Kasus 1 Imam Skizofrenia Paranoid

download Kasus 1 Imam Skizofrenia Paranoid

of 21

description

ski

Transcript of Kasus 1 Imam Skizofrenia Paranoid

STATUS PASIENSeorang Lkai-laki 44 Tahun dengan F 20.0 Skizofrenia ParanoidDD F 22.0 Gangguan Waham Menetap

Disusun Oleh :Imam Khoirul FajriJ500090090

Penguji :dr. Maria Rini Indriarti, Sp.KJ., M.Kes

STASE ILMU KESEHATAN JIWA RSJD SURAKARTAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS Nama: Tn. SUsia: 44 tahunJenis Kelamin: lai-lakiAgama: IslamSuku: JawaAlamat: CilacapStatus Pernikahan: Cerai Pendidikan Terakhir: SLTAPekerjaan: PedagangTanggal Masuk RS: 18 Juli 2014Tanggal Pemeriksaan: 21 Agustus2014

II. RIWAYAT PSIKIATRI Riwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2014. A. Keluhan Utama

B. Riwayat Penyakit Sekarang1. AutoanamnesisPasien diperiksa pada tanggal 21 Agustus 2014 di Bangsal Srikandi RSJD Surakarta. Pada saat dilakukan wawancara, pasien sedang duduk di kursi Bangsal Nakula dengan mengenakan pakaian seragam RSJD Surakarta, penampilan pasien sesuai usia, penampilan rapi dengan rambut pendek rapi. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik, volume sedang, intonasi cukup, serta artikulasi jelas. Pasien tidak memerlukan paksaan untuk menjawab pertanyaan pemeriksa. Dalam menjawab pertanyaan pemeriksa pasien tidak pernah menolak dan menjawab sesuai apa yang ditanyakan, namun terkadang pasien beralih ke topik pembicaraan yang lain dan terkadang jawaban pasien tidak sesuai dengan pertanyaan pemeriksa sehingga pasien tampak bingung. Pasien mengaku dibawa ke RSJD Surakarta oleh anak kandung pasien. Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit karena ingin mengobati penyakit darah tingginya dan mengatakan baru pertama kali ke sini. Pasien mampu memperkenalkan diri sebagai Ny.M, berusia 43 tahun. Pasien mengaku tinggal di Sukoharjo.Pasien mengatakan bahwa dia sudah menikah beberapa kali, dan saat ini memiliki 8 suami yang kesemuanya masih hidup. Saat ditanyakan nama suami pasien, pasien hanya menyebutkan nama Tn.AW, Tn.S, Tn.H dan Tn.W. Kemudian saat pemeriksa menanyakan apakah pasien merasa memiliki keistimewaan hingga banyak lelaki yang bersedia menjadi suami, pasien hanya menjawab tidak tahu karena hal tersebut merupakan kemauan mereka yang meminang pasien. Selain itu, pasien merasa wajar memiliki banyak suami karena Tn.AW juga memiliki banyak istri baru tiap bulannya. Pasien juga mengatakan memiliki 12 anak dari semua suami pasien tersebut.Pasien lebih sering menceritakan suaminya yang bernama Tn.AW yang merupakan Patih Sidopakso Mangkunegaran, pasien mengatakan bahwa suaminya tersebut adalah orang yang sukses karena memiliki beberapa pekerjaan yang terpandang. Saat pagi Tn.AW bertugas sebagai polisi di daerah Jogja, saat siang dia bekerja menjadi penyiar di RPM Radio Solo, kemudian saat sore Tn.AW akan kembali ke Mangkunegaran melaksanakan tugasnya menjadi Patih, dan saat sudah malam hari Tn.AW akan pulang dan baru bertemu dengan pasien di rumah.Pasien juga menceritakan suami yang lain, Tn.H bekerja menjaga kolam renang di rumah pasien yang dibuka untuk umum dengan membayar Rp 3.000,00 untuk setiap kali berenang. Sedangkan mengenai Tn.W, pasien menceritakan tentang anaknya bersama Tn.W yang bernama Puan Maharani yang saat ini tengah sibuk menjadi penyiar TV Jakarta, tetapi pasien