KATA PENGANTAR - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/Lakip_2019_PADK.pdfSAKIP; dan...
Transcript of KATA PENGANTAR - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/Lakip_2019_PADK.pdfSAKIP; dan...
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya lah, kami telah dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019.
Penyusunan LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019 ini mengikuti
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019 menggambarkan
pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas/kegiatan Pusat Analisis Determinan
Kesehatan sepanjang Tahun 2019 berdasarkan Rencana Aksi dan Penrjanjian Kinerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019. Subtansi laporan mencerminkan hasil
capaian sasaran strategis Pusat Analisis Determinan Kesehatan atas pelaksanaan
program/kegiatan untuk Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Analisis
Determinan Kesehatan Tahun 2019 ini disusun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pelaksana dan penyusun program/kegiatan sebagai bahan evaluasi
program/kegiatan yang telah dilaksanakan maupun sebagai bahan perencanaan serta
penyusunan kegiatan/program untuk masa yang akan datang. Sehingga realisasi
program/kegiatan untuk tahun-tahun berikutnya dapat menjadi lebih baik. Kami juga
berharap agar laporan ini juga dapat memberikan manfaat maupun informasi bagi
perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia serta pihak-pihak lainnya yang
berkepentingan.
Jakarta, Januari 2020
Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Pretty Multihartina
NIP. 196309271989012001
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Pusat Analisis Determinan
Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 adalah penyusunan
dokumen analisis lingkungan strategis dan penyusunan dokumen analisis perilaku dan
kesehatan inteligensia. Di mana output tersebut telah terealisasi sebesar 100%. Kegiatan-
kegiatan tersebut mendapatkan dukungan anggaran dalam DIPA sebesar Rp Rp.
18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
15.302.817.344,- atau 83,32% dari anggaran yang dialokasikan.
Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan dengan menggunakan anggaran sebesar
81% dengan output kinerja, 100 %;
2. UPT Vertikal yang dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi Mental Bidang
Kesehatan dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan anggaran
sebesar 87%;
3. Layanan Prasarana dan Prasarana Internal dengan capaian output sebesar 100%
dengan menggunakan anggaran sebesar 87%;
4. Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output sebesar 100% dengan
menggunakan anggaran sebesar 80%;
5. Layanan Perkantoran dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan
anggaran sebesar 90%. Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun
semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa
hal yang menjadi masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain
penjadwalan kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu
narasumber serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu
permasalahan dalam kegiatan penyusunan dokumen analisis.
Selama tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menyelesaikan 1)
Analisis Regulasi Tentang Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem Elektronik Atau
Digital Di Indonesia, 2) Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian
Kesehatan 2020-2024; 3) Kesiapan Daerah Dalam Iplementasi Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota, 4) Analisis Pembiayaan Kesehatan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iii
5) Analisis Kebijakan Pengembangan Wisata Kebugaran Dan Jamu Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, 6) Analisis Perilaku Milenial Dalam Mendukung Percepatan
Germas Dan PIS-PK Pada 5 Program Prioritas Nasional,
7) Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah Tertinggal, Perbatasan
Dan Kepulauan Terluar, 8) Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju
Lanjut Usia Aktif (Active Ageing), 9) Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan
Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia; 10) Analisis Kebijakan Peran
Filantropi Untuk Pembangunan Kesehatan; 11) Jejaring Peningkatan Kebijakan
Pembangunan Kesehatan : Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan Badan Nasional
Pariwisata Kesehatan.
Selain itu, Pusat Analisis Determinan Kesehatan juga telah menghasilkan capaian
kinerja lainnya yang antara lain : 1. Advokasi Hasil Analisis Kebijakan Kesehatan
Dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan Di Indonesia (Pertemuan Koordinasi
Implementasi Inpres 4 Tahun 2019 Tentang Peningkatan Kemampuan Dalam
Mencegah, Mendeteksi, Dan Merespons Wabah Penyakit Pandemi Global, Dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi, Dan Kimia) 2. Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan
Badan Nasional Pariwisata Kesehatan 3) Analisis Penguatan Sistem Kesehatan
Nasional Dalam Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan 4). UPT Vetikal
Yang Dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan, 5).
Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional Administrator
Kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tugas dan Fungsi ............................................................................... 2
C. Struktur Organisasi ............................................................................. 4
D. Sistematika Penulisan ........................................................................ 5
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja .......................................................................... 6
B. Perjanjian Kinerja ............................................................................... 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A.1. Capaian Kinerja (4 tahun terakhir) .................................................... 11
1. Analisis Regulasi Tentang Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem
Elektronik Atau Digital Di Indonesia ............................................... 12
2. Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian Kesehatan
2020-2024 ...................................................................................... 19
3. Kesiapan Daerah Dalam Iplementasi Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ......................................... 20
4. Analisis Pembiayaan Kesehatan ................................................... 23
5. Analisis Kebijakan Pengembangan Wisata Kebugaran Dan Jamu
Pusat Analisis Determinan Kesehatan ........................................... 29
6. Analisis Perilaku Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas
Dan PIS-PK Pada 5 Program Prioritas Nasional ............................ 31
7. Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah
Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan Terluar ............................. 35
8. Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju Lanjut
Usia Aktif (Active Ageing) ............................................................... 39
9. Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan Dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia ............................... 45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan v
10. Analisis Kebijakan Peran Filantropi Untuk Pembangunan
Kesehatan ...................................................................................... 50
A.2. Capaian Kinerja Lainnya
1. Advokasi Hasil Analisis Kebijakan Kesehatan Dalam Mendukung
Pembangunan Kesehatan Di Indonesia (Pertemuan Koordinasi
Implementasi Inpres 4 Tahun 2019 Tentang Peningkatan
Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, Dan Merespons
Wabah Penyakit Pandemi Global, Dan Kedaruratan Nuklir,
Biologi, Dan Kimia) ...................................................................... 54
2. Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan :
Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan Badan Nasional
Pariwisata Kesehatan ................................................................... 58
3. Penguatan Analisis Dan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan
Pembangunan Kesehatan (Germas) ............................................ 60
4. Analisis Penguatan Sistem Kesehatan Nasional Dalam
Mendukung Pencapaian Spm Bidang Kesehatan ......................... 61
A.3. UPT Vetikal Yang Dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi
Mental Bidang Kesehatan ................................................................... 65
A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Dan Jabatan
Fungsional Administrator Kesehatan ................................................... 70
A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan ........................................ 72
A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes) ........ 74
B. Analisis Capaian Kinerja 2019 ............................................................... 77
1. Definisi Operasional Indikator 2019 .................................................. 77
2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2019 .......... 77
C. Sumber Daya/ Realisasi Anggaran ....................................................... 78
1. Sumber Daya Manusia ..................................................................... 78
2. Sumber Daya Anggaran ................................................................... 80
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ............................................... 84
D. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................... 84
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 86
B. Tindak Lanjut .................................................................................... ... 87
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)
Lampiran 2 Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)
Lampiran 3 Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Lampiran 4 Perjanjian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional Indikator ........................................................... 9
Tabel 2 Penjabaran Hasil Kerja ...................................................................... 9
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ........................................................... 10
Tabel 4 Capaian Kinerja 2016 ....................................................................... 12
Tabel 5 Capaian Kinerja 2017 s/d 2019 ......................................................... 12
Tabel 6 Sumber daya/Realisasi anggaran ..................................................... 80
Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2019 .............................. 84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan viii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan .................................................... 78
Grafik 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................... 78
Grafik 3 Jumlah Pegawai Menurut Golongan ................................................. 79
Grafik 4 Jumlah Pegawai Menurut JFT .......................................................... 79
Grafik 5 Jumlah Pegawai Menurut JFU .......................................................... 80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 1
A. Latar Belakang
Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis
determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 860, Pusat Analisis Determinan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
a) penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis lingkungan strategis, analisis
perilaku, dan kesehatan intelegensia;
b) pelaksanaan di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan
kesehatan intelegensia;
c) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis lingkungan strategis,
analisis perilaku, dan kesehatan intelegensia dan;
d) pelaksanaan administrasi Pusat.
Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah
dengan tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan
yang baik dan efektif, menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos
kerja dan moral yang tinggi. Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan, wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya, serta kewenangan pengelolaan sumber daya, berdasarkan
suatu perencanaan strategi yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.
Pertanggungjawaban yang dimaksud, berupa laporan yang menggambarkan Kinerja
Instansi Pemerintah yang bersangkutan, yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masing-masing, Lembaga
Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan disampaikan kepada
Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
LAKIP tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan disusun sebagai
pertanggungjawaban atas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 2
anggaran 2019 dengan mengacu pada: 1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah; 2) Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
2019; 3) Peraturan Presiden RI nomor 29 tahun 2014, tentang: Sistem Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan ini juga menginformasikan mengenai siklus
SAKIP; dan 4) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2015 – 2019, dengan demikian, tahun 2019 ini, merupakan akhir dari RENSTRA 5
(lima) tahun Kementerian Kesehatan periode 2015 – 2019.
Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang upaya yang telah
dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Pusat Analisis Determinan
Kesehatan mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja
organisasi yang berorientasi pada hasil berupa output, di samping itu, LAKIP juga
dimaksudkan sebagai implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas yang
merupakan pilar penting dalam pelaksanaan good governance. LAKIP juga berfungsi
sebagai cerminan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun, agar
pada periode selanjutnya dapat melaksanakan kinerja dengan lebih produktif, efektif
dan effisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan,
maupun koordinasi pelaksanaannya.
B. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Analisis Determinan Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan teknis, pelaksanaan dan pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis determinan kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyelenggarakan beberapa fungsi
dalam melaksanakan tugasnya tersebut, yaitu:
a. Penyusunan Analisis Politik Kesehatan, Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku
Dan Kesehatan Inteligensia;
b. Pelaksanaan Tugas Dukungan Substantif Di Bidang Analisis Politik Kesehatan,
Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku Dan Kesehatan Inteligensia;
c. Pemantauan, Evaluasi, Dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas Dukungan Substantif Di
Bidang Analisis Politik Kesehatan, Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku Dan
Kesehatan Inteligensia;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 3
d. Koordinasi Pelaksanaan Revolusi Mental Di Bidang Kesehatan.
e. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dan Rumah Tangga Pusat.
f. Pelaksanaan Fungsi Lain Yang Di Berikan Oleh Menteri.
C. Struktur Organisasi
Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki struktur organisasi, sebagai berikut:
1) Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan;
2) Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari:
- Sub Bagian Program dan Anggaran
- Sub Bagian Kepegawaian, Keuangan dan Umum
3) Bidang Analisis Lingkungan Strategis, yang terdiri dari:
- Sub Bidang Analisis Politik Kesehatan
- Sub Bidang Analisis Sosial dan Ekonomi.
4) Bidang Analisis Perilaku dan Kesehatan Inteligensia, yang terdiri dari:
- Sub Bidang Analisis Perilaku
- Sub Bidang Analisis Kesehatan Inteligensia
5) Kelompok Jabatan Fungsional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4
STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
(periode Januari 2019 – Desember 2019)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 5
D. Sistematika Laporan
LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 ini menjelaskan
pencapaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun 2019.
Capaian kinerja tahun 2019 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya Sebagai penjelasannya, akan
diberikan beberapa keterangan tambahan..
Dengan kerangka pikir demikian, maka sistematika penyajian LAKIP Pusat
Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019, adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar
Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)
BAB I Pendahuluan
BAB II Perencanaan Kinerja
A. Perencanaan Kinerja, (visi, misi, tujuan, sasaran, DO indikator Kinerja
Kegiatan
B. Perjanjian Kinerja 2019
BAB III Akuntabilitas Kinerja,
A. Capaian Kinerja Organisasi (4 tahun terakhir)
B. Analisis Capaian Kinerja 2019
1. Definisi Operasional Indikator
2. Analisis Keberhasilan / Kegagalan Pencapaian Indikator 2019
a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target
b. Permasalahan
c. Pemecahan masalah
d. Rencana Tindak Lanjut
B. Sumber daya / Realisasi Anggaran
1. Sumber Daya Manusia
2. Sumber Daya Anggaran
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
C. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
BAB IV Kesimpulan dan Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Perencanaan yang dimaksud dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah perencanaan strategis yang merupakan suatu proses awal dari
rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan atau rangkaian pengambilan
keputusan berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai
5 (lima) tahun, yang secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhatikan lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan
eksternal (peluang dan tantangan).
Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal,
nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan
integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan perkembangan lingkungan strategis, nasional,
dan global, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan Kepmenkes RI
Nomor HK. 03.01/60/I/2010 tentang RENSTRA Kementerian Kesehatan Tahun 2015
– 2019, yang berfungsi sebagai pedoman manajerial taktis strategis. Untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan tahunan, maka RENSTRA tersebut dijabarkan
ke dalam Perencanaan Kinerja Tahunan. Perencanaan Kinerja Tahunan tersebut
memuat sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 1 (satu) tahunan,
strategi yang digunakan untuk mewujudkan pencapaian sasaran tersebut, serta tolak
ukur dan target kinerja, yang akan digunakan untuk menunjukkan kualitas
pencapaian sasaran yang bersangkutan, yang dituangkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja.
Perjanjjian Kinerja adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan, untuk mewujudkan target
kinerja tertentu, berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki instansi yang
bersangkutan. Perjanjian Kinerja ini menjadi Kontrak Kinerja yang harus diwujudkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 7
oleh para pejabat di instansi tersebut sebagai penerima amanah, di mana pada
setiap akhir tahunnya akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja serta penilaian
terhadap para pejabatnya. Perjanjian Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam
membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan
berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan
kesejahteraan rakyat.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat Analisis Determinan Kesehatan
➢ Visi, Misi
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan mendukung visi
dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”, dengan 7
misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya kemanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan mayarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53 Agenda prioritas ada 9 (NAWA CITA),
yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 8
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
➢ Tujuan
Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan kesehatan inteligensia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga tujuan Pusat Analisis
Determinan Kesehatan tahun 2015 – 2019 yaitu tersusunnya kebijakan
pembangunan kesehatan berdasarkan analisis determinan kesehatan. Sebagai
salah satu satker di bawah Sekretaris Jenderal, indikator Pusat Analisis
Determinan Kesehatan termasuk dalam dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya kementerian kehatan, yaitu persentase harmonisasi dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Hasil analisis determinan
kesehatan dapat digunakan oleh satker lain baik di lingkungan Sekretaris Jenderal
maupun Eselon I lainnya.
➢ Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, adalah
Menyusun Dokumen Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan
Analisis Determinan Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 9
Definisi Operasional Kinerja Kegiatan
Tabel 1 Definisi Operasional Indikator
Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Tabel 2
Penjabaran Hasil Kerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
NO
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
IMPACT
1 2 3 4 5 6 7
1. Peningkatan
Analisis
Determinan
Kesehatan
Sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan output berupa hasil analisis determinan
kesehatan adalah : Anggaran DIPA Satuan Kerja PADK dan dilaksanakan oleh seluruh staf PADK dan jejaringnya
Produk akhir yang
dihasilkan PADK
adalah berupa hasil
Analisis
Determinan
Kesehatan ,
dokumen hasil
analisis Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan, buku
pedoman, buku
profil
Dokumen Hasil
Analisis yang dapat
dimanfaatkan dalam
tahun berjalan (2019)
bagi LS/LP, Pimpinan,
Pusat dan Daerah,
Organisasi Profesi,
LSM.
Manfaat yang
diperoleh
pada tahun
2019 untuk
LS/LP,
Pimpinan,
Pusat dan
Daerah,
Organisasi
Profesi, LSM.
Hasil Analsis yang
dapat
meningkatkan
atau
memperbaiki
kebijakan
strategis,
manajerial,
teknis
B. Perjanjian Kinerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk
Perjanjian Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perjanjian Kinerja berisi sasaran
strategis, indikator kinerja, dan target kinerja kegiatan yang akan dicapai dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun, sesuai dengan rencana strategis.
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
NO
INDIKATOR
DEFINISI
OPERASIONAL
DATA
DUKUNG
TARGET
2015
2016
2017
2018
2019
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Hasil analisis
kebijakan yang
disusun untuk
peningkatan
pembangunan
kesehatan
Hasil analisis kebijakan terdiri dari analisis politik kesehatan, sosial ekonomi, perilaku dan kesehatan inteligensia
Hasil Analisis
Kebijakan
yang
dihasilkan
- 9 9 10 10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 10
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur,
dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelola. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja, antara lain adalah:
1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;
2) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi
amanah;
3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian utjuan dan sasaran
organisasi;
4) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan
5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Berikut adalah Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019:
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1 Kebijakan pembangunan
kesehatan berdasarkan analisis
determinan kesehatan
Hasil analisis kebijakan yang
disusun untuk peningkatan
pembangunan kesehatan
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 11
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja (4 tahun terakhir)
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian
kinerjanya, digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis.
Pengukuran Kinerja adalah kegiatan manajemen, khususnya membandingkan tingkat
kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja ini diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh
Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam kurun waktu Januari – Desember 2019.
Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan
rencana tingkat pencapaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh
gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan
Pengukuran Kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator,
sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang
akan datang, agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil
guna dan berdaya guna. Hasil analisis pembangunan kesehatan dari sejumlah
dokumen analisis kebijakan pembangunan yang disusun.
Manfaat Pengukuran Kinerja antara lain, yaitu untuk memberikan gambaran
kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan Misi Organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen
RENSTRA/Perjanjian Kinerja.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, di mana Sekretariat Jenderal
Kesehatan sebagai unit utama yang membawahi Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
Dalam melaksanakan program kinerjanya, Pusat Analisis Determinan Kesehatan
memiliki sasaran program. Sasaran tersebut merupakan hasil yang akan dicapai
secara nyata oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam rumusan yang lebih
spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai
sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator yang mengacu pada indikator-indikator
Sekretariat Jenderal sebagai unit utama di atas Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
Sasaran Sekretariat Jenderal adalah: “Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 12
serta Pembinaan dan Pemberian Dukungan Manajemen Kementerian Kesehatan”.
Berikut capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4 tahun terakhir :
Tabel 4 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan
Kesehatan
No.
Indikator Kinerja 2016
Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
1 Jumlah Kebijakan Yang
Disusun Untuk Peningkatan
Pembangunan Kesehatan
9
9
Tabel 5 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan
Kesehatan
2017 2018 2019
No. Indikator Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan
9 9 10 10 10 10
Jika dilihat pada kedua tabel diatas, terdapat perbedaan Indikator Output Kinerja antara
tahun 2016 dengan tahun setelahnya. Tahun 2016 Pusat Analisis Determinan
Kesehatan menggunakan Jumlah Kebijakan Yang Disusun Untuk Peningkatan
Pembangunan Kesehatan kemudian pada tahun berikutnya Pusat Analisis Determinan
Kesehatan merevisi Indikator Output Kinerja menjadi Hasil analisis kebijakan yang
disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan.
Pada tahun 20019, Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menetapkan target
untuk menghasilkan 10 (sepuluh) hasil analisis kebijakan pembangunan kesehatan.
