Kata Pengantar

34
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Menyelesaikan Audit dengan tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Drs. Hardi, S.H,. MM., MH., Ak., CA., CPA yang telah memberikan banyak bimbingan, dan arahan serta teman-teman yang turut memberi dukungan kepada penulis. Makalah ini ini bertujuan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pembimbing. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan pembaca. Penulis menyadari bahwa manusia tak luput dari segala kesalahan, begitupun dalam penulisan karya tulis ini yang jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran, agar penulis dapat membuat tulisan yang lebih baik. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terimakasih. i

description

asp

Transcript of Kata Pengantar

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang

Menyelesaikan Audit dengan tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada bapak Drs. Hardi, S.H,. MM., MH., Ak., CA., CPA yang telah

memberikan banyak bimbingan, dan arahan serta teman-teman yang turut

memberi dukungan kepada penulis.

Makalah ini ini bertujuan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen

pembimbing. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta

menambah pengetahuan pembaca.

Penulis menyadari bahwa manusia tak luput dari segala kesalahan,

begitupun dalam penulisan karya tulis ini yang jauh dari kata sempurna. Untuk itu

penulis menerima segala kritik dan saran, agar penulis dapat membuat tulisan

yang lebih baik. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, Agustus 2014

Penulis

i

Page 2: Kata Pengantar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................

2.1 Penerapan Pengujian Tambahan atas Penyajian dan

Pengungkapan.............................................................................................2

2.2 Telaah atas Kewajiban Kontijensi dan Komitmen...............................3

2.3 Telaah atas Kewajiban Setelah Tanggal Neraca…………….………...6

2.4 Akumulasi Bukti Akhir…..…………………………………………..10

2.5 Evaluasi Hasil….................................................................................14

2.6 Penerbitan Laporan Audit….………………………………………...16

2.7 Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen......................18

2.8 Penemuan Fakta Setelah Tanggal Neraca...........................................18

BAB III PENUTUP…….....................................................................................

Kesimpulan...............................................................................................20

Saran.........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21

ii

Page 3: Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit.

Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai

siklus. Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini untuk

mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai prosedur yang diterapkan dalam

tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat mempengaruhi

kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo setiap

rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor

atas laporan keuangan secara keseluruhan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan pengujian tambahan atas penyajian dan

pengungkapan dalam menyelesaikan audit ?

2. Bagaimana telaah atas kewajiban kontijensi dan komitmen ?

3. Bagaimanakah telaah atas kewajiban setelah tanggal neraca ?

4. Bagaimana akumulasi bukti akhir dalam menyelesaikan audit ?

5. Bagaimana evaluasi hasil dalam menyelesaikan audit ?

6. Bagaimana Penerbitan Laporan Audit ?

7. Bagaimanakah berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen?

8. Bagaimanakah penemuan fakta setelah tanggal neraca?

1

Page 4: Kata Pengantar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penerapan Pengujian Tambahan atas Penyajian dan Pengungkapan

Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan  tujuan

penyajian dan pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh

bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo, diantaranya yaitu :

Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian

untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur

penilaian resiko.

Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan

pengungkapan saat penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah

maksimum.

Melakukan prosedur subtantif

Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan diintegrasikan dengan

pengujian auditor atas tujuan audit – terkait transaksi dan tujuan audit – terkait

saldo. Banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan

diaudit sebagai bagian dari pengujian auditor pada tahap awal audit. Ditahap ini

auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap pertama untuk menilai

apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan.

Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan

keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi

berlaku umum. Hal ini meliputi evaluasi apakah setiap laporan keuangan

mencerminkan klasifikasi yang tepat dan deskripsi setiap akun yang konsisten

dengan persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam bentuk yang benar dan

dengan terminology yang tepat seperti disyaratkan dalam standar akuntansi.

2

Page 5: Kata Pengantar

Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian

dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan

seluruh informasi yang diperlukan. Untuk menilai resiko yang tidak dapat

memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan, auditor harus mempertimbangkan

informasi yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk

menentukan apakah sudah cukup menjelaskan fakta dan keadaan yang harus

diungkapkan.

