Rp.332.570.700 dan realisasi sebesar
Rp.203.942.657 atau 61,32 %.
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, untuk pembinaan fisik dan
mental aparatur dinas, juga fokus digunakan untuk mendukung kesehatan mental
melalui kegiatan pembinaan keagamaan untuk aparatur serta pembinaan fisik
melalui olahraga sehingga bisa terwujud aparatur yang sehat jasmani dan rohani
sehingga bisa bekerjasama dalam pelaksanaan pekerjaan karena terbiasa
47
berinteraksi melalui kegiatan olahraga. Program ini memiliki pagu anggaran
sebesar Rp.27.640.000,- dengan Realisasi sebesar Rp.21.497.500,- atau 77,78%.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Keuangan, sasaran dari program ini adalah untuk menyediakan dan menyampaikan
dokumen capaian dan realisasi kinerja OPD tahun sebelumnya, menyusun rencana
kerja tahun berikutnya. Hasil dari program ini adalah tersedianya dokumen laporan
seperti Laporan Keuangan, Laporan Tahunan serta LKjIP. Selain dokumen laporan
dihasilkan juga dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Tahunan dan
dokumen RKA/DPA. Program ini memiliki pagu anggaran sebesar
Rp.157.549.300 dengan realisasi sebesar Rp.155.093.300 atau 98,44%
5. Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah, program ini
memiliki satu kegiatan yaitu peningkatan manajemen aset/barang milik daerah
melalui kegiatan ini aset yang dikelola oleh Dishub Provinsi NTB tercatat dan
tertata dengan baik dimana pada tahun 2019 tercatat asset Dinas Perhubungan
dengan nilai Rp.81.180.571.215,85. Program penataan asset ini memiliki pagu
anggaran sebesar Rp. 35.278.000 dengan realisasi sebesar Rp.34.143.000 atau
96.78%
6. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan memiliki pagu
anggaran sebesar Rp.983.085.000 dengan realisasi sebesar Rp.925.139.600 atau
94.11 % dari program ini telah terealisasi (1) Pembuatan 2 Dokumen Perencanaan
yaitu Penyusunan Dokumen FS Pelabuhan Aik Bari di Kabupaten Sumbawa dan
Penyusunan Dokumen DED Pelabuhan Kilo di Kabupaten Dompu dan (2)
Dokumen laporan hasil monitoring dan evaluasi program/kegiatan pembangunan
Perhubungan.
II. Program dalam Urusan Perhubungan terdiri dari :
1. Urusan Perhubungan Darat/Pengelolaan Terminal :
Dalam Tahun Anggaran 2019 Urusan Perhubungan Darat dilakukan oleh 2 (dua)
bidang yaitu Bidang Angkutan Darat dan Bidang Pengelolaan Terminal. Terdapat
4 (empat) Program dan Kegiatan untuk mendukung dan memperlancar pelayanan
Transportasi Darat di Provinsi NTB diantaranya :
1) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
dengan pagu anggaran sebesar Rp.171.950.000,- dengan realisasi anggaran
sebesar Rp.170.204.000,- atau 98,98%. Program ini memiliki kegiatan
48
Rehabilitasi/ Pemeliharaan Terminal/ Pelabuhan, dengan uraian kegiatan
Rehabilitasi Toilet Terminal tipe B (Terminal Ginte) di kabupaten Dompu.
Kegiatan ini merupakan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik dari
Dinas Perhubungan Provinsi NTB melalui terminal tipe B khususnya
Termina Ginte Dompu.
2) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 1.738.307.300 dengan realisasi sebesar Rp.1.627.426.965 atau 93,62%.
Program ini memiliki beberapa kegiatan antara lain:
- kegiatan Pembinaan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan, dengan
rincian pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudi/awak
kendaraan angkutan umum teladan,
- kegiatan pengendalian arus lalu lintas, dengan rincian Pengamanan
Posko di hari-hari besar/hari nasional.
- Kegiatan Forum Lalu Lintas,
- pengawasan dan penertiban angkutan umum dan
- Pelayanan angkutan perkotaan, dengan rincian operasional BRT untuk
siswa/pelajar melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan pelayanan
masyarakat pada pengguna angkutan transportasi dapat menjadi lebih
bai, dan
- Pengendalian, pengelolaan dan pengawasan terminal.
3) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas dengan anggaran
sebesar Rp. 293.250.000,-, realisasi sebesar Rp.286.716.100 atau 97.77 %.
