KasBes DHF

58
LAPORAN KASUS BESAR SEORANG ANAK PEREMPUAN 11 TAHUN DENGAN INFEKSI DENGUE DAN GIZI BAIK, PERAWAKAN NORMAL, BERAT BADAN NORMAL Diajukan guna memenuhi tugas Kepanitertaan Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Aulia Achmad Yudha P. 22010113210150 Supervisor Pembimbing: dr. Nahwa Arkhaesi , Msi. Med, Sp.A BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG i

description

Denge fever

Transcript of KasBes DHF

LAPORAN KASUS BESAR

SEORANG ANAK PEREMPUAN 11 TAHUN DENGAN INFEKSI

DENGUE DAN GIZI BAIK, PERAWAKAN NORMAL, BERAT BADAN

NORMAL

Diajukan guna memenuhi tugas

Kepanitertaan Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

Aulia Achmad Yudha P. 22010113210150

Supervisor Pembimbing:

dr. Nahwa Arkhaesi , Msi. Med, Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

i

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Aulia Achmad Yudha Pratama

NIM : 22010113210150

Fakultas : Kedokteran Umum

Judul : Seorang Anak Perempuan 11 Tahun Dengan Infeksi Dengue Dan Gizi

Baik, Perawakan Normal, Berat Badan Normal.

Bagian/SMF : Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang

Penguji : dr. Nahwa Akhaesi, M.Si Med, Sp.A

Pembimbing : dr. Adi Hijaz Yamani.

Semarang, 21 Desember 2013

Penguji

dr. Nakhwa Akhaesi, Msi. Med. Sp.A

Pembimbing

dr. Adi hijaz Yamani

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-

Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan kasus besar yang berjudul Seorang Anak

Perempuan Berusia 1 Tahun dengan Diare Akut Tanpa Tanda Dehidrasi Pasca Dehidrasi

Tidak Berat, Arah Garis Perumbuhan Longitudinal Growth Faltering (T1), Gizi Baik, dan

Perawakan Normal.

Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan

Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,

Semarang.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Nahwa Akhaesi, M.Si Med, Sp.A sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

waktu dan membimbing penulis.

2. dr. Adi hijaz Yamani, sebagai pembimbing yang telah memberikan masukan-masukan,

petunjuk, serta kritik yang membangun dalam penyusunan kasus ini.

3. Anak A, serta keluarga, atas bantuannya sebagai pasien di dalam penyusunan kasus besar

ini..

4. Teman-teman yang satu stase di bagian anak yang telah memberikan bantuan baik material

maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan kasus ini, maka

penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun serta saran dari semua pihak.

Semoga laporan kasus besar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk

kasus demam dengue dengan gizi baik, perawakan normal dan gizi baik.

iv

Semarang, 21 Desember 2013

Penulis

Aulia Achamad Yudha Pratama

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar belakang......................................................................................... 1

B. Tujuan...................................................................................................... 2

C. Manfaat ................................................................................................... 2

BAB II. LAPORAN KASUS ..................................................................... 3

A. Identitas Pasien........................................................................................ 3

B. Data Dasar............................................................................................... 3

C. Data Khusus............................................................................................ 5

D. Pemeriksaan Fisik .................................................................................. 6

E. Status Antropometri................................................................................ 8

F. Kebutuhan 24 Jam................................................................................... 9

G. Pemeriksaan Laboratorium..................................................................... 9

H. Assesment................................................................................................ 10

I. Initial Plan .............................................................................................. 10

J. Hasil kunjungan Rumah ......................................................................... 14

K. Bagan permasalahan ............................................................................... 18

BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 19

A. Demam berdarah dengue ........................................................................ 19

B. Patofisologi ............................................................................................. 20

C. Diagnosis ................................................................................................ 23

D. Diagnosis banding................................................................................... 26

E. Pengelolaan ............................................................................................ 26

BAB IV RINGKASAN................................................................................ 30

vi

BAB V LAMPIRAN................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...… 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

adalah penyakit infeksi akut oleh virus Dengue yang sering mematikan. DBD

merupakan penyakit yang banyak ditemukan disebagian besar wilayah tropis dan

subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami

DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili

Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan

Den-41, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya

nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terdapat hampir di seluruh pelosok 1.

Kejadian DBD di Jawa Tengah sejak tahun 1980 sampai dengan 2009 terus

meningkat. Di Kota Semarang, Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2009 mencatat

ada sebanyak 3883 kasus DBD pada tahun tersebut. Jumlah ini mengalami penurunan

yang cukup signifikan dari tahun 2008 yang mencapai 5249 kasus atau turun 26%.

Kasus bulanan DBD tertinggi dari tahun 2004 hingga 2009 adalah pada bulan Februari

2004, bulan Januari, Februari, April, Mei, Oktober dan Nopember 2008, serta bulan

Juni, Juli dan Agustus 2009 2. Tiga puluh lima kabupaten/kota seluruhnya sudah

dilaporkan adanya kasus DBD. Sepuluh kabupaten dengan insiden tertinggi tahun

2009 adalah Kota Semarang, Magelang, Jepara, Surakarta, Tegal, Pati, Kudus,

Purbalingga, Sragen, dan Salatiga 3.

Masa inkubasi virus dengue dalam manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3

sampai 14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis rata-rata muncul pada hari

keempat sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh

nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari 5.

Manifestasi klinis infeksi virus dengue tergantung dari berbagai faktor yang

mempengaruhi daya tahan tubuh penderita. Terdapat berbagai keadaan mulai dari

tanpa gejala ( asomtomatik ) demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated

febrile illness), Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Sindrom Syok

Dengue .4

1

2

Pemberantasan DBD seperti juga penyakit menular lainnya, didasarkan atas

pemutusan rantai penularan. Dalam hal DBD, komponen penularan pada virus,

nyamuk Aedes aegypti dan manusia. Karena pada saat ini belum ada vaksin yang

efektif terhadap virus ini, maka pemberantasan ditujukan pada manusia dan tempat

vektornya dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk Dengue.6

B. TUJUAN

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis

dan mengelola pasien dengan tepat berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang serta kepustakaan yang ada pada

pasien Demam Dengue serta mengetahui prognosis.

