Karya Tulis
-
Upload
gracesafenla-mantiri -
Category
Documents
-
view
23 -
download
1
description
Transcript of Karya Tulis
BAB
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik adalah bunyi yang teratur, memiliki nada, beat dan irama. Musik
dapat menjadi penghibur saat dalam kesedihan, musik dapat memotivasi semangat
dalam masa perjuangan, musik dapat menjadi sarana ungkapan cinta kepada sang
kekasih, musik dapat mengendorkan pikiran saat menghadapi kepenatan hidup.
Menurut KBBI (Tim, 2006;) “musik adalah nada atau suara yang disusun
sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi). Oleh sebab itu
musik merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi didengar.”
Banyak jenis musik yang telah beredar di kalangan masyarakat. Jenis
musik yang beredar di masyarakat dibedakan menjadi dua:
1. Musik Seni: Musik klasik
2. Musik Populer: Jazz, Gospel, Blues, Rhythm dan Blues, Funk, Rock, Metal,
Hardcore, Electronic, Ska, Reggae, Dub, Pop, Latin, Country.
Kaum awam lebih senang mendengarkan musik pop, yang liriknya mudah
diingat dan enak untuk didengar. Musik pop, digunakan juga sebagai sarana untuk
melampiaskan isi hati mereka, sedangkan seorang seniman, lebih suka
mendengarkan musik yang nada, dan liriknya susah untuk dipahami.
Musik klasik juga berfungsi sebagai sarana penunjang pembelajaran. Hal
ini disebabkan karena pada saat mencerna nada dan liriknya membutuhkan
konsentrasi yang tinggi. Dalam perkembangan pendidikan terbaru saat ini, musik
1
klasik (dengan keunikan tertentu selaras dengan detak jantung manusia- jadi tidak
semua jenis musik klasik) menjadi sarana penting dalam belajar di ruang- ruang
kelas.
Musik merupakan salah satu “makanan” penting untuk otak kanan. Selama
ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang bersifat linear,
menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Musik klasik
memberikan banyak manfaat kepada manusia atau siswa seperti merangsang
pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif,
membantu kecerdasan emosional sehingga hubungan antarsaraf di dalam otak pun
ikut meningkat.
Diketahui bahwa musik klasik yang didengar bisa mempengaruhi
perkembangan IQ anak. Ada penelitian yang mengatakan bahwa mendengar lebih
efektif untuk belajar dibandingkan membaca. Mengingat budaya Indonesia yang
sangat malas membaca. Alternatif ini patut diperhitungkan.
Bahasa Inggris adalah bahasa yang sudah digunakan di semua Negara.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu belajar bahasa Inggris.
Menurut H. Douglas Brown dalam kumpulan tips belajar bahasa Inggris online
(2012) ada 8 (delapan) prinsip belajar bahasa Inggris. Prinsip belajar tersebut
adalah pertama way of life yaitu selalu menggunakannya dalam bahasa sehari-hari.
Kedua total commitment yaitu menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari hidup kita, kita harus memiliki komitmen untuk melibatkan
bahasa Inggris dalam hidup kita secara fisik, secara mental, dan secara emosional.
Ketiga trying yaitu belajar bahasa adalah seperti belajar naik sepeda atau belajar
menyetir mobil. Dengan cara membaca dan memahami buku manual itu tidak
2
cukup, melainkan harus dicoba, dipraktekkan dan digunakan. Pada tahap
pembelajaran (tahap percobaan), sangat wajar jika kita melakukan kesalahan.
Yang penting adalah mengetahui kesalahan yang di lakukan dan memperbaikinya
di kesempatan yang berikutnya.
Keempat beyond class activities yaitu belajar bahasa Inggris secara formal
(di kelas atau di kursus). Agar bisa belajar lebih efektif, kita harus menciptakan
kesempatan untuk belajar juga di luar jam-jam belajar di kelas. Berdiskusi dengan
teman, mengunjungi website yang menawarkan pembelajaran Bahasa Inggris
gratis, ataupun berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan teman-teman atau
native speakers (baik melalui surat, email, ataupun percakapan langsung).
Banyak hal yang bisa juga digunakan seperti mencoba membaca koran, majalah,
buku-buku teks, mendengarkan radio, lagu, ataupun menonton acara-acara dan
film. Agar proses belajar bisa lebih menarik, pilihlah topik-topik yang sesuai
dengan minat, kebutuhan, ataupun yang berhubungan dengan latar belakang
pendidikan dan pekerjaan yang kita tekuni.
Kelima strategies yaitu komitmen, keberanian mencoba, dan menjadi
Bahasa Inggris sebagai bagian hidup yang telah diterapkan. Langkah selanjutnya
adalah menerapkan strategi belajar yant tepat untuk menunjang proses belajar kita.
Strategi ini bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan kepribadian dan gaya
belajar kita masing-masing. Keenam auditory learners yaitu jika kita termasuk
orang yang lebih mudah belajar dengan mendengarkan, maka kita memiliki gaya
belajar ”auditory”. Jika ini gaya belajar kita, maka kita bisa memperbanyak waktu
belajar dengan mendengarkan, misalnya mendengarkan kaset-kaset pelajaran
3
Bahasa Inggris, lagu-lagu favorit kita ataupun berita dan pidato dalam Bahasa
Inggris.
Ketujuh visual learners yaitu jika kita termasuk orang yang lebih mudah
belajar melalui input visual (gambar atau tulisan), maka kita memiliki gaya belajar
”visual”. Banyak sekali strategi yang bisa kita lakukan. Kita bisa membaca
artikel-artikel dalam Bahasa Inggris yang kita anggap penting dan menarik di
surat kabar, majalah, ataupun internet, untuk kemudian kita coba ceritakan
kembali dengan kata-kata yang kita susun sendiri, baik dalam bentuk tulisan
ataupun dalam bentuk ucapan.
Yang terakhir kinesthetic learners yaitu jika kita lebih suka belajar dengan
melakukan sesuatu atau bergerak. Kita bisa belajar dengan menggunakan
komputer (di mana kita harus menekan tombol di keyboard, atau mouse) sehingga
tidak cepat bosan. Kita bisa juga bergabung dengan perkumpulan-perkumpulan
Bahasa Inggris (English Club) yang memiliki banyak kegiatan dan permainan
yang melibatkan gerakan. Kegiatan tersebut misalnya dengan belajar menulis
(menggerakkan tangan untuk menulis), atau mencoba memahami sebuah kata atau
ungkapan dengan membayangkan gerakan yang bisa diasosiasikan dengan arti
kata-kata tersebut.
Belajar bahasa yang baru berarti juga belajar kosakata yang baru juga. Ada
siswa yang dengan mudah menghafalkannya, dan ada yang tidak. Berdasarkan
tips yang disampaikan oleh H. Douglas Brown, salah satu strategi untuk belajar
kosakata yang baru adalah dengan menggunakan musik. Musik yang biasa
digunakan untuk belajar adalah musik klasik. Musik klasik mempermudah siswa
untuk menghafalkan kosakata yang baru.
4
Mendengarkan musik klasik sambil menghafalkan kosakata bahasa
Inggris, sangat baik untuk menenangkan pikiran dan hati. Selain itu juga dapat
membantu agar otak lebih bisa berkonsentrasi, berfokus pada apa yang sedang
dipelajari. (http://www.englishtown.co.id/community/channels/article.aspx?
articleName=122-music)
Hal – hal di ataslah yang menjadi latar belakang pemilihan topik pengaruh
musik terhadap kemampuan menghafalkan kosakata bahasa Inggris. Selanjutnya
hasil penelitian tersebut akan diuraikan dalam laporan penelitian berjudul
Pengaruh Musik Klasik terhadap Kemampuan Siswa Kelas XI dalam
Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St. Albertus Malang.
1.2 Pembatasan Masalah
Dengan pemilihan judul Pengaruh Musik Klasik terhadap Kemampuan
Siswa Kelas XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St.
Albertus Malang, maka dalam penelitian ini, Penulis akan memberi batasan
masalah dan yang Penulis ingin mengetahui apakah musik klasik mempunyai
pengaruh terhadap kemampuan siswa kelas XI dalam menghafalkan kosakata
bahasa Inggris yang ada dalam BAB II.
Oleh karena keterbatasan pengetahuan penulis, waktu yang tidak tersedia,
tidak semua hal diatas dapat dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini akan
membatasi pembahasan pada masalah kemampuan siswa kelas XI IPS 2 SMAK
St. Albertus dalam menghafalkan kosakata-kosakata baru dan alat yang membantu
proses pembelajaran.
1.3 Rumusan masalah
5
Berikut ini adalah rumusan masalah yang digunakan sebagai pedoman
dalam penelitian yaitu:
Apakah musik klasik berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
menghafalkan kosakata baru Bahasa Inggris?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut:
Mengetahui pengaruh musik klasik dalam menghafal kosakata baru Bahasa
Inggris.
1.4.2 Manfaat penelitian
Dengan penelitian berjudul “Pengaruh Musik Klasik terhadap
Kemampuan siswa kelas XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di
SMAK St. Albertus di SMAK St. Albertus Malang dalam menghafalkan kosakata
bahasa Inggris”, Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bukan
hanya bagi Penulis, melainkan juga bagi siswa dan pengajar serta pengelola
SMAK St. Albertus Malang. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat
menjawab pengaruh musik klasik terhadap kemampuan siswa dalam
menghafalkan kosakata bahasa Inggris.
Bagi bapak - ibu guru SMAK St. Albertus, penelitian ini dapat menjadi
bahan refleksi bahwa mengajar dengan menggunakan musik klasik membantu
siswa yang diajar untuk lebih konsentrasi, dan lebih fokus.
Bagi siswa kelas XI SMAK St. Albertus, penelitian ini dapat menjadi
bahan refleksi bahwa dengan mendengarkan musik klasik sambil belajar, dapat
6
membantu menenangkan pikiran, hati dan juga membantu siswa agar lebih
konsentrasi, fokus dengan apa yang sedang siswa pelajari dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menghafalkan kosakata-kosakata baru.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Gambaran umum Lokasi penelitian
SMAK St. Albertus adalah sebuah sekolah menengah atas Katolik
Malang. Sekolah ini didirikan oleh Pater Petrus Nicolaus Kramer, O.Carm. pada
tahun 1936. Sekolah ini lebih dikenal dengan sebutan atau panggilan Dempo,
meskipun pintu depan SMAK St. Albertus terletak di Jalan Talang.
1.5.2 Populasi dan Sampel
1.5.2.1 Populasi
Populasi adalah “keseluruhan subjek peneliti. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian dapat
dikatakan sebagai studi populasi“ (Suharsimi, 2002: 108 ).
Pada penelitian tentang “Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan
Siswa Kelas XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St.
Albertus”, Penulis melakukan penelitian di lingkungan SMAK St. Albertus
Malang. Adapun yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan data yaitu
para siswa kelas XI IPS 2 SMAK St. Albertus. Populasinya adalah siswa kelas XI
SMAK St. Albertus, yang berjumlah 306 siswa
1.5.2.2 Sampel
7
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang menjadi sumber data
sebenarnya dalam penulisan, sebagai individu yang diteliti sebagai contoh
(Nanawi, 994:44)
Dalam pelaksanaan pengambilan data, penulis mengambil sampel dari
kelas XI IPS 2 yaitu sebanyak 33 siswa.
1.5.3 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
1.5.3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006:256) eksperimen diartikan
sebagai, “percobaan yang bersistem dan berencana” untuk membuktikan sesuatu
kebenaran teori. Biasanya diterapkan dalam pengujian sesuatu di laboratorium.
Menurut Riyanto (dalam Mardiyanta, 2012: 30), penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol
terhadap kelompok eksperimen. Tiap kelompok eksperimen akan dikenakan
perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Penelitian eksperimen dilakukan secara sengaja oleh Penulis dengan cara
memberikan perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan
sesuatu kejadian / keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya. Penelitian ini
merupakan penelitian kausal (sebab-akibat) yang pembuktiannya diperoleh
melalui komparasi / perbandingan antara:
a. Kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (tanpa
perlakuan) atau
b. Kondisi subjek sebelum perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.
Pengumpulan data melalui eksperimen dilakukan untuk membuktikan asumsi
atau hipotesis tertentu yang dimiliki penulis. Dalam penelitian ini, kelas XI IPS
8
2 akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yang ditentukan secara undian. Satu
kelas terdiri dari 33 siswa, dan karena Penulis termasuk dalam anggota kelas
tersebut maka jumlah siswa menjadi 32. Tiap kelompok terdiri dari 16 orang.
Kelompok pertama akan dijadikan kelompok eksperimen yang akan di
tempatkan di laboratorium bahasa, dan kelompok 2 sebagai kelompok kontrol
yang tidak dikenai perlakuan yang bertempat di kelas XI IPS 2 SMAK St.
Albertus Malang.
