Karya Tulis Ilmiah.docx

43
RANCANGAN MODIFIKASI PEMBUATAN BODY PROTOTIPE CHILDREN UTILITY ALL TERRAIN VEHICLE (ATV) KARYA TULIS ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan beasiswa disusun oleh: Kiki Nuralam : 1106089 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Transcript of Karya Tulis Ilmiah.docx

Page 1: Karya Tulis Ilmiah.docx

RANCANGAN MODIFIKASI PEMBUATAN BODY PROTOTIPE

CHILDREN UTILITY ALL TERRAIN VEHICLE (ATV)

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan beasiswa

disusun oleh:

Kiki Nuralam : 1106089

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Page 2: Karya Tulis Ilmiah.docx

ABSTRAK

Pesatnya perkembangan dunia otomoif tidak terlepas dari masyarakat sebagai

konsumen dan lingkungan merupakan faktor penting yang turut berperan dalam

kemajuan tersebut. Serta mengingat dunia otomotif sekarang tidak lagi sebatas

kendaraan yang selama ini sering kita lihat atau pergunakan, tetapi sudah

merambah pada bidang industri, pertanian, olahraga dan masih banyak yang

lainnya. Bermacam-macam terobosan baru telah terjadi dalam dunia otomotif

dengan semakin banyaknya variasi model juga benuk bahkan sampai ke aksesoris

yang digunakan.

Oleh karena itu maka kami berkeinginan untuk merancang bangun dan

modifikasi sepeda motor mini ATV. Karena pada umumnya pabrikan kendaraan

yang ada di Indonesia tidak membuat secara masal dari mini ATV ini, oleh sebab

itu disini kami melihat peluang bisnis yang sangat terbuka dari segi ekonomi

selain itu, perancangan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dunia otomotif

kepada anak-anak usia dini dengan memfasilitasi kebutuhan mereka.

Dalam karya tulis ilmiah ini kami membahas beberapa bagian yang terdiri dari:

1. Cara membuat bodi mini ATV, dengan menggunakan bahan fiberglass.

2. Cara pengecatan bodi mini ATV.

3. Serta cara membuat rangka bodi mini ATV itu sendiri.

Hasil dari penelitian berbagai data yang telah kami kumpulkan, dapat kita tarik

beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain:

1. Dalam pembuatan bodi dengan bahan dasar fiberglass terlebih dahulu kita

harus membuat mal untuk master cetakan agar menghasilkan bodi yang

bagus.

2. Estimasi jumlah bahan fiberglass yang diperlukan untuk membuat bodi mini

ATV adalah 2 liter resin dan 50 cc katalis serta 2m matt

3. Estimasi jumlah bahan pengecatan yang diperlukan untuk proses pengecatan

bodi mini ATV ditunjukan pada tabel dibawah ini.

Page 3: Karya Tulis Ilmiah.docx

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena

berkat kemurahanNya karya tulis ilmiah ini dapat kami selesaikan. Dalam karya

tulis ilmiah ini kami membahas “ Rancangan Modifikasi Dan Pembuatan Body

Prototipe Children Utility All Terrain Vehicle (ATV)’’.

Karya tulis ilmiah ini dibuat dalam rangka menambah wawasan sekaligus

melatih kreatifitas mahasiswa dalam bidang otomotif.

Dalam  proses penyusunan dan penyelesaian tentunya kami mendapatkan

bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sebesar-

besarya  kepada yang terhormat:

1. Ibu Dewi Rani Gustiasari, S.S.

2. Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak  memberikan masukan untuk 

karya tulis ilmiah ini.

Demikian karya tulis ilmiah ini kami buat semoga bermanfaat bagi penulis pada

khususnya serta bagi yang membaca pada umumnya, dan hanya kepada Tuhan

Yang Maha Pemurah semoga semua amal baik mendapat balasan yang setimpal,

Amin.

Wassalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, 27 februari 2013

Penyusun

Page 4: Karya Tulis Ilmiah.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan dunia otomoif tidak terlepas dari masyarakat sebagai

konsumen dan lingkungan merupakan faktor penting yang turut berperan dalam

kemajuan tersebut. Pada umumnya pabrikan kendaraan, baik yang memproduksi

kendaraan roda dua atau empat, didorong untuk melakukan inovasi-inovasi pada

produk-produk mereka seiring tuntutan untuk memenuhi selera dan kebutuhan

konsumen.

Dunia otomotif tidak lagi sebatas kendaraan yang selama ini sering kita lihat

atau pergunakan, tetapi sudah merambah pada bidang industri, pertanian, olahraga

dan masih banyak yang lainnya. Bermacam-macam terobosan baru telah terjadi

dalam dunia otomotif dengan semakin banyaknya variasi model juga benuk

bahkan sampai ke aksesoris yang digunakan.

Masyarakat sekarang semakin pintar dalam menyikapi perkembangan dunia

otomotif. Ini dapat terlihat dari baiknya sambutan masyarakat terhadap pabrikan

kendaraan yang mengeluarkan produk terbarunya. Berbagai kalangan kini sangat

menyenangi dunia otomoif, dari mulai orang tua hingga anak-anak baik itu dalam

bentuk miniatur sepeda motor dan mobil sampai pada permainan (Game) yang

berbau otomotif.

Kini dunia otomotif tidak hanya dapat dinikmati oleh para orang tua atau

remaja, bahkan dunia otomoif kini sudah dapat dinikmati oleh anak-anak baik itu

berupa mainan atau pun bentuk kendaraan yang kecil, sehingga memungkinkan

anak-anak dapat mengendarainya.

Ini tidak terlepas dari banyaknya berbagai jenis dan bentuk yang beredar

dipasaran dari mulai sepeda motor mini chopper, mini dirt bike, mini car, dan

mini ATV (all terrain vehicle). Setiap jenis motor tersebut tentunya memiliki

peminat yang berbeda-beda sesuai dengan hobi yang mereka sukai. Berdasarkan

pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari sebuah kendaraan

saat ini tidak hanya sebagai alat transfortasi saja, namun juga dapat menjadi suatu

alat untuk menyalurkan hobi dan kretivitas.

