kasus lengkap pbl

download kasus lengkap pbl

of 19

Transcript of kasus lengkap pbl

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    1/45

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit pernafasan yang bersifat

    kronis progresif dan sangat sering dijumpai di masyarakat. PPOK ditandai dengan

    gangguan aliran udara yang tidak sepenuhnya dapat dikembalikan seperti semula.

    Gangguan aliran udara ini umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan

    respon radang yang tidak normal dari paru akibat gas atau partikel yang bersifat

    merusak. 1,2

    eberapa !aktu ini jumlah pasien PPOK terus meningkat seiring dengan

     peningkatan usia harapan hidup, meningkatnya pre"alensi merokok, pesatnya

    industrialisasi dan polusi udara terutama di kota#kota besar dan lokasi industri

    serta pertambangan. $ekitar seperempat populasi de!asa di dunia yang berusia %&

    tahun ke atas diketahui menderita penyakit obstruksi saluran pernafasan. $ebagai

     penyebab kematian, PPOK menduduki peringkat ke enam setelah penyakit

     jantung, kanker dan penyakit serebro "as'ular. iaya yang dikeluarkan untuk 

     penyakit ini men'apai 2% milyar per tahunnya $uatu badan yang bernama

    Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GO*) memperkirakan

    PPOK nantinya akan menjadi penyebab kematian tersering ketiga di seluruh dunia

     pada tahun 2&2&.+,%

    dukasi merupakan aspek yang sangat penting dalam tatalaksana PPOK. $ebuah

     pendekatan yang komprehensif terhadap pasien dengan PPOK diperlukan untuk 

    menetapkan materi edukasi yang tepat, yang sesuai dengan kondisi biologis,

     psikologis, sosio#ekonomis, dan kultural pasien. -elalui edukasi yang tepat,

     pasien diharapkan dapat memahami dengan lebih baik mengenai penyakit yangdideritanya serta memfasilitasi diskusi yang terbuka. $ebagai tujuan akhir, edukasi

    diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien, men'egah perburukan

     penyakit, serta men'egah berulangnya episode eksaserbasi akut penyakit ini.

    1

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    2/45

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi PPOK 

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat di'egah

    dan diobati, ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya

    re"ersibel, bersifat progresif, dan berhubungan dengan respon inflamasi paru

    terhadap partikel atau gas bera'un atau berbahaya, disertai efek ekstra#paru yang

     berkontribusi terhadap derajat berat penyakit.

    2.2. Faktor Risiko

    /dentifikasi faktor risiko merupakan langkah penting dalam pen'egahan dan

     penatalaksanaan PPOK. -eskipun saat ini pemahaman faktor risiko PPOK dalam

     banyak hal masih belum lengkap, diperlukan pemahaman interaksi dan hubungan

    antara faktor#faktor risiko sehingga memerlukan in"estigasi lebih lanjut. eberapa

    hal yang berkaitan dengan risiko timbulnya PPOK antara lain dapat dilihat pada

    tabel di ba!ah ini0 ,

    Tae! 2. 1. Faktor Risiko "OPD1

    1. Gen

    2. Paparan terhadap partikel

    # sap rokok  

    # Polusi di tempat kerja (bahan kimia, 3at iritasi, gas bera'un

    # Polusi di dalam ruangan dari asap kompor, pemanas ruangan dan

    "entilasi rumah yang kurang baik 

    # Populasi di luar ruangan

    +. 4umbuh kembang paru

    %. $tress oksidatif 

    . Gender  

    . 5mur  

    6. /nfeksi saluran nafas

    7. 8i!ayat tuber'ulosis dan asma

    9. $tatus sosioekonomi

    2

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    3/45

    1&. :utrisi

    1. sap 8okok 

    sap rokok memiliki pre"alensi yang tinggi sebagai penyebab gejala respirasi dan

    gangguan fungsi paru. *ari beberapa penelitian dilaporkan bah!a terdapat rerata

     penurunan ;P1. 8isiko PPOK pada perokok tergantung dari dosis rokok yang

    dihisap, jumlah batang rokok pertahun dan lamanya merokok (indeks rinkman).

    *erajat berat merokok dengan /ndeks rinkman (/) yaitu perkalian jumlah rata#

    rata batang rokok yang dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun0

    8ingan0 &&

    $edang0 2&&&

    erat 0 al ini

    menegaskan bah!a asma, bronkitis kronis, dan emfisema merupakan "ariasi dari

    dasar penyakit yang sama, yang dimodulasi oleh faktor lingkungan dan genetik 

    untuk menghasilkan gambaran patologis yang nyata. >ipotesis alternatif dari

     British berpendapat bah!a asma dan PPOK pada dasarnya merupakan penyakit

    3

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    4/45

    yang berbeda. sma merupakan suatu fenomena alergi sedangkan PPOK 

    diakibatkan dari hubungan#rokok inflamasi dan kerusakan.1

    +. /nfeksi 8espirasi

    /nfeksi respirasi telah diteliti sebagai faktor risiko potensial dalam perkembangan

    dan progresi"itas PPOK pada orang de!asa,1  terutama infeksi saluran nafas

     ba!ah berulang.+  /nfeksi respirasi pada !aktu anak#anak juga telah dinyatakan

    sebagai faktor predisposisi potensial pada perkembangan akhir PPOK.1 

    %. Paparan Pekerjaan

    -eningkatnya gejala#gejala respirasi dan obstruksi aliran udara merupakan akibat

    dari paparan debu di tempat kerja. eberapa paparan pekerjaan yang khas

    termasuk penambangan batu bara, panambangan emas, dan debu kapas tekstil

    telah ditegaskan sebagai faktor risiko obstruksi aliran udara kronis. agaimanapun

     juga, !alaupun pekerja yang bukan perokok berkembang mengalami reduksi

    ?;1, yang paling penting adalah paparan debu sebagai faktor risiko PPOK, tidak 

    merokok bukanlah sesuatu jaminan.1 

    . Polusi 5dara

    eberapa peneliti melaporkan meningkatnya gejala respirasi pada orang#orang

    yang tinggal di daerah padat perkotaan dibandingkan dengan mereka yang tinggal

    di daerah pedesaan, yang berhubungan dengan meningkatnya polusi di daerah

     padat perkotaan. Pada !anita bukan perokok di banyak negara berkembang,

    adanya polusi udara di dalam ruangan yang biasanya dihubungkan dengan

    memasak, telah dikatakan sebagai kontributor yang potensial. Pada sebagian besar 

     populasi, polusi udara adalah faktor risiko yang kurang begitu penting untuk 

    terjadinya PPOK daripada asap rokok.1 

    . Paparan 8okok PasifPaparan terhadap janin dari ibu#ibu perokok menghasilkan penurunan

     pertumbuhan paru yang signifikan. Paparan asap tembakau dalam rahim juga

    memberikan kontribusi penurunan yang signifikan pada fungsi paru post natal.1 

    6. *efisiensi α1 Antitrypsin

    *efisiensi @14 yang berat adalah merupakan faktor risiko genetik terjadinya

    PPOK. Aalaupun hanya 1#2B dari pasien#pasien PPOK yang me!arisi defisiensi

    @14 yang berat, namun pasien#pasien ini menunjukkan bah!a faktor genetik ini

    4

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    5/45

    dapat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap ke'enderungan untuk 

     berkembangnya PPOK. @14 adalah suatu anti protease yang diperkirakan sangat

     penting untuk perlindungan terhadap protease yang terbentuk se'ara alami oleh

     bakteri, leukosit P-:, dan monosit.1

    2.#. Patofisio!o$i%

    Keterbasan aliran udara dan air trapping 

    uasnya inflamasi, fibrosis dan eksudat pada lumen saluran nafas ke'il

     berkorelasi dengan reduksi ;P1  dan ;P1CK;P. $elama ekspirasi udara

    terperangkap akibat adanya obstruksi saluran nafas perifer se'ara progresif 

    sehingga mengakibatkan hiperinflasi. Pada parenkim paru, penghan'uran elemen

    struktural yang dimediasi protease menyebabkan emfisema. -eskipun emfisema

    lebih terkait dengan gangguan pertukaran udara dibanding dengan

     penurunan;P1, tetapi itu juga berpengaruh terhadap terperangkapnya udara

    selama fase ekspirasi. >al ini khususya diakibatkan oleh rusaknya alveolar 

    attachment  Kerusakan sekat al"eolar menyebabkan berkurangnya elastisitas

    re'oil pada paru dan kegagalan dinamika saluran udara akibat rusaknya sokongan

     pada saluran udara ke'il non#kartilago. kibatnya terjadi jebakan udara !air 

    trapping"  di al"eoli bagian distal menyebabkan distensi sakus al"eoli sehingga

    mengakibatkan hiperinflasi. >iperinflasi mengakibatkan penurunan kapasitas

    inspirasi sehingga mengakibatkan kapasitas residual fungsional meningkat,

    khususnya selama berkati"itas, sehingga mengakibatkan dyspnea dan limitasi dari

    kemampuan berakti"itas.

    bnormalitas pertukaran gas

    Peradangan merupakan elemen kun'i terhadap patogenesis PPOK. /nhalasi asaprokok atau gas berbahaya lainnya mengaktifasi makrofag dan sel epitel untuk 

    melepaskan faktor kemotaktik yang merekrut lebih banyak makrofag dan

    neutrofil. Kemudian, makrofag dan neutrofil ini melepaskan protease yang

    merusak elemen struktur pada paru#paru. Protease sebenarnya dapat diatasi

    dengan antiprotease endogen namun tidak berimbangnya antiprotease terhadap

    dominasi akti"itas protease yang pada akhirnya akan menjadi predisposisi

    terhadap perkembangan PPOK. Gangguan pertukaran gas akan mengakibatkan

    5

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    6/45

    hipoksemia dan hiperkapnia dan beberapa mekanisme lainnya pada PPOK. $e'ara

    umum pertukaran gas memburuk sejalan dengan progresifitas dari penyakit.

    >ipersekresi -ukus

    >ipersekresi mu'us mengakibatkan batuk kronis yang produktif yang merupakan

    manifestasi dari brokitis kronis. >al ini diakibatkan oleh penigkatan jumlah sel

    goblet dan pembesaran kelenjar mukosal sebagai respon terhadap iritasi saluran

    nafas kronis oleh asap rokok dan 3at berbahaya lainnya 4erdapat pula disfungsi

    silier pada epitel, menyebabkan terganggunya klirens produksi mu'us yang

     berlebihan. eberapa mediator dan protease merangsang hipersekresi mu'us

    melalui akti"asi reseptor faktor G?8.

    &a'ar 2.1. Patogenesis PPOK 

    ksaserbasi

    ksaserbasi dapat disebabkan oleh infeksi atau faktor D faktor lain seperti polusi

    udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi dan sepertiga dari eksersebasi akut

     penyebabnya tidak dapat diidentifikasi. /nfeksi dapat berperan sebagai faktor 

     pen'etus karena dengan adanya infeksi maka inflamasi yang sudah ada semakin

    memberat sehingga penyempitan saluran nafas makin meningkat, dan gejala

    sesakpun akan meningkat

    6

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    7/45

    2.(. )anifestasi K!inis

    Gejala dan tanda PPOK sangat ber"ariasi, mulai dari tanda dan gejala ringan

    hingga berat. -anifestasi klinis dari PPOK ditandai dengan adanya sesak nafas

    yang progresif, bertambah berat dengan akti"itas, dan persisten. Pasien PPOK 

     juga sering mengeluhkan batuk berdahak lebih dari + bulan. Pada kasus yang

     parah juga sering disertai dengan adanya penurunan berat badan dan anoreEia.

    $esak nafas dan pola nafas yang tidak selaras menyebabkan penderita PPOK 

    sering kali menjadi panik, 'emas dan akhirnya frustasi. Gejala ini merupakan

     penyebab utama pasien PPOK mengurangi akti"itas fisis untuk menghindari sesak 

    nafas sehingga menjadi tidak aktif.%

    2.%. Dia$nosis,

    Gejala dan tanda PPOK sangat ber"ariasi, mulai dari tanda dan gejala ringan

    hingga berat. *iagnosis PPOK dipertimbangkan bila timbul tanda dan gejala

    seperti terlihat pada tabel di ba!ah ini.

    Tae! 2.2 /ndikator kun'i untuk mendiagnosis PPOK 1,%

    Gejala Keterangan

    $esak # Progresif (sesak bertambah berat seiring berjalannya !aktu)

    # ertambah berat dengan akti"itas

    # Persisten (menetap sepanjang hari)

    # Pasien mengeluh berupa, FPerlu usaha bernafas, berat,

    sukar bernafas, terengah#engah

    atuk Kronis >ilang timbul dan mungkin tidak berdahak 

    atuk Kronis

    erdahak 

    $etiap batuk kronik berdahak dapat mengindikasikan PPOK 

    8i!ayat

    4erpajan ?aktor 

    8isiko

    • sap rokok 

    • *ebu

    • ahan kimia di tempat kerja

    • sap dapur 

    /ndikator tersebut bukan merupakan diagnosis pasti, tetapi keberadaan beberapa

    indikator kun'i meningkatkan kemungkinan diagnosis PPOK. 5ntuk menegakkan

    diagnosis PPOK se'ara rin'i diuraikan sebagai berikut 0

    7

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    8/45

      namnesis

    a. 8i!ayat terpajan faktor resiko seperti merokok atau bekas perokok dengan

    atau tanpa gejala pernapasan

     b. 8i!ayat terpajan 3at iritan yang bermakna ditempat kerja

    '. 8i!ayat penyakit emfisema pada keluarga

    d. 4erdapat faktor presdiposisi pada masa bayiCanak, missal berat badan lahir 

    rendah (8), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok 

    dan polusi udara

    e. atuk berulang dengan atau tanpa dahak 

    f. $esak dengan atau tanpa bunyi mengi

     

    Pemeriksaan ?isis,

    Pemeriksaan fisis jarang digunakan untuk mendiagnosis pasien PPOK. 4anda#

    tanda fisik adanya hambatan aliran udara biasanya tidak tampak sampai terjadi

    adanya gangguan yang signifikan dari fungsi paru, dan deteksi dari tanda#tanda

    tersebut memiliki spesifitas dan sensiti"itas yang rendah. eberapa tanda#tanda

    fisik yang mungkin dapat timbul pada penderita PPOK antara lain adalah

    1. /nspeksi

     b.  #ursed $ lips breathing (mulut setengah terkatup men'u'u)

    '.  Barrel chest (diameter antero # posterior dan trans"ersal sebanding)

    d. Penggunaan otot bantu napas

    e. >ipertropi otot bantu napas

    f. Pelebaran sela iga

    g. ila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut "ena jugularis

    leher dan edema tungkai

    h Penampilan pin% puffer atau blue bloater 

    2 Palpasi

    Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar 

    + Perkusi

    Pada emfisema hipersonor dan batas jantung menge'il, letak diafragma

    rendah, hepar terdorong ke ba!ah

    % uskultasi

    8

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    9/45

    a. $uara napas "esikuler normal, atau melemah

     b. 4erdapat ronki dan atau mengi pada !aktu bernapas biasa atau pada

    ekspirasi paksa ekspirasi memanjang bunyi jantung terdengar jauh

    iri khas yang mungkin ditemui pada penderita PPOK 0

    #  #in% puffer Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit

    kemerahan dan pernapasan pursed & lips breathing 

    #  Blue bloater Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk 

    sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis

    sentral dan perifer 

    #  #ursed $ lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut

    men'u'u dan ekspirasi yang memanjang. $ikap ini terjadi sebagai

    mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi O2 yang terjadi pada gagal

    napas kronik.

    Pada PPOK terjadi gangguan otot pernapasan yang dipengaruhi kontraksi otot dan

    kekuatan otot pernapasan. >ilangnnya daya elastisitas paru pada PPOK 

    menyebabkan hiperinflasi dan obstruksi jalan nafas kronis yang mengganggu pada

     proses ekspirasi sehingga "olume udara yang masuk dan keluar tidak seimbang

    dan terdapat udara yang terjebak (air trapping ). ir trapping dalam keadaan lama

    menyebabkan kontraksi otot kurang efektif dan fungsinya sebagai otot utama

     pernafasan berkurang terhadap "entilasi paru. erbagai kompensasi otot

    interkosta dan otot inspirasi tambahan yang biasa dipakai pada kegiatan tambahan

    akan dipakai terus menerus sehingga peran diafragma akan menurun sampai B.

      Pemeriksaan Penunjang

    a. $pirometri

    $pirometri harus dilakukan pada semua pasien yang di'urigai menderita PPOK.

    /ni diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti dari PPOK dan mengeksklusi

    diagnosis lain yang memiliki gejala yang serupa. -eskipun spirometri sendiri

    tidak berdampak langsung terhadap kesehatan pasien, tetapi spirometri masih

    tetap menjadi gold standard dalam mendiagnosis penyakit dan menga!asi progesi

    9

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    10/45

     penyakit tersebut. >al yang harus diukur dalam spirometri antara lain adalah

    kapasitas "ital ekspirasi paksa (K;P) yaitu "olume udara yang dikeluarkan se'ara

     paksa dari titik inspirasi maksimal, "olume ekspirasi paksa pada detik pertama

    (;P1) yaitu "olume udara yang diekspirasi pada detik pertama dari maneu"er ini,

    dan rasio dari keduanya (;P1C K;P). Pada pasien dengan PPOK biasanya

    menunjukkan penurunan nilai ?;1  dan K;P. 4ingkat abnormalitas dari nilai

    spirometri dapat menunjukkan derajat keparahan dari PPOK.

    Tae! 2. # Klasifikasi PPOK 

    *erajat Klinis ?aal paru

    *erajat /0 PPOK 8ingan

    Gejala batuk kronik dan produksi sputum adatapi tidak sering.

    #;P1CK;P H 6&B#;P1 I 7&B prediksi

    *erajat //0

    PPOK $edang

    Gejala sesak mulai dirasakan saat akti"itas dan

    kadang ditemukan gejala batuk dan produksi

    sputum.

    #;P1CK;P H 6&B

    #& H ;P1 H 7&B prediksi

    *erajat ///0

    PPOK erat

    Gejala sesak lebih berat, penurunan akti"itas,

    rasa lelah dan serangan eksaserbasi makin

    sering

    # ;P1CK;P H 6&B

    #+& H ;P1 H &B prediksi

    *erajat /;0PPOK $angat

    erat

    Gejala di atas ditambah tanda#tanda gagal napasatau gagal jantung kanan dan ketergantungan

    oksigen.

    # ;P1CK;P H 6&B# ;P1H+&B prediksi atau

    ;P1 H &B disertai gagal

    napas kronik.

    danya hambatan aliran nafas dapat diketahui dari nilai ?;1C ?;H &,6&

     postbronkdilator. $pirometri harus dilakukan setelah administrasi short a'ting

    inhaled bron'hodilator dengan dosis yang tepat untuk meminimalisasi adanya

    "ariabilitas.

