kasus

34
ILMU KESEHATAN NO RM : 0027074 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SAJIAN KASUS I Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan - Sedang Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Pembimbing : dr. A. Septiarko, Sp. A dr. Hj. Elief Rohana, Sp.A, M.Kes Diajukan Oleh : Ika Nurwulandari J500100051 1

description

stase anak

Transcript of kasus

ILMUKESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN

NO RM : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

SAJIAN KASUS IDiare Akut Dengan Dehidrasi Ringan - Sedang

Diajukan untuk Memenuhi PersyaratanPendidikan Program Profesi Dokter Stase Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing :dr. A. Septiarko, Sp. Adr. Hj. Elief Rohana, Sp.A, M.Kes

Diajukan Oleh :Ika NurwulandariJ500100051

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015ANAMNESIS

Nama : An. EJenis Kelamin : PerempuanUmur : 10 tahun 6 bulanRuang : MelatiKelas : III

Nama Lengkap : An. E Jenis Kelamin : PerempuanTempat dan Tanggal Lahir : Karangpandan, 12/06/2004 Umur : 10 tahun 6 bulanNama Ayah : Bp. S Umur : 37 tahunPekerjaan Ayah : Sopir Pendidikan Ayah : SDNama Ibu : Ny. W Umur : 30 tahunPekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga Pendidikan Ibu : SDAlamat : Salam 1/12 Toh Kuning KarangpandanTanggal Masuk RS : 27 Desember 2014 Jam 11.00Diagnosis masuk : Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

Dokter yang merawat : dr. Elief Rohana, Sp.A, M.Kes Ko Asisten : Ika Nuwulandari, S.Ked

Tanggal : 2014 (Autoanamnesis dan Alloanamnesis) di Bangsal MelatiKELUHAN UTAMA : BAB cairKELUHAN TAMBAHAN : Mual dan muntah1. Riwayat penyakit sekarang1HSMRS Pasien mengeluhkan BAB cair sebanyak 5x, BAB cair seperti air sebanyak gelas belimbing, berwarna kekuningan, lendir (-), darah (-), mual (+), muntah 3x muntah cair berisi air, keringat dingin (-), demam (+), batuk (-), pilek (-), makan/minum (-/+), BAK (+) tidak ada keluhan. Pasien pergi ke bidan dan mendapat obat namun keluhan tidak membaik.

HMRS Pasien dibawa ke IGD RSUD karanganyar dengan keluhan BAB sebanyak 4x, dengan konsistensi cair (+), sebanyak kira-kira gelas belimbing, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-), pasien mengeluh perutnya mual (+), muntah (+) tiap kali makan/minum, pasien juga mengeluh demam (+), batuk (-), pilek (-), keringat dingin (-), minum (+) banyak, haus (+), mata agak cekung, air mata (+) kurang, kembung (-), BAK (+) sedikit.Kesan :a. Pasien BAB (+) sebanyak 4x, dengan konsistensi cair (+), sebanyak kira-kira gelas belimbing, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-).b. Pasien mual (+), muntah (+) 3x, nafsu makan berkurang, minum banyak (+), demam (+), mata cekung, air mata masih keluar sedikit (+), kembung (-), BAK (+) berkurang2. Riwayat penyakit dahulu Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat alergi makanan: disangkalKesan : Tidak terdapat faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit sekarang.3. Riwayat penyakit pada keluarga Riwayat sakit serupa pada keluarga : disangkal Riwayat kontak dengan penderita dengan gejala yang sama : disangkalKesan :Tidak terdapat penyakit keluarga yang sama yang ditularkan dari keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang.1. Pohon Keluarga

Keterangan : : laki-laki

: perempuan

: pasien

Kesan : Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluargaRIWAYAT PRIBADI1. Riwayat kehamilan dan persalinana. Riwayat kehamilan ibu pasienIbu G2P1A0 Hamil saat usia 20 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan desa, ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Tekanan darah ibu dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.b. Riwayat persalinan ibu pasienIbu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal, presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3300 gram dan panjang badan 47 cm, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir. c. Riwayat paska lahir pasienBayi perempuan BB 3300 gram, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang. Kesan:Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.

