KasBes DHF
-
Upload
galih-aryyagunawan -
Category
Documents
-
view
265 -
download
0
Embed Size (px)
description
Transcript of KasBes DHF

LAPORAN KASUS BESAR
SEORANG ANAK PEREMPUAN 11 TAHUN DENGAN INFEKSI
DENGUE DAN GIZI BAIK, PERAWAKAN NORMAL, BERAT BADAN
NORMAL
Diajukan guna memenuhi tugas
Kepanitertaan Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Aulia Achmad Yudha P. 22010113210150
Supervisor Pembimbing:
dr. Nahwa Arkhaesi , Msi. Med, Sp.A
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
i

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Aulia Achmad Yudha Pratama
NIM : 22010113210150
Fakultas : Kedokteran Umum
Judul : Seorang Anak Perempuan 11 Tahun Dengan Infeksi Dengue Dan Gizi
Baik, Perawakan Normal, Berat Badan Normal.
Bagian/SMF : Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
Penguji : dr. Nahwa Akhaesi, M.Si Med, Sp.A
Pembimbing : dr. Adi Hijaz Yamani.
Semarang, 21 Desember 2013
Penguji
dr. Nakhwa Akhaesi, Msi. Med. Sp.A
Pembimbing
dr. Adi hijaz Yamani

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan kasus besar yang berjudul Seorang Anak
Perempuan Berusia 1 Tahun dengan Diare Akut Tanpa Tanda Dehidrasi Pasca Dehidrasi
Tidak Berat, Arah Garis Perumbuhan Longitudinal Growth Faltering (T1), Gizi Baik, dan
Perawakan Normal.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Nahwa Akhaesi, M.Si Med, Sp.A sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan
waktu dan membimbing penulis.
2. dr. Adi hijaz Yamani, sebagai pembimbing yang telah memberikan masukan-masukan,
petunjuk, serta kritik yang membangun dalam penyusunan kasus ini.
3. Anak A, serta keluarga, atas bantuannya sebagai pasien di dalam penyusunan kasus besar
ini..
4. Teman-teman yang satu stase di bagian anak yang telah memberikan bantuan baik material
maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan kasus ini, maka
penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun serta saran dari semua pihak.
Semoga laporan kasus besar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk
kasus demam dengue dengan gizi baik, perawakan normal dan gizi baik.

iv
Semarang, 21 Desember 2013
Penulis
Aulia Achamad Yudha Pratama

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II. LAPORAN KASUS ..................................................................... 3
A. Identitas Pasien........................................................................................ 3
B. Data Dasar............................................................................................... 3
C. Data Khusus............................................................................................ 5
D. Pemeriksaan Fisik .................................................................................. 6
E. Status Antropometri................................................................................ 8
F. Kebutuhan 24 Jam................................................................................... 9
G. Pemeriksaan Laboratorium..................................................................... 9
H. Assesment................................................................................................ 10
I. Initial Plan .............................................................................................. 10
J. Hasil kunjungan Rumah ......................................................................... 14
K. Bagan permasalahan ............................................................................... 18
BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 19
A. Demam berdarah dengue ........................................................................ 19
B. Patofisologi ............................................................................................. 20
C. Diagnosis ................................................................................................ 23
D. Diagnosis banding................................................................................... 26
E. Pengelolaan ............................................................................................ 26
BAB IV RINGKASAN................................................................................ 30

vi
BAB V LAMPIRAN................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...… 33

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit infeksi akut oleh virus Dengue yang sering mematikan. DBD
merupakan penyakit yang banyak ditemukan disebagian besar wilayah tropis dan
subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami
DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili
Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan
Den-41, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya
nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terdapat hampir di seluruh pelosok 1.
Kejadian DBD di Jawa Tengah sejak tahun 1980 sampai dengan 2009 terus
meningkat. Di Kota Semarang, Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2009 mencatat
ada sebanyak 3883 kasus DBD pada tahun tersebut. Jumlah ini mengalami penurunan
yang cukup signifikan dari tahun 2008 yang mencapai 5249 kasus atau turun 26%.
Kasus bulanan DBD tertinggi dari tahun 2004 hingga 2009 adalah pada bulan Februari
2004, bulan Januari, Februari, April, Mei, Oktober dan Nopember 2008, serta bulan
Juni, Juli dan Agustus 2009 2. Tiga puluh lima kabupaten/kota seluruhnya sudah
dilaporkan adanya kasus DBD. Sepuluh kabupaten dengan insiden tertinggi tahun
2009 adalah Kota Semarang, Magelang, Jepara, Surakarta, Tegal, Pati, Kudus,
Purbalingga, Sragen, dan Salatiga 3.
Masa inkubasi virus dengue dalam manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3
sampai 14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis rata-rata muncul pada hari
keempat sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh
nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari 5.
Manifestasi klinis infeksi virus dengue tergantung dari berbagai faktor yang
mempengaruhi daya tahan tubuh penderita. Terdapat berbagai keadaan mulai dari
tanpa gejala ( asomtomatik ) demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated
febrile illness), Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Sindrom Syok
Dengue .4
1

2
Pemberantasan DBD seperti juga penyakit menular lainnya, didasarkan atas
pemutusan rantai penularan. Dalam hal DBD, komponen penularan pada virus,
nyamuk Aedes aegypti dan manusia. Karena pada saat ini belum ada vaksin yang
efektif terhadap virus ini, maka pemberantasan ditujukan pada manusia dan tempat
vektornya dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk Dengue.6
B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis
dan mengelola pasien dengan tepat berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang serta kepustakaan yang ada pada
pasien Demam Dengue serta mengetahui prognosis.
C. MANFAAT
Penulisan laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media belajar agar
dapat mendiagnosis dan mengelola pasien dengan tepat dan komprehensif, serta
mengetahui prognosis Demam Dengue.

