Kata Pengantar Dan LP Junisa

100
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Cinta dan Kemurahan-Nya yang di limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis dengan Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK pada Ny. B dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Hipertensi di Dusun Tarangkeke, Desa Saotengnga, Kec. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai. Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak menghadapi kesulitan, namun bekat usaha dan petunjuk dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini sebagai mana mestinya. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa Terima Kasih dan Hormat yang sebesar – besarnya kepada : 1. Ibu Maria Sumaryati, SKM, M. Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan Sandi Karsa Makassar yang 1

description

lp

Transcript of Kata Pengantar Dan LP Junisa

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Cinta dan Kemurahan-Nya yang di limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis dengan Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK pada Ny. B dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Hipertensi di Dusun Tarangkeke, Desa Saotengnga, Kec. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak menghadapi kesulitan, namun bekat usaha dan petunjuk dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini sebagai mana mestinya.

Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa Terima Kasih dan Hormat yang sebesar besarnya kepada :

1. Ibu Maria Sumaryati, SKM, M. Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan Sandi Karsa Makassar yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk melakukan kegiatan praktek.

2. Bapak Trimaya Cahya Mulat, M. Kes, MM selaku PUDIR 1 Akademi Keperawtan Sandi Karsa Makassar dan selaku Pembimbing Akademik yang dengan penuh kesabaran memberi petunjuk dan nasehat serta arahan sehigga penulis bias menyelesaikan Karya Tulis ini.

3. Bapak H. Rezky Djuntaha, SKM selaku Pembimbing praktek yang dengan sabar membimbing penulis dalam kegiatan praktek.

4. Seluruh staf Dosen AKPER Sandi Karsa Makassar yang telah berusaha membimbing dan mengarahkan penulis selama proses pembuatan Karya Tulis ini sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Rekan seangkatan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tuls ini.

Penulis sadar, Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat menyempurnakan Karya Tulis ini.

Makassar, 26 Mei 2008

Penulis

FAHRUL ISLAM Amd.kepDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.

1

DAFTAR ISI ..

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..

5

B. Tujuan Penulisan...

6

C. Metode Penulisan..

7

D. Sistematika Penulisan

7 BAB II PROSES MENUA

A. PROSES MENUA

9

Pengertian.9 Batasan batasan lanjut usia

10 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia.

13B. Konsep dasar Hipertensi..

24 Pengertian24 Konsep dasar keperawatan..

27 Penatalaksanaan..

28 Daftar pustaka.

31BAB III : TINJAUAN KASUSA. Pengkajian..

32B. Riwayat Kesehatan

38

C. Analisa data

46

D. Rencana keperawatan.

49

E. Catatan Perkembangan

53

BAB IV : PEMBAHASAN KASUS

1. Pengkajian

582. Diagnosa Keperawatan

593. Perencanaan

614. Implementasi

625. Evaluasi

63BAB V : PENUTUP1. KESIMPULAN

65

2. SARAN

65BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak senua pihak, tidak hanya oleh perorang tetapi juga kelompok masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Mencegah adalah cara yang lebih baik dan termurah untuk dapat mengatasi berbagai masalah. Demikian juga untuk penanggulangan penyakit Gastritis, pencegahan merupakan hal yang sangat penting, misalnya cara hidup yang teratur. Jika terlambat di tangani akibat yang di timbulkan oleh gastritis adalah dapat merusak mukosa lambung, memungkinkan kemali difusi asam & pepsin kembali ke dalam lambung, perdarahan yang kalau terlambat di obati akan berakibat fatal.

Ini bisa terjadi karena kasusnya terlambat ditangani, dan ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit tersebut.Sangat di sayangkan apabila semakin banyak kasus MCI yang seharusnya di tolong lantaran ketidaktahuan dan mestinya ini tidak boleh terjadi.

Untuk itulah penulis merasa tertarik untuk menyusun makalah ini yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN HIPERTENSI Penulis mengharapkan semoga melalui upaya kita bersama, penyakit gastritis dapat di tolong dan dicegah dari waktu ke waktu, sehingga dapat dihindarkan kerugian masyarakat baik dari aspek sumber daya pembiayaan, maupun dari aspek pencapaian kualitas SDM yang semakin sehat dan berkualitas untuk masa mendatang.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran dan pengetahuan nyata tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien Hipertnsi

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh gambaran dan pengetahuan nyata dalam pelaksanaan pengkajian dan penyusunan diagnosa Keperawatan pada pasien dengan hipertensi

b. Dapat menetapkan perencanaan Keperawatan pada pasien hipertensi

c. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada pasien hipertensi

d. Dapat melakukan evaluasi pada pasienhipertensi

e. Memperoleh pengalaman nyata dalam proses pendokumentasian Asuhan Keperawatan pada pasien hipertensis

C. Metode Penulisan

1. Metode Kepustakaan

Dengan membaca berbagai literature yang berkaitan dengan judul pembahasan Karya Tulis ini.

2. Studi Kasus

Untuk Studi Kasus penulis melaksanakan :

a. Wawancara dengan Klien dan Keluarganya

b. Observasi yaitu melihat langsung keadaan klien selama dalam perawatan.

D. Sistematika Penulisan

Karya Tulis ini disusun lima bagian sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II:Tinjauan teoritis yang terdiri dari konsep dasar medis berisi tentang pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, test diagnostic, penatalaksanaan medik, dan asuhan keperawatan yang berisi tentang : pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi.

BAB III : Tinjauan kasus yang membahas tentang pengkajian, nalisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan evaluasi dan obat pasien.

BAB IV : Pembahasan kasus yang berisi tentang kesenjangan antara teoti dan fakta yang ada.

BAB V : Kesimpulan.

BAB IIPROSES MENUAA. PROSES MENUAPengertianMenua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (constantinides, 1994). Proses menua merupakan suatu proses yang terus menerus (berlanjut) secara ilmiah.Menua bukanlah suatu penyakit akan tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa , misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringa pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lainsehinggatubuh mati sedikit demi sedikit.Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubunya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Hal ini juga sangat individual. Namun demikian umumnya, fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur antara 20 dan 0 tahun. Setelh mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai dengan bertambanya umur.BATASAN ~ BATASAN LANJUT USIA

Ada dua terminology mengenai usia lanjut yaitu yang berdasarkan usia kronologi dan usia biologicMengenai kapankah orang disebut sebagai Lanjut Usia, sulit dijawab secara memuaskan. Dibawah ini dikemukan beberapa pendapat mengenai batasan umur.

