KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus...

74

Transcript of KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus...

Page 1: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks
Page 2: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks
Page 3: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

KATA PENGANTAR KONSULTAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan

InayahNya, sehingga kita masih bisa menjalankan tugas sesuai dengan amanah

yaitu menjunjung tinggi kepentingan pendidikan.

Kinerja guru berkaitan erat dengan faktor pendidikan, pengalaman mengajar,

frekuensi pelatihan yang pernah diikuti maupun sertifikasi profesional dan masih

banyak indikator lain yang kesemuanya itu bisa membentuk kualitas guru. Guru

yang berkualitas akan menciptakan generasi yang cerdas, sehingga diharapkan

akan membantu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berkaitan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan sdr. Drs.Wahyudhiana,

M.MPd dan sdr i. Dra Siti Farikhah,M.Pd tentang pengaruh kinerja guru dengan

tingkat pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi

profesional di MAN Purbalingga ; maka dapat ditarik benang merah bahwa secara

simultan ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru.

Namun secara parsial sertifikasi profesional memberikan pengaruh yang paling

dominan terhadap kinerja guru. Memang seorang guru harus mapan secara

ekonomi, mapan dan berkecukupan, terpenuhi kesejahteraan lahir batin untuk

menopang hidupnya bersama keluarga. Dengan demikian guru bisa fokus dalam

tugasnya, tidak terkontaminasi pikirannya dengan masalah kebutuhan rumah

tangganya. Oleh karenanya sangat wajar apabila sertifikasi profesional bisa

mendongkrak kinerja guru dan keberadaannya menjadi sangat urgen dalam

menjunjung tinggi jasanya.

Sedangkan variabel pendidikan, pengalaman dan pelatihan masih perlu

peningkatan yang signifikan. Sebagian besar guru diharapkan bisa menempuh

studi lanjut ,karena menjadi guru harus mau terus belajar, mengkondisikan dengan

segala macam perubahan terutama di bidang pendidikan agar bisa selalu maju

berkelanjutan, mampu berkompetisi yang sehat hingga bermuara pada

peningkatan kompetensi guru.

Page 4: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Adapun pelatihan guru adalah suplemen profesinya; oleh karenanya perlu

ditingkatkan frekuensinya baik secara internal maupun eksternal lembaga dengan

nara sumber yang relevan , guna meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru

khususnya di MAN Purbalingga dan guru pada umumnya.

Akhirnya, mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran tentang kinerja guru dan semoga menjadi secercah sumbangsih yang

bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di masa yang akan datang. Aamiin.

Salatiga, 20 Nopember 2017

Konsultan

Prof.Dr. H. Mansur, M.Ag.

Page 5: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

KATA PENGANTAR

Teriring salam dan do‟a semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat,

taufiq dan hidayah Nya kepada kita sekalian dalam menjalankan tugas dan

aktifitas sehari-hari. Amien Ya Robbal „Alamiin. Penelitian ini dapat terlaksanak

dengan baik berkat bantuan banyak pihak.

Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. Adang Kuswaya, M. Ag, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga yang telah memberikan

arahan dan petunjuk dalam penelitian ini.

3. Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag. Selaku konsultan penelitian yang telah

memberikan masukan arahan dalam penelitian ini.

4. Drs. Suratno, M. Pd.I, selaku Kepala Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga

beserta seluruh Dewan Guru yang telah memberikan segala informasi yang

kami perlukan dan atas bantuannya sebagai sumber data primer dalam

penelitian ini.

5. Segenap pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung telah memberi

bantuan, fasilitas dan petunjuk sehingga terselesaikannya penelitian ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan berlipat ganda.

Aamiin.

Salatiga, 20 Nopember 2017.

Tim Peneliti,

Page 6: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

ABSTRAK

Wahyudhiana,Siti Farikhah. 2017.Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Frekuensi

Pelatihan Dan Sertifikasi Profesional Terhadap Kinerja Guru Di MAN Purbalingga.

Penelitian Madya Dosen. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M)

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Konsultan : Prof. Dr. Mansur , M.Ag.

Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Pelatihan, Sertifikasi, Kinerja Guru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap seberapa besar kontribusi tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi professional terhadap kinerja guru.

Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Yang dijadikan responden dalam

penelitian yaitu semua guru di Madrasah Aliyah Purbalingga yang berjumlah 48 orang.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari 5

variabel yaitu X1,X2,X3,X4 sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel terikat. Analisis data

yang digunakan adalah tehnik regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bahwa pengaruh tingkat pendidikan (X1)terhadap kinerja guru (Y) sebesar 2,418,

artinya naiknya variabel pendidikan akan menaikkan variabel kinerja guru ; pengaruh

pengalaman kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 2,018, berarti naiknya variabel

pengalaman kerja akan menaikkan variabel kinerja guru ; pengaruh frekuensi pelatihan (X3)

terhadap kinerja guru (Y) sebesar 1,702, menunjukkan bahwa naiknya variabel frekuensi

pelatihan akan menaikkan variabel kinerja guru , sedangkan pengaruh sertifikasi profesional

(X4) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 10,749, artinya naiknya variabel sertifikasi profesional

akan menaikkan variabel kinerja guru. Secara simultan tingkat pendidikan, pengalaman kerja,

frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional terhadap kinerja guru melalui uji koefisien

determinasi diperoleh nilai koefisien sebesar 50,8 % . Hal tersebut menunjukkan bahwa 50,8

persen naik turunnya varibel kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga dipengaruhi oleh

Page 7: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

ABSTRAK

Wahyudhiana,Siti Farikhah. 2017.Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Frekuensi

Pelatihan Dan Sertifikasi Profesional Terhadap Kinerja Guru Di MAN Purbalingga.

Penelitian Madya Dosen. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M)

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Konsultan : Prof. Dr. Mansur , M.Ag.

Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Pelatihan, Sertifikasi, Kinerja Guru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap seberapa besar kontribusi tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi professional terhadap kinerja guru.

Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Yang dijadikan responden dalam

penelitian yaitu semua guru di Madrasah Aliyah Purbalingga yang berjumlah 48 orang.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari 5

variabel yaitu X1,X2,X3,X4 sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel terikat. Analisis data

yang digunakan adalah tehnik regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bahwa pengaruh tingkat pendidikan (X1)terhadap kinerja guru (Y) sebesar 2,418,

artinya naiknya variabel pendidikan akan menaikkan variabel kinerja guru ; pengaruh

pengalaman kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 2,018, berarti naiknya variabel

pengalaman kerja akan menaikkan variabel kinerja guru ; pengaruh frekuensi pelatihan (X3)

terhadap kinerja guru (Y) sebesar 1,702, menunjukkan bahwa naiknya variabel frekuensi

pelatihan akan menaikkan variabel kinerja guru , sedangkan pengaruh sertifikasi profesional

(X4) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 10,749, artinya naiknya variabel sertifikasi profesional

akan menaikkan variabel kinerja guru. Secara simultan tingkat pendidikan, pengalaman kerja,

frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional terhadap kinerja guru melalui uji koefisien

determinasi diperoleh nilai koefisien sebesar 50,8 % . Hal tersebut menunjukkan bahwa 50,8

persen naik turunnya varibel kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga dipengaruhi oleh

variabel tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, frekuensi pelatihan dan

sertifikasi profesional. Variabel sertifikasi profesional dengan nilai beta 0,470

memberikan pengaruh paling dominan terhadap kinerja guru .

Page 8: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL --------------------------------------------- i

PERNYATAAN ------------------------------------------------------ ii

KATA PENGANTAR KONSULTAN -------------------------------- iii

KATA PENGANTAR PENELITI ----------------------------------- v

ABSTRAK ------------------------------------------------------------------ vi

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------ vii

DAFTAR GAMBAR / TABEL --------------------------------------- ix

BAB I : PENDAHULUAN ------------------------------------ 1

A. Latar Belakang --------------------------- 1

B. Rumusan Masalah --------------------------- 6

C. Manfaat Hasil Penelitian ------------------ 7

BAB II : KAJIAN TEORI ----------------------------------- 9

A. Pengertian Kinerja -------------------------- 9

B. Pengertian Kinerja guru -------------------------- 12

C. Faktor Yang mempengaruhi Kinerja ------------ 15

D. Tingkat Pendidikan Guru ----------------- 16

E. Pelatihan Guru ----------------------------------- 18

F. Sertifikasi Guru ----------------------------------- 20

G. Hasil Penelitian Yang relevan ----------------- 27

H. Kerangka Berfikir -------------------------- 28

Page 9: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

I. Hipotesis ---------------------------------- 30

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ---------------- 32

A. Pendekatan dan Jenis penelitian ---------------- 32

B. Metode Sampling ------------------------- 34

C. Metode pengumpulan data ---------------- 34

D. Definisi Operasional ------------------------- 35

E. Uji Validitas dan Reliabilitas --------------- 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39

A. Gambaran Umum Kabupaten Purbalingga -- 39

B. Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga ------- 42

C. Pelaksanaan Program Intra Kurikuler ---------- 43

D. Hasil Bidang Akademik & Non Akademik ---- 43

E. Sumber Daya --------------------------------- 44

F. Analisis Data Penelitian ------------------------ 47

B AB V : PENUTUP -------------------------- 59

A. Kesimpulan --------------------------------- 59

B. Saran-saran --------------------------------- 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

DAFTAR GAMBAR / TABEL

1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 30

2. Gambar 4.1 Kurva Uji F 57

3. Gambar 4.2 Kurva Uji t 58

1. Tabel : 3.1 Skor Tingkat Pendidikan Guru 35

2. Tabel : 3.2 Skor Pengalaman Kerja guru 36

3. Tabel : 3.3 Skor Tunjangan Sertifikat Profesional 38

4. Tabel : 4.1 Jumlah Guru dan Pendidikan 46

5. Tabel : 4.2 Jumlah Keadaan Siswa MAN Purbalingga 47

6. Tabel : 4.3 Gambaran Umum Pendidikan Responden 47

7. Tabel : 4.4 Gambaran Umum Pengalaman Kerja Guru 48

8. Tabel : 4.5 Gambaran Umum Frekuensi Pelatihan 49

9. Tabel : 4.6 Gambaran Guru Sertfikat Profesional 49

10. Tabel : 4.7 Variabell Kinerja Guru 51

11. Tabel : 4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 51

12. Tabel : 4.9 Uji Reliabilitas Kinerja Guru 52

13. Tabel : 4.10 Hasil Uji Normalitas 53

14. Tabel : 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas 53

15. Tabel : 4.12 Hasil Uji Heteroskedastistas 54

16. Tabel : 4.12 Hasil Estimasi Regressi Linier Berganda 55

Page 11: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi masa depan. Suatu bangsa membangun

sumber daya nanusia (SDM), guna mencapai harkat kemanusiaan, adalah

sebuah keniscayaan. Berbagai bangsa telah mengupayakan agar dapat

mencapai martabat dan keunggulan kompetitif melalui peningkatan kualitas

sumber daya manusianya (human resources) yakni dengan upaya peningkatan

kualitas pendidikannya. Kiranya tak berlebihan apabila kemajuan di bidang

pendidikan merupa kan indikator kemajuan suatu bangsa, karena peranannya

yang signifikan dalam upaya peningkatan kesejahteraan bangsa tersebut.

