Kata dan Jenis Kata

download Kata dan Jenis Kata

of 24

Transcript of Kata dan Jenis Kata

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    1/56

    i

    MAKALAH 

    MATA KULIAH BAHASA INDONESIA 

    KATA DAN JENIS KATA 

    Oleh: 

    AYU ERMELLYA TETTA AKHMAD TEGUH FIKRI 

    OKTAVIANA SIDABUTAR KETTY YOSHITA 

    AYU NOVIANTI K. ALIZA SARAH SETIANA 

    DINA AULIA YOPI MELIANDI 

    ELFAN MAHFUZH NANDA SHASKIA L. 

    RIZQI AMALIA  AHMAD ZAINURRIDHA

    Dosen Pembimbing: 

    AHSANI TAQWIEM, M.Pd  

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 

    FAKULTAS KEDOKTERAN 

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER 

    BANJARMASIN 

    Oktober, 2015 

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    2/56

    ii

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .........................................................................  i

    DAFTAR ISI .....................................................................................  ii

    DAFTAR TABEL .............................................................................  iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang Masalah ................................................... 1

    B.  Rumusan Masalah ............................................................ 3

    C.  Tujuan Penelitian .............................................................. 3

    D.  Manfaat Penelitian ............................................................ 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A.  Pembentukan Kata ............................................................ 4

    B. Pengertian Kata................................................................. 4

    C. Peran Kata ........................................................................ 5

    C. Jenis-jenis Kata ................................................................. 5

    BAB III PENUTUP

    A.  Kesimpulan ...................................................................... 48

    B. 

    Saran ................................................................................ 50

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    3/56

    iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1 Tabel afiks pembentuk kata kerja ............................................... 6

    2.2 Tabel afiks pembentuk kata benda .............................................. 8

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    4/56

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    5/56

    1

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang menjadi lingua franca di

    Indonesia.1  Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan pertama kali

    diproklamirkan sebagai bahasa persatuan yaitu dalam Sumpah Pemuda tahun 1928.

    Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diresmikan satu hari setelah

     proklamasi kemerdekaan Indonesia bersamaan dengan mulai diberlakukannya

    konstitusi negara Indonesia. Bahasa Indonesia berdasarkan sudut pandang

    linguistik adalah salah satu dari ragam bahasa Melayu yang telah mengalami

     perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi

    kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Hingga saat ini,

     bahasa Indonesia terus hidup dan menghasilkan kata-kata baru melalui penciptaan

    maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.2 

    Bahasa Indonesia telah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak sebelum

    zaman penjajahan Belanda dan sekarang menjadi mata pelajaran wajib di seluruh

    sekolah di Indonesia. Namun fenomena ganjil yang terjadi di masyarakat Indonesia

    adalah kurangnya perhatian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

     benar sesuai kaidah tata bahasa Indonesia.3 Hal ini terjadi karena perkembangan

    zaman yang ditandai dengan masuknya budaya asing dan berbagai variasi bahasa

    yang dianggap sebagai suatu bentuk kreatifitas. Selain itu, tidak sedikit masyarakat

    Indonesia terutama remaja yang menganggap bahasa Indonesia adalah bahasa

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    6/56

    2

    2

    kampungan dan ketinggalan zaman.1 Penggunaaan variasi bahasa tersebut sudah

    semakin berkembang dan menimbulkan kekhawatiran akan dampak buruk bagi

     pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia, bahkan dapat mengaburkan

    identitas nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia sangat

     penting dipelajari oleh semua lapisan masyrakat, tidak hanya oleh pelajar dan

    mahasiswa saja tetapi seluruh masyarakat Indonesia agar dapat digunakan dengan

     baik dan benar.3 

    Kegiatan berbahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas

    dari penggunaan kata yang akan membentuk sebuah kalimat yang memiliki makna

    dan pola. Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri

    dari satu atau lebih morfem. Gabungan kata dapat membentuk frasa, klausa, atau

    kalimat.4  Salah satu definisi kata berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia

    adalah elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan

    merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam

     berbahasa.5 Penyebab kesalahan yang sering dijumpai dalam ketidakbakuan bahasa

    dalam suatu kalimat yaitu pelesapan imbuhan, pemborosan penggunaan kata,

    ketidaktepatan pemilihan kata, penggunaan konjungsi ganda, kerancuan bentuk,

    kesalahan ejaan, dan pelesapan salah satu fungsi kalimat, dan kesalahan struktur

    kalimat. Penggunaan bahasa baku akan menghasilkan kalimat yang baik dan benar

    sehingga menjadi alat komunikasi yang efektif.3 Oleh karena itu, pengetahuan dan

     pemahaman mengenai tata bahasa Indonesia terutama mengenai kata dan jenisnya

    serta penggunaannya menjadi sangat penting untuk mengahasilkan komunikasi

    yang baik dengan tetap menjaga kaidah berbahasa Indonesia.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    7/56

    3

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

    1. 

    Apa definisi kata?

    2.  Apa saja jenis-jenis kata dan contohnya?

    3.  Bagaimana penggunaan kata sesuai kaidah tata bahasa Indonesia?

    C. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan umum 

    Tujuan umum penulisan makalah bahasa Indonesia Kata dan Jenisnya adalah

    untuk mengenal dan memahami tentang kata dan jenisnya serta penggunaannya

    sesuai kaidah tata bahasa Indonesia.

    2. Tujuan khusus

    Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:

    1.  Mengetahui definisi kata

    2. 

    Mengidentifikasi jenis-jenis kata contohnya

    3.  Mengetahui penggunaan kata dan jenisnya sesuaik kaidah tata bahasa

    Indonesia

    D. Manfaat Penulisan

    Manfaat penulisan makalah ini adalah:

    1.  Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai kata dan jenisnya

    sesuai kaidah tata bahasa Indonesia

    2.  Meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap pentingnya menjaga dan

    melestarikan bahasa Indonesia.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    8/56

    4

    4

    BAB II

    ISI

    A. Pembentukan Kata

    Pembentukan sebuah kata dapat diambil dari dua sumber, yaitu sumber dari

    dalam bahasa Indonesia dan dari luar bahasa Indonesia. Kata baru yang bersumber

    dari dalam bahasa Indonesia bersumber dari kata yang sudah ada, seperti gabungan

    kata berikut:

    Daya tahan serbaguna lepas tangan

    Daya tarik serbatahu lepas pantai

    Pembentukan kata bahasa Indonesia yang berasal dari luar bahasa Indonesia adalah

    seperti kata-kata serapan berikut:

    Valuta mesjid impor

    Pengambilan kata asing tersebut disebabkan karena belum ada penemuan penamaan

    secara resmi dari bahasa Indonesia.4

    B. Pengertian Kata

    Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri

    dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau

    dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau

    kalimat.

    Kamus Besar bahasa Indonesia memberikan definisi mengenai kata:4

    1.  Elemen terkait dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    9/56

    5

    merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam

     berbahasa,

    2. Konversasi, bahasa,

    3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai

     bentuk yang bebas, dan

    4.  Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata)

    atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).

    C. Peran Kata

    Kata memiliki peran dalam kalimat, yaitu apakah kata tersebut berperan

    sebagai pelaku, penderita, pelengkap, penyerta, atau sebagai penjelas.4

    D. Jenis-jenis Kata

    1. 

    Kata kerja

    Verba atau kata kerja adalah yang menyatakan perbuatan atau tindakan,

     proses dan keadaan yang bukan merupakan kata sifat (Finoza, 2002:62), namun

     berbeda yang disampaikan oleh kata kerja pada umunya berfungsi sebagai predikat

    dalam kata. Untuk mengenali jenis kata kerja kita dapat mengujinya dengan + KB

    (kata benda) / KS (kata sifat) di belakang kata yang diuji. Kata tulis, pergi, bicara,

    lihat, berpergian, berbicara, dan melihat tergolong sebagai kata kerja karena jika

    digabungkan dengan bentuk kontruksi penguji tadi akan tercipta arti yang jelas.

    Perhatikan penggabungan di bawah ini:

    Tulis + dengan pena (KB) menulis + dengan cepat (KS )

    Pergi + dengan adik (KB) berpergian + dengan gembir a(KS )

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    10/56

     Bicara + dengan dosen (KB) berbicara + dengan fasih (KS)

     Lihat + dengan mata (KB) melihat + dengan jelas( KS)

    Pada contoh di atas tampak bentuk kata kerja ada dua macam: (1) kata kerja

    asal, yaitu kata kerja yang dapat berdiri sendiri di dalam kalimat tanpa bantuan

    afiks, sedangkan (2) kata kerja turunan yaitu kata kerja afiks. Untuk lebih mengenali

    kata kerja turunan berikut penjelasannya dalam tabel.

