Kasus Cerebral Toxoplasmosis

76
CEREBRAL TOXOPLASMOSIS PADA PENDERITA HIV/AIDS Dr Zamroni Afif

description

Kasus Cerebral Toxoplasmosis

Transcript of Kasus Cerebral Toxoplasmosis

Page 1: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

CEREBRAL TOXOPLASMOSIS PADA PENDERITA HIV/AIDS

Dr Zamroni Afif

Page 2: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

2

PENDAHULUAN•CNS ke-2 tersering sesudah paru-paru•1/3-2/3 pd pasien HIV sblm tx HAART•60-70% hasil otopsi•Infeksi oportunistik HIV/AIDS :

Toxoplasmik encephalitis 31% pasienHIV encephalitis 18% pasien Cryptococcal meningitis 11% pasienPrimary CNS Lymphoma (PCNSL) 4%

pasienTuberculosis 3% pasienCytomegalovirus 2% pasien

Page 3: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

3

PENDAHULUAN

• CD4 kurang dari 100 sel/mm • Gejala : nyeri kepala, gangguan bicara,

disfungsi serebellar, paresis nervus kranialis, dan kehilangan sensorik

• kadang menyerupai neoplasma • MRI dikatakan lebih sensitif dari pada CT

scan

Page 4: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

4

TINJAUAN PUSTAKA

ETIOLOGI• disebabkan oleh Toxoplasma gondii • obligat intraseluler protozoa • 3 bentuk : oocyst, bradyzoites, tachyzoites• Definitif host : kucing

Page 5: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

5

EPIDEMIOLOGI

• penyebab terbanyak lesi massa CNS • toxoplasmik encephalitis terjadi pada 36,4%

pasien • Eropa (70 sampai 90 persen) • Amerika Serikat (10 sampai 40 persen) • 24-47% pasien T. Gondii dengan seropositif

AIDS menjadi encephalitis toxoplasmosis

Page 6: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

6

PATOGENESIS & RESPON IMUNOocyst (daging mentah)

Tachyzoit (usus)

Darah & limfe

Imune respon

Bradyzoit (otak, skeletal, myocard,

retina)

Immunocompromizedreaktivasi

Tachyzoit

Aktivasi CD4 sel T

ekspresi CD154

sel dendritik & makrofag

IL-12

Sel TIFN-

Respon antitoxoplasmik

Page 7: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

7

PATOGENESIS

Page 8: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

8

PATOGENESIS

• Lesi tunggal, multipel >>>• Abses, nekrosis, inflamasi, edema • gray atau white matter• terutama berada di lobus frontal & parietal • periventrikel

Page 9: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

9

GAMBARAN KLINIS• demam 40-70% pasien• nyeri kepala 50-60% pasien• hemiparese,hemianopsia,afasia 20-80% pasien• palsy nervus kranial 10-20% pasien• gangguan penglihatan 10% pasien • subakut konfusion,hilangnya konsentrasi &

orientasi, perubahan perilaku,lethargi 15-45% pasien

• kejang & ataksia 15-30% pasien• tanda-tanda serebelar : gangguan bicara, korea,

nausea & vomiting juga dapat muncul

Page 10: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

10

DIAGNOSA• IgG antibodi T. gondii(+), IgM jarang

ditemukan• Titer IgG pe 1-2 minggu setelah infeksi &

menunjukkan peningkatan seumur hidup • LCS tidak membantu, normal pada 50

persen pasien, mononuklear pleiositosis ringan, pe konsentrasi protein & pe ringan konsentrasi glukosa

• EEG tidak spesifik • PCR DNA Toxoplasma sensitivitasnya 50-

60%

Page 11: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

11

DIAGNOSA

• CT dan MRI harus dilakukan

• CT scan : satu atau lebih lesi hipodens multipel dengan edema disekelilingnya, efek massa & ring enhancement setelah pemberian kontras

