KATA PENGANTAR - e-gov.gunungkidulkab.go.ide-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2018/123_dinas...
Transcript of KATA PENGANTAR - e-gov.gunungkidulkab.go.ide-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2018/123_dinas...
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya,
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017 dapat diselesaikan untuk memenuhi
ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP).
Kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) yang didukung
manajemen kinerja yang akuntabel sudah merupakan tekad pimpinan instansi pemerintah baik
di tingkat pusat maupun di daerah. Sejalan dengan era globalisasi yang banyak membawa
perubahan yang strategis, memberi pengaruh kepada masyarakat yang semakin kritis dengan
berbagai tuntutan, terutama kepada para pengelola negara untuk menjalankan tugasnya secara
bertanggung jawab, bersih transparan, dan akuntabel.
Akuntabilitas kinerja merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam
pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja
yang baik untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil bisa optimal serta cara-cara yang
digunakan untuk mencapainya.
Akuntabilitas dalam bentuk laporan dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui
pengelolaan sumber daya suatu organisasi karena pencapaian suatu tujuan merupakan salah
satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi yang akan terlihat jelas pada pencapaian
sasaran.
Tujuan dan sasaran tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik organisasi, rencana
kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap berpegang pada Rencana Strategis (Renstra)
dan Rencana Kerja (Renja).
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan merupakan wujud pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PD dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang
telah digariskan, dan kebijakan operasional dalam rangka pencapaian tujuan Dinas Pertanian
dan Pangan, yaitu Meningkatkan produksi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan
perkebunan; peningkatan ketahanan pangan; menngkatkan nilai tambah produk pertanian, dan
pengelolaan kualitas sumber daya pertanian yang tertuang dalam dokumen perencanaan
strategis PD Tahun 2016 - 2021.
Laporan kinerja ini juga sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan dalam
perencanaan, terutama sebagai input bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan prima kepada masyarakat.
Laporan ini diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan evaluasi
yang objektif atas penyelenggaraan Pemerintahan oleh stake holders yang berhak dan
berkepentingan dalam menilai kinerja dan pertanggungjawaban Kepala PD.
Wonosari, Februari 2018
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN,
Ir. BAMBANG WISNU BROTO
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kinerja Dina Pertanian dan Pangan Tahun 2017 merupakan bentuk pertanggungjawaban
atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai konsekuensi
pelaksanaan manajemen kinerja dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.
LKj IP ini merupakan capaian kinerja (performance results) sesuai dengan rencana
kinerja (performance plan) yang merupakan penjabaran tahunan dari renstra Dinas Pertanian
dan Pangan tahun 2016 – 2017 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Gunungkidul
Nomor 132 tahun 2017 Tentang Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan Pangan
Tahun 2016-2021 atas Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2016 Tentang
Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2016-2021
LKj IP ini disusun dengan melakukan analisis dan mengumpulkan bukti untuk
menjawab pertanyaan, sejauhmana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan
keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) Dinas Pertanian dan Pangan yang
telah dicanangkan pada tahun 2017 telah berhasil dicapai.
Dari 5 (lima) IKU PD tahun 2017, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa, 5 (lima)
IKU dapat tercapai dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan capaian IKU PD Dinas
Pertanian dan Pangan merupakan hasil dari upaya-upaya Dinas Pertanian dan Pangan, juga
berkat dukungan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat baik swasta maupun
masyarakat pada umumnya yang berkepentingan secara integral dan sinergi dalam memenuhi
program-program Dinas Pertanian dan Pangan pada tahun 2017.
Beberapa indikator sasaran yang belum dapat memenuhi target kinerja, karena ada beberapa hambatan kendala yang apabila tidak segera diantisipasi dapat berpengaruh pada capaian sasaran yang akan datang.
Untuk mengoptimalkan capaian sasaran dan mengantisipasi perubahan yang akan terjadi pada masa mendatang perlu ada langkah kebijakan teknis/operasional untuk memantapkan kebijakan agar tujuan dapat terlaksana sehingga misi Dinas Pertanian dan Pangan dapat dilaksanakan/dicapai sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Meningkatkan produksi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan
2. Peningkatan ketahanan pangan
3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
4. Pengelolaan kualitas sumber daya pertanian
Adapun langkah-langkah kebijakan teknis/operasional yang diupayakan yaitu:
1. Peningkatan produksi tanaman padi, palawija, sayuran, buah-buahan, tanaman hias,
tanaman obat dan tanaman perkebunan.
2. Peningkatan populasi sapi potong, kambing dan ayam buras
3. Pengembangan lumbung cadangan pangan dan desa mandiri pangan
4. Distribusi dan harga bahan pangan.
5. Peningkatan nilai tambah produk pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan.
6. Mewujudkan sentra agribisnis komoditas unggulan
7. Tersedianya akses permodalan bagi petani
8. Penumbuhan, pengembangan dan evaluasi klasifikasi kelompok usaha pertanian
9. Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
iv
Prasyarat keberhasilan implementasi kebijakan, program, dan kegiatan masa depan
adalah meningkatkan aparatur yang profesional serta dapat dipercaya masyarakat melalui
penataan SDM aparatur yang berkesinambungan berdasarkan kualifikasi dan kompetensi
jabatan sesuai dengan beban kerja masing-masing Perangkat Daerah serta adanya perilaku
kinerja aparatur yang dapat bekerja ”tuntas” berdasarkan norma hukum, etika birokrasi
pemerintah, dan berbasiskan manajemen kinerja sehingga bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme). Hal ini akan memantapkan dan memperkuat modal sosial dengan ciri adanya
kepercayaan (trust) masyarakat pada pemerintah.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………..………………
B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi ……..……………..
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued).................................
1
1
5
BAB II : PERENCANAAN KINERJA …..........................................… 6
A. Rencana Strategis PD Tahun 2016 – 2021 ...........................
B. Rencana Kinerja 2017 ...................………………………..
C. Perjanjian Kinerja 2017 ..................………………………
6
12
13
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………… 16
A. Capaian Kinerja Organisasi ………………………………..
B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017..................
C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja................................
D. Realisasi Anggaran ......................................………………..
16
17
20
41
BAB IV : PENUTUP ……………………………………………………… 43
LAMPIRAN – LAMPIRAN :
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
1
A. Latar Belakang
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan,
akuntabel, efisien, dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja instansi pemerintah
menjadi kunci dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Upaya ini juga
selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap PD wajib menyampaikan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) kepada Bupati sebagai perwujudan
kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun
anggaran.
LKj IP dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan yang
dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah berdasarkan perencanaan strategis
yang ditetapkan. LKj IP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja, dan
alat pendorong terwujudnya good governance serta berfungsi sebagai media
pertanggungjawaban kepada publik.
Bertitik tolak dari Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021 dan
Rencana Kinerja Tahun 2017, maka LKj IP Dinas Pertanian dan Pangan yang disusun
merupakan realisasi hasil kegiatan tahun 2017 dan menyajikan laporan kemajuan
penyelenggaraan pemerintahan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan kepada
Bupati Gunungkidul.
B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi
Dinas Pertanian dan Pangan dibentukan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
BAB
I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
2
Bupati Gunungkidul Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan.
1. Tugas Pokok
1. Tugas Pokok
Dinas Pertanian dan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
rumah tangga Pemerintah Daerah di bidang pertanian dan pangan
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diatas Dinas Pertanian dan Pangan
membunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan umum di bidang pertanian dan pangan;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan pangan;
c. penyusunan rencana kinerja dan perjanjian kinerja di bidang pertanian dan
pangan;
d. pembinaan di bidang pertanian dan pangan
e. pembinaan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
f. pembinaan dan fasilitasi pascapanen, pengolahan, mutu, dan pemasaran hasil
pertanian;
g. pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan;
h. pemberian rekomendasi teknis usaha di bidang pertanian dan pangan;
i. penataan prasarana pertanian;
j. pelaksanaan perlindungan tanaman;
k. pembinaan perbibitan dan perbenihan pertanian;
l. pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman, benih/bibit ternak dan
hijauan pakan ternak;
m. pengelolaan sarana dan prasarana pertanian dan pangan;
n. pengawasan standar mutu alat, mesin, pupuk, dan pestisida pertanian;
o. penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
p. koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang ketahanan
pangan;
q. pembinaan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ketahanan
pangan;
r. pengelolaan dan pengembangan statistik dan sistem informasi pertanian dan
pangan;
s. pengelolaan sistem informasi penyuluhan pertanian dan pangan;
t. pengembangan kerja sama dan kemitraan penyuluhan pertanian dan pangan;
u. penyelenggaraan sistem pengendalian intern di bidang pertanian dan pangan;
v. penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan petunjuk
operasional di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan
dan ketahanan pangan;
w. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis;
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
3
2. Struktur Organisasi
Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas
2. Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari :
A. Sub Bagian Umum
B. Sub Bagian Keuangan
C. Sub Bagian Perencanaan
3. Unsur Pelaksana, yakni:
A. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari :
1. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan;
2. Seksi Produksi Tanaman Pangan;
3. Seksi Perlindungan Tanaman Pangan;
B. Bidang Perkebunan dan Hortikultura, terdiri dari :
1. Seksi Sarana dan Prasarana Perkebunan dan Hortikultura;
2. Seksi Produksi Perkebunan dan Hortikultura;
3. Seksi Perlindungan Perkebunan dan Hortikultura;
C. Bidang Peternakan terdiri dari :
1. Seksi Sarana dan Prasarana Peternakan;
2. Seksi Perbibitan dan Produksi Ternak;
3. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner;
D. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari :
1. Seksi Pengolahan;
2. Seksi Bina Mutu;
3. Seksi Pemasaran;
E. Bidang Penyuluhan
1. Seksi Kelembagaan;
2. Seksi Ketenagaan;
3. Seksi Programa;
F. Bidang Ketahanan Pangan
1. Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan;
2. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan;
3. Seksi Keamanan Pangan;
G. Unit Pelaksana Teknis; dan
H. Kelompok Jabatan fungsional;
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut, didukung
sumberdaya manusia yang memadai dengan jumlah pegawai sebanyak 223 orang pada
Tahun 2017. Adapun jabatan struktural di lingkungan Dinas Pertanian dan Pangan
sebanyak 45 jabatan, terdiri dari eselon II.b = 1 jabatan, eselon III = 7 jabatan, eselon
IV = 37 jabatan. Sedangkan jumlah Pegawai Negeri Sipil non eselon sebanyak 178
orang.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
4
Gambar 1.1
Sumber : Subbagian Umum PD.
Sedangkan komposisi pegawai Dinas Pertanian dan Pangan berdasarkan
Golongan Ruang adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai
No. Golongan/Ruang Tahun 2017
1 I/a – I/d 2
2 II/a – II/d 36
3 III/a – III/d 161
4 IV/a – IV/e 24
Jumlah 223
Sumber : Subbagian Umum PD.
Gambar 1.2
Sumber : Subbagian Umum PD.
