Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme...

115
KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH SEBAGAI PENDORONG PROFESIONALISME GURU (STUDI KASUS PENGAWAS PAI DI MADRASAH IBTIDAIYAH ........................... KABUPATEN ...........................) KARYA TULIS SEBAGAI SYARAT KENAIKAN PANGKAT DARI IVB KE IV1C OLEH …………………….. NIP. ………………………..

description

Karya Tulis - Kenaikan Pangkat

Transcript of Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme...

Page 1: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH SEBAGAIPENDORONG PROFESIONALISME GURU (STUDI KASUS PENGAWAS

PAI DI MADRASAH IBTIDAIYAH ........................... KABUPATEN ...........................)

KARYA TULIS SEBAGAI SYARAT KENAIKAN PANGKAT DARI IVB KE IV1C

OLEH……………………..

NIP. ………………………..

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ........................... TAHUN 20

Page 2: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH IBTIDAIYAH ...........................

KABUPATEN ...........................

SURAT KETERANGAN

N0:08/MI/SK/01/ 2011

Yang bertanda tangan dibawah ini kami Kepala MI. ...........................

Kabupaten ........................... menerangkan bahwa:

Nama : ………………

NIP : ………………

Pangkat : ………………

Jabatan : Pengawas PAI. SD/MI/TK/RA,BA Kecamatan …………

telah mengumpulkan data pada MI. yang kami bina untuk penulisan Karya Tulis

yang berjudul : Kepemimpinan Kepala Madrasah Sebagai pendorong

profesionalisme guru (Studi kasus Pengawas PAI di Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ...........................”.

Karya Tulis Ilmiyah ini kami jadikan bahan bacaan pada Madrasah yg kami bina

semoga bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya pada semua pihak yang

berkenan membacanya,dan saya sangat mengharapkan kritik yang sifafiya

membangun demi kesempurnaan karya tersebut

..........................., 5 Januari 20Kepala

……………….. NIP-

Page 3: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

DEPARTEMEN AGAMAKANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN ...........................

…………………………………………………………………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN

No.Kd.13.03/I-a/Kp.07.1/02/2011

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Kantor Departemen Agama

Kabupaten ........................... menerangkan dan mcngesahkan Karya Tulis Ilmiah

yang telah disusun atas nama :

Nama : ………………

NIP : ………………

Pangkat : ………………

Jabatan : Pengawas PAI. SD/MI/TK/RA,BA Kecamatan …………

Dengan judul “KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH SEBAGAI

PENDORONG PROFESIONALISME GURU (STUDI KASUS PENGAWAS

PAI DI MADRASAH IBTIDAIYAH ...........................

KABUPATEN ...........................”

..........................., 5 Pebruari 20Kepala

……………………………….NIP. ……………………..

Page 4: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh swt. Yang telah melimpahkan rahmat taufiq serta

hidayah Nya Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad saw.

Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI

PENDORONG PROFESIONALISME GURU (STUDI KASUS PENGAWAS

PAI DI ML........................... KABUPATEN ...........................)”.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan karya tulis adalah berkat

bantuan berbagai pihak yang mendukungnya, oleh karena itu penulis

mengucapkan trimakasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang mendukung, membantu dan mengarahkan sampai

terselesainya penulisan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna baik isi

maupaun susunannya, untuk itu saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan karta tulis ini sangat saya harapkan.

Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat utamanya untuk penulis dan

juga untuk meningkatkan mutu pendidikan di skolah Amin.

..........................., 20 Januari 20

Penulis

Page 5: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

SURAT KETERANGAN.............................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iv

DAFTAR ISI.................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

B. Batasan Masalah.................................................................................3

C. Rumusan Masalah...............................................................................4

D. Tujuan Penelitian................................................................................4

E. Manfaat Penelitian..............................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................6

A. Pengertian Kepemimpinan..................................................................6

B. Konsep Dasar Kepemimpinan............................................................8

C. Pengertian Kepala Madrasah............................................................10

D. Pengertian Profesionalisme...............................................................19

BAB III MEODOLOGI PENELITIAN...................................................................31

A. Jenis Penelitian..................................................................................31

Page 6: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

B. Kehadiran Peneliti ditapangan..........................................................36

C. Lokasi dan waktu penelitian.............................................................36

D. Teknik pengambilan Data.................................................................37

E. Analisa Data......................................................................................39

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN............................................................42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................42

B. Temuan Penelitian............................................................................44

C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................60

A. Kesimpulan.......................................................................................60

B. Saran.................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................63

LAMPIRAN

Page 7: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis

dan bermutu wna memperteguh akhlak mulia, mengembangkan kreatifitas,

benvaevasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin dan bertanggung jawab,

berketrampilaui serta menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi adalah

dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya.

Secara umum pendidikan terbukti telah mampu mengembangkan

kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai fitrah yang telah

dikaruniakan oleh Allah SWT. serta mampu mengembangkan nilai-nilai

kemanusiaan (humanisme), sehingga kehidupan manusia semakin beradab

dan bermartabat. Meskipun demikian ternyata dunia pendidikan tidak

pernah lekang dari berbagai permasalahan, seperti terbatasnya dana, sarana

dan prasarana, ketidakstabilan kurikulum, mutu pendidikan dan kesadaran

masyarakat tentang arti penting pendidikan dan lain sebagainya.

Penyelenggaraan pc:ndidikan nasional yang tertuang dalam UU

No. 20/2003 pasal 14 ayat l disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi. Sedangkan pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuan Sisdiknas adalah

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat,

1

Page 8: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

2

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

dan bertanggung jawab.

Dalam upaya mencapai keberhasilan pendidikan dilakukan dengan

meningkatkan mutu kinerja guru/pendidikan dengan mengadakan

pembinaan sikap mental meliputi pembentukan pribadi motivasi , semangat

kerjasama, disiplin gairah kerja dan moral yang tinggi dan pembinaan

keahlian yang meliputi; peningkatan keahlian bidang kerjanya, ketrampilan

kecekatan serta peningkatan pengetahuan ( Handoko ,1989).

Dalam setiap organisasi termasuk lembaga pendidikan baik formal

maupun informal, diperlukan adanya kepemimpinan yang efektif dan

seorang pemimpin/kepala yang mampu membawa organisasi / lembaga

pendidikan untuk mencapai sasaran /tujuan yang diharapkan.Sebagaimana

dikemukakan oleh Stogdill yang menyebutkan bahwa: kepemimpinan

(leardership) adalah pengaruh seni dan proses mempengaruhi orang - orang,

sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan

kemauan atau antusiasme.

Dalam teori kepemimpinan terdapat beberapa konsep yang

membahas gaya kepemimpinan sebagai unsur penentu keberhasilan

pendidikan yang di pimpinnya. Bertolak dari uraian tersebut diatas penulis

tertarik untuk meneliti dengan judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah

sebagai pendorong propesionalisme Guru (studi kasus pengawas di

MI. ........................... Kabupaten ...........................).”

Page 9: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

3

Profesionalisme bagi guru memang tuntutan logis karena kontrak

sosial dan tanggung jawabnya terhadap profesi yang digeluti. Suatu profesi

yang menjanjikan jasa yang berdasarkan ilmu Pengetahuan yang hanya

dipahami oleh orang - orang tertentu secara sistimatik diformulasikan dan

diterapkan untuk memenuhi kebutuhan klien, jadi profesi merupakan

pekerjaan.

Seorang guru harus menampilkan ciri keprofesinalasnya pada

bidang Pelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran

serta silabus yang disusunnya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tugas - tugas tersebut

merupakan Bagian dari profesi sehingga yang bersangkutan akan

memperoleh predikat seorang profesional.

B. Batasan Masalah

Penelitian hanya dibatasi masalah kepemimpinan Kepala Madrasah

yang Mengarah terwujudnya guru yang profesional oleh karena itu penulis

batasi saja:

l. Bagaimana upaya Kepala MI. ...........................

Kabupaten ........................... pimpinan untuk mencapai tujuan

kepemimpinannya.

2. Faktor-faktor apa saja sebagai pendukung dan penghambat

kepemimpinan di MI ........................... tersebut.

3. Bagaimana kinerja guru Madrasah tersebut sebagai seorang yang

profesional.

Page 10: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

4

Page 11: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

5

C. Rumusan Masalah

Dalam rumusan masalah ini penulis berpijak pada dua hal pokok :

l. Apakah kepemimpinan Kepala MI memiliki kiat-kiat yang positif

sebagai pendorong para guru menjadi seorang profesionalis ?

2. Apakah guru-guru MI ........................... Kababupaten ...........................

memiliki kinerja agar yang bersangkutan menjadi guru professional ?.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan yang melibatkan dua variabel yakni Kepala

Madrasah sendiri dan para gurunya dengan tujuan sebagai berikut :

l. Agar Kepala MI dalam memimpin suatu lembaga memiliki

karakteristik kepemimpinan yang demokratis, jujur dan bertanggung

jawab terhadap MI yang di kelola sehingga tercapai tujuan pendidikan

yang di harapkan.

2. Agar para guru tersebut merasa memiliki lembaga dimana mereka

bekerja bukan sekedar mengajar terlebih pencapaian

profesionalismenya terwujud.

3. Tujuan penulis sendiri ingin mengetahui secara pasti sikap dan perilaku

Kepala MI sehingga dapat dijadikan barometer bagi Kepala dan guru

MI yang lain.

Page 12: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

6

E. Manfaat Penelitian

l. Untuk memberi informasi yang lebih dalam kepada Kepala Madrasah

sebagai kewajiban pengawas terhadap madrasah.

2. Untuk memberikan gambaran paparan seorang pemimpin dan Kepala

Madrasah bagaimana seharusnya menjadi pimpinan yang baik.

3. Untuk mengetahui secara dekat kiat Kepala Madrasah mengarahkan

pada guru agar menjadi guru yang menekuni profesinya.

4. Sebagai hasanah ilmu pengetahuan praktek kepemimpinan dan seorang

profesional.

Page 13: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kepemimpinan

Untuk menjelaskan apa arti kepemimpinan itu, akan dikemanakan

terlebih dahulu dari sudut mana seseorang memandang atau memahami

hakekat kepemimpinan itu, untuk selanjutnya berdasar pemahaman

tersebut akan terlihat bagaimana ia membuat rumusan. Oleh karena itu

ingin penulis sampaikan pengertian / definisi kepemimpinan :

Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Mengemukakan dalam bukunya

administrasi dan supervisi pendidikan sebagai berikut :

1) Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (personality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.

2) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai penyebab dari pada kegiatan-kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap (mental / fisik) dari pada kelompok orang-orang, baik dalam hubungan organisasi formal maupun informal.

3) Kepemimpinan adalah pula suatu seni (art), kesanggupan (ability) atau teknik (technique) untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, atau bahkan mungkin berkorban untuknya.

4) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk persuasi suatu seni, pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui “human relations” dan motivasi yang tepat, sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama membanting tulang untuk memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi.

7

Page 14: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

8

5) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu sarana, suatu instrumen atau alat, untuk membuat sekelompok orang-orang mau bekerja sama dan berdaya upaya menaati segala peraturan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Dalam hal ini, kepimpinan dipandang sebagai dinamika suatu organisasi yang membuat orang-orang bergerak, bergiat, berdaya upaya secara “kesatuan organisasi” untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Berdasarkan pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-

sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan

scbagai sarana dalam ranbka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka

mau dan dapat melaksanakan tugas--tugas yang dibebankan kepadanya

dengan rela, penuh semangat, dan kegembiraan batin, serta merasa tidak

terpaksa.

Demikian betapa banyak definisi kepemimpinan itu. Hoy dan Miskel

mengemukakan bahwa definisi kepemimpinan hampir sebanyak orang

yang meneliti dan mendefinisikannya. Sebagai contoh dikutipnya beberapa

definisi kepemimpinan dari berbagai buku seperti berikut : .

- Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat / watak seseorang yang memiliki kekuatan lebih, biasanya bersitat normatif (Amitai Etzioni).

- Pemimpin adalah individu didalam kelompak yang memberikan tugas-tugas pengarahan dan pengordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok (Fred E. Fiedler).

- Kepemimpinan dalam organisasi-organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan (Robert Dubin).

- Hakikat kepemimpinan organisasi adalah penambahan pengaruh (influential increment) terhadap dan diatas pelaksanaan mekanis pengarahan-pengarahan rutin dari suatu organisasi (Daniel Katz and Robert L. Kahn)

- Kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran organisasi (James Lipham).

Page 15: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

9

- Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralph M. Stogdill).

- Kepemimpinan terjadi didalam kelompok dua orang atau lebih, dan pada umumnya melibatkan pemberian pengaruh terhadap tingkah laku anggota kelompok dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan-tujuan kelompok (Robert J. House dan Mary L. Baetz).

Demikianlah betapa beragamnya definisi kepemimpinan itu.

Keragaman tersebut disebabkan oleh perbedaan konsep dasar yang

dipergunakannya. (Ngalim Purwanto, 1988: 28-29).

B. Konsep Dasar Kepemimpinan

Banyak pendapat dikemukakan para Ahli mengenai konsep dasar

atau pengertian kepemimpinan dan semua itu tergantung dari sudut mana

mereka memandangnya. Robbins mengatakan kepemimpinan adalah

“kemampuan untuk mempengaruhi kelompok atau orang-orang dengan

maksud mencapai suatu tujuan”. Hal senada dikemukakan Gito Sudarmo

(1993) kepemimpinan “sebagai upaya untuk mempengaruhi tingkah laku

orang lain agar melakukan kegiatan seperti apa yang diinginkan oleh

pemimpin bersangkutan”. Walaupun kedua pendapat diatas memiliki

banyak kesamaan, namun Gito Sudarmo mempertegas tujuan yang ingin

dicapai tersebut harus sesuai kehendak pemimpin. Sementara itu Owens

(1991) menyimpulkan kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non /

bukan individu, terjadi dalam interaksi 2 orang utau lebih, dimana

seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai yang

diinginkan. Dalam redaksi yang berbeda Newell mengemukakan

Page 16: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

10

kepemimpinan sebagai “Proses melalui orang-orang atau kelompok yang

dilaksanakan dengan sengaja untuk mempengaruhi orang lain di dalam

pengembangan dan pencapaian tujuan-tujuan kelompok atau organisasi”.

Konsep-konsep dasar kepemimpinan di atas, memiliki sejumlah

persamaan. Pertama, kepemimpinan sebagai kegiatan bersama orang-orang

atau kelompok yang didalamnya terdapat aktivitas mempengaruhi. Owens

tidak menggunakan istilah mempengaruhi tetapi menggunakan istilah

menggerakkan (indece), namun dengan istilah mempengaruhi tentu juga

bermakna menggerakkan. Kedua, yang dipengaruhi mencakup pikiran,

perbuatan dan tingkah laku orang baik secara perorangan maupun

berkelompok. Konsep dasar Gito Sudarmo tidak memuat istilah pikiran

dan perbuatan secara eksplisit, sebagaimana dikemukakan Owens, namun

dengan istilah tingkah laku mengandung makna pikiran dan perbuatan.

Bahkan pengertian yang dikemukakan Robbins dan Newell (1991) sama

sekali tidak memuat istilah tingkah laku, pikiran dan perbuatan, tetapi

secara implisit yang dipengaruhi tersebut menyangkut perasaan, pikiran,

dan perbuatan seseorang, atau kelompok, karena hal itulah yang akan

melahirkan tingkah laku. Ketiga, tindakan atau perbikatan yang dilakukan

seseorang atau kelompok sebagai akibat dari keterpengaruhannya kepada

pemimpin tentu dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan bersama

atau diinginkan pemimpin bersangkutan.

Page 17: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

11

C. Pengertian Kepala Madrasah

Diantara pemimpin pendidikan yang bermacam jenis dan

tingkatannya, Kepala Madrasah merupakan pendidikan yang sangat

penting, karena lebih dekat dan lansung berhubungan dengan program

pelaksanaan pendidikan di setiap Madrasah.

Dapat atau tercapainya program sesuai tujuan sangat bergantung

kepada kecakapan dan kebijaksanaan kepala Sekolah sebagai pemimpin

pendidikan.

Mengingat pentingnya peranan dan fungsi dart syarat Kepala

Madrasah berikut dikemukakan fungsi Kepala Madrasah :

a. Fungsi Kepala Madrasah

Jika kita bandingkan antara tugas Kepala Sekolah pada masa

penjajahan Belanda di Indonesia dengan tugas kepala Sekolah dewasa

ini, dapat kita lihat betapa jelas perbedaannya. Kita semua mengetahui

bahwa tujuan pendidikan di masa penjajahan Belanda disesuaikan

dengan tujuan kolonialisme Belanda. Sedangkan tujuan pendidikan di

Indonesia sekarang ini harus sesuai dengan dasar dan tujuan negara

Republik Indonesia.

Tugas dan tanggung jawab kepala Sekolah dimasa penjajahan

Belanda tidak seluas dan seberat tugas dan tanggung jawab Kepala

Sekolah di masa sekarang. Pada masa itu kepala Sekolah lebih

merupakan seorang “kepala”. Ia telah dapat dikatakan berhasil sebagai

pemimpin Sekolah jika ia dapat bertindak memerintah dan mengawasi

Page 18: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

12

anak buah / guru-gurunya, menjalankan tugas sebaik baiknya sesuai

dengan peraturan-peraturan serta ketentuan ketentuan yang telah

digariskan dan ditetapkan dari atasannya.

Dalam tugasnya sehari-hari, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke

tahun lebih banyak merupakan tugas-tugas rutin daripada tugas-tugas

yang merupakan inisiatif dan kreatif baru bagi perkembangan dan

kemajuan Sekolah dan dipimpinnya. Betapa tidak ! Bukankah segala

sesuatu telah ditaru dan disediakan oleh atasan, dalam hal ini oleh

pemerintah ? Gedung Sekolah dan perlengkapannya telah tersedia, ia

tidak perlu terlalu pusing memikirkan kekurangan ruangan atau

bangku-bangku murid, dan sebagainya. Alat-alat pelajaran, termasuk

buku tulis, buku buku pelajaran dan perpustakaan untuk guru maupun

murid-murid telah tersedia dan ditetapkan oleh pcmerintah. Disamping

itu, kepala Sekolah tidak perlu terlalu pusing memikirkan gaji dan

kenaikan tingkat guru-gurunya, apalagi soal honorarium, uang vakasi,

dan sebagainya.

Terhadap Sekolah pada masa penjajahan Belanda tidak dituntut

adanya hubungan dan kerjasama dengan masyarakat. Bahkan

sebaliknya, Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang terpisah dari

kehidupan masyarakat lingkungannya Oleh sebab itu, sebagai kepala

Sekolah pada masa itu, tidak perlu memikirkan bagaimana membentuk

organisasi Komite sekolah atau POMG (Persatuan Orang tua Murid dan

Guru), sebagaimana menyusun anggaran dasar Komite Sekolah /

Page 19: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

13

POMG dan peraturan / ketentuan-ketentuan yang dapat mengatur

hubungan kerjasama yang baik antara Sekolah dan masyarakat,

khususnya para orang tua murid, dalam membina dan memajukan

Sekolahnya. Pemikiran tentang perkembangan atau perubahan

kurikulumpun tidak menjadi tanggung jawab kepala Sekolah karena hal

itu adalah janggung jawab pemerintah dan telah ditetapkan oleh

pemerintah. Kepala Sekolah dan guru guru tinggal menjalankan seperti

apa adanya saja.

lni berlainan dengan kepala Sekolah sekarang setelah Indonesia

merdeka. Tugas dan tanggung jawab kepala Sekolah mengalami

perkembangan dan perubahan, baik dalam sifat maupun luasnya sesuai

dengan pendidikan di negara kita Indonesia yang bersifat nasional

demikratis, maka sikap dan sifat kepemimpinan kepala Sekolah pun

harus berubah dan mengarah kepada kepemimpinan pendidikan dan

demokratis. (Ngalim Purwanto, 1988: 112-118)

b. Syarat minimal Kepala Madrasah

Untuk menjalankan tugas sebagai kepala Sekolah yang baik

diperlukan seseorang yang memiliki syarat-syarat tertentu. Disamping

syarat ijazah (yang merupakan syarat formal), juga pengalaman kerja

kepribadian yang baik perlu diperhatikan. Dalam peraturan yang

berlaku di Departemen P dan K, untuk setiap tingkatan dan jenis

Sekolah sudah ditetapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk

mengangkat seorang kepala Sekolah. Seperti yang telah kita ketahui

Page 20: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

14

bahwa untuk kepala Sekolah taman kanak-kanak (TK) dan Sekolah

dasar (SD) serendah rendahnya berijazah SGA / SPG atau SGTK (SPG

jurusan B). Untuk, kepala SMPT serendah-rendahnya berijazah sarjana

muda atau B 1, dan untuk SMTA serendah-rendahnya berijazah sarjana

atau B II Karena jenis SMTP dan SMTA itu bermacam-macam (SMP,

SMA, SMEA, SPG, SMTK, STM, SMOA, SAA, SPMA, SKMA,

SPDMA, dsb) maka ijazah yang diperlukan bagi seorang kepala

Sekolahpun hendaknya sesuai dengan jurusan atau jenis Sekolah yang

dipimpinnya.

Disamping ijazah, pengalaman bekerjapun merupakan syarat

penting yang tidak dapat diabaikan. Mengenai lamanya pengalaman

bekerja bagi syarat pengangkatan kepala Sekolah belum ada

keseragaman diantara berbagai jenis Sekolah. Hal ini tidak

mengherankan karena banyak hal yang menyebabkan kesulitan dalam

melaksanakan pengangkatan itu. Diantara bermacam-macam hal

tersebut dapat dikemukakan disini :

- Pertumbuhan dan perkembangan jumlah Sekolah yang sangat pesat

dan tidak sesuai dengan jumlah guru yang tersedia.

- Di SD kekurangan jumlah guru adalah sangat menyolok

dibandingkan dengan banyaknya SD yang memerlukan.

- Di SMTP dan SMTA terdapat ketidakseimbangan antara

banyaknya guru vak umum / sosial yang besar jumlahnya dengan

Page 21: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

15

guru-guru yang vak kejuruan (teknik dan eksakta) yang sangat

sedikit.

- Pada umumnya di kota-kota besar sangat banyak kelebihan guru

sedangkan di kola-kota kecil dan pelosok sangat kekurangan.

- Masih banyaknya guru yang belum berwewenang mengajar di

suatu Sekolah tertentu dalam mata pelajaran tertentu, tetapi

terpaksa ditempatkan karena tidak ada tenaga yang lain.

(Ngalim Purwanto, ibid. 115).

c. Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Administrator

Tugas kepala Sekolah sebagai administratur bertanggung jawab

terhadap kelancaran pendidikan. Oleh sebab itu ia harus dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Memahami, mengusai dan mampu

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya

sebagai administator pendidikan diantaranya :

1) Membuat perencanaan.

Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung

jawab kepala Sekolah adalah membuat atau menyusun

perencanaan. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi

setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik

perseorangan maupun kelompok. Tanpa perencanaan atau

planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan

dan bahkan mungkin juga kegagalan.

Page 22: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

16

Oleh karena itu, setiap Kepala Sekolah paling tidak harus

membuat rencana tahunan. Setiap tahun, menjelang dimulainya

tahun ajaran baru, kepala Sekolah hendaknya sudah siap menyusun

rencana yang akan dilaksanakan untuk tahun ajaran berikutnya.

Sesuai dengan ruang lingkup administrasi Sekolah, maka rencana

tahu program tahunan hendaknya mencakup bidang-bidang seperti

berikut :

a) Program pengajaran, seperti antara lain kebutuhan tenaga guru

sehubungan dengan kepindahan, dan lain-lain : pembagian

tugas mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat

pelajaran, dan alat peraga; pengadaan atau pengembangan

laboratoriun: Sekolah, pengadaan atau pengembangan

perpustakaan Sekolah, sistem penilaian hasil belajar; kegiatan-

kegiatan kokurikuler, dan lain-lain.

b) Kesiswaan atau kemuridan, antara lain syarat-syarat dan

prosedur penerimaan murid baru, pengelompokkan siswa atau

murid dan pembagian kelas, bimbingan atau konseling murid,

pelayanan kesehatan murid (UKS), dan sebagainya.

c) Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru atau

pegawai baru, pembagian tugas / pekerjaan guru dan pegawai

Sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai Sekolah,

mutasi dan atau promosi guru dan pegawai Sekolah, dan

sebagainya.

Page 23: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

17

d) Keuangan, yang mencakup pengadaan pengelolaan keuangan

untuk berbagai kegiatan yang telah direncanakan, baik uang

yang berasal dari pemerintah, atau dari POMG atau komite

Sekolah atau sumber lainnya.

e) Perlengkapan, yang meliputi perbaikan atau rehabilitasi

gedung Sekolah, penambahan ruangan kelas, perbaikan atau

pembuatan pagar pekarangan Sekolah, perbaikan atau

pembuatan lapangan olah raga, perbaikan atau pengadaan

bangku murid, dan sebagainya.

Perlu diperhatikan bahwa dalam penyusunan rencana tahunan

ini, guru-guru dan pegawai Sekolah hendaknya diikutsertakan. Ikut

sertanya guru-guru dan pegawai Sekolah dapat membantu

pemikiran dan ide-ide serta pemecahan masalah yang mungkin

tidak terpikirkan atau tidak dapat dipecahkan sendiri oleh kepala

Sekolah. Disamping itu, dengan diikutsertakannya guru-guru dan

pegawai Sekolah, mereka akan merasa bertanggungjawab dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dan

mereka sepakati bersama.

2) Menyusun Organisasi Madrasah

Organisasi merupakan fungsi administrasi dan manajemen

yang penting pula disamping perencanaan. disamping sebagai alat,

organisasi dapat pula dipandang sebagai wadah atau struktur dan

sebagai proses.

Page 24: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

18

Sebagai wadah, organisasi merupakan tempat kegiatan-

kegiatan administrasi itu dilaksanakan. Dan jika dipandang sebagai

proses, maka organisasi merupakan kegiatan-kegiatan atau

menyusun dan menetapkan hubungan-hubungan kerja antar

personal. Kewajiban-kewajiban, wewenang dan tanggung jawab

masing-masing sebagai atau personel yang termasuk di dalam

organisasi itu disusun dan ditetapkan menjadi pola-pola kegiatan

yang tertuju kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan.

Kepala Sekolah sebagai administrator pendidikan perlu

menyusun organisasi Sekolah yang dipimpinnya, dan

melaksanakan pembagian tugas serta wewenangnya kepada guru

guru dan pegawai Sekolah sesuai struktur organisasi Sekolah yang

telah disusun dan disepakati bersama.

Untuk menyusun organisasi Sekolah yang baik perlu

diperhatikan prinsip-pronsip sebagai berikut :

a) Mempunyai tujuan yang jelas.

b) Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut.

c) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan

tindakan, kesatuan pikiran; dan sebagainya.

d) Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan /

anggota hanya mempunyai seorang atasan langsung, dan

Page 25: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

19

daripadanya ia menerima perintah atau bimbingan, serta

kepadanya la harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya.

e) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab

seseorang di dalam organisasi itu. Sebab tidak adanya

keseimbangan tersebut akan memudahkan timbulnya hal-hal

yang tidak diinginkan, seperti :

- Jika wewenang lebih besar daripada tanggung jawab,

mudah menimbulkan penyalahgunaan wewenang;

- Jika tanggung jawab lebih besar daripada wewenang,

mudah menimbulkan banyak kemacetan, merasa tidak

aman atau ragu-ragu dalam tindakan.

f) Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan keahlian, dan atau bakat masing-masing.

g) Struktur organisasi, hendaknya disusun sesederhana mungkin,

sesuai dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan dan

pengendalian.

h) Pola organisasi hendaknya relatif permanen artinya, meskipun

struntur organisasi dapat dan memang harus diubah sesuai

dengan tuntutan perkembangan, fleksibilitas dalam

penyesuaian itu jangan bersifat prinsip. Oleh karena itu, pola

dasar struktur organisasi perlu dibuat sedemikian rupa

sehingga sedapat mungkin permanen.

Page 26: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

20

i) Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (securit of' tenure);

bawahan atau anggota tidak merasa gelisah karena takut

dipecat, ditindak sewenang-wenang dan sebagainya.

j) Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta tata kerjanya

jelas tergambar di dalam stuktur atau bahan organisasi.

Perlu ditambahkan disini bahwa strUctur organisasi yang telah

disu_sunnya haruslah disertai dengan deskripsi tugas (job

descriptions) untuk masing-masing organ atau bagian-bagiannya.

Dengan demikian, setiap personel yang menduduki jabatan di

dalam organisasi tersebut memahami tugasnya masing-masing, dan

tidak terjadi tugas rangkap atau tumpang tindih dalam

pelaksanaannya. (Ngalim Purwanto, Op cit. : 118- 121)

D. Pengertian Profesionalisme

Dilihat dari sisi aktualisasinya, pendidikan merupakan proses

interaksi guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditentukan. Keduanya merupakan dua belah mata uang yang saling /

sama-sama berperan sama. Guru dapat dibantu media lain seperti

teknologi. Mendidik adalah pekerjaan profesional. Berdasar uraian singkat

tersebut di atas, penulis kemukakan pendapat para ahli sebagai berikut :

l. Pengertian Kode Etik Profesi Guru

Kode etik berasal dari dua kata, yaitu kode yang berarti tulisan

(kata-kata, tanda) yang dengan persetujuan mempunyai arti atau

Page 27: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

21

maksud yang tertentu (untuk telegram dan sebagainya; sedangkan etik,

dapat berarii aturan tata susila; sikap atau akhlak.

Dengan demikian, kode etik secara kebahasaan berarti ketentuan atau

aturan yang berkenaan dengan tata susila dan akhlak. Akhlak itu sendiri

dapat disebut oleh Ibn Miskawiah dan Imam al Ghazali (w. l l l M)

adalah, ekspresi jiwa yang tampak dalam pembuatan dan meluncur

dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka kode etik atau aklak

adalah tingkah laku yang memiliki lima ciri sebagai berikut : pertama,

tingkah laku yang diperbuat itu telah mendarah daging dan menyatu

menjadi kepribadian yang membedakan antara satu individu dengna

individu lainnya. Kedua, tingkah laku tersebut sudah dapat dilakukan

dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran lagi. Hal ini sebagai akibat

dari keadaan perbuatan tersebut yang sudah mendarah daging. Ketiga,

perbuatan yang dilakukan itu timbul atas tekanan dari orang lain.

Keempat, perbuatan yang dilakukan itu berada dalam keadaan

sesungguhnya, Bukan berpura-pura atau bersandiwara. Kelima,

perbuatan tersebut dilakukan atas niat semata-mata karena Allah,

sehingga perbuatan dimaksud bernilai ibadah dan kelak mendapatkan

balasan pahala disisi Allah SWT. jika perbuatan yang dilakukan itu

telah memiliki ciri-ciri tersebut, barulah pemuatan itu dapat disebut

perbuatan akhlak atau kode etik. Dengan demikian, kode etik adalah

suatu istilah atau wacana yang mengacu kepada seperangkat perbuatan

Page 28: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

22

yang memiliki nilai, baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, sopan

atau tidak sopan. Kode etik tersebut harus dimiliki oleh setiap

pekerjaan profesional, termasuk guru.

Selanjutnya kata profesi masuk ke dalam kosa kata bahasa

Indonesia melalui bahasa Inggris (Profession) atau bahasa Belanda

(Professie). Kedua bahasa Barat ini menerima kata ini dari bahasa latin.

Dalam bahasa Latin kata professio berarti pengakuan atau pernyataan.

kata kerja untuk tidak mengaku atau tidak menyatakan ialah profiteri.

Dan apa yang telah dinyatakan atau diakui disebut professus.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dinyatakan

sekarang, bahwa pada mulanya kata profesi seperti yang kita

pergunakan sekarang ini arti sebenarnya tidak lain dari pernyataan atau

pengakuan tentang bidang pekerjaan atau bidang pengabdian atau

pengakuan tentang bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang

dipilih. Jadi, seseorang yang mengatakan bahwa profesinya adalah

pemusik, maka sebenarnya tidak lain daripada memberitahukan kepada

orang lain, bahwa bidang pekerjaan yang dipilih adalah bermain musik.

Pada taraf perkembangan berikutnya, kata profesi itu

mendapatkan arti yang lebih jelas atau lebih ketat. Ada dua ketentuan

mengenai penggunaan kata profesi ini. Pertama, suatu kegiatan hanya

dapat dikatakan profesi kalau kegiatan itu dilakukan untuk mencari

nafkah. Kegiatan yang dilakukan tidak untuk mencari nafkah melainkan

untuk mencari kesenangan atau kepuasan semata-mata disebut hobby.

Page 29: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

23

Kedua ditentukan pula bahwa suatu kegiatan untuk mencari nafkah

hanya boleh disebut profesi kalau dilakukan dengan tingkat keahlian

yang sedang saja disebut kejuruan atau vokasi. Sendangkan suatu

kegiatan mencari nafkah yang dilakukan tanpa keahlian semata-mata

dalam bahasa Inggris disebut unskiller labour. Dalam bahasa Indonesia

pekerjaan semacam ini disebut pekerjaan awam. Disamping ketentuan-

ketentuan tentang penggunaan kata-kata profesi, vokasi dan pekerjaan

awam ini terdapat pula ketentuan, bahwa ketiga tugasnya dapat disebut

istilah generik “okupasi” (accupation dalam bahasa Inggris atau

accupation dalam bahasa latin), yang artinya ialah kesibukan atau

kegiatan, atau pekerjaan, atau mata pencaharian.

Dalam perkembangan selanjutnya setelah timbul perserikatan-

perserikatan atau assosiasi-assosiasi yang mengikat manusia-manusia-

yang sama-sama mengabdikan diri pada suatu jabatan tersusunlah

petunjuk-petunjuk lebih lanjut mengenai perilaku yang harus ditaati

oleh setiap anggota profesi. Dalam konteks ini, maka istilah profesi

dengan sendirinya mengandung muatan kode etik, sebagaimana telah

disebutkan di atas. Untuk itu terdapat tiga petunjuk dasar mengenai

suatu perbuatan profesi sebagai berikut :

Pertama-tama ditentukan bahwa setiap profesi dikembangkan

untuk memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat. Pelayanan

itu dapat berupa pelayanan individu, yaitu pelayanan kepada

perorangan, tetapi bisa juga bersifat pelayanan kolektif, yaitu pelayanan

Page 30: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

24

kepada kelompok manusia sekaligus. Dengan demikian setiap orang

yang mengaku menjadi pengemban dari suatu profesi tertentu harus

benar-benar yakin, bahwa dirinya memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang memadai untuk memperhatikan atau

mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan tadi.

Kedua ditentukan, bahwa profesi bukanlah sekedar mata

pencaharian atau bidang pekerjaan. Dalam kata profesi tercakup pula

pengertian pengabdian kepada sesuatu, misalnya keadilan, kebenaran,

meringankan penderitaan secara manusia, dan sebagainya. Jadi setiap

orang yang menganggap dirinya sebagai anggota suatu profesi harus

tahu betul-betul, pengabdian apa yang akan diberikan kepada

masyarakat melalui perangkat pengetahuan dan ketrampilan khusus

yang dimilikinya. Pada umumnya, melalui mengetahuan dan

ketrampilan khusus ini setiap anggota suatu profesi mempunyai

kewajiban untuk melindungi masyarakat dari praktek-praktek penipuan

yang dilakukan oleh para profesional gabungan atau para pseudo

professionals.

Ketentuan yang ketiga, setiap bidang profesi mempunyai

kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari

pengabdiannya secara terus-menerus. Secara teknis profesi tidak boleh

berhenti, tidak boleh mandeg. Kalau kemandegan teknis ini sampai

terjadi, maka profesi ini, dianggap sedang menjalani proses kelayuan

Page 31: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

25

(decaying) atau sudah mati, profesi itupun punah dari kehidupan

masyarakat.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas kita ketahui sekarang,

bahwa pengakuan atau claim sebagai seorang professional, sebagai

seorang pengemban profesi membawa kewajiban-kewajiban tertentu.

Jika kewajiban-kewajiban ini diabaikan, maka anggota profesi yang

lalai ini oleh teman-teman sejawatnya dan oleh masyarakat umum akan

dipandang melanggar etika profesi. Konsekuensinya ia akan dikucilkan

dari lingkungan profesinya.

Berdasarkan uraian di atas, profesi atau profesionalisem dapat

kita artikan sebagai pandangan tentang bidang pekerjaan yaitu

pandangan yang menganggap bidang pekerjaan sebagai suatu

pengabdian melalui keahlian tertentu dan yang menganggap keahlian

ini sebagai suatu yang harus diperbaharui secara terus menerus dengan

memanfaatkan kemajuan-kemajuan yang terdapat dalam ilmu

pengetahuan. Dalam konteks ini, maka profesi selain berhubungan

dengna kode etik, juga bertautan dengna kegiatan akademik. Kalau

kehidupan akademik bermuara pada diperolehnya kemajuan ilmu

pengetahuan, maka kegiatan profesional dimulai dari pemahaman dan

pemanfaatan terhadap kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan yang

sudah ada. Dan hal inipun yang merupakan garis pemisah namun

sekaligus sebagai titik temu sebagai penghubung antara

prof'esionalisme dan akademisme. Selanjutnya bagaimanakah ketentuan

Page 32: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

26

yang seharusnya ditampilkan oleh seorang guru sebagai tenaga

profesional. (Prof. Piet A. Sahariian, 1992: 7-10).

2. Ciri-ciri guru yang professional

Apakah mengajar itu suatu profesi ?

Pertanyaan ini dijawab oleh Richey dalam bukunya : Planning for

Teaching, sebagai berikut :

Suatu profesi mempersyaratkan para anggotanya “

a. Adanya komitmen mereka sendiri untuk menjunjung tinggi

martabat kemanusiaan lebih daripada kepentingan dirinya sendiri.

b. Mereka harus menjalani suatu persiapan profesional dalam jangka

waktu tertentu guna mempelajari dan memperoleh pengetahuan

khusus tentang konsep dan prinsip dari profesi itu sehingga

statusnya ditingkatkan.

c. Selalu harus menambah pengetahuan jabatan agar terus bertumbuh

datam jabatan.

d. Memiliki kode etik jabatan.

e. Memiliki daya maupun keaktipan intelektual untuk mampu

menjawab masalah-masalah yang dihadapi dalam setiap perubahan.

f. Selalu ingin belajar lebih dalam mengenai suatu bidang keahlian

g. Jabatannya dipandang sebagai suatu karir hidup (a life career).

h. Menjadi anggota dari suatu organisasi, misalnya kelompok Kepala

Sekolah atau Penilik Sekolah, atau guru bidang studi tertentu

(Richey : 207-208)

Page 33: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

27

Dalam bukunya Education and Teacher, B.J. Chandler

menegaskan definisi profesi mengajar sebagai berikut :

“Profesi mengajar adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan bahwa profesi itu memerlukan kelengkapan mengajar atau ketrampilan atau kedua-duanya yang menggambarkan bahwa seseorang itu dalam hal melaksanakan tugasnya”.Setelah itu Chandler menjelaskan ciri-ciri suatu profesi yang dia

kutip dari suatu publikasi yang dikeluarkan oleh British Institute of

Management. Disitu dikemukakan ciri-ciri.suatu profesi sebagai

berikut :

a. Lebih mementingkan layanan kemanusiaan melebihi dari

kepentingan pribadi.

b. Masyarakat mengakui bahwa profesi itu punya status yang tinggi.

c. Praktek profesi itu didasarkan pada suatu penguasaan pengetahuan

yang khusus.

d. Profesi itu ditantang untuk memiliki keaktifan intelektual.

e. Hak untuk memiliki standart kualifikasi profesional ditetapkan dan

dijamin oleh kelompok organisasi profesi.

Sedangkan Chandler sendiri mengemukakan ciri mengajar

sebagai suatu profesi sebagai berikut :

a. Lebih mementingkan layanan daripada kepentingan pribadi.

b. Mempunyai status yang tin ggi.

c. Memiliki pengetahuan yang khusus.

d. Memiliki kegiatan intelektual.

e. Memiliki hak untuk memperoleh standar kualifikasi profesional.

Page 34: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

28

f. Mempunyai etik profesi yang ditentukan oleh organisasi profesi.

(Chandler: 237-241).

Cukup menarik pula bila ciri guru sebagai profesi seperti yang

dikemukakan oleh Eric Hoyle, dalam bukunya : The Role of the

Teacher. Ia mengemukakan beberapa kriteria bagi suatu profesi, antara

lain :

a. Hakekat suatu profesi adalah mengutamakan layanan sosial.

b. Suatu profesi dilandasi dengan memiliki sejumlah pengetahuan

yang sistematis.

c. Suatu profesi punya derajat otonomi yang tinggi.

d. Suatu profesi yang dikatakan telah memiliki otonomi kalau orang

itu dapat mengatur dirinya dan dapat mengontrol fungsinya sebagai

orang bertanggung jawab sendiri secara ilmu pengetahuan.

e. Suatu profesi harus, punya kode etik.

f. Suatu profesi umumnya mengalami penumbuhan terus menerus

Dalam mengulas mengenai mengajar sebagai suatu profesi, Eric

Hoyle juga mengemukakan kriteria bagi suatu profesi seperti yang

dikemukakan Myron Lieberman.

Lieberman dalam bukunya : Education as a Proffesion

mengemukakan kriteria suatu profesi sebagai berikut :

a. Suatu profesi menampakkan bentuk dari pelayanan sosial.

b. Suatu profesi diperoleh atas dasar sejumlah pengetahuan yang

sistematis.

Page 35: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

29

c. Suatu profesi membutuhkan suatu jangka waktu panjang untuk

pendidikan dan latihan. .

d. Suatu profesi memiliki ciri bahwa seseorang itu punya otonomi

yang tinggi.

e. Suatu profesi biasanya punyu kode etik.

f Suatu profesi umumnya pertumbuhan in-service (Eric Hoyle :

80-85).

Nampak istilah profesi ini cukup menarik perhatian orang

sekarang ini. Tentang istilah itu sendiri Everett Hughes menjelaskan

bahwa : istilah profesi merupakan suatu simbol dari suatu konsep yang

diharapkan dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu

sendiri (Hughes, 1951). (Drs. Piet A. Sahartian, 1992: 7-10)

3. Tugas-tugas guru

Umumnya dibedakan 3 macam tugas guru :

1) Tugas Profesional

Tugas profesional menjadi guru memiliki peranan profesi

(professional role). Yang termasuk peranan profesional itu ialah :

a) Seorang guru yang diharapkan menguasai pengetahuan yang

diharapkan sehingga ia dapat memberi kegiatan kepada siswa

dengan berhasil baik.

b) Seorang pengajar yang menguasai psikologi tentang anak.

c) Seorang penanggung jawab dalam membina disiplin.

d) Seorang penilai dan konselor terhadap kegiatna siswa.

Page 36: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

30

e) Seorang pengemban kurikulum yang sedang dilaksanakan

f) Seorang penghubung antara Sekolah dengan masyarakat, orang

tua.

g) Seorang pengajar yang terus menerus mencari (menyelidiki)

pengetahuan yang baru dan ide-ide yang baru untuk

memperlengkapi informasi (Marion Edman, hal l2).

2) Tugas Personal

la melihat dirinya seorang pemberi contoh dalam hubungan

ini P. Wiggens dalam bukunya “Student Teacher in Action”

menulis tentang potret diri seorang pendidik. Ia mengembangkan

seorang guru harus mampu membaca pada dirinya sendiri. Kalau

seorang melihat dirinya (self concept). Maka yang nampak bukan

satu pribadi yaitu saya dengan :

a) Saya dengan diri saya sendiri

b) Saya dengan self ideal saya sendiri

c) Saya dengan self concept saya sendiri

3) Tugas Sosial

Seorang guru adalah seorang penceramah zaman

(Langeveld). Karena posisinya dalam masyarakat, maka tugasnya

lebih dari tugas profesional yang telah disebutkan di atas. Ia juga

harus punya komitmen dan konsern terhadap masyarakat dalam

peranannya sebagai warga negara dan sebagai agen pembaharuan.

Atau seorang penceramah masa depan.

Page 37: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

31

Morion Edman mengungkapkan seringkali terjadi hal yang

kontradiksi, pada satu pihak diharapkan untuk menjadi pemimpin

tapi pada saat yang sama ia diharapkan menjadi seorang pengikut

yang taat. Pada satu saat ia diminta tetap mempertahankan nilai-

nilai dasar yang harus ditaati tapi pada saat yang sama ia

diharapkan menjadi pembaharu atau innovator dari kemajuan

zaman. Pada suatu saat diharapkan dianggap sebagai anggota dari

masyarakat, tapi pada saat yang sama ia dituntut juga untuk

memilih keadaan masyarakat, pada satu saat ia dituntut menjadi

teladan yang benar (harapan) pada saat yang sama la harus

membela hak-hak kemanusian.

Page 38: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

BAB III

MEODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

yang dimaksud penelitian kualitatif adalah penelitian yang memerlukan

data-data secara alamiah, etnografi, interaksionis, simbolik baik lesan

maupun tertulis (Nana Sujana, 1989).

Adapun menurut Bogdan dan Taylor (1975), pendifinisian metode

kualitatif sebagai proses sosialisasi, prosedur penelitian yang

menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan,Nasution S. (1988)

menjelaskan bahwa penelitian kualitatif pada karakternya mengamati

orang-orang dalam lingkungan hidupnya bereaksi dengan memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.

Dari pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

pendkatan pcnclitian kualitatif adalah penelitian bahwa dalam melacak

data diutamakan yang secara alamiah tidak dimanipulasi atau direkayasa

yang berupa kata-kata lisan atau tertulis tentang perilaku manusia yang

diperoleh melalui pengamatan atau wawancara.

Menurut pendapat Ibrahim (1989) alasan kuat pentingnya penelitian

kualitatif yaitu : (1) pendidikan sebagai proses sosialisasi pada hakekatnya

adalah interaksi manusia dengan lingkungannya dengan membentuk

melalui proses belajar dalam kontek lingkungan yang berubah-ubah,

32

Page 39: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

33

(2) pendidikan senantiasa melibatkan komponen manusia yakni tenaga

kependidikan dan siswa dengan kamponen kurikulum, dan sistem

pendidikan, lingkungan, tempat, ruang dan waktu serta sarana dan

prasarana pendidikan. Setiap komponen berinteraksi satu sama lain dalam

suatu proses pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan bersama, (3) pendidikan sebagai suatu sistem tidak

hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga berorientasi pada proses agar

dapat memperoleh basil yang optimal, (4) pendidikan dalam pengertian

luas terjadi pada manusia dan berlangsung sepanjang hayat, dalam

lingkungan keluarga, Sekolah dan lingkuugan masyarakat secara alami.

(5) tekanan utama dari pendidikan adalah pembinaan dan pengembangan

kepribadian manusia mencakup aspek intelektual, moral, sesuai dalam

suatu kesatuan untuk serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan

pengembangan tersebut melalui proses bela 'jar agar memperoleh

perubahan-perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap dan

ketrampilan.

Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif maka penelitian kualitatif

dalam pendidikan bertujuan untuk (1) mendiskripsikan suatu proses

kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang telah terjadi di lapangan

sebagai bahan yang lebih lanjut untuk menemukan kekurangan dan

kelemahan pendidikan, sehingga dapat diusahakan usaha penyempurnaan

(2) mengaialisa dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa

pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks

Page 40: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

34

ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami

(3) menyusun kapasitas yang berkenaan dengan konsep dan prinsip

pendidikan, berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan

(induktif) untuk dilakukan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan

kualitatif.

Nasution S. (1998) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian

kualitatif alami mutu selektif yaitu (1) sumber data adalah situasi yang

wajar dan natural setting (2) penelitian sebagai instrumen kunci atau Kay

Instrumen (3) sangat diskriptif (4) mementingkan proses dan produk

(5) mencari makna dibelakang kelakuan atau perbuatan

(6) menguatamakan data langsung atau first hand (7) trianggulasi

(8) obyek yang diteliti dipandang berkedudukan yang sama dengan

peneliti (9) mengutamakan perspektif emie (10) verifikasi (11) sampling

yang perspektive (12) menggunakan “andil Trail” (l3) partisipasi tanpa

mengganggu (14) mengadakan analisis sejak penelitian awal.

Moleong (2000) mengemukakan 10 ciri kualitatif, yaitu : (1) luhur

alamiah, (2) manusia sebagai alat, (3) metode kualitatif (4) analisa data

secara induktif (5) teori dari dasar (Grounded theory) (6) lebih

mementingkan proses daripada hasil (7) adanya batas yang ditentukan dari

fokus (8) adanya cerita khusus untuk keabsahan data (9) desain yang

bersifat sementara (10) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati

bersama.

Page 41: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

35

Berdasarkan beberapa penelitian dan ciri penelitian kualitatif

tersebut, maka penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian

kualitatif. Hal ini sesuai dengan saran Bogdan dan Bicklen (1982) bahwa

dalam memilih rancangan penelitian kualitatif, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, yaitu : 1. Hendaknya faktor diambil satu pemilihan

yang ukurannya sejenis, 2. Rumusan dilakukan sedang saja, sehingga

dapat dilangsungkan dalam waktu dan sumber dana yang ada,

3. Hendaknya memperhatikan kemampuan peneliti soal ini, 4. Batasi

waktu pelaksanaan penelitian, 5. Usahakan memilih informasi yang

terkonsentraSi.

Sesuai dengan fokus penelitian kreativitas kepala Sekolah dan

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan otonomi Sekolah dikembangkan

disini adanya observasi dan wawancara yarig mendalam sehingga lebih

baik dibanding observasi perbuatan.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan fokus

permasalahan yang diteliti datanya dilacak melalui kata kata lisan dan

untuk memenuhi syarat validasi penelitian dilakukan dengan jalan :

1. Menggunakan kancah alami (natural setting), dalam penelitian ini

berupa mempertahankan konteks alami dengan tidak merekayasa

kancah, tidak mendominasi kegiatan dari kegiatan yang terkait di

lapangan.

2. Memperpanjang waktu kegiatan penelitian di lapangan untuk

memperoleh data yang lebih akurat.

Page 42: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

36

3. Wawancara mendalam (depth interview) dan rinci berkaitan masalah

yang diteliti.

4. Trianggulasi metode dan sumber data sebagai ceking kebenaran data

penelitian yang dipeloleh.

5. Membicarakan kepada tokoh peneliti yang tidak ikut meneliti untuk

mengetahui keabsahan proses dan hasil penelitian (peer debrifing).

6. Melacak atau memeriksa kesesuaian hasil analisis data untuk diketahui

kebenarannya(referential adequencychecks).

7. Memberi check yaitu mengecek kesesuaian perolehan data, pemberian

interprestasi dan kesimpulan hasil penelitian untuk diketahui

kebenarannya.

8. Pelitian sebagai insrumen (human as intrumeni) yaitu pengumpulan

data yang ditangani langsung oleh peneliti sebagai tangan pertama.

9. Dapat diandalkan (dipendility) untuk menilai keandalan proses

penelitian, peneliti membuat transkrip, wawancara catatan observasi

dan catatan data angket selama kegiatan penelitian dilakukan.

Penelitian ini menggunakan sample yang dipilih (purpose

sampling) Peneliti terjun ke kancah untuk memperoleh data langsung

dari informasi yang dipilih yang diperkirakan memiliki impormasi yang

diperlukan.

Page 43: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

37

B. Kehadiran Peneliti di lapangan

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengadakan studi

pendahuluan selama tiga minggu, untuk melakukan studi kelayakan dan

pengenalan terhadap lingkungan MI ...........................

Kabupaten ........................... Dengan maksud untuk mengetahui pra

informan kunci dan mengajukan izin penelitian kepada yang berwenang di

MI tersebut. Sementara itu studi pendahuluan dapat diperoleh informasi

yang dapat di pergunakan untuk memperkirakan waktu dan biaya yang di

perlukan serta permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.

Kehadiran peneliti sebagai instrumen penelitian berupaya melakukan

pengamatan penuh terhadap subyek penelitian dan secara terbuka menyatakan

peranannya. Kemungkinan ketidak absahan data atau bias yang mungkin

timbul terhadap data yang dihasilkan yang disebabkan oleh identitas peneliti

akan diantisipasi dengan pendekatan antar personal secara intensif terhadap

informasi kunci. Langkah antisipasi ini mulai dilakukan pada studi

pendahuluan. Setelah data atau imformasi yang diperlukan di peroleh,

langkah berikutnya adalah mengorganisasikan data dengan cara memilih,

memisah mengelompokkan secara sistimatis untuk memudahkan mengecek

pada langkah berikutnya.

C. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI ...........................

Kabupaten ........................... secara struktural MI ini dibawah naungan

Kementerian Agama Kabupten ............................

Page 44: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

38

Waktu penelitian ini dilaksanakan lebih kurang selama satu bulan mulai

tanggal 5 Januari s/d tanggal 5 Pebruari tahun 2011

D. Teknik pengambilan Data

Sedangkan untuk dapat mengetahui dan mendalami serta

menganalisis permasalahan yang dihadapi,diperlukan data yang diperoleh

dari sumber data berupa (1) Data primer yaitu data yang di peroleh dari

sumber data/informan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari Kepala

Madrasah maka guru-guru Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... berupa keterangan-keterangan dan pernyataan-

pernyataan yang menguatkan. (2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh

dari hasil pendataan pihak lain yang sangat mendukung dalam pembahasan

penelitian. Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari data-data tertulis

berupa surat -surat keputusan, catatan-catatan, gambar denah, dan data-data

tercatat lainnya.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan datanya dengan metode

Wawancara mendalam metode dokumentasi dan metode observasi.

1. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mengkonstruksikan

mengenai orang, kejadian dan kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi,

tuntutan, kepedulian,dan lain-lain kebutuhan.

Tahapan teknik wawancara ini sebagai berikut : l) menentukan

informasi yang diwawancarai dengan snowball technic setelah terlebih

dahulu mendapat izin dari Kepala RA. 2) Persiapan wawancara dengan

Page 45: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

39

menetapkan garis-garis besar pertanyaan untuk memperoleh data. Dalam

panduan wawancara berangkat dari fokus sebagai cover term dan

selanjutnya di kembangkan menjadi beberapa includid term sebagai

pedoman wawancara. 3) Menetapkan waktu dan mengadakan negosiasi

dengan informan. 4) Melakukan wawancara dan selama proses

wawancara berlangsung atau selama penelitian berlangsung peneliti

berusaha memelihara hubungan memelihara hubungan yang wajar

sehingga informasi yang diperoleh akan obyektif, dan 5) Mengakhiri

wawancara dan segera menyalin dalam transkrip wawancara.

Teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh data-data

tentang : 1) Kepemimpinan Kepala Madrasah yang meliputi perencanaan

pengorganisasian, pengimplementasian serta pengevaluasian dalam

pembinaan sikap profesionalisme guru. 2) faktor-faktor pendukung dan

penghambat dalam keberhasilan tujuan pendidikan.

Dari wawancara yang telah dilakukan diperoleh data-data tentang

kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ...........................,untuk meningkatkan kinerja guru sekaligus

untuk mengetahui kinerja guru -guru Madrasah Ibtidaiyah yang

bersangkutan dengan penerapan kepemimpinan yang demokratis sesuai

dengan cirri pemimpin uraian didepan.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah; suatu teknik yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan

Page 46: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

40

secara sistimatis. Menurut Sunpiah Faisal bahwa yang di maksud

observasi adalah ; pengamatan dan pencatatan dengan sistimatis

fenomena-fenomena yang akan diselidiki. Dari dua pendapat tersebut

ada dua titik tekan yang sama yaitu adanya pengamatan dan pencatatan

secara sistimatis. Dengan demikian observasi tidak sekedar mengamati

obyek saja, tetapi lebih dari dari itu observasi memerlukan pencatatan

yang sistimatis.

Dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan

beberapa impormasi yang berkaitan dengan fokus penelitian dalam hal

ini ternyata kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... dalam meningkatkan kenerja guru yang

Profesional sangat tepat karena dari pengamatan yang dilakukan yang

dilakukan oleh peneliti kepemimpinan tersebut dapat dilakukan dengan

baik oleh Kepala MI dan para guru dalam menjalankan tugasnya.

E. Analisa Data

Menurut Bogdan (1982) bahwa analisa data itu merupakan proses

penelaahan dan penyusunan secara sistimatik semua transkrip wawancara

catatan lapangan dan materi lainnya, yang telah ditulis peneliti selama

pengumpulan data. Moleong (1996) menyebutkan bahwa analisis data

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola

kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja spirit yang disarankan oleh data.

Berdasarkan pengertian itu hai-hal yang dilakukan peneliti setelah

Page 47: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

41

memperoleh data dari teknik wawancara, teknik observasi peran serta dan

teknik dokumentasi adalah mengelompokkan berdasarkan tema, situasi,

impormasi, bentuk dengan cara melakukan pengkodean sejak permulaan

peneliti, selama penelitian setelah data terkumpul semua dan pencatatan-

pencatatan dalam corrtact summary sheet.

Miles dan Huberman mengatakan bahwa proses analisis data

meliputi : (l) pengumpulan data yakni data dikumpulkan secara

menyeluruh, (2) reduksi data pada tahap ini dilakukan proses seleksi data,

upaya memfokuskan data, menyederhanakan dan membuat intisari.

Kegiatan reduksi data meliputi pembuatan ringkasan, pengkodean,

membuat cluster, membuat pembagian, menulis memo. Proses ini

dilakukan terus sampai laporan akhir lengkap, (3) penyajian data meliputi

penyajian data yang berupa matrik, grafik dan jaringan, (4) kesimpulan

meliputi gambar / implikasi. Tahap ini merupakan kesimpulan dari tahap-

tahap pengumpulan data, reduksi data serta penyajian data.

Proses analisis yang dilakukan oleh peneliti menurut gambar di atas

melalui tahap-tahap sebagai berikut : Pertama tahap pengumpulan data,

tahap ini peneliti mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari berbagai

sumber, baik melalui wawancara langsung dengan informan, dokumen-

dokumen maupun sumber lain yang relevan. Kedua adalah proses reduksi

data, proses ini adalah proses pemilihan, pemutusan perhatian dalam

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data atau data kasar yang

muncul dari catatan-catatan lapangan. Alur ini telah peneliti lakukan pada

Page 48: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

42

saat mulai mengadakan pengamatan pendahuluan, kemudian penentuan

fokus dan proses penelitian serta peneliti gunakan selama proses

pengumpulan data dan pelaporan hasil penelitian. Reduksi data ini

dilakukan dengan membuat ringkasan, menelusuri tema, membuat gugus-

gugus, menuliskan memo dan mengembangkan sistem pengkodean guna

mempermudah dalam mendapatkan kembali data yang telah diperoleh.

Ketiga adalah penyajian data Penyajian data dalam penelitian ini

merupakan proses penyajian sekumpulan informasi yang kompleks ke

dalam kesatuan bentuk yang sederhana dan selektif, mudah dipahami

maknanya. Data yang diperoleh peneliti selama penelitian kemudian

dipaparkan, dicari tema-tema yang terkandung didalamnya, sehingga jelas

maknanya.

Sebagai contoh beban tugas-tugas rutin tentang KBM (Kegiatan

Belajar Mengajar) diserahkan sepenuhnya kepada wakil kepala Madrasah.

Dari data ini dapat ditemukan penerapan gaya kepemimpinan delegasi

efektif. Tahap akhir adalah kesimpulan gambaran / verifikasi. Tahap ini

merupakan proses yang mampu menggambarkan suatu pola tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi, dengan demikian analisa data dilakukan

secara terus menerus baik selama maupun sesudah pengumpulan data.

Penarikan kesimpulan data dilakukan berdasarkan matriks-matriks yang

telah dibuat untuk menemukan pola, topik atau tema sesuai dengna fokus

penelitian.

Page 49: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Identitas Madrasah

1). Nama Madrasah : ...........................

2). NSM : 111235030077

3). Otonomi : Daerah

4). Propinsi :

5). Kabupaten : ...........................

6). Kecamatan : ...........................

7). Desa/Kelurahan : ………………

8). Daerah : Pedesaan .

9). Status Madrasah : Swasta

10). Akreditasi : Terakriditasi

11). Penerbit SK : Kandepag

12). KBM : Pagi Hari

13). Gedung Madrasah : Milik sendiri

14). Lokasi Madrasah : Ds Sawahan

15). Jarak dari Kecamatan : 3 km

16). Jarak dari Kabupaten : 40 km

43

Page 50: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

44

2. Kepala Madrasah

1). Nama : ………………

2). NIP. : -

3). Tempat tgl.lahir : ...........................,

4). Pendidikan : SLTA

5). Jurusan : IPS

3. Data siswa

a. Data murid/siswa Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Rombongan Belajar L P Jml

1 I 1 11 10 21

2 II 1 7 9 16

3 III 1 11 8 19

4 IV 1 15 8 23

5 V 1 14 7 21

6 VI 1 15 8 23

Jumlah 6 73 50 123

b. Data guru/Pegawai

No Kelas Negeri Swasta Jumlah

1 Guru - 13 13

2 TU - - -

3 Pustakawan - - -

4 Laborat - - -

5 Penjaga - - -

Jumlah - 1 14

36

Page 51: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

45

4. Data Sarana dan Prasarana

a) Keadaan Bangunan

No Jenis Jumlah Luas Kondisi

1 R. Kelas 6 336 m2 Baik

2 R. Kantor 1 30 m2 Baik

3 R. Kep. Madrasah 1 26 m2 Baik

b) Keadaan Buku Perpustakaan

No Jenis Buku Berasal Jumlah Kondisi

1 Pegangan murid Membeli 150 Baik

2 Pegangan guru Membeli 20 Baik

3 R. Kep. Madrasah Membeli 25 Rusak

ringan

c) Perlengkapan lain

No Jenis Buku Berasal Jumlah Kondisi

1 Pegangan murid Membeli 150 Baik

2 Pegangan guru Membeli 20 Baik

3 R. Kep. Madrasah Membeli 25 Rusak

ringan

B. Temuan Penelitian

Pada bagian sini diuraikan temuan - temuan penelitian berdasarkan

Paparan data yang telah dikemukakan diatas dengan penjelasan sebagai

berikut :

Page 52: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

46

1. Upaya Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupten........................... dalam meningkatkan kenerja guru.

Dalam upaya peningkatan guru, Kepala Madrasah menggunakan

pendekatan situasional dan terbuka, artinya kinerja guru akan berhasil dengan

baik jika semua komponen Madrasah mampu menunjang dan mendukung

sesuai situasi dan kondisi serta berupaya menjalankan manajemen Madrasah

dengan keterbukaan sehingga tercipta suasana demokratis.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menunjang peningkatan mutu

kinerja guru, antara lain : a) kadar bimbingan dan arahan yang di berikan

pemimpin /Kepala Madrasah b) kadar dorongan sosio emosional dan

c) kesiapan /kematangan bawahan fungsinal dan perwujudan dari tujuan

yang diinginkan.

a) Kadar bimbingan dan arahan yang diberikan pimpinan.

Dalam membina hubungan yang harmonis dengan para guru,

Kepala Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten

........................... mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan agar

guru-guru mau dan mampu bergerak kearah tujuan pendidikan serta

membina dan memberi petunjuk kepada mereka untuk menjadi seorang

pemimpin, baik diri sendiri, murid-murid dan masyarakat (hasil

observasi). Sesuai dengan pernyataan dari Kepala Madrasah bahwa

pembinaan dan arahan tersebut dilakukan dengan :

Page 53: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

47

1). Setiap hari Senin diawal bulan diadakan rapat dinas dan

pembinaan yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan

problematikannya yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

2). Setiap bulan sekali diadakan pembinaan dengan tujuan

mengevaluasi kinerja guru.

3) Mengadakan pembinaan terhadap wali kelas setiap tengah semester

dalam rangka membahas mata pelajaran dan pelaksanaan evaluasi

(uji tengah semester).

4) Mengadakan pembinaan setiap saat ketika melakukan kunjungan di

kelas-kelas

5) Dalam setiap rapat-rapat dinas batik yang rutin maupun insedental

juga sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang pembinaan bagi para

guru.

6) Mendorong para guru untuk mengikuti kelompok kerja guru

Agama.

b. Kader Dukungan Sosioemosional yang Disediakan oleh Pimpinan

Dalam membina hubungan dan interaksi yang harmonis dengan

para bawahan seorang kepala dapat mendayagunakan dan

memperkokoh pola interaksi dan relasi tersebut untuk mencapai tujuan

yang diharapkanya itu terwujudnya kwalitas kinerja guru yang

maksimal dan sistem belajar dan mengajarnya juga berkwalitas. Namun

dalam memahami kualitas guru juga dibedakan pada tingkat

pengalaman dan kemampuan mereka, sehingga untuk guru-guru yang

Page 54: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

48

lebih banyak daripada guru yunior yang kurang pengalaman dan

kemampuan dalam menjalankan tugasnya (Hasil Observasi). Langkah-

langkah yang dilakukan dalam kaitan dengan hubungan dan interaksi

dengan para bawahan antara lain dengan mengarahkan, mengawasi,

menjelaskan, memberi contoh, memantau, memberikan dukungan,

memberikan pengakuan memberikan reward (imbalan) mengelola

komplek yang ada dengan membangun tim serta membentuk network

(jaringan kerja dengan lembaga lain).

1). Mengarahkan atau menjelaskan

Kepala MI. ........................... selalu mengada kan

pengarahan dan penjelasan pada para bawahan yang berkaitan

dengan kebijakan-kebijakan,rencana-rencana, serta intruksi tentang

berbagai kegiatan dan pekerjaan yang harus dilakukan. Tujuan untuk

membimbing dan mengkordinasikan kegiatan kerja dan untuk

memastikan bahwa bawahan mengetahui dan memahami apa yang

harus dilakukan berikut cara melaksanakan kegiatan (hasil

observasi).

2). Memantau

Dalam hal ini cara yang dilakukan Kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... dengan

mengadakan kunjungan ke kelas atau (survei) yang di tujukan secara

individual dan keberhasilan dari program kerja yang ditugaskan

pada bawahan.

Page 55: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

49

Page 56: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

50

3). Memberi dukungan

Kepala Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten

........................... senantiasa mendukung, kepada setiap guru dan

stafnya untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya yaitu

melalui pengiriman guru pada pada kegiatan seminar, lokakarya,

penataran dan mengikuti sertakan mereka pada KKG, diklat, dan

beberapa kegiatan penting lainnya.

4). Membari pengakuan

Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... juga selalu memberikan motivasi

berupa pujian dan penghargaan serta memperlihatkan apresiasinya

kepada para guru dan setap lainnya yang berprestasi dan kinerjanya

bagus sehingga keberadaan mereka juga mendukung keberhasilan

dan kemajuan Madrasah.

5). Mengembangkan

Dalam memperkokoh hubungan kerjasama partnership antara

seorang pimpinan dan bawahannya, Kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... senantiasa

memberikan waktudan tenaganya untuk membimbing dan

konsultasi karir bawahan.Sebagai contoh dalam rangka

kemajuankarir bawahan Kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... senantiasa

ada bawahan yang akan dimutasi atau promosi ke lain instansi

Page 57: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

51

didukung dengan syarat diberi jabatan atau fasilitas yang

lebih baik.

c). Kesiapan dan Kematangan bawahan

Dalam mengelola dan mengatur kinerja lembaga yang

dipimpin Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... terutama dalam manajemen. Kinerja

Kantor dan dan bawahannya, secara konkrit seantiasa memberikan

tugas dan pekerjaan kepada para bawahan disesuaikan dengan

kesiapan dan tingkat kematangan bawahan. Jika mereka memang

dirasa belum mampu danpaham betul tentang tugas dan

pekerjaannya, maka tugas akan dijelaskan dan diarahkan serta

dibimbing agarmereka dapat maksimal dalam bekerja, namun

mereka juga diberi peluang dan kesempatan untuk berinovasi dan

berkreasi dalam mengerjakan tugasnya. Sedangkan jika mereka

benar-benar belum mampu maka akan diarahkan pada yang

lainnya, agar lebih efektif dan efisien.Kemudian tugas yang di

berikan kepada akasek tentunya berbeda dengan tugas wali kelas.

Sehingga dengan mengetahui bagaimana kesiapan dan

kematangan bawahan, tugas dapat terlaksana dengan baik serta

lebih berkualitas yang akhirnya menunjang terwjudnya tujuan

Madrasah.

d). Penerapan Gaya Kepemimpinan yang efektif

Page 58: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

52

Gaya kepemimpinan yang efektif dan evisien pada suatu

organisasi formal seperti sangat penting,hal ini bilamana

dihubungkan dengan pencapaian tujuan pendidikan bertanggung

jawab penuh terhadap semua kegiatan yang ada di Madrasah.

Kepala Madrasah di dalam perannya sebagai pemimpin harus

Menunjukkan suatu contoh perilaku yang dapat digugu atau

dipercaya dan dapat ditiru atau diteladani. Dalam hubungan dengan

bawahan / dengan para guru,membina dan atau menyiapkan guru-

guru menjadi pemimpin dalam pertumbuhan jabatannya. Karena

itu Kepala Madrasah harus memiliki perilaku dan gaya

kepemimpinan yang memungkinkan para guru untuk bekerja

efektif serta mempunyai motivasi kerja dan kinerja yang tinggi.

Situasidan kondisi yang konduksif dalam lingkungan Madrasah

Harus di tumbuhkan. “Sebagai pencipta iklim kerja yang baik,

kepala Madrasah harus mampu meyakinkan dan menggerakkan

seluruh tenaga kependidikan dan sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari profesionslisme” (Depdikbud,a:9;1995).

Sedangkan gaya kepemimpinan yang di terapkan oleh kepala

Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ...........................,

dalam memimpin lembaga yang di pimpinnya adalah gaya

kepemimpinan situasional yang berdasar pada teori 3 yaitu

meinimpin dengan orientasi pada demensi hubungan dan tugas,

demensi keefektifan yang kesemua demensi disesuaikan dengan

Page 59: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

53

situasi dan kondisi yang dihadapi (lingkungan yang dimasuki).

Contoh konkrit dari gaya kepemimpinan yang di terapkan oleh

kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... adalah Kepala Madrasah secara

terbuka dan demokratis memimpin lembaga ini (hasil observasi).

Saya merasa bahwa gaya kepemimpinan kepala

Madrasahdalam Memimpin lembagaini selama 5 tahun terasa

sangat terbuka dan Demokratis. Jadi beliau menerapkan atau

memutuskan segala sesuatu bisa Top Down dan Botton Up atau

dengan kompromistik. Sehingga seluruh prangkat dan piranti

Madrasah merasa andarbeni atas Madrasah sekaligus bersatu padu

dan padu dan integrative untuk memajukan dan mewujudkan tujuan

pendidikan (OP.13.Maret 2006)

Secara aplikasi kepala Madrasah menerapkan (1) gaya

intruksi pada saat menghadapi stap baik guru maupun tenaga

administrasi yang masih baru. Kepala Madrasah memahami bahwa

mereka masih belum cukup memiliki tingkat kedewasaan yang

cukup. Pada saat itu kepala Madrasah banyak memberi dan sedikit

memberi kesempatan berpartisipasi kepada bawahan, intruksi yang

diberikan kepada bawahan terinci secara spisifik. Pengawasan

dilakukan secara ketat peran bawahan dibatasi, pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah datang dari pimpinan.

Page 60: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

54

Penerapan gaya intruksi ini sesungguhnya jarang sekali

dilakukan oleh kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ..........................., sebab kebanyakan staf Madrasah

khususnya tenaga pengajar /guru yang memiliki tingkat kedewasaan

cukup tinggi. 2) Gaya konsultatif, diterapkan kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... kepada staf

yang berkemauan tinggi tetapi kemampuan rendah. Secara

konkrit kepala Madrasah menerapkan gaya tersebut kepada para

guru yang memiliki latar belakang Sarjana/Ahli madya namun

kemauan mereka masih rendah. Pada kesempatan ini kepala

Madrasah memberi kesempatan kepada bawahan dalam proses

pengambilan keputusan, akan tetapi kepala Madrasah masih

memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas. Kesempatan ini dilakukan kepala MI ...........................

Kabupaten ........................... pada rapat guru bidang studi tiap hari

Jumat minggu kedua di tiap bulannya (3) Gaya partisipasi diterapkan

pada tenaga guru yang berkemampuan rendah tetapi memiliki

kemauan yang tinggi. Terhadap guru yang demikian kepala

Madrasah memperkecil pengarah an dan pengawasan,sebaliknya ia

lebih banyak mendengarkan dan me mperhatikan saran dan pendapat

para gurunya (kepala Madrasah lebih banyak memberi kesempatan

kepada bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Kepala

Madrasah menganggap para guru pada kategori ini sebagai mitra

Page 61: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

55

kerja sehingga hubungan kerja bersifat kolegial. Dan gaya tersebut

yang lebih banyak diterapkan oleh kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ..........................., secara

konkrit diterapkan kepada guru bidang studi yang sudah memiliki

pengalaman yang cukup. Sehingga hubungan guru dan kepala

MI. terbangun suatu hubungan tenaga kerja yang kolegial.

Kepala Madrasah dalm menerapkan gaya kepemimpinannya

sangat terbuka sesuai dengan gaya penerapan gaya kepemimpinan

situasional. Ia senantiasa terbuka dalam melaksanakan tugas baik

terhadap masyarakat utamanya terhadap pengurus komite Madrasah.

tugas-tugas yang di berikan kepada bawahannya. Ia senantiasa

memperhatikan tingkat kedewasaan kemampuan staf. Nilai

demokratis senantiasa ia kembangkan. Dalam hal ini kepala

Madrasah terus memberi peluang kepada bawahan untuk tumbuh

dalam jabatan (hasil observasi ).

Berkaitan dengan kepemimpinan kepalaMadrasah ini sesuai

dengan apa yang diurutkan dengan pengurus Komite Madrasah :

Secara umum dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala

Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ...........................

disini cukup efektif, Hal ini terlihat banyaknya inovasi - inovasi yang

dibuat oleh lembaga ini. Inovasi-inovasi ini timbul karena pemimpin

mampu menggerakkan orang lain utamanya terhadap bawahan

Page 62: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

56

serta ketepatan dalam memilih gaya kepemimpinan terhadap

kemampuan suatu kematangan (Observasi:l5 Januari 2011).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini secara berturut-turut disajikan (a) Pembahasan hasil

penelitian, yaitu pembahasan silang antara hasil penelitian dengan kajian

tioritik yang relevan dan interprestasi penelitian, (b) makna atau hakekat

penelitian.Adapun rumusan-rumusan penelitian tersebut sebagai berikut :

1) Upaya-upaya Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... dalam rangka meningkatkan kinerja guru, 2)

Faktor - faktor penghambat atau pendukung dalam meningkatkan kenerja

guru Madrasah Ibtidaiyah ........................... ...........................

Kabupaten ..........................., 3) Hasil Kinerja guru Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... dalam menerapkan

kepemimpinan demokratis.

1. Upaya kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... dalam meningkatkan kenerja guru dalam

ke pemimpinan demokratis.

Berdasarkan pada temuan data yang diperoleh dari lapangan,

menunjukkan bahwa upaya kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... dalam

meningkatkan kinerja-kinerja guru dengan :

a. Mengirimkan guru dalam kegiatan ilmiah dalam rangka

meningkatkan wacana keilmuan dan sumber pengetahuan agar

Page 63: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

57

kualitas materi dan mutu pembelajaran semakin meningkat.

Kegiatan-kegiatan seperti : diklat kependidikan, ceramah-ceramah,

penataran, KKG.

b. Mengadakan pembinaan - pembinaan di internal lembaga yaitu

dengan pembinaan secara sistimatis dan terencana terhadap guru

yang pada dasarnya telah memiliki kemampuan profesional untuk

melaksanakan tugas - tugas kependidikan, guna mengembangkan

potensi siswa secara maksimal lewat mata pelajaran. Dengan

kaitannya dengan guru sebagai tenaga profesional kependidikan

maka dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk bersifat rasional

dan memenuhi spesifikasi tertentu serta memiliki kemampuan

mengajar yang isential untuk dapat melaksanakan tugas-tugas

intruksionalnya yang mencakup ; rancangan pengajaran, prosedur

pelaksanaan pengajaran dan hubungan antar pribadi. Apabila ketiga

kemampuan issensial itu dimiliki oleh guru, maka akan tercipta

kegiatan belajar dan guru-guru yang efektif

c. Memberikan pengawasan, pemantauan, dukungan, dan imbalan

bagi mereka agar lebih berprestasi dan membangun konflik agar

lebih bersemangat dalam belajar.

d. Mengarahkan atau menjelaskan, Kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... selalu

mengadakan pengarahan dan penjelasan pada para bawahan yang

berkaitan dengan kebijakan-kebijakan, rencana-rencana serta

Page 64: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

58

intruksi tentang berbagai kegiatan dan pekerjaan yang harus

dilakukan. Tujuannya untuk membimbing dan mengkoordinasikan

kegiatan kerja dan untuk memastikan bahwa bawahan mengetahui

dan mengalami apa yang harus dilaksanakan berikut cara

melaksanakan kegiatan tersebut.

e. Memantau dalam hal ini yang perlu dilakukan kepala

Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ...........................

dengan mengadakan kunjungan ke kelas (surve) yang tujuannya

untuk mengetahui dan mengevaluasi dan mengetahui kemajuan

pekerjaan dan kinerja bawahan secara individual dan keberhasilan

dari program kerja yang ditugaskan pada bawahan.

f. Memberi dukungan, Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ..........................., senantiasa mendukung pada setiap guru

dan stafnya untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya.

g. Memberi pengakuan, Kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... juga selalu memberikan motivasi

berupa pujian dan penghargaan serta memperhatikan apresiasinya

kepada para guru dan stap lainnya yang berprestasi serta kinerjanya

bagus,sehingga keberadaan mereka juga mendukung keberhasilan

dan kemajuan Madrasah.

h. Mengelola konflik dan membangun tim network dalam menangani

segala permasalahan dilembaga atau kantor kepala Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ........................... berupa

Page 65: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

59

menyelesaikan dengan adil dan bijaksana, serta mengelola konflik

tersebut dengan manajemen konflik yang terjadi justru mampu

memotivasi mereka dan mengevaluasi kinerja di lembaga sehingga

meningkatkan semangat dan prestasi mereka dalam bekerja.

i. Memotivasi mereka agar mau membangun kemampuan pribadi

untuk lebih maju dan kinerjanya bagus. Kesemuanya ini sesuai

dengan kepemimpinan kepala MI. yang menggunakan pendekatan

kepemimpinan demokratis,yang menggabungkan 3 demensi, yaitu

demensi hubungan, demensi tugas dan demensi keefektifan dalam

upaya peningkatan kinerja guru /pendidik.

2. Faktor Penghambat / pendukung dalam peningkatan kinerja guru

Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ............................

a. Faktor penghambat adalah faktor dana dalam peningkatan kerja

guru faktor penting yang sering menghambat adalah keterbatasan

dana. Karena Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten

..........................., adalah instansi milik pemerintah maka sumber dan

utama juga dari pemerintah dan orang tua murid.

b. Faktor pendukung yang menunjang peningkatan kenerja guru

adalah :

1). Adanya slogan Ikhlas Beramal , bekerja tanpa perintah dan

disiplin tanpa diawasi.Yaitu untuk menumbuhkan jiwa yang

ikhlas untuk bekerja dan disiplin dalam setiap tindakan.

Page 66: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

60

2). Loyalitas guru dan civitas akademik lainnya, kesetiaan dari

seorang karyawan untuk menekuni dan mencintai lembaga dan

pekerjaannya sehingga pekerjaannya dapat selesai dengan

sukses.

3). Sarana dan prasarana yang sangat mendukung keberhasilan

sebuah lembaga dalam operasional sehingga faktor ini sangat

penting keberadaannya.

.4). Pengalaman mengajar yang cukup potensial karena dari

pengalaman ini para guru dapat merancang konsep

pembelajaran seefisien dan seefektif mungkin.

5). Peran serta MI cukup efektif, karena pengawas sebagai

supervisor pendidikan tingkat atas sangat menunjang kwalitas

kinerja guru. Mereka bekerja dengan evaluasi dan monitoring

yang efektif.

3. Hasil kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ..........................., dalam penerapan kepemimpinan demokratis

menuju profesionalisme guru.

Hasil kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ..........................., dalam penerapan kepemimpinan

demokratis dalam temuan penelitian antara lain :

a. Adanya peningkatan mutu dalam proses belajar mengajar di

Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ...........................,

mutu proses belajar mengajar tersebut terlihat guru - guru semakin

Page 67: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

61

kreatif dan inovatif dalam mengelola pelajaran, contoh mereka

menggunakan metode partisipatif dan KBK dalam mengajar.

b. Semakin meningkatnya kedisiplinan guru dan siswa dalam PBM

hal tersebut tampak darikondisi belajar mengajar yang tidak pernah

kosong dan sesuai dengan target alokasi waktu materi pelajaran.

c. Adanya kurikulum terintegrated dan kurikulum berbasis kompetensi

yaitu formulasi gabungan mata pelajaran umum dan Agama

sehingga mata pelajaran yang diberikan kepada siswa lebih banyak

jika dibandingkan dengan madrasah pada umumnya.

d. Semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat pada mutu

pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... dari tahun ketahun meningkat prestasi

Madrasah,murid dan gurunya.

Page 68: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian paparan data dan temuan penelitian di

lapangan serta hasil pembahasan, maka dalam Bab V ini peneliti dapat

menarik kesimpulan untuk menjawab fokus dan tujuan penelitian. Hal lain

perlu kiranya disampaikan bahwa kesimpulan ini juga untuk menangkap

fenomena yang ada di Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kabupaten ........................... dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja

guru dalam kepemimpinan demokratis sebagai pemacu profesionalisme

guru Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten

............................

1. Upaya kepala Madrasah Ibtidaiyah ...........................

Kab. ........................... dalam meningkatkan kinerja guru adalah dengan

mengikutkan para guru pada Kegiatan kegiatan seperti : penataran,

diklat, KKG dan beberapa ke giatan ilmiah lainnya serta pembinaan

secara internal dan rutin agar kuali tas kinerja para guru lebih

menigkat/profesional.

2. Ada beberapa faktor yang mendukung / menghambat peningkatan kinerja

guru Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ...........................,

antara lain faktor penghambatnya adalah faktor dana yang cukup terbatas

dari anggaran yang diperlukan, sehingga mengurangi frekuensi para guru

62

Page 69: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

untuk mengikuti berbagai kegiatan. Sedang faktor pendukung

peningkatan profesional kenerja guru peningkatan profesional kinerja

63

Page 70: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

64

guru antara lain adalah : a) adanya slogan Ikhlas beramal, bekerja tanpa

diperintah disiplin tanpa diawasi. b) loyalitas guru c) saran dan

prasarana yang cukup. d) Pengalaman pembelajaran yang cukup

potensial, e) peran dari pihak pengawas PAI yang cukup efektif.

3. Hasil dari kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten

........................... dalam kepemimpinan demokrasi adalah

a) adanya peningkatan mutu dan dalam proses belajar mengajar di

Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ............................

b) adanya peningkatan prestas siswa c) semakin meningkatnya

Kedisiplinan guru dan siswa dalam PBM. d) adanya kurikulum

terintegrated dan kurikulum Berbasis Kompetensi e) semakin

meningkatnya kepercayaan masyarakat pada mutu pembelajaran

Madrasah Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ............................

B. Saran

Bagi kepala MI dan segenap guru/karyawan Madrasah

Ibtidaiyah ........................... Kabupaten ...........................

1. Kondisi-kondisi yang telah tertata bagus dan membawa dampak yang

positif hendaknya tetap dipelihara dan di tingkatkan semaksimal

munkin keberadaannya.

2. Perlu secara terus menerus dan berkelanjutan dilakukan evaluasi dan

monitoring pengawas PAI terhadap proses, sistem dan hasil pengajaran

agar mencapai hasil yang maksimal menuju guru yang profesional.

Page 71: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

65

3. Dan kepada segenap pengelola lembaga pendidikan serta seluruh

komponen Madrasah agar senantiasa meningkatkan kinerjanya sehingga

prestasi Madrasah semakin meningkat dan mendapat keberhasilan di

segala bidang.

Page 72: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Kepemimpinan Kepala Madsrasah Sebagai Pendorong Profesionalisme Guru (Studi Kasus Pengawas Pai Di Madrasah Ibtidaiyah)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, HM, 1994, Kapita Seleksta Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara

Abuddin Nata, Prof. Drs. H. MA., Manajemen Pendidikan, Prenada Media, Jakarta, 2003.

BOGDAN, R., 1982, Riset Kwalitatif untuk Pendidikan, Pengantar ke Teori dan Metode, terjemahan oleh Munandir, 1990, Jakarta, Dikjen, Dikti.

Burhanudin. 1979. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara.

Daryanto, 1992, Kepemimpinan Organisasi, Jakarta, Sinar Grafika,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. UUSPN No. 20 Th. 2003 tentang Sistem P'endidikan Nasional. Jakarta Depdikbud.

Depdikbud, 2000, Panduan Pelatihan untuk Pengembangan Sekolah. Jakarta.

Effendi, 1983. Human Relation dan Public Relation dalam Management, Bandung, Alumni.

Gito Sudarno,1993. Kepemimpinan Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta.

Hamalik, Umar, 1986. Media Pendidikan, Bandung.

Kartini, K., 1994, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta. PT. Raja, Grafindo Persada.

Kotter J. P., 1988, Faktor Kepemimpinan, Alih Bahasa, Hari Suminto, 1997, Jakarta, Prehalindo.

Manajemen Pendidikan.

Ngalim Purwanto, Drs. MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Karya, Bandung, 1988.

Piet A. Suhertian, Drs., Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inserlice Education, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1992.

66