1.5.3.2 Metode Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif.
Hadi (dalam Mardyanta, 2012: 31) Analisis kuantitatif merupakan “analisis yang
dilakukan atas dasar jalan pikiran deduktif logik. Analisis statistik dilakukan
terhadap data-data yang berwujud angka-angka. Analisis statistik membuktikan
hipotesis-hipotesis dengan kenyataan-kenyataan dalam bentuk angka-angka.
Analisis komparatif dapat dilakukan secara statistik maupun kualitatif dilakukan
atas dasar jalan pikiran deduktif-logik.” Analisis komparatif dapat dilakukan
secara statistik maupun eksperimen. Analisis harus menggunakan sedikitnya dua
kasus yang dicari hubungannya, persamaan dan atau perbedaannya.
1.6 Persiapan penelitian
Adapun persiapan yang dilakukan oleh penulis antara lain: Mencari
bahan referensi yang terkait dengan materi yang dibahas melalui (artikel, buku
bacaan), menyiapkan pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan survey ke
tempat lokasi, yakni kelas XI IPS 2 SMAK St. Albertus .
Tabel 1.1 Matriks Kerja Karya Tulis
9
NO KEGIATANOKT 2012
NOV 2012
FEB 2013 MAR 2013 MEI
20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1Menentukan judul karya
tulis
2 Menyusun Bab I
3
Mengkonsultasikan
bersama guru pembimbing
Materi
4
Konsul bersama guru pembimbing
bahasa.
5Menyusun
BAB II karya tulis
6
Mengkonsultasikan
bersama guru pembimbing materi dan
bahasa
7
Mendapat surat
persetujuan penelitian dari guru
mata pelajaran
8 Survei lokasi pengamatan
9
Pengamatan I di XI IPS 2 SMAK St. Albertus Malang
10 Pengamatan II
(pengambilan gambar anak
10
NO KEGIATANOKT 2012
NOV 2012
FEB 2013 MAR 2013 MEI
20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
siswa XI IPS 2 SMAK St.
Albertus Malang)
11
Konsultasi Bab III
dengan guru pembimbing materi dan
bahasa.
14 Revisi Bab I,II,III,IV
15Pengaturan
margin,penjilidan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ingatan
Rooser (1994: 77) mendefinisikan ingatan sebagai kapasitas dasar atau
operasi dasar dari pikiran yang dapat diakses dan diaplikasikan dari satu konteks
ke konteks yang lain. Rooser menambahkan bahwa kemampuan setiap orang
untuk mengoperasikan ingatan berbeda-beda tergantung pada kemampuan otak
dalam bekerja. Matlin (1994: 64) mendefinisikan ingatan sebagai bagian
terpenting seluruh proses kognitif manusia karena manusia selalu menggunakan
ingatanya dalam beraktivitas sehingga manusia harus menjaga informasi itu setiap
saat. Berk (1994: 201) mendefinisikan ingatan sebagai sesuatu yang kompleks
yang merupakan sistem manipulasi simbol yang terdiri dari informasi-informasi
yang sistem pengoperasiannya mirip seperti cara kerja komputer digital.
Informasi dari lingkungan diterima oleh suatu sistem dan dipelihara
dalam bentuk simbolik. Kemudian ada berbagai proses internal yang menjalankan,
menyimpan atau memperbaiki struktur simbolik ke dalam
penginterprestasikannya sandi dengan cara membandingkan sandi dan atau
mengkombinasikannya dengan informasi yang sudah tersimpan dalam sistem.
Setelah operasi kognitif lengkap, output sebagai bentuk penyelesaian tugas akan
terjadi. Flavell (1996: 89) mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan seseorang
dalam menyimpan informasi sedemikian sehingga informasi tersebut dapat
digunakan dikemudian hari. Weinland (1957: 166) mendefinisikan mengingat
sebagai suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh
12
dari stimulus yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa yang akan
datang.
Jadi, ingatan atau memori adalah suatu proses kognitif dalam otak yang
bekerja saat informasi diterima oleh indera, disimpan, diintepretasikan dan
dikenali kembali.
2.2 Tahap- tahap Mengingat
Huffman (1997: 36) menjelaskan ada tiga tahap mengingat, yaitu sensory
memory, short-term memory (STM) dan long-term memory (LTM). Sensory
memory merupakan tahap penerimaan informasi melalui indera manusia seperti
mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Short-term memory merupakan ingatan
yang aktif, artinya informasi disimpan dan diproses secara cepat, sedangkan long-
term memory merupakan ingatan yang bersifat permanen yang berisi informasi
dan pengalaman- pengalaman yang disimpan untuk digunakan di masa yang akan
datang.
2.2.1 Sensory Memory
Model ingatan Atkinson-Shriffrin (Berk,1994: 14) menggambarkan
bahwa stimulus dari lingkungan pertama kali masuk dalam sensory memory.
Sensory memory adalah ingatan berkapasitas besar yang merekam informasi dari
setiap indera. Ada dua macam sensory memory. Pertama adalah iconic memory
atau visual sensory memory dan kedua adalah echoic memory atau auditory
sensory emory. Sensory memory mencatat semua informasi atau stimuli yang
masuk melalui salah satu atau kombinasi panca indera, yaitu secara visual melalui
mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan
13
rabaan melalui kulit. Bila informasi tersebut tidak diperhatikan akan langsung
terlupakan, bila diperhatikan maka informasi tersebut akan ditransfer ke short-
term memory. Pengulangan informasi secara terus-menerus dapat menjaga
tersimpannya informasi di short-term memory. Selain itu, pengulangan informasi
juga bisa dilakukan dengan tujuan untuk mengirim informasi ke long-term
memory.
2.2.2 Short-term memory (STM)
Matlin (1994: 64) mendefinisikan STM sebagai pusat pemrosesan
informasi yang secara sadar dioperasikan dengan menggunakan proses kontrol
atau strategi mental. Proses kontrol perlu dilakukan karena short-term memory
hanya mampu menyimpan informasi dalam waktu yang singkat, yaitu 30 detik
dengan kapasitas penyimpanan informasi 5-9 chunks. Chunk adalah unit informasi
yang memiliki arti seperti tanggal, kata-kata yang singkat, dll. Untuk informasi
yang familiar STM bisa menyimpan lebih dari 9 chunk ( Sdorow & Rickaaugh,
2002: 21). Selain itu pengolahan informasi di short-term memory dilakukan
dengan proses selective attention (Huffman, 1997: 122). Selective attention adalah
pemberian perhatian pada suatu stimulus yang disebabkan oleh ketidaksengajaan
misalnya suara yang terlalu keras atau lampu yang terlalu terang dan bisa juga
disebabkan oleh adanya keinginan untuk memberi perhatian. Oleh sebab itu short-
term memory bersifat aktif dalam mengolah informasi.
Aliran informasi yang disimpan di STM bisa dioperasikan dengan
menggunakan proses kontrol atau mental strategies ( Goswani, 1997: 98). Proses
kontrol atau mental strategies adalah prosedur-prosedur yang mengoperasikan dan
mengubah informasi untuk meningkatkan efisiensi berpikir dan menjaga agar
14
informasi itu tetap akurat. Oleh sebab itu, penggunaan strategi untuk mengingat
sangat penting karena bertujuan untuk memanipulasi informasi agar mudah
diingat.
Berk (1994: 104) berkata ada tiga cara yang dilakukan STM untuk
meningkatkan kemampuan mengingat informasi baru, yaitu rehearsal,
organization, dan elaboration.
1) Rehearsal adalah strategi mengingat dengan cara mengulang informasi secara
terus menerus
2) Organization adalah strategi mengingat dengan cara mengelompokkan
informasi ke dalam kategori atau kelompok-kelompok yang memiliki suatu
makna.
3) Elaboration adalah strategi mengingat dengan cara menciptakan hubungan
antara dua atau lebih item yang tidak mungkin dikelompokkan dalam kategori
yang sama. Biasanya cara ini dilakukan dengan membuat sebuah cerita atau
kalimat dari item-item tertentu.
2.2.3 Long-term Memory
Matlin (1994: 73) menyatakan bahwa long-term memory merupakan
sistem penyimpanan yang mempunyai kapasitas besar, tidak dibatasi waktu
penyimpanannya dan diperbarui oleh informasi baru. Pengorganisasian informasi
ini terjadi selama tidur. Saat tidur, tambahan informasi yang baru diterima di LTM
akan ditinjau kembali, diperbaiki dan disusun secara sistematik berdasarkan
informasi yang telah ada di LTM ( Huffman,1997: 36)
Perolehan kembali informasi yang telah disimpan di LTM bisa dilakukan
dengan cara recognition, recall dan reconstruction (Berk, 1994).
15
1) Recognition adalah sebuah tipe mengingat yang membandingkan antara
stimulus dengan serangkaian item-item yang pernah diingat. Pengenalan
kembali terhadap suatu objek atau imajinasi terhadap sesuatu yang pernah
dilihat merupakan cara mengingat yang mudah. Tanpa kemampuan untuk
mengenali kembali, suatu objek dan pengalaman akan selalu tampak baru dan
individu tidak akan mempunyai pengetahuan tentang suatu objek.
2) Recall adalah sebuah tipe mengingat yang meliputi ingatan terhadap suatu
stimulus yang tidak dihadirkan secara langsung. Recall merupakan proses
yang lebih sulit dibandingkan recognition karena informasi harus didapatkan
kembali dari ingatan tanpa harus sesuai dengan lingkungan.
3) Reconstruction adalah sebuah proses mengingat yang lebih kompleks dimana
materi atau stimulus diinterpretasi sesuai dengan pengetahuan yang telah ada.
2.3 Sistem Penyimpanan Informasi
Ada dua bentuk penyimpanan informasi, yaitu penyimpanan informasi
secara visual dan penyimpana informasi secara verbal.
2.3.1 Secara Visual
Proses penyimpanan informasi secara visual, yaitu proses penyimpanan
informasi berdasarkan gambar yang dilihat oleh individu. Bentuk penyimpanan
informasi secara visual bisa berupa gambaran mental atau imagery, bisa juga
dalam bentuk arti atau sematik yang memungkinkan individu untuk memiliki
pengetahuan umum atau konsep-konsep tentang suatu stimulus ( Steward
Friedman & Koch, 1985: 99)
16
2.3.2 Secara Verbal
Proses penyimpanan informasi secara verbal, yaitu proses penyimpanan
informasi berdasarkan informasi yang berbentuk abstrak seperti pemrosesan
informasi yang berupa bahasa dan juga cara berbicaranya. ( Steward Friedman &
Koch, 1985: 99)
2.4 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ingatan
Weinland (1957: 78) menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi ingatan anak, yaitu:
2.4.1 Interest atau minat
Interest atau minat adalah ketertarikan anak untuk mengingat informasi
yang disebabkan oleh kesukaan anak terhadap suatu stimulus. Misalnya anak bisa
mengingat jalan cerita Detektif Conan yang ditayangkan hari minggu yang lalu
karena anak tertarik dengan tokoh Conan dan teman-temannya.
2.4.2 Perhatian atau attention
Perhatian adalah cara individu memusatkan perhatian dan pikirannya
terhadap suatu stimulus yang disebabkan oleh faktor kesengajaan dan
ketidaksengajaan. Kesengajaan memperhatikan suatu stimulus disebabkan oleh
ketertarikan terhadap stimulus tersebut, sedangkan ketidaksengajaan dalam
memberi perhatian terhadap stimulus lebih disebabkan oleh adanya unsur
paksaan, misalnya terpaksa mengingat materi pelajaran karena esok akan ujian.
2.4.3 Intelegensi
Huffman (1997: 36) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian
kemampuan kognitif yang berupa kemampuan dalam menerima, mengingat,
17
menggunakan pengetahuan dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah
sehari-hari dalam situasi yang berbeda-beda.
Teori intelegensi Sternberg yang terkenal dengan Sternberg Triarchic
Theory menyebutkan ada beberapa aspek yang mempengaruhi intelegensi, yaitu:
a. Internal aspect
Aspek internal meliputi proses mental yang tergabung dalam 3
megakomponen, yaitu pertama menerima dan menyimpan pengetahuan yang
meliputi penggunaan persepsi, short-term memory, long-term memory, dan
penyelesaian masalah. Kedua adalah merencanakan, memonitor dan mengevaluasi
cara berpikir. Ketiga adalah menggunakan pengetahuan yang telah tersimpan di
long-term memory, memasukkan dalam short-term memory dan memutuskan
strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
b. Adaptive aspect
Aspek adaptive merupakan bukti ketika seseorang menggunakan
komponen internal untuk membiasakan, mengubah atau menyeleksi lingkungan
baru yang lebih sesuai dengan tujuannya. Misalnya seseorang menggunakan
adaptive intelligence untuk menyelesaikan masalah gonggongan anjing yang
digambarkan dalam latihan cara berpikir kritis.
c. Experiental aspect
Aspek experiental menunjuk pada kemampuan untuk menerapkan cara-
cara praktis untuk menyelesaikan masalah atau tugas-tugas familiar secara
otomatis dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu dalam
menyelesaikan masalah baru.
18
Teori intelegensi dari Sternberg ini menunjukkan bahwa kemampuan
mengingat merupakan salah satu pembentuk intelegensi. Maka bisa dikatakan jika
intelegensi tinggi, kemampuan mengingatnya juga tinggi. Demikian juga dengan
prestasi akademiknya. Intelegensi yang tinggi akan mencerminkan prestasi
akademik yang tinggi juga. Demikian juga sebaliknya. Hal ini didukung juga oleh
pernyataan Pearson, 1995 (dalam Huffman,1997: 36) yang menyatakan bahwa
dengan intelegensi yang rendah, anak akan mengalami kesulitan belajar di sekolah
sehingga prestasi akademiknya menjadi rendah. Ini menunjukkan bahwa
intelegensi seseorang bisa juga dilihat dari prestasi akademiknya. Oleh sebab itu
pengontrolan tingkat intelegensi dilakukan dengan menggunakan nilai raport.
Matlin (1994:65) juga menambahkan beberapa proses yang ikut
mempengaruhi ingatan seseorang, yaitu:
a) Sensasi dan Persepsi
Pengetahuan manusia akan dunia dimulai dengan adanya sensori yang
berasal dari panca indera yaitu mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Pada
umumnya semua stimulus ditangkap oleh indera secara iconic atau secara visual
dan echoic atau auditori. Sensasi merujuk pada kegiatan indera manusia dalam
menangkap stimulus sedangkan persepsi lebih merujuk pada interpretasi terhadap
stimulus tersebut (Anderson,1980: 34). Sensasi pendengaran terjadi ketika
gelombang udara yang bergetar dikumpulkan oleh telinga bagian luar dan
ditransmisikan melalui tulang bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi
penglihatan terjadi ketika cahaya lampu mengadakan kontak dengan kedua mata
dan difokuskan di dalam retina, sedangkan persepsi adalah interpretasi tentang apa
yang diinderakan atau dirasakan. Informasi tentang peristiwa – peristiwa tertentu
19
yang mengadakan kontak dengan telinga diinterpretasikan sebagai suara musik.
Demikian juga ketika seseorang mulai menerjemahkan isi buku, mengenali judul
lagu yang didengar dan bau parfum yang dicium serta mengenali rasa buah apel
makan seseorang mulai mengalami proses persepsi.
b) Pattern recognition
Pattern recognition merupakan pola pengenalan stimulus sensori yang
dikenali sebagai bahan yang pernah disimpan dalam ingatan (Matlin,1994).
Misalnya seorang anak mengenali huruf A karena sebelumnya ia sudah pernah
mengenali cara tulis dan mengeja huruf A. Solso (1991) menyatakan ada dua
proses yang mempengaruhi kerja pattern recognition, yaitu top-down processing
dan bottom-up processing. Top-down processing adalah proses pengenalan suatu
stimulus yang didasarkan pada konsep-konsep yang dimiliki individu. Top-down
processing meliputi pengalaman-pengalaman, pengetahuan, motivasi dan latar
belakang budaya yang dimiliki individu dalam menerima semua hal di dunia.
Proses ini membutuhkan fungsi mental yang tinggi yang mempengaruhi individu
memahami objek atau suatu peristiwa. Top-down processing dikenal dengan
conseptually driven atau hypothesis-driven processing, karena konsep-konsep
yang telah disimpan dalam ingatan mempengaruhi interpretasi terhadap data
sendiri.
Bottom-up processing adalah proses pengenalan suatu stimulus yang
didasarkan pada data-data atau ciri-ciri stimulus tertentu yang dialami dan dilihat
oleh individu secara langsung. Proses ini dikenal dengan data-driven processing
karena individu melakukan identifikasi terhadap bukti-bukti sensori dari
20
lingkungan dalam bentuk data. Kombinasi dari ciri-ciri yang paling sederhana
akan membantu manusia mengenali bentuk keseluruhan dari suatu stimulus
c) Imagery
Matlin (1994: 54) mendefinisikan imagery sebagai representasi mental
terhadap stimulus yang secara fisik tidak dihadirkan bentuk atau wujud aslinya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu menggunakan imagery untuk semua
aktivitas kognitif, misalnya imagery digunakan untuk mengerjakan soal-soal
matematika, memahami suatu grafik atu mengenali suatu gambar,dll.
Ada dua karakteristik mental image, yaitu informasi disimpan dengan
menggunakan kode-kode analog dan informasi disimpan secara analog deskritif
(Matlin,1994: 54). Penyimpanan informasi secara analog atau descriptive
representasion yaitu representasi mental image yang bersifat terhadap suatu objek
yang menyerupai bentuk aslinya, misalnya bahasa.
Individu menerima berbagai stimulus dari luar dan ia akan memproses
stimulus tersebut dengan dua cara yaitu secara verbal (letak posisi) dan juga
secara spatial (seperti posisi atau letak stimulus). Bahkan saat stimulus tidak
dihadirkan secara langsung, individu juga akan memprosesnya secara visual dan
spatial (Solso,1980: 98). Perbedaan antara imagery dan persepsi terletak pada
pengimajinasian objek untuk imagery dan melihat objek secara langsung untuk
persepsi. Ini artinya imagery dan persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman
sebelumnya.
Imagery merupakan bagian penting dalam merepresentasikan
pengetahuan karena imagery memungkinkan seseorang untuk menghadirkan suatu
objek dalam bentuk bayangan atau imajinasi saat objek aslinya tidak ada. Itu
21
sebabnya imagery akan melakukan tugasnya bila individu melakukan proses
persepsi terlebih dahulu. Sebagai contoh seorang anak yang tidak pernah melihat
buah tomat tidak akan bisa membayangkan atau mengimajinasikan bentuk aslinya
dan tidak akan bisa mengenali gambar tomat.
2.5 Pengaruh Musik Klasik Terhadap Ingatan
Musik memang sangat berpengaruh dalam kehidupan. Kebanyakan orang
beranggapan bahwa dunia tanpa musik itu adalah dunia yang ‘hampa’. Masing-
masing kita punya selera musik yang berbeda-beda dan musik itu sendiri
mengandung beragam jenis atau pun aliran yang tercipta waktu demi waktu sesuai
dengan zamannya para musisi. Musik kadang mempengaruhi status sosial
manusia yang justru sering disalahartikan orang-orang. Misalnya saja musik jazz
yang dianggap sebagai musik kelas bawah yang pada awalnya merupakan musik
yang tercipta dari kaum ‘budak’, justru sekarang musik jazz disukai oleh banyak
orang lintas status sosial. Bahkan musik jazz sering dianggap sebagai musik kelas
atas. Atau malah sebaliknya dari semua anggapan orang.
