KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Pangan... · memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dokumen...
Transcript of KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Pangan... · memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dokumen...
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dokumen
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian Di Kabupaten
Siak Propinsi Riau Tahun 2017-2021 dapat selesai
penyusunannya. Dokumen ini berisikan rencana Pemerintah
Kabupaten Siak dalam rangka pembangunan pertanian
berdasarkan pembagian kawasan pertanian yang tersebar
pada 14 (empat belas) kecamatan di Kabupaten Siak.
Pengembangan Kawasan Pertanian ini Insya Allah akan dilaksanakan pada
Tahun 2017 – 2021 dengan didukung melalui beberapa program baik itu program
dan kegiatan dengan sumber dana APBD II Kabupaten Siak, APBD I Propinsi Riau
maupun dari APBN Pusat. Pengembangan Kawasan Pertanian yang telah disusun ini
meliputi Kawasan Tanaman Pangan dan Kawasan Hortikultura.
Pelaksanaan Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian di Kabupaten
Siak Propinsi Riau bisa mencapai keberhasilan jika didukung oleh semua pihak.
Dukungan dapat berupa kesiapan perencanaan, anggaran yang tersedia sampai
dengan tahap pelaksanaan sesuai dengan program dan kegiatan yang sudah
direncanakan pada dokumen Renstra SKPD Tahun 2016-2021.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas
partisipasinya, dengan harapan pembangunan pertanian di Kabupaten Siak dapat
terus ditingkatkan. Amin Ya Rabbal Alamin.
Siak Sri Indrapura, Februari 2017
KEPALA DINAS
Ir. Hj. ROBIATI, MP NIP. 19650325 199302 2 001
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR LAMPIRAN iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR v DAFTAR FOTO vi I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran 5 1.3 Dasar Hukum 6
II. RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN 9
2.1 Sasaran Program dan Kegiatan 9 a. Program dan Kegiatan Tahun 2017-2021 9 b. Sasaran Program dan Kegiatan Tahun 2017-2021 11 c. Strategi Umum Pengembangan Kawasan 12 d. Kebijakan Pendukung 18 2.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan 19 a. Lokasi (Kec/desa) 19 b. Waktu 21 c. Satker Pelaksana 21 d. Rencana Pembiayaan 21 2.3 Indikator Output dan Outcome 22 III. MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN 24
3.1 Koordinasi Implementasi Kawasan 24
a. Konsep Pengembangan Kawasan Pertanian 24 b. Kawasan Pertanian Berdasarkan Kelompok Komoditas 34 c. Sumber Pembiayaan Pengembangan Kawasan 41 d. Implementasi Action Plan Pengembangan Kawasan
Pertanian Di Kabupaten Siak 42
3.2 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 53
a. Monitoring dan evaluasi 53 b. Pelaporan 54 c. Pembiayaan 56 IV. PENUTUP 57
LAMPIRAN 58
ii
DAFTAR LAMPIRAN (1) Hal.
1. Design Proses Penyusunan Matriks Rencana Aksi berbasis Bottom Up Planning
58
2. Analisis Permasalahan 59 3. Analisis Tujuan 60 4. Analisis Alternatif 61 5. Analisis Peran 62 6. Rekapitulasi Matrik Rencana Aksi Kawasan Pertanian Kabupaten
Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD II, APBN dan APBD I. 63
7. Rekapitulasi Matrik Rencana Aksi melalui Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Bidang Pertanian SKPD Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD II
64
8. Matrik Rencana Aksi melalui Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Bidang Pertanian SKPD Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBN
65
9. Matrik Rencana Aksi melalui Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Bidang Pertanian SKPD Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD I
68
10. Kawasan Pertanian Padi Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
71
11. Pengembangan Kawasan Pertanian Palawija Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
74
12. Pengembangan Kawasan Pertanian Buah-Buahan Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
76
13. Pengembangan Kawasan Pertanian Sayur-Sayuran Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
78
14. Peta Global Sebaran Sawah Kabupaten Siak (Lahan Pangan Berkelanjutan
82
15.1 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Buantan Lestari) 83 15.2 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Bungaraya) 84 15.3 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Jati Baru) 85 15.4 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Jayapura) 86
15.5 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Kemuning Muda) 87 15.6 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Langsat Permai) 88
15.7 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Tuah Indrapura) 89 15.8 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Dayang Suri) 90
16.1 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Belading) 91 16.2 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Selat Guntung) 92 16.3 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Bandar Pedada) 93 16.4 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Laksamana) 94 16.5 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Sungai Tengah) 95 16.6 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Rempak) 96
iii
DAFTAR LAMPIRAN (2) Hal. 17.1 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Lubuk Jering) 58 17.2 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Muara Bungkal) 59 17.3 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Olak) 60 17.4 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Teluk Lancang) 61 17.5 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Muara Kelantan) 62
18.1 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kel. Sungai Apit) 63 18.2 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Parit I/II) 64 18.3 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Harapan) 65 18.4 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Teluk Lanus) 68 18.5 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Teluk Masjid) 71
19. Peta Sawah Kecamatan Pusako (Kp. Perincit) 74
iv
DAFTAR TABEL Hal.
1. Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Siak Tahun
2015
15
2. 3.
Kelembagaan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2015 Kelas Kemampuan Kelompok Tani Kabupaten Siak Tahun 2015
16 17
4.
5.
6.
7.
Rekapitulasi Bantuan Pupuk Bersubsidi berdasarkan Sumber Dana di Kabupaten Siak Tahun 2015 Target Tanam Kawasan Pengembangan 13 Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Siak Provinsi Riau Tahun 2017-2021 Kebijakan Alokasi Kawasan Pengembangan 10 Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Riau Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak
19
23
27
28 8. 9.
10.
Ciri-ciri Kawasan Pertanian menurut Tahapan Perkembangannya Tipe kawasan, kriteria dan orientasi penguatan kawasan tanaman pangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Siak
33 34
36
v
DAFTAR GAMBAR Hal.
1. Diagram Kawasan Pertanian di Kabupaten Siak 3 2. Design Proses Penyusunan Matriks Rencana Aksi berbasis Bottom Up
Planning 4
3. Logical Framework Program dan Kegiatan Unggulan Tahun 2017-2021 10 4. Metode Penentuan Lokasi dan Komoditas 20 5. Diagram Kawasan Pertanian Padi di Kabupaten Siak 35 6. Diagram Kawasan Pertanian Palawija di Kabupaten Siak 37 7. Diagram Kawasan Pertanian Sayur-sayuran di Kabupaten Siak 40 8. Diagram Kawasan Pertanian Buah-buahan di Kabupaten Siak 40 9. Bagan Sumber Pendanaan Pemerintah Kabupaten Siak untuk
Mendukung Pengembangan Kawasan Pertanian Tahun 2017-2021 41
10. Bagan Arah dan Tahapan Pengembangan Kawasan Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
42
11. Proses Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan 43 12. Alur Pikir Peningkatan Produksi Beras Kabupaten Siak Tahun 2021 44
vi
DAFTAR FOTO Hal.
1. Penandatanganan Perjanjian Kinerja Pencapaian Produksi Kegiatan UPSUS Pajale Di Kabupaten Siak oleh Dandim TNI Siak, Kepala Dinas Pertanian, Camat dan Kepala UPTD disaksikan oleh Bupati Siak Bpk. Ir. H. Syamsuar, M.Si.
23
2. Bupati Siak Bpk. Syamsuar bersama Kadis Pertanian Kabupaten Siak Ibu Robiati, Kapolsek Siak, Kadis Pekerjaan Umum Pengairan serta Dandim TNI Siak melakukan tanam perdana padi di Kecamatan Sabak Auh
47
3. Foto Bantuan Power Thresher (Mesin Perontok Padi) kegiatan Pengadaan Mesin Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura.
48
4. Bantuan alsintan berupa Paddy Transplanter (Alat Tanam Padi) untuk Petani Kecamatan Sungai Mandau
48
5. Bupati Siak meresmikan Pompanisasi Daerah Irigasi Rawa Rempak Belading Kecamatan Sabak Auh
49
6. Kadis Pertanian Kabupaten Siak Ibu Robiati melakukan Panen Bawang Perdana di Kecamatan Koto Gasib bersama Camat Koto Gasib, Kepala UPTD Koto Gasib, serta PNS Lingkup Pertanian Kabupaten Siak.
51
7. Wakil Bupati Siak Bpk. Alfedri bersama Kadis Pertanian Kabupaten Siak Ibu Robiati melakukan Panen Perdana Cabe Rawit di Kecamatan Koto Gasib
51
8. Prajurit TNI Kabupaten Siak sedang melakukan penyemprotan hama bersama masyarakat di Lahan Sawah kec. Bungaraya.
56
vii
vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sasaran pembangunan pertanian ke depan perlu disesuaikan terkait dengan
cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna
mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan
mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan
paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP 2015-2045, maka sasaran strategis
Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 adalah (1) Pencapaian swasembada
padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan daging, (2)
peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah dan
berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan
bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani,
serta (6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik.
Dengan sasaran strategis tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun
dan melaksanakan 7 Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk
Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi (1) peningkatan ketersediaan dan
pemanfaatan lahan, (2) peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, (3)
pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan
petani, (5) pengembangan dan penguatan pembiayaan, (6) pengembangan dan
penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7) penguatan jaringan pasar produk
pertanian.
Arah kebijakan dan strategi pembangunan pertanian dengan pendekatan
pengembangan kawasan pertanian dimaksudkan untuk menjamin ketahanan
pangan nasional, pengembangan dan penyediaan bahan baku agroindustri , serta
penyediaan bahan bakar nabati. Disamping itu, pengembangan kawasan pertanian
juga dimaksudkan untuk mendukung pengembangan kawasan perbatasan dan
daerah tertinggal serta mendukung keterkaitan pembangunan antara desa dan
kota.
Adapun permasalahan manajemen pembangunan pertanian di Kabupaten
Siak yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan kinerja membutuhkan pedoman penyelenggaraan yang dapat menjadi
1
acuan bersama dalam menyelaraskan arah kebijakan pembangunan nasional dan
daerah khususnya Kabupaten Siak dengan aspirasi perencanaan masyarakat serta
menggalang dukungan komitmen antar instansi lintas sektor, wilayah dan jenjang
pemerintahan.
Berdasarkan latar belakang diatas, dibutuhkan adanya penyusunan Action
Plan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021. Dengan adanya
Action Plan ini diharapkan adanya keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan
kebijakan, program dan kegiatan baik itu keterpaduan dengan RPJMN, Renstra
Dinas Pertanian Propinsi Riau, RPJMD Kabupaten Siak maupun Renstra Dinas
Pertanian Kabupaten Siak.
Rencana aksi adalah dokumen perencanaan di tingkat kabupaten/kota
yang penyusunannya mengacu pada road map dari master plan yang telah disusun
di tingkat provinsi.
Analisis master plan bersifat analisis konsepsional yang bersifat indikatif
dan sarat dengan analisis kuantitatif analisis rencana aksi lebih bersifat analisis
imperatif/ implementatif sebagai penajaman indikasi program dan kegiatannya
telah dirumuskan di dalam master plan.
Hasil analisis di dalam master plan terhadap skenario kunci dari kebijakan,
strategi, tujuan, program dan tahapan yang akan dicapai diartikan sebagai analisis
road map.
Hasil analisis road map ini selanjutnya digambarkan dalam suatu ringkasan
berbentuk simulasi matrik atau bagan/skema dalam dimensi waktu dan garis
besar tahapan proses pencapaiannya.
Road map secara tegas menggambarkan kondisi awal dan kondisi akhir
yang diinginkan dalam besaran spesifik yang mencirikan status kawasan
(penumbuhan, pengembangan atau pemantapan) di masing-masing
kabupaten/kota.
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian Di Kabupaten Siak Propinsi
Riau Tahun 2017-2021 merupakan dokumen perencanaan pengembangan kawasan
Pertanian di Kabupaten Siak yang penyusunannya mengacu pada road map dari
Master Plan yang telah disusun di tingkat provinsi (Provinsi Riau).
2
Kawasan Pertanian di Kabupaten Siak seluas 11.421 ha berdasarkan jenis
komoditi terbagi dalam 2 (dua) kawasan yaitu :
1. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan seluas 8.686 ha (Padi 8.028 ha, Palawija
(jagung dan ubi kayu) seluas 658 ha)
2. Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura seluas 2.735 ha (Sayur-sayuran
(cabai dan bawang merah) seluas 527 ha, Buah-buahan (nenas, durian, Jambu
Biji, Manggis, Jambu air, Pepaya, Salak dan Semangka) seluas 2.208 ha)
Gambar 1. Diagram Kawasan Pertanian di Kabupaten Siak
Pembagian kawasan ini tersebar pada 14 kecamatan dengan komoditi
unggulan yang berbeda setiap kecamatan, pembagian komoditi unggulan didsarkan
pada Komoditi Unggulan Nasional, Komoditi Unggulan Propinsi dan Komoditi
Unggulan Daerah Kabupaten Siak.
Secara garis besar kerangka analisis rencana aksi terbagi ke dalam lima
bagian besar, yaitu:
(1) analisis pemilihan jenis sub kegiatan atau komponen kegiatan,
(2) analisis pemilihan lokasi kegiatan
(3) analisis pemilihan calon penerima manfaat kegiatan dan satuan kerja pelaksana
(4) analisis penyusunan anggaran pembiayaan
(5) analisis penyusunan indikator
Beberapa tahapan dan Proses Penyusunan Rencana Aksi yaitu :
1. Membentuk tim penyusun rencana aksi dengan melibatkan aparat teknis di
Kecamatan (biasanya KCD/PPL) SK Kepala Bappeda atau Kepala SKPD
lingkup pertanian.
3
Design Proses Penyusunan Matriks Rencana Aksi berbasis Bottom Up Planning
Kegiatan
Pembiayaan
Proposal
RPTP/RDHPAnalisis Isu Strategis
Lingkungan Internal :
kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Analisis
SWOT
Analisis Isu Strategis
Lingkungan Eksternal :
Peluang (O)
Tantangan (T)
Analisis
PermasalahanAnalisis Tujuan Analisis Peran
2. Menentukan lokasi desa sentra untuk pengambilan data dan informasi yang
dipilih secara purposive sampling berdasarkan karakteristik yang mewakili
tipologi agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi serta perbedaan tingkat
perkembangan agribisnis kerangka sampling lokasi dan kelompok,
3. Persiapan PRA dan FGD penyusunan kuesioner semi terstruktur dan semi
terbuka, perlengkapan PRA serta pembekalan kepada tim yang akan
melaksanakan PRA dan FGD.
4. Melakukan pelaksanaan RRA, PRA dan FGD di tingkat desa yang melibatkan
kelompok tani dan pemangku kepentingan lainnya
5. Menyusun laporan hasil pelaksanaan PRA di berbagai lokasi pelaksanaan serta
melakukan rekonfirmasi data dan informasi apabila terdapat kesimpulan yang
masih perlu diperjelas.
6. FGD di tingkat kabupaten dengan melibatkan instansi lintas sektor untuk
menganalisis laporan hasil pelaksanaan PRA dan memantapkan kegiatan
terpilih, indikator, Satker penanggung jawab dan prakiraan rencana
anggarannya rancangan matrik rencana aksi.
7. Menyusun rencana aksi final sesuai outline dengan matrik-matrik sebagai
lampirannya.
Gambar 2. Design Proses Penyusunan Matriks Rencana Aksi berbasis Bottom Up Planning
4
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran
Action Plan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 disusun
dengan maksud dan tujuan :
a. Sebagai pedoman arah pembangunan pertanian di Kabupaten Siak untuk tahun
2017-2021.
b. Merumuskan Rencana Pembangunan Kawasan Pertanian di Kabupaten Siak
tahun 2017-2021.
c. Action Plan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 ini disusun
sebagai pedoman untuk mewujudkan keterkaitan, baik dengan RPJM nasional ,
Renstra Dinas Pertanian Propinsi Riau dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Siak dalam aspek perencanaan maupun
penganggaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Renstra Dinas Pertanian
Kabupaten Siak. Sehingga penggunaan sumberdaya dapat dilakukan secara
efisiensi, efektif ekonomis, berkeadilan dan berkelanjutan.
d. Dengan dicantumkan indikasi pengeluaran bagi setiap program pembangunan
pertanian, maka diharapkan Action Plan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak
Tahun 2017-2021 ini juga dapat dipergunakan sebagai media untuk mengukur
kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Siak tahun 2017-2021.
e. Merumuskan strategis dalam peningkatan pembangunan serta pengentasan
kemiskinan.
f. Menyusun tolak ukur dalam membangun sistem ekonomi bersumber dari usaha
agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Tanaman Perkebunan.
g. Pedoman arah pembangunan Pertanian menuju Pertanian yang tangguh,
memiliki daya saing yang tinggi dengan peningkatan produktifitas yang optimal
dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi wilayah.
h. Action Plan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
memungkinkan organisasi untuk memberikan komitmen pada aktivitas
kegiatan dimasa mendatang.
i. Pelayanan Prima (Service Exellence) dan Pelayanan Pemerintahan yang baik
(Good Governance) kepada masyarakat.
Sasaran yang diharapkan dari penyusunan Action Plan Kawasan Pertanian
Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 ini meliputi :
5
a. Tersedianya pedoman penyusunan pengambilan kebijakan pembangunan
pertanian yang berbasis kewilayahan dan sejalan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Siak.
b. Terumuskannya instrumen pendukung implementasi kebijakan perencanaan
wilayah dalam penyelenggaraan program dan kegiatan pengembangan
Kawasan Pertanian.
c. Terumuskannya bahan koordinasi lintas sektoral dan lintas jenjang
pemerintahan dalam meningkatkan daya saing wilayah dan komoditas prioritas
nasional dan daerah.
1.3 Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Action Plan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak
Tahun 2017-2021 ini meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);
6
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5170);
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360);
10. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);
11. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5613);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
7
14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan
Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680);
15. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;
16. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000; (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 28);
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/ 2009 tentang
Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian;
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/3/ 2014 tentang
Pedoman Perencanaan Pembangunan Pertanian Berbasis E-Planning; (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 361);
19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/ 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243);
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/KB.400/2/ 2016 tentang
Pedoman Perencanaan Perkebunan Berbasis Spasial (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 250);
21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/RC.020/3/ 2016 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Siak Tahun 2016 -2021.
