KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III...

37

Transcript of KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III...

Page 1: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Page 2: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan

Rahmat-Nya kegiatan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (BBPOPT) Triwulan III Tahun 2018 dapat terlaksana dengan

baik.

Laporan kinerja triwulan III ini berisi capaian kinerja BBPOPT selama

periode bulan Juli - September 2018. Laporan kinerja merupakan bentuk

pertangggungjawaban sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. BBPOPT sebagai salah

satu instansi pemerintah yang dibiayai oleh APBN berkewajiban untuk

menyampaikan laporan kinerja sebagai pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi penyelenggara peramalan organisme pengganggu tumbuhan.

Kinerja Balai Besar Peramalan OPT diharapkan selalu berjalan dengan

baik dan meningkat dibanding sebelumnya, walaupun masih terdapat

permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya target yang telah

ditetapkan. Hasil evaluasi triwulan III ini dapat dijadikan sebagai masukan

dalam perbaikan perencanaan pada triwulan selanjutnya dalam mencapai

sasaran Balai Besar Peramalan OPT.

Semoga laporan kinerja triwulan III dapat menggambarkan apa yang telah

dicapai oleh BBPOPT sampai dengan September 2018 bagi pihak yang

membutuhkan. Selanjutnya laporan ini dapat dijadikan pendorong BBPOPT

untuk meningkatkan kinerja dalam rangka menuju good governance.

Karawang, Oktober 2018

Kepala Balai,

Ir. Tri Susetyo, M.M.

NIP. 195903111983031022

Page 3: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR LAMPIRAN viii

I. PENDAHULUAN 1

1.1. LATAR BELAKANG 1

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 2

1.3. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI 2

1.4. DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA 6

1.5. DUKUNGAN ANGGARAN 6

II. PERENCANAAN KINERJA 7

2.1. RENCANA STRATEGIS 2015-2019 9

2.2. SASARAN KEGIATAN 10

2.3. RENCANA KERJA TAHUNAN 10

2.4. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 11

III. AKUNTABILITAS KINERJA 13

3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 13

3.2. REALISASI ANGGARAN 29

IV. PENUTUP 30

Page 4: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Sasaran Output Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan

OPT Tahun 2018

10

2. Nilai rata-rata pada masing-masing unsur 16

3. Identifikasi Sampel di Laboratorium Fitopatologi 19

4. Identifikasi Sampel di Laboratorium PCR 20

5. Identifikasi Sampel di Laboratorium APH 21

6. Rasio Luas Serangan OPT Padi yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan OPT yang Diramalkan

22

7. Rasio Luas Serangan OPT Jagung yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan OPT yang Diramalkan

25

8. Rasio Luas Serangan OPT Kedelai yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan OPT yang Diramalkan

9. Realisasi Anggaran Balai Besar POPT Triwulan I Tahun 2018

26

29

Page 5: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Struktur Organisasi Balai Besar Peramalan OPT 6

Page 6: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, Indonesia

membutuhkan tambahan ketersediaan pangan, sehingga komoditas

tanaman pangan memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pangan, pakan, dan industri dalam negeri yang

setiap tahun terus meningkat. Untuk itu, Pemerintah selalu berusaha

untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pangan

strategis nasional. Dalam usaha peningkatan produksi pangan,

perlindungan tanaman mempunyai peranan yang penting dan menjadi

bagian yang tidak dapat dipisahkan.

Mengingat upaya khusus yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian

dalam rangka meningkatkan produksi padi, jagung, dan kedelai melalui

peningkatan luas tambah tanam (LTT) dan percepatan kegiatan budidaya

yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, maka

diperlukan upaya pengamanan produksi untuk mengantisipasi serangan

OPT. Untuk itu perlu dikembangkan metode pengamatan, peramalan dan

pengendalian serangan organisme pengganggu tumbuhan.

Balai Besar Peramalan OPT sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis

(UPT) di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang mempunyai

tugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) serta rujukan proteksi tanaman pangan

dan hortikultura, harus dapat turut serta berperan aktif dan memberikan

kontribusi nyata dalam mendukung program peningkatan produksi padi,

jagung, dan kedelai.

Dasar hukum penyusunan laporan kinerja triwulan III tahun 2018

BBPOPT antara lain:

1. Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP

Page 7: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

2

2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

3. Permenpan RB Nomor 25 Tahun 2012 tentang Juklak Evaluasi AKIP

4. Permenpan RB Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran

Permenpan RB Nomor 25 Tahun 2012 tentang Juklak Evaluasi AKIP

5. Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Juknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah

6. Permentan Nomor 153/Permentan/OT.140/12/2013 tanggal 31

Desember 2013 tentang Pedoman SAK Kementan

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan laporan kinerja triwulan III tahun 2018 antara lain:

1. Mengukur capaian kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU)

2. Mengevaluasi dan menganalisis capaian kinerja IKU

Adapun tujuan disusunnya laporan kinerja triwulan III tahun 2018 antara

lain:

1. Sebagai gambaran tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan

kinerja IKU sampai dengan triwulan III tahun 2018

2. Sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan serta kendala

1.3. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 76/Permentan/

OT.140/11/2011 Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan merupakan unit pelaksana teknis yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal tanaman Pangan. Balai

Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan secara teknis

dibina oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dan Direktur Perlindungan Hortikultura, Direktorat

Jenderal Hortikultura.

Page 8: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

3

Tugas Balai Besar POPT adalah melaksanan dan mengembangkan

peramalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) serta rujukan

proteksi tanaman pangan dan hortikultura.

Sedangkan fungsi BBPOPT adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan

peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura;

2) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor

penentu perkembangan OPT;

3) Pelaksanaan dan penyusunan peramalan, pengamatan, dan

pengendalian OPT;

4) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan

dan pengamatan, pengendalian OPT berdasarkan sistem

Pengendalian Hama Terpadu (PHT);

5) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT;

6) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu

standar Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP);

7) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis peramalan, pengamatan,

dan pengendalian OPT;

8) Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan

peramalan OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura;

9) Pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional;

10) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar Peramalan OPT

dipimpin oleh seorang Kepala dan memiliki tiga Eselon III dan kelompok

fungsional sebagai berikut:

Page 9: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

4

1. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

kepegawaian, tata usaha, keuangan, rumah tangga dan

perlengkapan serta penyimpanan dan pengelolaan cadangan bahan

pengendali OPT tingkat nasional. Dalam melaksanakan tugasnya,

Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Pelaksanaan urusan kepegawaian, surat menyurat dan kearsipan.

b) Pelaksanaan urusan keuangan.

c) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.

d) Pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Umum dibantu oleh

Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha, Keuangan, serta Rumah

Tangga dan Perlengkapan.

