Kata Pengantar

16
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan fakta pada makalah ini. Makalah ini memuat tentang “Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia”. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami analisa dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Semoga, makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan membangkitkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme sebagai warga negara Indonesia yang baik. Terima kasih. Waikabubak, 20 November 2014
  • date post

    05-Sep-2015
  • Category

    Documents

  • view

    18
  • download

    4

description

just repost

Transcript of Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami ini.Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan fakta pada makalah ini.Makalah ini memuat tentang Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami analisa dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Semoga, makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan membangkitkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme sebagai warga negara Indonesia yang baik. Terima kasih.

Waikabubak, 20 November 2014

1. Sejarah Manusia PurbaIndonesia merupakan salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba. Ini artinya, Indonesia pada masanya pernah didiami oleh manusia purba. Kenyataan ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu tempat penting bagi para ahli yang akan melakukan studi tentang manusia purba. Adapun tempat lain yang juga ditemukan fosil manusia purba yaitu Prancis, Jerman, Belgia, dan Cina.Faktor apakah yang membuat Indonesia menjadi tempat menarik untuk didiami oleh manusia purba? Kita tahu, kehidupan manusia purba masih sangat bergantung oleh alam. Jadi besar kemungkinan faktor utama yang menarik manusia purba untuk mendiami Indonesia adalah kesuburan tanahnya serta kekayaan akan faunanya. Sejak 10000 tahun yang lalu ras-ras manusia seperti yang kita kenal sekarang ada di Indonesia. Pada kala Holosin dikenal dua ras, yaitu ras Austromelanosoid dan ras Mongoloid. Ras Austromelanosoid mempunyai ciri-ciri tubuh agak besar, tengkorak kecil, rahang kedepan, hidung lebar, alat pengunyah kuat. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri tubuh lebih kecil, tengkorang sedang, muka lebar dan datar, hidung sedang. Temuan rangka manusia Pos Plestosin di pantai timur Sumatera Utara, gua-gua di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Sisa-sisa manusia di langsa tamiang dan binjai menunjukkan ciri-ciri austromelanosoid.Dengan melihat keadaan di Sumatera Timur dan membandingkan dengan keadaan di pantai selat Malaka, manusia ini memakan bintang laut, kerang laut, dan ikan, disamping beberapa hewan darat, seperti babi dan badak. Manusia ini juga telah mengenal api, mengubur mayat, dan upacara tertentu. Pada saat bersamaan di gua lawa, sampung, ponorogo, didapati manusia yang termasuk ras Austromelanosoid. Mereka hidup dari binatang buruan, seperti kerbau, rusa, dan gajah.Di Flores, yaitu liang toge, liang momer, dan liang panas didapatkan sisa-sisa manusia yang menunjukkan ciri-ciri Austromelanooid. Di liang toge, flores barat manusianya diperkirakan hidupnya secara meramu dan berburu. Dari data tersebut maka populasi di Indonesia di kala Pos Plestosin: Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara didiami ras Austromelanosoid dengan sedikit unsur Mongoloid, tapi di Sulawesi selatan menunjukan ras mongoloid. Mungkin karena pengaruh mongoloid melalui Filipin Kalimantan Sulawesi.Kehidupan praaksara di Indonesia dimulai sejak munculnya manusia purba. Berdasarkan banyaknya fosil purba yang ditemukan, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan tempat yang menarik bagi manusia purba untuk ditempati. Oleh karena itu, Indonesia menjadi sangat penting bagi para ilmuan yang akan meniliti keadaan dan kehidupan manusia purba.

2. Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia Meganthropus Paleojavanicus Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata-kata; Megan artinya besar, Anthropus artinya manusia, Paleo berarti tua, Javanicus artinya dari Jawa. Jadi bisa disimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa. Fosil Meganthropus Paleojavanicus dikatakan sebagai fosil manusia purba paling primitif. Meganthropus Paleojavanicus diartikan sebagai manusia raksasa dari jawa. Jenis manusia purba ini pertama kali ditemukan oleh van Koenigswald antara tahun 1936-1941 di daerah Sangiran. Sragen, Jawa Tengah. Daerah Sangiran termasuk dalam fauna Jetis yang digolongkan dalam lapisan Pleistosen Bawah. Fosil yang ditemukan adalah bagian rahang bawah dan rahang atas kiri dengan gigi geraham Manusia purba jenis Meganthropus Paleojavanicus memiliki ciri-ciri :1. Memiliki rahang bawah tebal dan kuat2. Tubuh tegap3. Tonjolan tulang pipi yang tebal,4. Tonjolan kening tebal5. Memiliki otot-otot kuat6. Termasuk sebagai pemakan tumbuhan

Meganthropus A / Sangiran 6Ini fragmen rahang yang besar, pertama kali ditemukan pada 1941 oleh Von Koenigswald . Koenigswald ditangkap oleh Jepang dalam Perang Dunia II, tapi berhasil mengirim cast rahang untuk Franz Weidenreich . Weidenreich menjelaskan dan memberi nama spesimen pada tahun 1945, dan terpana dengan ukurannya.Kemudian hominid ini adalah hominid yang memiliki rahang terbesar yang dikenal. Rahang itu kira-kira sama tingginya dengan gorila tetapi memiliki bentuk yang berbeda.Sedangkan antropoid dengan mandibula (rahang) memiliki tinggi yang terbesar di simfisis, yaitu di mana dua rahang bawah bertemu, hal ini tidak terjadi di Sangiran-6, di mana ketinggian terbesar terlihat di sekitar posisi pertama molar (M1).Weidenreich menganggap ini adalah gigantisme acromegalic, tapi akhirnya tidak menggolongkannya karena tidak memiliki fitur khas seperti dagu yang menonjol berlebihan dan giginya yang kecil dibandingkan dengan ukuran rahang itu sendiri.Weidenreich tidak pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid ini berasal, namun mengatakan itu 2/3 ukuran Gigantopithecus , yang dua kali lebih besar sebagai gorila, yang membuatnya seperti setinggi sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang rahangnya digunakan dalam bagian dari rekonstruksi tengkorakGrover Krantz, yang hanya setinggi 8,5 inci (21 cm).Meganthropus B / Sangiran 8Ini adalah fragmen rahang lain yang dijelaskan oleh Marks pada tahun 1953. Saat itu ukurannya hampir sama dan bentuknya seperti mandibula asli, tetapi juga kondisinya rusak parah. Temuan terbaru oleh tim Jepang dan Indonesia memperbaiki fosil yang sudah dewasa ini dan menunjukkan spesimen inilebih kecil dari spesimen yang diketahui H. Homo.Anehnya, spesimen itu memiliki beberapa ciri unik untuk mandibula yang ditemukan pertama dan tidak dikenal di H. Homo. Tidak ada perkiraan ukuran yang belum pasti.

Meganthropus C / Sangiran 33/BK 7905Ini fragmen mandibula yang ditemukan pada tahun 1979, dan memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan mandibula yang sebelumnya ditemukan. Hubungannya dengan Meganthropus tampaknya menjadi yang paling lemah dari penemuan mandibula.Meganthropus DMandibula ini diakuisisi oleh Sartono pada tahun 1993, dan berkisar antara 1,4 dan 0,9 juta tahun lalu. Bagian ramus rusak parah, tetapi fragmen mandibula relatif terluka, meskipun rincian dari gigi telah hilang.Hal ini sedikit lebih kecil dari Meganthropus-A dan sangat mirip dalam bentuknya. Sartono, Tyler, dan Krantz sepakat bahwa Meganthropus-A dan D sangat mungkin merepresentasikan dari spesies yang sama.Meganthropus I / Sangiran 27Spesimen Tyler ini digambarkan sebagai tengkorak yang hampir lengkap tapi hancur dalam batas ukuran Meganthropus dan di luar batas (diasumsikan) H. Homo. Spesimen ini tidak memiliki jendolan ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan punggung nuchal sangat tebal.Meganthropus II / Sangiran 31Ini fragmen tengkorak yang pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada tahun 1982. Analisis Tyler sampai pada kesimpulan bahwa itu adalahkisaran normalnya H. Homo. Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada sebelumnya spesimen sebelumnya yang ditemukan. Ia memiliki sagittal crest yang sama atau punggung temporal ganda dengan kapasitas tengkorak sekitar 800-1000cc.