    Bentuk Imbuhan Contoh

    Prefix (awalan) ber-

    di- per-

    ter-me-

     berkarya, bertemu,

     berlayar

    dibawa, dipakai,dibahas

     perkuat, perpindahtertawa, tersenyum

    melatih, membaca,

    mendengar

    Sufiks (akhiran) -i- kan

    namai, gulai, tandaimaafkan, camkan,

    matikan

    Konfiks

    (awalan+akhiran)

     ber- + -an

     ber- + -kan

    di- + -i

    di- + -kan

    ke- + -an

    memper-

    memper- + -i

    memper- + -kan

    me- + -kan

     berpergian, berpelukan,

     berlarian, beralaskan,

     berselimutkan

    diselimuti,

    dipengaruhi, dicintai

    dibuatkan, diambilkan,

    dibacakan

    kejatuhan kemasukan,

    kedatanganmemperjelas,memperindah

    memperbaiki,

    mempersenjatai

    mempertanyakan,

    mempertemukan

    meluruskan,

    membuatkan,

    mendatangankan

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    11/56

    7

     per-+-i

     per- + -kan

     perbaiki, perbarui,

     persenjatai

     pertemukan, permasalahkan

    Tabel 2.1 Tabel afiks (pembentuk kata kerja)

    Selain bentuk-bentuk di atas, ada pula bentuk kata kerja atau verba yang lain di

    antaranya:

    a.  Verba reduplikasi atau verba berulang dengan atau tanpa pengimbuhan,

    misalnya makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, tembak-menembak.

     b.  Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan satu

    kata dengan kata yang lain, namun hasil penggabungan itu bukan idiom misalnya

    terjun payung, temu wicara, siap tempur, tatap muka.

    c.  Verba berpreposisi, yaitu verba intrasitif yang selalu diikuti oleh preposisi

    tertentu, misalnya tahu akan, berdiskusi tentang, cinta pada, sejalan dengan,

    terdiri dari, menyesal atas, tergolong sebagai. Selain itu, verba intrasitif dapat

    dibedakan menurut sifat sementisnya, ada verba yang mengandung makna

     pengalaman atau verba pengalam dan ada verba yang mengandung makna

    tindakan atau verba penindak (Verhaar, 1996:183).

    2. Kata benda (nomina)

     Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda

    (konkret ataupun abstrak) (Finoza, 2002:66). Kata benda sangat perlu dikenali

    karena kata benda akan berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan

    dalam kalimat. Untuk mengenali jenis kata benda, kita dapat mengujinya antara lain

    dengan menambahkan yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS (kata sifat)

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    12/56

    di belakang kata yang diuji. Kata-kata seperti buku, pohon, orang,  pengetahuan,

    kekasih, dan pikiran tergolong sebagai kata benda karena dapat diikuti oleh kedua

     jenis kombinasi di atas. Berikut contoh pembuktian pernyataan tersebut:

    buku + yang mahal (KS ) pengetahuan + yang sangat penting (KS )

     pohon + yang rindang (KS) kekasih + yang sangat cantik (KS )

    orang + yang baik (KS) pikiran + yang cemerlang (KS)

    Selain itu, untuk mengenali kata benda berimbuhan, tabel di bawah ini dapat

    dijadikan pedoman.

    Bentuk Imbuhan Contoh

    Prefiks ke- pe-

    ter-

    ketua, kekasih, kehendak petinju, pembela, pengawas

    terdakwa, tersangaka, tertuduh

    Sufiks -an

    -in-wan

     pikiran, tepian, timbangan

    hadirin, musliminilumuan, karyawan, olahragawan

    Infiks -em

    -el

    -er

    -in

    kemuning

    telunjuk, pelatuk, telapak

    serabut, seruling

    kinerja, kinasih

    konfiks ke- + -an

     pe- + -an

    kehidupan, kemauan, keterangan

     pengunaan, pembelian, pendidikan

    Tabel 2.2 Afiks (pembentuk kata benda)

    Selain kata benda yang memang nyata-nyata merupakan nama dari suatu

     benda, ada dua jenis kata lagi yang juga mengacu kepada benda, yaitu kata ganti

    (promina) dan kata bilangan (numeralia). Promina adalah kata yang dipakai untuk

    mengacu kepada nomina lain, sedangkan numeralia adalah kata yang dipakai untuk

    menghitung banyak orang, binatang, atau barang (Finoza,2002:68).

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    13/56

    9

    3. Kata Ganti atau Pronomina

    Yang termasuk dalam jenis kata ini adalah segala kata yang dipakai untuk

    menggantikan kata benda atau yang dibendakan. Pembagian tradisional

    menggolongkan kata-kata ini ke dalam suatu jenis kata tersendiri. Ketentuan ini

    tidak dapat dipertahankan dari segi struktural, karena kata-kata ini sama strukturnya

    dengan kata-kata benda lainnya. Oleh karena itu, dalam usaha mengadakan

     pembagian jenis kata yang baru kita akan menempatkannya dalam suatu posisi yang

    lain dari biasa. Kata-kata ganti menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas: 

    a.  Kata ganti orang atau pronomina personalia 

    Kata ganti orang dalam bahasa Indonesia adalah:

    Orang I : aku, kami, kita

    Orang II : engkau, kamu

    Orang III : dia, mereka

    a.a. Untuk Orang I 

    Untuk orang pertama tunggal, guna menyatakan kerendahan diri dipakai

    kata-kata hamba, sahaya (sansekerta: pengiring, pengikut), patik, abdi. Sebaliknya

    untuk mengungkapkan suasana yang agung atau mulia maka kata kami yag

    sebenarnya digunakan untuk orang pertama jamak dapat dipakai pula untuk

    menggantikan orang pertama tunggal. Ini disebut pluralis majestatis.7,8 

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    14/56

    10 

    a.b. Untuk orang II 

    Untuk orang kedua tunggal dipakai paduka (sansekerta: sepatu), tuan, Yang

    Mulia, saudara, ibu, bapak, dan lain-lain. Semuanya itu dipakai untuk menyatakan

     bahwa orang yang kita hadapi jauh lebih tinggi kedudukannya daripada kita. Kata

    kamu yang sebenarnya merupakan kata ganti orang kedua jamak dipakai pula

    sebagai pluralis majestatis untuk menggantikan orang kedua tunggal. Tetapi pada

    masa sekarang ini nilai keagungan itu sudah tidak terasa lagi, karena terlalu sering

    dipakai.7,8 

    a.c. Untuk orang III 

    Untuk orang ketiga dipergunakan juga kata-kata beliau, sedang bagi yang

    telah meninggal dipakai kata mendiang, almarhum atau almarhumah.7,8 

    b. Kata ganti kepunyaan atau pronomina posesif  

    Kata ganti kepunyaan adalah segala kata yang menggantikan kata ganti

    orang dalam kedudukan sebagai pemilik: -ku, -mu, -nya, kami, kamu, mereka.

    Sebenarnya pembagian ini dalam bahasa Indonesia tidak diperlukan sebab yang

    disebut kata ganti kepunyaan itu sama saja dengan kata ganti orang dalam fungsinya

    sebagai pemilik. Dalam fungsinya sebagai pemilik ini, kata-kata tersebut

    mengambil bentuk-bentuk ringkas dan dirangkaikan saja di belakang kata-kata

    yang diterangkannya.

     bajuku = baju aku

     bajumu = baju engkau

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    15/56

    11

     bajunya = baju n + ia

    Bentuk-bentuk ringkas ini yang diletakkan di belakang sebuah kata disebut enklitis.

    Bentuk enklitis ini dipakai juga untuk menunjukkan fungsi kata ganti orang, bila

    kata ganti orang itu menduduki jabatan obyek atau mengikuti suatu kata depan:

     padaku, padamu, padanya, bagiku, bagimu, baginya, dan lain-lain.7,8 

    c. Kata ganti penunjuk atau pronomina demonstratif  

    Kata ganti penunjuk adalah kata-kata yang menunjuk dimana terdapat suatu

     benda. Dalam masyarakat bahasa Melayu Lama, atau lebih dahulu lagi, seharusnya

    orang mengenal tiga macam kata ganti penunjuk: 

    -  Menunjuk sesuatu di tempat pembicara : ini 

    -  Menunjuk sesuatu di tempat lawan bicara : itu 

    -  Menunjuk sesuatu di tempat orang ketiga : *ana. 