1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut Usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 - 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) = di atas 90 tahun

2. Menurut Prof. Rr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad

Prof. Rr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad (aIm) Guru Besar Universitas Gajah Mada pada Fakultas Kedokteran, membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut :

a. 0 1 tahun = Masa bay!

b. 1 6 tahun = Masa prasekolah

c. 6 10 tahun = Masa sekolah

d. 10 20 tahun = Masa pubertas

e. 40 65 tahun = Masa setengah umur (prasenium)

f. 65 tahun ke atas = Masa Lanjut Usia (senium)

3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolo UI)

Mengatakan bahwa Lanut Usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian antara lain:

a. Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahun.

b. Faseverilitas, antara 40 dan 50 tahun.

c. Fase praesenium, antara 55 dan 65 tahun.

d. Fase senium, antara 65 tahun hingga tutup usia.

4. Menuru't Prof. Dr. Koessoemato Setyonegoro Pengelompokan usia lanjut sebagai berikut :

a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) : 18 atau 20-25 tahun

b. Usia Dewasa penuh (middle years) atau maturitas : 25-60 atau 65 tahun.

c. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun

d. Umur 70-75 tahun (young old)

e. 75-80 tahun (old)

f. Lebih dari 80 tahun (very old)

Bila diperhatikan pembagian umur dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkail bahwa yang disebut dengan Lanjut Usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas.

5. Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1965

Bantuan penghidupan orang jompo/lanjut usia yang termuat dalam pasai 1 dinyatakan sebagai berikut : "Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau usia lanjut setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun", tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain, (Hal tersebut sudah diperbaiki karena sudah tidak relevan lagi). Saat ini yang berlaku ada1ah Undang-undang NO.13/tahun 1998. tentang kesejahtraan Lanjut Usia yang berbunyi sebagai berikut : Bab.1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi " Lanjut Usia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Lanjut Usia sebenarnya adalah merupakan suatu proses alami yang tidak dapat ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Umur manusia maksimal sekitar 6 x umur masa bayi sampai (6x20 tahun = 120 tahun). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan social sedikit demi sed kit sampai' tidak dapat melakukan tugasnya !' sehari-hari lagi sehingga bagi kebanyakan orang, masa tua itu adalah merupakan masa yang kurang menyenangkan.

Mengapa menjadi tua merupakan masalah ? Hal tersebut secara ringkas dapat dijawab sebagai berikut : "$emua orang ingin panjang umur tetapi tidak ada yang mau menjadi tua" bagaimana jadinya ada dua keinginan yang saling bertentangan. Pernyataan tersebut seolah-olah sama sekaii memisahkan soal pertambahan usia lain. Sehubungan dengan hal tersebut, Birren and Jenner, 1977, mengusulkan untuk membedakan antara usia biologis, usia psikologis, dan usia sosial.

1. Usia Biologis : yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup)idak mati.

2. Usia Psikologis : yang menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang d ihadapinya.

3. Usia Sosial : yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

Ketiga jenis usia yang dibedakan oleh Birren dan Jenner itu saling mempengaruhi dan proses-prosesnya saling berkaiatan. Oleh karena itu secara umum tidak akan terdapat perbedaan yang terlalu menyolok antara kelangsungan ketiga jenis usia tersebut.

Dalam batas-batas tertentu seseorang sudah tua dilihat dari keadaan fisiknya namun tetap bersemangat muda. Yang pertama ada hubungan dengan usia biologisnya dan kedua dengan usia psikologisnya PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA Perubahan-perubahan fisik

01. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya.

b. Lebih besar ukurangnya.

c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairanintraselular.

d. Menurungnya proporsi di otak, otot, ginjal, darah, dan hatL

e. Jumlah sel otak menurun.

f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

g. Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5 - 10%

02. Sistem Persarafan.

a. Berat otak menurun 10-20% (Setiap orang berkurang se/ saraf otaknya da/am setiap harinya)

b. Cepatnya me:lurun hubungan persarafan.

c. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.

d. Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa. Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingine. Kurang sensitif terhadap sentuhan.03. Sistem Pendengaran

a. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.

b. Membrana timpani menjadi atrofi menyebabkan otosk!erosis

c. Terjadinya pengumpulan cerumen dapat menyeras karena meningkatnya karatin.

d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut uSia yang mengalami ketegangan jiwa/stress.

04. Sistem Penglihatan

a. Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sir.6r.

b. Kornea lebih berbentuk sfeiis (bola)

c. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.

d. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.

e. Hilangnya daya akomodasi.

f. Menurunnya lapangan pandang berkurang luaspandangannya.

05. Sistem Kardiovaskuler

a. Elastisitas, dinding aorta menurun.

b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).

e. Tekanan darah menlnggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembu!uh darah perifer ; sistolis normal kurang lebih 170 mmHg. Oiastolis normal kurang lebih 90 mmHg.06. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termost, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduruan terjadi berbagai factor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui adalah sebagai berikut :

a. Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik kurang lebih 35C ini akibat metabolisme yang menurun.

b. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

07. Sistem Respirasi

a. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

b. Menurunnya aktivitas dari silia.

c. Paru-paru kehilangan elastisitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimun menurun. dan kedalaman bernafas menurun.

d. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.

e. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg f. CO2 pada arteri tidak berganti.

f. Kemampuan untuk batuk berkurang.

g. Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertamban usia.

08. Sistem Gastrointestinala. Kehilangan gigi; penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi ke5ehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

b. Indra pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis dari selaput lender, atropi indra pangecap (kurang lebih 80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa man is dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, aS8m, dan pahit.c. Esofagus melebar.

d. Lambung; rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu mengosongkan menurun.

e. Peristaltik lemah biasanya timbul konstipasi.

f. Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu)

g. Liver (hati); makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

h. Sistem reproduksi.

i. Menciutnya ovari dan uterus.

j. Atrofi payudara.

k. Pada laki-Iaki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.

l. Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaitu :

1) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut

2) Hubungan seksual secara teratur mempertahankan kemampuan seksual.

3) Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan~ perubahan alami.

m. Selaput lendir vagina menurun, permukaa.i1 menjadi halus, sekresi rnenjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.09. Sistem Genitourinaria

a. Ginjal

Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, di saring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut dengan Nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefro]l menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urine menurn proteinuria (biasanya +1); BUN (blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21 mg%; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.b. Vesika urinaria (kandung kemih); otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

c. Pembesaran prostate kurang lebih dialami oleh pria usia di atas 65 tahun

d. Atrofi vulva.

e. Vagina

Orang-orang yang makin menua sexual intercourse masih juga membutuhkannnya; tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual seseorang berhenti; frekwensi sexual intercoursecendrung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.10. Sistem Endokrin

a. Produksi dari hampir semua harmon menurun.

b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

c. Pituitari:

Pertumbuhan harmon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah; berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.

d. Menurunnya aktifitas tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic Rate, dan menurunnya daya pertukaran zat.

e. Menurunnya produksi aldosteron

f. Menurunnya seksresi hormone kelamin, misalnya : progesteron, estrogen, dan testeron.

11. Sistem Kulit (Integumentary System)

a. Kulit mengerut atau keiiput akibat kehilangan jaringan lemak.

b. Permukaan kulit kasar dan berisik (karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).

c. Menurunnya respon terhadap trauma.

d. Mekanisme proteksi kulit menurun

1) Produksi serum menurun.

2) Penurunan produksi VTD.

3) Gangguan pegmentasi kulit.

e. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu. f. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

f. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.

g. Pertumbuhan kuku lebih lambar.

h. Kuku jari menjadi keras dan rapuh.

i. Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk. k. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.

j. Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.

12. Sistem Muskuloskletal (Museu/osee/etal System)

a. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh

b. Kifosis

c. Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.

d. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya

berkurang).

e. Persendian membesar dan menjadi kaku.

f. Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.

g. Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : Serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otottotot kram dan menjadi tremor.

h. Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh. Perubahan-perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :

1. Pertama-tama perubahan fisik, khusL!snya organ perasa.

2. Kesehatan umum

3. Tingkat pendidikan.

4. Keturunan (herediteit)

5. Lingkungan

Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti penyakit-penyakit. Kenangan (memory)

1. Kenangan jangka panjang :

Berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.

2. Kenangan jangka pendek atau seketika. o - 10 men it, kenangan buruk.

I.Q. (Intellegentia Quantion)

1. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.

2. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan Psikomotor : terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekailanntekanan dari faktor waktu. Perubahan-perubahan Psikososial

1. Pensium:

Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitas dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.Bila seseorang pensium (purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain:

a. Kehilangan finansial (income berkurang)

b. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).

c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi

d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan2. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awamess of mortality) 3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.

4. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic_deprivation) Meningkatnya biaya hidup pad a penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan.

5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

6. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.

7. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

8. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family.

9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.

Perkembangan Spiritual

1. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970).

2. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihatdalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970).3. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer, 1978, Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.Penatalaksanaan Dan Pengobatan

Adapun prinsip pengelolaan nasalah medik usia lanjut hanls dilaksanakan secara komprehensif interdisiplin ilmu. Selain itu faktor penyebab masalah harus diteliti secara akurat dan ditentukan adanya hubungan antar fungsi organ / sistem yang terkait. Adalah sangat penting untuk memilih tindakan terari yang efektiL rendah risiko / efek samping dan terjangkau atau murah. Sedangkan peran dikembangkan pada berbagai tindakan yaitu di ke1uarga, masyarakat, rumah sakit dan nursing home. Kiat preventif dan promotif perlu dikembangkan bukan dilakukan untuk mencegah tambahnya usia, tetapi guna meminimalkan kemunduran fungsi organ dan mencegah komplikasi morbiditas dan handicap (hambatan subjektif yang dirasakan lansia untuk melakukan aktivitai so sial sehari-hari). Pcngcmbangan program aktivitas psikososial sang at penting dalam menjaga kualitas hidup sebagai individu dan anggota masyarakat.B. KONSEP DASAR HIPERTENSI

PENGERTIANHipertensi adalah suatu peningkatan tekanan tekanan darah sistolik dan distolik yang tidak normal. Batas sistolik antar 110-140mmHg dan diastol antara 80-95mmHg. Nilai yang dapat diterimah berbeda-beda, tergantung dengan usia dan jenis kelamin.

Etiologi

a. modifadle

- hiperlipidemia

- obesitas

- Stress

- Gaya hidup konsumsi garm yang berlebihanb. non modifiable

- Hereditas

- Usia

-Jenis klamin

- kegemukanc. Tanda dan gejalah

- Sakit kepalah subkipitalis berat yang menyebar ke frontal

- kaku leher

- palptasi

- diatronesis

- vertigo

- ansietas

- mual, muntah

- tanda-tanda neurologis, peka rangsngan, kekakuan mental, koma

- tanda-tanda pada mata,diplopia, penurunan pandngan, pupil udem,hemorage

- Gejalah-gejalah jantung,dispnea saat beraktifitas

- gejalah-gejalah penurunn fungsi ginjal,hemturi, nokturia

d. klsifikasi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjdi 2 golongan yaitu:

1) Hipertensi primer

Tidak diketahui penyebabnya atau diopatik dan merupakan penyakit hipertensi yang terbanyak, kurang lebih dari 90% dari seluruh pasien hipertensi2) Hipertensi sekunder

Disebabkan oleh penyakit lain,ditemukan sekitar 10%+dari seluruh pasien hipertens

Klasifikasi TD untuk orang dewasa

kategoriSisstolik mmHgDiastolic mmHg

Optimal Tangan kanan dan kiri kekuatannya masih cukup kuat.

> Kaki kanan dan kiri kurang kuat untuk berjalan agak jauh / terlalu lama karena apabilah agak jauh maka kedua lututnya akan keram (sakit).* Penglihatan

Penglihatan sudah mengalami penurunan ( mulai berkurang). Usila dapat melihat benda pada jarak 4 meter dengan cukup jelas dan pada jarak 5 meter sudah tidak jelas. Mata tampak cekung, kelopak mata melengkung, refleks lambat, penurunan lapang pandang, mata berair, usila tidak memakai alat bantu seperti kaca mata.

