KASUS 4 (contoh makalah)

25
1 BAB 1 PENDAHULUAN Hampir semua manusia akan merasa takut apabila sudah ditetapkan diagnosis bahwa dirinya menderita kanker. Hal demikian tidaklah berlebihan sehingga wajarlah jika  persepsi orang terhadap diagnosis kanker adalah identik dengan menunggu datangnya kematian, yang pada umumnya sejak ditegakkan diagnosis sampai datangnya maut waktunya diperkirakan tidak akan lama lagi. Meskipun sudah disadari bahwa maut pasti datang, namun sangatlah jarang orang yang siap menghadapinya. Yang lazim terjadi  peristiwa itu selalu merupakan stressor bagi yang bersangkutan maupun keluarga yang ditinggalkan. Reaksi pasien dan keluarganya dalam menghadapi kanker bermacam- macam, ada yang dengan tabah dan pasrah, tetapi kebanyakan orang akan merasa sangat menderita tekanan batin setelah mengetahui diagnosis dan gambaran perjalanan penyakit itu. Reaksi emosional tersebut perlu diketahui dalam rangka menentukan sikap (approach) dari berbagai disiplin ilmu terkait dalam menangani kanker secara bersama- sama, yang menyangkut aspek organobiologik (fisik) psiko edukatif dan sosio kultural.

Transcript of KASUS 4 (contoh makalah)

Page 1: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 1/25

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Hampir semua manusia akan merasa takut apabila sudah ditetapkan diagnosis bahwa

dirinya menderita kanker. Hal demikian tidaklah berlebihan sehingga wajarlah jika

 persepsi orang terhadap diagnosis kanker adalah identik dengan menunggu datangnya

kematian, yang pada umumnya sejak ditegakkan diagnosis sampai datangnya maut

waktunya diperkirakan tidak akan lama lagi. Meskipun sudah disadari bahwa maut pasti

datang, namun sangatlah jarang orang yang siap menghadapinya. Yang lazim terjadi

 peristiwa itu selalu merupakan stressor bagi yang bersangkutan maupun keluarga yang

ditinggalkan. Reaksi pasien dan keluarganya dalam menghadapi kanker bermacam-

macam, ada yang dengan tabah dan pasrah, tetapi kebanyakan orang akan merasa sangat

menderita tekanan batin setelah mengetahui diagnosis dan gambaran perjalanan penyakit

itu. Reaksi emosional tersebut perlu diketahui dalam rangka menentukan sikap

(approach) dari berbagai disiplin ilmu terkait dalam menangani kanker secara bersama-

sama, yang menyangkut aspek organobiologik (fisik) psiko edukatif dan sosio kultural.

Page 2: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 2/25

2

BAB II

LAPORAN KASUS

Skenario 1

Bapak Arman (61 tahun) dan Ny. Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah. Merekadikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumahtangga dan

memberikan dua orang cucu.

Kondisi ekonomi keluarga Pak Arman cukup baik, memiliki dua perusahaan yang

 berjalan dengan baik.

Bapak Arman dan Ny. Nani cukup dikenal di lingkungannya karena keduanya aktif 

dalam kegiatan sosial dan keagamaan, bahkan Pak Arman menjadi salah satu donatur 

tetap pada sebuah panti asuhan.

Walaupun sebelumnya Pak Arman adalah perokok berat, namun sudah sejak 5

tahun terakhir ini berhenti total merokok dan aktif berolah raga.

Sejak satu tahun yang lalu, Pak Arman kerap kali merasa pusing dan sakit di daerah

lehernya serta batuk-batuk. Pemeriksaan oleh dokter di kantornya dinyatakan tensinya

130/80 mmHg. Jantung dan paru-parunya baik. Pak Arman diberi obat simptomatik biasa

namun tidak ada perbaikan.

Bagaimana sdr menyikapi kasus ini?

Skenario 2

Pak Arman lalu diperiksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar. Hasil

 pemeriksaan menunjukkan Pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah

 bermetastase ke tulang. Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan

kemoterapi.

Pak Arman dan istrinya tidak 100% percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan

menginginkan second opinion di luar negeri.

Istrinya, Ny. Nani, begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan merasa heran

dan tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat kepadanya.

Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya untuk 

selamanya.

Page 3: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 3/25

3

Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini adalah

sapaan Tuhan dan Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit

kepadanya.

Bagaimana sdr menyikapi kasus ini?

Skenario 3

Bapak Arman dan Ny. Nani ingin memperoleh second opinion, lalu berangkatlah ke

luar negeri untuk berobat. Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa Pak 

Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut, yang sudah bermetastase ke tulang-

tulang. Beberapa ruas tulang vertebra servikanya sudah begitu rapuh dan harus segera

diatasi agar tidak menjepit saraf-sarafnya.

Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik. Untuk kankernya, Pak Arman

harus menjalani pengobatan penyinara dan kemoterapi.

Setelah pengobatan selesai, Pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta. Kondisi Pak 

Arman tampak ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi.

Bagaimana sdr menyikapi kasus di atas?

Skenario 4

Sebulan kemudian Pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya.

Hasilnya begitu menggembirakan. Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang.

Kemoterapi diteruskan dan kemudian Pak Arman kembali lagi ke Jakarta.

 Namun beberapa minggu kemudian, kondisi Pak Arman justru malah menurun, ia

menjadi kesulitan untuk berjalan. Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur.

Bila makan dan minum Pak Arman selalu kesulitan menelan (keselak). Pak Arman secara

drastis tampak sangat lemah.

Saat kembali periksa ke luar negeri, dokter menyatakan bahwa kankernya sudah

menjalar ke otak. Dokter menyarankan agar Pak Arman menjalani pengobatan paliatif 

saja,. Ny.Nani tidak setuju dengan saran dokter, ia tetap minta agar doketr mau

mengobati suaminya dengan segala cara agar dapat disembuhkan.

Bagaimana sdr menyikapi kasus di atas?

Page 4: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 4/25

4

BAB III

PEMBAHASAN

Identitas Pasien Nama : Pak Arman

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 61 tahun

Alamat : -

Pekerjaan : Pengusaha

Status : Menikah

SKENARIO 1 & 2

Masalah Pada Pasien

Masalah pada keluarga Pak Arman adalah sebagai berikut:

  Sebelumnya Pak Arman adalah seorang perokok berat  besar kemungkian untuk 

menjadi kanker paru-paru

  Sejak satu tahun yang lalu, Pak Arman kerap kali merasa pusing dan sakit di

daerah lehernya serta batuk-batuk.

  Pak Arman diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan

  Hasil pemeriksaan menunjukkan Pak Arman menderita kanker paru-paru yang

sudah bermetastase ke tulang penyakit sudah sangat parah

  Pak Arman dan istrinya tidak 100% percaya pada hasil pemeriksaan dokter dan

menginginkan  second opinion di luar negeri  second opinion merupakan hak 

otonomi pasien untuk meminta pendapat dokter lain agar lebih meyakinkan.

  Istrinya, Ny. Nani, begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan merasa

heran dan tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat

kepadanya. Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal

suaminya untuk selamanya merupakan reaksi pasien yang wajar mengingat

ternyata penyakitnya sudah parah

Page 5: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 5/25

5

Sakit Parah Menurut Bioetika & Pandangan Agama

BIOETIKA

  Sehat menurut WHO

-  Sejahtera fisik, mental, sosial

-  Bukan hanya tidak adanya penyakit atau keterbatasan

  Hubungan manusia dengan sakit

-  Manusia yang sehat

-  Manusia yang merasa sehat tetapi sakit

-  Manusia yang merasa sakit tetapi sehat

-  Manusia yang sakit

  Merasa sehat atau sakit, amat tergantung pada persepsi manusia, tidak semata-

mata ada atau tidak adanya penyakit

ISLAM

  Sakit merupakan ujian keimanan 

  Ada beberapa hadits yang menegaskan bahwa sakit dapat menghapus kesalahan dan

melenyapkan dosa.

  Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi saw. bersabda: “Barang siapa

yang akan memperoleh limpahan kebaikan dari Allah maka terlebih dahulu ia akan

diberi cobaan”. 

  Juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim  bahwa Nabi saw. bersabda: “tidak satu

musibah pun yang menimpa diri seseorang muslim, baik berupa kesusahan dan

 penderitaan, kesedihan dan kedukaan, bahkan karena sepotong duri yang menusuk,

kecuali dihapuskan Allah swt. dengan itu sebagian kesalahan-kesalahannya.

KRISTEN

Penyebab sakit menurut padangan Kristen Protestan

a.  First caused

Pemberontakan manusia (+ iblis) terhadap Allah (dosa manusia pertama)

Page 6: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 6/25

6

 b.  Second caused

-  Ulah manusia sendiri yang tidak menjalankan perilaku hidup sehat dan tak 

menjaga tubuh sebagai “bait Allah”. 

-  Ulah orang lain, yang disebabkan secara sengaja / tidak sengaja oleh orang

lain (contoh: penyakit menular).

-  Dari kuasa atau roh jahat-setan.