    Penunjukan benda pada tempat orang ketiga pada waktu sekarang

    disamakan saja dengan penunjukan pada tempat orang kedua yaitu dengan

    mempergunakan kata itu. Berdasarkan perbandingan dengan beberapa bahasa

    daerah, dapat mengambil kesimpulan bahwa kata *ana untuk menunjukkan benda

     pada tempat orang ketiga harus ada pada jaman dahulu, seperti pada bahasa Jawa

    misalnya, ketiga bentuk itu masih ada: iki, iku, ika. Penunjukan pada tempat orang

    ketiga dalam bahasa Indonesia lama kelamaan mundur atau kurang dipergunakan,

    akhirnya hilang sama sekali dari perbendaharaan bahasa Indonesia. Walaupun

    demikian masih ditemukan residu dalam pemakaian sehari-hari, seperti: sana, sini,

    situ.7,8 

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    16/56

    12 

    d. Kata ganti penghubung atau pronomina relatif  

    Kata ganti penghubung ialah kata yang menghubungkan anak kalimat

    dengan suatu kata benda yang terdapat dalam induk kalimat. Fungsi kata ganti

     penghubung antara lain: 

    -  Menggantikan kata benda yang terdapat dalam induk kalimat. 

    -  Menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. 

    Kata ganti penghubung dalam bahasa Indonesia yang umum diterima adalah

    yang. Dalam sejarah pertumbuhan bahasa Indonesia kata yang mula-mula tidak

    mempunyai fungsi relatif seperti sekarang. Dahulu yang hanya berfungsi sebagai

     penentu atau penunjuk. Lambat laun fungsi-fungsi itu menghilang dan nyaris tidak

    dirasakan lagi. Walaupun demikian masih terdapat residu-residu fungsi tersebut

    dalam pemakaian kita sehari-hari: 

    Yang buta dipimpin

    Yang lumpuh diusung

    Ia berkata kepada sekalian yang hadir

    Yang besar harus memberi contoh kepada yang kecil.

    Kata yang sebenarnya terbentuk dari kata ia (sebagai penunjuk) dan yang

    sebagai penentu. Ia sebenarnya adalah kata ganti orang ketiga tunggal yang  juga

    dipergunakan sebagai penunjuk, serta unsur yang itu biasa dipergunakan dalam

     bahasa Indonesia purba dengan fungsi penentu. Dengan demikian fungsi yang sejak

    dari awal perkembangannya hingga sekarang dapat diurutkan sebagai berikut: 

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    17/56

    13

    1. 

    Sebagai penunjuk  

    2. 

    Sebagai penentu (penekan) 

    3.  Sebagai penghubung dan pengganti 

    Selain kata yang, terdapat lagi satu kata ganti penghubung yang lain, yang

     benar-benar bersifat Indonesia asli, terutama bila menggantikan suatu keterangan

    atau tempat, yaitu kata tempat. Karena pengaruh bahasa-bahasa Barat, orang sering

    lupa akan kata ganti penghubung ini, serta menerjemahkan ungkapan-ungkapan asli

    dengan kata-kata yang sebenarnya tidak sesuai dengan selera bahasa Indonesia,

    misalnya: 

    Rumah di mana kami tinggal

    Lemari di dalam mana saya menyimpan buku

    Kalimat-kalimat di atas akan terasa lebih baik bila dikatakan: 

    Rumah tempat kami tinggal

    Lemari tempat saya menyimpan buku

    Jadi, tidak perlu mengikatkan diri kepada konstruksi-konstruksi asing yang tidak

    sesuai dengan jalan bahasa Indonesia. Fungsi kata tempat sebagai penghubung

    tampak jelas dari contoh-contoh di atas. Di samping itu, tidak perlu terikat kepada

    satu konstruksi, tetapi bias mencari variasi-variasi lain tetapi yang asli Indonesia.7,8 

    e. Kata ganti penanya atau pronomina interogatif  

    Kata ganti penanya adalah kata yang menanyakan tentang benda, orang atau

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    18/56

    14 

    sesuatu keadaan. Kata ganti penanya dalam bahasa Indonesia adalah: 

    Apa : untuk menanyakan benda 

    2  Siapa : (si + apa) untuk menanyakan orang 

    3  Mana : untuk menanyakan pilihan seseorang atau beberapa hal atau barang. 

    Kata-kata ganti penanya di atas dapat dipakai lagi dengan bermacam-macam

     penggabungan dengan kata-kata depan, seperti: 

    dengan apa dengan siapa dari mana

    untuk apa untuk siapa ke mana

     buat apa k kepada siapa

    Selain dari kata-kata tersebut ada pula kata-kata ganti penanya yang lain bukan

    menanyakan orang atau benda tetapi menanyakan keadaan, perihal dan sebagainya: 

    mengapa bagaimana

     berapa kenapa (pengaruh bahasa Jawa)

    f. Kata ganti tak tentu atau pronomina indeterminatif  

    Kata ganti tak tentu adalah kata-kata yang menggantikan atau menunjukkan

     benda atau orang dalam keadaanyang tidak tentu atau umum, misalnya: 

    masing-masing siapa-siapa seseorang

    sesuatu barang para

    salah (salah satu…)

    Kata barang dalam bahasa Melayu Lama masih mempunyai peranan yang cukup

     penting karena masih sering digunakan: 

    Barang siapa melanggar peraturan harus ditindak tegas

    Barang apa yang dikerjakannya pasti berhasil

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    19/56

    15

    4. Kata Sifat

    a. Pengertian kata sifat atau adjektiva

    Adjektiva, yang juga disebut kata sifat atau kata keadaan, adalah kata yang

    dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.

    Adjektiva mempunyai ciri sebagai berikut:

    -  Adjektiva dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling; 

    lebih besar, kurang baik, paling mahal. 

    -  Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, amat, benar, sekali,

    dan terlalu: sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu

    murah. 

    -  Adjektiva dapat diingkari dengan kata ingkar tidak: tidak bodoh, tidak salah, 

    tidak benar. 

    -  Adjektiva dapat diulang dengan awalan se- dan akhirang –nya: sebaik-baiknya, 

    serendah-rendahnya, sejelek-jeleknya. 

    -  Adjektiva pada kata tertentu dapat berakhir antara lain dengan –er, -(w)i, -iah,

    if, -al dan –ik: honorer, duniawi, ilmiah, negatif, formal, elektronik. 

    Umumnya sebuah adjektiva diletakkan di belakang kata yang diterangkan.

    Dalam hal ini kita harus waspada terhadap kata lain yang dapat disisipkan di antara

    kedua kata itu yang dapat mengubah status hubungannya. Contonya :

    (1) a. Baju putih

     b. Mobil tua

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    20/56

    16 

    c. Rumah mewah

    (2) a. Baju yang putih

     b. Mobil yang tua

    c. Rumah yang mewah

    (3) a. Baju itu putih

    Baju Ali putih

     b. Mobil itu tua

    Mobil Ali tua

    c. Rumah ini mewah

    Rumah mereka mewah

    Pada nomor (1) adjektiva  putih, tua,  dan mewah  berdiri langsung di

     belakang nomina baju, mobil,  dan rumah. Bentukan seperti itu tidak merupakan

    kalimat, tetapi merupakan frasa. Penyisipan yang pada contoh (2) tidak mengubah

    status untaian kata itu menjadi kalimat. Untaian kata pada nomor (2) tetap

    merupakan frasa. Sebaliknya, dengan disisipkannya kata seperti itu, Ali, saya, ini, 

    dan mereka  pada contoh nomor (3) rentetan kata itu berubah statusnya menjadi

    kalimat.9,10

     b.  Adjektiva dan kelas kata yang lain 

    Jika dilihat dari definisi dan ciri yang dikemukakan di atas, orang dapat

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    21/56

    17

     berkata bahwa bentuk seperti batu dan tembok  adalah adjektiva pula karena kedua

    kata itu dapat menerangkan keadaan benda seperti terbukti dengan adanya bentuk

    benteng batu dan rumah tembok . Memang benar bahwa batu  dan tembok   pada

    kedua contoh itu menerangkan keadaan benda; tetapi, jika kita teliti lebih lanjut,

    kita akan mendapati bahwa kedua kata itu tidak memenuhi ciri-ciri adjektiva. Tidak

    ada, misalnya, bentukan *lebih batu atau *sangat tembok. 

    Definisi adjektiva bertumpang tindih pula dengan definisi verba karena ada

     beberapa ciri adjektiva yang juga menjadi ciri verba. Kata ingkar tidak, misalnya,

    dapat dipakai sebagai pengingkar adjektiva ataupun verba: tidak cantik: tidak

    mandi. Untuk verba tertentu keterangan pembanding seperti lebih dan paling juga

    dapat dipergunakan pada verba: lebih berhasil, kurang menyenangkan, paling

    berbahaya.

