Kata pengantar - barenlitbangkepri.com · Kata pengantar Publikasi Statistik Ekonomi Provinsi...
Transcript of Kata pengantar - barenlitbangkepri.com · Kata pengantar Publikasi Statistik Ekonomi Provinsi...
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 i
Kata pengantar
Publikasi Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2014 merupakan publikasi yang disusun dalam
rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-
data yang sifatnya strategis, dalam artian data-data yang
ditampilkan terjamin pembaharuannya, banyak digunakan
untuk kajian, serta menggambarkan fenomena ekonomi
wilayah Kepulauan Riau. Penjelasan yang diberikan dalam
publikasi ini bersifat praktis. Sehingga memudahkan
pengguna publikasi ini untuk memahami data-data yang
ditampilkan.
Publikasi ini berisi data-data tentang pertumbuhan
ekonomi, inflasi, nilai tukar petani, produksi tanaman
pangan, produksi industri manufaktur serta statistik ekspor
dan impor barang.
ii Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Apresiasi dan penghargaan kami sampaikan kepada
berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian publikasi
ini. Disadari bahwa publikasi ini belum memenuhi harapan
semua pihak. Oleh karenanya, kritik dan saran demi
penyempurnaan di masa mendatang sangat diharapkan.
Semoga publikasi ini bermanfaat.
Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Kepulauan Riau
Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si NIP. 19610709 199003 1 001
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 iii
Daftar isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Tabel v
Daftar Grafik ix
1. Produksi Tanaman Pangan 1 1.1. Produksi Padi 5 1.2. Produksi Jagung 7 1.3. Produksi Kedelai 9
2. Produksi Industri Manufaktur 11
3. Pariwisata 19 3.1. Wisatawan Mancanegara 24 3.2. Tingkat Penghunian Kamar 34
4. Ekspor Impor Barang 35 4.1.. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau 39 4.2. Impor Provinsi Kepulauan Riau 54
5. Inflasi 69 5.1. Inflasi Kota Batam 73 5.2. Inflasi Kota Tanjungpinang 83 5.3. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau 93
6. Nilai Tukar Petani 103 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2013 106 6.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Semester I Tahun 2014 112 6.3. Inflasi Pedesaan 114
7. Pertumbuhan Ekonomi 117
7.1. PDRB Menurut Sektor Ekonomi 120 7.2. PDRB Menurut Penggunaan 126
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 v
Daftar tabel
1.1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
5
1.2. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
7
1.3. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
9
2.1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (q to q), 2012-2014 (Persen)
14
2.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (y to y), 2012-2014 (Persen)
16
3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan 2013
25
3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2012 dan 2013
27
3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2013 dan 2014
30
3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2013 dan 2014
32
3.5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan Tahun 2013
34
4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 39
4.2. Perkembangan Ekspor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2013 dan 2014
41
4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2013 dan Semester I 2014 (US$)
44
4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Tujuan Utama, 2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)
47
4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013
50
4.6. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), Semester I 2014
52
vi Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
4.7. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 54
4.8. Perkembangan Impor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, 2013 dan 2014
56
4.9. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013 dan Semester I 2014 (US$)
59
4.10. Impor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Asal Barang Utama, 2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)
61
4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013
63
4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), Semester I 2014
65
5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008-2013 (Persen) (2007=100) 74
5.2. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)
76
5.3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2013 77
5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)
79
5.5. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)
80
5.6. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2014 81
5.7. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008-2013 (Persen) (2007=100)
84
5.8. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)
86
5.9. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2013
87
5.10. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari-Juni 2014 (2012=100)
88
5.11. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)
90
5.12. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2014
92
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 vii
5.13.
Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2013 (Persen) (2007=100)
94
5.14.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)
96
5.15.
Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2013
97
5.16.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)
99
5.17 Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)
100
5.18 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2014
101
6.1. Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Per Subsektor, 2012-2013 (2007=100)
109
6.2. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (2007=100)
111
6.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juni 2014 (2012=100)
113
6.4. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) Provinsi Kepulauan Riau, Desember 2013 & Juni 2014 (2012=100)
115
6.5. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional, 2013 (2007=100) 116
7.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi, 2010-2013 (Persen)
122
7.2. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi, Semester I 2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
124
7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2013 (Persen)
127
7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)
129
7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)
130
7.6. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, Semester I 2013 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
133
7.7. Struktur PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)
135
viii Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
7.8. Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)
136
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ix
Daftar grafik
1.1. Perkembangan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2014 (ton)
6
1.2. Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2014 (ton)
8
1.3. Perkembangan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2014 (ton)
10
2.1. Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (q to q) Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014 (persen)
14
2.2. Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y on y) Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014 (Persen)
17
3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
26
3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2012 dan 2013
28
3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2014
31
3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2013 dan 2014
33
4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta) 40
4.2. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014 (US$ Juta)
42
4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2013 (US$ Juta)
45
4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013 (US$ Juta)
46
4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2013
48
x Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
4.6. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, Semester I 2014 (Persen)
49
4.7. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2013 (Persen)
51
4.8. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, Semester I 2014 (Persen)
53
4.9. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta) 55
4.10. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014 (US$ Juta)
57
4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013 (US$ Juta)
58
4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013 (US$ Juta)
60
4.13. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, 2013 (Persen)
62
4.14.
Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, Semester I 2014 (Persen)
63
4.15. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2013
64
4.16. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, Semester I 2014 (Persen)
66
5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008-2013 (2007=100) 73
5.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008-2013 (Persen) (2007=100)
75
5.3. Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)
82
5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008-2013 (2007=100) 83
5.5. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008-2013 (Persen) (2007=100)
85
5.6. Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)
92
5.7. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2013 (2007=100)
93
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 xi
5.8. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, 2010-2013 (Persen) (2007=100)
95
5.9. Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)
102
6.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (2007=100)
110
6.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juni 2014 (2012-100)
113
6.3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional,2012 (2007=100) 112
7.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2013 (Persen)
121
7.2. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau, Semester I 2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
125
7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, 2013 (Persen)
128
7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2014 (Persen)
129
7.5. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (Persen)
132
7.6. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB (dengan Migas) Provinsi Kepulauan Riau Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
134
Produksi Tanaman pangan
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 3
Produksi
tanaman pangan
Data produksi tanaman pangan (padi dan palawija)
merupakan salah satu indikator ketersediaan pangan nasional.
Penghitungan produksi tanaman pangan di Provinsi dilakukan
oleh BPS Provinsi bekerjasama dengan Dinas Pertanian
Provinsi. Tujuan penyediaan data produksi tanaman pangan
secara berkesinambungan adalah untuk menyediakan
informasi yang akurat dan terkini bagi kebutuhan pemerintah
dan masyarakat umum. Diharapkan data tersebut dapat
digunakan untuk bahan perencanaan/perumusan kebijakan
berkaitan dengan ketahanan pangan nasional, sekaligus
sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil
pembangunan sektor pertanian, khususnya subsektor
tanaman pangan.
Data pokok yang dikumpulkan untuk penghitungan
produksi tanaman pangan adalah data luas panen dan
Produksi Tanaman pangan
4 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
produktivitas (hasil per hektar). Produksi tanaman pangan
merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan
produktivitas.
Penyajian data produksi tanaman pangan tahun
tertentu dilakukan sebanyak lima kali dengan status angka
yang berbeda, yaitu Prognosa, Angka Ramalan (ARAM I),
Angka Ramalan II (ARAM II), Angka Sementara (ASEM) dan
terakhir Angka Tetap (ATAP).
Angka Prognosa merupakan angka ramalan/perkiraan
produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan luas tanaman
akhir bulan Desember tahun sebelumnya. Angka Ramalan I
(ARAM I) terdiri dari realisasi produksi Januari-April dan
angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan luas
tanaman kondisi akhir bulan April.
Angka Ramalan II (ARAM II) terdiri dari realisasi
produksi Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan
September-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman
akhir bulan Agustus. Angka Sementara (ASEM) merupakan
Produksi Tanaman pangan
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 5
realisasi produksi Januari-Desember tetapi belum final karena
mengantisipasi kelengkapan laporan. Sedangkan Angka Tetap
(ATAP) adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari-
Desember) dan merupakan angka final.
1.1. Produksi Padi
Produksi padi tahun 2013 (Angka Tetap) sebanyak
1.370 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 47 ton
(3,55 persen) dibandingkan tahun 2012. Kenaikan produksi
terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 1,52 kuintal per
hektar ( 4,39 persen) meskipun luas panen turun sebesar 3
hektar (0,79 persen).
Tabel 1.1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
Uraian 2012 2013
(ATAP) 2014
(ARAM I)
Perkembangan
2012 -2013 2013-2014
Absolut Persen Absolut Persen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Luas Panen (ha)
382 379 386 -3 -0,79 7 1,85
b. Produktivitas (ku/ha)
34,63 36,15 36,40 1,52 4,39 0,25 0,69
c. Produksi (ton)
1.323 1.370 1.405 47 3,55 35 2,55
Produksi Tanaman pangan
6 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Produksi padi tahun 2014 (Angka Ramalan I)
diperkirakan mencapai 1.405 ton GKG, naik sebesar 35 ton
(2,55 persen) dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi
tahun 2014 diperkirakan terjadi karena peningkatan
produktivitas sebesar 0,25 kuintal per hektar ( 0,69 persen)
dan luas panen naik sebesar 7 hektar (1,85 persen).
1,000
1,050
1,100
1,150
1,200
1,250
1,300
1,350
1,400
1,450
2012 2013 (ATAP) 2014 (ARAM I)
1,323
1,370
1,405
Grafik 1.1.Perkembangan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2012-2014 (ton)
Produksi Tanaman pangan
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 7
1.2. Produksi Jagung
Produksi jagung tahun 2013 (Angka Tetap) sebesar 790
ton pipilan kering, turun sebesar 59 ton (6,95 persen)
dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi disebabkan
penurunan luas panen sebesar 51 hektar ( 13,08 persen)
meskipun produktivitas mengalami peningkatan sebesar 1,53
kuintal per hektar ( 7,03 persen).
Tabel 1.2. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
Uraian 2012 2013
(ATAP) 2014
(ARAM I)
Perkembangan
2012 -2013 2013-2014
Absolut Persen Absolut Persen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Luas Panen (ha)
390 339 320 -51 -13,08 -19 -5,60
b. Produktivitas (ku/ha)
21,77 23,30 23,34 1,53 7,03 0,04 0,17
c. Produksi (ton)
849 790 747 -59 -6,95 -43 -5,44
Produksi jagung tahun 2014 (Angka Ramalan I)
diperkirakan mencapai 747 ton pipilan kering, turun 43 ton
(5,44 persen) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi
Produksi Tanaman pangan
8 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
tahun 2014 diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen
seluas 19 hektar (5,60 persen) meskipun produktivitasnya
naik sebesar 0,04 kuintal per hektar (0,17 persen).
600
650
700
750
800
850
900
950
2012 2013 (ATAP) 2014 (ARAM I)
849
790
747
Grafik 1.2.Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2012-2014 (ton)
Produksi Tanaman pangan
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 9
1.3.. Produksi Kedelai
Produksi kedelai tahun 2013 (Angka Tetap) sebesar 18
ton biji kering, naik sebanyak 3 ton (20 persen) dibandingkan
tahun 2012. Kenaikan produksi disebabkan naiknya luas
panen seluas 2 hektar (13,33 persen) dan peningkatan
produktivitas sebesar 5,90 ku/ha (5,90 persen).
Tabel 1.3. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
Uraian 2012 2013
(ATAP) 2014
(ARAM I)
Perkembangan
2012 -2013 2013-2014
Absolut Persen Absolut Persen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Luas Panen (ha)
15 17 17 2 13,33 0 0,00
b. Produktivitas (ku/ha)
10 10,59 10,56 0,59 5,90 0 0,00
c. Produksi (ton)
15 18 18 3 20,00 0 0
Produksi kedelai tahun 2014 (Angka Ramalan I)
diperkirakan tetap mencapai sebesar 18 ton biji kering,
dibandingkan produksi tahun 2013. Hal ini diperkirakan
karena luas panen dan produktivitas tetap bahkan cenderung
menurun.
Produksi Tanaman pangan
10 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
5
10
15
20
2012 2013 (ATAP) 2014 (ARAM I)
15
18 18
Grafik 1.3.Perkembangan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2012-2014 (ton)
Produksi Industri Pengolahan
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 13
Produksi
Industri MANUFAKTUR
Pemerintah sampai saat ini terus melakukan upaya-
upaya dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi
nasional. Sebagai wujud dari upaya tersebut, pemerintah terus
berperan aktif sebagai fasilitator dan dinamisator dalam
menciptakan iklim usaha yang makin kondusif melalui
penetapan berbagai kebijakan ekonomi yang harus
berdampak positif terhadap sektor riil maupun moneter.
Mengingat pentingnya peran sektor Industri Manufaktur
terhadap PDB umumnya dan PDRB Provinsi Kepulauan Riau
khususnya, maka diperlukan indikator dini untuk mengamati
perkembangan industri manufaktur. Salah satu indikator
tersebut adalah pertumbuhan produksi Industri Manufaktur
Besar Sedang (IBS).
Indeks produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
dihasilkan dari pengolahan survei Industri Manufaktur Besar
Produksi Industri Pengolahan
14 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
dan Sedang (IBS) Bulanan yang datanya diperoleh dari
perusahaan besar dan sedang yang terpilih sebagai sampel.
Angka indeks yang dihasilkan mengggambarkan
perkembangan produksi sektor industri manufaktur secara
lebih dini karena sifatnya yang dirancang secara periodik
bulanan. Data bulanan tersebut juga dapat disajikan sebagai
data triwulanan maupun tahunan. Data triwulanan
merupakan rataan dari Indeks Bulanan pada triwulan yang
bersangkutan dan indeks tahunan merupakan rataan 4
(empat) triwulan pada tahun yang bersangkutan. Angka-angka
yang disajikan hanyalah sebagai salah satu informasi untuk
menilai pertumbuhan di sektor industri.
