KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di...

29

Transcript of KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di...

Page 1: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR
Page 2: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

i

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya Rencana Aksi (Renaksi) Kegiatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan

Rujukan ini dapat tersusun. Dengan berakhirnya pembangunan nasional jangka

panjang tahap ke-2 tahun 2009-2014 dan berakhirnya Rencana Strategis

(Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan

telah menyusun Rencana Strategis tahun 2015-2019 dengan menetapkan Visi

“Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.

Berdasarkan potensi dan tantangan yang telah dan akan dihadapi,

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan telah menyusun Rencana Aksi

2015-2019 sebagai penjabaran dalam melaksanakan Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Dalam Rencana Aksi ini telah

ditetapkan Visi BUKR 2019 yaitu “Akses pelayanan kesehatan rujukan

yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat”.

Rencana Aksi ini merupakan acuan (guidance) di tingkat unit eselon II

yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian program Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

dalam kurun waktu lima tahun ke depan, sehingga hasil pencapaiannya

terukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja

tahunan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan (BUKR).

Dalam Rencana Aksi Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan 2015-

2019 ini terdapat berbagai sasaran strategis dan ukuran keberhasilan kunci

yang tujuan utamanya untuk penyempurnaan (penguatan) mutu kelembagaan

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan. Tantangan dalam penguatan mutu

kelembagaan di periode tahun 2015-2019 adalah kemampuan untuk

mengintegrasikan Renaksi Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan,

pengendalian kinerja, anggaran dan manajemen kinerja di berbagai lapisan

Page 3: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

ii

dan fungsi organisasi Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan. Untuk mengatasi

tantangan strategis tersebut, tahapan-tahapan pengendalian kinerja perlu dilakukan

demi tercapainya berbagai sasaran strategis Renaksi BUKR tahun 2015-2019.

Tahapan pengendalian kinerja tersebut yaitu : 1. Tahapan Kontrak Kinerja, 2.

Tahapan Pemantauan, 3. Tahapan Dialog Kinerja, dan 4. Tahapan Manajemen

Kinerja.

Pada awalnya penerapan keempat tahapan pengendalian kinerja di atas

mungkin tidak mudah untuk dijalankan. Oleh karena itu, upaya penguatan

kerangka kelembagaan yang dibangun di Dit BUKR harus lebih menekankan pada

transformasi budaya kinerja dan pola pikir, meskipun di dalamnya dituntut

adanya perubahan proses bisnis melalui dukungan teknologi informasi.

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan mempunyai peran yang

sangat strategis dan sekaligus merupakan tugas berat yang harus kita pikul

bersama. Berbagai permasalahan, dinamika perubahan dan strategi pelaksanaan

kegiatan harus tertata dengan baik sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai

sesuai dengan harapan kita bersama.

Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu tersusunnya Rencana Aksi ini. Semoga Tuhan meridhoi

niat baik kita.

Jakarta, November 2014

Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan

dr. Chairul Radjab Nasution

NIP195702221983031002

Page 4: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

iii

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ........................................................................................... i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

I.1 Analisis Situasi ................................................................................... 1

I.2 Kondisi Internal Organisasi ................................................................ 2

I.3 Tantangan Strategis Dit BUKR ........................................................... 3

BAB II ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS ................................................. 5

II.1 Visi Dit BUKR ................................................................................... 5

II. 2 Misi Dit BUKR .................................................................................. 6

II. 3 Analisis SWOT................................................................................. 6

II. 4 Analisis TOWS ................................................................................. 7

II. 5 Sasaran Strategis ............................................................................ 8

II. 6 Peta Strategi .................................................................................... 9

II. 7 Arah Kebijakan ................................................................................ 12

BAB III TARGET KINERJA DAN KEGIATAN PRIORITAS .............................. 13

BAB IV KERANGKA IMPLEMENTASI RENCANA AKSI BUKR ....................... 15

Page 5: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Analisis Situasi

Kegiatan pembinaan upaya kesehatan rujukan bertujuan untuk

meningkatkan akses fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas.

Jumlah rumah sakit umum (RSU), rumah sakit khusus (RSK) dan tempat

tidur (TT) juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 terdapat 1.202 RSU

dengan kapasitas 141.603 TT, yang pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.725

RSU dengan 245.340 TT. Pada tahun 2013, sebagian besar RSU adalah milik

swasta (sebanyak 53%), sedangkan RSU milik Pemerintah Kabupaten/Kota

sebesar 30,4%. RSK juga berkembang pesat, yakni dari 321 RSK dengan

22.877 TT pada tahun 2009 menjadi 503 RSK dengan 33.110 TT pada tahun

2013. Pada tahun 2013, lebih dari separuh (51,3%) RSK itu adalah RS Bersalin

dan RS Ibu & Anak. Data Oktober 2014 menunjukkan bahwa saat ini terdapat

2.368 RS dan diprediksikan jumlah RS akan menjadi 2.809 pada tahun 2017,

dengan laju pertumbuhan jumlah RS rata-rata 147 per tahun.