Hasil analisis yang telah dihasilkan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, yaitu:
1. ANALISIS REGULASI TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK ATAU DIGITAL DI
INDONESIA
Pada tahun 2018 diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di
dunia mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 13
Penetrasi pengguna internet di
Indonesia juga
terus tumbuh seiring dengan
adanya peningkatan variasi konten
internet. Hal ini mendorong sektor
pemerintah maupun swasta
semakin tertarik dalam melakukan
investasi pembangunan
infrastruktur berupa jaringan
pendukung bagi para penyedia
internet. Di zaman milenial ini juga
terjadi perubahan perilaku konsumen
digital dalam melakukan aktifitas yang
terkait sistem elektronik, dimana saat
ini cenderung ingin mendapatkan
informasi dan produk secara cepat,
banyak pilihan, mudah dan murah.
Berdasarkan data survey dari Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), pada tahun 2016, dari 256,2
juta total penduduk Indonesia,
sebanyak 132,7 juta jiwa merupakan
pengguna internet aktif (52,58%). Pada
tahun 2017, sebanyak 143,16 juta jiwa
pengguna internet dari 262 juta total
penduduk Indonesia (54,64%). Pada
tahun 2018, sebanyak 171,17 juta
jiwa merupakan pengguna internet
dari 264,15 juta total penduduk
Indonesia, (60,80%). Tren ini
menunjukkan persentase pengguna
internet semakin meningkat per
tahunnya. Lokasi pengguna internet
sebagian besar berada di pulau Jawa
dan di wilayah urban. Dengan perkembangan tersebut, secara tidak langsung akan
mengubah gaya dan pola hidup masyarakat terutama di wilayah perkotaan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 14
Berdasarkan hasil survey tersebut
juga (APJII, 2017), pemanfaatan
internet bidang kesehatan, sebanyak
51,06% mencari informasi tentang
kesehatan, dan 14,05% melakukan
konsultasi dengan ahli kesehatan.
Saat ini sudah berjalan berbagai
provider startup bidang kesehatan
yang ada di Indonesia, dengan jumlah puluhan juta pengguna aktif, dan yang telah
menjalin kemitraan dengan berbagai
Rumah Sakit, klinik, apotik dan
layanan kesehatan digital lainnya,
serta nilai bisnis teknologi kesehatan
digital yang diperkirakan bernilai
puluhan juta dolar, pendanaan
berasal dari dalam dan luar negeri.
Kemajuan yang terjadi di bidang
teknologi informatika menyebabkan penggunaan internet yang awalnya digunakan
untuk tujuan paling sederhana berupa
searching data dan informasi, namun
saat ini yang telah terjadi di Indonesia
adalah digunakan untuk proses
transaksi, interaksi, kolaborasi, dan
mendekatkan pelayanan (internet of
things) dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi tersebut akan menciptakan
multiplier effect bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta
kemudahan akses terhadap
berbagai kebutuhan esensial setiap
warga negara. Sektor industri
teknologi informatika akan terus
menciptakan dan mengembangkan
inovasi di berbagai bidang, salah
satunya adalah bidang pelayanan
kesehatan, dimana demand untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 15
bidang ini sangat tinggi. Masyarakat ingin mendapatkan akses pelayanan
kesehatan dan informasi kesehatan dalam waktu cepat, mudah, dan murah. Hanya
dengan mengakses layanan
kesehatan digital melalui perangkat
seluler yang setiap hari digunakan
oleh masyarakat, maka akses
masyarakat terhadap perkembangan
teknologi dan inovasi aplikasi
pelayanan kesehatan ini sangat
diminati.
Saat ini telah berjalan begitu banyaknya aplikasi layanan kesehatan digital yang
dikelola oleh industri sektor bisnis. Inovasi bidang pelayanan kesehatan ini
memberikan manfaat yang besar untuk memperluas akses pelayanan kesehatan
dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kesehatan yang terbatas.
Walaupun telah ada sebagian regulasi untuk pengelolaan startup yang telah diatur
oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, namun saat ini pemerintah masih
belum memiliki peraturan yang memadai yang mengatur tentang layanan kesehatan
digital yang diberikan oleh provider aplikasi digital.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
kesehatan sebagai hak asasi
manusia harus diwujudkan dalam
bentuk pemberian berbagai upaya
kesehatan kepada seluruh
masyarakat melalui
penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat.
Proyeksi pelayanan kesehatan di masa depan yang semakin canggih dalam
penggunaan teknologi informatika sebagai media virtual, diprediksi dapat
menimbulkan resiko terjadinya kesenjangan kebijakan (policy gap).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 16
Menghasilkan rekomendasi sebagai berikut :
Dengan adanya berbagai policy gap terhadap peraturan yang sudah ada, maka
diperlukan revisi terhadap peraturan-peraturan tersebut atau inisiasi terbitnya peraturan
yang akan menjadi payung hukum besar terhadap penyelenggaraan pelayanan
kesehatan berbasis sistem elektronik.
Dari segi masyarakat sebagai user, peraturan ini dibutuhkan untuk menjamin
agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai
standar, sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya, serta untuk menjamin
kerahasiaan medis. Dari segi penyedia layanan kesehatan digital sebagai provider,
harus dibentuk suatu sistem pertanggungjawaban terhadap layanan yang diberikan,
regulasi yang dibutuhkan dapat berupa pedoman dan pengaturan.
1. Revisi Permenkes 2052/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
- Pelayanan kesehatan secara digital bersifat konsultatif, edukatif, promotif dan
preventif, yang mengakomodir dan mendukung inovasi dalam perkembangan
teknologi, serta tindakan medis yang diperbolehkan dan diatur dalam standar
pelayanan kesehatan berbasis sistem elektronik.
- Mengutamakan prinsip patient safety.
- Perlu pengaturan izin praktik dan konsep lokasi pelayanan kesehatan berbasis
sistem elektronik.
- Perlu pengaturan mekanisme dan persyaratan dokter dalam memberikan
konsultasi apabila dokter memberikan layanan di luar lokasi izin tempat
praktiknya.
2. Revisi Permenkes 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
- Pelayanan praktik kedokteran berbasis digital mempertimbangkan jenis
tindakan medis yang diperbolehkan dan diatur dalam standar pelayanan
kesehatan berbasis sistem elektronik.
3. Revisi Permenkes 11/2017 tentang Keselamatan Pasien
- Perlu pengaturan untuk mengatur konsultasi dokter-pasien yang
diselenggarakan dalam layanan kesehatan digital dalam aspek keselamatan
pasien.
- Perlunya mengedepankan patient safety. Layanan kesehatan digital diharapkan
mampu mengantisipasi dan mengatasi insiden yang mungkin terjadi.
4. Revisi Permenkes 269/2008 tentang Rekam Medis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 17
- Perlu pengaturan untuk mengatur substansi privasi, kerahasiaan, dan
keamanan data rekam medis elektronik, perlu diperkuat dengan melibatkan
Kemenkominfo.
- Perlu penyusunan standar aplikasi rekam medis berbasis elektronik.
- Perlu pengaturan vendor IT yang menawarkan aplikasi rekam medis elektronik
ke faskes agar memiliki standarisasi untuk rekam medis dan memiliki
kemampuan interoperabilitas.
- Perlu mengatur tentang jaminan data security.
- Penempatan server harus di dalam negeri.
- Perlu mengatur institusionalisasi pengawas data security rekam medis
pelayanan kesehatan berbasis sistem elektronik.
5. Penerbitan Regulasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem Elektronik atau Digital
- Perlu disusun standar pelayanan kesehatan berbasis elektronik.
- Perlu inisiasi regulasi yang mengatur mekanisme, prosedur syarat, cara, dan
kriteria pendirian pelayanan kesehatan digital untuk memberikan kepastian dan
perlindungan hukum bagi masyarakat, penyedia layanan atau provider, dan
tenaga kesehatan yang memberikan layanan.
- Perlu adanya Unit Pengawas di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk
melakukan pengawasan seluruh konten provider pemberi pelayanan kesehatan
berbasis elektronik.
- Perlu pengaturan batasan pemberian layanan hanya untuk konsultasi,
menitikberatkan pada pelayanan KIE, dan upaya promotif preventif.
- Perlu pengaturan dasar penentuan lokasi SIP untuk layanan kesehatan digital.
- Perlu pengaturan tenaga kesehatan yang direkrut memiliki kompetensi dan
dokumen persyaratan untuk melakukan layanan kesehatan.
- Perlu pengaturan mengenai pasien yang melakukan konsultasi sesuai
dokumen identitas kependudukannya.
- Perlu pengaturan standarisasi konten artikel kesehatan yang ditulis dokter
(syaratnya seperti sudah berdasarkan evidence based, lolos uji klinis, dsb).
- Perlu pengaturan standarisasi dan registrasi provider yang melakukan layanan
kesehatan digital.
- Perlu adanya KPI dan standar kualitas provider sebagai syarat agar provider
memberikan jaminan mutu berkualitas untuk masyarakat.
6. Penerbitan Regulasi tentang Penjualan Obat melalui Apotek Online dan Resep
Elektronik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 18
- Mendorong finalisasi Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan Sistem
Elektronik Farmasi yang sedang berproses di Ditjen Farmalkes.
- Apotek online hanya melayani pembelian obat golongan DOWA, bebas, bebas
terbatas, obat tradisional dan kosmetik, tidak diperbolehkan melayani resep
obat golongan narkotika/psikotropika.
- Aplikasi layanan online kesehatan hanya sebagai penyedia jasa informasi
layanan Apotek/Apoteker yang sudah berjalan secara offline (sudah memiliki
ijin) bagi masyarakat/konsumen
- Pemilihan layanan Apotek/Apoteker dilakukan oleh masyarakat/konsumen,
bukan oleh Aplikasi
- Aplikasi layanan hanya bisa dibuka oleh Apoteker dengan authentification
system, hanya melayani resep dokter yang dibuat secara elektronik dalam
aplikasi (e-prescription), tidak melayani resep dokter dengan metoda upload
dokumen resep.
7. Penerbitan Regulasi tentang Pemeriksaan Laboratorium melalui Media Digital
- Perlu pengaturan konsultasi pemeriksaan laboratorium dan mekanisme home
visit laboratorium.
- Siklus pelayanan pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan secara digital,
hanya proses administrasi atau pendaftaran, dan pelaporan hasil pemeriksaan.
- Laboratorium klinik harus berbadan hukum, kredensial, dan memiliki perizinan
pelaku pelayanan, serta dilakukan audit berkala.
- Perlu adanya badan/institusi pengaduan klinis/awam atau unit pengawas untuk
pemeriksaan laboratorium.
8. Penerbitan Regulasi tentang Pengawasan dan Pencegahan
- Perlu pengaturan tentang mekanisme untuk monitoring pasien setelah pulang
menggunakan teknologi digital agar lebih efisien.
- Perlu pengaturan feedback yang dilakukan oleh provider jika terjadi complain.
- Perlu pengawasan penjualan obat golongan narkotika/psikotropika melalui
media online.
- Perlu monitoring dan evaluasi teknis yang dilakukan oleh Unit Pengawas di
lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap penyedia layanan atau provider
untuk menjamin keselamatan pasien.
- Perlu standarisasi SNI sebagai dasar monitoring kualitas penyedia layanan
sebagai perangkat komunikasi dan informasi.
- Aplikasi cek dokter yang dimiliki oleh KKI dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk mengawasi keabsahan SIP dokter praktek.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 19
2. DUKUNGAN PENYUSUNAN
DOKUMEN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN 2020-
2024
Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh
segenap komponen bangsa guna mencapai tujuan bernegara.
Dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional tersebut,
diperlukan adanya perencanaan pembangunan nasional yang ditujukan agar
kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan tepat sasaran. Perencanaan
pembangunan jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan
sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 kemudian dituangkan
dalam dokumen RPJPN, RPJMN,
dan RKP. RPJMN Tahap IV (2020-
2024) akan disusun sesuai dengan
visi-misi program prioritas Presiden terpilih untuk periode pemerintahan 2020-2024.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 juga mengamanatkan bahwa setiap
kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan dan menjadi acuan
dalam penyusunan perencanaan
tahunan. Penyusunan Renstra
Kementerian Kesehatan
dilaksanakan melalui pendekatan:
teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down),dan bawah-atas (bottom-up).
Kegiatan Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian Kesehatan 2020-
2024 dilaksanakan dalam upaya mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing
dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 20
Menghasilkan rekomendasi sebagai berikut :
Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dokumen Renstra K/L
memiliki posisi yang sangat strategis.
Renstra K/L berkedudukan sebagai
penjabaran dari RPJMN, di mana
dalam penyusunan Renstra K/L harus
berpedoman pada RPJMN. Selain itu,
Renstra K/L juga digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan
rancangan Renja K/L.
Keterkaitan antara Renstra K/L dengan Visi Misi Presiden yaitu bahwa dalam
penyusunan Renstra K/L harus memperhatikan kesesuaian dengan Visi dan Misi
(platform) Presiden terpilih. Arahan
Presiden terpilih 2020-2024 yaitu
fokus pada pengelolaan JKN,
pengendalian stunting,
mengendalikan mahalnya harga
obat, serta kesediaan produk farmasi
dan alat kesehatan dalam negeri.
Dalam penyusunan Renstra K/L,
pimpinan Kementerian/ Lembaga harus berpedoman pada RPJMN dan
memperhatikan himpunan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di sektor yang
sesuai dengan tugas dan kewenangan Kementerian/Lembaga yang bersangkutan,
serta memperhatikan aspirasi Masyarakat.
Sementara sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 yaitu mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
3. KESIAPAN DAERAH DALAM IPLEMENTASI STANDAR
PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI
KABUPATEN / KOTA
SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan pada
pemerintah daerah kabupaten/kota adalah ketentuan tentang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 21
jenis dan mutu pelayanan dasar kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan
wajib yang berhak diperoleh setiap
warga negara secara minimal. SPM
Bidang Kesehatan kabupaten/kota
terdiri dari: 1) pelayanan kesehatan
ibu hamil; 2) pelayanan kesehatan
ibu bersalin; 3) pelayanan kesehatan
bayi baru lahir; 4) pelayanan
kesehatan balita; 5) pelayanan
kesehatan pada usia pendidikan
dasar; 6) pelayanan kesehatan pada usia produktif; 7) pelayanan kesehatan pada
usia lanjut; 8) pelayanan kesehatan
penderita hipertensi; 9) pelayanan
kesehatan penderita diabetes
melitus; 10) pelayanan kesehatan
orang dengan gangguan jiwa berat;
11) pelayanan kesehatan orang
terduga tuberkulosis; dan 12)
pelayanan kesehatan orang dengan
risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus), bersifat
peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif.
Penguatan Sistem Kesehatan di
seluruh pemerintah daerah adalah
salah satu modalitas untuk
memperkuat input penyediaan
pelayanan dasar bagi setiap warga
negara untuk mencapai target SPM
bidang kesehatan secara nasional.
Hal itu diamanatkan dalam Peraturan
Presiden nomor 72 tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN). SKN adalah landasan pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan
tanggap terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan
nasional untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 22
tingginya. SKN terdiri dari 7 sub sistem yaitu: 1) Upaya Kesehatan; 2) Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan; 3)
Pembiayaan Kesehatan; 4) Sumber
Daya Manusia Kesehatan; 5)
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan Makanan; 6) Manajemen,
Informasi dan Regulasi Kesehatan;
dan 7) Pemberdayaan Masyarakat.
Namun demikian, penerapan SPM
didaerah sangat dipengaruhi oleh dinamika determinan kesehatan lain seperti
determinan politik, sosial, ekonomi, agama, budaya, pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan dan lain - lain yang secara langsung mempengaruhi kinerja
kepemimpinan para kepala daerah
kabupaten/kota dalam mencapai ke
12 target jenis pelayanan dasar.
Terdapat confounding factor atau
determinan lain yang mempengaruhi
antara modalitas dasar (input dalam
SKN) dengan capaian SPM. Ketika
confounding factor dilakukan
intervensi, maka dapat mendongkrak
pencapaian target pada tiap layanan dasar SPM Bidang Kesehatan sebagaimana
dijelaskan pada teori prinsip paretto yang menyatakan bahwa pada banyak
kejadian, sekitar 80% fenomena dari suatu akibat disebabkan oleh 20% dari
penyebabnya.
Oleh karena itu, untuk menjamin tercapainya seluruh tujuan pembangunan
kesehatan tidak cukup hanya dengan melakukan
penguatan Sistem Kesehatan Nasional di kabupaten/kota
dan pengendalian lingkungan strategis determinan
kesehatan. Akan tetapi unsur terpenting yang perlu
menjadi fokus utama adalah mengupayakan terciptanya
kepemimpinan sosial dan politik yang memiliki inovasi
dalam manajemen tata kelola administrasi pembangunan
pemerintah yang efektif dan efisien sehingga mampu
menjamin perlindungan faktor resiko sosial dan faktor
resiko penyakit, mampu menjamin kecepatan dalam mengadministrasikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 23
penyediaan akses pelayanan dasar yang memenuhi standar, dan adanya komitmen
pemimpin dalam meningkatkan kualitas dalam setiap tingkatan pelayanan
kesehatan masyarakat secara merata.
4. ANALISIS PEMBIAYAAN KESEHATAN
Setelah terjadinya wabah penyakit seperti Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS), infeksi virus Nipah, avian influenza A (H5N1)
dan A (H7N9), Ebola dan wabah Zika Virus; negara-negara di
dunia menyepakati komitmen global baru untuk memperkuat
kesiapsiagaan pandemi dan membangun kapasitas inti (core
capacity) untuk meningkatkan ketahanan kesehatan (health security) yang efektif
mampu mengatasi potensi ancaman kesehatan.
Upaya berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan kesehatan dan penanganan
ancaman kesehatan dengan lebih
baik berfokus pada kolaborasi,
koordinasi, dan peningkatan
kapasitas yang lebih besar di tingkat
nasional, regional, dan global tiap
negara. Selain pengembangan
kapasitas dan pencegahan dan
pengendalian penyakit. Sebagian
besar negara memiliki komitmen untuk mengkolaborasikan upaya peningkatan
akses dan mutu kesehatan manusia dan kesehatan hewan. Namun tantangan
utama adalah bagaimana memastikan pembiayaan berkelanjutan untuk
mengkolaborasikan seluruh komponen lintas sektor dalam rangka menghadapi
ancaman kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
Pada tahun 2016, bertolak dari latar belakang inilah pertemuan tingkat tinggi
tentang pembiayaan berkelanjutan dan integrasi regional untuk meningkatkan
keamanan kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi diadakan di Bali,
Indonesia. Pertemuan dihadiri dari delegasi pemerintah, dari kementerian
kesehatan, pertanian / peternakan, dan keuangan; perwakilan organisasi regional;
lembaga multilateral dan mitra pembangunan. Rekomendasi utama dari pertemuan
tersebut adalah pengembangan alat penilaian pembiayaan keamanan kesehatan
yang mencakup satu pendekatan kesehatan dari semua ancaman kesehatan dan
dibangun dengan alat dan mekanisme yang ada. Tools yang kemudian disebut
Health Security Financing Assessment Tools (HSFAT) ini memberikan informasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 24
dalam pembiayaan holistik ketahanan kesehatan, berfungsi sebagai alat advokasi
untuk meningkatkan pembiayaan domestik dan eksternal, serta dalam rangka
meningkatkan efisiensi pembiayaan, serta menjadi dasar dalam menyusun
kebijakan pembiayaan ketahanan kesehatan di Indonesia. Penilaian pembiayaan
ketahanan kesehatan saat ini sedang diujicobakan di Vietnam dan akan
dilaksanakan masing-masing di Indonesia, Kamboja, Myanmar, dan Laos, dengan
dukungan dari Bank Dunia dan para mitra.
Tujuan dari Health Security Financing Assessment Tools (HFSAT) adalah untuk
mendukung pemerintah nasional
dalam mengembangkan strategi
keuangan yang terkait dengan
rencana aksi nasional yang
diprioritaskan untuk Keamanan
Kesehatan dan memampukan
negara-negara untuk memiliki
sistem pembiayaan yang kuat dan
berkelanjutan menuju keamanan kesehatan yang efektif. Tools ini dirancang untuk
mendorong dialog kebijakan nasional mengenai pembiayaan keamanan kesehatan
baik untuk kesehatan manusia maupun hewan dan sektor-sektor lain yang relevan
dengan keamanan kesehatan. Tools ini juga menginformasikan penyempurnaan
strategi dan instrumen pembiayaan keamanan kesehatan untuk meningkatkan
kapasitas regulasi ketahanan kesehatan nasional.
Pada tahun 2017, Indonesia sebagai negara anggota World Health Organization
(WHO) telah bernisiatif melakukan Joint External Evaluation (JEE) untuk
mengidentifikasi kesenjangan kapasitas kesiapan kesehatan dan kesiapsiagaan
menghadapi pandemi namum tools untuk memandu penyusunan baseline investasi
negara dalam pengembangan kapasitas menyusul diluncurkan pada tahun 2018
yakni National Action Plan for Health Security (NAPHS). Tools ini berupa pemetaan
pembiayaan ketahanan kesehatan secara nasional yang dibutuhkan lima tahun ke
depan. Manfaat tools adalah memetakan sumber daya serta mencegah terjadinya
kekurangan dana dalam implementasi ketahanan kesehatan. Gambaran rencana
nasional ini akan dipublish terbuka sehingga mitra donor dapat membantu.
Sejalan dengan hal tersebut, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan
menyebutkan bahwa jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Provinsi
terdiri atas: pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat
bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan b. pelayanan kesehatan bagi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 25
penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.
Data dan informasi dari kedua tools ini (HSFAT dan NAPHS), serta perhitungan
biaya yang dibutuhkan menggunakan
tools penghitungan biaya SPM
(Siskobikes) akan menjadi data yang
digunakan sebagai dasar analisis
penyusunan evidence based policy.
Kesenjangan, tumpang tindih, dan
kebutuhan kebijakan menjadi hal
prioritas yang akan dianalisis dari hasil
analisis belanja ketahanan kesehatan, kebutuhan ketahanan kesehatan, serta
standar biaya SPM kebencanaan dan KLB. Rekomendasi berupa kebijakan
pembiayaan ketahanan kesehatan nasional diharapakan dapat disusun dan
menjadi input strategis kepada pengambil kebijakan.
Penyusunan analisis dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Pertemuan Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali, menghasilkan output isu-
isu, fakta, permasalahan serta data terkait pelaksanaan pembiayaan ketahanan
kesehatan.
2. Pertemuan Penyusunan Draft, dilakukan sebanyak satu kali, menghasilkan
keluaran masukan perbaikan instrumen asesmen pembiayaan yang akan
digunakan.
3. Pertemuan dalam kantor, dilakukan sebanyak
dua kali untuk mengkoordinasikan instrumen
yang telah disusun kepada lintas program
terkait.
4. Asesmen lapangan ke daerah dilakukan
sebanyak tiga kali di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan
Bali menghasilkan luaran gambaran
pembiayaan ketahanan kesehatan di tingkat
pemerinatah provinsi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 26
KESIMPULAN
Pada tingkat pusat, pemahaman tentang ketahanan kesehatan sudah mulai tumbuh
namun belum cukup baik dan
dipahami secara meluas.
Sedangkan pada tingkat daerah,
ketahanan kesehatan masih
merupakan hal baru dan belum
dipahami oleh stake holder terkait.
Sehingga pada saat melakukan
penilaian pembiayaan ketahanan
kesehatan masih menemukan
banyak kendala teknis seperti definisi operasional ketahanan kesehatan, baik di
tingkat pusat maupun daerah.
Dari hasil asesmen dan analisis yang telah dilakukan, ketiga instrumen pembiayaan
ketahanan kesehatan (HSFAT, REMAP, dan SISCOBIKES) memiliki persamaan
dan perbedaan. Semuanya sama-sama bertujuan untuk menjamin ketersediaan
pembiayaan dalam menangani kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat. Namun,
hal yang membedakan adalah ruang lingkup, struktur instrumen, proses, data atau
input yang dibutuhkan mekanisme pengumpulan data, dan luaran / pemanfaatan
hasil instrumen.
Tabel 6
Analisis Pembiayaan Kesehatan
SPM REMAP HSFA
Tujuan
Penghitungan
pembiayaan daerah
(sub nasional) untuk
menerapkan SPM
Kesehatan
(Permenkes 4/2019)
Mendapatkan gambaran
investasi yang dibutuhkan
untuk mengikuti
rekomendasi JEE dan
Tujuan Fungsi JEE yang
ingin dicapai oleh
Pemerintah
REMAP: mengidentifikasi
investasi (Anggaran)
pemerintah dan donor untuk
kegiatan ketahanan
kesehatan
• Penentuan baseline
Anggaran/belanja untuk KK
• Input untuk mengembangkan
data/informasi
Anggaran/belanja KK yang
konsisten
• Sebagai benchmark lintas
waktu dan antar negara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 27
SPM REMAP HSFA
Ruang
Lingkup
Kegiatan SPM terkait
dengan Pelayanan
kesehatan
(i) Krisis
Kesehatan
akibat bencana
atau berpotensi
bencana, dan
(ii) Kondisi
Kejadian Luar
Biasa
• Pemetaan/Mapping
pendanaan antar pemberi
dana, berbagai rencana
kegiatan ketahanan
kesehatan
• Monitor dan mengikuti
(track) progress
• Mengukur efek/dampak
(analisis dampak)
• Belanja 19 area teknis
Pencegahan, Deteksi,
Respon, Area Lain, dan
Pemulihan
• Pemetaan/Mapping sumber
pembiayaan, aliran dana,
tingkat pembiayaan, dan
penggunan dana terkait KK
• Peran organisasi terkait dan
bagaimana sistem koordinasi
Mekanisme RenGar,
pelaksanaan dan monitoring-
evaluasi
Struktur
Instrumen
Instrumen
Penghitungan
Pembiayaan
(Costing)
• Dashboard,
• Lembar Peta/Mapping
• Lembar Data entry
• Lembar Setting
• Lembar Kinerja NAPHS
• Lembar Kegiatan NAPHS
• Lembar Situasi
Pembiayaan
• Lembar Skor/Nilai JEE
• Mitra berdasarkan Area
Teknis
• Detail Mitra
• Lembar Prioritisasi
1) Tata Hubungan
Organisasi dan
Hubungan Kerja
2) Situasi Makrofiskal
3) Proses RenGar
4) Pembiayaan
(mapping, besaran,
distribusi)
5) Efisiensi dan
keberlangsungan
Proses
• Mapping
Kegiatan SPM
Kegiatan Program
Lain
• Definsi
Kegiatan
• Technical Working
Group berdasar pilar
JEE (Prevent, Detect,
Response, Other IHR)
termasuk konsensus
untuk kuesioner/tool
• Pengisian data ke
REMAP Tool
• Training -untuk Focal
Point
• Update dan
Pemanfaatan untuk
Koordinasi Donor
• Monitoring kemajuan
dan koordinasi antar
kegiatan/technical
areas
• Analisis Dampak
• Technical Working Group
• Penyesuaian instrument
kondisi dan kebutuhan
lokal
• Kesepakatan Ruang
lingkup, jadwal,
• Identifikasi sumber data
• Desk review
• Wawancara mendalam
• Analisis data dan ekstraksi
data
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 28
SPM REMAP HSFA
Data atau
input yang
dibutuhkan
Unit dan Volume
Kegiatan, Satuan
Biaya
• Identitas,
• Pendanaan
• Proyeksi
• Sarpras
• Target
• SPM
• Kinerja
• Data
investasi/Anggaran
pemerintah dan donor
• Skor JEE
• Detail Technical Areas
• Detail Mitra/Partners
• NAPHS – Rencana
kegiatan/aksi
• Dokumen: Peraturan
perundangan yang berlaku,
Pedoman Pelaksanaan
Program/Juknis/Manual KK
• Data Kualitatif: Interview
pemahaman, komitmen,
proses
• Data Kuantitatif:
Anggaran, Realisasi
APBN & APBD sampai
dengan RKA KL, dan
sumber dana lain termasuk
swasta dan donor
Mekanisme
pengumpulan
data
SISCOBIKES (Excel
based)
REMAP Tool (Excel base) Intrumen Wawancara
Analisis data anggaran
Luaran
(Pemanfaatan
Hasil)
Estimasi Kebutuhan
Biaya SPM
Dashboard (Monitoring Data
visualization)
- Gambaran
Anggaran KK,
distribusi
- Anggaran NAPHS
dan peta sumber
daya dari
pemerintah dan
partner/mitra
(Ke dua point di
atas dihasilkan Gap
Kebutuhan
Anggaran)
- Prioritisasi Aktivitas
- Kinerja Rencana
Aksi
• Gambaran
Anggaran/belanja KK
• Proses pengambilan
keputusan, pengaliran dan
pemanfaatan dana
REKOMENDASI
1. Diperlukan sosialisasi secara intensif Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2019
tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan
Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,
dan Kimia, baik di tingkat pusat, dan khusunyanya di tingkat pemerintah
daerah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 29
2. Diperlukan peraturan teknis melengkapi Inpres 4 / 2019 yang memuat definisi
operasional ketahanan kesehatan.
3. Ketiga instrumen penilaian pembiayaan ketahanan kesehatan ini bersifat partial
dan saling melengkapi satu dengan lainnya, maka pemanfaatannya hanya
dapat digunakan sesuai ruang lingkup instrumen tersebut.
4. Siscobikes digunakan untuk Estimasi Kebutuhan Biaya SPM,
5. Remap menggambarkan Anggaran NAPHS dan peta sumber daya dari
pemerintah dan partner/mitra (Ke dua point di atas dihasilkan Gap Kebutuhan
Anggaran)
6. HSFAT digunakan untuk menggambarkan Anggaran/belanja ketahanan
kesehatan dan proses pengambilan keputusan, pengaliran dan pemanfaatan
dana
5. ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WISATA
KEBUGARAN DAN JAMU PUSAT ANALISIS DETERMINAN
KESEHATAN
Diperkirakan wisata (tourism) sudah ada sejak peradaban
manusia itu ada. Pemahaman wisata menjadi sedikit lebih jelas
saat para pedagang, petualang atau peziarah melakukan
perjalanan antar wilayah dengan motivasi dan juga tujuan yang jelas. Wisata pada
jaman dahulu tak lepas dari jalur perdagangan atau juga peziarahan melintasi
daratan dan lautan. Beberapa catatan menyebutkan bahwa para penguasa, orang
kaya atau tuan tanah melakukan “tetirah”, yaitu pergi dan menetap di tempat lain
untuk sementara waktu untuk memulihkan kesehatan atau sekedar beristirahat.
Kegiatan wisata menjadi semakin jelas saat kota-kota industri mulai bermunculan di
akhir abad ke-19, di mana kelompok pekerja dan keluarganya melakukan aktifitas
rekreasi di akhir pekan. Wisata menjadi industri yang masif kala wisatawan
memerlukan dukungan dari agen atau operator perjalanan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, orang kemudian
tidak lagi berwisata hanya untuk beristirahat semata. Semakin banyak orang yang
melakukan perjalanan untuk menemukenali nilai-nilai baru dan berbeda dari
kehidupan sehari-hari. Orang mulai mencari ketenangan agar bisa lepas sesaat dari
hingar bingar kehidupan kota. Aktifitas yang lebih menguatkan sisi kejiwaan pun
menjadi gaya hidup baru. Bahkan tak sedikit wisatawan kekinian yang melakukan
perjalanan untuk berkontribusiatas isu-isu keberlanjutan lingkungan. Motivasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 30
wisatawan mulai bergeser pada eksplorasi pengalaman dan pencarian makna
kehidupan (wanderlust) yang mendorong lahirnya genre-genre wisata dengan minat
khusus. Bahkan dalam satu dekade terakhir ini semakin banyak wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan keseimbangan antara tubuh
(body), pikiran (mind) dan jiwa (spirit).
Pada akhir era tahun 1970-an, wisata kesehatan (health tourism) mengalami
perkembangan secara signifikan dan menjadi bagian penting dari industri pariwisata
dunia. Pada beberapa dekade berikutnya wisata kebugaran (wellness tourism)
menjadi pilihan yang menarik bagi wisatawan seiring dengan munculnya “gerakan
kebugaran” pada perbagai penjuru dunia. Wisata kesehatan (health tourism) lebih
ditujukan kepada individu yang memiliki kondisi medis tertentu yang mendorong
perjalanan yang bertujuan untuk memulihkan atau mendapatkan pengobatan yang
lebih baik bagi kesehatannya. Sedangkan wisata kebugaran (wellness tourism)
lebih diperuntukkan bagi individu yang sehat tetapi mencari metode terapi
kesehatan tertentu untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, serta juga
untuk menjaga kesehatan dan kebugaran dalam perjalanan wisatanya.
Beberapa tahun terakhir, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu destinasi
wisata kebugaran kelas dunia. `Retreat yoga atau wellness resort di beberapa
tempat Bali sudah dikenal mempunyai reputasi bai kdi industry kebugaran.
Sebagian besar dari destinasi wisata di Indonesia juga sudah merespon kebutuhan
atas kebugaran, berupa spa, makanan sehat, pengobatan holistik hingga perawatan
kesehatan dengan peralatan berteknologi canggih.
Indonesia juga dikenal sebagai negeri yang subur. Diperkirakan sekitar 7.000
jenis tanaman rempah dan herbal yang tumbuh di Indonesia. Sebagian kecil saja –
atau kurang dari 200 jenis– yang dibudayakan dan menjadi bagian dari kekayaan
rempah dan herbal Indonesia. Indonesia juga mempunyai kekayaan tradisi
setempat dan pengetahuan lokal berbasis rempah dan herbal untuk kebugaran dan
juga penyembuhan.
Memerhatikan hal tersebut, Indonesia dinilai telah siap melaksanakan wisata
kebugaran dan jamu, sehingga Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Pariwisata telah sepakat untuk mengembangkan wisata kebugaran sebagai
merekomendasikan 3 (tiga) destinasi wisata yang akan menjadi ujung tombak
pengembangan wisata kebugaran di Indonesia. Ketiga destinasi wisata tersebut
adalah: Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang), Bali, serta Jakarta dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 31
sekitarnya.
Rekomendasi
1. Destinasi Wisata Kebugaran dan Jamu (Wellness and Herbal Tourism) telah
siap diimplementasikan. Diperlukan upaya kolaboratif, strategis dan
komprehensif agar penyelenggaraan wisata Kebugaran dan Jamu (Wellness
and Herbal Tourism) bisa berdampak terhadap peningkatan perekonomian
negara dan masyarakat.
2. Diperlukan kebijakan dan regulasi yang mengatur tentang Penyelenggaraan
Wisata Kebugaran dan Jamu, misalnya : Tax insentif untuk pelaksanaan wisata
kesehatan, mereviu Kebijakan Penyelenggaraan SPA (pendirian, penguatan
pembinaan dan pengawasan).
6. ANALISIS PERILAKU MILENIAL DALAM MENDUKUNG
PERCEPATAN GERMAS DAN PIS-PK PADA 5 PROGRAM
PRIORITAS NASIONAL
Kegiatan Analisis Perilaku Milenial dalam Mendukung
Percepatan Germas dan PIS-PK pada 5 Program Prioritas
Nasional telah dilaksanakan seluruh tahapannya dan
menghasilkan out put kegiatannya berupa policy paper yang berisi pendahuluan,
analisis, diskusi, kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang
telah dilakukan adalah :
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
Rapat Persiapan I dilaksanakan
tanggal 22 Maret 2019 di ruang rapat
Lt. 3 Gedung Prof. Sujudi, Kemenkes
dihadiri narasumber 1. drg.
Saraswati, MPH (Direktur Pelayanan
Kesehatan Primer) , 2. dr. Untung S,
Sutarjo, M.Kes (Analisis Kebijakan Ahli Utama), 3. Perwakilan Kepala
Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen
Kesehatan, peserta perwakilan
Setditjen Pelayanan Kesehatan,
Direktorat Kesehatan Keluarga,
Setbadan Penelitian dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 32
Pengembangan Kesehatan, Setbadan PPSDM Kesehatan, Direktorat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pejabat dan Staf
Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Rapat Persiapan II dilaksanakan tanggal 4 Juli 2019 di Ruang Rapat
PADK, dihadiri narasumber : 1. Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, 2. Ketua Program
Studi Ilmu Antropologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia,
peserta perwakilan Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen; Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat; Setditjen Pelayanan Kesehatan,
Direktorat Kesehatan Keluarga, Setbadan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Setbadan PPSDM Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Pejabat Struktural dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan,
Pejabat Fungsional Analisis
Kebijakan di lingkungan Pusat
Analisis Determinan
Kesehatan, Pejabat Fungsional
Administrator Kesehatan di
lingkungan Pusat Analisis
Determinan Kesehatan.
b. Rapat Forum Dialog Analisis dilaksanakan pada hari Kamis - Sabtu/ 12 – 14
September 2019 tempat : Hotel Ibis, Slipi, narasumber : 1. Sekretaris
Departemen Program Studi Fakultas
Antropologi, UI, 2. Ketua Program Studi
Promosi Kesehatan, FKM UI, 3. Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen Kesehatan, 4.
Direktur Kesehatan Keluarga, Peserta:
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Direktur Promosi dan
Pelayanan Masyarakat, Direktur Kesehatan
Kerja dan Olah Raga, Direktur Gizi
Masyarakat, Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 33
Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya
Manusia Kesehatan, Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda, Kementerian
Pemuda dan Olah Raga, Analis Kebijakan Ahli Utama (dr.Untung Suseno
Sutarjo, M.Kes), Pejabat dan Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.
c. Kegiatan Asesmen Lapangan dilaksanakan di Dinkes Provinsi Jawa Barat, tgl
10 - 12 Oktober 2019, diterima oleh
Kabid Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
Peserta Pusat; 1. dr. Leny Evanita,
MM , 2. Dr. Ahmad Muhidin, M.Psi, 3.
