KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan...

68

Transcript of KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan...

Page 1: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar
Page 2: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

i i

Pekerjaan Studi LARAP (Land Acquasition and Resettlement Action Plan)

Tahun Anggaran 2015 ini merupakan kelanjutan dari Studi Kelayaran Jalan

Lingkar Nusa Penida tahun anggaran 2014. Kegiatan ini dilaksanakan dalam

upaya menemukenali kondisi dan kehidupan Penduduk Terkena Proyek (PTP),

untuk membuat rencana program tindakan (action plan). Studi ini meliputi tujuh

wilayah desa yaitu Desa Batununggul, Desa Kutampi Kaler, Desa Sakti, Desa

Bunga Mekar, Desa Batumadeg, Desa Batukandik, dan Desa Sekar Taji.

Pada dasarnya, Laporan Akhir ini, berisi hasil survai penduduk terkena

proyek (PTP), laporan diskusi kelompok terarah, tabulasi kuesioner PTP,

kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada

bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar Penduduk Terkena Proyek,

luas pengadaan lahan, dan resume fokus grup.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan

pertimbangan dalam penyusunan Laporan Akhir Studi Larap Jalan Lingkar Nusa

Penida dan Rencana Pembangunan Jalan IKK Nusa Penida, kami ucapkan banyak

terima kasih.

Denpasar, Desember 2015

Tim Penyusun Studi LARAP

Fakultas Teknik Unud

KATA PENGANTAR

Page 3: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

ii ii

Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi ............................................................................................... ......... ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... . iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ . iv

Bab I PENDAHULUAN ............................................................................... I-1

1.1 Latar Belakang Studi ......................................................................... I-2

1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................ I-4

1.3 Sasaran ............................................................................................... I-4

1.4 Lingkup Kegiatan............................................................................... I-4

1.5 Metodelogi ......................................................................................... I-4

1.6 Lokasi Proyek .................................................................................... I-7

1.7 Pengadaan Tanah ............................................................................... I-8

Bab II DESKRIPSI WILAYAH STUDI ..................................................... II-1

2.1 Potensi dan Kondisi Sumber Daya Alam .......................................... II-1

2.2 Potensi dan Kondisi Sumber Daya Manusia................... ................... II-3

2.3 Potensi dan Kondisi Ekonomi ............................................................ II-5

2.4 Keterkaitan Studi dengan Proyek Jalan Existing ............................... II-8

2.5 Kaji Ulang Kebijakan dan Sasaran Perencanaan ............................... II-9

2.6 Kaji Ulang Lingkungan dan Tata Ruang ........................................... II-11

2.7 Kaji Ulang Pengadaan Lahan............................................................. II-12

2.8 Formulasi Alternatif-Alternatif Solusi ............................................... II-13

Bab III HASIL SURVAI WARGA TERKENA PROYEK ................. ...... III-1

3.1 Kondisi Dasar Penduduk ................................................................... III-1

3.2 Kondisi Aset dan Biaya Pengadaan .................................................. III-6

3.3 Kemungkinan Dampak Positif dan Negatif Proyek

terhadap Warga, Aset budaya, dan Lingkungan ................................ III-7

3.4 Persepsi dan Aspirasi PTP terhadap Proyek ...................................... III-12

Bab IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... IV-1

4.1 Kesimpulan Studi LARAP ................................................................ IV-1

4.2 Rencana Kerja Tindakan (Actions Plan) Studi LARAP ................... IV-2

4.3 Rekomendasi Studi LARAP ............................................................. IV-8

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

Page 4: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

iii iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk di Tiap Kecamatan di Kabupaten Klungkung . II-4

Tabel 2.2. Jumlah dan kepadatan penduduk pada kecamatan Nusa Penida .. II-4

Tabel 2.3. PDRB Kabupaten Klungkung ...................................................... II-5

Tabel 2.4. Distribusi Persentase PDRB ......................................................... II-6

Tabel 2.5. Data Produksi Rumput Laut di Nusa Penida ................................ II-7

Tabel 3.1. Jumlah populasi PTP .................................................................... III-1

Tabel 3.2. Kondisi struktur mata pencaharian PTP ........................................ III-2

Tabel 3.3. Kondisi jumlah penghasilan PTP ................................................. III-3

Tabel 3.4. Jumlah anggota keluarga PTP ...................................................... III-5

Tabel 3.5. Rencana Penggunaan Tanah Setelah Terkena Proyek ................. III-8

Tabel 3.6. Ganti Kerugian yang diinginkan PTP .......................................... III-9

Tabel 3.7. Rencana Penggunaan Biaya Pengadaan oleh PTP ....................... III-10

Tabel 4.1. Rencana kerja tindakan (action plan) Studi LARAP ................... IV-6

Page 5: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

iv iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Tahapan Rencana Pembangunan .............................................. I-2

Gambar 1.2. Lokasi Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida ....................... I-8

Gambar 1.3. Tahapan Pengadaan tanah Bagi Pembangunan ........................ I-11

Gambar 1.4. Trase terpilih relokasi jembatan Tk. Yeh Nusa ....................... I-9

Gambar 1.5. Trase terpilih relokasi jembatan Tk. Yeh Nu ............................ I-10

Gambar 3.1. Mata Pencaharian ..................................................................... III-1

Gambar 3.2. Penghasilan PTP ....................................................................... III-3

Gambar 3.3. Komposisi Anggota Kluarga PTP ............................................ III-5

Gambar 3.4. Status Penggunaan Tanah ........................................................ III-9

Gambar 3.5. Ganti Kerugian Yang Diinginkan ............................................ III-10

Gambar 3.6. Bentuk Pemanfaatan Ganti Kerugian ....................................... III-10

Gambar 3.5. Ganti Kerugian Yang Diinginkan ............................................ III-10

Gambar 3.5. Ganti Kerugian Yang Diinginkan ............................................ III-10

Page 6: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-1

1.1 Latar Belakang

Infrastruktur jalan sebagai bagian sistem transportasi jalan nasional, berperan

penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan. Jaringan

jalan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai

keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh

kesatuan nasional serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran

pembangunan nasional.

Ruas-ruas jalan di Pulau Nusa Penida kurang memenuhi standar yang disyaratkan

oleh Bina Marga. Untuk mengantisipasi hal tersebut supaya pulau Nusa Penida bisa

tumbuh perekonomiannya perlu memprioritaskan pembangunan jalan sebagai infrastruktur

yang akan memajukan perekonomian di Pulau Nusa Penida. Pemerintah memanfaatkan

dananya yang berasal dari Dana APBD Kabupaten Klungkung tahun 2015. Namun,

sebelum adanya proses desain dilaksanakan diperlukan adanya studi pengadaan tanah

untuk melakukan identifikasi tentang kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat

sekitar, khususnya yang secara langsung terkena proyek.

Jadi akar permasalahan disparitas wilayah di kabupaten Klungkung bila dilihat dari

sudut transportasi sebagai suatu sistem adalah adanya kesenjangan antara sisi permintaan

(demand) dari transportasi yang meningkat dibanding dengan sediaan (supply) yang

terbatas. Dalam hal ini, dukungan sistem jaringan dan sarana transportasi tidak memadai.

Bila kondisi ini tidak ditangani secara terencana, maka dikhawatirkan ketidakseimbangan

(disparity) pertumbuhan wilayah di Kabupaten Klungkung tidak akan pernah tercapai.

Pada akhirnya demokratisasi ruang tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu,

perencanaan penyediaan sistem jaringan sangat mendesak dan harus dapat memprediksi

secara akurat kebutuhan pergerakan yang diakibatkan oleh sistem kegiatan.

Page 7: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-2

Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) adalah suatu kegiatan

pencarian pola aksi dalam pembebasan lahan, bangunan dan tanaman (Land Acquisition)

serta pemindahan penduduk (Resettlement) dengan menggunakan pendekatan partisipasi,

sehingga mendapatkan suatu kerangka kerja dalam pelaksanaan kegiatan pembebasan

lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan. Karena kegiatan pembebasan sering

menimbulkan dampak pada lingkungan sosial ekonomi, sesuai Petunjuk Operasional Bank

Dunia (OD No.4.30), maka dilengkapi dengan Studi Land Acquisition and Resettlement

Action Plan (LARAP), sehingga pembebasan dapat dilakukan dengan panduan atau

kerangka acuan kerja yang jelas.

Dalam hal ini kegiatan yang dimaksud dapat dijabarkan melalui Penyusunan

LARAP Jalan Lingkar Nusa penida dan Rencana Pembangunan Jalan IKK Nusa Penida

pada tahun 2015 dimana pada tahun 2014 sebelumnya sudah dilaksanakan studi Kelayakan

jalan, yang hasilnya pembangunan jalan lingkar layak untuk dilaksanakan. Apabila studi

LARAP telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kabupaten Klungkung, maka studi

tersebut akan dipakai pedoman dalam pelaksanaan Pengadaan Tanah.

Tahapan rencana Pembangunan Jalan Lingkar Nusa Penida dapat dirunut sebagai

berikut: Studi Kelayakan dan Amdal (Tahun 2014), Studi Pengadaan Tanah/Larap (Tahun

2015-2016), Desain (Tahun 2017), Konstruksi Fisik (Tahun 2018-2021), dan Operasional

(Tahun 2022). Tahapan Pembangunan dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Tahapan Rencana Pembangunan

TAHAPAN RENCANA PEMBANGUNAN

STUDI KELAYAKAN DAN

AMDAL (2014)

STUDI PENGADAAN TANAH

(2015-2016)

DESAIN

(2017)

KONSTRUKSI FISIK

(2018-2021)

OPERASIONAL

(2022)

Page 8: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-3

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh gambaran secara rinci dan

akurat mengenai penduduk yang akan terkena dampak proyek jalan dan pembangunan

jembatan, serta dampak sosial lainnya yang akan timbul sebagai akibat pembebasan

bangunan dan tanaman serta pembayaran ganti ruginya. Hasil studi juga membantu

Pemrakarsa Proyek sebagai acuan dalam penyediaan anggaran, sesuai siklus kegiatan

pembangunan serta melaksanakan pembebasan lahan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan kesepakatan bersama masyarakat.

Tujuan hasil studi dan pendataan terhadap penduduk yang terkena proyek jalan,

akan dijadikan dasar dalam proses pengadaan lahan sesuai tujuan studi LARAP

sebagaimana disebutkan berikut ini:

a. Mengetahui kondisi sosial ekonomi penduduk terkena proyek (Petani dan Penggarap

Tanah) dan memprediksi perubahan indikator-indikator kondisi tersebut, apakah

keadaan/ penghidupan penduduk terkena proyek menjadi lebih baik setelah pengadaan

lahan.

b. Memperkirakan secara baik dan akurat tentang jumlah penduduk, bangunan dan

tanaman yang akan terkena jalan.

c. Mendata pemilik yang kena jalur jalan baru pada rencana pembangunan Jalan Lingkar

Nusa Penida dan Rencana Pembangunan Jalan IKK Nusa Penida.

d. Memberikan informasi secara obyektif, baik kepada pihak Pemerintah Kabupaten

Klungkung maupun kepada para instansi terkait, terhadap :

- Pelaksanaan Pengadaan Tanah yang akan dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah

setempat berpedoman kepada undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.

- Prediksi kondisi sosial dan ekonomi penduduk sebelum pengadaan lahan.

- Memprediksi isu-isu yang terjadi sebelum pengadaan lahan dan aspirasi penduduk

yang terkena proyek terhadap isu tersebut.

- Mengetahui kebutuhan dan keinginan penduduk yang terkena proyek untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.

e. Menyusun suatu Rencana Kerja Tindakan (action plan) untuk membebaskan tanah,

jadwal pelaksanaan serta rencana memperbaiki kondisi kehidupan dan kondisi sosial

ekonomi penduduk terkena proyek (Petani dan Penggarap Tanah).

Page 9: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-4

1.3 Sasaran

Sasaran utama Studi LARAP adalah untuk :

a. Gambaran kondisi sosial ekonomi penduduk sebelum pengadaan lahan dan prediksi

kondisi penduduk sesudah pelaksanaan pengadaan tanah.

b. Informasi aspirasi dan tanggapan penduduk tentang proyek yang akan dilaksanakan,

kompensasi yang akan diberikan, dan proses pengadaan tanah yang akan

dilaksanakan.

c. Prediksi kebutuhan penduduk yang terkena proyek (Petani dan Penggarap Tanah)

untuk meningkatkan kehidupannya setelah terjadi pengadaan lahan guna menyusun

Rencana Pengadaan Tanah, seperti rencana sosialisasi, rencana survei, rencana

pengukuran, rencana kesepakatan, dan rencana pembayarannya.

1.4 Lingkup Kegiatan

Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Lokasi pekerjaan berada Kecamatan Nusa Penida di Kabupaten

Klungkung. Lokasi studi ini terbagi dalam dua lokasi yaitu:

a. Di jalan lingkar selatan dan barat melewati 5 desa yaitu: Desa sakti, Desa Bunga

Mekar, Desa Batukandik, Desa Batumadeg, dan Desa Sekartaji.

b. Di jalan IKK melewati Desa Batununggul dan Desa Kutampi Kaler.

11..55 MM ee tt oo dd oo ll oo gg ii

1.5.1 Umum

Peningkatan pertumbuhan perekonomian suatu daerah memacu peningkatan

jaringan lalu lintas berupa jaringan jalan. Hal ini dikarenakan distribusi pembangunan

serta pemerataan hasil-hasilnya sangat tergantung pada pengembangan jaringan sarana dan

prasarana jalan. Kondisi ini memacu Pemerintah Provinsi Bali berupaya memenuhi dan

mengembangkan prasarana dan sarana jalan. Proyek-proyek pembangunan jalan baru, yang

sebagian atau seluruh pembangunannya nanti diharapkan dibiayai dari Pusat, memerlukan

pengadaan tanah dan/atau permukiman kembali, diwajibkan menyerahkan Rencana Kerja

Pengadaan Tanah, Permukiman Kembali dan Pembinaan (RK-PTPKP) atau Land

Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP).

Page 10: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-5

Apabila studi LARAP telah mendapat persetujuan, maka studi tersebut akan

dipakai pedoman dalam pelaksanaan pengadaan tanah dan permukiman kembali oleh

Kepala Daerah Kabupaten/Kota yang diwujudkan dalam bentuk Surat Keputusan.

Untuk pekerjaan pembangunan/peningkatan jalan, persampahan, sanitasi/air

limbah, pembangunan terminal, pasar, parkir, dan lain-lain, yang telah melakukan seluruh

atau sebagian Pekerjaan Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali, tetapi belum

menyusun dokumen LARAP diwajibkan untuk melakukan Studi Napak Tilas (Tracer

Study) untuk memberikan gambaran apakah pengadaan tanah dan permukiman kembali

yang dikerjakan dilakukan dengan baik, tanpa merugikan penduduk yang terkena

pekerjaan tersebut. Atau apakah penduduk yang terkena proyek (pemilik dan penggarap

tanah) kehidupannya meningkat atau setidaknya sama dengan kondisi mereka sebelum

terkena proyek (pemilik dan penggarap tanah).

Sekiranya ada penduduk yang terpaksa dipindahkan, maka kepada mereka

diperlukan rehabilitasi untuk meningkatkan penghidupan mereka, atau sekurang-

kurangnya sama dengan sebelum dipindahkan.

Bali telah ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Pariwisata untuk Kawasan

Tengah, sehingga akan semakin meningkat pertumbuhan ekonominya. Hal ini membawa

konsekuensi semakin meningkatnya arus lalu lintas pada jalan-jalan di Bali, baik jalan

nasional, provinsi, maupun jalan-jalan kabupaten yang ada, yang disebabkan semakin

bertambahnya jumlah kendaraan pendatang dengan tujuan Bali, atau dengan tujuan yang

lain. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Klungkung, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum,

di dukung oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali bermaksud mewujudkan jalan lingkar

Nusa Penida di Kecamatan Nusa Penida.

1.5.2 Metoda Studi

Metoda dan pendekatan penanganan studi dilakukan dengan pengumpulan data dan

analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penentuan Lokasi Studi

Penentuan lokasi penelitian, yaitu:

Ruas Jalan lingkar Nusa Penida yang melewati lima desa yaitu: Desa sakti, Bunga

Mekar, Batukandik, Batumadeg, dan Desa Sekartaji.

Ruas Jalan IKK yang melewati Desa Batununggul dan Kutampi Kaler.

Page 11: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-6

2. Penentuan Jumlah Sampel

Populasi Penduduk Terkena Proyek (PTP) di tujuh desa sebanyak ± 446 orang. Sampel

dalam studi ini didapat 174 orang. Prosentase sampel terhadap popolasi sebesar

39,01%, Prosentase sampel sudah melebihi 20%. Pengumpulan data melalui

penyebaran kuesioner kepada responden dilakukan dengan mengudang peduduk

terkena proyek di kantor desa setempat. Responden yang datang dianggap sebagai

sampel Penduduk Terkena Proyek.

3. Cara Pengumpulan Data

Data lapangan dikumpulkan dengan cara: wawancara terstruktur (kuesioner), diskusi

kelompok terarah (focus group discussion), dan pengamatan lapangan sebagai berikut:

Wawancara menggunakan kuesioner secara terstruktur, ini ditujukan kepada PTP

(Penduduk Terkena Proyek) atau Perwakilannya yang merupakan ahli warisnya

dari PTP.

Diskusi kelompok terarah (focus group discussion) ditujukan kepada sejumlah

informan seperti: kepala desa, lurah, kelian banjar, kelian adat, pemuka

masyarakat, LSM, pimpinan partai politik, pemuka agama, dan beberapa wakil

penduduk terkena proyek (Pemilik dan Penggarap Tanah) dengan tujuan

mengetahui lebih dalam tentang pandangan-pandangan mereka terhadap

pengadaan lahan pembangunan ruas jalan baru di wilayah studi.

Pengamatan lapangan dilakukan terutama untuk mengetahui keadaan fisik

lingkungan dan pembangunan ruas jalan yang telah dikerjakan pada saat

penelitian dilakukan sehingga dapat diamati apa saja yang terjadi dan sudah

dilaksanakan di lapangan.

4. Cara Pengolahan Data

Data yang terkumpul diindentifikasi menurut data primer dan sekunder, kemudian

ditabulasikan menurut urgensinya, sehingga dapat disusun dalam suatu daftar tabulasi

data. Dari daftar tabulasi data inilah diadakan analisis dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

Data dan permasalahan dalam studi ini diuraikan dalam bentuk kualitatif dan

kuantitatif (persentil) disesuaikan dengan tingkat urgensinya.

Page 12: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-7

Analisis dalam studi ini menggunakan metode deskriptif yang pelaksanaannya

sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan pengamatan lapangan

dilakukan, dan dikerjakan secara intensif di tempat kerja sesudah meninggalkan

lapangan. Untuk memudahkan proses analisis, maka data dibagi dalam berbagai

tingkatan kemudian dilakukan pembahasan atau rasionalisasi tertentu, sehingga

mencapai hasil sesuai tujuan dan sasaran studi.

5. Rekomendasi

Berdasarkan hasil studi dan analisis lebih lanjut dapat disusun suatu rekomendasi yang

paling tepat sebagai program lanjutan pengadaan lahan yang sifatnya operasional, yang

terlebih dahulu dikonsultasikan dan disepakati oleh pemerintah kabupaten.

1.6 Lokasi Proyek

Lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 2, secara umum dibagi menjadi dua lokasi

yaitu:

a) Lokasi rencana pembangunan jalan IKK di Desa Batununggul dan Kutampi Kaler.

b) Lokasi Jalan lingkar Selatan-Barat di Desa Sakti, Bunga Mekar, Batumadeg,

Batukandik, dan Sekartaji.

Lokasi Studi Larap adalah sepanjang Selatan-Barat Pulau Nusa Penida dan Rencana

Pembangunan Jalan IKK Nusa Penida, yang terdiri dari tujuh desa yaitu:

a) Desa Batununggul

b) Desa Kutampi Kaler

c) Desa Sakti (Dusun: Sebunibus dan Sakti)

d) Desa Bunga Mekar (Dusun: Sompang, Penangkidan, Karangdawa dan Sebuluh).

e) Desa Batumadeg (Dusun: Salak, Saren 1, dan Pangkung Gede)

f) Desa Batukandik (Dusun: Sukun, Antapan, Guyangan, Dungkap 1, dan Dungkap 2)

g) Desa Sekartaji (Dusun: Tabuanan dan Sekartaji)

Page 13: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-8

Gambar 1.2. Lokasi Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

1.7 Pengadaan Tanah

Untuk memastikan terwujudnya pembangunan fisik berupa prasarana dan sarana

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dengan tetap

menjamin kepentingan penduduk/masyarakat, maka dibutuhkan satu mekanisme yang baik

untuk menjamin tersedianya lahan yang memadai dan cukup untuk terlaksananya

pembangunan fisik tersebut. Pemerintah, dalam hal ini pemerintah pusat dan atau daerah

mempunyai kewajiban untuk menjamin tersedianya lahan tersebut.

Pemerintah telah mengundangkan UU No.2 Tahun 2012 yang mengatur tentang

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Adapun pokok-pokok

pengadaan tanah tersebut meliputi kewajiban-kewajiban pemerintah pusat dan atau

pemerintah daerah serta pihak-pihak yang berhak (penduduk/masyarakat yang terkena

pengadaan tanah) untuk melakukan pengadaan tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan

umum diselenggarakan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana

Jalan Lingkar Selatan-Barat

Jalan IKK

Page 14: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-9

Pembangunan Nasional/Daerah, Rencana Strategis dan Rencana Kerja setiap Instansi yang

memerlukan tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum ini diselenggarakan melalui

perencanaan dengan melibatkan semua pengampu dan pemangku kepentingan.

Penyelengaraan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dapat meliputi berbagai

kepentingan pembangunan yang meliputi berbagai aspek yang menunjang kesejahteraan

dan kemakmuran masyarakat seperti pertahanan dan keamanan nasional, dan berbagai

prasarana seperti transportasi, energi, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan,

permukiman, olah raga, kesenian dan lain-lain.

Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan dengan melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) tahap perencanaan, (2) tahap persiapan, (3) tahap

pelaksanaan, dan (4) tahap penyerahan hasil. Tahapan pengadaan tanah untuk

pembangunan kepentingan umum dapat dilihat pada gambar 1.3.

Pada tahap perencanaan ini pihak yang memerlukan tanah (instansi) harus

membuat perencanaan pengadaan tanah yang didasarkan atas RTRW dan prioritas

pembangunan yang tercantum dalam RPJM, Renstra, dan rencana kerja instansi yang

bersangkutan. Perencanaan pengadaan tanah ini hendaknya disusun dalam satu dokumen

perencanaan pengadaan tanah yang sekurang-kurangnya memuat tentang maksud dan

tujuan rencana pembangunan, kesesuaian dengan RTRW, letak tanah, luas tanah yang

dibutuhkan, gambaran umum status tanah, perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah,

perkiraan jangka waktu pembangunan, perkiraan nilai tanah, dan rencana penganggaran.

Dokumen perencanaan pengadaan tanah ini disusun berdasarkan dokumen Studi

Kelayakan yang dilaksanakan untuk rencana pembangunan tersebut.

Tahapan berikutnya adalah berturut-turut tahap persiapan yang berisi kegiatan

berupa pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan awal lokasi rencana

pembangunan dan Konsultasi Publik rencana pembangunan. Tahap pelaksanaan

pengadaan tanah ini meliputi aktivitas dari pihak/instansi yang memerlukan tanah untuk

mengajukan pelaksanaan pengadaan tanah kepada Lembaga Pertanahan. Tahap

pelaksanaan ini meliputi (a) inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah; (b) penilaian Ganti Kerugian; (c) musyawarah

penetapan Ganti Kerugian; (d) pemberian Ganti Kerugian; dan (e) pelepasan tanah

Isntansi.

Page 15: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-10

Dalam melakukan penilaian terhadap Ganti Kerugian, Lembaga Pertanahan

menetapkan Penilai yang akan bertugas untuk melaksanakan penilaian Objek Pengadaan

Tanah. Penilai ini wajib bertanggung jawab terhadap penilaian yang telah dilaksanakan

dan bila terdapat pelanggaran terhadap kewajiban penilai maka penilai akan dikenakan

saksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Penilaian Ganti Kerugian yang dilakukan oleh Penilai adalah terhadap bidang per bidang

tanah, meliputi:

tanah;

ruang atas tanah dan bawah tanah;

bangunan;

tanaman;

benda yang berkatian dengan tanah; dan/atau

kerugian lain yang dapat dinilai

Nilai Ganti Kerugian yang diberikan oleh Penilai merupakan nilai pada saat

pengumuman penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum. Besarnya nilai

Ganti Kerugianberdasarkan hasil penilaian Penilai dituangkan kedalam Berita Acara dan

diserahkan kepada Lembaga Pertanahan. Nilai hasil penilaian Penilai ini akan menjadi

dasar musyawarah penetapan Ganti Kerugian.

Pemberian Ganti Kerugian dapat berupa/dalam bentuk (a) uang; (b) tanah; (c) permukiman

kembali; (d) kepemilikan saham; atau (e) bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah

pihak. Pemberian Ganti Kerugianatas Objek Pengadaan Tanah diberikan langsung kepada

pihak yang Berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah dan

pada saat pemberian Ganti Kerugian, yang Berhak menerima Ganti Kerugian wajib (a)

melakukan pelepasan hak; dan (b) menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan Objek

Pengadaan Tanah kepada Instansi yang memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan.

Tahapan yang terakhir dari mekanisme Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum ini

adalah Tahap Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah. Pada tahap ini Lembaga Pertanahan

menyerahkan hasil Pengadaan Tanah kepada instansi yang memerlukan tanah setelah

pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak dan Pelepasan Hak dan/atau

pemberian Ganti Kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri dalam hal Pihak yang

Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil musyawarah.

Page 16: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana I-11

Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) dan sumber-sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dana Pengadaan Tanah ini meliputi dana (a) perencanaan; (b) persiapan; (c)

pelaksanaan; (d) penyerahan hasil; (e) administrasi dan pengelolan; dan (f) sosialisasi.

Dalam penyelengaraan Pengadaan Tanah, Pihak yang Berhak mempunyai hak

untuk mengetahui rencana penyelenggaraan Pengadaan Tanah dan memeperoleh informasi

mengenai Pengadaan Tanah. Masyarakat dapat berperan serta antara lain untuk

memberikan masukan secara lisan atau tertulis serta memberikan dukungan dalam

penyelenggaraan Pengadaan Tanah.

Gambar 1.3 Tahapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Page 17: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-1

2.1 Potensi dan Kondisi Sumber Daya Alam

Ruang daratan Kecamatan Nusa Penida terdiri dari: 3 (tiga) pulau kecil

berpenghuni mencakup Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dan 17 (tujuh

belas) buah pulau kecil tidak berpenghuni di Kecamatan Nusa Penida. Pulau Nusa Penida

merupakan pulau yang didominasi oleh daerah perbukitan karst. Satuan morfologinya

merupakan satuan morfologi perbukitan karst menggelombang membentuk perbukitan dan

lembah dengan puncak tertinggi mencapai 528 meter (Puncak/Bukit Mundi). Berdasarkan

hubungan antara sungai induk dengan anak-anak sungainya maka pola aliran sungai yang

berkembang di daerah ini adalah pola aliran paralel yaitu pola aliran yang arah aliran anak

sungai dan induknya hampir sejajar. Jika dilihat berdasarkan kuantitas airnya maka sungai-

sungai yang ada di wilayah ini dapat dikategorikan sebagai sungai Episodis (Ephemeral)

yaitu sungai yang mengalir pada musim penghujan saja, sedangkan pada musim kemarau

kering airnya. Pulau ini merupakan Pulau Kars yang litologi utamanya merupakan batu

gamping terumbu. Satuan batuan ini dapat dimasukkan ke dalam Formasi Selatan yang

berumur Miosen Akhir. Litologi berupa aluvium hanya terdapat di bagian pantai Utara di

wilayah sekitar desa Kutampi, dan desa Batununggul yang merupakan pusat pemerintahan

kecamatan Nusa Penida.

Kondisi geologi dan morfologi pembentukan pulau-pulau (Nusa Penida, Nusa

Ceningan dan Nusa Lembongan) mempengaruhi potensi sumber daya alam. Potensi

sumber daya alam dimaksud adalah: potensi hasil bumi seperti pertanian/perkebunan,

peternakan dan perikanan, serta pertambangan dan energi. Keadaan bentang alam juga

menyimpan berbagai potensi untuk dikembangkan dan bersifat terbarukan, seperti energi

Page 18: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-2

terbarukan, pariwisata dan penelitian-penelitian. Potensi hilir lainnya adalah potensi yang

muncul sebagai akibat dari keberhasilan pengelolaan potensi dasar seperti hasil kerajinan

dan perdagangan, industri jasa khususnya dalam bidang pariwisata.

Di bidang pertanian dan perkebunan, komoditi utama seperti kelapa dan jambu

mente menjadi andalan pada sektor ini. Strategi pengembangan potensi dibidang pertanian

dan perkebunan adalah dengan mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dengan

meningkatkan perekonomian berbasis pertanian, industri kecil serta pesisir dan kelautan.

Usaha memantapkan potensi pertanian lahan kering, perkebunan dan peternakan melalui

pengembangan Kawasan Agropolitan Nusa Penida. Budi daya dan eksploitasi rumput laut

merupakan komoditi primadona yang hingga kini masih bertahan serta masih

berkontribusi sangat baik secara ekonomi sebagai komoditi unggulan yang mampu

bersaing, baik pada skala nasional maupun internasional. Pada sektor peternakan,

khususnya ternak sapi, pemeliharaan ternak sapi dilakukan secara terintegrasi guna

mewujudkan kawasan Nusa Penida sebagai pusat pembibitan sapi Bali.

Di bidang perdagangan dan kerajinan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(Disperindag) Bali memberikan pelatihan Tehnik Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) di Desa Tanglad Kecamatan Nusa di tahun 2014. Nusa Penida memiliki banyak

potensi kerajinan yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah kerajinan tenun. Seperti

di Desa Tanglad dikenal dengan tenun ―Cepuk‖nya, sedangkan Desa Suana dan Desa

Karang dengan kain "Rang-rang"-nya.

Di bidang energi Nusa Penida menyimpan potensi sumber daya terbarukan yang

belum tereksplorasi dan tereksploitasi dengan maksimal. Wind Power atau Pembangkit

Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan

karena energinya berasal dari hasil konversi tenaga angin menjadi tenaga listrik. Proyek

percontohan PLTB di Indonesia diantaranya dilakukan di Pulau Nusa Penida yang

bertempat di Puncak/Bukit Mundi. PLTB Nusa Penida mulai dibangun sejak tahun 2005

sebanyak 1 (satu) unit dan kemudian dilanjutkan 1 (satu) unit di tahun 2006 dimana

masing-masing berkapasitas 80 kW. Pada tahun 2007, sebanyak 7 (tujuh) unit PLTB

dengan kapasitas masing-masing 80 kW dibangun di areal perbukitan Puncak Mundi.

Disamping itu, 1 (satu) unit pembangkit listrik tenaga surya telah diujicobakan di pesisir

timur Pulau Nusa Penida. Dengan demikian, Nusa Penida telah mampu memanfaatkan

Page 19: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-3

sumber daya alam terbarukan di bidang tenaga listrik dengan menyulang sebesar 735 kW

tenaga listrik untuk kebutuhan domestik.

Pada bidang pertambangan, secara umum, Pulau Nusa Penida yang terbentuk oleh

batuan limestone memberikan potensi quarry yang memadai baik dari segi kuantitas

maupun kualitas untuk kebutuhan konstruksi lokal. Namun, pemanfaatan batuan limestone

sebagai bahan konstruksi khususnya sebagai bahan agregat jalan belum dieksplorasi secara

menyeluruh. Sebuah karya penelitian dalam rangka pemanfaatan limestone sebagi bahan

agregat perkerasan jalan telah dilakukan oleh Fakultas Teknik Universitas Udayana. Hasil

analisis memperlihatkan bahwa gradasi agregat kasar dan halus memenuhi standar baku

mutu Bina Marga, walaupun agregat sedang cenderung agak kasar. Sifat fisik agregat batu

kapur yaitu berat jenis bulk (semu) berkisar antara 2,4 – 2,5 gr/cm3 dan berat jenis

apparent (nyata/effective) berkisar 2,54 – 2,60 gr/cm3 masih dalam batas baku mutu 2,5

kg/cm3 cukup memenuhi standar mutu. Sedangkan dari aspek penyerapan berkisar 1.77 –

2.7 % mendekati standar mutu 3% dan dari aspek kekerasan sangat baik dengan nilai

abrasi 27% kurang dari 40% standar Bina Marga. Gambaran tersebut jelas memperlihatkan

bahwa batu kapur Nusa Penida, dapat digunakan untuk bahan konstruksi dan perkerasan

jalan (Negara, I.N.W dan T.G.S. Putra, 2010).

2.2 Potensi dan Kondisi Sumber Daya Manusia

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klungkung selama periode 2000

sampai dengan 2010 adalah 0,95 % tiap tahun. Jumlah penduduk di Kabupaten Klungkung

Tahun 2012 adalah sebanyak 175.053 jiwa, terdiri dari 86.422 jiwa (49,37%) penduduk

laki-laki dan 88.631 jiwa (50,63%) penduduk perempuan, dengan kepadatan rata-rata 556

jiwa/km2. Bila laju pertumbuhan dianggap tetap, maka diperkirakan jumlah penduduk

pada tahun 2016 (awal pembangunan fisik rencana jalan) akan menjadi 181.705 jiwa.

Secara lengkap jumlah dan kepadatan penduduk untuk 4 (empat) kecamatan di Kabupaten

Klungkung dan 16 (enam belas) desa yang dicakup dalam wilayah studi Nusa Penida

adalah seperti ditampilkan dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2, berikut ini.

Page 20: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-4

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk di tiap Kecamatan di Kabupaten Klungkung.

No Kecamatan Luas Lahan

(km2)

Penduduk (jiwa) Kepadatan

(jiwa/km2)

Laki-laki Perempuan Jumla

h

1 Nusa Penida 202,84 22.721 23.085 45.806 226

2 Banjarangkan 45,73 19.070 19.222 38.292 837

3 Klungkung 29,05 27.894 28.993 56.887 1.958

4 Dawan 37,38 16.737 17.331 34.068 911

Sumber: Klungkung Dalam Angka, 2013

Tabel 2.2. Jumlah dan kepadatan penduduk di tiap desa di kecamatan Nusa Penida.

No Desa Luas

(km2)

Jumlah

KK

Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan

(jiwa/km2)

Laki-

laki

Perem-

puan

Total

1 Sakti 13,16 1.109 1.770 1.791 3.561 271

2 Bunga Mekar 19,73 734 1.176 1.297 2.473 125

3 Batumadeg 13,56 569 1.206 1.175 2.381 176

4 Klumpu 13,58 1.028 1.658 1.663 3.321 245

5 Batukandik 21,66 1.318 1.886 2.354 4.240 196

6 Sekartaji 15,39 440 770 843 1.613 105

7 Tanglad 15,24 553 1.013 1.167 2.180 143

8 Pejukutan 10,84 838 1.660 1.780 3.440 317

9 Suana 10,42 978 1.645 1.684 3.329 319

10 Batununggul 13,45 1.436 2.048 2.260 4.308 320

11 Kutampi 13,14 743 1.507 1.561 3.068 233

12 Kutampi Kaler 10,75 733 1.393 1.286 2.679 249

13 Ped 21,15 1.075 1.927 1.897 3.824 181

14 Toyepakeh 0,65 149 279 318 597 918

15 Lembongan 6,150 1.036 2.203 2.088 4.291 698

16 Jungutbatu 3,97 765 1.566 1.689 3.255 820

Sumber: Kecamatan Nusa Penida Dalam Angka (2013)

Page 21: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-5

2.3 Potensi dan Kondisi Ekonomi

Potensi dan kondisi ekonomi akan digunakan dalam melihat tingkat pertumbuhan

penduduk serta kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang akan mempengaruhi tingkat

pertumbuhan kendaraan dan selanjutnya untuk prediksi terhadap kebutuhan prasarana pada

wilayah studi. Kondisi ekonomi dapat dilihat dari perkembangan Pendapatan Domestik

Regional Bruto (PDRB) melalui dua sektor yang paling dominan, yaitu aktivitas sektor

pertanian, dan aktivitas perdagangan, hotel dan restoran.

