Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

63
Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall” ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hukum Administrasi Perencanaan. Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ir. Heru Purwadio, MSP selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Administrasi Perencanaan . 2. Rulli Pratiwi Setiawan, S.T, M.Sc selaku dosen pengajar dalam mata kuliah Hukum Administrasi Perencanaan. 3. Pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya. Surabaya , April 2015 i

Transcript of Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Page 1: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall” ini disusun dengan tujuan

memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hukum Administrasi Perencanaan. Dalam menyusun

makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ir. Heru Purwadio, MSP selaku dosen pembimbing mata kuliahHukum

Administrasi Perencanaan.

2. Rulli Pratiwi Setiawan, S.T, M.Sc selaku dosen pengajar dalam mata kuliah

Hukum Administrasi Perencanaan.

3. Pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

perbaikan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan masyarakat pada umumnya.

Surabaya , April 2015

Penulis

i

Page 2: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................................ ii

Bab I Pendahuluan................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3

1.2 Tujuan....................................................................................................................................3

1.3 Sistematika Penulisan............................................................................................................4

Bab II Pembahasan...............................................................................................................................5

2.1 Gambaran Umum Wilayah Studi...........................................................................................5

2.2 Deskripsi Kasus dan Permasalahan........................................................................................6

2.3 Tinjauan Regulasi..................................................................................................................8

2.4 Hasil Evaluasi Kasus terhadap Regulasi..............................................................................42

Bab III Penutup....................................................................................................................................44

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................44

3.2 Saran........................................................................................Error! Bookmark not defined.

ii

Page 3: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kota merupakan sebuah wilayah yang mempunyai penduduk relatif besar, luas area

terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris dengan kepadatan penduduk relatif tinggi

(Kamus Tata Ruang). Jumlah penduduk di kota-kota besar salah satunya Kota Surabaya terus

meningkat, salah satu faktor yang meyebabkan jumlah penduduk terus meningkat di Kota

Surabaya adalah karena urbanisasi dari desa/kota-kota kecil ke Kota Surabaya dengan alasan

untuk mencari pekerjaan. Banyaknya urbanisasi dari desa/kota-kota kecil ke Surabaya

menyebabkan banyak keinginan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mall

adalah salah satu pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai macam barang yang dijual

sehingga konsumen berbondong-bondong datang kesana.

Banyaknya pembangunan mall di Kota Surabaya terkadang tidak disertai dengan ijin

analisis dampak lalu lintas (andalalin). Padahal analisis dampak lalu lintas sangat penting

dilakukan ketika mall tersebut dibangun agar tidak terjadi kemacetan yang disebabkan oleh

kendaraan yang masuk dan keluar dari mall tersebut. Grand City adalah salah satu mall di

Kota Surabaya yang terletak di kawasan Surabaya Pusat yang ketika pendirian mall tersebut

tidak mengkaji analisis dampak lalu lintas (andalalin) dan seharusnya pendirian mall grand

city mengkaji adanya andalalin atau mengikuti regulasi yang telah ditetapkan karena jika

terjadi penyimpangan atau pelanggaran, dampak yang ditimbulkan besar yang dapat

menimbulkan kerugian di berbagai pihak dan juga kerusakan lingkungan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari tugas yang berjudul “Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall”

adalah sebagai berikut :

1.2.1 Mampu memahami ketentuan dalam peraturan perundangan yang bertautan dengan

masalah yang telah diidentifikasikan .

1.2.2 Mampu mengidentifikasikan, mengumpulkan dan men-sistimasi-kan peraturan

perudangan yang bertautan dengan masalah yang telah diidentifikasikan.

3

Page 4: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari makalah yang berjudul “Kasus Pelanggaran Andalalin

Grand City Mall” adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijabarkan latar belakang alasan pemilihan kasus pelanggaran andalalin

Grand City Mall di Kota Surabaya selain itu juga dalam bab ini dijelaskan rumusan masalah

dan tujuan dari penulisan makalah.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan terkait pelanggaran andalalin Grand City Mall di

Kota Surabaya, regulasi pembangunan andalalin di Kota Surabaya, dampak dari andalalin

Grand City Mall di Kota Surabaya. Permasalahan yang telah dijabarkan tersebut dikaitkan

oleh regulasi yang relevan dengan membandingkan beberapa regulasi yang bersangkutan

dengan suatu permasalahan tertentu.

BAB III KESIMPULAN

Bab ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari identifikasi serta pembahasan

masalah dan regulasi yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga berisi

saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.

4

Page 5: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Bab II Pembahasan

2.1 Gambaran Umum Wilayah Studi

Lokasi kasus pelanggaran dan izin dalam tulisan yang berjudul “Kasus Pelanggaran

Andalalin Grand City Mall” berada di kawasan Gubeng, tepatnya antara Jalan Walikota

Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa berdekatan dengan Stasiun Surabaya Gubeng. Kawasan

Gubeng ini yang bertepatan dengan Jalan Walikota Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa

berdekatan dengan Stasiun Gubeng yang kerap kali mengalami kemacetan luar biasa akibat

dampak dari berbagai kegiatan dan aktivitas yang ada di sekitar koridor jalan ini maupun

aktivitas pergerakan lain yang melewati jalan ini.

Jalan Walikota Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa merupakan salah satu jalan

primer yang berada disebelah timur Kota Surabaya yang menjadi tempat lalu lalangnya

kendaraan-kendaraan mobil dan kendaraan bermotor lainnya, serta kendaraan berat lainnya

seperti truck, pick up. Selain itu banyak terdapat aktivitas-aktivitas yang mendukung kegiatan

utama di sekitar jalanJalan Walikota Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa yang merupakan

area fasilitas bangunan umum dan pemerintahan serta fasilitas perbelanjaan. Secara umum

Jalan Jalan Walikota Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa berbatasan langsung dengan jalan

Wijaya Kusuma pada sebelah barat, Jalan Gerbong dan Jalan Pacar Keling pada sebelah

timur dan Jalan Kenonggo pada sebelah selatan. Sementara sebelah utara berbatasan langsung

dengan Jalan Ambengan sebelah . Berikut ini adalah peta yang diambil dari citra google map

yang menggambarkan lokasi Jalan Walikota Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa.

5

Page 6: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Gambar 1Jalan Walikota Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa

Sumber : Peta Google Maps

2.2 Deskripsi Kasus dan Permasalahan

Kasus yang diangkat untuk di tinjau regulasinya lebih lanjut pada tulisan ini yang

berjudul “Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall” yang tidak memiliki izin andalalin.

Dampak dari pelanggaran ini mengakibatkan berbagai dampak lingkungan, sosial dan

menimbulkan kemacetan yang amat parah di sekitar jalan ini. Berikut ini adalah kutipan

artikel terkait kasus yang di kaji regulasinya dalam tulisan ini.

“Surabaya-lensaindonesia.com: Tak hanya tempat-tempat hiburan saja yang tak punya

ijin di Surabaya. Plasa besar Grand City Mall ternyata juga tidak memiliki ijin Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Bahkan, ijin gangguan atau (HO) ternyata belum

diperpanjang karena masa berlakunya habis sejak 13 Oktober 2014.

Artinya, jika AMDAL tidak bisa keluar atau bangunan mall tidak memenuhi kaedah

atau perayaratan, maka HO bangunan tersebut tidak bisa diperpanjang. Salah satu faktor

Grand City Mall tidak memenuhi AMDAL dikarenakan pintu masuk mall dari Jl Walikota

Mustajab (Gubeng Pojok) harus ditutup karena menyebabkan macet. Meski begitu, anehnya,

sampai saat ini Grand City Mall tetap beroperasi atau beraktifitas tanpa ada tindakan.

Menyikapi hal itu, Komisi C DPRD Surabaya akhirnya menggelar hearing dengan

menghadirkan Kasatpol PP Surabaya, BLH, dan perwakilan Grand City Mall.