sudah lama tidak bertemu bahkan tidak berkomunikasi dengan Puan karena dahulu Puan pergi tanpa pamit.Pasien mengatakan dia merupakan anak kesayangan dari kedua orang tuanya. Ayah pasien merupakan Kanjeng Sinuwo Raja Mangkunegaran dan ibu pasien adalah Sri Kanjeng Ratu Demak yang merupakan anak kandung dari Haryo Penangsang. Pasien sempat bertanya kepada pemeriksa apakah mengetahui Luciano yang merupakan ayah dari Dulce Maria dalam sebuah telenovela, dan saat pemeriksa menanyakan siapa tokoh tersebut dan apakah pasien mengenalnya, pasien menjawab bahwa tokoh Luciano tersebut merupakan ayah pasien, dan telenovela tersebut bukan merupakan sebuah cerita karangan melainkan kehidupan sehari-hari ayah pasien, dan ada seseorang yang secara diam-diam merekam kemudian menyebarkannya lewat televisi. Pasien tidak mengetahui siapa yang melakukannya.Pasien mengatakan bahwa saat pasien masih balita, usia 1 bulan, pasien meninggal dari dunia, kemudian pasien naik ke kayangan yaitu Surga milik Gusti Allah SWT. Di surga, pasien diasuh dan dibesarkan oleh Gusti Allah yang merupakan eyang pasien, sampai pasien usia 1 tahun dan sudah mampu membaca, menulis, serta bernyanyi berkat asuhan eyang. Setelah itu, eyang mengantar pasien pulang kembali ke rumah pasien, tetapi eyang hanya mengantar sampai depan rumah. Saat ditanya apakah keluarga pasien serta tetangga bertemu dengan eyang Gusti Allah, pasien menjawab bahwa mereka tidak bertemu, dan hanya pasien yang melihat serta berkomunikasi dengan eyang Gusti Allah. Saat membicarakan hal tersebut, dengan raut muka kecewa, pasien sempat mengatakan bahwa orang-orang tidak ada yang percaya dengan cerita pasien tersebut.Pasien mengatakan bahwa dia bekerja sebagai komandan polisi di Jogja selama 22 tahun ini dan memiliki banyak anak buah. Saat ditanyakan apakah pasien memiliki kekuatan yang tidak dimiliki orang lain sehingga pasien memiliki banyak anak buah, pasien menjawab tidak punya. Sebagai komandan, pasien hanya bertugas mengawasi kantor dan terkadang datang hanya jika ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan anak buahnya, seperti bila ada pertikaian antar anak buah. Pasien juga menceritakan bahwa dahulu sesaat setelah pasien menikah dengan Tn.AW, pasien sempat dipanggil ke kantor malam-malam karena 2 anak buahnya berkelahi, tetapi saat di tengah perjalanan, pasien dan Tn.AW mengalami kecelakaan di Pantai Parangtritis, dan saat itu pasien meninggal, kemudian pasien naik ke kayangan bertemu dengan eyang Gusti Allah, dan kali ini Tn.AW juga bertemu dengan eyang. Saat ditanyakan bagaimana wujud eyang Gusti Allah yang dimaksudkan pasien, pasien enggan menjawab dengan alasan takut serta merinding bila membayangkannya. Menurut pasien, di surga terdapat beraneka macam barang bagus serta segala kebutuhan hidup, tetapi pasien tidak berani mengambilnya karena takut eyang marah, karena meskipun surga adalah tempat orang baik, hanya beberapa orang yang diperbolehkan eyang yang bisa mengambil barang-barang tersebut. Pasien mengatakan takut terhadap eyang karena dengan sesama manusia saja ada yang takut, masak sama yang udah ngecat lombok kita gak takut?. Saat pemeriksa menanyakan mengenai Tn.AW yang mampu berkomunikasi dengan eyang Gusti Allah, pasien mengatakan bahwa Tn.AW adalah anak dari eyang. Setelah 2 jam berada di surga, pasien diantar pulang ke