KATA PENGANTAR - tedcbandung.comtedcbandung.com/web2018/html/LAKIP 2018 V2.pdf · diselenggarakan...
Transcript of KATA PENGANTAR - tedcbandung.comtedcbandung.com/web2018/html/LAKIP 2018 V2.pdf · diselenggarakan...
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) berhasil menyelesaikan penyusunan laporan
kinerja tahun 2018 dengan tepat waktu. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah mengamanatkan kepada
setiap instansi pemerintah untuk menyusun laporan kinerja setiap tahun.
Laporan ini menyajikan informasi kinerja atas pencapaian sasaran strategis beserta
indikator kinerjanya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja PPPPTK BMTI tahun 2018
PPPPTK BMTI pada tahun 2018 menetapkan 2 (dua) sasaran dan 3 (tiga) indikator
kinerja. Secara umum PPPPTK BMTI telah berhasil merealisasikan target kinerja yang ditetapkan
dalam perjanjian kinerja.
Meskipun telah banyak capaian keberhasilan, namun masih banyak permasalahan yang
perlu diselesaikan di tahun mendatang. Permasalahan tersebut diantaranya adalah beberapa
kali revisi pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Sasaran tidak berubah sementara
Anggaran mengalami penurunan. Dengan dukungan dan keterlibatan seluruh pemangku
kepentingan, diharapkan permasalahan yang dihadapi tersebut dapat segera terselesaikan.
Melalui laporan kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran objektif tentang
kinerja yang dihasilkan PPPPTK BMTI pada tahun 2018. Semoga laporan kinerja ini bermanfaat
sebagai bahan evaluasi perencanaan program/kegiatan dan anggaran, perumusan kebijakan
bidang pendidikan dan kebudayaan serta peningkatan kinerja di tahun mendatang.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan kinerja PPPPTK BMTI pada tahun 2018
Cimahi, 18 Januari 2019
Kepala PPPPTK BMTI,
Drs. Marthen Katte Patiung, M.M. NIP 19590416 198603 1 002
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
IKHTISAR EKSEKUTIF .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. GAMBARAN UMUM .............................................................................................. 1
B. DASAR HUKUM ..................................................................................................... 7
C. TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI ........................................... 7
D. ISU-ISU STRATEGIS/PERMASALAHAN ................................................................... 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................................................ 10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................................... 13
A. CAPAIAN KINERJA PPPPTK BMTI ............................................................................... 13
B. REALISASI ANGGARAN ............................................................................................... 31
C. CAPAIAN KINERJA LAINNYA ...................................................................................... 37
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 40
LAMPIRAN: ........................................................................................................................... 42
1. Dokumen Perjanjian Kinerja Awal ............................................................................ 42
2. Dokumen Perjanjian Kinerja Revisi .......................................................................... 42
3. Dokumen Pengukuran Kinerja .................................................................................. 42
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan kinerja PPPPTK BMTI Tahun 2018 menyajikan tingkat pencapaian satu sasaran strategis
dengan dua indikator kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2018.
Uraian tingkat ketercapaian dan ketidakcapaian indikator lebih detail diuraikan pada Bab III.
Secara umum, capaian kinerjanya dari Sasaran Strategis “Meningkatnya kompetensi guru dan
tenaga pendidikan sesuai bidangnya” dengan capaian indikator sebagai berikut:
Beberapa permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target antara lain:
1. Peserta peningkatan kompetensi tidak terdaftar di Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
2. Data peserta peningkatan kompetensi jumlahnya tidak up to date, sehingga capaian
keluaran berkurang banyak dari target keluaran;
3. Mata pelajaran/kompetensi keahlian peserta peningkatan kompetensi tidak sama dengan
mata pelajaran/kompetensi keahlian UKG;
4. Kendala geografis daerah, misalnya tempat peserta sangat jauh dengan tempat pelatihan;
5. Informasi pemanggilan tidak sampai ke peserta, dikarenakan ada kendala jaringan internet;
6. Peserta pelatihan sudah mutasi jabatan (tidak lagi menjadi guru atau pindah pekerjaan lain);
iv
7. Peserta Pelatihan sudah pensiun/sudah meninggal;
8. Terbatasnya jumlah guru di sekolah yang bersangkutan sehingga ketika dipanggil tidak bisa
semua meninggalkan sekolah di waktu yang bersamaan.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan/kendala yang muncul antara lain :
1. Peserta yang dipilih untuk menjadi sasaran adalah yang sudah mempunyai nomor identitas
UKG;
2. Data peserta, khususnya untuk Diklat Kurikulum 2013, sebelum pelaksanaan diklat sudah di
sortir sehingga diperoleh data yang up to date.
3. Peserta dipilih untuk mengikuti peningkatan kompetensi adalah yang sesuai dengan bidang
kompetensi keahliannya;
4. Kegiatan dilaksanakan dekat dengan tempat asal peserta dengan didukung oleh anggaran
yang memadai;
5. Untuk peserta yang lokasinya terkendala jaringan internet, dikirim kurir khusus dari dinas
pendidikan setempat untuk menyampaikan surat pemanggilan ke yang bersangkutan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah PPPPTK BMTI
Cikal bakal PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri adalah STM Instruktor (ex SGPT) yang
diselenggarakan oleh Proyek Peningkatan Mutu Pengajaran (PMPT) di Jalan Dr. Rum nomor
9 Bandung yang pada waktu itu dimaksudkan untuk mendukung program peningkatan mutu
guru teknik pada proyek STM Pembangunan dan BLPT.
Melalui bantuan tenaga ahli Australia (1972-1975), dirumuskan satu bentuk kelembagaan
yang disebut Technical Teacher Upgrading Centre, yang disingkat dengan TTUC. Sejak tahun
1975/1976, kegiatan-kegiatan penataran telah mulai melembaga di TTUC.
Seiring dengan dampak positif dari peran TTUC terhadap pengembangan kemampuan guru,
maka pada tahun 1978 diterbitkan Surat Keputusan Nomor 0205/0/1978 tentang
kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG)
Teknologi Bandung, bersamaan dengan PPPG yang lain. Operasional PPPG Teknologi
Bandung secara efektif dimulai pada tahun 1980.
Berkembangnya tuntutan peningkatan mutu pendidikan kejuruan maka dikembangkan
program penataran guru STM dalam bentuk Program Diploma III Guru Kejuruan (1982). Misi
program ini adalah menciptakan guru STM menjadi guru profesional. Sebagai bagian dari
upaya memantapkan organisasi dan manajemen, PPPG Teknologi Bandung dituntut untuk
menyajikan program dan manajemen yang berkualitas profesional.