3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 11 tahun 4 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. JB
Umur Ayah : 35 tahun
Pendidikan Ayah : SMA
Agama Ayah : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Ny. H
Umur Ibu : 35 tahun
Pendidikan Ibu : SMA
Agama Ibu : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Sambiroto 3 RT/RW : 03/03. Semarang
M.R.S : 22 November 2013
No CM : C451428
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 23 November 2013 pukul 14.30 di
Bangsal Anak C1Lt2 dan dari data catatan medik nomer C451428.
2. Keluhan Utama : Demam

4
3. Riwayat Penyakit Sekarang
± 4 hari SMRS anak demam, mendadak tinggi, terus menerus, tetapi suhu tidak
diukur. Pasien mengigil (+), bautk (-), pilek (-), nyeri kepala (+), nyeri telan (-),
nyeri perut (+), mual (+), muntah (+), 3x sehari @ 1 gelas belimbing. Gusi
berdarah (-), mimisian (-), BAB lancer, BAK lancer, warna jernih, nyeri saat
BAK (-), anak Nampak lesu dan nafsu makan menurun. Kemudian anak di bawa
ke dokter umum dan diberikan oba penurun panas serta antibiotik, ketika diberi
obat tersbut panas pasien turun tetapi naik kembali.
± 2 hari SMRS pasien dibawa ke dokter spesialis anak dan diberi obat penurun
panas, antibiotik, serta anti muntah. Selain itu pasien diber surat rujukan ke RS,
namun orang tua pasien tidak langsung dibawa ke RS.
1 hari SMRS demam pasien masih tinggi, kejang (-), batuk (-), pilek (-), nyeri
kepala (+), nyeri telan (-), nyeri perut (+), mual (+), muntah (+) frekuensi 2 - 4x
sehari, gusi berdarah (-), mimisan (-), BAB dan BAK tidak ada kelainan.
Pasien kemudian melakukan tes hematologi di laboratorium swasta, didapatkan
Hb = 13.6, trombosit = 128000, Ht = 40 %. Setelah itu pasien dibawa ke RS
Daerah tetapi karena penuh, pasien di bawa ke RSDK. Di IGD RSDK pasien
dilakukan pemeriksaan dan didapatkan tes rumple leed (+).
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Anak baru pertama kali sakit seperti ini.
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sedang menderita demam berdarah, tidak ada
teman sekolah yang terkena demam berdarah
3. Riwayat sosial ekonomi
Ayah adalah pegawai swasta, ibu tidak bekerja (ibu rumah tangga). Orang tua
pasin memiliki 2 orang tanggungan anak belum mandiri. pembiayaan dengan
jamkesmas. Kesan: sosial ekonomi kurang

5
C. DATA KHUSUS
1. Riwayat Prenatal
ANC > 4x di bidan, ANB (-), sakit dan trauma saat kehamilan (-), minum vitamin
dan tablet besi (+), konsumsi obat / jamu saat hamil (-).
2. Riwayat Natal
Lahir anak perempupan dari ibu G1P0A0 usia 24 tahun lahir spontan di RSDK,
BBL = 2800 gram, PB = 51 cm.
3. Riwayat Postnatal
Kontrol di Puskesmas di katakana anak sehat.
4. Riwayat Imunisasi
BCG : 1 x (Usia 0 bulan, scar +)
Dipteri : 5 x (Usia 2, 3 , 4 bulan - 6 dan 10 tahun)
Pertusis : 3 x (Usia 2, 3 , dan 4 bulan )
Tetanus : 5 x (Usia 2, 3 , 4 bulan - 6 dan 10 tahun)
Polio : 4 x (Usia 0,2 ,3, dan 4 bulan )
Hepatitis B : 3 x (Usia 2, 3, dan 4 bulan )
Campak : 1 x (usia 9 bulan)
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia
5. Riwayat Makan Minum Anak
0 – 6 bulan : susu formula (lactogen) ± 10x per hari @90 cc
6 – 9 bulan :Susu formula 8x/hari @100 cc, bubur biskuit 2x/hari @ mangkok
kecil (3 sendok makan) habis
9 – 13 bulan : Susu formula 7 kali/ hari @ 120 cc, habis. Nasi tim + sayur 2
kali/ hari, @ mangkuk kecil habis.
13 bulan – sekarang : nasi + lauk 3x sehari,@ 1 piring habis, air putih ± 4-5x/hari
@ 1 gelas belimbing
Kesan : ASI tidak diberikan, kualitas kurang, kuantitas cukup

6
6. Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
a. Pertumbuhan
Berat badan lahir = 2.8 Kg
Berat badan bulan lalu = 32 kg
Berat badan sekarang = 32 kg
Kesan : Arah garis pertumbuhan N1; Pola
pertumbuhan flat growth
b. Perkembangan
Tersenyum : 2 bulan
Miring : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 7 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 12 bulan
Kesan : perkembangan sesuai usia
7. Riwayat Keluarga Berencana Orang Tua
Saat ini ibu pasien menggunakan KB implant.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 23 November 2013 pukul 13.00 WIB di Bangsal Anak C1L2 RSDK.
Anak perempuan, usia 11 tahun 4 bulan, Berat Badan (BB) : 32 kg, Tinggi Badan
(TB) : 140 cm, LK : 50 cm
Keadaan umum : sadar, kurang aktif, perdarahan terprovokasi, RL (+), nafas
spontan (+) adekuat, gizi buruk perawakan normal.
Tanda vital : Denyut Jantung : 92x / menit
Nadi : reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 24x / menit, reguler
Suhu : 37 °C axilla
Tekanan darah : 110/80

7
Status Internus :
Kepala :lingkar kepala = 50 cm, mesosefal
Rambut : warna hitam
Ubun-ubun besar :Sudah menutup
Turgor : kembali cepat
Mata :Cekung (-/-), air mata (+/+), konjungtiva palpebra anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan retroaurikuler (-/-), nyeri
tarik (-/-) discharge (-/-)
Hidung : nafas cuping (-), discharge (-/-), mukosa hiperemis (-/-),
choncha hipertrofi (-/-)
Bibir : sianosis (-), kering (-)
Mukosa : sianosis (-), kering (-)
Mulut : sianosis (-), kering (-)
Lidah : kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)
Gigi-geligi : karies (-)
Tenggorok : tonsil : T1-1, faring hiperemis (-), kripte tidak melebar, detritus
(-)
Leher : simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Torak Pulmo
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-).
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar : vesikuler (+/+) normal
suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-), hantaran (-/-).
Thorax Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV 2 cm medial linea
medioclavicularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.
thrill (-)
Perkusi :konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi :suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-), bising
(-). M1>M2, A1<A2, P1<P2
Abdomen :

8
Inspeksi : datar, venektasi (-).
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani,
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, Hepar tidak
teraba ,Lien tidak teraba
Ekstremitas : superior inferior
Edema - / - - / -
Sianosis - / - - / -
Petechiae - / - - / -
Akral dingin - / - - / -
Waktu pengisian kapiler <2”/<2” <2”/<2”
Refleks fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks patologis - / - - / -
Genital : perempuan, OUE hiperemis (-),
Perianal : ekskoriasi (-), hiperemis (-)
E. STATUS ANTROPOMETRI
Anak laki-laki, usia 11 tahun. 4 bulan
BB : 32 kg, TB : 140 cm, LK : 50 cm
Berat badan menurut umur (WAZ) : - 0,93 SD
Tinggi badan menurut umur (HAZ) : - 1,17 SD
Berat badan menurut panjang badan (WHZ) : - 0,31 SD
Kesan : Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal
Lingkar Kepala 52 cm

9
F. KEBUTUHAN 24 JAM
Kebutuhan 24 jamCairan (cc)
1740Kalori (kkal)
1600Protein (gr)
32
Infus RL 960 - -
3x nasi lunak 300 1700 55
3x susu 200 cc 600
TotalAKG (%)
1860106.9 %
1700106.2%
55171 %
G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Darah Serial
Tanggal : 22/11/13 23/11/13 24/11/13 25/11/13
Waktu : 23.00 07:00 19:00 07:00 19:00 23.50 07.00 Normal
Hb 13.4 12.6 12.6 12.8 12.7 13.1 13.0 [11.50 – 14.00] gr%
Ht 39.7 36.7 36.8 36.8 36.0 38 37.9 [37 – 44] %
Eritrosit 4.8 4.5 4.5 4.5 4.5 4.7 4.6 [3.1 – 5.4] jt/mmk
Trombosit 109.5 101.2 86.6 68.8 52.0 60.3 55.6 [150 = 400] rb/mmk
Leukosit 1.8 1.9 1.9 2.0 1.7 1.8 2.3 [5 – 13.5] ribu /mmk
MCH 27.9 27.9 28.2 28.3 28.3 28.2 28.3 [24 – 30] pg
MCV 81.5 81.5 82.4 81.5 80.2 81.6 82.2 [77 – 95] fl
MCHC 34.3 34.2 34.2 34.7 35.3 34.5 34.4 [29 – 36] g/dl
Eosinofil 1 [1 – 4] &
Basofil 0 [0 – 0] &
Batang 2 [2 – 5] &
Segmen 59 [25 – 70] &
Limfosit 30 [20 – 40] &
Monosit 8 [1 – 6] &
Dengue IgG
Dengue IgM
(-)
(+)(Tanggal 23/11/13 pukul 12.00)
Kesan : terdapat penurunan terombosit secara bertahap

10
Pemeriksaan Urin : 23 November 12.00 WIB
Warna : kuning Sedimen [-]
Kejernihan : Jernih Epitel : 18.4 /uL [0 – 40]
Berta jenis : 1.015 [1.003 – 1.025] Leukosit : 8.2 /uL [0 – 20]
Ph : 6 [4.8 – 7.4] Eritrosit : 11.1 /uL [0 – 25]
Protein : - [-] Kristal : 0.6 /uL [0 = 10]
Reduksi : - [-] Sli. Eritrosit : - [-]
Urobilinogen : - [-] Sil epitel : - [-]
Bilirubin : - [-] Sil Leukosit : - [-]
Aseton : 150 mg/dL [-] Bakteri : 21.6 /uL [0 – 100]
Nitrit : - [-]
Kesan : pemeriksaan urin rutin dalam batas normal
H. ASSESMENT
1. Demam dengue DD/ DHF grade I
2. Gizi baik perawakan normal, berat badan normal
A. INITIAL PLAN
Assessment: I. Demam Dengue DD/ DHF grade 1
Initial Dx :
Subjektif : -
Objektif : X- Foto RLD, Pemeriksaan darah serial tiap 12 jam
Initial Rx :
Inf. RL 960/40/10 TPM
Paracetamol 350 mg /6 jam atau jika suhu > 38o C
Initial Mx :
Pengawasan keadaan umum dan tanda vital.
Tanda perdarahan; syok : akral dingin, pucat, nadi tak teraba.
Evaluasi hasil lab

11
Initial Ex :
Menjelaskan kepada orang tua pasien demam yang diaami pasien adalah akibat virus
dengue.
Menjelaskan kepada orang tua bahwa saat ini (hari ke 5) demam anak mulai turun,
namun ini adalah fase kritis dimana dapat terjadi syok.
Menjelaskan kepada orang tua agar membantu mengawasi kondisi anak, dan segerea
melapor jika menemui tanda – tanda syok : anak lemah, hilang kesadaran, kaki dan
tangan dingin, nadi lemah hingga tak teraba, denyut jantung cepat, nafas sesak. Dan
tanda perdarahan.
Assessment: II. Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal
Initial Dx :
Subjektif : -
Objektif : -
Initial Rx :
3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak
Initial Mx :
Evaluasi akseptabilitas diet.
Initial Ex :
Menghimbau agar orang tua tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk
mempertahankan kondisi gizi pasien dan menunjang kesembuhan.

Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan
23/11/13
Jam 15.00
HP : 1
HS : 4
S : demam (+), nyeri perut (-), mual (+), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-)
O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)
TV :
HR: 92x/menit; RR: 24x/menit; T: 37º C; N: reguler, i/t cukup TD: 110/80 mmHg
Ass/
Demam Dengue DD/ DHF grade 1
Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal
Tx:
Infus RL 960/40/10 TPM
Po: paracetamol 500 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)
Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak
Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, cek darah serial / 12 jam
24/11/13
Jam 07.00
HP : 2
HS : 5
S : demam (+), nyeri perut (-), mual (-), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-)
O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)
TV :
HR: 110x/menit; RR: 20x/menit; T: 38,4º C; N: reguler, i/t cukup TD: 110/70 mmHg
Ass/
Demam Dengue DD/ DHF grade 1
Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal
Tx:
Infus RL 960/40/10 TPM
Po: paracetamol 500 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)
Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak
Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, cek darah serial / 12 jam
12
Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan Tanggal Keadaan Klinis, Program terapi/tindakan
25/11/13
Jam 07.00
HP : 3
HS : 6
S : demam (-), nyeri perut (-), mual (-), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-), bak <<
O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)
TV :
HR: 100x/menit; RR: 30x/menit; T: 37,5º C; N: reguler, i/t cukup TD: 90/60 mmHg
Ass/
Demam Dengue DD/ DHF grade 1
Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal
Tx:
Infus RL 3cc/KgBB/jam => 24 TPM
Infus D5 ½ NS 960/40/10 TPM
Po: paracetamol 350 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)
Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak
Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, cek lab darah serial / 12 jam
26/11/13
Jam 07.00
HP : 4
HS : 7
S : demam (-), nyeri perut (-), mual (-), sesak (-), pteki (-), perdarahan (-)
O: sadar, aktivitas normal, perdarahan spontan (-)
TV :
HR: 98x/menit; RR: 20x/menit; T: 36,8º C; N: reguler, i/t cukup TD: 110/70 mmHg
Ass/
Demam Dengue DD/ DHF grade 1
Gizi baik, perawakan normal, berat badan normal
Tx:
Infus RL 960/40/10 TPM
Po: paracetamol 350 mg/6 jam (bila suhu > 38oC)
Diet : 3 x 200 cc susu + 3 x nasi lunak
Prog: evaluasi KU, TV, Tanda perdarahan spontan, tanda syok, rencana pulang

13
B. HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Kunjungan rumah tanggal 14 Desember 2013 pukul 16.00 WIB.
Keadaan Rumah
Status : rumah milik orang tua
Ukuran : 6 m x 9 m
Halaman rumah : ada
Teras rumah : ada,
Dinding rumah : tembok
Lantai rumah : keramik
Ruangan : 1 ruang tamu ukuran 2 x 5 m2
3 ruang tidur ukuran 3 x 4 m2
1 dapur ukuran 2 x 3 m2
1 kamar mandi dan WC ukuran 3 x 1 m2
Penghuni : 4 orang
Ventilasi : Cukup memadai, terdapat jendela di ruang tamu dan kamar
utama dengan model tralis yang dapat buka-tutup, ada lubang
angin di dekat atap dapur
Pencahayaan : Pencahayaan kurang
Kebersihan : Cukup, rumah disapu setiap hari, rumah setiap hari juga di
pel, teras disapu setiap hari.
Sumber air minum : Air PAM digunakan untuk memasak, mencuci, dan mandi,
jumlah air cukup, kualitas cukup. Air minum menggunakan air
minum isi ulang
Tempat sampah : Kurang memadai, jumlah 1 dan dibiarkan terbuka.
Penampungan air : Tempat penampungan air di kamar mandi, ember untuk
mencuci piring di kamar mandi, ember tempat air memasak di
dapur. Ember selalu tertutup.
Kamar mandi : Ada, di dalam rumah, terdapat bak penampungan air,
terbuka, dibersihkan 1x/minggu tanpa disikat, selokan ada
mengalir lancar.
WC : Ada, leher angsa, aliran lancar
Dapur : Ada, kebersihan cukup

14
Kebiasaan sehari-hari
Asuh :
• Perawatan sehari-hari oleh ibu, ayah, dan nenek. Ayah bekerja dari pagi
sampai sore hari sehingga jarang bertemu dengan anak akan tetapi hubungan dengan
anak tetap terjaga dengan baik dan dekat.
• Sehari-hari ibu memasak makanan sendiri untuk konsumsi keluarga, anak
diawasi dalam membeli jajanan walaupun terkadang anak suka membangkang tidak
menuruti nasehat ibu (jajan sembarangan walaupun sudah dilarang).
• Jika anak sakit ibu membawa ke puskesmas.
• Keinginan anak selalu dipenuhi jika ada uang.
Asih : Kasih sayang diberikan oleh ibu dan ayah.
Asah :
• Stimulasi mental diperoleh terutama dari ibu yang berpendidikan tamat SMA
dan ayah yang berpendidikan tamat SMA.
• Bermain dengan keluarga dan tetangga dekat.
Ayah bekerja sebagai wiraswasta dan ibu adalah ibu rumah tangga menanggung 2
orang anak yang belum mandiri. Ayah dan ibu bekerja sebagai buruh di pasar dari
pagi sampai sore hari. Anak diasuh oleh ibu dan nenek dan bertemu dengan ayah
ketika malam hari. Makanan dan minuman dimasak sebelum dimakan. Sumber air
minum dari air PAM yang telah dimasak terlebih dahulu. Alat makan dicuci dengan
air PAM dan sabun cuci piring. Mandi dua kali sehari menggunakan air PAM dan
sabun. Pakaian kotor dicuci setiap hari. Piring kotor ditumpuk dan dicuci tiap
hari.Tempat cuci piring dan cuci baju kotor menjadi satu tempat di kamar mandi yang
terletak di dalam rumah. Rumah disapu setiap hari, sampah dibuang di tempat sampah
terbuka di sebelah rumah. Di dalam kamar terdapat baju-baju yang tergantung. Jika
ada keluarga yang sakit dibawa ke Puskesmas, bila tidak sembuh baru berobat ke
dokter umum praktek swasta kemudian ke rumah sakit
Lingkungan
Rumah penderita terletak di daerah Sumurboto, Tembalang, Semarang. Rumah
ukuran kecil. Rumah yang satu dengan yang lain berdempetan. Di samping dan depan
rumah penderita ada selokan yang tidak tertutup tapi jernih dan mengalir lancar.
Rumah penderita berdinding tembok dan bagian atas terbuat dari asbes, lantai terbuat