rumah oleh eyang, dengan diberikan selendang hitam untuk terbang sebagaimana yang terdapat pada film jinni oh jinni, dan setelah itu selendang tersebut kembali disimpan oleh eyang di kayangan sana.Pasien menceritakan bahwa dia memiliki tekanan darah tinggi karena terlalu banyak memikirkan masalah rumah tangga. Sebenarnya tiap keluarga itu wajar ketika ada masalah, tetapi kali ini anak pasien sudah keterlaluan. Pasien mengatakan bahwa tiap bulan dia diberi uang belanja oleh suaminya yang dititipkan kepada anaknya, tetapi anaknya tidak pernah memberikan uang tersebut kepadanya, dan ketika ditanya tidak pernah mengaku. Saat pemeriksa menanyakan bagaimana pasien bisa mengetahui hal tersebut, pasien tidak menjawabnya. Hubungan pasien dengan tetangga diakui baik, tetapi pasien kurang suka terhadap beberapa tetangga yang sering membicarakannya saat kumpulan RT, mereka mengatakan bahwa seseorang yang berani menjadi suami Ny.M maka harus memiliki gaji besar karena kebutuhan hidup yang besar pula. 2. AlloanamnesisAlloanamnesis dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2014 di via telepon dengan kakak kandung pasien yang bernama Tn. H, 56 tahun, bekerja sebagai petani. Menurut Tn.H, pasien dibawa ke IGD RSJD Surakarta karena tindakan pasien selama kurang lebih 3 hari ini meresahkan masyarakat sekitar rumah pasien, yaitu pasien sering keluyuran ke rumah-rumah warga, minta uang ke tetangga serta sempat mengambil sepeda motor milik tetangga. Awalnya anak pasien yang membujuk pasien untuk diajak ke rumah sakit, tetapi kemudian pasien memberontak hingga perlu diikat. Saat diikat pasien berteriak-teriak aku ojo dipateni, aku ojo dipateni.Tn.H mengatakan bahwa perilaku adiknya mulai tampak berbeda sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu, yaitu saat ayah pasien meninggal dunia karena memang usia yang sudah renta, dimana sebelumnya ibu pasien juga telah meninggal. Pasien menjadi lebih senang menyendiri, bicara sendiri, tertawa terbahak hingga menangis tanpa sebab yang jelas.Tn.H adalah anak kedua dari 7 bersaudara, dan pasien merupakan anak terakhir, dimana saat ayah masih hidup, ayah pasien sangat memanjakan pasien bahkan hingga menjelang ajalnya. Menurut Tn.H, sebelumnya pasien merupakan orang yang sangat keras kepala dan banyak maunya, bila menginginkan sesuatu akan selalu mendesak agar mendapatkannya, dan orang tua tidak akan tega untuk menolaknya. Tn.H mengatakan bahwa pasien tinggal sendiri di rumah yang diberikan oleh ayah pasien. Pasien tidak pernah bekerja, dan segala kebutuhan hidupnya dicukupi oleh ayah pasien yang bekerja sebagai petani di lahan sawah yang dimiliki ayah pasien. Dan setelah ayah pasien meninggal, segala kebutuhan hidup pasien dicukupi oleh Tn.H. Tn.H pernah menawari modal kepada pasien untuk membuka usaha agar kehidupan tidak bergantung kapada orang lain, tetapi pasien menolak. Menurut Tn.H pasien belum pernah menikah, hanya saja dahulu pernah hamil di luar nikah, dan kini memiliki seorang anak perempuan yang sudah besar dan sudah berkeluarga. Saat pemeriksa menanyakan kapan kejadian tersebut terjadi, Tn.H mengaku kurang begitu jelas mengingatnya, yaitu beberapa tahun setelah pasien lulus SMP dan tidak melanjutkan sekolah. Pasien baru pertama kali dirawat di RSJD Surakarta. Kakak pasien menyangkal kalau dari keluarganya ada riwayat sakit serupa.

C. Riwayat Penyakit Dahulu1. Riwayat Gangguan JiwaTidak ada riwayat sebelumnya, merupakan pertama kali dirawat di RSJD surakarta.2. Riwayat Gangguan Medisa. Riwayat Hipertensi: disangkalb. Riwayat Diabetes Mellitus: disangkalc. Riwayat Trauma: disangkald. Riwayat Kejang: disangkale. Riwayat Asma: disangkal3. Riwayat Medis Laina. Riwayat konsumsi alkohol : disangkalb. Riwayat merokok: disangkal c. Riwayat konsumsi obat psikotropik: disangkal

D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien lahir spontan, cukup bulan. Selama kehamilan dan persalinan tidak pernah ada masalah.2. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun)a. Kebiasaan makan: Kakak pasien mengatakan tidak ingat pasti sampai usia berapa pasien diberi ASI.b. Maternal deprivation: perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya.c. Toilet training: orang tua yang mengajarkan toilet training yang benar.d. Gejala-gejala dan problem perilaku: tidak ditemukan.e. Kepribadian di waktu kecil: keras kepala, banyak maunya dan harus dituruti permintaannya.f. Mimpi atau fantasi: tidak diketahui.3. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun)Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien tumbuh normal dan tidak pernah menderita sakit berat.4. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja)a. Hubungan Sosial: sikap pasien dengan saudara dan teman baik, namun kurang begitu dekat dan jarang bersosialisasi dengan tetangga.b. Riwayat Sekolah: tamat sekolah SMP.c. Perkembangan Kognitif dan Motorik: baik.d. Problem Emosi atau Fisik Khusus Remaja: normal.e. Riwayat Psikoseksual1) Pengetahuan seksual didapat dari sekolah2) Onset pubertas: perkembangan ciri seks sekunder (sudah berkembang)3) Aktivitas seksual masa remaja: tertarik dengan lawan jenis (laki-laki)4) Sikap terhadap lawan jenis: baik.f. Latar Belakang Agama: pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu.

5. Riwayat Masa Dewasa Riwayat Pekerjaan : pasien tidak bekerja. Aktivitas sosial : pasien jarang bersosialisasi. Kehidupan seksual : pasien belum menikah. Riwayat kemiliteran dan hukum : tidak diketahui.

E. Riwayat Keluarga

= Laki-Laki= Perempuan

= Pasien= Meninggal

III. STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1. PenampilanSeorang perempuan, usia 43 tahun sesuai umur, penampilan tampak tidak rapi dengan rambut panjang diikat dan sebagian tergerai.2. PembicaraanVolume sedang, intonasi cukup dan artikulasi jelas. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan spontan dan tanpa paksaan, tetapi terkadang jawaban pasien berubah-ubah dan kurang sesuai dengan pertanyaan.3. Perilaku dan aktivitas psikomotorPasien normoaktif.4. Sikap Terhadap PemeriksaPasien kooperatif dan kontak mata (+) adekuat.

B. Kesadaran1. Kualitatif: Berubah 2. Kuantitatif: Compos Mestis, GCS E4V5M6

C. Alam Perasaan1. Mood: Senang2. Afek: Terbatas3. Keserasian: Tidak serasi4. Empati: Tidak dapat diraba rasakan

D. Fungsi Intelektual1. Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan: Pasien bersekolah sampai SMP. Pendidikan dan pengetahuan pasien tidak sesuai dengan intelegensinya.2. Daya KonsentrasiDaya konsentrasi pasien baik.3. Orientasia. Orang: baik (dapat mengenali pemeriksa)b. Waktu: baik (dapat menyebutkan waktu sholat dengan benar)c. Tempat: baik (dapat menyebutkan tempat dengan benar)4. Daya Ingata. Daya ingat segera: baik (dapat mengulang tiga kata yang yang disebutkan pemeriksa)b. Daya ingat jangka pendek: baik (dapat mengingat menu makanan saat sarapan)c. Daya ingat jangka sedang: baik (dapat mengingat nama SMP tempat pasien bersekolah)d. Daya ingat jangka panjang: baik (dapat menyebutkan kapan Indonesia merdeka)5. Pikiran abstrakBaik, bisa menjawab dan mengerti perbedaan jeruk dengan pisang.6. Kemampuan Menolong diriBaik, pasien dapat makan, minum, mandi, dan berpakaian tanpa bantuan orang lain.

