Karya Tulis Perbankan Syariah

download Karya Tulis Perbankan Syariah

of 35

description

PERBANKAN SYARIAH

Transcript of Karya Tulis Perbankan Syariah

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    1/35

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam (muslim

    world) lainnya, menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip

    syariah (Islamic economic system) untuk dapat di terapkan dalam segenap aspek kehidupan

    bisnis dan transaksi umat.

    Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni

    sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) yang mengerahkan dana dari

    masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang

    membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam

    jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila bank

    konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga, maka Bank Syariah dari

    apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau

    profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing).

    Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi yang relatif baru

    menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus mencari dasar

    bagi penerap-an dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar

    akuntansi bank dan lembaga keuangan konvensional seperti telah dikenal selama ini.

    Standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses bank Islam dalam melayani masyarakat

    di sekitarnya sehingga, seperti lazim-nya, harus dapat menyajikan informasi yang cukup,

    dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah

    Islam.Penyajian informasi semacam itu penting bagi proses pem-buatan keputusan ekonomi

    oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan bank Islam. Lebih dari itu, akan memiliki

    dampak positif terhadap distribusi sumber-sumber ekonomi untuk kepentingan masyarakat.

    Hal ini karena prinsip-prinsip syariah Islam memberi-kan keseimbangan antara kepentingan

    individu dan masyarakat.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    2/35

    2

    Investasi merupakan dasar aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat. Tetapi tidak setiap

    individu mampu menginvestasikan tabungannya secara langsung. Karenanya, bank Islam

    memainkan peran penting dengan bertindak sebagai sarana untuk menarik tabungan para

    individu dan menginvestasikan tabungan-tabungan ini untuk kepentingan individu dan

    masyarakat.

    Islam secara jelas mendorong investasi dan perputaran dana. Ketika Islam mewajibkan

    zakat, ia mengharuskan bahwa harta harus diinvestasikan. Jika tidak, akan habis oleh zakat

    pada periode tertentu. Diriwayatkan bahwa Nabi berkata:

    "Perdagangkanlah harta anak yatim itu jika tidak ingin habis termakan zakat." (H.R.

    Thabrani)

    Hadits ini menjelaskan, bahwa sekalipun anak yatim itu masih kecil, tetapi kalau harta

    warisannya memenuhi nishab, maka wajib dipenuhi zakatnya. Untuk itu, wali yatim wajib

    mengeluarkan atas nama si Yatim (kaya) yang berada dalam perwaliannya. Bila si wali

    mendiamkan saja harta tersebut, maka setiap tahun akan terpotong zakat. Oleh karena itu,

    Rasulullah r menghimbau untuk memutarkan-nya dengan baik dan feasible, sehingga

    diharapkan ada keuntungan. Jika terdapat keuntungan, maka zakatnya tidak lagi dari asal

    pokok tetapi dari penambahan keuntungan. Dengan demikian, harta anak yatim bertambah

    dan tidak berkurang.

    Tetapi, untuk mendorong individu menginvestasikan dananya melalui bank Islam, perludisadari bahwa individu-individu itu harus terlebih dahulu percaya bahwa bank Islam mampu

    merealisasikan tujuan-tujuan investasinya. Ketiadaan kepercayaan pada ke-mampuan bank

    Islam untuk berinvestasi secara efisien dan penuh kepatuhan kepada syariah Islam,

    menyebabkan banyak individu yang menahan diri untuk berinvestasi melalui bank Islam.

    Salah satu prasyarat pengembangan kepercayaan itu adalah ketersediaan informasi yang

    meyakinkan nasabah terhadap kemam-puan bank Islam dalam mencapai tujuannya. Di antara

    sumber-sumber informasi yang penting adalah laporan keuangan dari bank Islam yang

    disiapkan sesuai dengan standar yang dapat diterapkan pada bank Islam.

    Untuk mengembangkan standar tersebut, penting untuk mendefinisikan tujuan dan

    konsep akuntansi keuangan bank Islam terlebih dahulu. Dalam hal, ini tidak ada salahnya

    untuk mulai mengembangkannya dari standar akuntansi keuangan bank yang ada, tentu saja

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    3/35

    3

    dengan berbagai perubahan dan modifikasi. Syarat-nya, standar yang telah ada tersebut tidak

    bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah Islam.

    Sekarang, saatnya kita membuktikan bahwa dengan sistem perbankan syariah kita dapat

    menghilangkan wabah negative spread keuntungan minus dari dunia perbankan.

    Tulisan ini dibuat dengan tujuan utama untuk memberi pengantar bagi sejarah

    perkembangan Bank Islam di Indonesia dengan pembahasan pokok menyangkut

    perkembangan teoritis, kelembagaan dan hukum positif mengenai Perbankan Islam. Namun

    mengingat perbankan Islam bukan merupakan fenomena khas Indonesia serta

    perkembangannya tidak mungkin terjadi tanpa pengaruh dunia luar, maka bab sebelumnya

    akan membahas perkembangan perbankan Islam secara umum di luar Indonesia dan secara

    internasional.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    4/35

    4

    B. Rumusan MasalahDari latar belakang penulisan karya tulis ini, penulis mengindentifikasikan masalah

    sebagai berikut :

    a. Apa pengertian bank syariah?b. Apa dasar-dasar hukum bank syariah?c. Bagaimana sejarah awal kelahiran bank syariah?d. Bagaimana perkembangan bank syariah di berbagai Negara dan di Indonesia?e. Apa perbedaan bank syariah dengan bank konvensional serta bagaimana perbandingan

    antara keduanya?

    f. Bagaimana menabung di bank syariah?g. Bagaimana aspek akuntansi dalam perbankan islam?

    C. TujuanDari rumusan masalah penulisan karya tulis ini,penulis memaparkan tujuan dari

    penulisan karya tulis ini adalah,sebagai berikut:

    a. Mengetaui apa itu pengertian bank syariah.b. Mengetahui apa dasar-dasar hukum bank syariah.c. Mengetahui sejarah awal kelahiran bank syariah.d. Mengetahui perkembangan bank syariah di berbagai Negara dan di Indonesia.e. Mengetahui perbedaan bank syariah dengan bank konvensional serta perbandingan antara

    keduanya.

    f. Mengetahui bagaimana menabung di bank syariah.g. Mengetahui aspek akuntansi dalam perbankan islam.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    5/35

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    a. Pengertian Bank SyariahBank Syariah terdiri atas dua kata , yaitu Bank dan Syariah. Kata bank bermakna suatu

    lembaga keungan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yaitu pihak

    yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syariah dalam versi bank

    syariah di Indonesia adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank

    dan pihak lain untuk penyimpangan dana atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan

    lainnya sesuai dengan hukum Islam.

    Penggabungan kedua kata dimaksud, menjadi bank syariah. Bank Syariah adalah suatu

    lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana

    dengan yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan

    hukum Islam. Selain itu, bank syariah biasa disebutIslamic banking atau interest fee

    banking, yaitu suatu sistem perbankan dalam pelaksanaan operasional tidak menggunakan

    sistem bunga (riba ),spekulasi(maisir),dan ketidakpastian atau ketidakjelasan ( gharar ).

    Bank Syariah berarti bank yang tata cara operasionalnya didasari dengan tata cara Islam

    yang mengacu kepada ketentuan Al-Quran dan Al Hadist.

    b. Dasar Hukum Bank SyariahBank syariah secara yuridis normative dan yuridis empiris diakui keberadaannya di

    negara Republik Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif tercatat dalam peraturan

    perundangundangan di Indonesia, diantaranya, UndangUndang No. 7 Tahun 1992

    tentang perbankan, UndangUndang No. 10 tentang Perubahan atas UndangUndang No.7

    Tahun 1998 tentang Perbankan, UndangUndang No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan atasUndangUndang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, UndangUndang No. 3

    Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UndangUndang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

    Agama.