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Eselon Akhir Tahun 2017
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan
Pada Akhir Tahun 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
5
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)
Tinjauan dan identifikasi permasalahan bertujuan untuk memahami kondisi
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dengan memetakan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan menjadi potensi modal pembangunan
serta mengenali dan memahami kelemahan/kekurangan agar dapat dieliminir
dampaknya. Permasalahan pembangunan di Dinas Pertanian dan Pangan dengan 2
kewenangan yang dimiliki meliputi permasalahan ketahanan pangan dan pertanian.
Ketahanan Pangan
a. Ketersediaan dan cadangan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di
tingkat perseorangan/individu masih kurang;
b. Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan masyarakat;
c. Keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan melalui pengembangan pangan
lokal masih kurang;
d. Masih adanya desa rawan pangan;
e. Kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh pertanian belum maksimal
Pertanian
a. Belum terwujudnya penyaluran dan pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani secara optimal;
b. Belum efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian;
c. Agribisnis pertanian yang didukung pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan
nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui pola pertanian berkelanjutan
dan ramah lingkungan masih kurang optimal;
d. Kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan pertanian untuk meningkatkan
kesejahteraan petani masih kurang;
e. Produksi, produktifitas dan mutu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan dalam rangka berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan
nasional belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Gunungkidul merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi
tolok ukur kinerja daerah dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan oleh
masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya RPJMD tersebut dijabarkan dalam
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) sebagai dokumen teknis operasional.
A. Rencana Strategis PD Tahun 2016 - 2021
Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati Gunungkidul Nomor 132 Tahun 2017 Tanggal 29 Desember 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2016 Tentang
Rencana Strategis Perangkat Daerah. Dokumen tersebut merupakan alat perencanaan
pembangunan jangka menengah yang menjadi tolok ukur kinerja Dinas Pertanian dan
Pangan dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan oleh masyarakat.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021,
dirumuskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan produksi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan
dengan sasaran:
Tercapainya peningkatan produksi tanaman padi, palawija, sayuran, buah-
buahan, tanaman hias, tanaman obat dan tanaman perkebunan.
Tercapainya peningkatan populasi sapi potong, kambing dan ayam buras.
2. Peningkatan ketahanan pangan
dengan sasaran:
Terwujudnya pengembangan lumbung cadangan pangan dan desa mandiri
pangan
Distribusi dan harga bahan pangan.
3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian,
dengan sasaran:
Terwujudnya peningkatan nilai tambah produk pangan, peternakan, hortikultura
dan perkebunan.
Terwujudnya sentra agribisnis komoditas unggulan
Tersedianya akses permodalan bagi petani.
4. Pengelolaan kualitas sumber daya pertanian,
dengan sasaran:
Penumbuhan, pengembangan dan evaluasi klasifikasi kelompok usaha pertanian
Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian
BAB
II PERENCANAAN KINERJA
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
7
Selanjutnya Dinas Pertanian dan Pangan menjabarkan dalam sasaran-sasaran
strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra. Sasaran strategis
dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun
2016-2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Sasaran strategis dan indikator kinerja
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1 Produksi Tanaman Pangan
Meningkat
Tingkat produksi komoditas unggulan
tanaman pangan
Padi
Jagung
Kedelai
Ubi Kayu
2 Produksi hasil perkebunan
dan hortikultura unggulan
meningkat
Tingkat produksi hasil perkebun
an dan hortikultu
ra unggulan:
Kakao
Mete
Tembakau
Kelapa (butir)
Bawang Merah
Cabe
3 Produksi komoditas
peternakan ungglan
meningkat
Jumlah Populasi ternak dan Produksi
daging dan telur
Sapi Potong
Kambing
Ayam Buras
Produksi daging
Produksi telur
4 Ketersediaan, distribusi, dan
konsumsi pangan meningkat
Pertumbuhan Ketersediaan, distribusi, dan
konsumsi pangan:
Ketersediaan pangan (beras)
Harga pangan yang terjangkau dan
terkendali
Beras IR I
Beras IR II
Jagung Pipil Kering
Kedelai Lokal
Nilai PPH (Pola Pangan Harapan)
Nilai NBM (Neraca Bahan Makanan)
5 Kesejahteraan masyarakat
petani meningkat
Pendapatan per capita sektor pertanian
(PDRB sektor pertanian:Jumlah penduduk
di sektor pertanian)
Pendapatan sektor pertanian
padi
jagung
kedelai
kakao
kelapa
mete
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
8
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
tembakau
bawang merah
cabe besar
Hasil pengiriman ternak (sapi, kambing,
DOC)
Hasil ternak daging sapi, kambing, dan
ayam
6 Kesejahteraan masyarakat
petani meningkat
Jumlah kelompok tani yang telah
menerapkan Agribisnis terpadu
7 Kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik meningkat
Indeks Kepuasan Masyarakat Perangkat
Daerah
8 Akuntabilitas pengelolaan
keuangan meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan semesteran
3. laporan tahunan
9 Kesesuaian program dalam
dokumen perencanaan daerah
Persentase kesesuaian Program dalam
Rencana Kerja (Renja) PD terhadap
Program dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) dan
Program dalam Renstra PD terhadap
Program dalam RPJMD
Dinas Pertanian dan Pangan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 270 tentang Indikator Kinerja Utama
Dinas Pertanian dan Pangan. Adapun Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan
Pangan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
1 Produksi Tanaman
Pangan Meningkat
Tingkat produksi
komoditas unggulan
tanaman pangan
(produktivitas dikalikan luas
panen) terhadap komoditas
unggulan tanaman pangan yaitu
padi, jagung, kedelai dan ubi
kayu
Padi
Jagung
Kedelai
Ubi Kayu
2 Produksi hasil
perkebunan dan
hortikultura unggulan
meningkat
Tingkat produksi hasil
perkebun
an dan hortikultu
ra unggulan:
(produktivitas dikalikan luas
panen) terhadap komoditas
unggulan tanaman perkebunan
dan hortikultra seperti kakao,
mete, tembakau, kelapa, bawang
merah dan cabai.
Kakao
Mete
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
9
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
Tembakau
Kelapa (butir)
Bawang Merah
Cabe
3 Produksi komoditas
peternakan ungglan
meningkat
Jumlah Populasi ternak Hasil Pendataan
Sapi Potong
Kambing
Ayam Buras
Produksi daging Rumus Produksi Daging
PD = Ko x St
Ko = berat karkas dengan edible
offal
St = Jumlah pemotongan
Produksi telur Rumus Produksi Telur
PT = Po x p x% Betina produktif
P = parameter produksi telur
% Betina Produktif = ayam
petelur (70%), ayam buras
(34,4%), itik (66,45%)
4 Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi pangan
meningkat
Pertumbuhan
Ketersediaan, distribusi,
dan konsumsi pangan:
1. Hasil konversi produksi padi
ke beras
Rumus = ∑ produksi padi x
62,7%
2. Konsumsi pangan beras
berdasar PPH tahun 2016
=81,7 yang diasumsikan turun
3 poit setiap tahunnya
dikalikan jumlah penduduk
Rumus ketersediaan beras =
(PPH berlaku) x konsumsi
beras x jumlah penduduk
Ketersediaan pangan
(beras)
1. Hasil konversi produksi padi
ke beras
Rumus = ∑ produksi padi x
62,7%
2. Ketersediaan pangan beras
dengan melihat konsumsi
beras masyarakat berdasar
PPH tahun 2016 =81,7 yang
diasumsikan turun 3 poit
setiap tahunnya dikalikan
jumlah penduduk
Rumus = ketersediaan beras –
(PPH berlaku) x jumlah
penduduk
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
10
Harga pangan yang
terjangkau dan
terkendali
Harga pangan yang terjangkau
terdiri dari IR I, IR II, jagung
pipil kering, kedelai lokal
Beras IR I
Beras IR II
Jagung Pipil Kering
Kedelai Lokal
Nilai PPH (Pola Pangan
Harapan)
Hasil analisis servey konsumsi
pangan
Nilai NBM (Neraca
Bahan Makanan)
Hasil analisis servey peredaran
pangan
5 Kesejahteraan
masyarakat petani
meningkat
Pendapatan per capita
sektor pertanian (PDRB
sektor pertanian:Jumlah
penduduk di sektor
pertanian)
Pendapatan sektor pertanian yang
terdiri dari padi, jagung, kedelai,
kakao, kelapa, mete, tembakau,
bawang merah, cabe besar,
pengiriman ternak keluar, hasil
ternak (daging sapi, kambing,
ayam, dan telur)
Pendapatan sektor
pertanian
padi
jagung
kedelai
kakao
kelapa
mete
tembakau
bawang merah
cabe besar
Hasil pengiriman ternak
(sapi, kambing, DOC)
Hasil ternak daging sapi,
kambing, dan ayam
6 Kesejahteraan
masyarakat petani
meningkat
Jumlah kelompok tani
yang telah menerapkan
Agribisnis terpadu
Menunjukkan jumlah kelompok
tani yang telah menerapkan
Agribisnis terpadu
Berdasarkan IKU Dinas Pertanian dan Pangan tersebut kemudian
ditindaklanjuti dengan menetapkan Indikator Kinerja Program dengan Keputusan
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Nomor 68/KPTS/2017 tanggal 21 Desember 2017
tentang Indikator Kinerja Program di Lingkungan Dinas Pertanian dan Pangan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 2.3
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
11
Indikator Kinerja Program
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Program
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
1 Kepuasan masyarakat
terhadap
penyelenggaraan
pelayanan publik
meningkat
Indeks Kepuasan
Masyarakat Perangkat
Daerah
Total dari nilai
persepsi per unsur
Total unsur yang
terisi
x Nilai
penimbang
Dimana bobot nilai rata-rata
tertimbang = Jumlah bobot
dibagi jumlah unsur = 1 dibagi
14 = 0,071
Untuk memudahkan interprestasi
terhadap penilaian IKM antara
25-100, maka hasil penilaian
tersebut dikonversikan dengan
nilai dasar 25 dengan rumus:
IKM Unit Pelayanan x 25
Tipologi data: Non komulatif
2 Akuntabilitas
pengelolaan
keuangan meningkat
Persentase laporan
keuangan disusun tepat
waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan semesteran
3. laporan tahunan
∑ laporan keuangan
disusun tepat waktu
∑ laporan keuangan
disusun
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
3 Kesesuaian program
dalam dokumen
perencanaan daerah
Persentase kesesuaian
Program dalam Rencana
Kerja (Renja) PD
terhadap Program dalam
Rencana Kerja
Pembangunan Daerah
(RKPD)
∑ Program dalam
Rencana Kerja (Renja)
PD yang sama dengan
RKPD
∑ Program dalam
Rencana Kerja
Pembangunan Daerah
(RKPD)
x 100%
Persentase kesesuaian
Program dalam Renstra
PD terhadap Program
dalam RPJMD
∑ Program dalam
Renstra PD yang sama
dengan RPJMD
∑ Program dalam
RPJMD
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
4 Persentase pemenuhan
kebutuhan administrasi
perkantoran
∑ realisasi pemenuhan
administrasi
perkantoran
∑ administrasi
perkantoran yang
dibutuhkan
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
5 Persentase pemenuhan
kebutuhan sarana dan ∑ realisasi pemenuhan
sarana dan prasarana
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
12
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Program
Alasan/Penjelasan/
Formulasi prasarana aparatur
∑ sarana dan prasarana
yang direncanakan
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
6 Persentase Aparatur
Sipil Negara taat aturan ∑ ASN PD yang taat
aturan
∑ ASN PD
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
3. Program-program
Untuk mencapai sasaran strategis PD dengan melaksanakan program prioritas
yaitu:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Program Peningkatan produksi Tanaman Pangan
3. Program Peningkatan produksi perkebunan dan hortikultura
4. Program Peningkatan produksi peternakan
5. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan
6. Program Peningkatan Agribisnis Pertanian
Sedangkan program-program penunjang atau pendukung pencapaian sasaran
strategis adalah:
1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
2. Program Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Perangkat Daerah
3. Program Peningkatan kualitas perencanaan
4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran
6. Program Peningkatan Ketatalaksanaan dan Kapasitas Aparatur
B. RENCANA KINERJA 2017
Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan di
depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa yang akan datang
tentang tingkat capaian kinerja yang diinginkan serta target (quantitative objectives)
apa yang harus dicapai dihubungkan dengan tingkat pelaksanaan program/kegiatan.
