KATA PENGANTAR

23

Click here to load reader

Transcript of KATA PENGANTAR

Page 1: KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan pengembangan produk lokal dengan pemberian inovasi dan sentuhan teknologi sehingga memiliki nilai tambah dan berdaya jual tinggi. Dalam makalah ini kami mencoba menjabarkan tentang inovasi-inovasi yang akan kami berikan dalam pengembangan produk lokal gipang yang berbahan dasar tepung ketan ini. Selain pemberian inovasi untuk produk, kami juga memberikan sentuhan teknologi dalam hal produksi untuk lebih menjaga mutu produk hingga hasil akhir dan mengefisiensi waktu produksi yang bila dilakukan dengan cara lama akan membutuhkan waktu lebih lama.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari begitu banyak bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak, baik bantuan material maupun non material. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Si sebagai dosen kami dalam mata kuliah pengantar ilmu dan teknologi pangan yang telah memberikan kami ilmu dan pengetahuan sehingga sangat membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak keluarga kami yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya kepada kami dan tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami atas semua informasi, kritik dan sarannya untuk membuat makalah ini menjdi lebih baik.

Akhirnya kami sebagi penulis sangat mengharapkan makalah kami ini dapat memberikan manfaat dan menjadi wacana yang informatif untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi para pembacanya. Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran untuk membangun karya ini menjadi lebik baik sangat kami harapkan.

PENULIS

ii

Page 2: KATA PENGANTAR

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR................................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii

BAB I..........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1

Latar Belakang........................................................................................................................................1

Tujuan.....................................................................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................3

Beras Ketan.............................................................................................................................................3

Gipang.....................................................................................................................................................4

BAB III.......................................................................................................................................................5

METODOLOGI..........................................................................................................................................5

BAB IV.......................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6

Beras Ketan.............................................................................................................................................6

Gipang.....................................................................................................................................................6

Peningkatan Mutu....................................................................................................................................6

Proses Pembuatan Gipang Dengan Modifikasi........................................................................................8

BAB V.......................................................................................................................................................12

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................12

Kesimpulan............................................................................................................................................12

Saran......................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

iii

Page 3: KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

Latar BelakangIndonesia merupakan negara tropis yang memiliki tanah yang subur dan begitu mudah

ditanami dengan berbagai macam tanaman. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara

agraris yang menghasilkan begitu banyak varietas produk pertanian. Akan tetapi, produk-

produk pertanian tersebut sebagian besar dijual dalam bentuk bahan mentah yang belum

mengalami pengolahan. Oleh karena itu, harga penjualan komoditi pertanian tersebut

cenderung rendah.

Sangat disayangkan jika potensi yang begitu besar dari banyaknya varietas bahan

pertanian negara Indonesia tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Perlakuan pengolahan yang

diberikan pada suatu komoditi pertanian tertentu dapat memberi nilai tambah dan

meningkatkan harga jual dari komoditi tersebut.

Salah satu komoditi pertanian Indonesia adalah beras ketan. Kabupaten Lumajang

merupakan salah satu dari dua kabupaten di Indonesia yang menjadi andalan ketersediaan

beras ketan dalam negeri. Sementara di Jawa Timur, kabupaten Lumajang berada di peringkat

pertama dalam artian penghasil beras ketan terbesar. Dari 2000 hektar areal tanam ketan di

Lumajang, perhektar dapat menghasilkan antara 6 – 8 ton per hektar, atau lebih dari 9000 ton

beras ketan yang diproduksi oleh petani ketan Lumajang. Meskipun Kabupaten Lumajang

merupakan penghasil beras ketan terbesar di Indonesia, namun penggunaannya masih belum

masimal. Komoditi beras ketan lebih banyak dimanfaatkan untuk produksi makanan lokal di

daerah Jawa barat (Anonim, 2010)

Beras ketan merupakan salah satu jenis serealia dengan kadar amilopektin yang sangat

tinggi (>95%) dan kadar amilosa yang sangat rendah (<10%). Kandungan amilopektin yang

tinggi menyebabkan beras ketan mudah mengalami gelatinisasi karena beras ketan lebih

mudah menyerap ai daripada jenis beras lainnyar. Hal ini menyebabkan struktur beras ketan

yang cenderung untuk besrsatu satu sama lain.

