Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

33
2 4 Mengupas rahasia kepercayaan/budaya masyarakat Tionghoa dan Pemakamannya Laporan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) Disusun oleh : Bambang Yusuf Manullang Eva Herlina Gultom Ferawati Santi Tambunan Meiledifa Siallagan Niko Hutama Manalu Nova Sari Siburian Putri Kristina Sihotang Bahasa Indonesia XI – IPA K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

description

Karya tulis ilmiah (KTI) yang mengangkat topik "Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)"KTI ini di buat di kota medan

Transcript of Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

Page 1: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Mengupas rahasia kepercayaan/budaya masyarakat Tionghoa

dan PemakamannyaLaporan Karya Tulis Ilmiah

( KTI )

Disusun oleh : Bambang Yusuf Manullang Eva Herlina Gultom Ferawati Santi Tambunan Meiledifa Siallagan Niko Hutama Manalu Nova Sari Siburian Putri Kristina Sihotang

Bahasa Indonesia

XI – IPA

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 2: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

2011Kata pengantar

uji dan syukur kepada-Nya yang telah berkenan melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Ilmiah ini yang kami susun dalam bentuk

Karya Tulis Ilmiah (KTI) kedalam sebuah kliping . Berdasarkan hasil keputusan yang telah kami buat, maka Karya Tulis Ilmiah yang kami susun kami beri judul Mengupas rahasia kepercayaan/ budaya masyarakat Tionghoa dan Pemakamannya.

P

Karya ilmiah ini kami susun berdasarkan data-data yang kami himpun berdasakan bukti–bukti dan sumber yang kami temukan di tempat yang kami jadikan sebagai tempat objek observasi kami. Selain dari pengamatan, kami juga mengambil informasi langsung dari beberapa narasumber yang berhasil kami wawancari di lokasi observasi.

Kliping ini terdiri atas lima bab, yakni :

Bab 1 terdiri dari Pendahuluan

Bab 2 terdiri dari Landasan teori

Bab 3 terdiri dari Metodologi penelitian

Bab 4 teerdiri dari Hasil penelitian

Bab 5 terdiri dari Kesimpulan dan saran

Ibarat sebuah pepatah, “ tiada gading yang tak retak”, Kami juga menyadari sepenuhnya, bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak mempunyai kekurangan-kekurangan, besar harapan kami kepada para pembaca atau siapa saja dapat memberikan saran-saran atau komentar untuk perbaikan sehingga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat menjadi lebih baik lagi bagi para pembaca lainnya.

Akhir kata kami mengucapkan banyal terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan Karya Tulis ini, khususnya kepada Narasumber kami Bapak Bento Gunawan SH.( Goh Beng Lai)

Medan, April 2011

Tim penyusun

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 3: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Daftar isi

Kata Pengantar--------------------------------------------------------------------------- 1

Daftar Isi ----------------------------------------------------------------------------------- 2

Daftar Tabel -------------------------------------------------------------------------------- 3

Daftar Gambar ----------------------------------------------------------------------------- 4

Bab 1. Pendahuluan

a) Latar Belakang ------------------------------------------------------------ 5b) Perumusan Masalah ------------------------------------------------------ 6c) Tujuan Penelitian --------------------------------------------------------- 7d) Ruang Lingkup Penelitian------------------------------------------------ 8e) Manfaat Penelitian -------------------------------------------------------- 8f) Pembatasan Istilah -------------------------------------------------------- 9g) Sistematika Penyajian ---------------------------------------------------- 10

Bab 2. Landasan Teori -------------------------------------------------------------------- 11

Bab 3. Methode Penelitian

a) Metode Pengumpulan Data ---------------------------------------------- 15b) Jenis Penelitian ----------------------------------------------------------- 16c) Populasi dan Sampel Penelitian ---------------------------------------- 16d) Metode dan Teknik Pengumpulan Data ------------------------------- 17e) Metode danTeknik Analisa Data --------------------------------------- 17

Bab 4. Hasil Penelitian ----------------------------------------------------------------- 18

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

a) Kesimpulan ---------------------------------------------------------------- 20b) Saran ------------------------------------------------------------------------- 21

Daftar Pustaka ------------------------------------------------------------------------------- 22

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 4: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Lampiran ------------------------------------------------------------------------------------ 23

Daftar Tabel

Tabel 1. Daftar istilah ------------------------------------------------------------------------- 9

Tabel 2. ------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 3. -----------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 4. -----------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 5. -----------------------------------------------------------------------------------------

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 5: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Foto acara Cheng Beng -------------------------------------------------------- 11

Gambar 2.1, Foto bersama dengan narasumber Pak Bento -------------------------------- 19

Gambar 2.2, Tempat peristirahatan dan Pekong pada pemakaman----------------------- 19

Gambar 2.3, Salah satu contoh kuburan China ----------------------------------------- ---- 19

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 6: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Bab 1. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara yang memilki suku dan kebudayaan yang cukup banyak. Hal ini disebablkan karena negri kita ini memilki wilayah yang cukup luas. Kebudayaan kita memiliki tradisi dan keunikan tersendiri . Namun pada saat ini kebudayaan-kebudayaan kita ini mulai pudar ditelan oleh budaya-budaya luar yang mulai masuk ke Indonesia. Sebenarnya, budaya luar itu tidak semuanya bertentangan dengan budaya kita. Selain itu, budaya luar juga pelu kita gali dan pahami secara benar dan tepat agar kita dapat menyaring dan menerapkan budaya luar yang memilki dampak yang positif bagi kehidup bermasyarakat kita.

Pada saat ini, kita sudah banyak mendengar bahkan melihat sendri budaya–budaya dan Agama yang memiliki keunikan tersendiri masuk. Bukan hanya satu atau dua budaya, namun sudah puluhan bahkan ratusan budaya yang memiliki nilai religious dan sosialis itu ditiru dan diterapkan di negri kita yang sudah banyak memiliki budaya ini. Salah satu budaya yang sudah cukup lama kita lihat bahkan sudah memasyarakat adalah kebudayaan orang Tionghoa (China) dengan Agama Budha-nya. Menurut sebagian besar masyarakat, Kebudayaan Tionghoa memang memilki sedikit pertentangan dan kurang sesuai dengan kepercayaan yang sudah ada di Indonesia pada umumnya karena menyembah patung dan roh nenek moyang mereka . Namun, itu semua hanya kita lihat dari sisi luar saja. Jika kita lihat dari sisi lain, budaya luar itu memilki keunikan yang cukup khas dan memiliki nilai positif dan sejalan dengan seluruh agama dan Budaya yang berkembang di Indonesia. karena mereka juga memilki jiwa sosialis yang cukup tinggi.

Dengan adanya kesalah pahaman itu , maka kami memutuskan untuk mencoba menggali lebih dalam lagi informasi-informasi dan adat-istiadat tentang kebudayaan tionghoa dan Agama Budha ari orangnya langsung. Mungkin dengan melakukan hal itu, kita bisa mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap. karena dengan melakukan observasi ini, maka ini cukup membantu bagi kita. mudah-mudahan dengan adanya observasi ini, kami dapat

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 7: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

membantu para pembaca dan masyarakat luas untuk mendapatkan informasi, agar lebih tahu dan memahami kebudayaan tionghoa itu sendiri.

B. Perumusan Masalah

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya pada latar belakang diatas, maka

pokok-pokok permasalah yang akan dibahas, akan di kelompokkan kedalam dua

bagian, yakni :

1. Masalah Pemakaman/makam China :

Masalah lahan pemakaman

Masalah pekerjaan

Masalah upah penjaga makam

Masalah kepercayaan penjaga tentang Makhluk halus

Masalah kepengurusan

Massalah keamanan

2. Masalah budaya masyarakat Tionghoa dan Agama Budha :

Melambangkan apa warna merah

Aturan tentang sesajian

Guna kertas-kertas pada sisi kuburan

Mengapa kuburan dibuat tinggi

Apa saja larangan yang ada pada proses pemakaman

Semua tradisi itu, berasal dari budaya China atau ajaran

Budha

Mengapa ada yang dibakar dan ada yang dimakamkan

Apa kegunaan pekong

Apa kegunaan Hio dan Suhu

Pada saat kapan saja biasanya ziarah dilakukan

Apa gunanya pembakaran uang

Apa yang seharusnya dilakukan terhadap sesajian

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 8: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah ingin mengetahui dan mendapatkan informasi yang akurat dan jelas mengenai tempat pemakaman China dan budaya-budaya ataupun kepercayaan yang dianut oleh masyarakat keturunan Tionghoa, sehingga tidak tidak terjadi lagi kesalah pahaman antar umat beragama yang hidup saling berdampigan. Hidup berdampingan dengan penuh keterbukaan adalah suasana yang didambakan setiap orang, namun jika kita tidak mengetahui secara jelas tentang perbedaan dan persamaan antar sesama masyarakat, bagaimana mungkin kita bisa untuk saling menghargai dan hidup berdampingan satu sama lainnya?

Dari kacamata masyarakat biasa, sangat banyak melihat perbedaan-perbedaan kebudayaan masyarakat Tionghoa dengan masyarakat pribumi pada umumnya, namun perbedaan ini sangat baik untuk kita pahami secara baik, oleh karena itu penulis juga memiliki tujuan untuk menggali informasi yang ada tentang kebudayaan masyarakat Tionghoa agar semuanya dapat kitapahami secara baik.

Dari penjelasan diatas, maka kita dapat mengambil garis besar dari tujuan penelitian ini, yakni :

Mencari tahu tentang keunikan yang dimiliki budaya masyarakat tionghoa

Mendapat penjelasan tentang perbedaan itu Membuktikan bahwa hipotesis tentang budaya Tionghoa yang kurang

baik adalah tidak benar Mencari akar permasalahan tentang kesalah pahaman itu Menyimpulkan tentang budaya masyarakat Tionghoa Mencari kaitan atau hubungan antara budaya yang diwariskan oleh

nenek moyang bangsa Tionghoa dengan Agama Hindu yang dianutnya sekarang ini.

Mencari masalah-masalah yang dihadapi oleh para penjaga kuburan untuk menjalankan tugasnya.

Disamping tujuan yang dijabarkan diatas, penulis juga memiliki tujuan lain

dari penelitian ini. Tujuan lainnya yaitu untuk memenuhi tugas akhir semester genap dari mata pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Karya Ilmiah yang dilakukan di lingkungan sekitar oleh Guru bidang study yang bersangkutan.

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 9: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

D. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam melaksakan sebuah penelitian. Namun, menentukan sebuah ruang lingkup haruslah mempertimbangkan faktor lainnya, seperti dana, waktu, tempat, tujuan penelitian dan ketersediaan objek yang diteliti. Sehingga dengan mempertimbang beberapa hal ini maka penelitian dapa dilakukan dengan baik, lancar, dan mendapat informasi yang akurat.

Dengan sebuah pertimbangan yang matang , maka adapun ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan penulis adalah hanya sekedar lingkungan yang berada di sekitar tempat tinggal oleh sang penulis, yakni di kawasan pemakaman China milik Yayasan Sosial Kesejahtraan Marga Gho (YSKMG).

Selain ruang tempat penelitian, penulis juga membatasi sumber informasi yang akan di cari, yakni hanya mencari informasi pada narasumber yang berada disekitar pemakaman, Media Online, ataupun media elektronik lainnya.