2. Riwayat makanan0-6 bulan : Susu formula6-12 bulan : Susu formula, buah buahan (pisang, pepaya), diselingi nasi tim.1-2,5 tahun : Susu formula, diselingi nasi, lauk dan kuah sayur.2,5-11 tahun : Makan nasi dan lauk sesuai makanan keluarga Kesan : Pasien tidak mendapat ASI, kualitas makanan cukup, kuantitas makan cukup.

3. Riwayat perkembangan dan kepandaianMotorik KasarMotorik HalusBahasaPersonal Sosial

Duduk sendiri (9 bulan)Memegang benda (5 bulan)Menoleh ke sumber suara (6 bulan)Tersenyum(3 bulan)

Belajar berjalan(12 bulan)Makan sendiri (-)Berbicara baik (2 tahun)Bermain dengan keluarga(10 bulan)

Mulai berlari(2 tahun)Mandi sendiri(5 tahun )Belajar membaca (4 tahun) Bermain dengan teman (5 tahun sampai sekarang)

Kepandaian di sekolah sesuai dengan usianya Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia. Kepandaian cukup.4. Riwayat VaksinasiVaksinIIIIIIIVVVI

Hepatitis B0 hari2 bulan4 bulan6 bulan--

BCG1 bulan-----

DPT2 bulan4 bulan6 bulan---

Polio1 bulan2 bulan4 bulan6 bulan18 bulan-

Campak9 bulan6 tahun----

Kesan : Imunisasi dasar lengkap 5. Sosial, ekonomi, dan lingkungana. Sosial ekonomiAyah (37 tahun, sopir) dan ibu (30 tahun, kerja pabrik) penghasilan keluarga Rp 2.000.000 bulan dan keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.b. LingkunganPasien tinggal bersama kedua orang tuanya sejak lahir. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dan satu dapur dengan disertai 1 kamar mandi yang berada diluar rumah. Sumber air berasal dari PDAM. Rumah berlantai keramik dengan ventilasi yang cukup (terdapat 1 jendela tiap ruangan). Rumah ditempati oleh bapak, ibu, adik serta pasien.6. Anamnesis sistem Cerebrospinal : kejang (-), delirium (-)Kardiovaskuler : demam (+), sianosis (-), keringat dingin (-)Respiratori : batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak nafas (-)Gastrointestinal : mual (+), muntah (+), nyeri perut (-), BAB(+) cair 4x.Urogenital : BAK (+) berkurang, nyeri berkemih (-)Muskuloskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)Integumentum : bintik merah (-), ikterik (-)

Kesan : Terdapat masalah pada sistem gastrointestinal dan kardiovascular yaitu BAB cair (+) 4x, disertai dengan mual, muntah dan demam

PEMERIKSAANJASMANINama :An.E.Jenis Kelamin : PerempuanUmur : 10 tahun 6 bulanRuang : MelatiKelas : III

PEMERIKSAAN OLEH Ika Nurwulandari, S.Ked 27 Desember 2014 PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Lemas Kesadaran : Compos mentisVital Sign : HR : 100x/menit RR : 26x/menit Suhu : 38,7CStatus Gizi : BB/TB: 20 kg/120 cm BMI : 13,88 kg/m2 Gizi kurangKesimpulan :Status gizi pasien kurang menurut WHO

PEMERIKSAAN KHUSUSKulit : warna sawo matang, petechie (-) Kepala : ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukupMata : mata cekung (+/+), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokorHidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), napas cuping hidung (-/-)Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-), kaku kuduk (-)Kesan : terdapat salah satu tanda dehidrasi berupa mata cekung.

Cora. Inspeksi: ictus cordis tidak tampak b. Palpasi : ictus cordis kuat angkat c. Perkusi: batas kanan atas: SIC II linea parasternalis dextra batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra batas kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra d. Auskultasi: BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)

Kesan : Pada pemeriksaan fisik jantung dalam batas normal

Paru PemeriksaanKananKiri

DepanInspeksiSimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)SimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)

PalpasiFremitus (n) massa (-)Fremitus (n) massa (-)

PerkusiSonor (+)Sonor (+)

AuskultasiSDV (+), Rh (-), Wh (-)SDV (+), Rh (-), Wh (-)

BelakangInspeksiSimetrisKetinggalan gerak (-)SimetrisKetinggalan gerak (-)

PalpasiFremitus (n) massa (-)Fremitus (dan)massa (-)

PerkusiSonor (+)Sonor (+)

AuskultasiSDV (+), Rh (-), Wh (-)SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Kesan : Pada pemeriksaan fisik paru dalam batas normal

Abdomen a. Inspeksi: distended (-), sikatrik (-), massa (-)b. Auskultasi: peristaltik (+) meningkatc. Perkusi: timpani (+), undulasi (-)d. Palpasi : turgor kulit abdomen normal, nyeri tekan (-)e. Hepar : tidak teraba membesarf. Lien: tidak teraba membesar g. Anogenital: tidak ada kelainanKesan : Terdapat peristaltik meningkatEkstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-),sianosis (-), edema (-) Tungkai Lengan Kanan Kiri Kanan Kiri Gerakan: bebas bebas bebas bebas Tonus: normal normal normal normal Trofi: entrofi eutrofi eutrofi eutrofi Klonus Tungkai: (-) (-) (-) (-) Reflek fisiologis: biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+) normal, reflek brachioradialis (+) normal, reflek achiles (+) normal Refleks patologis: babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-), brudzinski IV (-)Sensibilitas: dalam batas normal Kesan : extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN (27 Desember 2014)No ParameterJumlahSatuanNilai Rujukan

1. Hb13,3g/dl12.00-16.00 g/dl

2. Eritrosit 4,69uL 4.50-5.50 x 106 / uL

3. Hematokrit 38,0% 32.00-44.00%

5. MCV 81,1femtoliter 82.0-92.0 fl

6. MCH 28,4pikograms 27.0-31.0 pg

7. MCHC 35,0g/dl 32.0-37.0 g/dl

8. Leukosit12.900uL5.000 10.000/ uL

8. Trombosit 248.000 uL 150.000-300.000/uL

9. Limfosit 10,6% 25.0-40.0%

10. Monosit 2,5% 3.0-9.0%

11.Segmen86,4%50.0-70.0%

Kesan :Pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit dan segmen serta penurunan hemoglobin, limfosit, dan monosit.

RINGKASAN ANAMNESIS Pasien laki-laki usia 10 tahun 6 bulan, datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan BAB cair 4x, sebanyak gelas belimbing tiap kali BAB, BAB cair seperti air berwarna kekuningan, lendir (-), darah (-), ampas (-), pasien juga mengeluh mual (+), muntah (+), demam (+), keringat dingin (-), batuk (-), minum banyak (+), mata cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) berkurang. Berat badan saat masuk RSUD 20 kg. Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang. Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga yang ditularkan pada pasien. Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik. Pasien dahulu tidak mendapatkan ASI. Imunisasi dasar lengkap Perkembangan baik. Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah cukup.

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK KU : Lemas Kesadaran : CM Vital sign TD :110/60 mmHgHR : 100x/menitRR : 24x/menitSuhu : 37,7C Status gizi kurang menurut WHO Mata : mata cekung (+/+) Hidung : nafas cuping hidung (-) Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-) Thorax : dalam batas normal Abdomen : peristaltik meningkat (+), turgor kulit normal Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal Pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit dan segmen serta penurunan hemoglobin, limfosit, dan monosit.

DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIFAktif BAB cair (+) Mual (+) Muntah (+) Demam (+) Terdapat tanda dehidrasi, yaitu keadaan umum baik, mata cekung (+/+), minum banyak, turgor kulit normal (dehidrasi ringan-sedang)Inaktif Tidak didapatkan

Diagnosa KerjaDiare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

RENCANA PENGELOLAANRencana Tindakan Obsevasi keadaan umum dan vital sign Mencukupi intake cairan peroral dan menggunakan infusRencana Terapi Pemberian cairanMaintenance : (10 x 100 = 1000) + (10 x 50 = 500) = 1500 cc 15 tpm makro KAEN3ATerapi dehidrasi ringan-sedang :Rehidrasi oral dengan oralit 75 cc/kg BB dalam 3 jam Serta bila disertai muntah infus Inj. Cefotaxim 500mg/12 jam Inj. Ranitidin 1amp/12 jam Inj. Ondancetron 2mg/8 jam Zink tablet 1 x 20 mg Diaform tablet 2x1 Paracetamol tablet 500mg (KP)

Rencana Edukasi Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien. Menjaga kebersihan tangan serta rajin cuci tangan Memperhatikan kebersihan lingkungan Memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi Menjelaskan kepada keluarga bila gejala timbul lagi untuk dibawa kembali ke dokter atau RS dan juga bila disertai dengan diare cair, diare berdarah, muntah berkali-kali, anak tampak lemas dan mengantuk, serta malas minum

PROGNOSISQuo ad vitam : ad bonamQuo ad fungsionam: ad bonamQuo ad sanam: ad bonam

FOLLOW UPTgl S O / APP

27/12/14

28/12/14

29/12/14

30/12/14

Pasien BAB (+) cair 4x, kira-kira gelas belimbing setiap BAB, berwarna kuning, ampas (-), lendir (-), darah (-), makan/minum (-/+), mual (+), muntah (+), panas (+), BAK (+)

Pasien masih BAB cair (+) 2x, gelas belimbing. berwarna kuning, lendir (-), darah (-),makan/minum (+), mual (-), muntah (-), batuk (-), pilek (-), panas (-), BAK (+)

Pasien sudah tidak BAB cair, BAB lunak (+) 1x, panas (-), makan/minum (+), mual (-), muntah (-), BAK (+)

Pasien sudah tidak BAB cair, pasien belum BAB dari semalam, panas (-), makan/minum (+), mual (-), muntah (-), BAK +

O/ Umur : 10 tahun 6 bulan, BB : 20 kg TD : 110/60 mmHg, HR: 100 x / mnt, RR : 24 x / mnt, S : 37,7C Status gizi : gizi kurangStatus generalisata Kepala : ukuran normocephal Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), mata agak cekungLeher : pembesaran limfonodi leher (-), Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+) Rh (-/-) Wz (-/-) Abd : distended (-), peristaltik (+) meningkat, turgor kulit baikExtremitas : extremitas superior et inferior dalam batas normalA/ Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

O/Umur : 10 tahun 6 bulan, BB :20 kg TD : 110/60 mmHg, HR : 100 x / mnt, RR : 20 x / mnt, S : 36,7C Status gizi : gizi kurangStatus generalisata Kepala : ukuran normocephal Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-)Leher : pembesaran limfonodi leher (-), Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+) Rh (-/-) Wz (-/-) Abd : distanded (-), turgor kulit baikExtremitas : ext sup et inf dbnA/Diare akut dehidrasi ringan-sedang (teratasi)

O/Umur : 10 tahun 6 bulan, BB : 20 kg TD : 100/60 mmHg, HR: 82 x / mnt, RR : 18 x / mnt, S : 36C Status gizi : gizi kurangStatus generalisata Kepala : ukuran normocephal Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-)Leher : pembesaran limfonodi leher (-), Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+) Rh (-/-) Wz (-/-) Abd : distended (-), turgor kulit baikExtremitas : extremitas superior et inferior dalam batas normal

A/ Diare AkutDehidrasi ringan-sedang (teratasi)

O/Umur : 10 tahun 6 bulan, BB : 20 kg TD: 110/60 mmHg, HR: 82 x / mnt, RR : 18 x / mnt, S : 36,2C Status gizi : gizi kurangStatus generalisata Kepala : ukuran normocephal Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-)Leher : pembesaran limfonodi leher (-), Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+) Rh (-/-) Wz (-/-) Abd : distended (-), turgor kulit baikExtremitas : extremitas superior et inferior dalam batas normalA/Diare akutDehidrasi ringan-sedang (teratasi)Rehidrasi oral dengan oralit 75 cc/kg BB dalam 3 jam Inf. KAEN3A 15 tpmInj. Cefotaxim 500mg/12jamInj. Ranitidin 1amp/12 jamInj. Ondancetron 2mg/8 jamZink tablet 1 x 20 mgDiaform tablet 2x1Paracetamol tablet (KP)