* Pendengaran

Pendengaran kedua telinga cukup jelas, kecuali dengan frekuensi rendah.

d. Kebiasan Klien merawat diri masih baik dalam arti klien mampu merawat diri dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, seperti mandi, kadang cuci pakaiane. Kebiasaan makan 3x/hari, dengan menuh nasi +sayur+ ikan+ kadang sayur

kebutuhan minum, air putih+ kadang minum tehKebiasaan istirahat/tidur: cukup kadang- kadang tidur siang kira- kira sekitar 1 jam atau lebih dan tidur pada malam hari mulai dari pukul 21.00- 05.00, namun malam juga sering terbangun karena sering BAK kebiasaan BAB 1x/hari di waktu pagi / saat bangun tidur.

f. Perubahan - perubahan fungsi tubuh yang sangat berrnakna dirasakan. Klien mengatakan bahwa kemampuannya untuk berjalan sudah berkurang, sering terasa kaku pada kedua lututnya, sakit pada persendian, bertambah pada saat malam/ dingin, serta sering sakit perut secara tiba-tiba dan pusing kepala/kaku pada leher bila sering makan makanan yang mengandung garam yang tinggi, pandangan kadang-kadang kabur, kekuatan otot semskin berkurang.Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi pada sistem - sistem :

a. lntegumen

Terjadi peruba.b.an pada kulit yaitu tampak keriput,/ kering perubahan pigmentasi, turgor dan tekstur cukup baik tidak terdapat nyeri tekan.b. MuskuloskeletalTerjadi kekakuan pada lutut kaki bila berjalan agak jauh/ lama, berjalan pelan, kekuatan otot berkurang, kelemahan ada. posisi tubuh tegap pergerakan otot/ tulang mulai terbatas, tidak terdapat nyeri tekanc. Respirasi

Bentuk dada simetris antara kiri dan kanan, gerakan dada mengikuti irama pernapasan tidak terdapat nyeri tekan pada daerah dada Klien tidak ada keluhan yang berarti. P : 20 X/mnt.d. Kardiovaskuler

Tidak ada keluhan yang berarti

TD : 180 /80 mmHg.

N : 84 X! mnt.e. Perkemihan

Frekuensi BAB dan BAK klien teratur, BAB 1x/hari dan BAK 4-5x/harif. Persyarafan

Tidak ada gangguan yang berarti. Bentuk wajah simetris antara kiri dan kanan, kesadaran composmentisg. Fungsi sensoris

~ Pandangan berkurang pada jarak 4 meter dengan jelas~ Pcndengaran agak berkurang dengan frekuensi yang rendah.

~Sensifitas pengecapan baik. tidak terjadi perubahanl nafsu makan. ~ Klien dapat membedakan bau dengan jelas.

ll. Psikologis

a. Daya ingat, cukup baik pada masalah jangka pendek dan jangka panjang kadang - kadang ada yang terlupakan.

b. Proses fikir Cukup baik, dapat menyadari dan menerima keadaannya sekarangc. Alam perasaan : Cukup haik, usila dengan tenang menjawab pertanyaan yang diajukan usila juga mengatakan kadang emosi tiba-tibad. Orientasi Cukup baik, usila masih dapat mengenal orang dengan baik, serta masih dapat mengetahui waktu,tempat dan dapat mengenal orang dengan baik.lll. Sosial Ekonomia. Kesibukan lansia mengisi waktu luang adalah dengan membersikan lingkungan disekitar rumanya, membersikan kebun/ sawah, serta jalan- jalan disekitar lingkungan rumah.b. Sumber keuangan yakni dari penjualan hasil kebun/ sawah, serta dikirimkan oleh anak-anaknya. .

c. Organisasi yang diikuti klien sekarang suda tidak ada lagi.d. Pandangan lansia terhadap lingkungan sekitamya cukup baik dan dia merasa nyaman bersama dengan lingkungan tempat tingglnya sekarang.

e. Klien cukup sering untuk hersosialisai dengan tetangga, serta orang-orang dilingkungan sekirtarnyalV. Spiritual

a. Klien adalah orang yang taat beribadah.

b. Klien jarang mengikuti kegiatan keagamaan oleh karena sudah merasa lemah, klien selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara berdoa.c. Dalam menjalani kehidupannya, klien sangat optimis dan klien berharap diakhir hidupnya klien tetap bahagia. Klien selalu meminta pertolongan kepada Tuhan dalam menyelesaikan setiap masalanya agar diberi kekuatan.RIWAYAT KESEHATANA. Pengkajian1. Riwayat Klien/ Data Biografis

Nama

:Ny BTempat dan tanggal lahir

: Sinjai, ...1928.Jenis KeIamin.

: laki- laki S u k u

: BugisAgama

: Islam

Pendidikan

: Status

:Alamat/telepn

:jln vetran, dusu Tarangkeke, sinjaiOrang paling dekat

:Suami2. Riayat keluargaPasangan hidup

:Tn MUmur

:80 tahunPekerjaan

:PetaniKematian

:

Tahun meninggal

:Penyebab kematian

:Anak-anak yang hidup

:1 orang3. Riayat pekerjaan

status pekerjaan saat ini

:IRTPekerjaan sebelumnya

:petaniSumber-sumber pendapatan :hasil tani 4. Riwayat Lingkungan Hidup

Tipe tempat tinggal

: Rumah milik sendiri

Jumlah Orang yang tinggal di rumah: 2 orang. 5. Riwayat rekreasi

Hobbi /minat

:6. Deskripsi hari Khusus (termasuk kebiasaan ritual waktu tidur)

Tidur siang

: 14.00-16.00Tidur malam

: 21.00-05.007. Status kesehatan saai ini

Keluhan - keluhan kesehatan utama

Nyeri pada daerah sendi. sakit perut. sakit tulang belakang, sakit sendi kaki, sakit kepalaKlien mengatakan sekarang sering sakit persendian, dan sakit kepala kadang-gkadang kalau sakit sampai tidak bisa bangun dari tidur dan tidak bisa berjalan terlalu jauhMasalah - masalah dengan ketaatan yang rumit dengan jumlah dan jenis obat yang banyak :

Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan/minumansAlergi ( catatan agen dan reaksi sfecifik )

Obat - obatan : Tidak ada

Makanan : Tidak ada

Diet selama 24 jam termasuk cairan : - Makan pagi : bubur/ nasi+ + lauk pauk

- Makan siang : nasi + sayur + ikan- Makan malam : nasi + sayur + lauk paukRiwayat peningkatan/ penurunan BB : Tidak ada

Poia konsumsi makanan yaitu frekuensi 3x/ hari, kadang- kadang ada makanan lain, seperti ubi, pisang rebus ,dan lain- lain. 8. Status Kesehatan yang lalu

Penyakit masa kanak kanak yaitu panas, batukPenyakit serius kronik: Sering batuk pilek

Trauma tidak pernaUsila tidak perna dirawat di RS Tidak ada riwayat operasi9. Riayat keluarga

Genogram tiga generasi

Keterangan :

= klien

= laki-laki

= laki-laki meninggal

= wanita meninggal

= wanitaG I : Nenek dan kakek klien telah meninggal semua karena factor usia

G II : Orang tua klien telah meninggal semua karena factor usia

G III : Klien memiliki 1 orang anak tapi tidak tinggal serumah, karena telah memiliki keluarga sendiri,klien hanya tinggal berdua dengan suaminya.

1O. Tinjauan system

a. Umum

Klien mengatakan selalu saja mengalami kelelahan yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari - hari, dan tidak sanggup berjalan jauh, tampak perubahan pada tekstur kulit, perubahan pigmentasi, dan terjadi perubahan rambut yaitu menjadi putih dan mudah rontok.

b. Kepala

Inspeksi : bentuk kepala mesosephal, tidak terdapat lesi pada kulit kepala, penyebaran rambut merata, rambut sebagian besar sudah putih

Palpasi : tidak terdap[at nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan

c. Mata

Klien mengatakan terjadi perubahan pada penglihatannya yaitu pandangan jadi kabur bila sudah berada dijarak 5 meter, air mata sering keluar.Inspeksi : Mata simetris antara kiri dan kanan, air mata sering keluar, tidak terdapat edema pada kelopk mata, gerakan bola mata dapat mengikuti rangsangan, reflex kornea dapat memfokuskan penglihatan pada benda, klien tidak memakai alat bantu.Palpasi : Tidak terdapat nyeri ntekan, tidak terdapat benjoan pada kelopak mata

d. Telinga

Klien mengatakan dapat mendengar dengan jelas, kecuali suara dengan frekuensi tinggi/besarl.

Inspeksi : Telingah simetris antara kiri dan kanan,tidak terdapat cairan serumen yang berlebihan, tidak terdapat tanda-tanda peradangan

Palpai : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan / massa.

e. Mulut dan Tenggorokan

Klien mengatakan agak susah untuk mengunyah makanan yang agak keras seperti daging, karena gigi usia sudah tdak lengkap lagi, kesuiitan menelan kadang terjadi bila makanan yang dikonsumsi tidak lembut, usila juga tidak bisa makan makanan yang dingin.Inspeksi : gigi bersi dan tampak putih tidak terdapat peradangan pada gusi, fungsi mengunya dan menelan dapat menikuti prosesnya, klien dapatmengucapkan kata-kata dengan jelas.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri pada mulut dan tenggorokan

f. Hidung dan sinus: Tidak ada keluhan yang cukup berat, kadang hidung berair tapi tidak terlalu lama kemudian sembuhInspeksi : Hidung simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat secret, tidak nampak adanya peradanagan

Palpasi : Tidak teraba benjolan tidak terdapat nyeri tekansg. Leher

Tidak ada keluhan yang serius hanya klIen mengatakan sering kaku pada leher bila kepalanya pusingInspeksi : Bentuk leher simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat benjolan / massa, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, mobilsasi leher dapat bergerak kekiri dan kanan.Palpai ; Tidak terdapat nyeri tekan pada leher, Vena jugularis dan arteri karotis teraba.

h. Kardiovaskuler: Palpasi : 84X/ mnt, tidak terdapat nyeri tekan pada daerah jantung

Perkusi : Terdengar suara redup pada garis midklavikularis

Auskultasi : Terdengar bunyi aorta pada sela intercosta kanan ke 2, bunyi jantung pertama (s2) terdengar keras pada bagian apex jantung TD : 180/80 mmHg. i. P ernafasan

Tidak ada keluhan yang berarti, klien nampak kelelahan jika beraktivitas berlebihanP : 24 xl mntj. Gastrointestinal

Klien mengatakan tidak bisa mengunyah makanan yang keras oleh karena gigi sudah tanggal, pola defekasi masih normal.

k. Muskuloskletal

Klien mengatakan kaku pada persendian terutama pada lutut, kadang- kadang tidak bisa bergerak apabila bengkak. Terjadi kekakuan pada gerakan tubuh, perubahan poster tubuh agak sedikit membungkuk, kelemahan, dan klien tidak pemah melakukan aktivitas seperti latihan gerak sendi. Keluhan tersebut diatas sangat berpengaruh terhadap kegiatan sehari - hari klien.

l. Sistem syaraf pusat

Klien mengatakan tdk ada keluhan yang berarti.

m. Sistem Endokrin

Terjadi perubahan pigmentasi kulit, rambut menjadi putih/ uban dan mudah rontok.n. Psikososial

Klien mengatakan bahwa keadaannya sekarang biasa - biasa saja, bila ada sesuatu yang membuat klien sedih klien hanya bisa berdoa . Kesulitan dalam konsentrasi juga terjadi, stress saat ini tidak ada.ANALISA DATA

DataEtiologiMasalah

1

2

DS

Klie mengtakan kaku pada persendia terutama pada lutut DO

Terjadi kekakuan pada gerakan tubuh, perubahan postur tubuh agak sedikit membungkuk, kelemahan dank lien jarang melakukan aktifitas seperti latihan gerak sendi, keluhan tersebut sangat berpengaru terhadap kegiatan sehari-hariDS

Klien mengeluh sering nyeri pada kepala/ pusing, pandangan kadang- kadang kabur, sering keluar air mataDO

