KATA PENGANTAR · 2 3 KATA PENGANTAR 4 KARTU PENILAIAN 116 PENGANTAR 8
Kata Pengantar
Transcript of Kata Pengantar
MAKALAH FISIKA MEDIK
ELECTRIC SHOCK ATAU SYOK LISTRIK
Oleh:
Husnia Nabilah
22010112120009
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat-Nya,
penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada kendala yang berarti.
Makalah Fisika yang bertemakan “Electrical Shock atau Syok Listrik” ini merupakan
sebuah tugas untuk menunjang kegiatan perkuliahan dalam mata kuliah Fisika Medik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini, mengingat masih
sedikitnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semarang, 10 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
2.1 Syok Listrik....................................................................................................... 5
2.2 Pengaruh Syok Listrik Terhadap Tubuh............................................................ 12
2.3 Pencegahan Syok Listrik................................................................................... 13
2.4 Pengobatan Syok Listrik.................................................................................... 15
BAB III PENUTUPAN....................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 16
3.2 Saran.................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat maju pemakaian listrik atau
alat-alat listrik di sekitar kita tidak dapat dihindari dan semakin lama semakin meningkat
jumlah penggunaanya. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan kejadian syok listrik juga akan
semakin meningkat. Perlu diketahui bahwa syok listrik adalah kejadian yang secara kebetulan
dan bahayanya sangat besar bagi tubuh. Oleh sebab itu, perlu diketahui bagaimana cara atau
metode pengamanan sehingga bahaya syok listrik dapat dihindari.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa itu syok listrik?
b. Apa pengaruh syok listrik terhadap tubuh?
c. Bagaimana cara pencegahan terhadap syok listrik?
d. Bagaimana cara pengobatan terhadap syok listrik?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui syok listrik
b. Mengetahui pengaruh syok listrik terhadap tubuh
c. Mengetahui cara pencegahan terhadap syok listrik
d. Mengetahaui pengobatan terhadap syok listrik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syok Listrik
A. Pengertian Syok Listrik
Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang
diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejutan listrik dapat
terjadi apabila ada kontak antara tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi
yang dapat menimbulkan arus melalui otot atau rambut. Ketika tersengat listrik, terdapat beda
potensial sehingga muncul tegangan listrik antara tubuh manusia dengan lingkungan. Dalam
kasus tersengat listrik bumi atau tanah memiliki potensial yang rendah yang menyebabkan
listrik akan selalu mencoba mengalir ke bumi dari sumber tegangan melalui konektor,
sedangkan manusia berlaku sebagai konektor atau konduktor karena pada tubuh manusia
terdapat komponen air yang tinggi persentasenya sekitar 60% hingga 70%.
B. Pembagian Syok Listrik
Penggunaan intrumentasi elektronik pada waktu melakukan pengobatan dan
diagnostic tanpa memperhatikan persyaratan yang ada akan timbul bahaya syok. Dalam
bidang kedokteran ada dua macam syok listrik, yaitu syok yang dibuat dengan tujuan tertentu
dan syok yang timbul tanpa tujuan tertentu.
1. Syok dengan tujuan tertentu
Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psikiatri dikenal
dengan nama electric shock/electro convultion therapy. Elektroterapi adalah penggunaan
energi listrik sebagai pengobatan medis. Dalam pengobatan, istilah elektroterapi bisa berlaku
untuk berbagai perawatan, termasuk penggunaan alat listrik seperti stimulator otak dalam
untuk penyakit saraf.
Beberapa aplikasi dari electric shock:
a) Defibrillator
Defibrilasi adalah proses pemberian sengatan listrik ke jantung untuk menghentikan
aritmia agar irama jantung kembali ke keadaan yang produktif. Sengatan listrik dihasilkan
oleh sebuah perangkat listrik yang disebut defibrillator. Defibrillators memberikan sengatan
listrik singkat ke jantung, yang memungkinkan alat pacu jantung alami jantung (SA Node)
untuk mendapatkan kembali kontrol dan membentuk irama jantung yang produktif.
defibrilator ini adalah perangkat elektronik yang terdiri dari alat kejut jantung dan monitoring
elektrokardiograf.
