Kata Pengantar
description
Transcript of Kata Pengantar
![Page 1: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH SKENARIO 5 MODUL I
“SESAK NAFAS”
DISUSUN OLEH :
FAISAL ARYADI NST
CITRA ANNISA MANIK
DESILAWATI
EMA SUSILAWATI
IRMAYANI BR. DAMANIK
MAHDALENA
MELIZZA ARMELIA ZARDI
SOLIHATUN NUR FATIMAH
NURFENTI
WENTY ARBAYENI
TRIANA PURWONINGSIH
CORY CINTIA AKALILI
![Page 2: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Makalah yang berjudul “gagal jantung dan syok
kardiogenik”. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kardiovaskular”. Namun penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan dalam pembahasan materi. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang berkenan membantu material maupun
spiritual kepada penulis guna terselesainya penyusunan Tugas Mata Kuliah ini.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada : dr. Hardi Hasibuan Sp. B
dan Teman – teman yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk saran dan kritik yang bertujuan membangun sangat penulis
harapkan. Semoga tugas ini bermanfaat bagi para pemerhati dan pembaca yang
budiman.
Medan, 9 april 2013
SGD 20
![Page 3: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... 3
STEP I……………………………………………………………………………………...4
STEP II……………………………………………………………………………………..4
STEP III……………………………………………………………………………………5
STEP IV……………………………………………………………………………………6
STEP V…………………………………………………………………………………….7
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………………………….8
BAB II PEMBAHASAN
Definisi……………………………………………………………………………………10
Klasifikasi…………………………………………………………………………………11
Etiologi……………………………………………………………………………………12
Patofisiologi………………………………………………………………………………17
Pemeriksaan………………………………………………………………………………18
Penatalaksanaan…………………………………………………………………………..20
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………………………….26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………27
![Page 4: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/4.jpg)
STEP 1
1. Artopneo : kekambuhan sesak nafas pada saat berbaring.
2. PND : kekambuhan sesak nafas di malam hari.
3. Ronkhi basah basal : penumpukkan cairan paru.
4. Edema pretibial : penumpukkan cairan di tibial betis.
5. TVJ : tekanan vena jugularis.
6. Ictus : kejang, pukulan, stroke / serangan mendadak.
7. Ics : intercostal space.
STEP II
1. Sesak nafas berat (sejak lama )
2. Riwayat
- Dispone de’report
- PND
- Ortopneo
- Hipertensi
3. Pemeriksaan
- Tekanan darah 80/60 mmhg
- Pulse : 112 x/i
- Respirasi rate : 36 x/ i
4. Fisik diagnostic
- TVJ: r + 2 cm h2o
- Ictus jantung pada ics -6, 2cm lateral.
![Page 5: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/5.jpg)
5. Linea mid- clavikularis sinistra
- Ronkhi basah basal ( + )
- Edema pretibial extermitas bawah.
STEP III
1. Mengapa pada saat berbaring dan malam hari terjadi sesak nafas?
2. Apa tujuan foto thorax dan ekg?
3. Apa yang menyebabkan sesak nafas itu berat?
4. Mengapa TVJ+ 2?
5. Apa saja penyebab sesak nafas?
6. Mengapa ictus jantung bergeser ke arah lateral?
7. Apa hubungan sesak dengan oedema pretibial?
Jawaban
1. Karena terjadinya ronkhi basah basal pada pasien.
2. Untuk mendapatkan hasil yang akurat / patofisiologi pada thorax.
3. Adanya ronkhi basah basal dan kurangnya suplai oksigen ke jantung.
4. Karena vena tidak mampu mengalirkan nutrisi ke jantung sehingga menyebabkan terjadinya
tvj + 2.
5. Adanya ronkhi basah basal dan kurangnya suplai oksigen ke jantung.
6. Karena pembesaran ventrikel yang di sebabkan disfungsi diatolik.
7. Ada, karena sesak nafas adalah efek dari tvj +2 yang menyebabkan pada pembuluh limfe.
Kesimpulan : gagal jantung.
![Page 6: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/6.jpg)
STEP IV
.
SESAK NAFAS
PEMERIKSAAN
TVJ ICTUS JANTUNG
RONKHI BASAH BASAL
DYPSNOEORTOPNOE
PND
GAGAL JANTUNG
![Page 7: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/7.jpg)
STEP V
1. Definisi gagal jantung dan definisi syok kardiogenik.
2. Klasifikasi gagal jantung
3. Etiologi gagal jantung
4. Patofisiologi gagal jantung
5. Pemeriksaan dan penegakkan diagnosis gagal jantung
6. Penatalaksanaan gagal jantung
![Page 8: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/8.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang di sebabkan kerusakkan struktur atau
fungsi jantung sehingga kemampuan pengisisan dan pemompaan ventrikel menjadi terganggu.
