kasus keratitis indus kontak lensa.doc

10
LAPORAN KASUS ODS CONTACT LENS INDUCED KERATITIS IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. B Agama : Islam Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Pekerjaan : Wiraswasta Umur : 32 tahun Jenis Kelamin : perempuan Alamat : Jl. Kakatua no. 74 Makassar Rumah Sakit : BKMM ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri pada kedua mata Anamnesis Terpimpin : - Dialami sejak ± 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien berada di ruangan ber AC dengan menggunakan kontak lensa. Setelah itu pasien mulai merasakan nyeri pada kedua mata. Mata merah (+), air mata berlebih (+), silau (+),penglihatan menurun (+) sulit untuk membuka mata (+), penglihatan kabur (+), rasa berpasir (-), rasa mengganjal (-), gatal (-). - Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-) - Riwayat memakai kacamata (-) 1

Transcript of kasus keratitis indus kontak lensa.doc

Page 1: kasus keratitis indus kontak lensa.doc

LAPORAN KASUS

ODS CONTACT LENS INDUCED KERATITIS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. B

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Alamat : Jl. Kakatua no. 74 Makassar

Rumah Sakit : BKMM

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri pada kedua mata

Anamnesis Terpimpin :

- Dialami sejak ± 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien berada di

ruangan ber AC dengan menggunakan kontak lensa. Setelah itu pasien mulai

merasakan nyeri pada kedua mata. Mata merah (+), air mata berlebih (+), silau

(+),penglihatan menurun (+) sulit untuk membuka mata (+), penglihatan kabur (+),

rasa berpasir (-), rasa mengganjal (-), gatal (-).

- Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)

- Riwayat memakai kacamata (-)

- Riwayat penyakit DM (-)

- Riwayat penyakit HT (-)

Tanda Vital : Keadaan umum : Baik/ Gizi Cukup/ Composmentis

Tekanan darah : 130/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

1

Page 2: kasus keratitis indus kontak lensa.doc

Pernapasan : 24 x/menit

Suhu : 36,9 oC

Foto Pasien :

2

Page 3: kasus keratitis indus kontak lensa.doc

PEMERIKSAAN FISI K

A.INSPEKSI

PEMERIKSAAN OD OS

Palpebra Edema (+) Edema (+)

Apparatus lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (+)

Silia Normal Normal

Konjungtiva Hiperemis (+), Inj

Konjungtiva (+), Inj

Perikornea (-)

Hiperemis (+), Inj

Konjungtiva (+), Inj

Perikornea (-)

Bola mata Normal Normal

Kornea Keruh(+), udem (+) Keruh(+), udem(+)

Bilik mata depan Kesan Normal Kesan Normal

Iris Coklat, Kripte (+) Coklat, Kripte (+)

Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral

Lensa Jernih Jernih

Mekanisme Muskular Kesegala arah Kesegala arah

B.PALPASI

PEMERIKSAAN OD OS

Tensi okuler Tn Tn

Nyeri tekan (-) (-)

Massa tumor (-) (-)

Glandula periaurikuler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

C.FLUORESENS (+) Punctata (+) di daerah parasentralis

D.VISUS

VOD : 6/9,6

3

Page 4: kasus keratitis indus kontak lensa.doc

VOS : 6/12

E.TONOMETRI : Tidak dilakukan pemeriksaan

F.COLOR SENSE : Tidak dilakukan pemeriksaan

G.GONIOSKOPI : Tidak dilakukan pemeriksaan

H.OFTALMOSKOPI : Tidak dilakukan pemeriksaan

I.PENYINARAN OBLIK

PEMERIKSAAN OD OS

Konjungtiva Hiperemis (+), injeksio

konjungtiva (+) injeksio

perikornea (-)

Hiperemis (+), injeksio

konjungtiva ( + ) injeksio

perikornea ( - )

Kornea Keruh (+), udem (+) Keruh(+), udem (+)

Bilik mata depan Normal Normal

Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

Pupil Bulat, sentral, RC (+) Bulat, sentral, RC (+)

Lensa Jernih Jernih

J.SLIT LAMP

SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), injeksio konjungtiva (+), injeksio

perikornea (-), kornea : flouresen (+) punctata(+) didaerah

parasentralis, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat

sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih

SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), injeksio konjungtiva (+), injeksio

perikornea (-), kornea : flouresen (+) punctata(+) didaerah

parasentralis, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat

sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih

4

Page 5: kasus keratitis indus kontak lensa.doc

K.LABORATORIUM : Tidak dilakukan pemeriksaan

RESUME

Seorang perempuan umur 32 tahun dating dengan keluhan nyeri pada okuli dekstra

sinistra yang dialami sejak ± 12 jam yang lalu. Mata merah (+), air mata berlebih (+),

silau (+),penglihatan menurun (+) sulit untuk membuka mata (+), penglihatan kabur.

