KATA PENGANTAR - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/Lakip_2019_PADK.pdfSAKIP; dan...

107

Transcript of KATA PENGANTAR - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/Lakip_2019_PADK.pdfSAKIP; dan...

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas Rahmat dan

Karunia-Nya lah, kami telah dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019.

Penyusunan LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019 ini mengikuti

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019 menggambarkan

pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas/kegiatan Pusat Analisis Determinan

Kesehatan sepanjang Tahun 2019 berdasarkan Rencana Aksi dan Penrjanjian Kinerja

Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019. Subtansi laporan mencerminkan hasil

capaian sasaran strategis Pusat Analisis Determinan Kesehatan atas pelaksanaan

program/kegiatan untuk Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di

lingkungan Kementerian Kesehatan.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Analisis

Determinan Kesehatan Tahun 2019 ini disusun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi pelaksana dan penyusun program/kegiatan sebagai bahan evaluasi

program/kegiatan yang telah dilaksanakan maupun sebagai bahan perencanaan serta

penyusunan kegiatan/program untuk masa yang akan datang. Sehingga realisasi

program/kegiatan untuk tahun-tahun berikutnya dapat menjadi lebih baik. Kami juga

berharap agar laporan ini juga dapat memberikan manfaat maupun informasi bagi

perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia serta pihak-pihak lainnya yang

berkepentingan.

Jakarta, Januari 2020

Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Pretty Multihartina

NIP. 196309271989012001

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Pusat Analisis Determinan

Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 adalah penyusunan

dokumen analisis lingkungan strategis dan penyusunan dokumen analisis perilaku dan

kesehatan inteligensia. Di mana output tersebut telah terealisasi sebesar 100%. Kegiatan-

kegiatan tersebut mendapatkan dukungan anggaran dalam DIPA sebesar Rp Rp.

18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.

15.302.817.344,- atau 83,32% dari anggaran yang dialokasikan.

Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan dengan menggunakan anggaran sebesar

81% dengan output kinerja, 100 %;

2. UPT Vertikal yang dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi Mental Bidang

Kesehatan dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan anggaran

sebesar 87%;

3. Layanan Prasarana dan Prasarana Internal dengan capaian output sebesar 100%

dengan menggunakan anggaran sebesar 87%;

4. Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output sebesar 100% dengan

menggunakan anggaran sebesar 80%;

5. Layanan Perkantoran dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan

anggaran sebesar 90%. Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun

semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa

hal yang menjadi masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain

penjadwalan kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu

narasumber serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu

permasalahan dalam kegiatan penyusunan dokumen analisis.

Selama tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menyelesaikan 1)

Analisis Regulasi Tentang Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem Elektronik Atau

Digital Di Indonesia, 2) Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian

Kesehatan 2020-2024; 3) Kesiapan Daerah Dalam Iplementasi Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota, 4) Analisis Pembiayaan Kesehatan,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iii

5) Analisis Kebijakan Pengembangan Wisata Kebugaran Dan Jamu Pusat Analisis

Determinan Kesehatan, 6) Analisis Perilaku Milenial Dalam Mendukung Percepatan

Germas Dan PIS-PK Pada 5 Program Prioritas Nasional,

7) Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah Tertinggal, Perbatasan

Dan Kepulauan Terluar, 8) Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju

Lanjut Usia Aktif (Active Ageing), 9) Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan

Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia; 10) Analisis Kebijakan Peran

Filantropi Untuk Pembangunan Kesehatan; 11) Jejaring Peningkatan Kebijakan

Pembangunan Kesehatan : Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan Badan Nasional

Pariwisata Kesehatan.

Selain itu, Pusat Analisis Determinan Kesehatan juga telah menghasilkan capaian

kinerja lainnya yang antara lain : 1. Advokasi Hasil Analisis Kebijakan Kesehatan

Dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan Di Indonesia (Pertemuan Koordinasi

Implementasi Inpres 4 Tahun 2019 Tentang Peningkatan Kemampuan Dalam

Mencegah, Mendeteksi, Dan Merespons Wabah Penyakit Pandemi Global, Dan

Kedaruratan Nuklir, Biologi, Dan Kimia) 2. Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan

Badan Nasional Pariwisata Kesehatan 3) Analisis Penguatan Sistem Kesehatan

Nasional Dalam Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan 4). UPT Vetikal

Yang Dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan, 5).

Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional Administrator

Kesehatan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tugas dan Fungsi ............................................................................... 2

C. Struktur Organisasi ............................................................................. 4

D. Sistematika Penulisan ........................................................................ 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja .......................................................................... 6

B. Perjanjian Kinerja ............................................................................... 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A.1. Capaian Kinerja (4 tahun terakhir) .................................................... 11

1. Analisis Regulasi Tentang Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem

Elektronik Atau Digital Di Indonesia ............................................... 12

2. Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian Kesehatan

2020-2024 ...................................................................................... 19

3. Kesiapan Daerah Dalam Iplementasi Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ......................................... 20

4. Analisis Pembiayaan Kesehatan ................................................... 23

5. Analisis Kebijakan Pengembangan Wisata Kebugaran Dan Jamu

Pusat Analisis Determinan Kesehatan ........................................... 29

6. Analisis Perilaku Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas

Dan PIS-PK Pada 5 Program Prioritas Nasional ............................ 31

7. Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah

Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan Terluar ............................. 35

8. Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju Lanjut

Usia Aktif (Active Ageing) ............................................................... 39

9. Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan Dalam

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia ............................... 45

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan v

10. Analisis Kebijakan Peran Filantropi Untuk Pembangunan

Kesehatan ...................................................................................... 50

A.2. Capaian Kinerja Lainnya

1. Advokasi Hasil Analisis Kebijakan Kesehatan Dalam Mendukung

Pembangunan Kesehatan Di Indonesia (Pertemuan Koordinasi

Implementasi Inpres 4 Tahun 2019 Tentang Peningkatan

Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, Dan Merespons

Wabah Penyakit Pandemi Global, Dan Kedaruratan Nuklir,

Biologi, Dan Kimia) ...................................................................... 54

2. Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan :

Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan Badan Nasional

Pariwisata Kesehatan ................................................................... 58

3. Penguatan Analisis Dan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan

Pembangunan Kesehatan (Germas) ............................................ 60

4. Analisis Penguatan Sistem Kesehatan Nasional Dalam

Mendukung Pencapaian Spm Bidang Kesehatan ......................... 61

A.3. UPT Vetikal Yang Dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi

Mental Bidang Kesehatan ................................................................... 65

A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Dan Jabatan

Fungsional Administrator Kesehatan ................................................... 70

A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan ........................................ 72

A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes) ........ 74

B. Analisis Capaian Kinerja 2019 ............................................................... 77

1. Definisi Operasional Indikator 2019 .................................................. 77

2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2019 .......... 77

C. Sumber Daya/ Realisasi Anggaran ....................................................... 78

1. Sumber Daya Manusia ..................................................................... 78

2. Sumber Daya Anggaran ................................................................... 80

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ............................................... 84

D. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................... 84

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 86

B. Tindak Lanjut .................................................................................... ... 87

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)

Lampiran 2 Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)

Lampiran 3 Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Lampiran 4 Perjanjian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Definisi Operasional Indikator ........................................................... 9

Tabel 2 Penjabaran Hasil Kerja ...................................................................... 9

Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ........................................................... 10

Tabel 4 Capaian Kinerja 2016 ....................................................................... 12

Tabel 5 Capaian Kinerja 2017 s/d 2019 ......................................................... 12

Tabel 6 Sumber daya/Realisasi anggaran ..................................................... 80

Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2019 .............................. 84

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan viii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan .................................................... 78

Grafik 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................... 78

Grafik 3 Jumlah Pegawai Menurut Golongan ................................................. 79

Grafik 4 Jumlah Pegawai Menurut JFT .......................................................... 79

Grafik 5 Jumlah Pegawai Menurut JFU .......................................................... 80

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 1

A. Latar Belakang

Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis

determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam pasal 860, Pusat Analisis Determinan Kesehatan

menyelenggarakan fungsi:

a) penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis lingkungan strategis, analisis

perilaku, dan kesehatan intelegensia;

b) pelaksanaan di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan

kesehatan intelegensia;

c) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis lingkungan strategis,

analisis perilaku, dan kesehatan intelegensia dan;

d) pelaksanaan administrasi Pusat.

Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah

dengan tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan

yang baik dan efektif, menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos

kerja dan moral yang tinggi. Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan, wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinya, serta kewenangan pengelolaan sumber daya, berdasarkan

suatu perencanaan strategi yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.

Pertanggungjawaban yang dimaksud, berupa laporan yang menggambarkan Kinerja

Instansi Pemerintah yang bersangkutan, yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masing-masing, Lembaga

Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan disampaikan kepada

Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

LAKIP tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan disusun sebagai

pertanggungjawaban atas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 2

anggaran 2019 dengan mengacu pada: 1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah; 2) Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan

2019; 3) Peraturan Presiden RI nomor 29 tahun 2014, tentang: Sistem Akuntabilitas

Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan ini juga menginformasikan mengenai siklus

SAKIP; dan 4) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2015 – 2019, dengan demikian, tahun 2019 ini, merupakan akhir dari RENSTRA 5

(lima) tahun Kementerian Kesehatan periode 2015 – 2019.

Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang upaya yang telah

dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Pusat Analisis Determinan

Kesehatan mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja

organisasi yang berorientasi pada hasil berupa output, di samping itu, LAKIP juga

dimaksudkan sebagai implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas yang

merupakan pilar penting dalam pelaksanaan good governance. LAKIP juga berfungsi

sebagai cerminan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun, agar

pada periode selanjutnya dapat melaksanakan kinerja dengan lebih produktif, efektif

dan effisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan,

maupun koordinasi pelaksanaannya.

B. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Analisis Determinan Kesehatan

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan teknis, pelaksanaan dan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis determinan kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyelenggarakan beberapa fungsi

dalam melaksanakan tugasnya tersebut, yaitu:

a. Penyusunan Analisis Politik Kesehatan, Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku

Dan Kesehatan Inteligensia;

b. Pelaksanaan Tugas Dukungan Substantif Di Bidang Analisis Politik Kesehatan,

Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku Dan Kesehatan Inteligensia;

c. Pemantauan, Evaluasi, Dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas Dukungan Substantif Di

Bidang Analisis Politik Kesehatan, Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku Dan

Kesehatan Inteligensia;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 3

d. Koordinasi Pelaksanaan Revolusi Mental Di Bidang Kesehatan.

e. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dan Rumah Tangga Pusat.

f. Pelaksanaan Fungsi Lain Yang Di Berikan Oleh Menteri.

C. Struktur Organisasi

Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki struktur organisasi, sebagai berikut:

1) Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan;

2) Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari:

- Sub Bagian Program dan Anggaran

- Sub Bagian Kepegawaian, Keuangan dan Umum

3) Bidang Analisis Lingkungan Strategis, yang terdiri dari:

- Sub Bidang Analisis Politik Kesehatan

- Sub Bidang Analisis Sosial dan Ekonomi.

4) Bidang Analisis Perilaku dan Kesehatan Inteligensia, yang terdiri dari:

- Sub Bidang Analisis Perilaku

- Sub Bidang Analisis Kesehatan Inteligensia

5) Kelompok Jabatan Fungsional.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4

STRUKTUR ORGANISASI

PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN

(periode Januari 2019 – Desember 2019)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 5

D. Sistematika Laporan

LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 ini menjelaskan

pencapaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun 2019.

Capaian kinerja tahun 2019 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya Sebagai penjelasannya, akan

diberikan beberapa keterangan tambahan..

Dengan kerangka pikir demikian, maka sistematika penyajian LAKIP Pusat

Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019, adalah sebagai berikut:

Kata Pengantar

Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)

BAB I Pendahuluan

BAB II Perencanaan Kinerja

A. Perencanaan Kinerja, (visi, misi, tujuan, sasaran, DO indikator Kinerja

Kegiatan

B. Perjanjian Kinerja 2019

BAB III Akuntabilitas Kinerja,

A. Capaian Kinerja Organisasi (4 tahun terakhir)

B. Analisis Capaian Kinerja 2019

1. Definisi Operasional Indikator

2. Analisis Keberhasilan / Kegagalan Pencapaian Indikator 2019

a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target

b. Permasalahan

c. Pemecahan masalah

d. Rencana Tindak Lanjut

B. Sumber daya / Realisasi Anggaran

1. Sumber Daya Manusia

2. Sumber Daya Anggaran

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

C. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

BAB IV Kesimpulan dan Tindak Lanjut

A. Kesimpulan

B. Tindak Lanjut

LAMPIRAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Perencanaan yang dimaksud dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah adalah perencanaan strategis yang merupakan suatu proses awal dari

rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan atau rangkaian pengambilan

keputusan berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai

5 (lima) tahun, yang secara sistematis dan berkesinambungan dengan

memperhatikan lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan

eksternal (peluang dan tantangan).

Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh

instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal,

nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan

integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar

mampu menjawab tuntutan lingkungan perkembangan lingkungan strategis, nasional,

dan global, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan Kepmenkes RI

Nomor HK. 03.01/60/I/2010 tentang RENSTRA Kementerian Kesehatan Tahun 2015

– 2019, yang berfungsi sebagai pedoman manajerial taktis strategis. Untuk

memudahkan pelaksanaan kegiatan tahunan, maka RENSTRA tersebut dijabarkan

ke dalam Perencanaan Kinerja Tahunan. Perencanaan Kinerja Tahunan tersebut

memuat sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 1 (satu) tahunan,

strategi yang digunakan untuk mewujudkan pencapaian sasaran tersebut, serta tolak

ukur dan target kinerja, yang akan digunakan untuk menunjukkan kualitas

pencapaian sasaran yang bersangkutan, yang dituangkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja.

Perjanjjian Kinerja adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan, untuk mewujudkan target

kinerja tertentu, berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki instansi yang

bersangkutan. Perjanjian Kinerja ini menjadi Kontrak Kinerja yang harus diwujudkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 7

oleh para pejabat di instansi tersebut sebagai penerima amanah, di mana pada

setiap akhir tahunnya akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja serta penilaian

terhadap para pejabatnya. Perjanjian Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam

membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan

berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan

kesejahteraan rakyat.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat Analisis Determinan Kesehatan

➢ Visi, Misi

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan mendukung visi

dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”, dengan 7

misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya kemanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya

maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan mayarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53 Agenda prioritas ada 9 (NAWA CITA),

yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 8

dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

➢ Tujuan

Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan kesehatan inteligensia sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga tujuan Pusat Analisis

Determinan Kesehatan tahun 2015 – 2019 yaitu tersusunnya kebijakan

pembangunan kesehatan berdasarkan analisis determinan kesehatan. Sebagai

salah satu satker di bawah Sekretaris Jenderal, indikator Pusat Analisis

Determinan Kesehatan termasuk dalam dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya kementerian kehatan, yaitu persentase harmonisasi dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Hasil analisis determinan

kesehatan dapat digunakan oleh satker lain baik di lingkungan Sekretaris Jenderal

maupun Eselon I lainnya.

➢ Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, adalah

Menyusun Dokumen Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan

Analisis Determinan Kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 9

Definisi Operasional Kinerja Kegiatan

Tabel 1 Definisi Operasional Indikator

Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Tabel 2

Penjabaran Hasil Kerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan

NO

KEGIATAN

INPUT

OUTPUT

OUTCOME

BENEFIT

IMPACT

1 2 3 4 5 6 7

1. Peningkatan

Analisis

Determinan

Kesehatan

Sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan output berupa hasil analisis determinan

kesehatan adalah : Anggaran DIPA Satuan Kerja PADK dan dilaksanakan oleh seluruh staf PADK dan jejaringnya

Produk akhir yang

dihasilkan PADK

adalah berupa hasil

Analisis

Determinan

Kesehatan ,

dokumen hasil

analisis Kebijakan

Pembangunan

Kesehatan, buku

pedoman, buku

profil

Dokumen Hasil

Analisis yang dapat

dimanfaatkan dalam

tahun berjalan (2019)

bagi LS/LP, Pimpinan,

Pusat dan Daerah,

Organisasi Profesi,

LSM.

Manfaat yang

diperoleh

pada tahun

2019 untuk

LS/LP,

Pimpinan,

Pusat dan

Daerah,

Organisasi

Profesi, LSM.

Hasil Analsis yang

dapat

meningkatkan

atau

memperbaiki

kebijakan

strategis,

manajerial,

teknis

B. Perjanjian Kinerja

Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk

Perjanjian Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perjanjian Kinerja berisi sasaran

strategis, indikator kinerja, dan target kinerja kegiatan yang akan dicapai dalam kurun

waktu 1 (satu) tahun, sesuai dengan rencana strategis.

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

NO

INDIKATOR

DEFINISI

OPERASIONAL

DATA

DUKUNG

TARGET

2015

2016

2017

2018

2019

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Hasil analisis

kebijakan yang

disusun untuk

peningkatan

pembangunan

kesehatan

Hasil analisis kebijakan terdiri dari analisis politik kesehatan, sosial ekonomi, perilaku dan kesehatan inteligensia

Hasil Analisis

Kebijakan

yang

dihasilkan

- 9 9 10 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 10

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur,

dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber

daya yang dikelola. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja, antara lain adalah:

1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

2) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi

amanah;

3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian utjuan dan sasaran

organisasi;

4) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan

5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Berikut adalah Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019:

Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Kebijakan pembangunan

kesehatan berdasarkan analisis

determinan kesehatan

Hasil analisis kebijakan yang

disusun untuk peningkatan

pembangunan kesehatan

10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 11

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja (4 tahun terakhir)

Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian

kinerjanya, digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis.

Pengukuran Kinerja adalah kegiatan manajemen, khususnya membandingkan tingkat

kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan

indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja ini diperlukan untuk

mengetahui sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh

Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam kurun waktu Januari – Desember 2019.

Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan

rencana tingkat pencapaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh

gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan

Pengukuran Kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator,

sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang

akan datang, agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil

guna dan berdaya guna. Hasil analisis pembangunan kesehatan dari sejumlah

dokumen analisis kebijakan pembangunan yang disusun.

Manfaat Pengukuran Kinerja antara lain, yaitu untuk memberikan gambaran

kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan Misi Organisasi dalam

rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen

RENSTRA/Perjanjian Kinerja.

Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, di mana Sekretariat Jenderal

Kesehatan sebagai unit utama yang membawahi Pusat Analisis Determinan Kesehatan.

Dalam melaksanakan program kinerjanya, Pusat Analisis Determinan Kesehatan

memiliki sasaran program. Sasaran tersebut merupakan hasil yang akan dicapai

secara nyata oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam rumusan yang lebih

spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai

sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator yang mengacu pada indikator-indikator

Sekretariat Jenderal sebagai unit utama di atas Pusat Analisis Determinan Kesehatan.

Sasaran Sekretariat Jenderal adalah: “Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 12

serta Pembinaan dan Pemberian Dukungan Manajemen Kementerian Kesehatan”.

Berikut capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4 tahun terakhir :

Tabel 4 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan

Kesehatan

No.

Indikator Kinerja 2016

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4)

1 Jumlah Kebijakan Yang

Disusun Untuk Peningkatan

Pembangunan Kesehatan

9

9

Tabel 5 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan

Kesehatan

2017 2018 2019

No. Indikator Kinerja

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan

9 9 10 10 10 10

Jika dilihat pada kedua tabel diatas, terdapat perbedaan Indikator Output Kinerja antara

tahun 2016 dengan tahun setelahnya. Tahun 2016 Pusat Analisis Determinan

Kesehatan menggunakan Jumlah Kebijakan Yang Disusun Untuk Peningkatan

Pembangunan Kesehatan kemudian pada tahun berikutnya Pusat Analisis Determinan

Kesehatan merevisi Indikator Output Kinerja menjadi Hasil analisis kebijakan yang

disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan.