Dalam 100 gram beras ketan, terkandung 10,46 gram air; 6,81 gram protein; 0,55 gram

lemak; 2,8 gram serat; 81,68 gram karbohidrat; dan 370 kkal energi. Selain itu, beras ketan

1

Page 4: KATA PENGANTAR

juga mengandung mineral, vitamin, asam amino, dan asam lemak yang lengkap (Haryadi,

2008)). Dengan banyaknya zat gizi dan kandungan energi yang tinggi, beras ketan dapat

diolah menjadi makanan ringan yang cukup mengenyangkan.

Salah satu produk hasil olahan beras ketan adalah gipang. Gipang merupakan salah

satu penganan khas Banten yang banyak dijual sebagai oleh-oleh. Rasanya renyah dan manis

dengan tekstur sedikit lengket karena terbuat dari ketan yang dicampur dengan air

gula.Gipang dipasarkan dalam bentuk potongan-potongan kotak kecil dengan satu varian rasa

manis sehingga walaupun rasanya enak tapi membuat orang cepat merasa bosan. Kini gipang

bisa dibilang merupakan penganan yang cukup langka, tak banyak lagi penjual penganan ini

di luar kota Serang. Bahkan di Banten sendiri gipang hanya dibuat di industri-industri

rumahan di kampung-kampung. Padahal makanan ringan ini memiliki potensi yang sangat

besar, sebab selain rasanya enak harga gipang pun sangat terjangkau dan dari segi kesehatan

makanan ini juga baik dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat karena tidak mengandung

bahan tambahan pangan yang berlebihan dan bahan pengawet.

Kami berinisiatif untuk mengembangkan produk pangan lokal gipang ini dengan

menambahkan berbagai varian rasa. Tidak hanya dari segi rasa inovasi produk juga akan kami

lakukan dari segi teknologi produksi, bentuk dan kemasan sehingga makanan ini akan

memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan bisa dipasarkan dalam skala yang lebih luas tidak

hanya untuk daerah tempat produksinya.

TujuanTujuan pembuatan makalah ini adalah menguraikan peran teknologi dalam meningkatkan

mutu dan nilai tambah pangan lokal daerah berbahan dasar beras ketan dan menguraikan

berbagai inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai jual dan minat masyarakat

terhadap produk pangan lokal ini.

2

Page 5: KATA PENGANTAR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Beras KetanKetan sering disebut beras ketan adalah jenis beras ketan yang berwarna putih mirip

dengan beras putih biasa hanya saja ketan putih benar-benar berwarna putih tidak transparan

seperti beras putih biasa. Seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Beras

ketan hitam merupakan versi ketan dari beras hitam.

Beras ketan merupakan varietas padi dalam famili gramimae yang termasuk kedalam

kelompok biji-bijian (Depart. Perindustian, 1985: 2 dalam Afif, 2007). Beras ketan ini

mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 87% kandungan karbohidrat atau pati ini

terdapat pada dua macam persenyawaan yaitu amilosa dan amilopektin. Karbohidrat dari

beras ketan mengandung amilopektin yang jumlah perbandingannya sangat besar, dimana

kandungan amilosa sekitar 1% dan kandungan amilopektinnya 99% ( Dep. Perindustrian,

1982: 2 dalam Afif, 2007). Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan beras ketan

mudah mengalami gelatinisasi karena beras ketan lebih mudah menyerap air daripada jenis

beras lainnya. Hal ini menyebabkan struktur beras ketan yang cenderung untuk bersatu satu

sama lain.