Proses defibrilasi dilakukan untuk memperbaiki aritmia yang mengancam nyawa
termasuk fibrilasi ventrikel dan serangan jantung. Ketika jantung dalam keadaan darurat,
maka proses defibrilasi harus segera dilakukan setelah pasien teridentifikasi mengalami
aritmia, yaitu ditunjukkan oleh kurangnya pulsa dan tidak lagi merespon rangsangan. Jika
elektrokardiograf tersedia, aritmia dapat ditampilkan secara visual untuk konfirmasi
tambahan. Untuk pengobatan medis oleh dokter, dalam situasi yang mengancam jiwa,
defibrilasi atrial dapat digunakan untuk mengobati fibrilasi atau flutter atrium.
Defibrilasi terdiri dari memberikan dosis terapi energi listrik ke jantung yang terkena
dengan perangkat yang disebut defibrillator. Sekarang ini ada 2 jenis pengembangan
defibrillator yaitu Defibrillators eksternal dan transvenous atau implan.
b) ECT
Beberapa penderita psikosis (gangguan jiwa) sengaja dilakukan syok dengan tujuan
terapi di mana di antara temporalis kanan dan kiri penderita dialiri arus listrik dalam orde 0,5
sampai 1,5 amper dengan tegangan sebesar 80 sampai 110 volt dalam waktu 1/10 sampai 1/5
detik. Kedua elektroda dapat ditempatkan satu di sisi yang sama dari kepala pasien. Hal ini
dikenal sebagai ECT sepihak. Unilateral ECT digunakan pertama untuk meminimalkan efek
samping (rugi memori). Ketika elektroda ditempatkan pada kedua sisi kepala, ini dikenal
sebagai ECT bilateral. Dalam ECT bifrontal, posisi elektroda suatu tempat antara bilateral
dan unilateral. Peletakan elctroda Sepihak diduga menyebabkan efek kognitif lebih sedikit
dari bilateral namun dianggap kurang efektif.
Efek pokok dari ECT adalah efek hilangnya memori pasien. Efek akut dari ECT dapat
termasuk amnesia, retrograde (untuk peristiwa yang terjadi sebelum perlakuan) dan
anterograde (untuk peristiwa yang terjadi setelah perawatan). Namun, sebagian besar dari
efek tersebut hanya bersifat sementara. Kehilangan memori dan kebingungan lebih besar jika
penempatan elektrode dilakukan secara bilateral daripada sepihak, dan dengan menggunakan
gelombang sinus daripada pulsa arus singkat. Sebagian besar pengobatan modern
menggunakan arus secara singkat. Penelitian oleh Harold Sackeim telah menunjukkan bahwa
arus berlebih menyebabkan risiko lebih untuk kehilangan memori, dan menggunakan
elektroda yang ditempatkan di sisi kanan dapat mengurangi gangguan memori verbal.
c) TENS dan PENS
TENS, atau transkutan stimulator elektro-saraf, adalah jenis terapi elektronik untuk
tendinitis bahu dan masalah nyeri lainnya. Ia menggunakan impuls tegangan rendah untuk
merangsang ujung saraf. Ketika ditempatkan pada atau dekat lokasi yang bermasalah,
mengacak sinyal rasa sakit untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan tanpa efek samping
atau gangguan dengan metode pengobatan lainnya. Ini adalah alat yang aman untuk
membantu dalam pengelolaan masalah sakit kronis, seperti tendinitis bahu namun, tidak
aman untuk digunakan dengan alat pacu jantung dan yang tidak didiagnosis sindrom nyeri.
PENS, atau perkutan stimulasi elektro-saraf, pada intinya sama dengan TENS namun
PENS menggunakan jarum akupuntur untuk memberikan arus listrik. dibandingkan dengan
TENS, dapat lebih nyaman untuk digunakan.
2. Syok tanpa tujuan tertentu
Timbulnya syok ini akibat dari suatu kecelakaan. Factor-faktor yang menyokong
sehingga timbulnya syok listrik antara lain:
Peralatan
- Petunjuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
- Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang dilakukan
- Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformer
Perorangan
- Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang ditimbulkan
- Kurang pengertian tentang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri maupun penderita.
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan Earth shock. Sesorang
terkena syok apabila salah satu bagian tubuh menyentuh kawat fasa, sedangkan bagian tubuh
yang lain menyentuh kawat netral. Walaupun petugas telah memakai sepatu dengan alas
karet, syok dapat pula terjadi. Berdasarkan besar kecilnya tegangan maka earth shock dapat
dibagi dalam low tension shock dan high tension shock.