Page 5: Karya Tulis Ilmiah.docx

Oleh karena itu maka kami berkeinginan untuk merancang bangun dan

modifikasi sepeda motor mini ATV. Karena pada umumnya pabrikan kendaraan

yang ada di Indonesia tidak membuat secara masal dari mini ATV ini, oleh sebab

itu disini kami melihat peluang bisnis yang sangat terbuka dari segi ekonomi

selain itu, perancangan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dunia otomotif

kepada anak-anak usia dini dengan memfasilitasi kebutuhan mereka.

All Terrain Vehicle (ATV) atau kendaraan segala medan, juga merupakan

bagian dari sepeda motor, meskipun pada umumnya ATV adalah kendaraan

beroda empat, kendaraan ini masih menyerupai sepeda motor. ATV dibuat untuk

mengatasi segala medan yang cukup sulit bila dilalui oleh sepeda motor lain pada

umumnya, oleh karena itu ATV banyak dikembangkan dari yang berukuran besar

hingga yang berukuran mini atau kecil dan sangat cocok untuk anak-anak bila

dilihat bentuknya ATV mempunyai empat roda sehingga para orang tua tidak

terlalu khawatir bila anaknya mengendarai ATV, karena dari tingkat keselamatan

sangat baik dan sangat mudah untuk dikendarai oleh anak-anak, sedangkan dilihat

dari kegunaanya ATV jenis ini masuk kedalam children utility.

Body pada suatu kendaraan pada umumnya berfungsi untuk memberi bentuk

pada kendaraan itu sendiri dan dapat memberikan perlindungan bagi

pengendaranya. Body pada children utility ATV didesain agar dapat memenuhi

tuntutan tersebut dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Adapun aspek

tersebut ditentukan oleh jenis dan kegunaan dari sepeda motor tersebut.

Disamping itu faktor estetika atau keindahan hendaknya dipertimbangkan agar

sepeda motor yang dirancang memiliki nilai ekonomi dan daya tarik bagi peminat

sepeda motor tersebut. Penentuan material untuk body children utility ATV

berpengaruh pada bobot kendaraan dan biaya produksi, sehingga faktor material

juga turut dipertimbangkan dalam mendesain body kendaraan. Proses

pengerjaanpun akan berbeda tergantung dari material yang akan digunakan.

Salah satu yang akan digunakan dalam pembuatan body children utility ATV

disini adalah berbahan dasar fiberglass, dimana bahan ini cukup kuat juga sangat

ekonomis. Hal ini sesuai dengan Gunadi (2008 : 336) yang mengemukakan

bahwa:

Page 6: Karya Tulis Ilmiah.docx

“Bahan non logam banyak digunakan sebagai bagian dari body kendaraan. Salah satu bahan non logam tersebut yaitu fiberglass. Fiberglass merupakan bahan paduan atau campuran beberapa bahan kimia (bahan komposit) yang bereaksi dan mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini menpunyai beberapa keuntungan dibandingkan bahan logam, diantaranya : lebih ringan, lebih mudah di bentuk, dan lebih murah. Fiberglass atau serat kaca telah dikenal orang sejak lama, dah bahkan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca mulai dibuat sejak awal abad ke 18. Mulai akhir tahun 1930-an fiberglass dikembangkan melalui proses filament berkelanjutan (continuous filament process) sehingga mempunyai sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk bahan industry, seperti kekuatan nya tinggi, elastic, dan tahan terhadap temperature tinggi”.

Sehingga kami tertarik untuk membuat body childrent utility ATV dengan bahan

dasar fiberglas. Body yang akan dibuat dengan fiberglass adalah tangki bahan

bakar, fender depan dan fender belakang, sedangkan untuk pijakan kaki dibuat

dengan menggunakan plat baja.

Pengecatan pada body children utility ATV, adalah tahap akhir dari proses

rancang bangun body children utility ATV, selain untuk memberikan keindahan

juga dapat meberikan perlindungan bagi komponen body children utility ATV itu

sendiri, untuk itu diperlukan perencanaan juga perhitungan yang baik agar

pengecetan tidak terlalu memakan banyak biaya.

Pembuatan body children utility ATV untuk tangki bahan bakar, fender depan

dan belakang berbahan dasar fiberglass, sedangkan untuk pijakan kaki berbahan

dasar plat baja. Hal ini membuat kami tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap dua bahan dasar yang berbeda tadi yaitu antara fiberglass dengan plat

baja terhadap daya lekat cat. Apakah akan berpengaruh terhadap fungsi cat yaitu

untuk proteksi suatu objek terhadap kerusakan dari elemen luar yang biasanya

berupa korosi.

Berdasarkan hal tersebut, maka kami mengambil judul karya tulis ilmiah yaitu

“ Rancangan Modifikasi Dan Pembuatan Body Prototipe Children Utility All

Terrain Vehicle (ATV)’’.

Page 7: Karya Tulis Ilmiah.docx

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini kami merumuskan beberapa masalah

diantaranya:

1. Bagaimana cara pembentukan body berbahan dasar fiber?

2. Berapakah etimasi jumlah bahan fiber yang dibutuhkan untuk proses

pembentukan pada body?

3. Berapakah etimasi jumlah cat, thiner, dempul dan hardener yang

dibutuhkan untuk proses pengecatan pada body?

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan Karya Tulis Ilmiah ini lebih terarah dan pembahasannya tidak

terlalu luas, maka kami membatasi permasalahan yang akan dibahas sebagai

berikut, yaitu:

1. Ketebalan fiber pada pembentukan body mini ATV adalah 0,3 mm.

2. Merk cat dan hardener yang digunakan dalam pembentukan body mini

ATV adalah Nippe 2000.