    Selain itu, pengakuan secara yuridis empiris dapat dilihat perbankan syariah tumbuh dan

    berkembang pada umumnya di seluruh Ibu kota provinsi dan Kabupaten di Indonesia, bahkan

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    6/35

    6

    beberapa bank konvensional dan lembaga keungan lainnya membuka unit usaha syariah

    (bank syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, dan semacamnya). Pengakuan secara

    yuridis dimaksud, memberi peluang tumbuh dan berkembang secara luas kegiatan

    usaha perbankan syariah,termasuk memberi kesempatan kepada bank umum

    (konvensional) untuk membuka kantor cabang yang khusus melakukan kegiatan usaha

    berdasarkan prinsip syariah.Kebiasaandan/atau tradisi hukum di Indonesia dalam membuat

    rancangan undang-undang di zaman orde Lama dan di awal orde baru tidak pernah

    terdengar kata syariah. Kata syariah itu baru muncul ketika rancangan undang-

    undang perbankan diusulkan menjadi undang-udang di zaman akhir orde baru dan di

    awal zaman reformasi. Hal ini menunjukkan bahwa pihak eksekutif dan legislative

    memahami aspirasi penduduk Indonesia yang mayoritas muslim sehingga menyiapkan

    perangkat hukum yang berkaitan dengan persoalan hukum perbankan dan produk-

    produknya.Hukum perbankan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah baru hadir pada

    tahun 1992 di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat berdiri tahun

    1992 sampai 1998 masih menjadi pemain tunggal dalam dunia perbankan yang

    menggunakan prinsip syariah dan ditambah 78 BPR Syariah di Indonesia.

    c. Awal Kelahiran Perbankan SyariahSejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan

    reinaissance islam modern : neorevivalis dan modernis. tujuan utama dari pendirian lembaga

    keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslim untuk

    menadasari segenap aspek kehidupan ekonomi berlandaskan Al-qur'an dan As-sunnah.

    Penerapan sistem keuangan profit n loss sharing pertama kali tercatat di Pakistan dan

    Malaysia pada tahun 1960-an. Upaya ini merupakan upaya mengelola dana Jemaah haji

    secara non-konvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di desa

    Mit Ghamr apada tahun 1963 di Kairo, Mesir.

    Sejak bermula dari 2 rintisan awal yang sederhana itu, Bank Islam tumbuh dengan sangat

    pesat. Sesuai dengan analisis Prof. Khursid Ahmad dan laporan Internasional Association of

    Islamis Bank, hingga akhir tahun 1999 tercatat lebih dari dua ratus lembaga keuangan islam

    yang beroprasi di seluruh dunia, baik di negaranegara berpenduduk muslim, maupun di

    Eropa, Australia maupun di Amerika.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    7/35

    7

    Banyak nama besar lembaga keuangan bertaraf Internasional seperti Citibank, Jardine

    Flemming, ANZ, Chase-Chemical Bank, Goldman Sach, dan lain-lain telah membuka

    cabang dan subsidiories yang berdasarkan syariah.

    1) Mit Ghamr BankRintisan perbankan syariah mulai berkembang di Mesir pada dekade 1960-an dan

    beroprasi sebagai rural-social Bank (Bila di Indonesia semacam lembaga keuangan unit

    desa) di sepanjang delta Sungai Nil. Lembaga dengan nama Mit Ghamr Bank binaan

    Prof. Dr. Ahmad Najjar tersebut hanya beroprasi di Pedesaan Mesir dan berskala kecil,

    namun institusi tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat berarti bagi perkembangan

    sistem financial dan ekonomi islam.

    2) Islamic Development BankPada sidang Menteri Luar Negeri Negara-Negara Organisasi Konferensi Islam di

    Karachi, Pakistan pada Desember 1970. Mesir mengajukan sebuah proposal untuk

    mendirikan bank Syariah. Proposal tersebut disebut Studi Tentang Pendirian bank Islam

    Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan (Internasional Islamic Bank for

    Trade and Development) dan proposal pendirian Federasi Bank Islam (Federation of

    Islamic Bank), dikaji para ahli dari delapan belas negara islam.Proposal tersebut antara

    lain mengusulkan :

    Mengatur transaksi komersial antara Negara Islam.

    Mengatur institusi pembangunan dan investasi. Merusmuskan masalah transfer, kriling, serta settlement antar bank sentral di Negara

    Islam sebagai langkah awal menuju terbentuknya sistem ekonomi islam yang terpadu.

    Membantu mendirikan institusi sejenis bank sentral syraiah di negara islam. Mendukung upaya-upaya bank sentral di negara islam dalam hal pelaksanaan

    kebijakan-kebijakan yang sejalan dengan kerangka kerja islam.

    Mengatur administrasi dan mendayagunakan dana zakat. Mengatur kelebihan liquiditas bank-bank sentarl negara islam.

    3) Islamic Research and Training InstitudeIDB (Islamic Development Bank) juga membantu mendirikan bank-bank islam di

    berbagai negara. Untuk pengembangan sistem ekonomi syariah. Istitusi ini membangun

    sebuah institusi riset dan pelatihan un tuk pengembangan penelitian dan pelatihan

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    8/35

    8

    ekonomi islam, baik dalam bidang perbankan maupun keuangan. Secara umum lembaga

    ini disingkat IRTI (Islamic research and Training Institute).

    d. Perkembangan bank-bank syariah di berbagai Negara1. Pakistan

    Pakistan merupakan pelopor di bidang perbankan syariah. Pada awal juli 1979,

    sistim bunga dihapuskan dari operasional tiga institusi, yaitu: National Investment (unit

    trust), House Building Finance (pembiayaan sektor perumahan) dan mutual fund of the

    investment corporation of Pakistan (kerjasama investasi). Pada tahun 1979-80,

    pemerintah mensosialisasikan skema pinjaman tanpa bunga kepada petani dan nelayan.

    Pada tahun 1981, seiring diberlakukannya undang-undang perusahaan

    mudharabah dan murabahah , mulailah beroperasi 7000 cabang bank komersial nasional

    diseluruh Pakistan dengan mengunakan sistim bagi hasil. Pada awal tahun 1985, seluruh

    sistim perbankan pakistan dikonversi dengan sistim yang baru, yaitu sistim perbankan

    syariah.

    2. MesirBank syariah pertama yang didirikan di Mesir adalah Faisal Islamic Bank. Bank

    ini mulai beroperasi pada bulan Maret 1978, dan berhasil membukukan hasil

    mengesankan dengan total asset sekitar 2 milyar dolar AS pada 1986 dan tingkat

    keuntungan sekitar 106 juta dolar AS. Selain Faisal Islamic Bank for Investment danDevelopment yang beroperasi dengan mengunakan instrument keuangan Islam dan

    menyediakan jaringan yang luas. Bank ini beroperasi, baik sebagai bank investasi

    (investment Bank), bank perdagangan (merchant bank), maupun bank komersial

    (commercial bank).

    3. SiprusFaisal Islamic Bank of Kibris (siprus) mulai beroperasi pada maret 1983 dan

    mendirikan Faisal Islamic Investment Corporation yang memiliki 2 cabang di Siprus dan

    1 cabang di Istanbul. Dalam sepuluh bulan awal beroperasinya, bank tersebut telah

    melakukan pembiayaan dengan skema murabahah senilai sekitar TL 450 juta (TL atau

    Turkey Lira, mata uang Turki).

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    9/35

    9

    Bank ini juga melakukan pembiayaan dengan skema musyarakah dan

    mudharabah, dengan tingkat keuntungan yang bersaing dengan bank non syariah.

    Kehadiran bank Islam di Siprus telah mengerakan masyarakat untuk menabung, bank ini

    beroperasi dengan mendatangi desa-desa, pabrik dan sekolah dengan mengunakan kantor

    kas (mobil) keliling untuk mengumpulkan tabungan masyarakat. Selain kegiatan-kegiatan

    diatas, mereka juga mengelola dana-dana lainnya seperti al qardhul hasan dan zakat.

    4. KuwaitKuwait Finance House didirikan pada tahun 1977 dan sejak awal beroperasi

    dengan sistim tanpa bunga. Institusi ini memiliki 8 cabang di Kuwait, dan telah

    menunjukkan perkembangan yang cepat. Selama 2 tahun saja, yaitu 19801982, dana

    masyarakat yang terkumpul meningkat dari sekitar KD 149 juta menjadi KD 474 juta.

    Pada akhir tahun 1985, total aset mencapai KD 803 juta dan tingkat keuntungan

    bersih mencapai KD 17 juta.

    5. BahrainMassaf Faisal al Islami Bahrain mulai beroperasi pada Desember 1982. Akhir

    1985, total asset telah mencapai 677 juta dolar AS dengan keuntungan sebesar 2,6 juta

    dolar.

    6. Uni Emirat ArabDubai Islamic Bank merupakan salah satu pelopor bank syariah. Didirikan pada

    tahun 1975 investasinya meliputi bidang perumahan. Proyek-proyek industri, dan

    aktivitas komersial. Selama beberapa tahun, para nasabahnya telah menerima keuntungan

    yang lebih besar dibandingkan dengan bank konvensional.

    7. MalaysiaLembaga keuangan syariah di Malaysia telah muncul sejak 1969 dan telah

    berevolusi sebagai komponen yang viable dan kompetitif dari sistim keuangan secara

    keseluruhan. Strategi yang diambil, dengan dukungan penuh dari pemerintah, adalah

    mengembangkan sistim keuangan Islam yang menyeluruh yang beroperasi berdampingan

    dengan sistim konvensional, terutama infrastruktur perbankan syariah, assuransi syariah,

    dan pasar keuangan (pasar modal dan pasar uang) syariah. Intradependency dari

    komponen struktural ini menciptakan enabling environment bagi sistim keuangan untuk

    beroperasi secara efisien.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    10/35

    10

    Kesimpulannya, dalam mengembangkan sistim keuangan syariah, pemerintah

    Malaysia menempuh pragmatic and gradual approach, mengembangkan sistim yang

    menyeluruh, dan memberikan komitment yang kuat untuk memastikan keberhasilannya.

    Sistim keuangan Islam harus didukung oleh enabling infrastruktur keuangan Islam

    dalam bentuk pengembangan institusional, kerangka regulasi, dan kerangka legal dan

    syariah.

    8. IranPerkembangan bank syariah di Iran di mulai sejak Januari 1984 berdasarkan

    ketentuan /undang-undang yang disetujui pemerintah pada bulan agustus 1983. sebelum

    undang-undang tersebut dikeluarkan sebenarnya telah terjadi transaksi sebesar lebih dari

    100 milyar rial yang diadministrasikan sesuai dengan sistim syariah. Hingga bulan

    oktober 1983, sebanyak 20.000 karyawan bank di Iran telah mengikuti pelatihan sistim

    perbankan syariAH.

    9. TurkiBaru pada tahun 1984, pemerintah Turki memberikan izin kepada Daar al Maal al

    Islami (DMI) untuk mendirikan bank yang beroperasi berdasarkan bagi hasil. Hal ini

    karena menurut ketentuan Bank sentral Turki, bank syariah diatur dalam satu yurisdiksi

    khusus. Setelah DMI berdiri, pada bulan desember 1984 didirikan pula Faisal Finance

    Institution dan mulai beroperasi pada bulan april 1985. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

    Latar Belakang Bank SyariahBerkembangnya bank-bank syariahdi negara-negara Islam berpengaruh ke

    Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar

    ekononii Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah

    Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, AM. Saefuddin, M. Arnim Azis,

    dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Di

    antaranya adalah Baitut TamwilSalman, Bandung, yang sempat tumbuh

    mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni

    Koperasi Ridho Gusti.

    Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru

    dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    11/35

    11

    Agustus 1990 menyclenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua,

    Bogor, Jawa Barat Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada

    Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25

    Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk

    mendirikan bank Islam di Indonesia. Kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan

    MUI, bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait.

    PT.Bank Muamalat Indonesia (BMI)Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut

    diatas.Akte pendirian PT Bank Muammalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1

    November 1991.Pada saat penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen

    pembelian saham sebanyak Rp.84 miliar.

    Pada tanggal 3 November 1991,dalam acara silaturahmi Presiden di Istana

    Bogor,dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar

    Rp.106.126.382.000,00. Dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 mei 1992, Bank

    Muammalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga September 1999, Bank Muammalat

    indonesia telah memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di

    Jakarta,Bandung,semarang,Surabaya,Balikpapan dan Makasar.

    Namun yang perlu diketahui pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia,

    keberadaan Bank Syariah ini belum mendapat perhatian yang optimal dari tatananIndustri Perbankan Nasional. Landasan hukum operasi yang menggunakan sistem

    syariah ini hanya dikatagorikan sebagai Bankdengan Sistem Bagi Hasil karena

    tidak terdapat landasan hukum Syariah secara rinci serta jenis-jenis usaha yang

    diperbolehkan bank. Hal ini sangat jelas tercermin dari UU No. 7 Tahun 1992 yang

    menyimpulkan bahwa pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan

    hanya sepintas dan merupakan sisipan belaka.

    Era reformasi dan perbankan syariahPada Era Reformasi dengan disetujuinya UU No. 10 Tahun 1998 perkembangan

    Perbankan Syariah mulai membaik pasalnya dalam UU tersebut diatur secara rinci

    landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan

    diimplementasikan oleh Bank Syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    12/35

    12

    arahan bagi Bank Konvensional untuk membuka cabang Syariah atau bahkan

    mengkonversi diri secara total menjadi Bank Syariah.

    Hal tersebut ternyata direspon secara antusias oleh masyarakat perbankan.

    Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi

    stafnya. Sebagian Bank Konvensional tersebut ingin mengembangkan institusinya

    dalam membuka divisi atau cabang Syariah. Sebagian lainnya bahkan berencana

    mengkonversi diri sepenuhnya menjadi Bank Syariah. Hal demikian diantisipasi oleh

    Bank Indonesia dengan mengadakan Pelatihan Perbankan Syariah bagi para pejabat

    Bank Indonesia dari seluruh bagian perbankan, terutama aparat yang berkaitan

    langsung seperti DPNP (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan), Kredit,

    Pengawasan, Akuntansi, Riset, dan Moneter.

    a) Bank Umum SyariahPelopor kedua Bank Syariah di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri

    (BSM). Bank Syariah Mandiri merupakan Bank milik pemerintah pertama yang

    melandaskan operasional pada Prinsip Syariah. Secara struktural, BSM berasal

    dari Bank Susila Bakti (BSB), sebagai salah satu anak perusahaan di lingkungan

    Bank Mandiri yang kemudian dikonversikan menjadi Bank Syariah secara utuh.

    Dalam rangka melancarkan proses konversi menjadi Bank Syariah BSM menjalin

    kerjasama dengan Tazkia Institute terutama dalam bidang pelatihan danpendampingan konversi.

    Sebagai salah satu Bank yang dimiliki oleh Bank Mandiri yang memiliki

    aset ratusan triliun dan networking yang sangat luas, Bank Syariah Mandiri

    memiliki beberapa keunggulan komparatif dibandingkan pendahulunya.

    Demikian juga perkembangan politik terakhir di Aceh menjadi blessing in

    disguise bagi Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena Bank Syariah Mandiri

    menyerahkan seluruh cabang Bank Mandiri yang ada di Aceh kepada Bank

    Syariah Mandiri untuk dikelola secara Sistem Syariah. Hal ini jelas akan

    meningkatkan secara pesat aset Bank Syariah Mandiri dari posisi pada akhir tahun

    1999 sejumlah Rp 400 miliar menjadi di atas 2 hingga 3 triliun. Perkembangan ini

    diikuti pula dengan peningkatan jumlah cabang Bank Syariah Mandiri dari 8

    cabang menjadi 20 cabang.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    13/35

    13

    b) Cabang Syariah dari Bank KonvensionalSetelah terbentuknya Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah

    Mandiri dan antusias masyarakat terhadap adanya Bank yang memakai Sistem

    Islam. Maka berbagai Bank Konvensional lainnya mengikuti jejak untuk

    membuka cabang Bank Syariah di institusinya. Dibawah ini adalah data pada

    November tahun 2000 yang menjelaskan peningkatan perkembangan Bank

    Syariah di Indonesia,diantaranya:

    1) Bank IFI membuka cabang Syariah pada 28 Juni 1999.2) Bank Niaga (akan membuka cabang syariah)3) Bank BNI telah membuka 5 cabang Syariah.4) Bank BTN akan membuka cabang Bank Syariah.5) Bank Mega akan mengkonversi satu anak Bank Konvensionalnya menjadi

    Bank Syariah.