1) Low tension shock (shock tegangan rendah)
Syok yang terjadi di sini berhubungan dengan pemakaian generator yang
menghasilkan arus listrik dengan tegangan rendah atau bertalian dengan pemakaian lampu
panas radien atau lampu sinar ultra ungu.
2) High tension shock (shock tegangan tinggi)
Syok yang terjadi di sini bertalian dengan pemakaian generator tegangan tinggi,
generator gelombang pendek atau step up transformer. Penderita yang mengalami syok, kulit
badannya akan mengulupas seluruhnya.
Pada beberapa buku fisika membagi earth shock menjadi mikro syok dan makro syok.
Pembagian ini mempunyai arti diagnostik yaitu dapat meramalkan sebelumnya apakah
penderita yang mengalami syok ini suatu mikro syok atau makro syok, dengan kriteria-
kriteria sebagai berikut:
1) Mikro syok
Terjadinya mikro syok oleh karena adanya aliran listrik langsung mengikuti arteri ke
jantung. Dalam mikroshock, arus tidak harus melewati hambatan tinggi kulit, hal ini mungkin
saja terjadi oleh karena penggunaan kateter untuk pencatatan EKG, liguid filled cateter untuk
menyuntikkan pewarnaan bagi radiografi atau mengukur tekanan darah jantung (internal
blood pressure) dan pemasangan elektroda-elektroda pada alat pacu jantung. Seorang pasien
di ICU mungkin memiliki kateter (alat pacu jantung) yang dipasang di pembuluh besar dan
menyentuh otot jantung untuk merangsang jantung, pada saat mekanisme jantungnya gagal.
Beberapa kateter berisi kabel-kabel atau cairan konduktor listrik sehingga memberikan
tahanan listrik rendah pada jalan menuju jantung. Oleh karena beberapa kateter tersebut
terbuat dari kawat yang merupakan bahan konduksi listrik yang baik dan cairan juga bersifat
konduktor listrik, hal ini menyebabkan arus listrik dalam orde mikro amper saja dapat
menyebabkan mikro syok.
Diduga aliran listrik sekitar 20 mA dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel. Selain itu
apabila ada kebocoran arus pada alat yang sedang bekerja arus tidak dapat mengalir secara
langsung ke bumi tetapi akan melewati alat pacu jantung yang di pasang pada tubuh penderita
kemudian ke bumi. Pada mikro syok akan terjadi dengan fibrilasi ventrikel kemudian di ikuti
dengan kematian. Tambahan pula apabila ada dua sirkit terpisah yang dipergunakan sehingga
memungkinkan penderita berhubungan dengan dua ground timbulah tegangan di antara kedua
permukaan konduktif di mana salah satu permukaan mengarah kontak dengan jantung
sedangkan permukaan lainnya kontak dengan permukaan tubuh sehingga mikro syok dapat
terjadi.
2) Makro syok
Kejadian makro syok kebanyakan mengenai petugas dari pada penderita sendiri oleh
karena kecerobohan petugas sendiri. Salah satunya elektroda menyentuh tangan sedangkan
elektroda lain menyentuh kulit bagian lain sehingga terjadi aliran listrik melalui permukaan
tubuh (kulit) dan timbullah makro syok. Tahanan kulit berkisar 1 kilo Ohm s/d 1 M Ohm
tidak mampu membendung aliran listrik. Apabila di tempat kontak elektroda di berikan pasta,
pada waktu melakukan tes EKG dapat menurunkan tahanan dan memudahkan arus listrik
yang mengalir, sehingga dapat menimbulkan makro syok.
C. Parameter yang Mempengaruhi Syok Listrik
Kabel listrik modern memiliki tiga kabel, dua yang memasok daya ac dan satu yang
berfungsi sebagai kabel ground ke tanah. Jika salah satu kabel listrik putus peralatan tidak
akan beroperasi, dan jika kabel ini disentuh (pendek) sekering akan berbunyi dan kegagalan
dapat diketahui. Namun, jika kabel ground putus mungkin tidak terdeteksi dan memberikan
bahaya listrik yang serius untuk pasien dengan elektroda internal. Untuk memahami bahaya
kabel ground putus kita harus memahami kebocoran arus. Dalam semua peralatan listrik atau
elektronik ada beberapa aliran arus listrik dari arus ac ke logam instrumen atau alat.
Kebocoran arus ini biasanya mengalir ke tanah melalui kabel ground pada kabel listrik.
