Kasus Temuan Audit
-
Upload
kristi-fredzky-inagari-tutuhatunewa -
Category
Documents
-
view
1.237 -
download
141
Transcript of Kasus Temuan Audit
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 1/9
INTERNAL AUDITING
“Kasus Temuan Audit”
Disusun Oleh:
Nama: Kristi Fredzky Inagari Tutuhatunewa
NIM: 0811000107
Kelas: C
INSTITUTE PERBANAS
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
2011
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 2/9
Kasus Audit BI: Aliran Dana YPPI
Deskripsi Singkat
Kasus audit BI atas aliran dana YPPI merupakan salah satu kasus keuangan paling controversial pada
tahun 2008, terutama karena melibatkan serentetan nama anggota dewan gubernur BI dan anggota
DPR terkemuka. Sebagai hasil dari laporan BPK, kasus aliran dana YPPI kini telah terangkat ke meja
hijau.
Kasus Aliran dana YPPI atau YLPPI adalah murni temuan tim audit BPK. Tim tersebutlah yang
menentukan rencana kerja, metode, teknik pemeriksaan, analisis maupun penetapan opini
pemeriksaan kasus tersebut sesuai dngan standar pemeriksaan yang berlaku.
Perintah pemeriksaan BI dan YPPI ini dikeluarkan oleh Anggota Pembina Keuangan Negara II
(Angbintama II) dan Kepala Auditorat Keuangan Negara II (Tortama II) yang membawahi
pemeriksaan BI. Selama periode bulan Februari hingga Mei 2005, Tim Audit BPK melakukan
pemeriksaan atas Laporan Keuangan BI Tahun 2004. Tim Audit BPK juga memeriksa Yayasan
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) yang berdiri pada tahun 1977, karena afiliasi
lembaganya dengan BI.
Pada bulan Maret 2005, Tim Audit BPK di BI menemukan adanya asset/tanah BI yang digunakan oleh
YLPPI. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut oleh Kantor Akuntan Publik Muhammad Thoha atas
perbandingan kekayaan YLPPI per 31 Desember 2003 dengan posisi keuangannya per Juni 2003,
diketahui adanya penurunan nilai asset sebesar Rp 93 miliar.
Kronologis
Pada bulan Maret 2005, Tim Audit BPK menemukan bahwa terdapat aset/ tanah yang
digunakan oleh YLPPI. BI juga menyediakan modal awal YLPPI, memberikan bantuan biaya
operasionalnya serta mengawasi manajemennya.
Berkaitan dengan dibuatnya peraturan tahun 1993 tentang penggunana asset/tanah oleh YLPPI
serta hubungan terafiliasi antara YLPPI dengan BI, maka Tim Audit BPK meminta laporan
keuangannya agar dapat diungkapkan dalam Laporan Keuangan BI
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 3/9
Dari perbandingan kekayaan YLPPI per 31 Desember 2003 dengan posisi keuangannya per Juni
2003, diketahui adanya penurunan nilai aset sebesar Rp 93 miliar (Informasi mengenai
kekayaan YPPI per 31 Desember 2003 ini diperoleh dari Laporan Keuangannya yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Mohammad Toha)
Juni 2005-Oktober 2006: Tim Audit BPK melakukan pendalaman dengan kasus dengan
menetapkan sendiri metode, teknik, objek pengungkapan kasus, analisis, serta penetapan opini
pemeriksaan.
Mei 2005: Tim Audit BPK melaporkan kasus Aliran Dana YPPI kepada Ketua BPK, Anwar
Nasution.
Temuan Penyimpangan:
1. Manipulasi pembukuan, baik buku YPPI maupun buku Bank Indonesia. Pada saat perubahan
status YPPI dari UU Yayasan Lama ke UU No 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, kekayaan dalam
pembukuan YPPI berkurang Rp 100 miliar. Jumlah Rp 100 miliar ini lebih besar dari penurunan
nilai aset YPPI yang diduga semula sebesar Rp 93 miliar. Sebaliknya, pengeluaran dana YPPI
sebesar Rp 100 miliar tersebut tidak tercatat pada pembukuan BI sebagai penerimaan atau
utang.
2. Menghindari Peraturan Pengenalan Nasabah Bank serta UU tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang. Dimana dana tersebut dipindahkan dulu dari rekening YPPI di berbagai bank komersil, ke
rekening yang terdapat BI, baru kemudian ditarik keseluruhan secara tunai.
3.
Penarikan dan penggunaan dana YPPI untuk tujuan berbeda dengan tujuan pendirian yayasan
semula. Ini bertentangan dengan UU Yayasan, dan putusan RDG tanggal 22 Juli 2003 yang
menyebutkan bahwa dana YPPI digunakan untuk pembiayaan kegiatan sosial kemsyarakatan.
4. Penggunaan dana Rp 31,5 miliar yang diduga untuk menyuap oknum anggota DPR. Sisanya, Rp
68,5 miliar disalurkan langsung kepada individu mantan pejabat BI, atau melalui perantaranya.
Diduga, dana ini digunakan untuk menyuap oknum penegak hukum untuk menangani masalah
hukum atas lima orang mantan Anggota Dewan Direksi/ Dewan Gubernur BI. Padahal,
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 4/9
kelimanya sudah mendapat bantuan hukum dari sumber resmi anggaran BI sendiri sebesar Rp
27,7 miliar. Bantuan hukum secara resmi itu disalurkan kepada para pengacara masing-masing.
Dan dana Rp 68,5 miliar
Dasar Pengambilan Dana YPPI:
Keputusan Rapat Dewan Gubernur BI (RDG) tanggal 3 Juni 2003menetapkan agar Dewan
Pengawas YLPPI menyediakan dana sebesar Rp 100 milar untuk keperluan insidentil dan
mendesak di BI
Salah satu dari dua RDG yang dilakukan tanggal 22 Juli 2003 adalah menetapkan pembentukan
Panitia Pengembangan Sosial kemasyarakatan (PPSK) untuk melakukan “penarikan, penggunaan
dan penatausahaan” dana yang diambil dari YPPi tersebut.PPSK dibentuk untuk melakukan
berbagai kegiatan dalam rangka membina hubungan social kemayarakatan.
RDG yang kedua dilakukan pada tanggal 22 Juli 2003 menetapkan agar BI mengganti atau
mengembalikan dana Rp 100 miliar yang diambilnya dari YPPI.
Penanganan Kasus YPPI:
5 Juli 2005: Ketua BPK, Anwar Nasution (AN) memanggil Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah
(BA). AN meminta yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan kasus tersebut dengan baik
agar tidak menimbulkan gejolak politik maupun mengganggu karirnya sendiri atau karir semua
pihak yang terkait.
21 Juli 2005: Ketua BPK memberikan himbauan yang sama pada Paskah Suzetta (PS). Kala itu, PS
menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI dan kemudian diangkat menjadi Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Ketua BPK, AN, menyarankan untuk dapat menyelesaikan kasus Aliran Dana YPPI sesuai dengan
aturan hukum, termasuk UU tentang Yayasan dan sistem pembukuan BI sendiri. Saran AN
secara spesifik adalah:
o Agar seluruh uang YPPI dapat dikembalikan.
o Agar pembukuan YPPI dapat dikoreksi kembali.
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 5/9
Toleransi yang diberikan AN:
o Memberikan jangka waktu penyelesaian oleh BI yang sama dengan tenggang waktu yang
diperlukan Tim Audit BPK untuk mendalami kasus YPPI, termasuk melengkapi data dan bukti.
o Bila uang YPPI dikembalikan dan pembukuannya dikoreksi, AN akan menulis surat kepada
penegak hukum bahwa tidak ada lagi kerugian negara.
o Toleransi AN ini tidak dpenuhi oleh para pihak tergugat.
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 6/9
Analisis Temuan Audit
Kantor: Yayasan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) dan Bank Indonesia.
Subject: Penyimpangan Aliran Dana
Judul Laporan: Akuntansi Fiskal
Kondisi: Pada bulan Maret 2005, Tim Audit BPK menemukan bahwa terdapat aset/ tanah
yang digunakan oleh YLPPI. BI juga menyediakan modal awal YLPPI, memberikan
bantuan biaya operasionalnya serta mengawasi manajemennya dan Berkurangnya
kekayaan dalam pembukuan YPPI sebesar Rp 100 miliar pada saat perubahan status
YPPI dari UU Yayasan Lama ke UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, namun tidak
tercatat pada pembukuan BI sebagai penerimaan atau utang.
Kriteria:
1. Berkaitan dengan dibuatnya peraturan tahun 1993 tentang penggunaan
asset/tanah oleh YLPPI serta hubungan terafiliasi antara YLPPI dengan BI, maka
Tim Audit BPK meminta laporan keuangannya agar dapat diungkapkan dalam
Laporan Keuangan BI.
2. Keputusan Rapat Dewan Gubernur BI (RDG) tanggal 3 Juni 2003 menetapkan agar
Dewan Pengawas YLPPI menyediakan dana sebesar Rp 100 milar untuk keperluan
insidentil dan mendesak di BI.
3. Dalam Pasal 45 UU No.23 Tahun 1999 tentang BI, disebutkan : “Gubernur ,
Deputi Gubernur Senior, Deputi Gubernur atau Pejabat BI, tidak dapat dihukum
karena telah mengambil keputusan atau kebijakan yang sejalan dengan tugas dan
wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini, sepanjang
dilakukan dengan itikad baik”.
