KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus...

69
IDENTIFIKASI NARKOBA JENIS METAMPHETAMIN (SABU-SABU) PADA PELAJAR LAKI-LAKI KELAS I DI SMK NEGERI 2 KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Oleh : WA ODE SUMARSIH P00341015047 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Transcript of KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus...

Page 1: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

i

IDENTIFIKASI NARKOBA JENIS METAMPHETAMIN (SABU-SABU)

PADA PELAJAR LAKI-LAKI KELAS I DI SMK NEGERI 2 KOTA

KENDARI SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Oleh :

WA ODE SUMARSIH

P00341015047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018

Page 2: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

ii

Page 3: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

iii

Page 4: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

iv

Page 5: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Wa Ode Sumarsih

NIM : P00341015047

Tempat, Tanggal Lahir : Ambon, 17 Mei 1994

Suku/Bangsa : Cia-cia / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 1 Kahulungaya, tamat tahun 2009

2. SMP Negeri 2 Pasarwajo, tamat tahun 2012

3. SMA Negeri 1 pasarwajo, tamat tahun 2015

4. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

v

Page 6: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

vi

MOTTO

Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah sebuah keberhasilan.

Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air matamu adalah pewarnanya.

Doamu dan doa orang-orang sekitarmu adalah bara api yang mematangkannya.

Kegagalan disetiap langkahmu adalah pengawetnya. Maka dari itu, bersabarlahǃ

Allah selalu meyertai orang-orang yang penuh kesabaran dalam proses menuju

keberhasilan.

Sesungguhnya kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri

arti sebuah keberhasilan

Singgih bersama kesukaran dan keringanan. Karna itu bila kau telah selesai

(mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah. (Q.S Al Insyirah)

Jangan pernah malu untuk maju, karna malu menjadikan kita takan pernah

mengetahui dan memahami segala sesuatu akan hal hidup ini.

Kupersembahkan untuk almamaterku

Ayah dan ibu tercinta

Keluargaku tersayang

Doa Dan Nashat Untuk Menunjang Keberhasilanku

vi

Page 7: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

vii

ABSTRAK

Wa Ode Sumarsih (P00341015047) Identifikasi Narkoba Jenis

Metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari

Sulawesi Tenggara. Yang dibimbing oleh Anita Rosanty dan Supiati (xiii + 35

halaman + 11 lampiran + 3 tabel). Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari

tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa,

mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan. Salah satu jenis psikitropika adalah metamphetamin (sabu-sabu).

Metamphetamin (Sabu-sabu) merupakan salah satu jenis narkoba yang berbentuk

kristal bubuk yang bewarna putih yang mengandung metamphetamin. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengguna narkoba jenis metamphetamin (sabu-

sabu) pada anak remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

Metode penelitian ini adalah deskriptif dan dilaksanakan pada tanggal 19 April –

4 Mei 2018. Jumlah populasi sebanyak 383 dengan sampel penelitian yang

berjumlah 39 orang secara non probability sample. Data yang diperoleh dari data

primer dan data sekunder. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan di narasikan. Hasil penelitian menunjukan dari tingkat pengetahuan dan sikap

terhadap metamphetamin (sabu-sabu) yaitu dari 38 pelajar, diperoleh 31 (81,57%)

pelajar berpengetahuan yang baik dan diperoleh 7 (18,42%) pelajar dengan

penetahuan yang kurang baik. Kesimpulan menunjukan dari 39 sampel semua

menunjukan negatif. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan

penelitian tentang narkoba jenis lainnya dengan menggunakan metode yang

berbeda agar hasil lebih akurat serta populasi yang lebih besar.

Kata kunci : Identifikasi, Metamphetamin (sabu-sabu), Remaja SMK Negeri 2

Kota Kendari.

Daftar pustaka : 28 buah (1997-2017)

vii

Page 8: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

judul “Identifikasi Narkoba Jenis Metamphetamin (Sabu-Sabu) pada Remaja di

SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara”. Penelitian ini disusun dalam

rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program

Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang tak ternilai

serta sembah sujud penulis ucapkan kepada kedua orangtua yang amat kucintai,

Ayahanda La Ode Sididi dan Ibunda Wa Ode Maniwa atas bantuan moril maupun

materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi

kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya

karya tulis ini. Terimakasih pula kepada saudara-saudaraku tercinta Wa Ode Bida

dan La Ode Sahatiar yang telah mendukung peneliti hingga saat ini.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih

kepada Ibu Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Supiati

STP.,MPH selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran

dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama

menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:

1. Askrening,SKM.,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Muh. Syarif Gamoro, S.T. selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota

Kendari.

3. Erasmus ET, S.It., M.Kes selaku Kepala kasubag BNN Kota Kendari.

4. Anita Rosanty, S.ST., M.Kes selaku ketua jurusan analis kesehatan.

viii

Page 9: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

ix

5. Hj. St. Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes selaku penguji I dan Satya Darmayani,

S.Si.,M.Eng selaku penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam

Karya Tulis Ilmiah Ini.

6. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan atas segala

fasilitas dan pelayanan akdemik yang diberikan selama penulis menuntut

ilmu

7. Seluruh teman-teman seperjuangan Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan

Angkatan 2015 yang telah memberikan bantuan dukungan dan motivasinya.

8. Semua pihak yang membantu baik langsung maupun tidak langsung selama

proses penulisan hingga selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Sebagaimana manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, penulis

menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada,

sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan

masih teradapat kekeliruan dan kekurangan.Oleh karena itu dengan kerendahan

hati peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Kendari, Juli 2018

Peneliti

ix

Page 10: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP......................................................................................................... v

MOTTO .......................................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitan .................................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Narkoba ....................................................................... 5

B. Tinjauan Umum Tentang Metamphetamin (sabu-sabu) ........................................ 7

C. Tinjauan Umum Tentang Remaja .......................................................................... 9

D. Tinjauan Umum Tentang Urine ........................................................................... 14

E. Tinjauan Umum Tentang Pemerikaan Narkoba (Sabu-Sabu) ............................. 17

BAB III KERANGKA KONSEP

B. Dasar Pemikiran ................................................................................................... 20

C. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 21

D. Variabel Penelitian ............................................................................................... 22

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .......................................................... 22

x

Page 11: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

xi

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 23

B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 23

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 23

D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................................ 24

E. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 24

F. Prosedur Kerja ..................................................................................................... 25

G. Jenis Data ............................................................................................................. 25

H. Pengolahan Data .................................................................................................. 26

I. Analisis Data ........................................................................................................ 26

J. Penyajian Data ..................................................................................................... 27

K. Etika Penelitian .................................................................................................... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................................... 28

B. Hasil Penelitian ................................................................................................... 29

C. Pembahasan ........................................................................................................ 31

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 35

B. Saran ................................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

Page 12: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan pengetahuan dan sikap terkait

metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di SMK Negeri 2 Kota

Kendar Sulawesi Tenggara

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Identifikasi Narkoba Jenis

Metamphetamin (sabu-sabu) pada Remaja di SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi Tenggara

xii

Page 13: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kuisioner Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 3 : Tabulasi Data

Lampiran 4 : Master Tabel

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan Analis kesehatan

Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 7 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Badan Riset

Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Bebas Labolatorium

Lampiran 10 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian

xiii

Page 14: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi, liberalisasi serta kemajuan dibidang teknologi dan

komunikasi membuat arus informasi menjadi tidak terbendung. Hal inilah

yang membuat gaya hidup seseorang di perkotaan ikut mengalami perubahan,

pada satu sisi hal tersebut dianggap memberikan manfaat dan memberikan

kemudahan namun di sisi lain dapat pula mendorong seseorang memiliki

kecenderungan berperilaku negatif dengan pola hidup konsumtif (Melati,

2014).

Selain itu rapuhnya tatanan dan nilai-nilai yang ditanamkan pada usia

dini di lingkungan keluarga dan teman sepergaulan dianggap ikut

memberikan kontribusi dan mendorong seseorang terpengaruh ke dalam

lingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang

terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman

sepergaulan dan memilih untuk mengkonsumsi narkoba, sebagai alat untuk

melepaskan diri dari tekanan dan himpitan permasalahan yang sedang mereka

hadapi (Melati, 2014).