Page 12: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

12

DIAGNOSA

• MRI : lesi dengan intensitas sinyal rendah & ring enhancement dg gadolinium pada T1-weighted imaging & intensitas sinyal tinggi yg relatif pd T2-weighted imaging

Page 13: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

13

DIAGNOSA• Penegakkan diagnosa : histopatologi

tachyzoit pd jaringan biopsi otak• Dx empiris klinis, radiologis & respon

terapi sering digunakan• 80-90% px membaik minggu ke-2 terapi

dx presumptif• Biopsi otak tdk dilakukan rutin

resiko perdarahan yg signifikan, kerusakan pd jaringan sekitar & infeksi direkomendasikan bila diagnosa meragukan atau pasien tidak memberikan respon atau memburuk dengan terapi empiris

Page 14: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

14

ALGORITME DIAGNOSA

Page 15: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

15

DIAGNOSA BANDING• Dx banding utama : Primary central

Nervous System Lymphoma (PCNSL) • penyebab lesi massa CNS yang lain pada

pasien dengan AIDS• Thallium-201 single photo-emission CT

(SPECT) and positron-emission tomography (PET) telah dilaporkan berguna untuk membedakan encephalitis toxoplasmosis dengan PCNSL

Page 16: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

16

DIAGNOSA BANDING

Page 17: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

17

Page 18: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

18

TERAPI

Page 19: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

19

PROFILAKSIS

Page 20: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

20

PROFILAKSIS

• kucing harus dibersihkan setiap hari, dan kucing harus dijaga tetap di dalam dan tidak makan daging mentah atau daging yang dimasak tidak matang

• memanaskan daging di atas 70°C atau dengan mendinginkan di bawah -20°C

• Memakan telur mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi harus dihindari, sayur dan buah-buahan harus dicuci dengan baik sebelum dimakan

Page 21: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

21

Reverse Transcriptase Inhibitors are further divided into 3 groups

• Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NsRTIs)

• Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors (NtRTIs)

• Non-necleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNsRTIs)

Page 22: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

22

Binds to CD4 receptors on the surface of the lymphocyte

New Active Viral Particles are released to infect other cells

HIV Reverse Transcriptase copies the viral genetic code (RNA) into the Host’s genetic code (DNA). Once integrated into the host’s DNA, multiplication of the virus occurs.

The enzyme “Protease” enables the assembly and release of viral particles

NRTI NNRTI

PROTEASE INHIBITORS

HOW ANTIRETROVIRALS WORK

Page 23: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

23

KOMPLIKASI

• fokal atau generalized tonik/klonik epileptik seizure

• peningkatan tekanan intrakranial • harus segera dikenali sejak dini untuk

pemberian antikonvulsan yang sesuai dan atau terapi anti tekanan intrakranial

Page 24: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

24

PROGNOSIS• peningkatan resiko CNS toxoplasmosis

pada pasien terinfeksi HIV :1. CD4 sel T di bawah 200/µL2. Tidak mendapatkan trimethoprim

sulfametoxazole profilaksis3. Terdeteksinya serum anti-Toxoplasmosis

antibodi terutama bila titernya tinggi4. Lebih dari satu lesi menyerupai abses

pada neuroimaging5. Sebagian besar pasien memberikan

respon terhadap terapi tetapi defisit

Page 25: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

25

PROGNOSIS• Sebagian besar pasien memberikan respon

terhadap terapi • terjadi peningkatan resiko demensia berulang • relaps sering terjadi jika terapi

antitoxoplasmosis dihentikan setelah terapi induksi

• terapi HAART bukan hanya menurunkan insiden infeksi tetapi juga memperbaiki outcome

• perbaikan immune dengan terapi antiretroviral terkait dengan restorasi respon sel T spesifik T. Gondii