PDRB Kabupaten Klungkung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan,

pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku nilai PDRB sebesar 3.347.198,61 (juta rupiah),

dan atas dasar harga konstan tahun 2012 sebesar 1.467.352,42 (juta rupiah). Data PDRB

atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat perubahan struktur ekonomi suatu

daerah dan untuk menghitung besarnya pendapatan per kapita dari penduduknya.

Sedangkan, data PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengukur pertumbuhan

ekonomi suatu daerah, karena data ini mencerminkan pertumbuhan produksi barang dan

jasa secara riil dari satu tahun ke tahun berikutnya. PDRB Kabupaten Klungkung dalam 3

tahun terakhir disajikan dalam Tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3. PDRB Kabupaten Klungkung.

No PDRB 2010 2011 2012

I Atas dasar harga berlaku

1. Nilai PDRB (jt Rp.) 2.748.354,59 3.022.786,71 3.347.198,61

2. Laju pertumbuhan (%) 12,55 9,99 10,73

3. PDRB per kapita (Rp.) 16.115.317,47 17.365.052,08 19.121.058,25

II Atas Dasar harga konstan tahun 2000

1. Nilai PDRB (jt Rp.) 1.307.888,95 1.383.890,23 1.467.352,42

2. Laju pertumbuhan (%) 5,43 5,81 6,03

3. DPRB per kapita(Rp.) 7.668.968,85 7.950.056,75 8.382.332,33

Sumber: BPS Klungkung dalam Angka, 2013.

Page 22: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-6

Pertumbuhan ekonomi Klungkung selama 2010-2012 adalah rata-rata sebesar 5,75

% per tahun. Selisih antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan penduduk

merupakan cerminan makro dari kenaikan taraf kehidupan ekonomi masyarakat. Tahun

2012 pertumbuhan PDRB perkapita atas harga berlaku adalah 10,73% per tahun,

sedangkan pertumbuhan tahun yang sama atas harga konstan tahun 2012 adalah 6,03%

per tahun.

Dilihat dari kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB pada

tahun 2010-2012 nampaknya sektor pertanian masih mendominasi. Distribusi presentase

PDRB Kabupaten Klungkung dari sektor-sektor lapangan usaha atas dasar harga berlaku

tahun 2010-2012 disajikan dalam Tabel 2.4, berikut ini.

Tabel 2.4 Distribusi presentase PDRB Kabupaten Klungkung atas harga berlaku.

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012

1 Pertanian 30,77 29,28 28,33

2 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,77 21,32 22,11

3 Jasa-jasa 15,84 16,55 16,63

4 Industri pengolahan 10,40 10,24 9,89

5 Bangunan 7,68 8,01 8,43

6 Pengangkutan dan komunikasi 6,29 6,44 6,57

7 Pertambangan 3,63 3,47 3,26

8 Keuangan persewaan dan jasa

perusahaan

2,99 3,02 2,99

9 Listrik, Gas dan Air 1,62 1,68 1,80

PDRB 100,00 100,00 100,00

PDRB (juta rupiah) 2.748.354,59 3.022.786,71 3.347.198,61

Sumber: BPS Klungkung dalam Angka, 2013.

Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku ada 2 (dua) sektor yang mempunyai

peranan cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Klungkung yaitu: sektor

pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Page 23: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-7

a). Sektor Pertanian

Sektor pertanian menunjukkan peranan yang paling dominan dalam pembentukan

PDRB Kabupaten Klungkung. Kondisi ini menunjukkan bahwa struktur perekonomian

Kabupaten Klungkung masih bercorak agraris. Peranan sektor pertanian terus mengalami

penurunan dari tahun 2010 (30,77%), tahun 2011 (29,28%), dan tahun 2012 (28,33%).

Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya peranan sub sektor Tabama (Tanaman Bahan

Makanan), dibandingkan tahun sebelumnya dimana terjadi penurunan luas panen dan

produksi.

Selain sub sektor Tabama, sub sektor perikanan juga mempunyai andil yang cukup

besar dalam pembentukan PDRB sektor ini, karena kabupaten Klungkung mempunyai laut

yang luas dimana produksi ikan laut cukup banyak. Selain ikan laut di Kabupaten

Klungkung juga banyak menghasilkan rumput laut dari Kecamatan Nusa Penida yang

diekspor ke luar negeri. Rumput laut merupakan sektor andalan di kabupaten Klungkung,

dengan produksi rata-rata disajikan dalam Tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5 Data produksi rumput laut Nusa Penida.

Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp.)

2010 101.514,6 99.939.014.000

2011 106.951,4 224.125.654.000

2012 100.197,1 83.713.830.000

2013 100.859,5 118.462.865.000

Sumber: Statistik Perikanan Budidaya Provinsi Bali, 2007-2013

Budidaya rumput laut saat ini sudah menjadi pekerjaan utama bagi masyarakat

pesisir Utara Pulau Nusa Penida, hal ini karena permintaan rumput laut untuk memenuhi

pasar ekspor cukup tinggi. Rumput laut kering dikirim ke Denpasar atau Surabaya,

selanjutnya di ekspor ke negara-negara tujuan seperti Jepang, Cina, Taiwan, Australia, dan

negara lainya.

Sub sektor peternakan walaupun sumbangannya belum sebesar sub sektor

perikanan, tetapi sub sektor ini juga memberikan andil dalam pembentukan PDRB sektor

Page 24: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-8

pertanian. Peternakan yang banyak di Kabupaten Klungkung, khususnya di kecamatan

Nusa Penida adalah ternak sapi dan babi.

b) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menduduki urutan ke dua, dimana

peranannya cendrung terus meningkat, pada tahun 2010 kontribusinya 20,77%, tahun 2011

meningkat menjadi 21,32%, dan tahun 2012 menjadi 22,11%. Sub sektor yang mendukung

sektor ini adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor restoran/rumah

makan. Sedangkan, sub sektor hotel memberikan sumbangan paling rendah. Tingginya

share sub sektor perdagangan disebabkan karena kabupaten Klungkung memiliki pasar

Galiran yang merupakan sentra perekonomian di Bali bagian Timur. Bahkan pedagang

dari Denpasar banyak yang bertransaksi secara grosir di pasar Galiran. Hotel memberikan

share yang terendah karena jumlah hotel di Kabupaten Klungkung sangat sedikit.

2.4 Keterkaitan Studi dengan proyek Jalan Existing

Rencana jalan baru lingkar Barat-Selatan Nusa Penida akan melalui wilayah 5

(lima) Desa di Kecamatan Nusa Penida. Desa-desa tersebut adalah Desa Sakti, Bunga

Mekar, Batumadeg, Batukandik, dan Sekartaji. Sebetulnya desa-desa ini sudah terhubung

oleh jalan masuk, namun jalannya masih sempit dan belum memenuhi standar geometrik

maupun perkerasan jalannya. Dari gambaran umum kondisi alam wilayah studi dapat

diketahui kondisi masing-masing desa yang masuk wilayah studi, termasuk iklim dan

topografi yang nanti akan berguna sebagai bahan masukan dalam memprediksi kebutuhan

pelayanan jalan dimasa yang akan datang dan meningkatkan kenyamanan trase yang telah

disepakati. Demikian pula rencana keberadaan jalur-jalur baru maupun perbaikan jalur-

jalur lama yang sudah ada, akan mampu bersinergi memberikan kontribusi positif terhadap

kualitas pelayanan jalan Nusa Penida, apabila secara geometrik diperbaiki sesuai

ketentuan-ketentuan peraturan perencanaan jalan yang ada, dan tidak hanya sekedar

pelebaran atau pelapisan perkerasan saja. Dari wilayah studi ini pula, dapat ditentukan

titik-titik diperlukannya persimpangan, kebutuhan jembatan, kebutuhan gorong-gorong

dan jenis maupun tebal perkerasan jalan pada masing-masing segmennya.

Page 25: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-9

Deskripsi wilayah studi juga sangat penting artinya sebagai dasar analisis dampak

lingkungan, serta menjadi dasar pertimbangan survei fisik, sosial dan lingkungan wilayah

rencana koridor jalan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, pembangunan jalan

lingkar ini sangat penting karena akan bermanfaat bagi pembangunan Nusa Penida secara

keseluruhan. Namun, untuk mencegah alih fungsi lahan khususnya pada segmen jalan baru

dari Guna Lahan Pertanian sebagai lahan mata pencaharian masyarakat, harus segera

dibatasi dengan peraturan daerah maupun undang-undang, agar wilayah hijau tersebut

tidak berubah fungsi menjadi perumahan dan wilayah terbangun lainnya. Dengan demikian

lahan-lahan hijau relatif akan terjaga keberadaannya.

2.5 Kaji Ulang Kebijakan dan Sasaran Perencanaan

Sebelumnya, pembangunan semata-mata dipandang sebagai ―fenomena ekonomi‖

saja. Kemajuan pembangunan suatu wilayah hanya diukur berdasarkan kenaikan PDRB.

Indeks ekonomi lainnya yang juga sering digunakan adalah tingkat pertumbuhan

pendapatan perkapita (income per capita). Dalam fenomena ini diasumsikan bahwa

kenaikan pendapatan akan dengan sendirinya menciptakan lapangan pekerjaan dan akan

menumbuhkan berbagai peluang ekonomi lainnya. Namun, kenyataan menunjukkan

bahwa ketika suatu wilayah, mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ternyata

tetap gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar penduduknya.

Akhir-akhir ini pembangunan mengalami redefinisi menjadi penghapusan atau

pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan dan

penyediaan lapangan pekerjaan dalam konteks perekonomian yang terus berkembang.

Bahkan, Bank Dunia sendiri dalam salah satu publikasi resminya, yakni World

Development Report tahun 1991, menyatakan dengan tegas bahwa pembangunan adalah

memperbaiki kualitas kehidupan dengan persyaratan, sbb.:

- pendapatan yang lebih tinggi,

- pendidikan yang lebih baik,

- peningkatan standar kesehatan dan nutrisi,

- pemberantasan kemiskinan,

- perbaikan kondisi lingkungan hidup,

Page 26: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-10

- pemerataan kesempatan kerja,

- peningkatan kebebasan individual, dan

- pelestarian ragam kehidupan budaya.

Dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan yang umumnya ditetapkan secara

berkala oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah masing-masing, keberadaan

prasarana pembangunan, khususnya prasarana transportasi menjadi sangat vital.

Pembangunan jalan lingkar adalah salah satu variabel penentu kesuksesan pembangunan

Nusa Penida, karena dalam perencanaannya telah mengakomodasi persyaratan-persyaratan

di atas. Hal ini berarti pembangunan jaringan jalan ini diharapkan mampu menunjang

upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan, pertumbuhan ekonomi serta stabilitas

wilayah Nusa Penida. Dengan semakin terbatasnya anggaran, maka pembangunan semakin

menuntut perubahan pola pikir ke arah perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan

dan pengembangan prasarana secara efektif, sesuai permintaan/kebutuhan yang

berdasarkan pada data riil pola aktivitas, pola bangkitan pergerakan, sebaran pergerakan

serta keunggulan komparatif antar zona dalam suatu wilayah, yang seyogyanya terbentuk

dalam suatu tatanan transportasi wilayah dan sejalan dengan Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis/prioritas Nusa Penida.

Disisi lain, dengan adanya kebijakan ―Desentralisasi‖ merupakan pengurangan

peran Pemerintah Pusat dan peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam perencanaan,

pembiayaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Perubahan tersebut tertuang dalam UU

Nomor 22 tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Seiring berlakunya Undang-undang tersebut, setiap Pemerintah

Daerah (Kabupaten/Kota) memiliki kewenangan dalam merencanakan dan melaksanakan

pembangunan sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Masing-masing aparat

pemerintah daerah, terutama Kepala Dinas Sektoral di masing-masing daerah dituntut

untuk mampu merencana dan mengidentifikasi keunggulan komparatif (comparative

advantages) wilayahnya. Keunggulan komparatif wilayah tersebut untuk selanjutnya harus

dapat diarahkan dan dipadukan, serta dikembangkan secara terencana, sehingga tercapai

pengembangan wilayah yang optimal.