Pada tahun 20019, Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menetapkan target

untuk menghasilkan 10 (sepuluh) hasil analisis kebijakan pembangunan kesehatan.

Hasil analisis yang telah dihasilkan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, yaitu:

1. ANALISIS REGULASI TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK ATAU DIGITAL DI

INDONESIA

Pada tahun 2018 diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di

dunia mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 13

Penetrasi pengguna internet di

Indonesia juga

terus tumbuh seiring dengan

adanya peningkatan variasi konten

internet. Hal ini mendorong sektor

pemerintah maupun swasta

semakin tertarik dalam melakukan

investasi pembangunan

infrastruktur berupa jaringan

pendukung bagi para penyedia

internet. Di zaman milenial ini juga

terjadi perubahan perilaku konsumen

digital dalam melakukan aktifitas yang

terkait sistem elektronik, dimana saat

ini cenderung ingin mendapatkan

informasi dan produk secara cepat,

banyak pilihan, mudah dan murah.

Berdasarkan data survey dari Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII), pada tahun 2016, dari 256,2

juta total penduduk Indonesia,

sebanyak 132,7 juta jiwa merupakan

pengguna internet aktif (52,58%). Pada

tahun 2017, sebanyak 143,16 juta jiwa

pengguna internet dari 262 juta total

penduduk Indonesia (54,64%). Pada

tahun 2018, sebanyak 171,17 juta

jiwa merupakan pengguna internet

dari 264,15 juta total penduduk

Indonesia, (60,80%). Tren ini

menunjukkan persentase pengguna

internet semakin meningkat per

tahunnya. Lokasi pengguna internet

sebagian besar berada di pulau Jawa

dan di wilayah urban. Dengan perkembangan tersebut, secara tidak langsung akan

mengubah gaya dan pola hidup masyarakat terutama di wilayah perkotaan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 14

Berdasarkan hasil survey tersebut

juga (APJII, 2017), pemanfaatan

internet bidang kesehatan, sebanyak

51,06% mencari informasi tentang

kesehatan, dan 14,05% melakukan

konsultasi dengan ahli kesehatan.

Saat ini sudah berjalan berbagai

provider startup bidang kesehatan

yang ada di Indonesia, dengan jumlah puluhan juta pengguna aktif, dan yang telah

menjalin kemitraan dengan berbagai

Rumah Sakit, klinik, apotik dan

layanan kesehatan digital lainnya,

serta nilai bisnis teknologi kesehatan

digital yang diperkirakan bernilai

puluhan juta dolar, pendanaan

berasal dari dalam dan luar negeri.

Kemajuan yang terjadi di bidang

teknologi informatika menyebabkan penggunaan internet yang awalnya digunakan

untuk tujuan paling sederhana berupa

searching data dan informasi, namun

saat ini yang telah terjadi di Indonesia

adalah digunakan untuk proses

transaksi, interaksi, kolaborasi, dan

mendekatkan pelayanan (internet of

things) dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi tersebut akan menciptakan

multiplier effect bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta

kemudahan akses terhadap

berbagai kebutuhan esensial setiap

warga negara. Sektor industri

teknologi informatika akan terus

menciptakan dan mengembangkan

inovasi di berbagai bidang, salah

satunya adalah bidang pelayanan

kesehatan, dimana demand untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 15

bidang ini sangat tinggi. Masyarakat ingin mendapatkan akses pelayanan

kesehatan dan informasi kesehatan dalam waktu cepat, mudah, dan murah. Hanya

dengan mengakses layanan

kesehatan digital melalui perangkat

seluler yang setiap hari digunakan

oleh masyarakat, maka akses

masyarakat terhadap perkembangan

teknologi dan inovasi aplikasi

pelayanan kesehatan ini sangat

diminati.

Saat ini telah berjalan begitu banyaknya aplikasi layanan kesehatan digital yang

dikelola oleh industri sektor bisnis. Inovasi bidang pelayanan kesehatan ini

memberikan manfaat yang besar untuk memperluas akses pelayanan kesehatan

dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kesehatan yang terbatas.

Walaupun telah ada sebagian regulasi untuk pengelolaan startup yang telah diatur

oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, namun saat ini pemerintah masih

belum memiliki peraturan yang memadai yang mengatur tentang layanan kesehatan

digital yang diberikan oleh provider aplikasi digital.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,

kesehatan sebagai hak asasi

manusia harus diwujudkan dalam

bentuk pemberian berbagai upaya

kesehatan kepada seluruh

masyarakat melalui

penyelenggaraan pembangunan

kesehatan yang berkualitas dan

terjangkau oleh masyarakat.

Proyeksi pelayanan kesehatan di masa depan yang semakin canggih dalam

penggunaan teknologi informatika sebagai media virtual, diprediksi dapat

menimbulkan resiko terjadinya kesenjangan kebijakan (policy gap).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 16

Menghasilkan rekomendasi sebagai berikut :

Dengan adanya berbagai policy gap terhadap peraturan yang sudah ada, maka

diperlukan revisi terhadap peraturan-peraturan tersebut atau inisiasi terbitnya peraturan

yang akan menjadi payung hukum besar terhadap penyelenggaraan pelayanan

kesehatan berbasis sistem elektronik.

Dari segi masyarakat sebagai user, peraturan ini dibutuhkan untuk menjamin

agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai

standar, sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya, serta untuk menjamin

kerahasiaan medis. Dari segi penyedia layanan kesehatan digital sebagai provider,

harus dibentuk suatu sistem pertanggungjawaban terhadap layanan yang diberikan,

regulasi yang dibutuhkan dapat berupa pedoman dan pengaturan.

1. Revisi Permenkes 2052/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik

Kedokteran

- Pelayanan kesehatan secara digital bersifat konsultatif, edukatif, promotif dan

preventif, yang mengakomodir dan mendukung inovasi dalam perkembangan

teknologi, serta tindakan medis yang diperbolehkan dan diatur dalam standar

pelayanan kesehatan berbasis sistem elektronik.

- Mengutamakan prinsip patient safety.

- Perlu pengaturan izin praktik dan konsep lokasi pelayanan kesehatan berbasis

sistem elektronik.

- Perlu pengaturan mekanisme dan persyaratan dokter dalam memberikan

konsultasi apabila dokter memberikan layanan di luar lokasi izin tempat

praktiknya.

2. Revisi Permenkes 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

- Pelayanan praktik kedokteran berbasis digital mempertimbangkan jenis

tindakan medis yang diperbolehkan dan diatur dalam standar pelayanan

kesehatan berbasis sistem elektronik.

3. Revisi Permenkes 11/2017 tentang Keselamatan Pasien

- Perlu pengaturan untuk mengatur konsultasi dokter-pasien yang

diselenggarakan dalam layanan kesehatan digital dalam aspek keselamatan

pasien.

- Perlunya mengedepankan patient safety. Layanan kesehatan digital diharapkan

mampu mengantisipasi dan mengatasi insiden yang mungkin terjadi.

4. Revisi Permenkes 269/2008 tentang Rekam Medis

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 17

- Perlu pengaturan untuk mengatur substansi privasi, kerahasiaan, dan

keamanan data rekam medis elektronik, perlu diperkuat dengan melibatkan

Kemenkominfo.

- Perlu penyusunan standar aplikasi rekam medis berbasis elektronik.

- Perlu pengaturan vendor IT yang menawarkan aplikasi rekam medis elektronik

ke faskes agar memiliki standarisasi untuk rekam medis dan memiliki

kemampuan interoperabilitas.

- Perlu mengatur tentang jaminan data security.

- Penempatan server harus di dalam negeri.

- Perlu mengatur institusionalisasi pengawas data security rekam medis

pelayanan kesehatan berbasis sistem elektronik.

5. Penerbitan Regulasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem Elektronik atau Digital

- Perlu disusun standar pelayanan kesehatan berbasis elektronik.

- Perlu inisiasi regulasi yang mengatur mekanisme, prosedur syarat, cara, dan

kriteria pendirian pelayanan kesehatan digital untuk memberikan kepastian dan

perlindungan hukum bagi masyarakat, penyedia layanan atau provider, dan

tenaga kesehatan yang memberikan layanan.

- Perlu adanya Unit Pengawas di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk

melakukan pengawasan seluruh konten provider pemberi pelayanan kesehatan

berbasis elektronik.

- Perlu pengaturan batasan pemberian layanan hanya untuk konsultasi,

menitikberatkan pada pelayanan KIE, dan upaya promotif preventif.

- Perlu pengaturan dasar penentuan lokasi SIP untuk layanan kesehatan digital.

- Perlu pengaturan tenaga kesehatan yang direkrut memiliki kompetensi dan

dokumen persyaratan untuk melakukan layanan kesehatan.

- Perlu pengaturan mengenai pasien yang melakukan konsultasi sesuai

dokumen identitas kependudukannya.

- Perlu pengaturan standarisasi konten artikel kesehatan yang ditulis dokter

(syaratnya seperti sudah berdasarkan evidence based, lolos uji klinis, dsb).

- Perlu pengaturan standarisasi dan registrasi provider yang melakukan layanan

kesehatan digital.

- Perlu adanya KPI dan standar kualitas provider sebagai syarat agar provider

memberikan jaminan mutu berkualitas untuk masyarakat.

6. Penerbitan Regulasi tentang Penjualan Obat melalui Apotek Online dan Resep

Elektronik

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 18

- Mendorong finalisasi Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan Sistem

Elektronik Farmasi yang sedang berproses di Ditjen Farmalkes.

- Apotek online hanya melayani pembelian obat golongan DOWA, bebas, bebas

terbatas, obat tradisional dan kosmetik, tidak diperbolehkan melayani resep

obat golongan narkotika/psikotropika.

- Aplikasi layanan online kesehatan hanya sebagai penyedia jasa informasi

layanan Apotek/Apoteker yang sudah berjalan secara offline (sudah memiliki

ijin) bagi masyarakat/konsumen

- Pemilihan layanan Apotek/Apoteker dilakukan oleh masyarakat/konsumen,

bukan oleh Aplikasi

- Aplikasi layanan hanya bisa dibuka oleh Apoteker dengan authentification

system, hanya melayani resep dokter yang dibuat secara elektronik dalam

aplikasi (e-prescription), tidak melayani resep dokter dengan metoda upload

dokumen resep.

7. Penerbitan Regulasi tentang Pemeriksaan Laboratorium melalui Media Digital

- Perlu pengaturan konsultasi pemeriksaan laboratorium dan mekanisme home

visit laboratorium.

- Siklus pelayanan pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan secara digital,

hanya proses administrasi atau pendaftaran, dan pelaporan hasil pemeriksaan.

- Laboratorium klinik harus berbadan hukum, kredensial, dan memiliki perizinan

pelaku pelayanan, serta dilakukan audit berkala.

- Perlu adanya badan/institusi pengaduan klinis/awam atau unit pengawas untuk

pemeriksaan laboratorium.

8. Penerbitan Regulasi tentang Pengawasan dan Pencegahan

- Perlu pengaturan tentang mekanisme untuk monitoring pasien setelah pulang

menggunakan teknologi digital agar lebih efisien.

- Perlu pengaturan feedback yang dilakukan oleh provider jika terjadi complain.

- Perlu pengawasan penjualan obat golongan narkotika/psikotropika melalui

media online.

- Perlu monitoring dan evaluasi teknis yang dilakukan oleh Unit Pengawas di

lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap penyedia layanan atau provider

untuk menjamin keselamatan pasien.

- Perlu standarisasi SNI sebagai dasar monitoring kualitas penyedia layanan

sebagai perangkat komunikasi dan informasi.

- Aplikasi cek dokter yang dimiliki oleh KKI dapat dipergunakan sebagai dasar

untuk mengawasi keabsahan SIP dokter praktek.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 19

2. DUKUNGAN PENYUSUNAN

DOKUMEN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN 2020-

2024

Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh

segenap komponen bangsa guna mencapai tujuan bernegara.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional tersebut,

diperlukan adanya perencanaan pembangunan nasional yang ditujukan agar

kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan tepat sasaran. Perencanaan

pembangunan jangka panjang,

jangka menengah, dan tahunan

sebagaimana yang diamanatkan

dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 kemudian dituangkan

dalam dokumen RPJPN, RPJMN,

dan RKP. RPJMN Tahap IV (2020-

2024) akan disusun sesuai dengan

visi-misi program prioritas Presiden terpilih untuk periode pemerintahan 2020-2024.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 juga mengamanatkan bahwa setiap

kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat

indikatif memuat program-program

pembangunan kesehatan yang akan

dilaksanakan oleh Kementerian

Kesehatan dan menjadi acuan

dalam penyusunan perencanaan

tahunan. Penyusunan Renstra

Kementerian Kesehatan

dilaksanakan melalui pendekatan:

teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down),dan bawah-atas (bottom-up).

Kegiatan Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian Kesehatan 2020-

2024 dilaksanakan dalam upaya mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing

dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan

kesehatan semesta.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 20

Menghasilkan rekomendasi sebagai berikut :

Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dokumen Renstra K/L

memiliki posisi yang sangat strategis.

Renstra K/L berkedudukan sebagai

penjabaran dari RPJMN, di mana

dalam penyusunan Renstra K/L harus

berpedoman pada RPJMN. Selain itu,

Renstra K/L juga digunakan sebagai

pedoman dalam penyusunan

rancangan Renja K/L.

Keterkaitan antara Renstra K/L dengan Visi Misi Presiden yaitu bahwa dalam

penyusunan Renstra K/L harus memperhatikan kesesuaian dengan Visi dan Misi

(platform) Presiden terpilih. Arahan

Presiden terpilih 2020-2024 yaitu

fokus pada pengelolaan JKN,

pengendalian stunting,

mengendalikan mahalnya harga

obat, serta kesediaan produk farmasi

dan alat kesehatan dalam negeri.

Dalam penyusunan Renstra K/L,

pimpinan Kementerian/ Lembaga harus berpedoman pada RPJMN dan

memperhatikan himpunan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di sektor yang

sesuai dengan tugas dan kewenangan Kementerian/Lembaga yang bersangkutan,

serta memperhatikan aspirasi Masyarakat.

Sementara sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 yaitu mewujudkan

masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan

pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur

perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah

yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

3. KESIAPAN DAERAH DALAM IPLEMENTASI STANDAR

PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI

KABUPATEN / KOTA

SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan pada

pemerintah daerah kabupaten/kota adalah ketentuan tentang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 21

jenis dan mutu pelayanan dasar kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan

wajib yang berhak diperoleh setiap

warga negara secara minimal. SPM

Bidang Kesehatan kabupaten/kota

terdiri dari: 1) pelayanan kesehatan

ibu hamil; 2) pelayanan kesehatan

ibu bersalin; 3) pelayanan kesehatan

bayi baru lahir; 4) pelayanan

kesehatan balita; 5) pelayanan

kesehatan pada usia pendidikan

dasar; 6) pelayanan kesehatan pada usia produktif; 7) pelayanan kesehatan pada

usia lanjut; 8) pelayanan kesehatan

penderita hipertensi; 9) pelayanan

kesehatan penderita diabetes

melitus; 10) pelayanan kesehatan

orang dengan gangguan jiwa berat;

11) pelayanan kesehatan orang

terduga tuberkulosis; dan 12)

pelayanan kesehatan orang dengan

risiko terinfeksi virus yang

melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus), bersifat

peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif.

Penguatan Sistem Kesehatan di

seluruh pemerintah daerah adalah

salah satu modalitas untuk

memperkuat input penyediaan

pelayanan dasar bagi setiap warga

negara untuk mencapai target SPM

bidang kesehatan secara nasional.

Hal itu diamanatkan dalam Peraturan

Presiden nomor 72 tahun 2012

tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN). SKN adalah landasan pengelolaan

kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

masyarakat secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan

tanggap terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan

nasional untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 22

tingginya. SKN terdiri dari 7 sub sistem yaitu: 1) Upaya Kesehatan; 2) Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan; 3)

Pembiayaan Kesehatan; 4) Sumber

Daya Manusia Kesehatan; 5)

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan

dan Makanan; 6) Manajemen,

Informasi dan Regulasi Kesehatan;

dan 7) Pemberdayaan Masyarakat.

Namun demikian, penerapan SPM

didaerah sangat dipengaruhi oleh dinamika determinan kesehatan lain seperti

determinan politik, sosial, ekonomi, agama, budaya, pengarusutamaan kesehatan

dalam pembangunan dan lain - lain yang secara langsung mempengaruhi kinerja

kepemimpinan para kepala daerah

kabupaten/kota dalam mencapai ke

12 target jenis pelayanan dasar.

Terdapat confounding factor atau

determinan lain yang mempengaruhi

antara modalitas dasar (input dalam

SKN) dengan capaian SPM. Ketika

confounding factor dilakukan

intervensi, maka dapat mendongkrak

pencapaian target pada tiap layanan dasar SPM Bidang Kesehatan sebagaimana

dijelaskan pada teori prinsip paretto yang menyatakan bahwa pada banyak

kejadian, sekitar 80% fenomena dari suatu akibat disebabkan oleh 20% dari

penyebabnya.

Oleh karena itu, untuk menjamin tercapainya seluruh tujuan pembangunan

kesehatan tidak cukup hanya dengan melakukan

penguatan Sistem Kesehatan Nasional di kabupaten/kota

dan pengendalian lingkungan strategis determinan

kesehatan. Akan tetapi unsur terpenting yang perlu

menjadi fokus utama adalah mengupayakan terciptanya

kepemimpinan sosial dan politik yang memiliki inovasi

dalam manajemen tata kelola administrasi pembangunan

pemerintah yang efektif dan efisien sehingga mampu

menjamin perlindungan faktor resiko sosial dan faktor

resiko penyakit, mampu menjamin kecepatan dalam mengadministrasikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 23

penyediaan akses pelayanan dasar yang memenuhi standar, dan adanya komitmen

pemimpin dalam meningkatkan kualitas dalam setiap tingkatan pelayanan

kesehatan masyarakat secara merata.

4. ANALISIS PEMBIAYAAN KESEHATAN

Setelah terjadinya wabah penyakit seperti Sindrom Pernafasan

Akut Parah (SARS), infeksi virus Nipah, avian influenza A (H5N1)

dan A (H7N9), Ebola dan wabah Zika Virus; negara-negara di

dunia menyepakati komitmen global baru untuk memperkuat

kesiapsiagaan pandemi dan membangun kapasitas inti (core

capacity) untuk meningkatkan ketahanan kesehatan (health security) yang efektif

mampu mengatasi potensi ancaman kesehatan.

Upaya berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan kesehatan dan penanganan

ancaman kesehatan dengan lebih

baik berfokus pada kolaborasi,

koordinasi, dan peningkatan

kapasitas yang lebih besar di tingkat

nasional, regional, dan global tiap

negara. Selain pengembangan

kapasitas dan pencegahan dan

pengendalian penyakit. Sebagian

besar negara memiliki komitmen untuk mengkolaborasikan upaya peningkatan

akses dan mutu kesehatan manusia dan kesehatan hewan. Namun tantangan

utama adalah bagaimana memastikan pembiayaan berkelanjutan untuk

mengkolaborasikan seluruh komponen lintas sektor dalam rangka menghadapi

ancaman kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.

Pada tahun 2016, bertolak dari latar belakang inilah pertemuan tingkat tinggi

tentang pembiayaan berkelanjutan dan integrasi regional untuk meningkatkan

keamanan kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi diadakan di Bali,

Indonesia. Pertemuan dihadiri dari delegasi pemerintah, dari kementerian

kesehatan, pertanian / peternakan, dan keuangan; perwakilan organisasi regional;

lembaga multilateral dan mitra pembangunan. Rekomendasi utama dari pertemuan

tersebut adalah pengembangan alat penilaian pembiayaan keamanan kesehatan

yang mencakup satu pendekatan kesehatan dari semua ancaman kesehatan dan

dibangun dengan alat dan mekanisme yang ada. Tools yang kemudian disebut

Health Security Financing Assessment Tools (HSFAT) ini memberikan informasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 24

dalam pembiayaan holistik ketahanan kesehatan, berfungsi sebagai alat advokasi

untuk meningkatkan pembiayaan domestik dan eksternal, serta dalam rangka

meningkatkan efisiensi pembiayaan, serta menjadi dasar dalam menyusun

kebijakan pembiayaan ketahanan kesehatan di Indonesia. Penilaian pembiayaan

ketahanan kesehatan saat ini sedang diujicobakan di Vietnam dan akan

dilaksanakan masing-masing di Indonesia, Kamboja, Myanmar, dan Laos, dengan

dukungan dari Bank Dunia dan para mitra.

Tujuan dari Health Security Financing Assessment Tools (HFSAT) adalah untuk

mendukung pemerintah nasional

dalam mengembangkan strategi

keuangan yang terkait dengan

rencana aksi nasional yang

diprioritaskan untuk Keamanan

Kesehatan dan memampukan

negara-negara untuk memiliki

sistem pembiayaan yang kuat dan

berkelanjutan menuju keamanan kesehatan yang efektif. Tools ini dirancang untuk

mendorong dialog kebijakan nasional mengenai pembiayaan keamanan kesehatan

baik untuk kesehatan manusia maupun hewan dan sektor-sektor lain yang relevan

dengan keamanan kesehatan. Tools ini juga menginformasikan penyempurnaan

strategi dan instrumen pembiayaan keamanan kesehatan untuk meningkatkan

kapasitas regulasi ketahanan kesehatan nasional.

Pada tahun 2017, Indonesia sebagai negara anggota World Health Organization

(WHO) telah bernisiatif melakukan Joint External Evaluation (JEE) untuk

mengidentifikasi kesenjangan kapasitas kesiapan kesehatan dan kesiapsiagaan

menghadapi pandemi namum tools untuk memandu penyusunan baseline investasi

negara dalam pengembangan kapasitas menyusul diluncurkan pada tahun 2018

yakni National Action Plan for Health Security (NAPHS). Tools ini berupa pemetaan

pembiayaan ketahanan kesehatan secara nasional yang dibutuhkan lima tahun ke

depan. Manfaat tools adalah memetakan sumber daya serta mencegah terjadinya

kekurangan dana dalam implementasi ketahanan kesehatan. Gambaran rencana

nasional ini akan dipublish terbuka sehingga mitra donor dapat membantu.

Sejalan dengan hal tersebut, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan

menyebutkan bahwa jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Provinsi

terdiri atas: pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat

bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan b. pelayanan kesehatan bagi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 25

penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

Data dan informasi dari kedua tools ini (HSFAT dan NAPHS), serta perhitungan

biaya yang dibutuhkan menggunakan

tools penghitungan biaya SPM

(Siskobikes) akan menjadi data yang

digunakan sebagai dasar analisis

penyusunan evidence based policy.

Kesenjangan, tumpang tindih, dan

kebutuhan kebijakan menjadi hal

prioritas yang akan dianalisis dari hasil

analisis belanja ketahanan kesehatan, kebutuhan ketahanan kesehatan, serta

standar biaya SPM kebencanaan dan KLB. Rekomendasi berupa kebijakan

pembiayaan ketahanan kesehatan nasional diharapakan dapat disusun dan

menjadi input strategis kepada pengambil kebijakan.

Penyusunan analisis dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Pertemuan Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali, menghasilkan output isu-

isu, fakta, permasalahan serta data terkait pelaksanaan pembiayaan ketahanan

kesehatan.

2. Pertemuan Penyusunan Draft, dilakukan sebanyak satu kali, menghasilkan

keluaran masukan perbaikan instrumen asesmen pembiayaan yang akan

digunakan.

3. Pertemuan dalam kantor, dilakukan sebanyak

dua kali untuk mengkoordinasikan instrumen

yang telah disusun kepada lintas program

terkait.

4. Asesmen lapangan ke daerah dilakukan

sebanyak tiga kali di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan

Bali menghasilkan luaran gambaran

pembiayaan ketahanan kesehatan di tingkat

pemerinatah provinsi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 26

KESIMPULAN

Pada tingkat pusat, pemahaman tentang ketahanan kesehatan sudah mulai tumbuh

namun belum cukup baik dan

dipahami secara meluas.

Sedangkan pada tingkat daerah,

ketahanan kesehatan masih

merupakan hal baru dan belum

dipahami oleh stake holder terkait.

Sehingga pada saat melakukan

penilaian pembiayaan ketahanan

kesehatan masih menemukan

banyak kendala teknis seperti definisi operasional ketahanan kesehatan, baik di

tingkat pusat maupun daerah.

Dari hasil asesmen dan analisis yang telah dilakukan, ketiga instrumen pembiayaan

ketahanan kesehatan (HSFAT, REMAP, dan SISCOBIKES) memiliki persamaan

dan perbedaan. Semuanya sama-sama bertujuan untuk menjamin ketersediaan

pembiayaan dalam menangani kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat. Namun,

hal yang membedakan adalah ruang lingkup, struktur instrumen, proses, data atau

input yang dibutuhkan mekanisme pengumpulan data, dan luaran / pemanfaatan

hasil instrumen.

Tabel 6

Analisis Pembiayaan Kesehatan

SPM REMAP HSFA

Tujuan

Penghitungan

pembiayaan daerah

(sub nasional) untuk

menerapkan SPM

Kesehatan

(Permenkes 4/2019)

Mendapatkan gambaran

investasi yang dibutuhkan

untuk mengikuti

rekomendasi JEE dan

Tujuan Fungsi JEE yang

ingin dicapai oleh

Pemerintah

REMAP: mengidentifikasi

investasi (Anggaran)

pemerintah dan donor untuk

kegiatan ketahanan

kesehatan

• Penentuan baseline

Anggaran/belanja untuk KK

• Input untuk mengembangkan

data/informasi

Anggaran/belanja KK yang

konsisten

• Sebagai benchmark lintas

waktu dan antar negara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 27

SPM REMAP HSFA

Ruang

Lingkup

Kegiatan SPM terkait

dengan Pelayanan

kesehatan

(i) Krisis

Kesehatan

akibat bencana

atau berpotensi

bencana, dan

(ii) Kondisi

Kejadian Luar

Biasa

• Pemetaan/Mapping

pendanaan antar pemberi

dana, berbagai rencana

kegiatan ketahanan

kesehatan

• Monitor dan mengikuti

(track) progress

• Mengukur efek/dampak

(analisis dampak)

• Belanja 19 area teknis

Pencegahan, Deteksi,

Respon, Area Lain, dan

Pemulihan

• Pemetaan/Mapping sumber

pembiayaan, aliran dana,

tingkat pembiayaan, dan

penggunan dana terkait KK

• Peran organisasi terkait dan

bagaimana sistem koordinasi

Mekanisme RenGar,

pelaksanaan dan monitoring-

evaluasi

Struktur

Instrumen

Instrumen

Penghitungan

Pembiayaan

(Costing)

• Dashboard,

• Lembar Peta/Mapping

• Lembar Data entry

• Lembar Setting

• Lembar Kinerja NAPHS

• Lembar Kegiatan NAPHS

• Lembar Situasi

Pembiayaan

• Lembar Skor/Nilai JEE

• Mitra berdasarkan Area

Teknis

• Detail Mitra

• Lembar Prioritisasi

1) Tata Hubungan

Organisasi dan

Hubungan Kerja

2) Situasi Makrofiskal

3) Proses RenGar

4) Pembiayaan

(mapping, besaran,

distribusi)

5) Efisiensi dan

keberlangsungan

Proses

• Mapping

Kegiatan SPM

Kegiatan Program

Lain

• Definsi

Kegiatan

• Technical Working

Group berdasar pilar

JEE (Prevent, Detect,

Response, Other IHR)

termasuk konsensus

untuk kuesioner/tool

• Pengisian data ke

REMAP Tool

• Training -untuk Focal

Point

• Update dan

Pemanfaatan untuk

Koordinasi Donor

• Monitoring kemajuan

dan koordinasi antar

kegiatan/technical

areas

• Analisis Dampak

• Technical Working Group

• Penyesuaian instrument

kondisi dan kebutuhan

lokal

• Kesepakatan Ruang

lingkup, jadwal,

• Identifikasi sumber data

• Desk review

• Wawancara mendalam

• Analisis data dan ekstraksi

data

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 28

SPM REMAP HSFA

Data atau

input yang

dibutuhkan

Unit dan Volume

Kegiatan, Satuan

Biaya

• Identitas,

• Pendanaan

• Proyeksi

• Sarpras

• Target

• SPM

• Kinerja

• Data

investasi/Anggaran

pemerintah dan donor

• Skor JEE

• Detail Technical Areas

• Detail Mitra/Partners

• NAPHS – Rencana

kegiatan/aksi

• Dokumen: Peraturan

perundangan yang berlaku,

Pedoman Pelaksanaan

Program/Juknis/Manual KK

• Data Kualitatif: Interview

pemahaman, komitmen,

proses

• Data Kuantitatif:

Anggaran, Realisasi

APBN & APBD sampai

dengan RKA KL, dan

sumber dana lain termasuk

swasta dan donor

Mekanisme

pengumpulan

data

SISCOBIKES (Excel

based)

REMAP Tool (Excel base) Intrumen Wawancara

Analisis data anggaran

Luaran

(Pemanfaatan

Hasil)

Estimasi Kebutuhan

Biaya SPM

Dashboard (Monitoring Data

visualization)

- Gambaran

Anggaran KK,

distribusi

- Anggaran NAPHS

dan peta sumber

daya dari

pemerintah dan

partner/mitra

(Ke dua point di

atas dihasilkan Gap

Kebutuhan

Anggaran)

- Prioritisasi Aktivitas

- Kinerja Rencana

Aksi

• Gambaran

Anggaran/belanja KK

• Proses pengambilan

keputusan, pengaliran dan

pemanfaatan dana

REKOMENDASI

1. Diperlukan sosialisasi secara intensif Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2019

tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan

Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,

dan Kimia, baik di tingkat pusat, dan khusunyanya di tingkat pemerintah

daerah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 29

2. Diperlukan peraturan teknis melengkapi Inpres 4 / 2019 yang memuat definisi

operasional ketahanan kesehatan.

3. Ketiga instrumen penilaian pembiayaan ketahanan kesehatan ini bersifat partial

dan saling melengkapi satu dengan lainnya, maka pemanfaatannya hanya

dapat digunakan sesuai ruang lingkup instrumen tersebut.

4. Siscobikes digunakan untuk Estimasi Kebutuhan Biaya SPM,

5. Remap menggambarkan Anggaran NAPHS dan peta sumber daya dari

pemerintah dan partner/mitra (Ke dua point di atas dihasilkan Gap Kebutuhan

Anggaran)

6. HSFAT digunakan untuk menggambarkan Anggaran/belanja ketahanan

kesehatan dan proses pengambilan keputusan, pengaliran dan pemanfaatan

dana

5. ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WISATA

KEBUGARAN DAN JAMU PUSAT ANALISIS DETERMINAN

KESEHATAN

Diperkirakan wisata (tourism) sudah ada sejak peradaban

manusia itu ada. Pemahaman wisata menjadi sedikit lebih jelas

saat para pedagang, petualang atau peziarah melakukan

perjalanan antar wilayah dengan motivasi dan juga tujuan yang jelas. Wisata pada

jaman dahulu tak lepas dari jalur perdagangan atau juga peziarahan melintasi

daratan dan lautan. Beberapa catatan menyebutkan bahwa para penguasa, orang

kaya atau tuan tanah melakukan “tetirah”, yaitu pergi dan menetap di tempat lain

untuk sementara waktu untuk memulihkan kesehatan atau sekedar beristirahat.

Kegiatan wisata menjadi semakin jelas saat kota-kota industri mulai bermunculan di

akhir abad ke-19, di mana kelompok pekerja dan keluarganya melakukan aktifitas

rekreasi di akhir pekan. Wisata menjadi industri yang masif kala wisatawan

memerlukan dukungan dari agen atau operator perjalanan.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, orang kemudian

tidak lagi berwisata hanya untuk beristirahat semata. Semakin banyak orang yang

melakukan perjalanan untuk menemukenali nilai-nilai baru dan berbeda dari

kehidupan sehari-hari. Orang mulai mencari ketenangan agar bisa lepas sesaat dari

hingar bingar kehidupan kota. Aktifitas yang lebih menguatkan sisi kejiwaan pun

menjadi gaya hidup baru. Bahkan tak sedikit wisatawan kekinian yang melakukan

perjalanan untuk berkontribusiatas isu-isu keberlanjutan lingkungan. Motivasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 30

wisatawan mulai bergeser pada eksplorasi pengalaman dan pencarian makna

kehidupan (wanderlust) yang mendorong lahirnya genre-genre wisata dengan minat

khusus. Bahkan dalam satu dekade terakhir ini semakin banyak wisatawan yang

melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan keseimbangan antara tubuh

(body), pikiran (mind) dan jiwa (spirit).

Pada akhir era tahun 1970-an, wisata kesehatan (health tourism) mengalami

perkembangan secara signifikan dan menjadi bagian penting dari industri pariwisata

dunia. Pada beberapa dekade berikutnya wisata kebugaran (wellness tourism)

menjadi pilihan yang menarik bagi wisatawan seiring dengan munculnya “gerakan

kebugaran” pada perbagai penjuru dunia. Wisata kesehatan (health tourism) lebih

ditujukan kepada individu yang memiliki kondisi medis tertentu yang mendorong

perjalanan yang bertujuan untuk memulihkan atau mendapatkan pengobatan yang

lebih baik bagi kesehatannya. Sedangkan wisata kebugaran (wellness tourism)

lebih diperuntukkan bagi individu yang sehat tetapi mencari metode terapi

kesehatan tertentu untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, serta juga

untuk menjaga kesehatan dan kebugaran dalam perjalanan wisatanya.

Beberapa tahun terakhir, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu destinasi

wisata kebugaran kelas dunia. `Retreat yoga atau wellness resort di beberapa

tempat Bali sudah dikenal mempunyai reputasi bai kdi industry kebugaran.

Sebagian besar dari destinasi wisata di Indonesia juga sudah merespon kebutuhan

atas kebugaran, berupa spa, makanan sehat, pengobatan holistik hingga perawatan

kesehatan dengan peralatan berteknologi canggih.

Indonesia juga dikenal sebagai negeri yang subur. Diperkirakan sekitar 7.000

jenis tanaman rempah dan herbal yang tumbuh di Indonesia. Sebagian kecil saja –

atau kurang dari 200 jenis– yang dibudayakan dan menjadi bagian dari kekayaan

rempah dan herbal Indonesia. Indonesia juga mempunyai kekayaan tradisi

setempat dan pengetahuan lokal berbasis rempah dan herbal untuk kebugaran dan

juga penyembuhan.

Memerhatikan hal tersebut, Indonesia dinilai telah siap melaksanakan wisata

kebugaran dan jamu, sehingga Kementerian Kesehatan dan Kementerian

Pariwisata telah sepakat untuk mengembangkan wisata kebugaran sebagai

merekomendasikan 3 (tiga) destinasi wisata yang akan menjadi ujung tombak

pengembangan wisata kebugaran di Indonesia. Ketiga destinasi wisata tersebut

adalah: Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang), Bali, serta Jakarta dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 31

sekitarnya.

Rekomendasi

1. Destinasi Wisata Kebugaran dan Jamu (Wellness and Herbal Tourism) telah

siap diimplementasikan. Diperlukan upaya kolaboratif, strategis dan

komprehensif agar penyelenggaraan wisata Kebugaran dan Jamu (Wellness

and Herbal Tourism) bisa berdampak terhadap peningkatan perekonomian

negara dan masyarakat.

2. Diperlukan kebijakan dan regulasi yang mengatur tentang Penyelenggaraan

Wisata Kebugaran dan Jamu, misalnya : Tax insentif untuk pelaksanaan wisata

kesehatan, mereviu Kebijakan Penyelenggaraan SPA (pendirian, penguatan

pembinaan dan pengawasan).

6. ANALISIS PERILAKU MILENIAL DALAM MENDUKUNG

PERCEPATAN GERMAS DAN PIS-PK PADA 5 PROGRAM

PRIORITAS NASIONAL

Kegiatan Analisis Perilaku Milenial dalam Mendukung

Percepatan Germas dan PIS-PK pada 5 Program Prioritas

Nasional telah dilaksanakan seluruh tahapannya dan

menghasilkan out put kegiatannya berupa policy paper yang berisi pendahuluan,

analisis, diskusi, kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang

telah dilakukan adalah :

a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:

Rapat Persiapan I dilaksanakan

tanggal 22 Maret 2019 di ruang rapat

Lt. 3 Gedung Prof. Sujudi, Kemenkes

dihadiri narasumber 1. drg.

Saraswati, MPH (Direktur Pelayanan

Kesehatan Primer) , 2. dr. Untung S,

Sutarjo, M.Kes (Analisis Kebijakan Ahli Utama), 3. Perwakilan Kepala

Penelitian dan Pengembangan

Humaniora dan Manajemen

Kesehatan, peserta perwakilan

Setditjen Pelayanan Kesehatan,

Direktorat Kesehatan Keluarga,

Setbadan Penelitian dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 32

Pengembangan Kesehatan, Setbadan PPSDM Kesehatan, Direktorat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pejabat dan Staf

Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Rapat Persiapan II dilaksanakan tanggal 4 Juli 2019 di Ruang Rapat

PADK, dihadiri narasumber : 1. Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, 2. Ketua Program

Studi Ilmu Antropologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia,

peserta perwakilan Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen; Biro

Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat; Setditjen Pelayanan Kesehatan,

Direktorat Kesehatan Keluarga, Setbadan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Setbadan PPSDM Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat, Pejabat Struktural dan Staf Pusat Analisis

Determinan Kesehatan,

Pejabat Fungsional Analisis

Kebijakan di lingkungan Pusat

Analisis Determinan

Kesehatan, Pejabat Fungsional

Administrator Kesehatan di

lingkungan Pusat Analisis

Determinan Kesehatan.

b. Rapat Forum Dialog Analisis dilaksanakan pada hari Kamis - Sabtu/ 12 – 14

September 2019 tempat : Hotel Ibis, Slipi, narasumber : 1. Sekretaris

Departemen Program Studi Fakultas

Antropologi, UI, 2. Ketua Program Studi

Promosi Kesehatan, FKM UI, 3. Kepala

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Humaniora dan Manajemen Kesehatan, 4.

Direktur Kesehatan Keluarga, Peserta:

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Direktur Promosi dan

Pelayanan Masyarakat, Direktur Kesehatan

Kerja dan Olah Raga, Direktur Gizi

Masyarakat, Direktur Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tidak Menular,

Direktur Pencegahan dan Pengendalian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 33

Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya

Manusia Kesehatan, Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda, Kementerian

Pemuda dan Olah Raga, Analis Kebijakan Ahli Utama (dr.Untung Suseno

Sutarjo, M.Kes), Pejabat dan Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan,

Kementerian Kesehatan RI.

c. Kegiatan Asesmen Lapangan dilaksanakan di Dinkes Provinsi Jawa Barat, tgl

10 - 12 Oktober 2019, diterima oleh

Kabid Kesehatan Keluarga Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

Peserta Pusat; 1. dr. Leny Evanita,

MM , 2. Dr. Ahmad Muhidin, M.Psi, 3.

Pejabat dan Staf Pusat Analisis

Determinan Kesehatan, Sekretariat

Jenderal Kementerian Kesehatan RI,

Responden Lokal: Pejabat dan staf pengelola kesehatan keluarga, Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat (2 orang), Pejabat dan staf pengelola promosi

kesehatan, Dinas Kesehatan Kota

Bandung (2 orang), Tim Kesehatan

Keluarga Puskesmas Babakan Sari (1

orang), Petugas pengelola kesehatan

keluarga, SMPN 1 Lembang, Kab.

Bandung (2 orang).

d. Rapat Penyusunan Dokumen

Analisis dilaksanakan di ruang rapat

lantai 9 Gedung Sujudi Kemenkes,

pada tanggal 4 November 2019.

Narasumber yang hadir: 1. Dr. dr

Harmein Harun, MSc, 2. Direktur Gizi

Masyarakat. Peserta: Direktur

Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur

Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal P2P, Direktur

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal

Kesehatan Masyarakat, Direktur Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat

Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur Pencegahan dan Pengendalian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 34

Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Kepala Pusat

Data dan Informasi, Setjen, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan

Masyarakat, Setjen, Kepala Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan,

Balitbangkes, Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, Badan PPSDMK,

Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Badan PPSDMK, Analis Kebijakan

Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes), Pejabat dan Struktural,

Fungsional dan Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.

e. Rapat Finalisasi dokumen Analisis dilaksanakan di Ruang rapat PADK

Kemenkes pada tanggal 19 Desember 2019. Rapat finalisasi dihadiri

narasumber : 1. Dr. dr Harmein Harun, MSc, 2. Kepala Pusat Pelatihan SDM

Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan. Peserta: Direktur Kesehatan Keluarga,

Direktorat Jenderal Kesehatan

Masyarakat, Direktur Pencegahan

Penyakit Tidak Menular, Direktorat

Jenderal P2P, Direktur Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat, Direktorat Jenderal

Kesehatan Masyarakat, Direktur

Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza,

Direktorat Jenderal P2P, Kepala Pusat Data dan Informasi, Setjen, Kepala Biro

Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Setjen, Kepala Puslitbang Humaniora

dan Manajemen Kesehatan, Balitbangkes, Kepala Pusat Pendidikan SDM

Kesehatan, Badan PPSDMK, Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Badan

PPSDMK, Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes),

Pejabat dan Struktural, Fungsional dan Staf Pusat Analisis Determinan

Kesehatan.

Rekomendasi yang Dihasilkan:

1. Kebijakan Germas bidang Promosi selama ini masih EIC seharusnya sudah

BCC dengan memilih “Agen Perubahan” di UKS, Posyandu Remaja, dan Saka

bhakti Husada

2. Penguatan PKPR dalam Anggaran dan SDM, anggaran dalam bentuk

BOK/DEKON, sedang SDM rekrutmen “Kader Cerdas/Kader Milenial”

(minimal lulusan S1 yang di gaji) untuk mengkomunikasikan program program

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 35

Kemenkes dengan memperluas area cakupanya bukan hanya KIA dan Napza

tetapi juga disesuaikan dengan Germas

3. Pembatasan makanan dan minuman berkadar GGL (Gula, Garam, Lemak)

tinggi dengan menaikan tax/pajak.

4. Setiap indikator PIS-PK di urai menjadi beberapa komponen dan diterjemahkan

dalam Bahasa Milenial, sehingga milenial sebagai Subjek tertantang memilih

salah satu komponen tersebut untuk di buat Vlog, youtube, Instagram, face

book dan disebarkan ke komunitasnya.

5. Bekerja sama dengan kementerian pendidikan murid bersama dengan guru

membaca Literasi kesehatan (PHBS) minimal tiap bulan 3 kali

6. Perlunya di buat sarana kesehatan/ Posyandu milenial di lingkungan 3F (Fun,

Food, Fashion) contoh bangunan sarana kesehatan ramah selfi, dan diberi

lukisan Destinasi wisata setempat, kantin ditaruh di depan atau di samping.

7. Perlunya kerjasama Kemendikbud, Kemenkes dan ibu orang tua siswa untuk

membawa bekal ke sekolah (modeling sekolah) sekaligus edukasi tentang gizi

seimbang

8. Membuat kerjasama dengan para Stake holder di daerah tempat ngumpul

milenial 3F (Food: café/tempat makan, Fun: pertandingan olah raga,

Fashion: Mall) bila ada milenial yang terjaring obesitas ada penawaran diskon

5% setiap ada aktifitas fisik misal push-up dan squat jump untuk

perempuannya di arahkan ke senam Zumba, atau K-Pop

9. Membuat kerjasama dengan Kemenpora, Kemendagri, dan Pemda untuk

mengadakan Movement Car Free Day dengan Flashmob, line-dance, K-Pop,

Zumba, bersepeda sehat dan makan buah dan sayur tiap hari Sabtu atau

Minggu.

7. ANALISIS PERILAKU SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

di DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN dan KEPULAUAN

TERLUAR

Kegiatan Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan di

Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK)

telah dilaksanakan seluruh tahapannya dan menghasilkan out put

kegiatannya berupa policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,

kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah

:

a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 36

- Rapat persiapan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2019 di Ruang

Rapat PADK Kemenkes, lantai 9. Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan

narasumber Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM

Kesehatan dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan. Adapun peserta wakil dari Biro

Kepegawaian, Biro Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora

dan Manajemen Kesehatan, Direktorat Pelayanan Primer, Pusat Pendidikan

Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia

Kesehatan, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan,

Pejabat Struktural dan Fungsional, serta staf Pusat Analisis Determinan

Kesehatan.

- Rapat persiapan kedua dilaksanakan

pada tanggal 11 Juli 2019 di ruang rapat

PADK Kemenkes lantai 9 (Rapat diluar

jam kantor/RDK). Mengundang kurang

lebih 50 peserta dengan narasumber

Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan

Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes, Kepala Pusat Perencanaan dan

Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Direktur Utama PT.

Quantum, dan peserta wakil dari Biro

Kepegawaian, Biro Umum, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Humaniora

dan Manajemen Kesehatan, Direktorat

Pelayanan Primer, Pusat Pendidikan

Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat

Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat Perencanaan dan

Pendayagunaan SDM Kesehatan, Pejabat Struktural dan Fungsional, serta

staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.

b. Forum Dialog, dilaksanakan pada tanggal

12 sd 14 Agustus 2019 di Hotel Mercure

Sabang – Jakarta (full board). Mengundang

kurang lebih 50 peserta dengan Narasumber

dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 37

Banten, Kepala Biro Kepegawaian, Tim Pencerah Nusantara Sehat, dan peserta

wakil dari Dinas Kesehatan Propinsi Terpilih (Aceh, Jambi, Banten, Jawa Tengah),

Bapelkkes Cikarang dan Jawa Tengah, Konsultan Ahli Kebijakan (dr. Harmein

Harun), dan Analis Kebijakan Ahli Utama.

c. Rapat Penyusunan, dilaksanakan pada tanggal 6 November 2019 di ruang rapat

PADK Kemenkes lantai 9 (Rapat di luar

jam kantor/RDK). Mengundang kurang

lebih 50 peserta, dengan narasumber

Asisten Deputi Perencanaan dan

Pengadaan SDM Aparatur, Kementerian

PAN RB, Kepala Pusat Perencanaan

dan Pendayagunaan SDM Kesehatan,

Badan PPSDM Kesehatan, dan dr

Harmein Harun (konsultan kebijakan), dengan peserta undangan dari Biro

Kepegawaian, Biro Umum, Pusat

Penelitian dan Pengembangan

Humaniora dan Manajemen

Kesehatan, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan

Pelayanan Kesehatan, Direktorat

Pelayanan Kesehatan Primer, Pusat

Pendidikan SDM Kesehatan, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Pusat Peningkatan

Mutu SDM Kesehatan, Analis Kebijakan Ahli Utama (dr. Untung Suseno Sutarjo,

M.Kes dan drg. Usman Sumantri, M.Sc).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 38

d. Asesmen Lapangan, dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2019 di Dinas

Kesehatan Propinsi Jambi dan Puskesmas di wilayah Kabupaten Muaro Jambi

yakni Puskesmas Pondok Meja. Kegiatan asesmen lapangan dilakukan sebagai

berikut yaitu :

Di ruang rapat Kantor Dinas

Kesehatan Propinsi Jambi,

mengundang kurang lebih 25

peserta dari Dinas Kesehatan

Propinsi Jambi, Dinas Kesehatan

Kabupaten Muaro Jambi, serta

Puskesmas Pondok Meja serta

peserta PADK yakni pejabat

struktural, pejabat fungsional dan staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.

Di Aula Puskesmas Pondok Meja dihadiri kurang lebih 25 orang yakni kepala

puskesmas, Kabid Pelayanan Kesehatan, seluruh staf puskesmas.

e. Finalisasi, dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2019 di RR PADK

Kemenkes lantai 9 (Rapat di luar jam

Kantor/RDK). Mengundang kurang lebih 50

orang, dengan narasumber dr. Harmein

Harun dan Kepala Pusat Pelatihan SDM

Kesehatan serta peserta dari Dirjen

Kesehatan Masyarakat (Direktorat Gizi

Masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga,

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat Promosi Kesehatan dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 39

Pemberdayaan Masyarakat), Direktorat

PTM, Direktorat PKP, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Biomedis dan

Tehnologi Dasar Kesehatan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Upaya

Kesehatan Masyarakat, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Sumber Daya dan

Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan

Manajemen Kesehatan, dan analis kebijakan ahli utama.

Rekomendasi yang Dihasilkan:

Rekomendasi analisis perilaku sumber daya manusia kesehatan di daerah

terpencil, perbatasan dan kepulauan, sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan Program Innovation Award sebagai langkah strategis dalam

meningkatkan aktualitas dan semangat untuk terus berpikir inovatif bagi para

SDM Kesehatan penugasan di daerah terpencil

2. Perlu dilakukan intervensi program lanjutan dengan menjadikan alumni

Nusantara Sehat sebagai Coach atau mentor bagi tenaga Nusantara Sehat

yang baru dan selanjutnya.

3. Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan dan pengembangan diri bagi Sumber Daya

Manusia Kesehatan untuk mengurangi gap kompetensi antara SDM kesehatan

di kota dan di daerah terpencil.

4. Menyediakan sarana dan prasarana di daerah seperti daerah asal tenaga

kesehatan tersebut (misal penyediaan wifii, sarana air bersih, lingkungan yang

aman dan nyaman)

5. Ada kepastian masa depan bagi tenaga kesehatan yang dikirim ke DTPK,

seperti selesai penugasan akan diangkat menjadi PNS.

8. ANALISIS KEBIJAKAN MEWUJUDKAN LANJUT USIA SEHAT

MENUJU LANJUT USIA AKTIF (ACTIVE AGEING)

Kegiatan Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat

Menuju Lanjut Usia Aktif (Active Ageing) telah dilaksanakan

seluruh tahapannya dan menghasilkan out put kegiatannya berupa

policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,

kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah

a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 40

Rapat Persiapan I dilaksanakan tanggal 5 April 2019 di ruang rapat PADK

Kemenkes dihadiri narasumber 1. Prof. Dr. Tri Budi W Rahardjo, drg, MS,

Anggota Tim Pokja Siklus Hidup Fase Lansia, 2. dr. Untung S, Sutarjo, M.Kes

(Analisis Kebijakan Ahli Utama), peserta Direktur Kesehatan Keluarga – Ditjen

Kesmas, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen

P2P, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan

NAPZA, Ditjen P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Kesmas,

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat,

Badan Litbangkes, Dr. dr. Yudha Turana Sp.S (K) (Ketua Pokja Siklus Hidup Fase

Lansia), Anies Irawati (Tim Pokja Siklus Hidup Fase Lansia), Pejabat dan Staf

Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Rapat Persiapan II dilaksanakan tanggal 17 Juli 2019 di Ruang Rapat PADK,

dihadiri narasumber : 1. Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan

Pembiayaan Kesehatan, 2. Direktur Kesehatan Keluarga, 3. Prof. Dr. dr. Siti

Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid, Peserta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2P, Direktur Pencegahan dan Pengendalian

Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Ditjen P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan

Primer, Ditjen Kesmas , Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Kesmas,

Kepala Pusat Data dan Informasi, Sekretaris Jenderal , Prof. Dr. Drg. Tri Budi W.

Rahardjo, Dr. Asviretty N.Y. Asir, MPH, dr. Yuda Turana, Sp.S(K) Ketua Pokja

Siklus Hidup, Pejabat Struktural dan Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan,

Pejabat Fungsional Analisis Kebijakan di lingkungan Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 41

Kesehatan, Pejabat Fungsional Administrator Kesehatan di lingkungan Pusat

Analisis Determinan Kesehatan.

b. Rapat Forum Dialog Analisis dilaksanakan tanggal Kamis - Sabtu/ 15 – 17

Agustus 2019 tempat : Hotel Dafam Teras Kita, narasumber : 1. Prof. Dr. dr. Siti

Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid (Ketua umum PB PERGEMI, 2. dr Donald Pardede.

MPPM (Staf Khusus Menteri Bidang PPK), 3. Dr. dr. Agus Hadian Rahim,

Sp.OT(K), M.Epid, MH.Kes.(Sesditjen Yankes), Peserta: Direktur Perencanaan

Kependudukan dan Perlindungan Sosial, Kementerian PPN/Bappenas, Asisten

Deputi Pemberdayaan Disabilitas dan Lansia, Kemenko PMK, Direktur

Rehabilitasi Sosial lanjut Usia, Ditjen Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial,

Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan, BKKBN, Kepala Kepala

Pusat Data dan Informasi, Sekretaris Jenderal, Direktur Pelayanan Kesehatan

Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Direktur Pelayanan Kesehatan

Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Direktur Kesehatan

Keluarga, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Kepala Subdirektorat

Kesehatan Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan Keluarga, Ditjen, Pelayanan

Kesehatan Kemenkes RI, Kepala Seksi Kualitas Kesehatan Lanjut Usia, Direktorat

Kesehatan Keluarga, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Analis Kebijakan

Ahli Utama (dr.Untung Suseno Sutarjo, M.Kes), Pejabat dan Staf Pusat Analisis

Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 42

c. Kegiatan Asesmen Lapangan dilaksanakan di Dinkes Provinsi Bali, tgl 21 – 23

Oktober 2019, diterima oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan

Provinsi Bali ibu Dian Nardiani, SKM, MPH, Peserta Pusat; 1. Prof. Dr. drg Tri

Budi Wahyuni R, MS, 2. Ir. Salimar, M.Si, 3. Pejabat dan Staf Pusat Analisis

Determinan Kesehatan, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI,

Responden Lokal: Pejabat dan staf pengelola kesehatan lansia, Dinas Kesehatan

Provinsi Bali (2 orang), Pejabat dan staf pengelola kesehatan lansia, Dinas

Kesehatan Kabupaten Bali (2 orang), Tim Geriatri Rumah Sakit Sanglah (1 orang),

Petugas pengelola kesehatan lansia, Puskesmas Ramah Lansia Mengwi, Kab.

Badung (1 orang), Kader posyandu santun lansia, Kab Badung (1 orang).

d. Rapat Penyusunan Dokumen Analisis dilaksanakan di ruang rapat lantai 3

Gedung Sujudi Kemenkes, pada tanggal 18 November 2019. Narasumber yang

hadir: 1. Dr. dr Harmein Harun, MSc, 2. Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

Kementerian Sosial RI. Peserta: Direktur Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal

Kesehatan Masyarakat, Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat

Jenderal P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah

Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,

Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 43

Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,

Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Setjen, Kepala Pusat Data

dan Informasi, Setjen, Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo,

M. Kes), Kepala Subdirektorat Kesehatan Lanjut Usia Direktorat Jenderal

Kesehatan Masyarakat, Kepala Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsional,

Direktorat Jenderal P2P, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid ( Tim Ahli

Kelompok Kerja Kebijakan dan Advokasi), Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo (Tim Ahli

Kelompok Kerja Suveilens dan Data ), Dr. RM. Nugroho Abiskusno, MSc (Tim Ahli

Kelompok Kerja Kebijakan dan Advokasi), Dr, dr. Yudha Turana, Sp.S (Tim Ahli

Kelompok Kerja Kebijakan dan Advokasi, Pejabat dan Struktural, Fungsional dan

Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.

e. Rapat Finalisasi dokumen Analisis dilaksanakan di Ruang rapat PADK

Kemenkes pada tanggal 9 Desember 2019. Rapat finalisasi dihadiri narasumber :

1. Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo (Tim Ahli Kelompok Kerja Suveilens dan Data ),

2. Dr. dr. Harmein Harun, M.Sc dan sebagai pembahas : 1. Staf Ahli Menteri

Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan, 2. Analis Kebijakan Ahli

Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes). Peserta yang hadir antara lain :

Direktur Bina Ketahanan Lansia dan Rentan BKKBN, Direktur Penanggulangan

Kemiskinan BAPPENAS, Direktur Rehabilitasi Sosial Usia Lanjut Kementerian

Sosial, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, Direktur Kesehatan

Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur Pelayanan

Kesehatan Primer, Direktorat Jenderal Pelayanan, Direktur Pelayanan Kesehatan

Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian

Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Direktur

Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Surveilans

dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,

Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 44

Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,

Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Setjen, Kepala Pusat Data

dan Informasi, Setjen, Kasubdit Kesehatan Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan

Keluarga, Kasubbit Penyakit Diabetes Mellitus dan Gangguan Metabolik,

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kasubbit

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Tidak Menular, Dr. dr. Yudha Turana,Sp.S (Tim Ahli Kelompok Kerja

Kebijakan dan Advokasi, Pejabat dan Struktural, Fungsional dan Staf Pusat

Analisis Determinan Kesehatan.

Rekomendasi yang Dihasilkan:

1. Mewujudkan lanjut usia sehat menuju lanjut usia aktif maka diperlukan

kebijakan dan program antara lain:

a. Mengurangi beban kelebihan disabilitas, terutama pada populasi miskin dan

terpinggirkan

b. Mengurangi faktor risiko yang terkait dengan penyebab penyakit utama dan

meningkatkan faktor yang melindungi kesehatan dan kesejahteraan

sepanjang hidup

c. Mengembangkan sistem perawatan kesehatan primer yang menekankan

promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan penyediaan perawatan

jangka panjang yang bermartabat.

d. Mengadvokasi dan bekerja sama dengan sektor-sektor lain (seperti

pendidikan, perumahan dan pekerjaan) untuk memengaruhi perubahan

perilaku positif dalam mengembangkan faktor-faktor yang mendukung lanjut

usia menuju hidup sehat dan aktif.

2. Strategi dan Arah Kebijakan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 45

a. Perlindungan sosial melalui pembekalan pendidikan dan pemberdayaan

bagi lanjut usia.

b. Populasi lanjut usia yang sehat dimulai dari gaya hidup sehat, mengurangi

faktor risiko penyakit dengan penedekatan siklus hidup dimulai dari janin

sampai lanjut usia dan perawatan jangka panjang.

c. Membangun kesadaran masyarakat dan lingkungan ramah lanjut usia

d. Pendamping perawatan (caregiver) melalui pengaturan kelembagaan

dengan memerhatikan standar mutu dan sistem pendidikan caregiver.

Hormati dan penuhi kebutuhan lanjut usia penguatan kebijakan - kebijakan

serta perlindungan terhadap kekerasan pada lanjut usia.

9. ANALISIS KEBIJAKAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA

MANUSIA

Kegiatan Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan dalam

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia telah dilaksanakan

seluruh tahapannya dan menghasilkan out put kegiatannya

berupa policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,kesimpulan dan

rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah :

a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:

- Rapat persiapan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2019 pk 09.00

– 12.30 wib dilaksanakan di

Ruang Rapat PADK Kemenkes,

lantai 9. Mengundang kurang

lebih 50 orang, dengan

narasumber Direktur Gizi

Masyarakat, dan peserta wakil

dari Direktorat Penanggulangan

dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Kesehatan Keluarga,

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Promkes dan

Pemberdayaan Masyarakat, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,

Pusrengun – BPPSDM, Pusat Penelitian dan Pengembangan UKM, Pakar

Gizi (Dr. Anies Irawati), Peneliti dari Badan Litbangkes (Dr. Nellys dan Dr.