    Dalam kedua hal itu kata seperti batu dan tembok tetap termasuk kelas kata

    nomina, dan kata seperti berhasil, menyenangkan dan berbahaya termasuk kelas

    kata verba, tetapi dalam posisi tertentu berfungsi atributif .9,10

    c. Bentuk Adjektiva 

    Kebanyakan adjektiva adalah morfofonemis, artinya terdiri atas satu

    morfem. Namun ada pula adjektiva yang lebih dari satu morfem dan karena itu

    disebut polimorfemis. Berikut adalah beberapa contoh adjektiva yang

    morfofonemis.

    asin cerah kecil matang

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    22/56

    18 

    anggun ceria kurus murah

     besar mewah lama ramai

     biru murah lemah rusak

    Karena kodrat semantiknya, tidak semua adjektiva memeiliki ciri yang

    mutlak sama dengan yang lain. Kata seperti kaya dan miskin mempunyai gradasi

    semantis sehingga pada kata itu kita dapat menambahkan keterangan seperti kurang

    dan agak   menjadi bentuk kurang kaya  dan agak miskin. Sebaliknya, adjektiva

    mutlak bukanlah kata yang memiliki gradasi- sesuatu hanya dapat mutlak atau tidak

    mutlak . Karena itu, kita hanya dapat membentuk frasa tidak mutlak  dan tidak dapat

    membentuk frasa agak mutlak , atau lebih mutlak. 

    Adjektiva yang polimorfemis dibentuk dengan tiga cara: (1) pengafiksan, (2)

     pengulangan, dan (3) pemaduan dengan kata lain. Adjektiva turunan dibentuk

    dengan memakai afiks pungutan seperti -i, –iah, dan –wi. 

    Contoh:

    alami ilmiah manusiawi insani

    alamiah surgawi hewani lahiriah

    duniawi nabati jasmaniah ragawi

    Di samping bentuk di atas, ada pula bentuk yang wujudnya nomina, namun sering

    dipakai dalam posisi adjektiva. Misalnya:

     penakut keibuan

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    23/56

    19

     pemalas kebapakan

     pemarah kekanak-kanakan

     pengecut kebelanda-belandaan

     pendendam kebarat-baratan

    Bentuk terhormat, terasing, dan tercemar secara lalu memang kelihatan seperti

    adjektiva karena dapat dibubuhi keterangan pembanding, keterangan penguat,

    dan keterangan pengingkar seperti banyak adjektiva yang lain. Akan tetapi, jika

    kita amati lebih mendalam akan tampak bahwa bentuk-bentuk seperti itu tidak

    diturunkan dari hormat, asing, cemar  yang ditambah dengan prefiks ter-. Ketiga

     bentuk itu adalah verba yang diturunkan dari verba lain, yakni dihormati,

    diasingkan, dicemari. Dengan demikian, kata terhormat, terasing,  dan tercemar, 

     bukanlah adjektiva, melainkan verba.

    Cara kedua untuk menurunkan adjektiva adalah dengan pengulangan,

    tetapi kata yang diulang itu pun telah memiliki status adjektiva.

    Contoh:

    mudah-mudah bodoh-bodoh

    cantik-cantik murah-murah

     besar-besar subur-subur

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    24/56

    20 

    Pengulangan adjektiva memberikan arti tambahan, yakni orang, benda, atau

     binatang yang diterangkan itu tak tunggal meskipun dalam kalimat hal itu tidak

    dinyatakan secara eksplisit. Perhatikan kalimat berikut.

    Soal ujian kemarin mudah-mudah 

    Anak Pak Soni bodoh-bodoh. 

    Gadis Pekalongan cantik-cantik. 

    Ikan di sungai itu besar-besar. 

    Pada keempat kalimat di atas, soal, anak, gadis, dan ikan tidak dinyatakan

    dalam bentuk ulang. Akan tetapi, karena adjektiva mudah, bodoh, cantik, dan besar

    diulang, maka pengertiannya adalah bahwa soal ujian, anak Pak soni, gadis

    Pekalongan, dan ikan di sungai itu lebih dari satu.

    Pengulangan dasar yang berafiks se-+ -nya  seperti pada bentuk sebaik-baiknya

    tidak membentuk adjektiva karena bentuk seperti itu tidak lagi menerangkan

    nomina, tetapi menerangkan verba; misalnya, Kamu harus bekerja sebaik-baiknya.

    Demikian pula pengulangan adjektiva dapat membuat adjektiva itu berfungsi

    adverbial jika dipakai untuk menerangkan verba. Misalnya,  Dia datang cepat-

    cepat. 

    Cara ketiga untuk membentuk adjektiva adalah dengan memadukan

    adjektiva dengan kata lain. Kata lain itu dapat berupa nomina atau adjektiva. Jika

    adjektiva dipadukan dengan nomina dengan urutan adjektiva terlebih dahulu dan

    nomina di belakangnya, maka terbentuklah adjektiva baru dengan arti yang khusus.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    25/56

    21

    Arti khusus itu umumnya tidak dapat disarikan dari perpaduan kedua kata tersebut

    meskipun di sana-sini ada pula yang masih berkaitan.

    Contoh:

     berat lidah besar mulut keras hati

    keras kepala panjang tangan tinggi hati

     buta huruf tajam ingatan wajib fakultas

     padat karya sehat jasmani kuat iman

    Bentuk paduan yang lain adalah paduan antara adjektiva dan adjektiva yang

    lain. Paduan semacam itu umumnya memberikan arti yang memperkuat unsur

     pertama.9,10

    Contoh:

    lemah lembut cantik jelita aman tenteram

    terang benderang kacau balau sehat walafiat

    5. Kata keterangan

    a.  Pengertian kata keterangan Bahasa Indonesia 

    Kata keterangan dalam bahasa Indonesia disebut juga adverbia. Kata

    keterangan adalah kata–kata yang digunakan untuk member penjelasan pada kata– 

    kata kalimat lain yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat. (Abdul

    Chaer, 1994 : 202).

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    26/56

    22 

    Kata keterangan di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah

    kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau

    kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak.4

    b. Jenis–jenis kata keterangan Bahasa Indonesia 

    Dalam bahasa Indonesia ada 2 jenis/macam kata keterangan,yaitu:

    (1). Kata Keterangan yang menerangkan keseluruhan kalimat. Kata –kata yang

    termasuk kata keterangan ini, karena menerangkan keseluruhan kalimat,

    letaknya dapat dipindah–pindahkan. Misalnya kata barangkali pada kalimat

     berikut :

    •  Barangkali hujana kanturun pagi ini.

    • Hujan akan turun pagi ini barangkali. 

    • Hujan akan turun barangkali pagi ini.

    Kata – kata yang termasuk kata, keterangan ini berfungsi untuk

    menerangkan (a)Kepastian, yaitu kata – kata memang, pasti dan tentu.

    (b)Keraguan atau kesangsian, yaitu kata – kata barangkali, mungkin, kiranya,

    rasanya, agaknya, rupanya.(c)Harapan yaitu,kata–kata semoga, moga– 

    moga,mudah–mudahan dan hendaknya.(d)Pengakuan, yaitu kata – kata

    seringkali, sekali – kali, sesekali.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    27/56

    23

    (2) Kata keterangan yang menerangkan unsur kalimat. Kata–kata yang

    termasuk kata keterangan ini karena hanya menerangkan salah satu unsur kalimat

    maka kedudukannya terikat pada unsur kalimat yang diterangkan yaitu. Misalnya

    kata baru yang selalu terikat dengan kata kamus dalam kalimat berikut :

    • Ayah membeli kamus baru untuk adik.

    • Kamus baru dibeli ayah untuk adik.

    • Untuk adik ayah membeli kamus baru. 

    Kata – kata yang termasuk kata keterangan ini berfungsi untuk menyatakan:

    a. Waktu,yaitu kata–kata: sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, belum,

    masih, baru, pernah dan sempat.

     b. Sikap batin, yaitu kata – kata :ingin, mau, hendak, suka dan segan.

    c. Perkenan, yaitu kata–kata: boleh, wajib, mesti, harus, jangan dan

    dilarang.

    d. Kekerapan, yaitu kata – kata :jarang, sering, sekali, dua kali.

    e. Kualitas,yaitu kata–kata: sangat, amat, sekali, lebih, paling, kurang

    dan cukup

    f. Kuantitas dan jumlah, yaitu kata–kata:banyak, sedikit, kurang, cukup,

    semua, beberapa, seluruh, sejumlah, sebagian, separuh, kira–kira

    sekitar, kurang lebih dan sementara.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    28/56

    24 

    g. Penyangkalan, yaitu kata – kata:tidak, tak, tiada dan bukan.

    Kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari

    terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.

    c.  Fungsi kata keterangan Bahasa Indonesia 

    Fungsi kata keterangan bahasa Indonesia sesuai dengan defenisi adalah

    memberikan penjelasan pada kata–kata, yaitu: kata kerja, kata sifat, kata bilangan

    dan seluruh kalimat (GorysKeraf 1984 : 72).4  Contoh kata keterangan yang

    menerangkan kata kerja:

    •  Kami sudah membayar rekening listrik bulan ini. Contoh kata

    keterangan yang menerangkan kata sifat:

    •  Saya akan takut berada pada kegelapan. Contoh kata keterangan yang

    menerangkan kata bilangan:

    •  Harga novel itu kira–kira lima puluh ribu rupiah. Contoh kata

    keterangan yang menerangkan seluruh kalimat:

    •   Mudah – mudahan cuaca hari ini cerah.

