Kata Pengantar
-
Upload
rizkygendeng -
Category
Documents
-
view
33 -
download
1
description
Transcript of Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Menyelesaikan Audit dengan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada bapak Drs. Hardi, S.H,. MM., MH., Ak., CA., CPA yang telah
memberikan banyak bimbingan, dan arahan serta teman-teman yang turut
memberi dukungan kepada penulis.
Makalah ini ini bertujuan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen
pembimbing. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta
menambah pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari bahwa manusia tak luput dari segala kesalahan,
begitupun dalam penulisan karya tulis ini yang jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis menerima segala kritik dan saran, agar penulis dapat membuat tulisan
yang lebih baik. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terimakasih.
Pekanbaru, Agustus 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1 Penerapan Pengujian Tambahan atas Penyajian dan
Pengungkapan.............................................................................................2
2.2 Telaah atas Kewajiban Kontijensi dan Komitmen...............................3
2.3 Telaah atas Kewajiban Setelah Tanggal Neraca…………….………...6
2.4 Akumulasi Bukti Akhir…..…………………………………………..10
2.5 Evaluasi Hasil….................................................................................14
2.6 Penerbitan Laporan Audit….………………………………………...16
2.7 Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen......................18
2.8 Penemuan Fakta Setelah Tanggal Neraca...........................................18
BAB III PENUTUP…….....................................................................................
Kesimpulan...............................................................................................20
Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit.
Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai
siklus. Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini untuk
mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai prosedur yang diterapkan dalam
tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat mempengaruhi
kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo setiap
rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor
atas laporan keuangan secara keseluruhan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan pengujian tambahan atas penyajian dan
pengungkapan dalam menyelesaikan audit ?
2. Bagaimana telaah atas kewajiban kontijensi dan komitmen ?
3. Bagaimanakah telaah atas kewajiban setelah tanggal neraca ?
4. Bagaimana akumulasi bukti akhir dalam menyelesaikan audit ?
5. Bagaimana evaluasi hasil dalam menyelesaikan audit ?
6. Bagaimana Penerbitan Laporan Audit ?
7. Bagaimanakah berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen?
8. Bagaimanakah penemuan fakta setelah tanggal neraca?
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penerapan Pengujian Tambahan atas Penyajian dan Pengungkapan
Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan
penyajian dan pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh
bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo, diantaranya yaitu :
Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur
penilaian resiko.
Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan
pengungkapan saat penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah
maksimum.
Melakukan prosedur subtantif
Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan diintegrasikan dengan
pengujian auditor atas tujuan audit – terkait transaksi dan tujuan audit – terkait
saldo. Banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan
diaudit sebagai bagian dari pengujian auditor pada tahap awal audit. Ditahap ini
auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap pertama untuk menilai
apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan.
Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan
keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi
berlaku umum. Hal ini meliputi evaluasi apakah setiap laporan keuangan
mencerminkan klasifikasi yang tepat dan deskripsi setiap akun yang konsisten
dengan persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam bentuk yang benar dan
dengan terminology yang tepat seperti disyaratkan dalam standar akuntansi.
2
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian
dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan
seluruh informasi yang diperlukan. Untuk menilai resiko yang tidak dapat
memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan, auditor harus mempertimbangkan
informasi yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk
menentukan apakah sudah cukup menjelaskan fakta dan keadaan yang harus
diungkapkan.
Sehubungan dengan uniknya pengungkapan atas kewajiban kotijensi dan
kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian resiko
tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam
penjelasan tambahan. Pengujian audit yang dilakukan pada tahap awal audit
sering kali tidak menyediakan bukti yang memadai mengenai kewajiban kotijensi
dan kejadian setelah tanggal neraca. Oleh karena itu, auditor mendesain dan
melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi dan
kejadian setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat.
2.2 Telaah atas Kewajiban Kontijensi dan Komitmen
Kewajiban Kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak
luar atas jumlah yang belum dapat ditentukan yang hasilnya dari aktivitas yang
telah dilakukan. Kewajiban kontijensi yang bernilai material harus diungkapkan
dalam catatan penjelasan tambahan. Terdapat 3 (tiga) kondisi yang diperlukan atas
munculnya kewajiban kontijensi, yaitu:
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau
penurunan nilai aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa
mendatang
3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.
3
Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kotijensi tertentu, seperti:
Litigasi yang belum final untuk pengeluaran paten, produk atau tindakan
lainnya.
Sengketa atas pajak penghasilan
Waran produk
Diskonto piutang dagang
Jaminan terhadap kewajiban lainnya
Saldo tak terpakai dari perjanjian kredit (Letter of credit) yang beredar.
Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi
adalah:
mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi yang
diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan
kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk
klasifikasi).
Mengindetifikasikan praktik kontijensi yang belum diidentifikasikan
manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).