Pada tahun 1986, kampus PPPG Teknologi Bandung dipindahkan dari Jl. Dr. Rum nomor 9
Bandung, ke Desa Ciwaruga Cimahi. Pada tanggal 14 Agustus tahun 1990 diterbitkan SK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor: 0529/0/1990, yang menuntut diadakannya
perampingan organisasi sekaligus diikuti dengan pengembangan kebijakan strategis, yakni
pengakuan terhadap fungsi dan peranan PPPG Teknologi Bandung sebagai Pusat
Pengembangan Pendidikan Teknik. Ini berarti semakin terbukanya peluang PPPG Teknologi
2
Bandung melakukan program pengembangan sebagai sub sistem yang sangat vital bagi
pembangunan pendidikan menengah teknologi di Indonesia.
Perjalanan dan eksistensi PPPG Teknologi Bandung semakin membawa manfaat positif bagi
pembangunan pendidikan teknologi kejuruan di Indonesia. Lembaga ini menjadi think-tank
bagi Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kekuatan kerja sama kelembagaan intra dan antar institusi luar dan dalam negeri serta
kemitraan dan jaringan kerja dengan industri berskala nasional dan internasional, turut
membentuk citra lembaga ini. Hal inilah yang membawa pengakuan terhadap eksistensi
PPPG Teknologi Bandung sebagai “kawah candradimuka” dan the centre of excellence
pendidikan teknologi kejuruan di Indonesia.
Budaya, etos kerja, kebersamaan, kreativitas, dan inovasi telah terbentuk serta menjiwai
setiap insan (pimpinan lembaga, pengajar, staf administrasi, teknisi, dan layanan teknis),
sehingga membentuk suatu kesatuan yang selaras (sinergi) antara semangat dan tanggung
jawab kerja yang tinggi.
Sejalan dengan berakhirnya program reguler Diploma III Guru Kejuruan pada tahun 1992,
peran PPPG Teknologi beralih fungsi untuk melaksanakan pelatihan kompetensi yang
rancangan dan pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dunia pendidikan dan
industri. Hal ini menuntut perubahan layanan, strategi kerja yang lebih dinamis, dan
fleksibel sehingga memberikan pengaruh PPPG Teknologi tumbuh menjadi lebih matang
yang membawa keberhasilan untuk membangun jaringan kerja sama pada tataran nasional
dan internasional.
Perubahan struktur organisasi tata kerja (SOTK) Depdiknas berdampak pada perubahan
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) pada PPPG seluruh Indonesia. Dengan diberlakukannya
Permendiknas Nomor 8 tahun 2007 Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi
berubah nama dan fungsi menjadi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI).
Melengkapi perubahan tersebut, diterbitkan Permendiknas Nomor 50 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Perubahan-perubahan tersebut meningkatkan peran PPPPTK BMTI tidak
3
hanya memberikan layanan kepada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tetapi juga
memberikan layanan kepada setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dalam mengembangkan dan memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan
dalam bidang kejuruan, teknologi, dan sains.
2. Kedudukan PPPPTK BMTI
PPPPTK BMTI adalah unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di bidang
pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, beralamatkan Jalan
Pasantren Km 2 Cibabat, Cimahi 40513. Lembaga ini didirikan pada tahun 1978. Organisasi
dan tata kerjanya diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional, yaitu:
a. Permendiknas No. 8 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK;
b. Permendiknas Nomor 50 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2015, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (PPPPTK).
Dalam operasionalisasinya, lembaga ini mempertanggungjawabkan tugas dan fungsinya
kepada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
PPPPTK BMTI dipimpin oleh Kepala Pusat (eselon 2B), dengan dibantu oleh Kepala Bagian
Umum (eselon 3) yang membawahi Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran
(eselon 4), Kepala Subbagian Tata Laksana dan Kepegawaian (eselon 4), Kepala Subbagian
Tata Usaha dan Rumah Tangga; Kepala Bidang Program dan Informasi (eselon 3), yang
membawahi Kepala Seksi Program (eselon 4) dan Kepala Seksi Data dan Informasi (eselon
4); Kepala Bidang Fasilitasi Peningkatan Kompetensi (eselon 3) yang membawahi Kepala
Seksi Penyelenggaraan, dan Kepala Seksi Evaluasi (eselon 4).
3. Kondisi SDM PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi PPPPTK BMTI, yaitu melaksanakan pengembangan
dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan di Bidang Mesin dan Teknik Industri,
4
PPPPTK BMTI didukung oleh 217 karyawan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tersebar di
berbagai unit kerja, baik pejabat struktural, staf, maupun pejabat fungsional, yang terdiri
dari Widyaiswara, Pustakawan, PLP, dan PTP (data Desember tahun 2018).
Berdasarkan kualifikasi pendidikan 146 karyawan diantaranya memiliki kualifikasi
pendidikan minimal S1/DIV, atau sekitar 67,28% dari total 217 karyawan yang berstatus
PNS. Berdasarkan jabatan yang diampu, PPPPTK BMTI memiliki 88 karyawan dengan jabatan
fungsional tertentu yang terdiri dari Widyaiswara, Pustakawan, Pranata Laboratorium
Pendidikan, dan Pengembang Teknologi Pembelajaran , 115 Fungsional Umum dan Jabatan
Struktural 11 orang. Selain dari itu PPPPTK BMTI mempunyai tenaga honorer dan kontrak
sebanyak 84 orang untuk membantu/memfasilitasi PPPPTK BMTI dalam melaksanakan tusi
lembaga, dengan rincian sebagai berikut:
Kondisi SDM PPPPTK BMTI berdasarkan Jabatan dan Kualifikasi Pendidikan
4. Bidang Garapan dan Wilayah Mitra SMK
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
menangani SMK Bidang Teknologi Rekayasa dalam peningkatan kompetensi guru-guru SMK
ada 3 (tiga) lembaga. Dimana masing-masing PPPPTK memiliki garapan utama dan garapan
khusus (Lihat gambar di bawah). PPPPTK BMTI memiliki garapan utama untuk Teknik
Pemesinan dan Teknik Industri sedangkan garapan khusus pada kompetensi keahlian Teknik
Intsrumentasi Industri, Teknik Energi Terbarukan, Teknologi Pesawat Udara dan Teknologi
Tekstil.
5
Penanggung Jawab Program Keahlian
Peningkatan Kompetensi Berkelanjutan (PKB) pada kompetensi di garapan utama dibagi
berdasarkan wilayah binaan masing-masing PPPPTK. Sementara itu, kompetensi keahlian
pada garapan khusus dilaksanakan oleh masing-masing PPPPTK.