Pejabat dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI,
Responden Lokal: Pejabat dan staf pengelola kesehatan keluarga, Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat (2 orang), Pejabat dan staf pengelola promosi
kesehatan, Dinas Kesehatan Kota
Bandung (2 orang), Tim Kesehatan
Keluarga Puskesmas Babakan Sari (1
orang), Petugas pengelola kesehatan
keluarga, SMPN 1 Lembang, Kab.
Bandung (2 orang).
d. Rapat Penyusunan Dokumen
Analisis dilaksanakan di ruang rapat
lantai 9 Gedung Sujudi Kemenkes,
pada tanggal 4 November 2019.
Narasumber yang hadir: 1. Dr. dr
Harmein Harun, MSc, 2. Direktur Gizi
Masyarakat. Peserta: Direktur
Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur
Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal P2P, Direktur
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 34
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Kepala Pusat
Data dan Informasi, Setjen, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan
Masyarakat, Setjen, Kepala Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan,
Balitbangkes, Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, Badan PPSDMK,
Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Badan PPSDMK, Analis Kebijakan
Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes), Pejabat dan Struktural,
Fungsional dan Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
e. Rapat Finalisasi dokumen Analisis dilaksanakan di Ruang rapat PADK
Kemenkes pada tanggal 19 Desember 2019. Rapat finalisasi dihadiri
narasumber : 1. Dr. dr Harmein Harun, MSc, 2. Kepala Pusat Pelatihan SDM
Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan. Peserta: Direktur Kesehatan Keluarga,
Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat, Direktur Pencegahan
Penyakit Tidak Menular, Direktorat
Jenderal P2P, Direktur Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur
Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza,
Direktorat Jenderal P2P, Kepala Pusat Data dan Informasi, Setjen, Kepala Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Setjen, Kepala Puslitbang Humaniora
dan Manajemen Kesehatan, Balitbangkes, Kepala Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan, Badan PPSDMK, Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Badan
PPSDMK, Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes),
Pejabat dan Struktural, Fungsional dan Staf Pusat Analisis Determinan
Kesehatan.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
1. Kebijakan Germas bidang Promosi selama ini masih EIC seharusnya sudah
BCC dengan memilih “Agen Perubahan” di UKS, Posyandu Remaja, dan Saka
bhakti Husada
2. Penguatan PKPR dalam Anggaran dan SDM, anggaran dalam bentuk
BOK/DEKON, sedang SDM rekrutmen “Kader Cerdas/Kader Milenial”
(minimal lulusan S1 yang di gaji) untuk mengkomunikasikan program program
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 35
Kemenkes dengan memperluas area cakupanya bukan hanya KIA dan Napza
tetapi juga disesuaikan dengan Germas
3. Pembatasan makanan dan minuman berkadar GGL (Gula, Garam, Lemak)
tinggi dengan menaikan tax/pajak.
4. Setiap indikator PIS-PK di urai menjadi beberapa komponen dan diterjemahkan
dalam Bahasa Milenial, sehingga milenial sebagai Subjek tertantang memilih
salah satu komponen tersebut untuk di buat Vlog, youtube, Instagram, face
book dan disebarkan ke komunitasnya.
5. Bekerja sama dengan kementerian pendidikan murid bersama dengan guru
membaca Literasi kesehatan (PHBS) minimal tiap bulan 3 kali
6. Perlunya di buat sarana kesehatan/ Posyandu milenial di lingkungan 3F (Fun,
Food, Fashion) contoh bangunan sarana kesehatan ramah selfi, dan diberi
lukisan Destinasi wisata setempat, kantin ditaruh di depan atau di samping.
7. Perlunya kerjasama Kemendikbud, Kemenkes dan ibu orang tua siswa untuk
membawa bekal ke sekolah (modeling sekolah) sekaligus edukasi tentang gizi
seimbang
8. Membuat kerjasama dengan para Stake holder di daerah tempat ngumpul
milenial 3F (Food: café/tempat makan, Fun: pertandingan olah raga,
Fashion: Mall) bila ada milenial yang terjaring obesitas ada penawaran diskon
5% setiap ada aktifitas fisik misal push-up dan squat jump untuk
perempuannya di arahkan ke senam Zumba, atau K-Pop
9. Membuat kerjasama dengan Kemenpora, Kemendagri, dan Pemda untuk
mengadakan Movement Car Free Day dengan Flashmob, line-dance, K-Pop,
Zumba, bersepeda sehat dan makan buah dan sayur tiap hari Sabtu atau
Minggu.
7. ANALISIS PERILAKU SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
di DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN dan KEPULAUAN
TERLUAR
Kegiatan Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK)
telah dilaksanakan seluruh tahapannya dan menghasilkan out put
kegiatannya berupa policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,
kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
:
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 36
- Rapat persiapan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2019 di Ruang
Rapat PADK Kemenkes, lantai 9. Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan
narasumber Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan. Adapun peserta wakil dari Biro
Kepegawaian, Biro Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora
dan Manajemen Kesehatan, Direktorat Pelayanan Primer, Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan,
Pejabat Struktural dan Fungsional, serta staf Pusat Analisis Determinan
Kesehatan.
- Rapat persiapan kedua dilaksanakan
pada tanggal 11 Juli 2019 di ruang rapat
PADK Kemenkes lantai 9 (Rapat diluar
jam kantor/RDK). Mengundang kurang
lebih 50 peserta dengan narasumber
Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes, Kepala Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Direktur Utama PT.
Quantum, dan peserta wakil dari Biro
Kepegawaian, Biro Umum, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Humaniora
dan Manajemen Kesehatan, Direktorat
Pelayanan Primer, Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat
Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan, Pejabat Struktural dan Fungsional, serta
staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
b. Forum Dialog, dilaksanakan pada tanggal
12 sd 14 Agustus 2019 di Hotel Mercure
Sabang – Jakarta (full board). Mengundang
kurang lebih 50 peserta dengan Narasumber
dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 37
Banten, Kepala Biro Kepegawaian, Tim Pencerah Nusantara Sehat, dan peserta
wakil dari Dinas Kesehatan Propinsi Terpilih (Aceh, Jambi, Banten, Jawa Tengah),
Bapelkkes Cikarang dan Jawa Tengah, Konsultan Ahli Kebijakan (dr. Harmein
Harun), dan Analis Kebijakan Ahli Utama.
c. Rapat Penyusunan, dilaksanakan pada tanggal 6 November 2019 di ruang rapat
PADK Kemenkes lantai 9 (Rapat di luar
jam kantor/RDK). Mengundang kurang
lebih 50 peserta, dengan narasumber
Asisten Deputi Perencanaan dan
Pengadaan SDM Aparatur, Kementerian
PAN RB, Kepala Pusat Perencanaan
dan Pendayagunaan SDM Kesehatan,
Badan PPSDM Kesehatan, dan dr
Harmein Harun (konsultan kebijakan), dengan peserta undangan dari Biro
Kepegawaian, Biro Umum, Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen
Kesehatan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer, Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan, Analis Kebijakan Ahli Utama (dr. Untung Suseno Sutarjo,
M.Kes dan drg. Usman Sumantri, M.Sc).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 38
d. Asesmen Lapangan, dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2019 di Dinas
Kesehatan Propinsi Jambi dan Puskesmas di wilayah Kabupaten Muaro Jambi
yakni Puskesmas Pondok Meja. Kegiatan asesmen lapangan dilakukan sebagai
berikut yaitu :
Di ruang rapat Kantor Dinas
Kesehatan Propinsi Jambi,
mengundang kurang lebih 25
peserta dari Dinas Kesehatan
Propinsi Jambi, Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi, serta
Puskesmas Pondok Meja serta
peserta PADK yakni pejabat
struktural, pejabat fungsional dan staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
Di Aula Puskesmas Pondok Meja dihadiri kurang lebih 25 orang yakni kepala
puskesmas, Kabid Pelayanan Kesehatan, seluruh staf puskesmas.
e. Finalisasi, dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2019 di RR PADK
Kemenkes lantai 9 (Rapat di luar jam
Kantor/RDK). Mengundang kurang lebih 50
orang, dengan narasumber dr. Harmein
Harun dan Kepala Pusat Pelatihan SDM
Kesehatan serta peserta dari Dirjen
Kesehatan Masyarakat (Direktorat Gizi
Masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga,
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat Promosi Kesehatan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 39
Pemberdayaan Masyarakat), Direktorat
PTM, Direktorat PKP, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Biomedis dan
Tehnologi Dasar Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan
Manajemen Kesehatan, dan analis kebijakan ahli utama.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
Rekomendasi analisis perilaku sumber daya manusia kesehatan di daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan, sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan Program Innovation Award sebagai langkah strategis dalam
meningkatkan aktualitas dan semangat untuk terus berpikir inovatif bagi para
SDM Kesehatan penugasan di daerah terpencil
2. Perlu dilakukan intervensi program lanjutan dengan menjadikan alumni
Nusantara Sehat sebagai Coach atau mentor bagi tenaga Nusantara Sehat
yang baru dan selanjutnya.
3. Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan dan pengembangan diri bagi Sumber Daya
Manusia Kesehatan untuk mengurangi gap kompetensi antara SDM kesehatan
di kota dan di daerah terpencil.
4. Menyediakan sarana dan prasarana di daerah seperti daerah asal tenaga
kesehatan tersebut (misal penyediaan wifii, sarana air bersih, lingkungan yang
aman dan nyaman)
5. Ada kepastian masa depan bagi tenaga kesehatan yang dikirim ke DTPK,
seperti selesai penugasan akan diangkat menjadi PNS.
8. ANALISIS KEBIJAKAN MEWUJUDKAN LANJUT USIA SEHAT
MENUJU LANJUT USIA AKTIF (ACTIVE AGEING)
Kegiatan Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat
Menuju Lanjut Usia Aktif (Active Ageing) telah dilaksanakan
seluruh tahapannya dan menghasilkan out put kegiatannya berupa
policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,
kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 40
Rapat Persiapan I dilaksanakan tanggal 5 April 2019 di ruang rapat PADK
Kemenkes dihadiri narasumber 1. Prof. Dr. Tri Budi W Rahardjo, drg, MS,
Anggota Tim Pokja Siklus Hidup Fase Lansia, 2. dr. Untung S, Sutarjo, M.Kes
(Analisis Kebijakan Ahli Utama), peserta Direktur Kesehatan Keluarga – Ditjen
Kesmas, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen
P2P, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan
NAPZA, Ditjen P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Kesmas,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat,
Badan Litbangkes, Dr. dr. Yudha Turana Sp.S (K) (Ketua Pokja Siklus Hidup Fase
Lansia), Anies Irawati (Tim Pokja Siklus Hidup Fase Lansia), Pejabat dan Staf
Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Rapat Persiapan II dilaksanakan tanggal 17 Juli 2019 di Ruang Rapat PADK,
dihadiri narasumber : 1. Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan
Pembiayaan Kesehatan, 2. Direktur Kesehatan Keluarga, 3. Prof. Dr. dr. Siti
Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid, Peserta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2P, Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Ditjen P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan
Primer, Ditjen Kesmas , Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Kesmas,
Kepala Pusat Data dan Informasi, Sekretaris Jenderal , Prof. Dr. Drg. Tri Budi W.
Rahardjo, Dr. Asviretty N.Y. Asir, MPH, dr. Yuda Turana, Sp.S(K) Ketua Pokja
Siklus Hidup, Pejabat Struktural dan Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan,
Pejabat Fungsional Analisis Kebijakan di lingkungan Pusat Analisis Determinan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 41
Kesehatan, Pejabat Fungsional Administrator Kesehatan di lingkungan Pusat
Analisis Determinan Kesehatan.
b. Rapat Forum Dialog Analisis dilaksanakan tanggal Kamis - Sabtu/ 15 – 17
Agustus 2019 tempat : Hotel Dafam Teras Kita, narasumber : 1. Prof. Dr. dr. Siti
Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid (Ketua umum PB PERGEMI, 2. dr Donald Pardede.
MPPM (Staf Khusus Menteri Bidang PPK), 3. Dr. dr. Agus Hadian Rahim,
Sp.OT(K), M.Epid, MH.Kes.(Sesditjen Yankes), Peserta: Direktur Perencanaan
Kependudukan dan Perlindungan Sosial, Kementerian PPN/Bappenas, Asisten
Deputi Pemberdayaan Disabilitas dan Lansia, Kemenko PMK, Direktur
Rehabilitasi Sosial lanjut Usia, Ditjen Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial,
Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan, BKKBN, Kepala Kepala
Pusat Data dan Informasi, Sekretaris Jenderal, Direktur Pelayanan Kesehatan
Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Direktur Pelayanan Kesehatan
Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Direktur Kesehatan
Keluarga, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Kepala Subdirektorat
Kesehatan Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan Keluarga, Ditjen, Pelayanan
Kesehatan Kemenkes RI, Kepala Seksi Kualitas Kesehatan Lanjut Usia, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Analis Kebijakan
Ahli Utama (dr.Untung Suseno Sutarjo, M.Kes), Pejabat dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 42
c. Kegiatan Asesmen Lapangan dilaksanakan di Dinkes Provinsi Bali, tgl 21 – 23
Oktober 2019, diterima oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Provinsi Bali ibu Dian Nardiani, SKM, MPH, Peserta Pusat; 1. Prof. Dr. drg Tri
Budi Wahyuni R, MS, 2. Ir. Salimar, M.Si, 3. Pejabat dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI,
Responden Lokal: Pejabat dan staf pengelola kesehatan lansia, Dinas Kesehatan
Provinsi Bali (2 orang), Pejabat dan staf pengelola kesehatan lansia, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bali (2 orang), Tim Geriatri Rumah Sakit Sanglah (1 orang),
Petugas pengelola kesehatan lansia, Puskesmas Ramah Lansia Mengwi, Kab.
Badung (1 orang), Kader posyandu santun lansia, Kab Badung (1 orang).
d. Rapat Penyusunan Dokumen Analisis dilaksanakan di ruang rapat lantai 3
Gedung Sujudi Kemenkes, pada tanggal 18 November 2019. Narasumber yang
hadir: 1. Dr. dr Harmein Harun, MSc, 2. Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
Kementerian Sosial RI. Peserta: Direktur Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat
Jenderal P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 43
Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Setjen, Kepala Pusat Data
dan Informasi, Setjen, Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo,
M. Kes), Kepala Subdirektorat Kesehatan Lanjut Usia Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Kepala Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsional,
Direktorat Jenderal P2P, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid ( Tim Ahli
Kelompok Kerja Kebijakan dan Advokasi), Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo (Tim Ahli
Kelompok Kerja Suveilens dan Data ), Dr. RM. Nugroho Abiskusno, MSc (Tim Ahli
Kelompok Kerja Kebijakan dan Advokasi), Dr, dr. Yudha Turana, Sp.S (Tim Ahli
Kelompok Kerja Kebijakan dan Advokasi, Pejabat dan Struktural, Fungsional dan
Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
e. Rapat Finalisasi dokumen Analisis dilaksanakan di Ruang rapat PADK
Kemenkes pada tanggal 9 Desember 2019. Rapat finalisasi dihadiri narasumber :
1. Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo (Tim Ahli Kelompok Kerja Suveilens dan Data ),
2. Dr. dr. Harmein Harun, M.Sc dan sebagai pembahas : 1. Staf Ahli Menteri
Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan, 2. Analis Kebijakan Ahli
Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes). Peserta yang hadir antara lain :
Direktur Bina Ketahanan Lansia dan Rentan BKKBN, Direktur Penanggulangan
Kemiskinan BAPPENAS, Direktur Rehabilitasi Sosial Usia Lanjut Kementerian
Sosial, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, Direktur Kesehatan
Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur Pelayanan
Kesehatan Primer, Direktorat Jenderal Pelayanan, Direktur Pelayanan Kesehatan
Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Direktur
Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Surveilans
dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 44
Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Setjen, Kepala Pusat Data
dan Informasi, Setjen, Kasubdit Kesehatan Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan
Keluarga, Kasubbit Penyakit Diabetes Mellitus dan Gangguan Metabolik,
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kasubbit
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, Dr. dr. Yudha Turana,Sp.S (Tim Ahli Kelompok Kerja
Kebijakan dan Advokasi, Pejabat dan Struktural, Fungsional dan Staf Pusat
Analisis Determinan Kesehatan.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
1. Mewujudkan lanjut usia sehat menuju lanjut usia aktif maka diperlukan
kebijakan dan program antara lain:
a. Mengurangi beban kelebihan disabilitas, terutama pada populasi miskin dan
terpinggirkan
b. Mengurangi faktor risiko yang terkait dengan penyebab penyakit utama dan
meningkatkan faktor yang melindungi kesehatan dan kesejahteraan
sepanjang hidup
c. Mengembangkan sistem perawatan kesehatan primer yang menekankan
promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan penyediaan perawatan
jangka panjang yang bermartabat.
d. Mengadvokasi dan bekerja sama dengan sektor-sektor lain (seperti
pendidikan, perumahan dan pekerjaan) untuk memengaruhi perubahan
perilaku positif dalam mengembangkan faktor-faktor yang mendukung lanjut
usia menuju hidup sehat dan aktif.
2. Strategi dan Arah Kebijakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 45
a. Perlindungan sosial melalui pembekalan pendidikan dan pemberdayaan
bagi lanjut usia.
b. Populasi lanjut usia yang sehat dimulai dari gaya hidup sehat, mengurangi
faktor risiko penyakit dengan penedekatan siklus hidup dimulai dari janin
sampai lanjut usia dan perawatan jangka panjang.
c. Membangun kesadaran masyarakat dan lingkungan ramah lanjut usia
d. Pendamping perawatan (caregiver) melalui pengaturan kelembagaan
dengan memerhatikan standar mutu dan sistem pendidikan caregiver.
Hormati dan penuhi kebutuhan lanjut usia penguatan kebijakan - kebijakan
serta perlindungan terhadap kekerasan pada lanjut usia.
9. ANALISIS KEBIJAKAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA
Kegiatan Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia telah dilaksanakan
seluruh tahapannya dan menghasilkan out put kegiatannya
berupa policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,kesimpulan dan
rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah :
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
- Rapat persiapan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2019 pk 09.00
– 12.30 wib dilaksanakan di
Ruang Rapat PADK Kemenkes,
lantai 9. Mengundang kurang
lebih 50 orang, dengan
narasumber Direktur Gizi
Masyarakat, dan peserta wakil
dari Direktorat Penanggulangan
dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Kesehatan Keluarga,
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Promkes dan
Pemberdayaan Masyarakat, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,
Pusrengun – BPPSDM, Pusat Penelitian dan Pengembangan UKM, Pakar
Gizi (Dr. Anies Irawati), Peneliti dari Badan Litbangkes (Dr. Nellys dan Dr.
