Kata pengantar - barenlitbangkepri.com · Kata pengantar Publikasi Statistik Ekonomi Provinsi...

150

Transcript of Kata pengantar - barenlitbangkepri.com · Kata pengantar Publikasi Statistik Ekonomi Provinsi...

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 i

Kata pengantar

Publikasi Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2014 merupakan publikasi yang disusun dalam

rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-

data yang sifatnya strategis, dalam artian data-data yang

ditampilkan terjamin pembaharuannya, banyak digunakan

untuk kajian, serta menggambarkan fenomena ekonomi

wilayah Kepulauan Riau. Penjelasan yang diberikan dalam

publikasi ini bersifat praktis. Sehingga memudahkan

pengguna publikasi ini untuk memahami data-data yang

ditampilkan.

Publikasi ini berisi data-data tentang pertumbuhan

ekonomi, inflasi, nilai tukar petani, produksi tanaman

pangan, produksi industri manufaktur serta statistik ekspor

dan impor barang.

ii Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Apresiasi dan penghargaan kami sampaikan kepada

berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian publikasi

ini. Disadari bahwa publikasi ini belum memenuhi harapan

semua pihak. Oleh karenanya, kritik dan saran demi

penyempurnaan di masa mendatang sangat diharapkan.

Semoga publikasi ini bermanfaat.

Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik

Provinsi Kepulauan Riau

Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si NIP. 19610709 199003 1 001

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 iii

Daftar isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Daftar Tabel v

Daftar Grafik ix

1. Produksi Tanaman Pangan 1 1.1. Produksi Padi 5 1.2. Produksi Jagung 7 1.3. Produksi Kedelai 9

2. Produksi Industri Manufaktur 11

3. Pariwisata 19 3.1. Wisatawan Mancanegara 24 3.2. Tingkat Penghunian Kamar 34

4. Ekspor Impor Barang 35 4.1.. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau 39 4.2. Impor Provinsi Kepulauan Riau 54

5. Inflasi 69 5.1. Inflasi Kota Batam 73 5.2. Inflasi Kota Tanjungpinang 83 5.3. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau 93

6. Nilai Tukar Petani 103 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2013 106 6.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Semester I Tahun 2014 112 6.3. Inflasi Pedesaan 114

7. Pertumbuhan Ekonomi 117

7.1. PDRB Menurut Sektor Ekonomi 120 7.2. PDRB Menurut Penggunaan 126

iv Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 v

Daftar tabel

1.1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014

5

1.2. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014

7

1.3. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014

9

2.1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (q to q), 2012-2014 (Persen)

14

2.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (y to y), 2012-2014 (Persen)

16

3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan 2013

25

3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2012 dan 2013

27

3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2013 dan 2014

30

3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2013 dan 2014

32

3.5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan Tahun 2013

34

4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 39

4.2. Perkembangan Ekspor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2013 dan 2014

41

4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2013 dan Semester I 2014 (US$)

44

4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Tujuan Utama, 2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)

47

4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013

50

4.6. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), Semester I 2014

52

vi Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

4.7. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 54

4.8. Perkembangan Impor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, 2013 dan 2014

56

4.9. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013 dan Semester I 2014 (US$)

59

4.10. Impor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Asal Barang Utama, 2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)

61

4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013

63

4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), Semester I 2014

65

5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008-2013 (Persen) (2007=100) 74

5.2. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)

76

5.3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2013 77

5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)

79

5.5. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)

80

5.6. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2014 81

5.7. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008-2013 (Persen) (2007=100)

84

5.8. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)

86

5.9. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2013

87

5.10. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari-Juni 2014 (2012=100)

88

5.11. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)

90

5.12. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2014

92

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 vii

5.13.

Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2013 (Persen) (2007=100)

94

5.14.

Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)

96

5.15.

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2013

97

5.16.

Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)

99

5.17 Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)

100

5.18 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2014

101

6.1. Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Per Subsektor, 2012-2013 (2007=100)

109

6.2. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (2007=100)

111

6.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juni 2014 (2012=100)

113

6.4. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) Provinsi Kepulauan Riau, Desember 2013 & Juni 2014 (2012=100)

115

6.5. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional, 2013 (2007=100) 116

7.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi, 2010-2013 (Persen)

122

7.2. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi, Semester I 2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

124

7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2013 (Persen)

127

7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)

129

7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)

130

7.6. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, Semester I 2013 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

133

7.7. Struktur PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)

135

viii Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

7.8. Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)

136

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ix

Daftar grafik

1.1. Perkembangan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2014 (ton)

6

1.2. Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2014 (ton)

8

1.3. Perkembangan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2014 (ton)

10

2.1. Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (q to q) Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014 (persen)

14

2.2. Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y on y) Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014 (Persen)

17

3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

26

3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2012 dan 2013

28

3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2014

31

3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2013 dan 2014

33

4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta) 40

4.2. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014 (US$ Juta)

42

4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2013 (US$ Juta)

45

4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013 (US$ Juta)

46

4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2013

48

x Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

4.6. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, Semester I 2014 (Persen)

49

4.7. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2013 (Persen)

51

4.8. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, Semester I 2014 (Persen)

53

4.9. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta) 55

4.10. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014 (US$ Juta)

57

4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013 (US$ Juta)

58

4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013 (US$ Juta)

60

4.13. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, 2013 (Persen)

62

4.14.

Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, Semester I 2014 (Persen)

63

4.15. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2013

64

4.16. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, Semester I 2014 (Persen)

66

5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008-2013 (2007=100) 73

5.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008-2013 (Persen) (2007=100)

75

5.3. Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)

82

5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008-2013 (2007=100) 83

5.5. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008-2013 (Persen) (2007=100)

85

5.6. Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)

92

5.7. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2013 (2007=100)

93

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 xi

5.8. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, 2010-2013 (Persen) (2007=100)

95

5.9. Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Juni 2014 (Persen) (2012=100)

102

6.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (2007=100)

110

6.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juni 2014 (2012-100)

113

6.3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional,2012 (2007=100) 112

7.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2013 (Persen)

121

7.2. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau, Semester I 2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

125

7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, 2013 (Persen)

128

7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2014 (Persen)

129

7.5. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (Persen)

132

7.6. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB (dengan Migas) Provinsi Kepulauan Riau Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

134

xii Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 xiii

xiv Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Produksi Tanaman pangan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 3

Produksi

tanaman pangan

Data produksi tanaman pangan (padi dan palawija)

merupakan salah satu indikator ketersediaan pangan nasional.

Penghitungan produksi tanaman pangan di Provinsi dilakukan

oleh BPS Provinsi bekerjasama dengan Dinas Pertanian

Provinsi. Tujuan penyediaan data produksi tanaman pangan

secara berkesinambungan adalah untuk menyediakan

informasi yang akurat dan terkini bagi kebutuhan pemerintah

dan masyarakat umum. Diharapkan data tersebut dapat

digunakan untuk bahan perencanaan/perumusan kebijakan

berkaitan dengan ketahanan pangan nasional, sekaligus

sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil

pembangunan sektor pertanian, khususnya subsektor

tanaman pangan.

Data pokok yang dikumpulkan untuk penghitungan

produksi tanaman pangan adalah data luas panen dan

Produksi Tanaman pangan

4 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

produktivitas (hasil per hektar). Produksi tanaman pangan

merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan

produktivitas.

Penyajian data produksi tanaman pangan tahun

tertentu dilakukan sebanyak lima kali dengan status angka

yang berbeda, yaitu Prognosa, Angka Ramalan (ARAM I),

Angka Ramalan II (ARAM II), Angka Sementara (ASEM) dan

terakhir Angka Tetap (ATAP).

Angka Prognosa merupakan angka ramalan/perkiraan

produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan luas tanaman

akhir bulan Desember tahun sebelumnya. Angka Ramalan I

(ARAM I) terdiri dari realisasi produksi Januari-April dan

angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan luas

tanaman kondisi akhir bulan April.

Angka Ramalan II (ARAM II) terdiri dari realisasi

produksi Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan

September-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman

akhir bulan Agustus. Angka Sementara (ASEM) merupakan

Produksi Tanaman pangan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 5

realisasi produksi Januari-Desember tetapi belum final karena

mengantisipasi kelengkapan laporan. Sedangkan Angka Tetap

(ATAP) adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari-

Desember) dan merupakan angka final.

1.1. Produksi Padi

Produksi padi tahun 2013 (Angka Tetap) sebanyak

1.370 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 47 ton

(3,55 persen) dibandingkan tahun 2012. Kenaikan produksi

terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 1,52 kuintal per

hektar ( 4,39 persen) meskipun luas panen turun sebesar 3

hektar (0,79 persen).

Tabel 1.1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014

Uraian 2012 2013

(ATAP) 2014

(ARAM I)

Perkembangan

2012 -2013 2013-2014

Absolut Persen Absolut Persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (ha)

382 379 386 -3 -0,79 7 1,85

b. Produktivitas (ku/ha)

34,63 36,15 36,40 1,52 4,39 0,25 0,69

c. Produksi (ton)

1.323 1.370 1.405 47 3,55 35 2,55

Produksi Tanaman pangan

6 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Produksi padi tahun 2014 (Angka Ramalan I)

diperkirakan mencapai 1.405 ton GKG, naik sebesar 35 ton

(2,55 persen) dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi

tahun 2014 diperkirakan terjadi karena peningkatan

produktivitas sebesar 0,25 kuintal per hektar ( 0,69 persen)

dan luas panen naik sebesar 7 hektar (1,85 persen).

1,000

1,050

1,100

1,150

1,200

1,250

1,300

1,350

1,400

1,450

2012 2013 (ATAP) 2014 (ARAM I)

1,323

1,370

1,405

Grafik 1.1.Perkembangan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2012-2014 (ton)

Produksi Tanaman pangan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 7

1.2. Produksi Jagung

Produksi jagung tahun 2013 (Angka Tetap) sebesar 790

ton pipilan kering, turun sebesar 59 ton (6,95 persen)

dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi disebabkan

penurunan luas panen sebesar 51 hektar ( 13,08 persen)

meskipun produktivitas mengalami peningkatan sebesar 1,53

kuintal per hektar ( 7,03 persen).

Tabel 1.2. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014

Uraian 2012 2013

(ATAP) 2014

(ARAM I)

Perkembangan

2012 -2013 2013-2014

Absolut Persen Absolut Persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (ha)

390 339 320 -51 -13,08 -19 -5,60

b. Produktivitas (ku/ha)

21,77 23,30 23,34 1,53 7,03 0,04 0,17

c. Produksi (ton)

849 790 747 -59 -6,95 -43 -5,44

Produksi jagung tahun 2014 (Angka Ramalan I)

diperkirakan mencapai 747 ton pipilan kering, turun 43 ton

(5,44 persen) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi

Produksi Tanaman pangan

8 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

tahun 2014 diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen

seluas 19 hektar (5,60 persen) meskipun produktivitasnya

naik sebesar 0,04 kuintal per hektar (0,17 persen).

600

650

700

750

800

850

900

950

2012 2013 (ATAP) 2014 (ARAM I)

849

790

747

Grafik 1.2.Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2012-2014 (ton)

Produksi Tanaman pangan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 9

1.3.. Produksi Kedelai

Produksi kedelai tahun 2013 (Angka Tetap) sebesar 18

ton biji kering, naik sebanyak 3 ton (20 persen) dibandingkan

tahun 2012. Kenaikan produksi disebabkan naiknya luas

panen seluas 2 hektar (13,33 persen) dan peningkatan

produktivitas sebesar 5,90 ku/ha (5,90 persen).

Tabel 1.3. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014

Uraian 2012 2013

(ATAP) 2014

(ARAM I)

Perkembangan

2012 -2013 2013-2014

Absolut Persen Absolut Persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (ha)

15 17 17 2 13,33 0 0,00

b. Produktivitas (ku/ha)

10 10,59 10,56 0,59 5,90 0 0,00

c. Produksi (ton)

15 18 18 3 20,00 0 0

Produksi kedelai tahun 2014 (Angka Ramalan I)

diperkirakan tetap mencapai sebesar 18 ton biji kering,

dibandingkan produksi tahun 2013. Hal ini diperkirakan

karena luas panen dan produktivitas tetap bahkan cenderung

menurun.

Produksi Tanaman pangan

10 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

5

10

15

20

2012 2013 (ATAP) 2014 (ARAM I)

15

18 18

Grafik 1.3.Perkembangan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2012-2014 (ton)

Produksi Tanaman pangan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 11

Produksi Tanaman pangan

12 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Produksi Industri Pengolahan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 13

Produksi

Industri MANUFAKTUR

Pemerintah sampai saat ini terus melakukan upaya-

upaya dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi

nasional. Sebagai wujud dari upaya tersebut, pemerintah terus

berperan aktif sebagai fasilitator dan dinamisator dalam

menciptakan iklim usaha yang makin kondusif melalui

penetapan berbagai kebijakan ekonomi yang harus

berdampak positif terhadap sektor riil maupun moneter.

Mengingat pentingnya peran sektor Industri Manufaktur

terhadap PDB umumnya dan PDRB Provinsi Kepulauan Riau

khususnya, maka diperlukan indikator dini untuk mengamati

perkembangan industri manufaktur. Salah satu indikator

tersebut adalah pertumbuhan produksi Industri Manufaktur

Besar Sedang (IBS).

Indeks produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

dihasilkan dari pengolahan survei Industri Manufaktur Besar

Produksi Industri Pengolahan

14 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

dan Sedang (IBS) Bulanan yang datanya diperoleh dari

perusahaan besar dan sedang yang terpilih sebagai sampel.

Angka indeks yang dihasilkan mengggambarkan

perkembangan produksi sektor industri manufaktur secara

lebih dini karena sifatnya yang dirancang secara periodik

bulanan. Data bulanan tersebut juga dapat disajikan sebagai

data triwulanan maupun tahunan. Data triwulanan

merupakan rataan dari Indeks Bulanan pada triwulan yang

bersangkutan dan indeks tahunan merupakan rataan 4

(empat) triwulan pada tahun yang bersangkutan. Angka-angka

yang disajikan hanyalah sebagai salah satu informasi untuk

menilai pertumbuhan di sektor industri.

Tabel 2.1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (q to q), 2012-2014 (Persen)

Tahun Pertumbuhan (q to q)

Trw I Trw II Trw III Trw IV

(1) (2) (3) (4) (5)

2012 1,94 4,98 2,73 3,61

2013 3,99 4,42 2,92 0,76

2014 -8,51 0,52

Produksi Industri Pengolahan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 15

Selama tahun 2012-2014, Industri Manufaktur Besar

dan Sedang triwulanan (q to q) pada triwulan II tahun 2014

mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen dibandingkan

triwulan I tahun 2014, dimana pada triwulan I tahun 2014

mengalami penurunan sebesar 8,51 persen dibandingkan

triwulan IV tahun 2013.

1.94

4.98

2.733.61

3.994.42

2.92

0.76

-8.51

0.52

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

Trw I Trw II Trw III Trw IV

Grafik 2.1.Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan

Sedang Triwulanan (q to q) Tahun 2012-2014 (%)

2012

2013

2014

Produksi Industri Pengolahan

16 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Dari grafik 2.1, dapat di lihat pertumbuhan produksi

Industri Manufaktur Besar dan Sedang pada triwulan I tahun

2014 mengalami penurunan terbesar sebesar 8,51 persen jika

dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2013. Sedangkan

pertumbuhan tertinggi industri manufaktur besar dan sedang

terjadi pada triwulan II tahun 2012 sebesar 4,98 persen jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan I tahun

2012).

Tabel 2.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (y on y), 2012-2014 (Persen)

Tahun Pertumbuhan (y to y)

Trw I Trw II Trw III Trw IV

(1) (2) (3) (4) (5)

2012 24,32 8,05 3,69 4,49

2013 9,66 14,09 15,84 9,71

2014 -0,89 -4,58

Dilihat dari year on year (y on y), industri manufaktur

besar dan sedang terjadi penurunan 4,58 persen pada

triwulan II tahun 2014 jika dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun sebelumnya (triwulan II 2013).

Produksi Industri Pengolahan

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 17

Secara y on y, pertumbuhan tertinggi Industri

Manufaktur besar dan sedang terjadi pada triwulan I 2012

dengan kenaikan sebesar 24,32 persen jika dibandingkan

triwulan yang sama tahun berikutnya (triwulan I 2013 dan

triwulan I 2014). Sedangkan penurunan terbesar Industri

Manufaktur Besar dan Sedang terjadi pada triwulan II 2014

dengan penurunan sebesar 4,58 persen jika dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan II

2013 dan triwulan II 2012).

24.32

8.05

3.69 4.49

9.66

14.09 15.84

9.71

-0.89-4.58

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

Trw I Trw II Trw III Trw IV

Grafik 2.2.Perkembangan Pertumbuhan Produksi

Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan(y on y) Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014 (Persen)

2012 2013 2014

Produksi Industri Pengolahan

18 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 19

Pariwisata

20 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 21

PARIWISATA

Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara

Malaysia dan Singapura, yang memiliki peluang cukup besar

untuk dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman). Wisman

yang datang umumnya melalui negara Singapura atau

Malaysia.

Provinsi Kepulauan Riau mempunyai daya tarik bagi

wisman. Kepulauan Riau memiliki aneka kekayaan alam yang

dapat dijadikan objek wisata bertaraf internasional, karena

sektor pariwisata sudah menjadi salah satu pemasukan yang

besar bagi kas daerah maupun negara. Provinsi Kepulauan

Riau banyak memiliki tempat wisata alam yang sangat indah

dan wisata sejarah yang menjadi fenomena kehidupan di

Negara Indonesia.

Pulau Bintan adalah pulau di provinsi Kepulauan Riau,

di mana terdapat Kota Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi

Kepulauan Riau. Pulau ini memiliki dua pemerintahan,

Pariwisata

22 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Kabupaten

Bintan. Keindahan alam, kemilau pasir putih, birunya air laut,

dan rimbunnya pepohonan, merupakan perpaduan yang

membuat Pulau Bintan begitu cantik. Pantai yang terkenal

adalah Pantai Trikora dan Pantai Lagoi.

Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang,

dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan

pulau-pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah,

Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.

Masyarakat setempat menyebutnya “Jembatan Barelang”,

Sepanjang jalan akan ditemukan banyak pemandangan alam,

dan laut yang indah. Banyak wisatawan datang kemari untuk

melakukan aktivitas outdoor, olah raga atau hanya sekedar

berfoto. Banyak Pesona Alam yang dapat anda nikmati di

tempat ini, keindahan laut, Pantai dan Pemandangan Bawah

Laut yang membuat banyak orang mengunjungi tempat ini

untuk melakukan Diving.

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 23

Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata

di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Salah satu objek yang

bisa kita lihat adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat

dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari

pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan

benteng pertahanan di Bukit Kursi.

Banyak penduduk di Kepulauan Riau masih

mempunyai hubungan kekeluargaan dengan penduduk di

Malaysia dan Singapura, yang banyak datang ke Provinsi

Kepulauan Riau untuk mengunjungi kerabat atau saudara.

Kegiatan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau juga

menjadi daya tarik bagi pelaku ekonomi untuk membuka

usaha atau bisnisnya, hal tersebut mengakibatkan banyak

pekerja dari luar negeri yang bekerja di Provinsi Kepulauan

Riau. Selain itu, biaya hidup yang lebih rendah dibanding

negara tetangga, banyak wisatawan yang datang untuk

berlibur pada akhir pekan di Provinsi Kepulauan Riau.

Pariwisata

24 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Wisatawan yang datang didukung oleh sarana dan

prasarana yang ada, seperti akomodasi hotel dan sarana

transportasi antar negara yang ada. Pelabuhan angkutan laut

yang ada di Kabupaten Karimun, Kota Batam, dan Kota

Tanjungpinang melayani rute pelayaran penumpang luar

negeri ke negara Singapura dan Malaysia, serta sebaliknya.

Pelabuhan angkutan laut di Lagoi melayani rute pelayaran

penumpang luar negeri hanya ke negara Singapura dan

sebaliknya. Selain angkutan laut, bandar udara Hang Nadim di

Kota Batam melayani rute penerbangan dari dan ke luar

negeri.

3.1. Wisatawan Mancanegara (Wisman)

Wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau

selama tahun 2013 tercatat sebanyak 1.859.066 orang atau

mengalami kenaikan sebesar 5,18 persen dibanding

kunjungan wisman selama tahun 2012 yang mencapai

1.767.439 orang. Konstribusi jumlah wisman yang berkunjung

ke Provinsi Kepulauan Riau terhadap jumlah seluruh wisman

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 25

yang berkunjung ke Indonesia selama tahun 2013 adalah

21,12 persen, dimana jumlah wisman yang berkunjung ke

Indonesia tercatat sebanyak 8.802.129 orang. Bertambahnya

jumlah kunjungan wisman selama tahun 2013 disebabkan

naiknya jumlah kunjungan wisman di pintu masuk Kota

Batam, yaitu naik sebesar 9,58 persen dibanding wisman

selama tahun 2012. Sementara jumlah kunjungan wisman

pada tahun 2013 dibanding tahun 2012 di Kabupaten Bintan

turun 5,47 persen, Kota Tanjungpinang turun 4,04 persen, dan

Kabupaten Karimun turun 2,43 persen.

Tabel 3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan 2013

Pintu Masuk 2012

(orang)

2013

(orang)

Perubahan

2013 thd

2012 (%)

Peran thd Total

2013 (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

Batam 1.219.608 1.336.430 9,58 71,89

Tanjungpinang 103.785 99.593 -4,04 5,36

Bintan 336.547 318.154 -5,47 17,11

Karimun 107.499 104.889 -2,43 5,64

Jumlah 1.767.439 1.859.066 5,18 100,00

Pariwisata

26 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Dilihat dari kebangsaan, wisman berkebangsaan

Singapura masih merupakan yang terbanyak berkunjung ke

Provinsi Kepulauan Riau. Selama tahun 2013 wisman

berkebangsaan Singapura tercatat sebanyak 952.343 orang

atau sebesar 51,23 persen dari jumlah wisman yang

berkunjung ke daerah ini. Jumlah wisman kebangsaan

Singapura yang berkunjung ke daerah ini selama tahun 2013

tercatat mengalami kenaikan sebesar 6,00 persen dibanding

dengan keadaan tahun 2012.

Batam; 1.336.430 (71,89%)

Tanjungpinang; 99.593 (5,36%)

Bintan; 318.154 (17,11%)

Karimun; 104.889 (5,64%)

Grafik 3.1.Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2013

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 27

Wisman dari Malaysia selama tahun 2013 mencapai

273.596 orang atau naik 5,26 persen dan merupakan jumlah

wisman terbesar kedua selama tahun 2013, dengan

konstribusi 14,72 persen dari jumlah wisman yang

berkunjung ke daerah ini.

Tabel 3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2012 dan 2013

Pintu Masuk 2012

(orang)

2013

(orang)

Perubahan

2013 thd

2012 (%)

Peran thd Total 2013 (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

Singapura 898.433 952.343 6,00 51,23

Malaysia 259.921 273.596 5,26 14,72

Tiongkok 68.795 84.382 22,66 4,54

Korea Selatan 78.078 77.587 -0,63 4,17

India 56.299 59.580 5,83 3,20

Philipina 52.558 51.257 -2,48 2,76

Jepang 46.700 46.977 0,59 2,53

Inggris 30.494 30.164 -1,08 1,62

Australia 24.570 25.124 2,25 1,35

Amerika 20.485 20.375 -0,54 1,10

Lainnya 231.106 237.681 2,85 12,78

Jumlah 1.767.439 1.859.066 5,18 100,00

Pariwisata

28 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Sedangkan wisman dari negara lainnya yang

berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013

antara lain wisman dari Tiongkok sebanyak 84.382 orang atau

bertambah 22,66 persen dengan konstribusi sebesar 4,54

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000S

inga

pura

Mal

aysi

a

Cin

a

Kor

ea S

elat

an

Indi

a

Phi

lipin

a

Jepa

ng

Ingg

ris

Aus

tral

ia

Am

erik

a

Lain

nya

Grafik 3.2.Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau

Menurut 10 Kebangsaan TerbanyakTahun 2012 dan 2013

2012

2013

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 29

persen, kemudian diikuti wisman dari Korea Selatan sebanyak

77.587 orang atau berkurang 0,63 persen (4,17 persen), India

sebanyak 59.580 orang atau bertambah 5,83 persen (3,20

persen), Philipina sebanyak 51.257 orang atau berkurang 2,48

persen (2,76 persen), Jepang sebanyak 46.977 orang atau

bertambah 0,59 persen (2,53 persen), Inggris sebanyak

30.164 orang atau berkurang 1,08 persen (1,62 persen),

Australia sebanyak 25.124 orang atau bertambah 2,25 persen

(1,35 persen), dan Amerika sebanyak 20.375 orang atau

berkurang 0,54 persen (1,10 persen).

Wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau

selama semester I tahun 2014 tercatat sebanyak 965.728

orang atau mengalami kenaikan sebesar 6,68 persen

dibanding kunjungan wisman selama semester I tahun 2013

yang mencapai 905.281 orang. Konstribusi jumlah wisman

yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau terhadap jumlah

seluruh wisman yang berkunjung ke Indonesia selama

semester I tahun 2014 adalah 21,22 persen, dimana jumlah

Pariwisata

30 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

wisman yang berkunjung ke Indonesia tercatat sebanyak

4.551.522 orang. Bertambahnya jumlah kunjungan wisman

selama semester I tahun 2014 bila dibandingkan dengan

semester I tahun 2013 disebabkan naiknya jumlah kunjungan

wisman di pintu masuk Kota Batam (naik sebesar 9,68 persen)

dan Kabupaten Bintan (naik sebesar 1,08 persen), sementara

jumlah kunjungan wisman pada pintu masuk lainnya

mengalami penurunan.

Tabel 3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2013 dan 2014

Pintu Masuk Semester I

2013 (orang) Semester I

2014 (orang)

Perubahan Semester I 2014 thd Semester I

2013 (%)

Peran thd Semester I 2014 (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

Batam 643.676 705.988 9,68 73,10

Tanjungpinang 50.052 49.466 -1,17 5,13

Bintan 156.501 158.186 1,08 16,38

Karimun 55.052 52.088 -5,38 5,39

Jumlah 905.281 965.728 6,68 100,00

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 31

Dilihat dari kebangsaan, wisman berkebangsaan

Singapura masih merupakan yang terbanyak berkunjung ke

Provinsi Kepulauan Riau. Selama semester I tahun 2013

wisman berkebangsaan Singapura tercatat sebanyak 505.715

orang atau sebesar 52,37 persen dari jumlah wisman yang

berkunjung ke daerah ini. Jumlah wisman kebangsaan

Singapura yang berkunjung ke daerah ini selama semester I

tahun 2014 bila dibandingkan dengan semester I tahun 2013

tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,83 persen.

Batam; 705.988 (73,10%)

Tanjungpinang; 49.466 (5,12%)

Bintan; 158.186 (16,38%)

Karimun; 52.088 (5,39%)

Grafik 3.3.Jumlah Wisman yang Berkunjung

ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2014

Pariwisata

32 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Wisman dari Malaysia selama semester I tahun 2014

mencapai 131.244 orang atau naik 0,22 persen dan

merupakan jumlah wisman terbesar kedua dengan konstribusi

13,59 persen dari jumlah wisman yang berkunjung ke daerah

ini.

Tabel 3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2013 dan 2014

Kebangsaan Sem. I 2013

(orang)

Sem. I 2014

(orang)

Perubahan Sem. I

2014 thd Sem. I

2013 (%)

Peran thd Total Sem. I

2014 (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

Singapura 456.310 505.715 10,83 52,37

Malaysia 130.952 131.244 0,22 13,59

Tiongkok 41.972 50.075 19,31 5,19

Korea Selatan 40.268 42.113 4,58 4,36

India 30.680 31.789 3,61 3,29

Philipina 25.708 26.515 3,14 2,75

Jepang 21.512 20.644 -4,03 2,14

Inggris 14.738 15.263 3,56 1,58

Australia 12.039 12.408 3,07 1,28

Amerika 10.241 10.309 0,66 1,07

Lainnya 120.861 119.653 -1,00 12,39

Jumlah 905.281 965.728 6,68 100,00

Pariwisata

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 33

Sedangkan wisman dari negara lainnya yang

berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama semester I

tahun 2014 antara lain wisman dari Tiongkok, Korea Selatan,

India, Philipina, Jepang, Inggris, Australia, dan Amerika.

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

Sin

gapu

ra

Mal

aysi

a

Chi

na

Kor

ea S

elat

an

Indi

a

Phi

lipin

a

Jepa

ng

Ingg

ris

Aus

tral

ia

Am

erik

a

Lain

nya

Grafik 3.4.Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau

Menurut 10 Kebangsaan TerbanyakSemester I Tahun 2013 dan 2014

Semester I 2013

Semester I 2014

Pariwisata

34 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

3.2. Tingkat Penghunian Kamar

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Provinsi

Kepulauan Riau pada tahun 2013 mencapai rata-rata 41,17

atau turun 1,51 poin dibanding TPK tahun 2012. Dimana TPK

hotel berbintang mencapai rata-rata 47,65 atau turun 0,77

poin dan nonbintang mencapai 32,23 atau turun 2,81 poin.

Tabel 3.5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 dan 2013

Klasifikasi 2012 2013

(1) (2) (3)

Bintang 48,42 47,65

Nonbintang 35,04 32,23

Hotel di Provinsi Kepulauan Riau

42,68 41,17

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 35

Ekspor dan Impor Barang

36 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 37

EKSPOR DAN

IMPOR barang

Kekuatan suatu negara atau wilayah dalam bidang

perekonomian antara lain ditentukan oleh peran negara atau

wilayah tersebut dalam perdagangan Internasional. Semakin

besar penguasaan pangsa perdagangan suatu negara di pasar

dunia maka akan semakin besar devisa yang masuk ke

negara tersebut. Banyaknya devisa yang masuk akan

semakin meningkatkan kemakmuran masyarakat.

Provinsi Kepulauan Riau yang berbatasan langsung

dengan Singapura memiliki potensi yang cukup besar dalam

perdagangan internasional. Hal ini terlihat dari

perkembangan perdangangan luar negeri Provinsi

Kepulauan Riau yang terus mengalami peningkatan.

BPS Provinsi Kepulauan Riau secara periodik

menyajikan data statistik ekspor-impor barang. Data

tersebut disusun dengan memanfaatkan dokumen

pemberitahuan ekspor/impor barang yang diperoleh dari

Ekspor dan Impor Barang

38 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai. Data ini

termasuk kategori data yang mempunyai tenggang waktu

(time lag) cukup singkat antara pengumpulan dan

diseminasinya, yaitu hanya 2 (dua) bulan.

Pencatatan sejak Januari 2008 menggunakan sistem

perdagangan umum (general trade) karena barang yang

masuk kawasan berikat dicatat sebagai impor.

Data ekspor-impor disajikan untuk memberikan

informasi mengenai kinerja perdagangan luar negeri Provinsi

Kepulauan Riau. Data yang disajikan mencakup volume

maupun nilai, termasuk data yang dirinci menurut komoditi

(jenis barang dan kelompok barang), negara tujuan/asal

negara dan pelabuhan muat/bongkar barang.

Bagi pemerintah, statistik ekspor-impor berguna

dalam perumusan kebijakan dan memantau kinerja

perekonomian. Bagi pihak swasta dan akademisi, statistik

tersebut dapat dipakai untuk berbagai analisis dalam

penelitian ekonomi dan sosial.

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 39

4.1. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau

Kegiatan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau selama

tahun 2013 dibanding tahun 2012 naik sebesar 3,20 persen,

yaitu dari US$16.248,40 juta menjadi US$16.769,05 juta.

Naiknya nilai ekspor tahun 2012 disebabkan oleh naiknya

ekspor komoditi non-migas sebesar 12,68 persen

(bertambah US$1.215,38 juta). Sementara ekspor migas

turun sebesar 10,43 persen (berkurang US$694,73 juta).

Tabel. 4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013

Sektor

2012

(US$ juta)

2013

(US$ juta)

Perubahan (Persen)

Peranan terhadap

Total 2013 (Persen)

(1) (2) (3) (4) (5)

Migas 6.662,83 5.968,103 -10,43 35,59

Nonmigas 9.585,57 10.800,95 12,68 64,41

Jumlah 16.248,40 16.769,05 3,20 100,00

Bila dilihat peranan ekspor migas dan nonmigas

selama tahun 2013 terlihat bahwa ekspor Provinsi

Kepulauan Riau didominasi oleh ekspor sektor nonmigas

dimana peranannya mencapai 64,41 persen dari total ekspor

Ekspor dan Impor Barang

40 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013. Peranan ekspor

nonmigas selama dua tahun terakhir ini terjadi kenaikan dari

58,99 persen pada tahun 2012 menjadi 64,41 persen pada

tahun 2013. Peranan ekspor migas pada tahun ini sebesar

35,59 persen dari total ekspor Provinsi Kepulauan Riau

selama tahun 2013, peranan ekspor migas ini telah

mengalami penurunan dibandingkan dengan keadaan pada

tahun 2012 yang peranannya mencapai 41,01 persen.

Grafik 4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta)

0

3,000

6,000

9,000

12,000

15,000

18,000

Migas Nonmigas Ekspor

2012

2013

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 41

Tabel. 4.2. Perkembangan Ekspor Semester I Provinsi Kepulauan Riau,

Tahun 2013 dan 2014

Sektor

Semester I 2013

(US$ juta)

Semester I 2014

(US$ juta)

Perubahan (Persen)

Peranan Semester I

2014 (Persen)

(1) (2) (3) (4) (5)

Migas 2.937,68 2.831,72 -3,61 35,02

Gas Alam 2.570,43 2.521,03 -1,92 31,18

Hasil Minyak 2,95 0,21 -92,89 0,00

Minyak Mentah 364,31 310,48 -14,78 3,84

Nonmigas 5.112,68 5.253,92 2,76 64,98

Jumlah 8.050,36 8.085,64 0,44 100,00

Kegiatan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau pada

semester I tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,44

persen dibanding semester I tahun 2013, yaitu dari

US$8.050,36 juta naik menjadi US$8.085,64 juta. Naiknya

nilai disebabkan oleh naiknya ekspor komoditi nonmigas

sebesar 2,76 persen. Sebaliknya ekspor migas justru

mengalami penurunan sebesar 3,61 persen

Ekspor dan Impor Barang

42 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Grafik 4.2. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014

(US$ Juta)

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

Migas Nonmigas Ekspor

2013

2014

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 43

Jika dilihat dari pelabuhan muat, ekspor Provinsi

Kepulauan Riau pada tahun 2013 tercatat 24,07 persen

melalui pelabuhan Batu Ampar atau sebesar US$4,04 miliar,

diikuti pelabuhan Udang Natuna sebesar 21,25 persen

(US$3,56 miliar), pelabuhan Sekupang sebesar 17,48 persen

(US$2,93 miliar), pelabuhan Pulau Sambu sebesar 14,34

persen (US$2,40 miliar), pelabuhan Kabil/Panau sebesar

12,50 persen (US$2,10 miliar), pelabuhan Tanjung Balai

Karimun sebesar 3,14 persen (US$527,15 juta), pelabuhan

Tanjung Uban sebesar 2,28 persen (US$381,86 juta), bandara

Hang Nadim sebesar 1,70 persen (US$285,03 juta),

pelabuhan Kijang sebesar 1,37 persen (US$230,47 juta),

pelabuhan Singkep Dabo sebesar 0,94 persen (US$157,75

juta), pelabuhan Tanjungpinang sebesar 0,89 persen

(US$149,24 juta), pelabuhan Pasir Panjang sebesar 0,02

persen (US$3,74 juta), pelabuhan Tanjung Batu sebesar 0,01

persen (US$1,18 juta), dan melalui pelabuhan Tarempa

sebesar 0,00 persen (US$0,50 juta).

Ekspor dan Impor Barang

44 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat,

2013 dan Semester I 2014 (US$)

Kabupaten/Kota Pelabuhan Muat 2013 Semester I 2014

(1) (2) (3)

Kabupaten Karimun 532.068.075 168.920.681

Moro Sulit - 498.432

Pasir Panjang 3.741.814 1.052.559

Tanjung Batu 1.175.606 985.484

Tanjung Balai Karimun 527.150.655 166.384.206

Kabupaten Bintan 612.328.195 239.559.569

Kijang 230.472.899 41.366.189

Tanjung Uban 381.855.296 198.193.380

Kabupaten Lingga 157.751.306 8.815.770

Singkep Dabo 157.751.306 8.815.770

Kabupaten Kepulauan Anambas 3.563.184.255 1.817.228.909

Tarempa 501.107 293.846

Udang Natuna 3.562.683.148 1.816.935.063

Kota Batam 11.754.483.173 5.844.897.032

Batu Ampar 4.036.787.152 1.938.435.593

Belakang Padang - 799.255.747

Hang Nadim (U) 285.028.168 129.296.512

Kabil/Panau 2.096.674.302 1.233.368.165

Pulau Sambu 2.404.856.951 222.069.597

Sekupang 2.931.136.600 1.522.471.418

Kota Tanjungpinang 149.236.898 6.214.564

Tanjungpinang 149.236.898 6.214.564

Jumlah 16.769.051.902 8.085.636.525

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 45

Grafik 4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2013

(US$ Juta)

Ditinjau dari Kabupaten/Kota, terlihat bahwa ekspor

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 terbesar disumbang

oleh ekspor melalui Kota Batam, yaitu sebesar 70,10 persen

(US$11,75 miliar). Diikuti ekspor melalui Kabupaten

Kepulauan Anambas sebesar 21,25 persen (US$3,56 miliar),

Kabupaten Bintan sebesar 3,65 persen (US$612,33 juta),

Kabupaten Karimun sebesar 3,17 persen (US$532,07 juta),

Batu Ampar; 4.036,79 (24%)

Udang Natuna; 3.562,68 (21%)

Sekupang; 2.931,14 (18%)

Pulau Sambu; 2.404,86 (14%)

Kabil/Panau; 2.096,67 (13%)

Tanjung Balai Karimun; 527,15

(3%)Tanjung Uban; 381,86 (2%)

Hang Nadim (U); 285,03 (2%)

Kijang; 230,47 (1%)

Singkep Dabo; 157,75 (1%)

Tanjungpinang; 149,24 (1%)

Pasir Panjang; 3,74 (0%)

Tanjung Batu; 1,18 (0%)

Tarempa; 0,50 (0%)

Ekspor dan Impor Barang

46 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Kabupaten Lingga sebesar 0,94 persen (US$157,75 juta), dan

ekspor melalui Kota Tanjungpinang sebesar 0,89 persen

(US$149,24 juta).

Grafik 4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013

(US$ Juta)

Singapura tercatat sebagai negara tujuan utama ekspor

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013, dengan menyerap

pangsa ekspor 58,75 persen. Hal ini disebabkan sebahagian

besar perusahaan industri yang ada di Provinsi ini

Kabupaten Karimun;

532,07 (3,17%)

Kabupaten Bintan; 612,33

(3,65%)

Kabupaten Lingga; 157,75

(0,94%)

Kabupaten Kepulauan Anambas; 3.563,18 (21,25%)

Kota Batam; 11.754,48 (70,10%)

Kota Tanjungpinang; 149,24 (0,89%)

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 47

merupakan cabang dari perusahaan yang ada di Singapura,

disamping Singapura merupakan pusat lalu lintas

perdagangan dunia. Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke

Singapura selama tahun 2013 mencapai sebesar US$9,85

miliar.

Tabel 4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Tujuan Utama,

2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)

Negara Tujuan 2013 Negara Tujuan Semester I 2014

(1) (2) (3) (4)

Singapura 9.852,45 Singapura 4.629,59

Malaysia 1.059,57 Australia 929,21

Australia 1.057,22 Malaysia 518,01

Tiongkok 693,71 Amerika Serikat 333,02

Amerika Serikat 670,53 Tiongkok 188,39

Jepang 327,91 Jepang 185,49

Korea Selatan 265,59 Thailand 136,25

India 263,73 Perancis 125,38

Perancis 254,27 Spanyol 107,73

Belanda 232,87 Belanda 102,67

Lainnya 2.091,19 Lainnya 829,90

Jumlah 16.769,05 Jumlah 8.085,64

Ekspor dan Impor Barang

48 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Grafik 4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2013

(US$ Juta)

Singapura; 9.852,45 (58,75%)Malaysia;

1.059,57 (6,32%)

Australia; 1.057,22 (6,30%)

Tiongkok; 693,71 (4,14%)

Amerika Serikat; 670,53 (4,00%)

Jepang; 327,91 (1,96%)

Korea Selatan; 265,59 (1,58%)

India; 263,73 (1,57%)

Perancis; 254,27 (1,52%) Belanda; 232,87

(1,39%)

Lainnya; 2.091,19 (12,47%)

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 49

Tujuan ekspor Provinsi Kepulauan Riau selama

Semester I tahun 2014 dengan nilai terbesar masih ke negara

Singapura yaitu mencapai US$4.629,59 juta. Tujuan ekspor

dengan nilai terbesar kedua adalah ke negara Australia,

diikuti oleh Malaysia, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang,

Thailand, Perancis, Spanyol, dan Belanda, dengan nilai ekspor

masing-masing sebesar US$929,21 juta, US$518,01 juta,

US$333,02 juta, US$188,39 juta, US$185,49 juta, U$136,25

juta, US$125,38 juta, US$107,73 juta, dan US$102,67 juta.

Grafik 4.6. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama,

Semester I 2014

Singapura57.26%Australia

11.49%

Malaysia6.41%

Amerika Serikat4.12%

Tiongkok2.33%

Jepang2.29%

Thailand1.69%

Perancis1.55% Spanyol

1.33%

Belanda1.27%

Lainnya10.26%

Ekspor dan Impor Barang

50 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013

HS 2

Dijit Golongan Barang Nilai FOB (US$ Juta) Peranan terhadap 2013

(1) (2) (3) (4)

27 Bahan bakar mineral 5.971,48 35,61

85 Mesin/peralatan listrik 3.216,70 19,18

84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 1.428,87 8,52

73 Benda-benda dari besi dan Baja 1.418,65 8,46

89 Kapal laut 865,89 5,16

15 Minyak dan lemak hewan/nabati 598,65 3,57

38 Berbagai produk kimia 495,82 2,96

90 Perangkat Optik 427,56 2,55

18 Kokoa/coklat 400,59 2,39

87 Kendaraan dan bagiannya 257,90 1,54

Lainnya 1.686,95 10,06

Jumlah 16.769,05 100,00

Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) ekspor

Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013 utama adalah

bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi sebesar

35,61 persen. Nilai ekspor golongan barang bahan bakar

mineral selama tahun 2013 mencapai US$5,97 miliar.

Golongan barang ekspor utama dengan nilai terbesar kedua

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 51

adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi

sebesar 19,18 persen. Nilai ekspor golongan barang

mesin/peralatan listrik selama tahun 2013 mencapai

US$3,22 miliar.

Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;

benda-benda dari besi dan baja; kapal laut; minyak dan

lemak hewan/nabati; berbagai produk kimia; perangkat

optik; kokoa/coklat; dan kendaraan dan bagiannya.

Grafik 4.7. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau

Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2013

HS 2735.61%

HS 8519.18%

HS 848.52%

HS 738.46%

HS 895.16%

HS 153.57%

HS 382.96%

HS 902.55% HS 18

2,39%HS 871.54%

Lainnya10.06%

Ekspor dan Impor Barang

52 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 4.6. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit),

Semester I 2014

HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai FOB (US$ Juta)

Peranan terhadap

Semester I 2014 (Persen)

(1) (2) (3) (4)

27 Bahan bakar mineral 2.832,13 35,03

85 Mesin/peralatan listrik 1.524,14 18,85

84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 887,05 10,97

73 Benda-benda dari besi dan Baja 772,62 9,56

15 Minyak dan lemak hewan/nabati 395,71 4,89

89 Kapal laut 284,10 3,51

38 Berbagai produk kimia 233,25 2,88

90 Perangkat Optik 218,38 2,70

18 Kokoa/coklat 151,08 1,87

87 Kendaraan dan bagiannya 103,08 1,27

Lainnya 684,10 8,46

Jumlah 8.085,64 100,00

Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) ekspor

Provinsi Kepulauan Riau Semester I tahun 2014 yang utama

adalah bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi

sebesar 35,03 persen. Nilai ekspor golongan barang bahan

bakar mineral selama tahun 2012 mencapai US$2,83 miliar.

Golongan barang ekspor utama dengan nilai terbesar kedua

adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 53

sebesar 18,85 persen. Nilai ekspor golongan barang

mesin/peralatan listrik mencapai US$1,52 miliar.

Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;

benda-benda dari besi dan baja; minyak dan lemak

hewan/nabati; kapal laut; berbagai produk kimia; perangkat

optik; kokoa/coklat; serta kendaraan dan bagiannya.

Grafik 4.8. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2

Dijit, Semester I 2014 (Persen)

HS 2735.03%

HS 8518.85%

HS 8410.97%

HS 739.56%

HS 154.89%

HS 893.51%

HS 382.88%

HS 902.70%

HS 181.87%

HS 871.27%

Lainnya8.46%

Ekspor dan Impor Barang

54 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

4.2. Impor Provinsi Kepulauan Riau

Nilai impor Provinsi Kepulauan Riau selama tahun

2013 mencapai US$12.258,32 juta, terdiri dari impor migas

sebesar US$2.298,28 (18,75 persen) dan impor non-migas

sebesar US$9.960,04 juta (81,25 persen). Nilai impor

Kepulauan Riau selama tahun 2013 mengalami penurunan

sebesar US$951,99 juta atau turun 7,21 persen dibanding

impor tahun 2012. Turunnya impor disebabkan oleh

turunnya impor komoditi migas dan non-migas, masing-

masing sebesar 8,54 persen (US$214,47 juta) dan 6,89

persen (US$737,52 juta).

Tabel. 4.7. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013

Sektor 2012

(US$ juta)

2013

(US$ juta)

Perubahan (Persen)

Peranan terhadap

Total 2013 (Persen)

(1) (2) (3) (4) (5)

Migas 2.512,75 2.298,28 -8,78 18,75

Nonmigas 10.697,56 9.960,04 -6,89 81,25

Jumlah 13.210,31 12.258,32 -7,21 100,00

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 55

Grafik 4.9.

Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (US$ Juta)

Bila dilihat peranan impor migas dan nonmigas selama

tahun ini terlihat bahwa impor Provinsi Kepulauan Riau

didominasi oleh impor sektor nonmigas dimana peranannya

mencapai 81,25 persen dari total impor Provinsi Kepulauan

Riau selama tahun 2013. Peranan impor nonmigas tahun

2013 terjadi kenaikan dari 80,98 persen pada tahun 2012

menjadi 81,25 persen pada tahun 2013. Peranan impor

migas pada tahun ini sebesar 18,75 persen dari total impor

Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013, peranan impor

migas ini telah mengalami penurunan dibandingkan dengan

keadaan pada tahun 2012 yang peranannya mencapai 19,02

persen.

0

7,000

14,000

Migas Nonmigas Impor

2012

2013

Ekspor dan Impor Barang

56 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel. 4.8. Perkembangan Impor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, 2013 dan 2014

Sektor

Semester I 2013

(US$ juta)

Semester I 2014

(US$ juta)

Perubahan (Persen)

Peranan terhadap

Semester I 2014 (Persen)

(1) (2) (3) (4) (5)

Migas 1.292,33 903,88 -30,06 16,61

Gas Alam 518,83 343,76 -33,74 6,32

Hasil Minyak 773,49 560,12 -27,59 10,29

Minyak Mentah - 0,00 - 0,00

Nonmigas 5.386,65 4.538,77 -15,74 83,39

Jumlah 6.678,98 5.442,65 -18,51 100,00

Kegiatan Impor Provinsi Kepulauan Riau pada

Semester I tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 18,51

persen dibanding Semester I tahun 2013, yaitu dari

US$6.678,98 juta menjadi US$5.442,65 juta. Turunnya nilai

impor disebabkan oleh turunnya impor komoditi migas dan

nonmigas masing-masing sebesar 30,06 persen dan 15,74

persen.

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 57

Grafik 4.10. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I Tahun 2013 dan 2014

(US$ Juta)

Jika dilihat dari pelabuhan bongkar, dari US$12,26

miliar impor Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013

tercatat 40,59 persen melalui pelabuhan Batu Ampar atau

sebesar US$4,98 miliar, diikuti pelabuhan Sekupang sebesar

24,70 persen (US$3,03 miliar), pelabuhan Tanjung Uban

sebesar 19,72 persen (US$2,42 miliar), pelabuhan

Kabil/Panau sebesar 9,32 persen (US$1,14 miliar), bandara

Hang Nadim sebesar 2,73 persen (US$334,84 juta),

pelabuhan Tanjung Balai Karimun sebesar 1,84 persen

(US$226,14 juta), pelabuhan Tanjung Batu sebesar 0,53

persen (US$65,18 juta), pelabuhan Tarempa sebesar 0,29

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

Migas Nonmigas Impor

2013

2014

Ekspor dan Impor Barang

58 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

persen (US$35,35 juta), pelabuhan Tanjungpinang sebesar

0,25 persen (US$30,24 juta), pelabuhan Ranai sebesar 0,01

persen (US$1,20 juta), pelabuhan Singkep Dabo sebesar 0,01

persen (US$1,14 juta), pelabuhan Pasir Panjang sebesar 0,01

persen (US$1,10 juta), pelabuhan Kijang sebesar 0,00 persen

(US$299,91 ribu), pelabuhan Nongsa sebesar 0,00 persen

(US$34,09 ribu), dan melalui pelabuhan Belakang Padang

sebesar 0,00 persen (US$327).

Grafik 4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013

(US$ Juta)

BATU AMPAR40.59%

SEKUPANG24.70%

TANJUNG UBAN19.72%

KABIL/PANAU9.32%HANG NADIM (U)

2.73%

TG BALAI KARIMUN

1.84%

TANJUNG BATU0.53%

TAREMPA0.29%

TANJUNG PINANG0.25%

RANAI0.01%

SINGKEP - DABO0.01%

PASIR PANJANG0.01%

KIJANG0.00%

NONGSA0.00%

BELAKANG PADANG

0.00%

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 59

Tabel 4.9. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2013 dan Semester I 2014 (US$)

Kabupaten/Kota Pelabuhan Bongkar 2013 Semester I 2014

(1) (2) (3)

Kabupaten Karimun 292.415.662 130.560.719

Moro Sulit - 43.625

Pasir Panjang 1.103.574 4.093.994

Tanjung Batu 65.176.230 -

Tanjung Balai Karimun 226.135.858 126.423.100

Kabupaten Bintan 2.417.283.616 1.019.726.060

Kijang 299.912 11.855

Tanjung Uban 2.416.983.704 1.019.714.205

Kabupaten Natuna 1.200.571 -

Ranai 1.200.571 -

Kabupaten Lingga 1.138.201 850.000

Singkep Dabo 1.138.201 850.000

Kabupaten Kepulauan Anambas 35.347.612 70.373.816

Tarempa 35.347.612 70.373.816

Kota Batam 9.480.689.718 4.214.300.786

Batu Ampar 4.975.866.846 2.145.920.638

Belakang Padang 327 -

Hang Nadim (U) 334.837.240 137.971.426

Kabil/Panau 1.141.985.970 476.752.430

Nongsa 34.088 -

Pulau Sambu - 135.127.659

Sekupang 3.027.965.247 1.318.528.633

Kota Tanjungpinang 30.242.078 6.838.352

Tanjungpinang 30.242.078 6.838.352

Jumlah 12.258.317.458 5.442.649.733

Ekspor dan Impor Barang

60 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Ditinjau dari Kabupaten/Kota, terlihat bahwa impor

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 terbesar disumbang

oleh impor melalui Kota Batam, yaitu sebesar 77,34 persen

(US$9,48 miliar). Diikuti impor melalui Kabupaten Bintan

sebesar 19,72 persen (US$2,42 miliar), Kabupaten Karimun

sebesar 2,39 persen (US$292,42 juta), Kabupaten Kepulauan

Anambas sebesar 0,29 persen (US$35,35 juta), Kota

Tanjungpinang sebesar 0,25 persen (US$30,24 juta),

Kabupaten Natuna sebesar 0,01 persen (US$1,20 juta), dan

impor melalui Kabupaten Lingga sebesar 0,01 persen

(US$1,14 juta).

Grafik 4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2013

(US$ Juta)

Kota Batam; 9.481 (77,34%)

Kabupaten Bintan; 2.417

(19,72%)

Kabupaten Karimun; 292

(2,39%)

Kabupaten Kepulauan

Anambas; 35 (0,29%)

Kota Tanjungpinang;

30 (0,25%)

Kabupaten Natuna; 1 (0,01%)

Kabupaten Lingga; 1 (0,01%)

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 61

Singapura tercatat sebagai negara asal barang impor

terbesar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013, dengan

menyerap pangsa impor 39,68 persen. Nilai impor Provinsi

Kepulauan Riau dari Singapura selama tahun 2013 mencapai

sebesar US$4,86 miliar.

Tabel 4.10. Impor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Asal Barang Utama,

2013 dan Semester I 2014 (US$ juta)

Negara Asal 2013 Negara Asal Semester I 2014

(1) (2) (3) (4)

Singapura 4.863,84 Singapura 2.339,24

Tiongkok 1.059,80 Tiongkok 517,88

Jepang 1.037,04 Malaysia 464,54

Malaysia 958,52 Jepang 438,07

Jerman 708,02 Uni Emirat Arab 263,44

Uni Emirat Arab 653,47 Jerman 205,59

Amerika Serikat 438,32 Korea Selatan 178,40

Perancis 248,47 Amerika Serikat 170,56

Saudi Arabia 242,35 Qatar 101,25

Korea Selatan 171,93 Taiwan 74,24

Lainnya 1.876,55 Lainnya 689,44

Jumlah 12.258,32 Jumlah 5.442,65

Ekspor dan Impor Barang

62 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Grafik 4.13.

Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, 2013 (Persen)

Asal barang impor Provinsi Kepulauan Riau selama

Semester I tahun 2014 dengan nilai terbesar masih dari

negara Singapura yaitu mencapai US$2.339,24 juta. Impor

dengan nilai terbesar kedua adalah ke negara Tiongkok,

diikuti oleh Malaysia, Jepang, Uni Emirat Arab, Jerman, Korea

Selatan, Amerika Serikat, Qatar, dan Taiwan, dengan nilai

impor masing-masing sebesar US$517,88 juta, US$464,54

juta, US$438,07 juta, US$263,44 juta, US$205,59 juta,

U$178,40 juta, US$170,56 juta, US$101,25 juta, dan US$74,24

juta.

Singapura39.68%

Cina8.65%

Jepang8.46%

Malaysia7.82%

Jerman5.78%

Uni Emirat Arab5.33%

Amerika Serikat3.58%

Perancis2.03%

Saudi Arabia1.98%

Korea Selatan1.40%

Lainnya15.31%

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 63

Grafik 4.14. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama,

Semester I 2014 (Persen)

Tabel 4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2013

HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai CIF

(US$ Juta)

Peranan terhadap 2013

(Persen)

(1) (2) (3) (4)

85 Mesin/peralatan listrik 2.687,75 21,93

27 Bahan bakar mineral 2.313,57 18,87

84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 1.760,67 14,36

73 Benda-benda dari besi dan Baja 1.731,46 14,12

72 Besi dan baja 851,56 6,95

39 Plastik dan barang dari plastik 534,39 4,36

90 Perangkat Optik 270,82 2,21

87 Kendaraan dan bagiannya 208,59 1,70

76 Alumunium 177,77 1,45

32 Sari bahan samak & celup 151,29 1,23

Lainnya 1.570,44 12,81

Jumlah 12.258,32 100,00

Singapura42.98%

Tiongkok9.52%

Malaysia8.54%

Jepang8.05%

Uni Emirat Arab4.84%

Jerman3.78%

Korea Selatan3.28%

Amerika Serikat3.13%

Qatar1.86%

Taiwan1.36%

Lainnya12.67%

Ekspor dan Impor Barang

64 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) impor

Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2013 utama adalah

mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi sebesar

21,93 persen. Nilai impor golongan barang mesin/peralatan

listrik selama tahun 2013 mencapai US$2,69 miliar. Golongan

barang impor utama dengan nilai terbesar kedua adalah

bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi sebesar

18,87 persen. Nilai impor golongan barang bahan bakar

mineral selama tahun 2013 mencapai US$2,31 miliar.

Grafik 4.15. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2

Dijit, 2013

HS 8521.93%

HS 2718.87%HS 84

14.36%

HS 7314.12%

HS 726.95%

HS 394.36%

HS 902.21%

HS 871.70%

HS 761.45%

HS 321.23% Lainnya

12.81%

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 65

Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;

benda-benda dari besi dan baja; besi dan baja; plastik dan

barang dari plastik; perangkat optik; kendaraan dan

bagiannya; Alumunium; serta Sari bahan samak dan celup.

Tabel 4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit),

Semester I 2014

HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai CIF

(US$Juta)

Peranan terhadap

Semester I 2014 (Persen)

(1) (2) (3) (4)

85 Mesin/peralatan listrik 1.153,95 21,20

84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 924,69 16,99

27 Bahan bakar mineral 907,00 16,66

73 Benda-benda dari besi dan Baja 688,80 12,66

72 Besi dan baja 282,64 5,19

39 Plastik dan barang dari plastik 273,91 5,03

89 Kapal laut 175,70 3,23

90 Perangkat Optik 156,35 2,87

76 Alumunium 84,54 1,55

38 Berbagai produk kimia 69,50 1,28

Lainnya 725,57 13,33

Jumlah 5.442,65 100,00

Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) impor

Provinsi Kepulauan Riau Semester I tahun 2014 yang utama

adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi

Ekspor dan Impor Barang

66 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

sebesar 21,20 persen. Nilai impor golongan barang

mesin/peralatan listrik selama semester I tahun 2014

mencapai US$1,15 miliar. Golongan barang impor utama

dengan nilai terbesar kedua adalah mesin-mesin/pesawat

mekanik (HS 84) dengan konstribusi sebesar 16,99 persen.

Nilai impor golongan barang mesin-mesin/pesawat mekanik

mencapai US$924,69 juta.

Grafik 4.16. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2

Dijit, Semester I 2014 (Persen)

HS 8521.20%

HS 8416.99%

HS 2716.66%

HS 7312.66%

HS 725.19%

HS 395.03%

HS 893.23%

HS 902.87%

HS 761.55%

HS 381.28%

Lainnya13.33%

Ekspor dan Impor Barang

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 67

Kemudian diikuti oleh bahan bakar mineral; benda-

benda dari besi dan baja; besi dan baja; plastik dan barang

dari plastik; kapal laut; perangkat optik; alumunium; dan

berbagai produk kimia.

Ekspor dan Impor Barang

68 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 69

Inflasi

70 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 71

INFLASI

Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga

sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi

rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada yang

tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya

justru turun. Resultante (rata-rata tertimbang) dari perubahan

harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada suatu selang

waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi

(apabila turun).

Secara umum, hitungan perubahan harga tersebut

tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan

Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index

(CPI).Persentase kenaikan IHK dikenal dengan inflasi,

sedangkan penurunannya disebut deflasi.

Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh

indikator yang menggambarkan kecenderungan umum

tentang perkembangan harga. Tujuan tersebut penting dicapai

Inflasi

72 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

karena indikator tersebut dapat dipakai sebagai informasi

dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi

mikro maupun makro, baik fiskal atau moneter. Pada tingkat

mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya dapat

memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai

pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan

mereka yang relatif tetap.

Pada tingkat korporasi, angka inflasi dapat dipakai

untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis.Dalam

lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan

kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Secara spesifik

kegunaan angka inflasi antara lain untuk :

- Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai

- Penyesuaian nilai kontrak

- Eskalasi nilai proyek

- Penentuan target inflasi

- Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

- Sebagai pembagi PDB, PDRB

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 73

- Sebagai proksi perubahan biaya hidup

- Indikator dini tingkat bunga, valas dan indeks harga saham.

5.1. Inflasi Kota Batam

5.1.1. Inflasi Kota Batam Tahun 2013

Selama (Januari-Desember) Tahun 2013 di KotaBatam

telah terjadi inflasi sebesar 7,81 persen atau terjadi kenaikan

indeks dari 127,82 pada bulan Desember 2012 menjadi

137,80 pada bulan Desember 2013. Inflasi yang terjadi pada

tahun 2013 ini merupakan inflasi terendah kedua dalam enam

tahun penggunaan tahun dasar 2007=100, setelah tahun 2009

yang mengalami inflasi sebesar 1,88 persen.

Grafik 5.1 Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008 - 2013

(2007 = 100)

8.39

1.88

7.4

3.76

2.02

7.81

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Inflasi

74 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2008 - 2013 (Persen)

(2007 = 100)

Kelompok 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (7)

Umum 8,39 1,88 7,4 3,76 2,02 7,81

1. Bahan Makanan 13,5 1,13 12,08 5,2 1,95 14,29

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

7,54 7,65 11,75 3,08 2,83 5,38

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

8,09 0,81 4,49 2,88 0,81 4,40

4. Sandang 13,94 9,00 11,37 3,21 3,69 -0,16

5. Kesehatan 8,44 3,74 2,87 3,81 1,66 3,16

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

4,19 0,78 7,35 9,95 3,25 3,51

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

3,22 -3,16 0,83 1,92 1,88 11,89

Selama tahun 2013, Enam dari tujuh kelompok

pengeluaran yang menyusun IHK Kota Batam telah mengalami

inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 14,29 persen,

kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau

5,38persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar 4,40 persen; kelompok kesehatan 3,16 persen;

kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,51 persen serta

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 75

11,89 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami

deflasi sebesar 0,16 persen.

Grafik 5.2 Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam

Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008 - 2013 (Persen) (2007 = 100)

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Bah

an M

akan

an

Mak

anan

Jad

i, M

inum

an, R

okok

dan

Tem

baka

u

Per

umah

an, A

ir, L

istr

ik, G

as &

Bah

an B

akar

San

dang

Kes

ehat

an

Pen

didi

kan,

Rek

reas

i dan

Ola

hrag

a

Tra

nspo

r, K

omun

ikas

i & J

asa

Keu

anga

n

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Inflasi

76 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 5.2.

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007 = 100)

Bulan Umum Bahan

Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok &

Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan

bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi

dan

Olahraga

Transpor Komunikasi

& Jasa

Keuangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Januari 0,94 2,01 1,19 1,14 0,08 0,18 0,09 -0,29

Februari 0,54 1,42 0,12 0,34 -0,96 0,97 0,00 0,77

Maret -0,27 -1,07 0,70 0,14 -0,61 0,23 0,00 -0,70

April 0,18 0,44 0,34 0,25 -0,99 0,74 0,00 -0,03

Mei 0,30 0,89 0,64 0,07 -1,43 0,14 0,00 0,31

Juni 0,72 0,78 0,06 0,03 -0,37 0,22 0,27 3,02

Juli 2,16 3,38 0,51 0,01 -1,07 -0,10 0,83 7,32

Agustus 0,90 1,46 -0,04 0,83 3,38 0,47 1,00 0,23

September 0,53 0,58 0,63 0,31 2,06 0,10 0,36 0,18

Oktober 0,27 0,58 0,40 0,36 -0,84 0,00 0,10 0,16

Nopember 0,62 1,08 0,31 0,77 0,25 0,11 0,01 0,56

Desember 0,66 1,93 0,39 0,06 0,47 0,06 0,79 0,01

Selama tahun 2013 perkembangan Indeks Harga

Konsumen (IHK) Kota Batam hampir setiap bulannya

mengalami kenaikan indeks harga, dimana 11 (sebelas) bulan

diantaranya mengalami inflasi dan 1 (satu) bulan lainnya

mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli

2013 sebesar 2,16 persen dan inflasi terendah terjadi pada

bulan April 2013 sebesar 0,18 persen (lihat tabel 5.2).

Sedangkan deflasi terjadi pada bulan Maret 2013, sebesar 0,27

persen.

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 77

Tabel 5.3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2013

Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi

Januari - Desember (Persen)

(1) (2)

UMUM 7,81

1. Bahan Makanan 3,49

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,94

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,03

4. Sandang -0,01

5. Kesehatan 0,12

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,21

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 2,02

Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap

pembentukan inflasi Kota Batam selama tahun 2013,

kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi 3,49

persen dan merupakan andil tertinggi dari enam kelompok

lainnya. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

memberikan andil sebesar 2,02 persen dan merupakan

penyumbang inflasi terbesar kedua selama tahun 2013.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

Inflasi

78 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

memberikan andil sebesar 1,03 persen dan merupakan andil

terbesar ketiga. Sedangkan tiga kelompok lainnya

memberikan andil inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,94 persen;

kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,21

persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen.

Sebaliknya ada satu kelompok yang memberikan andil deflasi,

yaitu: kelompok sandang sebesar 0,01 persen (lihat tabel 5.3).

5.1.2. Inflasi Kota Batam Tahun 2014

Laju inflasi selama (Januari - Juni) 2014 di Kota Batam

tercatat sebesar 0,80 persen, lebih rendah dibanding laju

inflasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya

sebesar 2,43 persen. Selama tahun 2014 enam kelompok

pengeluaran yang menyusun IHK Kota Batam yang mengalami

inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan

tembakau 2,37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar 2,21 persen; kelompok sandang 1,67 persen;

kelompok kesehatan 9,48 persen; kelompok pendidikan,

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 79

rekreasi dan olahraga 0,23 persen; serta kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,44 persen.

Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi

sebesar 3,28 persen.

Tabel 5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, Januari - Juni 2014 (Persen)

(2012 = 100)

Kelompok Tahun Kalender

(1) (2)

Umum 0,80

1. Bahan Makanan -3,28

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,37

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2,21

4. Sandang 1,67

5. Kesehatan 9,48

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,23

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,44

Selama bulan Januari – Juni Tahun 2014 perkembangan

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam setiap bulannya

sedikit berfluktuatif, dimana 5 (lima) bulan di antaranya

mengalami inflasi dan 1 (satu) bulan lainnya mengalami

deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari 2014

Inflasi

80 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

sebesar 0,73 persen dan inflasi terendah terjadi pada bulan

Mei 2014 sebesar 0,07 persen (lihat tabel 5.5). Sedangkan

deflasi terjadi pada bulan April 2014 sebesar 0,53 persen.

Tabel 5.5. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, Januari - Juni 2014 (Persen)

(2012 = 100)

Bulan Umum Bahan

Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok &

Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan

bakar

Sandang Kesehatan Pendidikan,

Rekreasi dan Olahraga

Transpor Komunikasi

& Jasa

Keuangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Januari 0,73 2,50 0,30 -0,01 0,79 0,10 0,08 0,39

Februari 0,16 0,02 0,52 0,22 0,31 0,13 0,07 0,01

Maret 0,10 -0,16 0,13 0,18 0,21 0,20 0,13 0,17

April -0,53 -4,21 0,40 0,76 -0,54 5,33 -0,01 -0,17

Mei 0,07 -1,41 0,74 0,38 0,30 3,42 0,00 -0,01

Juni 0,27 0,06 0,25 0,67 0,60 0,07 -0,04 0,04

Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap

pembentukan inflasi Kota Batam dari bulan Januari – Juni

selama tahun 2014, kelompok kelompok perumahan, air

listrik, gas, dan air bersih memberikan andil inflasi 0,53

persen dan merupakan andil tertinggi dari enam kelompok

lainnya. Kelompok kesehatan memberikan andil sebesar 0,41

persen dan merupakan andil terbesar kedua. Kelompok

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 81

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan

andil sebesar 0,35 persen dan merupakan penyumbang inflasi

terbesar ketiga selama bulan Januari – Juni tahun 2014.

Tabel 5.6. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2014

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

Januari - Juni (Persen)

(1) (2)

UMUM 0,80

1. Bahan Makanan -0,69

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,35

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,53

4. Sandang 0,10

5. Kesehatan 0,41

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,01

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,09

Sedangkan tiga kelompok lainnya memberikan andil

inflasi, yaitu: kelompok sandang sebesar 0,10 persen;

kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

0,09 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga

sebesar 0,01 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan

mengalami deflasi sebesar 0,69 persen (lihat tabel 5.6).

Inflasi

82 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Grafik 5.3 Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran,

Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)

-3.28

2.37 2.21

1.67

9.48

0.23 0.44

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

Bah

an M

akan

an

Mak

anan

Jad

i, M

inum

an, R

okok

dan

Tem

baka

u

Per

umah

an, A

ir, L

istr

ik, G

as &

Bah

anB

akar

San

dang

Kes

ehat

an

Pen

didi

kan,

Rek

reas

i dan

Ola

hrag

a

Tra

nspo

r, K

omun

ikas

i & J

asa

Keu

anga

n

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 83

5.2. Inflasi Kota Tanjungpinang

5.2.1. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2013

Laju Inflasi di Kota Tanjungpinang selama (Januari-

Desember) Tahun 2013 tercatat sebesar 10,09 persen atau

terjadi kenaikan indeks dari 134,95 pada Bulan Desember

2012 menjadi 148,56 pada Bulan Desember 2013. Laju inflasi

sebesar 10,09 persen yang terjadi pada tahun 2013

merupakan laju inflasi tertinggi ke dua selama enam tahun

terakhir ini, setelah pada tahun 2008 sebesar 11,9 persen.

Grafik 5.4 Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008 - 2013

(2007=100)

11.9

1.43

6.17

3.323.92

10.09

0

2

4

6

8

10

12

14

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Inflasi

84 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 5.7.

Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2008 - 2013 (Persen) (2007=100)

Kelompok 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (7)

Umum 11.9 1.43 6.17 3.32 3.92 10,09

1. Bahan Makanan 19.00 -0.71 12.44 4.65 6.12 13,31

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

17.26 5.90 4.43 3.62 5.04 11,30

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

4.44 0.66 6.55 2.36 2.59 6,51

4. Sandang 6.11 6.72 5.21 4.47 3.22 0,26

5. Kesehatan 6.04 3.10 0.74 4.11 3.07 5,34

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

7.00 2.03 4.14 4.18 2.50 2.97

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

9.53 -2.37 -0.51 0.88 0.65 14,26

Selama tahun 2013, ketujuh kelompok yang menyusun

IHK Kota Tanjungpinang telah mengalami inflasi, yaitu:

kelompok bahan makanan 13,31 persen; kelompok makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau 11,30 persen; kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 6,51 persen;

kelompok sandang 0,26 persen; kelompok kesehatan 5,34

persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,97

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 85

persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 14,26 persen.

Grafik 5.5 Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang

Menurut Kelompok Pengeluaran, 2008 - 2013 (Persen) (2007=100)

-5

0

5

10

15

20

Bah

an M

akan

an

Mak

anan

Jad

i, M

inum

an, R

okok

dan

Tem

baka

u

Per

umah

an, A

ir, L

istr

ik, G

as &

Bah

an B

akar

San

dang

Kes

ehat

an

Pen

didi

kan,

Rek

reas

i dan

Ola

hrag

a

Tra

nspo

r, K

omun

ikas

i & J

asa

Keu

anga

n

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Inflasi

86 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 5.8. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, 2013 (Persen)

(2007=100)

Bulan Umum

Bahan Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, ,Rokok

&Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan

bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi

dan

Olahraga

Transpor, Komunikasi

& Jasa

Keuangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Januari 1,89 5,34 1,08 0,11 1,05 0,13 0,17 0,00

Pebruari 0,82 0,97 0,19 2,08 -0,16 0,42 -0,12 0,30

Maret -0,87 -3,24 0,38 0,02 -0,21 0,51 0,01 0,09

April -0,01 -1,03 0,51 0,85 -0,23 0,04 0,09 0,02

Mei 0,27 -0,45 0,67 0,78 1,21 0,12 0,31 -0,08

Juni 0,71 0,50 0,81 0,05 -0,38 0,43 -0,08 2,86

Juli 3,68 5,97 2,50 0,18 0,11 0,35 0,58 9,58

Agustus 1,10 2,38 0,68 0,82 0,45 0,65 0,02 0,16

September 1,70 3,00 2,72 0,13 0,26 0,51 1,56 0,58

Oktober -0,29 -1,10 0,03 0,15 -0,58 0,12 1,77 0,18

Nopember 0,10 -0,73 0,48 0,90 -0,94 1,77 -0,07 0,15

Desember 0,62 1,35 0,75 0,27 -0,30 0,18 0,00 0,04

Seperti di Kota Batam, perkembangan Indeks Harga

Konsumen (IHK) di Kota Tanjungpinang selama tahun 2013

setiap bulannya juga sedikit berfluktuasi, dimana selama

Sembilan bulan terjadi inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi

pada bulan Juli 2013 sebesar 3,68 persen dan inflasi

terendah terjadi pada bulan Nopember 2013 sebesar 0,10

persen. Sedangkan tiga bulan sisanya terjadi deflasi dengan

deflasi tertinggi terjadi di bulan Maret 2013 sebesar 0,87

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 87

persen dan deflasi terendah terjadi di bulan April 2013

sebesar 0,01 persen (lihat tabel 5.8).

Tabel 5.9.

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2013

Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi

Januari - Desember (Persen)

(1) (2)

UMUM 10,09

1. Bahan Makanan 3,85

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,56

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,41

4. Sandang 0,02

5. Kesehatan 0,18

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,11

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 1,96

Dilihat dari sumbangan/andil inflasi selama tahun

2013, kelompok bahan makanan memberikan andil 3,85

persen dan merupakan penyumbang inflasi terbesar dari

enam kelompok lainnya. Kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau memberikan andil sebesar 2,56 persen

dan merupakan penyumbang inflasi terbesar kedua selama

tahun 2013. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa

Inflasi

88 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

keuangan memberikan andil inflasi sebesar 1,96 persen dan

merupakan penyumbang inflasi terbesar ketiga selama tahun

2013. Sedangkan Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar; kelompok kesehatan; kelompok pendidikan,

rekreasi dan olahraga; serta kelompok sandang memberikan

andil inflasi masing-masing sebesar 1,41 persen, 0,18 persen,

0,11 persen dan 0,02 persen (lihat tabel 5.9).

5.2.2. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2014

Tabel 5.10. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari – Juni 2014 (Persen)

(2012 = 100)

Kelompok Tahun Kalender

(1) (2)

Umum 0,89

1. Bahan Makanan -1,69

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,15

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1,13

4. Sandang 4,64

5. Kesehatan 1,88

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,79

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1,26

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 89

Laju inflasi selama (Januari - Juni) Tahun 2014 di Kota

Tanjungpinang tercatat sebesar 0,89 persen, jauh lebih

rendah dibanding laju inflasi periode yang sama tahun

sebelumnya yang hanya sebesar 2,83 persen. Selama tahun

2014 enam kelompok pengeluaran yang menyusun IHK Kota

Tanjungpinang yang mengalami inflasi, yaitu: kelompok

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,15

persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar sebesar 1,13 persen; kelompok sandang 4,64 persen;

kelompok kesehatan 1,88 persen; kelompok pendidikan,

rekreasi dan olahraga 0,79 persen; serta kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,26 persen.

Sebaliknya ada satu kelompok yang mengalami deflasi, yaitu:

kelompok bahan makanan sebesar 1,69 persen (lihat tabel

5.10).

Selama bulan Januari – Juni Tahun 2014

perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota

Tanjungpinang setiap bulannya sedikit berfluktuatif, dimana

Inflasi

90 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

4 (empat) bulan di antaranya mengalami inflasi dan 2 (dua)

bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada

bulan Januari 2014 sebesar 1,26 persen dan inflasi terendah

terjadi pada bulan Juni 2014 sebesar 0,12 persen. Sedangkan

deflasi terjadi pada bulan April dan Mei 2014 sebesar 0,87

dan 0,62 persen (lihat tabel 5.11).

Tabel 5.11. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan,

Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)

Bulan Umum Bahan

Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok &

Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi

dan Olahraga

Transpor Komunikasi

& Jasa Keuangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Januari 1,26 3,84 0,79 0,14 1,62 0,46 0,24 0,28

Februari 0,87 2,78 0,21 0,25 0,99 0,60 -0,25 0,13

Maret 0,15 -0,69 0,61 0,56 0,46 -0,17 0,50 0,07

April -0,87 -3,89 0,01 0,10 0,06 0,78 0,24 0,04

Mei -0,62 -3,25 0,30 0,01 0,95 0,05 0,06 0,16

Juni 0,12 -0,25 0,21 0,06 0,47 0,15 0,00 0,58

Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap

pembentukan inflasi Kota Tanjungpinang dari bulan Januari-

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 91

Juni selama tahun 2014, kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi 0,40 persen

dan merupakan andil tertinggi dibandingkan lima kelompok

lainnya. Kelompok sandang memberikan andil sebesar 0,28

persen dan merupakan andil terbesar ke dua. Kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan

andil sebesar 0,27 persen dan merupakan penyumbang

inflasi terbesar ketiga selama bulan Januari - Juni Tahun

2014. Sedangkan tiga kelompok lainnya memberikan andil

inflasi, yaitu : kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 0,18 persen; kelompok kesehatan sebesar

0,08 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah

raga sebesar 0,05 persen. Sebaliknya ada satu kelompok yang

mengalami deflasi, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar

0,37 persen(lihat tabel 5.12).

Inflasi

92 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 5.12. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2014

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

Januari - Juni (Persen)

(1) (2)

UMUM 0,89

1. Bahan Makanan -0,37

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,40

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,27

4. Sandang 0,28

5. Kesehatan 0,08

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,05

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,18

Grafik 5.6 Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran,

Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)

-1.69

2.15

1.13

4.64

1.88

0.791.26

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Bah

an M

akan

an

Mak

anan

Jad

i, M

inum

an, R

okok

dan

Tem

baka

u

Per

umah

an, A

ir, L

istr

ik, G

as &

Bah

an B

akar

San

dang

Kes

ehat

an

Pen

didi

kan,

Rek

reas

i dan

Ola

hrag

a

Tra

nspo

r, K

omun

ikas

i & J

asa

Keu

anga

n

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 93

5.3. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau

5.3.1. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2013

Laju Inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan

Riau selama (Januari - Desember) Tahun 2013 tercatat

sebesar 8,24 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 129,12

pada Bulan Desember 2012 menjadi 139,76 pada Bulan

Desember 2013. Laju inflasi sebesar 8,24 persen yang terjadi

pada tahun 2013 merupakan laju inflasi tertinggi selama

empat tahun terakhir ini.

Grafik 5.7 Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2010 - 2013

(2007=100)

7.17

3.68

2.38

8.24

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

2010 2011 2012 2013

Inflasi

94 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 5.13. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau,

2010 - 2013 (Persen) (2007=100)

Kelompok 2010 2011 2012 2013

(1) (3) (4) (5) (5)

Umum 7,17 3,68 2,38 8,24

1. Bahan Makanan 12,15 5,09 2,75 14,09

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 10,29 3,18 3,25 6,53

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 4,86 2,79 1,13 4,78

4. Sandang 10,34 3,41 3,62 -0,09

5. Kesehatan 2,49 3,87 1,91 3,55

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 6,75 8,90 3,12 3,42

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,56 1,71 1,64 12,35

Selama tahun 2013, ketujuh kelompok yang menyusun

IHK gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau telah

mengalami inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 14,09

persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau 6,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar 4,78 persen; kelompok sandang -0,09

persen; kelompok kesehatan 3,55 persen; kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,42 persen; serta

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

12,35 persen.

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 95

Grafik 5.8 Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut

Kelompok Pengeluaran, 2010-2013 (Persen) (2007=100)

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1. B

ahan

Mak

anan

2. M

akan

an J

adi,

Min

uman

, Rok

ok d

an T

emba

kau

3. P

erum

ahan

, Air,

Lis

trik

, Gas

& B

ahan

Bak

ar

4. S

anda

ng

5. K

eseh

atan

6. P

endi

dika

n, R

ekre

asi d

an O

lahr

aga

7. T

rans

por,

Kom

unik

asi &

Jas

a K

euan

gan

2010 2011 2012 2013

Inflasi

96 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 5.14. Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau

Setiap Bulan, 2013 (Persen) (2007=100)

Bulan Umum Bahan

Makanan

Makanan Jadi, Minuman,Rokok

& Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan

bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi

dan Olahraga

Transpor, Komunikasi

& Jasa Keuangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Januari 1,12 2,67 1,17 0,95 0,23 0,17 0,10 -0,23

Pebruari 0,60 1,33 0,13 0,65 -0,83 0,87 -0,02 0,68

Maret -0,38 -1,51 0,64 0,12 -0,54 0,28 0,00 -0,54

April 0,14 0,15 0,38 0,36 -0,87 0,62 0,02 -0,02

Mei 0,29 0,63 0,65 0,20 -1,00 0,14 0,05 0,23

Juni 0,71 0,73 0,21 0,04 -0,37 0,26 0,21 2,99

Juli 2,45 3,88 0,90 0,04 -0,88 -0,02 0,79 7,76

Agustus 0,94 1,64 0,10 0,83 2,88 0,50 0,83 0,21

September 0,75 1,06 1,04 0,27 1,76 0,17 0,57 0,26

Oktober 0,16 0,24 0,33 0,32 -0,80 0,02 0,17 0,14

Nopember 0,52 0,72 0,35 0,80 0,06 0,41 0,00 0,48

Desember 0,66 1,82 0,46 0,10 0,35 0,08 0,65 0,01

Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)

gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau selama tahun

2013 setiap bulannya juga sedikit berfluktuasi, dimana

selama sebelas bulan terjadi inflasi dengan inflasi tertinggi

terjadi pada bulan Juli 2013 sebesar 2,45 persen dan inflasi

terendah terjadi pada bulan April 2013 sebesar 0,14 persen.

Sedangkan pada bulan Maret 2013 terjadi deflasi sebesar

0,38 persen (lihat tabel 5.14).

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 97

Tabel 5.15. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Deflasi Gabungan 2 Kota di

Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi

Januari - Desember (Persen)

(1) (2)

UMUM 8,24

1. Bahan Makanan 3,56

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 1,19

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,10

4. Sandang -0,01

5. Kesehatan 0,15

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,22

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 2,03

Dilihat dari sumbangan/andil inflasi selama tahun

2013, kelompok bahan makanan memberikan andil 3,56

persen dan merupakan penyumbang inflasi terbesar dari

enam kelompok lainnya. Kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan memberikan andil sebesar 2,03 persen dan

merupakan penyumbang inflasi terbesar kedua selama tahun

2013. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau memberikan andil inflasi sebesar 1,19 persen dan

merupakan penyumbang inflasi terbesar ketiga selama tahun

Inflasi

98 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

2013. Sedangkan Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar; kelompok kesehatan; serta kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga memberikan andil inflasi

masing-masing sebesar 1,10 persen, 0,15 persen, dan 0,22

persen. Sedangkan kelompok sandang memberikan andil

deflasi sebesar 0,01 persen (lihat tabel 5.15).

5.3.2. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2014

Laju inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan

Riau selama (Januari - Juni) Tahun 2014 tercatat sebesar 0,81

persen, jauh lebih rendah dibanding laju inflasi periode yang

sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,50 persen.

Selama tahun 2014 enam kelompok pengeluaran yang

menyusun IHK gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau

yang mengalami inflasi, yaitu: persen, kelompok makanan

jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,33 persen;

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

sebesar 2,05 persen; kelompok sandang sebesar 2,11 persen;

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 99

kelompok kesehatan sebesar 8,37 persen; kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,31 persen; serta

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

0,56 persen; sementara kelompok bahan makanan

mengalami deflasi sebesar 3,05 persen (lihat tabel 5.16).

Tabel 5.16. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau,

Januari – Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)

Kelompok Tahun Kalender

(1) (2)

Umum 0,81

1. Bahan Makanan -3,05

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,33

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2,05

4. Sandang 2,11

5. Kesehatan 8,37

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,31

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,56

Selama bulan Januari – Juni Tahun 2014

perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2

kota di Provinsi Kepulauan Riau setiap bulannya sedikit

berfluktuatif, dimana empat bulan diantaranya mengalami

inflasi dan dua bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi

tertinggi terjadi pada bulan Januari 2014 sebesar 0,80 persen

Inflasi

100 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

dan inflasi terendah terjadi pada bulan Maret 2014 sebesar

0,11 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada bulan April dan

Mei 2014 masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,03

persen (lihat tabel 5.17).

Tabel 5.17. Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau

Setiap Bulan, Januari - Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)

Bulan Umum Bahan

Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok &

Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi

dan Olahraga

Transpor Komunikasi

& Jasa Keuangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Januari 0,80 2,70 0,37 0,01 0,91 0,15 0,10 0,38

Februari 0,27 0,42 0,48 0,22 0,41 0,20 0,02 0,03

Maret 0,11 -0,24 0,20 0,24 0,25 0,15 0,19 0,16

April -0,58 -4,16 0,34 0,66 -0,45 4,67 0,03 -0,14

Mei -0,03 -1,69 0,67 0,32 0,40 2,95 0,01 0,01

Juni 0,24 0,02 0,24 0,58 0,58 0,08 -0,03 0,12

Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap

pembentukan inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan

Riau dari bulan Januari - Juni selama tahun 2014, kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan

andil inflasi sebesar 0,49 persen dan merupakan andil

tertinggi dibandingkan lima kelompok lainnya. Kelompok

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; dan

kelompok kesehatan masing-masing memberikan andil

Inflasi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 101

sebesar 0,36 persen dan merupakan andil terbesar ke dua.

Kelompok sandang memberikan andil sebesar 0,13 persen

dan merupakan penyumbang inflasi terbesar ke tiga selama

bulan Januari - Juni Tahun 2014. Sedangkan dua kelompok

lainnya memberikan andil inflasi, yaitu: kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen; dan

kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,02

persen. Sebaliknya ada satu kelompok yang mengalami

deflasi, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,64

persen(lihat tabel 5.18).

Tabel 5.18. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Gabungan 2 Kota di

Provinsi Kepulauan Riau, 2014

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

Januari - Juni (Persen)

(1) (2)

UMUM 0,81

1. Bahan Makanan -0,64

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,36

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,49

4. Sandang 0,13

5. Kesehatan 0,36

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,02

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,10

Inflasi

102 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Grafik 5.9 Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok

Pengeluaran, Januari – Juni 2014 (Persen) (2012 = 100)

-3.05

2.33 2.05

2.11

8.37

0.31 0.56

-5

-3

-1

1

3

5

7

9

11

13

15

Bah

an M

akan

an

Mak

anan

Jad

i, M

inum

an, R

okok

dan

Tem

baka

u

Per

umah

an, A

ir, L

istr

ik, G

as &

Bah

an B

akar

San

dang

Kes

ehat

an

Pen

didi

kan,

Rek

reas

i dan

Ola

hrag

a

Tra

nspo

r, K

omun

ikas

i & J

asa

Keu

anga

n

Nilai Tukar Petani

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 103

Nilai Tukar Petani

104 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Nilai Tukar Petani

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 105

NILAI TUKAR PETANI

Salah satu indikator produksi untuk melihat tingkat

kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang

merupakan perbandingan/rasio antara Indeks Harga Yang

Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani

(Ib).

Perkembangan harga yang ditunjukkan It, merupakan

sebuah indikator tingkat kesejahteraan petani produsen dari

sisi pendapatan, sedangkan perkembangan harga barang

kebutuhan petani baik untuk konsumsi maupun produksi

ditunjukkan oleh Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib).

Dengan membandingkan kedua perkembangan harga tersebut

dalam satu parameter/ukuran yaitu NTP, maka dapat

diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan

petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan

petani dari hasil produksinya. Atau sebaliknya, apakah

kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani

Nilai Tukar Petani

106 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan. Dengan

kata lain, NTP menunjukkan daya tukar (term of trade) dari

produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi

maupun untuk biaya produksi.

6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2013

Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau

pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen

dibandingkan tahun 2012, atau naik dari 104,84 pada bulan

Desember 2012 menjadi 105,45 pada bulan November 2013.

Hal ini disebabkan kenaikan indeks yang dibayar petani

(indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga

maupun untuk keperluan produksi pertanian). Pada tahun

2013, indeks yang diterima petani mengalami kenaikan 4,32

persen, sedangkan indeks yang dibayar petani hanya naik 3,71

persen.

Nilai Tukar Petani

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 107

6.1.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan

perkembangan harga dari beragam komoditas hasil pertanian

yang dihasilkan petani. Pada bulan November 2013 di Provinsi

Kepulauan Riau, Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

mengalami kenaikan sebesar 4,32 persen dibandingkan

dengan It bulan Desember 2012, yaitu naik dari 133,12

menjadi 138,87. Kenaikan It terjadi pada semua subsektor,

yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 8,45 persen,

subsektor hortikultura sebesar 4,16 persen, subsektor

tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,81 persen, subsektor

peternakan sebesar 3,89 persen dan subsektor perikanan

sebesar 5,46 persen.

6.1.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat

fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa

yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Nilai Tukar Petani

108 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Pada bulan November 2013 di Provinsi Kepulauan Riau

tercatat Indeks Harga yang Dibayar (Ib) petani mengalami

kenaikan sebesar 3,71 persen dibandingkan dengan bulan

Desember 2012 atau naik dari 126,98 menjadi 131,69.

Kenaikan Indeks yang Dibayar Petani pada bulan November

2013 ini dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga

sebesar 4,08 persen dan indeks biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 2,62 persen.

Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor, yaitu subsektor

tanaman pangan sebesar 4,01 persen, subsektor hortikultura

sebesar 3,96 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat

sebesar 3,92 persen, subsektor peternakan sebesar 3,52

persen dan subsektor perikanan sebesar 3,32 persen.

Nilai Tukar Petani

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 109

Tabel 6.1.

Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Per Subsektor, 2012-2013

(2007=100)

Subsektor 2012 * 2013 ** Persentase Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 92,61 100,44 8,45

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 130,03 135,25 4,01

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 71,22 74,26 4,27

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 164,83 171,69 4,16

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 131,04 136,23 3,96

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 125,78 126,03 0,20

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 157,82 160,67 1,81

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 130,44 135,55 3,92

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 121,00 118,53 -2,04

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 109,95 114,23 3,89

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,11 126,41 3,52

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 90,05 90,36 0,34

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 131,97 139,17 5,46

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,97 127,05 3,32

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 107,33 109,54 2,06

Umum

a. Indeks yang Diterima (It) 133,12 138,87 4,32

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126,98 131,69 3,71

c. Nilai Tukar Petani (NTP) 104,84 105,45 0,58

Ket : * Indeks Desember 2012 ** Indeks November 2013

Nilai Tukar Petani

110 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Dari lima subsektor yang menyusun NTP Provinsi

Kepulauan Riau tahun 2013 tercatat empat diantaranya

mengalami kenaikan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan

sebesar 4,27 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar

0,20 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,34 persen

dan subsektor perikanan sebesar 2,06 persen. Sebaliknya NTP

subsektor tanaman perkebunan rakyat justru mengalami

penurunan sebesar 2,04 persen.

Grafik 6.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013

(2007=100)

0

20

40

60

80

100

120

140

It Ib NTP

133.12126.98

104.84

138.87131.69

105.45

2012 2013

Nilai Tukar Petani

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 111

Tabel 6.2. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani

Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (2007=100)

Subsektor 2012 * 2013 ** Persentase Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Indeks yang Diterima (It) 133,12 138,87 4,32

Indeks yang Dibayar (Ib) 126,98 131,69 3,71

1. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) 132,54 137,95 4,08

a. Bahan Makanan 141,12 148,73 5,39

b. Makanan Jadi 138,07 141,83 2,72

c. Perumahan 128,93 133,33 3,41

d. Sandang 125,16 127,27 1,69

e. Kesehatan 123,60 125,99 1,93

f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 117,44 118,66 1,04

g. Transportasi dan Komunikasi 111,21 116,63 4,87

2. Indeks BPPBM 113,81 116,79 2,62

a. Bibit 105,58 105,48 -0,09

b. Obat-obatan & Pupuk 127,13 129,68 2,01

c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 106,42 107,20 0,73

d. Transportasi 109,68 119,14 8,63

e. Penambahan Barang Modal 117,65 120,03 2,02

f. Upah Buruh Tani 107,05 108,64 1,49

Nilai Tukar Petani (NTP) 104,84 105,45 0,58

Ket : * Indeks Desember 2012 ** Indeks November 2013

Nilai Tukar Petani

112 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

6.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Semester I Tahun 2014

Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau

pada bulan Januari 2014 mencapai 101,90 atau turun 3,37

dibanding NTP November 2013 sebesar 105,45. Pada

Februari 2014 mencapai 100,87 atau turun 1,01 dibanding

NTP Januari 2014. Pada bulan Maret 2014 NTP mencapai

100,68 atau turun sebesar 0,18 dibandingkan bulan Februari

2014. Pada bulan April 2014 NTP mencapai 100,75 atau naik

sebesar 0,07 dibandingkan bulan Maret. Pada bulan Mei

2014 NTP mencapai 100,40 atau turun sebesar 0,34

dibandingkan bulan April. Pada bulan Juni 2014 NTP

mencapai 101,30 atau naik sebesar 0,89 dibandingkan bulan

Mei.

Nilai Tukar Petani

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 113

Tabel 6.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juni 2014

(2012=100)

Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Juni

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

a. It 108,66 108,08 108,15 108,05 107,70 109,05

b. Ib 106,64 107,15 107,42 107,24 107,27 107,65

c. NTP 101,90 100,87 100,68 100,75 100,40 101,30

Keterangan :It (Indeks yang Diterima Petani) Ib (Indeks yang Dibayar Petani) NTP (Nilai Tukar Petani)

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

Jan Feb Mar April Mei Juni

Grafik 6.2.Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

di Provinsi Kepulauan Riau, Januari - Juni 2014(2012=100)

It Ib NTP

Nilai Tukar Petani

114 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

6.3. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)

mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan.

Pada tahun 2013 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat inflasi

sebesar 4,08 persen yang disebabkan naiknya indeks

subkelompok bahan makanan sebesar 5,39 persen,

subkelompok makanan jadi sebesar 2,72 persen,

subkelompok perumahan sebesar 3,41 persen, subkelompok

sandang sebesar 1,69 persen, subkelompok kesehatan

sebesar 1,93 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga sebesar 1,04 persen serta subkelompok

transportasi dan komunikasi sebesar 4,87 persen.

Pada tahun kalender (Januari-Juni) 2014 di Provinsi

Kepulauan Riau tercatat inflasi perdesaan sebesar 2,32

persen yang disebabkan naiknya indeks subkelompok bahan

makanan sebesar 3,08 persen; subkelompok makanan jadi

2,01 persen; subkelompok perumahan sebesar 2,37 persen;

subkelompok sandang sebesar 1,55 persen; subkelompok

Nilai Tukar Petani

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 115

kesehatan 1,46 persen; subkelompok pendidikan, rekreasi

dan olahraga sebesar 1,28 persen dan subkelompok

transportasi dan komunikasi sebesar 1,16 persen.

Tabel 6.4. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) Provinsi Kepulauan Riau, Desember 2013 & Juni 2014

(2012=100)

Subsektor Desember

2013 Juni 2014

Persentase Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) 106,55 109,02 2,32

a. Bahan Makanan 107,93 111,25 3,08

b. Makanan Jadi 103,91 105,99 2,01

c. Perumahan 104,54 107,01 2,37

d. Sandang 104,12 105,74 1,55

e. Kesehatan 104,23 105,75 1,46

f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 105,09 106,43 1,28

g. Transportasi dan Komunikasi 110,96 112,24 1,16

Nilai Tukar Petani

116 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 6.5.

Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional, 2013 (2007=100)

Provinsi

It Ib NTP

Indeks Persen

Perubahan Indeks

Persen Perubahan

Rasio Persen

Perubahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

NAD 143,78 -0,13 139,82 0,35 102,83 -0,47

Sumatera Utara 150,11 1,17 151,08 0,18 99,35 0,99

Sumatera Barat 154,15 1,02 147,83 0,33 104,28 0,68

Riau 140,31 0,57 139,34 0,28 100,70 0,29

Jambi 129,73 -0,62 148,28 0,08 87,50 -0,70

Sumatera Selatan 155,86 0,40 141,95 0,29 109,80 0,11

Bengkulu 154,59 -0,87 157,15 -0,10 98,37 -0,77

Lampung 179,12 -0,50 144,14 -0,21 124,27 -0,30

Bangka Belitung 132,95 0,90 131,22 -0,11 101,32 1,01

Kepulauan Riau 138,87 -0,83 131,69 0,19 105,45 -1,01

Nasional 159,22 0,02 151,43 0,16 105,15 -0,14

It : Indeks diterima petani Ib : Indeks dibayar petani

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 117

Pertumbuhan Ekonomi

118 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 119

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan

produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian

dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur

dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh

sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara

total dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama

dengan pertumbuhan PDRB. Apabila diibaratkan “kue”, PDRB

adalah besarnya kue tersebut.

PDRB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga

berlaku dan harga konstan. Penghitungan pertumbuhan

ekonomi menggunakan konsep harga konstan dengan tahun

dasar tertentu untuk mengeliminasi faktor kenaikan harga.

Saat ini BPS menggunakan tahun dasar 2000.

Nilai tambah juga merupakan balas jasa faktor

produksi tenaga kerja, tanah, modal dan entrepreneurship

yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

Pertumbuhan Ekonomi

120 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB hanya

mempertimbangkan domestik, yang tidak memperdulikan

kepemilikan faktor produksi.

7.1. PDRB Menurut Sektor Ekonomi

7.1.1. Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif terjadi selama

kurun waktu 2010-2013 baik pertumbuhan ekonomi dengan

migas maupun tanpa migas.Dimana, pada tahun 2010,

kinerja perekonomian Provinsi ini sudah mengalami

perbaikan hingga terus tumbuh pada tahun 2013dengan

terjadi percepatan pertumbuhan.

Pada tahun 2013, perekonomian Kepulauan Riau

tumbuh sebesar 6,13 persen, dimana terjadi perlambatan

pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh

sebesar 6,82 persen. Sedangkan untuk PDRB tanpa migas,

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 mengalami

pertumbuhan sebesar 6,24 persen dari tahun sebelumnya

yang tumbuh sebesar 6,87 persen.

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 121

Grafik 7.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRBProvinsi Kepulauan Riau,

2010-2013 (Persen)

Pada tahun 2013, hampir semua sektor mengalami

perlambatan pertumbuhan, yaitu sektor pertanian,

peternakan, kehutanan dan perikanan(1,85 persen); sektor

pertambangan dan penggalian (3,50 persen); sektor industri

pengolahan (5,67 persen); sektor listrik, gas dan air bersih

(4,46 persen); sektor perdagangan, hotel, dan restoran (7,87

7.19

6.666.82

6.13

7.51

6.926.87

6.24

3

5

7

9

2010 2011 2012 2013

PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS

Pertumbuhan Ekonomi

122 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

persen); sektor pengangkutan dan komunikasi (4,97 persen);

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (5,38

persen) dan sektor jasa-jasa (4,21 persen). Hanya sektor

konstruksi yang mengalami percepatan pertumbuhan

dibandingkan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan

sebesar11,45 persen.

Tabel 7.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau

Menurut Sektor Ekonomi, 2010-2013 (Persen)

Sektor Ekonomi 2010 2011 2012* 2013**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, peternakan, kehutanan

dan perikanan 4,20 3,95 1,86 1,85

2. Pertambangan&penggalian 1,13 1,52 5,40 3,50

3. Industri pengolahan 7,02 6,53 5,68 5,67

4. Listrik, gas&air bersih 8,24 13,96 5,68 4,46

5. Konstruksi 11,56 10,02 10,12 11,45

6. Perdagangan, hotel&restoran 9,56 7,01 9,75 7,87

7. Pengangkutan&komunikasi 6,40 9,93 7,02 4,97

8. Keuangan, persewaan&jasa perusahaan

4,99 6,74 7,26 5,38

9. Jasa-jasa 5,44 7,50 6,71 4,21

PDRB DENGAN MIGAS 7,19 6,66 6,82 6,13

PDRB TANPA MIGAS 7,51 6,92 6,87 6,24

Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 123

Kinerja perekonomian Kepulauan Riau pada

semester I tahun 2014 bila dibandingkan dengan semester I

tahun 2013, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga

konstan tumbuh sebesar 5,77 persen. Pertumbuhan tersebut

terjadi pada semua sektor, dengan pertumbuhan tertinggi

terjadi pada sektor konstruksi sebesar 14,23 persen.PDRB

semester I tahun 2014 dibandingkan dengan semester II

tahun 2013, tumbuh sebesar 3,39 persen. Sektor yang

menjadi pendorong (driving force) pertumbuhan adalah

sektor konstruksi, dengan pertumbuhan sebesar 4,68 persen.

Perbedaan pertumbuhan yang sangat drastis antara

pertumbuhan semester I tahun 2014 terhadap semester I

tahun 2013 dengan pertumbuhan semester I tahun 2014

terhadap semester II tahun 2013, menandakan kinerja

perekonomian Kepulauan Riau lebih banyak terjadi pada

semester I dalam satu tahun, atau kenaikan pertumbuhan

ekonomi yang sangat besar dimulai pada semester I.

.

Pertumbuhan Ekonomi

124 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 7.2. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi,

Semester I2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

Sektor Ekonomi

Semester I 2014***

Terhadap Semester I

2013**

Semester I 2014***

Terhadap Semester II

2013**

Juli 2013 s.d. Juni 2014***

Terhadap Juli 2012 s.d. Juni 2014**

(1) (2) (3)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

3,59 2,16 2,60

2. Pertambangan dan Penggalian 1,31 0,64 1,54

3. Industri Pengolahan 4,89 1,94 4,95

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,82 1,02 3,64

5. Konstruksi 14,23 4,68 13,67

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

8,28 3,59 7,46

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,09 2,01 4,04

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan

2,56 1,03 3,29

9. Jasa-jasa 3,62 1,92 3,36

PDRB 5,77 2,39 5,57

PDRB TANPA MIGAS 5,97 2,46 5,75

Ket : ** Angka Sementara

*** Angka Sangat Sementara

Sementara bila dilihat perekonomian Kepulauan Riau

pada kurun waktu Juli 2013 sampai dengan Juni 2014 (1

tahun) bila dibandingkan dengan kurun waktu Juli 2012

sampai dengan Juni 2013, tumbuh sebesar 5,57 persen.

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 125

Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor, dengan

pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi

sebesar 13,67 persen.

Grafik 7.2. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRBProvinsi Kepulauan Riau, Semester I2014 dan

Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

1

2

3

4

5

6

Semester I 2014Terhadap Semester I

2013

Semester I 2014Terhadap Semester II

2013

Juli 2013 s.d. Juni2014 Terhadap Juli2012 s.d. Juni 2013

5.77

2.39

5.57

PDRB DENGAN MIGAS

Pertumbuhan Ekonomi

126 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

7.1.2. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi

Selama kurun waktu 2010, tiga sektor terbesar yang

berperan dalam pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan

Riau yaitu sektor industri pengolahan; sektor perdagangan,

hotel dan restoran; serta sektor pertambangan dan

penggalian.Pada tahun 2011, 2012 dan 2013, struktur

pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau tersebut

bergeser menjadi sektor industri pengolahan;sektor

perdagangan, hotel dan restoran serta sektor konstruksi.

Sektor yang paling besar peranannya dalam

pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau adalah sektor

industri pengolahan. Pada tahun 2013, sektor ini terjadi

penurunan kontribusi jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, dimana pada tahun 2012 sektor ini memiliki

peranan sebesar 47,89 persen terhadap keseluruhan total

PDRB Provinsi Kepulauan Riau, namun peranannya sedikit

menurun pada tahun 2013 menjadi 47,70 persen terhadap

total keseluruhan total PDRB Provinsi Kepulauan Riau.

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 127

Tabel 7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi

Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2013 (Persen)

Sektor Ekonomi 2010 2011 2012* 2013**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

4,80 4,63 4,40 4,28

2. Pertambangan&Penggalian 8,29 7,63 7,37 7,09

3. Industri pengolahan 46,76 47,79 47,89 47,70

4. Listrik, gas&air bersih 0,56 0,60 0,59 0,58

5. Konstruksi 7,37 7,80 7,90 8,35

6. Perdagangan, hotel&restoran 19,80 19,40 19,82 20,09

7. Pengangkutan&komunikasi 4,53 4,49 4,45 4,46

8. Keuangan, persewaan&jasa perusahaan

5,19 5,98 4,92 4,85

9. Jasa-jasa 2,70 2,69 2,66 2,60

PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB TANPA MIGAS 92,87 93,48 93,70 93,95

Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

Sektor yang mengalami penurunan kontribusi cukup

besar adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan

kontribusi sebesar 7,09 persen pada tahun 2013 atau turun

0,28 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

dengan kontribusi 7,37 persen pada tahun 2012. Penurunan

peranan sektor ini terjadi karena adanya peningkatan

peranan sektor yang lain.

Pertumbuhan Ekonomi

128 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Pada semester I tahun 2014, urutan struktur PDRB

menurut sektor ekonomi adalah sektor industri pengolahan

yaitu sebesar 47,36 persen; diikuti oleh sektor perdagangan,

hotel & restoran sebesar 20,47 persen; sektor konstruksi

8,87 persen; sektor pertambangan dan penggalian 6,77

persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

4,74 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi

4,43persen; sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan 4,24 persen; sektor jasa-jasa 2,54 persen; dan

sektor listrik, gas dan air bersih 0,58 persen saja.

1. Pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan, 4.28

2. Pertambangan & Penggalian, 7.09

3. Industri pengolahan,

47.70

4. Listrik, gas & air bersih, 0.58

5. Bangunan, 8.35

6. Perdagangan, hotel & restoran,

20.09

7. Pengangkutan & komunikasi,

4.46

8. Keuangan, persewaan &

jasa perusahaan,

4.85

9. Jasa-jasa, 2.60

Grafik 7.3.Struktur PDRB Menurut Sektor EkonomiProvinsi Kepulauan Riau, 2013 (Persen)

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 129

Tabel 7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau,

Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)

Sektor Ekonomi Triwulan I

2014*** Triwulan II

2014*** Semester I 2014***

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

4,22 4,26 4,24

2. Pertambangan dan Penggalian 6,83 6,71 6,77

3. Industri Pengolahan 47,50 47,24 47,36

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,58 0,58 0,58

5. Konstruksi 8,88 8,86 8,87

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,23 20,69 20,47

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,43 4,42 4,43

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan

4,78 4,70 4,74

9. Jasa-jasa 2,55 2,53 2,54

PDRB 100,00 100,00 100,00

PDRB TANPA MIGAS 93,62 94,29 94,24

Ket : *** Angka Sangat Sementara

1. Pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan, 4.24

2. Pertambangan & Penggalian,

6.77

3. Industri pengolahan,

47.36

4. Listrik, gas & air bersih, 0.58

5. Konstruksi, 8.87

6. Perdagangan, hotel & restoran,

20.477. Pengangkutan

& komunikasi, 4.43

8. Keuangan, persewaan & jasa perusahaan, 4.74

9. Jasa-jasa, 2.54

Grafik 7.4.Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi

Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2014 (Persen)

Pertumbuhan Ekonomi

130 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

7.2. PDRB Menurut Penggunaan

7.2.1. Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan

Menurut Penggunaan, pada tahun 2010 laju

pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau adalah 7,19 persen,

terjadi perlambatan pertumbuhan pada tahun 2011 menjadi

6,66 persen. Pada tahun 2012 terjadi percepatan

pertumbuhan menjadi 6,82 persen. Pada tahun 2013,

kembali terjadi perlambatan pertumbuhan menjadi 6,13

persen.

Tabel 7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)

Komponen 2010 2011 2012* 2013**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 12,02 4,34 7,14 6,88

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,47 5,05 5,72 4,04

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 11,81 7,07 6,92 5,99

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 21,58 14,51 11,65 11,33

5. Perubahan Stok 21,88 7,19 0,94 18,22

6. Ekspor Barang dan Jasa 7,31 4,87 4,26 1,76

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 13,72 5,82 7,63 -0,32

PDRB 7,19 6,66 6,82 6,13

Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 131

Pada tahun 2013, urutan komponen yang mengalami

pertumbuhan dari yang tertinggi adalah perubahan stok yang

tumbuh 18,22 persen. Disusul komponen pembentukan

modal tetap bruto (PMTB) sebesar 11,33 persen, komponen

pengeluaran konsumsi rumah tangga 6,88 persen, komponen

pengeluaran konsumsi pemerintah 5,99 persen, komponen

konsumsi lembaga swasta nirlaba 4,04 persen, komponen

ekspor barang dan jasa pengeluaran 1,76 persen, dan

terakhir impor barang dan jasa negatif 0,32 persen.

Pertumbuhan Ekonomi

132 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Grafik 7.5. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan

Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2013 (Persen)

Tabel 7.6. menunjukkan bahwa pada semester I

2014, hampir semua komponen penggunaan mengalami

pertumbuhan bila dibandingkan semester I 2013, kecuali

Ekspor Barang dan Jasa turun 3,47 persen serta Impor

barang dan Jasa 3,72 persen. Komponen yang mengalami

pertumbuhan tertinggi adalah komponen Pengeluaran

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba yaitu naik 14,09 persen.

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1. P

enge

luar

anK

onsu

msi

Rum

ahT

angg

a

2. P

enge

luar

anK

onsu

msi

Lem

baga

Sw

asta

Nirl

aba

3. P

enge

luar

anK

onsu

msi

Pem

erin

tah

4. P

embe

ntuk

an M

odal

Tet

ap B

ruto

5. P

erub

ahan

Sto

k

6. E

kspo

r B

aran

g da

nJa

sa

7. D

ikur

ang

i Im

por

Bar

ang

dan

Jasa

7.145.72

6.92

11.65

0.94

4.26

7.636.88

4.04

5.99

11.33

18.22

1.76

-0.32

2012

2013

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 133

Tabel 7.6. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan,

Semester I2014 dan Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

Komponen

Semester I 2014***

Terhadap Semester I

2013**

Semester I 2014***

Terhadap Semester II 2013**

Juli 2013 s.d. Juni 2014***

Terhadap Juli 2021s.d. Juni 2013**

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

6,43 2,45 5,92

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

14,09 11,27 8,94

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

5,05 0,71 4,92

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 9,90 3,71 10,34

5. Perubahan Stok 2,85 0,26 9,23

6. Ekspor Barang dan Jasa -3,47 -2,02 -0,99

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -3,72 -2,40 -2,07

PDRB 5,77 2,39 5,57

Ket : ** Angka Sementara *** Angka Sangat Sementara

Bila dibandingkan dengan semester II 2013, pada

semester I 2014 hampir semua komponen penggunaan

mengalami pertumbuhan, kecuali Ekspor Barang dan Jasa

turun 2,02 persen serta Impor barang dan Jasa 2,40 persen.

Komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah

Pertumbuhan Ekonomi

134 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba,

yaitu naik 11,27 persen.

Selama kurun waktu Juli 2013 sampai dengan Juni

2014 hampir semua komponen penggunaan mengalami

pertumbuhan, kecuali Ekspor Barang dan Jasa turun 0,99

persen serta Impor barang dan Jasa 2,07 persen. Komponen

yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen

Pembentukkan Modal Tetap Bruto, yaitu naik 10,34 persen.

Grafik 7.6. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB (dengan Migas) Provinsi Kepulauan Riau

Periode Juli 2013 s.d. Juni 2014 (Persen)

0

2

4

6

8

10

12

1. P

enge

luar

anK

onsu

msi

Rum

ahT

angg

a

2. P

enge

luar

anK

onsu

msi

Lem

baga

Sw

asta

Nirl

aba

3. P

enge

luar

anK

onsu

msi

Pem

erin

tah

4. P

embe

ntuk

an M

odal

Tet

ap B

ruto

5. P

erub

ahan

Sto

k

6. E

kspo

r B

aran

g da

nJa

sa

7. D

ikur

ang

i Im

por

Bar

ang

dan

Jasa

5.92

8.94

4.92

10.34

9.23

-0.99 -2.07

PDRB DENGAN MIGAS

Pertumbuhan Ekonomi

Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 135

7.2. Struktur PDRB Menurut Penggunaan

Pada tahun 2013, eksporbarang dan jasa masih tetap

memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi

Kepulauan Riau, yaitu sebesar 109,26 persen, impor barang

dan jasa memberikan kontribusi 85,51 persen, pengeluaran

konsumsi rumah tangga sebesar 76,12 persen, pengeluaran

konsumsi pemerintah sebesar 7,13 persen, pengeluaran

konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 1,11 persen dan

lainnya minus 8,12 persen.

Tabel 7.7. Struktur PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2010-2013 (Persen)

Komponen 2010 2011 2012* 2013**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

68,16 76,72 76,80 76,12

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

1,04 1,14 1,12 1,11

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

6,71 7,04 7,02 7,13

4. Ekspor Barang dan Jasa 113,68 109,18 111,39 109,26 5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 102,68 105,51 100,19 85,51 6. Lainnya 13,09 11,44 3,85 -8,12

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara

Pertumbuhan Ekonomi

136 Statistik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Tabel 7.8.

Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2014 (Persen)

Sektor Ekonomi Triwulan I

2014*** Triwulan II

2014*** Semester I 2014***

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

75,97 75,66 75,81

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

1,18 1,24 1,21

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,08 7,08 7,08

4. Ekspor Barang dan Jasa 101,77 99,63 100,69

5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 78,44 77,88 78,17

6. Lainnya -7,52 -5,73 -6,62

PDRB 100,00 100,00 100,00

Ket : *** Angka Sangat Sementara

Pada semester I tahun 2014, ekspor barang dan jasa

memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi

Kepulauan Riau, yaitu sebesar 100,69 persen; impor barang

dan jasa sebesar 78,17 persen, pengeluaran konsumsi rumah

tangga sebesar 75,81 persen; pengeluaran konsumsi

pemerintah sebesar 7,08 persen; pengeluaran konsumsi

lembaga swasta nirlaba sebesar 1,21 persen, dan lainnya

minus 6,62 persen.