Karya Tulis Ilmiah

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok atau inti. Sehingga berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003). Proses pembelajaran menghasilkan suatu perubahan dan hal ini dapat diketahui dari hal yang paling mendasar misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang malas menjadi rajin karena keingintahuannya 1

description

Latihan yang dibuat siswa SMAN 1

Transcript of Karya Tulis Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok atau inti. Sehingga berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003). Proses pembelajaran menghasilkan suatu perubahan dan hal ini dapat diketahui dari hal yang paling mendasar misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang malas menjadi rajin karena keingintahuannya terhadap sesuatu. Artinya siswa dapat belajar sendiri dengan mencari sesuatu. Dengan demikian proses belajar tidak hanya dilakukan di lembaga formal tetapi belajar juga dapat digali secara individual berdasarkan pengalaman.

Dalam belajar juga tak lepas dari sebuah kesulitan misalnya gaya belajar dan kemampuan mengatur waktu belajar. Sehingga mengelola waktu merupakan tujuan yang layak untuk diusahakan. Beberapa orang juga berpendapat bahwa pengelolaan waktu yang tidak efektif dapat menggagalkan sebuah usaha, walaupun kita memiliki waktu yang banyak, tetap tidak berguna jika tidak dapat mengelolanya. Oleh karena itu berhasil tidaknya siswa dalam mencapai prestasi sangat berkaitan dengan cara mereka belajar dan pengelolaan waktu.Kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang ataupun menanti saat yang cocok untuk mulai menyempurnakan catatan, membaca buku pelajaran, menghafal bahan pelajaran adalah hal yang sangat penting. Akan tetapi, pada zaman sekarang ini kebanyakan siswa kurang mampu dalam mengelola waktu belajar mereka. Mereka lebih memilih gaya belajar sistem SKS (sistem kebut semalam). Gaya belajar seperti itu sebenarnya tidak efisien dan hasilnya pun tidak bertahan lama dalam ingatan serta pemahamannya pun hanya berpusat pada teori. Biasanya gaya seperti inilah yang lebih banyak digunakan dan memang, kadang hasil yang diperoleh pun bisa sama dengan gaya belajar yang efektif (gaya belajar step by step). Namun demikian pasti terdapat perbedaan yaitu pada tingkat pemahaman. Seseorang yang belajar dengan banyak latihan, ia akan lebih bisa menghargai waktu luang, dimana waktu itu digunakan untuk belajar.

Dengan gaya seperti itu maka kemampuan mengingat pun dapat bertahan lama. Gaya belajar yang efisien dapat mengurangi beban siswa ketika menjelang tes atau ujian. Sebaliknya gaya belajar sistem kebut semalam memberatkan otak siswa dan kadang hasilnya sangat minim, hal itu dapat dilihat ketika terjadi kemungkinan bahwa hafalan yang telah dipelajari pada malam hari bisa hilang seketika pada waktu tes. Hal ini karena memori otak yang belum dapat menerima masukan yang terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Salah satu penyebab semua itu adalah ketidakmampuan dalam mengatur waktu belajar, padahal jika setiap siswa mampu mempergunakan waktu, mungkin akan banyak hasil yang dapat diraih dan dengan waktu pula, mereka mampu menerapkan gaya belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Siswa siswi di SMA Negeri 1 Patuk saat ini, jika kita cermati ternyata juga banyak yang menerapkan gaya belajar sistem kebut semalam dengan dalih kurangya waktu belajar akibat banyaknya kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lain diluar sekolah. Siswa yang kurang waktu belajar tersebut, rata-rata prestasi belajarnya tidak maksimal dimana nilai mata pelajaran pada umumnya kurang memuaskan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya belajar tersebut terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk.B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas , pertanyaan yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi :1. Bagaimana gaya belajar yang dilakukan siswa di SMA Negeri 1 Patuk ?

