Karya tulis penyakit lupus

36
PENYAKIT LUPUS Tugas Karya Tulis Bahasa Indonesia SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 70 JAKARTA Mazaya Faridhal 20701 XI Alam 5

description

 

Transcript of Karya tulis penyakit lupus

Page 1: Karya tulis penyakit lupus

PENYAKIT LUPUS

Tugas Karya Tulis Bahasa Indonesia

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 70 JAKARTA

2014

Mazaya Faridhal20701

XI Alam 5

Page 2: Karya tulis penyakit lupus

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis berjudul “Penyakit Lupus” ini telah disahkan

pada tanggal 11 Januari 2014

oleh:

Guru Pembimbing

Nursamsi Hasan Spd

1962050519842009

Page 3: Karya tulis penyakit lupus

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala limpahan rahmat-Nya dan kesempatan kepada saya agar dapat menyusun karya tulis yang berjudul “Penyakit Lupus” ini. Atas rida-Nya lah buku ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Tujuan utama dari penulisan karya ilmiah adalah memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun tujuan lain dari karya tulis ini adalah sebagai penambah wawasan saya terhadap penyakit yang bernama lupus. Ada kesulitan dalam menyusun karya ilmiah ini, salah satunya adalah keterbatasan informasi yang saya dapat dikarenakan mungkin penyakit lupus ini belum begitu umum dikenal. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Samsi selaku guru Bahasa Indonesia yang setia membimbing saya dalam penulisan karya ilmiah ini, kemudian kepada kedua orangtua saya yang setia mendampingi saya dalam penulisan karya ilmiah ini, dan juga kepada teman – teman yang selalu memberikan saran kepada saya.

Harapan saya terhadap karya tulis ini adalah memberitahu kepada pembaca terhadap bahayanya penyakit lupus dan bagi yang memerlukan informasi tentang penyakit lupus, saya harap karya tulis ini sangat dapat membantu.

Jakarta, 11 Januari 2014

Page 4: Karya tulis penyakit lupus

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 51.2 Rumusan Masalah 71.3 Tujuan Penulisan 71.4 Ruang lingkup Masalah 71.5 Metode Penulisan 81.6 Sistematika Penulisan 8

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lupus 92.2 Penyebab Lupus 112.3 Jenis – jenis Lupus 132.4 Faktor Risiko Lupus 152.5 Gejala dan Ciri lupus 162.6 Pencegahan Lupus 202.7 Pengobatan Lupus 23

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 253.2 Saran 26

DAFTAR PUSAKA

Page 5: Karya tulis penyakit lupus

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, pengetahuan masyarakat Indonesia tentang kesehatan masih kurang meskipun banyak dilakukan penyuluhan atau edukasi tentang kesehatan, terutama yang berhubungan dengan penyakit kronis yang populer seperti HIV/AIDS, jantung, dan lain – lain. Walaupun begitu, ada juga penyakit kronis yang kurang populer yaitu lupus. Lupus adalah penyakit yang membuat tubuh menjadi bereaksi berlebih terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang akhirnya menyerang organ tubuh sendiri.

Dalam Kongres Internasional Lupus Sedunia di New York, awal Mei lalu, lebih dari 1200 peserta dari seluruh penjuru dunia hadir, baik dari kalangan medik, perawat, peneliti, maupun mereka yang terkena lupus, yang biasa disebut odapus. Dokter spesialis yang hadir pun beragam, seperti spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi, rematologi, ginjal, spesialis kulit dan kebidanan. Organisasi ataupun perhimpunan orang dengan lupus juga hadir dari berbagai negara, dari Indonesia hadir Ketua Yayasan Lupus Indonesia (YLI) yang merupakan wakil satu-satunya dari perhimpunan serupa di Asia. Untuk diketahui saat ini, ada lebih dari 5 juta pasien lupus di seluruh dunia dan setiap tahun ditemukan lebih dari 100.000 pasien baru, baik usia anak, dewasa, laki-laki, dan perempuan. Sebagian besar pasien lupus ditemukan pada perempuan usia produktif. Jumlah pasien di Indonesia yang secara tepat tidak diketahui diperkirakan paling tidak sama dengan jumlah pasien lupus di Amerika, yaitu 1.500.000 orang. Beberapa data menunjukkan

Page 6: Karya tulis penyakit lupus

insiden penyakit lupus ras Asia lebih tinggi dibandingkan dengan ras Kaukasia. Saat ini pasien lupus yang terdaftar sebagai anggota YLI ada 757 orang, sebagian besar berdomisili di Jakarta. Salah satu tujuan proklamasi hari lupus sedunia adalah meningkatkan kualitas layanan dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi pengidap lupus. Masalah pertama adalah seringnya penyakit pasien terlambat diketahui dan diobati dengan benar karena cukup banyak dokter yang tidak mengetahui atau kurang waspada tentang gejala penyakit lupus dan dampak lupus terhadap kesehatan. Di Indonesia, rendahnya kompetensi dokter untuk mendiagnosis penyakit secara dini dan mengobati penyakit lupus dengan tepat tercermin dari pendeknya survival 10 tahun yang masih sekitar 50 persen, dibandingkan dengan negara maju, yang 80 persen. Masalah berikutnya adalah belum terpenuhinya kebutuhan pasien lupus dan keluarganya tentang informasi, pendidikan, dan dukungan yang terkait dengan lupus. Dirasakan penting sekali meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang dampak buruk penyakit lupus terhadap kesehatan. Masalah lupus tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan pasien, namun juga mempunyai dampak psikologi dan sosial yang cukup berat untuk pasien maupun keluarganya.

Page 7: Karya tulis penyakit lupus

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian kali ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan Penyakit Lupus?2. Apa saja penyebabnya?3. Ada berapa macam jenis penyakit lupus?4. Siapa saja yang bisa terserang penyakit Lupus?5. Bagaimana cara kita mengetahui jika kita seorang odapus?6. Apakah ada cara untuk mencegah penyakit Lupus?

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan lupus

2. Memberi inspirasi pada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan sejak dini.

1.4 Ruang Lingkup Masalah

Dalam penelitian ini saya akan membahas tentang Penyakit Lupus. Mulai dari definisi Lupus itu sendiri, mengapa lupus dikategorikan sebagai penyakit kronis, kemudian apa hubungan antara penyakit Lupus dengan sistem imun manusia, apa saja yang menyebabkan seseorang menderita penyakit lupus, lalu apa saja macam – macam dari penyakit lupus, siapa saja yang berpotensi terserang penyakit lupus, apa saja ciri – ciri orang yang terserang penyakit lupus, adakah pantangan atau anjuran bagi seorang odapus, lalu adakah cara penyembuhan penyakit lupus, dan yang terakhir apakah ada saran agar kita bisa terhindar dari penyakit lupus ini.

Page 8: Karya tulis penyakit lupus

1.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan untuk pembuatan karya tulis dengan judul Penyakit Lupus ini menggunakan kajian pustaka digunakan dengan caa mencari literatur di internet.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian dengan judul Penyakit Lupus ini menggunakan sistematika sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan yang berisi atau membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, dan metode penulisan.

2. Bab II Menguraikan mengenai pengertian penyakit lupus, penyebab lupus, jenis – jenis lupus, faktor risiko lupus, gejala lupus, pencegahan lupus, dan pengobatan lupus.

3. Bab III terdiri atas kesimpulan dan saran.

Page 9: Karya tulis penyakit lupus

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lupus

Penyakit LUPUS adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya.

Lupus dalam bahasa Latin berarti "anjing hutan". Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi. Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan, rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh. Dr. Rahmat Gunadi dari Fak. Kedokteran Unpad/RSHS menjelaskan, penyakit lupus adalah penyakit sistem imunitas di mana jaringan dalam tubuh dianggap benda asing. Reaksi sistem imunitas bisa mengenai berbagai sistem organ tubuh seperti jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, paru-paru, lapisan pada paru-paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel-sel darah, (Anonim, 2009).