C. MANFAAT

Penulisan laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media belajar agar

dapat mendiagnosis dan mengelola pasien dengan tepat dan komprehensif, serta

mengetahui prognosis Demam Dengue.

3

BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A

Umur : 11 tahun 4 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Tn. JB

Umur Ayah : 35 tahun

Pendidikan Ayah : SMA

Agama Ayah : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Ny. H

Umur Ibu : 35 tahun

Pendidikan Ibu : SMA

Agama Ibu : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Sambiroto 3 RT/RW : 03/03. Semarang

M.R.S : 22 November 2013

No CM : C451428

B. DATA DASAR

1. Anamnesis

Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 23 November 2013 pukul 14.30 di

Bangsal Anak C1Lt2 dan dari data catatan medik nomer C451428.

2. Keluhan Utama : Demam

4

3. Riwayat Penyakit Sekarang

± 4 hari SMRS anak demam, mendadak tinggi, terus menerus, tetapi suhu tidak

diukur. Pasien mengigil (+), bautk (-), pilek (-), nyeri kepala (+), nyeri telan (-),

nyeri perut (+), mual (+), muntah (+), 3x sehari @ 1 gelas belimbing. Gusi

berdarah (-), mimisian (-), BAB lancer, BAK lancer, warna jernih, nyeri saat

BAK (-), anak Nampak lesu dan nafsu makan menurun. Kemudian anak di bawa

ke dokter umum dan diberikan oba penurun panas serta antibiotik, ketika diberi

obat tersbut panas pasien turun tetapi naik kembali.

± 2 hari SMRS pasien dibawa ke dokter spesialis anak dan diberi obat penurun

panas, antibiotik, serta anti muntah. Selain itu pasien diber surat rujukan ke RS,

namun orang tua pasien tidak langsung dibawa ke RS.

1 hari SMRS demam pasien masih tinggi, kejang (-), batuk (-), pilek (-), nyeri

kepala (+), nyeri telan (-), nyeri perut (+), mual (+), muntah (+) frekuensi 2 - 4x

sehari, gusi berdarah (-), mimisan (-), BAB dan BAK tidak ada kelainan.

Pasien kemudian melakukan tes hematologi di laboratorium swasta, didapatkan

Hb = 13.6, trombosit = 128000, Ht = 40 %. Setelah itu pasien dibawa ke RS

Daerah tetapi karena penuh, pasien di bawa ke RSDK. Di IGD RSDK pasien

dilakukan pemeriksaan dan didapatkan tes rumple leed (+).

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Anak baru pertama kali sakit seperti ini.

2. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sedang menderita demam berdarah, tidak ada

teman sekolah yang terkena demam berdarah

3. Riwayat sosial ekonomi

Ayah adalah pegawai swasta, ibu tidak bekerja (ibu rumah tangga). Orang tua

pasin memiliki 2 orang tanggungan anak belum mandiri. pembiayaan dengan

jamkesmas. Kesan: sosial ekonomi kurang

5

C. DATA KHUSUS

1. Riwayat Prenatal

ANC > 4x di bidan, ANB (-), sakit dan trauma saat kehamilan (-), minum vitamin

dan tablet besi (+), konsumsi obat / jamu saat hamil (-).

2. Riwayat Natal

Lahir anak perempupan dari ibu G1P0A0 usia 24 tahun lahir spontan di RSDK,

BBL = 2800 gram, PB = 51 cm.

3. Riwayat Postnatal

Kontrol di Puskesmas di katakana anak sehat.

4. Riwayat Imunisasi

BCG : 1 x (Usia 0 bulan, scar +)

Dipteri : 5 x (Usia 2, 3 , 4 bulan - 6 dan 10 tahun)

Pertusis : 3 x (Usia 2, 3 , dan 4 bulan )

Tetanus : 5 x (Usia 2, 3 , 4 bulan - 6 dan 10 tahun)

Polio : 4 x (Usia 0,2 ,3, dan 4 bulan )

Hepatitis B : 3 x (Usia 2, 3, dan 4 bulan )

Campak : 1 x (usia 9 bulan)

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia

5. Riwayat Makan Minum Anak

0 – 6 bulan : susu formula (lactogen) ± 10x per hari @90 cc

6 – 9 bulan :Susu formula 8x/hari @100 cc, bubur biskuit 2x/hari @ mangkok

kecil (3 sendok makan) habis

9 – 13 bulan : Susu formula 7 kali/ hari @ 120 cc, habis. Nasi tim + sayur 2

kali/ hari, @ mangkuk kecil habis.

13 bulan – sekarang : nasi + lauk 3x sehari,@ 1 piring habis, air putih ± 4-5x/hari

@ 1 gelas belimbing

Kesan : ASI tidak diberikan, kualitas kurang, kuantitas cukup

6

6. Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

a. Pertumbuhan

Berat badan lahir = 2.8 Kg

Berat badan bulan lalu = 32 kg

Berat badan sekarang = 32 kg

Kesan : Arah garis pertumbuhan N1; Pola

pertumbuhan flat growth

b. Perkembangan

Tersenyum : 2 bulan

Miring : 3 bulan

Tengkurap : 4 bulan

Duduk : 6 bulan

Merangkak : 7 bulan

Berdiri : 9 bulan

Berjalan : 12 bulan

Kesan : perkembangan sesuai usia

7. Riwayat Keluarga Berencana Orang Tua

Saat ini ibu pasien menggunakan KB implant.

D. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 23 November 2013 pukul 13.00 WIB di Bangsal Anak C1L2 RSDK.