Kadar amilosa berpengaruh terhadap rasa nasi. Beras dengan kadar amilosa tinggi bila

dimasak, pengembangan volumenya dan tidak mudah pecah, nasinya kering dan kurang

empuk, serta menjadi keras bila didinginkan. Beras dengan kadar amilosa rendah bila dimasak

menghasilkan nasi yang basah dan lengket, sedangkan beras dengan kadar amilosa menengah

menghasilkan nasi yang agak basah dan tidak menjadi keras bila didinginkan (Astawan, 2010)

Perbandingan antara amilosa dan amilopektin dapat menentukan tekstur, pera atau

tidaknya nasi, cepat atau tidaknya mengeras dan lengket atau tidaknya nasi. Makin tinggi

kadar amilosa dalam beras, bertambah keras dan pera nasi yang dihasilkan. Sebaliknya, makin

tinggi kadar amilopektin beras maka makin pulen dan lengket nasi yang dihasilkan.

3

Page 6: KATA PENGANTAR

GipangBeras ketan bisa digunakan untuk membuat bubur ataupun sekedar campuran bubur,

tape ketan, campuran es krim, kue kering/kue basah, cake, dan masih banyak yang lainnya.

Salah satu produk pangan olahan dari beras ketan adalah gipang. Makanan ringan yang satu

ini konon merupakan salah satu penganan khas Banten yang banyak dijual sebagai oleh-oleh.

Rasanya renyah, manis, sedikit lengket karena terbuat dari ketan yang dicampur dengan air

gula. Bahan-bahan pembuat kue gipang sangat sederhana. Bahan utama untuk membuatnya

adalah beras ketan putih atau ketan merah. Setelah dikukus, ketan lalu didinginkan dan dicuci

air bersih lalu ketan pun dijemur hingga kering. Kemudian barulah digoreng dan dicampur

dengan air gula sehingga teksturnya khas sedikit lengket saat disantap (Sari, 2010)

Gipang yang sudah jadi lalu dipotong-potong tipis. Jika dulu gipang tidak memiliki

variasi rasa, kini gipang dibuat dalam berbagai varian rasa seperti rasa pandan dan gula merah.

Ada pula yang dioles dengan selai kacang diatasnya untuk memberikan rasa yang gurih-gurih

enak.

Kini gipang merupakan penganan yang cukup langka, tak banyak lagi penjual

penganan ini di luar kota Serang. Bahkan di Banten sendiri gipang hanya dibuat di industri-

industri rumahan di kampung-kampung.

4

Page 7: KATA PENGANTAR

BAB III

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ini adalah studi pustaka. Studi

pustaka adalah proses pengambilan data yang berasal dari literatur lalu menyusunnya secara

rapi dan teratur untuk digunakan dalam keperluan penelitian. Tujuan penggunaan metode

studi pustaka dalam penulisan karya ini adalah untuk mencari dasar pijakan untuk

memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berpikir, dan menentukan dugaan

sementara atau disebut hipotetis penelitian, sehingga para peneliti dapat mengerti,

mengorganisasi, dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Sumber

literatur dalam pembuatan karya ini meliputi buku-buku yang relevan dan artikel-artikel

ilmiah yang sesuai.

Karya ini dirancang untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal beras ketan

yang belum termanfaatkan dengan baik di wilayah Indonesia. Pengembangan produk lokal

gipang yang berbahan dasar beras ketan ini didasarkan pada cara pembuatan produk yang

telah ada dengan memberikan sentuhan teknologi baru untuk memperluas skala produksi dan

tidak hanya berkembang dalam skala industri rumah tangga. Selain teknologi, pemberian

inovasi pada varian rasa, bentuk dan kemasan juga dilakukan untuk memberikan nilai tambah

dan menarik perhatian konsumen.

.

5

Page 8: KATA PENGANTAR

BAB IV

PEMBAHASAN

Beras KetanKetan yang sering disebut dengan beras ketan adalah jenis beras berwarna putih mirip

dengan beras putih biasa, hanya saja ketan putih benar-benar berwarna putih tidak transparan

seperti beras putih biasa. Seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.