    6) Bank BRI telah membuka cabang Syariah.7) Bank BUKOPIN telah melakukan konversi menjadi Bank Syariah di cabang

    Aceh.

    8) BPD JABAR telah membuka cabang Syariah di Bandung.9) BPD Aceh tengah menyiapkan SDM untuk konversi cabang Syariah.

    e. Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensionalDalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama

    dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,

    syarat-syarat umum untuk memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan

    keuangan dan sebagainya. Disamping itu, antara bank syariah dan bank konvensional

    memiliki perbedaan yang sangat prinsipil, yakni menyangkut akad-akad yang ditetapkan,

    aspek legalitas, struktur organisasi, bidang usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja.

    1. Akad dan aspek legalitasDi dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekwensi duniawi dan

    ukrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan ketentuan syariat Islam. Di dalam

    perbankan syariah, apabila pihak-pihak yang melakukan akad atau transaksi melanggar

    kesepakatan / perjanjian yang telah disepakati dan ditandatangani, maka konsekwensi

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    14/35

    14

    hukum yang akan diterima tidak hanya ketika hidup di dunia saja tetapi juga kelak di hari

    kiamat. Semua hal dan pihak-pihak, baik barang, jasa maupun pelaku-pelaku yang

    terlibat dalam setiap akad transaksi perbankan syariah harus memenuhi ketentuan-

    ketentuan syariah sebagai berikut:

    a) Rukun: penjual, pembeli, barang, harga, akad (ijab-qabul / transaksi).

    b) Syarat-syarat: Barang dan jasa harus halal. Karena itu segala bentuk akad / transaksi atas barang

    dan jasa yang haram menjadi batal / haram demi syariah.

    Harga barang dan jasa harus jelas. Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak pada biaya

    transportasi.

    Barang yang menjadi obyek transaksi harus sepenuhnya dalam kepemilikan yangsah. Tidak diperbolehkan oleh syariah melakukan akad / transaksi jual beli ata s

    barang atau sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai, seperti yang terjadi padatransaksi short sale di pasar modal.

    2. Lembaga Penyelesaian SengketaBerbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah terdapat

    perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak

    menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan

    hukum syariah. Lembaga yang mengatur hukum berdasar prinsip syariah di Indonesia

    dikenal dengan nama Badan Arrbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) yang didirikan

    secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.

    3. StrukturOrganisasiBank syariah diperkenankan untuk memiliki struktur organisasi yang sama

    dengan bank konvensional, misalnya adanya dewan komisaris dan direksi. Namun, di sisi

    lain terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara struktur organisasi yang dimiliki

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    15/35

    15

    bank syariah dan bank konvensional. Perbedaan yang mendasar itu adalah bahwa di

    dalam struktur organisasi perbankan syariah harus ada Dewan Pengawas Syariah. Dewan

    Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada

    setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektifitas pendapat atau opini yang dikemukakan

    oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu, biasanya penetapan anggota Dewan

    Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota

    Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional

    (DSN). Struktur organisasi tersebut terbagi atas:

    1) Dewan Pengawas Syariah (DPS)Fungsi utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah

    mengawasi jalannya operasional bank syariah sehari-hari agar selalu sesuai dengan

    petunjuk dan ketentuan-ketentuan syariat Islam. Hal ini, karena akad / transaksi yang

    berlaku di dalam sistem perbankan syariah sangat berbeda dengan akad / transaksi

    yang berlaku di dalam perbankan konvensional. Dalam kaitan ini, dalam sistem

    perbankan syariah diperlukan garis-garis panduan (guidelines) yang berbeda pula

    dengan sistem perbankan konvensional. Garis panduan ini disusun dan ditetapkan

    oleh Dewan Syariah Nasional.

    Dalam pada itu, Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus membuat pernyataan

    secara berkala (biasanya setiap tahun) bahwa bank syariah yang diawasi telahberjalan sesuai atau tidak sesuai dengan syariat Islam. Pernyataan DPS ini

    disampaikan dalam buku laporan tahunan (annual raport) bank yang bersangkutan.

    Tugas lain Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah meneliti dan membuat

    rekomendasi atas produk baru bank syariah yang diawasinya. Dengan demikian, DPS

    bertindak sebagai penyaring pertama atas produk yang telah diteliti dan difatwakan

    oleh Dewan Syariah Nasional.

    2) Dewan Syariah Nasional (DSN)Dewan Syariah Nasional (DSN) dibentuk pada tahun 1997 dan merupakan hasil

    rekomendasi dari Lokakarya Reksadana Syariah pada bulan Juli tahun yang sama.

    Lembaga ini merupakan lembaga otonomi di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI)

    dan dipimpin oleh Ketua Umum MUI dan seorang sekertaris (ex-officio). Kegiatan

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    16/35

    16

    sehari-hari Dewan Syariah Nasional (DSN) ini dijalankan oleh Badan Pelaksana

    Harian dengan seorang ketua dan sekertaris serta beberapa anggota.

    Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi produk-produk

    lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam. Dewan ini bukan hanya

    mengawasi perbankan syariah, tetapi juga mengawasi lembaga-lembaga keuangan

    syariah lain, seperti asuransi, reksadana, modal ventura dan sebagainya. Untuk

    keperluan pengawasan tersebut, Dewan Syariah Nasional membuat garis panduan

    produk syariah yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam. Garis panduan ini

    menjadi dasar pengawasan bagi Dewan Pengawas Syariah yang terdapat di setiap

    lembaga-lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar acuan dalam pengembangan

    produk-produknya.

    Selain itu, Dewan Syariah Nasional bertugas memberikan rekomendasi kepada

    para ulama yang akan ditugaskan sebagai Dewan Pengawas Syariah pada suatu

    lembaga keuangan syariah tertentu. Dewan Syariah Nasional dapat memberikan

    teguran kepada lembaga keuangan syariah yang dipandang telah menyimpang dari

    garis panduan perbankan syariah dan petunjuk syariat Islam. Hal ini dilakukan

    setelah menerima dan mendapat laporan dari Dewan Pengawas Syariah lembaga

    keuangan atau perbankan syariah yang bersangkutan. Jika lembaga keuangan atau

    perbankan syariah tersebut tidak mengindahkan teguran yang diberikan, DewanSyariah Nasional dapat mengusulkan kepada otoritas yang berwenang, seperti Bank

    Indonesia dan Departemen Keuangan, untuk memberikan saksi hukum yang berlaku

    agar lembaga keuangan atau perbankan syariah tersebut tidak melakukan tindakan-

    tindakan yang lebih jauh dari ketentuan dan petunjuk syariah.

    4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Perbankan Syariah.Di dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari

    ketentuan dan petunjuk syariah. Karena itu, bank syariah tidak diperkenankan

    membiayai bisnis dan usaha yang diharamkan oleh syariah. Lembaga keuangan syariah

    dan perbankan syariah tidak akan memperhatikan permohonan pembiayaan dari suatu

    usaha atau bisnis sebelum mendapatkan kejelasan dan kepastian akan beberapa hal pokok

    sebagai berikut:

    1) Apakah obyek pembiayaan itu halah atau haram?

