Kata Pengantar

32
KATA PENGANTAR Puji syukur allhamdulilah kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya untuk kami semua. Karena berkat limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Ilmu Teknologi dan Produksi Satwa Harapan “TERNAK PUYUH”. Kami menyadari bahwa tugas kami ini masih ada kekurangan oleh sebab itu kritik dan saran selalu kami harapkan demi perbaikan dalam pembuatan tugas karya tulis sosiologi ini. Demikian hal yang perlu kami sampaikan mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Padang, Januari 2012 Penyusun

Transcript of Kata Pengantar

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur allhamdulilah kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya untuk kami semua. Karena berkat limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Ilmu Teknologi dan Produksi Satwa Harapan “TERNAK PUYUH”.

Kami menyadari bahwa tugas kami ini masih ada kekurangan oleh sebab itu kritik dan saran selalu kami harapkan demi perbaikan dalam pembuatan tugas karya tulis sosiologi ini.

Demikian hal yang perlu kami sampaikan mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

                                                                   Padang, Januari 2012

                                                                               Penyusun

Page 2: Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ternak puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan walaupun dalam pengembangannya masih ditemui hambatan diantaranya, tingginya angka kematian karena serangan penyakit Avian Influenza (AI). Pada tahun 2003, wabah AI muncul dan menyerang peternakan unggas skala besar (sektor 1 dan 2) yang pada akhirnya dapat dikendalikan dengan menerapkan Good Breeding Practice (GBP), Good Hatching Practice (GHP) dan biosekuriti. Untuk skala menengah (sektor 3) dan skala kecil (sektor 4) yang berada di pedesaan dan pemukiman perlu dilakukan upaya pengendalian yang optimal melalui kegiatan penataan usaha budidaya.

Penataan budidaya ternak puyuh dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas ternak puyuh, disamping sebagai pengendalian dan pencegahan penyakit Avian Influenza (AI). Hal tersebut sudah sesuai dengan rekomendasi Office International Epizooticae (OIE), sehingga sekaligus mendukung terpenuhinya persyaratan keswan dan perdagangan puyuh, Day Old Quail (DOQ) dan telur antar daerah.

Penataan diarahkan pada terselenggaranya usaha budidaya puyuh yang bebas dari penyakit, terutama penyakit AI. Budidaya puyuh lebih diarahkan pada pengembangan yang berbasis wilayah/kawasan dengan komoditas tunggal. Diharapkan usaha budiday puyuh dapat terselenggara secara efektif dan efisien disamping memberikan kemudahan dalam pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah.

Penataan budidaya puyuh didasarkan pada pengoptimalan penerapan prinsip Good Farming Practice (GFP) dalam suatu kawasan tertentu, disamping terkendalinya aktivitas pendukung lainnya baik pada aspek hulu, on farm, maupun hilir. Upaya penataan budidaya puyuh ke depan harus diikuti dengan upaya pelaksanaan cara memperoleh bahan dan memproduksi pakan yang baik yaitu Good Manufacturing Practice (GMP), dan juga cara penetasan yang baik yaitu Good Hatching Practice (GHP) untuk menghasilkan produk puyuh yang bermutu.

2. Tujuan

Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara membudidayakan ternak puyuh dengan baik serta mengetahui apa-apa saja yang harus diperhatikan dalam beternak puyuh.

Page 3: Kata Pengantar

BAB II

BUDI DAYA PUYUH

1. Sejarah Burung Puyuh

Asal usul Burung Puyuh (Coturnix coturnix) ini belum jelas benar dan diperkirakan dari coturnix liar yang dijinakkan. Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Di Indonesia Burung Puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979.

1.1 Berbagai macam Genus Burung Puyuh yang kita kenal adalah :

1. Genus Coturnix 

Puyuh Biasa  , Coturnix coturnix Puyuh Jepang  , Coturnix japonica

Puyuh Stubble  , Coturnix pectoralis

Puyuh Selandia Baru  , Coturnix novaezelandiae – (punah )

Puyuh Hujan  , Coturnix coromandelica

Puyuh Harlequin  , Coturnix delegorguei

Puyuh Coklat  , Coturnix ypsilophora

Puyuh Biru  , Coturnix adansonii dan Puyuh Biru Asia , Coturnix chinensis

2.Genus Anurophasis 

Puyuh Pegunungan Salju  , Anurophasis monorthonyx

3. Genus Perdicula 

Puyuh Semak Hutan  , Perdicula asiatica Puyuh Semak Bebatuan  , Perdicula argoondah

Puyuh Semak Bermotif  , Perdicula erythrorhyncha

Puyuh Semak Manipur  , Perdicula manipurensis

4.Genus Ophrysia 

Page 4: Kata Pengantar

Puyuh Himalaya  , Ophrysia superciliosa — kritis /punah 

Pada umumnya Burung Puyuh yang banyak dikembangkan adalah dari Marga Turnix, Coturnix  dan Arborophilla. Arborophilla dan coturnix seperti ayam (gallus) termasuk family Phasianidae, sedang genus turnix termasuk family Turnicidae Puyuh yang termasuk Genus Turnix memiliki ciri jari kaki ketiganya menghadap ke depan sedang yang ke belakang tidak ada.  Contohnya :   

a. Puyuh tegalan (Turnix succicator), yang sering ditemui ditegalan-tegalan,b. Puyuh kuning (Turnix sylvatica) c. Puyuh hitam (Turnix maculosa).

Dari Genus Coturnix yang ada dalam kehidupan liar di Indonesia adalah Puyuh Batu (Coturnix chinensis) dimana dengan ciri-ciri : badan kecil sekitar 15 cm dan masih dapat ditemui di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sedangkan Genus Arborophilla di Indonesia dikenal dengan Puyuh genggong (Arborophilla javanica), puyuh pohon (Arborophilla hyperythra).

a. Puyuh tegalanPuyuh tegalan atau Turnix susciator banyak dijumpai di dataran tinggi di Indonesia,

tersebar di Jawa, Bali, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.Puyuh ini mempunyai ciri-ciri paruh dan kaki berwarna abu-abu, punggung berwarna cokelat keabuan berbintik dan bergaris putih, serta dagu, leher, dan dada berwarna hitam.Ukuran puyuh jantan lebih kecil daripada betina dan warna bulunya lebih suram.Musim kawin terjadi pada bulan April-Juli.Sekali bertelur berjumlah 3-4 butir. Telur dierami puyuh jantan, sedangkan betina akan mencari pasangan lagi. Puyuh ini jarang diternakan karena mempunyai sifat kanibal yang tergolong sulit dikendalikan.

b. Puyuh kuningPuyuh kuning atau Turnix silvatica mempunyai ciri-ciri bagian dada berwarna kuning

emas kemerahan dan kaki berwarna merah keabuan.Sayap dan punggung puyuh jantan berwarna cokelat dengan bintik hitam dan abu-abu.Puyuh betina mempunyai warna bulu sayap dan punggung lebih kemerahan serta ukuran tubuh lebih besar dari puyuh jantan.