Dari sisi kesiapan pelayanan, data berdasarkan Rifaskes 2011

menunjukkan bahwa pencapaiannya belum memuaskan. Hasil Risfaskes

menunjukkan jumlah RS yang memiliki jumlah TT rawat inap RS per 10.000

penduduk baru mencapai 12,6%. Jumlah admisi pasien RS per 10.000 penduduk

baru mencapai 1,9%. Rata-rata bed occupancy rate (BOR) RS baru 65%. RS

Kabupaten/Kota yang mampu PONEK baru mencapai 25% dan kesiapan

pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%.

Untuk peningkatan kualitas di fasilitas kesehatan rujukan pada tahun

2010 – 2014 telah dicapai sebanyak 1.227 RS telah terakreditasi nasional

menggunakan instrumen akreditasi versi 2007. Sejak diberlakukan Standar

Akreditasi versi 2012 sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 12 tahun 2012

dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), maka kegiatan upaya peningkatan

Page 6: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

2

mutu dan keselamatan pasien melalui Akreditasi RS lebih diutamakan pada

sosialisasi, bimbingan teknis penerapan standar akreditasi baru. Dengan

kondisi tersebut, maka RS yang telah mampu melaksanakan Akreditasi RS versi

2012 hanya 59 RS yang terdiri 10 RS Pemerintah dan 49 RS Swasta.

Selain Akreditasi Nasional, hingga tahun 2014 telah tercatat 18 RS

berhasil tersertifikasi internasional JCI yang terdiri dari RS Pemerintah dan RS

Swasta. Peningkatan mutu RS secara langsung akan diikuti dengan

peningkatan kualitas layanan sehingga pada tahun mendatang harus

diupayakan secara masif peningkatan jumlah RS yang terakreditasi.

I.2 Kondisi Internal Organisasi

Efektivitas dan kesinambungan program Dit BUKR dalam menjalankan

berbagai misinya tidak dapat dilepaskan dari kondisi mutu kelembagaan.

Hammer (2007) dalam Harvard Business Review mengkaitkan mutu

kelembagaan dengan maturitas tata kelola organisasi. Hammer mendefinisikan

lima level maturitas tata kelola organisasi, yakni: Level 1 (initial), Level 2

(managed), Level 3 (standardized), Level 4 (predictable) dan Level 5

(optimized). Hasil asesmen yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan

bahwa kondisi maturitas pengelolaan organisasi BUKR saat ini masih berada pada

level 2 (Gambar 1). Hal ini mengisyaratkan bahwa masih diperlukan kerja keras

di masa yang akan datang untuk pembenahan kelembagaan BUKR.

Page 7: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

3

Level Maturitas Tata Kelola Organisasi BUKR

Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

Kepemimpinan

Kesadaran

Penyelarasan

Perilaku

Gaya

Budaya

Kerjasama Tim

Fokus Pelanggan

Tanggungjawab

Sikap terhadap

perubahan

Keahlian People

Metodologi

Governance

Model proses

Akuntabilitas

Integrasi

Gambar 1. Level maturitas tata kelola organisasi Dit BUKR

Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR merekomendasikan beberapa

pembenahan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang, yakni:

1. Penyelarasan proses-proses kerja dalam subdirektorat BUKR

2. Fokus pelanggan dengan kesadaran memberikan nilai tambah bagi

stakeholder

3. Manajemen perubahan dengan memastikan minimum 80%

karyawan siap melakukan perubahan dan penyempurnaan proses kerja

secara berkesinambungan

4. People dengan menetapkan right man on the right place

5. Integrasi proses-proses kerja lintas subdirektorat

I.3 Tantangan Strategis Dit BUKR

Berdasarkan uraian kondisi umum dan internal Dit BUKR di atas, maka

tantangan strategis yang dihadapi dalam meningkatkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan di masa yang akan datang:

1. Perlunya penguatan pelayanan kesehatan rujukan

Page 8: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

4

2. Perlunya penetapan sistem regionalisasi rujukan di seluruh provinsi

3. Perlunya penetapan dan pembangunan sistem rujukan nasional

4. Perlumya peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan rujukan

5. Tidak meratanya jumlah, jenis dan kompetensi SDM Kesehatandi faskes

rujukan

6. Belum terintegrasinya data dan sistem informasi di pusat, daerah, rumah

sakit dan puskesmas

7. Kebijakan pemerintah daerah yang belum tersinkronisasi dengan

kebijakan pemerintah pusat

Page 9: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

5

BAB II

ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS

II.1 Visi Dit. BUKR

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 menetapkan “Indonesia Yang Mandiri,

Maju, Adil dan Makmur” sebagai visi pembangunan nasional tahun 2005-2025.

Sejalan dengan hal itu, Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan Visi:

“Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” dan Visi Ditjen BUK adalah

“Akses pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat”.