    6. Kata sandang

    a. 

    Pengertian kata keterangan Bahasa Indonesia 

    Adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina (kata benda),

    contoh nya adalah Si, sang, dan kaum. Kata sandang juga memiliki arti yaitu suatu

    kata yang tidak memiliki arti atau makna khusus yang digunakan sebagai penjelas

    kata benda yang diletakkan sebelum kata benda. Makna kata sandang sendiri

    tergantung dengan makna kata yang ada dibelakang nya.11 

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    29/56

    25

    b. Fungsi kata sandang

    Di dalam bahasa Indonesia, kata sandang memiliki fungsi sebagai berikut:

    1.  Membendakan suatu kata atau frase.11 

    Contoh:

    Yang rajin belajar pasti akan menjadi pintar.

    Yang rajin belajar maksudnya orang-orang yang rajin belajar.

    2.  Membentuk kata benda atau kata ganti orang.

    Contoh:

    Para hadirin mengikuti acara seminar dengan sangat antusias.

    Para hadirin bermakna hanya orang-orang yang hadir.

      Kata si dan sang

    Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misal nya:

     

    Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.

    7. Kata Bilangan.

    Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda

    (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Kata bilangan dapat dikelompokkan

    menjadi :4,12,13

    1. Kata bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Kata

     bilangan takrif terbagi atas:

    a. Kata bilangan utama (kardinal), terbagi atas:

    1) Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan

     jumlah tertentu dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.

    Contoh: Satu, dua, tiga, tujuh, sepuluh, lima puluh ribu,tiga miliar

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    30/56

    26 

    Kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu,

    harga uang, ukuran, panjang, berat, isi dan sebagainya.

    2) Kata bilangan pecahan adalah kata bilangan yang terdiri atas pembilang

    dan penyebut yang dibubuhi partikel per-

    Contoh: 2/3 = dua pertiga

    4/7 = empat pertujuh

    ½ = satu perdua, separuh, setengah

    3) Kata bilangan gugus (sekelompok bilangan)

    Contoh: Gros = 144 atau 12 lusin

    Lusin = 12

    Kodi = 20

    Abad = 100 tahun

    Windu = 8 tahun

    Milenium = 1000 tahun

    2. Kata bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan

    urutan dalam jumlah dan berstruktur ke + bilangan.

    Contoh: Kesatu, kedua, kesepuluh, keseratus

    3. Kata bilangan tak takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah yang

    tak tentu.

    Contoh: Suatu, beberapa, tiap-tiap, berbagai, segenap, sekalian, semua,

    seluruh, sebagian, segala

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    31/56

    27

    8.  Kata Tugas

    Salah satu jenis kata dalam bahasa Indonesia yang akan dibahas dalam makalah

    ini, yaitu kata tugas. Jenis kata ini mempunyai peran penting dalam pembentukan

    kalimat karena kata ini bertugas semata-mata memungkinkan kata lain berperanan

    dalam kalimat.

    Kata tugas tidak mempunyai makna leksikal, melainkan hanya makna

    gramatikal. Karena itu, sebelum bergabung dengan kata-kata lain ia masih belum

     bisa dimaknai. Selain itu, kata tugas, hampir semuanya tidak dapat mengalami

     perubahan bentuk.4,12,13.

    a.  Batasan dan Ciri Kata Tugas

    Dalam bahasa Indonesia, di samping ada kelas kata verba, nomina, adjektiva,

    terdapat pula kata tugas. Kata tugas adalah kata atau gabungan kata yang tugasnya

    semata-mata memungkinkan kata lain berperanan dalam kalimat. Contohnya dan,

    ke, karena, dan dari. Kata tugas tidak mempunyai makna leksikal, melainkan hanya

    makna gramatikal. Karena itu, sebelum bergabung dengan kata-kata lain ia masih

     belum bisa dimaknai.

    Selain itu, kata tugas, hampir semuanya tidak dapat mengalami perubahan

     bentuk. Verba ada, misalnya, bisa berubah menjadi mengada-ada, diadakan,

    mengadakan. Tetapi kata tugas ke, misalnya, jelas tidak bisa berubah. Contoh

    lainnya dari, pada, dengan. Ada beberapa kata tugas yang bisa berubah; misalnya

    sebab, sampai, oleh. Bentuk ubahannya adalah menyebabkan, menyampaikan, dan

    memperoleh.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    32/56

    28 

    Menurut Alwi (2003: 293), kata tugas hanya memiliki arti gramatikal dan tidak

    memiliki arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan bukan oleh kata itu secara

    lepas, melainkan oleh kaitannya dengan kata lain dalam frasa atau kalimat. Ciri lain

    dari kata tugas adalah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk

    membentuk kata lain.

     b.  Klasifikasi Kata Tugas

    Berdasarkan peranannya dalam frasa dan kalimat, kata tugas dibagi menjadi

    lima kelompok. Yang dimaksud adalah preposisi, konjungsi, interjeksi, artikel, dan

     partikel.

    1.  Preposisi

    Jika ditinjau dari perilaku semantisnya, preposisi juga disebut kata depan.

    Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu preposisi

    tunggal dan preposisi majemuk.

    1) Preposisi Tunggal

    Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri dari satu kata. Bentuk

     preposisi tunggal tersebut dapat berupa (1) kata dasar, misalnya di, ke, dari, dan

     pada, dan (2) kata berafiks, seperti selama, mengenai, dan sepanjang.

    (a) 

    Preposisi yang Berupa Kata Dasar

    Preposisi dalam kelompok ini hanya terdiri atas satu morfem. Berikut adalah

    contohnya.

    Akan, takut akan kegelapan

    antara , antara anak dan ibu

     bagi, bagi para mahasiswa

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    33/56

    29

     buat, buat teman-teman

    (b) Preposisi yang Berupa Kata Berafiks

    Preposisi dalam kelompok ini dibentuk dengan menambahkan afiks pada

     bentuk dasar yang termasuk kelas kata verba, adjektiva, atau nomina.

    Bersama, pergi bersama kakak

    Beserta, ayah beserta ibu

    Menjelang, pergi menjelang malam

    Menuju, pergi menuju kota

    2) Preposisi Gabungan

    (a) Preposisi yang Berdampingan

    Preposisi gabungan jenis pertama terdiri atas dua preposisi yang letaknya

     berurutan.

    Daripada, menara ini lebih tinggi daripada pohon itu

    Kepada, buku itu diberikan kepada adik

    Oleh karena, ia tidak masuk oleh karena penyakitnya

    Oleh sebab, Tanaman itu mati oleh sebab kekeringan

    Perlu diperhatikan pemakaian proposisi daripada yang sering

    disalahgunakan orang. Kata daripada hanya untuk menyatakan perbandingan

    dan bukan untuk menyatakan milik, menyatakan asal, atau menghubungkan

    verbal dengan unsur yang mengikutinya.

    (b) Preposisi yang Berkorelasi

    Preposisi gabungan jenis kedua terdiri atas dua unsur yang dipakai

     berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    34/56

    30 

    Contoh:

    antara … dengan … dari … ke …

    antara … dan … dari … sampai …

    dari … hingga … sejak … hingga …

    dari … sampai dengan … sejak … sampai …

    dari … sampai ke …

    (c) Preposisi dan Nomina Lokatif

    Suatu preposisi juga dapat bergabung dengan dua nomina asalkan nomina

    yang pertama mempunyai ciri lokatif, contoh:

    - Letakkan piring itu di (atas) meja.

    - Buku itu ada di (dalam) lemari.

    Khusus untuk preposisi gabungan di dalam, bentuk itu bahkan dapat juga

     beralternasi dengan dalam saja, terutama bila nomina yang mengikutinya

    merujuk ke benda yang berdimensi tiga.

    (d) 

    Peran Semantis Preposisi

    Peran semantis yang lazim dalam bahasa Indonesia, yaitu:

    (1). Penanda hubungan tempat

    di sampai

    ke antara

    dari pada

    hingga

    (2). Penanda hubungan peruntukkan

     bagi buat

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    35/56

    31

    untuk guna

    (3). Penanda hubungan sebab

    karena

    Sebab

    Lantaran

    (4). Penanda hubungan kesertaan atau cara

    dengan beserta

    Sambil bersama

    (5). Penanda hubungan Pelaku

    oleh

    (6). Penanda hubungan waktu

     pada sejak

    Hingga semenjak

    Sampai menjelang

    (7). Penanda hubungan ihwal peristiwa

    tentang

    Mengenai

    (8). Penanda hubungan milik

    Dari

    2. Konjungtor

    Konjungtor adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang

    sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.