4. Dalam undang-undang tentang yayasan, antara lain menyebutkan bahwa
kekayaan yayasan, yang berasal dari bantuan negara yang diberikan sebagai
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 7/9
hibah, atau bantuan luar negeri, atau sumbangan masyarakat, adalah
sepenuhnya menjadi kekayaan yayasan. Hal ini ditegaskan oleh Ratnawati Wijaya,
Ahli Hukum Yayasan, yang juga menjadi Ketua Tim Penyusun UU Yayasan No. 16
tahun 2001.
Penyebab:
1. Manipulasi pembukuan, baik buku YPPI maupun buku Bank Indonesia. Pada saat
perubahan status YPPI dari UU Yayasan Lama ke UU No 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan, kekayaan dalam pembukuan YPPI berkurang Rp 100 miliar. Jumlah Rp
100 miliar ini lebih besar dari penurunan nilai aset YPPI yang diduga semula
sebesar Rp 93 miliar. Sebaliknya, pengeluaran dana YPPI sebesar Rp 100 miliar
tersebut tidak tercatat pada pembukuan BI sebagai penerimaan atau utang.
2. Penarikan dan penggunaan dana YPPI untuk tujuan berbeda dengan tujuan
pendirian yayasan semula. Ini bertentangan dengan UU Yayasan, dan putusan
RDG tanggal 22 Juli 2003 yang menyebutkan bahwa dana YPPI digunakan untuk
pembiayaan kegiatan sosial kemsyarakatan.
3. Penggunaan dana Rp 31,5 miliar yang diduga untuk menyuap oknum anggota
DPR. Sisanya, Rp 68,5 miliar disalurkan langsung kepada individu mantan pejabat
BI, atau melalui perantaranya. Diduga, dana ini digunakan untuk menyuap oknum
penegak hukum untuk menangani masalah hukum atas lima orang mantan
Anggota Dewan Direksi/ Dewan Gubernur BI. Padahal, kelimanya sudah
mendapat bantuan hukum dari sumber resmi anggaran BI sendiri sebesar Rp 27,7
miliar. Bantuan hukum secara resmi itu disalurkan kepada para pengacara
masing-masing. Dan dana Rp 68,5 miliar.
4. Penarikan dana YPPI sebesar Rp.100 miliar oleh BI dengan menggunakan modus
yang dilarang oleh UU Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu dengan cara
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 8/9
memindahkan uang terlebih dahulu dari rekening YPPI di berbagai bank komersil
ke rekening yang terdapat BI, baru kemudian ditarik keseluruhan secara tunai.
Dampak:
1. Negara mengalami kerugian sebesar Rp. 100.000.000.000,-
2. Adanya penurunan nilai asset sebesar Rp 93.000.000,-
Rekomendasi:
5 Juli 2005: Ketua BPK, Anwar Nasution (AN) memanggil Gubernur BI,
Burhanuddin Abdullah (BA). AN meminta yang bersangkutan untuk dapat
menyelesaikan kasus tersebut dengan baik agar tidak menimbulkan gejolak
politik maupun mengganggu karirnya sendiri atau karir semua pihak yang terkait.
21 Juli 2005: Ketua BPK memberikan himbauan yang sama pada Paskah Suzetta
(PS). Kala itu, PS menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI dan kemudian
diangkat menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Kabinet
Indonesia Bersatu.
Ketua BPK, AN, menyarankan untuk dapat menyelesaikan kasus Aliran Dana YPPI
sesuai dengan aturan hukum, termasuk UU tentang Yayasan dan sistem
pembukuan BI sendiri. Saran AN secara spesifik adalah:
o Agar seluruh uang YPPI dapat dikembalikan.
o Agar pembukuan YPPI dapat dikoreksi kembali.
Toleransi yang diberikan AN:
o Memberikan jangka waktu penyelesaian oleh BI yang sama dengan tenggang
waktu yang diperlukan Tim Audit BPK untuk mendalami kasus YPPI, termasuk
melengkapi data dan bukti.
o Bila uang YPPI dikembalikan dan pembukuannya dikoreksi, AN akan menulis
surat kepada penegak hukum bahwa tidak ada lagi kerugian negara.
o Toleransi AN ini tidak dpenuhi oleh para pihak tergugat.
5/12/2018 Kasus Temuan Audit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-temuan-audit 9/9
Kini, terdakwa lainnya masih menunggu giliran disidangkan. Jika saja majelis
hakim yang akan mengadilinya masih berpendapat seperti yang mengadili
terdakwa sebelumnya, maka sudah mestinya tidak usah berlama-lama
mengambil putusan. Bukankah kasusnya sama? Daripada membuang-
buang waktu dan biaya (uang negara), siapkan sajalah vonis untuk terdakwa
berikutnya.