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk ?3. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar sistem kebut semalam (SKS) terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk ?C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini meliputi :

1. Mengetahui gaya belajar siswa SMA Negeri 1 Patuk.

2. Mengetahui prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk.

3. Mengetahui pengaruh gaya belajar sistem kebut semalam (SKS) terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Patuk.D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Agar menjadi bahan pertimbangan siswa sehingga bisa memanfaatkan waktu belajar dengan baikb. Melatih keterampilan dalam mengumpulkan informasi

2. Bagi Sekolah

a. Sebagai masukan dan pertimbangan bahwa perlu pengawasan yang lebih baik terutama dalam memandu waktu belajar siswa b. Sebagai bahan untuk mengevaluasi kegiatan belajar siswa di SMA Negeri 1 PatukE. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan dengan observasi dan analisis yang sederhana mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan pengamatan dan penelusuran pustaka, sehingga dapat memberi kesempatan pada peneliti lain untuk mengkajinya secara lebih detail.F. Sistematika Penulisan Penyusunan karya tulis ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan, dan penutup. Bab I membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tinjauan pustaka, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

Pada bab II membahas mengenai teori-teori gaya belajar, prestasi belajar dan deskripsi gaya belajar siswa di SMA Negeri 1 PATUK. Kemudian pada bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini berisi penjelasan mengenai desain penelitian, lokasi, dan objek penelitian, data dan metode pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan dari data yang diperoleh. Pada pembahasan ini berisi gaya belajar dan prestasi siswa di SMA Negeri 1 Patuk, pengaruh gaya belajar sistem kebut semalam (SKS) terhadap prestasi siswa di SMA Negeri 1 Patuk. Dan yang terakhir dibahas adalah bab V yang berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian serta keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKABelajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu. Oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimana didalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, dan perkembangan globalisasi.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai peserta didik. Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).Proses pembelajaran menghasilkan suatu perubahan dan hal ini dapat diketahui dari hal yang paling mendasar misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang malas menjadi rajin karena keingintahuannya terhadap sesuatu. Artinya siswa dapat belajar sendiri dengan mencari sesuatu. Dengan demikian proses belajar tidak hanya dilakukan di lembaga formal tetapi belajar juga dapat digali secara individual berdasarkan pengalaman.

Seorang anak harus belajar dengan suasana dan cara yang dia inginkan karena masing-masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya. Banyak anak menurun prestasi belajarnya di sekolah karena di rumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajarmereka masing-masing.

A. Gaya Belajar Siswa

Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi. Gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut :1. Visual(Visual Learners)Gaya Belajar ini menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

2. Auditori (Auditory Learners)Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

3. Kinestetik (Kinesthetic Learners)Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Dengan mengenal gaya belajar yang dimiliki, setiap siswa diharapkan mampu untuk lebih memahami suatu mata pelajaran di sekolah maupun dilingkungan sekitarnya sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang meningkat.B. Prestasi Belajar

Muhibbin (2004) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan Gagne dan Briggs (1992) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Artinya, prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan dimiliki murid setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.

Sementara itu Soedijarto (1993) mendefinisikan prestasi belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.Dengan demikian dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang melalui usaha belajar, berupa kemampuan seseorang dalam mencapai pengetahuan, sikap dan keterampilan baik mempelajari, memahami maupun mengerjakan tugas yang telah diberikan yang dinyatakan dalam bentuk nilai dan angka.

Cara mengukur prestasi belajar yang selama ini digunakan adalah dengan tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Tes dibagi menjadi dua yaitu: tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung, sedangkan tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar, tes sumatif merupakan ujian akhir semester.Prestasi belajar bisa dinilai dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif adalah aspek penilaian yang menyangkut pada kemampuan berfikir, menganalisa dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kerja otak. Aspek afektif yaitu aspek yang berkaitan dengan sikap, nilai dan perilaku atau lebih pada pengelolaan emosi dan rasa. Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan fisik dalam merespon setiap informasi atau pengetahuan baru, sering disebut dengan keterampilan. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang digunakan adalah nilai dari aspek kognitif dan psikomotorik yang diolah menjadi satu dalam bentuk angka yang tercantum dalam rapor.

