KATA PENGANTAR - rb.kominfo.go.id€¦ · KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,...
Transcript of KATA PENGANTAR - rb.kominfo.go.id€¦ · KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,...
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, Laporan Akhir Penyusunan Perubahan Struktur
Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika yang
telah disusun ini, merupakan laporan yang berisi tentang pemetaan
tugas, fungsi dan tanggung jawab struktur organisasi Ditjen APTIKA,
yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas lembaga pemerintah
demi terwujudnya organisasi Ditjen APTIKA dengan fungsi, ukuran
(right size) serta sasaran yang tepat dalam rangka pelaksanaan
reformasi birokrasi. Laporan ini telah memuat secara komprehensif
mengenai gambaran arah kebijakan organisasi Ditjen Aplikasi
Informatika menuju organisasi yang mengacu pada pelayanan publik
yang optimal.
Selaku pihak konsultan pada pekerjaan ini mengucapkan banyak
terima kasih yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
melaksanakan pekerjaan ini serta telah membantu dengan sepenuh
hati dalam setiap proses dan tahapan penyelesaian pekerjaan Laporan
Akhir Penyusunan Dokumen Perubahan Struktur Organisasi Ditjen
Aplikasi Informatika. Semoga laporan ini dapat menjadi titik
keberangkatan bagi terwujudnya Ditjen Aplikasi Informatika menuju
organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... I-1
1.2. Dasar Hukum .......................................................................... I-5
1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................. I-6
1.4. Keluaran .................................................................................. I-7
BAB II KAJIAN ASPEK STRATEGIS
2.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika .... II-2
2.2. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika ...... II-4
2.3. Isu Strategis yang dihadapi Ditjen Aplikasi Informatika ............ II-5
BAB III RUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS
3.1. Rencana Strategis Ditjen Aplikasi Informatika .......................... III-1
3.2. Outcome ................................................................................. III-6
3.3. Output .................................................................................... III-9
BAB IV KAJIAN PENATAAN ORGANISASI
4.1. Analisis Struktur Organisasi Saat ini ........................................ IV-1
4.2. Rekomendasi Penataan Struktur Organisasi Baru ..................... IV-23
iii
4.3. Rumusan Proses Bisnis ............................................................ IV-29
4.4. Usulan Struktur Organisasi ...................................................... IV-34
4.4.1. Alternatif 1 Fokus Tata Kelola Aplikasi Informatika ................ IV-34
4.4.2. Alternatif 2 Fokus Penguatan Sektor Strategis, Literasi Digital,
Sistem Transaksi Elektronik, dan Pengendalian Aplikasi Informatika
............................................................................................. IV-40
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. V-1
5.2 Saran........................................................................................ V-3
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Hasil Jenjang Jabatan Eselon I dan Eselon II Ditjen Aplikasi
Informatika .......................................................................... III-6
Tabel 3.1. Keluaran Setiap Jenjang Jabatan Eselon III dan Eselon IV Ditjen
Aplikasi Informatika............................................................. III-9
Tabel 4.1. Regulatory Mapping Ditjen APTIKA ..................................... IV-4
Tabel 4.2. Persinggungan Fungsi dan Hubungan Ditjen APTIKA dengan
Kementerian/Lembaga lain ................................................. IV-12
Tabel 4.3.Limiting ANP ....................................................................... IV-28
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika II-4
Gambar 4.1. Pola Keterkaitan Antar Fungsi pada Saat Ini .................... IV-20
Gambar 4.2. Lingkup Keterkaitan dengan Modifikasi Lapisan Infrastruktur
APTIKA ............................................................................ IV-22
Gambar 4.3 Komponen Sistem Pengorganisasian Ditjen APTIKA ......... IV-23
Gambar 4.4 Perspektif dalam Perancangan Disain Organisasi ............. IV-25
Gambar 4.5. Konfigurasi Bidang Peran dalam Disain Organisasi Mintzberg IV-27
Gambar 4.6. Nilai Limiting ANP ........................................................... IV-28
Gambar 4.7. Peran dan Fungsi Ditjen APTIKA dalam Pengembangan Sektor
Aplikasi Informatika ........................................................ IV-31
Gambar 4.8. Tugas Ditjen Aptika Dalam Perumusan Kebijakan (Regulasi),
Pelaksanaan Kebijakan (Layanan) dan Pengendalian Aplikasi
Informatika (Pengawasan) ................................................ IV-33
Gambar 4.9. Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Informasi ........ IV-35
Gambar 4.10. Struktur Organisasi Direktorat e-Government ............... IV-36
Gambar 4.11. Struktur Organisasi Direktorat e-Business .................... IV-37
Gambar 4.12. Struktur Organisasi Direktorat Literasi Digital ............... IV-38
Gambar 4.13. Alternatif 1 Struktur Organisasi Ditjen Aptika ............... IV-39
Gambar 4.14. Alternatif 2 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Aptika ..... IV-41
Gambar 4.15. Penataan Direktorat Tata Kelola Aplikasi Informatika ..... IV-42
Gambar 4.16. Penataan Direktorat Layanan Aplikasi Informatika
Pemerintahan ................................................................. IV-43
Gambar 4.17. Penataan Direktorat Pemberdayaan Informatika ............. IV-44
vi
Gambar 4.18. Penataan Direktorat Ekonomi Digital .............................. IV-45
Gambar 4.19. Penataan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika .. IV-46
I-1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin
cepat berdampak terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat baik dari
segi pelayanan, bisnis, sistem pemerintah dan sosial budaya bangsa
Indonesia. Perubahan tersebut mempengaruhi tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal (Ditjen) Aplikasi Informatika. Sebagai salah satu langkah konkret,
Ditjen Aplikasi Informatika melakukan penyesuaian tugas dan fungsi Ditjen
Aplikasi Informatika dan juga mengakomodir visi, misi dan program aksi
Kabinet Kerja Pemerintah Indonesia saat ini, Trisakti dan NAWACITA,
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
I-2
program quick win Jokowi–JK, arahan Menteri Komunikasi dan Informatika
dan prioritas program dan indikator keberhasilan.
Program Aksi Pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pita Lebar
Indonesia Trisakti dan NAWACITA, program quick win Jokowi–JK, arahan
Menteri Komunikasi dan Informatika dan prioritas program dan indikator
keberhasilan merupakan panduan dalam penyusunan tugas dan fungsi
Ditjen Aplikasi dan Informatika yang mendukung tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Dalam tugas dan fungsi
Ditjen Aplikasi Informatika yang baru ini disusun semaksimal mungkin untuk
memiliki program kerja yang lebih baik dengan tata kelola anggaran yang
akuntabel dan pelayanan prima pada masyarakat, serta lebih efektif, efisien
dan transparan bagi masyarakat.
Untuk mendukung visi dan misi Pemerintah dalam mewujudkan
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong, maka Ditjen Aplikasi Informatika menetapkan tujuan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pelayanan di sektor aplikasi informatika
2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem dan transaksi
elektronik yang andal, aman dan bertanggung jawab;
3. Meningkatkan ekosistem kreativitas dan inovasi di bidang TIK;
4. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan TIK;
5. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia internal dalam rangka
mendukung implementasi kebijakan di bidang aplikasi informatika.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
I-3
Terkait dengan hal tersebut di atas, maka Ditjen Aplikasi dan
Informatika (Ditjen APTIKA) perlu memperkuat dan menyelaraskan tugas
fungsi dengan mengacu pada fungsi utama atau fungsi sektoral dan fungsi
pendukung atau fungsi supporting dibidang aplikasi informatika. Fungsi
utama tersebut sebagai berikut:
1. Melaksanakan tata kelola dan pengembangan sistem pemerintahan
berbasis elektronik (SPBE) melalui penyusunan roadmap e-
government dan pelaksanaan yang berfokus pada aspek teknis dalam
hal penyusunan regulasi SPBE, integrasi dan implementasi Platform
dan implementasi SPBE serta sarana dan prasarana e-government.
Pelaksanaan teknis ini bekerja sama dengan instansi lain yang menjadi
CIO nasional dalam hal ini Kementerian PAN dan RB dan Kementerian
PPN/Bappenas.
2. Melaksanakan layanan aplikasi dan informatika melalui Sistem
Layanan Terintegrasi sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP). Layanan tersebut terkait dengan
aduan/permohonan adalah hal layanan pendaftaran Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE), layanan kemitraan Root CA
(Penyelenggara Sertifikasi Elektronik) dan layanan pengaduan konten
internet bermuatan negatif dan transaksi elektronik.
3. Melaksanakan literasi dan tata kelola internet melalui pembinaan dan
pengembangan TIK untuk pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan potensi internet untuk pemberdayaan perekonomian
masyarakat, meningkatkan potensi penciptaan lapangan kerja baru,
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
I-4
meningkatkan potensi pendapatan negara dari penatakelolaan
internet resources Hal tersebut dilakukan Ditjen Aplikasi Informatika
karena Ditjen Aplikasi Informatika memiliki peran strategis yang
penting dalam memberi literasi dan edukasi hukum, tata kelola
internet dan memfasilitasi penciptaan digital technopreneur guna
meningkatkan perekonomian berbasis TIK dan meningkatkan
kapasitas masyarakat di dalam pemanfaatan TIK.
4. Melaksanakan pengembangan ekonomi digital untuk pemberdayaan
Industri informatika. Hal tersebut dilakukan Ditjen Aplikasi
Informatika dalam rangka mengembangkan ekonomi kerakyatan
berbasis digital, kemitraan industri digital dan inovasi digital sektor
strategis guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi kerakyatan serta
memfasilitasi sektor strategis pemerintah di dalam pemanfaatan TIK.
5. Melaksanakan pencegahan ancaman kejahatan di dunia maya dengan
cara penyusun regulasi bidang keamanan informasi, membuat sistem
pemblokiran konten bermuatan negatif, dan melakukan pengawasan
dan pengendalian PSTE guna meningkatkan kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah.
Sedangkan fungsi pendukung manajemen dan teknis lainnya kepada
seluruh satuan organisasi di lingkungan Ditjen Aplikasi Informatika
dilaksanakan oleh Sekretariat Ditjen APTIKA.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Ditjen APTIKA untuk
memaksimalkan perannya sebagai regulator dan proporsional
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
I-5
pemberdayaan (empowering) dan meminimalkan peran sebagai pelaksanaan
(executing). Hal ini sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang
telah ditetapkan sebelumnya yaitu UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik dan UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dan PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem
dan Transaksi Elektronik dimana Ditjen Aplikasi Informatika mengakomodir
amanah dari peraturan perundang-undangan tersebut.
Pembentukan Badan Siber Dan Sandi Negara (BSSN) melalui Peraturan
Presiden Nomor 53 Thun 2017, mendorong perlunya untuk dilakukan kajian
(studi) terhadap kelembagaan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika.
Dimana didalam Perrpres tersebut, fungsi keamanan informasi yang
sebelumnya ada di Ditjen APTIKA dipindahkan ke BSSN.
1.2 DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
2. Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran;
3. Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
4. Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
5. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
6. Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU
No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
I-6
7. Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi;
8. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik;
9. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Komunikasi dan Informatika;
10. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-Government;
11. Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan
Ekonomi Kreatif;
12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 22 Tahun
2015 Tentang Rencana Strategi Menteri Komunikasi dan
Informatika 2015-2019;
13. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 01 Tahun
2016 Tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Komunikasi
dan Informatika.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Penataan kelembagaan melalui perubahan struktur organisasi Ditjen
APTIKA sebagai upaya peningkatan kapasitas lembaga pemerintah
dimaksudkan agar terwujudnya organisasi Ditjen APTIKA yang tepat fungsi
dan tepat ukuran (right size) dan tepat sasaran serta deskripsi tanggung
jawab organisasi dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Sedangkan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
I-7
tujuan dilaksanakannya kajian (studi) kelembagaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendapat gambaran arah kebijakan organisasi Ditjen Aplikasi
Informatika menuju organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran;
2. Memberikan pengertian tentang tugas yang terkandung dalam suatu
jabatan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk jabatan tersebut
sehingga memudahkan pemegang jabatan untuk melaksanakan
pekerjaannya;
3. Sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen
SDM lainnya mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
kegiatan pemeliharaannya;
4. Memastikan seluruh tugas dan fungsi di dalam organisasi terbagi
habis dan tidak terjadi overlapping maupun white-space tugas,
kewenangan dan tanggung jawab.
1.4 KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terbangunnya
alternatif desain struktur organisasi Ditjen Aplikasi Informatika yaitu:
1. Analisis Struktur saat ini (eksisting)
2. Struktur Organisasi yang berorientasi pelayanan publik
3. Pemetaan tugas dan fungsi masing-masing bagian dari level
tingkat Pimpinan Tinggi Pratama sampai Pengawas.
II-1
Bab 2
Kajian Aspek Strategis
Merujuk pada Perpres Nomor 54 Tahun 2015, Kementerian Komunikasi
dan Informatika mempunyai empat Direktorat Jenderal, yaitu Direktoral
Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika, serta Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Aplikasi Informatika mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penatakelolaan aplikasi informatika. Semakin masifnya kejahatan-
kejahatan yang terjadi di dunia cyber dan permasalahan lainnya sudah
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-2
tentu menjadikan tugas dari Ditjen Aplikasi Informatika ini semakin berat.
Oleh sebab itu, perlu adanya resstrukturisasi pada organisasi Ditjen
Aplikasi Informatika apakah sudah tepat fungsi, tepat proses dan tepat
ukuran sehingga dapat menjalankan amanah yang telah ditetapkan oleh
Undang-undang.
2.1 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI
INFOMATIKA
Sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara, Kementerian Komunikasi dan Informatika
termasuk Kementerian Kelompok II, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam Pasal 7 ayat (1) Perpres Nomor
7 Tahun 2015, susunan organisasi Kementerian Kelompok II terdiri atas:
a. Unsur pemimpin;
b. Unsur pembantu pemimpin;
c. Unsur pelaksana;
d. Unsur pengawas; dan
e. Unsur pendukung.
Selanjutnya, dalam Pasal 13 diatur bahwa unsur pelaksana yaitu
Direktorat Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri. Direktorat Jenderal dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Direktorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan
paling banyak 5 (lima) Direktorat. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-3
atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan
Fungsional. Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional. Direktorat terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima)
Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan.
Subdirektorat dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau
dapat terdiri atas 2 (dua) Seksi (Pasal 16).
Khusus mengenai Kementerian Komunikasi dan Informatika, telah
diatur secara lebih rinci dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015
tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika. Unsur Pelaksana dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika, salah satunya adalah Ditjen
Aplikasi Informatika.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 Perpres Nomor 54 Tahun
2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika, telah ditetapkan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan
Informatika. Dalam Pasal 372 diatur susunan organisasi Ditjen Aplikasi
Informatika sebagai berikut:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat e-Government;
c. Direktorat e-Business;
d. Direktorat Pemberdayaan Informatika;
e. Direktorat Pemberdayaan Industri Informatika; dan
f. Direktorat Keamanan Informasi.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-4
Selengkapnya, struktur organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
disajikan dalam Gambar 2.1. berikut ini:
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
2.2 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penatakelolaan aplikasi informatika. Dalam menjalankan tugas tersebut,
Ditjen Aplikasi Informatika menyelenggarakan fungsi:
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-5
a. perumusan kebijakan di bidang penatakelolaan e-Government, e-
Business, dan keamanan informasi, peningkatan teknologi dan
infrastruktur aplikasi informatika serta pemberdayaan informatika;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penatakelolaan e-Government, e-
Business, dan keamanan informasi, peningkatan teknologi dan
infrastruktur aplikasi informatika serta pemberdayaan informatika;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penatakelolaan e-Government;
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penatakelolaan e-Government;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatakelolaan e-
Government, e-Business, dan keamanan informasi, peningkatan
teknologi dan infrastruktur aplikasi informatika serta pemberdayaan
informatika;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika;
dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
2.3 ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI DITJEN APLIKASI INFORMATIKA
Isu strategis diperlukan untuk menganalisis perubahan struktur
organisasi yang ada di Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, apakah
struktur itu sudah tepat fungsi, tepat ukuran dan tepat proses. Isu
strategis menjadi salah satu faktor yang akan dijadikan bahan analisis
kajian perubahan organisasi selain faktor-faktor lainnya.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-6
Merujuk pada Buku Profil Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
(Ditjen Aptika) tahun 2015, maka dapat dilihat beberapa isu-isu stategis
yang dihadapi Ditjen Aplikasi Informatika antara lain:
1. Penerapan Electronic Government di Pemerintahan Daerah
Ditjen Aptika mempunyai tugas mengembangkan inovasi
pemerintahan melalui bidang e-Government. Beberapa yang sudah
dikembangkan antara lain adalah :
a. siMAYA Awan
Instansi pemerintah dapat memanfaatkan siMAYA Awan melalui
Internet dengan menggunakan perangkat teknologi informasi, baik
statis maupun mobile, setelah mendapatkan akun (username dan
password). Instansi pemerintah tidak perlu melakukan investasi
pemeliharaan infrastruktur dan perangkat lunak, karena telah
disediakan Ditjen Aptika.
b. siMAYA Intra
Instansi pemerintah yang akan memanfaatkan siMAYA Intra
harus melakukan instalasi terlebih dahulu pada infrastruktur TIK-
nya.
c. Aplikasi Interoperabilitas
Sejak tahun 2011, Ditjen Aplikasi Informatika telah menyediakan
sistem informasi manajemen interoperabilitas dan interkonektivitas
sistem elektronik antar instansi pemerintah yang bernama Aplikasi
MANajemen integrasi dan PerTukaRAn data (MANTRA).
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-7
Aplikasi ini berfungsi sebagai media untuk melakukan verifiasi
dan validasi layanan data elektronik berbasis teknologi Government
Service Bus (GSB).
Implementasi aplikasi MANTRA dapat difungsikan sebagai API
Webservice dan GSB, dimana infrastruktur pengamanan jaringannya
menggunakan PNS-Box. GSB merupakan suatu sistem yang
mengelola integrasi informasi dan pertukaran data antar instansi
pemerintah. Teknologi ini mampu mensinergikan informasi dari
beberapa Web-Application Programming Interface (Web-API) yang
dipandang sebagai media interoperabilitas sistem informasi.
Sedangkan PNS-Box dapat digunakan sebagai router dalam
pembangunan jaringan antarinstansi pemerintah melalui Sistem
Jaringan Private (Private Network Security), dengan menggunakan ISP
lokal.
d. Pusat Penitipan Data
Pusat Penitipan Data (PUSPITA) adalah layanan penitipan data
yang dikelola Direktorat e-Government, diperuntukkan bagi instansi
pemerintah. Layanan ini berfungsi sebagai sarana penitipan data
(free hosting) dengan space yang didapat maksimal 5 GB untuk
kabupaten atau kota, dan 10 GB untuk provinsi atau kementerian.
Untuk dapat menggunakan PUSPITA, pemohon dapat mengajukan
surat yang ditujukan ke Direktorat e-Government. Pemohon akan
mendapatkan akun user name dan password untuk dapat
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-8
mengakses storage melalui layanan Cpanel. PUSPITA telah memiliki
ISO 9001:2008 dan memiliki fasilitas, antara lain:
• Rak : 12 buah
• Server : 7 Server IBMX-series (@48GB RAM) 7 Xserve
• Storage : > 40TB
• Link Internet: 20 MBPS, Link Lokal : 1 Gbps
e. Pemeringkatan e-Government Pemerintah
Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) adalah
kegiatan tahunan Kemkominfo dalam rangka mengevaluasi
penerapan e-Government di Instansi Pemerintah tingkat Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota secara objektif dan komprehensif.