Fitrah), dan Ketua Tim Pokja Pengembangan Siklus Hidup Rapat persiapan

kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2019 di ruang rapat PADK

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 46

Kemenkes lantai 9 (Rapat diluar jam kantor/RDK). Mengundang kurang

lebih 50 peserta dengan narasumber Kepala Pusat Ketahanan Pangan-

Kementerian Pertanian, Badan Litbangkes, Direktur Penanggulangan dan

Pencegahan Penyakit Tidak Menular, dan peserta wakil dari Direktorat

Kesehatan Keluarga, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat

Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Biro Komunikasi dan

Pemberdayaan Masyarakat, Pusrenggun – BPPSDM, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan Tehnologi Dasar Kesehatan, Pusat Penelitian

dan Pengembangan UKM, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembanagn

Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Pakar Gizi (Dr. Anies Irawati),

Peneliti (Dr. Fitrah dan Dr. Nellys), Ketua dan anggota Tim Pokja

Pengembangan Siklus Hidup, dan Analis Kebijakan Ahli Utama.

b. Forum Dialog, dilaksanakan pada tanggal 28 sd 30 Agustus 2019 di Hotel

Dafam Teraskita – Jakarta (full board).

Mengundang kurang lebih 50 peserta

dengan Narasumber dari BAPENNAS,

wakil rektor IPB, Dinas Kesehatan

Sukoharjo, Kementerian Kelautan dan

Perikanan, dan peserta wakil dari

Dinas Kesehatan Provinsi Terpilih

(Jawa Tengah, Maluku, Banten, Jawa Timur,

Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Kabupaten

Bogor, serta Kota Depok), Pusat Ketahanan

Pangan-Kementerian Pertanian, Direktorat

Kesehatan Gizi, Direktorat Penanggulangan

dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi Dasar Kesehatan,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Seameo

Refron, LIPI, Pakar Gizi (Dr. Anies Irawati), Peneliti (Dr. Fitrah), Tim Pokja

Pengembangan Siklus Hidup, Konsultan Ahli Kebijakan (dr. Harmein Harun), dan

Analis Kebijakan Ahli Utama.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 47

c. Rapat Penyusunan, dilaksanakan

pada tanggal 18 oktober 2019 di

ruang rapat PADK Kemenkes lantai 9

(Rapat di luar jam kantor/RDK).

Mengundang kurang lebih 50

peserta, dengan narasumber dr

Harmein Harun (konsultan

kebijakan), dan Muhammad Adil,

MPH (Direktorat Gizi), dengan peserta undangan dari Pusat Ketahanan Pangan

Kementerian Pertanian, Direktorat

Kesehatan Gizi, Direktorat

Penanggulangan dan Pencegahan

Penyakit Tidak, Seameo Refron,

Direktorat Promkes dan Pelayanan

Masyarakat, Direktorat PKP, Tim Pokja

Pengembangan Siklus Hidup, Analis

Kebijakan Ahli Utama (dr. Untung

Suseno Sutarjo, M.Kes).

d. Asesmen Lapangan, dilaksanakan pada tanggal 24 – 26 Oktober 2019 di Dinas

Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan 4 Puskesmas di wilayah Kabupaten

Sukoharjo yakni Puskesmas Polokarto, Sukoharjo, Bendosari dan Weru. Kegiatan

asesmen lapangan didampingi narasumber dr. Harmein Harun (konsultan

kebijakan) dan Dr. Anies Irawati (Ahli Gizi). Kegiatan asesmen lapangan dilakukan

sebagai berikut yaitu :

Di ruang rapat Kantor Dinas

Kesehatan Kabupaten Sukoharjo,

mengundang kurangb lebih 50

peserta dari Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah, dan dari

wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah

Tim Penggerak PKK, Dinas

Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian

dan Lingkungan Hidup, Badan Keuangan Daerah, Badan Anggaran Daerah,

Kepala Dinas Kesehatan beserta jajarannya, Puskesmas Polokarto,

Puskesmas Bendosari, Puskesmas Sukoharjo dan Puskesmas Weru serta

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 48

peserta PADK yakni pejabat dan staf serta analis kebijakan madya dan pejabat

fungsional ahli madya.

Di Aula Puskesmas Polokarto,

Bendosari dan Sukoharjo masing-

masing puskesmas dihadiri kurang

lebih 50 orang yakni kepala

puskesmas, Kabid Gizi Kesmas,

seluruh staf puskesmas, kepala

desa dan lurah, tokoh masyarakat

dan kader posyandu, kader

masyarakat (sebagai AoC bernama DAHSIAT), dan TP PKK Kecamatan

Di Aula Puskesmas Weru : dihadiri

kurang lebih 50 peserta yakni

bapak camat, kepala puskesmas,

ketua TP PKK, kader posyandu,

kader masyarakat (Kepala

Paguyuban Rahusodo Utomo),

Danramil,

CSR (Perusahaan tekstil), dan seluruh jajaran

Puskesmas Weru.

e. Finalisasi, dilaksanakan pada tanggal 18

Desember 2019 di RR PADK Kemenkes

lantai 9 (Rapat di luar jam Kantor/RDK).

Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan

narasumber dr. Harmein Harun dan Dr.

Trihono serta peserta dari Dirjen Kesehatan

Masyarakat (Direktorat Gizi Masyarakat,

Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga,

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat), Direktorat PTM,

Direktorat PKP, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 49

Dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Upaya Kesehatan

Masyarakat, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan

Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Humaniora dan

Manajemen Kesehatan, Seameo Refron, pakar gizi (Dr. Anies Irawati), peneliti

(Dr. Fitrah dan Dr. Nellys), Ketua dan anggota Tim Pokja Pengembangan Siklus

Hidup, dan analis kebijakan ahli utama.

Rekomendasi yang Dihasilkan:

Rekomendasi analisis kebijakan penganekaragaman pangan dalam meningkatkan

kualitas SDM”

1. Perlu dilakukan kesinergian Pemerintahan Pusat dan Daerah baik dari tingkat

Provinsi, dan Kabupaten/Kota bahkan sampai tingkat Desa.

2. Perlu kerja sama lintas program dan sektor diberbagai pemangku kepentingan

termasuk dalam mengatasi permasalahan penganekaraman konsumsi pangan

disesuaikan dengan menu gizi seimbang (isi piringku)

3. Perlu peningkatan kuantitas dan kualitas penganekaragaman konsumsi pangan

masyarakat, melalui :

a. Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat

sesuai menu gizi seimbang (isi piringku)

b. Pemerintah Pusat perlu mengembangkan penganekaragaman pangan

melalui implementasi isi piringku menurut kelompok umur, khususnya anak

usia 6-23 bulan dan 24-59 bulan (1000 HPK).

c. Pengembangan pangan pokok lokal

d. Promosi sosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di

masyarakat/keluarga dengan “food model”

e. Peningkatan pangan segar yang aman, sehat dan bermutu

f. Peningkatan efektivitas dan kesamaan koordinasi penanganan penganeka

ragaman konsumsi pangan masyarakat di tingkat Pemerintah Pusat dan

Daerah baik kabupaten maupun kota.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 50

10. ANALISIS KEBIJAKAN PERAN FILANTROPI UNTUK

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Kegiatan Analisis Kebijakan Peran Filantropi untuk

Pembangunan

Kesehatan telah

dilaksanakan seluruh

tahapannya untuk menghasilkan output

kegiatannya berupa Policy Paper yang

berisi Pendahuluan, Analisis, Diskusi,

Kesimpulan dan Rekomendasi. Adapun

tahapan kegiatan yang telah dilakukan

adalah:

a. Rapat Persiapan

Rapat Persiapan dilakukan 2 kali:

- Rapat Persiapan I di laksanakan tgl 21 Mei 2019 pukul 09.00 – 12.30 wibdi

Ruang rapat PADK Kemenkes, Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan

narasumber Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan Pembiayaan

Kesehatan (dr. Donald Pardede,

MPPM) dan Direktur Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat. Peserta adalah wakil

dari Direktorat Kesehatan Keluarga,

Direktorat Kesehatan Gizi, Kepala

Pusat data dan Informasi, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen

Kesehatan, Para Analis Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan Pratama.

- Rapat Persiapan II dilaksanakan tgl 7 Agustus 2019 pukul 09.00 – 12.30 wib

di Ruang Rapat PADK, Kemenkes, lantai 9 Gedung Sujudi. Mengundang

kurang lebih 50 orang, dengan

narasumber Ketua Persatuan

Filantropi Indonesia dan Direktur

Utama RSCM, Peserta kegiatan ini

adalah wakil dari Direktorat

Penanggulangan dan Pencegahan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 51

Penyakit Tidak Menular, Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan

Gizi, Dr. Harmein Harun, Kepala Pusat data dan Informasi, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Para

Analis Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan Pratama.

b. Rapat Forum Dialog

Rapat Forum Dialog Analisis

dilaksanakan tanggal 2 – 4

September 2019 di Hotel Ibis Cawang

Jakarta, Mengundang kurang lebih 50

peserta dengan Narasumber yaitu

Prof DR Laksono Trisnantoro, MSc.

PhD., dan Direktur Perancangan Peraturan Perundang-Undangan

Kemenhumham, Peserta dari kegiatan ini adalah Japfa Foundation, Dompet

Dhuafa, Yayasan Kalla, Dinkes Bekasi, RSUD Kudus, Direktur Pusat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dr. Harmein Harun, Kepala Pusat

data dan Informasi, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biomedis dan

Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan

Humaniora dan Manajemen Kesehatan,

Para Analis Kebijakan Ahli Utama,

Madya, Muda dan Pratama.

c. Rapat Penyusunan

Rapat penyusunan dokumen Analisis dilaksanakan tgl 20 Oktober 2019 pukul

16.00 sd 19.00 wib di Ruang Rapat Lantai 3 Gedung Sujudi Kemenkes,

mengundang 50 peserta dengan narsumber Konsultan Kebijakan DR. Harmein

dan Direktur Jenderal Perpajakan. Peserta dari kegiatan ini adalah Dompet

Dhuafa, We Care Indonesia, Japfa Foundation, Aksi cepat tanggap, Direktorat

Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat

Kesehatan Keluarga, Direktorat

Kesehatan Gizi, Dr. Harmein Harun,

Kepala Pusat data dan Informasi,

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 52

Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Humaniora dan Manajemen Kesehatan,Dinkes DKI, Para Analis Kebijakan Ahli

Utama, Madya, Muda dan Pratama.

d. Asesmen Lapangan

Kegiatan asesmen lapangan dilaksanakan di Dinkes Kabupaten Bekasi,

Perusahaan Yutaka Manufacturing Indonesia, dan Perusahaan Indofood pada

tanggal 28 – 30 Oktober 2019, Dengan didampingi narasumber dr. Harmein

Harun (konsultan kebijakan) dan Dr. Anies Irawati (Ahli Gizi). Kegiatan asesmen

lapangan dilakukan sebagai berikut yaitu:

Dinkes Kabupaten Bekasi

Di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, mengundang 30 peserta

dari Dinas Kesehatan,pemegang program promosi kesehatan, kader

kesehatan, puskesmas dan RSUD Bekasi.

PT Yutaka Manufacturing Indonesia

PT Yutaka Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang didirikan

bersama oleh Yutaka Giken Co Ltd

Jepang dengan PT. Astra Honda Motor.

Produk utama dari PT Yutaka

Manufacturing Indonesia adalah Disc Plate

dan Knalpot untuk komponen kendaraan

roda dua khusus PT Astra Honda Motor.

Filantropi di PT Yutaka

Manufacturing Indonesia masih

merupakan hal baru, kegiatan sosial

yang dilaksanakan selama ini

adalah menggunakan dana

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53

Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan filantropi di PT Yutaka Manufacturing

Indonesia diketahui dilaksanakan oleh pihak lain yaitu Dewan Kemakmuran

Masjid setempat atau menggunakan pengumpulan dana secara sukarela dari

para pegawai perusahaan. Kegiatan filantropi tersebut berjalan secara

swadaya dan tidak ditangani oleh pihak PT Yutaka Manufacturing Indonesia.

PT. Indofood

Berdasarkan hasil wawancara

yang diilakukan, diketahui bahwa

belum ada kebijakan yang secara

khusus mengatur peran filantropi

dalam pembangunan kesehatan.

Sehingga dalam pelaksanaannya

tidak ditemukan adanya kendala

yang dapat menghambat filantropi

dalam memberikan bantuan kesehatan.

Belum adanya kebijakan yang

mengatur terkait penerimaan dan

pengelolaan dana hibah dari

masyarakat kepada instansi

pemerintah memunculkan kendala

bagi pihak dinas kesehatan, rumah

sakit, dan puskesmas. Kendala

tersebut adalah munculnya kehawatiran dalam pengelolaan bantuan tersebut

yang dapat berujung pada temuan oleh pihak auditor internal maupun

eksternal. Dampak dari hal tersebut adalah instansi pemerintah lebih banyak

menolak bantuan dari masyarakat, dan masyarakat lebih memilih untuk

memberikan sumbangan kepada pihak ketiga atau swasta.

e. Finalisasi

Dilaksanakan pada tanggal 20

Desember 2019 di ruang rapat PADK

Kemenkes lantai 9 gedung Sujudi pukul

16.00 sd 19.00 wib. Kegiatan ini

mengundang 50 orang, dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 54

narasumber dr. Harmein Harun dan

Direktur Promosi Kesehatan dan

Pemberayaan Masyarakat. Peserta

dari kegiatan ini adalah Dompet

Dhuafa, Kitabisa.com, We Care

Indonesia, Japfa Foundation, Aksi

cepat tanggap, Direktorat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Tidak

Menular, Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan Gizi, Kepala

Pusat data dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan

Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora

dan Manajemen Kesehatan, Dinkes DKI, para analis kebijakan ahli utama,

madya, muda dan pratama.

Rekomendasi yang Dihasilkan:

Kementerian Kesehatan :

1. Pemerintah membuat mapping Peluang Kontribusi Filantropi untuk mendukung

Kesehatan, yang di upragde secara berkala dan di share di organisasi Filantropi

2. Pemerintah harus bisa mengidentifikasi dimana kebutuhannya dan dimana

kemitraan bisa dilakukan (dan kemitraan harus menyepakati manfaat yang

dikejar, risiko yang ditanggung bersama, dan indikator yang disepakati bersama).

3. Perlu ada forum komunikasi antara Kemenkes, filantropi, dan lintas sektor

untuk koordinasi.

Filantropi :

1. Filantropi mempunyai visi yang semakin besar di sektor kesehatan

2. Filantropi melakukan komunikasi secara teratur dan sistematis dengan

pemerintah

3. Filantropi melakukan Inovasi yang bisa diadopsi oleh pemerintah

4. Filantropi melakukan peningkatan pemanfaatan bantuan

A.2. Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan lainnya:

1. ADVOKASI HASIL ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN DALAM

MENDUKUNG PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA (PERTEMUAN

KOORDINASI IMPLEMENTASI INPRES 4 TAHUN 2019 TENTANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM MENCEGAH, MENDETEKSI, DAN

MERESPONS WABAH PENYAKIT PANDEMI GLOBAL, DAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 55

KEDARURATAN NUKLIR, BIOLOGI, DAN KIMIA)

Setelah terjadinya wabah penyakit seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah

(SARS), infeksi virus Nipah, avian

influenza A (H5N1) dan A (H7N9), Ebola

dan wabah Zika Virus; negara-negara di

dunia menyepakati komitmen global

baru untuk memperkuat kesiapsiagaan

pandemi dan membangun kapasitas inti

(core capacity) untuk meningkatkan ketahanan kesehatan (health security) yang

efektif mampu mengatasi potensi ancaman kesehatan.

Upaya berkelanjutan untuk

memperkuat ketahanan kesehatan

dan penanganan ancaman kesehatan

dengan lebih baik berfokus pada

kolaborasi, koordinasi, dan

peningkatan kapasitas yang lebih

besar di tingkat nasional, regional,

dan global tiap negara. Selain pengembangan kapasitas dan pencegahan dan

pengendalian penyakit. Sebagian besar negara memiliki komitmen untuk

mengkolaborasikan upaya peningkatan akses dan mutu kesehatan manusia dan

kesehatan hewan. Namun tantangan utama adalah bagaimana memastikan

pembiayaan berkelanjutan untuk mengkolaborasikan seluruh komponen lintas

sektor dalam rangka menghadapi ancaman kesehatan dan kesiapsiagaan

menghadapi pandemi.

Pada tahun 2016, bertolak dari latar belakang inilah pertemuan tingkat tinggi

tentang pembiayaan berkelanjutan dan integrasi regional untuk meningkatkan

keamanan kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi diadakan di Bali,

Indonesia. Pertemuan dihadiri dari delegasi pemerintah, dari kementerian

kesehatan, pertanian / peternakan, dan keuangan; perwakilan organisasi

regional; lembaga multilateral dan mitra pembangunan. Rekomendasi utama dari

pertemuan tersebut adalah pengembangan alat penilaian pembiayaan

keamanan kesehatan yang mencakup satu pendekatan kesehatan dari semua

ancaman kesehatan dan dibangun dengan alat dan mekanisme yang ada. Tools

yang kemudian disebut Health Security Financing Assessment Tools (HSFAT) ini

memberikan informasi dalam pembiayaan holistik ketahanan kesehatan,

berfungsi sebagai alat advokasi untuk meningkatkan pembiayaan domestik dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 56

eksternal, serta dalam rangka

meningkatkan efisiensi pembiayaan,

serta menjadi dasar dalam menyusun

kebijakan pembiayaan ketahanan

kesehatan di Indonesia. Penilaian

pembiayaan ketahanan kesehatan

saat ini sedang diujicobakan di

Vietnam dan akan dilaksanakan masing-masing di Indonesia, Kamboja,

Myanmar, dan Laos, dengan dukungan dari Bank Dunia dan para mitra.

Tujuan dari Health Security Financing Assessment Tools (HFSAT) adalah untuk

mendukung pemerintah nasional dalam mengembangkan strategi keuangan

yang terkait dengan rencana aksi nasional yang diprioritaskan untuk Keamanan

Kesehatan dan memampukan negara-negara untuk memiliki sistem pembiayaan

yang kuat dan berkelanjutan menuju keamanan kesehatan yang efektif. Tools ini

dirancang untuk mendorong dialog kebijakan nasional mengenai pembiayaan

keamanan kesehatan baik untuk kesehatan manusia maupun hewan dan sektor-

sektor lain yang relevan dengan keamanan kesehatan. Tools ini juga

menginformasikan penyempurnaan strategi dan instrumen pembiayaan

keamanan kesehatan untuk meningkatkan kapasitas regulasi ketahanan

kesehatan nasional.

Pada tahun 2017, Indonesia sebagai negara anggota World Health Organization

(WHO) telah bernisiatif melakukan Joint External Evaluation (JEE) untuk

mengidentifikasi kesenjangan

kapasitas kesiapan kesehatan dan

kesiapsiagaan menghadapi

pandemi namum tools untuk

memandu penyusunan baseline

investasi negara dalam

pengembangan kapasitas menyusul diluncurkan pada tahun 2018 yakni

Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan - National Action Plan for Health

Security (NAPHS). Tools ini berupa pemetaan pembiayaan ketahanan kesehatan

secara nasional yang dibutuhkan lima tahun ke depan. Manfaat tools adalah

memetakan sumber daya serta mencegah terjadinya kekurangan dana dalam

implementasi ketahanan kesehatan. Gambaran rencana nasional ini akan

dipublish terbuka sehingga mitra donor dapat membantu.

