Kasus Tawuran

49
Focus Group 1: 1. Cintia Fajri Utami 2. Judyca Sarinah Simamora 3. Noor Wulandari 4. Novi Wida Rahayuningtias 5. Raudha Ilmi Faridh 6. Sari Rahmawati ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN PADA SETTING BENCANA : TAWURAN ANTAR KELOMPOK

Transcript of Kasus Tawuran

Page 1: Kasus Tawuran

Focus Group 1:1. Cintia Fajri Utami2. Judyca Sarinah Simamora3. Noor Wulandari4. Novi Wida Rahayuningtias5. Raudha Ilmi Faridh6. Sari Rahmawati

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN PADA SETTING BENCANA :

TAWURAN ANTAR KELOMPOK

Page 2: Kasus Tawuran

Outline Definisi Bencana, Jenis Bencana, dan Karakteristik Bencana

Siklus Bencana, Faktor Risiko Bencana, dan Dampak Bencana

Peran Perawat pada Fase Bencana

Bencana Sosial : Konflik Sosial, Tawuran

Pengkajian Konflik Sosial dan Tawuran

Rencana Keperawatan Konflik Sosial dan Tawuran

Page 3: Kasus Tawuran

Definisi Bencana, Jenis Bencana, dan

Karakteristik Bencana

Page 4: Kasus Tawuran

Definisi Bencana• Peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan masyarakat yang disebabkan faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

UU RI No. 24 tahun 2007

• Peristiwa natural atau karena tingkah laku manusia yang menyebabkan kerusakan atau trauma sehingga berakibat pada kemampuan komunitas untuk merespon kejadian yang ada

Allender, Rector, & Warner, 2014

Page 5: Kasus Tawuran

Jenis Bencana

Bencana Non Alam: Wabah

Bencana Sosial: Tawuran

Bencana Alam: Tsunami

Page 6: Kasus Tawuran

Karakteristik Bencana

Mengakibatkan korban jiwa,

terluka, dampak psikologis terganggu (trauma)

Kerusakan lingkungan

Kerugian harta benda

Page 7: Kasus Tawuran

Siklus bencana, faktor risiko

bencana, dan dampak bencana

Page 8: Kasus Tawuran

Siklus Bencana

Sumber: Carter (1991); Unesco (1995) dalam Sjarif dan Kodoatie (2010)

Page 9: Kasus Tawuran

Faktor Risiko Bencana

Host Agen

Lingkungan

Page 10: Kasus Tawuran

Dampak BencanaHilangnya nyawa

Kehilangan tempat tinggal

Kehilangan mata pencaharian

Berpisah dengan anggota keluarga

Tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan dasar

Terganggunya kegiatan belajar-mengajar siswa

Risiko timbulnya penyakit ringan maupun menular

Terganggunya fungsi dan peran keluarga

Terhambatnya pelaksanaan fungsi dan peran sosial dalam kekerabatan serta pelaksanaan tugas-tugas kehidupan dalam kemasyarakatan

Kejenuhan akibat ketidakpastian karena lamanya mengungsi

Page 11: Kasus Tawuran

PERAN PERAWAT PADA FASE BENCANA

Page 12: Kasus Tawuran

Peran Perawat dalam Fase BencanaPreventing Disaster

• Edukasi • Promosi Kesehatan

Preparing for disaster• Persiapan personal• Pengkajian terhadap faktor resiko dan riwayat bencana• Membangun otoritas, komunikasi dan transportasi

Responding to Disasters• Rescue• Triase • Immediate treatment and support • Perawatan tubuh dan pemberitahuan keluarga

Pemulihan bencana• Pengobatan jangka panjang• Dukungan jangka panjang• Keperluan utuk perawatan diri sendiri

(Allender, J. A. et al, 2014)

Page 13: Kasus Tawuran

Allender, J. A. Etal, 2014)

Page 14: Kasus Tawuran

(Allender, J. A. et al, 2014)(Allender, J. A. et al, 2014)

Page 15: Kasus Tawuran

(Anderson, E. T dan McFarlane, J., 2011)

Page 16: Kasus Tawuran

Bencana Sosial: Konflik Sosial,

Tawuran

Page 17: Kasus Tawuran

Konflik sosial

• Salah satu bencana sosial yang merupakan suatu gerakan massal yang dapat merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada.