Untuk PKB mata pelajaran (mapel) Matematika dan Kewirausahaan, peningkatan
kompetensi guru berbagi dengan 6 (enam) PPPPTK dan 1 (satu) LP3TK KPTK. Pembagian ini
dilakukan guna memudahkan kegiatan diklat dan pemetaan di Sistem Informasi Manajemen
PKB (SIM PKB).
6
Wilayah Mitra SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Wilayah Mitra Guru Matematika dan Kewirausahaan
7
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang menjadi acuan antara lain:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
3. Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja;
4. Permendikbud No. 9 tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan
Pendidikan dan Kebudayaan;
5. Permendikbud No. 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Permendikbud No. 16 tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK);
7. Permendikbud Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019;
8. Rencana Strategis PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri Tahun 2015-2019;
9. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
Nomor : SP DIPA- 023.16.2.361165/2018 tanggal 5 Desember 2017.
C. TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI
1. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas dan fungsi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) dalam Permendikbud No. 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata kerja PPPPTK, dinyatakan: mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan
pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan bidangnya. Dalam
melaksanakan tugasnya PPPPTK menyelenggarakan fungsi:
1) penyusunan program Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
2) pengeloaan data dan informasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan;
8
3) fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan;
4) pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan
tenaga kependidikan;
5) evaluasi program dan fasilitasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan; dan
6) pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK.
2. Struktur Organisasi
Susunan organisasi PPPPTK terdiri dari
1. Kepala;
2. Bagian Umum;
3. Bidang Program dan Informasi;
4. Bidang Fasilitasi Peningkatan Kompetensi;
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi PPPPTK
(Permendikbud No. 16 Tahun 2015)
9
D. ISU-ISU STRATEGIS/PERMASALAHAN
Beberapa permasalahan/isu strategis yang menjadi perhatian antara lain:
1. Peserta peningkatan kompetensi tidak terdaftar di Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
2. Jumlah data peserta peningkatan kompetensi tidak up to date, sehingga capaian
keluaran berkurang banyak dari target keluaran;
3. Mata pelajaran/kompetensi keahlian peserta peningkatan kompetensi tidak sama
dengan mata pelajaran/kompetensi keahlian UKG;
4. Kendala geografis daerah, misalnya tempat peserta sangat jauh dengan tempat
pelatihan;
5. Informasi pemanggilan tidak sampai ke peserta, dikarenakan ada kendala jaringan
internet;
6. Peserta pelatihan sudah mutasi jabatan (tidak lagi menjadi guru atau pindah
pekerjaan lain);
7. Peserta Pelatihan sudah pensiun/sudah meninggal;
8. Terbatasnya jumlah guru di sekolah yang bersangkutan sehingga ketika dipanggil
tidak bisa semua meninggalkan sekolah;
9. Hasil peningkatan kompetensi guru tidak berkorelasi positif pada mutu lulusan. Guru
dengan nilai UKG yang baik belum bisa mencerminkan peningkatan nilai Ujian
Nasional siswanya secara signifikan;
10. Hasil peningkatan kompetensi tenaga kependidikan walaupun hasilnya sudah baik
tetapi belum berkorelasi positif terhadap peningkatan mutu sekolah. Hal ini terlihat
dari hasil akreditasi sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
VISI PPPPTK BMTI
“Terbentuknya insan serta ekosistem Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang berkarakter dan profesional di Bidang Mesin dan Teknik
Industri”
MISI PPPPTK BMTI
1. Meningkatkan kualitas/mutu pendidik dan tenaga kependidikan kejuruan sesuai dengan
standar;
2. Meningkatkan ketersediaan layanan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan pendidik
sekolah menengah kejuruan dan tenaga kependidikan;
3. Memperluas keterjangkauan layanan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan
pendidik dan tenaga kependidikan
4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan fasilitasi peningkatan kompetensi
bagi pendidik dan tenaga kependidikan;
5. Menjamin kepastian pendidik dan tenaga kependidikan memperoleh layanan fasilitasi
peningkatan kompetensi;
6. Memperluas kerja sama antar lembaga dan dunia usaha/dunia industri serta masyarakat
luas dalam pendidikan keprofesian berkelanjutan bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
MOTO
“Melayani Tanpa Pamrih”
KOMITMEN
“Bermakna bagi Peserta Diklat dan Masyarakat Sekitar”
11
Tujuan Strategis:
TUJUAN STRATEGIS INDIKATOR TUJUAN TARGET AKHIR TAHUN
2019
Meningkatnya Kompetensi
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan sesuai bidangnya
Jumlah guru dan tenaga
kependidikan yang lulus
dengan predikat minimal
Cukup
109.759 Orang
Berikut ringkasan Perjanjian Kinerja PPPPTK BMTI tahun 2018:
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN
Meningkatnya
kompetensi guru
dan tenaga
kependidikan
sesuai bidangnya
1. Jumlah guru yang meningkat
kompetensi bidangnya
29.650 orang 89.764.652.000
OUTPUT:
1) Jumlah guru yang
mendapatkan
Peningkatan Kompetensi
Bidang Mesin dan Teknik
Industri
2) Jumlah guru yang
mendapatkan
Peningkatan Kompetensi
Bidang Tematik
3) Jumlah guru yang
mengikuti Diklat Keahlian
Ganda
4) Jumlah guru yang
mengikuti Pelatihan
Kurikulum 2013
210
295
167
28.978
orang
orang
orang
orang
2.755.430.000
3.026.240.000
8.907.716.000
83.992.391.000
2. Jumlah tenaga kependidikan 175 orang 3.505.702.000
12
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN
yang meningkat
kompetensinya
OUTPUT:
1) Jumlah Pengawas yang
memperoleh peningkatan
kompetensi
2) Jumlah Kepala Sekolah
yang memperoleh
peningkatan kompetensi
70
105
orang
orang
2.530.085.000
975.617.000
13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA PPPPTK BMTI
Sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2018, PPPPTK BMTI menetapkan 1 (satu) sasaran dengan
2 (dua) indikator kinerja. Berikut informasi tingkat ketercapaiannya selama tahun 2018.
Sasaran Strategis “Meningkatnya kompetensi guru dan tenaga kependidikan sesuai
bidangnya”.
Yang dimaksud dengan “meningkat kompetensinya” adalah guru yang mengikuti diklat
dan lulus dengan predikat minimal cukup. Di tahun 2018, ada peningkatan sebanyak
30.470 guru yang meningkat kompetensinya dari tahun sebelumnya. Tercatat sampai
dengan tahun 2017, terdapat sebanyak 77.454 guru meningkat kompetensinya.