Fitrah), dan Ketua Tim Pokja Pengembangan Siklus Hidup Rapat persiapan
kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2019 di ruang rapat PADK
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 46
Kemenkes lantai 9 (Rapat diluar jam kantor/RDK). Mengundang kurang
lebih 50 peserta dengan narasumber Kepala Pusat Ketahanan Pangan-
Kementerian Pertanian, Badan Litbangkes, Direktur Penanggulangan dan
Pencegahan Penyakit Tidak Menular, dan peserta wakil dari Direktorat
Kesehatan Keluarga, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat
Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Biro Komunikasi dan
Pemberdayaan Masyarakat, Pusrenggun – BPPSDM, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Tehnologi Dasar Kesehatan, Pusat Penelitian
dan Pengembangan UKM, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembanagn
Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Pakar Gizi (Dr. Anies Irawati),
Peneliti (Dr. Fitrah dan Dr. Nellys), Ketua dan anggota Tim Pokja
Pengembangan Siklus Hidup, dan Analis Kebijakan Ahli Utama.
b. Forum Dialog, dilaksanakan pada tanggal 28 sd 30 Agustus 2019 di Hotel
Dafam Teraskita – Jakarta (full board).
Mengundang kurang lebih 50 peserta
dengan Narasumber dari BAPENNAS,
wakil rektor IPB, Dinas Kesehatan
Sukoharjo, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, dan peserta wakil dari
Dinas Kesehatan Provinsi Terpilih
(Jawa Tengah, Maluku, Banten, Jawa Timur,
Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Kabupaten
Bogor, serta Kota Depok), Pusat Ketahanan
Pangan-Kementerian Pertanian, Direktorat
Kesehatan Gizi, Direktorat Penanggulangan
dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi Dasar Kesehatan,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Seameo
Refron, LIPI, Pakar Gizi (Dr. Anies Irawati), Peneliti (Dr. Fitrah), Tim Pokja
Pengembangan Siklus Hidup, Konsultan Ahli Kebijakan (dr. Harmein Harun), dan
Analis Kebijakan Ahli Utama.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 47
c. Rapat Penyusunan, dilaksanakan
pada tanggal 18 oktober 2019 di
ruang rapat PADK Kemenkes lantai 9
(Rapat di luar jam kantor/RDK).
Mengundang kurang lebih 50
peserta, dengan narasumber dr
Harmein Harun (konsultan
kebijakan), dan Muhammad Adil,
MPH (Direktorat Gizi), dengan peserta undangan dari Pusat Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian, Direktorat
Kesehatan Gizi, Direktorat
Penanggulangan dan Pencegahan
Penyakit Tidak, Seameo Refron,
Direktorat Promkes dan Pelayanan
Masyarakat, Direktorat PKP, Tim Pokja
Pengembangan Siklus Hidup, Analis
Kebijakan Ahli Utama (dr. Untung
Suseno Sutarjo, M.Kes).
d. Asesmen Lapangan, dilaksanakan pada tanggal 24 – 26 Oktober 2019 di Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan 4 Puskesmas di wilayah Kabupaten
Sukoharjo yakni Puskesmas Polokarto, Sukoharjo, Bendosari dan Weru. Kegiatan
asesmen lapangan didampingi narasumber dr. Harmein Harun (konsultan
kebijakan) dan Dr. Anies Irawati (Ahli Gizi). Kegiatan asesmen lapangan dilakukan
sebagai berikut yaitu :
Di ruang rapat Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo,
mengundang kurangb lebih 50
peserta dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, dan dari
wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah
Tim Penggerak PKK, Dinas
Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian
dan Lingkungan Hidup, Badan Keuangan Daerah, Badan Anggaran Daerah,
Kepala Dinas Kesehatan beserta jajarannya, Puskesmas Polokarto,
Puskesmas Bendosari, Puskesmas Sukoharjo dan Puskesmas Weru serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 48
peserta PADK yakni pejabat dan staf serta analis kebijakan madya dan pejabat
fungsional ahli madya.
Di Aula Puskesmas Polokarto,
Bendosari dan Sukoharjo masing-
masing puskesmas dihadiri kurang
lebih 50 orang yakni kepala
puskesmas, Kabid Gizi Kesmas,
seluruh staf puskesmas, kepala
desa dan lurah, tokoh masyarakat
dan kader posyandu, kader
masyarakat (sebagai AoC bernama DAHSIAT), dan TP PKK Kecamatan
Di Aula Puskesmas Weru : dihadiri
kurang lebih 50 peserta yakni
bapak camat, kepala puskesmas,
ketua TP PKK, kader posyandu,
kader masyarakat (Kepala
Paguyuban Rahusodo Utomo),
Danramil,
CSR (Perusahaan tekstil), dan seluruh jajaran
Puskesmas Weru.
e. Finalisasi, dilaksanakan pada tanggal 18
Desember 2019 di RR PADK Kemenkes
lantai 9 (Rapat di luar jam Kantor/RDK).
Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan
narasumber dr. Harmein Harun dan Dr.
Trihono serta peserta dari Dirjen Kesehatan
Masyarakat (Direktorat Gizi Masyarakat,
Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga,
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat), Direktorat PTM,
Direktorat PKP, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 49
Dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Humaniora dan
Manajemen Kesehatan, Seameo Refron, pakar gizi (Dr. Anies Irawati), peneliti
(Dr. Fitrah dan Dr. Nellys), Ketua dan anggota Tim Pokja Pengembangan Siklus
Hidup, dan analis kebijakan ahli utama.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
Rekomendasi analisis kebijakan penganekaragaman pangan dalam meningkatkan
kualitas SDM”
1. Perlu dilakukan kesinergian Pemerintahan Pusat dan Daerah baik dari tingkat
Provinsi, dan Kabupaten/Kota bahkan sampai tingkat Desa.
2. Perlu kerja sama lintas program dan sektor diberbagai pemangku kepentingan
termasuk dalam mengatasi permasalahan penganekaraman konsumsi pangan
disesuaikan dengan menu gizi seimbang (isi piringku)
3. Perlu peningkatan kuantitas dan kualitas penganekaragaman konsumsi pangan
masyarakat, melalui :
a. Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat
sesuai menu gizi seimbang (isi piringku)
b. Pemerintah Pusat perlu mengembangkan penganekaragaman pangan
melalui implementasi isi piringku menurut kelompok umur, khususnya anak
usia 6-23 bulan dan 24-59 bulan (1000 HPK).
c. Pengembangan pangan pokok lokal
d. Promosi sosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di
masyarakat/keluarga dengan “food model”
e. Peningkatan pangan segar yang aman, sehat dan bermutu
f. Peningkatan efektivitas dan kesamaan koordinasi penanganan penganeka
ragaman konsumsi pangan masyarakat di tingkat Pemerintah Pusat dan
Daerah baik kabupaten maupun kota.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 50
10. ANALISIS KEBIJAKAN PERAN FILANTROPI UNTUK
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Kegiatan Analisis Kebijakan Peran Filantropi untuk
Pembangunan
Kesehatan telah
dilaksanakan seluruh
tahapannya untuk menghasilkan output
kegiatannya berupa Policy Paper yang
berisi Pendahuluan, Analisis, Diskusi,
Kesimpulan dan Rekomendasi. Adapun
tahapan kegiatan yang telah dilakukan
adalah:
a. Rapat Persiapan
Rapat Persiapan dilakukan 2 kali:
- Rapat Persiapan I di laksanakan tgl 21 Mei 2019 pukul 09.00 – 12.30 wibdi
Ruang rapat PADK Kemenkes, Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan
narasumber Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan Pembiayaan
Kesehatan (dr. Donald Pardede,
MPPM) dan Direktur Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Peserta adalah wakil
dari Direktorat Kesehatan Keluarga,
Direktorat Kesehatan Gizi, Kepala
Pusat data dan Informasi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen
Kesehatan, Para Analis Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan Pratama.
- Rapat Persiapan II dilaksanakan tgl 7 Agustus 2019 pukul 09.00 – 12.30 wib
di Ruang Rapat PADK, Kemenkes, lantai 9 Gedung Sujudi. Mengundang
kurang lebih 50 orang, dengan
narasumber Ketua Persatuan
Filantropi Indonesia dan Direktur
Utama RSCM, Peserta kegiatan ini
adalah wakil dari Direktorat
Penanggulangan dan Pencegahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 51
Penyakit Tidak Menular, Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan
Gizi, Dr. Harmein Harun, Kepala Pusat data dan Informasi, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Para
Analis Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan Pratama.
b. Rapat Forum Dialog
Rapat Forum Dialog Analisis
dilaksanakan tanggal 2 – 4
September 2019 di Hotel Ibis Cawang
Jakarta, Mengundang kurang lebih 50
peserta dengan Narasumber yaitu
Prof DR Laksono Trisnantoro, MSc.
PhD., dan Direktur Perancangan Peraturan Perundang-Undangan
Kemenhumham, Peserta dari kegiatan ini adalah Japfa Foundation, Dompet
Dhuafa, Yayasan Kalla, Dinkes Bekasi, RSUD Kudus, Direktur Pusat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dr. Harmein Harun, Kepala Pusat
data dan Informasi, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan
Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen Kesehatan,
Para Analis Kebijakan Ahli Utama,
Madya, Muda dan Pratama.
c. Rapat Penyusunan
Rapat penyusunan dokumen Analisis dilaksanakan tgl 20 Oktober 2019 pukul
16.00 sd 19.00 wib di Ruang Rapat Lantai 3 Gedung Sujudi Kemenkes,
mengundang 50 peserta dengan narsumber Konsultan Kebijakan DR. Harmein
dan Direktur Jenderal Perpajakan. Peserta dari kegiatan ini adalah Dompet
Dhuafa, We Care Indonesia, Japfa Foundation, Aksi cepat tanggap, Direktorat
Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Direktorat
Kesehatan Gizi, Dr. Harmein Harun,
Kepala Pusat data dan Informasi,
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 52
Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen Kesehatan,Dinkes DKI, Para Analis Kebijakan Ahli
Utama, Madya, Muda dan Pratama.
d. Asesmen Lapangan
Kegiatan asesmen lapangan dilaksanakan di Dinkes Kabupaten Bekasi,
Perusahaan Yutaka Manufacturing Indonesia, dan Perusahaan Indofood pada
tanggal 28 – 30 Oktober 2019, Dengan didampingi narasumber dr. Harmein
Harun (konsultan kebijakan) dan Dr. Anies Irawati (Ahli Gizi). Kegiatan asesmen
lapangan dilakukan sebagai berikut yaitu:
Dinkes Kabupaten Bekasi
Di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, mengundang 30 peserta
dari Dinas Kesehatan,pemegang program promosi kesehatan, kader
kesehatan, puskesmas dan RSUD Bekasi.
PT Yutaka Manufacturing Indonesia
PT Yutaka Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang didirikan
bersama oleh Yutaka Giken Co Ltd
Jepang dengan PT. Astra Honda Motor.
Produk utama dari PT Yutaka
Manufacturing Indonesia adalah Disc Plate
dan Knalpot untuk komponen kendaraan
roda dua khusus PT Astra Honda Motor.
Filantropi di PT Yutaka
Manufacturing Indonesia masih
merupakan hal baru, kegiatan sosial
yang dilaksanakan selama ini
adalah menggunakan dana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53
Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan filantropi di PT Yutaka Manufacturing
Indonesia diketahui dilaksanakan oleh pihak lain yaitu Dewan Kemakmuran
Masjid setempat atau menggunakan pengumpulan dana secara sukarela dari
para pegawai perusahaan. Kegiatan filantropi tersebut berjalan secara
swadaya dan tidak ditangani oleh pihak PT Yutaka Manufacturing Indonesia.
PT. Indofood
Berdasarkan hasil wawancara
yang diilakukan, diketahui bahwa
belum ada kebijakan yang secara
khusus mengatur peran filantropi
dalam pembangunan kesehatan.
Sehingga dalam pelaksanaannya
tidak ditemukan adanya kendala
yang dapat menghambat filantropi
dalam memberikan bantuan kesehatan.
Belum adanya kebijakan yang
mengatur terkait penerimaan dan
pengelolaan dana hibah dari
masyarakat kepada instansi
pemerintah memunculkan kendala
bagi pihak dinas kesehatan, rumah
sakit, dan puskesmas. Kendala
tersebut adalah munculnya kehawatiran dalam pengelolaan bantuan tersebut
yang dapat berujung pada temuan oleh pihak auditor internal maupun
eksternal. Dampak dari hal tersebut adalah instansi pemerintah lebih banyak
menolak bantuan dari masyarakat, dan masyarakat lebih memilih untuk
memberikan sumbangan kepada pihak ketiga atau swasta.
e. Finalisasi
Dilaksanakan pada tanggal 20
Desember 2019 di ruang rapat PADK
Kemenkes lantai 9 gedung Sujudi pukul
16.00 sd 19.00 wib. Kegiatan ini
mengundang 50 orang, dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 54
narasumber dr. Harmein Harun dan
Direktur Promosi Kesehatan dan
Pemberayaan Masyarakat. Peserta
dari kegiatan ini adalah Dompet
Dhuafa, Kitabisa.com, We Care
Indonesia, Japfa Foundation, Aksi
cepat tanggap, Direktorat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Tidak
Menular, Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan Gizi, Kepala
Pusat data dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora
dan Manajemen Kesehatan, Dinkes DKI, para analis kebijakan ahli utama,
madya, muda dan pratama.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
Kementerian Kesehatan :
1. Pemerintah membuat mapping Peluang Kontribusi Filantropi untuk mendukung
Kesehatan, yang di upragde secara berkala dan di share di organisasi Filantropi
2. Pemerintah harus bisa mengidentifikasi dimana kebutuhannya dan dimana
kemitraan bisa dilakukan (dan kemitraan harus menyepakati manfaat yang
dikejar, risiko yang ditanggung bersama, dan indikator yang disepakati bersama).
3. Perlu ada forum komunikasi antara Kemenkes, filantropi, dan lintas sektor
untuk koordinasi.
Filantropi :
1. Filantropi mempunyai visi yang semakin besar di sektor kesehatan
2. Filantropi melakukan komunikasi secara teratur dan sistematis dengan
pemerintah
3. Filantropi melakukan Inovasi yang bisa diadopsi oleh pemerintah
4. Filantropi melakukan peningkatan pemanfaatan bantuan
A.2. Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan lainnya:
1. ADVOKASI HASIL ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN DALAM
MENDUKUNG PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA (PERTEMUAN
KOORDINASI IMPLEMENTASI INPRES 4 TAHUN 2019 TENTANG
PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM MENCEGAH, MENDETEKSI, DAN
MERESPONS WABAH PENYAKIT PANDEMI GLOBAL, DAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 55
KEDARURATAN NUKLIR, BIOLOGI, DAN KIMIA)
Setelah terjadinya wabah penyakit seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah
(SARS), infeksi virus Nipah, avian
influenza A (H5N1) dan A (H7N9), Ebola
dan wabah Zika Virus; negara-negara di
dunia menyepakati komitmen global
baru untuk memperkuat kesiapsiagaan
pandemi dan membangun kapasitas inti
(core capacity) untuk meningkatkan ketahanan kesehatan (health security) yang
efektif mampu mengatasi potensi ancaman kesehatan.
Upaya berkelanjutan untuk
memperkuat ketahanan kesehatan
dan penanganan ancaman kesehatan
dengan lebih baik berfokus pada
kolaborasi, koordinasi, dan
peningkatan kapasitas yang lebih
besar di tingkat nasional, regional,
dan global tiap negara. Selain pengembangan kapasitas dan pencegahan dan
pengendalian penyakit. Sebagian besar negara memiliki komitmen untuk
mengkolaborasikan upaya peningkatan akses dan mutu kesehatan manusia dan
kesehatan hewan. Namun tantangan utama adalah bagaimana memastikan
pembiayaan berkelanjutan untuk mengkolaborasikan seluruh komponen lintas
sektor dalam rangka menghadapi ancaman kesehatan dan kesiapsiagaan
menghadapi pandemi.
Pada tahun 2016, bertolak dari latar belakang inilah pertemuan tingkat tinggi
tentang pembiayaan berkelanjutan dan integrasi regional untuk meningkatkan
keamanan kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi diadakan di Bali,
Indonesia. Pertemuan dihadiri dari delegasi pemerintah, dari kementerian
kesehatan, pertanian / peternakan, dan keuangan; perwakilan organisasi
regional; lembaga multilateral dan mitra pembangunan. Rekomendasi utama dari
pertemuan tersebut adalah pengembangan alat penilaian pembiayaan
keamanan kesehatan yang mencakup satu pendekatan kesehatan dari semua
ancaman kesehatan dan dibangun dengan alat dan mekanisme yang ada. Tools
yang kemudian disebut Health Security Financing Assessment Tools (HSFAT) ini
memberikan informasi dalam pembiayaan holistik ketahanan kesehatan,
berfungsi sebagai alat advokasi untuk meningkatkan pembiayaan domestik dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 56
eksternal, serta dalam rangka
meningkatkan efisiensi pembiayaan,
serta menjadi dasar dalam menyusun
kebijakan pembiayaan ketahanan
kesehatan di Indonesia. Penilaian
pembiayaan ketahanan kesehatan
saat ini sedang diujicobakan di
Vietnam dan akan dilaksanakan masing-masing di Indonesia, Kamboja,
Myanmar, dan Laos, dengan dukungan dari Bank Dunia dan para mitra.
Tujuan dari Health Security Financing Assessment Tools (HFSAT) adalah untuk
mendukung pemerintah nasional dalam mengembangkan strategi keuangan
yang terkait dengan rencana aksi nasional yang diprioritaskan untuk Keamanan
Kesehatan dan memampukan negara-negara untuk memiliki sistem pembiayaan
yang kuat dan berkelanjutan menuju keamanan kesehatan yang efektif. Tools ini
dirancang untuk mendorong dialog kebijakan nasional mengenai pembiayaan
keamanan kesehatan baik untuk kesehatan manusia maupun hewan dan sektor-
sektor lain yang relevan dengan keamanan kesehatan. Tools ini juga
menginformasikan penyempurnaan strategi dan instrumen pembiayaan
keamanan kesehatan untuk meningkatkan kapasitas regulasi ketahanan
kesehatan nasional.
Pada tahun 2017, Indonesia sebagai negara anggota World Health Organization
(WHO) telah bernisiatif melakukan Joint External Evaluation (JEE) untuk
mengidentifikasi kesenjangan
kapasitas kesiapan kesehatan dan
kesiapsiagaan menghadapi
pandemi namum tools untuk
memandu penyusunan baseline
investasi negara dalam
pengembangan kapasitas menyusul diluncurkan pada tahun 2018 yakni
Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan - National Action Plan for Health
Security (NAPHS). Tools ini berupa pemetaan pembiayaan ketahanan kesehatan
secara nasional yang dibutuhkan lima tahun ke depan. Manfaat tools adalah
memetakan sumber daya serta mencegah terjadinya kekurangan dana dalam
implementasi ketahanan kesehatan. Gambaran rencana nasional ini akan
dipublish terbuka sehingga mitra donor dapat membantu.
Sejalan dengan hal tersebut, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 57
kesehatan menyebutkan bahwa jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan
Daerah Provinsi terdiri atas: pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak
krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan b.
pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.
Data dan informasi dari kedua tools
ini (HSFAT dan NAPHS), serta
perhitungan biaya yang dibutuhkan
menggunakan tools penghitungan
biaya SPM (Siskobikes) akan menjadi
data yang digunakan sebagai dasar
analisis penyusunan evidence based
policy. Kesenjangan, tumpang tindih, dan kebutuhan kebijakan menjadi hal
prioritas yang akan dianalisis dari hasil analisis belanja ketahanan kesehatan,
kebutuhan ketahanan kesehatan, serta standar biaya SPM kebencanaan dan
KLB.