Guru, adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam

pendidikan, terutama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Guru adalah

figur yang bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan peserta didik, oleh

sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan kemauan untuk

senantiasa mempertinggi mutunya secara terus menerus dan berkesinambungan

(continous quality improvement)

Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang

bertanggungjawab dalam bidang pendidikan, khususnya dalam memberikan

layanan pembelajaran kepada peserta didik. Dalam hal ini guru

bertanggungjawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada

generasi berikutnya, oleh karena itu guru memerlukan sejumlah kompetensi,

dan setiap kompetensi dapat dijabarkan. (Mulyasa, 2013 : 65-66).

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005, tentang Standar

Nasional Pendidikan Pasal 28, Pendidik (guru) adalah agen pembelajaran yang

harus memiliki empat jenis kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik,

1

Page 12: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Dalam konteks ini, maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai

kebulatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk

perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang

pendidik untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. (Ratimin dkk, 2008 :

10)

Sejarah telah menrorehkan cacatan kepada kita, bahwa suatu negara

dengan sumber daya alam yang kaya dan melimpah bukan jaminan rakyatnya

menjadi makmur dan sejahtera, apabila sumber daya manusia di negara

tersebut belum bagus dan belum mampu mengolah sumber daya alamnya.

Demikian pula halnya suatu negara yang kaya sumber daya alamnya dan

sumber daya manusianya bagus, tidak serta merta menjadikan bangsa tersebut

sejahtera lahir dan batin.

Di negara Barat yang kita ketahui misalnya, kemajuan secara

materialistik dapat dicapai, tetapi kebutuhan akan makna dan hakekat

kehidupan yang sangat mendasar bagi manusia telah gagal dipenuhinya. Moral

spiritual dan nilai telah kehilangan tempatnya, karena menjadi kaku dan

konvensional. Meski dunia modern, tetapi bodoh secara spiritual (Danah

Zohar, 2001 : 20)

Hasil penelitian di Barat, daniel Goleman misalnya, menyebutkan bahwa

kecerdasan intelektual (IQ) hanya 20 % kontribusinya terhadap sukses hidup

seseorang (Gordon Dryden at al, 2000 : 140). Ada sesuatu yang hilang dalam

memaknai kehidupan ini, yaitu nilai spritual yang luhur dan trancendental.

Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan

dari penyelenggara pendidikan telah ikut andil dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, secara nasional telah mengambil peran 18 % dalam

2

Page 13: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

melaksanakan pendidikan di negara kita sebagai sub sistem pendidikan

nasional ( Zaenal Mutaqin, 2010).

Sejak tahun 2007, Kementerian Agama Republik Indonesia, dalam hal ini

yaitu Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

telah mencanangkan Program dengan tiga sasaran utama, yaitu : Pertama :

Peningkatan dan Pemerataan akses pendidikan, yaitu memperluas jangkauan

dan meningkatkan kapasitas pendidikan Islam sehingga dapat diikuti oleh

seluas mungkin masyarakat dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi,

budaya, intelegensia, geografi dan gender. Kedua : Peningkatan Mutu,

relevansi dan daya saing, yaitu : meningkatkan dan memperkuat layanan

pendidikan sesuai dengan standar nasional atau internasional untuk melahirkan

lulusan pendidikan Islam yang berakhlak mulia, cerdas, trampil sehingga dapat

hidup mandiri, terserap dalam dunia kerja, dan berkiprah konstruktip dalam

kehidupan keagamaan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga :

Peningkatan Tata kelola dan pencitraan pendidikan, yaitu : upaya memperkuat

organisasi manajemen dan kepemimpinan pada setiap level pengelolaan,

penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan Islam dengan menerapkan prinsip-

prinsip dan kaidah tata kelola yang baik (good governance) sehingga

mendapatkan persepsi dan kepercayaan yang tinggi (Direktorat Pendidikan

Madrasah, 2012 : 9)

Secara Nasional lembaga pendidikan yang dibawah pembinaan

Kementerian Agama RI, yakni Madrasah Aliyah Negeri dan swasta ada 5.897,

terdiri dari 748 (12,8 % ) adalah Negeri, 5.149 (87,2 %) swasta yang tersebar di

sluruh wilayah Indonesia. Sementara itu jumlah guru Madrasah „Aliyah Negeri

dan swasta adalah 126.497, terdiri dari guru MAN 41.897 dan guru MAS

3

Page 14: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

84.600 orang (Direktorat Pend. Madrasah, 2012 : 44).

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di linkungan Madrasah

„Aliyah telah mendapatkan program sertifikasi profesional sejumlah 33.112

orang guru (26,2 %) terdiri dari guru PNS 17.915 orang (54,2 %) guru Non

PNS sejumlah 15.197 orang (45, 9 % ).

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga dilakukan

terus menerus, dengan komposisi jumlah tenaga pendidik yang berkualifikasi S-1

adalah 102.274 (80,9 %) dan Strata 2 keatas 24.223 (19,1 %). Konfigurasi data

tersebut menunjukkan kesungguhan Kementerian Agama dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan, disamping berbagai upaya lainnya, seperti

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), rehabilitasi gedung madrasah, bantuan

ekselarasi (percepatan) akreditasi, peningkatan infrastruktur pendidikan,

pengembangan manajemen berbasis madrasah (MBM), bea siswa kurang mampu,

bea siswa kualifikasi guru, pendidikan dan latihan (Diklat guru dan pengawas),

Pendidikan Profesi Guru (PPG/ PLPG) dan lain-lain.

Di satu sisi madrasah telah menempatkan dirinya sebagai lembaga yang

banyak diminati oleh masyarakat, terutama pada era persaingan global yang

penuh kompetisi. Para ahli pendidikan menilai bahwa pendidikan di madrasah

merupakan bentuk pendidikan yang sesuai tuntutan reformasi, yakni

„pendidikan yang murah dan berkualitas‟. Disamping itu proses pendidikan di

madrasah lebih komprehensif, jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan

umum, terutama dalam pengembangan aspek intelektual, emosional dan

spiritual peserta didik yang dilakukan secara terintegrasi. Wajar, seandainya

madrasah menjadi tumpuan harapan masyarakat dalam pengembangan SDM

pada era kesemerawutan global (E. Mulyasa, 2003 : 10).

Di lain fihak beberapa ahli masih merasa prihatin tentang mutu madrasah,

4

Page 15: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

sebagaimana dikemukakan oleh Qodri Azizi (2006 : 5) bahwa kondisi umum

madrasah masih di bawah standar, juga sebagaiman dikemukakan oleh

Azumardi Azra bahwa madrasah harus mengejar mutu, relevansi dan reposisi

formal yang telah banyak diupayakan untuk mencapai reposisi riil yang

tercermin dari produk lulusan lembaga pendidikan Islam agar mampu bersaing

dengan produk lembaga pendidikan umum. ( Azra : x ).

Sementara itu guru sebagai pemegang sentral dalam proses pembelajaran

masih ada yang mengibaratkan sebagai „pedagang asongan‟ yang menjajakan

dagangannya sebagai makanan basi yang dijajakan kepada para konsumennya.

Analogi ini digambarkan oleh Hadiyanto bahwa guru sering menyajikan materi

ajar sebagai hal yang basi karena guru tidak mau atau enggan melakukan

inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga terkesan stagnan dan paradoks

dengan tuntutan profesional yang diharapkan (Hadiyanto : 2010).

Dari latar belakang sebagaimana diuraikan diatas, penulis tertarik untuk

meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru di madrasah

„Aliyah Purbalingga. Penelitian ini berjudul : “Pengaruh Pendidikan, Masa

Kerja, (Pengalaman Kerja), Frekuensi Pelatihan dan Sertifikasi

Profesional Terhadap Kinerja Guru Madrasah „Aliyah Purbalingga”.

Beberapa alasan yang penulis memilih judul tersebut antara lain :

1. Pendidikan adalah faktor penting dan pnentu dalam rangka peningkatan

sumber daya manusia (SDM) khusunya di lembaga Pendidikan Islam di

Purbalingga, dengan visi Kabupaten : “Purbalingga Yang Berdaya saing,

Sejahtera dan Berakhlakul Karimah”.

2.Pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional

adalah faktor-faktor penting yang determinan dan berpengaruh terhadap kinerja

guru dalam melaksanakan tugas-tugas pedagogik yang profesional.

5

Page 16: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

3.Masih diperlukannya upaya terus menrus untuk mencapai kualitas

pendidikan yang diharapkan semua pihak, baik para pengambil kebijakan

(decesion maker), stake holder (para pelanggan yakni wali murid). Untuk itu

penulis berusaha meneliti determinasi apa yang menjadi faktor utama yang

mempengaruhi kinerja guru dengan analis kuantitatif dengan statistik regresi

ganda.

Faktor-faktor lain yang dimungkinkan dapat mempengaruhi kinerja guru,

misalnya : fasilitas kerja, jarak tempuh kerja, kondisi sosial-ekonomi guru dan

faktor-faktor lain tidak diteliti, karena menurut hemat penuls, faktor

pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional

guru merupakan faktor-faktor yang esensial dan mendasar.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh secara parsial antara faktor tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional terhadap

kinerja guru Madrasah „Aliyah Purbalingga ?

2. Faktor apakah yang paling dominan antara, tingkat pendidikan, pengalaman

kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional terhadap kinerja guru

Madrasah ;Aliyah Purbalingga ?

3. Apakah faktor tingkat pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan

sertifikasi profesional secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja gur

Madrasah „Aliyah Purbalingga ?

Pembatasan masalah yang penulis lakukan agar lebih fokus terhadap

obyek atau subyek penelitian ini, maka perlu ditegaskan agar kajian terbatas

pada variabel penelitian yang sudah ditetapkan.

6

Page 17: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kinerja Guru

Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga, tetapi dalam penelitian ini peneliti

membatasi pada pengaruh secara bersama-sama, yaitu faktor pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan tunjangan profesional, faktor yang

berpengaruh secara parsial, kemudian variabel yang berpengaruh paling

dominan terhadap variabel kinerja guru. Ringkasnya, pendidikan sebagai

variabel bebas pertama, pengalaman kerja, sebagai variabel bebas kedua,

pelatihan sebagai variabel bebas ketiga dan sertifikat profesional sebagai

variabel bebas keempat terhadap kinerja guru sebagai variabel terikat.

C. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat ataupun kegunaan penelitian ini ada dua macam, secara

teoritis dan manfaat praktis :

1. Manfaat teoritis, sebagai informasi akademik mengenai pengaruh secara

parsial antara tingkat pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi pelatihan

dan sertifikasi profesional terhadap kinerja guru MAN Purbalingga

2. Mengetahui pengaruh paling dominan antara tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan terhadap kinerja guru MAN

Purbalingga.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat pendidikan, pengalaman kerja,

frekuensi pelatihan dan srtifikasi profesional secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja guru MAN Purbalingga.

Sedangkan manfaat praktis penelitian ini, khususnya kepada para praktisi

pendidikan, juga pejabat pengambil kebijakan di lingkungan madrasah dapat :

1. Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui faktor

yang berpengaruh terhadap kinerja guru di lingkungan Madrasah „Aliyah.

7

Page 18: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

2. Sebagai masukan dan pertimbangan serta memprediksikan kebijakan

peningkatan mutu pendidikan bagi para pengambil keputusan (decesion

maker) di lingkungan Kementerian Agama dalam rangka peningkatan

kualitas pendidikan.