Perencanaan Kinerja merupakan bentuk komitmen pencapaian kinerja yang
menjabarkan rencana kegiatan dan target kinerja tahunan organisasi.
Untuk operasionalisasi perencanaan jangka menengah tersebut Dinas Pertanian
dan Pangan menyusun perencanaan kinerja tahunan yang disusun dalam bentuk
Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Pangan. Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu menyusun Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) yang secara substantif tidak jauh berbeda dengan Renja.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
13
Rencana Kinerja Tahunan 2017 mencerminkan rencana kegiatan, program, dan
sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021. Pada dasarnya RKT 2017
menguraikan target kinerja yang hendak dicapai Dinas Pertanian dan Pangan selama
tahun 2017. Target kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai
selama tahun 2017 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan
maupun sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok ukur
dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian tujuannya.
Target sasaran untuk Tahun 2017 merupakan target tahun pertama dari Renstra
PD 2016-2021 dan Rencana Kinerja Tahunan 2017 memuat sasaran strategis, indikator
kinerja, dan target yang akan dicapai, yaitu sebagai berikut:
C. PERJANJIAN KINERJA 2017
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 merupakan suatu dokumen kontrak kinerja
antara Kepala PD dengan Bupati Gunungkidul untuk mewujudkan target kinerja tahun
pertama dari Renstra PD Tahun 2016-2021 berdasarkan pada sumber daya yang
dimiliki oleh PD. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 mencerminkan rencana kegiatan,
program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis PD Tahun 2016-2021. Pada dasarnya perjanjian kinerja Tahun
2017 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai PD selama Tahun 2017. Target
kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama Tahun 2017 dari
semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun sasaran tahunan.
Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok ukur dalam mengukur
keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian tujuannya.
Dokumen Perjanjian Kinerja PD Tahun 2017 disusun setelah diterimanya
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Nomor 37/DPA/2017 dan diubah seiring
dengan perubahan DPA atau DPPA Nomor 107/DPPA/2017 Perubahan Perjanjian
Kinerja PD Tahun 2017 sebagai berikut:
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1 Produksi Tanaman
Pangan Meningkat
Tingkat produksi
komoditas unggulan
tanaman pangan
Padi ton 290.441
Jagung ton 205.887
Kedelai ton 4.000
Ubi Kayu ton 876.319
2 Produksi hasil
perkebunan dan
hortikultura unggulan
meningkat
Tingkat produksi hasil
perkebun
an dan hortikultu
ra unggulan:
Kakao Kg 318.000
Mete Kg 522.087
Tembakau Kg 445.864
Kelapa (butir) butir 20.697.600
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
14
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Bawang Merah ton 456,75
Cabe ton 472.99
3 Produksi komoditas
peternakan ungglan
meningkat
Jumlah Populasi ternak
dan Produksi daging dan
telur
Sapi Potong Ekor 150.346
Kambing Ekor 182.512
Ayam Buras Ekor 1.150.109
Produksi daging Kg 4.618.031
Produksi telur Kg 3.417.314
4 Ketersediaan, distribusi,
dan konsumsi pangan
meningkat
Pertumbuhan
Ketersediaan, distribusi,
dan konsumsi pangan:
Ketersediaan pangan
(beras)
ton 126.815,84
Harga pangan yang
terjangkau dan terkendali
Beras IR I Rp 10.383
Beras IR II Rp 9.500
Jagung Pipil Kering Rp 5.100
Kedelai Lokal Rp 8.000
Nilai PPH (Pola Pangan
Harapan)
indeks 84,4
Nilai NBM (Neraca Bahan
Makanan)
indeks 90,3
5 Kesejahteraan masyarakat
petani meningkat
Pendapatan per capita
sektor pertanian (PDRB
sektor pertanian:Jumlah
penduduk di sektor
pertanian)
Pendapat
an sektor pertanian
(dalam
juta)
padi Rp/ha 20,36
jagung Rp/ha 16,44
kedelai Rp/ha 8,33
kakao Rp/ha 23,1
kelapa Rp/ha 30,24
mete Rp/ha 31,5
tembakau Rp/ha 63
bawang merah Rp/ha 144
cabe besar Rp/ha 198
Hasil pengiriman ternak
(sapi, kambing, DOC)
Rp/tahun 31.742
Hasil ternak/ daging sapi,
kambing,ayam dan telur
Rp/tahun 245.267
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
15
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
6 Kesejahteraan masyarakat
petani meningkat
Jumlah kelompok tani
yang telah menerap
kan Agribisnis terpadu
Kelom
pok
107
7 Kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik
meningkat
Indeks Kepuasan
Masyarakat Perangkat
Daerah
indeks 80,00
8 Akuntabilitas pengelolaan
keuangan meningkat
Persentase laporan
keuangan disusun tepat
waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan semesteran
3. laporan tahunan
persen 100,00
9 Kesesuaian program
dalam dokumen
perencanaan daerah
Persentase kesesuaian
Program dalam Rencana
Kerja (Renja) PD terhadap
Program dalam Rencana
Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) dan
Program dalam Renstra
PD terhadap Program
dalam RPJMD
persen 100,00
N0. Program Anggaran Keterangan
1. Program Peningkatan Produksi Tanaman
Pangan dan Holtikultura
4.276.280.800,00 APBD/
DAK
2. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan 1.401.288.500,00 APBD
3. Program Peningkatan Produksi
Perkebunan
1.123.706.500,00 APBD
4. Program Peningkatan Produksi Peternakan 1.054.257.500,00 APBD
5. Program Peningkatan Pelayanan UPT
Pertanian
128.145.000,00 APBD
6. Program Peningkatan Agribisnis Pertanian 294.722.500,00 APBD
7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 348.275.000,00 APBD
/PIWK
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
16
A. Capaian Kinerja Organisasi
Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari
pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah
direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk
mendorong perubahan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat
yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun
dampak.
Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu
pilarnya, yaitu akuntabilitas, yang akan menunjukkan sejauhmana sebuah instansi
pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang
langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan
pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan
akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Pijakan yang
dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman kepada Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam
regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian
kinerja organisasi pemerintah.
Pengukuran Kinerja
Kerangka Pengukuran kinerja di Dinas Pertanian dan Pangan dilakukan dengan mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja tersebut
dengan rumus sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin
rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:
b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin
rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:
BAB
III AKUNTABILITAS
KINERJA
Realisasi
Capaian indikator kinerja = X 100% Rencana
Rencana - (Realisasi - Rencana) Capaian indikator kinerja = X 100% Rencana
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
17
Atau
Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan interprestasi
penilaian dengan pengukuran dengan skala ordinal yaitu:
Tabel 3.1
Pengukuran dengan Skala Ordinal
Skala Ordinal Predikat/Kategori
85 ≤ X Sangat Berhasil
70 ≤ X < 85 Berhasil
55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil
X < 55 Tidak Berhasil
Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan “Metode
Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran nilai mean setiap kategori
ditetapkan sebagai berikut :
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk
setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada di
setiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori,
dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut.
B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017
Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah dilakukan
dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja, yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2017. Pencapaian
IKU tahun 2017 secara ringkas ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
1 Kesejahteraan
masyarakat
petani
meningkat
pendapatan per
capita sektor
pertanian (PDRB
sektor pertanian:
Jumlah penduduk di
sektor pertanian)
(2x Rencana) – Realisasi
Capaian indikator = X 100%
Rencana
Rencana
Rencana
Jumlah indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori
Capaian sasaran = X 100%
Jumlah indikator kinerja sasaran
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
18
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Pendapatan sektor
pertanian (dalam
juta)
Padi 20,28 20,36 21,56 105,89 20,77 103,80
Jagung 16,35 16,44 16,54 100,61 16,75 98,75
Kedelai 8,29 8,33 8,3 99,64 8,5 97,65
Kakao 22,00 23,10 24,00 103,90 28,08 85,47
Kelapa 28,80 30,24 34,41 113,79 67,14 51,25
Mete (biji) 30,00 31,05 22,50 71,43 23,15 97,19
Tembakau 60,00 63,00 45,00 71,43 76,58 58,76
Bawang merah 136,80 144,00 168,98 117,35 175,03 96,54
Cabe besar 188,10 198,00 63,30 31,97 67,14 94,28
Hasil pengiriman
ternak (sapi,
kambing, DOC)
33.060 31.742 85.393 269,02 34.267 249,20
Hasil ternak /daging
sapi, kambing ayam
dan telur
238.722 245.267 243.401 99,24 270.683 89,92
Jumlah kelompok
tani yang telah
menerapkan
Agribisnis terpadu
104 107 107 100,00 117 91,45
2
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi
pangan
meningkat
Pertumbuhan
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi pangan:
184.761,77
1) Ketersediaan
Pangan (Beras) 106.098,84 126.815,84 124.476 98,15 125.111 99,49
2) Harga pangan
yang terjangkau dan
terkendali
Beras IR I 10.776 10.383 10.765 103,68 10.815 99,54
Beras IR II 9.598 9.500 8.816 92,80 9.810 89,87
Jagung Pipil Kering 5.100 5.100 5.578 109,37 5.250 106,25
Kedelai Lokal 10.423 8.000 10.586 132,33 8.400 126,02
3) Nilai PPH (Pola
Pangan Harapan) 81,7 84,4 81,5 96,56 89,2 91,37
4) Nilai NBM
(Neraca Bahan
Makanan)
92,7 90,3 83,6 92,58 91 91,87
3
Produksi
Tanaman
Pangan
Meningkat
Tingkat produksi
komoditas unggulan
tanaman pangan :
Padi 260.787 290.441 293.381 101,01 291.962 100,49
Jagung 238.322 205.887 206.208 100,16 209.500 98,43
Kedelai 11.079 4.000 3.947 98,68 7.500 52,63
Ubi Kayu 1.029.196 876.319 924.751 105,53 885.110 104,48
4 Produksi
hasil
perkebunan
dan
hortikultura
unggulan
meningkat
Tingkat produksi
hasil perkebunan
dan hortikultura
unggulan:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
19
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kakao 430.310 318.000 706.354 222,12 520.000 135,84
Mete 262.913 522.087 525.720 100,70 634.600 82,84
Tembakau 222.932 445.864 775.937 174,03 541.950 143,18
Kelapa 19.662.720 20.697.600 64.810.960 313,13 25.158.062 257,62
Bawang Merah 480,50 456,75 740,00 162,01 484,75 152,66
Cabe 427,30 472,99 672,7 142,22 502,01 134,00
5
Produksi
komoditas
peternakan
unggulan
meningkat
Jumlah Populasi
ternak dan Produksi
daging dan telur
Sapi Potong 150.331 150.346 151.573 100,82 152.526 99,38
Kambing 182.330 182.512 182.854 100,19 197.557 92,56
Ayam Buras 1.169.540 1.150.109 1.169.676 101,70 1.196.808 97,73
Produksi daging 4.582.847 4.618.031 4.620.276 100,05 4.618.751 100,03
Produksi telur 3.382.929 3.417.314 2.661.431 77,88 3.385.232 78,62
Dari table di atas, capaian pendapatan sektor pertanian komoditas kelapa melebihi
target karena tahun ini merupakan tahun produksi bagi tanaman kelapa yang ditanam 4-5
tahun lalu, sehingga pendapatan juga ikut meningkat. Sedangkan pendapatan komoditas
mete tidak memenuhi target dikarenakan lokasi usaha tani yang terpencar sehingga
penangangan pasca panen kurang maksimal, selain itu biaya produksi yang tinggi bagi
ongkos panen yang tinggi pula. Pada komoditas tembakau, pendapatan juga di bawah target
karena hasil olahan pasca panen belum maksimal yang mengakibatkan harga jual tidak
optimal, ditambah pula pada tahun ini mengalami over produksi namun permintaan pasar
tetap. Produksi bawang merah yang meningkat, didukung dengan harga rata-rata pada tahun
2017, menyebabkan pendapatan pada komoditas ini melebihi target. Berbeda dengan
komoditas cabe besar, meski produksi sangat berlimpah, pemasaran cabe sulit dilakukan
mengingat waktu panen yang bersamaan dengan petani atau daerah lain. Dua komoditas
terakhir sangat didukung oleh keberhasilan UPSUS BABE (Upaya Khusus Bawang dan
Cabe) dan LTT (Luas Tanam Tambah) serta dukungan program kegiatan daerah, provinsi
dan pusat.
