Karya Tulis Ilmiah

21

Click here to load reader

description

KTI (karya tulis ilmiah)

Transcript of Karya Tulis Ilmiah

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Artritis adalah istilah umum untuk peradangan (inflamasi) dan pembengkakan di daerah persendian. Terdapat lebih dari 100 macam penyakit yang mempengaruhi daerah sekitar sendi. Yang paling banyak adalah Osteoarthritis (OA), arthritis gout (pirai), arthritis rheumatoid (AR),Saat ini diperkirakan paling tidak 355 juta penduduk dunia menderita penyakit artritis, Survei terbaru oleh (CDC) di AS menunjukkan bahwa 33% (69,9 juta) penduduk AS mengalami Artritis dan di Eropa Artritis berada pada urutan ke-8 dari 10 penyakit yang paling sering dijumpai. Artritis menjadi penyebab kedua hendaya (disability) setelah penyakit jantung pada orang Amerika usia diatas 15 tahun dan 7 juta diantaranya mengalami hambatan aktivitas sehari-hari, berjalan, berpakaian, mandi dan sebagainya. Penyakit Artritis yang paling banyak ditemukan diindonesia adaiah osteoartritis (OA) (50-60)%, Kemudian asam urat (gout) sekitar 6-7%. Sementara penyakit rematoid arnitis (RA) di Indonesia hanya0,l% (1 di antara 1000-5000 orang), Prevalensi rematik di Indonesia adalah sebsar 32,2% dengan prevalensi tertinggi berturut-turut terdapat di Provinsi Jawa Barat, Papua Barat serta Nusa Tenggara. Data di Indonesia, diketahui sekitar 56,7% pasien di poliklinik Rheumatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta didiagnosis menderita salah satu jenis artritis yaitu OA. Survei epidemiologik yang di lakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15 45 tahun di dapatkan bahwa prevalensi artritis Gout Secara keseluruhan adalah 17,6%. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami gangguan OA di Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk. Penderita artritis terus mengalami peningkatan, jumlah penderita artritis di RSU Anutapura Palu pada tahun 2010 berjumlah 40 Kasus dan pada tahun 2012 berjumlah 54 kasus dan dikota Palu belum perna dilakukan penelitian tentang menganalisa faktor yang mempengaruhi penderita artritis terutama di RSU Anutapura PaluMengingat besarnya akibat masalah yang ditimbulkan Artritis dan Tingginya prevalensi penyakit artritis secara logis akan menimbulkan implikasi peningkatan biaya kesehatan. Biaya ekonomi yang dikeluarkan dapat terjadi akibat secara langsung dari biaya pengobatan dan tindakan penunjang medis lainnya, ataupun secara tidak langsung akibat penurunan produktivitas kerja. Data tahun 2002 di AS tercatat pengeluaran biaya kesehatan sebesar 118,5 miliar dolar AS/tahun Artritis masih menjadi masalah yang membahayakan terutama menyebabkan kehilanggan produktifitas sehingga secara ekonomi dapat menyebabkan kerugian dan menjadi beban sosial keluarga maupun di masyarakat.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : Apa saja faktor risiko yang berpengaruh terhadap arthritis reumathoid pada masyarakat di Desa Bale, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala?1.3 Tujuan Penulisan1. Membuktikan usia sebagai faktor risiko terjadinya Artritis reumathoid 2. Membuktikan jenis kelamin sebagai faktor risiko terjadinya Artritis reumathoid 3. Membuktikan riwayat keluarga sebagai faktor risiko terjadinya Artritis reumathoid 4. Membuktikan kebiasaan mengkonsumsi garam (natrium) sebagai faktor risiko terjadinya Artritis reumathoid 5. Membuktikan kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh sebagai faktor risiko terjadinya Artritis reumathoid 6. Membuktikan kebiasaan merokok sebagai faktor risiko terjadinya Artritis reumathoid 7. Membuktikan obesitas sebagai faktor risiko terjadinya Artritis reumathoid

1.4 Manfaat Penulisan1. Dari segi kesehatan, yaitu memberikan informasi mengenai faktor-faktor risiko hipertensi pada masyarakat di daerah pantai. 2. Dari segi keilmuan, yaitu diharapkan dapat memberikan saran dalam pencegahan Reumatoid Artrithis pada masyarakat pegunungan 3. Dari segi penelitian, yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan referensi dalam penelitian selanjutnya atau penelitian yang sejenis.