2. Bidang Program dan Evaluasi

Pengelolaan penyusunan program dan evaluasi peramalan,

pengembangan peramalan OPT,dan rujukan proteksi tanaman

pangan dan hortikultura merupakan tugas Bidang Program dan

Evaluasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Program dan

Evaluasi menyelanggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program dan anggaran peramalan,

pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman

pangan dan hortikultura.

b) Pelaksanaan kerjasama peramalan, pengembangan peramalan

OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.

c) Pemantauan dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan

OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.

d) Penyusunan laporan hasil peramalan, pengembangan peramalan

OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.

Page 10: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

5

Dalam melaksanakan fungsinya, Bidang Program dan Evaluasi

dibantu oleh Seksi Program, dan Seksi Pemantauan dan Evaluasi.

3. Bidang Pelayanan Teknis

Pengelolaan pemberian dan pelayanan peramalan, pengamatan dan

pengendalian OPT, penyusunan informasi dan dokumentasi hasil

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT, pengembangan

peramalan, pengamatan, pelaksanaan pemberian bimbingan teknis

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT serta rujukan

proteksi tanaman pangan dan hortikultura merupakan tugas Bidang

Pelayanan Teknis, Informasi dan Dokumentasi mempunyai fungsi :

a) Pemberian pelayanan teknis peramalan, pengamatan, dan

pengendalian OPT, pengembangan peramalan, pengamatan, dan

pengendalian OPT, serta rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura.

b) Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil peramalan,

pengamatan, dan pengendalian OPT, serta pengembangan

peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT, dan rujukan

proteksi tanaman pangan dan hortikultura .

Dalam melaksanakan fungsinya, Bidang Pelayanan Teknis, Informasi

dan Dokumentasi di bantu oleh Seksi Pelayanan Teknis, dan Seksi

Informasi dan Dokumentasi.

Struktur Organisasi Balai Besar Peramalan OPT seperti pada gambar

berikut:

STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR Peramalan OPT

(Permentan Nomor 76/Permentan/OT.140/11/2011)

Page 11: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

6

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Peramalan OPT

1.4. Dukungan Sumberdaya Manusia

Sampai akhir September 2018, sumber daya manusia (SDM) BBPOPT

berjumlah 92 pegawai, terdiri dari 11 Pejabat Struktural (11,95%), 39

Pejabat Fungsional Umum (42,39%) dan 42 Pejabat Fungsional Khusus

POPT (45,65%). Sedangkan proporsi pegawai berdasarkan

bagian/bidang adalah Bagian Umum 27 pegawai (29,34%); Bidang

Program dan Evaluasi 10 pegawai (10,86%); Bidang Pelayanan Teknis,

Informasi dan Dokumentasi 13 pegawai (14,13%); dan Kelompok

Jabatan Fungsional 42 pegawai (45,65%).

Klasifikasi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dikelompokkan sebagai berikut: SMP 1 pegawai (1.18%), SLTA 43

pegawai (50.59%), Diploma III 9 pegawai (10.59%), Sarjana 28 pegawai

(32.94%), dan Pasca Sarjana 4 pegawai (4.71%).

1.5. Dukungan Anggaran

Dukungan anggaran Balai Besar Peramalan OPT anggaran pada tahun

2018 sebesar Rp. 15.668.846.000,- untuk mendukung kegiatan utama

dan pendukung, termasuk pelaksanaan kegiatan pelayanan

perkantoran. Seluruh alokasi anggaran bersumber dari APBN.

Page 12: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

7

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

1. Visi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab

tantangan lingkungan strategis yang dihadapi tersebut di atas,

BBPOPT mempunyai visi “Menjadi Lembaga Terpercaya dan Pusat

Pengembangan Peramalan OPT dan Diakui Dunia Internasional”.

2. Misi

Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka BBPOPT

merumuskan misi sebagai berikut:

a) Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Petugas di

Bidang Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT

(P3OPT);

b) Menciptakan Model Peramalan OPT yang tepat dan akurat;

c) Menciptakan Metode Pengamatan OPT yang tepat dan

akurat;

d) Merakit dan Mengembangkan Teknologi Pengendalian OPT

tepat guna yang efektif, efisien dan aman;

e) Menerapkan dan mengembangkan teknologi PHT spesifik

lokasi; dan

f) Meningkatkan pelayanan dan diseminasi informasi P3OPT.

3. Motto “Peramalan Akurat, Pengendalian Tepat, Produksi

Meningkat”

4. Maklumat “BBPOPT Melayani Konsultasi Teknologi P3OPT Gratis”

5. Tujuan dan Sasaran BBPOPT

Page 13: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

8

Dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, visi, dan misi, BBPOPT

telah merumuskan tujuan strategis, yaitu “Memberikan dukungan

pengamanan produksi dan mengoptimalkan penggunaan

teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian Organisme

Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim”.

Sesuai dengan tujuan strategis yang ingin dicapai, maka

dirumuskan sasaran strategi yang ingin dicapai BBPOPTsebagai

berikut :

a) Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) baik petugas,

petani maupun masyarakat lainnya di bidang peramalan,

pengamatan, dan pengendalian OPT dalam rangka

pemahaman, pelaksanaan, pemasyarakatan dan

pelembagaan konsepsi PHT.

b) Tercapainya koordinasi dan sinkronisasi instansi pemerintah,

swasta dan masyarakat terkait dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan perlindungan

tanaman.

c) Terlaksananya penyusunan program dan mengevaluasi

peramalan, pengembangan peramalan OPT dan rujukan

proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta sinkronisasi

dengan program dan kegiatan perlindungan tanaman antar

berbagai instansi baik di tingkat pusat maupun daerah.

d) Terwujudnya dukungan teknologi di bidang peramalan,

pengamatan, dan pengendalian OPT (P3OPT) kepada pihak

pengambil kebijakan dalam pelaksanaan P3OPT dan rujukan

proteksi.

e) Terwujudnya peran aktif dalam mendukung kegiatan

pembangunan tanaman pangan khususnya pencapaian dan

Page 14: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

9

pertumbuhan produksi pangan nasional khususnya padi,

jagung, kedelai dan ubi kayu pada tahun 2015-2019.