Hasil pengiriman ternak sangat jauh melebihi target disebabkan oleh meningkatnya
kesadaran pedagang ternak untuk melaporkan ternak yang akan dikirim keluar daerah
Gunungkidul, yang berkaitan dengan surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dokter
hewan dimana jumlah ternak yang dikirim harus terlebih dahulu diperiksa dan diberikan
Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Sedangkan kecenderungan pemeliharaan
unggas petelur menurun karena beralih ke unggas pedaging yang pakannya lebih murah
menyebabkan produksi telur tidak memenuhi target.
Harga kedelai yang tinggi dan diatas target disebabkan oleh produksi kedelai yang
rendah di daerah Gunungkidul, sedangkan permintaan untuk bahan olahan makanan tinggi.
Produksi kakao yang melimpah juga jauh di atas target karena tahun ini merupakan tahun
produksi hasil pengembangan/peremajaan tanaman yang dilakukan 3-4 tahun yang lalu.
Begitu pula dengan produksi tembakau, tahun 2017 terdapat peningkatan jumlah petani yang
mengusahakan tanaman tembakau dan musim tanam tahun ini sangat mendukung.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
20
C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Berikut ini akan diuraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan
capaian kinerja per sasaran strategis sebagai berikut:
Sasaran 1
“ Kesejahteraan masyarakat petani meningkat”
Peranan sektor pertanian sangat penting dalam memberikan kontribusi yang besar
dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani. Peranan sektor
pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, dan
menyediakan lapangan kerja. Kesejahteraan petani tergantung pada tingkat pendapatan
petani dan keuntungan yang didapat dari sektor pertanian itu sendiri, karene sektor pertanian
merupakan andalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan juga dapat
menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi melalui pengembangan usaha
berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustry.
Kesejahteraan petani merupakan sasaran akhir yang akan dicapai. Hal ini didasarkan
pada fakta bahwa petani merupakan pelaku utama dalam pembangunan pertanian, sudah
seharusnya mendapatkan hak yang sepadan dengan curahan waktu, tenaga dan pikiran yang
telah dicurahkan untuk bekerja di bidang pertanian. Tingkat kesejahteraan petani salah
satunya diukur melalui pendapatan dari sektor pertanian baik hasil produksi tanaman
pangan, perkebunan/hortikultura maupun peternakan serta kelembagaan petani.
Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1
Pengukuran Kinerja
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Capaian
Kinerja (%) Kategori
1 pendapatan
per capita
sektor
pertanian
(PDRB sektor
pertanian:
Jumlah
penduduk di
sektor
pertanian)
Pendapatan
sektor
pertanian
(dalam
juta)
Padi Rp/ha 20,28 20,36 21,56 105,89 Sangat berhasil 20,77 103,80
Jagung Rp/ha 16,35 16,44 16,54 100,61 Sangat berhasil 16,75 98,75
Kedelai Rp/ha 8,29 8,33 8,3 99,64 Sangat berhasil 8,5 97,65
Kakao Rp/ha 22,00 23,10 24,00 103,90 Sangat berhasil 28,08 85,47
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
21
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Capaian
Kinerja (%) Kategori
Kelapa Rp/ha 28,80 30,24 34,41 113,79 Sangat berhasil 67,14 51,25
Mete Rp/ha 30,00 31,05 22,50 71,43 Berhasil 23,15 97,19
Tembakau Rp/ha 60,00 63,00 45,00 71,43 Berhasil 76,58 58,76
Bawang
merah Rp/ha 136,80 144,00 168,98 117,35 Sangat berhasil 175,03 96,54
Cabe besar Rp/ha 188,10 198,00 63,30 31,97 Tidak berhasil 67,14 94,28
Hasil
pengiriman
ternak (sapi,
kambing,
DOC)
Rp (ekor) 33.060 31.742 85.393 269,02 Sangat berhasil 34.267 249,20
Hasil ternak
/daging sapi,
kambing
ayam dan
telur
Rp (kg) 238.722 245.267 243.401 99,24 Sangat berhasil 270.683 89,92
2 Jumlah
kelompok tani
yang telah
menerapkan
Agribisnis
terpadu
Kelompok 104 107 107 100,00 Sangat berhasil 117 91,45
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 107,02 Sangat berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-rata
113% yang masuk kategori sangat berhasil. Indikator Kesejahteraan masyarakat petani
meningkat tersebut menunjukan telah ada peningkatan realisasi pendapatan dari target yang
telah ditentukan untuk komoditas padi (1,2 juta); jagung (0,1 juta); kakao (2 juta); kelapa
(58,96 juta); mete biji (12,60 juta); bawang merah (32,18 juta); cabe besar (2,26 juta), dan
pendapatan dari hasil pengiriman ternak (52.333 juta). Angka realisasi tahun 2017 ini bila
dibandingkan dengan realisasi pendapatan 2016 hampir semuanya meningkat kecuali pada
komoditas tembakau yang selama dua tahun berturut-turut belum mencapai target yang
ditetapkan.
Peningkatan pendapatan petani dipengaruhi oleh peningkatan produksi komoditas
pertanian dan kestabilan harga dari komoditas pertanian tersebut. Semakin tinggi produksi
yang dihasilkan dan didukung dengan harga tinggi yang diterima petani, maka pendapatan
petani akan semakin tinggi pula.
Gambar 3.1 Panen Raya
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
22
Berbagai program/kegiatan ditujukan untuk pencapaian peningkatan pendapatan
petani antara lain melalui target sukses yaitu (peningkatan produksi pangan utama,
terjaminnya diversifikasi pangan, meningkatnya akses pemanfaatan pangan dan gizi,
konsumsi pangan lokal, dan meningkatnya kualitas sumberdaya insani petani), ada beberapa
kegiatan yang secara langsung ditujukan dalam rangka pemberdayaan petani melalui
pembinaan kelompok agar dapat berkembang menjadi kelompok yang menerapkan
agribisnis terpadu.
Selama tahun 2017, keberhasilan penambahan kelompok yang menerapkan agribisnis
terpadu mencapai target 100% yang ditetapkan sebanyak 107 kelompok. Kelompok yang
telah berada di kelas kelompok utama ini diharapkan dapat menerapkan kegiatan
agribisnisnya untuk meningkatkan kesejahteraam seluruh anggota kelompoknya dan
masyarakat di sekitarnya.
Untuk mencapai target sasaran tersebut dilaksanakan program prioritas yaitu Program
Peningkatan Kualitas Penyuluhan dan Program Peningkatan Agribisnis Pertanian, yang
menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Evaluasi Pencapaian Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan
No. Indikator
Kinerja Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Jumlah kelompok
tani yang telah
menerapkan
Agribisnis terpadu
104 107 107 100,00 Sangat
berhasil 117 91,45
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,00
Tabel 3.5
Evaluasi Pencapaian Program Peningkatan Agribisnis Pertanian
No. Indikator
Kinerja Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 pendapatan per
capita sektor
pertanian (PDRB
sektor pertanian:
Jumlah penduduk
di sektor
pertanian)
Pendapatan sektor
pertanian
(dalam
juta)
Padi 20,28 20,36 21,56 105,89 Sangat berhasil 20,77 103,80
Jagung 16,35 16,44 16,54 100,61 Sangat berhasil 16,75 98,75
Kedelai 8,29 8,33 8,3 99,64 Sangat berhasil 8,5 97,65
Kakao 22,00 23,10 24,00 103,90 Sangat berhasil 28,08 85,47
Kelapa 28,80 30,24 34,41 113,79 Sangat berhasil 67,14 51,25
Mete (biji) 30,00 31,05 22,50 71,43 Berhasil 23,15 97,19
Tembakau 60,00 63,00 45,00 71,43 Berhasil 76,58 58,76
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
23
Bawang merah 136,80 144,00 168,98 117,35 Sangat berhasil 175,03 96,54
Cabe besar 188,10 198,00 63,30 31,97 Tidak berhasil 67,14 94,28
Hasil pengiriman
ternak (sapi,
kambing, DOC) 33.060 31.742 85.393 269,02 Sangat berhasil 34.267 249,20
Hasil ternak
/daging sapi,
kambing ayam
dan telur
238.722 245.267 243.401 99,24 Sangat berhasil 270.683 89,92
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 107,66 Sangat berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja program kualitas
penyuluhan sebesar rata-rata 100% yang masuk ketegori sangat berhasil. dan program
peningkatan agribisnis pertanian memperoleh capaian kinerja program sebesar rata-rata
126% yang juga masuk dalam kategori sangat berhasil.
Dalam melaksanakan program kualitas penyuluhan tersebut dianggarkan sebesar
Rp1.556.608.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar Rp1.415.739.000,00
(90,95%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp140.869.500,00 (9,05%).