Dengan ruang lingkup yang kecil ini, maka penulis hanya membahas tentang informasi-informasi yang didapat dari Narasumber yang berhasil diwawancarai.

E. Manfaat Penelitian

Dengan menyusun sebuah tujuan penelitian yang baik maka di harapkan penelitian ini mendapatkan sebuak manfaat yang baik pula. Penulis mengharapkan karyanya ini dapat menyumbangkan sebuah manfaat yang besar bagi para pembaca, Guru, dan masyarakat pada umumnya, baik secara praktis maupun secara teoritis untuk memajukan kesejahtraan bermasyarakat serta Nusa dan Bangsa tentunya. Adapun Kedua manfaat ini dapat ditulis secara terperinci sebagai berikut :

I. SecaraTeoritis : Memperkaya hasil penelitian dalam kebahasaan

terutama tentang bahasa dalam Karya Ilmiah

Sebagai kerangka berfikir bagi penegasan teori yang telah ada terutama dalam bidang analisis bahasa mengenai ejaan yang baik dan benar dalam karya tulis

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 10: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Membantu para pembaca sebagi bahan resensi untuk membuat sebuah hipotesis

II. Secara Praktis :

Memberikan sumbangan informasi bagi penulis dalam membuat sebuah tulisan khususnya tulisan pada media massa cetak

Sebagai salah satu tinjauan pustaka bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis.

F. Pembatasan IstilahAdapun daftar-daftar istilah yang digunakan penulis dalam laporan karya

ilmiah ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Daftar istilah dalam Budaya Tionghoa

Nama istilah Pengertian istilah

Hoki, Hokkie,Kong Zi Rejeki /nasib.

Chingbeng Sembayang tahunan ke keburan untuk mengingat orang yang telah meninggal yang itu menandakan berbakti pada orang yang meningal tersebut. Biasanya ini dilakukan pada Bulan ke-2 kelender China ( Bulan ke-3 kelender Masehi).

Suhu Sejenis tarian atau nyanyian yang digunakan orang tionghoa dalam sembahyang untuk mengundang roh, Dewa.

Hio Sejenis lidi berwarna merah yang dibakar dan digunakan untuk mengundang Roh / Arwah .

Lak Cek (lampu lilin) Sejenis kayu ukuran kecil yang di pacakkan diatas tanah Kuburan untuk pertanda bahwa ada orang yang berziarah. Dan juga sbagai lambang penerangan untuk mengundang Roh.

Reinkarnasi Suatu masa/keadaan dimana terjadi perubahan kepada orang yang sudah meninggal (arwahnya) menjadi makhluk yang lebih baik lagi ( seperti menjadi Dewa ) atau bahkan menjadi lebih rendah/buruk lagi ( seperti menjadi hewan/Binatang) derajatnya dari manusia.

Bio (Wihara) Sejenis Tempat yang suci untuk dijadikan sebagai tempat melakukan penyembanhan/sembahyang terhadap dewa.

Tionghoa Bangsa/keturunan China

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 11: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Datuk Arwah atau “penghuni” suatu tempat (pada Pemakaman) untuk menjaga arwah-arwah orang yang sudah meninggal, menjaga tanah, dan menjaga bangunan yang ada di pemakaman.

Biksu Pendeta/Pemimpin agama bagi umat Budha.

Sesajian Sejenis makanan untuk dipersembahkan kepada Dewa atau Roh yang mereka sembah.

G. Sistematika Penyajian

Adapun sistem penyajian yang digunakan oleh penulis untuk menyajikan hasil penelitian karya Ilmiah adalah dengan metode campuran, yaitu penjabaran narasi secara terperinci yang dibubuhi metode argumentasi. Dalam makalah ini penulis juga banyak memberikan perbandingan-perbandingan dengan fakta yang ada dan memberikan beberapa hipotesis yang berlandaskan pada informasi yang didapat sehingga metode ini dapat memberikan pemahaman yang maksimal kepada para pembacanya.

Dengan sitematika penyajian seperti ini, diharapkan para pembaca lebih mudah untuk memahami isi dari karya tulis ilmiah ini.

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 12: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Bab 2. Landasan Teori

1. Sejarah Cheng Beng

Setiap tanggal 4 atau 5 april atau Bulan 2 Kelender China, masyarakat Tionghoa merayakan Sebuah upacara yang di beri nama “Chengbeng”. Chengbeng adalah suatu sembahyang untuk membersihkan makam leluhur. Chengbeng sering juga disebut dengan nam “Qing Ming”. Dimana, orang akan beramai-ramai pergi ke tempatpemakaman orang tua atau para leluhurnya untuk melakukan upacarapenghormatan. Biasanya upacara

penghormatan ini dilakukan denganberbagai jenis, misalnya saja membersihkan kuburan, menebarkankertas sampai dengan membakar kertas yang sering dikenal denganGincua (mandarin: Yinzhi=kertas perak).

Perayaan Qingming memang sudah ada sejak dinasti Zhou [Ciu] (1100-221 SM), pada periode ChunQiu [ChunChiu] (770-476 SM). Seorang pangeran bernama ZhongEr [TiongJi]dari kerajaan Jin [Cin] yang melarikan diri

karena difitnah oleh selir ayahnya. Dalam pelarian ia ditemani oleh para pengawalnya, diantaranya adalah Jie ZiTui [Kai CuThui] yang sangat setia.