6. Arah Kebijakan

Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian OPT

secara terpadu merupakan salah satu kebijakan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan yang melekat pada tugas dan fungsi

Direktorat Perlindungan Tanaman dan BBPOPT. Kebijakan

tersebut untuk mendukung Program Peningkatan Produksi,

Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai

Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.

Dukungan tersebut diharapkan dapat menjadi arah kebijakan

untuk menjamin terjadinya peningkatan produksi dan

produktivitas pada taraf tinggi, menguntungkan bagi petani dan

aman terhadap lingkungan.

7. Strategi

Strategi Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta

misi untuk mencapai visi yang diinginkan yaitu :

a) Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya

manusia yang bergerak dalam bidang perlindungan tanaman.

b) Meningkatkan kuantitas dan kualitas teknologi peramalan

dan rujukan proteksi tanaman pangan.

c) Meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi, komunikasi

dan diseminasi hasil peramalan dan rujukan proteksi

tanaman.

d) Menjalin dan meningkatkan kualitas kemitraan dalam rangka

mewujudkan hubungan sinergi antara kelembagaan

Page 15: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

10

perlindungan tanaman pangan dan hortikultura di tingkat

pusat dan daerah.

e) Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas, sumber daya

manusia, dan dana untuk pengembangan peramalan dan

rujukan proteksi.

2.2. Sasaran Kegiatan BBPOPT

Sasaran kegiatan BBPOPT adalah:

a) Meningkatnya kualitas layanan publik.

b) Meningkatnya implementasi rekomendasi peramalan serangan

OPT yang diberikan oleh BBPOPT.

c) Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan BBPOPT.

2.3. Rencana Kerja Tahunan

Rencana Strategis BBPOPT disusun dengan mengacu kepada

Strategi Umum Pembangunan Pertanian, Rencana Strategis

Kementerian Pertanian, Rencana Strategis Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dan Rencana Strategis Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan.

Selanjutnya dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan

dalam Rencana Strategis BBPOPT Tahun 2015-2019, disusun

Rencana Kerja dalam setiap periode pelaksanaan anggaran.

Berdasarkan DIPA-BBPOPT, RKT dirangkum menjadi 3 sasaran fisik

output kegiatan yang ingin dicapai (Tabel 1).

Tabel 1. Sasaran Output Kegiatan Pengembangan Peramalan

Serangan OPT Tahun 2018

No Kegiatan/ Sub

Kegiatan/Uraian/Indikator Output

Sasaran

Fisik Satuan

1. Terlaksananya Pengembangan Model

Peramalan OPT

15 Model

Page 16: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

11

No Kegiatan/ Sub

Kegiatan/Uraian/Indikator Output

Sasaran

Fisik Satuan

2. Terlaksananya Layanan Perkantoran 12 Bulan

3. Terlaksananya Layanan Internal 12

Bulan

2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan

kesepakatan kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan

target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki

oleh instansi. Perjanjian Kinerja dimaksud adalah bagian dari Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan

serangkaian dokumen perencanaan dan mempunyai keterkaitan

sangat erat dengan Rencana Strategis, Rencana Kerja (Renja),

Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan DIPA yang telah disusun

sebelumnya. Perjanjian Kinerja digunakan sebagai ukuran dalam

menilai tingkat capaian sasaran Kegiatan Pengembangan

Peramalan Serangan OPT secara efektif, efisien, akuntabel, dan

terukur, serta berorientasi pada keluaran (output) dan hasil

(outcome).

Perjanjian Kinerja BBPOPT yang telah ditandatangi Kepala BBPOPT

dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan dengan indikator kinerja

sebagai berikut :

a. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik BBPOPT

dengan target 3,5 (skala likert).

b. Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi terhadap luas

serangan OPT yang diramalkan dengan target 67 %.

Page 17: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

12

c. Rasio luas serangan OPT tanaman jagung yang terjadi terhadap

luas serangan OPT yang diramalkan dengan target 67 %.

d. Rasio luas serangan OPT tanaman kedelai yang terjadi terhadap

luas serangan OPT yang diramalkan dengan target 20 %.

e. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan BBPOPT yang

terjadi berulang dengan target 0 (nihil).

f. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi

berulang dengan target 0 (nihil).

Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran kinerja BBPOPT,

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang

Sasaran Kerja Pegawai (SKP), maka seluruh pegawai BBPOPT telah

menyusun SKP 2017. Secara berjenjang SKP Kepala Balai Besar

Peramalan OPT dijabarkan menjadi SKP pejabat Eselon III (Kepala

Bagian/Kepala Bidang), SKP pejabat Eselon III dijabarkan menjadi

SKP Pejabat Eselon IV (Kepala Subbagian/Kepala Seksi). Tugas

Eselon IV yang dituangkan dalam SKP Eselon IV dijabarkan menjadi

SKP pejabat Fungsional Umum yang berada dibawah binaannya,

sedangkan untuk Pejabat Fungsional Khusus (POPT) SKP disusun

dengan merujuk kepada uraian tugas jabatan fungsional POPT yang

disesuaikan dengan tugas, fungsi, visi, misi dan sasaran kinerja

BBPOPT.

Page 18: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

13

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan capaian sasaran kinerja Balai

Besar Peramalan OPT tahun 2018 (sampai dengan triwulan II)

ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring.

Mengacu pada kriteria ukuran keberhasilan yang digunakan oleh

Kementerian Pertanian, maka kriteria pengukuran yang digunakan, yaitu

(1). Sangat berhasil apabila capaian > 100%, (2). Berhasil apabila

capaian 80-100%, (3). Cukup berhasil apabila capaian 60-80%, dan (4).

Kurang berhasil apabila capaian < 60% terhadap sasaran output yang

telah ditetapkan.

3.1.1. Pencapaian Sasaran Strategis

Akuntabilitas kinerja dilakukan untuk menentukan keberhasilan kinerja

dalam mewujudkan visi, misi yang telah ditentukan dengan

membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator

kinerja sebagai alat ukur keberhasilan.

Sampai dengan triwulan III tahun 2018, berdasarkan hasil pengukuran

terhadap indikator kinerja utama pada perjanjian kinerja, baru satu

indikator kinerja yang dapat dilakukan penilaian, sementara lainnya

belum dapat diukur, dengan rincian sebagai berikut:

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai Besar

Peramalan OPT adalah 3,41.

2. Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi terhadap luas

serangan OPT yang diramalkan dengan hasil 72,0 %.

Page 19: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

14

3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar POPT

yang terjadi berulang, sampai saat ini belum ada pemeriksaan oleh

BPK.

4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5

aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12 Tahun 2015), tidak

ada uji petik penilaian SAKIP oleh Itjen atas Eselon II, penilaian hanya

di tingkat Eselon I.

3.1.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Balai Besar Peramalan OPT

Evaluasi dan analisis capaian kinerja Balai Besar Peramalan OPT adalah

sebagai berikut:

3.1.2.1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik BBPOPT

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) bertujuan untuk memberikan

informasi yang terukur terhadap kepuasan masyarakat dalam

memperoleh pelayanan dan informasi dari BBPOPT. Metode yang

digunakan dalam penilaian IKM adalam melalui metode survei terhadap

pelanggan/customer dan penerima manfaat lainnya terhadap pelayanan

Balai Besar Peramalan OPT. Hasil pengolahan data terhadap 14 unsur

pelayanan survei kepuasaan masyarakat dilaksanakan setiap satu

semester yaitu bulan Juni dan November. Berdasarkan penilaian IKM

yang telah dilaksanakan pada bulan Juni 2018, nilai IKM Balai Besar

Peramalan OPT adalah sebesar 85,33 atau 3,41 (skala likert). Nilai

tersebut menunjukkan mutu layanan termasuk kategori baik.

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT)

merupakan salah satu Instansi Pemerintah yang tugas dan fungsinya

antara lain memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang

Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan (P3OPT). Pelayanan yang diberikan BBPOPT kepada

masyarakat mencakup antara lain dalam hal Penyediaan Isolat Agens

Hayati, Pelayanan Bibit Pestisida Nabati, Pelayanan Pias Trichogramma,

Pelayanan Identifikasi Sampel, Penyediaan Serangga Uji, Penyediaan

Page 20: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

15

Benih Varietas Indikator, Penyediaan Efikasi Pestisida/Ketahanan

Varietas Indikator, Penyediaan Efikasi Pestisida/Ketahanan Varietas,

Pelayanan Magang/Praktek Kerja Lapang, Bimbingan Teknis (Bimtek)

Teknologi P3OPT, Pelayanan Pengelolaan Cadangan Bahan Pengendali

OPT Tingkat Nasional, Pelayanan Penyediaan Ruang Pertemuan, dan

Pelayanan Penggunaan Asrama.

Penilaian tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang

diberikan BBPOPT yang disebut dengan Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM). Penilaian Tingkat kepuasan masyarakat disusun berdasarkan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman

Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan

Publik dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

19/PERMENTAN/OT/080/4/2018 tentang Pedoman Survei Kepuasan

Masyarakat.

Tujuan penilaian IKM adalah: a) Mengetahui tingkat kepuasan Pengguna

layanan (masyarakat) terhadap pelayanan yang diberikan BBPOPT dan b)

Menginventarisasi kritik dan saran dari Pengguna layanan sehubungan

dengan pelayanan yang diberikan BBPOPT

Metode survey Kepuasan Masyarakat (SKM) dilakukan dengan pengisian

kuesioner oleh pengguna layanan yang datang secara langsung ke

BBPOPT. Kuesioner SKM terdiri dari 9 unsur pelayanan yaitu:

a. Persyaratan

b. Prosedur

c. Waktu pelayanan

d. Biaya/tarif

e. Produk layanan

f. Kompetensi pelaksana

g. Perilaku pelaksana

h. Sarana dan Prasarana

i. Penanganan Pengaduan

Page 21: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

16

Penilaian IKM dilakukan dengan cara terlebih dahulu dilakukan

pengisian kuesioner oleh pengguna layanan. Pengguna layanan BBPOPT

terdiri dari petugas, petani, swasta dan akademisi. Pada periode bulan

Januari – Juni 2018 (semester I) jumlah kuesioner yang dapat diolah

sejumlah 76 kuesioner yang berasal dari petugas, petani, dan akdemisi.

Kegiatan pendataan IKM dilakukan secara terus menerus dalam 1 tahun

(12 bulan). Penilaian IKM dilakukan 2 kali dalam 1 tahun (semester).

Sekretariat pengelolaan IKM dilakukan oleh Seksi Pelayanan Teknis.

Data hasil pengisian kuesioner SKM diolah menggunakan skala likert.

Hasil pengolahan 76 data sumber pada masing-masing unsur pelayanan

tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 2. Nilai rata-rata pada masing-masing unsur

No.

Unsur

Unsur Pelayanan NRR NRR

tertimbang

(1) (2) (3) (4)

U1 Persyaratan 3,276 0,364

U2 Prosedur 3,263 0,362

U3 Waktu pelayanan 3,316 0,368

U4 Biaya/tarif 3,539 0,393

U5 Produk layanan 3,342 0,371

U6 Kompetensi pelaksana 3,382 0,375

U7 Perilaku pelaksana 3,684 0,409

U8 Sarana dan Prasarana 3,434 0,381

U9 Penanganan Pengaduan 3,513 0,390

NRR tertimbang 3.41

IKM BBPOPT (Januari –

Juni 2018)

85.33

Mutu Pelayananan

BBPOPT

B (Baik)

Berdasarkan hasil analisa deskriptif dengan metode SPSS menunjukkan

bahwa hasil survey menunjukkan variasi yang hampir seragam. Nilai

minimum dan maksimum pada 8 unsur menunjukkan interval yang sama

yaitu 1. Pada unsur 3 (kecepatan waktu pelayanan) yang menunjukkan

interval 2. Hal ini dapat disebabkan kepentingan pengguna layanan pada

Page 22: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

17

saat yang bersamaan sehingga petugas pelaksana harus terpecah dalam

beberapa kegiatan pelayanan sehingga pelayanan dinilai kurang optimal

waktunya. Perbaikan pelayanan akan disajikan dalam rencana tindak

lanjut (RTL) perbaikan IKM.

Dalam mendukung upaya peningkatan IKM atas layanan publik Balai

Besar POPT, Balai Besar POPT melaksanakan kegiatan-kegiatan antara

lain sebagai berikut:

1. Mengikuti pelatihan pemetaan GIS Tingkat Dasar di Yogyakarta pada

tanggal 23-27 Juli 2018 yang diikuti oleh Ulfah Nuzululia, SP dan

Dewi Nirwati, SP.

