KATA PENGANTAR -...

88

Transcript of KATA PENGANTAR -...

Laporan Tahunan 2018 i

KATA PENGANTAR

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas

mengamankan areal tanaman pangan dari gangguan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) untuk

mendukung upaya pencapaian target produksi baik secara kualitas,

kuantitas, maupun kontinuitas. Sesuai dengan tugas tersebut, Tahun 2018

telah dilaksanakan berbagai kegiatan baik di pusat maupun daerah dalam

rangka pemenuhan tugas dimaksud.

Laporan Tahunan ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yang dijabarkan dalam visi, misi, dan

tujuan serta sasaran kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Laporan ini menyajikan capaian kinerja kegiatan, serta permasalahan

dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Laporan ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan

perlindungan tanaman pangan, khususnya dalam upaya pengamanan

produksi dari gangguan OPT dan DPI.

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan

laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.

Jakarta, Februari 2019 Pj. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,

Edy Purnawan, SP., M. Sc. NIP 197004121998031002

Laporan Tahunan 2018 ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 telah menetapkan kebijakan

untuk mencapai sasaran yang dicanangkan dengan mengangkat tema

"Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk

Percepatan Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan”. Arah kebijakan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 dituangkan dalam

program percepatan pencapaian swasembada padi, jagung serta

peningkatan produksi kedelai dan komoditas tanaman pangan lainnya.

Untuk mendukung kebijakan tersebut ditetapkan sasaran produksi

Padi 82,5 Juta Ton, Jagung 30 Juta Ton, dan Kedelai 2,2 Juta Ton,

sasaran tersebut tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2018. Upaya yang dilakukan untuk mencapai

sasaran tersebut antara lain dengan mengoptimalkan semua sumber

daya yang dimiliki khususnya sumber daya lahan melalui

pengembangan lahan baru dan fasilitasi atau bantuan kepada pelaku

usaha (petani). Upaya lainnya yaitu meminimalkan kehilangan hasil

produksi melalui pengamanan pertanaman dari gangguan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta Dampak Perubahan Iklim (DPI).

2. Pengamanan areal tanaman pangan dari gangguan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI),

dilaksanakan melalui berbagai kegiatan perlindungan tanaman pangan

yaitu :

a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)

c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal

OPT)

d. Penguatan Agroekosistem

e. Demonstrasi Area (Dem Area)

Laporan Tahunan 2018 iii

3. Pada Tahun 2018, realisasi kegiatan PPHT Skala Luas Serealia Tahun

2018 untuk komoditas tanaman padi dan jagung direncanakan seluas

10.085 ha dengan pagu Rp. 17.069.256.000,- Realisasi kegiatan PPHT

Padi dan jagung tahun 2018 seluas 10.010 ha (99,26 %), dengan

realisasi anggaran sebesar Rp. 16.924.199.000,- (99,15 %).

4. Pada Tahun 2018, realisasi kegiatan PPHT Komoditas Kedelai sebesar

Rp. 1,783,363.000,- (97,64%) dari pagu anggaran kegiatan PPHT

Kedelai sebesar Rp. 1.826.500.000,- sedangkan realisasi fisiknya

sebanyak 76 unit (100%) dari target 76 unit (760 ha), yaitu di Provinsi

Pemerintah Aceh 2 unit (20 Ha), Sumatera Utara 2 unit (20 Ha), Jambi

2 unit (20 Ha), Sumatera Selatan 1 unit (10 Ha), Lampung 8 unit (80

Ha), Jawa Barat 2 unit (20 Ha), Jawa Tengah 8 unit (80 Ha), D.I.

Yogyakarta 2 unit (20 Ha), Jawa Timur 10 unit (100 Ha), Banten 3 unit

(30 Ha), Nusa Tenggara Barat 5 unit (50 Ha), Nusa Tenggara Timur 1

unit (10 Ha), Kalimantan Barat 2 unit (20 Ha), Kalimantan Tengah 2 unit

(20 Ha), Kalimantan Selatan 3 unit (30 Ha), Kalimantan Timur 1 unit (10

Ha), Sulawesi Utara 2 unit (20 Ha), Sulawesi Tengah 1 unit (10 Ha),

Sulawesi Selatan 15 unit (150 Ha), Sulawesi Tenggara 3 unit (30 Ha),

dan Gorontalo 1 unit (10 Ha).

5. Pada Tahun 2018, realisasi agroekosistem padi, jagung dan kedelai

direncanakan seluas 2.175 ha, 360 ha dan 160 ha dengan total PAGU

anggaran sebesar Rp. 1.333.500.000,-. Realisasi kegiatan Penguatan

agroekosistem padi, jagung dan kedelai sebesar Rp. 1.311.250.000,-

(98,33 %).

6. Pada Tahun 2018, realisasi kegiatan penerapan penanganan DPI

(PPDPI) direncanakan seluas 400 ha, di 18 provinsi (Aceh, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten , Jawa Barat, ,

Jawa Tengah , DI. Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, Gorontalo, Maluku). Realisasi anggaran kegiatan PPDPI

sebesar Rp. 1.845.250- atau 99,54 % dari pagu anggaran sebesar Rp.

1.853.825,-, dengan realisasi fisik 100%.

7. Pada Tahun 2018, realisasi Gerakan Pengendalian OPT padi

direncanakan sebanyak 686 unit, dengan pagu anggaran Rp.

4.459.000.000,-. Realisasi kegiatan Gerdal OPT padi Tahun 2018

Laporan Tahunan 2018 iv

sebanyak 686 unit atau 100% dengan serapan anggarannya sebesar

Rp. 4.440.140.000,- (99,58%),

8. Pada Tahun 2018, Gerdal OPT jagung Tahun 2018 direncanakan

sebanyak 112 unit, dengan pagu anggaran Rp. 728.000.000-. Realisasi

kegiatan Gerdal OPT jagung Tahun 2018 sebanyak 112 unit atau 100%

dengan serapan anggaran sebesar Rp. 720.850.000,- (99,02%).

9. Pada Tahun 2018, Gerdal OPT Kedelai sebanyak 65 kali yang

dilaksanakan di 23 Provinsi. Realisasi fisik pelaksanaan kegiatan

Gerakan Massal Pengendalian OPT Kedelai yaitu 98,46 % dimana hanya

berhasil dilakukan sebanyak 64 kali dari target 65 kali. pelaksanaan

gerakan pengendalian OPT kedelai di Provinsi Kalimantan Tengah tidak

dapat direalisasikan karena tidak dapat ditemukan lahan kedelai yang

sesuai dengan kriteria pedoman pelaksanaan kegiatan Gerakan Massal

Pengendalian OPT Kedelai

10. Dem area dialokasikan seluas 33.000 ha dengan total anggaran Rp.

60.680 M. Realisasi fisik dem area tahun 2018 seluas 33.000 ha (100 %)

dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 60.680 M (100 %). Dem

Area/pengendalian WBC Budidaya Tanaman Sehat, dilaksanakan di

lima belas provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera

Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur,

Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan) tersebar di

106 kabupaten.

11. Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menargetkan 3.923 orang

Petani Pengamat di seluruh wilayah Indonesia. Petani Pengamat

diharapkan mampu melakukan pengamatan OPT dan malaporkan hasil

pengamatannya kepada petugas POPT di wilayahnya. Realisasi

kegiatan pemberdayaan petani pengamat hingga tahun 2018 telah

ditetapkan petani pengamat oleh Dinas Pertanian Provinsi sebanyak

3.923 orang (100,00% dari target) dengan realisasi honor untuk petani

pengamat sebesar Rp. 13.603.500.000,- (96,32%). 12. Pagu anggaran untuk pengujian mutu sebesar Rp 7.000.000.000,- dan

terealisasi sebesar Rp 6.749.417.083,- dengan capaian 96,42%.

Sedangkan output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP pada Tahun

Laporan Tahunan 2018 v

2018 sebanyak 2.614 dengan capaian 109,60 % dari target 2.385 LHP.

Capaian ini lebih tinggi dengan capaian tahun sebelumnya pada

periode yang sama (100,00%).

13. Dalam rangka pengawalan pertanaman dari serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT), Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan menyalurkan bantuan Pestisida melalui BPTPH dan LPHP di

daerah. Pada Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

mengalokasikan bantuan pestisida sebesar Rp. 33.311.500.000,00,-

dan direalisasikan sebesar Rp. 33.280.940.500,- (99,9% dari target)

dengan volume 317.132 kg/lt.

14. Pada tahun 2018 guna mendukung operasional Laboratorium

Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan mengalokasikan 83 unit mobil operasional LPHP yang

tersebar di sebagian besar LPHP di Indonesia serta 2 unit mobil

operasional di BBPOPT dan BPMBTPH dengan total anggaran sebesar

Rp. 15.892.049.000,-. Kegiatan pengadaan mobil operasional tersebut

telah direalisasikan semua dan saat ini sedang dalam proses hibah

(100% dari target).

15. Pada tahun 2018 guna mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas dan

fungsi petugas POPT, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

mengalokasikan 1.037 unit motor fungsional POPT yang tersebar di

sebagian besar wilayah Indonesia dan 6 unit motor fungsional di pusat

dengan total anggaran senilai Rp. 24.571.201.000,-. Kegiatan

pengadaan motor fungsional tersebut telah direalisasikan semua dan

saat ini sedang dalam proses hibah (100% dari target).

16. Pada Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

mengalokasikan bantuan hand sprayer sebanyak 1.700 unit dengan

anggaran sebesar Rp. 900.000.000,-. Realisasi fisik penyaluran hand

Laporan Tahunan 2018 vi

sprayer mencapai 100% dengan serapan anggaran Rp. 853.550.000,-

(94,84% dari target).

17. Pelaksanaan program kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan tahun 2018 dengan pagu anggaran sebesar Rp.

276.133.654.000. Realisasi anggaran dari DIPA dekonsentrasi yang

dilaksanakan oleh Satker Dinas Pertanian Tahun 2018 sebesar Rp.

106.728.852.917,- atau 98,99% dari pagu anggaran Rp.

107.814.400.000,-. Realisasi anggaran pada satker pusat Tahun 2018

sebesar Rp. 141.739.437.321,- atau 84,21% dari pagu anggaran Rp.

168.319.254.000,-.

3. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

perlindungan tanaman pangan adalah penetapan calon petani dan

calon lokasi (CPCL) yang terkendala karena tidak sesuai dengan

kriteria, keterlambatan dalam penyaluran benih toleran OPT

dikarenakan lamanya proses administrasi penyaluran bantuan,

perkembangan OPT yang cepat (khususnya WBC) yang disebabkan

oleh kondisi iklim yang kondusif untuk perkembangan OPT, kurangnya

pemahaman petani tentang konsep budidaya tanaman sehat,

penggunaan pestisida yang tidak tepat, serta kesadaran petani yang

masih rendah untuk melakukan eradikasi tanaman terserang OPT.

(virus). terbatasnya jumlah POPT dan sarana kerja petugas POPT serta

fenomena alam ekstrim berupa badai yang menyebabkan banjir pada

areal pertanaman.

4. Beberapa masukan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya

antara lain :

a. Meminimalkan usulan revisi DIPA dengan membuat perencanaan

anggaran yang tepat dan matang. Selain itu identifikasi dan

pemilihan CPCL sebaiknya benar-benar tepat sesuai kriteria yang

dipersyaratkan untuk meminimalkan perubahan

CPCL.Penyesuaian kriteria lokasi kegiatan dengan memperhatikan

kondisi spesifik lokasi.

b. Mengoptimalkan petugas pendamping kegiatan untuk selalu

mensosialisasikan dan memberikan pemahaman ke petani tentang

varietas benih unggul yang direkomendasikan atau alternatif

Laporan Tahunan 2018 vii

pemilihan varietas bersertifikat spesifik lokasi yang dihasilkan oleh

penangkar benih setempat. Pemerintah daerah setempat

diharapkan dapat mendorong penangkar benih setempat untuk

menghasilkan benih unggul bersertifikat. Melakukan substitusi

varietas benih toleran OPT yang tidak tersedia atau kurang disukai

petani dengan benih varietas lain yang juga memiliki sifat toleran

terhadap OPT.

c. Mempercepat penyusunan/penyempurnaan petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan dan mensosialisasikannya secara intensif

untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan efektifitas

pelaksanaan kegiatan.

d. Melakukan pengawalan dan pembinaan langsung untuk

mendorong petugas lapangan dan petani agar segera melakukan

percepatan pelaksanaan kegiatan. Penyesuaian kriteria lokasi

kegiatan sesuai kondisi pertanaman di lapangan sehingga mudah

dipenuhi dan kegiatan dapat terlaksana. Realokasi kegiatan dari

wilayah yang terkendala pelaksanaannya ke wilayah lain yang

membutuhkan dan potensial untuk dapat melaksanakan kegiatan.

e. Peringatan kewaspadaan kepada Gubernur dan Bupati agar

menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan kinerja

perlindungan di wilayahnya dalam mengawal pertanaman.

f. Pengendalian OPT dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Pengamatan intensif di lokasi-lokasi endemis.

b. Gerakan pengendalian dengan penyemprotan insektisida di

lokasi yang terserangan WBC

c. Eradikasi selektif tanaman terserang KR/KH dengan intensitas

ringan dan sedang dengan pencabutan dan pemusnahan

rumpun terserang

d. Eradikasi total tanaman terserang KR/KH dengan intensitas

berat dan puso dengan olah tanah sempurna (Singkal/gelebeg

ulang)

e. Penerapan budidaya tanaman sehat melalui kegiatan Dem

Area

Laporan Tahunan 2018 viii

g. Penanganan Dampak Perubahan Iklim dilakukan dengan

langkah sebagai berikut :

a. Penyebarluasan informasi prakiraan iklim Musim Hujan /

Musim Kemarau

b. Pengamatan dini dan pelaporan yang intensif, terutama

pada daerah-daerah rawan banjir / kekeringan.

c. Mengoptimalkan potensi sawah tadah hujan dengan

melakukan normalisasi saluran irigasi, pembuatan saluran

pembuangan air, sumur suntik, penampungan air (panen

air) dan pembuatan sumur resapan/biopori.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap

perkembangan luas terkena banjir / kekeringan.

e. Budidaya tanaman sehat sesuai iklim dan kondisi

setempat melalui pemilihan komoditi, varietas spesifik

lokasi, pengaturan waktu tanam, pola tanam, teknik

bercocok tanam dan pengaturan ketersediaan air.

f. Menyiapkan bantuan Cadangan Benih Nasional (CBN)

bagi lahan yang terkena puso akibat banjir/kekeringan

g. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk

mitigasi

h. Mendorong petani untuk memanfaatkan asuransi usaha tani

padi (AUTP) guna mengurangi kerugian akibat serangan OPT

dan DPI.

i. Melakukan pembinaan untuk meningkatkan kepedulian petani

untuk menjaga pertanamannya bebas dari OPT sehingga tidak

menjadi sumber serangan bagi pertanaman lain serta

meningkatkan pengetahuan petani dalam teknis pengendalian

serangan OPT sesuai dengan prinsip-prinsip Sistem

Pengendalian Hama Terpadu.

Laporan Tahunan 2018 ix

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................ ii

DAFTAR ISI .………………………………………………………………......................... ix

DAFTAR TABEL…………….........……………………………………….......................

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

x

xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………............................... xii

I. PENDAHULUAN……………………………………………………...................

1.1 Latar Belakang.....................................................................

1.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan..........................................

1.3 Visi......................................................................................

1.4 Misi.....................................................................................

1

1

2

7

7

1.5 Strategi ………………………………………………………………………….

1.6 Arah Kebijakan ...................................................................

1.7 Kegiatan Utama .................................................................

1.8 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2018 .................................

7

10

11

12

II. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2018 ………………………………... 13

2.1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Utama .……………………...... 13

2.2. Realisasi Keuangan Tahun 2018 ....................................... 25

2.3. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pendukung ..................... 26

2.4. Pengelolaan Anggaran dan Sumberdaya Manusia ........... 43

2.5. Capaian Kinerja ................................................................. 48

2.6. Permasalahan dan Tindak Lanjut ..................................... 51

III. PENUTUP.................................................................................... 55

Laporan Tahunan 2018 x

DAFTAR TABEL

Hal Tabel

1. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018 .................................................................................

12

2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Tahun 2018.....................….....................

13

3. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Agroekosistem Tahun 2018 .................................................................................

15

4. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) OPT Tahun 2018 ...........................................................

19

5. Realisasi Keuangan Output Kegiatan Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2018 ..................................................................

26

6. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan .................. 44

7. Target dan Realisasi Pengujian Sampel 2018 ......................... 46

8. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2013 - 2018 .......................... 47

9. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018 ....................................................

49

10. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2018 per Komoditas .........................................

49

11. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018, Tahun 2017 dan

Rerata 5 Tahun .........................................................................

50

12. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2018 per Komoditas .........................................

51

Laporan Tahunan 2018 xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11

Kegiatan Penerapan PHT Serealia ...............................................

Kegiatan Penerapan PHT Kedelai ................................................

Pelaksanaan Kegiatan Agroekosistem Padi .................................

Pelaksanaan Kegiatan Agroekosistem Kedelai ............................

Penanganan DPI pada Lahan Pertanaman Padi ..........................

Gerakan Pengendalian OPT Padi .................................................

Gerakan Pengendalian OPT Kedelai ............................................

Kegiatan Dem Area Tahun 2018 ................................................

Target dan Realisasi Pengujian Sampel 2018 ..............................

Perkembangan Pencapaian Penyetoran PNBP Thn 2013-2018 ..

Kegiatan yang dilakukan oleh BPMPT .........................................

14

15

16

17

18

19

21

22

46

47

48

Laporan Tahunan 2018 xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Padi Tahun 2018 .. 656

2. Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Jagung Tahun

2018 ..........................................................................................

57

3.

4.

Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Kedelai Tahun

2018 ..........................................................................................

Realisasi Pelaksanaan PPDPI Pada Tanaman Padi Tahun 2018

58

59

5. Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Pada

Tanaman Padi Tahun 2018 ….....................................................

60

6.

7.

8.

9.

Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Pada

Tanaman Jagung Tahun 2018.....................................................

Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Pada

Tanaman Kedelai Tahun 2018....................................................

Realisasi Pelaksanaan Penguatan Agroekosistem Pada

Tanaman Padi Tahun 2018 .......................................................

Realisasi Pelaksanaan Penguatan Agroekosistem Pada

Tanaman Jagung Tahun 2018 ...................................................

61

62

63

64

10.

11.

Realisasi Pelaksanaan Penguatan Agroekosistem Pada

Tanaman Kedelai Tahun 2018 ..................................................

Realisasi Pelaksanaan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat

Padi Tahun 2018 ........................................................................

6

65

66

12. Realisasi Pelaksanaan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat

PPDPI Tahun 2018 ……………………………………………......................

67

13. Pengadaan Pestisida Tahun 2018 .............................................. 68

14. Petani Pengamat Tahun 2018 ................................................... 69

15. Daftar Inventaris Kendaraan Roda 2 dan 4 Direktorat

Laporan Tahunan 2018 xiii

16.