Sedangkan untuk program kedua yang mendukung pencapaian indikator pendapatan sektor
pertanian didukung oleh program peningkatan agribisnis pertanian pada kegiatan
penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dengan anggaran sebesar
Rp276.987.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar Rp268.857.500,00
(97,06%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp8.130.000,00 (2,94%), yang dirinci
sebagai berikut:
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian (%) Selisih (Rp.) Efisiensi
(%)
1. Program kualitas
penyuluhan 1.556.608.500,00 1.415.739.000,00 90,95 140.869.500,00 9,05
2. Program peningkatan
agribisnis pertanian 276.987.500,00 268.857.500,00 97,06 8.130.000,00 2,94
Jumlah 1.833.596.000,00 1.684.596.500,00 91,87 148.999.500,00 8,13
Permasalahan:
1. Produk pertanian memiliki sifat dan karakteristik tidak tahan lama, bulky,
perishable, mudah rusak
2. Nilai ekonomis produknya tergantung pada tingkat kesegarannya sehingga perlu
penanganan panen dan pascapanen yang baik
3. Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
24
Solusi:
1. Pengolahan produk segar juga merupakan upaya untuk menjaga kualitas poduk agar
dapat bertahan lebih lama dan menambah nilai tambah dan daya saing
2. Dalam upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, pada tahun
2017 melakukan upaya dalam bentuk bantuan fasilitasi dan bimtek pengolahan hasil
pertanian
3. Pengawalan dan pendampingan oleh penyuluh di lokasi sentra produksi pangan berupa
pendampingan proses pembelajaran dalam bentuk kursus tani dalam rangka
meningkatkan kemampuan kelompok tani menerapkan teknologi
Sasaran 2
“Ketersediaan, Distribusi, dan Konsumsi Pangan
Meningkat”
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Salah satu permasalahan di dalam
permbangunan ketahanan pangan adalah distribusi pangan ke konsumen yang belum
optimal. Target dari sasaran strategis ini adalah kestabilan harga dan distribusi pangan.
Rasio yang digunakan disini adalah jumlah produksi padi, ketersediaan beras, PPH serta
jumlah penduduk dengan kurun waktu 1 tahun yaitu 2017. Perkembangan harga komoditas
pertanian ditingkat produsen maupun konsumen perlu dimonitor setiap saat mengingat
komoditas tersebut sangat strategis.
Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 4 (empat) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.6
Evaluasi Pencapaian Sasaran 2
Pengukuran Kinerja
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun 2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian s/d
2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Pertumbuhan
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi
pangan:
184.761,77
Ketersediaan
Pangan
(Beras)
Ton 106.098,84 126.815,84 124.476 98,15 Sangat berhasil 125.111 99,49
2 Harga pangan
yang
terjangkau
dan terkendali
Beras IR I Rp 10.776 10.383 10.765 103,68 Sangat berhasil 10.815 99,54
Beras IR II Rp 9.598 9.500 8.816 92,80 Sangat berhasil 9.810 89,87
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
25
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun 2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian s/d
2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
Jagung Pipil
Kering Rp 5.100 5.100 5.578 109,37 Sangat berhasil 5.250 106,25
Kedelai Lokal Rp 10.423 8.000 10.586 132,33 Sangat berhasil 8.400 126,02
3 Nilai PPH
(Pola Pangan
Harapan)
Indeks 81,7 84,4 81,5 96,56 Sangat berhasil 89,2 91,37
4 Nilai NBM
(Neraca
Bahan
Makanan)
Indeks 92,7 90,3 83,6 92,58 Sangat berhasil 91 91,87
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 103,64 Sangat berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-rata
100,73% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran kedua ketersediaan, distribusi, dan
konsumsi pangan meningkat pada indikator pertama ketersediaan pangan (beras)
menunjukan telah ada peningkatan realisasi ketersediaan beras dari target yang telah
ditentukan sebesar 19.534,24 ton, yang berarti konsumsi energi yang ideal telah mulai
diimbangi dengan peningkatan konsumsi umbi-umbian dan sumber karbohidrat lainnya.
Sedangkan untuk indikator kedua berupa harga pangan yang terjangkau dan terkendali
menunjukkan peningkatan harga untuk jagung pipil kering (Rp478) dan kedelai lokal
(Rp168) dan menunjukkan penurunan untuk harga pada beras IR I (Rp11) maupun IR II
(Rp782). Angka realisasi pada indikator ketiga dan keempat bila dibandingkan tahun 2017
ini dengan realisasi pada tahun 2016 menurun pada capaian indeks PPH (0,20) dan NBM
(3,37).
Meskipun tren konsumsi umbi-umbian mengalami peningkatan, namun konsumsi beras
masih mendominasi kontribusi energi dari pangan sumber karbohidrat. Hal ini
menyebabkan jumlah agregat kebutuhan konsumsi beras masyarakat masih tinggi.
Kondisi ini menunjukkan konsumsi energi penduduk masih belum memenuhi kaidah gizi
seimbang yang dianjurkan. Untuk itu, di masa mendatang pola konsumsi pangan
masyarakat diarahkan pada pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman.
Pemenuhan pangan yang cukup dan berkualitas secara terus menerus diupayakan, antara lain
melalui peningkatan produksi pangan, menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok,
mengembangkan pemanfaatan lahan pekarangan dan diversifikasi pangan, serta peningkatan
pengetahuan tentang pangan dan gizi kepada masyarakat.
Gambar 3.1 Panen Raya
Gambar 2. Kegiatan Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
26
Tingkat ketersediaan pangan selain dilihat dari kecukupan gizinya, baik energi dan
protein, juga dinilai dari sisi keberagaman ketersediaan gizi berdasarkan Pola Pangan
Harapan (PPH). PPH tingkat ketersediaan dihitung berdasarkan ketersediaan energi Neraca
Bahan Makanan (NBM). Keberagaman ketersediaan pangan akan mendukung pencapaian
keberagaman konsumsi pangan sehingga dapat dicapai sasaran konsumsi pangan yang
diharapkan.
Untuk mencapai target sasaran 2 tersebut dilaksanakan program prioritas yaitu
Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Peningkatan Agribisnis Pertanian
yang menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.7
Evaluasi Pencapaian Program Peningkatan Ketahanan Pangan
No. Indikator
Kinerja Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017
Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Pertumbuhan
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi pangan:
184.761,77
Ketersediaan
Pangan (Beras) 106.098,84 126.815,84 124.476 98,15 Sangat berhasil 125.111 99,49
2 Nilai PPH (Pola
Pangan Harapan) 81,7 84,4 81,5 96,56 Sangat berhasil 89,2 91,37
3 Nilai NBM
(Neraca Bahan
Makanan)
92,7 90,3 83,6 92,58 Sangat berhasil 91 91,87
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 95,77 Sangat berhasil
Tabel 3.8
Evaluasi Pencapaian Program Peningkatan Agribisnis Pertanian
No. Indikator
Kinerja Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Harga pangan
yang terjangkau
dan terkendali
Beras IR I 10.776 10.383 10.765 103,68 Sangat berhasil 10.815 99,54
Beras IR II 9.598 9.500 8.816 92,80 Sangat berhasil 9.810 89,87
Jagung Pipil
Kering 5.100 5.100 5.578 109,37 Sangat berhasil 5.250 106,25
Kedelai Lokal 10.423 8.000 10.586 132,33 Sangat berhasil 8.400 126,02
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 109,52 Sangat
berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja program
peningkatan ketahanan pangan sebesar rata-rata 97,24% yang masuk ketegori sangat
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
27
berhasil dan program peningkatan agribisnis pertanian memperoleh capaian kinerja program
sebesar rata-rata 109,52% yang juga masuk dalam kategori sangat berhasil.
Dalam melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan tersebut dianggarkan
sebesar Rp620.702.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp597.893.459,00 (96,33%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp22.809.041,00
(3,67%).
Sedangkan untuk program kedua yang mendukung pencapaian indikator pendapatan
sektor pertanian didukung oleh program peningkatan agribisnis pertanian didukung oleh 1
kegiatan yaitu pemasaran hasil produksi pertanian dengan anggaran sebesar
Rp81.265.000,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar Rp71.720.000,00
(88,25%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp17.675.000,00 (11,75%), yang
dirinci sebagai berikut:
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian (%) Selisih (Rp.) Efisiensi
(%)
1. Program peningkatan
ketahanan pangan 620.702.500 597.893.459,00 96,33 22.809.041,00 3,67
2. Program peningkatan
agribisnis pertanian 81.265.000,00 71.720.000,00 88,25 17.675.000,00 11,75
Jumlah 701.967.500,00 669.613.459,00 95,39 40.484.041,00 4,67
Permasalahan:
1. Masih rendahnya daya beli masyarakat
2. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan beragam
dan bergizi seimbang
Solusi:
1. Pemberdayaan pemanfaatan pekarangan
2. kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penganekaragaman pangan
Sasaran 3
“Produksi Tanaman Pangan Meningkat”
Dalam mewujudkan kedaulatan pangan saat ini difokuskan pada pencapaian
swasembada pangan Komoditas tanaman pangan yang menjaddi fokus adalah, yaitu padi,
jagung, kedelai dan ubi kayu. Padi (beras) masih dianggap sebagai komoditas strategis yang
dominan disebabkan beras merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat. Jagung
dan ubi kayu merupakan pangan alternatif bagi masyarakat dan dimanfaatkan untuk bahan
olahan beberapa produk pangan lokal. Selain itu jagung juga merupakan bahan baku pakan
ternak. Kedelai merupakan produk pertanian strategis yang digunakan untuk berbagai
produk pangan maupun olahan (tahu/tempe).
Capaian sasaran 3 tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
28
Tabel 3.6
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
Pengukuran Kinerja
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Tingkat produksi
komoditas
unggulan tanaman pangan
184.761,77
Padi Ton 260.787 290.441 293.381 101,01 Sangat berhasil 291.962 100,49
Jagung Ton 238.322 205.887 206.208 100,16 Sangat berhasil 209.500 98,43
Kedelai Ton 11.079 4.000 3.947 98,68 Sangat berhasil 7.500 52,63
Ubi Kayu Ton 1.029.196 876.319 924.751 105,53 Sangat berhasil 885.110 104,48
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 101,34 Sangat berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-rata
101% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran ketiga tingkat produksi komoditas
unggulan tanaman pangan pada indikator memuat capaian produksi dari padi yang
meningkat sebesar 32.594 ton. Sedangkan untuk capaian target 3 komoditas lainnya
menurun bila dibandingkan dengan tahun 2016 dimana jagung mengalami penurunan
produksi sebesar 32,114 ton; kedelai 7.132 ton dan ubi kayu 104.445 ton.
Peningkatan produksi padi tahun 2017 ini disebabkan meningkatnya luas panen
dibanding tahun 2016, akibat dari upaya khusus yang dilakukan Kementerian Pertanian dan
pengawalan yang intensif sampai tingkat lapang. Peningkatan produksi padi tidak terlepas
dari peran produktivitas dan luas panen.