Page 26: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

26

Cerebral Toxoplasmosis dengan Paresis Nervus Kranialis • Kejadian jarang sering terkait dg lesi serebral

multipel • 366 AIDS-CNS toxoplasmosis: 8 (7 laki-laki, 1

wanita, usia 25-55 tahun) dg tanda-tanda gangguan batang otak, 6 px dg parese nervus okulomotor & hemiplegi KL, 1 dg ipsilateral tremor rubral, 7 px dg oftalmoplegi eksternal komplit 8 dg Parinaud’s Syndrome

• Gupta dkk : kasus yang jarang Toxoplasmosis pada batang otak dengan lesi nervus kranialis multipel

Page 27: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

27

LAPORAN KASUS

Identitas Penderita• Nama : Tn. Agus• Usia : 39 th• Jenis kelamin : Laki-laki• Pekerjaan : Supir perusahaan kayu • Pendidikan : SLTA• Alamat : Tajinan Kabupaten Malang• Status : Kawin• Agama : Islam• No. Reg : 10877299• MRS : 19-02-2010

Page 28: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

28

ANAMNESA • Keluhan Utama : Nyeri kepala • Riwayat Penyakit Sekarang :• Nyeri kepala dirasakan sejak 1 bulan sebelum

MRS, terasa makin lama makin memberat hingga nyeri kepala hebat dan pasien tidak tahan akhirnya dibawa ke rumah sakit.

• Selain itu pasien juga merasakan lemah separuh badan sebelah kiri mendadak, kelemahan pelan-pelan dirasakan makin memberat bersamaan antara tangan dan kaki kiri.

Page 29: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

29

ANAMNESA• Kelemahan badan sebelah kiri disertai

rasa tebal pada separuh badan sebelah kiri. Pasien juga mengeluhkan penglihatan dobel kira-kira 3 minggu sebelum MRS, tidak kabur.

• Sejak 1 bulan itu wajah pasien juga merot ke kanan, bicara agak pelo.

• Riwayat muntah disangkal, panas badan juga disangkal, tidak pernah kejang.

• Pasien tidak merasakan gangguan kencing ataupun buang air besar

Page 30: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

30

ANAMNESARPD : Riwayat hipertensi tidak terkontrol,

diabetes disangkal, kolesterol tinggi disangkal, asam urat tinggi disangkal.

Gaya hidup : Pasien punya kebiasaan merokok, suka minum kopi, kebiasaan berhubungan seksual secara bebas, pemakaian narkotika dan obat-obatan terlarang disangkal oleh pasien, tetapi oleh istri dan keluarga diduga penderita juga menkonsumsi obat terlarang.

Page 31: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

31

Pemeriksaan Fisik • TD: 100/ 80• Nadi : Reguler 82 kali per menit• Respiratory Rate : 20 kali per menit• Suhu : 36,7 C• Keadaan umum : baik• Kepala/ Leher : Anemis -/- , ikterus -/-,

Cyanosis -, Dyspneu –• Thorax : S1S2 tunggal / Reguler , Mur-mur -,

Ronkhi -/-, Wheezing :-/-• Abdomen: flat, supel, Bising Usus Normal, met –• Extremitas : dalam batas normal

Page 32: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

32

Status Neurologis

•GCS : 456 •Meningeal Sign : Kaku kuduk -, Brudzinski I: -/-

Brudzinski II -/-•Fungsi Luhur Kortex :•Bicara dan bahasa : a. Kelancaran : baikb. Pemahaman : baikc. Pengulangan : baikd. Penamaan : baike. Membaca : baikf. Menulis : baik

Page 33: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

33

•Pemeriksaan Saraf Kranial :»Saraf cranial I : normal»Saraf cranial II : RC+/+ »Saraf Kranial III : normal»Saraf Kranial IV : normal»Saraf Kranial VI : parese N. VI D/S»Saraf Kranial V : normal»Saraf Kranial VII : parese N.VII S UMN»Saraf Kranial IX : normal»Saraf Kranial X : normal»Saraf Kranial XI : normal»Saraf Kranial XII : parese N. XII S UMN