Anak perempuan, usia 11 tahun 4 bulan, Berat Badan (BB) : 32 kg, Tinggi Badan

(TB) : 140 cm, LK : 50 cm

Keadaan umum : sadar, kurang aktif, perdarahan terprovokasi, RL (+), nafas

spontan (+) adekuat, gizi buruk perawakan normal.

Tanda vital : Denyut Jantung : 92x / menit

Nadi : reguler, isi dan tegangan cukup

Frekuensi nafas : 24x / menit, reguler

Suhu : 37 °C axilla

Tekanan darah : 110/80

7

Status Internus :

Kepala :lingkar kepala = 50 cm, mesosefal

Rambut : warna hitam

Ubun-ubun besar :Sudah menutup

Turgor : kembali cepat

Mata :Cekung (-/-), air mata (+/+), konjungtiva palpebra anemis

(-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan retroaurikuler (-/-), nyeri

tarik (-/-) discharge (-/-)

Hidung : nafas cuping (-), discharge (-/-), mukosa hiperemis (-/-),

choncha hipertrofi (-/-)

Bibir : sianosis (-), kering (-)

Mukosa : sianosis (-), kering (-)

Mulut : sianosis (-), kering (-)

Lidah : kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)

Gigi-geligi : karies (-)

Tenggorok : tonsil : T1-1, faring hiperemis (-), kripte tidak melebar, detritus

(-)

Leher : simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

Torak Pulmo

Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-).

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara dasar : vesikuler (+/+) normal

suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-), hantaran (-/-).

Thorax Cor

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV 2 cm medial linea

medioclavicularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.

thrill (-)

Perkusi :konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi :suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-), bising

(-). M1>M2, A1<A2, P1<P2

Abdomen :

8

Inspeksi : datar, venektasi (-).

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : timpani,

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, Hepar tidak

teraba ,Lien tidak teraba

Ekstremitas : superior inferior

Edema - / - - / -

Sianosis - / - - / -

Petechiae - / - - / -

Akral dingin - / - - / -

Waktu pengisian kapiler <2”/<2” <2”/<2”

Refleks fisiologis +N/+N +N/+N

Refleks patologis - / - - / -

Genital : perempuan, OUE hiperemis (-),

Perianal : ekskoriasi (-), hiperemis (-)

E. STATUS ANTROPOMETRI

Anak laki-laki, usia 11 tahun. 4 bulan

BB : 32 kg, TB : 140 cm, LK : 50 cm

Berat badan menurut umur (WAZ) : - 0,93 SD

Tinggi badan menurut umur (HAZ) : - 1,17 SD

Berat badan menurut panjang badan (WHZ) : - 0,31 SD

Kesan : Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal

Lingkar Kepala 52 cm

9

F. KEBUTUHAN 24 JAM

Kebutuhan 24 jamCairan (cc)

1740Kalori (kkal)

1600Protein (gr)

32

Infus RL 960 - -

3x nasi lunak 300 1700 55

3x susu 200 cc 600

TotalAKG (%)

1860106.9 %

1700106.2%

55171 %

G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Darah Serial

Tanggal : 22/11/13 23/11/13 24/11/13 25/11/13

Waktu : 23.00 07:00 19:00 07:00 19:00 23.50 07.00 Normal

Hb 13.4 12.6 12.6 12.8 12.7 13.1 13.0 [11.50 – 14.00] gr%

Ht 39.7 36.7 36.8 36.8 36.0 38 37.9 [37 – 44] %

Eritrosit 4.8 4.5 4.5 4.5 4.5 4.7 4.6 [3.1 – 5.4] jt/mmk

Trombosit 109.5 101.2 86.6 68.8 52.0 60.3 55.6 [150 = 400] rb/mmk

Leukosit 1.8 1.9 1.9 2.0 1.7 1.8 2.3 [5 – 13.5] ribu /mmk

MCH 27.9 27.9 28.2 28.3 28.3 28.2 28.3 [24 – 30] pg

MCV 81.5 81.5 82.4 81.5 80.2 81.6 82.2 [77 – 95] fl

MCHC 34.3 34.2 34.2 34.7 35.3 34.5 34.4 [29 – 36] g/dl

Eosinofil 1 [1 – 4] &

Basofil 0 [0 – 0] &

Batang 2 [2 – 5] &

Segmen 59 [25 – 70] &

Limfosit 30 [20 – 40] &

Monosit 8 [1 – 6] &

Dengue IgG

Dengue IgM

(-)

(+)(Tanggal 23/11/13 pukul 12.00)

Kesan : terdapat penurunan terombosit secara bertahap

10

Pemeriksaan Urin : 23 November 12.00 WIB

Warna : kuning Sedimen [-]

Kejernihan : Jernih Epitel : 18.4 /uL [0 – 40]

Berta jenis : 1.015 [1.003 – 1.025] Leukosit : 8.2 /uL [0 – 20]

Ph : 6 [4.8 – 7.4] Eritrosit : 11.1 /uL [0 – 25]

Protein : - [-] Kristal : 0.6 /uL [0 = 10]

Reduksi : - [-] Sli. Eritrosit : - [-]

Urobilinogen : - [-] Sil epitel : - [-]

Bilirubin : - [-] Sil Leukosit : - [-]

Aseton : 150 mg/dL [-] Bakteri : 21.6 /uL [0 – 100]

Nitrit : - [-]

Kesan : pemeriksaan urin rutin dalam batas normal

H. ASSESMENT

1. Demam dengue DD/ DHF grade I

2. Gizi baik perawakan normal, berat badan normal

A. INITIAL PLAN

Assessment: I. Demam Dengue DD/ DHF grade 1

Initial Dx :

Subjektif : -

Objektif : X- Foto RLD, Pemeriksaan darah serial tiap 12 jam

Initial Rx :

Inf. RL 960/40/10 TPM

Paracetamol 350 mg /6 jam atau jika suhu > 38o C

Initial Mx :

Pengawasan keadaan umum dan tanda vital.

Tanda perdarahan; syok : akral dingin, pucat, nadi tak teraba.