C. Gaya Belajar Siswa Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Belajar di SMA Negeri 1 Patuk

Dalam belajar juga tak lepas dari sebuah kesulitan misalnya gaya belajar dan kemampuan mengatur waktu belajar. Sehingga mengelola waktu merupakan tujuan yang layak untuk diusahakan. Beberapa orang juga berpendapat bahwa pengelolaan waktu yang tidak efektif dapat menggagalkan sebuah usaha, walaupun kita memiliki waktu yang banyak, tetap tidak berguna jika tidak dapat mengelolanya. Oleh karena itu berhasil tidaknya siswa dalam mencapai prestasi sangat berkaitan dengan cara mereka belajar dan pengelolaan waktu.Kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang ataupun menanti saat yang cocok untuk mulai menyempurnakan catatan, membaca buku pelajaran, menghafal bahan pelajaran adalah hal yang sangat penting. Akan tetapi, pada zaman sekarang ini kebanyakan siswa kurang mampu dalam mengelola waktu belajar mereka. Mereka lebih memilih gaya belajar sistem SKS (sistem kebut semalam). Gaya belajar seperti itu sebenarnya tidak efisien dan hasilnya pun tidak bertahan lama dalam ingatan serta pemahamannya pun hanya berpusat pada teori. Biasanya gaya seperti inilah yang lebih banyak digunakan dan memang, kadang hasil yang diperoleh pun bisa sama dengan gaya belajar yang efektif (gaya belajar step by step). Namun demikian pasti terdapat perbedaan yaitu pada tingkat pemahaman. Seseorang yang belajar dengan banyak latihan, ia akan lebih bisa menghargai waktu luang, dimana waktu itu digunakan untuk belajar.

SMA Negeri 1 Patuk saat ini misalnya, jika kita cermati ternyata juga banyak yang menerapkan gaya belajar sistem kebut semalam dengan dalih kurangya waktu belajar akibat banyaknya kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lain diluar sekolah. Siswa yang kurang waktu belajar tersebut, rata-rata prestasi belajarnya tidak maksimal dimana nilai mata pelajaran pada umumnya kurang memuaskan.Sebagai infomasi yang diperoleh melalui wawancara beberapa siswa dari kelas XI IPS1 diperoleh data bahwa sebagian mereka menggunakan gaya belajar sks dalam menghadapi ulangan maupun tes yang lain. Contoh dari pernyataan siswa antara lain :................................................................. (sumber :MA, XI IPS1)................................................................. (sumber :MA, XI IPS1)

................................................................. (sumber :MA, XI IPS1)BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif ini adalah untuk mendapatkan gambaran detail dari sebuah situasi atau keadaan yang sebenarnya dari suatu objek penelitian. Dipilihnya jenis penelitian deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang terkait dengan yaitu dengan mendeskripsikan dalam bentuk prosentase.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Patuk dengan alasan bahwa sekolah ini telah memenuhi syarat sebagai sekolah yang terakreditasi A. Selain itu SMA Negeri 1 Patuk juga menjadi sekolahan yang tidak kalah dengan sekolahan lain, yang memiliki prestasi baik di Tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maupun di Tingkat Kabupaten Gunungkidul. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa SMA Negeri 1 Patuk memiliki budaya sikap disiplin yang tinggi. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2014 sampai awal bulan April 2015.C. Metode dan Desain PenelitianMetode penelitian merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumplkan data. Dalam penelitian dikenal beberapa metode antara lain interview, studi pustaka, observasi dan kuesioner. Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka dan kuesioner yang disebarkan kepada 30 siswa perwakilan kelas di SMA Negeri 1 Patuk.Dalam melakukan penelitian ada dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif.

D. Populasi dan Sampel Penelitian1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang memiliki ciri tertentu atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitan. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa SMA Negeri 1 Patuk tahun pelajaran 2014/2015.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk penelitian yang mewakili populasi sebagai subyek penelitian. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 siswa.E. Analisis Data

Metode yang digunakan peneliti adalah dengan mencari jumlah responden untuk masing-masing pilihan jawaban dalam kuesioner dibagi dengan jumlah subyek yang diteliti dan disajikan dalam bentuk prosentase yaitu melalui tabel atau diagram.BAB IVPEMBAHASANA. Proses Pengambilan DataDalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dan telah dikonsultasikan kepada guru pembimbing selama 03 Maret 2015 24 Maret 2015. Pembuatan kuesioner mengacu pada kuesioner yang telah dikembangkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Kuesioner disebarkan secara acak kepada siswa SMA Negeri 1 Patuk kelas X, XI, dan XII. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 10 April 2015. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 30 kuesioner dan berhasil kembali adalah sebanyak 30 kuesioner yang berarti bahwa 100 % responden memberikan perhatian yang tinggi untuk menjawab kuesioner yang diberikan. Setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan jawaban, semua kuesioner yang kembali tersebut telah lengkap dan selanjutnya dapat diolah. Hasil rekapitulasi kuesioner yang diperoleh kembali disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Rekapitulasi penyebaran kuesionerKeteranganJumlahPersentase