Page 34: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

34

• Pemeriksaan Sistem Motorik:Tonus : semua dalam batas normalKekuatan : 5 3 5 3

• Pemeriksaan Sistem Sensorik: Hemihipestesi SProtopatik : N/Propioseptif : N/N

• Pemeriksaan Sistem Refleks :• Refleks Fisiologis :

BPR : +2/+2, TPR :+2/+2, KPR : +2/+2, APR : +2/+2

• Refleks Patologis: Hoffmann: -/- Tromner : -/- babinski :-/+ chaddock : -/+ Gordon:-/- Oppenheim :-/-Schaefer : -/-

• Refleks Regresi: -

Page 35: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

35

• Pemeriksaan Fungsi Serebelum:Dismetria: normalDisdiadokokinesia: normalRomberg : normal

• Gerakan tidak sadar : -• Pemeriksaan system saraf otonom :

– BAK : dalam batas normal– BAB : dalam batas normal

• Sistem Kepala dan Kolumna Vertebralis : dalam batas normal

Page 36: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

36

DIAGNOSA• Dx Klinis :

Kronik progresif cephalgiaKronik parese N VI D/S Kronik parese N.VII S UMNKronik parese N. XII S UMNKronik hemiparese SKronik hemihipestesi S

• Dx Topis: supratentorial• Dx Hipotesis: Susp. Tumor cerebri

supratentorial• Dx sekunder: -

Page 37: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

37

Laboratorium

Tanggal 19-02-2010 (saat awal MRS)• DL : Hb/leukosit/trombosit/PCV:

12,0/7900/225000/36,5• GDA : 151 mg/dl• Ur/cr : 28,3 mg/dl / 1,04 mg/dl• SGOT/SGPT : 38 / 76• Albumin : 4,40 mg/dl

Page 38: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

38

Laboratorium

• Tanggal 23-2-2010

HbsAg : -

Anti HBs : -

Anti HCV : -

Toxoplasma IgG : +

Toxoplasma IgM : -

VDRL : -

TPHA : -

TB ICT : -

• Tanggal 1-3-2010

DL: Hb/leukosit/trombosit/PCV: 11,4/6200/221000/33,0

LED:92 mm/jam

Hapusan darah:

Eritrosit:normokrom normositer

Leukosit:jumlah normal

Trombosit:jumlah normal

Page 39: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

39

Laboratorium

• Urin lengkap :pH : 6Berat jenis : 1010Lekosit : traceSedimen : 10 x : epitel ++ 40x : eritrosit + (0-1)/lpb lekosit + (0-2)/lpb

• ASO/ASTO : + (200 iu/ml)

• CRP Kualitatif : 1,40 • Tanggal 3-3-2010

LDH : 347

• Foto thorax :

Pneumonia Susp. PCP

Susp lung TB• EKG : irama sinus 87 x/mnt

Page 40: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

40

Hasil Foto Thorak (tanggal 19-2-2010)

Page 41: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

41

• CT scan kepala : (tanggal 25-2-2010)Multiple ring enhancement lesion di thalamus, limb posterior capsula interna kanan dan nucleus lentiformis kanan dan korteks lobus frontalis S disertai herniasi uncal dan subfalcine Susp. Toxoplasmosis dd :Primary CNS lymphomaMeningoencephalitis dg abses formationMetastase brain process

Page 42: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

42

• Hasil CT scan kepala ulang (19-3-2010)Tampak lesi hipodens batas relatif tegas di thalamus, limb posterior capsula interna kanan dan nucleus lentiformis kanan yang menyangat ringan sebagian tepinya dengan pemberian kontras.Mega cisterna magna dd kista arachnoid

• Kesimpulan : sesuai cerebritis ec Toxoplasmosis dibanding CT scan tanggal 25 Februari 2010 proses berkurang