Inf. KAEN3A 15 tpmInj. Cefotaxim 500mg/12jamInj. Ranitidin 1amp/12 jamInj. Ondancetron 2mg (KP)Zink tablet 1 x 20 mgDiaform tablet 2x1Paracetamol tablet (KP)

Inf. KAEN3A 15 tpmInj. Cefotaxim 500mg/12jamInj. Ranitidin 1amp/12 jamInj. Ondancetron 2mg/8 jamZink tablet 1 x 20 mgDiaform tablet 2x1Paracetamol tablet (KP)

BLPLRanitidin tab 2x1Zinc tablet 1 x 20 mg

Observasi KU dan VS Inf RL 10 tpm makro Inj. Ampisilin 3 x 250 mgOttopan sirup 3 x cth

ILMUKESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN

NO RM :00270741 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

1

PEMBAHASAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa lendir dan darah.1 Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.3 Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.4,5 Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).5Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun.6 Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.7 Cara penularan diare umumnya melalui fekal-oral yaitu dengan perantara makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen atau melalui kontak langsung antara tangan dengan barang yang tercemar tinja penderita atau kontak tidak langsung melalui lalat (melalui 4F yaitu finger, flies, fluid, field).2,4Pada kasus ini, pasien berusia 10 tahun 6 bulan, keluhan yang didapatkan adalah BAB cair 4x sebanyak gelas belimbing, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-), disertai dengan mual dan muntah, lendir (-), darah (-), pilek (-), demam (+), keringat dingin (-), batuk (+), rewel (+), haus (+), mata cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) berkurang. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien lemas, kesadaran compos mentis, TD 110/60mHg, HR 100 x/ menit, RR 24 x/menit, dan S 37,7C, berat badan 20 kg. Pada pasien ini terdapat tanda dehidrasi seperti, kehausan (+), mata cekung/cowong (+).Penyebab dasar diare akut karena infeksi adalah non inflammatory yang ditimbulkan oleh enteropatogen melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, serta inflammatory diare yang disebabkan oleh invasi secara langsung dan produksi sitotoksin oleh bakteri. Kuman patogen penyebab diare akut pada anak yaitu Rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni, dan Cryptosporidium yang dapat menyebabkan gejala klinik berbeda.Pada pasien an. E, didapatkan keluhan panas dan demam yang dapat terjadi karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas umumnya terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Pasien ini juga datang dengan keluhan mual dan muntah tiap kali makan atau minum. Mual dan muntah merupakan gejala yang tidak spesifik, dan bisa disebabkan karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia, Cryptosporidium, serta enterik virus.Diagnosis diare akut pada anak dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik sangat penting untuk menilai dehidrasi pada anak dan menentukan status dehidrasi apakah sebagai dehidrasi berat, dehirasi ringan-sedang, ataukah tanpa dehidrasi. Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak.Tanda utama dehidrasi dapat dilihat dari tingkat kesadaran, turgor kulit abdomen, serta rasa haus. Untuk menilai derajat dehidrasi dapat digunakan penilaian obyektif dengan perbandingan berat badan sebelum dan sesudah menderita diare sedangkan penilaian subyektif dengan menggunakan kriteria WHO, skor Maurice King, dan lain-lain.Pada pasien ini terdapat tanda-tanda dehidrasi, rasa haus (+), mata cekung (+), BAK (+) berkurang, namun turgor kulit abdomen masih baik. Berdasarkan hal tersebut, maka pasien ini dapat dikategorikan menderita dehidrasi ringan-sedang menurut WHO.Penentuan Derajat Dehidrasi menurut WHOTANDA/GEJALA TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI RINGAN-SEDANG DEHIDRASI BERAT