Kasatpol PP Irvan Widyanto saat hearing di Komisi C DPRD Surabaya mengatakan

pihaknya sudah melakukan langkah persuasif dengan memberi peringatan melalui surat.

Pihaknya berdalih masih melakukan koordinasi untuk melakukan sikap. Hal ini dilakukan

karena ada beberapa kaedah terkait pihaknya sebagai sebagai penegak Perda harus

berkonsultasi dengan pihak terkait untuk mengambil tindakan.

“Pihak Grand City Mall sudah berjanji akan memenuhi segala persyaratan. Saya

sudah mengirim surat peringatan agara mereka mengurus ijin HO-nya yang selama ini mati.

Karena kami tanya ke BLH memang sudah ada HO tapi mati dan sampai sekarang belum

memperpanjang,” ungkapnya.

Untuk itu pihak Satpol PP Surabaya berjanji akan mengambil keputusan yang

merupakan hasil rapat dengan berbagai dinas terkait. “Kami ini memang penegak Perda. Tapi

6

Page 7: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

kalau tidak sesuai aturan, ya sama saja nanti bisa digugat. Makanya kami selalu berkoordinasi

dengan bagian hukum dan yang lain, ” dalih Irvan Widyanto.

Terkait hal ini, Komisi C DPRD Surabaya, Adi Sutarwiyono mengatakan ada kesan

pilih kasih dalam menegakkan aturan yang ada. Pemerintah dalam hal ini dianggap

melakukan standar ganda dalam mengambil tindakan. “Artinya kalau gudang ukuran 10×10

di robohkan, begitu juga dengan yang lainya. Kalaupun tindakan itu sebatas menghentikan

segala bentuk aktifitas, ya harus dilakukan,” kata politisi yang akrab disapa Awi ini.

Lain halnya dengan anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Sudirjo. Politisi asal

fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini lebih menyinggung soal kemacetan parah yang

sering terjadi di Grand City Mall. Padahal dulu, sebelum bangunan itu berdiri, jalan yang ada

di kawasan Grand City Mall tidak pernah mengalami kemacetan.

“Kalau memang Grand City Mall berdiri di Surabaya ya harus mematuhi peraturan

yang ada di kota Surabaya. Karena akibat bangunan Grand City Mall, lalu lintas menjadi

macet. Padahal sebelum adanya Grand City Mall, jalan itu tidak pernah macet,” tambah

Sudirjo.

Sementara Ketua Komisi C Saifudin Zuhri hanya berharap Kasatpol PP Irvan

Widyanto menjelaskan kapan ada tindakan dan laporan penertibannya seperti apa. “Kan

sudah tiga bulan. Apa saja yang dilakukan Satpol PP kan kami juga perlu tahu. Kalau hanya

menyurati ya sampai kapan. Peringatan selalu ada batasnya,” cetusnya.

Terkait hal ini, Operation Manager Grand City Mall Surabaya, Stevi Widya beralasan,

bahwa pihaknya sudah mengurus untuk masalah IMB-nya. Namun, surat perijinan tersebut

masih ditahan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya dengan alasan pihak Grand City Mall

harus menutup terlebih dahulu pintu bagian sisi barat, baru IMB bisa keluar.

“Kami memang untuk saat ini belum menutup pintu bagian barat itu dulu karena mau

mengajukan AMDAL LALIN. Kalau dulu waktu membangun kok gak masalah ya,” ujarnya

heran.

7

Page 8: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Gambar 2 Petugas Menyegel Grand City Mall

Sumber : lensaindonesia.com

2.3 Tinjauan RegulasiRegulasi merupakan alat untuk mengendalikan terhadap suatu pola aktivitas kota yang

memiliki hirarki mulai dari tingkat paling tinggi seperti undang-undang, peraturan presiden,

peraturan menteri, hingga ke lingkup kota yang biasanya berupa peraturan daerah, peraturan

walikota hingga keputusan walikota. Regulasi-regulasi tersebut memiliki keterkaitan antar

tiap substansi yang dibahas dari lingkup makro hingga mikro atau dari konsep teoritis hingga

benar-benar teknis. Peraturan yang lebih rendah hirarkinya biasanya akan lebih mengikat dan

memiliki kedetailan yang lebih mikro di banding regulasi yang hirarkinya berada pada tingkat

undang-undang yang cenderung bersifat lebih umum dan sangat konseptual.

Berdasarkan hasil tinjauan regulasi terkait dengan kasus pelanggaran izin gangguan

dan andalalin Grand City Mall didapatkan beberapa regulasi yang terkait dengan masalah-

masalah yang teridentifikasi dalam kasus ini mulai dari hirarki yang paling tinggi hingga ke

regulasi yang lebih detil dan bersifat teknis. Adapun regulasi-regulasi yang dikumpulkan

berdasarkan kasus antara lain regulasi tingkat peraturan pemerintah, keputusan presiden,

peraturan daerah, peraturan walikota hingga keputusan walikota. Berikut adalah penjabaran

lebih lanjut terkait tinjauan regulasi atas kasus yang dibahas pada laporan ini.Peninjauan

didasarkan atas substansi-substansi yang terkait dengan kasus di atas antara lain terkait

8

Page 9: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

dengan regulasi peti kemas atau terminal peti kemas, izin gangguan, andalalin, dan Izin

Mendirikan Bangunan.Substansi-substansi tersebut merupakan dasar-dasar permasalahan

yang muncul dalam studi kasus ini.Penjelasan mengenai regulasi dibahas pada tabel berikut.

9

Page 10: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Substansi Undang-undang Peraturan PemerintahKeputusan Presiden

Peraturan Daerah Peraturan Walikota Keputusan Walikota

Grand City Mall

NOMOR 7 TAHUN 2014TENTANGPERDAGANGAN

Pasal 12 dan Pasal 14

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR 112 TAHUN 2007TENTANGPENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONALPUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

Pasal 3,Pasal 4,Pasal 5,Pasal 6, Pasal 12.

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA DI BIDANG PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

Pasal 33, Pasal 34, dan Pasal 35.

Andalalin - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 32 TAHUN 2011TENTANGMANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA

- PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYANOMOR 12 TAHUN 2006T E N T A N GANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

Pasal 1 – Pasal 10

PERATURAN WALIKOTA SURABAYANOMOR 57 TAHUN 2009TENTANGPELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYANOMOR 12 TAHUN

-

10

Page 11: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Substansi Undang-undang Peraturan PemerintahKeputusan Presiden

Peraturan Daerah Peraturan Walikota Keputusan Walikota

MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Pasal 1, Pasal 4, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 47, Pasal 49, Pasal 50 (1) (2) (3), Pasal 51 (1) (2) (3), Pasal 52, Pasal 53 (1) (2), Pasal 54 (1) (2), Pasal 55, Pasal 56 (1) (2), Pasal 57 (1) (2) (3), Pasal 58 (1) (2) (3).

2006 TENTANGANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMNISTRASI

Izin Gangguan

- - -

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYANOMOR 01 TAHUN 2004TENTANGIZIN GANGGUAN

PERATURAN WALIKOTA SURABAYANOMOR 74 TAHUN 2011TENTANGPELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYANOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45 / 87 / 436.1.2/2010 TENTANG PANITIA PERTIMBANGAN IZIN GANGGUAN (HO) DI KOTA SURABAYA

11

Page 12: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

A. Grand City Mall

Grand City merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Gubeng

yang terletak di Jalan Walikota Mustajab dan Jalan dan Jalan Kusuma Bangsa berdekatan

dengan Stasiun Gubeng. Dalam kaitannya dengan undang-undang dan regulasi, Grand City di

kategorikan sebagi pusat perbelanjaan dan memiliki peraturan yang mengikat dalam

pembangunannya.

UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN

Pasal 12

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama mengembangkan sarana Perdagangan berupa:

a. Pasar rakyat;

b. pusat perbelanjaan;

c. toko swalayan;

d. Gudang;

e. perkulakan;

f. Pasar lelang komoditas;

g. Pasar berjangka komoditi; atau

h. sarana Perdagangan lainnya.

(2) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usahadalam mengembangkan sarana

Perdagangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacupada ketentuan peraturan

perundang-undangan.

12

Page 13: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007

TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT

PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

Pasal 3

(1) Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib mengacu pada Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,

termasuk Peraturan Zonasinya.

(2) Batasan luas lantai penjualan Toko Modern adalah sebagai berikut :

a. Minimarket, kurang dari 400 m2 (empat ratus meter per segi);

b. Supermarket, 400 m2 (empat ratus meter per segi) sampai dengan 5.000 m2

(lima ribu meter per segi);

c. Hypermarket, diatas 5.000 m2 (lima ribu meter per segi);

d. Department Store, diatas 400 m2 (empat ratus meter per segi);

e. Perkulakan, diatas 5.000 m2 (lima ribu meterper segi).

(3) Sistem penjualan dan jenis barang dagangan Toko Modern adalah sebagai berikut :

a. Minimarket, Supermarket dan Hypermarket menjual secara eceran barang

konsumsi terutama produk makanan dan produk rumah tangga lainnya;

b. Department Store menjual secara eceran barang konsumsi utamanya produk

sandang dan perlengkapannya dengan penataan barang berdasarkan jenis kelamin dan/atau

tingkat usia konsumen; dan

c. Perkulakan menjual secara grosir barang konsumsi.

Pasal 4

13

Page 14: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(1) Pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib:

a. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan Pasar

Tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di wilayah yang bersangkutan;

b. Memperhatikan jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional yang telah

ada sebelumnya;

c. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) unit

kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 (enam puluh meter per segi) luas lantai penjualan

Pusat Perbelanjaan dan/atau Toko Modern; dan

d. Menyediakan fasilitas yang menjamin Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.

(2) Penyediaan areal parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat dilakukan

berdasarkan kerjasama antara pengelola Pusat Perbelanjaan dan/atau Toko Modern dengan

pihak lain.

(3) Pedoman mengenai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf

b diatur lebih lanjut oleh Menteri.

Pasal 5

(1) Perkulakan hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan jalan arteri

atau kolektor primer atau arteri sekunder.

(2) Hypermarket dan Pusat Perbelanjaan :

a. Hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan jalan arteri atau

kolektor; dan

b. Tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan di dalam

kota/perkotaan.

(3) Supermarket dan Department Store:

14

Page 15: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

a. Tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan lingkungan; dan

b. Tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lingkungan di dalam

kota/perkotaan.

(4) Minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem

jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam

kota/perkotaan.

(5) Pasar Tradisional boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem

jaringan jalan lokal atau jalan lingkungan pada kawasan pelayanan bagian kota/kabupaten

atau lokal atau lingkungan (perumahan) di dalam kota/kabupaten.

(6) Jalan arteri adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi

secara berdaya guna.

(7) Jalan kolektor adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan

jumlah jalan masuk dibatasi.

(8) Jalan lokal adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan

masuk tidak dibatasi.

(9) Jalan lingkungan adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

(10) Sistem jaringan jalan primer adalah merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan

pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional,

dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

(11) Sistem jaringan jalan sekunder adalah merupakan sistem jaringan jalan dengan

peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

Pasal 6

15

Page 16: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pusat Perbelanjaan wajib menyediakan tempat usaha untuk usaha kecil dengan harga jual

atau biaya sewa yang sesuai dengan kemampuan Usaha Kecil, atau yang dapat dimanfaatkan

oleh Usaha Kecil melalui kerjasama lain dalam rangka kemitraan.

Pasal 12

Pasal 12

(1) Untuk melakukan usaha Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,

wajib memiliki :

a. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T) untuk Pasar Tradisional.

b. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP) untuk Pertokoan, Mall, Plasa dan Pusat

Perdagangan.

e. Izin Usaha Toko Modern (IUTM) untuk Minimarket, Supermarket,

Department Store, Hypermarket dan Perkulakan.

(2) IUTM untuk Minimarket diutamakan bagi pelaku Usaha Kecil dan Usaha Menengah

setempat.

(3) Izin melakukan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh

Bupati/Walikota dan Gubernur untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PENYELENGGARAAN USAHA DI BIDANG PERDAGANGAN DAN

PERINDUSTRIAN

Izin Usaha Pusat Perbelanjaan

Pasal 33

16

Page 17: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(1) Setiap orang atau badan yang akan melakukan kegiatan usaha di bidang Pertokoan, Mall,

Plasa, atau Pusat Perdagangan wajib memiliki Izin Usaha Pusat Perbelanjaan.

(2) Permohonan Izin Usaha Pusat Perbelanjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan kepada Kepala Daerah dengan dilampiri persyaratan sebagai berikut :

a. fotocopy Izin Prinsip dari Kepala Daerah;

b. hasil analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat serta rekomendasi dari instansi yang

berwenang;

c. fotocopy Izin lokasi;

d. fotocopy Izin Gangguan;

e. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan;

f. fotocopy Akte pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya yang telah mendapat

pengesahan dari pejabat yang berwenang atau didaftarkan ke Instansi yang berwenang

apabila pemohon merupakan badan hukum/badan usaha;

g. rencana Kemitraan dengan Usaha Mikro dan Usaha kecil; dan

h. Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan dan mematuhi ketentuan yang berlaku.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerbitan Izin UsahaPusat Perbelanjaan diatur

dengan Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 34

Lokasi untuk pendirian Pusat Perbelanjaan wajib memperhatikan:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;

b. Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota, termasuk peraturan zonasinya;

c. kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan Pasar Tradisional, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah yang ada di wilayah yang bersangkutan; dan

d. jarak antara Pusat Perbelanjaan yang akan didirikan dengan Pasar Tradisional yang

telah ada sebelumnya.

17

Page 18: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pasal 35

Setiap pemegang Izin Usaha Pusat Perbelanjaan wajib :

a. menyampaikan laporan kegiatan usahanya setiap 6 (enam) bulan sekali, meliputi :

1. jumlah gerai yang dimiliki;

2. omset penjualan seluruh gerai;

3. jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bermitra dan pola

kemitraannya;

4. jumlah tenaga kerja yang terserap.

b. melaporkan setiap perubahan yang terkait dengan perusahaannya paling lambat 30

(tiga puluh) hari terhitung sejak terjadinya perubahan kepada Kepala Daerah;

mentaati peraturan perundang-

B. Andalalin (Analisis Dampak Lalu Lintas Di Jalan)

Andalalin merupakan salah satu analisis yang berkaitan dengan pengaruh suatu

aktivitas atau kegiatan terhadap kinerja suatu jalan.Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai

peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional.Untuk

mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin

keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan perlu diatur

mengenai manajemen dan rekayasa, analisis dampak, serta manajemen kebutuhan lalu

lintas.Manajemen dan rekayasa lalu lintas dilakukan melalui penetapan kebijakan

penggunaan jaringan jalan, penetapan kebijakan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan

tertentu, serta optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas.

Strategi pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan,

persimpangan dan jaringan jalan dilakukan dengan penetapan prioritas angkutan massal

melalui penyediaan lajur atau jalur atau jalan khusus, pemberian prioritas keselamatan dan

kenyamanan pejalan kaki, pemisahan atau pemilihan pergerakan arus lalu lintas berdasarkan

peruntukan lahan, mobilitas, dan aksesibilitas, pemaduan berbagai moda angkutan,

18

Page 19: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

pengendalian lalu lintas pada persimpangan dan ruas jalan serta perlindungan terhadap

lingkungan.