8

Page 19: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah istilah yang sekarang sering dipakai dalam

menyatakan prestasi kerja seseorang dalam mlaksanakan tugasnya, dan

dengan parameter atau tolok ukur tertentu dapatdilihat tinggi rendahnya

kualitas kerja seseorang. Dengan kata lain kinerja dapat diartikan sebagai

prestasi kerja (performance), yaitu suatu pencapaian pekerjaan tertentu yang

tercermin dari out-put yang dihasilkan, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Menurut Malayu SP Hasibuan (1997), prestasi kerja adalah suatu hasil

kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan dalam kurun waktu tertentu.

Simamora (1995) berpendapat bahwa, kinerja merupakan suatu

persyaratan-persyaratan tertentu yang secara langsung dapat tercermin dari

out-put yang dihasilkan, baik berupa jumlah maupun kualitasnya, fisik

maupun non fisik.

Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal, efektifitas

operasional suatu organisasi , bagian organisasi, dan karyawannya

berdasarkan standar serta kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena

organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja

sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya

9

Page 20: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan. Sehingga

kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam

kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan

dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi kinerja.

Menurut Smith dalam Mulyasa ( 2005: 136) dijelaskankan bahwa

kinerja adalah “…..output drive from processes, human orotherwise”.

Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih

lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai

prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau

unjuk kerja.

Sedangkan Prawirasentono (1999: 2) berpendapat bahwa

“Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral ataupun etika”.

Adapun Dessler (1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir

sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja actual

dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih

memfokuskan pada hasil kerja.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disim-

pulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh

seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu

aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan.

Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja

seseorang dengan standar yang telah ditetapkan.

10

Page 21: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar

kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu

mencapai prestasi yang baik. Kinerja yang dimaksudkan diharapkan

memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang

akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi

maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang

direncanakan.

Sedangkan kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu, yaitu dapat

dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang

harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, bentuk

perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran.

Berkenaan dengan standar kinerja guru, menurut Sahertian sebagaimana

dikutip Kusmianto (1997: 49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru

oleh pengawas menjelaskan bahwa “standar kinerja guru itu berhubungan

dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja

dengan peserta didik secara individual, (2) persiapan dan perencanaan

pembelajaran,(3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan

peserta didik dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan

yang aktif dari guru”.

Di dalam UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Demikian pula dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a)

tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta

menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

11

Page 22: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar

mengajar merupakan bentuk kinerja guru.

Kinerja guru sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penting dalam

rangka mengemban tugas yang profesional yaitu tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional guru.

B. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal, efektifitas

operasional suatu organisasi , bagian organisasi, dan karyawannya

berdasarkan standar serta kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena

organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja

sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya

dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan. Sehingga

kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam

kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan

dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi kinerja.

Menurut Smith dalam Mulyasa ( 2005: 136) dijelaskankan bahwa

kinerja adalah “…..output drive from processes, human orotherwise”.

Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih

lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai

prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau

unjuk kerja.

Sedangkan Dedeh Sofia Hasanah dkk (2010:92) memaparkan bahwa

kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris , work performance atau

job performance tetapi sering disingkat performance saja. Kinerja disebut

juga prestasi kerja yaitu sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh

pengatahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan

sesuatu.

12

Page 23: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Persoalan kinerja selalu menjadi perhatian dalam manajemen, karena sangat

erat relevansinya dengan produktifitas sebuah lembaga. Selanjutnya

dikatakan bahwa Performance = Ability x Motivation, maksudnya faktor

utama dalam kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Sehingga dapat

dijelaskan dengan kata lain bahwa kinerja adalah prestasi yang diperlihatkan

atau kemampuan bekerja atau prestasi kerja.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh

seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu

aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan.

Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja

seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang

dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi

standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik.

Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu

yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan

harus dapat dilihat secara mutu.

Adapun yang dimaksud kinerja guru adalah performance guru,

yaitu prestasi kerja,, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau

unjuk kerja guru. Jadi kinerja guru dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh

,bagaimana seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan

mengevaluasi pembelajaran serta memberikan tindak lanjut dari evaluasi

pembelajaran dan hasil yang diperoleh oleh seorang guru. (LAN dalam

Mulyasa,2009:136). Kinerja guru selalu menjadi pusat perhatian ,karena

merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan prestasi peserta didikdan

menentukan kualitas lulusan , sehingga kinerja guru selalu diperhatikan dan

berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru.

Sebagaimana diungkapkan oleh Saudagar dan Idrus (2011:85)

bahwa dalam setiap usaha peningkatan mutu pendidikan seperti perubahan

13

Page 24: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

kurikulum, pengembangan metode pembelajaran,penyediaan sarana

prasarana akan berarti apabila melibatkan guru. Karena guru lah kunci

dalam peningkatan mutu pendidikan dan ia berada di titik sentral dari setiap

usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan

kualitatif.

Sedangkan spesifikasi kinerja guru , dapat dilihat dan diukur

berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Berkaitan dengan kinerja guru, bentuk perilaku yang dimaksud adalah

kegiatan guru dalam proses pembelajaran.

Adapun di dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dipaparkan bahwa beban kerja

guru meliputi kegiatan pokok berikut , (1) merencanakan pembelajaran, (2)

melaksanakan pembelajaran, (3) menilai hasil pembelajaran, (4)

membimbing dan melatih peserta didik dan (5) melaksanakan tugas

tambahan.

Berdasarkan penjelasan tersebut ,maka kinerja guru dapat diketahui

pada waktu melaksanakan proses pembelajaran di kelas yang dimulai dari

persiapan pembelajaran maupun program semester sampai dengan

mengevaluasi hasilnya atau dapat dikatakan bahwa kinerja guru merupakan

hasil kerjanya dalam jangka waktu tertentu yang dapat diketahui nilainya

melalui pedoman pengukuran. Oleh karenanya guru harus terus menerus

meningkatkan kinerjanya dan melakukan evaluasi secara berkala.

Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk mampu

secara profesional menyajikan materi pelajaran di sekolah dengan persiapan

yang matang ,agar pembelajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat pada

indikator keberhasilan pembelajaran. Sehingga dapat dijelaskan bahwa

proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

guru mulai dari persiapan ,pelaksanaan, evaluasi pembelajaran dan

perbaikan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.

14

Page 25: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Surya (2004:10) mengemukakan faktor-faktor mendasar yang terkait

erat dengan kinerja profesional guru yaitu kepuasan kerja yang berkaitan

dengan kesejahteraan guru. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh faktor-faktor :

(1) imbalan jasa, (2) rasa aman, (3) hubungan antar pribadi, (4) kondisi

lingkungan kerja, (5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan

diri.

Sedangkan Prabu Mangkunegara (2004:68) menegaskan faktor yang

mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability) dan

motivasi (motivation). Selanjutnya dijelaskan bahwa kemampuan guru

terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realitas (knowledge

dan skill). Artinya seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan

yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan

pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang

diharapkan. Adapun faktor motivasi terbentuk dari sikap seorang guru

dalam menghadapi situasi kerja, yaitu kondisi yang menggerakkannya untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Tinggi rendahnya kinerja guru juga disebabkan oleh banyaknya

faktor, diantaranya tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan maupun

sertifikasi profesional guru. National Commission for Excellence in Teacher

Education menyatakan bahwa guru yang efektif harus terampil dan mahir

dalam bidangnya .(Rachmawati dan Daryanto,2013: 11). Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman kerja merupakan

unsur penting bagi guru.

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kinerja guru, karena

pendidikan dapat membentuk pola pikir seseorang dan menambah ilmu

pengetahuan. Perbedaan tingkat pendidikan seseorang dapat menimbulkan

perbedaan dalam berpikir dan bertindak.

15

Page 26: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tingkat keilmuan yang dimiliki oleh seorang guru sangat mempengaruhi

dalam menjalankan kinerjanya sebagai pendidik yang bertugas mentransfer

ilmu kepada peserta didik. Disamping itu, sikap seseorang yang

berpendidikan akan berpikir lebih dahulu sebelum bertindak, sehingga

berpengaruh terhadap bagaimana seorang guru mengemban amanah dengan

baik dan menjaga kinerjanya. Anwar Jasin sebagaimana dikutip Saudagar

dan Idrus (2011:97) memasukkan tingkat pendidikan sebagai salah satu ciri

untuk pekerjaan yang profesional.

Berdasarkan pemikiran pakar tentang faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja guru di atas ,maka dapat disimpulkan bahwa kinerja yang

baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan pendidikan, sehingga

perlu diupayakan usaha untuk meningkatkan pendidikan, pengalaman kerja,

frekuensi pelatihan maupun peruntukan sertifikasi yang memadai. Semua itu

bermuara pada kualitas kinerja guru dalam mengemban tugas yang

profesional.

D. Tingkat Pendidikan Guru

1. Pengertian Tingkat Pendidikan Guru

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat urgen bagi bangsa dan

negara, karena pendidikan suatu cara untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya yang

berkualitas mampu membawa perubahan kehidupan yang lebih baik di

masyarakat. Upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

manusia harus selalu ditingkatkan demi terciptanya kualitas sumber daya

manusia yang lebih baik. Guru adalah salah satu faktor penentu tinggi

rendahnya mutu pendidikan, maka untuk meningkatkan kualitas pendidikan

berarti juga harus meningkatkan kualitas guru.

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal yang telah diikuti

dan diselesaikan oleh guru. Menurut Andrew E. Sikula yang dikutip

16

Page 27: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Mangkunegara (2003:50) tingkat pendidikan yaitu suatu proses

jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir,

yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual

dan teoritis untuk tujuan –tujuan umum. Dan melalui pendidikan, seseorang

dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan

mengembangkan metode berpikir secara sisitematik, sehingga dapat

memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan di kemudian

hari. (Soedarmayanti,2001:32).

Dalam beberapa konteks, pengertian tingkat pendidikan dikonotasi

kan dengan jenjang pendidikan, karena kedua kata tersebut memiliki makna

yang sama . Jenjang pendidikan dimaksudkan sebagai tahap pendidikan

yang ditetapkan secara berkelanjutan,berdasarkan tingkat perkembangan,

peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran,dan cara penyajiannya.

(Ihsan,2005:22).

Jadi pendidikan merupakan kegiatan dinamis dalam setiap

kegiatan individu yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, mentalnya,

emosinya, sosialnya dan efeknya. Dengan kata lain, pendidikan sangat

mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan kehidupan individu.

Faktor pendidikan juga berperan penting dalam kualitas kinerja guru.

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal; menurut UU Nomor

20 tahun 2005 pendidikan formal yaitu jalur pendidikan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

2. Indikator Tingkat Pendidikan

Kegiatan pendidikan untuk pegawai sering digabungkan dengan

program pelatihan, kemudian disebut diklat (pendidikan dan pelatihan).

17

Page 28: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Dalam beberapa hal keduanya mempunyai karakteristik yang sama,

diantaranya adanya transfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan informasi ;

bersifat dinamis; dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri.

Di dalam Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 14

disebutkan bahwa indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang

pendidikan dan kesesuaian jurusan .Jenjang pendidikan merupakan tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta

didik, tujuan yang akan dicapai,dan kemampuan yang akan dikembangkan,

terdiri dari Pendidikan Dasar, yaitu jenjang pendidikan awal selama 9 tahun

pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan

menengah, dan Pendidikan Menengah , yaitu jenjang pendidikan lanjutan

pendidikan dasar, serta Pendidikan Tinggi, yaitu jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor,

dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Berdasarkan pengamatan secara umum, bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan akan lebih mudah bagi guru untuk melaksanakan

fungsinya di lembaga tempat ia bekerja. Disamping materi tetapi juga

harus bisa berinovasi dan berkreasi yang selaras yang semua itu bermuara

pada pelaksanaan pembelajaran.