Kandungan amilopektin yang tinggi (>90%) dan kandungan amilosa rendah (<10%)

menyebabkan beras ketan bersifat lengket dan mudah untuk mengsalami gelatinisasi. Beras

ketan seperti halnya beras biasa mengandung kandungan karbohidrat yang tinggi sekitar 87%.

GipangGipang merupakan jenis makanan ringan yang berbahan dasar beras ketan. Makanan

ringan yang satu ini konon merupakan salah satu penganan khas Banten yang banyak dijual

sebagai oleh-oleh. Rasanya renyah, manis, dan bertekstur sedikit lengket karena terbuat dari

ketan yang dicampur dengan air gula. Biasanya kue gipang dipasarkan dalam bentuk kotak-

kotak kecil dengan diberi selai kacang di bagian atasnya.

Peningkatan MutuGipang yang beredar di pasaran saat ini masih merupakan hasil pengolahan beras ketan yang

begitu sederhana dan umumnya masih diproduksi dalam skala rumah tangga. Harga jual

gipang bisa dibilang masih cukup rendah. Untuk meningkatkan mutu dan nilai jual gipang

yang berbahan dasar beras ketan ini, dapat diberikan beberapa perlakuan dan melibatkan

teknologi dalam pengolahannya. Adapun beberapa modifikasi yang dapat dilakukan pada

produk ini, seperti bentuk, rasa, aroma, warna, dan pengemasan.

1. Bentuk

Bentuk suatu produk pangan merupakan salah satu aspek organoleptik yang

dapat mempengaruhi mutu dan nilai dari produk tersebut. Gipang yang dijual di

pasaran saat ini umumnya berbentuk persegi panjang, Untuk menarik perhatian

6

Page 9: KATA PENGANTAR

konsumen dan meningkatkan mutu serta harga jualnya, gipang dapat dibentuk dengan

berbagai bentuk yang menarik seperti dibuat dalam bentuk bulat, segitiga, dan

sebagainya. Pembentukan gipang dapat melibatkan teknologi yaitu pembuatan loyang

untuk mencetaknya.

2. Rasa

Karakteristik organoleptik suatu produk pangan juga ditentukan dari rasa

produk tersebut. Gipang memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang lengket.

Peningkatan nilai mutu gipang dapat juga dilakukan dengan memodifikasi rasa dari

gipang itu sendiri.

Beras ketan yang crispy dibuat melekat satu sama lain dengan gula yang

digelatinisasi. Rasa manis ini dapat dicampurkan dengan perisa berbagai rasa. Salah

satunya adalah rasa pedas. Selain rasa pedas, kita juga bisa tetap membuat gipang

dengan rasa manis tapi dengan mengganti larutan gula menggunakan lelehan coklat.

Sehingga kita tetap mendapatkan sensasi rasa yang berbeda.

3. Aroma

Aroma dari gipang dapat menjadi salah satu karakteristik yang dapat

menambah nilai mutu gipang. Salah satu caranya adalah dengan penambahan jahe

pada pembuatannya. Di Vietnam, makanan sejenis gipang diproduksi dengan

menambahkan jahe sehingga memiliki aroma yang harum dan menarik. Selain itu,

penambahan jahe juga dapat menghangatkan tubuh dan berdampak dalam

meningkatkan kesehatan.

4. Warna

Modifikasi warna pada gipang dapat dilakukan dengan penambahan berbagai

jenis pewarna makanan. Modifkasi warna ini dapat menambah ketertarikan konsumen

pada produk ini.

5. Ukuran dan pengemasan

Saat ini, produk gipang dijual dalam kemasan sederhana dan ukuran yang

relatif besar. Modifikasi dapat dilakukan dengan memproduksi gipang dengan ukuran

yang cukup kecil sehingga mempermudah dalam konsumsi dan kemudian dikemas

7

Page 10: KATA PENGANTAR

dalam kemasan dengan design yang menarik. Pembuatan gipang dengan ukuran yang

sama dan pengemasan dengan design yang menarik dapat dilakukan dengan bantuan

teknologi. Kemasan dapat berupa kotak dari bahan mika yang transparan dan diberi

label yang menarik.