Page 27: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-11

Khusus untuk Nusa Penida, dengan mengandalkan industri pariwisata dalam

pembangunan ekonominya, kedepannya pembangunan sektor ini tentu akan semakin

padat, khususnya untuk menunjang perkembangan pariwisata pada zona-zona Kawasan

Efektif Pariwisata (KEP). Berdasarkan kota dan kawasan-kawasan yang dihubungkan

bukan merupakan kota/kawasan utama, maka kebijakan pembangunan jalan kolektor yang

ditunjang oleh perbaikan geometrik jalan-jalan lokal tentu sudah sangat representatif

sebagai kawasan tujuan wisata. Meningkatnya pembangunan perekonomian wilayah dan

adanya peningkatan kunjungan wisatawan, akan meningkatkan kebutuhan transportasi

jalan secara langsung maupun tidak langsung ditahun-tahun mendatang. Namun, dengan

kondisi topografi alam yang berbukit dengan lembah yang relatif lebar untuk

pembangunan sebuah jembatan, maka jalan lingkar Nusa Penida relatif masih berbelok-

belok dan maksimal mempunyai kecepatan rencana (Vr) 60 km/jam. Bahkan, pada

beberapa segmen terpaksa harus diturunkan menjadi 40 km/jam dan inipun karena alasan

topografi yang tidak memungkinkan lagi untuk kecepatan 60 km/jam.

2.6 Kaji Ulang Lingkungan dan Tata Ruang

Kecamatan Nusa Penida yang berpusat di Ibu Kota Kecamatan Sampalan, yang

berada pada tepian / pantai utara pulau Nusa Penida. Pusat keramaian tentunya

berkembang diseputaran Sampalan dengan kondisi lalu lintas yang sudah padat dan macet

pada jam-jam sibuk, karena kawasan ini merupakan pintu keluar/ masuk dari Bali. Kajian

terhadap beberapa komponen lingkungan/tata ruang menghasilkan deskripsi, sbb.:

Potensi jalan raya: lebih terkonsentrasi pada tepian Utara/Timur Pulau Nusa Penida ini,

yakni adanya jalan utama dari Desa Sakti sampai Suana sampai Semaya, jalan ini

merupakan jalan lingkar utara yang menyisir pantai. Sedangkan, jalan lingkar selatan

mulai dai Desa Sakti—Klumpu—Batu Madeg--Batu Kandik—Tanglad—Pejukutan dan

nyambung kembali ke Suana. Jalan lingkar selatan ini adanya diatas / di puncak bukit yang

posisinya jauh dari pantai Selatan maupun Barat.

Kahyangan Jagat: letaknya tersebar di kepulauan Nusa Penida ini merupakan obyek obyek

yang sangat padat dikunjungi oleh wisatawan spiritual yang datang dari Bali. Sementara

ini yang sering dikunjungi mengingat aksesnya lebih mudah, adalah: Pura Batu Medau,

Page 28: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-12

Pura Gua Giri Putri, Pura Dalem Ped, Pura Puncak Mundi, Pura Saab. Sedangkan, pura

yang berada di belahan selatan belum ramai dikunjungi mengingat aksesnya lebih sulit.

Pelabuhan yang ada di Nusa Penida untuk hubungan dengan luar terutama ke Bali lebih

efektif yang berada diseputaran Sampalan sampai Toya Pakeh. Pelabuhan penyeberangan

dengan kapal jenis Roro lokasinya berada di desa Kutampi Kaler dan Batununggul. Akses

keluar masuk dari pelabuhan penyeberangan ini pada jalan yang relatif sempit dengan

lalulintas yang cukup padat terutama pada jam jam keberangkatan maupun kedatangannya.

Berdasarkan beberapa ketimpangan kondisi lingkungan dan tata ruang tersebut yang

dapat menjadi lesson learn dalam perencanaan jalan lingkar Nusa Penida, antara lain:

a. Perlu adanya perumusan dan pendefinisian pemerataan pembangunan di wilayah

Utara/Timur dan Barat/Selatan, serta untuk mengembangkan perencanaan partisipatif

berbasis komunitas, sehingga dalam pelaksanaannya menjadi lebih murah,

partisipatif dan lancar.

b. Perlu adanya otoritas untuk berperan aktif dalam perencanaan dan implementasi

perencanaan ditingkat regional Nusa Penida, sehingga dapat lebih fokus dalam

pencapaian tujuan pembangunan Nusa Penida.

c. Perlu pengaturan khusus dalam pemanfaatan lokasi-lokasi privat bagi kepentingan

umum dan penataan wilayah sekitar jalan lingkar seiring dengan perencanaan dan

pembangunan jalan lingkar Nusa Penida, sesuai tata ruang yang direncanakan.

d. Perlunya peningkatan akses dari Kabupaten Klungkung Daratan dan Kepulauan,

sehingga pembangunan di wilayah terkebelakang Nusa Penida dapat dipacu dan

direncanakan secara bertahap.

e. Perlu ada kebijakan khusus dalam hal kependudukan serta strategi pengembangan

pusat-pusat permukiman baru, untuk menghindari wilayah liar dan kumuh

dikemudian hari, dan kawasan-kawasan wisata Nusa Penida dapat berkembang

menjadi objek tujuan pariwisata yang diperhitungkan.

2.7 Kaji Ulang Pengadaan Lahan

Pengadaan lahan merupakan langkah pertama dalam pembangunan konstruksi

jalan. Agar tak menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pembangunan jalan, maka

Page 29: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-13

Ruang Milik Jalan (Rumija) harus disesuaikan dengan bentuk struktur dan kebutuhan

lahan masing-masing segmen jalan, antara lain: pembebasan selebar 20 meter sepanjang

jalan, kecuali pada beberapa lokasi jembatan dan timbunan sekitar 40 meter.

Mempertimbangkan berbagai hal yang mungkin terjadi yang dapat mengurangi kinerja

dalam Pembangunan Jalan Lingkar Nusa Penida ini, maka beberapa tahapan tindak lanjut

perencanaan, adalah:

o Langkah awal perlu dilakukan pengamanan daerah koridor rencana jalan dengan

pengawasan pemberian ijin perubahan fungsi lahan, sesuai lebar Rumija yang

dibutuhkan.

o Memberikan penyuluhan dan informasi tentang maksud, tujuan pembangunan

jalan dan kebutuhan pembebasan lahan, seperti seberapa luas kebutuhan lahan

bagi kepentingan pembangunan jalan lingkar Nusa Penida, khususnya terhadap

penduduk yang terkena lokasi jalur jalan.

o Luas tanah dan bangunan yang akan dibebaskan dibatasi, sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan saja, sehingga biaya pembangunan minimal, serta

terselesaikan pada saat awal dimulainya pembangunan jalan lingkar tersebut.

o Melakukan sosialisasi dalam penetapan ganti rugi tanah dan bangunan, serta

memberikan ganti rugi yang memadai, sehingga tidak menimbulkan berbagai

gejolak dimasyarakat.

o Lahan harus dibebaskan sesuai dengan mekanisme peraturan dan perundangan

yang berlaku. Estimasi biaya pengadaan lahan disesuaikan dengan Keppres No.

55 tahun 1993 dan Keputusan Kepala BPN No. 1 tahun 1994 atau mengikuti

Pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

o Memperlancar proses pelaksanaan ganti rugi dan menindak tegas setiap kegiatan

yang merugikan masyarakat luas.

2.8 Formulasi Alternatif-Alternatif Solusi

Alternatif-alternatif solusi permasalahan transportasi wilayah umumnya cenderung

berbasis pada multi aspek/sektor, yaitu melalui kapasitas daerah, Sumber Daya Manusia

(SDM), kelembagaan, pembiayaan, kesenjangan antar kota-desa atau antar desa-desa, dst.

Rute terpilih untuk jalan lingkar Nusa Penida merupakan rute terbaik dalam

Page 30: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-14

mengakomodasi topografi Nusa Penida yang berlembah dan berbukit. Alternatif rute

terpilih sudah direncanakan sesuai peraturan perencanaan geometrik dan perkerasan jalan

antar kota klasifikasi jalan kolektor dengan kecepatan rencana 60 km/jam. Rute sudah

mempertimbangkan pemilihan jenis jembatan yang jumlahnya 10 buah dan

dikombinasikan dengan gorong-gorong yang berjumlah 37 buah dalam usaha untuk

menghemat biaya pelaksanaan dan operasionalnya.

Untuk menindaklanjuti agar jalan lingkar Nusa Penida menjadi ―the real‖ alternatif

solusi dari permasalahan wilayah saat ini, maka dimasa depan perlu adanya reorientasi

paradigma. Kota/desa harus tumbuh menjadi entity kawasan atau wilayah, yang berarti

kota/desa bukan saja sebagai ―Regional Growth‖ tetapi sekaligus menjadi ―kota/desa yang

nyaman/layak huni, Berkelanjutan dan Berkeadilan‖. Dengan demikian pembangunan

jalan lingkar Nusa Penida harus pula dibarengi arah kebijakan pembangunan kota/desa

yang memenuhi fungsi entity kawasan/wilayah tersebut, yang dapat dideskripsikan secara

detail sebagai berikut:

1. Nyaman/layak huni (livable)

Memenuhi kebutuhan manusia akan kenyamanan hidup, fisik, sosial budaya,

dan lingkungan.

2. Berkelanjutan (sustainable)

Antisipasi terhadap perubahan iklim dan bencana alam serta memenuhi

keperluan hidup manusia kini dengan tanpa mengabaikan keperluan hidup

manusia masa datang

3. Berkeadilan (justice, equitable)

Menyediakan ruang hidup dan berusaha bagi seluruh golongan masyarakat

perkotaan

4. Pendorong pertumbuhan (engine of growth)

Mampu berkompetisi dalam perkembangan ekonomi global dengan

memanfaatkan potensi sosial budaya dan kreatifitas lokal (ekonomi kreatif);

serta mampu menciptakan hierarki pasar bagi perkotaan dan perdesaan.

Secara definisi, pembangunan adalah untuk memenuhi keperluan hidup manusia kini

dengan tanpa mengabaikan keperluan hidup manusia masa datang. Bila dikaitkan dengan

rencana pembangunan jalan lingkar Nusa Penida, maka pembangunan dapat juga

Page 31: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana II-15

dilakukan secara bertahap sesuai ―demand‖ volume lalu lintas yang ada. Namun,

keberadaan rute dan penguasaan lahan harus sudah terselesaikan sebelum pembangunan

dilakukan.

Page 32: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-1

3.1 Kondisi Dasar Penduduk

3.1.1 Karakteristik Ekonomi

A. Jumlah Populasi (PTP)

Survei pengumpulan data dilakukan pada Penduduk Terkena Proyek (PTP), hasilnya

disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi/PTP (Pemilik Tanah)

Desa

Penduduk Terkena Proyek/PTP

(orang)

Pemilik Penggarap Responden

1 Batununggul 91 0 25

2 Kutampi Kaler 36 0 6

3 Sakti 74 0 36

4 Bunga Mekar 92 0 38

5 Batumadeg 43 0 22

6 Batukandik 35 0 28

7 Sekar Taji 75 0 19

Jumlah 446 0 174

Sumber: Hasil Survei Kuesioner PTP Tahun 2015.

Page 33: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-2

Dari 446 orang PTP tersebut diatas semuanya pemilik tanah (pemegang hak atas tanah)

dan tidak ada penggarap/penyakap tanah yang tanah garapannya terkena proyek. Sejumlah

174 orang dari PTP tersebut telah berpartisipasi sebagai responden atau sampel survei

kuesioner yang dilakukan oleh tim studi.

B. Struktur Mata Pencaharian

Mayoritas mata pencaharian PTP bekerja pada sektor Pertanian (78,74 %) sebagai

mata pencaharian utama, kemudian diikuti oleh sektor Wirausaha (11,49 %). Sektor

pertanian yang dimaksud disini adalah pertanian lahan kering (tegalan) dan peternakan

utamanya ternak sapi. Komposisi berikutnya adalah PNS 6,32 %, dan Lain-lain 3,45%.