Sedangkan untuk tenaga kependidikan, di tahun 2018, ada peningkatan sebanyak 290
tenaga kependidikan yang meningkat kompetensinya. Tercatat sampai dengan tahun
2017, terdapat sebanyak 3.869 tenaga kependidikan.
14
IKK #1. Jumlah guru yang meningkat kompetensi bidangnya
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Capaian Tahun
2015 Sampai
Tahun 2018
Target akhir
renstra sampai
dengan 2019
% Realisasi
terhadap target
akhir renstra
2019
Target Realisasi % Capaian
9.074 29.650 30.470 102.77 107.924 107.041 100,8
Tren Capaian Jumlah Guru yang Meningkat Kompetensi Bidangnya sampai dengan Tahun 2018
Guru dikatakan meningkat kompetensinya apabila mengikuti diklat dan dinyatakan lulus
serta mendapatkan sertifikat dengan predikat dari Nilai Akhir (NA) minimal Cukup.
Berikut adalah kategori predikat yang diterima peserta mengadaptasi Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2015:
No. Skala Nilai Predikat
1. > 90,0 - 100 Amat Baik
2. > 80,0 – 90,0 Baik
3. > 70,0 – 80,0 Cukup
4. > 60,0 – 70,0 Sedang
5. ≤ 60 Kurang
15
Peningkatan kompetensi dilakukan terhadap guru bidang mesin dan teknik industri,
guru bidang tematik, guru bidang keahlian ganda, dan guru yang mengikuti pelatihan
kurikulum 2013 di seluruh Indonesia yang menjadi wilayah binaan PPPPTK BMTI.
Berdasarkan data kehadiran, yang mengikuti peningkatan kompetensi guru sebanyak
30.486 orang. Guru yang berhasil memperoleh nilai akhir dengan predikat minimal
cukup adalah sebanyak 30.470 Orang. Peserta yang dinyatakan tidak lulus (16 Orang)
terdiri dari:
1. Peserta diklat Keahlian Ganda (1 Orang), disebabkan oleh Nilai Akhir di bawah
standar.
2. Perserta Diklat Guru Bidang Mesin dan Teknik Industri (15 Orang), disebabkan oleh
nilai akhir di bawah standar
Capaian kinerja yang melebihi target disebabkan adanya jumlah peserta guru yang
mengikuti diklat peningkatan kompetensi lebih banyak dari yang ditargetkan karena
adanya efisiensi anggaran.
Ketercapaian indikator kinerja 1 “Jumlah guru yang meningkat kompetensi
bidangnya” didukung oleh 4 (empat) kegiatan yaitu:
1) Peningkatan Kompetensi Bidang Mesin dan Teknik Industri;
2) Peningkatan Kompetensi Bidang Tematik;
3) Diklat Keahlian Ganda;
4) Pelatihan Kurikulum 2013.
a. Peningkatan Kompetensi Bidang Mesin dan Teknik Industri
PPPPTK BMTI memiliki tugas fungsi untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan di Bidang Mesin dan Teknik Industri. PPPPTK BMTI secara
berkesinambungan melaksanakan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan untuk guru-guru SMK Bidang Mesin dan Teknik Industri. Tujuannya
agar guru mampu meningkatkan kompetensinya sebagai seorang pendidik, sehingga
dapat dirumuskan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan profesionalisme guru
secara berjenjang.
16
Berikut rincian capaian jumlah guru bidang mesin dan teknik industri yang berhasil
ditingkatkan kompetensinya di tahun 2018:
Capaian Output
Tahun 2018
Target Realisasi %
Capaian
1 2 3 4
Output 1:
Jumlah guru yang mendapatkan Peningkatan Kompetensi
Bidang Mesin dan Teknik Industri
210 382 181.90
Kegiatan:
Diklat PKB Guru SMK Rekayasa Perangkat Lunak 20
Diklat PKB Guru SMK Teknik Komputer Jaringan 20
Diklat Matematika 24
Diklat Pengelasan 12
Diklat Elektronika Industri 16
Diklat Teknik Kendaraan Ringan 15
Diklat Teknik Sepeda Motor 15
Diklat Biomassa 15
Diklat Matematika 1 Jabar 17
Diklat Pemesinan 2 Jabar 15
Diklat Multi Media Prov. Jabar 7
Dikklat Rekayasa Perangkat Lunak Prov. Jabar 10
Diklat Matematika 2 Prov. Jabar 45
Diklat PKB bagi Guru SMK Prov. Aceh Kompetensi Keahlian
Rekayasa Perangkat Lunak dan Teknik Komputer Jaringan
30
Sumber: Bidang Proginfo, Fastingkom, dan Subbag. PP PPPPTK BMTI
17
Peserta diklat yang sedang melakukan praktek di
laboratorium kelistrikan
Peserta diklat yang sedang melakukan praktek di
bengkel departemen mesin
b. Peningkatan Kompetensi Bidang Tematik
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) telah ditunjuk oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kepmendikbud No. 116/P/2018 tentang
Penunjukan PPPPTK BMTI Sebagai Pusat Keunggulan untuk Pelatihan Guru dan
Instruktur Bidang Kelistrikan, Otomasi, dan Energi Terbarukan. Pusat Keunggulan
Bidang Listrik, Otomasi, dan Energi Terbarukan atau Center of Excellence for
Electricity, Automation, and Renewable Energy (CoE – EARE) adalah program kerja
sama Indonesia – Perancis – Schneider Electric yang bertujuan untuk melatih
pengajar dari Lembaga Pelatihan Kejuruan dan Institusi Pelatihan Kejuruan di
bawah Kemendikbud dan institusi lainnya, dan membangun atau meningkatkan
kualitas pelatihan bidang kelistrikan, otomasi dan energi terbarukan agar sesuai
dengan standar profesional di level internasional.
18
Berikut rincian capaian jumlah guru bidang tematik yang berhasil ditingkatkan
kompetensinya di tahun 2018:
Capaian Output
Tahun 2018
Target Realisasi %
Capaian
2 4 5 6
Output 2:
Jumlah guru yang mendapatkan Peningkatan Kompetensi Bidang Tematik
295 424 143,73
Kegiatan:
Electrical Instalation CoE Angkatan 1 dan UKK 16
PKB Program CoE Bidang Instalasi Listrik Angkatan 2 dan UKK 16
Diklat Teknisi Program CoE Angkatan 1 20
Diklat Teknisi Program CoE Angkatan 2 20
Sosialisasi CoE di 16 Regional Center 320
Pendampingan di 16 Regional Center 32
Sumber: Bidang Proginfo, Fastingkom, dan Subbag. PP PPPPTK BMTI
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Coe Kegiatan Praktek di Diklat Coe
19
c. Diklat Keahlian Ganda
Program Keahlian Ganda yang dimaksud adalah program pemberian tambahan
kewenangan mengajar bagi guru SMK/SMA yang mengajar mata pelajaran tertentu
menjadi guru mata pelajaran produktif di SMK pada kompetensi keahlian tertentu
yang berbeda dengan kompetensi keahlian sebelumnya dan relevan dengan latar
belakang pendidikannya.