Kegiatan tersebut mencakup aspek Kebijakan, Kelembagaan,
Infrastruktur, Aplikasi, dan Perencanaan.
PeGI ini dilakukan untuk menyediakan acuan bagi
pengembangan dan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah;
memberikan dorongan bagi peningkatan pemanfaatan TIK di
lingkungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang, dan
objektif; mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK di lingkungan
pemerintah secara nasional.
PeGI dilaksanakan pada 4 tingkatan, yaitu kabupaten/kota,
provinsi, kementerian, dan lembaga pemerintah non kementerian
(LPNK) se-Indonesia.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-9
2. Keamanan Siber
Isu-isu keamanan siber menjadi perhatian dunia, hal ini terlihat
ketika untuk pertama kali delegasi Indonesia yang diwakili oleh Ditjen
Aptika, Kementerian Kominfo menghadiri konferensi global pertama
tentang cyberspace di London pada akhir tahun 2011, yang dihadiri
700 peserta dari 60 negara meliputi para Menteri, para pejabat
pemerintah, para pemimpin industri, pewakilan komunitas Internet
dan masyarakat sipil. Para delegasi yang hadir setuju bahwa Internet
harus aman dan terpercaya agar pemerintah, industri dan masyarakat
sipil dapat menjalankan bisnisnya melalui Internet yang aman dan
dengan percaya diri.
Internet memiliki peran ekonomi yang penting sebagai mesin dan
fasilitator pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bangsa dan
negara, terutama di Indonesia. Teknologi Internet telah terbukti
menjadi faktor penting dalam pertumbuhan produktivitas dan inovasi.
Oleh karena itu, Indonesia diharapkan dapat menjadi yang terbaik dan
terpercaya dalam layanan e-commerce di kawasan Masyarakat
Ekonomi ASEAN karena perkembangan Internet yang semakin pesat.
Dunia siber merupakan domain baru pada era informasi
(Information Age) yang penuh dengan kegelisahan sebagai akibat dari
meluapnya informasi. Bell & Wurman (1990) pernah mengemukakan
bahwa berlimpahnya informasi dapat mengakibatkan kecemasan
informasi (information anxiety). Hal ini merupakan implikasi dari new
online reality, manakala perhatian menjadi mudah terpecah dan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-10
menjadi komoditas (attention economy) sehingga dibutuhkan para
stakeholder berskala nasional dan global yang memiliki tanggung
jawab untuk saling berkolaborasi dalam menjaga ketahanan nasional.
Ketersediaan informasi yang akurat/valid dan reliable pada
hakikatnya juga membutuhkan dukungan infrastruktur jaringan yang
memadai dan terpercaya aman dalam mentransmisikan pesan secara
elektronik. Realitasnya, saat ini teknologi infrastruktur sepintas terlihat
sebagai sistem yang membingungkan. Ratusan hingga ribuan
komputer, server, routers, switches, dan kabel fiber optic yang tersebar
di Indonesia menopang infrastuktur kritis nasional saat ini agar
jaringan internet dapat bekerja belum sepenuhnya mementingkan
aspek keamanan informasi padahal keamanan jaringan dan
perlindungan data pribadi berperan penting di era dunia siber saat ini
Namun dengan bertambahnya jumlah laporan insiden keamanan
siber yang terus meningkat, ancaman siber tidak hanya
membahayakan infrastruktur informasi penting yang ada, namun juga
bisa mengancam kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan informasi
yang sensitif yang umumnya kita proses, kirim dan simpan secara
online. Oleh karena itu, untuk memitigasi ancaman siber, pemerintah
Indonesia berencana untuk lebih memperkuat dan memperluas
kapasitas keamanan siber dalam hal struktur kelembagaan dan
koordinasi terkait pengembangan keamanan siber nasional.
Pemerintah sebagai regulator memiliki peranan penting dalam
mewujudkan kesejahteraan bangsa, menstimuli pertumbuhan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-11
ekonomi, serta melindungi berbagai gagasan kreativitas, dan inovasi
masyarakat lokal. Tanggung jawab pemerintah dalam hal ini termasuk
menjaga kesinambungan infrastruktur teknologi nasional yang utama
(kritis) bekerja dengan baik.
Saat ini pemerintah telah memiliki beberapa peraturan
perundang-undangan sebagai kerangka acuan penegakan hukum
keamanan siber di Indonesia, seperti UU Nomor 11 Tahun 2008
tentang , UU Nomor 36 Tahun 1999, UU Nomor 14 Tahun 2008, UU
Nomor 25 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2012. Namun, faktor yang paling utama dan penting adalah
peningkatan kesadaran keamanan siber disemua lapisan baik
pemerintah, industri dan masyarakat sipil, mulai dari murid sekolah,
remaja, orang tua, karyawan, sampai pakar keamanan informasi,
anggota dewan direktur dan komisaris serta para pejabat pemerintah.
Salah satu mahasiswa yang meneliti Keamanan Informasi
Indonesia, Yudhistira Nugraha, dengan asistensi Professor Ian Brown
dari Oxford University, mengemukakan hasil penelitiannya tentang
“Masa Depan keamanan Siber Indonesia“ dengan menggali
berdasarkan lima dimensi cakupan Kapasitas Keamanan Siber yang
terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
1) Kebijakan dan Strategi keamanan Siber
a. Dokumen strategi nasional keamanan siber
b. Respon terhadap insiden
c. Perlindungan terhadap kritis nasional
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-12
d. Manajemen krisis
e. Perhatian terhadap keamanan siber
f. Redudansi sistem elektronik
2) Budaya dan Masyarakat Siber
a. Pola pikir keamanan siber
b. Kesadaran keamanan siber
c. Keyakinan dan kepercayaan pengguna di internet
d. Privasi daring
3) Pendidikan, pelatihan dan keterampilan keamanan siber
a. Ketersediaan pendidikan dan pelatihan nasional bidang
keamanan siber
b. Pengembangan pendidikan nasional bidang keamanan siber
c. Prakarsa pendidikan dan pelatihan keamanan siber di dalam
sektor publik dan swasta
d. Tata kelola organisasi, pengetahuan, dan standar
4) Kerangka hukum dan peraturan keamanan siber
a. Kerangka kerja hukum keamanan siber
b. Fungsi dan kewenangan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan tindak pidana siber
c. Alur laporan pertanggung jawaban terhadap kerentanan
dan kebocoran sistem elektronik
5) Standar, organisasi, dan teknologi keamanan siber
a. Kepatuhan terhadap standar
b. Ketahanan infrastruktur nasional
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-13
c. Pasar keamanan siber
Selanjutnya penelitian menuangkan ke dalam sebuah roadmap
(peta jalan). Seperti halnya suatu peta dalam satu perjalanan. Peta yang
baik akan menuntun organisasi untuk mencapai tujuan tepat waktu
secara efisien dan efektif. Mengingat persoalan keamanan informasi
sangat luas, baik dari segi organisasi maupun cakupan tugas
fungsinya, maka pemetaan strategi sangat penting.
Pemetaan akan mengingatkan masing-masing unit pelaksana
akan tugas fungsinya, kejelasan wewenangnya, serta inventarisasi
tugas-tugas yang belum dilakukan. Selain itu, keamanan informasi
akan lebih mengetahui permasalahan yang ada serta strategi yang
perlu dilakukan. Manfaat yang diperoleh dengan adanya roadmap
antara lain:
1. Perjalanan lebih terarah.
2. Strategi jelas. Apabila strategi tumpang tindih dengan strategi
lainnya, overlapping akan diketahui karena perjalanan akan
kembali pada milestone tertentu (strategi tidak dilakukan dalam
waktu bersamaan). Apabila strategi tumpang tindih dengan
strategi lainnya (strategi tidak dilakukan dalam waktu
bersamaan), overlapping akan lebih mudah diketahui karena
perjalanan.
3. Kegiatan terpetakan. Apabila terdapat penyimpangan maka
semua pihak dapat melakukan koreksi yang diperlukan atau
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-14
adaptasi pada penyimpangan tersebut dan mengarahkan
kembali ke jalur yang sudah ditetapkan.
4. Kondisi awal teridentifikasi secara menyeluruh. Dengan
demikian, strategi yang akan diambil tidak bertentangan dengan
kondisi ada.
5. Strategi yang diambil dipahami menyeluruh oleh semua pihak
sehingga semua mengetahui tugas masing-masing dalam
pelaksanaan strategi.
Peta masa depan keamanan siber di Indonesia terdiri dari 20
langkah rekomendasi yang disarankan untuk mengembangkan
kapasitas keamanan siber di Indonesia dituliskan ke dalam
sebuah Buku Putih berjudul The Future of Cybersecurity Capacity in
Indonesia yang ditulis oleh Tim dari Universitas Oxford bekerjasama
dengan Telkom University dan Ditjen Aplikasi Informatika,
Kementerian Komunikasi dan Informatika, diharapkan dapat mengisi
kesenjangan yang ada terkait pengembangan kapasitas keamanan
siber nasional serta memberikan perhatian yang lebih kepada agenda
prioritas yang perlu dilaksanakan dalam rangka memperkuat kapasitas
keamanan siber di Indonesia. 20 faktor kapasitas yang menjadi
rekomendasi diantara tahapan start-up dan formative dengan
beberapa faktor untuk mencapai tahapan established, tetapi tidak ada
yang dijangkau secara penuh dari berbagai tahapan. Peta 20
rekomendasi tersebut digambarkan sebagai berikut :
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-15
1. Mengembangkan strategi keamanan cyber nasional (NCSS).
2. Memperkuat peran dan koordinasi fungsi ID-SIRTII/CC
sebagai nasional CERT.
3. Membuat daftar proyek penting infrastruktur nasional dan
membuka kerjasama dengan semua stakeholders dan
perusahaan yang bergerak dibidang proyek tersebut.
4. Mengadakan pelatihan manajemen krisis tingkat nasional
dengan melibatkan semua yang berkepentingan dalam rangka
persiapan yang kuat dan matang dalam penanganan insiden
siber.
5. Membuat dan membangun masyarakat yang peka dan
peningkatan kemampuan militer untuk melindungi
kepentingan nasional di dunia maya.
6. Membangun tim respon darurat dalam mengantisipasi segala
kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.
7. Mengembangkan strategi komunikasi cyber security untuk
memperkuat dan memperluas kampanye cyber security
nasional.
8. Pengembangan portal nasional yang memegang kendali
penuh tentang kewaspadaan tentang siber baik di tengah
masyarakat, pemerintah, dan swasta.
9. Mengembangkan promosi yang lebih besar untuk
meningkatkan kepercayaan dalam layanan online, seperti
layanan e-government dan e-commerce.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-16
10. Mengembangkan strategi pemasaran standar untuk
mempromosikan privasi online untuk melindungi data pribadi.
11. Mengidentifikasi pusat keunggulan pendidikan dan penelitian
tentang keamanan siber untuk menemukan kekuatan dan
memberikan investasi terfokus untuk mengatasi
kesenjangan yang ada.
12. Mengadakan program pendidikan dan pelatihan keamanan
siber pada setiap karyawan pemerintah, BUMN dan swasta.
13. Membuat registrasi nasional untuk jaminan informasi
dan dewan pakar keamanan siber lintas sektor (publik dan
privat) untuk menumbuhkan bakat baru sebagai
sebuah profesi.
14. Meningkatkan kewaspadaan oleh pejabat pemerintah dan
seluruh perusahaan yang memegang peranan penting tentang
keamanan data sensitive tentang bahaya nya interaksi siber.
15. Meninjau ulang segala aturan hukum yang ada, sebagai
contoh perubahan UU ITE tentang pasal yang ada dalam
undang-undang tersebut apakah masih relevan atau tidak
dalam memerangi kejahatan siber.
16. Ketegasan dalam penegakkan hukum dan peningkatan
kemampuan jaksa dalam penyelidikan kejahatan siber dan
membawanya ke pengadilan.
17. Membuat sistem pelaporan tunggal operator sistem
elektronik untuk pelayanan publik untuk melaporkan dan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
II-17
mengungkapkan insiden siber dan pencurian data sehingga
dapat dilakukan aksi/tindakan.
18. Menghimbau peningkatan keamanan dalam proses
pengadaan barang jasa pemerintah dalam rangka penguatan
sistem keamanan siber nasional.
19. Membuat unit kerja pemerintah di bawah kementerian terkait
yang memantau dan mengendalikan langsung dalam hal
keamanan dan ketahanan siber Indonesia.
20. Memberikan subsidi terhadap perusahaan dalam negeri yang
memberikan kontribusi produk dalam masalah keamanan
siber dan mendorong pangsa pasarnya.
Dari peta masa depan keamanan siber tersebut telah menunjukan
banyak rambu-rambu dan kotak-kotak yang harus diwaspadai selama
dalam perjalanan. Namun sebagaimana perjalanan seharusnya tersusun
dengan baik tujuan awal dan akhir dan prioritas mana yang harus dilakukan
terlebih dahulu. Apakah Peta 20 rekomendasi tersebut berusaha
menunjukan urutan prioritas yang sebenarnya dan sesuai realita harus dicek
dengan kondisi dan kenyataan yang dihadapi. Namun kami beranggapan 20
rekomendasi tersebut telah mewakili kondisi yang mungkin ada dan terjadi
di Indonesia. Permasalahan kedua yakni terkait budaya birokrasi, bahwa
sebuah Roadmap dapat dijadikan sebagai rujukan apabila telah disetujui
oleh para pihak yang terkait dalam ekosistem tersebut dan disahkan oleh
Negara sebagai pemegang otoritas.
III-1
Bab 3
Rumusan Strategi dan Program Prioritas
3.1 RENCANA STRATEGIS DITJEN APLIKASI INFORMATIKA
Dalam penyusunan rencana strategis, Ditjen APTIKA mengacu pada
Trisakti sebagai idealisme pembangunan pemerintahan, yaitu melakukan
pembangunan melalui Kedaulatan (Politik), Kemandirian (Ekonomi
Berdikari), dan Kepribadian (Kebudayaan dan jati diri bangsa).
Dengan menyadari potensi sekaligus tantangan yang ada, Aptika
telah menyepakati sebuah skenario strategis pembangunan TIK dalam
menunjang visi Indonesia 2025 melalui perekonomian berbasis industri
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
III-2
digital. Skenario tersebut digambarkan sebagai “rumah" yang hendak
dibangun dalam sinergi Aptika, Maka tersusun 6 (enam) rencana strategis
Ditjen Aplikasi Informatika:
1) Terseleggaranya sistem elektronik yang andal, aman, dan
bertanggung-jawab;
2) Terwujudnya sistem elektronik yang meningkatkan kemampuan
masyarakat memanfaatkan sistem elektronik;
3) Terwujudnya peningkatan ekonomi lokal dan kesempatan kerja;
4) Terselenggaranya layanan administrasi publik yang inovatif dan
berkualitas;
5) Terselenggaranya layanan digital yang mendorong efisiensi dan
produktivitas industri; dan
6) Terselenggaranya ekosistem digital yang mendorong tumbuhnya
inovasi dan industri baru berbasis digital.
Selanjutnya, dari rencana tersebut, arah dan sasaran kebijakan Ditjen
Aplikasi Informatika sebagai berikut:
1) Terselenggaranya sistem elektronik yang andal, aman dan
bertanggungjawab:
a. Tersedianya kebijakan strategis cyber security nasional;
b. Penerapan standar keamanan informasi di sektor strategis;
c. Terlaksananya sistem elektronik yang tanggap terhadap insiden
di sektor strategis;
d. Menjaga integritas pada ranah digital;
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
III-3
e. Terselenggaranya proses penegakan hukum bidang TIK; dan
f. Terselenggaranya capacity building dan kerjasama untuk
peningkatan SDM.
2) Terwujudnya sistem elektronik yang meningkatkan kemampuan
masyarakat memanfaatkan sistem elektronik:
a. Meningkatnya proses edukasi sistem elektronik yang
meningkatkan
kemampuan masyarakat memanfaatkan sistem elektronik;
b. Tersedianya sistem elektronik lebih ekonomis, dan mudah
diakses;
c. Meningkatnya budaya pemanfaatan aplikasi informatika dan
gerakan komunitas pendukung;
d. Meningkatnya pemberdayaan TIK untuk perempuan, anak dan
warga berkebutuhan khusus;
e. Terselenggaranya kemitraan nasional dan internasional bidang
TI;
f. Perlindungan masyarakat dari dampak negatif dari TIK baik
content
maupun sampah elektronik.
3) Terwujudnya peningkatan ekonomi lokal dan kesempatan kerja:
a. Terwujudnya kesiapan ekosistem industri kreatif digital
Indonesia;
b. Terwujudnya kemandirian industri aplikasi dan konten;
c. Berkembangnya e-business di Indonesia;
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
III-4
d. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan
teknologi
untuk peningkatan ekonomi;
e. Mendorong tumbuhnya technopreneur lokal.
4) Terselenggaranya layanan administrasi publik yang inovatif dan
berkualitas:
a. Tersedianya tata kelola data dan informasi untuk penyedia
layanan publik;
b. Tersedianya manajemen layanan publik berbasis e-Government
yang efektif dan efisien;
c. Meningkatnya kapasitas, kompetensi dan modal sosial SDM
Ditjen APTIKA;
d. Meningkatnya kepuasan publik terhadap layanan administrasi
untuk publik;
e. Terintegrasinya layanan publik melalui smart government; dan
f. Terselenggaranya eGovernment dalam penyelenggaraan n
otonomi daerah.
5) Terselenggaranya layanan digital yang mendorong efisiensi dan
produktivitas industri:
a. Terselenggaranya pemanfaatan TIK yang ramah lingkungan;
b. Terselenggaranya integrasi layanan pada sistem elektronik
industri;
c. Terwujudnya peningkatan efisiensi supply-management pada
industri.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
III-5
6) Terselenggaranya ekosistem digital yang mendorong tumbuhnya
inovasi dan industri baru berbasis digital:
a. Tumbuhnya industri-industri baru berbasiskan sistem
elektronik;
b. Tersedianya layanan untuk pengembang sehingga medorong
terciptanya aplikasi dan layanan digital.
III-6
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
3.2 OUTCOME
Tabel 3.1.
Hasil Jenjang Jabatan Eselon I dan Eselon II Ditjen Aplikasi Informatika
OBJECTIVE SASARAN OUTCOME ESELON I
ESELON II
NAMA JABATAN OUTCOME
1. Persiapan
menghadapi skenario
strategis
pembangunan TIK
dalam menunjang visi
indonesia 2025
melalui
perekonomian
berbasis digital
2. Peralihan sebagian
tugas dan fungsi
Keamanan siber ke
lembaga lain
(terbentuknya BSSN)
1. Meningkatkan penyelenggaraan
sistem dan transaksi elektronik
yang andal, aman dan
bertanggungjawab
Tersedianya kebijakan,
regulasi & tata kelola sistem
dan transaksi elektronik
Terselenggaranya pelayanan
publik yang aman, andal dan
bertanggungjawab serta
transparan dan akuntabel
Terselenggaranya proses
penegakan hukum bidang TIK
Tersedianya sarana dan
Terselenggaranya
operasional Aplikasi
Informatika yang
kompetitif dan
mampu mendukung
tercapainya tujuan
pembangunan
nasional yang di
amanatkan di dalam
UU ITE, PPSTE dan
Nawacita Presiden
Direktorat Tata Kelola
Aplikasi Informatika
Terwujudnya tata kelola bidang
aplikasi informatika di Indonesia
yang mampu menciptakan
perlindungan hukum, kepastian
hukum, peningkatan pelayanan
kemasyarakat, birokrasi yang
transparan dan efisien dan
kesejateraan rakyat.