Kategori Lain-lain termasuk pejabat Kepala Desa (Perbekel), Bendesa Adat, Kepala

Dusun, dll. Hasil selengkapnya disajikan dalam Tabel 3.2, dan secara grafik ditampilkan

dalam Gambar 3.1.

Tabel 3.2 Kondisi Struktur Mata Pencaharian PTP

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

1 Petani 137 78,74

2 Wiraswasta 20 11,49

3 PNS 11 6,32

4 Lain-lain 6 3,45

Total 174 100

Sumber: Hasil Survei Kuesioner PTP Tahun 2015

.

Gambar 3.1 Mata pencaharian

PTP

Page 34: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-3

C. Jumlah Penghasilan

Penghasilan PTP dalam sebulannya masih sangat rendah dan bervariasi. Untuk

memudahkan pemetaan dilakukan kategorisasi atau pengelompokan penghasilan, seperti

ditunjukkan dalam Tabel 3.3 dan dalam betuk grafik seperti pada Gambar 3.2.

Tabel 3.3. Kondisi Jumlah Penghasilan PTP

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

1 ≤ 500K 92 52,87

2 501K – 1000K 42 24,14

3 1001K – 2000K 25 14,37

4 2001K – 3000K 6 3,54

5 >3000K 9 5,17

Total 174 100

Sumber: Hasil Survei Kuesioner PTP Tahun 2015

Gambar 3.2 Penghasilan PTP

Penghasilan dengan kategori terendah yaitu ≤ Rp. 500.000,-/bulan menduduki

peringkat pertama yaitu 52,87%, diikuti oleh ketegori kedua dengan penghasilan antara

Page 35: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-4

Rp. 500.000, - Rp. 1000.000, sebesar 24,14%. Penghasilan ini masih jauh dibawah Upah

Minimum Kabupaten Klungkung Tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 1.190.000,- per bulan.

Sedangkan kategori ketiga sebesar 14,37 % berada sekitar upah mnimum kabupaten, dan

hanya kaetgori 4 dan 5 yang berjumlah 8,71% berada diatas upah minimum kabupaten.

D. Kegiatan Usaha Potensial

Kegiatan usaha potensial pada wilayah studi bila dilihat dari penggunaan lahan, maka

sektor yang terkena pengadaan lahan adalah sektor pertanian lahan kering (tegalan)

dengan tingkat produktivitas sangat rendah.

Keberadaan Jalan Lingkar Nusa Penida ini dapat memberikan kontribusi positif untuk

pengembangan usaha potensial terutama di desa yang dilalui jalan tersebut. Sedangkan

luas lahan pertanian lahan kering, setelah terjadi pengadaan lahan untuk pembangunan

proyek jalan ini, tentunya akan mengalami penurunan luasan. Sebagai lahan potensial,

tanah sisa pengadaan lahan harus lebih diintensifkan, khususnya dari segi produktivitas

agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan bermanfaat bagi penduduk.

3.1.2 Karakteristik Kependudukan dan Sosial Budaya

A. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah keluarga yang terkena pengadaan lahan pada proyek ini sebanyak 446 orang

yang tersebar di tujuh desa (Tabel 3.1). Sebanyak 174 orang berpartisipasi sebagai

responden. Hasil FGD yang disampaikan dalam kuesioner disajikan dalam Tabel 3.4, dan

secara grafik ditampilkan dalam Gambar 3.3.

Tabel 3.4. Jumlah Anggota Keluarga PTP

Jumlah Anggota

Keluarga

Responden

(orang)

Persentase

(%)

1-4 orang 98 56,32

5-7 orang 69 39,36

8-10 orang 7 4,02

Jumlah 174 100

Sumber: Hasil Survai Kuesioner PTP Tahun 2015

Page 36: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-5

Gambar 3.3 Komposisi Anggota Keluarga PTP

Jumlah anggota keluarga ≤ 4 orang dimiliki oleh 98 orang responden atau

56,32%. Sedangkan keluarga yang terdiri dari 5-7 orang sebanyak 69 responden atau

39,36% , dan antara 8-10 orang sebanyak 7 responden atau 4 %, dan tidak terdapat PTP

yang memiliki anggota keluarga lebih dari 10 orang.

Jumlah anggota keluarga antara 8-10 orang umumnya merupakan keluarga besar

(ayah, ibu, anak, menantu, cucu) yang berkumpul pada suatu area perumahan. Setiap

anggota keluarga yang menikah, tetap tinggal di area tersebut, namun dalam massa

bangunan yang berbeda, sehingga dalam suatu area perumahan akan terdapat beberapa

massa bangunan sebagaimana umumnya pola massa bangunan arsitektur tradisional Bali.

Sedangkan jumlah anggota keluarga kurang dari 5 orang umumnya merupakan keluarga

inti (ayah, ibu, anak) yang berarti bahwa anggota keluarga belum ada yang menikah atau

masih di bawah umur, atau berarti juga ada anggota keluarga yang sudah menikah, tetapi

pindah dari area tersebut.

B. Sosial Budaya

PTP pembangunan jalan ini seperti masyarakat Bali pada umumnya, memiliki jiwa

keagamaan (Hindu) yang sangat kuat dari segala yang bersifat filosofis diturunkan dari

Page 37: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-6

ajaran agama Hindu. Sedangkan tata kehidupan sosialnya, selain mengacu kepada

pemerintahan, juga mengacu pada sistem adat. Sistem adat dapat dilembagakan menjadi

Bendesa Adat.

Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan oleh penduduk (Hindu) pada wilayah studi

ini terkecuali dilandasi oleh ajaran agama Hindu, juga dilandasi oleh dresta (tradisi) yang

telah ada dan dianggap benar oleh penduduk setempat.

C. Karakteristik Fisik Lingkungan

1. Penggunaan Lahan

Lahan yang terkena pengadaan proyek di wilayah studi ini seluruhnya digunakan

sebagai pertanian lahan kering (tegalan).

2. Penggunaan dan Kondisi Bangunan

Bangunan yang terkena pengadaan tanah ini persentasenya sangat kecil, bahkan boleh

dikatakan tidak ada, karena hampir semua lahan berupa lahan tegalan berupa jurang

dan bukit sehingga tidak terdapat bangunan pada lahan tersebut.

3. Tanaman

Tanaman yang terdapat pada lahan terkena pengadaan jalan ini sebagian besar adalah

pohon bunut, jati, akasia, kelapa, nangka, mangga, bambu, dan pisang.

3.2. Kondisi Aset dan Biaya Pengadaan

3.2.1 Identitas Lahan Terkena Proyek

Tabulasi data keseluruhan populasi melalui wawancara terstruktur (kuesioner) dan

data sekunder dari instansi terkait dapat dilihat pada Lampiran.

3.2.2 Peran Pemerintah dalam Pengadaan Lahan

Pemerintah dalam pengadaan lahan untuk proyek ini telah melakukan berbagai

penanganan, di antaranya dengan melakukan perhitungan luas tanah, bangunan, dan

Page 38: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-7

tanaman. Sosialisasi pengadaan lahan dimana penetapan harga akan dilakukan oleh

Konsultan Jasa Penilai Publik (KJPP) yang mempunyai kewenangan menaksir harga.

3.3. Kemungkinan Dampak Positif dan Negatif Proyek

terhadap Warga, Aset Budaya, dan Lingkungannya

Setiap kegiatan pembangunan akan berdampak terhadap lingkungan, baik dampak

positif maupun dampak negatif. Pengaruh dampak proyek terhadap suatu masyarakat

(warga yang terkena proyek) ditentukan dari jenis dan besaran aset warga yang terkena

proyek, di antaranya yang paling menonjol adalah nilai dan besaran fisik yang antara lain

menyangkut nilai tanah, tanaman, dan bangunan yang akan ditetapkan oleh Penaksir Harga

bersama warga berdasarkan besaran yang akan disepakati bersama melalui musyawarah,

sedangkan lainnya berupa aset non-fisik yang secara langsung dapat dikonversi menjadi

aset yang jelas mempunyai besaran yaitu penghidupan dan mata pencaharian yang hilang

disebabkan oleh proyek.

Secara lebih terperinci, berikut ini akan diuraikan mengenai jenis dan besaran dampak

yang diperkirakan timbul akibat kegiatan pengadaan lahan bagi proyek ini:

Pertama, hilangnya hak kepemilikan/penguasaan warga atas aset produktif.

Pembangunan jalan ini membutuhkan lahan yang sebagian besar merupakan lahan milik

warga, bukan milik negara/pemerintah Kabupaten Klungkung. Dengan adanya pengambil-

alihan lahan tersebut untuk kepentingan proyek melalui proses pengadaan tanah, maka

secara otomatis hak kepemilikan/penguasaan warga atas seluruh lahan tersebut menjadi

hilang, termasuk, hak untuk memanfaatkan aset lainnya yang melekat/terkait dengan tanah

tersebut.

Lahan yang telah diambil alih oleh proyek tersebut, selanjutnya fungsi

peruntukannya/penggunaannya akan dikonversi menjadi lahan DAMIJA (daerah milik

jalan) untuk kegiatan lalu lintas angkutan jalan. Bagi warga yang tanahnya terkena

seluruhnya atau sebagian tetapi sisa lahannya tidak dapat dimanfaatkan lagi (tidak layak

huni), maka warga cenderung tidak dapat memanfaatkannya lagi secara optimal. Hal ini

disebabkan karena adanya peraturan sempadan jalan dan kemungkinan ditetapkannya jalur

Page 39: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-8

hijau. Kondisi ini tentunya merugikan masyarakat dan hendaknya menjadi perhatian

Pemerintah, sehingga tidak memicu turunnya kesempatan masyarakat dalam berusaha.

Kedua, gangguan terhadap mata pencaharian dan pendapatan. Sebagaimana telah

dijelaskan di atas, bahwa kegiatan pengadaan tanah untuk keperluan pembangunan jalan

ini akan mengkonversi lahan tegalan yang dimiliki/diusahakan oleh sekitar 446 pemilik

tanah Dengan terkonversinya lahan tegalan tersebut menjadi badan jalan, maka hal

tersebut akan mengganggu, bahkan menghilangkan, mata pencaharian PTP, yang pada

gilirannya dapat menurunkan pendapatan keluarga mereka, karena lahan tersebut

merupakan sumber penghidupan bagi PTP.

Ketiga, kondisi sosial ekonomi penduduk dapat dilihat dari perubahan pekerjaan

yang akan dilakukan setelah lahannya terkena proyek jalan. Pada Tabel 3.5 menunjukkan

bahwa sebanyak 12,07% memiliki rencana untuk menggunakan sebagai tempat usaha

setelah pengadaan lahan. Secara grafik dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Tabel 3.5. Rencana Penggunaan Tanah Setelah Terkena Jalan

Rencana Penggunaan

Lahan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Tempat tinggal 5 2,87

Ladang 3 1,72

Tegalan 145 83,33

Tempat Usaha 21 12,07

Jumlah 174 100

Sumber: Hasil Survei Kuesioner PTP Tahun 2015

Page 40: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-9

Gambar 3.4 status Penggunaan Tanah

Keempat, jika dilihat dari betuk ganti rugi yang diinginkan, maka 88,51% PTP

menginginkan dalam bentuk uang tunai. Selengkapnya ditampilkan dalam Tabel 3.6, dan

dalam bentuk grafik pada Gambar 3.5. Keinginan ganti kerugian dalam bentuk uang tunai

mengindikasikan akan digunakan untuk membuka usaha baik berdagang ataupun jasa

lainnya.

Tabel 3.6 Ganti Kerugian yang Diinginkan oleh PTP

Bentuk Ganti Kerugian yang

Diinginkan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Uang tunai 154 88,51

Tanah pengganti 18 10,34

Lain-lain 2 1,15

Jumlah 174 100

Page 41: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-10

Gambar 3.5 Ganti kerugian yang diinginkan

Kelima, jika dilihat dari rencana penggunaan atau pemanfaatan biaya pengadaan yang

diberikan oleh Pemerintah, 47,13% menyatakan untuk modal usaha (berdagang dan usaha

jasa lainnya), dan 28,74% untuk ditabung. Rencana penggunaan biaya pengadaan tanah

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7, dan grafik pada Gambar 3.6.