15
dari plester semen, terdapat jendela, ventilasi dan pencahayaan cukup. Dapur, kamar
mandi, dan WC berada di dalam rumah. Penghuni rumah ada 4 orang : penderita, adik
penderita, ibu, ayah.
Pemeriksaan fisik saat kunjungan rumah
Tanggal 14 Desember 2013.
Anak perempuan, usia 11 tahun 4 bulan, Berat Badan (BB) : 32 kg, Tinggi Badan
(TB) : 140 cm, LK : 50 cm
Keadaan umum : sadar, aktif, nafas spontan (+) adekuat, gizi baik perawakan
normal.
Tanda vital : Denyut Jantung : 90x / menit
Nadi : reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 22x / menit, reguler
Suhu : 36.8 °C axilla
Tekanan darah : 100/80
Status Internus :
Kepala : lingkar kepala = 50 cm, mesosefal
Rambut : warna hitam
Ubun-ubun besar : Sudah menutup
Turgor : kembali cepat
Mata : Cekung (-/-), air mata (+/+), konjungtiva palpebra anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan retroaurikuler (-/-), nyeri
tarik (-/-) discharge (-/-)
Hidung : nafas cuping (-), discharge (-/-), mukosa hiperemis (-/-),
choncha hipertrofi (-/-)
Bibir : sianosis (-), kering (-)
Mukosa : sianosis (-), kering (-)
Mulut : sianosis (-), kering (-)
Lidah : kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)
Gigi-geligi : karies (-)
Tenggorok : tonsil : T1-1, faring hiperemis (-), kripte tidak melebar, detritus
(-)

16
Leher : simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Torak Pulmo
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-).
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar : vesikuler (+/+) normal
suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-), hantaran (-/-).
Thorax Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV 2 cm medial linea
medioclavicularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.
thrill (-)
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-), bising
(-). M1>M2, A1<A2, P1<P2
Abdomen :
Inspeksi : datar, venektasi (-).
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani,
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, Hepar tidak
teraba ,Lien tidak teraba
Ekstremitas : superior inferior
Edema - / - - / -
Sianosis - / - - / -
Petechiae - / - - / -
Akral dingin - / - - / -
Waktu pengisian kapiler <2”/<2” <2”/<2”
Refleks fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks patologis - / - - / -
Genital : laki-laki, OUE hiperemis (-), fimosis (-)
Perianal : ekskoriasi (-), hiperemis (-)
Pada saat kunjungan ke rumah pasien, diberikan edukasi kepada orang tua (ibu)
mengenai :

17
• Pentingnya menutup tempat penampungan air di dalam kamar mandi dan
membersihkannya dengan cara menyikat minimal 1x/minggu
• Pentingnya mengubur kaleng-kaleng bekas dan barang-barang bekas yang bisa
menampung air supaya tidak terisi air hujan
• Keadaan lingkungan yang bersih dan bebas vektor-vektor penyakit dapat turut
mencegah penyakit demam berdarah pada anak
• Pentingnya makan-makanan yang bergizi untuk menunjang tumbuh kembang
anak yang optimal.
C. BAGAN PERMASALAHAN

18
BAB III
PEMBAHASAN
A. DEMAM BERDARAH DENGUE
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk ini hidup subur di daerah tropis dan subtropis. Nyamuk ini mempunyai
warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan, kaki dan sayapnya.
Nyamuk Aedes aegypti hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat
penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah, seperti bak
mandi/WC, air tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Nyamuk jantan
menghisap sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina menghisap
darah. Nyamuk betina mencari mangsa pada siang hari. Biasanya aktivitas menggigit
dimulai pada pagi sampai petang hari dengan puncak aktivitas antara pukul 9.00-
10.00 dan 16.00-17.00. Kemampuan terbang nyamuk betina ± 40 meter, maksimal
100 meter. Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada musim hujan, dimana banyak
genangan air bersih yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti. Nyamuk Aedes dapat mengandung virus dan menularkan ke manusia jika
mengisap darah manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas
sampai 5 hari setelah demam timbul 7.
Penyakit DBD dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian, terutama pada anak serta sering menimbulkan wabah. Jika nyamuk Aedes
aegypti menggigit orang dengan demam berdarah, maka virus dengue masuk ke tubuh
nyamuk bersama darah yang diisapnya. Di dalam tubuh nyamuk, virus berkembang
biak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan sebagian besar berada di
kelenjar liur. Selanjutnya waktu nyamuk menggigit orang lain, air liur bersama virus
dengue dilepaskan terlebih dahulu agar darah yang akan dihisap tidak membeku, dan
pada saat inilah virus dengue ditularkan ke orang lain. Di dalam tubuh manusia, virus
berkembang biak dalam sistim retikuloendotelial, dengan target utama virus dengue
adalah APC ( Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa monosit atau

