Kata Pengantar
-
Upload
robi-williamsyah -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Badan Usaha
Lain “Lisensi” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami
berterima kasih pada Bapak Drs. Subechi,MM.Msi selaku dosen mata kuliah bisnis
pengantar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian,. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Yogyakarta, 11 Oktober 2013
Penyusun
ABSTRAK
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan
perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Bentuk- bentuk Badan Usaha
antara lain adalah Perusahaan Perseorangan, Firma, Perseroan Komanditer (CV)
Commanditaire Vennootschap, Perseroan Terbatas (PT), BUMN, BUMN, BUMS.
Terdapat pula badan usaha lainnya seperti Join Venture, Trust, Holding Company,
Sindikat, Kartel, Lisensi, Franchise dan Yayasan. Sedangkan fokus dalam makalah ini
adalah lisensi. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian, persyaratan,
macam- macam, dan objek yang dijadikan contoh perusahaan lisensi. Juga disertakan
pula contoh perjanjian lisensi perangkat lunak BlackBerry. Metode yang digunakan
dalam makalah ini adalah studi pustaka yang dilakukan dengan bantuan internet dan
modul pendukung. Melalui studi pustaka ini, penulis dapat menyimpulkan apa itu
lisensi, persyaratan, macam- macam, lisensi komersial perangkat lunak, undang-
undang mengenai lisensi komersial perangkat lunak dan contoh perjanjian lisensi.
TEORI YANG TERKAIT
I. Pengertian Lisensi
Perjanjian lisensi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang mana
satu pihak yaitu pemegang hak bertindak sebagai pihak yang memberikan lisensi,
sedangkan pihak yang lain bertindak sebagai pihak yang menerima lisensi.
Pengertian lisensi itu sendiri adalah izin untuk menikmati manfaat ekonomi
dari suatu obyek yang dilindungi HKI untuk jangka waktu tertentu. Sebagai imbalan
atas pemberian lisensi tersebut, penerima lisensi wajib membayar royalti dalam
jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Mengingat hak ekonomis yang
terkandung dalam setiap hak eksklusif adalah banyak macamnya, maka perjanjian
lisensi pun dapat memiliki banyak variasi. Ada perjanjian lisensi yang memberikan
izin kepada penerima lisensi untuk menikmati seluruh hak eksklusif yang ada, tetapi
ada pula perjanjian lisensi yang hanya memberikan izin untuk sebagian hak eksklusif
saja, misalnya lisensi untuk produksi saja, atau lisensi untuk penjualan saja.
II. Persyaratan Perjanjian Lisensi
Perjanjian lisensi harus dibuat secara tertulis dan harus ditandatangani oleh
kedua pihak. Perjanjian lisensi sekurang-kurangnya memuat informasi tentang:
(a) tanggal, bulan dan tahun tempat dibuatnya perjanjian lisensi;
(b) nama dan alamat lengkap serta tanda tangan para pihak yang mengadakan
perjanjian lisensi;
(c) obyek perjanjian lisensi;
(d) jangka waktu perjanjian lisensi;
(e) dapat atau tidaknya jangka waktu perjanjian lisensi diperpanjang;
(f) pelaksanaan lisensi untuk seluruh atau sebagian dari hak ekslusif;
(g) jumlah royalti dan pembayarannya;
(h) dapat atau tidaknya penerima lisensi memberikan lisensi lebih lanjut kepada pihak
ketiga;
(i) batas wilayah berlakunya perjanjian lisensi, apabila diperjanjikan; dan
(j) dapat atau tidaknya pemberi lisensi melaksanakan sendiri karya yang telah
dilisensikan.
Sesuai dengan ketentuan dalam paket Undang-Undang tentang HKI, maka suatu
perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
yang kemudian dimuat dalam Daftar Umum dengan membayar biaya yang besarnya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Namun, jika perjanjian lisensi tidak dicatatkan,
maka perjanjian lisensi tidak mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga, yang
dengan sendirinya tidak termasuk kategori pengecualian sebagaimana dimaksud dalam
pedoman ini.
Perjanjian lisensi dapat dibuat secara khusus, misalnya tidak bersifat eksklusif.