Ekspresi wajah klien Nampak meringis, klien nampak lemah TD: 180/ 80 mmHg

N: 84X/ mnt

P :24X/ mnt

DS

Klien mengatakan terjadi perubahan pada penglihatannya yaitu pandangan semakin kabur

DO

Klien tidak memakai alat bantu (kaca mata)

Proses penuaan

Penurunan fungsi tubuh

Terganggu system muskuloskeletal

Berkurangnya massa otot perubahan degenerative jaringan connektive

Kekuatan otot menurun endurance dan koordinasi menurun, ROM terbatas

Gangguan mobilitas fisik

Aktifitas impati meningkat

Kontriksi vena

Tekanan perifer meningkat

Tekanan vaskuler

Cerebral

Suplai darah meningkat, me

Iskemik jaringan

Merangasang mediator kimia (bradikinin, proto protagidin, histamine)

Korfeks serebni

Nyeri dipersepsikan

Proses penuaan

Penurunan fungsi tubuh

gangguan system penglihatan

penurunan sensifitas pada cahaya, respon melambat, lapang pandang sempit

risiko cedera

gangguan mobilitas fisikGangguan rasa nyaman, nyeri kepala

Risiko cedera fisik

Diagnose keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik b / d penurunan fungsi system musculoskeletal

2. Neyri kepala b/ d peningkatan tekanan vaskuler cerebral

3. Risiko cedera fisik b/d penurunan fungsi penglihatan

RENCANA KEPERAWATANNama

:Ny. b

Nama mahasiswa: Junisa SNo. RM:

NIM

: P05069Diagnosa:TanggalDiagnosaTujuanRencana tindakan/intervensiRasional

1.

Senin, 06/03/07

2.

3.

Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan fungsi system muskuloskeletal ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan kaku pada persendian terutama pada lutut, kadang-kadang tidak bias bergerak apabila bengkak

DO :

Terjadi kekakuan pada gerakan tubuh, perubahan postur tubuh agak sedikit membungkuk

Nyeri kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler cercbral ditandai dengan :

DS :

Klien mengeluh sakit kepala

Klien mengeluh pusing

DO :

Ekspresi wajah menangis

Klien nampak lemah

TTV.

TD :180/90 mmHg

N :84 x/m

S : 36 0 C

N : 24 x/m

Resiko cedera fisik b/d penurunan fungsi penglihatan dan persyarafan ditandai dengan :

DS:

Klien mengatakan terjadi perubahan pada penglihatannya yaitu pandangan jadi kabur air mata sering keluar

DO :

Klien tidak memakai kaca mata

Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang dengan kriteri

Keluhan klien berkurang

Tidak terjadi kekakuan gerakan lagi

Kelemahan berkurang

Aktifitas sehari-hari tidak terganggu lagi

Nyeri kepala teratasi dengan criteria :

Nyeri hilang

Kien tidak mengeluh pusing

Ekspresi wajah tenang

Klien Nampak ceria

TTV :

TD : 180/80 mmHg

N : 84 x/m

S : 360 C

P : 24 xi

Cedera fisik dapat diatasi dengan kriteria :

Keluhan penglihatan kabur berkurang

Air mata berlebihan jadi berkurang dan tidak gemetar lagi

Kelemahan berkurang

Bisa melakukan aktifitas latihan yang ringan

Aktifitan sehari-hari

1. Bina hubungan saling percaya

2. Kaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional

3. Kaji derajat mobiisasi klien dengan skala ketergantungan (0-4) dengan tingkat kemandirian (0-4)

4. Jelaskan pada klien tentang proses penuaan dan manfaat latihan bagi tubuh

5. Ajarkan dan demontrasikan latihan ROM aktif/pasif

6. Lakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain bia ada keluhan

1. Kaji tingkat nyeri.

2. Observasi TTV

3. Anjurkan klien untuk melakukan tirah baring selama fase akut

4. Anjurkan klien untuk meninggikan kepala 30o c bila berbaring

5. Ajarkan teknik relaksasi

6. Bimbing klien agar mengurangi makan makanan yang banyak mengandung garam

7. Anjurkan klien untuk makan sayur yang segar, buah segar setiap hari.

1. Kaji penurunan penglihatan mata klien dan penurunan fungsi peryarafan klen

2. Jelakan kepada klien tentang proes penuaan dan dampaknya pada mata

3. Jelaskan kebutuhan klien akan keamanan dan keelamatan akibat penurunan terebut

4. Bimbing klien agar mendekatkan barang-barang keperuan klien

5. Libatkan keluarga/tetangga untuk saling tolong- menolong

1. Hubungan saling percaya dapat epermudah dalam penggalian masalah lebih lanjut

2. Pengkajian kemampuan dan kelemahan berguna untuk pengambilan intervensi selanjutnya

3. Untuk mengetahui sampai sebatas mana kemandirian klien

4. Dengan penjelasan akan meningkatkan pengetahuan dan kien akan mengikuti anjuran

5. Agar klien dapat mencontoh dan melaksanakan latihan ecara mandiri

6. Menjaga menyempurnkan peraatan yang diberikan

1. untuk mengetahui derajat nyeri dan pedoman untuk melaksanakan tindakan elanjutnya

2. perubahan TTV menunjukkan respon tubuh terhadap nyeri

3. untuk meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi

4. untuk mengurangi nyeri pada kepala

5. membantu meningkatkan relaksasi tubuh

6. Makanan yang banyak mengandung garam dapat meningkatkan TD

7. Sayur / buah yang segar dapat meminimalkan TD

1. Dengan pengkajian diharapkan akan dapat dengan mudah menentukan intervensi yang akan diberikan

2. Dengan penjelasan klien dapat kooperatif dalam segala tindakan

3. Supaya klien mengetahui apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masaahnya

4. Memudahkan klien melihat dan menjangkau tanpa memerlukan banyak bantuan

5. Peran serta keluarga/tetangga sangat membantu dalam mengurangi resiko kecederaan

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tglJamNDXImpementasiEvaluai

Minggu

11 05 - 08

1

2

31. Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional.

Hasil : Kemampuan klien yaitu mandi, makan, BAB/BAK cuci pakaian, menyapu, masak.