Berdasarkan potensi dan tantangan yang telah dan akan dihadapi, Dit BUKR

menetapkan visi organisasi 2014-2019 sebagai arah dan prioritas strategis yang

harus ditempuh hingga tahun 2019 sebagai berikut: “Akses Pelayanan Kesehatan

Rujukan Yang Terjangkau Dan Berkualitas Bagi Masyarakat”

Berikut ini adalah penjelasan terkait dengan visi di atas:

1. Akses pelayanan kesehatan rujukan yang terjangkau adalah

terpenuhinya askes kesiapan layanan rujukan pada tiap Kota/Kabupaten

(Rasio Tempat Tidur di RS dan Klinik Utama dibanding penduduk

kab/kota tersebut memenuhi minimal 1:1000 dan TT perawatan intensif

minimal 5 % dari TT Total.

2. Pelayanan rujukan yang berkualitas adalah pelayanan yang

memperhatikan mutu dan keselamatan pasien yang dibuktikan dengan

diperolehnya akreditasi oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan.

3. Masyarakat adalah masyarakat yang berada dalam keadaan sehat, baik

secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial, yang memungkinkan setiap

orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan.

Page 10: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

6

II. 2 Misi Dit BUKR

Dalam rangka mewujudkan visinya, Dit BUKR menjalankan misi sebagai berikut:

• Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan rujukan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

• Menyelenggarakan tata kelola yang baik.

II. 3 Analisis SWOT

Dalam dokumen Rencana Aksi ini, Analisis SWOT dianggap penting dilakukan

sebagai salah satu basis untuk menentukan arah dan prioritas strategis di masa

yang akan datang

Kekuatan (strength)

1. Sudah tersedianya regulasi dan instrumen standarisasi pelaksanaan

pelayanan dan kualitas layanan

2. Sudah memiliki badan independen akreditasi RS

3. Memiliki UPT vertikal sebagai role model kualitas

4. Memiliki motivasi kerja tinggi

5. Anggaran operasional BUKR memadai

6. Sudah terbangunnya jejaring (profesi, asosiasi, universitas)

Kelemahan (weakness)

1. Maturitas pengelolaan organisasi level 2

2. Kompetensi SDM belum memadai (right man on the right job)

3. Lemahnya data dan informasi

4. Kurangnya anggaran untuk memenuhi spa yang memadai dan sesuai

standar

5. Belum optimalnya sistem rujukan

6. Lemahnya perencanaan, pembinaan dan monitoring

7. Budaya kinerja belum optimal

Peluang (opportunity)

1. Implementasi sistem JKN

2. Otonomi dan dukungan pemerintah daerah

3. Kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas

Page 11: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

7

4. Perkembangan teknologi dan informasi (termasuk media)

5. Kemitraan (lintas sektor, swasta, bantuan CSR, donor, dll)

6. Adanya tuntutan UU dan target kesehatan global (contoh: MDG’s, PTM, dll)

7. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat

8. Pasar bebas ASEAN 2015

Ancaman (threat)

1. Jumlah penduduk yang terus naik

2. Peningkatan penyakit degeneratif

3. Disparitas geografis (termasuk infrastruktur) dan pemekaran wilayah

4. Disharmoni kebijakan pemda dan lintas sektor

5. Keterbatasan produksi dokter (terutama spesialis)

6. Ketidakberpihakan anggaran terhadap kesehatan (pusat, DPR dan pemda)

7. Disparitas kualitas lulusan tenaga kesehatan

II. 4 Analisis TOWS

Analisis TOWS dilakukan dengan menekankan arah strategis pada

penguatan mutu kelembagaan Dit BUKR. Berikut disajikan hasil analisis TOWS

(Tabel 2). Setiap sel matriks TOWS merupakan alternatif strategi yang yang

dipilih oleh Dit BUKR pada kurun waktu tahun 2015 – 2019 yang diperoleh dari

telaahan sebagai berikut:

(i) Memanfaatkan strength tertentu untuk menghadapi suatu threat

(ii) Memanfaatkan strength tertentu untuk menggapai opportunity

(iii) Meminimasi atau meniadakan weakness tertentu dengan menghadapi threat

tertentu

(iv) Meminimasi atau meniadakan weakness tertentu dengan memanfaatkan

opportunity tertentu

Tabel 1. Analisis TOWS

Page 12: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

8

OPPORTUNITY (O1 – O8) THREAT (T1 - T7)

STRENGTH (S1-S6)

S1,S2-O1: Implementasi regulasi

dan standarisasi kualitas pelayanan

kesehatan rujukan yang prima

S3-O3 : Penguatan sistem

manajemen kinerja fasyankes

S6 -O4,O7 : Media sosialisasi dan

informasi pelayanan kesehatan

S6-T5, T7: Kerjasama institusi

pendidikan untuk peningkatan

kualitas SDM yang kompeten

dan berbudaya kinerja

S3-T2, T5 : Optimalisasi peran

UPT vertikal sebagai lembaga

pembina

WEAKNESS (W1-W7) W1, W3-O4, O8: Penguatan

organisasi dan mutu kelembagaan

W4, W6-O4: Optimalisasi sistem

informasi berbasis data

W6-O2: Penguatan mutu advokasi

pemda dan K/L

W4-O2, O5, O6: Kemitraan

berjejaring untuk meningkatkan

sarpras, alkes dan perbekalan yang

memadai

W2,W7-O3,O8: Peningkatan budaya

kinerja dan perencanaan SDM yang

efektif kinerja

W4-T4,T6:Optimalisasi

advokasi (alokasi dan prioritas

berbasis data)

W5-T1,T3:Penguatan

regionalisasi sistem rujukan

yang terstruktur dan berjenjang

II. 5 Sasaran Strategis

Sasaran strategis menggambarkan rincian dan penjabaran pencapaian Visi Dit

BUKR 2015 - 2019, yang diperoleh dari tantangan strategis dan analisis TOWS.