Kuesioner yang disebar 30100 %

Kuesioner yang kembali dan dapat diolah 30100 %

Kuesioner yang tidak kembali 0 0 %

Sumber: Data primer diolah (2015)

Pengambilan data dari penelitian ini, dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 30 responden dari populasi siswa SMA Negeri 1 Patuk yang berjumlah 300 orang atau sebesar 10% dari jumlah populasi. Menurut Guy and Diehl (1995) pada pennelitian yang bersifat deskriptif jumlah minimal sampel yang diambil adalah 10% dari jumlah populasi keseluruhan. Sehingga apabila jumlah siswa keseluruhan 300 orang maka diasumsikan jumlah sampel minimal yang diambil adalah sebesar 30 orang.

n = 10% x N (rumus I)

dimana,

n : jumlah sampel

N : jumlah populasiSedangkan pada metode lain yang juga sering digunakan dalam menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960), yaitu:

(rumus II)dimana,

n: jumlah sampel

N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Untuk penelitian ini, digunakan rumus (I) dengan pertimbangan bahwa untuk efisiensi waktu dan biaya sehingga hanya diambil sampel dengan jumlah minimal yaitu 30 orang responden.B. Deskripsi Responden

Adapun responden yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Patuk dari kelas X, XI, dan XII yang diambil secara acak. Dari hasil yang diperoleh, ternyata dari 30 responden yang berjenis kelamin perempuan 14 orang (46,67%) dan laki-laki 16 orang (53,33%).C. Hasil dan Pembahasan Analisis hasil dan pembahasan yang akan dikaji pada bab ini meliputi jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan ke responden antara lain :1. Frekuensi belajar siswaDari responden yang diambil yaitu sebanyak 30 orang siswa SMA Negeri 1 Patuk, ternyata sebanyak 14 orang (46,7%) menyatakan bahwa mereka sering atau tetap belajar walaupun esok harinya tidak ada ulangan, tugas, ataupun ujian. Kemudian ada 11 orang (36,6%) menyatakan bahwa mereka kadang-kadang belajar setiap harinya, 4 orang (13,3%) jarang belajar setiap harinya dan 1 orang (3,3%) tidak pernah belajar setiap harinya. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.1 Frekuensi belajar siswa SMA Negeri 1 Patuk

Jadi, dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Patuk yaitu sekitar 46,7% yang sering belajar setiap harinya walaupun esok harinya tidak ada ulangan, ujian atau tugas-tugas sekolah.2. Aktivitas membaca ulang materi pelajaran yang telah dipelajariDari responden yang diambil yaitu sebanyak 30 orang siswa SMA Negeri 1 Patuk, ternyata sebanyak 15 orang (50%) menyatakan bahwa mereka hanya kadang-kadang saja membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran di kelas setiap harinya. Kemudian ada 11 orang (36,7%) menyatakan bahwa mereka jarang membaca ulang materi pelajaran di rumah setiap harinya, 3 orang (10%) sering membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran di kelas setiap harinya, dan 1 orang (3,3%) tidak pernah membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan setiap harinya. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.2 Aktivitas membaca ulang materi pelajaran oleh siswa SMA Negeri 1 Patuk

Jadi, dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 1 Patuk yaitu sekitar 10% yang sering membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan di kelas setiap harinya.3. Semangat tinggi dalam belajar Dari responden yang diambil yaitu sebanyak 30 orang siswa SMA Negeri 1 Patuk, ternyata sebanyak 19 orang (63,3%) menyatakan bahwa mereka hanya kadang-kadang saja membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran di kelas setiap harinya. Kemudian ada 11 orang (36,7%) menyatakan bahwa mereka jarang membaca ulang materi pelajaran di rumah setiap harinya, 3 orang (10%) sering membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran di kelas setiap harinya, dan 1 orang (3,3%) tidak pernah membaca ulang materi pelajaran yang telah mereka dapatkan setiap harinya. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 19 orang menyatakan bahwa mereka sering memiliki semangat tinggi dalam belajar, 6 orang kadang-kadang memiliki semangat yang tinggi, 11 orang jarang memiliki semangat tinggi dan 1 orang tidak pernah memiliki semangat tinggi dalam belajar.Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sering memiliki semangat tinggi dalam belajar.