c. Puyuh punggung hitamHabitat puyuh punggung hitam atau Turnix maculosa tersebar di Irian Jaya dan Nusa

Tenggara.Puyuh ini hidup ditempat terbuka dan semak yang tidak terlalu tinggi.Puyuh betina mempunyai bulu kepala, pundak, dan punggung berwarna hitam dengan variasi cokelat tua dan abu-abu.Bagian perut berwarna kuning pucat, kaki kuning kehijauan, dan paruh berwarna kehijauan. Puyuh jantan mempunyai warna yang sama dengan betina, tetapi lebih kusam.

d. Genggong Jawa      Genggong Jawa atau Arborophila javanica mempunyai ciri-ciri warna bulu kemerahan, perut bagian bawah cokelat kemerahan, punggung dan sayap cokelat bergaris

Page 5: Kata Pengantar

hijau terang, dan sekitar mata terdapat tanda hitam melingkar. Ukuran tubuh genggong jawa cukup besar, yaitu sekitar 25 cm. puyuh jenis ini mempunyai habitat di hutan atau padang rumput yang terbuka, biasanya membangun kandang diatas tanah, musim kawin terjadi pada bulan Januari-September, dan sesekali bertelur berjumlah 2-4 butir. Puyuh ini memakan buah-buahan, jagung, serangga, dan biji kacang-kacangan.

e. Genggong biasa      Genggong biasa atau arbolophila orientalis mempunyai tubuh yang besar dengan panjang sekitar 25 cm. Ciri-ciri puyuh ini adalah punggung berwarna cokelat bergaris hitam, sayap cokelat dengan totol hitam, dada cokelat keabuan, perut putih, kaki kuning dan paruh cokelat kemerahan. Puyuh ini banyak dijumpai di Kalimantan.

f. Puyuh mahkota      Puyuh mahkota atau Rollulus roulroul banyak dipelihara sebagai burung hias karena mempunyai warna bulu yang indah.Puyuh jantan mempunyai mahkota merah terang di kepala.Perut, dada, punggung, dan ekor berwarna hijau kebiruan mengilap.Leher berwarna kehitaman dan sayap cokelat kehitaman.Paruh berwarna merah dengan sedikit hitam di ujungnya.Telur berwarna putih kekuningan, puyuh betina mempunyai bulu sayap berwarna merah kecokelatan.Puyuh jenis ini hanya ditemukan di Sumatera dan Kelimantan.

g. Coturnix coturnix japonicaCoturnix coturnix japonica merupakan jenis puyuh yang lazim diternakan di

Indonesia.Awalnya, puyuh ini hanya dipelihara untuk dinikmati suaranya.Puyuh asli jepang ini kemudian diternakan untuk diambil telurnya karena produktivitasnya sangat tinggi, yaitu mencapai 250-300 butir per ekor per tahun.Bobot rata-rata puyuh ini adalah 150 gram per ekor.Puyuh betina berukuran lebih besar dari puyuh jantan.Puyuh ini berwarna cokelat, tetapi warna cokelat pada puyuh betina lebih terang terutama dibagian dada atas. Betina mulai bertelur pada umur 41 hari, puyuh jantan akan bersuara terus-menerus setiap malam saat musim kawin. Puncak produktivitas terjadi pada umur 5 bulan, menurun pada umur 14 bulan, dan berhenti bertelur pada umur 30 bulan.

h. Coturnix chinensis atau blue breasted quailCortunix chinensis atau blue breasted quail tersebar di Cina, India, Asia Tenggara,

hingga Papua Nugini.Di Indonesia, tersebar di Jawa, Bali, dan Sulawesi. Puyuh ini hidup berkelompok kecil di padang rumput, sawah setelah panen, dan sawah yang belum ditanami. Puncak musim kawin terjadi pada bulan April-Juni.Puyuh ini berukuran kecil dengan panjang sekitar 15 cm. kaki berwarna kuning, paruh hitam, dan bulu dominan cokelat.Bulu bagian tenggorokan pada puyuh jantan berwarna hitam bergaris putih dan dada bagian kiri dan kanan berwarna cokelat keabuan bergaris putih.Puyuh betina berwarna lebih terang terutama di bagian muka, dada, dan perut.

1.2 Ciri-ciri Burung Puyuh

Burung puyuh adalah unggas daratan yang kecil namun gemuk dan merupakan salah satu burung kecil dari famili phasianidae dengan panjang rata-rata mencapai 7 inci. Mereka

Page 6: Kata Pengantar

pemakan biji-bijian  namun juga pemakan serangga  dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang rendah (tidak bisa terbang tinggi) kecuali jika terganggu namun dengan jarak tempuh yang pendek. Burung Puyuh mempunyai kemampuan hidup bersosial dengan baik. Pada umumnya Burung Puyuh betina mulai bertelur pada umur 50 hari walau dewasa tubuh baru umur 70 hari.Beberapa spesies seperti puyuh jepang  adalah migratori  dan mampu terbang untuk jarak yang jauh. Puyuh jepang diternakkan terutama karena telurnya .

Bangsa puyuh bobwhite (colinus virginianus) di Amerika Utara sering disebut sebagai quail, tetapi di amerika selatan disebut dengan nama partridge. Semua puyuh berukuran pendek, gemuk, bulat dengan kaki-kaki yang kuat, dan bulunya tertutup oleh warna cokelat bercak-bercak putih hitam.

Ciri-ciri umum Burung Puyuh adalah sebagai berikut:

1. Jenis burung yang tidak bisa terbang, kecuali akan terbang rendah jika dalam keadaan terancam.

2. Ukuran tubuh relatif kecil.

3. Berkaki pendek dan dapat diadu.

4. Produksi telurnya 200-300 butir/ tahun

5. Berat telurnya sekitar 10 gram

6. Berat puyuh dewasa sekitar 140 gram

2. Pemeliharaan Burung Puyuh

Pemeliharaan merupakan factor penentu keberhasilan dalam beternak puyuh. Bibit sebaik apa pun akan tetep rendah produktivitasnya jika terjadi kesalahan dalam pemeliharaan. Setiap fase hidup puyuh, yaitu starter, pertumbuhan, dan produksi, membutuhkan cara pemeliharaan yang berbeda. Oleh karena itu, peternak perlu mengetahui cara pemeliharaan setiap fase hidup puyuh.

a. Fase Starter dan Pertumbuhan

Bibit harus ditempatkan di dalam kandang khusus yang biasa disebut brooder untuk mengantikan fungsi induk.Perlakuan dalam kandang ini bertujuan agar kondisi tubuh bibit kuat dan tumbuh normal selayaknya didampingi induk. Keberhasilan pemeliharaan puyuh diawali dari proses ini. Jika perlakuan terhadap bibit di dalam brooder dilakukan dengan benar. Pertumbuhan puyuh akan maksimal sehingga nantinya produktivitas telur juga akan tinggi. Perlakuan dalam pemeliharaan puyuh fase stater dan pertumbuhan adalah sebagai berikut :

1. Kepadatan populasi dalam brooder

Page 7: Kata Pengantar

      Kandang brooder dapat di isi bibit dengan kepadatan populasi 100 ekor/m2.Setelah puyuh berumur 15 hari, kepadatan populasi dikurangi menjadi 50 ekor/m2. Pengurangan kepadatan populasi dilakukan sambil memisahkan puyuh yang badannya lebih kecil dan lebih lemah dari yang lain serta puyuh yang sakit agar tidak menulari yang lain. Puyuh dipelihara dalam kandang brooder hingga umur 28 hari.Setelah itu, dipindahkan ke kandang petelur.