8
II. RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN
2.1. Sasaran Program dan Kegiatan
a. Program dan Kegiatan Tahun 2017-2021
1. Program dan Kegiatan Sumber Dana APBD II Kabupaten Siak
Berdasarkan kebijaksanaan yang telah digariskan serta didasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Siak Tahun 2016-
2021 maka penjabaran pelaksanaan pembangunan pertanian kedepannya adalah
sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian, monitoring dan evaluasi
secara berkeseimbangan.
b. Pengembangan benih/bibit unggul menunjang ketahanan pangan.
c. Membangun sistem pemberian bantuan alat Tanaman Pangan dan Hortikultura
untuk petani berpenghasilan rendah.
d. Memasyarakatkan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (SPHT).
e. Pengadaan bantuan alat pra dan pasca panen untuk peningkatan kualitas hasil
Tanaman Pangan dan Hortikultura.
f. Peningkatan pengolahan hasil produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
g. Sosialisasi dan Penyuluhan Good Agriculture Practices (GAP) dan Standard
Operational Procedure (SOP) komoditas unggulan.
Selanjutnya operasional kebijakan pembangunan pertanian di Kabupaten
Siak, secara teknis dilaksanakan sejalan dengan program Kementerian Pertanian,
serta program pembangunan Pemerintah Provinsi Riau.
Adapun program-program utama di Dinas Pertanian Kabupaten Siak pada
tahun 2017-2021 dilakukan melalui beberapa program antara lain :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan indikator kinerja program
Tingkat Capaian Layanan Administrasi Perkantoran (%).
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan indikator kinerja
program Tingkat Capaian Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur (%)
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan dengan indikator kinerja program Tingkat Capaian Kinerja Renstra
(%)
9
4. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dengan indikator kinerja
program Jumlah produksi tanaman pangan (padi dan palawija).
5. Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura dengan indikator kinerja
program Jumlah produksi tanaman hortikultura (sayur-sayuran dan buah-
buahan).
6. Program Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan dengan indikator kinerja
program Jumlah produksi tanaman perkebunan (4 komoditi perkebunan).
7. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dengan indikator kinerja
program Tingkat penerapan teknologi pertanian.
8. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan indikator kinerja program
Kelompok tani yang ditingkatkan Kelembagaannya.
9. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan dengan
indikator kinerja program Persentase Tenaga penyuluhan yang Tangguh dan
profesional di bidangnya.
Gambar 3. Logical Framework Program dan Kegiatan Unggulan Tahun 2017-2021
10
2. Program dan kegiatan Sumber Dana APBD I Propinsi Riau
Berdasarkan Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Riau Tahun
2015-2019 (saat ini bernama Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Dan
Perkebunan), maka penjabaran pelaksanaan pembangunan pertanian di propinsi
Riau khususnya di Kabupaten Siak pada tahun 2017-2021 dilaksanakan melalui
beberapa program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan dengan
indikator kinerja program Tingkat Penerapan Teknologi Pertanian (%)
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan
indikator kinerja program Tingkat Ketersediaan Pangan/Padi (ton)
3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dengan indikator kinerja
program Jumlah Produksi Pertanian (ton).
Pelaksanaan program propinsi dengan kabupaten/kota dilakukan melalui
sharing budget setiap tahunnya.
3. Program dan kegiatan Sumber Dana APBN
Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, maka
penjabaran pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia kedepannya,
khususnya di Kabupaten Siak pada tahun 2017 dilakukan melalui beberapa
program sebagai berikut :
1. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
dengan indikator kinerja program Tingkat ketersediaan Prasarana dan Sarana
Pertanian.
2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
dengan indikator kinerja program Jumlah Produksi Tanaman Pangan (ton).
3. Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura dengan indikator
kinerja program Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura (ton).
b. Sasaran Program dan Kegiatan Tahun 2017-2021
1. Program dan kegiatan Sumber Dana APBD II Kabupaten Siak
Sasaran Program dan Kegiatan Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD II
antara lain :
a. Terpenuhinya ketersediaan produksi pertanian untuk masyarakat
11
b. Meningkatnya penerapan teknologi pertanian
c. Meningkatnya produktifitas pertanian
2. Program dan kegiatan Sumber Dana APBD I Propinsi Riau
Sasaran Program dan Kegiatan Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD I
antara lain:
a. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pertanian guna mendukung
aktivitas usaha tani
b. Berkurangnya tingkat kemiskinan di Provinsi Riau
d. Meningkatnya ketersediaan dan jaminan pangan masyarakat yang aman, sehat,
utuh dan halal (ASUH)
3. Program dan kegiatan Sumber Dana APBN
Sasaran Program dan Kegiatan Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBN antara
lain :
a. Tersalurkan dan termanfaatkannya alat dan mesin pertanian
b. Tersalurkan dan termanfaatkannya alat dan mesin pasca panen padi
c. Terlaksananya penerapan teknologi intensifikasi padi
e. Rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier
f. Terlaksananya penerapan teknologi intensifikasi jagung
g. Terlaksanakannya penerapan teklogi intensifikasi budidaya kedelai
h. Terbangunnya Desa Pertanian Organik Berbasis Tanaman Buah/Florikultura
i. Terbangunnya Desa Pertanian Organik Berbasis Sayuran/Tanaman Obat
j. Meningkatnya luasan areal pertanian
c. Strategi Umum Pengembangan Kawasan
Strategi umum pengembangan kawasan diawali dari optimalisasi potensi
komoditas unggulan yang telah berkembang di wilayah tertentu dan kemudian
secara terfokus dan terarah dikembangkan dengan basis kawasan dengan
memperhatikan keterkaitan hulu-hilir secara berkesinambungan. Pengembangan
kawasan komoditas unggulan tidak berdiri sendiri, namun lebih merupakan
keterpaduan dari berbagai program dan kegiatan pengembangan antar
sektor/subsektor, antar institusi, dan antar pelaku usaha yang telah ada di daerah,
yang terfokus di kawasan.
12
Pada hakekatnya pengembangan kawasan merupakan kerjasama dari setiap
pelaku usaha, termasuk di dalamnya adalah kontribusi dari berbagai sektor terkait,
seperti perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah,
pekerjaan umum, pusat penelitian, perguruan tinggi, swasta, asosiasi, perbankan,
dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Berdasarkan kebutuhan, aspirasi dan
permasalahan yang dihadapi pelaku usaha dalam melaksanakan pembangungan
pertanian di kawasan, maka secara garis besar strategi pengembangan kawasan
pertanian dapat dirumuskan mencakup: (1) penguatan perencanaan
pengembangan kawasan; (2) penguatan kerjasama dan kemitraan; (3) penguatan
sarana dan prasarana; (4) penguatan sumber daya manusia; (5) penguatan
kelembagaan; dan (6) percepatan adopsi teknologi pengembangan industri hilir.
Keenam strategi tersebut sangat fleksibel tergantung pada karakteristik kawasan
apakah merupakan kawasan yang sudah berkembang/maju, kawasan cukup
berkembang atau kawasan belum berkembang.
Parameter umum terhadap kategori kawasan dilihat dari ketersediaan sub-
sistem agribisnis di dalam kawasan, kemandirian para pelakunya, serta kuantitas
dan kualitas produk yang dihasilkan. Apabila sub-sistem agribisnis yang ada sudah
berjalan dengan efektif, para pelakunya mandiri, dan produk yang dihasilkan sudah
berkualitas dan berkelanjutan maka kawasan tersebut dapat dikatagorikan sebagai
kawasan sudah berkembang/ maju, atau sebaliknya.
1. Penguatan Perencanaan
Perencanaan pengembangan kawasan komoditas unggulan dilakukan
melalui pendekatan top-down policy, yaitu sejalan dengan arah kebijakan
pembangunan pertanian nasional dan bottom-up planing, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat/petani. Proses perencanaan pengembangan kawasan membutuhkan
keterpaduan program antar Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan lintas
sektor. Meskipun demikian perencanaan pengembangan kawasan harus
memperhatikan isu-isu strategis yang berkembang di daerah. Program-program
yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan kebutuhan pengembangan kawasan
dan mampu menumbuhkan sikap partisipatif sasaran. Keluaran dari perencanaan
adalah rancang bangun kawasan dan rencana aksi baik dalam jangka menengah
maupun jangka panjang dalam rincian tahunan.
13
2. Penguatan Kerjasama dan Kemitraan
Keterbatasan dan ketimpangan baik dalam potensi maupun sumber daya
yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah, merupakan salah satu faktor yang akan
mempengaruhi pengembangan kawasan pertanian. Untuk itu diperlukan adanya
kerjasama kemitraan strategis baik antar daerah, badan usaha daerah, maupun
swasta dan masyarakat. Kerjasama kemitraan stratregis model klaster, harus
mampu memberikan layanan kepada kelompok usaha lebih fokus, kolektif dan
efisien. Karena kelompok sasaran jelas, serta unit usaha yang ada pada kawasan
pada umumnya mempunyai permasalahan yang sama, baik dari sisi produksi,
pemasaran, teknologi maupun permodalan.
Sinkronisasi rancang bangun dan rencana aksi program pengembangan
kawasan dari pemerintah pusat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan isu-isu
strategis daerah merupakan salah satu bentuk kerjasama antara pemerintah pusat
dan daerah. Demikian pula tersedianya lembaga-lembaga penunjang yang mampu
memberikan layanan pada subsistem hulu, subsistem produksi, dan subsistem hilir,
dalam sistem agribisnis kawasan, merupakan bentuk penguatan kerjasama dan
kemitraan strategis. Setidaknya ada lima jenis kemitraan dalam pengembangan
kawasan secara terpadu, yang mencakup :
1) Kemitraan pola legalitas, dibangun oleh pemerintah daerah melalui dinas-dinas
yang terkait. Kemitraan ini diperlukan terutama bila areal kawasan yang akan
dikembangkan adalah milik pemerintah yang memerlukan perijinan khusus
untuk pengembangannya.
2) Kemitraan pola magang, adalah kerjasama dengan perusahaan besar yang
terdekat, yang terkait erat dengan sektor kawasan yang akan dikembangkan.
3) Kemitraan pola saprodi, kemitraan ini dijalin dengan perusahaan pemasok
alsintan dan sarana produksi untuk lebih meningkatkan produktivitas dan
kualitas produknya. Kemitraan ini dilakukan untuk pengembangan kawasan
yang memerlukan peralatan dan biaya produksi yang tinggi.
4) Kemitraan pola finansial, kemitraan ini biasanya dijalin dengan perusahaan atau
lembaga keuangan pemerintah atau swasta untuk mendapat bantuan
pembiayaan dan permodalan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mengembangkan potensi ekonomi di daerahnya. Hal ini dilakukan untuk
14
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7
HAND TRACTOR 48 72 74 70 51 315
POMPA AIR 40 6 27 60 41 174
TRANSPLANTER 4 2 3 14 11 34
WHEEL TRAKTOR - - - 1 - 1
COMBINE
HARVESTER - - - 1 7 8
CULTIVATOR - - - 13 31 44
POWER THRESHER 23 37 36 38 49 183
ALSINTAN KETERSEDIAAN ALSINTAN PER TAHUN JUMLAH
KETERSEDIAAN
mempermudah dan mempercepat perolehan bantuan dana, baik dalam bentuk
pinjaman maupun kerjasama bagi hasil sesuai kesepakatan.
5) Kemitraan pola pemasaran, yaitu kemitraan yang dijalin dengan perusahaan
distribusi, perusahaan perdagangan, atau mitra dari luar negeri untuk
pemasaran produknya. Kemitraan ini dilakukan untuk mempercepat jalur
distribusi dan meningkatkan perolehan harga yang lebih baik bagi petani.
3. Penguatan Sarana dan Prasarana
Aspek dasar pengembangan kawasan terdiri dari pengembangan, sarana dan
prasarana produksi, lahan, air pertanian serta prasarana pendukung. Penguatan
sarana prasarana produksi pertanian seperti benih/bibit, pupuk dan obat-obatan
harus dijamin ketersediaannya, baik dalam jumlah dan ketepatan waktu. Berkaitan
dengan sumberdaya lahan dan air, aspek yang perlu mendapat perhatian yaitu:
ketersediaan, kesuburan atau pengelolaan, status dan kepemilikan lahan. Untuk
memberikan dukungan terhadap pengembangan kawasan, juga diperlukan upaya
penguatan prasarana pendukung seperti infrastruktur perdagangan, energi, dan
telekomunikasi. Penyediaan sarana prasarana produksi dan pendukung harus
dalam jumlah yang cukup, berada dekat dengan kawasan pertanian dan biaya
pelayanan yang terjangkau.
Tabel 1. Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Siak Tahun 2015
15
Penyuluh
Pertanian
Lapangan (PPL)
Pemuda Tani Kelompok
Wanita Tani
(KWT)
P3A UPTB UPTD
(orang) (orang) (kelompok) (kelompok) (unit) (unit)
1 Siak 6 - 3 - - -
2 Bunga Raya 10 - 7 4 1 1
3 Sungai Apit 12 1 10 - - -
4 Dayun 9 2 9 - 1 -
5 Koto Gasib 8 3 37 - - 1
6 Kandis 8 1 8 - 1 1
7 Minas 4 - 4 - - -
8 Kerinci Kanan 10 - 3 - 1 -
9 Tualang 9 - 18 - - -
10 Sungai Mandau 7 - 11 - 1 1
11 Lubuk Dalam 5 - 3 - - -
12 Mempura 7 - 5 - - -
13 Sabak Auh 7 2 8 2 1 1
14 Pusako 6 - 7 - 1 -
108 9 133 6 7 5
No Kecamatan
Kelembagaan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2015
Jumlah 2015
4. Penguatan Sumber Daya Manusia
Penguatan sumberdaya manusia dilaksanakan dengan pendidikan dan
latihan terhadap petugas pendamping (penyuluh, staf teknis, penggerak
swadayamasyarakat), petani dan pelaku usaha. Materi pelatihan meliputi: konsep
pengembangan kawasan, penetapan komoditas, penyusunan rancang bangun dan
rencana aksi serta aspek teknis usahatani. Penguatan sumberdaya manusia
mencakup aspek budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran,
serta kelembagaan dalam satu rangkaian yang terfokus pada komoditas unggulan.
Tabel 2. Kelembagaan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2015
5. Penguatan Kelembagaan
Penguatan kelembagaan dalam kawasan pertanian dilakukan melalui
pengembangan kelembagaan pembina, kelembagaan pelayanan serta kelembagaan
usaha. Kelembagaan pembina meliputi kelembagaan pembina pengembangan
sumber daya manusia, serta kelembagaan inovasi dan diseminasi teknologi spesifik
lokasi. Kelembagaan pelayanan terdiri dari: kelembagaan pelayanan penyediaan
16
Usaha
Pelayanan
Jasa Alsintan
(UPJA)
Kelompok
Tani
(Poktan)
Gabungan
Kelompok
Tani
(Gapoktan)
Koperasi
Unit Desa
(KUD)/Kope
rasi Tani
Kios Sarana
Produksi
Pertanian
(Saprotan)
Kelompok
Penangkar
Benih
Regu
Pengendali
Hama
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Siak - 55 5 - 1 - -
2 Bunga Raya 8 108 10 - 7 1 7
3 Sungai Apit 1 74 15 6 4 - -
4 Dayun - 89 11 11 13 - -
5 Koto Gasib 1 108 11 3 5 - -
6 Kandis - 236 10 1 6 - -
7 Minas - 126 5 2 11 - -
8 Kerinci Kanan - 74 11 10 10 - -
9 Tualang - 64 9 - - - -
10 Sungai Mandau 3 287 9 1 3 - -
11 Lubuk Dalam - 97 5 6 2 - -
12 Mempura - 42 7 3 4 - -
13 Sabak Auh 3 71 8 1 1 1 -
14 Pusako - 60 7 - - - -
16 1.491 123 44 67 2 7
No Kecamatan
Kelembagaan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2015
Jumlah 2015
sarana produksi, permodalan, dan pemasaran dan informasi pasar. Kelembagaan
usaha mencakup kelembagaan usaha kelompok, gabungan usaha kelompok,
koperasi serta kelembagaan usaha kecil, menengah dan besar.
Kerja sama kelembagaan dalam bentuk kerja sama antar Pemerintah
Daerah, kemitraan usaha (public private partnership), bantuan bimbingan teknis
serta permodalan dalam kerangka Corporate Social Responsibility (CSR) harus
didorong untuk mendukung pengembangan kawasan pertanian yang berbasis
klaster.
Percepatan Adopsi Teknologi Percepatan diseminasi teknologi pertanian
dilaksanakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi tepat guna dan
spesifik lokasi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian dan pengembangan serta
perguruan tinggi. Hasil-hasil penelitian dan pengkajian dirakit, dikemas dalam
bentuk yang mudah dimengerti, dipahami serta mudah diakses oleh kelompok yang
menjadi sasaran. Diseminasi teknologi tidak hanya dilaksanakan dalam bentuk
audio visual, leaflet, tetapi lebih diarahkan pada pemahaman di lapang (Sekolah
Lapang).
Tabel 3. Kelas Kemampuan Kelompok Tani Kabupaten Siak Tahun 2015
17
Berkaitan dengan percepatan adopsi teknologi, pada tahap awal sangat
penting untuk melakukan pemahaman dan pemilihan pelaku-pelaku di kawasan
yang akan berperan sebagai innovator dan pengguna awal dari teknologi.
Kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan pertanian lainnya, termasuk aparat
penyuluh serta Kelompok tani perlu ditingkatkan kemampuannya dalam
mengakses informasi teknologi baik dari dalam maupun luar negeri. Kegiatan
pengkajian teknologi spesifik lokasi dilaksanakan dengan lebih mengintensifkan
peran serta Pemerintah Daerah.
6. Pengembangan Industri Hilir
Pengembangan industri hilir di kawasan diarahkan untuk mengolah
komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik produk antara
(intermediate product) maupun produk akhir (final product), guna peningkatan nilai
tambah dan daya saing. Identitas produk suatu kawasan adalah produk akhir,
meskipun dalam bentuk segar. Perlu dilakukan standardisasi produk akhir suatu
kawasan terutama untuk komoditas yang mempunyai prospek di pasar luar negeri.
d. Kebijakan Pendukung
Dalam rangka mendukung implementasi strategi pengembangan kawasan
komoditas, Pemerintah Pusat dan Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota perlu
memberikan dukungan kebijakan yang mampu mendorong serta melindungi
pelaku usaha di dalam kawasan untuk mengembangkan usahanya. Secara garis
besar kebijakan pendukung tersebut meliputi: kemudahan ijin usaha, kemudahan
akses permodalan dengan bunga rendah, insentif pajak, prioritas pengembangan
infrastruktur, pembatasan impor komoditas sejenis, subsidi ekspor, subsidi harga
dan jaminan pasar, bansos bagi pelaku usaha kecil, asuransi risiko usaha,
pengawasan peredaran sarana produksi yang dibutuhkan (contoh:
benih/bibit/pupuk palsu), dan sebagainya.