Apabila dimaksudkan demikian, maka hal tersebut harus secara tegas dinyatakan dalam
perjanjian lisensi. Jika tidak, maka perjanjian lisensi dianggap tidak memakai syarat non
eksklusif. Oleh karenanya pemegang hak atau pemberi lisensi pada dasarnya masih boleh
melaksanakan sendiri apa yang dilisensikannya atau memberi lisensi yang sama kepada
pihak ketiga yang lain.
Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau
memuat pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai
dan mengembangkan teknologi pada umumnya (referensi Undang-undang Paten).
Pendaftaran dan permintaan pencatatan perjanjian lisensi yang memuatketentuan atau
memuat hal yang demikian harus ditolak oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual.
Berdasarkan pada paparan tersebut di atas, setiap orang hendaknya memandang
bahwa perjanjian lisensi yang dimaksud dalam Pasal 50 huruf b adalah perjanjian lisensi
yang telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam ketentuan hukum HKI.
Perjanjian lisensi yang belum memenuhi persyaratan tidak masuk dalam pengertian
perjanjian yang dikecualikan dari ketentuan hukum persaingan usaha.
Oleh karena itu, agar ketentuan ’pengecualian’ tersebut selaras dengan asas dan
tujuan pembentukan undang-undang persaingan usaha, maka setiap orang hendaknya
memandang ketentuan ’pengecualian’ tersebut tidak secara harfiah atau sebagai
pembebasan mutlak dari segenap larangan yang ada. Setiap orang hendaknya memandang
’pengecualian’ tersebut dalam konteks sebagai berikut:
a. Bahwa perjanjian lisensi HKI tidak secara otomatis melahirkan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat;
b. Bahwa praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang timbul akibat
pelaksanaan perjanjian lisensi adalah kondisi yang hendak dicegah melalui hukum
persaingan usaha;
c. Bahwa untuk memberlakukan hukum persaingan usaha terhadap pelaksanaan
perjanjian lisensi HKI haruslah dibuktikan: (1) perjanjian lisensi HKI tersebut telah
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam perundangundangan HKI, dan (2)
adanya kondisi yang secara nyata menunjukkan terjadinya praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat;
d. Bahwa pengecualian dari ketentuan hukum persaingan usaha terhadap perjanjian
lisensi HKI hanya diberlakukan dalam hal perjanjian lisensi HKI yang bersangkutan tidak
menampakkan secara jelas sifat anti persaingan usaha.
Hal yang perlu dianalisis dari suatu perjanjian lisensi HKI untuk mendapat
kejelasan mengenai ada tidaknya sifat anti persaingan adalah klausul yang terkait dengan
kesepakatan eksklusif (exclusive dealing). Dalam pedoman ini, perjanjian lisensi HKI
yang dipandang mengandung unsur kesepakatan eksklusif adalah yang di antaranya
mengandung klausul mengenai:
a. Penghimpunan Lisensi (Pooling Licensing) dan Lisensi Silang (Cross Licensing);
b. Pengikatan Produk (Tying Arrangement);
c. Pembatasan dalam bahan baku;
d. Pembatasan dalam produksi dan penjualan;
e. Pembatasan dalam harga penjualan dan harga jual kembali;
f. Lisensi Kembali (Grant Back).
Penting untuk diperhatikan, bahwa adanya satu atau lebih dari satu unsur di atas
dalam suatu perjanjian lisensi HKI tidaklah menunjukkan bahwa perjanjian lisensi HKI
tersebut secara serta merta memiliki sifat anti persaingan. Harus ada kondisi tertentu yang
harus diperiksa dari masing-masing klausul tersebut untuk menentukan apakah klausul
tersebut mengandung sifat anti persaingan.
III. Macam Lisensi
Lisensi atas hak kekayaan intelektual
Salah satu jenis lisensi adalah lisensi atas hak intelektual, misalnya perangkat
lunak komputer. Pemilik lisensi memberikan hak kepada pengguna untuk memakai
dan menyalin sebuah perangkat lunak yang memiliki hak paten kedalam sebuah
lisensi.
Lisensi atas hak intelektual biasanya memiliki beberapa pasal atau bagian di
dalamnya, antara lain syarat dan ketentuan (term and condition), wilayah (territory),
pembaruan (renewal) dan syarat-syarat lain yang ditentukan oleh pemilik lisensi.