Sumber utama dari kebocoran arus ini adalah kapasitansi antara kabel listrik ac dan tanah
atau antara daya transformator dan tempatnya. Impedansi Xc dari kapasitor C untuk tegangan
dengan frekuensi f dirumuskan sebagai berikut :
X c=1
2 π fC
Keterangan:
Xc= impedansi
C = Kapasitor (Farad)
f = frekuensi (Hz)
Kriteria kebocoran kapasitor adalah 2 x 102 μF, jika tegangan ac 110 V pada
frekuensi 60 Hz. Maka kapasitas hambatannya adalah 1,3 x 105 Ω dan kebocoran arusnya
diperoleh dari persamaan :
I= VXc
=110
1,3 x103
= 8,5 x 10-4 A = 850 µA.
Coba kita memikirkan apa yang akan terjadi jika kebocoran arus ini berada dalam
instrumen EKG dengan kawat ground rusak dan unit tersebut dihubungkan dengan sebuah
pasien di ICU yang juga memiliki alat pacu jantung terhubung. Sejak kebocoran arus tidak
bisa mengalir ke tanah melalui kabel ground yang rusak, kebocoran arus tersebut akan
mengalir melalui alat pacu jantung yang ditanam dijantung untuk menuju ke tanah. Arus
mikroshock ini bisa mengakibatkan fibrilasi ventrikel dan kematian.
Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar. Menurut
Hukum Ohm intensitas arus listrik tergantung kepada tegangan dan tahanan yang ada.
I=VR
Keterangan:
I = Kuat arus yang mengalir (Amper)
V = Tegangan (volt)
R = Hambatan (Ω)
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa tegangan penting dalam menentukan berapa
arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh. Disamping itu ada pula
parameter-parameter lain yang turut berperan mempengaruhi tingkat syok.
1) Dari sudut arus
a) Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari pada
tegangan 80 Volt, oleh karena kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar daripada
tegangan 80 Volt. Oleh karena nilai R sama.
b) Basah tidaknya kulit penderita.
Kulit penderita yang berkeringat/basah akan memudahkan arus listrik melewati kulit
penderita. Ini dapat dimengerti oleh karena kulit yang basah/berkeringat tahanan jauh
lebih besar bila dibandingkan dengan kulit yang kering.
c) Basah tidaknya lantai.
Lantai yang basah merupakan konduktor yang baik sehingga lebih besar arus yang
dapat melewati tubuh ke ground.
2) Dari sudut parameter-parameter yang lain
a) Jenis kelamin
Tahun 1973 Dalziel melakukan penelitian tentang nilai ambang persepsi (arus
minimum yang dapat dideteksi) dan let go current (arus yang dapat menyebabkan tarikan
tangan kembali) yang ditunjukkan dengan distribusi Gausian meyatakan:
- Rata-rata thresholdof perception untuk laki-laki: 1,1 mA. Sedangkan untuk perempuan
0,7 mA. Minimum nilai ambang persepsi 500 µA
- Rata-rata let go current untuk laki-laki 16 mA, untuk wanita 10,5 mA
Minimum let go current current untuk laki-laki 9, 5 mA untuk wanita 6 mA
b) Frekuensi AC
Hasil penlitian Dalziel ternyata frekuensi 50-60 Hz merupakan minimum let go
current. Di bawah 10 Hz, let go current akan meningkat dan otot-otot akan terjadi relaksasi
sebagian dan di atas beberapa ratus Hz let go current akan meningkat pula, dan otot-otot
mengalami stenght duration trade off serta refrakter jaringan yang telah mengalami eksitasi.
c) Duration
LA Geddes dari institute of electrical and electronic (1973) melakukan penelitian
terhadap binatang pony dan anjing ternyata nilai ambang fibrilasi akan meningkat bila waktu
semakin kecil.
d) Berat badan
Dari hasil penelitian terhadap binatang oleh ferris (1936), Kiselev 1963 menunjukkan
nilai ambang fibrilasi akan meningkat dengan meningkatnya berat badan. Hal ini diramalkan
berlaku pula bagi manusia.
e) Jalan yang ditempuh arus
Apabila jalan yang ditempuh arus melewati jantung atau otak akan timbul bahaya
syok semakin serius.