KHATOLIK 

Hal yang ingin disoroti adalah mengapa orang menderita sakit parah. Dengan tegas

dapat dijawab, karena keadaan sakitnya lebih kuat daripada kemampuan fisik si

pasien. Seorang pasien menderita sakit parah secara terus-menerus tetapi tidak juga

meninggal berarti fisik si pasien kuat menahan. Penjelasan seperti ini akan sangat mudah

diterima karena logis atau rasional. Tetapi di dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit

orang menafsirnya sebagai kutukan dari Allah karena banyak dosa. Dalam hal ini, gereja

Katolik mempunyai pandangan yang sangat berbeda karena tetap mengacu pada paham

tentang Allah Yang Mahabaik. Oleh karena itu, penderitaan tidak berasa dari Allah.

Dan orang yang terus-menerus menderita sakit parah atau sangat lama menderita

sakit parah dipandang gereja Khatolik sebagai “Misteri”. Bahwa orang yang terus-

menerus menderita sakit parah tidak bisa dimengerti sebagai kutukan dari Tuhan. Faktamenunjukkan bahwa tidak sedikit juga orang di dalam masyarakat dikenal sebagai orang

 baik bahkan sangat baik tetapi juga menderita terus-menerus. Pun sebaliknya, ada orang

yang dikenal sebagai orang jahat tetapi selalu sehat, tidak pernah sakit bahkan tidak 

 pernah menderita sakit parah dan hidup senang.

Seperti halnya orang yang umur panjang dan orang yang umur pendek. Banyak 

orang menganggapnya sebagai orang baik dan sebagai orang yang tidak baik. Orang

umur panjang dianggap sebagai orang baik dan orang umur pendek dianggap sebagai

orang yang tidak baik. Dalam hal seperti itu, gereja Khatolik berpandangan bahwa

penyebabnya adalah manusia itu sendiri. Secara medis kematian bisa dijelaskan

 penyebabnya, bukan soal orang itu baik atau tidak baik. Fakta menunjukkan tidak sedikit

 bayi yang meninggal. Bayi bukan orang yang tidak baik. Dan juga orang jahat tetapi

umurnya panjang.

Page 7: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 7/25

7

HINDU

Sakit terjadi karena terjadinya disharmonisasi antara alam dengan tubuh dan

ketidakseimbangan antara vata, pitta dan kapha (tridosa ). 

Menurut pandangan Hindu, sakit atau penyakit yang diderita oleh orang atau

manusia bukanlah merupakan kutukan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa) maupun roh

suci leluhur, tetapi merupakan peringatan, teguran, ujian, godaan agar manusia tidak 

menjadi sombong dalam hidupnya.

BUDDHA

Sakit parah adalah sakit yang menyebabkan pasien tidak berdaya, terbaring di atas

tempat tidur, tidak dapat berfungsi sebagai manusia yang normal, dan akibat dari

rusaknya atau tidak berfungsinya organ-organ tubuh yang vital.

Menurut agama Buddha, asal atau sumber penyakit yaitu:

a.  Anicca

  Fakta bahwa segala sesuatu yang tercipta adala tidak kekal, selalu

 berubah.

  Ada awal, ada proses dan ada akhir.

  Setiap sel/organ tubuh mempunyai saat untuk rusak atau berhenti

 berfungsi sakit.

 b.  Dukkha

  Hidup itu tidak pernah memuaskan oleh karena perubahan selalu

terjadi.

  Sakit, menjadi tua dan mati adalah bagian dari kelahiran/hidup

manusia.

c.  Anatta

  Tidak ada jiwa atau apapun yang kekal dan abadi, semuanya

merupakan paduan dari unsur-unsur yang selalu berubah, dan

menyebabkan penderitaan, termasuk manusia.

Page 8: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 8/25

8

d.  Hukum Kamma

  Hukum perbuatan.

  Buah dapat diterima dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan

datang.

  Sakit, cacat dan penderitaan adalah buah atau akibat dari

perbuatan buruk yang dilakukan di masa lalu (termasuk di

kehidupan-kehidupan yang lalu).

Yang Harus Dilakukan Dalam Menghadapi Pasien Yang Sakit Parah

ISLAM

  Islam memerintahkan seluruh umatnya untuk melakukan pengobatan, dan

sebaliknya melarang mereka bersikap pasrah dengan kondisi negatif tanpa

melakukan tindakan usaha apapun.

  Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan perawi lain disebutkan

 bahwa Rasululluah bersabda bahwa setiap penyakit memiliki penawar. Jika obat

 penawar itu sudah dikonsumsi, maka penyakitnya akan sembuh dengan izin

Allah.

  Dalam hadits tersebut juga dijelaskan prinsip-prinsip dalam pengobatan, yakni

menentukan jenis obat dengan cermat terlebih dahulu, memahami betul jenis obat

tersebut dengan mengkonsultasikan kepada ahlinya (dokter spesialis).