    10

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    11/45

    &a'ar 2.2 Perbandingan spirometri pada orang normal dan penderita PPOK 

     :ilai yang didapat harus dibandingkan sesuai umur untuk menghindari adanya

    o"erdiagnosis PPOK pada lanjut usia. 4es spirometri ini dapat dilakukan pada

     pederita PPOK yang dalam keadaan stabil.

     b. Pemeriksaan aboratorium

    • *arah engkap

    Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan A dalam batas normal dan

     penurunan jumlah sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit yang sangat

    sedikit. :ilai A yang berada dalam batas normal belum dapat menyingkirkan

    adanya infeksi pada pasien karena fungsi sistem imunitas tubuh

    (immunocompetence) menurun sesuai umur.  Aging (penuaan) dihubungkan

    dengan sejumlah perubahan pada fungsi imun tubuh, khususnya penurunan

    imunitas mediated sel.  Aging  juga mempengaruhi akti"itas leukosit termasuk 

    makrofag, monosit, neutrofil, dan eosinofil. :amun hanya sedikit data yang

    tersedia menjelaskan efek penuaan terhadap sel#sel tersebut. Pada pasien PPOK 

    dengan eksaserbasi akut yang diakibatkan oleh adanya infeksi, akan didapat

    gambaran terjadinya peningkatan kadar sel darah putih. :amun terkadang hal ini

    tidak terjadi pada pasien usia lanjut.

    • nalisis Gas *arah (G*)

    danya proses destruktif pada paru mengakibatkan hilangnya sebagian besar 

    dinding al"eolus sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan paru untuk 

    mengoksigenasi darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah. Proses

    obstruktif seringkali jauh lebih buruk pada beberapa bagian paru daripada bagian

    lainnya, sehingga beberapa bagian paru "entilasinya baik, sementara bagian lain

    11

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    12/45

    "entilasinnya buruk. Keadaan ini seringkali menghasilkan rasio "entilasi perfusi

    yang abnormal, dengan ;aCJ yang sangat rendah pada beberapa bagian

    mengakibatkan aerasi darah yang buruk, dan ;aCJ yang sangat tinggi pada

     beberapa bagian lain yang mengakibatkan "entilasi per'uma. danya

    hipo"entilasi pada banyak al"eoli dan kerusakan dindng al"eolus mengakibatkan

    terjadinya peningkatan kadar pO2 dalam darah dan penurunan kadar pO2 dalam

    darah.

    '. hest #8ay

    >asil foto thoraE yang abnormal jarang digunakan sebagai diagnostik PPOK,

    tetapi sangat berguna dalam mengeksklusi diagnosis lainnya dan menegakkan

    adanya komorbditas seperti gagal jantung. Perubahan radiologi terkait dengan

    PPOK adalah ditemukannya gambaran hiperinflasi, hiperlusen dan peningkatan

    'orakan bronko"askular dari paru.

    d. lektrokardiografi

    Pemeriksaan elektrokardiografi (KG) diperlukan pada pasien PPOK untuk 

    mengetahui adanya komplikasi pada jantung yang ditandai dengan adanya

    gambaran P pulmonal dan hipertropi "entrikel kanan.

    e. akteriologi

    Pemeriksaan bakeriologi sputum pe!arnaan gram dan kultur resistensi diperlukan

    untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat. /nfeksi

    saluran nafas berulang merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada pasien

    PPOK di /ndonesia.

    2.*. Dia$nosis Ban+in$

    dapun diagnosis banding dari PPOK antara lain dapat dilihat pada tabel di ba!ah

    ini0

    Tae! 2.( *iagnosis anding PPOK ,

    Dia$nosis &a'aran K!inis

    As'a 1. Onset usia dini

    12

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    13/45

    2. Gejala ber"ariasi dari hari ke hari

    +. Gejala pada !aktu malamCdini hari lebih menonjol

    %. *itemukan ri!ayat alergi, rinitis, atau e'3ema

    . da ri!ayat asma dalam keluarga

    . >ambatan aliran udara umumnya re"ersibel

    &a$a! ,ant-n$

    kon$estif 

    1. danya ri!ayat hipertensi

    2. *itemukan ronkhi basah pada basal paru

    +. Gambaran foto thoraks berupa pembesaran jantung

    dan edema paru

    %. Pemeriksaan faal paru restriksi, bukan obstruksi

    Bronkiektasis 1. $putum purulen dalam jumlah yang banyak 

    2. $ering berhubungan dengan infeksi bakteri

    +. 8onkhi basah kasar 

    %. Gambaran foto thoraks tampak honey'omb

    appearan'e dengan penebalan dinding bronkus.

    T-erk-!osis 1. Onset semua usia

    2. Gambaran foto thoraks berupa infiltrat

    +. *itemukan 4 pada pemeriksaan mikrobiologi

    Bronkio!itiso!iterasi

    1. 5sia muda2. 4idak merokok 

    +. *apat ditemukan ri!ayat adanya artritis reumatoid

    %. 4 paru ekspirasi terlihat gambaran hipodens

    Diff-se

    anron/0io!itis

    $ering pada perempuan tidak merokok 

    $eringkali berhubungan dengan sinusitis

    6 Pada foto rontgen dan 4 paru resolusi tinggi

    memperlihatkan bayangan diffuse nodul opak 

    sentrilobular dan hiperinflasi.

    2.. Asses'ent +ari PPOK 

    4ujuan dari assessment PPOK adalah untuk menentukan se"eritas dari penyakit,

    yang berdampak pada status kesehatan pasien dan risiko ke depannya (seperti

    eksaserbasi, hospitalisasi dan kematian) dan juga panduan terapi. 5ntuk men'apai

    tujuan tersebut, penilaian PPOK harus mempertimbangkan hal#hal di ba!ah ini0

    • Gejala pasien saat ini

    13

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    14/45

    • $e"eritas dari abnormalitas spirometri

    • 8isiko eksaserbasi

    • danya kormobiditas

    a. ssesment gejala

    eberapa kuisioner yang ter"alidasi yang dapat digunakan untuk menilai

    gejala pada pasien PPOK antara lain -odified ritish -edi'al 8esear'h

    oun'il (m-8) yang menilai disabilitas akibat dampak dari sesak, atau

    OP* ssessment 4est (4) yang memiliki 'akupan yang lebih luas

    mengenai dampak PPOK terhadap kehidupan sehari#hari pasien.

    Tae! 2.% -odified ritish -edi'al 8esear'h oun'il (m-8)

    Grade &0 / only get breathless !ith strenuous eEer'ise

    Grade 10 / get shorth of breath !hen hurrying on the le"el or !alking up a slight hill

    Grade 20 / !alk slo!er than people of the same age on the le"el be'ause of 

     breathlessness, or / ha"e to stop for breath !hen !alking on my o!n pa'e on the le"el

    Grade +0 / stop for breath after !alking about 1&& meters or after a fe! minutes on the

    le"el

    Grade %0 / am too breathlessness to lea"e the house or / am breathless !hen dressing or 

    undressing.

     b. ssesment spirometri

    Tae! 2.* Klasifikasi dari $e"eritas imitasi liran pada PPOK 

    Pa+a asien +en$an EP13KP 4 5657

    GO* 10 -ild (;P1 I 7&B predi'ted)

    GO* 20 -oderate ( &B L ;P1 H 7&B predi'ted )

    GO* +0 $e"ere ( +&B L ;P1 H &B predi'ted )

    GO* %0 ;ery se"ere (;P1 H +&B predi'ted )

    '. ssesment dari eksaserbasi

    ksaserbasi dari PPOK merupakan peristi!a akut yang dikarakterisasi dengan

     perburukan gejala pernafasan yang berbeda dengan "ariasi normalnya sehari#hari

    dan mengakibatkan perubahan dalam pengobatan. ngka dimana eksaserbasi itu

    terjadi ber"ariasi antara setiap pasien. Perburukan dari limitasi aliran udara

    14

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    15/45

    memiliki keterkaitan dengan peningkatan pre"alensi dari eksaserbasi dan risiko

    kematian.

    ksaserbasi dapat menurunkan fungsi paru, perburukan status kesehatan dan

    risiko kematian. Penilaian risiko eksaserbasi dapat juga dilihat sebagai penilaian

    dari faktor prognostik yang buruk.

    d. ssesment kormobiditas

    Karena PPOK sering berkembang pada perokok jangka panjang dalam usia

     peretengahan, pasien juga sering kali memiliki berbagai "ariasi dari penyakit lain

    yang terkait dengan merokok atau penuan. PPOK sendiri juga memiliki efek 

    ekstrapulmonari (sistemik) yang signifikan meliputi penurunan berat badan,

    gangguan nutrisi, dan disfungsi otot skeletal. Pada fase lanjut dikarakterisasi

    dengan sarcopenia (penurunan jumlah sel otot) dan fungsi abnormal dari sel#sel

    sisa. >al ini menyebabkan terjadi inntoleransi dalam e'ercise  dan rendahnya

    status kesehatan pasien PPOK.

    Kormobiditas yang terjadi pasien PPOK sering kali meliputi penyakit

    kardio"askuler disfungsi otot skeletal, sindrom metabolik, osteoporosis, depresi

    dan kanker paru. Keberadaan PPOK dapat meningkatkan risiko untuk penyakit

    lain khususnya keterkaitan anatara PPOK dan kanker paru. pakah keterkaitan ini

    akibat faktor risikonya ( merokok) keterlibatan gen, atau gangguan  clearance dari

    karsinogen itu sendiri, itu masih belum jelas. Kormobiditas dapat terjadi pada

     pasien dengan airflo( limitation yang ringan, sedang maupun berat. Kormobiditas

    itu sendiri juga dapat mempengaruhi mortalitas dan hospitalisasi se'ara

    independen oleh karena itu kormobiditas harus dilihat se'ara rutin dan ditangani

    se'ara tepat pada setiap pasien dengan PPOK.

    e. Kombinasi ssesment PPOK 

    $kala -8 atau 4 direkomendasikan untuk assesment gejala, dimana nilai

    m-8 I2 atau :ilai 4I1& mengindikasikan gejala yang berat. ($kor 4

    lebih dipilih karena penilaiannya lebih komprehensifM jika skor 4 tidak ada,

    skor m-8 dapat digunakan. 4idak perlu menggunakan lebih dari 1 skala).