2.2 Pengaruh Syok Listrik Terhadap Tubuh
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas pembagian syok listrik antara lain mikro
syok dan makro syok. Perbedaan prinsip dari keduanya adalah besarnya arus listrik yang
melewati tubuh. Pada mikro syok tidak diperlukan arus yang besar, cukup dengan mikro
amper saja (oleh Roy 1976 limit mikro syok 10 mikro amper) dapat menyebabkan fibrilasi
ventrikel. Hal ini dimungkinkan oleh karena tahanan dalam tubuh sangat kecil. Ditambah
pula adanya keteter merupakan konduktor yang baik bagi arus listrik, maka apabila ada arus
listrik yang melewati kulit kemudian masuk ke dalam jaringan tubuh akan terlihat jelas
perubahan-perubahan/pengaruh terhadap organ tubuh (makro syok).
Table 2.1 Dampak Arus Ac Frekuensi 60 Hz yang Mengalir Melalui Kulit Ke Batang Tubuh.
Arus(durasi kontak
1s)
Effect Tegangan yang dibutuhkan untuk memproduksi arus dengan
hambatan tubuh.10.000 Ω 1.000 Ω
Arus Aman: 1mA
1-8 mA
Penderita hanya merasakan geli, ini merupakan nilai ambang persepsi bagi pria dewasa.
Terjadi sensasi syok, di mana kontraksi otot masih baik dan nyeri-nyeri belum terjadi. Orang masih dapat melepaskan diri.
10 V
10-8 V
1 V
1-8 V
Arus tidak aman
8-15 mA
Terjadi rangsangan saraf dan otot sedemikian rupa sehingga terjadi nyeri dan letih
80-150 V 8-15 V
15-20 mA Kejutan yang menyiksa, terjadi kontraksi otot tidak sadar yang menetap, dan penderita tidak dapat menarik tangannya kembali.
150-200 V 15-20 V
20-50 mA Otot-otot mengalami kontraksi sangat kuat, dan sulit untuk bernafas.
200-500 V 20-50 V
100-300 mA
Terjadi fibrilasi ventrikel 1000-3000 100-300 V
1-6 A Terjadi kontraksi miocard yang menetap dan terjadi pelumpuhan pernafasan
60.000 V 6000 V
Pada table di atas terlihat besar arus berhubungan dengan tegangan dan tahanan kulit
serta perubahan yang diakibatkan arus AC pada 60 Hz. Pada arus 1 mA penderita hanya
merasakan geli, ini merupakan nilai ambang persepsi bagi pria dewasa (50%), untuk wanita
kurang lebih 1/3 mA.
Apabila arus listrik sampai 8 mA akan terjadi sensasi syok, di mana kontraksi otot
masih baik dan nyeri-nyeri belum terjadi. Arus listrik diperbesar sekitar 8-15 mA terjadi
rangsangan saraf dan otot sedemikian rupa sehingga terjadi nyeri dan letih. Ini dikenal
dengan siksaan syok, penderita pada saat ini sukar/tidak dapat menarik tangan kembali dan
terjadi kontraksi otot tak sadar yang menetap. Dalziel melakukan observasi pada penderita
dengan arus 18-22 mA akan terjadi pernafasan tertahan apabila arus berlangsung terus.
Arus antara 20-50 mA otot-otot mengalami kontraksi sangat kuat, pernafasan
tampaknya sangat sulit. Pada peningkatan arus mendekati 100 mA bagian arus yang melewati
jantung cukup untuk menyebabkan fibrilasi ventrikel (nilai ambang fibrilasi rata-rata berkisar
70-400mA) dan akan menyebabkan kematian apabila tidak dilakukan penanganan segera.
Apabila arus cukup tinggi 1-6 amper akan terjadi kontraksi miocard yang menetap dan terjadi
paralise pernafasan/kelumpuhan pernafasan dan bila arus listrik dihentikan secara tiba-tiba
akan terjadi defibrilasi ventrikel.
Arus listrik 10 amper dalam durasi pendek akan menyebabkan kebakaran pada kulit,
otak dan jaringan saraf akan kehilangan fungsi eksistansi/eksitasi/kejutan apabila ada arus
yang melewatinya. Arus terus-menerus di atas 6 A dapat menyebabkan kelumpuhan
pernafasan temporer (sementara) dan Luka bakar serius. Kerusakan tergantung pada individu,
kelembaban kulit, dan kontak kulit dengan konduktor.
2.4 Pencegahan Terhadap Syok Listrik
Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian sehingga
dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan meliputi alat-alat yang dipergunakan,
penderita, ruangan dan petugas.