Musik adalah hal multi-fungsi yang banyak pengaruhnya terhadap
kehidupan kita. Kadang musik menginspirasi kita dalam bertindak, musik menjadi
gambaran diri kita sesuai lirik yang ada di lagu-lagu, dan musik enak didengar
dengan segala hal yang kita sukai yang terkandung di dalamnya. Lagu dengan
lirik dan musik kadang mempengaruhi cara kita memandang. Sebagai makhluk
sosial tentunya diri kita akan selalu berubah sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan kita seiring bertambahnya umur. Perkembangan dan pertumbuhan
itu sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, dan ada juga pengaruh musik.
22
Musik yang kita sukai akan selalu menjadi favorit kita dalam setiap lagu-lagu
sesuai dengan musik yang kita cintai. Bila kita sudah cinta terhadap musik
tersebut, musisi-musisi yang membawakan musik tersebut pun kemungkinan
dapat mempengaruhi cara kita memandang hidup. (Walter,2012: 54)
Sementara itu John M Ortiz (2002: 11) menyatakan bahwa bahasa
membutuhkan kata-kata, cara mengucapkan, dan cara menggabungkan kata-kata
untuk menyatakan perasaan dan pendapat kepada orang lain. Baik bahasa verbal
maupun nonverbal, keduanya melibatkan suara, gerakan tubuh, tanda-tanda, serta
berbagai macam dialek, idiom (ungkapan yang lazim dipakai), istilah, gaya dan
ekspresi. Sementara itu, wicara melibatkan penggunaan bahasa untuk
mengkomunikasikan perasaan dan pendapat lewat kata-kata yang bisa didengar.
Wicara merupakan “bahasa suara”, interaksi verbal, percakapan, musik, baik
vocal, instrumen, elektronik maupun mekanis melibatkan penyusunan nada dan
suara sekaligus, menggunakan urutan serta kombinasi ritme, melodi dan/atau
harmoni. Bahasa percakapan dan musik, semuanya dapat dibagikan, diungkapkan,
atau diterima dengan berbicara atau bernyanyi, mendengarkan, membaca, dan
menulis serta menyusun lagu.
John juga mengatakan bahwa proses mendengarkan, menciptakan musik,
dan mengembangkan suara memberi banyak manfaat bagi anak-anak pada tahap
praverbal dan verbal diantaranya:
1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan.
2. Menyiapkan landasan untuk pengembangan bahasa dan dinamika suara.
3. Memperkenalkan suara sebagai alat.
23
Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional seseorang
(misalnya, sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas vokal seperti
tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume.
Sejauh ini, musik yang benar-benar terbukti dan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan otak bayi adalah jenis musik klasik karya
Wolfgang Amadeus Mozart. Dibandingkan gubahan musik klasik lainnya, melodi
dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan
memberdayakan daerah motivatif di otak. Kemurnian dan kesederhanaan musik
Mozart sendiri dengan komposisi yang digubahnya telah berhasil menghadirkan
kembali keteraturan bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan.
Irama musik Mozart memberikan efek yang secara fisik, mental, emosional, dan
spiritual dapat mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan
menyehatkan tubuh anak. Oleh karena itu, tidak semua musik Mozart sama dan
memberikan semua efek sama.
Meskipun demikian, tidak berarti musik lainnya tidak akan memberikan
efek apapun, selama berirama tenang, mengalun lembut, dan harmonis akan
memberikan efek yang positif pula, baik itu musik jazz, pop atau tradisional.
Hanya saja musik lain belum pernah diteliti pada manusia. Namun, tidak semua
musik dianjurkan diperdengarkan pada janin, yaitu musik dengan irama keras dan
cepat, seperti irama rock, disco, dan rap karena membuat janin tegang dan gelisah.
Musik-musik keras menyebabkan timbulnya kebingungan pada bayi.
Musik klasik mampu membantu proses belajar bahasa pada anak usia
dini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Deasy Andriani, Psi. (2008:21) dalam
cuplikan beliau bahwa bonus besarnya, anak belajar berbagai bahasa.
24
mengkombinasikan musik yang di dengar dengan bahasa-bahasa yang ingin
dipelajari. Adalah cara belajar bahasa yang menyenangkan. Sejak usia 2 bulan,
anak sudah mulai menirukan suara-suara yang ia dengar. Tetapi memang bunyi
yang ia keluarkan belum sempurna dan tidak mudah mengerti. Pada pernyataan
tersebut, berarti musik klasik mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran bahasa
bagi anak. Anak mampu mempelajari berbagai bahasa yang ia dengar melalui
orang di sekelilingnya. Dengan demikian kemampuan anak untuk mengingat
kosakata bisa meningkat demikian juga dengan perbendaharaan katanya.
25
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
3.1 Pelaksanaan Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada hari Sabtu, 16 Februari 2013.
Penelitian ini berlokasi di Laboratorium Bahasa dan di kelas XI IPS2 SMAK St.
Albertus Malang. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 sebanyak 33
siswa. Pada saat penelitian hanya ada 32 siswa yang hadir. Satu orang siswa tidak
masuk karena sakit, dan Penulis tidak ikut dalam penelitian karena menjaga
kelompok eksperimen. Agar lebih bisa membuat perbandingan yang akurat,
jumlah subjek penelitian akan dibuat sama. Total jumlah siswa 31 orang (tidak
termasuk Penulis). Lima belas (15) orang ada di kelompok eksperimental dan 16
(enam belas) orang ada di kelompok noneksperimental. Jadi ada 1 (satu) orang
yang nantinya hasil penelitian tidak dihitung. Dengan demikian total subjek
penelitian adalah 30 orang dengan risncian 15 orang kelompok eksperimen dan 15
orang kelompok noneksperimen.
Dalam penelitian ini subjek penelitian dibagi menjadi 2 (dua) kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen berjumlah 15 , dan kelompok
kedua adalah kelompok noneksperimen. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
berupa mendengarkan musik klasik sambil menghafalkan kosakata berbahasa
Inggris berjumlah 30 kosakata, sedangkan kelompok noneksperimen tidak
diberikan perlakuan atau tidak diberi musik tapi langsung menghafalkan.
26
Pemilihan kelompok eksperimen dan noneksperimen berdasarkan denah kelas.
Waktu yang diperlukan untuk menghafal kosakata adalah 10 menit.
Pemilihan kosakata berdasarkan materi yang ada di buku paket Bahasa
Inggris dan konsultasi pada guru Bahasa Inggris. Pemilihan musik klasiknya
berdasarkan landasan teori. Menurut John M Ortiz (2002:87) irama musik Mozart
dapat memberikan efek secara fisik, mental, emosional, dan spiritual yang dapat
mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh
anak. Oleh sebab itu Penulis menggunakan musik Mozart.
3.2 Penyajian Data
Dibawah ini akan disajikan data hasil penelitian
Tabel 3.2 Data Hasil Penelitian
Sumber:Pengolahan data PenelitiDari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata – rata jawaban yang betul
dari kelompok eksperimen adalah 14,47 atau 52,93% dan kelompok
27
Kelompok Eksperimen Kelompok Noneksperimen
Subjek ∑ Jawaban Benar
Subjek ∑ Jawaban Benar
1 17 1 152 10 2 113 10 3 134 14 4 135 15 5 136 17 6 137 19 7 158 19 8 79 12 9 1610 9 10 1511 12 11 1512 13 12 1013 18 13 1314 13 14 1115 19 15 13
Rata – Rata 14.47 Rata – rata 12.87
noneksperimen 12,87 atau 47,07%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
sementara bahwa kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan
musik klasik sambil menghafalkan kosakata men unjukkan jumlah atau rata-rata
yang lebih besar dibandingkan kelompok noneksperimen.
3.3 Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penyajian data hasil penelitian, dapat dilihat bahwa musik
klasik berpengaruh terhadap ingatan seseorang. Pada saat soal kosakata berbahasa
Inggris disajikan, informasi itu ditangkap oleh sensory memori melalui panca
indera yaitu visual atau mata. Kemudian informasi itu disimpan di short-term
memory. Informasi di short term memory dapat tersimpan dalam jangka waktu
yang lama atau dapat langsung terlupakan. Aliran informasi yang disimpan di
STM bisa dioperasikan dengan menggunakan proses kontrol atau mental
strategies (Goswani, 1997:45). Proses kontrol atau mental strategies adalah
prosedur-prosedur yang mengoperasikan dan mengubah informasi untuk
meningkatkan efisiensi berpikir dan menjaga agar informasi itu tetap akurat. Oleh
sebab itu, gunakanlah strategis untuk mengingat dengan tujuan memanipulasi
informasi agar mudah diingat.
Berk (1994:76) berkata ada tiga cara yang dilakukan STM untuk
meningkatkan kemampuan mengingat informasi baru, yaitu rehearsal,
organization, dan elaboration.
1) Rehearsal adalah strategis mengingat dengan cara mengulang informasi
secara terus menerus
28
2) Organization adalah strategi mengingat dengan cara mengelompokkan
informasi ke dalam kategori atau kelompok-kelompok yang memiliki suatu
makna.
3) Elaboration adalah strategi mengingat dengan cara menciptakan hubungan
antara dua atau lebih item yang tidak mungkin dikelompokkan dalam kategori
yang sama. Biasanya cara ini dilakukan dengan membuat sebuah cerita atau
kalimat dari item-item tertentu. Musik klasik merupakan salah satu strategi
untuk mengingat maka musik klasik digunakan untuk membantu menyimpan
informasi di short-term memory lebih lama. Informasi dari short-term
memory akan disimpan di long term memory. Informasi yang berupa kosakata
bahasa Inggris akan disimpan di long term memory secara visual dan verbal.
Dari hasil penelitian diatas juga dapat membuktikan bahwa musik klasik
dapat menjadi salah satu cara untuk mengingat sebuah informasi. Menurut John
(2002:60) proses mendengarkan, menciptakan musik, dan mengembangkan suara
memberi banyak manfaat bagi manusia terutama anak-anak pada tahap praverbal
dan verbal diantaranya:
1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan.
2. Menyiapkan landasan untuk pengembangan bahasa dan dinamika suara.
3. Memperkenalkan suara sebagai alat.
Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional
seseorang (misalnya, sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas
vokal seperti tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume.
Musik klasik yang terbukti dan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan otak adalah jenis musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart.
29
Dibandingkan gubahan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi
pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah
motivatif di otak. Kemurnian dan kesederhanaan musik Mozart sendiri dengan
komposisi yang digubahnya telah berhasil menghadirkan kembali keteraturan
bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan. Selain itu, irama musik
Mozart memberikan efek yang secara fisik, mental, emosional, dan spiritual dapat
mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh
seseorang.
Kelebihan lainnya musik klasik juga mampu membantu proses belajar
bahasa pada anak usia dini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Deasy
Andriani, Psi. (2008:21) yaitu bahwa anak belajar berbagai bahasa.
Mengkombinasikan musik yang didengar dengan bahasa-bahasa yang ingin
dipelajari adalah cara belajar bahasa yang menyenangkan. Pada pernyataan
tersebut, berarti musik klasik mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran
bahasa bagi anak. Anak mampu mempelajari berbagai bahasa yang ia dengar
melalui orang di sekelilingnya. Dengan demikian kemampuan anak untuk
mengingat kosakata bisa meningkat dan juga dengan perbendaharaan katanya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ingatan. Menurut Weinland
(1957:34) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan
anak, yaitu:
1. Interest atau minat
30
Interest atau minat adalah ketertarikan anak untuk mengingat informasi
yang disebabkan oleh kesukaan anak terhadap suatu stimulus. Misalnya anak bisa
mengingat jalan cerita Detektif Conan yang ditayangkan hari minggu yang lalu
karena anak tertarik dengan tokoh Conan dan teman-temannya.
2. Perhatian atau attention
Perhatian adalah cara individu memusatkan perhatian dan pikirannya
terhadap suatu stimulus yang disebabkan oleh faktor kesengajaan dan
ketidaksengajaan. Kesengajaan memperhatikan suatu stimulus disebabkan oleh
ketertarikan terhadap stimulus tersebut, sedangkan ketidaksengajaan dalam
memberi perhatian terhadap stimulus lebih disebabkan oleh adaya unsur paksaan,
misalnya terpaksa mengingat materi pelajaran karena esok akan ujian.
3. Intelegensi
Huffman (1997:90) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian
kemampuan kognitif yang berupa kemampuan dalam menerima, mengingat,
menggunakan pengetahuan dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah
sehari-hari dalam situasi yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelitian, salah satu faktor yang mempengaruhi ingatan
adalah perhatian. Musik klasik dapat dipakai untuk membantu subjek
penelitian dalam memusatkan perhatian sehingga dapat berkonsentrasi. Oleh
sebab itu, dapat disimpulkan bahwa musik klasik dapat membantu manusia
untuk berkonsentrasi sehingga mempermudah seseorang untuk mengingat
informasi.
BAB IV31
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa musik klasik
berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menghafalkan kosakata baru
berbahasa Inggris. Peran musik klasik adalah membantu siswa untuk
berkonsentrasi sehingga mampu menghafalkan kosakata baru berbahasa Inggris.
4.2 Saran
Pada penelitian ini faktor intelegensi sangat berpengaruh terhadap
kemampuan subjek penelitian dalam menghafal kosakata berbahasa Inggris.
Penulis tidak melakukan kontrol terhadap kelompok eksperimen dan
noneksperimen. Sehingga tidak dapat diketahui apakah jawaban yang benar itu
karena adanya perlakuan dari Penulis atau karena memang kemampuan
intelegensinya tinggi. Oleh sebab itu penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk
penelitian eksperimen yang serupa dengan melakukan pengontrolan intelegensi
terhadap subjek penelitian.
Bagi Pembaca, penelitian ini membuktikan bahwa musik klasik dapat
membantu seseorang untuk berkonsentrasi terutama dalam belajar. Oleh sebab itu,
Penulis menyarankan bagi siswa yang sulit berkonsentrasi dalam belajar, bisa
menggunaka musik klasik untuk membantu konsentrasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
32
Anderson, J.R. 1980. Congnitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman and Company.
Berk, L.E. 1994). Child Development (fifth edition). New York: Allyn and Bacon.
Flavell, J.H. 1985. Cognitive Development (second edition. New York: Prentice Hall.
Goswani, U. 1997. Cognitive ini Children. London: Psychology Press.
Huffmam, K., Vernoy, M., Vernoy,J. 1997. Psychologyin Action (fourth edition). New York: John Wiley and Sons, Inc.
Mardyanta, Agustinus. 2012. Panduan Penulisan Laporan Penelitian di SMA Katolik St. Albertus (Dempo) Malang. Malang: SMA Katolik Santo Albertus Malang.
Sdorow, L.M., Rickabaugh, C.A. 2002. Psychology (fifth edition). New York: The McGraw-Hill Companies,Inc.
Solso, R. 1991. Cognitive Psychology (third edition). New York: Allyn and Bacon.
Stewart, A.C., Friedman, S., Koch, J. 1985. Child Development. Canada: John Wiley and sons, Inc.
Weinland, D.J. 1957. How to Improve Your Memory. New York: Barnes amd Noble Books.
LAMPIRAN
33
Lampiran1. Bahan penelitian1. Consider: mempertimbang
2. Accelerate: mempercepat
3. Implicate: melibatkan
4. Array: kesatuan , susunan
5. Alter: merubah , mengubah
6. Craving: memohon
7. Trigger: pelatuk, picu
8. Diversifiy: menganeka
ragamkan
9. Opportunities: peluang
10. Unfavorable: tak baik
11. Concern: perhatian
12. Wretched: menjengkelkan
13. Emissions: pengeluaran,
pemancaran
14. Plight: keadaan ( buruk,
jelek, sedih )
15. Stork: bangau
16. Convention: rapat
17. Funeral: pemakaman
18. Avoid: menghindar
19. Strain: tegang
20. Appropriate: tepat
21. Crucial: penting sekali
22. Burden: beban
23. Further: lebih lanjut
24. Fruitful: berhasil
25. Inactive: lamban
26. Everlasting: abadi
27. Attention: perhatian
28. Saliva: air liur
29. Captive: tawanan
30. Lacerate: mencabit
Lampiran 2. Soal untuk kelompok Eksperimen dan Non eksperimen
34
1. I ………. to buy a new car
2. This case …… Anas Urbanigrum
3. This car can be …. from 0 – 100 in 3 seconds
4. Put these in an ……….
5. Oxygen will be …. into carbon dioxide and water
6. Don’t pull the ……….
7. He is … for a new iPad mini
8. Culture …….language
9. We missed some good …
10. Your behavior last night was …
11. We need ……. explanation
12. I’m sure our Hardworking will be ……….
13. The machine is ……….
14. Some songs are ……….
15. Parents’ ………. is the only thing children need
16. It was made of the swallow’s …
17. The …… finally was saved by the police
18. Lava ………. his foot
19. Things ………. about this matter will be handled by my staffs
20. The ………. of car is dangerous for health
21. There was a sad ……… in Aceh after Tsunami
22. I saw a ………. in the river
23. The ………. will be attended by our president
24. They ………. the president
35
25. Some disease can’t be ………. by vaccine
26. Feeling ………., the student fainted during the exam
27. The answer isn’t ………. with the question
28. The ………. problem of Indonesia is corruption
29. I don’t want to be his ……….
30. That ………. Creature is coming again! Tell him that I don’t want to see
his face!
Lampiran 3. Kunci Jawaban
36
1. considered
2. implicate
3. accelerate
4. array
5. altered
6. trigger
7. craving
8. diversify
9. opportunities
10. unfavourable
11. further
12. fruitful
13. inactibe
14. everlasting
15. attention
16. saliva
17. captive
18. lacerated
19. concerned
20. emissions
21. plight
22. stork
23. convention
24. attended
25. avoided
26. Strained
27. Appropriate
28. Crucial
29. Burden
30. Wretched
Lampiran 4. Prosedur Penelitian
37
Prosedur Penelitian “Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan Siswa Kelas
XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St. Albertus Malang”
Sabtu, 16 Februari 2013.
1. 16 siswa di bawa ke ruang laboratorium bahasa, berdasarkan denah dan 16
siswa lainnya berada dikelas.
2. Siswa diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian
3. Siswa diberi penjelasan tentang prosedur pelaksanaan, yaitu:
a. Siswa yang berada di laboratorium bahasa disebut sebagai kelompok
eksperimen dan siswa yang berada dikelas adalah kelompok non
eksperimen.
b. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan
eksperimen, yaitu akan didengarkan musik klasik sambil
menghafalkan 30 kosakata. Waktu yang diberikan hanya 5 menit.
c. Kelompok noneksperimen adalah kelompok yang tidak diberi
perlakuan eksperimen. Maka kelompok ini akan menghafalkan 30
kosakata tanpa mendengarkan musik klasik.
d. Setelah 5 menit, lembar 30 kosakata dikumpulkan.
e. Kemudian lembar soal dibagikan. Waktu yang diberikan untuk
mengerjakan 15 menit.
4. Minta tolong agar semua siswa serius dalam melaksanakan eksperimen
38
39
40
41