    Contoh: Toni dan Ali sedang belajar matematika di kamar.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    36/56

    32 

    1) 

    Konjungtor Koordinatif

    Konjungtor yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama

     pentingnya, atau memiliki status yang sama. Perhatikan konjungtor koordinat

     berikut.

    Contoh:

    dan penanda hubungan penambahan

    serta penanda hubungan pendampingan

    atau penanda hubungan pemilihan

    tetapi penanda hubungan perlawanan

     padahal penanda hubungan pertentangan

    sedangkan penanda hubungan pertentangan

    contoh: Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.

    2) 

    Konjungtor Korelatif

    Konjungtor korelatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua kata,

    frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungtor

    korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau

    klausa yang dihubungkan.

    Contoh:

     baik … maupun … sedemikian rupa … sehingga

    Tidak hanya …, tetapi juga … apa(kah) … atau …

    Bukan hanya …, melainkan juga … entah … entah

    Demikian … sehingga … jangankan …, … pun …

    Contoh: Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    37/56

    33

    3) 

    Konjungtor Subordinatif

    Konjungtor subordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua

    klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yangt sama.

    Berikut adalah kelompok-kelompok konjungtor subordinatif.

    (a) Konjungtor Subordinatif Waktu:

    (1) Sejak, semenjak, sedari.

    (2) Sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta,

    sambil, demi.

    (3) Setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, sesuai.

    (4) Hingga, sampai

    (b) Konjungtor Subordinatif Syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan),

     bila,manakala.

    (c) Konjungtor Subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya,

    sekitarnya.

    (d) Konjungtor Subordinatif Tujuan: agar, supaya, biar

    (e) Konjungtor Subordinatif Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun),

    sekalipun, sungguhpun, kendati(pun)

    (f) Konjungtor Subordinatif Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah,

    sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih

    (g) Konjungtor Subordinatif Sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab

    (h) Konjungtor Subordinatif Hasil: sehingga, sampai (-sampai), maka(nya)

    (i) Konjungtor Subordinatif Alat: dengan, tanpa

    (j) Konjungtor Subordinatif Cara: dengan, tanpa

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    38/56

    34 

    (k) Konjungtor Subordinatif Komplementasi: bahwa

    (l) Konjungtor Subordinatif Atributif: yang

    (n) Konjungtor Subordinatif Perbandingan: sama … dengan, lebih …

    dari(pada)

    Contoh: Pak Bukhori sudah meninggal ketika dokter datang.

    4) Konjungtor Antarkalimat

    Konjungtor antarkalimat menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat

    yang lain. Oleh karena itu, konjungtor macam ini selalu memulai kalimat yang

     baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf capital.

    Contoh:

     biarpun demikian/begitu

    Sekalipun demikian/begitu

    Walaupun demikian/begitu

    Meskipun demikian? Begitu

    Sungguhpun demikian/begitu

    Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya

    Contoh: - Kami tidak sependapat dengan dia. Kami tidak akan menghalangina.

    - Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitukami tidak akan

    menghalanginya.

    3. Interjeksi

    Interjeksi atau kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati

     pembicara. Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik,

    orang memakai kata tertentu disamping kalimat yang mengandung makna pokok

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    39/56

    35

    yang dimaksud. Untuk memperkuat rasa hati, seperti rasa kagum, sedih, heran, dan

     jijik, orang memakai kata tertentu disamping kalimat yang mengandung makna

     pokok yang dimaksud.

    Interjeksi yang digunakan pada sebuah kalimat “Aduh, cantik sekali kau

    malam ini.” tidak hanya menyatakan fakta tetapi juga rasa hati pembicara. Interjeksi

    ada yang berasal dari bahasa Indonesia asli, tetapi ada pula yang diserap dari bahasa

    asing. Kedua-duanya biasanya dipakai di awal kalimat dan pada penulisannya

    diikuti oleh tanda koma. Seperti pada kalimat “Cih, tidak tahu malu mengemis belas

    kasihan orang !”.

    Berbagai jenis interjeksi dapat dikelompokkan menurut perasaan yang

    diungkapkan seperti berikut.

    1) Interjeksi kejijikan: bah, cih, cis, ih, idih

    2) Interjeksi kekelasan: berengsek,sialan, buset, keparat.

    3) Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduhai, amboy, asyik.

    4) Interjeksi kesyukuran: syukur, Alhamdulillah

    5) Interjeksi harapan: Insya Allah

    6) Interjeksi keheranan: aduh, aih, ai, lo, duilah, lo, eh, oh, ah.

    7) Interjeksi kekagetan: astaga, Astagfirullah, masya Allah.

    8) Interjeksi ajakan: ayo, mari

    9) Interjeksi panggilan: hai, he,eh, halo

    10) Interjeksi simpulan: nah

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    40/56

    36 

    4. 

    Artikula

    Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Dalam bahasa

    Indonesia ada kelompok artikula:

    1). Artikula yang Bersifat Gelar

    (a). sang : untuk manusia dan benda unik dengan maksud untuk meninggikan

    martabat; kadang-kadang juga dipakai untuk gurauan dan sindiran;

    (b). sri : untuk manusia yang memiliki martabat tinggi dalam keagamaan atau

    kerajaan;

    (c). hang : untuk laki-laki yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada

    nama tokoh dalam cerita sastra lama;

    (d). dang : untuk wanita yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada nama

    tokoh dalam cerita sastra lama.

    2). Artikula yang Mengacu ke Makna Kelompok

    Artikula yang mengacu ke makna kelompok atau makna kolektip adalah

     para. Karena artikula itu mengisyaratkan ketaktunggalan, maka nomina yang

    diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Para dipakai untuk

    menegaskan makna kelompok bagi manusia yang memiliki kesamaan sifat

    tertentu, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan atau kedudukan. Dengan

    demikian, kita dapati bentuk seperti para guru, para petani dan para ilmuwn.

    Akan tetapi, bentuk seperti *para anak, *para orang, dan *para manusia tidak

    kita temukan dalam bahasa kita.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    41/56

    37

    3). Artikula yang Menominalkan

    Artikula si yang menominalkan dapat mengacu ke makna tunggal atau

    genetik, bergantung pada konteks kalimatnya.

    Artikula si dipakai untuk mengiringi nama orang, membentuk nomina dari

    adjektiva atau verba, dan dalam bahasa yang tak formal untuk mengiringi

     pronomina dia. Berikut adalah contoh pemakaiannya.

    (a) Si Amat akan meminang si Halimah minggu depan.

    (b) Aduh, cantiknya si hitam manis itu.

    (c) Si terdakwa tidak dapat menjawab pertanyaan hakim.

    (d) Mengapa si dia tidak kamu ajak datang?

    Berikut adalah ikhtisar pemakaian artikula si:

    (1) Di depan nama diri pada ragam akrab atau kurang hormat: si Ali, si Toni,

    si Badu;

    (2) Di depan kata untuk mengkhususkan orang yang melakukan sesuatu atau

    terkena sesuatu: si pengirim, si alamat, si terdakwa;

    (3) Di depan nomina untuk dipakai sebagai timangan, panggilan, atau

    ejekan;

    (4) Yang disebut itu mempunyai sifat atau mirip sesuatu: si belang, si

     bungsu, si kumis;

    (5) Dalam bentuk verba yang menandakan dirinya menjadi bersifat tertentu:

    (6) Bersitegang, bersikukuh;

    (7) Pada berbagai nama tumbuhan dan binatang: siangit, sibusuk, sidingin.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    42/56

    38 

    5. 

    Partikel Penegas

    Partikel adalah kata tugas yang biasanya mengandung makna gramarikal

    tetapi tidak mengandung makna leksikal. Kategori partikel penegas meliputi

    kata yang tidak tertakluk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi

    menampilkan unsur yang diiringinya. Ada empat macam partikel penegas: -

    kah, -lah, -tah, dan pun. Tiga yang pertama berupa klitika, sedangkan yang ke

    empat tidak.

    1). Partikel –kah

    Partikel -kah yang berbentuk klitika dan bersifat manasuka dapat

    menegaskan kalimat interogatif.

    Contoh: Diakah yang akan datang?

    2). Partikel –lah

    Dalam kalimat imperatif, -lah dipakai untuk sedikit menghaluskan nada

     perintahnya.

    Contoh: Pergilah sekarang sebelum hujan turun!

    3). Partikel –tah

    Partikel -tah, yang juga berbentuk klitika, dipakai dalam kalimat interogatif,

    tetapi si penanya sebenarnya tidak mengharapkan jawaban.