Direktorat Layanan
Aplikasi Informatika
Pemerintahan
Terselenggaranya layanan
informatika di lingkungan
pemerintahan pusat dan daerah
III-7
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
3. Tantangan terkait
penerapan electronic
government di
pemerintahan daerah
prasarana yang memastikan
kedaulatan, kemandirian,
keterpaduan dalam
penyelenggaraan n pelayanan
publik bidang TIK
2. Meningkatkan ekosistem
kreatifitas dan inovasi di bidang
TIK untuk ketahanan ekonomi
dan daya saing bangsa
Terwujudnya kesiapan
ekosistem industri kreatif
digital indonesia
Terwujudnya kemandirian
industri aplikasi & konten
Berkembangnya e-business di
Indonesia
Terselenggaranya
pemanfaatan TIK yang ramah
lingkungan
3. Meningkatkan Kapasitas dalam
pemanfaatan TIK
meningkatkan masyarakat
dalam e-UMKM
Meningkatkan fasilitasi,
yang mampu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat
dalam meningkatkan
pembangunan nasional
Direktorat
Pengembangan Ekonomi
Digital
Terselenggaranya kemandirian
masyarakat di sektor strategis dan
digitalisasi sektor ekonomi lainnya
guna terciptanya industri bisnis
yang kondusif dan kompetitif
sehinggah mampu menopang
perekonomian nasional
Direktorat
Pemberdayaan
Informatika
Terselenggaranya pemberdayaan
informatika yang mampu
meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan
melalui penggunaan aplikasi
informatika secara bijak dan
bertanggung jawab dan
bermanfaat
III-8
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
edukasi dan budaya
pemanfaatan TIK secara
CAKAP
Terselenggaranya kemitraan
nasional dan internasional
bidang TIK
Meningkatkan pemberdayaan
TIK untuk perempuan, anak &
warga berkebutuhan khusus
4. Pembangunan kapasitas internal
SDM APTIKA dlm mendukung
aktifitas implementasi
program-program APTIKA
Direktorat Pengendalian
Aplikasi Informatika
Terselenggaranya pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan
bidang aplikasi informatika
sehingga tercipta suasana yang
kondusif, sehat, dan bertanggung
jawab sehingga mampu
menunjang pembangunan nasional
sesuai dengan amanat UU Dasar,
UU ITE, PPSTE dan Nawacita
Presiden Wakil Presiden
III-9
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
3.3 OUTPUT
Tabel 3.2.
Keluaran Setiap Jenjang Jabatan Eselon III dan Eselon IV Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Direktorat Tata
Kelola Aplikasi
Informatika
Subdit. Tata Kelola
Sistem Elektronik &
Ekonomi Digital
Menjabarkan UU ITE dan PP 82
PSTE terkait Sistem Elektronik &
Ekonomi Digital
Mengidentifikasikan dan menelaah
kebijakan dan regulasi yang
dibutuhkan terkait sistem
elektronik dan ekonomi digital
sesuai kebutuhan dan
perkembangan.
Kebijakan Turunan Perpres Peta
Jalan Ecommerce
Menyusun dan melaksanakan
strategi ekosistem ekonomi digital
nasional (KBLI, DNI) dan
Seksi Perencanaan
Tata Kelola Sistem
Elektonik & Ekonomi
Digital
- Tata kelola Pusat informasi jaringan
internet/ID NIC
- Menyusun dan melaksanakan strategi
ekosistem ekonomi digital nasional (KBLI,
DNI) dan Internasional (RCEP, CEPA, AFAS,
WTDC, dll)
- Penyusunan Regulasi:
Kebijakan/Regulasi ttg perubahan
atas PP PSTE,
Kebijakan/Regulasi Tata kelola sistem
Elekronik,
Kebijakan/Regulasi Kompetensi
tenaga ahli
Kebijakan/Regulasi tata cara dan
III-10
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Internasional (RCEP, CEPA, AFAS,
WTDC, dll)
Penyusunan Regulasi:
- Kebijakan/Regulasi ttg
perubahan atas PP PSTE,
- Kebijakan/Regulasi Tata kelola
sistem Elekronik,
- Kebijakan/Regulasi Kompetensi
tenaga ahli
- Kebijakan/Regulasi tata cara
dan persayaratan pendaftaran
penyelenggaraan agen
elektronik,
- Kebijakan/Regulasi Sertifikat
kelaikan sistem Elektronik,
- Kebijakan/Regulasi lembaga
persayaratan pendaftaran
penyelenggaraan agen elektronik,
Kebijakan/Regulasi Sertifikat kelaikan
sistem Elektronik,
Kebijakan/Regulasi lembaga sertifikat
keandalan.
Kebijakan/Regulasi ttg integrasi
layanan pendaftaran PSE,
Kebijakan/Regulasi kredit usahan
rakyat di bidang aplikasi informatika,
Kebijakan/Regulasi ttg Audit PSE pada
penyelenggaan Pelayanan Publik,
Kebijakan/Regulasi Persyaratan teknis
perangkat keras sistem elektronik.
Kebijakan/Regulasi perangkat lunak
sistem elekttronik.
III-11
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
sertifikat keandalan.
- Kebijakan/Regulasi ttg integrasi
layanan pendaftaran PSE,
- Kebijakan/Regulasi kredit
usahan rakyat di bidang aplikasi
informatika,
- Kebijakan/Regulasi ttg Audit
PSE pada penyelenggaan
Pelayanan Publik,
- Kebijakan/Regulasi Persyaratan
teknis perangkat keras sistem
elektronik.
- Kebijakan/Regulasi perangkat
lunak sistem elekttronik.
Front office layanan terintegrasi
aplikasi informatika
Tata kelola Pusat informasi
jaringan internet/ID NIC
Tata kelola nama domain
Seksi Penerapan Tata
Kelola Sistem
Elektronik & Ekonomi
Digital
Tata kelola nama domain indonesia
Tata kelola intensifikasi PNBP bidang
Aptika
Front office layanan terintegrasi aplikasi
informatika:
Permohonan/pendaftaran
domain.go.id, desa.id
Permohonan siMAYA dan PNSmail,
Pendaftaran penyelenggaraan sistem
elektronik (PSE),
Permohonan Pusat Penitipan data
(PUSPITA),
Permohonan layanan sistem whitlist
nusantara,
Pendaftaran klasifikasi permainan
interaktif elektronik,
Pelayanan hasil audit penyelenggaaan
sistem elektronik (PSE),
Pelayanan pengaduan kasus tindak
pidana ITE,
III-12
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
indonesia
Tata kelola intensifikasi PNBP
bidang Aptika
Tata kelola perlindungan
informasi sektor TIK
Pengaduan konten internet bermuatan
negatif (Trust+)
Pendafataran sistem manajemen
pengamanan informasi (SMPI),
Pelayanan Permohonan Sertifikasi
kelaikan Sistem
Subdirektorat
Tata Kelola
Perlindungan Data
Pribadi
- Draft Penyusunan Materi RUU TCI
bagian dari KUHAP
- Menjabarkan UU ITE dan PP 82 PSTE
sesuai Perlindungan Data Pribadi.
- Mengidentifikasikan dan menelaah
kebijakan dan regulasi yang
dibutuhkan terkait Perlindungan Data
Pribadi sesuai kebutuhan dan
perkembangan.
- Pembentukan komisi perlindungan
data pribadi
- Penyusunan Regulasi:
RUU Perlindungan data Pribadi,
Seksi Perencanaan
Tata Kelola Data
Perlindungan Data
Pribadi
- Draft Penyusunan Materi RUU TCI bagian
dari KUHAP
- Menjabarkan UU ITE dan PP 82 PSTE sesuai
Perlindungan Data Pribadi.
- Mengidentifikasikan dan menelaah
kebijakan dan regulasi yang dibutuhkan
terkait Perlindungan Data Pribadi sesuai
kebutuhan dan perkembangan.
- Pembentukan komisi perlindungan data
pribadi
Seksi Penerapan Tata - Penyusunan Regulasi:
III-13
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
PP ttg tandatangan digital
intansi penyelenggaraa
negara,
Kebijakan/Regulasi perubahan
ttg penaganan situs
bermuatan negatif,
Kebijakan/Regulasi
pengiriman informasi yang
bersifat menganggu/SPAM,
Kebijakan/Regulasi ttg
Kaminfo untuk sektor
Strategis,
Kelola Perlindungan
Data Pribadi
RUU Perlindungan data Pribadi,
PP ttg tandatangan digital intansi
penyelenggaraa negara,
Kebijakan/Regulasi perubahan ttg
penaganan situs bermuatan negatif,
Kebijakan/Regulasi pengiriman informasi
yang bersifat menganggu/SPAM,
Kebijakan/Regulasi ttg Kaminfo untuk sektor
Strategis,
Subdirektorat Tata
Kelola Sistem
Elektronik
Pemerintahan
- Menjabarkan UU ITE dan PP 82
PSTE terkait Perlindungan
Inftrastruktur Informasi Digital
- Mengidentifikasikan dan menelaah
kebijakan dan regulasi yang
dibutuhkan terkait perlindungan
infrastruktur informasi digital
sesuai kebutuhan dan
Seksi Perencanaan
Tata Kelola Sistem
Elektronik
Pemerintahan
Menyusun regulasi bidang e-government/
asitektur nasional bidang TIK (roadmap e-
comenrce roadmap e-gov, blueprint e-
gov),
Menjabarkan UU ITE dan PP 82 PSTE
terkait Perlindungan Inftrastruktur
Informasi Digital
Mengidentifikasikan dan menelaah
III-14
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
perkembangan.
- Menyusun regulasi bidang e-
Government/ asitektur nasional
bidang TIK (roadmap e-comenrce,
roadmap e-gov, blueprint e-gov),
- Kebijakan/Regulasi pusat
koordinasi penanganan insisden
bidang TIK.
- Kebijakan/Regulasi ttg standar
keamanan informasi untuk sektor
strategis,
- Kebijakan/Regulasi
penyelengaraan pusat data dan
jaringan intra pemerintah,
- lampiran RPM untuk standar teknis
kompetensi perangkat daerah
bidang aptika,
- Kebijakan/Regulasi ttg
perlindungan informasi
infrastruktur kritikal,
kebijakan dan regulasi yang dibutuhkan
terkait perlindungan infrastruktur
informasi digital sesuai kebutuhan dan
perkembangan.
Seksi Penerapan Tata
Kelola Sistem
Elektronik
Pemerintahan
- Kebijakan/Regulasi pusat koordinasi
penaganan insiden bidang TIK.
- Kebijakan/Regulasi ttg standar keamanan
informasi untuk sektor strategis,
- Kebijakan/Regulasi penyelengaraan pusat
data dan jaringan intra pemerintah,
- lampiran RPM untuk standar teknis
kompetensi perangkat daerah bidang
aptika,
- Kebijakan/Regulasi ttg perlindungan
informasi infrastruktur kritikal,
- Kebijakan/Regulasi strategi keamanan
siber nasional
- Kebijakan/Regulasi penyelenggaraan
pusat data pada instansi penyelenggaraa
III-15
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- Kebijakan/Regulasi strategi
keamanan siber nasional
- Kebijakan/Regulasi
penyelenggaraan pusat data pada
instansi penyelenggaraa negara,
- Kebijakan/Regulasi tentang
interoperabilitas sistem elektronik
instansi penyelenggaraan negara,
- Kebijakan/Regulasi tentang
penyelenggaraan portal dan situs
web badan pemerintahan,
- Kebijakan/Regulasi sistem
elektronik perkantoran badan
Pemerintahan (e-Office),
negara,
- Kebijakan/Regulasi tentang
interoperabilitas sistem elektronik
instansi penyelenggaraan negara,
- Kebijakan/Regulasi tentang
penyelenggaraan portal dan situs web
badan pemerintahan,
- Kebijakan/Regulasi sistem elektronik
perkantoran badan Pemerintahan (e-
Office),
Subdirektorat
Tata Kelola
Sertifikat Elektronik
- Penyusunan regulasi pembinaan
jabatan fungsional master e-
government dan manggala
informatika
Seksi Perencanaan
Tata Kelola Sertifikasi
Elektronik
Terlaksananya:
- Penjabaran UU ITE dan PP 82 PSTE terkait
Sertifikat Elektronik
- Kebijakan/Regulasi ttg penyelenggaraan
III-16
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- Menjabarkan UU ITE dan PP 82
PSTE terkait Sertifikat Elektronik
- Kebijakan/Regulasi ttg
penyelenggaraan sertifikat
elektronik (PSre),
- Kebijakan/Regulasi ttg tata cata
memiliki sertifikat elektronik,
- Bertugas membuat kebijakan
implementasi sertifikat digital
pada layanan pemerintah dan non
pemerintah,
- Kebijakan membangun registration
authority (RA) nasional di sektor,
- Strategi implementasi Sertifikat
Digital pada layanan pemerintah
dan non pemerintah,
- Menyusun kebijakan, standar dan
panduan teknis CA,
- Membantu sektor menyusun
regulasi (payung hukum)
sertifikat elektronik (PSre),
- Kebijakan/Regulasi ttg tata cata memiliki
sertifikat elektronik,
Seksi Penerapan Tata
Kelola Sertifikat
Elektronik
Terlaksananya:
- Kebijakan membangun registration
authority (RA) nasional di sektor,
- Strategi implementasi Sertifikat Digital
pada layanan pemerintah dan non
pemerintah,
- Menyusun kebijakan, standar dan panduin
teknis CA,
- Membantu sektor menyusun regulasi
(payung hukum) implemetasi di masing-
masing sektor.
- Bertanggungjawab membangun PNBP agar
pembiayaan implementasi sertifikat digital
dapat dibiayai tanpa menggunakan
anggaran APBN.
- Penyusunan regulasi pembinaan jabatan
III-17
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
implemetasi di masing-masing
sektor.
- Bertanggungjawab membangun
PNBP agar pembiayaan
implementasi sertifikat digital
dapat dibiayai tanpa menggunakan
anggaran APBN.