17.

18.

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018 ..........................

Daftar Pegawai yang Naik Pangkat pada Tahun 2018 ............

Daftar Pegawai yang Naik Gaji Berkala pada Tahun 2018 .....

Daftar Pegawai yang Mutasi Tahun 2018 ...............................

70

71

72

73

Laporan Tahunan 2018 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 telah menetapkan kebijakan untuk

mencapai sasaran yang dicanangkan dengan mengangkat tema

"Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan

Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan”. Arah kebijakan Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Tahun 2018 dituangkan dalam program percepatan

pencapaian swasembada padi, jagung serta peningkatan produksi kedelai dan

komoditas tanaman pangan lainnya. Untuk mendukung kebijakan tersebut

ditetapkan sasaran produksi Padi 82,5 Juta Ton, Jagung 30 Juta Ton, dan Kedelai

2,2 Juta Ton, sasaran tersebut tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU)

Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018. Upaya yang dilakukan untuk mencapai

sasaran tersebut antara lain dengan mengoptimalkan semua sumber daya yang

dimiliki khususnya sumber daya lahan melalui pengembangan lahan baru dan

fasilitasi atau bantuan kepada pelaku usaha (petani). Upaya lainnya yaitu

meminimalkan kehilangan hasil produksi melalui pengamanan pertanaman dari

gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta Dampak Perubahan

Iklim (DPI).

Salah satu agenda NAWA CITA terkait sektor pertanian adalah mewujudkan

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik, melalui dua program aksi strategis yang dicanangkan yaitu

membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan serta

membangun sentra produksi dan mempertahankan lahan produktif. Strategi

pembangunan pertanian yang dilakukan antara lain meningkatkan produksi

dalam negeri, peningkatan kualitas distribusi pangan dan aksesibilitas

masyarakat terhadap pangan, perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi

masyarakat, mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan terutama

mengantisipasi bencana alam, dampak perubahan iklim (DPI) serta serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan serta

peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan (petani).

Pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI (banjir dan

kekeringan) merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan produksi

tanaman pangan baik kuantitas maupun

Laporan Tahunan 2018 2

kualitas. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun

1995 tentang Perlindungan Tanaman serta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, ditetapkan bahwa

Perlindungan Tanaman Pangan dilaksanakan dengan Sistem Pengendalian Hama

Terpadu (PHT) dan pelaksanaannya menjadi tanggungjawab masyarakat bersama

pemerintah.

1.2. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/

OT.010/8/2015 tanggal 21 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama dan

penyakit dan perlindungan tanaman.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut :

1. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;

2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan;

3. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

penanggulangan dampak iklim;

4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

iklim;

5. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

penanggulangan dampak iklim;

6. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

penanggulangan dampak iklim;

7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan

Laporan Tahunan 2018 3

serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak iklim; dan

8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan didukung oleh empat subdirektorat, satu subbagian tatausaha dan

satu jabatan fungsional :

a. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme

Pengganggu Tumbuhan,

b. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia,

c. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka

Kacang dan Umbi,

d. Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim,

e. Subbagian Tata Usaha, dan

f. Kelompok Jabatan Fungsional

1.2.1. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT

Subdirektorat Pengelolaan Data dan Kelembagaan OPT mempunyai

tugas melaksanakan pengelolaan data organisme pengganggu

tumbuhan dan penyiapan peningkatan kapasitas kelembagaan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Data dan

Kelembagaan Pengendalian OPT menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut:

a. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data organisme

pengganggu tumbuhan; dan

b. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data kelembagaan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.

1.2.2. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Serealia

Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan, dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian

Laporan Tahunan 2018 4

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan serealia.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengendalian

Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut :

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi

pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi

pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan

pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan

serealia;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia;

1.2.3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka

Kacang dan Umbi

Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka

Kacang dan Umbi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,

penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang

dan umbi.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengendalian

Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi

pengendalian hama terpadu

Laporan Tahunan 2018 5

dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan aneka kacang dan umbi;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi

pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan

pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan

aneka kacang dan umbi;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan

umbi; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan

umbi.

1.2.4. Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim

Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang penanggulangan dampak perubahan iklim.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Dampak Perubahan

Iklim menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penanggulangan dampak

kebanjiran dan kekeringan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan dampak

kebanjiran dan kekeringan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan; dan

Laporan Tahunan 2018 6

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang bidang

penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan.

1.2.5. Subbag Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat

menyurat serta kearsipan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Bentuk kegiatan kegiatan dalam mencapai target kinerja output tata

usaha adalah :

a. Laporan kegiatan ketatausahaan perlindungan tanaman pangan

b. Pengembangan kesekretariatan Perlindungan Tanaman Pangan

c. Sewa operasional kendaraan kantor

1.2.6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bentuk kegiatan dalam mencapai target kinerja output fungsional

adalah :

a. Penyusunan dan pengelolaan warta perlintan

b. Pengembangan jabatan fungsional

Dalam upaya meningkatkan kegiatan peramalan OPT, Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan didukung oleh satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai

Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) yang

berkedudukan di Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Untuk pelaksanaan

pengujian mutu dan residu pestisida, pupuk, dan produk tanaman, didukung

oleh Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) yang berkedudukan di

Jakarta.

Pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi perlindungan tanaman pangan di

daerah dilaksanakan oleh 33 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) dan Bidang yang menangani

perlindungan tanaman pangan. Dengan

Laporan Tahunan 2018 7

perangkat tersebut diharapkan segala permasalahan perlindungan tanaman

yang timbul di daerah dapat diatasi secara cepat.

Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Berdasarkan Permentan No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

1.3. Visi

“Terwujudnya pengamanan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan

terkena DPI (banjir dan kekeringan) melalui penerapan sistem pengendalian

hama terpadu dan adaptasi perubahan iklim”

1.4. Misi

Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yaitu :

a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan DPI.

b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlindungan

tanaman.

d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman

pangan.

Laporan Tahunan 2018 8

e. Meningkatkan penyediaan sarana penanggulangan OPT dan DPI.

1.5. Strategi

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan

memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan, telah

ditetapkan strategi pencapaian tujuan dan sasaran yaitu :

a. Penguatan Pengamatan Pengendalian Dini;

b. Penerapan Teknologi;

c. Penguatan Kelembagaan;

d. Penguatan SDM;

e. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT

1.5.1. Penguatan Sistem Pengamatan dan Pengendalian Dini (SPOT-STOP)

Untuk dapat melaksanakan sistem pengamatan dan pengendalian dini

(SPOT-STOP), perlu upaya pre-emtif, peningkatan pengamatan/deteksi

dini terhadap perkembangan OPT dan pengendalian dini oleh

petani/kelompok tani serta Brigade Proteksi Tanaman (BPT).

1.5.2. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

DPI

Untuk meningkatkan penerapan teknologi pengendalian OPT dan

penanganan DPI spesifik lokasi perlu dilakukan upaya peningkatan kaji

terap teknologi spesifik lokasi pengendalian OPT dan penanganan DPI,

meliputi:

a. Studi dinamika populasi OPT, untuk mengetahui perkembangan

populasi/serangan OPT dalam mendukung penerapan (SPOT-STOP)

pengendalian OPT

b. Uji biotipe WBC, untuk mengetahui jenis biotipe WBC yang

berkembang di lapangan pada musim tanam berjalan.

c. Rice Garden, untuk mengetahui reaksi varietas terhadap

perkembangan OPT.

d. Taksasi kehilangan hasil, untuk mengetahui potensi kehilangan hasil

akibat serangan OPT

e. Uji adaptasi pola tanam terhadap dampak perubahan iklim, untuk

memperoleh rekomendasi

Laporan Tahunan 2018 9

pola dan waktu tanam dalam rangka meminimalkan dampak

perubahan iklim.

f. Uji toleransi tanaman terhadap dampak perubahan ilkim, untuk

memperoleh rekomendasi teknologi budidaya tanaman yang

adaptif terhadap dampak perubahan iklim.

1.5.3. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT dan Penanganan DPI

Perubahan iklim ekstrim yang sulit diprediksi sangat berpengaruh

terhadap perkembangan OPT dan meluasnya kejadian

banjir/kekeringan serta merupakan kendala utama dalam upaya

peningkatan produksi. Oleh karena itu, perlu diupayakan penyediaan

sarana dan prasarana pengendalian OPT (agens pengendali hayati,

pesitida nabati, pestisida kimiawi dan alat aplikasinya, gudang

penyimpanan sarana pengendalian, kendaraan operasional BPT dan

LPHP) dan penanganan DPI dengan menggunakan teknologi iklim

terapan (kalender tanam, varietas tahan genangan dan kekeringan).

Terkait kegiatan pengumpulan data unsur-unsur iklim untuk

mendapatkan prakiraan awal musim tanam diupayakan kerjasama

dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

1.5.4. Penguatan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan

Peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di

tingkat pusat maupun daerah sampai tahun 2017 belum optimal, oleh

karena itu perlu diupayakan revitalisasi kelembagaan perlindungan

tanaman melalui penguatan SDM, perbaikan sarana dan prasarana

serta pemantapan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga

eksekusi pengendalian OPT dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan

akurat.

1.5.5. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Perlindungan Tanaman

Pangan

Untuk memperkuat SDM perlindungan, perlu diupayakan

pengangkatan petugas POPT sehingga sama dengan jumlah wilayah

pengamatan yang ada (kecamatan). Peningkatan kapasitas SDM bagi

petugas maupun petani

Laporan Tahunan 2018 10

diupayakan melalui pelatihan, pembinaan dan sertifikasi POPT.

Pelatihan bagi petugas antara lain berupa temu teknologi, seminar dan

lain-lain. Sedangkan peningkatan kapasitas bagi petani diupayakan

melalui magang kelompok tani di Laboratorium Pengamatan Hama dan

Penyakit (LPHP), pelatihan petani pemandu, dan pelatihan petani

pengamat.

1.6. Arah Kebijakan

Arah kebijakan pengamanan produksi tanaman pangan dilakukan dengan

sistem PHT dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab masyarakat dan

pemerintah, melalui tindakan pre-emtif dan responsif. Tindakan pre-emtif

dengan melakukan upaya-upaya pengendalian OPT berdasarkan pengalaman

musim yang lalu agar SPOT serangan OPT pada musim tanam berikutnya tidak

terjadi. Sedangkan tindakan responsif dengan melakukan pengamatan OPT

pada musim yang sedang berjalan. Apabila sudah terjadi gejala serangan

(SPOT) berdasarkan pengamatan periodik, maka segera dikendalikan (STOP).

= Pengamatan Dini

Apabila pada saat pengamatan ditemukan populasi OPT di bawah ambang

pengendalian maka pengendalian dilakukan dengan menggunakan agens

pengendali hayati (APH). Apabila populasi melebihi ambang pengendalian

maka pengendalian dapat menggunakan pestisida kimiawi secara bijaksana,

terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian dengan memperhatikan kaidah

6 tepat (tepat sasaran OPT, jenis bahan pengendali, dosis/konsentrasi, cara

aplikasi, waktu dan mutu).

SPOT STOP

STOP OPTAmbang

Pengendalian

Preemptif

Ekosistem

Alami

Responsif

Laporan Tahunan 2018 11

1.7. Kegiatan Utama

Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI

dilakukan melalui berbagai kegiatan. Dari berbagai kegiatan tersebut terdapat

beberapa kegiatan utama yaitu :

a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

PPHT Skala Luas adalah salah satu bentuk pengamanan pertanaman

tanaman pangan dengan memberdayakan petani alumni SLPHT dan

mengikutsertakan petani yang belum mengikuti SLPHT (non alumni SLPHT).

Kegiatan PPHT meliputi kegiatan sebelum tanam (pertemuan koordinasi,

pertemuan pra tanam) dan kegiatan setelah tanam (pengamatan

mingguan, evaluasi hasil pengamatan dan rencana tindak lanjut/RTL).

b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)

PPDPI merupakan salah satu bentuk pengamanan pertanaman dengan

memberdayakan petani alumni SLI dan atau petani yang memahami dan

memiliki motivasi di bidang penanganan DPI (memanfaatkan informasi

iklim dan melakukan pengelolaan budidaya sesuai dengan iklim setempat).

Kegiatan PPDPI meliputi pertemuan koordinasi, pratanam, pasca tanam,

dan evaluasi dengan pendampingan oleh petugas POPT-PHP/Mantri Tani.

c. Gerakan Pengendalian OPT

Gerakan pengendalian dengan pertimbangan kelestarian lingkungan ini

mempunyai arti bahwa pengendalian yang dilakukan memiliki risiko yang

kecil, tidak mengakibatkan kekebalan (resurjensi), serta tidak

membahayakan kesehatan manusia maupun lingkungan. Gerakan

pengendalian disesuaikan dengan jenis OPT yang menyerang di lapangan

jika melebihi ambang pengendalian. Dengan identifikasi yang tepat dan

mengetahui populasi OPT dapat menyiapkan jumlah dan jenis bahan

pengendalian OPT yang tepat untuk mengendalikan OPT.

d. Penguatan Agroekosistem

Pengelolaan agroekosistem yang sehat dan berkelanjutan dapat dilakukan

dengan berbagai cara atau strategi, salah satunya melalui penguatan

agroekosistem dengan mengoptimalkan jasa layanan ekologi berbagai

komponen penyusun agroekosistem. Kegiatan dilaksanakan dengan

mengoptimalkan peran agens pengendali hayati (APH) dalam

mengendalikan populasi OPT.

Laporan Tahunan 2018 12

Target

1 Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan 3%

2 Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan 2%

Indikator Kinerja

e. Demonstrasi Area (Dem Area)

Dem Area/Pengendalian WBC Budidaya Tanaman Sehat dilaksanakan

dengan mengadopsi teknologi praktek budidaya tanaman sehat,

menggunakan input produksi pupuk organik dan kapur pertanian/dolomit

untuk tujuan peningkatan kesehatan tanah lahan pertanaman dan

teknologi pengendalian OPT dengan teknik pengelolaan agroekosistem

yang memberdayakan peran musuh alami OPT. Pemberdayaan musuh

alami OPT dilaksanakan dengan aplikasi agens pengendali hayati (APH),

penanaman tanaman berbungan sebagai refugia dan meminimalkan

aplikasi pestisida kimia.

1.8. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2018

Dalam rangka mengukur capaian upaya pengamanan produksi tanaman

pangan dari gangguan OPT dan DPI, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

menetapkan indikator kinerja, sebagai berikut :

Tabel 1. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018

Dalam rangka mencapai sasaran strategis diatas Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan pengamanan areal pertanaman

tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI yaitu rasio luas serangan OPT

terhadap luas tanam tanaman pangan 3% dan rasio luas terkena DPI terhadap

luas tanam tanaman pangan 2%.

Upaya pencapaian sasaran strategis pengamanan produksi tanaman pangan

dari serangan OPT, banjir dan kekeringan dilakukan melalui beberapa kegiatan

penguatan perlindungan tanaman pangan baik di daerah maupun di pusat

berupa fasilitas penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT

dan DPI serta pengujian mutu produk tanaman. Jumlah anggaran untuk

mendukung kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebesar Rp. 276.133.654.000,-.

Laporan Tahunan 2018 13

Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

PPHT 10.845 10.770 99,31 18.895.756 18.707.562 99,00

1 Padi 8.525 8.450 99,12 13.714.656 13.588.792 99,08

2 Jagung 1.560 1.560 100,00 3.354.600 3.335.407 99,43

3 Kedelai 760 760 100,00 1.826.500 1.783.363 97,64

No KegiatanFisik (Ha) Keuangan (Rp.000,-)

II. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2018

2.1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Utama

Pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan dalam rangka mendukung

upaya peningkatan produksi dilakukan dengan dukungan anggaran pusat APBN

maupun anggaran Dekonsentrasi. Beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan

dalam rangka mencapai sasaran kinerja pada tanaman pangan, sebagai berikut:

1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan pengendalian

OPT yang berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan antara lain

penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati, penanaman

tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh alami, dan pengendalian

spesifik lokasi lainnya. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PPHT Skala Luas

(PPHT-SL) diantaranya menurunkan intensitas serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi pestisida

kimia/sintetis, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pemanfaatan

teknologi ramah lingkungan, meningkatkan populasi musuh alami, dan

meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Diharapkan kegiatan PPHT

dapat membudaya di masyarakat, pertanian ramah lingkungan dan

berkelanjutan, ekosistem terjaga dan produk pangan aman bagi kesehatan.

Tabel 2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penerapan Pengendalian Hama

Terpadu (PPHT) Tahun 2018

a. Penerapan PHT Serealia (padi dan Jagung)

Kegiatan PPHT Skala Luas Serealia Tahun 2018 untuk komoditas tanaman

padi dan jagung direncanakan seluas 10.085 ha dengan pagu Rp.

17.069.256.000,- Realisasi kegiatan

Laporan Tahunan 2018 14

PPHT Padi dan jagung tahun 2018 seluas 10.010 ha (99,26 %), dengan

realisasi anggaran sebesar Rp. 16.924.199.000,- (99,15 %).

Pelaksanaan kegiatan fisik PPHT Tahun 2018 menurun apabila

dibandingkan dengan Tahun 2017. Target PPHT Padi Tahun 2018 seluas

8.525 Ha, menurun 44,73 % dibandingkan target Tahun 2017 (15.425 Ha).

Realisasi fisik PPHT Padi Tahun 2018, yaitu seluas 8.450 Ha. Realisasi

keuangan PPHT Padi Tahun 2018 sebesar Rp. 13.588.792.000,- (99,08 %)

lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi anggaran PPHT Padi Tahun

2017 yang mencapai Rp. 19.151.517.000,- (95,98 %).

Kegiatan PPHT Skala Luas Serealia Tahun 2018 untuk komoditas tanaman

jagung seluas 1.560 Ha, dengan pagu Rp. 3.354.600.000,- Realisasi

kegiatan PPHT Jagung tahun 2018 seluas 1.560 ha (100 %), dan untuk

realisasi anggaran sebesar Rp. 3.335.407.000,- (99,43 %).

Kegiatan PPHT jagung Tahun 2018 jika dibandingkan dengan PPHT Jagung

Tahun 2017, mengalami peningkatan. Target PPHT jagung Tahun 2018

(1.560 Ha) meningkat sebesar 146,51% dibandingkan PPHT Jagung Tahun

2017 (615 Ha). Realisasi fisik kegiatan PPHT Jagung Tahun 2018 mencapai

100 % dan realisasi keuangannya sebesar 99,43 %.

Gambar 1. Kegiatan Penerapan PHT Serealia

b. Penerapan PHT Kedelai

Kegiatan Penerapan PHT (PPHT) Kedelai sebanyak 76 unit dengan total

hamparan seluas 760 ha tersebar di 21 Provinsi (Provinsi Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa

Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat,

Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Barat, Kalimantan

Laporan Tahunan 2018 15

Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

Penguatan Agroekosistem 2.695 2.685 99,63 1.333.500 1.311.250 98,33

1 Padi 2.175 2.175 100,00 913.500 904.750 99,04

2 Jagung 360 360 100,00 252.000 252.000 100,00

3 Kedelai 160 150 93,75 168.000 154.500 91,96

No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)

Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Tenggara, dan Gorontalo).