2. Mengkaji derajat mobilisasi klien

Hasil : Klien hanya bisa melakukan mobilisasi room dengan gerakan yang ringan.

3. Mengulangi kembali penjelasan pada klien tentang proses penuaan dan manfaat latihan bagi tubuh.

Hasil : klien memahami.

4. Melanjutkan kembali latihan room aktif atau pasif

Hasil : Klien melakukan gerakan yang ringan

5. Lakukan kolaborasi dengan timkesehatan lain bila ada keluhan

Hasil : Klien pergi ke puskesmas untuk memriksakan diri bila ada keluhan

1. Mengkaji tingkat nyeri

Hasil : Nyeri berkuran bila minum obat

2. Observasi tanda-tanda vital

Hasil : Td 180/80 mmhg

N 84 x/i

P 24 x/i

3. Menganjurkan klien untuk melakukan tira baring bila merasa pusing

Hasil : Klien melakukan tira baring dengan posisi telentang

4. Anjurkan klien untuk meninggikan kepala 30o bila berbaring bila memakai bantal

Hasil : Klien tidur dengan nyaman bila memakai bantal

5. Anjurkan teknik relaksasi

Hasil : Klien melakukan teknik relaksasi dengan menarik napas panjang dan menghembuskannya

6. Bimbing klien agar mengurangi makan makanan yang banyak mengandung garam

Hasil : Klien mengatakan mengurangi makan makanan yang mengandung garam yang tinggi seperti ikan asin.

7. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi sayur yang segar, makan buah bila ada

Hasi : Klien mengatakan makan sayur tiap hari dan buah dari hasi kebun

Keluarga mampu mengetahui tentang pengadaan fasilitas sanitasi dengan potensial yang ada pada keluarga.

Keluarga dapat mengetahui pentingnya pengadaan spal, WC dan tempat sampah tanpa mengeluarkan dana yang besar.

Tujuan pengadaan yaitu agar nyamuk tidak dapat berkembang biak di air yang tergenang serta tidak berterbangan sembarang tempat dan hinggap di makanan yang dapat menyebabkan suatu penyakit.

Keluarga dapat membuat WC permanent, spal serta tempat sampah dengan menggunakan fasilitas yang dimiliki

Selasa 13 Mei 2008

S : Klien mengatakan masih merasakan kaku pada persendiannya

O : Masih terjadi kekakuan dan kelemahan, kekuatan otot masih kurang

Bisa melakukan aktifitas ringan seperti BAB/BAK, cuci pakaian, menyapu, masak.

A : Kelemahan belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengeluh pusing

Td 180/80 mmhg

O : Nyeri ringan

A : Masalah nyeri belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan telah mengerti dengan adanya spal, WC dan tempat sampah

O : Klien belum bisa mengambil keputusan tentang semua masalahnya

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

CATATAN PERKEMBANGANNama Klien: Tn. B

No RM

:

Ruang Rawat:

TglNDXJamImplementasiEvaluasi

05/031.

2.

08.00

08.15

08.30

08.40

09.00

09.15

10.00

10.15

10.30

10.45

11.00

11.15

11.30

1. Mengkaji tingkat nyeri

Hasi : Nyeri berkurang

2. Observasi TTV

Hasil : TD 180/80 mmHg

N 84 x/i

S 36,7

P 24 x

3. Mempertahankan tira baring

Hasil : Klien dapat tidur dengan hasil telentang

4. Meninggikan kepala klien dengan bantal

Hasil : Klien merasa nyaman

5. Mengajarkan teknik relaksasi

Hasi : Klien dapat bernafas dengan lega

6. Melakukan teknik distraksi

Hasil : Klien dapat megalihkan perhatiannya

1. Mengkaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional

Hasil : Kemampuan klien yaitu mampu mandi, makan, BAB, BAK, cuci pakaian sendiri

2. mengkaji derajat mobilisasi klien dengan menggunakan skala ketergantungan (0-4) atau dengan skala tingakat kemandirian

Hasil : Derajat kemandirian klien 4

3. Mengulangi kembali penjelasan pada klien tentang proses penuaan dan manfaat latihan bagi tubuh

Hasil : klien memahami.

4. Melanjutkan kembali latihan ROM aktif-pasif

Hasil : Klien bisa melakukan latihan gerakan yang ringan

5. Membantu untuk melakukan ROM aktif-pasif

Hasil : Klien merasa mudah setelah dibantu melakukan latihan

6. Mengajarkan teknik relaksasi

Hasil : Klien mengikuti apa yang diajarkan dan mengatakan merasa enak

7. Anjurkan klien untuk menggunakan latihan ektrimitas yang tidak sakit

Hasil : Klien mengikuti apa yang diajarkan

S:Klienmengeluh

nyeri/sakit

kepala

O:Ekspresi wajah

A:Masalahnyeri mulai teratasi

P:Lanjutkan

intervensi kedua

S: Kien mengatakan masihsering merasakaku pada persendian

O:Masihterjadi kekakuan gerakan,bisa melakukan aktivitas ringan

A:Gangguan mobilitasfisik masih terjadi

P:Lanjutkan intervensi

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan asuhan keperawatan keluarga Ny. B dengan penyakit Hipertensi ini, penulis dapat menjelaskan sebagai berikut :

A.PENGKAJIAN

Dari tujuan pustaka yang dikumpulkan, nyatakan bahwa tanda tanda hipertensi itu antara lain :

1. Gejala setempat :

a. Secara umum klien tidak dapat berjalan terlalu jauhb. Semua tubuh dirasakan lemah bila rasa nyeri timbul.c. Klien klien merasakan kaku pada leher serta pada persendian2. Gejala sistemik :

a. Sakit kepalab. Kaku pada persendianc. Kadang muntah

Dari hasil yang didapatkan di keluarga terutama yang menderita hipertensi ditemukan tanda tanda yang sama dengan tinjauan pustaka seperti sakit kepala muntah dan rasa nyeri berdasarkan gambaran diatas secara umum disimpulkan bahwa antara teori dan kasus yang didapatkan pada prinsipnya sama atau tidak terdapat kesenjangan yang bermakna.B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dari beberapa tinjauan pustaka yang dikumpulkan, dinyatakan bahwa diagnosa keperawatan yang lazim muncul ada 5 ( lima ) poin, yaitu :

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang disebabkan karena :

a. Kurang pengetahuan tentang fakta

b. Rasa takut akibat masalah yang diketahui

c. Sikap dan falsafah hidup.