- Penyusunan kebijakan sertifikasi
kelaikan sistem elektronik
fungsional master e-government dan
manggala informatika
Direktorat Layanan
Aplikasi Informatika
Pemerintahan
Subdirektorat
Infrastruktur dan
Teknologi
Interoperabilitasi
Pemerintahan
- Back office Pelayanan data Center
meliputi layanan hosting, VPS,
maintanance perangkat
pendukung
- Layanan jaringan intra pemerintah
(Instalasi PNS BOX + IP Sistem
elektronik pemerintah)
- Layanan pertukaran data dan
integrasi aplikasi informatika
(GSB-Mantra)
Seksi Teknologi &
Infrastruktur Aplikasi
Informatika
Pemerintahan
Terlaksananya:
- Back office Pelayanan data Center meliputi
layanan hosting, VPS, maintanance
perangkat pendukung
- Layanan jaringan intra pemerintah
(Instalasi PNS BOX + IP Sistem elektronik
pemerintah)
- Hasil Big Data Analysis bagi kepentingan
Pemerintah
III-18
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- interoperabilitas metadata di
bidang pembinaan pengelolaan
layanan berbagi data antar aplikasi
pengolah data pemerintah;
- Mengolah hasil Big Data Analysis
bagi kepentingan Pemerintah
- Back office Pendaftaran Sistem
Elektronik Penyelenggara Negara
Seksi Interoperabilitas
& intekonektivitas
Aplikasi Informatika
Pemerintahan
Terlaksananya:
- Layanan pertukaran data dan integrasi
aplikasi informatika (GSB-Mantra)
- interoperabilitas metadata di bidang
pembinaan pengelolaan layanan berbagi
data antar aplikasi pengolah data
pemerintah;
Subdirektorat
Layanan Aplikasi
Informatika
Pemerintahan
Daerah
- Layanan nama domain pemerintah
dan desa (Implementasi PP 12 Thn
2017 ttg pembinaan dan
pengawasan pemerintahan daerah
khusus bidang tata kelola e-
government)
- Layanan Smartcity
- Pelaksanaan assessment
Penyelenggaraan e-Government
- Pelaksanaan standar penerapan
teknologi e-government dengan
software legal berbasis free open
Seksi Pengembangan
Aplikasi Layanan
Kepemerintahan
daerah
Terlaksannya:
- Back office Layanan nama domain
pemerintah dan desa (Implementasi PP 12
Thn 2017 ttg pembinaan dan pengawasan
pemerintahan daerah khusus bidang tata
kelola e-government)
- Pelaksanaan standar penerapan teknologi
e-government dengan software legal
berbasis free open source software
Seksi data dan Terlaksananya:
III-19
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
source software
- Implementasi
interoperabilitas/interkonektivitas
lintas sektor mulai pada tahap
koordinasi/kerjasama terkait
kebutuhan sharing, ketersediaan
(wali data), konsitensi data,
pemetaaan data)
informasi layanan
aplikasi informatika
PEMDA
- Layanan Smartcity
- Pelaksanaan assessment Penyelenggaraan
e-Government
- Implementasi
interoperabilitas/interkonektivitas lintas
sektor mulai pada tahap
koordinasi/kerjasama terkait kebutuhan
sharing data, ketersediaan Data(wali
data), konsitensi data, pemetaaan data)
Subdirektorat
Layanan Aplikasi
Informatika
POLHUKAM (10)
Kemendagri
Kemlu
Kemhan
Kumham
Kominfo
KemenPan RB
- Pelaksanaan standar penerapan
teknologi e-government dengan
software legal berbasis free open
source software
- Peningkatan kapasitas dan layanan
roadmap e-government per sektor
:
Aspirasi dan pengaduan
terpadu
Sistem informasi administrasi
Seksi Pengembangan
Layanan Aplikasi
Informatika
POLHUKAM
Terlaksananya:
- Pelaksanaan standar penerapan teknologi
e-government dengan software legal
berbasis free open source software,
- Peningkatan kapasitas dan layanan
roadmap e-government per sector
Seksi Data dan
Informasi Layanan
Terlaksananya:
- Implementasi
III-20
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Kejagung
TNI
Polri
kependudukan
Sistem informasi peradilan
Standarisasi seluruh portal K/L
Layanan e-office
Standarisasi informasi back
office
Integrasi dasar pada seluruh
K/L
PNS data Managemen
Nasional Presiden Priority
dashboard
Nasional big data
E-voting
Nasional single portal
Implementasi
interoperabilitas/interkonektivitas
lintas sektor mulai pada tahap
koordinasi/kerjasama terkait
kebutuhan sharing data, ketersediaan
Aplikasi Informatika
POLHUKAM
interoperabilitas/interkonektivitas lintas
sektor mulai pada tahap
koordinasi/kerjasama terkait kebutuhan
sharing data, ketersediaan data (wali
data), konsitensi data, pemetaaan data
dan penyusunan regulasi & standar)
III-21
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
data(wali data), konsitensi data,
pemetaaan data dan penyusunan
regulasi & standar)
Subdirektorat
Layanan Aplikasi
Informatika
PEREKONOMIAN
(10)
Kemenkeu
Kemenakertrans
KemenPerin
KemenDag
KemenPUPR
KemenTan
KemenLingkungan
hidup dan
Kehutanan
Kemen Agraria dan
Tata Ruang
- Terselenggaranya standar
penerapan teknologi e-
government dan free open source
software
- Peningkatan kapasitas dan layanan
roadmap e-government per sektor
:
E-payment bantuan tunai
nasional
Integrasi dan pelaporan expor
impor
e-budegting nasional
Perizinan online terintegrasi
Nasional Single Window
Seksi Pengembangan
Layanan Aplikasi
Informatika
Perekonomian
Terlaksananya:
- Terselenggaranya standar penerapan
teknologi e-government dan free open
source software
Peningkatan kapasitas dan layanan roadmap
e-government per sektor
Seksi data dan
informasi Layanan
Aplikasi Informatika
Perekonomian
Terlaksananya:
Implementasi
interoperabilitas/interkonektivitas lintas
sektor mulai pada tahap
koordinasi/kerjasama terkait kebutuhan
sharing data, ketersediaan data(wali data),
konsitensi data, pemetaaan data dan
penyusunan regulasi & standar)
III-22
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Kemen BUMN
Kemen Koperasi
dan UKM
Implementasi
interoperabilitas/interkonektivitas
lintas sektor mulai pada tahap
koordinasi/kerjasama terkait
kebutuhan sharing data, ketersediaan
data(wali data), konsitensi data,
pemetaaan data dan penyusunan
regulasi & standar)
Subdirektorat
Layanan Aplikasi
Informatika
Kemaritiman dan
PMK (14)
KemenESDM
KemenHub
Kemen Kelautan
dan Perikanan
Kemen Pariwisata
- Terselenggaranya standar
penerapan teknologi e-
government dan free and open
source software
- Peningkatan kapasitas dan layanan
roadmap e-government per sektor
:
Informasi penunjang sektor
pertanian dan perikanan
Pembinaan Sistem Elektronik
Seksi Pengembangan
Layanan Aplikasi
Informatika
Kemaritiman & PMK
Terlaksannya:
- Standar penerapan teknologi e-
government dan free and open source
software
- Peningkatan kapasitas dan layanan
roadmap e-government per sektor :
Seksi data dan
informasi Layanan
Aplikasi Informatika
Terlaksananya:
Implementasi
interoperabilitas/interkonektivitas lintas
III-23
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Kemen Agama
Kemendikbud
Ristek Dikti
KemenKes
Kemen Sosial
Kemen Desa PDTT
Kemen PPPA
Kemenpora
Destruktive di bidang
Transportasi
Pangkalan Data Pendidikan
nasional (Kemendikbud,
Kemenristek Dikti, Kemenag)
Platform Integrasi Data
Pengentasan kemiskinan
Model Aplikasi Event Olahraga
(Nasional dan Internasional)
Tata kelola IT Perhotelan dan
Arena Pariwisata lainnya
Kemaritiman & PMK
sektor mulai pada tahap
koordinasi/kerjasama terkait kebutuhan
sharing data, ketersediaan data (wali data),
konsitensi data, pemetaaan data dan
penyusunan regulasi & standar)
Direktorat
Pemberdayaan
Informatika
Subdirektorat
Literasi Digital
- Identifikasi Literasi Digital
Indonesia
- Perancangan Model Literasi Digital
- Menyusun Strategi Literasi Digital
- Pembuatan Materi dan Bahan
Literasi Digital
- Evaluasi Literasi Digital
Seksi
Perancangan Literasi
Digital
Terlaksananya:
- Identifikasi Literasi Digital Indonesia
- Perancangan Model Literasi Digital
- Menyusun Strategi Literasi Digital
- Pembuatan Materi dan Bahan Literasi
Digital
- Evaluasi Literasi Digital
III-24
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- Bimtek dan sosialisasi Internet
cerdas, kreatif dan produktif
(Intenet CAKAP),
- Sosialisasi UU ITE dan PPSTE,
- Awarness Pemanfaatan TIK yang
aman bagi masyarakat
- Edukasi perlindungan data pribadi
didalam sistem elektronik
- Awarness e-commerce
- Fasilitasi dan sosialisasi Child
Online Protection
- Fasilitasi Festival Literasi Digital
- Evaluasi Literasi Digital
Seksi Penerapan
Literasi Digital
Terlaksananya:
- Awarness Pemanfaatan TIK yang aman
bagi masyarakat
- Awarness e-commerce
- Fasilitasi dan sosialisasi Child Online
Protection
- Edukasi perlindungan data pribadi
didalam sistem elektronik
- Bimtek dan sosialisasi Internet cerdas,
kreatif dan produktif (Intenet CAKAP),
- Sosialisasi UU ITE dan PPSTE
- Fasilitasi Festival Literasi Digital
Subdirektorat
Pemberdayaan
Komunitas TIK
- Identifikasi Komunitas TIK
- Perancangan Model Pemberdayaan
Komunitas TIK
- Penguatan dan Pembinaan
Komunitas TIK
- Fasilitasi Pemberdayaan Komunitas
TIK
Seksi Perancangan
Pemberdayaan
Komunitas TIK
- Identifikasi dan Pemetaan Komunitas TIK
- Perancangan Model Pemberdayaan
Komunitas TIK
- Evaluasi Pemberdayaan Komunitas TIK
Seksi Penerapan
Pemberdayaan
- Penguatan dan Pembinaan Komunitas TIK
- Fasilitasi Pemberdayaan Komunitas TIK
III-25
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- Fasilitasi Temu Komunitas TIK
Daerah dan Nasional
- Fasilitasi Showcase Komunitas TIK
- Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
TIK
Komunitas TIK (Relawan Goes To School, Komunitas
Kebaya-Kopi-Buku, Jagongan Media
Rakyat, Jalin Merapi dll)
- Fasilitasi Temu Komunitas TIK Daerah dan
Nasional (Festival TIK, Festival Desa TIK,
dll)
- Fasilitasi Showcase Komunitas TIK
Subdirektorat
Pemberdayaan
Kapasitas TIK
- Pembentukan Teknopreneur
melalui:
Ignition,
Workshop,
Hacksprint,
Bootcamp, dan
incubation.
- Mempertemukan antara demand
dan supply
- Menyusun business model terbaik
- Merancang model pembinaan
developer aplikasi, developer
perangkat Internet of Things (Iot),
Seksi Perancangan
Pemberdayaan
Kapasitas TIK
- Menyusun business model terbaik
- Identifikasi dan Pemetaan Developer
aplikasi, developer perangkat IoT
- Merancang model pembinaan developer
aplikasi, developer perangkat Internet of
Things (Iot), dan coding pada pelajar
- Evaluasi Pemberdayaan Kapasitas TIK
Seksi Penerapan
Pemberdayaan
Kapasitas TIK
- Pembinaan kepada developer aplikasi
melalui tahapan Ignition,
Workshop,Hacksprint, Bootcamp, dan
incubation.
- Pembinaan kepada developer perangkat
III-26
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
dan coding pada pelajar
- Pembinaan kepada developer
perangkat Internet of Things (Iot)
- Pembinaan kepada pelajar terkait
Coding
- Identifikasi dan Pemetaan
Developer aplikasi, developer
perangkat IoT
- Evaluasi Pemberdayaan Kapasitas
TIK
Internet of Things (Iot)
- Pembinaan kepada pelajar terkait Coding
- Mempertemukan antara demand dan
supply
Subdirektorat
Pemberdayaan
Kreatifitas TIK
- Perancangan Model Pemberdayaan
Kreatifitas TIK
- Identifikasi dan Pemetaan Produk
Kreatifitas TIK
- Studi Produk Kreatifitas TIK
Nasional dan Internasional
- Fasilitasi developer dan creator ke
dunia internasional (ASEAN ICT
Award, Asia-Pacific ICT Award)
- Fasilitasi Kriyasana Mahasiswa
Seksi Perancangan
Pemberdayaan
Kreatifitas TIK
- Perancangan Model Pemberdayaan
Kreatifitas TIK
- Identifikasi dan Pemetaan Produk
Kreatifitas TIK
- Studi Produk Kreatifitas TIK Nasional dan
Internasional
- Evaluasi Pemberdayaan Kreatifitas TIK
Seksi Penerapan
Pemberdayaan
- Fasilitasi developer dan creator ke dunia
internasional (ASEAN ICT Award, Asia-
III-27
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Desain Grafis Indonesia
- Sosialisasi dan Fasilitasi
Siberkreasi
- Fasilitasi Ajang Kreatifitas
(IdeaFest, HelloFest, dll)
- Penyelenggaraan Pelatihan
Kreatifitas di bidang TIK
- Fasilitasi Showcase Kreatifitas TIK
- Evaluasi Pemberdayaan Kreatifitas
TIK
Kreatifitas TIK Pacific ICT Award)
- Fasilitasi Kriyasana Mahasiswa Desain
Grafis Indonesia
- Sosialisasi dan Fasilitasi Siberkreasi
- Fasilitasi Ajang Kreatifitas (IdeaFest,
HelloFest, dll)
- Penyelenggaraan Pelatihan Kreatifitas di
bidang TIK
- Fasilitasi Showcase Kreatifitas TIK
Direktorat Ekonomi
Digital
Subdirektorat
Pengembangan
Ekonomi Digital
Pendidikan dan
Kesehatan
- Menyusun dan melaksanakan
strategi aplikasi pendidikan dan
Kesehatan
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar
bagi pelaku pendidikan dan
kesehatan
- Melaksanakan Fasilitasi:
Sosialisasi, pendampingan dan
permodalan bagi pelaku industri
sektor pendidikan dan kesehatan
Seksi Pengembangan
dan Fasilitasi Platform
Pendidikan
- Menyusun dan melaksanakan strategi
aplikasi pendidikan
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar bagi
pelaku pendidikan
- Melaksanakan Fasilitasi: Sosialisasi,
pendampingan dan permodalan bagi
pelaku industri sektor pendidikan untuk
mendapatkan akses kepada aplikasi TIK
dan literasi TIK yang memadai agar
dapat memanfaatkan aplikasi dari
III-28
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
untuk mendapatkan akses kepada
aplikasi TIK dan literasi TIK yang
memadai agar dapat
memanfaatkan aplikasi dari
pelaku industri informatika sektor
pendidikan dan kesehatan
- Fasilitasi Strategi Pendidikan
Digital
- Fasilitasi Distribusi Konten
Pendidikan Digital
- Fasilitasi pelatihan guru digital
- Fasilitasi Identitas nasional dan
Nilai
- Fasilitasi Forum Guru Digital
- Fasilitasi Pengumpulan Data
Kesehatan secara Mobile
- Fasilitasi Konektivitas bagi
Puskesmas Offline
- Fasilitasi Peningkatan partisipasi
dari BPJS
pelaku industri informatika sektor
pendidikan
- Fasilitasi Strategi Pendidikan Digital
- Fasilitasi Distribusi Konten Pendidikan
Digital
- Fasilitasi pelatihan guru digital
- Fasilitasi Identitas nasional dan Nilai
- Fasilitasi Forum Guru Digital
Seksi Pengembangan
dan Fasilitasi Platform
Kesehatan
- Menyusun dan melaksanakan strategi
Kesehatan
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar bagi
pelaku kesehatan
- Melaksanakan Fasilitasi: Sosialisasi,
pendampingan dan permodalan bagi
pelaku industri sektor dan kesehatan
untuk mendapatkan akses kepada aplikasi
TIK dan literasi TIK yang memadai agar
dapat memanfaatkan aplikasi dari pelaku
industri informatika sektor kesehatan
- Fasilitasi Pengumpulan Data Kesehatan
III-29
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
secara Mobile
- Fasilitasi Konektivitas bagi Puskesmas
Offline
- Fasilitasi Peningkatan partisipasi dari BPJS
Subdirektorat
Pengembangan
Ekonomi Digital
Pertanian dan
Perikanan
- Menyusun dan melaksanakan
strategi petani dan nelayan go-
Online
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar
bagi petani dan nelayan,
- Fasilitasi Aplikasi bagi petani dan
nelayan Online, yakni, Pelaksanaan
Fasilitasi: aplikasi penyuluhan
market place
- Sosialisasi, pendampingan dan
permodalan petani dan nelayan
untuk mendapatkan akses kepada
aplikasi TIK dan literasi TIK yang
memadai agar dapat
memanfaatkan aplikasi dari pelaku
industri informatika sektor
Seksi Pengembangan
dan Fasilitasi Platform
Pertanian
- Menyusun dan melaksanakan strategi
petani go-Online
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar bagi
petani,
- Fasilitasi Aplikasi bagi petani Online,
yakni, Pelaksanaan Fasilitasi: aplikasi
penyuluhan market place
- Sosialisasi, pendampingan dan
permodalan petani untuk mendapatkan
akses kepada aplikasi TIK dan literasi TIK
yang memadai agar dapat memanfaatkan
aplikasi dari pelaku industri informatika
sektor Pertanian
- Fasilitasi Pertanian Presisi
- Fasilitasi Hub Pertanian Digital
- Fasilitasi Peningkatan Keuangan Mikro
III-30
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Pertanian dan Perikanan
- Fasilitasi Pertanian Presisi
- Fasilitasi Hub Pertanian Digital
- Fasilitasi Peningkatan Keuangan
Mikro Pertanian
Pertanian
Seksi Pengembangan
dan Fasilitasi Platform
Perikanan
- Menyusun dan melaksanakan strategi
nelayan go-Online
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar bagi
nelayan,
- Fasilitasi Aplikasi bagi nelayan Online,
yakni, Pelaksanaan Fasilitasi: aplikasi
penyuluhan market place
- Sosialisasi, pendampingan dan
permodalan nelayan untuk mendapatkan
akses kepada aplikasi TIK dan literasi TIK
yang memadai agar dapat memanfaatkan
aplikasi dari pelaku industri informatika
sektor Perikanan
Subdirektorat
Pengembangan
Ekonomi Digital
- Menyusun dan melaksanakan
strategi Pariwisata, transportasi &
perdagangan,
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar
Seksi Pengembangan
dan Fasilitasi Platform
Pariwisata dan
Transportasi
- Menyusun dan melaksanakan strategi
pariwisata dan transportasi
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar bagi
pelaku pariwisata dan transportasi
III-31
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Pariwisata,
Transportasi dan
Perdagangan
bagi pelaku Pariwisata,
transportasi & perdagangan,
- Fasilitasi Aplikasi Marketplace
Pariwisata, transportasi &
perdagangan Online, yakni:
Pelaksanaan Sosialisasi,
pendampingan dan permodalan
bagi pelaku industri sektor
pariwisata, transportasi dan
perdagangan untuk mendapatkan
akses kepada aplikasi TIK dan
literasi TIK yang memadai agar
dapat memanfaatkan aplikasi dari
pelaku industri informatika sektor
Pariwisata, transportasi &
perdagangan
- Fasilitasi Lelang Terbalik
- Fasilitasi Perluasan system
inaportnet
- Mengumpulkan data lalu lintas
- Fasilitasi Aplikasi Marketplace pariwisata
dan transportasi Online, yakni:
Pelaksanaan Sosialisasi, pendampingan
dan permodalan bagi pelaku industri
sektor pariwisata dan transportasi untuk
mendapatkan akses kepada aplikasi TIK
dan literasi TIK yang memadai agar dapat
memanfaatkan aplikasi dari pelaku
industri informatika sektor pariwisata dan
sektor transportasi.
- Fasilitasi Lelang Terbalik
- Fasilitasi Perluasan system inaportnet
- Mengumpulkan data lalu lintas secara
mobile
- Fasilitasi ketersediaan kartu sim di titik
kedatangan
- Fasilitasi kartu sim dengan informasi real
time
- Manajemen aplikasi pencarian
pengalaman
III-32
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
secara mobile
- Fasilitasi ketersediaan kartu sim di
titik kedatangan
- Fasilitasi kartu sim dengan
informasi real time
- Manajemen aplikasi pencarian
pengalaman
Seksi Pengembangan
dan Fasilitasi Platform
Perdagangan
- Menyusun dan melaksanakan strategi
UMKM & perdangangan ,
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar bagi
pelaku perdagangan,
- Fasilitasi Aplikasi Marketplace,
perdagangan Online, yakni: Pelaksanaan
Sosialisasi, pendampingan dan
permodalan bagi pelaku industri sektor
perdaganagan untuk mendapatkan akses
kepada aplikasi TIK dan literasi TIK yang
memadai agar dapat memanfaatkan
aplikasi dari pelaku industri informatika
sektor Perdagangan
Subdirektorat
Pengembangan
Ekosistem Ekonomi
Digital
Melaksanakan program project Next
Indonesia Unicorns (The Nexticon)
Menyusun dan melaksanakan
strategi sektor strategis nasional
lainnya (Keuangan, ESDM, dll)
Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar
bagi pelaku sektor strategis
Seksi Pengembangan
Ekosistem Platform
Ekonomi Digital
- Menyusun dan melaksanakan strategi
sektor strategis nasional lainnya
(Keuangan, ESDM, dll)
- Pengembangan model system
pengawasan nasional dalam transaksi e-
commerce
- Peningkatan solusi dari Fintech
III-33
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
nasional lainnya (Keuangan, ESDM,
dll)
Pengembangan model system
pengawasan nasional dalam
transaksi e-commerce
Mengidentifikasi dan menelaah
player dan aplikasi yang melakukan
transaksi elektronik di internet.
Sosialisasi dan penerapan batasan
dan tanggung jawab penyedia
platform dan pedagang (merchant)
e-commerce dan perlindungan
konsumen
Fasilitasi Aplikasi Marketplace
Online sektor strategis nasional
lainnya (Keuangan, ESDM, dll) yakni:
Pelaksanaan Sosialisasi,
pendampingan dan permodalan
bagi pelaku industri sektor strategis
nasional lainnya (Keuangan, ESDM,
- Peningkatan keuangan mobile
- Mengidentifikasi dan menelaah player
dan aplikasi yang melakukan transaksi
elektronik di internet.