Tabel 2.1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (q to q), 2012-2014 (Persen)
Tahun Pertumbuhan (q to q)
Trw I Trw II Trw III Trw IV
(1) (2) (3) (4) (5)
2012 1,94 4,98 2,73 3,61
2013 3,99 4,42 2,92 0,76
2014 -8,51 0,52
Produksi Industri Pengolahan
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 15
Selama tahun 2012-2014, Industri Manufaktur Besar
dan Sedang triwulanan (q to q) pada triwulan II tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen dibandingkan
triwulan I tahun 2014, dimana pada triwulan I tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 8,51 persen dibandingkan
triwulan IV tahun 2013.
1.94
4.98
2.733.61
3.994.42
2.92
0.76
-8.51
0.52
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
Trw I Trw II Trw III Trw IV
Grafik 2.1.Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan
Sedang Triwulanan (q to q) Tahun 2012-2014 (%)
2012
2013
2014
Produksi Industri Pengolahan
16 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Dari grafik 2.1, dapat di lihat pertumbuhan produksi
Industri Manufaktur Besar dan Sedang pada triwulan I tahun
2014 mengalami penurunan terbesar sebesar 8,51 persen jika
dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2013. Sedangkan
pertumbuhan tertinggi industri manufaktur besar dan sedang
terjadi pada triwulan II tahun 2012 sebesar 4,98 persen jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan I tahun
2012).
Tabel 2.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (y on y), 2012-2014 (Persen)
Tahun Pertumbuhan (y to y)
Trw I Trw II Trw III Trw IV
(1) (2) (3) (4) (5)
2012 24,32 8,05 3,69 4,49
2013 9,66 14,09 15,84 9,71
2014 -0,89 -4,58
Dilihat dari year on year (y on y), industri manufaktur
besar dan sedang terjadi penurunan 4,58 persen pada
triwulan II tahun 2014 jika dibandingkan dengan triwulan
yang sama tahun sebelumnya (triwulan II 2013).
Produksi Industri Pengolahan
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 17
Secara y on y, pertumbuhan tertinggi Industri
Manufaktur besar dan sedang terjadi pada triwulan I 2012
dengan kenaikan sebesar 24,32 persen jika dibandingkan
triwulan yang sama tahun berikutnya (triwulan I 2013 dan
triwulan I 2014). Sedangkan penurunan terbesar Industri
Manufaktur Besar dan Sedang terjadi pada triwulan II 2014
dengan penurunan sebesar 4,58 persen jika dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan II
2013 dan triwulan II 2012).
24.32
8.05
3.69 4.49
9.66
14.09 15.84
9.71
-0.89-4.58
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
Trw I Trw II Trw III Trw IV
Grafik 2.2.Perkembangan Pertumbuhan Produksi
Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan(y on y) Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014 (Persen)
2012 2013 2014
Pariwisata
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 21
PARIWISATA
Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara
Malaysia dan Singapura, yang memiliki peluang cukup besar
untuk dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman). Wisman
yang datang umumnya melalui negara Singapura atau
Malaysia.
Provinsi Kepulauan Riau mempunyai daya tarik bagi
wisman. Kepulauan Riau memiliki aneka kekayaan alam yang
dapat dijadikan objek wisata bertaraf internasional, karena
sektor pariwisata sudah menjadi salah satu pemasukan yang
besar bagi kas daerah maupun negara. Provinsi Kepulauan
Riau banyak memiliki tempat wisata alam yang sangat indah
dan wisata sejarah yang menjadi fenomena kehidupan di
Negara Indonesia.
Pulau Bintan adalah pulau di provinsi Kepulauan Riau,
di mana terdapat Kota Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi
Kepulauan Riau. Pulau ini memiliki dua pemerintahan,
Pariwisata
22 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Kabupaten
Bintan. Keindahan alam, kemilau pasir putih, birunya air laut,
dan rimbunnya pepohonan, merupakan perpaduan yang
membuat Pulau Bintan begitu cantik. Pantai yang terkenal
adalah Pantai Trikora dan Pantai Lagoi.
Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang,
dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan
pulau-pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah,
Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.
Masyarakat setempat menyebutnya “Jembatan Barelang”,
Sepanjang jalan akan ditemukan banyak pemandangan alam,
dan laut yang indah. Banyak wisatawan datang kemari untuk
melakukan aktivitas outdoor, olah raga atau hanya sekedar
berfoto. Banyak Pesona Alam yang dapat anda nikmati di
tempat ini, keindahan laut, Pantai dan Pemandangan Bawah
Laut yang membuat banyak orang mengunjungi tempat ini
untuk melakukan Diving.
Pariwisata
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 23
Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata
di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Salah satu objek yang
bisa kita lihat adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat
dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari
pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan
benteng pertahanan di Bukit Kursi.
Banyak penduduk di Kepulauan Riau masih
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan penduduk di
Malaysia dan Singapura, yang banyak datang ke Provinsi
Kepulauan Riau untuk mengunjungi kerabat atau saudara.
Kegiatan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau juga
menjadi daya tarik bagi pelaku ekonomi untuk membuka
usaha atau bisnisnya, hal tersebut mengakibatkan banyak
pekerja dari luar negeri yang bekerja di Provinsi Kepulauan
Riau. Selain itu, biaya hidup yang lebih rendah dibanding
negara tetangga, banyak wisatawan yang datang untuk
berlibur pada akhir pekan di Provinsi Kepulauan Riau.
Pariwisata
24 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Wisatawan yang datang didukung oleh sarana dan
prasarana yang ada, seperti akomodasi hotel dan sarana
transportasi antar negara yang ada. Pelabuhan angkutan laut
yang ada di Kabupaten Karimun, Kota Batam, dan Kota
Tanjungpinang melayani rute pelayaran penumpang luar
negeri ke negara Singapura dan Malaysia, serta sebaliknya.
Pelabuhan angkutan laut di Lagoi melayani rute pelayaran
penumpang luar negeri hanya ke negara Singapura dan
sebaliknya. Selain angkutan laut, bandar udara Hang Nadim di
Kota Batam melayani rute penerbangan dari dan ke luar
negeri.
3.1. Wisatawan Mancanegara (Wisman)
Wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
selama tahun 2013 tercatat sebanyak 1.859.066 orang atau
mengalami kenaikan sebesar 5,18 persen dibanding
kunjungan wisman selama tahun 2012 yang mencapai
1.767.439 orang. Konstribusi jumlah wisman yang berkunjung
ke Provinsi Kepulauan Riau terhadap jumlah seluruh wisman
Pariwisata
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 25
yang berkunjung ke Indonesia selama tahun 2013 adalah
21,12 persen, dimana jumlah wisman yang berkunjung ke
Indonesia tercatat sebanyak 8.802.129 orang. Bertambahnya
jumlah kunjungan wisman selama tahun 2013 disebabkan
naiknya jumlah kunjungan wisman di pintu masuk Kota
Batam, yaitu naik sebesar 9,58 persen dibanding wisman
selama tahun 2012. Sementara jumlah kunjungan wisman
pada tahun 2013 dibanding tahun 2012 di Kabupaten Bintan
turun 5,47 persen, Kota Tanjungpinang turun 4,04 persen, dan
Kabupaten Karimun turun 2,43 persen.
Tabel 3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan 2013
Pintu Masuk 2012
(orang)
2013
(orang)
Perubahan
2013 thd
2012 (%)
Peran thd Total
2013 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Batam 1.219.608 1.336.430 9,58 71,89
Tanjungpinang 103.785 99.593 -4,04 5,36
Bintan 336.547 318.154 -5,47 17,11
Karimun 107.499 104.889 -2,43 5,64
Jumlah 1.767.439 1.859.066 5,18 100,00
Pariwisata
26 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Dilihat dari kebangsaan, wisman berkebangsaan
Singapura masih merupakan yang terbanyak berkunjung ke
Provinsi Kepulauan Riau. Selama tahun 2013 wisman
berkebangsaan Singapura tercatat sebanyak 952.343 orang
atau sebesar 51,23 persen dari jumlah wisman yang
berkunjung ke daerah ini. Jumlah wisman kebangsaan
Singapura yang berkunjung ke daerah ini selama tahun 2013
tercatat mengalami kenaikan sebesar 6,00 persen dibanding
dengan keadaan tahun 2012.
Batam; 1.336.430 (71,89%)
Tanjungpinang; 99.593 (5,36%)
Bintan; 318.154 (17,11%)
Karimun; 104.889 (5,64%)
Grafik 3.1.Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013
Pariwisata
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 27
Wisman dari Malaysia selama tahun 2013 mencapai
273.596 orang atau naik 5,26 persen dan merupakan jumlah
wisman terbesar kedua selama tahun 2013, dengan
konstribusi 14,72 persen dari jumlah wisman yang
berkunjung ke daerah ini.
Tabel 3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2012 dan 2013
Pintu Masuk 2012
(orang)
2013
(orang)
Perubahan
2013 thd
2012 (%)
Peran thd Total 2013 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Singapura 898.433 952.343 6,00 51,23
Malaysia 259.921 273.596 5,26 14,72
Tiongkok 68.795 84.382 22,66 4,54
Korea Selatan 78.078 77.587 -0,63 4,17
India 56.299 59.580 5,83 3,20
Philipina 52.558 51.257 -2,48 2,76
Jepang 46.700 46.977 0,59 2,53
Inggris 30.494 30.164 -1,08 1,62
Australia 24.570 25.124 2,25 1,35
Amerika 20.485 20.375 -0,54 1,10
Lainnya 231.106 237.681 2,85 12,78
Jumlah 1.767.439 1.859.066 5,18 100,00
Pariwisata
28 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Sedangkan wisman dari negara lainnya yang
berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013
antara lain wisman dari Tiongkok sebanyak 84.382 orang atau
bertambah 22,66 persen dengan konstribusi sebesar 4,54
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000S
inga
pura
Mal
aysi
a
Cin
a
Kor
ea S
elat
an
Indi
a
Phi
lipin
a
Jepa
ng
Ingg
ris
Aus
tral
ia
Am
erik
a
Lain
nya
Grafik 3.2.Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
Menurut 10 Kebangsaan TerbanyakTahun 2012 dan 2013
2012
2013
Pariwisata
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 29
persen, kemudian diikuti wisman dari Korea Selatan sebanyak
77.587 orang atau berkurang 0,63 persen (4,17 persen), India
sebanyak 59.580 orang atau bertambah 5,83 persen (3,20
persen), Philipina sebanyak 51.257 orang atau berkurang 2,48
persen (2,76 persen), Jepang sebanyak 46.977 orang atau
bertambah 0,59 persen (2,53 persen), Inggris sebanyak
30.164 orang atau berkurang 1,08 persen (1,62 persen),
Australia sebanyak 25.124 orang atau bertambah 2,25 persen
(1,35 persen), dan Amerika sebanyak 20.375 orang atau
berkurang 0,54 persen (1,10 persen).
Wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
selama semester I tahun 2014 tercatat sebanyak 965.728
orang atau mengalami kenaikan sebesar 6,68 persen
dibanding kunjungan wisman selama semester I tahun 2013
yang mencapai 905.281 orang. Konstribusi jumlah wisman
yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau terhadap jumlah
seluruh wisman yang berkunjung ke Indonesia selama
semester I tahun 2014 adalah 21,22 persen, dimana jumlah
Pariwisata
30 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
wisman yang berkunjung ke Indonesia tercatat sebanyak
4.551.522 orang. Bertambahnya jumlah kunjungan wisman
selama semester I tahun 2014 bila dibandingkan dengan
semester I tahun 2013 disebabkan naiknya jumlah kunjungan
wisman di pintu masuk Kota Batam (naik sebesar 9,68 persen)
dan Kabupaten Bintan (naik sebesar 1,08 persen), sementara
jumlah kunjungan wisman pada pintu masuk lainnya
mengalami penurunan.
Tabel 3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2013 dan 2014
Pintu Masuk Semester I
2013 (orang) Semester I
2014 (orang)
Perubahan Semester I 2014 thd Semester I
2013 (%)
Peran thd Semester I 2014 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Batam 643.676 705.988 9,68 73,10
Tanjungpinang 50.052 49.466 -1,17 5,13
Bintan 156.501 158.186 1,08 16,38
Karimun 55.052 52.088 -5,38 5,39
Jumlah 905.281 965.728 6,68 100,00
Pariwisata
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 31
Dilihat dari kebangsaan, wisman berkebangsaan
Singapura masih merupakan yang terbanyak berkunjung ke
Provinsi Kepulauan Riau. Selama semester I tahun 2013
wisman berkebangsaan Singapura tercatat sebanyak 505.715
orang atau sebesar 52,37 persen dari jumlah wisman yang
berkunjung ke daerah ini. Jumlah wisman kebangsaan
Singapura yang berkunjung ke daerah ini selama semester I
tahun 2014 bila dibandingkan dengan semester I tahun 2013
tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,83 persen.
Batam; 705.988 (73,10%)
Tanjungpinang; 49.466 (5,12%)
Bintan; 158.186 (16,38%)
Karimun; 52.088 (5,39%)
Grafik 3.3.Jumlah Wisman yang Berkunjung
ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2014
Pariwisata
32 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Wisman dari Malaysia selama semester I tahun 2014
mencapai 131.244 orang atau naik 0,22 persen dan
merupakan jumlah wisman terbesar kedua dengan konstribusi
13,59 persen dari jumlah wisman yang berkunjung ke daerah
ini.
Tabel 3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2013 dan 2014
Kebangsaan Sem. I 2013
(orang)
Sem. I 2014
(orang)
Perubahan Sem. I
2014 thd Sem. I
2013 (%)
Peran thd Total Sem. I
2014 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Singapura 456.310 505.715 10,83 52,37
Malaysia 130.952 131.244 0,22 13,59
Tiongkok 41.972 50.075 19,31 5,19
Korea Selatan 40.268 42.113 4,58 4,36
India 30.680 31.789 3,61 3,29
Philipina 25.708 26.515 3,14 2,75
Jepang 21.512 20.644 -4,03 2,14
Inggris 14.738 15.263 3,56 1,58
Australia 12.039 12.408 3,07 1,28
Amerika 10.241 10.309 0,66 1,07
Lainnya 120.861 119.653 -1,00 12,39
Jumlah 905.281 965.728 6,68 100,00
Pariwisata
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 33
Sedangkan wisman dari negara lainnya yang
berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama semester I
tahun 2014 antara lain wisman dari Tiongkok, Korea Selatan,
India, Philipina, Jepang, Inggris, Australia, dan Amerika.
