KATA PENGANTAR - Pulang Pisau Regency · kegiatan tahunan (Rencana Kerja) dari tahun 2013 hingga...
Transcript of KATA PENGANTAR - Pulang Pisau Regency · kegiatan tahunan (Rencana Kerja) dari tahun 2013 hingga...
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018 ------------------------------------------------------
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
berkat Karunia-Nya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau dapat
menyusun “RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN TAHUN 2013 - 2018” bisa diselesaikan tepat waktu.
Diharapkan Rencana Strategis ini bisa menjadi dasar dalam merencanakan
perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks dan kompetitif secara efektif,
efisien dan proaktif; dapat mengelola keberhasilan secara sistematik; merupakan
sesuatu perangkat manajerial dalam pengelolaan kepemerintahan secara efektif,
efisien dan akuntabel; pengembangan pemikiran, sikap dan tindakan yang
berorientasi pada masa depan; memberikan kemudahan masyarakat dan
Pemerintah Daerah; melakukan langkah-langkah adaptasi terhadap lingkungan
yang berubah secara cepat; meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara
prima; mengembangkan dan meningkatkan komunikasi di antara berbagai
stakeholders Daerah.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pulang Pisau merupakan Dokumen yang penting dengan maksud untuk mencapai
keharmonisan perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan yang
komprehensif, sinergi dengan sektor lainnya dalam mencapai tujuan
pembangunan. Dokumen ini digunakan sebagai arah kebijakan dan strategi
pembangunan sektor kelautan dan perikanan dalam menyusun program dan
kegiatan tahunan (Rencana Kerja) dari tahun 2013 hingga 2018.
Atas segala masukan dan sumbangan pemikiran semua pihak sehingga
dokumen rencana strategis ini dapat tersusun, disampaikan terimakasih dan
penghargaan yang tinggi. Semoga buku ini bemanfaat bagi kemajuan dan
perkembangan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Pulang Pisau
Pulang Pisau, Juni 2014
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulan Pisau,
Ir. H. RIDUAN SYAHRANI Pembina Utama Muda
NIP. 19620214 198901 1 001
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018 ------------------------------------------------------
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................... ……………………..……………………….. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Daftar Tabel .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Landasan Hukum ........................................................................ 3
C. Maksud danTujuan ..................................................................... 4
D. Hubungan Renstra-SKPD dengan Dokumen Perencanaan
Lainnya ....................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD ...................................................... 5
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ............................ 5
2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan .. 5
2.1.2 Struktur Organisasi ......................................................... 8
2.1.3 Uraian Fungsi .................................................................. 10
2.2 Sumberdaya Aparatur (Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan,
Pangkat dan Golongan, Jumlah Pegawai Struktural dan
Fungsional ................................................................................ 18
2.2.1 Sumberdaya Manusia ........................................................ 18
2.2.1 Sarana dan Prasarana SKPD ............................................. 19
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD ............................................................. 26
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD ........... 30
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ........... 37
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi ......... 39
3.2 TelaahanVisi, Misidan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Pulang Pisau ................................................ 42
3.3 Telaahan Renstra Kementrian Kelautan dan Perikanan RI .......... 43
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018 ------------------------------------------------------
iii
Hidup Strategis .......................................................................... 55
3.5 Penentu Isu-Isu Strategis ........................................................... 60
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARANSTRATEGI DAN
KEBIJAKAN .................................................................................... 72
4.1 Visi dan Misi SKPD ..................................................................... 73
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menegah SKPD .............................. 74
4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD ...................................................... 76
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF ...................................................................................... 78
A. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir ................. 78
B. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan
Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan …….. .. 79
C. Program Pengembangan Perikanan Budidaya .............................. 79
D. Program Pengembangan Perikanan Tangkap ............................... 80
E. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan
Air Tawar .................................................................................... 81
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD ........................................................... 82
BAB VII PENUTUP ........................................................................................ 85
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018 ------------------------------------------------------
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Golongan Tingkat PendidikanPegawai .......................................... 18
Tabel 2. Kepegawaian Berdasarkan Kepangkatan dan JenisKelamin ......... 19
Tabel 3. Kepegawaian Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan ....................... 19
Tabel 4. Data Aset Bangunan Gedung Dinas Kelautan danPerikanan ........ 20
Tabel 5. Alat Angkutan Darat Roda 4 ........................................................ 20
Tabel 6. Peralatan yang dimilki ................................................................. 21
Tabel 7. Volume Produksi Perikanan Tahun 2008 - 2012 ........................ 27
Tabel 8. Penyediaan Ikan Untuk Konsumsi Tahun 2008 - 2012 ................ 28
Tabel 9. Indikator Kinerja Utama Kementerian Kelautan dan Perikanan.... 53
Tabel 10. Dukungan Kegiatan Lintas Sektor ............................................ 54
Tabel 11. Keadaan Topografi Kabupaten Pulang Pisau .............................. 56
Tabel 12. Data Jumlah Desa dan Kecamatan serta Luas Wilayah di
Kabupaten Pulang Pisau ............................................................ 57
Tabel 13. Rincian Penggunaan Lahan di Kabupaten Pulang Pisau ............. 57
Tabel 14. Rincian Pemanfaatan Perairan di Kabupaten Pulang Pisau ........ 58
Tabel 15. Indikator Makro Pembanguna Pembangunan Kelautan dan
Perikanan ................................................................................. 82
Tabel 16. Target Indikator Kinerja Utama Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2014 - 2018 ........................... 83
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018 ------------------------------------------------------
v
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------1
BAB ~ I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan stratejik merupakan proses sistematis yang berkelanjutan
dari pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak-
banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-
usaha melaksanakan keputusan tersebut, dan mengukur hasilnya melalui umpan
balik yang terorganisasi dan sistematis.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan
instrumen pertanggungjawaban, perencanaan stratejik merupakan langkah awal
untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah.
RENSTRA adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang, dan permasalahan yang ada atau mungkin
timbul. Penyusunan renstra ini diikuti dengan penyusunan Rencana Kerja SKPD
(Renja-SKPD) yang merupakan rencana tindak yang akan dilaksanakan setiap
tahun selama lima tahun berlangsungnya program pembangunan. Renstra-SKPD
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penyusunan Renstra-SKPD
berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.
Sebagai suatu organisasi pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan
bertanggung jawab melaksanakan sebagian tugas pemerintahan di bidang
kelautan dan perikanan, diharapkan mampu turut mewujudkan visi, misi dan
arah pembangunan daerah sebagaimana digariskan dalam RPJPD. Dimana
dokumen Renstra SKPD periode tahun 2013 - 2018 dibuat sesuai dengan arah
kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan yang mengacu pada Rencana
pembangunan jangka panjang daerah (RPJMD)dan RPJPD dalam 20 (dua puluh)
tahun sebagai dasar atau tolok ukur di dalam penyusunan Rencana Strategis
(RENSTRA) SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang kemudian
dijabarkan ke dalam RENJA setiap tahun kegiatan realisasinya diukur
berdasarkan indikator sasaran yang ingin di capai.
Fungsi dari RENSTRA adalah sebagai pedoman untuk membuat kebijakan
didalam penyusunan program dan kegiatan dan berkaitan dengan dokumen
perencanaan lainnya, seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Lembaga
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------2
Administrasi Negara (LAN) Nomor : 239/2003 tanggal 25 Maret 2003 Rencana
Strategis (RENSTRA) merupakan pedoman induk di dalam penyusunan Rencana
Kerja Tahunan (RKT) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP).
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau
Tahun 2014 – 2018 pada hakikatnya merupakan pernyataan komitmen bersama
mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara
pencapaiannya melalui strategi dan kebijakan, agar tercapai sasaran dan tujuan
secara efektif dan efisien.
Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan Rencana Strategis dalam laporan
ini terdiri dari 7 (tujuh) bab meliputi :
Bab I Pendahuluan
Bab ini mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi
Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses
penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD,
Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja
SKPD meliputi : latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum,
Hubungan Renstra-SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya dan
Sistematika Penulisan.
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Bab ini menguraikan mengenai dasar hukum pembentukan SKPD
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan di dalam
penyelenggaraan pemerintah di bidang kelautan dan perikanan meliputi
struktur organisasi, tugas dan fungsi dan Susunan Kepegawaian dan Aset
yang dikelola.
Bab III Isu – isu Starategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi SKPD
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum SKPD terkait dengan
pelayanan SKPD, hasil – hasil yang dicapai selama lima tahun sebelumnya
serta isu – isu strategis berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi SKPD
Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan kebijakan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran,
strategi dan kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan yang menjadi pilar
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------3
dalam mewujudkan RPJPD dan RPJMD Pembangunan Kabupaten
Kotabaru.
BAB V Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif
Bab ini memuat program dan kegiatan, indikator kegiatan, kelompok
sasaran serta pendanaannya.
BAB VI Indikator Kinerja SKPD yang mengacu tujuan dan Sasaran RPJMD
Bab ini memuat indikator kinerja Renstra SKPD yang mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII Penutup
Lampiran-lampiran
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Program pembangunan Nasional (SPPN);
2. Undang-undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan negara;
3. Undang-undang Nomor 17 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2008.
5. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana
diubah dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009
6. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
7. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
8. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau kecil.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengendai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
10.Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
11.Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------4
12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 1982 tentang Pedoman
Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan di daerah
(P5D).
13.Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan
14.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Propinsi dan
Pemerintah Daerah kabupaten/Kota.
15.Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan Nomor PER 06/MEN/2010
tentang Minapolitan;
16.Keputusan Menteri Kelautan dan perikanan Nomor KEP 32/MEN/2010
tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;
17.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20.Peraturan Daerah Kabupaten Pulang Pisau Nomor 09 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Pulang Pisau;
21.Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang
Pisau No : 10 Tahun 2006.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2013-2018 adalah:
1. Tujuan penyusunan Renstra adalah: (a) memberikan arah kebijakan di masa
yang akan datang; (b) menjadi indikator penentuan prioritas dalam
penggunaan sumberdaya organisasi; (c) menentukan standards of excellence
(sebagai indikator kinerja kunci-IKK); (d) mengatasi perubahan dan
ketidakpastian kondisi lingkungan; serta (e) memberikan basis yang objektif
dalam pengendalian dan evaluasi hasil program dan kegiatan organisasi.
2. Maksud penyusunan adalah untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan yaitu
turut mendorong tercapainya sasaran pembangunan kelautan dan perikanan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------5
yang ditetapkan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, sekaligus
mengantisipasi dinamika dan perkembangan situasi dan kondisi daerah,
lingkungan strategis (sosial, ekonomi, budaya dll), dan kecenderungan global
yang berubah dengan cepat.
1.4. Hubungan Renstra-SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
RENSTRA adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang, dan permasalahan yang ada atau mungkin
timbul. Penyusunan renstra ini diikuti dengan penyusunan Rencana Kerja
SKPD (Renja-SKPD) yang merupakan rencana tindak yang akan dilaksanakan
setiap tahun selama lima tahun berlangsungnya program pembangunan.
Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penyusunan
Renstra-SKPD berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.
Sebagai suatu organisasi pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan
bertanggung jawab melaksanakan sebagian tugas pemerintahan di bidang
kelautan dan perikanan, diharapkan mampu turut mewujudkan visi, misi dan
arah pembangunan daerah sebagaimana digariskan dalam RPJPD. Dimana
dokumen Renstra SKPD dibuat mengacu pada RPJMD yang memuat isu
strategis, visi, misi, strategi dan kebijakan, tujuan dan sasaran dengan
menetapkan rancangan program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan
program pembangunan kelautan dan perikanan.
Dan berkaitan dengan dokumen perencanaan lainnya, berpedoman pada
Surat Keputusan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor : 239/2003 tanggal
25 Maret 2003 Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan pedoman induk di
dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------6
BAB ~ II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Dengan terbentuknya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sejak bulan
Juli tahun 2001, peranan sektor Kelautan dan Perikanan menjadi semakin
penting sebagai salah satu komponen untuk mewujudkan program normalisasi
kehidupan ekonomi, dan memperkuat dasar bagi kehidupan perekonomian rakyat
dan untuk percepatan pelaksanaan desentralisasi yang mensyaratkan pembagian
kewenangan yang jelas antara Pemerintah dan Daerah Otonom yang tertuang
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan tetap
dibentuknya Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu SKPD yang diatur
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pulang Pisau Nomor 09 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Pulang Pisau, ini menunjukkan perhatian yang besar dari Pemerintah
Daerah dan merupakan peluang pembangunan sektor kelautan dan perikanan
saat ini dan dimasa yang akan datang.
2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Dinas Kelautan dan Perikanan merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah
melalui Sekretariat Daerah. Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan Desentralisasi dan tugas pembantuan di bidang
Kelautan dan perikanan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pulang Pisau Nomor 09 Tahun
2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Pulang Pisau tentang tugas pokok dan fungsi satuan
kerja pemerintah daerah (SKPD) yaitu sebagai berikut ;
2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan
Berikut adalah jabaran tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau, yaitu :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang kelautan dan perikanan sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati Berdasarkan Peraturan Perundang
Undangan yang berlaku.
2. Pembinaan Produksi dan pengembangan teknologi;
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------7
3. Pembinaan dan pemberdayaan kelembagaan dan petani nelayan;
4. Pelaksanaan dan perlindungan sumberdaya hayati;
5. Pelaksanaan antar penyerasian riset kelautan dan pengawasan benda
berharga dari kapal tenggelam;
6. Penetapan kebijakan dan pengaturan dan pelaksanaan koordinasi ekplorasi,
eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut, perairan danau,
sungai, rawa dan wilayah perairan lainnya di wilayah kabupaten;
7. Kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia di
bidang kelautan dan perikanan;
8. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan reklamasi pantai dan mitigasi bencana
alam diwilayah pesisir dan laut;
9. Pelaksanaan dan koordinasi pemetaan dan potensi sumberdaya kelautan,
penyerasian dan pengharmonisan pengelolaan wilayah dan sumber daya laut;
10. Koordinasi pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan dan
lingkungannya, mitigasi kerusakan lingkungan pesisir dan laut wilayah
kabupaten;
11. Menetapkan kebijakan rehabilitasi dan peningkatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya antar kabupaten/kota;
12. Pelaksanaan dan koordinasi penetapan jenios ikan yang dilarang di
perdagangkan dan jenis ikan yang dilindungi;
13. Koordinasi pengelolaan jasa kelautan dan kemaritiman, konservasi plasma
nutfah spesifik lokasi, ekplorasi, ekploitasi, konsevasi dan pengelolaan
kekayan perairan danau, sungai, rawa dan wilayah perairan lainnya diwilayah
kewenangan kabupaten;
14. Koordinasi penyusunan zonasi dan tata ruang perairan, dan koordinasi
pengelolaan kawasan konservasi perairan dan rehabilitasi perairan wilayah
kewenangan kabupaten;
15. Perencaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian tata ruang laut,
koordinasi pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan wilayah kabupaten;
16. Rehabilitasi pesisir, pulau-pulau kecil dan laut kewenangan kabupaten;
17. Bimbingan dan koordinasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan
sumberdaya kelautan dan perikanan diwilayah kewenangan kabupaten;
18. Pengelolaan dan pemanfaatan perikanan, koordinasi dan pelaksanaan
estimasi stock ikan diwilayah perairan kewenangan kabupaten ;
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------8
19. Fasilitas kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan perikanan antar
kabupaten/kota;
20. Penetapan kebijakan pelaksanaan pungutan perikanan, usaha perikanan
tangkap wilayah kewenangan kabupaten dan memberdayakan nelayan kecil;
21. Kebijakan sistem permodalan, promosi dan investasi di bidang perikanan
tangkap kewenangan kabupaten;
22. Koordinasi kebijakan penetapan lokasi pembangunan dan serta pengelolaan
pelabuhan perikanan kewenangan kabupaten dan pembangunan pelabuhan
perikanan pada wilayah perbatasan dengan negara lain;
23. Pelaksanan kebijakan produk perbenihan perikanan dan pembangunan dan
pengelolaan balai benih ikan air tawar, air payau dan laut serta mutu
benih/induk ikan;
24. Pelaksanan kebijakan pengadaan, penggunaan dan peredaran serta
pengawasan obat ikan, akreditas lembaga sertifikasi perbenihan ikan,
rekomendasi ekspor, impor induk dan benih ikan;
25. Pelaksanaan kebijakan alat pengangkut, unit penyimpanan hasil produksi
budidaya ikan, unit pengelolaan kesehatan ikan dan lingkingan serta
pelaksanaan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya;
26. Pengawasan pemanfaatan dan perlindungan plasma nutfah perikanan,
perbenihan, pembudidayaan ikan dan sistem pengendalian hama dan
penyakit ikan;
27. Pembenihan, pemantauan dan pengawasan lembaga setifikasi perbenihan
ikan;
2.1.2. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau dibantu oleh Unsur-unsur Organisasi di
bawahnya terdiri dari :
1. Sekretariat ;
2. Bidang Perikanan Budidaya;
3. Bidang Perikanan Tangkap;
4. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan ;
5. Kelompok Jabatan Fungsional
6. UPTD
Adapun bagan struktur organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pulang Pisau dapat dilihat pada halaman berikut.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------9
Bagan Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------10
2.1.3. Fungsi
1. Sekretariat
Sekretaris mempunyai tugas mengkoordinasikan penyusunan program
dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas
pelayanan administratif serta perlengkapan, keuangan, kepegawaian,
ketatausahaan, protokol, humas dan rumah tangga, organisasi dan
tatalaksana, analisis jabatan, dokumentasi perundang-undangan serta
menghimpun bahan pelaporan pada Dinas Kelautan dan Perikanan.
Untuk Melaksanakan Tugas sebagaimana Sekretaris menyelenggarakan
Fungsi :
1. Pelaksanaan Penyusunan perencanan dan program di bidang
kelautan dan perikanan;
2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi;
3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi dan pengelolaan keuangan;
4. Pelaksanaan pengelolaan urusan umum, surat menyurat, kearsipan,
perlengkapan, rumah tangga, laporan akuntabilitas kinerja dinas;
5. Penyusunan laporan dinas;
6. Pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan;
7. Penyelenggaraan kehumasan dan protokol; dan
8. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan laporan.
9. Pelaksanaan Pengelolaan Barang-Barang dan Asset.
10. Pelaksanaan Pengelolaan Data-Data Umum dan teknis
Sekretaris, membawahkan :
1. Kepala Sub Bagian perencanaan;
2. Kepala Sub Bagian Keuangan;
3. Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian;
1. Sub Bagian perencanaan:
Kepala Sub Bagian perencanaan mempunyai tugas menyiapkan dan
menghimpun data dari sebagian bahan penyusunan program dan
anggaran dinas, serta menghimpun bahan penyusunan pelaporan.
Adapun fungsi sebagai berikut :
1. Penyelenggaran urusan penyusunan program dibidang kelautan
dan perikanan ;
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------11
2. Penyiapan bahan perumusan / rencana program dibidang kelautan
dan perikanan;
3. Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana program dan
anggaran ;
4. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program ;
2. Sub Bagian Keuangan :
Kepala sub Bagian keuangan mempunyai tugas menyelenggara kan
tugas administrasi keuangan, membimbing membina dan mengawasi
bendaharawan. Dan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana anggaran;
2. Pelaksanaan administrasi keuangan;
3. Pelaksanaan bimbingan dan pembinaan bendaharawan;
4. Pelaksanaan pengawasan terhadap bendaharawan; dan
5. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program dan keuangan ;
6. Pelaksanaan pengelolaan barang-barang dan aset.
3. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian;
Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian
mempunyai tugas administrasi surat menyurat, kearsifan, rumah
tangga, kehumasan dan menghimpun peraturan perundang-
undangan, perlengkapan, penyimpanan dan pemeliharaan barang,
administrasi kepegawaian serta penyiapan bahan pengelolaan dan
tatalaksana serta analisis jabatan.
2. Bidang Perikanan Tangkap
Kepala Bidang Perikanan Tangkap mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan, pembinaan prasarana dan sarana penangkapan, teknis
tata operasional pelabuhan perikanan, teknis kapal dan alat tangkap
perikanan, teknis perijinan usaha penangkapan, melakukan tata
pembinaan, tata pemanfaatan perairan pedalaman, perairan payau dan
perairan laut serta pemanfaatan data dan potensi kelautan dan
perikanan. Untuk melaksanakan tuugas sebagaimana dimakskud,
kepala bidang perikanan tangkap, menyelenggarakan fungsi :
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------12
1. Menginventarisasi, identifikasi, perencanaan pembinaan dan
pengembangan serta pengendalian penangkapan ikan dilaut dan
perairan umum.
2. mengkoordinasi kegiatan analisis dan perencanaan kebutuhan
prasarana penangkapan dan sarana kelangkapannya agar sesuai
dengan kebutuhan dilapangan.
3. mengkkordinasi kegiatan penyusunan pedoman sebagai bahan
pembinaan teknis penetapan lokasi pelabuhan/pangkalan
pendaratan ikan penetapan skala prioritas pembangunan fasilitas
pokok dan tambahan.
4. mengkoordinasikan kegiatan pembinaan nelayan untuk kelayakan
pengembangan lebih lanjut.
5. melaksakan pelayanan dan pengawasan perizinan usaha perikanan
tangkap melalui monitoring dan pemantauan serta laporan agar
dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuaan yang berlaku.
6. mengevaluasi hasil yang telak dicapai oleh Bidang Bidang Perikanan
Tangkap untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanan
kegiatan sebagai bahan perencaaan selanjutnya.
7. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas.
Kepala Bidang Perikanan tangkap, membawahkan :
1. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan tangkap.
2. Kepala Seksi Usaha Perikaanan Tangkap dan Sumberdaya Ikan.
1. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan tangkap.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan tangkap mempunyai
tugas inventarisasi, identifikasi melaksanakan bimbingan dan
pengawasan, menyiapkan rancangan dan skala prioritas
pembangunan, pengembangan dan rehalibitasi prasarana
penangkapan ikan dan sarana kelengkapan termasuk kapal
penangkap ikan, alat tangkap, serta pembinaan nelayan.
a. Merencanakan kegiatan inventarisasi dan identifikasi pada seksi
sarana dan prasarana perikanan tangkap.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------13
b. Membagi tugas kepada bawahan/staf dilingkungan seksi sarana
dan prasarana perikanan tangkap agar semua tugas dapat
telaksana dengan baik.
c. Memberi petunjuk dan membina secara teknik operasional kepada
bawahan dilingkungan seksi sarana dan prasarana perikanan
tangkap secara tertulias maupun lisan agar dapat dilaksakan
sesuai dengan rencana, prosedur dan ketentuan yang berlaku.
d. Melaksankan pelaporan peaksanaan tugas di bidang seksi sarana
dan prasarana perikanan tangkap.
2. Seksi Usaha Perikaanan Tangkap dan Sumberdaya Ikan.
Kepala Seksi Usaha Perikaanan Tangkap dan Sumberdaya Ikan
mempunyai tugas menyelenggarakan inventarisasi, identifikasi
penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendaliaan
penangkapan ikan perairan laut dan perairan umum, penelitian, dan
melaksakan pengumpulan dan pengolahan data statistik perikanan
tangkap serta data dan potensi kelautan dan perikanan.
a. Menyelenggarakan kegiatan inventarisasi, identifikasi,
pengembangan dan pengendalian, penelitian/pengujian
pengembangn teknologi serta penerapan teknologi anjuran
penangkapan ikan spesifik daerah perairan laut dan perairan
umum, melakukan pelayanan dan pemantauan / pengawasan
perijinan usaha perikanan.
b. Membagi tugas kepada bawahan dilingkungan Seksi Usaha
Perikanan Tangkap dan Sumberdaya Ikan , agar semua tugas
dapat terlaksana dengan baik.
c. Memberi petunjuk dan membina secara teknik operasional kepada
pelaksanaan bawahan dilingkungan Seksi Usaha Perikaanan
Tangkap dan Sumberdaya Ikan secara tertulis maupun lisan agar
dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
d. Menyiapkan penyusunan rencana program dan anggaran biaya
sesuai dengan tugas dan fungsi berdasarkan data dan petunjuk
kepala Bidang Perikanan Tangkap sebagai pedoman kerja.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------14
e. Mengkoordinasi pelaksanan kegiatan, pengumpulan bahan
pembinaan dan petunjuk penata usahaan perikanan penangkapan
spesifik daerah perairan laut dan perairan umum.
f. Menyiapkan dan menyusun bahan untuk rencana pengembangan
dan pengendalian, penelitian/pengujian, pengembangan teknologi
serta penerapan teknologi anjuran penangkapan ikan spesifik
daerah perairan laut dan perairan umum.
g. Merencanakan kegiatan bimbingan, pembinaan dan tata
pemanfaatan di bidang perikanan perairan pedalaman, perairan
payau, perairan laut, pengumpulan pengelolaan data statistik
perikanan tangkap, data dan potensi kelautan dan perikanan.
h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap tata
pelaksanaan, tata pemanfaatan di bidang perikanan perairan
pedalaman, perairan payau, perairan laut, pengumpulan
pengolahan data statistik perikanan tangkap, data dan potensi
kelautan dan perikanan.
3. Bidang Perikanan Budidaya
Kepala Bidang Perikanan Budidaya mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan, pengembangan, pembinaan sarana dan prasarana
perikanan budidaya, produk dan usaha budidaya, perbenihan serta
melakukan pengendalian kesehatan ikan dan lingkungan. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Perikanan
Budidaya menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan analisis data budidaya
ikan;
2. Penyiapan bahan penelitian/pengujian dan pengembangan teknologo
penangkapan ikan dan teknologi anjuran di bidang budidaya ikan;
3. Penyiapan bahan perumusan, pembinaan, pengembangan dan
pengendalian kelayakan teknis budidaya ikan;
4. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi budidaya ikan; dan
5. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya, membawahkan :
1. Kepala seksi Sarana dan Prasarana perikanan budidaya;
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------15
2. Kepala Seksi Perbenihan,
3. Kepala Seksi Produksi dan Usaha Budidaya;
1. Seksi Sarana dan Prasarana perikanan Budidaya;
Kepala seksi sarana dan prasarana perikanan budidaya mempunyai
tugas menyelenggarakan inventarisasi, identifikasi, dan penyusunan
rancangan pembangunan dan pengembangan, menyiapkan rencana
dan skala prioritas pembangunan pengembangan rehabilitasi sarana
dan prasarana budidaya dan kelengkapannya serta perumusan
petunjukan teknis pola tatalaksana pengelolaannya.
Uraian tugas Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya :
b. Menyusun rencana inventarisasi dan identifikasi secara teperinci
yang terdiri dari waktu pelaksanaan, jumlah tenaga, jumlah biaya
yang diperlukan dan hasil yang dicapai.
c. Merencanakan pelaksanaan pada kerja Dinas agar pelaksanaan
tugas dan kegiatan terjadwal.
d. Membagi tugas kepada bawahan (staf) dilingkungan seksi sarana
dan Prasrana Budidaya dengan memeberi arahan sesuai bidang
tugas dan permasalahannya, agar seluruh tugas terbagi dan bejalan
dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Memberi petunjuk dan membina secara teknis operasional kepada
bawahan dilingkungan Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan
Budidaya secara tertulis maupun lisan agar tugas dapat
dilaksanakan sesuai rencana, prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
f. Mengatur/memeriksa/mengoreksi/mnegontrol hasil kerja bawahan
pada seksi sarana dan prasarana perikanan budidaya untuk
perbaikan guna perbaikan lebih lanjut.
g. Melakukan penyiapan bahan pembinaan teknis pemanfaatan,
pengembangan, rehalibitasi dan pemeliharaan serta pengguna jasa
prasarana dan sarana perikanan budidaya.
h. Melakukan penyiapan bahan untuk penetapan skala ptroritas
pembangunan sarana dan prasarana perikanan budidaya sesuai
petunjuk/arahan Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Peraturan
yang berlaku.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------16
i. Melakukan penyiapan dan menyusun petunjuk tekn is tentang tata
laksana pengelolaan dan pemanfaatan prasana dan sarana
budidaya.
j. Mengatur dan mempersiapkan bahan pemantauan, pengendalian
dan evaluasi pengembangan sarana dan prasarana perikanan
budidaya untuk pengembangan lebig lanjut.
k. Melakukan analisis dan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
di Bidang seksi sarana dan Prasarana perikanan budidaya, sebagai
bahan perencanaan kebijakan lebih lanjut.
2. Seksi Perbenihan, Produksi dan Usaha Budidaya;
Kepala Seksi Perbenihan , Produksi dan Usaha Budidaya mempunyai
tugas inventarisasi, identifikasi, perencanaan dan pengembangan
budidaya ikan, pengembangan teknologi budidaya, penerapan
teknologi anjuran di bidang Budidaya, penelitian dan pengembangan
teknologi spesifik daerah, melakukan pelayanan dan pengawasan
perijinan usaha budidaya, prosedur dan tata cara permohonan izin
usaha budidaya, serta perumusan petunjuk teknis pola tatalaksana
pengelolaannya, serta pembinaan pembudidayaan/kelompok
pembudidaya ikan.
a. Menyusun rencana operasional pelaksanaan tugas pada seksi
Perbenihan, produksi dan usaha budidaya berdasarkan program
kerja dinas, agar pelaksanaan tugas dan kegiatan terjadwal.
b. Membagi tugas kepada pelaksanaan pada seksi Perbenihan,
Produksi dan usaha budidaya dengan memebri arahan sesuai
bidang tugas dan permasalahannya, agar seluruh tugas yang ada
terbagi habis dan berjalan dengan baik, sesuai ketentuan yang
berlaku.
c. Memberi petunjuk dan membimbing bawahan sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab agar tugas-tugas dapat terlaksana sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
d. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk perbaikan guna
penyempurnaan lebih lanjut.
e. Melakukan pengolahan, menganalisis dan menyajikan data
Perbenihan, produksi dan usaha budidaya.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------17
f. Melakukan inventarisasi, identifikasi, merencanakan pembinaan
pengembangan serta pengendalian budidaya ikan baik dilaut
maupun perairan umum bersama-sama instansi terkait, yang
pelaksanaanya berdasarkan petunjuk dan peraturan yang berlaku.
g. Melakukan penyiapan bahan penelitian/pengujian dan
pengembangan teknologi perbenihan ikan dan teknologi anjuran
dibidang perbenihan ikan.
h. Melaksanakan penilaian kerja bawahan pada seksi Perbenihan,
Produksi dan Usaha Budidaya sesuai dengan hasil kerja sebagai
bahan penetapan DP-3.
4. BIDANG PENGAWASAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Sumberdaya mempunyai
tugas melaksanakan pengolahan pemanfaatan sumberdaya kelautan
dan perikanan melalui pengawasan pemanfaatan sumbedaya kelautan
dan perikanan, serta pelestarian ekosistem perairan beserta plasma
nutfah dan sumberdaya ikan dan penataan pemanfaatan sumberdaya
kelautan dan perikanan (PSDKP). Untuk melaksanakan tugas
sebagaiamana dimaksud, Kepala Bidang Pengolahan Sumberdaya
Kelautan Dan Perikanan , menyelenggarakan fungsi :
1. pembinaan, penyelenggaraan dan penerapan hukum dalam rangka
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan.
2. Pembinaan, penyelenggaraan dan penerapan operasional pelesatarian
ekosistem sumberdaya kelautan dan perikanan.
3. Pembinaan, penyelenggaraan penyerasian dan penerapan opresional
tata pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan .
4. pembinaan dan pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Sumberdaya,
membawahkan :
1. Kepala seksi Pengawasan, Konservasi dan Rehalibitasi.
2. Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------18
1. Seksi Pengawasan, Konservasi dan Rehalibitasi.
Kepala Seksi Pengawasan, Konservasi dan Rehalibitasi Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan,
memantau dan mengevaluasi dan memberi bimbingan pelaksanan
pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan serta
menyelesaikan kasus pelanggaran hukum dibidang sumberdaya
kelautan dan perikanan. Kepala Seksi Konservasi dan Rehalibitasi
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas
melaksanakan inventarisasi, identifikasi dan analisis ekosistem kritis
bagi sumberdaya ikan endemik dan melaksakan perlindungan,
konservasi serta rehalibitasi sumberdaya ikan kritis bagi sumberdaya
ikan kristis dan langka melalui pengembangan suaka sumberdaya
keluatan dan perikanan.
2. Seksi Pengelolaan Sumberdaya Peisisir dan Laut.
Kepala Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Peisisr dan Laut
mempunyai tugas melakukan penataan, pengendalian serta
penyerasian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan dan
pengawasan pemanpaatan sumberdaya kelautan dan perikanan,
memantau dan mengevaluasi dan memeberi bimbingan pelaksanan
pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan serta
menyelesaikan kasus pelanggaran hukum dibidang sumberdaya
kelautan dan perikanan.
Sumberdaya Aparatur (Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan
Golongan, Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional)
2.2.1 Sumberdaya Manusia
Jumlah pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Pulang Pisau sebanyak 30
orang. Disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 1. Golongan dan Tingkat Pendidikan Pegawai
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau
No. Golongan SD SLTP SLTA D. I D. III D. IV S1 S2 S3 Jlh 1 I 1 3 - - 1 - - - - 5 2 II - - 3 - - - 2 - - 5 3 III - - - - 1 - 11 2 - 14 4 IV - - - - - - 4 2 - 6 Jumlah 1 3 3 - 2 - 16 5 - 30
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------19
Tabel 2.
Kepegawaian berdasarkan Kepangkatan dan Jenis Kelamin
No. Kepangkatan Jenis Kelamin
Jumlah (orang) Pangkat
Golongan/ Ruang
Laki-laki (orang)
Perempuan (orang)
1. Pembina Utama Muda IV/c 1 - 1 2. Pembina Tingkat I IV/b 1 - 1 3. Pembina IV/a 3 1 3 4. Penata Tingkat I III/d 1 - 1 5. Penata III/c 2 3 5 6. Penata Muda Tingkat I III/b 2 3 5 7. Penata Muda III/a 2 1 3 8. Pengatur Tingkat I II/d - - - 9. Pengatur II/c 1 - 1
10. Pengatur Muda Tk. I II/b - 1 1 11. Pengatur Muda II/a 2 1 3 12. Juru Tk. I I/d 1 - 1 13. Juru I/c 3 - 3 14. Juru Muda I/a 1 - 1 15. Non PNS/Honorer - 30 12 42
J u m l a h 75 26 101
Tabel 3.
Kepegawaian berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
No. Kualifikasi Pendidikan
Status Kepegawaian Jumlah (orang)
PNS Non PNS 1. Strata 2 (S – 2) 5 - 5 2. Strata 1 (S – 1) 13 6 19 3. Diploma 4 (D – 4) - - - 4. Diploma 3 (D – 3) 1 3 4 5. SLTA 5 16 21 6. SLTP 3 5 8 7. SD 2 1 3
J u m l a h 29 31 60 2.2.1. Sarana dan Prasarana SKPD
Dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat perikanan, Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau memiliki sarana dan prasarana
SKPD untuk menunjang kinerja aparatur dan tenaga teknis dan fungsional.
1). Aset-aset Bangunan Gedung Kantor
Aset-aset yang dikelola sendiri baik dilihat dari jenis aset, jumlah, kondisi
tahun dan nilai perolehan serta letak lokasi ditampilkan pada Tabel 4 dan 5
berikut :
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------20
Tabel 4.
Data aset Bangunan Gedung Dinas Kelautan dan Perikanan
No. Jenis Aset Jumlah Kondisi Tahun Nilai perolehan Lokasi
1. Kantor Dinas 1 Cukup Baik - APBD PULANG PISAU
2. BBI Gohong 1 Cukup Baik - APBD GOHONG
2. PPI Bahaur 1 Cukup Baik - APBD PASANAN
Sumber : Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2012
Tabel 5
Alat Angkutan Darat Roda 4
No. Jenis Aset/Merk
Warna/ Nomor Polisi
Tahun Pembuatan
Tahun Pembelian
Nilai Perolehan (Rp)
Ket.
1. Kijang Toyota HILUX
Silver/KH. 8018 JW 2008 2008 149,050,000.00 APBD (DAU)
2. Kijang Toyota HILUX
Hitam/KH. 8020 JW 2008 2008 173,016,000.00 DAK
(APBN) Sumber : Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2012
2) Data Peralatan Kantor
Sarana dan prasarana pendukung berupa peralatan dan perlengkapan yang
dimiliki oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau, yang masih
dapat dipergunakan sampai dengan tahun 2012 ditampilkan pada Tabel. 6
berikut ini.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------21
Tabel. 6 Peralatan yang di miliki oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau s/d Tahun 2012
No. Kode Barang Jenis Barang/ Nama Barang
Nomor Register
Merk/Type Ukuran / CC Bahan Tahun
Pembelian
Nomor Asal Usul Cara
PerolehaHarga
Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 02 06 01 01 04
Mesin tik manual standar (18-27 inc) 0001 - - Besi 2003 - - - - - APBD
720,000.00
2 Mesin calculator 0001 - - Campuran 2003 - - - - - APBD 336,000.00
3 02.06.01.04.04
Filling cabinet 0001 s/d
0004 - - Besi 2003 - - - - - APBD 3,840,000.00
4
Brankas 0001 s/d
0003 - - Besi 2003 - - - - - APBD 5,040,000.00
5 02.06.01.04.01
Lemari kayu 0001 s/d
0003 - - Kayu 2003 - - - - - APBD 1,152,000.00
6 02 06 02 01 10 Meja rapat 0001 - - Kayu 2003 - - - - - APBD 5,280,000.00
7 02 06 02 01 30
Kursi putar 0001 s/d
0010 - - Besi/busa 2003 - - - - - APBD 3,840,000.00
8 02.06.02.01.34
Kursi lipat 0001 s/d
0017 - - Besi/busa 2003 - - - - - APBD 25,296,000.00
9 02 06 02 02 03
Jam elektronik 0001 s/d
0002 - - Campuran 2003 - - - - - APBD 96,000.00
10 02 06 02 06 03 Televisi 0001 - - Campuran 2003 - - - - - APBD 1,584,000.00
11 02.06.03.02.01
PC unit 0001 s/d
0003 - - Campuran 2003 - - - - - APBD 2,400,000.00
12 02 06 02 06 39
Dispencer 0001 Niko Nasional - Besi/plastik 2006 - - - - - APBD
277,000.00
13 02 06 02 04 06
Kipas angin 0001 s/d
0007 Maspion - Besi/plastik 2006 - - - - - APBD
588,000.00
14 02 06 01 01 04
Mesin tik 0001 s/d
0003 Olimpia - 2006 - - - - - APBD 1,764,000.00
15 02 06 02 01 30
Kursi kerja warna merah
0001 s/d 0010 - - Kayu 2006 - - - - - APBD
5,250,000.00
16 02 06 02 01 30
Kursi kerja warna hitam
0001 s/d 0007 - - Kayu 2006 - - - - - APBD
4,200,000.00
17 02 06 02 01 61
Meja kerja 0001 s/d
0011 - - Kayu 2006 - - - - - APBD 2,310,000.00
18 02 06 02 04 04
Ac split 0001 - - Besi/Plastik 2006 - - - - - APBD
1,680,000.00
19 02 06 00 00 00
Gorden 0001 s/d
0040 - - Kain 2006 - - - - - APBD 483,000.00
20 Teralis 0001 - - Besi 2006 - - - - - APBD 126,000.00
21 02.06.03.02.02 Komputer Notebook 0001 Toshiba - 2008 - - - - - APBD 14,950,000.00
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------22
22 02.06.03.02.02 Notebook 0001 - - 2008 - - - - - APBD 10,000,000.00
23 02.06.03.02.02
Komputer Notebook 0001 - - 2008 - - - - - APBD
17,500,000.00
24 02.06.03.05.03 Printer 0001 - - 2008 - - - - - APBD 500,000.00
25 02.06.03.02.01
Komputer 0001 s/d
0002 Acer - 2008 - - - - - APBD 20,000,000.00
26 02.06.03.05.03
Printer 0001 Epson LX 300 Dot Matrix - 2008 - - - - - APBD
2,000,000.00
27 02.06.03.05.01 UPS 0001 - - 2008 - - - - - APBD 1,000,000.00
28 02 06 02 01 30
Kursi kerja 0001 s/d
0008 Siro - 2008 - - - - - APBD 9,960,000.00
29 02 06 02 01 28
Kursi tamu/sofa/kayu
0001 s/d 0002 - - 2008 - - - - - APBD
6,230,000.00
30
Rak Buku/TV/Kembang 0001 - - 2008 - - - - - APBD
5,000,000.00
31 02.06.01.04.01
Lemari arsip 2 pintu
0001 s/d 0008 - - 2008 - - - - - APBD
19,960,000.00
32 02.06.01.04.04
Filling cabinet 0001 s/d
0004 - - 2008 - - - - - APBD 9,980,000.00
33 02 06 02 04 04
AC ¾ Pk 0001 s/d
0003 Nasional - 2008 - - - - - APBD 10,170,000.00
34 02 06 02 01 28
Sofa 0001 s/d
0007 Jakarta 211 HJ - Kayu/Busa 2009 - - - - - APBD 43,197,000.00
35 02.06.03.02.02
Komputer Note Book
0001 Toshiba - Plastik 2009 - - - - - APBD
13,380,000.00
36 02.06.02.06.49
Kamera/Handycam
0001 Nikon/Panasonic
4 GB Plastik 2009 - - - - - APBD
28,650,000.00
37 02.06.02.04.04
Pendingin Ruangan
0001 s/d 0002 Panasonic - Besi 2009 - - - - - APBD
9,550,000.00
38 02 06 02 01 61
Meja Kerja 0001 s/d
0018 - - Kayu 2009 - - - - - APBD 9,780,000.00
39 02.06.02.01.30
Kursi kerja 0001 s/d
0018 - - Besi 2009 - - - - - APBD 34,865,500.00
40 02 06 02 01 28
Sofa 0001 s/d
0002 - - Busa 2009 - - - - - APBD 29,640,000.00
41 02 06 00 00 00 Gorden - - Kain 2009 - - - - - APBD 24,935,600.00
42 02.06.03.05.03
Printer 0001 s/d
0002 Canon - Plastik 2009 - - - - - APBD 2,160,000.00
43 02.06.03.02.02
Komputer Note Book
0001 Acer - Plastik 2009 - - - - - APBD
17,630,000.00
44 02 06 01 01 04 Mesin Tik
0001 s/d 0002 - -
2011 - - - - - APBD
14,580,000.00
45 02.06.03.02.02
Komputer Note Book
0001 s/d 0002 - -
Campuran 2011 - - - - - APBD
16,490,000.00
46 02.06.03.02.01 Komputer PC
0001 s/d 0005 - -
Campuran 2011 - - - - - APBD
49,900,000.00
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------23
47 02.06.03.02.01 Komputer/PC
0001 s/d 0003 - -
2011 - - - - - APBD
44,550,000.00
48 02.06.03.05.03 Printer
0001 s/d 0008
Canon MP 287 -
Campuran 2011 - - - - - APBD
8,960,000.00
49 02.06.03.05.03 Printer
0001 s/d 0002 - -
2011 - - - - - APBD
4,990,000.00
50
Window Seven Profesional
0001 s/d 0002 - -
2011 - - - - - APBD
5,390,000.00
51 02.06.03.05.01 UPS
0001 s/d 0002 - -
2011 - - - - - APBD
2,020,000.00
52 02.06.01.04.04 Filing Cabinet
0001 s/d 0005 - -
2011 - - - - - APBD
9,950,000.00
53 02.06.01.04.04 Filing Kabinet
0001 s/d 0009
4 Laci -
Besi 2011 - - - - - APBD
17,910,000.00
54 02.06.01.04.01 Lemari
0001 s/d 0006
2 Pintu -
Kayu/Kaca 2011 - - - - - APBD
11,940,000.00
55 02.06.01.04.01 Lemari Arsip
0001 s/d 0002 - -
2011 - - - - - APBD
5,600,000.00
56 02.06.01.04.01 Lemari Kardek 0001 - - 2011 - - - - - APBD 990,000.00
57 02 06 02 04 04 AC
0001 s/d 0002 - -
2011 - - - - - APBD
8,980,000.00
58 02 06 02 04 01 Freezer 0001 - - 2011 - - - - - APBD 3,400,000.00
59 02 06 01 05 10 White Board 0001 - - 2011 - - - - - APBD 1,995,000.00
60 02 06 01 05 06 Papan Nama 0001 - - 2011 - - - - - APBD 1,995,000.00
61 02 06 01 05 07
Papan Pengumuman
0001 - -
2011 - - - - - APBD
1,500,000.00
62 02 06 04 03 04 Kursi Eselon II 0001 - - Besi 2011 - - - - - APBD 5,290,000.00
63 02 06 04 03 05 Kursi Eselon III
0001 s/d 0004 - -
Besi 2011 - - - - - APBD
5,760,000.00
64 02 06 04 03 07 Kursi Eselon IV
0001 s/d 0008 - -
Besi 2011 - - - - - APBD
11,408,000.00
65 02.06.02.01.30 Kursi Kerja
0001 s/d 0010 - -
Kain 2011 - - - - - APBD
5,850,000.00
66 02.06.02.01.34 Kursi Lipat
0001 s/d 0032 - -
Besi 2011 - - - - - APBD
12,512,000.00
67 02.06.02.01.34 Kursi Lipat
0001 s/d 0010 - -
2011 - - - - - APBD
3,900,000.00
68 02 06 02 01 30 Kursi Putar 0001 - - 2011 - - - - - APBD 1,700,000.00
69 02 06 02 01 29
Kursi Putar Tanpa Tangan
0001 s/d 0004 - -
2011 - - - - - APBD
2,320,000.00
70 02 06 02 01 27 Kursi Rapat
0001 s/d 0052 - -
Besi 2011 - - - - - APBD
25,922,000.00
71 02.06.02.01.61 Meja Kantor
0001 s/d 0010 - -
Kayu / 2011 - - - - - APBD
7,900,000.00
72 02.06.02.01.61 Meja Kerja Biro 0001 - - 2011 - - - - - APBD 2,400,000.00
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------24
73 02 06 04 01 04 Meja Kerja Eselon II 0001 - - Kayu Jati 2011 - - - - - APBD 13,827,000.00
74 02.06.02.01.48
Meja Kerja Setengah Biro
0001 s/d 0004 - -
2011 - - - - - APBD
4,920,000.00
75 02.06.02.01.37 Meja Komputer
0001 s/d 0003 - -
2011 - - - - - APBD
5,190,000.00
76 02 06 02 01 10 Meja Rapat 1 Unit - - Hardboard 2011 - - - - - APBD 29,936,000.00
77 02.06.02.01.28 Sofa 0001 - - 2011 - - - - - APBD 3,950,000.00
78 02 06 02 06 31
Aquarium Ikan Hias
0001 -
1.45x0.45x0.65m
Kaca 2011 - - - - - APBD
17,450,000.00
79 02.07.01.01.03 LCD Proyektor
0001 s/d 0002
LG / BX 275 -
Campuran 2011 - - - - - APBD
19,990,000.00
80 02.07.01.01.03 LCD Proyektor 0001 - - 2011 - - - - - APBD 10,050,000.00
81 02.06.02.06.03 Televisi
0001 s/d 0002
Sharp 40 inc Campuran 2011 - - - - - APBD
39,990,000.00
82 02.06.02.06.03 Televisi
0001 s/d 0002
Sharp 32 inc Campuran 2011 - - - - - APBD
8,990,000.00
83 02.07.01.02.10
0 Kamera 0001 CMOS
- Campuran 2011
- - - - - APBD 8,975,000.00
84 02.06.02.06.49 Handycam
0001 s/d 0002
Sony -
Campuran 2011 - - - - - APBD
18,990,000.00
85 02 06 02 04 04
Pendingin Ruangan
001 s/d 003 -
1 PK Campuran 2012 - - - - - APBD
14,862,000.00
86 02 06 03 02 01
Komputer/PC 001 s/d
005 - - Campuran 2012 - - - - - APBD 24,930,000.00
87 02 06 03 02 02 Laptop 001 Intel - Campuran 2012 - - - - - APBD 14,718,000.00
88 02 06 03 02 02
Komputer Note Book
001 s/d 002 Intel - Campuran 2012 - - - - - APBD
9,948,000.00
89 02 06 03 05 03 Printer Portable 001 - - Campuran 2012 - - - - - APBD 5,232,000.00
90 02 06 03 05 03
Printer 001 s/d
003 - - Campuran 2012 - - - - - APBD 4,419,000.00
91 02 06 00 00 00 Gorden/Terai 1 Paket - - Kain 2012 - - - - - APBD 49,541,000.00
92 02 06 02 02 03
Jam Dinding 001 s/d
002 - - Campuran 2012 - - - - - APBD 1,397,550.00
93 02 06 02 01 46 Karpet 80 m - - Filament 2012 - - - - - APBD 14,936,000.00
94 02 06 02 01 61
Meja Kerja 011 s/d
021 - - Kayu 2012 - - - - - APBD 49,224,000.00
95 02 06 02 01 30
Kursi Kerja 011 s/d
130 - - Kayu 2012 - - - - - APBD 49,732,500.00
96 02 06 02 01 61
Meja Kerja 001 s/d
003 - - Kayu 2012 - - - - - APBD 2,385,000.00
97 02 06 02 01 30
Kursi Kerja 001 s/d
003 - - Kayu 2012 - - - - - APBD 1,788,000.00
98 02 06 03 02 01
Komputer PC 001 s/d
002 - - Campuran 2012 - - - - - APBD 9,990,000.00
99 02 06 03 05 03 Printer 001 s/d - - Campuran 2012 - - - - - APBD 2,994,000.00
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018 -------------------------------------------------------25
002
100
02 06 01 04 01 Almari 001 - - Besi 2012 - - - - - APBD
3,000,000.00
101
02 06 01 04 04 Filling Kabinet 001 - - Besi 2012 - - - - - APBD
2,450,000.00
102
02 06 02 04 06 Kipas Angin 001 - - Plastik 2012 - - - - - APBD
695,000.00
JUMLAH
1,147,902,150.00
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------26
3. Kinerja Pelayanan SKPD
Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan tiga pilar pembangunan, yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan),
pro-job (penyerapan tenaga kerja), dan pro-growth economy (pertumbuhan
ekonomi). Hasilnya, selama tahun 2008 - 2012 Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau telah berhasil memberikan 3 (tiga) outcome, yaitu: (1)
penurunan tingkat kemiskinan, berupa peningkatan pendapatan tani/nelayan
melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, program
pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan, program pengembangan perikanan budidaya dan program
pengembangan perikanan tangkap menjangkau 8 kecamatan, (2) pencapaian pro-
job, berupa peningkatan penyerapan tenaga kerja kumulatif yang mencapai 8,550
orang, dan (3) pencapaian pro-growth, berupa pertumbuhan ekonomi sektor
kelautan dan perikanan sebesar 2,8 %.
Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau secara detail disampaikan pada Tabel 2.1,
sedangkan Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau akan disampaikan pada
Tabel 2.2.
Setidaknya terdapat 7 indikator makro kinerja pelayanan SKPD hasil
pembangunan kelautan dan perikanan selama 5 tahun terakhir (2008 –
2012), yaitu :
1. PDB Sektor Perikanan
Produk Dokestik Bruto (PDB) sektor perikanan memegang peranan
strategis dalam memberikan kontribusi bukan hanya untuk PDB kelompok
pertanian secara umum, tetapi juga pada PDB propinsi. PDB sektor
perikanan berdasarkan lapangan usaha pada tahun 2010 adalah Rp
112.339,42 juta atau sama dengan 15,11% terhadap PDB Daerah dari PDB
dari kelompok pertanian yaitu 57,43%. Pada 2011, PDB sektor perikanan
meningkat menjadi Rp 125.531,58 juta. Nilai ini memberikan kontribusi
pada PDB kelompok pertanian menjadi sekitar 14,91%. Sampai dengan
tahun 2012, PDB perikanan mencapai Rp 145.035,79 juta. Sehingga, PDB
perikanan meningkat mencapai 8,64% terhadap PDB Daerah.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------27
2. Produksi Perikanan
Produksi perikanan tahun 2012 yang berasal dari kegiatan
penangkapan dan budidaya mencapai 17.848,02 ton. Dari total produksi
tersebut perikanan budidaya menyumbang 10,18%. Laju pertumbuhan
produksi perikanan nasional sejak tahun 2006-2010 mencapai 10,02% per
tahun, dimana pertumbuhan budidaya sebesar 21,93%, lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan perikanan tangkap yang hanya sebesar
2,95%. Sedangkan nilai produksi perikanan meningkat 15,61% dari Rp 584
miliyar pada tahun 2006 menjadi Rp 833, 14 miliyar pada tahun 2010. Jika
dibandingkan pertumbuhan volume produksi terhadap nilai, maka
pertumbuhan nilai lebih tinggi dari pada pertumbuhan volume. Kondisi
tersebut menunjuk-kan bahwa secara umum komoditas perikanan
mengalami peningkatan kualitas dan kenaikan harga.
Peningkatan produksi perikanan selama tahun 2008-2012 sebagai
mana tersebut pada tabel 7 berikut.
Tabel. 7. Volume Produksi Perikanan Tahun 2008 – 2012 (Ton)
Rincian
Tahun Kenaikan rata-rata
(%) 2008 2009 2010 2011 2012
Penangkapan : 15.277,80 21.876.51 17.375.50 12.883.90 16.030.10 9.96 Perikanan laut
8,718.20 8,785,70 10,256.40 6,771.20 7,953.50 6.00
Perairan Umum 6,559.60 13,090.81 7.119.10 6.112.70 8,076.60
14.84 Budidaya :
175,80 206.64 767.92 1,214.46 1.817.91 31.60
Tambak 109.50 133,10 264.00 458.89 678,32
28.43
Kolam 31.60 30.94 186.37 308,94 459,34 31.16 Karamba 34,70 42.60 317.55 446.63 680,25 33.67 Jumlah 15.453.60 22.083.15 18.143.42 14,098.36 17,848.01 10.21
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2013
Sementara itu, perkembangan produksi olahan ikan pada Tahun
2012 yaitu dari 831,98 ton. Perolehan ini berdasarkan produksi hasil
perikanan tangkap yang merupakan pensuplai bahan baku untuk semua
produk olahan. Disamping sumber dari produksi memberikan kontribusi
yang cukup besar dalam meningkatan produksi olahan yang berasal dari
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------28
beberapa jenis ikan hasil perikanan tangkap dan perikanan budidaya
seperti patin, nila, bandeng dan beberapa jenis lainnya. Sementara olahan
kerupuk ikan/udang dan makanan ringan (amplang) merupakan andalan
produksi olahan rumah tangga dan usaha kecil menengah yang masih
terus dapat ditingkatkan peningkatan dapat dilakukan melalui fasilitasi
dan beberapa program diklat P2HP dan melalui beberapa program lainnya.
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja sektor kelautan dan perikanan pada tahun
2012 mencapai 3.075 orang, yang terdiri dari Pembudidaya sebanyak 1.482
orang, Nelayan sebanyak 1.443 orang dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
perikanan sebanyak 150 orang.
4. Penyediaan Ikan untuk Konsumsi Dalam Daerah
Penyediaan ikan untuk konsumsi domestik meningkat sebesar 8,74%
per tahun yakni dari 15,453 ton pada tahun 2008 menjadi 19.105 ton
pada tahun 2012. Konsumsi ikan per kapita meningkat dari 21,71
kg/kapita menjadi 32,93 kg/kapita pada tahun 2012. Sampai dengan
tahun 2013 diperkirakan konsumsi ikan dapat mencapai 35,96 kg/kapita,
sebagaimana tersebut pada tabel 8.
Tabel 8. Penyediaan Ikan untuk Konsumsi Tahun 2008-2012
Rincian
Tahun Kenaikan rata-rata (%) 2008-
2012 2008 2009 2010 2011 2012
Total (ton) 15.453,6 16.765,54 18.143,42 18.765,56 19.105,74 10%
Per Kapita (Kg/Kap/Th)
21,71 23,91 27,35 30,16 32,93 7,35%
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2013.
Peningkatan konsumsi ikan tersebut menggambarkan bahwa ketersediaan
produk perikanan yang berasal dari kegiatan penangkapan ikan (capture)
maupun budidaya (aquaculture) tersedia dengan baik. Selain itu,
peningkatan tersebut juga menggambarkan bahwa kebijakan peningkatan
konsumsi ikan nasional, pengembangan sarana pemasaran hasil
perikanan, penguatan kelembagaan dan jaringan pemasaran, penguatan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------29
informasi pemasaran dalam negeri serta promosi dan kerjasama pemasaran
di dalam negeri berjalan dengan baik.
5. Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Untuk menekan jumlah pelanggaran terhadap tindak pidana dengan
perikanan dengan melakukan pembinaan dan sosialisasi ke masyarakat
tentang pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya kelautan dan
perikanan yang berada dilingkungannya.
Disamping melakukan sosialisasi Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau juga memberdayakan kelompok masyarakat yang
mempunyai kesadaran akan kelestarian sumberdaya kelautan dan
perikanan yaitu dengan membentuk POKMASWAS (Kelompok Masyarakat
Pengawas) agar menjadi ujung tombak dalam mencegah tindakan
perusakan sumberdaya kelautan dan perikanan.
6. Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan Umum
Untuk Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan Umum untuk
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau masih belum
ditentukan , sedangkan untuk Zonasi Wilayah Pesisir sampai akhir tahun
2013 telah sampai pada Tahapan Akhir. Diharapkan nantinya apabila
Zonasi Wilayah Pesisir telah di Perdakan maka aka nada pembagian Zonasi
dimana pada kawasan Zona inti tidak boleh melakukan aktivitas termasuk
penangkapan dan budidaya, Zona Pemanfaatan pada zona ini
diperbolehkan melakukan aktivitas penangkapan dan budidaya tetapi
sesuai ketentuan dan peraturan daerah dan Zona Perikanan berkelanjutan
zona bebas ini diperbolehkan melakukan aktivitas apapun.
7. Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan
Perikanan
Pengembangan SDM di bidang kelautan dan perikanan memiliki
peranan strategis dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya
kelautan dan perikanan dan dilaksanakan melalui bidang pendidikan,
pelatihan dan penyuluhan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------30
Pengembangan SDM kelautan dan perikanan melalui bidang
pelatihan diselenggarakan dalam bentuk pelatihan bagi masyarakat (non
aparatur) dan aparatur (daerah). Pelatihan bagi masyarakat ditujukan
untuk nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan, pedagang ikan dan
masyarakat perikanan yang meliputi teknik penangkapan ikan, pelatihan
pengolahan dan mutu, serta pemasaran dan manajemen usaha.
Pengembangan SDM kelautan dan perikanan melalui bidang
penyuluhan diarahkan pengembangan keahlian dan keberpihakan kepada
nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan, serta meningkatkan citra
penyuluhan. Jumlah penyuluh perikanan di Kabupaten Pulang Pisau
sebanyak 3 orang tersebar di 3 kecamatan.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Tantangan :
Nelayan luar yang masuk ke wilayah pengelolaan perikanan
Kabupaten Pulang Pisau dalam musim tertentu setiap tahun yang
umumnya menggunakan armada yang modern menimbulkan
kerugian bagi daerah dan bagi nelayan Kabupaten Pulang Pisau.
Peningkatan pemanfaatan wilayah daratan, pesisir dan laut oleh
banyak sektor seperti: eksploitasi hutan tanpa kendali, konversi
lahan, pengerukan/penimbunan, pemukiman, pembuangan
limbah, lahan tambak, pertambangan, dan penambangan pasir
akan menimbulkan abrasi, kekeruhan, ekosistem rusak,
pencemaran muara, penurunan kualitas air laut, vegetasi dan
sungai.
Pembangunan masih berbasis pemanfaatan sumberdaya alam di
darat dengan segala keterbatasannya sementara sumberdaya alam
di wilayah pesisir dan laut belum mendapat perhatian yang
spesifik.
Peningkatan produksi budidaya tambak (udang dan bandeng)
selalu diringi oleh peningkatan/pembukaan luas lahan yang pada
gilirannya akan merambah dan mengurangi luasan mangrove.
Provinsi Kalimantan Tengah (termasuk Kabupaten Pulang Pisau),
belum mempunyai Rencana Pembangunan Kelautan Dan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------31
Perikanan. Sebagai kantong produksi perikanan, Kabupaten
Pulang Pisau belum memiliki Rencana Pengelolaan Perikanan
(RPP), baik RPP berdasarkan jenis alat tangkap atau jenis ikan
maupun wilayah penangkapan.
Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan nelayan Pulang
Pisau tradisional (kapal tangkap dibawah 5 GT, jauhnya tempat
penjualan ikan mendorong nelayan menjual hasil tangkapan pada
pengumpul ditengah laut, rendahnya akses nelayan akan fasilitas
pembiayaan, konflik internal antar nelayan).
Laut wilayah pengelolaan perikanan Kabupaten Pulang Pisau,
hingga saat ini masih dianggap oleh nelayan berpotensi sebagai
daerah operasional dalam penangkapan ikan.
Peluang :
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 memberikan mandat
otonomi bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan (eksplorasi,
eksplotasi dan konservasi) sumberdaya wilayah laut sejauh 12 mil
laut yang diukur dari garis pantai ke arah laut oleh daerah
provinsi, dan sejauh sepertiga dari wilayah laut Daerah Propinsi
adalah wilayah Daerah Kabupaten/Kota.
Terbentuknya Departemen Kelautan Dan Perikanan RI (2001) dan
kelembagaan perikanan di daerah sesauai dengan otonomi daerah
(UU Nomor 32/2004) akan menciptakan program perikanan yang
bersinergis antara pusat, provinsi dan daerah kabupaten/kota.
Adanya trend perikanan dunia (permintaan pasar dan peningkatan
produksi), trend gaya hidup abad 21 (older generation, people on the
run, food to become more international), dan beralihnya konsumsi
daging hewan darat ke daging ikan.
Peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan serta
semakin menipisnya sumber daya alam di daratan, membuat
sumber daya wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil akan
menjadi tumpuan bagi pembangunan mendatang.
Kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil memiliki potensi
pembangunan yang dapat dikembangkan dengan dukungan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------32
ekosistem dengan produktivitas hayati maupun non-hayati yang
cukup tinggi.
Potensi laut Kabupaten Pulang Pisau bukan hanya biodatanya tapi
juga mencakup sumberdaya mineral, tambang, jalur transportasi,
wisata bahari, bioteknologi dan benda-benda berharga yang
terkandung didalamnya.
Pengelolaan wilayah pesisir dan laut pada prinsipnya tidak terlepas
dari strategi pengelolaan daratan. Namun dirasakan intensitas
pemanfaatan sumberdaya wilayah daratan sangat tinggi,
sementara dampaknya berpengaruh terhadap wilayah pesisir
sebagai satu kesatuan sistem wilayah darat dan laut.
Kebijakan pembangunan perikanan mengupayakan pemanfaatan
sumber daya perikanan secara optimal untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas secara berkelanjutan guna
menyediakan ikan untuk konsumsi dan bahan baku industri.
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas sumber daya
perikanan dapat meningkatkan lapangan pekerjaan serta
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Luas perairan laut potensial dalam wilayah pengelolaan perikanan
Kabupaten Pulang Pisau dapat dikembangkan kepada peningkatan
luasan lapangan usaha bagi kegiatan perikanan budidaya. Dalam
bidang perikanan tangkap, perkembangannya dapat diarahkan dari
nelayan yang beroperasi di perairan pantai agar dapat beroperasi
lebih jauh lagi ke tengah laut dan revitalisasi kearifan lokal nelayan
Kabupaten Pulang Pisau dalam pengelolaan perikanan tangkap
yang selalu berupaya mengklaim kesepakatan lokalnya, seperti
alokasi lampara dasar dan rengge.
Proyeksi Peluang (Kelautan & Perikanan) :
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 memberikan mandat
otonomi bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan (eksplorasi,
eksploatasi dan konservasi) sumberdaya wilayah laut sejauh 12 mil
laut yang diukur dari garis pantai ke arah laut oleh daerah
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------33
provinsi, dan sejauh sepertiga dari wilayah laut Daerah Propinsi
adalah wilayah Daerah Kabupaten/Kota.
Terbentuknya Departemen Kelautan Dan Perikanan RI (2001) dan
kelembagaan perikanan di daerah sesauai dengan otonomi daerah
(UU Nomor 32/2004) akan menciptakan program perikanan yang
bersinergis antara pusat, provinsi dan daerah kabupaten/kota.
Adanya trend perikanan dunia (permintaan pasar dan peningkatan
produksi), trend gaya hidup abad 21 (older generation, people on the
run, food to become more international), dan beralihnya konsumsi
daging hewan darat ke daging ikan.
Peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan serta
semakin menipisnya sumber daya alam di daratan, membuat
sumber daya wilayah pesisir dan laut akan menjadi tumpuan bagi
pembang-unan mendatang.
Telah ditetapkannya Kabupaten Pulang Pisau sebagai
pengembangan kawasan MINAPOLITAN.
Proyeksi Ancaman (Kelautan dan Perikanan) :
Nelayan luar yang masuk ke wilayah pengelolaan perikanan
Kabupaten Pulang Pisau dalam musim tertentu setiap tahun yang
modern menimbulkan kerugian bagi daerah khususnya nelayan
Kabupaten Pulang Pisau.
Terjadinya peningkatan pemanfaatan wilayah daratan, pesisir dan
laut lintas sektor seperti: eksploitasi hutan tanpa kendali, konversi
lahan, pengerukan/penimbunan, pemukiman, dan penambangan
pasir akan menimbulkan abrasi, kekeruhan, ekosistem rusak
pencemaran muara, penurunan kualitas air laut, vegetasi dan
sungai.
Kekeliruan pemahaman akan otonomi daerah atas hak pengelolaan
wilayah laut kearah pengaplingan laut atau seakan daerah
berdaulat atas laut menjurus pada konflik perebutan sumberdaya
ikan dalam satuan wilayah penangkapan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------34
Proyeksi Permasalahan (Kelautan dan Perikanan) :
Program pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pulang Pisau
belum terformulasikan secara jelas dan mempromosikan
perencanaan pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir baru
menyentuh tingkat instansi pemerintahan terkait dan belum
banyak menyentuh masyarakat lokal secara keseluruhan yang
menghuni wilayah pesisir.
Pembangunan masih berbasis pemanfaatan sumberdaya alam di
darat dengan segala keterbatasannya sementara sumberdaya alam
di wilayah pesisir dan laut belum mendapat perhatian yang
spesifik.
Peningkatan produksi budidaya tambak (udang dan bandeng)
selalu diringi oleh peningkatan/pembukaan luas lahan yang pada
gilirannya akan merambah dan mengurangi luasan mangrove.
Sebagai kantong produksi perikanan, Kabupaten Pulang Pisau
belum memiliki Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP), baik RPP
berdasarkan jenis alat tangkap atau jenis ikan maupun wilayah
penangkapan.
Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan nelayan
tradisional (kapal tangkap dibawah 5 GT, jauhnya tempat
penjualan ikan mendorong nelayan menjual hasil tangkapan pada
pengumpul ditengah laut, rendahnya akses nelayan akan fasilitas
(pelabuhan /pangkalan pendaratan ikan (PPI), terbatasnya sumber
dana dan dan tingginya pembiayaan usaha, konflik internal antar
nelayan).
Perluasan areal tambak untuk meningkatkan produksi
udang/bandeng telah merambah ke hutan konservasi (hutan
mangrove). Disatu sisi tambak yang ada di lahan konservasi sudah
lama ada sebelum kawasan konservasi tersebut ditetapkan (berada
dalam kawasan cagar alam).
Laut wilayah pengelolaan perikanan Kabupaten Pulang Pisau,
hingga saat ini masih dianggap oleh nelayan berpotensi sebagai
daerah operasional dalam penangkapan ikan, sehingga belum
adanya pengaturan penangkapan ikan konsumsi.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------35
Pemanfaatan sumberdaya daya kelautan dan perikanan belum
mengarah pada sistem pengelolaan ramah lingkungan sehingga
akan berdampak dan menimbulkan pencemaran perairan terhadap
habitat ikan.
Terbatasnya prasarana penangkapan dan belum maksimalnya
fungsi pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.
Proyeksi Keberhasilan (Kelautan & Perikanan ) :
Kawasan pesisir dan laut memiliki potensi pembangunan yang
dapat dikembangkan dengan dukungan ekosistem dengan
produktivitas hayati maupun non-hayati yang cukup tinggi.
Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Kabupaten Pulang
Pisau bukan hanya terbatas pada biodatanya tapi juga mencakup
sumberdaya mineral, jalur transportasi, wisata bahari, bioteknologi
dan benda-benda berharga yang terkandung didalamnya.
Pengelolaan wilayah pesisir dan laut pada prinsipnya tidak terlepas
dari strategi pengelolaan daratan. Namun dirasakan intensitas
pemanfaatan sumberdaya wilayah daratan sangat tinggi,
sementara dampaknya berpengaruh terhadap wilayah pesisir
sebagai satu kesatuan sistem wilayah darat dan laut.
Kebijakan pembangunan perikanan mengupayakan pemanfaatan
sumber daya perikanan secara optimal untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas secara berkelanjutan guna
menyediakan ikan untuk konsumsi dan bahan baku industri.
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas sumber daya
perikanan dapat meningkatkan lapangan pekerjaan serta
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Luas perairan laut potensial dalam wilayah pengelolaan perikanan
Kabupaten Pulang Pisau dapat dikembangkan kepada peningkatan
luasan lapangan usaha bagi kegiatan perikanan budidaya. Dalam
bidang perikanan tangkap, perkembangannya dapat diarahkan dari
nelayan yang beroperasi di perairan pantai agar dapat beroperasi
lebih jauh lagi ke tengah laut dan revitalisasi kearifan lokal nelayan
Kabupaten Pulang Pisau dalam pengelolaan perikanan tangkap
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018-------------------------------------------------36
yang selalu berupaya mengklaim kesepakatan lokalnya, seperti
lampara dasar dan rengge.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
37
BAB ~ III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Ditinjau dari letak wilayah geografis Kabupaten Pulang Pisau yang memiliki
luas wilayah sebesar 899.767 Km2 dengan jumlah penduduk 120.190 jiwa.
Kabupaten Pulang Pisau sangat potensial untuk pengembangan kelautan dan
perikanan karena memiliki lahan yang yang terdiri dari :
- Laut dengan luas 172.032 Ha
- Sungai dengan luas 59.689 Ha
- Danau dengan luas 15.183 Ha
- Rawa pasang surut dengan luas 308.080 Ha dan
- Pesisir dengan panjang pantai ± 153,6 Km
Berdasarkan data potensi wilayah tersebut pembangunan sektor kelautan
dan perikanan di Kabupaten Pulang Pisau dimasa mendatang menjadi semakin
penting, hal ini dapat diketahui dari berbagai indikator diantaranya dapat berperan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan, penyerapan
tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi daerah, dan stabilisasi ketahanan pangan
(ketersediaan protein).
Akan tetapi pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dewasa ini dirasakan
belum mengedepankan kaidah-kaidah konservasi untuk keberlanjutan
pembangunan. Terdapat gejala/kecendrungan pemanfaatan secara berlebih dan
kurang memperhatikan kelestariannya, sehingga wilayah ini mengalami degradasi.
Disamping itu dibeberapa kecamatan juga mengalami peningkatan aktivitas
penduduk dan intensitas pembangunan (alih fungsi hutan mangrove, pencemaran
perairan, dan lain-lain). Persoalan di atas semakin diperburuk oleh belum
optimalnya : (a) keterpaduan perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir dan
laut, (b) kapasitas/kemampuan daerah dalam perencanaan dan pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut, (c) kerangka hukum dan upaya penegakannya, (d)
belum terpetakannya potensi kelautan dan perikaan secara detil dan terperinci
serta (e) masih rendahnya dukungan dan partisipasi masyarakat lokal ikut serta
dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan kelautan dan
perikanan.
Apabila peluang dan prospek yang terbuka dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, dan permasalahan yang masih dihadapi dapat diatasi secara
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
38
bertahap, maka bukan suatu pilihan yang salah jika sektor kelautan dan
perikanan dijadikan andalan pertumbuhan ekonomi nasional khususnya daerah
otonom di masa yang akan datang. Untuk mendayagunakan potensi sumber daya
kelautan dan perikanan serta menggerakkan seluruh potensi wilayah, diperlukan
kesungguhan dan dukungan politik, ekonomi dan sosial untuk menjadikan sektor
kelautan dan perikanan sebagai prime mover pembangunan ekonomi daerah,
khususnya pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Dengan kata lain
sudah seharusnya sektor kelautan dan perikanan dijadikan main stream (arus
utama) pembangunan nasional khususnya prioritas pembangunan ekonomi daerah
otonom.
Dalam rangka percepatan pelaksanaan desentralisasi yang mensyaratkan
pembagian kewenangan yang jelas antara Pemerintah Pusat dan Daerah Otonom
tertuang dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan tetap dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan ini menunjukkan
perhatian yang besar dari Pemerintah dan merupakan peluang bagi pembangunan
di sektor kelautan dan perikanan
Kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan merupakan
kelanjutan kegiatan pembangunan sebelumnya serta memperhatikan
perkembangan usaha dan situasi kondisi saat ini. Mengingat kondisi perekonomian
saat ini yang belum menunjukkan perubahan yang signifikan, penajaman program
dan kegiatan dimasa mendatang merupakan skala prioritas.
Dalam hal penetapan program pembangunan kelautan dan perikanan di
Kabupaten Pulang Pisau di tahun mendatang akan didasari dengan pola dan
strategi yang mampu mendukung terwujudnya misi dan pencapaian tujuan serta
sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
Dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan, maka rencana strategis pembangunan bidang kelautan
dan perikanan Kabupaten Pulang Pisau tahun 2013-2018 akan tetap diarahkan
pada : 1.) Pemanfaatan suberdaya perikanan secara optimal sesuai dengan
potensinya ; 2.) Memperkuat pelaku usaha perikanan/masyarakat dan
kelembagaan usaha perikanan serta peningkatan SDM perikanan ; 3.)
Menciptakan kawasan sentra produksi melalui pengembangan usaha
perikanan rakyat ; 4.) Meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian
sumber daya perikanan yang berwawasan lingkungan ; 5.) Memperluas dan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
39
mengembangkan sistem pemasaran melalui penigkatan mutu/kualitas dan
kuantitas.
Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan program, aparatur dan teknis
fungsional akan melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja yang terkait
dengan instansi dan pemerintahan daerah akan menyampaikan laporan kinerja
(LAKIP) setiap akhir tahun anggaran. Sejalan dengan format pemantauan evaluasi
kinerja dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
belanja negara. Penyempurnaan manajemen belanja negara tersebut antara lain
meliputi unifikasi anggaran, anggaran berbasis kinerja, kerangka pengeluaran
berjangka menengah, dan standar akuntansi. Belanja negara nantinya dirinci
menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja. Tujuan penyempurnaan format
tersebut untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan belanja
negara dan menyesuaikan dengan klasifikasi yang digunakan secara internasional.
Berbagai tindakan yang dilakukan untuk mendukung tujuan pertama
tersebut antara lain ditempuh dengan upaya meminimalisasi duplikasi rencana
kerja dan penganggaran dalam negara serta meningkatkan keterkaitan antara
keluaran (output) dengan hasil (outcomes) yang dicapai dengan penganggaran
organisasi.
Penjabaran program-program yang lebih operasional baik dipusat maupun
didaerah menjadi kunci dari suksesnya pelaksanaan pembangunan daerah secara
sinergi dan terencana.
Ada beberapa aspek yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
penyusunan dokumen strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang
merupakan bagian dari proses Perencanaan Strategis, meliputi potensi sumberdaya
alam, SDM, IPTEK, dan peraturan perundangan, tantangan dan masalah yang
masih dihadapi hingga saat ini, instrumental input, dan lingkungan strategis (baik
regional maupun global). Semua aspek tersebut selain sebagai dasar pertimbangan
untuk menetapkan strategi, juga untuk menetapkan visi, dan misi serta kebijakan
operasional pembangunan kelautan dan perikanan.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Pada akhir tahun 2012 produksi perikanan di Kabupaten Pulang Pisau
sebesar 17.848,01 ton, dimana kontribusi terbesar diperoleh dari ikan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
40
hasil tangkapan yaitu 16.030,10 ton (89,82%) sedangkan 1.817,91 ton
(10,18 %) lainnya dihasilkan dari perikanan budidaya.
Jumlah armada penangkapan ikan berdasarkan ukuran pada tahun 2012,
yaitu sebanyak 94 Kapal Motor berukuran dibawah 5 GT, 89 Kapal Motor
berukuran antara 5 – 15 GT, 11 Kapal Motor berukuran 15-30 GT, 341
Perahu Tanpa Motor. Banyaknya kapal motor yang berukuran dibawah 5
GT, perahu motor dan perahu tanpa motor yang digunakan, mencirikan
operasi penangkapan ikan dilakukan oleh nelayan Kabupaten Pulang
Pisau berada pada perairan dangkal atau berkutat pada jalur Ia (0-3 mil
laut) dan Jalur Ib (3 – 6 mil laut).
Perikanan Kabupaten Pulang Pisau sebagaimana perikanan Indonesia
yang masih sangat tergantung dengan produksi ikan hasil tangkapan di
laut yang berhadapan dengan isu strategis dan aktualnya yaitu over
fishing dan under fishing, kerusakan habitat, mutu hasil tangkapan, IUU
fishing (illegal, un regulated fishing), dan penjualan ikan di laut.
Lahan Pengembangan
Luas wilayah daratan mencapai kurang lebih 389.902 ha dan panjang
garis pantai sekitar 153,6 km.
Pesisir dan laut merupakan lahan pengembangan potensial untuk usaha
perikanan, disamping lahan daratan.
Potensi luasan lahan yang dapat dikembangkan untuk perikanan dan
lain-lain adalah perairan laut seluas 172.032 ha, perairan umum 492
km2 , lahan yang dapat dijadikan tambak seluas 43.800 ha
Sejumlah 8 wilayah administrasi kecamatan potensial dapat dijadikan
sentra kegiatan budidaya ikan baik budidaya air tawar atau air payau.
Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Menurut data tahun 2012, sejumlah 1.780 orang terlibat langsung di
bidang perikanan dengan pelaku1 1.314 RTP, meliputi berbagai peran
yaitu sebagai Nelayan 634 RTP, pembudidaya ikan air payau (tambak)
140 RTP dan pembudidaya ikan air tawar (kolam dan keramba) 1.174 RTP.
Secara formal Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau
masih belum mempunyai tenaga penyuluh perikanan , namun sebanyak 3
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
41
orang tenaga penyuluh perikanan sudah berstatus PNS akan tetapi secara
administrasi merupakan PNS pada BKP4 Kabupaten Pulang Pisau.
Berbagai program pembangunan Kelautan dan perikanan yang telah dan
akan terus dilaksanakan, diantaranya adalah Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir (PEMP), Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan
Budidaya dan Perikanan Tangkap, Pelatihan serta Sosialisasi.
Produksi dan Konsumsi
Jumlah produksi penangkapan ikan di laut selama periode 2008 – 20012
telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan rata-rata
kenaikan produksi per tahun hanya sebesar 6,0 %.
Produksi ikan hasil tangkapan di laut, tertinggi di Kecamatan Kahayan
Kuala sebesar 5.724,10 ton. Produksi ikan ini sangat erat hubungannya
dengan jumlah unit penangkap yang ada di kecamatan tersebut yang juga
jumlahnya merupakan terbanyak dibandingkan dengan kecamatan yang
lain.
Produksi ikan hasil tangkapan di perairan umum (darat) dari 2 wilayah
adminsitrasi kecamatan terbesar, yaitu Kecamatan Kahayan Kuala dan
Kecamatan Sebangau Kuala sebesar 1.808,90 ton.
Produksi ikan hasil budidaya di perairan payau (tambak) cenderung
mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 dihasilkan sejumlah 146, 6 ton
dan tahun 2012 dihasilkan sejumlah 678.32 ton.
Produksi ikan hasil budidaya di perairan umum (darat) mengalami
kenaikan yang sangat pesat, yaitu pada tahun 2008 dihasilkan sejumlah
66,30 ton dan 2012 sejumlah 1.139,59 ton.
Angka konsumsi ikan tahun 2008 untuk Kabupaten Pulang Pisau adalah
sebanyak 21,71kg per kapita per tahun. Sedangkan pada tahun 2012
angka konsumsi ikan Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 32,93 per kapita
per tahun.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
42
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah
Kabupaten Pulang Pisau
Mengacu pada kerangka pencapaian tujuan RPJMD yang kemudian
dirumuskan lebih lanjut dalam Kebijakan Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan
Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Bupati Kabupaten
Pulang Pisau. Kerangka Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau pada
Tahun 2013-2018 adalah :
1. Terwujudnya Kabupaten Pulang Pisau yang Damai, yang dimaksud
adalah kondisi Kabupaten Pulang Pisau yang mendapat menjamin rasa
aman masyarakat dan dunia usaha yang ditandai denganterciptanya
ketentraman dan ketertiban masyarakat didukung oleh peningkatan
mutu pengelola pelayan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik
sebagai modal dasar untuk pembangunan berkelanjutan.
2. Terwujudnya Kabupaten Pulang Pisau yang Maju, yang dimaksud adalah
kondisi Kabupaten Pulang Pisau yang masyarakatnya semakin
meningkat kualitas sumberdayanya dan hasil - hasil pembangunan
ditandai dengan semakin menigkatnya Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
3. Terwujudnya Kabupaten Pulang Pisau yang Berkeadilan, yang dimaksud
adalah kondisi masyarakat Kabupaten Pulang Pisau yang tersebar di
seluruh wilayah Kabupaten Pulang Pisau tanpa memihak kepada
perorangan, golongan atau wilayah tertentu dapat secara nyata
menikmati pemerataan dari seluruh bidang pembangunan yang
dilaksanakan di Kabupaten Pulang Pisau dengan sumber pendanaannya
baik melalui APBD maupun APBN.
4. Terwujudnya Kabupaten Pulang Pisau yang Sejahtera, yang dimaksud
adalah kondisi masyarakat Kabupaten Pulang Pisau yang tersebar di
seluruh wilayah Kabupaten Pulang Pisau yang mampu bekerja dan
memperoleh pendapatan yang layak untuk memenuhi kebutuhan dasar ,
“Terwujudnya masyarakat Pulang Pisau yang Damai, Maju, Berkeadilan dan Sejahtera ”
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
43
meliputi sandang, pangan, papan, memperoleh pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan secara layak dan memadai.
Sedangkan untuk Misi terdiri dari :
1. Percepatan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Wilayah, Tata
Ruang dan Pemukiman.
2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
3. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat melalui program ekonomi
kerakyatan.
4. Peningkatan Produktivitas hasil Pertanian (arti luas) dari ag robisnis
menuju agroindustri.
5. Peningkatan kualitas sumber daya alam dan lingkungan yang
berkelanjutan.
6. Mewujudkan aparatur pemerintah yang bersih, berwibawa, professional
dan akuntabel (Good and clean Gonernance).
7. Pemberdayaan organisasi keagamaan, sosial budaya, pemuda dan
perempuan dalam pembangunan.
Dari 7 Misi yang diterapkan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
dimana sektor Kelautan dan Perikanan termasuk di Misi no. 4 yaitu
Peningkatan Produktivitas hasil Pertanian (arti luas) dari agrobisnis
menuju agroindustri.
3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan R I
RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) menjadi
pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD yang memuat Visi, Misi dan Program
SKPD. Tujuan RPJMN 2010-2014 diarahkan untuk lebih memantapkan penataan
kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta
penguatan daya saing perekonomian. Terkait dengan penguatan daya saing
perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan
kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara
terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan kelautan meliputi industri kelautan seperti perhubungan laut,
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
44
industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral yang
dikembangkan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan.
Pembangunan kelautan dan perikanan berada dalam lingkup Bidang
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA-LH). SDA-LH sangat penting
dalam pembangunan nasional, baik sebagai penyedia bahan baku bagi
pembangunan ekonomi maupun sebagai pendukung sistem kehidupan. Sesuai
dengan fungsinya tersebut, SDA-LH perlu dikelola dengan bijaksana agar
pembangunan serta keberlangsungan kehidupan manusia dapat terjaga dan lestari
saat ini dan di masa yang akan datang.
Lingkup pembangunan bidang SDA dan LH meliputi (1) revitalisasi
pertanian, dan (2) perbaikan pengelolaan SDA dan perbaikan fungsi LH.
Pelaksanaan dari kebijakan ini memberikan hasil terhadap meningkatnya peran
SDA dan LH dalam perkembangan perekonomian nasional. Hal ini dicerminkan
dengan semakin meningkatnya kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) dari
sektor-sektor yang berbasis SDA dan LH terhadap pembentukan PDB nasional
selama periode tersebut. Selain itu, sektor-sektor yang berbasis SDA dan LH juga
menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar tenaga kerja, terutama di perdesaan
dan pesisir.
A. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan
diimplementasikan dalam keterkaitannya dengan 5 prioritas nasional yang
dirumuskan secara umum sebagai berikut:
1. Prioritas ke-1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan, yang
akan dilaksanakan antara lain melalui peningkatan kinerja kementerian
dalam pelayanan publik, pengelolaan keuangan negara menuju opini Wajar
Tanpa Pengecualian, penataan organisasi, dan pemangkasan red tape yang
terkait bidang kelautan dan perikanan.
2. Prioritas ke-4 : Penanggulangan Kemiskinan, yang dalam implementasinya
akan dilaksanakan untuk memberikan konstribusi dalam menurunkan
tingkat kemiskinan absolut nasional dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10%
pada 2014, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi
masyarakat yang berpendapatan rendah, khususnya nelayan, pembudidaya
ikan, pengolah dan pemasar melalui perluasan jangkauan Program Nasional
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
45
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Kelautan dan Perikanan,
pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan lembaga pem-biayaan
kelautan dan perikanan, peningkatan kapasitas skala usaha dan
kewirausahaan menjadi usaha yang bankable.
3. Prioritas ke-5 : Ketahanan Pangan, yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan ketahanan pangan nasional dan melanjutkan revitalisasi
perikanan dalam mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing
produk perikanan, peningkatan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan,
pengolah dan pemasar, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
Peningkatan konstribusi PDB perikanan tanpa migas menjadi 6,5% pada
tahun 2014 dan Indeks Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya sebesar 115 pada
tahun 2014, melalui peningkatan produksi hasil perikanan, peningkatan
konsumsi ikan, dan stabilisasi harga ikan.
4. Prioritas ke-9 : Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana, yang
akan dilaksanakan melalui konservasi dan pemanfaatan lingkungan laut,
pesisir dan pulau-pulau kecil dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan
risiko bencana melalui melalui pengembangan kawasan konservasi laut dan
perairan, dan pengembangan SDM dan riset tentang perubahan iklim dan
mitigasi bencana di wilayah pesisir dan laut.
5. Prioritas ke-10 : Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Pasca
Konflik, yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah
tertinggal dan terdepan, serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah
pasca-konflik yang akan diimplementasikan melalui pengelolaan/ pember-
dayaan pulau-pulau terluar dan pengembangan ekonomi alternatif berbasis
sumber daya perikanan.
Terkait dengan pengarusutamaan dan lintas bidang, pembangunan
kelautan dan perikanan akan mendukung 3 pilar pembangunan berkelanjutan,
yakni: (1) ekonomi, dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan konstribusi kelautan dan perikanan pada PDB nasional, dan
dampak ekonomi melalui peningkatan kesejahteraan; (2) sosial, tingkat
partisipasi masyarakat pelaku pembangunan, partisipasi masyarakat marjinal/
minoritas (kaum miskin dan perempuan), dampak terhadap struktur sosial
masyarakat, serta tatanan atau nilai sosial yang berkembang di masyarakat;
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
46
dan (3) lingkungan hidup, dampak terhadap kualitas air, udara dan lahan
serta ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendukung
kebijakan nasional dalam 5 tahun ke depan tersebut adalah:
1. Pro poor
Pendekatan Pro-poor dilakukan melalui pemberdayaan sosial ekonomi
masyarakat pelaku usaha kelautan dan perikanan.
2. Pro job
Pendekatan Pro-job dilakukan melalui optimalisasi potensi perikanan
budidaya yang belum tergarap untuk menurunkan tingkat pengangguran
nasional. Usaha membuka lapangan kerja diiringi dengan dukungan
pengembangan modal dan kepastian berusaha.
3. Pro growth
Pendekatan pro-growth dilakukan untuk mewujudkan pertumbuhan sektor
kelutan dan perikanan sebagai pilar ketahanan ekonomi nasional melalui
transformasi pelaku ekonomi kelautan dan perikanan, dari pelaku ekonomi
subsisten menjadi pelaku usaha modern, melalui berbagai dukungan
pengembangan infrastruktur, industrialisasi dan modernisasi.
4. Pro sustainability
Pendekatan pro-sustainability dilakukan melalui upaya pemulihan dan
pelestarian lingkungan perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil, serta
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Strategi yang dilakukan untuk melaksanakan keempat arah kebijakan di
atas dilakukan melalui:
1. Pengembangan Minapolitan
Minapolitan merupakan upaya percepatan pengembangan
pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra produksi perikanan
yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka mendukung visi
dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pengembangan minapolitan bertujuan untuk (i) meningkatkan
produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas
produk kelautan dan perikanan, (ii) meningkatkan pendapatan nelayan,
pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan merata, serta (iii)
mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
47
ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak
ekonomi masyarakat. Adapun sasaran pengembangan minapolitan adalah
sebagai berikut (i) ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan
perikanan skala kecil makin kuat, (ii) usaha kelautan dan perikanan kelas
menengah ke atas makin bertambah dan berdaya saing tinggi, serta (iii)
sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi penggerak ekonomi daerah.
Pendekatan pengembangan minapolitan dilakukan melalui:
a. Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Berbasis Wilayah
Mendorong penerapan manajemen hamparan untuk mencapai skala
ekonomi, mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan sumber daya, sekaligus mengintegrasikan pemenuhan
kebutuhan sarana produksi, proses produksi, pengolahan dan
pemasaran hasil dan pengelolaan lingkungan dalam suatu kesisteman
yang mapan.
b. Kawasan Ekonomi Unggulan
Memacu pengembangan komoditas yang memiliki kriteria (i) bernilai
ekonomis tinggi, (ii) teknologi tersedia, (iii) permintaan pasar besar, dan
(iv) dapat dikembangkan secara massal.
c. Sentra Produksi
Minapolitan berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan (sentra
produksi perikanan) yang dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya. Seluruh
sentra produksi kelautan dan perikanan menerapkan teknologi inovatif
dengan kemasan dan mutu terjamin.
d. Unit Usaha
Seluruh unit usaha dilakukan dengan menggunakan prinsip bisnis
secara profesional dan berkembang dalam suatu kemitraan usaha yang
saling memperkuat dan menghidupi.
e. Penyuluhan
Penguatan kelembagaan dan pengembangan jumlah penyuluh
merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan pengembangan
minapolitan. Penyuluh akan berperan sebagai fasilitator dan pendamping
penerapan teknologi penangkapan dan budidaya ikan serta pengolahan
hasil perikanan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
48
f. Lintas Sektor
Minapolitan dikembangkan dengan dukungan dan kerjasama berbagai
instansi terkait untuk mendukung kepastian usaha antara lain terkait
dengan sarana dan prasarana pemasara produk perikanan, tata ruang
wilayah, penyediaan air bersih, listrik, akses jalan, dan BBM.
2. Peningkatan skala usaha
Pengembangan kewirausahaan dan peningkatan skala usaha
(entrepreneurship) dilaksanakan melalui upaya membangun kepercayaan
(trust building) bagi para pelaku, yakni nelayan, pembudidaya ikan,
pengolah dan pemasar ikan. Jiwa entrepreneurship para pelaku tersebut
dibangun agar para pelaku dapat memanfaatkan fasilitas guna
memperlancar pengelolaan usaha, baik yang diperoleh melalui kredit
maupun melalui program-program pembinaan yang dilakukan oleh
pemerintah. Strategi entrepreneurship akan memenuhi kebutuhan nelayan
dan pembudidaya serta pemasar dan pengolah dalam berproduksi seperti
kapal, BBM, jaring, benih, pengairan dan lain-lainnya, serta pemerintah
mengupayakan kepastian pasar bagi penjualan produk perikanan dengan
harga yang pantas.
Pengembangan kewirausahaan dilakukan dalam rangka penciptaan
usaha di sektor kelautan dan perikanan bagi sarjana yang masih
menganggur. Kegiatan yang dilakukan adalah pembekalan dan motivasi
dilanjutkan dengan pelatihan/magang mengenai budidaya perikanan,
penangkapan, pengolahan dan pemasaran serta pembuatan proposal.
Melalui kegiatan ini diharapkan peserta dapat memperoleh bantuan
permodalan baik dari lembaga keuangan, BUMN, swasta maupun dari
pemerintah melalui dana APBN. Dalam rangka meningkatkan kapasitas
pemuda, KKP memiliki UPT yang dapat digunakan sebagai tempat pelatihan
teknis/magang budidaya perikanan, penangkapan, dan pengolahan.
3. Networking (Jejaring kerja)
Setiap indvidu, institusi, dan setiap wilayah punya potensi masing-
masing yang sangat besar di samping juga masing-masing memiliki
kekurangan atau kelemahan. Namun demikian setiap pelaku pembangunan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
49
kelautan dan perikanan bekerja sendiri-sendiri. Sampai saat ini masih ada
pemangku kepentingan pembangunan kelautan dan perikanan yang belum
terhimpun dalam suatu bentuk jaringan kerja bahkan masih terlihat
indikasi bahwa masing-masing masih mengutamakan identitas diri.
Keadaan tersebut akan berpengaruh pada hasil kerja yang kurang optimal
dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
KKP akan mengoptimalkan hasil pembangunan kelautan dan
perikanan dengan menfasilitasi pengembangan jejaring kerja. Melalui
penciptaan dan penguatan networking, baik secara internal antar eselon I di
lingkup KKP, antara pusat-daerah, antar daerah, antar instansi/lintas
sektor, komunitas bisnis, kerjasama internasional (bilateral, multilateral,
dan regional).
Melalui pembentukan jejaring kerja akan terbina interaksi yang
baik, secara langsung dan tidak langsung, antara berbagai pemangku
kepentingan dan instansi pemerintah, sehingga terjalin suatu kesatuan
yang lebih besar dan kuat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan
mengeliminir kekurangan dan kelemahan yang dimiliki.
4. Technology and Innovation
KKP akan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan hanya jika
dapat menguasai teknologi perikanan untuk sistem akuakultur,
penangkapan, pengolahan dan pasca panen, serta teknologi kelautan untuk
eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan
laut serta adaptasi perubahan iklim.
Kegiatan penelitian dan pengembangan dilakukan untuk bertanggung
menemukan teknologi-teknologi baru dalam rangka meningkatkan optimasi
pemanfaatan sumber daya ikan secara lestari dan jawab.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan
memerlukan lngkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematis,
terpadu dan menyeluruh. Dalam rangka mengurangi beban dan dan
memenuhi hak dasar masyarakat secara layak untuk menempuh dan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
50
mengembangkan kehidupan bermartabat, maka dibutuhkan pember-
dayaan mayarakat.
Pada prinsipnya, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
memberi fasilitas, dorongan atau bantuan kepada masyarakat agar mampu
menentukan pilihan yang terbaik dalam memanfaatkan sumber daya
kelautan dan perikanan menuju kemandirian dan kesejahteraan. Secara
umum, pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan kultur, penguatan lembaga keuangan
mikro, penggalangan partisipasi masyarakat, dan kegiatan usaha ekonomi
produktif yang berbasis sumber daya lokal.
Pemberdayaan masyarakat ini dalam jangka panjang diarahkan
untuk (i) peningkatan kemandirian masyarakat melalui pengembangan
kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia,partisipasi
mayarakat, penguatan modal dan pengutan kelembagaan masyarakat, (ii)
peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan
sumber daya secara optimal dan berkelanjutan sesuai dengan kaidah
kelestarian lingkungan, (iii) pengembangan kemitraan dengan lembaga
swasta dan pemerintah. Pemberdayaan masyarakat merupakan perwujudan
komitmen KKP dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan
melalui kegiatan antara lain pembudidayaan ikan, penangkapan ikan,
pengolahan dan pemasaran ikan, pengawasan sumber daya ikan,
pengelolaan sumber daya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta
peningkatan kapasita sumber daya manusia.
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat ini akan dilakukan (i)
identifikasi dan kajian seluruh potensi dan permasalahan wilayah
dan sumber daya kelautan dan perikanan yang ada dalam rangka
menyusun perencanaan pengelolaannya berbasis desa (ii) melibatkan secara
aktif pemangku kepentingan terkait dengan upaya pemberdayaan baik yang
berasal dari pemerintah pusat dan daerah maupun masyarakat, (iii)
meningkatkan kapasitas aparatur sebagai pengelola di wilayahnya, (iv)
memperbaiki kualitas masyarakat dalam memahami kebutuhan dan
potensinya serta memecahkan permasalahan yang dihadapi terkait dengan
peningkatan kapasitas usaha, (v) memanfaatkan secara optimal kelompok
masyarakat kelautan dan perikanan yang telah dibentuk oleh berbagai
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
51
program sebelumnya atau membentuk kelompok masyarakat baru, (vi)
mengoptimalkan peran tenaga pendamping sebagai fasilitator sekaligus
motivator dalam proses perencanaan partisipatif, pelaksanaan dan
pelaporan di tingkat desa serta melakukan sosialisasi, serta (vii)
menerapkan upaya pemberdayaan secara konsisten dn berkelanjutan
dengan pola bottom up sehigga jenis kegiatan yang dilaksanakan merupakan
aspirasi kelompok masyarakat di wilayahnya.
6. Penguatan Kelembagaan Kelompok Masyarakat
Keberadaan kelompok masyarakat di bidang budidaya,
penangkapan ikan, pengolahan, pemasaran dan kelompok pengawasan
akan memberikan keuntungan bagi anggota kelompoknya. Melalui
kelompok akan terjadi interaksi antar anggota untuk saling tukar
pengalaman dan menumbuhkan kesadaran bersama untuk menguatkan
posisi tawar, serta kemudahan dalam pembinaan, penyampaian informasi,
dan diseminasi teknologi.
Berbagai kelompok tercakup dalam Pokdakan (kelompok
pembudidaya ikan), KUB (Kelompok Usaha Bersama) penangkapan ikan,
Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas), dan Pokmas (Kelompok
Mayarakat) pengelola terumbu karang. Kelompok-kelompok yang sudah
terbentuk akan terus diupayakan keberadaannya dan ditingkatkan
kapasitasnya, sedangkan kelompok-kelompok baru akan ditumbuhkan.
Pembentukan atau penguatan kelompok secara modern dapat
memanfaatkan akses ekonomi, politik, sosial dan budaya bagi peningkatan
ketahanan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Terkait dengan kebijakan tersebut, pembangunan kelautan dan
perikanan dalam 5 tahun ke depan menjadi bagian dari pembangunan
bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan diarahkan pada
pencapaian dua prioritas bidang, yakni (i) Peningkatan Ketahanan Pangan
dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta (ii) Peningkatan
Pengelolaan Sumber Daya Kelautan. Untuk mendukung prioritas bidang
tersebut, maka konstribusi pembangunan kelautan dan perikanan adalah
sebagai berikut:
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
52
1. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
Untuk mendukung peningkatan katahanan pangan
dan revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan, maka KKP akan
meningkatnya ketersediaan bahan pangan dalam negeri, termasuk
ketersediaan ikan untuk konsumsi masyarakat dari 30,47 kg/kapita/
tahun pada tahun 2010 menjadi 38,67 kg/kapita/tahun pada tahun
2014, dengan sasaran produksi perikanan dari 10,76 juta ton pada
tahun 2010 menjadi 22,39 juta ton pada tahun 2014.
Disamping itu, KKP akan mendorong peningkatan kontribusi PDB
Perikanan terhadap PDB Nasional tanpa migas dari 3,0% pada tahun
2010 menjadi 6,5% pada tahun 2014, meningkatnya nilai ekspor hasil
perikanan dari US$2,9 miliar pada tahun 2010 menjadi US$5,0 miliar
pada tahun 2014, dan peningkatan Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya
Ikan dari 105 pada tahun 2010 menjadi 1115 pada tahun 2014.
Fokus prioritas yang terkait adalah (1) peningkatan produksi dan
produktivitas untuk menjamin ketersediaan pangan dan bahan baku
industri dari dalam negeri, (2) peningkatan pemenuhan kebutuhan
konsumsi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing, dan
pemasaran produk perikanan, dan (3) peningkatan kapasitas
masyarakat perikanan.
2. Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
Konstribusi KKP dalam peningkatan pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan adalah wilayah periaran Indonesia yang bebas
Illegal, Unreported & Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan yang
merusak sumberdaya kelautan dan perikanan dari 34% pada tahun
2010 menjadi 89% pada tahun 2014, mewujudkan pengelolaan pulau-
pulau kecil termasuk pulau kecil terluar sebanyak 200 pulau pada
tahun 2014, mewujudkan upaya rehabilitasi dan konservasi laut dan
perairan dari 13,5 juta ha pada tahun 2010 menjadi 15 juta ha pada
tahun 2014, mewujudkan kerjasama internasional dan antar daerah,
dan meningkatkan riset dan iptek kelautan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
53
Berdasarkan target Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang SDA-
LH serta arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada
tahun 2010 - 2014 maka Indikator Kinerja Utama (IKU) pembangunan
kelautan dan perikanan yang akan dicapai sebagaimanan tersebut pada
tabel 9 berikut :
No. Rincian
Sasaran Rata-rata
Kenaikan
(%/thn) 2010 2011 2012 2013 2014
A. FUNGSI EKONOMI
1. Kontribusi PDB
Perikanan terhadap
PDB Nasional Tanpa
migas (%)
3,0 3,5 4,5 5,5 6,5 21,41
2. Produksi Perikanan
(juta ton)
Perikanan
Tangkap
Perikanan
Budidaya
10,76
5,38
5,38
12,26
5,41
6,85
14,86
5,44
9,42
18,49
5,47
13,02
22,39
5,50
16,89
20,16
0,55
33,19
3. Nilai Ekspor Hasil
Perikanan (USD
milyar)
2,9 3,2 3,6 4,1 5,0 14,67
4. Konsumsi Ikan
(kg/kap/thn)
30,47 31,64 32,39 33,17 38,67 6,29
5. Jumlah Unit
Pengolahan ikan
444 449 454 459 464 1,10
6. NilaiTukar Nelayan/
pembudidaya ikan
105 107 110 112 115 2,30
B. FUNGSI LINGKUNGAN
1. Luas Kawasan
Konservasi laut dan
perairan (ha)
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
-
2. Jumlah pulau-
pulau kecil
termasuk pulau
terluar yang dikelola
(pulau)
20
55
60
50
20
-
3. Persentase wilayah
pengelolaan
perikanan IUU
fishing (%)
62%
75%
82%
91%
100%
12,79
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
54
C. Dukungan Lintas Sektor
Pembangunan kelautan dan perikanan secara utuh memerlukan
dukungan instansi terkait serta peran serta masyarakat luas. Adapun beberapa
bentuk dukungan kegiatan yang diperlukan dari instansi lain sebagaimana
tersebut pada tabel 10 berikut:
No. Bidang Kegiatan
1. IPTEK Penelitian Oceonografi
2. Sarana dan Prasarana a. Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
kenavigasian;
b. Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
Penjagaan Laut dan Pantai;
c. Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
Perkapalan dan Kepelautan;
d. Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
Lalu Lintas dan Angkatan Laut;
e. Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
Pelabuhan dan Pengerukan;
f. Pelayanan Angkutan Udara dan Perintis
g. Penyediaan dan Pengelolaan Energi Baru
Terbaharukan dan Pelaksanaan Konservasi Energi
h. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih, dan
jalan lingkungan
3. Politik Optimalisasi diplomasi terkait dengan perjanjian politik,
keamanan kewajiban kewilayahan dan kelautan
4. Pertahanan dan
Keamanan a. Penyelenggaraan OMSP matra udara;
b. Peningkatan operasi bersama keamanan laut;
c. Peningkatan koordinasi pengawasan keamanan laut
d. Pembinaan kepolisian perairan.
5. Wilayah dan Tata
Ruang a. Pemetaan dasar kelautan dan Kedirgantaraan; dan
b. Peningkatan ketersediaan data dan informasi survey
sumber daya alam dan lingkungan hidup matra laut
6. Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup a. Peningkatan konservasi dan pengendalian kerusakan
ekosistem pesisir dan laut;
b. Pengelolaan meterologi penerbangan dan maritim
BMKG;
c. Penelitian dan pengembangan geologi kelautan; dan
d. Pengelolaan sumber daya ikan (SDI).
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
55
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten Kapuas berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 5
Tahun 2002. Secara geografis Kabupaten Pulang Pisau terletak di garis
khatulistiwa, yaitu antara 10º – 00º LS dan 110º – 120º BT.
Secara umum luas wilayah Kabupaten Pulang Pisau adalah 8.997 Km2
atau 899.700 Ha dengan jumlah penduduk 119.934 jiwa, dengan batas-batas
wilayah :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan dan Kota Palangka Raya.
Kabupaten Pulang Pisau pada umumnya termasuk daerah beriklim tropis
dan lembab, dengan temperatur berkisar antara 22,9º – 32,5º C, kelembaban
nisbi udara relatif tinggi dengan rata-rata tahunan di atas 80%.
Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Kabupaten Pulang Pisau
mendapat penyinaran matahari di atas 50%. Hujan terjadi hampir sepanjang
tahun dengan curah hujan terbanyak pada bulan Oktober-Maret yang berkisar
antara 2000 – 3500 mm, sedangkan bulan kering jatuh pada bulan Juni-
September.
Sedangkan untuk keadaan topografi wilayah Kabupaten Pulang Pisau
terdiri dari :
- Bagian Utara merupakan daerah dataran tinggi/perbukitan, dengan ketinggian
50 – 100 meter dari permukaan laut, yang mempunyai elevasi 8º – 15º pada
dataran tinggi dan 15º – 25º pada daerah perbukitan.
- Bagian Selatan terdiri dari pantai/pesisir, rawa-rawa dengan ketinggian 0 – 5
meter dari permukaan laut yang mempunyai elevasi 0º – 8º serta dipengaruhi
oleh air pasang surut.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
56
Tabel . 11
Keadaan Topografi Wilayah Kabupaten Pulang Pisau
No. Kecamatan Ketinggian Dari Permukaan Air Laut (mdpl)
0 – 25 25 – 50 50 – 100
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kahayan Kuala
Sebangau Kuala
Pandih Batu
Maliku
Kahayan Hilir
Jabiren Raya
Kahayan Tengah
Banama Tingang
√
√
√
√
√
√
√
√
Kabupaten Pulang Pisau memiliki perairan yang dilintasi oleh 2 aliran
sungai besar :
- Sungai Kahayan dengan panjang ± 600 Km
- Sungai Kapuas dengan panjang ± 200
Di samping itu ada 3 buah anjir sebagai penghubung pada sungai besar,
sebagai berikut :
- Anjir Kalampan dengan panjang 14,5 Km yang menghubungkan dengan
Mandomai (Kabupaten Kapuas) dengan Pulang Pisau, wilayah Anjir Kalampan
yang masuk Kabupaten Pulang Pisau sepanjang 6,5 Km
- Anjir Basarang dengan panjang 24 Km menghubungkan Kapuas dengan
wilayah Kabupaten Pulang Pisau, wilayah Anjir Basarang yang masuk
Kabupaten Pulang Pisau sepanjang 7 Km.
- Anjir Terusan Raya/Terusan Batu dengan panjang 18 Km yang menjadi alur
transportasi sungai dari Kapuas ke Kabupaten Pulang Pisau, terusan yang
masuk wilayah Kabupaten Pulang Pisau ± 6 Km.
Secara garis besar mengenai jumlah kecamatan di Kabupaten Pulang
Pisau adalah 8 kecamatan, 4 kelurahan dan 96 desa, dengan luas wilayah
sebesar 8.997 Km². Data jumlah kecamatan dan desa serta luas wilayah di
Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2012 adalah, seperti tabel 12 berikut :
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
57
Tabel . 12
Data jumlah kecamatan dan desa serta luas wilayah di Kabupaten
Pulang Pisau Tahun 2012
No. Kecamatan Ibukota
Kecamatan
Jumlah Luas Wiayah
(Km²) Desa Kelurahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kahayan Kuala
Sebangau Kuala
Pandih Batu
Maliku
Kahayan Hilir
Jabiren Raya
Kahayan Tengah
Bahaur
Sebangau Permai
Pangkoh
Maliku
Pulang Pisau
Jabiren
Bukit Rawi
12
8
16
15
7
8
14
1
-
-
-
-
3
-
1.155
3.801
536
413
360
1.323
783
Dari luas lahan sebesar 899.700 Ha (5,85% dari luas Kalimantan Tengah),
apabila dilihat dari penggunaan lahan ada 2 kategori pemanfaatan, sebagai
berikut :
- Kawasan hutan (56,63%)
- Kawasan budidaya (43,37%)
Adapun rincian penggunaan lahan di Kabupaten Pulang Pisau seperti tabel 13
berikut :
Tabel . 13
Rincian Penggunaan Lahan di Kabupaten Pulang Pisau
No. Kategori Penggunaan Lahan Luas (Km²) Persentase (%)
1.
2.
Kawasan hutan :
Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan gambut
Kawasan hutan mangrove (bakau)
Kawasan air hitam
Kawasan budidaya :
Hutan produksi
Hutan produksi tetap
Pertanian ladang basah (sawah)
Perkebunan/perternakan
Pemukiman perkotaan
Pemukiman transmigrasi
Perairan dan sungai
Jaringan jalan
5,095
1,961
2,789
280
65
3,902
369
753
404
1,384
46
99
492
16
56,63
21,80
31,00
3,11
0,72
43,37
4,10
8,37
4,49
15,38
0,51
1,10
5,47
0,18
Sumber : RTRW Kabupaten Pulang Pisau berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2002.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
58
Sedangkan pemanfaatan perairan yang lebih terinci adalah, seperti tabel 14
berikut :
Tabel . 14.
Rincian pemanfaatan perairan di Kabupaten Pulang Pisau
No. Kecamatan
Perairan Laut Luas Perairan Daratan (Ha)
Garis
Pantai
(Km)
Luas Pesisir/
Laut (Ha) Sungai Rawa Danau Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kahayan Kuala
Sebangau Kuala
Pandih Batu
Maliku
Kahayan Hilir
Jabiren Raya
Kahayan Tengah
Banama Tingang
123,3
30,3
−
−
−
−
−
−
789,12
193,92
−
−
−
−
−
−
6.578
3.542
6.578
9.000
4.450
6.675
8.300
8.144
64.819
16.216
64.819
97.090
15.756,4
63.025,6
−
−
682,5
−
2.378,0
−
682,5
682,5
6.452,0
4.032,0
861.199,5
213.678
73,775
106.772,5
20.888,9
76.152,6
14.752,0
12.176,0
Jumlah 153,6 983,04 53.267,0 321.726 14.909,5 1.379.394,5
Konsep dan Struktur Ruang Kabupaten Pulang Pisau
1) Terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup serta kebijaksanaan pembangunan nasional dan
daerah;
2) Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung (Hutan
Lindung, Suaka Alam, Cagar Alam), kawasan budidaya (Hutan, Perkebunan,
Pertanian, Peternakan, Perikanan), kawasan industri dan pelabuhan (udara &
laut), kawasan pemukiman, kawasan pengembangan perkotaan, dan kawasan
lain yang mungkin ada di daerah;
3) Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber
daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
4) Terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Bila dikaitkan dengan rencana strategis pembangunan sektor kelautan
dan perikanan berdasarkan manfaat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pulang Pisau adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pulang Pisau,
sehingga:
Dapat mengakomodasi dinamika perkembangan pemanfaatan ruang,
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
59
perkembangan sosial ekonomi serta kebijaksanaan, strategi, tujuan dan
sasaran pembangunan daerah;
Dapat dioperasikan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
daerah sesuai Program Pembangunan Daerah (Propeda) Kabupaten Pulang
Pisau.
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pulang Pisau yang telah
disempurnakan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan
maupun pelaksanaan program pembangunan di wilayah Kabupaten Pulang
Pisau, terutama :
Dalam menyusun program dan proyek pembangunan lima tahunan
di Kabupaten Pulang Pisau.
Dalam penetapan investasi yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat dan
swasta, perizinan lokasi pembangunan serta pelaksanaan kegiatan
pembangunan di wilayah Kabupaten Pulang Pisau.
Dalam penyusunan rencana tata ruang kawasan perkotaan, perdesaan dan
kawasan strategis/unggulan di Kabupaten Pulang Pisau.
Berdasarkan konsep Pengembangan struktur tata ruang pola pemanfaatan
ruang mikro sektor kelautan dan perikanan searah dengan tujuan:
Mengupayakan pengembangan kawasan berdasarkan potensi dan sumber daya
sesuai dengan kemampuan lahan yang ada, sehingga mengoptimalkan
pemanfaatan potensi dan sumber daya wilayah dengan memperhatikan prinsip
pembangunan yang berkesinambungan.
Memantapkan kawasan yang berfungsi lindung dalam rangka menjaga dan
melestarikan keseimbangan lingkungan
Mengarahkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan potensi
dan daya dukung lahannya.
Mengembangkan dan mengamankan kawasan-kawasan yang dianggap
strategis atau kawasan prioritas yang memerlukan dukungan penataan ruang
segera, seperti kawasan-kawasan yang berpotensi untuk pertanian, industri,
dan kawasan kritis.
Berdasarkan rumusan tujuan di atas, penyusunan konsep dan struktur
pengembangan tata ruang Kabupaten Pulang Pisau dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek antar wilayah dan intra wilayah.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
60
Perumusan konsep pengembangan tata ruangnya mempertimbangkan
aspek-aspek yang sifatnya lebih ke potensi wilayahnya sendiri, di antaranya
adalah :
Aspek keterkaitan potensi dan daya dukung wilayah untuk dikembangkan
Keterkaitan antar kegiatan/sektor yang memanfaatkan ruang
Keterkaitan fungsoinal dan spasial antar kota sebagai pusat permukiman.
Ditinjau dari potensinya, wilayah Kabupaten Pulang Pisau terutama dapat
dikembangkan untuk wilayah pertanian lahan basah, pertanian lahan kering
(perkebunan), perikanan dan kehutanan. Potensi lainnya adalah pertambangan
(penggalian) dan ketersediaan obyek pariwisata.
Ketersediaan potensi ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan
mempertimbangkan daya dukung lahan dan kelestarian lingkungan agar
pemanfaatan lahan tersebut dapat berkesinambungan dan menjamin untuk
kegiatan jangka panjang. Dengan demikian berdasarkan kriteria keterbatasan
fisik yang ada, maka ditetapkan kawasan lindung yang merupakan limitasi
terhadap pengembangan kawasan budidaya.
Perencanaan tata ruang wilayah pada dasarnya harus dapat
mengakomodasi kepentingan sektor-sektor kegiatan pembangunan yang
memanfaatkan ruang. Dalam penentuan kepentingan tersebut seringkali
timbulnya konflik tumpang tindih penggunaan lahan. Dengan demikian harus
ada alternatif penyelesaian untuk hal tersebut, di antaranya adalah antar
kegiatan dimungkinkan adanya tumpang tindih kegiatan dalam kawasan yang
sama tanpa saling mengganggu. Antar kegiatan di mungkinkan untuk berlokasi
secara berdampingan dalam kawasan yang berdekatan, atau suatu kegiatan
dapat mengkonversi kegiatan lainnya sesuai dengan prioritasnya.
3.5. Penentuan Isu – Isu Strategis
Kabupaten Pulang Pisau sebagai daerah yang memiliki potensi kelautan dan
perikanan yang besar baik perairan umum, wilayah pesisir dan laut di 8
kecamatan, yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, seperti :
sumberdaya ikan, ekosistem mangrove, pasir pantai, hutan rawa gambut, ,
pertambangan, dan potensi jasa-jasa kelautan lainnya.
Dengan jumlah pembudidaya sebanyak 1.482 orang, nelayan tangkap 1.443
orang dan pelaku usaha pemasaran hasil perikanan sebanyak 150 orang dengan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
61
luas sarana produksi kolam seluas 17,38 Ha, karamba 450 buah dan tambak
seluas 1.150 Ha.
Tingkat teknologi budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya pada
umumnya masih sederhana (tradisional plus) dengan hamparan tambak yang
cukup luas setiap petaknya. Kondisi ini tentu tidak sesuai dengan persyaratan
teknis lokasi yang dianjurkan.
Tingkat produktifitas tambak juga masih rendah. Pada Tahun 2008
produksi perikanan budidaya air payau (tambak) hanya sebesar 109,50 ton dari
areal luas tebar sebesar 1.000 Ha dengan produktifitas 109,5 Kg / Ha/ Tahun. Pola
Pemeliharaan yang dilakukan adalah, monokultur bandeng, polikultur udang dan
bandeng.
Berdasarkan data potensi wilayah tersebut Pembangunan sektor kelautan
dan perikanan diwilayah Kabupaten Pulang Pisau dimasa mendatang menjadi
semakin penting, hal ini dapat diketahui dari berbagai indikator diantaranya dapat
berperan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan,
penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi daerah, dan stabilisasi ketahanan
pangan (ketersediaan protein).
Apabila peluang dan prospek yang terbuka dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, dan permasalahan yang masih dihadapi dapat diatasi secara
bertahap, maka bukan suatu pilihan yang salah jika sektor kelautan dan
perikanan dijadikan andalan pertumbuhan ekonomi nasional khususnya daerah
otonom di masa yang akan datang. Untuk mendayagunakan potensi sumber daya
kelautan dan perikanan serta menggerakkan seluruh potensi wilayah, diperlukan
kesungguhan dalam pembangunan kelautan dan perikanan serta dukungan
politik, ekonomi dan sosial untuk menjadikan sektor kelautan dan perikanan
sebagai prime mover pembangunan ekonomi daerah. Dengan kata lain sudah
seharusnya sektor kelautan dan perikanan dijadikan main stream (arus utama)
pembangunan nasional khususnya prioritas pembangunan ekonomi daerah
otonom di Kabupaten Pulang Pisau.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya kelautan dan
perikanan untuk menjadikan sektor ini sebagai prime mover pembangunan
ekonomi nasional khususnya ekonomi daerah, diperlukan upaya percepatan dan
terobosan dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang didukung dengan
kebijakan politik dan ekonomi serta iklim sosial yang kondusif. Dalam kaitan ini,
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
62
koordinasi dan dukungan lintas sektor serta stakeholders lainnya menjadi salah
satu prasyarat yang sangat penting.
Potensi lain adalah potensi sarana dan prasarana yang telah dimiliki,
seperti Balai Benih Ikan (BBI) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), khusus untuk
BBI Gohong sudah operasional sejak Tahun 2008 dengan memproduksi benih dan
induk unggul untuk mendukung kegiatan usaha budidaya di masyarakat.
Sedangkan untuk komoditas yang dikembangkan terdiri dari ikan patin, nila, lele
dan papuyu.
Melihat potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar, maka
tantangan lain yang timbul adalah maraknya kegiatan illegal fishing seperti
penyetruman dan penggunaan bahan berbahaya dan beracun dan terbatasnya
sarana pengawasan. Kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan
sebagai bagian itegral dari pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan perlu
ditingkatkan dengan sarana dan prasarana pengawasan, SDM pengawasan,
regulasi bidang pengawasan dan kelembagaan di tingkat daerah serta dukungan
pemerintah yang kuat untuk menanggulangi illegal fishing dan legitimasi kegiatan
pengawasan, dengan adanya UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan yang telah
direvisi menjadi UU Nomor 45 tahun 2009 serta UU Nomor 27 tahun 2007 tentang
Wilayah Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau kecil.
Sumber daya ikan cenderung mengalami degradasi dalam satu dekade
terakhir ini, utamanya yang berada di perairan umum daratan maupun perairan
pantai. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kualitas sumber daya ikan
terkait dengan degradasi kualitas lingkungan pesisir, termasuk oleh aktivitas
manusia yang menimbulkan pencemaran perairan baik laut maupun tawar,
kegiatan perikanan yang merusak (destructive fishing), penangkapan ikan yang
dilakukan secara berlebih (overfishing) yang dilakukan secara illegal baik oleh
pelaku lokal/daerah, seperti penggunaan metode penangkapan ikan yang merusak
lingkungan (bahan peledak, racun, listrik dan obat bius), penggunaan alat
penangkap ikan yang tidak sesuai dengan izin dan yang tidak berizin, maupun oleh
pihak luar daerah/asing yang melakukan praktik-praktik illegal di kedua perairan
tersebut. Kondisi penurunan sumber daya ikan ini mengakibatkan Kabupaten
Pulang Pisau mengalami kesulitan dalam upaya meningkatkan produksi secara
nyata (significant) melalui kegiatan perikanan tangkap. Hal lain belum berfungsinya
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
63
pangkalan pendaratan ikan (PPI), belum tersedianya pasar lokal ditiap kecamatan
yang semestinya dapat dijadikan wahana transaksi penjualan.
Gambaran mengenai kondisi tersebut memberikan tantangan bagi
pemerintah daerah untuk kembali bertumpu pada kegiatan perikanan budidaya,
sementara upaya konservasi dan rehabilitasi lingkungan perairan laut dan
perairan umum, kapasitas dan cakupannya terus ditingkatkan. Kegiatan
perikanan budidaya diprediksi mampu menaikkan produksi perikanan secara
nyata. Peningkatan produksi perikanan budidaya ini pun tetap berada di bawah
ancaman kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, kondisi lingkungan harus benar-
benar menjadi perhatian dalam mengawal target produksi ikan sebagai produsen
terbesar di seluruh kabupaten di Kalimantan.
Produktivitas para nelayan di Kabupaten Pulang Pisau hingga saat ini
masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan nelayan yang berasal dari luar
daerah (Jawa dan Sulewesi). Hal ini disebabkan oleh penggunaan armada
perikanan yang secara umum masih didominasi oleh kapal berukuran kecil, yaitu
perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal ikan berukuran 0,5 sampai 3
gross tonnage (GT). Kelemahan dari penggunakan armada kecil antara lain para
nelayan hanya memiliki hari layar yang singkat (one day fishing), daya tampung
ikan hasil tangkapan yang kecil, kualitas ikan yang kurang terjaga atau tingginya
tingkat kehilangan mutu (losses), yang berakibat pada daya jual yang rendah,
sementara biaya produksi terus meningkat. Kondisi seperti ini, ditambah dengan
keterbatasan untuk memanfaatkan dana perbankan, semakin menyulitkan para
nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan itu sendiri.
Disamping itu, masalah ketersediaan sarana dan prasarana perlu menjadi
fokus yang mesti diatasi, khusus di sentra-sentra usaha dan pusat kegiatan
perikanan bagi para nelayan dan pemasar (pedagang) ikan. Sentra-sentra tersebut
merupakan sarana vital untuk mendistribusikan produk secara efisien dan
penyedia stok ikan untuk konsumsi masyarakat, dan juga berperan sebagai
penyedia informasi pasar. Dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini,
Pemerintah daerah dan KKP dalam hal upaya memfasilitasi pembangunan sarana
dan prasarana pendukung produksi dan pemasaran ikan di Kabupaten Pulang
Pisau, baik melalui dukungan penyediaan jenis-jenis kegiatan APBD, dana alokasi
khusus (DAK), serta dana tugas pembantuan (TP) maupun dari sumber dana
lainnya.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
64
Namun demikian, pembangunan sarana dan prasarana produksi dan
pemasaran seperti pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan Balai Benih Ikan (BBI)
yang ada di Kabupaten Pulang Pisau terus berlanjut yang masih membutuhkan
anggaran pembangunan yang tidak sedikit. Untuk membangun sarana dan
prasarana ini umumnya membutuhkan anggaran pada kisaran antara Rp 20 miliar
atau Rp 60 miliar untuk PPI dan TPI, serta antara Rp 15 miliar atau Rp 25 miliar
per unit BBI. Seperti halnya pembangunan pada daerah-daerah tertentu yang telah
mendapat alokasi anggaran yang besar untuk pembangunan unit BBI dan
PPI,dengan kualitas yang baik dan berfungsi optimal, serta memenuhi standar
sanitasi dan higienis, pada umumnya masih terfokus di daerah-daerah yang relatif
sudah maju seperti di wilayah Jawa-Bali, Sumatera dan Sulawesi.
Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari perairan umum, wilayah pesisir dan
laut yang memiliki keanekaragaman hayati, seperti sumberdaya ikan, ekosistem
mangrove, pasir pantai, hutan rawa gambut, pertambangan, dan potensi jasa-jasa
kelautan lainnya, merupakan lahan subur bagi para pelaku penangkapan ikan,
kecenderungan meningkatnya kegiatan penangkapan ikan secara illegal,
perusakan ekosistem pesisir, serta rendahnya ketaatan kapal perikanan dan
pelaku usaha perikanan terhadap peraturan perundang-undangan maka sistem
pengawasan merupakan prioritas utama untuk terus ditingkatkan.
Pengawasan menjadi kurang optimal utamanya karena kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan yang diikuti dengan kurang optimalnya peran serta masyarakat dalam
pengawasan, dan kurangnya koordinasi lintas sektor serta dukungan dari berbagai
instansi terkait lainnya untuk terus melakukan penguatan dalam bidang
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.
Permasalahan lain yang muncul adalah konflik dalam pemanfaatan
sumber daya kelautan dan perikanan masih sering terjadi di era otonomi daerah
dan pemekaran wilayah belakangan ini. Ditengarai penyebabnya antara lain,
disamping dipicu oleh keterbatasan sumber daya ikan serta ketimpangan sosial
ekonomi, juga karena belum terpenuhinya aturan yang jelas tentang tata ruang
kawasan pesisir dan laut, termasuk sosialisasi ke masyarakat.
Secara khusus permasalahan pengembangan dan pembangunan sektor
kelautan dan perikanan di Kabupaten Pulang Pisau sampai tahun 2012 sebagai
berikut :
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
65
a. Masalah internal
Sebagian besar masih merupakan nelayan tradisional dan struktur armada
perikanan didominasi skala kecil (≤ 30 GT)
Terjadinya penangkapan ikan secara illegal fishing
Pengembangan perikanan budidaya belum optimal
Belum optimalnya pengelolaan konservasi laut dan perairan umum
Belum optimalnya pengelolaan potensi kelautan non konvensional
b. Masalah eksternal
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti penting dan nilai strategis
sumberdaya kelautan dan perikanan bagi pembangunan ekonomi daerah,
sehingga perhatian, pengetahuan (wawasan) dan penguasaan serta penerapan
IPTEK kelautan dan perikanan juga menjadi rendah.
Belum adanya dukungan permodalan yang memadai
Tata ruang dan pengendalian pencemaran belum kondusif
Keamanan dan kepastian hukum dalam berusaha
Penegakan hukum (Law Enforcement) masih lemah
c. Permasalahan Pengembangan Produksi Penangkapan Ikan dilaut
Pemanfaatan perairan lepas pantai masih belum optimal karena sarana dan
prasanara belum memadai
Data potensi perikanan perlu perbaikan
Penanganan/sertifikasi hasil perikanan belum ada
Potensi Perikanan laut belum dimanfaatkan secara optimal
Sebagian besar nelayan adalah nelayan kecil,dengan armada yang digunakan
kurang dari 30 GT atau RTP didominasi oleh RTP tak bermotor
Penyediaan bahan bakar dan alat tangkap ikan baik jumlah maupun
harganya belum dapat menjangkau seluruh nelayan, terutama nelayan kecil
Belum berfungsinya pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagai basis operasi
nelayan
Lemahnya tingkat ketrampilan dan permodalan.
Potensi daerah penangkapan ikan dilaut masih banyak yang belum diketahui
sehinga perlu adanya survay potensi perikanan
Kemungkinan terjadinya Over fishing pada daerah-daerah penangkapan
tertentu.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
66
d. Permasalahan Penangkapan Ikan diperairan Umum.
Potensi Perairan Umum didaerah ini tersebar sehingga perlu adanya survey
potensi perikanan perairan umum
Masih terjadi penangkapan ikan dengan alat/bahan terlarang.
Pada bulan pertama awal musim hujan terjadi penangkapan ikan secara
besar-besaran untuk dikonsumsi, serta penangkapan induk ikan yang akan
memijah.
Lemahnya tingkat ketrampilan dan permodalan.
e. Permasalahan Pengembangan Usaha Budidaya Perikanan
1. Banyaknya areal tambak rakyat di kawasan cagar alam (hutan lindung)
disebabkan antara lain :
a) Ketidaktahuan masyarakat mengenai batas-batas cagar alam (hutan
lindung) yang ditetapkan oleh Dinas Kehutanan / PHKA, disamping juga
kurangnya kesadaran akan fungsi cagar alam bagi kehidupan masyarakat.
b) Para pembudidaya pada umumnya merupakan penduduk pendatang dari
luar Pulang Pisau yang tanpa ijin dan tanpa sepengetahuan petugas/
aparat telah melakukan kegiatan perikanan budidaya di tambak di kawasan
cagar alam.
2. Hamparan tambak yang cukup luas dalam setiap petaknya tidak sesuai
dengan persyaratan teknis yang dianjurkan terutama dalam hal penggantian
air.
3. Belum tersedianya prasarana irigasi tambak untuk penataan tambak secara
teknis.
4. Belum adanya percontohan tambak teknis untuk penerapan tingkat teknologi
yang dianjurkan .
5. Kurangnya kemampuan dana daerah untuk mengembangkan potensi lahan
tambak yang ada menjadi tambak rakyat (cetak tambak)
a. Pengembangan Produksi Budidaya Tambak
- Terbatasnya (benur) terutama ketersediaan benur ditingkat pembudidaya
- Sapta Usaha pertambakan belum sepenuhnya dilaksanakan
- Pemilikan tambak umumnya hak adat
- Irigasi belum memadahi, akibatnya pemanfaatan lahan kurang efisien.
- Pengelolaan usaha pertambakan belum optimal karena terbatasnya
modal petani
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
67
- Kualitas/mutu hasil produksi sebagian besar masih rendah yang
berakibat nilai produksi rendah.
- Tingkat ketrampilan petani dan permodalan masih kurang.
- Informasi pasar masih kurang terutama harga dan mutu yang diinginkan
oleh pembeli (pasar)
b. Pengembangan Produksi Budidaya Air Tawar terutama budidaya kolam air
tawar dan budidaya keramba.
- Penyediaan dan penyaluran benih yang bermutu belum berjalan dengan
baik.
- Sarana produksi terutama harga pakan yang masih mahal.
- Usaha yang dikerjakan masih tradisional.
- Lemahnya tingkat ketrampilan dan permodalan.
c. Pengembangan Budidaya Laut.
- Belum dimanfaatkannya potensi yang tersedia karena jalur pemasaran
belum terjangkau.
- Teknologi budidaya laut masih belum dikuasai.
- Ketrampilan dan kemauan masyarakat untuk menguasai budidaya laut
masih rendah.
f. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Pengembangan perikanan yang berwawasan lingkungan mutlak harus
dilaksanakan. Gangguan terhadap kelestarian sumberdaya hayati perikanan dan
lingkungan hidup akan mempengaruhi usaha peningkatan produksi.
Situasi/keadaan sekarang menunjukkan :
- Inventarisasi dan identifikasi jenis ikan/udang dan potensinya belum
dilaksanakan.
- Pola pemanfaatan sumberdaya perikanan laut tidak merata terkonsumsi dan
terolah pada daerah pantai yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas dan
kuantitas sumberdaya hayati perikanan.
- Dibidang perairan umum, mutu lingkungan menurun akibat terjadinya
pendangkalan, cara penangkapan yang merusak, serta terjadinya pencemaran
dari kegiatan pertambangan.
- Dibidang pertambakan, akibat belum adanya irigasi yang teratur sehingga
pemanfaatan kurang efisien dan tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
68
g. Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran
Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembinaan pasca panen dan
pemasaran antara lain :
- Pola produksi nelayan/petani ikan belum berorientasi pada pasar, hal ini
disebabkan karena informasi pasar yang masih kurang.
- KUD belum mampu mengelola pelelangan ikan/pemasaran hasil para
petani/nelayan kecil.
- Penanganan dan pegelolaan pasca panen masih belum dilaksanakan sesuai
dengan yang dianjurkan/permintaan pasar.
- Tataniaga/pemasaran ikan masih lemah dan rantai pemasaran masih
panjang.
h. Pembinaan Gizi Masyarakat.
Terpenuhinya kebutuhan protein hewan mutlak diperlukan dalam upaya
menciptakan manusia yang berkualitas (sehat, kuat, dan cerdas). Permasalahan
yang dihadapi sehubungan gizi masyarakat adalah :
- Masih banyak masyarakat belum menyadari bahwa protein yang berasal dari
ikan sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan didalam
tubuh terutama penduduk didaerah daratan/pegunungan.
- Penyebaran produksi tidak merata kedaerah pedalaman/terpencil
- Belum banyak yang dikembangkan dalam diversifikasi menu ikan.
- Kemampuan daya beli masyarakat belum merata.
i. Kelembagaan
Keberhasilan pembangunan salah satunya ditentukan oleh kemampuan
kelembangaan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. Beberapa masalah
yang dihadapi antara lain :
- Aparatur pelayanan/penyuluhan baik secara kualitas dan kuantitas masih
kurang.
- Penyempurnaan tata hubungan kerja baik secara vertikal maupun horisontal.
- Pola pengembangan usaha perikanan masih perlu ditingkatkan dan
dikembangkan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
69
- KUD masih belum berperan, baik dalam peningkatan produksi, pemasaran,
penyaluran dan pengembalian kredit.
- Keterampilan dan modal, khusus untuk kelompok tani/nelayan diwilayah
pantai masih perlu ditingkatkan.
Proyeksi Peluang (Kelautan&Perikanan)
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 memberikan mandat otonomi bagi
Pemerintah Daerah dalam pengelolaan (eksplorasi, eksploatasi dan konservasi)
sumberdaya wilayah laut sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pantai ke
arah laut oleh daerah provinsi, dan sejauh sepertiga dari wilayah laut Daerah
Propinsi adalah wilayah Daerah Kabupaten/Kota.
Terbentuknya Departemen Kelautan Dan Perikanan RI (2001) dan kelembagaan
perikanan di daerah sesauai dengan otonomi daerah (UU Nomor 32/2004) akan
menciptakan program perikanan yang bersinergis antara pusat, provinsi dan
daerah kabupaten/kota.
Adanya trend perikanan dunia (permintaan pasar dan peningkatan produksi),
trend gaya hidup abad 21 (older generation, people on the run, food to become
more international), dan beralihnya konsumsi daging hewan darat ke daging
ikan.
Peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan serta semakin
menipisnya sumber daya alam di daratan, membuat sumber daya wilayah
pesisir dan laut akan menjadi tumpuan bagi pembangunan mendatang.
Telah ditetapkannya Kabupaten Pulang Pisau sebagai pengembangan kawasan
MINAPOLITAN.
Proyeksi Ancaman (Kelautan dan Perikanan)
Nelayan luar yang masuk ke wilayah pengelolaan perikanan Kabupaten Pulang
Pisau dalam musim tertentu setiap tahun yang umumnya menggunakan
armada yang modern menimbulkan kerugian bagi daerah khususnya nelayan
Kabupaten Pulang Pisau
Terjadinya peningkatan pemanfaatan wilayah daratan, pesisir dan laut lintas
sektor seperti: eksploitasi hutan tanpa kendali, konversi lahan,
pengerukan/penimbunan, pemukiman, pembuangan limbah, lahan tambak,
pelabuhan khusus angkutan batubara, penggunaan trawl, pertambangan, dan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
70
penambangan pasir laut akan menimbulkan abrasi, kekeruhan, ekosistem
rusak pencemaran muara, penurunan kualitas air laut, vegetasi dan sungai.
Kekeliruan pemahaman akan otonomi daerah atas hak pengelolaan wilayah
laut kearah pengaplingan laut atau seakan daerah berdaulat atas laut
menjurus pada konflik perebutan sumberdaya ikan dalam satuan wilayah
penangkapan.
Proyeksi Permasalahan (Kelautan dan Perikanan)
Pembangunan masih berbasis pemanfaatan sumberdaya alam di darat dengan
segala keterbatasannya sementara sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut
belum mendapat perhatian yang spesifik.
Peningkatan produksi budidaya tambak (udang dan bandeng) selalu diringi
oleh peningkatan/pembukaan luas lahan yang pada gilirannya akan merambah
dan mengurangi luasan mangrove.
Kabupaten Pulang Pisau belum mempunyai Rencana Pembangunan Kelautan
Dan Perikanan dan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP), baik RPP
berdasarkan jenis alat tangkap atau jenis ikan maupun wilayah penangkapan.
Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan nelayan Pulang Pisau
tradisional (kapal tangkap dibawah 5 GT, jauhnya tempat penjualan ikan
mendorong nelayan menjual hasil tangkapan pada pengumpul ditengah laut,
rendahnya akses nelayan akan fasilitas (pelabuhan /pangkalan pendaratan
ikan (PPI), terbatasnya sumber dana dan dan tingginya pembiayaan usaha,
konflik internal antar nelayan).
Perluasan areal tambak untuk meningkatkan produksi udang/bandeng telah
merambah ke hutan konservasi (hutan mangrove). Disatu sisi tambak yang ada
di lahan konservasi sudah lama ada sebelum kawasan konservasi tersebut
ditetapkan (berada dalam kawasan cagar alam).
Pemanfaatan sumberdaya daya kelautan dan perikanan belum mengarah pada
sistem pengelolaan ramah lingkungan sehingga akan berdampak dan
menimbulkan pencemaran perairan terhadap habitat ikan.
Terbatasnya prasarana penangkapan dan belum maksimalnya fungsi
pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
71
Proyeksi Keberhasilan (Kelautan & Perikanan)
Kawasan perairan umum ,pesisir dan laut memiliki potensi pembangunan yang
dapat dikembangkan dengan dukungan ekosistem dengan produktivitas hayati
maupun non-hayati yang cukup tinggi.
Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Kabupaten Pulang Pisau bukan
hanya terbatas pada biodatanya tapi juga mencakup sumberdaya mineral,
tambang dan jalur transportasi serta benda-benda berharga yang terkandung
didalamnya.
Pengelolaan wilayah pesisir dan laut pada prinsipnya tidak terlepas dari strategi
pengelolaan daratan. Namun dirasakan intensitas pemanfaatan sumberdaya
wilayah daratan sangat tinggi, sementara dampaknya berpengaruh terhadap
wilayah pesisir sebagai satu kesatuan sistem wilayah darat dan laut.
Kebijakan pembangunan perikanan mengupayakan pemanfaatan sumber daya
perikanan secara optimal untuk meningkatkan produksi dan produktivitas
secara berkelanjutan guna menyediakan ikan untuk konsumsi dan bahan baku
industri. Upaya peningkatan produksi dan produktivitas sumber daya
perikanan dapat meningkatkan lapangan pekerjaan serta meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan.
Luas perairan laut potensial dalam wilayah pengelolaan perikanan Kabupaten
Pulang Pisau dapat dikembangkan kepada peningkatan luasan lapangan usaha
bagi kegiatan perikanan budidaya. Dalam bidang perikanan tangkap,
perkembangannya dapat diarahkan dari nelayan yang beroperasi di perairan
pantai agar dapat beroperasi lebih jauh lagi ke tengah laut dan revitalisasi
kearifan lokal nelayan Kabupaten Pulang Pisau dalam pengelolaan perikanan
tangkap yang selalu berupaya mengklaim kesepakatan lokalnya, seperti
alokasi lampara dasar dan rengge.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
72
BAB ~ IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini
telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Namun demikian, perubahan
tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan
pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu
menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak cepat
tersebut.
Munculnya kesadaran untuk menjadikan pembangunan berbasis sumber
daya kelautan dan perikanan sebagai motor penggerak pembangunan nasional,
tercermin dalam keputusan politik nasional, sebagaimana terimplementasi dalam
Undang-undang No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional yang salah satu misinya menyatakan: Mewujudkan Indonesia
menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mewujudkan misi tersebut adalah dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi
masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan;
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut
nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, sesuai dengan fungsi pembangunan kelautan dan
perikanan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup yang dilaksanakan
oleh DKP diarahkan untuk mengoptimalkan segenap potensi yang ada dalam
rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional tersebut. (Renstra DKP
2011 -2015)
Pembangunan Kelautan dan Perikanan memiliki karakteristik yang sarat
akan nuansa ekologis, ekonomi, teknologi dan social budaya. Oleh sebab itu,
pembangunan sector ini harus memperhatikan keseimbangan karakteristik
tersebut. Menyikapi hal ini, identifikasi isu-isu strategis seperti isu sosial budaya,
isu lingkungan dan isu pembangunan ekonomi masyarakat perlu dilakukan
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
73
penentu kebijakan. Isu sosial budaya antara lain mengemukakan rendahnya
kualitas sumberdaya manusia pesisir, dan rendahnya semangat kebaharian
masyarakat. Sementara isu lingkungan dewasa ini lebih kepada degradasi
lingkungan akibat dampak kegiatan pertambangan dan pengelolaan lingkungan.
Sementara isu yang paling strategis dewasa ini adalah isu pembangunan ekonomi
masyarakat pesisir yang dianggap belum mampu mengangkat harkat dan martabat
masyarakat pesisir sejajar dengan elemen masyarakat lainnya. Hal ini diidentifikasi
sebagai imbas dari belum optimalnya pengelolaan perikanan tangkap dan
perikanan budidaya serta kurangnya dukungan infrastruktur. Isu-isu strategis
tersebut harus mampu dijawab dengan intervensi pemerintah (pemda) melalui
langkah dan kebijakan yang konkrit, terpadu, berkelanjutan dan berpihak kepada
masyarakat pesisir
Ada beberapa aspek yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam
penyusunan dokumen rencana strategi pembangunan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Pulang Pisau yang merupakan bagian dari proses
Perencanaan Strategis, yakni modal dasar (yang antara lain meliputi potensi
sumberdaya alam, SDM, IPTEK, dan peraturan perundangan/kebijakan),
tantangan dan masalah yang masih dihadapi hingga saat ini, instrumental input,
dan lingkungan strategis (baik regional maupun global). Semua aspek tersebut
selain sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan strategi, yang dijabarkan ke
dalam visi, dan misi serta kebijakan operasional pembangunan kelautan dan
perikanan.
Oleh karena itu, sesuai dengan fungsi pembangunan kelautan dan
perikanan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup yang dilaksanakan
oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau diarahkan untuk
mengoptimalkan segenap potensi yang ada dalam rangka mewujudkan visi dan
misi pembangunan RPJMD Tahun 2013 - 2018 tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis
pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2013 - 2018 ditetapkan sebagai
berikut.
4.1. Visi dan Misi SKPD
Visi adalah suatu gambaran menentang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
74
Dalam pembangunan kelautan dan perikanan, keseimbangan antara
pemanfaatan dan kelestarian sumber daya menjadi pertimbangan utama dan
harus diupayakan secara konsisten. Kekayaan sumber daya kelautan dan
perikanan tidak saja dimanfaatkan untuk masyarakat saat ini, tetapi juga untuk
generasi yang akan datang. Adapun Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pulang Pisau yaitu :
Melalui Visi tersebut diharapkan dapat terwujudnya masyarakat perikanan yang
maju, mandiri dan tetap memperhatikan kelestariannya yang pada giliran dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut,
maka misi yang diemban adalah:
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan melalui kegiatan
pengembangan ekonomi masyarakat perikanan ;
2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia perikanan ;
3. Meningkatkan produktifitas hasil perikanan ;
4. Peningkatan sumberdaya perikanan melalui konservasi dan rehabilitasi
kawasan perairan ;
5. Peningkatan sistim pemasaran hasil.
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Berdasarkan visi dan misi di atas, Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau tahun 2013 – 2018 menetapkan tujuan dan sasaran
strategis yang merupakan penjabaran atau implimentasi dari pernyataan misi yang
ingin dicapai atau dihasilkan.
A. Tujuan
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2013-2018 adalah:
1. Meningkatnya sarana dan prasarana perikanan ;
“Terwujudnya masyarakat Perikanan yang maju,mandiri
dan sejahtera”
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
75
2. Meningkatkan daya saing komoditas hasil perikanan yang berkualitas ;
3. Mengembangkan sentra produksi perikanan (Agrobisnis - Agroindustri) ;
4. Mengembangkan ekonomi kerakyatan melaluli program terpadu ;
5. Meningkatkan sarana dan prasarana pemasaran, kawasan konservasi sumber
daya perikanan.
B. Sasaran Strategis
Sasaran strategis berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah :
1. Tersedianya sarana dan prasarana perikanan yang maju dan mandiri ;
2. Tersedinya komoditas perikanan yang berdaya saing dan berkualitas ;
3. Meningkatnya kualitas sumber daya perikanan baik pelaku usaha maupun
aparat perikanan yang profesional ;
4. Berkembangnya sentra - sentra produksi perikanan.
5. Meningkatnya pendapatan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya
perikanan yang berkelanjutan ;
6. Terciptanya sistim pemasaran hasil perikanan melalui kelompok usaha ;
7. Tersedianya kawasan konservasi dan rehabilitasi sumber daya perikanan.
Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, dasar kebijakan
pembangunan kelautan dan perikanan adalah :
1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
2. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
3. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009
Berdasarkan visi, misi dan strategi pembangunan nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009, rencana
strategis pembangunan kelautan dan perikanan disusun mengacu kepada agenda
pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu yakni :
Agenda ke- 1 : Mewujudkan Indonesia Yang Aman dan Damai,
Agenda ke- 2 : Mewujudkan Indonesia Yang Adil dan Demokratis,
Agenda ke- 3 : Mewujudkan Indonesia Yang Lebih Sejahtera.
Pelaksanaan ketiga agenda pembangunan nasional tersebut di atas
didasarkan pada 3 pilar strategi pembangunan, yakni pro-poor, pro-job dan pro-
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
76
growth yang dijabarkan lebih lanjut dalam suatu rumusan strategi
pembangunan yang tepat.
Dalam hal ini, DKP terkait dengan Agenda ke -3, yang selanjutnya
dirumuskan dalam kebijakan dan berbagai program pembangunan kelautan dan
perikanan. Dalam melaksanakan agenda pembangunan nasional dan mewujudkan
tercapainya tujuan serta sasaran pembangunan kelautan dan perikanan, strategi
pembangunan yang ditempuh adalah:
1. Pemanfaatan suberdaya perikanan secara optimal sesuai dengan potensinya.
2. Memperkuat pelaku usaha perikanan/masyarakat dan kelembagaan usaha
perikanan serta peningkatan SDM perikanan.
3. Menciptakan kawasan sentra produksi melalui pengembangan usaha perikanan
rakyat.
4. Meningkatkan sisitem pengawasan dan pengendalian sumber daya perikanan
yang berwawasan lingkungan.
5. Memperluas dan mengembangkan sistem pemasaran melalui penigkatan
mutu/kualitas dan kuantitas.
Dalam rangka melaksanakan agenda pembangunan daerah dan
mewujudkan tercapainya tujuan serta sasaran pembangunan kelautan dan
perikanan, dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun kedepan, ditetapkan
dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu
dan analisis strategis. Tujuan dimaksud dinyatakan dalam bentuk kuantitatif,
akan tetapi harus pula dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di
masa mendatang.
Adapun sasaran Strategis yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang
lebih pendek dari tujuan yang dirancang dalam bentuk indikator sasaran.
Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran dalam
jangka waktu tertentu (bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan) disertai
dengan rencana tingkat capaian (target) pada masing-masing program/kegiatan
yang telah ditetapkan untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan.
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
77
petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna
tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta
visi dan misi setiap instansi pemerintah.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Pulang Pisau,
maka kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Pulang Pisau, terutama diarahkan untuk :
1. Mengembangkan usaha perikanan budidaya yang berdaya saing dan
berkelanjutan.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap melalui
penyediaan armada/kapal/perahu/kelotok serta alat tangkap yang memenuhi
standar.
3. Mengembangkan usaha hasil perikanan secara bermutu/berkualitas melalui
penyediaan sarana dan prasarana usaha perikanan.
4. Meningkatkan rehabilitasi, pengawasn dan konservasi/pengendalian PSDKP.
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana PSDKP/BBI/PPI melalui
kerjasama, peningkatan SDM dan penerapan pelayanan tupoksi.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
78
BAB ~ V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATIF KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi
pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai
sasaran tertentu.
Sasaran dan program yang telah ditetapkan kemudian dituangkan ke dalam
rencana strategis, kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu rencana
kinerja tahunan (terlampir).
Untuk mencapai sasaran sesuai dengan strategi dan kebijakan yang telah
dirumuskan maka program-program pembangunan kelautan dan perikanan tahun
2013 - 2018 sebagai berikut :
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
2. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
3. Program Pengembangan Perikanan Budidaya
4. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
5. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar
Target pembangunan 2013-2018 menurut program dan kegiatan yang telah
terinci dalam output dan outcome dapat dilihat pada Lampiran.
Arah kebijakan dan strategi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pulang Pisau Tahun 2013-2018 yang telah diuraikan tersebut, akan
diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan tahun 2013-2018, yaitu :
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaat-kannya
wilayah laut dan pesisir secara lestari, dengan sasaran peningkatan persentase
pendayagunaan sumber daya laut dan pesisir. Untuk mencapai tujuan dan
sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
a. Pembinaan Kelompok Ekonomi Masyarakat Pesisir ;
b. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama;
c. Pengembangan Sarana dan prasarana Pelaku Usaha Ekonomi Masyarakat
Pesisir
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
79
d. Pengembangan Usaha Perikanan Masyarakat Persisir
e. Penyusunan dokumen rencana zona wilayah pengelolaan pesisir dan pulau
pulau kecil (RZWPPK)
Penanggung jawab program adalah Bidang PSDKP.
2. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaat-kannya
wilayah perairan umum, perairan laut dan pesisir secara bertanggung jawab dan
berkelanjutan, dengan sasaran peningkatan persentase pendayagunaan sumber
perairan umum, perairan laut dan pesisir. Untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
a. Kerjasama Pengawasan dengan Instansi Terkait ;
b. Sosialisasi/Pelatihan Undang - Undang / Penegakan Hukum ;
c. Pendidikan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) ;
d. Pembinaan dan Monitoring ;
e. Pengadaan Alat Komunikasi Pengawasan (Dana DAK) ;
f. Pengadaan Perlengkapan POKMASWAS (DAK) ;
g. Pengadaan papan Pengumuman Ilegal Fishing ;
h. Rehabilitasi Kawasan Mangrove ;
i. Pengembangan kawasan dan konservasi perairan umum
Penanggung jawab program adalah Bidang PSDKP.
3. Program Pengembangan Perikanan Budidaya
Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya,
dengan sasaran program peningkatan produksi perikanan budidaya (volume dan
nilai). Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah:
a. Operasional Petugas BBI ;
b. Operasiona/Pemeliharaan dan Perawatan BBI ;
c. Pengadaan Pakan Induk Ikan Untuk BBI ;
d. Pengadaan Obat - Obat Perikanan ;
e. Pengadaan Alat - Alat Perbenihan ;
f. Pengadaan Peralatan Budidaya ;
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
80
g. Pengadaan Peralatan Lapangan BBI ;
h. Rehab Turap Kolam BBI ;
i. Lanjutan Pembangunan Pagar BBI ;
j. Pembangunan Mess 4 Pintu untuk Siswa Magang di BBI ;
k. Pembinaan Statistik Perikanan Budidaya ;
l. Pembinaan Statistik Perbenihan ;
m. Pembinaan, Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Cara Pembenihan Ikan yang
Baik (CPIB) ;
n. Studi Banding Perbenihan ;
o. Pembuatan Kolam Terpal Untuk Masyarkat ;
p. Pembuatan Kolam Untuk Masyarakat ;
q. Pengadaan Karamba Untuk Masyarakat ;
r. Pembuatan Kolam/Keramba Untuk Penunjang Angpao Maja Desa ;
s. Penyediaan Bibit Ikan ;
t. Penyediaan Pakan Ikan ;
u. Pelatihan Usaha Budidaya Ikan ;
v. Pembinaan, Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi ;
w. Percetakan Tambak Rakyat ;
x. Pembuatan Jalan Produksi ;
y. Pengadaan Peralatan Budidaya Untuk Masyarakat ;
z. Penyediaan Mesin Pakan Mini ;
aa. Penyediaan Bibit Ikan Lokal ;
bb. Rehabilitasi Kolam Masyarakat ;
cc. Pengendalian Hama, Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Ikan
Penanggung jawab program adalah Bidang Perikanan Budidaya.
4. Program Pengembangan PerikananTangkap
Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas perikanan tangkap
dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap. Untuk
mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
a. Pembinaan Statistik Perikanan Tangkap ;
b. Operasional Petugas PPI ;
c. Penambahan Daya Listrik Untuk Pabrik Es ;
d. Pembangunan /Rehab Instalasi Daya Listrik PPI ;
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
81
e. Penyediaan Kapal Penangkap Ikan (Dana DAK) ;
f. Pengadaan Alat Tangkap Ikan (Dana DAK) ;
g. Pengadaan Alat Tangkap Tradisional (Pangilar) ;
h. Pembangunan Dok Kapal ;
i. Pengadaan Perahu Bermotor Perairan Umum ;
j. Penyediaan Mesin Alkon ;
k. Pengkayaan Stock Ikan ;
l. Penyediaan Blanko Izin Usaha Perikanan ;
m. Pembinaan, Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi Perikanan Tangkap ;
n. Studi Banding Penangkapan Ikan ;
o. Pembinaan dan Pengawasan PUMP Tangkap
q. Sosialisasi / Pelatihan PUMP Tangkap
Penanggung jawab program adalah Bidang Perikanan Tangkap.
5. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar
Tujuan program adalah mewujudkan kawasan budidaya laut, air payau dan
air tawar, dengan sasaran peningkatan produktifitas budidaya laut, air payau dan
air tawar. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah:
a. Pembangunan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Air Tawar (Pembuatan Kolam
Rakyat) Dana DAK;
b. Penyediaan Induk Lele (Dana DAK) ;
c. Penyediaan Induk Patin (Dana DAK) ;
d. Penyediaan Pakan Ikan (Dana DAK) ;
e. Pembinaan, Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi PUMP Budidaya ;
f. Pelatihan dan Sosialisasi PUMP Budidaya ;
Penanggung jawab program adalah Bidang Perikanan Budidaya.
Adapun Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,
dan Pendanaan Indikatif SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang
Pisau dituangkan dalam Tabel pada Lampiran.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
82
BAB ~ VI
INDIKATOR KINERJA SKPD
Indikator Kinerja adalah Uraian ringkas dengan menggunakan ukuran
kuantitatifatau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatusasaran atau
tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan.
Adapun kegunaan Indikator kinerja adalah dasar penilaian kinerja, baik
dalam tahap perencanaan (ex-ante), pelaksanaan (on-going), maupun setelahnya
(ex-post) petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran.
Tabel. 15
Indikator Makro Pembangunan Kelautan dan Perikanan 2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 (%/thn)
1. Produksi Perikanan (ton)
Perikanan tangkap
Perikanan budidaya
7,218.0
10
7,727.7
30
8,297.4
80
8,979.0
60
9,705.8
40
7,60
2. Eksport Perikanan (US$ ) 3.000.0
00
3.200.00
0
3.800.00
0
4.500.00
0
5.000.00
0
13,74
3. Konsumsi Ikan(kg/kapita/tahun) 25,00 26,00 29,00 31,60 32,29 6,67
4. Penyediaan Kesempatan Kerja
kumulatif (orang)
Perikanan tangkap
Perikanan budidaya
Pengolahan
4,75
2,35
1,03
6,17
3,06
1,34
8,02
3,98
1,74
10,42
5,17
2,26
13,55
6,72
2,93
30%/5
thn
5. Kontribusi terhadap PDB
Nasional (%) tidak termasuk
pengolahan
2,50
3,10
3,80
4,40
5,10
19,57
Berdasarkan target Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang SDA-LH serta
arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada maka tahun 2010 -
2015 Indikator Kinerja Utama (IKU) pembangunan kelautan dan perikanan yang
akan dicapai pada periode tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut pada tabel 16
berikut.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
83
Tabel 16.
Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2014 - 2018
No. Indikator Kinerja Utama (IKU) Target
2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1. Produksi Perikanan Tangkap : 17.723,21 21.263,54 22.888,41 24.513,28 26.138,22 ‐ Perairan Laut (ton) 13.658,08 17.163,54 18.768,41 20.383,28 21.998,22 ‐ Perairan Umum Daratan (ton) 4.065,13 4.100,00 4.120,00 4.130,00 4.140,002. Jumlah Armada Penangkapan 1.380 1.459 1.523 1.617 1.711 ‐ Jukung/Perahu tanpa motor (unit) 450 455 460 465 470 ‐ Motor Tempel 710 775 825 905 985 ‐ Kapal motor 0 ‐ 5 GT (unit) 103 108 113 118 123 ‐ Kapal motor 5 ‐ 15 GT (unit) 96 98 100 102 104 ‐ Kapal motor 15 ‐ 30 GT (unit) 18 19 20 21 22 ‐ Kapal motor > 30 GT (unit) 3 4 5 6 7 3. Produksi Perikanan Budidaya (ton) 3.376,00 3.787,10 4.387,12 4.987,14 5.587,11 ‐ Budidaya Air Tawar (ton) 2.215,38 2.645,29 3.064,40 3.483,51 3.902,60 ‐ Budidaya Air Payau (ton) 1.160,62 1.141,81 1.322,72 1.503,63 1.684,51 ‐ Budidaya Air Laut (ton) ‐ ‐ ‐ ‐ ‐4. Luasan Usaha Budidaya Perikanan 1.344,99 1.547,43 1.779,40 2.045,96 2.353,20 * Budidaya Air Tawar (Ha) ‐ Kolam (Ha) 22,99 26,43 30,40 34,96 40,20 ‐ Karamba (unit) 596 685 788 906 1.042 ‐ KJA (unit) ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Mina Padi ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ * Budidaya Air Payau (Ha) 1.322 1.521 1.749 2.011 2.313 * Budidaya Laut (Ha) ‐ 5. Jumlah Produksi Olahan (ton) 855,30 1.313,66 1.554,51 1.795,36 2.036,216. Jumlah Unit Pengolahan Ikan (unit) ‐ UPI bersertifikat (SKP) ‐ ‐ UPI belum bersertifikat 25 30 35 40 45 7. Tingkat Konsumsi Ikan 37,98 39,11 40,29 41,50 42,74 8. Jumlah Tenaga Kerja (orang) ‐ Pembudidaya 3.000 3.450 3.967 4.562 5.246 ‐ Nelayan 1.510 1.661 1.828 2.000 2.200 ‐ Pengolahan Dan Pemasar Hasil 200 220 242 267 295 9. Jumlah Pendapatan ‐ Pendapatan rata ‐ rata 1.400.000 1.610.000 1.851.500 2.129.000 2.448.000 ‐ Pendapatan rata ‐ rata Nelayan 1.800.000 1.980.000 2.178.000 2.400.000 2.650.000 ‐ Pendapatan rata ‐ rata 1.800.000 1.900.000 2.100.000 2.300.000 2.550.00010. Jumlah POKMASWAS (Kelompok) 35 40 45 50 5511. Konservasi : ‐ Konservasi Kawasan ‐ 1 ‐ ‐ ‐ ‐ Konservasi Jenis ‐ 1 ‐ 1 ‐
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
84
Sedangkan Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang Pisau akan dituangkan
dalam Tabel pada Lampiran.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
85
BAB ~ VII
P E N U T U P
RENSTRA Pembangunan Kelautan dan Perikanan 2013 - 2018 merupakan
suatu dokumen yang disusun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, sebagaimana
diamanatkan oleh Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. RENSTRA yang mengacu pada Undang-
Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-
2025, Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Tugas dan Fungsi KKP, visi
misi Presiden terpilih serta program kerja Kabinet Indonesia Bersatu II masa bakti
2009-2014, dan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka menengah Nasional Tahun 2010-2014, RPJMD tahun 2013
– 2018 serta visi serta misi Bupati terpilih serta program kerja tahun 2013 - 2018,
dan Peraturan Bupati No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
menengah Daerah Tahun 2013 - 2018, merupakan acuan bagi penyusunan
Rencana Kerja SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan dan Rencana Kerja dan
Anggaran- setiap tahunnya. RENSTRA ini juga merupakan acuan perencanaan,
sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Pulang Pisau.
Disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan kelautan dan
perikanan tidak hanya ditentukan dengan adanya dokumen RENSTRA, melainkan
diperlukan dukungan sektor terkait lainnya dan masyarakat luas. Akhirnya,
kebersamaan dan kerja keras dari seluruh jajaran Kementerian Kelautan dan
Perikanan dengan semua pihak yang terkait diperlukan dalam rangka mewujudkan
harapan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan khususnya
nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil perikanan, dan masyarakat pesisir
lainnya melalui pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan
perikanan secara berkelanjutan dapat terwujud.
Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013– 2018-------------------
86
5 5
1 Jumlah Unit Pengolahan Ikan (Unit)
Pemberdayaaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
- - - - 622,51 - - - - 831,98 - - - - 133,65
2 Jumlah POKMASWAS yang terbentuk (Kelompok)
Program Pemberdayaaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
- - - - 25,00 - - - - 22,00 - - - - 88,00
3 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (To n)
Pengembangan Budidaya Perikanan
194 207 689 1.273 1.942 175,80 206,64 767,92 1.214,46 1.817,91 90,62 99,83 111,45 95,40 93,61
Jumlah Luasan Lahan Budidaya (Ha)
Pengembangan Kawasan Budidaya
- - - - 610 - - - - 1.176,38 - - - - 192,85
Jumlah Produksi Perikanan Tangkap (Ton)
Pengembangan Perikanan Tangkap
0,00 0,00 15.076,35 15.328,02 15.398,88 15.277,80 21.876,51 17.375,50 12.883,90 16.030,10 - - 115,25 84,05 104,10
6 Jumlah Kapal yang terbangun (Unit)
Pengembangan Perikanan Tangkap
- - - - 1.556,00 - - - - 1.637,00 - - - - 105,21
Tabel 2.1Pencapaian Kinerja SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pulang Pisau
TARGET RENSTRA SKPD TAHUN KE- REALISASI CAPAIAN TAHUN KE- RASIO CAPAIAN TAHUN KE-
1 3 4 1 2 3 4 2 3 4 5 1 2
No INDIKATOR KINERJA TARGET SPM TARGET IKK
5
4
1
2