Sasaran strategis Dit BUKR 2015-2019 adalah:

1. Terwujudnya regionalisasi sistem rujukan yang terstruktur dan berjenjang

2. Terwujudnya sistem manajemen kinerja fasyankes rujukan se Indonesia

3. Terwujudnya media sosialisasi pelayanan kesehatan dan terwujudnya

advokasi kepada Pemda dan K/L terkait

4. Terwujudnya kemitraan berjejaring dan terwujudnya Optimalisasi Peran UPT

sebagai lembaga pembina

Page 13: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

9

II. 6 Peta Strategi

Dalam rangka pencapaian visi BUKR 2015-2019, Dit BUKR telah menetapkan

suatu peta strategi yang menggambarkan hipotesis jalinan sebab akibat

dari sasaran strategis (yang menggambarkan arah dan prioritas

strategis Ditjen BUK yang diperlukan guna memampukannya dalam

mencapai target kinerja yang berkelanjutan di masa yang akan datang). Peta

strategi pencapaian visi tersebut (Gambar 2) disusun dengan memperhatikan peta

strategi pada Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan peta strategis Ditjen

BUK 2015-2019

Page 14: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

10

Gambar 2. Peta Strategi Dit BUKR 2015-2019

Page 15: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

11

Peta strategi pencapaian visi Dit BUKR tersebut dapat dimaknai

sebagai berikut. Peta strategi disusun untuk mencapai visi Dit BUKR 2015-

2019 menciptakan Akses pelayanan kesehatan rujukan yang terjangkau dan

berkualitas bagi masyarakat. Visi tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk 1 (satu)

tujuan strategis (outcome), yaitu: tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau

dan berkualitas bagi masyarakat

Tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi

masyarakat dapat dicapai dengan memastikan proses-proses strategis berikut

dikerjakan secara ekselen yakni:

1) Terwujudnya regionalisasi sistem rujukan yang terstruktur dan berjenjang

2) Terwujudnya sistem manajemen kinerja fasyankes rujukan se Indonesia

3) Terwujudnya media sosialisasi pelayanan kesehatan dan terwujudnya advokasi

kepada Pemda dan K/L terkait

4) Terwujudnya kemitraan berjejaring dan terwujudnya Optimalisasi Peran UPT

sebagai lembaga pembina.

Sasaran-sasaran strategis terkait upaya strategis yang harus dilakukan

secara ekselen dalam meningkatkan mutu kelembagaan organisasi BUKR

adalah

1) terwujudnya organisasi dan mutu kelembagaan yang BUK yang ekselen

2) terbangunnya informasi berbasis data dan pengalaman

3) terwujudkan sistem perencanaan karyawan dan karir yang efektif

Agar sasaran-sasaran strategis terkait perspektif upaya strategis dapat

dicapai secara berkelanjutan, maka sasaran strategis terkait dengan perspektif

sumber daya harus diwujudkan:

1) tersedianya SDM yang kompeten dan berbudaya kinerja tinggi

2) tersedianya dukungan regulasi yankes rujukan

3) optimalisasi sistem informasi yankes rujukan

4) tersedianya SPA, Obat dan perbekalan yang memadai

5) tersedianya dana bidang pelayanan kesehatan rujukan

Page 16: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

12

II. 7 Arah Kebijakan

Untuk mewujudkan ketersediaan fasyankes rujukan yang terjangkau dan

berkualitas bagi masyarakat, maka Dit. BUKR menetapkan arah kebijakan dan

strategi yang menjadi basis untuk pelaksanaan program dan kegiatan sebagai

berikut:

1. Mewujudkan peningkatan akses pelayanan kesehatan melalui pemenuhan

sarana prasarana dan alat kesehatan di RS yang sesuai standar,

2. Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sehingga terjamin

implementasi Patient Safety, standar pelayanan kedokteran melalui

akreditasi RS

3. Mewujudkan penguatan sistem rujukan dengan mengembangkan sistem

regionalisasi rujukan dan penguatan RS Rujukan Nasional, Provinsi dan

Regional

4. Mewujudkan optimalisasi sistem manajemen kinerja fasyankes melalui

penguatan sistem manajemen, pelayanan kesehatan berbagai layanan

unggulan (penanganan kasus tersier) pada rumah sakit rujukan nasional

secara terintegrasi dalam academic health system

5. Mewujudkan sosialisasi, pembinaan dan monitoring pelayanan kesehatan dan

mewujudkan penguatan mutu advokasi Pemda dan K/L

6. Mewujudkan kemitraan berjejaring melalui program sister hospital, kemitraan

dengan pihak swasta dan optimalisasi peran UPT vertikal sebagai lembaga

pembina

Page 17: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

13

BAB III

TARGET KINERJA DAN KEGIATAN PRIORITAS

Mengacu pada sasaran strategis untuk pencapaian visi Direktorat BUKR

2015 - 2019, terdapat 1 (satu) sasaran strategis dalam perspektif outcome

yakni tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi

masyarakat.

Mengacu pada sasaran tersebut, telah ditetapkan proses strategis dan

indikator sasaran Dit. BUKR adalah:

1) Terwujudnya regionalisasi sistem rujukan yang terstruktur dan berjenjang

• Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana prasarana dan alat

(SPA) sesuai standar

• % Kab/Kota dengan kesiapan akses layanan rujukan

2) Terwujudnya sistem manajemen kinerja fasyankes rujukan se Indonesia

• Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan kriteria khusus

3) Terwujudnya media sosialisasi pelayanan kesehatan dan terwujudnya advokasi

kepada Pemda dan K/L terkait

• % Jumlah dokumen tentang kebutuhan kapal RS di kabupaten kepulauan

• Jumlah RS Pratama yang dibangun (kumulatif)

4) Terwujudnya kemitraan berjejaring dan terwujudnya Optimalisasi Peran UPT

sebagai lembaga pembina

• Jumlah RS pusat rujukan nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya

Target tahunan 2015-2019 untuk setiap Indikator Kinerja Kegiatan di atas adalah:

No IKK Target

2015 2016 2017 2018 2019

1. % Kab/Kota dengan kesiapan akses layanan rujukan

60 70 80 90 95

2. Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

125 125 125 125 125

3. Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan kriteria khusus

94 96 97 97 97

Page 18: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

14

4. % Jumlah dokumen tentang kebutuhan kapal RS di kabupaten kepulauan

1 1 - - -

5. Jumlah RS Pratama yang dibangun (kumulatif)

24 34 44 54 64

6. Jumlah RS pusat rujukan nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya

14 14 14 14 14

Page 19: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

15

BAB IV

KERANGKA IMPLEMENTASI RENCANA AKSI BUKR

Dalam Rencana Aksi (Renaksi) Dit BUKR 2015 – 2019 ini terdapat

berbagai sasaran strategis dan ukuran keberhasilan kunci yang bertujuan

utama untuk menyempurnakan (penguatan) mutu kelembagaan Dit BUKR.

Tantangan dalam penguatan mutu kelembagaan di periode tahun 2015 –

2019 adalah kemampuan untuk mengintegrasikan Renaksi Dit BUKR,

pengendalian kinerja, anggaran dan manajemen kinerja di berbagai lapisan

dan fungsi organisasi Dit BUKR. Untuk mengatasi tantangan strategis tersebut,

tahapan-tahapan pengendalian kinerja perlu dilakukan demi tercapainya berbagai

sasaran strategis Renaksi BUKR tahun 2015 – 2019.

Page 20: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

16

Tahapan pengendalian kinerja tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka Implementasi Renaksi BUKR

Page 21: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

17

Tahapan Kontrak Kinerja. Tahapan kontrak kinerja antara Direktur BUKR

dan Eselon III merupakan sebuah tahapan untuk menjabarkan (cascading)

dan menentukan berbagai sasaran strategis dan target indikator kinerja kunci

Renaksi BUKR pada berbagai pejabat eselon III di bawah Direktur BUKR,

sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang relevan dari pejabat eselon

III tersebut. Kontrak kinerja ini menunjukkan adanya akuntabilitas dari setiap

pejabat eselon III kepada Direktur BUKR sebagai penanggung jawab

utama atas keberhasilan pencapaian target-target kinerja di periode tahun 2015 -

2019. Dengan pola yang sama, para pejabat eselon III melakukan kontrak kinerja

dengan lapisan pejabat eselon IV di bawah kendalinya dengan cara menjabarkan

target indikator kinerja kunci untuk para pejabat di lingkungannya.

Tahapan Pemantauan. Tahapan ini bertujuan untuk memantau status kemajuan

penerapan kontrak kinerja. Dalam konteks implementasi Renaksi BUKR, status

kemajuan pencapaian target kinerja merupakan inti dari pelaksanaan

pemantauan (monitoring). Tahapan pemantauan ini sangat dibutuhkan untuk

memastikan bahwa kontrak kinerja berada dalam jalur atau di luar jalur. Informasi

atas status kemajuan pelaksanaan Renaksi BUKR ini akan membantu setiap

lapisan organisasi tentang tingkat pencapaian kinerjanya untuk melakukan

evaluasi berdasarkan informasi tersebut. Selama ini, kemajuan Renaksi BUKR

belum sepenuhnya bisa dipantau dan dievaluasi status pencapaiannya

dengan basis monitoring. Salah satu penyebab utama, di samping karena

belum dilembagakannya kontrak kinerja pada semua lapisan organisasi, adalah

belum dilakukannya upaya evaluasi sistematis dan terpadu atas pencapaian

Renaksi BUKR dengan mendasarkan pada hasil monitoring pencapaian target

kinerja.