Meningkatnya harapan hidup di sertai semakin tingginya angka yang selamat ( survival) dari
penyakit jantung sebagai akibat kemajuan pengobatannya menyebabkan semakin banyak orang
yang hidup dalam keadaan disfungsi ventrikel kiri yang selanjutnya masuk ke kondisi gagal
jantung kongestif.
Di amareika serikat, gagal jantung menjadi penyebab terbanyak mendapatkan perawatan di
rumah sakit dan merupakan masalah kesehatan utama dengan jumlah penderita kurang lebih 5
juta orang. Setidaknya terdapat 2,3% dari populasi dewasa umur 45 tahun yang menderita gagal
jantung dan meningkat menjadi 4% pada umur di atas 75 tahun. Lebih dari 550.000 orang di
diagnosis gagal jantung tiap tahunnya.saat ini prevalensi gagal jantung di negara berkembang
berkisar 2%.
Menurut survey kesehatan rumah tangga ( skrt) tahun 1993, terlihat kematian akibat penyakit
kardiovaskuler telah mencapai 19,2% dan meningkat menjadi 24,4% pada tahun 1998.
Diperkirakan prevalensi dan insiden gagal jantung ini akan semakin meningkat di masa datang.
Diagnosisi dan terapi awal yang lebih dini akan dapat menghindari perlunya perawatan dan
mengurangi biaya pengobatan.oleh karena itu pentanda biokomia ( bio marker) seperti nt –
probnp dan bnp dewasa ini dan di masa depan akan mempunyai peran penting dalam diagnostic
dan tatalaksana sekaligus prognostic gagal jantung.
![Page 9: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/9.jpg)
NT- probnp dan bnp adalah petanda biokimia dari keluarga peptida natriuretik yang disintesa dan
di sekresikan dari miokardium ventrikel. Stress dinding jantung berupa rengangan dinding
ventrikel dan peningkatan rengangan pengisian merupakan stimulus utama sintesis dan sekresi
petanda biokimia ini.
Dari beberapa penelitian terdahulu didapatkan bahwa konsentrasi lasma nt- probnp berkolerasi
dengan peningkatan tekanan dan diastolic yang berhubungan kuat dengan sesak nafas pada gagal
jantung dan juga berkolerasi dengan prognosis disfungsiventrikel kiri.penelitian terakhir
menunjukkan bahwa nt –probnp di gunakan sebagai alat diasnogtik dan prognostic sekaligus
untuk monitor terapi pada pasien dengan gagal jantung.
Peningkatan kadar nt-probnp juga berhubungan dengan peningkatan keparahan klinis gagal
jantung menurut klasifikasi new york heart association (nyha). Perubahan konsentrasi nt –probnp
dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan pada individu dengan disfungsi
ventrikel kiri. Hal ini jelas pentingnya suatu pentanda biokimia baru yang pontensial untuk
mengenali target populasi yang tepat.
![Page 10: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gagal jantung
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), yang ditandai
dengan adanya sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas) yang disebabkan
oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Pada gagal jantung terjadi keadaan yang mana
jantung tidak dapat menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh.
Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang di sebabkan kerusakkan
struktur atau fungsi jantung sehingga kemampuan pengisisan dan pemompaan ventrikel
menjadi terganggu.
Gagal jantung (heart failure, decompensatio cordis) : keadaan dimana jantung tidak
mampu lagi memompa darah memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan
metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian kedalam
jantung masih cukup.
Gagal jantung progresif, curah jantung (cardiac output) menurun sehingga segala
manifestasi klinis (sindroma gagal jantung)
Penurunan kemampuan pompa jantung memberikan aliran darah yg cukup pada jaringan
untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat istirahat.
![Page 11: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/11.jpg)
2.2 Klasifikasi gagal jantung
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA) adalah:
NYHA kelas I
para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik serta tidak
menunjukkan gejal-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah, sesak nafas atau
berdebar-debar, apabila melakukan kegiatan biasa.
NYHA kelas II
penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak
mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang biasa dapat
menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti kelelahan, jantung
berdebar, sesak nafas atau nyeri dada.