Dr. Rahmat Gunadi dari Fak. Kedokteran Unpad/RSHS menjelaskan, penyakit lupus adalah penyakit sistem imunitas di mana jaringan dalam tubuh dianggap benda asing. Reaksi sistem imunitas bisa mengenai berbagai sistem organ tubuh seperti jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, paru-paru, lapisan pada paru-paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel-sel darah. (http://doktersehat.com : 2007)

Page 10: Karya tulis penyakit lupus

Penyakit ini dalam ilmu kedokteran disebut Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu ketika penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau sistem internal manusia. Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit ini adalah kebalikan dari kanker atau HIV/AIDS. Pada Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian, Lupus disebut sebagai autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan). (http://wikipedia.org : 2012)

Sistem imunitas yang normal biasanya akan menghasilkan protein yang disebut antibodi yang berguna menjaga tubuh terhadap serangan virus, bakteri, dan benda asing lainnya. Benda tersebut disebut antigen. Dalam suatu ketidaknormalan fungsi auto imun seperti lupus, sistem tubuh ini kehilangan kemampuan untuk membedakan benda asing (antigen) dan jaringan tubuh itu sendiri.

Sistem imunitas ini kemudian membuat antibodi yang akan menyerang terhadap jaringan tubuh itu sendiri. Antibodi ini disebut auto antibodi, yang akan bereaksi dengan antigen dan akan membentuk sistem imun kompleks. Sistem imun kompleks terjadi di dalam jaringan tubuh akan mengakibatkan inflamasi, luka atau infeksi pada jaringan dan sel serta sakit.

Penyakit lupus tidak bisa dikatakan sebagai penyakit keturunan. Hingga kini, tingkat jumlah nilai penderita lupus akibat faktor genetik hanya mencapai 10%

Page 11: Karya tulis penyakit lupus

2.2 Penyebab Lupus

Penyebab timbulnya penyakit lupus masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian, terdapat banyak bukti bahwa penyebabnya bersifat multifaktor, dan ini mencakup pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan hormonal terhadap respon imun.

Faktor genetik memegang peran penting dalam kerentanan serta ekspresi penyakit. Di samping itu, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa banyak gen yang berperan, terutama gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun.

Setelah diteliti penyebab lupus karena faktor keturunan dan lingkungan. Penyakit ini justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun. Namun begitu, ada juga pria yang mengalaminya. Ahli menduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.

Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus adalah :

1. Infeksi2. Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)3. Sinar ultraviolet4. Stress yang berlebihan5. Obat-obatan tertentu6. Hormon7. Pemanis buatanMeskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen

penyebabnya belum diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orangtua maupun saudara kandung yang telah maupun akan menderita lupus, statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang menderita penyakit ini.

Namun, kini disimpulkan para ahli bahwa penyebab dari penyakit Lupus adalah bukanmerupakan penyakit keturunan!Penyakit Lupus tidak diturunkan, hanya 5-10% pasien Lupus yang diturunkan dalam keluarga. Sebagian besar (90%) pasien Lupus tidak mempunyai saudara ataupun orangtua yang juga sakitLupus.

Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun seringkali lebih sering ditemukan pada wanita.

Page 12: Karya tulis penyakit lupus

Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) memang berperan dalam timbulnya penyakit ini. Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian pada masa pra-menstruasi masih belum diketahui.

Kadang-kadang obat jantung tertentu (hidralazin, prokarnamid dan beta-blocker) menyebabkan sindroma mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan. (http://www.medicastore.com : 2004)

Page 13: Karya tulis penyakit lupus

2.3 Jenis – jenis Lupus

Secara umum sampai saat ini ada tiga macam bentuk Lupus. Berikut penjelasannya :

1. DISCOID LUPUSIni bisa dikatakan jenis lupus yang ringan. Yang terkena ataupun

terserang hanya pada bagian kulit. Ciri umumnya adalah kulit yang memerah dan mempunyai batasan-batasan yang menonjol. Namun walaupun berwarna merah, bercak-bercak ini secara umum tidak menimbulkan rasa sakit dan rasa gatal. Bercak merah lebih sering terdapat di daerah kepala dan wajah, sehingga lukanya dapat menimbulkan parut dan tercabutnya rambut secara permanen. Pada proses dan perkembangannya selanjutnya, 5-10% penderita DISCOID LUPUS bisa menjadi penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang akan dijelaskan pada jenis berikutnya.

2. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUSUntuk lupus jenis SLE adalah adanya bagian bagian lain selain kulit

secara sistemik yang ikut terserang. Biasanya organ-organ internal yang terserang. Untuk proses diagnosa dokter menggunakan sebelas kriteria yang harus terpenuhi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh American Rheumatism Association. Jika pada penderita ditemukan kesebelas kriteria yang telah ditentukan maka penderita dapat didiagnosa mengidap SLE. Adapun kriteria yang dimaksud sebagai berikut:

1. Terdapat butterfly rash, yaitu ruam kemerahan di sekitar pipi yang berbentuk seperti kupu-kupu.

2. Bercak kemerahan yang hanya terdapat pada bagian tertentu atau tidak sekujur tubuh, dapat menyebabkan luka parut yang membekas.

3. Reaksi berlebihan saat terkena sinar matahari sehingga kulit menimbulkan bercak berwarna merah atau biasa disebut dengan Photosensitivity.

4. Borok yang terdapat pada lapisan mulut, hidung atau tenggorokan.

5. Dua atau lebih pembengkakan sendi-sendi yang lunak pada kaki dan tangan.

6. Peradangan pada jaringan pelapis sekitar jantung atau paru-paru, umumnya penderita merasa sakit pada bagian dada saat bernafas.

7. Mengalami kelainan-kelainan ginjal, berupa peradangan ginjal yang dapat menyebabkan kebocoran dari protein ke dalam urin, penahanan

Page 14: Karya tulis penyakit lupus

cairan, tekanan darah tinggi dan bahkan gagal ginjal. Dengan kegagalan ginjal, mesin-mesin diperlukan untuk membersihkan darah dari racun-racun yang terakumulasi pada suatu proses yang disebut dialysis.

8. Adanya gangguan psikosis karena iritasi otak berat. Kerusakan pada syaraf-syaraf dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan dan kelemahan dari bagian-bagian tubuh seperti kaki dan tangan. Keterlibatan otak tesebut disebut cerebritis.

9. Antinuclear antibodi. Tes positif antibodi ANA.10. Kelainan jumlah sel-sel darah putih atau darah merah pada tubuh.

Beberapa pasien-pasien dengan SLE mempunyai Raynaud's Phenomenon. Pada penderita supply darah ke jari-jari tangan dan jari-jari kaki menjadi terganggu atas ekspose pada udara dingin, menyebabkan pucat, perubahan warna kebiru-biruan dan rasa sakit pada jari-jari tangan dan kaki.

11. Immunologic Disorder. Memiliki hasil berbagai tes imun yang tidak normal termasuk antibodi-antibodi, anti_DNA atau anti Sm (Smith), tes darah untuk syphilis yang positif palsu, antibodi-antibodi anticardiolipin, lupus anticoagulant.

SLE biasanya lebih parah dibandingkan dengan diskoid. Tipe lupus ini dapat menyebabkan inflamasi pada beberapa macam organ. Organ yang terkena tidak terbatas pada gangguan kulit dan sendi, tetapi juga pada organ yang lain seperti sendi, paru-paru, ginjal, darah ataupun organ atau jaringan lain yang terkena. SLE pada sebagian orang dapat memasuki masa dimana gejalanya tidak aktif (remisi) dan pada saat yang lain penyakit ini dapat menjadi aktif (flare).

3. DRUG INDUCED LUPUSIni lupus yang terjadi akibat terlalu lamanya menggunakan obat-obatan

tertentu untuk sebuah pengobatan. Namun gejala-gejala ini akan hilang setelah enam bulan dihentikannya penggunaan obat-obatan tersebut. Tetapi sangat disayangkan untuk ANA tetap positif selama bertahun-tahun.

(http://henny-fmh.blogspot.com : 2010)2.4 Faktor Risiko Lupus

Meskipun para doker tidak mengetahui apa yang menyebabkan lupus pada banyak kasus, mereka telah mengidentifikasi faktor apa saja yang meningkatkan risiko penyakit ini, antara lain:

Page 15: Karya tulis penyakit lupus

1. Jenis kelaminLupus lebih umum pada wanita.

2. UsiaMeskipun lupus dapat berefek pada segala usia, termasuk bayi, anak dan orang dewasa, tetapi lupus paling umum terdiagnosis pada mereka yang berusia antara 15 sampai 40 tahun.

3. RasLupus umumnya terdapat pada

ras Afrika, Hispanics dan Asia.4. Sinar matahari

Terkena sinar matahari dapat membawa pada lupus kulit atau memicu respon internal pada mereka yang rentan.