Sejalan dengan hal tersebut telah ditetapkan Instruksi Presiden No 4 tahun 2019
tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan
Merespons Wabah Penyakit Pandemi
Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,
dan Kimia. Sehubungan telah
ditetapkannya Inpres tersebut maka
dipandang perlu untuk dilaksanakan
pertemuan koordinasi lintas
Kementerian dan Lembaga terkait pelaksanaan implementasi Instruksi Presiden
No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah,
Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan
Nuklir, Biologi, dan Kimia khususnya yang diinstruksikan pada Kementerian
Kesehatan untuk mengkaji pembiayaan yang diperlukan dalam meningkatkan
kapasitas negara. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Pusat Analisis
Determinan Kesehatan pada tanggal 12 September 2019 di Jakarta.
KESIMPULAN
Dari hasil pertemuan diperoleh kesimpulan bahwa pada tingkat pusat
(Kementerian dan Lembaga), pemahaman tentang ketahanan kesehatan sudah
mulai tumbuh namun belum cukup baik dan dipahami secara meluas. Masih
ditemukan kendala teknis seperti perbedaan pandangan penetapan Definisi
Operasional Ketahanan Kesehatan yang akan dijadikan rujukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 58
Belum ditunjuk Unit teknis di Kementerian dan Lembaga masing-masing terkait
dalam hal implementasi Inpres 4 / 2019 sehingga program belum dapat sustain
dan tepat sasaran.
REKOMENDASI
a) Pusat Analisis Determinan Kesehatan bersurat kepada kementerian dan
lembaga yang tercantum dalam Inpres 4/2019 agar masing-masing instansi
dapat menunjuk key person pada unit perencanaan dan teknis K/L masing-
masing untuk berkoordinasi lebih lanjut.
b) Mendorong diluncurkannya Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan
(NAPHS), agar dapat diimplementasikan dan dikolaborasikan dengan hasil
pengisian instrumen pembiayaan ketahanan kesehatan.
2. JEJARING PENINGKATAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN :
PENYUSUNAN NASKAH KAJIAN PEMBENTUKAN BADAN NASIONAL
PARIWISATA KESEHATAN
Pembangunan Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sasaran prioritas
dalam program kerja Presiden Joko Widodo. Sektor pariwisata berada di posisi
kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah Crude Palm Oil. Pertumbuhan
sektor pariwisata di Indonesia mencapai 25,68% pada tahun 2018. Indonesia
menempati urutan pertumbuhan sektor pariwisata tercepat ke-9 di dunia, nomor
3 di Asia, dan nomor 1 di Asia Tenggara menurut WTTC (World Travel and
Tourism Council). Indonesia ranking 7 dalam “Top-10 Countries Best in Travel
negara tujuan wisata paling diminati. Pada tahun 2019 dari sekor pariwisata
pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai
20 juta orang dengan perolehan target devisa sebesar 20 miliar dollar AS atau
setara dengan Rp 2,8 triliun.
Indonesia sesungguhnya memiliki masa depan pariwisata kesehatan yang
menjanjikan jika sektor ini dikembangkan dengan tata kelola yang efektif
sehingga akan meningkatkan nilai manfaat ekonomi yang berkontribusi signifikan
bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Potensi pariwisata
kesehatan di Indonesia yang dapat dikembangkan antara lain pariwisata medis,
pariwisata kebugaran/tradisional, pariwisata olahraga, dan pariwisata ilmiah
kesehatan.
Dalam wisata medis, Indonesia memiliki layanan unggulan yang kompeten dan
mampu bersaing dengan negara tetangga namun belum dikemas dengan
strategis promosi yang menjual. Pada pariwisata kebugaran/tradisional,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 59
Indonesia mempunyai potensi yang besar karena memiliki kekayaan ragam
tanaman kesehatan, salah satu yang terkaya di dunia selain Brazil, selain
beragam teknik kebugaran tradisional. Di bidang pariwisata olahraga, Indonesia
mempunyai peluang yang besar dalam pemanfaatan sarana dan prasarana
olahraga sebagai bagian yang terintegrasi dengan pelayanan Rumah Sakit
Olahraga/Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM). Selain itu, Indonesia
juga memiliki prospek di bidang pariwisata ilmiah kesehatan, yaitu parwisata
herbal dan museum kesehatan.
Pengembangan pariwisata kesehatan dengan berbasis semua potensi tersebut
mendapat sejumlah tantangan yang cukup serius, diantaranya perlunya
perumusan ulang konsep kepariwisataan kesehatan nasional, luasnya lintas
sektor dan lintas program yang perlu dilibatkan, perlunya penguatan kebijakan
dan atau perbaikan dukungan regulasi, pembenahan infrastruktur dan
suprastruktur kesehatan, dan diperlukannya sejumlah satuan teknis tertentu
yang dapat bekerja lintas sektor untuk mengangani hal-hal teknis pariwisata
kesehatan.
Memperhatikan situasi tersebut, dipandang perlu adanya suatu lembaga yang
bertanggungjawab dalam perancangan, perumusan, penetapan, koordinasi,
sebagai wadah untuk 1) menyusun kebijakan teknis wisata kesehatan, 2)
melakukan koordinasi lintas sektor untuk mancari solusi terhadap seluruh
hambatan pengembangan wisata kesehatan, 3) menyusun perencanaan
program dan kegiatan pengembangan wisata kesehatan serta 4) melakukan
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program.
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Uraian kegiatan penyusunan Analisis Pengembangan Pariwisata Kesehatan
Indonesia 2018 - 2020 terdiri dari :
Persiapan dilaksanakan satu kali di kantor, untuk mengidentifikasi
masalah serta memetakan pemangku kepentingan yang akan terlibat.
Penyusunan Draft dilaksanakan empat kali di kantor dan satu kali di luar
kantor (Jakarta), pada kegiatan ini dilakukan penyusunan draft analisis
kebijakan dari kerangka pikir dan kerangka kerja yang telah disusun.
Finalisasi dilaksanakan 1 kali di kantor, menghasilkan gambaran besar
kerangka konsep penulisan policy paper pembentukan badan/konsorsium
penyelenggara wisata kesehatan.
Rekomendasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 60
a) Badan Nasional Wisata Kesehatan diperlukan untuk mengefektifkan
koordinasi lintas sektor penyelenggara wisata kesehatan yang menjalankan
fungsi secara komprehensip (memfasilitasi kolaborasi sektor publik-swasta
dalam skema PENTAHELIX) yang terpadu untuk industri perjalanan terkait
kesehatan (4 konsep wisata kesehatan), untuk promosi, pengembangan
bisnis, fasilitasi, jejaring, regulasi, dan sebagai pusat untuk menangani
semua pertanyaan tentang wisata kesehatan serta untuk secara efektif
mengatasi masalah yang mempengaruhi industri wisata kesehatan.
b) Diperlukan kebijakan dan regulasi yang mengatur tentang
Penyelenggaraan Wisata Kesehatan
3. PENGUATAN ANALISIS DAN PENYUSUNAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN (GERMAS)
Kegiatan penguatan ini berupa belanja jasa konsultan analisis kebijakan
pembangunan kesehatan. Jasa konsultan dialokasikan untuk dapat memberikan
pengayaan pada analisis kebijakan dan rancangan kebijakan yang disusun
PADK dengan memberikan sudut pandang yang berbeda dan objektif sehingga
hasil analisis maupun rancangan kebijakan yang disusun menjadi semakin
komprehensif dalam menjawab berbagai isu, permasalahan kesehatan dan
program prioritas.
Pada tahun 2019, analisis yang difokuskan pada topik Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Germas sudah dicanangkan sejak tahun
2017 dan ditetapkan dalam payung hukum Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
2017. Pada Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Germas
juga masih menjadi program besar dalam hal promotif dan preventif bidang
Kesehatan melalui indikator target Pembudayaan Germas. Akan tetapi, gema
dari program Germas di tengah masyarakat masih dirasa belum maksimal.
Kajian eksternal oleh konsultan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya
melihat permasalahan melalui perspektif berbeda dan memperkaya alternatif
intervensi serta solusi.
Proses penunjukkan konsultan dilakukan sesuai aturan pengadaan jasa
konsultan. Adapun tema-tema analisis kebijakan Germas yang disusun adalah:
1) Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
2) Peningkatan Aktivitas Fisik
3) Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat
4) Peningkatan Kualitas Lingkungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 61
5) Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
4. ANALISIS PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL
DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN SPM BIDANG
KESEHATAN
Penguatan Sistem Kesehatan di seluruh pemerintah
daerah adalah salah satu modalitas untuk memperkuat input
penyediaan pelayanan dasar bagi setiap warga negara untuk
mencapai target SPM bidang kesehatan secara nasional yang diamanatkan
dalam Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional (SKN). SKN adalah landasan pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap
terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan
nasional untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Terbitnya PP No. 2/2018 tentang Standar Pelayanan Minimal yang dimaknai
sebagai tanggung jawab Provinsi maupun Kabupaten/Kota, memberikan amanah
kepada kementerian penyelenggara urusan pemerintah terkait untuk menyusun
standar teknis pelaksanaan SPM. Peraturan Pemerintah ini maka secata
otomatis menggantikan Permenkes No. 43/ 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan yang terdiri dari 12 layanan. Maka penyusunan ulang
standar teknis menjadi sesuatu yang penting, agar standar dapat dilaksanakan
dengan baik di semua daerah.
Berikut gambaran pemetaan Sistem Kesehatan Nasional di 10
kabupaten/kota pilot project yang dipilih berdasarkan dari hasil capaian SPM
serta fiskal pada suatu provinsi:
No Provinsi
Upaya
Keseh
ata
n
Pen
elit
ian d
an
Pen
gem
ban
ga
n
Keseh
ata
n
Pem
bia
yaan
Sum
ber
Daya
Manusia
Farm
alk
es
Mana
jem
en
Keseh
ata
n
Pem
berd
ayaan
Masyara
kat
1 Kota Pekanbaru 51 25 35 39 79 30 0
2 Kabupaten Kuantan Singingi
64 0 18 29 59 95 0
3 Kota Bogor 74 25 0 50 61 20 32
4 Kabupaten Cianjur 43 0 0 21 86 35 21
5 Kabupaten Gresik 71 0 18 4 53 30 16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 62
6 Kabupaten Jombang 73 50 24 71 93 30 26
No Provinsi
Upaya
Keseh
ata
n
Pen
elit
ian d
an
Pen
gem
ban
ga
n
Keseh
ata
n
Pem
bia
yaan
Sum
ber
Daya
Manusia
Farm
alk
es
Mana
jem
en
Keseh
ata
n
Pem
berd
ayaan
Masyara
kat
7 Kabupaten Buleleng 77 0 18 50 70 0 32
8 Kabupaten Bangli 89 0 6 32 89 30 37
9 Kota Makassar 70 25 12 21 76 33 21
10 Kota Pare Pare 81 0 0 21 71 63 5
Ket:
Sangat Baik
76 - 100%
Cukup 26 - 50%
Baik
51 - 75%
Kurang 0 - 25%
Ketika hasil pemetaan diatas disandingkan dengan pencapaian target per jenis
layanan pada Sistem Kesehatan Daerah pada kabupaten/kota yang sama dan pada
bulan Oktober 2019, membuktikan bahwa pemerintah daerah kabupaten kota
belum siap dalam mengadministrasikan sistem kesehatan dalam menerapkan
standar pelayanan minimal kabupaten/kota.
No Provinsi SPM 2019
1 Kota Pekanbaru 0
2 Kabupaten Kuantan Singingi 0
3 Kota Bogor 0
4 Kabupaten Cianjur 0
5 Kabupaten Gresik 44
6 Kabupaten Jombang 39
7 Kabupaten Buleleng 44
8 Kabupaten Bangli 45
9 Kota Makassar 0
10 Kota Pare Pare 0
Ket:
Baik 100%
Sedang 51 - 99%
Kurang 0 - 50%
Capaian SPM di daerah tidak hanya dipengaruhi oleh Sistem Kesehatan
Nasional namun juga sangat dipengaruhi oleh dinamika determinan kesehatan lain
seperti determinan politik, sosial, ekonomi, agama, budaya, pengarusutamaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 63
kesehatan dalam pembangunan dan lain - lain yang secara langsung
mempengaruhi kinerja kepemimpinan
para kepala daerah kabupaten/kota
dalam mencapai ke 12 target jenis
pelayanan dasar.
Penyusunan Analisis dilakukan melalui
berbagai tahapan yaitu rapat persiapan,
rapat penyusunan instrumen,
pelaksanaan asesmen lapangan pada 2
kabupaten/kota di 5 provinsi pilot project,
pembahasan hasil asesmen lapangan.
Pembiayaan untuk pelaksanaan
Penyusunan Instrumen Penguatan Sistem
Kesehatan Nasional dalam Mendukung
Pencapaian SPM Bidang Kesehatan
bersumber pada dana hibah WHO Biennium 2018-2019.
Tahap Kegiatan
Rapat Persiapan
Dilaksanakan satu kali pada tanggal 17 Mei 2019 di Ruang Rapat PADK
dengan mengundang program penanggung jawab indikator SPM Kesehatan
serta lintas sektor seperti Bappenas, Kementerian Dalam Negeri serta para
pakar.
Penyusunan Instrumen Evaluasi
Dilaksanakan fullday 2 hari di hotel Aston Rasuna pada 20 – 21 Juni 2019
dengan mengundang unit utama serta 1 peserta daerah sebagai pilot project
hasil capaian SPM Kesehatan.
Asesmen Lapangan
Dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota
pada 5 provinsi pilot project dengan
acuan pelaporan SPM Kesehatan serta
kapasitas fiscal kabupaten/kota tersebut.
Asesmen lapangan dilaksanakan di
Provinsi Riau (Kab. Kuantan Singingi
dan Kota Pekanbaru) pada tanggal 8 – 11 Juli 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 64
Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan (Kota
Makassar dan Kota Pare-pare) pada tanggal 8 – 11 Juli 2019.
Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Bali (Kab. Buleleng dan Bangli)
pada tanggal 15 - 17 Juli 2019.
Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur (Kab. Jombang dan
Kota Surabaya) pada tanggal 2 – 4 Oktober 2019.
Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat (Kab. Cianjur dan
Kota Bogor) pada tanggal 9 – 11 Oktober 2019.
Penyusunan Hasil
Dilaksanakan fullday pada tanggal 2 Agustus 2019 di Hotel Dafam Teraskita,
Jakarta untuk mengetahui hasil dari pengisian instrumen evaluasi SPM saat
melaksanakan asesmen lapangan pada Provinsi Riau, Bali dan Sulawesi
Selatan.
Pembahasan Hasil Asesmen Lapangan
Dilaksanakan fullboard pada tanggal 14 – 16 Oktober 2019 di Hotel Mercure,
Jakarta dengan mengundang lintas program, lintas sektor serta peserta daerah
untuk menyampaikan hasil dari evaluasi capaian SPM yang dilaksanakan pada
5 provinsi pilot project.
Finalisasi
Dilaksanakan satu kali rapat di luar jam
kerja pada tanggal 29 Oktober 2019 di
Ruang Rapat PADK untuk memfinalkan
kajian dari Analisis Penguatan SKN dalam
implementasi SPM Kesehatan di daerah.
Rekomendasi
a) Saat ini Kementerian Dalam Negeri sedang merevisi Permendagri No. 100
tahun 2019 tentang Penerapan SPM, sehingga Kemneterian Kesehatan perlu
untuk mengawal masuknya detil-detil yang ada pada Permenkes No. 4 tahun
2019 pada lampiran Permendagri yangs edang di revisi.
b) Agar evaluasi capaian tidak terlalu rigid dan langsung menjatuhkan sanksi
kepada kepala daerah mengingat sedang disusunnya Permendagri No. 90
tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Perencanaan Daerah.
c) Mendorong pemerintahan daerah untuk menyusun regulasi tingkat daerah
dalam mendukung pelaksanaan SPM.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 65
d) Mendorong Permendagri untuk mengeluarkan Surat Edaran kepada kepala
daerah terkait dengan pembentukan Sekretariat Bersama Pelaksanaan SPM
A.3. UPT VETIKAL YANG DIBINA DALAM RANGKA INTERNALISASI REVOLUSI
MENTAL BIDANG KESEHATAN
Kegiatan yang dilaksanakan pada UPT Vertikal yang dibina dalam rangka
Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan merupakan kegiatan besar yang
terdiri dari raangkaian kegiatan sebagai bentuk outcome pelaksanaan Roadmap
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019. Roadmap Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan Dokumen Revolusi Mental
Bidang Kesehatan diharmonisasikan dalam satu kesatuan outcome yaitu
perubahan mindset dan mental model/perilaku seluruh ASN dan jajaran kesehatan
lainnya untuk mendorong terciptanya budaya kerja baru yang positif dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam rangka mendorong perubahan
mindset dan culture set berdasarkan program manajemen perubahan dalam
Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan
Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan, Pusat Analisis Determinan
Kesehatan selaku Pokja Manajemen Perubahan melaksanakan rangkaian
kegiatan antara lain:
a. Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan
Kegiatan Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan telah
dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan
Kegiatan Sosialisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan. Kegiatan
Sosialisasi ini bertujuan untuk bertukar informasi dari seluruh Rumah Sakit
Vertikal berkaitan dengan pembangunan Revolusi Mental yang telah dilakukan
pasca pelaksanaan Kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang
Kesehatan.
Kegiatan Sosialisasi telah dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2019
bertempat di Hotel Gren Melia, Jakarta dengan bentuk kegiatan paket meeting
fullday satu hari.
Pada Kegiatan ini mengundang Narasumber Sekretaris Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yang diwakilkan kepada Kepala Bagian Hukum,
Organisasi, dan Hubungan Masyarakat dan Direktur Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan. Peserta pada kegiatan ini adalah para direktur/ direksi
dari seluruh Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan dengan total
undangan sebanyak 80 (delapan puluh) orang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 66
b. Implementasi Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Kegiatan Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental Kementerian Kesehatan
telah dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen
Laporan Kegiatan Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental. Kegiatan
Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental pada tahun ini dilakukan dalam bentuk
kegiatan Talkshow Kebijakan Kementerian Kesehatan untuk Gerakan
Masyarakat hidup Sehat (GERMAS). Kegiatan ini sebagai upaya pelaksanaan
internalisasi nilai-nilai Revolusi Mental sebagai upaya merubah perilaku
masyarakat untuk hidup lebih sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS).