Tahapan Dialog Kinerja. Tahapan dialog kinerja ini bertujuan untuk

mengevaluasi status kemajuan target kinerja Renaksi BUKR. Tahapan dialog

kinerja adalah pertemuan evaluasi berkala tentang pencapaian kinerja dengan

durasi tertentu (sesuai kebutuhan) antara pimpinan dan para jajaran pimpinan

di lapisan organisasi Dit BUKR yang lebih rendah. Upaya evaluasi tersebut

harus ditunjang data dan informasi terintegrasi tentang status kemajuan

pencapaian Renaksi BUKR.

Page 22: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

18

Tahapan dialog kinerja mempunyai tiga sasaran yang hendak dicapai.

Sasaran pertama adalah memeriksa mana saja pencapaian aktual kinerja yang

belum mencapai target kinerja sampai kurun waktu tertentu. Pencarian akar

masalah dari ketidaktercapaian target kinerja Renaksi BUKR merupakan sasaran

kedua yang hendak dicapai dari pelaksanaan dialog kinerja. Sasaran ketiga adalah

komitmen antara atasan dan jajaran manajemen di bawah kendalinya untuk

menentukan rencana tindak lanjut yang diperlukan demi tercapainya target kinerja

di masa mendatang. Tahapan dialog kinerja ini dilakukan cukup sering agar

segenap jajaran manajemen pada berbagai lapisan organisasi Dit BUKR

mempunyai umpan balik atas tingkat keberhasilan eksekusi Renaksi BUKR dan

potensi risiko yang tengah dan akan dihadapi. Selanjutnya setiap dinamika

perkembangan status pencapaian target kinerja dapat segera diantisipasi

pengendalian upaya penanganannya. Pertemuan dialog kinerja

merupakan bentuk pengendalian kinerja atas pelaksanaan Renaksi BUKR,

yang diharapkan menyediakan gambaran status terakhir atas perkembangan

pencapaian sasaran strategis dan target kinerja Renaksi BUKR.

Tahapan Manajemen Kinerja. Tahapan ini bertujuan utama untuk menilai

keberhasilan pencapaian target kinerja setiap pegawai pada berbagai tingkatan

jabatan di lingkungan Dit BUKR, yang terintegrasi dengan kontrak kinerja

satuan (unit) kerja tempat pegawai berkiprah. Kementerian Kesehatan sudah

memiliki mekanisme SKP (sistem kinerja pegawai) untuk menilai kinerja pegawai.

Namun, SKP perlu diintegrasikan dengan indikator kinerja Renaksi BUKR

sehingga setiap pegawai di Dit BUKR akan mempunyai indikator keberhasilan yang

bukan hanya mengukur keberhasilan pegawai dari sudut pemenuhan uraian tugas

(job description) dan perilaku saja (orientasi proses), namun juga kontribusi

setiap pegawai dalam menunjang Renaksi BUKR (orientasi hasil). Tantangan

untuk penerapan Renaksi BUKR tersebut melalui penerapan keempat tahapan

pengendalian kinerja di atas di periode mendatang awalnya mungkin tidak

mudah untuk dijalankan. Oleh karena itu, upaya menguatkan kerangka

kelembagaan yang dibangun di Dit BUKR harus lebih menekankan pada

transformasi budaya kinerja dan pola pikir, meskipun di dalamnya dituntut

adanya perubahan proses bisnis melalui dukungan teknologi informasi.

Page 23: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

19

LAMPIRAN

KAMUS INDIKATOR

Page 24: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

20

IKK 1.Sasaran Strategis :

Definisi Operasional : Yang dimaksud dengan kab/kota dengan kes iapan akses layanan rujukan adalah kab/kota yang memil iki :

1.0 Ras io TT di RS dibanding penduduk 1:1000; dan

2.0 Memil iki minimal 1 RS dengan jumlah TT perawatan intens i f 5% dari tota l TT RS

Formula : Jumlah Kab/Kota dengan kes iapan akses layanan rujukan dibagi tota l kab/kota pada tahun tersebut dika l i 100 %

Penanggung Jawab

Sumber Data :

Frekuensi Pengukuran

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

60% 70% 80% 90% 95%

Kegiatan Prioritas 2015 1.0

2.0

2016 1.0

2.0

2017 1.0

2.0

2018 1.0

2.0

2019 1.0

2.0

Catatan

Direktur BUKR

BPS, SIRS

2 ka l i tahun (Jul i dan Desember)

% kab/kota dengan kesiapan akses layanan rujukan

Tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.

Monitoring dan Evaluas i serta Pembinaan Kabupaten Kota guna peningkatan kual i tas akses

pelayanan rujukan tahun sebelumnya

Peningkatan Pemenuhan akses layanan kesehatan rujukan di Provins i Bengkulu, NTT,

Ka l imantan Barat

Monitoring dan Evaluas i serta Pembinaan Kabupaten Kota guna peningkatan kual i tas akses

pelayanan rujukan tahun sebelumnya

Peningkatan Pemenuhan akses layanan kesehatan rujukan diProvins i NTB, Maluku Utara

Monitoring dan Evaluas i serta Pembinaan Kabupaten Kota guna peningkatan kual i tas akses

pelayanan rujukan tahun sebelumnya

Saat ini 248 Kabupaten/Kota yang belum terpenuhi TT

Implementas i pemenuhan Kab/Kota yang memenuhi akses layanan rujukan (10%) di Provins i

Sumatera Utara, Ka l imantan Timur, Aceh, Riau

Monitoring dan Evaluas i Kabupaten Kota yang memenuhi akses pelayanan rujukan tahun

sebelumnya

Peningkatan Pemenuhan akses layanan kesehatan rujukan di Provins i Sumatera Selatan,

Ka l imantan Tengah, sulawes i Barat.