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    17/35

    17

    2) Apakah proyek yang akan dibiayai itu menimbulkan madharat atau tidak?3) Apakah proyek yang akan didanai berkaitan dengan perbuatan zina / asusila lainnya?4) Apakah proyek itu berkaitan dengan perjudian?5) Apakah proyek yang akan dibiyai itu berkaitan dengan pembuatan senjata ilegal?6) Apakah proyek itu dapat merugikan syiar Islam, baik secara langsung atau tidak

    langsung?

    5. Lingkungan Kerja Dan Corporate CultureSebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan

    syariah. Dalam hal etika misalnya sifat amanah dan shiddiq harus melandasi setiap

    karyawan sehingga tercermin integritas eksekutuf muslim yang baik. Disamping itu

    karyawan bank syariah harus skillful dan profesional dan mampu melakukan tugas-tugas

    teamwork.

    Selain itu, cara perpakaian dan tingkah laku dari para karyawan merupakan

    cerminan bahwa mereka bekerja dalam lembaga keuangan yang membawa nama besar

    Islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar. Demikian pula

    dalam menghadapi nasabah, akhlak harus senantiasa terjaga.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    18/35

    18

    Perbandingan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalPerbandingan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel

    berikut.

    Bank Syariah Bank KonvesionalMelakukan investasi-investasi yang

    halal saja.

    Investasi yang halal dan haram.

    Berdasarkan prinsip bagi hasil

    Besarnya disepakati pada waktu

    akad dengan berpedoman kepada

    kemungkinan untung rugi.

    Besar rasio didasarkan pada jumlah

    keuntungan yang diperoleh

    Rasio tidak berubah selama akad

    masih berlaku

    Kerugian ditanggung bersama

    Jumlah pembagian laba meningkat

    sesuai dengan peningkatan keuntungan

    Eksistensi tidak ada yang

    meragukan keabsahan bagi hasil.

    Memakai perangkat bunga

    Besarnya disepakati pada waktu

    akad dengan asumsi akan selalu

    untung

    Besarny presentase didasarkan

    pada jumlah modal yang dipinjamkan

    Bunga dapat mengambang dan

    besarnya naik turun

    Pembayaran bunga besarnya tetap

    tanpa pertimbangan untung rugi

    Jumlah bunga tidak meningkat

    sekalipun keuntungan meningkat

    Eksistensi bunga diragukan

    Berorientasi pada keuntungan (profit

    oriented) dan kemakmuran dan

    kebahagian dunia akhirat

    Profit oriented

    Hubungan dengan nasabah dalam

    bentuk hubungan kemitraan.

    Hubungan dengan nasabah dalam

    bentuk hubungan kreditur-debitur.

    Penghimpunan dan penyaluran dana

    harus sesuai dengan fatwa Dewan

    Pengawas Syariah

    Tidak terdapat dewan sejenis

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    19/35

    19

    f. Menabung di Bank SyariahMenabung adalah tindakan yag dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti

    seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang

    sekaligus untuk mnghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam Al-Quran terdapat ayat-

    ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan

    hari esok secara lebih baik.

    1. Al-Quran

    Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

    dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

    (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

    hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.(an-Ni saa`: 9)

    Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan

    anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu

    segala macam buah-buahan, Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia

    mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil.Maka kebun itu ditiup angin keras yang

    mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

    kepada kamu supaya kamu memikirkannya.

    (al-Baqarah: 266)

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    20/35

    20

    Kedua ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi

    masa depan keturunan, baik secara rohani maupun secara ekonomi harus dipikirkan

    langkah-langkah perencanaannya. Salah satunya adalah dengan menabung.

    2. Al-HadistDalam hadist Nabi saw. banyak disebutkan tentang sikap hemat ini. Nabi saw.

    memuji sikap hemat sebagai suatu sikap yang diwariskan oleh para nabi sebelumnya,

    seperti yang dikatakan beliau,

    Sikap yang baik, penuh kasih sayang, dan berlaku hemat adalah sebagian dari dua

    puluh empat bagian kenabian.(HR Tirmidzi)

    Dalam hadist lain, Nabi saw. berkata bahwa berlaku hemat (ekonomis) adalah hal

    yang diperlukan untuk menjaga kehidupan.

    Berlaku hemat adalah setengah dari penghidupan.(HR Baihaqi)

    Hadist lain menunjukkan bahwa berlaku hemat merupakan cermin dari tingkat

    pendidikan seseorang, seperti yang dikatakan oleh Nabi saw.,

    Termasuk dari kefaqihan seseorang adalah berhematnya dalam penghidupan.(HR

    Ahmad)

    Nabi saw. bahkan mengajarkan sikap hemat ini sebagai kiat untuk mengantisipasi

    kekurangan yang dialami oleh seseorang pada suatu waktu. Sabda beliau,

    Tidak akan kekurangan bagi orang yang berlaku hemat.(HR Ahmad)

    Memilih Antara Wadiah Dan MudharabahBerdasarkan Undang- undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan tabungan

    adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang

    disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainya yang

    dipersamakan dengan itu.Adapun tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan

    berdasarkan prinsip- prinsip syariah.Seseorang yang ingin menabung di Bank Syariah

    dapat memilih antara akad al- wadiah atau al mudharabah. Jenis peoduknya antara lain :

    1) Giro.Pada umumnya bank syariah menggunakan akad al- wadiah pada rekening giro.

    Dalam fiqih muamalah, wadiah dibagi menjadi 2 macam: wadiah yad al- amanah

    yaitu akad titipan yang dilakukan dengan kondisi penerima titipan (bank) tidak wajib

    mengganti jika terjadi kerusakan. Biasanya diterapkan bank pada titipan murni. Dalam

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    21/35

    21

    hal ini bank hanya bertanggung jawab atas kondisi barang (uang) yang dititpkan.

    Adapun wadiah yad adh- dhamanah adalah titipan yang dilakukan dengan kondisi

    penerima titipan bertanggung jawab atas nilai bukan fisik dari uang yang dititipkan.

    Bank syariah menggunkan akad ini untuk rekening giro. Karena sifatnya sebagai

    titipan yang bisa diambil sewaktu- waktu, pada prinsipnya giro berdasarkan wadiah ini

    tidak mendapatkan keuntungan, bahkan seharusnya nasabah membayar kepada bank

    karena ia telah menugasnya untuk menyimpan supaya aman. Tidak menutup

    kemungkinan bank dapat memberikan semacam bonus kepada para pemegang giro.

    Bonus ini tidak boleh diperjanjikan dimuka karena jika dilakukan akan sama dengan

    bunga.

    2) Tabungan.Bank syariah menerapkan dua akad dalam tabungan, yaitu wadiah dan

    mudharabah. Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan

    akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat

    sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank

    syariah menggunakan akad wadiah yad adh- dhamanah.Dalam hal ini nasabah

    bertindak sebagai penitip yang memberikan kepada bank syariah untuk menggunakan

    atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah bertindak

    sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan ataumemanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung

    jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikanya kapan saja

    pemiliknya menghendaki. Disisi lain bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan

    dari hasil pengunaan atau pemanfaatan dana atau barang tersebut. Nasabah penitip dan

    bank tidak boleh saling menjanjikan untuk membagihasilkan keuntungan harta tersebut.

    Namun demikian bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta

    titipan selama tidak disyaratkan dimuka yang merupakan kebijakan bank syariah

    semata yang bersifat sukarela.Tabungan mudharabahadalah tabungan yang dijalankan

    berdasarkan akad mudharabah. Diamana bank syariah bertindak sebagai mudharib

    (pengelola dana) sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).

    Mudharabah mempunyai 2 bentuk yakni mudharabah mutlaqah dan mudharabah

    muqayyadah. Perbedaan keduanya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    22/35

    22

    diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola harta. Mudharabah mutlaqah

    yaitu mudharabah yang sifatnya mutlak dimana shahib al-mal tidak menetapkan syarat-

    syarat tertentu kepada si mudharib. Sedangkan mudharabah muqayyadah yaitu shahib

    al-mal boleh menetapkan syarat- syarat tertentu guna menyelamatkan modalnya dari

    resiko kerugian yang syarat- syarat tersebut harus dipenuhi oleh si mudharib, apabila

    mudharib melanggarnya ia harus bertanggung jawab atas kerugian yang timbul.

    Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip- prinsip sebagai

    berikut. Pertama, keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara shohibul

    mal dan mudharib. Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan

    pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana

    itu diperlukan waktu yang cukup.

    3) Deposito.Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito. Seperti dalam

    tabungan, dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank

    selaku mudharib. Penerapan mudhrabah terhadap deposito dikarenakan kesesuaian

    yang terdapat diantara keduanya. Misalnya akad mudhrabah mensyaratkan adanya

    tenggang waktu antara penyetoran dan penarikan agar dana itu bisa diputarkan.

    Tenggang waktu itu merupakan salah satu sifat deposito bahkan dalam deposito

    terdapat pengaturan waktu, seperti 30 hari, 90 hari dan seterusnya Perbedaan Antara Menabung di Bank Syariah dan di Bank Konvensional

    Sepintas,secara teknis fisik, menabung di bank syariah dengan yang berlaku di bank

    konvensional hampir tidak ada perbedaan. Hal ini karena baik bank syariah maupun bank

    konvensional di haruskan mengikuti aturan teknis perbankan secara umum.Akan tetapi,

    jika diamati secara mendalam, terdapat perbedaan besar di antara keduanya.

    Perbedaan pertamaterletak pada akad. Pada bank syariah,semua transaksi harus

    berdasarkan akad yang di benarkan oleh syariah.Dengan demikian, semua transaksi itu

    harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah.pada

    bank konvensional, transaksi pembukaan rekening, baik giro, tabungan, maupun deposito,

    berdasarkan perjanjian titipan, namun perjanjian titipan ini tidak mengikuti prinsip

    manapun dalam muaamalah syariah, misalnya wadiah. karena, salah satu penyimpangan

    diantaranya menjanjikan imbalan dengan tingkat bunga tetap terhadap uang yang disetor.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    23/35

    23

    Perbedaan kedua terdapat pada imbalan yang di berikan. Pada bank konvensional

    menggunakan konsep biaya(cost concept)untuk menghitung keuntungan.Artinya,bunga

    yang dijanjikan di muka kepada nasabah penabung merupakan ongkos yang harus dibayar

    olah bank.Karena itu,bank harus menjual kepada nasabah lainnya(peminjam) dengan

    biaya(bunga) yang lebih tinggi.perbedaan keduanya disebut spread.jika bunga yang

    dibebankan kepada yang dibebanan kepada peminjam lebih tinggi dari bunga yang harus di

    bayar kepada nasabah penabung,bank mendapatkan spreadpostif. Jika bunga yang

    diterimadari si peminjam lebih rendah,terjadi spreadnegatif bagi bank.Bank harus menetup-

    nya dengan keuntungan yang dimiliki sebelumnya.Jika tidaj ada,ia harus

    menanggulanginya dengan modal.Bank syariah menggunakan profit sharing,artinya dana

    yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan.keuntungan yang didapatkan dari

    pembiayaan tersebut dibagi dua,untuk bank dan untuk nasabah,berdasarkan perjanjian

    pembagian keuntungan dimuka(biasanya terdapat dalam formulir pembukaan rekening

    yang berdasarkan mudhorobah).

    Perbedaan ketigaadalah sasaran kredit/pembiayaan.Para penabung di bank

    konvensional tidak sadar bahwa uang yang ditabungnya diputarkan kepada semua bisnis,

    tanpa memandang halal-haram bisnistersebut.bahkan sering terjadi dana tersebut

    digunakan untuk membiayai proyek-proyek grup oerusahaan tersebut.celakanya,kredit itu

    diberikan tanpa memandang apakah jumlahnya melebihi batas maksimum pemberiankredit(BMPK)ataukah tidak.Akibatnya,ketika krisis datang dan kredi-kreit itu bermasalah,

    bank sulit mendapatkan pengembalian dana darinya. Adapun dalam bank

    syariah,penyaluran dana simpanan dari masyarakat dibatasi oleh dua prinsip dasar,yaitu

    prinsip syariah dan prinsip keuntungan.Artinya, pembiayaan yang mau diberikan diberikan

    harus mengikuti kriteria-kriteria syariah,disamping pertimbangan-pertimbangan

    keuntungan.Misalnya, pembiayaan-pembiayaan (kredit) harus kepada bisnis yang

    halal,tidak bolehkepada perusahaan atau bisnis yang memproduksi makanan atau minuman

    yang diharamkan,perjudian,pornografi,dan bisnis lain yang tidak esuai dengan

    syariah.karena itu,menabung di bank syariah relatif lebih aman ditinjau dari perspektip

    islam karena akan mendapatkan keuntunganyang didapat daribisnis yang halal.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    24/35

    24

    Perbedaan Antaramelakukan pinjaman/kredit di Bank Syariah dan di bankkonvensional.

    Perbedaan tersebut terletak pada bunga.dalam bank konvensional terdapat bunga

    terhadap modal yang di pinjamkan,sedangkan dalam bank syariah tidak demikian.tetapi,

    risiko pinjaman yang di berikan bank syariah sangat tinggi terhadap bank itu sendiri karna

    ia dianggap pemmbiayaan yang tidak ditutup dengan jaminan.

    g. Aspek Akuntansi Dalam Perbankan Islam (Accounting Aspect) Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institution

    Langkah pengembangan standar akuntansi keuangan bank Islam dimulai pada

    tahun 1987. Sedikitnya lima volume telah terkumpul dan tersimpan di perpustakaan

    Islamic Research and Training Institute, Islamic Development Bank (IDB).

    Studi itu telah mendorong pembentukan Acounting and Auditing Organization for

    Islamic Financial Institutions (Organisasi Akuntansi Keuangan untuk Bank dan

    Lembaga Keuangan Islam) yang didaftarkan sebagai organisasi nirlaba di Bahrain pada

    tahun 1411 H (1991). Sejak didirikan, organisasi ini terus mengembang-kan standar

    keuangan melalui pertemuan periodik Komite Pelaksana untuk Perencanaan dan Tindak

    Lanjut.

    Pendekatan dan Fungsi1. Pendekatan yang digunakan:

    a) Mengidentifikasi konsep akuntansi yang telah dikembang-kan sebelumnyadengan prinsip Islam tentang ketepatan dan keadilan. Sangat dimungkinkan

    seseorang akan menentang penerapan konsep-konsep itu, misalnya yang berkaitan

    dengan definisi karakteristik informasi akuntansi yang bermanfaat seperti

    relevansi dan realibilitas.

    b) Mengidentifikasi konsep yang digunakan dalam akuntansi keuangan konvensionaltetapi tidak sesuai dengan syariah Islam. Konsep semacam itu ditolak atau

    dimodifikasi secukupnya untuk mematuhi syariah supaya membuatnya

    bermanfaat. Contoh dari konsep ini adalah nilai waktu dari uang (time value of

    money) sebagai sifat pengukuran.

    c) Mengembangkan konsep-konsep yang mendefinisikan aspek-aspek tertentu dariakuntansi untuk bank Islam yang tersendiri (unik) kepada cara bertransaksi bisnis

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    25/35

    25

    yang Islami. Contohnya, konsep yang dikembangkan berdasarkan hukum-hukum

    yang mendefinisikan risiko dan balasan yang dikaitkan dengan transaksi bisnis,

    serta terjadinya biaya dan perolehan keuntungan.

    2. Fungsi Bank-bank IslamBank-bank Islam dikembangkan berdasarkan prinsip yang tidak membolehkan

    pemisahan antara hal yang temporal (kedu-niaan) dan keagamaan. Prinsip ini

    mengharuskan kepatuhan kepada syariah sebagai dasar dari semua aspek kehidupan.

    Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi tran-saksi bisnis pun harus

    sesuai dengan ajaran syariah. Sebagai contoh dalam hal ini adalah aspek yang paling

    terkemuka dari ajaran Islam mengenai muamalah, yaitu pelarangan riba dan persepsi

    uang sebagai alat tukar dan alat melepaskan kewajiban. Uang bukanlah komoditas.