4. Saya membuat ringkasan atau rangkuman dari materi pelajaran, terutama tentang materi yang tidak saya pahami

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang menyatakan bahwa mereka sering membuat ringkasan atau rangkuman dari materi pelajaran, terutama tentang materi yang tidak saya pahami, 11orang kadang-kadangmembuat ringkasan atau rangkuman, 5 orang jarang membuat ringkasan atau rangkuman dan tidak ada orang tidak pernah membuat ringkasan atau rangkuman dari materi pelajaran, terutama tentang materi yang tidak saya pahami.

a. Kesimpulan

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sering membuat ringkasan atau rangkuman dari materi pelajaran, terutama tentang materi yang tidak saya pahami5. Saya menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal secara teratur untuk pelajaran besok

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 21 orang menyatakan bahwa mereka sering menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal secara teratur untuk pelajaran besok, 7 orang kadang-kadang menyiapkan buku pelajaran secara teratur, 3 orang jarang menyiapkan buku pelajaran secara teratur dan tidak ada orang yang tidak pernah menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal secara teratur untuk pelajaran besok.

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sering menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal secara teratur untuk pelajaran besok .

6. Saya tidak menyia-nyiakan waktu atau dapat memanajemen waktu dengan baik

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang menyatakan bahwa mereka sering memanajemen waktu dengan baik dan tidak menyia-nyiakan waktu, 16 orang kadang-kadang bisa memanajemen waktu dengan baik, 4 orang jarang bisa memanajemen waktu dengan baik dan 1 orang yang tidak pernah menyiapkan buku pelajaran atau menyusun jadwal secara teratur untuk pelajaran besok.

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka kadang-kadang bisa memanajemen waktu denagan baik dan tidak menyia-nyiakan waktu.

7. Setelah KBM di Sekolah selesai, saya menghabiskan waktu untuk bermain

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 13 orang menyatakan bahwa mereka sering menghabiskan waktu untuk berbain setelah KBM di Sekolah selesai, 5 orang kadang-kadang menghabiskan waktu untuk bermain setelah KBM selesai, 9 orang jarang menghabiskan waktu untuk bermain setelah KBM selesai dan 3 orang yang tidak pernah menghabiskan waktu untuk bermain setelah KBM di sekolah selesai.Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sering menghabiskan waktu untuk bermain setelah KBM di Sekolah selesai.8. Saya mengerjakan tugas atau PR apabila sudah ditagih oleh guru

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang menyatakan bahwa mereka sering mengerjakan tugas atau PR apabila sudah ditagih oleh guru, 10 orang kadang-kadang mengerjakan tugas atau PR apabila sudah ditagih oleh guru, 5 orang jarang mengerjakan tugas atau PR apabila sudah ditagih oleh guru dan 6 orang yang tidak pernah mengerjakan tugas atau PR walaupun sudah ditagih oleh guru.

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka kadang-kadang mengerjakan tugas atau PR apabila sudah ditagih oleh guru.9. Saya tidak ingat/lupa pada materi pelajaran yang baru saja diselesaikan hari ini di kelas

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang menyatakan bahwa mereka sering ingat/lupa pada materi yang baru saja diselesaikan, 16 orang kadang-kadang ingat/lupa pada materi yang baru saja diselesaikan, 3 orang jarang ingat/lupa pada materi yang baru saja diselesaikan 4 orang yang tidak ingat/lupa pada materi yang baru saja diselesaikan

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka kadang-kadang ingat/lupa pada materi yang baru saja diselesaikan.

10. Saya sulit berkonsentrasi untuk belajar apabila badan terasa lelah karena aktivitas di luar sekolah

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang menyatakan bahwa mereka sering sulit berkonsentrasi untuk belajar apabila badan terasa lelah karena aktivitas di luar sekolah, 9 orang kadang-kadang sulit berkonsentrasi untuk belajar, 3 orang jarang bisa berkonsentrasi dan 4 orang tidak pernah bisa berkonsentrasi untuk belajar apabila badan terasa lelah karena aktivitas di luar sekolah.

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sering sulit berkonsentrasi untuk belajar apabila badan terasa lelah karena aktivitas di luar sekolah

11. Saya lebih senang belajar menggunakan model belajar SKS

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju dengan belajar menggunakan model belajar SKS, 5 orang setuju dengan model belajar SKS, 3 orang tidak setuju dengan model SKS dan 4 orang sangat tidak setuju dengan belajar menggunakan model SKS.Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sangat setuju dengan belajar menggunakan model SKS.