5. Obat tertentuObat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan drug-induced lupus. Banyak obat yang secara potensial dapat memicu lupus, sebagai contoh antara lain adalah antipsychotic chlorpromazine; obat tekanan darah tinggi, seperti hydralazine; obat tuberculosis isonoazid dan obat jantung procainamide. Biasanya membutuhkan jangka waktu penggunaan dalam beberapa bulan sebelum gejala timbul.

6. Terinfeksi virus Epstein-BarrMerupakan virus yang biasanya tertidur di dalam sel dari sistem imun anda meskipun tidak jelas alasan mengapa dan apa yang membuat virus tersebut aktif kembali.

7. Terkena zat kimiaBeberapa studi menunjukkan bahwa mereka yang bekerja dan rentan terekspos merkuri dan silica memiliki peningkatan risiko lupus. Merokok juga dapat meningkatkan risiko mengalami lupus.

2.5 Gejala dan Ciri lupusGejala awal yang biasanya muncul pada penderita penyakit ini adalah

adanya kelainan kulit, berupa kemerahan disekitar hidung dan pipi. Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan panas dan rasa telah berkepanjangan, rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul

Page 16: Karya tulis penyakit lupus

sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES

atau Lupus. Gejala-gejala yang umum dijumpai adalah: 1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya

gangguan pencernaan2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang

berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang

3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.

4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit LUPUS ini

5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan

Kriteria untuk klasifikasi SLE dari American Rheumatism Association (ARA, 1992). Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE apabilamemenuhi minimal 4 dari 11 butir kriteria dibawah ini :

1. Artritis, arthritis nonerosif pada dua atau lebih sendi perifer disertairasa nyeri, bengkak, atau efusi dimana tulang di sekitar persendiantidak mengalami kerusakan.

2. Tes ANA diatas titer normal = Jumlah ANA yang abnormal ditemukan dengan immunofluoroscence atau pemeriksaan serupa jika diketahui tidak ada pemberian obat yang dapat memicu ANA sebelumnya

Page 17: Karya tulis penyakit lupus

3. Bercak Malar/Malar Rash (Butterfly rash) = Adanya eritema berbatas tegas, datar, atau berelevasi pada wilayah pipi sekitar hidung (wilayah malar)

4. Fotosensitif bercak reaksi sinar matahari = peka terhadap sinar UV/matahari, menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit.

5. Bercak diskoid = Ruam pada kulit6. Salah satu Kelainan darah;- anemia hemolitik,- Leukosit < 4000/mm³,- Limfosit < 1500/mm³,- Trombosit < 100.000/mm³7. Salah satu kelainan ginjal;Proteinuria > 0,5 g / 24 jam,Sedimen seluler = adanya elemen abnormal dalam air kemih yang

berasal8. Salah satu Serositis- Pleuritis,- Perikarditis9. Salah satu kelainan Neurologis; - Konvulsi / kejang- Psikosis10. Ulser Mulut, Termasuk ulkus oral dan nasofaring yang dapat

ditemukan11. Salah satu Kelainan Imunologi :- Sel LE+- Anti dsDNA diatas titer normal- Anti Sm (Smith) diatas titer normal- Tes serologi sifilis positif palsu

Gejala dari penyakit lupus: Demam Lelah merasa tidak enak badan penurunan berat badan ruam kulit ruam kupu-kupu ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari

Page 18: Karya tulis penyakit lupus

sensitif terhadap sinar matahari pembengkakan dan nyeri persendian pembengkakan kelenjar nyeri otot- mual dan muntah nyeri dada pleuritik kejang psikosa.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: hematuria (air kemih mengandung darah) batuk darah- mimisan gangguan menelan bercak kulit bintik merah di kulit perubahan warna jari tangan bila ditekan mati rasa dan kesemutan luka di mulut kerontokan rambut nyeri perut gangguan penglihatan.