Realisasi anggaran untuk kegiatan PPHT Kedelai sebesar Rp.

1,783,363.000,- (97,64%) dari pagu anggaran kegiatan PPHT Kedelai

sebesar Rp. 1.826.500.000,- sedangkan realisasi fisiknya sebanyak 76

unit (100%) dari target 76 unit (760 ha), yaitu di Provinsi Pemerintah

Aceh 2 unit (20 Ha), Sumatera Utara 2 unit (20 Ha), Jambi 2 unit (20

Ha), Sumatera Selatan 1 unit (10 Ha), Lampung 8 unit (80 Ha), Jawa

Barat 2 unit (20 Ha), Jawa Tengah 8 unit (80 Ha), D.I. Yogyakarta 2 unit

(20 Ha), Jawa Timur 10 unit (100 Ha), Banten 3 unit (30 Ha), Nusa

Tenggara Barat 5 unit (50 Ha), Nusa Tenggara Timur 1 unit (10 Ha),

Kalimantan Barat 2 unit (20 Ha), Kalimantan Tengah 2 unit (20 Ha),

Kalimantan Selatan 3 unit (30 Ha), Kalimantan Timur 1 unit (10 Ha),

Sulawesi Utara 2 unit (20 Ha), Sulawesi Tengah 1 unit (10 Ha), Sulawesi

Selatan 15 unit (150 Ha), Sulawesi Tenggara 3 unit (30 Ha), dan

Gorontalo 1 unit (10 Ha).

Gambar 2. Kegiatan PPHT Kedelai

2. Penguatan Agroekosistem

Tabel 3. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Agroekosistem Tahun

2018

Laporan Tahunan 2018 16

Kegiatan Penguatan Agroekosistem Serealia

Komoditas tanaman serealia khususnya padi dan jagung merupakan

komoditas strategis di Indonesia. Kedua komoditas tersebut merupakan

bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia dan sebagai

bahan baku industri pakan ternak serta industri lainnya. Peningkatan

produksi tanaman pangan berkelanjutan memerlukan strategi

pengelolaan agroekosistem yang komprehensif.

Agroekosistem merupakan sistem ekologi lingkungan pertanian yang

kompleks dan dinamis. Komponen-komponen penyusun agroekosistem,

baik komponen biotik maupun abiotik, saling berkaitan dan saling

mempengaruhi satu sama lain. Pengelolaan agroekosistem yang sehat

dan berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai cara atau strategi,

salah satunya melalui penguatan agroekosistem dengan

mengoptimalkan jasa layanan ekologi berbagai komponen penyusun

agroekosistem. Khusus untuk pengendalian populasi OPT, penguatan

agroekosistem dilaksanakan dengan mengoptimalkan peran agens

pengendali hayati (APH).

Kegiatan Penguatan Agroekosistem Serealia Tahun 2018 dilaksanakan

pada dua komoditas yaitu padi dan jagung. Penguatan Agroekosistem

Padi direncanakan seluas 2.175 ha, dengan PAGU anggaran Rp.

913.500.000. Realisasi kegiatan Penguatan agroekosistem padi

mencapai 100% yaitu sebanyak 2.175 ha. Penguatan Agroekosistem

Jagung direncanakan 360 ha, dengan PAGU anggaran Rp.

252.000.000,00, dan dapat direalisasikan sebesar 100% atau sebanyak

360 ha.

Gambar 3. Pelaksanaan kegiatan agroekosistem padi

Laporan Tahunan 2018 17

Kegiatan Penguatan Agroekosistem Kedelai

Kegiatan Penguatan Agroekosistem Kedelai sebanyak 16 unit dengan

total hamparan seluas 160 ha tersebar di 16 Provinsi (Provinsi

Pemerintah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo).

Tujuan dilaksanakannya Penguatan Agroekosistem Kedelai adalah

sebagai berikut:

a) Meningkatkan pemahaman petani akan pentingnya menjaga

keseimbangan populasi hama dan musuh alami.

b) Meningkatkan kerjasama antar petugas lapang, kelompok tani dan

instansi terkait dalam memperkuat agroekosistem kedelai.

Realisasi anggaran untuk kegiatan Penguatan Agroekosistem Kedelai

sebesar Rp. 154,500,000,- (91,96%) dari pagu anggaran kegiatan

Penguatan Agroekosistem Kedelai sebesar Rp. 168.000.000,- sedangkan

realisasi fisiknya sebanyak 15 unit atau 150 ha (93,75%) dari target 16

unit (160 ha), yaitu di Provinsi Pemerintah Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.

Sedangkan kegiatan Agroekosistem kedelai tidak dapat dilaksanakan di

Provinsi Kalimantan Tengah karena tidak dapat ditemukan lahan

pertanaman kedelai yang sesuai dengan kriteria pedoman yang telah

ditetapkan.

Gambar 4. Pelaksanaan kegiatan agroekosistem kedelai

Laporan Tahunan 2018 18

3. Penerapan Penanganan DPI (PPDPI)

Penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI) dilakukan melalui

penerapan teknologi adaptif, antara lain Kalender Tanam (pola tanam

berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi), penggunaan

varietas unggul adaptif terhadap kekeringan, genangan/banjir, salinitas dan

umur genjah, serta teknologi pengelolaan lahan, pupuk, dan air (lubang

biopori/sumur suntik). Upaya adaptasi tersebut diatas dapat diterapkan

atau menjadi pilihan dalam penanganan DPI yang sesuai kondisi iklim

setempat (spesifik lokasi).

Kegiatan PPDPI T.A. 2018 dilaksanakan seluas 400 ha, di 18 provinsi (Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten , Jawa

Barat, , Jawa Tengah , DI. Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

Gorontalo, Maluku). Realisasi anggaran kegiatan PPDPI sebesar Rp.

1.845.250- atau 99,54 % dari pagu anggaran sebesar Rp. 1.853.825,-,

dengan realisasi fisik 100%.

Gambar 5. Penanganan DPI pada Lahan Pertanaman Padi

4. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT)

Pengendalian OPT agar berhasil dengan baik harus bersifat spesifik lokasi

dengan memperhatikan kondisi setempat, terkoordinasi dengan baik antar

semua pemangku kepentingan, dan dilaksanakan secara bersama-sama

(serentak) pada areal yang luas. Kepedulian petani terhadap keberadaan

OPT di areal usaha taninya merupakan salah satu kunci keberhasilan

pengendalian OPT. Upaya pengendalian yang dilakukan selama ini masih

Laporan Tahunan 2018 19

Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

Gerakan Pengendalian OPT 863 862 99,88 5.609.500 5.566.160 99,23

1 Padi 686 686 100,00 4.459.000 4.440.140 99,58

2 Jagung 112 112 100,00 728.000 720.850 99,02

3 Kedelai 65 64 98,46 422.500 405.170 95,90

No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)

terbatas pada lahan usaha tani masing-masing petani dengan wilayah yang

terbatas sehingga hasilnya belum optimal. Apabila dilakukan secara

serentak dalam suatu wilayah yang luas akan memberikan hasil yang lebih

baik.

Tabel 4. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal)

OPT Tahun 2018

a. Gerakan Pengendalian OPT Serealia (Padi dan Jagung)

Gerakan Pengendalian OPT Padi Tahun 2018 direncanakan sebanyak 686

unit, dengan pagu anggaran Rp. 4.459.000.000,-. Realisasi kegiatan

Gerdal OPT padi Tahun 2018 sebanyak 686 unit atau 100% dengan

serapan anggarannya sebesar Rp. 4.440.140.000,- (99,58%).

Gerdal OPT jagung Tahun 2018 direncanakan sebanyak 112 unit, dengan

pagu anggaran Rp. 728.000.000-. Realisasi kegiatan Gerdal OPT jagung

Tahun 2018 sebanyak 112 unit atau 100% dengan serapan anggaran

sebesar Rp. 720.850.000,- (99,02%).

Gambar 6. Gerakan Pengendalian OPT Padi

Target kegiatan Gerdal OPT serealia (padi dan jagung) Tahun 2018

adalah sebanyak 798 unit. Kegiatan tersebut meningkat 9,21%

dibanding kegiatan tersebut Tahun 2017 (735 unit). Target Gerdal padi

tahun 2018 (686 unit) meningkat 9,54% dibandingkan target Tahun 2017

(589 unit). Target kegiatan pengendalian OPT jagung tahun 2018 (112

unit) menurun sebesar 13,04%

Laporan Tahunan 2018 20

dibandingkan dengan target Tahun 2017 (146 unit). Realisasi kegiatan

gerakan pengendalian OPT serealia Tahun 2018 (798 unit) lebih tinggi

dibandingkan realisasi Tahun 2017 (732 unit) atau meningkat 9,17%.

b. Gerakan Pengendalian OPT Kedelai

Kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Kedelai sebanyak 65 kali yang

dilaksanakan di 23 Provinsi (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.

Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat,

dan Maluku).

Tujuan dilakukannya Gerakan Pengendalian OPT sebagai berikut :

a) Memotivasi dan mengedukasi petani untuk melakukan tindakan

pengendalian yang diperlukan dengan cara yang tepat dan bijaksana;

b) Mengamankan areal pertanaman kedelai dari serangan OPT;

Realisasi anggaran untuk kegiatan Gerakan Massal Pengendalian OPT

Kedelai sebesar Rp. 405,170,000,- (96%) dari pagu anggaran kegiatan

Gerakan Massal Pengendalian OPT Kedelai sebesar Rp. 422.500.000,-.

Realisasi fisik pelaksanaan kegiatan Gerakan Massal Pengendalian OPT

Kedelai yaitu 98,46 % dimana hanya berhasil dilakukan sebanyak 64 kali

dari target 65 kali. Kegiatan Gerakan Massal Pengendalian OPT Kedelai

hanya berhasil dilakukan di 22 provinsi, yakni : Provinsi Aceh 2 kali,

Sumatera Utara 2 kali, Sumatera Barat 2 kali, Jambi 1 kali, Sumatera

Selatan 4 kali, Lampung 5 kali, Jawa Barat 5 kali, Jawa Tengah 5 kali, D.I.

Yogyakarta 1 kali, Jawa Timur 10 kali, Banten 1 kali, Nusa Tenggara Barat

7 kali, Nusa Tenggara Timur 2 kali, Kalimantan Barat 1 kali, Kalimantan

Selatan 2 kali, Sulawesi Utara 2 kali, Sulawesi Tengah 1 kali, Sulawesi

Selatan 5 kali, Sulawesi Tenggara 2 kali, Gorontalo 1 kali, Sulawesi Barat

1 kali, dan Maluku 2 kali. Sedangkan pelaksanaan gerakan pengendalian

OPT kedelai di Provinsi Kalimantan Tengah tidak dapat direalisasikan

karena tidak dapat ditemukan lahan kedelai yang sesuai dengan kriteria

pedoman pelaksanaan kegiatan Gerakan Massal Pengendalian OPT

Kedelai.

Laporan Tahunan 2018 21

Gambar 7. Gerakan Pengendalian OPT Kedelai

5. Bantuan Dem Area/Pengendalian WBC Budidaya Tanaman Sehat

Produksi padi yang dilaksanakan dengan sangat intensif di Indonesia dalam

kurun waktu lama menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap

agroekosistem, diantaranya berupa penurunan kualitas kesuburan lahan

dan terganggunya keseimbangan agroekosistem. Oleh karena itu harus

diimbangi dengan pengelolaan agroekosistem yang baik dengan

menerapkan sistem budidaya tanaman yang sehat. Agroekosistem yang

tidak seimbang dapat menyebabkan peningkatan populasi dan intensitas

serangan OPT tertentu, seperti wereng batang coklat (WBC), penggerek

batang padi (PBP), blas, kresek dan virus kerdil rumput/hampa di beberapa

daerah sentra produksi padi.

Penanganan serangan OPT tanaman padi ini dilaksanakan dengan

menggunakan sistem pengendalian hama terpadu (PHT), yang salah satu

prinsipnya adalah penerapan budidaya tanaman sehat. Penerapan

budidaya tanaman sehat dan upaya pengendalian WBC pada Tahun 2018

dilaksanakan dengan kegiatan Dem Area/Pengendalian WBC Budidaya

Tanaman Sehat.

Dem Area/Pengendalian WBC Budidaya Tanaman Sehat dilaksanakan

dengan mengadopsi teknologi praktek budidaya tanaman sehat,

menggunakan input produksi pupuk organik dan kapur pertanian/dolomit

untuk tujuan peningkatan kesehatan tanah lahan pertanaman dan

teknologi pengendalian OPT dengan teknik pengelolaan agroekosistem

yang memberdayakan peran musuh alami OPT. Pemberdayaan musuh

alami OPT dilaksanakan dengan aplikasi agens pengendali hayati (APH),

penanaman tanaman berbungan

Laporan Tahunan 2018 22

sebagai refugia dan meminimalkan aplikasi pestisida kimia. Dem

Area/pengendalian WBC Budidaya Tanaman Sehat, dilaksanakan di lima

belas provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB,

NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan) tersebar di 106 kabupaten.

Gambar 8 . Kegiatan Dem Area Tahun 2018

Dem area dialokasikan seluas 33.000 ha dengan total anggaran Rp. 60.680

M. Realisasi fisik dem area tahun 2018 seluas 33.000 ha (100 %) dengan

realisasi anggaran sebesar Rp. 60.680 M (100 %).

6. Pemberdayaan Petani Pengamat

Pengawalan areal pertanaman dari gangguan OPT dan DPI dilakukan

melalui kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan

penanganan DPI yang dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan masyarakat terutama

petani.

Pada tahun 2018, jumlah POPT di Indonesia baik Aparatur Sipil Negara

(ASN) maupun Tenaga Harian Lepas (THL) berjumlah 3.731 orang akan

terus dan berkurang karena sebagian petugas akan memasuki masa

pensiun. Hal ini menyebabkan beban kerja petugas semakin berat dengan

wilayah kerja yang cukup luas.

Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan perekrutan

petani pengamat untuk membantu tugas POPT dalam melakukan

pengamatan terutama di wilayah

Laporan Tahunan 2018 23

desa petani tersebut atau yang disepakati bersama antara POPT dengan

Petani Pengamat.

Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan menargetkan 3.923 orang Petani Pengamat

di seluruh wilayah Indonesia. Petani Pengamat diharapkan mampu

melakukan pengamatan OPT dan malaporkan hasil pengamatannya kepada

petugas POPT di wilayahnya. Realisasi kegiatan pemberdayaan petani

pengamat hingga tahun 2018 telah ditetapkan petani pengamat oleh Dinas

Pertanian Provinsi sebanyak 3.923 orang (100,00% dari target) dengan

realisasi honor untuk petani pengamat sebesar Rp. 13.603.500.000,-

(96,32%).

7. Pengujian Mutu Produk Tanaman (LHP/Sertifikat)

Pestisida dan pupuk merupakan sarana produksi yang diperlukan dalam

upaya mengamankan pertanaman dari gangguan OPT. Pestisida dan pupuk

yang digunakan harus berkualitas baik dan diaplikasikan dengan tepat

sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman

dikonsumsi.

Untuk mengetahui mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman,

laboratorium pengujian mutu mempunyai peran sangat penting dalam

melakukan pengujian dan menerbitkan Laporan/Sertifikat Hasil Pengujian.

Berdasarkan hasil pengujian mutu produk tanaman dapat diketahui tingkat

keamanan produk dari cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat,

sedangkan data hasil pengujian mutu pestisida dan pupuk digunakan untuk

mengetahui apakah kualitas kandungannya masih sesuai dengan informasi

yang tercantum dalam kemasannya.

Kegiatan pengujian mutu meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,

pengujian dan pemantauan mutu pestisida, pupuk serta produk tanaman.

Pengujian yang dilaksanakan meliputi pengujian mutu pestisida, mutu

pupuk dan mutu produk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Selain itu juga dilakukan pemantauan mutu pestisida. Tujuan dari

pemantauan mutu pestisida adalah

Laporan Tahunan 2018 24

untuk mengetahui seberapa jauh mutu pestisida dan pupuk yang beredar

dan meminimalisir terjadinya penyimpangan mutu pestisida dan pupuk

sehingga pestisida dan pupuk yang beredar dan digunakan oleh petani

dapat terjamin mutu dan efektivitasnya sesuai formula yang terdaftar,

sedangkan pengujian residu pestisida, cemaran mikrobiologi dan cemaran

logam berat dalam rangka melindungi dari cemaran yang melebihi Batas

Maksimum Residu Pestisida.

Pagu anggaran untuk pengujian mutu sebesar Rp 7.000.000.000,- dan

terealisasi sebesar Rp 6.749.417.083,- dengan capaian 96,42%. Sedangkan

output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP pada Tahun 2018 sebanyak

2.614 dengan capaian 109,60 % dari target 2.385 LHP. Capaian ini lebih

tinggi dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang sama

(100,00%).

8. Pestisida

Dalam rangka pengawalan pertanaman dari serangan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT), Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menyalurkan

bantuan Pestisida melalui BPTPH dan LPHP di daerah. Pada Tahun 2018,

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan bantuan pestisida

sebesar Rp. 33.311.500.000,00,- dan direalisasikan sebesar Rp. 33.280.940.500,-

(99,9% dari target) dengan volume 317.132 kg/lt.

9. Pengadaan Mobil Operasional LPHP

Pada tahun 2018 guna mendukung operasional Laboratorium Pengamatan Hama

dan Penyakit (LPHP), Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan

83 unit mobil operasional LPHP yang tersebar di sebagian besar LPHP di Indonesia

serta 2 unit mobil operasional di BBPOPT dan BPMBTPH dengan total anggaran

sebesar Rp. 15.892.049.000,-. Kegiatan pengadaan mobil operasional tersebut

telah direalisasikan semua dan saat ini sedang dalam proses hibah (100% dari

target).

10. Pengadaan Motor Fungsional POPT

Laporan Tahunan 2018 25

Pada tahun 2018 guna mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi

petugas POPT, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan 1.037

unit motor fungsional POPT yang tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia

dan 6 unit motor fungsional di pusat dengan total anggaran senilai Rp.

24.571.201.000,-. Kegiatan pengadaan motor fungsional tersebut telah

direalisasikan semua dan saat ini sedang dalam proses hibah (100% dari target).

11. Handsprayer

Dalam pelaksanaan pengendalian OPT harus memenuhi kaidah 6 tepat (tepat

sasaran, jenis, dosis, cara, waktu, dan mutu). Ketersediaan sarana berpengaruh

terhadap keberhasilan pengendalian OPT. Saat ini, kondisi sarana pengendalian di

lapangan belum mencukupi sehingga upaya pengendalian OPT tidak berjalan

secara berkesinambungan dan tidak dapat menjangkau areal yang luas. Oleh

karena itu diperlukan penambahan alat pengendalian OPT berupa hand sprayer.

Pada Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan

bantuan hand sprayer sebanyak 1.700 unit dengan anggaran sebesar Rp.

