karyailmiah1-110127185931-phpapp01.pdf
-
Upload
djemanigondheng -
Category
Documents
-
view
17 -
download
3
Transcript of karyailmiah1-110127185931-phpapp01.pdf
0
Upaya Meningkatkan Perolehan Hasil Belajar Menyimak
Bahasa Inggris Melalui Listening Stories
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Banjarnegara, Jawa Tengah
Oleh
SUPRIYADI
NIP : 131650243
SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA
Jl. Letjen. Suprapto No. 93, Telp. 0286-591293
BANJARNEGARA 2007
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam GBHN diamanatkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
jasmani dan Rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1999). Dari tujuan tersebut
dapatlah dipahami gambaran ke depan yang akan diwujudkan dan sekaligus
gambaran tanggung jawab yang harus diemban oleh guru.
Tanggung jawab utama guru yang diantaranya adalah mengajar,
sesungguhnya suatu kegiatan yang sangat kompleks karena kegiatan tersebut
mengandung banyak unsur yang secara serempak harus dilakukan bersama-sama.
Sedangkan unsur-unsur tersebut meliputi ilmu, teknologi, seni dan bahkan pilihan
nilai (Ali Imron, 1995). Sudah barang tentu diperlukan suatu ketrampilan
mengajar yang beragam agar hasil yang diperoleh maksimal. Disini guru dituntut
mempunyai kreativitas yang tinggi agar tugas yang dilaksanakan berjalan dengan
baik dan menarik, sedangkan hasil maksimal yang diharapkan adalah berupa
prestasi belajar siswa. Dengan demikian inti dari semua KBM adalah terletak pada
kreativitas guru dalam usaha memberdayakan dirinya diterima oleh siswa
2
sehingga anak mendapatkan pengalaman belajar baru yang menarik untuk
meningkatkan perolehan hasil belajar.
Seirama dengan tugas guru sebagaimana disebutkan di atas, dalam
Pedoman Umum : Pola Induk Pengembangan Silabus Berbasis Kemampuan
Dasar SMU juga ditekankan sebagai berikut :
“Kwalitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi dikelas. Sesuai dengan prinsip otonomi dan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, pelaksana pembelajaran, dalam hal ini guru, perlu diberi keleluasaan dan diharapkan mampu menyiapkan silabus, memilih strategi, pembelajaran, dan sistem pengujiannya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing.” (Depdiknas, 2002.)
Diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, peranan guru
sangat menentukan. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengelola
pembelajaran di kelas. Kondisi yang ada sekarang, khususnya untuk mata
pelajaran bahasa Inggris, selama ini perolehan belajar siswa belum memberikan
hasil yang menggembirakan. Hal ini bisa dicermati dari nilai patokan untuk Ujian
Nasional dengan batasan 5,0 dinyatakan lulus atau pada tiingkat toleransi
minimum 4,25 asal mata pelajaran yang lain harus 6, 00.
Kondisi tersebut dikarenakan sistem penilaian yang dikembangkan oleh
pemerintah untuk kelulusan siswa lebih menekankan pada aspek ujian tulis yang
berfokus pada pengembangan ketrampilan membaca. Sebagai dampaknya, guru
mengabaikan pembelajaran yang tidak ada hubungannya dengan ketrampilan
membaca. Konsekuensi logis dari keadaan tersebut, secara umum kemampuan
siswa (termasuk siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara) berbahasa Inggrisnya rendah.
3
Kemampuan berbahasa Inggris itu meliputi kemampuan membaca,
menulis, menyimak, dan berbicara. Salah satu kemampuan berbahasa Inggris yang
sering terabaikan di sekolah adalah kemampuan menyimak. Kita ketahui bersama
bahwa mendengarkan adalah hal yang mendasari semua kegiatan berbahasa,
sebelum berbicara, membaca dan menulis. Keadaan yang sering terjadi di kelas,
dengan tidak terbiasanya siswa mendengarkan ucapan atau ungkapan tertentu
siswa mengalami kesulitan bila menemukan kata-kata atau ungkapan tersebut
dalam teks tertulis untuk diucapkan atau disampaikan dengan ucapan bahasa
Inggris yang baik, meskipun secara tertulis dia bisa mengetahui artinya.
Permasalahan tersebut di atas secepatnya harus dicari solusinya. Melalui
penelitian tindakan kelas diharapkan ditemukan cara pemecahan masalah yang
efisien. Untuk itulah perlu dibuat rancangan-rancangan penelitian tindakan agar
tepat sasaran bisa memecahkan masalah yang dihadapi.
Sebelum rancangan itu dibuat perlu dicermati permasalahan yang
sesungguhnya itu seperti apa. Kondisi yang ada bahwa siswa jarang atau bahkan
sama sekali tidak mendapatkan pelajaran menyimak yang sesungguhnya, atau bila
memperoleh pelajaran tersebut tampak siswa merasa nervous karena kegiatan
pembelajarannya menyerupai testing. Dengan demikian arah kegiatan belajar
berubah, mestinya siswa diajak berpikir seperti layaknya mereka merasa
membutuh-kan atau memerlukan mengapa harus menyimak Radio atau TV, tetapi
mereka melakukan bukan karena ada tugas yang harus diselesaikan.
Selain itu, siswa tidak terbiasa menyimak untuk hal-hal yang dibutuhkan
saja melainkan siswa memusatkan sekuat tenaga untuk seluruh isi teks, kata demi
4
kata diikuti untuk diketahui artinya. Oleh karena itu siswa tidak terbiasa
memetakan proses berpikirnya tentang apa yang akan dibicarakan dalam
menyimak.
Menyimak itu bukan sekedar tahu arti kata demi kata yang kita dengar,
melainkan kita harus bisa memahami apa yang dimaksudkan oleh si pembicara
ketika ia mengunakan kata-kata tetentu dengan cara tertentu pada situasi yang
tertentu pula (Underwood, 1990). Dapat diartikan menyimak itu berlangsung
dalam suatu kontek dengan alasan yang jelas, atau menyimak dengan suatu tujuan
dimana siswa harus dimotivasi oleh suatu tujuan komunikasi. Karena tujuan
menentukan jangkauan makna-makna apa yang harus didengar dan bagian-bagian
mana yang penting untuk didengarkan (littlewood, 1983). Dengan demikian siswa
dibiasakan belajar mensarikan informasi yang relevan dari suatu teks.
Jika pandangan tentang menyimak di atas diperhatikan, melalui kegiatan
listening stories diharapkan dapat dijadikan upaya untuk mengatasi masalah
pembelajaran menyimak yang ditemukan pada SMA Negeri 1 Banjarnegara
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas dapat diidentifikasi beberapa kemungkinan masalah
penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Apakah kegiatan menyimak melalui listening stories bisa digunakan untuk
meningkatkan perolehan hasil belajar menyimak bahasa Inggris?
2. Apakah kegiatan menyimak melalui listening stories bisa meningkatkan sikap
positip siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris?
5
3. Apakah kegiatan menyimak melalui listening stories dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Inggris?
4. Apakah kegiatan menyimak melalui listening stories dapat meningkatkan
kompetensi siswa dalam berbahasa Inggris?
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan tentang peningkatan kemampuan menyimak berbahasa
Inggris adalah sangat luas, agar penelitian ini dapat terfokus dan masalah dapat
dijawab secara mendalam maka penelitian ini dibatasi hanya pada studi deskripsi.
Dengan demikian penelitian ini khusus ditekankan pada usaha untuk
mengetahui gambaran yang jelas mengenai :
1. Pembelajaran menyimak berbahasa Inggris dengan melalui kegiatan listening
stories untuk meningkatkan perolehan hasil belajarnya.
2. Peubahan perilaku yang menyertai peningkatan kompetensi menyimak setelah
siswa diberikan pembelajaran menyimak melalui listening stories.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan seagai berikut :
1. Apakah pembelajaran kerampilan menyimak berbahasa Inggris melalui
listening stories bisa meningkatkan perolehan hasil belajarnya?
2. Bagaimana Peubahan perilaku yang menyertai peningkatan kompetensi
menyimak setelah mendapatkan pembelajaran menyimak melalui listening
stories.
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang usaha peningkatan kompetensi menyimak melalui listening stories dan
peubahan perlikaku yang menyertainya pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Banjarnegara.
2. Manfaat Penelitian
Mengingat penelitian ini adalah penelitian tindakan yang fokus
utamanya adalah kegiatan belajar mengajar, maka manfaatnya tidak terlepas dari
usaha agar kegiatan menyimak siswa berlangsung menyenangkan dan efektif.
