KATA PENGANTAR - btklppbatam.kemkes.go.idbtklppbatam.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2018/... ·...

35
i

Transcript of KATA PENGANTAR - btklppbatam.kemkes.go.idbtklppbatam.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2018/... ·...

  • i

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya

    sehingga dokumen Rencana Aksi Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan

    dan Pengendalian Penyakit Kelas I Batam Tahun 2015-2019 ini dapat disusun

    untuk menjadi pedoman bersama dalam mendukung terwujudnya outcome

    Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

    Rencana Aksi Kegiatan ini merupakan penjabaran dari Rencana Aksi Program

    Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah disesuaikan dengan tugas

    dan pokok fungsi BTKLPP. Dokumen ini memuat tujuan, sasaran, arah kebijakan,

    strategi, indikator, dan target BTKLPP Kelas I Batam selama lima tahun

    mendatang (2015-2019) yang dapat dijadikan acuan bagi setiap pemangku

    kegiatan dalam menyusun rencana kerja tahunan sekaligus menjadi salah satu

    dokumen sumber dalam pelaksanaan penilaian Akuntabilitas Kinerja.

    Kami menyadari sepenuhnya bahwa dokumen RAK BTKLPP Kelas I Batam

    Tahun 2015-2019 revisi II ini belum sempurna, oleh karena itu kami

    mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan dokumen ini. Besar harapan

    kami semoga RAK BTKLPP Kelas I Batam dapat direalisasikan secara optimal

    dengan komitmen dan kesungguhan.

    Akhirnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat

    dalam penyusunan dokumen RAK ini.

    Batam, 12 April 2018

    Kepala BTKLPP Kelas I Batam

    Slamet Mulsiswanto NIP 196405122000031001

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

    BAB I .................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

    BAB II ................................................................................................................................. 12

    VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS .................................................... 12

    BAB III ............................................................................................................................... 18 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ............................................................................ 18

    BAB IV ............................................................................................................................... 24 RENCANA KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................................. 24

    BAB V ................................................................................................................................. 29 PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN ........................................................ 29

    BAB VI ............................................................................................................................... 32

    PENUTUP ........................................................................................................................... 32

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

    semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

    kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

    derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

    pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

    Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan

    antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang

    telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.

    Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1). Upaya

    kesehatan 2). Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan 3). Aksesibilitas

    serta mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan 4). Sumber daya manusia

    kesehatan 5). Penelitian dan pengembangan 6). Pembiayaan Kesehatan, 7)

    Manajemen, regulasi dan sistem informasi. Upaya tersebut dilakukan dengan

    memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan

    ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta

    globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas

    sektor. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian

    masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan nasional harus

    berwawasan kesehatan yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan

    dampaknya terhadap kesehatan.

    Sesuai dengan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Nasional (RPJMN) Kementerian Kesehatan 2015-2019 sebagai kelanjutan dari

    pembangunan jangka menegah 2010-2014, maka di bidang kesehatan telah

    disusun rencana strategis pembangunan kesehatan jangka menengah tahun

    2015-2019 sebagai bagian pembangunan nasional jangka menengah 2015-2019

    sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang

  • 2

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, dan

    ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor :

    HK.01.07/MENKES/422/2017 (update) tentang Rencana Strategis Kementerian

    Kesehatan Tahun 2015-2019.

    Rencana Strategis Pembangunan Bidang Kesehatan antara lain memuat arah

    kebijakan, strategi, tujuan dan sasaran serta program-program dan tata cara

    penyelenggaraan, pemantauan dan penilaian yang dilengkapi dengan indikator

    kinerja yang merupakan bentuk dari akuntabilitas kinerja Kementerian Kesehatan.

    Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 upaya

    pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

    dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

    kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

    Salah satu program dalam lingkup pembangunan kesehatan adalah Program

    Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang bertujuan untuk menurunkan angka

    kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit. Program ini diarahkan agar

    berbagai penyakit menular, penyakit tidak menular dan faktor risikonya dapat

    terkendali dan diupayakan tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.

    Rencana Aksi Program (RAP) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

    merupakan penjabaran dari rencana strategis Kementerian Kesehatan dan secara

    teknis menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal P2P dengan tujuan

    Menurunnya Kasus Penyakit Menular, Tidak Menular, serta Meningkatnya

    Kesehatan Jiwa.

    Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I

    Batam merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang berada

    dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal P2P ditetapkan dengan

    Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan

    Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

  • 3

    Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Batam merupakan penjabaran lebih

    lanjut dari RAP Ditjen P2P dan Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019

    sebagai dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat pokok - pokok

    kegiatan BTKLPP Kelas I Batam yang akan dilaksanakan pada periode waktu

    2015-2019.

    Rencana Aksi BTKLPP Kelas I Batam Tahun 2015 - 2019 dilandasi oleh tugas dan

    fungsi berdasarkan organisasi dan tata kerja BTKLPP Kelas I Batam dalam

    mencapai sasaran prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit melalui

    Peningkatan Surveilans Atau Kajian Faktor Risiko Penyakit Dan Kesehatan

    Lingkungan Berbasis Laboratorium Di Wilayah Layanan.

    B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN

    Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I

    Batam merupakan salah satu unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal

    Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. BTKLPP Kelas

    I Batam dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

    392/MENKES/SK/IV/1998 tanggal 21 April 1998, dimana pembentukannya di

    pusatkan di Batam dengan pertimbangan bahwa Batam adalah salah satu sentra

    pembangunan industri, perdagangan dan pariwisata.

    Berikut ini merupakan keadaan geografis & kondisi umum Kota Batam:

    Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan Selat Malaka

    dan Selat Singapura. Kota Batam terletak antara : 0°.25'29'' - 1°.15'00'' Lintang

    Utara dan 103°.34'35'' - 104°.26'04'' Bujur Timur dengan total wilayah darat dan

    wilayah laut seluas 3.990 km2.

    Kota Batam berbatasan dengan :

    Sebelah Utara Selat Singapura

    Sebelah Selatan Kecamatan Senayang

    Sebelah Timur Kecamatan Bintan Utara

    Sebelah Barat Kabupaten Karimun dan Moro Kabupaten Karimun

    Wilayah kota Batam seperti halnya Kecamatan-Kecamatan di daerah Kabupaten

    di Kepulauan Riau, merupakan bagian dari paparan Kontinental. Wilayah kota

  • 4

    Batam terdiri dari 329 buah pulau besar dan kecil, yang letak satu dengan lainnya

    dihubungkan dengan perairan. Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu

    minimum berkisar antara 21,2 °C – 24,0°C dan suhu maksimum berkisar antara

    29,6°C - 34,1°C, sedangkan suhu rata-rata adalah 25,6°C - 27,8°C. Keadaan

    tekanan udara rata-rata minimum 1.006,14 MBS dan maksimum 1.014,1 MBS.

    Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah kota Batam rata-rata berkisar

    antara 82% - 87% dan kecepatan angin maksimum 14-30 knot dengan rata-rata

    kecepatan angin sebesar 4 knot. Curah hujan di kota Batam rata-rata perbulan

    selama 20 hari dengan rata-rata curah hujan perbulannya 218 mm.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

    2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

    Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.,

    BTKLPP Kelas I Batam mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi,

    kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi,

    pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna,

    kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) di bidang

    pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan

    matra. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BTKLPP Kelas I Batam

    melaksanakan fungsi:

    a. Pelaksanaan surveilans epidemiologi;

    b. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL);

    c. Pelaksanaan laboratorium rujukan;

    d. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna;

    e. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi;

    f. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan

    penanggulangan KLB/wabah dan bencana;

    g. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular;

    h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;

    i. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit,

    kesehatan lingkungan dan kesehatan matra;

    j. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BTKLPP Kelas I Batam.

  • 5

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

    2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

    Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit yang

    berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian

    Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan. Adapun wilayah

    layanan BTKLPP Kelas I Batam terdiri dari Provinsi Riau, Jambi dan Kepulauan

    Riau terdiri dari 30 kabupaten/kota.

    BTKLPP Kelas I Batam dipimpin oleh seorang Kepala, dengan struktur organisasi

    yang terdiri dari:

    1. Kepala BTKLPP

    2. Sub Bagian Tata Usaha

    3. Seksi Surveilans Epidemiologi

    4. Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium

    5. Seksi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

    6. Instalasi yang terdiri dari :

    a. Instalasi laboratorium Kimia Fisika Udara dan radiasi

    b. Instalasi laboratorum Kimia Fisika Padat dan Cair

    c. Instalasi laboratorium Biologi

    d. Instalasi laboratorium Entomologi dan PTM

    e. Instalasi Kalibrasi dan Pengujian Mutu

    f. Instalasi Reagensia dan Media

    g. Instalasi Pendidikan dan Pelatihan ( DIKLAT )

    h. Instalasi Pelayanan Laboratorium Rujukan dan Pemasaran Sosial

    i. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

    j. Instalasi Teknologi Tepat Guna.

    k. Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    l. Instalasi Bahan Beracun dan Berbahaya

    m. Instalasi Laboratorium Penyakit

    7. Kelompok Jabatan Fungsional

    Gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan Balai Teknik Kesehatan

    Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Batam dipaparkan berdasarkan

  • 6

    hasil pencapaian kegiatan, kondisi lingkungan strategis, sumber daya, dan

    pekembangan baru lainnya. Potensi dan permasalahan Pencegahan dan

    Pengendalian Penyakit akan menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan

    strategi Kementerian Kesehatan dalam bidang Pencegahan dan Pengendalian

    Penyakit.

    1. Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra

    Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB yang dilakukan merupakan upaya preventif

    terhadap penyakit potensial wabah. SKD KLB yang dilakukan sepanjang tahun

    2017 sebanyak 5 kali di 3 wilayah layanan Provinsi Riau, Jambi, dan Kepulauan

    Riau. Pada tahun 2017, BTKLPP Kelas I Batam melakukan verifikasi rumor KLB

    pada kasus sebagai berikut :

    1. KLB Campak di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi

    2. KLB Malaria di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

    3. KLB Keracunan Pangan di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

    4. KLB Diare di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau

    5. KLB Malaria di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

    Hasil Surveilans faktor risiko Kesehatan Lingkungan di Lingkungan Asrama haji

    menunjukkan bahwa pada masa pra embarkasi terdapat 1 sampel air bersih yang

    tidak memenuhi syarat secara mikrobiologi, sedangkan pemeriksaan secara kimia

    telah memenuhi syarat yang tertuang dalam PERMENKES NO

    416/MENKES/PER/IX/1990.

    Situasi khusus mudik lebaran, natal dan tahun baru merupakan situasi matra

    lapangan, saat mudik lebaran terjadi peningkatan pengunjung di terminal,

    pelabuhan dan bandara. Masih adanya makanan dan minuman yang tercemar

    oleh mikro bakteri seperti pada makanan E-coli dan nitrit. Untuk air minum masih

    ada yang terkontaminasi dengan E-coli dan pH dibawah standar. Faktor risiko

    lingkungan sangat berperan menimbulkan penyakit yang berpotensi

    KLB/Keracunan makanan selain air minum yang tercemar coliform juga tempat

    penyimpanan makanan yang semi terbuka, tempat sampah terbuka sehingga

    mengundang lalat sedangkan faktor risiko perilaku yang berperan adalah

    penjamah makanan tidak menggunakan sarung tangan, celemek dan penutup

  • 7

    kepala saat mengolah makanan serta semua responden belum pernah melakukan

    pemeriksaan kesehatan secara berkala. Hasil kajian analisis risiko air minum pada

    Depot Air Minum (DAM) di wilayah layanan BTKLPP Kelas I Batam yaitu di

    Provinsi Riau dan Jambi telah ditetapkan berdasarkan pemeriksaan langsung

    terhadap sampel yang diambil dan dianalisis di laboratorium BTKLPP Kelas I

    Batam pada umumnya banyak terdapat depot air minum yang belum memenuhi

    syarat baku mutu yang telah ditetapkan, hampir mencapai angka 98% terutama

    pada parameter uji kimia dan biologi baik di Provinsi Riau maupun Provinsi

    Jambi.