    Dengan demikian, uang tidak me-miliki nilai waktu, kecuali nilai barang yang ditukar

    melalui penggunaan uang sesuai dengan syariah.

    Sebagai konsekuensi dari prinsip ini maka bank Islam dioperasikan atas dasar

    konsep bagi untung dan bagi risiko yang sesuai dengan salah satu kaidah Islam, yaitu

    "keuntungan adalah bagi pihak yang menanggung risiko." Bank Islam menolak bunga

    sebagai biaya untuk penggunaan uang dan pinjaman sebagai alat investasi.

    Dalam melaksanakan investasinya, bank Islam memberi keyakinan bahwa dana

    mereka sendiri (equity), serta dana lain yang tersedia untuk investasi, mendatangkanpendapatan yang sesuai dengan syariah dan bermanfaat bagi masyarakat.

    Bank Islam menerima dana berdasarkan kontrak mudhara-bah, yaitu salah satu

    bentuk kesepakatan antara penyedia dana (pemegang rekening investasi) dan

    penyedia usaha (bank). Dalam melaksanakan usaha berdasarkan mudharabah, bank

    menyatakan kemauannya menerima dana untuk diinvestasikan atas nama pemiliknya,

    membagi keuntungan berdasarkan per-sentase yang disepakati sebelumnya, serta

    memberitahukan bahwa kerugian akan ditanggung sepenuhnya oleh penyedia dana

    selama kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kelalaian atau pelanggaran

    kontrak.Dalam paradigma akuntansi Islam, bank syariah memiliki fungsi sebagai

    berikut:

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    26/35

    26

    a) Manajemen InvestasiBank-bank Islam dapat melaksanakan fungsi ini ber-dasarkan kontrak

    mudharabahatau kontrak perwakilan.

    Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam kapasitasnya sebagai

    mudharib,yaitu pihak yang melaksanakan inves-tasi dana dari pihak lain)

    menerima persentase keuntungan hanya dalam kasus untung. Dalam hal terjadi

    kerugian, sepenuhnya menjadi risiko penyedia dana (shahibul maal), sementara

    bank tidak ikut menanggungnya.

    b) InvestasiBank-bank Islam menginvestasikan dana yang ditem-patkan pada dunia

    usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan

    alat-alat investasi yang konsisten dengan syariah. Di antara contohnya adalah

    kontrak al murabahah, al mudharabah, al musyarakah, bai as salam, bai al

    ishtisna, al ijarah,dan lain-lain.

    Rekening investasi dapat dibagi menjadi tidak terba-tas (unrestricted

    mudharabah) atau terbatas (restricted mudharabah).

    Rekening investasi tidak terbatas (general investment)Pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank Islam untuk

    menginvestasikan dananya dengan cara yang dianggap paling baik danfeasible,tanpa menerapkan pembatasan jenis, waktu dan bidang usaha

    investasi.

    Dalam skema ini bank Islam dapat mencampurkan dana pemegang

    rekening investasi dengan dananya sendiri (modal) atau dengan dana lain yang

    berhak dipakai oleh bank Islam (misalnya rekening koran). Pemegang rekening

    investasi dan bank Islam umumnya berpartisipasi dalam keuntungan dari dana

    yang diinvestasikan.

    Rekening investasi terbatas (restricted investment)Pemegang rekening jenis ini menerapkan pembatasan tertentu dalam hal

    jenis, bidang, dan waktu bank meng-investasikan dananya. Lebih jauh lagi,

    bank Islam dapat dibatasi dari mencampurkan dananya sendiri dengan dana

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    27/35

    27

    rekening investasi terbatas untuk tujuan investasi. Bahkan bisa saja ada

    pembatasan lain yang diterapkan pemegang rekening investasi.

    Sebagai contoh, pemegang rekening investasi dapat meminta bank Islam

    untuk tidak menginvestasikan dananya dalam bidang pertanian dan peternakan.

    Bisa juga pe-megang rekening investasi meminta bank Islam itu sendiri yang

    melaksanakan investasi, bukan melalui pihak ketiga.

    c) Jasa-Jasa KeuanganBank Islam dapat juga menawarkan berbagai jasa ke-uangan lainnya

    berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.

    Contohnya garansi, transfer kawat, L/C, dan sebagainya.

    d) Jasa SosialKonsep perbankan Islam mengharuskan bank Islam me-laksanakan jasa

    sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebajikan), zakat, atau dana sosial yang

    sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh lagi, konsep perbankan Islam juga

    mengharuskan bank Islam memainkan peran dalam pengembangan sumber daya

    insani dan menyumbang dana bagi pemeliharaan serta pengembangan lingkungan

    hidup.

    Definisi Pernyataan KeuanganSecara umum, pernyataan keuangan untuk bank Islam dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    1. Pernyataan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor, hakdan kewajibannya, dengan tidak memandang tujuan bank Islam itu dari masalah

    investasinya, apakah ekonomi atau sosial. Mekanisme investasi yang diguna-kan

    terbatas hanya kepada beberapa cara yang dibolehkan syariah. Karenanya, pernyataan

    keuangan meliputi:

    a) Pernyataan posisi keuanganb) Pernyataan pendapatanc) Pernyataan aliran kasd) Pernyataan laba ditahan atau pernyataan perubahan pada saham pemilik

    2. Sebuah pernyataan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam investasi terbatas,yang dikelola oleh bank Islam untuk kepentingan masyarakat, baik berdasarkan kontrak

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    28/35

    28

    mudharabah atau kontrak perwakilan. Pernyataan semacam ini akan dirujuk sebagai

    "Pernyataan Perubahan dalam Investasi Terbatas".

    3. Pernyataan keuangan yang menggambarkan peran bank Islam sebagaifiduciarydaridana yang tersedia untuk jasa sosial ketika jasa semacam itu diberikan melalui dana

    terpisah.

    a) Pernyataan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sosial.b) Pernyataan sumber dan penggunaan dana qardh

    Definisi Unsur-Unsur Dasar Pernyataan Keuangan1. Pernyataan posisi keuangan

    a. AssetAsset adalah sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau manfaat

    ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri ataupun dengan asset yang lain, yang

    haknya didapat oleh bank Islam sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa

    lalu. Untuk bisa digambarkan sebagai sebuah asset pada pernyataan posisi keuangan

    bank Islam, asset itu harus memiliki karakter tambahan berikut:

    1) Dapat diukur secara keuangan dengan tingkat reliabilitas yang wajar.2) Tidak boleh dikaitkan dengan kewajiban yang tidak dapat diukur atau hak bagi

    pihak lain.

    3)

    Bank Islam harus mendapatkan hak untuk menahan, menggunakan, ataumengelola aset itu.

    b. LiabilitasLiabilitas adalah kewajiban yang berjalan untuk me-mindahkan aset,

    meneruskan penggunaannya, atau menyediakan jasa bagi pihak lain di masa depan

    sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Untuk bisa digambarkan

    sebagai sebuah liabilitas pada pernyataan posisi keuangan bank Islam, liabilitas itu

    harus memiliki karakter tambahan berikut:

    1) Bank Islam harus memiliki kewajiban kepada pihak lain dan kewajiban bankIslam tidak boleh saling bergantung (reciprocal) dengan kewajiban pihak lain

    kepada bank.