3. Merk thiner yang digunakan dalam pembentukan body mini ATV adalah

ND.

4. Merk dempul yang digunakan dalam pembentukan body mini ATV adalah

Sanpolac.

5. Sistem pengecatan dalam pembentukan body mini ATV dengan sistem non

oven.

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

1. Untuk mengetahui jumlah bahan fiber yang dibutuhkan dalam proses

pembentukan pada body childern utility ATV.

2. Untuk mengetahui daya lekat cat antara fiber dengan plat baja.

3. Untuk mengetahui biaya proses pengecatan dalam pembentukan body

childern utility ATV.

Page 8: Karya Tulis Ilmiah.docx

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang penulisan,alasan

pemilihan judul, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan

dan manfaat pembuatan Karya Tulis Ilmiah, metode penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA CHILDREN UTILITY ATV, yang berisikan

tentang kajian umum mengenai sejarah ATV, jenis-jenis ATV dan tinjauan umum

mengenai body children utility ATV.

BAB III PROSEDUR DAN PENGERJAAN, yang berisikan tentang

pembahasan metode dan prosedur dalam melakukan rancang bangun, modifikasi

body prototipe mini ATV, dan prosedur pengujian daya lekat cat.

BAB IV KESIMPULAN, yang berisikan pembahasan kesimpulan dan saran

mengenai body prototipe children utility ATV.

Page 9: Karya Tulis Ilmiah.docx

BAB II

ISI

A. Tinjauan Umum All Terrain Vehicle (ATV)

All Terrain Vehicle (ATV) berasal dari bahasa inggris yang berarti kendaraan di

segala medan. ATV merupakan kendaraan beroda empat yang memiliki

karakteristik seperti sepeda motor. Hal tersebut dapat dilihat dari performa mesin

(kapasitas silinder, dimensi dan daya yang dikeluarkan).

1. Jenis-jenis All Terrain Vehicle (ATV)

a. ATV dilihat dari engine

ATV pada umumnya menggunakan engine yang serupa dengan sepeda motor,

baik dari kapasitas silinder, tipe (2 langkah atau 4 langkah), dan dimensinya.

Apabila dilihat dari engine yang digunakannya, ATV dapat dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu: small engine, middle engine, dan big engine.

1) Small Engine

ATV small engine memiliki kapasitas mesin antara 50 cc – 100 cc dan memiliki

daya angkut total antara 25 kg – 100 kg. ATV jenis ini biasanya digunakan anak-

anak bermain atau untuk digunakan di daerah pantai dan perumahan. Jadi ATV

jenis ini orientasinya hanya digunakan untuk keperluan yang ringan atau untuk

menghabiskan waktu senggang.

2) Middle Engine

ATV jenis middle engine memiliki kapasitas mesin antara 110 cc – 250 cc dan

digunakan untuk sport atau balap, dapat juga digunakan sebagai kendaraan utility

tingkat menengah. ATV jenis ini paling cocok untuk digunakan diberbagai

keperluan.

3) Big Engine

ATV jenis big engine memiliki kapasitas mesin antara 260 cc – 1000 cc, karena

memiliki daya engine yang besar ATV jenis ini memiliki kemampuan jelajah yang

tinggi, sehingga banyak digunakan untuk medan yang berat atau biasa juga

digunakan untuk mengangkut dan menarik barang.

Page 10: Karya Tulis Ilmiah.docx

b. ATV dilihat dari kegunaanya

1) Children Utility ATV

Yaitu jenis ATV yang khusus dipergunakan anak-anak dengan kapasitas mesin

yang relatif kecil antara 50 cc – 80 cc.

2) Fun Utility ATV

Yaitu jenis ATV yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dengan kapasitas

mesin antara 90 cc – 150 cc.

3) Sport Utility ATV

Yaitu jenis ATV yang dipergunakan untuk keperluan olah raga, contohnya reli

ATV dan faster in sircuit ATV (lomba cepat mengitari sirkuit khusus ATV dalam

beberapa putaran). Kapasitas mesin antara 150 cc – 400 cc tergantung ketentuan

pada masing-masing lomba ATV.

4) Endurance Explorer Utility ATV

Yaitu jenis ATV yang digunakan untuk pekerjaan yang berat, dimana ATV

digunakan pada medan berat dengan kapasitas mesin yang besar antara 400 cc –

1000 cc ATV jenis ini sangat cocok digunakan di daerah pegunungan atau di

daerah gurun yang menuntut ketahanan dan daya jelajah yang baik.

2. Model ATV yang Dirancang

Perancangan ATV dimulai ketika fenomena ATV melanda di negara-negara

maju. Kendaraan ini sedang digemari oleh berbagai kalangan di negara-negara

lain, sehingga banyak kegiatan yang melibatkan jenis kendaraan ATV baik sport

ataupun sekedar berekreasi. Produsen sepeda motor terpancing untuk terus

memproduksi dan berinovasi untuk menghasilkan ATV yang disukai oleh pasar.

Populasi ATV ini semakin berkembang dengan pesat di negara-negara maju.

Kondisi tersebut berbeda dengan di Indonesia, ATV sama sekali kureang popular.

Hal ini pula yang menjadi alasan utama produsen kendaraan tidak berani

memasarkan produk ATVnya apalagi memproduksi secara massal.

Melihat fenomena tersebut, penulis merasa tertarik untuk mencoba merancang

model ATV dan membuatnya. Meskipun dengan kemampuan yang terbatas

penulis mencoba membuat sebuah model ATV yang menurut fungsinya termasuk

Page 11: Karya Tulis Ilmiah.docx

ke dalam ATV jenis Children Utility dengan engine berkapasitas 50 cc dan

termasuk ke dalam ATV small engine.