  Menurut ajaran Islam, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang yang sakit,

yaitu antara lain:

-  Orang sakit harus bersabar 

-  Jangan banyak berkeluh kesah

-  Memperbanyak permohonan kepada Tuhan

-  Berusaha berobat dengan sikap tawakal kepada Allah

Page 9: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 9/25

9

KRISTEN

  Memandang manusia bukan sebagai objek / materi

  Tidak hanya penyembuhan etiologi medis

  Diberikan pengobatan agar pasien merasa lebih nyaman

KHATOLIK 

Meskipun nyatanya kematian sudah dekat, perawatan yang biasanya diberikan kepada

orang sakit, tidak boleh dihentikan. Memakai cara untuk mengurangkan rasa sakit, untuk 

meringankan penderitaan orang yang sakit parah, malahan dengan bahaya memperpendek 

kehidupannya, secara moral dapat dipandang sesuai dengan martabat manusia, kalau

kematian tidak dikehendaki sebagai tujuan atau sebagai sarana, tetapi hanya diterima dan

ditolerir sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan.

Perawatan orang yang menghadapi ajalnya adalah satu bentuk cinta kasih tanpa

 pamrih yang patut dicontoh. Karena alasan ini, perawatan harus digalakkan.

HINDU

  Kalau sakit, hendaklah diusahakan pengobatannya.

  Laksanakanlah dharma itu sebab dharma itulah yang akan melindungi dari

 bahaya.

  Baik-buruk perbuatan ada hubungannya dengan hukum karma.

  Pasien, pakar pengobatan dan keluarga pasien hendaknya sabar dan

mengusahakan penyembuhannya.

  Pasien hendaknya berdoa (sembahyang).

  Memandang sakitnya bukan kutukan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa), tetapi ada

hubungannya dengan hukum karma.

 Jangan mengambil jalan pintas bunuh diri karena tidak dibenarkan oleh ajaranHindu.

  Dokter serta petugas kesehatan hendaknya berusaha melaksanakan tugas

kewajibannya dengan memberikan bantuan pengobatan serta perawatan dengan

sabar.

Page 10: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 10/25

10

  Mengadakan doa bersama antara petugas kesehatan, rohaniawan dan keluarga

 pasien untuk memohonkan kesembuhan, kalau pasien masih hidup.

  Kalau pasien masih sadar hendaknya memusatkan pikiran kehadapan Tuhan Yang

Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wasa) dan mengucapkan mamtram OM atau AUM

sebagai perwujudan lambang Tuhan. Pikiran ditujukan atau dipusatkan diantara

kedua alis (kening).

BUDDHA

  Setiap orang boleh berusaha untuk sembuh, untuk mengurangi penderitaannya, itu

adalah hak sebagai manusia.

  Menolong orang sakit, cacat dan menderita:

-  Adalah kamma baik 

-  Setara dengan menolong Sammasambuddha

-  Dimulai dengan niat (cetana) yang baik 

-  Dilakukan dengan bijaksana

-  Dilakukan dengan cara yang benar 

  Cara menolong

-  Berusaha mengurangi/meringankan penderitaan makhluk lain

-  Anjurkan agar rela menerima segala yang datang, namun tetap optimis

-  Tidak memberikan beban tambahan

-  Mencegah lebih baik dari menyembuhkan

  5 cara merawat orang sakit

-  Menyiapkan obat-obatan

-  Mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik yang harus

ditawarkan

-  Merawat dengan penuh cinta kasih

-  Tak tergoyahkan oleh kotoran, air kencing, muntahan, ludah, dll.

-  Setiap saat memberikan dorongan semangat dengan membicarakan

Dhamma agar cepat ia sembuh.

Page 11: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 11/25

11

Kemoterapi

  Pro

-  Merupakan hak otonomi pasien untuk mendapatkan pengobatan

- Belum tentu pengobatannya sia-sia

-  Untuk meningkatkan survival rate 

  Kontra

-  Dampak buruk pada psikis pasien akibat kemoterapi

-  Pengobatan sia-sia

-  Menurut agama Kristen dan Buddha, pengobatan yang sia-sia tidak 

 berguna lagi untuk pasien

SKENARIO 3 & 4

Masalah Pada Pasien

  Dokter menyataka bahwa setelah kemoterapi, kanker parunya sudah hilang,

namun beberapa minggu kemudian kondisinya menurun, sulit berjalan, biacar 

 pelan, banyak tidur, kesulitan menelan dan tampak sangat lemah. Dokter 

menyatakan bahwa kanker yang diderita Pak Arman sudah menjalar ke otak 

Pak Arman yang sebelumnya telah memiliki semangat hidup yang tonggi tiba-

tiba harus dihadapkan pada penyakit Pak Arman yang sangat parah.

   Ny.Nani menolak saran dokter untuk melakukan pengobatan paliatif, dan

meminta dokter untuk melakukan segala cara untuk menyembuhkan Pak 

Arman Ny. Nani merasa yakin bahwa Pak Arman masih dapat disembuhkan

dengan pengobatan medis mengingat kanker parunya berhasil dihilangkan.