2. Penghangat kandang      Penghangat kandang brooder bisa mengunakan 1-2 lampu bohlam dengan daya 40-60 watt.Penghangat dinyalakan sepanjang hari agar suhu di dalam kandang tetap stabil.Penghangat ini juga berfungsi sebagai pencahayaan.Penghangat tersebut berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan puyuh.Jika suhu terlalu dingi, ddapat digunakan lampu dengan daya yang lebih besar.Jika cuaca cerah, pada siang hari lampu bisa dimatikan dengan diganti dengan sinar matahari yang masuk ke kandang.Untuk mengoptimalkan suhu, lampu dinyalakan dua hari sebelum bibit dimasukan ke dalam kandang.

Bibit umur 1-7 hari membutuhkan suhu 37-380C, umur 8-14 hari membutuhkan suhu 32-350C, umur 15-21 hari membutuhkan suhu 28-300C, dan umur 22 hari ke atas membutuhkan suhu 22-240C. kelembapan yang dibutuhkan adalah 70%. Cukup tidaknya lampu pemanas dapat dilihat dari perilaku bibit.Jika bibit bergerombol mendekati lampu, berarti pemanas masih kurang.Peternak harus jeli melihat reaksi perilaku bibit terhadap panas yang diberikan.Jangan sampai bibit kedinginan atau kepanasan terutama pada umur kritis, yaitu 1-4 hari.

3. Pakan dan air      Wadah pakan pada brooder bisa menggunkan nampan kecil atau dibuat sendiri dari papan tripleks berukuran 10x30x2 cm. tempat air dapat dibeli di toko perlengkapan ternak.Wadah pakan dan air pada kandang brooder diletakkan di dalam kandang.     

Pakan untuk bibit harus mengandung protein hingga 24-28% dan diberikan dalam bentuk gilingan halus.Pakan tersebut dapat menggunakan campuran antara pakan ayam starter atau BR1 dengan bungkil kedelai atau jagung yang digiling dangan perbandingan 3:1.Hingga umur dua hari, pakan diberikan secukupnya saja sesuai kebutuhan puyuh berdasarkan umurnya agar tidak banyak terbuang. Pemberian pakan dengan cara ditabur di kertas Koran untuk melatih puyuh mencari makan. Pakan dapat diberikan penuh di tempat pakan setelah umur tiga hari. Agar pakan tidak tercecer karena dikais-kais, di atas pakan diberi kawat ram.     

Air minum harus tersedia setiap saat.Hinggan umur dua minggu, terkadang banyak bibit yang amti kedinginan karena terlalu banyak terkena percikan air minum.Akan tetapi, hal itu dapat diantisipasi dengan memberikan kerikil di tempat air sehingga puyuh tidk memercikan air saat minum.Air minum yang dipakai adalah air yang masih bersih dan tidak tercemar.Jika dalam dua hari air minum tidak habis maka harus diganti.Bila perlu, air minum dapat diberi vitamin dan antibiotic untuk menjaga kesehatan bibit.

Page 8: Kata Pengantar

4. Vitamin      Pemberian vitamin dilakukan untuk menunjang pertumbuhan puyuh.Vitamin diberikan berdasarkan umur puyuh dengan jadwal sebagai berikut.

Umur puyuh( hari )

Jadwal Pemberian Jenis Vitamin

1-7 Dua kali sehari

Vitamin mix khusus DOQ, yaitu vitamin dengan merek berakhiran chick

8-19 Satu kali sehari

Vitamin mix khusus DOQ, yaitu vitamin dengan merek berakhiran chick

20 ( sehari sebelum vaksinasi ND ke-2 ) dan 22 ( sehari setelah vaksinasi ND ke-2 )

Satu kali sehari

Vitamin mix khusus DOQ, yaitu vitamin dengan merek berakhiran chick

25-26 Satu kali sehari

Vitamin mix khusus DOQ, yaitu vitamin dengan merek berakhiran chick

28 ( sehari sebelum vaksinasi Al ke-1 )

Satu kali sehariVitamin mix anti strees, yaitu vitamin dengan merek berakhiran chick

31 ( mulai pergantian pakan starter ) hingga 42 ( awal bertelur )

Satu kali sehariVitamin mix anti strees, yaitu vitamin dengan merek berakhiran chick

5. Pemotongan paruh      Puyuh meruipakan jenis burung yang sering berkelahi dengan sesamanya dan mematuk telur yang dihasilkannya.Oleh karena itu, debeaking atau pemotongan paruh perlu dilakukan untuk mengurangi sifat tersebut. Kalaupun puyuh masih saling berkelahi, tidak akan melukai sesamanya. Pemotongan paruh dilakukan pada umur 1-7 hari dan saat memasuki tahap layer, yaitu umur 28-35 hari.Pemotongan bisa dilakukan menggunakan gunting, solder, atau setrika.Bagian yang dipotong adalah ujung paruh yang lunak dan berwarna putih.Sebelum dan sesudah pemotongan, paruh dioles dengan alcohol atau spiritus agar tidak terjadi infeksi.

6. Angka kematian

Page 9: Kata Pengantar

      Angka kematian puyuh tergolong tinggi daripada ternak unggas lain. Namun, selama angka kematian tidak melebihi standar, kematian tersebut merupakan hal yang wajar. Standar angka kematian puyuh umur 1-15 hari sebesar 5-8%, umur 16-35 hari sebesar 1-4%, dan umur 36-apkir sebesar 8-12%, sehingga total angka kematian puyuh hingga apkir adalah 24%.

b. Fase Produksi     

Puyuh dipelihara di dalam kandang petelur mulai akhir minggu keempat.Puyuh yang sakit harus dipisah agar tidak menularkan penyakit.Puyuh yang sakit ditandai dengan bobot kurang dari rata-rat, cacat, tidak nafsu makan, tidak bergairah, mata keruh, kanibal, badan bungkuk, gerakan tidak lincah, serta bulu kotor dan rontok.Pemeliharaan puyuh fase produksi harus memperhatikan hal-hal berikut.