Dengan demikian manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bagi guru mata pelajaran bahasa Inggris, hasil penelitian ini dapat dijadikan
inspirasi dalam menentukan strategi untuk merancang desain pembelajarannya
dan mengelola proses pemebelajaran menyimak.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
pelajaran menyimak sehingga mereka merasa nyaman untuk mengikutinya.
c. Bagi pengambil kebijakan di Dinas Pendidikan Nasional, hasil penelitian ini
dapat dijadikan acuan strategi pembelajaran menyimak di sekolah menengah.
7
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
A. Kerangka Teoretik
Semenjak diterapkannya listening masuk dalam unsur ketrampilan
berbahasa Inggirs pada Ujian Nasional, setidaknya memberikan nuansa semangat
pembelajaran listening mulai bergairah. Sekolah berbenah dan guru- guru Bahasa
Inggris me-recall kembali konsep-konsep pembelajaran listening yang pernah
terlupakan. Dan guru-pun sekarang disibukkan mencari sumber-sumber
pembelajaran listening dari berbagai media.
Penambahan satu skill kebahasaan pada Ujian Nasional pengaruhnya
berlaku seperti permainan bola sodok. Karena listening-proses bukan sekedar
penerimaan secara pasif namun lebih kompleks yang diantaranya mencakup
penginterpretasian, latar pengetahuan, latar pengetahuan bahasa dll. Serta karakter
listening Test yang langsung lenyap tidak bisa diulang. Apalagi ditambah media
audionya yang tidak prima. Kesemuanya itu memunculkan permasalahan yang
berakibat fatal pada Ujian Nasional. Sehinga Secara psychologis muncul
kecemasan baik dari guru maupun siswa, karena secara umum ujian listening
dianggap sulit. Selain itu tidak terbiasanya praktik pembelajaran listening dan
evaluasi listening yang menyebabkan mereka asing dengan pronounciation dari
kata-kata atau frase tertentu meskipun kemungkinan dengan bahasa tulis mereka
sangat paham. Keadaan demikian selayaknya menjadi perhatian semua pihak,
khususnya guru bahasa Inggris untuk mencari pemecahan dalam memfasilitasi
siswa nyaman dengan pembelajaran bahasa Inggris.
8
1. Konsep Listening
Agar kita tidak terjebak dengan pemahaman yang keliru tentang konsep
listening perlu diketengahkan pengertian listening menurut para pakar. Hal
demikian dimaksudkan arah dari pembelajaran listening tidak menyimpang.
Howatt dan Dakin sebagaimana dikutip oleh Saricoban menuliskan bahwa :
“Listening is the ability to identify and understand what others are saying. This involves understanding a speaker’s accent or pronounciation, his grammar and his vocabulary, and grasping his meaning”
Sebagaimana dimaksud pada paragraf sebelumnya di atas, dalam
pendapat Howatt dan Dakin menegaskan pada kita bahwa listening sesungguhnya
memang kompleks karena pemahaman yang dilakukan oleh pendengar
berlangsung secara simultan serempak mencakup seluruh unsur yang ada pada
listening.
Sedangkan Mary Underwood menuliskan pengertian listening yang tidak
jauh berbeda pengertiannya dengan pendapat Howatt, malah lebih bersifat
melengkapinya. Ia berpendapat bahwa listening adalah sebagai berikut :
Listening is the activity of paying attention to and trying to get meaning from something we hear. To listen succesfully to spoken language, we need to be able to work out what speakers mean when they use particular words in particular ways on particular occasion, and not simply to understand the words themselves. ( Underwood, 1990 : 1)
Pengajaran tersebut memberikan makna pada kita bahwa pendengar itu
selalu aktif, karena otaknya bekerja melakukan proses encoding dan decoding.
Jadi bukan sekedar mengerti arti kata demi kata, karena ada unsur lain yang
menyertainya. Bila kegiatan ini berjalan dengan baik maka hasil yang
disampaikan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pembicara. Oleh karena itu
9
dalam berkomunikasi untuk bisa diterima oleh masyarakat kita harus menjadi
pendengar yang baik.
2. Alasan Listening
Seseorang berkemauan untuk mendengarkan sesuatu karena ada
maksud-maksud yang diinginkan. Galvin dikutip oleh Underwood (1990:4). Ada
5 alasan kita mendengarkan :
(a) untuk melibatkan dalam kegiatan sosial
(b) untuk bertukar informasi
(c) untuk latihan pengendalian
(d) untuk bertukar perasaan
(e) untuk kesenangan
Logikanya design pembelajaran menyimak haruslah dirancang, menyimak
yang mempunyai tujuan yang mengandung unsur tersebut diatas. Misalnya siswa
diminta untuk memperoleh informasi rinci atau ide pokoknya. Hal ini
dimaksudkan agar pikiran anak terfokus, tidak setiap kata didengarkan dengan
menterjemahkan kata demi kata tetapi menangkap makna secara keseluruhan yang
berkait dengan tujuan pertanyaannya.
Selain itu juga perlu dipahamkan bahwa konsep pembelajaran menyimak
sama sekali berbeda dengan konsep testing. Kebanyakan yang terjadi di kelas
pembelajaran menyimak hampir tidak jauh berbeda dengan Testing. Hal demikian
terjadi karena dalam pembelajaran menyimak itu tidak didahului dengan bantuan
pembelajaran agar siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan mudah.
10
3. Listening Handicaps Bahasa lisan mempunyai karakter berbeda dengan bahasa tulis, oleh
karena itu siswapun harus dibekali dengan ketrampilan karakter bahasa lisan. Hal
tersebut akan membantu siswa mengenali suara yang terangkai, kalau tidak
mereka akan mengalami hambatan. Dalam situs www.abax.co dianjurkan agar
siswa juga menguasai beberapa ketrampilan yang menyangkut dengan listening.
Mereka perlu mengetahui :
a. how words link together (liaison)
b. how vowels weaken (the central vowel)
c. how sounds mix together (assimilation)
d. how sounds disappear (elision)
e. how syllables disappear (ellipsis)
f. how helping sounds are used between vowel sounds (intrusion)
g. how intonation helps with conversational turn taking (intonation)
h. how stress signals new information (prominence)
i. how to use grammar to help guess meaning (strategies)
j. how to use discourse knowledge to help guess meaning (strategies)
k. how to use knowledge of intonation and stress to guess meaning
(strategies)
a When a word ends in a consonant sound and the next word starts with a vowel
the words link together. The ending consonant "jumps over" to the next word.
Lingking Sounds : Liaison
She works in an old office. She works in an old office.
So when students hear this simple sentence, what they hear is:
She work si na nol doffice.
11
b The Schwa. The Weak Vowel. The Central Vowel
This is the most important vowel you can teach your students. The "upside
down e" in their dictionaries. This is the central vowel.
The Weak vowels : The Schwa
She wants to go to Canada to go skiing.
She wants (to) go (to) Canada (to) go skiing.
What they hear is :
She wants tu go tu Canada tu go skiing.
( tə ) ( tə ) ( tə )
c Sounds mix together to make new sounds
Sometimes when two consonant sounds come together, one at the end of one
word and one at the beginning of another. They mix to form a new sound.
Mixed Sounds : Assimilation
What did you do?
What did you do?
The "d" and the "y" mix together and make a new sound that sounds like a "j" sound. The sentence sounds like:
Wha di jew do?
d Sounds disappear
Often sounds disappear, usually the aspirated sounds, /h/ and /t/.
Lost Sounds : Elision
Did you see him last night?
Did you see him last night? The /h/ and the /t/ are not pronounced. Often, especially in informal English
the sentence will sound like:
Did you see ‘im las’ nigh’?
12
e. Words can disappear
Not only do sounds disappear but often entire words are not said.
Dropped Sylables : Ellipsis
Have you got the time?
Have you got the time?
In casual speech auxilary verbs in questions are often not enunciated. In casual
speech the above might be spoken as:
You got the time?
f. Helping Sounds
When a word ends in a vowel and the next word starts with a vowel, a
"helping sound" comes between them so they are easier to say
1) Helping Sounds : Intrusion
Sea Otter
Sea y otter Thus in natural conversation this would sound like:
Sea yotter g. Intonation drops when we finish a speaking turn
Falling tones tell the listener that the speaker has finished
Turn Taking : Intonation
I went to the movies last night. It was great …
I went to the movies last night.
h. You don't need to hear/understand every word being spoken. We need to tell
our students this!
13
Prominent sentence stress signals that information is new or pertinent.
These are the words with important meaning. Students do NOT have to hear
and understand all the words in a sentence to understand. Say I listen to the
following sentence, "They go to the lake at the end of the summer". But say I
only hear:
They go ? ? lake ? ? end ? ? summer.
i. Use your knowledge of grammar to guess what you don't hear
Grammar helps us guess what we don't hear clearly.
Guessing with grammar
Where ???? go last night?
Where did you go last night?
j. Use your knowledge of discourse to guess what you don't hear
Discourse helps us guess what we don't hear clearly.
A knowledge of stock phrases, a knowledge of culture, a knowledge of social
situations can help our students understand spoken English.
If you are in a typical American restaurant and your order Bacon and Eggs,
you can almost guess what kind of conversation will happen. What do you
think the server might ask in the situation below.
Customer : Bacon and eggs please.
Server : .................................................?
Well we don't know for sure, but usually you get a question about how you
want your eggs cooked.
A : Bacon and eggs please.
B : Sure. And how would you like them done?
Or something like that.
14
k. Use your knowledge of intonation and stress to guess
We stress new information, pertinent information or information that
contrasts what was said before
I didn't say give it to BILL I said XXX XXX XXX XXX
In the sentence above what are the words following "said"?
Knowing how stress and intonation work, we should easily be able to guess.
"I didn't say give it to BILL I said give it to XXX X"
4. Listening Strategies
Pemahaman tentang listening sebagaimana diungkapkan para pakar di
atas, memberikan gambaran sebagai peta berpikir kepada guru, strategi apa yang
harus dipakai dalam pembelajaran. Jack C. Richard menganjurkan pengajaran
listening dengan asumsi sebagai berikut :
• Listening serves the goal of extracting meaning from messages • In order to do this learners have to be taught how to use both
bottom up and top down processes in arrivng at an understanding of messages.
• The language of utterancces, i.e. the precise words, syntax, expressions used by speakers are temperary carriers of meaning. Once meaning has been identified there is no futher need to attend to the form of messages.
Selanjutnya yang menyangkut dengan materi di kelas berbagai strategi
dan teknik bisa dipakai untuk praktik listening sebagai listening comprehension.
Tersebut meliputi :
• Predicting the meaning of messages • Identying key words and ignoring others while listening • Using background knowlegde to fasilitate selective listening • Keeping the broad meaning of a text in mind while listening
15
Paralel dengan pendapat tersebut di atas, dalam suatu website
(www.nclr.org) mengetengahkan tentang strategi listening dengan mendasarkan
pada bagaimana pendengar memproses suatu input.
Top-down strategies are listener based; the listener taps into background knowledge of the topic, the situation or context, the type of text, and the language. This background knowledge activates a set of expectations that help the listener to interpret what is heard and anticipate what will come next. Top-down strategies include : listening for the main ide, predicting, drawing inferences and summarising.
Bottom-up strategies are text based; the listener relies on the language in the message, that is, the combination of sounds, words, and grammar that creates meaning. Bottom-up strategies include : listening for spesific details, recognizing cognates and recognizing word-order patterns.
Dalam situs lain (www.abax.co.jp) memuat tentang pengelompokan
listening yang identik dengan pendapat tersebut di atas, namun bagaimana suatu
peubahan terjadi dalam bahasa Inggris sebagai akibat dari penyusunan menjadi
suatu kalimat perlu mendapatkan perhatian untuk dicermati.
Bottom up listening skills, or bottom up processing, refers to the decoding process, the direct decoding of language into meaningful units, from sound waves through the air, in through our ears and into our brain where meaning is decoded. To do this students need to know the code. How the sounds work and how they string together and how the codes can change in different ways when they're strung together. And most students have never been taught how English changes when it's strung together in sentences.
Top-down processing refers to how we use our world knowledge to attribute meaning to language input; how our knowledge of social convention helps us understand meaning.
16
5. Listening Plan
Ada suatu petunjuk dalam pembelajaran listening yang merupakan teknik
penyampaian secara utuh dari awal sampai akhir. Dengan teknik tersebut
pembelajaran listening menjadi terarah dan mempermudah merancang
pembelajaran.
Model yang anjurkan dengan mempergunakan Integrating Metacognitive
Strategies, sebuah design pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan meliputi before
listening, during/after listening dan After listening.
1. Before listening: Plan for the listening task
• Set a purpose or decide in advance what to listen for
• Decide if more linguistic or background knowledge is needed
• Determine whether to enter the text from the top down (attend to the overall meaning) or from the bottom up (focus on the words and phrases)
2. During and after listening: Monitor comprehension
• Verify predictions and check for inaccurate guesses
• Decide what is and is not important to understand
• Listen/view again to check comprehension
• Ask for help
3. After listening: Evaluate comprehension and strategy use
• Evaluate comprehension in a particular task or area
• Evaluate overall progress in listening and in particular types of listening tasks
• Decide if the strategies used were appropriate for the purpose and for the task
• Modify strategies if necessary
17
Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas, Jack C. Richard juga
mengajukan rancangan konsep permbelajaran agar bisa berlangsung sesuai dengan
makna dari KBM listening. Garis besarnya adalah serbagai berikut :
1. Pre Listening Set Context : Create motivation
2. Listening Extensive Listening (Follow by Questions on context, attitude) Pre-set task/Pre-set questions Intensive listening Cheking answer
3. Post Listening Cheking functional language Infeering vocabulary meaning Secara lebih detail Mary Underwood mengupas ketiga tahapan listening
proses menjadi sebagai berikut :
a. Pre-listening activity
Adalah suatu kegiatan sebelum siswa mendengarkan teks lisan.
Fungsinya adalah untuk memfasilitasi siswa siap menerima kegiatan me-
nyimak dengan harapan siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran
menyimak karena pengetahuan yang relevan dan kata kunci dibahas dalam
kegiatan ini.
Pada tahap ini Underwood (1990:31) mengemukakan beberapa kegiatan yang
bisa diterapkan oleh guru:
- Guru memberikan informasi yang relevan dengan topik yang akan
dibahas.
- Murid membaca teks yang relevan dengan teks listening.
- Murid mengamati gambar-gambar.
18
- Diskusi dengan topik yang ada kaitannya dengan teks listening.
- Kegiatan tanya jawab.
- Latihan menulis.
- Mengikuti perintah untuk kegiatan menyimak.
- Pertimbangan bagaimana kegiatan menyimak dilaksanakan.
Disini guru dituntut untuk lebih peka dalam memilih kegiatan tersebut
diatas yang sesuai dengan teks lisan, sehingga fungsi pre-listening activity
untuk memfasilitasi memahami teks lisan bisa terpenuhi. Kegiatan ini
hendaknya dirancang oleh guru yang bisa membangkitkan minat siswa untuk
mengetahui topiknya lebih jauh pada kegiatan selanjutnya. Pada akhir
kegiatan ini guru harus percaya bahwa siswa sudah siap bekal pengetahuan
yang ada kaitanya dengan isi teks lisan.
b. While-listening activity
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan ketrampilan siswa
dalam mendapatkan pesan dari bahasa ucapan. Disini harus ada alasan kuat
mengapa siswa harus mendengarkan sehingga pikiran anak sudah terfokus
pada apa yang akan didengar dari teks lisan tersebut.
Agar siswa tidak merasa takut menghadapi kegiatan pembelajaran ini
maka pembelajaran harus menarik, tingkat kesulitannya sesuai dengan
kemampuan anak dan pengerjaannya sederhana.
Sebelum teks lisan diperdengarkan kepada siswa, hand-out harus
diberikan terlebih dahulu kemudian dicek apakah dalam hand-out tersebut
ada hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa. Yang perlu dihindari adalah
19
siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Yang tersering terjadi disekolah
bahwa pembelajaran menyimak berubah menjadi testing, karena mereka tidak
memahami fungsi pembelajaran.
c. Post-listening activity
Kegiatan ini berlangsung setelah while-listening activity, dan
merupakan pengembangan dari pre-listening activity dan while-listening
activity. Tujuannya adalah untuk mengecek apakah murid telah memahami
apa yang mereka perlukan untuk dapat mengerti dan apakah mereka telah
menyempurnakan tugas-tugas apa saja yang ada pada while listening telah di
kerjakan dengan baik. Tujuan berikutnya adalah untuk merefleksi mengapa
beberapa anak mengalami kesulitan atau tidak bisa mendapatkan pesan secara
utuh dari teks lisan. Selain itu, dalam while listening siswa mendapat
keuntungan untuk memikirkan perilaku pembicara apa yang disampaikan
dalam perilaku tersebut. Kemudian yang terakhir, kegiatan dalam tahap ini
adalah merupakan pengembangan topik dalam atau bahasa pada teks lisan.
Karena kegiatan ini merupakan pengembangan dari kegiatan yang
sudah dilakukan sebelumnya maka materinya tidak terlepas dari topik yang
dibahas. Tetapi jenis kegiatannya bisa berubah misalnya menjadi pengayaan
kosa kata, atau menulis. Bisanya kegiatan ini bersifat ringan dan
menyenangkan.
Dari beberapa indikator tentang pembelajaran listening yang dibahas
di atas, penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran listening
hendaknya mempunyai tujuan (mengapa siswa perlu menyimak?) sebagai
20
listening comprehension melalui Pre-Whilst-Post Listening Proses. Namun
dalam hal ini materi yang digunakan dalam pembelajaran listening berbentuk
Story (ceritera).
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pemahaman kerangka teoretik tentang pembelajaran
listening, dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
“Dengan penggunaan ceritera untuk materi pembelajaran listening, siswa
akan tertarik serta senang untuk mengikuti pembelajaran listening, dan
siswa akan terbantu meningkatkan penguasaan listening
comprehensionya, sehingga akhirnya siswa akan meningkat
kemampuan listeningnya”.
21
BAB III
RANCANGAN PENILITIAN TINDAKAN KELAS
A. Rancangan
1. Setting Penilitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Nergeri 1 Banjarnegara, khususnya
di Kelas X1 dan X2 dengan jumlah siswa 64 anak. Kelas X1 dan X2 merupakan
bagian dari 9 kelas paralel. Kelas tersebut secara rerata sebetulnya mempunyai
potensi yang tinggi namun dalam hal penguasaan listening comprehension
mempunyai kendala yang membuat anak nervous.
Menurut hemat penulis ada bebebarapa alasan yang memungkinkan
siswa tidak siap dengan pembelajaran listening, yang diantaranya :
a. Siswa tidak terbiasa memperoleh pembelajaran listening.
b. Bila ada pembelajaran Listening lebih condong layaknya Testing.
c. Ada perasaan takut dalam menghadapi test Listening
d. Materi listening tidak autentik
d. Materi listening tidak menarik.
e. Metode pembelajaran listening tidak menarik.
2. Variabel yang diselidiki
Dalam penelitian ini penulis sudah menetapkan bahwa variabel yang
akan diteliti adalah (1) variabel kemampuan listening comprehension melalui
listening stories, dan (2) variabel sikap siswa terhadap pembelajaran listening
stories.
22
Pengertian penulis tentang variabel kemampuan listening comprehension
melalui listening stories adalah pembelajaran listening untuk meningkatkan
kemampuan listening comprehension dengan memanfaatkan authentics stories (
ceritera) sebagai materi listening yang disampaikan melalui 3 (tiga) tahap
pembelajaran listening, yaitu Pree-whilst-Post Listening Activities.
Sedangkan variabel sikap terhadap pembelajaran listening adalah sikap
positif siswa yang menyertai peningkatan kemampuan listening comprehension,
atau peubahan sikap siswa dalam pembelajaran listening.
3. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 3 siklus. Masing-masing siklus
mencakup beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, implementasi tindakan,
observasi dan interpretasi,
Mencakup
B. Kegiatan dan Pengamatan
C. Pemaknaan dan Pengembangan
D. Revisi Rancngan
23
Rancangan Listening Stories Pada Siklus 1
A. LEMBAR KERJA GURU
1. Kegiatan Pre Listening
Tujuan adalah
a. mengarahkan siswa pada tema yang akan di ajarkan
b. memahami kosa kata yang akan digunakan dalam listening
c. memfasilitasi siswa agar mudah memahami listening comprehension.
d. Menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan listening.
Discussion of the theme
1) Siswa dikelompokkan, setiap kelompok anggotanya 4 anak
2) Duduknya berhadap-hadapan
3) Lembar kerja siswa bagian Pre-listening dibagikan kepada siswa.
4) Guru menanyakan kepada siswa tentang kosa kata yang belum
diketahui.
5) Guru meminta kepada siswa untuk mendiskusikan masalah.
6) Selama Diskusi, guru memonitoring kelas
7) Setelah selesai diskusi, guru memimpin brain storming, beberapa
siswa menjawab di papan tulis secara bergiliran mewakili kelompok,
dan setiap giliran 2 anak.
8) Guru dan siswa secara bersama-sama membicarakan hasil diskusi
yang ada di papan tulis.
9) Guru dapat juga memberi pertanyaan-pertanyaan di sekitar jawaban
siswa.
24
Discussion of Vocabulary
1) Siswa tetap dalam kelompok berempat.
2) Worksheet siswa di bagikan perkelompok 2 lembar
3) Siswa di minta mempelajari dan mengerjakan untuk menebak arti
kata-kata yang dicetak tebal.
4) Guru melakukan monitoring
5) Kosa kata yang tidak dicetak tebal pada kalimat, bila sulit boleh
ditanyakan.
6) Siswa diminta mengerjakan di papan tulis secara serentak dalam 3
giliran (setiap giliran 4 anak).
7) Siswa dan guru diskusi bersama.
8) Guru melakukan ceking penguasaan kosa kata yang dicetak tebal,
dengan cara mengucapkan kosa kata dan siswa yang ditunjuk
mengartikannya.
9) Guru menunjukkan kosa kata yang dicetak tebal dan Siswa diminta
mengucapkan dengan pronuciation yang benar.
10) Setelah dirasa cukup kaset tape bisa diperdengarkan.
2. Kegiatan Whilst Listening
a. Anak secara individu diberi worksheet
b. Siswa diminta mempelajari worksheet tersebut dan apabila ada kata
sulit untuk ditanyakan.
25
c. Siswa dimohon untuk tidak menterjemahkan kata demi kata tetapi
memfokuskan pada teks yang berhubungan dengan pertanyaan.
d. Setelah semua siap, Tape Player siap di hidupkan dan siswa boleh
melakukan catatan sambil mendengarkan.
e. Tape Player di perdengarkan sampai 3x
f. Setelah selesai lembar jawab siswa di tukar dengan siwa lainnya.
g. Meminta siswa menuliskan jawabannya di papan tulis.
h. Tape Script dibagikan kepada siswa.
i. Diskusi bersama menetapkan jawaban, menggunakan Tape Player.
j. Mengumpulkan lembar jawab.
k. Mengevaluasi kegiatan listening, apa ada hambatannya, kemana focus
mendengarkannya, apakah siswa merasa lebih mudah dan apakah
siswa merasa senang.
3. Kegiatan Post Listening
Tujuan
a. Memperkaya kebahasaan siswa dengan materi yang ada hubungan
dengan teks listening yang diperdengarkan .
b. Sebagai refleksi dari kegiatan whilst listening
Mencari Formula dengan Pemberian Pengalaman
1) Siswa dikelompokan, setiap kelompok 4 anak
2) Lembar kerja siswa Part 1 dibagikan setiap kelompok dapat 2 lembar
26
3) Kelompok mendiskusikan lembar kerja
4) Guru melakukan monitoring.
5) Siswa menuliskan jawabannya di papan tulis (jawaban 2 kelompok
lengkap)
6) Prosedur Pembahasan Part 2 dilakukan sama dengan Part 1.
7) Setelah pembahasan Part 1 dan Part 2 jelas bagi siswa, lembar kerja
latihan dibagikan kepada kelompok.
8) Siswa dimohon mempelajari lembar kerja bila ada kata yang sulit
ditemukan bisa ditanyakan pada guru.
9) Guru melakukan monitoring.
10) Setelah selesai secara suka rela siswa menuliskan jawaban di papan
tulis.
11) Guru dan siswa bersama-sama mencocokan jawaban,
12) Guru mengecek jumlah betul pada setiap kelompok.
B. LEMBAR KERJA SISWA
Pre Listening
Discusion of the theme : The Three Wishes
1. Have you ever heard about wishes? What is a wish?
2. When do you make wishes?
3. Why do you make wishes?
4. What kind of things do you sometimes wish for?
27
Discusion of Vocabulary ( deducing the meaning from context)
Pay attension to the pronounciation.
Match the meaning of the bold words with the words listed on the bottom
1. Many albasia 1ogs were sent to the saw mill.
2. The teak tree near my house is very high so it is too dangerous. Therefore, my
uncle is going to coop it down tomorrow.
3. The salak fruits are too many for me. I invited my neighbour to share with .
4. It’s surprised. I’m very glad to get a good door prise.
5. Do you like baked bread? It’s yummy.
6. He goes to the forest everyday. She is a woodcutter.
7. Many snacks use butter and cheese to make more tsatefull.
8. He didn’t use a saw ot cut trees but an axe.
9. She hasn’t phoned me recently. I wonder why she broke our friendship.
10. My grandfather has grown his beard since he was young.
11. The police have wandered around the city to look for a suspected terorist.
12. I’m grateful to god. I can pass the exam.
13. She is tired, then sleeps. She is snoring loudly.
a. berbagi bersama f. Roti bakar k. mengorok
b. kayu tebangan g. Kapak l. menjelajah
c. senang h. Mentega dan keju n. Berterima kasih
d. menebang i. jangggut
e. penebang kayu j. Bertanya dalam hati
28
Whilst-Listening
Study the questions bellow before the listening text is played.
Choose the appropriate answers to the following quesions.