Undang-Undang Republik Indonesia No.22/1997, Narkoba adalah zat

atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun

semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan (Radhian, 2013). Salah satu penggunaan

narkoba yang paling sering ialah golongan psikotropika. Psikotropika adalah

zat atau obat baik alamiah maupun sintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui

pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan

khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika menurut Undang-

Undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, sabu-sabu, LSD, obat

penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis (Julianan, 2017).

1

Page 15: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

2

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), sekitar 1,99 % dari

jumlah seluruh penduduk Indonesia merupakan pengguna narkoba dengan

perkiraan pengguna mencapai 2,56 % pada tahun 2013 dan rentang usia

pengguna narkoba tersebut adalah 10-59 tahun. Remaja yang dikategorikan

sebagai pengguna narkoba di Indonesia sekita 14.000 orang yang dilakukan

oleh Badaan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2011 adalah pengguna narkoba

yang paling banyak dan pengguna narkoba yang pertama kali rata-rata pada

usia 16 tahun serta jenis narkoba yang dipakai adalah ganja, ekstasi, sabu, dan

ngelem (Candra, 2015).

Berdasarkan kejadian september 2017 dimana PCC (paracetamol,

cafein dan carisoprodol) marak di Kota Kendari sehingga memicu timbulnya

penggunaan yang lain. Penggunaan selain PCC yang ditemukan ialah

penggunaan narkoba jenis sabu-sabu yang prevalensi terbesarnya adalah

pelajar, sesuai dengan data di BNN Kota Kendari penyalagunaan yang paling

banyak adalah pengunaan PCC yang merupakan obat keras golongan non

narkoba dan sabu-sabu jenis narkoba.

Berdasarkan sumber BNN Provinsi Sulawesi Tenggaraa (Sultra) yang

terdiri dari 15 Kabupaten terdapat 66 pengguna narkoba dari total 137 yang

terjaring operasi penyalagunaan zat adiktif adalah pelajar (BNN, 2017).

Sedangkan menurut data yang diperoleh dari BNN Kota Kendari (2015)

terdapat penggunaan sabu-sabu sebanyak 85 penggunaan, kemudian pada

tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 41 penggunaan, sedangkan tahun 2017

penggunaan sabu-sabu meningkat lagi sebanyak 48 penggunaan. Kebanyakan

penggunanya adalah kalangan remaja SMA dengan jenis kelamin terbanyak

ialah laki-laki. (BNN Kota Kendari, 2018).

Kalangan anak muda atau remaja mudah terpengaruh kedalam

penyalahgunaan narkoba, karena pada masa remaja merupakan masa seorang

anak mengalami perubahan cepat dalam segala bidang, menyangkut

perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap mental dan kepribadian.

Mereka cenderung mudah terpengaruh karena dalam dirinya banyak

Page 16: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

3

perubahan dan tidak stabilnya emosi yang cenderung menimbulkan perilaku

yang kurang baik (Ahmad, 2012).

Berdasarkan penelitian dari BNN pada tahun 2011 Penyalahguna

Narkoba pada laki-laki empat kali lebih banyak dibandingkan perempuan atau

ada 1 dari 28 orang laki-laki yang menjadi penyalahguna Narkoba, sedangkan

perempuan sekitar 1 dari 120 orang. Rasio penyalahguna laki-laki terhadap

perempuan paling banyak terjadi di kelompok anak jalanan dan pekerja kost,

mencapai 6 kali lipatnya. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini

peneliti lebih konsentrasi untuk menggunakan responden laki-laki untuk

pemeriksaan sabu ketimbang perempuan.

Salah satu lokasi penelitian yang akan dilakukan ialah di SMK Negeri 2

Kota Kendari karena mayoritas pelajarnya laki-laki yang menurut peneliti

rentan dengan pengguna narkoba. Berdasarakan data di SMK Negeri 2 Kota

Kendari jumlah pelajar kelas I sebanyak 552 pelajar, untuk lagi-laki

berjumlah 535 pelajar, sedangkan perempuan berjumlah 17 pelajar.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas sehingga peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang Identifikasi Narkoba jenis metamphetamin

(sabu-sabu) pada pelajar kelas I di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi

Tenggara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka peneliti merumuskan

masalah “Bagaimana identifikasi narkoba (sabu-sabu) pada pelajar kelas I

di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara”?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengguna narkoba jenis metamphetamin (sabu-

sabu) pada anak laki-laki di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi

Tenggara.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan pada peneliti bahaya penggunaan narkoba

pada pelajar di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara,

khususnya pada masyarakat yang menggunakan narkoba.

2. Manfaat Praktisi

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan kepada masyarakat.

b. Sebagai bahan informasi tentang bahaya narkoba.

c. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Narkoba

1. Pengertian narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.

Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh

Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang

merupakan ssingkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik narkoba ataupun napza, mengacu pada kelompok

senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-

senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat

hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini

persepsi itu disalah artikan pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang

semestinya (Julianan, 2017).

Pengertian menurut Undang-Undang Republik Indonesia

No.22/1997, Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa,

mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan. Napza atau narkoba adalah bahan dan zat yang memiliki

fungsi dan kegunaan tersendiri, termasuk bagi dunia pengobatan dan

medis namun bahan dan zat ini telah disalahgunakan oleh individu atau

golongan tertentu untuk tujuan terentu (Radhian, 2013).

2. Jenis dan penggolongan narkoba

Berdasarkan jenis dan penggolongannya narkoba terbagi atas

narkotika, psikotropika dan zat adiktif.

Menurut Undang-Undang RI No. 2 tahun 1997 tentang narkotika:

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan

penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan rasa nyeri, dan

5

Page 19: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

6

menimbulkan ketergantungan. Bahan tersebut dibedakan dalam beberapa

golongan:

a. Golongan I

Dalam golongan ini narkotika hanya dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan saja (IPTEK), tidak digunakan

untuk terapi. Di samping itu golongan ini mempunyai potensi sangat

tinggi akan terjadinya efek ketergantungan obat atau

adiksi/ketagihan. Contoh seperti : Heroin, ganja, cocain, ekstasi, dan

opium.

b. Golongan II

Narkotika golongan II berkhasiat untuk pengobatan, tetapi

digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan tersebut.

Narkotika golongan ini juga digunakan untuk tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan, tetapi juga berpotensi tinggi mengakibatkan

ketergantungan; contohnya: morfin, petidin, metadon, opium,

dihidromorfin, dan ekogin. c.

d. Golongan III

Narkotika golongan III adalah jenis narkotika yang berkhasiat

untuk pengobatan, dan banyak digunakan untuk terapi, juga untuk

pengembangan ilmu pengetahuan. Obat ini hanya berpotensi ringan

untuk mengakibatkan ketergantungan. Misalnya: kodein, etil-morfin,

asetil dihidrokodein (Darmono, 2011).

Psikotropika termasuk golongan obat keras tertentu, dalam

Undang-Undang RI No. 5 tahun 1997 mengenai definisi obat

psikotropika ialah zat atau obat alamiah atau sintesis yang bersifat

psikoaktif, dapat menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku

serta menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik bila tanpa

pengawasan. Menurut Undang-Undang psikotropika dibagi menjadi 4

golongan yaitu:

Page 20: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

7

a. Golongan I

Golongan ini hanya digunakan untuk tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan, dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi amat kuat untuk mengakibatkan ketergantungan.

Misalnya: MDMA/ekstasi, Lysergic Acid Diethylamid (LSD),

Methylen dioxi ethyl amphetamin (MDEA), Methylen dioxi

amphetamin (MDA).

b. Golongan II

Golongan ini selain berkhasiat pengobatan juga dapat

digunakan untuk terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan, serta mempunyai potensi kuat untuk menyebabkan

ketergantungan. Misalnya: amphetamin, metamphetamin yang

terkenal dengan nama sabu-sabu, Deksampetamin Fenetilin, PCP

(pensiklidin).

c. Golongan III

Golongan ini dapat digunakan untuk terapai dan tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi sedang untuk

menimbulkan ketagihan/ketergantungan. Misalnya: Amobarbital,

butabarbital, flunitazepam, glutemide, pentobarbital, siklobarbital

dan katina.

d. Golongan IV

Golongan ini juga dapat digunakan dalam pengobatan dan juga

untuk keperluan ilmu pengetahuan, serta berpotensi ringan untuk

menyebabkan ketergantungan. Misalnya; Alpazolam, barbital,

klonazepam, diazepam, dan nitrazepam (Darmono, 2011).