Seksi Fasilitasi
Ekosistem Platform
Ekonomi Digital
- Melaksanakan program project Next
Indonesia Unicorns (The Nexticon)
- Sosialisasi dan penerapan batasan dan
tanggung jawab penyedia platform dan
pedagang (merchant) e-commerce dan
perlindungan konsumen
- Fasilitasi Aplikasi Informasi Dasar bagi
pelaku sektor strategis nasional lainnya
(Keuangan, ESDM, dll)
- Fasilitasi Aplikasi Marketplace Online
sektor strategis nasional lainnya
(Keuangan, ESDM, dll) yakni: Pelaksanaan
Sosialisasi, pendampingan dan
permodalan bagi pelaku industri sektor
strategis nasional lainnya (Keuangan,
III-34
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
dll) untuk mendapatkan akses
kepada aplikasi TIK dan literasi TIK
yang memadai agar dapat
memanfaatkan aplikasi dari pelaku
industri informatika sektor strategis
lainnya (Keuangan, ESDM, dll)
Pengembangan model system
pengawasan nasional dalam
transaksi e-commerce
Peningkatan solusi dari Fintech
Peningkatan keuangan mobile
Fasilitasi E-KYC ujung ke ujung
Fasilitasi Dashboard inklusi
keuangan pemerintah
Fasilitasi Platform pencarian
fasilitasi kreatif
Fasilitasi Sistem IP digital
ESDM, dll) untuk mendapatkan akses
kepada aplikasi TIK dan literasi TIK yang
memadai agar dapat memanfaatkan
aplikasi dari pelaku industri informatika
sektor strategis nasional lainnya
(Keuangan, ESDM, dll)
- Fasilitasi E-KYC ujung ke ujung
- Fasilitasi Dashboard inklusi keuangan
pemerintah
- Fasilitasi Platform pencarian fasilitasi
kreatif
- Fasilitasi Sistem IP digital
Direktorat
Pengendalian
Subdirektorat
Pengendalian
Sistem Elektronik,
- Pengawasan Pelaksanaan
Kebijakan Turunan Perpres Peta
Jalan Ecommerce
Seksi Pengendalian
Sistem Elektrinik dan
Ekonomi Digital
- Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan
Turunan Perpres Peta Jalan Ecommerce
- Pengawasan Pelaksanaan Kebijkanan
III-35
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Aplikasi Informatika Ekonomi Digital
dan Perlindungan
Data Pribadi
- Pengawasan Pelaksanaan
Kebijkanan Turunan PP PSTE
- Pengawasan Tata Kelola Sistem
Elektronik pelayanan publik
- Pengawasan perangkat lunak
Sistem Elektronik pelayanan publik
- Pengawasan perangkat keras
Sistem Elektronik pelayanan publik
- Pengawasan Kompetensi Tenaga
Ahli pada Penyelenggara Sistem
Elektronik pelayanan publik
- Melakukan pengawasan Komponen
PSE (Audit Penyelenggara SE, SMPI),
- Pengawasan penyelenggaraan agen
elektronik,
- Terlaksananya Sertifikasi kelaikan
dan sertifikasi keandalan,
- Pengendalian infrastruktur dan
teknologi aplikasi informatika
(data center, OTT)
Turunan PP PSTE
- Pengawasan Tata Kelola Sistem Elektronik
pelayanan publik
- Pengawasan perangkat lunak Sistem
Elektronik pelayanan publik
- Pengawasan perangkat keras Sistem
Elektronik pelayanan publik
- Pengawasan Kompetensi Tenaga Ahli pada
Penyelenggara Sistem Elektronik
pelayanan publik
- Melakukan pengawasan Komponen PSE
(Audit Penyelenggara SE, SMPI),
- Pengawasan penyelenggaraan agen
elektronik,
- Terlaksananya Sertifikasi kelaikan dan
sertifikasi keandalan,
- Pengendalian infrastruktur dan teknologi
aplikasi informatika (data center, OTT)
- Pengujian aplikasi misalnya OWASP/open
web aplication security, project, IOT)
III-36
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- Pengujian aplikasi misalnya
OWASP/open web aplication
security, project, IOT)
- Pengawasan Audit PSE pada
penyelenggaan Pelayanan Publik,
- Pengawasan Penerapan arsitektur
nasional bidang TIK
- Terlaksananya roadmap e-
comenrce roadmap e-gov,
blueprint e-gov,
- Pengawasan Kerangka Kerja
Perlindungan Infrastruktur
Informasi Digital
- Terlaksananya Strategi Keamanan
siber nasional
- Pengawasan Penanganan Insiden
dan Tanggap darurat bidang TIK.
- Pengawasan Penerapan standar
dan panduan keamanan informasi
untuk sektor strategis,
- Pengawasan Audit PSE pada
penyelenggaan Pelayanan Publik,
- Pengawasan Penerapan arsitektur nasional
bidang TIK
- Terlaksananya roadmap e-comenrce
roadmap e-gov, blueprint e-gov,
- Pengawasan Kerangka Kerja Perlindungan
Infrastruktur Informasi Digital
- Terlaksananya Strategi Keamanan siber
nasional
- Pengendalian
- Pengawasan Penanganan Insiden dan
Tanggap darurat bidang TIK.
- Pengawasan Penerapan standar dan
panduan keamanan informasi untuk
sektor strategis,
- Pengawasan penyelengaraan pusat data
dan jaringan intra pemerintah,
- Pengawasan Manajemen Risiko sektor
strategis
III-37
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- Pengawasan penyelengaraan pusat
data dan jaringan intra
pemerintah,
- Pengawasan Manajemen Risiko
sektor strategis
- Terlaksananya Pengembangan
Kapasitas penerapan sumberdaya
sektor strategis
- Pengawasan Penanganan Insiden
dan tanggap darurat Bidang TIK
- interoperabilitas sistem elektronik
instansi penyelenggaraan negara,
- Terlaksananya Publik Private
Partnership sector strategis
- Kerjasama nasional dan
internasional Perlindungan
Infrastruktur Informasi Digital
- Terlaksananya Pusat analisis
berbagi Informasi 8 Sektor
Strategis
- Terlaksananya Pengembangan Kapasitas
penerapan sumberdaya sektor strategis
- Pengawasan Penanganan Insiden dan
tanggap darurat Bidang TIK
- interoperabilitas sistem elektronik
instansi penyelenggaraan negara,
- Terlaksananya Publik Private Partnership
sector strategis
- Kerjasama nasional dan internasional
Perlindungan Infrastruktur Informasi
Digital
Terlaksananya Pusat analisis berbagi
Informasi 8 Sektor Strategis
Seksi Perlindungan
Data Pribadi
Terlaksananya:
Menerima pengaduan dalam rangka
penyelesaian sengketa data pribadi atas
kegagalan perlindungan kerahasiaan data
pribadi oleh PSE,
koordinasi dengan pimpinan instansi dan
pengatur sektor terkait pengaduan
III-38
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Terlaksananya:
Menerima pengaduan dalam
rangka penyelesaian sengketa data
pribadi atas kegagalan
perlindungan kerahasiaan data
pribadi oleh PSE,
koordinasi dengan pimpinan
instansi dan pengatur sektor
terkait pengaduan sengketa data
pribadi,
menyelesaikan sengketa data
pribadi,
membentuk panel penyelesaian
sengketa data pribadi,
Meminta data & Informasi secara
berkala atau sewaktu-waktu dari
PSE dalam rangka perlindungan
data pribadi,
melakukan edukasi kepada
sengketa data pribadi,
menyelesaikan sengketa data pribadi,
membentuk panel penyelesaian sengketa
data pribadi,
Meminta data & Informasi secara berkala
atau sewaktu-waktu dari PSE dalam
rangka perlindungan data pribadi,
melakukan edukasi kepada masyarakat
(pendidikan, pelatihan, advokasi, bimtek,
sosialisasi),
memberdayakan partisipasi masyarakat
dalam edukasi perlindungan data pribadi
III-39
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
masyarakat (pendidikan, pelatihan,
advokasi, bimtek, sosialisasi),
memberdayakan partisipasi
masyarakat dalam edukasi
perlindungan data pribadi
Subdirektorat
Pengendalian
Konten Internet
Melakukan pemutusan akses sistem
elektronik
Melakukan koordinasi dengan
instansi atau pengatur sektor
terkait pengaduan konten internet
ilegal,
Melaksanakan analisa sistem
terhadap Sistem Pemblokiran
Konten Negatif dan
operasional sistem
pemblokiran konten negatif
beserta database
Melakukan penindakan konten
Internet negatif:
Seksi Pemblokiran
Konten Internet Ilegal
-Melakukan pemutusan akses sistem
elektronik
-Terlaksananya penindakan konten Internet
negatif::
Melaksanakan analisa sistem terhadap
Sistem Pemblokiran Konten Negatif dan
operasional sistem pemblokiran konten
negatif beserta databaseWhitlist PSE,
Blacklits PSE,
trustpositev,
DNSSec.
Penanganan insiden dan tanggap darurat
sistem elektronik seperti CSIRT-ICT,
III-40
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
Whitlist PSE,
Blacklits PSE,
trustpositev,
DNSSec.
Penanganan insiden dan
tanggap darurat sistem
elektronik seperti CSIRT-ICT,
Pengelolaan command center,
Perawatan DNS alat pemblokiran.
Melakukan manajemen jika terjadi
kegagalan sistem dan infrastruktur
Pusat Kendali dan Pusat Data Sistem
Pemblokiran Konten Negatif
Melakukan koordinasi dengan
operator jaringan dimana alat
pemblokiran di pasang.
Seksi Infrastruktur
Pemblokiran Konten
Pengelolahan dan pengopersian sarana dan
prasana pusat kendali pemblokiran internet
ilegal:
pengelolaan command center,
Perawatan DNS alat pemblokiran.
Melakukan manajemen jika terjadi
kegagalan sistem dan infrastruktur Pusat
Kendali dan Pusat Data Sistem
Pemblokiran Konten Negatif
Melakukan perencanaan, koordinasi,
pendampingan dan pengawasan serta
memberikan bimbingan pengelolaan yang
terkait dengan infratruktur yang
ditempatkan pada Operator Jaringan
Subdirektorat
Penyidikan dan
Penindakan
Pelaksanaan penegakan hukum
terkait pelanggaran UU ITE, antara
Seksi Penyidikan
Pemeriksaan bukti awal terkait tindak pidana,
Geledah/Sita bukti terkait tindak pidana,
Pemeriksaan alat bukti secara digital forensik
III-41
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
lain :
Pemberian keterangan ahli
Membuat suatu data/sistem
elektronik tidak dapat diakses
Koordinasi dengan kepolisian dan
kejaksaan serta pihak terkait
lainnya
Pemanggilan saksi,
Pemeriksaan saksi,
Pemanggilan dan pemeriksaan
tersangka
Pemeriksaan alat bukti baik di
TKP maupun laboratorium,
Penangkapan,
Pembinaan PPNS
Penggeledahan,
Penyitaan,
Pemberkasan
Pengelolaan laboratorium forensik
di TKP dan Laboratorium, pengelolaan
laboratorium Digital Forensik, pemberian
keterangan Ahli teknis, Bimbingan Teknis
penanganan bukti dan forensik digital.
Seksi Penindakan
Penindakan terkait pelanggaran ITE :
pemanggilan saksi, tersangka, koordinasi
dengan penegak hukum, geledah, sita,
penangkapan, pembuatan berita acara
pemeriksaan, pengajuan berkas perkara ke
kejaksaan, pemberian keterangan ahli
hukum, bimbingan teknis UU ITE
III-42
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
digital
Penyelenggaraan Bimbingan
teknik
Pengoperasian Command Center
untuk keperluan penyelidikan dan
penyidikan
Aktif Sebagai anggota/peserta
forum Internasional terkait fungsi
Digital Forensik dan PPNS
Subdit.
Pengendalian
Penyelenggara
Sertifikasi
Elektronik
- Penciptaan industri sertifikat
digital nasional
- Melaksanakan pemberian
pengakuan (ijin) CA serta
operational Root CA
- melakukan pengawasan terhadap
operational CA dan Root CA.
- Bertanggungjawab pada
Seksi Pengakuan
Penyelenggara
Sertifikasi Elektronik
- Melaksanakan pemberian pengakuan
(ijin) CA serta operational Root CA
- melakukan pengawasan terhadap
operational CA dan Root CA.
- Bertanggungjawab pada pengembangan
Root CA, termasuk memastikan
terpenuhinya sertifikasi internasional
(Webtrsut) tahunan,
III-43
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
pengembangan Root CA,
termasuk memastikan
terpenuhinya sertifikasi
internasional (Webtrsut) tahunan,
- Pendaftaran sertifikat digital Root
CA ke browser internasional, dan
kerjasama dengan Root CA Asing.
- memberikan konsultansi
penggunaan sertifikat digital yang
benar pada layanan online, serta
menyediakan API untuk
mempermudah implementasi pada
layanan online.
- Bekerjasama dengan instansi
pemerintah dan layanan swasta
membuat pilot project dan Proof
of Concept (PoC) pada layanan
online.
- Pengawasan penciptaan industri
sertifikat digital nasional
- memberikan konsultansi penggunaan
sertifikat digital yang benar pada
layanan online, serta menyediakan API
untuk mempermudah implementasi
pada layanan online.
Seksi Pengawasan
Penyelenggara
Sertifikat Elektronik
- Bekerjasama dengan instansi
pemerintah dan layanan swasta
membuat pilot project dan Proof of
Concept (PoC) pada layanan online.
- Pengawasan penciptaan industri sertifikat
digital nasional
- Pengawasan pembangunan registration
authority (RA) nasional di sector strategi
implementasi Sertifikat Digital pada
layanan pemerintah dan non pemerintah,
- Pengawasan Penerapan standar dan
panduan teknis CA,
III-44
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
ESELON II ESELON III ESELON IV
NAMA JABATAN NAMA JABATAN OUTPUT NAMA JABATAN OUTPUT
- Pengawasan pembangunan
registration authority (RA)
nasional di sector strategi
implementasi Sertifikat Digital
pada layanan pemerintah dan non
pemerintah,
- Pengawasan Penerapan standar
dan panduan teknis CA,
- Pengawasan pelaksanaan PNBP
agar pembiayaan implementasi
sertifikat digital dapat dibiayai
tanpa menggunakan anggaran
APBN.
- Pengawasan pelaksanaan PNBP agar
pembiayaan implementasi sertifikat digital
dapat dibiayai tanpa menggunakan
anggaran APBN.
IV-1
Bab 4
Kajian Penataan Organisasi
4.1 ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI SAAT INI
Dalam upaya mengklarifikasi kesenjangan yang ada antara kondisi
ideal yang diharapkan dari keberadaan suatu lembaga dan kinerja aktual
dari lembaga lembaga bersangkutan, maka diperlukan analisis tekstual
terhadap peraturan perundangan. Dalam hal ini, fokus analisis tekstual
diarahkan pada pelaksanaan mandat perundang-undangan terkait
dengan bidang aplikasi informatika. Selain itu, keterkaitan dengan
peraturan lainnya dikaji guna memperkuat dan mempertajam
IV-2
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
pelaksanaan kewenangan dan tugas/fungsinya.
Direktorat Jenderal APTIKA berangkat dari mandat yang
diamanatkan oleh Peraturan Presiden No.54 Tahun 2015 tentang
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dimana Direktorat Jenderal
APTIKA memiliki tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
di bidang penatakelolaan aplikasi informatika. Adapun fungsi yang
dilaksanakan meliputi:
a. perumusan kebijakan di bidang penatakelolaan e-Government, e-
Business, dan keamanan informasi, peningkatan teknologi dan
infrastruktur aplikasi informatika serta pemberdayaan informatika;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penatakelolaan e-Government, e-
Business, dan keamanan informasi, peningkatan teknologi dan
infrastruktur aplikasi informatika serta pemberdayaan informatika;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penatakelolaan e-Government;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penatakelolaan e-Government;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatakelolaan e-
Government, e-Business, dan keamanan informasi, peningkatan
teknologi dan infrastruktur aplikasi informatika serta
pemberdayaan informatika;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika;
dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
IV-3
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
Apabila dirunut, terdapat beberapa peraturan perundangan yang menjadi
landasan dari keberadaan Kementerian Komunikasi dan Informatika
maupun Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, yaitu:
1. Undang-Undang No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
2. Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran;
3. Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
4. Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
5. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
6. Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU No.11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
IV-4
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
Tabel 4.1
Regulatory Mapping Ditjen APTIKA
No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 UU No. 36
Tahun 1999
Tentang
Telekomunikasi
1. Manfaat,
2. Adil dan Merata,
3. Kepastian Hukum,
4. Keamanan,
5. Kemitraan,
6. Etika,
7. dan Kepercayaan
pada diri sendiri
Untuk mendukung persatuan dan
kesatuan bangsa, meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara adil dan merata,
mendukung kehidupan ekonomi
dan kegiatan pemerintahan, serta
meningkatkan hubungan
antarbangsa.
1. Pembinaan
2. Penyelenggaraan
3. Perizinan
1. Untuk meningkatkan
penyelenggaraan telekomunikasi
yang meliputi penetapan
kebijakan, pengaturan,
pengawasan dan pengendalian
2. Menyelenggaarakan jasa
telekomunikasi
3. Tata cara yang sederhana, proses
yang transparan,adil dan tidak
diskriminatif dan penyelesaian
dalam waktu yang singkat
2 UU No. 32
Tahun 2002
tentang
Penyiaran
1. Manfaat,
2. Adil dan Merata,
3. Kepastian Hukum,
4. Keamanan,
5. Keberagaman,
6. Kemitraan,
7. Etika,
8. Kemandirian,
9. Kebebasan, dan
10. Tanggung jawab.
Untuk :
1. Memperkukuh integrasi
nasional,
2. Terbinanya watak dan jati diri
bangsa yang beriman dan
bertakwa,
3. Mencerdaskan kehidupan
bangsa,
4. Memajukan kesejahteraan
umum, dalam rangka
1. Penyelenggaraan
2. Penyiaran
1. Penyiaran diselenggarakan dalam
satu sistem penyiaran nasional
2. Dibentuk Komisi Penyiaran
IV-5
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
membangun masyarakat yang
mandiri, demokratis, adil dan
sejahtera, serta
5. Menumbuhkan industri
penyiaran Indonesia..
3 UU No. 11
Tahun 2008
tentang
Informasi dan
Transaksi
Elektronik
1. Kepastian Hukum,
2. Manfaat,
3. Kehati-hatian,
4. Iktikad baik, dan
5. Kebebasan
memilih
teknologi atau
netral
teknologi.
Untuk :
1. Mencerdaskan kehidupan
bangsa sebagai bagian dari
masyarakat informasi
dunia;
2. Mengembangkan
perdagangan dan
perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
3. Meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelayanan
publik;
4. Membuka kesempatan
seluas- luasnya kepada
setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan
kemampuan di bidang
penggunaan dan
1. Penyelenggaraan
sertifikasi
elektronik dan
sistem
elektronik
2. Penyelenggaraa
n sistem
elektronik
1. Harus menyediakan informasi
yang akurat, jelas dan pasti
kepada setiap pengguna jasa
2. Harus menyelenggarakan sistem
elektronik secara andal, aman serta
bertanggung jawab terhadap
beroperasinya sistem elektronik
sebagaimana mestinya
IV-6
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
pemanfaatan Teknologi
Informasi seoptimal mungkin
dan bertanggung jawab; dan
5. Memberikan rasa aman,
keadilan, dan kepastian
hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi
Informasi.
4 UU No. 25
Tahun 2009
Tentang
Pelayanan
Publik
Penyelenggaraan
pelayanan publik
berasaskan :
1. kepentingan umum;
2. kepastian hukum;
3. kesamaan hak;
4. keseimbangan
hak dan
kewajiban;
5. keprofesionalan;
6. partisipatif;
7. persarnaan
perlakuan/ tidak
diskriminatif;
8. keterbukaan;
9. akuntabilitas;
1. tewujudnya batasan dan
hubungan yang jelas tentang
hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan
seluruh pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
2. terwujudnya sistem
penyelenggaraan pelayanan
publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum
pemerintahan dan korporasi
yang baik;
3. terpenuhinya
penyelenggaraan pelayanan
publik sesuai dengan
Ruang lingkup
pelayanan publik
meliputi
pelayanan barang
publik dan jasa
publik serta
pelayanan
administratif yang
meliputi
pendidikan,
pengajaran,
pekerjaan dan
usaha, tempat
tinggal,
komunikasi dan
informasi,
1. Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik;
2. Masyarakat adalah seluruh pihak,
baik warga negara maupun
penduduk sebagai orang-
perseorangan, kelompok, maupun
badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan
publik, baik secara langsung maupun
IV-7
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
10. fasilitas dan perlakuan
khusus bagi kelompok
11. rentan;
12. ketepatan waktu; dan
13. kecepatan,
kemudahan, dan
keterjangkauan
peraturan perundang-
undangan; dan
4. terwujudnya perlindungan
dan kepastian hukum bagi
masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan
publik.
lingkungan hidup,
kesehatan,
jaminan sosial,
energi,
perbankan,
perhubungan,
sumber daya
alam, pariwisata,
dan sektor
strategis lainnya.
tidak langsung.