19
makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga terkena.Viremia timbul
pada saat menjelang gejala klinik tampak hingga 5 - 7 hari setelahnya. Virus
bersirkulasi dalam darah perifer di dalam sel monosit/makrofag, sel limfosit B dan sel
limfosit T1.
Manifestasi klinis infeksi virus dengue tergantung dari berbagai faktor yang
mempengaruhi daya tahan tubuh penderita. Terdapat berbagai keadaan mulai dari
tanpa gejala ( asomtomatik ) demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated
febrile illness), Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Sindrom Syok
Dengue .4
B. PATOFISOLOGI
Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD)
disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda
yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa
renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma
yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi.
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya
virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh
makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir
setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan
menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC(Antigen
Presenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-
Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper
akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah
memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis
antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi,
antibodi fiksasi komplemen.
Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang
terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala
lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahan karena terjadi aggregasi trombosit yang
menyebabkan trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan. 8
Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah peningkatan akut permeabilitas
vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler,

20
sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume
plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, hal ini didukung penemuan
post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi.9
Tidak terjadinya lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa
perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika
penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat,
menimbulkan penurunan hematokrit. Perubahan hemostasis pada DBD dan DSS
melibatkan 3 faktor: perubahan vaskuler, trombositopeni dan kelainan koagulasi.
Hampir semua penderita DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan
trombositopeni, dan banyak diantaranya penderita menunjukkan koagulogram yang
abnormal.
Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak
dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuiti dengan viremia yang
berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respon imun baik humoral
maupun selular, antara lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin, anti komplemen.
Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue
primer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah
ada meningkat (booster effect).
Gambar 3. Respon Imun Infeksi Virus Dengue(dikutip dari Suroso, Torry C.
Panbio Dengue Fever Rapid Strip IgG dan IgM, 2004)

21
Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam
hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan menghilang
setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM,
oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan
sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat sekitar demam hari ke-14
sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena
itu diagnosa dini infeksi primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi
IgM setelah hari sakit kelima, diagnosis infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih dini
dengan adanya peningkatan antibody IgG dan IgM yang cepat. 8
Pada infeksi pertama terjadi antibodi yang memiliki aktifitas netralisasi yang
mengenali protein E dan monoclonal antibodi terhadap NS1, Pre M dan NS3 dari
virus penyebab infeksi akibatnya terjadi lisis sel yang telah terinfeksi virus tersebut
melalui aktifitas netralisasi atau aktifasi komplemen. Akhirnya banyak virus
dilenyapkan dan penderita mengalami penyembuhan, selanjutnya terjadilah kekebalan
seumur hidup terhadap serotip virus yang sama tersebut, tetapi apabila terjadi antibodi
yang non-netralisasi yang memiliki sifat memacu replikasi virus dan keadaan
penderita menjadi parah; hal ini terjadi apabila epitop virus yang masuk tidak sesuai
dengan antibodi yang tersedia di hospes.
Pada infeksi kedua yang dipicu oleh virus dengue dengan serotipe yang berbeda
terjadilah proses berikut : Virus dengue tersebut berperan sebagai super antigen
setelah difagosit oleh monosit atau makrofag. Makrofag ini menampilkan Antigen
Presenting Cell (APC). Antigen ini membawa muatan polipeptida spesifik yang
berasal dari Mayor Histocompatibility Complex (MHC II).
Antigen yang bermuatan peptida MHC II akan berikatan dengan CD4+ (TH-1
dan TH-2) dengan perantaraan TCR ( T Cell Receptor ) sebagai usaha tubuh untuk
bereaksi terhadap infeksi tersebut, maka limfosit T akan mengeluarkan substansi dari
TH-1 yang berfungsi sebagai imuno modulator yaitu INF gama, Il-2 dan CSF (Colony
Stimulating Factor).9 Dimana IFN gama akan merangsang makrofag untuk
mengeluarkan IL-1 dan TNF alpha. IL-1 sebagai mayor imunomodulator yang juga
mempunyai efek pada endothelial sel termasuk didalamnya pembentukan
prostaglandin dan merangsang ekspresi intercellular adhesion molecule 1 (ICAM 1). 10

22
Sedangkan CSF (Colony Stimulating Factor) akan merangsang neutrophil, oleh
pengaruh ICAM 1 Neutrophil yang telah terangsang oleh CSF akan mudah
mengadakan adhesi Neutrophil yang beradhesi dengan endothel akan mengeluarkan
lisosim yang akan menyebabkan dinding endothel lisis dan akibatnya endothel
terbuka. Neutrophil juga membawa superoksid yang termasuk dalam radikal bebas
yang akan mempengaruhi oksigenasi pada mitochondria dan siklus GMPs. Akibatnya
endothel menjadi nekrosis, sehingga terjadi kerusakan endothel pembuluh darah yang
mengakibatkan terjadi gangguan vaskuler sehingga terjadi syok.
Antigen yang bermuatan MHC I akan diekspresikan dipermukaan virus
sehingga dikenali oleh limfosit T CD8+, limfosit T akan teraktivasi yang bersifat
sitolitik, sehingga semua sel mengandung virus dihancurkan dan juga mensekresi IFN
gama dan TNF alpha.10
C. DIAGNOSIS
Diagnosis DBD ditegakkan bedasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun
1997 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.3
Kriteria klinis :
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari
b. Terdapat manifestasi perdarahan