12. Saya merasa lebih paham apabila belajar dengan metode SKS

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 8 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju belajar dengan metode SKS dan merasa lebih paham, 11 orang setuju metode SKS akan lebih paham, 9 orang tidak setuju metode SKS akan lebih paham dan 1orang sangat tidak setuju belajar dengan metode SKS dan merasa lebih paham.

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka setuju dengan belajar dengan metode SKS dan merasa lebih paham.

13. Model belajar Sistem Kebut Semalam (SKS) merupakan metode alternatif yang tepat untuk menghadapi ulangan harian/ujian

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 14 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju SKS merupakan metode alternative untuk menghadapi ulangan harian/ ujian, 10 orang setuju SKS merupakan metode alternatif , 3 orang tidak setuju SKS merupakan metode alternatif dan tidak ada orang yang sangat tidak setuju SKS merupakan metode alternatifJadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka sangat setuju SKS merupakan metode alternative untuk menghadapi ulangan/ujian. 14. Keterlibatan saya di berbagai kegiatan luar KBM membuat saya kesulitan dalam mengatur waktu belajar sehingga membuat saya belajar dengan metode SKS

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 8 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju kegiatan di luar KBM membuat sulit mengatur waktu senhingga belajar menggunakan metode SKS, 10 orang setuju kegiatan di lur KBM sulit untuk mengatur waktu, 9 orang tidak setuju kegiatan di lur KBM sulit untuk mengatur waktu dan 3orang sangat tidak setuju kegiatan di lur KBM sulit untuk mengatur waktu .

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka setuju kegiatan di luar KBM membuat sulit mengatur waktu sehingga belajar menggunakan metode SKS.

15. Prestasi di Sekolah cenderung meningkat setelah saya menerapkan model belajar SKS

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 9 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju menerapkan belajar SKS prestasi cenderung meningkat, 8 orang setuju belajar dengan metode SKS , 11 orang tidak setuju belajar dengan metode SKS dan 3 orang sangat tidak setuju belajar dengan metode SKS .

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka tidak setuju belajar dengan metode SKS prestasi akan cenderung meningkat.

16. Dengan menggunakan model belajar SKS, hasil nilai ulangan saya rata-rata rendah

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 6 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju menggunakan model SKS hasil ulangan rata-rata rendah, 8 orang setuju belajar dengan SKS nilai rata-rata rendah, 9 orang tidak setuju belajar dengan SKS nilai rata-rata rendah dan 7 orang sangat tidak setuju belajar dengan SKS nilai rata-rata rendah.

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka tidak setuju belajar dengan metode SKS nilai ulangan rata-rata rendah.

17. Gaya belajar dengan model SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh saya

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 10 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju metode SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, 8 orang setuju SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, 3 orang tidak setuju SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dan 3 orang sangat tidak setuju SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka setuju metode SKS dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. 18. Gaya belajar dengan model SKS dapat mempengaruhi psikologi saya

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 8 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju metode SKS dapat mempengaruhi psikologi, 13 orang setuju SKS dapat mempengaruhi SKS dapat mempengaruhi psikologi, 7 orang tidak setuju SKS dapat mempengaruhi psikologi dan 2 orang sangat tidak setuju SKS dapat mempengaruhi psikologi.

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka setuju metode SKS dapat mempengaruhi psikologi.

19. Model belajar SKS dianjurkan untuk diterapkan pada siswa untuk belajar yang lebih baik

Para siswa SMA Negeri 1 Patuk dari 30 rata-rata 10 orang menyatakan bahwa mereka sangat setuju metode SKS diterapkan untuk belajar yang lebih baik, 10 orang setuju SKS untuk belajar yang lebih baik, 9 orang tidak setuju SKS untuk belajar yang lebih baik dan 2 orang sangat tidak setuju SKS untuk belajar yang lebih baik .