NYHA kelas III
penderita penyakit dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak
mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari
kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti yang
tersebut di atas.
NYHA kelas IV
penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimbulkan
keluhan, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik meskipun
sangat ringan.
![Page 12: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/12.jpg)
2.3 Etiologi
Gagal jantung
Gagal jantung dapat di sebabkan oleh benyak hal. secara epidemiologi cukup banyak penting
mengetahui penyebab dari gagal jantung, di Negara berkembang. penyakit arteri koroner dan
hipertensi merupakan penyebab terbanyak adalah penyakit jantung katup dan penyakit jantung
akibat malnutrisi. pada beberapa keadaaan sangat sulit untuk menentukan penyebab dari gagal
jantung ( firmansyah, 2009)
Penyebab gagal jantung
Kelompok :
1. Disfungsi miokard
2. Beban tekanan (systolic overload)
3. Beban volume (diastolic overload)
4. Kebutuhan metabolik (demand overload)
5. Gangguan pengisian/hambatan input
Disfungsi miokard :
Miokard x à kontraktilitas x à isi sekuncup (stroke volume) menurun à curah jantung
menurun.
A. Primer : iskemia/infark miokard, miokarditis,kardiomiopatia, presbikardia (senile
degeneration)
B. Sekunder : akibat kenaikan beban tekanan/volume/metabolik, pengisian jantung terganggu.
![Page 13: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/13.jpg)
Beban tekanan (abnormal press overload) :
Systolic overload à hambatan pengosongan ventrikel à curah ventrikel/ isi sekuncup menurun.
misalnya : stenosis aorta, hipertensi, koartasio aorta.
Beban volume (abnormal Volume overload) :
Diastolic overload à preload menurun à volume & tekanan akhir diastolik dari ventrikel
menurun à curah jantung naik (mula-mula: frank starling’s law) àlama-lama: miokard payah
àcurah jantung menurun. Misalnya : - insufisiensi (regurgitasi) aorta/ mitral/trikuspidal
- transfusi, shunt.
Kebutuhan metabolik (demand) naik :
Kompensasi jantung naik à high output state à kemampuan kerja jantung dilampaui à
lemah/gagal jantung (high output failure). Misalnya : anemia, tirotoksikosis, beri-beri.
Hambatan pengisian ventrikel
Aliran balik (venous return) menurun à output menurun.
Primer : gangguan distensi diastolik à perikarditis, restriktif, tamponade jantung.
Sekunder : tekanan fase akhir diastolik naik à daya tamping menurun. Misalnya: stenosis
mitral/ trikuspidal.
![Page 14: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/14.jpg)
Penyebab gagal jantung kiri :
Iskemia/infark miokard, hipertensi, miokarditis, kardiomiopati, stenosis/regurgitasi aorta,
regurgitasi mitral, kebutuhan curah jantung meningkat (high output state : anemia,
tirotoksikosis).
Penyebab gagal jantung kanan :
Penyakit paru obstruktif menahun (cor pulmonale), trombosis/emboli paru, perikarditis
konstriktif, stenosis mitral + tekanan pulmonal naik, stenosis pulmoner, regurgitasi trikuspid.
Sindroma gagal jantung
Hambatan pada arah aliran (forward failure) dalam sirkilasi akan menimbulkan bendungan pada
arah berlawanan dengan aliran (backward congestion).
Sindroma gagal jantung : kumpulan tanda-tanda dan gejala-gejala mekanisme kompensasi
jantung dengan disertai akibat-akibat sampingannya (forward failure dan backward failure).
Mekanisme kompensasi jantung
Bila beban tubuh berlebihan maka mekanisme kompensasi jantung (menggunakan daya kerja
cadangan jantung) sehingga curah jantung memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.
![Page 15: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/15.jpg)
Kompensasi: prinsip frank starling:
Pengisian ventrikel akhir diastolik (end diastolik volume) à regangan otot jantung à isi
sekuncup, sampai batas tertentu à isi sekuncup menurun pembebanan ventrikel (ventricular
overloading) beban pengisian (preload) dan beban tahanan (afterload) pada ventrikel yang
hipertrofi dan dilatasi, daya kontraksi jantung à curah jantung.