23
Manifestasi perdarahan akibat provokasi yang paling ringan yaitu uji tourniquet
positif dan salah satu bentuk lain (petekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan
perdarahan gusi), hematemesis dan atau melena.
c. Pembesaran hati
Hepatomegali dapat diraba pada permulaan penyakit dan pembesarannya
bervariasi dari hanya sekedar teraba (just papable) sampai 2-4 cm di bawah costa
kanan. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan derajat penyakit, namun nyeri
tekan pada tepi hati dapat berhubungan dengan adanya perdarahan.
d. Syok
Syok biasa terjadi pada saat atau sesudah demam turun, yaitu pada hari sakit ke-
3–7. Manifestasinya terdiri atas anak menjadi gelisah dan lambat laun dapat menurun
kesadarannya, kulit pucat, dingin dan lembab, nadi cepat, lemah sampai tak teraba,
tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik menurun
menjadi 80 mmHg atau kurang, oliguria sampai anuria.
Kriteria laboratoris :
1. Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2. Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler,
dengan manifestasi sebagai berikut:
Peningkatan hematokrit ≥20% dibandingkan nilai hematokrit pada masa
konvalesen
Penurunan hematokrit ≤ 20% dari nilai standar, setelah dilakukan penggantian
volume plasma.
Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia atau peningkatan
hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi pleura dan atau
hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemi dan atau
terjadi perdarahan.
Test laboratorium merupakan test yang sangat penting dalam memberikan
konfirmasi terhadap diagnosa klinis dari infeksi virus dengue. Uji serologi yang dapat
dilakukan antara lain :
Uji hambatan hemaglutinasi (HI test)
Uji ELISA Antidengue IgM
Test Dengue Blot
Test Non Struktural 1 Dengue (NS 1 Dengue)

24
Pemeriksaaan penunjang lain yang dapat mendukung ke arah suatu DBD :
X-Foto Thorax dapat dibuat 2 posisi yaitu AP-supine dan RLD
USG
Kelainan yang dapat dideteksi adalah dilatasi pembuluh darah paru, efusi pleura,
kardiomegali dan efusi perikard, hepatomegali, dilatasi v.hepatika, cairan dalam
rongga peritoneum, dan penebalan dinding vesika felea.
Derajat penyakit DBD (WHO, 1997) :3
Derajat I :Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan akibat provokasi adalah uji tourniquet
positif.
Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau
perdarahan lain.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi,sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan
lembab,dan anak tampak gelisah.
Derajat IV : Syok berat (profound shock)dengan nadi tidak dapat diraba
dan tekanan darah tidak terukur.
A. DIAGNOSIS BANDING
1. Demam Berdarah Dengue Derajat I

25
Gejala DBD derajat I serupa dengan gejala demam dengue dan satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah uji torniquet. Pada hasil laboraotorium DBD
derajat I juga dijumpai hemokonsentrasi dengan atau tanpa trombositopenia.
Pada pasien ini didapatkan adanya perdarahan spontan (ptekie) serta
perdarahan dengan provokasi (tes rumple leed) dan trombositopenia
(55.600/mm3)
A. PENGELOLAAN
Pada dasarnya pengelolaan Demam Berdarah Dengue bersifat simptomatik dan
suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan
permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan.4Untuk dapat menanggulangi
dan mengatasi masalah yang dihadapi penderita ini, maka dibutuhkan penanganan
secara komprehensif. Maka dari itu perlu pengelolaan secara promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
1. Medikamentosa
Pemberian antipiretik dapat diberikan dengan menggunakan
Parasetamol 500 mg (10-15 mg/kgBB). Hindari pemberian asetosal dan
ibuprofen. Berikan pengobatan anti kejang bila diperlukan. Dilakukan
pemberian cairang dengan menggunakan cairan krisataloid 6 -7/ml/kgBB.
Kortikosteroid diberikan jika curiga anak terkena DBD ensefalopati.
2. Suportif
Mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat dari peningkatan
permeabilitas kapiler. Cairan intravena diperlukan bila anak terus menerus
muntah, tidak mau minum, dehidrasi dan tidak mau minum, serta
peningkatan hematokrit.
3. Monitoring
Pemantauan keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda perdarahan,
tanda-tanda syok dan nilai laboratorium hemoglobin, hematokrit dan
trombositopeni penderita ini telah dilakukan dengan baik. Selama 4 hari
perawatan, suhu tubuh normal dan tidak terjadi kenaikan suhu tubuh yang
berarti. Tidak terjadi komplikasi dan tidak terjadi syok, tanda vital baik,
kadar hematokrit normal, jumlah trombosit telah meningkat >50.000/mm3
pada hari ke-3 perawatan.
4. Aspek Dietik

26
Pada prinsipnya dietetik peroral pada penderita DBD bukan merupakan
kontra indikasi bahkan sangat dianjurkan terutama untuk mengembalikan
keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita ini diberikan diet 3 x nasi dan 3
x 200 cc susu selama perawatan karena pasien masih mau makan dan
minum.
2. Promotif dan Preventif
Orang tua diberi penjelasan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue
serta cara-cara yang dapat dilakukan dalam rangka pemberantasan dan
pencegahan penyakit tersebut.
a.Penjelasan tentang penyakit DBD meliputi :
Penyebab dari penyakit ini adalah virus dengue yang ditularkan dengan
perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut hitam berbintik-bintik
putih di seluruh tubuh dan kaki, berkeliaran pada waktu siang sampai sore
hari yaitu kurang lebih pukul 10.00 sampai pukul 17.00 dan lebih suka pada
tempat genangan air yang bersih. Dijelaskan pula bahwa penyakit tersebut
dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda tiap individu mulai dari
demam biasa bahkan sampai membahayakan, sehingga penting menjaga daya
tahan tubuh anak dengan pemberian asupan makanan yang cukup baik
jumlah maupun jenis gizinya serta meningkatkan kewaspadaan apabila anak
mendadak demam tinggi kembali terutama jika warga di sekitar rumah atau
sekolah ada yang sakit demam berdarah untuk segera memeriksakan diri ke
fasilitas kesehatan terdekat.
Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan cara :
Pemasangan kasa nyamuk, sehingga nyamuk tidak akan masuk ke
rumah.
Menggunakan mosquito repellent atau insektisida bentuk spray.
a. Pemberantasan vektor jangka panjang/pemberantasan sarang nyamuk
(PSN), melalui program pemerintah 3M, yaitu :
Menguras bak mandi dan tempat penampungan air minimal 1x
seminggu
Menutup tempat-tempat penyimpanan air
Mengubur barang-barang bekas yang memungkinkan
tergenangnya air sehingga menjadi sarang nyamuk
Beberapa cara lainnya, yaitu :