    Contoh: Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?

    4). Partikel pun

    (a) Pun dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya.

    Contoh: Merekapun akhirnya setuju dengan usul kami.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    43/56

    39

    Perlu diperhatikan bahwa partikel pun pada konjungtor ditulis serangkai;

     jadi, ejaannya walaupun, meskipun, kendatipun, adapun, kendatipun,

    sekalipun, biarpun, dan sungguhpun. Bedakan ejaan ini dengan ejaan-ejaan

     berikut, mereka pun, makan pun, itu pun, ini pun yang partikelnya pun-nya

    dipisahkan.

    (b) Dengan arti yang sama seperti arti di atas, pun sering pula dipakai bersama

    -lah untuk menandakan perbuatan atau proses mulai berlaku atau terjadi.

    Contoh: Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan derasnya

    9.  Penggunaan Kata Seru (Interjeksi) 

    Interjeksi atau kata seru adalah kata yang mengungkapkan perasaan dan

    maksud seseorang, misalnya ah  dan aduh, atau melambangkan tiruan bunyi,

    misalnya meong.  Interjeksi juga kata yang mengungkapkan rasa hati pembicara

    dan diikuti oleh sikap serta digunakan untuk memperkuat rasa kagum, sedih, heran,

    dan jengkel. Interjeksi biasanya dipakai di awal kalimat dan pada penulisannya

    diikuti oleh tanda koma (,). Secara struktural interjeksi tidak bertalian dengan unsur

    kalimat lain, yaitu kata ini sebenarnya kalimat yang terdiri satu kata, sebab sudah

     jelas menyatakan satu maksud. Interjeksi umumnya berupa bentuk dasar, meskipun

    ada juga yang berbentuk turunan.

    Banyak interjeksi yang digunakan dalam bahasa lisan atau bahasa tulis yang

     berbentuk percakapan. Karena itu, umumnya interjeksi macam itu lebih bersifat

    tidak formal. Pada bahasa tulis yang tidak merupakan percakapan, khususnya yang

     bersifat formal, interjeksi jarang dipakai.4

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    44/56

    40 

    Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik, orang

    memakai kata tertentu di samping kalimat yang mengandung maksud pokok. Di

     bawah ini diberikan beberapa jenis interjeksi dan contohnya:

    1.  Interjeksi kejijikan : bah, cih, cis, ih, idih (idiih) Contoh:

    a. Bah, segera kau keluar dari kamar ini juga!

     b. Cih, tidak tahu malu ! Maunya ditraktir orang melulu!

    c. Cis, gua muak lihat muka lu ! Dasar cowok enggak tau diri!

    d. Ih, mulutmu bau amat, sih! Nggak pernah disikat, 'kali!

    e. Idih, WC-nya bau pesing banget ! Jijik, ah!

    2. Interjeksi kekesalan atau kecewa: brengsek, sialan, buset (busyet) , keparat,

    celaka Contoh:

    a. Brengsek, disuruh ngebantuin malah ngomel!

     b. Sialan, baru mau tidur sudah dibangunin!

    c. Buset, aku dimarahi guru gara-gara kamu!

    d. Keparat, dompet saya kecopetan di pasar!

    e. Celaka, kopornya ketinggalan di lobi bandara!

    3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduh (duh), aduhai, amboi, asyik, wah

    Contoh:

    a. Aduh, cantik sekali kamu malam ini!

     b. Aduhai, indah sekali pemandangan di sini!

    c. Amboi, akhirnya sampai juga kita dengan selamat!

    d. Asyik, nikmatnya kita duduk-duduk di pantai yang sepi ini.

    e. Wah, goyang dangdut penyanyi itu benar-benar seksi!

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    45/56

    41

    4. Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah, untung Contoh:

    a. Syukur, kamu dapat diterima pada perusahaan itu!

     b. Alhamdulillah, keluarga saya luput dari kecelakaan itu.

    c. Untung, waktu terjadi kerusuhan itu toko kami tidak dijarah.

    5. Interjeksi harapan : insya Allah, mudah-mudahan, semoga Contoh:

    a. Insya Allah, saya akan datang ke pesta pernikahanmu!

     b. Mudah-mudahan Anda tiba dengan selamat di tanah air!

    c. Semoga cita-citamu lekas tercapai!

    6. Interjeksi keheranan : aduh, aih, ai, lo, duilah, eh, oh, ah Contoh:

    a. Aduh, kamu kok suka gonta ganti pacar!

     b. Aih, kurus amat kamu sekarang ini ! Lagi diet?

    c. Ai, tasnya keren banget! Merek apa, sih?

    d. Lo, masa nggak kenal lagi! Kamu 'kan teman sekolahku di SMP.

    e. Duilah, begitu saja kamu tidak bisa!

    f. Eh, aku heran dia bisa lulus ujian. Pada hal jarang belajar!

    g. Oh, saya baru tahu kalau kamu sudah menikah

    h. Ah, saya tidak kira kalau kamu pandai bahasa Korea.

    7. Interjekasi kekagetan: astaga, astagafirullah, masyaallah, masa, alamak, gila

    (gile) Contoh:

    a. Astaga, mahal amat baju ini! Nggak sanggup beli, deh!

     b. Astagafirullah, seluruh keluarganya dibantai perampok?

    c. Masyallah, pamanmu punya bini muda lagi?

    d. Masa, si Ria udah hamil? Kan dianya belon menikah.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    46/56

    42 

    e. Alamak, dandanan cewek-cewek bachiguro itu serem banget!

    f. Gile, dia bisa abisin bir selusin sendirian tapi nggak mabuk!

    8. Interjeksi ajakan : ayo, yuk, mari Contoh :

    a. Ayo, siapa mau ikut minum-minum ke kedai minum?

     b. Yuk, kita pergi barengan ke Shibuya!

    c. Mari, dicoba kuenya. Jangan malu-malu!

    9. Interjeksi panggilan : hai, he, hei, eh, halo (alo) Contoh :

    a. Hai, kapan kamu datang dari Tokyo?

     b. He, di mana si Alya tinggal sekarang?

    c.. Hei, tolong beliin gua rokok sebungkus!

    d. Eh, mau ikut nggak ngedugem malam ini!

    e. Halo, apa kabar, sayang!

    10. Interjeksi marah atau makian: goblok, tolol, anjing, sontoloyo Contoh:

    a. Goblok, sudah diajarin juga nggak ngerti-ngerti.

     b. Tolol, kopinya bukan diisi gula tapi garam!

    c. Anjing, berani-beranian colek pantat gua!

    d. Sontoloyo, kerjaan segampang ini nggak becus!

    10. 

    Penggunaan Kata Seru (Preposisi)

    Kata depan atau Preposisi (Bahasa Latin:  prae, "sebelum" dan  ponere,

    "menempatkan, tempat") adalah kata yang ditulis terpisah dari kata yang

    mengikutinya, keecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim diangga sebagai

    satu kata, seperti daripada, dan kepada. Kata depan disebut juga kata perangkai, jadi

    kata depan berfungsi merangkaikan kata atau kelompok kata yang satu dengan kata

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    47/56

    43

    yang lain dalam suatu kalimat sekaligus menetukan jenis huungannya. Pada

    umumnya kata depan merangkaikan kata benda atau yang dibendakan dengan jenis

    kata lain. 13,14

    Beberapa fungsi kata depan antara lain:

    1.  Menyatakan tempat, yaitu dari, antara, di, ke

    2.  Menyatakan waktu, yaitu pada

    3.  Menyatakan alat, yaitudenggan

    4.  Mengantar objek tak langsung, yaitu untuk, bagi, akan, buat, tentang, kepada.

    Beberapa contoh penggunaannya:

    1.  Saya pergi ke tempat lain.

    2.  Di mana buku itu kamu simpan.

    3.  Rumahku terletak di antara rumah Ali dan rumah Ani.

    4. 

    Ayah pulang pada saat hujan turun.

    Penulisan preposisi atau kata depan ‘di’, ‘ke’, dan ‘dari’ ditulis terpisah,

    contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya. Kesalahan yang paling umum

    adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini", "ditempat", dibawah",

    "diatas", "ditengah", "kemana", "kesana", "kesini", "keatas", "kebawah" yang

    seharusnya ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di tempat", di bawah", "di atas",

    "di tengah", "ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke atas", "ke bawah".

    Perkecualian untuk hal ini adalah:

    1.  kepada

    2.  keluar (sebagai lawan kata "masuk", untuk lawan kata "ke dalam", penulisan

    harus dipisah, "ke luar")

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    48/56

    44 

    3. 

    kemari

    4. 

    daripada

    Penggunaan Kata Depan ‘dari’ dan ‘daripada’

    Kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’ sering membingungkan, dan karena itu, tidak

    sedikit orang yang menggunakan kata-kata itu secara tidak tepat. Berikut ini

     beberapa contoh penggunaan kata tersebut dan penjelasannya secara singkat.