900.000.000,-. Realisasi fisik penyaluran hand sprayer mencapai 100% dengan

serapan anggaran Rp. 853.550.000,- (94,84% dari target).

2.6. Realisasi Keuangan

Pada Tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran yang

tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BPTPH).

Jumlah anggaran untuk kegiatan Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman

dari Gangguan OPT dan DPI pada Tahun 2018 adalah Rp. 276.133.654.000,-.

Sampai dengan Tahun 2018, realisasi anggaran mencapai Rp.

248.468.290.238,- atau 89,98% dari pagu anggaran (data OMSPAN).

Realisasi anggaran dari DIPA dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh Satker

Dinas Pertanian Tahun 2018 sebesar Rp. 106.728.852.917,- atau 98,99% dari

Laporan Tahunan 2018 26

pagu anggaran Rp. 107.814.400.000,-. Realisasi anggaran pada satker pusat

Tahun 2018 sebesar Rp. 141.739.437.321,- atau 84,21% dari pagu anggaran

Rp. 168.319.254.000,-. Capaian realisasi keuangan kegiatan Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 5. Realisasi Keuangan Output Kegiatan Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2018

Data Monev DJA periode 31 Desember 2018

2.3. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pendukung

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pengamanan areal tanam

dari gangguan OPT dan DPI tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan juga mengalokasikan dana untuk kegiatan pendukung meliputi :

1. Kegiatan Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT

a. Penguatan Kelembagaan Pengendalian OPT

Keberhasilan penerapan dan pemasyarakatan Sistem Pengendalian

Hama Terpadu (PHT) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

berjalannya peran dan fungsi kelembagaan PHT di tingkat petani,

jaringan petani PHT, instansi pemerintah, maupun stakeholders terkait.

Kelembagaan pengendalian OPT yang kuat diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang

1764 PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI 276.133.654.000 248.468.290.238 89,98

I PUSAT 168.319.254.000 141.739.437.321 84,21

642DOKUMEN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT

DAN DPI32.166.972.000 6.246.030.264 19,42

643 HASIL PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN 7.000.000.000 6.749.416.883 96,42

645 SARANA DAN BAHAN PENGENDALIAN OPT 129.152.282.000 128.743.990.174 99,68

II DEKONSENTRASI 107.814.400.000 106.728.852.917 98,99

641 FASILITAS PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT 105.960.575.000 104.883.602.617 98,98

644 PENERAPAN PENANGANAN DPI 1.853.825.000 1.845.250.300 99,54

NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/URAIAN/INDIKATOR OUTPUT PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %

Laporan Tahunan 2018 27

positif terhadap kegiatan perlindungan tanaman dan peningkatan

produksi tanaman pangan. Agar penguatan kelembagaan

pengendalian OPT dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan, maka dilakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi

pengembangan kelembagaan pengendalian OPT, penyediaan data

kelembagaan pengendalian OPT (Cetak Buku SDM Perlindungan) dan

Revisi Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan OPT

dan DPI (Cetak Buku Petunjuk Teknis Pengamatan dan Pelaporan OPT

dan DPI).

Dalam rangka penguatan kelembagaan pengendalian OPT telah

dilakukan :

1) Bimbingan teknis Penguatan Kelembagaan Pengendalian OPT ke

Jawa Tengah (Semarang, Kebumen, Magelang, Temanggung,

Sukoharjo), Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat dan Banten.

2) Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Kelembagaan

Pengendalian OPT ke Provinsi Sulawesi Selatan, Aceh, Banten,

Sumatera Utara, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan dan

Jakarta.

3) Penyediaan data kelembagaan pengendalian OPT (Cetak Buku SDM

Perlindungan) tahun 2017

4) Revisi Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan OPT

dan DPI (Cetak Buku Petunjuk Teknis Pengamatan dan Pelaporan

OPT dan DPI).

Realisasi anggaran sebesar Rp. 302.205.420 atau 98,55% dari pagu

anggaran sebesar Rp. 306.638.000,-.

b. Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi

Perlindungan Tanaman (Si-lintan)

Kebutuhan akan data dan informasi yang lengkap, akurat,

berkesinambungan, dan tepat waktu sangat diperlukan melalui

pelaporan. Mekanisme kegiatan pelaporan serangan OPT dilaksanakan

secara berjenjang oleh petugas Pengendali OPT-Pengamat Hama dan

Penyakit (POPT-PHP) kemudian dilanjutkan ke koordinator POPT-PHP

Laporan Tahunan 2018 28

di tingkat kabupaten. Koordinator POPT-PHP selanjutnya mengirimkan

laporan serangan OPT ke LPHP, dan laporan dari LPHP dikirim ke UPTD

BPTPH, serta dilanjutkan ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Untuk mempercepat proses pengiriman data OPT tersebut, telah

dibangun SIstem Aplikasi Pelaporan Data OPT, namun dalam

pelaksanaannya masih ditemukan kendala baik ditingkat pengelola

data serta kendala lain yang mengakibatkan terhentinya pemanfaatan

aplikasi sistem informasi perlindungan tanaman.

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, telah dilakukan

monitoring dan evaluasi pemanfaatan aplikasi sistem informasi

perlindungan tanaman pangan ke provinsi Jawa Barat, Kalimatan

Tengah, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Realisasi anggaran sebesar Rp. 49.068.400,- atau 98,92% dari pagu

anggaran sebesar Rp. 49.604.000,-.

c. Penguatan Data dan Informasi OPT

Data dan informasi perlindungan tanaman pangan meliputi

perkembangan pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan,

perkembangan serangan OPT yang diperoleh dari hasil pengamatan

tetap maupun pengamatan keliling, serta berdasarkan hasil tangkapan

lampu perangkap (light trap), serta data dan informasi lainnya. Data

dan informasi yang telah diolah, dianalisis, dan dievaluasi, diharapkan

dapat tersedia secara cepat, akurat, tepat waktu, dan

berkesinambungan dalam bentuk laporan-laporan, bahan rapat, atau

bahan informasi lain, baik yang bersifat periodik maupun insidentil,

sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau evaluasi bagi

penentu kebijakan atau pihak yang berkepentingan pada masa

mendatang.

Selama tahun 2018 telah diperbanyak laporan mingguan 52 kali,

laporan bulanan 12 kali.

Dalam rangka pemantauan perkembangan serangan OPT telah

dilakukan :

1) Monitoring dan evaluasi serangan OPT ke Provinsi Jawa Barat,

Jawa Tengah, Kalimantan

Laporan Tahunan 2018 29

Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

2) Monitoring dan Evaluasi kegiatan UPSUS padi, jagung, kedelai ke

Provinsi Maluku Utara, Sumatera Barat, Aceh dan Jawa Tengah.

3) Penyusunan buku Data Informasi dalam rangka penyediaan

informasi tentang pelaksanaan kegiatan Perlindungan Tanaman

Pangan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan strategi dan

kegiatan perlindungan yang akan datang serta sebagai informasi

untuk pihak-pihak terkait yang berperan dalam sistem

perlindungan tanaman pangan.

Data informasi tersebut meliputi data kelembagaan perlindungan

tanaman pangan, data perkembangan serangan OPT/DPI baik luas

serangan maupun intensitasnya, data pelaksanaan kegiatan

perlindungan (PPHT, PPDPI, Gerdal, Dem Area dan Penguatan

Agroekosistem). Data informasi selanjutnya dianalisis dan

dievaluasi sehingga menjadi bahan rujukan/masukan perencanaan

dalam mempersiapkan upaya antisipasi serangan, kesiapan teknik,

serta sarana pengendalian OPT. Selain itu juga menghasilkan

bahan peramalan dan bahan evaluasi program maupun kegiatan

yang telah dilaksanakan.

Realisasi anggaran sebesar Rp. 281.993.928,- atau 99,65% dari

pagu anggaran sebesar Rp. 282.974.000,-.

d. Verifikasi dan Validasi Data Serangan OPT Tahun 2017

Dalam rangka penyediaan data serangan OPT yang akurat, lengkap

dan terkini dilakukan verifikasi dan validasi data serangan OPT yang

berasal dari laporan BPTPH yang dkirim secara berkala. Verifikasi dan

validasi dilakukan dengan mengundang petugas pengelola data dari

BPTPH seluruh Indonesia dalam workshop penetapan angka serangan

OPT Tahun 2017.

Realisasi anggaran sebesar Rp. 247.085.050,- atau 99,92% dari pagu

anggaran sebesar Rp. 247.284.000,-.

Laporan Tahunan 2018 30

2. Kegiatan Subdirektorat Pengendalian Organisme Pangganggu

Tumbuhan Serealia

a. Penyusunan Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Penyaluran Fasilitas Sarana Pengendalian OPT

Perlindungan tanaman merupakan bagian penting dan menjadi salah

satu pilar utama dalam pengamanan produksi tanaman pangan.

Perlindungan tanaman pada hakekatnya merupakan segala upaya

untuk mencegah kerugian selama proses budidaya tanaman yang

diakibatkan oleh gangguan OPT. Pelaksanaan perlindungan tanaman

menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah. Kebijakan

pengendalian OPT dilaksanakan dengan SPOT STOP, yang artinya

menghentikan spot-spot atau titik-titik serangan OPT secara dini agar

tidak meningkat populasi dan/atau intensitas serangannya

Pelaksanaan pengendalian OPT di lapangan memerlukan dukungan

sarana pengendalian yang memadai agar dapat berjalan dengan baik

dan memberikan hasil maksimal, untuk itu diperlukan dukungan sarana

pengendalian seperti bahan pengendali OPT (pestisida) dan alat-alat

pendukung lainnya, seperti Hand Sprayer. Untuk mendukung

pengamanan produksi tanaman pangan Tahun 2018 dipersiapkan

sarana pengendalian berupa cadangan persediaan (buffer stock)

pestisida dan Hand Sprayer yang disediakan di tingkat pusat sebagai

stock nasional dan di daerah (26 provinsi). Penggunaan cadangan

pestisida dan sarana lain pengendalian OPT dilaksanakan sesuai dengan

kebutuhan di lapangan dan mengacu kepada mekanisme pelaksanaan

gerakan pengendalian. Sebagai acuan pelaksanaan penyaluran fasilitas

sarana pengendalian OPT telah disusun Buku Petunjuk Teknis (Juknis)

Pelaksanaan Penyaluran Fasilitas Sarana Pengendalian OPT Tahun 2018.

Buku Juknis tersebut direncanakan dicetak sejumlah 50 eksemplar

dengan pagu anggaran sebesar Rp. 5.000.000,- Realisasi fisik

pencetakan buku 100%, (50 buku) dengan serapan anggaran sebesar

Rp. 5.000.000,- (100 %).

b. Penyusunan Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor

pembatas usaha tani tanaman

Laporan Tahunan 2018 31

pangan khususnya komoditas serealia, yaitu padi dan Jagung.

Keberadaan OPT harus dikendalikan dan dikelola keberadaannya

dengan baik, agar tidak menimbulkan kerusakan tanaman dan/atau

kerugian usaha tani, sehingga sasaran produksi dapat tercapai.

Pengamanan produksi tanaman pangan dilaksanakan dengan

menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT).

Pemasyarakatan dan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Skala Luas Serealia, selanjutnya disebut PPHT Skala Luas Serealia

diharapkan dapat mendukung program pengamanan produksi tanaman

pangan dan mempertahankan tingkat produksinya pada taraf tinggi,

baik secara kuantitas, kualitas, dan keberhasilannya. Penerapan PHT

secara luas ditingkat petani masih harus digiatkan dan

dimasyarakatkan.

Pemasyarakatan PHT ditingkat petani dan masyarakat luas dilaksanakan

melalui kegiatan PPHT Skala Luas Serealia. Kegiatan ini merupakan

salah satu implementasi program pengamanan produksi tanaman

pangan khususnya untuk komoditas serealia. Kegiatan PPHT Skala Luas

Serealia ini dimaksudkan untuk memberdayakan petani alumni SLPHT

dan melibatkan petani lainnya untuk menerapkan sistem PHT dalam

usaha taninya. Kegiatan PPHT Skala Luas serealia ini diharapkan mampu

memberikan dampak yang lebih nyata pada upaya pengamanan

produksi komoditas serealia (padi dan jagung), serta berkontribusi

positif dalam usaha peningkatan produksi tanaman pangan.

Pada tahun 2018 telah dialokasikan Penerapan PHT Skala Luas padi

seluas 8.525 ha (341 unit) yang tersebar di 31 provinsi dan Penerapan

PHT Skala Luas jagung seluas 1.560 ha (104 unit) yang tersebar di 27

provinsi. Sebagai acuan pelaksanaan kegiatan PPHT Skala Luas Serealia

untuk komoditas padi dan jagung telah disusun dan dicetak Petunjuk

Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia. Buku Petunjuk Teknis ini

diencanakan dicetak sebanyak 50 eksemplar, dengan anggaran sebesar

Rp. 3.750.000,- dan terealisasi sebanyak 50 eksemplar (100 %) dengan

serapan anggaran sebesar Rp. 3.744.000,- (99,84 %).

c. Penyusunan Petunjuk Gerakan Pengendalian OPT Serealia

Laporan Tahunan 2018 32

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor

pembatas dalam budidaya tanaman yang dapat menyebabkan

kehilangan hasil. Praktek budidaya tanaman yang intensif dapat

mendukung perkembangan OPT antara lain tikus, wereng batang

cokelat (WBC), penggerek batang padi (PBP), tungro dan Bacterial Leaf

Blight (BLB), serta kerdil rumput/kerdil hampa.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman, Pasal 20 menyatakan bahwa perlindungan

tanaman dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu

(PHT). Penerapan PHT dilakukan melalui upaya preemtif dan responsif.

Upaya preemtif dilakukan dengan perencanaan agroekosistem melalui

rekayasa habitat agar terjadi keseimbangan alam di agroekosistem

tersebut sehingga perkembangan OPT dapat terkelola dengan baik dan

tidak menimbulkan kerugian ekonomi. Upaya pengendalian OPT secara

preemtif dapat dilaksanakan melalui penerapan budidaya tanaman

sehat, antara lain tanam padi sistem jajar legowo, aplikasi bahan

organik, pergiliran tanaman/varietas, penggunaan varietas

tahan/tpleran, pemupukan berimbang, penanaman refugia, dan

pemanfaatan musuh alami/agens pengendali hayati.

Upaya pengendalian OPT secara responsif dilakukan untuk menekan

populasi dan/atau intensitas serangannya agar tidak meningkat dan

menimbulkan kerusakan tanaman/kehilangan hasil. Pengendalian OPT

secara responsif ini dilaksanakan melalui gerakan pengendalian

(Gerdal). Gerakan pengendalian OPT Padi dan jagung bertujuan untuk

menekan terjadinya penyebaran OPT sedini mungkin pada hamparan

yang berpotensi terserang. Pelaksanaaan kegiatan Gerdal OPT serealian

juga diharapkan dapat memberdayakan dan meningkatkan kepedulian

masyarakat tani akan pentingnya pengendalian OPT secara bersama-

sama dalam hamparan yang luas. Selain itu juga untuk memotivasi

petani untuk ikut aktif mengendalikan OPT di daerah potensial atau

endemis serangan OPT, serta merumuskan rekomendasi tindak lanjut

pada usaha taninya. Sebagai panduan pelaksanaan gerakan

pengendalian OPT serealia, telah disusun Buku Petunjuk Teknis

Gerakan Pengendalian OPT

Laporan Tahunan 2018 33

Serealia. Buku Juknis tersebut direncanakan dicetak sejumlah 50

eksemplar dengan pagu anggaran Rp. 3.750.000,-. Realisasi pencetakan

buku mencapai 100 % yaitu tercetak 50 eksemplar dengan serapan

anggaran Rp. 3.750.000,-. (100 %).

d. Penyusunan Petunjuk Teknis Penguatan Agroekosistem Serealia

Komoditas tanaman serealia khususnya padi dan jagung merupakan

komoditas stategis karena kedua komoditas tersebut merupakan bahan

pangan pokok utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Peningkatan produksi tanaman pangan yang berkelanjutan

memerlukan strategi pengelolaan agroekosistem yang komprehensif.

Agroekosistem merupakan sistem ekologi lingkungan pertanian yang

kompleks dan dinamis. Komponen-komponen penyusun agroekosistem

saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain, baik

komponen biotik maupun abiotik. Pengelolaan agroekosistem yang

sehat dan berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah

satunya melalui penguatan agroekosistem dengan mengoptimalkan

jasa layanan ekologi berbagai komponen penyusun agroekosistem.

Kegiatan Penguatan Agroekosistem dilaksanakan dengan

mengoptimalkan peran agens pengendali hayati (APH) dalam

mengendalikan populasi dan/atau intensitas serangan OPT.

Buku Petunjuk Teknis Penguatan Agroekosistem disusun sebagai acuan

dan panduan bagi petugas/pelaksana kegiatan Penguatan

Agroekosistem. Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Penguatan

Agroekosistem Serealia direncanakan dicetak sebanyak 50 eksemplar

dengan pagu anggaran Rp. 3.750.000,00. Realisasi pencetakan buku

mencapai 50 eksempar (100 %) dengan serapan anggaran Rp.

3.750.000,- (100 %).

e. Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dem Area Budidaya

Tanaman Sehat Padi

Indonesia sebagai produsen dan konsumen beras terbesar di dunia,

menjadikan kegiatan usaha tani padi menjadi sangat intensif. Kegiatan

budidaya tanaman padi yang intensif dalam jangka waktu yang lama

berpotensi menimbulkan efek negatif terhadap lahan pertanian antara

lain: penurunan kesuburan

Laporan Tahunan 2018 34

tanah, peningkatan serangan OPT seperti wereng batang coklat (WBC)

dan penurunan kualitas daya dukung lingkungan agroekosistem.

Berbagai efek negatif tersebut harus diperhatikan dan dikelola dengan

baik, sehingga tujuan produksi dapat tercapai, berkelanjutan,

agroekosistem tetap sehat dan terjaga kualitas daya dukungnya.

Lahan pertanian padi yang telah digunakan secara intensif dan dalam

jangka waktu yang lama ini perlu dilakukan tindakan pemulihan

(recovery)

Pemulihan agroekosistem padi dilaksanakan untuk meningkatkan

kesehatan dan kesuburan tanah, meningkatkan keanekaragaman

hayati agroekosistem, memberdayakan musuh alami, dan

mengendalikan serangan OPT, khususnya hama wereng batang coklat

(WBC). Pada Tahun 2018 upaya pemulihan agroekosistem padi

dilaksanakan dengan program kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman

Sehat (Dem Area BTS). Program tersebut ditujukan untuk

memasyarakatkan praktik budidaya tanaman sehat dan untuk

mendukung pelaksanaan pengendalian OPT, khususnya WBC, kerdil

rumput/kerdil hampa (KRKH).

Sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan kegiatan Dem Area BTS Padi

Tahun 2018, telah disusun Buku Petunjuk Teknis Dem Area Budidaya

Tanaman Sehat Padi. Buku Petunjuk Teknis ini direncanakan dicetak

sejumlah 50 eksemplar dengan pagu anggaran sebesar Rp. 3.750.000,

00. Realisasi pencetakan juknis sejumlah 50 eksemplar (100 %) dengan

serapan anggaran sebesar Rp. 3.750.000,- (100 %).

f. Penyusunan Bahan Informasi Pendukung Kegiatan Pengendalian OPT

Serealia

Pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT pada

komoditas serealia dilaksanakan melalui penerapan sistem

Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Keberhasilan penerapan PHT di

lapangan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan peran aktif

masyarakat dalam menerapkan PHT dalam budidaya tanaman. Oleh

karena itu, diperlukan sarana yang dapat memberikan wawasan dan

informasi kepada masyarakat tentang cara, manfaat, dan keuntungan

penerapan PHT dalam budidaya tanaman, khususnya komoditas padi

dan jagung. Bahan informasi

Laporan Tahunan 2018 35

yang dapat digunakan antara lain berupa banner, booklet, poster,

leaflet, dan buku-buku laporan kegiatan serta succes strory di bidang

pengendalian OPT Serealia. Untuk mendukung kegiatan pengendalian

OPT Serealia, pada Tahun 2018 telah disusun dan di cetak beberapa

bahan informasi berikut ini:

• Booklet Teknik Aplikasi Pestisida

• Leaflet Teknik Kalibrasi Handsprayer

• Booklet Pengembangan Tanaman Refugia

• Booklet Perbanyakan Agens Pengendali Hayati (APH)

• Laporan Luas Pengendalian OPT Serealia

g. Pengadaan Dan Dukungan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan

( Pestisida (Tahap I, II dan III), Handsprayer, Herbisida, Rodentisida,

serta Insektisida Biologi berbahan aktif cendawan dan bakteri.

Pengawalan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT perlu

dukungan sarana pengendalian yang cukup dan mudah didapatkan,

agar kegiatan pelindungan tanaman pangan dapat terlaksana dengan

optimal. Sarana pengendalian OPT yang diperlukan adalah pestisida

dan Hand Sprayer. Pestisida digunakan sebagai alternatif terakhir

pengendalian untuk menurunkan populasi dan intensitas serangan

OPT.

Pada Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

mengadakan sarana pengendalian OPT berupa pestisida dan Hand

Sprayer yang dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun anggaran (TA) 2018. Pengadaan pestisida tahap I, II dan

III, serta pengadaan lanjutan herbisida, rodentisida, insektisida biologi

berbahan aktif cendawan dan insektisida berbahan aktif bakteri.

Pestisida tahap I-III dialokasikan ke 26 provinsi (Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung,

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,

NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Barat). Untuk Hand

sprayer dialokasikan ke lima provinsi (Sumatera Selatan, lampung,

Laporan Tahunan 2018 36

Banten, Jawa Barat dan Jawa tengah). Rodentisida dialokasikan ke

Provinsi Lampung, Herbisida dialokasikan ke tiga Kabupaten (Kayong

Utara, Kubu Raya dan Mempawah), Insektisida biologi berbahan aktif

cendawan dialokasikan ke Kabupaten Subang dan Cirebon, dan

Insektisida berbahan aktif bakteri dialokasikan ke Kabupaten subang

dan Cirebon. Realisasi anggaran Pengadaan fasilitas pengendalian OPT

ini sebesar Rp. 19.148.328.000,- (99,67 %) dari pagu anggaran awal

sebesar Rp. 19.212.500.000,-

Realisasi fisik pengadaan pestisida tahap I-II sebesar 198.028 kg/lt.

Rodentisida 174 box, Herbisida 2.790 kg/lt, Insetisida biologi berbahan

aktif bakteri 220 kg, dan insektisida berbahan aktif cendawan 220 kg,

serta Handsprayer 650 unit.

3. Kegiatan Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi

a. Penyusunan Bahan informasi Pengendalian OPT Aneka Kacang dan

Umbi

Untuk mendukung keberhasilan pengamanan produksi di lapangan

telah dicetak 3 (tiga) buku tentang teknologi pengendalian OPT aneka

kacang dan umbi dan 4 leaflet mengenai pengendalian OPT tanaman

kedelai, antara lain:

Pedoman Gerakan Pengendalian OPT Kedelai sebanyak 50 buku,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.490.000,- atau 99,6 % dari pagu

anggaran sebesar Rp. 2.500.000,-

Pedoman Penguatan Penerapan PHT Kedelai sebanyak 90 buku,

realisasi anggaran sebesar Rp. 4.500.000,- atau 100 % dari pagu

anggaran sebesar Rp. 4.500.000,-.

Pedoman Agroekosistem Kedelai sebanyak 40 buku, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.000.000,- atau 100 % dari pagu anggaran

sebesar Rp. 2.000.000,-

Leaflet Pengendalian OPT dan Penyakit Kedelai Tahun 2018

sebanyak 200 leaflet, realisasi anggaran sebesar Rp. 5.880.000,-

atau 98 % dari pagu

Laporan Tahunan 2018 37

anggaran sebesar Rp. 6.000.000,-.

b. Pemanfaatan Sarana Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi

Dalam rangka mendukung upaya pengamanan pertanaman

pangan untuk mencapai swasembada tanaman pangan khususnya

tanaman kedelai telah dialokasikan bantuan sarana dan prasarana

pengendalian OPT, sehingga kegiatan pengamanan pertanaman

kedelai di lapangan berjalan dengan baik dan sasaran produksi

yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan monitoring dan

evaluasi pemanfaatan sarana pengendalian OPT aneka kacang dan

umbi di lapangan sehingga dapat dialokasikan sesuai dengan

peruntukannya. Selain itu inventarisasi teknologi pengendalian

OPT aneka kacang dan umbi spesifik lokasi juga dilakukan dalam

rangka mendukung pengamanan pertanaman aneka kacang dan

umbi dari serangan OPT. Penguatan dukungan kegiatan

pengendalian OPT tanaman aneka kacang dan umbi dilakukan

melalui bimbingan teknis terhadap petugas lapangan.

Realisasi anggaran sebesar Rp. 58.246.378,- atau 99,6 % dari pagu

anggaran sebesar Rp. 58.480.000,- sedangkan sisa anggaran

dialokasikan untuk penghematan.

c. Pengawalan Gerakan Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi

Dalam rangka keefektifan pelaksanaan pengendalian OPT Akabi di

daerah sentra produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Akabi),

maka perlu kiranya dilakukan pengawalan dan pendampingan

gerakan pengendalian dengan memberikan motivasi dan tindakan

nyata. Melalui pendampingan gerakan pengendalian OPT Akabi ini,

diharapkan motivasi dan kepedulian masyarakat petani akan

pentingnya pengendalian OPT spesifik lokasi yang dilakukan secara

bersama-sama dan berkesinambungan dapat ditingkatkan. Berkaitan

dengan hal tersebut, telah dilakukan Pendampingan Gerakan

Pengendalian OPT Akabi sekaligus melakukan pendampingan

Kegiatan UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, baik oleh pusat maupun

daerah.

Laporan Tahunan 2018 38

Realisasi anggaran sebesar Rp. 79.127.623 atau 98,11 % dari pagu

anggaran sebesar Rp. 80.650.000.

d. Bimbingan Pengendalian OPT Berwawasan PHT Akabi

Teknologi pengendalian OPT yang berwawasan PHT belum banyak

dipraktikkan pada tanaman aneka kacang dan umbi sehingga belum

sepenuhnya mampu mengendalikan OPT secara efektif. Oleh karena

itu, informasi dan identifikasi mengenai teknologi pengendalian OPT

aneka kacang dan umbi berwawasan PHT menjadi hal penting yang

harus dilaksanakan.

Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan monitoring dan

evaluasi penerapan teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan

pada tanaman aneka kacang dan umbi. Bersamaan dengan itu

dilakukan pula pembinaan terhadap penerapan kebijakan

perlindungan tanaman pangan di daerah serta monitoring dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan perlindungan di lapangan.

Realisasi anggaran sebesar Rp. 58.254.600,- atau 99,71% dari pagu

anggaran sebesar Rp. 58.424.000,-.

4. Kegiatan Subdirekorat Dampak Perubahan Iklim (DPI)

a. Penyusunan Petunjuk Teknis Penerapan Penanganan Dampak

Perubahan Iklim Petunjuk Teknis Penerapan Penanganan Dampak

Perubahan Iklim (PPDPI) sebagai acuan pelaksanaan PPDPI di

lapangan telah disusun dan dicetak sebanyak 120 buku (dari target

semula 75 buku), yang didistribusikan ke petugas perlindungan

tanaman pangan, baik pusat dan daerah lokasi pelaksanaan PPDPI

(Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera

Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Maluku).

Realisasi anggaran pencetakan Petunjuk Teknis PPDPI sebesar Rp.

6.720.000,- atau 99,56% dari pagu anggaran sebesar Rp. 6.750.000,-

b. Pendampingan dan Pengawalan Kegiatan Penanganan

DPI/Perlindungan TP

Laporan Tahunan 2018 39

PPDPI merupakan upaya untuk memberdayakan dan meningkatkan

kemampuan petani dalam penanganan DPI melalui teknologi

adaptasi di lahan usaha taninya sesuai dengan kondisi iklim

setempat. Agar pelaksanaan PPDPI di lapangan berjalan sesuai

dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, perlu dilakukan

Pendampingan dan Pengawalan Kegiatan Penanganan

DPI/Perlindungan Tanaman Pangan serta Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan PPDPI. Selain itu, kegiatan ini juga diperlukan untuk

mengidentifikasi kendala di lapangan sebagai bahan evaluasi untuk

kegiatan di tahun berikutnya.

Pendampingan dan Pengawalan Kegiatan Penanganan

DPI/Perlindungan Tanaman Pangan dilakukan ke Provinsi Sumatera

Barat, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur,

Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Realisasi anggaran sebesar

Rp. 193.559.798,- atau 99,88 % dari pagu anggaran sebesar Rp.

193.790.000,-

Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan PPDPI dilakukan ke Provinsi

Aceh, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Realisasi anggaran sebesar Rp. 64.748.493,- atau 99,91%

dari pagu anggaran sebesar Rp. 64.810.000,- setelah penghematan

anggaran.

c. Pengelolaan Data Dampak Perubahan Iklim (DPI)

Pengelolaan data DPI adalah salah satu upaya menyediakan serta

mendokumentasikan data DPI secara berseri, lengkap, dan akurat

sehingga dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan

dalam meminimalkan kehilangan hasil akibat DPI. Selain itu, hasil

pengelolaan data ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi

bagi petugas maupun instansi terkait mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan DPI.

Pengelolaan Data DPI didukung data/bahan yang diperoleh dari

kegiatan seperti:

1. Pemantauan Kegiatan UPSUS/CPCL/Percepatan tanam padi,

jagung dan kedelai ke Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu

dan DI Yogyakarta. Realiasi

Laporan Tahunan 2018 40

anggaran sebesar Rp. 38.535.300,- atau 100% dari pagu anggaran

sebesar Rp. 38.536.000,- setelah penghematan anggaran.

2. Pengawalan Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan ke Provinsi

Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Realisasi anggaran sebesar Rp. 54.958.224,- atau 99,92%

dari pagu anggaran sebesar Rp. 55,000,000,- setelah penghematan

anggaran

d. Penyusunan Buku Pengaruh Kondisi Iklim Terhadap Luas Kerusakan

Akibat DPI Tahun 2017

Buku Pengaruh Kondisi Iklim Terhadap Luas Kerusakan Akibat DPI

Tahun 2017 adalah buku yang berisi tentang informasi kondisi iklim

dan luas kerusakan tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) akibat

DPI di Indonesia Tahun 2017 (Musim Hujan 2016/2017 serta Musim

Kemarau 2017). Buku tersebut telah disusun dan dicetak sebanyak 40

buku, didistribusikan ke lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

serta pihak-pihak terkait. Realisasi anggaran sebesar Rp. 14.000.000,-

atau 99,15% dari pagu anggaran sebesar Rp. 14.120.000,-

5. Kegiatan Tata Usaha

Pengadaan Handsprayer

Penyaluran Bantuan pemerintah kepada Masyarakat/Pemda untuk

mendukung perlindungan tanaman pangan berupa Handsprayer

untuk Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat dan

Jawa Tengah. Total nilai penyaluran yang berhasil diselesaikan

dokumentasinya senilai Rp. 853.550.000.

Pengadaan Mobil dan Motor

Penyaluran Bantuan pemerintah kepada Masyarakat/Pemda untuk

mendukung perlindungan tanaman pangan berupa Motor Fungsional

Petugas Pengamatan POPT dan mobil Fungsional Laboratorium

Pengamat Hama Penyakit untuk seluruh Provinsi, kecuali Provinsi DKI

Jakarta dan Kalimantan Utara. Total nilai penyaluran yang berhasil

diselesaikan dokumentasinya senilai Rp. 39.943.041.700.

Pengadaan Laptop dan Printer

Laporan Tahunan 2018 41

Penyaluran Bantuan pemerintah kepada Masyarakat/Pemda untuk

mendukung perlindungan tanaman pangan berupa Laptop dan

Printer untuk Provinsi Sulawesi Tengah. Total nilai penyaluran yang

berhasil diselesaikan dokumentasinya senilai Rp. 40.498.400.

Fasilitasi Penyelenggaraan Rapat

Pemakaian fasilitas ruang rapat Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan untuk rapat internal maupun eksternal Direktorat dengan

peserta undangan antara lain berasal dari BPTPH provinsi se-

Indonesia, Setditjen dan direktorat lingkup Ditjen Tanaman Pangan

dan sebagainya. Jumlah/tingkat penggunaan ruang rapat (Occupancy

Factor) pada tahun 2018 diperkirakan sebanyak 92 hari, dengan

jumlah peserta 1.315 peserta.

Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Pengadaan Pestisida dan Handsprayer

Kegiatan ini terkait atau tindak lanjut dari pengadaan pestisida,

dalam rangka kelengkapan atas penyelesaian administrasi pengadaan

pestisida dan Handsprayer (Akun 526-bantuan pemerintah).

Pemeriksaan dilakukan disetiap titik bagi alokasi pestisida dan

Handsprayer oleh petugas pemeriksaan hasil pekerjaan (PPHP) yang

terdiri dari unsur-unsur Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT).

Renovasi Gedung

Renovasi gedung Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan belum

bisa dilaksanakan karena peserta lelang tidak memenuhi syarat untuk

ditetapkan sebagai pemenang lelang.

6. Kegiatan Pengembangan Jabatan Fungsional

Untuk mengoptimalkan kinerja dan profesionalisme POPT, baik di pusat

maupun daerah, perlu diupayakan pengembangan jabatan fungsional POPT

melalui kegiatan bimbingan pengembangan jabatan fungsional POPT,

koordinasi/konsultasi ke lembaga/instansi terkait, monitoring dan evaluasi

pengembangan jabatan fungsional POPT, menghadiri

rapat/seminar/workshop/lokakarya/mengikuti Diklat Dasar POPT ataupun

pertemuan teknis lainnya serta

Laporan Tahunan 2018 42

Penyusunan dan Pengelolaan Warta Perlintan. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan/kendala

yang dihadapi baik dalam pengembangan jabatan fungsional maupun

penilaian angka kreditnya. Informasi tersebut digunakan sebagai dasar

perencanaan dan pengambilan keputusan pada masa yang akan datang.

Untuk mendukung pengembangan jabatan fungsional telah dilakukan :

1) Pelaksanaan pengembangan jabatan fungsional dan sertifikasi profesi

POPT

2) Cetak warta Perlindungan Tanaman Pangan sebagai wadah bagi

pejabat fungsional POPT untuk mengembangkan keprofesiannya

melalui tulisan ilmiah populer, baik berupa hasil liputan kegiatan,

studi pustaka, hasil evaluasi, telaahan, dan lain-lain. Data dan bahan

informasi liputan kegiatan dihimpun melalui peliputan kegiatan

perlindungan tanaman pangan yang selanjutnya dapat ditulis dan

dicetak untuk diterbitkan dalam warta perlindungan tanaman

pangan.

Realisasi anggaran sebesar Rp. 132.745.850,- atau 98.21% dari pagu

anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 135.161.000,-.

7. Kegiatan Perencanaan

a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Perlindungan

Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2018

Dalam rangka meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan,

perlu didukung dengan referensi dan petunjuk pelaksanaan kegiatan.

Untuk mendukung hal tersebut telah dicetak Petunjuk Pelaksanaan

Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT

dan DPI Tahun 2018 sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan.

Realisasi anggaran sebesar Rp. 3.500.000,- atau 100% dari pagu

anggaran sebesar Rp. 3.500.000,-.

b. Penyusunan RKAKL kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2019

Laporan Tahunan 2018 43

Realisasi anggaran sebesar Rp.120.000.000'- atau 97,96 % dari Pagu

anggaran sebesar Rp. 122.500.000,-.

c. Pelaksanaan Revisi anggaran kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan.

8. Kegiatan Pelaporan

a. Penyusunan Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, Laporan Tahunan

dan Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Laporan Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan merupakan

laporan pelaksanaan kegiatan dan program Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan selama satu tahun anggaran. Laporan berisi informasi

struktur organisasi dan ketatausahaan, evaluasi pelaksanaan kegiatan

pengamatan, pengelolaan database OPT/DPI, upaya pengendalian OPT

dan penanganan DPI, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan pendukung

lainnya secara komprehensif. Berdasarkan evaluasi tersebut dapat

disimpulkan kendala dan permasalahan yang terjadi sehingga dapat

dirumuskan upaya pemecahannya.

Laporan Kinerja merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi

pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja berisi ikhtisar

pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja dan dokumen perencanaan, yaitu menyajikan

informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi

pencapaian indikator kinerja utama organisasi, penjelasan yang

memadai atas pencapaian kinerja, dan perbandingan capaian indikator

kinerja dengan target kinerja yang direncanakan.

Pertemuan penyusunan LAKIN dan LAPTAH Direktorat Perlindungan

Tanaman dilaksanakan di Aula Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

pada tanggal 29 Januari dan 07 Maret 2018 yang dihadiri oleh Kepala

Subbag Evaluasi Pelaporan, Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, dan Tim Pelaporan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Realisasi anggaran sebesar Rp. 102.659.450 atau 96.85% dari pagu

anggaran sebesar Rp. 106.000.000,-.

Laporan Tahunan 2018 44

IV III II I

1 Direktur 1 - - - - 1

2 Subbagian Tata Usaha - 6 8 - 11 25

3Subdit. Data dan

Kelembagaan POPT 1 8 1 - - 10

4 Subdit. PDPI 1 9 1 - - 11

5Subdit. Pengendalian

OPT Serealia 1 11 2 - - 14

6Subdit. Pengendalian

OPT Akabi 2 6 - - - 8

6 40 12 0 11 69Jumlah

No. UnitGolongan

THL Jml

b. Pelaporan realisasi kegiatan dan capaian kinerja secara online.