Evaluasi hasil lab

11

Initial Ex :

Menjelaskan kepada orang tua pasien demam yang diaami pasien adalah akibat virus

dengue.

Menjelaskan kepada orang tua bahwa saat ini (hari ke 5) demam anak mulai turun,

namun ini adalah fase kritis dimana dapat terjadi syok.

Menjelaskan kepada orang tua agar membantu mengawasi kondisi anak, dan segerea

melapor jika menemui tanda – tanda syok : anak lemah, hilang kesadaran, kaki dan

tangan dingin, nadi lemah hingga tak teraba, denyut jantung cepat, nafas sesak. Dan

tanda perdarahan.

Assessment: II. Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal

Initial Dx :

Subjektif : -

Objektif : -

Initial Rx :

3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak

Initial Mx :

Evaluasi akseptabilitas diet.

Initial Ex :

Menghimbau agar orang tua tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk

mempertahankan kondisi gizi pasien dan menunjang kesembuhan.

Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan

23/11/13

Jam 15.00

HP : 1

HS : 4

S : demam (+), nyeri perut (-), mual (+), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-)

O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)

TV :

HR: 92x/menit; RR: 24x/menit; T: 37º C; N: reguler, i/t cukup TD: 110/80 mmHg

Ass/

Demam Dengue DD/ DHF grade 1

Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal

Tx:

Infus RL 960/40/10 TPM

Po: paracetamol 500 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)

Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak

Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, cek darah serial / 12 jam

24/11/13

Jam 07.00

HP : 2

HS : 5

S : demam (+), nyeri perut (-), mual (-), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-)

O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)

TV :

HR: 110x/menit; RR: 20x/menit; T: 38,4º C; N: reguler, i/t cukup TD: 110/70 mmHg

Ass/

Demam Dengue DD/ DHF grade 1

Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal

Tx:

Infus RL 960/40/10 TPM

Po: paracetamol 500 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)

Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak

Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, cek darah serial / 12 jam

12

Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan

25/11/13

Jam 07.00

HP : 3

HS : 6

S : demam (-), nyeri perut (-), mual (-), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-), bak <<

O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)

TV :

HR: 100x/menit; RR: 30x/menit; T: 37,5º C; N: reguler, i/t cukup TD: 90/60 mmHg

Ass/

Demam Dengue DD/ DHF grade 1

Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal

Tx:

Infus RL 3cc/KgBB/jam => 24 TPM

Infus D5 ½ NS 960/40/10 TPM

Po: paracetamol 350 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)

Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak

Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, cek lab darah serial / 12 jam

26/11/13

Jam 07.00

HP : 4

HS : 7

S : demam (-), nyeri perut (-), mual (-), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-)

O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)

TV :

HR: 98x/menit; RR: 20x/menit; T: 36,8º C; N: reguler, i/t cukup TD: 110/70 mmHg

Ass/

Demam Dengue DD/ DHF grade 1

Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal

Tx:

Infus RL 960/40/10 TPM

Po: paracetamol 350 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)

Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak

Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, rencana pulang

13

B. HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan rumah tanggal 14 Desember 2013 pukul 16.00 WIB.

Keadaan Rumah

Status : rumah milik orang tua

Ukuran : 6 m x 9 m

Halaman rumah : ada

Teras rumah : ada,

Dinding rumah : tembok

Lantai rumah : keramik

Ruangan : 1 ruang tamu ukuran 2 x 5 m2

3 ruang tidur ukuran 3 x 4 m2

1 dapur ukuran 2 x 3 m2

1 kamar mandi dan WC ukuran 3 x 1 m2

Penghuni : 4 orang

Ventilasi : Cukup memadai, terdapat jendela di ruang tamu dan kamar

utama dengan model tralis yang dapat buka-tutup, ada lubang

angin di dekat atap dapur

Pencahayaan : Pencahayaan kurang

Kebersihan : Cukup, rumah disapu setiap hari, rumah setiap hari juga di

pel, teras disapu setiap hari.

Sumber air minum : Air PAM digunakan untuk memasak, mencuci, dan mandi,

jumlah air cukup, kualitas cukup. Air minum menggunakan air

minum isi ulang

Tempat sampah : Kurang memadai, jumlah 1 dan dibiarkan terbuka.

Penampungan air : Tempat penampungan air di kamar mandi, ember untuk

mencuci piring di kamar mandi, ember tempat air memasak di

dapur. Ember selalu tertutup.

Kamar mandi : Ada, di dalam rumah, terdapat bak penampungan air,

terbuka, dibersihkan 1x/minggu tanpa disikat, selokan ada

mengalir lancar.

WC : Ada, leher angsa, aliran lancar

Dapur : Ada, kebersihan cukup

14

Kebiasaan sehari-hari

Asuh :

• Perawatan sehari-hari oleh ibu, ayah, dan nenek. Ayah bekerja dari pagi

sampai sore hari sehingga jarang bertemu dengan anak akan tetapi hubungan dengan

anak tetap terjaga dengan baik dan dekat.

• Sehari-hari ibu memasak makanan sendiri untuk konsumsi keluarga, anak

diawasi dalam membeli jajanan walaupun terkadang anak suka membangkang tidak

menuruti nasehat ibu (jajan sembarangan walaupun sudah dilarang).

• Jika anak sakit ibu membawa ke puskesmas.

• Keinginan anak selalu dipenuhi jika ada uang.

Asih : Kasih sayang diberikan oleh ibu dan ayah.

Asah :

• Stimulasi mental diperoleh terutama dari ibu yang berpendidikan tamat SMA

dan ayah yang berpendidikan tamat SMA.

• Bermain dengan keluarga dan tetangga dekat.