Bahan adiktif adalah bahan yang apabila digunakan dapat

menimbulkan ketergantungan kejiwaan (psikis). Contohnya; Rokok,

alkohol thinner, lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, dan lain

sebagainya (Julianan, 2017).

Page 21: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

8

B. Tinjauan Umum Tentang Metamphetamin (sabu-sabu)

1. Pengertian Metamphetamin (sabu-sabu)

Sabu-sabu merupakan stimulus sistem saraf pusat mengandung

metamphetamin yang merupakan turunan amphetamin. Metamphetamin

intravena atau yang dihisap menyebabkan ketergantungan.

Metamphetamin dengan rumus kimia yaitu (S)-N-methyl-1-

phenylpropan-2-amine (C10H15N). Dalam dunia medis, amphetamin

dan metamphetamin sering digunakan untuk menurunkan berat badan

pada perempuan.

Sabu-sabu berbentuk kristal bubuk, berwarna putih dan di konsumsi

dengan cara dibakar diatas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung

satu ke arah ujung yang lainnya. Kemudian asap yang ditimbulkan

dihisap menggunakan sebuah Bong, sejenis pipa yang didalamnya berisi

air. Air Bong berfungsi sebagai filter karena asap tersaring saat melewati

air tersebut. Sabu-sabu berbentuk kristal dapat digunakan dengan cara

inhalasi atau di ingestik secara oral, tetapi juga diasap atau diinjeksi

(Hanifa, 2013).

2. Mekanisme Kerja Metamphetamin (Sabu-sabu)

Sabu-sabu yang bekerja melalui saluran pernapasan biasanya

dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara dihirup melalui hidung. Sabu-

sabu yang masuk ke saluran pernapasan setelah melalui hidung terus ke

bronkus, kemudian masuk ke paru-paru melalui bronkiolus dan berakhir

di alveolus. Di dalam alveolus, butiran “debu” sabu-sabu diserap oleh

pembuluh darah kapiler, kemudian dibawa melalui pembuluh darah vena

ke jantung. Setelah sampai di jantung, sabu-sabu kemudian disebar ke

seluruh tubuh dan akhirnya berakibat pada rusaknya organ tubuh (hati,

ginjal, paru, usus, limpa, otak, dll). Sabu-sabu yang masuk ke dalam otak

merusak sel otak. Kerusakan pada sel otak menyebabkan kelainan pada

tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan moral). Kerusakan sel otak

menyebabkan terjadinya perubahan sifat, sikap, dan perilaku. Kemudian

Page 22: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

9

sabu-sabu secara dominan diekresikan melalui cairan urin dan sisanya

melalui keringat dan feses. Sebesar 90% metabolit sabu-sabu diekresikan

melalui urin dalam kurung waktu 2-4 hari paska penggunaan sabu-sabu.

Proses ekresi melalui urin merupakan proses terbesar dalam

mengeluarkan sabu-sabu dari dalam tubuh (Partodiharjo, n.d).

Identifikasi sabu-sabu sebaiknya dilakukan dalam kurun waktu dibawah

satu minggu, sebab bila lebih dari itu maka hasil tes urinnya pun akan

negatif (Yatiman, 2016).

3. Efek Penggunaan Metamphetamin (Sabu-sabu)

Efek yang ditimbulkan oleh orang yang mengkonsumsi sabu-sabu

adalah:

a. Jantung terasa sangat berdebar-debar.

b. Suhu badan naik/demam.

c. Tidak bisa tidur.

d. Merasa sangat bergembira (euforia).

e. Menimbulkan hasutan (agitasi).

f. Banyak bicara (talkativenes).

g. Menjadi lebih berani/agresif.

h. Kehilangan nafsu makan.

i. Mulut kering dan merasa haus.

j. Berkeringat.

k. Tekanan darah meningkat.

l. Mual dan merasa sakit.

m. Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.

n. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.

o. Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium (Julianan,

2017).

Page 23: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

10

C. Tinjauan Umum Tentang Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanan ke masa

dewasa dan masa mencari identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang

berproses tersebut juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja

(Wilis, 2012). Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti

yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional

sosial, dan fisik antara 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun

(Hutabarat,n.d).

Menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan

individu dengan periode usia 10-24 tahun (wilis, 2012).Remaja berasal

dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

mencakup kematangan mental, emosional sosial, dan fisik antara 11 atau

12 tahun sampai dengan 20 tahun (Hutabarat,n.d). Sehingga yang

dikatakan remaja adalah manusia pada usia tertentu yang sedang dinamik,

sehingga dalam usia tersebut remaja banyak dihadapakan oleh masalah

yang timbul baik berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya.

Menghadapi masalah yang terjadi pada dirinya sangat dipengaruhi oleh

banyak faktor yang antara lain tingkat pendidikan dari remaja itu sendiri.

Bagi remaja yang berpendidikan dan berpola pikir luas maka dia akan

menghadapi masalah dengan mengambil langkah-langkah yang kiranya

perlu dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya tapi bagi

remaja yang tidak berpikir luas dan sering mengalami jalan buntu untuk

jalan keluarnya dalam menghadapi masalah akan cenderung mencari jalan

tempat pelarian yang dianggap mereka dapat mengurangi masalah

tersebut walau untuk sementara, seperti memakai narkoba. Lingkungan

pergaulan yang ditandai dengan perbedaan-perbedaan yang beragam

sangat memegang peranan penting dalam diri seseorang.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

11

Masa remaja adalah usia dimana individu berintergrasi dengan

masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat

orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,

sekurang-kurangmya dalam masalah hak.Integrasi dalam masyarakat

mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa

puber termasuk juga perubahan yang mencolok.

Masa remaja ditandai oleh perubahan fisik, emosional, intelektual,

seksual dan sosial. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak

sebagai berikut : pencarian jati diri, pemberontakan, pendirian yang labil,

minat yang berubah-ubah, mudah terpengaruh mode, konflik dengan

orang tua dan saudara, dorongan ingin tahu dan mencoba yang kuat,

pergaulan Bintens dengan teman sebaya dan membentuk kelompok

sebaya yang menjadi acuannya (Simangunsong, 2015). Faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja dikarenakan remaja

identik dengan manusia yang tengah mencari jati diri, adakalanya proses

pencarian jati diri itu berhasil, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam

proses pencarian jati diri mengalami kegagalan, sehingga menimbulkan

tindakan yang menyimpang dan sering di anggap sebagai suatu kenakalan

(Winarno, 1997).

2. Faktor-faktor penyalagunaan narkoba pada remaja

Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalagunaan

narkotika pada seseorang terdiri dari:

1. Faktor inividu

Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk

menyalagukan narkoba. Faktor yang memengaruhi induvidu terdiri

dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi. Faktor pribadi antara lain

kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, merasa bosan,

keinginan untuk mencoba dan kurang menghayati imam serta

kepercayaan (Sofyan, 2007). Secara rinci faktor individu yang

mempengaruhi remaja mengonsumsi narkoba adalah sebagai berikut:

Page 25: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

12

a. Adanya anggapan bahwa obat yang tergolong narkoba tersebut

dapat mengatasi permasalahn dan problem kehidupan yang

sedang dihadapi.

b. Harapan untuk mendapat kenikmatan dari mengonsumsi narkoba.

c. Adanya kecenderungan untuk mencoba-coba segala hal yang

baru.

d. Trdapat tekanan bahkan ancaman dari teman sebaya.

e. Tingkat keyakinan religius/keagamaan yang rendah.

f. Mengalami stress sehingga tidak dapat mengontrol diri (Abdul,

2006).

2. Coba-coba

Merasa tertarik dengan efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang

dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk

mencoba zat terlarang tersebut. Tanpa disadari oleh pengguna yang

awalnya coba-coba itu dia akan menjadi ketagihan dan akan

melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.