E. Gangguan Persepsi1. Halusinasi: (+) visual2. Ilusi: (-)3. Derealisasi: (-)4. Depersonalisasi: (-)

F. Proses Pikir1. Bentuk : Nonrealistik2. Arus : Asosiasi longgar3. Isi: Waham kebesaran

G. Daya Nilai1. Realita: terganggu2. Sosial: terganggu

H. Pengendalian impulsPasien bisa mengendalikan dorongan keinginannya.

I. TilikanDerajat 1

J. Taraf dapat dipercayaDapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Status Interna1. Keadaan Umum: tidak tampak kesakitan, gizi kesan cukupa. Tekanan Darah: 110/70 mmHgb. Nadi: 78x/menitc. Suhu: 36,70Cd. Respiration Rate: 16x/menit2. Sistem Kardiovaskular: dalam batas normal3. Sistem Pernapasan: dalam batas normal4. Sistem Muskuloskeletal: dalam batas normal5. Sistem Gastrointestinal: dalam batas normal6. Sistem Urogenital: dalam batas normal7. Gangguan Khusus: tidak terdapat gangguan

B. Status Neurologi1. Gejala rangsang selaput otaka. Gejala tekanan intrakranial: tidak ditemukanb. Mata: dalam batas normalc. Bentuk pupil: isokord. Reaksi cahaya: (+/+)e. Reaksi konvergensi: normalf. Reaksi kornea: dalam batas normalg. Pemeriksaan oftalmoskopi : tidak dilakukan2. Fungsi motorikKekuatan Reflek Fisiologis 5 5 +2 +2 5 5 +2 +2

Tonus Reflek PatologisN N - -N N - -

3. Sensibilitas: dalam batas normal4. Susunan saraf vegetatif: dalam batas normal5. Fungsi-fungsi luhur: dalam batas normal6. Gangguan khusus: tidak ditemukan gangguan

V. IKHTISAR PENEMUAN DIAGNOSISDari penyakit sekarang didapatkan pasien perempuan usia 22 tahun dengan keluhan utama kurang lebih 3 hari ini meresahkan masyarakat sekitar rumah pasien, yaitu pasien sering keluyuran ke rumah-rumah warga, minta uang ke tetangga serta sempat mengambil sepeda motor milik tetangga. Pasien belum pernah di rawat di RSJD Surakarta sebelumnya.Pasien bercerita bahwa dirinya memiliki 8 orang suami yang kesemuanya masih hidup serta mapan, memiliki 12 anak dari semua suami yang ada. Pasien mengatakan bahwa suami pertamanya Tn.AW merupakan Patih Sidopakso Mangkunegaran yang juga seorang polisi dan penyiar radio RPM Solo. Ayah pasien merupakan Kanjeng Sinuwo Raja Mangkunegaran dan ibu pasien adalah Sri Kanjeng Ratu Demak yang merupakan anak kandung dari Haryo Penangsang. Pasien mengatakan bahwa kehidupan sehari-hari ayah pasien disiarkan di televisi yaitu Luciano ayah Dulce Maria dalam suatu telenovela.Pasien mengatakan bahwa Gusti Allah pemilik surga adalah eyang pasien yang sangat sayang kepadanya. Pasien pernah diasuh eyang saat usia 1 bulan hingga 1 tahun, kemudian dipulangkan ke rumah lagi. Pasien mengatakan hanya pasien yang dapat melihat eyang serta mampu berkomunikasi dengannya. Saat setelah menikah, pasien megatakan bahwa dia meninggal dari dunia selama 2 jam dan kembali ke kayangan bertemu dengan eyang, saat ditanyakan tentang wujud eyang yang dimaksud, pasien enggan menjawab dengan alasan takut. Setelah itu pasien pulang kembali dengan menggunakan selendang untuk terbang.Dari alloanamnesis didapatkan pasien sudah menampakkan perilaku yang tidak seperti biasa selama 2 tahun ini, setelah ayah pasien yang sangat memanjakannya meninggal dunia. Sebelumnya pasien adalah orang yang sangat keras kepala dan memiliki banyak kemauan yang harus dituruti. Pasien tidak bekerja dan belum pernah menikah.Dari status mental didapatkan pasien seseorang perempuan, usia 43 tahun sesuai umur, tampak tidak rapi, kesadaran kompos mentis, berubah. Mood senang, afek terbatas, keserasian tidak serasi, empati tidak dapat dirabarasakan. Proses pikir bentuk non realistik, isi pikir waham kebesaran, arus pikir asosiasi longgar. Gangguan persepsi ditemukan halusinasi visual. Penilaian realita dan sosial terganggu, pengendalian impuls baik, serta tilikan derajat 1.

VI. FORMULASI DIAGNOSISPada pasien ini ditemukan perubahan perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan hendaya dalam fungsi pekerjaan dan sosialnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.Diagnosis Aksis IPada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak didapatkan kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menyebabkan penyakit ini.Dari hasil tersebut, kemungkinan gangguan mental organik (F.00 F. 09) dapat disingkirkan.Dari anamnesis, tidak didapatkan riwayat penggunaaan zat psikoaktif sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F.10-F.19) dapat disingkirkan.Pada pemeriksaan status mental pasien ditemukan suatu gejala yang jelas dan bermakna yaitu kesadaran kualitatif berubah. Mood senang, afek terbatas, keserasian tidak serasi, empati tidak dapat dirabarasakan. Proses pikir bentuk non realistik, isi pikir waham kebesaran, arus pikir asosiasi longgar. Gangguan persepsi ditemukan halusinasi visual. Penilaian realita dan sosial terganggu, pengendalian impuls baik, serta tilikan derajat 1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, maka sesuai PPDGJ III, aksis 1, diusulkan diagnosis F20.0 Skizofrenia paranoid.Diagnosis Axis IIBerdasarkan alloanamnesis didapatkan sebelumnya pasien merupakan seorang yang keras kepala, banyak maunya dan segala yang diinginkan harus terpenuhi, serta tidak mau menerima masukan dari saudaranya. Sehingga dapat disimpulkan ciri kepribadian dissosial.Diagnosis Axis IIIBerdasarkan status internus dan neurologis tidak didapatkan kelainan.Diagnosis Axis IVBerdasarkan alloanamnesis didapatkan masalah keluarga, yaitu ayah pasien yang sangat memanjakan pasien meninggal dunia.Diagnosis Axis VGAF 30-21

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAxis I: F20.0 Skizofrenia paranoidAxis II: Ciri kepribadian dissosialAxis III: Belum ada diagnosisAxis IV: Primary support groupAxis V: GAF 30-21

VIII. DIAGNOSIS BANDINGF 22.0 Gangguan Waham Menetap

IX. DAFTAR MASALAHA. Organobiologik : tidak ditemukanB. Psikologik1. Gangguan alam perasaan2. Gangguan bentuk fikir3. Gangguan isi pikir4. Gangguan penilaian realita5. Tilikan derajat 1

X. RENCANA PENGOBATAN LENGKAPA. Medikamentosa1. Chlorpromazin 1X100mg2. Risperidon 2x2mg

B. Non Medikamentosa1. Terhadap pasien jika kondisi sudah membaika. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, dan efek samping pengobatanb. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrolc. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinyad. Membantu pasien untuk dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahape. Menggali kemampuan pasien agar bisa dikembangkan2. Kepada Keluargaa. Memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasienb. Menyarankan kepada keluarga pasien agar memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasienc. Menyarankan kepada keluarga agar lebih rajin dalam pengobatan pasien dan membawa pasien untuk kontrol secara teraturXI. PROGNOSISBaikNoKeteranganCheck List

1.2.3.4.5.6.7.8.9.Onset lambatFaktor pencetus jelasOnset akutRiwayat sosial, seksual, pekerjaan baikPromorbid yang baikGangguan moodMempunyai pasanganSistem pendukung baikGejala positifXXXXX

BurukNoKeteranganCheck List

1.2.3.4.5.6.7.8.9.Onset mudaFaktor pencetus tidak jelasOnset tidak jelasRiwayat sosial, seksual, pekerjaan jelasPerilaku menarik diri, autismeTidak menikah, cerai, janda/dudaRiwayat keluarga skizofreniaSistem pendukung yang burukGejala negatifXXXXXXX

Kesimpulan prognosis:Ad Vitam: ad bonamAd Sanam: dubia ad malamAd Fungsionam: dubia ad malam