Tabel 3.7 Rencana Penggunaan Biaya Pengadaan oleh PTP

Pemanfaatan Ganti Kerugian

yang Diinginkan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Ditabung 50 28,74

Modal usaha 82 47,13

Membeli tanah 14 8,05

Membeli rumah 3 1,72

Lain-lain 25 14,37

Jumlah 174 100

Page 42: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-11

Sumber: Hasil Survei Kuesioner PTP Tahun 2015

Gambar 3.6 Bentuk Pemanfatan Ganti Kerugian

Dalam kaitannya dengan penggunaan biaya pengadaan, sebagian besar PTP akan

menggunakan sebagai modal usaha atau berwirausaha. Berdasarkan survei kuesioner, uang

biaya pengadaan dimanfaatkan dalam berbagai bidang wirausaha. Dengan demikian dapat

diperkirakan bahwa, perubahan yang terjadi pada masyarakat cenderung mengarah kepada

pola hidup masyarakat perkotaan yang heterogen dan banyak memberikan peluang

berbagai macam usaha.

Keenam, tanah sisa tegalan yang masih mereka miliki tidak sepenuhnya dapat

dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering/tegalan. Dari keadaan yang demikian,

nampaknya usaha untuk meningkatkan fungsi lahan tegalan atau aset yang mendukung

pertumbuhan ekonomi haruslah dapat ditingkatkan sehingga proyek pembangunan ini

tidak menurunkan tingkat kesejahteraan PTP.

Ketujuh, dari hasil survei kuesioner, Keberadaan jalan memberi dampak adanya kenaikan

secara tajam harga tanah disekitar lokasi yang membuat para pemilik tertarik untuk

menjual tanahnya.

Kedelapan, sisa tanah yang berukuran luas kurang dari satu are (kapling kecil) di

sepanjang jalan cenderung tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat

mengingat adanya peraturan sempadan jalan dan kemungkinan ditetapkannya jalur hijau.

Page 43: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas Udayana III-12

Kondisi ini tentunya merugikan masyarakat dan hendaknya menjadi perhatian Pemerintah

sehingga tidak memicu turunnya kesempatan masyarakat dalam berusaha.

3.4. Persepsi dan Aspirasi PTP terhadap Proyek

Persepsi masyarakat terhadap proyek ini akan menyangkut pengetahuan (tahu/tidaknya)

tentang proyek, ada/tidaknya manfaat proyek terhadap masyarakat, preferensi tentang

pengambilalihan aset mereka untuk kepentingan proyek dan alternatif kompensasi/ganti

rugi, informasi tentang spekulan dan harga tanah, serta aspirasi warga terhadap proses

pelaksanaan proyek, khususnya kegiatan pengadaan tanah. Informasi tersebut merupakan

salah satu masukan kunci dalam merumuskan kerangka kebijakan pelaksanaan pengadaan

tanah yang aspiratif.

3.4.1 Pengetahuan PTP tentang Rencana Proyek

Mayoritas PTP telah mengetahui bahwa di lokasi yang bersangkutan akan dibangun jalan

baru Lingkar Nusa Penida, dan akan terjadi pembebasan tanah yang akan melewati lokasi

tanah dan aset mereka. Masyarakat mengetahui adanya pembebasan lahan dari aparat desa

dan kerabat/saudara. Hal ini mengindikasikan bahwa rencana proyek jalan ini, termasuk

kegiatan pengadaan tanahnya, telah tersosialisasi secara meluas.

3.4.2 Preferensi PTP tentang Rencana Proyek

Secara umum, preferensi PTP terhadap rencana proyek nampaknya sangat baik, yang

tercermin dari pendapat mereka tentang ada/tidaknya manfaat proyek bagi masyarakat,

dimana mayoritas PTP menyatakan sangat bermanfaat, dengan harapan proyek ini segera

dilaksanakan.

3.4.3 Pilihan Ganti Rugi

Dalam kaitannya dengan pilihan ganti rugi yang diinginkan, mayoritas PTP memilih ganti

rugi dalam bentuk uang sebanyak 88,51%, di samping itu ada juga PTP yang

menginginkan lahan/tanah pengganti.

Page 44: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-1 IV-1

4.1 Kesimpulan Studi LARAP

Kesimpulan Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida dan Rencana Pembangunan Jalan

IKK Nusa Penida, setelah dilakukan diskusi kelompok terarah/ focus group discussion dan

analisis kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi oleh team studi Larap dilakukan di 7 desa yaitu: Batununggul, Kutampi

Kaler, Sakti, Bunga Mekar, Batumadeg. Batukandik, dan Sekartaji. Isi sosialisasi

menyampaikan rencana pemerintah untuk membangun jalan lingkar dan rencana

pembangunan jalan IKK Nusa Penida.

2. Antusias penduduk dari ketujuh desa sangat tinggi untuk mendukung pelaksanaan

proyek jalan lingkar dan rencana pembangunan jalan IKK Nusa Penida, dengan

harapan bisa meningkatkan perekonomian di Pulau Nusa Penida.

3. Seluruh pemilik tanah mengharapkan agar terjadi transparansi di dalam proses

pengadaan tanah, baik proses pengukuran, penentuan dan penggantian biaya

pengadaan, hingga pengurusan sertifikat.

4. Sebagian besar warga mengharapkan penggantian biaya pengadaan lahan ditentukan

secara wajar, yang dikeluarkan oleh konsultan KJPP (Konsultan Jasa Penilai Publik)

dan berdasarkan hasil kesepakatan antara masyarakat dan Pemerintah.

5. Beberapa penduduk menginginkan agar penggantian biaya pengadaan lahan dapat

dilakukan secara tunai atau penggantian tanah di tempat lain, sehingga tidak terjadi

perubahan mata pencaharian penduduk terkena proyek.

Page 45: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-2 IV-2

6. Pemilik tanah yang tidak memiliki tanah di tempat lain, apabila tanah mereka habis

terkena pembebasan, mereka berharap agar kelangsungan hidupnya dapat diperhatikan

oleh Pemerintah, sehingga taraf ekonomi mereka tidak menurun setelah terjadi

pembebasan lahan.

7. Berdasarkan hasil dari kuesioner bahwa rencana penggunaan biaya pengadaan oleh

penduduk sangat positif, sebagian besar penduduk berencana menggunakan untuk

modal usaha yang nantinya produktif untuk peningkatan ekonomi mereka (income

generating).

8. Pemilik tanah yang memiliki sisa kapling tanah yang kecil dan bentuknya tidak

beraturan (kurang 2 are), bahwa mereka sepakat tanah mereka dibeli oleh pemerintah,

namun jika tidak, mereka berharap sisa kapling yang kecil dapat disertifikatkan oleh

Pemerintah.

9. Semua warga mengharapkan kepada pihak Pemerintah mengantisipasi dengan

memasukkan ke dalam rencana kerja tindakan/program kerja mengenai dampak yang

akan terjadi setelah pengadaan lahan, seperti: menurunnya produktivitas lahan,

penundaan pemberlakuan jalur hijau dan kenaikan pajak tanah, pengukuran kembali

tanah penduduk setelah pengadaan serta terhambatnya proses ritual dan aktivitas

warga.

10. Pemerintah diharapkan memberikan konsultan pendamping PTP, supaya proses bisa

berjalan sesuai rencana, mengingat rendahnya tingkat pendidikan PTP di 7 lokasi desa

yang dilalui jalan lingkar Nusa Penida.

4.2 Rencana Kerja Tindakan (Actions Plan) Studi LARAP

4.2.1 Prinsip Pengadaan Tanah

Prinsip dasar pengadaan lahan dalam pelaksanaan proyek ini adalah:

1. Seluruh aset PTP, baik tanah, bangunan, dan tanaman, maupun aset lainnya, berupa aset

non-fisik akan diberikan kompensasi/ganti rugi dan/atau santunan yang layak sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Page 46: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-3 IV-3

2. Pemerintah Kabupaten Klungkung memberikan kompensasi/ganti rugi kepada PTP

berupa uang tunai.

3. Seluruh PTP berhak mendapatkan kompensasi/ganti rugi yang setara dengan nilai tanah,

bangunan, tanaman, dan aset lain yang menjadi miliknya. Konpensasi ganti rugi

dihitung oleh konsultan penaksir harga / KJPP (Konsultan Jasa Penilai Publik).

4. Pengurusan surat tanah/sertifikat yang baru setelah pembebasan, biayanya ditanggung

oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung.

5. Semua bentuk kompensasi dan santunan yang diterima oleh PTP dibebaskan dari segala

pajak dan pungutan lainnya.

4.2.2 Kriteria PTP yang Berhak Mendapatkan Kompensasi/Ganti Rugi

Kriteria PTP yang berhak mendapatkan kompensasi/ganti rugi dalam pelaksanaan proyek

ini adalah:

1. Orang-orang, badan hukum atau lembaga atau unit-unit usaha yang karena pelaksanaan

suatu bagian proyek, mengalami atau akan mengalami dampak negatif pada:

Hak, kepemilikan atau manfaat atas tanah, bangunan, tanaman, dan aset yang

melekat bagi sebagian atau seluruhnya, untuk sementara atau selamanya.

Bagi PTP yang tanahnya terkena proyek seluruhnya serta dibuktikan dengan surat

kepemilikan yang sah, maka mereka berhak mendapat kompensasi/ganti rugi berupa

uang tunai yang besarnya tergantung kesepakatan warga dengan Panitia Pengadaan

Tanah. Harga kesepakatan sudah berdasarkan batasan hitungan konsultan penaksir

harga KJPP.

Rumah, tempat kerja, pekerjaan, unit usaha, lahan/usaha dan/atau sarana

lingkungannya, fasilitas umum dan tempat ibadah.

Pendapatan atau tingkat kehidupannya.

Ganti rugi yang tunai akan diberikan untuk tanah yang disertai suatu bukti kepemilikan

yang sah, tanaman, dan bangunan, baik dilengkapi dengan IMB maupun tidak, termasuk

fasilitas kelengkapannya, seperti sambungan listrik/PLN, fasilitas jaringan air bersih/PAM.

Nilai ganti rugi yang diberikan akan ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan PTP dengan

Panitia Pengadaan Tanah.

Page 47: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-4 IV-4

Sebelum memperoleh kompensasi/ganti rugi, PTP hendaknya:

Mengetahui sepenuhnya luas tanah dan bangunan yang terkena proyek.

Memiliki bukti kepemilikan atas tanah dan bangunannya.

Sehubungan dengan ganti rugi dalam bentuk uang tunai, maka direncanakan diadakan

negosiasi dengan Tim Pengendali Kegiatan Pembebasan/Pengadaan Tanah guna

menetapkan nilai ganti rugi atas tanah, bangunan, dan aset lainnya.

Selama berlangsungnya musyawarah/negosiasi untuk menetapkan nilai ganti rugi tanah

dan bangunan, pemilik tanah memberitahu Panitia Pengadaan Tanah/Tim Pengendali

Kegiatan Pembebasan Tanah tentang pilihan yang diambil.

Menghadiri sendiri setiap pertemuan penyuluhan dan sosialisasi, pengukuran dan

inventarisasi, pertemuan konsultasi untuk menetapkan nilai ganti rugi dengan Panitia

Pengadaan Tanah.

4.2.3 Penilaian Aset dan Tingkat Kompensasi

Jenis aset yang dapat diberikan ganti rugi meliputi:

- Tanah;

- Bangunan dan prasarana pendukung;

- Tanaman.

Cara Penilaian Tanah

Untuk menaksir nilai tanah dapat dilakukan dengan mengacu pada harga pasar dan harga

NJOP. Di samping itu, sebagai bahan pendukung dalam menaksir harga tanah tersebut,

perlu juga dipertimbangkan aspirasi warga dan harga sekitarnya.

Harga pasar, adalah harga yang telah terjadi atas transaksi jual beli tanah dan

bangunan yang terjadi di lokasi tersebut dan sekitarnya, yang kondisinya setara dengan

lokasi tapak proyek saat ini.

Harga NJOP, adalah harga yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP-PBB) Kabupaten Klungkung.