BAB IIPEMBAHSAN

2.1 Definisi dan PengertianA. ARTRITIS

a. Definisi Artritis adalah peradangan (inflamasi) dan pembengkakan di daerah persendian yang menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan perubahan struktur sendi (Arthritis Foundation and The YMCA, 2009)

b. Klasifikasi a) Artritis reumatoid suatu penyakit autoimun yang merupakan peradangan kronik yang menyebabkan degenerasi jaringan ikat, peradangan (inflamasi) terjadi secara terus-menerus terutama pada organ sinovium dan menyebar ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul fibrosa sendi, legamen dan tendon. Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536).

b) Artritis goud suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Kondisi ini paling sering menyerang sendi kecil, terutama ibu jari kaki. Arthritis gout hampir selalu dapat dikendalikan oleh obat dan pengelolaan diet (Fabio dkk, 1997)

c) Osteoartritis Penyakit sendi degenatif yang ditandai dengan kerusakan sendi yang progresif dimana semua struktur sendi telah mengalami perubahan patologis dimana rawan kartilago yang melindungi ujung tulang mulai rusak, disertai perubahan reaktif pada tepi sendi (Maharani, 2007)

c. Epidemiologi Berdasarkan studi, AR lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1 Di Indonesia, kasus rheumatoid artritis pada usia di atas 18 tahun diperkirakan 0,1 sampai 0,3 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan pada anak dan remaja di bawah 18 tahun sekitar 1 banding 100.000 orang diindonesia (Saleh, 2007)

d. Etiologi Artritis reumatoid disebabkan oleh keradangan yang berkepanjangan diakibatkan oleh proses imunologis yang terjadi pada sendi. Pannus akan menghacurkan tulang rawan dan erosi tulang sehingga akan berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi (Weissmann, 2006)

e. Manifestasi klinika) Artritis reumatoid

Gambar 1. Gejala Klinis Artritis Reumatoid Pada gambar 1 Terlihat gejala artritis reumatoid dengan gejala Kekakuan sendi jari-jari tangan yang disertai rasa Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi, terdapat Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan) Dan biasanya terdapat Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor. Gejala klinis utama AR adalah poliartritis yang mengakibatkan kerusakan rawan sendi dan tulang di sekitarnya.(Amye dkk, 2012 dan Scott dkk, 2010)

f. Patomekanisme Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang melakukan proses fagositosis (proses memakan daya tahan tubuh), (Agency for Healthcare Research and Quality, 2008). Kerusakan ini terutama mengenai sendi perifer tangan dan kaki yang umumnya bersifat simetrisMenegakkan diagnosis pada AR tidak perlu terlalu cepat dilakukan, lebih baik menunda diagnosis AR selama beberapa bulan dari pada gagal mendiagnosis jenis artritis lain yang seringkali memberikan gejala serupa

Gambar 4. Patomekanisme Arthritis Reumatoid

g. Diagnosa Kriteria diagnosis Artritis Reumatoid menggunakan kriteria klasifikasi American Rheumatism Association (ARA) yang didapatkan melalui Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik serta Pemeriksaan Penunjang.

i. Pengobatan Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID (Non Steriodal Anti-Inflammatory Drug) dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal

j) Prognosis Arthritis jarang berakibat fatal remisi spontan biasa berlangsung dalam waktu yang panjang. (Saleh, A, 2007)

j) Pencegahan

Pencegahan artritis reumatoid dapat dicegah dengan berstirahat yang cukup, dan kurangi aktivitas yang berat secara perlahan lahan.(Agency for Healthcare Research and Quality, 2008)

BAB IIIGAMBARAN UMUM LOKASIKabupaten Donggala adalah salah satu kabupaten yang berada diwilayah Propinsi Sulawesi Tengah yang beribukota di Banawa yang memiliki luas wilayah sebesar 5,275.69 kilometer persegi terbagi menjadi 16 kecamatan dan 150 desa/kelurahan/UPT yang definitif.

Kecamatan yang memiliki desa terbanyak adalah Kecamatan Balaesang, yaitu sebanyak 18 desa, sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Sojol Utara, hanya 4 desa.ecamatan dimana kecamatan Rio Pakawa merupakan kecamatan terluas (872,16 km2) sedangkan kecamatan terkecil adalah kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,64 km2.Wilayah Kabupaten Donggala secarah admisstrasi berbatasan langsung dengan Kabupaten :Tolitoli di sebelah Utara, Propinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi di sebelah Selatan, kemudian Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat di sebelah Barat dan Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso di sebelah Timur.Kecamatan Tanantovea terletak pada posisi sentral Kabupaten Donggala, yang secara geografis berad pada titik 03532 - 05046 LS dan 1194953 - 1200240 BT, dengan batas-batas sebagai berikut:v Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Labuanv Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutongv Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Palu v Seberah Barat berbatasan dengan Teluk Palu.

BAB IVMETODE PENELITIAN4.1 Teknik Pengumpulan DataData yang dikumpulkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi literatur (desk-study) dan review laporan-laporan yang ada. Literatur, dokumen dan laporan-laporan sejenis yang terkait dengan topik yangakan dikaji baik yang menyajikan fakta-fakta dan data-data yang berhubungan dengan judul yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini, yakni Faktor Risiko Artritis Reumatoid Pada Masyarakat Di Desa Bale, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala4.2 Rancangan Analisis DataData kuantitatif dan data kualitatif yang berhasil dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif. Dasar pemikirannya berdasarkan pada berbagai bahan pustaka yang kami peroleh, maka tidak ada data yang dianalisis secara statistik.

BAB VHASIL

Faktor-faktor yang terbukti sebagai faktor risiko Artritis Reumatoid setelah dilakukan analisis yaitu kebiasaan merokok, obesitas, dan pekerjaanKebiasaan Merokok Merokok meningkatkan kandungan racun dalam darah dan mematikan jaringan akibat kekurangan oksigen, yang memungkinkan terjadinya kerusakan tulang rawan. Rokok juga dapat merusakkan sel tulang rawan sendi. Hubungan antara merokok dengan hilangnya tulang rawan pada artritis lutut dapat dijelaskan sebagai berikut Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel tulang rawan sendi. Merokok dapat meningkatkan tekanan oksidan yang mempengaruhi hilangnya tulang rawan. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat menghambat pembentukan tulang rawan.Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut. Peningkatan berat badan akan melipat gandakan beban sendi lutut saat berjalan. Studi di Chingford menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebesar 2 unit (kira-kira 5 kg berat badan),Pekerjaan Artritis banyak ditemukan pada pekerja fisik berat, terutama yang banyak menggunakan kekuatan yang bertumpu pada lutut. Prevalensi lebih tinggi menderita artrititis ditemukan pada kuli pelabuhan, petani dan penambang dibandingkan pada pekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan lutut seperti pekerja administrasi. Terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan yang menggunakan kekuatan lutut dan kejadian arthritis

BAB VIPENUTUP

6.1 KesimpulanBerdasarkan observasi , dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Perokok lebih berisiko terserang Artritis Reumatoid dibandingkan dengan bukan perokok. 2. Orang dengan obesitas lebih besar berisiko menderita Artritis Reumatoid dibandingkan orang yang tidak obesitas. 3. Pekerja berat yang menggunakan lutut sebagai bahan tumpuan lebih besar resiko menderita Artritis Reumatoid dibandingkan bukan pekerja berat.

DAFTAR PUSTAKA

1. The National Collaborating Centre for Chronic Conditions. 2009. Rheumatoid arthritis. Royal College of Physicians: London.2. Tugwell, P., Shea B., et al. 2004. Evidence-based rheumatology. BMJ Publishing Group :London 3. National Institute for Health and Clinical Excellence. 2009. Rheumatoid arthritis The management of rheumatoid arthritis in adults. NICE: london 4. Americans for Safe Access. 2011. Arthritis And Medical Cannabis. Advancing legal medicine marijuana therapeutics and research: California5. Arthritis Foundation and the YMCA of the USA. 2009. Arthritis Foundation Exercise Program Leader/ Instructor Pre-Training.Yakuatics: USA6. Arthritis Foundation. And CDC. 2010. A National Public Health Agenda for OsteOarthritis. Departement of health end human Sevices: USA7. Arthritis Foundation., Association of State and Territorial Health Officials end Centers for Disease Control and Preventio. 1999. Action Plan: A Public Health Strategy. National Arthritis: United States8. National health and medical Research Council. 2009. Clinical guideline for the diagnosis and management of early rheumatoid arthritis. The Royal Australian College of General Practitioners: South Melbourne, Victoria9. FIRESTEIN, G.S. tanpa tahun. Part 9. Etiologyand Pathogenesis of Rheumatoid Arthritis. hal 1036-103810. hidayat, R. 2009. Gout end Hiperurisemia.Divisi Reumaatologi Departemen Ilmu Penyaakit DAlam Fakultas Kedokteraan Universitaas Indonesiia. Medicinus: Jakarta

1