Pengertian

• Keberagaman demografi Indonesia, kecemburuan sosial, budaya, dan ekonomi yang biasanya meliputi pertentangan antar suku, agama, dan ras

Penyebab

Page 18: Kasus Tawuran

Konflik

Menimbulkan korban luka, kerusakan harta benda, dan dampak psikologis

Interaksi antar individu, kelompok, dan organisasi yang memiliki tujuan yang berlawanan, sehingga merasa bahwa

orang lain sebagai pengganggu yang berpotensi menghambat tujuan individu, atau kelompok, atau

organisasi tersebut

Page 19: Kasus Tawuran
Page 20: Kasus Tawuran

Dampak Konflik Sosial

Dampak Psikologis

Dampak Ekonomi

Dampak Sosial

Dampak Budaya

Page 21: Kasus Tawuran

Dampak Konflik Sosial

• Beban psikis berupa trauma, rasa tidak aman, serta berkurangnya rasa kepercayaan individu dalam masyarakat

• Gangguan dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan kasih sayang, dan kebutuhan harga diri

Dampak Psikologis

• Kemiskinan, Kerusakan fasilitas seperti rumah dan fasilitas umum lainnya, korban luka, menurunnya aktivitas perekonomian

Dampak Ekonomi

Page 22: Kasus Tawuran

Dampak Sosial (Wijono, 2012)

Dampak Positif Konflik• Mengangkat masalah-masalah yang diabaikan sebelumnya• Memotivasi orang lain untuk memahami setiap posisi orang lain• Mendorong ide-ide baru, memfasilitasi perbaikan dan perubahan• Meningkatkan kualitas keputusan dengan cara mendorong orang

untuk membuat asumsi dalam melakukan perbuatan

Dampak Negatif Konflik• Menimbulkan emosi dan stress• Berkurangnya komunikasi dalam berkoordinasi• Pemicu munculnya sikap otoritatif • Menimbulkan prasangka-prasangka negatif• Memberikan tekanan loyalitas terhadap sebuah kelompok

Page 23: Kasus Tawuran

Dampak Budaya

Modernisasi menyingkirkan

nilai budaya yang ada

Munculnya konflik

Minimnya rasa kebanggaan dan

rasa cinta terhadap

bangsanya

Runtuhnya nilai budaya dan hilangnya

kewibawaan budaya

masyaraka

Page 24: Kasus Tawuran

PENGKAJIAN PADA TAWURAN

Page 25: Kasus Tawuran

Kasus

Sekelompok pelajar SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar SMA Y. Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar SMA Y terhadap pelajar SMA X. Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka-luka ringan sedangkan 1 orang pelajar SMA X meninggal dunia. Pelajar SMA X tetap berencana mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya. Tawuran yang cukup sering terjadi diantara SMA X dan Y itu cukup meresahkan masyarakat sekitar, karena pada saat terjadi tawuran banyak fasilitas umum yang rusak akibat lemparan batu dan benda tajam lainnya. Selain itu, tawuran tersebut juga membuat keamanan dan kenyamanan warga sekitar terganggu.

Beberapa pihak telah mencoba untuk memediasi kedua sekolah tersebut. saat berfungsi dengan sepenuhnya. Fasilitas konseling tidak berjalan dengan baik. Guru konseling hanya datang saat-saat tertentu saja di klinik kesehatan sekolah tersebut.. Selain itu, WilayahSMA X berdekatan dengan terminal bus dan pusat grosir di kota tersebut, sedangkan SMA Y berdekatan dengan pangkalan angkot dan stasiun. Apabila sedang tidak ada kegiatan belajar mengajar, siswa SMA X suka nongkrong di warung-warung yang ada di terminal bus tersebut ataupun berjaln-jalan di tempat grosir yang dekat denga area sekolah tersebut, ataupun sedangkan siswa SMA Y suka pergi ke pangkalan angkot untuk sekedar nongkrong dan main-main di sana. Selain kedua hal tersebut seringnya terjadi konflik antar sekolah tersebut juga dikarenakan karena tidak adanya aturan dan budaya tertib disekolah tersebut.

Page 26: Kasus Tawuran

Data Inti KomunitasData Inti

KomunitasMetode Sumber

a. Sejarah Wawancara- Bagaimana sejarah

awal terjadinya tawuran antar sekolah tersebut

Kepala SekolahSiswa yang pernah melakuan tawuranWarga sekitar sekolah yang melihat adanya tawuran

a. Demografi dan Etnik

Data demografi seperti - Karakteristik usia, jenis

kelamin, dan agama siswa yang melakukan tawuran

- Penyebaran ras dan etnik di sekolah tersebut

Guru sekolahDatabase siswa sekolah tersebut

Page 27: Kasus Tawuran

a. Nilai dan Keyakinan Wawancara dan kuesioner- Bagaimana nilai dan keyakinan yang

dianut oleh siswa-siswi yang terlibat tawuran

- Apa nilai dan keyakinan siswa-siswi terkait dengan tawuran ? apakah mereka setuju atau tidak?

- Menyebar kuesioner tentang nilai dan keyakinan yang rata-rata dianut siswa tentang tawuran yang sering terjadi

Cont…

Page 28: Kasus Tawuran

Subsistem Komunitas

Subsistem Metode Sumber1. Lingkungan Fisik Observasi wilayah, meliputi:

a. Batas-batas wilayah sekolah SMA yang terlibat tawuran

b. Luas wilayah sekolah SMA yang terlibat tawuran

c. Fasilitas umum yang tersedia di sekolah (jalan raya, tempat ibadah, taman, telepon umum, sekolah, terminal dll)

d. Kondisi lingkungan sekitar wilayah (pabrik industri, pasar, perumahan, atau mal dll)

Data di Sekolah tersebut

Page 29: Kasus Tawuran

Cont…2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Observasi, wawancara, dan kuisioner a. Adakah pelayanan kesehatan

yang ;tersedia di sekolah atau sekitarnya (UKS, rumah sakit, atau klinik)

b. Pelayanan yang ditawarkan, berapa biaya, waktu pelayanan, rencana pelayanan berkelanjutan

c. Jarak menuju pelayanan kesehatan dan sosial dari sekolah

d. Alat transportasi yang tersedia menuju pelayanan kesehatan dan sosial dari sekolah

e. Data statistik siswa yang berkunjung ke pelayanan kesehatan dan sosial

f. Keadekuatan, aksesibilitas, dan penerimaan terhadap pelayanan kesehatan

Masyarakat sekitar sekolah dan Warga sekolahPetugas penjaga tempat kesehatan yang ada di sekolah

Page 30: Kasus Tawuran

Cont…3. Ekonomi a. Pekerjaan rata-rata orang

tua siswa SMAb. Penghasilan rata-rata

orang tua siswac. Pengeluaran rata-rata

orang tua siswa

Wawancara siswa SMA yang terlibat tawuranDatabase siswa SMA tersebut  

4. Pendidikan Wawancara dan observasi:a. Kemampuan intelektual siswa

SMA b. Kemampuan menangkap

informasi actual siswa SMAc. Kegiatan lain yang dilakukan

siswa di luar kegiatan belajar-mengajar

 

Guru sekolahData nilai raport SMA tersebut

Page 31: Kasus Tawuran

Cont..

5. PemerintahWawancara :a. Bagaimana sekolah mengatur

tentang kebijaka berperilaku bagi siswa-siswinya di sekolah tersebut?

b. Bagaimana sekolah menerapkan hukuman pada siswa-siswi yang melanggar aturan yang telah ditetapkan di sekolah tersebut?

c. Bagaimana sekolah menerapkan reward pada siswa yang berprestasi di sekolah tersebut?

d. Bagaimana peran guru konseling untuk membimbing siswanya berperilaku baik?

 Kepala Sekolah

Page 32: Kasus Tawuran

Cont..6. Rekreasi Wawancara dan observasi

a. Ketersedian fasilitas rekreasi seperti di sekolah atau di sekitar sekolah

b. Kebiasaan siswa dalam mengisi waktu kosong jika tidak ada kegiatan belajar mengajar atau ketika hari libur

c. Fasilitas Rekreasi yang sering dikunjungi siswa

d. Berapa kali siswa-siswi di SMA tersebut menghabiskan waktu untuk berekreasi atau memanfaatkan sarana prasarana yg tersedia di sekolah atau lingkungan sekitar Sekolah tersebut

Wawancara siswa, guru, dan kepala sekolah Survei fasilitas rekreasi

Page 33: Kasus Tawuran

Analisis Data

Page 34: Kasus Tawuran

Data/ Karakteristik Diagnosis Keperawatan NANDA

Sekelompok pelajar SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar SMA Y

Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar SMA Y terhadap pelajar SMA X

Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka-luka ringan sedangkan 1 orang pelajar SMA X meninggal dunia

Pelajar SMA X tetap berencana mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya

Domain 11: Keselamatan/ KeamananKelas 3: Kekerasan• 00138: Risiko Perilaku Kekerasan pada

Orang Lain

Page 35: Kasus Tawuran

Data Diagnosis1. Setelah di observasi lebih lanjut,

ternyata klinik kesehatan yang ada kedua sekolah tersebut tidak berfungsi dengan sepenuhnya. Fasilitas konseling tidak berjalan dengan baik. Guru konseling hanya datang saat-saat tertentu saja di klinik kesehatan sekolah tersebut.