Kebijakan pendukung juga diperlukan dalam rangka memungkinkan antar
kawasan untuk melakukan kerjasama, tanpa dibatasi oleh sekat-sekat administrasi.
Kerjasama antar kawasan diperlukan guna meningkatkan efisiensi dan menekan
biaya produksi, seiring dengan meningkatnya skala ekonomi usahatani.
Disampingitu, kerjasama antar kawasan sangat penting guna menghasilkan produk
18
Urea SP 36 ZA Phonska Petroganik
(ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
1 Siak 15,0 4,0 16,0 40,0 - 75,0
2 Bungaraya 972,6 342,0 141,0 997,0 775,0 3.227,6
3 Sungai Apit 71,0 94,0 66,0 470,0 - 701,0
4 Dayun 122,8 140,0 389,0 570,0 8,8 1.230,6
5 Koto Gasib 180,0 256,0 212,0 600,0 8,0 1.256,0
6 Kandis 348,0 135,0 216,0 668,0 40,0 1.407,0
7 Minas 391,0 217,0 87,0 476,0 31,0 1.202,0
8 Kerinci Kanan 537,5 385,0 361,0 2.030,0 - 3.313,5
9 Tualang 136,0 126,0 117,0 610,0 - 989,0
10 Sungai Mandau 76,0 34,0 4,0 85,0 110,0 309,0
11 Lubuk Dalam 235,0 224,0 167,0 1.142,0 - 1.768,0
12 Mempura 39,0 4,0 36,0 183,0 - 262,0
13 Sabak Auh 192,5 24,0 56,0 377,0 400,0 1.049,5
14 Pusako 119,5 28,0 36,0 206,0 31,5 421,0
3.435,9 2.013,0 1.904,0 8.454,0 1.404,3 17.211,2 Jumlah
NO Kecamatan
Rekapitulasi Pupuk Bersubsidi Tahun 2015Jumlah
komoditas unggulan dalam jumlah besar dan berkelanjutan untuk memenuhi
permintaan ekspor.
Tabel 4. Rekapitulasi Bantuan Pupuk Bersubsidi berdasarkan Sumber Dana di Kabupaten Siak Tahun 2015
2.2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
a. Lokasi (Kec/desa)
Analisis Pemilihan Lokasi Kegiatan
1. Berkenaan dengan peran anggaran pemerintah dan pemerintah daerah
jumlahnya sangat terbatas dalam mendukung percepatan pengembangan
kawasan pertanian, maka pemilihan lokasi kegiatan (sekurang-kurangnya
berada di desa) harus dilakukan dengan pertimbangan rasional untuk
menciptakan berbagai keterpaduan, seperti: (a) keterpaduan komoditas dan
jenis usaha (misal crop livestock system atau multiple cropping), (b) keterpaduan
kegiatan lintas sektor atau sub sektor (misal pertanian-jalan-irigasi-industri-
koperasi), dan (c) keterpaduan sumber pembiayaan (APBN-APBD Provinsi-
APBD Kabupaten/Kota-swadaya masyarakat).
19
2. Pemilihan lokasi (desa) ditentukan dengan pertimbangan: (1) lokasi yang paling
responsif terhadap intervensi program (misal lokasi yang masih rendah
produktivitasnya berdasarkan analisis kesenjangan/gap), (2) kesinambungan
dengan program dan kegiatan yang pernah dialokasikan sebelumnya yang
masih membutuhkan pengutuhan atau penguatan kapasitas, dan (3) jaminan
keberhasilan, karena didukung dengan keberadaan aparatur yang dapat
menjadi pendamping teknis.
Dua Metode Penentuan Lokasi
Gambar 4. Metode Penentuan Lokasi dan Komoditas
Analisis Pemilihan Calon Penerima Manfaat Kegiatan Dan Satuan Kerja Pelaksana :
1. Pertimbangan pemilihan kelompok calon penerima manfaat (kelompok tani)
harus dilandasi oleh beberapa aspek penentu keberhasilan, seperti: (a)
perubahan sikap dan prilaku, (b) peningkatan keterampilan, (c) peningkatan
produktivitas, dan (d) jaminan keberlanjutan program/kegiatan.
2. Kelompok yang dipilih harus kelompok yang dinilai mau belajar dan siap
bekerja sama dengan kelompok lain, sehingga diyakini akan berubah sikap
prilakunya dalam menerapkan teknologi dan manajemen, meningkat
keterampilannya dan pada akhirnya meningkat produktivitas usahanya serta
tetap menjaga keberlangsungan usaha produktifnya secara swadaya setelah
fasilitasi pemerintah telah berakhir.
Sudah ditentukan
komoditas
Sudah ada lokasi
(terdapat beberapa
komoditas)
Pertimbangan: ‐ aksesibilitas pasar ‐ keunggulan komparatif wilayah
Mencari/ memilih
lokasi yang
sesuai
Mencari/ memilih
komoditas
Pertimbangan preferensi
pasar
20
3. Satuan kerja pelaksana ditetapkan menurut tugas pokok dan fungsi masing-
masing sesuai jenis kegiatan yang akan dituangkan ke dalam rencana aksi
instansi lintas sektor di kabupaten/kota seyogyanya dilibatkan dalam proses
penyusunan rencana aksi ini.
4. Kelompok yang berhasil diharapkan nantinya bisa menjadi cikal bakal champion
yang berperan sebagai perekat jaringan kelembagaan usaha produksi di
pedesaan
b. Waktu
Waktu pelaksanaan pendataan kelompok dilakukan dengan 2 cara yaitu
melalui Musrenbang Desa maupun Musrenmbang Kecamatan Bulan Januari s.d
Maret periode tahun 2017 s.d 2021, serta melalui Survey langsung bersama Tim
Teknis Kawasan Pertanian. Pendataan kelompok ini diseleksi pada 14 Kecamatan
dengan total jumlah Desa 131 Desa setiap tahunnya yang selanjutnya nama Calon
petani Calon Lahan (CPCL) yang diperoleh menjadi bahan pengajuan e-proposal.
c. Satker Pelaksana
Satker pelaksana untuk Pengembangan Kawasan Pertanian di Kabupaten
Siak yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Siak.
d. Rencana Pembiayaan
Adanya rasionalisasi anggaran karena keterbatasan anggaran di Kabupaten
Siak, menyebabkan jumlah anggaran sumber dana ABPD II untuk mendukung
pengembangan kawasan pertanian menyebabkan anggaran untuk kawasan
pertanian tidak besar nilainya. Penggunaan dana untuk pelaksanaan program dan
kegiatan mendukung kawasan pertanian di Kabupaten Siak juga diperoleh melalui
APBD I Propinsi Riau dan APBN Pusat. Selain itu sumber pembiayaan ini juga dapat
diperoleh melalui kerjasama dengan Perusahaan Swasta di Kabupaten Siak melalui
program Corporate Social Responsibility (CSR).
Analisis Penyusunan Anggaran Pembiayaan
1. Rencana aksi adalah acuan bersama para pemangku kepentingan milik yang
"bertanggung jawab" dalam mendukung keberhasilan kawasan pertanian,
sehingga anggaran yang disusun harus memasukkan aspek keswadayaan
21
masyarakat petani memperhitungkan kemampuan anggaran pemerintah, baik
APBN dan APBD sesuai kewenangan dan urusannya masing-masing.
2. Penyusunan skenario anggaran seyogyanya menggunakan skenario moderat
yang mempertimbangkan kemampuan anggaran pemerintah. Dengan kata lain,
penyusunan anggaran dalam rencana aksi harus dirancang secara rasional,
sehingga pemilihan volume kegiatan di masing-masing lokasi harus dilakukan
secara seselektif mungkin untuk membiayai kegiatan-kegiatan pengungkit yang
telah dianalisis berfungsi sebagai faktor penentu keberhasilan pengembangan
kawasan pertanian.
2.3. Indikator Output dan Outcome
Analisis Penyusunan Indikator
1. Indikator output yang ditetapkan adalah indikator yang langsung mendukung
pencapaian sasaran strategis (outcome) yang telah ditetapkan road map di
dalam master plan di tingkat provinsi.
2. Akan terdapat banyak output dari kegiatan-kegiatan yang saling mendukung
pencapaian outcome, maka yang indikator output yang dituangkan ke dalam
matrik rencana aksi adalah output terpenting.
3. Pencapaian indikator didukung dengan asumsi-asumsi penting yang
menentukan tercapainya sasaran kegiatan. Asumsi terpenting tersebut adalah
pada pengaruh faktor luar yang tidak bisa dikontrol atau diantisipasi
sebelumnya. Sebaiknya asumsi-asumsi penting tersebut dimasukkan sebagai
suatu analisis resiko.
Indikator output kegiatan dalam pembangunan Kawasan Pertanian di
Kabupaten Siak antara lain :
1. Luas Tanam Tanaman Pangan (padi, jagung dan ubi kayu) Tahun 2017-2021,
dan
2. Luas Tanam Tanaman Hortikultura Tahun2017-2021 (nenas, durian, jambu biji,
manggis, jambu air, pepaya, salak, semangka, cabe dan bawang merah).
22
Kondisi
Awal
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kawasan Pertanian 11.421 9.320 10.448 10.857 11.297 11.721 12.273 12.273
Tanaman Pangan 8.686 7.899 8.604 8.821 9.058 9.280 9.547 9.547
1 Padi 8.028 7.611 7.888 8.046 8.207 8.371 8.539 8.539
2 Jagung 277 132 500 525 551 579 608 608 3 Ubi Kayu 381 156 216 250 300 330 400 400
Hortikultura 2.735 1.421 1.844 2.036 2.239 2.441 2.726 2.726
Tanaman Sayur 527 162 314 355 405 455 527 527 4 Bawang Merah** 98 8 14 25 45 65 98 98 5 Cabai** 429 154 300 330 360 390 429 429
Tanaman Buah 2.208 1.259 1.530 1.681 1.834 1.986 2.199 2.199
6 Nenas 1.644 994 1.200 1.300 1.400 1.500 1.644 1.644 7 Durian 212 103 123 140 160 180 203 203 8 Manggis 110 44 64 74 84 94 110 110 9 Jambu Biji 106 50 60 70 80 90 106 106
10 Jambu Air 45 20 25 30 35 40 45 45 11 Pepaya 28 12 15 18 22 24 28 28 12 Salak 32 20 23 25 27 30 32 32 13 Semangka 31 16 20 24 26 28 31 31
Target Luas
Lahan Tahun
2021 (ha)
Target Tanam (ha)Komoditas UnggulanNo.
- Data kondisi awal 2016 berdasarkan kondisi existing untuk kecamatan yang menjadi daerah kawasan (bukan total luas tanam
Kabupaten)
Keterangan :
Kondisi
Akhir
Tabel 5. Target Tanam Kawasan Pengembangan 13 Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Siak Provinsi Riau Tahun 2017-2021
Foto1 . Penandatanganan Perjanjian Kinerja Pencapaian Produksi Kegiatan UPSUS Pajale Di Kabupaten Siak oleh Dandim TNI Siak, Kepala Dinas Pertanian, Camat dan Kepala UPTD disaksikan oleh Bupati Siak Bpk. Ir. H. Syamsuar, M.Si.
23
III. MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN
3.1. Koordinasi Implementasi Kawasan
a. Konsep Pengembangan Kawasan Pertanian
Untuk membangun dan mengembangkan kawasan pertanian dibutuhkan
peran serta dan tanggung jawab para pemangku kepentingan. Untuk itu diperlukan
persamaan pemahaman tentang pengertian dan batasan kawasan pertanian.
Sentra Pertanian dan Kawasan Pertanian
a). Sentra Pertanian
Sentra pertanian merupakan bagian dari kawasan yang memiliki ciri
tertentu di mana di dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk
pertanian unggulan. Disamping itu, sentra merupakan area yang lebih khusus untuk
suatu komoditas dalam kegiatan ekonomi yang telah membudaya yang ditunjang
oleh prasarana dan sarana produksi untuk berkembangnya produk tersebut. Pada
area sentra terdapat suatu kesatuan fungsional secara fisik lahan, geografis,
agroklimat, infrastruktur dan kelembagaan serta SDM, yang berpotensi untuk
berkembangnya suatu komoditas unggulan.
Sentra Pertanian di Kabupaten Siak terdapat pada 2 (dua) kecamatan yaitu
Kecamatan Bungaraya sebagai Sentra Padi dan Kecamatan Sungai Apit
sebagai Sentra Nenas.
b). Kawasan Pertanian
Penetapan Kawasan Pertanian didasarkan pada hasil analisis potensi
wilayah, prospek pengembangan komoditas, permasalahan dan kinerja
pembangunan pertanian di daerah serta dinamika kebijakan perencanaan dan
penganggaran di tingkat nasional.
Kawasan Pertanian terdiri dari: (a) Kawasan Pertanian Nasional; (b)
Kawasan Pertanian Provinsi; dan (c) Kawasan Pertanian Kabupaten/Kota dengan
kriteria dan proses penetapan untuk masing-masing kawasan sebagai berikut:
1. Kawasan Pertanian Nasional yaitu kawasan yang ditetapkan oleh Menteri
Pertanian dengan kriteria dan batasan sebagai berikut:
24
a) mengembangkan komoditas pertanian prioritas nasional sesuai dengan arah
dan kebijakan Kementerian Pertanian;
b) memiliki kontribusi produksi eksisting yang signifikan atau berpotensi tinggi
terhadap produksi nasional;
c) lokasi Kawasan Pertanian Nasional dapat bersifat lintas
provinsi/kabupaten/kota.
d) didukung oleh berbagai sumber pembiayaan, terutama dari swadaya
masyarakat, investasi swasta, BUMN/BUMD dan APBD
Provinsi/Kabupaten/Kota. Fasilitasi dukungan pendanaan dari APBN
dialokasikan sebagai stimulan untuk mengakselerasi pengutuhan seluruh sub
sistem agribisnis di Kawasan Pertanian.
2. Kawasan Pertanian Provinsi yaitu kawasan yang ditetapkan oleh Gubernur
dengan kriteria dan batasan sebagai berikut:
a) mengembangkan komoditas pertanian prioritas provinsi dan atau komoditas
pertanian prioritas nasional yang sesuai dengan arah dan kebijakan
Kementerian Pertanian;
b) memiliki kontribusi produksi eksisting yang signifikan atau berpotensi tinggi
terhadap produksi provinsi;
c) lokasi Kawasan Pertanian Provinsi dapat bersifat lintas kabupaten/kota.
d) didukung oleh berbagai sumber pembiayaan, terutama dari swadaya
masyarakat, investasi swasta, BUMN/BUMD dan APBD
Provinsi/Kabupaten/Kota. Fasilitasi dukungan pendanaan dari APBN terutama
dialokasikan untuk penyelenggaraan standar pelayanan teknis minimal di
bidang pertanian.
3. Kawasan Pertanian Kabupaten/Kota yaitu kawasan yang ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dengan kriteria dan batasan sebagai berikut:
25
a) Mengembangkan komoditas pertanian prioritas kabupaten/kota dan atau
komoditas pertanian prioritas provinsi dan atau komoditas pertanian prioritas
nasional yang sesuai dengan arah dan kebijakan Kementerian Pertanian;
b) Memiliki kontribusi produksi eksisting yang signifikan atau berpotensi tinggi
terhadap produksi kabupaten/kota;
c) Didukung oleh berbagai sumber pembiayaan, terutama dari swadaya
masyarakat, investasi swasta, BUMN/BUMD dan APBD
Provinsi/Kabupaten/Kota. Fasilitasi dukungan pendanaan dari APBN terutama
dialokasikan untuk penyelenggaraan standar pelayanan teknis minimal di
bidang pertanian.
Komoditas Unggulan Nasional
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
830/Kpts/RC.040/12/2016 Tentang Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional,
kawasan komoditas unggulan nasional untuk Kabupaten Siak antaralain :
1. Kawasan Padi
2. Kawasan Cabe
3. Kawasan Sawit
Komoditas Unggulan Provinsi
Dalam penetapan komoditas unggulan tanaman pangan dan hortikultura
pada Masterplan Kawasan Pertanian (Tanaman Pangan dan Hortikultura) Provinsi
Riau ini, aspek kebijakan merupakan hal yang mutlak untuk diperhatikan.
Penentuan komoditas unggulan nasional dan sebarannya pada kabupaten/kota di
Provinsi Riau memperhatikan peraturan perundangan yang telah ditetapkan
sebelum masterplan ini disusun. Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan
nasional yang ditetapkan Kementerian Pertanian (tertuang dalam buku Lokasi
Kawasan Pertanian 2017 yang diterbitkan Kementerian Pertanian tahun 2016) dan
kebijakan provinsi (kebijakan Bidang Tanaman Pangan dan Bidang Hortikultura,
Dinas Pertanian Provinsi Riau).
Kebijakan alokasi kawasan pengembangan sepuluh komoditas tanaman
pangan dan hortikultura unggulan Provinsi Riau yang telah ditentukan sebelum
penyusunan masterplan ditampilkan pada tabel berikut.
26
Kebijakan Kementerian
Pertanian*Kebijakan Dinas Provinsi Riau
Tanaman Pangan
1 Padi11 kab/kota kecuali Kota
Pekanbaru
11 kab/kota kecuali Kota
Pekanbaru
2 Jagung Kabupaten Pelalawan
3 Kedelai Kabupaten Rokan Hilir
Kabupaten Rokan Hulu
4 Ubi kayu -
Tanaman Sayur
5 Bawang merah** Kabupaten Kampar Kabupaten Kampar
Kota Pekanbaru Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Kota Dumai
Kota Pekanbaru
6 Cabai** Kabupaten Kampar Kabupaten Kampar
Kota Pekanbaru Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Siak
Kabupaten Siak Kota Dumai
Kota Dumai Kota Pekanbaru
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Indragiri Hulu
Tanaman Buah
7 Jeruk Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Kampar
8 Nenas -
9 Durian -
10 Manggis -
Keterangan:
* Mengacu urutan pada Buku Lokasi Kawasan Pertanian 2017 (Kementan, 2016)
* Ketetapan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau, 2016 sebelum penyusunan masterplan
No. Komoditas Unggulan
Lokasi Kawasan Pengembangan
Tabel 6. Kebijakan Alokasi Kawasan Pengembangan 10 Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Riau
Secara khusus, kebijakan provinsi menetapkan bahwa komoditas unggulan
yang diakomodir dalam Masterplan Kawasan Pertanian (Tanaman Pangan dan
Hortikultura) Provinsi Riau tidak akan menambah jenis komoditas dari yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh nasional dan provinsi, sehingga komoditas unggulan di
Provinsi Riau ditetapkan meliputi sepuluh komoditas, yakni: padi, jagung, kedelai
dan ubi kayu untuk tanaman pangan; bawang merah dan cabai untuk tanaman
sayur; serta jeruk, nenas, durian dan manggis untuk tanaman buah.