IV-8
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 UU No. 14
Tahun 2008
tentang
Keterbukaan
Informasi
Publik
1. Setiap Informasi
Publik bersifat
terbuka dan dapat
diakses oleh setiap
Pengguna Informasi
Publik.
2. Informasi Publik
yang dikecualikan
bersifat ketat dan
terbatas.
3. Setiap Informasi
Publik harus dapat
diperoleh setiap
Pemohon Informasi
Publik dengan cepat
dan tepat waktu,
biaya ringan, dan
cara sederhana.
4. Informasi Publik
yang dikecualikan
bersifat rahasia
sesuai dengan
Undang-Undang,
kepatutan, dan
Untuk :
1. Menjamin hak warga negara
untuk mengetahui rencana
pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik,
dan proses pengambilan
keputusan publik, serta
alasan pengambilan suatu
keputusan publik;
2. Mendorong partisipasi
masyarakat dalam proses
pengambilan kebijakan
publik;
3. Meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam
pengambilan kebijakan
publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik;
4. Mewujudkan
penyelenggaraan negara
yang baik, yaitu yang
transparan, efektif dan
efisien, akuntabel serta
dapat
Hak dan
kewajiban
pemohon dan
pengguna
informasi publik
serta hak dan
kewajiban badan
publik
1. Hak pemohon informasi publik
2. Kewajiban pengguna informasi
publik
3. Hak badan publik
4. Kewajiban badan publik
IV-9
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
kepentingan umum
didasarkan pada
pengujian tentang
konsekuensi yang
timbul apabila suatu
informasi diberikan
kepada masyarakat
serta setelah
dipertimbangkan
dengan seksama
bahwa menutup
Informasi Publik
dapat melindungi
kepentingan yang
lebih besar daripada
membukanya atau
sebaliknya.
dipertanggungjawabkan;
5. Mengetahui alasan kebijakan
publik yang memengaruhi
hajat hidup Orang banyak;
6. Mengembangkan ilmu
pengetahuan dan
mencerdaskan kehidupan
bangsa; dan/ atau
7. Meningkatkan pengelolaan
dan pelayanan informasi di
lingkungan Badan Publik
untuk menghasilkan layanan
informasi yang berkualitas
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-10
Disamping payung hukum undang-undang diatas, terdapat pula
beberapa peraturan yang menjadi landasan hukum dari keberadaan
Direktorat jenderal Aplikasi Informatika, antara lain:
1. Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi;
2. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik;
3. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Komunikasi dan Informatika;
4. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-Government;
5. Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan
Ekonomi Kreatif;
6. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 22 Tahun 2015
Tentang Rencana Strategi Menteri Komunikasi dan Informatika
2015-2019;
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 01 Tahun 2016
Tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
Merujuk Perpres No 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi
dan Informatika dan Permenkominfo Tahun 2016 tentang organisasi tata
kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika; Ditjen Aptika adalah
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-11
Direktorat Jenderal yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Menteri.
Perkembangan dan perubahan teknologi informasi yang sangat cepat
menjadikan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika memiliki tugas yang
semakin berat guna mampu mengimbangi perkembangan tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan kerjasama maupun dukungan dari berbagai pihak
dalam mewujudkan tatakelola informatika yang mampu menjamin
terselenggaranya aplikasi informatika yang ideal. Tabel 4.2 berikut
menunjukkan matriks bagaimana hubungan dan keterkaitan Ditjen
APTIKA dengan kementerian/ lembaga lain berdasarkan fungsi yang
diemban oleh Ditjen APTIKA.
Tabel tersebut juga menunjukkan bagaimana peran serta
kementerian/lembaga bekerjasama dan mendukung kegiatan
penyelenggaraan aplikasi informatika di bidang e-Government, e-
Business, Keamanan Informasi, Teknologi dan Infrastruktur Aplikasi
Informatika, serta Pemberdayaan Informatika.
IV-12
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
Tabel 4.2
Persinggungan Fungsi dan Hubungan Ditjen APTIKA dengan Kementerian/Lembaga Lain
Kementerian/Lembaga
Fungsi Ditjen APTIKA di Bidang
(Perpres No. 54 Tahun2015)
e-Government e-Business Teknologi &
Infrastruktur APTIKA
Keamanan
Informasi Pemberdayaan Informatika
Kementerian Dalam
Negeri
(Perpres No.11 Th.2015)
1. Ditjen Bina
Pembangunan
Daerah
2. Ditjen Kependudukan
dan Pencatatan Sipil
Kementerian Perindustrian
(Perpres No.29 Th.2015)
Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
Kementerian Pariwisata
(Perpres No.19 Th.2015)
1. Deputi Bidang
Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Mancanegara
2. Deputi Bidang
Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Nusantara
IV-13
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
Kementerian/Lembaga
Fungsi Ditjen APTIKA di Bidang
(Perpres No. 54 Tahun2015)
e-Government e-Business Teknologi &
Infrastruktur APTIKA
Keamanan
Informasi Pemberdayaan Informatika
Kementerian PAN-RB
(Perpres No.47 Th.2015)
1. Deputi Bidang
Kelembagaan dan
Tata Laksana
2. Deputi Bidang
Pelayanan Publik
Kementerian Perhubungan
(Perpres No.40 Th.2015)
1. Ditjen Perhubungan
Darat
2. Ditjen Perhubungan
Laut
3. Ditjen Perhubungan
Udara
4. Ditjen Perhubungan
Perkeretaapian
Kementerian Kelautan dan
Perikanan
(Perpres No.63 Th.2015)
Ditjen Perikanan Tangkap
IV-14
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
Kementerian/Lembaga
Fungsi Ditjen APTIKA di Bidang
(Perpres No. 54 Tahun2015)
e-Government e-Business Teknologi &
Infrastruktur APTIKA
Keamanan
Informasi Pemberdayaan Informatika
BAPPENAS
(Perpres No.66 Th.2015)
pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang
perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah
kebijakan sektoral, lintas sektor, dan lintas wilayah, kerangka ekonomi makro
nasional dan regional, analisis investasi proyek infrastruktur, kerangka
regulasi, kelembagaan, dan pendanaan, serta pemantauan, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pembangunan nasional
Kementerian RISTEK-
DIKTI
(Perpres No.13 Th.2015)
Ditjen Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
(Perpres No.14 Th.2015)
Ditjen Pendidikan Dasar dan
menengah
Kementerian Pertanian
(Perpres No.45 Th.2015)
Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi
(Perpres No.12 Th.2015)
1. Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
2. Ditjen Pembangunan
Kawasan Perdesaan
IV-15
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
Kementerian/Lembaga
Fungsi Ditjen APTIKA di Bidang
(Perpres No. 54 Tahun2015)
e-Government e-Business Teknologi &
Infrastruktur APTIKA
Keamanan
Informasi Pemberdayaan Informatika
Kementerian Koperasi dan
UKM
(Perpres No.62 Th.2015)
1. Deputi Bidang
Restukturisasi Usaha
2. Deputi Bidang
Pengembangan SDM
Kementerian Perdagangan
(Perpres No.48 Th.2015)
Ditjen Perdagangan
Dalam Negeri
Ditjen Perlindungan
Konsumen dan Tertib Niaga
Kementerian Keuangan
(Perpres No.28 Th.2015)
1. Ditjen Anggaran
2. Ditjen Pajak
3. Ditjen Bea dan Cukai
4. Ditjen
Perbendaharaan
5. Ditjen Kekayaan
Negara
6. Ditjen Perimbangan
Keuangan
Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
(Perpres No.8 Th.2008)
Deputi Bidang Pencegahan
dan Kesiapsiagaan
Badan Ekonomi Kreatif
(Perpres No.6 Th.2015,
Perpres No.72 Th.2015)
Deputi Infrastruktur Deputi Riset, Edukasi, dan
Pengembangan
IV-16
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
Kementerian/Lembaga
Fungsi Ditjen APTIKA di Bidang
(Perpres No. 54 Tahun2015)
e-Government e-Business Teknologi &
Infrastruktur APTIKA
Keamanan
Informasi Pemberdayaan Informatika
Badan Siber dan Sandi
Negara
(Perpres No.53 Th.2017)
1. Deputi Bidang
Identifikasi dan
Deteksi
2. Deputi Bidang
Proteksi
3. Deputi Bidang
Penanggulanga
n dan
Pemulihan
4. Deputi Bidang
Pemantauan
dan
Pengendalian
(didalamnya
terdapat unsur
penyidikan)
5. Indonesia
Security
Incident
Response Team
on Internet (ID-
SIRTII)
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-17
Dari tabel 4.2 diatas terlihat bagaimana singgungan maupun
hubungan antara Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika dengan
berbagai Kementerian/Lembaga lainnya. Salah satu yang menonjol
adalah persinggungan antara Ditjen APTIKA dengan Badan Siber dan
Sandi Negara (BSSN).
Melalui Perpres No.53 tahun 2017, BSSN merupakan lembaga
pemerintah non Kementerian yang mempunyai tugas melaksanakan
keamanan siber secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan,
mengembangkan, dan mengonsolidasikan semua unsur yang terkait
dengan keamanan siber. Dimana untuk melaksanakan tugas tersebut
BSSN menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi,
proteksi, penanggulangan, pemulihan, pemantauan, evaluasi,
pengendalian proteksi e-commerce, persandian, penapisan,
diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak siber,
sentra informasi, dukungan mitigasi, pemulihan
penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber;
2. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi,
proteksi, penanggulangan, pemulihan, pemantauan, evaluasi,
pengendalian proteksi e-commerce, persandian, penapisan,
diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak siber,
sentra informasi, dukungan mitigasi, pemulihan
penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber;
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-18
3. pemantauan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang identifikasi,
deteksi, proteksi, penanggulangan, pemulihan, pemantauan,
evaluasi, pengendalian proteksi e-commerce, persandian,
penapisan, diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat
kontak siber, sentra informasi, dukungan mitigasi, pemulihan
penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber;
4. pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
BSSN dan sebagai wadah koordinasi bagi semua pemangku
kepentigan;
5. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BSSN;
6. pengawasan atas pelaksanaan tugas BSSN;
7. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan BSSN; dan
8. pelaksanaan kerjasama nasional, regional, dan internasional dalam
urusan keamanan siber.
Uraian tugas dan fungsi BSSN diatas merupakan penjabaran dari
fungsi keamanan informasi yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika. Sehingga dalam Perpres No.53 tahun 2017 pasal 51b
disebutkan “pelaksanaan tugas di bidang keamanan informasi, tetap
dilaksanakan oleh Direktorat Keamanan Informasi, Direktorat Jenderal
Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika” sampai
dengan selesainya penataan organisasi BSSN. Selanjutnya pada pasal 53a
menyebutkan bahwa Direktorat keamanan Informasi, Kementerian
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-19
Komunikasi dan Informatika, dan Indonesia Security Incident Response
Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dialihkan ke BSSN.
Salah satu unsur lain yang memiliki persinggungan adalah
keberadaan penyidik (Penyidik Pegawai Negeri Sipil/PPNS). Didalam pasal
24 Perpres No.53 tahun 2017 disebutkan salah satu fungsi dari Deputi
Bidang Pemantauan dan Pengendalian adalah penyidikan. Hal ini
menyebabkan adanya tumpang tindih dengan unsur penyidikan yang ada
didalam Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika. Dimana apabila merujuk
pada pasal 43 ayat 1 Undang-Undang No.19 tahun 2016 tentang
Perubahan Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik “Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah
yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik diberi wewenang khusus sebagai
penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Hukum
Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik”.
Selanjutnya mengenai siapa penyidik dari lingkungan Pegawai
Negeri Sipil tersebut, merujuk pada penjelasan pasal 43 ayat 1 Undang-
Undang No.19 tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang No.11
tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik “Yang dimaksud
dengan “Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu” adalah Pejabat Pegawai
Negeri Sipil kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-20
di bidang komunikasi dan informatika yang telah memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keberadaan penyidik
didalam Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika merupakan amanat
Undang-Undang yang wajib untuk dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Aplikasi Informatika.
Sebagai hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dikemukakan
gambaran umum kondisi faktual pola keterkaitan antar fungsi-fungsi
(saat ini) dalam penyelenggaraan peran Ditjen APTIKA, dan dua opsi
yang dapat menggambarkan kondisi kedepan yang diharapkan.
1. Analisis kondisi ketekaitan antar fungsi yang terjadi pada saat ini
Dalam Gambar 4.1 menunjukkan hubungan yang rendah antara
fungsi-fungsi yang ada pada Ditjen APTIKA yang meliputi Direktorat e-
Government, Direktorat e-Business, Direktorat Pemberdayaan Industri
Informatika, Direktorat Pemberdayaan Informatika dan Direktorat
Keamanan.
Gambar 4.1 Pola Keterkaitan Antar Fungsi pada Saat Ini
Dir.
e-Goverment
Dir. e-Business
Dir. PII
Dir. PI
Dir.
Keamanan
Informasi
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-21
Melalui diskusi pakar maupun pembahasan terbatas dengan
menggunakan indepth interview diperoleh konfirmasi yang menguatkan
kondisi tersebut, dan dengan beberapa kondisi yang dikemukakan
sebagai berikut:
a. Praktek manajemen cenderung bersifat "silo", sehingga berpotensi
terjadi hambatan koordinasi untuk dapat menghasilkan kinerja
organisasi yang optimal;
b. Fungsi pada perangkat organisasi Ditjen APTIKA yang
tergambar dalam nomenklatur unit kerja, dipandang membatasi
ruang lingkup dan kurang adaptif terhadap perkembangan dan
tuntutan kemajuan bidang aplikasi informatika;
c. Adanya kerancuan tusi di beberapa direktorat sehingga program
yang seharusnya mereka laksanakan ternyata dilaksanakan oleh
direktorat lainnya.
2. Lingkup keterkaitan dengan modifikasi (penambahan) lapisan
infrastruktur TIK
Didalam diskusi pakar maupun indepth interview, dapat
dikemukakan alternatif modifikasi (perubahan) lapisan infrastruktur
aplikasi informatika dengan lingkup mandat kelembagaan Ditjen
APTIKA Kementerian Kominfo sebagaimana dalam Gambar 4.2 dengan
tugas pokok yang membidangi : (1) e-Government, (2) e-Business, (3)
tatakelola informatika, dan (4) pemberdayaan informatika. Pelaksanaan
tugas pokok dalam lingkup mandat tersebut diatas akan mendapatkan
dukungan manajemen dari aspek perencanaan, pengelolaan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-22
sumberdaya maupun dukungan teknis dalam pelaksanaan operasional
lembaga dalam melaksanakan mandatnya. Sebagai catatan, fungsi
keamanan informasi yang sebelumnya ada di Ditjen APTIKA,
berdasarkan Perpres No. 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi
Negara, dipindahkan ke BSSN. Karena itu fungsi tersebut tidak lagi
menjadi fungsi yang melekat di Ditjen APTIKA.
Gambar 4.2 Lingkup Keterkaitan dengan Modifikasi Lapisan Infrastruktur
APTIKA
Hasil analisis deduktif memberikan gambaran bahwa pendekatan ini
diharapkan dapat lebih optimal bagi pelaksanaan tugas kelembagaan
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, sehingga dengan demikian
diharapkan dapat lebih adaptif terhadap dinamika perkembangan bidang
komunikasi dan informatika pada tingkat nasional, regional maupun
global.
`
e-Business
e-Gov
PI
Tata kelola Informatika
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-23
4.2 REKOMENDASI PENATAAN STRUKTUR ORGANISASI BARU
Penataan desain organisasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika, dilakukan melalui langkah-
langkah induktif dan deduktif, selanjutnya dilakukan upaya konvergensi
guna memperoleh alternatif desain struktur organisasi yang memberikan
gambaran peran dan fungsi yang diperlukan dalam melaksanakan mandat
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika. Langkah induktif dilakukan
dengan melakukan analisis tekstual dan studi empirik terhadap peraturan
perundangan maupun berbagai sumber yang berkaitan dengan bidang
aplikasi informatika. Adapun proses deduktif dilakukan melalui akuisisi
pengetahuan para pakar, baik melalui diskusi panel pakar, focus group
discussion (FGD), maupun indepth interview para narasumber didalam
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika maupun narasumber lainnya.
Gambar 4.3 Komponen Sistem Pengorganisasian Ditjen APTIKA
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-24
Untuk dapat menjamin pelaksanaan mandat dan bentuk
penugasan lainnya, pada Gambar 4.4 menjelaskan bahwa perancangan
struktur organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika harus
mempertimbangkan beberapa hal yang tercermin dalam 4 perspektif,
antara lain :
1. Mandat kelembagaan bidang komunikasi dan informatika dengan
mengacu pada beberapa peraturan perundang-undangan yang
terkait secara langsung maupun yang memiliki relevansi yang erat;
2. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2015 (Bagian Kelima, Pasal 16),
yang menjelaskan fungsi yang harus dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Aplikasi Informatika dalam melaksanakan mandatnya;
3. Faktor-faktor peubah yang mempengaruhi dalam bentuk
tantangan dan perubahan pada lingkungan strategis aplikasi
informatika;
4. Koordinasi lintas kementerian, lembaga maupun dengan daerah,
serta kerjasama dan partisipasi para pemangku kepetingan utama
dalam pelaksanaan aplikasi informatika.
Secara khusus ditambahkan bahwa dari hasil analisis atas
Intepretive Structural Modeling (ISM) dan panel pakar, diperoleh
gambaran kondisi bahwa hubungan antar pemangku kepentingan
bersifat saling keterkaitan (interdependence), hal ini menggambarkan
bahwa setiap pemangku kepentingan dalam dunia aplikasi informatika
memiliki peran dan pengaruh satu sama lain.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-25
Gambar 4.4 Perspektif dalam Perancangan Disain Organisasi
Menggunakan desain organisasi dengan pendekatan Mintzberg
yaitu elemen dasar desain konfigurasi terdiri dari 5 bagian yang meliputi:
1. The Strategic Apex, dalam hal ini adalah Direktur Jenderal
Aplikasi Informatika, yang bertanggung jawab keseluruhan atas
organisasi Ditjen APTIKA, dan menjamin bahwa organisasi
menjalankan seluruh mandat yang telah ditetapkan;
2. The Middle Line, dalam konteks UU ASN adalah para pemangku
Jabatan Pimpinan Tinggi yang menjadi penghubung operating
core dengan strategic apex. Sesuai hasil analisis dan sintesis
lingkup peran fungsi pada middle line yang meliputi : tatakelola
e-Government, e-Business, peningkatan teknologi dan
infrastruktur aplikasi informatika, dan pemberdayaan
informatika;
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-26
3. The Operating Core, yaitu sumberdaya manusia ASN yang terdiri
dari pemangku Jabatan Administrasi, Jabatan Fungsional ahli,
serta jabatan fungsional ketrampilan yang melaksanakan tugas-
tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan mandat peraturan
perundang- undangan melalui peran dan fungsi organisasi;
4. The Technostructure, merupakan fungsi pengembangan yang
terdiri dari para ahli/ fungsional atau analis yang berperan dalam
mendukung pelaksanaan tanggungjawab utama kementerian.