3. Ikut-ikutan

Orang yang sudah menjadi korban mungkin akan berusaha

mengajak orang lain yang belum terkontaminasi narkoba agar ikut

merasakan penderitaan yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai

biasanya pertama akan memberikan secara gratis barang haram itu.

Seseorang yang melihat orang lain lagi asyek memakai zat terlarang

bisa jadi akan mencoba mengikuti gaya penakai tersebut termasuk

menyalagunakan tempat umum untuk menikmati zat terlarang tersebut

(Hamsumar, 2012)

4. Untuk melupakan masalah

Orang yang dirundung banyak masalah dan ingin lari dari masalah

dapat terjerumus dalam penyalagunaan narkoba, mereka berniat lari

dari masalah meskipun Cuma sesaat. Zat terlarang dapat membantu

seseorang untuk melupakan masalah dan mengejar kenikmatan

Page 26: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

13

dengan jalan menggunakan narkoba yang menyebabkan halusinasi

atau khalayan yang menyenangkan.

5. Gaya Hidup

Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pemakainya lebih

berani, keren, percaya diri, kreatif, santai dan sebagainya. Jelas bagi

orang yang ingin disebut gaul oleh golongan atau kelompok dia harus

memakai zat tersebut.

6. Faktot lingkungan sosial

Faktor lingkungan sosial antara lain kondisi keluarga atau orang

tua, pengaruh teman atau kelompok sebaya, faktor sekolah, dan

kehidupan masyarakat modern. Secara lebih rinci beberapa pengaruh

lingkungan yang dapat menyebabkan remaja menyalagunakan

narkoba adalah sebagai berikut:

a. Kondisi keluarga yang berantakan (broken home)

Kondisi keluarga yang berantakan merupakan cerminan

adanya ketidakharmonisan antara induvidu (suami-istri atau orang

tua-anak) dalam lembaga rumah tangga. Hubungan suami yang

tidak sejalan atau seirama yakni di tandai dengan pertengkaran,

percecokan, maupun konflik terus menerus. Selama pertengkaran,

anak-anak akan melihat, mengamati, dan memahami tidak adanya

kedamaian dan ketentraman antara kedua orang tua mereka.

Akibatnya mereka melarikan diri untuk mencari kasih sayang dan

perhatian dari pihak lain dengan cara melakukan kenakalan di luar

rumah.

b. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua

Kebutuhan hidup seorang anak tidak hanya bersifat materi

saja, tetapi lebih dari itu anak juga memerlukan kebutuhan

psikologis untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya.

Dalam memasuki zaman industrialisasi ini, banyak keluarga

modern suami-istri bekerja di luar rumah hanya untuk mengejar

kebutuhan materi yang berkecukupan makin lama ada

Page 27: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

14

kecenderungan tugas dan tanggung jawabsebagai orang tua

diserahkan kepada pembantu, akibatnya anak-anak cenderung tidak

betah di rumah, anak melarikan diri dengan cara melakukan

pergaulan bebas. Hal ini memiliki dampak buruk dari

perkembangan pribadi dan prilakunya, mereka melakukan tindakan

yang melanggar norma masyarakat.

c. Status sosial ekonomi orang tua rendah

Kehidupan ekonomi yang terbatas atu kurang, menyebabkan

orang tua tidak mampu memberikan pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan makanan, kesehatan dan pendidikan. Dengan tidak

tersedianya kebutuhan ekonomi yang cukup, anak-anak tidak

mampu menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Rendahnya pendidikan membuat individu bekerja ala kadarnya,

bahkan menjadi pengangguran dan untuk menyalurkan energinya

mereka melakukan hal-hal yang melanggar norma masyarakat.

d. Kondisi keluarga yang kurang tepat

Sebagian dari orang tua beranggapan bahwa penerapan

disiplin terhadap anak-anak berarti harus dilakukan secara tegas,

keras tidak dikenal kompromi serta tidak mengenal belas kasihan

kepada anak. Ketika anak sering memperoleh perlakuan kasar dan

keras dari orang tua, mungkin anak akan patuh dihadapan orang tua

akan tetapi sifat kepatuhan itu hanya sementara. Mereka cenderung

malakukan tindakan-tindakan yang negatif, sebagai pelarian

maupun protes terhadap orang tuanya.

e. Berkawan dengan pengguna narkoba

f. Tempat tinggal remaja yang berada pada lingkungan para

penyalagunaan narkoba dan pengedar narkoba.

g. Lemahnya penegakkan hukum (Abdul, 2006).

Page 28: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

15

D. Tinjauan Umum Tentang Urine

1. Pengertian urine

Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urine

diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang

disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine

disaring didalam ginjal, dibawah melalui ureter menuju kandung kemih,

akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Corwin,2000).

2. Proses pembentukan urine

proses pembentukan urine didalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu

filtrasi (penyaringan), reabsorbsi (penyerapan kembali), augmentasi

(penambahan) (Budianto,2013).

a. Filtrasi

Pada filtasi terjadi proses sebagai beriku. Filtrasi darah terjadi di

glomelurus, kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul

bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga

memudahkan proses penyaringan. Selain itu, diglomerulus juga terjadi

pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein

plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses infiltrasi ini berupa

urine primer yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak

mengandung protein. Didalam urine primer dapat ditemukan asam

amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.

b. Reapsorbsi

Proses reapsorbsi terjadi di dalam tubulus proksimal. Proses ini

terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam

tubulus proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reapsorbsi

ini adalah bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glokosa,

asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik. Selain itu, air

yang terdapat dalam urine primer juga mengalami reapsorbsi melaluui

proses osmosis, sedangkan reapsorbsi bahan-bahan lainya

berlangsung secara transfor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi di

Page 29: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

16

dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap

kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan kedalam darah melalui

pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reapsorbsi ini

juga terjadi di lengkung henle, khususnya ion natrium. Hasil proses

reapsorbsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat

penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine

sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan

kadar urine meningkat dibandingkan didalam urine primer.

c. Augmentasi

Pada augmentasi, terjadi proses sebagai berikut.urine sekunder

selanjutnya masuk ketubulus kontortus distal dan saluran pengumpul.

Didalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat yang tidak

bermanfaat bagi tubuh. Kemudian, urine yang sesuungguhnya masuk

kekandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine

tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Urine

mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran

protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah,

seperti vitamin c, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam

(Budianto, 2013).

3. Karakteristik urine

Secara umum urine bewarna kuning. Urine yang di diamkan agak

lama akan bewarna kuning keruh. Urine berbau khas yaitu berbau amonia.

PH urine berkisar antara 4,8-7,5 dan akan menjadi lebih asam jika

menkonsumsi banyak protein serta urine akan menjadi lebih basah jika

menkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urine yakni 1,002-1,035 g/ml

(Uliyah, 2008). Urine normal terlihat jernih sedangkan volume urine

normal yang di kumpulkan selama 24 jam adalah 800-1.600 ml/24 jam.

Komposisi urine terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut.

Didalam urine terkandung bermacam-macam zat antara lain:

a. Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam urea, dan amoniak,

b. Zat warna empedu yang memberikan warna pada urine,

Page 30: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

17

c. Garam, terutama NaCl

d. Zat-zat yang berlebihan dikonsumsi misalnya vitamin c, dan obat-

obatan serta juga kelebuhan zat yang di produksi sendiri oleh tubuh

misalnya hormon (Ethel, 2003).

4. Jenis-jenis spesimen urine

a. Spesimen urine pagi

Sampel urine pagi memiliki konsentrasi yang paling pekat.

b. Spesimen urine sewaktu

Sampel urine sewaktu, yang dapat diambil kapan saja, dapat

digunakan untuk pemeriksaan skrining terhadap zat-zat yang

merupakan indikator infeksi ginjal.

c. Spesimen urine 24 jam

Spesimen urine 24 jam disimpan di dalam botol bening

berkapasitas 2 liter dan bertutup sumbat. Pada hari pertama, setelah

bangun pagi, pasien biasanya akan berkemih, urine ini (urine pertama)

tidak diambil sebagai sampel. Urine yang dikeluarkan sewaktu pasien

berkemih berikutnya, sepanjang hari tersebut, ditampung dalam botol.