Ayah bekerja sebagai wiraswasta dan ibu adalah ibu rumah tangga menanggung 2

orang anak yang belum mandiri. Ayah dan ibu bekerja sebagai buruh di pasar dari

pagi sampai sore hari. Anak diasuh oleh ibu dan nenek dan bertemu dengan ayah

ketika malam hari. Makanan dan minuman dimasak sebelum dimakan. Sumber air

minum dari air PAM yang telah dimasak terlebih dahulu. Alat makan dicuci dengan

air PAM dan sabun cuci piring. Mandi dua kali sehari menggunakan air PAM dan

sabun. Pakaian kotor dicuci setiap hari. Piring kotor ditumpuk dan dicuci tiap

hari.Tempat cuci piring dan cuci baju kotor menjadi satu tempat di kamar mandi yang

terletak di dalam rumah. Rumah disapu setiap hari, sampah dibuang di tempat sampah

terbuka di sebelah rumah. Di dalam kamar terdapat baju-baju yang tergantung. Jika

ada keluarga yang sakit dibawa ke Puskesmas, bila tidak sembuh baru berobat ke

dokter umum praktek swasta kemudian ke rumah sakit

Lingkungan

Rumah penderita terletak di daerah Sumurboto, Tembalang, Semarang. Rumah

ukuran kecil. Rumah yang satu dengan yang lain berdempetan. Di samping dan depan

rumah penderita ada selokan yang tidak tertutup tapi jernih dan mengalir lancar.

Rumah penderita berdinding tembok dan bagian atas terbuat dari asbes, lantai terbuat

15

dari plester semen, terdapat jendela, ventilasi dan pencahayaan cukup. Dapur, kamar

mandi, dan WC berada di dalam rumah. Penghuni rumah ada 4 orang : penderita, adik

penderita, ibu, ayah.

Pemeriksaan fisik saat kunjungan rumah

Tanggal 14 Desember 2013.

Anak perempuan, usia 11 tahun 4 bulan, Berat Badan (BB) : 32 kg, Tinggi Badan

(TB) : 140 cm, LK : 50 cm

Keadaan umum : sadar, aktif, nafas spontan (+) adekuat, gizi baik perawakan

normal.

Tanda vital : Denyut Jantung : 90x / menit

Nadi : reguler, isi dan tegangan cukup

Frekuensi nafas : 22x / menit, reguler

Suhu : 36.8 °C axilla

Tekanan darah : 100/80

Status Internus :

Kepala : lingkar kepala = 50 cm, mesosefal

Rambut : warna hitam

Ubun-ubun besar : Sudah menutup

Turgor : kembali cepat

Mata : Cekung (-/-), air mata (+/+), konjungtiva palpebra anemis

(-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan retroaurikuler (-/-), nyeri

tarik (-/-) discharge (-/-)

Hidung : nafas cuping (-), discharge (-/-), mukosa hiperemis (-/-),

choncha hipertrofi (-/-)

Bibir : sianosis (-), kering (-)

Mukosa : sianosis (-), kering (-)

Mulut : sianosis (-), kering (-)

Lidah : kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)

Gigi-geligi : karies (-)

Tenggorok : tonsil : T1-1, faring hiperemis (-), kripte tidak melebar, detritus

(-)

16

Leher : simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

Torak Pulmo

Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-).

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara dasar : vesikuler (+/+) normal

suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-), hantaran (-/-).

Thorax Cor

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV 2 cm medial linea

medioclavicularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.

thrill (-)

Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi : suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-), bising

(-). M1>M2, A1<A2, P1<P2

Abdomen :

Inspeksi : datar, venektasi (-).

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : timpani,

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, Hepar tidak

teraba ,Lien tidak teraba

Ekstremitas : superior inferior

Edema - / - - / -

Sianosis - / - - / -

Petechiae - / - - / -

Akral dingin - / - - / -

Waktu pengisian kapiler <2”/<2” <2”/<2”

Refleks fisiologis +N/+N +N/+N

Refleks patologis - / - - / -

Genital : laki-laki, OUE hiperemis (-), fimosis (-)

Perianal : ekskoriasi (-), hiperemis (-)

Pada saat kunjungan ke rumah pasien, diberikan edukasi kepada orang tua (ibu)

mengenai :

17

• Pentingnya menutup tempat penampungan air di dalam kamar mandi dan

membersihkannya dengan cara menyikat minimal 1x/minggu

• Pentingnya mengubur kaleng-kaleng bekas dan barang-barang bekas yang bisa

menampung air supaya tidak terisi air hujan

• Keadaan lingkungan yang bersih dan bebas vektor-vektor penyakit dapat turut

mencegah penyakit demam berdarah pada anak

• Pentingnya makan-makanan yang bergizi untuk menunjang tumbuh kembang

anak yang optimal.

C. BAGAN PERMASALAHAN

18

BAB III

PEMBAHASAN

A. DEMAM BERDARAH DENGUE

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk ini hidup subur di daerah tropis dan subtropis. Nyamuk ini mempunyai

warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan, kaki dan sayapnya.

Nyamuk Aedes aegypti hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat

penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah, seperti bak

mandi/WC, air tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Nyamuk jantan

menghisap sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina menghisap

darah. Nyamuk betina mencari mangsa pada siang hari. Biasanya aktivitas menggigit

dimulai pada pagi sampai petang hari dengan puncak aktivitas antara pukul 9.00-

10.00 dan 16.00-17.00. Kemampuan terbang nyamuk betina ± 40 meter, maksimal

100 meter. Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada musim hujan, dimana banyak

genangan air bersih yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes

aegypti. Nyamuk Aedes dapat mengandung virus dan menularkan ke manusia jika

mengisap darah manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas

sampai 5 hari setelah demam timbul 7.