  Kemoterapi tidak berhasilada beberapa kemungkinan, yaitu:

a.  Kemoterapi berhasil tetapi adanya metastasis yang tidak terdeteksi ( silent 

illness)

 b.  Dokter tidak melakukan pemeriksaan secara holistik 

c.  Kemoterapi berhasil tetapi tidak di screening

Page 12: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 12/25

12

Pro dan Kontra Terapi Kuratif 

PRO

ETIKA  Jika Pak Arman masih kompeten dan menginginkan untuk tetap melakukan

 pengobatan kuratif 

  Hak otonomi pasien

HUKUM

  Menghormati hak pasien untuk mendapatkan perawatan medis

ISLAM

  Harus tetap berusaha dan bertawakal kepada Allah dan tidak boleh pasrah pada

keadaan

KRISTEN

  Tetap melakukan pengobatan meskipun tidak bisa disembuhkan

  Pengobatan postmodern, menjaga relasi horizontal tanpa kebenaran untuk 

tenangkan hati nurani.

KHATOLIK 

  KGK 2299: Kepada orang yang sakit dan menghadapi ajal diberi perawatan

sebaik-baiknya, dibantu dengan doa oleh keluarga atau sanak saudara yang lain.

Keluarga mengupayakan sakramen-sakramen (upacar suci) kepada mereka yang

sakit untuk menghadap Tuhan

KONTRA

ETIKA

  Pasien sudah memasuki stadium akhir dan secara medis kemungkinan untuk 

sembuh sangat kecil

Page 13: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 13/25

13

  Merupakan pengobatan yang sia-sia

  Dalam bioetik, pengobatan terbaik untuk stadium terminal adalah pengobatan

 paliatif 

  Tujuan utama adalah comfort (demi kenyamanan pasien), bukan hanya cure. 

ISLAM

  Hadits riwayat Jam’ah dari Anas bahwa Nabi saw. bersabda: Janganlah seseorang

mengharap mati karena suatu bencana yang menimpa dirinya. Dan seandainya

terpaksa mengharapkannya, hendaklah ia mengucapkan “Ya Allah hidupkanlah

aku selama hidup itu lebih baik untukku dan wafatkanlah jika wafat itu lebih

 berguna untukku”. 

KRISTEN

  Medis hanya sebagai alat atau sarana

  Medis bukan untuk perpanjangan umur, yang berhak adalah Allah

  Medis hanya untuk menopang tangan Allah

HINDU

  Tetap memberikan perawatan dengan cara pengobatan paliatif 

BUDDHA

  Tidak menyetujui pengobatan yang sia-sia

  Sakit aadalah akibat kamma buruk, dan lebih baik berdoa mati agar bisa terlahir 

kembali.

Hak Hidup &Hak MatiHUKUM

  Semua orang diciptakan sama dan memiliki hak-hak alamiah (natural rights)

yang tidak dapat dilepaskan, diantaranya termasuk hak atas hidup, kebebasan dan

hak milik.

Page 14: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 14/25

14

  Pada umumnya dikenal dua jenis hak asasi atau hak dasar manusia, yaitu hak 

dasar sosial dan hak dasar individual. Dua asas hukum yang melandasi hukum

kesehatan yaitu the right to healthcare atau hak atas pelayanan kesehatan (bukan

hak atas kesehatan) dan the right of self determination atau hak untuk menentukan

nasib sendiri merupakan hak dasar atau hak primer di dalam bidang kesehatan.

Yang disebut pertama umumnya dianggap merupakan hak dasar sosial, sedangkan

yang kedua merupakan hak dasar individual, meskipun batasan antara keduanya

agak kabur. Hal ini disebabkan karena hak dasar individual atau menentukan

nasib sendiri juga ada pada hak dasar sosial.

ISLAM

  Hidup itu merupakan anugerah dari Allah swt.

  Berdasarkan hadits riwayat Jam’ah dari Anas bahwa Nabi saw. bersabda:

Janganlah seseorang mengharap mati karena suatu bencana yang menimpa

dirinya. Dan seandainya terpaksa mengharapkannya, hendaklah ia mengucapkan:

“Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup itu lebih baik untuk ku dan wafatkanlah

 jika wafat itu lebih berguna untukku.” 

KRISTEN  Manusia tidak berhak mengakhiri nyawanya sendiri.

  Tujuan hidup untuk memuliakan Allah.

KHATOLIK 

  Hal ini tidak dapat diterima secara moral.

HINDU

  Hak mati tidak dibenarkan, karena berlawanan dengan ajaran ahimsa tanpa

kekerasan)

  Hanya Tuhan yang berwenang menentukan hidup dan mati manusia.