Page 43: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

43

Hasil CT Scan tanggal 25 Februari 2010(awal terapi)

Page 44: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

44

Hasil CT Scan tanggal 25 Februari 2010(awal terapi)

Page 45: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

45

Hasil CT Scan tanggal 25 Februari 2010(awal terapi)

Page 46: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

46

Hasil CT Scan tanggal 19 Maret 2010 (setelah terapi 3 minggu)

Page 47: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

47

Hasil CT Scan tanggal 19 Maret 2010 (setelah terapi 3 minggu)

Page 48: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

48

Hasil CT Scan tanggal 19 Maret 2010 (setelah terapi 3 minggu)

Page 49: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

49

RENCANA TERAPI• infus NS 0.9% 16 tts/ mnt • inj. Ranitidin 2x1 ampul iv• inj. Antrain 3x1 ampul iv• inj. Dexametason 4x1 amp• inj. Metoklopramid 3x1 ampul iv• Oral : Neurodex 2x1 tablet• Diet TKTP 2100 kkal / hr• Proper positioning / 2jam

Page 50: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

50

• Rencana Monitoring Keluhan, vital sign, GCS, tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial

• Rencana Edukasi KIE keluarga mengenai : kondisi penyakit, diagnosis penyakit, rencana diagnosis, rencana terapi, komplikasi, prognosis

Page 51: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

51

PEMBAHASAN

• Penegakkan diagnosis: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serologis & CT Scan kepala dengan kontras

• Pemeriksaan MRI kepala tidak dapat dilakukan karena alat di RS tidak dapat digunakan & keluarga kesulitan dana

Page 52: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

52

PEMBAHASAN• Pada kasus ini didapatkan :• Laki-laki usia 39 tahun• KU : Nyeri kepala• Nyeri kepala dirasakan sejak 1 bulan sebelum

MRS, terasa makin lama makin memberat hingga nyeri kepala hebat dan pasien tidak tahan akhirnya dibawa ke rumah sakit.

• Selain itu pasien juga merasakan lemah separuh badan sebelah kiri mendadak, kelemahan pelan-pelan dirasakan makin memberat bersamaan antara tangan dan kaki kiri.

Page 53: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

53

PEMBAHASAN

• Kelemahan badan sebelah kiri disertai rasa tebal pada separuh badan sebelah kiri. Pasien juga mengeluhkan penglihatan dobel kira-kira 3 minggu sebelum MRS, tidak kabur.

• Sejak 1 bulan itu wajah pasien juga merot ke kanan, bicara agak pelo.

• Riwayat muntah disangkal, panas badan juga disangkal, tidak pernah kejang.

• Pasien tidak merasakan gangguan kencing ataupun buang air besar

Page 54: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

54

PEMBAHASANRPD : Riwayat hipertensi tidak terkontrol,

diabetes disangkal, kolesterol tinggi disangkal, asam urat tinggi disangkal.

Gaya hidup : Pasien punya kebiasaan merokok, suka minum kopi, kebiasaan berhubungan seksual secara bebas, pemakaian narkotika dan obat-obatan terlarang disangkal oleh pasien, tetapi oleh istri dan keluarga diduga penderita juga menkonsumsi obat terlarang.

Page 55: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

55

PEMBAHASAN• Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

parese N. VI D/S, N.VII S UMN, N. XII S UMN hemiparese S dan hemihipestesi Sbabinski :-/+, chaddock : -/+

• Dx Klinis : Kronik progresif cephalgiaKronik parese N VI D/S Kronik parese N.VII S UMNKronik parese N. XII S UMNKronik hemiparese SKronik hemihipestesi S

Page 56: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

56

PEMBAHASAN

• saat MRS pemeriksaan laboratorium : DL, GDS, SGOT/SGPT, ureum-creatinin & albumin normal

• CT scan kepala dg kontras cito tertunda karena saat itu terjadi gangguan listrik di rumah sakit