Pemberian kewenangan mengajar pada paket keahlian yang baru bagi guru
SMK/SMA dilakukan setelah guru mengikuti tahapan proses pendidikan dan
pelatihan (diklat) melalui pola “ON-1 IN-1 ON-2 dan IN-2” dan diakhiri dengan
sertifikasi keahlian di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk memperoleh sertifikat
keahlian dan sertifikasi melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di LPTK
untuk memperoleh sertifikat pendidik.
Berikut rincian capaian jumlah guru keahlian ganda yang berhasil ditingkatkan
kompetensinya di tahun 2018:
Indikator Kinerja
Tahun 2018
Target Realisasi % Capaian
1 2 3 4
Output 3:
Jumlah guru yang mengikuti Diklat Keahlian Ganda 167 261 156.29
Kegiatan:
Diklat IN-1 Instruktur Program Keahlian Ganda TKR 12
Diklat IN-1 Instruktur Program Keahlian Ganda TSM 8
Diklat IN-1 Instruktur Program Keahlian Ganda TEB 4
Diklat IN-1 Instruktur Program Keahlian Ganda TESHA 5
Diklat IN-1 Instruktur Program Keahlian Ganda TEI 6
Diklat IN-1 Instruktur Program Keahlian Ganda DPIB 15
Diklat IN-1 Instruktur Program Keahlian Ganda TPemesinan
14
Diklat IN-2 Instruktur Program Keahlian Ganda TKR 12
Diklat IN-2 Instruktur Program Keahlian Ganda TSM 8
20
Indikator Kinerja
Tahun 2018
Target Realisasi % Capaian
1 2 3 4
Diklat IN-2 Instruktur Program Keahlian Ganda TEB 4
Diklat IN-2 Instruktur Program Keahlian Ganda TESHA 5
Diklat IN-2 Instruktur Program Keahlian Ganda TEI 6
Diklat IN-2 Instruktur Program Keahlian Ganda DPIB 15
Diklat IN-2 Instruktur Program Keahlian Ganda TPemesinan
13
Inservice Training KG2_TKR A 13
Inservice Training KG2_TKR B 12
Inservice Training KG2_TKR C 11
Inservice Training KG2_TSM A 13
Inservice Training KG2_TSM B 12
Inservice Training KG2_TESHA 24
Inservice Training KG2_TEB 16
Inservice Training KG2_TEI 11
Inservice Training KG2_TP 14
Inservice Training KG2_DPIB 8
Sumber: Bidang Proginfo, Fastingkom, dan Subbag. PP PPPPTK BMTI
Praktek Biomassa di Departemen TETS Kegiatan Praktek di Departemen Otomotif
21
d. Pelatihan Kurikulum 2013
Pelatihan Kurikulum 2013 (K-13) secara umum bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan kepada guru dan tenaga kependidikan di sekolah
sasaran dalam mengimplementasikan K-13.
Pelatihan ini secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala
sekolah dan guru dalam mempelajari hal-hal sebagai berikut:
a. Dinamika perkembangan kurikulum;
b. Penguatan pendidikan karakter dan literasi dalam pembelajaran;
c. Peningkatan kompetensi, penguatan materi, proses pembelajaran, dan penilaian
(untuk jenjang SMK ditambah dengan spektrum SMK terbaru);
d. Menganalisis kompetensi, materi pembelajaran, dan penilaian:
1) Analisis dokumen : SKL, KI-KD, silabus, dan pedoman mata pelajaran;
2) Analisis materi dalam buku teks pelajaran;
3) Analisis Penerapan Model Pembelajaran dengan melaksanakan
pembelajaran antara lain dengan pendekatan saintifik, problem-based
learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi
penguatan pendidikan karakter;
4) Analisis Penilaian Hasil Belajar.
e. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan muatan
keterampilan abad 21 (critical thinking, creativity, communication, collaboration),
penguatan pendidikan karakter dan literasi dalam pembelajaran;
f. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik pembelajaran,
melaksanakan penilaian dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher
Order Thinking Skills (HOTS) dan mereviu hasil praktik pembelajaran;
g. Mampu mengelola hasil penilaian (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dan
Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
22
Berikut rincian capaian jumlah guru pada pelatihan kurikulum 2013 yang berhasil
ditingkatkan kompetensinya di tahun 2018
Indikator Kinerja
Tahun 2018
Target Realisasi %
Capaian
2 4 5 6
Jumlah guru yang meningkat kompetensi bidangnya
Output 4:
Jumlah guru yang mengikuti Pelatihan Kurikulum 2013 28.978 29403 101,47
Kegiatan:
ToT NS K-13 bagi Kepala Sekolah 66
Diklat Penyegaran Instruktur K-13 KS 147
Pelatihan PKB K13 11.718
Pelatihan K-13 Pengawas 335
Inservice Training PKB Revit Angkatan 1 611
Diklat Penguatan Pengawas Sekolah 2124
Diklat Calon Asesor & ACA bagi Guru Program Revitalisasi SMK 162
Inservice Training PKB Revit Angkatan 2 424
PKB melalui Diklat Penerapan HOTS dalam Pembelajaran K13 478
Diklat Penguatan Pendidikan Karakter dalam rangka implementasi K13
13003
Pembekalan MUK & UKK Guru SMKN 2 Kota Bogor TAV 15
Diklat Implementasi K-13 Prov. Banten 196
Diklat Implementasi K-13 Prov. Jabar 51
Diklat PKB K13 bagi KS SMK Tahap 2 73
Sumber: Bidang Proginfo, Fastingkom, dan Subbag. PP PPPPTK BMTI
23
Kegiatan Belajar Mengajar Pelatihan Kurikulum 2013 di Pusat Belajar
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan dukungan program/kegiatan
sebagai berikut:
1. Kerja sama dengan dinas Kabupaten/Kota/Provinsi terjalin dengan baik,
sehingga pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar;
2. Dukungan kepala Satuan kerja (Satker) sangat baik sehingga memudahkan
dalam merealisasikan kegiatan;
3. Tim kerja yang solid, sehingga memudahkan dalam koordinasi;
4. Sarana dan prasarana untuk peningkatan kompetensi sudah cukup memadai;
5. Fasilitator/pengampu dapat diandalkan;
6. Adanya regulasi pemerintah yang jelas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian
target antara lain:
1. Peserta peningkatan kompetensi tidak terdaftar di Sistem Informasi
Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
2. Jumlah peserta peningkatan kompetensi tidak up to dat;e
3. Mata pelajaran/kompetensi keahlian peserta peningkatan kompetensi tidak
sama dengan mata pelajaran/kompetensi keahlian UKG;
24
4. Kendala geografis daerah, misalnya tempat peserta sangat jauh dengan tempat
pelatihan;
5. Informasi pemanggilan tidak sampai ke peserta, dikarenakan ada kendala
jaringan internet;
6. Peserta pelatihan sudah mutasi Jabatan (tidak lagi menjadi guru atau pindah
pekerjaan lain);
7. Peserta Pelatihan sudah pensiun/sudah meninggal;
8. Terbatasnya jumlah guru di sekolah yang bersangkutan sehingga ketika
dipanggil tidak bisa semua meninggalkan sekolah;
9. Hasil peningkatan kompetensi guru tidak berkorelasi positif pada mutu lulusan
siswa. Hal ini terlihat dari nilai UKG yang belum meningkatkan Nilai Ujian
Nasional Siswa.
Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat
tercapai antara lain:
1. Peserta yang menjadi sasaran dipilih yang mempunyai nomor identitas UKG;
2. Data peserta khususnya untuk Diklat Kurikulum 2013 sebelum pelaksanaan
diklat sudah di sortir sehingga didapatkan data yang up to date;
3. Peserta yang ikut peningkatan kompetensi dipilih yang sesuai dengan bidang
kompetensi keahliannya;
4. Kegiatan dilaksanakan dekat dengan tempat asal peserta dengan didukung oleh
anggaran yang memadai;
5. Untuk peserta yang lokasinya terkendala jaringan internet, disediakan kurir
khusus dari dinas pendidikan setempat untuk menyampaikan surat
pemanggilan ke yang bersangkutan;
6. Untuk meningkatkan mutu lulusan, khususnya peningkatan Nilai Ujian Nasional,
selain Nilai UKG yang baik, juga diadakan koordinasi dengan Direktorat Jenderal
(Ditjen) Dikdasmen dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam hal manajemen pengelolaan sekolah dan peningkatan
fasilitas sekolah.
25
IKK #2. Jumlah Tenaga Kependidikan Yang Meningkat Kompetensinya
Realisasi Tahun 2017
Tahun 2018 Capaian Tahun 2015
Sampai Tahun 2018
Target akhir
renstra sampai dengan
2019
% Realisasi terhadap
target akhir renstra 2019
Target Realisasi % Capaian
231 175 290 165,71 4.159 2.718 153
Tren Capaian Jumlah Tenaga Kependidikan yang Meningkat Kompetensinya sampai dengan Tahun 2018
Tenaga kependidikan dikatakan meningkat kompetensinya apabila mengikuti diklat
dan dinyatakan lulus serta mendapatkan sertifikat dengan predikat Nilai Akhir (NA)
minimal Cukup.
Berikut adalah kategori predikat yang diterima peserta mengadaptasi Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2015:
No Skala Nilai Predikat
1. > 90,0 - 100 Amat Baik
2. > 80,0 – 90,0 Baik
3. > 70,0 – 80,0 Cukup
26
No Skala Nilai Predikat
4. > 60,0 – 70,0 Sedang
5. ≤ 60 Kurang
Peningkatan kompetensi dilakukan terhadap Pengawas dan Kepala Sekolah di
seluruh wilayah Indonesia yang menjadi binaan PPPPTK BMTI.
Berdasarkan data kehadiran, yang mengikuti peningkatan kompetensi tenaga
kependidikan sebanyak 292 orang. Namun yang berhasil memperoleh nilai akhir
dengan predikat minimal Cukup sebanyak 290 Orang. Peserta yang dinyatakan tidak
lulus diklat, 2 orang, dikarenakan oleh:
1. Penilaian sikap selama diklat yang kurang baik dan tidak mengerjakan tugas
yang diberikan (1 Orang);
2. Sakit saat mengikuti diklat (1 Orang).
Capaian kinerja yang melebihi target disebabkan adanya jumlah peserta Pengawas
dan Kepala Sekolah yang mengikuti diklat peningkatan kompetensi lebih banyak
dari yang ditargetkan karena adanya efisiensi anggaran.
Ketercapaian indikator kinerja 2 “Jumlah tenaga kependidikan yang meningkat
kompetensinya” didukung oleh 2 (dua) kegiatan yaitu:
1. Peningkatan kompetensi Pengawas
2. Peningkatan kompetensi Kepala Sekolah
a. Peningkatan kompetensi pengawas
Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah bertujuan untuk
memberikan penguatan kompetensi Pengawas sekolah/madrasah dalam
menjalankan tugas pokoknya. Dimensi kompetensi jabatan fungsional
Pengawas Sekolah/Madrasah meliputi:
1) kompetensi kepribadian;
2) kompetensi supervisi manajerial;
27
3) kompetensi supervisi akademik;
4) kompetensi evaluasi pendidikan;
5) kompetensi penelitian dan pengembangan; dan
6) kompetensi sosial.
Uraian setiap dimensi kompetensi pengawas sekolah/madrasah tersebut
sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 12 Tahun 2007.
Berikut rincian capaian jumlah Pengawas yang berhasil ditingkatkan
kompetensinya di tahun 2018:
Capaian Output
Tahun 2018
Target Realisasi % Capaian
2 4 5 6
Output 1:
Jumlah pengawas yang memperoleh peningkatan kompetensi
70 140 200
Kegiatan:
K13 Pengawas Sulut SD Kelas A 61
K13 Pengawas Sulut SMP 34
K13 Pengawas Sulut SMA 25
K13 Pengawas Sulut SMK 20
Sumber: Bidang Proginfo, Fastingkom, dan Subbag. PP PPPPTK BMTI
28
Kegiatan Belajar Mengajar Peningkatan Kompetensi Pengawas
b. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah/Madrasah merupakan tenaga kependidikan yang paling
strategis untuk menggerakkan garda terdepan dalam sistem pendidikan
nasional. Oleh karena itu berbagai upaya telah dilaksanakan agar kesenjangan
kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah/madrasah antar daerah di Indonesia
dapat ditekan bahkan dihilangkan Pengembangan keprofesian berkelanjutan
adalah proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap profesional kepala sekolah/madrasah yang
dilaksanakan berjenjang, bertahap, dan berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan manajemen dan kepemimpinan sekolah/madrasah.