Di luar sepuluh komoditas yang disebutkan diatas, masih terbuka peluang
pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura lainnya oleh provinsi
dan kabupaten/kota melalui APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota.
27
Kawasan
Pertumbuh
an
Kawasan
Pengemban
gan
Kawasan
Pemantapa
n
Total
Kawasan Pertanian 6.421 2.798 2.202 11.421
Tanaman Pangan 3.686 2.798 2.202 8.686
1 Padi 3.028 2.798 2.202 8.028
Sentra Padi :
Kecamatan Bungaraya 50 - 2.202 2.252
Kecamatan Sungai Apit 648 735 - 1.383
Kecamatan Sabak Auh - 1.380 - 1.380
Kecamatan Sungai Mandau 2.094 609 - 2.703
Daerah Pengembangan Baru : -
Kecamatan Pusako - 32 - 32
Kecamatan Kandis 30 28 - 58
Kecamatan Tualang 21 4 - 25
Kecamatan Koto Gasib 100 - - 100
Kecamatan Mempura 85 10 - 95
2 Jagung 14 Kecamatan 277 - - 277 3 Ubi kayu 14 Kecamatan 381 - - 381
Hortikultura 2.735 - - 2.735
Tanaman Sayur 527 - - 527 4 Bawang merah** 98 - - 98
Kecamatan Bungaraya 62 - - 62
Kecamatan Dayun 6 - - 6
Kecamatan Koto Gasib 10 - - 10
Kecamatan Kerinci Kanan 7 - - 7
Kecamatan Tualang 4 - - 4
Kecamatan Sungai Mandau 5 - - 5
Kecamatan Mempura 3 - - 3 5 Cabai** 14 Kecamatan 429 - - 429
No. Komoditas Unggulan
Lokasi Kawasan Pengembangan
Kebijakan Dinas Pertanian*
Luas Kawasan (ha)
Komoditas Unggulan Kabupaten
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Siak dalam menetapkan komoditas
unggulan Kabupaten Siak yang diakomodir dalam SK Bupati Siak tentang Penetapan
Action Plan Kawasan Pertanian dan Lokasinya per kecamatan berdasarkan
komoditas unggulan ditetapkan 13 (tigabelas) komoditas unggulan daerah yaitu :
padi, jagung, ubi kayu, nenas, durian, jambu biji, manggis, jambu air, pepaya, salak.
semangka, bawang merah serta cabai.
Berikut ini Tabel xx. yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Siak
tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak Dan Rancangan
Akhir Action Plan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021.
Tabel 7. Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Kabupaten Siak
28
Kawasan
Pertumbuh
an
Kawasan
Pengemban
gan
Kawasan
Pemantapa
n
Total
Tanaman Buah 2.208 - - 2.208
6 Nenas Kecamatan Sungai Apit 1.644 - - 1.644 7 Durian 212 - - 212
Kecamatan Mempura 55 - - 55
Kecamatan Sabak Auh 35 - - 35
Kecamatan Sungai Apit 65 - - 65
Kecamatan Koto Gasib 27 - - 27
Kecamatan Dayun 12 - - 12
Kecamatan Sungai Mandau 18 - - 18 8 Manggis 110 - - 110
Kecamatan Pusako 43 - - 43
Kecamatan Koto Gasib 34 - - 34
Kecamatan Sungai Mandau 15 - - 15
Kecamatan Mempura 18 - - 18 9 Jambu Biji 106 - - 106
Kecamatan Kandis 14 - - 14
Kecamatan Minas 15 - - 15
Kecamatan Tualang 46 - - 46
Kecamatan Lubuk Dalam 31 - - 31 10 Jambu Air 45 - - 45
Kecamatan Kandis 16 - - 16
Kecamatan Kerinci Kanan 29 - - 29 11 Pepaya Kecamatan Minas 28 - - 28 12 Salak Kecamatan Dayun 32 - - 32 13 Semangka 31 - - 31
Kecamatan Siak 17 - - 17
Kecamatan Bungaraya 14 - - 14
No. Komoditas Unggulan
Lokasi Kawasan Pengembangan
Kebijakan Dinas Pertanian*
Luas Kawasan (ha)
Keterangan:
* Ketetapan Dinas Pertanian Kabupaten Siak bersama Tim Penyusun Masterplan Provinsi
Riau
- Untuk tanaman Palawija, Sayur-sayuran dan Buah-buahan masih tergolong kedalam
Kawasan Pertumbuhan (Kawasan Existing dan Kawasan Pengembangan Baru)
a. Pola Pengembangan Kawasan yang Sudah Ada (existing)
Pola ini ditujukan bagi kawasan pertanian yang sudah ada dan berkembang,
untuk memperluas skala produksi, serta melengkapi/memperkuat simpulsimpul
agribisnis yang belum berfungsi optimal. Luasan kawasan dapat bertambah sesuai
dengan daya dukung. Kawasan yang telah mandiri diharapkan dapat memberikan
dampak positif bagi daerah sekitarnya (trickledown effect).
b. Pola Pengembangan Kawasan Baru
Pola ini ditujukan untuk kawasan komoditas unggulan pada wilayah
baru/potensial yang belum dikembangkan. Ada dua pendekatan pengembangan
kawasan, yaitu (1) memperluas skala dan mengadakan kegiatan yang belum
29
terlaksana, (2) membangun kawasan baru di kawasan potensial secara bertahap
hingga mencapai skala minimum kawasan.
Secara skematis pola dasar pengembangan kawasan dapat digambarkan
sebagaimana di Bab II pada Gambar 2. Dua Metode Penentuan Lokasi pada
halaman Penentuan kawasan baru dapat didasarkan pada komoditas yang
potensial, dan ketersediaan lahan yang sesuai untuk mendukung pengembangan
komoditas tersebut (commodity-driven). Ada kalanya lokasi potensial sudah ada,
namun belum terdapat komoditas yang layak untuk dikembangkan. Dalam
pengembangan kawasan pertanian harus ditentukan terlebih dahulu komoditas
yang tepat berdasarkan potensi pasar dan wilayah.
Penentuan kawasan baru dapat didasarkan pada komoditas yang potensial,
dan ketersediaan lahan yang sesuai untuk mendukung pengembangan komoditas
tersebut (commodity-driven). Ada kalanya lokasi potensial sudah ada, namun belum
terdapat komoditas yang layak untuk dikembangkan. Dalam pengembangan
kawasan pertanian harus ditentukan terlebih dahulu komoditas yang tepat
berdasarkan potensi pasar dan wilayah.
Pendekatan Pembangunan Kawasan
Pendekatan pengembangan kawasan dirancang untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan, efisiensi anggaran dan mendorong keberlanjutan kawasan
komoditas unggulan. Empat pendekatan yang digunakan dalam pengembangan
kawasan komoditas unggulan yaitu: (1) pendekatan agroekosistem, (2) pendekatan
sistem agribisnis, (3) pendekatan partisipatif, dan (4) pendekatan terpadu.
Keempat pendekatan tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam
pengembangan kawasan pertanian. Khusus untuk pengembangan kawasan
perkebunan ada satu pendekatan lagi yang digunakan adalah pendekatan
diversifikasi integratif. Secara ringkas urgensi dan makna dari setiap pendekatan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pendekatan Agroekosistem
Pengembangan kawasan pertanian disusun dengan mempertimbangkan
kualitas dan ketersediaan sumberdaya lahan melalui pewilayahan komoditas,
dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan dan agroklimat agar diperoleh hasil
produksi dan produktivitas pertanian yang optimal dan berwawasan lingkungan.
Kondisi agroekosistem di wilayah salah satunya dicirikan oleh kondisi bio-fisik
30
lahan yang mencakup ketinggian lokasi, kelerengan lahan, kondisi iklim, dan
karakteristik tanah. Untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan, penentuan
komoditas unggulan harus mengacu pada peta pewilayahan komoditas pertanian
skala 1:50.000 yang telah mempertimbangkan agroekosistem setempat.
b. Pendekatan Sistem Agribisnis
Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan
komoditas unggulan adalah meningkatnya kuantitas produksi, kualitas produk dan
kesinambungan produksi komoditas yang dihasilkan. Dalam rangka pencapaian
sasaran tersebut dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi pengembangan
komoditas unggulan, maka pengembangan kawasan komoditas unggulan harus
dilaksanakan melalui pendekatan sistem agribisnis.
Hal ini mengandung pengertian bahwa pengembangan komoditas pertanian
di kawasan komoditas unggulan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu mulai dari pengadaan input produksi hingga pemasaran produk yang
dihasilkan petani. Dengan kata lain, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
pengembangan kawasan komoditas unggulan dapat meliputi aspek pengadaan
input produksi, proses produksi komoditas, aspek pemasaran, pengolahan
komoditas, serta aspek penyuluhan dan permodalan, yang dengan kebutuhan
pengembangan komoditas unggulan di kawasan setempat.
Keterpaduan kegiatan yang dibangun dalam kawasan berorientasi
permintaan pasar lebih diarahkan untuk dapat meningkatkan daya saing produk
melalui peningkatan produksi dan kualitas produk, kontinuitas ketersediaan
produk, pengolahan pasca panen dan kegiatan-kegiatan lainnya dengan titik berat
kepada aspek budidaya (praktik GAP) dan aspek pascapanen (pengolahan,
penyimpanan dan peningkatan kualitas).
c. Pendekatan Terpadu dan Terintegrasi
Pembangunan kawasan komoditas unggulan dengan pendekatan sistem
agribisnis akan membutuhkan dukungan pembinaan serta fasilitas dari seluruh unit
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan berbagai dinas/instansi di daerah, dan
dalam hal tertentu akan dibutuhkan pula dukungan dari Kementerian lain. Dalam
rangka menciptakan sinergisme kegiatan pada lingkup Kementerian Pertanian,
maka pelaksanaan program pada Unit Eselon I lingkup Kementerian Pertanian di
31
lokasi kawasan komoditas tertentu perlu dilaksanakan secara terpadu dan
terintegrasi. Hal ini dapat ditempuh dengan melakukan sinkronisasi program lintas
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan memprioritaskan program-program
unit Eselon I Kementerian Pertanian di lokasi kawasan komoditas unggulan yang
telah ditetapkan, sesuai dengan kebutuhannya. Sinkronisasi program juga perlu
dilaksanakan dengan program Pemda Kabupaten, Pemda Provinsi dan program
Kementerian lain.
d. Pendekatan Partisipatif
Pembangunan kawasan komoditas unggulan dalam pelaksanaannya akan
melibatkan banyak pihak mulai dari pemerintah pusat (Kementan), Pemda
Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, pelaku usaha dan masyarakat. Dalam rangka
mendorong keberlanjutan kawasan komoditas yang telah ditetapkan, maka perlu
ditumbuhkan rasa memiliki pada seluruh pihak yang terkait. Dalam kaitan tersebut
seluruh pihak terkait perlu dilibatkan secara aktif mulai dari tahap perencanaan
kegiatan hingga tahap pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan yang telah
ditetapkan. Partisipasi dana dari berbagai pihak (dana APBD, swasta dan
masyarakat) juga perlu dikembangkan untuk meningkatkan sinergi dan outcome
dari kegiatan pengembangan kawasan.
e. Pendekatan Diversifikasi Integratif
Dalam pengembangan budidaya tanaman tahunan, seperti tanaman
perkebunan dan hortikultura, pada periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM),
dapat dikembangkan tanaman pakan ternak atau tanaman penutup tanah untuk
menekan pertumbuhan gulma, menahan erosi, serta menahan aliran permukaan
dan penguapan. Dengan tujuan yang sama, dapat dikembangkan paket teknologi
alternatif berupa pengembangan tanaman pangan intensif, sehingga selain
menekan biaya, sekaligus memberikan pendapatan kepada petani. Disamping itu
pada usaha tanaman tahunan terdapat berbagai jenis limbah dan hasil samping
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan
tanaman tahunan (perkebunan, hortikultura) adalah meningkatnya produksi,
produktivitas, kualitas produk dan kontinuitas produksi yang dihasilkan. Dalam
rangka pencapaian sasaran tersebut dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi,
32
maka pada pengembangan kawasan tanaman tahunan dapat dilaksanakan
pengembangan sistem pertanian dengan integrasi tanaman pangan.
Klasifikasi Perkembangan Kawasan
Kawasan pertanian yang ada saat ini baik merupakan kawasan pertanian
tradisional maupun kawasan pertanian yang dibangun Pemerintah. Ditinjau dari
tahap perkembangannya dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori kelas kawasan,
yaitu:
a. Kawasan yang belum berkembang
b. Kawasan yang cukup berkembang
c. Kawasan yang telah berkembang
Klasifikasi kawasan pertanian existing dicirikan oleh hal-hal sebagaimana Tabel 1.
Tabel 8. Ciri-ciri Kawasan Pertanian menurut Tahapan Perkembangannya
No.
Ciri-ciri Kelas Kawasan
Belum berkembang Cukup berkembang Sudah berkembang
1. Masih dominan kegiatan on-farm
Kegiatan on-farm sudah berkembang
Kelembagaan pelayanan terkait pertanian sudah beragam jenisnya
2. Teknologi budidaya belum maju
Kelembagaan pelayanan terkait pertanian sudah mulai dibentuk
Pemasaran produk sudah berkembang, bahkan keluar wilayahnya
3. Sarana dan prasarana belum lengkap
Sarana dan prasarana sudah lebih lengkap
Kegiatan berproduksi sudah mengutamakan kualitas/mutu
4. Diperlukan penguatan kegiatan on-farm
Diperlukan kegiatan industri hilir
Kegiatan off farm sudah mulai berkembang
5. Masih memerlukan bimbingan dari Penyuluh Pertanian
Diperlukan penyuluhan bidang budidaya
Penguatan penyuluhan di bidang hilir dan pemasaran
33
Khusus untuk kawasan tanaman pangan, kriteria kawasan antara lain
memperhatikan produktivitas, optimalisasi luas tanam, tingkat kehilangan hasil,
mutu, efisiensi, harga dan margin, optimalisasi tingkat pendapatan (keberagaman
sumber pendapatan). Tipe kawasan, kriteria dan orientasi penguatan kawasan
tanaman pangan ditunjukkan oleh Tabel 2.
Tabel 9. Tipe kawasan, kriteria dan orientasi penguatan kawasan tanaman
pangan
No Tipe Kawasan Kriteria Kawasan Orientasi Penguatan
1. Pertumbuhan - Produktivitas lebih rendah dari rata-rata provinsi - Pemanfaatan lahan belum optimal - Tingkat kehilangan hasil mutu tinggi
- Peningkatan produktivitas - Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) - Penurunan tingkat kehilangan hasil
2. Pengembangan - Produktivitas hampir sama dengan produktivitas ratarata provinsi atau rata-rata nasional - Pemanfaatan lahan hampir optimal - Tingkat kehilangan hasil sedang - Mutu hasil belum optimal
- Peningkatan produktivitas - Penurunan tingkat kehilangan hasil - Peningkatan mutu hasil
3. Pemantapan - Produktivitas sudah lebih tinggi dari produktivitas rata-rata nasional - Mutu hasil belum optimal - Efisiensi usaha belum berkembang - Optimalisasi pendapatan melalui produksi sub sektor tanaman sudah maksimal (kecuali ada introduksi teknologi baru)
- Pengenalan teknologi baru - Peningkatan mutu hasil - Efisiensi usaha melalui pemanfaatan limbah lingkungan - Diversifikasi produk tanaman pangan - Pengaturan harga dan margin - Diversifikasi pendapatan melalui sub sektor lain
b. Kawasan Pertanian Berdasarkan Kelompok Komoditas
Berdasarkan kelompok komoditas, Kawasan Pertanian di Kabupaten Siak seluas
11.421 ha terdiri dari:
1. Kawasan Tanaman Pangan (8.686 ha);
2. Kawasan Hortikultura (2.735 ha);
34
(1) Kawasan Pertanian Tanaman pangan
Kawasan Pertanian adalah kawasan usaha tanaman pangan yang disatukan
oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi
oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa sehingga mencapai skala ekonomi
dan efektivitas manajemen usaha tanaman pangan. Kawasan tanaman pangan
dapat berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru dan lokasinya dapat
berupa hamparan atau spot partial namun terhubung dengan aksesibilitas
memadai. Kriteria khusus kawasan tanaman pangan dalam aspek luas agregat
kawasan untuk masing-masing komoditas unggulan tanaman pangan adalah: padi,
jagung, dan ubi kayu minimal 5.000 hektar; kedelai minimal 2.000 hektar; kacang
tanah minimal 1.000 hektar; serta kacang hijau dan ubi jalar minimal 500 hektar.
Disamping aspek luas agregat, kriteria khusus kawasan tanaman pangan
juga mencakup berbagai aspek teknis lainnya yang bersifat spesifik komoditas.
1. Kawasan Padi (8.025 ha)
Kawasan Padi di kabupaten Siak seluas 8.025 ha yang tersebar pada 9
Kecamatan dengan 4 kecamatan sentra padi dan 5 kecamatan daerah padi
pengembangan baru. 4 Kecamatan sentra padi tersebut antara lain : Kecamatan
Bungaraya, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Sabak Auh dan Kecamatan Sungai
Mandau. Sedangkan 5 kecamatan daerah padi pengembangan baru antara lain :
Kecamatan Pusako, Kecamatan Kandis, Kecamatan Tualang, Kecamatan Koto Gasib
dan Kecamatan Mempura. Berikut ini diagram Kawasan Pertanian padi di
Kabupaten Siak.