E. Pelatihan Guru

1. Pengertian Pelatihan Guru

Simamora (1997: 345) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan

serangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan keahlian,

pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan

kegiatan yang secara langsung dapat menunjang guru dalam meningkatkan

18

Page 29: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

kemampuan dan keterampilannya dalam kegiatan pembelajaran.

Guru yang sering mengikuti pelatihan, maka pengetahuan dan

keterampilannya akan semakin berkembang, sehingga dapat meningkatkan

kinerjanya.

Pada dasarnya kegiatan pelatihan bagi guru merupakan suatu bagian

yang integral dari manajemen ketenagaan sekolah sekaligus

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru. Sehingga pada

gilirannya diharapkan para guru dapat memperoleh keunggulan kompetitif

dan dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Mereka bisa bekerja

lebih produktif, dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya.

Sedangkan frekuensi pelatihan guru yang dimaksudkan adalah

kuantitas pelatihan yang diikuti oleh guru, sehingga memperkaya

kompetensi dan ketrampilannya dalam mendidik. Hal tersebut tentu saja

berpengaruh pada kinerja guru. Sesuai dengan pendapat Mulyasa

(2009:139) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja

guru salah satunya adalah keterampilan. Keterampilan dapat diperoleh dari

pelatihan, makin terampil tenaga kependidikan akan lebih mampu bekerja

serta menggunakan fasilitas.

2. Manfaat Pelatihan

Pemikiran Sondang Siagian (1997:183-185) tentang manfaat

program pelatihan guru bagi sekolah maupun guru itu sendiri adalah sebagai

berikut : Bagi sekolah ,setidaknya terdapat 7 (tujuh) manfaat yang dapat

dipetik, yaitu : (a) peningkatan produktifitas kerja sekolah secara

keseluruhan; (b) terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan

bawahan; (c) terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan

tepat; (d) meningkatkan semangat kerjadengan komitmen organisasional

yang lebih tinggi; (e) mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui

19

Page 30: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

penerapan gaya manajerial yang partisipatif; (f) memperlancar jalannya

komunikasi yang efektif; dan (g) penyelesaian konflik secara fungsional.

Sedangkan manfaat pelatihan bagi guru, diantaranya: (a) membantu

guru membuat keputusan dengan lebih baik; (b) meningkatkan kemampuan

guru menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi; (c)terjadinya

internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional; (d) timbulnya

dorongan dalam diri guru untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya;

(e) peningkatan kemampuan guru untuk mengatasi stress, frustasi dan

konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri; (f) tersedianya

informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan guru dalam

rangka pertumbuhan secara tehnikal maupun intelektual; (g) meningkatkan

kepuasan kerja.

Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat ditegaskan bahwa suatu

lembaga pendidikan atau sekolah yang selalu berupaya meningkatkan kualitas

pendidikannya, maka itulah sekolah yang mau memberikan kemudahan

kepada guru untuk melakukan proses belajar dan mengubah dirinya sendiri

menjadi lebih baik. Salah satu wujud sekolah sebagai learning organization

adalah adanya kemauan belajar guru untuk senantiasa meningkatkan

kemampuannya, dan salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Dengan

demikian ,upaya belajar tidak hanya terjadi pada peserta didik semata.

Sehingga semakin tingginya frekuensi program pelatihan, maka kinerja guru

semakin berkualitas, dengan banyaknya pelatihan yang didikuti oleh seorang

guru, semakin profesional dalam menjalankan tugas.

F. Sertifikasi Guru

1. Pengertian Sertifikasi Guru

Istilah sertifikasi mempunyai makna surat keterangan (sertifikat) dari

20

Page 31: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus

pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas.

Adapun sertifikat pendidik adalah surat keterangan yang diberikan

kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan program sertifikasi.

(Trianto dan Titik,2007:11).

Sedangkan Martinus Yamin (2006:2) menjelaskan bahwa sertifikasi

adalah pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal

sebagai pengakuan tenaga profesional.

Menurut Muchlas Samani (2006:9), sertifikasi merupakan bukti formal

dari pemenuhan syarat kualifikasi akademik minimum dan penguasaan

kompetensi minimal sebagai guru; sehingga sertifikat pendidik adalah surat

keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi

kualifikasi pendidikan minimum dan menguasai kompetensi minimal sebagai

agen pembelajaran.

Di dalam Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen dinyatakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat

pendidik kepada guru dan dosen (pasal 1 butir 11). Guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi,sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional(pasal 8). Dan pada pasal 16, dipaparkan bahwa guru yang memiliki

sertifikat pendidikmemperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji ,guru

negeri maupun swasta dibayar pemerintah.

Menurut Mulyasa (2007:33), sertifikat pendidik adalah bukti formal

sebagai tenaga profesional, sedangkan sertifikasi guru adalah suatu proses

pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu setelah

21

Page 32: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

lulus ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan

kata lain , sertifikasi guru yaitu proses uji kompetensi yang dirancang untuk

mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan

pemberian sertifikat pendidik.

Mencermati pendapat dari beberapa ahli tersebut, berarti guru wajib

mengikuti sertifikasi, karena dengan sertifikasi, guru akan meningkatkan

kemampuan dan keterlibatannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru.

Disamping itu ,dengan sertifikasi diharapkan guru menjadi pendidik

profesional, yaitu berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan

dengan pemilikan sertifikat pendidik setelah dinyatakan lulus uji kompetensi.

Sesuai dengan amanah Undang-Undang no. 14 tahun 2005 bahwa sertifikasi

sebagai bagian dari peningkatan mutu dan kesejahteraan guru, atas profesinya

itu, guru berhak mendapatkan imbalan tunjangan profesi dari pemerintah

sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan.

Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru

merupakan proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani rohani dan memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Tentu saja sertifikasi guru ini sebagai upaya peningkatan mutu

guru yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan. Apabila

kompetensi guru ditingkatkan seiring dengan penghasilannya, maka diharapkan

kinerjanya juga tinggi.

2. Lembaga Penyelenggara Sertifikasi

Penyelenggaraan program sertifikasi diatur dalam pasal 11 ayat 2

UU No 14 tahun 2005 yaitu dilakukan oleh perguruan tinggi yang

memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan

22

Page 33: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

ditetapkan oleh pemerintah. Perguruan Tinggi yang dimaksud adalah yang

memiliki fakultas keguruan seperti FKIP dan Fakultas Tarbiyah yang telah

terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional RI .

Pelaksanaan sertifikasi diatur berdasarkan kerja sama antara Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Daerah atau Kementerian Agama Propinsi

dengan perguruan tinggi yang ditunjuk. Sedangkan dana penyelenggaraan

sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah daerah

sebagaimana tertuang dalam UU NO 14 tahun2005 bahwa pasal 13 ayat 1

bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran

untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru

dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan

oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.

3. Program Sertifikasi Guru.

Ada 2 (dua) macam program sertifikasi guru, yaitu melalui

penyusunan Portofolio dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

(Permendiknas No18 tahun 2007).

a. Penyusunan Portofolio

Yang dimaksud portofolio program sertifikasi adalah bukti fisik

berupa dokumen yang menggambarkan pengalaman berprestasi yang

dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval

waktu tertentu. Adapun fungsi portofolio dalam sertifikasi adalah untuk

menilai kompetensi guru sebagai pendidik dan agen pembelajaran .

Komponen portofolio program sertifikasi guru meliputi :

1). Kualifikasi akademik, yakni tingkat pendidikan formal yang telah

23

Page 34: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

dicapai sampai dengan guru mengikuti program sertifikasi, baik

pendidikan bergelar (S-1,S-2atau S-3) maupun non gelar (D-4 atau Post

Graduate Diploma )baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bukti

fisik berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2). Pendidikan dan Pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan

pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau

peningkatan kompetensidalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik

pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,propinsi, nasional maupun

internasional. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau

surat keterangan dari lembaga penyelenggara pendidikan dan latihan.

3). Pengalaman Mengajar, ialah masa kerja guru dalam melaksanakan

tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan

surat tugas dari lembaga yang berwenang baik pemerintah maupun

kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan. Bukti fisik berupa surat

keputusan (SK) atau surat keterangan sah dari lembaga yang berwenang.

4). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;

Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan mengelola

pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas pada setiap tatap muka.

Dokumen perencanaan pembelajaran berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) hasil kerja guru yang bersangkutan. Adapun

pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola

pembelajaran secara klasikal dan individual. Bukti fisik pelaksanaan

pembelajaran berupa hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/ atau

pengawas tentang kinerja guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.

5).Penilaian dari atasan dan pengawas, yaitu penilaian pada kompetensi

24

Page 35: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

kepribadian dan sosial. Indikator penilaian meliputi ketaatan

menjalankan agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan,

keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreatifitas, kemampuan menerima

kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja

sama. Penilaian dilakukan dengan menggunakan Format Penilaian

Atasan.

6). Prestasi Akademik, yaitu prestise yang dicapai guru, terutama yang

berkaitan dengan keahliannya yang mendapat pengakuan dari

lembaga/panitya penyelenggara mulai dari tingkat kecamatan,

kabupaten/kota, propinsi, nasional maupun internasional. Komponen ini

meliputi lomba karya akademik yang relevan dengan bidang studi/keahlian

(juara 1,2,3); karya monumental di bidang pendidikan atau non

pendidikanyaitu karya guru yang bersifat inovatif dan bermanfaat bagi

masyarakat, minimal tingkat kabupaten/kota; sertifikat keahlian/

keterampilan pada guru SMK dan guru OR maupun capaian skor

TOEFL.; pembimbingan teman sejawat, yaitu melakukan tugas sebagai

instruktur, guru inti, tutor,membimbing guru yunior, dan pamong PPL

calon guru; pembinaan siswa untuk persiapan lomba yang sesuai dengan

keahliannya baik mencapai kejuaraan maupun tidak.

b. Sertifikasi Guru Melalui Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 10 tahun

2009 tentang Sertifikasi Guru dalam jabatan, bahwa peserta sertifikasi

guru melalui penilaian portofolio yang belum mencapai skor minimal

kelulusan , diharuskan (1) melengkapi kekurangan portofolio, atau

(b)mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri

25

Page 36: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

dengan ujian. Sedangkan sertifikat pendidik bagi guru prajabatan diperoleh

melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Materi PLPG disusun dengan memperhatikan 4 (empat) kompetensi

guru, yaitu pedagogik, kepribadian, profesional dan social. Standardisasi

kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan oleh LPTK

penyelenggara sertifikasidengan mengacu pada rambu-rambu yang

ditetapkan oleh Dirjen Dikti/Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru dan hasil

need assessment. Rambu-rambu kompetensi dijabarkan dalam struktur

kurikulum PLPG.

Lembaga penyelenggara PLPG mengakhiri program dengan

mengadakan Ujian yang mencakup ujian tulis dan ujian kinerja. Ujian tulis

bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan pedagogi dan

ujian kinerja untuk mengungkap kompetensi profesional, pedagogik,

kepribadian dan sosial. Keempat kompetensi tersebut juga bisa dinilai

selama proses pelatihan berlangsung. Kompetensi kepribadian dan sosial

juga dinilai melalui teman sejawat .