Page 19: Karya tulis penyakit lupus

2.6 Pencegahan Lupus

Dalam melakukan pencegahan ada berbagai masalah yang dihadapi pengidap lupus. Masalah pertama adalah seringnya penyakit pasien terlambat diketahui dan diobati dengan benar karena cukup banyak dokter yang tidak mengetahui atau kurang waspada tentang gejala penyakit lupus dan dampak lupus terhadap kesehatan. Di Indonesia, rendahnya kompetensi dokter untuk mendiagnosis penyakit secara dini dan mengobati penyakit lupus dengan tepat tercermin dari pendeknya survival 10 tahun yang masih sekitar 50 persen, dibandingkan dengan negara maju, yang 80 persen.

Biasanya paramedis akan melakukan pemeriksaan ANA (Anti Nuclear Antibodi) bisa positif, di laboratorium dan patologi. Bila sudah diketahui diagnosanya lupus, maka pihak medis akan memberikan pengobatan berupa terapi, theraphy sintomatik (penghilangan gejala), kortikortiroid (antipenurun kekebalan tubuh), serta menekan daya tahan tubuh berlebihan, dengan pemberian obat demam dan penghilang rasa sakit. Hanya saja, untuk terapi yang dilakukan berbeda-beda dengan setiap penderita. Penyembuhannya pun bisa memakan waktu berbulan-bulan, itupun dengan catatan penderita rajin memeriksakan diri. Bahkan tak jarang, terkadang diagnosa baru didapat justru setelah penderita meninggal. Atau penyakit lupusnya tiba-tiba sembuh sendiri. Karena itulah, fokus pengobatan dokter adalah dengan melakukan pencegahan dengan meminimalisir meluasnya penyakit sehingga tidak menyerang organ vital tubuh lainny

Oleh karena itu, untuk melakukan upaya preventif terhadap penyakit lupus perlu ditingkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia, baik oleh pemerintah maupun semua pihak yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Selain itu, peningkatan kompetensi petugas-petugas pelayan kesehatan juga harus di tingkatkan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang akan membahayakan jiwa pasien.

Page 20: Karya tulis penyakit lupus

Pengembangan metode pengobatan yang lebih baik dan efisien juga perlu dilakukan. Pasien juga harus diberi penyuluhan tentang apa itu lupus, apa bahayanya dan bagaimana gejalanya agar pasien bisa turut berperan aktif dalam upaya pencegahan penyakit lupus.Masalah berikutnya adalah belum terpenuhinya kebutuhan pasien lupus dan keluarganya tentang informasi, pendidikan, dan dukungan yang terkait dengan lupus. Dirasakan penting sekali meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang dampak buruk penyakit lupus terhadap kesehatan. Masalah lupus tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan pasien, namun juga mempunyai dampak psikologi dan sosial yang cukup berat untuk pasien maupun keluarganya. Dalam hal ini peran sarjana kesehatan masyarakat selaku tenaga kesehatan yang berorientasi pada upaya preventif dan promotif sangat diperlukan. Masyarakat harus secara intensif diberi penyuluhan tentang apa itu lupus, gejala yang ditimbulkan, dampak yang ditimbulkan,serta bagaimana cara pencegahannya. Kebersiahan dan kesehatan lingkungan juga harus diperhatikan karena, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab “penyebab” bahwa faktor yang diduga menyebabkan lupus ada berberapa macam diantaranya faktor lingkungan.

Masalah lain adalah kurangnya prioritas di bidang penelitian medik untuk menemukan obat-obat penyakit lupus yang baru, yang aman dan efektif, dibandingkan dengan penelitian penyakit-penyakit lain, yang sebanding besaran masalahnya. Upaya preventif yang harus dilakukan adalah berusaha mengembangkan penelitian-penelitian mengenai penyakit lupus mengingat bahaya dan dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh penyakit ini.

Hal yang harus dilakukan penderita lupus (odipus) agar penyakit lupusnya tidak kambuh adalah :Menghindari stress1. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari2. mengurangi beban kerja yang berlebihan3. menghindari pemakaian obat tertentu.

Odipus dapat memeriksakaan diri pada dokter-dokter pemerhati penyakit ini, dokter spesialis penyakit dalam konsultasi hematologi, rheumatology, ginjal, hipertensi, alergi imunologi, jika lupus dapat tertanggulangi, berobat dengan teratur, minum obat teratur yang di berikan oleh dokter (yang biasanya

Page 21: Karya tulis penyakit lupus

diminum seumur hidup), odipus akan dapat hidup layaknya orang normal, (Anonim, 2009).

Dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan, mengingat keluarga adalah orang yang paling dekat dan yang selalu berinteraksi dengan odipus. Dukungan (social support) dalam teori ilmu psikologi merupakan salah satu media bertahan dari stress (coping stress) yang mampu memberi pengaruh besar.

Page 22: Karya tulis penyakit lupus

2.7 Pengobatan Lupus

Pengobatan Lupus tergantung dari :1. Tipe Lupus.2. Berat ringannya Lupus.3. Organ tubuh yang terkena.4. Komplikasi yang ada.Tujuan pengobatan Lupus adalah :1. Mengurangi peradangan pada jaringan tubuh yang terkena.2. Menekan ketidaknormalan sistem kekebalan tubuh.Pada pengobatan Lupus digunakan dua kategori obat :1. Kortikosteroid. Golongan ini berfungsi untuk mencegah

peradangan dan merupakan pengatur kekebalan tubuh. Bentuknya bisa salep, krem, pil atau cairan. Untuk Lupus ringan, digunakan dalam bentuk tablet dosis rendah. Jika kondisi sudah berat, digunakan kortikosteroid bentuk tablet atau suntikan dosis tinggi. Bila kondisi teratasi maka penggunaan dosis diturunkan hingga dosis terendah untuk mencegah kambuhnya penyakit.

2. Nonkortikosteroid. Kegunaan obat ini adalah untuk mengatasi keluhan nyeri dan bengkak pada sendi dan otot, (Stephanie, 2007).

Kongres Internasional Lupus di New York melaporkan beberapa obat baru untuk lupus. Salah satu obat baru adalah LymphoStat-B, bekerja menghambat protein yang menstimulasi limfosit B (BLyS= B lymphocyte stimulator). Limfosit B adalah sel yang berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi, antibodi yang salah arah pada pasien lupus.LymphoStat-B termasuk obat golongan antibodi monoklonal, yang mengenal secara khusus aktivitas biologis protein BLyS yang menstimulasi

Page 23: Karya tulis penyakit lupus

limfosit B , kemudian menghambat aktivitas protein tersebut sehingga limfosit B tidak bisa berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Berkurangnya produksi antibodi menyebabkan aktivitas penyakit lupus mudah dikontrol.

Obat baru ini telah mendapat persetujuan FDA, melalui jalur cepat, karena dianggap amat potensial sebagai obat penyakit SLE. Uji klinik telah membuktikan manfaat dan keamanan obat ini untuk mengobati penyakit lupus. Aktivitas penyakit lupus menurun. Obat tersebut juga memulihkan aktivitas auto imun kembali ke normal. Pada uji klinik tersebut juga dijumpai pengurangan jumlah limfosit B sebesar 12 persen-40 persen serta pengurangan kadar anti-dsDNA (double-stranded DNA); anti-dsDNA adalah salah satu kriteria penting untuk penyakit lupus. Obat lain yang serupa LymphoStat B yang dilaporkan hasil uji kliniknya adalah rituximab (antilimfosit B) dan infliximab, yang mempunyai aktivitas anti-TNF (Tumor Necrosing Factor).

Peneliti lain melaporkan dehydroepiandrosterone (DHEA) dapat mengurangi keperluan dosis prednisone untuk pasien lupus. Khusus untuk pasien lupus dengan gangguan di ginjal (lupus nefritis), setelah mendapat obat siklofosfamid, sekarang ada 2 pilihan untuk obat pemeliharaan (maintenance), yaitu azatioprin atau mycophenolate mofetil yang ternyata hasilnya lebih baik dibandingkan dengan siklofosfamid. Masih dalam penelitian awal adalah pengobatan lupus dengan cangkok sumsum tulang, yang hasilnya cukup memberi harapan, (Djoerban, 2002).

Page 24: Karya tulis penyakit lupus

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit lupus erythematolosus saat tubuhnya menjadi alergi pada dirinya sendiri

2. Tanda dan gejala penyakit lupus bervariasi, tidak khas, dapat timbul mendadak atau perlahan, spontan maupun dengan faktor pencetus.

3. Bentuk penyakit lupus ada tiga macam yaitu cutaneus lupus atau diskoid yang mempengaruhi kulit, Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh, Drug Induced Lupus (DIL) yang timbul karena menggunakan obat-obat tertentu.