Bila daya kerja cadangan jantung habis dipergunakan maka otot jantung fatique/capek sehingga
lemah, curah jantung dan organ-organ kekurangan perfusi:
- Simpatis naik à takhikardia, vaskonstriksi perifer
- Ginjal menurun à antiotensin naik : vasokonstriksi perifer, aldosterone naik : retensi
na/air à kompensasi agar venous return naik, tetapi beban jantung (beban tahanan/ afterload)
naik, jantung makin lemah (lingkaran setan / sirkulasi vitiosus) à gagal jantung. Jantung gagal
untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi darah badan.
Beberapa mekanisme kompensasi pada gagal jantung :
Hipertrofi/dilatasi ventrikel, ransangan simpatis à (takhikardia, vasokonstriksi perifer),
katekolamin, retensi garam & cairan badan, ekstraksi oksigen jaringan. Jantung bagian kiri dan
bagian kanan merupakan pompa dan dapat gagal masing-masingnya. Kegagalan satu bagian akan
menyebabkan gangguan fisiologis bagian lainnya dan cepat atau lambat akan menyebabkan
kegagalan kedua bagian ini dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala gangguan aliran darah
sistemik dan sirkulasi paru.
Keadaan ini yang disebut kegagalan jantung kongestif (congestive heart failure) walaupun secara
gambaran klinis dikenal gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan, tetapi kadang-kadang sukar
dibedakan.
![Page 16: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/16.jpg)
Gagal jantung kiri :
Gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri à curah jantung menurun à tekanan & volume
akhir diastolik dalam ventrikel kiri naik à beban & tekanan atrium kiri naik à hambatan
masuk dari vena pulmonalis à bendungan paru à edema paru : klinis à hambatan bagi
ventrikel kanan à beban ventrikel kanan naik : kompensasi hipertrofi & dilatasi : sampai batas
tertentu à gagal jantung kanan.
Gagal jantung kanan :
Gangguan pemompaan darah oleh ventrikel àisi sekuncup manurunà tekanan dan volume
akhir diastolik dalam ventrikel kanan naik à beban tekanan atrium kanan naik à beban tekanan
atrium kanan naik à hambatan masuk dari vena kava superior & inferior à bendungan vena-
vena sistemik tersebut (bendungan vena jugularis dan dalam hepar) : tekanan vena jugularis naik,
hepatomegali à bila berlanjut à bendungan lebih berat : asites dan edema tungkai.
Gagal jantung kongestif
Gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan (bersamaan).
Syok kardiogenik
- Infark miokard akut (IMA) Þ Paling sering
- Penyebab lain gagal pompa jantung kanan, ruptur dinding ventrikel
- Mechanical complications
- Acute mitral regurgitation due to papillary-muscule dysfunction of rupture
![Page 17: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/17.jpg)
- Venticular septal rupture
- Free-wall rupture
- Left vebtricular aneurysm
- Myocarditis
- Mitral stenosis
- Myocardial contusion
- End aortic stenosis
2.4 Patofisiologi
Gagal jantung
Terdapat 3 kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu:
1. Gangguan mekanik : beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal / bersamaaan,
yaitu :
a) Beban tekanan
b) Beban volume
c) Tamponade jantung / kontriksi perikard, jantung tidak diastole
d) Obstruksi pengisian ventrikel
e) Aneurisma ventrikel
f) Restriksi endokardial atau miokardial
![Page 18: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/18.jpg)
2. Abnormalitas otot jantung
a) Primer : kardiomiopatik, miokarditis metabolic ( dm,gagal ginjal kronik, anemia) toksin
atau sitostatika
b) Sekunder : iskemia, penyakit sitemik, penyakit infiltraktif, korpulmonal.
3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi
Syok kardiogenik
IMA : kematian jaringan otot miokardium sehingga menurun kontraktilitas jantung, menurun
fraksi ejeksi/curah jantung :
- menurun tekanan pengisian ventrikel, hipotensi sistemik maka IMA.
- dilatasi ruang jantung
- kegagalan fungsi ventrikel jantung
IMA : menurun fungsi miokard jantung , stimulasi saraf simpatik, denyut/kontraktilitas
Jantung : kebutuhan o2 jantung naik maka IMA naik.
2.5 Pemeriksaan
Gagal jantung
- Radiografi thorax
- Elektrokardiografi
- Ekokardiografi
- EKG ambulatory
![Page 19: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/19.jpg)
Syok kardiogenik
- Pemeriksaan laboratorium :
1. Elektrolit
2. Enzim jantung
3. AGD
- Radiologi
- EKG
- ECG
Pemeriksaan fisik
Þ sianosis, ekstrimitas dingin, nadi cepat/halus, nadi irreguler, naik TVJ, Kardiomegali,ronki
basah basal,edema perifer,, takikardi dan oliguria.