Dalam hal ini dukungan dapat diberikan dalam bentuk analisis
kebijakan publik, maupun dukungan lain yang berbasis pada
keahlian;
5. The Support Staff, adalah bentuk dukungan manajemen yang
dapat menjamin proses tatakelola dan tatalaksana (proses bisnis)
organisasi dapat terlaksanan secara efektif dan efisien. Dalam hal
ini bentuk dukungan manajemen dilakukan untuk lingkup
perencanaan, pengelolaan sumberdaya (SDM, anggaran, sarana
dan prasarana organisasi), maupun pengelolaan hubungan
pemangku kepentingan (stakeholder management), serta
bentuk-bentuk lain yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
organisasi.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-27
Gambar 4.5 Konfigurasi Bidang Peran dalam Desain Organisasi Mintzberg
Selanjutnya guna mengetahui kebutuhan dalam penataan
organisasi Ditjen APTIKA, dilakukan melalui penggunaan Analysis
Network Process (ANP). Metode ini dilakukan melalui pengolahan data
dari beberapa pakar yang memiliki kompetensi di bidang aplikasi
informatika, praktisi, maupun pengambil kebijakan di lingkungan Ditjen
APTIKA (35 orang).
Selain melalui pengisian kuesioner, untuk memperoleh faktor-
faktor yang dianggap penting dalam masing-masing klaster bagi
kerangka kerja ANP diperoleh hasil diskusi yang dilakukan dalam FGD
perubahan struktur organisasi Direktorat Jenderal Aplikasi Infomatika.
Dengan bantuan perangkat lunak Super Decisions data diperoleh
per responden untuk menghasilkan supermatriks. Supermatriks tersebut
menampilkan urutan prioritas klaster-klaster terpenting dari faktor-
faktor terkait model perubahan struktur yang ada di Ditjen APTIKA,
urutan prioritas dari alternatif pemecahan masalah dalam pembentukan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-28
model Perubahan struktur organisasi yang ada di Ditjen APTIKA, dan
model stategis yang tepat menurut masing-masing responden adalah:
Tabel 4.3
limiting ANP
Prioritas Cluster Node Model ANP Nilai
Limiting
1 Alternatif Restrukturisasi
Organisasi 0,349681897
2 Alternatif Perubahan
Nomenklatur 0,07308194
3 Alternatif Perubahan Tugas
Fungsi 0,064009302
Gambar 4.6 Nilai limiting ANP
Gambar diatas menjelaskan bahwa pada klaster input responden
berpendapat bahwa prioritas tertinggi adalah Restrukturisasi organisasi
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (0,349681897), prioritas kedua
adalah perubahan Nomenklatur (0,07308194) dan ketiga adalah
Perubahan tugas dan fungsi (0,064009302). Analisis atas prioritas
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
0,07308194
0,349681897
0,064009302
NOMEN REST TUSI
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-29
a. Restrukturisasi organisasi (0,349681897): bahwa mayoritas
responden menilai Ditjen Aptika membutuhkan perubahan struktur
organisasi, mengingat fungsi keamanan informasi yang masuk
dalam Badan Siber dan Sandi Negara sehingga Aptika perlu
merombak struktur yang ada agar menjadi lebih tepat fungsi, tepat
proses dan tepat ukuran.
b. Perubahan Nomenklatur (0,07308194): sebagian responden
menilai bahwa Ditjen Aptika membutuhkan perubahan
Nomenklatur untuk mendukung pekerjaan yang di kerjakannya
sebagai priorotas kedua.
c. Perubahan Tugas Fungsi (0,064009302) : alternatif ketiga dalam
mengefektifkan fungsi dari Ditjen Aptika adalah dilakukan
perubahan tugas dan fungsi untuk menjadi organisasi yang tepat
proses, tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan apa yang di
mandatkan oleh UU atau regulasinya.
4.3 RUMUSAN PROSES BISNIS
4.3.1. Peran dan Fungsi Ditjen APTIKA dalam Pengembangan Sektor Aplikasi
Informatika
Dalam upaya melaksanakan mandat, Ditjen APTIKA akan
melaksanakan berbagai aktivitas baik sebagaimana dalam Gambar 5.9.
Secara garis besar dikemukakan bahwa tugas utama dilaksanakan
melalui aktivitas pada produce dan provide, sedangkan tugas
pendukung dilaksanakan melalui aktivitas dalam kelompok manage.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-30
Sementara dari sisi kinerja kelembagaan akan terlihat pada pencapaian
beberapa hal pokok yang diwujudkan dalam apply.
a. Produce: kebijakan direktif–strategik, dukungan dalam
pengambilan keputusan strategis, dan kerjasama internasional
bidang APTIKA;
b. Provide: pelayanan publik bidang APTIKA, kegiatan teknis APTIKA
berskala nasional, fasilitasi dan advokasi pelaksanaan kebijakan,
pengembangan kapabilitas dinamik SDM profesi APTIKA;
c. Manage: pengelolaan anggaran, pengelolaan sarana dan
prasarana kerja, pengelolaan SDM aparatur sipil negara (ASN),
pengelolaan data dan informasi, tatakelola dan tatalaksana; yang
terlaksana dengan pengorganisasian dalam ketersediaan
anggaran, perencanaan, dan pengukuran kinerja;
d. Apply: grand design (roadmap) dan pelaksanaan tata kelola
APTIKA Indonesia; standar teknis dan layanan internet, dan
aplikasi informatika; pembangunan langsung/tidak langsung
sebagai layanan publik dalam bentuk PSO dan USO (bila belum
mampu dilaksanakan oleh masyarakat); pembinaan dan
peningkatan kapasitas SDM profesi APTIKA.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-31
Gambar 4.7 Peran dan Fungsi Ditjen APTIKA dalam Pengembangan Sektor
Aplikasi Informatika
4.3.2 Tugas Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika dalam Perumusan
Kebijakan (Regulasi), Pelaksanaan Kebijakan (Layanan) dan
Pengendalian Aplikasi Informatika (Pengawasan)
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Aplikasi informatika
melaksanakan 3 hal utama, yaitu:
a. Perumusan Regulasi dan Kebijakan bidang Aplikasi Informatika berupa
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika, Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK),
Roadmap, Blue Print, Master Plan, Kebijakan Turunan Peraturan
Presiden Peta Jalan e-Commerce dan e-Government, Panduan Teknis,
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-32
Pembentukan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT), dan Front Office
Layanan Terintegrasi Aptika yang dilaksanakan oleh direktorat yang
menjalankan fungsi tata kelola.
b. Pelaksanaan Regulasi dan Kebijakan berupa back office layanan sesuai
amanat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
dan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggara Sistem Transaksi
Elektronik (PP PSTE), serta program Nawacita Presiden, berupa siMAYA,
siCANTIK, PNSmail, domain.go.id, desa.id, PUSPITA, hosting, PNS BOX,
Sistem Manajemen Pengamanan Informasi (SMPI), MANTRA, PSE PN,
Literasi, Edukasi, Pembinaan dan Pemberdayaan TIK, fasilitasi industri
TIK sektor strategis & ekosistem ekonomi digital, Sengketa Data
Pribadi, aduan konten negatif, pemutusan Akses SE, Penyidikan dn
Penindakan ITE, PSrE Sertifikat.
c. Pengendalian Aplikasi Informatika (Pengawasan) terkait Pelaksanaan
Regulasi dan Kebijakan.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-33
Gambar 4.8 Tugas Ditjen APTIKA dalam Perumusan Kebijakan (regulasi),
Pelaksanaan Kebijakan (layanan) dan Pengendalian Aplikasi Informatika
(pengawasan)
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-34
4.4 USULAN STRUKTUR ORGANISASI
4.4.1. Alternatif 1 Fokus Tata Kelola Aplikasi Informatika
a. Direktorat Tata Kelola Informasi
Dengan berpindahnya fungsi keamanan informasi pada Ditjen
Aptika ke BSSN, tentu Ditjen Aptika perlu melakukan penguatan pada
penata kelolaan informasi. Dengan penguatan pada Direktorat tata kelola
informasi kedapanya bisa menjadi Triger untuk Direktorat lainnya seperti
Direktorat e-Government, Direktorat e-Business, dan Direktorat Literasi
Digital.
Sebagai basis kekuatan tata kelola informasi akan dibentuk subdit
Tata Kelola e-Government, Subdit Tata Kelola e-Business, Subdit Layanan
Informatika selain subdit pembinaan jabatan fungsional dan subdit
penyidikan dan penindakan.
Direktorat Tata Kelola Informasi nantinya yang menjadi unit
layanan yang menerima layanan dari semua, sehingga ketika ada
Kementerian/Lembaga atau mungkin pemerintah daerah yang datang
untuk konsultansi e-Government, e-Business atau mungkin tentang
literasi digital bisa di layani di Direktorat ini. Direktorat Tata Kelola
Informasi sebagai garda terdepan dalam penerapan pelayanan terpadu
satu pintu. Jadi harapannya kedepan semua informasi dapat terkoneksi.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-35
DIREKTORAT TATA KELOLA INFORMATIKA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIREKTORAT TATA KELOLA e GOVERMENT
SUBDIREKTORAT TATA KELOLA e BUSINESS
SUBDIREKTORAT LAYANAN INFORMATIKA
SUBDIREKTORAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL
SUBDIREKTORAT PENYIDIK DAN PENINDAKAN
Gambar 4.9 Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Informasi
b. Direktorat e-Government
Direktorat e-Government sebagai pelopor digitalisasi tata kerja di
pemerintah harus berbenah untuk melakukan pembinaan dan regulator
e-Government di Indonesia. Meskipun pemerintah harus menentukan
Cief Information Officer (CIO) dari e-Government agar penanggungjawab
e-Government nantinya dapat berjalan sesuai tracknya.
Tugas Direktorat e-Government adalah melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penatakelolaan e-
Government.
Direktorat e-Government berubah nomenklatur menjadi Direktorat
Pembinaan Penyelenggara e-Government untuk menyesuaikan bidang
yang menjadi tugasnya. Strukturnya sebagai berikut :
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-36
DIREKTORAT e GOVERMENT/PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
e GOVERMENT
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG I
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG III
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG IV
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG II
Gambar 4.10 Struktur Organisasi Direktorat e-Government
c. Direktorat e-Business
Penguatan pembinaan e-Business di Ditjen Aptika sebagai pembina
industri eCommerce di Indonesia perlu inisiatif-inisiatif dari para ahli
seperti yang dilakukan oleh negara-negara yang telah maju e-
Commercenya seperti Amerika Serikat, Korea Selatan dan Cina. Secara
eksternal peta jalan e-Commerce sudah di siapkan dengan dibantu oleh
Konsultan Internasional Ernst & Young yang kemudian bekerja sistematis
dan komprehensif memfasilitasi berbagai kementerian dan lembaga serta
berbagai stakeholder terkait. Strukturnya sebagai berikut:
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-37
DIREKTORAT e BUSINESS
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIREKTORAT INFRASTRUKTUR DAN
TEKNOLOGI
SUBDIREKTORAT KONTEN DAN MULTIMEDIA
SUBDIREKTORAT LAYANAN APLIKASI
SUBDIREKTORAT PENGEMBANG APLIKASI
Gambar 4.11 Struktur Organisasi Direktorat e-Business
d. Direktorat Literasi Digital
Literasi digital perubahan nomenklatur dari pemberdayaan industri
informatika, tujuan dari penguatan literasi digital adalah untuk
memberikan peningkatan literasi digital kepada masyarakat.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-38
DIREKTORAT LITERASI DIGITAL
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIREKTORAT LITERASI TRANSAKSI ELEKTRONIK
SUBDIREKTORAT LITERASI KONTEN DAN MULTIMEDIA
SUBDIREKTORAT LITERASI
PELAYANAN PUBLIK
SUBDIREKTORAT LITERASI BUDAYA KEAMANAN
INFORMASI
Gambar 4.12 Struktur Organisasi Direktorat Literasi Digital
Pada tahap kondisi (eksisting) struktur organisasi Ditjen Aplikasi
Informatika terdiri dari 5 (lima) Direktorat sebelum Direktorat Keamanan
Informasi masuk dalam Badan Siber dan Sandi Negara.
Setelah melakukan analisis, pengelompokkan asumsi-asumsi,
hingga pada pembentukan kerangka konseptual model kelembagaan
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika. Maka disusunlah struktur
organisasi yang menyesuaikan kondisi dinamika sosial politik di
Indonesia. Dengan mempertimbangkan kondisi internal dan kondisi
eksternal Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian
Komunikasi dan Informatika.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-39
DIREKTORAT JENDERALAPLIKASI INFORMATIKA
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM DAN PELAPORAN
BAGIAN HUKUM DAN KERJASAMA
BAGIAN KEUANGANBAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
DIREKTORAT e GOVERMENT/PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
e GOVERMENTDIREKTORAT e BUSINESS DIREKTORAT LITERASI DIGITAL
DIREKTORAT TATA KELOLA INFORMATIKA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG I
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG III
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG IV
SUBDIREKTORAT INFRASTRUKTUR DAN
TEKNOLOGI
SUBDIREKTORAT KONTEN DAN MULTIMEDIA
SUBDIREKTORAT LAYANAN APLIKASI
SUBDIREKTORAT PENGEMBANG APLIKASI
SUBDIREKTORAT LITERASI TRANSAKSI ELEKTRONIK
SUBDIREKTORAT LITERASI KONTEN DAN MULTIMEDIA
SUBDIREKTORAT LITERASI
PELAYANAN PUBLIK
SUBDIREKTORAT LITERASI BUDAYA KEAMANAN
INFORMASI
SUBDIREKTORAT TATA KELOLA e GOVERMENT
SUBDIREKTORAT TATA KELOLA e BUSINESS
SUBDIREKTORAT LAYANAN INFORMATIKA
SUBDIREKTORAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL
SUBDIREKTORAT PENYIDIK DAN PENINDAKAN
SUBDIREKTORAT WILAYAH/BIDANG II
Gambar 4.13 Alternatif 1 Struktur Organisasi Ditjen Aptika
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-40
4.4.2. Alternatif 2 Fokus Penguatan Sektor Strategis, Literasi Digital, Sistem
Ttransaksi Elektronik, dan Pengendalian Aplikasi Informatika.
Selain alternatif 1 diatas, peneliti memberikan alternatif 2 dalam usulan
struktur organisasi Ditjen APTIKA. Alternatif 2 ini dibuat dalam upaya
mendorong kebijakan strategis yang sudah ditetapkan dalam NAWACITA.
Sebagaimana program prioritas dan beberapa hal terkait TIK dapat
menjadi program prioritas saat ini.
1. Struktur Organisasi
Usulan struktur organisasi Ditjen Aplikasi informatika ditujukan
untuk memaksimalkan perannya sebagai regulator serta perannya dalam
pengendalian Sistem Transaksi Elektronik. Hal ini sejalan dengan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu
UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
dan UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan PP Nomor 82
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
dimana Ditjen Aplikasi Informatika mengakomodir amanah dari peraturan
perundang-undangan tersebut.
Titik tolak yang digunakan untuk menyusun struktur organisasi
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika adalah peningkatan layanan
kepada masyarakat maupun stakeholder dari Ditjen APTIKA, serta upaya
untuk mengendalikan ekosistem aplikasi informatika yang ada di
Indonesia agar keberadaan aplikasi informatika mampu mendukung
pencapaian tujuan pembangunan nasional. Selain itu, isu mengenai
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-41
pentingnya perlindungan data pribadi merupakan aspek yang juga
menjadi pertimbangan dalam membangun kerangka struktur Ditjen
APTIKA ini. Masih belum adanya peraturan perundang-undangan yang
secara khusus mengatur mengenai perlindungan data pribadi,
bagaimanapun hal ini perlu untuk adanya institusi yang menanganinya,
karena besarnya potensi ancaman dan bahaya terhadap pelanggaran
terhadap penggunaan data pribadi masyarakat oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab.
Gambar 4.14 Alternatif 2 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Aptika
2. Tugas dan Fungsi
a. Penataan Direktorat Tata Kelola Aplikasi Informatika
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) memerlukan berbagai regulasi yang mampu mengatur
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-42
operasional aplikasi informatika agar tidak menimbulkan
dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Dalam hal ini,
Ditjen APTIKA merupakan pihak yang memiliki mandat untuk
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penatakelolaan aplikasi informatika. Oleh karena itu,
pembentukan Direktorat Tata Kelola Aplikasi Informatika akan
mampu menghasilkan berbagai regulasi terkait penyelenggaraan
aplikasi informatika di tanah air.
Gambar 4.15 Penataan Direktorat Tata Kelola Aplikasi Informatika
b. Penataan Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan
Masih belum optimalnya implementasi dari penggunaan aplikasi
informatika pemerintahan merupakan tantangan yang besar bagi
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-43
Ditjen APTIKA. Dimana dalam hal ini, Ditjen APTIKA harus
mampu membangun dan mensinergikan layanan dan sistem
informasi dari berbagai kementerian maupun pemerintahan
daerah sehingga mampu memberikan layanan yang maksimal
kepada masyarakat.
Gambar 4.16 Penataan Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan
c. Penataan Direktorat Pemberdayaan Informatika
Sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan terpisah secara
geografis antar wilayah, sangat dimungkinkan terjadinya
kesenjangan didalam ketersediaan layanan aplikasi informatika
maupun kesenjangan dalam hal kemampuan masyarakat dalam
menggunakan aplikasi informatika. Oleh karena itu, tugas utama
dari Direktorat Pemberdayaan Informatika adalah meningkatkan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-44
pengetahuan masyarakat terhadap aplikasi informatika, serta
bagaimana menggunakan aplikasi informatika secara bijak untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Gambar 4.17 Penataan Direktorat Pemberdayaan Informatika
d. Penataan Direktorat Ekonomi Digital
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan TIK telah banyak
mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya
adalah di bidang ekonomi. Perkembangan TIK telah mengubah
pola transaksi ekonomi di masyarakat melalui berbagai layanan
aplikasi informatika, yang memungkinkan konsumen
bertransaksi secara on-line tanpa harus bertemu dengan
penjual. Sehingga keberadaan Direktorat Ekonomi Digital
sebagai pihak yang memiliki kewenangan untuk mengatur
sistem transaksi elektronik, mendorong tumbuhnya pelaku
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-45
ekonomi digital, serta membangun ekosistem ekonomi digital
nasional yang sehat sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Gambar 4.18 Penataan Direktorat Ekonomi Digital
e. Penataan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika
Bagaimanapun, perkembangan teknologi ibarat pisau bermata
dua, disatu sisi teknologi mampu meningkatkan produktivitas
maupun aspek positif bagi masyarakat, namun disisi lain,
kemajuan teknologi juga dapat berakibat negatif jika
penggunaan teknologi tidak dikendalikan dengan bijak.
Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika merupakan
direktorat yang memiliki tugas untuk mengendalikan operasional
dari aplikasi informatika yang ada agar tidak merugikan
pengguna aplikasi informatika tersebut.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-46
Gambar 4.19 Penataan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika
Selanjutnya dari struktur diatas, maka rancangan peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika terkait uraian tugas dan fungsi dari masing-
masing unit jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Direktorat Jenderal Aptika
a. perumusan kebijakan di bidang penatakelolaan e-Government, e-
Business, dan keamanan informasi, peningkatan teknologi dan
infrastruktur aplikasi informatika, serta pemberdayaan informatika;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penatakelolaan e-Government, e-
Business, dan keamanan informasi, peningkatan teknologi dan
infrastruktur aplikasi informatika, serta pemberdayaan informatika;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penatakelolaan e-Government;
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-47
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penatakelolaan e-Government;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatakelolaan e-
Government, e-Business, dan keamanan informasi, peningkatan
teknologi dan infrastruktur aplikasi informatika, serta
pemberdayaan informatika;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
2. Direktorat Tata Kelola Aplikasi Informatika
Penyiapan perumusan kebijakan, NSPK, bimtek dan supervisi,
pemantauan evaluasi, dan pelaporan di bidang
a. tata kelola dan layanan sistem elektronik dan ekonomi digital,
b. tata kelola perlindungan data pribadi,
c. tata kelola sistem elektronik pemerintahan, dan arsitektur
teknologi informasi dan komunikasi nasional,
d. tata kelola sertifikasi elektronik,
e. tata kelola pusat informasi jaringan internet,
f. tata kelola nama domain Indonesia,
g. tata kelola intensifikasi penerimaan negara bukan pajak di bidang
aplikasi informatika,
h. tata kelola pembinaan jabatan fungsional bidang aplikasi
informatika
i. tata kelola layanan terintegrasi aplikasi informatika;
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-48
2.1. Subdirektorat Tata Kelola Sistem Elektronik dan Ekonomi Digital
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, NSPK, bimtek dan
supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan di bidang
a. tata kelola sistem elektronik dan ekonomi digital,
b. tata kelola pusat informasi jaringan internet,
c. tata kelola nama domain Indonesia
d. tata kelola intensifikasi penerimaan negara bukan pajak di
bidang aplikasi informatika;
e. pelayanan terpadu di bidang aplikasi infomatika
2.1.1. Seksi Perencanaan Tata Kelola Sistem Elektonik dan
Ekonomi Digital
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan tata
kelola sistem elektronik non pemerintahan, ekonomi
digital, dan pusat informasi jaringan internet.
2.1.2. Seksi Penerapan Tata Kelola Sistem Elektronik dan
Ekonomi Digital
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelayanan
pendaftaran di bidang aplikasi informatika, pelayanan
pendaftaran, penerbitan pengakuan penyelenggara
sistem dan transaksi elektronik, nama domain Indonesia
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-49
dan intensifikasi penerimaan negara bukan pajak di
bidang sistem elektronik dan ekonomi digital.
2.2. Subdirektorat Tata Kelola Perlindungan Data Pribadi
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, NSPK, Bimtek dan
supervisi, pemantauan evaluasi dan pelaporan di bidang
a. perencanaan dan penerapan tata kelola perlindungan data
pribadi dan
b. perencanaan dan penerapan tata cara
intersepsi/penyadapan.
2.2.1. Seksi Perencanaan Tata Kelola Perlindungan Data Pribadi
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang perencanaan tata kelola
perlindungan data pribadi dan tata cara intersepsi.
2.2.2. Seksi Penerapan Tata Kelola Perlindungan Data Pribadi
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang penerapan tata kelola
perlindungan data pribadi.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-50
2.3. Subdirektorat Tata Kelola Sistem Elektronik Pemerintahan
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, NSPK, Bimtek,
Supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang.
a. perencanaan tata kelola sistem elektronik pemerintahan dan
arsitektur teknologi informasi dan komunikasi nasional;
b. penerapan tata kelola sistem elektronik pemerintahan dan
arsitektur teknologi informasi dan komunikasi nasional
2.3.1. Seksi Perencanaan Tata Kelola Sistem Elektronik
Pemerintahan
Penyiapan bahan perumusan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan tata
kelola sistem elektronik pemerintahan dan arsitektur
teknologi informasi dan komunikasi nasional.
2.3.2. Seksi Penerapan Tata Kelola Sistem Elektronik
Pemerintahan
Penyiapan bahan perumusan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang penerapan tata kelola
sistem elektronik pemerintahan dan arsitektur teknologi
informasi dan komunikasi nasional.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-51
2.4. Subdirektorat Tata Kelola Sertifikasi Elektronik
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, NSPK, bimtek dan
supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
a. perencanaan dan penerapan tata kelola sertifikasi elektronik
dan
b. pembinaan jabatan fungsional bidang aplikasi informatika;
2.4.1. Seksi Perencanaan Tata Kelola Sertifikasi Elektronik
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan tata
kelola sertifikasi elektronik.
2.4.2. Seksi Penerapan Tata Kelola Sertifikasi Elektronik
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang penerapan tata kelola
sertifikasi elektronik dan pembinaan jabatan fungsional
bidang aplikasi informatika.
3. Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan
Penyiapan pelaksanaan kebijakan, NSPK, bimtek dan supervisi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
a. infrastruktur dan teknologi interoperabilitas Pemerintahan,
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-52
b. layanan aplikasi informatika pemerintahan daerah,
c. layanan aplikasi informatika politik, hukum, dan keamanan,
d. layanan aplikasi informatika kemaritiman dan pembangunan
manusia dan kebudayaan, dan
e. layanan aplikasi informatika perekonomian
3.1. Subdirektorat Infrastruktur dan Teknologi Interoperabilitasi
Pemerintahan
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur,
teknologi interoperabilitas dan interkonektivitas aplikasi informatika
pemerintahan;
3.1.1. Seksi Teknologi dan Infrastruktur Aplikasi Informatika
Pemerintahan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang infrastruktur aplikasi
informatika pemerintahan, serta penerapan teknologi aplikasi
informatika pemerintahan dan Free and Open Source Software
bagi pemerintah.
3.1.2. Seksi Interoperabilitas dan intekonektivitas Aplikasi
Informatika Pemerintahan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-53
pembinaan interoperabilitas dan interkonektivitas layanan
berbagi pakai data antar aplikasi pengolah data
pemerintah.
3.2. Subdirektorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan
Daerah
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan, data dan informasi layanan aplikasi
informatika pemerintahan daerah, dan layanan domain
pemerintah dan desa.
3.2.1. Seksi Pengembangan Aplikasi Layanan Pemerintahan
Daerah
Melakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang pengembangan layanan aplikasi
informatika pemerintahan daerah berbasis layanan aplikasi
informatika pemerintahan dan free open source software dan
layanan nama domain pemerintah dan desa.
3.2.2. Seksi Data dan Informasi Layanan Aplikasi Informatika
Pemerintahan Daerah
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data dan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-54
informasi layanan aplikasi informatika pemerintahan
daerah.
3.3. Subdirektorat Layanan Aplikasi Informatika Polhukam
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan, data dan informasi layanan aplikasi informatika
politik, hukum, dan keamanan;
3.3.1. Seksi Pengembangan Layanan Aplikasi Informatika
Polhukam
Melakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan
layanan aplikasi informatika politik, hukum, dan
keamanan berbasis aplikasi informatika pemerintahan
dan free open source software.
3.3.2. Seksi Data dan Informasi Layanan Aplikasi Informatika
Polhukam
Melakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi dan pelaporan di bidang data dan informasi
layanan aplikasi informatika politik, hukum, dan
keamanan.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-55
3.4. Subdirektorat Layanan Aplikasi Informatika Kemaritiman dan
PMK
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan, data dan informasi layanan aplikasi informatika
kemaritiman dan pembangunan manusia dan kebudayaan;
3.4.1. Seksi Pengembangan Layanan Aplikasi Informatika
Kemaritiman dan PMK
Melakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan
layanan aplikasi informatika kemaritiman dan
pembangunan manusia dan kebudayaan berbasis aplikasi
informatika pemerintahan dan free open source software.
3.4.2. Seksi Data dan Informasi Layanan Aplikasi Informatika
Kemaritiman dan PMK
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data dan
informasi layanan aplikasi informatika kemaritiman dan
pembangunan manusia dan kebudayaan.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-56
3.5. Subdirektorat Layanan Aplikasi Informatika Perekonomian
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan, data dan informasi layanan aplikasi informatika
perekonomian;
3.5.1. Seksi Pengembangan Layanan Aplikasi Informatika
Perekonomian
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan layanan aplikasi informatika
perekonomian berbasis aplikasi informatika
pemerintahan dan free open source software.
3.5.2. Seksi Data dan Informasi Layanan Aplikasi Informatika
Perekonomian
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data dan
informasi layanan aplikasi informatika perekonomian.
4. Direktorat Pemberdayaan Informatika
Penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang
a. literasi digital,
b. pemberdayaan komunitas teknologi informasi dan komunikasi,
c. pemberdayaan kapasitas teknologi informasi dan komunikasi, dan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-57
d. pemberdayaan kreativitas teknologi informasi dan komunikasi
4.1. Subdirektorat Literasi Digital
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang perancangan dan penerapan literasi
digital dasar
4.1.1. Seksi Perancangan Literasi Digital
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
perancangan literasi digital dasar
4.1.2. Seksi Penerapan Literasi Digital
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
penerapan literasi digital dasar.
5. Direktorat Pengembangan Ekonomi Digital
Penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang
a. pengembangan dan fasilitasi ekonomi digital pendidikan dan
kesehatan,
b. pengembangan ekonomi digital pertanian dan perikanan,
c. pengembangan ekonomi digital pariwisata, transportasi dan
perdagangan, serta
d. pengembangan dan fasilitasi ekosistem ekonomi digital
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-58
5.1. Subdirektorat Pengembangan Ekonomi Digital Pendidikan Dan
Kesehatan
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang pengembangan dan fasilitasi ekonomi
digital pendidikan dan kesehatan.
5.1.1. Seksi Pengembangan Dan Fasilitasi Paltform Pendidikan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan dan fasilitasi platform pendidikan.
5.1.2. Seksi Pengembangan Dan Fasilitasi Paltform Kesehatan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan dan fasilitasi platform kesehatan.
5.2. Subdirektorat Pengembangan Ekosistem Digital Pertanian Dan
Perikanan
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang pengembangan dan fasilitasi ekonomi
digital pertanian dan perikanan.
5.2.1. Seksi Pengembangan Dan Fasilitasi Patlform Pertanian
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan dan fasilitasi platform pertanian.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-59
5.2.2. Seksi Pengembangan Dan Fasilitasi Platform Perikanan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan dan fasilitasi platform perikanan.
5.3. Subdirektorat Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata,
Transportasi Dan Perdagangan
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang pengembangan dan fasilitasi ekonomi
digital pariwisata, transportasi, dan perdagangan.
5.3.1. Seksi Pengembangan Dan Fasilitasi Platform Pariwisata
dan Transportasi
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan dan fasilitasi platform pariwisata dan
transportasi.
5.3.2. Seksi Pengembangan Dan Fasilitasi Platform Perdagangan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan dan fasilitasi platform perdagangan.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-60
5.4. Subdirektorat Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang pengembangan dan fasilitasi
ekosistem platform ekonomi digital dan sektor strategis
nasional
5.4.1. Seksi Pengembangan Ekosistem Platform Ekonomi Digital
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan ekosistem platform ekonomi digital dan
sektor strategis nasional.
5.4.2. Seksi Fasilitasi Ekosistem Platform Ekonomi Digital
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi
ekosistem platform ekonomi digital dan sektor strategis
nasional.
6. Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika
Penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang
a. pengendalian sistem elektronik, ekonomi digital dan perlindungan
data pribadi,
b. pengendalian konten internet,
c. pemutusan akses sistem elktronik,
d. penyidikan dan penindakan, dan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-61
e. pengendalian penyelenggaraan sertifikasi elektronik
6.1. Subdirektorat Pengendalian Sistem Elektronik, Ekonomi Digital
Dan Perlindungan Data Pribadi
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang pengendalian sistem elektronik,
ekonomi digital, perlindungan data pribadi sistem elektronik,
dan sertifikasi kelaikan sistem elektronik.
6.1.1. Seksi Pengendalian Sistem Elektronik Dan Ekonomi Digital
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengendalian sistem elektronik dan ekonomi digital,
serta sertifikasi kelaikan sistem elektronik.
6.1.2. Seksi Perlindungan Data Pribadi Sistem Elektronik
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pemanfaatan dan penanganan sengketa data pribadi di
dalam sistem elektronik.
6.2. Subdirektorat Pengendalian Konten Internet
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pengelolaan dan
pengoperasian pusat kendali pemblokiran konten internet
ilegal, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pemblokiran konten internet ilegal dan pemutusan akses
sistem elektronik.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-62
6.2.1. Seksi Pemblokiran Konten Internet Ilegal
Melakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pemblokiran konten internet ilegal dan pemutusan akses
sistem elektronik.
6.2.2. Seksi Infrastruktur Pemblokiran Konten
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengelolaan dan pengoperasian sarana dan prasarana
pusat kendali pemblokiran konten internet.
6.3. Subdirektorat Penyidikan dan Penindakan
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang penyidikan, penindakan, forensik
digital, dan perbantuan keterangan ahli dalam penegakan
hukum bidang informasi dan transaksi elektronik.
6.3.1. Seksi Penyidikan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
penyidikan, forensik digital, dan perbantuan keterangan
ahli hukum dalam penegakan hukum bidang informasi
dan transaksi elektronik.
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
IV-63
6.3.2. Seksi Penindakan
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
penindakan, forensik digital, dan perbantuan keterangan
ahli hukum dalam penegakan hukum bidang informasi
dan transaksi elektronik.
6.4. Subdirektorat Pengendalian Penyelenggara Sertifikasi Elektronik
Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang pengakuan kelaikan penyelenggara
sertifikasi elektronik dan pengawasan penyelenggara sertifikasi
elektronik.
6.4.1. Seksi Pengakuan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengakuan kelaikan penyelenggara sertifikasi elektronik.
6.4.2. Seksi Pengawasan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengawasan penyelenggara sertifikasi elektronik.
V-1
Bab 5
Penutup
5.1. KESIMPULAN
Hasil studi penataan organisasi pada Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika yang ditujukan untuk memperoleh struktur organisasi ideal
sesuai dengan mandat organisasi berdasarkan kriteria tepat fungsi, tepat
proses, dan tepat ukuran, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perkembangan dan perubahan teknologi informasi yang sangat cepat
menjadikan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika memiliki tugas
yang semakin berat guna mampu mengimbangi perkembangan
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
V-2
tersebut diperlukan struktur organisasi yang mampu menjawab
kebutuhan dan tantangan organisasi di masa depan.
2. Dibentuknya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melalui Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2017 telah memangkas fungsi keamanan
informasi yang sebelumnya ada di Ditjen APTIKA untuk dipindahkan ke
BSSN.
3. Hasil pengolahan data responden dengan menggunakan software
“Super Decision” dalam mengetahui kebutuhan penataan organisasi
pada Ditjen APTIKA, diketahui bahwa prioritas tertinggi adalah
Restrukturisasi organisasi (0,349681897), prioritas kedua adalah
perubahan Nomenklatur (0,07308194) dan ketiga adalah Perubahan
tugas dan fungsi (0,064009302).
4. Titik tolak yang digunakan untuk menyusun usulan struktur
organisasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika adalah
peningkatan layanan kepada masyarakat maupun stakeholder dari
Ditjen APTIKA, serta upaya untuk mengendalikan ekosistem aplikasi
informatika yang ada di Indonesia agar keberadaan aplikasi
informatika mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan
nasional.
5. Merujuk pada penjelasan pasal 43 ayat 1 Undang-undang No. 19
Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-undang No. 11 Tahun 2018
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ”Yang dikmakasud
dengan “Pejabat Pegawai Negeri Sipil terentu” adalah Pejabat Pegawai
Negeri Sipil Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
V-3
I bidang Komunikasi dan Informatika yang telah memenuhi
persyaratan ttersebut.
Maka keberadaan penyidik didalam Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika merupakan amanat Undang-Undang yang wajib untuk
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika.
6. Merujuk pada penjelasan pasal 43 ayat 1 Undang-undang No. 19 tahun
2016 tentang Perubahan Undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik “Yang dimaksud dengan “Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu” adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informatika yang telah memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuaan peraturan perundang-undangan.”
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keberadaan penyidik didalam
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika merupakan amanat Undang-
Undang yang wajib untyk dilaksanakan oleh Direktirat Jenderal Aplikasi
Informatika.
5.2. SARAN
Beberapa masukan terhadap penataan struktur organisasi Ditjen
Aplikasi Informatika sebagai upaya peningkatan kapasitas kelembagaan
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, diperlukan hubungan,
koordinasi, komunikasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku
Perubahan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika
V-4
kepentingan (stakeholders) organisasi. Hal ini akan membantu
organisasi dalam menjalankan mandat secara efisien.
2. Berbagai batasan yang ada dalam organisasi merupakan faktor
eksternal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan alternatif
perubahan struktur. Sehingga pemilihan alternatif yang bijak adalah
dengan memperhatikan berbagai batasan yang ada.
3. Karena tingginya potensi dan ancaman dari aktivitas melalui internet,
maka fungsi pengendalian terhadap aplikasi informatika sangat
penting untuk dilaksanakan oleh Ditjen APTIKA guna menciptakan
ekosistem sistem elektronik yang aman, handal, dan bertanggung-
jawab agar mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan
nasional
4. Diperlukan koordinasi dan kerjasama antara Ditjen APTIKA dan BSSN
terkait pelaksanaan tugas dan fungsi, sehingga mampu mengeliminir
terjadinya tumpang tindih pelaksanaan tugas dan fungsi, serta dapat
saling bersinergi untuk mendukung tujuan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
Checkland, P., & Poulter, J. 2006. Learning for Action. England: John Wiley
& Sons Ltd.
de Ferranti, D. M.; Jacinto, J.; Ody, A., and Ramshaw, G. 2009. How to
Improve Governance: A New Framework for Analysis and Action.
Washington, D.C: Brookings Institution Press.
Frederickson, H. George, et al. 2012. The Public Administration Theory
Primer. Philadelphia, USA: Westview Press.
Gibson, James L; Ivancevich, John M; dan Donnelly, James H. 1989.
Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Terjemahan. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Gibson, James L; Ivancevich, John M; dan Donnelly, James H. and
Konopaske. 2012. Organizations: Behavior, Structure, Processes.
New York: McGraw-Hill.
Kaufmann D., A. Kraay, and M. Mastruzzi. 2010. The Worldwide
Governance Indicators. Methodology and Analytical Issues The
Worldwide Governance Indicators are available at:
www.govindicators.org.
Lembaga Administrasi Negara. 2013. Kajian Desain Kelembagaan
Pemerintah Pusat (Arsitektur Kelembagaan Tahun 2014-2019).
Jakarta: Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan, Deputi Bidang
Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur.
Lunenburg, Fred C. 2012. “Organizational Structure: Mintzberg’s
Framework”. International Journal Of Scholarly, Academic,
Intellectual Diversity. Volume 14, Number 1. Published at
https://platform.europeanmoocs.eu/users/8/Lunenburg-Fred-C.
Organizational-Structure-Mintzberg-Framework-IJSAID-V14-N1-
2012.pdf.
Muczyk, Jan P. 2004.”A system Approach to Organizational Effectiveness:
The Alignment of Critical Organizational Dimensions with Selected
Business/Competitive Strategies”. Journal of Comparative
International Management. Vol 7, No 1 June. Published at
https://journals.lib.unb.ca/index.php/JCIM/article/view/454/755.
Diakses 28 Juli 2016.
Saaty, T. L. 2003. The Analytic Hierarchy Process. Beccles Sufolk (US): Mc
graw-Hill Inc.
Robbin, Stephen P and Coulter, Mary. 2010. Manajemen. Jakarta: Erlangga
Tolbert, Pamela S and Hall, Richard H. 2009. Organizations: Structures,
Processes, and Outcomes. New Jersey, USA: Prentice Hall.
Peraturan Perundang-undangan:
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Komunikasi Dan Informatika Tahun 2015 -2019
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 tahun 2016
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan
Informatika
Dokumen:
Buku Profil Direktorat Jenderal Aplikasi Informatka (Ditjen Aptika) Tahun
2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika Tahun 2015