1. What kind of work did the husband do?
a. He built the house
b. He chopped down trees
c. He sole the logs.
2. How was the woodcutter family life?
a. They were poor so they were unhappy
b. They were happy though they were poor
c. They were miserly because they were poor
3. What housework did the woman not do that morning?
a. She made freshly butter.
b. She washed the clothes.
c. She cleaned the house
4. What kind of food did the wife cook?
a. It was meat.
b. It was bread.
c. It was butter.
5. What was the woman doing when the old man knocked at the door?
a. She was making bread.
b. She was washing the clothes.
c. She was cleaning the house.
6. What did the woman feel to the little man?
a. She felt afraid.
b. She felt sorry.
c. She felt annoyance.
7. What did the old man do after he ate his food?
a. He had a walk
b. He had a sleep.
c. He had a talk.
29
8. Why did the old man ask for a help?
a. He was hungry.
b. He was lost.
c. He was sick.
9. Did the little man enjoy the meal?
a. No, the bread weren’t fresh anymore.
b. Yes, he was happy with the meal.
c. No, he wasn’t hungry.
10. Could the little man sleep well?
a. Yes, he could sleep for a long time.
b. No, he was too tired
d. No, he just lay down.
Post Listening Activities
Part 1. Study the following sentences!
Group 1 Group 2
she heard someone knocking at
the door,
while she was washing the clothes.
His wife was busy making
bread,
While the husband was leaving the house
to cop the trees in the forest.
Look at the group 2!
1. When did the actions take place? ( in the past, now, tomorrow)
2. Did the actions of Group 2 finish when the action of Group 1 occured?
3. Did the actions still in progress?
4. Therefore, the word “while” in the sentences above indicate :
a. at the time that
b. During the time that.
5. The pattern : S + V2/Be2 + ........ while + ............. + ........... + .............
30
Part 2. Study the following sentences
Group 1 Group 2
She got a surprise, When she opened the door.
The woodcutter’s wife felt sorry When she heard the old man’s story.
Answer the questions
1. When did the actions take place? ( in the past, now, tomorrow)
2. Did the actions in the group 1 and the group 2 occure at the same time?
3. Did the sentences want to show or to stress the progress of the actions?
4. Therefore, the word “when ” in the sentences above indicate :
a. at the time that
b. During the time that.
5. The pattern : S + V2/Be2 + ........ when ........ + .............. + .............
Exercises
The Dales have just finished washing their car. A ffriend of others, Jack, is
surprised at how quickly they have finished the job.
Jack : Have you finished washing the car already? That was was quick! When I
(pass) here half an hour ago, you had only just started on it!
Sue : Well, that’s teamwork! You see, while I ( wash) down the paintwork,
peter ( shake) out the mats.
Peter : No! I (do) all the heavy work! I (wash) down the paintwork and you
(shake) out the mates.
Sue : While I (wash) the windows from outside, Peter (polish) the mirrors.
Peter : No, it was the other way round! I (wash) the windows from outside and
you (polish) the mirrors.
Sue : While I (vacum) all upholstery and Sue (clean) the windscreen wipers!
Peter : No, I (vacuum) the upholstery and Sue ( clean) the windscreen wipers!
Peter : Don’t listen to her Jack! While I (do) all the hard work, Sue (chat) to our
neighbour, Mrs Williams, over the garden fence! And that’s what women
31
call teamwork!
Sue : That’s not true, Jack! I (do) most of the work, while Peter (drink) beer
over the fence with Mr. Williams!
Jack : Drinking beer over the fence together, eh? Well, that’s what I call real
Teamwork!
Exercises in English Patterns and Usage, 2nd Ed.,
Ronald Mackin and Jennifer Seidl.
Tape Script
NARRATOR : Many, many years ago, a young man and his wife lived in a little
house in the forest. They were very poor, and the man worked hard at chooping
down trees and selling the logs, but it was not a job that brought him much
money.
The husband and wife were poor, but they were very happy together; what
little food they had they were alway glad to share with people who call at their
home. They were kind people.
One morning very early, the husband was leaving the house to chop trees
in the forest, and his wwife was busing making bread. The little house was full of
the good smell of bread baking.
Well my dear, I must go to work now,” the woodcutter said. “Oh, that
bread smells delicious; it will make a good meal with lots of freshly made butter
and a big piece of cheese.” And with that, he picked up his big axe and went off to
work.
The woodcutter’s wife had a lot of work to do too. First, she cleaned the
house, then washed the dishes, and while she was right in the middle of washing
teh clothes she heard someone knocking at the door.
“ I wonder who that can bee?” she said, as she dried her wet hands. And
what a surprise she had when she opened the the door! There, standing on the
doorstep, was alittle old man with a long red beard. His eyes were very bright, and
very blue, and he smiled and said, in a tiny voice, “Hello, can you help me please?
32
I have been wandering around the forest for many days and I am lost and very
tired.”
The woodcutter’s wife felt sorry for the little old man, so she said, “Oh,
please come in and rest for a while. You must be very hungry too; do sit down and
I will bring you some fresh bread and cheese.”
The little man with the long red beard and the bright blue eyes was very
grateful, and he realy did enjoy the freshly baked bread and the cheese that the
woodcutter’s wife offered him.
When he had finished the meal, the woman said to him, “now you must lie
down to rest, and before long he was snooring vry loudly indeed.
He slept for a long time, when he woke, he did feel much better.
(Jacaranda Listening Program Stage 1, Unit 1, page 27)
Banjarnegara, 20 Julu 2007
Guru Mapel
Drs. Supriyadi, MPd.
NIP 131650243
33
Rancangan Listening Stories Pada Siklus 2
A. LEMBAR KERJA GURU
1. Kegiatan Pre Listening
Tujuan adalah
e. mengarahkan siswa pada tema yang akan di ajarkan
f. memahami kosa kata yang akan digunakan dalam listening
g. memfasilitasi siswa agar mudah memahami listening comprehension.
h. Menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan listening.
Teka-Teki
1) Siswa dikelompokkan, setiap kelompok anggotanya 4 anak
2) Duduknya berhadap-hadapan
3) Guru dan siswa merecal kembali kegiatan tentang three wishes
4) Guru menyampaikan bahwa kegiatan sekarang merupakan kelanjutan
dari Listening tema Three Wishes
5) Lembar kerja siswa bagian Pre-listening dibagikan kepada siswa.
6) Guru menanyakan kepada siswa tentang kosa kata yang belum
diketahui.
7) Guru meminta kepada siswa untuk mendiskusikan masalah, siswa
boleh membuka kamus.
8) Selama Diskusi, guru Monitoring kelas
34
9) Setelah selesai diskusi, guru memimpin brain storming, beberapa
siswa menjawab di papan tulis secara bergiliran mewakili kelompok,
dan setiap giliran 2 anak.
10) Guru dan siswa secara bersama-sama membicarakan hasil diskusi
yang ada di papan tulis.
11) Guru melakukan ceking penguasaan kosa kata yang dicetak tebal
kolom-kolom, dengan cara mengucapkan kosa kata dan siswa yang
ditunjuk mengartikannya.
12) Siswa diminta mengucapkan kosa kata yang dicetak tebal dengan
pronuciation yang benar.
13) Setelah dirasa cukup bisa kaset tape bis adiperdengarkan.
2. Kegiatan Whilst Listening
a. Siswa diminta mempelajari Tape Script 1
b. Siswa diminta memprediksi ceritera yang bakal terjadi.
c. Guru memotivasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa membantu
mempermudah siswa memprediksi berdasarkan data Tape Script 1.
d. Anak secara individu diberi worksheet
e. Siswa diminta mempelajari worksheet tersebut dan apabila ada kata
sulit untuk ditanyakan.
f. Siswa dimohon untuk tidak menterjemahkan kata demi kata tetapi
memfokuskan pada teks yang berhubungan dengan pertanyaan.
35
g. Setelah semua siap, Tape Player siap di hidupkan dan siswa boleh
melakukan catatan sambil mendengarkan.
h. Tape Player di perdengarkan sampai 3x
i. Setelah selesai lembar jawab siswa di tukar dengan siwa lainnya.
j. Meminta siswa menuliskan jawabannya di papan tulis.
k. Tape Script dibagikan kepada siswa.
l. Diskusi bersama menetapkan jawaban pertanyaan, menggunakan Tape
Player.
m. Mengumpulkan lembar jawab.
n. Mengevaluasi kegiatan listening, apa ada hambatannya, kemana focus
mendengarkannya, apakah siswa merasa lebih mudah dan apakah
siswa merasa nervous.
3. Kegiatan Post Listening
Tujuan
c. Memperkaya kebahasaan siswa dengan materi yang ada hubungan
dengan teks listening yang diperdengarkan .
d. Sebagai refleksi dari kegiatan whilst listening
Language Focus dengan Pemberian Pengalaman
1) Siswa dikelompokan, setiap kelompok 4 anak
2) Lembar kerja siswa Part 1 dibagikan setiap kelompok dapat 2 lembar
3) Kelompok mendiskusikan lembar 1.
36
4) Guru melakukan monitoring.
5) Siswa menuliskan jawabannya di papan tulis (jawaban 2 kelompok
6) Siswa menuliskan jawaban di papan tulis ( 2 kelompok lengkap).
7) Prosedur pembahasan Part 2 dilakukan sama dengan Part 1.
8) Setelah pembahasan Part 1 dan Part 2 jelas bagi siswa, lembar kerja
latihan dibagikan kepada kelompok.
9) Siswa dimohon mempelajari lembar kerja, bila ada kata sulit yang
ditemukan bisa ditanyakan pada guru.
10) Guru melakukan monitoring.
11) Secaara suka rela siswa menuliskan jawaban di papan tulis.
12) Guru dan siswa bersama-sama mencocokan jawaban,
13) Guru mengecek jumlah jawaban betul pada setiap kelompok dan
mencatatnya.
Pree-Listening Activity
Fill the grids with the words which have the same meaning as the words bellow
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 K
2 T R
3 C T
4 X D
5 W D L
6 P Z
7 T R N
8 D A P R D
9 S D L
37
10 H T
11 A T
1. good, pleasant, lovely, care
2. relax, have a break, lie down, be calm
3. fact, reality, actuality
4. delighted, pleased, happy, overjoyed
5. fantastic, extraordinary, unbelievable, amazing
6. confused, mystified, bewildered, at a loss
7. odd, unexplained, mysterious, funny
8. gone, left, vanished, moved out
9. rapidly, quickly, fast, immediately
10. screamed, cried, called out, exclaimed
11. acknowledge, recoqnize, , realize, become concious.
12. Laughed : tertawa
Whilst Listening Activity
Study the questions bellow before the listening text is played.
Choose the appropriate answers to the following quesions.
1. What was the husband doing when the old man gave the wife thre wishes?
a. He was walking in the forest.
b. He was chopping down a tree.
c. He was walking on the way home.
2. Who had the first wish?
a. It was the wife.
38
b. It was the husband.
c. It was both the wife and the husband
3. What did the little old man do when the husband came home?
a. He sat down in the kitchen.
b. He disappeared.
c. He went to the forest.
4. Where was the woman when the old man woke up?
a. She was in the bath room.
b. She was standing outside the door.
c. She was in the kitchen
5. What are “special powers”?
a. Whatever the old man say, three wishes will come true.
b. Whatever they think, three wishes will come true.
c. Whatever they want to, three wishes will come true.
6. What made the husband feel puzzled?
a. He suddenly walked to his house in a short time.
b. He was suddenly standing at the front door of his house.
c. He didn’t believe to the old man with three wishes.
7. What happened when the woman made the first wish?
a. Her husband was suddenly angry of her.
b. Her husband was puzzled to what happened.
c. Her husband suddenly come to her.
8. What made the husband angry?
a. He was called to back home.
39
b. He was just working in a few minutes.
c. It was imposible as magics.
9. While explaining the story to her husband, she was very puzzled. Why?
a. Her husband was getting angry.
b. Her husband didn’t listen to her.
c. The old man was lost.
10. Why was the woodcutter’s wife annoyed?
a. Her husband didn’t admit her story.
b. Her husband was very puzzled.
c. The old man was lost.
Post Activity
1. Part 1. Study the folowing sentence!
The woman was so happy having the tree wishes, and she wanted to share the
happiness with their husband. She wanted her husband to know about this.
Unfortunately, her husband was working in the forest. So she says :
“I wish that My husband was at home”
Questions
1. Is her husband at home?
2. Does she feel disappointed?
3. Does she want to her husband at home?
4. I wish (that) :... means she is ........................
5. “My husband could be at home” means Her husband is .................
40
6. Look at the second sentences !
a. Is it in the present tense or past tense?
b. Function of that tense above is to express : The present Fact or The
opposite fact?
c. The pattern of the sentence : S + ...... ( that ) + S + ....... + .........+ .........
2. Part 2. Study the following sentences
The Japan Foundation offered scholarship grant to the Indonesian students. The
top requirement is that the students must have 450 Tofl Score. Kiwi cann’t join
the program because he fail in interview. Then, she says :
“I wish that I could speak English well”
Questions
1. Can he speak English well?
2. Does she want to speak English well?
3. Is he regret/Disappointed?
4. So, “I wish (that) means : she is ............
5. “I could speak english well” means : I .........................................................
6. Look at the second sentences !
a. Is it in the present tense or past tense?
b. Function of that tense above is to express : The present Fact or The
opposite fact?
c. The pattern of the sentence : S + ...... ( that ) + S + ....... + .........+ .........
41
3. Exercise 1 : Translate the sentences bellow into English
a. Sayang ujiannya tidak mudah. = I wish the exam were easy
b. Sayang bukunya mahal =
c. Sayang Tuti tidak datang =
d. Bob menyayangkan Heni datang terlambat =
e. Kita menyayangkan cuacanya buruk (awful) =
f. Sayang sekali kita tidak keluar malam ini =
4. Part 3. The Material Enrichment
When the action take place in the past.
Example : 1. Sayang Tini tidak mengambil saran saya kemarin.
I wish Tini had taken my advice yesterday.
2. Sayang Nani tidak bisa mengerjakan PRnya kemarin
I wish Nani could have done his homework yesterday
5. Concept
Kedua kalimat tersebut, pada saat ini menyayangkan kejadian atau perbuatan
yang terjadi pada waktu lampau.
6. The struktur explanation of the sentence after the word “wish”
g. Without auxiliary : S + had + V3 + …….
h. With auxiliaryl : S + could/should/would/might/ + have + V3 + ……
7. Exercise 2 : Do like the examples!
a. I’m afraid Mary felt sad. = I wish she had felt happy
b. I’m sorry the ticket were expensive = I wish the ticket had been cheap
c. I thought the tea was weak =
c. It’s too bad Mr. Jone was sick =
42
d. I’m afraid John chose the wrong answer =
e. I discovered that the mayor was old =
8. Exercise 3
1. Ali : What time should we go to the stadium?
Ani : Now, but we can only get to the stadium on foot.
Ali : oh, I wish …………….there by bus.
a. we can get d. we get
b. we got e. we could get
c. we have got
2. Tina : How was John?
Tuti : He was sick so he didn’t go with Ani.
Tina : I wish he ………….. with Ani.
a. go d. was going
b. goes e. had gone
c. went
3. Budi : Did you meet the doctor?
Jago : The doctor wasn’t in his office yesterday.
Budi : I wish the doctor ………… in his office yesterday.
a. was d. were
b. is e. have been
c. had been
4. Ari : Did you finish your works?
Ani : No, I didn’t. Ida didn’t help me.
Ari : I wish ……….. your work. But she didn’t help you.
a. you finished d. you finish
b. you had finished e. you are finishing
c. you have finished
5. John : What is the weather today?
Mary : It’s cold today
John : Are you wearing a coat?
Mary : No, I wish ....................... a coat
a. I’m wearing d. I wore
43
b. I was wearing e. I had been wearing
c. I wear
6. Tony : Do you have any money?
Tika : Yes, ofcourse.
Tony : May I borrow it to buy that book?
Tika : It’s OK. But, Ugh ... I don’t have enough money for that book.
I wish ........................ enough money.
a. have e. had
b. didn”t have e. Don’t have
c. had had
7. Rone : Is Mila going to have dinner with us?
Deni : She is not coming tonight.
Rone : I wish she ......................... to dinner wiith us.
l. was coming d. came
m. have come e. is coming
n. didn’t come
8. Judi : The music is very nice, isn’t? Can you dance with me?
Tuti : Oh, sorry. I wish I .............. how to dance.
a. didn’t know d. know
b. knew
c. have known
9. Hua : Did Tina come to the meeting?
Hia : No. She didn’t come to the meeting? I wish she ....... to the
meeting.
a. came d. comes
b. had come e. have come
c. was coming
10. Hani : Did John buy a ticket?
Jou : No, He didn’t buy a ticket to the game, but he wishes he .............
a. was d. did
b. does e. had
c. is
44
Tape script
Narator : When the little old man woke up he felt much better. He got up,
washed his face and combed his long red beard.
“Hello,” the woodcutter’s wife said, when the little old man walked into
her kitchen. “I hope you feel better after you rest..”
The Little old man smiled.”Yes, I do.” He said. “And I thank you for your
kindness.”
The woodcutter’s wife said she was happy to give him food and a bed to
rest on. The little old man’s big blue eyes were very bright and he said,”The food
you gave me was the only food you had. You have been very kind to me, young
lady, and because of that I will give you three wishes.