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
Sin
gapu
ra
Mal
aysi
a
Chi
na
Kor
ea S
elat
an
Indi
a
Phi
lipin
a
Jepa
ng
Ingg
ris
Aus
tral
ia
Am
erik
a
Lain
nya
Grafik 3.4.Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
Menurut 10 Kebangsaan TerbanyakSemester I Tahun 2013 dan 2014
Semester I 2013
Semester I 2014
Pariwisata
34 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
3.2. Tingkat Penghunian Kamar
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2013 mencapai rata-rata 41,17
atau turun 1,51 poin dibanding TPK tahun 2012. Dimana TPK
hotel berbintang mencapai rata-rata 47,65 atau turun 0,77
poin dan nonbintang mencapai 32,23 atau turun 2,81 poin.
Tabel 3.5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan 2013
Klasifikasi 2012 2013
(1) (2) (3)
Bintang 48,42 47,65
Nonbintang 35,04 32,23
Hotel di Provinsi Kepulauan Riau
42,68 41,17
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 37
EKSPOR DAN
IMPOR barang
Kekuatan suatu negara atau wilayah dalam bidang
perekonomian antara lain ditentukan oleh peran negara atau
wilayah tersebut dalam perdagangan Internasional. Semakin
besar penguasaan pangsa perdagangan suatu negara di pasar
dunia maka akan semakin besar devisa yang masuk ke
negara tersebut. Banyaknya devisa yang masuk akan
semakin meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Provinsi Kepulauan Riau yang berbatasan langsung
dengan Singapura memiliki potensi yang cukup besar dalam
perdagangan internasional. Hal ini terlihat dari
perkembangan perdangangan luar negeri Provinsi
Kepulauan Riau yang terus mengalami peningkatan.
BPS Provinsi Kepulauan Riau secara periodik
menyajikan data statistik ekspor-impor barang. Data
tersebut disusun dengan memanfaatkan dokumen
pemberitahuan ekspor/impor barang yang diperoleh dari
Ekspor dan Impor Barang
38 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai. Data ini
termasuk kategori data yang mempunyai tenggang waktu
(time lag) cukup singkat antara pengumpulan dan
diseminasinya, yaitu hanya 2 (dua) bulan.
Pencatatan sejak Januari 2008 menggunakan sistem
perdagangan umum (general trade) karena barang yang
masuk kawasan berikat dicatat sebagai impor.
Data ekspor-impor disajikan untuk memberikan
informasi mengenai kinerja perdagangan luar negeri Provinsi
Kepulauan Riau. Data yang disajikan mencakup volume
maupun nilai, termasuk data yang dirinci menurut komoditi
(jenis barang dan kelompok barang), negara tujuan/asal
negara dan pelabuhan muat/bongkar barang.
Bagi pemerintah, statistik ekspor-impor berguna
dalam perumusan kebijakan dan memantau kinerja
perekonomian. Bagi pihak swasta dan akademisi, statistik
tersebut dapat dipakai untuk berbagai analisis dalam
penelitian ekonomi dan sosial.
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 39
4.1. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau
Kegiatan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau selama
tahun 2013 dibanding tahun 2012 naik sebesar 3,20 persen,
yaitu dari US$16.248,40 juta menjadi US$16.769,05 juta.
Naiknya nilai ekspor tahun 2012 disebabkan oleh naiknya
ekspor komoditi non-migas sebesar 12,68 persen
(bertambah US$1.215,38 juta). Sementara ekspor migas
turun sebesar 10,43 persen (berkurang US$694,73 juta).
Tabel. 4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013
Sektor
2012
(US$ juta)
2013
(US$ juta)
Perubahan (Persen)
Peranan terhadap
Total 2013 (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 6.662,83 5.968,103 -10,43 35,59
Nonmigas 9.585,57 10.800,95 12,68 64,41
Jumlah 16.248,40 16.769,05 3,20 100,00
Bila dilihat peranan ekspor migas dan nonmigas
selama tahun 2013 terlihat bahwa ekspor Provinsi
Kepulauan Riau didominasi oleh ekspor sektor nonmigas
dimana peranannya mencapai 64,41 persen dari total ekspor
Ekspor dan Impor Barang
40 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013. Peranan ekspor
nonmigas selama dua tahun terakhir ini terjadi kenaikan dari
58,99 persen pada tahun 2012 menjadi 64,41 persen pada
tahun 2013. Peranan ekspor migas pada tahun ini sebesar
35,59 persen dari total ekspor Provinsi Kepulauan Riau
selama tahun 2013, peranan ekspor migas ini telah
mengalami penurunan dibandingkan dengan keadaan pada
tahun 2012 yang peranannya mencapai 41,01 persen.
Grafik 4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta)
0
3,000
6,000
9,000
12,000
15,000
18,000
Migas Nonmigas Ekspor
2012
2013
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 41
Tabel. 4.2. Perkembangan Ekspor Semester I Provinsi Kepulauan Riau,
Tahun 2013 dan 2014
Sektor
Semester I 2013
(US$ juta)
Semester I 2014
(US$ juta)
Perubahan (Persen)
Peranan Semester I
2014 (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 2.937,68 2.831,72 -3,61 35,02
Gas Alam 2.570,43 2.521,03 -1,92 31,18
Hasil Minyak 2,95 0,21 -92,89 0,00
Minyak Mentah 364,31 310,48 -14,78 3,84
Nonmigas 5.112,68 5.253,92 2,76 64,98
Jumlah 8.050,36 8.085,64 0,44 100,00
Kegiatan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau pada
semester I tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,44
persen dibanding semester I tahun 2013, yaitu dari
US$8.050,36 juta naik menjadi US$8.085,64 juta. Naiknya
nilai disebabkan oleh naiknya ekspor komoditi nonmigas
sebesar 2,76 persen. Sebaliknya ekspor migas justru
mengalami penurunan sebesar 3,61 persen
Ekspor dan Impor Barang
42 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Grafik 4.2. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014
(US$ Juta)
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
Migas Nonmigas Ekspor
2013
2014
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 43
Jika dilihat dari pelabuhan muat, ekspor Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2013 tercatat 24,07 persen
melalui pelabuhan Batu Ampar atau sebesar US$4,04 miliar,
diikuti pelabuhan Udang Natuna sebesar 21,25 persen
(US$3,56 miliar), pelabuhan Sekupang sebesar 17,48 persen
(US$2,93 miliar), pelabuhan Pulau Sambu sebesar 14,34
persen (US$2,40 miliar), pelabuhan Kabil/Panau sebesar
12,50 persen (US$2,10 miliar), pelabuhan Tanjung Balai
Karimun sebesar 3,14 persen (US$527,15 juta), pelabuhan
Tanjung Uban sebesar 2,28 persen (US$381,86 juta), bandara
Hang Nadim sebesar 1,70 persen (US$285,03 juta),
pelabuhan Kijang sebesar 1,37 persen (US$230,47 juta),
pelabuhan Singkep Dabo sebesar 0,94 persen (US$157,75
juta), pelabuhan Tanjungpinang sebesar 0,89 persen
(US$149,24 juta), pelabuhan Pasir Panjang sebesar 0,02
persen (US$3,74 juta), pelabuhan Tanjung Batu sebesar 0,01
persen (US$1,18 juta), dan melalui pelabuhan Tarempa
sebesar 0,00 persen (US$0,50 juta).
Ekspor dan Impor Barang
44 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat,
2013 dan Semester I 2014 (US$)
Kabupaten/Kota Pelabuhan Muat 2013 Semester I 2014
(1) (2) (3)
Kabupaten Karimun 532.068.075 168.920.681
Moro Sulit - 498.432
Pasir Panjang 3.741.814 1.052.559
Tanjung Batu 1.175.606 985.484
Tanjung Balai Karimun 527.150.655 166.384.206
Kabupaten Bintan 612.328.195 239.559.569
Kijang 230.472.899 41.366.189
Tanjung Uban 381.855.296 198.193.380
Kabupaten Lingga 157.751.306 8.815.770
Singkep Dabo 157.751.306 8.815.770
Kabupaten Kepulauan Anambas 3.563.184.255 1.817.228.909
Tarempa 501.107 293.846
Udang Natuna 3.562.683.148 1.816.935.063
Kota Batam 11.754.483.173 5.844.897.032
Batu Ampar 4.036.787.152 1.938.435.593
Belakang Padang - 799.255.747
Hang Nadim (U) 285.028.168 129.296.512
Kabil/Panau 2.096.674.302 1.233.368.165
Pulau Sambu 2.404.856.951 222.069.597
Sekupang 2.931.136.600 1.522.471.418
Kota Tanjungpinang 149.236.898 6.214.564
Tanjungpinang 149.236.898 6.214.564
Jumlah 16.769.051.902 8.085.636.525
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 45
Grafik 4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2013
(US$ Juta)
Ditinjau dari Kabupaten/Kota, terlihat bahwa ekspor
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 terbesar disumbang
oleh ekspor melalui Kota Batam, yaitu sebesar 70,10 persen
(US$11,75 miliar). Diikuti ekspor melalui Kabupaten
Kepulauan Anambas sebesar 21,25 persen (US$3,56 miliar),
Kabupaten Bintan sebesar 3,65 persen (US$612,33 juta),
Kabupaten Karimun sebesar 3,17 persen (US$532,07 juta),
Batu Ampar; 4.036,79 (24%)
Udang Natuna; 3.562,68 (21%)
Sekupang; 2.931,14 (18%)
Pulau Sambu; 2.404,86 (14%)
Kabil/Panau; 2.096,67 (13%)
Tanjung Balai Karimun; 527,15
(3%)Tanjung Uban; 381,86 (2%)
Hang Nadim (U); 285,03 (2%)
Kijang; 230,47 (1%)
Singkep Dabo; 157,75 (1%)
Tanjungpinang; 149,24 (1%)
Pasir Panjang; 3,74 (0%)
Tanjung Batu; 1,18 (0%)
Tarempa; 0,50 (0%)
Ekspor dan Impor Barang
46 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Kabupaten Lingga sebesar 0,94 persen (US$157,75 juta), dan
ekspor melalui Kota Tanjungpinang sebesar 0,89 persen
(US$149,24 juta).
Grafik 4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013
(US$ Juta)
Singapura tercatat sebagai negara tujuan utama ekspor
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013, dengan menyerap
pangsa ekspor 58,75 persen. Hal ini disebabkan sebahagian
besar perusahaan industri yang ada di Provinsi ini
Kabupaten Karimun;
532,07 (3,17%)
Kabupaten Bintan; 612,33
(3,65%)
Kabupaten Lingga; 157,75
(0,94%)
Kabupaten Kepulauan Anambas; 3.563,18 (21,25%)
Kota Batam; 11.754,48 (70,10%)
Kota Tanjungpinang; 149,24 (0,89%)
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 47
merupakan cabang dari perusahaan yang ada di Singapura,
disamping Singapura merupakan pusat lalu lintas
perdagangan dunia. Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke
Singapura selama tahun 2013 mencapai sebesar US$9,85
miliar.
Tabel 4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Tujuan Utama,
2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)
Negara Tujuan 2013 Negara Tujuan Semester I 2014
(1) (2) (3) (4)
Singapura 9.852,45 Singapura 4.629,59
Malaysia 1.059,57 Australia 929,21
Australia 1.057,22 Malaysia 518,01
Tiongkok 693,71 Amerika Serikat 333,02
Amerika Serikat 670,53 Tiongkok 188,39
Jepang 327,91 Jepang 185,49
Korea Selatan 265,59 Thailand 136,25
India 263,73 Perancis 125,38
Perancis 254,27 Spanyol 107,73
Belanda 232,87 Belanda 102,67
Lainnya 2.091,19 Lainnya 829,90
Jumlah 16.769,05 Jumlah 8.085,64
Ekspor dan Impor Barang
48 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Grafik 4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2013
(US$ Juta)
Singapura; 9.852,45 (58,75%)Malaysia;
1.059,57 (6,32%)
Australia; 1.057,22 (6,30%)
Tiongkok; 693,71 (4,14%)
Amerika Serikat; 670,53 (4,00%)
Jepang; 327,91 (1,96%)
Korea Selatan; 265,59 (1,58%)
India; 263,73 (1,57%)
Perancis; 254,27 (1,52%) Belanda; 232,87
(1,39%)
Lainnya; 2.091,19 (12,47%)
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 49
Tujuan ekspor Provinsi Kepulauan Riau selama
Semester I tahun 2014 dengan nilai terbesar masih ke negara
Singapura yaitu mencapai US$4.629,59 juta. Tujuan ekspor
dengan nilai terbesar kedua adalah ke negara Australia,
diikuti oleh Malaysia, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang,
Thailand, Perancis, Spanyol, dan Belanda, dengan nilai ekspor
masing-masing sebesar US$929,21 juta, US$518,01 juta,
US$333,02 juta, US$188,39 juta, US$185,49 juta, U$136,25
juta, US$125,38 juta, US$107,73 juta, dan US$102,67 juta.
Grafik 4.6. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama,
Semester I 2014
Singapura57.26%Australia
11.49%
Malaysia6.41%
Amerika Serikat4.12%
Tiongkok2.33%
Jepang2.29%
Thailand1.69%
Perancis1.55% Spanyol
1.33%
Belanda1.27%
Lainnya10.26%
Ekspor dan Impor Barang
50 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013
HS 2
Dijit Golongan Barang Nilai FOB (US$ Juta) Peranan terhadap 2013
(1) (2) (3) (4)
27 Bahan bakar mineral 5.971,48 35,61
85 Mesin/peralatan listrik 3.216,70 19,18
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 1.428,87 8,52
73 Benda-benda dari besi dan Baja 1.418,65 8,46
89 Kapal laut 865,89 5,16
15 Minyak dan lemak hewan/nabati 598,65 3,57
38 Berbagai produk kimia 495,82 2,96
90 Perangkat Optik 427,56 2,55
18 Kokoa/coklat 400,59 2,39
87 Kendaraan dan bagiannya 257,90 1,54
Lainnya 1.686,95 10,06
Jumlah 16.769,05 100,00
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) ekspor
Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013 utama adalah
bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi sebesar
35,61 persen. Nilai ekspor golongan barang bahan bakar
mineral selama tahun 2013 mencapai US$5,97 miliar.
Golongan barang ekspor utama dengan nilai terbesar kedua
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 51
adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi
sebesar 19,18 persen. Nilai ekspor golongan barang
mesin/peralatan listrik selama tahun 2013 mencapai
US$3,22 miliar.
Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;
benda-benda dari besi dan baja; kapal laut; minyak dan
lemak hewan/nabati; berbagai produk kimia; perangkat
optik; kokoa/coklat; dan kendaraan dan bagiannya.
Grafik 4.7. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau
Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2013
HS 2735.61%
HS 8519.18%
HS 848.52%
HS 738.46%
HS 895.16%
HS 153.57%
HS 382.96%
HS 902.55% HS 18
2,39%HS 871.54%
Lainnya10.06%
Ekspor dan Impor Barang
52 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 4.6. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit),
Semester I 2014
HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai FOB (US$ Juta)
Peranan terhadap
Semester I 2014 (Persen)
(1) (2) (3) (4)
27 Bahan bakar mineral 2.832,13 35,03
85 Mesin/peralatan listrik 1.524,14 18,85
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 887,05 10,97
73 Benda-benda dari besi dan Baja 772,62 9,56
15 Minyak dan lemak hewan/nabati 395,71 4,89
89 Kapal laut 284,10 3,51
38 Berbagai produk kimia 233,25 2,88
90 Perangkat Optik 218,38 2,70
18 Kokoa/coklat 151,08 1,87
87 Kendaraan dan bagiannya 103,08 1,27
Lainnya 684,10 8,46
Jumlah 8.085,64 100,00
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) ekspor
Provinsi Kepulauan Riau Semester I tahun 2014 yang utama
adalah bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi
sebesar 35,03 persen. Nilai ekspor golongan barang bahan
bakar mineral selama tahun 2012 mencapai US$2,83 miliar.
Golongan barang ekspor utama dengan nilai terbesar kedua
adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 53
sebesar 18,85 persen. Nilai ekspor golongan barang
mesin/peralatan listrik mencapai US$1,52 miliar.
Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;
benda-benda dari besi dan baja; minyak dan lemak
hewan/nabati; kapal laut; berbagai produk kimia; perangkat
optik; kokoa/coklat; serta kendaraan dan bagiannya.
Grafik 4.8. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2
Dijit, Semester I 2014 (Persen)
HS 2735.03%
HS 8518.85%
HS 8410.97%
HS 739.56%
HS 154.89%
HS 893.51%
HS 382.88%
HS 902.70%
HS 181.87%
HS 871.27%
Lainnya8.46%
Ekspor dan Impor Barang
54 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
4.2. Impor Provinsi Kepulauan Riau
Nilai impor Provinsi Kepulauan Riau selama tahun
2013 mencapai US$12.258,32 juta, terdiri dari impor migas
sebesar US$2.298,28 (18,75 persen) dan impor non-migas
sebesar US$9.960,04 juta (81,25 persen). Nilai impor
Kepulauan Riau selama tahun 2013 mengalami penurunan
sebesar US$951,99 juta atau turun 7,21 persen dibanding
impor tahun 2012. Turunnya impor disebabkan oleh
turunnya impor komoditi migas dan non-migas, masing-
masing sebesar 8,54 persen (US$214,47 juta) dan 6,89
persen (US$737,52 juta).
Tabel. 4.7. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013
Sektor 2012
(US$ juta)
2013
(US$ juta)
Perubahan (Persen)
Peranan terhadap
Total 2013 (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 2.512,75 2.298,28 -8,78 18,75
Nonmigas 10.697,56 9.960,04 -6,89 81,25
Jumlah 13.210,31 12.258,32 -7,21 100,00
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 55
Grafik 4.9.
Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta)
Bila dilihat peranan impor migas dan nonmigas selama
tahun ini terlihat bahwa impor Provinsi Kepulauan Riau
didominasi oleh impor sektor nonmigas dimana peranannya
mencapai 81,25 persen dari total impor Provinsi Kepulauan
Riau selama tahun 2013. Peranan impor nonmigas tahun
2013 terjadi kenaikan dari 80,98 persen pada tahun 2012
menjadi 81,25 persen pada tahun 2013. Peranan impor
migas pada tahun ini sebesar 18,75 persen dari total impor
Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013, peranan impor
migas ini telah mengalami penurunan dibandingkan dengan
keadaan pada tahun 2012 yang peranannya mencapai 19,02
persen.
0
7,000
14,000
Migas Nonmigas Impor
2012
2013
Ekspor dan Impor Barang
56 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel. 4.8. Perkembangan Impor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, 2013 dan 2014
Sektor
Semester I 2013
(US$ juta)
Semester I 2014
(US$ juta)
Perubahan (Persen)
Peranan terhadap
Semester I 2014 (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 1.292,33 903,88 -30,06 16,61
Gas Alam 518,83 343,76 -33,74 6,32
Hasil Minyak 773,49 560,12 -27,59 10,29
Minyak Mentah - 0,00 - 0,00
Nonmigas 5.386,65 4.538,77 -15,74 83,39
Jumlah 6.678,98 5.442,65 -18,51 100,00
Kegiatan Impor Provinsi Kepulauan Riau pada
Semester I tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 18,51
persen dibanding Semester I tahun 2013, yaitu dari
US$6.678,98 juta menjadi US$5.442,65 juta. Turunnya nilai
impor disebabkan oleh turunnya impor komoditi migas dan
nonmigas masing-masing sebesar 30,06 persen dan 15,74
persen.
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 57
Grafik 4.10. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014
(US$ Juta)
Jika dilihat dari pelabuhan bongkar, dari US$12,26
miliar impor Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013
tercatat 40,59 persen melalui pelabuhan Batu Ampar atau
sebesar US$4,98 miliar, diikuti pelabuhan Sekupang sebesar
24,70 persen (US$3,03 miliar), pelabuhan Tanjung Uban
sebesar 19,72 persen (US$2,42 miliar), pelabuhan
Kabil/Panau sebesar 9,32 persen (US$1,14 miliar), bandara
Hang Nadim sebesar 2,73 persen (US$334,84 juta),
pelabuhan Tanjung Balai Karimun sebesar 1,84 persen
(US$226,14 juta), pelabuhan Tanjung Batu sebesar 0,53
persen (US$65,18 juta), pelabuhan Tarempa sebesar 0,29
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
Migas Nonmigas Impor
2013
2014
Ekspor dan Impor Barang
58 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
persen (US$35,35 juta), pelabuhan Tanjungpinang sebesar
0,25 persen (US$30,24 juta), pelabuhan Ranai sebesar 0,01
persen (US$1,20 juta), pelabuhan Singkep Dabo sebesar 0,01
persen (US$1,14 juta), pelabuhan Pasir Panjang sebesar 0,01
persen (US$1,10 juta), pelabuhan Kijang sebesar 0,00 persen
(US$299,91 ribu), pelabuhan Nongsa sebesar 0,00 persen
(US$34,09 ribu), dan melalui pelabuhan Belakang Padang
sebesar 0,00 persen (US$327).
Grafik 4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013
(US$ Juta)
BATU AMPAR40.59%
SEKUPANG24.70%
TANJUNG UBAN19.72%
KABIL/PANAU9.32%HANG NADIM (U)
2.73%
TG BALAI KARIMUN
1.84%
TANJUNG BATU0.53%
TAREMPA0.29%
TANJUNG PINANG0.25%
RANAI0.01%
SINGKEP - DABO0.01%
PASIR PANJANG0.01%
KIJANG0.00%
NONGSA0.00%
BELAKANG PADANG
0.00%
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 59
Tabel 4.9. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013 dan Semester I 2014 (US$)
Kabupaten/Kota Pelabuhan Bongkar 2013 Semester I 2014
(1) (2) (3)
Kabupaten Karimun 292.415.662 130.560.719
Moro Sulit - 43.625
Pasir Panjang 1.103.574 4.093.994
Tanjung Batu 65.176.230 -
Tanjung Balai Karimun 226.135.858 126.423.100
Kabupaten Bintan 2.417.283.616 1.019.726.060
Kijang 299.912 11.855
Tanjung Uban 2.416.983.704 1.019.714.205
Kabupaten Natuna 1.200.571 -
Ranai 1.200.571 -
Kabupaten Lingga 1.138.201 850.000
Singkep Dabo 1.138.201 850.000
Kabupaten Kepulauan Anambas 35.347.612 70.373.816
Tarempa 35.347.612 70.373.816
Kota Batam 9.480.689.718 4.214.300.786
Batu Ampar 4.975.866.846 2.145.920.638
Belakang Padang 327 -
Hang Nadim (U) 334.837.240 137.971.426
Kabil/Panau 1.141.985.970 476.752.430
Nongsa 34.088 -
Pulau Sambu - 135.127.659
Sekupang 3.027.965.247 1.318.528.633
Kota Tanjungpinang 30.242.078 6.838.352
Tanjungpinang 30.242.078 6.838.352
Jumlah 12.258.317.458 5.442.649.733
Ekspor dan Impor Barang
60 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Ditinjau dari Kabupaten/Kota, terlihat bahwa impor
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 terbesar disumbang
oleh impor melalui Kota Batam, yaitu sebesar 77,34 persen
(US$9,48 miliar). Diikuti impor melalui Kabupaten Bintan
sebesar 19,72 persen (US$2,42 miliar), Kabupaten Karimun
sebesar 2,39 persen (US$292,42 juta), Kabupaten Kepulauan
Anambas sebesar 0,29 persen (US$35,35 juta), Kota
Tanjungpinang sebesar 0,25 persen (US$30,24 juta),
Kabupaten Natuna sebesar 0,01 persen (US$1,20 juta), dan
impor melalui Kabupaten Lingga sebesar 0,01 persen
(US$1,14 juta).
Grafik 4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013
(US$ Juta)
Kota Batam; 9.481 (77,34%)
Kabupaten Bintan; 2.417
(19,72%)
Kabupaten Karimun; 292
(2,39%)
Kabupaten Kepulauan
Anambas; 35 (0,29%)
Kota Tanjungpinang;
30 (0,25%)
Kabupaten Natuna; 1 (0,01%)
Kabupaten Lingga; 1 (0,01%)
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 61
Singapura tercatat sebagai negara asal barang impor
terbesar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013, dengan
menyerap pangsa impor 39,68 persen. Nilai impor Provinsi
Kepulauan Riau dari Singapura selama tahun 2013 mencapai
sebesar US$4,86 miliar.
Tabel 4.10. Impor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Asal Barang Utama,
2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)
Negara Asal 2013 Negara Asal Semester I 2014
(1) (2) (3) (4)
Singapura 4.863,84 Singapura 2.339,24
Tiongkok 1.059,80 Tiongkok 517,88
Jepang 1.037,04 Malaysia 464,54
Malaysia 958,52 Jepang 438,07
Jerman 708,02 Uni Emirat Arab 263,44
Uni Emirat Arab 653,47 Jerman 205,59
Amerika Serikat 438,32 Korea Selatan 178,40
Perancis 248,47 Amerika Serikat 170,56
Saudi Arabia 242,35 Qatar 101,25
Korea Selatan 171,93 Taiwan 74,24
Lainnya 1.876,55 Lainnya 689,44
Jumlah 12.258,32 Jumlah 5.442,65
Ekspor dan Impor Barang
62 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Grafik 4.13.
Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, 2013 (Persen)
Asal barang impor Provinsi Kepulauan Riau selama
Semester I tahun 2014 dengan nilai terbesar masih dari
negara Singapura yaitu mencapai US$2.339,24 juta. Impor
dengan nilai terbesar kedua adalah ke negara Tiongkok,
diikuti oleh Malaysia, Jepang, Uni Emirat Arab, Jerman, Korea
Selatan, Amerika Serikat, Qatar, dan Taiwan, dengan nilai
impor masing-masing sebesar US$517,88 juta, US$464,54
juta, US$438,07 juta, US$263,44 juta, US$205,59 juta,
U$178,40 juta, US$170,56 juta, US$101,25 juta, dan US$74,24
juta.
Singapura39.68%
Cina8.65%
Jepang8.46%
Malaysia7.82%
Jerman5.78%
Uni Emirat Arab5.33%
Amerika Serikat3.58%
Perancis2.03%
Saudi Arabia1.98%
Korea Selatan1.40%
Lainnya15.31%
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 63
Grafik 4.14. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama,
Semester I 2014 (Persen)
Tabel 4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013
HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai CIF
(US$ Juta)
Peranan terhadap 2013
(Persen)
(1) (2) (3) (4)
85 Mesin/peralatan listrik 2.687,75 21,93
27 Bahan bakar mineral 2.313,57 18,87
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 1.760,67 14,36
73 Benda-benda dari besi dan Baja 1.731,46 14,12
72 Besi dan baja 851,56 6,95
39 Plastik dan barang dari plastik 534,39 4,36
90 Perangkat Optik 270,82 2,21
87 Kendaraan dan bagiannya 208,59 1,70
76 Alumunium 177,77 1,45
32 Sari bahan samak & celup 151,29 1,23
Lainnya 1.570,44 12,81
Jumlah 12.258,32 100,00
Singapura42.98%
Tiongkok9.52%
Malaysia8.54%
Jepang8.05%
Uni Emirat Arab4.84%
Jerman3.78%
Korea Selatan3.28%
Amerika Serikat3.13%
Qatar1.86%
Taiwan1.36%
Lainnya12.67%
Ekspor dan Impor Barang
64 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) impor
Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013 utama adalah
mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi sebesar
21,93 persen. Nilai impor golongan barang mesin/peralatan
listrik selama tahun 2013 mencapai US$2,69 miliar. Golongan
barang impor utama dengan nilai terbesar kedua adalah
bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi sebesar
18,87 persen. Nilai impor golongan barang bahan bakar
mineral selama tahun 2013 mencapai US$2,31 miliar.
Grafik 4.15. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2
Dijit, 2013
HS 8521.93%
HS 2718.87%HS 84
14.36%
HS 7314.12%
HS 726.95%
HS 394.36%
HS 902.21%
HS 871.70%
HS 761.45%
HS 321.23% Lainnya
12.81%
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 65
Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;
benda-benda dari besi dan baja; besi dan baja; plastik dan
barang dari plastik; perangkat optik; kendaraan dan
bagiannya; Alumunium; serta Sari bahan samak dan celup.
Tabel 4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit),
Semester I 2014
HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai CIF
(US$Juta)
Peranan terhadap
Semester I 2014 (Persen)
(1) (2) (3) (4)
85 Mesin/peralatan listrik 1.153,95 21,20
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 924,69 16,99
27 Bahan bakar mineral 907,00 16,66
73 Benda-benda dari besi dan Baja 688,80 12,66
72 Besi dan baja 282,64 5,19
39 Plastik dan barang dari plastik 273,91 5,03
89 Kapal laut 175,70 3,23
90 Perangkat Optik 156,35 2,87
76 Alumunium 84,54 1,55
38 Berbagai produk kimia 69,50 1,28
Lainnya 725,57 13,33
Jumlah 5.442,65 100,00
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) impor
Provinsi Kepulauan Riau Semester I tahun 2014 yang utama
adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi
Ekspor dan Impor Barang
66 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
sebesar 21,20 persen. Nilai impor golongan barang
mesin/peralatan listrik selama semester I tahun 2014
mencapai US$1,15 miliar. Golongan barang impor utama
dengan nilai terbesar kedua adalah mesin-mesin/pesawat
mekanik (HS 84) dengan konstribusi sebesar 16,99 persen.
Nilai impor golongan barang mesin-mesin/pesawat mekanik
mencapai US$924,69 juta.
Grafik 4.16. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2
Dijit, Semester I 2014 (Persen)
HS 8521.20%
HS 8416.99%
HS 2716.66%
HS 7312.66%
HS 725.19%
HS 395.03%
HS 893.23%
HS 902.87%
HS 761.55%
HS 381.28%
Lainnya13.33%
Ekspor dan Impor Barang
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 67
Kemudian diikuti oleh bahan bakar mineral; benda-
benda dari besi dan baja; besi dan baja; plastik dan barang
dari plastik; kapal laut; perangkat optik; alumunium; dan
berbagai produk kimia.
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 71
INFLASI
Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga
sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi
rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada yang
tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya
justru turun. Resultante (rata-rata tertimbang) dari perubahan
harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada suatu selang
waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi
(apabila turun).
Secara umum, hitungan perubahan harga tersebut
tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index
(CPI).Persentase kenaikan IHK dikenal dengan inflasi,
sedangkan penurunannya disebut deflasi.
Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh
indikator yang menggambarkan kecenderungan umum
tentang perkembangan harga. Tujuan tersebut penting dicapai
Inflasi
72 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
karena indikator tersebut dapat dipakai sebagai informasi
dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi
mikro maupun makro, baik fiskal atau moneter. Pada tingkat
mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya dapat
memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai
pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan
mereka yang relatif tetap.
Pada tingkat korporasi, angka inflasi dapat dipakai
untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis.Dalam
lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan
kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Secara spesifik
kegunaan angka inflasi antara lain untuk :
- Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai
- Penyesuaian nilai kontrak
- Eskalasi nilai proyek
- Penentuan target inflasi
- Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
- Sebagai pembagi PDB, PDRB
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 73
- Sebagai proksi perubahan biaya hidup
- Indikator dini tingkat bunga, valas dan indeks harga saham.
5.1. Inflasi Kota Batam
5.1.1. Inflasi Kota Batam Tahun 2013
Selama (Januari-Desember) Tahun 2013 di KotaBatam
telah terjadi inflasi sebesar 7,81 persen atau terjadi kenaikan
indeks dari 127,82 pada bulan Desember 2012 menjadi
137,80 pada bulan Desember 2013. Inflasi yang terjadi pada
tahun 2013 ini merupakan inflasi terendah kedua dalam enam
tahun penggunaan tahun dasar 2007=100, setelah tahun 2009
yang mengalami inflasi sebesar 1,88 persen.
Grafik 5.1 Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008 - 2013
(2007 = 100)
8.39
1.88
7.4
3.76
2.02
7.81
0
2
4
6
8
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Inflasi
74 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008 - 2013 (Persen)
(2007 = 100)
Kelompok 2008 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (7)
Umum 8,39 1,88 7,4 3,76 2,02 7,81
1. Bahan Makanan 13,5 1,13 12,08 5,2 1,95 14,29
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
7,54 7,65 11,75 3,08 2,83 5,38
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
8,09 0,81 4,49 2,88 0,81 4,40
4. Sandang 13,94 9,00 11,37 3,21 3,69 -0,16
5. Kesehatan 8,44 3,74 2,87 3,81 1,66 3,16
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
4,19 0,78 7,35 9,95 3,25 3,51
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
3,22 -3,16 0,83 1,92 1,88 11,89
Selama tahun 2013, Enam dari tujuh kelompok
pengeluaran yang menyusun IHK Kota Batam telah mengalami
inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 14,29 persen,
kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
5,38persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar 4,40 persen; kelompok kesehatan 3,16 persen;
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,51 persen serta
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 75
11,89 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami
deflasi sebesar 0,16 persen.
Grafik 5.2 Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam
Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008 - 2013 (Persen) (2007 = 100)
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Bah
an M
akan
an
Mak
anan
Jad
i, M
inum
an, R
okok
dan
Tem
baka
u
Per
umah
an, A
ir, L
istr
ik, G
as &
Bah
an B
akar
San
dang
Kes
ehat
an
Pen
didi
kan,
Rek
reas
i dan
Ola
hrag
a
Tra
nspo
r, K
omun
ikas
i & J
asa
Keu
anga
n
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Inflasi
76 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 5.2.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007 = 100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan
bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan
Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa
Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 0,94 2,01 1,19 1,14 0,08 0,18 0,09 -0,29
Februari 0,54 1,42 0,12 0,34 -0,96 0,97 0,00 0,77
Maret -0,27 -1,07 0,70 0,14 -0,61 0,23 0,00 -0,70
April 0,18 0,44 0,34 0,25 -0,99 0,74 0,00 -0,03
Mei 0,30 0,89 0,64 0,07 -1,43 0,14 0,00 0,31
Juni 0,72 0,78 0,06 0,03 -0,37 0,22 0,27 3,02
Juli 2,16 3,38 0,51 0,01 -1,07 -0,10 0,83 7,32
Agustus 0,90 1,46 -0,04 0,83 3,38 0,47 1,00 0,23
September 0,53 0,58 0,63 0,31 2,06 0,10 0,36 0,18
Oktober 0,27 0,58 0,40 0,36 -0,84 0,00 0,10 0,16
Nopember 0,62 1,08 0,31 0,77 0,25 0,11 0,01 0,56
Desember 0,66 1,93 0,39 0,06 0,47 0,06 0,79 0,01
Selama tahun 2013 perkembangan Indeks Harga
Konsumen (IHK) Kota Batam hampir setiap bulannya
mengalami kenaikan indeks harga, dimana 11 (sebelas) bulan
diantaranya mengalami inflasi dan 1 (satu) bulan lainnya
mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli
2013 sebesar 2,16 persen dan inflasi terendah terjadi pada
bulan April 2013 sebesar 0,18 persen (lihat tabel 5.2).
Sedangkan deflasi terjadi pada bulan Maret 2013, sebesar 0,27
persen.
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 77
Tabel 5.3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2013
Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
Januari - Desember (Persen)
(1) (2)
UMUM 7,81
1. Bahan Makanan 3,49
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,94
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,03
4. Sandang -0,01
5. Kesehatan 0,12
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,21
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 2,02
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap
pembentukan inflasi Kota Batam selama tahun 2013,
kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi 3,49
persen dan merupakan andil tertinggi dari enam kelompok
lainnya. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan
memberikan andil sebesar 2,02 persen dan merupakan
penyumbang inflasi terbesar kedua selama tahun 2013.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
Inflasi
78 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
memberikan andil sebesar 1,03 persen dan merupakan andil
terbesar ketiga. Sedangkan tiga kelompok lainnya
memberikan andil inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,94 persen;
kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,21
persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen.
Sebaliknya ada satu kelompok yang memberikan andil deflasi,
yaitu: kelompok sandang sebesar 0,01 persen (lihat tabel 5.3).
5.1.2. Inflasi Kota Batam Tahun 2014
Laju inflasi selama (Januari - Juni) 2014 di Kota Batam
tercatat sebesar 0,80 persen, lebih rendah dibanding laju
inflasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya
sebesar 2,43 persen. Selama tahun 2014 enam kelompok
pengeluaran yang menyusun IHK Kota Batam yang mengalami
inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau 2,37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar 2,21 persen; kelompok sandang 1,67 persen;
kelompok kesehatan 9,48 persen; kelompok pendidikan,
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 79
rekreasi dan olahraga 0,23 persen; serta kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,44 persen.
Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi
sebesar 3,28 persen.
Tabel 5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, Januari - Juni 2014 (Persen)
(2012 = 100)
Kelompok Tahun Kalender
(1) (2)
Umum 0,80
1. Bahan Makanan -3,28
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,37
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2,21
4. Sandang 1,67
5. Kesehatan 9,48
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,23
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,44
Selama bulan Januari – Juni Tahun 2014 perkembangan
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam setiap bulannya
sedikit berfluktuatif, dimana 5 (lima) bulan di antaranya
mengalami inflasi dan 1 (satu) bulan lainnya mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari 2014
Inflasi
80 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
sebesar 0,73 persen dan inflasi terendah terjadi pada bulan
Mei 2014 sebesar 0,07 persen (lihat tabel 5.5). Sedangkan
deflasi terjadi pada bulan April 2014 sebesar 0,53 persen.
Tabel 5.5. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, Januari - Juni 2014 (Persen)
(2012 = 100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan
bakar
Sandang Kesehatan Pendidikan,
Rekreasi dan Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa
Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 0,73 2,50 0,30 -0,01 0,79 0,10 0,08 0,39
Februari 0,16 0,02 0,52 0,22 0,31 0,13 0,07 0,01
Maret 0,10 -0,16 0,13 0,18 0,21 0,20 0,13 0,17
April -0,53 -4,21 0,40 0,76 -0,54 5,33 -0,01 -0,17
Mei 0,07 -1,41 0,74 0,38 0,30 3,42 0,00 -0,01
Juni 0,27 0,06 0,25 0,67 0,60 0,07 -0,04 0,04
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap
pembentukan inflasi Kota Batam dari bulan Januari – Juni
selama tahun 2014, kelompok kelompok perumahan, air
listrik, gas, dan air bersih memberikan andil inflasi 0,53
persen dan merupakan andil tertinggi dari enam kelompok
lainnya. Kelompok kesehatan memberikan andil sebesar 0,41
persen dan merupakan andil terbesar kedua. Kelompok
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 81
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan
andil sebesar 0,35 persen dan merupakan penyumbang inflasi
terbesar ketiga selama bulan Januari – Juni tahun 2014.
Tabel 5.6. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2014
Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi
Januari - Juni (Persen)
(1) (2)
UMUM 0,80
1. Bahan Makanan -0,69
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,35
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,53
4. Sandang 0,10
5. Kesehatan 0,41
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,01
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,09
Sedangkan tiga kelompok lainnya memberikan andil
inflasi, yaitu: kelompok sandang sebesar 0,10 persen;
kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
0,09 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga
sebesar 0,01 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan
mengalami deflasi sebesar 0,69 persen (lihat tabel 5.6).
Inflasi
82 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Grafik 5.3 Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran,
Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)
-3.28
2.37 2.21
1.67
9.48
0.23 0.44
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
Bah
an M
akan
an
Mak
anan
Jad
i, M
inum
an, R
okok
dan
Tem
baka
u
Per
umah
an, A
ir, L
istr
ik, G
as &
Bah
anB
akar
San
dang
Kes
ehat
an
Pen
didi
kan,
Rek
reas
i dan
Ola
hrag
a
Tra
nspo
r, K
omun
ikas
i & J
asa
Keu
anga
n
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 83
5.2. Inflasi Kota Tanjungpinang
5.2.1. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Laju Inflasi di Kota Tanjungpinang selama (Januari-
Desember) Tahun 2013 tercatat sebesar 10,09 persen atau
terjadi kenaikan indeks dari 134,95 pada Bulan Desember
2012 menjadi 148,56 pada Bulan Desember 2013. Laju inflasi
sebesar 10,09 persen yang terjadi pada tahun 2013
merupakan laju inflasi tertinggi ke dua selama enam tahun
terakhir ini, setelah pada tahun 2008 sebesar 11,9 persen.
Grafik 5.4 Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008 - 2013
(2007=100)
11.9
1.43
6.17
3.323.92
10.09
0
2
4
6
8
10
12
14
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Inflasi
84 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 5.7.
Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008 - 2013 (Persen) (2007=100)
Kelompok 2008 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (7)
Umum 11.9 1.43 6.17 3.32 3.92 10,09
1. Bahan Makanan 19.00 -0.71 12.44 4.65 6.12 13,31
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
17.26 5.90 4.43 3.62 5.04 11,30
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
4.44 0.66 6.55 2.36 2.59 6,51
4. Sandang 6.11 6.72 5.21 4.47 3.22 0,26
5. Kesehatan 6.04 3.10 0.74 4.11 3.07 5,34
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
7.00 2.03 4.14 4.18 2.50 2.97
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
9.53 -2.37 -0.51 0.88 0.65 14,26
Selama tahun 2013, ketujuh kelompok yang menyusun
IHK Kota Tanjungpinang telah mengalami inflasi, yaitu:
kelompok bahan makanan 13,31 persen; kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau 11,30 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 6,51 persen;
kelompok sandang 0,26 persen; kelompok kesehatan 5,34
persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,97
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 85
persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 14,26 persen.
Grafik 5.5 Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang
Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008 - 2013 (Persen) (2007=100)
-5
0
5
10
15
20
Bah
an M
akan
an
Mak
anan
Jad
i, M
inum
an, R
okok
dan
Tem
baka
u
Per
umah
an, A
ir, L
istr
ik, G
as &
Bah
an B
akar
San
dang
Kes
ehat
an
Pen
didi
kan,
Rek
reas
i dan
Ola
hrag
a
Tra
nspo
r, K
omun
ikas
i & J
asa
Keu
anga
n
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Inflasi
86 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 5.8. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, 2013 (Persen)
(2007=100)
Bulan Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, ,Rokok
&Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan
bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan
Olahraga
Transpor, Komunikasi
& Jasa
Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 1,89 5,34 1,08 0,11 1,05 0,13 0,17 0,00
Pebruari 0,82 0,97 0,19 2,08 -0,16 0,42 -0,12 0,30
Maret -0,87 -3,24 0,38 0,02 -0,21 0,51 0,01 0,09
April -0,01 -1,03 0,51 0,85 -0,23 0,04 0,09 0,02
Mei 0,27 -0,45 0,67 0,78 1,21 0,12 0,31 -0,08
Juni 0,71 0,50 0,81 0,05 -0,38 0,43 -0,08 2,86
Juli 3,68 5,97 2,50 0,18 0,11 0,35 0,58 9,58
Agustus 1,10 2,38 0,68 0,82 0,45 0,65 0,02 0,16
September 1,70 3,00 2,72 0,13 0,26 0,51 1,56 0,58
Oktober -0,29 -1,10 0,03 0,15 -0,58 0,12 1,77 0,18
Nopember 0,10 -0,73 0,48 0,90 -0,94 1,77 -0,07 0,15
Desember 0,62 1,35 0,75 0,27 -0,30 0,18 0,00 0,04
Seperti di Kota Batam, perkembangan Indeks Harga
Konsumen (IHK) di Kota Tanjungpinang selama tahun 2013
setiap bulannya juga sedikit berfluktuasi, dimana selama
Sembilan bulan terjadi inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi
pada bulan Juli 2013 sebesar 3,68 persen dan inflasi
terendah terjadi pada bulan Nopember 2013 sebesar 0,10
persen. Sedangkan tiga bulan sisanya terjadi deflasi dengan
deflasi tertinggi terjadi di bulan Maret 2013 sebesar 0,87
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 87
persen dan deflasi terendah terjadi di bulan April 2013
sebesar 0,01 persen (lihat tabel 5.8).
Tabel 5.9.
Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2013
Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
Januari - Desember (Persen)
(1) (2)
UMUM 10,09
1. Bahan Makanan 3,85
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,56
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,41
4. Sandang 0,02
5. Kesehatan 0,18
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,11
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 1,96
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi selama tahun
2013, kelompok bahan makanan memberikan andil 3,85
persen dan merupakan penyumbang inflasi terbesar dari
enam kelompok lainnya. Kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau memberikan andil sebesar 2,56 persen
dan merupakan penyumbang inflasi terbesar kedua selama
tahun 2013. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa
Inflasi
88 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
keuangan memberikan andil inflasi sebesar 1,96 persen dan
merupakan penyumbang inflasi terbesar ketiga selama tahun
2013. Sedangkan Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan
bahan bakar; kelompok kesehatan; kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga; serta kelompok sandang memberikan
andil inflasi masing-masing sebesar 1,41 persen, 0,18 persen,
0,11 persen dan 0,02 persen (lihat tabel 5.9).
5.2.2. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2014
Tabel 5.10. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari – Juni 2014 (Persen)
(2012 = 100)
Kelompok Tahun Kalender
(1) (2)
Umum 0,89
1. Bahan Makanan -1,69
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,15
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1,13
4. Sandang 4,64
5. Kesehatan 1,88
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,79
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1,26
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 89
Laju inflasi selama (Januari - Juni) Tahun 2014 di Kota
Tanjungpinang tercatat sebesar 0,89 persen, jauh lebih
rendah dibanding laju inflasi periode yang sama tahun
sebelumnya yang hanya sebesar 2,83 persen. Selama tahun
2014 enam kelompok pengeluaran yang menyusun IHK Kota
Tanjungpinang yang mengalami inflasi, yaitu: kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,15
persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar sebesar 1,13 persen; kelompok sandang 4,64 persen;
kelompok kesehatan 1,88 persen; kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga 0,79 persen; serta kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,26 persen.
Sebaliknya ada satu kelompok yang mengalami deflasi, yaitu:
kelompok bahan makanan sebesar 1,69 persen (lihat tabel
5.10).
Selama bulan Januari – Juni Tahun 2014
perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota
Tanjungpinang setiap bulannya sedikit berfluktuatif, dimana
Inflasi
90 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
4 (empat) bulan di antaranya mengalami inflasi dan 2 (dua)
bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada
bulan Januari 2014 sebesar 1,26 persen dan inflasi terendah
terjadi pada bulan Juni 2014 sebesar 0,12 persen. Sedangkan
deflasi terjadi pada bulan April dan Mei 2014 sebesar 0,87
dan 0,62 persen (lihat tabel 5.11).
Tabel 5.11. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan,
Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 1,26 3,84 0,79 0,14 1,62 0,46 0,24 0,28
Februari 0,87 2,78 0,21 0,25 0,99 0,60 -0,25 0,13
Maret 0,15 -0,69 0,61 0,56 0,46 -0,17 0,50 0,07
April -0,87 -3,89 0,01 0,10 0,06 0,78 0,24 0,04
Mei -0,62 -3,25 0,30 0,01 0,95 0,05 0,06 0,16
Juni 0,12 -0,25 0,21 0,06 0,47 0,15 0,00 0,58
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap
pembentukan inflasi Kota Tanjungpinang dari bulan Januari-
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 91
Juni selama tahun 2014, kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi 0,40 persen
dan merupakan andil tertinggi dibandingkan lima kelompok
lainnya. Kelompok sandang memberikan andil sebesar 0,28
persen dan merupakan andil terbesar ke dua. Kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan
andil sebesar 0,27 persen dan merupakan penyumbang
inflasi terbesar ketiga selama bulan Januari - Juni Tahun
2014. Sedangkan tiga kelompok lainnya memberikan andil
inflasi, yaitu : kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 0,18 persen; kelompok kesehatan sebesar
0,08 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah
raga sebesar 0,05 persen. Sebaliknya ada satu kelompok yang
mengalami deflasi, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar
0,37 persen(lihat tabel 5.12).
Inflasi
92 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 5.12. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2014
Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi
Januari - Juni (Persen)
(1) (2)
UMUM 0,89
1. Bahan Makanan -0,37
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,40
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,27
4. Sandang 0,28
5. Kesehatan 0,08
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,05
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,18
Grafik 5.6 Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran,
Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)
-1.69
2.15
1.13
4.64
1.88
0.791.26
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
Bah
an M
akan
an
Mak
anan
Jad
i, M
inum
an, R
okok
dan
Tem
baka
u
Per
umah
an, A
ir, L
istr
ik, G
as &
Bah
an B
akar
San
dang
Kes
ehat
an
Pen
didi
kan,
Rek
reas
i dan
Ola
hrag
a
Tra
nspo
r, K
omun
ikas
i & J
asa
Keu
anga
n
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 93
5.3. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
5.3.1. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2013
Laju Inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan
Riau selama (Januari - Desember) Tahun 2013 tercatat
sebesar 8,24 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 129,12
pada Bulan Desember 2012 menjadi 139,76 pada Bulan
Desember 2013. Laju inflasi sebesar 8,24 persen yang terjadi
pada tahun 2013 merupakan laju inflasi tertinggi selama
empat tahun terakhir ini.
Grafik 5.7 Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2010 - 2013
(2007=100)
7.17
3.68
2.38
8.24
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2010 2011 2012 2013
Inflasi
94 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 5.13. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau,
2010 - 2013 (Persen) (2007=100)
Kelompok 2010 2011 2012 2013
(1) (3) (4) (5) (5)
Umum 7,17 3,68 2,38 8,24
1. Bahan Makanan 12,15 5,09 2,75 14,09
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 10,29 3,18 3,25 6,53
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 4,86 2,79 1,13 4,78
4. Sandang 10,34 3,41 3,62 -0,09
5. Kesehatan 2,49 3,87 1,91 3,55
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 6,75 8,90 3,12 3,42
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,56 1,71 1,64 12,35
Selama tahun 2013, ketujuh kelompok yang menyusun
IHK gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau telah
mengalami inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 14,09
persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau 6,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar 4,78 persen; kelompok sandang -0,09
persen; kelompok kesehatan 3,55 persen; kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,42 persen; serta
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
12,35 persen.
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 95
Grafik 5.8 Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut
Kelompok Pengeluaran, 2010-2013 (Persen) (2007=100)
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1. B
ahan
Mak
anan
2. M
akan
an J
adi,
Min
uman
, Rok
ok d
an T
emba
kau
3. P
erum
ahan
, Air,
Lis
trik
, Gas
& B
ahan
Bak
ar
4. S
anda
ng
5. K
eseh
atan
6. P
endi
dika
n, R
ekre
asi d
an O
lahr
aga
7. T
rans
por,
Kom
unik
asi &
Jas
a K
euan
gan
2010 2011 2012 2013
Inflasi
96 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 5.14. Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi, Minuman,Rokok
& Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan
bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor, Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 1,12 2,67 1,17 0,95 0,23 0,17 0,10 -0,23
Pebruari 0,60 1,33 0,13 0,65 -0,83 0,87 -0,02 0,68
Maret -0,38 -1,51 0,64 0,12 -0,54 0,28 0,00 -0,54
April 0,14 0,15 0,38 0,36 -0,87 0,62 0,02 -0,02
Mei 0,29 0,63 0,65 0,20 -1,00 0,14 0,05 0,23
Juni 0,71 0,73 0,21 0,04 -0,37 0,26 0,21 2,99
Juli 2,45 3,88 0,90 0,04 -0,88 -0,02 0,79 7,76
Agustus 0,94 1,64 0,10 0,83 2,88 0,50 0,83 0,21
September 0,75 1,06 1,04 0,27 1,76 0,17 0,57 0,26
Oktober 0,16 0,24 0,33 0,32 -0,80 0,02 0,17 0,14
Nopember 0,52 0,72 0,35 0,80 0,06 0,41 0,00 0,48
Desember 0,66 1,82 0,46 0,10 0,35 0,08 0,65 0,01
Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)
gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau selama tahun
2013 setiap bulannya juga sedikit berfluktuasi, dimana
selama sebelas bulan terjadi inflasi dengan inflasi tertinggi
terjadi pada bulan Juli 2013 sebesar 2,45 persen dan inflasi
terendah terjadi pada bulan April 2013 sebesar 0,14 persen.
Sedangkan pada bulan Maret 2013 terjadi deflasi sebesar
0,38 persen (lihat tabel 5.14).
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 97
Tabel 5.15. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Deflasi Gabungan 2 Kota di
Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
Januari - Desember (Persen)
(1) (2)
UMUM 8,24
1. Bahan Makanan 3,56
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 1,19
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,10
4. Sandang -0,01
5. Kesehatan 0,15
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,22
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 2,03
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi selama tahun
2013, kelompok bahan makanan memberikan andil 3,56
persen dan merupakan penyumbang inflasi terbesar dari
enam kelompok lainnya. Kelompok transpor, komunikasi dan
jasa keuangan memberikan andil sebesar 2,03 persen dan
merupakan penyumbang inflasi terbesar kedua selama tahun
2013. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau memberikan andil inflasi sebesar 1,19 persen dan
merupakan penyumbang inflasi terbesar ketiga selama tahun
Inflasi
98 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
2013. Sedangkan Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan
bahan bakar; kelompok kesehatan; serta kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga memberikan andil inflasi
masing-masing sebesar 1,10 persen, 0,15 persen, dan 0,22
persen. Sedangkan kelompok sandang memberikan andil
deflasi sebesar 0,01 persen (lihat tabel 5.15).
5.3.2. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2014
Laju inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan
Riau selama (Januari - Juni) Tahun 2014 tercatat sebesar 0,81
persen, jauh lebih rendah dibanding laju inflasi periode yang
sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,50 persen.
Selama tahun 2014 enam kelompok pengeluaran yang
menyusun IHK gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau
yang mengalami inflasi, yaitu: persen, kelompok makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,33 persen;
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
sebesar 2,05 persen; kelompok sandang sebesar 2,11 persen;
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 99
kelompok kesehatan sebesar 8,37 persen; kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,31 persen; serta
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
0,56 persen; sementara kelompok bahan makanan
mengalami deflasi sebesar 3,05 persen (lihat tabel 5.16).
Tabel 5.16. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau,
Januari – Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)
Kelompok Tahun Kalender
(1) (2)
Umum 0,81
1. Bahan Makanan -3,05
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,33
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2,05
4. Sandang 2,11
5. Kesehatan 8,37
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,31
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,56
Selama bulan Januari – Juni Tahun 2014
perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2
kota di Provinsi Kepulauan Riau setiap bulannya sedikit
berfluktuatif, dimana empat bulan diantaranya mengalami
inflasi dan dua bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi pada bulan Januari 2014 sebesar 0,80 persen
Inflasi
100 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
dan inflasi terendah terjadi pada bulan Maret 2014 sebesar
0,11 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada bulan April dan
Mei 2014 masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,03
persen (lihat tabel 5.17).
Tabel 5.17. Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Setiap Bulan, Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 0,80 2,70 0,37 0,01 0,91 0,15 0,10 0,38
Februari 0,27 0,42 0,48 0,22 0,41 0,20 0,02 0,03
Maret 0,11 -0,24 0,20 0,24 0,25 0,15 0,19 0,16
April -0,58 -4,16 0,34 0,66 -0,45 4,67 0,03 -0,14
Mei -0,03 -1,69 0,67 0,32 0,40 2,95 0,01 0,01
Juni 0,24 0,02 0,24 0,58 0,58 0,08 -0,03 0,12
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap
pembentukan inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan
Riau dari bulan Januari - Juni selama tahun 2014, kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan
andil inflasi sebesar 0,49 persen dan merupakan andil
tertinggi dibandingkan lima kelompok lainnya. Kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; dan
kelompok kesehatan masing-masing memberikan andil
Inflasi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 101
sebesar 0,36 persen dan merupakan andil terbesar ke dua.
Kelompok sandang memberikan andil sebesar 0,13 persen
dan merupakan penyumbang inflasi terbesar ke tiga selama
bulan Januari - Juni Tahun 2014. Sedangkan dua kelompok
lainnya memberikan andil inflasi, yaitu: kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen; dan
kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,02
persen. Sebaliknya ada satu kelompok yang mengalami
deflasi, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,64
persen(lihat tabel 5.18).
Tabel 5.18. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Gabungan 2 Kota di
Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi
Januari - Juni (Persen)
(1) (2)
UMUM 0,81
1. Bahan Makanan -0,64
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,36
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,49
4. Sandang 0,13
5. Kesehatan 0,36
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,02
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,10
Inflasi
102 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Grafik 5.9 Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok
Pengeluaran, Januari – Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)
-3.05
2.33 2.05
2.11
8.37
0.31 0.56
-5
-3
-1
1
3
5
7
9
11
13
15
Bah
an M
akan
an
Mak
anan
Jad
i, M
inum
an, R
okok
dan
Tem
baka
u
Per
umah
an, A
ir, L
istr
ik, G
as &
Bah
an B
akar
San
dang
Kes
ehat
an
Pen
didi
kan,
Rek
reas
i dan
Ola
hrag
a
Tra
nspo
r, K
omun
ikas
i & J
asa
Keu
anga
n
Nilai Tukar Petani
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 105
NILAI TUKAR PETANI
Salah satu indikator produksi untuk melihat tingkat
kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang
merupakan perbandingan/rasio antara Indeks Harga Yang
Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani
(Ib).
Perkembangan harga yang ditunjukkan It, merupakan
sebuah indikator tingkat kesejahteraan petani produsen dari
sisi pendapatan, sedangkan perkembangan harga barang
kebutuhan petani baik untuk konsumsi maupun produksi
ditunjukkan oleh Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib).
Dengan membandingkan kedua perkembangan harga tersebut
dalam satu parameter/ukuran yaitu NTP, maka dapat
diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan
petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan
petani dari hasil produksinya. Atau sebaliknya, apakah
kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani
Nilai Tukar Petani
106 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan. Dengan
kata lain, NTP menunjukkan daya tukar (term of trade) dari
produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi
maupun untuk biaya produksi.
6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2013
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau
pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen
dibandingkan tahun 2012, atau naik dari 104,84 pada bulan
Desember 2012 menjadi 105,45 pada bulan November 2013.
Hal ini disebabkan kenaikan indeks yang dibayar petani
(indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga
maupun untuk keperluan produksi pertanian). Pada tahun
2013, indeks yang diterima petani mengalami kenaikan 4,32
persen, sedangkan indeks yang dibayar petani hanya naik 3,71
persen.
Nilai Tukar Petani
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 107
6.1.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan
perkembangan harga dari beragam komoditas hasil pertanian
yang dihasilkan petani. Pada bulan November 2013 di Provinsi
Kepulauan Riau, Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
mengalami kenaikan sebesar 4,32 persen dibandingkan
dengan It bulan Desember 2012, yaitu naik dari 133,12
menjadi 138,87. Kenaikan It terjadi pada semua subsektor,
yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 8,45 persen,
subsektor hortikultura sebesar 4,16 persen, subsektor
tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,81 persen, subsektor
peternakan sebesar 3,89 persen dan subsektor perikanan
sebesar 5,46 persen.
6.1.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat
fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa
yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Nilai Tukar Petani
108 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Pada bulan November 2013 di Provinsi Kepulauan Riau
tercatat Indeks Harga yang Dibayar (Ib) petani mengalami
kenaikan sebesar 3,71 persen dibandingkan dengan bulan
Desember 2012 atau naik dari 126,98 menjadi 131,69.
Kenaikan Indeks yang Dibayar Petani pada bulan November
2013 ini dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga
sebesar 4,08 persen dan indeks biaya produksi dan
penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 2,62 persen.
Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor, yaitu subsektor
tanaman pangan sebesar 4,01 persen, subsektor hortikultura
sebesar 3,96 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat
sebesar 3,92 persen, subsektor peternakan sebesar 3,52
persen dan subsektor perikanan sebesar 3,32 persen.
Nilai Tukar Petani
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 109
Tabel 6.1.
Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Per Subsektor, 2012-2013
(2007=100)
Subsektor 2012 * 2013 ** Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
1. Tanaman Pangan
a. Indeks yang Diterima (It) 92,61 100,44 8,45
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 130,03 135,25 4,01
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 71,22 74,26 4,27
2. Hortikultura
a. Indeks yang Diterima (It) 164,83 171,69 4,16
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 131,04 136,23 3,96
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 125,78 126,03 0,20
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks yang Diterima (It) 157,82 160,67 1,81
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 130,44 135,55 3,92
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 121,00 118,53 -2,04
4. Peternakan
a. Indeks yang Diterima (It) 109,95 114,23 3,89
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,11 126,41 3,52
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 90,05 90,36 0,34
5. Perikanan
a. Indeks yang Diterima (It) 131,97 139,17 5,46
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,97 127,05 3,32
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 107,33 109,54 2,06
Umum
a. Indeks yang Diterima (It) 133,12 138,87 4,32
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126,98 131,69 3,71
c. Nilai Tukar Petani (NTP) 104,84 105,45 0,58
Ket : * Indeks Desember 2012 ** Indeks November 2013
Nilai Tukar Petani
110 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Dari lima subsektor yang menyusun NTP Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2013 tercatat empat diantaranya
mengalami kenaikan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan
sebesar 4,27 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar
0,20 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,34 persen
dan subsektor perikanan sebesar 2,06 persen. Sebaliknya NTP
subsektor tanaman perkebunan rakyat justru mengalami
penurunan sebesar 2,04 persen.
Grafik 6.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013
(2007=100)
0
20
40
60
80
100
120
140
It Ib NTP
133.12126.98
104.84
138.87131.69
105.45
2012 2013
Nilai Tukar Petani
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 111
Tabel 6.2. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani
Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (2007=100)
Subsektor 2012 * 2013 ** Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
Indeks yang Diterima (It) 133,12 138,87 4,32
Indeks yang Dibayar (Ib) 126,98 131,69 3,71
1. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) 132,54 137,95 4,08
a. Bahan Makanan 141,12 148,73 5,39
b. Makanan Jadi 138,07 141,83 2,72
c. Perumahan 128,93 133,33 3,41
d. Sandang 125,16 127,27 1,69
e. Kesehatan 123,60 125,99 1,93
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 117,44 118,66 1,04
g. Transportasi dan Komunikasi 111,21 116,63 4,87
2. Indeks BPPBM 113,81 116,79 2,62
a. Bibit 105,58 105,48 -0,09
b. Obat-obatan & Pupuk 127,13 129,68 2,01
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 106,42 107,20 0,73
d. Transportasi 109,68 119,14 8,63
e. Penambahan Barang Modal 117,65 120,03 2,02
f. Upah Buruh Tani 107,05 108,64 1,49
Nilai Tukar Petani (NTP) 104,84 105,45 0,58
Ket : * Indeks Desember 2012 ** Indeks November 2013
Nilai Tukar Petani
112 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
6.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Semester I Tahun 2014
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau
pada bulan Januari 2014 mencapai 101,90 atau turun 3,37
dibanding NTP November 2013 sebesar 105,45. Pada
Februari 2014 mencapai 100,87 atau turun 1,01 dibanding
NTP Januari 2014. Pada bulan Maret 2014 NTP mencapai
100,68 atau turun sebesar 0,18 dibandingkan bulan Februari
2014. Pada bulan April 2014 NTP mencapai 100,75 atau naik
sebesar 0,07 dibandingkan bulan Maret. Pada bulan Mei
2014 NTP mencapai 100,40 atau turun sebesar 0,34
dibandingkan bulan April. Pada bulan Juni 2014 NTP
mencapai 101,30 atau naik sebesar 0,89 dibandingkan bulan
Mei.
Nilai Tukar Petani
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 113
Tabel 6.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juni 2014
(2012=100)
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Juni
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
a. It 108,66 108,08 108,15 108,05 107,70 109,05
b. Ib 106,64 107,15 107,42 107,24 107,27 107,65
c. NTP 101,90 100,87 100,68 100,75 100,40 101,30
Keterangan :It (Indeks yang Diterima Petani) Ib (Indeks yang Dibayar Petani) NTP (Nilai Tukar Petani)
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
Jan Feb Mar April Mei Juni
Grafik 6.2.Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)
di Provinsi Kepulauan Riau, Januari - Juni 2014(2012=100)
It Ib NTP
Nilai Tukar Petani
114 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
6.3. Inflasi Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan.
Pada tahun 2013 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat inflasi
sebesar 4,08 persen yang disebabkan naiknya indeks
subkelompok bahan makanan sebesar 5,39 persen,
subkelompok makanan jadi sebesar 2,72 persen,
subkelompok perumahan sebesar 3,41 persen, subkelompok
sandang sebesar 1,69 persen, subkelompok kesehatan
sebesar 1,93 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga sebesar 1,04 persen serta subkelompok
transportasi dan komunikasi sebesar 4,87 persen.
Pada tahun kalender (Januari-Juni) 2014 di Provinsi
Kepulauan Riau tercatat inflasi perdesaan sebesar 2,32
persen yang disebabkan naiknya indeks subkelompok bahan
makanan sebesar 3,08 persen; subkelompok makanan jadi
2,01 persen; subkelompok perumahan sebesar 2,37 persen;
subkelompok sandang sebesar 1,55 persen; subkelompok
Nilai Tukar Petani
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 115
kesehatan 1,46 persen; subkelompok pendidikan, rekreasi
dan olahraga sebesar 1,28 persen dan subkelompok
transportasi dan komunikasi sebesar 1,16 persen.
Tabel 6.4. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) Provinsi Kepulauan Riau, Desember 2013 & Juni 2014
(2012=100)
Subsektor Desember
2013 Juni 2014
Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) 106,55 109,02 2,32
a. Bahan Makanan 107,93 111,25 3,08
b. Makanan Jadi 103,91 105,99 2,01
c. Perumahan 104,54 107,01 2,37
d. Sandang 104,12 105,74 1,55
e. Kesehatan 104,23 105,75 1,46
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 105,09 106,43 1,28
g. Transportasi dan Komunikasi 110,96 112,24 1,16
Nilai Tukar Petani
116 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 6.5.
Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional, 2013 (2007=100)
Provinsi
It Ib NTP
Indeks Persen
Perubahan Indeks
Persen Perubahan
Rasio Persen
Perubahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
NAD 143,78 -0,13 139,82 0,35 102,83 -0,47
Sumatera Utara 150,11 1,17 151,08 0,18 99,35 0,99
Sumatera Barat 154,15 1,02 147,83 0,33 104,28 0,68
Riau 140,31 0,57 139,34 0,28 100,70 0,29
Jambi 129,73 -0,62 148,28 0,08 87,50 -0,70
Sumatera Selatan 155,86 0,40 141,95 0,29 109,80 0,11
Bengkulu 154,59 -0,87 157,15 -0,10 98,37 -0,77
Lampung 179,12 -0,50 144,14 -0,21 124,27 -0,30
Bangka Belitung 132,95 0,90 131,22 -0,11 101,32 1,01
Kepulauan Riau 138,87 -0,83 131,69 0,19 105,45 -1,01
Nasional 159,22 0,02 151,43 0,16 105,15 -0,14
It : Indeks diterima petani Ib : Indeks dibayar petani
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 119
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan
produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian
dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur
dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh
sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara
total dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama
dengan pertumbuhan PDRB. Apabila diibaratkan “kue”, PDRB
adalah besarnya kue tersebut.
PDRB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga
berlaku dan harga konstan. Penghitungan pertumbuhan
ekonomi menggunakan konsep harga konstan dengan tahun
dasar tertentu untuk mengeliminasi faktor kenaikan harga.
Saat ini BPS menggunakan tahun dasar 2000.
Nilai tambah juga merupakan balas jasa faktor
produksi tenaga kerja, tanah, modal dan entrepreneurship
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Pertumbuhan Ekonomi
120 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB hanya
mempertimbangkan domestik, yang tidak memperdulikan
kepemilikan faktor produksi.
7.1. PDRB Menurut Sektor Ekonomi
7.1.1. Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif terjadi selama
kurun waktu 2010-2013 baik pertumbuhan ekonomi dengan
migas maupun tanpa migas.Dimana, pada tahun 2010,
kinerja perekonomian Provinsi ini sudah mengalami
perbaikan hingga terus tumbuh pada tahun 2013dengan
terjadi percepatan pertumbuhan.
Pada tahun 2013, perekonomian Kepulauan Riau
tumbuh sebesar 6,13 persen, dimana terjadi perlambatan
pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh
sebesar 6,82 persen. Sedangkan untuk PDRB tanpa migas,
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 mengalami
pertumbuhan sebesar 6,24 persen dari tahun sebelumnya
yang tumbuh sebesar 6,87 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 121
Grafik 7.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRBProvinsi Kepulauan Riau,
2010-2013 (Persen)
Pada tahun 2013, hampir semua sektor mengalami
perlambatan pertumbuhan, yaitu sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan(1,85 persen); sektor
pertambangan dan penggalian (3,50 persen); sektor industri
pengolahan (5,67 persen); sektor listrik, gas dan air bersih
(4,46 persen); sektor perdagangan, hotel, dan restoran (7,87
7.19
6.666.82
6.13
7.51
6.926.87
6.24
3
5
7
9
2010 2011 2012 2013
PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Pertumbuhan Ekonomi
122 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
persen); sektor pengangkutan dan komunikasi (4,97 persen);
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (5,38
persen) dan sektor jasa-jasa (4,21 persen). Hanya sektor
konstruksi yang mengalami percepatan pertumbuhan
dibandingkan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan
sebesar11,45 persen.
Tabel 7.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Sektor Ekonomi, 2010-2013 (Persen)
Sektor Ekonomi 2010 2011 2012* 2013**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan 4,20 3,95 1,86 1,85
2. Pertambangan&penggalian 1,13 1,52 5,40 3,50
3. Industri pengolahan 7,02 6,53 5,68 5,67
4. Listrik, gas&air bersih 8,24 13,96 5,68 4,46
5. Konstruksi 11,56 10,02 10,12 11,45
6. Perdagangan, hotel&restoran 9,56 7,01 9,75 7,87
7. Pengangkutan&komunikasi 6,40 9,93 7,02 4,97
8. Keuangan, persewaan&jasa perusahaan
4,99 6,74 7,26 5,38
9. Jasa-jasa 5,44 7,50 6,71 4,21
PDRB DENGAN MIGAS 7,19 6,66 6,82 6,13
PDRB TANPA MIGAS 7,51 6,92 6,87 6,24
Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 123
Kinerja perekonomian Kepulauan Riau pada
semester I tahun 2014 bila dibandingkan dengan semester I
tahun 2013, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga
konstan tumbuh sebesar 5,77 persen. Pertumbuhan tersebut
terjadi pada semua sektor, dengan pertumbuhan tertinggi
terjadi pada sektor konstruksi sebesar 14,23 persen.PDRB
semester I tahun 2014 dibandingkan dengan semester II
tahun 2013, tumbuh sebesar 3,39 persen. Sektor yang
menjadi pendorong (driving force) pertumbuhan adalah
sektor konstruksi, dengan pertumbuhan sebesar 4,68 persen.
Perbedaan pertumbuhan yang sangat drastis antara
pertumbuhan semester I tahun 2014 terhadap semester I
tahun 2013 dengan pertumbuhan semester I tahun 2014
terhadap semester II tahun 2013, menandakan kinerja
perekonomian Kepulauan Riau lebih banyak terjadi pada
semester I dalam satu tahun, atau kenaikan pertumbuhan
ekonomi yang sangat besar dimulai pada semester I.
.
Pertumbuhan Ekonomi
124 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 7.2. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi,
Semester I2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
Sektor Ekonomi
Semester I 2014***
Terhadap Semester I
2013**
Semester I 2014***
Terhadap Semester II
2013**
Juli 2013 s.d. Juni 2014***
Terhadap Juli 2012 s.d. Juni 2014**
(1) (2) (3)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
3,59 2,16 2,60
2. Pertambangan dan Penggalian 1,31 0,64 1,54
3. Industri Pengolahan 4,89 1,94 4,95
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,82 1,02 3,64
5. Konstruksi 14,23 4,68 13,67
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,28 3,59 7,46
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,09 2,01 4,04
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
2,56 1,03 3,29
9. Jasa-jasa 3,62 1,92 3,36
PDRB 5,77 2,39 5,57
PDRB TANPA MIGAS 5,97 2,46 5,75
Ket : ** Angka Sementara
*** Angka Sangat Sementara
Sementara bila dilihat perekonomian Kepulauan Riau
pada kurun waktu Juli 2013 sampai dengan Juni 2014 (1
tahun) bila dibandingkan dengan kurun waktu Juli 2012
sampai dengan Juni 2013, tumbuh sebesar 5,57 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 125
Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor, dengan
pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi
sebesar 13,67 persen.
Grafik 7.2. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRBProvinsi Kepulauan Riau, Semester I2014 dan
Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
1
2
3
4
5
6
Semester I 2014Terhadap Semester I
2013
Semester I 2014Terhadap Semester II
2013
Juli 2013 s.d. Juni2014 Terhadap Juli2012 s.d. Juni 2013
5.77
2.39
5.57
PDRB DENGAN MIGAS
Pertumbuhan Ekonomi
126 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
7.1.2. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Selama kurun waktu 2010, tiga sektor terbesar yang
berperan dalam pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan
Riau yaitu sektor industri pengolahan; sektor perdagangan,
hotel dan restoran; serta sektor pertambangan dan
penggalian.Pada tahun 2011, 2012 dan 2013, struktur
pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau tersebut
bergeser menjadi sektor industri pengolahan;sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor konstruksi.
Sektor yang paling besar peranannya dalam
pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau adalah sektor
industri pengolahan. Pada tahun 2013, sektor ini terjadi
penurunan kontribusi jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, dimana pada tahun 2012 sektor ini memiliki
peranan sebesar 47,89 persen terhadap keseluruhan total
PDRB Provinsi Kepulauan Riau, namun peranannya sedikit
menurun pada tahun 2013 menjadi 47,70 persen terhadap
total keseluruhan total PDRB Provinsi Kepulauan Riau.
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 127
Tabel 7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2013 (Persen)
Sektor Ekonomi 2010 2011 2012* 2013**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
4,80 4,63 4,40 4,28
2. Pertambangan&Penggalian 8,29 7,63 7,37 7,09
3. Industri pengolahan 46,76 47,79 47,89 47,70
4. Listrik, gas&air bersih 0,56 0,60 0,59 0,58
5. Konstruksi 7,37 7,80 7,90 8,35
6. Perdagangan, hotel&restoran 19,80 19,40 19,82 20,09
7. Pengangkutan&komunikasi 4,53 4,49 4,45 4,46
8. Keuangan, persewaan&jasa perusahaan
5,19 5,98 4,92 4,85
9. Jasa-jasa 2,70 2,69 2,66 2,60
PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00
PDRB TANPA MIGAS 92,87 93,48 93,70 93,95
Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Sektor yang mengalami penurunan kontribusi cukup
besar adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan
kontribusi sebesar 7,09 persen pada tahun 2013 atau turun
0,28 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
dengan kontribusi 7,37 persen pada tahun 2012. Penurunan
peranan sektor ini terjadi karena adanya peningkatan
peranan sektor yang lain.
Pertumbuhan Ekonomi
128 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Pada semester I tahun 2014, urutan struktur PDRB
menurut sektor ekonomi adalah sektor industri pengolahan
yaitu sebesar 47,36 persen; diikuti oleh sektor perdagangan,
hotel & restoran sebesar 20,47 persen; sektor konstruksi
8,87 persen; sektor pertambangan dan penggalian 6,77
persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
4,74 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi
4,43persen; sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan 4,24 persen; sektor jasa-jasa 2,54 persen; dan
sektor listrik, gas dan air bersih 0,58 persen saja.
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan, 4.28
2. Pertambangan & Penggalian, 7.09
3. Industri pengolahan,
47.70
4. Listrik, gas & air bersih, 0.58
5. Bangunan, 8.35
6. Perdagangan, hotel & restoran,
20.09
7. Pengangkutan & komunikasi,
4.46
8. Keuangan, persewaan &
jasa perusahaan,
4.85
9. Jasa-jasa, 2.60
Grafik 7.3.Struktur PDRB Menurut Sektor EkonomiProvinsi Kepulauan Riau, 2013 (Persen)
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 129
Tabel 7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau,
Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)
Sektor Ekonomi Triwulan I
2014*** Triwulan II
2014*** Semester I 2014***
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
4,22 4,26 4,24
2. Pertambangan dan Penggalian 6,83 6,71 6,77
3. Industri Pengolahan 47,50 47,24 47,36
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,58 0,58 0,58
5. Konstruksi 8,88 8,86 8,87
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,23 20,69 20,47
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,43 4,42 4,43
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
4,78 4,70 4,74
9. Jasa-jasa 2,55 2,53 2,54
PDRB 100,00 100,00 100,00
PDRB TANPA MIGAS 93,62 94,29 94,24
Ket : *** Angka Sangat Sementara
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan, 4.24
2. Pertambangan & Penggalian,
6.77
3. Industri pengolahan,
47.36
4. Listrik, gas & air bersih, 0.58
5. Konstruksi, 8.87
6. Perdagangan, hotel & restoran,
20.477. Pengangkutan
& komunikasi, 4.43
8. Keuangan, persewaan & jasa perusahaan, 4.74
9. Jasa-jasa, 2.54
Grafik 7.4.Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2014 (Persen)
Pertumbuhan Ekonomi
130 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
7.2. PDRB Menurut Penggunaan
7.2.1. Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan
Menurut Penggunaan, pada tahun 2010 laju
pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau adalah 7,19 persen,
terjadi perlambatan pertumbuhan pada tahun 2011 menjadi
6,66 persen. Pada tahun 2012 terjadi percepatan
pertumbuhan menjadi 6,82 persen. Pada tahun 2013,
kembali terjadi perlambatan pertumbuhan menjadi 6,13
persen.
Tabel 7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)
Komponen 2010 2011 2012* 2013**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 12,02 4,34 7,14 6,88
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,47 5,05 5,72 4,04
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 11,81 7,07 6,92 5,99
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 21,58 14,51 11,65 11,33
5. Perubahan Stok 21,88 7,19 0,94 18,22
6. Ekspor Barang dan Jasa 7,31 4,87 4,26 1,76
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 13,72 5,82 7,63 -0,32
PDRB 7,19 6,66 6,82 6,13
Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 131
Pada tahun 2013, urutan komponen yang mengalami
pertumbuhan dari yang tertinggi adalah perubahan stok yang
tumbuh 18,22 persen. Disusul komponen pembentukan
modal tetap bruto (PMTB) sebesar 11,33 persen, komponen
pengeluaran konsumsi rumah tangga 6,88 persen, komponen
pengeluaran konsumsi pemerintah 5,99 persen, komponen
konsumsi lembaga swasta nirlaba 4,04 persen, komponen
ekspor barang dan jasa pengeluaran 1,76 persen, dan
terakhir impor barang dan jasa negatif 0,32 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
132 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Grafik 7.5. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan
Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (Persen)
Tabel 7.6. menunjukkan bahwa pada semester I
2014, hampir semua komponen penggunaan mengalami
pertumbuhan bila dibandingkan semester I 2013, kecuali
Ekspor Barang dan Jasa turun 3,47 persen serta Impor
barang dan Jasa 3,72 persen. Komponen yang mengalami
pertumbuhan tertinggi adalah komponen Pengeluaran
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba yaitu naik 14,09 persen.
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1. P
enge
luar
anK
onsu
msi
Rum
ahT
angg
a
2. P
enge
luar
anK
onsu
msi
Lem
baga
Sw
asta
Nirl
aba
3. P
enge
luar
anK
onsu
msi
Pem
erin
tah
4. P
embe
ntuk
an M
odal
Tet
ap B
ruto
5. P
erub
ahan
Sto
k
6. E
kspo
r B
aran
g da
nJa
sa
7. D
ikur
ang
i Im
por
Bar
ang
dan
Jasa
7.145.72
6.92
11.65
0.94
4.26
7.636.88
4.04
5.99
11.33
18.22
1.76
-0.32
2012
2013
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 133
Tabel 7.6. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan,
Semester I2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
Komponen
Semester I 2014***
Terhadap Semester I
2013**
Semester I 2014***
Terhadap Semester II 2013**
Juli 2013 s.d. Juni 2014***
Terhadap Juli 2021s.d. Juni 2013**
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
6,43 2,45 5,92
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
14,09 11,27 8,94
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
5,05 0,71 4,92
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 9,90 3,71 10,34
5. Perubahan Stok 2,85 0,26 9,23
6. Ekspor Barang dan Jasa -3,47 -2,02 -0,99
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -3,72 -2,40 -2,07
PDRB 5,77 2,39 5,57
Ket : ** Angka Sementara *** Angka Sangat Sementara
Bila dibandingkan dengan semester II 2013, pada
semester I 2014 hampir semua komponen penggunaan
mengalami pertumbuhan, kecuali Ekspor Barang dan Jasa
turun 2,02 persen serta Impor barang dan Jasa 2,40 persen.
Komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah
Pertumbuhan Ekonomi
134 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba,
yaitu naik 11,27 persen.
Selama kurun waktu Juli 2013 sampai dengan Juni
2014 hampir semua komponen penggunaan mengalami
pertumbuhan, kecuali Ekspor Barang dan Jasa turun 0,99
persen serta Impor barang dan Jasa 2,07 persen. Komponen
yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen
Pembentukkan Modal Tetap Bruto, yaitu naik 10,34 persen.
Grafik 7.6. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB (dengan Migas) Provinsi Kepulauan Riau
Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)
0
2
4
6
8
10
12
1. P
enge
luar
anK
onsu
msi
Rum
ahT
angg
a
2. P
enge
luar
anK
onsu
msi
Lem
baga
Sw
asta
Nirl
aba
3. P
enge
luar
anK
onsu
msi
Pem
erin
tah
4. P
embe
ntuk
an M
odal
Tet
ap B
ruto
5. P
erub
ahan
Sto
k
6. E
kspo
r B
aran
g da
nJa
sa
7. D
ikur
ang
i Im
por
Bar
ang
dan
Jasa
5.92
8.94
4.92
10.34
9.23
-0.99 -2.07
PDRB DENGAN MIGAS
Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 135
7.2. Struktur PDRB Menurut Penggunaan
Pada tahun 2013, eksporbarang dan jasa masih tetap
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi
Kepulauan Riau, yaitu sebesar 109,26 persen, impor barang
dan jasa memberikan kontribusi 85,51 persen, pengeluaran
konsumsi rumah tangga sebesar 76,12 persen, pengeluaran
konsumsi pemerintah sebesar 7,13 persen, pengeluaran
konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 1,11 persen dan
lainnya minus 8,12 persen.
Tabel 7.7. Struktur PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)
Komponen 2010 2011 2012* 2013**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
68,16 76,72 76,80 76,12
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
1,04 1,14 1,12 1,11
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
6,71 7,04 7,02 7,13
4. Ekspor Barang dan Jasa 113,68 109,18 111,39 109,26 5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 102,68 105,51 100,19 85,51 6. Lainnya 13,09 11,44 3,85 -8,12
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00
Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara
Pertumbuhan Ekonomi
136 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 7.8.
Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)
Sektor Ekonomi Triwulan I
2014*** Triwulan II
2014*** Semester I 2014***
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
75,97 75,66 75,81
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
1,18 1,24 1,21
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,08 7,08 7,08
4. Ekspor Barang dan Jasa 101,77 99,63 100,69
5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 78,44 77,88 78,17
6. Lainnya -7,52 -5,73 -6,62
PDRB 100,00 100,00 100,00
Ket : *** Angka Sangat Sementara
Pada semester I tahun 2014, ekspor barang dan jasa
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi
Kepulauan Riau, yaitu sebesar 100,69 persen; impor barang
dan jasa sebesar 78,17 persen, pengeluaran konsumsi rumah
tangga sebesar 75,81 persen; pengeluaran konsumsi
pemerintah sebesar 7,08 persen; pengeluaran konsumsi
lembaga swasta nirlaba sebesar 1,21 persen, dan lainnya
minus 6,62 persen.