Urine pertama pada hari berikutnya dijadikan sampel dan ditampung

dalam botol. Botol berisi sampel urine ini harus segera dikirim ke

laboratorium.

d. Spesimen urine porsi-tengah (midstream)

Pasien menampung kira-kira sebanyak 20 ml urine, ke dalam

suatu wadah terbuka, saat sedang berkemih, wadah ini harus langsung

ditutup sesudahnya.

e. Spesimen urine terminal

Pasien menampung porsi terakhir urine yang dikeluarkannya ke

dalam suatu wadah terbuka.

f. Spesimen urine yang diambil dengan kateter

Pengambilan spesimen urine dengan kateter harus dilakukan

oleh dokter atau perawat terlatih. Spesimen yang diambil dengan

prosedur ini biasanya dipakai untuk uji-uji bakteriologis tertentu,

Page 31: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

18

terutama pada pasien wanita. Namun, spesimen yang diambil dengan

prosedur biasa (non-invasif), setelah daerah genital dibersihkan

dengan seksama, biasanya dapat dipakai juga untuk tujuan tersebut

(Chairlan, 2003).

E. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Narkoba Jenis Metamphetamin

(Sabu-sabu)

1. Jenis-jenis pemeriksaan narkoba

a. Pemeriksaan skrining

Pemeriksaan skrining merupakan pemeriksaan awal pada obat

pada golongan yang besar atau metabolitnya dengan hasil

presumptif positif atau negatif. Secara umum pemeriksaan skrining

merupakan pemeriksaan yang cepat, sensitif, tidak mahal dengan

tingkat presisi dan akurasi yang masih dapat diterima, walaupun

kurang spesifik dan dapat menyebabkan hasil positif palsu karena

terjadinya reaksi silang dengan substansi lain dengan struktur kimia

yang mirip. Salah satu alat yang sering digunakan pada

pemeriksaan skrining ialah strip test. Biasanya strip test yang sering

digunakan ada beberapa macam parameter tergantung dari

kebutuhan pemeriksaan. Pada pemeriksaan skrining, metode yang

sering digunakan adalah immunoassay dengan prinsip pemeriksaan

adalah reaksi antigen dan antibodi secara kompetisi. Hasil nantinya

akan di tunjukan oleh beberapa garis yang tertera pada alat. Jika

hanya berupa 1 garis merah pada area Control (C) itu berarti

hasilnya positif, namun jika terdapat 2 garis merah pada area

Control (C) itu berarti negative. Salah satu kelemahan pengguna

alat ini adalah pembacaan hasil tidak dapat di lihat dalam jangka

waktu yang lama, yakni hanya perlu waktu 5-10 menit setelah

pemeriksaan. Lebih dari 10 menit hasil akan berbentuk positif palsu

(Indrati, 2015). Umumnya pemeriksaan skrining dengan

menggunakan strip test, sampel yang digunakan ialah urine.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

19

Urine merupakan spesimen yang paling sering digunakan

untuk pemeriksaan narkoba rutin karena ketersediaannya dalam

jumlah besar dan memiliki kadar obat dalam jumlah besar sehingga

lebih mudah mendeteksi obat dibandingkan pada spesimen lain.

Teknologi yang digunakan pada pemeriksaan narkoba pada urin

sudah berkembang baik. Kelebihan lain spesimen urin adalah

pengambilannya yang tidak invasif dan dapat dilakukan oleh

petugas yang bukan medis. Urine merupakan matriks yang stabil

dan dapat disimpan beku tanpa merusak integritasnya. Obat-obatan

dalam urine biasanya dapat dideteksi sesudah 1-3 hari. Kelemahan

pemeriksaan urine adalah mudahnya dilakukan pemalsuan dengan

cara substitusi dengan bahan lain maupun diencerkan sehingga

mengacaukan hasil pemeriksaan (Indrati, 2015).

b. Pemeriksaan lanjutan (konfirmasi)

Pemeriksaan konfirmasi merupakan pemeriksaan lanjutan dan

digunakan pada pemeriksaan spesimen dengan hasil positif pada

pemeriksaan awal (skrining). Pemeriksaan konfirmasi

menggunakan metode yang sangat spesifik untuk menghindari

terjadinya hasil positif palsu (Indrati, 2015).

2. Mekanisme kerja strip test

Pada strip mengandung konjugat drags IgG anti narkoba, dimana

substrat urine yang mengandung drags akan bereaksi dengan konjugat. Tes

ini, urine yang di teteskan pada zona sampel sekitar 3-4 tetes. Kemudian

tunggu beberapa saat (± 4 – 6 menit), amati garis yang terbentuk. Positif

ditandai dengan garis satu pada kontrol, negatif ditandai dengan garis dua

pada kontrol dan test ( BNN, 2016).

Page 33: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

20

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Sabu-sabu merupakan salah satu jenis narkoba yang berbentuk kristal

bubuk yang bewarna putih yang mengandung metamphetamin. Menurut data

yang diperoleh dari BNN Kota Kendari (2015) terdapat penggunaan

metamphetamin (sabu-sabu) sebanyak 85 penggunaan, kemudian pada tahun

2016 terjadi penurunan menjadi 41 penggunaan, sedangkan tahun 2017

penggunaan (metamphetamin) sabu-sabu meningkat lagi sebanyak 48

penggunaan. Kebanyakan penggunanya adalah kalangan remaja SMA dengan

jenis kelamin terbanyak ialah laki-laki.

Remaja adalah laki-laki yang bearanjak dewasa yang usianya mulai

belasan tahun. Kalangan anak muda atau remaja mudah terpengaruh kedalam

penyalahgunaan narkoba, karena pada masa remaja merupakan masa seorang

anak mengalami perubahan cepat dalam segala bidang, menyangkut

perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap mental dan kepribadian.

Sehingga harus dilakukan pemeriksaan narkoba pada kalangan remaja.

Pemeriksaan narkoba pada penyalahgunaan dapat dilakukan dengan

pemeriksaan spesimen salah satunya urine. Urine adalah cairan sisa

pembuangan yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dari

dalam tubuh. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah. Urine

terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme seperti urea,

garam terlarut dan materi organik (eritrosit, leukosit, spermatozoa dan benang

lendir.

Urine merupakan sampel yang sering digunakan dalam pemeriksaan

salah satunya ialah pemeriksaan narkoba dengan menggunakan strip test.

Strip test adalah pemeriksaan skrining yang menggunakan beberapa jenis

parameter tergantung dari kebutuhan pemeriksaan. Prinsip pemeriksaan

adalah reaksi antigen dan antibodi secara kompetisi. Hasil nantinya akan

ditunjukan oleh beberapa garis yang tertera pada strip. Positif jika terbentuk

20

Page 34: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

21

satu garis merah, negative jika terbentuk 2 garis merah dan invalid tidak

terbentuk garis warna pada control dan test.

B. Bagan Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Pengguna sabu-sabu

Pelajar SMKN 2 Kendari

Dilakukan pemeriksaan urine

Pemeriksaan Strip

Test

Hasil Pemeriksaan

Positif (+)

Hasil Pemeriksaan

Positif (-)

Terbentuk 1 garis Terbentuk 2 garis

Perempuan Laki-Laki

Page 35: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

22

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Sabu-sabu

2. Variabel Terikat : Pelajar yang mengkonsumsi sabu-sabu

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Definisi Operasional

a. Pengguna narkoba adalah pengguna yang mengkonsumsi zat atau

obat yang mengandung narkoba (sabu-sabu) yaitu pelajar yang

diduga di SMK Negri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

b. Pengetahuan remaja SMK tentang narkoba jenis metamphetamin

(sabu-sabu).