Beberapa tahun kemudian pangeran ZhongEr kembali ke negeri Jin, dan berhasil menjadi raja bernama Jin WenGong [Cin BunKong]. Seluruh pengikutnya diberikan jabatan dan hadiah kecuali Jie Zitui. Jie Zitui merasa ia tidak dihargai oleh sang raja, lalu ia pergi bersama ibunya ke gunung MianShan

[BianSan].Gambar 1.1 cara Cheng Beng

Belakangan raja Jin Wengong teringat pada Jie Zitui, ia mencarinya sampai ke Mianshan. Setelah beberapa hari mencari, Jie belum ditemukan. Atas usul seorang penasehatnya, Jin Wengong membakar hutan di Mianshan

supaya Jie segera keluar karena api.

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 13: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Sebenarnya tradisi QingMing itu sudah ada sejak jaman dahulu kala (sejak dinasti Zhou) dan awal mulanya adalah suatu upacara yang berhubungan dengan musim dan pertanian. Pertanda berakhirnya hawa (bukan

cuaca)dingin dan mulainya hawa panas. Dan ada satu syair kuno yaitu "Sehari sebelum Qing Ming tidak ada api" atau yang sering disebut HanSeJie.

Ini menandakan QingMing adalah awal panas. Tapi selain itu juga menyangkut kisah Jie ZhiTui yang mati terpanggang karena ulah Jin WenGong yang ingat akan budinya dan memaksa Jie keluar sedangkan Jie takut dibunuh oleh bekas junjungannya. Jie mati terbakar dalam posisi menutupi tubuh ibunya. Sejak itu Jin WenGong memakai bakiak dan mengganti nama gunung tempat Jie terbakar menjadi gunung Jie dan menguburnya di pohon Liu yang mati meranggas. Serta memerintahkan kepada seluruh rakyatnya agar pada 1 hari sebelum Qing Ming tidak menyalakan kompor sehingga rakyatnya

memakan makanan yang dingin (Han Se. 1 tahun kemudian Jin mendatangi makam Jie dan mengucapkan penyesalan serta membuat suatu upacara penghormatan yang megah. Disitu Jin melihat bahwa pohon Liu itu tumbuh lagi. Dan ia terkenang akan Jie sehingga pohon tua itu disebut QingMing Liu dan sejak itu ditetapkan sebagai

hari QingMing.

Walaupun kisah Jie itu tercatat dalam DongZhou LieGuo Zi dan banyak buku2 sejarah itu mencatat namanya tapi kisah tsb diatas hanya ada dalam Dongzhou LieGuoZi dan catatan2 sejarah lainnya tidak pernah menulis kisahnya yang mati dibakar.

Hari HanSe sendiri berhubungan dengan cuaca begitu juga QingMing , dimasukkannya kisah Jie yang terbakar itu lebih bertujuan utk mengenang jasa org yang berjasa kemudian yang disisihkan , secara moral kisah

ini utk selalu ingat akan org yang berjasa. Sama seperti kisah QuYan dengan DuanWu(pekcun).

Kebiasaan menggunakan batang Liu sebagai pertanda QingMing ada yang mengaitkan dengan Shen Nong. Dan ada juga yang mengaitkan dengan pemberontakan Sorban Kuning.

2. Konsep utama Ajaran Hindu dan Khong Hu Cu

Menurut Ajaran Khong Hu Cu secara tersurat menyebutkan dua macam kebajikan Tuhan, yaitu kebajikan yang tampak, atau Kebajikan Bercahaya atau Ming De ( 明 德 ), yang tertulis

dalam kitab Da Xue ( 大 学 ), dan kebajikan yang tersembunyi atau Xuan De ( 玄 德 ) yang

tertulis dalam Kitab Zhong Yong ( 中 庸 ) dengan penggalan kalimat.

“ tiada yang lebih tampak daripada yang tersembunyi itu, maka berhati-hatilah bila seorang diri”.

Ming De adalah Sisi Terang dari kehidupan yang dapat dipahami dengan pikiran dan ditangkap dengan panca indera. Misalnya, masalah kemiskinan, kesehatan, pelanggaran hukum, keamanan itu termasuk dalam Sisi Terang dari kehidupan ini. Masalah yang muncul dalam Sisi Terang itu dapat diatasi dengan adanya agama, filsafat, kesenian, dan ilmu pengetahuan.

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 14: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Xuan De adalah Sisi Rahasia yang tidak diketahui manusia. Misalnya, kehidupan setelah manusia meninggalkan dunia itu bagaimana? Manusia tidak dapat melihat roh dan tidak dapat mati dan kembali hidup lagi. Manusia juga tidak mengetahui keadaannya sebelum dilahirkan ke dunia. Tuhan menyembunyikan banyak rahasia yang tidak diketahui manusia.

Nabi Kongzi tidak ingin mengajarkan Sisi Rahasia itu kepada muridnya dengan cara yang akan menimbulkan permasalahan lain. Pada saat muridnya bertanya keadaan orang setelah meninggal dunia, Nabi Kongzi menjawab:

”Mengapa bertanya tentang keadaan orang sudah mati, lebih baik bertanya tentang kehidupan. Belum mengerti kehidupan mengapa sudah tanya tentang kematian”.

Masalah Sisi Rahasia atau Xuan De itu diberikan penjelasan oleh Nabi Kongzi melalui buku Yi Jing ( I-Ching). Rahasia kehidupan ini dapat dipahami apabila orang memahami prinsip Yin Yang dan Wu Xing atau Lima Unsur. Isi Kitab Yi Jing itu tidak mudah dipahami karena banyak perubahan yang harus diikuti. Singkatnya, kehidupan di alam ini dan alam itu sendiri terus-menerus mengalami perubahan. Manusia mati karena akibat dari perubahan itu, manusia lahir juga karena ada perubahan itu. Nasib manusia juga berubah terus, tetapi arah perubahan itu berbeda-beda. Ada perubahan yang ke arah yang lebih baik karena didukung oleh faktor-faktor baik. Sebaliknya, perubahan menuju ke arah yang buruk karena didukung oleh faktor-faktor yang buruk.