2. Mengikuti Workshop Keprotokolan dan Pelayanan Prima di Pangkal

Pinang, Babel, pada tanggal 24-26 Juli 2018 yang diikuti oleh Ir. Dini

Suhadiniah dan Rospina Limbong. Tujuan dari workshop tersebut

adalah: (1). Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan

kepegawaian, (2). Memperlancar arus komunikasi dan koordinasi

antar unit kerja, (3). Meningkatkan kualitas dan peran SDM bidang

kepegawaian, (4).Meningkatkan pengelolaan pelayanan

kepegawaian, dan (5). Menemukan solusi berbagai persoalan yang

dihadapi.

3. Mengikuti Kegiatan Forum Koordinasi UPT dengan Tema “Peran UPT

dalam Mendukung Penerapan e-Government di Bidang

Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan Sumber Daya Manusia” di

Bogor pada tanggal 15-17 Juli 2018 yang diikuti oleh Ir. Mustaghfirin

dan Mira Sahara.

4. Mengikuti kegiatan Peningkatan Kemampuan Petugas Satuan

Pengamanan di Bandung pada tanggal 7-9 Agustus 2018 yang

diikuti oleh Sutiman, Sudarno, Mirwan, Binsar dan Acep Kuswara

dan pada tanggal 28-30 Agustus 2018 yang diikuti oleh Wawan

Gunawan, Mujiawansyah, Somantri, Sony Susanto dan Reydhos F.

Materi pelatihan yang diberikan adalah (a). Peraturan Baris Berbaris

dan Teknik Beladiri, (b). Kualitas, tanggungjawab dan disiplin

Page 23: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

18

petugas keamanan, (c). Tata cara pelayanan dan pengamanan

terhadap pimpinan, (d). Pelatihan Pemadam Kebakaran, (e).

Membangun disiplin, budaya kerja dan profesionalisme.

5. Mengikuti kegiatan Workshop Penyediaan dan Pengelolaan

Informasi Publik di Bogor, tanggal 12-14 September 2018, yang

diikuti oleh Eri Budiyanto, S.P. Materi yang diberikan terdiri dari: (1)

Evaluasi Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Kementerian

Pertanian; Narasumber: Ir. Marihot Hamonangan Pangabean, M.Si.,

(2) Tantangan Media Digital; Narasumber: Ir. Abdul Madjid, (3)

Menulis Artikel; Narasumber: Tony D. Widiyastono (media kompas),

(4) Menulis Konten Ilmiah Populer; Narasumber: Pieter P. Gero

(media kompas) dan (5) Komunikasi di Era Digital; Narasumber:

Kuncoro Boga Andri, S.P., M.Agr., Ph.D.

6. Mengikuti Kegiatan Workshop Penyusunan RKBMN Tahun 2020, di

Yogyakarta, tanggal 26 sampai dengan 28 September 2018, yang

diikuti oleh Edi Suryadi dan Syahidin.

7. Mengikuti Kegiatan Workshop Pengelolaan i-Tani Perpustakaan, di

Yogyakarta, tanggal 26 sampai dengan 27 September 2018 yang

diikuti Memed Jamhari, S.ST. dan tanggal 26 sampai dengan 28

September 2018, atas nama Eri Budiyanto, S.P. Workshop

pengelolaan i-tani lingkup Kementerian Pertanian, diselenggarakan

di hotel Arjuna Yogyakarta, diikuti oleh 46 peserta yang merupakan

Pustakawan dan Pengelola Perpustakaan dan narasumber yang

berasal dari PUSTAKA, Woolu Aksaramaya dan Perpustakaan UIN

Yogyakarta. Materi yang diberikan terdiri dari: (1) Kebijakan

Pengembangan Perpustakaan Digital Lingkup Kementerian

Peetanian oleh Kepala Pustaka Bogor, (2) Potensi dan Tantangan

Perpustakaan Digital Kementerian Pertanian Berbasis Smartphone

oleh Dr. Bambang S. Sankarto, M.I.M., Pustakawan Ahli, (3)

Penguatan Digital Content dan Kapasitas SDM mendukung

pelayanan perpustakaan Digital oleh Dra. Labibah Zein, Kepala

Perpustakaan UIN Yogyakarta, (4) Pengembangan i-tani Mendukung

Page 24: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

19

Knowledge Center Pertanian Indonesia, oleh Sulasmo Sudhrmo, PT.

Aksaramaya dan (5) Workshop Pengelolaan i-Tani, oleh Tim PT.

Aksaramaya.

8. Pelayanan Pengujian BBPOPT

BBPOPT mempunyai fungsi sebagai rujukan proteksi tanaman dari

seluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut,

BBPOPT melayani pegujian ataupun identifikasi sampel baik berupa

virus, jamur ataupun bakteri yang menginfeksi jaringan tanaman.

Sampel untuk kegiatan pengujian dikirimkan langsung ke BBPOPT

ataupun dibawa oleh petugas BBPOPT yang melaksanakan kegiatan

di daerah.

Kegiatan pengujian dilakukan dengan cara identifikasi morfologi di

laboratorium fitopatologi. Pada bulan Juli – September 2018 telah

dilakukan identifikasi sebanyak 11 kali di lab Fitopatologi.

Sedangkan identifikasi molekuler dilakukan di laboratorium PCR dan

telah dilakukan sebanyak 12 kali pengujian.

Tabel 3. Identifikasi Sampel di Laboratorium Fitopatologi

Page 25: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

20

Tabel 4. Identifikasi Sampel di Laboratorium PCR

No Asal Sampel Gejala/varietas Patogen

1 Patean, KendalDaun Jagung Terkena

Hawar

Setosphaeria

turcica

2 Boja, KendalDaun Jagung Terinfeksi

Karat Daun

Puccinia

polysora

3Jalaksana,

Kuningan

Umbi ubi jalar terlihat

membusuk

Erwinia

chrysanthemi

4Jalaksana,

Kuningan

Terdapat gorokan dan

berlubang pada umbi ubi

jalar

Hama

Penggorok umbi

5Jalaksana,

Kuningan

Kulit umbi ubi jalar bergaris-

garisFisiologis

6Cilimus,

KuninganBatang ubi jalar busuk Fusarium sp.