The woodcutter’s wife laughed and said,”You will give me three wishes?
But how how can you do that, sir?”
“Aha! Because”, said the little old man with the long red beard, “I have
special powers, and so, whatever you or your husband wish for, those three wishes
will come true.”
Well, the woodcutter’s wife was so excited, she danced round and round
the kitchen. “oh, how wonderful!” she cried. “I wish husband could be here to
here what you have said!”
No sooner had the woman said that, then her husband was standing there
at the front door! He had very puzzled look on his face., and he said to his
wife,”Er – hello, what happened? I was chopping a tree down in the forest a good
hour’s walk away from here, and suddenly I was standing outside our door!
Something strange is happening!”
The woodcutter’s wife was very happy, and she started to tell to her
husband the strang story. Please sit down, husband,” she said,” and I will try to
explain it all.” Her husband sat down and she started to tell him about the little old
man with the long red beard and the bright blue eyes. “He was lost,” She said,
“and I gave him some food. He was very tired, too, so I told him he could lie
down and rest. When he woke he felt much better, and then he told me that
because I had been so kind he would give us three wishes.”
The husband listened to all his wife had to say, and then he looked aroun
the house.
“This – er – little old man with the long red beard,” he said. “Where is he
now? I don”t she him!”
45
The woman looked around the house, too, and she was very puzzled. Do
you know why? Well, you see, the little old man was gone – had disappeared! But
he was here, he did give us three wishes because he has special powers. I was so
happy that I wished you were here to hear the good news, and suddenly you
were!”
By this time, the woodcutter was getting angry. Don’t talk such rubbish!”
he siad. “There’s no such thing as magic.”
“It’s true, It’s true!” shouted his wife. “You must admit you were very
puzzled – you said you couldn’t understand why you were standing in front of our
door, when only a few minutes before you you were chopping down a tree in the
forest an hour’s away from the home. It’s true!” she cried. “We have three
wishes!”
But the look on the husband’face was a very angry look.
Banjarnegara, 20 Julu 2007
Guru Mapel
Drs. Supriyadi, MPd.
NIP 131650243
46
Rancangan Listening Stories Pada Siklus 3
A. LEMBAR KERJA GURU
1. Kegiatan Pre Listening
Tujuan adalah
a. mengarahkan siswa pada tema yang akan di ajarkan
b. memahami kosa kata yang akan digunakan dalam listening
c. memfasilitasi siswa agar mudah memahami listening comprehension.
d. Menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan listening.
Deducing the meaning from context
1) Siswa dalam kelompok berempat.
2) Worksheet siswa di bagikan perkelompok 2 lembar worksheet.
3) Siswa di minta mempelajari dan mengerjakan untuk menebak arti
kata-kata yang dicetak tebal.
4) Guru melakukan monitoring
5) Kosa kata yang tidak dicetak tebal pada kalimat, bila sulit boleh
ditanyakan.
6) Siswa diminta mengerjakan di papan tulis secara serentak dalam 3
giliran (setiap giliran 4 anak).
7) Siswa dan guru diskusi bersama.
8) Guru melakukan ceking penguasaan kosa kata yang dicetak tebal,
dengan cara mengucapkan kosa kata dan siswa yang ditunjuk
mengartikannya.
47
9) Guru menunjukkan kosa kata yang dicetak tebal dan Siswa diminta
mengucapkan dengan pronuciation yang benar.
10) Setelah dirasa cukup kaset tape bisa diperdengarkan.
Whilst Listening Activity
1) Siswa tetap dalam kelompok berempat.
2) Tape Script 2 untuk dipelajari kembali
3) Guru meminta pada siswa kemungkinan yang bakal terjadi pada teks
berikutnya
4) Guru menuliskan pertanyaan untuk membantu predicting
5) Guru melakukan monitoring
6) Jawaban siswa bisa dalam bahasa Indonesia di tuliskan di papan tulis.
7) Jawaban dibiarkan, didiskusikan nanti
8) Lembar kerja siswa dibagikan pada setiap individu.
9) Siswa diminta untuk mempelajari worksheet, bila masih ada kata-kata
sulit untuk ditanyakan.
10) Siswa diminta mendengarkan Tape untuk focus pada pertanyaan.
11) Tape Player dihidupkan 3x
12) Lembar jawab siswa ditukarkan dengan tgemannya
13) Diskusi bersama tentang jawaban, teks diperdengarkan.
14) Mencocokan antara prediksi dengan jawaban yang benar.
15) Menghitung jawaban yang benar pada worksheet
16) Lembar jawab dikumpulkan.
48
B. LEMBAR KERJA SISWA 1. Pree-Listening Activity
Deducing the meaning from context
Match the following words with the bold words in the sentences bellow.
a. keledai f. cepat k. kesempatan
b. berambut g. mengingatkan l. lari keluar
c. membuang h. membentak m. percaya
d. berteriak histeris i. tolol/bodoh n. berteriak
e. berharga j. kaca o. keras
1. You have just wasted our money on food. 2. In dry season water is precious thing like gold. 3. Don’t cry. You must stand with your dignity. 4. The husband was angry and he shouted his wife loudly. 5. The teacher reminds the students to collect their tasks tomorrow
morning. 6. The animal is like a horse. It is a donkey. 7. I’ll come sooner. Don’t worry. 8. I don’t believe with my eyes, he was no wounded in that crass. 9. She looks in the mirror while combing her hairs. 10. She wailed loudly when she was angry. 11. She rushed out her house to the hospital when she heard her brother
getting accident. 12. Fortunately, he has a chance to kick the ball so his team win the
game. 13. He wa foolish . He doesn’t know anything. 14. His hands are furry. It means they are covered with hair.
2. Whilst-listening Activity
Predicting 1. diofofjf 2. jwajljasldla 3. aks;aksk; 4. SAKLKS;Lkal Listening Comprhension 1. sadksakd;sa 2. lkaaK;SL 3. [s;a’S;A’s; 4. s’;a’s;A’ 5. FGHFGH
49
3. Post Listening Activity. Could have Either
Part three NARRATOR : The woodcutter was very, very angry. “You stupid, stupid woman! We have only three wishes, and you have just wasted one of our precious wishing me back home!”
His wife was very unhappy and she started to cry,”Oh, stop crying! You do a stupid thing and then you started crying : crying won’t bring our first wish back , will it? Oh, how angry the woodcutter was, and how loudly his wife cried.
“Stupid woman!” the woodcutter shouted again. “You could have wished for gold, silver, a new home – anything – we need so many things. Why don’t you think before you talk?” But the woodcutter’s wife didn’t say a word; all she did was cry and cry. “Stop crying, you stupid woman,” the woodcutter shouted. “You are so stupid, I – wish you had donkey’s ears on your head to remind you all the time how stupid you really are.”
Oh, dear, dear. No sooner had the husband said those words then his wish came true ! Suddenly, his poor wife had two very long furry donkey ears where her own ears had been before.
“Oh! Oh!” she wailed,”What is happening to me? I feel funny.” The woodcutter couldn’t believe his eyes. Oh no! What have I done?” he cried.
“What have you done? What do you mean, what have you done? The woman asked, and when she looked in the mirror she couldn’t believe her eyes either. She saw those long furry donkey ears where her own ears had been before, and she cried out,”My ears! My ears! What have you done to me?”
But they knew. The woodcutter and his wife knew that the scond wish had come true.
“Oh, how could you, how could you? Look what your stupid wish has done to me!” wailed the woman.
“I’m sorry, wife, I really am , I was foolish,” said the unhappy woodcutter.
“I was foolish, too,” replied the wife. “But I was foolish because I wanted you to share our joy, and the happiness that the three wishes could bring us, and now look at me!” and with that, the woodcutter’s wife started to cry very loudly. The woodcutter got so angry, not only with his wife but with himself, that he threw open the door and rushed out into the forest. There, he sat on a log and started thinking. He was so angry he started to talk to himself. “Oh, what has happened?” he asked himself. “My wife and I were always so happy before, and
50
now, when we have the chance to be rich, to be able have anything we want – Oh! I wish we could be just as we were before we ever had those three wishes!”
And sudennly, the woodcutter found himself standing with his axe over his shoulder, walking towards his house. And there, waiting at the door of the house was his wife – the long furry donkey ears had gone and she was smilling and happy. Everything was like it was before, before they had had their three wishes. Referensi
1. Departemen P&K. 1999. Kurikulum SMU : Landasan , Program dan pengembangan. Jakarta.
2. Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta : Pustaka Jaya, h. 122
3. Departemen Pendidikan nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
2002. Pedoman Umum : Pola Induk Pengembangan Silabus Berbasis Kemampuan Dasar Sekolah menengah Umum. Jakarta, h. 3.
4. Mary Underwood.1990. Teaching Listening, Hongkong : Longman Group (FT)
Ltd, h., :
51
1. Pengertian Belajar
Menurut pandangan awam, belajar adalah kegiatan seseorang di dalam
kelas, mendengarkan guru mengajar, menghafal sesuatu dan kemungkinan
melakukan sesuatu kemudian menyatakan kembali apa yang telah diperolehnya.