Nabi Kongzi sangatlah berhati-hati untuk menjelaskan sisi rahasia ini. Jika ingin mengerti rahasia ini biasanya umat Khong Hu Cu belajar dan menekuni apa yang dinamakan Kitab Yi Jing ( I-Ching) / Kitab Perubahan, kalau dibarat biasanya diartikan sebagai The Book Of Changes.

3. Tata cara Sembahyang terhadap orang yang baru meninggal

Dalam lingkungan Tradisi masyarakat tionghoa; salah satunya adalah penghormatan kepada leluhur termasuk salah satu bagian tradisi masyarakat Tionghoa. Disini saya membahas bagaimana tata cara sembayang masyarakat tionghoa kepada orang yang baru saja meninggal.

A. Hari 1 Penguburan / pembakaran : Pada hari pertama penguburan diadakan upacara penguburan. Upacara penguburan masyarakat Tionghoa ; tidaklah jauh beda dengan masyarakat budaya lainnya. Disini Dalam lingkungan Masyarakat Tionghoa biasanya akan dimulai upacara resesi sembayang, biasanya pemuka agama melakukan doa kepada si meninggal dan juga diikuti oleh keluarga si meninggal. Setelah itu penurunan peti mati; disini pihak keluarga dilarang melihat penurunan peti mati dan termasuk tamu pengunjung. (salah satu kepercayaan masyarakat tionghoa, bila melihat turunnya peti. ada kemungkin menyusul si meninggal atau usahanya jatuh atau

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 15: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

meninggal). Setelah itu penaburan kembang ke liang kubur dengan dibarengi doa, dan setiap pihak keluarga mengambil satu gegam tanah dan dilempar kepeti mati sebagai tanda menghormati si meninggal. Setalah selesai resesi ini dilanjuti pemuka agama dengan pembagian gandum,koin, kacang ijo, jagung sebagai simbolik si meninggal memberikan berkah kepada pihak keluarga( semangkin banyak mendapatkanya semangkin banyak rejekinya). Dan terakhir upacara si pemuka agama melakukan doa kepada barang - barang sembayang seperti rumah rumahan dan material yang dibutuhkan oleh si meninggal. (catatan salah satu nya adanya kepercayaan adanya perlu kacung yang terdiri dari 1 orang wanita dan 1 orang pria yang di beri nama; saya masih menulusuri ini), lalu dibakar.

B. Hari dari meninggal hari ke 3 : Orang baru saja meninggal hari ke 3. Masyarakat tionghoa mengadakan salah satu sembayang menghormat leluhur. Disini Sesajian makanan, minuman dan juga kertas sembayang di bawa oleh pihak keluarga. Sembayang ini di adakan sebelum jam 4 pagi sampai jam 5 pagi. Dimaksudkan untuk memberi penghormatan kepada simeninggal yang baru bangkit dari kematiannya. (Buddhis mahayana menggunakan perhitungan 7 hari meninggal si almarhum

C. Hari 40 si meninggal sama seperti hari ke 3 perbedaaanya tidak perlu subuh untuk sembayang. (Buddhis mahayana perhitungannya 49 Hari).

D. Hari ke 100 Diadakan pesta di kuburan atau tempat tinggal si almarhum ( kalau dibakar). Diundang tamu untuk ikut sembayang si almarhum. Dan tetap disembayangi. hari ke 1000 Sama pada hari ke 40

Catatan pinggiran selama 40 hari kematian almarhum pihak keluarga dilarang memakai pakaian merah. Karena pakaian merah simbol kebahagian. Dilarang mengunjungi pernikahan dan atau mengadakan pesta pernikahan.

4. Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan dan akan di taburkan kelaut.

Sekilas urutan Upacara penggalian kerangka leluhur :

* Persiapan 1. Setelah disepakati oleh anggota keluarga maka kita cari hari baik untuk menggali kubur2. Hubungi ke yayasan kematian untuk pesan peti dan atur tgl kremasi3. minta ijin ke pengelola pemakaman

* Pelaksanaan1. Sembahyang pemberitahuan dan mohon ijin (leluhur dan Ho tek Ceng Sin)2. Menggali kubur (oleh yayasan)3. Mengangkat kerangka4. Di cuci dan dimasukkan ke peti (urut dari kaki ke kepala),5. Dimasukkan kertas uang ke masing-masing peti6. Nisan di pecah demikian juga patung2nya7. Peti dibawa ke krematorium -- kremasi

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 16: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

8. Abu dimasukkan ke guci9. Tabur ke laut

Bab 3. Metode Penelitian

A. Metode Pengumpulan data

Penelitian ilmiah harus menggunakan metode atau teknik penelitian. Menurut Wiradi (1998;9) metode adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematis. Metode penelitian seperti deskriptif, komparatif, eksperimen, sensus, survai, kepustakaan, dan metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode sebagai teknik untuk mendapatkan informasi. Salah satu metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Metode studi kasus maksudnya adalah metode yang digunakan dengan mempelajari garis-garis besar serta pengertian secara singkat tentang masalah yang akan diteliti. Metode ini bertujuan untuk pengumpulan informasi terhadap hal-hal atau objek yang didiamati.

Selain itu penulis juga menggunakan metode deskriptif, maksudnya adalah pengamatan yang menggambarkan keadaaan sebenarnya mengenai Kepercayaan dan Budaya masyarakat Tionghoa. Sedangkan untuk mendukung ketersediaan data, penulis melakukannya dengan cara studi kepustakaan yaitu suatu cara memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan teori-teori yang terkait pada permasalahan yang dibahas. Selain metode, itu penulis juga langsung terjun ke tempat yang dijadikan sebagai objek observasi untuk mengumpulkan data-data dari Narasumber yang berhasil di wawancara.