Pada kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kementerian
esehatan, dan dr. Tan Shot Yen sekaligus bertindak sebagai narasumber dan
dipandu oleh Choky Sitohang sebagai pembawa acara. Pada kegiatan ini
mengundang perwakilan Dharma Wanita seluruh Kementerian dan Lembaga,
Tim Penggerak PKK dan Kowani se-Jabodetabek, dan Penyedia Catering
Rapat dengan total undangan sebanyak 300 (tiga ratus) orang dilaksanakan di
Auditorium Siwabessy Kementeian Kesehatan.
c. Pembinaan dan Pembekalan Agent of Change, Pembinaan dan
Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
telah dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen
Laporan Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang
Kesehatan. Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan ini bertujuan untuk
terinternalisasi tiga nilai Revolusi Mental (Integritas, etos kerja, dan gotong
royong) pada setiap kebijakan, program, proyek, dan kegiatan di seluruh sistem
birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan khususnya di UPT Rumah
Sakit Vertikal. Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan telah dilaksanakan pada 13
RS Vertikal yaitu RS Persahabatan Jakarta (tanggal 25-26 November 2019),
RSUP Fatmawati Jakarta (tanggal 5-6 September 2019), RSAB Harapan Kita
Jakarta (tanggal 9-10 Juli 2019), RS Jantung dan Pembuluh Darah Jakarta
(tanggal 28-29 Agustus 2019), RS Pusat Otak Nasional Jakarta (tanggal 2-27
September 2019), RS Ketergantungan Obat Jakarta (tanggal 26-27 September
2019), RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta (tanggal 17-18 September 2019),
RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (tanggal 25-26 Juli 2019), RS Dr. Sitanala
Tangerang (tanggal 25-26 Juli 2019), RS Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 67
(tanggal 23-24 Juli 2019), RS Ratotok Buyat Minahasa Tenggara (tanggal 25-
26 November 2019), Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga (tanggal 6-7
Agustus 2019), RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (tanggal 24-25 Oktober 2019).
Pada Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Agen Perubahan di setiap Rumah
Sakit Vertikal dengan mengundang Narasumber Sekretaris Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, Widyaiswara Kementerian dalam Negeri, dan Kepala
Pusat Inovasi Lembaga Administrasi Negara dengan total undangan sebanyak
50 (lima puluh puluh) orang.
d. Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC
Kegiatan Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC telah dilaksanakan
untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan
Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC. Kegiatan Konsolodasi
Internal Kementerian Kesehatan AoC pada tahun ini mengambil tema
Internalisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembangunan Berwawasan
Kesehatan, Sinergi Agen Perubahan untuk Percepatan Inovasi Pembangunan
Kesehatan. Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia dan pengembangan organisasi untuk mendorong perubahan
organisasi Kementerian Kesehatan berdasarkan road map reformasi birokrasi
dan dokumen Revolusi Mental di bidang kesehatan sebagai upaya
mempercepat peningkatan integritas, peningkatan akuntabilitas kinerja dan
meningkatkan kualitas kepuasan layanan.
Pada kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan beserta seluruh Agen
Perubahan Kementerian Kesehatan dan perwakilan Agen Peruahan dari
seluruh Rumah Sakit Vertikal dengan mengundang Narasumber Ibu Alissa
Wahid dengan total undangan sebanyak 300 (tiga ratus) orang dilaksanakan di
Auditorium Siwabessy Kementeian Kesehatan.
e. Pengembangan dan Pemanfaatan Executive Brain Assessment (EBA),
Penyelenggaraan EBA LS/LP/UPT
Kegiatan Penyelenggaraan EBA telah dilaksanakan untuk menghasilkan output
kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan Penyelenggaraan EBA dan
Pemetaan Kapabilitas serta Integritas dari Agen Perubahan UPT yang ditunjuk.
Kegiatan Penyelenggaran EBA pada tahun ini dilaksanakan pada UPT
Kementerian Kesehatan yang sudah ditunjuk oleh Inspektorat Jenderal dengan
kriteria bahwa satuan kerja tersebut sudah atau sedang menuju WBK/WBBM.
Penyelenggaraan EBA telah dilaksanakan pada 10 UPT Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 68
yang menuju WBK/ WBBM yaitu Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
(tanggal 8 Juli 2019), Poltekkes Kemenkes Semarang (tanggal 18 Juni 2019),
Poltekkes Kemenkes Palembang (tanggal 20 Juni 2019), BBTKLPP Yogyakarta
(tanggal 3 September 2019), KKP Kelas III Palangkaraya (tanggal 16 Juli
2019), KKP Kelas II Tanjung Pinang (tanggal 16 Juli 2019), KKP Kelas II
Padang (tanggal 20 Juni 2019), Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM)
Bandung (tanggal 16 Juli 2019), Balai Litbangkes Kelas I Banjarnegara (tanggal
16 Juli 2019), Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta
(tanggal 18 Juni 2019).
Pada Kegiatan ini dhadiri oleh perwakilan Agen Perubahan di setiap UPT yang
ditunjuk dengan total undangan sebanyak 50 (lima puluh puluh) orang.
Penyelenggara EBA juga diarahkan pada pengembangan instrument EBA dengan
model CAT (Computer Assisted Test). Instrument ini nantinya akan dipergunakan
untuk Seleksi Kemampuan Bidang (SKB) pada rekrutmen CPNS di lingkungan
Kementerian Kesehatan sesuai dengan tuntutan dari Kemen PAN-RB, BKN, Biro
Kepegawaian Kementerian Kesehatan, dan dari para pelamar sendiri yang
menghendaki adanya proses seleksi yang akuntabel, transparan, dan memberikan
hasil yang real time. Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah mengembangan
instrument EBA dengan model CAT (Computer Assisted Test) sejak tahun 2016
dan dikembangkan di upgrade pada tahun 2019 ini sesuai dengan kebutuhan
seleksi CPNS. Untuk mengetahui kekuatan aplikasi CAT EBA CPNS yang telah
dibuat sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan norma dan
SOP sehingga sesuai dengan kebutuhan penggunaan pada seleksi CPNS
maka perlu untuk dilakukan uji coba. Pelaksaaan uji coba CAT EBA dilakukan
di 3 lokus pelaksana seleksi CPNS yaitu Poltekkes Jakarta III, Poltekkes
Semarang, dan Poltekkes Surabaya. Uraian pelaksaan uji coba CAT EBA
sebagai berikut
Lokus Poltekkes Surabaya Poltekkes Semarang Poltekkes Jkt III
Tgl
Pelaksanaan
19 November 2019 28 November 2019 3 Desember 2019
Peserta Sesi 1: 100 Taruna tk.
akhir Politeknik
Penerbangan
Surabaya
100 Taruna tk. akhir
Politeknik Pelayaran
Surabaya
Sesi 1: 195 Taruna tk.
akhir Politeknik
Pelayaran Semarang
Sesi 2: 197 Mahasiswa
tk. akhir Poltekkes
Kemenkes Semarang
Sesi 1: 184 Taruna
tk. akhir Politeknik
Transportasi Darat
Indonesia Bekasi
Sesi 2: 192
Mahasiswa tk.
akhir Poltekkes
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 69
Sesi 2: 200 Mahasiswa
tk. akhir Poltekkes
Kemenkes Surabaya
Kemenkes Jakarta
III
f. Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus
Hidup
Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan
Siklus Hidup telah dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa
Dokumen Laporan Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain
Assessment (EBA) dan Siklus Hidup. Kegiatan Pengembangan Instrumen
Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus Hidup ini bertujuan untuk
koordinasi Tim Executive Brain Assessment (EBA) dan Tim Siklus Hidup guna
kelancaran implementasi pengembangan instrumen Executive Brain
Assessment dan program Siklus Hidup sehingga diperlukan pengamatan yang
berkelanjutan oleh tim pakar yang berkompeten.
Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan
Siklus Hidup telah dilaksanakan pada tanggal 24-25 September 2019 bertempat di
Sofyan Hotel Cut Mutia Jakarta dengan bentuk kegiatan paket meeting fullday
dua hari.
Pada Kegiatan ini mengundang seluruh tim EBA dan Tim Siklus Hidup dengan
total undangan sebanyak 40 (empat puluh) orang.
g. Penyusunan Norma EBA
Kegiatan Penyusunan Norma EBA dilaksanakan sebayak 2 kali tahapan, yaitu:
Rapat Persiapan
Kegiatan Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA telah dilaksanakan
untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan
Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA. Kegiatan Rapat Persiapan
Penyusunan Norma EBA ini bertujuan untuk Menyusun bank soal instrumen
Executive Brain Assessment (EBA), selain itu juga bertujuan juga untuk
menyusun instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dalam beberapa
versi.
Kegiatan Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA telah dilaksanakan pada
tanggal 19 Agustus 2019 bertempat di Ruang rapat Pusat Analisis
Determinan Kesehatan dengan bentuk kegiatan Rapat Di luar Jam Kantor.
Pada Kegiatan ini mengundang Tim Nasional EBA, Kepala Pusat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 70
Pengembangan Sistem Rekrutmen BKN dan Kepala Biro Kepegawaian
sebagai naasumber. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Pusat data dan
Informasi, Kepala Bagian Pengadaan Pegawai, Kepala Bidang Analisis
Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan,
Kepala Sub Bagian Penyusunan Formasi Pegawai, Kepala Sub Bagian
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, dan Kepala Sub Bagian Pengangkatan
Pegawai dengan Penugasan Khusus, Kepala Sub Bagian Penilaian Kinerja
dan Dukungan Informasi Kepegawaian dengan total undangan sebanyak 40
(empat puluh) orang.
Assessment Lapangan
Kegiatan Assessmen Lapangan Norma EBA telah dilaksanakan untuk
menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan
Assessmen Lapangan Norma EBA. Kegiatan Assessmen Lapangan Norma
EBA ini bertujuan untuk Menyusun bank soal instrumen Executive Brain
Assessment (EBA), selain itu juga bertujuan juga untuk menyusun instrumen
Executive Brain Assessment (EBA) dalam beberapa versi.
Kegiatan Assessmen Lapangan Norma EBA telah dilaksanakan pada tanggal
5 September 2019 bertempat di Auditorium Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Pada Kegiatan ini mengundang Tim IT dari Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen BKN, Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan, dan pihak
ketiga (vendor) sebagai pemantau pelaksanaan assessment lapangan
dalam hal ini pelaksaaan CAT EBA. Sedangkan peserta yang mengikuti
proses tes CAT EBA berasal dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Surabaya dengan total undangan sebanyak 50 (lima puluh) orang.
A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional
Administrator Kesehatan:
Sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.60 tahun 2016
Pusat Analisis Determinan Kesehatan diberi amanat menjadi unit pembina jabatan
fungsional kesehatan Administrator Kesehatan (Adminkes) dan jabatan fungsional
non kesehatan Analis Kebijakan (Anjak).
Adapun tugas sebagai unit pembina dalam hal pembinaan jabatan fungsional
kesehatan adalah:
a) Mengusulkan materi kebijakan teknis tentang Jabatan Fungsional Kesehatan
yang menjadi binaannya untuk disampaikan kepada Unit yang membidangi
Pengembangan Jabatan Fungsional;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 71
b) Menyusun usulan pedoman formasi Jabatan Fungsional yang menjadi
binaannya;
c) Melakukan identifikasi dan pengkajian serta pengusulan tunjangan Jabatan
Fungsional yang menjadi binaannya;
d) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
secara berkesinambungan kepada para pemangku kepentingan;
e) Mengusulkan bahan kurikulum pelatihan fungsional/teknis Jabatan Fungsional
yang menjadi binaannya dengan melibatkan organisasi profesi terkait;
f) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan
Fungsional berdasarkan usulan dari unit kepegawaian Eselon I yang menjadi
binaannya;
g) Melakukan pembinaan secara berjenjang terhadap pejabat fungsional yang
menjadi binaannya;
h) Mengusulkan Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional yang akan ditetapkan
oleh Pimpinan Unit Utama Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya;
i) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
j) Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional yang
menjadi binaannya;
k) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional yang
menjadi binaannya;
l) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,
riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan;
m) Melakukan pemantauan, evaluasi Jabatan Fungsional yang menjadi
binaannya; dan
n) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional kepada
Unit yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional, paling sedikit 1
(satu) kali dalam setahun.
Tugas Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai unit pembina jabatan
fungsional non kesehatan adalah:
a) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
secara berkesinambungan;
b) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan
Fungsional yang menjadi binaannya;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 72
c) Melakukan pembinaan terhadap pejabat fungsional yang menjadi binaannya;
d) Menetapkan Tim Penilai Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
f) Mengusulkan peserta uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
g) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,
riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan;
h) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional secara
berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Unit
yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional dengan tembusan
Instansi Pembina Jabatan Fungsional terkait;
i) Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi binaannya; dan
j) Melakukan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional yang menjadi
binaannya.
A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan
Pengertian Jabatan Fungsional Analis Kebijakan menurut Permenpan
No.45 tahun 2019 adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan
kajian dan analisis kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.
Analis Kebijakan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas,
tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian dan analisis
kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.
Jabatan fungsional Analis Kebijakan di atur di dalam Permenkes No.45
tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Analis kebijakan dan Angka
Kreditnya. Instansi pembina jabatan fungsional Analis Kebijakan adalah
Lembaga Administrasi Negara (LAN), PADK menjadi unit pembina jabatan
fungsional Analis Kebijakan di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Di tahun 2019 terkait dengan pembinaan jabatan fungsional Analis
Kebijakan adalah:
a) Inpassing Jabatan fungsional Analis Kebijakan
b) Pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Analis
Kebijakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 73
c) Pengangkatan dan Pelatikan jabatan fungsional Analis Kebijakan
➢ Inpassing Jabatan Fungsional Analis Kebijakan:
Selama tahun 2019 Penyelenggaraan uji kompetensi inpassing jabatan
fungsional Analis Kebijakan telah dilakukan selama 3 kali yaitu :
No. Tanggal
Penyelenggaraan Lokasi
Penyelenggaraan Jumlah Peserta
1. 18 Juni 2019 Kantor LAN Jakarta 12 orang
2. 1 Agustus 2019 Kantor LAN Jakarta 4 orang
Rekapitulasi Jumlah yang sudah lulus uji kompetensi inpassing Analis
Kebijakan tahun 2019:
NO SATKER JUMLAH USULAN
BATAL LULUS TIDAK LULUS
Sekretariat Jenderal
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan
3
/3
2 Biro Hukum dan Organisasi 2
2
3 Biro Umum 2
1/1
4 Pusat Data dan Informasi 2
1 1
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
5 Sekretariat Badan Litbangkes 2 1 1
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6 Sekretariat Ditjen. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1
1
7 Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
3
3
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
8 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2 2
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
9 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 74
Inspektorat Jenderal
10 Sekretariat Inspektorat Jenderal 1 1
Jumlah 20 4 10 2
Jumlah pejabat fungsional Analis Kebijakan yang sudah menerima SK
pengangkatan sebagai Analis Kebijakan melalui proses inpassing:
No Jenjang Jumlah
1 Analis Kebijakan Ahli Utama 2
2 Analis Kebijakan Ahli Madya 1
3 Analis Kebijakan Ahli Muda 18
4 Analis Kebijakan Ahli Pertama 17
Jumlah 38
Keberadaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan di lingkungan
Kementerian Kesehatan:
No. Unit Utama Ahli Pertama Ahli Muda Ahli Madya Ahli
Utama
1 Sekretariat Jenderal 1 11 1 1
2 Inspektorat Jenderal 1 1 0 0
3 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
3 0 0 0
4 Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1 0 0 0
5 Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
0 0 0 0
6 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
0 0 0 0
7 Badan Litbangkes 1 0 0 0
8 Badan PPSDM Kesehatan
9 16 2 1
Total 16 28 3 2
A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)
Pengertian Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 75
menurut Kepmenpan No.42 tahun 2000 adalah Pegawai Negeri sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi
pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program
pembangunan kesehatan;
Tahun 2019 Pembinaan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan yang
dilakukan Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah:
a) Pelaksanaan inpassing Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan di
kantor pusat dan daerah
b) Rakor pembinaan jabatan fungsional Administrator Kesehatan wilayah
Barat,Tengah dan Timur
c) Peningkatan kompetensi jabatan fungsional Administrator Kesehatan
d) Pembentukan organisasi jabatan fungsional Administrator Kesehatan
e) Rapat Revisi Kurikulum, tunjangan jabatan fungsional Administrator
Kesehatan.
Rapat Koordinasi pembinaan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan
terbagi dalam 3 wilayah yaitu wilayah barat, wilayah tengah dan wilayah
timur yang berlangsung di 3 kota yaitu:
Wilayah barat di jakarta, wilayah tengah di yogyakarta, wilayah timur di
Surabaya yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten, Rumah Sakit vertikal Kementerian
Kesehatan, Balai Besar Kesehatan serta Balai Pelatihan Kesehatan di
Indonesia.
Selama tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah
mengeluarkan surat Rekomendasi Usulan Kebutuhan/ formasi Administrator
Kesehatan :
NO INSTITUSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
1 Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
10 17 0 27
2 Dinas Kesehatan Kota Pariaman 13 9 1 23
3 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
2 2 0 4
4 Dinas Kesehatan Kota Pekan Baru 8 9 0 17
5 Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo
3 0 0 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 76
6 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
0 2 0 2
7 Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa 4 5 0 9
8 Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
3 12 3 18
9 Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat
0 0 1 1
10 RSUD Mandau 1 2 0 3
11 Dinas Kesehatan Kota Jambi 0 0 1 1
12 RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi 3 0 2 5
13 Dinas Kesehatan Kota Solok 5 7 0 12
14 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
1 2 0 3
15 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
1 1 0 2
16 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
0 4 0 4
17 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
0 1 0 1
18 Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak 1 0 0 1
19 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
0 5 2 7
20 Lubuklinggau 1 4 0 5
21 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
3 6 0 9
22 Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 5 12 1 18
23 Dinas Kesehatan Kota Depok 1 1 1 3
24 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
4 6 6 16
25 Badan Kepegawaian Daerah Sidoarjo
6 0 0 6
26 Dinas Kesehatan Kota Dumai 5 7 0 12
27 Dinas Kesehatan Purworejo
28 Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan
0 3 2 5
29 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1 3 1 5
81 120 21 222
Jumlah pejabat fungsional Administrator Kesehatan yang sudah diangkat
melalui proses inpassing di Lingkungan Kementerian Kesehatan:
No Jenjang Jumlah
1. Administrator Kesehatan Ahli Pertama 2 orang
2. Administrator Kesehatan Ahli Muda 11 orang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 77
3. Administrator Kesehatan Ahli Madya 5 orang
Total 18 orang
B. Analisis Capaian Kinerja 2019
1. Definisi Operasional Indikator
Berdasarkan Dokumen RENSTRA/Perjanjian Kinerja, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan, menetapkan 2 (dua) indikator dalam mencapai sasaran
hasil programnya, yaitu:
a) Hasil kebijakan publik yang berwawasan kesehatan;
b) Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam mendukung program Kementerian
Kesehatan mempunyai indikator yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, yaitu:
“Hasil Analisis Kebijakan Yang Disusun Untuk Peningkatan Pembangunan
Kesehatan”
2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2019
a) Hal-hal yang yang mempengaruhi pencapaian target
- Adanya tugas lain yang mendesak diluar output PADK sesuai arahan
dari pimpinan.