1. Pakan dan air      Pakan puyuh umur 31 hari mulai diganti dengan pakan layer secara bertahap.Penggantian pakan dilakukan dengan mencampur pakan starter dan pakan layer.Dari hari ke hari, proposi atau jumlah pakan starter makin dikurangi, sedangkan jumlah pakan layer makin ditambah.Puyuh sudah memakan 100% pakan layer pada umur 35 hari.     

Sebelum puyuh menghasilkan telur, pakan diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari.Setelah puyuh menghasilkan telur, pakan diberikan sekali sehari antara pukul 14.00-22.00.Menurut penelitian, pemberian pakan pada jam tersebut lebih baik daripada pagi hari karena puyuh bertelur pada sore hari sehingga nafsu makan puyuh baik.

      Pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan puyuh, jangan sampai kekurangan atau terlalu kelebihan. Kekurangan pakan akan membuat produktivitas puyuh menurun, sedangkan kelebihan pakan akan membuat biaya pakan meningkat. Pakan yang belebih satu gram setiap ekor puyuh dapat menyebabkan pembengkakan biaya hingga Rp. 1.500.000,00 per tahun pada populasi 2.000 ekor. Selain itu, pakan yang berlebihan akan tercecer dan menjadi media tumbuh jamur. Pengelolaan pakan yang baik dapat menghasilkan produksi telur mencapai 85% dari jumlah puyuh terutama pada puncak produksi, yaitu umur 3-4 bulan.     

Pakan dan air minum pada puyuh yang berumur kurang dari 35 hari sebaiknya masih diberikan di dalam kandang.Setelah berumur lebih dari 35 hari, pakan dan air minum diberikan diluar kandang.Air minum harus diganti setiap hari dan wadahnya dibersikan dari sisa-sisa pakan yang tercecer.Untuk memberikan vaksinasi melalui air minum, pemberian air dihentikan minimal satu jam.Hal ini bertujuan agar pada saat vaksinasi dilakukan, puyuh merasa haus sehingga langsung minum.

2. PencahayaanPencahayaan sangat penting karena memengaruhi proses telur. Pencahayaan cukup

dengan satu lampu bohlam 40-60 watt dalam kandang. Puyuh dara yang baru mulai bertelur

Page 10: Kata Pengantar

diberi pencahayaan 24 jam per hari agar dapat bertelur dangan baik. Apabila semua puyuh sudah bertelur, pencahayaan cukup diberikan 14-16 jam per hari mulai senja sampai matahari terbit.

3. Panen telur      Pemanenan telur dilakukan pada pagi dan sore hari karena puyuh bertelur pada sore atau malam hari.Telur diambil sebelum puyuh diberi minum agar tidak terkena percikan air minum.Telur yang dipanen langsung diseleksi berdasarkan kualitasnya.Telut yang jelek dipisahkan. Ciri-ciri telur yang jelek adalah warna putih polos, retak, cangkang tipis, dan berukuran lebih besar atau lebih kecil dari telur yang lain. Telur yang kotor dibersihkan dengan mengerok kotoran yang menempel.Pembersihan telur dengan air tidak dianjurkan karena air bisa membawa bakteri menembus pori-pori cangkang telur dan bisa melunturkan warna telur.Telur yang telah terkumpul dipindahkan kedalam kotak khusus telur puyuh, yaitu kotak karton bersekat, sambil diseleksi lagi kualitas telurnya.Ujung telur yang lebih tumpul berada di atas agar tidak mudah pecah.Kotak telur digunakan untuk memudahkan penghitungan dan pengangkutan. Biasanya dalam satu kotak telur terdiri dari lima lapis. Setiap lapis terdiri dari 150 butir telur sehingga satu kotak telur dapat menampung 750 butir.Antara lapisan dalam kotak telur diberi sekat kertas Koran agar telur tidak saling berbenturan.

3. Pengadaan Bibit     

Bibit bisa didapatkan dengan membeli pada produsen bibit atau menetaskan sendiri.Namun, untuk mendapatkan bibit dari produseb bbit, biasanya harus memesan terlebih dahulu jauh hari sebelumnya.Saat ini, kebutuhan bibit masih terlalu besar dibanding produksinya.

Bibit juga bisa didapatkan dengan cara menetaskan sendiri. Menetaskan telur puyuh bukanlah hal yang mudah, perlu ketelitian dan kesabaran.Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan jauh lebih kecil daripada membeli bibit dari produsen bibit. Proses penetasan  puyuh adalah sebagai berikut :

a. Memilih telurTelur yang dipilih untuk ditetaskan haruslah telur yang berkualitas sehingga

mempunyai daya tetas tinggi.Secara umum, kualitas telur puyuh dapat dilihat dari bentuk dan bobotnya.Bentuk telur dipengaruhi oleh keturunan, jumlah putih telur, dan saat keluarnya telur.Telur yang pertama kali dikeluarkan puyuh mempunyai bentuk yang lebih panjang daripada telur yang dikeluarkan berikutnya.Bentuk lonjong ini juga terjadi pada telur yang pertama kali dikeluarkan setelah fase istirahat selama tujuh hari.Bobot telur dipengaruhi oleh Janis puyuh, jumlah pakan yang diberikan, lingkungan kandang, ukuran tubuh puyuh, dan umur puyuh.Pakan yang kadungan proteinnya rendah juga mengakibatkan telur yang berbentuk berukuran kecil.Telur yang berkualitas dan mempunyai daya tetas tinggi dapat diketahui dari ciri-ciri berikut :

Bentuk telur lonjong, berukuran sedang, dan berat rata-rata 10-11 g/butir.

Page 11: Kata Pengantar

Jika telur diteropong menggunakan kertas yang digulung kemudian diarahkan ke sinar matahari atau lampu, akan terlihat terang kemerahan.

Cangkang telur tidak retak dan tidak mempunyai bercak kelabu yang merata di permukaan telur.

Permukaan telur halus, bersih, dan tidak ada kotoran yang menempel. Warna telur tidak terlalu kuning, terlalu cokelat, atau putih polos. Telur berasal dari induk betina yang berumur 4-10 bulan. Telur berasal dari kandang pemeliharaan yang mempunyai perbandingan jantan dan

betina 3:1. Penyimpanan telur maksimal lima hari. Penyimpanan lebih dari lima hari akan

menyebabkan daya tetas turun 3% per hari.

b. Menyiapkan mesin tetas      Mesin tetas dapat dibuat sendiri dari bahan kayu dan papan tripleks. Mesin tetas dengan kapasitas 1.000 butir telur puyuh membutuhkan kotak berukuran 160x80x40 cm. mesin tetas dilengkapi dengan pintu berkaca untuk melihat keadaan telur di dalam mesin. Sumber panas bisa menggunakan kumparan kawat tersebut dialiri listrik 175 watt 220 volt.Namun, sumber panas yang lazim dipakai adalah lampu bohlam.Sumber panas ini digunakan untuk menjaga suhu didalam mesin tetas agar tetap stabil.Tinggi rendahnya suhu diatur dengan thermostat atau pengatur suhu otomatis. Cara kerja alat ini adalah apabila terkena panas, kapsul akan mengembang hingga menekan microswitch yang akan memutus arus listrik menuju lampu bohlam sehingga lampu mati. Jika suhu mulai menurun, kapsul akan menyusut hingga melepaskan tekanan pada microswitch sehingga arus listrik akan mengalir kembali ke lampu bohlam. Lampu bohlam pun akan menyala kembali.     

Selain suhu, kelembapan udara dalam mesin terus juga harus diatur.Kelembapan udara dalam mesin tetas berkisar 55-65% pada minggu pertama dan 70% pada minggu selanjutnya.Kelembapan tersebut dapat diatur dengan memasukan air dalam nampan kecil kadalam mesin.Pengaturan kelembapan dilakukan sebelum telur dinasukan ke dalam mesin.     

Sebelum telur dimasukan, mesin tetas disemprot terlebih dahulu dengan antiseptic, kemudian diangin-anginkan hingga kering.Nampan berisi air dimasukan ke dalam mesin untuk menjaga kelembapan udara dalam mesin.Alat pemanas dihidupkan hingga suhu dalam mesin mencapai 39,50C.Thermometer diletakan di dalam mesin tetas untuk mengetahui suhu.Sambil menunggu suhu dalam mesin tetas stabil, telur disemprot dengan antiseptic, kemudian diangin-anginkan hingga kering telur yang sudah kering dimasukan ke dalam rak mesin penetasan setelah suhu dalam mesin tetas stabil.

c. PenetasanTelur dalam rak penetasan dapat diatur secara vertical ataupun horizontal.Bila telur

diatur vertical, posisinya dibuat miring 450.Hari ke2-16 telur dibolak-balik empat kali sehari agar panas masuk ke telur secara merata.Selain itu, rak telur diputar 1800 sekali sehari.Hal tersebut dilakukan untuk menghindari embrio atau calon anak puyuh yang berada di dalam

Page 12: Kata Pengantar

telur lengkat pada salah satu sisi kulit telur sehingga anak puyuh terhindar dari kelainan kaki bengkok.     

Telur akan menetas pada hari ke-19. Proses menetasnya telur tersebut terjadi selama 3 jam. Jika ada telur yang belum menetas selama lebih dari 3 jam. Lebih baik dibuang kerena apabila menetas akan menghasilkan bibit dengan kualitas yang jelek. Suhu dan kelembapan di mesin akan meningkat selama proses menetasnya puyuh. Oleh karena itu, ventilasi udara bagian atas mesin dibuka dan pintu sedikit dibuka untuk mencegah kematian pada anak puyuh yang baru menetas karena suhu yang terlalu panas.Anak puyuh yang sudah menetas agar dipindahkan ke kandang.

4. Bibit Bermutu     

Tidak semua peternak puyuh melakukan pembibitan atau penetasan sendiri, sebagaian besar hanya berternak untuk produksi telur saja.Hal itu menjadi salah satu kendala yang dihadapi peternak puyuh terutama peternak kecil, yaitu sulitnya mencari bibit. Sebenarnya, peternak juga bisa mendapatkan bibit dengan cara menetaskan telus tetas yang dibeli dari peternak lain atau telur tetas produksi sendiri. Akan tetapi, bagi peternak yang belum berpengalaman mungkin akanmengalami kesulitan. Sebelum membahas tentang cara mendapatkan bibit, ada baiknya jika mengetahui ciri-ciri bibit bermutu terlebih dahulu.     

Bibit akan turut menentukan keberhasilan usaha ternak karena tinggi rendahnya produktivitas puyuh dimulai dari bibit. Oleh karena itu, sebelum membeli bibit, peternak perlu mengetahui ciri-ciri bibit bermutu.Bibit yang sudah dipilih masih perlu diseleksi lagi pada umur tiga minggu sambil dilakukan vaksinasi dan pemotongan paruh.Bibit yang tidak lolos seleksi dipisahkan.Paruh perlu dipotong agar puyuh tidak saling melukai jika terjadi perkelahian antar puyuh.Adapun ciri-ciri bibit bermutu adalah sebagai berikut :

bibit tidak berasal dari satu keturunan, lebih bagus jika induk berasal dari daerah yang berbeda.

Besar bibit seragam. Gerakan lincah, sehat, tidak ada luka atau cacat, dan aktif mencari makan. Mata cerah dan bersih. Paruh melengkung. Bulu tidak rontok dan warnanya tidak kusam. Ekor mengarah kebawah.

5. Menentukan jenis kelamin     

Penentuan jenis kelamin adalah suatu hal penting yang harus diketahui oleh peternak puyuh.Peternak dapat mengoptimalkan produksi dengan mengetahui ciri-ciri jenis kelamin puyuh karena peternak dapat mengurangi jumlah puyuh jantan yang dipelihara. Peternak akan rugi jika terlalu banyak memelihara puyuh jantan karena puyuh jantan hanya perlu dipelihara untuk menghasilkan telur tetas. Selain itu, ppuyuh jantan yang terlalu banyak akan mengganggu ketenangan puyuh betina dan juga memboroskan pakan.

Page 13: Kata Pengantar

Ciri-ciri puyuh jantan dan puyuh betina adalah sebagai berikut.a) Puyuh jantan

Warna bulu di atas mata saat baru menetas gelap dan membentuk garis lengkung. Ada benjolan pada anus saat berumur dua minggu. Bulu dada cokelat kemerahan pada umur 3-6 minggu. Ada benjolan di antara anus dan ekor, berwarna merah dan mengeluarkan cairan

putih jika dipijat, pada puyuh dewasa. Ukuran tubuh lebih kecil dan bobotnya lebih ringan daripada puyuh betina. Suara lebih nyaring.

b) Puyuh betina Warna bulu di atas mata saat baru menetas terang dan tidak membentuk garis

lengkung. Tidak ada benjolan pada anus. Bulu dada cokelat dengan gradasi abu-abu kecokelatan pada umur 3-6 minggu. Tidak ada benjolan di antara anus dan ekor pada puyuh dewasa. Tubuh lebih besar dan lebih berat daripada puyuh betina. Suara tidak nyaring.

Page 14: Kata Pengantar

BAB III

PERKANDANGAN

1. Pemilihan Lokasi Kandang Untuk Burung Puyuh

Kandang merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam usaha peternakan, termasuk peternakan puyuh.Kandang merpakn tempat hidup puyuh sehingga sangat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas puyuh.Oleh karena itu, kandang harus dibuat sebaik dan senyaman mungkin untuk puyuh.

           Penentuan lokasi kandang merupakan hal yang harus juga di pikirkan sebelum memulai usaha perternakan puyuh. Lokasi kandang akan menentukan lancer tidaknya arus distribusi dari dan ke kandang, yaitu distribusi sarana produksi dan hasil produksi. Lokasi kandang harus memperhatikan aspek lingkungan, baik lingkungan alam yang cocok untuk kesehatan puyuh maupun lingkungan masyarakat di sekitar kandang.Secara tidak langsung hal itu berpegaruh pada keberhasilan peternakan puyuh. Oleh karena itu, penentuan lokasi kandang senbaiknya memperhatikan beberapa hala berikut :

a. Lokasi kandang jauh dari pemukimanPuyuh termasuk burung yang peka terhadap suara kebisingan yang terus-menerus

akan membuat puyuh stress sehingga produktivitas telur menurun. Oleh karena itu, agar burung puyuh tidak stress di dalam kandang di beri radio agar burung puyuh terbiasa dengan suara manusia.Hal ini juga meningkatakan produktivitas telur karena burung puyuh merasa nyaman dengan adanya radio.Lokasi kandang yang jauh dari pemukiman dimaksudkan agar bau kotoran tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Akan tetapi, terkadang tidak memungkikan untuk membuat kandang yang jauh dari pemukiaman karena alas an keamanan atau skala usaha yang kecil. Jika terjadi hal tersebut, kandang bisa dibuat berupa banguna sendiri yang terpisah dari rumah.Kandang juga bisa dibuat di salah satu bagian rumah yang memungkingkan untuk digunakan sebagai tempat memelihara puyuh, dan bau kotoran tetap harus di perhatikan bau kotoran dapat di netralkan dengan bubuk zedit yang ditaburkan ditempat penamungan kotoran.

b. Mudah dijangkauLokasi kandang harus mudah dijangkau alat transportasi.Hal ini bertujuan agar sarana

produksi seperti peralatan, pakan, vitamin, dan vaksin dapat dengan mudah sampai ke kandang. Selain itu, pemasaran hasil produksi juga bisa berjalan lancer sehingga hasil produksi bisa cepat sampai ke pasar dlam keadaan segar.

c. Terlindung dari matahari langsung dan terpaan angina

Page 15: Kata Pengantar

Lokasi kandang juga harus terlindung dari sinar matari langsung dan terpaan angina yang terus-menerus.Oleh karena itu, kandang sebaiknya di buat tertutup sehingga bisa menahan terpaan angina dan matahari secara langsung. Akan tetapi, sirkulasi udara harus lancer agar udara di dalam kandang selalu segar dan kelembapan tidak terlalu tinggi.

d. Terpisah dengan kandang ungags lainKandang tidak menjadi satu dengan ungags lain. Hal ini bertujuan untuk

menghindarkan terjadinya penularan penyakit dan stress pada puyuh. Kandang sebisa mungkin terisolasi dari ungags lain dan bebas dari hewan pemangsa, seperti kucing, tikus, dan Herpestes atau garangan. Factor hama tikus menyebabkan banyak burung puyuh mati sehingga di dalam kandang di buat perangkap tikus untuk mengurangi kematian pada burung puyuh.

2. Kandang Yang Baik       

Kondisi kandang yang baik akan mebuat burung puyuh merasa nyaman. Jika burung puyuh merasa nyaman, nafsu makannya akan terjaga sehingga produktivitasnya juga terjaga, kandang yang kurang baik akan membuat puyuh stress sehingga nafsu makan menurun dan pada akhirnya, produktivitas puyuh juga menurun.

Beberapa hal berikut perlu diperhatikan agar kondisi kandang nyaman untuk puyuh : Tidak ada genangan air di dalam kandang. Karena genangan air akan membuat

kandang menjadi lembap. Kandang yang lembab dapat memicu penyakit pada puyuh. Kandang sebaiknya dibuat menghadap ke timur agar sinar matahari pagi bisa masuk

ke kandang. Sinar matahari pagi sangat berguna untuk menghangatkan kandang, tubuh puyuh, membunuh bibit penyakit, dan mengurangi kelembapan.

Penerangan di dalama kandang cukup. Ukuran kandang tidak terlalu kecil, misalnya untuk 2000 ekor burung puyuh ukuran

kandang biasanya 6m x 25m. Sirkulasi udara harus lancer agar udara di dalam kandang selalu segar. Selain itu,

sirkulasi udara juga diperlukan untuk membuang bau kotoran dari dalam kandang. Lantai kandang sebaiknya terbuat dari campuran bahan semen, bata merah dan kapur.

Lantai dari bahan tersebut mudah dibersihkan dan mudah kering sehingga kadang tidak lembap.

3. Sistem kandang     

Secara umum, sistem kadang yang banyak digunakan para peternak puyuh ada 2 jenis : sistem liter dan sistem baterai. Akan tetapi, kandang system litter jarang digunakan peternak puyuh di Indonesia. Kandang sistem litter banyak digunakan oleh peternak puyuh di Negara-negara subtropics.

a. Sistem Litter

Page 16: Kata Pengantar

Kandang system litter identic dengan lesehan karena kandang ini hanya menggunakan lantai sebagai alas. Lantai tersebut dilapisi campuran 80% sekam padi, 50% kotoran sapi kering, dan 5% kapur mati. Kapur mati merupakan kapur tohor yang di tambah air sebannyak 1/3 dari berat kapur tersebut. Sebagai contoh, kandang dengan luas 100x80cm memerlukan 8 kg sekam, 1,5kg kotoran sapi, dan 0,5kg kapur mati. Campuran tersebut mudah menyerap air sehingga lantai kandang tidak basah. Kotoran sapi digunakan sebagai campuran alas karena menggandung zat-zat pertumbuhan APF ( Aminal Protein Faktor ). Semua bahan tersebut dicmpur dan ditamburkan merata diatas lantai kandang dengan ketebalan 10-15cm.Kandang system litter mempunyai kelebihan sebagai berikut :

Lantai bisa memberikan rasa hangat pada puyuh. Kaki puyuh tidak mudah terluka karena lantai empuk. Dapat mengurangi perkelahian antar puyuh karena disibukan mengais-ngais sekam.

Disamping kelebihan, kandang system litter juga mempunyai kekurangan, antara lain sebagai berikut :

Pakan dan air minum mudah kotor. Telur terinjak-injak sehingga harus segera diambil agar tidak rusak. Pengumpulan telur lebih sulit karena terkadang puyuh menyembunyikan telurnya

dibawah lantai litter. Puyuh mudah terserang penyakit pernampasan. Perlu pemeliharaan kandang yang ekstra, yaitu lantai harus diaduk agar tidak padat,

basah dan lembap. Serta lantai yang terlanjur basah harus diganti dengan yang baru. Lantai biasanya diganti setiap dua bulan sekali.

b. Sistem BateraiKandang system baterai banyak digunakan peternak puyuh di Indonesia. Kandang ini

berbentuk sangkar dengan dinding dan lantai terbuat dari kawat ram sehingga sirkulasi udara lebih lancer. Untuk menahan pengaruh udara dingin, kandang diberi pelapis terpal. Kandang system baterai ada dua macam : kontruksi miring dan kontruksi bertingkat. Namun, kontruksi kandang yang umum digunakan oleh peternak di Indonesia adalah kontruksi bertingkat.