Ruang lingkup kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi kegiatan

perencanaan, pengaturan, perekayasaan, pemberdayaan, dan pengawasan. Kegiatan

perencanaan, pengaturan, perekayasaan, pemberdayaan, dan pengawasan dilakukan oleh

menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan

jalan untuk jalan nasional, menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan untuk jalan

nasional, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk jalan nasional, provinsi,

kabupaten/kota dan desa, gubernur untuk jalan provinsi, bupati untuk jalan kabupaten dan

jalan desa, dan walikota untuk jalan kota.

Analisis dampak lalu lintas wajib dilakukan dalam setiap rencana pembangunan pusat

kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Analisis dampak lalu

lintas paling sedikit memuat:

analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan;

simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan;

rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;

tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan

dampak;

rencana pemantauan dan evaluasi.

Adapun manajemen kebutuhan lalu lintas dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan

efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu

lintas.Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dilakukan dengan

membandingkan antara manfaat dan dampak terhadap penggunaan ruang lalu lintas, misalnya

penghematan penggunaan bahan bakar, kualitas dan daya dukung lingkungan, serta daya

dukung lalu lintas dan angkutan. Manajemen kebutuhan lalu lintas dilakukan secara simultan

dan terintegrasi melalui beberapa strategi antara lain dengan memberikan pilihan dan

menyiapkan fasilitas penggunaan kendaraan umum sebagai pengganti kendaraan

perseorangan, mendorong serta memfasilitasi penggunaan angkutan umum dan kendaraan

yang ramah lingkungan, serta mendorong dan memfasilitasi perencanaan terpadu antara tata

ruang dan transportasi.

19

Page 20: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Adapun pelaksanaan dari manajemen kebutuhan lalu lintas dilaksanakan dengan cara

pembatasan lalu lintas kendaraan perseorangan pada koridor atau kawasan tertentu pada

waktu tertentu meliputi pembatasan lalu lintas kendaraan barang, pembatasan lalu lintas

sepeda motor, pembatasan ruang parkir pada kawasan tertentu dengan batasan ruang parkir

maksimal, dan/atau pembatasan lalu lintas kendaraan tidak bermotor umum. Pembatasan lalu

lintas kendaraan perseorangan dan kendaraan barang dapat dikenai retribusi pengendalian

lalu lintas.Retribusi pengendalian lalu lintas dilakukan dengan kriteria tertentu dengan tetap

memperhatikan kualitas lingkungan.

Analisis ini diperlukan guna mengurangi dampak-dampak merugikan yang

ditimbulkan oleh berbagai penggunaan lahan terhadap kiinerja jalan sebagai prasarana public

dari pemerintah.Dalam kasus pelanggaran izin gangguan dan andalalin terminal peti kemas di

kawasanJalan Walikota Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa Surabaya, teridentifikasi bahwa

dampak kemacetan yang terjadi di Jalan tersebut merupakan dampak yang ditimbulkan

karena terminal ini tidak memiliki izin andalalin.Akibatnya pembangunan terminal ini tidak

memperhitungkan pengaruhnya terhadap kinerja jalan disekitarnya.Adapun terkait dengan

kasus tersebut, regulasi regulasi yang mengaturnya telah dikumpulkan mulai dari tingkat

Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah sampai ke Peraturan Walikota.Berikut ini adalah

penjabaran keterkaitan tiap regulasi tersebut terhadap substansi permasalahan yang di bahas

dalam kasus pelanggaran izin andalalin di terminal peti kemas kawasan Jalan Walikota

Mustajab dan Jalan Kusuma Bangsa Surabaya.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN

2011TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA

MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Pasal 1, Pasal 4, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50 (1) (2) (3), Pasal 51

(1) (2) (3), Pasal 52, Pasal 53 (1) (2), Pasal 54 (1) (2), Pasal 55, Pasal 56 (1) (2), Pasal 57 (1)

(2) (3), Pasal 58 (1) (2) (3), Pasal 59.

Pasal 1 : Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: Analisis dampak lalu lintas

adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat

20

Page 21: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen

hasil analisis dampak lalu lintas.

Pasal 4 : Perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 huruf a, meliputi:

identifikasi masalah lalu lintas;

inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;

inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang

inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;

inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan;

inventarisasi dan analisis angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas;

inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas;

penetapan tingkat pelayanan; dan

penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas.

Pasal 17 : Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

huruf g bertujuan untuk mengetahui dampak lalu lintas terhadap rencana pembangunan pusat

kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.

Pasal 18 : Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

17 yang dilakukan oleh:

menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan

jalan, meliputi: (1) inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang

menimbulkan gangguan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan (2)

analisis peningkatan lalu lintasakibat pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan

infrastruktur.

21

Page 22: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan melalui inventarisasi dan analisis jalan yang

terganggu fungsinya akibat pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, meliputi: (1) inventarisasi pusat kegiatan,

permukiman, dan infrastruktur yang menimbulkan atau berpotensi terjadinya gangguan

keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan (2)

analisis peningkatan bangkitan dan tarikan lalu lintas akibat pembangunan pusat kegiatan,

permukiman, dan infrastruktur.

gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya, meliputi: (1) inventarisasi dan

analisis jalan yang terganggu fungsinya akibat pembangunan pusat kegiatan, permukiman,

dan infrastruktur; (2) inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang

menimbulkan gangguan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan (3)

analisis peningkatan lalu lintasakibat pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan

infrastruktur.

Pasal 47 : Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang

akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas

dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas.

Pasal 48 : (1) Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 berupa bangunan untuk:

kegiatan perdagangan; kegiatan perkantoran; kegiatan industri;nfasilitas pendidikan; fasilitas

pelayanan umum; dan/atau kegiatan lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan

lalu lintas. (2) Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 berupa: perumahan dan

permukiman; rumah susun dan apartemen; dan/atau permukiman lain yang dapat

menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan lalu lintas. (3) Infrastruktur sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 47 berupa: akses ke dan dari jalan tol; pelabuhan; bandar udara; terminal; stasiun

kereta api; pool kendaraan; fasilitas parkir untuk umum; dan/atau infrastruktur lainnya. (4)

Kriteria pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang dapat menimbulkan gangguan

keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas angkutan jalan diatur oleh

menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan

jalan setelah mendapat pertimbangan dari: menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan;

dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

22

Page 23: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pasal 49 : Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan salah satu persyaratan pengembang

atau pembangun untuk memperoleh:

a. izin lokasi;

b. izin mendirikan bangunan; atau

c. izin pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang bangunan gedung.

Pasal 50 : (1) Pengembang atau pembangun melakukan analisis dampak lalu lintas dengan

menunjuk lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat. (2) Sertifikat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh menteri yang bertanggung jawab di

bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan. (3) Ketentuan lebih lanjut

mengenai persyaratan dan tata cara untuk memperoleh sertifikasi analisis dampak lalu lintas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang

sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan setelah memperoleh pertimbangan dari

menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan dan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

Pasal 51 : (1) Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49

disusun dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. (2) Dokumen hasil analisis

dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: analisis

bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat pembangunan; simulasi kinerja

lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan; rekomendasi dan rencana implementasi

penanganan dampak; tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam

penanganan dampak; rencana pemantauan dan evaluasi; dan gambaran umum lokasi yang

akan dibangun atau dikembangkan. (3) Tanggung jawab pengembang atau pembangun dalam

penanganan dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dilakukan dalam lokasi

pusat kegiatan, permukiman, atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.

23

Page 24: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pasal 52 : Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 harus

mendapat persetujuan dari:

a. menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan

angkutan jalan, untuk jalan nasional;

b. gubernur, untuk jalan provinsi;

c. bupati, untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa; atau

d. walikota, untuk jalan kota.

Pasal 53 : (1) Untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52

pengembang atau pembangun harus menyampaikan hasil analisis dampak lalu lintas kepada

menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan

jalan, gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya. (2) Menteri yang

bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, gubernur,

bupati, atau walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan persetujuan dalam

jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak diterimanya dokumen hasil

analisis dampak lalu lintas secara lengkap dan memenuhi persyaratan.