    2) Kewajiban bank Islam harus bisa diukur secara keuangan dengan tingkatreliabilitas yang wajar.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    29/35

    29

    3) Kewajiban bank Islam harus bisa dipenuhi melalui pemindahan satu atau lebihaset bank Islam kepada pihak lain, meneruskan kepada pihak lain akan

    penggunaan aset bank Islam untuk suatu periode, atau menyediakan jasa pihak

    lain.

    c. Porsi pemegang rekening investasi tak terbatasRekening investasi tak terbatas merujuk kepada dana-dana yang diterima bank

    Islam dari individu-individu atau lainnya dengan dasar bahwa bank Islam akan

    memiliki hak untuk menggunakan dan menginvestasikan dana-dana itu tanpa

    pembatasan. Bank Islam dengan demikian juga berhak mencampurkan dana yang

    diinvestasikan itu dengan modalnya sendiri. Keuntungan atau kerugian suatu

    investasi usaha dibagi secara proporsional setelah bank Islam menerima bagian

    keuntungan/kerugiannya sebagai mudharib.

    d. Saham pemilikSaham pemilik merujuk kepada jumlah yang tersisa pa-da tanggal pernyataan

    posisi keuangan dari aset bank Islam sesudah dikurangi kewajiban, porsi pemegang

    rekening investasi tak terbatas dan yang setara dengannya, serta pendapatan yang

    dilarang (nonhalal), jika ada. Itu sebabnya saham pemilik terkadang dirujuk sebagai

    "the owner residual interest".

    2.

    Pernyataan pendapatana. Pendapatan

    Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam liabilitas

    atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan

    pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, memberikan

    jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan, seperti manajemen

    rekening investasi terbatas.

    b. BiayaBiaya adalah penurunan kotor dalam aset atau kenaikan dalam liabilitas atau

    gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan

    yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, atau aktivitas, termasuk

    pemberian jasa.

    c. Keuntungan

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    30/35

    30

    Keuntungan adalah kenaikan bersih dari aset bersih sebagai akibat dari

    memegang aset yang mengalami peningkatan nilai selama periode yang dipilih oleh

    pernyataan pendapatan. Keuntungan juga bisa diperoleh dari pemindahan saling

    tergantung insidental yang sah dan yang tidak saling tergantung, kecuali transfer

    yang tidak saling tergantung dengan pemegang saham, atau pemegang pemegang

    rekening investasi tak terbatas dan yang setara dengannya.

    d. KerugianKerugian adalah penurunan bersih dari aset bersih seba-gai akibat dari

    memegang aset yang mengalami penurunan nilai selama periode yang dipilih oleh

    pernyataan pen-dapatan. Kerugian juga bisa terjadi akibat pemindahan saling

    tergantung insidental yang sah dan yang tidak saling tergantung, kecuali transfer

    yang tidak saling tergantung dengan pemegang saham, atau pemegang rekening

    investasi tak terbatas dan yang setara dengannya.

    e. Keuntungan pada rekening investasi tak terbatas dan yang setaranyaf. Keuntungan bersih (kerugian bersih)

    3. Pernyataan perubahan dalam saham pemilik atau pernyataan laba ditahana. Pernyataan perubahan dalam saham pemilikb. Pernyataan laba ditahan

    4.

    Pernyataan aliran kasa. Kas dan setara kasb. Aliran kas dari transaksic. Aliran kas dari aktivitas investasid. Aliran kas dari aktivitas pembiayaan

    5. Pernyataan perubahan dalam investasi terbatas dan setaranyaa. Investasi terbatasb. Simpanan dan penarikan oleh pemegang rekening investasi terbatas dan

    ekuivalensinya

    c. Keuntungan (kerugian) investasi sebelum bagian ke-untungan manajer investasisebagai seorang mudharib,atau kompensasi sebagai wakil (agen) investasi.

    d. Bagian manajer investasi dalam keuntungan investasi terbatas sebagai seorangmudharibatau kompensasi sebagai manajer investasi

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    31/35

    31

    6. Pernyataan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sosiala. Sumber dana zakat dan dana sosialb. Penggunaan dana zakat dan dana sosialc. Saldo dana zakat dan dana sosial

    7. Pernyataan sumber dan penggunaan dana dalam qardha. Qardhb. Sumber dana dalam qardhc. Penggunaan dana dalam qardhd. Saldo dana dalam qardh

    Asumsi-Asumsi Akuntansi1. Konsep satuan akuntansi2. Konsep keberlanjutan (going concern)3. Konsep periode4. Stabilitas daya beli satuan uang

    Konsep Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi1. Definisi pengakuan dan pengukuran akuntansi2. Pengakuan akuntansi

    a. Pengakuan pendapatanb. Pengakuan biayac. Pengakuan laba dan rugid. Pengakuan laba dan rugi investasi terbatas

    3. Konsep pengukuran akuntansia. Konsep kesesuaian (matching)b. Sifat-sifat pengukuranc. Sifat-sifat yang harus diukurd. Nilai setara kas yang diperkirakan akan direalisasi atau dibayare. Revaluasi aset, liabilitas, dan investasi terbatas pada akhir periode akuntansif. Penerapan aset, liabilitas, dan investasi terbatasg. Sifat pengukuran alternatif kepada nilai setara kas.

    Karakteristik Kualitatif serta Penyiapan dan Penyajian Informasi Akuntansi1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    32/35

    32

    a. Arti karakteristik kualitatif informasi akuntansib. Relevansic. Reliabilitas Representasi keyakinan Objektivitas Netralitas

    d. Dapat dibandingkane. Konsistensif. Dapat dimengerti

    2. Penyiapan dan Penyajian Informasi Akuntansia. Materialitasb. Biaya informasic. Pembukaan

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    33/35

    33

    BAB III

    PENUTUP

    D. KesimpulanBank Syariah dibuat dengan tujuan utama agar umat muslim mampu

    menjalankan roda ekonomi secara Islami, walaupun begitu tidak hanya orang Islam saja

    yang bisa menggunakan jasa bank ini, orang non-muslim pun bisa. Produk dalam bank

    syariah diciptakan berdasarkan nilai- nilai Islam yang mengandung keadilan. Hadirnya

    bank syariah mengobati rasa haus masyarakat Islam di Indonesia yang menginginkan

    mediator ekonomi yang berbasis Islam sehingga masyarakat bisa terhindar dari riba yang

    dalam Islam termasuk dosa besar. Tetapi tidak semua bank syariah di Indonesia

    100% berdasarkan pada syariah Islam.

    Bank syariah di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menjadi pilihan

    utama dan pertama bagi nasabah dalam pilihan transaksi. Hal ini ditunjukan dengan

    akselerasi pertumbuhan dan perkembangan bank syariah di Indonesia dari tahun ke tahun

    terus meningkat. Untuk itu, penerapan strategi yang tepat dalam menciptakan pangsa pasar

    yang lebih besar bagi perbankan syariah adalah hal yang sangat perlu dilakukan.

    Fenomena perkembangan bank syariah ini harus diimbangi dengan kualitas dan

    fasilitas yang memadai, seperti kinerja bank syariah sangat penting diperlukan bagi parainvestor baik itu kinerja keuangan maupun manajemen perusahaan, karena informasi kinerja

    perusahaan baik itu dari kinerja keuangan dan manajemen dapat dijadikan sebagai dasar

    pengambilan keputusan investor/nasabah dalam memilih investasi pada suatu perbankan

    syariah.

    Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat

    menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank

    yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi

    intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh

    pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter.

    Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan

    yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    34/35

    34

    E. SaranBank Syariah Mandiri diharapkan bisa membenahi produk-produk yang dinilai

    kurang memenuhi syariah Islam, sehingga lebih memprioritaskan kemurnian Islam

    mengingat tujuan berdirinya bank syariah agar umat Islam mampu menjalankan Islam

    secara kaffah. Dewan Pengawas Syariah (DPS) memiliki peran penting dan strategis

    dalam penerapan prinsip syariah di perbankan syariah. DPS bertanggungjawab untuk

    memastikan semua produk dan prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip syariah.

    Peran DPS diharapkan lebih optimal dalam menjalankan pengawasan syariah

    terhadap operasional Bank Syariah Mandiri. Diharapkan DPS mampu lebih teliti dalam

    menelaah produk-produk yang akan dirilis oleh Bank Syariah Mandiri tersebut.

  • 5/26/2018 Karya Tulis Perbankan Syariah

    35/35

    35

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Zainuddin, 2008.,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta : Cetakan I, Sinar Grafika.

    Antonio, Muhammad SyafiI, 2001, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Cetakan

    I,Gema Insani.