B. Tinjauan Umum Perancangan Bodi All Terrain Vehicle (ATV)

1. Pengertian

Bodi pada suatu kendaraan pada umumnya berfungsi untuk memberi bentuk

pada kendaraan itu sendiri dan dapat memberikan perlindungan bagi

pengendaranya. Disamping itu faktor estetika atau keindahan hendaknya

dipertimbangkan agar sepeda motor yang dirancang memiliki nilai ekonomi dan

daya tarik bagi peminat sepeda motor tersebut.

Bodi pada children utility ATV didesain agar dapat memenuhi tuntunan tersebut

dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Adapun aspek tersebut ditentukan

oleh jenis dan kegunaan dari sepeda motor tersebut.

Penetuan material untuk bodi children utility ATV berpengaruh pada bobot

kendaraan dan biaya produksi, sehingga faktor material turut dipertimbangkan

dalam mendesain bodi kendaraan.

2. Bahan Bodi Children Utility ATV

a. Resin

Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng,

tetapi aga kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass,

umumnya menggunakan resin bening atau resin butek. Resin bening, biasanya

digunakan untuk bentuk yang menonjolkan kebeningannya, seperti untuk

aksesoris visor, kap lampu dll sebagai ganti mika, namun penggunaan resin

bening yang ada dipasaran untuk pengganti mika, masih belum menghasilkan

kualitas yang memuaskan. Sedangkan resin jenis butek lebih banyak digunakan

untuk pembuatan aksesoris, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan

mudah dibeli di toko-toko kimia. Resin yang digunakan dalam pembentukan bodi

ini adalah jenis resin sintetik.

b. Katalis

Cairan ini bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini biasanya berwarna

bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk mempercepat proses

pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat

Page 12: Karya Tulis Ilmiah.docx

adonan mengeras tetapi hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit

akan terasa panas, seperti cairan air zuur.

c. Kalsium Karbonat

Bahan berbentuk bubuk putih yang menyerupai terigu ini berfungsi sebagai

pengental adonan fiberglass utama (resin, katalis dll). Semakin banyak campuaran

Kalsium Karbonat pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal

dan berat. Bahan ini dapat diganti dengan Talc, tetapi warna Talc agak lebih

gelap. Tetapi saya belum menemukan perbedaan yang signifikan penggunaan Talc

& Kalsium Karbonat.

d. Met/Matt

Met merupakan bahan serat kaca. Bahan ini berfungsi sebagai serat penguat

dari adonan fiberglass ketika akan dicetak, agar hasilnya menjadi lebih kuat dan

tidak mudah pecah. Bentuk Met bermacam-macam. Tetapi yang banyak dijumpai

dipasaran adalah yang berbentuk seperti kain kasar.

e. Roping/Matt

Roping merupakan material pengikat sekaligus penguat fiber. Bentuknya juga

anyaman seperti matt hanya lebih kasar.

f. Fumed Silicia

Berwujud bubuk halus seperti kapas, berguna sebagai campuran resin untuk

membuat permukaan fiber lebih keras.

g. PVA

Mirip wax, bahan ini juga berfungsi sebagai antara mal dan adonan fiber untuk

produksi massal, karena PVA lebih murah jika dibandingkan dengan wax.

h. Pigmen

Berbentuk kental atau pasta berfungsi untuk memberikan warna atau sebagai

perwarna adonan fiber.

i. Kobalt (Cobalt Blue)

Kobalt adalah bahan kimia yang berbentuk cair, berwarna biru mirip tinta dan

mempunyai aroma tidak sedap. Cairan ini digunakan untuk tambahan campuran

adonan resin & katalis, agar adonan lebih merekat pada met dan mempercepat

Page 13: Karya Tulis Ilmiah.docx

pengerasan adonan fiber. Terlalu banyak menambahkan kobalt dapat

mengakibatkan hasil fiber yang getas (rapuh).

j. Wax (Mold Release)

Bahan ini sepintas mirip mentega/keju ketika masih di dalam wadahnya.

Berfungsi sebagai pelicin pada tahap pencetakan yang menggunakan

mal/molding, agar antara molding dengan hasil cetakan tidak saling merekat,

sehingga dengan mudah dapat dilepaskan.

Page 14: Karya Tulis Ilmiah.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan dan perancangan Karya Tulis Ilmiah

ini adalah metode analisis perancangan. Metode ini tahapan-tahapan sebagai

berikut, yaitu:

1. Studi literatur, yaitu dengan menelaah, menggali dan mengkaji konsep dan

formula yang berguna diantaranya: pemilihan model ATV, penentuan

spesipikasi perancangan, pertimbangan nilai estetika, kenyamanan, optimasi

dimensi, dan optimasi kekuatan rangka.

2. Studi lapangan, yaitu data dan informasi yang mendukung dalam

perancangan childern utility ATV, dengan cara terjun langsung ke lapangan

(bengkel-bengkel otomotif) dan wawancara langsung kepada narasumber

yang berkompeten dalam bidang dunia ATV. Studi ini diperlukan dalam

optimasi biaya dan optimasi komponen kendaraan (chasis, body, dan

engine) yang akan diaplikasikan dalam perancangan childern utility ATV.

3. Studi eksperimen, yaitu suatu percobaan dalam mengaplikasikan hasil studi

literatur, studi lapangan dan analisa perhitungan terhadap perancangan

children utility ATV.

A. Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam perancangan bodi mini ATV ini adalah

menggunakan metode analisis perancangan. Menurut Santoso:

(http:fportofolio.petra.ac.id/user files/Interior.doc)

Metode analisis perancangan adalah sebuah konsep perancangan melalui pendekatan konseptual yang dibangun dengan cara memahami beberapa hal, meliputi: komponen pemahaman desain, skema perancangan analitis, pemetaan pola pikir desain, metode pendekatan desain, dan diakhiri dengan perumusan konsep desain.