PithecanthropusFosil manusia purba jenisPithecanthrophusadalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya belum dimasak. Terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis,danPithecanthropus soloensis. Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.

1. Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc.

2. Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.3. Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.

Homo Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Homo merupakan manusia purba yang memiliki fikiran yang cerdas. Di Indonesia sendiri ditemukan beberapa jenis Homo , yaitu : Homo WajakensisFosil ini ditemukan pada tahun 1889 oleh Eugene Dobois di desa.Wajak( Tulung Agung) Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa tulang tengkorak, rahang atas dan rahang bawah tulang pah dan tulang kering. Homo Wajakensis golongan homo Sapiens kelompok manusia purba maju dan terakhir. Dan ini membuktikan bahwa Indonesia sejak 40.000 tahun yang lalu sudah didiami manusia sejenis Homo Sapiens.Ciri-ciri homo wajakensis : Berbadan tegap Mukanya tidak terlalu menonjol ke depan. Hidung lebar dan bagian mulutnya menonjol Tengkoraknya lebih besar dibanding Pithecanthropus. Dahinya agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah atap tengkoraknya dari muka ke belakang Tingginya sekitar 180 cm Memiliki volume otak kecil, yaitu sekitar 1000-2000 cc dengan rata-rata 1350-1450 cc. Tinggi badang antara 130-210 cm, berat badan antara 30-150 kg. Hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu Mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang yang masih sederhana Homo Soloensis ( Manusia dari Solo)Fosil ini ditemukan pada tahun 1931 1934 oleh Von Koenigswald dan Wedenreich di desa Ngadong lebah Bengawan Solo. Fosilnya berupa tengkorak menurut penelitian terrnyata Homo Soloensis tingkatanya lebih tinggi di bandingPithecanthropus Erektus.Ciri-ciri homo soloensis : Otak kecilnya lebih besar dari pada otak kecil Pithecanthropus Erectus. Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus. Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung). Tinggi badan antara 130 210 cm Volume otaknya antara 1000 1200 cc Otot tengkuk mengalami penyusutan Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna

Homo Sapiens (Manusia Cerdas)Homo Sapiens merupakan manusia yang paling maju dan paling cerdik. Homo Sapiens, artinya manusia yang cerdas. Homo Sapiens hidup pada masa Holosen dan memiliki bentuk fisik yang yang hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Fosil ini ditemukan oleh Von Rietschoten pada tahun 1889, di Desa Wajak, Campur Darat, Tuluanggung, Jawa Timur.Homo Sapiens yang terdapat di Indonesia sudah ada pada zaman Mesolithikum dan mereka sudah mengenal tempat tinggal secara menetap serta mengumpulkan makanan dan menangkap ikan. Kebudayaannya disebut kebudayaan Mesolithikum yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dari Indo-Cina (Vietnam).Ciri-ciri Homo Sapiens : Tinggi tubuh 130-210 cm berat badan 30 159 kg, dan volume otak 1350 1450 cc. Otak lebih berkembang dari pada Meganthropus dan pithecanthropus. Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut. Tonjolang kening sudah berkurang dan sudah berdagu. Mempunyai ciri-ciri ras Mongoloid dan Austramelanosoid.

Homo FloresiensisHomo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM. Ciri-ciriHomo floresiensisantara lain, tinggi badan kurang dari 1 meter; berbadan tegap; berjalan secara bipedal; volume otak sekitar 417cc; serta tidak memiliki dagu.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-Purba-Indonesia-yang-Hidup-pada-Masa-Praaksara.htmlhttp://indonesiaindonesia.com/f/89905-manusia-purba-indonesia/http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.htmlhttp://marhadinata.blogspot.com/2013/01/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.htmlhttp://smpn1sdk91bubun2013.blogspot.com/2013/03/sejarah-manusia-purba.htmlhttp://yessicahistory.blogspot.com/2013/04/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.htmlhttp://zulfahmigo.blogspot.com/2013/01/manusia-purba-pithecanthropus-erectus.htmlhttp://jagoips.wordpress.com/2012/12/28/kehidupan-manusia-pra-aksara/