• Dx Hipotesis: Susp. Tumor cerebri supratentorial

Page 57: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

57

PEMBAHASAN• Riwayat seksual bebas (+) cek

determinan HIV (+), Toxo IgG (+)• CD4 absolut 18 dg limfosit T helper yang

sangat kurang cerebral toxoplasmosis• CT scan kepala dg kontras : multiple ring

enhancement lesion di thalamus, limb posterior capsula interna kanan dan nucleus lentiformis kanan dan korteks lobus frontalis S disertai herniasi uncal dan subfalcine Susp. Toxoplasmosis, dd (1) Primary CNS lymphoma (2) Meningoencephalitis dg abses formation (3) Metastase brain process

Page 58: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

58

PEMBAHASAN• konsultasi ulang ke radiologi dg konfirmasi

kondisi klinis & laboratorium cenderung suatu multiple abses cerebri dengan ring enhancement karena toxoplasmosis

• Saran MRI kepala dg kontras tidak dapat dilakukan karena MRI di rumah sakit Saiful Anwar tidak dapat dioperasikan

• Rencana CT scan kepala dg kontras ulang 2 minggu post terapi

Page 59: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

59

PEMBAHASAN

• biopsi otak pada pasien ini tidak dilakukan karena tidak dapat dilakukan pemeriksaan MRI sebelumnya

• resiko operasi dibandingkan dengan kondisi klinis pasien dengan kesadaran yang baik

• diagnosis empiris berdasarkan gambaran klinis dan radiologis dan respon terapi sering digunakan pada praktek klinik

Page 60: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

60

PEMBAHASAN• CT scan kepala ulang dengan kontras

didapatkan hasil perbaikan dibandingkan CT scan saat awal masuk diagnosa hipotesis serebral toxoplasma sudah benar

• Diagnosis banding utama dari toxoplasmosis encephalitis adalah Primary Central Nervous System Lymphoma (PCNSL) single photo-emission CT (SPECT) and positron-emission tomography (PET) berguna untuk membedakan encephalitis toxoplasmosis dengan PCNSL tdk dilakukan krn kendala biaya

Page 61: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

61

PEMBAHASANDIAGNOSA BANDING

• Tumor serebri MRI kepala dengan kontras, resonance spectroscopy (MRS), PET, SPECT, diffusion weighted MRI (DWI)

• Progressive Multifocal Leukoencephalopathy (PML)

CT scan : multiple foci dg low attenuation pd white matter kedua hemisfer, terutama pada lobus parietooccipital, efek massa (-) dan enhancement (-) setelah pemberian kontras

• Tuberculoma CT scan : solid-enhancement, ring-enhancement, atau lesi campuran, terdapat kalsifikasi sentral dikelilingi oleh hipodens area dengan ring enhancement (target sign)

Page 62: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

62

TERAPI

• Induksi : pyrimetamin loading dose 200 mg 1x75 mg/hari kombinasi dg clindamycin 4x600 mg+leucovorin 1x10 mg 6 minggu

• maintenance : pyrimetamin 25-50 mg/hari kombinasi dg clindamycin 300-450 mg 4 kali/hari + leucovorin 10 mg/hari

• Tx HAART : duviral 2x1, evafiren 1x1

Page 63: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

63

PROGNOSA• Buruk infeksi HIV dg infeksi lain yang

mengikuti termasuk serebral toxoplasmosis• Relaps terutama apabila terapi dihentikan

setelah fase induksi follow up yang ketat • Terapi HAART harus diberikan

me morbiditas & periode survival yg lebih panjang dan perbaikan outcome

Page 64: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

64

KESIMPULAN1. Infeksi oportunistik HIV/AIDS pada

neurologis terbanyak toxoplasmik encephalitis sebanyak 31% pasien, terkait dengan reaktivasi pada infeksi laten & terjadi khususnya pada pasien dg nilai CD4 < 100 sel/mm