27
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
- Menabur larvasida seperti bubuk abate
- Memasang kelambu pada tempat tidur
- Menggunakan obat nyamuk
6. Prognosis
Perjalanan penyakit DBD sulit untuk diramalkan. Sebagian penderita
dengan syok yang berat dan perdarahan yang hebat dapat sembuh sempurna
hanya dengan tindakan-tindakan sederhana. Sebagian lain yang masuk ke
rumah sakit dalam keadaan segar bugar, meninggal dalam waktu yang tidak
terlalu lama meskipun telah dilakukan pengelolaan yang intensif.
Prognosis pada penderita ini untuk kehidupan (quo ad vitam)
adalah baik (ad bonam) oleh karena tidak terjadi dan tidak ada
komplikasi yang berat, keadaan penderita membaik, dan tidak
ada penyulit lain
Prognosis untuk kesembuhan (quo ad sanam) adalah baik (ad
bonam) yang nampak dari keadaan umum, tanda vital,
pemeriksaan berkala dari Hb, Ht, trombosit menunjukkan
perbaikan dan stabil.
Prognosis membaiknya faal tubuh (quo ad fungsionum) adalah
baik (ad bonam) karena tidak ada ancaman adanya sequele
ataupun kecacatan tubuh

28
BAB IV
RINGKASAN
Telah dilaporkan seorang anak perempuan umur 11 tahun 4 bulan dengan
Demam Dengue Keluhan utama penderita adalah panas. 4 hari SMRS anak demam,
mendadak tinggi, terus menerus, tetapi suhu tidak diukur. Anak nampak lesu dan
nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan petekie pada Volar lengan
bawah kanan, serta uji Rumple Leed (+). Dari hasil laboratorium didapatkan
trombosit 109.500 /mm3 saat pertama kali datang . Hematokrit awalnya pada panas 6
hari adalah 39,7% kemudian mengalami penurunan keesokan harinya menjadi 36%,
karena telah diberikannya cairan secara memadai. Pada pemeriksaan Dengue Blot
didapatkan IgM positif dan IgG negatif. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium, dan pemeriksaan serologis mendukung diagnosis demam dengue.
Status gizi dinilai dengan menggunakan WHO-Antropometri dan didapatkan
hasil WHZ -0,31 dengan interpretasi gizi baik.
Penderita dirawat di bangsal infeksi selama 4 hari perawatan dengan istirahat
tirah baring, mobilisasi pasien dilakukan secara bertahap. Dalam perkembangannya
anak mengalami perbaikan, baik secara klinis maupun laboratoris. Hal ini dapat
dilihat dengan tidak adanya keluhan, baik demam maupun yang lain, dan aktivitas
anak yang mulai meningkat. Hasil pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan
penurunan jumlah trombosit yang cukup progresif terutama pada hari perawatan ke-
2 yang mencapai 52.000/mm3 (>50.000/mm3).Selain itu juga tidak terdapat tanda-
tanda syok maupun komplikasi pengobatan terutama pada pemberian cairan dengan
tidak ditemukannya tanda-tanda over load cairan seperti adanya suara tambahan di
paru.
Saat pertama datang di bangsal C1L2 penderita tidak menunjukkan tanda-tanda
syok sehingga diberikan infus RL 5 cc/kgBB .Selain itu penderita juga mendapatkan
Paracetamol (jika panas >38oC). Pengelolaan dietetik mengandung cukup cairan,
kalori dan protein.
Pada keluarga dijelaskan tentang penatalaksanaan demam berdarah dengue dan
prognosisnya.Orang tua dijelaskan mengenai langkah 3 M (+) untuk pencegahan.
Selain itu dijelaskan juga bahwa anak dalam gizi baik, sehingga memberikan saran
kepada orang tua untuk mempertahankan status gizi anak yang baik dengan

29
memperhatikan pola dan jenis makanan anak apalagi saat anak sedang sakit dan
masa penyembuhan setelah sakit dimana terjadi penurunan nafsu makan sehingga
diharapkan dari orang tua untuk lebih memberikan makanan yang bergizi, kaya
kalori dan protein, sesuai kesenangan anak, menyarankan kepada Ibu untuk mencoba
meningkatkan kreativitas dalam penyajian makan anak sehingga anak akan lebih
tertarik untuk makan, dan jangan sekali-kali memaksa anak untuk makan (force
feed) karena hal tersebut justru akan membuat anak menolak makan dan bosan, serta
mencegah terjadinya infeksi yang dapat mempengaruhi status gizi anak.
Penderita dipulangkan karena sudah bebas panas lebih dari 24 jam tanpa
antipiretik, jumlah trombosit > 50.000/mm3, keadaan klinis membaik, nafsu makan
membaik, dapat makan dan minum dengan baik, dan tidak dijumpai komplikasi.
Prognosis pada pasien ini untuk kehidupan (quo ad vitam), untuk kesembuhan
(quo ad sanam), dan untuk fisiologi tubuh (quo ad fungsionam) adalah baik (ad
bonam).

30
BAB V
LAMPIRAN
Hasil Kunjungan Rumah