Untuk penelitian ini penulis juga menggunakan beberapa sumber buku kepustakaan yang diperlukan serta sumber lainnya yang ada kaitannya dengan masalah-masalah yang sedang dibahas. Bukan hanya buku sebagai sumber utama, penulis juga menggunakan media elektronik, khususnya media Online sebagai sumber utama informasi dalam penelitian ini. Sehingga Karya Tulis Ilmiah ini menjadi kaya akan informasi dan menjamin kualitas serta kebenaran dari hasil karya ilmiah ini karena memiki sumber yang punya latar belakang yang berbeda.

Hanya dengan metode diatas rasanya sumber observasi rasanya kurang lengkap dan akurat. Oleh karena itu penulis juga menyertakan wawancara sebagai metodeloginya dalam pengumpulan sumber, penulis berusaha meggali informasi dengan mewawancarai orang-orang Tionghoa sebagai narasumber secara langsung, ini bertujuan agar penulis dan pembaca nantinya medapatkan informasi yang

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 17: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

konkret dan akurat sehingga hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini dapat dipertanggung jawabkan.

B. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang kami gunakan yaitu penelitian langsung ke lokasi objek observasi. Karena dengan penelitian secara langsung, penulis dapat dengan mudah untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Dengan penelitian secara langsung juga diangap mampu memberi kesan yang baik terhadap pengalaman terhadap narasumber dan penulis tentunya.

Jenis penelitian ini juga tidak harus memiliki persiapan yang rumit dan matang sehingga penulis dapat menekan tingginya tingkat kejenuhan dan kegagalan dalam memecahkan suatu masalah.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel penelitian adalah suatu ruang beserta objek yang ada didalamnya tempat dimana dijadikan suatu ajang pengambilan data baik secara acak ataupun secara total (menyeluruh). Jika kita berbicara tentang sampel dan populasi penelitian, maka yang timbul dibenak kita adalah betapa banyaknya orang-orang yang dimintai informasi untuk mendapatkan sebuah hipotesis. Dengan populasi dan sampel yang banyak maka kita akan mudah membuat sebuah kesimpulan tentang sebuah masalalah yang kita teliti.

Populasi dan sampel penelitian sangatlah berpengaruh kuat terhadap hasil penelitian yang dibuat. Namun karena tema dan judul dari penelitian yang diangkat penulis adalah tentang kebudayaan dan sosial bermasyarakat, maka penulis kurang memperhatikan dan mempertimbangkan hal ini dengan baik. Keputusan ini dbuat karena, jika kita berbicara tentang budaya dan sosial, maka sangat tidak mungkin satu sama lainnya memilki jawaban dan tanggapan yang bertentangan jika ditanya seputar budayanya sendiri. Oleh karena itu penulis membuat sebuah keputusan yang sedikit menyimpang dari teori dan dasar yang lazim digunakan dalam proses pembuatan sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI).

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 18: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Dengan keputusan itu, maka populasi dan sampel penelitian hanya dilaksanakan di sekitar kawasan yang dijadikan objek observasi saja. Namun demikian, kawasan itu juga memilki kelayakan sebagai lahan mendapatkan informasi yang baik untuk dijadikan sebagai sampel dan populasi penelitian.

Walaupun demikian, penulis juga berusaha mencari Narasumber yang benar-benar berkompetensi dibidang ini, sehingga informasi yang didapat sesuai dengan harapan penulis dan pembaca tentunya. Dengan narasumber yang berkompetesi pula maka penulis tidak membutuhkan tenaga dan waktu yang lama dalam menyelesaikan penlitian ini.

D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunalkan dalam proses Pengambilan data seperti yang sudah diterangkan pada subbab sebelumnya adalah metode campuran. Penulis menggunakan berbagai macam metode ini agar mendapatkan hasil yang maksimal. Jika berbicara tentang teknik pengumpulan data, maka penulis tidak banyak berkomentar tentang ini. Karena teknik yang digunakan adalah dengan cara acak, ini disebabkan karena waktu dan ruang kurang mendukung bagi penulis.

Perlu diketahui bahwa dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil informasi dari dua orang narasumber. Oleh karena itu teknik pengambilan datanya tidak dapat dijabarkan secara terperinci.

E. Metode danTeknik Analisa Data

Teknik analisa data adalah suatu metode yang digunakan untuk menanggapi, menyimpulkan, memilah-milah dan menyusun data yang telah berhasil didapat dari berbagai sumber. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan teknik pengambilan data secara penuh lalu menyesuaikan yang satu dengan yang lainnya, dengan menggabungkan informasi yang didapat tersebut maka penulis dapat membuat sebuah kesimpulan dan menyusun kembali data-data tersebut kedalam sebuah karangan yang akan dijadikan sebagai hasil karangan.

Dengan teknik memilah-milah data dari sumber-sumber yang ada, maka hasil dan kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat diterima oleh khalayak ramai sebagai sebuah acuan dan sumber informasi dalam membina hubungan bermasyarakat yang baik dalam umat beragama.

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 19: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Bab 4. Hasil Penelitian

Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis akan hanya membahas bagian luar dari tradisi dan kebudayaan yang dilakukan masyarakat Tionghoa saja, karena kali ini penulis membagi topiknya kedalam dua kelompok yakni mengenai kepengurusan pemakaman Tionghoa dan tradisi-tradisinya.

1. Masalah Pemakaman

Pemakaman pada umumnya memiliki kepengurusan yang jelas dan terstruktur sehingga Pemakaman itu dapat dirawat dengan baik. Menurut Narasumber yang berhasil kami wawancari, pemakaman yang terletak di Kawasan Martubung itu sudah memilki usia puluhan tahun. Sehingga bangunan makamnya sudah banyak yang tua dan kurang dirawat oleh pihak keluarganya sehingga kawasan pemakaman ini agak terlihat sedikit menyeramkan.