Hal yang demikian ini berbeda dengan pandangan para ahli. Misalnya menurut
W.K Estes sebagamana dikutip oleh Sumaatmadja, belajar adalah sebagai berikut :
“Learning, in contrast with naturation, is an enduring change in living individual that is not heralded by his genetic inheritance. It may be considered a change in insights, behaviour, perception, or motivation or a combination of these; learning always refers to some systematic change in behaviour or behavioral disposition that occurs as a consequence or experience in some specified situation.” 1)
Dari konsep yang dikemukakan diatas, belajar adalah suatu peubahan
yang permanen dalam individu seseorang, dan peubahan yang dimaksudkan
bukannya dimunculkan atau didukung oleh keturunan genetiknya. Jadi belajar
adalah merupa-kan proses karena interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Kemudian peubahan tersebut meliputi pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi
atau kombinasi dari semua itu. Belajar selalu merujuk pada beberapa peubahan
yang sistematis dalam perilaku atau karakteristik perilaku yang terjadi sebagai
konsequensi atau pengalaman dalam situasi-situasi yang spesifik.
1) Sumaadmadja, Nursid. 2002. Pendidikan Pemanusiaan Manusia Manusiawi. Bandung : Alfabeta, h. 26
52
Selanjutnya pendapat W.H. Burton di dalam the guidance of learning
activities mengemukakan bahwa belajar adalah sebagi berikut : “Learning is a
change in the individual due to instruction of that invidual and his environment
which fells a need and makes him more capable of dealing adequate with his
environment.”2)
Konsep Burton mengenai belajar juga seirama dengan pendapat W.K.
Estes yang memandang belajar sebagai proses peubahan karena adanya interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Peubahan individu terjadi karena memang
individu yang membutuhkan agar dirinya mampu melakukan transaksi dengan
lingkungannya.
Belajar sebagai proses peubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sesuatu, atau mengenai
sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar dalam berbagai mata
pelajaran atau berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang tergoganisir.
Belajar yang menunjukkan sebagai proses peubahan tingkah laku yang baik juga
sesuai dengan pernyataan Hilgard dan Bower .
”Learning is the process by which an activitiy originates or is changed through reakting to encountered situasion, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organism (e.g. fatigue, drugs, etc.)” 3
Ditekankan bahwa belajar itu proses dimana suatu aktivitas itu muncul
atau diubah melalui respond terhadap situasi yang didapatkan. Dengan jelas
2) Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya. 3) Snelbecker, Gleen E., 1974. Learning Theory, Instructional Theory, and Psychoeducational Design. New York : Mc.Graw Hill Book Company, h. 12.
53
bahwa terjadinya peubahan itu karena adanya interaksi dengan lingkungannya.
Namun karakteristik peubahan dalam kegiatan tersebut tidak dapat diterangkan
dengan dasar kecenderungan respon alami, kedewasaan atau keadaan yang
bersifat temporer karena masalah kesehatan, kelelahan fisik, pemberian obat-
obatan dan kematangan jasmani.
Gilley dan Eggland dalam Principles of Human Resource Development
memberikan definisi secara lengkap yang mengakomodasi dari berbagai pendapat.
Meskipun mereka lebih cenderung memberikan stressing pada peubahan sebagai
rujukan dalam memahami pengertian belajar, yaitu sebagai berikut :
“Learning can be defined as knowledge obtained by study and/or experience; the art of acquring knowledge, skill, competencies, and ideals that are retained and used; a change of behaviour through experience. The last tells us that learning includes change.4)
Belajar pada konsep di atas mencakup 3 pokok masalah. Pertama belajar
sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman, kedua belajar sebagai
seni mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, kompetensi, dan cita-cita. Ketiga,
belajar adalah peubahan melalui pengalaman. Disini seolah-olah tampak ada
semacam pergeseran pengertian tentang belajar. Dan yang terakhir merupakan
definisi yang juga digunakan .oleh kebanyakan ahli.
Berikut ini adalah konsep belajar menurut ahli Psikologi, M.L. Bigge,
yang dikutip langsung oleh Sumaatmadja.
“For coqnitive-field of Psychologists, learning is a change or reorganization of the insight into, or the cognitive structure of, a
4) Gilley, Jerry W. and Egglnd, Steven A. Principles of Human Resource Development. Massachusetts : Addition-Wesley Publising Company, Inc., h. 120-121.
54
contemporaneous life or situation. That is, it is a change in knowledge, skills, attitudes, values, or expectations and may or may not closely related to some change in overt behaviour.”5)
Belajar menurut aliran Psichologi Kognitif merupakan peubahan,
sedangkan yang dimaksud dengan peubahan itu sendiri pertama bisa merupakan
reorganisasi pemahaman tentang suatu kehidupan bersama atau situasi. Kedua
sebagai struktur kognitif pemahaman tentang suatu kehidupan bersama atau
situasi. Tampak disini bahwa terjadinya peubahan karena interaksi dengan
lingkungannya. Peubahan tersebut meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai
atau harapan-harapan. Kemudian reorganisasi pemahaman atau struktur kognitif
tersebut mungkin tidak berkaitan erat atau mungkin berkaitan erat dengan
beberapa peubahan dalam perilaku yang tampak.
Pendapat Hamalik tentang belajar juga tidak jauh berbeda dengan
pendapat-pendapat para ahli diatas, ia menyatakan sebagai berikut :
“Belajar adalah peubahan perilaku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Hasil belajar tampak terjadinya peubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk peubahan sikap dan ketrampilan. Peubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan dan pengembanngan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.” 6 Konsep belajar diatas, Hamalik lebih mempertegas dengan
menambahkan bagaimana proses perolehan peubahan, yaitu melalui latihan dan
pengalaman. Serta ditegaskan juga bahwa tidak semua peubahan tingkah laku
dinyatakan sebagai hasil belajar. Selanjutnya peubahan tingkah laku yang tampak
itu sebagai hasil belajar yang bisa diamati atau diukur.
5 Ibid. 6) Hamalik, Oemar. 1990. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. PT Mandar Maju, h.189.
55
Hamalik juga mengutip pendapat Burton tentang prisip-prinsip belajar
yang cukup banyak sehingga tampak bahwa belajar itu memang sangat komplek,
prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampui
(undergoing).
2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-
mata pelajaran yang berpusat.
3. Pengalaman belajar secara masksimun bermakna bagi kehidupan murid.
4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang
mendorong motivasi yang kontinyu.
5. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individu dikalangan murid-murid.
6. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman
dan hasil-hasil yang diinginkan disesuikan dengan kematangan murid.
8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
10 Hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi tetap dapat
didiskusikan secara terpisah
Dari berbagai definisi tersebut diatas dapat disimpulkan ada beberapa
kesamaan indikator pengertian belajar yang diantaranya adalah :
1. Adanya proses peubahan perilaku yang bersifat permanen.
2. Peubahan perilaku terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungannya.
56
3. Peubahan perilaku disebabkan oleh faktor pengalaman yang memperkuat
timbulnya respon.
4. Peubahan ke arah yang lebih baik.
5. Peubahan perilaku tersebut berupa kemampuan aktual yang meliputi dalam
hal : pemahaman, pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai, motivasi,,
kompetensi, dan harapan
6. Kemampuan tersebut diperoleh melalui usaha.
Sedangkan perbedaan dari beberapa difinisi tersebut, bukan berarti
mereka tidak sepaham tentang masalah belajar, tetapi malah sebaliknya yaitu
saling melengkapi. Indikator-indikator belajar yang digunakan untuk
menyempurnakan pengertian belajar diantaranya adalah :
2. Proses peubahan perilaku juga melalui latihan-latihan.
3. Hasil dari peubahan perilaku dapat diamati dan diukur
4. Bahwa proses peubahan terjadi karena individu-individu yang bersangkutan
memerlukan kebutuhan yang disediakan oleh lingkungannya.
Dari berbagai indikator yang berasal dari konsep belajar tersebut diatas,
dapat disimpulkan bahwa dalam belajar mengandung pengertian usaha sadar ke
arah peubahan perilaku bersifat permanen yang lebih baik, berbentuk kemampuan
aktual yang bisa diamati dan diukur, kemampuan tersebut meliputi pengetahuan,
ketrampilan, sikap, nilai, wawasan, kompetensi dan cita-cita dalam diri seseorang
yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan karena berinteraksi dengan
lingkungannya.