Page 15: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 15/25

15

BUDDHA

  Dalam agama Buddha tidak ada hak, termasuk hak untuk mati, yang ada adalah

kewajiban

  Kewajiban sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia: orang tua, anak, suami,

istri, murid, guru, majikan, karyawan, rakyat, pemimpin/raja.

Tindakan Dokter

  Kita harus berempati kepada pasien. 

  Berikan pengertian kepada pasien dan keluarganya mengenai manfaat pengobatan

 paliatif, karena pengobatan kuratif merupakan suatu tindakan pengobatan yang

sia-sia pada pasien stadium terminal. 

  Dari segi bioetika, sikap dokter dalam menghadapi pasien pada stadium terminal

yaitu beneficence (demi kepentingan terbaik pasien) dan non-malefience (tidak 

merugikan pasien). 

  Tujuan utama adalah comfort (demi kenyamanan pasien), bukan hanya cure. 

  Melakukan pendekatan kepada Pak Arman selaku pasien dan sanak keluarganya

yang lain. 

Page 16: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 16/25

16

BAB IV 

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Terminal

Pengertian

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak 

dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat

 progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif ( mengurangi gejala dan keluhan,

memperbaiki kualitas hidup. ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996)

Kriteria penyakit terminal

  Penyakit tidak dapat disembuhkan

  Mengarah pada kematian

  Diagnosa medis sudah jelas

  Tidak ada obat untuk menyembuhkan

  Prognosis jelek 

  Bersifat progresif 

Masalah – masalah pada pasien penyakit terminal

A. Masalah fisik 

   Nyeri

  Perubahan kulit

  Distensi

  Konstipasi

  Alopesia

  kelemahan otot

B. Masalah psikologi

  Ketergantungan tinggi

Page 17: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 17/25

17

  Kehilangan kontrol

  Kehilangan produktifitas

  Hambatan dalam berkomunikasi

C. Masalah sosial

  Menarik Diri

  Isolasi sosial

D. Masalah spiritual

  Kehilangan harapan

  Perencanaan saat ajal tiba

Perencanaan Tindakan

Secara umum :

1.  Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan cara :

  Mendengarkan pasien berbicara

  Memberi dorongan agar agar pasien mau mengungkapkan perasaannya.

  Menjawab pertanyaan pasien secara langsung

  Menunjukkan sikap menerima dan empati

2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat.

3. Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat.

4. Memberi dukungan terhadap respons kehilangan pasien.

5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga.

6. Menentukan tahap keberadaan pasien.

Pada penyakit kanker, dikenal istilah stadium penyakit kanker yang

menggambarkan sudah sejauh mana kanker itu tumbuh dan berkembang di dalam tubuh.

Ada empat stadium, stadium 1, 2, 3 dan 4. Pada stadium satu artinya, penyakit kanker masih tumbuh ditempat dia berasal dan belum menyebar kemana-mana dan relatif masih

dapat disembuhkan dengan baik. Stadium empat artinya kanker sudah menyebar ke

tempat jauh dari tempat dia tumbuh, bisa sudah menyebar ke paru-paru, liver, tulang

 belakang, otak , tulang pinggul dan lainnya.

Page 18: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 18/25

18

Penderita kanker stadium terminal adalah pasien yang sudah tidak dapat

disembuhkan dan sudah mendekati fase kematian (terminal). Stadium terminal umumnya

adalah pada kanker stadium lanjut, yang penyebaran kankernya sudah demikian jauh dan

merusak berbagai fungsi organ vital tubuh, baik disekitar kanker itu tumbuh maupun di

tempat jauh (metastasis), sehingga menyebabkan keadaan umum yang buruk bagi

 penderitanya. Pada keadaan ini sudah tidak dapat diberikan pengobatan baik berupa

operasi, kemoterapi, maupun radioterapi.

Penilaian apakah penyakit kanker sudah masuk ke dalam stadium terminal atau

 belum, ditentukan oleh dokter ahlinya, melalui berbagai pemeriksaan, baik secara klinis

maupun laboratorium dan pemeriksaan lainnya.

Pengobatan Paliatif 

ASPEK MEDIKOLOGEAL

  Latar belakang

-  Penyakit belum dapat disembuhkan

-  Pasien menghadapi berbagai masalah

-  Perlunya perawatan holistik terintegrasi

-  Sarana pelayanan paliatif terbatas

  Perawatan paliatif 

-  Memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi

 penyakit yang mengancam jiwa, serta penanganan masalah fisik,

 psikososial dan spiritual (WHO, 2002).

-  Terdiri dari:

o  Penatalaksanaan nyeri

o  Penatalaksanaan keluhan fisik lain

o  Asuhan keperawatan

o  Dukungan psikologis

o  Dukungan sosial

o  Dukungan kultural dan spiritual

Page 19: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 19/25

19

o  Dukungan persiapan dan selama masa duka cita

   Palliative Home Care

Pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga

 paliatif/keluarga atas bimbingan/pengawasan tenaga paliatif.

  Hospis/Rumah Perawatan

-  Tempat dimana pasien stadium terminal yang tidak dapat dirawat di

rumah, namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di RS.

-  Pelayanan untuk mengendalikan gejala yang ada, dengan keadaan seperti

di rumah sendiri.

  Pelaksana

-  Tenaga kesehatan

-  Pekerja sosial

-  Rohaniawan

-  Keluarga

-  Relawan

-  Telah mengikuti pendidikan/latihan dan mendapat sertifikat dari Depkes

  Tempat perawatan paliatif 

-  RS

-  Puskesmas

-  Rumah singgah/panti (hospis)

-  Rumah pasien

  Aspek medikolegal

a)  Informed Consent

-  Pasien paham pengertian, tujuan dan pelakasanaan perawatan paliatif 

(komunikasi).

-  Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent.

-  Penerima informasi, pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri

(pasien kompeten) dan saksi keluarga terdekat, pasien tidak kompeten

oleh keluarga terdekat atas nama pasien.

Page 20: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 20/25

20

-  Saat pasien kompeten, tim mengusahakan memperoleh pesan/pernyataan

 pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan

terhadapnya pada saat kompetensinya menurun, atau pasien menunjuk 

wakilnya untuk membuat keputusan saat ia tidak kompeten. Pernyataan

dibuat secara tertulis.

-  Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, tim dapat

melakukan tindakan kedokteran yang dapat diperlukan.

 b)  Resusitasi/tidak resisitasi

-  Pasien diinformasikan tentang hal ini saat mulai perawatan paliatif 

-  Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten/tim perawatan paliatif 

-  Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi,

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya.

-  Keluarga terdekat pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak 

resusitasi, kecuali sudah dipesankan dalam pernyataan tertulis oleh

 pasien.

-  Tapi dalam keadaan dan pertimbangan tertentu, permintaan tertulis oleh

seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan pengadilan untuk 

 pengesahannya.

-  Tim perawatan paliatid dapat membuat keputusan untuk tidak 

melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan tindakan

resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki

kualitas hidupnya berdasarkan bukti ilmiah.

c)  Perawatan di ICU

-  Sesuai ketentuan umum yang berlaku dan dibahas sebelumnya.

-  Dalam menghadapi pasien tahap terminal, tim harus mengikuti pedoman

 penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting .

Pengobatan pada penderita kanker stadium terminal, tidak lagi ditujukan pada

upaya untuk penyembuhan, tetapi lebih diarahkan kepada pengobatan paliatif.

Page 21: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 21/25

21

Pengobatan paliatif adalah pengobatan yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita seoptimal mungkin dengan kondisi kanker yang dia derita.

Umumnya lebih ditujukan untuk mengatasi gejala penyakitnya dan bukan lagi mengatasi

 penyebabnya.

Dapat dibayangkan bagaimana perasaan penderita maupun keluarganya, pada saat

mengetahui bahwa penyakit kankernya sudah tidak mungkin disembuhkan lagi. Ada

 beberapa sikap yang terjadi dalam menghadapi kondisi cobaan berat seperti ini, bisa

 berupa penolakan, amarah, konflik batin, depresi, sampai dengan penerimaan atau pasrah

akan takdir yang dialaminya.

Penderita kanker stadium terminal memerlukan perawatan yang lebih khusus,

karena banyaknya keluhan yang dia rasakan. Keluarga umumnya memasrahkan

 perawatan dan pengobatannya di rumah sakit, karena dianggap ditangani oleh tenaga

ahlinya dan keluarga tidak mengetahui bagaimana merawat penderita.

 Namun, harus diketahui, pengobatan paliatif seperti ini tidak ada batas waktu

sampai kapan harus dirawat di rumah sakit, karena hanya mengobati gejala penyakit saja

sampai menunggu panggilan Allah. Jangka waktu perawatan bisa sangat lama, dan

tentunya memerlukan biaya sangat besar baik untuk ongkos penginapan, obat-obatan,

tenaga medis dan paramedis. Selain itu keluarga juga akan sangat repot, karena harus

menunggu siang maupun malam, sehingga harus meninggalkan rumah, keluarga dan

 pekerjaan, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk transport dll.