Dengan memahami hal-hal tersebut maka sebuah permasalahan desain yang

kompleks dapat disederhanakan ke dalam klasifikasi yang jelas dan sistematis,

sehingga proses penyusunan konsep perancangan yang tepat dapat dilakukan

Page 15: Karya Tulis Ilmiah.docx

dengan lebih mudah. Konsep yang tepat pada akhirnya akan mampu mengikat

hasil perancangan menjadi sebuah desain yang terintegrasi secara utuh.

B. Prosedur Perancangan

1. Proses Persiapan

Proses persiapan merupakan tahap awal dalam merancang bodi pada children

utility ATV. Tahap awal ini adalah menentukan kelengkapan bodi yang akan

digunakan pada children utility ATV. Penentuan kelengkapan bodi dilakukan

setelah melihat contoh pada children utility ATV sebenarnya yang terdapat pada

media cetak, elektronik dan melakukan observasi langsung. Setelah melihat pada

referensi yang ada, maka kelengkapan bodi yang akan digunakan meliputi tangki

bahan bakar, fender depan, fender belakang, pijakan kaki dan tutup rantai.

Tanki bahan bakar, pijakan kaki, tutup rantai, fender depan dan belakang

mengambil dari model trial. Tahap selanjutnya adalah pembuatan gambar sketsa

bodi yang terdiri dari sketsa tangki, sketsa fender dan pijakan kaki. Gambar sketsa

awal tersebut dibuat secara manual menggunakan alat gambar yang kemudian

diperhalus dengan bantuan software menjadikan gambar desain computer.

Tahap selanjutnya adalah melakukan penyesuaian bentuk dan ukuran atau

dimensi dari bodi yang akan digunakan pada children utility ATV dengan

komponen kelengkapan yang ada pada motor ini. Setelah gambar desain selesai,

tahap selanjutnya adalah pembuatan pembuatan master atau cetakan awal sebelum

bodi children utility ATV dibuat.

2. Tahap Desain

Prosedur perancangan children utility ATV ini memerlukan gambar sebagai

suatu patokan dalam langkah-langkah pekerjaan. Menurut Takeshi Sato (1986 :

86). Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancangan dengan

tepat kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses,

pembuatan, pemeriksaan dan perakitan.

Gambar sketsa awal dibuat secara manual menggunakan alat gambar yang

kemudian diperhalus dengan bantuan software menjadi gambar desain computer.

Tahap selanjutnya adalah melakukan penyesuian bentuk dan ukuran atau dimensi

Page 16: Karya Tulis Ilmiah.docx

dari bodi yang akan digunakan pada children utility ATV dengan komponen

kelengkapan yang ada pada motor ini.

Gambar dalam perancangan ini menggunakan dua jenis gambar yaitu gambar

tiga dimensi dan gambar kerja. Gambar tiga dimensi ini dan gambar kerja dalam

perancangan ini digambar dengan menggunakan bantuan software SOLID WORK

2003.

A. Gambar Tiga Dimensi

Gambar tiga dimensi merupakan gambar perspektif dari benda yang akan

dirancang bangun. Menurut Takeshi Sato ( 1986 : 61 ), gambar perspektif adalah

gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa. Ini

merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi secar

penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain.

Gambar berikut ini merupakan gambar tiga dimensi dari desain bodi pada

children utility ATV.

Gambar 3.1 Desain tiga dimensi bodi prototipe children utility ATV

Page 17: Karya Tulis Ilmiah.docx

Gambar 3.2 Desain tiga dimensi bodi prototipe children utility ATV

B. Gambar Kerja

Gambar kerja merupakan gambar dua dimensi yang telah diberikan ukuran,

toleransi, dan keterangan lainnya. Menurut Juhana, O. dan Suratman, M (2000 :

311), mengemukakan bahwa “gambar kerja apabila gambar tersebut dapat

memberikan informasi atau petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus dibuat

atau dikerjakan oleh pengguna gambar”. Selain sebagai panduan dalam proses

pengerjaannya, gambar ini juga digunakan dalam melakukan estimasi jumlah

bahan yang diperlukan, baik dalam proses pembentukan maupun proses

pengecatan. ( lampiran).

3. Tahap Penenetuan Bahan

Proses penentuan bahan dalam peracangan bodi prototipe children utility ATV

diperlukan untuk menentukan proses pengerjaannya dan pemilihan cat yang tepat.

Mengacu pada bab II, bahn yang biasa digunakan pada bodi kendaraan adalah

bahan logam dan bahan non-logam.

Pemilihan bahan untuk bodi prototipe children utility ATV ini mengacu pada

pertimbangan bahn tersebut kuat, elastis dan murah harganya. Untuk itu bahan

Page 18: Karya Tulis Ilmiah.docx

bodi prototipe children utility ATV akan dibuat dari bahan fiberglass. Hal ini

sesuai dengan Gunadi ( 2008 : 336 ) yang mengemukakan bahwa :

“ Bahan non-logam banyak digunakan sebagai bagian dari bodi kendaraan. Salah satu bahan non logam tersebut yaitu fiberglass. Fiberglass merupakan bahn panduan atau campuran beberapa bahan kimia (bahan komposit) yang bereaksi dan mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan bahan logam, diantaranya : lebih ringan, lebih mudah dibentuk, dan lebih murah. Fiberglass atau serat kaca telah dikenal orang sejak lama, dan bahan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca mulai dibuat sejak awal abad ke-18. Mulai akhir tahun 1930-an, fiberglass dikembangkan melalui proses filament berkelanjutan (continuous filament proces) sehingga mempunyai sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk bahan industri, seperti kekuatannya tinggi, elastic, dan tahan terhadap temperatur tinggi”.

4. Prosedur Pengerjaan

A. Menghitung Estimasi Jumlah Bahan.

Sebelum melakukan pembuatan bodi, terlebih dahulu dilakukan perhitungan

estimasi jumlah bahan yangdiperlukan untuk pembuatan bodi. Estimasi jumlah

bahan yang dibutuhkan dihitung berdasarkan luas permukaan dari gambar desain

bodi yang dirancang. Sehingga muncul luas total permukaan bodi yang dirancang

berdasarkan hasil perhitungan perbagian luas bodi children utility ATV.