Syarat dan ketentuan (term and condition) : Kebanyakan lisensi dibatasi
oleh jangka waktu pemakaian. Hal ini untuk melindungi kekayaan intelektual dari
pemilik lisensi, karena sering atau adanya perubahan kondisi peraturan pemberian
lisensi pasar. Hal ini juga melindungi pemilik lisensi dari pemakaian lisensi dengan
beberapa alamat IP (Internet Protocol) dalam satu (nomer seri) untuk satu jenis
perangkat lunak.
Wilayah : Pembatasan wilayah adalah batasan pemakaian produk untuk
digunakan dalam satu wilayah atau regional terbatas (tertentu). Sebagai contoh,
sebuah lisensi produk atau jasa untuk daerah atau regional "Amerika Utara" (Amerika
Serikat dan Kanada) tidak dapat dipakai di Indonesia (regional Asia Tenggara), begitu
juga sebaliknya.
1. Lisensi massal
Misalnya, lisensi massal perangkat lunak adalah lisensi dari pemilik ke
perorangan untuk menggunakan sebuah perangkat lunak dalam satu komputer.
Rincian lisensi biasanya tertuang dalam "Kesepakatan Lisensi Pengguna tingkat
Akhir" (End User License Agreement (EULA)) dalam sebuah perangkat lunak.
2. Lisensi merek barang / jasa
Pemilik barang atau jasa dapat memberikan izin (lisensi) kepada individu atau
perseroan agar individu atau perseroan tersebut dapat mendistribusikan (menjual)
sebuah produk atau jasa dari pemilik barang atau jasa di bawah sebuah merek dagang.
Dengan pemakaian lisensi tipe ini, pemakai lisensi dapat menggunakan
(menjual atau mendistribusikan) merek barang atau jasa di bawah sebuah merek
dagang tanpa khawatir dituntut secara hukum oleh pemilik lisensi. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan dapat memakai desain dan teknologi sebuah produk atau jasa yang
berasal dari suatu negara dan dipasarkan dengan memakai nama lain di negaranya
sendiri.
3. Lisensi hasil seni dan karakter
Pemilik lisensi dapat memberikan izin atas penyalinan dan pendistribusian
hak cipta material seni dan karakter (misalnya, Mickey Mouse menjadi Miki
Tikus).
4. Lisensi bidang pendidikan
Gelar akademis termasuk sebuah lisensi. Sebuah Universitas memberikan izin
kepada perorangan untuk memakai gelar akademis. Misalnya (Diploma I (D1), Ahli
Madya (Diploma III, (D3)), Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3)).
ANALISIS MASALAH
Lisensi Komersial Software
PENGERTIAN LISENSI SOFTWARE
a. Definisi Lisensi
1. Lisensi menurut secara umum
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik
rahasia dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak)
untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia
dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu
tertentu dan syarat tertentu.
2. Lisensi menurut UU No 19 th 2002 ttg Hak Cipta Bab I
pasal 1
Lisensi adalah “izin yang diberikan oleh Pemegang
Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait kepada pihak lain
untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak
Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan
persyaratan tertentu”.
b. Definisi Program Komputer atau Software
Dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Undang-undang
Hak Cipta disebutkan bahwa program komputer adalah
“Sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa,
kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan
dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu
membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi
khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk
persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut”.
c. Definisi Lisensi Software
Jadi, lisensi software adalah “hak eksklusif bagi pencipta
dan atau pemegang hak cipta suatu software untuk
mengumumkan dan memperbanyak software ciptaannya, yang
timbul secara otomatis setelah software tersebut diciptakan
tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.
Dari definisi tersebut dapat kita lihat bahwa ada dua kata
kunci, yaitu izin dan persyaratan tertentu. Hal ini berarti izin itu
dapat diberikan oleh pemegang hak cipta kepada pihak lain
dengan persyaratan tertentu. Software atau program komputer
merupakan salah satu bentuk karya intelektual seseorang,
sehingga tidaklah mengherankan jika software tersebut
termasuk ciptaan yang dilindungi oleh undang-undang. Hal ini
berarti si pencipta software tadi memiliki hak eksklusif untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku, atau yang sering disebut dengan hak
cipta.