Berdasarkan uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa Sertifikasi

guru merupakan program tunjangan sertifikasi yang ditujukan kepada para

guru yang telah lulus dalam uji sertifikasi. Program ini dapat dikatakan

sebagai salah satu motivasi seorang guru untuk dapat meningkatkan

kinerjanya dalam bekerja. Pelaksanaan program sertifikasi guru

dilaksanakan sejak tahun 2007 setelah diterbitkannya Peraturan Mendiknas

Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan.

Program sertifikasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

meningkatkan kompetensi guru sebagai tenaga pendidik yang profesional.

Melalui sertifikasi ini guru dituntut agar bersungguh-sungguh menjalankan

tugasnya sebagai guru dan mengerahkan segala kreatifitasnya bagi

26

Page 37: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

pendidikan. Program sertifikasi diberlakukan untuk para guru yang

memiliki masa kerja minimal 5 tahun dengan usia maksimal 50 tahun

(KEMDIKBUD, 2013).

Adapun Sertifikasi profesional merupakan bentuk penghargaan dari

pemerintah atas pencapaian kinerja guru. Program sertifikasi menuntut

para guru untuk dapat melaksanakan kewajibannya sebagai tenaga

pendidik yang profesional. Jika para guru tidak dapat memenuhi

kewajibannya, maka secara otomatis pemerintah akan memberhentikan

tunjangan sertifikasinya. Karena Sertifikasi guru tersebut sebagai upaya

peningkatan mutu guru yang diharapkan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

G. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang selaras dengan penelitian ini, diantaranya hasil

penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Guru Ekonomi se

Kabupaten Kendal (Handayani,2005) diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan

mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja guru. Hal ini didukung dari analisis

deskriptif persentase pendidikan dalam katagori sangat baik sebesar 88,27%.

Artinya tingkat pendidikan guru sudah memenuhi kualifikasi standar minimal

pendidikan untuk guru SMA, serta kesesuaian pendidikan yang ditempuh sudah

linier dengan pelajaran yang diampu.

Selanjutnya, penelitian tentang Sertifikasi guru yang dilakukan Warjono

(2013) terhadap guru SD se- Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo

menunjukkan bahwa dengan penerimaan sertifikasi maka kinerja guru dalam hal

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian serta

pengembangan diri dalam kategori baik, masing-masing 85%, 80% dan 40%.

Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat ditegaskan bahwa

penelitian tentang pengaruh pendidikan, pengalaman mengajar, pelatihan dan

27

Page 38: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

sertifikasi profesional terhadap kinerja guru Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga

yang penulis lakukan , lokasi dan penelitian belum pernah diteliti orang lain

sebelumnya, sehingga termasuk dalam kriteria kebaruan.

H. Kerangka Berpikir

Pendidikan mempunyai peran yang sangat urgen dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia, sehingga berimplikasi pada kemajuan suatu

bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin profesional dalam

bekerja, disebabkan telah menyerap banyak ilmu sebagai bekal dalam menghadapi

permasalahan yang terjadi. Dengan berpendidikan, menjadikan seseorang lebih

bijaksana, bertanggung jawab dan bekerja dengan sungguh-sungguh, sehingga

memperoleh hasil yang baik. Guru sebagai salah satu komponen dalam

pendidikan dituntut untuk memiliki pendidikan yang memadai agar menghasilkan

output yang memuaskan. Seiring dengan konsep pemikiran tersebut, maka dapat

diduga ada pengaruh positif antara faktor pendidikan terhadap kinerja guru.

Pengalaman mengajar merupakan masa kerja guru selama menekuni

tugasnya. Seorang guru yang memiliki pengalaman mengajar dalam durasi waktu

yang lama, maka akan semakin memupuk keahlian dan profesionalismenya,

sehingga membuahkan kinerja yang unggul. Mengacu pada pemikiran tersebut,

maka diprediksikan ada pengaruh positif antara pengalaman mengajar atau masa

kerja terhadap kinerja guru.

Pelatihan guru merupakan salah satu tehnis untuk meningkatkan

kompetensi guru, yaitu kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan keahlian,

pengetahuan, pengalaman, maupun perubahan sikap yang baik. Sehingga berguna

untuk memperbaiki kinerja, memutakhirkan keahlian seiring dengan kemajuan

teknologi ,dan seterusnya. Semakin seringnya mengikuti pelatihan maka semakin

membantu menyempurnakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya.

28

Page 39: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Demikian pula seorang guru yang mengikuti pelatihan dengan frekuensi tinggi

diharapkan ada pengaruh signifikan terhadap kinerjanya.

Sertifikasi guru merupakan kebijakan yang sangat strategis ,karena

bertujuan meningkatkan kualitas guru, memenuhi kompetensi, mengangkat harkat

dan wibawa guru, sehingga guru lebih dihargai dan semua itu bermuara pada

peningkatan kualitas pendidikan. Dengan adanya program sertifikasi diharapkan

menghasilkan guru yang profesional, mempunyai motivasi dan dedikasi dalam

mendidik serta mencerdaskan anak bangsa. Tunjangan profesi sebesar 1 kali gaji

pokok setiap bulan dari program sertifikasi guru merupakan salah satu motivasi

untuk meningkatkan kinerjanya.

Kinerja guru berkaitan erat dengan faktor pendidikan, pengalaman

mengajar, pelatihan maupun sertifikasi profesional yang bisa membentuk kualitas

diri. Guru yang berkualitas akan menciptakan generasi yang cerdas. Diharapkan

akan membantu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan pemikiran diatas, diduga ada pengaruh positif antara

pendidikan, pengalaman mengajar, pelatihan dan sertifikasi profesional terhadap

kinerja guru.

Kerangka berfikir atau konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

29

Page 40: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir

Tingkat Pendidikan

(X1)

Pengalaman Mengajar

(X2)

( X ) Frekuensi Pelatihan ( Y )

( X3)

Sertifikasi Profesional

(X4)

X1 : Tingkat Pendidikan (Variabel bebas – Independen).

X2 : Pengalaman Mengajar (Variabel bebas –Independen).

X3 : Frekuensi Pelatihan (Variabel bebas – Independen).

X4 : Sertifikasi Profesional (Variabel bebas – Independen).

Y : Kinerja Guru (variabel terikat – Dependen).

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan tersebut, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif tingkat pendidikan terhadap kinerja guru Madrasah

Aliyah Negeri Purbalingga.

30

Tingkat Pendidikan

Pengalaman Kerja

Frekuensi Pelatihan

Sertifikat Profesional

Kinerja Guru

Page 41: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

2. Ada pengaruh positif pengalaman mengajar terhadap kinerja guru Madrasah

Aliyah Negeri Purbalingga.

3. Ada pengaruh positif frekuensi pelatihan terhadap kinerja guru Madrasah

Aliyah Negeri Purbalingga.

4. Ada pengaruh positif sertifikasi profesional terhadap kinerja guru Madrasah

Aliyah Negeri Purbalingga.

5. Ada pengaruh positif tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, frekuensi

pelatihan, dan sertifikasi profesional secara simultan terhadap kinerja guru

Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga.

31

Page 42: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis peneltian kuantitatif. Dalam penelitian

kuantitatif atau positivistik, dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala

itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat ),

maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada

beberapa variabel saja. (Sugiyono, 2008 : 42)

Penelitian ini disebut penelitian sensus, sebab data dan informasi

dikumpulkan dari seluruh responden atau populasi (Masri Singarimbun,

1995) sedangkan penjaringan data dengan menggunakan kuesioner atau

angket, dengan fokus penelitian relasional pengaruh, yaitu menganalisis

pengaruh antara beberapa variabel, dimana satu variabel terikat (dependent

variable) dipengaruhi oleh 4 variabel bebas (independent variable)

Instrumen penjaringan data dengan menggunakan kuesioner,

disamping wawancara, observasi dan dokumentasi. Sifat hubungan antara

variabel adalah kausal, atau sebab akibat, dimana variabel bebas (independent

variable) menyebabkan berubahnya variabel terikat (dependent variable).

Lokasi penelitian adalah Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga,

subyek penelitian adalah semua guru madrasah tersebut sebagai populasi.

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu :

1. Variabel Tingkat Pendidikan guru, sebagai variabel bebas pertama

2. Variabel Pengalaman Kerja, sebagai variabel bebas kedua

33

Page 43: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

3. Variabel Frekuensi Pelatihan Guru sebagai variabel bebas ketiga

4. Variabel Sertifikasi Profesional sebagai variabel bebas ke empat

5. Variabel Kinerja Guru sebagai variabel terikat.

B. Metode Sampling

Metode prngambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

kuantitatif ini adalah teknik sampel “jenuh”, yakni teknik pengambilan

sampel dengan cara melibatkan seluruh populasi yang berada di lokasi

penelitian ini, yaitu seluruh guru MAN Purbalingga.

Menurut Arikunto dalam Prosedur Penelitian (1998 : 120) bahwa

penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subyek

penelitian tidak terlalu banyak. Apabila subyek penelitian kurang dari 100,

lebih baik diambil seluruhnya, maka penelitian ini disebut penelitian populasi.

Dengan demikian seluruh guru Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga

sebanjak 48 orang adalah merupakan sampel sekaligus populasi dari

penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah :

1. Kuesioner, yaitu peneliti menjaring dan mengumpulkan data dengan

cara mengajukan sejumlah item pertanyaan kepada responden dalam

suatu daftar pertanyaan atau pernyataan.

2. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan melalui tanya

jawab langsung dengan responden, dalam penelitian ini wawancara

34

Page 44: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

berfungsi untuk mendukung dan melengkapi data.

3. Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung kepada obyek penelitian, guna melengkapi

data yang belum dapat dijaring melalui kuesioner maupun wawancara.

4. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan melalui

literatur, dokumen-dokumen maupun data statistik, profil madrasah, guna

melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini.

D. Definisi Operasional

1. Tingkat Pendidikan, yang dimaksud tingkat pendidikan, yaitu

pendidikan yang sudah ditempuh oleh guru secara formal, yaitu ijazah

yang diperoleh melalui pendidikan formal sebagai parameter sah untuk

mengukur tingkat pendidikan. Skala pengukuran dimulai dari angka 14

sampai 18, dengan asumsi pendidikan yang ditempuh oleh guru, dari

Pendidikan Dasar selama 6 tahun, SLTP/MTs selama 3 tahun dan SLTA 3

tahun menjadi 12 tahun, demikian seterusnya sampai tingkat 18 tahun

yaitu Doktor.

Tabel 3.1 : Skor Tingkat Pendidikan Guru

No. Tingkat Pendidikan Tahun/Skor

1.

2.

3.

4.

5.

Diploma II / Sederajat

Diploma III / Sarjana Muda

Diploma IV atau Strata-1

Strata 2 / Magister

Strata 3 / Doktor / Ph. D

14

15

16

17

18

35

Page 45: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

2. Pengalaman Kerja, yaitu pengalaman masa kerja yang dimiliki seorang

Guru sejak diangkat sebagai tenaga pendidik, dihitung sejak yang

bersangkutan mendapatkan Surat Keputusan (SK) sebagi guru.

Pengalaman kerja disekor.

Tabel 3.2 : Skor Pengalaman Kerja Guru

No. Rentang Masa Kerja Skor

1.

2.

3.

4.

5.

< dari 5 tahun

5,1 – 10 tahun

10,1 – 15 tahun

15,1 – 20 tahun

- 20,1 tahun

1

2

3

4

5

3. Frekuansi Pelatihan, dihitung berapa kali banyaknya pelatihan, diklat

atau penataran yang pernah diikuti oleh Guru sesuai dengan relevansi bidang

tugas masing-masing guru dan dibuktikan dengan sertifikat pelatihan. Skor

frekuensi pelatihan dihitung berdasarkan jumlah pelatihan yang diikuti sejak

yang bersangkutan diangkat menjadi guru sampai dengan bulan September

2017.