Sehubungan dengan uniknya pengungkapan atas kewajiban kotijensi dan

kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian resiko

tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam

penjelasan tambahan. Pengujian audit yang dilakukan pada tahap awal audit

sering kali tidak menyediakan bukti yang memadai mengenai kewajiban kotijensi

dan kejadian setelah tanggal neraca. Oleh karena itu, auditor mendesain dan

melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi dan

kejadian setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat.

 

2.2 Telaah atas Kewajiban Kontijensi dan Komitmen

Kewajiban Kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak

luar atas jumlah yang belum dapat ditentukan yang hasilnya dari aktivitas yang

telah dilakukan. Kewajiban kontijensi yang bernilai material harus diungkapkan

dalam catatan penjelasan tambahan. Terdapat 3 (tiga) kondisi yang diperlukan atas

munculnya kewajiban kontijensi, yaitu:

1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau

penurunan nilai aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.

2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa

mendatang

3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.

3

Page 6: Kata Pengantar

Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kotijensi tertentu, seperti:

Litigasi yang belum final untuk pengeluaran paten, produk atau tindakan

lainnya.

Sengketa atas pajak penghasilan

Waran produk

Diskonto piutang dagang

Jaminan terhadap kewajiban lainnya

Saldo tak terpakai dari perjanjian kredit (Letter of credit) yang beredar.

Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi

adalah:

mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi yang

diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan

kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk

klasifikasi).

Mengindetifikasikan praktik kontijensi yang belum diidentifikasikan

manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).

Komitemen meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku

atau melakukan sewa guna usaha suatu fasilitas pada harga tertentu dan penjualan

barang dagangan pada harga yang sudah ditentukan, juga rencana pemberian

bonus, bagi hasil dan dana pensiun dan perjanjian royalti. Karakteristik yang

paling penting dari komitmen adalah perusahaan setuju untuk berada dalam

kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi

dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan.

Prosedur Audit untuk Menemukan Kontijensi

Langkah pertama audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi

(tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian).

Berikut ini adalah prosedur audit yang biasa digunakan untuk mencari kewajiban

kontijensi, tetapi tidak semua dapat diterapkan untuk setiap audit:

4

Page 7: Kata Pengantar

Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis)

tentang kemungkinan tidak tercatatnya kontijensi.

Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan

tahun-tahun sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan.

Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada

indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.

Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan

pernyataan dari penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban

kontijensi, terutama tuntutan hokum dan pengenaan pajak yang masih

tertunda.

Memperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien

berkenaan dengan status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi

lainnya. Prosedur ini diperiksa lebih seksama.

Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang

mengindetifikasikan kontijensi.

Misalnya konfirmasi bank bisa jadi mengindikasikan diskonto piutang

wesel atau jaminan utang.

Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi

saldo yang terpakai atau yang tidak.

Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah Diketahui

Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi maka

mereka harus mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan

yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian

dan hak dan kewajiban dalam tujuan penyajian dan pengungkapan.

Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen

5

Page 8: Kata Pengantar

Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasa dilakukan sebagai bagian

audit dalam setiap audit area. Auditor perlu berhati-hati dengan kemungkinan

adanya komitmen saat membaca notulensi pertemuan manajemen, kontrak, dan

berkas korespondensi.

Tanya Jawab dengan Pengacara Klien

Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang

diandalkan auditor dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain

atas klien dan mengindentifikasikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun

terakhir pengacara enggan memberikan informasi kepada auditor sehubungan

dengan kewajiban mereka untuk menjaga kerahasiaan informasi klien. Jenis-jenis

penolakan pengacara dalam memberikan informasi kepada auditor mengenai

kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua hal:

1. Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban

kontijensi.

2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.

Jika pengacara tidak mau memberikan informasi kepada auditor mengenai

tuntutan hokum yang ada secara material (klaim yang sudah diajukan/asserted

claim) atau klaim yang diajukan, maka auditor harus memodifikasikan laporan

audit agar dapat menggambarkan kurangnya bukti yang tersedia (pembatasan

ruang lingkup yang mensyaratkan adanya kualifikasi atau pun penolakan

pemberian opini). Hal ini dalam PSA 74 (SA 337) akan mensyaratkan

manajemen untuk memberikan izin kepada pengacaranya agar menginformasikan

adanya kewajiban kontijensi kepada auditor dan mendorong pengacara untuk

bekerja sama dengan auditor dalam memperoleh informasi kontijensi.