Pemeriksaan laboratorium
Þ sensitif dan sfesifik (-) penegakan diagnosa IMA Þ mendasari terjadinya syok
- urine dan darah rutine Þ normal
- enzim jantungÞ naik enzim kreatinin kinase, troponinT/I,mioglobin, LDH
- AGDA Þ hipoksemia, CO2 normal , asidosis
- Biokmia rutin: Elektrolit, fungsi ginjal & hati Þ menilai fungsi ogan vital
![Page 20: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/20.jpg)
2.6 Penatalaksanaan
Gagal jantung
1. pastikan penderita memang gagal jantung.
2. tentukan kelainan yang didapat : edema paru/perifer, sesak nafas.
3. tegakan etiologi gagal jantung.
4. teliti penyakit penyerta yang berhubungan dengan gagal jantung.
5. nilai beratnya gejala.
6. taksir prognosa.
7. antisipasi komplikasi.
8. nasehati penderita dan keluarga.
9. pilih pengobatan yang tepat.
10. monitor perkembangannya dan ditanggulangi secukupnya.
Diuretics :
Simptomatik dan retensi cairan (edema paru/ perifer)
Initial diuretic tx :
- loop diuretic atau thiazide, selalu dikombinasi dengan ace inhibitor
- gfr < 30 ml/min à jangan thiazide
Respons tidak cukup :
![Page 21: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/21.jpg)
- kombinasi loop + thiazide
- naikkan dosis diuretika
- gagal jantung berat tambahkan spironolactone
Potassium-sparing diuratika (psd) :
Pironolactone, amiloride, triamterene hanya aman pada dosis rendah. Tanpa ace inhibitor, loop
diuretic/thiazide harus dikombinasi dengan psd.
Psd : awal pemberian periksa kreatinin & k+ sesudah 5-7 hari, bila stabil tiap 3-6 bulan
Angotensin-converting enzim (ace) inhibitors:
Pada semua tingkat gagal jantung, terutama disfungsi sitolik, +/- volume overload à first-line
therapy. Pada gagal jantung asimtomatik + ace inhibitor à simptomatik/hospi talisasi
àmenurun
Gagal jantung simptomatik à ace inhibitor :
Memperbaiki keluhan/gejala, kapasitas latihan naik, reinfarction & unstable angina menurun,
hospitalisasi menurun, mortalitas menurun.
Efek samping :
Hipotensi, renal insufficiency (tertutama Gagal jantung berat, ortu, renal dysfunction,
hiponatremia), sinkope, hiperkalemia dan batuk kering (15 – 20 %).
Pemberian : “start low and go slow” à max. Target dose.
![Page 22: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/22.jpg)
Vasodilator agents :
Kombinasi hydralazine-isosorbide dinitrate àsebagai alternatif bila ace inhibitor kontraindikasi
atau tidak dapat ditoleransi dosis harian hydralazine ditingkatkan sampai 300 mg, nitrate 160 mg.
Kombinasi dengan cardiac glycoside dan diuretic à dapat mengurangi mortalitas dan
meningkatkan exercise performance.
Nitrate à tolerance, terutama dosis frekuen (4 – 6 jam), dapat dikurangi dengan interval 8 – 12
jam atau kombinasi dengan ace inhibitor, +/- hydralazine.
Cardiac glycosides (digoxin, digitoxin)
Terutama : atrial fibrillation with a fast ventricular rate pada gagal jantung sistolik.
Cardiac glycoside + diuretic + ace inhibitor à nyha iii – iv & sinus rhytme à symptomatic
benefit, mortality : no effect, arrhytmia à naik.
Contraindication : bradycardia, 2nd – 3rd degree av block, sick sinus syndrome, wolf-prkinson
white (wpw) syndrome, hcom, hypokalemia and hypercalcemia.
Digoxin :
- oral daily dose 0,25 – 0,375 mg (elderly 0,0625 – 0,125).
- begin tx with 0,25 mg bid for 2 days.
- no loading dose in chronic condition.
Beta-adrenoceptor antagonist:
![Page 23: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/23.jpg)
Favourable effect :
- reduction cardiac sympathetic tone
- reduction in heart rate
- longer diastolic period
- possibly the upregulation of the beta-adrenergic receptor system
Syok kardiogenik
Perawatan medis
Posisi rata diatas tempat tidur Þ Sesak nafas posisi ½ duduk
Jalan nafas tetap baik Þtidak sadar Þ intubasi/ventilator
Oksigenasi ÞO2 8-15 L/mnt.