3. Sertifikat Profesional Guru, dihitung berdasarkan penghargaan

Pemerintah berupa tunjangan sertifikat profesional guru, dimulai dari

kurang dari 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) sampai diatas

6.000.000 (enam juta rupiah), digambarkan dalam Tabel berikut ini

37

Page 46: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tabel 3.3 : Tunjangan Sertifikat Profesional Guru

No. Jumlah Tunjangan Profesional (Rp) Skor

1.

2.

3.

4.

5.

< dari 1.500.000,00

1.500.001 - 3.000.000,00

3.000.001 - 4.500.000.00

4.500.001 - 6.000.000,00

> dari 6.000.001,00

1

2

3

4

5

4. Kinerja Guru, yaitu kemampuan atau prestasi guru dalam melaksanakan

tugas profesional pedagogik di lingkungan madrasah, diukur dengan

melalui referensi Undang-undang RI Nomor 14/2005 dan Penilaian

Kinerja Guru, dengan 4 indikator dan 20 item statemen/pernyataan,

sebagaimana terlmpir.

Adapun indikator Kinerja Guru dapat dikaji sebagai berikut :

1. Guru Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Efektif

2. Guru Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan

3. Guru Melaksanakan Penilaian Pembelajaran

4. Guru Memanfaatkan hasil Penilaian Sebagai Umpan balik guna

Kemajuan Belajar Peserta Didik

E. Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen dan Hipotesis

Ada beberapa langkah pengujian dan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :

1. Uji validitas dan reliabilitas. Dimaksudkan untuk mengetahui validitas

setiap item pertanyaan/pernyataan (questionnaire) yang digunakan

38

Page 47: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

2. dalam penilitian ini, maka digunakan rumus yang disusun Azwar

Saifudin (Azwar : 2000).

3. Cara Pengujian hipotesis, yaitu untuk menguji signifikansi koefisien

regresi secara parsial digunakan rumus uji t, rumusnya sebagaimana

dikembangkan Supranto ( Supranto, 199 : 302)

4. Cara pengujian variabel paling dominan diantara variabel pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional

terhadap kineja guru, digunakan analisis elastisitas (Gazpers, 1996 : 79)

5. Untuk menguji signifikansi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman

kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional secara bersama-

sama digunakan Uji F (Supranto, 1989 : 300).

39

Page 48: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Purbalingga

Wilayah Kabupaten Purbalingga adalah salah satu kabupaten

diantara 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini

berbatasan dengan kabupaten Pemalang di sebelah utara, Kabupaten

Banjarnegara sebelah timur dan selatan, sedangkan sebelah barat adalah

Kabupaten Banyumas.

Purbalingga adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kota kecil

ini terletak di wilayah ex karsidenan Banyumas. Kabupaten Purbalingga

dikenal dengan slogan dan semboyan kota PERWIRA, kepanjangan dari :

“Pengabdian, Rapi, Wibawa dan Ramah” dengan Visi : Purbalingga Yang

Berdaya Saing, Sejahtera dan Berakhlaqul Karimah”, telah mengantarkan

masyarakat Purbalingga untuk selalu meningkatkan kualitas dalamsegala

bidang yang positif, dan berupaya terjadinya peningkatan kualitas hidup yang

sehingga maasyarakat sejahtera disamping berakhlak mulia dan religius.

Kabupaten Purbalingga terdiri dari 18 kecamatan, yang terdiri dari

239 desa dan kelurahan, pusat pemerintahan berada di kecamatan

Purbalingga. Adapun secara topografis wilayah Kabupaten Purbalingga

memiliki aneka ragam, meliputi : dataran rendah, perbukitan dan gunung.

Luas daerah Kabupaten Purbalingga ada 77.764.122 ha atau 777,64

km2, terletak pada Bujur Timur : 1090

11‟ BT – 109

0 35

‟ BT dan Lintang

Selatan : 70 10 LS – 7

0 29

‟ LS.

40

Page 49: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Suhu rata-rata minimum : 24,30

C dan suhu rata-rata maksimum : 31,

7o

C, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85 %, hari hujan rata-rata 123

hari dan curah hujan rata-rata : 3.130 mm.

Di Purbalingga ada beberapa industri dengan bahan baku rambut

manusia untuk dijadikan bulu mata palsu (eye-lash) dan rambut palsu atau

“wig” dan juga rambut palsu “sanggul” maupun hair piece yang dipasang

guna tambahan rambut secara temporer.

Disamping industri bahan rambut manusia, juga ada industri knalpot

yang merupakan transformsi dari industri kuali dan panci dari tembaga.

Knalpot Purbalingga cukup terkenal di kalangan pemilik mobil sebagai

alternatif suku cadang murah. (http://www.purbalinggakab.go.id. Diunduh

pada Oktober 2017, pukul 13.30)

Sedangkan jumlah SMP Negeri dan Swasta se kabupaten Purbalingga

ada 77 buah, dan jumlah MTs Negeri/Swasta ada 39 buah, dipihak lain

jumlah SMA Negeri/Swasta, MA Negeri/Swasta se kabupaten Purbalingga

ada 25 buah, SMK Negeri/Swasta ada ada 22 buah (Badan Pusat Statistik

Kabupaten Purbalingga)

Sementara itu Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Purbalingga,

terdiri 5 komponen pembentuknya adalah sebagai berikut :

1). Indeks Pembangunan Manusia (dalam persen) : 66,23 (%),

2). Angka Harapan Hidup (tahun) : 72,80

3). Pengeluaran Perkapita Penduduk (rupiah) : 8.359

41

Page 50: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

4). Harapan Lama Sekolah (tahun) : 11,51

5). Rata-rata Lama Sekolah (tahun) : 6,84

B. Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga.

Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga beralamat di Jalan Letjen S.

Parman No. 150 Purbalingga Wetan kecamatan Purbalingga Telpon (0281)

891691, Fax. (0281) 894477 Kode Pos 53316, website :www.manpurbalingga

.sch.id. Madrasah „Aliyah adalah Sekolah Umum yang beriri khas agama Islam

yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama.

Keberadaan madrasah sejajar dengan SMA, maka tujuan pendidikan

Madrasaha „Aliyah pun harus sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, ke Adi-

Wiyataan jasmanai dan rokhani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta

memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Sedangkan Visi

MAN Purbalingga yaitu : “Tangguh Berkompetisi, Unggul Berprestasi, Cinta

Lingkungan Asri dan Mulia dalam Budi Pekerti”.

Dari rumusan visi tersebut dikembangkan menjadi :

“Terwujudnya peserta didik beserta masyarakat yang bertaqwa, berakhlak

mulia, berkepribadian, berilmu, trampil, peduli lingkungan dan mampu

mengaktualisasi kan diri dalam kehidupan beragama,berbangsa dan

Bernegara”.

42

Page 51: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

C. Pelaksanaan Program Intra Kurikuler

Tahapan ini akan berjalan dengan baik apabila guru dan siswa merasa

saling membutuhkan. Guru harus berupaya semaksimal mungkin agar bahan

ajar itu dapat diterima oleh siswa dengan mudah. Interaksi belajar mengajar

jangan sampai dimonopoli oleh guru, namun sebaliknya diusahakan siswa lebih

aktif. Guru berfungsi sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator.

Metode Pembelajaran, adapun metode pembelajaran dipakai antara lain :

a. CTL (Contectual Teaching Learning)

b. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

c. Demonstrasi

d. Diskusi

e. Pemberian Tugas

f. Ceramah, dll

D . Beberapa Hasil Bidang Akademik dan Non Akademik

Dari kegiatan proses belajar mengajar (akademik) Madrasah „Aliyah

Negeri Purbalingga selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

1. Prosentase lulusan selama tiga tahun terakhir adalah 100 %

2. Prestasi Non Akademik diantaranya :

43

Page 52: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

a. Juara Umum OSN tingkat Kabupaten

b. Juara II Olympiade Sains Madrasah Tingkat Propinsi Jawa Tengah

c. Juara I LCC Kebumian se Barlingmascakeb 2013

d. Juara I Karya Ilmiah Remaja (KIR) Ekonomi tahun 2012

e. Juara I Lomba Sekolah Sehat (LSS) dan Green School, dll.

3. Perkembangan selama 3 tahun ajaran terakhir mengalami peningkatan

yang signifikan, yaitu :

a. Penerimaan Siswa Baru meningkat.

b. Penerimaan siswa studi lanjut pada jenjang pendidikan tinggi

c. Hubungan Madrasah „Aliyah Purbalingga dengan masyarakat

terjalin dengan baik, sehingga tercapainya tujuan madrasah yang

efektif. (Profil Madrasah : 2017)

C. Sumber Daya.

Untuk mendukung tujuan pembelajaran agar tercapai lebih efektif

dan efisien, MAN Purbalingga membuthkan sumber daya yang memadai.

Pendekatan yang dilakukan adalah dari segi kuantitas maupun kualitas dari

sumber daya yang dimiliki. Komponen sumber daya ini dijabarkan

menjadi sub-sub komponen sebagai berikut :

44

Page 53: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

a. Sumber Daya berupa Sarana dan Prasarana Pendidikan :

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah berupa perlengkapan dan

peralatan pendidikan yang mendukung proses belajar mengajar,

meliputi : Tanah yang dimliki MAN Purbalingga seluas 19.220 m2

yang diperoleh atau dibeli oleh sekolah, baik melalui Pemerintah

ataupun Komite Madrasah. Tanah-tanah tersebutsudah bersertifikat.

Sedangkan pemanfaatan tanah tersebut dialokasikan sebagai berikut :

- Untuk Ruang kelas 1.512 m2

- Untuk Ruang Kantor/TU 72 m2

- Untuk Ruang Kepala 40 m2

- Untuk Ruang Guru 120 m2

- Untuk Ruang Perpustakaan 108 m2

- Untuk Ruang Laboratorium 200 m2

- Untuk Masjid 300 m2

- Untuk Ruang UKS 16 m

2

- Untuk Halaman Upacara 2.000 m2

- Tanah Lapang/Teras/Halaman 3.486 m2

- Kolam Ikan 400 m2

45

Page 54: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pendidik dan tenaga

kependidikan di madrasah, baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam mencapai peningkatan mutu madrasah.

Tenaga kependidikan di MAN Purbalingga sebenarnya sangat

potensial, karena 100 % adalah Sarjana (S1) Pendidikan dari berbagai

disiplin ilmu, baik pengetahuan umum maupun pengetahuan agama.

Tenaga non kependidikan juga potensial karena mempunyai dedikasi

dan loyalitas tinggi terhadap lembaga, disamping itu memiliki

pendidikan ketrampilan yang sangat menunjang dalam bidang

pelayanan administrasi sekolah.

Untuk lebih jelas tentang Sumber daya Manusia (SDM) yang ada

di MAN Purbalingga dapat dilihat pada Tabel : 4.1, sedangkan jumlah

keadaan siswa MAN Purbalingga dapat dilihat pada Tabel : 4.2,

sebagaimana tersebut di bawah ini :

Tabel 4.1 : Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikan

No. Status Jmlah S-1 S-2 L P Keterangan

1. PNS 48 43 5 23 25

2. GTT 18 18 - 11 7

Jumlah 66 61 5 34 32

46

Page 55: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tabel 4.2 : Keadaan Siswa MAN Purbalingga Pada Tahun

Pelajaran 2017

No. Kelas L P Jumlah

1. X 102 250 352

2. XI 123 247 370

3. XII 81 275 356

Jmlh 11 306 772 1.078

D. Analisis Data Penelitian

1. Gambaran Umum Responden

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari 48

responden berkaitan dengan pendidikan terakhir, diperoleh data yang

dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 4.3 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan .

Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Diploma II - -

Diploma III - -

Diploma IV/S1 43 89,6

Magister 5 10,4

Doktor - -

Jumlah 48 100,0

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar reponden penelitian

berlatar belakang pendidikan Diploma IV/S1, yaitu sebanyak 43 orang

(89,-?6%), sedangkan sisanya sebanyak 5 orang (10,4%) berlatar belakang

pendidikan Magister.

47

Page 56: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Hasil tabulasi gambaran umum reponden berdasarkan pengalaman

kerja dalam penelitian ini dapat dikelompokkan seperti tertera pada Tabel

Tabel 4.4 : Gambaran Umum Responden Berdasar Pengalaman kerja

Pengalaman kerja Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 5 tahun - -

5 – 10 tahun 2 4,2

10,1 – 15 tahun 18 37,5

15,1 – 20 tahun 11 22,9

> 20 tahun 17 35,4

Jumlah 48 100,0

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar reponden penelitian

memiliki pengalaman kerja selama 10,1 – 15 tahun yaitu sebanyak 18

orang (37,5%), sisanya sebanyak 2 orang (4,2%) memiliki pengalaman

kerja 5 – 10 tahun, sebanyak 11 orang (22,9%) memiliki pengalaman kerja

15,1 – 20 tahun, dan sebanyak 17 orang (35,4%) memiliki pengalaman

kerja > 20 tahun.

Hasil tabulasi gambaran umum reponden berdasarkan frekuensi

pelatihan dalam penelitian guru Madrasah „Aliyah Purbalingga ini dapat

dilihat pada Tabel berikut ini:

48

Page 57: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tabel 4.5 Gambaran Umum Responden Berdasar frekuensi pelatihan

Frekuensi pelatihan Jumlah (Orang) Persentase (%)

0 4 8,3

1 kali 9 18,8

2 kali 5 10,4

3 kali 9 18,8

4 kali 3 6,3

5 kali 18 37,5

Jumlah 48 100,0

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar reponden penelitian

telah menjalani 5 kali pelatihan yaitu sebanyak 18 orang (37,5%), sisanya

masing-masing sebanyak 9 orang (18,8%) menjalani 1 dan 3 kali

pelatihan, sebanyak 5 orang (10,4%) mejalani 2 kali pelatihan, sebanyak 3

orang (6,3%) menjalani 4 kali pelatihan, dan sebanyak 4 orang (8,3%)

belum pernah menjalani pelatihan.

Hasil tabulasi gambaran umum reponden berdasarkan sertifikasi

profesional guru-guru Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Sertifikasi

Profesional.

Sertifikasi profesional (Rp) Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 1.500.000 - -

1.500.000 – 3.000.000 9 18,8

3.000.001 – 4.500.000 39 81,3

4.500.001 – 6.000.000 - -

> 6.000.000 - -

Jumlah 48 100,0

49

Page 58: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar reponden penelitian

memiliki sertifikasi profesional antara Rp 3.000.001 – Rp 4.500.000, yaitu

sebanyak 39 orang (81,3%), sisanya sebanyak 9 orang (18,8%) memiliki

sertifikasi profesional antara Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja

Hasil tabulasi distribusi jawaban responden dari hasil data

penelitian pada variabel kinerja Guru MAN Purbalingga, dapat dilihat

pada tabel 4.7.dengan skore sangat bagus (skore 5) ada 45,85 %, skore

cukup bagus (skore 4) adalah 48,00 %, perolehan netral (cukup) adalah

6,10 %, sedangkan skore tidak setuju adalah 0,05 %, sebagaimana kita

lihat pada Tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 : Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja.

No Kinerja (a) Skor

(b)

Frekuensi

(c)

Jumlah Skor

d = (b x c)

Persentase (%)

(e)=(d):1522*100%

1 Sangat setuju 5 379 1895 45,85

2 Setuju 4 496 1984 48,00

3 Netral 3 84 252 6,10

4 Tidak setuju 2 1 2 0,05

5 Sangat tidak setuju 1 - - -

Jumlah 960 4133 100,0

Dari tabel 4.7 dapat diketahui sebagian besar responden menjawab

50

Page 59: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan pada variabel kinerja, dengan

frekuensi jawaban setuju dengan jumlah skor 1984 (48,0 persen) dan

sangat setuju dengan jumlah skor 1895 (45,9 %), namun masih ada

responden yang menjawab tidak setuju dengan jumlah skor 2 (0,05 %).

3. Analisis Validitas dan Reliabilitas

Kriteria pengujian validitas adalah dengan cara membandingkan

antara korelasi validitas dengan nilai rtabel pearson correlation dengan

tingkat kepercayaan 95 % atau = 0,05. Hasil perhitungan uji validitas

untuk seluruh item pertanyaan kinerja dapat dilihat pada tabel 4.8.

Proses uji validitas dan realibilitas instrumen penelitian yaitu

berupa questionnaire (angket) dilakukan sebelum diajukan kepada para

responden, sehingga ketika instrumen pengumpul data dijawab oleh para

responden sudah terlaksana uji validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil

uji validitas dan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut :

51

Page 60: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tabel 4.8. Uji validitas variabel kinerja

Item r hitung Variabel Kinerja r tabel Ket.

1 0,602 0,361 Valid

2 0,801 0,361 Valid

3 0,797 0,361 Valid

4 0,665 0,361 Valid

5 0,770 0,361 Valid

6 0,648 0,361 Valid

7 0,603 0,361 Valid

8 0,732 0,361 Valid

9 0,749 0,361 Valid

10 0,673 0,361 Valid

11 0,779 0,361 Valid

12 0,749 0,361 Valid

13 0,817 0,361 Valid

14 0,779 0,361 Valid

15 0,747 0,361 Valid

16 0,803 0,361 Valid

17 0,734 0,361 Valid

18 0,698 0,361 Valid

19 0,682 0,361 Valid

20 0,739 0,361 Valid

Dari hasil perhitungan uji validitas di atas menunjukkan bahwa

seluruh item pertanyaan pada kuesioner variabel kinerja memiliki

koefisien korelasi lebih besar dari 0,361 yang berarti bahwa seluruh item

pertanyaan dalam kuesioner kinerja adalah valid dan dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data. Sedangkan untuk uji reliabilitas dapat

dijelaskan pada Tabel berikut:

52

Page 61: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tabel 4.9 : Uji reliabilitas variabel kinerja

Variabel Reliabilitas

(r hitung)

Nilai

(r tabel) Ket.

Kinerja 0,762 0,361 Reliabel

Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai reliabilitas dari variabel

kinerja mempunyai nilai r hitung lebih besar dari rtabel (0,361). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa alat ukur dinyatakan reliabel untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data.

4. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis data dengan metode regresi linier

berganda, data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinieritas dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF)

dan tolerance value, serta uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji

glajser antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID).

a. Uji Normalitas

Metode uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov

Smirnov. Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan menyebar

dengan normal apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Z < Z tabel, atau nilai

53

Page 62: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Asymp

. Sig. (2-tailed)

> α, maka

distribusi data

menyebar

dengan normal

dan

sebaliknya.

Tabel 4.10 : Hasil Uji Normalitas

No Variabel Uji Normalitas Sig. Keterangan

1 Unstandardized

Residual

0,675 0,752 Normal

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui nilai signifikansi dari

hasil uji normalitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua variabel berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Untuk menguji keberadaaan multikolinieritas digunakan uji

VIF (Variance Inflation Faktor). Jika nilai VIF suatu variabel melebihi

10, maka terdapat masalah multikolinieritas dalam variabel tersebut

(Supranto, 2004).

Guna memahami terdapat multikolinieritas apa tidak, maka

angka-angka dari hasil analisis tersebut dapat kita pelajari pada tabel

berikut ini :

54

Page 63: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Tabel 4.11 : Hasil Uji Multikolinearitas.

No Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

2

3

4

Pendidikan

Pengalaman Kerja

Frekuensi Pelatihan

Sertivikasi Profesional

0,924

0,786

0,792

0,899

1,082

1,272

1,262

1,112

Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat pada bahwa nilai VIF

pada masing-masing variabel bernilai kurang dari 10 pada tabel 4.11

dan nilai Tolerance kurang dari 1. Sehingga semua variabel bebas dari

gejala multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Gejala heteroskedastisitas akan ditunjukkan oleh koefisien

regresi dari masing-masing variabel independent terhadap nilai absolut

residual (e), jika nilai probabilitasnya > nilai alphanya (0,05), maka

dapat dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas.

Tabel 4.12 : Hasil Uji Heteroskedastisitas.

Model T Sig.

Pendidikan

Pengalaman kerja

Frekuensi pelatihan

Sertifikasi profesional

-0,410

-0,070

-0,360

1,950

0,684

0,945

0,720

0,058

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sig > alpha dengan alpha

0,05. Dengan demikian tidak terjadi gejala heteroskedastisitas model ini.

Analisis regresi pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi

pelatihan dan sertifikasi profesional terhadap kinerja guru.

55

Page 64: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Untuk mengetahui pengaruh variabel pendidikan, pengalaman kerja,

frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional terhadap kinerja guru

Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga, dilakukan dengan bantuan program

SPSS 18. Berikut adalah hasil analisis regresi linier berganda dengan

program SPSS 18:

Tabel 4.13 : Hasil estimasi regresi linier berganda

Variabel Koefisien t hitung Probabilitas

Konstanta 3,824

Pendidikan 2,418 0,744 0,461

Pengalaman Kerja 2,018 1,764 0,085

Frekuensi Pelatihan 1,702 2,822 0,007

Sertifikasi Profesional 10,749 4,169 0,000

R2 = 0,508 F hitung = 11,091

Dari tabel 4.13 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut: Y = 3,824 + 2,418 X1 + 2,018 X2 + 1,702 X3 + 10,749 X4

Nilai konstanta sebesar 3,824 berarti variabel kinerja guru

Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga adalah sebesar 3,824 satuan dengan

asumsi bahwa variabel pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi pelatihan

dan sertifikasi profesional konstan.

Koefisien X1 sebesar 2,418 berarti variabel pendidikan mempunyai

hubungan yang positif dengan variabel kinerja, hal ini menunjukkan

bahwa naiknya variabel pendidikan akan menaikan variabel kinerja guru

Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga. Jika terjadi kenaikan variabel

pendidikan sebesar satu satuan maka akan menaikan variabel kinerja

sebesar 2,418 satuan, dengan asumsi bahwa variabel lain (pengalaman

56

Page 65: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional) tetap pada tingkat

kepercayaan 95 persen.

Koefisien X2 sebesar 2,018 berarti variabel pengalaman kerja

mempunyai hubungan yang positif dengan variabel kinerja.

