Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

20
KASUS YANG MENYANGKUT KEPENTINGAN PUBLIK: ASURANSI AKUNTANSI UNTUK KONTRAK ASURANSI PSAK 36, PSAK 62 DAN STUDI KASUS

description

PSAK

Transcript of Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Page 1: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

KASUS YANG MENYANGKUT KEPENTINGAN PUBLIK: ASURANSI

AKUNTANSI UNTUK KONTRAK ASURANSI PSAK 36, PSAK 62 DAN STUDI KASUS

Page 2: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36 : AKUNTANSI untuk Kontrak Asuransi JIWA

TUJUAN: Untuk melengkapi pengaturan dalam PSAK 62:

Kontrak Asuransi. Suatu kontrak yang masuk dalam ruang lingkup

PSAK 62: Kontrak Asuransi sebagai kontrak asuransi, bila kontrak tersebut adalah asuransi jiwa.

RUANG LINGKUP Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk

kontrak asuransi jiwa. Pengertian kontrak asuransi mengacu pada PSAk 62: Kontrak Asuransi.

Page 3: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36 : Akuntansi untuk Kontrak Asuransi Jiwa

PENDAPATAN

Diakui sebagai Pendapatan dalam periode Kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan.

Bila periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, maka premi diakui sebagai PENDAPATAN selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan.

Diakui sebagai Pendapatan pada saat jatuh tempo dari Pemegang Polis. Kewajiban untuk Biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan Kontrak tersebut Diakui selama periode sekarang & periode diperbaruinya Kontrak.

Kin Dibayarkan kepada pemegang polis wakilnya dikurangi dengan Nilai Kini

Estimasi Premi masa depan yang akan diterima dari Pemegang Polis. Liabilitas manfaat polis masa depan diakui pada saat Pendapatan Premi

Diakui.

PENDAPATAN LAIN

Komisi Reasuransi & Komisi Keuntungan Reasuransi Diakui sebagai Pendapatan Lain.

Page 4: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36 : Akuntansi untuk Kontrak Asuransi Jiwa

BEBAN Beban Klaim meliputi Klaim yang telah disetujui, klaim dalam

proses penyelesaian, dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

LIABILITAS Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas manfaat polis masa depan dinyatakan dalam laporan

posisi keuangan berdasarkan perhitungan aktuaria. Liabilitas diakui sejak timbulnya kewajiban yang diperjanjikan

dalam kontrak asuransi jiwa. Liabilitas tersebut mencerminkan Nilai Kini Estimasi

pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan termasuk seluruh opsi yang disediakan, nilai kini estimasi seluruh biaya yang akan dikeluarkan tetapi juga mempertimbangkan penerimaan premi di masa yang akan datang (Gross premium reserve).

Page 5: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36 : Akuntansi untuk Kontrak Asuransi Jiwa

Penentuan jumlah liabilitas manfaat polis masa depan memenuhi Tes Kecukupan Liabilitas seperti diatur

dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi liabilitas klaim atas kontrak

jangka pendek, dinyatakan sebesar jumlah estimasi berdasarkan perhitungan teknis asuransi.

Page 6: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36 : Akuntansi untuk Kontrak Asuransi Jiwa

Premi yang Belum merupakan Pendapatan Ditentukan dengan cara:

1). Secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupan dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari jumlah premi untuk tiap jenis pertanggungan asuransi

atau

2). Secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan selama periode pertanggungan/periode risiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi seperti dijelaskan.

Page 7: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36 : Akuntansi untuk Kontrak Asuransi JiwaPENGUNGKAPAN

Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

a). Pengakuan pendapatan premi & penentuan liabilitas manfaat

polis masa depan serta premi yang belum merupakan

pendapatan.

b). Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi

reasuransi terhadap operasi perusahaan.

c). Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim

tanggungan sendiri.

d). Kebijakan akuntansi lain yang penting seperti ditentukan dalam

SAK yang relevan.

Page 8: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

a). Kebijakan akuntansi mengenai: 1). Pengakuan pendapatan premi & penentuan liabilitas

manfaat

polis masa depan serta premi yang belum merupakan

pendapatan 2). Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek

transaksi

reasuransi tersebut terhadap operasi perusahan; 3). Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim

tanggungan sendiri;

4). Kebijakan akuntansi lain yang penting seperti ditentukan

dalam SAK yang relevan.

Page 9: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36: ASURANSI JIWAPENGUNGKAPAN

b). Pendapatan premi bruto: pendapatan premi tahun pertama

dan premi tahun lanjutan secara terperinci berdasarkan

kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.

c). Klaim dan manfaat jenis, jumlah, dan penyebab kenaikan

klaim dan manfaat yang signifikan.

TANGGAL EFEKTIFPernyataan ini berlaku untuk periode tahun buku yang

dimuat pada

atau setelah tanggal 1 Januari 2012.

Page 10: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PSAK 36 : Asuransi Jiwa

PENARIKAN

Pernyataan ini menggantikan PSAK 36 (1996) :

Akuntansi Asuransi Jiwa.

Page 11: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

PENERAPAN PSAK BARU 36: Asuransi Jiwa

Penerapan PSAK baru ini membuat industri asuransi jiwa seperti digoyang gempa.

Perubahannya akan berdampak pada penurunan rasio kecukupan modal (risk based capital) dan premi.

Page 12: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Kondisi Industri Asuransi Jiwa di Indonesia

Kegelisahan tengah menyelimuti industri asuransi.

Belum tuntas masalah permodalan (Pemenuhan modal minimum), kini muncul aturan tentang kewajiban menerapkan standar akuntansi secara internasional.

Masing-masing aturan ini termaktub dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 28 untuk Asuransi Umum, PSAK 36 untuk Asuransi Jiwa dan PSAK 108 untuk Asuransi Syariah.

Page 13: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Kondisi Industri Asuransi Jiwa di Indonesia

Kekhawatiran industri asuransi ini bila aturan ini diterapkan akan berdampak signifikan pada laporan keuangan.

Perubahan akan terjadi seperti pada pos pendapatan premi, investasi, dan rasio kecukupan modal (Risk Based Capital (RBC).

Perlunya dilakukan perubahan adalah untuk mengatasi “ketidak jelasan” pencatatan atas beberapa produk baru yang kini marak dikeluarkan asuransi jiwa.

Informasi keuangan dari perusahaan asuransi jiwa untuk produk-produk tertentu belum mencerminkan informasi keuangan yang sebenarnya.

Page 14: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Kondisi Industri Asuransi Jiwa di Indonesia

Seperti produk Unit link, perusahaan asuransi berunsur investasi yang kini sangat popler di ass jiwa (unit link) terbiasa mencatat seluruh perolehan premi unt link, untuk kemudian dibukukan menjadi pendapatan premi kini harus mulai memisahkannya.

Inilah yang harus dilakukan bila merujuk ke International Financial Reporting Standard (IFRS), karena dana yang dicatatkan sebagai pendapatan premi adalah dana milik perusahaan.

Sementara, dana yang masuk dalam unsur investasi adalah dana yang “dititipkan” nasabah (milik nasabah) untuk diinvestasikan dan pada waktu jatuh tempo nanti, harus dikembalikan.

Dampaknya adalah terjadi perubahan dalam pembentukan cadangan teknis perusahaan. Perubahan ini akan terlihat pada pendapatan premi yang tercantum dalam laporan laba-rugi.

Page 15: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Kondisi Industri Asuransi Jiwa di Indonesia

Jika terjadi perubahan pencatatan seerti diatas, akan ada potensi penurunan premi pada laporan laba rugi perusahaan. Dampak lainya adalah pencatatan ini bisa berimbas pada berkurangnya RBC perusahaan asuransi.

Produk-produk lain selain unit link yang bakal terimbas berlaku juga pada produk yang mengandung janji pengembalian dalam jumlah tertentu kepada nasabah, seperti produk whole life dan endowment.

Artinya, pencatatan produk seperti asuransi pendidikan yang memberikan janj pengembalian pada periode tertentu dengan jumlah tertentu pun harus dipisahkan seperti halnya unit link.

Page 16: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Kondisi Industri Asuransi Jiwa di Indonesia

Melhat hal itu, dan dampaknya yang besar, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mempunyai alasan yang kuat untuk menyatakan belum siap menerapkan PSAK 36 ini pada 2012.

AAJI meminta waktu yang lebih panjang kepada regulator untuk mempersiapkan dari sehingga kemudian bisa menentukan langkah-langkah antisipatif atas dampak yang timbul, bila PSAK ini diterapkan.

Direktur Eksekutif AAJI, Stephen Juwono mengaku, saat ini AAJI dalam proses mengkaji kebijakan penerapan PSAK tersebut dan dampaknya terhadap pelaporan keuangan di asuransi jiwa.*)

*). Sumber: infobanknews.com

Page 17: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Industri Asuransi Jiwa belum siap menerapkan IFRS (PSAK 36: Asuransi Jiwa)

Hal ini juga diungkapan oleh Ketua AAJI, Hendrisman Rahim yang meliputi sistem informasi keuangan & akuntansi yang dimiliki perusahaan asuransi & SDM yang akan menjalankannya.

Direktur Eksekutif AAJI, Benny Waworuntu juga menyatakan keberatan tentang penerapan sistem pelaporan keuangan terbaru (IFRS – PSAK 36: Asuransi Jiwa) perusahaan asuransi dan sudah melaporkan kepada Bapepam-LK untuk meminta penundaan penerapan sistem ini.

Dengan sistem IFRS, pencatatan laporan keuangan antara premi dan investasi aka dipisahkan.

Dengan pemisahan ini, nantinya seakan-akan nilai premi perusahaan asuransi akan turun, padahal sebenarnya hanya beda pos pencatatan saja.

Page 18: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Industri Asuransi Jiwa belum siap menerapkan IFRS (PSAK 36: Asuransi Jiwa)

Sebagai tambahan, tahun ini, Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mewajibkan industri asuransi menggunakan sistem IFRS (PSAK baru) dalam pelaporan keuangan.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sudah mengeluhkan rencana penerapan ini dapat menurunkan kinerja industri asuransi jiwa.

Isa Rachmatarwata, Kepala Biro Perasuransian-Bapepam-LK belum bersedia berkomentar tentang tuntutan industri asuransi jiwa ini.

Page 19: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

Industri Asuransi Jiwa belum siap menerapkan IFRS (PSAK 36: Asuransi Jiwa)

Dengan PSAK 36: Asuransi Jiwa, maka Pendapatan Premi dan Investasi akan disajikan secara terpisah, sehingga nasabah dapat mengetahui besarnya investasi di masa depan.

Perlunya Sistem Informasi yang terpadu dan SDM yang memadai untuk menjalankannya.

Page 20: Kasus Asuransi PSAK 36 - Presentasi 29 Sept 2012

SEMOGA SUKSES

ALL THE BEST

SELESAI TERIMA KASIH