Kegiatan pada program ini adalah untuk meningkatkan kelancaran dan
keselamatan arus lalu lintas dengan kegiatan pengadaan dan pemasangan
rambu-rambu lalu lintas pada ruas jalan provinsi untuk mendukung Geosite
Rinjani, sosialisasi keselamatan jalan dengan melakukan pembinaan kepada
para pelajar atau generasi muda sehingga memiliki duta lalu lintas
dikalangan generasi muda sebagai pelajar pelopor keselamatan lalu lintas.
4) Program Peningkatan Pelayanan Manajemen Transportasi, dengan pagu
anggaran sebesar Rp.91.963.200,- realisasi sebesar Rp.50.089.600,- atau
54,47%. Program ini untuk mendukung Kegiatan Evaluasi Sistem
Tranportasi Perkotaan dalam mendukung Wahana Tata Nugraha yaitu
mendukung Program Kementerian Perhubungan RI untuk Pemilihan
Kabupaten/Kota Tertib Lalu Lintas.
49
2. Bidang Perhubungan Udara :
Dalam melaksanakan urusan perhubungan terdapat 1 (satu) program dan 1 (satu)
kegiatan, yaitu Program Peningkatan Pelayanan Angkutan dengan kegiatan
Peningkatan/pengembangan angkutan udara se NTB dengan kegiatan
pengembangan angkutan udara se NTB indikator yang ingin dicapai dari kegiatan
tersedianya dokumen fasilitas, utilitas serta data arus penumpang dan barang pada
3 lokasi bandara di NTB yaitu LIA (Lombok International Airport), Sultan M.
Kaharuddin Sumbawa dan Sultan M. Salahuddin Bima, dan
Pada program ini teralokasi anggaran sebear Rp. 26.363.200,- dengan realisasi
Rp.19.710.300 atau sebesar 74,76 %.
3. Bidang Perhubungan Laut :
Bidang Perhubungan Laut tahun 2019 melaksanakan 1 (satu) program degan 3
(tiga) kegiatan yaitu (1) Peningkatan/pengembangan keselamatan pelayaran, (2)
Peningkatan/pengembangan kepelabuhanan dan (3) Peningkatan/Pengembangan
angkutan laut dengan dukungan dana sebesar Rp.3.885.381.019,,50 dengan
realisasi sebesar Rp.3.352.951.789,- atau 86,30%, dengan kegiatan :
1) Peningkatan/pengembangan keselamatan pelayaran dengan indikator
Melakukan pengawasan dan penertiban operasional kapal cepat dari bali
menuju 2 (dua) pelabuhan di NTB yakni pelabuhan Senggigi dan Pelabuhan
Pemenang.
2) Peningkatan/Pengembangan Kepelabuhanan di NTB dimana indikator kinerja
dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen/aplikasi data sarana dan prasarana
kepelabuhanan di NTB.
3) Peningkatan/Pengembangan Angkutan Laut, pokok kegiatannya adalah
- Monitoring angkutan laut baik penumpang dan barang melalui pelabuhan
yang ada di NTB.
- Pembukaan Rute baru konektivitas antar wilayah yaitu rute pelayanan kapal
cepat Badas-Moyo-Medang dan Rute Pelayaran Badas Surabaya atau lebih
dikenal dengan LDF (Long Distance Feerry) Badas-Subaraya, dengan
menggunakan Kapal Ro-Ro.
50
Dinas perhubungan pada tahun 2019 memiliki pagu anggaran sebesar
Rp.17.083.487.379,50,- dengan Belanja Langsung (BL) Rp. 10.058.650.419,50 dan
Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp. 7.024836.960,-. Hasil evaluasi kinerja
Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa progress fisik
mencapai 99,83 % sementara capaian keuangan mencapai 84.05%. Dengan capaian fisik
99,83 % maka pelaksanaan program dan kegiatan selama 2019 relatif tidak mengalami
hambatan berarti. Capaian keuangan sebesar 84,05 % berarti terdapat sisa anggaran
sebesar 15.95 % dimana hal ini disebabkan oleh :
Terdapat dana acres pada belanja tidak langsung (gaji dan tunjangan-tunjangan lain),
pembayaran gaji CPNS sebanyak 16 (enam belas orang), dimana sampai dengan 31
Desember 2019, masih dibayarkan oleh Biro Umum Setda Provinsi NTB..
Terdapat sisa anggaran dari pengadaan Pekerjaan fisik.
Efisiensi dari perjalanan dinas pada masing-masing kegiatan.