2. Kriteria Objektif

a. Positif : apabila dalam pemeriksaan sampel urine ditemukan

adanya

antigen (AMP/THC/MOR/MET/BZO/COC) dalam urine

dan antibodi (IgG) yang digabungkan kesuatu enzim yang

ada pada strip sehingga terbentuk satu garis merah pada

Control (C).

b. Negatif : apabila sampel urine tidak mengandung narkoba maka

terbentuk dua garis merah pada Control (C) dan pada

Test (T).

c. Pengetahuan remaja

Baik

Kurang baik

Page 36: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

23

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu untuk

memperoleh gambaran pengguna narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)

pada remaja di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruangan kelas satu SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 April - 4 Mei 2018

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi Tenggara yang di ambil adalah 13 kelas yakni kelas I

(satu) dengan jumlah pelajarnya yaitu 383 pelajar.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah urine pelajar SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi Tenggara yang merupakan pelajar kelas I. Jika jumlah

populasi >100 maka besar sampel dapat di ambil antara 10-15% atau 20-

55% (Sugiyono, 2013)

a. Besar sampel

Besar sampel yang di ambil dalam penelitian ini yaitu 10% karna

jumlah populasi >100. Besar sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 38 sampel, yang di dapatkan dari hasil perhitungan

menggunakan rumus perhitungan:

Jumlah Sampel = 10% x Jumlah Populasi

= 10/100 x 383 = 38

23

Page 37: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

24

Teknik pengambilan sampel yaitu non probability sample adalah

teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dimana

hasilnya yang diperoleh dari kelas I = 38 pelajar SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi Tenggara.

b. Kriteria Inklusi

1. Pelajar SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara

2. Pelajar laki-laki kelas I, SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi

Tenggara yang bersedia.

c. Kriteria Ekslusi

1. Pelajar kelas II dan III SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi

Tenggara

2. Pelajar perempuan kelas I, SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi

Tenggara.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan mulai dari observasi awal,

pengumpulan jurnal, study literature, pemeriksaan hingga pencatatan hasil

pemeriksaan narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di SMK

Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

E. Instrumen Penelitian

pada penelitian ini instrumen yang digunakan ialah:

1. Alat

a) Strip test narkoba (metamphetamin)

b) Pot sampel

c) Stopwhatch

2. Bahan

a) Label

b) urine

Page 38: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

25

F. Prosedur Kerja

1. Pra Analitik

a. Persiapan pasien : Menjelaskan kepada pasien atas

tindakan yang akan dilakukan.

b. Persiapan sampel : Tidak memerlukan persiapan khusus

c. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Strip test narkoba (metamphetamin)

2) Pot sampel

3) Stopwhatch

4) Label

5) Urine

2. Analitik

a. Biarkan strip test dalam suhu kamar.

b. Buka penutup strip test, kemudian celupkan strip test tersebut secara

vertical ke dalam sampel urine selama 10-15 detik.

c. Ketika strip test dicelupkan tidak boleh melewati batas garis yang

paling bawah zona sampel (s).

d. Tempatkan test strip itu pada bidang datar. Lalu baca hasil setelah 5-

10 menit.

3. Pasca Analitik

a. Positif : Hanya terbentuk satu garis merah pada Control (C).

b. Negatif : Terbentuk dua garis pada merah Control (C) dan pada

Test

(T).

G. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu

untuk mengetahui ada tidaknya narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)

pada hasil pemeriksaan yang dilakukan pada remaja di SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi Tenggara menggunakan strip test narkoba

(metamphetamin).

Page 39: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

26

H. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menyunting Data (Data Editing)

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kelengkapan data, sebelum data

dimasukkan ke perangkat lunak untuk diolah.

2. Kode (Coding)

Tahapan ini dilakukan dengan cara memberikan kode pada data yang

dikumpulkan untuk memudahkan proses pemasukan dan pengolahan data

selanjutnya.

3. Cleaning Data

Pengecekkan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan

data tersebut tidak ada yang salah, baik kesalahan pengkodean maupun

kesalahan dalam , memasukan data yang telah terkumpul kedalam

perangkat lunak komputer yang telah disiapkan.

4. Scoring

Seteleah melakukan pengkodean, maka di lanjutkan dengan tahap

pemberian skor pada masing-masing sampel.

5. Enrty

Data entry merupakan kegiatan memasukan data yang telah terkumpul

kedalam perangkat lunak komputer yang telah disiapkan (Hasan, 2006).

I. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan secara manual, kemudian hasilnya disajikan

dalam bentuk tabel frekuensi disertai penjelasan. Data yang telah diolah

kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P=

× 100%

Keterangan:

F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu).

P : Angka presentase (Sugiyono, 2012).

Page 40: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

27

J. Penyajian Data

Data yang telah di analisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian di

jelaskan dalam bentuk narasi.

K. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam

penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Ananomiti (Tanpa Nama)

Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada

lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

2. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi, bila subyek menolak, maka

peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

28

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak geografis

Sekolah SMK Negeri 2 kota kendari merupakan sekolah yang dibuka

sejak tanggal 2 Januari 1969 dengan jurusan yaitu jurusan mesin umum

dan listrik. Di atas lahan seluas tanah 43.775 M2 (tahun 1973) sertifikat

No. 22/1981. Sekolah SMK Negeri 2 kota Kendari sebelumnya adalah

sekolah STM. Sekolah STM mengalami perubahan pada tanggal 9 Oktober

1996 melalui SK Mendikbud menjadi SMK Negeri 2 kota Kendari saat ini.

2. Visi dan misi SMK Negeri 2 Kota Kendari

a. Visi

Menjadikan SMK Negeri 2 Kendari sebagai salah satu SMK rujukan

berbasis keunggulan lokal dan berwawasan lingkungan di kawasan

Indonesia Timur pada tahun 2019

b. Misi

1) Mengembalikan performa SMKN 2 Kendari sebagai SMK rujukan

di Provinsi Sulawesi Tenggara.

2) Melaksanakan dan mengembangkan manajemen mutu yang

mengacu pada Manajemen Berbasis Sekolah / Total Quality

Management (MBS / TQM )

3) Menerapkan dan Melaksanakan 8 ( delapan ) Standar Nasional

Pendidikan

4) Mengembangkan dan melaksanakan proses pendidikan dan

pelatihan dengan pendekatan Kurikulum SMK Negeri 2

Kendari.yang lebih implementatif pada keunggulan lokal dan

berwawasan lingkungan.

5) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang

profesional dibidangnya

6) Menerapkan budaya kerja yang aspiratif dan menyenangkan.

28

Page 42: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

29

3. Sarana dan prasarana

SMK Negeri 2 Kota Kendari mempunyai sarana dan prasaranan yang

menunjang proses berlangsungnya pembelajaran diantaranya: 30 ruang

kelas, 32 ruangan bengkel/studio, 5 ruang laboratorium, 1 ruang guru, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang tata usaha, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang

tata usaha, 1 AULA, 1 ruang osis/uks pramuka, 22 toilet/siswa, 1

musholah, 1 ruang unit produksi, 1 lapangan upacara, 1 bimbingan

konseling dan 8 kolam resapan.

4. Tenaga pendidikan

SMK Negeri 2 Kota Kendari mempunyai tenaga pendidik yaitu: 29

guru mata pelajaran normatif, 44 guru mata pelajaran adaptif, dan 55 guru

mata pelajaran produktif.

5. Tenaga non pendidik

SMK Negeri 2 Kota Kendari mempunyai tenaga non pendidi yaitu:

10 bidang kerja administrasi, 3 bidang kerja keuangan, 10 bidang kerja

toolman & laboran, 3 bidang kerja perpustakaan, 1 bidang kerja satpam

dan 3 bidang kerja cleaning service.

B. Hasil penelitian

1. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Kendari pada

tanggal 4 Mei 2018, diperoleh sampel sebanyak 38 orang yang berjenis

kelamin laki-laki.

Page 43: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

30

a. Umur

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

remaja kelas I SMK Negeri 2 Kota Kendari

No Umur Siswa Frekuensi Persentase (%)

1 14 1 2,6

2 15 4 10,53

3 16 21 55,26

4 17 11 28,9

5 18 1 2,6

Jumlah (n) 38 100

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 38 pelajar,

diperoleh frekuensi umur tertinggi adalah umur 16 tahun (55,26

%) dan frekuensi terendah umur 14 dan 18 tahun sebanyak 1

pelajar (2,6%).

b. Sikap terkait pengetahuan metamphetamin (sabu-sabu)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

pengetahuan dan sikap terkait metamphetamin (sabu-sabu)

No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 31 81,57

2 Kurang baik 7 18,42

Jumlah (n) 38 100

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 38 pelajar,

diperoleh frekuensi responden tentang sikap terkait pengetahuan

metamphetamin (sabu-sabu) yaitu 31 pelajar dengan persentasi

81,57 % dan 7 pelajar dengan persentasi 18,42 %.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

31

2. Variabel penelitian

Tabel 5.3 Hasil pemeriksaan narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)

pada pelajar kelas I di SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara

2018

No Hasil pemeriksaan Frekuensi Persentase (%)

1 Positif - -

2 Negatif 38 100

Jumlah (n) 38 100

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Dari tabel 5.3 menunjukan bahwa remaja SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi Tenggara tidak mengonsumsi metamphetamin (sabu-

sabu) atau hasil pemeriksaan negatif yang berjumlah 38 pelajar dengan

persentase 100%. Sedangkan hasil yang positif tidak diperoleh.