    4erdapat 2 metode untuk menilai risiko eksaserbasi. $alah satu metode yang

    15

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    16/45

      (C)(D)(A)(B)

    RI    S K

     G OL D C l   a s  s i  f  c  at i   on o  A i  r   ow

    L i  i  t  at i   on

    RI    S K

    ! " a c  #r  $  at i   on% i   s t  or  &

    'rc 01CA) *10

    'rc + 2CA) +10

    1

    2

    3

    4

    +2

    0

    1

    Symptoms

     berdasarkan populasi menggunakan klasifikasi spirometri (tabel 2.), dengan

    kategori GO*+ atau GO*% mengindikasikan risiko tinggi. -etode lain

    didasarkan pada ri!ayat eksaserbasi dari indi"idu pasien, dengan dua atau lebih

    eksaserbasi dalam setahun mengindikasi risiko tinggi.

    5ntuk menggunakan Gambar 2.2 pertama nilai gejala dengan skala m-8 atau

    4, dan tentukan jika pasien tergolong ke kotak atau # Gejala ringan (m-8

    tingkat atau 4 H1&)# atau ke kotak atau *# gejala lebih berat dengan

    m-8 grade I 2 atau 4 I 1&.

    Kemudian nilai risiko eksaserbasi untuk menentukan jika pasien tergolong pada

    kotak bagian ba!ah# risiko rendah atau kotak bagian atas Drisiko tinggi. >al ini

    dapat dilakukan dengan dua metode. Pertama menggunakan $pirometri untuk 

    menentukan derajat GO* dari airflo( limitition (kategori GO* 1 dan GO* 2

    mengindikasikan reisiko rendah, sedangkan GO* + dan GO* %

    mengindikasikan reNisiko tinggi). Kedua menilai jumlah eksaserbasi yang dialami

     pasien dalam 12 bulan sebelumnya mengindikasikan resiko rendah, sedangkan

    2 atau lebih mengindikasikan risiko tinggi. *alam beberapa pasien terdapat 2 'ara

    dalam menilai risiko eksaserbasi yang tidak akan mengarahkan ketingkat resiko

    yang sama.

    &a'ar 2.# sosiasi antara Gejala, Klasifikasi $pirometri, dan 8isiko

    ksaserbasi

    Kelompok ini dapat diringkas sebagai berikut0

    16

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    17/45

    • Pasien Grup 0 8esiko rendah gejala minimal. Khususnya pada GO* 1

    atau GO* 2 ( airflo! limitation ringan atau sedang) dan atau kali

    eksaserbasi pertahun dan m-8 atau niali 4 H 1&

    • Pasien Grup 0 8esiko rendah, gejala lebih berat. Khususnya pada GO*

    1 atau GO* 2 (airflo! limitation ringan atau sedang) dan atau kali

    eksaserbasi pertahun dan m-8 I 2 atau nilai 4 I 1&

    • Pasien Grup 0 8isiko tinggi, gejala minimal. Pada pasien GO* + atau

    GO* % ( airflo! limitation yang parah atau sangat parah) dan atau I 2

    kali eksaserbasi pertahun dan m-8 I 2 atau nilai 4 I 1&

    • Pasien Grup *0 8esiko tinggi, gejala lebih berat. Pada pasien dengan

    GO* + atau GO* % ( airflo! limitation yang parah atau sangat parah)

    dan atau I 2 kali eksaserbasi pertahun dan m-8 I 2 atau nilai 4 I 1&

    2.8. Penata!aksanaan

    4ujuan pelaksanaan PPOK men'akup beberapa komponen yaitu 0

    a. -engurangi gejala

     b. -en'egah progresi"itas penyakit

    '. -eningkatkan toleransi latihan

    d. -eningkatkan status kesehatan

    e. -en'egah dan menangani komplikasi

    f. -en'egah dan menangani eksaserbasi

    g. -enurunkan kematian

    Penatalaksanaan se'ara umum PPOK meliputi 0

    • dukasi

    • erhenti merokok 

    • Obat#obatan

    • 8ehabilitasi

    • 4erapi oksigen

    • ;entilasi mekanis

     :utrisi

    17

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    18/45

    1.  dukasi

    dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada

    PPOK stabil. dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena

    PPOK adalah penyakit kronik yang ire"ersibel dan progresif, inti dari edukasi

    adalah menyesuaikan keterbatasan akti"itas dan men'egah ke'epatan

     perburukan fungsi paru. erbeda dengan asma yang masih bersifat re"ersibel,

    menghindari pen'etus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau

    tujuan pengobatan dari asma. 4ujuan edukasi pada pasien PPOK 0

    1. -engenal perjalanan penyakit dan pengobatan

    2. -elaksanakan pengobatan yang maksimal

    +. -en'apai akti"itas optimal

    %. -eningkatkan kualitas hidup

    dukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut se'ara

     berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi

    keluarganya. dukasi dapat diberikan di poliklinik, ruang ra!at, bahkan di

    unit ga!at darurat ataupun di /5 dan di rumah. $e'ara intensif edukasi

    diberikan di klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karena memerlukan

    !aktu yang khusus dan memerlukan alat peraga. dukasi yang tepat

    diharapkan dapat mengurangi ke'emasan pasien PPOK, memberikan

    semangat hidup !alaupun dengan keterbatasan akti"itas. Penyesuaian

    akti"itas dan pola hidup merupakan salah satu 'ara untuk meningkatkan

    kualitas hidup pasien PPOK.

    ahan dan 'ara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat

     penyakit, tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kultural dan kondisi ekonomi

     penderita.$e'ara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah

    1. Pengetahuan dasar tentang PPOK 

    2. Obat # obatan, manfaat dan efek sampingnya

    +. ara pen'egahan perburukan penyakit

    %. -enghindari pen'etus (berhenti merokok)

    . Penyesuaian akti"itas

    2.  erhenti merokok 

    18

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    19/45

    erhenti merokok merupakan satu#satunya inter"ensi paling efektif dalam

    mengurangi resiko berkembangnya PPOK dan memperlambat progresi"itas

     penyakit.

    Tae! 2. Penatalaksanaan terhadap Ketergantungan dan pengguna rokok 

    Penata!aksanaan ter0a+a Keter$ant-n$an +an en$$-na rokok 

    1. Ketergantungan rokok merupakan kondisi kronis yang perlu

    mendapatkan pengobatan jangka panjang hingga abstinence  yang permanen bisa

    di'apai

    2. $egala pengobatan efektif yang ada untuk ketergantungan

    rokok harus dita!arkan pada setiap perokok.+. *okter harus menginstituionalisasi identifikasi, dokumentasi,

     pengobatan pada setiap pengguna rokok, di setiap kali pertemuan.

    %. Konseling yang singkat mengenai berhenti merokok sangat

    efektif dan nasihat harus diberikan kepada perokok setiap bertemu dengan pelayan

    kesehatan

    . 4erdapat hubungan selaras antara intensitas konseling dengan

    efekti"itas keluarannya.

    . 4erdapat + tipe konseling yang ditemukan efektif 0 konseling

     praktis, dukungan sosial sebagai bagian dari pengobatan, dan dukungan sosial yang

    diluar pengobatan

    6. 4erapi utama untuk ketergantungan rokok D "areni'line.

    uproprion, $8, ni'otine gum, ni'otine inhaler, ni'otine nasal spray, dan ni'otine

     pat'h# sangat efektif dan minimal satu harus diresepkan jika tidak ada kotraindikasi.

    7. Pengobatan ketergantungan rokok merupakan pengobatan

    yang relatif 'osteffe'ti"e dibandingkan inter"ensi terhadap pen'egahan medis lainnya.

    +.  Obat#obatan

    Tae! 2.8 Penatalaksanaan a!al farmakologi pada PPOK 1

    19

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    20/45

    a. ronkodilator 

    *iberikan se'ara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan

    disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit. Pada derajat berat

    diutamakan pemberian obat lepas lambat atau obat berefek panjang.

    -a'am#ma'am bronkodilator 

    • Golongan antikolinergik 

    *igunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai

     bronkodilator juga dapat mengurangi sekresi mukus.

    • Golongan agonis #2

    entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah

     penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. entuk 

    nebuli3er dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak 

    dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. entuk injeksi subkutan

    atau drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.

    • Kombinasi antikolinergik dan agonis #2

    Kombinasi ini akan memperkuat efek bronkodilatasi, karena keduanya

    mempunyai tempat kerja yang berbeda.

    20

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    21/45

    • Golongan Eantin

    *apat digunakan sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang derajat

    sedang maupun berat.

    • ntiinflamasi

    *igunakan bila terjadi ksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi

    intra"ena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi dipilih golongan

    metilprednisolon atau prednisone.

    • ntibiotika

    >anya diberikan bila terdapat eksaserbasi

    • ntioksidan

    *apat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualitas hidup, digunakan

     :#asetilsistein.

    • -ukolitik 

    >anya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan memper'epat

     perbaikan eksaserbasi, terutama pada bron'hitis kronik dengan sputum

    yang kental. -engurangi eksaserbasi pada PPOK bron'hitis kronik.

    • ntitusif

    *iberikan dengan hati#hati

    • Phosphodiesterase#% inhibitor 

    *iberikan kepada pasien dengan derajat /// atau derajat /; dan memiliki

    ri!ayat eksaserbasi dan bron'hitis kronik.

    %. 8ehabilitasi PPOK 

    4ujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi terhadap latihan

    dan memperbaiki kualitas hidup pasien PPOK. Pasien yang dimasukkan ke

    dalam program rehabilitasi adalah mereka yang telah mendapatkan

     pengobatan optimal yang disertai 0

    • $ymptom pernapasan berat

    • eberapa kali masuk ruang ga!at darurat

    • Kualitas hidup yang menurun

    Program rehabilitasi terdiri dari + komponen yaitu 0 latihan fisis, psikososial,

    dan latihan pernapasan.

    21

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    22/45

    • atihan fisis

    *itujukan untuk memperbaiki efisiensi dan kapasitas system

    transportasi oksigen. atihan fisis yang baik akan menghasilkan0

    o Peningkatan ;O2 maE

    o Perbaikan kapasitas kerja aerobi' maupun anaerobi'

    o Peningkatan cardiacoutput dan stro%e volume

    o Peningkatan efisiensi distribusi darah

    o Pemendekkan !aktu yang diperlukan untuk pemulihan

    • Psikososial

    $tatus psikologi pasien perlu diamati dengan 'ermat dan apabiladiperlukan dapat diberikan obat

    • atihan pernapasan

    4ujuan latihan ini adalah untuk mengurangi dan mengontrol sesak napas.

    4eknik latihan meliputi pernapasan diafragma dan pursed lips breathing

    guna memperbaiki "entilasi dan mensinkronkan kerja otot abdomen dan

    toraks.

    . 4erapi Oksigen

    Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang

    menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen

    merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler 

    dan men'egah kerusakan sel.

    . ;entilasi -ekanis

    ;entilasi mekanis pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas

    akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik, atau pada pasien PPOK 

    derajat berat dengan gagal napas kronik.

    6. :utrisi

    -alnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena bertambahnya

    kebutuhan energy akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena

    hipoksemia kronik dan hiperkapnia menyebabkan terjadi hipermetabolisme.

    Kondisi malnutrisi akan menambah mortalitas PPOK karena berkolerasi

    dengan derajat penuruna faal paru dan perubaan analisis gas darah.

    22

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    23/45

    2.7.1. Penatalaksanaan Pada Keadaan $tabil

    Penatalaksanaan PPOK stabil dilaksanakan di poliklinik sebagai e"aluasi berkala

    atau di rumah untuk mempertahankan PPOK yang stabil dan men'egah

    eksaserbasi. Penatalaksanaan dirumah meliputi0

    a. Penggunaan obat#obatan dengan tepat

    Obat#obatan sesuai klasifikasi. Pemilihan obat dapat dalam bentuk inhaler,

    nebulhaler, turbuhaler, atau bree3haler karena pasien PPOK biasanya berusia

    lanjut, koordinasi neurologis dan kekuatan otot sudah berkurang.

     b. 4erapi oksigen

    4erapi oksigen untuk PPOK derajat sedang hanya digunakan bila timbul sesak 

    yang disebabkan pertambahan akti"itas. Pada PPOK derajat berat yang

    menggunakan terapi oksigen di rumah pada !aktu akti"itas atau terus#

    menerus selama 1 jam terutama pada !aktu tidur. *osis oksigen tidak lebih

    dari 2 liter.

    '. Penggunaan mesin bantu napas dan pemeliharaannya

    d. 8ehabilitasi

    # -enyesuaikan akti"itas

    # atihan ekspektorasi atau batuk yang efektif

    # atihan ekstremitas atas dan otot bantu napas

    e. "aluasi dan monitor 

    # 4anda eksaserbasi

    # fek samping obat

    # Ke'ukupan dan efek samping penggunaan oksigen

    2.7.2. Penatalaksanaan pada eksaserbasi akutksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan

    kondisi sebelumnya. Gejala eksaserbasi berupa sesak yang bertambah,

    meningkatnya produksi sputum dan perubahan !arna sputum (sputum menjadi

     purulen).

    ksaserbasi akut dibagi menjadi + 0

    # 4ipe / (eksaserbasi berat), memiliki + gejala

    # 4ipe // (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala

    23

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    24/45

    # 4ipe /// (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala diatas ditambah infeksi

    saluran napas atas lebih dari hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan

     batuk, peningkatan mengi, atau peningkaatan frekuensi penapasan

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    25/45

    Penatalaksanaan eksaserbasi akut dapat dilakukan di rumah atau di rumah sakit.

    Pada eksaserbasi ringan dapat dilakukan penatalaksanaan di rumah. da beberapa

    hal yang menjadi indikasi untuk ra!at inap pada pasien PPOK eksaserbasi akut

     berdasarkan diagnosis dan penatalaksanaan PPOK (P*P/) antara lain0

    # ksaserbasi sedang dan berat

    # 4erdapat komplikasi

    # /nfeksi saluran nafas berat

    # Gagal napas akut pada gagal napas kronis

    # Gagal jantung kanan

    erdasarkan GO* 2&11 kriteria indikasi ra!at inap antara lain0

    # *itandai dengan peningkatan gejala seperti sesak nafas mendadak pada

    saat istirahat

    # danya tanda#tanda fisis seperti sianosis dan edema perifer 

    # Kegagalan pengobatan eksaserbasi dengan penatalaksanaan a!al

    # danya komplikasi

    # ksaserbasi yang sering

    # ritmia yang baru terjadi

    # *iagnosis belum pasti

    # 5sia lanjut

    # Keadaan rumah dan lingkungan yang kurang mendukung

    Pemeriksaan spirometri perlu diren'anakan untuk memantau perjalanan penyakit

    dan efekti"itas obat yang telah diberikan. $elain itu juga perlu dilakukan

     pemeriksaan sputum gramCkultur untuk mengetahui sensiti"itas bakteri terhadap

    antibiotika sehingga dapat dipilih antibiotika yang sesuai. -onitoring terhadapsesak nafas, "ital sign dan pemeriksaan G* se'ara serial dilakukan untuk 

    memantau kondisi pasien dan melihat efekti"itas dari pengobatan yang dilakukan.

    2.9. Ko'!ikasi%

    Komplikasi pada PPOK merupakan bentuk perjalanan penyakit yang progresif 

    dan tidak sepenuhnya re"ersible seperti0

    1. Gagal nafas

    25

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    26/45

    # Gagal nafas kronik 

    Pada gagal nafas kronik, hasil analisa gas darah, PO2H&mm>g dan

    PO2g, dan p> normal, penatalaksanaan 0

    a. jaga keseimbangan PO2 dan PO2

     b. bronkodilator kuat

    '. terapi oksigen yang adekuat terutama !aktu akti"itas dan tidur 

    d. antioksidan

    e. latihan pernafasan dengan pursed lips breathing 

    # Gagal nafas akut

    Pada gagal nafas kronik, yang ditandai oleh 0

    $esak nafas dengan atau tanpa sianosis, sputum bertambah dan

     purulen, demam, dan kesadaran menurun.

    2. /nfeksi berulang

    Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan

    terbentuknya koloni kuman, hal ini memudahkan terjadinya infeksi

     berulang. Pada kondisi kronik ini imunitas menjadi lebih rendah, ditandai

    dengan menurunnya kadar limfosit darah.

    +. or Pulmonale ( Gagal jantung Kanan)

    Pertukaran udara yang jelek pada penderita PPOK menyebabkan

    menurunnya jumlah oksigen di darah sehingga timbul refleks spasme

     per'abangan#per'abangan ke'il arteri pulmonalis (hypo'ic

    vasoconstriction). Kesemuanya ini akan lebih meningkatkan tahanan

     perifer dalam paru. -aka "entrikel kanan harus bekerja lebih keras,

    sehingga terjadi hipertrofi "entrikel kanan. ila sudah tidak mampu lagi

    mengkompensasi meningkatnya tahanan perifer intrapulmonal, maka akanterjadi kegagalan jantung kanan. 4anda dan gejala gagal jantung kanan

    antara lain pembengkakan ekstemitas ba!ah yaitu kaki, dispneu, tidak 

    mampu mentoleransi latihan, sianosis, meningkatnya "ena leher.

    26

    http://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/corpulmonale.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/corpulmonale.htm

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    27/45

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    //

    PO8: K$5$

    /. /*:4/4$ P:*8/4

     :ama 0 :*

    5mur 0 1 tahun

    =enis kelamin 0 aki#laki

    angsa 0 /ndonesia

    $uku 0 ali

    gama 0 >indu

    Pendidikan 0 4amat $4P

    $tatus 0 $udah menikah

    Pekerjaan 0 4idak bekerja

    lamat 0 =l. 4ukad alian, :o 1 , 8enon, *enpasar 

    4anggal -8$ 0 21 $eptember 2&124anggal Pemeriksaan 0 2% $eptember 2&12

    8uangan 0 ngsoka //

    54O:-:$/$

    //. K5>: 54-

     $esak nafas

    ///. :-:$/$ K>5$5$

    8i!ayat penyakit sekarang 0

    Pasien datang ke /8* 8$5P $:G> dengan keluhan sesak nafas sejak /

    minggu $-8$ dan memburuk sejak 2 hari $-8$. $esak nafas timbul se'ara

    mendadak pada pagi tanpa didahului oleh akti"itas fisik yang berat. $esak 

    mulanya terasa ringan, tidak pernah hilang dan makin lama dirasakan semakin

    memberat. $esak nafas dirasakan terus#menerus sepanjang hari saat pasien

    menarik nafas dalam#dalam dan memburuk saat batuk kuat. $esak nafas dirasakan

    27

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    28/45

    seperti tertekan sampai membuat pasien merasa tidak bisa bernafas dan pasien

    mengeluh sulit tidur. $esak tidak dipengaruhi oleh posisi dan juga tidak membaik 

    dengan perubahan posisi. Pasien juga mengeluh sesak nafas terkadang disertai

    dengan bunyi Fngik # ngikQ. $esak nafas juga membuat pasien menjadi lemas dan

    tidak bisa berakti"itas. $elama pera!atan pasien mengatakan sesaknya masih

    terasa namun sudah terasa berkurang.