IVFD Þ saline/dekstrose 5% lambatÞ zat vasopresor
Pemantauan hemodinamik
Pantau volume urine
Nyeri Þ morfin 4-8 mg intravena.
Koreksi asam basa/elektrolit Þ jika dijumpai hipokalemia/asidosis metabolik
TD sistolik Þ Pertahankan > 90 mmHg Þ obat inotropik/ vasopresor seperti :
a. Dopamin
![Page 24: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/24.jpg)
Dosis : 2-15 ug/kgbb/menit per infus dapat di 1-4 ug/kgbb/menit dalam 10-30 menit Þ
respon maksimal (+)
kerja: merangsang reseptor dopaminergik dan adrenargik
Efek hemodinamik Þ Dosis rendah Þrangsangan reseptor dopaminergik. Dosis tinggi Þ
stimulus jantung/ vasokonstriktor.
b. Dobutamin
Dosis: 2,5-20 ug/kgbb/menit per infus, titrasi, maks 40 ug/kgbb/menit
Dosis lebih tingg iÞ denyut jantung/perberat miokard iskemik
Kombinasi dopamin dan dobutamin Þ Lebih efektif
c. norepinefrin
efek stimulasi Þ reseptor alfa : P darah
reseptor beta : Jantung.
vasokonstriksi umum Þkecuali otak dan koroner
mempertahankan perfusi koroner/ curah jantung.
Dosis 8-12 ug/menit Þ terutama jika TD rendah
- Jika TD sistolik >80 mmHg Þ Ganti dopamin
- Joseph: respon dopamin/dobutamin (-) Þ norepinefrin dosis 2-8 ug/mnt
- Diuretika Þ jika pembendungan paru (+) Þ - furosemide 40-80 mg
Terapi trombolitik
![Page 25: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/25.jpg)
- Prinsip : - Perbaiki aliran darah yg tersumbatÞ larutkan bekuan darah
- Pengaruh terhadap angka kematian SK (-)
Kombinasi angiografi dini/revaskularisasi Þ menurun angka kematian
Dosis : - Streptokinase adalah 1,5 juta intra vena diberikan dlm 1 jam
Intra Aortic Balloon Pump (IABP )
- Prinsip : Þ - naik perfusi diastolik arteri koronaria
- naik curah jantung tanpa naik komsumsi oksigen miokard Þ efektif
menstabilkan SK Tidak terapi defenitif memperbaiki klinis/hemodinamik (sementara)
- Kombinasi Revaskularisasi/trombolitik Þ ¯ Angka kematian
- Christenson : menurun angka kematian Þ IABP diikuti CABG
- Komplikasi : emboli, infeksi.
BAB III
![Page 26: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/26.jpg)
PENUTUPAN
Kesimpulan :
Gagal jantung
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), yang ditandai
dengan adanya sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas) yang disebabkan
oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Pada gagal jantung terjadi keadaan yang mana
jantung tidak dapat menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh.
Klasifikasi : NYHA KELAS I,NYHA KELAS II, NYHA KELAS III, dan NHYA
KELAS IV.
Syok kardiogenik
Adanya tanda tanda hiperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah
preload. Ditandai dengan penurunan tekanan darah sistol dan diastol kurang dari 90
mmHg dengan laju nadi dan respirasi diatas normal yaitu laju nadi diatas 60 dan respirasi
diatas 100 dg atau tanpa adanya kongesti organ.
DAFTAR PUSTAKA
![Page 27: Kata Pengantar](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020715/55cf9a3a550346d033a0eca8/html5/thumbnails/27.jpg)
1. Oesman I.N, 1994. Gagal Jantung. Dalam buku ajar kardiologi anak. Binarupa
Aksara. Jakarta.
2. Abudrrachman N. 1987. Gagal Jantung. Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Balai
penerbit FKUI. Jakarta.
3. Ontoseno T. 2005. Gagal Jantung Kongestif dan Penatalaksanaannya pada Anak.
Simposium nasional perinatologi dan pediatric gawat darurat. IDAI Kal-Sel.
Banjarmasin.
4. Kabo P, Karim S. 1996. Gagal Jantung Kongestif. Dalam : EKG dan
penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter dokter umum. Balai
Penerbiy FKUI. Jakarta.
5. Price, Sylvia A. 1994. Gangguan Fungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi.
Dalam : Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC. Jakarta.