Kontruksi MiringKandang kantruksi miring lebih rumit dan mahal daripada kontruksi bertingkat.Oleh

karena itu, Kontruksi kandang miring kurang diminati para peternak puyuh.Setiap satu kotak sangkar kandang kontruksi miring berukuran 33x20x20cm.kontruksi ini terdiri dari 5 tingkat dengan 24 kotak disetiap tingkat. Setiap kotak ditempati oleh satu ekor jantan dan empat ekor betina.Jarak antara alas sangkar tingkat yang paling bawah dengan tanah adalah 50cm.

Kandang system baterai kontraksi miring mempunyai kelebihan dan kekurangan.Kelebihan kandang system baterai kontruksi miring antara lain :

Produktivitas telur lebih banyak. Persaingan untuk mendapatkan pakan dapat ditekan karena setiap satu kotak sangkar

hanya ditempati lima ekor puyuh, Tidak ada tumpukan kotoran dikandang karena kotoran langsung jatuh ke tanah.

Page 17: Kata Pengantar

Lebih mudah menyeleksi puyuh yang tidak dapat bertelur.Kekurangan kandang system baterai kontruksi miring antara lain :

Membutuhan ruang yang lebih luas. Pembuatan lebih rumit dan mahal. Peralatan yang dibutuhkan lebih banyak.

Kontruksi BertingkatKontruksi bertingkat sangat sederhana dan tidak ada ukuran yang baku. Ukuran

kandang yang biasa digunakan peternak adalah 150x60cm dan 180x30cm. tinggi kotak sangkar antara 30-35cm. jarak antara tingkat sangkar 15cm, sedangkan jarak sangkar paling bawah dengan lantai adalah 30-40cm. hal ini akan membuat sirkulasi udara menjadi lancer. Setiap tingkat diberi tempat penampungan kotoran agar kotoran puyuh tidak jath ke sangkar di bawahnya dan kotoran lebih mudah dibersikan.Penampunga kotoran dapat dibuat dari papan tripleks dan diletakan dibawah setiap tingkat sangkar. Alas sangkar dibuat miring agar terlur biasa menggelinding ke tepi untuk memudahkan pemanenan telur. Kandang puyuh dapat dibuat dari bahan reng kayu sebagai rangka dan kawat ram sebagai dinding dan alas sangkar. Ukuran kandang sebaiknya disesuaikan dengan ukuran bahan yang tersedia agar tidak banyak yang terbuang.

Kandang system baterai kontruksi bertingkat juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.Kelebihan kandang system baterai kontruksi bertingkat antara lain :

Tidak banyak membutuhkan ruang. Pembuatan kandang lebih mudah dan murah. Peralatan yang dibutiuhkan lebih praktis.

Kekurangan kandang system baterai kontruksi bertingkat antara lain : Sulit menyeleksi induk yang tidak dapat bertelur. Persaingan mendapatkan pakan sulit ditekan karena tiap satu kotak sangkar ditempati

25-30 ekor puyuh. Ada tumpukan kotoran dikandang karena kotoran jatuh ke papan penampungan

sehingga peternak harus rajin membersihkan.

Selanjutnya kadang yang dimaksud adalah kandang system baterai kontruksi bertingkat karena jenis kandang inilah yang lazim digunakan peternak puyuh di Indonesia.

4. Jenis Kandang

Kandang puyuh dibedakan berdasarkan tujuan pemeliharaan, yaitu untuk menghasilkan telur tetas atau menghasilkan telur konsumsi dan berdasarkan umur puyuh. Hal ini akan memudahkan peternaka dalam mengontrol pemberian rasum pakan, perawatan kesehatan dan seleksi terhadap puyuh yang tidak produktif.

Jenis kandang berdasarkan tujuan pemeliharaan dan umur puyuh adalah sebagai berikut :

Page 18: Kata Pengantar

a. kandang Induk PembibitKandang induk pembibit digunakan untuk puyuh penghasil telur tetas.Secara tidak

langsung telur ini berpengaruh terhadap kualitas telur yang dihasilkan.Kandang ini sangat penting untuk menghasilkan telur dengan daya tetas tinggi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dlam kandang ini adalah sebagai berikut :

Perbandingan jantan dan betinaPopulasi puyuh dalam kandang pembibit harus memperhatikan perbandingan antara

puyuh jantan dan betina.Setiap telur yang dihasilkan harus dibuahi pejantan agar mempunyai daya tetas tinggi. Perbadingan ideal antara betina dan jantan dalam kandang pembibit adalah satu banding lima.

Kepadatan populasiKepadatan papulasi atau jumlah puyuh di kandang harus disesuaikan dengan luas

kandang.Jumlah puyuh yang terlalu banyak dapat menyebabkan perkelahian antar puyuh dan persaingan untuk mendapatkan pakan lebih sulit di kendalikan.Selain itu, puyuh menjadi mudah stress.Kepadatan ideal dalam kandang dapat ditentukan dengan rumus berikut.

KK = L/200 x 1 ekor

KK : Kepadatan KandangL : Luas kandang dalam cm2

200 : Angka konstanta yang merupakan kebutuhan ruang setiap puyuh dewasa, yaitu 200cm2.

Suhu kelembapan, dan pencahayaan            Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan puyuh antara 20-250C. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan kesuburan sperma puyuh serta cangkang telur menjadi tipis dan mudah retak. Kelembapan ideal bagi puyuh berkisar antara 30-80%. Apabila kelembapan terlalu tinggi, puyuh akan lebih mudah terserang penyakit. Selain suhu dan kelembapan yang ideal, puyuh juga memerlukan cahaya walaupun remang-remang. Pencahayaan selama 16 jam perhari bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tubuh puyuh, meningkatkan perkembangan ovarium sehingga produktivitas puyuh meningkat, dan mempercepat pematangan kelamin jantan, yaitu pada umur 36 hari. Sedangkan dalam waktu normal, kelamin jantan puyuh mencapai kematangan pada umur 45 hari.Selain itu, puyuh dapat beristirahat dengan tenang pada kondisi cahaya remang-remangdi kandang sehingga tetap terjaga produktivitasnya.kondisi kandang gelap gulita akan membuat puyuh stres dan bergerombol di satu tempat. Pencahayaan juga bertujuan untuk memberikan kehangatan bagi puyuh.Pencahayaan pada siang hari cukup dengan lampu 25-40 watt setiap kotak sangkar, sedangkan pada malam hari atau saat hujan 40-6- watt setiap kotak sangkar.Di daerah dingin, lampu yang digunakan tetap 40-60 watt walaupun pada siang hari agar kandang lebih hangat.