Monitoring dan Evaluas i serta Pembinaan Kabupaten Kota guna peningkatan kual i tas akses

pelayanan rujukan tahun sebelumnya

Peningkatan Pemenuhan akses layanan kesehatan rujukan diProvins i Lampung, Sulawes i

Tenggara, Ka l imantan Selatan.

Page 25: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

21

IKK 2.Sasaran Strategis :

Definisi Operasional :

Formula :

Penanggung Jawab Direktur BUKR

Sumber Data : SIRS, ASPAK, Data DAK/TP

Frekuensi Pengukuran 1 ka l i tahun (Desember)

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

125 125 125 125 125

Kegiatan Prioritas 2015 1.0

2.0

2016 1.0

2.0

2017 1.0

2.0

2018 1.0

2.0

2019 1.0

2.0

Catatan

Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

Tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.

Yang dimaksud dengan RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

adalah mencakup RS Rujukan Provinsi dan RS Rujukan Regional yang mendapat bantuan pemenuhan sarana

prasarana dan alat Rumah Sakit

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 125 RS Rujukan Provins i dan Regional di seluruh

Indones ia

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 125 RS Rujukan Provins i dan Regional di seluruh

Indones ia

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 125 RS Rujukan Provins i dan Regional di seluruh

Indones ia

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Provins i dan Regional yang mendapatkan bantuan

pemenuhan sarpras dan a lat

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Provins i dan Regional yang mendapatkan bantuan

pemenuhan sarpras dan a lat

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Provins i dan Regional yang mendapatkan bantuan

pemenuhan sarpras dan a lat

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Provins i dan Regional yang mendapatkan bantuan

pemenuhan sarpras dan a lat

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Provins i dan Regional yang mendapatkan bantuan

pemenuhan sarpras dan a lat

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 125 RS Rujukan Provins i dan Regional di seluruh

Indones ia

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 125 RS Rujukan Provins i dan Regional di seluruh

Indones ia

Page 26: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

22

IKK 3. Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan dengan kriteria khusus

Sasaran Strategis : Tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.

Definisi Operasional :

Formula :

Penanggung Jawab Direktur BUKR

Sumber Data : SIRS, ASPAK, Data DAK/TP

Frekuensi Pengukuran 1 ka l i tahun (Desember)

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

94 96 97 97 97

Kegiatan Prioritas 2015 1.0

2.0

2016 1.0

2.0

2017 1.0

2.0

2018 1.0

2.0

2019 1.0

2.0

Catatan

Pemenuhan infrastruktur (sarana prasarana dan a lat) pada 97 RS Daerah (Umum dan Khusus)

yang tidak termasuk RS Rujukan Nas ional , Provins i dan Regional pagar RS memenuhi s tandar

akreditas i dengan program khususMonitoring dan Evaluas i RS yang mendapatkan bantuan pemenuhan infrastruktur

Pemenuhan infrastruktur (sarana prasarana dan a lat) pada 97 RS Daerah (Umum dan Khusus)

yang tidak termasuk RS Rujukan Nas ional , Provins i dan Regional pagar RS memenuhi s tandar

akreditas i dengan program khusus

Monitoring dan Evaluas i RS yang mendapatkan bantuan pemenuhan infrastruktur

Yang dimaksud dengan RS Daerah yang memenuhi standar dan kriteria khusus adalah Jumlah RS milik Pemerintah

Daerah (Umum dan Khusus) yang tidak termasuk RS Rujukan (RS Rujukan Nasional, Provinsi dan Regional)

yang mendapat bantuan pemenuhan infrastruktur agar RS memenuhi standar akreditasi

Pemenuhan infrastruktur (sarana prasarana dan a lat) pada RS Daerah (Umum dan Khusus)

yang tidak termasuk RS Rujukan Nas ional , Provins i dan Regional pada 149 lokus priori tas

Kemkes (64 Kab/Kota MDGs dan daerah DTPK)

Monitoring dan Evaluas i RS yang mendapatkan bantuan pemenuhan infrastruktur

Pemenuhan infrastruktur (sarana prasarana dan a lat) pada 96 RS Daerah (Umum dan Khusus)

yang tidak termasuk RS Rujukan Nas ional , Provins i dan Regional pagar RS memenuhi s tandar

akreditas i dengan program khusus

Monitoring dan Evaluas i RS yang mendapatkan bantuan pemenuhan infrastruktur

Pemenuhan infrastruktur (sarana prasarana dan a lat) pada 97 RS Daerah (Umum dan Khusus)

yang tidak termasuk RS Rujukan Nas ional , Provins i dan Regional pagar RS memenuhi s tandar

akreditas i dengan program khususMonitoring dan Evaluas i RS yang mendapatkan bantuan pemenuhan infrastruktur

Page 27: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

23

IKK 4. Jumlah dokumen tentang kebutuhan kapal RS di kabupaten kepulauan

Sasaran Strategis : Tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.