Pasal 54 : (1) Untuk memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2),

menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan

jalan, gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya membentuk tim evaluasi

dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. (2) Tim evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) terdiri atas unsur pembina sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, pembina

jalan, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 55 : Tim evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 mempunyai tugas:

a. melakukan penilaian terhadap hasil analisis dampak lalu lintas; dan

b. menilai kelayakan rekomendasi yang diusulkan dalam hasil analisis dampak lalu

lintas.

24

Page 25: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pasal 56 : (1) Hasil penilaian tim evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55

disampaikan kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu

lintas dan angkutan jalan, gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya. (2)

Dalam hal hasil penilaian tim evaluasi menyatakan hasil analisis dampak lalu lintas yang

disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum memenuhi persyaratan, menteri

yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan,

gubernur, bupati, atau walikota mengembalikan hasil analisis kepada pengembang atau

pembangun untuk disempurnakan.

Pasal 57 : (1) Dalam hal hasil penilaian tim evaluasi menyatakan hasil analisis dampak lalu

lintas yang disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) telah memenuhi

persyaratan, menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan

angkutan jalan, gubernur, bupati, atau walikota meminta kepada pengembang atau

pembangun untuk membuat dan menandatangani surat pernyataan kesanggupan

melaksanakan semua kewajiban yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu

lintas. (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. (3) Kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus terpenuhi sebelum dan selama pusat kegiatan, permukiman, dan

infrastruktur dioperasikan.

Pasal 58 : (1) Setiap pengembang atau pembangun yang melanggar pernyataan kesanggupan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) dikenai sanksi administratif oleh pemberi izin

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: peringatan tertulis; penghentian sementara

pelayanan umum; penghentian sementara kegiatan; denda administratif; pembatalan izin;

dan/atau pencabutan izin.

Pasal 59 : (1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 ayat (2) huruf a dikenai sebanyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu masing-masing

25

Page 26: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

30 (tiga puluh) hari kalender. (2) Dalam hal pengembang atau pembangun tidak

melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ke 3 (tiga),

dikenai sanksi administratif berupa penghentian sementara pelayanan umum dan/atau

penghentian sementara kegiatan selama 30 (tiga puluh) hari kalender. (3) Dalam hal

pengembang atau pembangun tetap tidak melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya

jangka

waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenai denda paling banyak 1% (satu per

seratus) dari nilai kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengembang atau pembangun

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3). (4) Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender

sejak tanggal pengenaan sanksi denda administratif atau 90 (sembilan puluh) hari kalender

sejak pembayaran denda, pengembang atau pembangun tidak melaksanakan kewajibannya,

izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 dibatalkan atau dicabut.

Dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN

2011TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA

MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS secara detil dijelaskan mengenai

ketentuan umum, teknis, prosedur dan hal-hal lain yang sudah cukup menggambarkan

pentingnya andalalin pada suatu aktivitas kegiatan. Regulasi ini juga sudah mencakup sanksi-

sanksi yang diberikan kepada pelanggar, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana.

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

Pasal 1- Pasal 10

Dalam kasus yang dibahas di tulisan ini, studi wilayah di ambil di Kota Surabaya sehingga

seharusnya Kota Surabaya sendiri telah memiliki regulasi terkait dengan pengaturan

andalalin.Regulasi diatas merupakan regulasi yang digunakan sebagai pedoman dalam studi

andalalin khususnya pada penggunaan lahan di Kota Surabaya.Berikut ini adalah penjabaran

seluruh pasal yang berkaitan dengan studi diatas.

26

Page 27: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pasal 1 : Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : Analisis Dampak Lalu

Lintas, untuk selanjutnya disebut Andalalin adalah Studi / Kaj ian mengenai dampak lalu

lintas dari suatu kegiatan dan/atau usaha tertentu yang hasilnya

dituangkan dalam bentuk dokumen Andalalin atau Perencanaan pengaturan Lalu Lintas.

Dokumen Andalalin, adalah hasil Studi / Kaj ian mengenai dampak suatu kegiatan

dan/atau usaha tertentu terhadap lalulintas yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan, yang terdiri dari dokumen kerangka acuan, dokumen analisis kinerja lalu

lintas, serta dokumen manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan.

Pasal 2 : (1) Setiap pemrakarsa yang akan melakukan suatu kegiatan

dan/atau usaha yang dapat mempengaruhi tingkat pelayanan lalu lintas jalan di

sekitarnya waj ib memiliki Andalalin yang meliputi :

a. Dokumen Andalalin yang telah memperoleh persetujuan Kepala Daerah; atau

b. Perencanaan pengaturan Lalu Lintas yang telah memperoleh persetujuan Kepala

Daerah.

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah

berdasarkan hasil penilaian dari Tim. (3) Kepala Daerah dapat melimpahkan kewenangan

untuk menetapkan persetujuan andalalin sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) kepada Kepala Dinas. (4) Penyusunan Andalalin dilakukan setelah

pemrakarsa mendapatkan syarat zoning / keterangan rencana kota dan sebelum memiliki

Izin Mendirikan Bangunan (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Penyusunan

Andalalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah

Pasal 3 : (1) Kriteria kegiatan dan/atau usaha yang wajib memiliki andalalin

antara lain : a. perumahan; b. apartemen; c. Toko/rumah toko/kantor/rumah kantor; d. pusat

perbelanjaan/pasar/perkantoran; e. hotel/motel/penginapan; f. rumah sakit /klinik; g.

industri/pergudangan; h. sekolah/perguruan tinggi; i. tempat kursus; j. restoran/rumah makan;

k. gedung pertemuan/tempat hiburan/pusat olah raga; l. terminal/pool kendaraan/gedung

27

Page 28: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

parkir; m. pelabuhan/bandara; n. bengkel kendaraan bermotor; o. Stasiun Pengisian Bahan

Bakar Umum/Gas; p. Perpaduan/kombinasi antara huruf a sampai dengan o. (2) Ketentuan

lebih lanjut mengenai kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 4 : (1) Penyusun dokumen andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(4), adalah tenaga ahli atau kelompok tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemrakarsa. (2)

Penyusun dokumen andalalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memiliki

pengetahuan dibidang teknik perencanaan transportasi, dan teknik manajemen dan

rekayasa lalu lintas.

Pasal 5 : Andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, disampaikan oleh Pemrakarsa

kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas untuk dilakukan penilaian.

Pasal 6 : (1) Penilaian andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

dilakukan oleh Tim. (2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Daerah dan sekurang – kurangnya beranggotakan :

a. Dinas Perhubungan

b. Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia

c. Badan Perencanaan Pembangunan

d. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

e. Dinas Tata Kota dan Permuki man

f. Dinas Bina Marga dan Pematusan

g. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi: Kondisi

kawasan/lokasi ; Konsep pembangunan/perkembangan kawasan/lokasi ; Kondisi kinerja lalu

28

Page 29: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

lintas dan peramalannya ; Rencana manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam konteks sistem

transportasi daerah. (4) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa

persetujuan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian persetujuan

andalalin diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 7 : Persetujuan terhadap andalalin memuat kewaj iban yang harus dilaksanakan

oleh pemrakarsa.

Pasal 8 : (1) Evaluasi terhadap andalalin dilakukan secara berkala (2) Evaluasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2).

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Kepala

Daerah melalui Kepala Dinas. (4) Berdasarkan hasil evaluasi Kepala Daerah dapat

memberikan kewajiban-kewajiban baru yang harus dilaksanakan oleh pemrakarsa. (5)

Kepala Daerah dapat melimpahkan kewenangan pemberian kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) kepada Kepala Dinas.

Pasal 9 : (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan persetujuan Andalalin

dilakukan oleh Kepala Daerah. (2) Kepala Daerah dapat melimpahkan kewenangan

pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan, diatur dengan Peraturan

Kepala Daerah.