Penjaga kuburan yang erat dipanggil bang ricky ini baru bekerja dipemakaman ini sekitar 1 tahun. Menurut beliau, gaji yang diterima tiap minggunya adalah kurang lebih Rp.200.000,00. Sedangkan jam kerjanya itu mulai pukul 09.00-06.00WIB. Jika dilihat dari upah yang diterima mereka, maka upahnya kurang sesuai dengan jam kerjanya. Namun walaupun demikian, beliau tetap bekerja di pemakaman tersebut karena sulitnya lapangan kerja pada masa sekarang ini.

Berbicara sedikit tentang kepercayaan dengan makhluk gaib (Hantu, Kuntilanak, setan) beliau mempercayai hal tersebut. Namun jika mereka melihat makhluk gaib itu mereka hanya bersikap diam saja dan tidak mengganggu ataupun mengusik makhluk itu. Hantu memang sering terlihat berkeliaran disekitar pemakaman tersebut, Namun tidak semua orang dapat menikmati pemandangan itu karena tidak semua orang dapat melihat hantu.

2. Tradisi-tradisi masyarakat Tionghoa.

Pada dasarnya, kebudayaan masyarakat Tionghoa itu sangat erat kaitannya dengan kepercayaan (Agama) yang dianut oleh mereka yaitu agama budha dan Konghucu pada umumnya. Kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka memang memilki prinsip dan pandangan yang sama tentang kehidupan didunia ini dengan Agama Budha. Itu semua dapat kita lihat dari sisi kacamata orang awam akan kebudayaan ini. Namun, itu semua tidaklah sesederhana yang kita bayangkan, jika

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 20: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

kita masuk lebih jauh kedalam lingkaran kebudayaan mereka, kebudayan mereka itu mulai tampak memilki kesenjangan antar aspek yang diwariskan oleh nenek moyang mereka dan yang mana pula yang memang diajarkan oleh agama yang dianut mereka.

Berdasarkan beberapa informasi yang kami dapatkan, hampir 80% dari segala tradisi, budaya, dan cara hidup mereka itu adalah warisan dari nenk moyang mereka, sedangkan ajaran agam mereka itu hanya berperan sekitar 20% dalam kehidupan abstrak mereka. Menurut mereka tradisi merkeka tersebut adalah sebuah harta, dan keyakinan yang sangat berharga, sehingga mereka memang benar-benar menjalankan seluruh adat-istiadat tersebut. Sedangkan aga mereka, itu lebih mengarah kepada pembinaan karakter, pola pikir ataupun rohani dari manusianya itu sendiri, sehingga agama itu hampir tidak ada kaitannya dengan tradisi-tradisi yang dijalankan mereka.

Pada umumnya, masyarakat Tionghoa akan beramai-ramai mengunjungi pemakaman sanak saudara ataupun keluarga mereka pada 4 sampai 5 april, karena pada tanggal tersebut mereka merayakan hari istimewa yang mereka sebut dengan “Cheng beng”. Acara Cheng beng dilaksanakan untuk mengenang dan sebagai sarana tempat pertemuan seluruh keluarga mereka. Pada acara ini biasanya mereka membawa sesajian kepemakaman, untuk dipersembahkan kepada arwah nenek sanak famili mereka yang sudah meninggal. Sesajian biasanya ditinggalkan dimakam tersebut, namun seharusnya sesajian itu harus dimakan bersama-sama dengan keluarganya, karena jika sesajian itu sampai jatuh ke tangan orang berarti rejeki nya jatuh pula ketangan orang. Selain membawa sesajian mereka juga membawa kertas-kertas yang sering disebut dengan “ gincua” utuk ditempelkan pada dinding-dinding makam. Kertas ini biasanya menandakan bahwa makam tersebut masih diurus oleh pihak keluarga mereka.

Masyarakat Tionghoa biasanya ada yang menguburkan jenazah ada juga yang membakar jenazah. Kalau dibakar, biasannya abu jasad tersebut diambil dan diletakkan di pekong tempat mereka sembahyang. Biasanya pemilihan kedua alternative ini, tergantung dari permintaan orang yang meninggal tersebut. Namun selain faktor tersebut ada lagi faktor yang lebih mendasar, yaitu masalah ekonomi. Bagi orang kelas bawah biasanya jasadnya dibakar karena memilki biaya jauh lebih murah dibandingkan dengan dimakamkan.

Proses pemakaman msyarakat Tionghoa juga terlihat unik. Makam orang China biasanya terlihat tinggi, ini dikarenakan peti jenazah mereka tidak ditanam langsung ke dalam tanah melainkan hanya diletakkan diatas tanah lalu ditimbun dengan tanah dari atas. Menurut mereka, jika peti jenazah dikubur dalam tanah maka kita telah menginjak dan merendahkan arwah yang meninggal tersebut, dan jika didalam tanah maka Hokki nya tidak akan datang. Hal lain yang terlihat unik adalah peti jenazah mereka tidak boleh terkena cahaya matahari, karena jika terkena cahaya matahari arwah yang meninggal akan dihukum oleh dewa, dan keluarganya nantinya bisa jadi tidak akur. Selain itu, arah makam mereka juga memilki arti, karena pada tiap tahun arah makam itu memilki arah yang berbeda itu tergantung dari arah hokki nya datang.

Dalam sembahyang biasanya mereka menggunakan Hiu. Hiu biasanya dibakar lalu asapnya tersebut digunakan untuk memanggil dewa atau arwah. Sedangkan Warna merah merupakan warna identitas masyarakat Tionghoa, warna merah menurut mereka melambangkan kebahagiaan dan keberanian.