2.6. Pengelolaan Anggaran dan Sumberdaya Manusia

2.4.1. Pengelolaan Anggaran

Pada Tahun 2018, pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan didukung dengan anggaran

pembangunan, yang tertuang dalam program Ketahanan Pangan

dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker)

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan untuk pelaksanaan

program dan kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan di daerah

didukung dengan anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana

Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH.

Realisasi anggaran pelaksanaan program kegiatan Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan dan Balai Pengujian Mutu Produk

Tanaman (BPMPT) sebesar Rp 141.749.891.449,- atau 84,21% dari

pagu anggaran sebesar Rp. 168.319.254.000,-

Realisasi anggaran pelaksanaan kegiatan Perlindungan Tanaman

Pangan di daerah yang pendanaannya tertuang dalam DIPA dana

Dekonsentrasi sebesar Rp. 106.728.852.917,- atau 98,99% dari pagu

anggaran sebesar Rp. 107.814.400.000,-

2.4.2. Sumberdaya Manusia

Pada Tahun 2018, jumlah sumber daya manusia lingkup Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan sebanyak 58 orang pegawai dan 11

orang Tenaga Harian Lepas. Secara rinci, keadaan pegawai di

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 6. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

9. Pelaksanaan Kegiatan Balai

Laporan Tahunan 2018 45

Pengujian Mutu Produk Tanaman

Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman telah melaksanakan berbagai

kegiatan pada tahun 2018 sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu

melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman. Dalam

melaksanakan pengujian, laboratorium Balai Pengujian Mutu Produk

Tanaman sebagai laboratorium penguji telah menerapkan sistem mutu

sesuai dengan Standar ISO/IEC 17025 : 2005 (SNI-ISO/IEC 17025:2008).

Sesuai dengan ruang lingkup pengujian, Balai Pengujian Mutu Produk

Tanaman telah melakukan pengujian mutu pestisida (kandungan bahan aktif

dan uji fisiko kimia), kandungan beberapa unsur makro pada pupuk, serta

kandungan residu pestisida pada produk tanaman. Analisis dilakukan

terhadap contoh-contoh yang disampaikan oleh pelanggan yang terdiri dari

instansi pemerintah dan swasta (pihak ekternal) dan hasil pemantauan yang

dilakukan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman ke berbagai daerah

(internal).

Sebelum melaksanakan pengujian, metode analisis yang akan digunakan

terlebih dahulu harus divalidasi. Validasi adalah suatu konfirmasi bahwa

metode yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang ditentukan

(sesuai dengan tujuan tertentu). Validasi dilaksanakan dengan cara

menguji metode dan melengkapi bukti-bukti yang objektif. Capaian kinerja

Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman dalam melaksanakan pengujian

mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan, pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

A. Realisasi Pengujian Mutu Pestisida, Pupuk dan Produk Tanaman

Realisasi Pengujian Sampel Pelanggan dan Pemantauan

Realisasi pengujian sampel pelanggan dan monitoring 2018 mencapai

2.614 sertifikat LHP yang terdiri 905 sertifikat LHP sampel pelanggan dan

1.709 sertifikat LHP sampel hasil pemantauan mutu pestisida, pupuk

dan produk tanaman di wilayah Indonesia. Capaian pengujian sebesar

109,60 dari target sebesar 2.358 sertifikat LHP.

Capaian tertinggi yaitu pada pengujian mutu beras mencapai 251 % dari

rencana 100 sertifikat LHP terealisasi 251, hal ini dalam rangka melatih

kemampuan analis pada ruang lingkup baru untuk menguji mutu beras

sesuai SNI 6128 : 2015. Rincian

Laporan Tahunan 2018 46

Jenis

PengujianTarget Realisasi Capaian (%)

Mutu Pestisida 1.317 1.249 94,84

Mutu Pupuk 100 221 221

Mutu Produk

Tanaman568 610 107,39

Aflatoksin 150 150 100

Logam Berat 150 133 88,67

Mutu Beras 100 251 251

Jumlah 2.385 2.614 109,6

target dan realisasi pengujian sampel tercantum dalam tabel 7.

Tabel 7. Target dan Realisasi Pengujian Sampel 2018

Gambar 9. Target dan Realisasi Pengujian Sampel 2018

B. Perkembangan Capaian Penyetoran PNBP Tahun 2013 - 2018

Jenis pelayanan yang diberikan BPMPT adalah pengujian mutu pestisida

(kadar bahan aktif dan fisiko kimia), pengujian mutu pupuk (kadar unsur

hara makro) serta pengujian mutu produk tanaman (residu pestisida,

aflatoksin dan cemaran logam). Biaya pengujian mengacu pada

Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2012 dan sejak tanggal 11 Oktober

2016 mengacu pada PP Nomor 35 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif

Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku Pada

Kementerian Pertanian yng ditetapkan oleh Presiden RI tanggal 12

Agustus 2016 dan berlaku setelah 60 hari sejak tanggal ditetapkan. Biaya

pengujian tersebut disetorkan ke kas negara sebagai PNBP.

Laporan Tahunan 2018 47

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%)

2013 600.000.000 618.975.000 103,16

2014 900.000.000 669.150.000 74,35

2015 950.000.000 937.600.000 98,69

2016 950.000.000 610.600.000 64.27

2017 955.000.000 866.762.000 90.76

2018 760.000.000 542.000.000 71,32

Adapun perkembangan setoran PNBP 6 tahun terakhir pada Balai

Pengujian Mutu Produk Tanaman terlihat seperti tabel berikut :

Tabel 8. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2013 - 2018

Pada tahun 2016 terjadi penurunan setoran PNBP karena adanya

kebijakan pembayaran diawal saat menyampaikan sampel sehingga

beberapa pelanggan potensial melakukan pengujian ke tempat lain.

Kebijakan ini diambil karena masukan dari Badan Pemeriksa Keuangan

untuk menghindari adanya kerugian negara akibat sampel yang tidak

dibayar oleh pelanggan.

Pada Juli 2017 dilakukan Public Hearing sosialisasi Standar Pelayanan

Publik kepada pelanggan BPMPT untuk menjelaskan kebijakan baru

pembayaran diawal. Pada Tahun 2018 terjadi penurunan setoran karena

selama September – Oktober 2018 tidak menerima sampel pelanggan

akibat adanya rencana renovasi laboratorium sehingga dikhawatirkan

sampel belum selesai pada saat dijanjikan padahal biaya pengujian

sudah dibayarkan.

Gambar 10. Perkembangan Pencapaian Penyetoran PNBP Thn 2013 –

2018

Laporan Tahunan 2018 48

Gambar 11 . Kegiatan yang dilakukan oleh BPMPT

2.6. Capaian Kinerja

Pengukuran capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

diperoleh dengan membandingkan luas aman dari serangan OPT dan DPI

dengan luas areal tanaman pangan seluruhnya. Data luas serangan OPT dan DPI

diperoleh dari hasil pengamatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan

(POPT) tingkat kecamatan yang dilaporkan ke Koordinator POPT di tingkat

kabupaten/kota setiap dua minggu sekali, kemudian Koordinator POPT

melaporkan ke Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) dan

selanjutnya disampaikan ke Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPTPH) di tingkat provinsi. Rekap data serangan OPT, banjir dan kekeringan

per kabupaten selanjutnya dilaporkan oleh BPTPH ke Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018, telah ditetapkan target indikator

kinerja dengan capaian sebagaimana tabel berikut :

Laporan Tahunan 2018 49

Target Realisasi Target Areal Aman

Realisasi

Areal

Aman

Capaian

Kinerja

1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam

Tanaman Pangan3% 1,39% 97,00% 98,61% 101,66%

2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas Tanam

Tanaman Pangan2% 1,55% 98,00% 98,45% 100,45%

Indikator Kinerja

Tabel 9. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2018

Data periode laporan 25 Januari 2019

Penilaian terhadap capaian target indikator kinerja dilakukan dengan metode

scoring yang dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :

1. Sangat Berhasil = capaian realisasi >100%

2. Berhasil = capaian realisasi 80 – 100%

3. Cukup Berhasil = capaian realisasi 60 – 79%

4. Kurang Berhasil = capaian realisasi <60%

Dengan metode scoring di atas maka capaian indikator kinerja Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2018 masuk dalam kategori Sangat

Berhasil (>100%).

Tabel 10. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun 2018 per Komoditas

Data periode laporan 25 Januari 2019

Komoditas Target Realisasi Target Areal Aman Realisasi Areal Aman Capaian Kinerja

1

Rasio Luas Serangan OPT

terhadap Luas Tanam

Tanaman Pangan

a. Padi 3% 1,89% 97,00% 98,11% 101,14%

b. Jagung 3% 0,36% 97,00% 99,64% 102,73%

c. Kedelai 3% 0,47% 97,00% 99,53% 102,61%

d. Kacang Tanah 3% 0,35% 97,00% 99,65% 102,73%

e. Kacang Hijau 3% 0,23% 97,00% 99,77% 102,86%

f. Ubi Kayu 3% 0,23% 97,00% 99,77% 102,85%

g. Ubi Jalar 3% 0,44% 97,00% 99,56% 102,64%

3% 1,39% 97,00% 98,61% 101,66%

2

Rasio Luas Terkena DPI

terhadap Luas Tanam

Tanaman Pangan

a. Padi 2% 2,07% 98,00% 97,93% 99,93%

b. Jagung 2% 0,60% 98,00% 99,40% 101,43%

c. Kedelai 2% 0,47% 98,00% 99,53% 101,56%

d. Kacang Tanah 2% 0,03% 98,00% 99,97% 102,01%

e. Kacang Hijau 2% 0,01% 98,00% 99,99% 102,03%

f. Ubi Kayu 2% 0,08% 98,00% 99,92% 101,96%

g. Ubi Jalar 2% 0,001% 98,00% 100,00% 102,04%

2% 1,55% 98,00% 98,45% 100,45%

Indikator Kinerja

Total Serangan OPT terhadap Luas Tanam

Total Terkena DPI terhadap Luas Tanam

Laporan Tahunan 2018 50

Tabel 8 menunjukan bahwa capaian kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan dapat memenuhi target yang telah ditentukan baik serangan OPT

maupun gangguan DPI. Rasio luas serangan OPT terhadap luas tanam tanaman

pangan untuk tujuh komoditas mencapai 1,39%.

Capaian tersebut selain karena keberhasilan pelaksanaan kegiatan utama, juga

didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang lain yaitu pengadaan sarana

pengendalian (pestisida dan handsprayer), peran petani pengamat, pengadaan

sarana operasional petugas (mobil dan motor), serta gerakan pengendalian

yang melibatkan petani, tokoh masyarakat, TNI, aparat pemerintahan

desa/kecamatan, petugas lapangan dan petugas pusat.

Rasio luas gangguan DPI (banjir dan kekeringan) terhadap luas tanam tanaman

pangan untuk tujuh komoditas mencapai 1,55%. Akan tetapi, untuk komoditi

padi, rasio luas terkena DPI terhadap luas tanam tanaman pangan melebihi 2%.

Tingginya angka kekeringan tersebut disebabkan oleh munculnya fenomena El

Nino lemah di akhir tahun sehingga terjadi kemunduran musim hujan. Hujan

yang biasanya mulai turun di bulan September – Oktober menjadi bulan

November – Desember, terutama di daerah sentra produksi padi dengan curah

hujan rendah.

Tabel 11. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan Tahun 2018, Tahun 2017 dan Rerata 5 Tahun

Data periode laporan 25 Januari 2019

Secara rinci, capaian pelaksanaan kegiatan pengamanan tanaman dari serangan

OPT dan dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) adalah sebagai

berikut :

Capaian

Serangan

Capaian

Areal

Aman

Capaian

Serangan

Capaian

Areal

Aman

Capaian

Serangan

Capaian

Areal

Aman

1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas

Tanam Tanaman Pangan2,32% 97,68% 1,99% 98,01% 1,39% 98,61%

2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas

Tanam Tanaman Pangan2,80% 97,20% 1,76% 98,24% 1,55% 98,45%

Indikator Kinerja

Rerata 5 Tahun Tahun 2017 Tahun 2018

Laporan Tahunan 2018 51

T P T P (Ha) T P T P

1 Padi 308.753 3.237 337.199 90.037 16.294.808 1,89 0,02 2,07 0,55

2 Jagung 21.016 181 35.293 4.553 5.908.296 0,36 0,003 0,60 0,08

3 Kedelai 3.480 109 3.505 925 738.496 0,47 0,01 0,47 0,13

4 Kacang Tanah 1.217 - 100 28 349.865 0,35 - 0,03 0,01

5 Kacang Hijau 447 - 29 - 194.676 0,23 - 0,01 -

6 Ubi Kayu 1.546 0 528 90 662.378 0,23 0,00004 0,08 0,01

7 Ubi Jalar 370 0 1 - 83.231 0,44 0,00001 0,001 -

336.827 3.527 376.655 95.633 24.231.750 1,39 0,01 1,55 0,39

% SERANGAN OPT/DPI

OPT DPI % OPT % DPI

JUMLAH

NO KOMODITAS

SERANGAN OPT/DPI (Ha)LUAS TANAM

Tabel 12. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun 2018 per Komoditas

Ket : T= Terkena, P = Puso, Data periode laporan 25 Januari 2019

2.6. Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut

2.6.1 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2018

adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan PPDPI

a. Terlambatnya realisasi kegiatan yang disebabkan oleh Revisi

DIPA yang membutuhkan waktu lama, perubahan CPCL,

sehingga waktu tanam mundur ke MT berikutnya terkait

ketersediaan air yang diperkirakan tidak mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan tanaman selama satu musim tanam.

b. Varietas benih yang direkomendasikan untuk ditanam

terkadang ditolak oleh petani degan pertimbangan harga jual

dan rasa yang tidak sesuai dengan selera mereka.

c. Petani kesulitan mendapatkan varietas benih yang

direkomendasikan karena stock benih tidak tersedia di

penyedia sesuai jumlah yang dibutuhkan.

2. Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) terkendala kesulitan

dalam pencarian CPCL yang sesuai dengan kriteria.

3. Keterlambatan dalam penyaluran benih toleran OPT dikarenakan

lamanya proses administrasi penyaluran bantuan.

Laporan Tahunan 2018 52

4. Kurangnya ketersediaan air karena mundurnya musim hujan sehingga

menyebabkan produksi tidak optimal.

5. Perkembangan serangan OPT yang cepat khususnya Wereng Batang

Coklat yang disebabkan oleh kondisi iklim yang kondusif untuk

perkembangan OPT.

6. Perilaku petani belum menerapkan teknologi budidaya tanaman sehat,

penggunaan pestisida yang belum memenuhi kaidah enam (6) tepat,

serta kesadaran petani yang masih rendah untuk melakukan eradikasi

tanaman terserang OPT (virus).

7. Terbatasnya jumlah Petugas POPT yang ada, sehingga tidak sebanding

dengan luas pertanaman yang harus diamankan.

8. Terbatasnya jumlah pelatihan peningkatan kemampuan bagi petugas

lapangan di daerah atau pusat.

9. Terbatasnya sarana pendukung petugas POPT berupa kendaraan

operasional sehingga jangkauan wilayah tidak maksimal.

10. Fenomena alam ekstrim berupa badai yang menyebabkan banjir pada

areal pertanaman.

11. Kurangnya kesadaran dan kepedulian petani untuk mengendalikan

serangan OPT di lahan pertanamannya sehingga menjadi sumber

serangan untuk pertanaman sekitarnya.

12. Kurangnya sosialisasi pelaksanaan dem area di daerah mengakibatkan

pelaksanaan kegiatan Dem Area di lapangan terlambat atau tidak

sesuai dengan prinsip budidaya tanaman sehat.

13. Penolakan petani untuk menggunakan varietas benih toleran WBC

tertentu karena faktor preferensi/kesukaan.

14. Terbatasnya sarana kerja POPT seperti jaring serangga, pH Meter, LUP.

2.6.2 Upaya Tindak Lanjut

1. Meminimalkan usulan revisi DIPA dengan membuat perencanaan

anggaran yang tepat dan matang. Selain itu identifikasi dan pemilihan

CPCL sebaiknya benar-benar tepat sesuai kriteria yang dipersyaratkan

untuk meminimalkan perubahan CPCL.

2. Mengoptimalkan petugas pendamping kegiatan untuk selalu

mensosialisasikan dan memberikan pemahaman ke petani tentang

Laporan Tahunan 2018 53

varietas benih unggul yang direkomendasikan atau alternatif pemilihan

varietas bersertifikat spesifik lokasi yang dihasilkan oleh penangkar

benih setempat.

3. Pemerintah daerah setempat diharapkan dapat mendorong penangkar

benih setempat untuk menghasilkan benih unggul bersertifikat.

4. Mempercepat penyusunan/penyempurnaan petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan dan mensosialisasikannya secara intensif untuk

menyamakan persepsi dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan

kegiatan.

5. Melakukan substitusi varietas benih toleran OPT yang tidak tersedia

atau kurang disukai petani dengan benih varietas lain yang juga

memiliki sifat toleran terhadap OPT.

6. Melakukan pengawalan dan pembinaan langsung untuk mendorong

petugas lapangan dan petani agar segera melakukan percepatan

pelaksanaan kegiatan.

7. Penyesuaian kriteria lokasi kegiatan sesuai kondisi pertanaman di

lapangan sehingga mudah dipenuhi dan kegiatan dapat terlaksana.

8. Realokasi kegiatan dari wilayah yang terkendala pelaksanaannya ke

wilayah lain yang membutuhkan dan potensial untuk dapat

melaksanakan kegiatan.

9. Peringatan kewaspadaan kepada Gubernur dan Bupati agar

menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan kinerja perlindungan

di wilayahnya dalam mengawal pertanaman.

10. Pengendalian OPT dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Pengamatan intensif di lokasi-lokasi endemis.

b. Gerakan pengendalian dengan penyemprotan insektisida di

lokasi yang terserangan WBC

c. Eradikasi selektif tanaman terserang KR/KH dengan intensitas

ringan dan sedang dengan pencabutan dan pemusnahan rumpun

terserang

Laporan Tahunan 2018 54

d. Eradikasi total tanaman terserang KR/KH dengan intensitas berat

dan puso dengan olah tanah sempurna (Singkal/gelebeg ulang)

e. Penerapan budidaya tanaman sehat melalui kegiatan Dem Area

11. Penanganan Dampak Perubahan Iklim dilakukan dengan langkah

sebagai berikut :

a. Penyebarluasan informasi prakiraan iklim Musim Hujan / Musim

Kemarau

b. Pengamatan dini dan pelaporan yang intensif, terutama pada

daerah-daerah rawan banjir / kekeringan.

c. Mengoptimalkan potensi sawah tadah hujan dengan melakukan

normalisasi saluran irigasi, pembuatan saluran pembuangan air,

sumur suntik, penampungan air (panen air) dan pembuatan

sumur resapan/biopori.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap

perkembangan luas terkena banjir / kekeringan.

e. Budidaya tanaman sehat sesuai iklim dan kondisi setempat

melalui pemilihan komoditi, varietas spesifik lokasi, pengaturan

waktu tanam, pola tanam, teknik bercocok tanam dan

pengaturan ketersediaan air.

f. Menyiapkan bantuan Cadangan Benih Nasional (CBN) bagi lahan

yang terkena puso akibat banjir/kekeringan

g. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk mitigasi

12. Mendorong petani untuk memanfaatkan asuransi usaha tani padi

(AUTP) guna mengurangi kerugian akibat serangan OPT dan DPI.

13. Melakukan pembinaan untuk meningkatkan kepedulian petani untuk

menjaga pertanamannya bebas dari OPT sehingga tidak menjadi

sumber serangan bagi pertanaman lain serta meningkatkan

pengetahuan petani dalam teknis pengendalian serangan OPT sesuai

dengan prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Hama Terpadu.

Laporan Tahunan 2018 55

III. PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan perlindungan dalam rangka mendukung upaya

peningkatan produksi berdasarkan pengukuran capaian kinerja kegiatan

perlindungan tanaman pangan yang dilakukan pada periode Tahun 2018, dapat

disimpulkan bahwa kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam

pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI selama tahun 2018 termasuk

dalam kategori Sangat Berhasil, dengan capaian rasio luas serangan OPT terhadap

luas tanam tanaman pangan sebesar 1,39% dan rasio luas gangguan DPI (banjir dan

kekeringan) terhadap luas tanam tanaman pangan sebesar 1,55 %. Keberhasilan

tersebut merupakan hasil dari kegiatan pengamatan, pencegahan dan pengendalian

serangan OPT/DPI yang beberapa diantaranya telah direalisasikan pada tahun 2018

antara lain : PPHT padi, jagung dan kedelai dengan realisasi sebesar 99,31%, PPDPI

telah direalisasikan sebesar 100,00%, gerakan pengendalian padi, jagung dan

kedelai direalisasikan sebesar 99,88%, penguatan agroekosistem padi, jagung dan

kedelai direalisasikan sebesar 99,63%, pengujian mutu produk tanaman sebesar

109,60%, dan dem area budidaya tanaman sehat sebesar 100,00%.

Selain hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama, keberhasilan

pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI pada tahun 2018 juga tak

lepas dari peran aktif seluruh petugas baik di pusat maupun daerah dalam

melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para petani untuk senantiasa

mengedepankan prinsip budidaya tanaman sehat, pengelolaan hama terpadu dan

respon cepat terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim dengan tetap

memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Laboratorium pengujian mutu produk

juga berperan dalam memastikan sarana pengendali OPT yang tersedia selalu

terjamin mutu dan efektivitasnya. Realisasi pelaksanaan kegiatan dan capaian

kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp. 248.468.290.238,- atau 89,98%

dari pagu anggaran Rp. 276.133.654.000,-.

Laporan Tahunan 2018 56

Lampiran 1.

REALISASI PELAKSANAAN PPHT

PADA TANAMAN PADI TAHUN 2018

Fisik Anggaran

Ha (Rp. 000,-) Ha % Rp. 000,- %

1 Aceh 300 481.392 300 100,00 481.200 99,96

2 Sumatera Utara 450 722.088 450 100,00 710.688 98,42

3 Sumatera Barat 300 481.392 300 100,00 481.380 100,00

4 Riau 75 120.348 75 100,00 120.348 100,00

5 Jambi 125 200.580 125 100,00 200.580 100,00

6 Sumatera Selatan 450 722.088 400 88,89 682.338 94,50

7 Bengkulu 100 160.464 100 100,00 160.464 100,00

8 Lampung 450 722.088 450 100,00 697.788 96,63

9 Bangka Belitung 25 40.116 25 100,00 40.116 100,00

10 Kep. Riau - - - -

11 Banten 225 361.044 225 100,00 361.044 100,00

12 DKI Jakarta - - - -

13 Jawa Barat 600 962.784 600 100,00 962.784 100,00

14 Jawa Tengah 1.100 1.765.104 1.100 100,00 1.765.104 100,00

15 DI.Yogyakarta 175 280.812 175 100,00 280.668 99,95

16 Jawa Timur 1.225 1.965.684 1.225 100,00 1.965.684 100,00

17 Bali 75 120.348 75 100,00 119.348 99,17

18 NTB 525 842.436 525 100,00 842.326 99,99

19 NTT 150 256.896 150 100,00 256.896 100,00

20 Kalimantan Barat 300 481.392 300 100,00 481.392 100,00

21 Kalimantan Tengah 150 240.696 125 83,33 200.580 83,33

22 Kalimantan Selatan 350 561.624 350 100,00 561.600 100,00

23 Kalimantan Timur 100 160.464 100 100,00 160.464 100,00

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 225 361.044 225 100,00 361.044 100,00

26 Sulawesi Tengah 200 320.928 200 100,00 320.928 100,00

27 Sulawesi Selatan 425 681.972 425 100,00 681.472 99,93

28 Sulawesi Tenggara 125 200.580 125 100,00 200.580 100,00

29 Gorontalo 75 120.348 75 100,00 120.348 100,00

30 Sulawesi Barat 50 80.232 50 100,00 80.232 100,00

31 Maluku 100 171.264 100 100,00 163.464 95,45

32 Maluku Utara 25 42.816 25 100,00 42.816 100,00

33 Papua Barat 25 42.816 25 100,00 42.816 100,00

34 Papua 25 42.816 25 100,00 42.300 98,79

8.525 13.714.656 8.450 99,12 13.588.792 99,08 Jumlah

No ProvinsiTarget

PPHT Padi

Realisasi

Fisik Anggaran

Laporan Tahunan 2018 57

Fisik Anggaran

Ha (Rp. 000,-) Ha % Rp. 000,- %

1 Aceh 30 64.200 30 100,00 64.150 99,92

2 Sumatera Utara 30 64.200 30 100,00 64.200 100,00

3 Sumatera Barat 45 96.300 45 100,00 96.300 100,00

4 Riau 15 32.100 15 100,00 32.100 100,00

5 Jambi 15 32.100 15 100,00 32.100 100,00

6 Sumatera Selatan 165 353.100 165 100,00 348.400 98,67

7 Bengkulu 15 32.100 15 100,00 32.100 100,00

8 Lampung 135 288.900 135 100,00 276.750 95,79

9 Bangka Belitung - - - - -

10 Kep. Riau - - - - -

11 Banten 45 96.300 45 100,00 96.300 100,00

12 DKI Jakarta - - - - -

13 Jawa Barat 75 160.500 75 100,00 160.500 100,00

14 Jawa Tengah 105 224.700 105 100,00 223.675 99,54

15 DI.Yogyakarta 45 96.300 45 100,00 96.299 100,00

16 Jawa Timur 165 353.100 165 100,00 353.050 99,99

17 Bali - - - - -

18 NTB 75 160.500 75 100,00 160.500 100,00

19 NTT 60 139.200 60 100,00 139.200 100,00

20 Kalimantan Barat 30 64.200 30 100,00 64.200 100,00

21 Kalimantan Tengah 15 32.100 15 100,00 32.100 100,00

22 Kalimantan Selatan 45 96.300 45 100,00 96.283 99,98

23 Kalimantan Timur 15 32.100 15 100,00 32.100 100,00

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 90 192.600 90 100,00 192.600 100,00

26 Sulawesi Tengah 30 64.200 30 100,00 64.200 100,00

27 Sulawesi Selatan 90 192.600 90 100,00 192.600 100,00

28 Sulawesi Tenggara 90 192.600 90 100,00 192.600 100,00

29 Gorontalo 90 192.600 90 100,00 192.600 100,00

30 Sulawesi Barat 15 32.100 15 100,00 32.100 100,00

31 Maluku 15 34.800 15 100,00 33.600 96,55

32 Maluku Utara - #DIV/0! - #DIV/0!

33 Papua Barat - - #DIV/0! - #DIV/0!

34 Papua 15 34.800 15 100,00 34.800 100,00

1.560 3.354.600 1.560 100,00 3.335.407 99,43

PPHT Jagung

Jumlah

No ProvinsiTarget Realisasi

Fisik Anggaran

Lampiran 2.

REALISASI PELAKSANAAN PPHT

PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN 2018

Laporan Tahunan 2018 58

Lampiran 3.

REALISASI PELAKSANAAN PPHT

PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN 2018

Fisik Anggaran

Ha (Rp. 000,-) Ha % Rp. 000,- %

1 Aceh 20 48.000 20 100,00 48.000 100,00

2 Sumatera Utara 20 48.000 20 100,00 48.000 100,00

3 Sumatera Barat

4 Riau

5 Jambi 20 48.000 20 100,00 48.000 100,00

6 Sumatera Selatan 10 24.000 10 100,00 24.000 100,00

7 Bengkulu

8 Lampung 80 192.000 80 100,00 182.000 94,79

9 Bangka Belitung

10 Kep. Riau

11 Banten 30 72.000 30 100,00 72.000 100,00

12 DKI Jakarta

13 Jawa Barat 20 48.000 20 100,00 48.000 100,00

14 Jawa Tengah 80 192.000 80 100,00 183.637 95,64

15 DI.Yogyakarta 20 48.000 20 100,00 47.800 99,58

16 Jawa Timur 100 240.000 100 100,00 239.400 99,75

17 Bali - -

18 NTB 50 120.000 50 100,00 120.000 100,00

19 NTT 10 26.500 10 100,00 26.500 100,00

20 Kalimantan Barat 20 48.000 20 100,00 47.550 99,06

21 Kalimantan Tengah 20 48.000 20 100,00 48.000 100,00

22 Kalimantan Selatan 30 72.000 30 100,00 71.962 99,95

23 Kalimantan Timur 10 24.000 10 100,00 24.000 100,00

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 20 48.000 20 100,00 48.000 100,00

26 Sulawesi Tengah 10 24.000 10 100,00 24.000 100,00

27 Sulawesi Selatan 150 360.000 150 100,00 336.965 93,60

28 Sulawesi Tenggara 30 72.000 30 100,00 71.550 99,38

29 Gorontalo 10 24.000 10 100,00 24.000 100,00

30 Sulawesi Barat

31 Maluku

32 Maluku Utara

33 Papua Barat

34 Papua

760 1.826.500 760 100,00 1.783.363 97,64 Jumlah

No Provinsi Target

PPHT Kedelai

Realisasi

Fisik Anggaran

Laporan Tahunan 2018 59

Fisik Anggaran

Ha (Rp. 000,-) Ha % Rp. 000,- %

1 Aceh 20 95.070 20 100,00 92.912 97,73

2 Sumatera Utara 20 95.070 20 100,00 95.070 100,00

3 Sumatera Barat 40 151.200 40 100,00 151.004 99,87

4 Riau 20 85.335 20 100,00 83.589 97,95

5 Jambi

6 Sumatera Selatan 30 142.605 30 100,00 140.705 98,67

7 Bengkulu

8 Lampung

9 Bangka Belitung

10 Kep. Riau

11 Banten 20 95.070 20 100,00 94.800 99,72

12 DKI Jakarta

13 Jawa Barat 30 142.605 30 100,00 142.605 100,00

14 Jawa Tengah 20 95.070 20 100,00 94.905 99,83

15 DI.Yogyakarta 10 47.535 10 100,00 47.433 99,79

16 Jawa Timur 40 190.140 40 100,00 190.140 100,00

17 Bali

18 NTB 10 37.800 10 100,00 37.350 98,81

19 NTT

20 Kalimantan Barat 10 47.535 10 100,00 47.500 99,93

21 Kalimantan Tengah

22 Kalimantan Selatan 10 47.535 10 100,00 47.532 99,99

23 Kalimantan Timur

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara

26 Sulawesi Tengah 10 47.535 10 100,00 47.535 100,00

27 Sulawesi Selatan 40 190.140 40 100,00 188.590 99,18

28 Sulawesi Tenggara 50 237.675 50 100,00 237.675 100,00

29 Gorontalo 10 47.535 10 100,00 47.535 100,00

30 Sulawesi Barat

31 Maluku 10 58.370 10 100,00 58.370 100,00

32 Maluku Utara

33 Papua Barat

34 Papua

400 1.853.825 400 100,00 1.845.250 99,54 Jumlah

PPDPI

Target Realisasi

Fisik Anggaran

No Provinsi

Lampiran 4.

REALISASI PELAKSANAAN PPDPI

PADA TANAMAN PADI TAHUN 2018

Laporan Tahunan 2018 60

Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %

1 Aceh 28 182.000 28 100,00 182.000 100,00

2 Sumatera Utara 43 279.500 43 100,00 279.500 100,00

3 Sumatera Barat 30 195.000 30 100,00 195.000 100,00

4 Riau 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

5 Jambi 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

6 Sumatera Selatan 40 260.000 40 100,00 260.000 100,00

7 Bengkulu 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

8 Lampung 31 201.500 31 100,00 198.400 98,46

9 Bangka Belitung 1 6.500 1 100,00 -

10 Kep. Riau -

11 Banten 17 110.500 17 100,00 110.500 100,00

12 DKI Jakarta -

13 Jawa Barat 80 520.000 80 100,00 520.000 100,00

14 Jawa Tengah 73 474.500 73 100,00 474.500 100,00

15 DI.Yogyakarta 5 32.500 5 100,00 32.450 99,85

16 Jawa Timur 85 552.500 85 100,00 552.500 100,00

17 Bali 5 32.500 5 100,00 32.340 99,51

18 NTB 38 247.000 38 100,00 247.000 100,00

19 NTT 12 78.000 12 100,00 78.000 100,00

20 Kalimantan Barat 27 175.500 27 100,00 175.500 100,00

21 Kalimantan Tengah 9 58.500 9 100,00 58.500 100,00

22 Kalimantan Selatan 25 162.500 25 100,00 162.500 100,00

23 Kalimantan Timur 6 39.000 6 100,00 39.000 100,00

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 19 123.500 19 100,00 123.500 100,00

26 Sulawesi Tengah 12 78.000 12 100,00 78.000 100,00

27 Sulawesi Selatan 60 390.000 60 100,00 389.100 99,77

28 Sulawesi Tenggara 5 32.500 5 100,00 28.450 87,54

29 Gorontalo 9 58.500 9 100,00 58.500 100,00

30 Sulawesi Barat 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

31 Maluku 2 13.000 2 100,00 8.900 68,46

32 Maluku Utara 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

33 Papua Barat 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

34 Papua 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

686 4.459.000 686 100,00 4.440.140 99,58 Jumlah

No Provinsi Target

Gerakan Pengendalian Padi

Realisasi

Fisik Anggaran

Lampiran 5.

REALISASI PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT

PADA TANAMAN PADI TAHUN 2018

Lampiran 6.

Laporan Tahunan 2018 61

Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %

1 Aceh 4 26.000 4 100,00 26.000 100,00

2 Sumatera Utara 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

3 Sumatera Barat 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

4 Riau 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

5 Jambi 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

6 Sumatera Selatan 11 71.500 11 100,00 71.500 100,00

7 Bengkulu 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

8 Lampung 10 65.000 10 100,00 64.000 98,46

9 Bangka Belitung - -

10 Kep. Riau - -

11 Banten 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

12 DKI Jakarta - -

13 Jawa Barat 10 65.000 10 100,00 65.000 100,00

14 Jawa Tengah 7 45.500 7 100,00 45.500 100,00

15 DI.Yogyakarta 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

16 Jawa Timur - -

17 Bali - -

18 NTB 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

19 NTT 11 71.500 11 100,00 71.500 100,00

20 Kalimantan Barat 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

21 Kalimantan Tengah 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

22 Kalimantan Selatan 6 39.000 6 100,00 39.000 100,00

23 Kalimantan Timur - -

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 4 26.000 4 100,00 26.000 100,00

26 Sulawesi Tengah 3 19.500 3 100,00 19.500 100,00

27 Sulawesi Selatan 15 97.500 15 100,00 97.500 100,00

28 Sulawesi Tenggara 5 32.500 5 100,00 28.400 87,38

29 Gorontalo 4 26.000 4 100,00 26.000 100,00

30 Sulawesi Barat 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

31 Maluku 1 6.500 1 100,00 4.450 68,46

32 Maluku Utara 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

33 Papua Barat - - - -

34 Papua 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

112 728.000 112 100,00 720.850 99,02

Gerakan Pengendalian Jagung

Jumlah

No Provinsi TargetRealisasi

Volume Anggaran

REALISASI PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT

PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN 2018

Lampiran 7.

Laporan Tahunan 2018 62

Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %

1 Aceh 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

2 Sumatera Utara 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

3 Sumatera Barat 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

4 Riau

5 Jambi 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

6 Sumatera Selatan 4 26.000 4 100,00 26.000 100,00

7 Bengkulu

8 Lampung 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

9 Bangka Belitung

10 Kep. Riau

11 Banten 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

12 DKI Jakarta

13 Jawa Barat 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

14 Jawa Tengah 5 32.500 5 100,00 32.400 99,69

15 DI.Yogyakarta 1 6.500 1 100,00 6.370 98,00

16 Jawa Timur 10 65.000 10 100,00 65.000 100,00

17 Bali

18 NTB 7 45.500 7 100,00 45.500 100,00

19 NTT 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

20 Kalimantan Barat 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

21 Kalimantan Tengah 1 6.500 0,00 -

22 Kalimantan Selatan 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

23 Kalimantan Timur

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

26 Sulawesi Tengah 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

27 Sulawesi Selatan 5 32.500 5 100,00 32.500 100,00

28 Sulawesi Tenggara 2 13.000 2 100,00 13.000 100,00

29 Gorontalo 1 6.500 1 100,00 6.500 100,00

30 Sulawesi Barat 1 6.500 1 100,00 -

31 Maluku 2 13.000 2 100,00 8.900 68,46

32 Maluku Utara

33 Papua Barat

34 Papua

65 422.500 64 98,46 405.170 95,90

Gerakan Pengendalian Kedelai

Jumlah

No Provinsi TargetRealisasi

Volume Anggaran

REALISASI PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT

PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN 2018

Lampiran 8.

Laporan Tahunan 2018 63

Fisik (Ha) Anggaran Fisik (Ha) % Rp. 000 %

1 Aceh 50 21.000 50 100,00 21.000 100,00

2 Sumatera Utara 100 42.000 100 100,00 42.000 100,00

3 Sumatera Barat 75 31.500 75 100,00 31.500 100,00

4 Riau 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

5 Jambi 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

6 Sumatera Selatan 125 52.500 125 100,00 51.750 98,57

7 Bengkulu 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

8 Lampung 125 52.500 125 100,00 52.500 100,00

9 Bangka Belitung 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

10 Kep. Riau - - #DIV/0! - #DIV/0!

11 Banten 50 21.000 50 100,00 21.000 100,00

12 DKI Jakarta - - #DIV/0! - #DIV/0!

13 Jawa Barat 275 115.500 275 100,00 115.500 100,00

14 Jawa Tengah 225 94.500 225 100,00 94.500 100,00

15 DI.Yogyakarta 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

16 Jawa Timur 275 115.500 275 100,00 115.500 100,00

17 Bali 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

18 NTB 50 21.000 50 100,00 21.000 100,00

19 NTT 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

20 Kalimantan Barat 50 21.000 50 100,00 21.000 100,00

21 Kalimantan Tengah 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

22 Kalimantan Selatan 75 31.500 75 100,00 31.500 100,00

23 Kalimantan Timur 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 50 21.000 50 100,00 21.000 100,00

26 Sulawesi Tengah 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

27 Sulawesi Selatan 150 63.000 150 100,00 63.000 100,00

28 Sulawesi Tenggara 50 21.000 50 100,00 21.000 100,00

29 Gorontalo 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

30 Sulawesi Barat 50 21.000 50 100,00 21.000 100,00

31 Maluku 50 21.000 50 100,00 13.000 61,90

32 Maluku Utara 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

33 Papua Barat 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

34 Papua 25 10.500 25 100,00 10.500 100,00

2.175 913.500 2.175 100,00 904.750 99,04

PENGUATAN AGROEKOSISTEM PADI

Jumlah

TargetNo ProvinsiRealisasi

Fisik Keuangan

REALISASI PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM

PADA TANAMAN PADI TAHUN 2018

Lampiran 9.

Laporan Tahunan 2018 64

REALISASI PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM

PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN 2018

Lampiran 10.

Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %

1 Aceh 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

2 Sumatera Utara 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

3 Sumatera Barat 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

4 Riau - - -

5 Jambi - - -

6 Sumatera Selatan 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

7 Bengkulu - - -

8 Lampung 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

9 Bangka Belitung - -

10 Kep. Riau - -

11 Banten 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

12 DKI Jakarta - -

13 Jawa Barat 30 21.000 30 100,00 21.000 100,00

14 Jawa Tengah 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

15 DI.Yogyakarta - -

16 Jawa Timur 30 21.000 30 100,00 21.000 100,00

17 Bali - -

18 NTB 30 21.000 30 100,00 21.000 100,00

19 NTT 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

20 Kalimantan Barat - -

21 Kalimantan Tengah - -

22 Kalimantan Selatan 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

23 Kalimantan Timur - -

24 Kalimantan Utara

25 Sulawesi Utara 30 21.000 30 100,00 21.000 100,00

26 Sulawesi Tengah 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

27 Sulawesi Selatan 30 21.000 30 100,00 21.000 100,00

28 Sulawesi Tenggara 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

29 Gorontalo 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

30 Sulawesi Barat 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

31 Maluku 15 10.500 15 100,00 10.500 100,00

32 Maluku Utara - -

33 Papua Barat - -

34 Papua - -

360 252.000 360 100,00 252.000 100,00 Jumlah

No Provinsi

PENGUATAN AGROEKOSISTEM JAGUNG

TargetRealisasi

Fisik Keuangan

Laporan Tahunan 2018 65

Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %

1 Aceh 10 10.500 10 100,00 9.750 92,86

2 Sumatera Utara 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

3 Sumatera Barat

4 Riau

5 Jambi

6 Sumatera Selatan 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

7 Bengkulu

8 Lampung 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

9 Bangka Belitung

10 Kep. Riau

11 Banten 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

12 DKI Jakarta

13 Jawa Barat 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

14 Jawa Tengah 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

15 DI.Yogyakarta

16 Jawa Timur 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

17 Bali

18 NTB 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

19 NTT

20 Kalimantan Barat

21 Kalimantan Tengah 10 10.500 - -

22 Kalimantan Selatan 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

23 Kalimantan Timur

24 Sulawesi Utara 10 10.500 10 100,00 9.750 92,86

25 Sulawesi Tengah 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

26 Sulawesi Selatan 10 10.500 10 100,00 9.000 85,71

27 Sulawesi Tenggara 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

28 Gorontalo 10 10.500 10 100,00 10.500 100,00

29 Sulawesi Barat

30 Maluku

31 Maluku Utara

32 Papua Barat

33 Papua

160 168.000 150 93,75 154.500 91,96

PENGUATAN AGROEKOSISTEM KEDELAI

Jumlah

No Provinsi TargetRealisasi

Fisik Keuangan

REALISASI PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM

PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN 2018

Lampiran 11.

Laporan Tahunan 2018 66

REALISASI PELAKSANAAN DEM AREA BUDIDAYA TANAMAN SEHAT PADI

TAHUN 2018

Ha (Rp. 000,-) Ha % (Rp. 000,-) %

1 Aceh 233 396.100 233 100,00 396.100 100,00

2 Sumatera Utara 300 510.000 300 100,00 510.000 100,00

3 Sumatera Barat 400 680.000 400 100,00 680.000 100,00

4 Riau - -

5 Jambi - -

6 Sumatera Selatan 2.045 3.476.500 2.045 100,00 3.476.500 100,00

7 Bengkulu - -

8 Lampung 900 1.530.000 900 100,00 1.530.000 100,00

9 Bangka Belitung - -

10 Kep. Riau - -

11 Banten 300 510.000 300 100,00 510.000 100,00

12 DKI Jakarta - -

13 Jawa Barat 9.002 15.303.400 9.002 100,00 15.303.400 100,00

14 Jawa Tengah 4.370 7.429.000 4.370 100,00 7.429.000 100,00

15 DI.Yogyakarta 300 510.000 300 100,00 510.000 100,00

16 Jawa Timur 3.300 5.610.000 3.300 100,00 5.610.000 100,00

17 Bali 250 425.000 250 100,00 425.000 100,00

18 NTB 500 850.000 500 100,00 850.000 100,00

19 NTT 250 425.000 250 100,00 425.000 100,00

20 Kalimantan Barat - -

21 Kalimantan Tengah - -

22 Kalimantan Selatan 250 425.000 250 100,00 425.000 100,00

23 Kalimantan Timur - -

24 Kalimantan Utara -

25 Sulawesi Utara - -

26 Sulawesi Tengah - -

27 Sulawesi Selatan 600 1.020.000 600 100,00 1.020.000 100,00

28 Sulawesi Tenggara - -

29 Gorontalo - -

30 Sulawesi Barat - -

31 Maluku - -

32 Maluku Utara - -

33 Papua Barat - -

34 Papua - -

23.000 39.100.000 23.000 100,00 39.100.000 100,00 Jumlah

DEM AREA BUDIDAYA TANAMAN SEHAT

Prenecanaan Daerah

Realisasi

Fisik Anggaran Fisik

No ProvinsiTarget

Anggaran

Lampiran 12.

Laporan Tahunan 2018 67

REALISASI PELAKSANAAN DEM AREA BUDIDAYA TANAMAN SEHAT PPDPI

TAHUN 2018

Ha (Rp. 000,-) Ha % (Rp. 000,-) %

1 Aceh

2 Sumatera Utara

3 Sumatera Barat

4 Riau

5 Jambi

6 Sumatera Selatan

7 Bengkulu

8 Lampung

9 Bangka Belitung

10 Kep. Riau

11 Banten 100 200.000 100 100,00 200.000 100,00

12 DKI Jakarta

13 Jawa Barat 175 350.000 175 100,00 350.000 100,00

14 Jawa Tengah 270 540.000 270 100,00 540.000 100,00

15 DI.Yogyakarta 150 300.000 150 100,00 300.000 100,00

16 Jawa Timur 305 610.000 305 100,00 610.000 100,00

17 Bali

18 NTB

19 NTT

20 Kalimantan Barat

21 Kalimantan Tengah

22 Kalimantan Selatan

23 Kalimantan Timur

24 Sulawesi Utara

25 Sulawesi Tengah

26 Sulawesi Selatan

27 Sulawesi Tenggara

28 Gorontalo

29 Sulawesi Barat

30 Maluku

31 Maluku Utara

32 Papua Barat

33 Papua

1.000 2.000.000 1.000 100,00 2.000.000 100,00

Anggaran

SP2D

Jumlah

No Provinsi

DEM AREA PPDPI

Prenecanaan Daerah

Target Realisasi

Fisik Anggaran Fisik

Lampiran 13.

Laporan Tahunan 2018 68

PENGADAAN PESTISIDA

TAHUN 2018

Lampiran 14.

Volume

Kg/Liter

1 Aceh 15.000

2 Sumatera Utara 10.150

3 Sumatera Barat 7.800

4 Riau 4.400

5 Jambi 4.300

6 Sumatera Selatan 33.220

7 Bengkulu 3.000

8 Lampung 5.374

9 Bangka Belitung -

10 Kep. Riau 2.000

11 Banten 12.705

12 DKI Jakarta -

13 Jawa Barat 55.728

14 Jawa Tengah 28.295

15 DI.Yogyakarta 1.000

16 Jawa Timur 38.100

17 Bali 9.090

18 NTB 6.500

19 NTT 4.480

20 Kalimantan Barat 6.890

21 Kalimantan Tengah 4.800

22 Kalimantan Selatan 5.000

23 Kalimantan Timur 5.200

24 Kalimantan Utara -

25 Sulawesi Utara 2.750

26 Sulawesi Tengah 4.600

27 Sulawesi Selatan 13.900

28 Sulawesi Tenggara 15.000

29 Gorontalo 6.250

30 Sulawesi Barat 11.600

31 Maluku -

32 Maluku Utara -

33 Papua Barat -

34 Papua -

317.132

NO PROVINSI

JUMLAH

Laporan Tahunan 2018 69

PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

Lampiran 15.

Rencana Realisasi % Capaian

1 Aceh 253 253 100,00

2 Sumatera Utara 275 275 100,00

3 Sumatera Barat 80 80 100,00

4 Riau 104 104 100,00

5 Jambi 50 50 100,00

6 Sumatera Selatan 130 130 100,00

7 Bengkulu 40 40 100,00

8 Lampung 220 220 100,00

9 Bangka Belitung 40 40 100,00

10 Kep. Riau 0 -

11 Banten 131 131 100,00

12 DKI Jakarta

13 Jawa Barat 400 400 100,00

14 Jawa Tengah 503 503 100,00

15 DI.Yogyakarta 38 38 100,00

16 Jawa Timur 343 343 100,00

17 Bali 100 100 100,00

18 NTB 45 45 100,00

19 NTT 136 136 100,00

20 Kalimantan Barat 100 100 100,00

21 Kalimantan Tengah 22 22 100,00

22 Kalimantan Selatan 100 100 100,00

23 Kalimantan Timur 100 100 100,00

24 Kalimantan Utara -

25 Sulawesi Utara 98 98 100,00

26 Sulawesi Tengah 89 89 100,00

27 Sulawesi Selatan 138 138 100,00

28 Sulawesi Tenggara 128 128 100,00

29 Gorontalo 50 50 100,00

30 Sulawesi Barat 39 39 100,00

31 Maluku 46 46 100,00

32 Maluku Utara 50 50 100,00

33 Papua Barat 50 50 100,00

34 Papua 25 25 100,00

3.923 3.923 100,00

NO PROVINSIPetani Pengamat

JUMLAH

Laporan Tahunan 2018 70

NO Jenis kendaraan No. Polisi Tahun Penanggung Jawab Penggunaan

I RODA 4

1 Ford Escape B. 1805 SQO 2012 Direktur Op. Dinas Es II

2 Toyota Inova B. 1158 SQP 2012 Kasubdit POPT Serealia Op. Dinas Subdit POPT Serealia

3 Isuzu Dobel Kabin D Max B. 9285 WQ 2007 Kasubdit PDPI Op. Dinas Subdit PDPI

4 Isuzu Dobel Kabin D Max B. 9266 WQ 2007 Operasional Direktorat Op. Dinas Lapangan

5 Toyota Kijang Kapsul B. 2242 MQ 2002 Kasubdit Data dan

Kelembagaan POPT

Op. Dinas Subdit Data dan

Kelembagaan POPT

6 Kia Carens II B. 1170 WQ 2004 Kasubdit POPT Akabi Op. Dinas Subdit POPT Akabi

7 Isuzu Panther B. 1245 HQ 1997 Kasubbag Tata Usaha Op. Dinas Direktorat Perlindungan

II RODA 2

1 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6166 SQK 2007 Asmat Op. Pengemudi

2 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6412 SQL 2007 Zaini OP. Pengemudi

3 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6415 SQL 2007 Asis Purwoko, S.TP, M.T Op. Kasie Data & Informasi OPT

4 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6410 SQL 2007 Imam Suroso Op. Satker

5 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6121 SQK 2007 Charles Liya AR,SP Op. Perencanaan

6 Suzuki Thunder 125/Sport B. 6413 SQL 2007 Handri Sutrisno, A.Md Op. Satker

7 Suzuki Arashi 125/Bebek B. 6324 SQK 2007 Yunita Fauziah R. SP, M.Si Op. Kasie Penanggulangan Dampak

Kekeringan

8 Suzuki Arashi 125/Bebek B. 6364 SQK 2007 Ma'unah Ambarwati, SP, MP Op. Kasie Kelembagaan. POPT

9 Suzuki Arashi 125/Bebek B. 6320 SQK 2007 Nur Rahmi Endah Utami, SP,

M.A, MPA

Op. Kasie Tek.PHT Akabi

10 Suzuki Arashi 125/Bebek B.6195 SQM 2007 Edi Eko Sasmito, SP. M.Si Op. Kasie Tek PHT Serealia

11 Suzuki Arashi 125/Bebek B.6358 SQK 2007 Gandhi Purnama. SP. M.Si Op. Kasie Sarana POPT Serealia

12Suzuki Shogun 125/Bebek

T. 3061 FF 2007 Noviyanti, SE Op. Tata Usaha

13Suzuki Shogun 125/Bebek

T. 3062 FF 2007 Ahmad Jais, SE Op. Tata Usaha/ Op PPBJ

14Suzuki Shogun 125/Bebek

T. 3063 FF 2007 Ir. Sri Aswita, MM Op. Kasie Sarana POPT Akabi

15 Suzuki Shogun 125/Bebek T. 3064 FF 2007 Wiwik Sugiharti, SP. M.Si Op. Kasie Penanggulangan Dampak

Kebanjiran

16 Suzuki Thunder 125/Sport T. 3065 FF 2007 Amsorih Op. Pengemudi

17 Suzuki Thunder 125/SportT. 3066 FF

2007 Irfan Fazri Op. Tata Usaha

18 Suzuki Thunder 125/SportT. 3067 FF

2007 Teguh Afandi Op. Subdit POPT Serealia

19Suzuki Thunder125/Sport T. 3068 FF

2007 Rahmat Op. Subdit Data & Kelembagaan

20Yamaha Soul GT 125 AKS B. 3370 SQE

2017 M. Firdaus Op. Pengemudi Direktur

DAFTAR INVENTARIS KENDARAAN RODA 2 DAN 4

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

TAHUN 2018

Lampiran 16.

Laporan Tahunan 2018 71

Dari Gol. Ke Gol.

Abriani Fensionita, S.P, M.Si IV/a IV/b

196910051998032001 01/04/2014 01/04/2018

Andriarti Kusumawardani, S.P, M.P III/d IV/a

197509242002122004 01/04/2014 01/04/2018

Yunita Fauziah Rahim, S.P, M.Si III/c III/d

197306262006042004 01/04/2014 01/04/2018

Nur Rahmi Endah Utami, S.P III/c III/d

197905262006042001 01/04/2014 01/04/2018

Yanti Suryanti II/d III/a

196803082001122001 01/04/2014 01/04/2018

Sri Hidayanti II/d III/a

197502192001122002 01/04/2014 01/04/2018

Badra Eka Saputra II/c II/d

197606112006041018 01/04/2014 01/04/2018

Muhamad Baehakhi II/a II/b

198004212014031001 01/03/2014 01/04/2018

Widia Herhayulika, S.P III/b III/c

198307092011012005 01/04/2015 01/04/2018

Ma'unah Ambarwati, S.P, M.P. III/d IV/a

197201291999032002 01/10/2014 01/10/2018

Acep Herdiana, S.P. III/b III/c

197703072009011003 01/04/2014 01/10/2018

Syarifah, S.P. III/b III/c

198206252009122002 01/10/2014 01/10/2018

Eko Setiyoko, S.P III/b III/c

197510292003121002 01/10/2014 01/10/2018

Ahmad Jais, S.E. III/a III/b

196704042002121001 01/10/2014 01/10/2018

10.

11.

12.

13.

14.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

No Nama/ NIPKenaikan Pangkat

1.

2.

3.

DAFTAR PEGAWAI YANG NAIK PANGKAT PADA

TAHUN 2018

Laporan Tahunan 2018 72

Lampiran 17.

DAFTAR PEGAWAI YANG NAIK GAJI BERKALA PADA

TAHUN 2018

Masa Kerja

Golongan/Per

Edi Eko Sasmito, S.P. 10 Tahun

198603072008011001 01/01/2018

Suparni, S.P, M.Sc. 10 Tahun

197704022008012017 01/01/2018

Ir. Mutiara, M.M. 28 Tahun

196111011992032001 01/02/2018

Carol Denica, S.E. 14 Tahun

197812272008121002 01/02/2018

Abriani Fensionita, S.P, M.Si 20 Tahun

196910051998032001 01/03/2018

Puspitasari 18 Tahun

197310171995032001 01/03/2018

Ir. Gatot Ari Putranto, M.M. 28 Tahun

196301021991031005 01/04/2018

Yunita Fauziah Rahim, S.P, M.Si. 12 Tahun

197306262006042001 01/04/2018

Nur Rahmi Endah Utami, S.P. 12 Tahun

197905262006042001 01/04/2018

Nasrul Sani 20 Tahun

197006262000031001 01/04/2018

Ir. Rosdiana Bustam 24 Tahun

196809121998032001 01/05/2018

Triana 24 Tahun

196804061995032001 01/05/2018

Sri Hidayanti 23 Tahun

197502192001122002 01/05/2018

Deno, S.P. 20 Tahun

197006251999031001 01/06/2018

Widia Herhayulika, S.P. 10 Tahun

198307092011012005 01/07/2018

Nurbayana, S.P. 18 Tahun

197401162000032001 01/08/2018

September Nihil

Oktober Nihil

Novmber Nihil

Andriarti Kusumawardani, S.P, M.P. 16 Tahun

197509242002122004 01/12/2018

Hendri Sutrisno, A.Md 11 Tahun

197904112009121003 01/12/2018

Eko Setiyoko, S.P. 10 Tahun

197510292003121002 01/12/2018

II/d

III/c

Desember

JuliIII/c

AgustusIII/b

IV/a

III/b

III/a

JuniIII/b

Mei

III/c

III/a

III/d

April

III/b

IV/b

III/c

Maret

IV/b

III/c

IV/a

Februari

Bulan Nama / NIP Gol

III/c

III/cJanuari

Laporan Tahunan 2018 73

Bulan Nama Keterangan

Agustus Ir.Gatut Sumbogodjati, M.M Mutasi ke Direktorat PPHTP

November Edy Purnawan, S.P, M.Sc Mutasi Dari Direktorat Jenderal PSP

Januari Asis Purwoko, S.TP, M.T Mutasi Dari Sekretariat Direktorat

Lampiran 18.

DAFTAR PEGAWAI YANG MUTASI

TAHUN 2018

DAFTAR PEGAWAI YANG PENSIUN

TAHUN 2018

Nama Bulan

Ir. Yanuardi, M.M Oktober