Gambar 5. Diagram Kawasan Pertanian Padi di Kabupaten Siak
35
Perda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Dalam rangka pencegahan alih fungsi lahan di Kabupaten Siak, khususnya
alih fungsi lahan padi, maka pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Siak
menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Tindak lanjut dari terbitnya
Perda ini yaitu diterbitkannya Peraturan Bupati (Perbup) Siak Nomor x tahun 2015
yang berisikan luas lahan Padi Kabupaten Siak yang dilindungi yaitu seluas 4.191
ha yang tersebar pada beberapa kecamatan Sentra Padi. Jadi, dari 8.025 ha kawasan
Padi yang masuk kedalam Action Plan Kawasan Pertanian, sebanyak 4.191 ha Lahan
Sawah yang sudah terpetakan (Peta Terlampir). Rincian lokasi Lahan Sawah yang
dilindungi Oleh Perda tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Siak
No. Kecamatan Desa Lahan P2B
(ha) Existing Lahan
1 2 3 4 5
1 Bungaraya Bungaraya 409,3 BASAH
Dayang Suri 34,7 BASAH
Jati Baru 116,7 BASAH
Jayapura 378,2 BASAH
Tuah Indrapura 335,1 BASAH
Kemuning Muda 452,2 BASAH
Buantan Lestari 247,1 BASAH
Langsat Permai 101,7 BASAH
Jumlah 1 2075,0
2 Sungai Apit Kelurahan Sungai Apit 69,9 BASAH
Parit I/II 24,8 BASAH
Harapan 32,6 BASAH
Teluk Lanus 552,2 BASAH
Teluk Mesjid 16,3 BASAH
Jumlah 2 695,9
3 Sungai Mandau Lubuk Jering 87,6 BASAH
Muara Bungkal 222,0 BASAH
Olak 11,7 BASAH
Teluk Lancang 13,5 BASAH
Muara Kelantan 275,2 BASAH
Jumlah 3 610,0
36
No. Kecamatan Desa Lahan P2B
(ha) Existing Lahan
1 2 3 4 5
4 Pusako Perincit 22,0 BASAH
Jumlah 4 22,0
5 Sabak Auh Selat Guntung 57,1 BASAH
Bandar Pedada 30,1 BASAH
Laksamana 139,8 BASAH
Sungai Tengah 270,3 BASAH
Rempak 41,6 BASAH
Belading 249,1 BASAH
Jumlah 5 788,0
Jumlah 1 s.d 5 4190,9
2. Kawasan Palawija (658 ha)
Kawasan palawija di Kabupaten Siak seluas 658 ha yang tersebar pada 14
Kecamatan. Namun demikian kawasan palawija di Kabupaten Siak belum ada yang
bisa dikategorikan sebagai kawasan Pemantapan. Berikut ini diagram Kawasan
Pertanian Palawija di Kabupaten Siak. Untuk tanaman Palawija, Sayur-sayuran
dan Buah-buahan masih tergolong kedalam Kawasan Pertumbuhan (Kawasan
Existing dan Kawasan Pengembangan Baru.
Gambar 6. Diagram Kawasan Pertanian Palawija di Kabupaten Siak
37
(b) Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura
Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura adalah sebaran usaha
hortikultura yang disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan infrastruktur
fisik buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa
sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha hortikultura.
Kawasan hortikultura dapat meliputi kawasan yang telah eksis maupun lokasi baru
yang memiliki potensi SDA yang sesuai dengan agroekosistem, dan lokasinya dapat
berupa hamparan dan/atau spot partial (luasan terpisah) dalam satu kawasan yang
terhubung dengan aksesibilitas memadai. Kriteria khusus kawasan hortikultura
mencakup berbagai aspek teknis yang bersifat spesifik komoditas baik untuk
tanaman buah, sayuran, tanaman obat maupun tanaman hias.
1. Kawasan Sayur-sayuran (347 ha)
Kawasan Sayur-sayuran di kabupaten Siak seluas 347 ha yang tersebar pada
14 Kecamatan. Komoditi sayuran yang dipilih ada 2 (dua) komoditi yang menjadi
komoditi unggulan nasional yaiitu komoditi Cabe dan Komoditi Bawang. Komoditi
bawang pengembangannya saat ini masih tergolong baru dilakukan selama 2 tahun
terakhir dalam luasan yang cukup. Komoditi bawang saat ini baru dilakukan pada 2
kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Mandau dan kecamatan Bungaraya. Harga
pasar yang cukup bagus mendorong minat masyarakat untuk melakukan
pengembangan komoditi bawang ini.
Kawasan Hortikultura merupakan sebaran usaha hortikultura yang
disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya dan infrastruktur fisik buatan serta
dibatasi oleh kesamaan tipologi agroekosistem untuk mencapai skala ekonomi dan
efektivitas manajemen usaha hortikultura. Lokasi Kawasan Hortikultura dapat
berupa satu hamparan dan atau hamparan parsial dari sentra-sentra di dalam satu
kawasan yang terhubung dengan aksesibilitas infrastruktur dan jaringan
kelembagaan secara memadai. Kawasan Hortikultura dapat meliputi gabungan dari
sentra-sentra yang secara historis telah eksis (sentra utama) dan sentra yang baru
berkembang atau sentra yang baru tumbuh (sentra penyangga).
Kriteria sentra utama dan sentra penyangga, yaitu:
a. Sentra utama
1) Sentra yang secara historis telah eksis;
38
2) Produksinya melebihi kebutuhan lokal (surplus), sehingga dapat berperan
terhadap pasokan nasional;
3) Sistem agribisnis relatif sudah berkembang, baik pada aspek budidaya maupun
pemasaran.
b. Sentra penyangga
1) Sentra baru yang memiliki potensi untuk dikembangkan, terutama pada saat off
season;
2) Produksinya melebihi kebutuhan lokal (surplus) yang berperan terhadap
pasokan dalam provinsi/kabupaten/kota/kebutuhan regional;
3) Sistem agribisnis sudah berkembang, terutama pada aspek budidaya.
Kriteria khusus Kawasan Hortikultura mencakup berbagai aspek teknis yang
bersifat spesifik komoditas, baik untuk tanaman buah, sayuran, tanaman obat
maupun tanaman hias. Kriteria khusus Kawasan Hortikultura berdasarkan
komoditas, yaitu sebagai berikut:
a. Kriteria khusus kawasan aneka cabai
1) Lokasi berdekatan dengan potensi sumber air (alami atau buatan);
2) Mendukung dalam pengaturan pola produksi nasional;
3) Memiliki infrastruktur yang mendukung aksesibilitas pasar.
b. Kriteria khusus kawasan bawang merah
1) Lokasi berdekatan dengan potensi sumber air (alami atau buatan);
2) Mendukung dalam pengaturan pola produksi nasional;
3) Memiliki infrastruktur yang mendukung aksesibilitas pasar.
4) Memiliki wilayah dengan tanah alluvial, andosol, organik, mediteran atau
latosol.
Namun demikian kawasan sayur-sayuran di Kabupaten Siak belum ada yang
bisa dikategorikan sebagai kawasan Pemantapan. Berikut ini diagram Kawasan
Pertanian sayur-sayuran di Kabupaten Siak.
39
Gambar 7. Diagram Kawasan Pertanian Sayur-sayuran di Kabupaten Siak
2. Kawasan Buah-buahan (2.208 ha)
Kawasan buah-buahan di Kabupaten Siak seluas 2.208 ha yang tersebar
pada 14 Kecamatan. Komoditi buah-buahan yang dipilih ada 8 (delapan) komoditi
pengembangan. Berikut ini diagram Kawasan Pertanian Buah-buahan di Kabupaten
Siak.
Gambar 8. Diagram Kawasan Buah-buahan di Kabupaten Siak
Komoditi yang menjadi komoditi unggulan daerah yaitu komoditi Nenas.
Komoditi Nenas sentra produksinya terletak di Kecamatan Sungai Apit. Produksi
saat ini diperkirakan s.d Bulan Desember 2016 akan mencapai angka 11.419 ton
dengan luas panen 400 ha dan produktifitas 28,56 ton/ha. Harga pasar yang cukup
40
bagus dan permintaan pasar yang semakin meningkat baik dari daerah lain dalam
Propinsi Riau maupun dari luar pulau Sumatera mendorong minat masyarakat
setempat untuk melakukan pengembangan komoditi nenas ini.
c. Sumber Pembiayaan Pengembangan Kawasan
Pengembangan kawasan melibatkan peran serta masyarakat (community);
kalangan swasta, BUMN dan BUMD (business); serta pemerintah (government).
Sumber pembiayaan pengembangan kawasan dari pemerintah dapat berasal dari
APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Dana pemerintah bersifat trigger
(pengungkit) berkembangnya kawasan oleh masyarakat dan dunia usaha. Bagan
pendanaan untuk mendukung pengembangan kawasan pertanian digambarkan
sebagaimana Gambar 7.
Gambar 9. Bagan Sumber Pendanaan Pemerintah Kabupaten Siak untuk Mendukung Pengembangan Kawasan Pertanian Tahun 2017-2021
Berdasarkan Gambar 7, sumber pendanaan kawasan pertanian Kabupaten
Siak didanai terutama oleh APBD II, namun demikian kawasan tersebut
memungkinkan didanai APBD Provinsi maupun APBN Pusat. Komoditas yang
dikembangkan di kawasan pertanian Kabupaten Siak Komoditi padi, palawija (2
komoditi), sayur-sayuran (2 komoditi) dan buah-buahan (8 komoditi) difokuskan
pada 13 komoditas sesuai Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2016-
2021.
41
Gambar 10. Bagan Arah dan Tahapan Pengembangan Kawasan Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
d. Implementasi Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian Di
Kabupaten Siak
Secara garis besar implementasi pengembangan kawasan dapat dibagi ke
dalam tahap: perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan dengan urutan tahapan
sebagai berikut:
(1) pembentukan organisasi pelaksana,
(2) penentuan komoditas,
(3) penentuan lokasi kawasan kabupaten/kota,
(4) penyusunan Master Plan pengembangan kawasan,
(5) penyusunan rencana aksi pengembangan kawasan,
(6) sinkronisasi rencana pengembangan kawasan lingkup provinsi,
(7) sinkronisasi rencana pengembangan kawasan lingkup Eselon I Kementerian
Pertanian,
(8) pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan,
(9) monev dan pelaporan dan
(10) penyusunan database pengembangan kawasan.
Sebagaimana proses manajemen, pengelolaan dan pengembangan kawasan
merupakan serangkaian aktivitas yang mencakup tahap perencanaan,
Kawasan belum berkembang - sarana & prasarana - aspek hulu - on farm - teknologi budidaya - penyuluhan
Keterangan: 1) Ada pembagian tugas yang jelas Pusat, Prov, Kab/Kota 2) Swasta, BUMN, dan masyarakat pelaku utama kawasan 3) Pertanian basis penggerak ekonomi 4) Didukung infrastruktur memadai.
EXISTING
Inisiasi (Kawasan Baru)
Kawasan cukup berkembang: - kelembagaan - on fam - sarana &
prasarana
Kawasan telah Berkembang: - kelembagaan - mutu - pemasaran - off farm
Pemantapan
Pengembangan
Penumbuhan
42
pengorganisasian, implementasi dan evaluasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan mencakup penentuan indikator keberhasilan kawasan, usulan dan
analisis terhadap calon lokasi dan komoditas, penentuan lokasi dan komoditas
dengan melibatkan pemangku kepentingan yang ada, serta pada akhirnya adalah
penyusunan Master Plan di tingkat provinsi serta Action Plan di tingkat
kabupaten/kota.
Gambar 11. Proses Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian Di Kabupaten Siak Propinsi
Riau Tahun 2017-2021 merupakan dokumen perencanaan pengembangan kawasan
Pertanian di Kabupaten Siak yang penyusunannya mengacu pada road map dari
master plan yang telah disusun di tingkat provinsi (Provinsi Riau).
Kawasan pertanian yang dimaksud terbagi dalam 2 (dua) kawasan yaitu
Kawasan Tanaman Pangan dan Kawasan Hortikultura. Kawasan Pertanian di
Kabupaten Siak yang akan dibagi dalam beberapa kawasan tersebut dipisahkan
menurut Jenis Komoditi yaitu Komoditi Padi, Komoditi Palawija, Komoditi Sayur-
sayuran, dan Komoditi Buah-buahan.
Berdasarkan salah satu dari 9 Agenda Prioritas “Nawa Cita” Presiden RI
yaitu :
Perencan
aan
- Penentuan indikator - Penentuan
lokasi/komoditas - Pengusulan dan
penetapan kawasan - Master Plan dan
Rencana Aksi, dll
Pengorga
nisasian
Impleme
ntasi
Evaluasi/
Feedback
Pembentukan
organisasi pelaksana
- Sinkronisasi dipusat dan daerah
- Pelaksanaan rencana aksi
- Penyusunan data base
- Monitoring dan evaluasi
43
“Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor-Sektor
Strategis Ekonomi Domestik “
Khusus untuk Sektor Strategis Pertanian dilakukan melalui :
1. Perbaikan irigasi rusak dan jaringan irigasi di 3 juta hektar lahan sawah;
2. 1 juta hektar lahan sawah baru di luar Jawa;
3. Pendirian Bank Petani dan UMKM;
4. Gudang dengan fasilitas pengolahan pasca panen di tiap sentra produksi.
Maka Pemerintah Kabupaten Siak berencana mewujudkan Kabupaten Siak
menuju Swasembada Beras. Alur pikir Peningkatan Produksi Beras Kabupaten
Siak Tahun 2021 dapat dilihat pada Gambar 12 berikut ini.
Gambar 12. Alur Pikir Peningkatan Produksi Beras Kabupaten Siak Tahun 2021
Pembangunan sub sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura harus
dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan
dalam arti luas di Kabupaten Siak, khususnya beras yang merupakan kunci dan
stabilitas ekonomi nasional. Sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk
yang berjumlah besar dengan makanan pokok mayoritas penduduknya adalah
beras, maka swasembada, kemandirian dan ketahanan pangan baik yang
bersumber dari bahan nabati maupun hewani merupakan salah satu hal yang
krusial dan menjadikannya sebagai komoditas strategis yang sekaligus juga
memiliki nilai politis yang sangat tinggi.
PENINGKATAN PRODUKSI BERAS
TAHUN 2021
Kebutuhan Beras 41.631 ton beras
KONDISI TAHUN TERAKHIR (2016)
Ketersediaan Beras 24.072 ton beras
Kekurangan Luas Pertanaman
Kekurangan lahan 3.983 ha
(IP 200)
Peningkatan Produktifitas
5,6 s.d 6,6 ton/ha
44
Fokus Kegiatan Pengembangan Tanaman Pangan :
1. a. Perluasan dan pengembangan areal tanaman pangan dalam rangka
peningkatan produksi pertanian.
b. Perlu pinjam pakai kawasan dan pelepasan kawasan hutan untuk perluasan
lahan sawah pada lahan yang sebagian besar berada dalam perizinan
perusahaan maupun dalam kawasan hutan lainnya.
2. Diperlukan sumber air baku, jaringan irigasi, pompanisasi yang mampu
mensuplai air untuk sawah secara terus menerus, serta peningkatan sarana dan
prasarana pengairan lainnya.
3. Memfokuskan Pengembangan Sarana dan Prasarana penunjang pengembangan
Tanaman Pangan khususnya pada Kecamatan yang masih sangat kekurangan
sarana dan prasarana pertanian.
4. a. Kerjasama penelitian dan pengembangan (Litbang) dengan instansi terkait
guna menghasilkan benih/bibit unggul bermutu, serta menjamin
ketersediaannya. Benih unggul yang dimaksud merupakan varietas benih
padi dengan kriteria :
- Tahan serangan OPT
- Produksi tinggi
- Umur tanam terpendek (genjah)
- Tahan kekeringan
- Tahan terendam air
b. Penangkaran benih mandiri.
Strategi Peningkatan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Siak antara lain :
1. Peningkatan produktivitas
2. Perluasan areal tanam
3. Pengamanan produksi
4. Pengurangan kehilangan hasil
1. Peningkatan Produktivitas
a. Penggunaan Benih Unggul Bermutu
b. Penggunaan Pupuk Berimbang
c. Irigasi
45
d. Pengapuran
e. Pengolahan Lahan Sempurna (menggunakan Transplanter dan Hand Tractor)
2. Perluasan Areal Tanam
a. Cetak Sawah Baru (CSB)
b. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP)
- IP 100 ke IP 200
- IP 200 ke IP 300
3. Pengamanan Produksi
a. Dilakukannya Optimalisasi Lahan Miskin Unsur Hara Melalui :
- Pemberian pupuk organik granular 1 ton/ha secara berkelanjutan.
- Pemberian kapur sebanyak 2 ton/ha untuk meningkatkan ph tanah
b. Penguatan kawasan tanaman pangan yang terintegrasi dengan memperkuat
adopsi serta inovasi teknologi sesuai dengan kondisi daerah dan kebutuhan
petani.
c. Diperlukan jaringan irigasi yang mampu mensuplai air untuk sawah secara
terus menerus, penambahan jaringan irigasi pada daerah sawah yang belum
memiliki irigasi, serta peningkatan sarana dan prasarananya seperti pintu
air dan pompa air.
4. Pengurangan Kehilangan Hasil
a. Penanganan prapanen
b. Penanganan panen
c. Penanganan pascapanen
Program pendukung Peningkatan Produksi Tanaman Pangan yaitu :
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Program ini dilaksanakan dengan tujuan mengembangkan budidaya
tanaman pangan komoditi padi dan palawija melalui penerapan IPTEK,
intensifikasi, ekstensifikasi, serta diversifikasi tanaman yang didukung dengan
sistem penyuluhan dan pendampingan yang intensif secara berkelanjutan guna
menunjang ketahanan pangan masyarakat.
Kegiatan pendukung Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan:
1. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi
2. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Palawija
46
3. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Jagung
4. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Kedelai
5. Perluasan Areal Sawah
6. Pengembangan Bibit/Benih Tanaman Pangan
7. Peningkatan Optimalisasi Lahan Tanaman Pangan
8. Koordinasi dan Sinkronisasi Sektor Pertanian
9. Insentif Puso Padi dan Peningkatan Produksi Padi
10. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
11. Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik tanaman pangan dan hortikultura
12. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Foto 2. Bupati Siak Bpk. Syamsuar bersama Kadis Pertanian Kabupaten Siak Ibu Robiati,
Kapolsek Siak, Kadis Pekerjaan Umum Pengairan serta Dandim TNI Siak melakukan
tanam perdana padi di Kecamatan Sabak Auh
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
Pelaksanaan Program Peningkatan
Penerapan Teknologi Pertanian bertujuan
untuk pengembangan IPTEK dalam
mendorong alih teknologi pertanian,
mendukung pertanian modern melalui
peningkatan alat dan mesin pertanian serta
mendorong produk pertanian berdaya
saing tinggi.