7Pageurageung,

TasikmalayaKeriting pada daun ubi kayu Tungau

8Pageurageung,

TasikmalayaBusuk pada batang ubi kayu

Masih proses

identifikasi

No Asal Sampel Gejala/varietas Patogen

9Pageurageung,

TasikmalayaDaun ubi kayu terlihat layu

Xanthomonas

axonopodis

10Pamulihan,

Sumedang

Umbi mengeras dan terlihat

pucat

Masih proses

identifikasi

11Pamulihan,

Sumedang

Terdapat bercak berwarna

coklat pada daun ubi jalar

Alternaria

bataticola

Page 26: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

21

No Asal Sampel Jenis SampelTarget

Identifikasi

Hasil Identifikasi

/ Pengujian

1Jatisari,

Karawang

Padi Varietas

Taiken

Virus Kerdil

Rumput/hampaPositif KH/KR

2BBSBTP

gorontaloBenih

Virus Kerdil

Rumput/hampaNegatif KR/KH

3BBSBTP

gorontaloBibit

Virus Kerdil

Rumput/hampaNegatif KR/KH

4Jatisari

KarawangPadi

Virus Kerdil

Rumput/hampa

Negatif KR, Positif

KH

5Jatisari,

KarawangPadi

Virus Kerdil

Rumput/hampa

, Tungro

Negatif KH dan

Tungro, Positif KR

6Anjatan,

IndramayuPadi

Virus Kerdil

Rumput/hampa

Positif Kerdil

Hampa

7

Sumedang

Selatan,

Sumedang

Padi Tungro Negatif Tungro

Page 27: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

22

Tabel 5. Identifikasi Sampel di Laboratorium APH

3.1.2.2. Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi terhadap

luas serangan OPT yang diramalkan

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada Tabel 3, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Padi pada MT 2017/2018 secara

nasional adalah sebesar 72,0 % dari luas prakiraannya yaitu 216.727,9

ha (maksimal). Hasil ini mengindikasikan bahwa informasi angka

prakiraan serangan dan saran tindak pengelolaan yang disampaikan

telah memberi manfaat dan ditindaklanjuti dengan kegiatan

pengelolaannya secara proporsional, kecuali pada serangan penyakit

blas (Pyricularia oryzae). Hal ini diakibatkan oleh belum optimalnya

No Asal Sampel Jenis SampelTarget

Identifikasi

Hasil Identifikasi

/ Pengujian

8

Sumedang

Selatan,

Sumedang

Padi Tungro Negatif Tungro

9Ranca Kalong,

SumedangPadi Tungro Negatif Tungro

10Ranca Kalong,

SumedangPadi Tungro Negatif Tungro

11Cimalaka,

SumedangPadi Tungro Negatif Tungro

12Cimalaka,

SumedangPadi Tungro Positif Tungro

No Asal Sampel Sampel Pengujian Hasil

Kerapatan Spora 6,58 x 108

Viabilitas Spora 85,70%

2 Lebakwangi, SerangTrichoderma

PadatKerapatan Spora 1,25 x 108

3 LPHP Bandar Buat, PadangTrichodherma

PadatKerapatan Spora 4x1011

4 LPHP Bandar Buat, Padang Beauveria Kerapatan Spora 1,75 x 1011

BP2TPH Jawa TimurIsolat

Beauveria1

Page 28: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

23

pemanfaatan agen pengendali hayati (APH) yaitu Paenibacillus polymixa

dalam perlakuan benih, karena penyakit blas yang disebabkan oleh P.

oryzae ini merupakan penyakit yang tertular dan terbawa benih.

Tabel 6. Rasio Luas Serangan OPT Padi yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan OPT yang Diramalkan (%)

Min Rerata Mak

1 PBP 46.115,8 51.474,2 52.346,8 53.220,5 43.334,8 81,4

2 WBC 51.840,2 55.218,3 56.345,7 57.543,7 19.168,1 33,3

3 Tikus 51.353,8 51.667,8 52.471,3 53.278,0 40.110,1 75,3

4 Tungro 2.828,6 1.616,3 2.554,2 3.497,5 1.147,9 32,8

5 Blas 16.727,3 19.577,6 20.529,2 21.487,4 24.226,2 112,7

6 BLB 21.666,1 25.815,7 26.754,2 27.700,8 27.958,1 100,9

Jumlah 190.531,8 205.369,9 211.001,4 216.727,9 155.945,2 72,0

Prakiraan Luas Serangan MT

2017/2018 (Ha)No OPT UtamaKLTS MT

2017 (Ha)

Kejadian Luas

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Rasio Luas Serangan

OPT Padi yang

Terjadi Thd Luas

Serangan OPT yang

Diramalkan (%)

OPT Utama Tanaman padi yang dievaluasi pada workshop ini adalah

Penggerek Batang Padi (PBP, Scirpophaga spp), Wereng Batang Coklat

(WBC, Nilaparvata lugens Stal), Tikus Sawah (Rattus argentiventer),

Penyakit Tungro (ditularkan oleh Nephotettix virescens), Penyakit Blas

(Pyricularia oryzae), Penyakit Bacterial Leaf Blight (BLB, Xanthomonas

campestris pv oryzae), dan Ulat Grayak (Spodoptrera exigua).

Kejadian serangan penyakit blas melebihi angka prakiraan yaitu sebesar

112,7 %. Tingginya serangan blas pada periode MT 2017/2018 ini

disebabkan oleh faktor iklim terutama tingginya curah hujan dan faktor

terbatasnya penggunaan sumber benih sehat yang digunakan petani

(tertular melalui benih).

Perkembangan penyakit blas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain: (a). Faktor Lingkungan yaitu jamur Pyricularia grisea berkembang

optimal pada lingkungan dengan suhu berkisar antara 24-28 oC serta

kelembaban udara mencapai 90 %. Penyebaran spora dibantu angin dan

masih dapat menginfeksi tanaman sehat sejauh 2 km dari sumber

Page 29: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

24

inokulum awal, (b). Faktor inang alternatif yaitu rerumputan (Digitaria

cilaris, Echinochloa colona) dan tanaman jagung atau jerami sisa-sisa

panen dapat menjadi tempat hidup miselia jamur, (c). Faktor pemupukan

nitrogen yang tinggi menyebabkan jaringan daun menjadi lemah

sehingga spora jamur menginfeksi secara optimal dan menyebabkan

kerusakan serius pada tanaman padi. Gabungan antara pemupukan

nitrogen yang tinggi dengan sedikit unsur kalium dan jarak pertanaman

yang rapat juga menjadi faktor penyebab tingginya serangan blas.