2. Gejala serebral toxoplasmosis meliputi nyeri kepala, gangguan bicara, disfungsi serebellar, palsy nervus kranialis, hemiparese, hemianopsia, afasia dan kehilangan sensorik

Page 65: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

65

KESIMPULAN

3. Lesi ok serebral toxoplasmosis kadang menyerupai neoplasma & secara klinis dapat terjadi kekeliruan dengan diagnosis berupa neoplasma anamnesis yang cermat disertai dg pemeriksaan penunjang

4. Diagnostik penunjang serebral toxoplasmosis pemeriksaan laboratorium serologis & radiologi (CT scan, MRI maupun SPECT/PET bila diperlukan)

Page 66: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

66

KESIMPULAN

5. Terapi pada serebral toxoplasmosis meliputi fase profilaksis, induksi, dan maintenance yang diikuti dengan follow up yang ketat untuk mencegah relaps dan kondisi yang lebih buruk

Page 67: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

67

Page 68: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

68

two weeks or less

APROACH TO CNS OPPORTUNISTIC COMPLICATION IN AIDS

RSCM Hospital, Jakarta

HIV seropositive, CD4 < 200 sel/uLFever, Headache, decreasing counsciousnes, clinical sign of intracranial

infection or SOL, progressive neurological signs and symptoms

CT / MRI:Focal brain lesionYes No

Toxo

Response Failure

ReassesmentClinical, radiologic, labs

Lumbar Puncture Cryptococcus, TB,Bacterial, other

Add treatment for TBor Toxo or Bacterialor others (CMV,PML)

Brain biopsy (rare)

ALGORITHM - 1

Bacterialor orTB

Page 69: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

69

Focal neurologic sign

APROACH TO CNS OPPORTUNISTIC COMPLICATION IN AIDS

RSCM Hospital, Jakarta

HIV seropositive, CD4 < 200 sel/uLFever, Headache, decreasing counsciousnes, clinical sign of intracranial

infection or SOL, progressive neurological signs and symptoms

ALGORITHM - 2

WITH OUT CT SCAN / MRI

Yes No

Two weeks

Response Failure

Add anti TB if previously received anti toxoplasma (vise versa)

Lumbar Puncture

• Cryptococcal

• TB

• Bacterial inf

Treatment A Anti Toxoplasma

Treatment BAnti TBOR

Page 70: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

70

Diagnosis and Management of toxoplasmosis in

HIV+ with neurologic symptoms or signs

CT or MRI

Brain Mass Lesion

Toxoplasma IgG +

Antitoxo therapy

Toxoplasmosis

Toxoplasma IgG -

Consider biopsy

•Lymphoma

•Tuberculoma

•Cryptococcoma

•Brain abscess

response

No response

Dr Farida Amod, University of Kwa-ZuluNatal

NeuroAids Meeting Arusha, Tanzania17-19 July 2006

Page 71: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

71

DIAGNOSA BANDING

Page 72: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

72

DIAGNOSA BANDING

Feature Toxoplasmosis PCNSL PML

Multiplicity Usually>5 Multiple <5 May be multiple

Enhancement ring homogenous None

Location Basal ganglia & grey-white junction

subependymal Usually limited to white matter

Mass effect Mid-moderate Mild None-minimal

Miscellaneous Lesion surounded by edema

May extend

corpus callosum High signal on T2W1, low on T1W1

Tabel 2. Perbandingan Lesi Neuroradiologis pada AIDS

Page 73: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

73

TERAPI

Page 74: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

74

HIV Life Cycle

From The Immunodeficiency Clinic - University Health Network Website, www.tthhivclinic.com

Protease

inhibitors (PIs)

NRTIs and NNRTI

Fusion Inhibitors

CCR5 Inhibitors

Page 75: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

75

Page 76: Kasus Cerebral Toxoplasmosis

76