B. Proses Pengerjaan

Pembentukan bodi children utility ATV dilakukan dengan menggunakan alat-

alat yang sederhana dan mudah untuk didapatkan. Desain dan gambar kerja yang

jtelah dibuat sebelumnya dijadikan pegangan serta pedoman dalam pembentukan

bodi childern utility ATV. Berikut merupakan langkah-langkah yang akan

digunakan saat pembentukan bodi children utility ATV ini, yaitu :

1. Tahap persiapan

A. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pekerja atau teknisi sangat

diperlukan ketika sedang bekerja. Namun tidak hanya untuk subyek pekerja

(manusia) saja, tetapi K3 juga penting untuk objek (material) yaitu benda-benda

yang dikenai pekerjaan, alat-alat serta lingkungan tempat bekerja. Oleh karena itu

sangat diperlukan kepudulian manusia sebagai personil yang bisa berperan aktif

dalam mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini sesuai dengan

Page 19: Karya Tulis Ilmiah.docx

peraturan mengenai syarat-syarat keselamatan kerja diatur dalam perundangan

Republik Indonesia, yaitu UU No. 1 tahun 1987. Sedangkan standar K3 dalam

proses rancang bangun bodi childern utility ATV ini disusun dengan melihat

kondisi workshop otomotif, jenis pekerjaan yang dilakukan, dan alat-alat yang

digunakan dalam pembentukan bodi childern utility ATV. Maka standar K3 dalam

pekerjaan ini adalah :

1. Bersihkan terlebih dahulu tempat praktek sebelum memulai pekerjaan.

2. Memakai baju praktek angkatan 2011 yang berwarna biru.

3. Menggunakan sepatu kerja bengkel (safety shoes).

4. Menggunakan kaca mata las apabila mengelas.

5. Menggunakan kaca mata transparan ketika menggrinda.

6. Menggunakan masker hidung ketika melakukan pekerjaan pengecatan.

7. Bersihkan kembali setiap alat yang telah dipakai.

8. Apabila kondisi badan tidak fit atau tidak enak badan sebaiknya meminta

ijin kepada ketua TA agar diberi pekerjaan yang ringan atau mungkin ijin

untuk istirahat.

9. Apabila kita tidak bisa menggunakan alat kerja sebaiknya tanyakan kepada

orang yang lebih kompeten.

10.Bersihkan kembali tempat kerja setelah selesai melakukan praktek.

B. Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum kita melakukan praktek pembentukan fiberglass bodi childern utility

ATV sebaiknya siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.

Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan proses

pembentukan bodi adalah sebagai berikut :

1. Alat

A. Wadah

B. Pengaduk

C. Kuas

D. Gunting

E. Gerinda

Page 20: Karya Tulis Ilmiah.docx

F. Bor tangan

G. Kain lap

H. Spatula

I. Dll

2. Bahan

A. Resin

B. Katalis

C. Mirror glaze

D. Matt

E. Kertas duplek

F. Lem jenis super glue

G. Dempul dan hardener

H. Ampelas dengan kehalusan 600 dan 1000

2. Tahap Pembentukan Fiberglass

Dalam tahap ini dilakukan beberapa proses yang harus dilalui sebelum bodi

childern utility ATV yang terbuat dari bahan fiberglass ini dipasang pada rangka

childern utility ATV. Sebelum proses pembentukan terlebih dahulu kita membuat

desain menggunakan software solidwork 2003 yang kemudian di frint. Proses ini

dapat kita klasifikasikan menjadi tiga bagian besar, yaitu : (a) Membuat master

cetakan; (b) Menyetak atau membuat fiberglass; (c) Finishing atau tahap akhir.

A. Membuat master cetakan

Membuat master cetakan merupakan langkah awal dalam pembuatan

fiberglass. Untuk membuat cetakan dalam pembentukan bodi childern utility ATV

ini menggunakan kertas duplek dan lem sebagai perekatnya. Adapun pembuatan

master cetakan fiberglass adalah sebagai berikut :

1. Siapkan kertas duplek beserta lem.

2. Tempelkan mal desain tangki, fender depan, fender belakang dan tutup

rantai diatas kertas duplek yang sudah di frint berdasarkan desainyang telah

dibuat sebelumnya.

3. Guntinglah kertas duplek tersebut per bagian sesuai mal tadi.

Page 21: Karya Tulis Ilmiah.docx

4. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan setiap guntingan kertas duplek

tersebut dengan bagian yang lainnya sesuai dengan gambar kerja atau desain

bodi yang telah ditentukan.

5. Setelah per bagian tadi digabungkan berdasarkan gambar kerja, maka

rekatkan menggunakan lem super glue sehingga terlihat bentuk daripada

bodi childern utility ATV.

6. Ulangi langkah di atas untuk setiap mal yang lainnya.

B. Menyetak atau membuat fiberglass

Dalam tahap ini kita akan membuat bodi childern utility ATV yang sudah ada

cetakannya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Siapkan master cetakan yang sudah dibuat terlebih dahulu tadi.

2. Siapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa bekas kaleng oli

ataupun mangkuk yang berukuran sedang.

3. Olesi atau lumuri master cetakan dengan mirror glaze ini dimaksudkan agar

fiberglass yang sudah kering biar nantinya tidak lengket dengan master

cetakan juga agar hasil fiberglass lebih halus.

4. Siapkan resin kira-kira 2 liter lengkap dengan katalisnya.

5. Siapkan matt atau serat fiberglass

6. Siapkan pengaduk dan kuas

7. Siapkan gunting

8. Berdasarkan Gunadi (2008 : 342) bahwa “penggunaan katalis sesuai dengan

perbandingan 1:40. Oleh karena itu bila resinnya 2 liter, maka katalisnya 50

cc”

9. Campuran resin dengan katalis sesuai perbandingan tadi, karena

perbandingan campuran tadi menentukan hasil fiberglass nantinya.