Pasal 10 : (1) Kepala Daerah berwenang menghentikan pelaksanaan kegiatan

dan/atau usaha yang melanggar kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat

(1), Pasal 3, Pasal 7 dan/atau Pasal 8 ayat (4). (2) Kepala Daerah berwenang

memberikan peringatan, membekukan dan/atau mencabut persetujuan Andalalin dalam

hal pemrakarsa melanggar kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4). (3)

Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat dilimpahkan

kepada Kepala Dinas. (4) Setiap pemrakarsa yang melakukan kegiatan dan/atau usaha

29

Page 30: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

yang melanggar ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 7 dan/atau Pasal 8 ayat (4) dapat

dikenakan sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta

rupiah).

Regulasi diatas pada dasarnya telah memuat hal-hal yang lebih teknis dibandingkan dengan

Peraturan Pemerintah tentang andalalin.Regulasi ini telah mencakup mengenai bagaimana

studi andalalin dilakukan, definisi andalalin dalam lingkup daerah, kualifikasi penyusun

dokumen andalalin, penilaian andalalin, pembinaan dan pengawasan, sanksi administrasi,

sanksi pidana, hingga ketentuan-ketentuan pidana yang lebih teknis dibandingkan peraturan

pemerintah.

Apabila ditinjau berdasarkan regulasi diatas, jelas bahwa pada kasus pelanggaran izin

andalalin yang terjadi pada terminal peti kemas di kawasan kalianak Kota Surabaya tela telah

mampu di wujudkan pengendaliannya dalam regulasi ini melalui sanksi-sanksi dan

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2009 TENTANG

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN

2006 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

Regulasi Kota Surabaya terkait dengan andalalin telah sampai ke tingkat peraturan walikota

yang sifatnya sangat teknis dan lebih teknis di banding peraturan daerah. Dalam regulasi ini

benar-benar dijelaskan seluruh teknis mulai dari kriteria jenis andalalin, prosedur

penyusunan, perizinan hingga tata cara pengenaan sanksi yang berlaku. Dalam penjabaran

kali ini hanya akan ditampilkan mengenai tata cara sanksi-sanksi yang sekiranya relevan

dengan kasus yang di bahas dalam kasus ini dimana sang pemilik bangunan terminal peti

kemas tidak memiliki izin andalalin. Berikut ini adalah penjabaran pasal dalam regulasi yang

berlaku.

TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 15 :

30

Page 31: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(1) Orang atau Badan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 2 ayat (1)

dan/atau Pasal 3 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2006 tentang Analisis

Dampak Lalu Lintas di Jalan dikenakan sanksi administrasi berupa : a. penghentian

pelaksanaan kegiatan dan/atau usaha; dan/atau b. denda.

(2) Orang atau Badan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 dan/atau

Pasal 8 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2006 tentang Analisis

Dampak Lalu Lintas di Jalan dikenakan sanksi administrasi berupa : a. peringatan; b.

membekukan dan/atau mencabut persetujuan Andalalin; c. penghentian pelaksanaan kegiatan

dan/atau usaha; dan/atau d. denda.

Pasal 16 :

(1) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)

didahului dengan pemberian peringatan tertulis kepada orang atau badan yang melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3 Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 12 Tahun 2006 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di Jalan.

(2) Pemberian peringatan tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh

petugas Satuan Polisi Pamong Praja atau Pegawai Negeri Sipil Daerah di lingkungan

Pemerintah Daerah.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi perintah untuk

menghentikan pelaksanaan kegiatan dan/atau usaha.

(4) Apabila setelah diberikan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

orang atau badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), tidak menghentikan

kegiatan usahanya, maka Kepala Satuan Polisi Pamong Praja melakukan penghentian

kegiatan dan/atau usaha secara paksa dan kepada yang bersangkutan dikenakan denda paling

banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

(5) Pengenaan dan kepastian besaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

31

Page 32: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(6) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan penerimaan daerah dan harus

disetor ke Rekening Kas Umum Daerah.

Pasal 17 :

(1) Peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a diberikan kepada

orang atau badan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 dan/atau Pasal 8

ayat (4) Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2006 tentang Analisis Dampak

Lalu Lintas di Jalan.

(2) Pemberian peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala

Dinas Perhubungan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Polisi

Pamong Praja atau Pegawai Negeri Sipil Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah.

(3) Peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sebanyak 2 (dua) kali

secara berturut-turut yaitu peringatan tertulis I (kesatu) dan Peringatan tertulis II (kedua).

(4) Tenggang waktu antara peringatan tertulis I (kesatu) dengan Peringatan tertulis II

(kedua) paling lama 2 (dua) minggu sejak peringatan tertulis I (kesatu) diberikan.

(5) Peringatan tertulis II (kedua) diberikan apabila orang atau badan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), belum melaksanakan kewajiban sebagaimana tercantum dalam

peringatan tertulis I (kesatu).

(6) Peringatan tertulis I (kesatu) dan Peringatan tertulis II (kedua) sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) berisi perintah untuk melaksanakan kewajiban yang dimuatdalam persetujuan

andalalin atau melaksanakan kewajiban-kewajiban baru berdasarkan hasil evaluasi Kepala

Daerah.

(7) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sejak diberikan peringatan tertulis II

(kedua), orang atau badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), belum melaksanakan

kewajiban yang dimuat dalam persetujuan andalalin atau belum melaksanakan kewajiban-

kewajiban baru berdasarkan hasil evaluasi Kepala Daerah, maka surat persetujuan andalalin

berupa surat persetujuan dokumen andalalin atau surat persetujuan perencanaan pengaturan

lalu lintas yang telah diberikan kepada orang atau badan dimaksud dibekukan oleh Kepala

Dinas Perhubungan.

32

Page 33: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(8) Dalam hal surat persetujuan dokumen andalalin atau surat persetujuan perencanaan

pengaturan lalulintas dibekukan, maka orang atau badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilarang melaksanakan kegiatan dan/atau usaha sebelum orang atau badan dimaksud

melaksanakan kewajiban yang dimuat dalam persetujuan andalalin atau melaksanakan

kewajiban-kewajiban baru berdasarkan hasil evaluasi Kepala Daerah.

(9) Apabila dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) minggu sejak tanggal pembekuan

surat persetujuan dokumen andalalin atau surat persetujuan perencanaan pengaturan lalu

lintas, orang atau badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum melaksanakan kewajiban

yang dimuat dalam persetujuan andalalin atau belum melaksanakan kewajiban-kewajiban

baru berdasarkan hasil evaluasi Kepala Daerah, maka surat persetujuan andalalin berupa surat

persetujuan dokumen andalalin atau surat persetujuan perencanaan pengaturan lalu lintas

yang telah diberikan kepada orang atau badan dimaksud dicabut oleh Kepala Dinas

Perhubungan.

(10) Dalam hal surat persetujuan dokumen andalalin atau surat persetujuan perencanaan

pengaturan lalu lintas dicabut, maka orang atau badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilarang melaksanakan kegiatan dan/atau usaha.

(11) Apabila setelah surat persetujuan dokumen andalalin atau surat persetujuan

perencanaan pengaturan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dicabut, orang atau

badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih melaksanakan kegiatan dan/atau usaha,

maka Kepala Satuan Polisi Pamong Praja melakukan penghentian pelaksanaan kegiatan

dan/atau usaha secara paksa dengan cara memberikan segel pada pintu masuk dan pintu

keluar tempat kegiatan dan/atau usaha atau pada tempat/alat yang digunakan untuk

melakukan kegiatan dan/atau usaha dimaksud, dan kepada yang bersangkutan dikenakan

denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(12) Pengenaan dan kepastian besaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (11)

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

(13) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (12) merupakan penerimaan daerah dan

harus disetor ke Rekening Kas Umum Daerah.

33

Page 34: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Penjabaran pasal-pasal diatas pada dasarnya merupakan regulasi penjelas dari peraturan

daerah. Artinya, hal-hal yang sifatnya lebih teknis dalam tata cara pengenaan sanksi yang

tidak dimuat di peraturan daerah akan dimuat di peraturan walikota bahkan hingga keputusan

walikota. Jelas bahwa kasus yang terjadi pada Jalan Kalianak harus diberi sanksi sesuai

dengan regulasi diatas guna memaksimalkan dan konsistensi regulasi dalam mewujudkan

pengendalian pemanfaatan ruang.

C. Izin Gangguan

Izin gangguan merupakan salah satu instrument regulasi yang mengatur terkait dengan

keberadaan suatu kegiatan dalam lingkup penggunaan lahan yang berkaitan dengan

pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Izin gangguan ini harus dimiliki oleh berbagai

kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan, bahaya ataupun ancaman yang dapat

memberikan kerugian bagi penggunaan lahan lain di sekitarnya.

Adapun kasus yang terjadi di jalan Kalianak yakni berupa berdirinya terminal peti kemas

tanpa izin gangguan memberikan dampak bahaya, ancaman maupun gangguan bagi aktivitas

disekitarnya.Saat ditelusuri ternyata ditemukan bahwa terminal peti kemas ini tidak memiliki

izin tersebut sehingga harus ditindak lanjuti berdasarkan regulasi yang ada dan berlaku

sekarang.Apa bila di tinjau dari regulasi tingkat yang paling tinggi hingga rendah yakni dari

UU hingga keputusan walikota, kasus ini dapat ditinjau mulai dari tingkat peraturan daerah

kota Surabaya hingga keputusan walikota. Berikut adalah penjabaran terkait dengan regulasi

yang berkaitan dengan kasus yang dibahas dalam kasus terminal peti kemas di kawasan jalan

kalianak. Penjabaran hanya akan ditinjau dari sisi sanksi dan teknis-teknis terkait dengan

kasus.

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

IZIN GANGGUAN

KETENTUAN UMUM

34

Page 35: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pasal 1 : Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : Izin Gangguan yang

selanjutnya disebut izin adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi

atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan tidak

termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah

Daerah.

KRITERIA GANGGUAN

Pasal 2 :

(1) Kriteria gangguan dalam penetapan izin terdiri dari: a. lingkungan; b. sosial

kemasyarakatan; dan c. ekonomi.

(2) Gangguan terhadap lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi

gangguan terhadap fungsi tanah, air tanah, sungai, laut, udara dan gangguan yang bersumber

dari getaran dan/atau kebisingan.

(3) Gangguan terhadap sosial kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b meliputi terjadinya ancaman kemerosotan moral dan/atau ketertiban umum.

(4) Gangguan terhadap ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi

ancaman terhadap : a. penurunan produksi usaha masyarakat sekitar; dan/atau; b. penurunan

nilai ekonomi benda tetap dan benda bergerak yang berada di sekitar lokasi usaha.

PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMPEROLEH IZIN

Pasal 5 :

Untuk dapat memiliki Izin Gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, pemohon

harusmengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah.

Pengajuan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi persyaratan

yang terdiri dari : a. fotocopy Sertifikat atau bukti kepemilikan/penguasaan tanah dan/atau

bangunan yang sah sebagai lokasi tempat usaha; b. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) atau Surat Keterangan Izin Mendirikan Bangunan/Persetujuan Mendirikan Bangunan

dan/atau sertifikat laik fungsi; c. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas

35

Page 36: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

lainnya; d. fotocopy Akta Pendirian perusahaan (apabila usaha tersebut dilakukan oleh Badan

Usaha); e. fotocopy rekomendasi dokumen lingkungan; f. Gambar Denah dengan ukuran

skala paling besar 1 : 500 (satu banding lima ratus) dan Gambar Situasi (lay out) dengan

ukuran 1 : 2000 (satu banding dua ribu);

Jangka waktu penyelesaian permohonan Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya berkas permohonan dengan

lengkap dan benar.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin gangguan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 23 :

Kepala Daerah berwenang : a. melakukan penutupan/penyegelan dan/atau penghentian

kegiatan pada tempat usaha yang tidak memiliki izin gangguan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3; b. melakukan pencabutan izin, penutupan/penyegelan dan/atau penghentian tempat

usaha bagi pemegang izin gangguan yang melanggar ketentuan Pasal 12, Pasal 13, Pasal 16

ayat (1) dan/atau melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam surat izin.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 24 : Apabila kegiatan usaha telah dihentikan dan/atau tempat usaha telah

ditutup/disegel tetapi tetap melaksanakan kegiatan usaha, maka atas keterlambatan perhari

untuk mematuhi ketentuan penghentian kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal

23, Kepala Daerah berwenang memberikan sanksi dengan menetapkan uang paksa sebesar

tarif retribusi yang seharusnya dibayar

KETENTUAN PIDANA

Pasal 26 :

36

Page 37: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 3, Pasal 12, Pasal 13 atau Pasal 16 ayat (1) dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 01 TAHUN 2004 TENTANG

IZIN GANGGUAN

Pasal 1 : Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : Izin Gangguan, adalah

Pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang

dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha/ kegiatan

yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah ;

PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMPEROLEH IZIN

Pasal 4 :

(1) Untuk dapat memiliki Izin Gangguan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, pemohon

harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang

ditunjuk ;

(2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) dilengkapi persyaratan yang terdiri dari : a. Foto copy Sertifikat atau bukti

kepemilikan/penguasaan tanah dan/atau bangunan yang sah sebagai lokasi tempat usaha ; b.

Foto copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan lampiran gambar ; c. Foto copy Kartu

Tanda Penduduk (KTP) ; d. Akte Pendirian Badan Hukum (apabila usaha tersebut dilakukan

oleh Badan Hukum) ; e. Gambar Denah dengan ukuran skala paling sedikit 1 : 200 dan

Gambar Situasi (site plan) dengan ukuran 1 : 1000 sesuai dengan IMB; f. Surat Keterangan

Domisili Tempat Usaha diketahui oleh Camat .

Pasal 5 :

37

Page 38: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(1) Izin Gangguan diberikan atas nama pemohon ;

(2) Dalam Izin Gangguan memuatketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dan dipatuhi

oleh pemegang izin ;

(3) Izin Gangguan dapat dialihkan kepada pihak lain atas persetujuan Kepala Daerah atau

Pejabat yang ditunjuk ;

(4) Tata Cara pengalihan izin diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah ;

(5) Pendirian atau perluasan tempat usaha, pengalihan izin dan atau perubahan jenis

usaha dikenakan retribusi berdasarkan Peraturan Daerah ini.

Pasal 6 : Setiap pemegang Izin Gangguan diwajibkan memasang plat nomor izin dan turunan

Surat Izin Gangguan .

PENOLAKAN PERMOHONAN IZIN

Pasal 7 :

(1) Permohonan Izin Gangguan dinyatakan tidak diterima apabila tidak memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) ;

(2) Permohonan izin ditolak apabila tidak sesuai dengan syarat sebagai berikut : a.

Apabila tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 4 ayat

(2); b. Tempat usaha berada di lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya ; c. Tempat

Usaha tersebut menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan terhadap masyarakat sekitar

dan atau kerusakan lingkungan berdasarkan pertimbangan dari Instansi terkait .

MASA BERLAKU IZIN

Pasal 8 :

38

Page 39: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(1) Jangka waktu berlakunya Izin Gangguan adalah selama usahanya masih berjalan

dengan ketentuan harus melakukan pendaftaran ulang setiap 3 (tiga)tahun sekali yang harus

diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum batas waktu daftar ulang ;

(2) Pendaftaran ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan Retribusi

berdasarkan Peraturan Daerah ini ;

(3) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian, apabila diperlukan sewaktu-waktu

dapat dilakukan pemeriksaan ke lapangan oleh instansi yang terkait .