C. Pembahasan

Pada penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 2 Kota Kendari

Sulawesi Tenggara, tentang identifikasi narkoba jenis matamphetamin

(sabu-sabu) pada pelajar laki-laki kelas I di SMK Negeri 2 Kota Kendari

Sulawesi Tenggara menggunakan strip test. Mekanisme kerja pada strip

test yaitu strip test mengandung konjugat drags IgG anti narkoba, dimana

substrat urine yang mengandung drags akan bereaksi dengan konjugat. Tes

ini, urine yang di teteskan pada zona sampel sekitar 3-4 tetes. Kemudian

tunggu beberapa saat (± 4 – 6 menit), amati garis yang terbentuk. Positif

ditandai dengan garis satu pada kontrol, negatif ditandai dengan garis dua

pada kontrol dan test ( BNN, 2016).

Berdasarkan tabel 5.1 tentang karakteristik umur kelas I (satu) SMK

Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara, menunjukan bahwa dari 38

pelajar diperoleh umur terbanyak adalah 16 tahun (55,26%) dan umur

yang sedikit adalah 14 serta 18 tahun sebanyak I (satu) pelajar (2,6%).

Usia pelajar sangat rentan terhadap penyalagunaan narkoba karena pada

usia pelajar tingkat emosi dan mental masih sangat labil, hingga para

pelajar mudah terpengaruh kedalam perilaku menyimpang. Berdasarkan

survei BNN (2016) rata-rata umur remaja pertama kali menggunakan

Page 45: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

32

narkoba pada umur 16 tahun dengan kisaran umur terendah 10 tahun dan

tertinggi 27 tahun. Dua alasan terbanyak yang ditemukan adalah ingin tahu

atau coba-coba dan bersenang-senang, baik pada laki-laki maupun

perempuan.

Berdasarkan tabel 5.2 tentang pengetahuan dan sikap pelajar kelas I

(satu) SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara terhadap

metamphetamin (sabu-sabu) yaitu dari 38 pelajar, diperoleh 31 (81,57%)

pelajar berpengetahuan yang baik dan diperoleh 7 pelajar (18,42%)

dengan pengetahuan yang kurang baik. Sehingga diperoleh ada 31 pelajar

(81,57%) yang memiliki kecenderungan sikap dan pengetahuan yang

baik terhadap penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut terjadi karena

cukupnya pengetahuan yang dimilik pelajar sehingga adanya kontrol diri

untuk tidak cenderung menyalahgunakan narkoba khususnya

metamphetamin (sabu-sabu).

Pengetahuan mengenai penyalagunaan narkoba terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap informasi mengenai

penyalagunaan narkoba. Faktor-faktor yang mempengaruhi baik dan

kurangnya pengetahuan seseorang diantaranya yaitu pendidikan dan

pengalaman.

Berdasarkan hasil penelitian Dewi (2014) tentang studi tingkat

penyalagunaan narkotika dan psikotropika pada pelajar SLTA

(SMA/SMK) di Kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukan tidak ada

pelajar mengkonsumsi golongan metamphetamin (sabu-sabu).

Penelitian yang lain juga mengatakan bahwa proses ekresi melalui

urine merupakan proses terbesar dalam mengeluarkan sabu-sabu dari

dalam tubuh. Identifikasi sabu-sabu sebaiknya dilakukan dalam kurun

waktu dibawah satu minggu, sebab bila lebih dari itu maka hasil tes

urinnya pun akan negatif (Yatiman, 2016).

Page 46: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

33

Penelitian yang telah dilakukan pada pelajar laki-laki kelas I (satu)

SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara, diperoleh hasil semua

sampel terdeteksi negatif dari 38 pelajar (100%). Adapun beberapa faktor

yang mempengaruhi hasil pemeriksaan salah satunyan hilangnya

kandungan narkoba terbilang cepat, pasalnya hanya butuh satu sampai

dua minggu sekitar 90% metabolit metamphetamin (sabu-sabu) di

ekresikan melalui urine 2-4 hari paska penggunaan (Partodiharjo, 2016).

Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah kurangnnya

tenaga kerja pada saat pengambilan sampel dan ketegasan dari

pendamping juga dapat menimbulkan kecurangan salah satunya yaitu

adanya penambahan air pada urine, adanya pemakaian yang telah lewat

dari 2 minggu pada saat pemeriksaan akan dapat memberikan hasil

negatif atau positif palsu karena urine yang diperiksa bukan yang

diinginkan sehingga urine tidak dapat dideteksi dengan baik

menggunakan strip. Kemudian tidak adanya pengawasan pada saat

pengumpulan sampel urine yang disebabkan oleh fasilitas dan SDM yang

kurang tersedia yang menjadi faktor dari hasil pemeriksaan negatif

metamphetamine. Kelemahan pemeriksaan urine ini adalah mudah

dilakukan pemalsuan dengan cara substitusi dengan bahan lain maupun

diencerkan sehingga mengganggu hasil pemeriksaan (Indrati, 2015).

Hasil negatif pada pemeriksaan narkoba pada remaja SMK dapat

disebabkan oleh jumlah sampel yang sedikit hanya sekitar 10% dari

jumlah populasi yang ada, serta para pelajar telah menyadari akan

bahaya sabu- sabu tersebut yang tergolong obat berbahaya dan tidak

dapat di konsumsi tanpa resep dokter karena dapat menyebabkan

ketergantungan dan berbahaya bagi tubuh. Peran dan kontrol dari orang

tua, saudara, orang-orang terdekat akan sangat berpengaruh bagi

kesadaran para pelajar untuk tidak mengkonsumsi bahan berbahaya ini.

Kuatnya dorongan agama pun sangat berpengaruh bagi diri pelajar itu

sendiri. Dalam ajaran agama khususnya islam melarang keras

Page 47: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

34

menggunakan obat-obat yang berbahaya, yang memabukan, yang

membuat manusia tidak sadar diri, hukumnya dalah haram (Maswardi,

2015).

Page 48: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

35

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Identifikasi narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu) pada remaja di

SMK Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara, dengan jumlah sampel

sebanyak 38 siswa, dengan hasil semua negatif.

B. Saran

1. Diharap kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti tentang jenis

narkoba lainnya.

2. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti dengan

menggunakan metode kuantitatif agar pemeriksaanya lebih akurat serta

populasi yang lebih besar.

35

Page 49: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

36

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rozak dan Wahdi Suyati. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta:

Prenada Media.

Ahmad Anhari. 2012. “Strategi Pencegahan Penyalagunaan Narkoba Di

Kalangan Remaja”. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Analis Kesehatan. 2010. Uji Narkoba. (Akses senin, 14 Januari 2013).

Budianto. 2013. Proses Pembentukan Urine Pada Ginjal. Tersedia di:

http://Budismas. web. Id materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan

/urine-pada-ginjal/[Akses tanggal 22 Februari 2016).

Balai Laboratorium Narkotika BNN. 2016

BNN. 2017. ”Pemakai Narkoba Di Sultra Mayoritas Pelajar, Per Maret 66 Orang

Terjaring BNN” (Wawancara). Kendari Pos, 13 Juli 2017.

BNN. 2018. Data Penggunaan Narkoba Jenis Sabu-Sabu Pada Remaja. Kota

Kendari.

Candra. 2015. “Perilaku Ngelem Pada Remaja Di Desa Berlimang Kecamaan

Teluk Keramat Kabupaten Sambas”. Jurnal S-1 Sosiologi. 1 Tempo maret

2015.