- Penyerapan kegiatan paket meeting yang tidak sesuai
dengan perencanaan (undangan peserta dll), penyerapan belanja
modal tidak maksimal karena gagal lelang, revisi anggaran yang
menyesuaikan dengan situasi yang ada
b) Permasalahan
- Ketidaksesuaian antara jadwal dengan RPK/RPD
- Kurang dukungan Lintas Sektor/Program
c) Pemecahan Masalah
- Fokus dalam mengerjakan output
- Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan
penyerapan anggaran
- Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai
dengan ouput dan kegiatan PADK. Kerjasama antar lintas
program/sektor yang mendukung pelaksanaan penyerapan anggaran
- Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran
d) Rencana Tindak Lanjut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 78
- Menyesuaikan jadwal dengan RPK/RPD
C. Sumber Daya/Realisasi Anggaran
Pusat Analisis Determinan Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya
dalam mencapai kinerjanya. Sumber daya tersebut, antara lain adalah Sumber
Daya Manusia, Anggaran, dan Sarana Prasarana.
1. Sumber Daya Manusia
Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki jumlah personil pegawai 56 orang
yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) 47 orang dan pegawai honorer 8
orang, dengan rincian sebagai berikut:
a) Menurut Jabatan
Jumlah pegawai
berdasarkan
jabatan, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Grafik 1.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan
Berdasarkan jabatannya, di Pusat Analisis Determinan Kesehatan, paling banyak
diisi oleh jabatan fungsional umum.
b) Menurut Pendidikan:
Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 2.
Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
Analis Kebijakan
Ahli Utama
Analis Kebijakan
Ahli Madya
Analis Kebijakan Ahli Muda
Jumlah 1 1 4
0 1 2 3 4 5
JABATAN
Analis Kebijakan
Ahli Utama
Analis Kebijakan
Ahli Madya
Analis Kebijakan Ahli Muda
Analis Kebijakan
Ahli Pertama
Administrator Kesehatan Ahli Madya
Jumlah 1 1 4 1 2
0
1
2
3
4
5 Pendidikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 79
c) Berdasarkan Golongan
Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 3.
Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan
d) Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Grafik 4.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu
26%
74%
Golongan
Golongan IV
Golongan III
0
2
4
6
8
10
12
Bendahara
Penata Laporan Keuangan
Analis Kepegawaian
Perencana
Pranata Komputer
Arsiparis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 80
e) Berdasarkan Jabatan Fungsional Umum (JFU)
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Grafik 5.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Umum
2. Sumber Daya Anggaran
Pada tahun 2019 DIPA Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebesar
Rp.18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN.
Tabel 6 Sumber daya anggaran (dalam ribuan)
No.
Indikator Kinerja
Anggaran
2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Hasil analisis
kebijakan
yang disusun untuk
peningkatan
pembangunan
kesehatan
27.758.578
12.168.738
19.387.692
18.366.405
1 3 3 3 2 2
10
1 1
Jabatan Fungsional Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 81
Realisasi Anggaran
Alokasi anggaran
sesuai DIPA
2016 2017 2018
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
[5831.001] Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan [Hasil Analisis]
22.577.836.000 19.640.942.202 6.603.352.000 6.304.527.940 10.948.660.000 9.206.818.705
[5831.002] RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
1.636.373.000 1.501.137.963 2.066.560.000 1.677.379.738
[5831.951] Layanan Internal (Overhead) [Bulan Layanan]
3.239.700.000 1.980.172.300 2.400.071.000 2.333.338.450 4.513.832.000 2.823.271.565
[5831.994] Layanan Perkantoran [Bulan Layanan]
1.941.042.000 1.742.471.444 1.528.942.000 1.502.123.806 1.858.640.000 1.609.730.299
TOTAL 27.758.578.000 23.363.585.946 12.168.738.000 11.641.128.159 19.387.692.000 15.326.200.307
Alokasi anggaran sesuai DIPA
2019
Anggaran Realisasi
[5831.001]
10.122.699.000 8.235.784.728 Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan [Hasil Analisis]
[5831.002] 1.826.646.000 1.588.357.963
RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
[5831.951] 1.904.352.000 1.653.069.517
Layanan Sarana dan Prasaranan Internal
[5831.951]
2.452.160.000 1.962.113.717 Layanan Internal (Overhead) [Bulan Layanan]
[5831.994]
2.060.548.000 1.863.491.419 Layanan Perkantoran [Bulan Layanan]
TOTAL 18.366.405.000 15.302.817.344
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 82
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2016
Vol
Alokasi Anggaran
Anggaran
Fisik Kinerja
Total Realisasi Kinerj
a Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.040 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
9
22.577.836.000
19.640.942.202
86,99%
9
9
100
5831.041 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)
1
3.239.700.000
1.980.172.300
61,12%
1
1
100
5831.994 Layanan Perkantoran
1
1.941.042.000
1.742.471.444
89,77%
1
1
100
Total 27.758.578.000 23.363.585.946
84,17%
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2017
Vol
Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1 5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
9
6.603.352.000
6.304.527.940
95%
9
9
100
5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
10
1.636.373.000
1.501.137.963
92%
10
10
100
5831.951 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)
1
2.400.071.000
2.333.338.450
97%
1
1
100
5831.994 Layanan Perkantoran
1
1.528.942.000
1.502.123.806
98%
1
1
100
Total 12.168.738.000 11.641.128.159 96%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 83
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2018
Vol
Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisa
si
Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
10 10.948.660.000 9.206.818.705 84% 10 10 100
5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
10
2.066.560.000
1.677.379.738
81%
10
10
100
5831.970 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)
1
4.513.832.000
2.832.271.565
63%
1
1
100
5831.994 Layanan Perkantoran
1
1.858.640.000
1.609.730.299
87%
1
1
100
Total 19.387.692.000
15.326.200.307
79%
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2019
Vol
Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
10 10.122.699.000 8.235.784.728 81% 10 10 100
5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
13 1.826.646.000 1.588.357.963 87% 13 13 100
5831.951
Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 1.904.352.000 1.653.069.517 87% 1 1 100
5831.951 Layanan Dukungan Manajemen (Bulan Layanan)
1 2.452.160.000 1.962.113.717 80% 1 1 100
5831.994 Layanan Perkantoran
1 2.060.548.000 1.863.491.419 90% 1 1 100
Total 18.366.405.000
15.302.817.344
83,32%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 84
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Berdasarkan neraca Barang Milik Negara (BMN) tahun 2019, sumber daya
sarana dan prasarana di Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2019
AKUN NERACA
JUMLAH
KODE URAIAN
1 2 3
117111
Barang Konsumsi
203.629.515
132111 Peralatan dan Mesin 5.931.324.061
135111 Aset Tetap dalam Renovasi 0
135121 Aset Tetap Lainnya 6.325.000
136111 Konstruksi Dalam pengerjaan 49.280.000
137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (4.384.832.486)
162121 Hak Cipta 1.875.000.000
162151 Software 1.269.672.545
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 0
166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan
1.191.161.800
169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi
(1.190.751.800)
169312 Akumulasi Amortisasi Hak Cipta (94.923.135)
169315 Akumulasi Amortisasi software (896.783.858)
J U M L A H 3.959.101.642
4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai satuan kerja dibawah Sekretariat
Jenderal dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja Pusat
Analisis Determinan Kesehatan dalam meningkatkan hasil analisis kebijakan yang
disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan akan sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sehingga
sangat diperlukan analisis untuk pemenuhan dan penggunaan sumber daya.
Pemenuhan dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan
Sumber Dana (Anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan melakukan beberapa analisis dan efisiensi
dalam pemenuhan dan penggunaan sumber daya maupun sumber dana. Untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 85
analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum Pusat
Analisis Determinan Kesehatan langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada
bagian yang berhubungan dengan target kinerjanya dan setiap pegawai
melaksanakan kinerja sesuai tupoksi masing-masing, dimana setiap harinya
Pegawai di Pusat Analisis Determinan Kesehatan membuat Laporan Kinerja.
Sedangkan untuk analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana (Anggaran),
Pusat Analisis Determinan Kesehatan melaksanakan setiap kinerja dengan
menyesuaikan kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran dengan prinsip efektif
dan efesien. Prinsip efektif terlihat dari pencapaian target kinerja (output dan
outcome) yang hampir tercapai keseluruhan. Prinsip efesien terlihat dari adanya
penghematan anggaran atas setiap kinerja yang dilakukan tanpa mengurangi
output atau outcome yang dihasilkan. Penggunaan Sumber Dana tidak terlepas
dari pemenuhan sumber dana. Pusat Analisis Determinan Kesehatan terus
berinovasi untuk pemenuhan sumber dana. Pengukuran tingkat capaian kinerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan dengan
realisasinya.
Sandingan Realisasi Anggaran dengan Alokasi Anggaran
- Harga penyelengaraan paket meeting dapat ditekan
- Ketidakhadiran peserta sesuai undangan dalam acara paket meeting, menambah
sisa mati yang terjadi pada akhir tahun anggaran sehingga tidak dapat
dioptimalisasi menjadi kegiatan lain.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 86
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
A. KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2018,
merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian KesehatanRI dan seluruh pemangku kepentingan
baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2018.
Laporan ini juga menjadi sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
secara berkelanjutan.
Indikator kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan terdiri dari 1 (satu)
indikator. Pada tahun 2019, Pusat Analisis Determinan Kesehatan, dapat mencapai
indikator kinerjanya tersebut, mendekati target yang telah ditetapkan (terealisasi
sebesar 83,32%).Pada tahun 2019, DIPA Pusat Analisis Determinan sebesar Rp.
18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN.
Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan
dengan output kinerja 100%, penyerapan anggaran sebesar 81%; 2) UPT Vertikal
yang dibina dalam rangka internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan dengan
capaian output sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 87%; 3) Layanan
Sarana dan Prasarana Internal dengan capaian output 100%, penyerapan anggaran
sebesar 87%; 4) Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output
sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 80%; 5) Layanan Perkantoran
dengan capaian output sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 90%.
Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi
masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan
kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu narasumber
serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu
permasalahan dalam kegiatan penyusunan dokumen analisis.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pusat Analisis Determinan Kesehatan
telah merealisasikan program dan kegiatan tahun 2019. Keberhasilan yang telah
dicapai tahun 2019 ini, diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan
di tahun berikutnya dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, sedangkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 87
segala kekurangan yang menghambat tercapainya target dan kegiatan diharapkan
dapat diatasi sehingga tidak berdampak pada kinerja tahun-tahun mendatang.
B. TINDAK LANJUT
Pusat Analisis Determinan Kesehatan berusaha melakukan perbaikan dalam
penyerapan anggaran. Beberapa poin penting untuk tindak lanjut ditahun anggaran
2019 antara lain sebagai berikut :
1. Percepatan SK Pengelola Keuangan
2. Menetapkan program/kegiatan prioritas semester 1
3. Percepatan penyusunan RPK/RPD bagian dan bidang
4. Menginventarisir pengadaan barang dan jasa baik itu belanja modal maupun
belanja barang (untuk paket meeting) dengan menetapkan penanggung
jawab untuk lokasi dan tanggal pelaksanaan
5. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk buka blokir
6. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk Dana Hibah
7. Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan
penyerapan anggaran
8. Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai dengan
ouput dan kegiatan PADK
9. Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran sesuai
ketentuan yang berlaku.
Demikian rencana tindak lanjut Pusat Analisis Determinan Kesehatan agar tidak terjadi
ketimpangan dalam penyerapan anggaran di tahun mendatang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 88
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 89
LAMPIRAN 1
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
TAHUN 2019
UNIT KERJA : PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
SATUAN
RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)
REALISASI
PERSENTASE PENCAPAIAN
RENCANA TINGKAT CAPAIAN
KET
1 3 4 5 6 7
1 Kebijakan Pembangunan Kesehatan berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan
Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan
Hasil Analisis
10 10 100%
FORMULIR PPS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 90
LAMPIRAN 2
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2019
NO PROGRAM UTAMA
RENCANA TINGKAT
PENCAPAIAN
(TARGET)
REALISASI PERSEN TASE
(%) KET INDIKATOR
KINERJA SATUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
18.366.405.00
0 15.302.817.344 83,32
PENINGKATAN ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
18.366.405.000
15.302.817.344 83,32
ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
10.122.699.000
8.235.784.728 81,36
1 MENYUSUN ANALISIS KEBIJAKAN BIDANG LINGKUNGAN STRATEGIS
5.126.879.000 4.146.415.672 80,88
A Analisis Lingkungan Strategis Masukan :
Dana Rupiah 1.349.310.000 1.085.040.900 80,41
Keluaran :
Hasil analisis Dokumen 5 5 100%
B
Analisis Perilaku dan Kesehatan Intelegensia
Masukan :
Dana Rupiah 1.425.950.000 1.190.676.907 83,50
Keluaran :
Hasil analisis Dokumen 5 100%
C
Advokasi Hasil Analisis Kebijakan dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan di Indonesia
Masukan :
Dana Rupiah 129.448.000 63.912.127 49,37
Keluaran :
Laporan Dokumen 100%
D
Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan dalam rangka Pembentukan National Board Pengembangan Wisata Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 164.300.000 110.779.000 67,42
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
E
Penguatan Analisis dan Penyusunan Rekomendasi KebijakanPembangunan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 1.233.300.000 1.034.771.948 83,90
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
FORMULIR PKK
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 91
F
Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 485.210.000 321.879.300 66,34
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
G
Penguatan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 339.361.000 339.355.490 100%
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
2 MELAKSANAKAN FORUM KOORDINASI ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
4.995.820.000 4.089.369.056 81,86
A
Pertemuan Koordinasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 2.365.210.000 2.036.457.939 86,10
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B Sosialisasi Determinan Kesehatan Masukan :
Dana Rupiah 677.000.000 512.213.210 75,66
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
C
Pengembangan Jabatan Fungsional Admintistror Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 1.635.800.000 1.267.936.805 77,51
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
D Evaluasi Pembinaan Wilayah Setjen Masukan :
Dana Rupiah 35.160.000 28.912.050 82,23
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
E Koordinasi Rapat Kerja Nasional Masukan :
Dana Rupiah 101.050.000 71.571.052 70,83
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
F Tunggan Paket Meeting Masukan :
Dana Rupiah 73.700.000 73.700.000 100,00
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
H
Konsolidasi Kegiatan Tahun Anggaran 2019
Masukan :
Dana Rupiah 107.900.000 98.578.000 91,36
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 92
UPT VERTIKAL YANG DIBINA DALAM RANGKA INTERNALISASI REVOLUSI
MENTAL BIDANG KESEHATAN
1.826.646.000
1.588.357.963
86,95
1 Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan
223.830.000 199.611.773 89,18
A Sosialisasi Nilai Revolusi Mental Masukan :
Dana Rupiah 78.250.000 61.690.000 78,84
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B
Implementasi Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 145.580.000 137.921.773 94,74
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
2 Pembinaan dan Perbekalan Agent of Change
585.010.000 509.541.753 87,10
A
Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 417.670.000 360.942.480 86,42
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B
Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan (AOC)
Masukan :
Dana Rupiah 167.340.000 148.599.273 88,80
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
3 Pengembangan dan Pemanfaatan Executive Brain Assessment
1.017.806.000 879.204.437 86,38
A Penyelenggaraan EBA LS/LP/UPT Masukan :
Dana Rupiah 817.656.000 726.744.587 88,88
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus Hidup
Masukan :
Dana Rupiah 145.820.000 101.713.000 69,75
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
C Penyusunan Norma EBA Masukan :
Dana Rupiah 54.330.000 50.746.850 93,40
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
LAYANAN SARANA DAN PRASARANA INTERNAL
1.904.352.000 1.653.069.517 86,80
1 Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi
618.952.000 608.334.800 98,28
A Pengadaan Inventaris Kantor Masukan :
Dana Rupiah 618.952.000 608.334.800 98,28
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 93
2 Pembangunan/renovasi gedung dan bangunan
1.285.400.000 1.044.734.717 81,28
B Pengadaan Perlengkapan Ruangan Masukan :
Dana Rupiah 186.400.000 127.788.652 68,56
Keluaran :
Laporan Dokumen
C Renovasi Ruang Kerja Masukan :
Dana Rupiah 1.099.000.000 916.946.065 83,43
Keluaran :
Laporan Dokumen 100%
6 LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN SATKER 2.452.160.000 1.962.113.717 80,02
1 Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran 658.880.000 541.695.200 82,21
A Penyusunan RKAKL Masukan :
Dana Rupiah 253.120.000 203.053.000 80,22
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
B
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Masukan :
Dana Rupiah 80.900.000 76.051.200 94,01
Keluaran :
Laporan Dokumen
D
Penyusuna Profil dan Laporan Tahunan
Masukan :
Dana Rupiah 120.960.000 101.486.500 83,90
Keluaran :
Laporan Dokumen
E Tindak lanjut Hasil Ratas Pimpinan Masukan :
Dana Rupiah 164.160.000 126.493.500 77,06
Keluaran :
Laporan Dokumen
F Evaluasi Triwulan kegiatan PADK Masukan :
Dana Rupiah 39.740.000 34.611.000 87,09
Keluaran :
Laporan Dokumen
2 Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan
Masukan :
Dana Rupiah 59.880.000 49.576.000 82,79
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
A
Menyusun Laporan Keuangan dan BMN
Masukan :
Dana Rupiah 59.880.000 49.576.000 82,79
Keluaran :
Laporan Dokumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 94
3 PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN 1.598.100.000 1.235.956.264 77,34
A Peningkatan Kemampuan SDM Masukan :
Dana Rupiah 579.600.000 415.971.200 71,77
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
B
Konsolidasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 544.510.000 464.912.364 85,38
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
C
Peningkatan Kualitas Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 63.650.000 51.630.000 81,12
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
D
Penilaian Jabfung Administrator Kesehatan dan Analisis Kebijakan
Masukan :
Dana Rupiah 410.340.000 303.442.700 73,95
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
4 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan perlengkapan
135.300.000 134.886.253 99,69
C
Pencetakan Hasil Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 70.000.000 69.612.500 99,45
Keluaran :
Dokumen Dokumen 1
D Pameran Masukan :
Dana Rupiah 65.300.000 65.273.753 99,96
Keluaran :
Software Dokumen 1
LAYANAN PERKANTORAN 2.060.548.000 1.863.491.419 90,44
1 OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN KANTOR
2.060.548.000 1.863.491.419 90,44
A
Pemeliharaan Ruang Kantor Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 15.300.000 0 -
Keluaran :
Pakaian Dinas Stell 1
B
Pemeliharaan Peralatan/Inventaris Kantor Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 44.080.000 38.691.000 87,77
Keluaran :
Peralatan/Inventaris Kantor
Unit 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 95
C
Pemeliharaan Kendaraan Operasional Roda-4 Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 206.980.000 200.791.445 97,01
Keluaran :
Pemeliharaan Kendaraan R-4
Unit 1
D
Pemeliharaan Kendaraan Operasional Roda-2 Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 3.640.000 3.618.400 99,41
Keluaran :
Pemeliharaan Kendaraan R-2
Unit 1
E Langganan Daya dan Jasa Masukan :
Dana Rupiah 44.300.000 41.076.611 92,72
Keluaran :
Jasa Bulan Layanan
12
E
Administrasi Operasional dan Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 1.746.248.000 1.579.313.963 90,44
Keluaran :
Administrasi Perkantoran
Bulan 12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 96
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 97