2. WilayahSMA X berdekatan dengan terminal bus dan pusat grosir di kota tersebut, sedangkan SMA Y berdekatan dengan pangkalan angkot dan stasiun. Apabila sedang tidak ada kegiatan belajar mengajar, siswa SMA X suka nongkrong di warung-warung yang ada di terminal bus tersebut ataupun berjaln-jalan di tempat grosir yang dekat denga area sekolah tersebut, ataupun sedangkan siswa SMA Y suka pergi ke pangkalan angkot untuk sekedar nongkrong dan main-main di sana.

Koping Komunitas tidak efektif

Page 36: Kasus Tawuran

Skoring Diagnosis

Page 37: Kasus Tawuran

Diagnosis 1Risiko Perilaku Kekerasan pada Orang Lain

Page 38: Kasus Tawuran

Kriteria Bobot Perhitungan

Pembenaran

Sifat masalah :Skala : Tidak/kurang sehat/aktual (3) Ancaman kesejatan/resiko (2) Keadaan sejahtera/potensia (1)

1   

3/3 x 1 = 1 Gangguan proses koping dalam komunitas sudah terjadi

Kemungkinan masalah dapat diubahSkala : Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0)

1/2 x 2 = 1 

Karena tauwuran sudah berlangsung sejak dahulu dan perlu penanaman nilai yang baru pada siswa di kedua SMA tersebut

Page 39: Kasus Tawuran

Potensial masalah untuk dicegahSkala : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)

1 2/3 x 1= 2/3 Masalah tawuran di kedua sekolah tersebut cukup berat, berhubungan dengan perubahan efektivitas penyelesaian tugas semua pihak sekolah dan keluarga siswa sangat berpengaruh

Menonjol masalahSkala : Segera (2) Tidak Perlu (1) Tidak dirasakan (0)

1 2/2 x 1=1 Masalah tawuran antar pelajar memerlukan penyelesaian yang segera, hal ini berhubungan dengan telah adanya korban jiwa dalam tawuran tersebut.

Total 3 2/3

Page 40: Kasus Tawuran

Diagnosis 2

Koping komunitas tidak efektif

Page 41: Kasus Tawuran

Kriteria Bobot Perhitungan

Pembenaran

Sifat masalah :Skala : Tidak/kurang sehat/aktual (3) Ancaman kesehatan/resiko (2) Keadaan sejahtera/potensia (1)

1   

2/3 x 1 = 2/3

Masalah tawuran sudah merupakan masalah yang berat dan merugikan banyak pihak

Kemungkinan masalah dapat diubahSkala : Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0)

1/2 x 2 = 1 

Karena perlu penanganan yang sangat serius untuk melakukan penghentian, tetapi masih mungkin masalah tawuran dapat diselesaikan

Page 42: Kasus Tawuran

Potensial masalah untuk dicegahSkala : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)

1 1/3 x 1= 1/3 Masalah tawuran di kedua sekolah tersebut cukup berat, berhubungan dengan perubahan efektivitas penyelesaian tugas semua pihak sekolah dan keluarga siswa sangat berpengaruh

Menonjol masalahSkala : Segera (2) Tidak Perlu (1) Tidak dirasakan (0)

1 2/2 x 1=1 Masalah tawuran antar pelajar memerlukan penyelesaian yang segera, hal ini berhubungan dengan telah adanya korban jiwa dalam tawuran tersebut.

Total 3

Page 43: Kasus Tawuran

Diagnosis UtamaRisiko Perilaku Kekerasan

pada Orang Lain

Page 44: Kasus Tawuran

Rencana keperawatan kasus

tawuran

Page 45: Kasus Tawuran

Data/ Karakteristik Diagnosis Keperawatan NANDA

Sekelompok pelajar SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar SMA Y

Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar SMA Y terhadap pelajar SMA X

Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka-luka ringan sedangkan 1 orang pelajar SMA X meninggal dunia

Pelajar SMA X tetap berencana mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya

Domain 11: Keselamatan/ KeamananKelas 3: Kekerasan• 00138: Risiko Perilaku Kekerasan pada

Orang Lain

Page 46: Kasus Tawuran

NOC NICPrevensi PrimerLevel 1: Domain IVPengetahuan dan Perilaku KesehatanLevel 2: Kelas SPengetahuan KesehatanLevel 3: Outcome• 1805: Perilaku Kesehatan

Prevensi SekunderLevel 1: Domain VIIKesehatan KomunitasLevel 2: Kelas CCPerlindungan Kesehatan KomunitasLevel 3: Outcome• 2805: Kontrol Risiko Komunitas: Kekerasan

Prevensi PrimerLevel 1: Domain 3: PerilakuLevel 2: Kelas S: Edukasi KlienLevel 3: Intervensi• 5510: Edukasi Kesehatan• 5604: Pengajaran: Kelompok

Prevensi SekunderLevel 1: Domain 7: KomunitasLevel 2: Kelas D: Manajemen Risiko

KomunitasLevel 3: Intervensi• 8840: Persiapan menghadapi

bencana pada komunitas• 6610: Identifikasi Risiko Level 1: Domain 4: KeamananLevel 2: Kelas V: Manajemen RisikoLevel 3: Intervensi• 6487: Manajemen Lingkungan:

Pencegahan Kekerasan

Page 47: Kasus Tawuran

NOC NICPrevensi TersierLevel 1: Domain IIIKesehatan PsikososialLevel 2: Kelas OKontrol DiriLevel 3: Outcome• 1401: Pengendalian Agresi (Penyerangan)• 1410: Pengendalian Kemarahan Level 1: Domain IIIKesehatan PsikososialLevel 2: Kelas PInteraksi SosialLevel 3: Outcome• 1502: Kemampuan interaksi sosial

Level 1: Domain VKesehatan yang Dirasakan Level 2: Kelas UKualitas Kesehatan dan HidupLevel 3: Outcome• 2009: Status Kenyamanan: Lingkungan• 2011: Status Kenyamanan: Psikospiritual

Prevensi TersierLevel 1: Domain 7: KomunitasLevel 2: Kelas C: Promosi Kesehatan KomunitasLevel 3: Intervensi• 7320: Manajemen Kasus• 5510: Edukasi Kesehatan

Level 1: Domain 3: PerilakuLevel 2: Kelas R: Membantu KopingLevel 3: Intervensi• 5230: Meningkatkan Koping• 5250: Mendukung Pengambilan Keputusan• 5390: Meningkatkan Kesadaran Diri Level 1: Domain 3: PerilakuLevel 2: Kelas T: Promosi Kenyamanan PsikologisLevel 3: Intervensi• 5880: Teknik Menenangkan Diri

Page 48: Kasus Tawuran

Daftar Pustaka Allender, J. A. et al. (2014). Community & public health nursing, promoting the public's helath 8th ed.

Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.Anderson, E. T., McFarlane, J. M. (2011) . Community as Partner: Theory and Practice in Nursing Sixth Edition.

Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher.Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. (2012-2015). KBBI dalam jaringan. Retrieved from

KBBI dalam jaringan: http://kbbi.web.id/tawuran Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Diakses melalui situs http://dibi.bnpb.go.id/ pada hari Minggu, 25

Oktober 2015 pukul 10:07 WIB. Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M, & Wagner, C. M. (2008). Nursing intervention classification

(NIC). 5th ed. USA: Mosby, Inc.Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. (2014). Nursing diagnoses : Definitions & classification 2015-2017. 10th ed. UK:

Nanda International, Inc. Kuniawan, D., & Syani, A. (2014). Faktor Penyebab, Dampak Dan Strategi Penyelesaian Konflik Antar Warga Di

Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Sosiologi, 15(1). Martono, Nanang. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Moorhead, S. J., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, Z. (2013). Nursing outcomes classification (NOC) :

Measurement of health outcomes. USA: Elsevier, Inc.Soemardjan, Selo. (1999). Kisah Perjuangan Reformasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Diakses melalui

situs http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2007/24tahun2007uu.htm pada hari Minggu, 25 Oktober 2015 pukul 08:22 WIB.

Wijono, Sutarto. (2012). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Kencana.

 

Page 49: Kasus Tawuran