2.3 Telaah atas Kewajiban Setelah Tanggal Neraca

6

Page 9: Kata Pengantar

Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah

tanggal neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang

mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada laporan periode berjalan.

Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560).

Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca

biasanya terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada

tanggal laporan auditor. Oleh karena tanggal laporan auditor merupakan saat

penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka telaah kejadian

setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.

a.      Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca

Ada dua kejadian yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dan

dievaluasi oleh auditor yaitu:

1. Kejadian yang berdampak langsung pada Laporan Keuangan dan

membutuhkan penyesuaian.

Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan

penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya

material:

Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang

beredar karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.

Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang

ditetapkan pada pembukuan.

Penghentian asset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di

bawah nilai buku.

Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.

Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi

jumlah yang dimasukkan dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus

memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun.

7

Page 10: Kata Pengantar

Informasi setelah tanggal neraca tidak boleh dimasukkan dalam laporan jika

keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi setelah akhir tahun.

2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi

memerlukan pengungkapan.

Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang

memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan,

meliputi:

Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi

sementara atau akan dijual kembali

Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas

Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan

pemerintah yang membatasi penjualan produk

Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran

Penggabungan usaha atau akuisisi.

Jika auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini

berdampak material pada pengendalian internal atas laporan keuangan

perusahaan, maka laporan auditor harus memasukkan paragraph penjelasan, baik

yang menjelaskan kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan

pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal

berikut dampaknya.

b.      Pengujian Audit

Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi

dalam dua kategori yaitu:

1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun

akhir tahun.

8

Page 11: Kata Pengantar

Prosedur ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan

sebagai bagian dari pengujian perincian saldo. Misal auditor memeriksa transaksi

penjualan dan pembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah

batasnya akurat.

2. Prosedur  yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau

transaksi yang harus diakuai sebagai kejadian setelah tanggal neraca.

Kategori pengujian kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan

informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan

sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan.

Pengujian tersebut meliputi:

- Tanya jawab dengan Manajemen

Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal

neraca harus dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan

jawaban yang memadai.

- Korespondensi dengan Pengacara

Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian

kewajiban kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan

tanggal dan mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan

untuk memenuhi kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal neraca.

- Telaah atas Laporan Internal yang dibuat setelah tanggal neraca

Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan

pada bisnis perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit

dan perubahan setelah akhir tahun. Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar

yang terjadi dalam bisnis atau lingkunganr dimana klien beroperasi.

9

Page 12: Kata Pengantar

- Telaah atas pencatatan yang dibuat setelah tanggal neraca

Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan

keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun

berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen

yang akan digunakan untuk menyusun jurnal tersebut.

- Pemeriksaan notulensi pertemuan dewan direksi setelah tanggal neraca

Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan

pertemuan direksi atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang

memengaruhi pelaporan periode berjalan.

- Permintaan surat representasi

Surat represintasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang

menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan

mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup

hal-hal lain yang penting.

c.       Penetapan Tanggal Ganda

Auditor menerbitkan laporan audit bertanggal ganda, laporan audit

memasukkan dua tanggal: tanggal pertama atas penyelesaian pekerjaan lapangan.

Tanggal kedua, yang lebih belakangan, adalah tanggal pengecualian. Contoh,

asumsikan auditor memberikan alasan kepada klien bahwa mereka melakukan

pengujian audit hanya pada tindakan pembelian dan menyelesaikan pengujian

pada 31 Maret. Laporan audit akan bertanggal ganda sebagai berikut: 11 Maret

2008, kecuali untuk catatan 17, yang bertanggal 31 Maret 2008.

10

Page 13: Kata Pengantar

2.4 Akumulasi Bukti Akhir

Terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1.      Melakukan Prosedur Analitis Akhir

Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telah akhir, yang

disyaratkan dalam standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan,

termasuk penjelasan tambahan, dan mempertimbangkan hal berikut :

1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau

tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan

atau selama pelaksanaan audit.

2. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang

tidak teridentifikasi sebelumnya.

2.      Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha

Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari

perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru.

Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitas dipertimbangkan setelah

seluruh bukti dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan kedalam

laporan keuangan.

3.      Memperoleh Surat Representasi Manajemen

Tiga tujuan suat representasi klien adalah :

1. Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas

penilaian laporan keungan.

2. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak

dimasukkan dalam laporan keuangan.

3. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai

berbaagai spek dalam audit.

11

Page 14: Kata Pengantar

SA 333 menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan,

yaitunya :

1. Laporan keuangan

Pernyataan manajemen berisi pertanggungjawaban atas penyajian laporan

keuangan yang wajar.

Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar

dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

       2. Kelengkapan informasi

Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.

Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang

saham, direktur, dan dewan direksi.

       3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan

yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan

keseluruhan.

Informasi mengenai kecurangan meliputi (a) manajemen, (b) karyawan

yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau (c) lain-lain

dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan keuangan.

Informasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan

terutang dari dan kepada pihak terkait.

Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memiliki

asersi penting dan harus  diungkapkan sesuai PSAK No.57, Estimasi

Utang, Kewajiban Kontijensi, dan Aset Bersyarat.

       4. Kejadian setelah tanggal neraca

Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar

pada tanggal neraca.

Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.

12

Page 15: Kata Pengantar

4.      Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan

Dasar

Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas

laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak

melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas

informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja

mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar

pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas

mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua

jenis opini yang diperbolehkan : opini positif yang mengindikasikan tingkat

kepastian tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada

kepastian.

5. Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan

PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain

yang dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan.

SA 550 hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan

keuangan, tetapi dipublikasikan bersama dengan laporan ini.

2.5 Evaluasi Hasil

Auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan tepat

untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpulan bahwa laporan keuangan

disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, dan diaplikasikan secara

konsisten dengan tahun sebelumnya.

Aspek-aspek dalam evaluasi akhir:

a.      Bukti yang tepat dan memadai

Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan

tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk

13

Page 16: Kata Pengantar

menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan

sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit.

Bagian penting dalam telaah adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari

program audit dilengkapi dengan akurat dan didokumentasikan dan seluruh tujuan

audit terpenuhi.

Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai,

auditor sering menggunakan daftar pembanding (checklist) penyelesaian audit,

sebagai pengingat bila ada yang terlewatkan. Jika auditor memutuskan bahwa

bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka memutuskan apakah laporan

keuangan disajikan secara wajar, maka mereka memiliki dua pilihan: (1)

mengakumulasikan bukti tambahan atau (2) menerbitkan opini dengan

pengecualian atau tidak memberikan opini.

b.      Bukti pendukung opini auditor

Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara

wajar adalah mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit. Manakala

auditor menemukan salah saji yang material, neraca saldo harus disesuaikan untuk

menkoreksi laporan keuangan. Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan

bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan

keuangan yang wajar, auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus

direvisi sesuai keinginan auditor atau diberikan opini dengan pengecualian atau

opini tidak wajar.

c.       Pengungkapan laporan keuangan

Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir

apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan

penyajian dan pengungkapan. Sebagai bagian dari telaah akhir dalam

pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan adanya

penyelesaian daftar pembanding laporan keuangan untuk setiap audit.

14

Page 17: Kata Pengantar

d.      Telaah dokumentasi audit

Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus

menelaah dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:

1. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.

2. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja

3. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian

auditor

e.       Telaah independen

Telaah independen diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah atas informasi

keuangan interim dan audit pengendalian internal. Penelaah menempati posisi

penting untuk memastikan bahwa audit sudah dilakukan dengan memadai.

f.       Ringkasan evaluasi bukti

Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat

mengevalasi risiko audit, berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian membuat

evaluasi yang sama untuk laporan keuangan keseluruhan. Auditor juga

mengevaluasi bukti pendukung atas opini audit dengan mengestimasi salah saji

dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan keseluruhan.

2.6 Penerbitan Laporan Audit

Laporan audit merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses audit yang

juga merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam mengkomunikasikan

kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan

yang diaudit . Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai

kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam

suatu bentuk laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Auditor

harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di audit hingga seluruh

bukti diakumulasi dan dievaluasi.

15

Page 18: Kata Pengantar

Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar

pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum, yaitu:

-          Paragraf pendahuluan

Paragraf pendahuluan (introductory paragraph) membuat tiga penyataan

faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab

manajemen dan tanggung jawab auditor.