2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan tepat, disebabkan karena :

a. Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah.

b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol.

c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga.

d. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.

e. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada.

f. Takut dari akibat tindakan.

g. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena:

a. Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit,gejala dan perawatannya.

b. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

c. Kurang atau tidak ada fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk perawatan.

d. Tidak seimbang sumber sumber yang ada dalam keluarga, misalnya : keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas untuk perawatan.

e. Sikap dan pandangan hidup.

f. Perilaku yang mementingkan diri sendiri.

4. Ketidaksanggupan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga disebabkan karena :

a. Sumber sumber keluarga yang tidak cukup diantaranya keuangan, tanggung jawab atau wewenang, keadaan fisik yang tidak memenuhi syarat.

b. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah.

c. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.

d. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.

e. Sikap dan pandangan hidup.

5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat guna memelihara kesehatan disebabkan karena :

a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.

b. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh.

c. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan.

d. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan.

e. Rasa takut pada akibat dari tindakan

f. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan.

g. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat

h. Sikap dan falsafah hidup.

Sedangkan pada pelaksanaan asuhan keprawatan keluarga juga didapatkan lima diagnosa dengan kesenjangan yang ditemukan penyebab munculnya diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena kurang pengetahuan tentang fakta.

2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena tidak memahami mengenai penyakit gastritis.

3. Ketidaksanggupan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena :

a. Tidak mengetahui keadaan penyakit.

b. Tidak mengetahui proses dan perkembangan penyakit gastritis.

4. Ketidaksanggupan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga disebabkan karena :

a. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan

b. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan kesehatan lingkungan rumah.

C.PERENCANAAN

Rencana yang didapatkan dalam tinjauan pustaka, yaitu :

1. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas serta didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.

2. Rencana yang realitas artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.

3. Sesuai dengan tinjauan dan falsafah keperawatan

4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :

a. Menemukan masalah dibuat dan dibutuhkan perawat keperawatan

b. Mentukan prioritas masalah

c. Memilih tindakan yang tepat

d. Pelaksanaan tindakan

e. Penilaian hasil tindakan

5. Dibuat secara tertulis

Dalam pelaksanaan rencana keperawatan keluarga ini, penulis tidak menemukan perbedaan antara teori dan kenyataan yang ada dilahan dan penulis telah melaksanakan dan keperawatan sesuai dengan teori yang ada.D.IMPLEMENTASI

Dalam tahapan implementasi penulis tidak menemukan perbedaan antar teori dan kenyataan yang ada dilahan, penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang ada telah direncanakan dengan mengacu pada teori yang ada serta tindakan tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapan.E.EVALUASI

Evaluasi merupakan titik ukur dalam melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan keluarga Ny B dengan penyakit Hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Manimpahoi,Kel. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai dari tanggal 11 mei 2008

Adapun tolak ukur yang dipergunakan sebagaimana terdapat dalam buku Drs. Nasrul Effendy ( 1998 ), yaitu :1. Kriteria keberhasilan

2. Standar keprawatan

3. Perubahan

4. Perilaku

Dimana penilaian merupakan tahap yang menentukan implemetasi ini berhasil atau tidak. Hasil penilaian masalah hipertensi belum teratasi secara keseluruhan namun selama perawatan nampak ada perkembangan :1. Ny. B sebagai klien

2. Keluarga :

a. Keluarga/ klien mengerti mengerti makanan pantangan bagi penyakit hipertensib. Keluarga dapat menjawab pertanyaan apa yang akan timbul bila lingkungan yang sehat serta mengerti tentang penyakit yang timbul bila lingkungan kotor

c. Keluarga mau dan menyetujui untuk menjaga lingkungan rumah tetap bersih.

BAB V

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Dalam pengkajian keperawatan, penulis memperoleh pengalaman nyata tentang pengkajian dengan melakukan pendekatan interpersonal terhadap keluarga sedangkan perencanaan disusun berdasarkan tingkat pengetahuan, kemampuan dan sumber / fasilitas yang dimiliki danj dapat dijangkau oleh keluarga.

2. Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluara, penulis memperoeh pengalaman nyata tentang penerapan asuhan secara langsung pada keluarga binaan.

3. Dalam melakukan evaluasi terhadap intervensi yang sudah dilaksanakan, penulis memperoleh pengalaman nyata tentang hasil yang diperoleh. Ada beberapa kesenjangan yang terjadi dan beberapa hambatan yang diperoleh dimana telah dibahas pada bab sebelumnya.

B.SARAN

1. Untuk Puskesmas

Program kesehatan masyarakat yang selama ini, telah berlangsung dengan baik hendaknya dipelihara dan ditingkatkan agar keluarga dapat mengetahui secara dini tentang :

a.Penyakit hipertensis seperti :

1)Masalah masalah mungkin akan timbul akibat penyaklit hipertensi

2)Cara pencegahan

3)Cara penanggulangan

4)Cara perawatannya

b.Penyakit lainnya misalnya yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat, sehingga keluarga dan masyarakat menanamkan prinsip lebih baik mencegah dari pada mengobati khususnya bagi mereka yang tinggal di lingkungan yang kumuh dimana didaerah tersebut sangat rentang terhadap penyakit.

2.

Untuk keluarga binaan

a. Diharapkan agar keluarga binaan dapat memelihara dan meningkatkan serta mengembangkan prinsip perilaku hidup sehat yang telah dimiliki oleh keluarga selam pembinaan dan penyuluhan oleh penulis.

b. Keluarga diharapkan agar memperhatikan anggota keluarga yang menderita hipertensi agar tetap memberikan perhatian dan tindakan khusus sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan serta dapat mencegah penyebab dari penyakit hipetensi tersebut.

3.Untuk Institusi

Hendaknya mahasiswa lainnya menindak lanjuti pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga terutama yang bermasalah serius, setelah ujian akhir program ini diperpanjang guna keefektifan tindakan dan evaluasi yang dilakukan.2