4. Faktor penyebab timbulnya lupus adalah adanya faktor lingkungan dan factor hormone.

5. Untuk mencegah timbulnya penyakit lupus diperlukan monitoring yang teratur, foto proteksi dan lain sebagainya.

6. Pengobatan penyakit lupus dengan menggunakan obat anti radang, non steroid, kortikosteroid, dan obat penekan kekebalan tubuh

Page 25: Karya tulis penyakit lupus

2.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas tentang judul “Bahaya Lupus Terhadap Kesehatan Tubuh Manusia” penulis dapat memberi saran kepada :

1. Bagi penderita :Mengenali Penyakit Lupus Lebih Jauh – Bagi penderita lupus,

segala pengetahuan mengenai penyakit lupus, meliputi cara pengobatan, cara menjalani diet sehat, mengetahui metode pengobatan, mengetahui dokter ahli yang menangani, serta mengetahui kabar terakhir perkembangan tentang penyakit ini adalah hal yang sangat penting. Tentu saja segala informasi dan pengetahuan yang anda miliki akan menunjang hal positif yang membantu anda. Para penderita lupus dapat menggali informasi tersebut melalui banyak sumber, baik cetak maupun online.

Menjalani Pola Hidup Sehat – Poin pertama diet sehat yang dimaksud adalah meliputi pola makan yang sehat dan seimbang. Mencukupi asupan nutrisi. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, karbohidrat, protein Menjauhi lemak jenuh, alhohol, rokok, membatasi gula dsb. Makanan sehat yang dianjurkan untuk penderita lupus dapat berupa makanan seperti nasi organik, beras merah, roti/pasta, dan makanan tinggi karbohidrat kompleks lainnya.Sedangkan makanan yang mengandung lemak lebih baik dibatasi atau dihindari, misalnya mentega, daging berlemak, minyak goreng, mentega, minyak goreng, dll. Sedangkan lemak yang menyehatkan dapat ditemui pada daging ikan dan buah alpukat.Selain diet sehat, poin kedua yang harus dijalankan oleh penderita lupus adalah memasukkan rutinitas olahraga ke dalam kehidupannya, menghindari paparan sinar matahari secara langsung (terutama jika anda sering beraktivitas diluar gedung). Olahraga yang dianjurkan oleh penderita lupus adalah 3-5x dalam seminggu.

Menghindari Stress – Para penderita lupus juga diharapkan agar dapat belajar untuk memanajemen stress dan depresi mereka. Hal ini bukan saja penting untuk menunjang kesehatan seseorang, tapi juga kondisi kejiwaan. Untuk memanajemen stress dapat dilakukan melalui: meditasi, relaksasi otot, konsultasi dengan psikolog, hingga menjalani kegiatan yang menyenangkan, seperti melakukan hobi anda,

Page 26: Karya tulis penyakit lupus

mendengarkan musik, baca buku, nonton film, dll. Selalu temukan alasan untuk dapat tetap berbahagia

2. Pembaca agar lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya serta menghindari faktor penyebab timbulnya penyakit lupus dengan cara monitoring teratur, foto proteksi, dan lain sebagainya.

Akhir kata, semoga saran yang disampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penderita. Amin.

Page 27: Karya tulis penyakit lupus

DAFTAR PUSAKA

Yuliasih, “Lupus si Penyakit Seribu Wajah” (www.medicastore.com/13/9/2007)

Google, “Lupus Antibody yang Menyerang Tubuh Sendiri” (www.nusa_indah.tripod.com/13/9/2007)

Wahyuni, Tri, “Waspadai Bila Nyeri Sendi dan Terjadi Kelainan Kulit”. Suara Karya, 21 Mei 2006, hlm. 2.

Google, “Lupus Eritematosus Sistemik” (www.medicastore.com/13/9/2007)

Google, “Odapus”, ([email protected]/13/9/2007) Rachmat Gunadi, “Jumlah Pasien Lupus Naik”

(www.Republika.com/13/9/2007) Google, “Gejala Lupus dan Penyebab Penyakit Lupus” (www.

gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/04) Google, “Penderita Lupus dan hal yang harus dilakukan” (www.penyakit-

lupus.com/)