47
Pengembangan jaringan irigasi difokuskan pada pembangunan maupun
rehabilitasi konstruksi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dilokasi
Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) padi. Kegiatan yang dilakukan adalah
perbaikan kondisi jaringan, tanggul dan pintu yang telah mengalami kerusakan
mupun pembangunan jaringan irigasi baru.
Foto 3. Foto Bantuan Power Thresher (Mesin Perontok Padi) kegiatan Pengadaan Mesin Pasca
Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Foto 4. Bantuan alsintan berupa Paddy Transplanter (Alat Tanam Padi) untuk Petani
Kecamatan Sungai Mandau
48
Kegiatan pendukung Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian :
1. Pengembangan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani/Jaringan Irigasi
Desa
2. Pengadaan alat dan Mesin Pasca Panen Pertanian
3. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perbenihan/Perbibitan Pertanian
5. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian
Berdasarkan data analisa
swasembada beras, jika Kabupaten Siak
masih dengan daya dukung lahan saat
sekarang ini, maka Kabupaten Siak
sangat sulit memenuhi target kebutuhan
beras pada Tahun 2021 mendatang. Hal
ini akan terjadi jika Luas Lahan Sawah
tidak ditambah sebanyak 3.983 ha lagi.
Dengan luas lahan tambahan diharapkan mampu dilakukan penanaman 2
kali setahun (IP 200), sehingga mampu mengimbangi kebutuhan Beras Penduduk
Kabupaten Siak yang diperkirakan mencapai 41.631 ton beras pada Tahun 2021
yang akan datang.
Foto 5. Bupati Siak meresmikan Pompanisasi Daerah Irigasi Rawa Rempak Belading
Kecamatan Sabak Auh
49
Permasalahan Pengembangan Tanaman Pangan :
1. Kurangnya lahan persawahan akibat beralih fungsinya lahan pada daerah
pengairan potensial dan sebagian lahan masih termasuk dalam kawasan hutan
yang perlu dilakukan enclove dan pinjam pakai
2. Kurangnya Ketersediaan Air untuk mengairi Areal Persawahan (sarana
pengairan/irigasi yang masih terbatas)
3. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pada wilayah-wilayah
basis produksi pertanian.
4. Varietas benih padi yang ditanami belum seluruhnya merupakan benih unggul
bermutu, sehingga tidak seluruhnya mampu berproduksi tinggi.
Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura
Program ini dilaksanakan dengan tujuan mengembangkan budidaya
tanaman pangan komoditi sayur-sayuran dan buah-buahan melalui penerapan
IPTEK, intensifikasi, ekstensifikasi, serta diversifikasi tanaman yang didukung
dengan sistem penyuluhan dan pendampingan yang intensif secara berkelanjutan
guna menunjang ketahanan pangan masyarakat.
Fokus Kegiatan Pengembangan Hortikultura :
a. Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura,
b. Penerapan Budidaya Pertanian yang Baik (Good Agriculture Practices/GAP),
c. Penerapan Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM),
d. Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura,
e. Pengembangan Kelembagaan Usaha
Kegiatan pendukung Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura :
1. Perluasan Areal Hortikultura
2. Peningkatan Produksi dan Mutu Sayur-sayuran
3. Peningkatan Produksi dan Mutu Buah-buahan
4. Peningkatan Produksi, Mutu Tanaman Obat dan Tanaman Hias
5. Pengembangan Benih/Bibit Hortikultura
50
Foto 6. Kadis Pertanian Kabupaten Siak Ibu Robiati melakukan Panen Bawang Perdana di
Kecamatan Koto Gasib bersama Camat Koto Gasib, Kepala UPTD Koto Gasib, serta
PNS Lingkup Pertanian Kabupaten Siak.
Foto 7. Wakil Bupati Siak Bpk. Alfedri bersama Kadis Pertanian Kabupaten Siak Ibu Robiati
melakukan Panen Perdana Cabe Rawit di Kecamatan Koto Gasib.
51
Permasalahan Pengembangan Tanaman Hortikultura :
1. Usaha hortikultura sebagian besar skalanya kecil, teknologi maju belum
sepenuhnya diterapkan
2. Manajemen usaha di tingkat petani hortikultura belum dilaksanakan secara
profesional
3. Kualitas produk hortikultura pada umumnya belum memenuhi standar dan
beragam
4. Ketersediaan prasarana usaha seperti pengairan, alat dan mesin pertanian,
peralatan panen dan pasca panen masih terbatas
5. Peraturan atau kebijakan di berbagai sektor belum sepenuhnya berpihak
kepada usaha agribisnis hortikultura
6. Pengusahaan produk hortikultura sebagian bersifat usaha sambilan, komponen
pola rotasi tanaman, belum sebagai usaha bisnis utama.
7. Penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) belum optimal karena belum
dikuasainya komponen teknologi dan kurangnya kesadaran
8. Ketersediaan benih varietas unggul hortikultura belum mencukupi kebutuhan,
karena lemahnya kelembagaan dan skala usaha perbenihan yang kecil dengan
teknologi sederhana
9. Produk hortikultura bersifat musiman, sehingga pasokan dan harganya
fluktuatif.
10. Nilai tambah dalam agribisnis hortikultura dinikmati oleh pedagang atau
industri hilir
11. Kelembagaan petani umumnya belum kokoh, tidak atau kurang berfungsi
dengan baik, sehingga perbaikan dan manajemen usaha penerapan teknologi
dalam skala luas sulit dilakukan
12. Belum tersedianya lahan secara khusus untuk komoditas hortikultura, kecuali
hortikultura dataran tinggi
13. Posisi hortikultura dalam alokasi anggaran belanja rumah tangga umumnya
berprioritas rendah.
14. Belum adanya sarana informasi untuk maksud promosi serta kurangnya
kegiatan promosi di tingkat nasional maupun internasional
52
3.2. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
a. Monitoring dan evaluasi
Secara umum pelaksanaan pemantauan dimaksudkan untuk menjamin
pelaksanaan kegiatan pengembangan Kawasan Pertanian dapat berjalan sesuai
dengan Action Plan yang telah disusun. Adapun hasil evaluasi dimaksudkan untuk
digunakan sebagai umpan balik dan masukan dalam penyempurnaan dan tindak
lanjut perencanaan sesuai tahap-tahap rencana yang tertuang dalam Action Plan.
Prinsip-prinsip umum dari pemantauan dan evaluasi sebagai berikut:
a. Ruang lingkup waktu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mulai dari tahap
pra pelaksanaan, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan yang dilakukan secara
reguler tiga bulanan, insidentil dan berjenjang.
b. Ruang lingkup substansi pemantauan dan evaluasi kegiatan pengembangan
kawasan dilakukan terhadap rencana dan realisasi tahapan-tahapan yang
tertuang dalam Action Plan.
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sesuai dengan tanggung jawab tugas dan
fungsi organisasi yang telah dibentuk.
Proses dan metode pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pengembangan Kawasan Pertanian sebagai berikut:
a. Tim Teknis Pusat menyusun format acuan dan kuesioner umum dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pengembangan Kawasan Pertanian di lingkup nasional.
b. Tim Teknis Provinsi menjabarkan format acuan dan kuesioner umum yang
ditetapkan Tim Teknis Pusat sesuai kondisi di masing-masing provinsi dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pengembangan Kawasan Pertanian di lingkup provinsi.
c. Tim Teknis Kabupaten/Kota mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pemantauan dan evaluasi pengembangan Kawasan Pertanian di lingkup
53
kabupaten/kota sesuai format acuan dan kuesioner yang disusun oleh Tim
Teknis Provinsi.
d. Guna menjamin obyektivitas hasil evaluasi, proses evaluasi dilakukan secara
partisipatif dengan menggunakan metode Project Performance Management
System (PPMS) yang melibatkan petani dan pelaku usaha sebagai penerima
manfaat.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan: (1) membandingkan
realisasi program/kegiatan dibandingkan dengan targetnya; (2) menyusun check
list kriteria keberhasilan pada aspek manajerial dan teknis; (3) mengukur progress
dari tahapan pengembangan kawasan; dan (4) mengidentifikasi masalah dan solusi
serta usulan tindak lanjut
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim di setiap tingkatan administrasi
wilayah penyelenggara dan pelaksana action plan Kawasan Pertanian baik melalui
kunjungan langsung ke lapangan maupun secara administratif terhadap aspek
teknis dan keuangan secara berkala dan atau sesuai kebutuhan.
Adapun ruang lingkup monitoring dan evaluasi diantaranya:
a. Keragaan dan kesiapan pelaksanaan kegiatan pengawalan dan pendampingan
action plan Kawasan Pertanian di lokasi sentra padi, palawija, sayur-sayuran dan
buah-buahan (Tim Pusat, Tim Provinsi dan Kabupaten Siak, penyuluh pendamping,
petani pelaksana, poktan);
b. Proses pelaksanaan kegiatan (Tahapan dan Proses Penyusunan Rencana Aksi tim
penyusun rencana aksi, lokasi desa sentra, rencana aksi final sesuai outline dengan
matrik-matrik sebagai lampirannya).
c. Hasil dan dampak pelaksanaan kegiatan Pengawalan dan Pendampingan
Aparatur Pertanian dan Penyuluh Pertanian yang tergabung dalam tim di lokasi
Kawasan Pertanian.
b. Pelaporan
Pelaporan pengembangan Kawasan Pertanian difokuskan pada spek teknis
kinerja pengembangan sesuai Masterplan dan Action Plan di masing-masing daerah.
54
Adapun laporan administrasi keuangan dan aset dilaksanakan masing-masing
satuan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan teknis kinerja pengembangan kawasan merupakan laporan yang
bersifat substantif dan komprehensif berbentuk laporan tinjauan hasil (tengah
tahunan) dan laporan tahunan. Substansi pelaporan menyajikan hasil pemantauan
dan evaluasi pengembangan kawasan, mencakup: (1) jenis-jenis kegiatan yang
telah dilaksanakan; (2) hasil dari kegiatan berupa output dan outcome sesuai
indikator kinerja; (3) check list kriteria keberhasilan baik aspek manajemen dan
aspek teknis; (4) capaian tahapan pengembangan kawasan; dan (5) permasalahan,
solusi dan usulan tindak lanjut.
Proses dan metode pelaksanaan pelaporan pengembangan Kawasan
Pertanian sebagai berikut:
a. Tim Teknis Kabupaten/Kota melaporkan pelaksanaan kegiatan pembinaan,
pemantauan dan evaluasi serta kinerja pengembangan Kawasan Pertanian di
lingkup kabupaten/kota dalam bentuk laporan tinjauan hasil (tengah tahunan)
dan laporan tahunan kepada: (a) Tim Teknis Provinsi dan (b) Bupati/Walikota
melalui Tim Pembina Kabupaten/Kota.
b. Tim Teknis Provinsi melaporkan pelaksanaan kegiatan pembinaan, pemantauan
dan evaluasi serta kinerja pengembangan Kawasan Pertanian seluruh
kabupaten/kota di liingkup provinsi dalam bentuk laporan tinjauan hasil
(tengah tahunan) dan laporan tahunan kepada: (a) Tim Teknis Pusat dan (b)
Gubernur/Kepala Daerah melalui Tim Pembina Provinsi.
c. Tim Teknis Pusat melaporkan pelaksanaan kegiatan pembinaan, pemantauan
dan evaluasi serta kinerja pengembangan Kawasan Pertanian di lingkup
nasional dalam bentuk laporan tinjauan hasil (tengah tahunan) dan laporan
tahunan kepada Menteri Pertanian melalui Tim Pengarah Pusat.
Pelaksanaan kegiatan pengawalan dan pendampingan Aparatur Pertanian
dan Penyuluh Pertanian yang tergabung dalam tim di lokasi Kawasan Pertanian
dilaporkan secara berjenjang mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi hingga ke pusat sebagaimana arus pelaporan.
55
c. Pembiayaan
Dukungan pembiayaan dalam pengawalan dan pendampingan Aparatur
Pertanian dan Penyuluh Pertanian yang tergabung dalam tim di lokasi Kawasan
Pertanian bersumber dari APBD II, APBD I, APBN selain itu dapat bersumber dari
sumber lainnya yang tidak mengikat dan pengelolaannya dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundangan. (Jumlah pembiayaan secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 8 dan Lampiran 9).
Keberhasilan pengawalan dan pendampingan Aparatur Pertanian dan
Penyuluh Pertanian yang tergabung dalam tim di lokasi Kawasan Pertanian akan
tercapai apabila didukung oleh semua pihak, termasuk pemangku kepentingan
tingkat pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan
sampai ke Desa.
Pengawalan dan pendampingan Aparatur Pertanian dan Penyuluh di lokasi
Kawasan Pertanian dalam pelaksanaannya agar dilaksanakan secara sinergis
dengan pendampingan TNI AD dan Perguruan Tinggi sehingga dapat memberikan
kontribusi yang nyata dalam mewujudkan swasembada berkelanjutan tanaman
pangan dan hortikultura.
Foto 8. Prajurit TNI Kabupaten Siak sedang melakukan penyemprotan hama bersama
masyarakat di Lahan Sawah kec. Bungaraya.
56
IV. PENUTUP
Tahapan dan penyusunan action plan ini membutuhkan rencana kerja yang
terukur dan tim penyusun yang melibatkan para pemangku kepentingan mulai dari
pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten/kota hingga aparatur teknis dilapangan.
Disamping itu keterlibatan para petani sebagai pelaku utama pengembangan
kawasan pertanian melalui pendekatan partisipatif akan sangat dibutuhkan untuk
menetapkan rencana kegiatan yang paling sesuai dengan permasalahan, aspirasi
dan kebutuhan pelaku usaha dilapangan.
Akhir kata semoga buku Action Plan Kawasan Pertanian di Kabupaten Siak
ini dapat bermanfaat bagi pembangunan pertanian di Kabupaten Siak yang
digunakan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan yang
menyangkut kebijakan pertanian Tahun 2017-2021. Amin Ya Rabbal alamin.
Billahi taufik walhidayah assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
57
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework)
Design Proses Penyusunan Matriks Rencana Aksi berbasis Bottom Up Planning
Kegiatan
Pembiayaan
Proposal
RPTP/RDHPAnalisis Isu Strategis
Lingkungan Internal :
kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Analisis
SWOT
Analisis Isu Strategis
Lingkungan Eksternal :
Peluang (O)
Tantangan (T)
Analisis
PermasalahanAnalisis Tujuan Analisis Peran
Lampiran 1. Design Proses Penyusunan Matriks Rencana Aksi berbasis Bottom Up Planning
58
Tahun Pelaksanaan : 2017-2021
No Permasalahan Solusi
a. Perluasan dan pengembangan areal tanaman pangan dan hortikultura dalam
rangka peningkatan produksi pertanian.
b. Perlu pinjam pakai kawasan dan pelepasan kawasan hutan untuk perluasan
lahan sawah pada lahan yang sebagian besar berada dalam perizinan perusahaan
maupun dalam kawasan hutan lainnya.
2 Kurangnya Ketersediaan Air untuk mengairi Areal
Persawahan (sarana pengairan/irigasi yang masih terbatas)
Diperlukan sumber air baku, jaringan irigasi, pompanisasi yang mampu mensuplai
air untuk sawah secara terus menerus, serta peningkatan sarana dan prasarana
pengairan lainnya.
3 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang
pada wilayah-wilayah basis produksi pertanian.
Memfokuskan Pengembangan Sarana dan Prasarana penunjang pengembangan
Tanaman Pangan dan Hortikultura khususnya pada Kecamatan yang masih sangat
kekurangan sarana dan prasarana pertanian.
4 Varietas benih padi yang ditanami belum seluruhnya
merupakan benih unggul bermutu, sehingga tidak
seluruhnya mampu berproduksi tinggi.
a. Kerjasama penelitian dan pengembangan (Litbang) dengan instansi terkait guna
menghasilkan benih/bibit unggul bermutu, serta menjamin ketersediaannya. Benih
unggul yang dimaksud merupakan varietas benih padi dengan kriteria :
1. Tahan serangan OPT
2. Produksi tinggi
3. Umur tanam terpendek (genjah)
4. Tahan kekeringan
5. Tahan terendam air
b. Penangkaran benih mandiri (tanaman pangan maupun hortikultura)
Kurangnya lahan persawahan akibat beralih fungsinya lahan
pada daerah pengairan potensial dan sebagian lahan masih
termasuk dalam kawasan hutan yang perlu dilakukan
enclove dan pinjam pakai
1
Analisis Permasalahan
Lampiran 2. Analisis Permasalahan
59
Analisis Tujuan
Meningkatnya persediaan
beras, palawija, sayuran dan
buah di Kabupaten Siak
Meningkatnya Produksi beras, palawija, sayuran dan buah
Tidak timbulnya
hama dan penyakit
yang tidak dapat
ditanggulangi
Para petani
melaksanakan
budidaya tanaman
padi, palawija,
sayuran dan buah
secara efektif
Aparat
penyuluhan
bersedia
bekerja sama
Kebutuhan
akan
penyuluhan
ditelaah
Paket
penyuluhan
disusun
Para penyuluh
dilatih
Kebutuhan
akan sarana
produksi
ditentukan
Sistem
distribusi
sarana
produksi
dibentuk
Pembatasan
impor sarana
produksi
esensial
dihapus
Meningkatnya
penghasilan petani di
Kabupaten Siak
Meningkatnya
penerapan teknologi
pertanian di Kabupaten
Siak
Sistem
pengendalian
hama dan penyakit
padi, palawija,
sayuran dan buah
Sistem penyuluhan
budidaya padi,
palawija, sayuran
dan buah berjalan
efektif
Sistem distribusi
sarana produksi
berjalan efektif
Kebijaksanaan
pemerintah
mengenai harga
padi, palawija,
sayuran dan buah
Lampiran 3. Analisis Tujuan
60
No Tujuan Keterangan
1 Meningkatkan antisipasi kerusakan tanaman akibat anomaly
iklim.
Persawahan sumber air rata-rata bergantung pada curah
hujan
2 Meningkatkan pengawasan pupuk dan pestisida berwawasan
lingkungan.
Penggunaan pupuk anorganik cukup tinggi
3 Meningkatkan pengembangan kelembagaan permodalan,
pengolahan dan pemasaran hasil.
Belum banyaknya kelompok tani yang bergerak dibidang
pengolahan dan pemasaran hasil
4 Meningkatkan pembinaan rehabilitasi dan konservasi lahan
tanaman pangan dan hortikultura.
Alih fungsi lahan yang masih terjadi
5 Meningkatkan pengaturan, serta penyediaan benih
bersertifikat.
Penggunaan benih lokal masih ada ditingkat petani
Analisis Alternatif
Lampiran 4. Analisis Alternatif
61
No Stakeholder Kepentingan Persepsi Masalah Sumber Daya Mandat
1 Masyarakat Ketersediaan pangan yang aman
dan sehat untuk dikonsumsi
Banyaknya penggunaan
bahan pengawet makanan
Bersedia membayar lebih
untuk pangan yang aman dan
sehat untuk dikonsumsi
Tak dapat
diterapkan
2 Pedagang Eceran Tidak ada kekosongan stok
pangan untuk diperdagangkan
banyaknya pangan impor
yang menurunkan harga jual
Ingin menjual hasil petani
lokal yang harganya
terjangkau dan tidak banyak
biaya operasional
Tak dapat
diterapkan
3 Pemerintah
(Daerah, Propinsi
maupun Pusat)
Dapat diandalkan, memberikan
bantuan baik dari bantuan
saprodi, pengadaan sarana
prasarana maupun sosialisasi
teknologi pertanian yang terbaru
Ketersediaan bantuan benih
pemerintah yang belum
tersedia tepat waktu saat
musim tanam tiba
Bersedia membantu petani
dari dana APBD II yang
tersedia
Membina petani
khususnya
adopsi teknologi
terbaru
4 Perusahaan
Swasta
Dapat diandalkan, memberikan
bantuan baik dari bantuan
saprodi, pengadaan sarana
prasarana maupun sosialisasi
teknologi pertanian yang terbaru
Memberikan bantuan
terbatas pada wilayah kerja
perusahaan dan tidak
kontinyu setiap tahunnya
(hanya jika ada program CSR
pada tahun tersebut)
Bersedia membantu petani
dari dana Perusahaan yang
tersedia
Tak dapat
diterapkan
Analisis Peran
Lampiran 5. Analisis Peran
62
I II III IV V I II III IV V I II III IV V
1Program Peningkatan Produksi
Tanaman Pangan1 - - - - - - - - - - 966 1.284 2.394 1.914 1.625
2Program Peningkatan Produksi
Tanaman Hortikultura1 - - - - - - - - - - 198 617 567 617 417
3Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian1 - - - - - - - - - - 573 1.510 1.870 968 968
4
Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian
3 5.346 3.977 3.042 3.667 3.667 - - - - - - - - - -
5
Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan
4 7.946 5.612 5.902 6.192 7.464 - - - - - - - - - -
6Program Peningkatan Produksi
dan Nilai Tambah Hortikultura2 1.660 2.320 2.440 2.440 2.440 - - - - - - - - - -
7Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian/ Perkebunan1 - - - - - 39 351 347 340 453 - - - - -
8Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (Pertanian/Perkebunan)1 - - - - - - 280 280 280 280 - - - - -
9Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan2 - - - - - 669 491 509 534 509 - - - - -
16 14.952 11.909 11.384 12.299 13.571 708 1.122 1.136 1.154 1.242 1.738 3.411 4.831 3.499 3.010
Total Kebutuhan Anggran Tahun I s/d Tahun V (2017 S/D 2021)
APBN (dalam juta) APBD Prop (dalam juta) APBD Kab (dalam juta)
Total
No Program
Total Sasaran
Program
(Tahun I s/d
V)
Total Anggaran per Sumber Dana 64.113.650.000 5.362.400.000 16.488.833.000
Total Anggaran Tahun 2017 s.d 2021 85.964.883.000
Lampiran 6. Rekapitulasi Matrik Rencana Aksi Kawasan Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD II,
APBN dan APBD I.
63
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Urusan Pertanian
3.03.01.
15
Program Peningkatan
Produksi Tanaman Pangan
Jumlah produksi tanaman
pangan (padi dan palawija)
ton (padi dan
palawija)
44.951 48.387 966.360.000 50.095 1.284.000.000 51.869 2.394.000.000 53.716 1.914.000.000 55.637 1.625.000.000 55.637 8.183.360.000
3.03.01.
16
Program Peningkatan
Produksi Tanaman
Hortikultura
Jumlah produksi tanaman
hortikultura (sayur-sayuran
dan buah-buahan)
ton (sayur dan
buah)
19.260 19.443 198.015.000 19.832 617.000.000 20.229 567.000.000 20.876 617.000.000 21.541 417.000.000 21.541 2.416.015.000
3.03.01.
17
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Pertanian
Tingkat penerapan teknologi
pertanian
% 49,16 53,60 573.458.000 59,28 1.510.000.000 65,07 1.870.000.000 71,05 968.000.000 76,83 968.000.000 76,83 5.889.458.000
3.03.01.
18
Program Peningkatan
Produksi Perkebunan
Produksi tanaman
perkebunan (4 komoditi
perkebunan)
ton 1.043.979 1.075.298 240.390.000 1.107.557 1.351.000.000 1.140.784 965.000.000 1.175.008 2.466.000.000 1.210.258 1.205.000.000 1.210.258 6.227.390.000
3.03.01.
19
Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
Jumlah Kelompok tani yang
ditingkatkan
Kelembagaannya
Poktan 806 826 432.330.000 846 933.000.000 921 833.000.000 921 455.000.000 921 455.000.000 921 3.108.330.000
3.03.01.
20
Program Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Persentase Tenaga
penyuluhan yang Tangguh
dan profesional di bidangnya
% 72,00 73,00 183.307.500 74,00 537.000.000 75,00 215.000.000 76,00 407.000.000 77,00 577.000.000 77,00 1.919.307.500
Urusan Pertanian (APBD II Murni) 2.593.860.500 6.232.000.000 6.844.000.000 6.827.000.000 5.247.000.000 27.743.860.500
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021Kondisi Kinerja pada akhir
periode Renstra SKPD
Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja
Program (outcome) Satuan
Data Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2017 Tahun 2018
Lampiran 7. Rekapitulasi Matrik Rencana Aksi melalui Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif Bidang Pertanian SKPD Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD II
64
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pengelolaan Sistem
Penyediaan dan
Pengawasan Alat
Mesin Pertanian
Tersalurkan dan
termanfaatkannya
alat dan mesin
pertanian
Jumlah bantuan alat
dan mesin pertanian
Pengadaan Sarana dan
Prasarana Teknologi
Pertanian Tepat Guna
Traktor Roda Empat Unit - - 1 350 1 350 1 350 1 350
Pengadaan Sarana dan
Prasarana Teknologi
Pertanian Tepat Guna
Hand Traktor Unit - - 2 80 2 80 2 80 2 80
Pengadaan Sarana dan
Prasarana Teknologi
Pertanian Tepat Guna
Cultivator Unit - - 2 40 2 40 2 40 2 40
Pengadaan Sarana dan
Prasarana Teknologi
Pertanian Tepat Guna
Alat Tanam Padi Unit - - 3 180 3 180 3 180 3 180
Pengadaan Sarana dan
Prasarana Teknologi
Pertanian Tepat Guna
Sarana
Pengangkutan Hasil
Pertanian
Unit - - 12 300 12 300 12 300 12 300
Sarana Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan serta
Sarana Pascapanen
Bantuan Sarana
Dryer dan Bangunan
Unit 1 935 1 935 - - - - - -
Sarana Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan serta
Sarana Pascapanen
Bantuan Sarana
Power Thresher
Bensin
Unit 3 60 2 40 2 40 2 40 2 40
Sarana Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan serta
Sarana Pascapanen
Bantuan Sarana
Power Thresher
Solar
Unit 3 78 2 52 2 52 2 52 2 52
Kegiatan
2021
Program K/L Kegiatan K/L Sasaran K/L Indikator K/L
Program
Penyediaan dan
Pengembangan
Prasarana dan
Sarana Pertanian
20202018
Nama Aktivitas Satuan
2017 2019
Lampiran 8. Matrik Rencana Aksi melalui Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Bidang Pertanian SKPD Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBN
65
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jumlah bantuan alat
dan mesin pertanian
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Hortikultura
Unit 2 100 - - - - 1 50 1 50
Bangsal Pasca Panen Unit 1 240 - - - - 1 240 1 240
Sarana Prasarana
Pascapanen
Unit 3 45 - - - - 1 15 1 15
Bantuan Sarana
Combine Harvester
Besar
Unit 3 1275 1 425 1 425 1 425 3 1275
Bantuan Sarana Rice
Milling Unit (RMU)
Unit 2 620 1 310 1 310 1 310 1 310
Bantuan Sarana Corn
Sheller
Unit 10 330 2 66 2 66 2 66 6 198
Program
Penyediaan dan
Pengembangan
Prasarana dan
Sarana Pertanian
Pengelolaan Air
Irigasi Untuk
Pertanian
Rehabilitasi dan
pembangunan
jaringan irigasi
tersier
Luas areal sawah yang
jaringan irigasi
tersiernya
dibangun/direhabilitas
i
Pengelolaan Air Irigasi
Pertanian
Pengembangan
Jaringan Irigasi
Ha 1180 1888 - - - - 200 320 200 320
Penerapan Budidaya
Padi Inbrida (Jarwo)
Ha 1100 3190 1200 3480 1300 3770 1400 4060 1500 4350
Pengembangan Desa
Pertanian Organik
Padi
Ha 20 420 20 420 20 420 20 420 20 420
Penerapan Budidaya
Padi Hazton
Ha 100 600 100 600 100 600 100 600 100 600
2019
Tersalurkan dan
termanfaatkannya
alat dan mesin
pertanian
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Hortikultura
Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Hasil
Tanaman Pangan
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan
2020
Nama Aktivitas
2017 2018
Jumlah bantuan alat
dan mesin pascapanen
padi
Sarana Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan serta
Sarana Pascapanen
Indikator K/L Kegiatan Kegiatan K/L
Tersalurkan dan
termanfaatkannya
alat dan mesin pasca
panen padi
Program
Penyediaan dan
Pengembangan
Prasarana dan
Sarana Pertanian
Pengelolaan Sistem
Penyediaan dan
Pengawasan Alat
Mesin Pertanian
Pengelolaan
Produksi Tanaman
Serealia
Terlaksananya
penerapan teknologi
intensifikasi padi
Luas penerapan
intensifikasi budidaya
jajar legowo padi
Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia
Sasaran K/LProgram K/L Satuan
2021
Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Hasil
Tanaman Pangan
Lampiran 8. (lanjutan)
66
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Hasil
Tanaman Pangan
Pengelolaan
Produksi Tanaman
Serealia
Terlaksananya
penerapan teknologi
intensifikasi jagung
Luas penerapan
budidaya jagung
hibrida
Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia
Penerapan Budidaya
Jagung Hibrida
Ha 500 1500 100 300 100 300 100 300 100 300
Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Hasil
Tanaman Pangan
Pengelolaan
Produksi Tanaman
Aneka Kacang dan
Umbi
Terlaksanakannya
penerapan teklogi
intensifikasi
budidaya kedelai
Luas penerapan
intensifikasi budidaya
kedelai
Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi
Pengembangan
Intensifikasi
Tanaman Kedelai
Ha 5 10,73 5 10,73 5 10,73 5 10,73 5 10,73
Peningkatan Produksi
dan Mutu Buah-buahan
Peningkatan
Produksi dan Mutu
Buah-buahan
Desa/Kel
urahan
- - 12 360 12 360 12 360 12 360
Perluasan Areal
Hortikultura
Desa/Kel
urahan
- - 6 300 6 300 6 300 6 300
Peningkatan Produksi
Sayuran dan Tanaman
Obat
Kawasan Aneka
Cabai
Ha 40 1660 40 1660 40 1660 40 1660 40 1660
Peningkatan
Produksi, Mutu
Tanaman Obat dan
Tanaman Hias
Desa/Kel
urahan
0 0 0 0 4 120 4 120 4 120
Program
Penyediaan dan
Pengembangan
Prasarana dan
Sarana Pertanian
Perluasan dan
Perlindungan Lahan
Pertanian
Meningkatnya
luasan areal
pertanian
Jumlah cetak sawah Perluasan dan
Perlindungan Lahan
Pertanian
Perluasan Sawah Ha 100 2000 100 2000 100 2000 100 2000 100 2000
20212018 2019
14.951.730.000 11.908.730.000 11.383.730.000 Jumlah Rencana Anggaran Dinas Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
(Sumber Dana APBN)
12.298.730.000
2020
13.570.730.000
Program
Peningkatan
Produksi dan
Nilai Tambah
Hortikultura
Peningkatan
Produksi Sayuran
dan Tanaman Obat
Terbangunnya Desa
Pertanian Organik
Berbasis
Sayuran/Tanaman
Obat
Jumlah Desa Pertanian
Organik Berbasis
Sayuran/Tanaman
Obat
Sasaran K/L Indikator K/L Kegiatan Program K/L Kegiatan K/L
Program
Peningkatan
Produksi dan
Nilai Tambah
Hortikultura
Peningkatan
Produksi Buah dan
Florikultura
Terbangunnya Desa
Pertanian Organik
Berbasis Tanaman
Buah/Florikultura
Jumlah Desa Pertanian
Organik Berbasis
Tanaman
Buah/Florikultura
2017
Nama Aktivitas Satuan
Lampiran 8. (lanjutan)
67
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Tingkat Penerapan Teknologi
Pertanian (%)
1 Peningkatan penggunaan Alat Pasca
Panen (Unit)I.Pemanenan
Sabit bergerigi unit - - - - - - - - - -
Paddy Reaper unit - - - - - - - - - -
Combine Harvester unit - - - - - - - - - -
Mesin Panen (Stripper) unit - - - - - - - - - -
II. Perontok/Pemipil
a. Perontok Padi (Thresher) 1. Pedal Thresher unit 2 8 2 8 2 8 2 8 2 8
2. Power Thresher unit 2 10 2 10 2 10 2 10 2 10
b. Pemipil Jagung (Cornsheller) unit 2 14 2 14 2 14 2 14 2 14 c. Perontok Kedelai (Thresher) unit 1 7 1 7 1 7 - - - - d. Perontok multiguna (Padi,Jagung,
Kedelai)
unit - - - - - - - - - -
III. Pembersih Gabah (Winower) unit - - - - - - - - - -
IV. Pengeringan (Dryer) - - - - - - - - - -
a. Box Dryer unit - - - - - - - - - -
b. Continiuous Dryer unit - - - - - - - - - -
2 Pembinaan dan Pengadaan Alat
Pascapanen Hortikultura
Tersedianya alat pasca panen
hortikultura (Unit/ buah)
Terbinanya kelompok tanaman hias
(kelompok)A. Alat Pasca Panen Tanaman
Buah1. Alat Gunting pangkas (buah) buah - - 30 3 - - - - - -
2. Alat Pemetik Manggis (buah) buah - - 10 1 - - - - - -
3. Gudang pengumpulan Buah buah - - 1 50 1 50 1 50 1 50
4. Motor Roda 3 unit - - 4 100 4 100 4 100 4 100 5. Keranjang packing/ panen Buah unit - - 100 10 100 10 100 10 100 10
B. Alat Pascapanen Tanaman
Sayuran1. Keranjang panen sayur buah buah - - 100 10 100 10 100 10 100 10
2. Karton (buah) buah - - 100 1 100 1 100 1 100 1
3. Plastik sayur (lembar) lembar - - 100 0,2 100 0,2 100 0,2 100 0,2
4. Pembelian timbangan panen
digital (unit)
unit - - 3 1 3 1 3 1 3 1
5. Gudang pascapanen sayur unit - - - - - - - - 1 50
6. Karung jaring sayur Buah unit - - - - - - - - 30 6
7. Bak pencuci Sayur unit - - 1 0,2 1 0,2 1 0,2 - -
8. Gerobak Sorong unit - - 5 3 5 3 5 3 5 3
No Tujuan SasaranIndikator
Sasaran
Indikator Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan (Output)Satuan
2017
Program dan Kegiatan
2019 2020 2021
Meningkatnya
ketersediaan
sarana dan
prasarana
pertanian dan
peternakan guna
mendukung
aktivitas usaha
tani ternak
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana (%)
Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian/ Perkebunan
Pembinaan dan Pengadaan Alat
Pasca Panen Tanaman Pangan
5
2018
Meningkatkan
ketersediaan sarana
dan prasarana dalam
rangka mendukung
peningkatan produksi,
produktivitas dan
mutu hasil pertanian
dan peternakan
Lampiran 9. Matrik Rencana Aksi melalui Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Bidang Pertanian SKPD Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021 Sumber Dana APBD I
68
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
C. Alat Pascapanen Tanaman Hias
1. Rumah Sungkup (Unit) unit - - - - - - - - - -
2. Alat Mesin Cocopeat (Unit) unit - - - - - - - - - -
D. Alat Pascapanen Tanaman Obat
1. Keranjang Panen (buah) unit - - - - - - - - 30 8
E. Sarana prasarana Pascapanen
hortikultura1. Rumah Gudang Pascapanen Sayur
(unit)
unit - - - - - - - - 1 50
2. Gerobak sorong (unit) unit - - 5 3 5 3 5 3 5 3
3. Motor roda 3 (unit) unit - - 5 125 5 125 5 125 5 125
4. Keranjang panen sayur buah
(unit)
unit - - 50 5 50 5 50 5 50 5
5. Bak pencucian sayur dan
pencucian tanaman obat dan
kelengkapannya (paket)
unit - - 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Tingkat Ketersediaan