Persentase kejadian serangan blas yang melebihi angka prakiraan

terjadi di beberapa provinsi yaitu provinsi Aceh, Sumatera Selatan, DIY,

Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur dan Papua.

Selain penyakit blas, rasio luas serangan OPT padi yang terjadi pada MT

2017/2018 terhadap luas serangan OPT yang diramalkan yang melebihi

target adalah BLB (Kresek) yaitu 100,9 %. Penyakit BLB ini menyebar

dengan terbawa air, angin dan benih serta infeksi melalui stomata (seed

transmitted). Perkembangan penyakit BLB sangat dipengaruhi oleh

kelembaban tinggi dan suhu rendah yang umumnya terjadi pada musim

penghujan. Gejala serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman

layu dan mati. Bila serangan BLB terjadi pada saat berbungan, proses

pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak

terisi penuh atau bahkan hampa.

Persentase kejadian serangan BLB yang melebihi angka prakiraan terjadi

di Provinsi Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, DIY, Banten,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi

Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.

Page 30: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

25

3.1.2.3. Rasio luas serangan OPT tanaman jagung yang terjadi terhadap

luas serangan OPT yang diramalkan

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada Tabel 4, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Jagung pada MT 2017/2018 secara

nasional adalah sebesar 58,3 % dari luas prakiraannya yaitu 28.142,9

ha (maksimal). Hasil ini mengindikasikan bahwa informasi angka

prakiraan serangan dan saran tindak pengelolaan yang disampaikan

telah memberi manfaat dan ditindaklanjuti dengan kegiatan

pengelolaannya secara proporsional dan rasio luas serangan OPT jagung

yang terjadi terhadap luas serangan yang diramalkan adalah sebesar

58,3 % atau masih dibawah target 67 %. Meskipun pada kejadian

serangan penyakit Hawar Daun Jagung (Helmithosporium turcicum)

masih relatif tinggi yaitu sebesar 79,9 %. Hal ini diakibatkan oleh belum

optimalnya kegiatan sanitasi lahan dari sisa-sisa bahan organik yang ada

di lapangan khususnya pada daerah-daerah yang tanam jagungnya 2

(dua) kali dalam satu musim dan pemanfaatan agen pengendali hayati

(APH) yaitu Paenibacillus polymixa dalam pengendalian dini (fase

vegetatif awal). Sedangkan masih relatif tingginya kejadian serangan ulat

grayak dikarenakan perkembangan ulat grayak dominan dipengaruhi

oleh perubahan musim dari musim kemarau ke musim penghujan.

Persentase kejadian penyakit hawar daun jagung yang melebihi angka

prakiraan terjadi di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan persentase

kejadian serangan ulat grayak yang melebihi angka prakiraan terjadi di

Provinsi Sumatera Barat, NTB, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan

Sulawesi Barat.

Page 31: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

26

Tabel 7. Rasio Luas Serangan OPT Jagung yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan OPT yang Diramalkan (%)

Kejadian Luas

Serangan MT

2017/2018 (Ha)

Min Rerata Mak (ha)

1 Lalat Bibit 955 1.073 1.971 2.886 778 27,0

2 Penggerek Batang 2.319 3.888 4.690 5.493 2.608 47,5

3 Bulai 2.215 3.423 4.466 5.508 2.627 47,7

4 Tikus 2.872 1.801 2.660 3.718 2.347 63,1

5 PenggerekTongkol 1.592 1.343 2.209 3.100 1.963 63,3

6 Ulat Grayak 1.479 1.658 2.406 3.184 2.678 84,1

7 Hawar Daun 2.579 2.434 3.360 4.255 3.398 79,9

Jumlah 14.009 15.620 21.762 28.143 16.400 58,3

No OPT Utama

Rasio Luas Serangan

OPT Jagung yang

Terjadi Thd Luas

Serangan OPT yang

Diramalkan (%)

KLTS MT

2017 (ha)

Prakiraan Luas Serangan MT

2017/2018 (Ha)

OPT Utama Tanaman Jagung yang dievaluasi adalah Lalat Bibit,

Penggerek Batang Jagung (PBJ), Penyakit Bulai (Peronospora maydis),

Tikus sawah (Rattus argentiventer), Penggerek Tongkol Jagung, Ulat

Grayak (Spodoptrera excemota), dan Penyakit Hawar Daun Jagung

(Helminthosporium sp).

3.1.2.4. Rasio luas serangan OPT tanaman kedelai yang terjadi terhadap

luas serangan OPT yang diramalkan

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada Tabel 5, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Kedelai pada MT 2017/2018 secara

nasional adalah sebesar 13.5 % atau masih dibawah target rasio luas

serangan OPT kedelai yang terjadi terhadap luas serangan OPT yang

diramalkan sebesar 20 %. Hasil ini mengindikasikan bahwa informasi

angka prakiraan serangan dan saran tindak pengelolaan yang

disampaikan telah memberi manfaat dan ditindaklanjuti dengan

kegiatan pengelolaannya secara proporsional, meskipun pada kejadian

serangan Hama Penggulung Daun (Lamprosema indicata) masih relatif

tinggi yaitu sebesar 22.3 %. Hal ini diakibatkan oleh belum optimalnya

Page 32: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

27

kegiatan sanitasi lingkungan terhadap gulma-gulma yang dapat menjadi

inang alternatif dari perusak daun tersebut.

Tabel 8. Rasio Luas Serangan OPT Kedelai yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan OPT yang Diramalkan (%)

Kejadian

KLTS MT

2017/2018

Min Rerata Mak (ha)

1 Penggerek Polong 137 -158 681 1.550 255 16,5

2 Lalat Kacang 111 -527 270 1.122 55 4,9

3 Ulat Grayak 348 -138 743 1.668 281 16,8

4 Tikus 153 -300 380 1.103 28 2,5

5 Penggulung Daun 379 580 1.359 2.144 478 22,3

6 Ulat Jengkal 161 -433 315 1.125 80 7,1

Jumlah 1.289 -976 3.748 8.712 1.177 13,5

OPTKLTS MT

2017 (Ha)

Rasio Luas Serangan

OPT Kedelai yang

Terjadi Thd Luas

Serangan OPT yang

Diramalkan (%)

Prakiraan Luas Serangan MT

2017/2018 (Ha) No

OPT Utama Tanaman Kedelai yang dievaluasi adalah Penggerek Polong

(Etiella zinckinella), Lalat Kacang, Ulat Grayak (Spodoptera litura), Tikus

sawah (Rattus argentiventer), Penggulung Daun (Lamprosema inclusa),

dan Ulat Jengkal.