    Hasil kajian analisis risiko air minum PDAM disimpulkan bahwa hampir 95% tidak

    memenuhi baku mutu yang ditetapkan sehingga dibutuhkan pengolahan air bersih

    sebelum dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara layak dan baik. Ini didasarkan

    dari hasil pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan oleh BTKLPP Kelas I

    Batam terhadap parameter uji baik biologi, fisik maupun kimia

    Data dari Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Kepri, menunjukkan,

    pada periode Januari hingga Juni 2014 tercatat sebanyak 6.147 permohonan

    dokumen baru untuk kendaraan roda empat dan 28.366 permohonan dokumen

    baru untuk kendaraan roda dua. Saat ini sebanyak 579.867 unit kendaraan

    bermotor melintas di jalan-jalan Kota Batam dengan rincian 1.550 unit Bus, 9.544

    Jeep, 25.195 unit Sedan, 45.932 unit minibus, 481.058 Sepeda motor dan 16.588

    unit Truk. Hasil Kajian Risiko Lingkungan Daerah Padat Lalu Lintas Kota Batam

    Berdasarkan hasil pengambilan dan pengujian laboratorium didapatkan hasil dari

    10 lokasi pengambilan contoh uji maka hasilnya memenuhi Baku Mutu yang

    dipersyaratkan, kecuali parameter TSP. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

    terhadap parameter TSP, setelah mengetahui jumlah asupan maka dapat dihitung

    risiko kesehatan yang mungkin bagi polisi yang bertugas pada persimpangan jalan

    titik lokasi pengambilan contoh uji.

    Kajian tempat-tempat umum pemantauan kualitas udara dan kebisingan daerah

    perkantoran Kota Tanjungpinang disimpulkan bahwa pengukuran kebisingan yang

    telah dilakukan di 29 (dua puluh sembilan) ruang perkantoran di wilayah Kota

    Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan hasil yang masih di bawah

  • 8

    nilai ambang batas sebesar 85 dB(A). Masih banyak faktor-faktor yang

    menyebabkan kualitas udara dalam ruangan di ruangan-ruangan perkantoran di

    Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau yang kurang memenuhi syarat,

    terutama dalam hal ini penyumbang terbesarnya adalah asap rokok. Penyumbang

    terbesar debu yang kedua adalah serat/fiber yang dihasilkan dari karpet, gorden

    dan sofa di dalam ruangan.

    Kajian Pajanan Debu Akibat Transportasi Batu bara dan Analisis Faktor Risiko

    Lingkungan Serta Dampaknya Bagi Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Batang

    Hari Provinsi Jambi diperoleh hasil pemantauan kualitas udara ambien yang

    dilakukan di 3 (tiga) lokasi yaitu Desa Koto Buayo, Jl Gajah Mada Muara Bulian

    dan Depan Roda Baru untuk parameter gas masih berada dibawah baku mutu

    yang ditetapkan. Sedangkan untuk debu/TSP di 2 (dua) lokasi yaitu Desa Koto

    Buayo dan Jl Gajah Mada berada diatas baku mutu yang ditetapkan yaitu 230

    µg/nm3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 Tentang

    Pengendalian Udara.

    2. Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

    Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis di Kabupaten Lingga dari 186

    responden yang diambil sampel darahnya tidak ada ditemukan penderita yang

    terinfeksi mikrofilaria filariasis, sedangkan 295 responden yang diambil sediaan

    darah jari di Kabupaten Karimun 2 responden yang terinfeksi mikrofilaria filariasis.

    Spesies yang ditemukan yaitu Brugia malayi dan Wuchereria bancrofti. Mf Rate

    Kabupaten Karimun 0,66%.

    Hasil Kajian Faktor Risiko Lingkungan Penyakit Malaria yang dilakukan di Unit 6

    Kecematan Rimbo Bujang kabupaten Tebo ditemukan kepadatan jentik Anophes

    2 /cidukan didekat kolam-kolam yang tak teurus lagi, Pada survei darah jari

    ditemukan 2 responden positif malaria plasmodium falciparum. 48% pada

    masyarakat tidak mengetahui tentang penyakit malaria. Daerah ini menpunyai

    resiko penyakit malaria dengan ditemukannya vektor malaria di daerah Unit 6

    Kecamatan Rimbo Bujang dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

    malaria.

  • 9

    BTKLPP Kelas I Batam dalam melaksanakan fungsi surveilans faktor risiko

    penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium memiliki sarana

    prasarana Laboratorium Pengujian yang telah mendapatkan sertifikat re-akreditasi

    pada tanggal 26 Juli 2017 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) SNI ISO/IEC

    17025 : 2008 (ISO/IEC 17025:2005) dengan parameter pemeriksaan sebanyak 45

    parameter. Selain itu pada tanggal 6 September 2017 BTKLPP Kelas I Batam

    mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015 dengan ruang

    lingkup Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Berbasis

    Laboratorium Serta Pengembangan Model Dan Teknologi Pencegahan Penyakit.

    Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Batam Tahun 2015-2019 merupakan

    kelanjutan dari Rencana Aksi Kegiatan sebelumnya (2010-2014). Sesuai

    Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomo 2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan

    Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, BTKLPP Kelas I Batam melayani 3 (tiga)

    Provinsi yang meliputi Provinsi Kepulauan Riau, Riau, dan Jambi.

    Capaian kinerja BTKLPP Kelas I Batam tahun 2009-2014 diukur berdasarkan

    indikator kinerja BTKLPP Kelas I Batam. Adapun Indikator Kinerja Kegiatan

    BTKLPP Kelas I Batam Tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut:

    1. Peningkatan surveilans epidemiologi dengan :

    a. Persentase KLB yang direspon < 24 jam target 100%, realiasasi 100%.

    b. Persentase pengamatan faktor risiko penyakit potensial wabah, penyakit

    menular/tidak menular pada kabupaten/kota target 70%, realiasasi 70%.

    c. Persentase cakupan jejaring kerja dan kemitraan surveilans epidemiologi di

    wilayah kerja target 90%, realiasasi 100%.

    2. Peningkatan Kemampuan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) a. Jumlah kawasan kajian dan evaluasi dampak kesehatan lingkungan target

    40 kawasan, realisasi 46 kawasan.

    b. Persentase peningkatan kajian dan evaluasi pengendalian penyakit dan

    faktor risikonya target 60%, realisasi 125%.

    3. Peningkatan Pengembangan Teknologi dan Laboratorium (PTL)

  • 10

    a. Persentase peningkatan jumlah uji laboratorium penyakit potensial wabah,

    penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risikonya target 75%,

    realisasi 110%.

    b. Persentase peningkatan uji kendali mutu dan kalibrasi target 80%, realisasi

    129%.

    c. Jumlah jenis rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian

    penyakit dan penyehatan lingkungan target 10 jenis, realisasi 12 jenis.

    d. Jumlah parameter yang terakreditasi taget 58 parameter, realisasi 44

    parameter.

    4. Dukungan Administrasi dan Manajemen

    a. Persentase jumlah tenaga yang memiliki jabatan fungsional target 80%,

    realisasi 89%.

    b. Persentase kelengkapan laporan pengelolaan keuangan/perencanaan/BMN

    target 90%, realisasi 100%.

    c. Jumlah jenis penyelenggaraan pelatihan teknis Bidang PP dan PL target 12

    jenis, realisasi 12 jenis.

    Secara kumulatif indikator kinerja kegiatan tercapai 100%, namun ada beberapa

    indikator yang tidak tercapai pada tahun 2014. Indikator Jumlah parameter yang

    terakreditasi tidak tercapai dari target 58 item realisasi 44 item. Beberapa

    permasalahan yang menjadi penyebab tidak tercapainya indikator kinerja tersebut

    yaitu pada awal tahun 2014 BTKLPP Kelas I Batam pindah lokasi ke gedung baru,

    sehingga perlu menata ulang akomodasi, lingkungan dan peralatan untuk

    memenuhi persyaratan akreditasi, proses pengusulan penambahan parameter

    terakreditasi memerlukan kesiapan persyaratan yang cukup rumit dan waktu

    pengesahan yang lama, penetapan target tahunan parameter terakreditasi belum

    mempertimbangkan faktor periodisasi akreditasi.

    Walaupun secara kumulatif pencapaian indikator kinerja kegiatan sudah mencapai

    100% namun masih banyak terdapat kelemahan/ kekurangan terutama terhadap

    kualitas capaian indikator. Secara umum masih ada beberapa tantangan yang

    dihadapi antara lain :

  • 11

    1. Indikator Kinerja Kegiatan di Unit Pelaksana Teknisnya tidak secara langsung

    inline dengan Indikator kinerja Program Pencegahan dan Pengendalian

    Penyakit.

    2. Perlu peningkatan kemampuan pemeriksaan laboratorium bidang penyakit baik

    menular maupun tidak menular, melalui peningkatan kapasitas SDM dan

    sarana prasarana.

    3. Belum semua kab/kota wilayah layanan terfasilitasi kajian faktor risiko penyakit

    karena keterbatasan anggaran.

    4. Ketersediaan baseline data di wilayah layanan belum memadai, sehingga sulit

    untuk mendapatkan gambaran permasalahan daerah untuk dijadikan acuan

    perencanaan kegiatan mendatang.

    5. Perlu peningkatan jejaring dan kemitraan dengan wilayah layanan dalam

    rangka sinkronisasi kegiatan sesuai permasalahan di daerah.

  • 12

    BAB II

    VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

    II.1. Visi dan Misi

    Dalam Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Batam Tahun 2015 - 2019

    visi dan misi mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu

    “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

    Berlandaskan Gotongroyong”.

    Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:

    1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

    menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim

    dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

    2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

    berlandaskan negara hukum.

    3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

    sebagai negara maritim.

    4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan

    sejahtera.

    5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

    6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

    berbasiskan kepentingan nasional, serta

    7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

    Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA

    yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

    1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan

    memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

    2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

    pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

    3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

    desa dalam kerangka negara kesatuan.

  • 13

    4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

    hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

    5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

    6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

    7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

    strategis ekonomi domestik.

    8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

    9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

    Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya

    seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia

    Indonesia.

    Untuk mendukung misi Kementerian Kesehatan maka BTKLPP Kelas I Batam

    melaksanakan misi sebagai berikut :

    1) Pertama, Mengendalikan dampak kesehatan lingkungan dan faktor risiko

    dengan menerapkan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL ), melalui

    kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

    jejaring kerja dan kemitraan dalam pengelolaan dan pengendalian

    lingkungan terhadap potensi dampak yang timbul akibat kegiatan

    pembangunan.

    surveilans Faktor risiko lingkungan dan Penyakit akibat kegiatan

    pembangunan.

    Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan dan analisis risiko kesehatan

    lingkungan akibat kegiatan pembangunan.

    kajian terhadap hasil surveilans epidemiologi dan hasil pemantauan kualitas

    lingkungan serta pemetaan terhadap vektor penyakit serta memberikan

    solusi pemecahannya melalui pengendalian vektor terpadu.

    pengelolaan dan pengendalian terhadap penyakit yang berbasis lingkungan

    yang disebabkan oleh vektor dan binatang pembawa penyakit.

    2) Kedua, Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan Surveilans

    Epidemiologi dalam upaya kesiapsigaan serta respon cepat dalam

    penanggulangan KLB , Wabah / Bencana, melalui kegiatan sebagai berikut :

  • 14

    Peningkatan kegiatan dan jejaring kerja kemitraan lintas program / lintas

    sektor dengan instansi pemerintah dan swasta dalam kesiapsiagaan dan

    penanggulangan KLB / Wabah / Bencana.

    Meningkatkan kemampuan SDM dalam rangka kesiapsiagaan,

    kewaspadaan dini dan respon cepat serta fasilitasi penanggulangan KLB /

    Wabah / Bencana.

    Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan melalui pemberdayaan

    masyarakat sehingga terhindar dari pencemaran, risiko penyakit serta KLB /

    Wabah.

    Pengumpulan data dan pengamatan faktor risiko yang dapat

    mengakibatkan terjadinya KLB / Wabah / Bencana

    Pengambilan specimen dan pemeriksaan di laboratorium dengan baik dan

    benar sesuai dengan SOP dan memperhatikan aspek keselamatan dan

    kesehatan kerja (K3).

    Meningkatkan kemampuan pengelolaan logistik bantuan untuk Buffer Stock

    KLB / Wabah / Bencana dalam rangka kesiapsiagaan dan penangulangan.

    3) Ketiga, Menyelenggarakan pelayanan laboratorium dan penerapan teknologi

    tepat guna yang bermutu dan profesional, melalui kegiatan sebagai berikut :

    Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga teknis yang ada

    dengan mengikuti pelatihan-pelatihan teknis sesuai dengan kebutuhan dan

    kemampuan

    Peningkatan penyediaan bahan, media dan reagensia serta bahan

    penunjang untuk pelaksanaan kegiatan laboratorium dan penerapan

    teknologi tepat guna.

    Peningkatan mutu hasil pemeriksaan serta melengkapi kemampuan

    peralatan laboratorium kesehatan lingkungan, diagnostik dan kalibrasi

    Peningkatan kemampuan dan jangkauan pelayanan pemeriksaan

    Pelaksanaan Kalibrasi dan standarisasi peralatan laboratorium

    Meningkatkan mutu laboratorium dan pelayanan pelanggan dengan

    menerapkan menejemen mutu sesuai dengan ISO IEC – 17025:2008

    secara konsisten.

  • 15

    Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam pengambilan spesimen dan

    pemeriksaan di laboratorium.

    4) Keempat, Meningkatkan Jejaring Kerja Surveilans Epidemiologi dan

    Kerjasama Kemitraan, melalui kegiatan sebagai berikut :

    Peningkatan kegiatan dan jejaring kerja kemitraan lintas program/lintas

    sektor dengan instansi pemerintah dan swasta

    Kerjasama dalam melakukan pemantauan dan pemeriksaan kualitas

    kesehatan lingkungan dan surveilans epidemiologi penyakit dengan

    pemegang kawasan industri, asosiasi dan pariwisata, rumah sakit serta

    instansi terkait.

    Peningkatan jejaring kerja / networking antar laboratorium kesehatan

    Terciptanya MoU dengan lintas sektor, kawasan industri, pariwisata dan

    rumah sakit

    5) Kelima, Meningkatkan Profesionalisme dan kompetensi Sumber Daya

    manusia (SDM), melalui kegiatan sebagai berikut :

    Pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan administrasi.

    Peningkatan profesionalisme melalui magang di Instansi yang

    berkompeten.

    Peningkatan dan pemberian kesempatan mengikuti pendidikan melalui

    tugas belajar dan izin belajar.

    II.2. Tujuan

    Selaras dengan tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu : 1)

    meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap

    (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan

    finansial dibidang kesehatan.

    Peningkatan status kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada tujuan

    tersebut di atas, dilakukan pada semua rangkaian siklus kehidupan (life cycle),

    yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan

    kelompok lansia.

  • 16

    Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome).

    Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai

    adalah:

    1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP

    2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

    2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.

    3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

    4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan

    masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

    5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

    Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan

    perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan,

    maka ukuran yang akan dicapai adalah:

    1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan

    setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%

    2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80

    menjadi 8,00.

    Dukungan Ditjen PP dan PL terhadap Kementerian Kesehatan dalam

    meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta

    pembiayaan kegiatan promotif dan preventif diwujudkan dalam bentuk

    pelaksanaan pencapaian tujuan Ditjen PP dan PL yaitu terselenggaranya

    pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan secara berhasil-guna dan

    berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang

    setinggi-tingginya melalui :

    1. Pembinaan surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra.

    2. Pengendalian penyakit menular langsung.

    3. Pengendalian penyakit bersumber binatang

    4. Pengendalian penyakit tidak menular.

    5. Penyehatan lingkungan

    6. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program PP

    dan PL

  • 17

    II.3. Sasaran Strategis

    Sasaran Strategis yang akan dicapai BTKLPP Kelas I Batam dalam rangka

    meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan merupakan

    bagian sasaran strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

    Penyehatan Lingkungan yang tercantum dalam Rencana Aksi Program PP dan PL

    2015-2019.

    Adapun sasaran strategis BTKLPP Kelas I Batam dalam rangka pengendalian

    penyakit dan penyehatan lingkungan ditandai dengan :

    1. Jumlah Kegiatan Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan

    Penyehatan Lingkungan berbasis Laboratorium sebanyak 37 laporan.

    2. Persentase signal SKD dan KLB, Bencana, wabah, dan kondisi matra lain

    yang direspon < 24 jam sebanyak 100 persen.

    3. Jumlah advokasi atau jejaring kemitraan surveilans faktor risiko Penyakit atau

    penyehatan Lingkungan atau penguatan laboratorium sebanyak 33 advokasi

    atau jejaring.

    4. Jumlah Pengujian Laboratorium dan Kalibrasi sebanyak 9000 pengujian.

    5. Jumlah Model atau Teknologi Tepat Guna bidang PP dan PL yang dihasilkan

    sebanyak 10 model atau teknologi.

    6. Jumlah SDM terlatih Bidang PP dan PL sebanyak 60 orang.

    7. Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi

    sebanyak 3 paket.

  • 18

    BAB III

    ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

    III.1. Arah Kebijakan

    Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019

    merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang

    Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran,

    kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

    kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud melalui terciptanya

    masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang

    hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk

    menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta

    memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik

    lndonesia.

    Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah

    meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan dengan

    meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi,

    menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.

    Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi

    pembangunan kesehatan 2005- 2025 adalah: 1) pembangunan nasional

    berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah;

    3)pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan

    dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan 5) penanggulangan

    keadaan darurat kesehatan.

    Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan

    derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

    pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan

    pemeratan pelayanan kesehatan.

    Sasaran PP dan PL dalam sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN 2015-

    2019 sebagai berikut:

  • 19

    Indikator Status Awal Target 2019

    Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

    a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk

    297 (2013) 245

    b. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014)

  • 20

    7. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit

    dan penyehatan lingkungan;

    8. Peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan

    sanitasi yang layak dan perilaku hygiene; dan

    9. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam

    pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

    10. Pelayanan kesehatan jiwa;

    Arah kebijakan dan strategi BTKLPP Kelas I Batam didasarkan pada arah

    kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis

    Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Program Ditjen PP dan PL 2015-2019.

    Arah kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada tiga hal penting yakni:

    1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)

    Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah melalui 4

    jenis upaya yaitu:

    a. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat.

    b. Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat

    c. Melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan.

    d. Memantau dan mendorong pembangunan benwawasan kesehatan.

    2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care)

    Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan

    keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu,

    bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.

    3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan

    Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada

    bayi, balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin,

    kelompokkelompok berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan,

    kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan.

    Arah kebijakan kementerian kesehatan tersebut dioperasionalisasikan dalam

    bentuk arah Kebijakan Eselon I Ditjen PP dan PL yakni :

  • 21

    1. Peningkatan surveilans faktor risiko epidemiologi dan penyakit;

    2. Peningkatan perlindungan kelompok berisiko;

    3. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian faktor risiko

    lingkungan;

    4. Penatalaksanaan epidemiologi kasus dan pemutusan rantai penularan;

    5. Pencegahan dan penanggulangan KLB/wabah termasuk yang berdimensi

    Internasional;

    6. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit

    dan penyehatan lingkungan;

    7. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat;

    8. Peningkatan keterpaduan program promotif dan preventif dalam pengendalian

    penyakit dan penyehatan lingkungan.

    Kelompok sasaran strategis pada upaya strategi kementerian kesehatan tahun

    2015-2019 salah satunya adalah meningkatkan pengendalian penyakit yang

    meliputi:

    1. Pengendalian penyakit menular

    Peran BTKLPP Kelas I Batam dalam rangka peningkatan mutu

    penyelenggaraan penanggulangan penyakit menular adalah melalui

    peningkatan surveilans atau kajian faktor risiko penyakit menular yang

    difokuskan pada :

    a. Masyarakat di wilayah layanan terlindungi dari penyakit menular.

    b. Seluruh wilayah layanan yang endemis, rawan bencana, potensial KLB/

    wabah/ KKM .

    Strategi yang yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut antara lain :

    a. Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit menular berbasis

    laboratorium;

    b. Melaksanakan advokasi dan fasilitasi kejadiian luar biasa, wabah dan

    bencana di wilayah layanan;

    c. Melaksanakan kajian dan diseminasi informasi pengendalian penyakit

    menular;

    d. Pengembangan laboratorium pengendalian penyakit menular;

    e. Meningkatkan serta mengembangkan model dan teknologi tepat guna;

  • 22

    f. Melaksanakan kemitraan dan jejaring kerja program pengendalian penyakit

    menular;

    g. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit

    menular seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium.

    2. Pengendalian penyakit tidak menular

    Peran BTKLPP Kelas I Batam untuk penyakit tidak menular melalui

    peningkatan surveilans atau kajian faktor risiko penyakit tidak menular berbasis

    laboratorium difokuskan pada masyarakat di wilayah layanan.

    Strategi yang yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut antara lain :

    a. Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit tidak menular berbasis

    laboratorium;

    b. Melaksanakan advokasi pengendalian penyakit tidak menular;

    c. Melaksanakan kajian dan diseminasi informasi pengendalian penyakit tidak

    menular;

    d. Pengembangan laboratorium pengendalian penyakit tidak menular;

    e. Melaksanakan kemitraan dan jejaring kerja program pengendalian penyakit

    tidak menular;

    f. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit

    tidak menular.

    III.2. Strategi

    Dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, diperlukan strategi pencapaian

    berdasarkan arah kebijakan yang diambil, yaitu:

    a. Meningkatkan jejaring kerja dan kemitraan, baik dengan instansi

    pemerintah maupun swasta.

    b. Meningkatkan komunikasi, advokasi, dan diseminasi informasi.

    c. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi.

    d. Meningkatkan jaringan informasi.

    e. Meningkatkan kemampuan analisis situasi, resiko, kecenderungan,

    pemetaan serta respon cepat.

  • 23

    f. Meningkatkan kemampuan dalam pengamatan dan analisis faktor risiko

    lingkungan memalui Analisis Faktor Risiko Lingkungan melalui ARKL,

    analisis potensial dampak, serta pemetaan hasil kajian.

    g. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.

    h. Meningkatkan profesionalisme SDM.

    i. Meningkatkan dukungan pembinaan karier pegawai melalui jenjang

    fungsional.

    j. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan layanan prima.

  • 24

    BAB IV

    RENCANA KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

    Sasaran Program PP dan PL dalam Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I

    Batam sebagai implementasi dari Indikator Kinerja Program, Indikator Kinerja

    Kegiatan Direktorat PP dan PL serta Rencana Aksi Program PP dan PL adalah

    meningkatkan surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan kesehatan

    lingkungan berbasis laboratorium di wilayah layanan dengan indikator sebagai

    berikut:

    1. Jumlah kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan

    lingkungan berbasis Laboratorium

    Pokok - pokok kegiatan antara lain :

    a. Melaksanakan kajian epidemiologi /faktor risiko penyakit menular berbasis

    laboratorium;

    b. Melaksanakan kajian epidemiologi /faktor risiko penyakit tidak menular

    berbasis laboratorium;

    c. Melaksanakan kajian epidemiologi/surveilans faktor risiko Kedaruratan

    kesehatan masyarakat (KKM) dan kesehatan matra

    d. Melaksanakan kajian lingkungan fisik, kimia dan biologi yang diperkirakan

    menimbulkan potensi risiko dan dampak terhadap kesehatan masyarakat;

    e. Melaksanakan kajian analisis dampak lingkungan dibidang pengendalian

    penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra.

    2. Jumlah respon signal SKD dan KLB, Bencana, Wabah, dan Kondisi Matra Lain

    Pokok - pokok kegiatan yang dilakukan antara lain :

    a. Mengembangkan kemampuan respon cepat terhadap KLB dengan

    konfirmasi laboratorium;

    b. Melaksanakan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB

    c. Melaksanakan respon cepat terhadap pencemaran lingkungan dari

    informasi yang diterima baik instansi maupun masyarakat.

    d. Melaksanakan pemetaan faktor risiko, vektor, patogenitas dan

    serosurveilans penyakit menular serta keracunan pangan.

  • 25

    e. Melaksanakan diseminasi informasi dan advokasi secara berkala kepada

    lintas program dan lintas sektor terkait;

    f. Menguatkan komunikasi efektif, jejaring dan kemitraan dengan lintas

    program, lintas sektor, akademisi dan organisasi profesi bidang surveilans

    epidemiologi dan kesehatan lingkungan.

    3. Jumlah advokasi / jejaring kemitraan surveilans faktor risiko Penyakit /

    penyehatan lingkungan / penguatan laboratorium.

    Pokok-pokok kegiatan antara lain :

    a. Melaksanakan diseminasi informasi dan advokasi secara berkala kepada

    lintas program dan lintas sektor terkait;

    b. Menguatkan komunikasi efektif, jejaring dan kemitraan dengan lintas

    program, lintas sektor akademisi dan organisasi profesi bidang surveilans

    epidemiologi dan kesehatan lingkungan.