Penyakit DBD dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan

kematian, terutama pada anak serta sering menimbulkan wabah. Jika nyamuk Aedes

aegypti menggigit orang dengan demam berdarah, maka virus dengue masuk ke tubuh

nyamuk bersama darah yang diisapnya. Di dalam tubuh nyamuk, virus berkembang

biak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan sebagian besar berada di

kelenjar liur. Selanjutnya waktu nyamuk menggigit orang lain, air liur bersama virus

dengue dilepaskan terlebih dahulu agar darah yang akan dihisap tidak membeku, dan

pada saat inilah virus dengue ditularkan ke orang lain. Di dalam tubuh manusia, virus

berkembang biak dalam sistim retikuloendotelial, dengan target utama virus dengue

adalah APC ( Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa monosit atau

19

makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga terkena.Viremia timbul

pada saat menjelang gejala klinik tampak hingga 5 - 7 hari setelahnya. Virus

bersirkulasi dalam darah perifer di dalam sel monosit/makrofag, sel limfosit B dan sel

limfosit T1.

Manifestasi klinis infeksi virus dengue tergantung dari berbagai faktor yang

mempengaruhi daya tahan tubuh penderita. Terdapat berbagai keadaan mulai dari

tanpa gejala ( asomtomatik ) demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated

febrile illness), Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Sindrom Syok

Dengue .4

B. PATOFISOLOGI

Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD)

disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda

yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa

renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma

yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi.

Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya

virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh

makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir

setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan

menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC(Antigen

Presenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-

Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper

akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah

memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis

antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi,

antibodi fiksasi komplemen.

Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang

terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala

lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahan karena terjadi aggregasi trombosit yang

menyebabkan trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan. 8

Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah peningkatan akut permeabilitas

vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler,

20

sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume

plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, hal ini didukung penemuan

post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi.9

Tidak terjadinya lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa

perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika

penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat,

menimbulkan penurunan hematokrit. Perubahan hemostasis pada DBD dan DSS

melibatkan 3 faktor: perubahan vaskuler, trombositopeni dan kelainan koagulasi.

Hampir semua penderita DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan

trombositopeni, dan banyak diantaranya penderita menunjukkan koagulogram yang

abnormal.

Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak

dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuiti dengan viremia yang

berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respon imun baik humoral

maupun selular, antara lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin, anti komplemen.

Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue

primer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah

ada meningkat (booster effect).

Gambar 3. Respon Imun Infeksi Virus Dengue(dikutip dari Suroso, Torry C.

Panbio Dengue Fever Rapid Strip IgG dan IgM, 2004)

21

Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam

hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan menghilang

setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM,

oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan

sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat sekitar demam hari ke-14

sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena

itu diagnosa dini infeksi primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi

IgM setelah hari sakit kelima, diagnosis infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih dini

dengan adanya peningkatan antibody IgG dan IgM yang cepat. 8

Pada infeksi pertama terjadi antibodi yang memiliki aktifitas netralisasi yang

mengenali protein E dan monoclonal antibodi terhadap NS1, Pre M dan NS3 dari

virus penyebab infeksi akibatnya terjadi lisis sel yang telah terinfeksi virus tersebut

melalui aktifitas netralisasi atau aktifasi komplemen. Akhirnya banyak virus

dilenyapkan dan penderita mengalami penyembuhan, selanjutnya terjadilah kekebalan

seumur hidup terhadap serotip virus yang sama tersebut, tetapi apabila terjadi antibodi

yang non-netralisasi yang memiliki sifat memacu replikasi virus dan keadaan

penderita menjadi parah; hal ini terjadi apabila epitop virus yang masuk tidak sesuai

dengan antibodi yang tersedia di hospes.

Pada infeksi kedua yang dipicu oleh virus dengue dengan serotipe yang berbeda

terjadilah proses berikut : Virus dengue tersebut berperan sebagai super antigen

setelah difagosit oleh monosit atau makrofag. Makrofag ini menampilkan Antigen

Presenting Cell (APC). Antigen ini membawa muatan polipeptida spesifik yang

berasal dari Mayor Histocompatibility Complex (MHC II).

Antigen yang bermuatan peptida MHC II akan berikatan dengan CD4+ (TH-1

dan TH-2) dengan perantaraan TCR ( T Cell Receptor ) sebagai usaha tubuh untuk

bereaksi terhadap infeksi tersebut, maka limfosit T akan mengeluarkan substansi dari

TH-1 yang berfungsi sebagai imuno modulator yaitu INF gama, Il-2 dan CSF (Colony

Stimulating Factor).9 Dimana IFN gama akan merangsang makrofag untuk

mengeluarkan IL-1 dan TNF alpha. IL-1 sebagai mayor imunomodulator yang juga

mempunyai efek pada endothelial sel termasuk didalamnya pembentukan

prostaglandin dan merangsang ekspresi intercellular adhesion molecule 1 (ICAM 1). 10

22

Sedangkan CSF (Colony Stimulating Factor) akan merangsang neutrophil, oleh

pengaruh ICAM 1 Neutrophil yang telah terangsang oleh CSF akan mudah

mengadakan adhesi Neutrophil yang beradhesi dengan endothel akan mengeluarkan

lisosim yang akan menyebabkan dinding endothel lisis dan akibatnya endothel

terbuka. Neutrophil juga membawa superoksid yang termasuk dalam radikal bebas

yang akan mempengaruhi oksigenasi pada mitochondria dan siklus GMPs. Akibatnya

endothel menjadi nekrosis, sehingga terjadi kerusakan endothel pembuluh darah yang

mengakibatkan terjadi gangguan vaskuler sehingga terjadi syok.