2. JENIS-JENIS LISENSI SOFTWARE
Justisiari P. Kusumah [2006] menyebutkan bahwa ada beberapa
jenis lisensi yang diberikan terhadap suatu software, antara lain:
a. Lisensi Komersial (Full Version)
Jenis lisensi komersial adalah lisensi yang diberikan
kepada software-software yang bersifat komersial dan
digunakan untuk kepentingan-kepentingan komersial (bisnis).
Misalnya : sistem operasi Microsoft Windows (98, ME, 200,
2003, Vista), Microsoft Office, PhotoShop, Corel Draw, Page
Maker, AutoCAD, beberapa software Anti Virus (Norton Anti,
MCAffee, Bitdefender, Kaspersky), Software Firewall (Tiny,
Zona Alarm, Seagate), dan lain sebagainya. Tidak ada jalan lain
yang diperbolehkan untuk mendapatkan lisensi software ini
kecuali dengan membayar sejumlah harga yang telah
ditetapkan.
b. Lisensi Percobaan/Shareware Licensi
Jenis lisensi percobaan software (shareware) adalah jenis
lisensi yang diberikan kepada software-software yang bersifat
percobaan (trial atau demo version) dalam rangka uji coba
terhadap software komersial yang akan dikeluarkan sebelum
software tersebut dijual secara komersial atau pengguna
diijinkan untuk mencoba terlebih dahulu sebelum membeli
software yang sebenarnya (Full Version) dalam kurun waktu
tertentu, misalnya 30 s/d 60 hari.
Termasuk pula dalam lisensi jenis ini ada evaluation
version dimana software yang diluncurkan belum bisa disebut
full version, dengan tujuan sebagai evaluasi kinerja software
tersebut. Sehingga, user akan memberikan feedback kepada
developer software yang berguna sebagai penyempurnaan
software tersebut, baik dari segi tampilan atau bahkan adanya
bug dalam software tersebut. Misalnya saja saat Windows 7
versi evaluation diujicobakan secara gratis namun hanya
berfungsi selama kurang lebih 1 tahun sejak Mei 2009 dan akan
berakhir Juni 2010, meskipun sekarang telah diluncurkan versi
lengkapnya.
Yang termasuk shareware di antaranya adalah nagware,
dimana pada software tersebut sering muncul peringatan yang
akan hilang jika melakukan registrasi (membayar), namun
software tersebut masih tetap bias digunakan meski belum
diregistrasikan. Misalnya, ACDSee (sampai versi 2.42)
c. Lisensi Software Terbatas/Limited License
Jenis lisensi terbatas adalah jenis lisensi yang diberikan
kepada software-software yang bersifat non komersial/freeware
dan digunakan hanya untuk kepentingan-kepentingan non
komersial seperti pada instritusi pendidikan (sekolah dan
kampus) dan untuk penggunaan pribadi, misalnya antivirus
SmadAV yang bukan versi PRO, dan sebagainya.
d. Lisensi Bebas Pakai/Freeware License
Jenis lisensi freeware adalah software/aplikasi yang
bersifat gratis. Kita tidak perlu membeli atau memasukkan
nomor serial (keygen) dari software tersebut, tapi hak cipta
tetap milik pembuat software. Kita tidak boleh merubah hak
cipta dan isi dari software tersebut, apalagi menjualnya ke
orang lain. Dengan kata lain kita hanya boleh memakai saja.
Dan sumber kodenya bersifat tertutup, atau closed source.
Contoh dari aplikasi freeware adalah Winamp, Firefox atau
Google Chrome, Yahoo!Mesenger, Pidgin, dan sebagainya.
Freeware, sesuai dengan namanya adalah software yang
benar-benar gratis atau bebas untuk digunakan, developer
software tidak pernah meminta Anda untuk membayar apapun
kepadanya. Dalam beberapa kasus kemampuan freeware malah
lebih bagus ketimbang software berbayar. Beberapa freeware
memberikan persyaratan bahwa software tersebut hanya boleh
digunakan untuk penggunaan pribadi (personal) bukan untuk
digunakan untuk keperluan komersil.