Komitemen meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku
atau melakukan sewa guna usaha suatu fasilitas pada harga tertentu dan penjualan
barang dagangan pada harga yang sudah ditentukan, juga rencana pemberian
bonus, bagi hasil dan dana pensiun dan perjanjian royalti. Karakteristik yang
paling penting dari komitmen adalah perusahaan setuju untuk berada dalam
kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi
dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan.
Prosedur Audit untuk Menemukan Kontijensi
Langkah pertama audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi
(tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian).
Berikut ini adalah prosedur audit yang biasa digunakan untuk mencari kewajiban
kontijensi, tetapi tidak semua dapat diterapkan untuk setiap audit:
4
Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis)
tentang kemungkinan tidak tercatatnya kontijensi.
Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan
tahun-tahun sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan.
Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada
indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan
pernyataan dari penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban
kontijensi, terutama tuntutan hokum dan pengenaan pajak yang masih
tertunda.
Memperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien
berkenaan dengan status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi
lainnya. Prosedur ini diperiksa lebih seksama.
Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang
mengindetifikasikan kontijensi.
Misalnya konfirmasi bank bisa jadi mengindikasikan diskonto piutang
wesel atau jaminan utang.
Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi
saldo yang terpakai atau yang tidak.
Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi maka
mereka harus mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan
yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian
dan hak dan kewajiban dalam tujuan penyajian dan pengungkapan.
Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen
5
Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasa dilakukan sebagai bagian
audit dalam setiap audit area. Auditor perlu berhati-hati dengan kemungkinan
adanya komitmen saat membaca notulensi pertemuan manajemen, kontrak, dan
berkas korespondensi.
Tanya Jawab dengan Pengacara Klien
Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang
diandalkan auditor dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain
atas klien dan mengindentifikasikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun
terakhir pengacara enggan memberikan informasi kepada auditor sehubungan
dengan kewajiban mereka untuk menjaga kerahasiaan informasi klien. Jenis-jenis
penolakan pengacara dalam memberikan informasi kepada auditor mengenai
kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua hal:
1. Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban
kontijensi.
2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.
Jika pengacara tidak mau memberikan informasi kepada auditor mengenai
tuntutan hokum yang ada secara material (klaim yang sudah diajukan/asserted
claim) atau klaim yang diajukan, maka auditor harus memodifikasikan laporan
audit agar dapat menggambarkan kurangnya bukti yang tersedia (pembatasan
ruang lingkup yang mensyaratkan adanya kualifikasi atau pun penolakan
pemberian opini). Hal ini dalam PSA 74 (SA 337) akan mensyaratkan
manajemen untuk memberikan izin kepada pengacaranya agar menginformasikan
adanya kewajiban kontijensi kepada auditor dan mendorong pengacara untuk
bekerja sama dengan auditor dalam memperoleh informasi kontijensi.
2.3 Telaah atas Kewajiban Setelah Tanggal Neraca
6
Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah
tanggal neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang
mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada laporan periode berjalan.
Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560).
Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca
biasanya terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada
tanggal laporan auditor. Oleh karena tanggal laporan auditor merupakan saat
penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka telaah kejadian
setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.
a. Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca
Ada dua kejadian yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dan
dievaluasi oleh auditor yaitu:
1. Kejadian yang berdampak langsung pada Laporan Keuangan dan
membutuhkan penyesuaian.
Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan
penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya
material:
Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang
beredar karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.
Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang
ditetapkan pada pembukuan.
Penghentian asset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di
bawah nilai buku.
Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.
Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi
jumlah yang dimasukkan dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus
memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun.
7
Informasi setelah tanggal neraca tidak boleh dimasukkan dalam laporan jika
keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi setelah akhir tahun.
2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi
memerlukan pengungkapan.
Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang
memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan,
meliputi:
Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi
sementara atau akan dijual kembali
Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan
pemerintah yang membatasi penjualan produk
Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
Penggabungan usaha atau akuisisi.
Jika auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini
berdampak material pada pengendalian internal atas laporan keuangan
perusahaan, maka laporan auditor harus memasukkan paragraph penjelasan, baik
yang menjelaskan kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan
pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal
berikut dampaknya.
b. Pengujian Audit
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi
dalam dua kategori yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun
akhir tahun.
8
Prosedur ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan
sebagai bagian dari pengujian perincian saldo. Misal auditor memeriksa transaksi
penjualan dan pembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah
batasnya akurat.
2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau
transaksi yang harus diakuai sebagai kejadian setelah tanggal neraca.
Kategori pengujian kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan
informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan
sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan.
Pengujian tersebut meliputi:
- Tanya jawab dengan Manajemen
Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal
neraca harus dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan
jawaban yang memadai.
- Korespondensi dengan Pengacara
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian
kewajiban kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan
tanggal dan mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan
untuk memenuhi kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal neraca.