    4. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi

    Pokok -pokok kegiatan antara lain :

    a. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium;

    b. Melaksanakan uji mutu;

    c. Melaksanakan kalibrasi;

    d. Pengembangan pemeriksaan laboratorium.

    e. Menyiapkan jenis media dan regensia untuk mitra kerja dan kebutuhan

    kajian;

    f. Menyediakan peralatan esensial yang dibutuhkan untuk menunjang tugas

    pokok dan fungsi;

    g. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kelancaran kegiatan

    laboratorium.

    5. Jumlah model atau Teknologi Tepat Guna (TTG) bidang PP dan PL yang

    dihasilkan

    Pokok-pokok kegiatan antara lain :

    a. Membuat design teknologi tepat guna (TTG) pengendalian penyakit dan

    penyehatan lingkungan;

  • 26

    b. Menerapkan, mengembangkan model teknologi maupun metodologi bidang

    kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit;

    c. Melakukan pengujian terhadap teknologi yang diterapkan;

    d. Melaksanakan jejaring kerja dan kemitraan bidang pengembangan teknologi

    5. Jumlah SDM terlatih Bidang PP dan PL

    Pokok-pokok kegiatan antara lain :

    a. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan/magang di bidang surveilans

    epidemiologi;

    b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan/magang di bidang analisis dan

    dampak kesehatan lingkungan;

    c. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan/magang di bidang pengembangan

    teknologi dan laboratorium bidang pengendalian penyakit, kesehatan

    lingkungan dan kesehatan matra;

    d. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan/magang di bidang manajemen

    dalam rangka tata kelola pemerintah yang baik;

    e. Meningkatkan kualitas pemeriksaan laboratorium melalui peningkatan

    kapasitas petugas laboratorium.

    7. Jumlah Peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi

    Pokok-pokok kegiatan antara lain :

    a. Meningkatnya peralatan penunjang tupoksi

    b. Meningkatnya fasilitas pendukung perkantoran

    c. Menerapkan manajemen pengelolaan data dan informasi

  • 27

    Indikator Kinerja dan Target BTKLPP Kelas I Batam Tahun 2015-2019 sebagai berikut :

    NO

    SASARAN INDIKATOR KINERJA KEGIATANSATKER

    DIFINISI OPERSIONAL Satuan

    TARGET CAPAIAN

    2015 2016 2017 2018 2019

    1

    Meningkatkan surveilans atau kajian Faktor risiko penyakit dan kesehatan lingkungan berbasis laboratorium di wilayah layanan

    Jumlah Kegiatan Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan berbasis Laboratorium

    Jumlah laporan hasil Kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorim baik analisis dampak kesehatan lingkungan, Surveilans Epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium dalam 1 tahun.

    Jumlah laporan 22 27 24 34 37

    2 Persentase respon KLB/Bencana/Wabah/ Pencemaran di wilayah layanan < 24 Jam

    Jumlah fasilitasi respon KLB/Bencana/Wabah/ Pencemaran yang terjadi di wilayah layanan < 24 jam dibagi jumlah kejadian KLB/Bencana/Pencemaran yang dilaporkan dikali 100 persen dalam 1 tahun

    Persentase respon

    100 100 100 100 100

    3 Jumlah advokasi atau jejaring kemitraan surveilans faktor risiko Penyakit atau penyehatan Lingkungan atau penguatan laboratorium

    Jumlah pertemuan baik yang diselenggarakan maupun yang dihadiri atau penyebarluasan informasi tentang surveilans faktor risiko penyakit atau penyehatan lingkungan atau penguatan laboratorium dalam 1 tahun.

    Jumlah Advokasi atau

    Jejaring 21 24 27 30 33

    4 Jumlah Pengujian Laboratorium dan Kalibrasi

    Jumlah Laporan Hasil Uji laboratorium dan kalibrasi dalam rangka pengendalian faktor risiko lingkungan dan faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular, tidak menular dalam kurun waktu 1 tahun

    Jumlah Pengujian

    5000 5500 6500 7500 9000

    5 Jumlah Model atau Teknologi Tepat Guna bidang PP dan PL yang dihasilkan

    Jumlah Model dan atau Teknologi Tepat Guna bidang PP dan PL yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun Jumlah Model

    atau Teknologi 4 4 6 8 10

    6 Jumlah SDM terlatih Bidang PP dan PL

    Jumlah SDM terlatih baik internal atau eksternal yang mengikuti pendidikan/pelatihan/magang di B/BTKLPP dalam waktu 1 tahun

    orang 30 40 50 55 60

    7 Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi

    Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi dalam waktu 1 tahun. (3 paket terdiri atas: bahan, alat teknis, sarana prasarana)

    paket 3 3 3 3 3

  • 28

    Indikator Kinerja dengan pendanaan/pembiayaan BTKLPP Kelas I Batam Tahun 2015-2019 sebagai berikut :

    NO

    SASARAN INDIKATOR KINERJA KEGIATANSATKER

    DIFINISI OPERSIONAL Satuan

    TARGET PENDANAAN

    2015 2016 2017 2018 2019

    1

    Meningkatkan surveilans atau kajian Faktor risiko penyakit dan kesehatan lingkungan berbasis laboratorium di wilayah layanan

    Jumlah Kegiatan Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan berbasis Laboratorium

    Jumlah laporan hasil Kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorim baik analisis dampak kesehatan lingkungan, Surveilans Epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium dalam 1 tahun.

    Jumlah laporan

    1.575.095 2.205.133 3.087.186 4.322.061 6.050.885

    2 Persentase respon KLB/Bencana/Wabah/ Pencemaran di wilayah layanan < 24 Jam

    Jumlah fasilitasi respon KLB/Bencana/Wabah/ Pencemaran yang terjadi di wilayah layanan < 24 jam dibagi jumlah kejadian KLB/Bencana/Pencemaran yang dilaporkan dikali 100 persen dalam 1 tahun

    Jumlah respon

    429.116 600.762 841.066 1.177.494 1.648.491

    3 Jumlah advokasi atau jejaring kemitraan surveilans faktor risiko Penyakit atau penyehatan Lingkungan atau penguatan laboratorium

    Jumlah pertemuan baik yang diselenggarakan maupun yang dihadiri atau penyebarluasan informasi tentang surveilans faktor risiko penyakit atau penyehatan lingkungan atau penguatan laboratorium dalam 1 tahun.

    Jumlah Advokasi

    atau Jejaring

    49.576 69.406 97168 136.036 190.450

    4 Jumlah Pengujian Laboratorium dan Kalibrasi

    Jumlah Laporan Hasil Uji laboratorium dan kalibrasi dalam rangka pengendalian faktor risiko lingkungan dan faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular, tidak menular dalam kurun waktu 1 tahun

    Jumlah Pengujian

    938.865 1.314.411 1.840.175 2.576.246 3.606.744

    5 Jumlah Model atau Teknologi Tepat Guna bidang PP dan PL yang dihasilkan

    Jumlah Model dan atau Teknologi Tepat Guna bidang PP dan PL yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun

    Jumlah Model atau

    Teknologi

    186.798 261.517 366.123 512.573 717.603

    6 Jumlah SDM terlatih Bidang PP dan PL

    Jumlah SDM terlatih baik internal atau eksternal yang mengikuti pendidikan/pelatihan/magang di B/BTKLPP dalam waktu 1 tahun

    orang 306.236 428.730 600.222 840.311 1.176.435

    7 Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi

    Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi dalam waktu 1 tahun. (3 paket terdiri atas: bahan, alat teknis, sarana prasarana)

    paket 10.733.101 15.026.341 21.036.877 29.451.628 41.232.279

    14.218.787 19.906.300 27.868.820 39.016.348 54.622.887

  • 29

    BAB V

    PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN

    1. Pemantauan

    Pemantauan setiap indikator kinerja dilakukan oleh masing-masing seksi dan

    subbag TU setiap triwulan. Dari hasil pemantauan dapat diketahui sejauh

    mana progres pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan.

    Pemantauan dilakukan mengukur capaian target indikator dengan cara

    perhitungan sesuai tabel di bawah ini :

    NO

    SASARAN INDIKATOR KINERJA KEGIATANSATKER

    DIFINISI OPERSIONAL RUMUS SATUAN

    1

    Meningkatkan surveilans atau kajian Faktor risiko penyakit dan kesehatan lingkungan berbasis laboratorium di wilayah layanan

    Jumlah Kegiatan Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan berbasis Laboratorium

    Jumlah laporan hasil Kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorim baik analisis dampak kesehatan lingkungan, Surveilans Epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium dalam 1 tahun.

    ∑ laporan per

    kegiatan

    Jumlah laporan

    2 Persentase respon KLB/Bencana/Wabah/ Pencemaran di wilayah layanan < 24 Jam

    Jumlah fasilitasi respon KLB/Bencana/Wabah/ Pencemaran yang terjadi di wilayah layanan < 24 jam dibagi jumlah kejadian KLB/Bencana/Pencemaran yang dilaporkan dikali 100 persen dalam 1 tahun

    % KLB=

    (∑ kasus KLB yang direspon : ∑ kasus KLB yang dilaporkan) x 100%

    Persentase respon

    3 Jumlah advokasi atau jejaring kemitraan surveilans faktor risiko Penyakit atau penyehatan Lingkungan atau penguatan laboratorium

    Jumlah pertemuan baik yang diselenggarakan maupun yang dihadiri atau penyebarluasan informasi tentang surveilans faktor risiko penyakit atau penyehatan lingkungan atau penguatan laboratorium dalam 1 tahun.

    ∑ jejaring /advokasi

    Jumlah Advokasi

    atau Jejaring

    4 Jumlah Pengujian Laboratorium dan Kalibrasi

    Jumlah Laporan Hasil Uji laboratorium dan kalibrasi dalam rangka pengendalian faktor risiko lingkungan dan faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular, tidak menular dalam kurun waktu 1 tahun

    ∑ sertifikat hasil uji

    Jumlah Pengujian

    5 Jumlah Model atau Teknologi Tepat Guna bidang PP dan PL yang dihasilkan

    Jumlah Model dan atau Teknologi Tepat Guna bidang PP dan PL yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun

    ∑ TTG

    Jumlah Model atau

    Teknologi

    6 Jumlah SDM terlatih Bidang PP dan PL

    Jumlah SDM terlatih baik internal atau eksternal yang mengikuti pendidikan/pelatihan/magang di B/BTKLPP dalam waktu 1 tahun

    ∑ SDM yang

    dilatih orang

    7 Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi

    Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional yang dipenuhi dalam waktu 1 tahun. (3 paket terdiri atas: bahan, alat teknis, sarana prasarana)

    ∑ sarana penunjan

    g paket

  • 30

    2. Pelaporan

    Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh satuan kerja sebagai bentuk

    akuntabilitas kinerja sesuai dengan Permenpan No.53 Tahun 2014 tentang

    Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan atau

    cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.

    Pada dasarnya laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang

    menyusun perjanjian kinerja dan menyajikan informasi tentang :

    a. Uraian singkat organisasi;

    b. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan;

    c. Pengukuran kinerja;

    d. Evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil

    program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis

    ini juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber daya.

    Sistematika laporan yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan

    Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

    kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

    issued) yang sedang dihadapi organisasi.

    Bab II Perencanaan Kinerja

    Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

    bersangkutan.

    Bab III Akuntabilitas Kinerja/ Capaian Kinerja Organisasi

    Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

    pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil

    pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

    strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

    1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

    2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini

    dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

  • 31

    3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

    target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan

    strategis organisasi;

    4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional

    (jika ada);

    5. Analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan atau peningkatan/

    penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

    6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

    7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun

    kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

    8. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang

    digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja

    organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

    Bab IV Penutup

    Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi

    serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

    meningkatkan kinerjanya.

    Lampiran: 1) Perjanjian Kinerja 2) Lain-lain yang dianggap perlu

  • 32

    BAB VI

    PENUTUP

    Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Batam Tahun 2015-2019 ini disusun

    untuk dijadikan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penialaian upaya

    pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di BTKLPP Batam dalam

    kurun waktu lima tahun ke depan. Dengan demikian, BTKLPP Kelas I Batam

    sebagai Unit Pelaksana Teknis Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehan RI

    mempunyai target kinerja yang telah ditetapkan dan akan dievaluasi pada

    pertengahan periode dan akhir periode 5 tahun (2019) sesuai ketentuan yang

    berlaku.

    Jika dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Rencana Aksi Kegiatan

    BTKLPP Kelas I Batam 2015-2019, maka akan dilakukan penyempurnaan

    sebagaimana mestinya.