Pangan/Padi (ton)
1 Perluasan Areal dan
Pengelolaan Lahan Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Pertambahan luas areal tanam (ha) ha - - 20 280 20 280 20 280 20 280
Jumlah Produksi Pertanian (ton)
1 Bertambahnya Luas Tanam Buah-
buahan (Ha)
ha - - 10 50 10 50 10 50 10 50
Terbangunnya kebun tanaman Hias
( Ha/ btg/ kuntum/ tangkai)
ha - - - - - - 1 25 - -
2 Pengembangan Buah-buahan
dilahan pekarangan
Terlaksananya pemanfaatan lahan
pekarangan dirumah layak huni
(batang)
btg - - 200 15 200 15 200 15 200 15
2017 2018 2021
SasaranIndikator
Sasaran
2019 2020
SatuanNo Tujuan Program dan KegiatanIndikator Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan (Output)
Meningkatkan
kesempatan kerja
dibidang agribisnis
pertanian dan
peternakan
Berkurangnya
tingkat
kemiskinan di
Provinsi Riau
Penurunan
Tingkat
Kemiskinan (%)
Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (Pertanian/Perkebunan)
5
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
Penumbuhan dan
Pengembangan Kawasan
Produksi Buah-buahan dan
Tanaman Hias
Lampiran 9. (lanjutan)
69
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
Target
Aktivitas
Usulan
Dana
(Juta)
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
3 Jumlah Produksi Pertanian (ton)
a. Padi (ton)
b. Buah-buahan (ton)
c. Sayuran (ton)
1 Penumbuhan dan
Pengembangan kawasan
produksi padi
Meningkatnya Produksi Padi ha 500 450 250 225 250 225 250 225 250 225
2 Pengembangan Tanaman Padi
melalui Intensifikasi dan
ekstensifikasi (IP)
Meningkatnya Produksi Padi ha 50 60 50 60 50 60 50 60 50 60
3 Penumbuhan dan
Pengembangan kawasan
produksi Jagung
Meningkatnya Produksi Jagung ha 100 90 100 90 100 90 100 90 100 90
4 Pengembangan tanaman jagung
melalui Intensifikasi dan
Ekstensifikasi (IP)
Meningkatnya Produksi Jagung ha 50 45 30 27 50 45 50 45 50 45
5 Meningkatnya Produksi Aneka
kacang dan Umbi
ha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Meningkatnya Produksi Kedelai ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Meningkatnya Produksi Kc Tanah ha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Meningkatnya Produksi Ubi Kayu ha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 Meningkatnya Produksi Aneka
kacang dan Umbi
ha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Meningkatnya Produksi Kedelai ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Meningkatnya Produksi Kc Tanah ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Meningkatnya Produksi Ubi Kayu ha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5.362.400.000
2017 2018 2019 2021
Meningkatkan
ketersediaan pangan
daerah yang berdaya
saing tinggi dan
berkelanjutan
2020
No Tujuan SasaranIndikator
SasaranProgram dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan (Output)Satuan
Penumbuhan dan
Pengembangan kawasan
produksi Aneka kacang dan
Umbi-umbian
Meningkatnya
ketersediaan dan
jaminan pangan
masyarakat yang
aman, sehat, utuh
dan halal (ASUH)
Tingkat
Ketersediaan
Pangan (%)
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan
Pengembangan AKABI melalui
Intensifikasi dan ekstensifikasi
(IP)
5
1.242.250.000 Jumlah Rencana Anggaran Dinas Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
(Sumber Dana APBD I)
708.300.000 1.121.950.000 1.135.950.000 1.153.950.000
Lampiran 9. (lanjutan)
70
KAWASAN
PERTUMBUHAN*)
KAWASAN
PENGEMBANGAN
KAWASAN
PEMANTAPAN
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 4 5 6 7
1 BUNGA RAYA 50,00 - 2.202,00 2.252,00
1 BUNGA RAYA - - 464,00 464,00
2 KEMUNING MUDA 5,00 - 499,00 504,00
3 TUAH INDRAPURA 4,00 - 390,00 394,00
4 BUANTAN LESTARI 20,00 - 223,00 243,00
5 JAYAPURA 5,00 - 328,50 333,50
6 JATIBARU 6,00 - 106,00 112,00
7 LANGSAT PERMAI 10,00 - 150,00 160,00
8 DAYANG SURI - - 41,50 41,50
9 TEMUSAI - - - -
10 SUAK MERAMBAI - - - -
2 SUNGAI APIT 648,00 735,00 - 1.383,00
1 PARIT I/II - 40,00 - 40,00
2 HARAPAN - 45,00 - 45,00
3 SUNGAI APIT - 78,00 - 78,00
4 TELUK MASJID - 15,00 - 15,00
5 TELUK LANUS 648,00 552,00 - 1.200,00
6 TANJUNG KURAS - 5,00 - 5,00
3
NO K E C A M A T A N DESA
LUAS KAWASAN PADI PER DESA
TOTAL LUAS
LAHAN SAWAH
Lampiran 10. Kawasan Pertanian Padi Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
71
KAWASAN
PERTUMBUHAN*)
KAWASAN
PENGEMBANGAN
KAWASAN
PEMANTAPAN
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 4 5 6 7
3 KOTO GASIB 1 BUATAN I 100,00 100,00
4 KANDIS 30,00 28,00 - 58,00
1 KANDIS - 11,00 - 11,00
2 LIBO JAYA 30,00 17,00 - 47,00
5 TUALANG 21,00 4,00 25,00
1 PERAWANG 21,00 4,00 - 25,00
2 PINANG SEBATANG - - - -
6 SUNGAI MANDAU 2.094,00 609,00 - 2.703,00
1 MUARA KELANTAN - 275,00 - 275,00
2 MUARA BUNGKAL 390,00 225,00 - 615,00
3 LUBUK JERING 10,00 80,00 - 90,00
4 OLAK 200,00 12,00 - 212,00
5 TASIK BETUNG 653,00 3,00 - 656,00
6 LUBUK UMBUT 638,00 - - 638,00
7 BENCAH UMBAI 203,00 - - 203,00
8 TELUK LANCANG - 14,00 - 14,00
3
NO K E C A M A T A N DESA
LUAS KAWASAN PADI PER DESA
TOTAL LUAS
LAHAN SAWAH
Lampiran 10.(lanjutan)
72
KAWASAN
PERTUMBUHAN*)
KAWASAN
PENGEMBANGAN
KAWASAN
PEMANTAPAN
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 4 5 6 7
7 MEMPURA 85,00 10,00 - 95,00
1 PALUH 35,00 10,00 - 45,00
2 SEI MEMPURA 50,00 - - 50,00
8 SABAK AUH - 1.380,00 - 1.380,00
1 LAKSMANA - 250,00 - 250,00
2 SUNGAI TENGAH - 480,00 - 480,00
3 BANDAR PEDADA - 50,00 - 50,00
4 BELADING - 450,00 - 450,00
5 REMPAK - 75,00 - 75,00
6 SELAT GUNTUNG - 75,00 - 75,00
9 PUSAKO - 32,00 - 32,00
1 PERINCIT - 32,00 - 32,00
3.028,00 2.798,00 2.202,00 8.028,00
Keterangan : - Data Per 27 Oktober 2016
*) Lahan sawah yang belum termanfaatkan dan rencana cetak sawah baru
3
JUMLAH LAHAN SAWAH 2016
NO K E C A M A T A N DESA
LUAS KAWASAN PADI PER DESA
TOTAL LUAS
LAHAN SAWAH
Lampiran 10.(lanjutan)
73
Komoditi : Tanaman Jagung dan Ubi Kayu
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
1 2 3 4 5 6 7 8
Siak Tumang Jagung 3 Ubi Kayu 4
Buantan Besar Jagung 2 Ubi Kayu 4
Bungaraya Tuah Indrapura Jagung 3 Ubi Kayu 11
Jayapura Jagung 4 Ubi Kayu 8
Sungai Apit S. apit Jagung 3 Ubi Kayu 5
Harapan Jagung 2 Ubi Kayu 5
Dayun Dayun Jagung 4 Ubi Kayu 10
Banjar Seminai Jagung 3 Ubi Kayu 8
Koto Gasib Pangkalan Pisang Jagung 6 Ubi Kayu 13
Sengkemang Jagung 3 Ubi Kayu 18
Kandis Kandis Jagung 6 Ubi Kayu 16
Libo Jaya Jagung 8 Ubi Kayu 12
Minas Minas Timur Jagung 4 Ubi Kayu 7
Rantau Bertuah Jagung 12 Ubi Kayu 7
Kerinci Kanan Kerinci Kanan Jagung 7 Ubi Kayu 9
Simpang Perak Jagung 5 Ubi Kayu 6
Tulang Perawang Barat Jagung 5 Ubi Kayu 8
Pinang sebatang Jagung 6 Ubi Kayu 10
Sungai Mandau Lubuk Jering Jagung 12 Ubi Kayu 8
Muara Kelantan Jagung 4 Ubi Kayu 6
Lubuk Dalam Sialang Baru Jagung 4 Ubi Kayu 6
Sri Gading Jagung 5 Ubi Kayu 6
12 10
3 5
13 8
6 5
8 46
9 7
12 13
35 19
2 6
20 9
4 8
Lampiran 11. Pengembangan Kawasan Pertanian Palawija Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
74
Komoditi : Tanaman Jagung dan Ubi Kayu
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
1 2 3 4 5 6 7 8
Mempura Sei Mempura Jagung 4 Ubi Kayu 8
Benteng Hulu Jagung 4 Ubi Kayu 6
Sabak Auh Laksmana Jagung 8 Ubi Kayu 4
Belading Jagung 10 Ubi Kayu 5
Pusako Dusun Pusako Jagung 4 Ubi Kayu 6
Dosan Jagung 4 Ubi Kayu 9
Jumlah 132 145 156 225
Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Jumlah
Jagung 132 145 277
Ubi Kayu 156 225 381
Jumlah 288 370 658
7 8
1 5
- 7
Lampiran 11.(lanjutan)
75
Komoditi : Tanaman Buah Tahunan dan Buah Semusim
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Total Luas Lahan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7Sungai Apit Tanjung Kuras Nenas 750 650 1644 Pengembangan
Sungai Apit Teluk Batil Nenas 190
Sungai Apit Kayu Ara Permai Nenas 30
Sungai Apit Penyengat Nenas 24
Sungai Apit Lalang Durian 20 20 40
Sungai Apit Mengkapan Durian 10 15 25
Koto Gasib Rantau Panjang Durian 6 8 14
Koto Gasib Sri Gemilang Durian 5 8 13
Dayun Pangkalan Makmur Durian 6 6 12 Jenis Bawor
Sabak Auh Sabak Permai Durian 7 10 17
Sabak Auh Sungai Tengah Durian 8 10 18
Sungai Mandau Sungai Selodang Durian 6 12 18
Mempura Sei Mempura Durian 35 20 55
Dayun Banjar Seminai Salak 20 12 32 Jenis S. Pondoh
Kandis Kel. Kandis Kota Jambu Air 8 8 16 Jenis Madu
Kerinci Kanan Seminai Jambu Air 7 10 17 Jenis Madu
Kerinci Kanan Gabung Makmur Jambu Air 5 7 12 Jenis Madu
Kandis Kel. Telaga Sam Sam Jambu Biji 6 8 14 Jambu Crystal
Minas Minas Jaya Jambu Biji 7 8 15 Jambu Crystal
Tualang Perawang Barat Jambu Biji 8 8 16 Jambu Crystal
Tualang Pinang Sebatang Timur Jambu Biji 6 8 14 Jambu Crystal
Tualang Pinang Sebatang Jambu Biji 8 8 16 Jambu Crystal
Lubuk Dalam Sri Gading Jambu Biji 8 8 16 Jambu Crystal
Lubuk Dalam Sialang Palas Jambu Biji 7 8 15 Jambu Crystal
Lampiran 12. Pengembangan Kawasan Pertanian Buah-Buahan Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
76
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Total Luas Lahan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Pusako Perincit Manggis 10 15 25
Pusako Pusako Manggis 8 10 18
Koto Gasib Teluk Rimba Manggis 7 12 19
Koto Gasib Buatan II Manggis 6 9 15
Sungai Mandau Olak Manggis 5 10 15
Mempura Kampung Tengah Manggis 8 10 18
Siak Tumang Semangka 7 10 17
Bunga Raya Bunga Raya Semangka 3 5 8
Bunga Raya Tuah Indrapura Semangka 2 4 6
Minas Minas Timur Pepaya 8 10 18
Minas Rantau Bertuah Pepaya 4 6 10
1255 953 2208
Jenis Komoditi Kawasan ExistingKawasan Pengembangan
BaruJumlah
Nenas 994 650 1644
Durian 103 109 212
Jambu Biji 50 56 106
Manggis 44 66 110
Jambu Air 20 25 45
Pepaya 12 16 28
Salak 20 12 32
Semangka 12 19 31
Jumlah 1255 953 2208
Jumlah
Lampiran 12.(lanjutan)
77
Komoditi : Tanaman Cabe
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Total Luas Lahan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Siak Tumang Cabe 5 10 15
Siak Langkai Cabe 3 5 8
Siak Buatan Besar Cabe 3 5 8
Bunga Raya Langsat Permai Cabe 8 10 18
Bunga Raya Tuah Indrapura Cabe 5 5 10
Bunga Raya Bunga Raya Cabe 3 5 8
Sungai Apit Parit I/II Cabe 3 5 8
Sungai Apit Rawa Mekar Jaya Cabe 3 5 8
Sungai Apit Teluk Mesjid Cabe 3 5 8
Dayun Dayun Cabe 5 10 15
Dayun Sialang Sakti Cabe 3 5 8
Dayun Buana Makmur Cabe 3 5 8
Koto Gasib Pangkalan Pisang Cabe 3 5 8
Koto Gasib Buatan II Cabe 3 5 8
Koto Gasib Buatan II Cabe 2 3 5
Kandis Bekalar Cabe 5 15 20
Kandis Kandis Kota Cabe 5 12 17
Kandis Kandis Cabe 5 8 13
Lampiran 13. Pengembangan Kawasan Pertanian Sayur-Sayuran Per Desa Di Kabupaten Siak Tahun 2017-2021
78
Komoditi : Tanaman Cabe
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Total Luas Lahan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Minas Minas Jaya Cabe 5 8 13
Minas Rantau Bertuah Cabe 4 7 11
Minas Minas Barat Cabe 3 7 10
Kerinci Kanan Kerinci Kiri Cabe 4 8 12
Kerinci Kanan Simpang Perak Jaya Cabe 3 5 8
Kerinci Kanan Kerinci Kanan Cabe 5 12 17
Tualang Pinang Sebatang Barat Cabe 8 15 23
Tualang Perawang Barat Cabe 4 7 11
Tualang Tualang Cabe 4 5 9
Sungai Mandau Lubuk Jering Cabe 3 6 9
Sungai Mandau Muara Kelantan Cabe 3 5 8
Sungai Mandau Olak Cabe 3 5 8
Lubuk Dalam Sialang Baru Cabe 2 4 6
Lubuk Dalam Sri Gading Cabe 2 6 8
Lubuk Dalam Rawang Kao Cabe 2 4 6
Mempura Koto Ringin Cabe 8 10 18
Mempura Sei Mempura Cabe 5 5 10
Mempura Benteng Hulu Cabe 3 5 8
Lampiran 13.(lanjutan)
79
Komoditi : Tanaman Cabe
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Total Luas Lahan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Sabak Auh Sungai Tengah Cabe 3 6 9
Sabak Auh Belading Cabe 2 5 7
Sabak Auh Bandar Pedada Cabe 3 7 10
Pusako Perincit Cabe 2 4 6
Pusako Pedadaran Cabe 2 3 5
Pusako Dosan Cabe 1 3 4
154 275 429
Komoditi : Tanaman Bawang
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Total Luas Lahan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Bunga Raya Jaya Pura Bawang 1,25 10 11,25
Bunga Raya Bunga Raya Bawang 0,25 10 10,25
Bunga Raya Jati Baru Bawang 0,25 10 10,25
Bunga Raya Langsat Permai Bawang 0,15 10 10,15
Bunga Raya Tuah Indrapura Bawang 0,1 10 10,1
Bunga Raya Kemuning Muda Bawang 0,1 10 10,1
Dayun Dayun Bawang 1 5 6
Jumlah
Lampiran 13.(lanjutan)
80
Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis Komoditi Kawasan Existing
Kawasan
Pengembangan
Baru
Total Luas Lahan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Koto Gasib Pangkalan Pisang Bawang 1 5,0 6
Koto Gasib Buatan II Bawang 1 3,0 4
Kerinci Kanan Simpang Perak Jaya Bawang 0,5 3,0 3,5
Kerinci Kanan Gabung Makmur Bawang 0,5 3,0 3,5
Tualang Pinang Sebatang Barat Bawang 1,0 3,0 4
Sungai Mandau Muara Kelantan Bawang 0,45 5,0 5,45
Mempura Koto Ringin Bawang 0,45 3,0 3,45
8 90,0 98,0
1417,00 1318,00 2735,00
Kawasan Sayuran Kawasan ExistingKawasan Pengembangan
BaruCabe 154 275
Bawang Merah 8 90,0
Jumlah 162 365,0
Jumlah K. Sayuran 527,0
Jumlah
Jumlah Kawasan Hortikultura
Lampiran 13.(lanjutan)
81
Lampiran 14. Peta Global Sebaran Sawah Kabupaten Siak (Lahan Pangan Berkelanjutan)
82
Lampiran 15.1 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Buantan Lestari)
83
Lampiran 15.2 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Bungaraya)
84
Lampiran 15.3 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Jati Baru)
85
Lampiran 15.4 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Jayapura)
86
Lampiran 15.5 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Kemuning Muda)
87
Lampiran 15.6 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Langsat Permai)
88
Lampiran 15.7 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Tuah Indrapura)
89
Lampiran 15.8 Peta Sawah Kecamatan Bungaraya (Kp. Dayang Suri)
90
Lampiran 16.1 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Belading)
91
Lampiran 16.2 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Selat Guntung)
92
Lampiran 16.3 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Bandar Pedada)
93
Lampiran 16.4 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Laksamana)
94
Lampiran 16.5 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Sungai Tengah)
95
Lampiran 16.6 Peta Sawah Kecamatan Sabak Auh (Kp. Rempak)
96
Lampiran 17.1 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Lubuk Jering)
97
Lampiran 17.2 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Muara Bungkal)
98
Lampiran 17.3 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Olak)
99
Lampiran 17.4 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Teluk Lancang)
100
Lampiran 17.5 Peta Sawah Kecamatan Sungai Mandau (Kp. Muara Kelantan)
101
Lampiran 18.1 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kel. Sungai Apit)
102
Lampiran 18.2 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Parit I/II)
103
Lampiran 18.3 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Harapan)
104
Lampiran 18.4 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Teluk Lanus)
105
Lampiran 18.5 Peta Sawah Kecamatan Sungai Apit (Kp. Teluk Masjid)
106
Lampiran 19. Peta Sawah Kecamatan Pusako (Kp. Perincit)
107