- Telaah atas Laporan Internal yang dibuat setelah tanggal neraca
Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan
pada bisnis perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit
dan perubahan setelah akhir tahun. Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar
yang terjadi dalam bisnis atau lingkunganr dimana klien beroperasi.
9
- Telaah atas pencatatan yang dibuat setelah tanggal neraca
Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan
keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun
berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen
yang akan digunakan untuk menyusun jurnal tersebut.
- Pemeriksaan notulensi pertemuan dewan direksi setelah tanggal neraca
Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan
pertemuan direksi atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang
memengaruhi pelaporan periode berjalan.
- Permintaan surat representasi
Surat represintasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang
menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan
mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup
hal-hal lain yang penting.
c. Penetapan Tanggal Ganda
Auditor menerbitkan laporan audit bertanggal ganda, laporan audit
memasukkan dua tanggal: tanggal pertama atas penyelesaian pekerjaan lapangan.
Tanggal kedua, yang lebih belakangan, adalah tanggal pengecualian. Contoh,
asumsikan auditor memberikan alasan kepada klien bahwa mereka melakukan
pengujian audit hanya pada tindakan pembelian dan menyelesaikan pengujian
pada 31 Maret. Laporan audit akan bertanggal ganda sebagai berikut: 11 Maret
2008, kecuali untuk catatan 17, yang bertanggal 31 Maret 2008.
10
2.4 Akumulasi Bukti Akhir
Terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telah akhir, yang
disyaratkan dalam standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan,
termasuk penjelasan tambahan, dan mempertimbangkan hal berikut :
1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau
tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan
atau selama pelaksanaan audit.
2. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang
tidak teridentifikasi sebelumnya.
2. Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha
Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari
perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru.
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitas dipertimbangkan setelah
seluruh bukti dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan kedalam
laporan keuangan.
3. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
Tiga tujuan suat representasi klien adalah :
1. Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas
penilaian laporan keungan.
2. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak
dimasukkan dalam laporan keuangan.
3. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai
berbaagai spek dalam audit.
11
SA 333 menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan,
yaitunya :
1. Laporan keuangan
Pernyataan manajemen berisi pertanggungjawaban atas penyajian laporan
keuangan yang wajar.
Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar
dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2. Kelengkapan informasi
Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang
saham, direktur, dan dewan direksi.
3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan
yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan
keseluruhan.
Informasi mengenai kecurangan meliputi (a) manajemen, (b) karyawan
yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau (c) lain-lain
dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan keuangan.
Informasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan
terutang dari dan kepada pihak terkait.
Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memiliki
asersi penting dan harus diungkapkan sesuai PSAK No.57, Estimasi
Utang, Kewajiban Kontijensi, dan Aset Bersyarat.
4. Kejadian setelah tanggal neraca
Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar
pada tanggal neraca.
Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.
12
4. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan
Dasar
Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas
laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak
melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas
informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja
mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar
pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas
mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua
jenis opini yang diperbolehkan : opini positif yang mengindikasikan tingkat
kepastian tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada
kepastian.
5. Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain
yang dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan.
SA 550 hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan
keuangan, tetapi dipublikasikan bersama dengan laporan ini.
2.5 Evaluasi Hasil
Auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan tepat
untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpulan bahwa laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, dan diaplikasikan secara
konsisten dengan tahun sebelumnya.
Aspek-aspek dalam evaluasi akhir:
a. Bukti yang tepat dan memadai
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan
tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk
13
menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan
sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit.
Bagian penting dalam telaah adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari
program audit dilengkapi dengan akurat dan didokumentasikan dan seluruh tujuan
audit terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai,
auditor sering menggunakan daftar pembanding (checklist) penyelesaian audit,
sebagai pengingat bila ada yang terlewatkan. Jika auditor memutuskan bahwa
bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka memutuskan apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar, maka mereka memiliki dua pilihan: (1)
mengakumulasikan bukti tambahan atau (2) menerbitkan opini dengan
pengecualian atau tidak memberikan opini.
b. Bukti pendukung opini auditor
Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara
wajar adalah mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit. Manakala
auditor menemukan salah saji yang material, neraca saldo harus disesuaikan untuk
menkoreksi laporan keuangan. Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan
bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan
keuangan yang wajar, auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus
direvisi sesuai keinginan auditor atau diberikan opini dengan pengecualian atau
opini tidak wajar.
c. Pengungkapan laporan keuangan
Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir
apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan
penyajian dan pengungkapan. Sebagai bagian dari telaah akhir dalam
pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan adanya
penyelesaian daftar pembanding laporan keuangan untuk setiap audit.
14
d. Telaah dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus
menelaah dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:
1. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
2. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja
3. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian
auditor
e. Telaah independen
Telaah independen diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah atas informasi
keuangan interim dan audit pengendalian internal. Penelaah menempati posisi
penting untuk memastikan bahwa audit sudah dilakukan dengan memadai.
f. Ringkasan evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat
mengevalasi risiko audit, berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian membuat
evaluasi yang sama untuk laporan keuangan keseluruhan. Auditor juga
mengevaluasi bukti pendukung atas opini audit dengan mengestimasi salah saji
dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan keseluruhan.
2.6 Penerbitan Laporan Audit
Laporan audit merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses audit yang
juga merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam mengkomunikasikan
kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan
yang diaudit . Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai
kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam
suatu bentuk laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Auditor
harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di audit hingga seluruh
bukti diakumulasi dan dievaluasi.
15
Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar
pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum, yaitu:
- Paragraf pendahuluan
Paragraf pendahuluan (introductory paragraph) membuat tiga penyataan
faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab
manajemen dan tanggung jawab auditor.
- Paragraf ruang lingkup
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Paragraf ruang
lingkup audit menunjukkan dengan jelas sifat yang dilakukan dan menunjukkan
beberapa keterbatasan audit.
- Paragraf pendapat
Paragraf pendapat memenuhi (opinion paragraph) memenuhi empat
standar pelaporan. Kalimat paragraf pendapat dijelaskan sebagai berikut.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas …
Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini, hendaknya disimpulkan
bahwa pendapat tersebut dinyatakan oleh orang atau orang-orang
yang professional, berpengalaman, dan ahli. Bagian kedua dari kalimat tersebut
berkaitan dengan laporan keuangan yang disebutkan dalam paragraf pendahuluan:
sehingga judul setiap laporan tidak diulang kembali. Pernyataan pendapat
memenuhi keempat standar pelaporan.
… menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material … posisi
keuangan
… hasil usaha dan arus kas …
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan kepercayaan auditor bahwa
laporan keuangan mancapai tujuan yang ditetapkan dengan menyajikan secara
wajar posisi keuangan (neraca) entitas, hasil usaha (laporan rugi-laba dan laporan
laba ditahan), serta arus kas (laporan arus kas).
16
… sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum …
Kalimat ini memenuhi setandar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa
laporan harus menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
GAAP.
Standar pelaporan kedua dan ketiga mensyaratkan komentar dalam laporan
auditor hanya jika terdapat ketidakkonsistenan dalam penerapan GAAP atau
manajemen gagal mengungkapkan sesuatu yang wajib diungkapkan. Oleh karena
itu, dengan tidak adanya komentar atas hal ini dalam laporan auditor, dapat
disimpulkan bahwa kedua standar pelaporan tersebut telah terpenuhi.
- Laporan standar dengan bahasa penjelasan
Karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini adalah
bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
(unqualified), karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP. Namun terdapat
beberapa kondisi yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf
penjelasan (explanatory paragraph) atau bahasa penjelasan lain pada laporan
standar. Biasanya informasi penjelasan diletakkan ada paragraf penjelasan
yang mengikuti paragraf pendapat.
2.7 Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen
Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal
PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk
menyampaikan seluruh kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit dan
kelompok lain yang sejenis, meskipun tidak material.
Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal
Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan
kelemahan material dalam desain atas pengoperasian pengendalian internal secara
tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
17
Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit
PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi tambahan
yang diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola.
Surat Manajemen (Management Letter)
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai
rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien.
2.8 Penemuan Fakta Setelah Tanggal Neraca
Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan
keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta
klien untuk menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan
atas alasannya. Jika periode setelah tanggal neraca atas laporan keuangan sudah
selesai sebelum revisi diterbitkan, maka diperbolehkan mengungkapkan salah saji
tersebut dalam laporan periode setelah tanggal neraca.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka
auditor harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus mengingatkan
kepada regulator agar membatasi klien karena laporan keuangan tidak lagi
disajikan wajar dan jika memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak
pengguna laporan keuangan. Jika saham perusahaan dijual kepada publik, maka
auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk mengingatkan
para pemegang saham mengenai hal tersebut.
Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca
berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak
bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan
bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus
melakukan tindakan koreksi.
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
19
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk
memastikan audit yang berkualitas. Dalam tahap ini, auditor melaksanakan
pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan, termasuk mereview
kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti audit
dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu mendukung
pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan komite audit dan
manajemen mengenai temuan yang penting dan persoalan lainnya.
SARAN
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak hal yang perlu di perbaiki, untuk itu saran yang
sifatnya membangun kami harapkan dari pembaca sebagai bahan evaluasi dan
pembelajaran bagi kami agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya lebik
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
J. elder, Randal. 2011. Jasa Audit dan Assurance-Pendekatan Terpadu(Adaptasi
Indonesia), Buku 2. Jakarta:Salemba Empat.
20
http://ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/menyelesaikan-audit/
http://www.mdp.ac.id/materi/2012-2013-1/ak301/122218/ak301-122218-646-
12.pdf
21