-          Paragraf ruang lingkup

Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Paragraf ruang

lingkup audit menunjukkan dengan jelas sifat yang dilakukan dan menunjukkan

beberapa keterbatasan audit.

-          Paragraf pendapat

Paragraf pendapat memenuhi (opinion paragraph) memenuhi empat

standar pelaporan. Kalimat paragraf pendapat dijelaskan sebagai berikut.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas …

Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini, hendaknya disimpulkan

bahwa pendapat tersebut dinyatakan oleh orang atau orang-orang

yang professional, berpengalaman, dan ahli. Bagian kedua dari kalimat tersebut

berkaitan dengan laporan keuangan yang disebutkan dalam paragraf pendahuluan:

sehingga judul setiap laporan tidak diulang kembali. Pernyataan pendapat

memenuhi keempat standar pelaporan.

            … menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material … posisi

keuangan

            … hasil usaha dan arus kas …

Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan kepercayaan auditor bahwa

laporan keuangan mancapai tujuan yang ditetapkan dengan menyajikan secara

wajar posisi keuangan (neraca) entitas, hasil usaha (laporan rugi-laba dan laporan

laba ditahan), serta arus kas (laporan arus kas).

16

Page 19: Kata Pengantar

            … sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum …

Kalimat ini memenuhi setandar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa

laporan harus menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan

GAAP.

Standar pelaporan kedua dan ketiga mensyaratkan komentar dalam laporan

auditor hanya jika terdapat ketidakkonsistenan dalam penerapan GAAP atau

manajemen gagal mengungkapkan sesuatu yang wajib diungkapkan. Oleh karena

itu, dengan tidak adanya komentar atas hal ini dalam laporan auditor, dapat

disimpulkan bahwa kedua standar pelaporan tersebut telah terpenuhi.

-          Laporan standar dengan bahasa penjelasan

Karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini adalah

bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian

(unqualified), karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP. Namun terdapat

beberapa kondisi yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf

penjelasan (explanatory paragraph) atau bahasa penjelasan lain pada laporan

standar. Biasanya informasi penjelasan diletakkan ada paragraf penjelasan

yang mengikuti paragraf pendapat.

2.7 Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen

Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal

PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk

menyampaikan seluruh kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit dan

kelompok lain yang sejenis, meskipun tidak material.

Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal

Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan

kelemahan material dalam desain atas pengoperasian pengendalian internal secara

tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

17

Page 20: Kata Pengantar

Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit

PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi tambahan

yang diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata

kelola.

Surat Manajemen (Management Letter)

Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai

rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien.

2.8 Penemuan Fakta Setelah Tanggal Neraca

Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan

keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta

klien untuk menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan

atas alasannya. Jika periode setelah tanggal neraca atas laporan keuangan sudah

selesai sebelum revisi diterbitkan, maka diperbolehkan mengungkapkan salah saji

tersebut dalam laporan periode setelah tanggal neraca.

Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka

auditor harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus mengingatkan

kepada regulator agar membatasi klien karena laporan keuangan tidak lagi

disajikan wajar dan jika memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak

pengguna laporan keuangan. Jika saham perusahaan dijual kepada publik, maka

auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk mengingatkan

para pemegang saham mengenai hal tersebut.

Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca

berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak

bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan

bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus

melakukan tindakan koreksi.

18

Page 21: Kata Pengantar

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

19

Page 22: Kata Pengantar

Tahap penyelesaian audit merupakan tahap  yang penting untuk

memastikan audit yang berkualitas. Dalam tahap ini, auditor melaksanakan

pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan, termasuk mereview

kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti audit

dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu mendukung

pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan komite audit dan

manajemen mengenai temuan yang penting dan persoalan lainnya.

SARAN

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak hal yang perlu di perbaiki, untuk itu saran yang

sifatnya membangun kami harapkan dari pembaca  sebagai bahan evaluasi dan

pembelajaran bagi kami agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya lebik

baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

J. elder, Randal. 2011. Jasa Audit dan Assurance-Pendekatan Terpadu(Adaptasi

Indonesia), Buku 2. Jakarta:Salemba Empat.

20

Page 23: Kata Pengantar

http://ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/menyelesaikan-audit/

http://www.mdp.ac.id/materi/2012-2013-1/ak301/122218/ak301-122218-646-

12.pdf

21