1. Stripware
Varian dari freeware yang menawarkan versi gratis
dari software komersial dengan fasilitas yang terbatas,
biasanya ditandai dengan pemberian nama Personal
Edition/Lite Version/Basic.. Contoh : Eudora Lite,
InnoculateIT Personal Edition, Real Player Basic, Linux
(distribusi Corel)
2. Adware
Varian dari freeware yang menampilkan iklan pada
tampilan software (umumnya berupa banner). Contoh :
GoZilla!, JetAudio (mulai versi 4.7), Eudora Pro (mulai
versi 4.2)
3. Optionware
Varian dari freeware yang meminta imbalan secara
sukarela dalam bentuk selain uang, misalnya : email
(mailware), prangko (stampware), surat/kartupos, dll,
bahkan ada yang meminta untuk menyumbangkan
sejumlah uang kepada yang membutuhkan, bahkan ada
yang hanya meminta untuk berhenti menggerutu tentang
sulitnya hidup (!).
e. Lisensi Open Source
Jenis lisensi Open Source adalah jenis lisensi yang
diberikan kepada software-software yang source code penuhnya
tersedia bagi siapa pun yang menginginkannya (untuk
dimodifikasi) atau menggunakan hak cipta publik yang dikenal
sebagai GNU Public License (GPL) yang bisa baca secara
lengkap di http://www.gnu.org
Adapun prinsip dasar GPL berbeda dengan hak cipta, GPL
pada dasarnya berusaha memberikan kebebasan seluas-luasnya
bagi pencipta software untuk mengembangkan kreasi
perangkatnya dan menyebarkannya secara bebas kemasyarakat
umum (publik). Tentunya dalam penggunaan GPL ini kita masih
terikat dengan norma, nilai dan etika. Misalnya sangatlah tidak
etis apabila kita mengambil software GPL kemudian
mengemasnya menjadi sebuah software komersial dan
mengklaim bahwa software tersebut adalah hasil karya atau
ciptaannya. Sebagai contoh, dengan menggunakan lisensi GPL
sistem operasi Linux yang saat banyak beredar di masyarakat
Linux dapat digunakan secara gratis di seluruh dunia, bahkan
listing program-nya (Source Code) dalam Bahasa C dari sistem
operasi Linux tersebut secara terbuka dan dapat diperoleh
secara gratis di internet tanpa dikategorikan membajak
software dan melanggar hak cipta (HKI).
Lisensi software sangat beragam jenisnya. Berikut ini
adalah penyebutan jenis-jenis lisensi software, berikut sedikit
penjelasan dari masing-masing lisensi tersebut.
Berdasarkan jenis lisensi yang sudah dijelaskan tadi,
berikut ini ada beberapa contoh lisensi yang ada, antara lain :
1. Open atau Select Licence
Jenis Open Licence atau Select Licence ini adalah
jenis lisensi yang diberikan kepada suatu pengguna yang
telah membeli atau membayar lisensi untuk penggunaan
software tertentu yang akan dipasang (install) ke
beberapa perangkat komputer yang akan dipergunakan.
Biasanya lisensi jenis ini hanya akan ditunjukan oleh satu
lembar surat lisensi untuk pemakaian beberapa perangkat
komputer. Misalnya pembelian lisensi untuk pemakaian
Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional
Editions untuk 50 unit perangkat komputer dan
ditunjukan hanya dengan satu lembar surat lisensi.
2. Original Equipment Manufacture (OEM)
Merupakan jenis lisensi yang diberikan kepada
setiap perangkat yang dibeli secara bersamaan dengan
penggunakan software-nya. Misalnya ketika kita membeli
sebuah laptop atau notebook yang sudah dilengkapi
dengan Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional
yang asli (original) yang ditunjukan dengan adanya stiker
Certificate of Authenticity (COA) pada bagian bawah
perangkat laptop atau notebook tersebut.
Biasanya kualitas dari stiker Certificate of
Authenticity (COA) selalu diperbaiki agar tidak mudah
rusak atau mudah dipalsukan oleh orang-orang tidak
bertanggung jawab.
3. Full Price (Retail Product)
Jenis Full Price (Retail Product) ini adalah jenis
lisensi yang diberikan kepada setiap pengguna yang telah
membeli software secara terpisah dengan perangkat keras
(hardware) secara retail. Biasanya pembelian perangkat
lunak (software) ini akan dilengkapi dengan satu lembar
surat lisensi yang lengkap dengan packaging serta manual
book dari software tersebut.