10.Adukahlah campuran resin dengan katalis hingga rata.

11.Guntinglah matt sesuai bentuk mal yang telah ada, kemudian tempelkan

diatas master cetakan.

12.Langkah selanjutnya lumuri master cetakan tangki dengan adonan

fiberglass hingga merata menggunakan kuas.

Page 22: Karya Tulis Ilmiah.docx

13.Lumuri pula master cetakan yang lainnya yaitu fender depan, fender

belakang, dan tutup rantai dengan adonan tadi.

14.Setelah semua terlumuri, maka tunggu hingga mengering.

15.Jika fiberglass yang telah di cetak pada master tadi sudah kering, maka

ulangi langkah-langkah di atas tadi untuk mendapatkan lapisan fiberglass

dengan ketebalan 0,3 mm.

16.Pelepasan fiberglass dari master cetakan apabila adonan tersebut sudah

kering dan mengeras

C. Finishing atau tahap akhir

langkah ini sangat diperlukan karena disamping untuk merapikan bagian-

bagian yang tertentu juga untuk menghaluskan permukaan yang masih kasar.

Adapun langkah finishing adalah sebagi berikut :

1. Siapkan fiberglass yang sudah dibuat sebelumnyabaik ituh tangki, fender

depan, fender belakang dan tutup rantai.

2. Kemudian gerinda bagian tepi dari fiberglass agar rapih, jika diperlukan

gerinda pula yang bagiannya runcing hingga membentuk radius.

3. Siapkan dempul dan hardiner, kemudian campurkan kedua bahan tersebut

hingga membentuk pasta.

4. Kemudian dempul yang bagiannya masih kasar atau berlubang.

5. Setelah itu ampelaslah bagian tersebut hingga rata dan halus

6. Ulangi langkah pengempalasanagar benar benar halussebelum ketahap

selamjutnya.

3. Tahap pemeriksaan dan pembersihan

Pada tahap ini kita akan melakukan pemeriksaan dan pembersihan bodi

fiberglass.

A. adapun langkah langkah dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

periksalah bagian tangki, karena tangki bahan bakar jangan sampai terjadi

bocor. Bila ini terjadi maka harusncepat ditambal menggunakan dempul.

B. periksa bila terjadi keretakanatau pecah untuk setiap bagian dari bodi

fiberglass.

Page 23: Karya Tulis Ilmiah.docx

C. prosedur pengijian

Pada prosedur inih kita akan melakukan pengujian terhadap daya lekat cat yang

akan dilaksanakan dib alai besar bahan dan barang teknik ( B4T ) yang beralamat

di jl. Sakangkuriang no. 14 bandung. Pada proses ini kita hanya akan membuat

barang sampel dari dua buah bahan yanga berbeda yaitu bahan plat baja dengan

bahan fiberglass dengan masing masing berukuran 10cm x 10 cm. adapun alat alat

dan bahan yang harus disediakan aalah sebagai berikut :

1. Alat

A. Scrub, sejenis silet/pisau atau perangkat pemotongan yang memiliki tepi

siku antara 15 dan 30 drajat yang akan membuat baik potongan tunggal

atau beberapa potongan sekaligus. Sangat penting bila pemotongan tepi

dalam kondisi baik.

B. Tape (plaster) transparan khusus.

C. Sikat plastic iasa.

D. Kaca pembesar.

E. Pedoman pemotongan, jika pemotongan dilakukan manual (sebagai

lawan dari alat mekanik) baja atau laogam keras lainnya sejajar untuk

memastikan ppotongan lurus.

F. Penerangan, sumber cahaya sangat membantu dalam menentukan apakah

pemotongan telah dibuat melalui film.

2. Bahan

A. 3 buah plat baja karbon rendah, tebal 1 mm dengan ukuran : 10 cm x 10

cm

B. 3 buah plat fiber, tebal 3 mm dengan ukuran : 10cm x 10 cm

C. Cat top coat merk nippe 2000

D. Thimer dengan perbandingan 1:2

E. Ampelas

F. Lap pembersih

3. Proses pengijian

Page 24: Karya Tulis Ilmiah.docx

A. Jika diperlukan atau saat yang telah ditentukan, subjek specimen untuk

tes pendahuluan sebelum dilakukan uji tape. Setelah pengiringan atau

pengujian, pilih area bebas dari noda dan ketidak kesempurnaan

permukaan kecil.

B. Tempatkan panel pada landasan yang kokoh dan diterangi, membuat

potongan pararel sebagi berikut;

1. Untuk lapisan yang memiliki ketebalan film kering sampai dengan

yang teermasuk 2,0 mils (50 mm) jarak pemotongan terpisah 1mm

dan buat sebelas pemotogan kecuali sudah disepakati.

2. Utuk lapisan yang memiliki ketebalan film kering antara 2,0 mils

(50mm) dan 5mils (125mm), jarak pemotongan terpisah 2mm dan

membuat pemotongan. Untik film yang lebih tebal dari 5 mils

menggunakan metode pengujian metode A.

3. Membuat semua pemotongan ¾ in. panjang (20mm). gores melalui

film ke sibstrat dalam satu gerakan mantap dengan hanya

menggunakan tekanan yang memadai pada alat gores untuk

menggores sampai ujung substrat. Ketika membuat pemotongan

tunggal berturut-turut dengan bantuan panduan., tempatkan panduan

di daerah yang belum tergores.

C. Setela membuat yang diperlukan, sikat ringan panel dengan lembut untuk

menghapus setiap serpih terpisah atau pita pelapis.

D. Periksa ujung penggores dan jika perlu, hapus setiap tempat datar ataw

kaaawat tepi oleh dimakankan pada unggas ringan di atas batu minyak

halus. Membuat tambaan jumlah pemotongan pada 90drajat dan

berpusat pada pemotongan asli.

E. Sikat daerah seperti sebelumnya dan periksa sayatan untuk refleksi

cahaya dari substrat. Jika logam in I belum membuat grid di lokasi lain

yang berbeda.

F. Tempatkan tape di panel pada pusat hasil penggoresan. Untuk

memastikan kontak yang baik dengan tape dengan menggosoknya secara

lembut.

Page 25: Karya Tulis Ilmiah.docx

G. Tarik ujung tape dengan cepat (tidak tersentak) dari panel yang telah di

gores tadi.

H. Periksa wilayah grid untuk menghilangkan lapisan dari substrata tau dari

lapisan sebelumnya menggunakan kaca pembesar diterangi caaya. Laju

adhesi sesuai dengan sekala berikut diilustrasikan pada table 3.1

Tabel 3.1

Klasifikasi hasil pengujian daya lekat

Classification Surface of cross cut area from which flaking has occurred

(example for six paralled cuts)

5B None (tepi-tepi gpresan benar benar mulus, tidak ada kuadrat

kisi terpisah)

4B Serpih kecil lapisan ini terpisah di persimpangan; kurang dari

5% wilayah terpengaruh.

3B Serpih kecil lapisan ini terpisah di sepanjang pinggiran dan di

persimpangan pemotongan. Adalah pegaruhi adalah 5 sampai

15% dari kisi.

2B Coating telah dipipihkan sepanjang tepi dan bagian bagian

terkecil. Kawasan terpengaruh adalah 15 sampai 30% dari

krisi.

1B Coating telah dipipihkan sepanjang tepi pemotongan pita

besar dan seluruh kotak telah terlepas. Bagian

0B Greather than 65% (Pengelupasan dan detasemen lebih buruk

dari kelas 1)

(Sumber: ATSM, 1991 : 513)

4. Hasil Pengujian

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu utuk mengetahui daya lekat cat antara

fiberglass dengan plat baja. Data yang diperlukan untuk menganalisa kekuata daya

lekat cat seperti yang terliat pada table 3.2 dibawah ini.

Page 26: Karya Tulis Ilmiah.docx

Table 3.2

Hasil Pengujian

URAIAN

PENGUJIAN

Cat dilapiskan di

atas permukaan

plat logam

Cat dilapiskan di

atas permukaan

fiber

METODE UJI

1. Daya Lekat /

Cross Cut tape

Test

3B

(terkelupas

<10%)

3B

(terkelupas <

10%)

ASTM D

3359

Page 27: Karya Tulis Ilmiah.docx

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAM

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat

menyimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut

4. Dalam pembuatan bodi dengan bahan dasar fiberglass terlebih dahulu kita

harus membuat mal untuk master cetakan agar menghasilkan bodi yang

bagus.

5. Estimasi jumlah bahan fiberglass yang diperlukan untuk membuat bodi mini

ATV adalah 2 liter resin dan 50 cc katalis serta 2m matt

6. Estimasi jumlah bahan pengecatan yang diperlukan untuk proses pengecatan

bodi mini ATV ditunjukan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Estimasi jumlah bahan-bahan pengecatan

Nama bahan Dempul Cat

primer

coat

Cat

surfacer

Cat

top

coat

Thinner Hardener

cat

Estimasi

pemakaian

40ml 40 ml 40

ml

320 ml

80 ml

Perbandingan

pemakaian

1:2 1:2 1:4 1/4

Total 2,27 kg 40 ml 40 ml 40

ml

320 ml 80 ml

7. Pengecatan baik itu di plat baja maupun pada fiberglass daya lekatnya sama.

Page 28: Karya Tulis Ilmiah.docx

B.SARAN

Setelah melakukan proses rancangan bangun dan penulisan laporan tugas akhir

ini. Penulisan beberapa saran yang di tunjukan kepada rekan-rekan mahasiswa

jurusan pendidikan teknik mesin khususnya prodi otomotif. Adapun saran-saran

dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Dalam pembuatan bodi mini ATV berbahan fiberglass harus memperhatikan

perbandingan antara resin dengan katalis agar bodi yang dihasilkan

memiliki elastisitas yang baik

2. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik hendak kita terlebih dahulu gunakan

cat dasar sebelum melakukan pengecatan warna atau cat top coat.

Page 29: Karya Tulis Ilmiah.docx

DAFTAR PUSTAKA

Gunadi.(2008). Teknik Bodi Otomotif Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional.

Juhana,O. Dan Suratman, M. (2000). Menggambar Teknik Mesin dengan Standar ISO. Bandung: Pustaka Grafika

Riza,T. (2008).Rancang Bangun Bodi Pada Prototipe Sepedah Motor Model Mini Chopper . Tugas Akhir S1 Pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Sato,G. Takeshi dan Hartono,N.Sugiarto. (1986). Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta: Prodya Paramita.

Setiawan,A (2007). Sohor Jadi Modifikator Motor. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.

Team B&P PT. Toyota Astra Motor.(______) Toyota Service Training – Pedoman Pelatihan Pengecatan (Step 1 vol. 1-7). Jakarta: PT.

Toyota Astra Motor.

Team B&P PT. Toyota Astra Motor.(______) Toyota Service Training – Pedoman Pelatihan Pengecatan (Step 2 vol. 1-4). Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.

Tim UPI. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tn.(1991). Annual Book Of ASTM Standars. American Society For Testing And Materials . Tidak diterbitkan

Tn.(2008). All Terrain Vehicle – ATV. [Online]. Tersedia: http://www.rc- trucks.org/atv.htm. [30 april 2009]

Tn. (2007). BMS ATV 50cc. [Online]. Tersedia: http://www.thegoodzonline.com/store/index.php?main_page=product_info&pro duct _id=60 . [30 april 2009]

Untung Halim.S. (______). Modul Teknologi Pengecatan. Bandung: tidak diterbitkan.