Antigen yang bermuatan MHC I akan diekspresikan dipermukaan virus

sehingga dikenali oleh limfosit T CD8+, limfosit T akan teraktivasi yang bersifat

sitolitik, sehingga semua sel mengandung virus dihancurkan dan juga mensekresi IFN

gama dan TNF alpha.10

C. DIAGNOSIS

Diagnosis DBD ditegakkan bedasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun

1997 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.3

Kriteria klinis :

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus-

menerus selama 2-7 hari

b. Terdapat manifestasi perdarahan

23

Manifestasi perdarahan akibat provokasi yang paling ringan yaitu uji tourniquet

positif dan salah satu bentuk lain (petekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan

perdarahan gusi), hematemesis dan atau melena.

c. Pembesaran hati

Hepatomegali dapat diraba pada permulaan penyakit dan pembesarannya

bervariasi dari hanya sekedar teraba (just papable) sampai 2-4 cm di bawah costa

kanan. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan derajat penyakit, namun nyeri

tekan pada tepi hati dapat berhubungan dengan adanya perdarahan.

d. Syok

Syok biasa terjadi pada saat atau sesudah demam turun, yaitu pada hari sakit ke-

3–7. Manifestasinya terdiri atas anak menjadi gelisah dan lambat laun dapat menurun

kesadarannya, kulit pucat, dingin dan lembab, nadi cepat, lemah sampai tak teraba,

tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik menurun

menjadi 80 mmHg atau kurang, oliguria sampai anuria.

Kriteria laboratoris :

1. Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)

2. Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler,

dengan manifestasi sebagai berikut:

Peningkatan hematokrit ≥20% dibandingkan nilai hematokrit pada masa

konvalesen

Penurunan hematokrit ≤ 20% dari nilai standar, setelah dilakukan penggantian

volume plasma.

Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia atau peningkatan

hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi pleura dan atau

hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemi dan atau

terjadi perdarahan.

Test laboratorium merupakan test yang sangat penting dalam memberikan

konfirmasi terhadap diagnosa klinis dari infeksi virus dengue. Uji serologi yang dapat

dilakukan antara lain :

Uji hambatan hemaglutinasi (HI test)

Uji ELISA Antidengue IgM

Test Dengue Blot

Test Non Struktural 1 Dengue (NS 1 Dengue)

24

Pemeriksaaan penunjang lain yang dapat mendukung ke arah suatu DBD :

X-Foto Thorax dapat dibuat 2 posisi yaitu AP-supine dan RLD

USG

Kelainan yang dapat dideteksi adalah dilatasi pembuluh darah paru, efusi pleura,

kardiomegali dan efusi perikard, hepatomegali, dilatasi v.hepatika, cairan dalam

rongga peritoneum, dan penebalan dinding vesika felea.

Derajat penyakit DBD (WHO, 1997) :3

Derajat I :Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya

manifestasi perdarahan akibat provokasi adalah uji tourniquet

positif.

Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau

perdarahan lain.

Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut,

tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau

hipotensi,sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan

lembab,dan anak tampak gelisah.

Derajat IV : Syok berat (profound shock)dengan nadi tidak dapat diraba

dan tekanan darah tidak terukur.

A. DIAGNOSIS BANDING

1. Demam Berdarah Dengue Derajat I

25

Gejala DBD derajat I serupa dengan gejala demam dengue dan satu-satunya

manifestasi perdarahan adalah uji torniquet. Pada hasil laboraotorium DBD

derajat I juga dijumpai hemokonsentrasi dengan atau tanpa trombositopenia.

Pada pasien ini didapatkan adanya perdarahan spontan (ptekie) serta

perdarahan dengan provokasi (tes rumple leed) dan trombositopenia

(55.600/mm3)

A. PENGELOLAAN

Pada dasarnya pengelolaan Demam Berdarah Dengue bersifat simptomatik dan

suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan

permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan.4Untuk dapat menanggulangi

dan mengatasi masalah yang dihadapi penderita ini, maka dibutuhkan penanganan

secara komprehensif. Maka dari itu perlu pengelolaan secara promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif.

1. Medikamentosa

Pemberian antipiretik dapat diberikan dengan menggunakan

Parasetamol 500 mg (10-15 mg/kgBB). Hindari pemberian asetosal dan

ibuprofen. Berikan pengobatan anti kejang bila diperlukan. Dilakukan

pemberian cairang dengan menggunakan cairan krisataloid 6 -7/ml/kgBB.

Kortikosteroid diberikan jika curiga anak terkena DBD ensefalopati.

2. Suportif

Mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat dari peningkatan

permeabilitas kapiler. Cairan intravena diperlukan bila anak terus menerus

muntah, tidak mau minum, dehidrasi dan tidak mau minum, serta

peningkatan hematokrit.

3. Monitoring

Pemantauan keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda perdarahan,

tanda-tanda syok dan nilai laboratorium hemoglobin, hematokrit dan

trombositopeni penderita ini telah dilakukan dengan baik. Selama 4 hari

perawatan, suhu tubuh normal dan tidak terjadi kenaikan suhu tubuh yang

berarti. Tidak terjadi komplikasi dan tidak terjadi syok, tanda vital baik,

kadar hematokrit normal, jumlah trombosit telah meningkat >50.000/mm3

pada hari ke-3 perawatan.

4. Aspek Dietik

26

Pada prinsipnya dietetik peroral pada penderita DBD bukan merupakan

kontra indikasi bahkan sangat dianjurkan terutama untuk mengembalikan

keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita ini diberikan diet 3 x nasi dan 3

x 200 cc susu selama perawatan karena pasien masih mau makan dan

minum.

2. Promotif dan Preventif

Orang tua diberi penjelasan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue

serta cara-cara yang dapat dilakukan dalam rangka pemberantasan dan

pencegahan penyakit tersebut.

a.Penjelasan tentang penyakit DBD meliputi :

Penyebab dari penyakit ini adalah virus dengue yang ditularkan dengan

perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut hitam berbintik-bintik

putih di seluruh tubuh dan kaki, berkeliaran pada waktu siang sampai sore

hari yaitu kurang lebih pukul 10.00 sampai pukul 17.00 dan lebih suka pada

tempat genangan air yang bersih. Dijelaskan pula bahwa penyakit tersebut

dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda tiap individu mulai dari

demam biasa bahkan sampai membahayakan, sehingga penting menjaga daya

tahan tubuh anak dengan pemberian asupan makanan yang cukup baik

jumlah maupun jenis gizinya serta meningkatkan kewaspadaan apabila anak

mendadak demam tinggi kembali terutama jika warga di sekitar rumah atau

sekolah ada yang sakit demam berdarah untuk segera memeriksakan diri ke

fasilitas kesehatan terdekat.

Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan cara :

Pemasangan kasa nyamuk, sehingga nyamuk tidak akan masuk ke

rumah.

Menggunakan mosquito repellent atau insektisida bentuk spray.

a. Pemberantasan vektor jangka panjang/pemberantasan sarang nyamuk

(PSN), melalui program pemerintah 3M, yaitu :

Menguras bak mandi dan tempat penampungan air minimal 1x

seminggu

Menutup tempat-tempat penyimpanan air

Mengubur barang-barang bekas yang memungkinkan

tergenangnya air sehingga menjadi sarang nyamuk

Beberapa cara lainnya, yaitu :

27

- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

- Menabur larvasida seperti bubuk abate

- Memasang kelambu pada tempat tidur

- Menggunakan obat nyamuk

6. Prognosis

Perjalanan penyakit DBD sulit untuk diramalkan. Sebagian penderita

dengan syok yang berat dan perdarahan yang hebat dapat sembuh sempurna

hanya dengan tindakan-tindakan sederhana. Sebagian lain yang masuk ke

rumah sakit dalam keadaan segar bugar, meninggal dalam waktu yang tidak

terlalu lama meskipun telah dilakukan pengelolaan yang intensif.

Prognosis pada penderita ini untuk kehidupan (quo ad vitam)

adalah baik (ad bonam) oleh karena tidak terjadi dan tidak ada

komplikasi yang berat, keadaan penderita membaik, dan tidak

ada penyulit lain

Prognosis untuk kesembuhan (quo ad sanam) adalah baik (ad

bonam) yang nampak dari keadaan umum, tanda vital,

pemeriksaan berkala dari Hb, Ht, trombosit menunjukkan

perbaikan dan stabil.

Prognosis membaiknya faal tubuh (quo ad fungsionum) adalah

baik (ad bonam) karena tidak ada ancaman adanya sequele

ataupun kecacatan tubuh

28

BAB IV

RINGKASAN

Telah dilaporkan seorang anak perempuan umur 11 tahun 4 bulan dengan

Demam Dengue Keluhan utama penderita adalah panas. 4 hari SMRS anak demam,

mendadak tinggi, terus menerus, tetapi suhu tidak diukur. Anak nampak lesu dan

nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan petekie pada Volar lengan

bawah kanan, serta uji Rumple Leed (+). Dari hasil laboratorium didapatkan

trombosit 109.500 /mm3 saat pertama kali datang . Hematokrit awalnya pada panas 6

hari adalah 39,7% kemudian mengalami penurunan keesokan harinya menjadi 36%,

karena telah diberikannya cairan secara memadai. Pada pemeriksaan Dengue Blot

didapatkan IgM positif dan IgG negatif. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil

laboratorium, dan pemeriksaan serologis mendukung diagnosis demam dengue.

Status gizi dinilai dengan menggunakan WHO-Antropometri dan didapatkan

hasil WHZ -0,31 dengan interpretasi gizi baik.

Penderita dirawat di bangsal infeksi selama 4 hari perawatan dengan istirahat

tirah baring, mobilisasi pasien dilakukan secara bertahap. Dalam perkembangannya

anak mengalami perbaikan, baik secara klinis maupun laboratoris. Hal ini dapat

dilihat dengan tidak adanya keluhan, baik demam maupun yang lain, dan aktivitas

anak yang mulai meningkat. Hasil pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan

penurunan jumlah trombosit yang cukup progresif terutama pada hari perawatan ke-

2 yang mencapai 52.000/mm3 (>50.000/mm3).Selain itu juga tidak terdapat tanda-

tanda syok maupun komplikasi pengobatan terutama pada pemberian cairan dengan

tidak ditemukannya tanda-tanda over load cairan seperti adanya suara tambahan di

paru.

Saat pertama datang di bangsal C1L2 penderita tidak menunjukkan tanda-tanda

syok sehingga diberikan infus RL 5 cc/kgBB .Selain itu penderita juga mendapatkan

Paracetamol (jika panas >38oC). Pengelolaan dietetik mengandung cukup cairan,

kalori dan protein.

Pada keluarga dijelaskan tentang penatalaksanaan demam berdarah dengue dan

prognosisnya.Orang tua dijelaskan mengenai langkah 3 M (+) untuk pencegahan.

Selain itu dijelaskan juga bahwa anak dalam gizi baik, sehingga memberikan saran

kepada orang tua untuk mempertahankan status gizi anak yang baik dengan

29

memperhatikan pola dan jenis makanan anak apalagi saat anak sedang sakit dan

masa penyembuhan setelah sakit dimana terjadi penurunan nafsu makan sehingga

diharapkan dari orang tua untuk lebih memberikan makanan yang bergizi, kaya

kalori dan protein, sesuai kesenangan anak, menyarankan kepada Ibu untuk mencoba

meningkatkan kreativitas dalam penyajian makan anak sehingga anak akan lebih

tertarik untuk makan, dan jangan sekali-kali memaksa anak untuk makan (force

feed) karena hal tersebut justru akan membuat anak menolak makan dan bosan, serta

mencegah terjadinya infeksi yang dapat mempengaruhi status gizi anak.

Penderita dipulangkan karena sudah bebas panas lebih dari 24 jam tanpa

antipiretik, jumlah trombosit > 50.000/mm3, keadaan klinis membaik, nafsu makan

membaik, dapat makan dan minum dengan baik, dan tidak dijumpai komplikasi.

Prognosis pada pasien ini untuk kehidupan (quo ad vitam), untuk kesembuhan

(quo ad sanam), dan untuk fisiologi tubuh (quo ad fungsionam) adalah baik (ad

bonam).

30

BAB V

LAMPIRAN

Hasil Kunjungan Rumah