51
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Simpulan Capaian Kinerja Organisasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2019, merupakan wujud pertanggung jawaban
pelaksanaan kegiatan pada Tahun Anggaran 2019 dalam rangka menindak lanjuti
Perpres Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian
kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan kinerja instasi pemerintah
Dengan memperhatikan ketentuan tersebut, materi Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat
yang disajikan ini memuat seluruh pelaksanaan dari serangkaian program strategis
yang mengacu kepada kegiatan-kegiatan yang telah disusun dalam Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018-2023.
Dalam pencapaian tujuan strategis prinsip tersebut sesungguhnya sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan dana, sumber daya manusia dan sarana/prasarana kerja yang
memadai.
Tujuan dan sasaran dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan
Tahun 2013 – 2018 menjadi dasar pelaksanaan kegiatan Tahun 2019 sebagai tahapan
terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 - 2023.
Selain itu RENSTRA menjadi tolok ukur capaian kinerja Tahun 2019. Dari indikator
pencapaian kinerja didapatkan hasil capaian yang secara umum telah mencapai target.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 4 (empat) indikator kinerja yang
ditetapkan Dinas Perhubungan Provinsi NTB, 3 (tiga) indikator mencapai target, hanya
1 (satu) indikator kinerja yang tidak mencapai target karena pasca gempa Lombok
yang terjadi selama bulan Agustus dan kenaikan harga tiket pesawat. Sasaran strategis
dari program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2019 secara fisik telah
mencapai 99,83 % dan secara keuangan 84,05 %. Hasil capaian kinerja tersebut, lebih
memotivasi Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk terus
52
meningkatkan kinerjanya guna memberikan kontribusi secara maksimal terhadap
program kerja Gubernur Nusa Tenggara Barat.
IV.2. Langkah-Langkah Dalam Peningkatan Capaian Kinerja Organisasi
Penyelenggaraan sektor Perhubungan khususnya transportasi darat, laut dan
udara telah berjalan dengan baik, lancar, tertib dan aman dalam mendorong kegiatan
pembangunan sektor-sektor lain terkait dengan upaya meningkatkan mobilitas orang,
barang dan jasa. Namun demikian Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat
masih menghadapi berbagai hambatan dan permasalahan antara lain :
1. Belum meratanya konektivitas menuju pusat-pusat pertumbuhan baru, daerah wisata
dan daerah terpencil;
2. Tingkat disiplin para pengguna jasa dan penyedia jasa angkutan masih relatif
rendah, sehingga angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas cukup tinggi;
3. Terbatasnya sarana angkutan umum dari dan ke daerah-daerah terpencil dan
potensial.
4. Kondisi beberapa angkutan umum kurang nyaman serta sering kali angkutan umum
melakukan pelanggaran tidak sesuai dengan rute/trayek yang sudah ditetapkan,
sehingga banyak masyarakat ataupun pelajar yang menggunakan angkutan tersebut
sudah mulai turun dan beralih menggunakan angkutan pribadi dan sepeda motor.
Penyelenggaran transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu sasaran
pembangunan sektor transportasi diarahkan kepada upaya-upaya untuk memecahkan
masalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan melalui penyediaan sarana
transportasi dan pembangunan berbagai prasarana perhubungan yang memadai.
2. Mengurangi angka kecelakaan dengan cara memfokuskan kegiatan/program pada
5 faktor yang mempengaruhi tingkat angka kecelakaan seperti (1). Prilaku
Manusia, (2). Kondisi kendaraan, (3). Perlengkapan keselamatan jalan, (4).
Pengendalian Lalu Lintas dan ke (5). Manajemen Transportasi.
3. Pengembangan angkutan massal perkotaan (Bus Rapit Transit) di Kota Mataram
dengan beroperasinya BRT.
4. Peningkatan konektivitas wilayah dengan melakukan sosialisasi angkutan perintis
yang ada di NTB, baik angkutan perintis darat maupun angkutan perintis laut.
53
Demikian LKjIP dibuat sebagai bahan pertanggung jawaban pelaksanaan
program/kegiatan Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019.
54
Lampiran – Lampiran :
Lampiran 1: Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2019.
Lampiran 2 : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2019.
Lampiran 3 : Perjanjian Kinerja Tahunan (PK) Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2019.
Lampiran 4 : Pengukuran dan Pencapaian Kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2019.
Lampiran 5 : Rencana Aksi Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019
Lampiran 6 : SOP Pengumpulan Data Kinerja