Harga Sekitar, adalah harga yang relevan dengan kondisi adanya proyek, seperti kelas

jalan, fungsi lahan mayoritas tanah tersebut, dan kondisi lingkungan sekitar. Harga ini

Page 48: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-5 IV-5

dapat didekati berdasarkan taksiran harga di kantor notaris atau PPAT (Pejabat Pembuat

Akta Tanah) setempat.

Di antara ketiga acuan tersebut, harga yang paling ideal untuk PTP sebenarnya (mendekati)

harga pasar, mengingat akan kebutuhan dan persediaan pasar. Namun demikian,

mengingat data yang ada berbeda-beda dan sangat fluktuatif, khususnya pada lokasi yang

aksesbilitasnya memadai, maka taksiran harga tanah digunakan pendekatan berdasarkan

harga rata-rata. Pendekatan ini cukup realisitis karena apabila Pemerintah membayar ganti

rugi yang jauh di atas NJOP, akan dianggap sebagai penyalahgunaan pengelolaan

keuangan negara, karena peraturan perundangan yang ada (Keppres No. 55 Tahun 1993)

menentukan bahwa pemberian ganti rugi atas tanah harus mempertimbangkan NJOP.

Dalam menaksir harga tanah harus memakai konsultan KJPP.

Pengurusan Surat Tanah/Sertifikat

Adanya pemotongan bidang tanah bagi kepentingan pembangunan jalan ini berakibat

pemecahan surat tanah/sertifikat. PTP tidak harus membayar biaya pengurusan sertifikat

baru setelah pembebasan. Pengurusan dan biaya dianggarkan dari Pos Anggaran

Pembebasan Tanah. Lama Pengurusannya antara 3 sampai 6 bulan. PTP berhak menerima

tanda terima atas surat tanah yang diserahkan kepada Pemkab Klungkung. Apabila

pengurusannya ingin dilakukan sepenuhnya oleh PTP, konsekuensinya segala biaya dan

lain-lain ditanggung sendiri dengan catatan PTP harus membuat surat pernyataan yang

ditandatangani di atas materai Rp. 6.000,00.

4.2.4 Rencana Kerja Tindakan (Actions Plan)

Mengingat Desa Batununggul, Kutampi Kaler, Sakti, Bunga Mekar, Batumadeg,

Batukandik dan Sekartaji tanahnya masih dalam tahap sosialisasi, sehingga berdasarkan

atas studi dan aspirasi warga pemilik tanah dapat dirumuskan adanya suatu rencana kerja

tindakan (actions plan) yang dapat dipakai sebagai dasar bagi Pemerintah dalam

mengambil langkah dan program selanjutnya. Tabel 4.1 akan menguraikan tentang rencana

program (actions plan), warga sasaran, waktu, pembiayaan, dan juga instansi yang

bertanggung jawab.

Page 49: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-6

Tabel 4.1 Rencana Kerja Tindakan (Actions Plan) Studi LARAP

No

. Isu-isu Program

Warga Sasaran

Desa Rencana Kerja

Waktu

Kegiatan/

Target

Selesai

Jumlah/

Sumber

Anggaran

Pihak/ Instansi

Penanggung

Jawab

Progres

penanganan

1 Transparansi proses

penentuan biaya

pengadaan lahan

Batununggul

Kutampi Kaler

Sakti

Bunga Mekar

Batumadeg

Batukandik

Sekartaji

Sosialisasi untuk

membicarakan

besarnya biaya

pengadaan lahan

2016/2017 - PPK

Pengadaan

Tanah

PPK bersedia

mengadakan

sosialisasi.

2 Sisa kapling yang

sangat kecil dan

terkena sempadan

jalan

Batununggul

Kutampi Kaler

Sakti

Bunga Mekar

Batumadeg

Batukandik

Sekartaji

Pemilik tanah sepakat

bahwa sisa tanah

tersebut agar dibeli

oleh pemerintah. Jika

tidak, mereka

berharap agar sisa

tanah tersebut dapat

disertifikatkan oleh

Pemerintah

2016/2017 - PPK

Pengadaan

Tanah

Akan

ditangani

oleh PPK

Pengadaan

Tanah

3 Tanah Negara dan

jalan milik desa

yang terkena

pengadaan tanah

tidak diganti rugi

Batununggul

Kutampi Kaler

Sakti

Bunga Mekar

Batumadeg

Batukandik

Sekartaji

Pendataan ulang

status kepemilikan

tanah (tanah milik

desa/subak atau tanah

negara)

2016/2017 - PPK

Pengadaan

Akan

ditangani

oleh PPK.

Page 50: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-7

4 Kemungkinan

kenaikan pajak

tanah yang tinggi.

Kemungkinan

membayar pajak

dengan luas tanah

seperti sebelum

pengadaan tanah

Batununggul

Kutampi Kaler

Sakti

Bunga Mekar

Batumadeg

Batukandik

Sekartaji

Penundaan atau tidak

terjadinya kenaikan

pajak yang tinggi

setelah tanah

dibebaskan mengingat

tanah ini merupakan

lahan tegalan

Penyesuaian

pembayaran pajak

sesuai luas tanah

setelah pengadaan

tanah

2016/2017 - PBB

Kabupaten

Klungkung

Dispenda

Kabupaten

BPN

Kabupaten

Instansi

terkait akan

mengantisip

asi hal ini

5 Kemungkinan

terjadinya batas-

batas kepemilikan

tanah yang tidak

jelas setelah

pengadaan lahan

Batununggul

Kutampi Kaler

Sakti

Bunga Mekar

Batumadeg

Batukandik

Sekartaji

Pengukuran

kembali/pemasangan

patok/pal batas-batas

kepemilikan tanah

warga setelah

pengadaan lahan

2016/2017 - PPK

Pengadaan

BPN

Kabupaten

Isu ini akan

diantisipasi

oleh PPK

pengadaan

lahan dan

BPN

Page 51: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-8

4.3 Rekomendasi Studi LARAP

Rekomendasi Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida dan Rencana Pembangunan

Jalan IKK Nusa Penida adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengadaan tanah hendaknya lebih konsultatif (antara pemilik tanah,

pemuka desa/adat, aparat desa dan Pemerintah/Panitia Pengadaan Tanah), partisipatif,

lebih transparan (transparancy), dan dapat dipertanggungjawabkan (accountability)

baik dari tahap sosialisasi sampai kepada pasca pengadaan lahan.

2. Pengadaan lahan seharusnya dilaksanakan secara menyeluruh (integrated) dan sinkron

untuk menghindari terjadinya fluktuatif harga lahan dan permainan para spekulan

tanah.

3. Sosialisasi pengadaan tanah hendaknya pertama-tama ditujukan kepada pemegang hak

atas tanah (direct information).

4. Penentuan biaya pengadaan yang ditawarkan oleh Pemerintah hendaknya

mempertimbangkan NJOP, fungsi lahan dan sarana prasarana yang ada di lokasi serta

memperhatikan harga pasaran berdasarkan data transaksi jual beli terakhir di notaris.

5. Perlu diadakan penanganan secara khusus (special treatment) bagi pemilik tanah yang

sisa kaplingnya sangat kecil atau bahkan habis setelah pengadaan lahan dalam bentuk

pemberian ganti rugi atau penataan sempadan/jalur hijau sesuai kesepakatan antara

pemilik tanah dan pemerintah.

6. Selama tanah belum diadakan segala proses transaksi jual beli yang dilakukan pemilik

tanah dan pihak notaris hendaknya dikoordinasi dengan aparat/pemuka desa setempat

untuk memudahkan pelacakan terhadap kepemilikan tanah berikutnya.

7. Setelah pengadaan lahan, perlu dilakukan pengukuran ulang oleh Panitia Pengadaan

Tanah/Pemerintah untuk menentukan batas-batas kepemilikan yang jelas dari pemilik

tanah, hal ini sebagai berita acara bagi pihak PBB dalam penyesuaian pembayaran

pajak.

Page 52: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-9

8. Secara umum dapat digarisbawahi bahwa pelaksanaan proyek ini harus dapat

meningkatkan kelangsungan peluang pekerjaan dan pendapatan (income generations)

dari masyarakat bukan sebaliknya menurunkan perekonomian masyarakat. Hal ini

dapat dilakukan dengan memberikan informasi dan pengarahan yang efektif melalui

sosialisasi langsung mengenai penanganan terhadap ganti rugi pengadaan lahan, dan

mengantisipasi faktor-faktor lain yang mengakibatkan penurunan kondisi sosial

ekonomi tersebut.

9. Mengingat lahan setempat umumnya adalah lahan tegalan, karenanya diharapkan pihak

pemerintah tidak memberlakukan kenaikan pajak yang tinggi di lokasi serta

mengadakan penyesuaian pembayaran pajak sesuai luas tanah mereka setelah

pengadaan lahan.

Page 53: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-10

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman (1978), Masalah Pencabutan Hak-hak atas Tanah dan Pembebasan Tanah

di Indonesia (Seri Hukum Agraria), Alumni, Bandung.

Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

Nasional (1996), Kerangka Acuan Penyusunan Tata Kerja Badan Pengendalian

Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Daerah (BP4D), Jakarta: BKP4N.

BAPPENAS (1996), A Summary of Indonesia Sixth Five-Year Development Plan,

Unpublished Paper.

Boedi Harsono (1996), Hukum Agraria Indonesia(Himpunan Peraturan-peraturan Hukum

Tanah), Cetakan ke-13, Djambatan, Jakarta.

Christine Kessides (1993), Institutional Options for the Provision of Infrastructure, World

Bank, Washington, D.C.

Fakultas Teknik Universitas (2014), Laporan Akhir ”Studi Kelayakan Jalan Lingkar Nusa

Penida”, Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Klungkung, Bali.

Oloan Sitorus dan Balans Sebayang (1996), Konsolidasi Tanah Perkotaan, Cetakan

Pertama, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta.

Pemerintah Kabupaten Cianjur (2004), Laporan Akhir Rencana Kerja Pengadaan Tanah,

Pemukiman Kembali dan Pembinaan Masyarakat yang Terkena Proyek

Pembangunan Jalan Lingkar Timur Kota Cianjur, Land Acquisition and

Resettlement Action Plan (LARAP).

Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410-4245 Tanggal 7 Desember 1991

tentang Petunjuk Pelaksanaan Konsolidasi Tanah.

Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bali No.

420.61-228 Tanggal 24 Januari 1998 tentang Keputusan Rapat Kerja Teknis

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bali Tanggal 25 Juli dan 1

September 1997 di Denpasar.

Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410-1078

Tanggal 1 Mei 1996 tentang Petunjuk Teknis Konsolidasi Tanah.

Suryanto (1983), Model Neighborhood Unit Sebagai Pendukung Proses Pengembangan

Komunitas, Program Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Pasca Sarjana,

Institut Teknologi Bandung.

Page 54: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida

Fakultas Teknik Universitas udayana IV-11

UNHCS (1990), Human Settlements and Sustainable Development: The Role of Human

Settlement Policies in Meeting Developments Goals and in Addressing the Issue of

Sustainability at Global And Local Levels, Nairobi.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992, tentang Penataan Ruang,

Kantor Menteri Negara dan Lingkungan Hidup, Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1212, tentang Pengadaan Tanah

Untuk Kepentingan Umum, Kantor Menteri Negara dan Agraria, Jakarta.

Perpres Nomor 71Tahun 2012, tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Jakarta

Perpres Nomor 40 Tahun 2014, Perubahan atas peraturan presiden nomor: 71 tahun 2014,

tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum, Jakarta

Perpres Nomor 99Tahun 2014, Perubahan kedua peraturan presiden nomor 71 tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum, Jakarta

Perpres Nomor 30 Tahun 2015, Perubahan ketigas peraturan presiden nomor 71 tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum, Jakarta

Peraturan Kepala BPN Nomor 5 Tahun 2012, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Jakarta

Peraturan Memkeu Nomor 13/PMK.01/2013, tentang Standar Biaya Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Jakarta

Page 55: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Kelungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 56: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Kelungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 57: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 58: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 59: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 60: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 61: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 62: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 63: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 64: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 65: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung Dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 66: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 67: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar

Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Klungkung dengan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015

Page 68: KATA PENGANTAR - repositori.unud.ac.id · kesimpulan studi larap, rencana kerja tindakan, dan rekomendasi studi larap. Pada Pada bagian akhir laporan, dilampirkan data-data Daftar