    Kata ‘dari’ digunakan untuk menyatakan asal suatu bendda, seangkan ‘daripada’

    digunakan untuk menyatakan perbandingan. Perhatikan contoh-contoh berikut:

    1.  mari kita cerna dengan baik semua usulan dari para peserta. (benar)

    2.  mari kita cerna dengan baik semua usulan daripada para peserta. (salah)

    3.  rumah itu lebih besar daripada yang aku bayangkan. (benar)

    4.  rumah itu lebih besar dari yang aku bayangkan. (salah)

    Penulisan Kata ‘di’ dan ‘ke’, Perhatikan penulisan kata ‘di’ berikut:

    1.   buku saya dibawa oleh Andi.

    2. 

    Barang-barang ini tidak dijual di toko. 

    Penjelasan:

    1.  Kata dibawa  pada kalimat nomor 1 ditulis serangkai karena di merupakan

    imbuhan

    2.  Kata di toko pada kalimat nomor 2 ditulis terpisah karena di merupakan kata

    depan

    Kata di merupakan kata depan apabila ia menyatakan tempat, dan di merupakan

    imbuhan apabila ia menyatakan pekerjaan

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    49/56

    45

    Kata ke  juga ditulis terpisah apabila ia berfungsi sebagai kata depan (yang

    menyatakan arah tempat), dan ditulis serangkai apabila sebagai imbuhan (tidak

    menyatakan arah tempat). Perhatikan contoh berikut:

    1.  Orang desa beramai-ramai pergi ke kota.

    2.  Dia telah diangkat menjadi ketua. 

    Penulisan ‘di mana’ dan ‘yang mana’ Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa

    Indonesia yang Disempurnakan "Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari

    kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap

    sebagai satu kata seperti kepada dan daripada."

    Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak

    mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom",

    "which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang

    mana", dan sebagainya).

    Penggunaan "di mana", "yang mana", dll. sebagai kata penghubung sangat

    sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa

    Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai

    kata penghubung untuk kepentingan itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan

    demikian, penggunaan bentuk "di mana" maupun "yang mana" harus dihindari.

    Termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Kaidah tata bahasa

    Indonesia memiliki kosakata yang cukup untuk menterjemahkan "who", "where",

    "which", "whom" tanpa menggunakan kata "di mana". Contoh-contoh:

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    50/56

    46 

    1.  di mana → tempat, contoh: Kami ke restoran di mana teman merayakan pesta

    ulang tahunnya. (seharusnya) Kami ke restoran tempat teman merayakan pesta

    ulang tahunnya.

    2. 

    di mana → dengan, contoh: Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana

    Kris Aria sebagai presenternya. (seharusnya) Acara berikutnya adalah “ Kuis

    Remaja”dengan Kris Aria sebagai presenternya.

    3.  di mana → yang, contoh: Pemerintah memberi bantuan kepada korban di mana

    mereka tertimpa bencana alam. (seharusnya) Pemerintah memberi bantuan

    kepada korban yang tertimpa bencana alam.

    4. 

    di mana → (subklausa), contoh: Perusahaan itu mengadakan pelatihan di mana

    karyawan dibina untuk menjadi tenaga terampil. (seharusnya) Perusahaan itu

    mengadakan pelatihan; dalam pelatihan itu karyawan dibina untuk menjadi

    tenaga terampil.

    5. 

    yang mana → yang, contoh: Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut

    untuk berita yang mana dianggap melecehkan artis itu. (seharusnya)

    Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang dianggap

    melecehkan artis itu.

    6. 

    yang mana → sehingga/dan, contoh: Koperasi itu harus berjalan dengan baik

    yang mana kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi dari sini. (seharusnya)

    Koperasi itu harus berjalan dengan baik sehingga kebutuhan setiap anggota

    dapat dipenuhi dari sini.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    51/56

    47

    Kekisruhan ini mungkin disebabkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947)

    yang mengharuskan penulisan diserangkai dengan kata yang mengikutinya, baik

    sebagai kata depan maupun sebagai awalan.

    Penggunaan "di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam

    sebagai kata tanya dalam kalimat tanya, sebagai kata penghubung yang menyatakan

    tempat, dan dalam bentuk "di mana-mana". Contoh

    1.  Di mana ia menginap?

    2. 

    Kami akan berunding tentang di mana ia akan menginap.

    3. 

    Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.

    4. 

    Ia dapat menginap di mana-mana.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    52/56

    48

    48

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1.  Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri

    dari satu atau lebih morfem. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa,

    klausa, atau kalimat.

    2.  Jenis jenis kata yaitu:

    a.  kata kerja, adalah yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses dan

    keadaan yang bukan merupakan kata sifat.

     b.  kata benda, adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret

    ataupun abstrak).

    c. 

    Kata ganti atau pronomina, adalah segala kata yang dipakai untuk

    menggantikan kata benda atau yang dibendakan. Kata-kata ganti

    menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas:

    1)  Kata ganti orang atau pronomina personalia

    2)  Kata ganti kepunyaan atau pronomina posesif

    3) 

    Kata ganti petunjuk atau pronimina demonstratif

    4)  Kata ganti penghubung atau pronomina relatif

    5) 

    Kata ganti penanya atau pronomina interogatif

    6)  Kata ganti tak tentu atau pronomina indeterminatif

    d.  Kata sifat, adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau

    keadaan orang, benda, atau binatang.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    53/56

    49

    e. 

    Kata keterangan, adalah kata-kata yang digunakan untuk memberi

     penjelasan pada kata-kata kalimat lain yang sifatnya tidak menerangkan

    keadaan atau sifat.

    f.  Kata sandang, adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan

    nomina (kata benda).

    g.  Kata bilangan, adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya

     benda (orang, binatang, barang) dan konsep.

    h.  Kata tugas, adalah kata yang bertugas semata-mata memungkinkan kata

    lain berperanan dalam kalimat.

    3.  Penggunaan kata dibagi 2 yaitu:

    a.  Penggunaan kata seru (interjeksi), adalah kata yang mengungkapkan

     perasaan dan maksud seseorang

    1) 

    Interjeksi kejijikan

    2)  Interjeksi kekesalan atau kecewa

    3) 

    Interjeksi kekaguman atau kepuasan

    4)  Interjeksi kesyukuran

    5)  Interjeksi harapan

    6) 

    Interjeksi keheranan

    7)  Interjeksi kekagetan

    8) 

    Interjeksi ajakan

    9)  Interjeksi panggilan

    10) Interjeksi marah atau makian

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    54/56

    50 

     b. 

    Penggunaan kata seru (preposisi), adalah kata yang ditulis terpisah dari

    kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim

    dianggap sebagai satu kata. Contoh: daripada, kepada.

    B.  Saran

    Agar para pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai kata dan jenis

    kata sehingga sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar

    serta dapat meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap pentingnya

    menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia.

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    55/56

    51

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kurniawan, Leonardi Lucky. 2012.  Memperkokoh Identitas Nasional melalui

     Bahasa Nasional.  In: Prosiding Seminar Internasional: Meminang Bahasa,

    Membangun Bangsa. FKIP Universitas Mataram, Mataram, pp. 258-262.

    2. Kridalaksana H. 1991. Pendekatan tentang Pendekatan Historis dalam Kajian

    Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Dalam Kridalaksana H. (penyunting).

     Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai.  Penerbit Kanisius,

    Yogyakarta.

    3. Wahyuningsih, Tri Juniarti, Nurhayati, dan Kokom Kumalasari. 2014. Makalah: 

    Penggunaan Bahasa Indonesia dan Masalah Kata. Manajemen Pendidikan

    Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Acprilesma, Jakarta.

    4.  H. Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono.

    1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan

    dan Kebudayaan Republik Indonesia.

    5. Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    6. Anonim. 1990.  Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI) 8 : Kata. Jakarta: PT.

    Cipta Adi Pustaka.

    7. Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

    Grasindo.

    8. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. 

  • 8/19/2019 Kata dan Jenis Kata

    56/56

    52 

    9. 

    Pangestu, Endah. 2008.  Analisis Kntrastif kata keterangan Bahasa

     Indonesia dan fukushi Bahasa Jepang ditinjau dari Sintaksis.  Medan:

    Universitas Sumatera Utara.

    10. Sadikin. 2011.  Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan Majas

    Peribahasa. Bekasi, Jawa Barat: Laskar Aksara.

    11. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

    12. Muslich, Masnur. 2010. Garis-garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa

     Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

    13. Furqon, Ahmad. 2006. Kamus Pintar Plus Bahasa Indonesia Untuk Kata.

    Bandung: Penerbit Epsilon Grup.