Memang benar, untuk mengatasi keluhan-keluhan fisik yang dirasakan penderita

seperti rasa nyeri, mual-mual, perdarahan, borok, sakit kepala dan lain-lain memerlukan

tenaga dokter dan paramedis. Namun keluhan lain seperti rasa sepi, rasa kesendirian,

 putus asa, rasa takut, cemas, waswas, rasa ingin dicintai, rasa ingin disayangi, rasa aman,

kebutuhan spiritual, support mental, support sosial, sangat memerlukan dukungan dari

keluarga dan lingkungan sekitarnya yang dengan tulus hati mau mendengar, memberikan

Page 22: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 22/25

22

uluran kasih sayang dan perhatian yang sangat diperlukan penderita mendekati saat-saat

terakhirnya.

Perawatan paliatif bukan hanya dapat dilakukan di rumah sakit saja, namun dapat

 juga dilakukan di luar rumah sakit yaitu di rumah penderita itu sendiri. Perawatan di

rumah penderita sendiri ini disebut juga home care. Home care dapat dilaksanakan

dengan standart pengobatan seperti di rumah sakit.

Untuk dapat melaksanakan perawatan di rumah ini, perlu kerjasama berbagai

 pihak yang akan berfungsi sebagai Tim Perawatan Paliatif Rumah, yaitu dokter dan

 perawat rumah sakit, dokter di wilayah setempat bisa dokter Puskesmas atau dokter 

keluarga, PKK setempat dan relawan yang ingin membantu dan dibekali pelatihan

tertentu sesuai bidang minat yang sesuai baik bidang perawatan, dukungan spiritual

maupun dukungan moril.

Tuhan yang punya kuasa mengenai makhluk-Nya, jadi kesembuhan masih bisa

diharapkan walaupun sudah memasuki tahap stadium akhir.

What is HOSPICE? 

Hospice adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan

terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi (dokter sudah angkat tangan). Perawatan ini

 bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada

aspek bio-psiko-spiritual.

HOSPICE HOME CARE – YAYASAN KANKER INDONESIA HHC-YKI

Merupakan pelayanan / perawatan pasien kanker terminal (stadium akhir) yang

dilakukan di rumah pasien setelah dirawat di rumah sakit dan kembali ke rumah.

Page 23: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 23/25

23

Tujuannya:

Meringankan pasien dari penderitaannya, baik fisik (misalnya rasa nyeri, mual,

muntah, dll), maupun psikis (sedih, marah, khawatir, dll) yang berhubungan dengan

 penyakitnya. Memberikan dukungan moril, spiritual maupun pelatihan praktis dalam hal

 perawatan pasien bagi keluarga pasien dan perawat. Memberikan dukungan moril bagi

keluarga pasien selama masa duka cita.

Page 24: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 24/25

24

BAB V

KESIMPULAN

Penderita kanker stadium terminal adalah pasien yang sudah tidak dapat

disembuhkan dan sudah mendekati fase kematian (terminal). Pada stadium terminal,

 penyakit utamanya tidak dapat diobati, bersifat progresif dan pengobatan hanya bersifat

 paliatif dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dalam menghadapi penyakit

yang mengancam jiwa, serta penanganan masalah fisik, psikososial dan spiritual. Kualitas

hidup pasien merupakan suatu alasan dasar untuk memilih perawatan optional (pilihan)

atau obligatory (kewajiban). Dan kualitas hidup pasien juga merupakan justifikasi untuk 

melakukan withholding (tidak memasang alat bantu) ataupun withdrawing (mencabut alat

 bantu). Pada stadium terminal ini diperlukan perawatan secara holistik dan ditangani

dalam satu tim. Tindakan Ny.Nani yang melakukan pengobatan dengan segala cara

termasuk tindakan extraordinary.

Dari segi bioetika, sikap dokter dalam menghadapi pasien pada stadium terminal

yaitu beneficence (demi kepentingan terbaik pasien) dan non-malefience (tidak 

merugikan pasien). Tujuan utama adalah comfort  (demi kenyamanan pasien), bukan

hanya cure. Dokter dapat melakukan pendekatan kepada Pak Arman selaku pasien dan

sanak keluarganya yang lain dan memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya

mengenai manfaat pengobatan paliatif, karena pengobatan kuratif merupakan suatu

tindakan pengobatan yang sia-sia pada pasien stadium terminal.

Page 25: KASUS 4 (contoh makalah)

7/16/2019 KASUS 4 (contoh makalah)

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-4-contoh-makalah 25/25

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1.  Sampurna, Budi.  Profesi Kedokteran dan Kode Etiknya serta Peran Manajemen

 Rumah Sakit terhadap kasus Malpraktik. Access on January, 29th

2011. Available

at :  http://www.freewebs.com/kekimalpraktek/etikkedokteran.htm 

2.  Wiradharma, Dhanny. Hukum Kedokteran. Binarupa Aksara. 1996. 

3.  Bagian Kedokteran Forensik,  Peraturan Perundang-undangan Bidang 

 Kedokteran, Jakarta, 1994. 

4.  Shannon, Thomas, Pengantar Bioetika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995