Dalam rangka mencapai target rasio luas serangan OPT tanaman pangan

yang terjadi terhadap luas serangan OPT yang diramalkan adalah melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan bimbingan teknis pengendalian OPT yang dilakukan oleh

petugas BBPOPT kepada gapoktan/poktan.

2. Melakukan pengamatan (surveilans) OPT tanaman pangan.

3. Mendistribusikan agens pengendali hayati ke stakeholder terkait

seperti BPTPH, Lab PHP/AH, PPAH dan gapoktan/poktan.

4. Mengadakan workshop evaluasi prakiraan serangan OPT utama PJK

MT 2017/2018.

Page 33: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

28

3.1.2.5. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan BBPOPT yang

terjadi berulang

Sampai dengan triwulan III belum ada pemeriksaan oleh BPK terhadap

pelaksanaan anggaran Balai Besar POPT tahun 2017. Kegiatan yang

mendukung pencapaian indikator ini yaitu pengelolaan keuangan dan

perlengkapan, yang antara lain: pengelolaan administrasi satuan kerja

Balai Besar POPT dan pemberian honorarium Kuasa Pengguna

Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pembuat Tagihan dan

Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan

PNBP dan Staf Pengelola keuangan, termasuk juga laporan SAI dan

SABMN yang dilaksanakan selama 12 bulan. Sampai dengan triwulan III

telah dilaksanakan pengelolaan keuangan dan perlengkapan selama tiga

bulan.

3.1.2.6. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi

berulang (5 aspek SAKIP sesuai Permenpan RB No. 12 Tahun 2015)

Dalam pelaksanaan evaluasi pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2017 oleh Tim Inspektorat Jenderal Kementan, tidak ada

penilaian SAKIP untuk tingkat Eselon II.

Dalam rangka implementasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) di

lingkup Kementan, Inspektorat Jenderal melakukan pembinaan SPI di

BBPOPT pada tanggal 29 Agustus sampai 5 September 2018. Tim Itjen

yang melakukan pembinaan SPI ke BBPOPT Jatisari adalah Inspektur II

Bu Tin Latifah, SP, MSi, Ir. Soeharto, MM, Bintara, SE, MM, dan Maududi

Latif, S.Psi.

Pembinaan SPIP SPIP Kegiatan Lingkup BBPOPT TA 2018 bertujuan

untuk memastikan Satker BBPOPT telah membangun dan

mengimplementasikan SPIP, khususnya (1) melakukan penilaian risiko,

(2) membangun kegiatan pengedalian (Kebijakan/SOP) untuk

menangani risiko, (3) mengukur pelaksanaan K/SOP, dan/atau (4)

mengevaluasi atau membuat rencana evaluasi pelaksanaan K/SOP

Page 34: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

29

Berikut ini rekomendasi tim Itjen terkait pembinaan SPI di BBPOPT:

1. Memastikan lingkungan pengendalian berjalan secara memadai

dalam hal:

a. Identifikasi kegiatan yang dibutuhkan untuk mendukung tugas

dan fungsi organisasi.

b. Melakukan sosialisai terhadap pegawai yang diberikan

wewenang sehingga mengerti batasan tanggungjawabnya dalam

pelaksanaan kegiatan.

c. Penerapan kebijakan dan prosedur sejak awal kegiatan dan

supervisi periodik secara memadai (tertulis) terhadap pegawai

yang melaksanakan kegiatan.

2. Memastikan Penanggungjawab kegiatan melaksanakan sosialisasi

mengenai analisa risiko beserta langkah-langkah pengendaliannya

kepada pelaksana kegiatan.

3. Memastikan prosedur operasional kegiatan (K/SOP) yang telah

dibangun disosialisasikan kepada seluruh unsur manajemen dan

pelaksana kegiatan, serta kartu kendali informasi dan komunikasi

dapat diimplementasikan sebagai sarana pengendalian pimpinan

terhadap pelaksanaan serta pencapaian tujuan dan sasaran

kegiatan.

4. Memastikan rancangan pengendalian dapat dilaksanakan secara

efektif dengan melakukan pemantauan atas setiap proses bisnis

yang dilaksanakan, sehingga target output dapat tercapai tepat

waktu.

5. Memastikan pembangunan unsur SPIP pada kegiatan lainnya

sehingga kegiatan satker dapat tercapai tujuan dan sasarannya

Page 35: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

30

3.2. Realisasi Anggaran

Realisasi keuangan pada tahun 2018 sampai dengan 30 September

2018 mencapai Rp 10.991.177.105,- (sepuluh milyar sembilan ratus

sembilan puluh satu juta seratus tujuh puluh tujuh ribu seratus lima

rupiah) atau 70,15 %. Realisasi anggaran Balai Besar POPT tahun 2018

berdasarkan output seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Realisasi Anggaran Balai Besar POPT Triwulan III Tahun 2018

Berdasarkan Output (posisi: s.d 30 September 2018)

Kode Output Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

1768.007 Model Peramalan OPT 5.661.400.000 3.457.870.905 61,08

1768.951 Layanan Internal 2.085.546.000 1.556.699.870 74,64

1768.994 Layanan Perkantoran 7.921.900.000 5.976.606.330 75,44

15.668.846.000 10.991.177.105 70,15Jumlah

Page 36: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

31

BAB IV

PENUTUP

Laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi serta pengelolaan SDM dan program dan kegiatan

yang dibiayai melalui APBN. Laporan kinerja triwulan III tahun 2018 Balai

Besar POPT ini dapat dijadikan sebagai alat kendali dalam pencapaian

kinerja sampai dengan bulan Juni 2018. Melalui laporan kinerja triwulan

III ini dapat memberikan gambaran keberhasilan ataupun kegagalan

pelaksanaan kegiatan dengan membandingkan terhadap target yang

telah ditetapkan. Sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi

pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya untuk pencapaian

target sesuai dengan yang telah direncanakan.

Perlu dilakukan evaluasi atas Indikator kinerja yang tidak dilakukan

penilaian yaitu jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi

berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12 Tahun 2015),

sehingga tidak akan menjadi kendala dalam penyusunan LAKIN Balai

Besar POPT pada triwulan selanjutnya dan akhir tahun 2018.

Page 37: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/LAKIN BALAI BESAR POPT TW III 2018... · 2. Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan