Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ......

107
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit diwilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survey), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala. Sejak tahun 2002 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2005 ini KER yang dibuat juga mencakup kedua provinsi tersebut, namun masih dengan format gabungan.Hal tersebut dikarenakan faktor infrastruktur yang mendukung belum memungkinkan untuk melakukan pemisahannya secara Iebih jelas. Namun demikian, mulai tahun 2007 materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) akan dipisahkan dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya. Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontiyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami nantikan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung dimasa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini. Makassar, Februasi 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR Ttd. Rizal A. Djaafara Pemimpin

Transcript of Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ......

Page 1: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

i

Kata Pengantar

Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit diwilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survey), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala.

Sejak tahun 2002 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2005 ini KER yang dibuat juga mencakup kedua provinsi tersebut, namun masih dengan format gabungan.Hal tersebut dikarenakan faktor infrastruktur yang mendukung belum memungkinkan untuk melakukan pemisahannya secara Iebih jelas. Namun demikian, mulai tahun 2007 materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) akan dipisahkan dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi.

Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya.

Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontiyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami nantikan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung dimasa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.

Makassar, Februasi 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR

Ttd.

Rizal A. Djaafara

Pemimpin

Page 2: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 3: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

iii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ~ i

DAFTAR ISI ~ iii

DAFTAR GRAFIK ~ v

DAFTAR TABEL ~ vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1

INDIKATOR EKONOMI PEKDA IV-2007 ~10

BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 13

1.1. Permintaan Daerah ~ 14

a. Konsumsi ~ 15

b. Investasi ~ 17

c. Net Ekspor Impor ~ 19

1.2. Penawaran Daerah ~ 21

a. Sektor Pertanian ~ 24

b. Sektor Jasa - jasa ~ 26

c. Sektor Angkutan dan Komunikasi ~ 28

d. sektor Perdagangan-Hotel-Restoran ~ 29

e. Sektor Keuangan-Sewa-Jasa Perusahaan ~ 30

f. Sektor Lainnya ~ 31

BOKS 1 : FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PENGEMBANGAN

INDUSTRI PARIWISATA DI SULAWESI SELATAN ~ 35

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 39

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ~ 42

2.2. Sumber Tekanan Inflasi dan Inflasi per Komoditasi ~ 50

2.2.1. Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar ~ 51

2.2.2. Komoditas Penyumbang Deflasi Terbesar ~ 52

2.3. Inflasi di Zona Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) ~ 53

Page 4: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

iv

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN ~ 55

3.1. Perkembangan Moneter ~ 55

3.2. Perkembangan Bank Umum ~ 56

3.2.1. Perkembangan Kelembagaan dan Asset ~ 56

3.2.2. Perkembangan DPK dan Kredit ~ 57

3.2.3. Perkembangan Net Interest Margin (NIM) ~ 62

3.2.4. Kinerja Bank Umum Syariah ~ 63

3.2.5. Kinerja Bank Pekreditan Rakyat (BPR) dan

BPR Syariah (BPRS) ~ 64

BOKS 2 : PEMETAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK DAN NON BANK

DALAM PENYALURAN KREDIT PADA USAHA MIKRO KECIL (UMK)

DI SULAWESI SELATAN ~ 67

BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 71

4.1. Pengedaran Uang Kartal ~ 71

4.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 71

4.1.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 72

4.1.3. Uang Palsu ~ 73

4.2. Lalu Lintas Pembayaran Giral ~ 74

4.2.1. Kliring Lokal ~ 74

4.2.2. Real Time Gross Settlement (RTGS) ~ 75

BAB 5 KETENAGAKERJAAN ~ 77

5.1. Tenaga Kerja Indonesia ~ 77

5.2. Status Pekerjaan ~ 79

BAB 6 KEUANGAN DAERAH ~ 83

BAB 7 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 87

7.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 87

7.2. Outlook Inflasi ~ 89

7.3. Prospek Perbankan ~ 90

Page 5: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

v

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan ~ 13 Grafik 1.2. Penjualan Pakaian dan Perlengkapannya ~ 16 Grafik 1.3. Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama ~ 16 Grafik 1.4. Penjualan Makanan dan Tembakau ~ 16 Grafik 1.5. Penjualan Kendaraan dan Suku Cadang ~ 16 Grafik 1.6. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu ~ 17 Grafik 1.7. Kredit Konsumsi Bank Umum ~ 17 Grafik 1.8. Penjualan Semen di Sulsel ~ 18 Grafik 1.9. Penjualan Bahan Konstruksi ~ 18 Grafik 1.10. Kredit Produktif (Investasi + Modal Kerja) Bank Umum ~ 18 Grafik 1.11. Indeks Realisasi Kegiatan Dunia Usaha ~ 18 Grafik 1.12. Nilai dan Volume Ekspor Non Migas Sulawesi Selatan ~ 19 Grafik 1.13. Nilai dan Volume Impor Non Migas Sulawesi Selatan ~ 20 Grafik 1.14. Perkembangan PDRB Perdagangan Antar Propinsi ~ 21 Grafik 1.15. Produksi Subsektor Perikanan ~ 26 Grafik 1.16. Kredit Sektor Pertanian (Bank Umum) ~ 26 Grafik 1.17. Kredit Sektor Jasa-jasa (Bank Umum) ~ 27 Grafik 1.18. Jumlah Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang di Bandara Hasanuddin ~ 28 Grafik 1.19. Arus Bongkar Muat Barang Melalui Pelabuhan Makassar ~ 30 Grafik 1.20. Kredit Sektor Perdagangan (Bank Umum) ~ 30 Grafik 1.21. Nilai Tambah Bruto Bank Umum Sulsel ~ 31 Grafik 1.22. Produksi Terigu di Sulsel ~ 32 Grafik 1.23. Kredit Sektor Industri (Bank Umum) ~ 32 Grafik 1.24. Realisasi Pengadaan Semen di Sulsel ~ 32 Grafik 1.25. Penjualan Listrik (Juta Kwh) di Sulsel ~ 32 Grafik 1.26. Kredit Sektor Pertambangan-Penggalian (Bank Umum) ~ 33 Grafik 1.27. Kredit Sektor Konstruksi (Bank Umum) ~ 34 Grafik 1.28. Penjualan Bahan Konstruksi ~ 34

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan ~ 39 Grafik 2.2. Diagregasi Inflasi (y.o.y) ~ 42 Grafik 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 43 Grafik 2.4. Perkembangan Inflasi kelompok Makanan Jadi ~ 44 Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan ~ 46 Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~ 47 Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ~ 48 Grafik 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 49 Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 50 Grafik 2.10. Perbandingan Laju Inflasi (y-o-y) Kota-kota di

Wilayah Zona Sulampua ~ 53

Page 6: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

vi

Grafik 3.1. Uang Giral dan Uang Kuasi (dlm Milyar Rp) ~ 55 Grafik 3.2. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum Per Jenis Simpanan ~ 57 Grafik 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum ~ 58 Grafik 3.4. Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Sulsel ~ 59 Grafik 3.5. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Per Jenis Penggunaan ~ 59 Grafik 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Per Jenis Penggunaan ~ 59 Grafik 3.7. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Per Sektor Ekonomi Triwulan IV-2007 ~ 60 Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Bank Umum untuk Sektor Perdagangan ~ 60 Grafik 3.9. Kolektibilitas Kredit Bank Umum ~ 61 Grafik 3.10. Net Interest Margin (NIM) dan Laba/Rugi ~ 63 Grafik 3.11. Perkembangan Bank Syariah di Sulsel ~ 63 Grafik 3.12. Pangsa Kredit BPR/S Per Sektor Ekonomi ~ 65

Grafik 4.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di KBI Makassar ~ 72 Grafik 4.2. Perkembangan PTTB Bank Indonesia Makassar ~ 73 Grafik 4.3. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan ~73 Grafik 4.4. Transaksi Non Tunai via RTGS ~ 75

Grafik 5.1. Tingkat Pendidikan TKI di Sulsel ~ 77 Grafik 5.2. Jenis Kelamin TKI di Sulsel ~ 78 Grafik 5.3. Negara Tujuan TKI di Sulsel ~ 78 Grafik 5.4. Indeks Kondisi Ekonomi dan Ketersediaan Lapangan Kerja di Sulsel ~ 80

Grafik 7.1. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 90

Page 7: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

vii

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y) ~ 14 Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (q.t.q) ~ 15 Tabel 1.3. Perkembangan PDRB Riil : Kinerja Konsumsi (y.t.d) ~ 17 Tabel 1.4. Perkembangan PDRB Riil : Kinerja Investasi (y.t.d) ~ 18 Tabel 1.5. Perkembangan PDRB Riil : Kinerja Ekspor Impor (y.t.d) ~ 21 Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y) ~ 22 Tabel 1.7. Kontribusi PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y) ~ 22 Tabel 1.8. Pertumbuhan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.t.d) ~ 23 Tabel 1.9. Kontribusi PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.t.d) ~ 23 Tabel 1.10. Produksi dan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija ~ 24 Tabel 1.11. Produksi dan Luas Panen Tanaman Padi di Daerah Bosowasipulu ~ 25 Tabel 1.12. Perkembangan PDRB Riil : Sektor Jasa-jasa (%, y.o.y) ~ 27 Tabel 1.13. Perkembangan PDRB Riil : Sektor Angkutan-Komunikasi (%, y.o.y) ~ 29 Tabel 1.14. Perkembangan PDRB Riil : Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (%, y.o.y) ~ 29 Tabel 1.15. Produksi Semen di Sulsel ~ 31 Tabel 1.16. Laba Rugi Perbankan Sulawesi Selatan ~ 31 Tabel 1.17. Produksi Semen di Sulsel ~ 32

Tabel 2.1. lnflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, y.o.y) ~ 40 Tabel 2.2. lnflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, q.t.q) ~ 40 Tabel 2.3. Inflasi dan Sumbangan Tertingggi Komoditas Kel. Bahan Makanan ~ 43 Tabel 2.4. Inflasi dan Sumbangan Tertingggi Komoditas Kel. Makanan Jadi ~ 45 Tabel 2.5. Inflasi dan Sumbangan Tertingggi Komoditas Kel. Perumahan ~ 45 Tabel 2.6. Inflasi dan Sumbangan Tertingggi Komoditas Kel. Pendidikan ~ 46 Tabel 2.7. Inflasi dan Sumbangan Tertingggi Komoditas Kel. Sandang ~ 47 Tabel 2.8. Inflasi dan Sumbangan Tertingggi Komoditas Kel. Kesehatan ~ 48 Tabel 2.9. Inflasi dan Sumbangan Tertingggi Komoditas Kel. Transportasi ~ 49 Tabel 2.10. Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar (y.o.y) ~ 51 Tabel 2.11. Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar (q.t.q) ~ 51

Tabel 2.12. Komoditas Penyumbang Deflasi Terbesar (y.o.y) ~ 52 Tabel 2.13. Komoditas Penyumbang Deflasi Terbesar (q.t.q) ~ 52

Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum di Sulawesi Selatan ~ 56 Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 56 Tabel 3.3. Penghimpunan Dana Bank Umum di Sulsel ~ 58 Tabel 3.4. Penyaluran Kredit dan DPK Per Kabupaten/Kota di Sulsel ~62 Tabel 3.5. Indikator Utama BPR/S di Sulsel ~ 65

Tabel 4.1. Perkembangan Traksaksi Kliring Lokal di Sulsel ~ 74

Page 8: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

viii

Tabel 5.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Kegiatan ~ 79 Tabel 5.2. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan ~ 79

Tabel 6.1. Perkembangan DAU Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan Tahun 2007 – 2008 (dalam jutaan rupiah) ~ 83 Tabel 6.2. Perkembangan DAK Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan Tahun 2007 – 2008 (dalam jutaan rupiah) ~ 84 Tabel 6.3. Perkembangan DAK per-Bidang Pembangunan se -Sulawesi Selatan Tahun 2007 – 2008 (dalam jutaan rupiah) ~ 85

Page 9: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

1

Ringkasan Eksekutif GAMBARAN UMUM

PDRB Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan IV-2007 tumbuh

11,12% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 7,41% (y.o.y) maupun dibandingkan triwulan IV-2006

sebesar 2,90% (y.o.y). Begitu juga secara triwulanan, kinerja

perekonomian daerah mengalami pertumbuhan sebesar 2,59%

(q.t.q), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya yang tercatat 2,39% (q.t.q). Namun secara kumulatif,

laju pertumbuhan ekonomi Sulsel tercatat sebesar 6,19% (y.t.d)

mengalami perlambatan dibanding laju pertumbuhan tahun 2006

yang tercatat sebesar 6,71% (y.t.d).

Laju inflasi tahunan di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel)1

tercatat sebesar 5,71% (y.o.y), mengalami perlambatan

dibandingkan, baik dengan laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 6,98% (y.o.y) maupun dengan laju inflasi

nasional yang tercatat sebesar 6,59% (y.o.y). Secara triwulanan, laju

inflasi pada periode laporan mengalami penurunan yaitu dari 3,39%

(q.t.q) pada triwulan III-2007 menjadi deflasi sebesar 0,53% (q.t.q),

lebih rendah bila dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 0,66% (q.t.q). Adapun

berdasarkan tahun kalender, laju inflasi kumulatif sampai dengan

akhir bulan Desember 2007 adalah sebesar 5,71% (y.t.d). Angka ini

lebih rendah dibandingkan laju inflasi kumulatif pada periode sama

tahun 2006 yang tercatat sebesar 7,21% (y.t.d).

Berdasarkan proxy atau taksiran terhadap besaran moneter

(uang giral dan kuasi), uang kuasi mencatat kenaikan sebesar

22,77% yaitu dari Rp16,01 trilyun pada triwulan IV-2006 menjadi

Rp19,65 trilyun pada triwulan IV-2007. Sementara uang giral

mencatat kenaikan sebesar 1,04% yaitu dari Rp5,01 trilyun pada

triwulan IV-2006 menjadi Rp5,06 trilyun pada triwulan IV-2007.

1 Laju inflasi Sulsel di proxi dengan menggunakan laju inflasi kota Makassar (BPS)

PDRB Sulsel pada triwulan IV-2007 tumbuh 11,12% (y.o.y) …..

Page 10: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

2

Kinerja intermediasi perbankan di Sulsel berdasarkan

indikator rasio kredit dibanding DPK (LDR) pada triwulan IV-2007

tercatat adalah sebesar 91,24%, lebih tinggi dibandingkan LDR posisi

akhir 2006 yang tercatat sebesar 85,55%.

Jumlah Non Performing Loan secara gross (NPLs gross) di

wilayah Sulsel tercatat sebesar Rp2,14 trilyun atau turun sebesar

3,56% dibandingkan akhir 2006 yang tercatat sebesar Rp2,22

trilyun. Secara rasio (NPL gross dibandingkan dengan total kredit),

perbankan Sulsel tercatat mengalami perbaikan kinerja, yaitu dari

rasio 12,38% pada akhir 2006 menjadi 9,53% pada triwulan IV-

2007, begitu pula terjadi apabila rasio pada triwulan IV-2007

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 12,31%. Lebih lanjut

rasio NPLs net juga memperlihatkan perbaikan yaitu dari 5,96% pada

akhir 2006 menjadi 3,58%.

Berdasarkan segmentasi kredit, sebagian besar

kredit/pembiayaan bank Sulsel diklasifikasikan sebagai kredit Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pangsa kredit UMKM

dibandingkan total kredit pada triwulan IV-2007 adalah sebesar

54,08% atau lebih tinggi dibanding pangsa pada posisi akhir tahun

2006 yang sebesar 51,74%. Kredit UMKM tersebut tercatat

mengalami peningkatan sebesar 30,97%, yaitu dari Rp9,27 triliun

pada akhir 2006 menjadi Rp12,14 triliun pada akhir 2007.

Sementara itu jika dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya,

pertumbuhan kredit UMKM di Sulsel tercatat adalah sebesar 5,54%.

Pada triwulan IV-2007, inflow ke KBI Makassar tercatat

sebesar Rp1,31 triliun, atau meningkat 41,73% (y.o.y) dibandingkan

triwulan III-2007. Kondisi yang sama juga terjadi pada outflow yang

turun sebesar 30,59% (y.o.y) dibandingkan triwulan lalu atau

menjadi Rp1,81 triliun, sehingga pada triwulan IV-2007, KBI

Makassar mengalami net-otflow .

Secara kumulatif, pada tahun 2007, inflow ke Bank Indonesia

tercatat sebesar Rp4,67 triliun, atau turun 50,88% dibanding

dengan inflow pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Begitu

juga dengan outflow dari Bank Indonesia sebesar Rp3,79 triliun, atau

turun 56,78% dibandingkan outflow triwulan IV-2006. Dengan

…….. (LDR) pada triwulan IV-2007 tercatat sebesar 91,24%, lebih tinggi ….

Page 11: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

3

demikian maka perkasan KBI Makassar berada dalam posisi net-

inflow yaitu sebesar Rp878,93 milyar.

Secara kumulatif pada tahun 2007, tercatat adanya

peningkatan penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Sulawesi

Selatan ke luar negeri yaitu sebesar 21,2%(y.o.y) atau menjadi 1.419

orang dibanding pencapaian pada tahun 2006. Peningkatan tersebut

didorong pengiriman TKI pada triwulan III-2007 yang cukup tinggi

yaitu sebesar 535 orang, sementara pengiriman TKI pada triwulan IV-

2007 tercatat hanya sebesar 126 orang atau terjadi peningkatan

21,2% (y.o.y).

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.

142/PMK.07/2007 tentang Penetapan Alokasi Dana Alokasi Khusus

(DAK) Tahun 2008, rata-rata nilai DAK yang akan dialokasi ke

kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan selama tahun 2008 adalah

sebesar Rp1,18 triliun. Besar alokasi DAK untuk tahun 2008 tersebut

mengalami peningkatan sebesar 20,30% dibanding DAK tahun

2007. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama tahun 2008

diperkirakan akan terdapat pening-katan pembangunan di Sulsel

yang secara otomatis akan berdampak pada pertumbuhan

perekonomian daerah.

PERKEMBANGAN KONDISI MAKROEKONOMI

Laju pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan IV-2007

masih didominasi kinerja konsumsi dalam pembentukan PDRB Sulsel,

terutama konsumsi rumah tangga. Secara tahunan (y.o.y), hampir

semua sektor di sisi permintaan pada triwulan IV-2007 tercatat

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III-2007, kecuali

kinerja ekspor. Perlambatan pada kinerja konsumsi diperkirakan

disebabkan oleh kembali normalnya konsumsi masyarakat setelah

mengalami peningkatan selama bulan Ramadhan yang terjadi

menjelang akhir triwulan lalu. Sedangkan, kinerja ekspor cenderung

tumbuh secara cukup signifikan yang disebabkan oleh peningkatan

kinerja ekspor antar propinsi. Dari sisi penawaran secara tahunan,

sektor bangunan tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu

sebesar 18,60% (y.o.y), yang diperkirakan karena adanya percepatan

pembangunan proyek-proyek pemerintah.

…. tercatat adanya peningkatan penyaluran TKI dari Sulsel ke luar negeri …..

Laju pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan IV-2007 berada dalam fase pertumbuhan yang cukup tinggi ….

Page 12: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

4

Apabila dilihat secara triwulanan, peningkatan laju

pertumbuhan pada triwulan IV-2007 tersebut didorong juga oleh

adanya peningkatan kinerja ekspor. Sementara kinerja konsumsi dan

investasi mengalami perlambatan. Kinerja ekspor tercatat tumbuh

sebesar 10,12% yang disumbang oleh kinerja ekspor antar negara

(2,71%). Dari sisi penawaran, dorongan peningkatan laju inflasi

triwulanan tersebut didominasi sektor kinerja sektor perdagangan-

hotel-restoran dan bangunan. Peningkatan pada sektor perdagangan

diperkirakan adanya kegiatan keagamaan selama akhir tahun,

sementara pada sektor bangunan juga disebabkan karena

percepatan pembangunan proyek-proyek pemerintah selama

triwulan IV-2007.

Pada tahun 2007, perekonomian Sulsel tumbuh sebesar

6,19% (y.t.d) lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun 2006

(6,71%). Secara umum, perlambatan terjadi pada empat sektor

ekonomi daerah, yaitu sektor pertanian, pertambangan-penggalian,

industri pengolahan dan jasa-jasa. Perlambatan di sektor pertanian

diperkirakan terjadi oleh karena adanya penurunan luas lahan

pertanian sedangkan perlambatan di sektor industri pengolahan

diperkirakan terjadi penurunan produksi terutama di sektor industri

pengolahan semen. Sementara perlambatan pada sektor

pertambangan diperkirakan karena sempat terjadi aktivitas

demontrasi oleh karyawannya pada triwulan IV-2007 yang

menyebabkan penurunan produktivitas sektor ini. Berdasarkan

sumbangan, sektor perdagangan-hotel-restoran tercatat sebagai

penyumbang utama pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun 2007

yaitu sebesar 1,40% diikuti sektor pertanian (1,09%) dan sektor

angkutan-komunikasi (0,77%).

PERKEMBANGAN INFLASI

Laju inflasi tahunan tertinggi pada triwulan IV-2007 terjadi

pada kelompok bahan makanan yang tercatat sebesar 11,27%

(y.o.y), sedangkan laju inflasi tahunan terendah terjadi pada

kelompok transportasi-komunikasi-jasa keuangan yaitu sebesar

0,27% (y.o.y). Peningkatan pada kelompok bahan makanan tersebut

disumbang oleh laju inflasi pada komoditas minyak goreng yang

Pada tahun 2007, perekonomian Sulsel tumbuh sebesar 6,19% (y.t.d). ……

Determinan inflasi pada triwulan IV-2007 terutama diperkirakan berasal dari sisi permintaan ….

Page 13: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

5

diperkirakan disebabkan oleh kenaikan harga CPO di pasar

internasional serta minimnya pasokan di dalam negeri.

Sementara secara triwulanan, deflasi pada triwulan IV-2007

disumbangkan oleh deflasi pada kelompok bahan makanan,

terutama subkelompok ikan segar terutama pada komoditas ikan

bandeng yang diperkirakan karena masa panen komoditas tersebut

yang menyebabkan pasokannya melimpah.

Determinan inflasi pada triwulan IV-2007 terutama

diperkirakan berasal dari sisi permintaan (demand push inflation),

yaitu meningkatnya permintaan atas barang/jasa sehubungan

dengan Hari Raya Idul Adha, Natal dan perayaan Tahun Baru. Inflasi

volatile foods masih tercatat mendominasi perkembangan IHK Sulsel

pada triwulan IV-2007, yang antara lain seperti beras, bawang merah

dan minyak goreng yang masing-masing menyumbang sebesar

0,38% (y.o.y); 0,49% (y.o.y) dan 0,54% (y.o.y) terhadap total inflasi

daerah. Selanjutnya, inflasi inti Sulsel mencatat andil sebesar 2,48%

(y.o.y) dengan laju inflasi 4,81% (y.o.y). Sumbangan tertinggi pada

laju inflasi inti Sulsel tersebut antara lain disumbang oleh komoditas

emas perhiasan (0,38%), akademi/perguruan tinggi (0,19), SLTA

(0,14%), ikan kembung (0,11%) dan tepung terigu (0,08%). Pada

komoditas tepung terigu, selain menjadi salah satu komoditas yang

memberikan sumbangan terbesar pembentukan inflasi inti,

komoditas tersebut juga merupakan komoditas yang mengalami

inflasi tertinggi yaitu sebesar 46,31%. Inflasi pada komoditas

terpung terigu tersebut disebabkan oleh peningkatan harga gandum

di pasar internasional yang merupakan bahan utama pembuatan

tepung terigu. Selain itu, pola distribusi tepung terigu di Sulsel masih

dikuasai oleh satu distributor (distributor tunggal) sehingga

pembentukan harga tepung terigu di pasar regional lebih berpotensi

terjadinya peningkatan harga komoditas tersebut.

PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kinerja bank umum (konvensional dan syariah) pada triwulan

IV-2007 sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi sektor

keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Dari sisi kelembagaan, pada

triwulan IV-2007 terdapat penambahan 6 kantor bank, yang terdiri

Kinerja bank umum pada triwulan IV-2007 mencatat beberapa peningkatan…

Page 14: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

6

dari 5 kantor bank konvensional (unit) dan 1 kantor unit usaha

syariah.

Aset bank umum pada triwulan IV-2007 juga menujukkan

peningkatan, menjadi Rp32,46 triliun atau meningkat sebesar

29,06% dibandingkan akhir tahun 2006. Peningkatan aset tersebut

didorong oleh pertumbuhan aset bank swasta yaitu sebesar 38,47%,

sementara kelompok bank pemerintah tumbuh sebesar 24,58%.

Dari sisi pangsa, kelompok bank pemerintah masih mendominasi

pembentukan aset bank umum di Sulsel. Secara triwulanan, aset

bank umum Sulsel tercatat meningkat sebesar 6,19%, yang

didorong oleh peningkatan aset kelompok bank swasta yaitu sebesar

3,15% sementara kelompok bank pemerintah berkontribusi sebesar

3,04%.

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum

pada triwulan IV-2007 tercatat meningkat sebesar 17,51% dari akhir

tahun 2006 menjadi Rp24,60 trilyun. Sementara itu, secara

triwulanan, DPK tercatat meningkat sebesar 8,35%. Sedangakan

untuk kredit/pembiayaan juga tercatat meningkat sebesar 25,32%

dari akhir tahun 2006 menjadi Rp22,44 triliun. Adapun secara

triwulan, kredit/pembiayaan pada triwulan IV-2007 tercatat tumbuh

5,78% (q.t.q).

Pada periode laporan, NIM perbankan daerah tercatat

sebesar Rp1,90 triliun atau naik sekitar 27,01% dibandingkan posisi

akhir 2006. Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan

pendapatan bunga yaitu sebesar 19,49%. Dari indikator tersebut,

rasio NIM mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama

tahun lalu, yaitu dari 7,83% menjadi 8,42%. Peningkatan tersebut

juga terjadi secara triwulanan, dimana pada triwulan III-2007 rasio

NIMnya tercatat sebesar 6,12%.Sejalan dengan peningkatan NIM

tersebut di atas, laba perbankan Sulsel pada triwulan IV-2007 juga

meningkat sebesar 32,33% dari Rp617,13 miliar pada triwulan IV-

2006 menjadi Rp816,64 miliar pada triwulan IV-2007, atau

meningkat 25,46% bila dibandingkan laba triwulan III-2007 yang

tercatat sebesar Rp650,89 miliar.

Page 15: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

7

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Selama triwulan IV-2007, jumlah temuan uang rupiah palsu

di wilayah KBI Makassar adalah sebanyak 157 lembar atau naik 30

lembar dibandingkan dengan triwulan IV-2006. Jumlah temuan uang

palsu yang paling banyak ditemukan adalah uang kertas pecahan

Rp50.000 dan Rp100.000 masing-masing sebesar 61,15% dan

24,84% dari total lembar uang palsu yang ditemukan. Jumlah uang

palsu yang ditemukan selama triwulan IV-2007 adalah senilai

Rp8.985.000, sementara pada triwulan IV-2006 adalah sebesar

Rp8.430.000.

Nilai rata-rata transaksi pembayaran antar bank melalui

sistem kliring di Sulawesi Selatan pada triwulan IV-2007 adalah

sebesar Rp107,213 miliar per bulan atau naik 16,76% dibanding

akhir tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp91,82 miliar. Sementara

volume transaksi kliring rata-rata adalah 3.857 warkat per bulan,

naik 22,98% dibanding akhir 2006 yang tercatat sebesar 3.140

warkat per bulan. Secara kumulatif, nilai transaksi kliring rata-rata

sebesar Rp89,591 miliar per bulan, lebih rendah dibandingkan nilai

transaksi rata-rata kliring pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp94,975

miliar. Begitu pula untuk volume kliring rata-rata pada tahun 2007

yang tercatat sebesar 3.336 per bulan, lebih rendah dibanding

volume kliring rata-rata tahun 2006 sebesar 4.195 per bulan.

Penurunan tersebut relatif sejalan dengan perlambatan pertumbuhan

ekonomi Sulsel pada tahun 2007, khususnya yang terjadi pada

semester I tahun 2007.

Selanjutnya, rasio penolakan warkat (Cek/BG) kosong hingga

akhir periode laporan tercatat sebesar 0,86%, lebih tinggi

dibandingkan angka pada triwulan IV-2006 yang sebesar 0,63%.

Berdasarkan nilai nominalnya, rasio rata-rata warkat yang ditolak

juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 0,93% dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

0,72%.

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas),

per Agustus 2007 terjadi peningkatan pekerja (penduduk usia di atas

…..jumlah temuan uang palsu naik 30 lembar dibandingkan triwulan IV-2006….

Page 16: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

8

15 tahun) di Sulsel, yaitu sebesar 2,06% dibanding Agustus 2006

atau menjadi 5,42 juta orang. Dari jumlah tersebut, tercatat yang

menjadi angkatan kerja adalah sebesar 61,07% dan yang bekerja

pada angkatan kerja tersebut sebesar 88,75%. Angka angkatan

kerja yang bekerja tersebut, pada tahun 2007, mengalami

peningkatan sebesar 7,33% (y.o.y) dari posisi Agustus 2006 yang

tercatat sebesar 2,74 juta orang.

Peningkatan tersebut didorong oleh penyerapan jumlah

angkatan kerja yang relatif meningkat pada sektor pertanian, sektor

perdagangan yaitu masing-masing sebesar 9,76% dan 5,56%. Di

sisi lain, sektor jasa dan lainnya (listrik/gas/air, tambang, konstruksi,

angkutan dan lembaga keuangan) tercatat memberikan kontribusi

negatif terhadap penyerapan angkatan kerja daerah.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Secara umum tiap kabupaten/kota tercatat mengalami

peningkatan DAK, dimana kabupaten/kota yang menerima DAK

terbesar se-Sulsel adalah Kabupaten Bone yaitu sebesar 5,99% dari

total DAK tahun 2008, diikuti Kabupaten Luwu (5,29%) dan

Kabupaten Sinjai (5,23%). Ditinjau dari pertumbuhannya, Kota

Makassar mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar 134,25%.

Hal ini selaras dengan perkembangan kota Makassar yang terus

menerus meningkat mengingat posisinya yang merupakan ibukota

provinsi.

Apabila ditinjau per bidang pembangunan, pembangunan

dibidang pendidikan menjadi prioritas pembangunan di Sulsel

dengan alokasi sebesar 33,73% dari total DAK, yang meningkat

35,58% dari DAK 2007. Kondisi tersebut dimaksudkan untuk

menjalankan program pemerintah dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan masyarakat. Selain itu, bidang infrastruktur juga menjadi

prioritas pembangunan di Sulsel yaitu sebesar 31,90% dari total

DAK, yang meningkat 17,24% dari DAK 2007, terutama untuk

pembangunan jalan dan irigasi. Pada tahun 2008 tersebut, terdapat

bidang baru yang mendapatkan dana pembangunan dari pemerintah

pusat yaitu bidang kehutanan dan kependudukan.

Berdasarkan Sakernas terjadi peningkatan pekerja …..

Page 17: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

9

Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah alokasi

bidang pertanian di wilayah Sulsel yang tercatat mengalami

penurunan 12% dibanding alokasi DAK 2007. Kondisi ini cukup

memprihatinkan mengingat sektor tersebut merupakan sektor

unggulan Sulawesi Selatan. Namun sharenya terhadap total Produk

Domestik Regional Bruto terus mengalami penurunan dari tahun ke

tahun.

OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

Dari sisi penawaran, pada triwulan I-2008 diperkirakan

terdapat tekanan pertumbuhan terutama pada sektor pertanian yang

diperkirakan akan tetap mengalami peningkatan namun dalam

jumlah yang relatif minim. Diperkirakan dorongan pertumbuhan

sektor ini berasal dari sektor tanaman bahan pangan meskipun pada

triwulan nanti masih merupakan masa tanam.

Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi diperkirakan masih

akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel pada

triwulan I-2008, terutama pada kinerja konsumsi rumah tangga dan

pemerintahan. Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga tersebut

diperkirakan dalam jumlah yang relatif minim mengingat terdapat

kecenderungan adanya peningkatan harga-harga beberapa

komoditas, terutama pada bahan makanan. Sehingga cenderung

masyarakat akan menahan konsumsi terutama untuk hal-hal

kebutuhan pokok saja.

Pada triwulan mendatang, faktor-faktor yang perlu

diwaspadai adalah kondisi sosial politik yang masih relatif mengacam

terciptanya stabilitas perekonomian Sulsel. Masalah pilkada Sulsel

yang sekarang dalam tahap penyelesaian masih berpotensi

menimbulkan instabilitas perekonomian sehingga hal tersebut

cenderung mendorong pihak investor atau para pelaku usaha untuk

berjaga-jaga dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

Berdasarkan alasan tersebut di atas dan dengan asumsi tidak

ada kejadian yang cukup mengganggu proses kinerja pembangunan,

seperti bencana alam, maka diperkirakan perekonomian Sulsel pada

triwulan mendatang, secara tahunan akan lebih tinggi dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya yaitu pada kisaran 8% ± 1%

Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi diperkirakan masih akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi …..

Ditinjau dari pertumbuhannya, bidang pendidikan mengalami peningkatan alokasi DAK ….

Page 18: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

10

(y-o-y), yang masih sejalan dengan perkirakan pertumbuhan ekonomi

Sulsel pada tahun 2008 yaitu sebesar 5,75% ± 1% (y-t-d).

Pada triwulan mendatang, dorongan inflasi diperkirakan

terjadi pada kelompok bahan makanan, terutama untuk komoditas

beras dan tepung terigu. Dorongan inflasi pada komoditas beras

diperkirakan karena faktor stok beras yang mulai menipis mengingat

pada triwulan I-2008 merupakan masa tanam padi sehingga

produktivitasnya relatif menurun sedangkan permintaan masyarakat

terhadap komoditas dimaksud relatif tetap.

Akibat tekanan harga pada beberapa komoditas maka

diperkirakan laju inflasi cenderung meningkat. Peningkatan tersebut

lebih disebabkan faktor kondisi perekonomian dunia yang

berdampak ke regional (Sulsel) serta pasokan regional yang relatif

terbatas. Untuk triwulan mendatang diperkirakan laju inflasi secara

tahunannya lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan I-

2007 yaitu pada kisaran 6,8% ± 1% (y-o-y).

Pada triwulan IV-2007, kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi

Selatan memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan dan

diperkirakan pertumbuhan tersebut akan terus berlanjut seiring

dengan perkembangan perekonomian daerah. Tingkat suku bunga

Bank Indonesia (BI-rate) selama triwulan IV-2007 yang sebesar

8,00% diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit/pembiayaan

perbankan meskipun dari sisi simpanan khususnya deposito dapat

mengakibatkan penurunan, namun di sisi lain kondisi tersebut

menuntu perbankan untuk lebih kreatif dalam memberikan jasa

pelayanannya kepada masyarakat. Disamping itu dengan adanya

peningkatan belanja pemerintah daerah dan kenaikan harga

beberapa komoditas secara umum tentunya akan mendorong

terjadinya peningkatan jumlah uang beredar yang secara tidak

langsung akan mendorong terjadinya peningkatan penghimpunan

dana pihak ketiga dan penyaluran kredit/pembiayaan perbankan.

Diperkirakan faktor sosial politik (pilkada) Sulsel ke depan yang akan

menjadi perhatian perbankan dalam beroperasi.

Pada triwulan mendatang, dorongan inflasi diperkirakan terjadi pada kelompok bahan makanan, ………..

Akibat tekanan harga pada beberapa komoditas diperkirakan laju inflasi cenderung meningkat …

Page 19: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

11

INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN – PROPINSI SULAWESI SELATAN

Trw-1 Trw-2 Trw-3 Trw-4 Trw-1 Trw-2 Trw-3 Trw-4

- Total (y-o-y) 15.23 16.85 16.52 7.21 6.68 5.11 6.98 5.71

- Bahan makanan (y o y) 16.96 20.83 20.69 16.07 14.52 10.53 16.84 11.27

- Makanan jadi (y o y) 11.44 13.52 11.74 5.72 4.98 3.28 3.75 4.03

- Perumahan (y o y) 10.16 10.66 10.40 3.26 2.89 2.55 2.45 3.01

- Sandang (y o y) 7.20 8.85 6.06 4.79 5.49 3.38 6.37 9.29

- Kesehatan (y o y) 5.48 5.71 5.92 3.33 2.85 2.71 4.08 4.39

- Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (y o y) 8.31 9.15 13.49 13.12 12.99 12.12 8.50 8.25

- Trasnport dan komunikasi (y o y) 29.99 29.67 29.60 0.98 0.54 0.48 0.35 0.27

- % pertumbuhan, triwulanan 1.81 3.62 -1.14 -0.95 1.01 4.72 2.39 2.59

Sisi Permintaan (% pertumbuhan, q-t-q)

- Konsumsi Total 1.95 2.42 0.69 3.52 1.36 2.82 2.78 2.45

- Investasi Total -1.14 1.39 0.57 2.62 3.58 4.40 3.66 1.23

- Ekspor 4.99 -7.27 0.51 -4.91 -18.06 16.73 1.16 10.12

- Impor 2.96 -16.11 7.53 7.43 -19.02 14.24 2.27 10.45

Sisi Produksi (% pertumbuhan, q-t-q)

1. Pertanian 2.88 4.15 -0.60 -6.60 1.24 8.79 2.06 -1.00

2. Pertambangan dan Penggalian -3.42 2.82 2.58 2.85 -2.69 4.83 -1.42 3.48

3. Industri Pengolahan 0.39 2.76 1.47 -2.36 -0.09 3.77 3.23 3.34

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.61 5.67 -2.67 0.91 2.23 3.22 3.67 5.89

5. Konstruksi/Bangunan -4.68 2.06 2.36 1.54 -1.74 1.37 5.72 12.63

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.85 3.36 2.07 0.98 1.10 2.70 3.65 4.02

7. Angkutan dan Komunikasi 1.67 1.68 2.27 1.60 -0.03 3.35 6.13 5.06

9. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.10 11.04 1.93 4.39 0.50 3.03 1.28 3.10

10. Jasa-jasa 9.43 2.44 -16.44 4.92 7.25 1.65 0.66 2.14

- % pertumbuhan, tahunan 9.37 9.78 6.08 2.78 2.42 3.79 7.41 11.12

Sisi Permintaan (% pertumbuhan, y o y)

- Konsumsi Total 7.83 8.84 7.49 8.17 8.82 9.15 10.88 9.75

- Investasi Total -1.50 4.03 2.95 3.59 8.15 11.60 15.02 13.47

Nilai Ekspor-Impor (dalam Ribuan USD)

- Ekspor 279,706 737,553 1,232,371 2,018,758 580,224.00 895,989.00 701,841.00 669,261.70*

- Impor 94,146 169,811 244,103 333,867 85,323.00 80,677.00 112,203.79 85,216.33*

Sisi Produksi (% pertumbuhan, y o y)

1. Pertanian 9.52 7.95 4.53 -2.52 -3.11 2.02 4.51 11.29

2. Pertambangan dan Penggalian 9.85 7.33 5.19 4.78 5.53 7.60 3.41 4.06

3. Industri Pengolahan 10.47 9.57 8.33 1.60 1.12 2.72 4.50 10.60

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 8.06 10.94 7.85 3.95 5.57 3.63 10.38 15.83

5. Konstruksi/Bangunan 5.18 6.73 4.93 1.11 4.23 3.52 6.92 18.60

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.92 12.17 7.65 4.75 6.68 8.49 10.54 11.94

7. Angkutan dan Komunikasi 6.13 7.43 7.11 6.34 5.78 7.69 11.62 15.20

9. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.69 9.80 8.84 15.30 13.43 10.62 9.46 8.13

10. Jasa-jasa 16.52 17.05 4.45 6.28 1.99 -4.48 15.01 12.07

2006

PDRB Triwulanan (q t q)

PDRB Tahunan (y o y)

Laju Inflasi tahunan

2007INDIKATOR

Page 20: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

12

LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN – PROPINSI SULAWESI SELATAN

Trw-1 Trw-2 Trw-3 Trw-4 Trw-1 Trw-2 Trw-3 Trw-4

- Uang Giral 3,713.60 4,242.55 4,563.79 5,408.16 4,301.35 4,710.53 4,933.21 5,060.05

- Uang Kuasi 13,869.10 14,390.42 14,564.44 16,626.62 16,299.90 17,149.70 17,769.75 19,653.27

- Jumlah Bank Umum 31 31 31 31 32 33 35 35- Jumlah Kantor Bank Umum (Tdk. Termsk. BRI Unit) 516 516 516 516 544 553 572 578- Jumlah BPR 30 30 30 30 27 27 27 27- Jumlah Kantor BPR 42 42 42 42 45 45 45 45

- Giro 3,672.81 4,242.55 4,563.79 5,351.07 4,301.35 4,710.53 4,933.21 5,060.05 - Deposito 5,969.71 6,107.65 6,102.07 6,299.43 6,881.48 6,942.20 6,929.73 6,718.81 - Tabungan 7,637.49 8,228.06 8,392.18 9,910.99 9,418.42 10,207.50 10,840.02 12,820.68 - Total 17,280.01 18,578.26 19,058.04 21,561.49 20,601.25 21,860.23 22,702.96 24,599.54

Kredit Bank Umum Konvensional (eksekuting & Chanelling)

- Kredit (miliar Rp) ^ 15,303.99 16,660.51 17,234.27 18,069.89 18,303.23 19,871.45 21,218.35 22,444.37- UMKM (% Kredit) 51.89 52.34 54.09 54.18 53.78 54.45 54.20 54.08- LDR 94.17 89.68 90.43 83.81 88.85 90.90 93.46 91.24

- Posisi Kas 1,868.62 1,295.77 1,416.70 263.69 1,649.47 259.06 1,656.32 300.62- Inflow (kumulatif triwulan) 2,528.93 2,095.22 2,630.67 2,255.79 2,017.68 498.84 840.78 1,314.40- Outflow (kumulatif triwulan) 1,564.42 2,287.21 2,321.21 2,601.93 410.03 1,190.21 386.49 1,806.04- PTTB (kumulatif triwulan) 268.44 352.93 697.08 881.14 949.41 474.28 468.29 870.38- Jumlah Uang Palsu (lbr.) 83 15 138 127 352 179 233 157

- RTGS - incoming (miliar Rp) 6881.20 7181.59 2987.42 10252.70 7,629.14 8,207.83 8,711.76 7,137.14- RTGS - outgoing (miliar Rp) 14368.68 13331.78 3282.37 11639.71 10,801.58 8,069.47 9,925.34 5,552.41- Nominal Kliring (miliar Rp) 6,093.67 6,266.30 5,589.75 5,417.37 4,306.76 5,397.16 6,056.61 6,432.80- Jumlah Warkat (ribuan lembar) 299.45 310.00 240.17 185.05 169.83 204.29 220.99 231.43- Jumlah Cek/BG ditolak dgn. Alasan kosong (%) 0.75 0.59 0.71 0.63 0.46 0.54 0.62 0.86- Nominal Cek/BG ditolak dgn. Alasan kosong (%) 0.77 0.71 0.72 0.72 0.56 0.63 0.64 0.93

Keterangan:*) = Data sementaray - o - y = tahunany - t - d = year to dateq t q = triwulananKUK = Kredit Usaha KecilNPL = Non Performing LoanDPK = Dana Pihak KetigaPTTB = Pemberian Tanda Tidak BerhargaRTGS = Real Time Gross Settlement (untuk nominal transaksi di atas Rp100 juta)^ = Hanya disalurkan oleh Bank di Sulsel

2006

Cash Flow KBI (miliar Rp)

Besaran Moneter (miliar Rp)

Jumlah Bank dan Kantor Bank

Transaksi Non Tunai (Kliring & RTGS: kumulatif)

Dana Pihak Ketiga Bank Umum konv. (miliar Rp)

2007INDIKATOR

Page 21: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

13

Bab 1

Perkembangan Kondisi Makroekonomi

Kinerja makroekonomi regional Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan IV-2007

tumbuh 11,12% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 7,41%

(y.o.y) maupun dibandingkan triwulan IV-2006 sebesar 2,90% (y.o.y). Dari sisi penawaran

(sektoral), seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif namun terdapat 2 (dua) sektor

yang mengalami perlambatan. Berdasarkan sumbangan sektoralnya, sektor pertanian

tercatat sebagai penyumbang tertinggi pertumbuhan tahunan ekonomi daerah. Dari sisi

permintaan, laju pertumbuhan daerah secara umum masih didukung oleh kinerja konsumsi

terutama konsumsi rumah tangga. Sementara secara triwulanan, kinerja perekonomian

daerah mengalami pertumbuhan sebesar 2,59% (q.t.q), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat 2,39% (q.t.q). Peningkatan tersebut

disumbangkan oleh kinerja perdagangan-hotel-restoran dan bangunan. Sedangkan secara

kumulatif, laju pertumbuhan ekonomi Sulsel tercatat sebesar 6,19% (y.t.d) mengalami

perlambatan dibanding laju pertumbuhan tahun 2006 yang tercatat sebesar 6,71% (y.t.d).

Kondisi tersebut didorong oleh melambatnya kinerja beberapa sektor ekonomi utama daerah

yaitu sektor pertanian, pertambangan dan industri pengolahan.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2003 2004 2005 2006 2007 -

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00Ju

taan

Rp

Nilaiy.o.yq.t.q

Sumber : KBI Makassar & BPS SulselCatt : Triwulan IV-2007 : angka perkiraan KBI Mks

Page 22: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

14

1.1 Sisi Permintaan

Laju pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan IV-2007 berada dalam fase

pertumbuhan yang cukup tinggi, setelah pada triwulan I dan II mengalami perlambatan. Dari

sisi pangsa, konsumsi masih mendominasi pembentukan PDRB Sulsel, terutama konsumsi

rumah tangga. Secara tahunan (y.o.y), semua sektor di sisi permintaan pada triwulan laporan

tercatat mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III-2007, terutama konsumsi. Hal ini

diperkirakan disebabkan oleh kembali normalnya konsumsi masyarakat setelah mengalami

peningkatan selama bulan Ramadhan yang terjadi menjelang akhir triwulan lalu. Konsumsi

Pemerintah cenderung pula mengalami perlambatan di bandingkan triwulan III-2007,

demikian pula kinerja investasi di daerah. Di sisi lain, kinerja ekspor cenderung tumbuh secara

cukup signifikan yang disebabkan oleh meningkatnya kinerja net ekspor dan relatif

melambatnya kinerja impor daerah.

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y) II'06 III'06 IV'06 I'07 II'07 III'07 IV'07 *

1 Konsumsi 8.87 8.72 9.39 8.82 9.15 10.88 9.75a. Konsumsi Rumah Tangga 7.38 6.55 7.00 6.51 7.10 9.65 8.64b. Konsumsi Nirlaba 5.89 6.98 7.40 4.41 6.41 10.51 17.53

c. Konsumsi Pemerintah 14.68 17.09 18.56 17.45 16.58 15.20 13.282 Investasi 3.83 2.95 3.59 8.15 11.60 15.02 13.47

a. Pembentukan Modal 3.71 3.71 3.34 5.38 8.04 12.67 15.16b. Perubahan Stok 7.57 -15.92 12.70 94.00 119.84 86.99 -44.01

3 Net Ekspor Impor 19.05 -6.15 -42.22 -49.73 -40.19 -31.65 21.93a. Ekspor 22.00 32.58 34.64 27.91 3.14 1.70 6.55b. Impor 23.04 48.39 63.87 65.67 17.89 10.31 4.49

9.09 6.09 2.90 2.42 3.79 7.41 11.12

1 Konsumsi 6.40 6.26 6.78 6.40 6.58 8.01 7.49a. Konsumsi Rumah Tangga 4.18 3.69 3.97 3.67 3.96 5.47 5.10b. Konsumsi Nirlaba 0.04 0.04 0.04 0.03 0.04 0.06 0.11

c. Konsumsi Pemerintah 2.18 2.52 2.77 2.70 2.59 2.48 2.282 Investasi 0.66 0.51 0.61 1.36 1.90 2.50 2.32

a. Pembentukan Modal 0.62 0.61 0.56 0.87 1.27 2.04 2.54b. Perubahan Stok 0.04 -0.11 0.06 0.49 0.62 0.46 -0.22

3 Net Ekspor Impor 2.04 -0.68 -4.49 -5.34 -4.69 -3.10 1.31a. Ekspor 9.05 12.44 13.38 9.16 1.45 0.81 3.31b. Impor 7.01 13.12 17.88 14.51 6.14 3.91 2.00

9.09 6.09 2.90 2.42 3.79 7.41 11.12Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

KETERANGAN Pertumbuhan (%, y.o.y)

KETERANGAN Sumbangan (%, y.o.y)

Sumbangan Total (%, y.o.y)

Pertumbuhan Total (%, y.o.y)

PERIODE

Apabila dilihat secara triwulanan, pertumbuhan pada triwulan laporan yang lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya tersebut didorong peningkatan kinerja net ekspor

sementara kinerja konsumsi dan investasi mengalami perlambatan. Kinerja konsumsi pada

triwulan IV-2007 tercatat sebesar 2,45%, lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan

triwulan III-2007 yang tercatat sebesar 2,78% (tabel 1.2). Perlambatan tersebut disumbang

Page 23: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

15

oleh perlambatan pada kinerja konsumsi rumah tangga yang relatif besar, sementara kinerja

konsumsi nirlaba dan pemerintah memberikan peningkatan sumbangan dibanding triwulan

sebelumnya. Sementara perlambatan pada investasi terjadi karena sumbangan kontraksi

pada perubahan stok yang relatif besar.

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (q.t.q)

II'06 III'06 IV'06 I'07 II'07 III'07 IV'07 *

1 Konsumsi 2.51 1.17 3.51 1.36 2.82 2.78 2.45a. Konsumsi Rumah Tangga 2.01 0.57 3.27 0.53 2.58 2.96 2.32b. Konsumsi Nirlaba 1.37 0.26 1.04 1.68 3.31 4.12 7.46

c. Konsumsi Pemerintah 4.36 3.38 4.44 4.23 3.59 2.15 2.712 Investasi 1.17 0.57 2.62 3.58 4.40 3.66 1.23

a. Pembentukan Modal 1.10 0.59 2.94 0.66 3.65 4.90 5.22b. Perubahan Stok 3.22 0.07 -7.30 102.60 16.97 -14.88 -72.25

3 Net Ekspor Impor 12.30 -17.12 -39.40 -10.88 33.62 -5.28 8.10a. Ekspor 44.76 2.59 5.11 -18.06 16.73 1.16 10.12b. Impor 60.54 9.30 16.59 -19.02 14.24 2.27 10.45

3.34 -1.06 -0.83 1.01 4.72 2.39 2.59

1 Konsumsi 1.82 0.85 2.58 1.05 2.17 2.10 1.86a. Konsumsi Rumah Tangga 1.14 0.32 1.85 0.31 1.52 1.70 1.34b. Konsumsi Nirlaba 0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.03 0.05

c. Konsumsi Pemerintah 0.67 0.53 0.72 0.73 0.64 0.38 0.472 Investasi 0.19 0.09 0.44 0.62 0.78 0.64 0.22

a. Pembentukan Modal 0.18 0.09 0.47 0.11 0.61 0.81 0.88b. Perubahan Stok 0.02 0.00 -0.04 0.51 0.17 -0.16 -0.66

3 Net Ekspor Impor 1.32 -2.00 -3.85 -0.65 1.77 -0.36 0.50a. Ekspor 14.70 1.19 2.44 -9.13 6.86 0.53 4.57b. Impor 13.37 3.19 6.29 -8.48 5.09 0.89 4.07

3.34 -1.06 -0.83 1.01 4.72 2.39 2.59Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

Sumbangan (%, q.t.q)

Sumbangan Total (%, q.t.q)

KETERANGAN

PERIODEKETERANGAN

Pertumbuhan Total (%, q.t.q)

Pertumbuhan (%, q.t.q)

a. Konsumsi

Kinerja konsumsi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 9,75% (y.o.y), lebih lambat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2007. Perlambatan juga terjadi secara

triwulanan, dari 2,78% (q.t.q) pada triwulan III-2007 menjadi 2,45% (q.t.q) pada triwulan IV-

2007. Perlambatan ini lebih banyak disumbang oleh konsumsi rumah tangga, yang

diperkirakan terjadi akibat perbedaan pola konsumsi. Terkait dengan kegiatan bulan

Ramadhan yang pada tahun sebelumnya jatuh pada triwulan IV, sedangkan pada tahun

2007 jatuh pada akhir triwulan III-2007. Perlambatan pada kinerja konsumsi rumah tangga

hanya terjadi pada kisaran yang relatif kecil mengingat tetap adanya dorongan konsumsi

pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang jatuh menjelang akhir tahun

2007. Sementara itu, secara tahunan perlambatan juga terjadi pada konsumsi pemerintah

yang tercatat sebesar 13,28% pada triwulan laporan setelah triwulan sebelumnya meningkat

15,20% (y.o.y).

Page 24: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

16

Grafik 1.2Penjualan Pakaian dan Perlengkapannya

-

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007

Mily

ar R

p

Sumber : KBI Makassar Survei Penjualan Eceran

Grafik 1.5 Penjualan Kendaraan dan Suku Cadang

-

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12ar R

p

Sumber : KBI Makassar Survei Penjualan Eceran

Pola pertumbuhan konsumsi

rumah tangga tersebut terlihat pada

beberapa prompt indikator dibawah ini,

yang cenderung menunjukkan adanya

perlambatan konsumsi rumah tangga.

Grafik 1.3. Indeks Ketepatan Waktu Pembelian

Barang Tahan Lama

85

90

95

100

105

110

115

120

125

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007Inde

ks

Ketepatan waktu pembelian (konsumsi) barang tahanlama

Sumber : KBI Makassar Survei Konsumen

Grafik 1.4. Penjualan Makanan dan Tembakau

-

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007

Mily

ar R

pSumber : KBI Makassar Survei Penjualan Eceran

Secara kumulatif, laju kinerja

konsumsi tahun 2007 tercatat sebesar

9,66% lebih tinggi dibanding laju kinerja

konsumsi tahun 2006 (8,70%).

Peningkatan laju tersebut didorong oleh

meningkatnya penghasilan rumah tangga,

penjualan kendaraan dan suku cadang,

serta kredit konsumsi yang disalurkan oleh

perbankan daerah.

Page 25: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

17

Grafik 1.6 Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6

Bulan yang lalu

85

95

105

115

125

135

145

155

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007Inde

ks

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yang lalu

Sumber : KBI Makassar Survei Konsumen

Grafik 1.7 Kredit Konsumsi Bank Umum

3.10

4.25

6.31 6.

58 6.89 7.

14 7.48 7.

85

9.79

9.26

8.56

0

2

4

6

8

10

12

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Tabel 1.3. Perkembangan PDRB Riil : Kinerja Konsumsi (y.t.d) KETERANGAN 2004 2005 2006 2007 *

Konsumsi Rumah Tangga 5.37% 2.98% 6.94% 7.99% a. Makanan 5.79% 3.98% 6.14% 7.52% b. Bahan Makanan 4.57% 1.05% 8.54% 8.90%Konsumsi Nirlaba 4.94% 1.89% 6.26% 9.76%Konsumsi Pemerintah 4.67% -17.96% 15.50% 15.56%

KONSUMSI 5.20% -2.17% 8.70% 9.66%Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

b. Investasi

Kinerja investasi daerah pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 13,47%

(y.o.y) melambat dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 15,02% (y.o.y).

Perlambatan tersebut juga terjadi secara triwulanan, yaitu dari 3,66% (q.t.q) pada triwulan

III-2007 menjadi 1,23% (q.t.q) pada triwulan IV-2007. Perlambatan tersebut disumbang oleh

kinerja perubahan stok yang mengalami kontraksi sebesar 44,01% (y.o.y) dan 72,25%

(q.t.q). Kontraksi pada perubahan stok tersebut diperkirakan karena tindakan para pelaku

usaha untuk berjaga-jaga dalam menghadapi kondisi politik (Pilkada Sulsel) yang terjadi pada

triwulan laporan. Dilihat dari komponen investasi, secara tahunan (y.o.y) kinerja perubahan

stok mengalami penurunan namun kontribusinya masih lebih kecil dibanding kontribusi

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). PMTB sendiri terjadi pertumbuhan tahunan yang

lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 15,16% (y.o.y).

Sementara secara triwulanan, pada triwulan IV-2007 terjadi pertumbuhan sebesar 5,22%

(q.t.q) lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III-2007 yang tercatat sebesar 4,90%

(q.t.q). Pertumbuhan PMTB tersebut dapat dilihat pada beberapa prompt indikator dibawah

ini yang cenderung menunjukkan adanya peningkatan kegiatan investasi di Sulsel.

Page 26: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

18

Grafik 1.8. Penjualan Semen di Sulsel

-

100

200

300

400

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2004 2005 2006 2007Rib

uan

Ton

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

Grafik 1.9. Penjualan Bahan Konstruksi

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

0.50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007Mily

ar R

p

Sumber : KBI Makassar Survei Penjualan Eceran

Grafik 1.10 Kredit Produktif (Investasi+Modal Kerja)

Bank Umum

6.71 6.85

9.12 9.37 9.66 9.93 10

.43

10.4

5

11.3

1

11.9

6

12.6

5

0

2

4

6

8

10

12

14

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Grafik 1.11 Indeks Realisasi Kegiatan Dunia Usaha

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007

Sumber : KBI Makassar Survei Kegiatan Dunia

Sementara itu secara kumulatif, laju kinerja investasi tahun 2007 tercatat sebesar

12,09% (y.t.d) lebih tinggi dibanding laju kinerja investasi tahun 2006 yang tercatat sebesar

2,40% (y.t.d). Pertumbuhan laju kinerja investasi secara kumulatif tersebut diperkirakan

terjadi karena iklim usaha yang makin kondusif, terutama di sektor properti dan konstruksi,

yang selama tahun 2007 makin marak pembangunannya.

Tabel 1.4. Perkembangan PDRB Riil : Kinerja Investasi (y.t.d) KETERANGAN 2004 2005 2006 2007 *

a. Pembentukan Modal 7.76% -13.97% 2.20% 10.37%b. Perubahan Stok 25.38% 123.79% 9.24% 65.98%

INVESTASI 7.93% -12.41% 2.40% 12.09%Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

Page 27: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

19

c. Net Ekspor Impor

Pada triwulan laporan, kinerja net ekspor impor tercatat mengalami pertumbuhan

yang signifikan yaitu sebesar 21,93% (y.o.y), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami

kontraksi. Pertumbuhan tersebut juga terjadi secara triwulanan, dimana pada triwulan IV-

2007 terjadi pertumbuhan sebesar 8,10% (q.t.q) sedangkan pertumbuhan pada triwulan III-

2007 tercatat kontraksi sebesar 5,28% (q.t.q). Pertumbuhan tersebut disebabkan

pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor. Kinerja ekspor

pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yaitu sebesar 6,55% (y.o.y). Begitu juga secara triwulanan, pertumbuhan ekspor

pada triwulan IV-2007 tercatat sebesar 10,12% (q.t.q) lebih tinggi dibanding pertumbuhan

triwulan III-2007 yang tercatat sebesar 1,16% (q.t.q). Peningkatan tersebut relatif didorong

oleh peningkatan nilai kinerja ekspor antar propinsi, yang diperkirakan lebih disebabkan oleh

tingginya permintaan terhadap komoditas primer Sulsel oleh para eksportir di luar wilayah

Sulsel. Peningkatan kinerja ekspor antar propinsi tersebut menyumbang 3,44% (y.o.y)

terhadap pertumbuhan kinerja ekspor. Sedangkan kinerja ekspor antar negara sendiri

kontraksi sebesar 0,30% (y.o.y) yang ditandai dengan penurunan volume ekspor antar

negara dari Sulsel. Kondisi ini menyebabkan dampak positif dari peningkatan harga dari

komoditas primer di pasar internasional kurang mendorong peningkatan kinerja ekspor antar

negara. Volume ekspor antar negara dari Sulsel tercatat mengalami kontraksi sebesar

26,77% (y.o.y) dari 607,65 ton pada triwulan IV-2006 menjadi 445,01 ton pada triwulan

laporan. Hal ini terjadi akibat penurunan produksi komoditas terutama komoditas mineral

bukan logam yaitu sebesar 177,47 ton dari 371,30 ton pada triwulan IV-2006 menjadi

193,83 ton pada triwulan laporan.

Grafik 1.12. Nilai dan Volume Ekspor Non Migas Sulawesi Selatan

-

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007

Ribu Ton

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450Juta US$

VolumeNilai

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Page 28: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

20

Seiring dengan penurunan volume ekspor daerah, nilai ekspor juga tercatat menurun

dari US$786,39 juta menjadi US$669,26 juta, yang juga didorong oleh penurunan nilai

ekspor komoditas biji logam dan sisa-sisa logam yaitu sebesar US$93,75 juta, dari US$590,56

juta pada triwulan IV-2006 menjadi US$496,81juta.

Kinerja impor juga tercatat mengalami perlambatan yaitu sebesar 4,49% (y.o.y),

yang diperkirakan disebabkan oleh tingkat harga komoditas di pasar internasional yang

masih tinggi. Perlambatan tersebut terutama disumbang oleh impor antar negara yang

sumbangannya menurun dari 3,69% (y.o.y) pada triwulan sebelumnya menjadi 2,00%

(y.o.y). Sementara secara triwulanan, kinerja impor mengalami peningkatan sebesar 10,45%

lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III-2007 yang tercatat sebesar 2,27%.

Pertumbuhan triwulanan tersebut didorong oleh kinerja impor antar propinsi yaitu sebesar

3,42%.

Grafik 1.13. Nilai dan Volume Impor Non Migas Sulawesi Selatan

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007

Ribu Ton

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50Juta US$VolumeNilai

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Untuk kegiatan perdagangan barang dan jasa antar provinsi, pada triwulan laporan

secara netto (net keluar – masuk) masih mengalami defisit yang tercatat sebesar Rp2,00

triliun, yang lebih rendah dibanding triwulan IV-2006. Penurunan defisit tersebut disebabkan

oleh meningkatnya nilai perdagangan yang keluar dari Sulsel. Kinerja perdagangan yang

keluar wilayah Sulsel tersebut pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 41.15% (y.o.y),

sementara kinerja perdagangan yang masuk wilayah Sulsel tercatat kontraksi sebesar 0,01%

(y.o.y). Sementara secara triwulanan terjadi peningkatan defisit, yaitu dari Rp1,84 triliun pada

triwulan III-2007 menjadi Rp2,00 pada triwulan IV-2007. Penurunan tersebut didorong oleh

kinerja impor antar propinsi yang meningkat lebih tinggi dibanding kinerja ekspor antar

propinsi.

Page 29: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

21

Grafik 1.14. Perkembangan PDRB Perdagangan Antar Propinsi (Triliun Rp)

(2.50)

(2.00)

(1.50)

(1.00)

(0.50)

-

0.50

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2005 2006 2007

Triliun Rp

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50Triliun Rp

NetEkspor Antar Prop.Impor Antar Prop.

Sumber : BPS Sulsel, diolahCatt : Trw. IV-2007 : Perkiraan KBI Mks

Secara kumulatif, laju kinerja net ekspor impor Sulsel pada tahun 2007 tercatat kontraksi

sebesar 30,94%, lebih rendah dibandingkan kontraksi kinerja net ekspor impor tahun 2006

yang sebesar 0,03%. Kondisi ini disebabkan penurunan kinerja pada ekspor antar propinsi

Sulsel seiring dengan meningkatnya harga komoditas Sulsel di pasar internasional. Hal ini

mendorong para eksportir untuk melakukan ekspor komoditas Sulsel ke luar negeri.

Sedangkan di sisi lain, terjadi peningkatan kinerja impor antar negara yang tercatat sebesar

28,85% (y.t.d) terutama pada komoditas gandum dan olahan gandum.

Tabel 1.5. Perkembangan PDRB Riil : Kinerja Ekspor Impor (y.t.d) KETERANGAN 2004 2005 2006 2007 *

Ekspor -1.73% 101.42% 17.42% 8.23% a.Antar Negara -7.58% 237.21% 13.94% 17.89% b.Antar Propinsi 3.68% -10.73% 28.26% -18.55%Impor 0.82% 52.74% 23.33% 18.99% a.Antar Negara -4.55% 658.98% 14.32% 28.85% b.Antar Propinsi 1.23% 9.47% 27.79% 14.63%

Net Ekspor Impor -62.94% 3270.78% -0.03% -30.94%Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

1.2 Penawaran Daerah

Dari sisi penawaran secara tahunan, tercatat tujuh sektor mengalami pertumbuhan

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor bangunan, pada triwulan laporan

tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 18,60% (y.o.y), diikuti sektor listrik-

gas-air bersih dan angkutan-komunikasi masing-masing tercatat sebesar 15,83% (y.o.y) dan

15,20% (y.o.y).

Page 30: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

22

Tabel 1.6. Pertumbuhan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)

Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV *)1 Pertanian 8.34 5.92 4.97 -2.56 -3.11 2.02 4.51 11.292 Pertambangan & Penggalian 9.80 7.27 5.13 4.70 5.53 7.60 3.41 4.063 Industri Pengolahan 10.47 8.91 8.33 1.60 1.12 2.72 4.50 10.604 Listrik, Gas dan Air Bersih 8.12 10.45 7.85 3.95 5.57 3.63 10.38 15.835 Bangunan 5.18 6.73 4.93 1.11 4.23 3.52 6.92 18.606 Perdagangan, Hotel & Restoran 7.39 8.06 7.05 5.96 6.68 8.49 10.54 11.947 Angkutan dan Komunikasi 5.65 6.78 7.68 7.11 5.78 7.69 11.62 15.208 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 2.97 6.86 9.31 15.76 13.43 10.62 9.46 8.139 Jasa-jasa 17.77 25.33 3.48 5.18 1.99 -4.48 15.01 12.07

8.99 9.09 6.09 2.90 2.42 3.79 7.41 11.12Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

SEKTOR EKONOMI2006

PDRB

2007

Dari sisi sumbangan, secara umum semua sektor memberikan sumbangan positif

terhadap pertumbuhan tahunan ekonomi Sulsel, dimana sektor pertanian tercatat sebagai

penyumbang utama pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 3,28% (y.o.y).

Tabel 1.7. Kontribusi PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)

Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV1 Pertanian 2.58 1.87 1.56 -0.78 -0.95 0.62 1.40 3.282 Pertambangan & Penggalian 0.95 0.72 0.52 0.48 0.54 0.74 0.34 0.433 Industri Pengolahan 1.46 1.24 1.17 0.23 0.16 0.38 0.64 1.494 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.08 0.10 0.07 0.04 0.05 0.03 0.10 0.155 Bangunan 0.24 0.31 0.23 0.05 0.19 0.16 0.32 0.886 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.11 1.17 1.04 0.89 0.99 1.22 1.56 1.837 Angkutan dan Komunikasi 0.44 0.51 0.58 0.53 0.43 0.57 0.89 1.198 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 0.18 0.41 0.55 0.90 0.77 0.62 0.57 0.529 Jasa-jasa 1.96 2.75 0.38 0.56 0.24 -0.56 1.58 1.35

8.99 9.09 6.09 2.90 2.42 3.79 7.41 11.12Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

SEKTOR EKONOMI2006 2007 *)

PDRB

Pada tahun 2007, perekonomian Sulsel tumbuh sebesar 6,19% (y.t.d) lebih rendah

dibanding pertumbuhan tahun 2006 (6,71%). Secara umum, perlambatan terjadi pada

empat sektor ekonomi daerah, yaitu sektor pertanian, pertambangan-penggalian, industri

pengolahan dan jasa-jasa. Perlambatan di sektor pertanian diperkirakan terjadi oleh karena

adanya penurunan luas lahan pertanian sedangkan perlambatan di sektor industri

pengolahan diperkirakan terjadi penurunan produksi terutama di sektor industri pengolahan

semen. Sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan tercatat mengalami pertumbuhan

Page 31: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

23

tertinggi yaitu sebesar 10,33% terutama pada subsektor bank yang tumbuh sebesar

13,70%. Lebih lanjut, sektor angkutan-komunikasi tercatat tumbuh 10,15% dan sektor

perdagangan-hotel-restoran tumbuh sebesar 9,45%.

Tabel 1.8. Pertumbuhan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.t.d)

1 Pertanian 6.91 4.10 3.592 Pertambangan & Penggalian 4.81 6.63 5.123 Industri Pengolahan 7.30 7.22 4.744 Listrik, Gas dan Air Bersih 6.54 7.55 8.855 Bangunan 6.82 4.41 8.436 Perdagangan, Hotel & Restoran 6.38 7.10 9.457 Angkutan dan Komunikasi 7.78 6.81 10.158 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 4.31 8.72 10.339 Jasa-jasa 3.40 12.80 5.64

6.18 6.71 6.19Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

PDRB

SEKTOR EKONOMI 2005 2006 2007 *)

Berdasarkan sumbangan kumulatifnya, sektor perdagangan-hotel-restoran tercatat

sebagai penyumbang utama pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun 2007 yaitu sebesar

1,40% diikuti sektor pertanian (1,09%) dan sektor angkutan-komunikasi (0,77%).

Tabel 1.9. Kontribusi PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.t.d)

1 Pertanian 2.14 1.28 1.092 Pertambangan & Penggalian 0.49 0.66 0.513 Industri Pengolahan 1.01 1.01 0.674 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.06 0.07 0.085 Bangunan 0.32 0.21 0.396 Perdagangan, Hotel & Restoran 0.94 1.05 1.407 Angkutan dan Komunikasi 0.58 0.52 0.778 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 0.26 0.52 0.629 Jasa-jasa 0.38 1.40 0.65

6.18 6.71 6.19Sumber : KBI Makassar dan BPS SulselCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

PDRB

2005 2006 2007 *)SEKTOR EKONOMI

Secara triwulanan, perekonomian Sulsel tercatat tumbuh sebesa2,59% (q.t.q) lebih

tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III-2007 yaitu sebesar 2,39% (q.t.q). Pertumbuhan

triwulanan tersebut didorong oleh sektor perdagangan-hotel-restoran (0,61%) dan sektor

bangunan (0,46%). Sementara sektor pertanian mengalami kontraksi sebesar -1,00%.

Page 32: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

24

Kontraksi pada sektor pertanian tersebut disebabkan adanya masa tanam yang terjadi pada

triwulan IV-2007.

a. Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian tercatat tumbuh sebesar 11,29% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,51% (y.o.y). Pertumbuhan sektor

ini didorong oleh sub sektor tanaman bahan makanan terutama oleh peningkatan

produktivitas padi, meskipun produktivitas palawija menurun. Sementara itu secara kumulatif

(y.t.d), sektor pertanian mengalami perlambatan dan diperkirakan oleh adanya pergeseran

musim yang mengakibatkan produktivitas sektor ini pada triwulan I-2007 menurun cukup

tinggi (masa tanam) namun pada triwulan-triwulan berikutnya mengalami peningkatan.

Perlambatan tersebut terjadi pada subsektor tanaman perkebunan dan perikanan.

Perlambatan pada subsektor perkebunan diperkirakan karena kondisi tanaman perkebunan,

seperti kakao, yang makin tidak produktif terkait dengan umur tanaman, hama dan kondisi

cuaca. Kondisi-kondisi tersebut di atas terlihat pada prompt indikator untuk komoditas

pertanian utama Sulsel, dimana tanaman padi maupun palawija mengalami pertumbuhan

positif, meski luas lahan panen tercatat mengalami penurunan. Pada sisi lainnya, subsektor

perikanan secara tahunan (y.o.y) tercatat mengalami peningkatan.

Tabel 1.10. Produksi dan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija

IV'06 2006 IV'07 20071 Padi 807,919 3,627,985 1,002,465 3,644,079 24.08 0.442 Palawija 232,194 1,345,865 208,897 1,481,571 -10.03 10.08

a. Jagung 58,550 720,310 108,244 833,841 84.87 15.76b. Ubi Jalar 13,741 54,124 13,607 48,832 -0.98 -9.78c. Ubi Kayu 136,369 475,694 65,819 506,942 -51.73 6.57d. Kacang Tanah 6,203 40,524 5,623 42,532 -9.35 4.96e. Kedelai 6,846 27,449 5,071 20,805 -25.93 -24.20f. Kacang Hijau 10,485 27,764 10,533 28,619 0.46 3.08

IV'06 2006 IV'07 20071 Padi 157,942 751,727 193,083 736,273 22.25 -2.062 Palawija 46,984 357,157 31,806 317,111 -32.30 -11.21

a. Jagung 17,441 241,350 8,151 209,287 -53.27 -13.28b. Ubi Jalar 1,322 9,554 1,269 4,531 -4.01 -52.57c. Ubi Kayu 8,913 23,688 6,989 32,721 -21.59 38.13d. Kacang Tanah 5,776 41,750 5,059 36,689 -12.41 -12.12e. Kedelai 4,223 17,058 2,038 10,630 -51.74 -37.68f. Kacang Hijau 9,309 23,757 8,300 23,253 -10.84 -2.12

Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel, diolah

y.t.d 2007

KOMODITI

KOMODITI Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha) y.t.d 2007

y.o.y IV'07

y.o.y IV'07

Page 33: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

25

Tabel 1.11. Produksi dan Luas Panen Tanaman Padi di Daerah Bosowasipulu

IV'06 2006 IV'07 2007

1 Bone 180,266 513,542 179,087 523,375 -0.65 1.912 Soppeng 26,664 179,880 23,993 185,006 -10.02 2.853 Wajo 120,715 399,119 117,470 323,999 -2.69 -18.824 Sidrap 72,122 354,260 58,083 329,637 -19.47 -6.955 Pinrang 132,424 439,046 137,022 401,174 3.47 -8.636 Luwu 61,483 185,382 86,289 258,570 40.35 39.487 Luwu Utara 23,020 111,016 37,082 136,668 61.09 23.118 Luwu Timur 28,619 120,332 32,910 119,613 14.99 -0.60

645,313 2,302,577 671,936 2,278,042 4.13 -1.07

IV'06 2006 IV'07 20071 Bone 46,674 115,640 43,473 122,569 -6.86 5.992 Soppeng 5,040 32,770 2,777 32,574 -44.90 -0.603 Wajo 26,658 90,929 28,819 73,590 8.11 -19.074 Sidrap 16,488 72,480 7,742 60,913 -53.04 -15.965 Pinrang 25,717 83,536 31,637 82,349 23.02 -1.426 Luwu 14,207 46,550 13,079 47,875 -7.94 2.857 Luwu Utara 5,197 25,850 8,217 28,993 58.11 12.168 Luwu Timur 6,786 26,722 6,786 24,582 0.00 -8.01

146,767 494,477 142,530 473,445 -2.89 -4.25Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel, diolah

y.o.y IV'07

y.t.d 2007

y.o.y IV'07

y.t.d 2007

TOTAL

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha) KABUPATEN

KABUPATEN

TOTAL

Berdasarkan prompt indikator tersebut, secara tahunan, tampak bahwa produktivitas

tanaman padi mengalami peningkatan sebesar 24,08% (y.o.y) meskipun dalam masa tanam

dan kondisi curah hujan yang tinggi. Peningkatan tersebut diakibatkan adanya peningkatan

luas panen tanaman padi, terutama di kabupaten Luwu dan Luwu Utara. Total hasil produksi

padi beberapa kabupaten yang berada di daerah Bosowasipilu, mengalami peningkatan

sebesar 4,13% (y.o.y), terutama di daerah Luwu dan sekitarnya (tabel 1.8). Sementara untuk

tanaman palawija, secara tahunan tercatat mengalami penurunan produktivitas dan

diperkirakan disebabkan oleh tingginya faktor curah hujan.

Subsektor perikanan, pada triwulan laporan, memberikan kontribusi positif terhadap

sektor pertanian yang tercatat sebesar 0,22% (y.o.y). Peningkatan kontribusi tersebut

dikarenakan terjadi peningkatan produktivitas di subsektor perikanan yaitu sebesar 2,71%

(y.o.y).

Page 34: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

26

Grafik 1.15. Produksi Subsektor Perikanan

105.

28

113.

05

109.

11

108.

21

102.

51

119.

26

118.

01

104.

54

156.

77

-34.

61%

2.71

%-5.2

1%

-7.5

4%3.52

%

-

2040

6080

100120

140160

180

4 1 2 3 4 1 2 3 4

2005 2006 2007

Ribuan Ton

-40%-35%-30%-25%-20%-15%-10%-5%0%5%10%

TOTAL

y.o.y

Sumber : BPS Sulsel

Grafik 1.16. Kredit Sektor Pertanian (Bank Umum)

0.65

0.37

0.79 0.

84

0.82 0.

85

0.86

0.82 0.

86

0.88

0.85

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Sehubungan dengan masa tanam yang terjadi pada triwulan IV-2007 tersebut,

mengakibatkan kinerja sektor pertanian pada triwulan IV-2007 tercatat mengalami kontraksi

sebesar 1,00% (q.t.q), yang didorong kontraksi pada subsektor tanaman bahan makanan

dan perikanan. Kontraksi pada subsektor perikanan ini diperkirakan karena kondisi cuaca

pada triwulan IV-2007 relatif tidak kondusif untuk subsektor ini. Kondisi subsektor perikanan

tersebut terlihat pada produksi sebsektor perikanan (grafik1.15) yang menunjukkan

pernurunan pada triwulan IV-2007.

b. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 12,07% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 15,01% (y.o.y).

Sektor ini memberikan kontribusi sekitar 1,35% terhadap total pertumbuhan ekonomi di

Sulawesi Selatan.

Apabila dilihat dari subsektornya, perlambatan pertumbuhan pada sektor ini

disebabkan oleh penurunan kontribusi subsektor pemerintahan umum, sementara subsektor-

subsektor lainnya relatif tidak mengalami perubahan kontribusi dibandingkan triwulan

sebelumnya. Perlambatan pada subsektor jasa pemerintahan umum tersebut diperkirakan

karena percepatan pelaksanaan program-program pemerintah pada triwulan III-2007

mengingat pelaksanaan Pilkada Gubernur Sulsel yang dilaksanakan pada bulan November

2007. Sehingga kegiatan pemerintah selama triwulan IV-2007 relatif menurun aktivitasnya

dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya.

Page 35: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

27

Tabel 1.12. Perkembangan PDRB Riil : Sektor Jasa-jasa (%, y.o.y)

IV'06 III'07 IV'07 *a Pemerintahan Umum 5.00 15.64 12.36b Swasta 7.37 7.57 8.50

1. Sosial Kemasyarakatan 10.67 9.25 10.252. Hiburan dan Rekreasi 4.21 5.80 5.603. Perorangan dan Rumah tangga 4.04 5.81 6.87

5.18 15.01 12.07a Pemerintahan Umum 0.51 1.52 1.28b Swasta 0.06 0.06 0.07

1. Sosial Kemasyarakatan 0.04 0.04 0.042. Hiburan dan Rekreasi 0.00 0.00 0.003. Perorangan dan Rumah tangga 0.01 0.02 0.02

0.56 1.58 1.35Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel, diolahCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

SUBSEKTOR

Pertumbuhan Tahunan (y.o.y)

Sumbangan Tahunan (y.o.y)

Sementara dari prompt indikator kredit bank umum pada sektor jasa-jasa, terjadi

peningkatan yang diperkirakan kreditur yang menerima kredit tersebut adalah perorangan

dan rumah tangga seiring dengan pertumbuhan kinerja sub-subsektor perorangan dan

rumah tangga pada rincian PDRB yang tercatat tumbuh 6,87% (y.o.y).

Grafik 1.17. Kredit Sektor Jasa-jasa (Bank Umum)

0.69

0.54

0.92

1.08

0.76

0.96 1.

07

1.05

1.24

1.31

1.58

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Sementara secara triwulanan, sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan sebesar

2,14% (q.t.q) lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III-2007. Pertumbuhan tersebut

juga didorong oleh pertumbuhan kinerja pemerintahan umum yaitu sebesar 0,22%.

Secara kumulatif, laju pertumbuhan sektor jasa-jasa pada tahun 2007 tercatat sebesar

5,64% (y.t.d) mengalami perlambatan dibanding laju pertumbuhan sektor ini tahun 2007

(12,80%). Perlambatan ini juga terjadi pada subsektor pemerintahan umum yang

Page 36: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

28

diperkirakan karena proses pelaksanaan pilkada Gubernur Sulsel yang relatif mengganggu

efektivitas kinerja pemerintah daerah.

c. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan laporan, tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 15,20% (y.o.y), lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang sebesar 11,62% (y.o.y). Angka pertumbuhan ini didorong oleh kontribusi

subsektor angkutan, terutama angkutan udara yang berkontribusi sebesar 0,59% (y.o.y).

Secara kumulatif, sektor ini mengalami laju pertumbuhan pada tahun 2007 yaitu sebesar

10,15% (y.t.d), lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan tahun 2006 (6,81%).

Peningkatan tersebut lebih banyak didorong oleh peningkatan kinerja angkutan udara dan

komunikasi. Peningkatan kontribusi kinerja angkutan udara tersebut diperkirakan akibat

kenaikan volume penumpang angkutan udara yang meningkat terutama terkait dengan

banyaknya periode libur panjang, di tahun 2007 serta semakin tajamnya persaingan harga

dari penyedia moda angkutan udara secara nasional yang turut berimbas terhadap

peningkatan animo masyarakat Sulsel terhadap jasa angkutan udara.

Grafik 1.18. Jumlah Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang di Bandara Hasanuddin

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007

Ribuan

KedatanganKeberangkatan

Sumber : Bandara Hasanuddin Makassar

Sementara untuk subsektor komunikasi tumbuh sebesar 11,20% (y.o.y) dengan

sumbangan sebesar 0,18% (y.o.y) yang relatif tetap dibanding triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan subsektor komunikasi ini mengalami perlambatan meskipun dalam kisaran

yang relatif tetap.

Secara triwulanan, sektor angkutan-komunikasi justru mengalami perlambatan

dibanding pertumbuhan triwulan III-2007. Tercatat pada triwulan IV-2007 tumbuh sebesar

5,06% sementara pertumbuhan triwulan III-2007 sebesar 6,13%. Perlambatan tersebut

Page 37: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

29

didorong oleh kontraksi pada kinerja subsektor angkutan laut/sungai. Diperkirakan

perlambatan tersebut disebabkan oleh berpindahnya penumpang angkutan laut ke angkutan

udara dengan pertimbangan waktu dan biaya antara kedua sarana tersebut.

Tabel 1.13. Perkembangan PDRB Riil : Sektor Angkutan-Komunikasi (%, y.o.y)

IV'06 III'07 IV'07 *a Pengangkutan 6.10 11.61 16.21

1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.002. Angkutan Jalan raya 4.07 7.55 10.273. Angkutan Laut/sungai 0.40 8.55 5.944. Angkutan Udara 13.50 20.61 32.015. Jasa Penunjang Angkutan 7.34 9.04 16.45

b Komunikasi 11.33 11.66 11.207.11 11.62 15.20

a Pengangkutan 0.37 0.71 1.011. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.002. Angkutan Jalan raya 0.11 0.20 0.283. Angkutan Laut/sungai 0.01 0.11 0.074. Angkutan Udara 0.22 0.36 0.595. Jasa Penunjang Angkutan 0.03 0.04 0.07

b Komunikasi 0.17 0.18 0.180.53 0.89 1.19

Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel, diolahCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

Sumbangan Tahunan (y.o.y)

Pertumbuhan Tahunan (y.o.y)

SUBSEKTOR

d. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran

Sektor perdagangan-hotel-restoran pada triwulan laporan tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 11,94% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,54%. Laju pertumbuhan tersebut disumbang

oleh subsektor perdagangan besar dan eceran yang tercatat sebesar 1,66% (y.o.y).

Sumbangan subsektor tersebut relatif dapat ditinjau dari peningkatan arus barang yang

masuk dan keluar melalui pelabuhan Makassar Sulsel, terutama kegiatan muat barang untuk

ekspor yang menunjukkan peningkatan.

Tabel 1.14. Perkembangan PDRB Riil :Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (%, y.o.y)

IV'06 III'07 IV'07 *a Perdagangan Besar dan Eceran 6.08 10.56 11.94b Hotel 1.08 12.48 14.39c Restoran 5.55 9.99 11.52

5.96 10.54 11.94a Perdagangan Besar dan Eceran 0.82 1.41 1.66b Hotel 0.00 0.03 0.03c Restoran 0.07 0.12 0.15

0.89 1.56 1.83Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel, diolahCatatan: * angka perkiraan KBI Makassar

SUBSEKTOR

Pertumbuhan Tahunan (y.o.y)

Sumbangan Tahunan (y.o.y)

Page 38: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

30

Sementara secara kumulatif, laju pertumbuhan sektor ini pada tahun 2007 tercatat

sebesar 9,45% (y.t.d), lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan pada tahun 2006 (7,10%).

Pertumbuhan sektor ini, baik tahunan maupun kumulatif, disumbang oleh subsektor

perdagangan besar dan eceran yang tercatat sebesar 1,66% (y.o.y) dan 1,27% (y.t.d).

Sumbangan subsektor tersebut relatif dapat ditinjau dari peningkatan arus barang yang

masuk dan keluar melalui pelabuhan Makassar Sulsel, terutama kegiatan muat barang untuk

ekspor yang menunjukkan peningkatan.

Secara total, terjadi peningkatan arus bongkar muat barang sebesar 11,96% sejalan

dengan peningkatan subsektor perdagangan besar dan eceran. Sementara untuk subsektor

perhotelan, mengalami pertumbuhan sebesar 14,39% (y.o.y) namun kontribusinya tidak

mengalami perubahan dibanding triwulan sebelumnya.

Grafik 1.19. Arus Bongkar Muat Barang Melalui Pelabuhan Makassar

0.000.200.400.600.801.001.201.401.601.80

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4*

2005 2006 2007Juta

Ton

BongkarMuat

Sumber : PT. Pelindo IV Cab. Mks

Grafik 1.20. Kredit Sektor Perdagangan (Bank Umum)

2.66 3.

19

4.05 4.

32 4.78 4.

98 5.33 5.

62

6.19 6.

53 7.06

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Peningkatan secara tahunan dan kumulatif tersebut juga terjadi secara triwulanan,

dimana sektor perdagangan-hotel-restoran tercatat tumbuh sebesar 4,02% lebih tinggi

dibanding pertumbuhan pada triwulan III-2007 yang tercatat sebesar 3,65%. Peningkatan

tersebut juga didorong oleh peningkatan kinerja subsektor perdagangan besar dan eceran

sebesar 0,57% (q.t.q)..

e. Sektor Keuangan-Sewa-Jasa Perusahaan

Pertumbuhan sektor keuangan-sewa-jasa perusahaan pada triwulan laporan tercatat

sebesar 8,13% (y.o.y) atau mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 9,46% (y.o.y). Perlambatan tersebut disumbang oleh kontribusi subsektor bank yang

menurun dari 0,31% (y.o.y) menjadi 0,20% (y.o.y). Sementara itu subsektor-subsektor

lainnya mengalami kenaikan kontribusi namun kurang mendorong pertumbuhan pada sektor

Page 39: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

31

Grafik 1.21Nilai Tambah Bruto Bank Umum Sulsel

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007riliu

n R

p 0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%NTB y.o.y

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

ini. Namun demikian, secara triwulanan (q.t.q), sektor ini tercatat tumbuh sebesar 3,10%,

lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III-2007 yang sebesar 1,28%. Pertumbuhan

tertinggi terjadi pada suksektor bank yang tercatat sebesar 0,09%. Peningkatan

pertumbuhan juga terjadi secara kumulatif (y.t.d), sektor ini tercatat tumbuh sebesar

10,33%, lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan pada 2006 (8,72%). Peningkatan tersebut

disebabkan kinerja perbankan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding kinerja

di tahun 2006.

Perlambatan pertumbuhan

tahunan serta peningkatan

triwulanan dan kumulatif pada

subsektor bank tercermin pada

Nilai Tambah Bruto (NTB) bank

umum di Sulsel yang

menunjukkan adanya

perlambatan pertumbuhan

tahunan namun secara

triwulanan dan kumulatif terjadi

peningkatan nominal dibanding

kinerjanya di tahun 2006.

f. Sektor Lainnya

Sektor industri pengolahan tercatat tumbuh 10,60% (y.o.y) pada triwulan laporan,

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar

4,50% (y.o.y). Pertumbuhan tersebut didorong oleh kontribusi subsektor industri makanan,

minuman dan tembakau yang relatif besar yaitu dari 0,26% menjadi 1,05% sementara

industri semen dan barang galian bukan logam menyumbang 0,32% dari sebelumnya

sebesar 0,27%. Pertumbuhan tersebut juga terjadi secara triwulanan, yang tercatat tumbuh

sebesar 3,34% sementara pertumbuhan triwulan III-2007 sebesar 3,23%. Pertumbuhan

triwulanan tersebut didorong oleh pertumbuhan kinerja industri semen dan barang galian

bukan logam yang sebesar 0,12%. Pertumbuhan subsektor- subsektor tersebut terlihat pada

prompt indikator dibawah ini :

Tabel 1.15. Produksi Semen di Sulsel (Subsektor industri semen dan barang galian bukan logam)

y.o.y q.t.qIV'07 - IV'06 IV'07 - III'07

Produksi Semen 283,897 279,605 284,806 0.32% 1.86%Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

KETERANGAN IV'06 III'07 IV'07

Page 40: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

32

Grafik 1.25. Penjualan Listrik (Juta Kwh) di Sulsel

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

*

2007

*

Ribuan GWh

Energi Terjual

Sumber : PLN* : Taksiran KBI Mks

Grafik 1.22 Produksi Terigu di Sulsel

(Subsektor ind. mknn, mnman & temb)

(5)

5

15

25

35

45

55

65

75

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12*

Ribuan M/T

2006 20072007

Sumber : BPS Sulsel* : Taksiran KBI Makassar

Grafik 1.23 Kredit Sektor Industri (Bank Umum)

1.18

1.19

1.56 1.60

1.54

1.46

1.49

1.44 1 .

60

1.51

1.44

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Namun apabila dibanding

dengan total pertumbuhan pada tahun

2006, sektor ini tercatat mengalami

perlambatan. Pada tahun 2007, sektor ini

tercatat tumbuh sebesar 4,74% (y.t.d)

sementara pada tahun 2006

pertumbuhannya tercatat sebesar 7,22%

(y.t.d). Perlambatan dimaksud lebih

disebabkan oleh produksi industri semen

pada tahun 2007 yang peningkatannya

lebih lambat dibanding peningkatan

produksi semen tahun 2006 .

Sektor listrik-gas-air bersih

pada triwulan laporan tercatat tumbuh

sebesar 15,83% (y.o.y) lebih tinggi

dibanding pertumbuhan triwulan

sebelumnya (10,38%, y.o.y). Secara

triwulanan, sektor ini juga tercatat

tumbuh lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya. Pada triwulan IV-2007

tercatat tumbuh sebesar 5,89%

sementara triwulan III-2007 tumbuh

sebesar 3,67%. Begitu juga secara

kumulatif, sektor ini juga tumbuh sebesar 8,85% (y.t.d) lebih tinggi dibanding pertumbuhan

Grafik 1.24. Realisasi Pengadaan Semen di Sulsel

0.75

0.80

0.85

0.90

0.95

1.00

1.05

2004 2005 2006 2007

Juta Ton

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

Produksiy.t.d

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

Page 41: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

33

Grafik 1.26. Kredit Sektor Pertambangan-Penggalian (Bank Umum)

0.09

0.13

0.13

0.03

0.02

0.04

0.05

0.03

0.020.

03

0.03

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

0.14

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

pada tahun 2006 (7,75%). Pertumbuhan sektor ini, baik tahunan, triwulanan maupun

kumulatif, didominasi oleh sumbangan subsektor listrik yaitu sebesar 0,14% (y.o.y), 0,05%

(q.t.q) dan 0,08% (y.t.d) dengan pertumbuhan sebesar 17,14% (y.o.y) lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,15% (y.o.y). Sementara itu, pertumbuhan

triwulanan dan kumulatif dari subsektor listrik masing-masing tercatat sebesar 0,05% (q.t.q)

dan 9,43% (y.t.d), yang diperkirakan disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan

masyarakat akan sumber energi listrik tersebut.

Sektor pertambangan-penggalian pada triwulan laporan tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 4,06% (y.o.y) setelah triwulan sebelumnya mengalami perlambatan

yaitu sebesar 3,41% (y.o.y). Dengan adanya peningkatan tersebut maka sumbangan

terhadap PDRB daerah meningkat menjadi sebesar 0,43% (y.o.y). Peningkatan tersebut

masih didominasi sumbangan kinerja subsektor pertambangan bukan migas yaitu sebesar

0,30%, dan dari subsektor penggalian yang sumbangan meningkat dari 0,05% menjadi

0,12%.

Sementara secara triwulanan, tercatat pada triwulan IV-2007 tumbuh sebesar 3,48%

lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan III-2007 yang kontraksi sebesar 1,42%.

Peningkatan tersebut juga didorong oleh

sumbangan kinerja subsektor

pertambangan bukan migas yaitu

sebesar 0,26%. Sedangkan secara

kumulatif, sektor ini justru mengalami

perlambatan yaitu dari 6,63% (y.t.d)

pada tahun 2006 menjadi sebesar

5,12% (y.t.d) pada tahun 2007.

Perlambatan ini sejalan dengan

perkembangan kredit bank umum di

Sulsel untuk sektor ini (grafik 1 26).

Sektor bangunan, pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan seiring dengan

pertumbuhan sektor industri pengolahan yaitu mengalami peningkatan lebih tinggi

dibanding triwulan sebelumnya, terutama terkait dengan subsektor industri pengolahan

semen. Pada triwulan laporan, sektor ini tumbuh 18,60% (y.o.y) dengan sumbangan

terhadap PDRB daerah sebesar 0,88% (y.o.y). Salah satu faktor yang turut memicu

pertumbuhan sektor ini di periode laporan adalah realisasi percepatan proyek-proyek

pemerintah sehubungan dengan akan berakhirnya tahun anggaran. Peningkatan sektor ini

Page 42: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

34

tercermin pula dari penjualan bahan konstruksi. Kondisi tersebut juga menyebabkan

terjadinya pertumbuhan triwulanan sektor ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulanan

triwulan III-2007, yaitu dari 5,72% pada triwulan III-2007 menjadi 12,63%. Apabila

dibanding tahun 2006, sektor ini juga mengalami peningkatan, dimana pertumbuhan selama

tahun 2007 tercatat sebesar 8,43% (y.t.d) lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2006

yang tercatat sebesar 4,41% (y.t.d). Pertumbuhan tersebut diperkirakan karena makin

maraknya pembangunan perumahan dan konstruksi di Sulsel.

Grafik 1.27. Kredit Sektor Konstruksi (Bank Umum)

0.40

0.65 0.

70 0.73 0.75 0.

77

0.59

0.81

0.95

0.92

0.73

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Grafik 1.28. Penjualan Bahan Konstruksi

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

0.50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007Mily

ar R

p

Sumber : KBI Makassar Survei Penjualan Eceran

Page 43: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

35

Salah satu kondisi yang menjadikan mengapa Parwisata dianggap dapat

mensukseskan pembangunan ekonomi negara berkembang adalah terdapatnya berbagai

permasalahan pemasaran ekspor dari barang-barang tradisional yang diproduksi oleh negara-

negara tersebut diantaranya lambatnya peningkatan permintaan luar negeri karena berbagai

macam proteksi, serta tingginya persaingan akibat seragamnya barang-barang yang

diekspor. Di Indonesia sendiri, pariwisata telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi

penting dan menjadi penghasil devisa nomor satu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu: (1) berkurangnya peranan minyak bumi sebagai penghasil devisa; (2) merosotnya nilai

ekspor migas; (3) prospek pariwisata yang cenderung meningkat; serta (4) besarnya potensi

pariwisata yang dimiliki (Spilanne, 1994).

Berdasarkan data yang dikutip dari WTO, pada tahun 2000 wisatawan manca

negara (wisman) internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan

pendapatan sebesar USD 476 milyar. Sedangkan jumlah wisatawan dalam negeri di masing-

masing negara jumlahnya lebih besar lagi dan kelompok ini merupakan penggerak utama

dari perekonomian nasional. Indonesia sendiri merupakan negara dengan urutan kedelapan

yang dikunjungi oleh 5,064 juta dengan peroleh devisa USD. 5,7 miliar (pada tahun 2000).

Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang

besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional

(inbound tourism) berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan

1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang

berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia

sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.

Namun demikian, terlepas dari potensi pariwisata yang cukup besar bagi Indonesia,

Jero Wacik (2007) menyatakan bahwa pariwisata Indonesia masih dihadapkan pada

persoalan mendasar yakni memulihkan kepercayaan wisatawan untuk datang ke Indonesia.

Untuk memulihkan kepercayaan wisatawan pasca musibah tentunya perlu kerja keras semua

pihak baik pemerintah, perilaku bisnis, maupun masyarakat (pers) dengan melakukan

berbagai langkah strategis. Langkah strategis perlu dilakukan dengan pemulihan

kepercayaan pasar, khususnya terhadap kondisi kejadian di tahun 2006 mengenai masalah

keamanan, flu burung, lingkungan, dan bencana alam.

Box 1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pengembangan

Industri Pariwisata di Sulawesi Selatan (Penelitian Bersama KBI Makassar dgn Akademi Pariwisata Fajar Makassar)

Page 44: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

36

Untuk provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sendiri, kunjungan wisatawan baik

mancanegara (wisman) maupun nusantara (wisnus) selama tiga tahun terakhir, berdasarkan

data yang dikutip dari Dinas Pariwisata dan Budaya provinsi Sulawesi Selatan, justru

mengalami peningkatan di tahun 2006. Pada tahun 2004 kunjungan wisman 13,197,

kemudian tahun 2005 sebanyak 16,172 dan di tahun 2006 menjadi 22,249 wisman. Dan

untuk wisnus sendiri ditahun 2004 kunjungan wisnus 694,457, kemudian tahun 2005

sebanyak 783,088 dan terakhir tahun 2006 sebanyak 1,120,895 wisatawan. Mengacu

kepada kondisi tersebut, pariwisata, yang merupakan salah satu sektor potensial bagi

penerimaan PAD di Sulsel, ternyata sangat mungkin dikembangkan lebih optimal lagi. Data

yang dikutip dari Dinas Pariwisata dan Budaya provinsi Sulsel selama lima tahun terakhir

penerimaan devisa dari wisman terus mengalami peningkatan, dari US$ 2,9 juta di tahun

2002 hingga US$ 8,8 juta di tahun 2006. Liberalisasi wisata yang berpotensi untuk

dikembangkan oleh pemerintah provinsi Sulsel baik wisata alam, wisata bahari, agrowisata,

maupun wisata budaya, termasuk wisata sejarah yang banyak dimiliki oleh daerah ini.

Namun semua itu belum dikelola secara maksimal. untuk itu pemerintah daerah perlu

melakukan terobosan dengan membuat suatu kegiatan baru yang disesuaikan dengan

kemampuan ekonomi daerah setempat dan letak geografis yang mendukung terlaksananya

program tersebut dan sesuai dengan apa yang diharapkan, termasuk didalamnya adalah

pembangunan kepariwisataan di daerah.

Bertolak dari uraian di atas maka kajian penelitian tentang faktor penghambat dan

pendorong pengembangan industri pariwisata di provinsi Sulsel sangat diperlukan terutama

untuk mengungkap (1) faktor-faktor apakah yang menghambat perkembangan industri

pariwisata, di provinsi Sulawesi Selatan; (2) faktor-faktor apakah yang mendorong

perkembangan industri pariwisata, di provinsi Sulawesi Selatan; (3) faktor-faktor manakah

yang paling dominan dalam pengembangan industri pariwisata di provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun sampel fokus penelitian ini adalah pada dua daerah yaitu Kotamadya Makassar dan

Kabupaten Tanah Toraja. Pemilihan lokasi ini didasari beberapa pertimbangan, yaitu (1)

kedua lokasi tersebut memberikan konstribusi tertinggi atas kunjungan wisatawan baik

mancanegara maupun nusantara dan (2) lokasi-lokasi tersebut terletak pada secara geografis

representatif mewakili Sulawesi Selatan, dimana Kabupaten Tanah Toraja mewakili Sulawesi

Selatan bagian utara, dan Kota Makassar mewakili Sulawesi Selatan bagian Selatan.

Penelitian ini sendiri akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan (bulan Oktober-Desember 2007)

dengan jumlah sampel yang ditarik sebanyak 40 orang wisatawan mancanegara dan 35

orang wisatawan nusantara di kedua daerah penelitian sehingga jumlah keseluruhan sampel

adalah minimal 150 responden.

Page 45: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

37

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada setiap wisatawan yang

terpilih sebagai sampel. Dimensi data yang akan diungkap melalui kuisioner ini antara lain

adalah : (1) identitas dan demografi; (2) persepsi wisatawan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi mereka dalam memilih destinasi wisata, seperti faktor keamanan, faktor daya

tarik objek wisata, faktor fasilitas wisata, faktor Infastruktur dan sarana pendukung.

Sedangkan data sekunder berupa dokumen-dokumen pendukung diperoleh dari dinas-dinas

terkait pada tingkat provinsi, kabupaten/ kota, di Sulsel. Selanjutnya, unit analisis pada

penelitian ini adalah wisatawan mancanegara dan nusantara yang mengunjungi objek wisata

di kabupaten Tana Toraja dan Kota Makassar.

Hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan mengungkapkan bahwa:

a. Untuk daerah wisata Tana Toraja, faktor-faktor pendorong dalam pengembangan

industri pariwisata baik dari persepsi wisatawan mancanegara maupun wisatawan

nusantara adalah faktor keamanan, faktor daya tarik objek wisata, fasilitas wisata, dan

sarana pendukung wisata. Sementara yang masuk dalam kategori faktor penghambat

adalah infrastruktur.

b. Untuk daerah wisata Makassar, faktor-faktor pendorong dalam pengembangan industri

pariwisata baik dari persepsi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara

adalah faktor keamanan, faktor daya tarik objek wisata, fasilitas wisata, sarana

pendukung wisata, dan faktor infrastruktur. Sementara yang menjadi faktor penghambat

tidak ditemukan.

c. Hasil pemeringkatan faktor-faktor pendorong/penghambat yang diteliti dalam penelitian

ini (yang dilakukan dengan metode Borda) menunjukkan bahwa:

i. Wisatawan mancanegara di Tana Toraja menempatkan keamanan pada peringkat

pertama, diikuti oleh fasilitas wisata, daya tarik objek wisata, infrastruktur dan sarana

pendukung wisata pada peringkat kelima.

ii. Wisatawan nusantara di Tana Toraja menempatkan keamanan pada peringkat

pertama, diikuti oleh daya tarik objek wisata, fasilitas wisata, infrastruktur dan sarana

pendukung wisata pada peringkat kelima.

iii. Wisatawan mancanegara di Makassar menempatkan daya tarik objek wisata pada

peringkat pertama, diikuti oleh keamanan, fasilitas wisata, infrastruktur dan sarana

pendukung wisata pada peringkat kelima.

Page 46: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

38

iv. Wisatawan nusantara di Makassar menempatkan keamanan pada peringkat pertama,

diikuti oleh daya tarik objek wisata, fasilitas wisata, infrastruktur dan sarana

pendukung wisata pada peringkat kelima.

Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi kepada Pemerintah Daerah

Sulsel terutama terkait dengan upaya-upaya yang dapat dipertimbangkan guna

mengembangkan kinerja pariwisata di Sulsel pada periode-periode yang akan datang, yaitu :

a. Dalam rangka pengembangan industri pariwisata di Tana Toraja baik untuk wisatawan

mancanegara maupun nusantara, maka pemerintah melalui instansi terkait perlu untuk

(1) menciptakan suasana yang aman dari dari bencana alam yang sering terjadi di Tana

Toraja; (2) memperhatikan kondisi objek (situs) bersejarah yang ada di Tana Toraja yang

saat ini kondisinya sudah tidak terawat; (3) memperbaiki infrastruktur, khususnya kondisi

jalan, baik jalan provinsi maupun jalan daerah Tana Toraja dan (4) menetapkan

standarisasi fasilitas dan pelayanan hotel dan restoran.

b. Dalam rangka pengembangan industri pariwisata di Makassar baik untuk wisatawan

mancanegara maupun nusantara, maka pemerintah melalui instansi terkait perlu untuk

(1) menciptakan rasa aman khususnya dari demonstrasi yang marak terjadi di Makassar;

(2) memperhatikan kondisi objek (situs) bersejarah yang ada di Makassar yang selama ini

sudah terlupakan dan tidak terawat dengan baik; (3) memperbaiki kondisi jalan-jalan di

Makassar untuk memperlancar dan meningkatkan kenyamanan wisatawan dalam

mengakses objek-objek wisata di Makassar; (4) meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam berlalu lintas dan memberdayakan pihak yang terkait dalam menciptakan kondisi

berlalu lintas yang aman dan nyaman; (5) menetapkan standar fasilitas hotel dan restoran

serta fasilitas MICE melalui kebijakan daerah atau Peraturan Daerah yang mengatur

mengenai pariwisata.

c. Selain itu, Pemerintah Daerah perlu untuk melakukan sinergitas terhadap berbagai

instansi yang terkait dengan elemen-elemen utama pada industri pariwisata dan perlu

mengkonsepkan pembuatan event-event wisata yang lebih menarik guna meningkatkan

angka kunjungan wisatawan ke provinsi Sulsel.

Page 47: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

39

Bab 2

Perkembangan Inflasi

Laju inflasi tahunan di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel)1 tercatat sebesar 5,71%

(y.o.y), mengalami perlambatan dibandingkan baik dengan laju inflasi tahunan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 6,98% (y.o.y) maupun dengan laju inflasi nasional yang

tercatat sebesar 6,59% (y.o.y). Penurunan tersebut diperkirakan karena relatif melimpahnya

pasokan bahan makanan, terutama sayur-sayuran serta menurunnya harga ikan.

Laju inflasi tahunan tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yang tercatat

sebesar 11,27% (y.o.y) atau mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 16,84% (y.o.y). Sedangkan laju inflasi tahunan terendah terjadi pada

kelompok transportasi-komunikasi-jasa keuangan yaitu sebesar 0,27% (y.o.y). Berdasarkan

sumbangannya, kelompok bahan makanan masih merupakan penyumbang tertinggi

terhadap laju inflasi daerah yaitu sebesar 3,19% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yaitu sebesar 4,78% (y.o.y). Adapun penyumbang inflasi terendah adalah

kelompok transportasi-komunikasi-jasa keuangan yang tercatat sebesar 0,05% (y.o.y).

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

QI-04 QII-04 QIII-04

QIV-04

QI-05 QII-05 QIII-05

QIV-05

QI-06 QII-06 QIII-06

QIV-06

QI-07 QII-07 QIII-07

QIV-07

%

q.t.qy.o.yy.t.d

Sumber : BPS, diolah

1 Laju inflasi Sulsel di proxi dengan menggunakan laju inflasi kota Makassar (BPS Prov. Sulsel)

Page 48: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

40

Secara triwulanan, laju inflasi pada periode laporan mengalami penurunan yaitu dari

3,39% (q.t.q) pada triwulan III-2007 menjadi deflasi sebesar 0,53% (q.t.q), lebih rendah bila

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,66% (q.t.q).

Deflasi harga pada triwulan ini, hanya terjadi di kelompok bahan makanan yang lebih

didominasi deflasi pada komoditas sayur-sayuran dan ikan segar. Inflasi triwulanan tertinggi

masih terjadi pada kelompok sandang yang tercatat sebesar 4,28% (q.t.q) sedangkan inflasi

terendah masih pada kelompok tranportasi-komunikasi-jasa keuangan yaitu sebesar 0,04%

(q.t.q).

Adapun berdasarkan tahun kalender, laju inflasi kumulatif sampai dengan akhir

bulan Desember 2007 adalah sebesar 5,71% (y.t.d). Angka ini lebih rendah dibandingkan

laju inflasi kumulatif pada periode sama tahun 2006 yang tercatat sebesar 7,21% (y.t.d).

Tekanan harga kumulatif tertinggi terjadi di kelompok bahan makanan yaitu sebesar 11,27%

(y.t.d) sedangkan yang terendah terjadi pada kelompok transportasi-komunikasi-jasa

keuangan yang tercatat sebesar 0,27% (y.t.d).

Determinan inflasi pada triwulan laporan terutama diperkirakan berasal dari sisi

permintaan (demand push inflation), yaitu meningkatnya permintaan atas barang/jasa

sehubungan dengan Hari Raya Idul Adha, Natal dan perayaan Tahun Baru. Inflasi volatile

foods masih tercatat mendominasi perkembangan IHK Sulsel pada triwulan laporan bila

dibandingkan dengan kelompok barang/jasa yang harganya diatur pemerintah

(administreted) maupun inflasi inti (core-inflation).

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, y.o.y)

KETERANGAN QI-05 QII-05 QIII-05 QIV-05 QI-06 QII-06 QIII-06 QIV-06 QI-07 QII-07 QIII-07 QIV-07

Bahan Makanan 5.88 6.5 10.61 7.45 16.96 20.83 20.69 16.07 14.52 10.53 16.84 11.27 Makanan Jadi 7.22 7.69 9.17 14.64 11.44 13.52 11.74 5.72 4.98 3.28 3.75 4.03 Perumahan 7.16 6.23 6.2 12.34 10.16 10.66 10.4 3.26 2.89 2.55 2.45 3.01 Sandang 4.22 3.92 6.52 6.97 7.2 8.85 6.06 4.79 5.49 3.38 6.37 9.29 Kesehatan 2.48 3.19 3.4 5.85 5.48 5.71 5.92 3.33 2.85 2.71 4.08 4.39 Pendidikan 16.53 16.19 15.27 8.25 8.31 9.15 13.49 13.12 12.99 12.12 8.5 8.25 Transpor 16.51 11.06 9.72 40.6 29.99 29.67 29.6 0.98 0.54 0.48 0.35 0.27

Bahan Makanan 1.63 1.79 2.86 2.09 4.59 5.68 5.67 4.20 3.99 2.97 4.78 3.19 Makanan Jadi 1.19 1.26 1.50 2.35 1.87 2.21 1.92 0.91 0.79 0.52 0.59 0.63 Perumahan 1.72 1.49 1.48 2.92 2.41 2.51 2.43 0.75 0.65 0.57 0.54 0.67 Sandang 0.27 0.25 0.42 0.45 0.45 0.55 0.38 0.28 0.32 0.20 0.37 0.54 Kesehatan 0.08 0.10 0.11 0.18 0.17 0.18 0.18 0.10 0.08 0.08 0.11 0.12 Pendidikan 0.93 0.90 0.91 0.51 0.50 0.55 0.86 0.76 0.74 0.68 0.52 0.51 Transpor 2.69 1.87 1.66 6.70 5.24 5.17 5.08 0.20 0.11 0.09 0.07 0.05UMUM / TOTAL 8.52 7.67 8.95 15.20 15.23 16.85 16.52 7.21 6.68 5.11 6.98 5.71

Sumber : BPS, diolah

INFLASI (%, y.o.y)

Sumbangan terhadap Inflasi Umum (%, y.o.y)

Page 49: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

41

Tabel 2.2. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, q.t.q)

KETERANGAN QI-05 QII-05 QIII-05 QIV-05 QI-06 QII-06 QIII-06 QIV-06 QI-07 QII-07 QIII-07 QIV-07

Bahan Makanan -0.72 1.29 2.33 4.42 8.06 4.64 2.22 0.42 6.61 1.00 8.05 -4.36 Makanan Jadi 4.66 0.62 2.10 6.63 1.73 2.50 0.49 0.88 1.02 0.84 0.95 1.16 Perumahan 2.94 0.07 0.84 8.14 0.95 0.52 0.61 1.15 0.58 0.19 0.51 1.70 Sandang 0.53 0.83 2.74 2.71 0.74 2.38 0.12 1.48 1.41 0.33 3.01 4.28 Kesehatan 1.42 0.74 0.60 2.98 1.07 0.96 0.80 0.47 0.59 0.83 2.15 0.76 Pendidikan 0.12 0.00 7.38 0.70 0.17 0.78 11.64 0.37 0.06 0.00 8.04 0.13 Transpor 8.71 0.30 0.33 28.51 0.50 0.06 0.28 0.13 0.07 0.00 0.15 0.04

Bahan Makanan -0.20 0.35 0.64 1.21 2.11 1.28 0.63 0.12 1.87 0.30 2.39 -1.35 Makanan Jadi 0.75 0.10 0.34 1.09 0.28 0.40 0.08 0.14 0.16 0.13 0.15 0.18 Perumahan 0.70 0.02 0.20 1.90 0.22 0.12 0.14 0.25 0.13 0.04 0.11 0.36 Sandang 0.03 0.05 0.17 0.17 0.04 0.14 0.01 0.09 0.08 0.02 0.17 0.24 Kesehatan 0.04 0.02 0.02 0.09 0.03 0.03 0.02 0.01 0.02 0.02 0.06 0.02 Pendidikan 0.01 0.00 0.44 0.04 0.01 0.04 0.65 0.02 0.00 0.00 0.48 0.01 Transpor 1.44 0.05 0.06 4.89 0.10 0.01 0.05 0.02 0.01 0.00 0.03 0.01UMUM / TOTAL 2.77 0.59 1.87 9.40 2.79 2.01 1.58 0.66 2.28 0.51 3.39 -0.53

Sumber : BPS, diolah

INFLASI (%, q.t.q)

Sumbangan terhadap Inflasi Umum (%, q.t.q)

Berdasarkan sumbangannya terhadap laju inflasi, secara tahunan, inflasi volatile

foods masih merupakan penyumbang tertinggi yaitu sebesar 2,61% (y.o.y) dengan laju inflasi

sebesar 10,99% (y.o.y). Tekanan harga masih berasal dari kelompok barang yang termasuk

inflasi non inti (khususnya volatile food) yang antara lain adalah beras, bawang merah dan

minyak goreng yang masing-masing menyumbang sebesar 0,38% (y.o.y); 0,49% (y.o.y) dan

0,54% (y.o.y) terhadap total inflasi daerah.

Selanjutnya, inflasi inti Sulsel mencatat andil sebesar 2,48% (y.o.y) dengan laju

inflasi 4,81% (y.o.y) diikuti oleh kelompok administrated yang mencatat andil sebesar

0,62% (y.o.y) dengan laju inflasi pada triwulan laporan sebesar 2,53% (y.o.y). Komoditas-

komoditas yang memberikan sumbangan tertinggi pada laju inflasi inti Sulsel tersebut antara

lain disumbang oleh komoditas emas perhiasan (0,38%), akademi/perguruan tinggi (0,19),

SLTA (0,14%), ikan kembung (0,11%) dan tepung terigu (0,08%). Pada komoditas tepung

terigu, selain menjadi salah satu komoditas yang memberikan sumbangan terbesar

pembentukan inflasi inti, komoditas tersebut juga merupakan komoditas yang mengalami

inflasi tertinggi yaitu sebesar 46,31%. Inflasi pada komoditas terpung terigu tersebut

disebabkan oleh peningkatan harga gandum di pasar internasional yang merupakan bahan

utama pembuatan tepung terigu. Selain itu, pola distribusi tepung terigu di Sulsel masih

dikuasai oleh satu distributor (distributor tunggal) sehingga pembentukan harga tepung

terigu di pasar regional lebih berpotensi terjadinya peningkatan harga komoditas tersebut.

Secara umum harga-harga komoditi yang termasuk dalam kelompok administrated

mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya, terutama

komoditas rokok kretek filter dan rokok kretek yang mengalami kenaikan harga masing-

masing sebesar 0,18% (y.o.y) dan 0,12% (y.o.y). Kondisi ini diperkirakan terjadi akibat

Page 50: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

42

adanya kenaikan cukai rokok yang kemudian berimbas langsung kepada harga jual eceran

kedua komoditas tersebut.

Grafik 2.2. Disagregasi Inflasi (y.o.y)

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

QI-04 QII-04

QIII-04

QIV-04

QI-05 QII-05

QIII-05

QIV-05

QI-06 QII-06

QIII-06

QIV-06

QI-07 QII-07

QIII-07

QIV-07

%

Inflasi IHKInflasi Inti (Core)Inflasi AdministeredInflasi Volatile Food

Sumber : BPS, diolah

Dengan meningkatnya tekanan harga pada volatile foods tersebut, khususnya

komoditas-komoditas yang sangat diperlukan bagi masyarakat umum, maka peran

pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dari komoditas-

komoditas dimaksud, terutama dengan menjaga kelancaran distribusi dan upaya-upaya

mengoptimalkan stabilisasi harga seperti pelaksanaan operasi pasar yang efisien, tepat waktu

dan tepat sasaran.

2.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan inflasi tahunan, inflasi tertinggi masih terjadi pada kelompok bahan

makanan yang tercatat sebesar 11,27% (y.o.y). Pendorong kenaikan tersebut diperkirakan

karena peningkatan konsumsi masyarakat terhadap bahan makanan sehubungan dengan

kegiatan perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, kelompok

transportasi-komunikasi-jasa keuangan, masih cenderung terus mengalami perlambatan yang

pada triwulan laporan tercatat sebesar 0,27% (y.o.y). Sedangkan secara triwulanan, deflasi

yang terjadi pada triwulan IV-2007 tersebut didorong oleh deflasi pada kelompok bahan

makanan. Deflasi pada kelompok ini diperkirakan karena permintaan yang menurun

sehubungan dengan berakhirnya masa bulan Ramadhan yang terjadi pada triwulan III-2007.

penurunan permintaan tersebut sejalan dengan penurunan kinerja konsumsi pada PDRB

Sulsel. Sementara sumbangan terhadap besaran inflasi dari setiap kelompok barang dan jasa

pada triwulan IV-2007 di Sulawesi Selatan, secara berurutan dari yang terbesar hingga yang

terkecil adalah sebagai berikut :

Page 51: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

43

Tabel 2.3 Inflasi dan Sumbangan Tertinggi Komoditas

di Kelompok Bahan Makanan SUB KELOMPOK % KOMODITAS %

Padi-padian 6.61 Tepung Terigu 46.31Daging & Hasilnya 11.58 Ayam Hidup 20.20Ikan Segar 2.85 Ikan Kembung 45.18Ikan Diawetkan 3.18 Ikan Dalam Kaleng 6.02Telur, Susu & Hslnya 19.00 Telur Ayam Ras 32.36Sayur-sayuran 20.67 Tomat Sayur 87.50Kacang-kacangan 5.30 Kacang Tanah 29.89Buah-buahan 4.32 Tomat Buah 80.95Bumbu-bumbuan 27.50 Bawang Merah 173.29Lemak & Minyak 39.26 Minyak Goreng 64.51Bahan Makan Lainnya 8.53 Emping Mentah 10.16

Padi-padian 0.52 Beras 0.38Daging & Hasilnya 0.26 Daging Ayam Ras 0.13Ikan Segar 0.22 Cakalang 0.16Ikan Diawetkan 0.01 Teri 0.005Telur, Susu & Hslnya 0.39 Telur Ayam Ras 0.24Sayur-sayuran 0.51 Tomat Sayur 0.18Kacang-kacangan 0.03 Kacang Tanah 0.02Buah-buahan 0.05 Tomat Buah 0.02Bumbu-bumbuan 0.55 Bawang Merah 0.49Lemak & Minyak 0.63 Minyak Goreng 0.54Bahan Makan Lainnya 0.01 Krupuk Udang 0.003

Sumber : BPS, diolah

SUMBANGAN TERTINGGI

INFLASI TERTINGGI

Kelompok Bahan Makanan pada

triwulan IV-2007 tercatat sebesar 11,27%

(y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sumbangan kelompok ini

sebesar 3,19% (y.o.y) terhadap

pembentukan inflasi di daerah. Berdasarkan

subkelompoknya, sumbangan terbesar

adalah dari subkelompok lemak dan minyak

yang tercatat sebesar 0,63% dengan

komoditas penyumbang inflasi terbesar

adalah minyak goreng (0,54%).

Inflasi tertinggi pada kelompok ini

juga terjadi pada subkelompok lemak dan

minyak yang tercatat sebesar 39,26%

(y.o.y) dengan komoditas yang sama, yaitu

minyak goreng dengan inflasi tercatat

sebesar 64,51% (y.o.y). Kenaikan harga komoditas tersebut selain disebabkan oleh masih

tingginya harga CPO di luar negeri juga disebabkan relatif minimnya pasokan minyak goreng

di pasaran. Kondisi yang terakhir tersebut menyebabkan harga meningkat terlebih pada saat

akhir tahun dimana diperkirakan konsumsi minyak goreng mengalami peningkatan

sehubungan dengan adanya berbagai hari raya keagamaan (Idul Adha dan Natal) dan tahun

baru.

Grafik 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan

-5

0

5

10

15

20

25

QI-04

QII-04

QIII-04

QIV-04

QI-05

QII-05

QIII-05

QIV-05

QI-06

QII-06

QIII-06

QIV-06

QI-07

QII-07

QIII-07

QIV-07

%

m.t.mq.t.qy.o.yy.t.d

Sumber : BPS, diolah

Page 52: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

44

Sementara secara triwulanan, deflasi pada kelompok ini didorong oleh sumbangan

deflasi pada sub kelompok ikan segar yaitu sebesar 1,93%, terutama oleh komoditi ikan

bandeng yang menyumbang deflasi sebesar 0,63%. Deflasi pada sub kelompok ini

diperkirakan karena kondisi cuaca yang kurang kondusif sehingga produksi ikan laut menjadi

berkurang sedangkan di perikanan darat (tambak) yaitu ikan bandeng terjadi masa panen

atau terpaksa dilakukan panen sebelum waktunya sehubungan dengan kekuatiran petani

akan kondisi cuaca tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas ikan di

tambak. Sementara permintaan terhadap ikan segar tersebut menurun sehubungan dengan

adanya persepsi masyarakat karena kondisi cuaca mengakibatkan pasokan ikan segar

berkurang dan apabila terdapat dipasaran kondisi ikan relatif dalam kualitas yang tidak segar

serta mahal harganya.

Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau mengalami inflasi tahunan

sebesar 4,03%(y.o.y) lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 3,75% (y.o.y),

namun masih lebih rendah dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar

5,72% (y.o.y). Inflasi tertinggi pada kelompok ini terjadi pada subkelompok tembakau-

minuman beralkohol yaitu sebesar 7,47% (y.o.y) terutama pada komoditas rokok kretek

yang diperkirakan karena terjadi kenaikan cukai komoditas dimaksud.

Grafik 2.4. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

%

m.t.m

q.t.q

y.o.y

y.t.d

Sumber : BPS, diolah

Penyumbang terbesar pembentukan inflasi pada kelompok ini adalah subkelompok

tembakau-minuman beralkohol yang tercatat sebesar 0,32% (y.o.y) dengan komoditas

penyumbang inflasi utama adalah rokok kretek filter (0,18%) yang juga disebabkan oleh

adanya kenaikan cukai pada komoditas rokok.

Page 53: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

45

Secara triwulanan, kelompok ini

mengalami inflasi sebesar 1,16% lebih

tinggi dibanding inflasi pada triwulan III-

2007 yang sebesar 0,95%. Peningkatan

inflasi pada triwulan IV-2007 ini didorong

oleh sumbangan inflasi subkelompok

tembakau dan minuman beralkohol yang

tercatat sebesar 0,11%, terutama pada

sumbangan komoditas rokok kretek yang

sebesar 0,06%.

Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar tercatat mengalami

pertumbuhan laju inflasi sebesar 3,01% (y.o.y) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,67%

(y.o.y). Diantara empat subkelompok dalam kelompok ini, subkelompok bahan bakar-

penerangan-air tercatat mengalami pertumbuhan harga tertinggi yaitu sebesar 3,86% (y.o.y),

terutama masih pada komoditas minyak tanah dan gas elpiji yang masing-masing tercatat

inflasi sebesar 8,39% (y.o.y) dan 7,69% (y.o.y). Inflasi pada komoditas-komoditas tersebut

disebabkan adanya kelangkaan pasokan sementara permintaan terhadap komoditas-

komoditas tersebut relatif meningkat sehingga terjadi adanya peningkatan harga, bahkan

untuk gas elpiji yang mempunyai harga normalnya sekitar Rp55.000/tabung (12 kg)

meningkat menjadi Rp100.000/tabung (20 kg). Diperkirakan kondisi tersebut sebagai akibat

perilaku pihak distributor yang menimbun komoditas dimaksud mengingat pada Januari

2008 akan dilaksanakan program konversi minyak tanah ke gas elpiji oleh Pertamina untuk

daerah Sulsel.

Dari sisi sumbangan, subkelompok bahan bakar-penerangan-air juga merupakan

penyumbang tertinggi pembentukan inflasi tahunan yang tercatat sebesar 0,30% (y.o.y)

dengan komoditas penyumbang

inflasi utama adalah minyak tanah

dan gas elpiji yang masing-masing

memberikan sumbangan sebesar

0,20% (y.o.y) dan 0,09% (y.o.y).

Sumbangan komoditas ini

mengalami peningkatan pada

triwulan laporan, yang diperkirakan

terjadi karena minimnya pasokan di

pasaran akibat distribusi yang

Tabel 2.4 Inflasi dan Sumbangan Tertinggi Komoditas

di Kelompok Makanan Jadi

SUB KELOMPOK % KOMODITAS %

Makanan Jadi 3.09 Gado-gado 14.88 Minuman Tdk Beralkohol 1.81 Minuman Kesegaran 5.18 Tembakau & Min. Beralkohol 7.47 Rokok Kretek 10.69

Makanan Jadi 0.26 Mie 0.06 Minuman Tdk Beralkohol 0.06 Gula Pasir 0.02 Tembakau & Min. Beralkohol 0.32 Rokok Kretek Filter 0.18Sumber : BPS, diolah

SUMBANGAN TERTINGGI

INFLASI TERTINGGI

Tabel 2.5Inflasi dan Sumbangan Tertinggi Komoditas

di Kelompok Perumahan SUB KELOMPOK % KOMODITAS %

Biaya Tempat Tinggal 2.32 Besi Beton 19.77Bhn Bkr, Penerangan & Air 3.86 Minyak Tanah 8.39Perlengkapan Rumah Tangga 2.58 Sapu 16.86Penyelenggaraan RT 3.64 Abu Gosok 38.89

Biaya Tempat Tinggal 0.24 Tukang Bukan Mandor 0.05Bhn Bkr, Penerangan & Air 0.30 Minyak Tanah 0.20Perlengkapan Rumah Tangga 0.05 Meja Kursi Tamu 0.02Penyelenggaraan RT 0.08 Pembasmi Nyamuk Bakar 0.03

Sumber : BPS, diolah

SUMBANGAN TERTINGGI

INFLASI TERTINGGI

Page 54: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

46

Tabel 2.6Inflasi dan Sumbangan Tertinggi Komoditas

di Kelompok Pendidikan SUB KELOMPOK % KOMODITAS %

Jasa Pendidikan 11.59 SLTA 19.30Kursus-kursus/Pelatihan 1.27 Kursus Bahasa Asing 2.78Perlengkapan/Peralatan Pendd 1.22 Pulpen/Ballpoint 12.20Rekreasi 0.06 Pita Kaset 0.81Olahraga 0.09 Sepatu Olah Raga Pria 0.12

Jasa Pendidikan 0.49 Akademi/Perguruan Tinggi 0.19Kursus-kursus/Pelatihan 0.0029 Kursus Bahasa Asing 0.003Perlengkapan/Peralatan Pendd 0.01 Pulpen/Ballpoint 0.01Rekreasi 0.0005 Televisi Berwarna 0.0003Olahraga 0.0001 Sepatu Olahraga Pria 0.0001

Sumber : BPS, diolah

SUMBANGAN TERTINGGI

INFLASI TERTINGGI

terhambat, sedangkan permintaan komoditas tersebut relatif meningkat. Ketidakseimbangan

supply dan demand di pasar tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan harga komoditas

dimaksud pada triwulan laporan.

Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

QI-04

QII-

04

QIII-

04

QIV

-04QI-0

5

QII-

05

QIII-

05

QIV

-05QI-0

6

QII-

06

QIII-

06

QIV

-06QI-0

7

QII-

07

QIII-

07

QIV

-07%

m.t.mq.t.qy.o.yy.t.d

Sumber : BPS, diolah

Secara triwulanan, kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 1,70% lebih tinggi

dibanding inflasi triwulanan pada triwulan III-2007 yang tercatat sebesar 0,51%. Peningkatan

tersebut juga didorong oleh sumbangan subkelompok bahan bakar-penerangan-air yang

tercatat sebesar 0,23%, terutama pada komoditas minyak tanah (0,14%) dan gas elpiji

(0,09%).

Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga pada periode laporan masih mengalami

perlambatan laju peningkatan harga dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 8,50% (y.o.y). Pada periode laporan, kelompok ini mencatat laju inflasi sebesar

8,25% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,51% (y.o.y) terhadap laju inflasi di Sulsel.

Subkelompok jasa pendidikan mengalami pertumbuhan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar

11,59% (y.o.y), terutama pada

komoditas-komoditas pendidikan

seperti SLTA (19,30%), SLTP

(17,16%) dan Sekolah Dasar

(16,92%).

Selain sebagai subkelompok

yang mengalami inflasi tahunan

tertinggi, subkelompok jasa

pendidikan juga merupakan

Page 55: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

47

subkelompok penyumbang inflasi tahunan tertinggi dengan sumbangan sebesar 0,49%.

Pada subkelompok ini, komoditas Akademi/Perguruan Tinggi masih merupakan penyumbang

inflasi daerah yang tertinggi yaitu sebesar 0,19%. Sumbangan yang relatif besar tersebut

terjadi seiring dengan masa tahun ajaran untuk perguruan tinggi yang jatuh pada awal

periode triwulan III-2007.

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

QI-04

QII-04

QIII-04

QIV-04

QI-05

QII-05

QIII-05

QIV-05

QI-06

QII-06

QIII-06

QIV-06

QI-07

QII-07

QIII-07

QIV-07

%

m.t.m

q.t.q

y.o.y

y.t.d

Sumber : BPS, diolah

Sesuai dengan kondisi tersebut di atas, maka secara triwulanan, kelompok ini tercatat

mengalami inflasi sebesar 0,13% lebih rendah dibanding inflasi triwulanan pada triwulan III-

2007 yang tercatat sebesar 8,04%. Perlambatan tersebut juga didorong oleh sumbangan

subkelompok jasa pendidikan yang menurun, terutama pada komditas akademi.perguruan

tinggi, SLTA, SLTP dan sekolah dasar.

Kelompok Sandang pada periode

laporan mengalami inflasi sebesar

9,29% (y.o.y) dengan sumbangan

0,54% (y.o.y). Kelompok ini mengalami

peningkatan laju inflasi tahunan lebih

tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya (6,37%; y.o.y) maupun

dengan periode yang sama tahun 2006

(4,79%; y.o.y). Peningkatan inflasi

tahunan kelompok ini disumbangkan

Tabel 2.7Inflasi dan Sumbangan Tertinggi Komoditas

di Kelompok Sandang SUB KELOMPOK % KOMODITAS %

Sandang Laki-laki 4.02 Celana Dalam Pria 9.23Sandang Wanita 3.28 Mukena 8.37Sandang Anak-anak 2.49 Sandal 6.57Barang Pribadi & Sandang Lainnya 29.63 Emas 37.30

Sandang Laki-laki 0.07 Celana Panjang Jeans 0.02Sandang Wanita 0.06 Baju Muslim 0.01Sandang Anak-anak 0.02 Seragam Sekolah Anak 0.01Barang Pribadi & Sandang Lainnya 0.39 Emas 0.38Sumber : BPS, diolah

SUMBANGAN TERTINGGI

INFLASI TERTINGGI

Page 56: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

48

Tabel 2.8Inflasi dan Sumbangan Tertinggi Komoditas

di Kelompok Kesehatan SUB KELOMPOK % KOMODITAS %

Jasa Kesehatan 0.03 Biaya untuk KB 1.48Obat-obatan 2.94 Obat Gosok/Balsem 10.69Jasa Perawatan Jasmani 4.85 Trp Gunting Rmbt Wanita 5.81Perawatan Jasmani & Kosmetika 6.26 Sabun Mandi 16.28

Jasa Kesehatan 0.0002 Biaya untuk KB 0.0001Obat-obatan 0.01 Obat Gosok/Balsem 0.004Jasa Perawatan Jasmani 0.01 Trp Gunting Rmbt Pria 0.007Perawatan Jasmani & Kosmetika 0.10 Sabun Mandi 0.04Sumber : BPS, diolah

SUMBANGAN TERTINGGI

INFLASI TERTINGGI

oleh subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya terutama oleh komoditas emas yaitu

sebesar 0,38% (y.o.y) yang diperkirakan sebagai dampak terjadinya peningkatan harga emas

di pasaran internasional.

Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang

-2

0

2

4

6

8

10

QI-04

QII-04

QIII-04

QIV-04

QI-05

QII-05

QIII-05

QIV-05

QI-06

QII-06

QIII-06

QIV-06

QI-07

QII-07

QIII-07

QIV-07

%

m.t.m

q.t.q

y.o.y

y.t.d

Sumber : BPS, diolah

Dengan peningkatan harga komoditas dimaksud menyebabkan subkelompok

barang pribadi dan sandang lainnya mengalami laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 29,63%

(y.o.y), sekaligus sebagai penyumbang inflasi tahunan tertinggi (0,39%, y.o.y).

Sejalan dengan peningkatan harga emas tersebut, maka laju inflasi triwulanan pada

triwulan IV-2007 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan Iii-2007. Tercatat laju

triwulanan pada triwulan IV-2007 sebesar 4,28% sementara triwulan III-2007 sebesar

3,01%. Sumbangan triwulanan komoditas emas perhiasan pada triwulan IV-2007 tercatat

sebesar 0,17%.

Kelompok Kesehatan pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan laju inflasi

tahunan sebesar 4,39% (y.o.y) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,12%, lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya,

baik lajui inflasi maupun sumbangan

tahunannya (4,08%; y.o.y).. Diantara

empat subkelompok dalam kelompok

ini, perawatan jasmani dan kosmetika

masih mencatat laju inflasi tertinggi

yaitu sebesar 6,26% (y.o.y) dengan

komoditas berupa sabun mandi

Page 57: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

49

Tabel 2.9 Inflasi dan Sumbangan Tertinggi Komoditas

di Kelompok Transportasi SUB KELOMPOK % KOMODITAS %

Transpor 0.27 Bahan Pelumas/Oli 5.49Komunikasi & PengirimanSarana & Penunjang Transpor 1.34 Accu 35.84Jasa Keuangan

Transpor 0.04 Sepeda Motor 0.02Komunikasi & PengirimanSarana & Penunjang Transpor 0.01 Tarip jalan tol 0.01Jasa Keuangan

Sumber : BPS, diolah

SUMBANGAN TERTINGGI

INFLASI TERTINGGI

(16,28%, y.o.y). Disamping sebagai sub kelompok yang mengalami inflasi tahunan tertinggi,

subkelompok tersebut juga merupakan penyumbang inflasi tahunan tertinggi, yaitu sebesar

0,10% (y.o.y) dengan komoditas penyumbang inflasi yang sama, yaitu sabun mandi (0,04%,

y.o.y).

Grafik 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

QI-04

QII-04

QIII-04

QIV-04

QI-05

QII-05

QIII-05

QIV-05

QI-06

QII-06

QIII-06

QIV-06

QI-07

QII-07

QIII-07

QIV-07

%

m.t.m

q.t.q

y.o.y

y.t.d

Sumber : BPS, diolah

Apabila dibandingkan dengan laju inflasi triwulanan triwulan III-2007, laju inflasi

triwulanan triwulan IV-2007 mengalami perlambatan, yaitu dari 2,15% pada triwulan III-

2007 menjadi 0,76%. Perlambatan tersebut didorong oleh penurunan sumbangan

subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika yang tercatat sebesar 0,01%, terutama

pada komoditas sabun mandi dan shampo.

Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan pada triwulan laporan

mencatat pertumbuhan laju inflasi sebesar 0,27% (y.o.y) dengan sumbangan inflasi sebesar

0,05% (y.o.y). Kelompok ini kembali mencatat laju inflasi tahunan terendah dibanding

kelompok lainnya sejak triwulan I-2007.

Diantara empat subkelompok dalam

kelompok ini, subkelompok sarana dan

penunjang transpor masih tercatat

mengalami laju inflasi tertinggi yaitu

sebesar 1,34% (y.o.y), meskipun

cenderung mengalami perlambatan.

Adapun komoditas yang mencatat laju

inflasi tertinggi adalah komoditas accu

Page 58: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

50

(35,84%) dan tarip jalan tol (32,50%) yang terjadi pada awal periode triwulan III-2007.

Sementara itu, subkelompok transpor masih tercatat sebagai penyumbang inflasi tahunan

tertinggi yaitu sebesar 0,04% (y.o.y) dengan komoditas penyumbang utama adalah sepeda

motor (0,02%) yang diperkirakan terjadi peningkatan permintaan atas komoditas dimaksud.

Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

QI-04

QII-04

QIII-04

QIV-04

QI-05

QII-05

QIII-05

QIV-05

QI-06

QII-06

QIII-06

QIV-06

QI-07

QII-07

QIII-07

QIV-07

%

m.t.m

q.t.q

y.o.y

y.t.d

Sumber : BPS, diolah

Perlambatan laju inflasi secara tahunan pada kelompok ini juga terjadi pada laju

inflasi secara triwulanan. Tercatat laju inflasi triwulanan pada triwulan IV-2007 sebesar

0,04% lebih rendah dibanding laju inflasi triwulanan pada triwulan III-2007 yang tercatat

sebesar 0,15%. Perlambatan laju inflasi triwulanan tersebut juga didorong sumbangan

subkelompok transpor yang mengalami penurunan dari 0,34% pda triwulan III-2007 menjadi

0,27%, terutama pada komoditas bahan pelumas/oli yang mengalai penurunan sumbangan

dari 10,36% pada triwulan III-2007 menjadi 5,49%.

2.2. Sumber Tekanan Inflasi dan Inflasi per Komoditas

Berdasarkan jenis barang dan jasa, sumber tekanan inflasi secara mayoritas

disumbangkan oleh komoditi yang berasal dari kelompok bahan makanan. Secara umum, 4

dari 7 kelompok barang/jasa mengalami peningkatan sumbangan terhadap laju inflasi

Makassar (Sulawesi Selatan). Kondisi tersebut diperkirakan disebabkan oleh meningkatnya

konsumsi masyarakat khususnya di akhir triwulan laporan, terutama bulan suci Ramadhan

dan perayaan hari-hari raya keagamaan (Idul Fitri, Idul Adha dan Natal) serta perayaan

menyambut tahun baru. Di sisi lain, minimnya pasokan di komoditas yang masuk dalam

subkelompok bahan bakar yang turut memberikan dorongan peningkatan inflasi di

Makassar. Adapun 3 dari 7 kelompok tercatat mengalami penurunan sumbangan yang

Page 59: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

51

diperkirakan karena telah meredanya dampak kenaikan BBM pada triwulan IV-2005 dan

peningkatan biaya pendidikan pada tahun ajaran 2007/2008.

2.2.1. Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar

Berdasarkan data dari 7 kelompok barang dan jasa yang merupakan kompilasi dari

351 komoditas yang dikonsumsi secara umum di kota Makassar, inflasi pada triwulan

laporan masih didominasi oleh komoditas-komoditas dalam kelompok bahan makanan.

Komoditas minyak goreng kembali memberikan sumbangan tertinggi terhadap inflasi kota

Makassar yaitu sebesar 0,54%, yang lebih disebabkan oleh minimnya pasokan CPO untuk

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini terkait dengan tingginya harga CPO di

luar negeri sehinga cenderung mendorong pelaku ekonomi untuk mendahulukan

permintaan untuk kegiatan ekspor. Selanjutnya, penyumbang inflasi terbesar kedua adalah

komoditas bawang merah yang menyumbang 0,49%. Tekanan harga dari komoditas ini

diperkirakan dipicu oleh relatif minimnya pasokan komoditas tersebut seiring dengan cuaca

yang kurang kondusif untuk kegiatan produksi komoditas dimaksud. Penyumbang inflasi

terbesar ketiga adalah beras (0,38%; y.o.y) yang turut memberikan tekanan harga

sehubungan dengan relatif minimnya pasokan mengingat masa panen yang telah berakhir

pada triwulan sebelumnya.

Tabel 2.10 Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar

(y.o.y)

Tabel 2.11 Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar

(q.t.q)

No. KOMODITI BOBOTPertumbuhan

(y.o.y)Sumbangan

(y.o.y)No. KOMODITI BOBOT

Pertumbuhan (q.t.q)

Sumbangan (q.t.q)

1 Minyak Goreng 0.84 64.51 0.54 1 Bawang Merah 0.28 163.37 0.462 Bawang Merah 0.28 173.29 0.49 2 Emas Perhiasan 1.15 14.38 0.173 Beras 6.86 5.60 0.38 3 Minyak Tanah 2.33 6.07 0.144 Emas Perhiasan 1.02 37.30 0.38 4 Cabe Rawit 0.20 58.87 0.125 Telur Ayam Ras 0.74 32.36 0.24 5 Gas Elpiji 1.16 7.69 0.096 Minyak Tanah 2.43 8.39 0.20 6 Cabe Merah 0.19 40.10 0.087 Akademi/Perguruan Tinggi 2.51 7.56 0.19 7 Telur Ayam Ras 0.86 6.70 0.068 Rokok Kretek Filter 2.71 6.61 0.18 8 Rokok Kretek 1.11 5.08 0.069 Tomat Sayur 0.20 87.50 0.17 9 Rokok Kretek Filter 2.67 1.89 0.05

10 Cakalang 0.88 17.71 0.16 10 Ayam Hidup 0.20 24.34 0.0511 SLTA 0.74 19.30 0.14 11 Tepung Terigu 0.19 19.14 0.0412 Bayam 0.25 53.35 0.13 12 Daging Sapi 0.64 5.24 0.0313 Daging Ayam Ras 1.24 10.21 0.13 13 Semen 0.35 8.17 0.0314 Rokok Kretek 1.12 10.69 0.12 14 Kelapa 0.33 8.01 0.0315 Cabe Merah 0.17 66.68 0.11 15 Mie 1.71 1.14 0.0216 Kembung/Gembung 0.24 45.18 0.11 16 Donat 0.27 5.90 0.0217 Gas Elpiji 1.23 7.69 0.09 17 Tukang Bukan Mandor 1.35 1.10 0.0118 Kelapa 0.30 27.92 0.08 18 Susu Kental Manis 0.36 3.95 0.0119 SLTP 0.48 17.16 0.08 19 Asam 0.22 6.25 0.0120 Sekolah Dasar 0.48 16.92 0.08 20 Mie Kering Instan 0.70 1.92 0.01

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Page 60: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

52

Sementara secara triwulanan, komoditas bawang merah memberikan sumbangan

tertinggi terhadap laju inflasi triwulanan pada triwulan IV-2007. Penyebab kenaikan

komoditas tersebut seperti yang disebutkan di atas. Komoditas penyumbang inflasi

triwulanan terbesar kedua adalah komoditas emas perhiasan yang diperkirakan disebabkan

oleh kenaikan harga komoditas dimaksud di pasar internasional yang berimbas secara

regional di Makassar. Selanjutnya komoditas penyumbang inflasi terbesar ketiga adalah

komoditas minyak tanah, yang disebabkan karena adanya kelangkaan pasokan komoditas

tersebut, sementara permintaannya relatif cukup tinggi. Di sisi lain, dengan adanya

pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas elpiji oleh Pertamina, cenderung terjadi

perilaku untuk melakukan penimbunan yang dilakukan oleh para distributor.

2.2.2. Komoditas Penyumbang Deflasi Terbesar

Selain merupakan penyumbang terhadap kenaikan laju inflasi pada triwulan laporan,

pada kelompok bahan makanan terdapat pula beberapa komoditas yang memberikan

sumbangan terhadap deflasi di Sulsel. Komoditas-komoditas tersebut memberikan

sumbangan deflasi dikarenakan oleh cukup tersedianya pasokan komoditas-komoditas

dimaksud sehingga mendorong terjadinya penurunan harga. Selain itu, khususnya untuk

komoditas bandeng, yang secara umum dibudidayakan di tambak-tambak tidak terganggu

oleh faktor iklim yang menyebabkan stok komoditas tersebut relatif cukup banyak di pasar.

Tabel 2.12 Komoditas Penyumbang Deflasi Terbesar

(y.o.y)

Tabel 2.13 Komoditas Penyumbang Deflasi Terbesar

(q.t.q)

No. KOMODITI BOBOTPertumbuhan

(y.o.y)Sumbangan

(y.o.y)No. KOMODITI BOBOT

Pertumbuhan (q.t.q)

Sumbangan (q.t.q)

1 Bandeng 2.35 -12.33 -0.29 1 Bandeng 2.57 -24.70 -0.632 Cabe Rawit 0.46 -25.31 -0.12 2 Layang 1.75 -26.74 -0.473 Bawang Putih 0.24 -21.74 -0.05 3 Cakalang 1.30 -25.09 -0.334 Kentang 0.16 -16.24 -0.03 4 Daging Ayam Ras 1.41 -9.04 -0.135 Layang 1.38 -1.56 -0.02 5 Teri 0.70 -13.89 -0.106 Pepaya 0.17 -10.87 -0.02 6 Tembang 0.27 -23.65 -0.067 Wortel 0.09 -19.70 -0.02 7 Merah 0.30 -18.52 -0.068 Kayu Lapis 0.15 -7.83 -0.01 8 Kembung/Gembung 0.38 -14.11 -0.059 Udang Basah 0.54 -1.56 -0.01 9 Kangkung 0.50 -9.85 -0.05

10 Jeruk Nipis/Limau 0.04 -21.05 -0.01 10 Bayam 0.41 -11.54 -0.0511 Kacang Hijau 0.12 -4.11 -0.01 11 Baronang 0.29 -13.83 -0.0412 Batu Bata/Batu Tela 0.12 -2.39 -0.003 12 Cumi-Cumi 0.18 -22.00 -0.0413 Daun Kacang Panjang Muda 0.11 -1.89 -0.002 13 Ikan Asin Belah 0.18 -21.89 -0.0414 Jeruk 0.20 -0.51 -0.001 14 Pepaya 0.18 -19.61 -0.0415 Cumi-Cumi 0.15 -0.51 -0.001 15 Tongkol 0.13 -25.09 -0.0316 Kakap Merah 0.02 -3.62 -0.001 16 Pisang 0.45 -6.56 -0.0317 Ongkos Cuci/Cetak Film 0.01 -1.33 -0.0001 17 Udang Basah 0.53 -5.19 -0.0318 Telepon Seluler 0.10 -0.08 -0.0001 18 Katamba 0.38 -6.83 -0.0319 Ice Cream 0.08 0.00 0.0000 19 Sunglir/Sungli 0.16 -15.32 -0.0220 Kopi Manis 0.21 0.00 0.0000 20 Kol Putih/Kubis 0.11 -14.75 -0.02

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Page 61: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

53

Secara triwulanan, 3 komoditas penyumbang deflasi terbesar pada laju inflasi

triwulanan triwulan IV-2007 terjadi pada komoditas-komoditas yang masuk dalam kelompok

ikan segar. Secara umum, deflasi pada komoditas-komoditas ini diperkirakan karena pasokan

yang relatif melimpah sementara permintaan terhadap ikan segara sendiri menurun yang

diperkirakan karena adanya persepsi masyarakat karena kondisi cuaca mengakibatkan

pasokan ikan segar berkurang dan apabila terdapat dipasaran kondisi ikan relatif dalam

kualitas yang tidak segar serta mahal harganya. Sehingga mendorong terjadinya penurunan

konsumsi ikan segar.

2.3. Inflasi di Zona Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

Pada triwulan laporan, dua dari delapan kota di zona Sulampua mengalami

perlambatan laju inflasi tahunan bila dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan

sebelumnya, yaitu kota Makassar dan Ambon yang masing-masing tercatat sebesar 5,71%

(y.o.y) dari 6,98% (y.o.y); 5,85% (y.o.y) dari 6,03% (y.o.y). Laju inflasi tahunan terendah di

zona Sulampua pada triwulan laporan terjadi di kota Makassar sedangkan laju inflasi tahunan

tertinggi di zona Sulampua terjadi di kota Ternate yang tercatat sebesar 10,43% (y.o.y).

Grafik 2.10. Perbandingan Laju Inflasi Tahunan Kota-kota di Wilayah Zona Sulampua

0

5

10

15

20

25

QI-06 QII-06 QIII-06 QIV-06 QI-07 QII-07 QIII-07 QIV-07

% Makassar Manado Gorontalo Jayapura Ambon Palu Kendari Ternate

Sumber : BPS, dio lah

Secara triwulanan, inflasi tertinggi terjadi di kota Ternate yang tercatat sebesar

5,21% (q.t.q) selanjutnya diikuti kota Gorontalo yang tercatat sebesar 4,51% (q.t.q). Laju

inflasi triwulanan terendah terjadi di kota Makassar yang justru mengalami deflasi sebesar

0,53%.

Page 62: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 63: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

55

Grafik 3.1. Uang Giral dan Kuasi di Sulsel(dlm Miliar rupiah)

0

5

10

15

20

25

Q1-03

Q2-03

Q3-03

Q4-03

Q1-04

Q2-04

Q3-04

Q4-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Triliun Rp

Uang Giral Uang Kuasi

Sumber : KBI Makassar

Bab 3

Perkembangan Perbankan

Kondisi likuiditas moneter di Sulawesi Selatan pada triwulan IV-2007 secara umum

mengalami peningkatan, terutama pada saat hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan tahun

baru yang jatuh pada periode triwulan IV-2007. Kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi

Selatan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, ditandai dengan pertumbuhan

beberapa indikator utama perbankan antara lain penyaluran kredit, penghimpunan dana,

total aset dan Net Interest Margin perbankan daerah.

Perkembangan perbankan di Sulsel tersebut mendorong pertumbuhan sektor

ekonomi Sulsel secara umum, terutama sektor keuangan-persewaan dan jasa perusahaan

dimana perbankan merupakan subsektor yang dominan terhadap pembentukan PDRB di

sektor tersebut. Disamping itu berbagai kegiatan perbankan untuk mendukung

perkembangan sektor rill mulai menunjukkan hasil, seperti Bazar Perbankan Syariah yang

dilaksanakan pada triwulan IV-2007.

3.1 Perkembangan Moneter

Berdasarkan proxy atau

taksiran terhadap besaran moneter

tersebut (uang giral dan kuasi), kondisi

likuiditas moneter di Sulsel pada

triwulan IV-2007 mengalami

peningkatan dibanding posisi akhir

2006. Secara tahunan, uang kuasi

mencatat kenaikan sebesar 22,77%

yaitu dari Rp16,01 trilyun pada

triwulan IV-2006 menjadi Rp19,65

trilyun pada triwulan IV-2007.

Sementara uang giral mencatat

kenaikan sebesar 1,04% yaitu dari Rp5,01 trilyun pada triwulan IV-2006 menjadi Rp5,06

trilyun pada triwulan IV-2007. Peningkatan tersebut juga terjadi secara triwulanan, tercatat

uang kuasi dan giral mengalami peningkatan sebesar 9,99% dan 2,57 apabila dibandingkan

triwulan III-2007.

Page 64: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

56

3.2 Perkembangan Bank Umum

3.2.1. Perkembangan Kelembagaan dan Asset

Kinerja bank umum (konvensional dan syariah) pada triwulan IV-2007 mencatat

beberapa peningkatan. Dari sisi kelembagaan, pada triwulan IV-2007 terdapat penambahan

6 kantor bank, yang terdiri dari 5 kantor bank konvensional (unit) dan 1 kantor unit usaha

syariah. Penambahan jumlah kantor perbankan yang beroperasi di daerah tersebut

menggambarkan tetap adanya upaya untuk menggali potensi pembiayaan di Sulawesi

Selatan. Mencermati bahwa kantor bank dibuka tersebut berskala menengah kecil, maka

diharapkan ke depan keberadaan unit-unit perbankan tersebut dapat lebih mengoptimalkan

fungsi intermediasi di Sulawesi Selatan.

Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum di Sulawesi Selatan

1 2 3 4 1 2 3 4Jumlah Bank Umum 31 31 31 32 32 33 35 35 - BU Konvensional 25 25 25 26 26 26 27 27 - BU Syariah 2 2 2 2 2 2 3 3 - Unit Usaha Syariah 4 4 4 4 4 5 5 5Jumlah Kantor BU 544 0 0 545 544 553 572 578 - BU Konvensional 526 527 526 534 552 557 - BU Syariah 13 12 13 13 14 14 - Unit Usaha Syariah 5 6 5 6 6 7Sumber : KBI Makassar

20072006KETERANGAN

Sejalan dengan perkembangan kelembagaan, perkembangan aset bank umum pada

triwulan IV-2007 juga menujukkan peningkatan. Pada triwulan IV-2007, total aset bank

umum mencapai Rp32,46 triliun atau meningkat sebesar 29,06% dibandingkan akhir tahun

2006. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan total aset bank swasta mencatat

pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 38,47% dibanding akhir tahun 2006, sementara

kelompok bank pemerintah tumbuh sebesar 24,58%. Dari sisi pangsa, kelompok bank

pemerintah masih mendominasi pembentukan aset bank umum di Sulsel. Secara triwulanan,

aset bank umum Sulsel tercatat meningkat sebesar 6,19%, yang lebih didorong oleh

peningkatan aset kelompok bank swasta yang tercatat memberikan sumbangan sebesar

3,15% sementara kelompok bank pemerintah berkontribusi sebesar 3,04%.

Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank

- Pemerintah 9,429.65 11,247.65 12,688.15 14,567.59 17,043.81 21,233.28 - Swasta 4,332.99 5,729.89 6,375.20 7,681.17 8,105.27 11,223.26

Total Aset 13,806.29 17,027.65 19,063.35 22,248.76 25,149.07 32,456.53 Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

URAIAN 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Page 65: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

57

3.2.2. Perkembangan DPK dan Kredit

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan IV-2007

tercatat meningkat sebesar 17,51% yaitu dari Rp20,93 trilyun pada akhir tahun 2006

menjadi Rp24,60 trilyun. Sementara itu, secara triwulanan, DPK tercatat meningkat sebesar

8,35% yaitu dari sebesar Rp22,70 triliun pada triwulan III-2007 menjadi sebesar Rp24,60

triliun pada triwulan IV-2007. Berdasarkan jenis simpanan, pertumbuhan tertinggi tercatat

untuk tabungan yaitu sebesar 34,72% (y.o.y), diikuti deposito dan giro masing-masing

sebesar 4,83% (y.o.y) dan 1,04% (y.o.y). Sementara secara triwulanan, terjadi penurunan

deposito yaitu sebesar -3,04% (q.t.q) menjadi Rp6,72 triliun, sementara giro dan tabungan

mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,57% dan 18,27%. Penurunan deposito tersebut

diperkirakan disebabkan tingkat suku bunga deposito yang makin menurun sejalan dengan

penurunan BI-rate, sehingga mendorong masyarakat untuk mengalihkan simpanannya

kepada bentuk investasi lain. Kondisi lain yang diperkirakan sangat mungkin terjadi adalah

pemindahan dana dari deposito ke pada bentuk tabungan sebagai instrumen penyimpanan

sementara sebelum dikonversi kepada bentuk investasi lain.

Grafik 3.2. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum per Jenis Simpanan

2.64 2.87 3.33

3.31 3.81 4.10 5.

01

4.30 4.71 4.93 5.06

6.726.

93

6.94

6.88

6.41

6.216.

17

6.055.62

3.54

3.95

6.34 7.

54 7.70

7.38 7.94 8.

11 9.52 9.42 10

.21

10.8

4 12.8

2

0

2

4

6

8

10

12

14

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp Giro Deposito Tabungan

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Berdasarkan kelompok bank, kelompok bank pemerintah masih mendominasi total

DPK di Sulsel, yaitu sebesar 64,03%. Peningkatan DPK terbesar juga dialami oleh kelompok

bank pemerintah yaitu sebesar 18,99%, terutama pada tabungan (34,53%). Sedangkan

untuk DPK pada kelompok bank swasta, tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 14,97%,

dengan pertumbuhan tertinggi adalah pada bentuk simpanan berupa tabungan (35,65%).

Untuk penghimpunan deposito, bank swasta memiliki pangsa lebih besar dibanding bank

pemerintah, yakni sebesar 60,47% terhadap total deposito bank umum .

Page 66: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

58

Grafik 3.3Perkembangan Kredit Bank Umum

981 11

11

1543

1596

1655

1707

1791

1830 19

8721

22 2244

0

5

10

15

20

25

4 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 *

2003 2004 2005 2006 2007

Triliun Rp

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Tabel 3.3. Penghimpunan Dana Bank Umum di Sulsel

16,646.92 20,933.65 24,599.54- Giro 3,327.10 5,007.94 5,060.05- Deposito 5,618.95 6,444.69 6,753.50- Tabungan 7,700.87 9,481.02 12,785.99

25.75 17.5110,171.54 13,237.90 15,752.11

- Giro 2,524.25 4,084.37 4,017.71- Deposito 2,114.97 2,415.74 2,669.74- Tabungan 5,532.31 6,737.79 9,064.66

30.15 18.996,475.38 7,695.75 8,847.43

- Giro 802.85 923.57 1,042.34- Deposito 3,503.97 4,028.95 4,083.77- Tabungan 2,168.55 2,743.23 3,721.33

18.85 14.97Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

2006 2007 Bank Umum 2005

Pertumbuhan (%)Bank Swasta

Pertumbuhan (%)

Total Bank Umum

Pertumbuhan (%)Bank Pemerintah

Selanjutnya, pada periode yang sama, kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh bank

umum di Sulsel juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 25,32% dari Rp17,91 trilyun

akhir tahun 2006 menjadi Rp22,44 trilyun pada triwulan IV-2007. Adapun secara triwulan,

kredit/pembiayaan pada triwulan IV-2007 tercatat tumbuh 5,78% dibandingkan posisi pada

triwulan III-2007. Peningkatan kredit tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sulsel

yang mengalami peningkatan.

Berdasarkan segmentasi kredit, sebagian besar kredit/pembiayaan bank Sulsel

diklasifikasikan sebagai kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pangsa kredit

UMKM dibandingkan total kredit pada triwulan IV-2007 adalah sebesar 54,08% atau lebih

tinggi dibanding pangsa pada posisi

akhir tahun 2006 yang sebesar 51,74%.

Kredit UMKM tersebut tercatat

mengalami peningkatan sebesar

30,97%, yaitu dari Rp9,27 triliun pada

akhir 2006 menjadi Rp12,14 triliun pada

akhir 2007. Sementara itu jika

dibandingkan dengan posisi triwulan

sebelumnya, pertumbuhan kredit UMKM

di Sulsel tercatat adalah sebesar 5,54%.

Page 67: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

59

Berdasarkan jenis penggunaan,

sebagian besar portofolio kredit masih

didominasi oleh kredit konsumsi

(43,64%), namun secara perlahan pangsa

kredit modal kerja mendekati pangsa

kredit konsumsi yaitu sebesar 41,54%.

Pertumbuhan kredit modal kerja tercatat

lebih tinggi dibandingkan jenis kredit

lainnya yaitu sebesar 33,71%(y.o.y) yaitu

dari Rp6,97trilyun pada akhir 2006

menjadi Rp9,32 trilyun, diikuti pertumbuhan kredit konsumsi yang tercatat sebesar 30,97%

(y.o.y) sementara untuk kredit invetasi justru mengalami penurunan yaitu sebesar 3,82%.

Peningkatan pangsa kredit modal kerja

tersebut yang mendekati porsi kredit

konsumsi relatif menggambarkan

positifnya ekspektasi pelaku usaha di

Sulawesi Selatan terhadap kinerja

perekonomian daerah dalam jangka

pendek (1-2 tahun ke depan) sehingga

aktivitas usaha akan mengalami

percepatan dalam jangka pendek meski

masih dalam besaran yang terbatas.

Grafik 3.6 . Perkembangan Kredit Bank Umum Per Jenis Penggunaan

6.97

6.23

5.92

6.49 7.

10

7.75

8.51 9.32

3.333.

44

3.56

3.353.46

3.443.

43

3.46

6.58

6.89

7.14 7.48

7.85

8.56 9.26 9.

79

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 *

2006 2007

Triliun Rp

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Berdasarkan sektor ekonomi, sektor lainnya (yang didalamnya termasuk kredit

konsumsi) paling besar menyerap kredit, yakni mencapai Rp9,84 triliun, atau 43,86% dari

Grafik 3.4. Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Sulsel

819 8

63

9278

89

1214

1150

1082

984

54.08%54.20%54.45%53.78%

51.74%52.05%52.14%

51.32%

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 *

2006 2007Trili

un R

p 50%50%51%51%52%52%53%53%54%54%55%55%Kredit UMKM Pangsa thd Total Kredit

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Grafik 3.5. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum per Jenis Penggunaan

Investasi, 14.82%

Modal Kerja,

41.54% Konsumsi,

43.64%

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Page 68: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

60

Grafik 3.7. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Per Sektor Ekonomi Trw. IV-2007

Pertambangan, 0.10%

Industri, 7.11%

Listrik, Gas & Air, 0.48%

Konstruksi, 4.08%

Perdagangan, 31.47%

Angkutan, 2.03% Jasa Dunia Usaha,

5.92%

Jasa Sosial, 1.14%

Lainnya, 43.86%

Pertanian, 3.82%

Sumber : Lap. Bulanan Bank UmumSumber : Lap. Bulanan Bank Umum

total kredit. Selanjutnya, kredit

untuk sektor jasa pada triwulan IV-

2007 tercatat tumbuh sebesar

30,99% dibanding akhir tahun

2006. Pertumbuhan kinerja kredit

pada sektor ini sejalan dengan

pertumbuhan sektor ini yang

cenderung disebabkan oleh faktor

libur panjang yang relatif

menggerakkan sub-subsektor

hiburan dan rekreasi. Sementara

itu, penyaluran kredit terbesar

lainnya adalah kepada sektor

perdagangan yang mencapai

31,47% dari total kredit, atau

sebesar Rp7,06 triliun. Pada triwulan IV-2007 penyaluran kredit kepada sektor perdagangan

mengalami pertumbuhan sebesar 32,39% dibandingkan posisi pada triwulan yang sama

tahun lalu. Pertumbuhan sektor perdagangan ini sejalan pula dengan pertumbuhan sektor

perdagangan-hotel-restoran. Pertumbuhan kredit per sektor tertinggi tercatat terjadi pada

kredit untuk sub sektor jasa-jasa dunia usaha yang meningkat 56,43%, diikuti oleh kredit

untuk sektor perdagangan dan kredit lainnya yang masing-masing meningkat sebesar

32,39% dan 30,99%.

Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Bank Umum untuk Sektor Perdagangan

5.334.78

4.32

4.98 5.

62 6.19 6.

53

7.06

9.84

9.31

8.61

7.89

7.51

7.19

7.07

6.63

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 *

2006 2007

Triliun Rp

Perdagangan Lainnya

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Page 69: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

61

Jumlah Non Performing Loan secara gross (NPLs gross) di wilayah Sulsel tercatat

sebesar Rp2,14 trilyun atau turun sebesar 3,56% dibandingkan akhir 2006 yang tercatat

sebesar Rp2,22 trilyun. Secara rasio (NPL gross dibandingkan dengan total kredit),

perbankan Sulsel tercatat mengalami perbaikan kinerja, yaitu dari rasio 12,38% pada akhir

2006 menjadi 9,53% pada triwulan IV-2007, begitu pula terjadi apabila rasio pada triwulan

IV-2007 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,31%. Lebih

lanjut rasio NPLs net juga memperlihatkan perbaikan yaitu dari 5,96% pada akhir 2006

menjadi 3,58%. Dari sisi sektoral, NPLs gross terbesar berada di sektor industri dan pertanian

yaitu sebesar 45,45% dan 43,04%. Adapun secara netto, sektor industri masih mendominasi

pangsa NPLs net yaitu sebesar 20,43% diikuti sektor konstruksi dengan NPLS net sebesar

5,47%.

Grafik 3.9. Kolektibilitas Kredit Bank Umum

2.3

6

2.4

9

2.6

3

2.2

2 2.4

9

2.5

4

2.6

1

2.1

4

0

1

1

2

2

3

3

1 2 3 4 1 2 3 4 *

2006 2007

Triliun Rp NPLs GrossSumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Kinerja intermediasi bank umum di Sulsel berdasarkan indikator rasio kredit dibanding

DPK (LDR) pada triwulan IV-2007 tercatat adalah sebesar 91,24%, lebih tinggi dibandingkan

LDR posisi akhir 2006 yang tercatat sebesar 85,55%. Namun apabila dibandingkan dengan

triwulan III-2007 yang LDRnya tercatat sebesar 93,46%, kinerja intermediasi bank umum

pada triwulan IV-2007 mengalami penurunan. Penurunan tersebut diakibatkan peningkatan

kredit yang relatif tidak dapat mengimbangi peningkatan DPK.

Apabila dilihat dari sisi kabupaten/kota, LDR tertinggi terdapat di Kabupaten Takalar

yang tercatat sebesar 156,12%, kemudian diikuti Kabupaten Jeneponto (151,47%) dan

Kabupaten Maros (132,50%). Berdasarkan data LDR tersebut di atas, terlihat bahwa kota-

kota di sekitar Makassar (Metropolitan), yaitu Kabupaten Takalar, Gowa, Maros dan

Jeneponto masih mencatat LDR di atas 100%. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya

efek spill-over mengingat Makassar sebagai pusat keuangan/perbankan. Dengan kondisi

Page 70: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

62

tersebut, aliran uang (kredit) dari perbankan yang berpusat di Makassar relatif lebih lancar

menuju ke daerah-daerah tersebut yang memiliki kebutuhan yang besar untuk pembiayaan

pembangunan wilayahnya.

Tabel 3.4. Penyaluran Kredit dan DPK Per Kabupaten/Kota di Sulsel

DPK KREDIT LDR DPK KREDIT LDRKab. Pinrang 291,937 263,541 90.27% 367599 332594 90.48%Kab. Gowa 213,179 295,411 138.57% 306244 385102 125.75%Kab. Wajo 651,215 428,894 65.86% 828405 881890 106.46%Kab. Bone 642,518 568,517 88.48% 708984 668663 94.31%Kab. Tana Toraja 288,766 184,575 63.92% 327837 222511 67.87%Kab. Maros 173,290 246,502 142.25% 212346 281366 132.50%Kab. Luwu 903,151 803,272 88.94% 1035833 923777 89.18%Kab. Sinjai 261,449 181,492 69.42% 248809 237043 95.27%Kab. Bulukumba 410,750 281,775 68.60% 536169 359946 67.13%Kab. Bantaeng 222,371 100,220 45.07% 146427 137082 93.62%Kab. Jeneponto 119,608 175,669 146.87% 150803 228414 151.47%Kab. Selayar 178,588 55,947 31.33% 191696 66178 34.52%Kab. Takalar 121,594 193,370 159.03% 161192 251660 156.12%Kab. Barru 225,245 152,348 67.64% 250718 188140 75.04%Kab. Sidenreng Rappang 217,972 195,983 89.91% 265530 243631 91.75%Kab. Pangkajene Kepulauan 302,149 211,963 70.15% 369038 249433 67.59%Kab. Soppeng 266,347 204,453 76.76% 304594 264348 86.79%Kab. Enrekang 235,983 148,194 62.80% 311350 171942 55.22%Kodya Makassar 13,802,389 12,435,444 90.10% 16195461 15317986 94.58%Kodya Pare-Pare 870,070 467,997 53.79% 928198 585958 63.13%Kotif Palopo 487,846 309,929 63.53% 703649 441195 62.70%Kotif Watampone 47,230 3,920 8.30% 48661 5511 11.33%Sumber : lap. Bulanan Bank Umum

KABUPATEN / KOTA2006 2007

3.2.3. Perkembangan Net Interest Margin (NIM)

Pada periode laporan, NIM (selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh Bank

dengan biaya bunga yang harus dibayarkan oleh bank) perbankan daerah tercatat sebesar

Rp1,90 triliun atau naik sekitar 27,01% dibandingkan posisi akhir 2006. Peningkatan

tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yaitu sebesar 19,49% dan sisanya

disumbangkan oleh biaya bunga. Pendapatan bunga meningkat sebesar 11,27% yaitu dari

Rp2,59 triliun pada akhir 2006 menjadi Rp2,88 triliun pada triwulan IV-2007. Sementara itu,

biaya bunga turun 10,30% dibandingkan dengan triwulan IV-2006 dari Rp1,09 triliun. Dari

indikator tersebut, kinerja perbankan daerah tercatat mengalami peningkatan dibandingkan

periode yang sama tahun lalu, yaitu dari 7,83% menjadi 8,42%. Peningkatan tersebut juga

terjadi secara triwulanan, dimana pada triwulan III-2007 rasio NIMnya tercatat sebesar

6,12%. Peningkatan NIM tersebut disebabkan oleh semakin besarnya spread antara

pendapatan bunga dengan biaya bunga terutama didorong oleh peningkatan penyaluran

kredit khususnya kepada sektor lainnya dan perdagangan.

Page 71: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

63

Grafik 3.11. Perkembangan Bank Syariah di Sulsel

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007

Miliar Rp

0%

50%

100

150

200

250Aset DPK

Pembiayaan FDR

Sejalan dengan peningkatan NIM tersebut di atas, laba perbankan Sulsel pada

triwulan IV-2007 juga meningkat sebesar 32,33% dari Rp617,13 miliar pada triwulan IV-

2006 menjadi Rp816,64 miliar pada triwulan IV-2007, atau meningkat 25,46% bila

dibandingkan laba triwulan III-2007 yang tercatat sebesar Rp650,89 miliar.

Grafik 3.10. Net Interest Margin (NIM) dan Laba/Rugi

2.07%

4.13%

6.02%

7.83%8.42%

2.09%

4.11%

6.12%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

1 2 3 4 1 2 3 4 *

2006 2007

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5Triliun Rp

Laba/Rugi

Pendapatan Bunga

Biaya Bunnga

NIM

Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

3.2.4. Kinerja Bank Umum Syariah

Pada triwulan IV-2007, terdapat penambahan jumlah kantor bank syariah sebanyak

satu unit kantor cabang Bank Sulsel Syariah di Maros, sehingga kelembagaan perbankan

syariah pada triwulan IV-2007 terdiri dari 8 bank (3 bank umum syariah dan 5 bank

konvensional yang membuka Unit Usaha Syariah) dengan jumlah kantor total sebanyak 21

kantor. Dari sisi

penghimpunan dana

perbankan syariah pada

triwulan IV-2007 berhasil

menghimpun dana (DPK)

sebesar Rp530,92 miliar,

yang mengalami peningkatan

sebesar 9,01% (q.t.q)

dibandingkan triwulan III-

2007 yang tercatat sebesar

Rp487,05 miliar atau

meningkat 35,85%

Page 72: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

64

dibandingkan pencapaian pada akhir tahun 2006 yang sebesar Rp390,80 miliar. Peningkatan

triwulanan disumbang oleh tabungan yang tercatat sebesar 8,51% (q.t.q), sementara untuk

simpanan giro memberikan kontribusi negatif yaitu sebesar -3,29%. Sedangkan peningkatan

tahunan terbesar disumbang oleh deposito, yaitu sebesar 18,01% dan mengalami

peningkatan sebesar 47,15% hingga mencapai Rp219,64 miliar. Sumbangan lainnya

diberikan oleh tabungan yaitu sebesar 17,88% atau mengalami peningkatan sebesar

37,89% menjadi Rp341,61 miliar. Sementara giro tercatat mengalami penurunan sebesar

0,26% menjadi Rp56,94 miliar Peningkatan instrumen deposito diperkirakan karena nilai

bagi hasilnya masih melebihi tingkat suku bunga perbankan konvensional sehingga tetap

menarik nasabah dalam menempatkan dananya pada jenis instrumen tersebut.

Dari sisi pembiayaan, kinerja perbankan syariah pada triwulan IV-2007 tercatat

mencapai sebesar Rp858,27 miliar atau meningkat sebesar 30,55% dibandingkan dengan

akhir 2006. Penggunaan pembiayaan tersebut didominasi untuk modal kerja (44,19%),

diikuti kredit konsumsi (39,80%) dan kredit investasi (16,01%). Sementara itu dari sisi

sektoral, alokasi pembiayaan sebagian besar masih disalurkan ke sektor lainnya (39,80%) dan

jasa dunia usaha (25,48%). Lebih lanjut, kualitas pembiayaan perbankan syariah secara bruto

(NPF gross) masih lebih baik dibandingkan dengan kredit perbankan konvensional yaitu

sebesar 5,54%, lebih baik pula dibanding akhir tahun 2006 yang tercatat sebesar 5,81%.

Secara triwulanan, pada triwulan IV-2007 terjadi peningkatan pembiayaan sebesar 8,33%

(q.t.q) dibandingkan pembiayaan pada triwulan III-2007 yang tercatat sebesar Rp792,26

miliar. Peningkatan pembiayaan tersebut didorong oleh sumbangan peningkatan

pembiayaan konsumsi yaitu sebesar 4,94%.

Dengan adanya peningkatan yang relatif tinggi pada penghimpunan dana dan

ekspansi pembiayaan secara langsung maka akan meningkatkan perkembangan aset

perbankan syariah, yang pada triwulan IV-2007 menjadi sebesar Rp1,03 triliun atau tumbuh

34,85% dibanding akhir 2006, atau tumbuh 6,07% dibanding aset pada triwulan III-2007.

3.2.5. Kinerja Bank Pekreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS)

Dari segi kelembagaan, pada triwulan IV-2007 jumlah bank dan kantor BPR yang

beroperasi di wilayah Sulsel tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya

yaitu sebanyak 27 bank (21`konvensional dan 6 syariah) dengan 45 kantor (32 konvensional

dan 13 syariah). Total kredit/pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh BPR/S pada triwulan

IV-2007 tercatat naik sebesar 77,70% dibanding posisi triwulan IV-2006 atau menjadi

Rp175,04 miliar pada triwulan IV-2007. Peningkatan tersebut juga terjadi apabila

dibandingkan dengan triwulan III-2007 dimana kredit yang disalurkan tercatat sebesar

Rp155,05 miliar. Sehingga kredit yang disalurkan BPR/S pada triwulan IV-2007 naik 12,89%

Page 73: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

65

Grafik 3.12. Pangsa Kredit BPR/S per Sektor Ekonomi

- Lain-lain, 60.70%

- Perindustrian, 1.02%

- Pertanian, 8.38%

- Perdagangan, 22.33%

- Jasa-jasa, 7.57%

Sumber : Lap. Bulanan BPR

dibanding posisi triwulan III-2007. Searah dengan alokasi dana oleh bank umum, maka

mayoritas kredit BPS/S masih dialokasikan pada sektor lainnya (sebagian besar untuk

konsumsi) dan sektor perdagangan, yaitu masing-masing sebesar 60,70% dan 22,33%.

Adapun dari sisi kualitas

kredit/pembiayaan yang

disalurkan oleh BPR/S, rasio NPLs

(gross) BPR/S pada triwulan IV-

2007 tercatat adalah sebesar

7,82%, lebih baik dibandingkan

kinerja pada triwulan IV-2006

yang tercatat sebesar 11,63%.

Perbaikan rasio tersebut juga

terjadi secara triwulanan, yang

tercatat rasio NPLs pada triwulan

III-2007 sebesar 8,63%.

Dari sisi penghimpunan dana,

Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR/S

mencatat peningkatan sebesar

66,19% dari Rp68,46 miliar pada

triwulan IV-2006 menjadi

Rp113,78 miliar pada triwulan IV-

2007. Dengan demikian, rasio

perbandingan kredit/pembiayaan

dengan dana pihak ketiga (LDR)

BPR/S pada triwulan IV-2007

tercatat mengalami peningkatan dari 143,88% menjadi 153,84%. Kondisi ini merupakan

cerminan dari peningkatan fungsi intermediasi BPR/S yang sejalan dengan kinerja

intermediasi oleh bank umum (baik konvensional maupun syariah). Namun bila dibandingkan

dengan LDR triwulan III-2007 yang tercatat sebesar 158,40%, maka kinerja BPR/S di Sulsel

mengalami penurunan. Penurunan tersebut diakibatkan karena peningkatan penyaluran

kredit yang tercatat sebesar 12,89% (q.t.q) tidak mampu mengimbangi peningkatan DPK

yang tercatat sebesar 16,24% (q.t.q).

Tabel 3.5. Indikator Utama BPR/S di Sulsel

DPK 38,105 68,462 113,779

Kredit 62,621 98,505 175,039

LDR 164.34% 143.88% 153.84%

NPL 15.44% 11.44% 7.82%

Laba Rugi 418.80 1,173 3,900

Sumber : Lapbul BPR

2005RINCIAN 2005 2006

Page 74: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 75: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

67

Usaha Mikro Kecil pada umumnya sangat berhubungan dengan kehidupan rakyat

kecil sehari-hari mengingat banyaknya komponen masyarakat yang berkerja pada sektor ini.

Keunggulan UMK pada dasarnya berupa fleksibilitas kebutuhan investasi yang relatif kecil,

berbasis bahan baku lokal dan mampu menyerap cukup banyak tenaga kerja terutama

angkatan kerja yang tidak tersalur pada sektor pemerintahan dan industri yang

membutuhkan kualifikasi standar pendidikan dan keterampilan tertentu.

Namu demikian, dukungan pembiayaan terhadap pengembangan UMK ini

dirasakan masih sangat kurang memadai. Khusus untuk pembiayaan UMK di wilayah Sulsel

terdapat beberapa aspek penting (Yunus, 2003 dan 2006; Robinson, 2004; Untoro, 2004),

antara lain (1) masih terdapatnya resistensi dari pihak perbankan daerah dalam penyaluran

kredit kepada UMK yang lebih bersifat fund channeling; (2) UMK masih menilai terdapatnya

kendala birokrasi dan aturan yang menyebabkan berkurangnya akses terhadap kredit

perbankan; (3) masih terbatasnya sumber pendanaan dengan biaya dana yang terjangkau di

daerah; (4) terjadinya double financing, kompetisi yang tidak adil, lemahnya informasi dan

jaringan yang kemudian menyebabkan munculnya moral hazard dan adverse selection; (5)

perlunya bantuan teknis atau pembinaan untuk mendorong UMK agar dapat memenuhi

lending criteria dan pemahaman terhadap cakupan pendanaan oleh lembaga pembiayaan

bank maupun non bank.

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah (1)

untuk mengetahui peranan lembaga pembiayaan bank dan non bank dalam penyaluran

kredit pada UMK di Sulsel; (2) untuk mengetahui peta penyaluran kredit lembaga

pembiayaan bank dan non-bank pada UMK di Sulsel; (3) untuk mengetahui keterkaitan

antara karakteristik UMK dengan perilaku pengambilan kredit melalui lembaga pembiayaan

bank dan non-bank dan (4) untuk memaparkan studi kasus tentang bagaimana teknik dan

strategi yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan bank dan non-bank dalam rangka

melakukan penyaluran kredit pada UMK di Sulsel. Fokus penelitian ini adalah pada enam

kabupaten/kota yaitu Makassar, Pangkep, Wajo, Enrekang, Takalar dan Bulukumba.

Penentuan daerah-daerah tersebut didasarkan kepada kondisi karakteristik jenis usaha yang

difokuskan pada penelitian ini (hortikultura/tanaman pangan, perikanan/kelautan, dan

industri rumah tangga) di masing-masing kabupaten/kota di Sulsel, sementara unit analisis

adalah UMK yang memperoleh bantuan pembiayaan dari lembaga keuangan bank dan non

Box 2

Pemetaan Lembaga Pembiayaan Bank dan Non-Bank Dalam Penyaluran Kredit Pada Usaha Mikro Kecil (UMK)

di Sulawesi Selatan (Penelitian Bersama Bank Indonesia dgn Rielbank Universitas Hasanuddin)

Page 76: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

68

bank yang melakukan kegiatan usaha pada ketiga jenis usaha di atas. Penelitian ini sendiri

akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan (bulan Oktober-Desember 2007) dengan jumlah

sampel yang ditarik sebanyak 360 unit usaha.

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada dua katagori

kelompok sampel, yaitu sampel pengusaha UMK dan lembaga pembiayaan bank dan non-

bank. Selanjutnya, dalam penelitian ini, selain pelaksanaan survei terhadap UMK dilakukan

pula indepth interview bagi pelaku usaha non-bank pada masing-masing kabupaten/kota

yang terpilih sebagai lokasi penelitian. Isi dari indepth interview tersebut antara lain adalah

sejarah perkembangan usaha, nilai dan jenis kredit yang disalurkan, tingkat imbal

hasil/bunga, teknik pemasaran kredit, ada/tidaknya kerjasama dengan lembaga lain serta

tingkat kepedulian dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Adapun metode analisis pada

penelitian ini adalah (1) analisis deskriptif; (2) analisis pemetaan untuk melihat posisi relatif

masing-masing lembaga pembiayaan terkait dengan karakteristik UMK dengan

menggunakan tabulasi silang; (3) analisis kuantitatif (chi-square) untuk mengetahui

hubungan antara karekteristik usaha seperti status badan usaha, jenis usaha, kepemilikan

tempat usaha, ketersediaan dokumen kredit, nilai aset dan skala usaha; dan (4) untuk studi

kasus (sebagaimana disebutkan dalam tujuan penelitian) di samping menggunakan analisis

deskriptif yang dilengkapi dengan indepth interview.

Hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan mengungkapkan bahwa:

a. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemberian kredit menurut jenis usaha

UMK (hortikultura/tanaman pangan, perikanan/kelautan, dan industri rumah tangga) baik

yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan bank maupun non-bank. Dengan kata lain,

berdasarkan perspektif lembaga pembiayaan, ketiga jenis usaha ini memiliki prospek

usaha yang relatif sama.

b. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian kredit skala mikro dan kecil baik

yang dilakukan oleh lembaga keuangan bank maupun non-bank. Lembaga pembiayaan

non-bank cenderung untuk lebih memperhitungkan faktor risiko kredit dibandingkan

lembaga pembiayaan bank.

c. Debitur (pengusaha mikro/kecil) yang mengambil kredit melalui dua sumber lembaga

pembiayaan (bank dan non-bank) memiliki rata-rata nilai kredit yang lebih besar

dibandingkan debitur yang memilih hanya salah satu sumber lembaga pembiayaan.

Secara implisit, kondisi ini menunjukkan bahwa plafon kredit yang ditetapkan oleh

masing-masing lembaga pembiayaan relatif lebih kecil dibandingkan kebutuhan kredit

debitur.

Page 77: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

69

d. Diantara unit usaha yang bankable terdapat 25,59% yang lebih memilih kepada lembaga

pembiayaan non-bank. Kondisi ini disebabkan oleh kesesuaian dan mudah dipenuhinya

jaminan, syarat-syarat pemberian kredit relatif lebih ringan dan proses persetujuan yang

tidak berbelit-belit. Lebih lanjut, lembaga pembiayaan non-bank memiliki ciri khas berupa

jangka waktu kredit yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan debitur, kedekatan

nasabah dengan lembaga sumber pembiayaan non-bank serta terdapatnya berbagai

bonus.

Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi baik kepada pemangku

kebijakan maupun perbankan di daerah, yaitu :

a. Diharapkan partisipasi bank swasta untuk dapat mengambil bagian dalam pemberian

kredit pada UMK di daerah kabupaten dan kecamatan dapat ditingkatkan.

b. Perbankan diharapkan dapat memberikan persyaratan kredit yang lebih berdasarkan

kepada skala usaha misalnya semakin kecil skala usaha maka semakin kecil imbal

hasil/bunga yang dibebankan dan persyaratan administrasi yang relatif dipermudah.

c. Lembaga pembiayaan non-bank, khususnya ventura dan pegadaian perlu memperluas

jaringan dengan membuka akses di daerah, khususnya kecamatan dan pedesaan agar

UMK yang bergerak pada jenis usaha hortikultura/tanaman pangan dan

perikanan/kelautan akan lebih memiliki akses terhadap sumber-sumber pembiayaan.

d. Mengingat pengusaha mikro/kecil cenderung memilih lembaga pembiayaan yang dekat

dengan lokasi usaha (biasanya adalah koperasi) maka lembaga pembiayaan yang berada

di wilayah kota perlu meningkatkan kerjasama dengan lembaga pembiayaan yang lebih

dekat dengan pelaku usaha, misalnya dengan mengoptimalkan mekanisme channeling.

e. Pemerintah Daerah (Pemda) perlu mencermati kemungkinan pengembangan regulasi

yang memudahkan UMK mengakses sumber-sumber pembiayaan yang tersedia di

daerah, khususnya bagi lembaga pembiayaan bank maupun non-bank yang dimiliki oleh

Pemda.

Page 78: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 79: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

71

Bab 4

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia terus mengupayakan terselenggaranya sistem

pembayaran yang efisien, cepat dan aman. Hal ini disebabkan karena Sistem Pembayaran

(payment system) merupakan salah satu jenis layanan utama perbankan dalam mendukung

kelancaran aktivitas perekonomian. Dari sisi media transaksi sistem pembayaran yang ada

saat ini dapat berupa sistem pembayaran tunai (menggunakan uang kartal) dan sistem

pembayaran non tunai (kliring dan BI-RTGS).

Pada triwulan IV-2007, perkembangan sistem pembayaran non tunai, Bank Indonesia

terus melakukan penyempurnaan sistem kliring, yaitu dengan mengimplementasikan Sistem

Kliring Nasional (SKN) dan sistem RTGS. Sementara pada sistem pembayaran tunai, Bank

Indonesia terus berupaya memenuhi kebutuhan uang kartal dalam jumlah dan pecahan yang

cukup dan layak edar, terutama pada saat hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan tahun

baru.

4.1. Pengedaran Uang Kartal

4.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow)

Aliran uang kartal masuk (inflow) maupun aliran uang keluar (outflow) di KBI

Makassar pada triwulan IV-2007 mengalami penurunan dibanding triwulan IV-2006.

Penurunan tersebut, selain karena adanya mekanisme Cash Center, juga diperkirakan adanya

pergeseran bulan Ramadhan yang pada tahun 2007 jatuh pada triwulan III-2007. Pada

triwulan IV-2007, inflow ke KBI Makassar tercatat sebesar Rp1,31 triliun, atau meningkat

41,73% (y.o.y) dibandingkan triwulan III-2007. Kondisi yang sama juga terjadi pada outflow

yang turun sebesar 30,59% (y.o.y) dibandingkan triwulan lalu atau menjadi Rp1,81 triliun,

sehingga pada triwulan IV-2007, KBI Makassar mengalami net-otflow .

Sementara secara triwulanan, pada triwulan IV-2007 terjadi peningkatan outflow

yang sangat tinggi yaitu sebesar 367,29% dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mengalami penurunan sebesar 67,53% (q.t.q). Peningkatan tersebut selain karena adanya

kegiatan keagamaan, juga diperkirakan adanya pengaruh kegiatan pilkada Sulsel. Sementara

inflow juga meningkat yaitu sebesar 56,33% (q.t.q) namun lebih rendah dibanding inflow

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 68,55%.

Secara kumulatif, pada tahun 2007, inflow ke Bank Indonesia tercatat sebesar Rp4,67

triliun, atau turun 50,88% dibanding dengan inflow pada triwulan yang sama tahun

Page 80: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

72

sebelumnya. Begitu juga dengan outflow dari Bank Indonesia sebesar Rp3,79 triliun, atau

turun 56,78% dibandingkan outflow triwulan IV-2006. Dengan demikian maka perkasan KBI

Makassar berada dalam posisi net-inflow yaitu sebesar Rp878,93 milyar.

Grafik 4.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di KBI Makassar

(1,000)

(500)

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007

Triliun RpInflow

Outflow

Netto

4.1.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Sebagai upaya untuk menjaga agar uang yang diedarkan dalam kondisi yang layak

edar, Bank Indonesia melakukan pemusnahan terhadap uang yang tidak layak edar

kemudian digantikan dengan yang yang masih segar dan layak. Rasio PTTB terhadap aliran

uang kertas yang masuk (inflow) ke KBI Makassar tercatat sebesar 66,22% atau senilai

Rp870,38 miliar, meningkat dibandingkan rasio PTTB pada triwulan IV-2006 yaitu sebesar

sebesar 39,06%. Berdasarkan nominalnya, sebagian besar uang yang dimusnahkan adalah

pecahan Rp50.000 dan Rp100.000, masing-masing sebesar 53,74% dan 24,86% dari total

nominal pemusnahan uang. Dengan asumsi bahwa sistem Cash Center telah berjalan cukup

baik maka kondisi ini diperkirakan dapat menggambarkan tingginya tingkat perputaran

penggunaan uang kartal di daerah.

Apabila dibandingkan dengan triwulan III-2007, tercatat terjadi peningkatan nilai

PTTB yaitu dari Rp469,29 miliar menjadi Rp870,38 miliar. Peningkatan pecahan PTTB terbesar

terjadi pada pecahan Rp100.000. Sementara dari sisi lembar, pecahan uang yang paling

banyak dihancurkan yaitu pecahan Rp1.000 dan Rp50.000 yang masing-masing berjumlah

9,51 juta lembar dan 9,35 juta lembar.

Page 81: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

73

Grafik 4.3. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

50,000 , 61.15%

100,000 , 24.84%

5,000 , 4.46%

10,000 , 3.18%20,000 ,

6.37%

Grafik 4.2. Perkembangan PTTB Bank Indonesia Makassar

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007

Triliun Rp

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%

Inflow

PTTB

PTTB/Inflow

4.1.3. Uang Palsu

Selama triwulan IV-2007,

jumlah temuan uang rupiah palsu di

wilayah KBI Makassar adalah

sebanyak 157 lembar atau naik 30

lembar dibandingkan dengan

triwulan IV-2006. Jumlah temuan

uang palsu yang paling banyak

ditemukan adalah uang kertas

pecahan Rp50.000 dan Rp100.000

masing-masing sebesar 61,15% dan

24,84% dari total lembar uang palsu

yang ditemukan. Jumlah uang palsu

yang ditemukan selama triwulan IV-2007 adalah senilai Rp8.985.000, sementara pada

triwulan IV-2006 adalah sebesar Rp8.430.000. Peningkatan temuan uang palsu tersebut

relatif menggambarkan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri

keaslian uang rupiah. Upaya yang terus dilakukan Bank Indonesia untuk menekan

perkembangan peredaran uang palsu tersebut antara lain dengan melakukan sosialisasi ciri-

ciri keaslian uang rupiah dan peningkatan penayangan iklan layanan masyarakat mengenai

instrumen pembayaran tunai tersebut. Apabila dibandingkan dengan triwulan III-2007,

temuan uang palsu pada triwulan IV-2007 mengalami penurunan. Uang palsu yang

ditemukan selama triwulan III-2007 tercatat sebesar 233 lembar dengan nilai total sebesar

Rp14.185.000, dengan pecahan terbesar yang dilakukan pemalsuan adalah pecahan

Rp50.000 (46%) dan Rp100.000 (35%). Secara kumulatif, jumlah uang palsu yang

Page 82: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

74

ditemukan selama tahun 2007 tercatat sebesar Rp58.160.000, sementara selama tahun

2006 temuan uang palsu hanya sebesar Rp23.990.000.

4.2. Lalu Lintas Pembayaran Giral

4.2.1. Kliring Lokal

Nilai rata-rata transaksi pembayaran antar bank melalui sistem kliring di Sulawesi

Selatan pada triwulan IV-2007 adalah sebesar Rp107,213 miliar per bulan atau naik 16,76%

dibanding akhir tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp91,82 miliar. Sementara volume

transaksi kliring rata-rata adalah 3.857 warkat per bulan, naik 22,98% dibanding akhir 2006

yang tercatat sebesar 3.140 warkat per bulan. Secara kumulatif, nilai transaksi kliring rata-

rata sebesar Rp89,591 miliar per bulan, lebih rendah dibandingkan nilai transaksi rata-rata

kliring pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp94,975 miliar. Begitu pula untuk volume kliring rata-

rata pada tahun 2007 yang tercatat sebesar 3.336 per bulan, lebih rendah dibanding volume

kliring rata-rata tahun 2006 sebesar 4.195 per bulan. Penurunan tersebut relatif sejalan

dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada tahun 2007, khususnya yang terjadi

pada semester I tahun 2007.

Tabel 4.1. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Sulsel

1 2 3 4 1 2 3 4 Total Perputaran Kliring - Lembar (ribuan) 299.44 310.00 240.17 185.05 169.84 204.30 220.99 231.43 - Nominal (miliar Rp) 6,093.67 6,266.29 5,589.75 5,417.37 4,306.76 5,397.16 6,056.61 6,432.80 Rata-rata Harian Perputaran Kliring - Lembar (ribuan) 4.83 5.00 3.81 3.14 2.74 3.30 3.45 3.86 - Nominal (miliar Rp) 98.28 101.07 88.73 91.82 69.46 87.05 94.63 107.21 Nisbah Rata-rata Penolakan Cek/BG Kosong - Lembar (%) 0.75 0.59 0.71 0.63 0.46 0.54 0.62 0.86 - Nominal (%) 0.77 0.71 0.72 0.72 0.56 0.63 0.64 0.93

2006 2007URAIAN / TRIWULAN

Secara triwulanan, terjadi peningkatan peningkatan nilai rata-rata harian perputaran

kliring yaitu dari Rp94,63 miliar menjadi Rp107,21 miliar. Peningkatan tersebut selain karena

kegiatan keagamaan juga didorong oleh adanya percepatan pembangunan proyek

pemerintah.

Selanjutnya, rasio penolakan warkat (Cek/BG) kosong hingga akhir periode laporan

tercatat sebesar 0,86%, lebih tinggi dibandingkan angka pada triwulan IV-2006 yang sebesar

0,63%. Berdasarkan nilai nominalnya, rasio rata-rata warkat yang ditolak juga mengalami

peningkatan menjadi sebesar 0,93% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 0,72%.

Page 83: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

75

4.2.2. Real Time Gross Settlement (RTGS)

BI-RTGS (Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement) merupakan salah satu

penyelesaian non tunai untuk nilai transaksi transfer dana di atas Rp100 juta. Pada periode

laporan, sejalan juga dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulsel, transaksi masuk

(incoming) dan transaksi keluar (outgoing) melalui RTGS menunjukkan penurunan

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan transaksi pada

periode laporan ini diperkirakan karena iklim usaha sedang melambat sehubungan dengan

kondisi politik daerah yang relatif kurang kondusif. Secara tahunan (y-o-y), transaksi

incoming turun sebesar 35,29% menjadi Rp5,55 triliun, sementara transaksi outgoing turun

sebesar 30,39% menjadi Rp7,14 triliun. Dengan demikian, secara netto terjadi net-outgoing

sebesar Rp1,58 triliun, lebih kecil dibandingkan net-outgoing periode yang sama tahun

sebelumnya yang sebesar Rp1,67 triliun. Penurunan tersebut juga terjadi apabila

dibandingkan dengan triwulan III-2007, dimana inflow dan outflow pada triwulan III-2007

masing-masing tercatat sebesar Rp8,71 triliun dan Rp9,93 triliun.

Secara kumulatif, pada tahun 2007, terjadi penurunan incoming di Sulsel yaitu

sebesar 13,18% dibanding tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp39,56 triliun. Sementara itu,

untuk outgoing terjadi peningkatan sebesar 16,05% dibanding tahun 2006 yang tercatat

sebesar Rp27,30 triliun. Kondisi tersebut mengakibatkan net–incoming pada tahun 2007

menurun sebesar 78,28% atau menjadi Rp2,66 triliun dibandingkan pencapaian pada tahun

2006. Perkembangan tersebut relatif turut mengindikasikan adanya perlambatan pergerakan

sektor riil daerah yang mencerminkan kinerja perekonomian Sulawesi Selatan yang juga

cenderung melambat.

Grafik 4.4. Transaksi Non Tunai via RTGS

(4)

(2)

-

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2005 2006 2007

Triliun RpInflowOutflowNetto

Page 84: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 85: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

77

Bab 5

Ketenagakerjaan

5.1. Tenaga Kerja Indonesia

Secara kumulatif pada tahun 2007, tercatat adanya peningkatan penyaluran Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) dari Sulawesi Selatan ke luar negeri yaitu sebesar 21,2%(y.o.y) atau

menjadi 1.419 orang dibanding pencapaian pada tahun 2006. Peningkatan tersebut

didorong pengiriman TKI pada triwulan III-2007 yang cukup tinggi yaitu sebesar 535 orang,

sementara pengiriman TKI pada triwulan laporan tercatat hanya sebesar 126 orang atau

terjadi peningkatan 21,2% (y.o.y).

Peningkatan secara kumulatif tersebut diperkirakan terjadi masih tingginya angka

putus sekolah di Sulsel dan masih rendahnya tingkat penghasilan yang dapat diperoleh

dengan tingkat pendidikan tersebut sehingga mendorong masyarakat yang mengalami

putus sekolah menjadi TKI.

Grafik 5.1 Tingkat Pendidikan TKI Sulsel

(200)

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1 2 3 4 Jml 1 2 3 4 Jml 1 2 3 4 Jml

2005 2006 2007

a. <= SLTP b. SLTA c. Perguruan Tinggi

Sumber : Dinas Transmigrasi dan Tenaga

Kondisi tersebut di dibuktikan dengan tingkat pendidikan TKI Sulsel, dimana 92,4%

TKI Sulsel memiliki taraf tingkat pendidikan SLTP ke bawah, sedangkan sisanya tingkat

pendidikan SLTA. Sementara itu, untuk tingkat pendidikan perguruan tinggi jumlahnya relatif

minim dan diperkirakan golongan penduduk dengan tingkat pendidikan tersebut cenderung

mencari kerja di tingkat regional atau berpindah ke daerah di luar Sulsel yang masih memiliki

lowongan pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan kondisi di Sulsel.

Page 86: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

78

Grafik 5.2 Jenis Kelamin TKI Sulsel

(200)

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1 2 3 4 Jml 1 2 3 4 Jml 1 2 3 4 Jml

2005 2006 2007

a. Laki-laki b. Perempuan

Sumber : Dinas Transmigrasi dan Tenaga

Dari sisi jenis kelamin, pada tahun 2007, pengiriman TKI didominasi oleh tenaga kerja

berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 57,6% yang relatif akan diperkerjakan menjadi

tenaga buruh kasar di luar negeri. Adapun berdasarkan negara tujuan, Malaysia merupakan

negara tujuan utama dengan pangsa sebesar yaitu sebesar 58,2% dari total TKI Sulsel, diikuti

Arab Saudi dengan pangsa sebesar 35,2%.

Grafik 5.3 Negara Tujuan TKI Sulsel

(200)

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1 2 3 4 Jml 1 2 3 4 Jml 1 2 3 4 Jml

2005 2006 2007

a. Malaysia b. Jepang

c. Arab Saudi d. Lainnya

Sumber : Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Page 87: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

79

5.2. Status Pekerjaan

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), per Agustus 2007

terjadi peningkatan pekerja (penduduk usia di atas 15 tahun) di Sulsel, yaitu sebesar 2,06%

dibanding Agustus 2006 atau menjadi 5,42 juta orang. Dari jumlah tersebut, tercatat yang

menjadi angkatan kerja adalah sebesar 61,07% dan yang bekerja pada angkatan kerja

tersebut sebesar 88,75%. Angka angkatan kerja yang bekerja tersebut, pada tahun 2007,

mengalami peningkatan sebesar 7,33% (y.o.y) dari posisi Agustus 2006 yang tercatat sebesar

2,74 juta orang.

Tabel 5.1.

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Kegiatan Agustus Agustus

2006 20071 Penduduk usia 15 Tahun Ke Atas 5,313,803 5,423,403 2 Angkatan Kerja 3,139,320 3,312,177

a. Bekerja 2,738,632 2,939,463 b. Tidak Bekerja 400,688 372,714

3 Bukan Angkatan Kerja 2,174,483 2,111,226 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK, %) 59.1 61.1 5 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT, %) 12.8 11.3

Sumber : BPS Sulsel

KEGIATAN UTAMA

Tabel 5.2 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan

Ags 2006 Ags 2007Jumlah % Jumlah %

FORMAL 880,744 32.16 746,189 25.39 - Berusaha dibantu buruh tetap 72,367 8.22 76,088 10.20- Buruh/karyawan 808,377 91.78 670,101 89.80

INFORMAL 1,857,888 67.84 2,193,274 74.61- Berusaha sendiri 523,490 28.18 533,763 24.336- Berusaha dibantu buruh tidak tetap 712,165 38.33 845,680 38.558- Pekerja bebas pertanian 67,837 3.65 116,621 5.317- Pekerja bebas non pertanian 38,053 2.05 39,035 1.780- Pekerja tidak dibayar 516,343 27.79 658,175 30.009

TOTAL 2,738,632 87.24 2,939,463 88.747Sumber : BPS Sulsel

STATUS PEKERJAAN

Peningkatan tersebut didorong oleh penyerapan jumlah angkatan kerja yang relatif

meningkat pada sektor pertanian, sektor perdagangan yaitu masing-masing sebesar 9,76%

dan 5,56%. Di sisi lain, sektor jasa dan lainnya (listrik/gas/air, tambang, konstruksi, angkutan

dan lembaga keuangan) tercatat memberikan kontribusi negatif terhadap penyerapan

angkatan kerja daerah.

Page 88: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

80

Sejalan dengan masih tingginya kontribusi sektor pertanian tersebut, maka dari sisi

status pekerjaan utama, angkatan kerja yang bekerja didominasi oleh kegiatan ekonomi

informal yaitu sebesar 74,6% dari jumlah angkatan kerja yang bekerja, sementara sisanya

pada status pekerjaan sebagai karyawan dan berusaha dibantu buruh tetap. Kondisi tersebut

cenderung menggambarkan kondisi lapangan kerja di Sulsel, yaitu bahwa lapangan kerja

formal di Sulsel relatif sangat minim meski lapangan kerja di Sulsel tetap tersedia, namun

masih rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja menyebabkan angkatan kerja tersebut

tidak terserap secara optimal oleh lapangan kerja saat ini yang ada.

Namun demikian, secara umum terjadi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) di Sulsel yang pada Agustus 2007 tercatat 61,07 atau lebih tinggi dibanding

periode-periode sebelumnya. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga

mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 11,25 atau lebih rendah dibanding periode-

periode sebelumnya.

Kondisi tersebut di atas tidak terlepas dari kondisi ekonomi dan ketersediaan

lapangan kerja di Sulsel pada saat survei tenaga kerja tersebut dilakukan. Berdasarkan survei

yang dilakukan Bank Indonesia Makassar, pada bulan saat survei tenaga kerja dilakukan,

yaitu bulan Agustus 2007, terdapat kecenderungan adanya peningkatan kondisi ekonomi

dan ketersediaan lapangan kerja yang sejalan dengan adanya peningkatan TPAK di Sulsel.

Diperkirakan peningkatan TPAK tersebut disebabkan oleh adanya ketersediaan lapangan

kerja yang didukung oleh kondisi ekonomi yang kondusif.

Grafik 5.4 Indeks Kondisi Ekonomi dan Ketersediaan Lapangan Kerja di Sulsel

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007Inde

ks

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Ketersediaan lapangan kerja saat ini

Sumber : KBI Makassar Survei Konsumen

Page 89: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

81

Di sisi lain, apabila dibandingkan antara peningkatan ketersediaan lapangan kerja

pada saat tersebut dengan penurunan pada kegiatan ekonomi formal maka kondisi ini

diperkirakan disebabkan oleh menurunnya kesempatan kerja di kegiatan ekonmi formal,

sehingga para calon dan atau tenaga kerja cenderung mencari lapangan pekerjaan ke

kegiatan ekonomi informal. Yang perlu dicermati adalah pergeseran tenaga kerja dari

kegiatan ekonomi formal ke informal, terutama pada sektor pertanian yang mengakibatkan

terjadi peningkatan tenaga kerja pada sektor tersebut. Sementara sektor pertanian yang

merupakan sektor unggulan Sulsel dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan

kontribusi dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi Sulsel.

Page 90: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 91: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

83

Bab 6

Keuangan Daerah

Alokasi anggaran pemerintah pusat kepada daerah dalam bentuk Dana Alokasi

Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk tahun anggaran 2008 telah ditetapkan

oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 110 tanggal 6 Desember 2007,

pemerintah telah membagi Dana Alokasi Umum kepada provinsi dan kota. Adapun DAU

untuk provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan 23 kabupaten/kota di Sulsel dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 6.1. Perkembangan DAU Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan tahun 2007 – 2008 (dalam jutaan rupiah)

No. BIDANG 2007 2008 Growth1 Prop. Sulsel 599,508 656,710 9.54%2 Kab. Bantaeng 206,737 224,668 8.67%3 Kab. Barru 229,246 248,995 8.61%4 Kab. Bone 494,234 529,055 7.05%5 Kab. Bulukumba 332,719 363,390 9.22%6 Kab. Enrekang 230,254 252,233 9.55%7 Kab. Gowa 379,657 417,799 10.05%8 Kab. Jeneponto 280,676 296,146 5.51%9 Kab. Luwu 289,606 318,300 9.91%

10 Kab. Luwu Utara 268,664 303,618 13.01%11 Kab. Maros 286,004 312,182 9.15%12 Kab. Pangkep 266,302 326,056 22.44%13 Kab. Pinrang 313,755 340,756 8.61%14 Kab. Selayar 217,506 242,377 11.43%15 Kab. Sidrap 265,277 296,496 11.77%16 Kab. Sinjai 255,440 284,002 11.18%17 Kab. Soppeng 292,386 317,481 8.58%18 Kab. Takalar 264,008 294,665 11.61%19 Kab. Tana Toraja 362,625 396,159 9.25%20 Kab. Wajo 305,940 336,188 9.89%21 Kota Pare Pare 208,125 228,255 9.67%22 Kota Makassar 583,842 643,328 10.19%23 Kota Palopo 202,459 226,221 11.74%24 Kab. Luwu Timur 216,885 241,003 11.12%

TOTAL 7,351,855 8,096,082 10.12%Sumber : www.sikd.djapk.go.id

Berdasarkan data pada tabel di atas, DAU untuk wilayah Sulsel mengalami

peningkatan sebesar 10,12% dari Rp7,35 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp8,10 triliun

pada tahun 2008. Kabupaten/kota yang mengalami peningkatan DAU tertinggi yaitu

Page 92: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

84

Kabupaten Pangkep yang tercatat sebesar 22,41%, sementara pemerintah Provinsi Sulsel

menerima alokasi dana yang terbesar dari seluruh DAU yang dialokasi ke wilayah Sulsel.

Kemudian untuk DAK tahun 2008, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.

142/PMK.07/2007 tentang Penetapan Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2008, rata-

rata nilai DAK yang akan dialokasi ke kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan selama tahun 2008

adalah sebesar Rp1,18 triliun. Besar alokasi DAK untuk tahun 2008 tersebut mengalami

peningkatan sebesar 20,30% dibanding DAK tahun 2007. Kondisi ini menunjukkan bahwa

selama tahun 2008 diperkirakan akan terdapat peningkatan pembangunan di Sulsel yang

secara otomatis akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian daerah.

Tabel 6.2. Perkembangan DAK Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan tahun 2007 – 2008 (dalam jutaan rupiah)

No. KABUPATEN / KOTA 2007 2008 Growth1 Takalar 44,979 55,819 24.10%2 Pangkep 41,866 53,756 28.40%3 Gowa 50,874 59,973 17.89%4 Maros 49,634 61,655 24.22%5 Parepare 32,399 39,708 22.56%6 Sidrap 43,606 53,586 22.89%7 Barru 37,003 45,317 22.47%8 Pinrang 41,652 51,781 24.32%9 Enrekang 37,202 44,443 19.46%10 Bone 57,838 70,831 22.46%11 Soppeng 40,100 46,023 14.77%12 Wajo 44,938 55,531 23.57%13 Tana Toraja 46,041 56,873 23.53%14 Sinjai 53,769 61,839 15.01%15 Selayar 41,089 47,395 15.35%16 Bantaeng 39,875 46,248 15.98%17 Bulukumba 45,519 54,692 20.15%18 Jeneponto 41,391 48,509 17.20%19 Kota Palopo 32,080 40,268 25.52%20 Luwu 52,413 62,561 19.36%21 Luwu Utara 55,983 56,360 0.67%22 Luwu Timur 44,098 49,221 11.62%23 Makassar 8,535 19,993 134.25%

TOTAL 982,884 1,182,382 20.30%Sumber : www.sikd.djapk.go.id

Secara umum tiap kabupaten/kota tercatat mengalami peningkatan DAK, dimana

kabupaten/kota yang menerima DAK terbesar se-Sulsel adalah Kabupaten Bone yaitu sebesar

5,99% dari total DAK tahun 2008, diikuti Kabupaten Luwu (5,29%) dan Kabupaten Sinjai

(5,23%). Ditinjau dari pertumbuhannya, Kota Makassar mengalami peningkatan tertinggi

yaitu sebesar 134,25%. Hal ini selaras dengan perkembangan kota Makassar yang terus

menerus meningkat mengingat posisinya yang merupakan ibukota provinsi.

Page 93: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

85

Apabila ditinjau per bidang pembangunan, pembangunan dibidang pendidikan

menjadi prioritas pembangunan di Sulsel dengan alokasi sebesar 33,73% dari total DAK.

Kondisi tersebut dimaksudkan untuk menjalankan program pemerintah dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan masyarakat. Selain itu, bidang infrastruktur juga menjadi

prioritas pembangunan di Sulsel yaitu sebesar 31,90% dari total DAK, terutama untuk

pembangunan jalan dan irigasi. Pada tahun 2008 tersebut, terdapat bidang baru yang

mendapatkan dana pembangunan dari pemerintah pusat yaitu bidang kehutanan dan

kependudukan.

Ditinjau dari pertumbuhannya, bidang pendidikan mengalami peningkatan alokasi

DAK sebesar 35,58%, sementara untuk infrastruktur terjadi peningkatan alokasi sebesar

17,24%. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah alokasi bidang pertanian di

wilayah Sulsel yang tercatat mengalami penurunan 12% dibanding alokasi DAK 2007.

Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat sektor tersebut merupakan sektor unggulan

Sulawesi Selatan. Namun sharenya terhadap total Produk Domestik Regional Bruto terus

mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Tabel 6.3. Perkembangan DAK per-Bidang Pembangunan Se-Sulawesi Selatan Tahun 2007 – 2008 (dalam jutaan rupiah)

No. BIDANG 2007 2008 Growth1 Pendidikan 294,159 398,834 35.58%2 Kesehatan 172,210 187,688 8.99%3 Infrastuktur 321,728 377,205 17.24%

a. Jalan 183,352 224,090 22.22%b. Irigasi 83,884 94,949 13.19%c. Air bersih 54,492 58,166 6.74%

4 Prasarana Pemerintahan 13,469 6,793 -49.57%5 Kelautan dan Perikanan 76,545 76,645 0.13%6 Pertanian 87,330 87,222 -0.12%7 Lingkungan Hidup 17,443 17,443 0.00%8 Kehutanan - 9,304 100.00%9 Kependudukan - 21,248 100.00%

TOTAL 982,884 1,182,382 20.30%Sumber : www.sikd.djapk.go.id

Page 94: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 95: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

87

Bab 7

Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

7.1 Outlook Kondisi Makroregional

Kinerja perekonomian daerah secara tahunan pada triwulan laporan mengalami

peningkatan yang cukup tinggi, dengan pertumbuhan yang positif pada tiap sektor. Namun

demikian, secara kumulatif sektor-sektor produktif ekonomi daerah tercatat mengalami

perlambatan, terutama pada sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan dan jasa.

Pada periode laporan, sektor perdagangan-hotel-restoran tercatat memberikan kontribusi

yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel. Di sisi permintaan, laju pertumbuhan

regional pada tahun 2007, secara umum masih tetap didukung oleh kinerja konsumsi

terutama konsumsi rumah tangga dan pemerintah, yang merupakan motor penggerak

pertumbuhan ekonomi daerah.

Dari sisi penawaran, pada triwulan I-2008 diperkirakan terdapat tekanan

pertumbuhan terutama pada sektor pertanian meski akan tetap mengalami peningkatan

dengan besaran yang relatif terbatas. Dorongan pertumbuhan pada sektor ini berasal dari

subsektor tanaman bahan pangan, meskipun pada triwulan tersebut masih merupakan masa

tanam. Selain subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perikanan diperkirakan akan

turut mendorong sektor pertanian terutama perikanan laut mengingat kondisi cuaca yang

relatif sudah mulai kondusif.

Di sektor pertambangan dan penggalian, pertambangan non migas diperkirakan

akan mengalami peningkatan pada triwulan mendatang seiring dengan adanya peningkatan

target produksi pada tahun 2008.

Pada sektor industri pengolahan diperkirakan akan mengalami tekanan pertumbuhan

khususnya pada subsektor makanan-minuman-tembakau, mengingat terdapat kenaikan

harga bahan makanan seperti gandum yang digunakan sebagai bahan baku terigu. Untuk

subsektor semen-barang galian non logam diperkirakan akan mengalami pertumbuhan,

namun dalam jumlah yang relatif terbatas.

Sektor perdagangan-hotel-restoran diperkirakan juga akan menjadi faktor penggerak

pertumbuhan ekonomi di Sulsel, mengingat masih tingginya pola konsumsi masyarakat

terhadap komoditas yang ada. Kondisi yang mendukung lainnya pada kinerja sektor

perdagangan-hotel-restoran adalah maraknya perluasan pembangunan di masing-masing

daerah kabupaten/kota sehingga diperkirakan mampu mendorong peningkatan volume

perdagangan antar kota.

Page 96: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

88

Sektor bangunan diperkirakan akan turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi

daerah seiring dengan adanya peningkatan DAK yang akan diterima kabupaten/kota se-

Sulsel selama tahun 2008. Adanya peningkatan DAK sebesar 20,30% dibanding alokasi pada

tahun 2007 diperkirakan akan mampu menstimulasi kinerja sektor bangunan meski

kontribusinya masih relatif terbatas guna mendorong kinerja perekonomian daerah dalam

jangka panjang.

Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi diperkirakan masih akan menjadi motor

penggerak perekonomian Sulsel pada triwulan I-2008, khususnya bersumber pada konsumsi

rumah tangga dan pemerintahan. Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga diperkirakan

dalam jumlah yang relatif minim mengingat terdapat kecenderungan adanya peningkatan

harga-harga beberapa komoditas, terutama pada bahan makanan. Sehingga cenderung

masyarakat akan menahan konsumsi terutama untuk hal-hal kebutuhan pokok saja. Namun

demikian, peningkatan konsumsi oleh rumah tangga dapat mengalami peningkatan yang

signifikan apabila Pemerintah akan kembali merealisasikan peningkatan gaji PNS di awal

tahun dan di sisi lain tetap mempertahankan penyesuaian harga pada komoditas-komoditas

administred price untuk tetap berada pada batas-batas yang wajar.

Pada konsumsi konsumsi pemerintah daerah diperkirakan akan memberikan

sumbangan yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan

mendatang dan lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan terakhir tahun 2007

maupun triwulan I-2007. Kondisi ini seiring dengan adanya proyeksi meningkatnya alokasi

APBD se-Sulsel.

Nilai ekspor pada triwulan mendatang diperkirakan masih memberikan kontribusi

positif, terutama pada subsektor ekspor antar propinsi, meski nilai ekspor antar negara

diperkirakan akan tumbuh secara positif dan meningkat seiring dengan adanya perbaikan

harga beberapa komoditas ekspor Sulsel di pasar internasional. Sementara kinerja impor

diperkirakan akan mengalami pertumbuhan dengan besaran yang terbatas seiring dengan

adanya kenaikan harga-harga komoditas yang sering diimpor oleh Sulsel.

Pada triwulan mendatang, faktor-faktor yang perlu diwaspadai adalah kondisi sosial

politik yang masih relatif dapat memberikan dampak negatif terhadap terciptanya stabilitas

perekonomian Sulsel. Masalah Pilkada Sulsel yang sekarang dalam tahap penyelesaian masih

berpotensi menimbulkan instabilitas keamanan yang menyebabkan pihak investor atau para

pelaku usaha untuk mengambil posisi wait and see dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

Selain itu pelaksanaan pilkada daerah seperti kabupaten Bone, yang diselenggarakan

pada triwulan I-2008 ini serta pelaksanaan pilkada di bebarapa daerah lain selama tahun

2008 diperkirakan akan turut memberikan arah terhadap perkembangan ekonomi daerah.

Apabila pelaksanaan dan penyelesaian Pilkada tersebut berjalan aman dan kondusif maka hal

Page 97: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

89

tersebut akan menjadi momentum yang sangat baik bagi tumbuh kembangnya kinerja

perekonomian daerah.

Berdasarkan alasan tersebut di atas dan dengan asumsi tidak ada kejadian yang

cukup mengganggu proses kinerja pembangunan, seperti bencana alam, maka diperkirakan

perekonomian Sulsel pada triwulan mendatang, secara tahunan akan lebih tinggi dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya yaitu pada kisaran 8% ± 1% (y-o-y), yang masih

sejalan dengan perkirakan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada tahun 2008 yaitu sebesar

5,75% ± 1% (y-t-d).

7.2 Outlook Inflasi

Laju inflasi di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) pada tahun 2007 tercatat mengalami

perlambatan dibandingkan laju inflasi tahun 2006. Perlambatan tersebut lebih disebabkan

oleh relatif melimpahnya pasokan komoditas pada kelompok bahan makanan dan makanan

jadi serta mulai normalnya pengaruh kenaikan harga eceran dan BBM, meredanya pengaruh

kenaikan biaya sekolah yang terjadi pada tahun ajaran 2007/2008.

Pada triwulan mendatang, dorongan inflasi diperkirakan masih akan terjadi pada

kelompok bahan makanan, terutama untuk komoditas beras dan tepung terigu. Dorongan

inflasi pada komoditas beras diperkirakan karena faktor stok beras yang mulai menipis

mengingat pada triwulan I-2008 merupakan masa tanam padi sehingga produktivitasnya

relatif menurun sedangkan permintaan masyarakat terhadap komoditas dimaksud relatif

tetap. Adapun dorongan inflasi pada komoditas tepung terigu diperkirakan disebabkan

karena adanya peningkatan harga gandum di pasar internasional yang merupakan bahan

baku tepung terigu, selain tekanan dari kenaikan harga bahan baku terigu. Di kelompok

makanan jadi sendiri, adanya penyesuaian cukai rokok kretek yang berlaku pada Januari

2008 akan turut mendorong terjadinya inflasi. Lebih lanjut, kelangkaan minyak tanah dan

gas elpiji yang sempat terjadi pada awal tahun dan penundaan program konversi minyak

tanah ke gas elpiji hingga bulan Februari 2008, diperkirakan akan turut memberi andil

terhadap kecenderungan pelaku ekonomi untuk menahan supply dari komoditas-komoditas

tersebut yang tentunya akan memberikan tekanan inflasi pada kelompok perumahan-gas-

listrik-air-bahan bakar.

Sumber tekanan lain adalah berasal dari kemungkinan kenaikan harga bahan

bangunan sebagai akibat tertundanya pasokan batubara kepada produsen-produsen semen

utama di Sulsel akan berkontribusi terhadap kenaikan harga jual rumah dan sewa rumah.

Akibat tekanan harga pada komoditas-komoditas tersebut di atas di atas maka

diperkirakan laju inflasi akan cenderung mengalami peningkatan. Sehubungan dengan hal

tersebut, pada triwulan mendatang laju inflasi tahunan diperkirakan akan lebih tinggi

Page 98: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

90

dibandingkan dengan laju inflasi triwulan I-2007 yaitu pada kisaran 6,8% ± 1% (y-o-y).

Adapun inflasi daerah secara kumulatif pada akhir tahun 2008 diperkirakan adalah sebesar

6%-8% (y.t.d).

Grafik 7.1. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d

-2040

6080

100120140

160180200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2006 2007

Inde

ks

Indeks perubahan harga umum 3 bulan yad

184.5

179

Sumber : KBI Makassar, Survei Konsumen

Perkiraan tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen di Kota Makassar yang

mengindikasikan bahwa secara umum responden berpersepsi bahwa terjadi perubahan

harga barang dan jasa dalam periode 3 bulan ke depan akan mengalami peningkatan.

7.3. Prospek Perbankan

Pada triwulan laporan, kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan memperlihatkan

peningkatan yang cukup signifikan dan diperkirakan pertumbuhan tersebut akan terus

berlanjut seiring dengan perkembangan perekonomian daerah. Tingkat suku bunga Bank

Indonesia (BI-rate) selama triwulan IV-2007 yang sebesar 8,00%, diharapkan dapat

mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan meskipun dari sisi simpanan,

khususnya deposito, berpotensi untuk terus menurun. Namun demikian, kondisi tersebut

menuntut perbankan daerah untuk lebih kreatif dalam memberikan jasa pelayanannya

kepada masyarakat.

Disamping itu, dengan adanya peningkatan belanja pemerintah daerah dan perkiraan

akan naiknya gaji PNS sehingga dapat mengimbangi kenaikan harga beberapa komoditas

secara umum, tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan jumlah uang beredar yang

secara tidak langsung akan mendorong terjadinya peningkatan penghimpunan dana pihak

ketiga (meski dalam jumlah yang terbatas).

Page 99: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

91

Selanjutnya perkiraan kondisi sosial politik di Sulsel ke depan yang cenderung untuk

tetap stabil diharapkan mampu untuk meningkatkan keyakinan masyarakat dan pelaku

usaha untuk melakukan ekspansi usahanya. Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi

kinerja intermediasi perbankan daerah, khususnya peningkatan kredit/pembiayaan yang

disalurkan.

Page 100: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

Page 101: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

93

LAMPIRAN

1. Data Ekonomi Makro

Tabel 1.a Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp)

Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV *)1 Pertanian 2,936,214.41 3,033,643.38 3,022,626.59 2,810,078.76 2,845,009.16 3,095,058.73 3,158,937.74 3,127,310.59 2 Pertambangan & Penggalian 933,798.93 960,057.15 984,786.42 1,012,695.72 985,463.19 1,033,035.78 1,018,403.38 1,053,857.45 3 Industri Pengolahan 1,346,803.19 1,375,704.30 1,395,971.72 1,363,033.64 1,361,873.52 1,413,158.13 1,458,851.72 1,507,506.53 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 89,658.04 94,273.29 91,754.55 92,588.47 94,653.38 97,698.76 101,283.16 107,245.71 5 Bangunan 433,325.14 442,234.33 452,671.06 459,642.19 451,644.42 457,822.88 484,010.35 545,132.21 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,410,197.07 1,424,077.16 1,448,623.96 1,488,005.46 1,504,390.80 1,544,963.36 1,601,303.93 1,665,652.61 7 Angkutan dan Komunikasi 716,228.72 727,085.34 744,470.01 757,856.89 757,607.41 782,972.39 830,990.38 873,042.72 8 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 548,569.30 579,540.75 593,225.24 619,136.61 622,252.84 641,103.90 649,318.07 669,467.87 9 Jasa-jasa 1,135,809.69 1,232,649.02 1,030,530.50 1,080,112.22 1,158,396.58 1,177,482.98 1,185,197.73 1,210,503.70

9,550,604.48 9,869,264.72 9,764,660.05 9,683,149.97 9,781,291.31 10,243,296.90 10,488,296.44 10,759,719.38 Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel*) Angka Perkiraan KBI Makassar

2006LAPANGAN USAHA

PDRB

2007

Tabel 1.b Produk Domestik Regional Bruto Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp)

Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV *)KONSUMSI 6,927,422.36 7,101,210.08 7,184,610.40 7,436,933.96 7,538,358.63 7,750,987.95 7,966,440.43 8,162,015.17 1. Konsumsi Rumah Tangga 5,393,966.24 5,502,638.09 5,533,852.63 5,714,819.60 5,744,925.82 5,893,342.57 6,067,616.51 6,208,622.18 a. Makanan 3,577,644.91 3,644,904.64 3,663,858.14 3,756,187.37 3,771,212.12 3,881,948.74 4,001,512.77 4,089,603.89 b. Non Makanan 1,816,321.33 1,857,733.45 1,869,994.49 1,958,632.23 1,973,713.70 2,011,393.83 2,066,103.74 2,119,018.28

2. Konsumsi Nirlaba 58,314.24 59,113.92 59,266.02 59,881.71 60,887.72 62,901.92 65,493.48 70,379.29 3. Konsumsi Pemerintah 1,475,141.88 1,539,458.07 1,591,491.75 1,662,232.65 1,732,545.09 1,794,743.46 1,833,330.44 1,883,013.70 INVESTASI ('I') 1,596,911.15 1,615,534.01 1,624,798.09 1,667,350.27 1,727,022.96 1,802,939.80 1,868,908.74 1,891,876.03 1. Pembentukan Modal 1,547,059.93 1,564,077.59 1,573,305.65 1,619,616.78 1,630,313.49 1,689,819.94 1,772,621.11 1,865,151.94 2. Perubahan Stok 49,851.21 51,456.42 51,492.44 47,733.49 96,709.47 113,119.86 96,287.63 26,724.09 EKSPOR ('X') 3,136,075.66 4,539,647.93 4,657,450.32 4,895,444.13 4,011,304.39 4,682,339.54 4,736,674.44 5,216,247.11 1. Antar Negara 1,860,849.16 3,198,673.87 3,514,438.94 4,086,519.52 3,227,936.72 3,833,676.52 3,789,821.12 4,074,436.68

2. Antar Propinsi 1,275,226.50 1,340,974.06 1,143,011.38 808,924.61 783,367.67 848,663.02 946,853.33 1,141,810.43 IMPOR ('M') 2,109,804.68 3,387,127.29 3,702,198.76 4,316,578.39 3,495,394.67 3,992,970.39 4,083,727.17 4,510,418.92 1. Antar Negara 901,270.17 1,136,677.41 937,566.47 1,171,720.38 1,253,305.95 1,426,254.75 1,298,185.97 1,365,821.45 2. Antar Propinsi 1,208,534.51 2,250,449.89 2,764,632.30 3,144,858.01 2,242,088.72 2,566,715.64 2,785,541.20 3,144,597.46

PDRB 9,550,604.48 9,869,264.73 9,764,660.04 9,683,149.97 9,781,291.31 10,243,296.90 10,488,296.44 10,759,719.38

Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel*) Angka Perkiraan KBI Makassar

KOMPONEN2006 2007

Page 102: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

94

Tabel 1.c

Perkembangan PDRB Kumulatif Sulsel Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp)

KONSUMSI 26,357,692.88 28,650,176.78 31,417,802.17 1. Konsumsi Rumah Tangga 20,707,933.54 22,145,276.56 23,914,507.08 a. Makanan 13,795,256.31 14,642,595.05 15,744,277.52 b. Non Makanan 6,912,677.23 7,502,681.51 8,170,229.56

2. Konsumsi Nirlaba 222,638.70 236,575.88 259,662.41 3. Konsumsi Pemerintah 5,427,120.64 6,268,324.34 7,243,632.68 INVESTASI ('I') 6,352,151.44 6,504,593.53 7,290,747.53 1. Pembentukan Modal 6,168,581.69 6,304,059.95 6,957,906.48 2. Perubahan Stok 183,569.75 200,533.57 332,841.04 EKSPOR ('X') 14,673,037.21 17,228,618.04 18,646,565.48 1. Antar Negara 11,111,454.61 12,660,481.49 14,925,871.04 2. Antar Propinsi 3,561,582.60 4,568,136.55 3,720,694.44 IMPOR ('M') 10,958,863.51 13,515,709.13 16,082,511.14

1. Antar Negara 3,627,656.41 4,147,234.42 5,343,568.11 2. Antar Propinsi 7,331,207.10 9,368,474.71 10,738,943.02

PDRB 36,424,018.02 38,867,679.22 41,272,604.04

KOMPONEN 2005 2006 2007

Tabel 1.d Perkembangan PDRB Kumulatif Sulsel

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp)

1 Pertanian 11,337,554.79 11,802,563.14 12,226,316.21 2 Pertambangan & Penggalian 3,649,469.74 3,891,338.22 4,090,759.80 3 Industri Pengolahan 5,112,433.17 5,481,512.85 5,741,389.91 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 342,428.68 368,274.35 400,881.01 5 Bangunan 1,712,294.89 1,787,872.72 1,938,609.85 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,388,580.61 5,770,903.64 6,316,310.69 7 Angkutan dan Komunikasi 2,757,776.02 2,945,640.97 3,244,612.89 8 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 2,152,675.32 2,340,471.90 2,582,142.68 9 Jasa-jasa 3,970,804.79 4,479,101.42 4,731,580.99

36,424,018.02 38,867,679.22 41,272,604.03

2007LAPANGAN USAHA

PDRB

2005 2006

Tabel 1.e Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)

Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV *)1 Pertanian 4,537,464.25 4,709,066.35 4,744,935.41 4,521,791.29 4,724,739.10 5,217,163.40 5,488,954.47 5,612,212.36 2 Pertambangan & Penggalian 1,231,855.65 1,286,541.12 1,337,136.85 1,394,457.49 1,368,452.55 1,442,374.87 1,460,692.47 1,556,140.55 3 Industri Pengolahan 1,991,128.55 2,066,236.55 2,113,923.56 2,074,047.72 2,106,288.72 2,240,168.11 2,346,103.59 2,465,991.96 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 148,074.71 157,542.74 160,883.01 162,814.11 168,908.69 175,715.62 183,170.36 194,165.58 5 Bangunan 665,890.74 686,758.99 710,188.81 727,953.88 729,287.62 752,148.87 804,177.86 915,274.95 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 2,251,264.23 2,333,603.78 2,418,257.68 2,504,740.76 2,559,315.34 2,664,164.11 2,798,947.08 2,979,055.12 7 Angkutan dan Komunikasi 1,224,774.46 1,258,273.53 1,295,648.31 1,324,140.64 1,334,318.57 1,387,722.92 1,483,089.23 1,563,921.66 8 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 849,096.25 905,362.12 938,638.22 982,096.29 1,003,208.56 1,043,089.48 1,071,588.85 1,110,782.68 9 Jasa-jasa 1,767,377.92 1,969,919.93 1,673,030.10 1,777,907.79 1,949,141.88 2,023,737.19 2,082,744.20 2,296,516.67

14,666,926.77 15,373,305.10 15,392,641.96 15,469,949.98 15,943,661.04 16,946,284.58 17,719,468.10 18,694,061.54 Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel, diolah*) Angka Perkiraan KBI Makassar

LAPANGAN USAHA2006

PDRB

2007

Page 103: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

95

Tabel 1.f

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)

Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV *)KONSUMSI 11,166,563.80 11,361,113.59 11,643,052.88 12,386,622.72 13,023,490.85 13,666,720.84 14,399,860.72 15,136,325 1. Konsumsi Rumah Tangga 8,692,309.79 8,749,134.82 8,935,214.12 9,420,067.64 9,843,203.95 10,312,649.52 10,902,442.50 11,446,635 a. Makanan 5,559,996.19 5,610,566.36 5,768,621.92 6,128,431.08 6,414,046.12 6,691,265.71 7,097,520.47 7,475,818 b. Non Makanan 3,132,313.59 3,138,568.46 3,166,592.20 3,291,636.56 3,429,157.83 3,621,383.81 3,804,922.03 3,970,817 2. Konsumsi Nirlaba 90,369.33 93,604.55 95,017.98 97,973.99 103,143.82 111,704.76 119,621.74 130,152 3. Konsumsi Pemerintah 2,383,884.68 2,518,374.22 2,612,820.78 2,868,581.09 3,077,143.08 3,242,366.56 3,377,796.48 3,559,537 INVESTASI ('I') 2,402,788.16 2,606,629.52 2,648,271.25 2,801,176.36 2,900,791.92 3,128,323.60 3,339,432.12 3,509,665 1. Pembentukan Modal 2,332,185.13 2,533,294.16 2,573,535.18 2,726,977.12 2,776,154.65 2,977,703.48 3,210,634.48 3,464,671 2. Perubahan Stok 70,603.03 73,335.36 74,736.07 74,199.24 124,637.27 150,620.11 128,797.65 44,994 EKSPOR ('X') 4,281,535.84 6,253,143.14 5,880,591.70 6,186,022.64 5,982,375.17 7,079,526.39 7,426,318.95 8,678,674 1. Antar Negara 2,183,642.93 4,035,642.90 4,258,364.48 4,599,438.99 4,355,721.83 5,250,021.08 5,361,254.54 6,085,733 2. Antar Propinsi 2,097,892.91 2,217,500.24 1,622,227.22 1,586,583.65 1,626,653.33 1,829,505.30 2,065,064.42 2,592,940 IMPOR ('M') 3,183,961.04 4,847,581.15 4,779,273.87 5,903,871.74 5,962,996.90 6,928,286.25 7,446,143.70 8,630,601 1. Antar Negara 1,023,304.76 1,298,975.06 1,034,808.34 1,333,419.95 1,518,986.76 1,786,211.22 1,675,944.88 1,812,534 2. Antar Propinsi 2,160,656.28 3,548,606.09 3,744,465.53 4,570,451.79 4,444,010.14 5,142,075.03 5,770,198.83 6,818,067

PDRB 14,666,926.76 15,373,305.10 15,392,641.96 15,469,949.98 15,943,661.04 16,946,284.58 17,719,468.10 18,694,062 Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel, diolah*) Angka Perkiraan KBI Makassar

KOMPONEN2006 2007

2. Data Inflasi

Tabel 2.a

Perkembangan Laju Inflasi Gabungan di Kota Makassar Menurut Kelompok Barang dan Jasa Triwulan III-2007

Triwulanan TahunanOkt-07 Nov-07 Des-07 (q-t-q) (y-o-y)

1 Bahan Makanan -1.41 -6.24 3.46 -4.36 11.272 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.08 0.23 0.84 1.16 4.033 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bhn Bakar 0.15 0.11 1.43 1.70 3.014 Sandang 1.86 2.10 0.27 4.28 9.295 Kesehatan 0.06 0.04 0.66 0.76 4.396 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00 0.00 0.13 0.13 8.257 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.09 -0.08 0.04 0.04 0.27

-0.27 -1.74 1.50 -0.53 5.71Sumber : BPS, diolah

Bulanan (m-t-m)

UMUM / TOTAL

KELOMPOK

Tabel 2.b Perkembangan Laju Inflasi Gabungan di Wilayah KKBI Makassar

Triwulanan TahunanOkt-07 Nov-07 Des-07 (q-t-q) (y-o-y)

1 Makassar -0.27 -1.74 1.50 -0.53 5.712 Manado -0.26 2.01 1.69 3.46 10.133 Gorontalo 0.19 0.79 3.50 4.51 7.024 Jayapura 2.85 -0.03 1.59 4.45 10.345 Ambon 0.13 -0.10 1.05 1.08 5.856 Palu 0.89 -0.36 3.30 3.85 8.137 Kendari 0.95 1.23 0.72 2.94 7.538 Ternate 3.98 -1.37 2.60 5.21 10.43

Sumber : BPS, diolah

Bulanan (m-t-m)KOTA

Page 104: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

96

Tabel 2.c Perkembangan Inflasi Tahunan (y.o.y) Sulampua

Okt-07 Nov-07 Des-07Umum 6.31 6.21 7.43

1 Bahan Makanan 10.99 10.77 14.022 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 4.96 4.68 4.643 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bhn Bakar 4.73 4.49 5.254 Sandang 7.03 8.15 8.055 Kesehatan 4.97 5.36 6.016 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 6.17 6.57 6.607 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.63 0.54 0.59

1 Makassar 4.79 3.88 5.712 Manado 7.42 9.86 10.133 Gorontalo 5.18 5.55 7.024 Jayapura 10.01 9.54 10.345 Ambon 5.68 5.44 5.856 Palu 6.95 6.8 8.137 Kendari 9.17 8.36 7.538 Ternate 7.81 6.88 10.43

Sumber : BPS, diolah

Trw. IV - 2007

INFLASI KOTA-KOTA

KELOMPOK

Tabel 2.d Perkembangan Inflasi Triwulanan (q.t.q) Sulampua

Okt-07 Nov-07 Des-07Umum 2.14 1.11 1.83

1 Bahan Makanan 3.44 0.63 2.812 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.72 0.70 0.743 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bhn Bakar 1.35 0.81 1.624 Sandang 3.80 4.54 3.865 Kesehatan 1.57 1.70 1.756 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 4.75 3.43 0.587 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.31 0.08 0.08

1 Makassar 2.18 -0.32 -0.532 Manado 2.77 2.85 3.463 Gorontalo 2.95 2.55 4.514 Jayapura 3.58 2.88 4.455 Ambon 0.75 0.10 1.086 Palu 1.83 1.37 3.857 Kendari -1.42 1.38 2.948 Ternate 5.65 3.78 5.21

Sumber : BPS, diolah

KELOMPOKTrw. IV - 2007

INFLASI KOTA-KOTA

Page 105: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

97

Tabel 2.e Perkembangan Inflasi Bulanan (m.t.m) Sulampua

Okt-07 Nov-07 Des-07Umum 0.37 -0.34 1.80

1 Bahan Makanan 0.15 -1.65 4.372 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.03 0.20 0.513 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bhn Bakar 0.50 0.13 0.994 Sandang 1.80 1.62 0.405 Kesehatan 0.40 0.49 0.856 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.07 0.39 0.127 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.17 -0.01 0.05

1 Makassar -0.27 -1.74 1.502 Manado -0.26 2.01 1.693 Gorontalo 0.19 0.79 3.504 Jayapura 2.85 -0.03 1.595 Ambon 0.13 -0.10 1.056 Palu 0.89 -0.36 3.307 Kendari 0.95 1.23 0.728 Ternate 3.98 -1.37 2.60

Sumber : BPS, diolah

KELOMPOKTrw. IV - 2007

INFLASI KOTA-KOTA

3. Data Perbankan

Tabel 3.a

Uang Giral dan Uang Kuasi (Bank Umum dan BPR) (dalam Milyar Rp)

Q4-05 3,532.64 13,563.21

Q1-06 3,330.08 13,463.71

Q2-06 3,777.65 13,914.93

Q3-06 4,097.51 14,378.94

Q4-06 5,007.94 16,008.19

Q1-07 4,301.35 16,379.55

Q2-07 4,710.53 16,876.31

Q3-07 4,933.21 17,867.64

Q4-07 5,060.05 19,653.27

Sumber : KBI Makassar

UANG KUASI UANG GIRAL TRIWULAN

Page 106: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

98

Tabel 3.b Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit Bank Umum dan BPR/S

(dlm Milyar Rp) TRIWULAN DPK KREDIT LDR

Q1-06 16,786.60 16,032.53 95.51%Q2-06 17,972.82 16,630.68 92.53%Q3-06 18,469.05 17,181.38 93.03%Q4-06 21,016.14 18,007.93 85.69%Q1-07 20,680.90 18,413.39 89.04%Q2-07 21,948.51 19,995.71 91.10%Q3-07 22,800.85 21,355.95 93.66%Q4-07 24,713.32 22,619.41 91.53%

Sumber : Lap. Bulanan Bank, diolah

Tabel 3.c Kredit UMKM Bank Umum (dlm Jutaan Rp)

1 2 3 4 1 2 3 4Kredit Total 15,956,987 16,546,870 17,073,707 17,909,416 18,303,226 19,871,446 21,218,353 22,444,370 Kredit UMKM 8,188,661 8,627,664 8,887,283 9,267,119 9,843,879 10,819,612 11,500,378 12,137,451 Pertumbuhan K. UMKM 3.19% 5.36% 3.01% 4.27% 6.22% 9.91% 6.29% 5.54%Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

2006 2007KETERANGAN

Tabel 3.d

Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaan Bank Umum (dlm Milyar Rp)

1 2 3 4 1 2 3 4Modal Kerja 5,916,445 6,227,654 6,490,275 6,973,193 7,095,600 7,747,522 8,514,332 9,323,870 Investasi 3,455,943 3,428,169 3,439,476 3,457,663 3,353,188 3,562,846 3,442,894 3,325,639 Konsumsi 6,584,599 6,891,047 7,143,956 7,478,560 7,854,438 8,561,078 9,261,127 9,794,861

JUMLAH 15,956,987 16,546,870 17,073,707 17,909,416 18,303,226 19,871,446 21,218,353 22,444,370 Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

KETERANGAN2006 2007

Tabel 3.e Pangsa Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi

3 4 3 4 Pertanian 853,052 855,667 875,896 857,764 2.68% 0.25% 3.82% Pertambangan 35,893 51,037 29,825 21,593 -16.91% -57.69% 0.10% Industri 1,561,921 1,595,145 1,507,203 1,595,416 -3.50% 0.02% 7.11% Listrik, Gas & Air 110,026 110,984 113,375 108,203 3.04% -2.51% 0.48% Konstruksi 746,379 767,394 946,741 915,911 26.84% 19.35% 4.08% Perdagangan 4,975,926 5,334,263 6,529,682 7,062,195 31.23% 32.39% 31.47% Angkutan 642,628 614,549 592,088 456,304 -7.86% -25.75% 2.03% Jasa Dunia Usaha 776,949 849,124 1,052,111 1,328,319 35.42% 56.43% 5.92% Jasa Sosial 185,243 216,393 262,667 255,035 41.80% 17.86% 1.14% Lainnya 7,185,690 7,514,860 9,308,765 9,843,630 29.55% 30.99% 43.86%

JUMLAH 17,073,707 17,909,416 21,218,353 22,444,370 24.28% 25.32% 100.00%Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum

Share 4'07

SEKTOR EKONOMI2006 2006 Growth

3'07 - 3'06Growth

4'07 - 4'06

Page 107: Kata Pengantar · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 i Kata Pengantar ... tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007

99

Tabel 3.f Perkembangan Bank Syariah di Sulawesi Selatan

(dlm Milyar Rp)

1 2 3 4 1 2 3 4Aset 554,199 636,334 703,531 761,902 772,965 841,842 968,575 1,027,415 DPK 254,873 287,958 340,756 390,798 392,561 413,887 487,053 530,917 Pembiayaan 534,099 584,171 606,166 657,401 678,865 721,882 792,257 858,269 FDR 209.55% 202.87% 177.89% 168.22% 172.93% 174.42% 162.66% 161.66%Sumber : Lap. Bulanan Bank Umum Syariah

2006 2007KETERANGAN

4. Data Sistem Pembayaran

Tabel 4.a Aliran Uang Kartal (dlm Milyar Rp)

TRIWULAN INFLOW OUTFLOW NET FLOW

Q1-04 2,052.44 1,273.85 778.59

Q2-04 1,727.99 2,065.96 (337.97)

Q3-04 2,202.78 1,779.30 423.48

Q4-04 2,331.91 2,008.60 323.31

Q1-05 2,355.46 1,411.84 943.62

Q2-05 1,794.43 2,058.49 (264.06)

Q3-05 2,419.75 2,306.14 113.61

Q4-05 2,848.91 2,377.70 471.21

Q1-06 2,528.94 1,564.43 964.51

Q2-06 2,095.22 2,287.21 (191.99)

Q3-06 2,630.66 2,321.21 309.45

Q4-06 2,255.79 2,601.93 (346.14)

Q1-07 410.03 2,017.68 (1,607.65)

Q2-07 498.84 1,190.21 (691.37)

Q3-07 840.78 386.49 454.29

Q4-07 1,314.40 1,806.04 (491.64)

Sumber : KBI Makassar

Tabel 4.b Pemberian Tanda Tidak berharga (PTTB)

TRIWULAN INFLOW PTTB PTTB / Inflow

Q1-04 2,052.44 625.72 30.49%

Q2-04 1,727.99 499.98 28.93%

Q3-04 2,202.78 570.20 25.89%

Q4-04 2,331.91 454.80 19.50%

Q1-05 2,355.46 711.94 30.23%

Q2-05 1,794.43 873.00 48.65%

Q3-05 2,419.75 610.61 25.23%

Q4-05 2,848.91 267.48 9.39%

Q1-06 2,528.94 268.43 10.61%

Q2-06 2,095.22 352.93 16.84%

Q3-06 2,630.66 698.08 26.54%

Q4-06 2,255.79 881.14 39.06%

Q1-07 410.03 949.41 231.55%

Q2-07 498.84 474.28 95.08%

Q3-07 840.78 468.29 55.70%

Q4-07 1,314.40 870.38 66.22%

Sumber : KBI Makassar

Tabel 4.c Transaksi Non Tunai via RTGS

(dlm Milyar Rp)

1 2 3 4 1 2 3 4Incoming 111.47 116.46 125.57 169.39 121.06 132.72 138.32 117.00 Outgoing 233.59 184.12 181.02 191.19 170.72 130.32 157.55 91.02 Netto -122.12 -67.66 -55.45 -21.8 -49.66 2.4 -19.23 25.98Sumber : KBI Makassar

2006 2007RATA-RATA DLM 3 BLN