Keadaan umum Baik, sadar * Gelisah, rewel * Lesu, lunglai atau tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa, tidak haus * Haus, ingin minum banyak * Malas minum atau tidak bisa minum

Turgor kulit Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sangat lambat

CATATAN 1 tanda * ditambah 1 atau > tanda lain 1 tanda * ditambah 1 atau > tanda lain

TERAPI A B C

Penanganan diare dapat dilaksanakan dengan menggunakan lima pilar penatalaksanaan diare yang ditetapkan oleh Depkes RI bersama IDAI, yang meliputi:1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru 2. Pemberian Zinc selama 10 hari berturut-turut3. ASI dan makanan tetap diteruskan4. Antibiotik selektif5. Nasihat kepada orang tuaPada pasien ini telah diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit 75 cc/kg BB selama 3 jam serta dilanjutkan pemberian terapi dengan dosis 10 cc/kg BB tiap diare atau muntah. Pada an. E untuk maintenance cairan diberikan infus KAEN3A agar kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh tercukupi sehingga pasien tidak jatuh dalam kondisi dehidrasi berat.Bila muntah atau penderita jatuh dalam kondisi dehidrasi berat maka dipasang infus dilanjutkan terapi untuk dehidrasi berat yaitu bila usia anak 1 tahun diberikan 30 cc/ kg BB dalam jam dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 2 jam berikutnya lalu di evaluasi. Minum diberikan bila pasien sudah mau minum yaitu sekitar 5 cc/kg BB ( oralit) Pemberian Zinc pada pasien ini bertujuan untuk mengurangi lama dan beratnya diare, serta dapat mengembalikan nafsu makan anak. Dosis Zinc untuk anak dibawah umur 6 bulan adalah 10 mg (1/2 tablet) per hari dan untuk anak di atas umur 6 bulan 20 mg (1 tablet) per hari. Zinc mempunyai efek terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna pada proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare. Zinc diberikan 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari diare.Nutrisi dari makanan tetap diteruskan sesuai umur pasien untuk mencegah kehilangan berat badan. Berdasarkan hasil lab pada pasien ini didapatkan angka leukosit yang cukup tinggi, sehingga perlu diberikan antibiotik. Angka leukosit yang cukup tinggi menunjukkan bahwa telah terjadi infeksi atau peradangan pada pasien.Nasihat diberikan kepada orang tua untuk segera kembali ke RS atau dokter apabila gejala timbul lagi dan juga bila disertai dengan diare cair, diare berdarah, muntah berkali-kali, anak tampak lemas dan mengantuk, serta malas minum. Nasihat lain kepada orang tua yaitu agar menjaga kebersihan tangan serta rajin cuci tangan, memperhatikan kebersihan lingkungan, dan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi.Secara umum penanganan diare akut bertujuan untuk mencegah atau menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, mengobati kausa diare yang spesifik mencegah dan menanggulangi gangguan gizi. Pemberian diaform (kaolin 550mg, pectin 20mg) setiap kali diare pada anak dianjurkan untuk anak >6 tahun. Diaform ini termasuk dalam kelompok absorbent yang diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin. Melalui efek tersebut maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi elektrolit. Pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan setiap kali beraktivitas, menjaga penggunaan air bersih, menjaga kebersihan makanan dan minuman, serta meningkatkan nilai gizi makanan pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68. 2. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-51. 3. Lung E, Acute Diarrheal Disease. In: Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH, editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2nd edition. New York: Lange Medical Books, 2003. 131 - 50. 4. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/SK1216-01.pdf 5. Manatsathit S, Dupont HL, Farthing MJG, et al. Guideline for the Management of acute diarrhea in adults. Journal of Gastroenterology and Hepatology 2002;17: S54-S71. 6. Jones ACC, Farthing MJG. Management of infectious diarrhoea. Gut 2004; 53:296-305.7. Tjaniadi P, Lesmana M, Subekti D, et al. Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia. Am J Trop Med Hyg 2003; 68(6): 666-10.

22