Proses Pembuatan Gipang Dengan Modifikasi

1. Mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan

Alat : Wajan, Baskom, sendok pengaduk, papan segiempat yang terbuat

dari irisan bambu, dan panci ukuran besar

Bahan : Beras ketan, gula, coklat batang, air, dan cabe merah

2. Proses pembuatan

a. Pembuatan gipang dengan rasa pedas

Proses pembuatan gipang diawali dengan memilih biji beras ketan yang

bagus. Pemilihan ini dapat dilakukan bersamaan dengan proses perendaman. Beras

ketan yang bagus akan tenggelam saat perendaman sedangkan beras ketan yang

jelek akan mengambang saat direndam. Proses perendaman kita lakukan selama

kurang lebih 14 jam. Proses perendaman ini berguna untuk memberikan

kesempatan penetrasi air kedalam biji beras, sehingga membantu proses

pemasakan biji beras selama pengukusan. Setelah direndam, beras ketan dikukus

selama kurang lebih 40 menit. Beras ketan yang telah dikukus dimasukkan dalam

baskom dan ditunggu sampai dingin kemudian baru dicuci dengan air dingin

sampai tidak terasa lengket.

Beras ketan kemudian ditaruh diatas papan bambu yang telah disiapkan,

ratakan dan pipihkan kemudian jemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih

3 hari. Setelah beras ketan mengering, beras ketan digoreng sampai mengembang

tanpa ada perubahan warna. Beras ketan yang telah digoreng kemudian

dimasukkan ke dalam wajan panas yang telah berisi campuran larutan gula dan

sambal balado. Aduk sampai larutan gula sambal balado merata dan mengental.

Terakhir kita tinggal mencetak campuran beras ketan dan larutan tadi dalam

8

Page 11: KATA PENGANTAR

loyang yang bentuknya disesuaikan dengan keinginan dengan melakukan

pengepresan agar bentuknya padat dan oleskan selai kacang diatasnya. Tunggu

sampai mengering dan kita tinggal mengemas hasil akhir.

b. Pembuatan Gipang dengan rasa manis coklat

Proses pembuatan gipang diawali dengan memilih biji beras ketan yang

bagus. Pemilihan ini dapat dilakukan bersamaan dengan proses perendaman. Beras

ketan yang bagus akan tenggelam saat perendaman sedangkan beras ketan yang

jelek akan mengambang saat direndam. Proses perendaman kita lakukan selama

kurang lebih 14 jam. Proses perendaman ini berguna untuk memberikan

kesempatan penetrasi air kedalam biji beras, sehingga membantu proses

pemasakan biji beras selama pengukusan. Setelah direndam, beras ketan dikukus

selama kurang lebih 40 menit. Beras ketan yang telah dikukus dimasukkan dalam

baskom dan ditunggu sampai dingin kemudian baru dicuci dengan air dingin

sampai tidak terasa lengket.

Beras ketan kemudian ditaruh diatas papan bambu yang telah disiapkan,

ratakan dan pipihkan kemudian jemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih

3 hari. Setelah beras ketan mengering, beras ketan digoreng sampai mengembang

tanpa ada perubahan warna. Beras ketan yang telah digoreng kemudian

dimasukkan ke dalam wajan panas yang telah berisi lelehan coklat. Aduk sampai

lelehan coklat bercampur rata dengan beras ketan dan mengental. Terakhir kita

tinggal mencetak campuran beras ketan dan lelehan coklat tadi dalam loyang yang

bentuknya disesuaikan dengan keinginan dengan melakukan pengepresan agar

bentuknya padat dan oleskan selai kacang diatasnya. Tunggu sampai mengering

dan kita tinggal mengemas hasil akhir.