Kebijakan pengadaan dengan pola penunjukan langsung telah berdampak pada
penyaluran benih dan pupuk dapat tepat waktu/musim. Kebijakan bantuan benih tidak di
lokasi existing telah berdampak pada luas tambah tanam. Perbaikan jaringan irigasi
pertanian telah berhasil meningkatkan Indek Pertanaman (IP). Penggunaan alsintan oleh
petani telah mempercepat waktu olah tanam, tanam, panen dan pasca panen, meningkatkan
efisiensi biaya serta mengurangi kehilangan hasil ( losses ).
Satu hal yang perlu disampaikan bahwa meskipun tahun 2015 terjadi El Nino yang
mengakibatkan musim kemarau yang lebih panjang dan tahun 2016 terjadi La Nina yang
mengakibatkan musim hujan yang lebih panjang, namun produksi padi masih tetap dapat
meningkat.
Permasalahan yang menyebabkan menurunnya produksi kedelai tahun 2017 bila
dibandingkan tahun 2016 antara lain: penurunan areal tanam kedelai; rendahnya harga jual
di tingkat petani; rendahnya partisipasi petani dalam menanam; dan ketersediaan teknologi
dan adopsi teknologi di tingkat petani belum maksimal. Sedangkan untuk Ubi Kayu
penurunan capaian target di tahun 2017 dikarenakan Ubi kayu hanya merupakan tanaman
sela atau tumpangsari yang hasilnya dianggap sebagai hasil sampingan; Masih sedikitnya
pengusaha yang bergerak di bidang agribisnis ubikayu; Penggunaan varietas lokal dan
kurangnya pengetahuan petani terhadap budidaya ubikayu menyebabkan hasil yang
diperoleh kurang memiliki nilai ekonomi.
Sedangkan kegiatan untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan adalah
dengan melaksanakan kegiatan pembinaan budidaya tanaman pangan, pengendalian
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
29
organisme pangganggu tanaman pangan dan hortikultura serta penyediaan dan pengelolaan
sarana dan prasarana sumber daya air. Kegiatan pendukung lainnya adalah dengan
memberikan bantuan premi asuransi usaha tanaman padi sesuai dengan Keputusan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016. Adanya Keputusan
Gubernur DI Yogyakarta Nomor 88/Kep/2017 tentang pengembangan kawasan tanaman
pangan, hortikultura dan peternakan Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan banyak
dukungan kegiatan dari DI Yogyakarta dan Pusat untuk tanaman pangan padi, jagung,
kedelai dan ubi kayu. Maka diharapkan untuk tahun kedepan peningkatan produksi dan
produktivitas pertanian dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan.
Gambar 3. Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Untuk mencapai target sasaran 3 tersebut dilaksanakan program prioritas yaitu
Program Peningkatan Produksi Tanman Pangan dan Hortikultura yang menunjukkan
keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.7
Evaluasi Pencapaian Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
dan Hortikultura
No. Indikator
Kinerja Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017
Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisas
i
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Tingkat produksi
komoditas unggulan
tanaman pangan :
184.761,77
Padi 260.787 290.441 293.381 101,01 Sangat berhasil 291.962 100,49
Jagung 238.322 205.887 206.208 100,16 Sangat berhasil 209.500 98,43
Kedelai 11.079 4.000 3.947 98,68 Sangat berhasil 7.500 52,63
Ubi Kayu 1.029.196 876.319 924.751 105,53 Sangat berhasil 885.110 104,48
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 101 Sangat berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja program
peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura sebesar rata-rata 101% yang masuk
ketegori sangat berhasil.
Dalam melaksanakan program peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
30
tersebut dianggarkan sebesar Rp4.590.980.800,00 dalam realisasinya menyerap anggaran
sebesar Rp4.475.067.350,00 (97,48%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp115.913.450,00 (2,52%).
Sedangkan untuk program kedua yang mendukung pencapaian indikator produksi
tanaman pangan meningkat oleh program peningkatan pelayanan UPT Pertanian dengan
anggaran sebesar Rp128.145.000,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp127.240.000,00 (99,29%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp905.000,00
(0,71%), yang dirinci sebagai berikut:
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian (%) Selisih (Rp.) Efisiensi
(%)
1.
Program peningkatan
produksi tanaman
pangan dan
hortikultura
4.590.980.800,00 4.475.067.350,00 97,48 115.913.450,00 2,52
2. Program peningkatan
pelayanan UPT
Pertanian
128.145.000,00 127.240.000,00 99,29 905.000,00 0,71
Jumlah 4.719.125.800,00 4.602.307.350,00 97,52 116.818.450,00 2,48
Permasalahan:
1. Kondisi lahan pertanian di Kabupaten Gunugkidul yang umumnya marginal dengan
produktivitas yang rendah
2. SDM petani yang umumnya berusia lanjut sehingga menghambat dalam adopsi
tekhnologi untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian
3. Adanya organisme pengganggu tanaman yang menyerang tanaman pangan dan
hortikultura
4. Infrastruktur di bidang pertanian yang perlu ditingkatkan
Solusi :
1. Pendampingan secara intensif kepada kelompok tani untuk menerapkan tekhnologi tepat
guna untuk meningkatkan produksi pertanian
2. Mengubah sistem pertanian tradisional menjadi pertanian yang modern berbasis
mekanisasi pertanian agar sistem usaha tani lebih efisien
3. Menerapkan sistem pemupukan berimbang dan optimalisasi tumpangsari
Sasaran 4
“Produksi hasil perkebunan dan hortikultura
unggulan meningkat”
Pembangunan perkebunan pada dasarnya dilaksanakan oleh masyarakat dan dunia
usaha sedangkan fungsi pemerintah lebih bersifat fasilitator, pembinaan dan pendampingan.
Terwujudnya peran masyarakat pekebun dan dunia usaha pada pembangunan perkebunan
yang sinergis di semua tingkatan perlu didorong maksimal. Untuk itu ditempuh upaya
terencana melalui konsultasi, koordinasi dan pengembangan kerja sama. Selain lahan dan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
31
air, dalam aspek budidaya ketersediaan benih unggul dan sarana produksi bermutu
merupakan sautu hal yang sangat fundamental.
Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.8
Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
Pengukuran Kinerja
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun 2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Tingkat
produksi hasil
perkebunan dan hortikultura
unggulan:
Kakao Kg 430.310 318.000 706.354 222,12 Sangat berhasil 520.000 135,84
Mete Kg 262.913 522.087 525.720 100,70 Sangat berhasil 634.600 82,84
Tembakau Kg 222.932 445.864 775.937 174,03 Sangat berhasil 541.950 143,18
Kelapa Butir 19.662.720 20.697.600 64.810.960 313,13 Sangat berhasil 25.158.062 257,62
Bawang Merah Ton 480,50 456,75 740,00 162,01 Sangat berhasil 484,75 152,66
Cabe Ton 427,30 472,99 672,7 142,22 Sangat berhasil 502,01 134,00
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 185,70 Sangat
berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-rata
185,70% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran keempat produksi hasil perkebunan
dan hortikultura unggulan meningkat menunjukkan semua komoditas unggulan dari kakao,
mete, tembakau, kelapa, bawang merah, dan cabe melampaui dari target yang telah
ditetapkan untuk tahun 2017.
Hingga saat ini produksi kakao mencapai 706.354 ton yang meningkat 276.044 ton
(39,08%) dibanding produksi tahun 2016. Suatu peningkatan yang signifikan jika dilihat dari
luas areal yang 1.432,5 Ha di tahun 2017 dengan provitas 76,07 kg/ha. Sedangkan untuk
peningkatan tembakau dibanding tahun 2016 sebesar 114.255 ton (33,88%); dan mete
produksi meningkat sebesar 262.807 ton (49,99%).
Produksi kakao dalam lima tahun terakhir ini mengalami fluktuasi. Luas areal kakao
menjadi faktor utama produksi kakao. Meskipun dengan adanya kegiatan pengembangan
kawasan kakao dan teknologi yang dikembangkan bila tidak didukung dengan luasan areal
kakao, maka peningkatan produksi tidak bisa stabil.
Produksi tembakau mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir. keterbatasan
modal, teknik pertanian tradisional yang tidak efisien, kurangnya dukungan teknis dan
infrastruktur pertanian, serta minimnya akses pasar secara langsung oleh petani sehingga
keuntungan berkurang. Kunci utama meningkatkan produktivitas tembakau adalah
meningkatkan sumber daya manusia, jaringan kemitraan bisnis, dan peningkatan daya saing.
Salah satunya melalui program kemitraan dengan petani tembakau. Kerjasama yang telah
dibangun dengan mitra didukung dana DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
yang telah mendukung kegiatan baik dari segi budidaya, pelatihan sampai dengan proses
pengolahannya.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
32
Jambu mete merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi,
harganya cukup stabil dan prospek pasarnya baik. Penyebab fluktuasi produksi jambu mete
disebabkan oleh ketidakterpaduan dan tidak adanya pola sinergisme dalam pengelolaan
tanaman dan lahan serta keberadaan dan kinerja usahatani tidak didukung oleh keberadaan
dan kinerja usaha-usaha terkait, baik di segmen rantai hulu yakni bidang usaha pengadaan
dan penyaluran sarana dan prasaran usahatani; atau di segmen rantai hilir, yakni bidang
usaha pengolahan dan pemasaran hasil usahatani; maupun di segmen rantai sisi, yakni
bidang usaha jasa fasilitator, misalnya usaha pembiayaan dan infrastruktur penunjang.
Gambar 4. Kegiatan Peningkatan Produksi Perkebunan/Hortikultura
Fluktuasi produksi kelapa sangat dimungkinkan mendapat pengaruh dari luas areal
kelapa yang berkurang atau dari jumlah tanaman yang menghasilkan. Pengembangan
kawasan kelapa yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan produksi kelapa di tahun-
tahun mendatang. Kegiatan untuk meningkatkan produksi kelapa antara lain: Peremajaan
Tanaman Kelapa, pendampingan, dan pengawalan, pelatihan penumbuhan kelompok petani
kelapa, serta pemberdayaan kelembagaan.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
33
Luas perkebunan kelapa di Kabupaten Gunungkidul di akhir tahun 2017 mencapai
8.552,23 Ha. Dari segi produksi, capaian tahun 2016 ini sebesar 60.988.865 butir dan tahun
2017 meningkat menjadi 64.815.560 butir kelapa atau meningkat sebesar 3.826.695 butir
(5,90%).