Berikut rincian capaian jumlah kepala sekolah yang berhasil ditingkatkan
kompetensinya di tahun 2018:
Capaian Output
Tahun 2018
Target Realisasi %
Capaian
2 4 5 6
Output 2:
Jumlah Kepala Sekolah yang memperoleh peningkatan 105 150 142,86
29
Capaian Output
Tahun 2018
Target Realisasi %
Capaian
2 4 5 6
kompetensi
Kegiatan:
Diklat PKB K13 bagi KS SMK Tahap 1 75
Diklat PKB K13 bagi KS SMK Tahap 3 75
Sumber: Bidang Proginfo, Fastingkom, dan Subbag. PP PPPPTK BMTI
Kegiatan Belajar Mengajar Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah di Pusat Belajar
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan dukungan
program/kegiatan sebagai berikut:
1. Kerja sama dengan dinas Kabupaten/Kota/Provinsi terjalin dengan baik,
sehingga pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar;
2. Komitmen kepala Satker sangat baik sehingga mempermudah dalam
merealisasikan kegiatan;
3. Tim kerja yang solid, sehingga memudahkan dalam koordinasi;
4. Sarana dan prasarana untuk peningkatan kompetensi sudah cukup
memadai;
30
5. Fasilitator/pengampu yang dapat diandalkan;
6. Adanya regulasi pemerintah yang jelas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian
target antara lain:
1. Peserta peningkatan kompetensi tidak terdaftar di Sistem Informasi
Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
2. Data peserta peningkatan kompetensi jumlahnya tidak up to date;
3. Informasi pemanggilan tidak sampai ke peserta, dikarenakan ada kendala
jaringan internet;
4. Peserta pelatihan sudah mutasi Jabatan (tidak lagi menjadi Kepala
Sekolah/Pengawas Sekolah atau pindah pekerjaan lain);
5. Peserta pelatihan sudah pensiun/sudah meninggal;
6. Hasil peningkatan kompetensi tenaga kependidikan walaupun hasilnya
sudah baik tetapi belum berkorelasi positif terhadap peningkatan mutu
sekolah. Hal ini terlihat dari hasil akreditasi sekolah yang belum memenuhi
Standar Nasional Pendidikan.
Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat
tercapai antara lain:
1. Peserta yang menjadi sasaran dipilih yang mempunyai nomor identitas
UKKS/UKPS;
2. Data peserta khususnya sebelum pelaksanaan diklat sudah di sortir
sehingga didapatkan data yang up to date;
3. Untuk peserta yang lokasinya terkendala jaringan internet, disiapkan kurir
khusus dari dinas pendidikan setempat untuk menyampaikan surat
pemanggilan ke yang bersangkutan;
4. Untuk peningkatan mutu sekolah maka dilakukan koordinasi dengan dinas-
dinas Pendidikan dan kebudayaan di daerah dalam pembinaan terhadap
31
tenaga kependidikan. Tanpa dukungan dari Dinas-dinas Pendidikan dan
kebudayaan di daerah maka hasil peningkatan kompetensi tenaga
kependidikan tidak akan berarti banyak terhadap mutu sekolah.
B. REALISASI ANGGARAN
Pagu anggaran PPPPTK BMTI dalam DIPA tahun 2018 sebesar Rp 170.709.289.000,-
(seratus tujuh puluh milyar tujuh ratus sembilan juta dua ratus delapan puluh sembilan
ribu rupiah). Pagu anggaran tersebut berhasil direalisasikan sebesar Rp 170.624.156.253,-
(seratus tujuh puluh milyar enam ratus dua puluh empat juta seratus lima puluh enam
ribu dua ratus lima puluh tiga rupiah), sehingga persentase daya serapnya sebesar
99,95%.
Pagu tersebut di atas digunakan untuk membiayai pencapaian 1 (satu) sasaran dengan 2
(dua) indikator kinerja. Berikut rincian penyerapan anggaran pada masing-masing
sasaran/indikator kinerja.
Rincian Penyerapan Anggaran pada Masing-Masing Sasaran/Indikator Kinerja:
32
Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan dibagi ke satu Bagian Umum dan dua Bidang
(Bidang Program dan Informasi serta Bidang Fasilitasi Peningkatan Kompetensi)
sebagaimana tugas pokok masing-masing. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:
.
Secara keseluruhan, pagu anggaran telah digunakan untuk melaksanakan program dan
kegiatan sebagaimana dalam dokumen perencanaan anggaran pada setiap
Bagian/Bidang. Berikut tabel daya serap anggaran tahun 2018 pada setiap bagian/bidang
tersebut.
Daya Serap Anggaran Per Bidang dan Bagian pada PPPPTK BMTI Tahun 2018:
NO BAGIAN/BIDANG PAGU
ANGGARAN REALISASI
SISA
ANGGARAN
DAYA
SERAP
(%)
1 Bagian Umum 114,201,570,000 114,122,123,756 79,446,244 99.93
2 Bidang Program dan
Informasi 48,867,008,000 48,862,352,012 4,655,988 99.99
3 Bidang Fasilitasi dan
Peningkatan 7,640,711,000 7,639,680,485 1,030,515 99.99
33
NO BAGIAN/BIDANG PAGU
ANGGARAN REALISASI
SISA
ANGGARAN
DAYA
SERAP
(%)
Kompetensi
JUMLAH 170,709,289,000 170,624,156,253 85,132,747 99.95
Pagu anggaran tersebut juga dialokasikan untuk Belanja Pegawai, Belanja Barang dan
Belanja Modal. Berikut pembagian per jenis belanja:
Secara keseluruhan, daya serap untuk per jenis belanja disajikan dalam tabel berikut:
Daya Serap Anggaran per Jenis Belanja
NO BAGIAN/BIDANG PAGU
ANGGARAN REALISASI
SISA ANGGARAN
DAYA SERAP
1 Belanja Pegawai 17,237,299,000 17,160,612,691 76,686,309 99.56
2 Belanja Barang 123,959,893,000 123,951,447,062 8,445,938 99.99
3 Belanja Modal 29,512,097,000 29,512,096,500 500 100.00
34
NO BAGIAN/BIDANG PAGU
ANGGARAN REALISASI
SISA ANGGARAN
DAYA SERAP
Total 170,709,289,000 170,624,156,253 85,132,747 99.95
Pagu anggaran tersebut dialokasikan juga untuk setiap output secara keseluruhan yang
mendukung program kerja PPPPTK BMTI, dapat dlihat pada grafik dibawah ini:
Alokasi Anggaran untuk Setiap Output
Capaian serapan anggaran pada setiap output disajikan pada grafik di bawah ini:
35
Daya Serap Anggaran untuk setiap Output
Dari uraian terkait Capaian KInerja PPPPTK BMTI dan Realisasi Anggaran dapat
disimpulkan dalam tabel berikut:
Capaian Kinerja PPPPTK BMTI dan Realisasi Anggaran Tahun 2018
36
Efisiensi Anggaran
Pada tahun 2018, PPPPTK BMTI berhasil melakukan efisiensi anggaran sebesar
Rp.3.300.239.500. Hasil efisiensi tersebut diperoleh dari Diklat Kurikulum 2013 sebesar
Rp.2.533.926.000 dan Layanan Internal Overhead (Belanja Modal) sebesar
Rp.766.313.500. Anggaran hasil efisiensi dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang lebih prioritas seperti:
1. Program implementasi kurikulum untuk kegiatan Diklat HOTS bagi Guru SMK
sebanyak 477 orang;
2. Pada Belanja modal khususnya untuk Rehab Gedung, terjadi efisiensi karena terdapat
sisa lelang untuk Rehab Gedung Pendidikan (Dep. Mesin Konversi Energi, dan Dep.