Sejalan dengan hal tersebut, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 57

kesehatan menyebutkan bahwa jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan

Daerah Provinsi terdiri atas: pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak

krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan b.

pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

Data dan informasi dari kedua tools

ini (HSFAT dan NAPHS), serta

perhitungan biaya yang dibutuhkan

menggunakan tools penghitungan

biaya SPM (Siskobikes) akan menjadi

data yang digunakan sebagai dasar

analisis penyusunan evidence based

policy. Kesenjangan, tumpang tindih, dan kebutuhan kebijakan menjadi hal

prioritas yang akan dianalisis dari hasil analisis belanja ketahanan kesehatan,

kebutuhan ketahanan kesehatan, serta standar biaya SPM kebencanaan dan

KLB.

Sejalan dengan hal tersebut telah ditetapkan Instruksi Presiden No 4 tahun 2019

tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan

Merespons Wabah Penyakit Pandemi

Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,

dan Kimia. Sehubungan telah

ditetapkannya Inpres tersebut maka

dipandang perlu untuk dilaksanakan

pertemuan koordinasi lintas

Kementerian dan Lembaga terkait pelaksanaan implementasi Instruksi Presiden

No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah,

Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan

Nuklir, Biologi, dan Kimia khususnya yang diinstruksikan pada Kementerian

Kesehatan untuk mengkaji pembiayaan yang diperlukan dalam meningkatkan

kapasitas negara. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Pusat Analisis

Determinan Kesehatan pada tanggal 12 September 2019 di Jakarta.

KESIMPULAN

Dari hasil pertemuan diperoleh kesimpulan bahwa pada tingkat pusat

(Kementerian dan Lembaga), pemahaman tentang ketahanan kesehatan sudah

mulai tumbuh namun belum cukup baik dan dipahami secara meluas. Masih

ditemukan kendala teknis seperti perbedaan pandangan penetapan Definisi

Operasional Ketahanan Kesehatan yang akan dijadikan rujukan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 58

Belum ditunjuk Unit teknis di Kementerian dan Lembaga masing-masing terkait

dalam hal implementasi Inpres 4 / 2019 sehingga program belum dapat sustain

dan tepat sasaran.

REKOMENDASI

a) Pusat Analisis Determinan Kesehatan bersurat kepada kementerian dan

lembaga yang tercantum dalam Inpres 4/2019 agar masing-masing instansi

dapat menunjuk key person pada unit perencanaan dan teknis K/L masing-

masing untuk berkoordinasi lebih lanjut.

b) Mendorong diluncurkannya Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan

(NAPHS), agar dapat diimplementasikan dan dikolaborasikan dengan hasil

pengisian instrumen pembiayaan ketahanan kesehatan.

2. JEJARING PENINGKATAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN :

PENYUSUNAN NASKAH KAJIAN PEMBENTUKAN BADAN NASIONAL

PARIWISATA KESEHATAN

Pembangunan Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sasaran prioritas

dalam program kerja Presiden Joko Widodo. Sektor pariwisata berada di posisi

kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah Crude Palm Oil. Pertumbuhan

sektor pariwisata di Indonesia mencapai 25,68% pada tahun 2018. Indonesia

menempati urutan pertumbuhan sektor pariwisata tercepat ke-9 di dunia, nomor

3 di Asia, dan nomor 1 di Asia Tenggara menurut WTTC (World Travel and

Tourism Council). Indonesia ranking 7 dalam “Top-10 Countries Best in Travel

negara tujuan wisata paling diminati. Pada tahun 2019 dari sekor pariwisata

pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai

20 juta orang dengan perolehan target devisa sebesar 20 miliar dollar AS atau

setara dengan Rp 2,8 triliun.

Indonesia sesungguhnya memiliki masa depan pariwisata kesehatan yang

menjanjikan jika sektor ini dikembangkan dengan tata kelola yang efektif

sehingga akan meningkatkan nilai manfaat ekonomi yang berkontribusi signifikan

bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Potensi pariwisata

kesehatan di Indonesia yang dapat dikembangkan antara lain pariwisata medis,

pariwisata kebugaran/tradisional, pariwisata olahraga, dan pariwisata ilmiah

kesehatan.

Dalam wisata medis, Indonesia memiliki layanan unggulan yang kompeten dan

mampu bersaing dengan negara tetangga namun belum dikemas dengan

strategis promosi yang menjual. Pada pariwisata kebugaran/tradisional,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 59

Indonesia mempunyai potensi yang besar karena memiliki kekayaan ragam

tanaman kesehatan, salah satu yang terkaya di dunia selain Brazil, selain

beragam teknik kebugaran tradisional. Di bidang pariwisata olahraga, Indonesia

mempunyai peluang yang besar dalam pemanfaatan sarana dan prasarana

olahraga sebagai bagian yang terintegrasi dengan pelayanan Rumah Sakit

Olahraga/Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM). Selain itu, Indonesia

juga memiliki prospek di bidang pariwisata ilmiah kesehatan, yaitu parwisata

herbal dan museum kesehatan.

Pengembangan pariwisata kesehatan dengan berbasis semua potensi tersebut

mendapat sejumlah tantangan yang cukup serius, diantaranya perlunya

perumusan ulang konsep kepariwisataan kesehatan nasional, luasnya lintas

sektor dan lintas program yang perlu dilibatkan, perlunya penguatan kebijakan

dan atau perbaikan dukungan regulasi, pembenahan infrastruktur dan

suprastruktur kesehatan, dan diperlukannya sejumlah satuan teknis tertentu

yang dapat bekerja lintas sektor untuk mengangani hal-hal teknis pariwisata

kesehatan.

Memperhatikan situasi tersebut, dipandang perlu adanya suatu lembaga yang

bertanggungjawab dalam perancangan, perumusan, penetapan, koordinasi,

sebagai wadah untuk 1) menyusun kebijakan teknis wisata kesehatan, 2)

melakukan koordinasi lintas sektor untuk mancari solusi terhadap seluruh

hambatan pengembangan wisata kesehatan, 3) menyusun perencanaan

program dan kegiatan pengembangan wisata kesehatan serta 4) melakukan

pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program.

Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Uraian kegiatan penyusunan Analisis Pengembangan Pariwisata Kesehatan

Indonesia 2018 - 2020 terdiri dari :

Persiapan dilaksanakan satu kali di kantor, untuk mengidentifikasi

masalah serta memetakan pemangku kepentingan yang akan terlibat.

Penyusunan Draft dilaksanakan empat kali di kantor dan satu kali di luar

kantor (Jakarta), pada kegiatan ini dilakukan penyusunan draft analisis

kebijakan dari kerangka pikir dan kerangka kerja yang telah disusun.

Finalisasi dilaksanakan 1 kali di kantor, menghasilkan gambaran besar

kerangka konsep penulisan policy paper pembentukan badan/konsorsium

penyelenggara wisata kesehatan.

Rekomendasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 60

a) Badan Nasional Wisata Kesehatan diperlukan untuk mengefektifkan

koordinasi lintas sektor penyelenggara wisata kesehatan yang menjalankan

fungsi secara komprehensip (memfasilitasi kolaborasi sektor publik-swasta

dalam skema PENTAHELIX) yang terpadu untuk industri perjalanan terkait

kesehatan (4 konsep wisata kesehatan), untuk promosi, pengembangan

bisnis, fasilitasi, jejaring, regulasi, dan sebagai pusat untuk menangani

semua pertanyaan tentang wisata kesehatan serta untuk secara efektif

mengatasi masalah yang mempengaruhi industri wisata kesehatan.

b) Diperlukan kebijakan dan regulasi yang mengatur tentang

Penyelenggaraan Wisata Kesehatan

3. PENGUATAN ANALISIS DAN PENYUSUNAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN KESEHATAN (GERMAS)

Kegiatan penguatan ini berupa belanja jasa konsultan analisis kebijakan

pembangunan kesehatan. Jasa konsultan dialokasikan untuk dapat memberikan

pengayaan pada analisis kebijakan dan rancangan kebijakan yang disusun

PADK dengan memberikan sudut pandang yang berbeda dan objektif sehingga

hasil analisis maupun rancangan kebijakan yang disusun menjadi semakin

komprehensif dalam menjawab berbagai isu, permasalahan kesehatan dan

program prioritas.

Pada tahun 2019, analisis yang difokuskan pada topik Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Germas sudah dicanangkan sejak tahun

2017 dan ditetapkan dalam payung hukum Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun

2017. Pada Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Germas

juga masih menjadi program besar dalam hal promotif dan preventif bidang

Kesehatan melalui indikator target Pembudayaan Germas. Akan tetapi, gema

dari program Germas di tengah masyarakat masih dirasa belum maksimal.

Kajian eksternal oleh konsultan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya

melihat permasalahan melalui perspektif berbeda dan memperkaya alternatif

intervensi serta solusi.

Proses penunjukkan konsultan dilakukan sesuai aturan pengadaan jasa

konsultan. Adapun tema-tema analisis kebijakan Germas yang disusun adalah:

1) Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit

2) Peningkatan Aktivitas Fisik

3) Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat

4) Peningkatan Kualitas Lingkungan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 61

5) Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi

4. ANALISIS PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL

DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN SPM BIDANG

KESEHATAN

Penguatan Sistem Kesehatan di seluruh pemerintah

daerah adalah salah satu modalitas untuk memperkuat input

penyediaan pelayanan dasar bagi setiap warga negara untuk

mencapai target SPM bidang kesehatan secara nasional yang diamanatkan

dalam Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional (SKN). SKN adalah landasan pengelolaan kesehatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat

secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap

terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan

nasional untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya.

Terbitnya PP No. 2/2018 tentang Standar Pelayanan Minimal yang dimaknai

sebagai tanggung jawab Provinsi maupun Kabupaten/Kota, memberikan amanah

kepada kementerian penyelenggara urusan pemerintah terkait untuk menyusun

standar teknis pelaksanaan SPM. Peraturan Pemerintah ini maka secata

otomatis menggantikan Permenkes No. 43/ 2016 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan yang terdiri dari 12 layanan. Maka penyusunan ulang

standar teknis menjadi sesuatu yang penting, agar standar dapat dilaksanakan

dengan baik di semua daerah.

Berikut gambaran pemetaan Sistem Kesehatan Nasional di 10

kabupaten/kota pilot project yang dipilih berdasarkan dari hasil capaian SPM

serta fiskal pada suatu provinsi:

No Provinsi

Upaya

Keseh

ata

n

Pen

elit

ian d

an

Pen

gem

ban

ga

n

Keseh

ata

n

Pem

bia

yaan

Sum

ber

Daya

Manusia

Farm

alk

es

Mana

jem

en

Keseh

ata

n

Pem

berd

ayaan

Masyara

kat

1 Kota Pekanbaru 51 25 35 39 79 30 0

2 Kabupaten Kuantan Singingi

64 0 18 29 59 95 0

3 Kota Bogor 74 25 0 50 61 20 32

4 Kabupaten Cianjur 43 0 0 21 86 35 21

5 Kabupaten Gresik 71 0 18 4 53 30 16

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 62

6 Kabupaten Jombang 73 50 24 71 93 30 26

No Provinsi

Upaya

Keseh

ata

n

Pen

elit

ian d

an

Pen

gem

ban

ga

n

Keseh

ata

n

Pem

bia

yaan

Sum

ber

Daya

Manusia

Farm

alk

es

Mana

jem

en

Keseh

ata

n

Pem

berd

ayaan

Masyara

kat

7 Kabupaten Buleleng 77 0 18 50 70 0 32

8 Kabupaten Bangli 89 0 6 32 89 30 37

9 Kota Makassar 70 25 12 21 76 33 21

10 Kota Pare Pare 81 0 0 21 71 63 5

Ket:

Sangat Baik

76 - 100%

Cukup 26 - 50%

Baik

51 - 75%

Kurang 0 - 25%

Ketika hasil pemetaan diatas disandingkan dengan pencapaian target per jenis

layanan pada Sistem Kesehatan Daerah pada kabupaten/kota yang sama dan pada

bulan Oktober 2019, membuktikan bahwa pemerintah daerah kabupaten kota

belum siap dalam mengadministrasikan sistem kesehatan dalam menerapkan

standar pelayanan minimal kabupaten/kota.

No Provinsi SPM 2019

1 Kota Pekanbaru 0

2 Kabupaten Kuantan Singingi 0

3 Kota Bogor 0

4 Kabupaten Cianjur 0

5 Kabupaten Gresik 44

6 Kabupaten Jombang 39

7 Kabupaten Buleleng 44

8 Kabupaten Bangli 45

9 Kota Makassar 0

10 Kota Pare Pare 0

Ket:

Baik 100%

Sedang 51 - 99%

Kurang 0 - 50%

Capaian SPM di daerah tidak hanya dipengaruhi oleh Sistem Kesehatan

Nasional namun juga sangat dipengaruhi oleh dinamika determinan kesehatan lain

seperti determinan politik, sosial, ekonomi, agama, budaya, pengarusutamaan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 63

kesehatan dalam pembangunan dan lain - lain yang secara langsung

mempengaruhi kinerja kepemimpinan

para kepala daerah kabupaten/kota

dalam mencapai ke 12 target jenis

pelayanan dasar.

Penyusunan Analisis dilakukan melalui

berbagai tahapan yaitu rapat persiapan,

rapat penyusunan instrumen,

pelaksanaan asesmen lapangan pada 2

kabupaten/kota di 5 provinsi pilot project,

pembahasan hasil asesmen lapangan.

Pembiayaan untuk pelaksanaan

Penyusunan Instrumen Penguatan Sistem

Kesehatan Nasional dalam Mendukung

Pencapaian SPM Bidang Kesehatan

bersumber pada dana hibah WHO Biennium 2018-2019.

Tahap Kegiatan

Rapat Persiapan

Dilaksanakan satu kali pada tanggal 17 Mei 2019 di Ruang Rapat PADK

dengan mengundang program penanggung jawab indikator SPM Kesehatan

serta lintas sektor seperti Bappenas, Kementerian Dalam Negeri serta para

pakar.

Penyusunan Instrumen Evaluasi

Dilaksanakan fullday 2 hari di hotel Aston Rasuna pada 20 – 21 Juni 2019

dengan mengundang unit utama serta 1 peserta daerah sebagai pilot project

hasil capaian SPM Kesehatan.

Asesmen Lapangan

Dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota

pada 5 provinsi pilot project dengan

acuan pelaporan SPM Kesehatan serta

kapasitas fiscal kabupaten/kota tersebut.

Asesmen lapangan dilaksanakan di

Provinsi Riau (Kab. Kuantan Singingi

dan Kota Pekanbaru) pada tanggal 8 – 11 Juli 2019.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 64

Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan (Kota

Makassar dan Kota Pare-pare) pada tanggal 8 – 11 Juli 2019.

Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Bali (Kab. Buleleng dan Bangli)

pada tanggal 15 - 17 Juli 2019.

Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur (Kab. Jombang dan

Kota Surabaya) pada tanggal 2 – 4 Oktober 2019.

Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat (Kab. Cianjur dan

Kota Bogor) pada tanggal 9 – 11 Oktober 2019.

Penyusunan Hasil

Dilaksanakan fullday pada tanggal 2 Agustus 2019 di Hotel Dafam Teraskita,

Jakarta untuk mengetahui hasil dari pengisian instrumen evaluasi SPM saat

melaksanakan asesmen lapangan pada Provinsi Riau, Bali dan Sulawesi

Selatan.

Pembahasan Hasil Asesmen Lapangan

Dilaksanakan fullboard pada tanggal 14 – 16 Oktober 2019 di Hotel Mercure,

Jakarta dengan mengundang lintas program, lintas sektor serta peserta daerah

untuk menyampaikan hasil dari evaluasi capaian SPM yang dilaksanakan pada

5 provinsi pilot project.

Finalisasi

Dilaksanakan satu kali rapat di luar jam

kerja pada tanggal 29 Oktober 2019 di

Ruang Rapat PADK untuk memfinalkan

kajian dari Analisis Penguatan SKN dalam

implementasi SPM Kesehatan di daerah.

Rekomendasi

a) Saat ini Kementerian Dalam Negeri sedang merevisi Permendagri No. 100

tahun 2019 tentang Penerapan SPM, sehingga Kemneterian Kesehatan perlu

untuk mengawal masuknya detil-detil yang ada pada Permenkes No. 4 tahun

2019 pada lampiran Permendagri yangs edang di revisi.

b) Agar evaluasi capaian tidak terlalu rigid dan langsung menjatuhkan sanksi

kepada kepala daerah mengingat sedang disusunnya Permendagri No. 90

tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Perencanaan Daerah.

c) Mendorong pemerintahan daerah untuk menyusun regulasi tingkat daerah

dalam mendukung pelaksanaan SPM.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 65

d) Mendorong Permendagri untuk mengeluarkan Surat Edaran kepada kepala

daerah terkait dengan pembentukan Sekretariat Bersama Pelaksanaan SPM

A.3. UPT VETIKAL YANG DIBINA DALAM RANGKA INTERNALISASI REVOLUSI

MENTAL BIDANG KESEHATAN

Kegiatan yang dilaksanakan pada UPT Vertikal yang dibina dalam rangka

Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan merupakan kegiatan besar yang

terdiri dari raangkaian kegiatan sebagai bentuk outcome pelaksanaan Roadmap

Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019. Roadmap Reformasi

Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan Dokumen Revolusi Mental

Bidang Kesehatan diharmonisasikan dalam satu kesatuan outcome yaitu

perubahan mindset dan mental model/perilaku seluruh ASN dan jajaran kesehatan

lainnya untuk mendorong terciptanya budaya kerja baru yang positif dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam rangka mendorong perubahan

mindset dan culture set berdasarkan program manajemen perubahan dalam

Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan

Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan, Pusat Analisis Determinan

Kesehatan selaku Pokja Manajemen Perubahan melaksanakan rangkaian

kegiatan antara lain:

a. Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan

Kegiatan Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan telah

dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan

Kegiatan Sosialisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan. Kegiatan

Sosialisasi ini bertujuan untuk bertukar informasi dari seluruh Rumah Sakit

Vertikal berkaitan dengan pembangunan Revolusi Mental yang telah dilakukan

pasca pelaksanaan Kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang

Kesehatan.

Kegiatan Sosialisasi telah dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2019

bertempat di Hotel Gren Melia, Jakarta dengan bentuk kegiatan paket meeting

fullday satu hari.

Pada Kegiatan ini mengundang Narasumber Sekretaris Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan yang diwakilkan kepada Kepala Bagian Hukum,

Organisasi, dan Hubungan Masyarakat dan Direktur Mutu dan Akreditasi

Pelayanan Kesehatan. Peserta pada kegiatan ini adalah para direktur/ direksi

dari seluruh Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan dengan total

undangan sebanyak 80 (delapan puluh) orang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 66

b. Implementasi Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan

Kegiatan Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental Kementerian Kesehatan

telah dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen

Laporan Kegiatan Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental. Kegiatan

Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental pada tahun ini dilakukan dalam bentuk

kegiatan Talkshow Kebijakan Kementerian Kesehatan untuk Gerakan

Masyarakat hidup Sehat (GERMAS). Kegiatan ini sebagai upaya pelaksanaan

internalisasi nilai-nilai Revolusi Mental sebagai upaya merubah perilaku

masyarakat untuk hidup lebih sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

(GERMAS).

Pada kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kementerian

esehatan, dan dr. Tan Shot Yen sekaligus bertindak sebagai narasumber dan

dipandu oleh Choky Sitohang sebagai pembawa acara. Pada kegiatan ini

mengundang perwakilan Dharma Wanita seluruh Kementerian dan Lembaga,

Tim Penggerak PKK dan Kowani se-Jabodetabek, dan Penyedia Catering

Rapat dengan total undangan sebanyak 300 (tiga ratus) orang dilaksanakan di

Auditorium Siwabessy Kementeian Kesehatan.

c. Pembinaan dan Pembekalan Agent of Change, Pembinaan dan

Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

telah dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen

Laporan Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang

Kesehatan. Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan ini bertujuan untuk

terinternalisasi tiga nilai Revolusi Mental (Integritas, etos kerja, dan gotong

royong) pada setiap kebijakan, program, proyek, dan kegiatan di seluruh sistem

birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan khususnya di UPT Rumah

Sakit Vertikal. Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan telah dilaksanakan pada 13

RS Vertikal yaitu RS Persahabatan Jakarta (tanggal 25-26 November 2019),

RSUP Fatmawati Jakarta (tanggal 5-6 September 2019), RSAB Harapan Kita

Jakarta (tanggal 9-10 Juli 2019), RS Jantung dan Pembuluh Darah Jakarta

(tanggal 28-29 Agustus 2019), RS Pusat Otak Nasional Jakarta (tanggal 2-27

September 2019), RS Ketergantungan Obat Jakarta (tanggal 26-27 September

2019), RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta (tanggal 17-18 September 2019),

RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (tanggal 25-26 Juli 2019), RS Dr. Sitanala

Tangerang (tanggal 25-26 Juli 2019), RS Dr. Tadjuddin Chalid Makassar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 67

(tanggal 23-24 Juli 2019), RS Ratotok Buyat Minahasa Tenggara (tanggal 25-

26 November 2019), Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga (tanggal 6-7

Agustus 2019), RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (tanggal 24-25 Oktober 2019).

Pada Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Agen Perubahan di setiap Rumah

Sakit Vertikal dengan mengundang Narasumber Sekretaris Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan, Widyaiswara Kementerian dalam Negeri, dan Kepala

Pusat Inovasi Lembaga Administrasi Negara dengan total undangan sebanyak

50 (lima puluh puluh) orang.

d. Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC

Kegiatan Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC telah dilaksanakan

untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan

Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC. Kegiatan Konsolodasi

Internal Kementerian Kesehatan AoC pada tahun ini mengambil tema

Internalisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembangunan Berwawasan

Kesehatan, Sinergi Agen Perubahan untuk Percepatan Inovasi Pembangunan

Kesehatan. Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber

daya manusia dan pengembangan organisasi untuk mendorong perubahan

organisasi Kementerian Kesehatan berdasarkan road map reformasi birokrasi

dan dokumen Revolusi Mental di bidang kesehatan sebagai upaya

mempercepat peningkatan integritas, peningkatan akuntabilitas kinerja dan

meningkatkan kualitas kepuasan layanan.

Pada kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan beserta seluruh Agen

Perubahan Kementerian Kesehatan dan perwakilan Agen Peruahan dari

seluruh Rumah Sakit Vertikal dengan mengundang Narasumber Ibu Alissa

Wahid dengan total undangan sebanyak 300 (tiga ratus) orang dilaksanakan di

Auditorium Siwabessy Kementeian Kesehatan.

e. Pengembangan dan Pemanfaatan Executive Brain Assessment (EBA),

Penyelenggaraan EBA LS/LP/UPT

Kegiatan Penyelenggaraan EBA telah dilaksanakan untuk menghasilkan output

kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan Penyelenggaraan EBA dan

Pemetaan Kapabilitas serta Integritas dari Agen Perubahan UPT yang ditunjuk.

Kegiatan Penyelenggaran EBA pada tahun ini dilaksanakan pada UPT

Kementerian Kesehatan yang sudah ditunjuk oleh Inspektorat Jenderal dengan

kriteria bahwa satuan kerja tersebut sudah atau sedang menuju WBK/WBBM.

Penyelenggaraan EBA telah dilaksanakan pada 10 UPT Kementerian Kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 68

yang menuju WBK/ WBBM yaitu Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta

(tanggal 8 Juli 2019), Poltekkes Kemenkes Semarang (tanggal 18 Juni 2019),

Poltekkes Kemenkes Palembang (tanggal 20 Juni 2019), BBTKLPP Yogyakarta

(tanggal 3 September 2019), KKP Kelas III Palangkaraya (tanggal 16 Juli

2019), KKP Kelas II Tanjung Pinang (tanggal 16 Juli 2019), KKP Kelas II

Padang (tanggal 20 Juni 2019), Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM)

Bandung (tanggal 16 Juli 2019), Balai Litbangkes Kelas I Banjarnegara (tanggal

16 Juli 2019), Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta

(tanggal 18 Juni 2019).

Pada Kegiatan ini dhadiri oleh perwakilan Agen Perubahan di setiap UPT yang

ditunjuk dengan total undangan sebanyak 50 (lima puluh puluh) orang.

Penyelenggara EBA juga diarahkan pada pengembangan instrument EBA dengan

model CAT (Computer Assisted Test). Instrument ini nantinya akan dipergunakan

untuk Seleksi Kemampuan Bidang (SKB) pada rekrutmen CPNS di lingkungan

Kementerian Kesehatan sesuai dengan tuntutan dari Kemen PAN-RB, BKN, Biro

Kepegawaian Kementerian Kesehatan, dan dari para pelamar sendiri yang

menghendaki adanya proses seleksi yang akuntabel, transparan, dan memberikan

hasil yang real time. Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah mengembangan

instrument EBA dengan model CAT (Computer Assisted Test) sejak tahun 2016

dan dikembangkan di upgrade pada tahun 2019 ini sesuai dengan kebutuhan

seleksi CPNS. Untuk mengetahui kekuatan aplikasi CAT EBA CPNS yang telah

dibuat sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan norma dan

SOP sehingga sesuai dengan kebutuhan penggunaan pada seleksi CPNS

maka perlu untuk dilakukan uji coba. Pelaksaaan uji coba CAT EBA dilakukan

di 3 lokus pelaksana seleksi CPNS yaitu Poltekkes Jakarta III, Poltekkes

Semarang, dan Poltekkes Surabaya. Uraian pelaksaan uji coba CAT EBA

sebagai berikut

Lokus Poltekkes Surabaya Poltekkes Semarang Poltekkes Jkt III

Tgl

Pelaksanaan

19 November 2019 28 November 2019 3 Desember 2019

Peserta Sesi 1: 100 Taruna tk.

akhir Politeknik

Penerbangan

Surabaya

100 Taruna tk. akhir

Politeknik Pelayaran

Surabaya

Sesi 1: 195 Taruna tk.

akhir Politeknik

Pelayaran Semarang

Sesi 2: 197 Mahasiswa

tk. akhir Poltekkes

Kemenkes Semarang

Sesi 1: 184 Taruna

tk. akhir Politeknik

Transportasi Darat

Indonesia Bekasi

Sesi 2: 192

Mahasiswa tk.

akhir Poltekkes

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 69

Sesi 2: 200 Mahasiswa

tk. akhir Poltekkes

Kemenkes Surabaya

Kemenkes Jakarta

III

f. Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus

Hidup

Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan

Siklus Hidup telah dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa

Dokumen Laporan Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain

Assessment (EBA) dan Siklus Hidup. Kegiatan Pengembangan Instrumen

Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus Hidup ini bertujuan untuk

koordinasi Tim Executive Brain Assessment (EBA) dan Tim Siklus Hidup guna

kelancaran implementasi pengembangan instrumen Executive Brain

Assessment dan program Siklus Hidup sehingga diperlukan pengamatan yang

berkelanjutan oleh tim pakar yang berkompeten.

Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan

Siklus Hidup telah dilaksanakan pada tanggal 24-25 September 2019 bertempat di

Sofyan Hotel Cut Mutia Jakarta dengan bentuk kegiatan paket meeting fullday

dua hari.

Pada Kegiatan ini mengundang seluruh tim EBA dan Tim Siklus Hidup dengan

total undangan sebanyak 40 (empat puluh) orang.

g. Penyusunan Norma EBA

Kegiatan Penyusunan Norma EBA dilaksanakan sebayak 2 kali tahapan, yaitu:

Rapat Persiapan

Kegiatan Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA telah dilaksanakan

untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan

Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA. Kegiatan Rapat Persiapan

Penyusunan Norma EBA ini bertujuan untuk Menyusun bank soal instrumen

Executive Brain Assessment (EBA), selain itu juga bertujuan juga untuk

menyusun instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dalam beberapa

versi.

Kegiatan Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA telah dilaksanakan pada

tanggal 19 Agustus 2019 bertempat di Ruang rapat Pusat Analisis

Determinan Kesehatan dengan bentuk kegiatan Rapat Di luar Jam Kantor.

Pada Kegiatan ini mengundang Tim Nasional EBA, Kepala Pusat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 70

Pengembangan Sistem Rekrutmen BKN dan Kepala Biro Kepegawaian

sebagai naasumber. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Pusat data dan

Informasi, Kepala Bagian Pengadaan Pegawai, Kepala Bidang Analisis

Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan,

Kepala Sub Bagian Penyusunan Formasi Pegawai, Kepala Sub Bagian

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, dan Kepala Sub Bagian Pengangkatan

Pegawai dengan Penugasan Khusus, Kepala Sub Bagian Penilaian Kinerja

dan Dukungan Informasi Kepegawaian dengan total undangan sebanyak 40

(empat puluh) orang.

Assessment Lapangan

Kegiatan Assessmen Lapangan Norma EBA telah dilaksanakan untuk

menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan

Assessmen Lapangan Norma EBA. Kegiatan Assessmen Lapangan Norma

EBA ini bertujuan untuk Menyusun bank soal instrumen Executive Brain

Assessment (EBA), selain itu juga bertujuan juga untuk menyusun instrumen

Executive Brain Assessment (EBA) dalam beberapa versi.

Kegiatan Assessmen Lapangan Norma EBA telah dilaksanakan pada tanggal

5 September 2019 bertempat di Auditorium Poltekkes Kemenkes Surabaya.

Pada Kegiatan ini mengundang Tim IT dari Pusat Pengembangan Sistem

Rekrutmen BKN, Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan, dan pihak

ketiga (vendor) sebagai pemantau pelaksanaan assessment lapangan

dalam hal ini pelaksaaan CAT EBA. Sedangkan peserta yang mengikuti

proses tes CAT EBA berasal dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes

Surabaya dengan total undangan sebanyak 50 (lima puluh) orang.

A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional

Administrator Kesehatan:

Sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.60 tahun 2016

Pusat Analisis Determinan Kesehatan diberi amanat menjadi unit pembina jabatan

fungsional kesehatan Administrator Kesehatan (Adminkes) dan jabatan fungsional

non kesehatan Analis Kebijakan (Anjak).

Adapun tugas sebagai unit pembina dalam hal pembinaan jabatan fungsional

kesehatan adalah:

a) Mengusulkan materi kebijakan teknis tentang Jabatan Fungsional Kesehatan

yang menjadi binaannya untuk disampaikan kepada Unit yang membidangi

Pengembangan Jabatan Fungsional;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 71

b) Menyusun usulan pedoman formasi Jabatan Fungsional yang menjadi

binaannya;

c) Melakukan identifikasi dan pengkajian serta pengusulan tunjangan Jabatan

Fungsional yang menjadi binaannya;

d) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

secara berkesinambungan kepada para pemangku kepentingan;

e) Mengusulkan bahan kurikulum pelatihan fungsional/teknis Jabatan Fungsional

yang menjadi binaannya dengan melibatkan organisasi profesi terkait;

f) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan

Fungsional berdasarkan usulan dari unit kepegawaian Eselon I yang menjadi

binaannya;

g) Melakukan pembinaan secara berjenjang terhadap pejabat fungsional yang

menjadi binaannya;

h) Mengusulkan Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional yang akan ditetapkan

oleh Pimpinan Unit Utama Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya;

i) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi

binaannya;

j) Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional yang

menjadi binaannya;

k) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional yang

menjadi binaannya;

l) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,

riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel

lainnya yang diperlukan;

m) Melakukan pemantauan, evaluasi Jabatan Fungsional yang menjadi

binaannya; dan

n) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional kepada

Unit yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional, paling sedikit 1

(satu) kali dalam setahun.

Tugas Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai unit pembina jabatan

fungsional non kesehatan adalah:

a) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

secara berkesinambungan;

b) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan

Fungsional yang menjadi binaannya;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 72

c) Melakukan pembinaan terhadap pejabat fungsional yang menjadi binaannya;

d) Menetapkan Tim Penilai Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi

binaannya;

f) Mengusulkan peserta uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadi

binaannya;

g) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,

riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel

lainnya yang diperlukan;

h) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional secara

berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Unit

yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional dengan tembusan

Instansi Pembina Jabatan Fungsional terkait;

i) Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi binaannya; dan

j) Melakukan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional yang menjadi

binaannya.

A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan

Pengertian Jabatan Fungsional Analis Kebijakan menurut Permenpan

No.45 tahun 2019 adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai

ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan

kajian dan analisis kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.

Analis Kebijakan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas,

tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian dan analisis

kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.

Jabatan fungsional Analis Kebijakan di atur di dalam Permenkes No.45

tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Analis kebijakan dan Angka

Kreditnya. Instansi pembina jabatan fungsional Analis Kebijakan adalah

Lembaga Administrasi Negara (LAN), PADK menjadi unit pembina jabatan

fungsional Analis Kebijakan di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Di tahun 2019 terkait dengan pembinaan jabatan fungsional Analis

Kebijakan adalah:

a) Inpassing Jabatan fungsional Analis Kebijakan

b) Pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Analis

Kebijakan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 73

c) Pengangkatan dan Pelatikan jabatan fungsional Analis Kebijakan

➢ Inpassing Jabatan Fungsional Analis Kebijakan:

Selama tahun 2019 Penyelenggaraan uji kompetensi inpassing jabatan

fungsional Analis Kebijakan telah dilakukan selama 3 kali yaitu :

No. Tanggal

Penyelenggaraan Lokasi

Penyelenggaraan Jumlah Peserta

1. 18 Juni 2019 Kantor LAN Jakarta 12 orang

2. 1 Agustus 2019 Kantor LAN Jakarta 4 orang

Rekapitulasi Jumlah yang sudah lulus uji kompetensi inpassing Analis

Kebijakan tahun 2019:

NO SATKER JUMLAH USULAN

BATAL LULUS TIDAK LULUS

Sekretariat Jenderal

1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan

3

/3

2 Biro Hukum dan Organisasi 2

2

3 Biro Umum 2

1/1

4 Pusat Data dan Informasi 2

1 1

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

5 Sekretariat Badan Litbangkes 2 1 1

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

6 Sekretariat Ditjen. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1

1

7 Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA

3

3

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

8 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

2 2

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

9 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2

2

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 74

Inspektorat Jenderal

10 Sekretariat Inspektorat Jenderal 1 1

Jumlah 20 4 10 2

Jumlah pejabat fungsional Analis Kebijakan yang sudah menerima SK

pengangkatan sebagai Analis Kebijakan melalui proses inpassing:

No Jenjang Jumlah

1 Analis Kebijakan Ahli Utama 2

2 Analis Kebijakan Ahli Madya 1

3 Analis Kebijakan Ahli Muda 18

4 Analis Kebijakan Ahli Pertama 17

Jumlah 38

Keberadaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan di lingkungan

Kementerian Kesehatan:

No. Unit Utama Ahli Pertama Ahli Muda Ahli Madya Ahli

Utama

1 Sekretariat Jenderal 1 11 1 1

2 Inspektorat Jenderal 1 1 0 0

3 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

3 0 0 0

4 Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1 0 0 0

5 Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

0 0 0 0

6 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

0 0 0 0

7 Badan Litbangkes 1 0 0 0

8 Badan PPSDM Kesehatan

9 16 2 1

Total 16 28 3 2

A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)

Pengertian Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 75

menurut Kepmenpan No.42 tahun 2000 adalah Pegawai Negeri sipil yang

diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat

yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi

pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program

pembangunan kesehatan;

Tahun 2019 Pembinaan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan yang

dilakukan Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah:

a) Pelaksanaan inpassing Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan di

kantor pusat dan daerah

b) Rakor pembinaan jabatan fungsional Administrator Kesehatan wilayah

Barat,Tengah dan Timur

c) Peningkatan kompetensi jabatan fungsional Administrator Kesehatan

d) Pembentukan organisasi jabatan fungsional Administrator Kesehatan

e) Rapat Revisi Kurikulum, tunjangan jabatan fungsional Administrator

Kesehatan.

Rapat Koordinasi pembinaan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan

terbagi dalam 3 wilayah yaitu wilayah barat, wilayah tengah dan wilayah

timur yang berlangsung di 3 kota yaitu:

Wilayah barat di jakarta, wilayah tengah di yogyakarta, wilayah timur di

Surabaya yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten, Rumah Sakit vertikal Kementerian

Kesehatan, Balai Besar Kesehatan serta Balai Pelatihan Kesehatan di

Indonesia.

Selama tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah

mengeluarkan surat Rekomendasi Usulan Kebutuhan/ formasi Administrator

Kesehatan :

NO INSTITUSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

1 Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

10 17 0 27

2 Dinas Kesehatan Kota Pariaman 13 9 1 23

3 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

2 2 0 4

4 Dinas Kesehatan Kota Pekan Baru 8 9 0 17

5 Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo

3 0 0 3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 76

6 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

0 2 0 2

7 Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa 4 5 0 9

8 Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung

3 12 3 18

9 Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat

0 0 1 1

10 RSUD Mandau 1 2 0 3

11 Dinas Kesehatan Kota Jambi 0 0 1 1

12 RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi 3 0 2 5

13 Dinas Kesehatan Kota Solok 5 7 0 12

14 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

1 2 0 3

15 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

1 1 0 2

16 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

0 4 0 4

17 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

0 1 0 1

18 Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak 1 0 0 1

19 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

0 5 2 7

20 Lubuklinggau 1 4 0 5

21 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

3 6 0 9

22 Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 5 12 1 18

23 Dinas Kesehatan Kota Depok 1 1 1 3

24 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

4 6 6 16

25 Badan Kepegawaian Daerah Sidoarjo

6 0 0 6

26 Dinas Kesehatan Kota Dumai 5 7 0 12

27 Dinas Kesehatan Purworejo

28 Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan

0 3 2 5

29 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1 3 1 5

81 120 21 222

Jumlah pejabat fungsional Administrator Kesehatan yang sudah diangkat

melalui proses inpassing di Lingkungan Kementerian Kesehatan:

No Jenjang Jumlah

1. Administrator Kesehatan Ahli Pertama 2 orang

2. Administrator Kesehatan Ahli Muda 11 orang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 77

3. Administrator Kesehatan Ahli Madya 5 orang

Total 18 orang

B. Analisis Capaian Kinerja 2019

1. Definisi Operasional Indikator

Berdasarkan Dokumen RENSTRA/Perjanjian Kinerja, Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan, menetapkan 2 (dua) indikator dalam mencapai sasaran

hasil programnya, yaitu:

a) Hasil kebijakan publik yang berwawasan kesehatan;

b) Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya.

Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam mendukung program Kementerian

Kesehatan mempunyai indikator yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, yaitu:

“Hasil Analisis Kebijakan Yang Disusun Untuk Peningkatan Pembangunan

Kesehatan”

2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2019

a) Hal-hal yang yang mempengaruhi pencapaian target

- Adanya tugas lain yang mendesak diluar output PADK sesuai arahan

dari pimpinan.

- Penyerapan kegiatan paket meeting yang tidak sesuai

dengan perencanaan (undangan peserta dll), penyerapan belanja

modal tidak maksimal karena gagal lelang, revisi anggaran yang

menyesuaikan dengan situasi yang ada

b) Permasalahan

- Ketidaksesuaian antara jadwal dengan RPK/RPD

- Kurang dukungan Lintas Sektor/Program

c) Pemecahan Masalah

- Fokus dalam mengerjakan output

- Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan

penyerapan anggaran

- Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai

dengan ouput dan kegiatan PADK. Kerjasama antar lintas

program/sektor yang mendukung pelaksanaan penyerapan anggaran

- Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran

d) Rencana Tindak Lanjut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 78

- Menyesuaikan jadwal dengan RPK/RPD

C. Sumber Daya/Realisasi Anggaran

Pusat Analisis Determinan Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya

dalam mencapai kinerjanya. Sumber daya tersebut, antara lain adalah Sumber

Daya Manusia, Anggaran, dan Sarana Prasarana.