Untuk mencapai target sasaran 4 tersebut dilaksanakan program prioritas yaitu
Program Peningkatan Produksi Perkebunan yang menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.9
Evaluasi Pencapaian Program Peningkatan Produksi Perkebunan
No. Indikator
Kinerja Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017
Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Tingkat produksi
hasil perkebunan
dan hortikultura unggulan:
Kakao
430.310 318.000 706.354 222,12 Sangat berhasil 520.000 135,84
Mete 262.913
522.087 525.720 100,70 Sangat berhasil 634.600 82,84
Tembakau
222.932 445.864 775.937 174,03 Sangat berhasil 541.950 143,18
Kelapa 19.662.720
20.697.600 64.810.960 313,13 Sangat berhasil 25.158.062 257,62
Bawang Merah
480,50 456,75 740,00 162,01 Sangat berhasil 484,75 152,66
Cabe 427,30
472,99 672,7 142,22 Sangat berhasil 502,01 134,00
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 185,70 Sangat
berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja program
peningkatan pproduksi perrkebunan sebesar rata-rata 185,70% yang masuk ketegori sangat
berhasil. Dalam melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan tersebut dianggarkan
sebesar Rp2.260.561.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp2.101.859.000,00 (92,98%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp158.702.500,00 (7,02%), yang dirinci sebagai berikut: yang dirinci sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
34
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian (%) Selisih (Rp.) Efisiensi
(%)
1. Program peningkatan
produksi perkebunan 2.260.561.500,00 2.101.859.000,00 92,98 158.702.500,00 7,02
Jumlah 2.260.561.500,00 2.101.859.000,00 92,98 158.702.500,00 7,02
Permasalahan:
1. Belum adanya kontinyuitas produksi perkebunan
2. Masih terbatasnya penggunaan bibit unggul
3. Makin berkurangnya areal tanam
4. Terbatasnya penyuluh perkebunan.
Solusi:
1. Melakukan penataan pola tanam
2. Mendorong petani menggunakan bibit unggul,
3. Mendorong pemberdayaan kelembagaan petani
4. Pelayanan teknis (pembinaan/pendampingan) dalam budidaya dan pengolahan hasil
perkebunan
5. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha dalam rangka pemasaran hasil
perkebunan/hortikultura
6. Meningkatkan dukungan penyuluh perkebunan.
Sasaran 5
“Produksi Komoditas Peternakan Meningkat”
Pengembangan peternakan berbasis pada potensi sumberdaya terutama sumberdaya
pakan ternak dengan pengarustamaan pada upaya pengintegrasian antara komoditas
pertanian dan peternakan. Sektor usaha pertanian diharapkan mampu menyediakan sumber
pakan bagi ternak dan sebaliknya sektor usaha peternakan mampu menjadi faktor
pendukung usahatani tanaman yang lebih efisien dan ramah lingkungan
Pembangunan sub sektor peternakan pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan
populasi maupun produksi ternak dan hasil ikutannya, yang pada gilirannya diharapkan
dapat mendongkrak pendapatan petani ternak, mendorong diversifikasi pangan dan
perbaikan mutu gizi masyarakat serta mengembangkan pasar untuk mencapai kedaulatan
pangan. Pengembangan peternakan ini meliputi efisiensi dan efektivitas pelayanan teknis
seperti Inseminasi Buatan (IB), Kesehatan Hewan, Kesehatan Massyarakat Veteriner
(Kesmavet) pakan, bibit dan pelayanan ekonomis seperti pasar, tempat pemotongan hewan
(TPH), tempat pemotongan unggas (TPU), perkreditan/permodalan, sarana dan tenaga.
Target meningkatnya produksi komoditas unggulan peternakan merupakan kegiatan
peningkatan produksi ternak terutama produksi daging dan telur. Produksi daging terutama
diperoleh dari hasil pemotongan ternak besar, ternak kecil dan unggas. Sedangkan produksi
telur dihitung dari jumlah populasi ternak unggas dan jumlah persentase betina produktif.
Capaian sasaran 5 tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
35
Tabel 4.0
Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
Pengukuran Kinerja
No
.
Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun 2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Jumlah Populasi ternak dan
Produksi telur
dan daging
Sapi Potong Ekor 150.331 150.346 151.573 100,82 Sangat berhasil 152.526 99,38
Kambing Ekor 182.330 182.512 182.854 100,19 Sangat berhasil 197.557 92,56
Ayam Buras Ekor 1.169.540 1.150.109 1.169.676 101,70 Sangat berhasil 1.196.808 97,73
Produksi daging Kg 4.582.847 4.618.031 4.620.276 100,05 Sangat berhasil 4.618.751 100,03
Produksi telur Kg 3.382.929 3.417.314 2.661.431 77,88 Berhasil 3.385.232 78,62
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 96,13 Sangat
berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-rata
96% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran kelima tingkat produksi komoditas
peternakan unggulan meningkat pada indikator memuat capaian target populasi dari sapi
potong 151.346 ekor atau naik sebesar 1.242 ekor (3,27%). Capaian kambing 182.854 ekor
dan ayam buras 1.169,676 ekor.
Meningkatnya produksi ternak tentunya juga dipengaruhi jumlah populasi ternak yang
ada di Kabupaten Gunungkidul. Naik turunnya populasi ternak seperti sapi potong,
kambing, domba, dan unggas juga dipengaruhi beberapa faktor, seperti jumlah kelahiran
ternak, kematian ternak, pemotongan ternak , serta jumlah ternak masuk dan ternak keluar.
Sedangkan kegiatan yang berhubungan langsung dengan tingkat populasi ini adalah
pemotongan ternak dan Inseminasi Buatan.
Untuk produksi daging kenaikan 37,43 ton. Dan produksi telur menurun dari capaian
2016 sebesar 37.429 kg. Salah satu kemaikan yang kurang signifikan dari daging karena
mulai digiatkannya pemantauan terhadap pemotongan ternak betina produktif. Sedangkan
untuk produksi daging yang cenderung menurun dikarenakan kecenderungan pemeliharaan
unggas petelur menurun beralih ke unggas pedaging, karena pakan lebih murah bila
dibandingkan dengan pakan unggas petelur.
Sedangkan kegiatan untuk mendukung peningkatan populasi adalah dengan
melaksanakan kegiatan penanganan gangguan reproduksi dan kegiatan perbibitan sapi.
Untuk kegiatan perbibitan, pelaksanaan kegiatan berdasakan Keputusan menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor 43/Kpts/PD.410/1/2015 yang telah menetapkan Kabupaten
Gunungkidul sebagai salah satu kawasan sapi potong nasional. Kegiatan pendukung lainnya
adalah dengan memberikan bantuan premi asuransi usaha ternak sapi sesuai dengan
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016.
Selama kurun waktu 5 tahun, populasi di Kabupaten Gunungkidul, yang mendukung jumlah
produksi daging dan telur di sajikan dalam grafik di bawah ini.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
36
Data pemotongan sapi potong tahun 2017 untuk pemotongan tercatat yang diperoleh
adalah sebesar 6.242 ekor dan pemotongan di luar TPH sebesar 166 ekor. Sedangkan untuk
ternak kambing ada sekitar 24.633 ekor yang dipotong di TPH dan 34.748 ekor yang
dipotong di luar TPH. Tempat pemotongan hewan yang ada di Kabupaten Gunungkidul
untuk TPH ternak besar khususnya sapi ada 15 TPH.
Sedangkan untuk tempat pemotongan ternak kecil khususnya kambing ada 38 TPH.
Untuk unggas tempat pemotongan yang beroperasi di Kabupaten Gunungkidul ada sekitar
151 TPU.
Pemotongan unggas meliputi pemotongan ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging
dan itik. Untuk tahun 2017 hanya 4 komoditas unggas yang di unggulkan. Hasil pemotongan
selama tahun 2017 diperoleh bahwa pemotongan buras sebesar 182.969 ekor, ayam petelur
440.471 ekor, ayam pedaging 2.154.225 ekor dan itik 6.106 ekor.
Pemotongan ternak selain yang dilakukan di TPH dan luar TPH juga termasuk
pemotongan hewan qurban. Untuk pemotongan hewan qurban pada tahun 2017 tercatat sapi
sebesar 2.921 ekor, kambing 15.946 ekor , kerbau 1 ekor dan domba 229 ekor.
Pencapaian dan realisasi dari produksi ternak tahun 2017 dihitung dari realisasi
pemotongan dan menunjukkan hasil yang positif. Sebagaimana Nampak dalam tabel di
bawah ini, realisasi kinerja tahun 2017 menunjukkan bahwa angka produksi ternak daging
sudah melebihi target yang ditetapkan sedangkan untuk produksi telur belum melebihi target
yang ditetapkan, dengan pencapaian sebesar 100,05% untuk produksi daging dan 78,66%
untuk produksi telur. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang sangat baik untuk sasaran
kelima ini. Sedangkan bila dilihat dalam kaitannya dengan target kinerja yang ditetapkan
oleh provinsi DI Yogyakarta, pencapaian jumlah produksi daging telah mencapai 104,26%
dan pencapaian jumlah produksi telur baru mencapai 97,66%.
Pengiriman ternak keluar baik ternak besar dan ternak kecil telah dilengkapi dengan
SKKH. Hasil pendataan diperoleh bahwa selama tahun 2017, terjadi pengiriman ternak sapi
sebesar 2.283 ekor dan kambing sebesar 11.449 ekor.
Untuk mencapai target sasaran 5 tersebut dilaksanakan program prioritas yaitu
Program Peningkatan Produksi Peternkn yang menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
37
Tabel 4.1
Evaluasi Pencapaian Program Peningkatan Produksi Peternakan
No. Indikator
Kinerja Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017
Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Jumlah Populasi
ternak dan Produksi
telur dan daging
Sapi Potong 150.331 150.346 151.573 100,82 Sangat berhasil 152.526 99,38
Kambing 182.330 182.512 182.854 100,19 Sangat berhasil 197.557 92,56
Ayam Buras 1.169.540 1.150.109 1.169.676 101,70 Sangat berhasil 1.196.808 97,73
Produksi daging 4.582.847 4.618.031 4.620.276 100,05 Sangat berhasil 4.618.751 100,03
Produksi telur 3.382.929 3.417.314 2.661.431 77,88 Berhasil 3.385.232 78,62
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 96 Sangat berhasil
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja program
peningkatan produksi peternakan sebesar rata-rata 96% yang masuk ketegori sangat berhasil.
Tidak tercapainya produksi telur salah satunya karena adanya penurunan populasi dari
komoditas itik dan itik manila yang juga merupakan penyumbang produksi telur di
Kabupaten Gunngkidul. Penurunan populasi ini dipengaruhi selain kurang banyaknya
kegiatan pendukung yang berkaitan langsung dengan peningkatan populasi itik, juga karena
jumlah pemelihara itik yang beralih ke unggas lainnya.
Kondisi pencapaian angka produksi ternak yang positif menunjukkan hasil dari
program/kegiatan yang telah dilakukan, yang menggambarkan bukan hanya peran dari
pemerintah. Capaian ini juga menunjukkan kontribusi penting dari pihak non pemerintah
seperti swasta dan kontribusi dari kelompok ternak yang ada di Kabupaten Gunungkidul.
Pencapaian target sasaran tersebut didukung selain oleh masih banyaknya masyarakat
yang mengandalkan sektor pertanian dan peternakan sebagai mata pencaharian utama, juga
didukung oleh masih tersedianya lahan untuk bertani dan beternak. Kebutuhan kelompok
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
38
ternak atau masyarakat yang memang mengharapkan adanya tekhnologi baru untuk
kelancaran usaha peternakan mereka serta sudah terbukanya peluang kerja sama dengan
pihak swasta sebagai plasma semakin membuka peluang usaha peternakan yang lebih luas di
Kabupaten Gunungkidul.