Wadah pakan dan air

Page 19: Kata Pengantar

            Wadah pakan puyuh pada umunya dibuat dari bamboo atau papan tripleks, sedangkan wadah air dibuat dari pipa paralon PVC ukuran 3-5cm dengan panjang 1m. Namun, sekarang telah banyak wadah pakan dan air buatan pabrik yang lebih praktis.Wadah pakan dan air tersebut diletakan diluar kandang, memanjang sepanjang kandang yang berjajar.Akan tetapi, wadah pakan yang terbuat dari tripleks, diletakan disetiap kotak sangkar.Hal ini bertujuan agar sisa pakan dan air tidak membasahi dan mengotori kandang serta puyuh tidak saling berebut untuk makan dan minum.

Tempat Telur            Dalam kandang system litter, tempat telur menggunakan wadah khusus dengan alas memakai pasir yang telah dicuci dengan ketebalan 1cm. Untuk kandang system baterai, tidak perlu membuat tempat khusus untuk telur. Alas kandang cukup dibuat agak miring sehingga telur puyuh akan langsung menggelinding ke tempat yang mudah dijangkau.

b. Kandang Starter            Kandang stater atau bisa disebut brooder berfungsi sebagai kandang pengganti fungsi induk.Kandang ini diperuntukan bagi anak puyuh yang baru saja menetas hingga umur empat minggu.Kandang ini harus dilengkapi dengan penghangat sesuai kebutuhan.Penghangat bisa menggunakan 1-2 lampu bohlam dengan daya 40-60 watt setiap kotak sangkar. Alas kandang untuk anak puyuh umur 1-5 hari dilapisi Koran, kemudian di atasnya diberi lapisan sekam dengan ketebalan 2 cm. hal ini bertujuan agar kaki anak puyuh tidak terluka oleh alas yang terbuat dari kawat ram. Lapisan sekam dibuang setelah anak puyuh berumur lima hari, kemudian setengah alas kandang ditutup papan tripleks sehingga setengah alas kandang berupa kawat ram dan setengah lagi berupa papan tripleks. Alas kandang seperti itu digunakan untuk anak puyuh umur 5-10 hari. Hal ini di maksudkan agar puyuh dapat beradaptasi dengan alas kandang berupa kawat ram. Setelah anak puyuh berumur 10 hari, papan tripleks diambil sehingga alas kandang seluruhnya berupa kawat ram. Jika memungkinkan, setiap tahap tersebut dibuat dengan kandang yang berbeda sehingga lebih praktis.

c. Kandang Induk PetelurKandang induk petelur pada prinsipnya sama dengan kandang untuk puyuh pembibit,

baik ukuran, bentuk, kepadatan populasi, maupun peralatannya. Perbedaanya terletak pada puyuh yang menempati kandang.Kandang ini hanya digunakan untuk puyuh betina sebagai penghasil telur konsumsi.Puyuh dipindahkan dari kandang brooder ke kandang ini saat berumur empat minggu.Bersamaan dengan pemindahan puyuh ke kandang ini, seleksi terhadap kualitas dan jenis kelamin puyuh dilakukan.Puyuh yang tidak lolos seleksi ditampatkan dalam kandang tersendiri sebagai puyuh apkir.

5. Sanitasi KandangSanitasi kandang harus diperlihatkan agar kesehatan puyuh dan kualitas telur yang

dihasilkan dapat terjaga dengan baik. Sanitasi kandang dapat di perbaiki dengan

Page 20: Kata Pengantar

penyemprotan desinfektan Lysal atau Creolin sebelum kandang digunakan, pencucian dan pengeringan wadah pakan dan air sebelum dan setelah digunakan, serta karantina puyuh yang sakit agar tidak menular. Kandang system litter harus dibersihkan minimal 2-3 kali seminggu.

Page 21: Kata Pengantar

BAB IV

PASCA PANEN

I. Pemasaran

Secara umum, para petani dan peternak di Indonesia cukup mumpuni dalam berproduksi. Yang menjadi kendala kemudian ialah kurang atau tidak adanya pemasaran. Berdasarkan Artikel di Majalah Trubus, Bahwa di Negara Thailand ada kementrian pemasaran hasil-hasil pertanian, sehingga petani sebagai prosuden tidak lagi khawatir kalau sampai tidak bisa memasarkan hasil pertaniannya dengan keuntungan yang sesuai.Negara Indonesia sebagai negara agraris yang lebih luas daripada Thailand barangkali dalam Departemen Pertaniannya ada juga bagian yang mengurusi masalah pemasaran hasil-hasil pertanian. Namun sampai saat ini belum ada realitas yang maksimal dari bagian pemasaran tersebut, khususnya yang membela kepentingan para peternak kecil dan menengah.Dalam usaha burung puyuh petelur, pada umumnya pemasaran hasil dilakukan dengan jalan Pola Kemitraan antara Peternak sebagai plasma dan Pelaku Pemasaran sebagai inti.

II. Kuliner

Keluarga burung puyuh termasuk jenis burung yang sering dimakan. Burung puyuh sering dimasak ala Prancis. Daging burung puyuh juga biasa ditemukan pada masakan Malta , Portugis , dan India . Burung puyuh umumnya dimakan bersama dengan tulangnya karena mudah dikunyah dan karena ukurannya yang kecil sangat menyulitkan untuk mengeliminasi tulang dari dagingnya. Telur  burung puyuh juga merupakan makanan yang lezat. Seringkali mereka dimakan mentah bersama sushi  dan umum ditemukan pada menu makan siang Jepang. Di Kolombia , telur burung puyuh rebus digunakan untuk pelengkap hot dog  dan hamburger . Di Filipina , telur burung puyuh yang direbus dan dicelup dengan saus lalu digoreng dengan banyak minyak  adalah jajanan lokal yang populer.Telur burung puyuh dipercaya memiliki kolesterol  yang tinggi, namun penelitian menunjukkan bahwa kandungan kolesterol yang terdapat pada telur burung puyuh adalah sama dengan telur ayam.

Page 22: Kata Pengantar

DAFTAR PUSTAKA

1. Bambang Suharno, Nazaruddin, 1994. Ternak Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.2. Nugroho, Drh. Mayen, 1981. Beternak burung puyuh. Fakultas Kedokteran Hewan

dan Peternakan, Universitas Udayana.

3. Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari. 1992. Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara komersil. Penebar Swadaya, Jakarta.

4. Muhammad Rasyaf, Ir. 1995. Memelihara burung puyuh. Penerbit Kanisius (Anggota KAPPI), Yogyakarta.

5. Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. 1985. Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara komersil. Penerbit Aneka Ilmu Semarang

6. Animal Diversity Web : Puyuh Jepang   7. Animal Diversity Web : Puyuh Biasa