1. Sumber Daya Manusia

Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki jumlah personil pegawai 56 orang

yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) 47 orang dan pegawai honorer 8

orang, dengan rincian sebagai berikut:

a) Menurut Jabatan

Jumlah pegawai

berdasarkan

jabatan, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Grafik 1.

Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan

Berdasarkan jabatannya, di Pusat Analisis Determinan Kesehatan, paling banyak

diisi oleh jabatan fungsional umum.

b) Menurut Pendidikan:

Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 2.

Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan

Analis Kebijakan

Ahli Utama

Analis Kebijakan

Ahli Madya

Analis Kebijakan Ahli Muda

Jumlah 1 1 4

0 1 2 3 4 5

JABATAN

Analis Kebijakan

Ahli Utama

Analis Kebijakan

Ahli Madya

Analis Kebijakan Ahli Muda

Analis Kebijakan

Ahli Pertama

Administrator Kesehatan Ahli Madya

Jumlah 1 1 4 1 2

0

1

2

3

4

5 Pendidikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 79

c) Berdasarkan Golongan

Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.

Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan

d) Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)

Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada

grafik di bawah ini:

Grafik 4.

Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu

26%

74%

Golongan

Golongan IV

Golongan III

0

2

4

6

8

10

12

Bendahara

Penata Laporan Keuangan

Analis Kepegawaian

Perencana

Pranata Komputer

Arsiparis

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 80

e) Berdasarkan Jabatan Fungsional Umum (JFU)

Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada

grafik di bawah ini:

Grafik 5.

Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Umum

2. Sumber Daya Anggaran

Pada tahun 2019 DIPA Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebesar

Rp.18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN.

Tabel 6 Sumber daya anggaran (dalam ribuan)

No.

Indikator Kinerja

Anggaran

2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Hasil analisis

kebijakan

yang disusun untuk

peningkatan

pembangunan

kesehatan

27.758.578

12.168.738

19.387.692

18.366.405

1 3 3 3 2 2

10

1 1

Jabatan Fungsional Umum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 81

Realisasi Anggaran

Alokasi anggaran

sesuai DIPA

2016 2017 2018

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

[5831.001] Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan [Hasil Analisis]

22.577.836.000 19.640.942.202 6.603.352.000 6.304.527.940 10.948.660.000 9.206.818.705

[5831.002] RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

1.636.373.000 1.501.137.963 2.066.560.000 1.677.379.738

[5831.951] Layanan Internal (Overhead) [Bulan Layanan]

3.239.700.000 1.980.172.300 2.400.071.000 2.333.338.450 4.513.832.000 2.823.271.565

[5831.994] Layanan Perkantoran [Bulan Layanan]

1.941.042.000 1.742.471.444 1.528.942.000 1.502.123.806 1.858.640.000 1.609.730.299

TOTAL 27.758.578.000 23.363.585.946 12.168.738.000 11.641.128.159 19.387.692.000 15.326.200.307

Alokasi anggaran sesuai DIPA

2019

Anggaran Realisasi

[5831.001]

10.122.699.000 8.235.784.728 Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan [Hasil Analisis]

[5831.002] 1.826.646.000 1.588.357.963

RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

[5831.951] 1.904.352.000 1.653.069.517

Layanan Sarana dan Prasaranan Internal

[5831.951]

2.452.160.000 1.962.113.717 Layanan Internal (Overhead) [Bulan Layanan]

[5831.994]

2.060.548.000 1.863.491.419 Layanan Perkantoran [Bulan Layanan]

TOTAL 18.366.405.000 15.302.817.344

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 82

No

Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2016

Vol

Alokasi Anggaran

Anggaran

Fisik Kinerja

Total Realisasi Kinerj

a Realisasi Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.040 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan

9

22.577.836.000

19.640.942.202

86,99%

9

9

100

5831.041 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)

1

3.239.700.000

1.980.172.300

61,12%

1

1

100

5831.994 Layanan Perkantoran

1

1.941.042.000

1.742.471.444

89,77%

1

1

100

Total 27.758.578.000 23.363.585.946

84,17%

No

Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2017

Vol

Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total

Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1 5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan

9

6.603.352.000

6.304.527.940

95%

9

9

100

5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

10

1.636.373.000

1.501.137.963

92%

10

10

100

5831.951 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)

1

2.400.071.000

2.333.338.450

97%

1

1

100

5831.994 Layanan Perkantoran

1

1.528.942.000

1.502.123.806

98%

1

1

100

Total 12.168.738.000 11.641.128.159 96%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 83

No

Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2018

Vol

Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisa

si

Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan

10 10.948.660.000 9.206.818.705 84% 10 10 100

5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

10

2.066.560.000

1.677.379.738

81%

10

10

100

5831.970 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)

1

4.513.832.000

2.832.271.565

63%

1

1

100

5831.994 Layanan Perkantoran

1

1.858.640.000

1.609.730.299

87%

1

1

100

Total 19.387.692.000

15.326.200.307

79%

No

Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2019

Vol

Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan

10 10.122.699.000 8.235.784.728 81% 10 10 100

5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

13 1.826.646.000 1.588.357.963 87% 13 13 100

5831.951

Layanan Prasarana dan Prasarana Internal

1 1.904.352.000 1.653.069.517 87% 1 1 100

5831.951 Layanan Dukungan Manajemen (Bulan Layanan)

1 2.452.160.000 1.962.113.717 80% 1 1 100

5831.994 Layanan Perkantoran

1 2.060.548.000 1.863.491.419 90% 1 1 100

Total 18.366.405.000

15.302.817.344

83,32%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 84

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Berdasarkan neraca Barang Milik Negara (BMN) tahun 2019, sumber daya

sarana dan prasarana di Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah sebagai

berikut:

Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2019

AKUN NERACA

JUMLAH

KODE URAIAN

1 2 3

117111

Barang Konsumsi

203.629.515

132111 Peralatan dan Mesin 5.931.324.061

135111 Aset Tetap dalam Renovasi 0

135121 Aset Tetap Lainnya 6.325.000

136111 Konstruksi Dalam pengerjaan 49.280.000

137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (4.384.832.486)

162121 Hak Cipta 1.875.000.000

162151 Software 1.269.672.545

162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 0

166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan

1.191.161.800

169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi

(1.190.751.800)

169312 Akumulasi Amortisasi Hak Cipta (94.923.135)

169315 Akumulasi Amortisasi software (896.783.858)

J U M L A H 3.959.101.642

4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai satuan kerja dibawah Sekretariat

Jenderal dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja Pusat

Analisis Determinan Kesehatan dalam meningkatkan hasil analisis kebijakan yang

disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan akan sangat berpengaruh

terhadap keberlangsungan Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sehingga

sangat diperlukan analisis untuk pemenuhan dan penggunaan sumber daya.

Pemenuhan dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan

Sumber Dana (Anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja

Pusat Analisis Determinan Kesehatan melakukan beberapa analisis dan efisiensi

dalam pemenuhan dan penggunaan sumber daya maupun sumber dana. Untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 85

analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum Pusat

Analisis Determinan Kesehatan langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada

bagian yang berhubungan dengan target kinerjanya dan setiap pegawai

melaksanakan kinerja sesuai tupoksi masing-masing, dimana setiap harinya

Pegawai di Pusat Analisis Determinan Kesehatan membuat Laporan Kinerja.

Sedangkan untuk analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana (Anggaran),

Pusat Analisis Determinan Kesehatan melaksanakan setiap kinerja dengan

menyesuaikan kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran dengan prinsip efektif

dan efesien. Prinsip efektif terlihat dari pencapaian target kinerja (output dan

outcome) yang hampir tercapai keseluruhan. Prinsip efesien terlihat dari adanya

penghematan anggaran atas setiap kinerja yang dilakukan tanpa mengurangi

output atau outcome yang dihasilkan. Penggunaan Sumber Dana tidak terlepas

dari pemenuhan sumber dana. Pusat Analisis Determinan Kesehatan terus

berinovasi untuk pemenuhan sumber dana. Pengukuran tingkat capaian kinerja

Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan

dalam Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan dengan

realisasinya.

Sandingan Realisasi Anggaran dengan Alokasi Anggaran

- Harga penyelengaraan paket meeting dapat ditekan

- Ketidakhadiran peserta sesuai undangan dalam acara paket meeting, menambah

sisa mati yang terjadi pada akhir tahun anggaran sehingga tidak dapat

dioptimalisasi menjadi kegiatan lain.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 86

BAB IV

AKUNTABILITAS KINERJA

A. KESIMPULAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2018,

merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada

Sekretaris Jenderal Kementerian KesehatanRI dan seluruh pemangku kepentingan

baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2018.

Laporan ini juga menjadi sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja

secara berkelanjutan.

Indikator kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan terdiri dari 1 (satu)

indikator. Pada tahun 2019, Pusat Analisis Determinan Kesehatan, dapat mencapai

indikator kinerjanya tersebut, mendekati target yang telah ditetapkan (terealisasi

sebesar 83,32%).Pada tahun 2019, DIPA Pusat Analisis Determinan sebesar Rp.

18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN.

Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan

dengan output kinerja 100%, penyerapan anggaran sebesar 81%; 2) UPT Vertikal

yang dibina dalam rangka internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan dengan

capaian output sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 87%; 3) Layanan

Sarana dan Prasarana Internal dengan capaian output 100%, penyerapan anggaran

sebesar 87%; 4) Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output

sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 80%; 5) Layanan Perkantoran

dengan capaian output sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 90%.

Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan dapat

dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi

masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan

kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu narasumber

serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu

permasalahan dalam kegiatan penyusunan dokumen analisis.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pusat Analisis Determinan Kesehatan

telah merealisasikan program dan kegiatan tahun 2019. Keberhasilan yang telah

dicapai tahun 2019 ini, diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan

di tahun berikutnya dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, sedangkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 87

segala kekurangan yang menghambat tercapainya target dan kegiatan diharapkan

dapat diatasi sehingga tidak berdampak pada kinerja tahun-tahun mendatang.

B. TINDAK LANJUT

Pusat Analisis Determinan Kesehatan berusaha melakukan perbaikan dalam

penyerapan anggaran. Beberapa poin penting untuk tindak lanjut ditahun anggaran

2019 antara lain sebagai berikut :

1. Percepatan SK Pengelola Keuangan

2. Menetapkan program/kegiatan prioritas semester 1

3. Percepatan penyusunan RPK/RPD bagian dan bidang

4. Menginventarisir pengadaan barang dan jasa baik itu belanja modal maupun

belanja barang (untuk paket meeting) dengan menetapkan penanggung

jawab untuk lokasi dan tanggal pelaksanaan

5. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk buka blokir

6. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk Dana Hibah

7. Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan

penyerapan anggaran

8. Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai dengan

ouput dan kegiatan PADK

9. Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran sesuai

ketentuan yang berlaku.

Demikian rencana tindak lanjut Pusat Analisis Determinan Kesehatan agar tidak terjadi

ketimpangan dalam penyerapan anggaran di tahun mendatang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 88

LAMPIRAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 89

LAMPIRAN 1

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN

TAHUN 2019

UNIT KERJA : PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN

SASARAN INDIKATOR SASARAN

SATUAN

RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)

REALISASI

PERSENTASE PENCAPAIAN

RENCANA TINGKAT CAPAIAN

KET

1 3 4 5 6 7

1 Kebijakan Pembangunan Kesehatan berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan

Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan

Hasil Analisis

10 10 100%

FORMULIR PPS

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 90

LAMPIRAN 2

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN

TAHUN ANGGARAN 2019

NO PROGRAM UTAMA

RENCANA TINGKAT

PENCAPAIAN

(TARGET)

REALISASI PERSEN TASE

(%) KET INDIKATOR

KINERJA SATUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

18.366.405.00

0 15.302.817.344 83,32

PENINGKATAN ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN

18.366.405.000

15.302.817.344 83,32

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

10.122.699.000

8.235.784.728 81,36

1 MENYUSUN ANALISIS KEBIJAKAN BIDANG LINGKUNGAN STRATEGIS

5.126.879.000 4.146.415.672 80,88

A Analisis Lingkungan Strategis Masukan :

Dana Rupiah 1.349.310.000 1.085.040.900 80,41

Keluaran :

Hasil analisis Dokumen 5 5 100%

B

Analisis Perilaku dan Kesehatan Intelegensia

Masukan :

Dana Rupiah 1.425.950.000 1.190.676.907 83,50

Keluaran :

Hasil analisis Dokumen 5 100%

C

Advokasi Hasil Analisis Kebijakan dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan di Indonesia

Masukan :

Dana Rupiah 129.448.000 63.912.127 49,37

Keluaran :

Laporan Dokumen 100%

D

Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan dalam rangka Pembentukan National Board Pengembangan Wisata Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 164.300.000 110.779.000 67,42

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

E

Penguatan Analisis dan Penyusunan Rekomendasi KebijakanPembangunan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 1.233.300.000 1.034.771.948 83,90

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

FORMULIR PKK

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 91

F

Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 485.210.000 321.879.300 66,34

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

G

Penguatan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 339.361.000 339.355.490 100%

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

2 MELAKSANAKAN FORUM KOORDINASI ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN

4.995.820.000 4.089.369.056 81,86

A

Pertemuan Koordinasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 2.365.210.000 2.036.457.939 86,10

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

B Sosialisasi Determinan Kesehatan Masukan :

Dana Rupiah 677.000.000 512.213.210 75,66

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

C

Pengembangan Jabatan Fungsional Admintistror Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 1.635.800.000 1.267.936.805 77,51

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

D Evaluasi Pembinaan Wilayah Setjen Masukan :

Dana Rupiah 35.160.000 28.912.050 82,23

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

E Koordinasi Rapat Kerja Nasional Masukan :

Dana Rupiah 101.050.000 71.571.052 70,83

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

F Tunggan Paket Meeting Masukan :

Dana Rupiah 73.700.000 73.700.000 100,00

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

H

Konsolidasi Kegiatan Tahun Anggaran 2019

Masukan :

Dana Rupiah 107.900.000 98.578.000 91,36

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 92

UPT VERTIKAL YANG DIBINA DALAM RANGKA INTERNALISASI REVOLUSI

MENTAL BIDANG KESEHATAN

1.826.646.000

1.588.357.963

86,95

1 Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan

223.830.000 199.611.773 89,18

A Sosialisasi Nilai Revolusi Mental Masukan :

Dana Rupiah 78.250.000 61.690.000 78,84

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

B

Implementasi Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 145.580.000 137.921.773 94,74

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

2 Pembinaan dan Perbekalan Agent of Change

585.010.000 509.541.753 87,10

A

Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 417.670.000 360.942.480 86,42

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

B

Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan (AOC)

Masukan :

Dana Rupiah 167.340.000 148.599.273 88,80

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

3 Pengembangan dan Pemanfaatan Executive Brain Assessment

1.017.806.000 879.204.437 86,38

A Penyelenggaraan EBA LS/LP/UPT Masukan :

Dana Rupiah 817.656.000 726.744.587 88,88

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

B Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus Hidup

Masukan :

Dana Rupiah 145.820.000 101.713.000 69,75

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

C Penyusunan Norma EBA Masukan :

Dana Rupiah 54.330.000 50.746.850 93,40

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

LAYANAN SARANA DAN PRASARANA INTERNAL

1.904.352.000 1.653.069.517 86,80

1 Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi

618.952.000 608.334.800 98,28

A Pengadaan Inventaris Kantor Masukan :

Dana Rupiah 618.952.000 608.334.800 98,28

Keluaran :

Laporan Dokumen 1 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 93

2 Pembangunan/renovasi gedung dan bangunan

1.285.400.000 1.044.734.717 81,28

B Pengadaan Perlengkapan Ruangan Masukan :

Dana Rupiah 186.400.000 127.788.652 68,56

Keluaran :

Laporan Dokumen

C Renovasi Ruang Kerja Masukan :

Dana Rupiah 1.099.000.000 916.946.065 83,43

Keluaran :

Laporan Dokumen 100%

6 LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN SATKER 2.452.160.000 1.962.113.717 80,02

1 Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran 658.880.000 541.695.200 82,21

A Penyusunan RKAKL Masukan :

Dana Rupiah 253.120.000 203.053.000 80,22

Keluaran :

Laporan Dokumen 1

B

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Masukan :

Dana Rupiah 80.900.000 76.051.200 94,01

Keluaran :

Laporan Dokumen

D

Penyusuna Profil dan Laporan Tahunan

Masukan :

Dana Rupiah 120.960.000 101.486.500 83,90

Keluaran :

Laporan Dokumen

E Tindak lanjut Hasil Ratas Pimpinan Masukan :

Dana Rupiah 164.160.000 126.493.500 77,06

Keluaran :

Laporan Dokumen

F Evaluasi Triwulan kegiatan PADK Masukan :

Dana Rupiah 39.740.000 34.611.000 87,09

Keluaran :

Laporan Dokumen

2 Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan

Masukan :

Dana Rupiah 59.880.000 49.576.000 82,79

Keluaran :

Laporan Dokumen 1

A

Menyusun Laporan Keuangan dan BMN

Masukan :

Dana Rupiah 59.880.000 49.576.000 82,79

Keluaran :

Laporan Dokumen

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 94

3 PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN 1.598.100.000 1.235.956.264 77,34

A Peningkatan Kemampuan SDM Masukan :

Dana Rupiah 579.600.000 415.971.200 71,77

Keluaran :

Laporan Dokumen 1

B

Konsolidasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 544.510.000 464.912.364 85,38

Keluaran :

Laporan Dokumen 1

C

Peningkatan Kualitas Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 63.650.000 51.630.000 81,12

Keluaran :

Laporan Dokumen 1

D

Penilaian Jabfung Administrator Kesehatan dan Analisis Kebijakan

Masukan :

Dana Rupiah 410.340.000 303.442.700 73,95

Keluaran :

Laporan Dokumen 1

4 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan perlengkapan

135.300.000 134.886.253 99,69

C

Pencetakan Hasil Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 70.000.000 69.612.500 99,45

Keluaran :

Dokumen Dokumen 1

D Pameran Masukan :

Dana Rupiah 65.300.000 65.273.753 99,96

Keluaran :

Software Dokumen 1

LAYANAN PERKANTORAN 2.060.548.000 1.863.491.419 90,44

1 OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN KANTOR

2.060.548.000 1.863.491.419 90,44

A

Pemeliharaan Ruang Kantor Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 15.300.000 0 -

Keluaran :

Pakaian Dinas Stell 1

B

Pemeliharaan Peralatan/Inventaris Kantor Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 44.080.000 38.691.000 87,77

Keluaran :

Peralatan/Inventaris Kantor

Unit 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 95

C

Pemeliharaan Kendaraan Operasional Roda-4 Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 206.980.000 200.791.445 97,01

Keluaran :

Pemeliharaan Kendaraan R-4

Unit 1

D

Pemeliharaan Kendaraan Operasional Roda-2 Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 3.640.000 3.618.400 99,41

Keluaran :

Pemeliharaan Kendaraan R-2

Unit 1

E Langganan Daya dan Jasa Masukan :

Dana Rupiah 44.300.000 41.076.611 92,72

Keluaran :

Jasa Bulan Layanan

12

E

Administrasi Operasional dan Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Masukan :

Dana Rupiah 1.746.248.000 1.579.313.963 90,44

Keluaran :

Administrasi Perkantoran

Bulan 12

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 96

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 97