Jadi para siswa SMA Negeri 1 Patuk rata-rata mengatakan bahwa mereka menggunakan belajar metode SKS untuk belajar yang lebih baik.SKS atau Sistem Kebut Semalam merupakan sebuah sistem dimana kita belajar semalam suntuk untuk menghadapi ujian besoknya. SKS sering menjadi alternatif utama para pelajar ketika menghadapi ujian semester. Biasanya dilakukan oleh pelajar yang kurang memiliki minat belajar secara rutin. Mereka belajar hanya ketika ada ulangan atau ujian sekolah. Semalam suntuk berusaha mati-matian mempelajari materi yang begitu banyaknya.

SKS ini ternyata tidak efektif untuk dilakukan. Bayangkan saja, dalam waktu satu malam kita harus mengingat semua materi. Mempelajari banyak materi dalam waktu semalam kurang efektif jika ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak kita.

Terkadang siswa sering panik saat menghadapi ujian, apalagi jika belum sempat belajar. Daripada pasrah, detik-detik terakhir yang bisa mereka manfaatkan adalah membaca atau belajar sampai larut malam dan inilah yang kita sebut Sistem Kebut Semalam atau istilah akrabnya SKS. Untuk mengantisipasi hal tersebut memanajemen waktu untuk belajar dalam periode tertentu jauh lebih efektif daripada menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi belajar.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa SKS bukanlah cara yang efektif untuk mencapai tujuan yang diingikan. Misalnya, SKS dalam hal belajar tidak akan membawa siswa pada prestasi terbaik tetapi malah sebaliknya. Dengan demikian, siswa yang menyadari akan pentingnya membagi waktu akan lebih mudah dalam mendapatkan yang diingikan. Namun pada kenyataanya saat ini, banyaknya aktivitas di luar pembelajaran intrasekolah malah justru menjadi hal yang utama daripada belajar. Hal tersebut menyebabkan siswa kesulitan untuk memanajemen waktunya antara untuk belajar dan kegiatan di luar intrasekolah sehingga membuat siswa melakukan SKS sebagai alternatif mereka. Padahal salah satu akibat dari siswa melakukan SKS adalah menurunya prestasi belajar siswa.

Dalam menyikapi hal tersebut, memanajemen waktu sangatlah penting. Sebanyak apapun kegiatan yang kita ikuti, jika kita pandai dalam memanajemen waktu akan terasa ringan tanpa terbebani karena semuanya akan terlaksana sesuai rencana.

Kenyataan yang menunjukkan bahwa pada saat ini SKS dijadikan alternatif utama bagi para pelajar khususnya, perlu dicarikan pemecahan. Seringnya menerapkan SKS sebagai alternatif siswa dapat terjadi karena kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya memanajemen waktu, proses belajar yang kurang efektif, terlalu memporsir diri atau bahkan terlalu dipaksakan. Proses belajar yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan dapat meminimalisir siswa dalam menerapkan SKS sebagai alternatif mereka dalam proses pembelajaran. Kurangnya kepedulian orang tua dalam melakukan pemantauan terhadap siswa khususnya belajar dapat membuka celah atau peluang bagi siswa untuk menerapkan SKS. Sehingga diperlukan adanya pihak lain khususnya orang tua atau lingkungan sekitar siswa yang turut mendukung siswa khususnya dalam hal belajar.BAB VPENUTUP

Berdasarkan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh belajar SKS terhadap prestasi belajar siswa kelas X, X1,X11 SMA N 1 Patuk tahun pelajaran 2014-2015, maka penulis mencoba menulis kesimpulan dan saran sebagai berikut:A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode belajar SKS yang diterapkan siswa kelas X, X1, X11 akan mempengaruhi prestasi, psikologi dan kesehatan tubuh.2. Prestasi belajar siswa kelas X, X1, X11 SMA 1 Patuk cenderung menurun setelah belajar menggunakan metode SKSB. Saran

1. Siswa

a. Untuk meningkatkan prestasi belajar dengan menerapkan metode belajar yang tepat

b. Untuk menghindari metode belajar SKS harus bisa memanajemen waktu

2. Sekolah

a. Untuk tidak terlalu menekankan kegiatan kepada siswa di sekolahb. Untuk membuat skala prioritas kegiatan yang sesuai untuk mengembangkan bakat dan kreativitas siswaDAFTAR PUSTAKAAnonim.Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli.

http://Pengertian%20Prestasi%20Belajar%20Menurut%20Para%20Ahli%20%20%20Blog%20Pendidikan.htm (Diakses tanggal 1 November 2014)Lepank.Pengertian Pengaruh Menurut Beberapa Ahli.

http://pengertian-pengaruh-menurut-beberapa.html

(Diakses tanggal 1 November 2014)

Anonim.Tulisan Belajar SKS (Sistem Kebut Semalam).http://tulisan-belajar-sks-sistem-kebut.html (Diakses tanggal 16 November 2014)

Lutfi,Fadloli.Manajemen Waktu.http://MANAJEMEN%20WAKTU%20%C2%AB%20Fadloliluthfi%E2%80%99s%20Blog.htm (Diakses tanggal 22 November 2014)

Anonim.Manajemen Waktu.

http://manajemen-waktu.html (Diakses tanggal 22 November 2014)

Hasan, Alwi. Dkk.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 2. Jakarta: Balai Pustaka

Bobbi De Porter, Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Quantum Learning: Unleashing The Genius In You), (Bandung: Kaifa, 2002).LAMPIRAN

ANGKET PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Angket :

1. Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban.

2. Jawablah dengan memberikan tada silang (x) atau centang () pada kolom yang telah disediakan.

Alternatif jawaban : SL = selalu

SS = Sangat Setuju

SR= sering

S =Setuju

KD= kadang-kadang

TS = Tidak Setuju

TP = tidak pernah

STS = Sangat Tidak Setuju

1. Sistem Kebut Semalam merupakan metode alternative untuk menghadapi ulangan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

2. Kegiatan (ekstra) yang saya ikuti tidak membebani saya dalam memanajemen waktu.

A. Sangat setuju

B. Setuju

C. Tidak setuju

D. Sangat tidak setuju

3. Keterlibatan saya di berbagai kegiatan di luar pembelajaran membuat saya kesulitan dalam memanajemen waktu sehingga membuat saya belajar dengan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

4. Saya merasa kurang paham apabila belajar menggunakan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tdak setuju

d. Sangat tidak setuju

5. Manajemen waktu adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan produktifitas waktu terhadap aktivitas atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

6. Saya selaku siswa SMA Negeri 1 Patuk sudah seharusnya menyadari apa itu manajemen waktu sehingga tidak menimbulkan digunakannya metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

7. Metode SKS yang saya gunakan akan mempengaruhi prestasi belajar saya.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

8. Prestasi belajar adalah nilai atau hasil pencapaian nyata dari aktivitas belajar siswa.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

9. Metode belajar SKS adalah hal yang penting dalam keseharian saya.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

10. Prestasi saya cenderung meningkat setelah saya menerapkan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

11. Saya selaku siswa SMA N 1 Patuk sudah seharusnya memahami apa itu SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

12. SKS adalah system dimana kita belajar semalaman untuk menghadapi ujian/ulangan di pagi harinya.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

13. Saya lebih senang belajar menggunakan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

14. Saya selaku siswa SMA N 1 Patuk sudah menyadari dan mengetahui akibat/pengaruh dari belajar menggunakan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

15. Dengan menggunakan metode SKS, hasil nilai ulangan saya rata-rata rendah.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

16. Saya merasa lebih paham apabila belajar dengan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17. Belajar saya sudah maksimal apabila menggunakan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

18. Metode SKS adalah cara efektif untuk belajar.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

19. Saya lebih memilih metode SKS daripada mempersiapkan belajar jauh-jauh hari.

A. Sangat setuju

B. Setuju

C. Tdak setuju

D. Sangat tidak setuju

20. Orang tua mendukung saya belajar dengan metode SKS.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setujuNo NamaJenis KelaminKelas

1Afifah SalamahPXI

2Aditya HafidhsLXI

3Wahyu LXI

4Febriana PXI

5Erditya Singgih LXI

6Iis Tri SetyawatiPXI

7Frida NorestianaPXI

8Riky IndraLXI

9Nobpri CahyaPXI

10Fitri AstutiPXI

11Diana Puspa PXI

12Andika PutraLX

13Anas Purba NLX

14Kurnia Nur FPXII

15Debby RifaiLXII

16Dwi AstutiPXII

17Melisa APXI

18T WidyastutiPXI

19AnangLXII

20Dewi NurviaPX

21FarhanLX

22Renaldo ALX

23FadnhaPX

24AnggaLX

25SoifLX

26Kurnia NurPXII

27AndarestaLXII

28Sudrajad HLXII

29NovanLXI

30Kevin RLXI

4