Chairlan, Lestari dan Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Lboratorium

Kesehatan. Jakarta : EGC

Corwin, Elisabeth J. 2000. Buku Saku Patofidsiologi. Jakarta : EGC

Darmono. 2011. Toksikologi Narkoba dan Alkohol: Pengaruh Neurotoksisitasnya

Pada Saraf. Jakarta: UI-Press

Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC

Julianan Lisa dan W Nengah Sutrisna. 2017. Narkoba, Psikotropika dan

Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Muha Medik.

Page 50: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

37

Hansumar, Mega. 2012. “Penyalagunaan Narkoba Di Kalangan Remaja”.

Dipresentasikan Dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Yang Diselenggarakan

oleh POLRES AL OR.

Hanifa. 2013. “Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Rawat Inap

Menggunakan Metamphetamin (sabu) Di RSKO Jakarta”. Skripsi. Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hutabarat, Rio. N.d. “Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus

Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur

Batu”.

Indrati, Agnes Rengga. 2015. “Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik

Narkoba”. Dept. Patologi Klinik, Fkultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran. Bandung.

Maswardi Muhammad Amin. 2015. Memahami Bahaya Narkoba dan Alternatif

Penyembuhannya. Yogyakarta. Media akademi.

Melati. 2014. “Perilaku Sosial Remaja Putri Penyalaguna Narkoba Perumahan

BTN Manggar Balikpapan Timur”. Kalimantan Timur, Universitas

Mulawarman.

Mirah Kusuma Dewi, Diah Widya Lestari, Gelgel Wirasuta. 2014. “Studi Tingkat

Penyalagunaan Narkotika dan Psikotropika pada pelajar SLTA (SMA/SMK)

di Kota Denpasar”. Denpasar. Indonesian journal of Legal and Forensic.

2014,4.2 1-4. http:/2ojs.Unud.ac.id./index.php/ijlfs.

Parto Diharjo. 2016 “ Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalagunaannya”.

Radhian. 2013. “Analisis Perilaku Sosial Pengguna Narkoba Pada Remaja Di

Kota Makassar”. Dosen Fakultas Dakwah Dan Komunikasi. UIN Alauddin

Makassar.

Simangunsong, Jimmy. 2015. “Penyalagunaan Narkoba Di Kalangan Remaja

(Studi Kasus Pada Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungpinang)”.

Sofyan, Ahmadi. 2007. Narkoba mengatur anak anda, panduan bagi orang tua,

Guru dan Badan Narkotika Dalam Penyalagunaan Bahaya Narkoba

Dikalangan Remaja. Jakarta :Prestasi Pustaka

Page 51: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

38

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung;

ALFABETA

Wilis SS. 2012. Remaja dan Masalahnya. Edisi 2. Bandung: CV. Alfabeta.

Winarno, Surachman. 1997. Pengantar pendidikan ilmiah. Bandung : PT.

Tarsito.

Yatiman. 2016. “Kandungan sabu dalam urine hilang setelah lewat seminggu”.

Tribun news.com. Palembang. (Akses, 14 Maret 2015).

Page 52: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

39

LAMPIRAN

Page 53: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

40

KUESIONER PENELITIAN

PEMERIKSAAN URIN (TEST NARKOBA)

Saya memohon bantuan dan kesediaan anda untuk mengisi dan menjawab

pertanyaan yang ada. Kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini merupakan

suatu kehormatan bagi saya.

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : laki-laki/perempuan

B. Pertanyaan

Data dibawah ini dapat di jawab dengan menyilang (X) sesuai dengan

pilihan jawaban anda.

1. Apakah anda pernah mendengar atau tahu apa itu narkoba?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anda tau jenis narkoba metamphetamin (sabu-sabu)?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anda termasuk pecandu narkoba jenis metamphetamin

(sabu-sabu)?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah mengonsumsi narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)

berbahaya bagi tubuh?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah penyalagunaan narkoba jenis metamphetamin (sabu-sabu)

bisa menyebabkan ketergantungan?

a. Ya

b. Tidak

Page 54: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

41

BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA KENDARI

Alamat : Jalan Bunggasi Kelurahan Anduonohu Poasia

Telp. (0401) 3136044 Faks (0401)3136044

Email : [email protected]

[email protected]

LEMBAR HASIL PENELITIAN

Judul Penelitian : Identifikasi Narkoba Jenis Metamphetamin (sabu-sabu)

Pada Pelajar Laki-Laki Kelas I di SMK Negeri 2 Kota

Kendari Sulawesi Tenggara

Tanggal : Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 19 April - 4 Mei

2018

Nama Peneliti : Wa Ode Sumarsih

NIM : P00341015047

No Kode

sampel Umur

Hasil pemeriksaan metamphetamin

(sabu-sabu)

Positif Negatif

1 L1 14 Thn - Negatif

2 L2 15 Thn - Negatif

3 L3 17 Thn - Nagatif

4 L4 16 Thn - Negatif

5 L5 17 Thn - Negatif

6 L6 15 Thn - Negatif

7 L7 16 Thn - Negatif

8 L8 16 Thn - Negatif

9 L9 17 Thn - Negatif

10 L10 16 Thn - Negatif

11 L11 16 Thn - Negatif

12 L12 16 Thn - Negatif

13 L13 16 Thn - Negatif

14 L14 15 Thn - Negatif

15 L15 18 Thn - Negatif

KOTA KENDARI

Page 55: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

42

Page 56: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

1

TABULASI DATA

IDENTIFIKASI NARKOBA JENIS METAMPHETAMIN (SABU-SABU) PADA PELAJAR LAKI-LAKI KELS I DI SMK

NEGERI 2 KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 18

No Kode sampel Umur Kategori responden Variabel penelitian

P1 P2 P3 P4 P5 % Kategori Positif Negatif

1 L1 14 Thn 2 0 0 0 2 40 % K. baik - Negatif

2 L2 15 Thn 2 0 0 2 2 60 % Baik - Negatif

3 L3 17 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif

4 L4 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

5 L5 17 Thn 2 0 0 0 2 40% K. baik - Negatif

6 L6 15 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

7 L7 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

8 L8 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

9 L9 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

10 L10 16 Thn 2 2 0 0 0 40% K. baik - Negatif

11 L11 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

12 L12 16 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif

13 L13 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

14 L14 15 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

15 L15 18 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

16 L16 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

17 L17 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

18 L18 16 Thn 2 0 0 2 0 40% K.baik - Negatif

19 L19 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

20 L20 16 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif

21 L21 16 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

22 L22 17 Thn 2 2 0 2 2 80% Baik - Negatif

23 L23 16 Thn 2 0 0 2 2 60% Baik - Negatif

Page 57: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

2

Page 58: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

1

MASTER TABEL

IDENTIFIKASI NARKOBA JENIS METAMPHETAMIN (SABU-SABU) PADA PELAJAR LAKI-LAKI KELAS I DI SMK

NEGERI 2 KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2018

No Kode sampel Umur Hasil pemeriksaan

10-14 15-19 Positif Negatif

1 L1 - Negatif

2 L2 - Negatif

3 L3 - Negatif

4 L4 - Negatif

5 L5 - Negatif

6 L6 - Negatif

7 L7 - Negatif

8 L8 - Negatif

9 L9 - Negatif

10 L10 - Negatif

11 L11 - Negatif

12 L12 - Negatif

13 L13 - Negatif

14 L14 - Negatif

15 L15 - Negatif

16 L16 - Negatif

17 L17 - Negatif

18 L18 - Negatif

19 L19 - Negatif

20 L20 - Negatif

21 L21 - Negatif

22 L22 - Negatif

23 L23 - Negatif

24 L24 - Negatif

Page 59: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

2

Page 60: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

1

Page 61: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

2

Page 62: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

3

Page 63: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

4

Page 64: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

5

Page 65: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

6

Page 66: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

7

Page 67: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

8

Page 68: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

9

LAMPIRAN

DOKUMENTASI PENELITIAN

Responden mengisi formulir Pelabelan dan pembagian pot sampel

Sampel urine yang akan diperiksa Melakukan pemeriksaan

Page 69: KARYA TULIS ILMIAHlingkungan pergaulan yang kurang sehat, sehingga tidak jarang ada yang terjerumus ingin coba-coba akibat rasa ingin tahu akibat bujukan teman sepergaulan dan memilih

10

Melakukan pemeriksaan Hasil pemeriksaan