Gambar 5. Kegiatan Peningkatan Produksi Peternakan
Peran petugas di tingkat kecamatan melalui UPT Puskeswan juga sangat besar. Mulai
dari kegiatan pemeriksaan kesehatan ternak, pelayanan IB, kegiatan sosialisasi hingga
praktek pembuatan pakan dan pupuk.
Dalam melaksanakan program peningkatan produksi peternakan tersebut dianggarkan
sebesar Rp1.194.429.375,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp1.144.701.574,00 (95,84%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp49.727.801,00 (4,16%), yang dirinci sebagai berikut:
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian (%) Selisih (Rp.) Efisiensi
(%)
1. Program peningkatan
produksi peternakan 1.194.429.375,00 1.144.701.574,00 95,84 49.727.801,00 4,16
Jumlah 1.194.429.375,00 1.144.701.574,00 95,84 49.727.801,00 4,16
Permasalahan:
1. Pola usaha peternakan masih dengan pola tradisional;
2. Sumber permodalan yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh
peternak
3. Penerapan tekhnologi peternakan masih terbatas
Solusi :
1. Pendampingan secara intensif kepada kelompok ternak untuk menerapkan tekhnologi
tepat guna untuk meningkatkan produksi peternakannya
2. Optimalisasi permodalan
3. Menumbuhkembangkan minat pemuda untuk bekerja dan berwirausaha di bidang
peternakan
Disamping mencapai indikator kinerja utama yang didukung oleh program prioritas, di
setiap Perangkat Daerah juga melaksanakan program-program penunjang atau pendukung
untuk mencapai sasaran strategis yang dilaksanakan oleh setiap Perangkat Daerah yaitu:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
39
Sasaran 6
“Kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik meningkat”
Untuk mencapai target sasaran kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik meningkat dilaksanakan program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Perangkat Daerah tahun 2017 menjadi capaian
tahun dasar, karena Dinas Pertanian dan Pangan mulai dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati
Gunungkidul Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan. Sehingga capaian untuk indikator
Indeks Kepuasan Masyarakat diperolah capaian yaitu dari 79,10. Indeks kepuasan
masyarakat tahun 2017 ditargetkan sebesar 76,50 sehingga realisasi kinerjanya mencapai
103,4% masuk kategori sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program selengkapnya
dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.2
Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
No. Indikator Kinerja
Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1
Indeks Kepuasan
Masyarakat
Perangkat Daerah
0 76,50 79,10 103,4 Sangat
berhasil 80 98,88
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 103,4
Sasaran 7
“Akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat”
Untuk mencapai target sasaran Akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat
dilaksanakan program Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Perangkat Daerah.
Persentase laporan keuangan disusun tepat waktu baik bulanan, semesteran, dan tahunan
tahun 2017 sama dengan tahun 2016 yaitu dari 100,00. Persentase laporan keuangan disusun
tepat waktu baik bulanan, semesteran, dan tahunan tahun 2017 ditargetkan sebesar 100,00%
terealisasi sebesar 100,00% sehingga realisasi kinerjanya mencapai 100,00% masuk kategori
sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program selengkapnya dapat dilihat dari tabel
berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
40
Tabel 4.3
Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
No. Indikator Kinerja
Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Persentase laporan
keuangan disusun
tepat waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan
semesteran
3. laporan tahunan
100,00 100,00 100,00 100,00 Sangat
berhasil
100,00 100,00
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,00
Sasaran 8
“Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan
daerah”
Untuk mencapai target sasaran Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan
daerah dilaksanakan program Peningkatan kualitas perencanaan. Persentase kesesuaian
Program dalam Rencana Kerja (Renja) PD terhadap Program dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) dan Renstra PD terhadap Program dalam RPJMD tahun 2017
sama dengan tahun 2016 yaitu dari 100,00. Persentase kesesuaian Program dalam Rencana
Kerja (Renja) PD terhadap Program dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
dan Renstra PD terhadap Program dalam RPJMD tahun 2017 ditargetkan sebesar 100,00%
terealisasi sebesar 100,00% sehingga realisasi kinerjanya mencapai 100,00% masuk kategori
sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program selengkapnya dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 4.4
Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
No. Indikator Kinerja
Program
Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2017
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Persentase kesesuaian
Program dalam
Rencana Kerja PD
terhadap Program
dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah
(RKPD) dan Renstra
PD terhadap Program
dalam RPJMD
100,00 100,00 100,00 100,00 Sangat
berhasil
100,00 100,00
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
41
Selain ketiga program di atas, juga dilaksanakan program yang mendukung pencapaian
seluruh sasaran yaitu Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Perkantoran, dan Program Peningkatan Ketatalaksanaan dan Kapasitas
Aparatur.
Dalam melaksanakan keenam program tersebut dianggarkan sebesar
Rp3.551.300.000,00 dalam realisasinya hanya menyerap anggaran sebesar
Rp3.324.041.134,00 (93,60%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp227.258.866,00 (6,40%), yang dirinci sebagai berikut:
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian
(%)
Selisih (Rp.) Efisiensi
(%)
1. Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik 4.000.000 4.000.000 100,00% - -
2. Peningkatan Kualitas
Pelaporan Keuangan
Perangkat Daerah
52.850.000 52.850.000 100,00% - -
3. Peningkatan kualitas
perencanaan 451.625.000 405.611.896 89,81% 46.013.104 10,19
4. Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
1.926.620.000 1.789.926.975 92,91% 136.693.025 7,09
5. Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Perkantoran
1.053.950.000 1.011.894.263 96,01% 42.055.737 3,99
6. Peningkatan
Ketatalaksanaan dan
Kapasitas Aparatur
62.255.000 59.758.000 95,99% 2.497.000 4,01
Jumlah 3.551.300.000 3.324.041.134 93,60 227.258.866 6,40
Permasalahan:
1. Berkurangnya pegawai /personil karena adanya mutasi/alih tugas/pensiun,
2. Ketersediaan, pengolahan, dan penyajian arsip belum maksimal
Solusi:
1. Pemutakhiran data base kepegawaian
2. Pelatihan kearsipan
D. Realisasi Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2017 sebesar 94,60% dari
total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama
sebesar 95,42%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar
95,79%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar
pada program/kegiatan di sasaran Kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik meningkat dan sasaran Kesesuaian program dalam dokumen
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
42
perencanaan daerah masing-masing (100,00%). Sedangkan penyerapan terkecil pada
program/kegiatan di sasaran pertama, pada indikator jumlah kelompok tani yang telah
menerapkan agribisnis terpadu pada kegiatan Peningkatan kualitas kelembagaan SDM
Pertanian (84,06%).
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan untuk
membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan tabel
4.5 di bawah ini
Tabel 4.5
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
No Sasaran
Strategis
Kinerja Anggaran
Target Realisasi %
Realisasi
Pagu
(Rp)
Realisasi
(Rp)
%
Realisasi
1
Kualitas
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah meningkat
100,00 100,00 100,03 3.042.825.000 2.861.579.238 94,04
2
Kepuasan
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan
pelayanan publik
meningkat
76,50 79,10 103,4 4.000.000 4.000.000 100,00
3
Akuntabilitas
pengelolaan
keuangan
meningkat
100,00 100,00 100,00 52.850.000 52.850.000 100,00
4
Kesesuaian
program dalam
dokumen
perencanaan
daerah
100,00 100,00 100,00 451.625.000 405.611.896 89,81
5
Kesejahteraan
masyarakat
petani meningkat
100,00 107,02 107,02 1.833.596.000 1.684.596.500 91,87
6
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi pangan
meningkat
100,00 103,64 103,64 701.967.500 669.613.459 95,39
7
Produksi
Tanaman Pangan
Meningkat
100,00 101,34 101,34 4.719.125.800 4.602.307.350 97,52
8
Produksi hasil
perkebunan dan
hortikultura
unggulan
meningkat
100,00 185,70 185,70 2.260.561.500 2.101.859.000 92,98
9
Produksi
komoditas
peternakan
unggulan
meningkat
100,00 96,13 96,13 1.194.429.375 1.144.701.574 95,84
Jumlah 3.551.300.000 3.324.041.134 93,60
Belanja Langsung Urusan 10.709.680.175 10.203.077.883 95,27
Total Belanja Langsung 14.260.980.175 13.527.119.017 94,85
Sumber data Laporan Keuangan Subbagian Perencanaan dan Keuangan Tahun 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017
43
LKj IP menggambarkan penekanan pada manajemen pembangunan berbasis kinerja
dan perbaikan pelayanan publik, dimana setiap PD melakukan pengukuran dan pelaporan
atas kinerja institusi dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Bagi PD, LKj IP
menjadi bagian dari upaya pertanggungjawaban dan mendorong akuntabilitas publik.
Sedangkan bagi publik sendiri, LKj IP akan menjadi ukuran akan penilaian dan juga
keterlibatan publik untuk menilai kualitas kinerja pelayanan dan mendorong tata kelola
pemerintahan yang baik.
LKj IP PD sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja merupakan wujud
dukungan pertanggungjawaban sistem administrasi yang menunjukkan kemampuan
menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal,
profesional, efisien, efektif, dan tanggap terhadap aspirasi rakyat serta dinamika perubahan
lingkungan strategis.
Pengukuran-pengukuran kinerja telah dilakukan dan dikuatkan dengan data pendukung
yang mengurai bukan hanya pencapaian tahun 2017, namun juga melihat trend
pencapaiannya dari tahun ke tahun, dan kontribusinya untuk pencapaian target akhir
Renstra. Secara umum, nampak bahwa kinerja Dinas Pertanian dan Pangan pada tahun 2017
adalah sangat baik, karena dari 5 (lima) sasaran yang ditetapkan dapat tercapai dengan
kategori sangat berhasil.
Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang sudah diuraikan
dalam Bab III, terlihat bahwa kerja keras telah dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan untuk
memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam pembangunan. Namun demikian,
beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi perbaikan kinerja ke depan. Pertama,
walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik, persoalan-persoalan di
masyarakat belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik pula. Tantangan-tantangan ini
terutama nampak dalam kondisi terkait dengan persoalan dimana petani seringkali dalam
posisi tawar yang lemah dan harus berhadapan dengan industri pangan skala besar yang
lebih bersifat padat modal dan padat teknologi Kedua, pentingnya koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam
pencapaian sasaran, tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan sungguh-sungguh
dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan kontribusi berbagai pihak ini, upaya-
upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk dicapai.
Ketiga, sebagai bagian dari perbaikan kinerja PD yang menjadi tujuan dari penyusunan
LKj IP, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan oleh instansi di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk perbaikan perencanaan dan
pelaksanaan program/kegiatan di tahun yang akan datang. Beberapa permasalahan dan
solusi yang sudah dirumuskan akan menjadi tidak punya makna jika hanya berhenti menjadi
laporan saja, namun harus ada rencana dan upaya konkret untuk menerapkannya dalam
siklus perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini akan menjadikan LKj IP benar-
benar menjadi bagian dari sistem monitoring dan evaluasi untuk pijakan peningkatan kinerja
pemerintahan dan perbaikan layanan publik yang semakin baik.
PENUTUP BAB
IV