4. Academic License
Jenis Academic License ini adalah jenis lisensi yang
diberikan kepada setiap institusi pendidikan (sekolah-
sekolah atau kampus) dengan harga khusus dan biasanya
dengan sejumlah potongan tertentu (non komersial) dan
ditunjukan dengan satu lembar surat lisensi yang dapat
dipergunakan pada sejumlah perangkat seperti yang
tertera pada surat lisensi tersebut. Misalnya pembelian
software dari Microsoft Corp yang akan dipergunakan
dilingkungan sekolah atau kampus (Microsoft Voleme
Licencing), MYOB, JAVA, Cisco, dan lain sebagainya.
5. Lisensi khusus bagi Independen Software Vendor (ISV)
Jenis Independen Software Vendor (ISV) ini adalah
jenis lisensi yang diberikan kepada setiap Independen
Software Vendor (ISV) untuk pembelian software-software
yang digunakan untuk pembuatan aplikasi (Development
Tools Software) dengan harga khusus dan biasanya
dengan sejumlah potongan tertentu dan ditunjukan
dengan satu lembar surat lisensi yang dapat dipergunakan
pada sejumlah perangkat seperti yang tertera pada surat
lisensi tersebut. Saat ini perusahaan pembuatan software
seperti Microsoft Indonesia sudah mengeluarkan jenis
lisensi ini yang khusus diberikan kepada ISV-ISV yang
berada di bawah pembinaan Microsoft Indonesia, salah
satunya adalah Perusahaan Andal Software
(http://www.andalsoftware.com).
3. PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG TENTANG LISENSI
SOFTWARE
Alasan mengapa suatu produk software perlu dilindung
dijelaskan dalam Undang-undang Hak Cipta yang secara
lengkap berbunyi “Sekumpulan instruksi yang diwujudkan
dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang
apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan
komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk
melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang
khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-
instruksi tersebut.”
Undang-undang nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Pasal 2 Ayat (2), pencipta atau pemegang hak cipta atas
karya sinematografi dan program komputer memiliki hak untuk
memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya menyewakan ciptaan tersebut untuk
kepentingan yang bersifat komersial.
2. Pasal 15 Ayat (g), pembuatan salinan cadangan suatu
program komputer oleh pemilik program komputer yang
dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
3. Pasal 30 Ayat (1), tentang hak cipta atas ciptaan program
komputer berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama
kali diumumkan.
4. Pasal 45 – 46, tentang lisensi piranti lunak (Software).
5. Pasal 56, hak cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi.
6. Pasal 72 Ayat (1), barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana minimal 1
bulan dan/atau minimal Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah), atau
pidana penjara maksimal 7 tahun dan/atau denda maksimal Rp.
5.000.000.000,- (Lima Miliar Rupiah).
7. Pasal 72 Ayat (2), barangsiapa dengan sengaja menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak
cipta pidana penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda
maksimal Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).
8. Pasal 72 Ayat (3), barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu
program komputer dipidana dengan pidana penjara maksimal 5
tahun dan/atau denda maksimal Rp. 500.000.000,- (lima Ratus
Juta Rupiah).
KESIMPULAN
Lisensi dalam pengertian umum dapat diartikan memberi izin. Pemberian lisensi
dapat dilakukan jika ada pihak yang memberi lisensi dan pihak yang menerima lisensi,
hal ini termasuk dalam sebuah perjanjian. Macam- macam lisensi meliputi:
1. Lisensi atas hak karya intelektual
2. Lisensi massal
3. Lisensi merek barang atau jasa
4. Lisensi seni dan karakter
5. Lisensi bidang pendidikan
Objek yang dibahas mengenai lisensi merek barang dan jasa yang mengambil
fokus pada lisensi komersial perangkat lunak (software). Lisensi komersial perangkat
lunak (software) yaitu hak eksklusif bagi pencipta dan atau pemegang hak cipta suatu
software untuk mengumumkan dan memperbanyak software ciptaannya, yang timbul
secara otomatis setelah software tersebut diciptakan tanpa mengurangi pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
http://artikelhki.blogspot.com/2012/05/pengertian-lisensi-artikel-definisi.html
http://lailamaharani.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-persyaratan-perjanjian.html
http://toysbox.wordpress.com/2010/05/22/lisensi-komersial-software/
http://www.legalakses.com/bentuk-bentuk-badan-usaha/
http://www.blackberry.com/legal/pdfs/BBSLA/
BBSLA_Indonesia_BahasaIndonesia_NA.pdf