Definisi Operasional :

Formula :

Penanggung Jawab Direktur BUKR

Sumber Data : Data Pemda, Monev Daerah Kepulauan

Frekuensi Pengukuran 2 ka l i tahun (Jul i dan Desember)

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

1 1 - - -

Kegiatan Prioritas 2015 1.0

2016 1.0

2.0

2017 1.0

2018 1.0

2019 1.0

Catatan

Monitoring dan Evaluas i kebutuhan kapal RS

Monitoring dan Evaluas i kebutuhan kapal RS

Adanya data kebutuhan kapal Rumah Sakit di Kabupaten kepulauan

Penyusunan regulas i (NSPK) penyelenggaraan pelayanan kesehatan kapal RS

Penyusunan data kebutuhan kapal RS di kabupaten/kota kepulauan

Monitoring dan Evaluas i di 7 Kabupaten/Kota kepulauan

Monitoring dan Evaluas i kebutuhan kapal RS

Page 28: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

24

IKK 5. Jumlah RS Pratama yang dibangun (kumulatif)

Sasaran Strategis : Tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.

Definisi Operasional :

Formula :

Penanggung Jawab Direktur BUKR

Sumber Data : Data Pembangunan, data DAK/TP, Monev daerah

Frekuensi Pengukuran 2 ka l i tahun (Jul i dan Desember)

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

24 34 44 54 64

Kegiatan Prioritas 2015 1.0

2.0

2016 1.0

2.0

2017 1.0

2.0

2018 1.0

2.0

2019 1.0

2.0

Catatan

Pembangunan 10 RS Pratama di daerah terpenci l , perbatasan, kepulauan atau pulau keci l

terluar, tertinggal dan daerah yang belum memil iki RS

Monitoring dan Evaluas i RS Pratama

Pembangunan 10 RS Pratama di daerah terpenci l , perbatasan, kepulauan atau pulau keci l

terluar, tertinggal dan daerah yang belum memil iki RS

Monitoring dan Evaluas i RS Pratama

Yang dimaksud dengan RS Pratama yang dibangun adalah tersedianya RS Pratama (kumulati f) yang dibangun pada

tahun berja lan

Pembangunan 24 RS Pratama di daerah terpenci l , perbatasan, kepulauan atau pulau keci l

terluar, tertinggal dan daerah yang belum memil iki RS

Monitoring dan Evaluas i RS Pratama

Pembangunan 10 RS Pratama di daerah terpenci l , perbatasan, kepulauan atau pulau keci l

terluar, tertinggal dan daerah yang belum memil iki RS

Monitoring dan Evaluas i RS Pratama

Pembangunan 10 RS Pratama di daerah terpenci l , perbatasan, kepulauan atau pulau keci l

terluar, tertinggal dan daerah yang belum memil iki RS

Monitoring dan Evaluas i RS Pratama

Page 29: KATA SAMBUTANyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2015/KP/bukr/renaksi... · pelayanan PONEK di RS Pemerintah baru mencapai 86%. ... Hasil asesmen maturitas organisasi Dit BUKR

25

IKK 6. Jumlah RS pusat rujukan nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya

Sasaran Strategis : Tersedianya fasyankes rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.

Definisi Operasional :

Formula :

Penanggung Jawab Direktur BUKR

Sumber Data : SIRS, ASPAK, Monev DAK/TP

Frekuensi Pengukuran 2 ka l i tahun (Jul i dan Desember)

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

14 14 14 14 14

Kegiatan Prioritas 2015 1.0

2.0

2016 1.0

2.0

2017 1.0

2.0

2018 1.0

2.0

2019 1.0

2.0

Catatan

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Nas ional yang mendapatkan bantuan pemenuhan

sarpras dan a lat

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 14 RS Rujukan Nas ional

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Nas ional yang mendapatkan bantuan pemenuhan

sarpras dan a lat

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 14 RS Rujukan Nas ional

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Nas ional yang mendapatkan bantuan pemenuhan

sarpras dan a lat

Penetapan 14 RS Rujukan Nas ional Sesuai Kepmenkes 390 Tahun 2014

Yang dimaksud dengan RS pusat Rujukan Nas ional yang di tingkatkan sarana prasarananya adalah mencakup RS

Rujukan Nas ional yang mendapat bantuan pemenuhan sarana prasarana dan a lat Rumah Sakit

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 14 RS Rujukan Nas ional

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Nas ional yang mendapatkan bantuan pemenuhan

sarpras dan a lat

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 14 RS Rujukan Nas ional

Monitoring dan Evaluas i RS Rujukan Nas ional yang mendapatkan bantuan pemenuhan

sarpras dan a lat

Pemenuhan sarana prasarana dan a lat pada 14 RS Rujukan Nas ional