Hal ini menunjukkan bahwa naiknya variabel pengalaman kerja

akan menaikan variabel kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri

Purbalingga. Jika terjadi kenaikan variabel pengalaman kerja sebesar satu

satuan maka akan menaikan variabel kinerja sebesar 2,018 satuan, dengan

asumsi bahwa variabel lain (pendidikan, frekuensi pelatihan dan sertifikasi

profesional) tetap pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Koefisien X3 sebesar 1,702 berarti variabel frekuensi pelatihan

mempunyai hubungan yang positif dengan variabel kinerja, hal ini

menunjukkan bahwa naiknya variabel frekuensi pelatihan akan menaikan

variabel kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga. Jika terjadi

kenaikan variabel frekuensi pelatihan sebesar satu satuan maka akan

menaikan variabel kinerja sebesar 1,702 satuan, dengan asumsi bahwa

variabel lain (pendidikan, pengalaman kerja dan sertifikasi profesional)

tetap pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Koefisien X4 sebesar 10,749 berarti variabel sertifikasi profesional

mempunyai hubungan yang positif dengan variabel kinerja, hal ini

menunjukkan bahwa naiknya variabel sertifikasi profesional akan

menaikan variabel kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga. Jika

terjadi kenaikan variabel sertifikasi profesional sebesar satu satuan maka

akan menaikan variabel kinerja sebesar 10,749 satuan, dengan asumsi

57

Page 66: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

bahwa variabel lain (pendidikan, pengalaman kerja dan frekuensi

pelatihan) tetap pada tingkat kepercayaan 95 persen.

a. Uji Koefisien Determinasi

Melalui perhitungan statistik diperoleh nilai koefisien

determinasi sebesar 0,508 atau 50,8 persen. Artinya bahwa 50,8

persen naik turunnya variabel kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri

Purbalingga dipengaruhi oleh variabel pendidikan, pengalaman kerja,

frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional, sedangkan sisanya

sebesar 49,2 persen dijelaskan oleh variabel independen lain yang

tidak dimasukan dalam model.

b. Uji F. Untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen digunakan uji F. Dari hasil

perhitungan dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen atau = 0,05

diperoleh nilai F tabel sebesar 2,61, sedangkan nilai F hitung sebesar

11,091. Dalam kurva dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1. Kurva uji F

58

Daerah penolakan

H0

Daerah penerimaan

H0

2,61 11,091

Page 67: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung > nilai

F tabel atau berada pada daerah penolakan H0. Maka dapat disimpulkan

variabel pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi

profesioal secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga.

c. Uji t. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel pendidikan,

pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesioal

terhadap variabel kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga

digunakan uji t. Dari hasil analisis dengan menggunakan tingkat

kesalahan () = 0,05 diketahui nilai t tabel sebesar 1,960. Dari hasil

perhitungan diperoleh nilai t hitung seperti yang terlihat pada gambar

berikut ini:

Gambar 4.2. Kurva uji t

59

t tabel = -1,960 0 t tabel = 1,960

Daerah Penolakan

H0 Daerah Penolakan

H0 Daerah

Penerimaan H0

t X3 = 2,822 t X2 = 1,764

t X1 = 0,744

t X4 = 4,169

Page 68: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dimuka dan ilustrasi pada gambar 4.2 dapat

dijelaskan pengaruh masing-masing variabel independent terhadap

variabel dependent sebagai berikut :

1. Pengaruh secara parsial antara faktor tingkat pendidikan

,pengalaman kerja, frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional

terhadap kinerja guru MAN Purbalingga adalah sebagai berikut:

Variabel Pendidikan, diketahui nilai t hitung pendidikan sebesar

0,744. Dengan menggunakan = 0,05 diperoleh nilai t tabel sebesar

1,960. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai t hitung < nilai t

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru MAN

Purbalingga.

Pengalaman Kerja, berdasarkan hasil nilai t hitung pengalaman

kerja sebesar 1,764. Dengan menggunakan = 0,05 diperoleh

nilai t tabel sebesar 1,960. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

nilai t hitung < nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

pengalaman kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga.

60

Page 69: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Frekuensi Pelatihan, Berdasarkan nilai t hitung frekuensi pelatihan

sebesar 2,822. Dengan menggunakan = 0,05 diperoleh nilai t tabel

sebesar 1,960. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai t hitung >

nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel frekuensi

pelatihan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

guru MAN Purbalingga.

Sertifikasi Profesional, berdasarkan diketahui nilai t hitung

sertifikasi profesional sebesar 4,169. Dengan menggunakan =

0,05 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,960. Dari hasil tersebut dapat

dilihat bahwa nilai t hitung > nilai t tabel, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel sertifikasi profesional secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri

Purbalingga.

2. Uji Elastisitas, Untuk menentukan variabel mana yang paling

berpengaruh terhadap variabel kinerja, maka digunakan uji elastisitas.

Variabel yang memiliki pengaruh paling kuat (dominan) terhadap

variabel kinerja, ditunjukkan dengan nilai elastisitas (nilai Beta) yang

paling besar. Variabel pendidikan dengan hasil uji elastisitas (nilai

beta) 0,083, variabel pengalaman kerja nilai beta 0,213, variabel

frekuaensi pelatihan nilai beta 0,339, sedangkan variabel sertifikasi

profesional dengan nilai beta adalah tertinggi yaitu 0,470.

61

Page 70: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Maka nilai elistisitas variabel sertifikasi profesional lebih besar

dibandingkan dengan nilai elastisitas pada variabel yang lain. Sehingga

variabel sertifikasi profesional memberikan pengaruh paling besar

terhadap kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga.

3. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,508 atau 50,8 %. Artinya bahwa

naik turunnya variabel kinerja guru Madrasah „Aliyah Purbalingga

dipengaruhi oleh variabel pendidikan, pengalaman kerja, frekuensi

pelatihan dan sertifikasi profesional sebesar 50,8 %, sedangkan sisanya

49,2 % dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak masuk model.

Nilai F hitung sebesar 11,091 > nilai F tabel 2,61 atau berada didaerah

penolakan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan,

frekuensi pelatihan dan sertifikasi profesional secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru Madrasah

„Aliyah Purbalingga.

B. Saran-saran

1. Bagi Kepala Madrasah hendaknya lebih meningkatkan pembinaan

kepada guru dalam bentuk pelatihan, baik internal maupun eksternal

nara sumber guna meningkatkan kinerja dan profesionalitas guru di

Madrasah „Aliyah Purbalingga

2. Oleh sebab variabel Guru bersertifikat profesional mempunyai

kontribusi paling dominan, maka perlu ada upaya memberikan rewards

62

Page 71: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

terhadap guru-guru yang berprestasi dalam tugas dan kewajibannya.

3. Kepada para guru untuk selalu meningkatkan prestasi dan

pengabdiannya kepada Madrasah „Aliyah Negeri Purbalingga dimana

dia bertugas dan mengabdikan diri.

63

Page 72: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

DAFTAR PUSTAKA

Agama, Kementerian RI. Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 2012

-----------, Direktorat Pendidikan Madrasah, Jakarta, 2012.

Azra, Azyumardi. Pembaharuan Pendidikan Islam. Jakarta, Ditjen

Binbaga Islam Dep. Agama RI, 1998

Azwar, Saifudin. Validitas dan Reliabilitas, Yogyakarta Pustaka

Pelajar, 2000.

Danah Zohar & Ian Marshall, SQ, Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk

Memaknai Kehidupan, Bandung Mizan, 2001.

Dale Furtwengler. Penilaian Kinerja. Yogyakarta, Andi, 2002

Handayani. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Sarana prasarana dan

Lingkungan Kerja Ierhadap Kinerja Guru SMA Nwegeri 5

Karanglo. Theisis UMS, 2015

Hasanah, Dedeh Sofia. Dkk. Pengaruh Pendidikan dan Latihan

(Diklat) Kependidikan Guru dan Iklim Kerja terhadap

Kinerja Guru se Kecamatan Babak Ancikao Kab Purwakarta,

dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Vol II No 2 Oktober

2010.

Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2005

Imansyah Kadrie, Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Kerja,

Frekuensi Pelatihan dan Pangkat/Golongan Terhadap

Kinerja Guru SMU Negeri 2 Tenggarong Kabupaten Kutai,

Kertanegara, Thesis PPs Unsoed Purwokerto, 2001.

Isjoni. Manajemen Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Bandung :

Sinar Baru Algesindo, 2007.

Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, CV

Gunung Agung, 1997.

Mangkunegara, Prabu, AA Anwar. Evaluasi Kerja Manajemen

Sumber Daya Manusia, Bandung : Rosda Karya, 2004.

63

Melati. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja terhadap

Kinerja Guru SMA Negeri 5 Surakarta. Thesis Tidak

Diterbitkan, 2013.

Page 73: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Mulyana, AZ. Reformation Marketing Sekolah, Surabaya : Bening

Pustaka, 2012

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2009

Mulyasa, E. Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta : Ditjen

Bagais, 2003

_________, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung :

Remaja Rosda Karya, 2009.

_________, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung

Rosdakarya, 2009.

Novitasari, Atik. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Lingkungan Kerja, Pendidikan dan Pelatihan Terhadap

Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi SMA se Kabupaten Kendal,

UNNES, Indonesia Dalam Economic Education Analysis

Journal 1 (2), 2012

Ratimin, Sarjono & Tri Peni S. Sertifikasi Guru : Meningkatkan

Profesionalisme Melalui Uji Sertifikasi, Yogyakarta, Alsara

Indonesia, 2008.

Rahman, Maman. Metode Peenelitian Pendidikan Moral, Semarang :

UNNES Press, 2011

Rahmawati dkk. Penilaian Kinerja Profesi Gurudan Angka Kriditnya,

Yogyakarta : Gaya Media, 2013.

Sallis, Edward. Total Quality Management In Education. Yogyakarta :

IRCiSoD, 2012

Samani, Muchlas dkk. Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia.

Surabaya : SIC dan Sosialisasi Peneliti Pendidikan Indonesia

(APPI), 2006.

Saudagar, Fachrudin dan Ali Idrus. Pengembangan Profesionalisme

Guru. Jakarta : Gaung Persada Press, 2011.

Siagian, Sondang, P. Manajemen Sumber daya Manusia, Jakarta :

Bumi Aksara, 1997

Simamora, Henry Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta :

STIE YKPN, 1998.

Page 74: KATA PENGANTAR KONSULTAN - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4848/1... · kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam konteks

Sedarmayanti. Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju, 2001.

Sisdiyanto, Sidik, M. Pendidikan Islam di Era Transformasi Global,

Jakarta : Ditjen Binbaga Islam, 2006

Soegito, AT, Kepemimpinan Berkualitas, Semarang : PPs Unnes, 2011

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,

Bandung : Alfabeta, 2008.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara,

2008

Trianto dan Titik. Sertifikasi Guru Upaya Peningkatan Kualifikasi

Kompetensi dan Kesejahteraan, Jakarta : Prestasi Pustaka,

2007..

Uno, Hamzah B. Dan Nina Lamatenggo. Teori Kinerja dan

Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara, 2012.

Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Warjono. Kinerja Guru Penjaskes Yang Sudah Terserfikikasi

Berdasrkan Kompetensi Profesionalisme di SD se-Kecamatan

Kokap Kabupaten Kulonprogo, 2013.

Wardhana, Budi Wishnu. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin

Kerja, Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru SD

Negeri di Kecamatan se-Gayungan Kota Surabaya, 2008.

Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta :

Gaung Persada Press, 2006.

__________, Paradigma Pendidikan Konstruktifistik, Jakarta : Gaung

Persada Press, 2008.

http://www.purbalingga.kab.go.id (diunduh : 17 Oktober 2017)

http://www.manpurbalingga.asch.id (diunduh : 18 Oktober 2017)