    Pasien juga mengeluhkan batuk sebelum keluhan sesak terjadi. atuk 

    dikatakan mun'ul sejak 9 hari yang lalu dan semakin lama dirasakan bertambah

     berat sejak + hari $-8$. atuk dirasakan pasien terus#menerus sepanjang hari

    dengan dahak kental ber!arna kuning. ;olume dahak yang keluar sekali batuk 

    sekitar R hingga S sendok makan. atuk dengan dahak berdarah disangkal oleh

     pasien. $ampai saat pera!atan pasien masih batuk berdahak dengan !arna putih

    kekuningan namun dikatakan frekuensinya sudah berkurang.

    Pasien juga mengeluh demam sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit yangmun'ul bersamaan dengan keluhan batuk yang pasien alami. *emam terjadi

    mendadak dan dirasakan terus menerus baik siang maupun malam. *emam

    dikatakan merespon obat penurun panas, dan pasien mengaku sudah tidak demam

    sejak + hari sebelum masuk rumah sakit.

    Pasien menyangkal adanya keluhan mual dan muntah. Pasien juga

    menyangkal adanya penurunan nafsu makan dan berat badan, serta berkeringat

     pada malam hari saat tanpa akti"itas. K pasien dikatakan biasa, dengan

    frekuensi berkemih sekitar %# kali dalam sehari, "olume tiap berkemih T

    hingga 1 gelas, !arna jernih kekuningan. pasien juga dikatakan biasa,frekuensi rata#rata sekali sehari, !arna ke'okelatan, konsistensi padat.

    8i!ayat Penyakit *ahulu

    Pasien mengaku sering mengalami batuk terutama saat bangun tidur dengan

    dahak kental sebelum keluhan saat ini mun'ul. atuk dirasakan mun'ul sejak +

    tahun terakhir namun hilang dengan pengobatan dari dokter praktek umum.

    4erkadang pasien juga mengeluh sesak saat batuk mun'ul, namun tidak pernah

    separah yang dirasakan sekarang.Pasien juga mengatakan memiliki ri!ayat

    hipertensi yang diketahui + tahun yang lalu ketika pasien berobat di 8$5P

    $anglah. 8i!ayat ken'ing manis, penyakit jantung, asma disangkal oleh pasien.

    8i!ayat Pengobatan

    Pasien sempat berobat ke 8umah $akit 5mum $anglah + tahun yang lalu

    dengan keluhan yang sama. depun pada masa itu pasien menolak dira!at di

    rumah sakit dan lebih memilig pengobatan alternati"e (herbal). Kemudian 2 bulan

    28

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    29/45

    yang lalu keluhan yang sama timbul kembali dan dira!at di 8$5P $anglah.

    Pasien juga mengalami keluhan biasanya berobat ke praktek dokter umum yang

     berada dekat rumahnya. dapun pasien biasanya mendapatkan pengobatan

     berupa suntikan , obat batuk dan obat hipertensi.

    8i!ayat Penyakit Keluarga

    *i keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama seperti ini,

    adanya kelainan ba!aan di keluarga juga disangkal. 8i!ayat penyakit sistemik 

    lain pada keluarga seperti hipertensi, sakit jantung, ginjal, dan ken'ing manis

    disangkal oleh penderita.

    8i!ayat $osial dan konomi

    Penderita saat ini tidak berkerja selama 1 tahun. $ebelumnya pekerjaan

     pasien adalah sebagai petani. Pasien berkerja sebagai petani selama & tahun.

    dapun selama berkerja pasien tidak pernah menggunakan alat perlindungan diri,

    khususnya masker ketika menyemprotkan pestiside.

    Pasien memiliki ri!ayat merokok sejak & tahun yang lalu. *alam sehari

     pasien mampu menghabiskan batang rokok. :amun pasien mengaku sudah

     berhenti merokok sejak 1& tahun yang lalu. 8i!ayat mengkonsumsi alkohol

    disangkal oleh pasien.

    *alam 1 rumah pasien tinggal bersama 2 orang 'u'u dan 2 orang keluarga

    yang kos di rumah pasien. Pasien memiliki 2 orang anak yang sudah menikah dan

    tinggak di rumah yang berbeda dengan pasien. depun istri pasien sudah

    meninggal 1& tahun yang lalu. Keluarga pasien merupakan golongan sosial

    ekonomi menengah. nak# anaknya sebagai pega!ai s!asta dikatakan 'ukupuntuk membiayai kehidupan sehari#hari pasien bersama keluarganya.

    /;. P-8/K$: ?/$/K 

    $tatus present

    Keadaan umum 0 tampak sakit sedang

    Kesadaran 0 'ompos mentis (%;-)

    4ekanan darah 0 16&C11& mm>g

    29

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    30/45

    , ,, ,,,

    -i.#rsonor -i.#rsonor-i.#rsonor -i.#rsonor-i.#rsonor -i.#rsonor

     :adi 0 7% ECmenit, reguler, isi 'ukup

    8espirasi 0 2% EC menit

    4emp. aEilla 0 +, U

    0 %9 kg

    4 0 12 'm

    -/ 0 17.6 kgCm2

    $tatus general

    )ata 0 nemis #C#, ikterus #C#, reflek pupil VCV isokor, edema palpebra #C#

    Biir 0 Pursued lips breathing

    THT

    4elinga 0 $ekret #C#, hiperemis #C#

    >idung 0 $ekret (V) mu'oid

    4enggorokan 0 4onsil 41C41, faring hiperemi (V)

    idah 0 Papil atrofi (#)

    Le0er 0=;P V + 'm>2O, kelenjar tiroid normal, penggunaan otot

     bantu nafas(V)

    T0ora: 0

    or

    /nspeksi 0 Pulsasi iktus 'ordis tampak pada /$ ; - $

      Palpasi 0 /ktus kordis teraba pada /$ ; - $, kuat angkat (#)

      Perkusi 0 atas atas jantung /$ //

      atas kanan jantung P$ kanan

    atas kiri jantung 2'm - kiri /$ ;

    uskultasi 0 $1$2 tunggal, regular, murmur (#)Pulmo

    /nspeksi 0 $imetris (V), arrel 'hest (V), tampak pelebaran 'elah iga

      Palpasi 0 ;o'al fremitus Pelebaran 'elah iga

    (V)

      Perkusi 0

    30

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    31/45

    , ,, ,,,

    ////

    / /

    / // /

      uskultasi 0 ;esikuler

    ,

    8hon'hi

    Ahee3ing

    A+o'en 7

      /nspeksi 0 *istensi (#)

      uskultasi 0 ising usus (V) normal

      Palpasi 0>eparClien tidak teraba, nyeri tekan (#), ballottement (#),

     :yeri ketok sudut 'osto "ertebral #C#

    Perkusi 0 4impani, shifting dullness (#)

    Ekstre'itas 0 >angat , , 4rem, edema dema

    ;. P-8/K$: P:5:=:G

    *arah engkap (22C9C2&12)

    ;ariabel $atuan :ormal

    A 7,76 E 1&+CW %,1,&&

     :e +,79 E 1&+CW 2,,&

    ym 2,1& E 1&+CW 1,&%,&&

    -o &,61 E 1&+CW &,1,2&

    o &.1& E 1&+CW &,&&,&

    a &.+& E 1&+CW &,&&,1&

    8 ,&& E 1&CW %,,9&

    >G 1,&& gCd 1+,

    16,&

    >4 %6,7 B %1#+

    -; 7,2& f 7&&

    -> 2,29 Pg 2#+%

    P4 161,6& E 1&+CW 1%%&

    Kimia Klinik (22C9C2&12)

    31

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    32/45

    ;ariabel >asil $atuan :ormal

    $GO4 +1, 5C 11,&++,&&

    $GP4 %,&& 5C 11,&&,&&

    5: 2&,&& 5C 7,&& D 2+,&&Glu'ose darah 1+,&& mgCd 6&,&%&,&&

    Analisis Gas ara% (2292012

    Parameter Result Unit Remarks Reference

    range

    pH !"# $ !"% & !'%

    pC# *!++ mmHg H "%!++ &

    '%!++

    p# +!++ mmHg L *+!++ &

    ,++!++

    HC"$ "%!++ mmol-. - ##!++ &

    #!++

    /C# #0!+ mmol-. #'!++ &

    "+!++

    S#c **!++ 1 $$

    B2ecf *!0+ mmol-. - $#!++$#!++

    3atrium ,",!++ mmol-. L ,"!++$

    ,'%!++

    Kalium '!#+ mmol-. "!%$%!,

    32

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    33/45

     #emeri%saan rontgent thora' #A

    8o 4horaE P0

    • or0 -embesar dengan 48 

    &B, tampak kalsifikasi aorti'

    knob

    • Pulmo0 4ampak honey 'omb

    appearan'e dengan infiltrate di

    sekitarnya di para'ardial kanan

    kiri, tampak hiperaerated di kedua

     paru

    • $inus pleura kanan tajam, kiri

    tumpul

    • *iafragma kanan kiri normal

    • 4ulang#tulang0 4ak tampak kelainan

    Kesan 0 ardiomegali dengan atheros'lerosis di aorta

    $uspek bron'hie'tasis dengan infeksi sekunder 

    >iperaerated lung

    fusi pleura kiri

     #emeri%saan )CG

    /rama 0 sinus

    >8 0 116ECmnt

    Eis 0 8ight aEis

    de"iation

    Gel P 0 P pulmonal

    di //, ///, a;?

    ompleE J8$ 0 ;1

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    34/45

    dengan pembesaran

    "entrikel dan atrium

    kanan

    ;/ */G:O$/$ K8=

    PPOK eEa'erbasi akut

    # P*

    # sidosis respiratorik 

    # ronkiektasis

    >ipo"olemi hiponatremia hipoosmolar asimtomatik

    $uspek Pneumonia (>P)

    >>*

    ;// 48P/

    #/;?* :al &.9B 2& tpm

    #Oksigen 2Cmm (-8 bag 7lmp)

    #:ebuli3er salbutamol tiap 7 jam

    #-ethylprednisolon 2E2. mg /;

    #;alsartan 1E &mg

    #efta3idine +E2g /;

    #iprofloEa'in 2E%&& mg /;

    #romheEyn syr +E X

    #?urosemide 2E 2&mg /;

    ;///. P::/:G */G:O$/$

    # $putum gramC kulturC $4

    # $pirometri bila keadaan stabil

    # Konsul ke di"isi 'ardiologi

    # G* setiap 12 jam

    / -O:/4O8/:G

    34

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    35/45

    # Keluhan

    # "ital sign

    35

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    36/45

    BAB I

    DISKUSI HASIL KUNJUN&AN RU)AH

    (.1. Daftar Per'asa!a0an

    dapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala penderita dalam hal

    menghadapi penyakitnya antara lain01. Pasien masih kurang paham dengan penyakitnya, gejala#gejala eksaserbasi

    akut, dan penanganannya.2. Pasien tinggal di rumah dengan "entilasi rumah yang kurang baik dan kurang

    mendapat pen'ahayaan dari sinar matahari.+. Pasien saat ini tidak bekerja, dan biasanya pasien sering duduk#duduk di

    !arung pinggir jalan dekat rumah pasien, dimana paparan terhadap debu'ukup tinggi.

    %. u'u pasien memiliki kebiasaan merokok, dimana setiap hari mereka sering

    duduk#duduk bersama pasien di teras depan kamar pasien, dengan demikian

    dapat meningkatkan paparan terhadap asap rokok.. Pasien sehari#hari kurang mendapat perhatian dan pera!atan dari keluarga

    oleh karena 'u'u pasien sibuk berkerja.

    (.2. Ana!isis Ke-t-0an Pen+eritaKebutuhan ?isik#iomedis

    a. Ke'ukupan Gi3i

     :utrisi >arian Pasien

    Jenis J-'!a0 Ja+;a!30ari Ja+;a!3'in$$-

    Karbohidrat  :asi  8oti  -ie

      ainnyaProtein  >e!ani

     :abati$ayuruah$usu

    sendok ##

    #

    1 potong2 potongS gelas1 buah#

    + kali##

    #

    2 kali1 kali+ kali1 kali#

    21 kali##

    #

    1% kali6 kali21 kali+ kali#

    36

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    37/45

    -enurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien makan tiga kali. auk yang

    disiapkan oleh 'u'unya dikatakan tidak selalu sama, namun dapat dibuat

    gambaran umum menu untuk masing#masing jad!al makan sebagai berikut0

    # $arapan 0 nasi, tempeCtahu, sayur  

    # -akan siang 0 nasi, daging ayam, sayur  

    # -akan malam 0 nasi, tempeCtahu atau ikan laut, sayur 

    Pasien sesekali makan buah diantara !aktu makan besar, tergantung dari

    ketersediaan buah tersebut. uah#buahan yang sering dikonsumsi pasien

    antara lain jeruk, pisang, dan mangga.

    Kebutuhan kalori pasien dapat dihitung dengan menggunakan rumus ro''adengan pertama#tama menentukan berat badan ideal (/).

    / Y (4 D 1&&) D 1&B E 1kgY (12 D 1&&) D 1&B E 1kgY .7 kg.

    erdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan, berat badan pasien saat

    ini adalah %9 kg, atau dengan kata lain 76,7B dari /, pasien termasuk 

    kategori berat badan normal. $elanjutnya dilakukan penghitungan kebutuhan

    kalori basal dan penyesuaian terhadap kebutuhan kalori pasien sesuai kondisi

     pasien.1. Kebutuhan kalori basal (jenis kelamin aki#laki)

    Y / E +& kaloriY % E +& kalori Y 12& kalori

    2. Penyesuaiana. 5sia  % tahun, maka dikurangi B dari kebutuhan kalori

     basalB E 12& kalori Y 71 kalori

     b. 4ingkat akti"itas   berat, maka ditambah +&B dari

    kebutuhan kalori basal1&B E 12& kalori Y 12 kalori

    4otal kebutuhan kalori pasien dalam satu hari adalah 12& kalori D 71 kalori V

    12 kalori, yaitu 16&1 kaloriChari.

    5ntuk memudahkan perhitungan maka dipakai kebutuhan kalori penderita

    adalah 16&& kaloriChari.

    *istribusi -akanan

    37

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    38/45

    =umlah kalori per hari pasien ini dibagi dalam + porsi makan utama dan 2

     porsi makanan selingan, yaitu0a. -akan pagi 0 2&B E 16&& kalori Y +%& kalori

     b. -akan siang 0 +&B E 16&& kalori Y 1& kalori'. -akan malam 0 2B E 16&& kalori Y %2 kalorid. supan di sela makan pagi dan siang 0 1B E 16&& Y 2 kalorie. supan di sela makan siang dan malam0 1&B E 16&& Y 16& kalori

    *istribusi makanan berdasarkan komponen makanan adalah0

    :

    ka!ori?

    -akan Pagi +%& kalori 16& kalori 7 kalori 1&2 kalori-akan

    $iang

    1& kalori 2 kalori 1&2 kalori 1+ kalori

    -akan

    -alam

    %2 kalori 212, kalori 7 kalori 126,

    kalori

    $elingan 1 2 kalori

    $elingan 2 16& kalori

    Pemilihan =enis -akanan

    *engan penghitungan tersebut maka di'oba untuk memberikan suatu

     pola jad!al yang men'akup pilihan jenis makanan dan jumlah makanan.

    Perhitungan di atas sudah disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien,

    dimana pasien membutuhkan diet rendah karbohidrat untuk men'egah

    timbulnya gejala eksaserbasi akut.

    erdasarkan data dari poliklinik gi3i 8$5P $anglah maka penulis

    men'oba menyusun pola makanan yang sudah diubah ke dalam bentuk 

    ukuran yang dapat dimengerti oleh pasien. Pemilihan jenis makanan pun

    disesuaikan dengan makanan yang tersedia dan terjangkau bagi pasien.

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    39/45

     :asi putih0 +C%

    gelas

    $ingkong0 1,

     potong

    -i basah 0 2 gelas

    iskuit0 % buah

     besar 

    V

    =eruk manis 1 buah

    1,2 potong sedang

    4eri kering 1,2 sdm

    Putih telur ayam +

     btr 

    Protein :abati

    Ka'ang hijau 1,

    sdm

    Ka'ang tanah 1,

    sdm

    4ahu &, potong

     besar 

    4empe 1, potong

    sedang

     butir 

    >ati ayam 1,2

     buah sedang

    ebek S potong

    sedang

    *aging ayam

    dengan kulit S ptng

    sedang

    $elingan 1 iskuit buah besar 

    Kentang 2, buah sedang

    8oti putih + iris

    $usu sapi 1 gelas V biskuit 1 buah besar 

    -akan siang :asi putih 2 gelas

    8oti ta!ar iris

    -i basah + gelas

    Protein he!ani

    yam tanpa kulit 2

     potong sedang

    4eri kering 2 sdm

    Putih telur ayam

     btr 

    Protein :abati

    Ka'ang hijau 2,

    sdm

    Ka'ang tanah 2,

    sdm

    4ahu 1, potong

     besar 

    4empe + potong

    4elur ayam 2 butir 

    4elur bebek asin 2

     butir 

    >ati ayam 2 buah

    sedang

    ebek 1 potong

    sedang

    *aging ayam

    dengan kulit 1 ptng

    sedang

    39

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    40/45

    sedang

    $elingan 2 iskuit % buah besar 1 potong besar pepaya

    8oti putih + sisir V 2 buah jeruk 

    $ingkong 1, potong T buah mangga besar -akan

    -alam

     :asi putih 1 gelas

    8oti ta!ar % iris

    -i basah 2, gelas

    V

    Pepaya S potong

     besar 

    =eruk manis 1 buah

    Protein he!ani

    yam tanpa kulit 1,

     potong sedang

    4eri kering 1, sdm

    Putih telur ayam +

     btr 

    Protein :abati

    Ka'ang hijau 2sdm

    Ka'ang tanah 2 sdm

    4ahu 1 potong besar 

    4empe 2 potong

    sedang

    4elur ayam 1,

     butir 

    4elur bebek asin

    1, butir 

    >ati ayam 1, buah

    sedang

    ebek +C% potong

    sedang

    *aging ayam

    dengan kulit +C%

     ptng sedang

    . kses Pelayanan Kesehatan

    PPOK merupakan penyakit kronis yang dapat kambuh bila ada faktor 

     pen'etus bahkan dapat menyebabkan kematian. Pasien tinggal di seputaran

    $idakarya, *enpasar, dimana akses pelayanan kesehatan 'ukup mudah

    dijangkau. depun pusat layanan kesehatan yang terdekat dari rumah pasien

    adalah P5$K$-$ Pembantu 8enon dan 8$5P $anglah yang dapat

    di'apai dalam 1 menit. $ebelum sakit pasien biasa mengontrol kondisi

    kesehatannya ke praktek dokter umum yang tidak jauh dari rumah pasien.kses pelayanan yang dekat memberikan kemudahan bagi pasien terutama

    saat sesaknya kambuh. $ampai saat ini pasien hanya 2 kali saja mengalami

    sesak yang sampai harus diba!a ke rumah sakit untuk ra!at inap.

    /. ingkungan

    $aat ini pasien tinggal bersama 2 orang 'u'u bersama 2 orang keluarga lain

    yang kos di rumah pasien. Pasien tinggal di rumah dengan luas bangunan dan

    40

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    41/45

     pekarangan sekitar + are. 8umah pasien 'ukup rapat dengan rumah#rumah di

    sekitarnya. Keadaan rumah pasien tergolong 'ukup layak untuk dihuni.

    >anya saja kamar pasien tampak agak kotor dan berantakan.4empat tinggal

     pasien terdiri dari 7 kamar yang terpisah. Kamar tidur pasien berukuran E

    + m2. Kamar tidur pasien hanya memiliki 1 buah jendela berukuran 1,2 E

    &, m2 dan + lubang "entilasi berukuran 2 E 2 'm. $irkulasi udara hanya

    melalui 1 buah jendela dan lubang sirkulasi tersebut, terkadang jendela tidak 

    dibuka oleh pasien. ahaya matahari yang masuk ke kamar pasien hanya

    sedikit. $umber air minum dan air -K untuk keluarga pasien adalah dari

    air P*-. *i rumah tersebut, terdapat 1 dapur dengan 1 kompor.

    Kebutuhan io#psikososial

    a. ingkungan iologis

    *alam lingkungan biologisCkeluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan hal

    serupa seperti dialami pasien. Kondisi imun pasien sangat penting dalam

    timbulnya kekambuhan pada penyakit pasien. ingkungan yang kurang

    mendukung serta ke'ukupan gi3i yang tidak sesuai diduga menjadi faktor 

     penting kambuhnya penyakit pasien.

    Kondisi rumah pasien dimana "entilasinya kurang memadai tidak mendukung

    untuk perbaikan kondisi kesehatan pasien. $elain itu, rendahnya aliran udara

    di dalam rumah pasien akibat minimnya "entilasi meningkatkan risiko

     penyebaran penyakit menular yang bersifat airborne  di kalangan anggota

    keluarga menjadi lebih mudah.

    Ke'ukupan gi3i pasien masih tergolong dalam kondisi gi3i kurang. :amun

    demikian pola makan pasien tetap perlu diperhatikan sesuai dengan ketentuan

    diet yang tepat bagi penderita PPOK, yaitu diet dengan rendah karbohidrat.

    . ?aktor Psikososial dan Kultural

    Pasien tidak lagi memiliki tanggung ja!ab untuk menghidupi keluarganya

    dengan men'ari nafkah. iaya untuk kebutuhan sehari#hari pasien dan

    keluarga ditopang oleh putranya. Pasien merasa sudah sangat tua untuk 

     bekerja dan membantu untuk memenuhi biaya di keluarganya, sehingga

    41

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    42/45

    masalah apapun yang mengenai biaya di luar kebutuhan sehari#hari, pasien

    menyerahkan semuaya kepada putranya dan 'u'unya.

    nggota keluarga pasien, terutama yang ikut tinggal serumah dengan

     pasien, 'ukup memahami kondisi pasien saat ini, serta 'ukup mendukung

    kesembuhan pasien. $e'ara umum putra pasien dan keluarganya memahami

    gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

     pasien tidak kambuh. $ebagai 'ontoh, putra dan 'u'u pasien memilih untuk 

    tidak merokok di dalam rumah atau dimanapun dekat pasien berada untuk 

    menghindari kambuhnya penyakit pasien akibat asap rokok.

    $elain itu karena kesibukan 'u'u pasien dalam berkerja, mereka tidak 

    sanggup untuk mengurus kebutuhan pasien sehari#hari dan pasien juga tidak 

    ada keluarga yang diajak untuk berbagi 'erita tentang masalah pasien.

    (.#. Saran +an KIE

    a. Pasien lebih mengetahui tentang penyakitnya, faktor#faktor risiko yang harus

    dihindari untuk men'egah eksaserbasi penyakitnya, serta mengenali gejala

    eksaserbasi akut dan 'ara menanganinya.K/ yang diberikan0# PPOK merupakan penyakit yang bersifat kronis dan dapat kambuh

    (mengalami eksaserbasi) apabila ada pen'etus.# ?aktor#faktor risiko pemi'u eksaserbasi akut PPOK pada pasien ini0 asap

    rokok, paparan terhadap debu dan insektisida, sirkulasi udara dalam

    rumah yang kurang baik. -aka dari itu diperlukan juga peranan keluargauntuk menjaga kesehatan pasien.

    # Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

     bepergian keluar rumah, serta dalam setiap kondisi menghindari terpapar 

    dari asap (saat duduk bersebelahan dengan orang yang merokok)# Pasien selain didiagnosis dengan PPOK juga didiagnosis dengan diabetes

    mellitus. -aka penting pula untuk mengedukasi pasien tentang penyakit

    ini, dimana penyakit diabetes mellitus dapat meningkatkan resiko

    terjadinya suatu infeksi. *iperlukan suatu ketaatan untuk menjaga agar 

    42

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    43/45

    gula darah pasien tetap terkontrol dan perlu memperhatikan tanda#tanda

     bahaya hiperglikemi maupun hipoglikemi yang mungkin terjadi pada

     pasien.

     b. ;entilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya, agar 

    udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif.K/ yang diberikan0# "entilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

     bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

     penyakit pada pasien# jendela#jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

    agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.# ersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan "entilasi udara

    (bebas dari kotoran pada kain kasa, sarang laba#laba, dll).'. Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

    membiarkan diri begadang sampai dini hari.K/ yang diberikan0# Pasien harus selalu memperhatikan !aktu untuk istirahat pada malam

    harinya# 4idak memaksakan diri untuk begadang apabila merasa kondisi tubuhnya

    menurund. -engikuti pola makan yang baik dengan gi3i seimbang sesuai dengan pola

    yang telah dianjurkan.K/ yang diberikan0# Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang baik dan utama bagi tubuh,

    namun pasien dengan PPOK perlu membatasi asupan karbohidrat karena

    konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat memi'u eksaserbasi akut.# -akanan sumber karbohidrat yang baik dan sekaligus perlu diperhatikan

     porsinya antara lain0 nasi, mie, roti, kentang, singkong.# =enis lauk dan sayuran dapat ber"ariasi agar pasien tidak merasa bosan,

    namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola

    yang dianjurkan.

    e. Pasien sebaiknya mendapat perhatian se'ara khusus oleh keluarganya

    khususnya oleh anak pasien dimana 'u'u pasien itu sendiri sudah disibukan

    oleh pekerjaan masing#masing atau alternatif lain pasien dapat tinggal di

    rumah anaknya

    43

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    44/45

    f. -elakukan kontrol ke poli interna 8$5P $anglah se'ara teratur serta rajin

    dan terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta

     penyakitnya kepada dokter.

    K/ yang diberikan0# *atang ke poliklinik 8$5P $anglah untuk kontrol obat se'ara teratur dan

    sesuai jad!al poli di"isi Pulmonologi, yaitu pada hari $enin D =umat.# -enyampaikan dengan sebenar#benarnya perkembangan kondisi dirinya

    kepada dokter poliklinik, termasuk keluhan yang sudah membaik,

    keluhan yang belum membaik, serta apabila ada keluhan baru.# -emanfaatkan !aktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan

    dokter mengenai penyakitnya ataupun hal#hal yang masih belum

    dimengerti oleh pasien.g. 4etap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

    yang dideritanya saat ini.K/ yang diberikan0# $enantiasa mendekatkan diri kepada 4uhan Zang -aha sa dengan

    menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien.# Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

    akti"itas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

    kehidupan sosialnya.

    # Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

    dalam men'apai kesembuhan dan men'egah kekambuhan penyakitnya,

    serta melakukan tindakan nyata yang dapat men'egah kekambuhan

    tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah, tidak merokok di dalam

    rumah dan sekitar pasien)

    44

  • 8/20/2019 kasus lengkap pbl

    45/45

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 8eilly ==, $il"erman K, $hapiro $*. hroni' obstru'ti"e pulmonary

    disease./n0 Kasper *, ?au'i $, ongo *, raun!ald , >auser $,

    =ameson =, editors. >arrison[s prin'iples of internal medi'ine. 1th ed.

     :e! Zork0 -'Gra!#>illM 2&&%. p. 1%6#%.

    2. 8iyanto $, >isyam . Obstruksi $aluran Pernapasan kut. *alam0 uku

    jar /lmu Penyakit *alam. disi ke#%. =ilid //. 2&&. >al0 97%#

    +. Kaner"isto -, dkk. OP*, hroni' ron'hitis, and apa'ity for *ay#to#

    day 'ti"ities0 :egati"e /mpa't of /llness on the >ealth#related Juality of 

    ife. hroni' 8espiratory *isease. 2&1&. 6(%)0 2&6#21.

    %. 4an A, :g 4P. OP* in sie0 Ahere ast -eets Aest. >$4. 2&&7M

    1++0 16#26

    . Perhimpunan *okter Paru /ndonesia. Penyakit Paru Obstruktif Kronis

    (PPOK)0 Pedoman *iagnosis dan Penatalaksanaan di /ndonesia. 2&11.

    . 8o'he :, dkk. eyond orti'osteroids0 ?uture Prospe'ts in the

    -anagement of /nflammation in OP*. ur 8espir 8e" 2&11M 2&0 121,

    16#172

    6. GO* 8eport. 2&11. -anagement 8eferen'e for hroni' Obstru'ti"e

    Pulmonary disease (OP*). !!!.gold'opd.org.