9

Page 12: KATA PENGANTAR

3. Bagan Proses Pengolahan

rendam beras ketan selama ±14 jam

ambil beras yang terendam dengan baik dalam air (tidak mengambang) sebagai beras ketan yang berkualitas baik

kukus beras ketan selama ±40 menit

cuci beras ketan dengan air dingin sampai kelengketannya hilang

keringkan beras ketan dibawah panas matahari sampai kering (±4 hari)

goreng beras ketan kemudian campurkan dengan larutan gula dan balado (rasa pedas) atau larutan coklat (rasa manis coklat)

Page 13: KATA PENGANTAR

olesi dengan selai kacang pada bagian atasnya

cetak beras ketan dalam loyang sesuai bentuk yang diinginkan kemudian pres agar teksturnya padat

Page 14: KATA PENGANTAR

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBeras ketan merupakan jenis beras yang memiliki kandungan karbohidrat yang

jumlahnya hampir sama dengan kandungan karbohidrat pada beras biasa yaitu sekitar 87%. karbohidrat ini terdiri atas pati yang berupa amilosa dan amilopektin. Beras ketan memiliki tekstur yang lengket karene memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi (>90%) dan kandungan amilosa yang rendah (<10%). Beras ketan dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagi jenis makanan tradisional, antara lain : rengginang, tape, jadah, wajik, dodol, gipang, dan lain-lain. kita membahas lebih dalam tentang gipang yang dikenal sebagai makanan tradisional khas Serang, Banten.

Gipang merupakan suatu produk olahan dari beras ketan yang dicampur dengan larutan gula yang berbentuk kotak, memiliki rasanya manis dan tekstur yang sedikit lengket. Namun, disini kami mencoba untuk melakukan inovasi pada rasa dan bentuk gipang yang biasa beredar di pasar. Inovasi rasa kita lakukan dengan mengganti larutan gula dengan larutan gula balado untuk rasa pedas dan lelehan coklat untuk rasa manis coklat. Sedangkan untuk bentuknya dapat kita ubah sesuai dengan bentu cetakan yang kita gunakan. Inovasi ini dilakukan untuk meningkatan nilai mutu dan nilai jual dari gipang itu sendiri karena sepertinya orang sudah merasa bosan dengan gipang yang umum beredar dipasaran dengan satu bentuk dan satu rasa yang ditawarkan.

Saran 1. Kepada para mahasiswa terutama mahasiswa jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB

harusnya mulai memperhatikan keragaman makanan lokal yang ada di Indonesia dan mencoba memberikan sentuhan teknologi dan inovasi agar makanan ini dapat dikembangkan dan menjadi bagian dari kuliner negara Indonesia

2. Kepada masyarakat khususnya masyarakat di wilayah Banten hendaknya terus mengembangkan usaha gipang ini dan selalu berusaha melakukan perbaikan untuk meningkatkan nilai mutu dan nilai jual produk

3. Kepada pihak pemerintah hendaknya selalu memberikan dukungan untuk usaha-usaha pangambangan makanan lokal seperti ini dengan tujuan untuk menambah keanekaragaman makanan khas Indonesia

12

Page 15: KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA

Afif, Muhamad. 2007. pembuatan Jenang dengan Tepung Buah Durian (Durio Zibetinus

Murr). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Astawan, Made. 2010. Beras Makanan Pokok Sumber Protein [terhubung berkala].

http://bumiganesa.com/?p=229 (17 Desember 2010)

Haryadi. 2008. Teknologi Pengolahan Beras. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press

Kabupaten Lumajang. 2010. Lumajang Lumbung Padi Nasional [terhubung berkala]. http://

Lumajang.blogspot.com/ 2010/Lumajang-Lumbung-Padi-nasional.html. (15 Desember

2010)

Priwit. 2009. Rengginang Beras Ketan [terhubung berkala]. http://DCeKGxuG5mwWE-Dg&cad=rjahttp://topagriculture.blogspot.com/2009/05/teknologi-pengolahan-beras.html. (15 Desember 2010)

Sari, Devita. 2010. Gipang, Si Renyah Manis dari Banten [terhubung berkala].

http://www.detikfood.com/read/2010/09/28/164229/1450592/482/gipang-si-renyah-

manis-dari-banten. (17 Desember 2010)

13

Page 16: KATA PENGANTAR