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 27 : Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 % (dua persen) dari besarnya

retribusi yang terutang yang tidak dan atau kurang dibayar setiap bulan sejak tanggal

ditetapkan dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

Pasal 28 : Kepala Daerah berwenang : a. melakukan penutupan/penyegelan dan atau

penghentian kegiatan pada tempat usaha yang tidak memiliki izin gangguan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 ; b. melakukan pencabutan izin, penutupan/penyegelan dan atau

penghentian kegiatan pada tempat usaha yang melanggar izin.

Pasal 29 : Apabila kegiatan usaha telah dihentikan dan atau tempat usaha telah

ditutup/disegel tetapi tetap melaksanakan kegiatan usaha, maka Kepala Daerah berwenang

memberikan sanksi dengan menetapkan uang paksa sebesar tarif retribusi yang harus

ditetapkan atau dibayar, atas keterlambatan perhari untukmematuhi ketentuan penghentian

kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 28.

KETENTUAN PIDANA

Pasal 30 :

39

Page 40: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan

Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4

(empat) kali jumlah retribusi yang terutang ;

(2) Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 3 Peraturan Daerah ini, dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta

rupiah) ;

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat 2 adalah pelanggaran.

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN

2010 TENTANG IZIN GANGGUAN

Dalam regulasi ini, lebih ditekniskan lagi dengan adanya pemebentukan panitia

penyelenggara dan pertimbangan izin gangguan yang akan diajukan oleh pemilik lahan.

Selain itu dejelaskan juga mengenai mekanisme dan jangka waktu permohonan izin

gangguan.Regulasi ini sangat teknis hingga ke pengaturan mengenai jenis dan bentuk

formulir.Berikut ini adalah penjabaran pasal-pasal yang berkaitan dengan kasus yang dibahas

dalam tulisan ini.

PANITIA PERTIMBANGAN IZIN GANGGUAN

Pasal 10 :

Pemberian IzinGangguan kepada tempatusaha dan/atau jenis usaha/kegiatan yang dapat

menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan terhadap lingkungan, sosial

kemasyarakatan dan/atau ekonomi yang termasuk gangguan berat diberikan oleh Kepala

Badan Lingkungan Hidup setelah mendapat pertimbangan dari Panitia Pertimbangan Izin

Gangguan yang dibentuk dengan Keputusan Walikota.

(2) Panitia Pertimbangan Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup

40

Page 41: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

berkaitan dengan pemberian Izin Gangguan kepada tempat usaha dan/atau jenis

usaha/kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan

terhadap lingkungan, sosial kemasyarakatan dan/atau ekonomi yang termasuk gangguan berat

yang meliputi : a. pertimbangan mengenai kelayakan bangunan tempat usaha; b.

pertimbangan mengenai sistem pengamanan serta kelengkapan yang berkaitan dengan bahaya

kebakaran tempat usaha; c. pertimbangan mengenai jenis usaha di bidang perdagangan,

perindustrian dan penanaman modal; d. pertimbangan mengenai pengaruh tempat usaha

terhadap dampak lingkungan termasuk upaya pengendalian pencemaran lingkungan dan

kewajiban pemohon untuk mengelola lingkungan; e. pertimbangan mengenai higiene dan

sanitasi tempat usaha dan aspek lain yang berhubungan dengan bidang kesehatan; f.

pertimbangan lainnya sesuai kebutuhan yang berkaitan dengan bidang usahanya.

JENIS DAN BENTUK FORMULIR

Pasal 13 :

(1) Jenis formulir yang digunakan dalam pemberian pelayanan izin gangguan adalah

sebagai berikut : a. surat permohonan izin gangguan; b. surat permohonan pendaftaran ulang,

pengalihan izin atau perubahan izin; c. surat izin gangguan (permohonan izin baru); d. surat

izin gangguan atas dasar pengalihan izin; e. surat izin gangguan atas dasar perubahan izin; f.

surat keterangan pendaftaran ulang.

(2) Bentuk formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dinyatakan dalam

Lampiran IIIPeraturan Walikota ini.

TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 14 :

Kepala Daerah berwenang: a. melakukan penutupan/penyegelan dan/atau penghentian

kegiatan pada tempat usaha yang tidak memiliki izin gangguan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 Peraturan Daerah; b. melakukan pencabutan izin, penutupan/penyegelan dan/atau

penghentian tempat usaha bagi pemegang izin gangguan yang melanggar ketentuan Pasal 12,

41

Page 42: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Pasal 13, Pasal 16 ayat (1) Peraturan Daerah dan/atau melanggar ketentuan yang telah

ditetapkan dalam Surat Izin Gangguan; c. menetapkan uang paksa.

Kewenangan untuk melakukan pencabutan izin sebagaimana dimaksud ayat (1) dilimpahkan

kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup.

Kewenangan untuk melakukan penutupan/penyegelan dan/atau penghentian

kegiatan/tempatusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilimpahkan kepada Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja.

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45 / 87 / 436.1.2/2010 TENTANG

PANITIA PERTIMBANGAN IZIN GANGGUAN (HO) DI KOTA SURABAYA

Keputusan walikota Surabaya terkait dengan izin gangguan ini merupakan perpanjangan dari

perda maupun perwali sebelumnya yang mengatur tentang izin gangguan.Adapun tujuan dari

keputusan ini adalah membentuk panitia pertimbangan izin ganggunan dalam rangka

pemberian pertimbangan terhadap permohonan izin gangguan.Regulasi ini mengatur tentang

pihak-pihak yang terlibat sebagai panitia pertimbangan izin gangguan dan tidak dapat

diganggu gugat.

2.4 Hasil Evaluasi Kasus terhadap Regulasi

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap regulasi, maka seharusnya Grand

City Mall melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas yang ditimbulkan oleh aktivitas

perbelanjaan dikarenakan lingkungan sekitar Grand City Mall merupakan lingkungan yang

padat aktvitas perdagangan dan jasa.

Beban lalu lintas termasuk relatif tinggi yang berarti memiliki potensi terjadinya

tundaan.Keberadaan Grand City Mall dapat meningkatkan arus lalu lintas karena

menciptakan tarikan pergerakan bagi lingkungan.

Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan peringatan dengan

ancaman pengenaan sanksi kepada pemegang badan usaha agar melakukan analisis lalu

lintas. Sehingga pemerintah dapat mengetahui pelanggaran regulasi apa saja yang telah

dilakukan terkait pembangkitan arus lalu lintas.

42

Page 43: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

43

Page 44: Kasus Pelanggaran Andalalin Grand City Mall Surabaya

Bab IIIPenutup

3.1 KesimpulanHal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan dari penulisan makalah secara menyeluruh

adalah sebagai berikut,

1. Regulasi-regulasi terkait yang menaungi penyelesaian dari permasalahan yang terjadi

di wilayah studi berupa peraturan resmi pemerintah dari yang umum hingga yang

khusus. Peraturan-peraturan yang dimaksud jika diurutkan dari tinggi ke yang lebih

rendah antara lain adalah Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Kepres),

Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Walikota (Perwali), dan Keputusan Walikota

(Kepwali).

2. Kasus pelanggaran izin gangguan dan andalalin secara umum tidak dimuat

regulasinya pda tingkat undang undang namun lebih diperjelas regulasinya pada

pasal-pasal dalam tingkat Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan

Daerah, Peraturan Walikota hingga Keputusan Walikota yang makin kebawah lebih

bersifat teknis.

3. Perlunya pengawasan dari pihak yang berwenang terhadap setiap pembangunan yang

terjadi yang didukung dengan adanya integrasi semua peraturan-peraturan yang ada.

Selain itu, sanksi yang tegas dari pemerintah terhadap setiap pelanggaran yang terjadi

mutlak diperlukan sehingga tercapai kepentingan bersama.

44