Teknik Sipil (Sasaran Awal DIPA). Sisa tersebut dimanfaatkan dengan menambah
sasaran baru yaitu Rehab Asrama Waskita (untuk Lapangan Bulutangkis dan
kelengkapannya);
3. Efisiensi pada kegiatan diklat, untuk sasaran DIPA bisa dicapai, bahkan realisasinya
melebihi target dalam DIPA. Kegiatan umumnya dilakukan di Kampus PPPPTK BMTI
LPMP, atau di beberapa SMK (sebagai Pusat Belajar);
4. Pada belanja pemeliharaan, terjadi efisiensi karena dilakukan Swakelola, dengan
meningkatkan kualitas pemeliharaan seperti:
a) Mengganti lantai keramik menjadi granit pada beberapa ruang dan asrama;
b) Merehab kamar mandi dari keramik menjadi granit dan menyediakan beberapa
kamar mandi yang dilengkapi air panas;
c) Memperbaiki lemari, kursi dan pintu-pintu asrama dan kamar mandi;
d) Meremajakan taman-taman.
37
C. CAPAIAN KINERJA LAINNYA
Selain capaian kinerja yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi internal, PPPPTK BMTI
juga mendapatkan capaian kinerja yang diperoleh dari hasil evaluasi eksternal sebagai
berikut:
1. Penetapan PPPPTK BMTI sebagai Satuan Kerja Wilayah Bebas dari Korupsi.
Penilaian oleh Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang
pelaksanaan Zona Integritas-Wilayah Bebas dari Korupsi pada Satuan Kerja dinyatakan
dalam SK Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 745 Tahun 2018 tentang Penetapan Pelopor Perubahan Pembangunan Zona
Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. PPPPTK BMTI dinyatakan berhak mendapatkan piagam
penghargaan WBK tersebut.
Piagam Penghargaan dari Menpan RB sebagai Unit Kerja Pelayanan
yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
38
2. Penetapan PPPPTK BMTI sebagai Satker yang Memiliki Kinerja Keuangan Terbaik
oleh Kementerian Keuangan (melalui SPAN):
a. Kinerja pengelolaan keuangan PPPPTK BMTI memperoleh nilai 98.87 dengan
predikat AMAT BAIK. Penilaian terdiri dari 12 komponen, yaitu 8 komponen
dengan nilai 100 dan 4 komponen dengan nilai bervariasi.
No. Komponen Penilaian Nilai Predikat
1. Data kontrak 100 Amat Baik
2. Revisi DIPA 100 Amat Baik
3. Penyelesaian Tagihan 100 Amat Baik
4. Rekon LPJ 100 Amat Baik
5. Renkas (Rencana Kas) 100 Amat Baik
6. Realisasi 100 Amat Baik
7. Pagu Minus 100 Amat Baik
8. Dispensasi SPM 100 Amat Baik
9. Pengelolaan UP 98.00 Amat Baik
10. Pengelolaan SPM 98.31 Amat Baik
11. Retur SP2D 99.71 Amat Baik
12. Halaman III DIPA 84.44 Baik
39
b. Sertifikat sebagai Pengelola Keuangan Teladan Semester 1 Tahun Anggaran 2018
Piagam Penghargaan sebagai Pengelolaan Keuangan Teladan Semester 1 Tahun 2018
40
BAB IV
PENUTUP
Selama tahun 2018, PPPPTK BMTI berhasil melaksanakan seluruh kegiatan untuk mendukung
pencapaian target yang ditetapkan. Berikut ringkasan pencapaian indikator kinerja dan kinerja
keuangan.
Dari hasil evaluasi kinerja, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain:
1. Perubahan pelaksanaan kegiatan sehubungan dengan kesiapan Ditjen GTK untuk perangkat
diklat yang belum ada;
2. Terjadinya perubahan Pagu yang mempengaruhi realisasi baik fisik maupun anggaran;
3. Adanya kegiatan yang tidak teralokasikan pada DIPA sebelumnya;
4. Adanya tambahan kegiatan menjelang akhir anggaran (kebijakan dari Ditjen GTK) yang
mempengaruhi keterserapan anggaran;
5. Perlunya sinkronisasi data yang up-to-date oleh Direktorat Tenaga Kependidikan dan Dinas
Pendidikan terkait, sebelum pelaksanaan Diklat Penguatan Kompetensi Pengawas;
6. Perlunya sinkronisasi Data Pokok Pendidik yang up-to-date oleh Direktorat Jenderal GTK dan
Dinas Pendidikan terkait, dengan Diklat Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Untuk meningkatkan kinerja organisasi, beberapa fokus perbaikan yang akan dilakukan ke
depan antara lain :
41
1. Merencanakan target sasaran dan merevisi jadwal pelaksanaan kegiatan dengan tepat
sehingga revisi DIPA Satker dapat diminimalisir;
2. Mengurangi kesenjangan antara Realisasi dan Rencana Penarikan Dana (RPD) pada halaman
III DIPA;
3. Bila ada perubahan pagu dalam DIPA maka Satker harus sesegera mungkin merevisi
kegiatan dengan benar sehingga anggaran yang ada tetap bisa dipakai seefisien mungkin;
4. Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
tambahan;
5. Membantu melakukan verifikasi dan validasi data pengawas ke Dinas Pendidikan terkait dan
mengajukan perubahan data pengawas melalui Simtendik;
6. Mengelola anggaran dengan memperhatikan regulasi yang sudah ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan.
42
LAMPIRAN:
1. Dokumen Perjanjian Kinerja Awal
2. Dokumen Perjanjian Kinerja Revisi
3. Dokumen Pengukuran Kinerja