Riwayat penggunaan kacamata (-). Riwayat HT dan DM tidak diketahui.

Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan inspeksi ODS: lakrimasi (+), konjungtiva

hiperemia (+), injeksio konjungtiva (+),Visus : VOD = 6/9,6, VOS = 6/612. Tes

Fluoresens : Positif . Pada pemeriksaan slit lamp didapatkan SLOD : Konjungtiva

hiperemis (+), injeksio konjungtiva (+), injeksio perikornea (-), kornea : flouresen (+)

punctata(+) didaerah parasentralis, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil

bulat sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih. SLOS : Konjungtiva hiperemis (+),

injeksio konjungtiva (+), injeksio perikornea (-), kornea : flouresen (+) punctata(+)

didaerah parasentralis, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat sentral,

refleks cahaya (+), lensa jernih.

DIAGNOSIS

ODS CONTACT LENS INDUCED KERATITIS

PENATALAKSANAAN

Pemberian propamidine (Brolene) dan neomisin (Neosporin), dilengkapi dengan

mikonazole, klotrimazol, dan ketokonazol oral, telah digantikan oleh biguanide

polyhexamethylene (PHMB). Dalam konsentrasi 0,02%, PHMB efektif dalam

membunuh kista dan trofozoit pada berbagai ukuran dan mengakibatkan toksisitas

relatif sedikit pada kornea. Terapi dilanjutkan setiap 1-2 jam sampai terlihat perbaikan

klinis, biasanya dalam 1-2 minggu. Frekuensi pemberian diturunkan secara bertahap

hingga 4 kali sehari.

5

Page 6: kasus keratitis indus kontak lensa.doc

DISKUSI

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi radang pada kornea yang

akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. Keratitis biasanya diklasifikasikan dalam

lapis yang terkena seperti keratitis superfisial dan profunda atau interstisial. Akibat

terjadinya kekeruhan pada media kornea ini, maka tajam penglihatan akan menurun.

Mata akan merah yang terjadi akibat injeksi pembuluh darah perikorneal yang dalam

atau injeksi siliar. Gejala yang ditimbulkan berupa fotofobia, lakrimasi, dan

blefarospasme yang dikenal dengan trias keratitis.

Keratitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus selain itu dapat juga

disebabkan faktor lain seperti mata kering, keracunan obat, alergi, idiopatik ataupun

radiasi sinar ultraviolet.

Memakai lensa kontak merupakan faktor predisposisi umum di keratitis mikroba dan

merupakan salah satu dari dua faktor risiko dicegah untuk infeksi kornea pada

populasiusia kerja. Pemahaman kita tentang pencegahan dan profilaksis lensa

kontak terkait infeksi kornea.

Meskipun lensa kontak tidak mengurangi kejadian secara keseluruhan keratitis,

penurunan morbiditas mungkin dapat dicapai melalui faktor risiko,

termasuk menghindari keterlambatan dalam penyajian untuk pengobatan yang tepat.

Pseudomonas aeruginosa tetap menjadi penyebab paling umum. infeksi kornea lensa

kontak  yang berhubungan mungkin karena  kemampuan untuk berada dalam lensa

kontak. Lensa kontak yang berhubungan dengan infeksi, telah menunjukkan hubungan

yang kuat dengan cairan pencuci lensa kontak tertentu. tingkat Acanthamoeba

keratitis, menunjukkan faktor risiko yang tidak dikenal yang mungkin

mencakup paparan lingkungan. Perbedaan individu dalam kerentanan

terhadap keratitis mikroba mungkin sebagian dijelaskan oleh perbedaan

dalampolimorfisme nukleotida tunggal dalam gen sitokin tertentu, terutama yang

memilikiperan protektif yang terbukti dalam infeksi kornea.

Ulkus kornea juga dapat di diagnosis banding yaitu dengan tes fluoresens.

Dimana akan memberikan hasil positif pada ulkus kornea dengan adanya defek pada

semua lapisan kornea. Iridosiklitis merupakan peradangan iris dan badan siliar yang

6

Page 7: kasus keratitis indus kontak lensa.doc

dapat berjalan akut ataupun kronis. Pada iridosiklitis mata merah, visus juga berkurang,

iris keruh, warna kabur, kecoklatan, serta pupil miosis.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftamologi maka pasien ini dapat

didiagnosis sebagai keratitis Indus kontak lensa dimana pada anamnesis didapatkan trias

keratitis yaitu fotofobia, lakrimasi dan blefarospasme. Selain itu pada pemeriksaan

oftamologi didapatkan adanya konjungtiva hiperemis, selain itu pada pemeriksaan

flouresens (+).

7