Menurut kepercayaan mereka, pemakaman memiliki dua “penunggu”. Yaitu sebagai penjaga tanah yang disebut datuk tanah dan yang satu lagi sebagai penjaga arwah yang baru meninggal sebelum dijemput oleh Dewanya. Karena memilki dua penunggu maka di pemakaman, terdapat dua ruang pekong yang bersebelahan. Dan datuk tanah juga didirikan sebuah bangunan kecil pada tiap makam yang terletak di sudut makam tersebut.

Orang yang baru meninggal biasanya arwahnya akan pulang-pulang ke rumah selama seratus hari setelah kematian, walaupun tidak dapat dilihat secara langsung, menurut mereka itu dapat dirasakan dan akan terbawa melalui mimpi. Namun setelah seratus hari arwah tersebut akan dijemput oleh Dewa, dan di bawa untuk ditimbang amal baik dan amal buruknya. Jika amal buruknya lebih banyak maka ia akan dialahirkan kembali kebumi, dan bahkan bias di lahirkan menjadi hewan yang meiliki

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 21: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

derajat lebih rendah. Namun jika amal baiknya lebih banyak, maka ia akan naik kesurga dan bahkan dia bisa di ubah menjadi dewa ataupun pekong.

Hal yang paling mendasar bagi kebudayaan masyarakat Tionghoa adalah mereka sangat menjunjung tinggi dan menghormati arwah dan nenek moyang mereka yang telah meninggal, karena menurut mereka nenek moyang merekalah yang menurunkan hokki pada mereka dan Agama Budha mereka sebagai panduan hidup untuk saling mengharagai dengan seluruh lapisan masyarakat.

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab sebelumnya.

Adapun kesimpulan yang berhasil disimpulkan oleh penulis berdasarkan data-data dan fakta yang ada dilapangan adalah sebagai berikut :

Masyarakat Tionghoa adalah salah satu masyarakat yang memilki keunikan dan ciri khas tersendiri.

Penjaga kuburan juga memilki tanggung jawab yang besar dalam menjaga dan merawat pemakaman.

Penjaga kuburan juga ternyata pernah melihat Hantu dan takut kepada hantu tersebut

Kebudayaan masyarakat Tinghoa hampir seluruhnya berasal dari Tradisi mereka bukan dari Agama Hindu yang dianutnya.

Warna merah melambangkan kegembiraan dan keberanian yang penuh dengan suka cita.

Bangsa Tionghoa sangat menjunjung tinggi nilai sosial dan memilki jiwa hidup bermasyarakat dengan rukun yang tinggi.

Bangsa Tionghoa sangat Menghormati para nenek moyang dan leluhur mereka melalui arwah/Dewa yang mereka sembah.

Mengikut sertakan harta kedalam kubur/makam bukanlah anjuran dari agama mereka melainkan itu hanya tradisi yang kurang baik.

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 22: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

Pembakaran dan pemakaman mayat yang sudah meninggal itu tergantung pada permintaannya sebelum meninggal.

Kuburan masyarakat Tionghoa tinggi bangunannya dikarenakan peti mayat mereka tidak ditanam kedalam tanah karena itu dilarang Agama.

Bahwa Reinkarnasi itu begitu adanya bagi setiap umat Hindu dan semua mereka meyakini hal tersebut.

Orang cepat meninggal menandakan bahwa tugas baiknya di dunia sudah selesai dan dia akan diangkat kesurga dan mendapat kedudukan lebih baik lagi dari yang ada di bumi.

Agama Budha lebih banyak mengajarkan kebaikan antar umat manusia dibandingkan dengan mengatur secara abstrak tradisi dan tindakan umatnya.

B. Saran

Saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansi dengan hambatan yang dialami selama penelitian.

Adapun saran yang dapat disampaikan penulis adalh sebagai berikut:

1. Untuk para pembaca :

a. Sebaiknya pembaca dapat menerapkan dan memahami isi dan maksud dari karya ini untuk hidup berdampingan antar umat beragama.

b. Janganlah buat perbedaan Ideologi menjadi sebuah batasan untuk mengenal lebih dekat orang lain.

c. Buatlah Karya ini menjadi titik acuan untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi tentang budaya luar lainnya.

d. Ambillah sisi baik dari kepercayaan bangsa Tionghoa dan terapkanlah dalam kehidupan bermasyarakat.

e. Jangalah pernah untuk mengucilkan golongan tertentu karena budayanya yang kurang sesuai dengan budaya kita, karena mereka juga memilki kebudayaannya tersendiri.

2. Untuk pemerintah :

a. Buatlah sebuah forum atau tempat orang untuk menggali kebudayaan tertentu lebih dalam.

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 23: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

b. Berikanlah kebebasan kepada setiap orang untuk mengembangkan budayanya.

c. Berikanlah kesejahtraan terhadap orang-orang yang bekerja menjadi penjaga pemakaman.

d. Berikanlah konpensasi bagi masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan tanah pemakamannya.

Daftar Putaka

http:// www.google.com

http:// www.sekarangtahu.blogspot.com/2011/04/kuburan-orang-

china.html

http:// www.facebook.com/bento

http://www. szlovely.wordpress.com

http://www.dhammacitta.org

http://forumm.wgaul.com

http://www.yahoo.com

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa

Page 24: Karya tulis ilmiah - Mengupas rahasi kepercayaan dan budaya masyarakat Tionghoa (Chinese)

2 4

LampiranA. Foto-foto

Gambar 2.1, Foto bersama bersama Pak Bento Gunawan

Gambar 2.2, tempat peristirahatan pada pemakaman Gambar 2.3, contoh kuburan China

K T I - Mengupas rahasia Kepercayaan dan Budaya Masyarakat Tionghoa