1) Terhadap alat listrik yang dipergunakan:
- Semua alat listrik harus mempergunakan three wire cord atau kabel tiga urat dan
dihubungkan ke ground secara memadai. Kabel listrik modern ini memiliki tiga kabel,
dua yang memasok daya ac dan satu yang berfungsi sebagai kabel ground ke tanah. Jika
salah satu kabel listrik putus peralatan tidak akan beroperasi, dan jika kabel ini disentuh
(pendek) sekering akan berbunyi dan kegagalan dapat diketahui. Namun, jika kabel
ground putus mungkin tidak terdeteksi dan memberikan bahaya listrik yang serius untuk
pasien dengan elektroda internal.
- Menggunakan sumber arus dc. Tubuh kurang sensitive terhadap arus listrik searah
daripada 60 Hz arus ac. Saat Xc = ∞ jika f = 0, tidak akan ada kebocoran karena
kapasitansi menyimpang jika kita mengoperasikan peralatan listrik kita dengan arus
searah.
- Semua tombol dan tahanan harus berada pada live (kawat fase)
- Seluruh tombol harus dalam keadaan turn off apabila tidak dipergunakan dan sterker
harus dicabut dari sumber arus apabila tidak dipergunakan dalam jangka waktu lama.
- Alat pacu jantung atau kateter harus di isolasi dan hindari dari sentuhan logam
- Lakukan prosedur tes secara teratur
- Alat-alat listrik, pipa radiator diletakkan sedemikian rupa sehingga terhindar dari
pegangan penderita.
- Salah satu cara yang diusulkan untuk mengurangi bahaya adalah dengan menggunakan
isi ulang, alat bertenaga baterai dalam diagnostik, terapi, dan situasi pemantauan.
Outputnya akan digabungkan dengan ilmu optik untuk sistem tampilan konvensional
sehingga tidak akan ada kontak antara pasien dan sistem layar. Dengan kondisi tersebut,
salah pengegroundnan tidak akan terjadi. Meskipun cara ini mahal, itu akan mengurangi
bahaya kejut listrik.
2) Terhadap penderita
Penderita diisolasikan dari ground. Hal ini agak sulit dikerjakan oleh karena pada
EKG monitor kaki kanan penderita selalu dihubungkan ke ground. Untuk menghindari hal
tersebut dapat dipergunakan transformer.
3) Terhadap ruangan
- Lantai ruangan terbuat dari bahan tanpa penghantar listrik atau dipasang karpet
karet
- Ruangan harus sekering mungkin.
4) Terhadap petugas:
- Diberi pendidikan ketrampilan tentang penggunaan alat-alat listrik.
- Pendidikan terhadap bahaya syok dan teknik proteksi yang baik.
2.5 Pengobatan Terhadap Syok Listrik
Apabila terjadi syok listrik segera matikan listrik dan jauhkan elektroda dari penderita.
Penderita dipindahkan dengan menggunakan bahan-bahan isolator.
Pengobatan terhadap syok listrik tergantung pada berat atau ringannya syok.
Ringan
Penderita diistirahatkan
Diberi minum air dingan dengan tujuan agar tidak menyebabkan
vasodilatasi/pelebatan pembuluh darah dan berkeringat banyak yang dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah
Berat
Penderita ditelentangkan agar mudah bernafas
Pakaian dibuka atau dilonggarkan agar mendapat udara yang cukup, hindari ruangan
yang panas atau pengap
Apabila kesadaran menurun dan kegagalan bernafas dapat dilakukan pernafasan
buatan “mouth to mouth”, “mouth to nose”, atau memberi oksigen melalui kantong
udara atau masker
Jika jantung berhenti berdenyut dilakukan message jantung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Syok listrik atau kejutan listrik merupakan suatu kejadian yang timbul secara
kebetulan dan memiliki bahaya yang sangat besar hinnga dapat menyebabkan kematian.
Tetapi di balik itu, ada manfaat dari syok listrik yang dapat digunakan penerapannya dalam
dunia kedokteran seperti defibrilator, ECT, PENS dan TENS. Oleh karena itu, sebaiknya kita
harus mengetahui bagaimana cara menghindari atau mencegah terjadinya syok listrik agar
tidak menimbulkan bahaya.
3.2 Saran
Penulis menyadari penyusunan makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Kelistrikan Tubuh
Gabriel, J. F.1998.Fisika Kedokteran:Denpasar
Anonimous. http://mirfat-rm.blogspot.com/2012/06/syok-listrik.html