kasus 3 OGR klp 3
-
Upload
putery-rizkia-amry -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
description
Transcript of kasus 3 OGR klp 3
Perdarahan post partum
KELOMPOK 3
LAPORAN KASUS
Perdarahan pasca melahirkan
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang
dirujuk oleh bidan ke IGD Rumah Sakit dengan
keterangan perdarahan. Pasien melahirkan
anak kedua 1 jam yang lalu dengan berat bayi
4000 gram.
Kata kunci: perdarahan pasca melahirkan
TERMINOLOGI
1. Perdarahan post partum perdarahan yang terjadi sesudah sesaat proses persalinan berlangsung dengan volume perdarahan melebihi dari 500 ml.
2. Makrosomia
bila berat badan bayi melebihi dari 4000 gram.
Wanita 27 tahun Perdarahan
Melahirkan anak ke 2 ,1 jam yang lalu
IGD RS
makrosomia
Klasifikasi
Perdarahan Postpartum (PPP)
Definisi Faktor resiko
tatalaksana
Patofisiologi Manifestasi Klinis Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Kegawatdaruratan PPP
KomplikasiPencegahan
Etiologi
Trauma
Tonus
Tissue
Trombosis
Tidak syok syok
Definisi
• Perdarahan post-partum atau perdarahan pascapersalinan (PPP) adalah perdarahan masif yang berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu.
• PPP adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir.
Epidemiologi
Insidensi pada negara maju sekitar 5% dari persalinan
Insiden pada negara berkembang bisa mencapai 28% dari persalinan dan menjadi masalah utama dalam kematian ibu
Di Indonesia diperkirakan ada 14 juta kasus.
Penyebabnya 90% dari atonia uteri, 7% robekan jalan lahir, sisanya dikarenakan retensio plasenta dan gangguan pembekuan darah.
Etiologi
• Hipotoni sampai atonia uteri• Akibat anestesi• Distensi berlebihan• Partus lama• Partus presipitatus/partus terlalu cepat• Persalinan karena induksi oksitosin• Multiparitas• Korioamnionitis• Pernah atonia sebelumnya
• Sisa plasenta• Selaput ketuban tersisa• Plasenta akreta, inkreta, perkreta
Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
• Episiotomi yang melebar• Robekan pada perineum, vagina, dan serviks• Ruptura uteri
Perdarahan karena robekan
• Jarang terjadi tetapi bisa memperburuk keadaan diatas
Gangguan koagulasi
Patofisiologi atonia uteri
Gejala Klinis
1. Atonia uteri• Uterus tidak berkontraksi dan
lembek,perdarahan segera setelah anak lahir.• Penyulit; syok, bekuan darah pada serviks
atau posisi terlentang akan menghambat aliran darah keluar
Gejala klinis
2. Robekan jalan lahir• Darah segar yangmengalir segera setelah bayi lahir,
uterus berkontraksi keras dan plasenta lengkap• Penyulit; pucat, lemah dan menggigil
3. Retensio plasenta• Plasenta belum lahir setelah 30 menit,perdarahan
segera, uterus berkontraksi dan keras• Penyulit, talipusat putus akibat traksi
berlebihan,inversio uteri akibat tarikan,perdarahan lanjutan
Gejala klinis
4. Tertinggalnya sebagian plasenta• Plasenta atau sebagian selaput (mengandung
pembuluh darah) tidak lengkap,perdarahan segera• Penyulit; uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus
tidak kurang
5. Inversio uteri• Uterus tidak teraba,lumen vagina terisi massa,tampak
talipusat• Penyulit;neurogenik syok,pucat dan limbung
Gejala klinis
6. Endometritis atau sisa fragmen plasenta• Sub involusi uterus,nyeri tekan perut bawah
dan pada uterus, perdarahan, lokia mukopurulen dan berbau bila disertai infeksi.
Anamnesis tambahan
Riwayat perdarahan postpartum sebelumnya?
Berapa banyak perdarahannya?
Apakah melahirkan dengan menggunakan alat bantu seperti vakum dan atau forceps?
Riwayat kelainan pembekuan darah?
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik berdasarkan penyebab PPP Atonia uteri• Pemeriksaan fisik: perdarahan masih aktif dan
banyak setelah bayi dan plasenta lahir, perdarahannya bergumpal, pada palpasi ditemukan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek.
Robekan jalan lahir• Pemerisaan fisik:
a) robekan bisa ringan, b) luka episiotomi, c) robekan perineum spontan derajat ringan sampai
ruptur perinei total, d) perdarahannya merah segar dan pulsatif sesuai
derajat nadi, e) robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks,
daerah sekitar klitoris dan uretra, dapat terjadi ruptura uteri
Perdarahan karena gangguan pembekuan darah– Pemeriksaan penunjang: waktu perdarahan dan
pembekuan yang memanjang, trombositopenia, hipofibrinogenemia, FDP (fibrin degradation product), tes protombin dan PTT memanjang
Tindakan penatalaksanaan syok atonia uteri
Sikap Trendelenburg, memasang venous line dan pemberian oksigen
Sekaligus merangsang kontraksi uterus dengan cara : • - masase fundus uteri dan merangsang puting susu
- pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan secara i.m/i.v atau s.c• - memberikan derivat prostaglandin F2α (carboprost
tromethamine) yang jadang memberikan efek samping berupa diare, hipertensi, mual-muntah, febris, dan takikardi.
• - pemberian misoprostol 800-1000µg per rektal • - kompresi bimanual eksternal dan/ atau internal• - kompresi aorta abdominalis
• - pemasangan “tampon kondom” kondom dalam kavum uteri disambung dengan kateter, difiksasi dengan karet gelang dan diisi cairan infus 200 ml yang akan mengurangi perdarahan dan menghindari tindakan operatif.
• - catatan : tindakan memasang tampon kasa utero-vaginal tidak dianjurkan dan hanya bersifat temporer sebelum tindakan bedah ke rumah sakit rujukan.
Bila semua tindakan itu gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan tindakan operatif laparotomi dengan pilihan bedah konservatif (mempertahankan uterus) atau melakukan histerektomi. Alternatif lainnya :
• - ligasi arteri uterina atau arteri ovarika• - operasi ransel B Lynch• - Histerektomi supravaginal• - Histerektomi total abdominal
Perdarahan pascapersalinan termasuk kegawatdaruratan obstetrik
Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan• Sebagian besar kegawatdaruratan dapat
dihindari : perencanaan yang benar, ikuti petunjuk klinis, pemantauan seksama
• Reaksi terhadap kegawatdaruratan– kerja tim dengan anggota yang mengetahui : klinis
pasien, diagnosis, penanganan, manfaat dan efek samping obat, peralatan gawat darurat dan cara kerjanya
Pencegahan
Antenatal care
Misoprostol per oral 400-600 mikrogram setelah bayi lahir
Perbaiki keadaan umu dan atasi penyakit kronis, anemia dll
Kenali dan cegah faktor predisposisi
Cegah partus lama
Kehamilan beresiko tinggi melahirkan di RS besar
Hindari melahirkan di dukun
Tatalaksana adekuat untuk pertolongan pertama dan rujukan yang tepat
Komplikasi
Syok
Anemia
Infeksi
Inkontinentia alvi
Kematian
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam