Karya Tulis

62
BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah bunyi yang teratur, memiliki nada, beat dan irama. Musik dapat menjadi penghibur saat dalam kesedihan, musik dapat memotivasi semangat dalam masa perjuangan, musik dapat menjadi sarana ungkapan cinta kepada sang kekasih, musik dapat mengendorkan pikiran saat menghadapi kepenatan hidup. Menurut KBBI (Tim, 2006;) “musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi). Oleh sebab itu musik merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi didengar.” Banyak jenis musik yang telah beredar di kalangan masyarakat. Jenis musik yang beredar di masyarakat dibedakan menjadi dua: 1. Musik Seni: Musik klasik 1

description

Pengaruh musik classic terhadap sistem belajar anak SMAK Santo Albertus Malang

Transcript of Karya Tulis

Page 1: Karya Tulis

BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik adalah bunyi yang teratur, memiliki nada, beat dan irama. Musik

dapat menjadi penghibur saat dalam kesedihan, musik dapat memotivasi semangat

dalam masa perjuangan, musik dapat menjadi sarana ungkapan cinta kepada sang

kekasih, musik dapat mengendorkan pikiran saat menghadapi kepenatan hidup.

Menurut KBBI (Tim, 2006;) “musik adalah nada atau suara yang disusun

sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama

menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi). Oleh sebab itu

musik merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi didengar.”

Banyak jenis musik yang telah beredar di kalangan masyarakat. Jenis

musik yang beredar di masyarakat dibedakan menjadi dua:

1. Musik Seni: Musik klasik

2. Musik Populer: Jazz, Gospel, Blues, Rhythm dan Blues, Funk, Rock, Metal,

Hardcore, Electronic, Ska, Reggae, Dub, Pop, Latin, Country.

Kaum awam lebih senang mendengarkan musik pop, yang liriknya mudah

diingat dan enak untuk didengar. Musik pop, digunakan juga sebagai sarana untuk

melampiaskan isi hati mereka, sedangkan seorang seniman, lebih suka

mendengarkan musik yang nada, dan liriknya susah untuk dipahami.

Musik klasik juga berfungsi sebagai sarana penunjang pembelajaran. Hal

ini disebabkan karena pada saat mencerna nada dan liriknya membutuhkan

konsentrasi yang tinggi. Dalam perkembangan pendidikan terbaru saat ini, musik

1

Page 2: Karya Tulis

klasik (dengan keunikan tertentu selaras dengan detak jantung manusia- jadi tidak

semua jenis musik klasik) menjadi sarana penting dalam belajar di ruang- ruang

kelas.

Musik merupakan salah satu “makanan” penting untuk otak kanan. Selama

ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang bersifat linear,

menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Musik klasik

memberikan banyak manfaat kepada manusia atau siswa seperti merangsang

pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif,

membantu kecerdasan emosional sehingga hubungan antarsaraf di dalam otak pun

ikut meningkat.

Diketahui bahwa musik klasik yang didengar bisa mempengaruhi

perkembangan IQ anak. Ada penelitian yang mengatakan bahwa mendengar lebih

efektif untuk belajar dibandingkan membaca. Mengingat budaya Indonesia yang

sangat malas membaca. Alternatif ini patut diperhitungkan.

Bahasa Inggris adalah bahasa yang sudah digunakan di semua Negara.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu belajar bahasa Inggris.

Menurut H. Douglas Brown dalam kumpulan tips belajar bahasa Inggris online

(2012) ada 8 (delapan) prinsip belajar bahasa Inggris. Prinsip belajar tersebut

adalah pertama way of life yaitu selalu menggunakannya dalam bahasa sehari-hari.

Kedua total commitment yaitu menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari hidup kita, kita harus memiliki komitmen untuk melibatkan

bahasa Inggris dalam hidup kita secara fisik, secara mental, dan secara emosional.

Ketiga trying yaitu belajar bahasa adalah seperti belajar naik sepeda atau belajar

menyetir mobil. Dengan cara membaca dan memahami buku manual itu tidak

2

Page 3: Karya Tulis

cukup, melainkan harus dicoba, dipraktekkan dan digunakan. Pada tahap

pembelajaran (tahap percobaan), sangat wajar jika kita melakukan kesalahan.

Yang penting adalah mengetahui kesalahan yang di lakukan dan memperbaikinya

di kesempatan yang berikutnya.

Keempat beyond class activities yaitu belajar bahasa Inggris secara formal

(di kelas atau di kursus). Agar bisa belajar lebih efektif, kita harus menciptakan

kesempatan untuk belajar juga di luar jam-jam belajar di kelas. Berdiskusi dengan

teman, mengunjungi website yang menawarkan pembelajaran Bahasa Inggris

gratis, ataupun berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan teman-teman atau

native speakers (baik melalui surat, email, ataupun percakapan langsung).

Banyak hal yang bisa juga digunakan seperti mencoba membaca koran, majalah,

buku-buku teks, mendengarkan radio, lagu, ataupun menonton acara-acara dan

film. Agar proses belajar bisa lebih menarik, pilihlah topik-topik yang sesuai

dengan minat, kebutuhan, ataupun yang berhubungan dengan latar belakang

pendidikan dan pekerjaan yang kita tekuni.

Kelima strategies yaitu komitmen, keberanian mencoba, dan menjadi

Bahasa Inggris sebagai bagian hidup yang telah diterapkan. Langkah selanjutnya

adalah menerapkan strategi belajar yant tepat untuk menunjang proses belajar kita.

Strategi ini bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan kepribadian dan gaya

belajar kita masing-masing. Keenam auditory learners yaitu jika kita termasuk

orang yang lebih mudah belajar dengan mendengarkan, maka kita memiliki gaya

belajar ”auditory”. Jika ini gaya belajar kita, maka kita bisa memperbanyak waktu

belajar dengan mendengarkan, misalnya mendengarkan kaset-kaset pelajaran

3

Page 4: Karya Tulis

Bahasa Inggris, lagu-lagu favorit kita ataupun berita dan pidato dalam Bahasa

Inggris.

Ketujuh visual learners yaitu jika kita termasuk orang yang lebih mudah

belajar melalui input visual (gambar atau tulisan), maka kita memiliki gaya belajar

”visual”. Banyak sekali strategi yang bisa kita lakukan. Kita bisa membaca

artikel-artikel dalam Bahasa Inggris yang kita anggap penting dan menarik di

surat kabar, majalah, ataupun internet, untuk kemudian kita coba ceritakan

kembali dengan kata-kata yang kita susun sendiri, baik dalam bentuk tulisan

ataupun dalam bentuk ucapan.

Yang terakhir kinesthetic learners yaitu jika kita lebih suka belajar dengan

melakukan sesuatu atau bergerak. Kita bisa belajar dengan menggunakan

komputer (di mana kita harus menekan tombol di keyboard, atau mouse) sehingga

tidak cepat bosan. Kita bisa juga bergabung dengan perkumpulan-perkumpulan

Bahasa Inggris (English Club) yang memiliki banyak kegiatan dan permainan

yang melibatkan gerakan. Kegiatan tersebut misalnya dengan belajar menulis

(menggerakkan tangan untuk menulis), atau mencoba memahami sebuah kata atau

ungkapan dengan membayangkan gerakan yang bisa diasosiasikan dengan arti

kata-kata tersebut.

Belajar bahasa yang baru berarti juga belajar kosakata yang baru juga. Ada

siswa yang dengan mudah menghafalkannya, dan ada yang tidak. Berdasarkan

tips yang disampaikan oleh H. Douglas Brown, salah satu strategi untuk belajar

kosakata yang baru adalah dengan menggunakan musik. Musik yang biasa

digunakan untuk belajar adalah musik klasik. Musik klasik mempermudah siswa

untuk menghafalkan kosakata yang baru.

4

Page 5: Karya Tulis

Mendengarkan musik klasik sambil menghafalkan kosakata bahasa

Inggris, sangat baik untuk menenangkan pikiran dan hati. Selain itu juga dapat

membantu agar otak lebih bisa berkonsentrasi, berfokus pada apa yang sedang

dipelajari. (http://www.englishtown.co.id/community/channels/article.aspx?

articleName=122-music)

Hal – hal di ataslah yang menjadi latar belakang pemilihan topik pengaruh

musik terhadap kemampuan menghafalkan kosakata bahasa Inggris. Selanjutnya

hasil penelitian tersebut akan diuraikan dalam laporan penelitian berjudul

Pengaruh Musik Klasik terhadap Kemampuan Siswa Kelas XI dalam

Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St. Albertus Malang.

1.2 Pembatasan Masalah

Dengan pemilihan judul Pengaruh Musik Klasik terhadap Kemampuan

Siswa Kelas XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St.

Albertus Malang, maka dalam penelitian ini, Penulis akan memberi batasan

masalah dan yang Penulis ingin mengetahui apakah musik klasik mempunyai

pengaruh terhadap kemampuan siswa kelas XI dalam menghafalkan kosakata

bahasa Inggris yang ada dalam BAB II.

Oleh karena keterbatasan pengetahuan penulis, waktu yang tidak tersedia,

tidak semua hal diatas dapat dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini akan

membatasi pembahasan pada masalah kemampuan siswa kelas XI IPS 2 SMAK

St. Albertus dalam menghafalkan kosakata-kosakata baru dan alat yang membantu

proses pembelajaran.

1.3 Rumusan masalah

5

Page 6: Karya Tulis

Berikut ini adalah rumusan masalah yang digunakan sebagai pedoman

dalam penelitian yaitu:

Apakah musik klasik berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam

menghafalkan kosakata baru Bahasa Inggris?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut:

Mengetahui pengaruh musik klasik dalam menghafal kosakata baru Bahasa

Inggris.

1.4.2 Manfaat penelitian

Dengan penelitian berjudul “Pengaruh Musik Klasik terhadap

Kemampuan siswa kelas XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di

SMAK St. Albertus di SMAK St. Albertus Malang dalam menghafalkan kosakata

bahasa Inggris”, Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bukan

hanya bagi Penulis, melainkan juga bagi siswa dan pengajar serta pengelola

SMAK St. Albertus Malang. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat

menjawab pengaruh musik klasik terhadap kemampuan siswa dalam

menghafalkan kosakata bahasa Inggris.

Bagi bapak - ibu guru SMAK St. Albertus, penelitian ini dapat menjadi

bahan refleksi bahwa mengajar dengan menggunakan musik klasik membantu

siswa yang diajar untuk lebih konsentrasi, dan lebih fokus.

Bagi siswa kelas XI SMAK St. Albertus, penelitian ini dapat menjadi

bahan refleksi bahwa dengan mendengarkan musik klasik sambil belajar, dapat

6

Page 7: Karya Tulis

membantu menenangkan pikiran, hati dan juga membantu siswa agar lebih

konsentrasi, fokus dengan apa yang sedang siswa pelajari dan meningkatkan

kemampuan siswa untuk menghafalkan kosakata-kosakata baru.

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Gambaran umum Lokasi penelitian

SMAK St. Albertus adalah sebuah sekolah menengah atas Katolik

Malang. Sekolah ini didirikan oleh Pater Petrus Nicolaus Kramer, O.Carm. pada

tahun 1936. Sekolah ini lebih dikenal dengan sebutan atau panggilan Dempo,

meskipun pintu depan SMAK St. Albertus terletak di Jalan Talang.

1.5.2 Populasi dan Sampel

1.5.2.1 Populasi

Populasi adalah “keseluruhan subjek peneliti. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian dapat

dikatakan sebagai studi populasi“ (Suharsimi, 2002: 108 ).

Pada penelitian tentang “Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan

Siswa Kelas XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St.

Albertus”, Penulis melakukan penelitian di lingkungan SMAK St. Albertus

Malang. Adapun yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan data yaitu

para siswa kelas XI IPS 2 SMAK St. Albertus. Populasinya adalah siswa kelas XI

SMAK St. Albertus, yang berjumlah 306 siswa

1.5.2.2 Sampel

7

Page 8: Karya Tulis

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang menjadi sumber data

sebenarnya dalam penulisan, sebagai individu yang diteliti sebagai contoh

(Nanawi, 994:44)

Dalam pelaksanaan pengambilan data, penulis mengambil sampel dari

kelas XI IPS 2 yaitu sebanyak 33 siswa.

1.5.3 Metode Pengumpulan dan Analisis Data

1.5.3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006:256) eksperimen diartikan

sebagai, “percobaan yang bersistem dan berencana” untuk membuktikan sesuatu

kebenaran teori. Biasanya diterapkan dalam pengujian sesuatu di laboratorium.

Menurut Riyanto (dalam Mardiyanta, 2012: 30), penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol

terhadap kelompok eksperimen. Tiap kelompok eksperimen akan dikenakan

perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.

Penelitian eksperimen dilakukan secara sengaja oleh Penulis dengan cara

memberikan perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan

sesuatu kejadian / keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya. Penelitian ini

merupakan penelitian kausal (sebab-akibat) yang pembuktiannya diperoleh

melalui komparasi / perbandingan antara:

a. Kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (tanpa

perlakuan) atau

b. Kondisi subjek sebelum perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.

Pengumpulan data melalui eksperimen dilakukan untuk membuktikan asumsi

atau hipotesis tertentu yang dimiliki penulis. Dalam penelitian ini, kelas XI IPS

8

Page 9: Karya Tulis

2 akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yang ditentukan secara undian. Satu

kelas terdiri dari 33 siswa, dan karena Penulis termasuk dalam anggota kelas

tersebut maka jumlah siswa menjadi 32. Tiap kelompok terdiri dari 16 orang.

Kelompok pertama akan dijadikan kelompok eksperimen yang akan di

tempatkan di laboratorium bahasa, dan kelompok 2 sebagai kelompok kontrol

yang tidak dikenai perlakuan yang bertempat di kelas XI IPS 2 SMAK St.

Albertus Malang.

1.5.3.2 Metode Analisis Data

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif.

Hadi (dalam Mardyanta, 2012: 31) Analisis kuantitatif merupakan “analisis yang

dilakukan atas dasar jalan pikiran deduktif logik. Analisis statistik dilakukan

terhadap data-data yang berwujud angka-angka. Analisis statistik membuktikan

hipotesis-hipotesis dengan kenyataan-kenyataan dalam bentuk angka-angka.

Analisis komparatif dapat dilakukan secara statistik maupun kualitatif dilakukan

atas dasar jalan pikiran deduktif-logik.” Analisis komparatif dapat dilakukan

secara statistik maupun eksperimen. Analisis harus menggunakan sedikitnya dua

kasus yang dicari hubungannya, persamaan dan atau perbedaannya.

1.6 Persiapan penelitian

Adapun persiapan yang dilakukan oleh penulis antara lain: Mencari

bahan referensi yang terkait dengan materi yang dibahas melalui (artikel, buku

bacaan), menyiapkan pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan survey ke

tempat lokasi, yakni kelas XI IPS 2 SMAK St. Albertus .

Tabel 1.1 Matriks Kerja Karya Tulis

9

Page 10: Karya Tulis

NO KEGIATANOKT 2012

NOV 2012

FEB 2013 MAR 2013 MEI

20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1Menentukan judul karya

tulis

2 Menyusun Bab I

3

Mengkonsultasikan

bersama guru pembimbing

Materi

4

Konsul bersama guru pembimbing

bahasa.

5Menyusun

BAB II karya tulis

6

Mengkonsultasikan

bersama guru pembimbing materi dan

bahasa

7

Mendapat surat

persetujuan penelitian dari guru

mata pelajaran

8 Survei lokasi pengamatan

9

Pengamatan I di XI IPS 2 SMAK St. Albertus Malang

10 Pengamatan II

(pengambilan gambar anak

10

Page 11: Karya Tulis

NO KEGIATANOKT 2012

NOV 2012

FEB 2013 MAR 2013 MEI

20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

siswa XI IPS 2 SMAK St.

Albertus Malang)

11

Konsultasi Bab III

dengan guru pembimbing materi dan

bahasa.

14 Revisi Bab I,II,III,IV

15Pengaturan

margin,penjilidan.

11

Page 12: Karya Tulis

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ingatan

Rooser (1994: 77) mendefinisikan ingatan sebagai kapasitas dasar atau

operasi dasar dari pikiran yang dapat diakses dan diaplikasikan dari satu konteks

ke konteks yang lain. Rooser menambahkan bahwa kemampuan setiap orang

untuk mengoperasikan ingatan berbeda-beda tergantung pada kemampuan otak

dalam bekerja. Matlin (1994: 64) mendefinisikan ingatan sebagai bagian

terpenting seluruh proses kognitif manusia karena manusia selalu menggunakan

ingatanya dalam beraktivitas sehingga manusia harus menjaga informasi itu setiap

saat. Berk (1994: 201) mendefinisikan ingatan sebagai sesuatu yang kompleks

yang merupakan sistem manipulasi simbol yang terdiri dari informasi-informasi

yang sistem pengoperasiannya mirip seperti cara kerja komputer digital.

Informasi dari lingkungan diterima oleh suatu sistem dan dipelihara

dalam bentuk simbolik. Kemudian ada berbagai proses internal yang menjalankan,

menyimpan atau memperbaiki struktur simbolik ke dalam

penginterprestasikannya sandi dengan cara membandingkan sandi dan atau

mengkombinasikannya dengan informasi yang sudah tersimpan dalam sistem.

Setelah operasi kognitif lengkap, output sebagai bentuk penyelesaian tugas akan

terjadi. Flavell (1996: 89) mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan seseorang

dalam menyimpan informasi sedemikian sehingga informasi tersebut dapat

digunakan dikemudian hari. Weinland (1957: 166) mendefinisikan mengingat

sebagai suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh

12

Page 13: Karya Tulis

dari stimulus yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa yang akan

datang.

Jadi, ingatan atau memori adalah suatu proses kognitif dalam otak yang

bekerja saat informasi diterima oleh indera, disimpan, diintepretasikan dan

dikenali kembali.

2.2 Tahap- tahap Mengingat

Huffman (1997: 36) menjelaskan ada tiga tahap mengingat, yaitu sensory

memory, short-term memory (STM) dan long-term memory (LTM). Sensory

memory merupakan tahap penerimaan informasi melalui indera manusia seperti

mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Short-term memory merupakan ingatan

yang aktif, artinya informasi disimpan dan diproses secara cepat, sedangkan long-

term memory merupakan ingatan yang bersifat permanen yang berisi informasi

dan pengalaman- pengalaman yang disimpan untuk digunakan di masa yang akan

datang.

2.2.1 Sensory Memory

Model ingatan Atkinson-Shriffrin (Berk,1994: 14) menggambarkan

bahwa stimulus dari lingkungan pertama kali masuk dalam sensory memory.

Sensory memory adalah ingatan berkapasitas besar yang merekam informasi dari

setiap indera. Ada dua macam sensory memory. Pertama adalah iconic memory

atau visual sensory memory dan kedua adalah echoic memory atau auditory

sensory emory. Sensory memory mencatat semua informasi atau stimuli yang

masuk melalui salah satu atau kombinasi panca indera, yaitu secara visual melalui

mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan

13

Page 14: Karya Tulis

rabaan melalui kulit. Bila informasi tersebut tidak diperhatikan akan langsung

terlupakan, bila diperhatikan maka informasi tersebut akan ditransfer ke short-

term memory. Pengulangan informasi secara terus-menerus dapat menjaga

tersimpannya informasi di short-term memory. Selain itu, pengulangan informasi

juga bisa dilakukan dengan tujuan untuk mengirim informasi ke long-term

memory.

2.2.2 Short-term memory (STM)

Matlin (1994: 64) mendefinisikan STM sebagai pusat pemrosesan

informasi yang secara sadar dioperasikan dengan menggunakan proses kontrol

atau strategi mental. Proses kontrol perlu dilakukan karena short-term memory

hanya mampu menyimpan informasi dalam waktu yang singkat, yaitu 30 detik

dengan kapasitas penyimpanan informasi 5-9 chunks. Chunk adalah unit informasi

yang memiliki arti seperti tanggal, kata-kata yang singkat, dll. Untuk informasi

yang familiar STM bisa menyimpan lebih dari 9 chunk ( Sdorow & Rickaaugh,

2002: 21). Selain itu pengolahan informasi di short-term memory dilakukan

dengan proses selective attention (Huffman, 1997: 122). Selective attention adalah

pemberian perhatian pada suatu stimulus yang disebabkan oleh ketidaksengajaan

misalnya suara yang terlalu keras atau lampu yang terlalu terang dan bisa juga

disebabkan oleh adanya keinginan untuk memberi perhatian. Oleh sebab itu short-

term memory bersifat aktif dalam mengolah informasi.

Aliran informasi yang disimpan di STM bisa dioperasikan dengan

menggunakan proses kontrol atau mental strategies ( Goswani, 1997: 98). Proses

kontrol atau mental strategies adalah prosedur-prosedur yang mengoperasikan dan

mengubah informasi untuk meningkatkan efisiensi berpikir dan menjaga agar

14

Page 15: Karya Tulis

informasi itu tetap akurat. Oleh sebab itu, penggunaan strategi untuk mengingat

sangat penting karena bertujuan untuk memanipulasi informasi agar mudah

diingat.

Berk (1994: 104) berkata ada tiga cara yang dilakukan STM untuk

meningkatkan kemampuan mengingat informasi baru, yaitu rehearsal,

organization, dan elaboration.

1) Rehearsal adalah strategi mengingat dengan cara mengulang informasi secara

terus menerus

2) Organization adalah strategi mengingat dengan cara mengelompokkan

informasi ke dalam kategori atau kelompok-kelompok yang memiliki suatu

makna.

3) Elaboration adalah strategi mengingat dengan cara menciptakan hubungan

antara dua atau lebih item yang tidak mungkin dikelompokkan dalam kategori

yang sama. Biasanya cara ini dilakukan dengan membuat sebuah cerita atau

kalimat dari item-item tertentu.

2.2.3 Long-term Memory

Matlin (1994: 73) menyatakan bahwa long-term memory merupakan

sistem penyimpanan yang mempunyai kapasitas besar, tidak dibatasi waktu

penyimpanannya dan diperbarui oleh informasi baru. Pengorganisasian informasi

ini terjadi selama tidur. Saat tidur, tambahan informasi yang baru diterima di LTM

akan ditinjau kembali, diperbaiki dan disusun secara sistematik berdasarkan

informasi yang telah ada di LTM ( Huffman,1997: 36)

Perolehan kembali informasi yang telah disimpan di LTM bisa dilakukan

dengan cara recognition, recall dan reconstruction (Berk, 1994).

15

Page 16: Karya Tulis

1) Recognition adalah sebuah tipe mengingat yang membandingkan antara

stimulus dengan serangkaian item-item yang pernah diingat. Pengenalan

kembali terhadap suatu objek atau imajinasi terhadap sesuatu yang pernah

dilihat merupakan cara mengingat yang mudah. Tanpa kemampuan untuk

mengenali kembali, suatu objek dan pengalaman akan selalu tampak baru dan

individu tidak akan mempunyai pengetahuan tentang suatu objek.

2) Recall adalah sebuah tipe mengingat yang meliputi ingatan terhadap suatu

stimulus yang tidak dihadirkan secara langsung. Recall merupakan proses

yang lebih sulit dibandingkan recognition karena informasi harus didapatkan

kembali dari ingatan tanpa harus sesuai dengan lingkungan.

3) Reconstruction adalah sebuah proses mengingat yang lebih kompleks dimana

materi atau stimulus diinterpretasi sesuai dengan pengetahuan yang telah ada.

2.3 Sistem Penyimpanan Informasi

Ada dua bentuk penyimpanan informasi, yaitu penyimpanan informasi

secara visual dan penyimpana informasi secara verbal.

2.3.1 Secara Visual

Proses penyimpanan informasi secara visual, yaitu proses penyimpanan

informasi berdasarkan gambar yang dilihat oleh individu. Bentuk penyimpanan

informasi secara visual bisa berupa gambaran mental atau imagery, bisa juga

dalam bentuk arti atau sematik yang memungkinkan individu untuk memiliki

pengetahuan umum atau konsep-konsep tentang suatu stimulus ( Steward

Friedman & Koch, 1985: 99)

16

Page 17: Karya Tulis

2.3.2 Secara Verbal

Proses penyimpanan informasi secara verbal, yaitu proses penyimpanan

informasi berdasarkan informasi yang berbentuk abstrak seperti pemrosesan

informasi yang berupa bahasa dan juga cara berbicaranya. ( Steward Friedman &

Koch, 1985: 99)

2.4 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ingatan

Weinland (1957: 78) menyebutkan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi ingatan anak, yaitu:

2.4.1 Interest atau minat

Interest atau minat adalah ketertarikan anak untuk mengingat informasi

yang disebabkan oleh kesukaan anak terhadap suatu stimulus. Misalnya anak bisa

mengingat jalan cerita Detektif Conan yang ditayangkan hari minggu yang lalu

karena anak tertarik dengan tokoh Conan dan teman-temannya.

2.4.2 Perhatian atau attention

Perhatian adalah cara individu memusatkan perhatian dan pikirannya

terhadap suatu stimulus yang disebabkan oleh faktor kesengajaan dan

ketidaksengajaan. Kesengajaan memperhatikan suatu stimulus disebabkan oleh

ketertarikan terhadap stimulus tersebut, sedangkan ketidaksengajaan dalam

memberi perhatian terhadap stimulus lebih disebabkan oleh adanya unsur

paksaan, misalnya terpaksa mengingat materi pelajaran karena esok akan ujian.

2.4.3 Intelegensi

Huffman (1997: 36) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian

kemampuan kognitif yang berupa kemampuan dalam menerima, mengingat,

17

Page 18: Karya Tulis

menggunakan pengetahuan dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah

sehari-hari dalam situasi yang berbeda-beda.

Teori intelegensi Sternberg yang terkenal dengan Sternberg Triarchic

Theory menyebutkan ada beberapa aspek yang mempengaruhi intelegensi, yaitu:

a. Internal aspect

Aspek internal meliputi proses mental yang tergabung dalam 3

megakomponen, yaitu pertama menerima dan menyimpan pengetahuan yang

meliputi penggunaan persepsi, short-term memory, long-term memory, dan

penyelesaian masalah. Kedua adalah merencanakan, memonitor dan mengevaluasi

cara berpikir. Ketiga adalah menggunakan pengetahuan yang telah tersimpan di

long-term memory, memasukkan dalam short-term memory dan memutuskan

strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah

b. Adaptive aspect

Aspek adaptive merupakan bukti ketika seseorang menggunakan

komponen internal untuk membiasakan, mengubah atau menyeleksi lingkungan

baru yang lebih sesuai dengan tujuannya. Misalnya seseorang menggunakan

adaptive intelligence untuk menyelesaikan masalah gonggongan anjing yang

digambarkan dalam latihan cara berpikir kritis.

c. Experiental aspect

Aspek experiental menunjuk pada kemampuan untuk menerapkan cara-

cara praktis untuk menyelesaikan masalah atau tugas-tugas familiar secara

otomatis dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu dalam

menyelesaikan masalah baru.

18

Page 19: Karya Tulis

Teori intelegensi dari Sternberg ini menunjukkan bahwa kemampuan

mengingat merupakan salah satu pembentuk intelegensi. Maka bisa dikatakan jika

intelegensi tinggi, kemampuan mengingatnya juga tinggi. Demikian juga dengan

prestasi akademiknya. Intelegensi yang tinggi akan mencerminkan prestasi

akademik yang tinggi juga. Demikian juga sebaliknya. Hal ini didukung juga oleh

pernyataan Pearson, 1995 (dalam Huffman,1997: 36) yang menyatakan bahwa

dengan intelegensi yang rendah, anak akan mengalami kesulitan belajar di sekolah

sehingga prestasi akademiknya menjadi rendah. Ini menunjukkan bahwa

intelegensi seseorang bisa juga dilihat dari prestasi akademiknya. Oleh sebab itu

pengontrolan tingkat intelegensi dilakukan dengan menggunakan nilai raport.

Matlin (1994:65) juga menambahkan beberapa proses yang ikut

mempengaruhi ingatan seseorang, yaitu:

a) Sensasi dan Persepsi

Pengetahuan manusia akan dunia dimulai dengan adanya sensori yang

berasal dari panca indera yaitu mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Pada

umumnya semua stimulus ditangkap oleh indera secara iconic atau secara visual

dan echoic atau auditori. Sensasi merujuk pada kegiatan indera manusia dalam

menangkap stimulus sedangkan persepsi lebih merujuk pada interpretasi terhadap

stimulus tersebut (Anderson,1980: 34). Sensasi pendengaran terjadi ketika

gelombang udara yang bergetar dikumpulkan oleh telinga bagian luar dan

ditransmisikan melalui tulang bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi

penglihatan terjadi ketika cahaya lampu mengadakan kontak dengan kedua mata

dan difokuskan di dalam retina, sedangkan persepsi adalah interpretasi tentang apa

yang diinderakan atau dirasakan. Informasi tentang peristiwa – peristiwa tertentu

19

Page 20: Karya Tulis

yang mengadakan kontak dengan telinga diinterpretasikan sebagai suara musik.

Demikian juga ketika seseorang mulai menerjemahkan isi buku, mengenali judul

lagu yang didengar dan bau parfum yang dicium serta mengenali rasa buah apel

makan seseorang mulai mengalami proses persepsi.

b) Pattern recognition

Pattern recognition merupakan pola pengenalan stimulus sensori yang

dikenali sebagai bahan yang pernah disimpan dalam ingatan (Matlin,1994).

Misalnya seorang anak mengenali huruf A karena sebelumnya ia sudah pernah

mengenali cara tulis dan mengeja huruf A. Solso (1991) menyatakan ada dua

proses yang mempengaruhi kerja pattern recognition, yaitu top-down processing

dan bottom-up processing. Top-down processing adalah proses pengenalan suatu

stimulus yang didasarkan pada konsep-konsep yang dimiliki individu. Top-down

processing meliputi pengalaman-pengalaman, pengetahuan, motivasi dan latar

belakang budaya yang dimiliki individu dalam menerima semua hal di dunia.

Proses ini membutuhkan fungsi mental yang tinggi yang mempengaruhi individu

memahami objek atau suatu peristiwa. Top-down processing dikenal dengan

conseptually driven atau hypothesis-driven processing, karena konsep-konsep

yang telah disimpan dalam ingatan mempengaruhi interpretasi terhadap data

sendiri.

Bottom-up processing adalah proses pengenalan suatu stimulus yang

didasarkan pada data-data atau ciri-ciri stimulus tertentu yang dialami dan dilihat

oleh individu secara langsung. Proses ini dikenal dengan data-driven processing

karena individu melakukan identifikasi terhadap bukti-bukti sensori dari

20

Page 21: Karya Tulis

lingkungan dalam bentuk data. Kombinasi dari ciri-ciri yang paling sederhana

akan membantu manusia mengenali bentuk keseluruhan dari suatu stimulus

c) Imagery

Matlin (1994: 54) mendefinisikan imagery sebagai representasi mental

terhadap stimulus yang secara fisik tidak dihadirkan bentuk atau wujud aslinya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu menggunakan imagery untuk semua

aktivitas kognitif, misalnya imagery digunakan untuk mengerjakan soal-soal

matematika, memahami suatu grafik atu mengenali suatu gambar,dll.

Ada dua karakteristik mental image, yaitu informasi disimpan dengan

menggunakan kode-kode analog dan informasi disimpan secara analog deskritif

(Matlin,1994: 54). Penyimpanan informasi secara analog atau descriptive

representasion yaitu representasi mental image yang bersifat terhadap suatu objek

yang menyerupai bentuk aslinya, misalnya bahasa.

Individu menerima berbagai stimulus dari luar dan ia akan memproses

stimulus tersebut dengan dua cara yaitu secara verbal (letak posisi) dan juga

secara spatial (seperti posisi atau letak stimulus). Bahkan saat stimulus tidak

dihadirkan secara langsung, individu juga akan memprosesnya secara visual dan

spatial (Solso,1980: 98). Perbedaan antara imagery dan persepsi terletak pada

pengimajinasian objek untuk imagery dan melihat objek secara langsung untuk

persepsi. Ini artinya imagery dan persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman

sebelumnya.

Imagery merupakan bagian penting dalam merepresentasikan

pengetahuan karena imagery memungkinkan seseorang untuk menghadirkan suatu

objek dalam bentuk bayangan atau imajinasi saat objek aslinya tidak ada. Itu

21

Page 22: Karya Tulis

sebabnya imagery akan melakukan tugasnya bila individu melakukan proses

persepsi terlebih dahulu. Sebagai contoh seorang anak yang tidak pernah melihat

buah tomat tidak akan bisa membayangkan atau mengimajinasikan bentuk aslinya

dan tidak akan bisa mengenali gambar tomat.

2.5 Pengaruh Musik Klasik Terhadap Ingatan

Musik memang sangat berpengaruh dalam kehidupan. Kebanyakan orang

beranggapan bahwa dunia tanpa musik itu adalah dunia yang ‘hampa’. Masing-

masing kita punya selera musik yang berbeda-beda dan musik itu sendiri

mengandung beragam jenis atau pun aliran yang tercipta waktu demi waktu sesuai

dengan zamannya para musisi. Musik kadang mempengaruhi status sosial

manusia yang justru sering disalahartikan orang-orang. Misalnya saja musik jazz

yang dianggap sebagai musik kelas bawah yang pada awalnya merupakan musik

yang tercipta dari kaum ‘budak’, justru sekarang musik jazz disukai oleh banyak

orang lintas status sosial. Bahkan musik jazz sering dianggap sebagai musik kelas

atas. Atau malah sebaliknya dari semua anggapan orang.

Musik adalah hal multi-fungsi yang banyak pengaruhnya terhadap

kehidupan kita. Kadang musik menginspirasi kita dalam bertindak, musik menjadi

gambaran diri kita sesuai lirik yang ada di lagu-lagu, dan musik enak didengar

dengan segala hal yang kita sukai yang terkandung di dalamnya. Lagu dengan

lirik dan musik kadang mempengaruhi cara kita memandang. Sebagai makhluk

sosial tentunya diri kita akan selalu berubah sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan kita seiring bertambahnya umur. Perkembangan dan pertumbuhan

itu sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, dan ada juga pengaruh musik.

22

Page 23: Karya Tulis

Musik yang kita sukai akan selalu menjadi favorit kita dalam setiap lagu-lagu

sesuai dengan musik yang kita cintai. Bila kita sudah cinta terhadap musik

tersebut, musisi-musisi yang membawakan musik tersebut pun kemungkinan

dapat mempengaruhi cara kita memandang hidup. (Walter,2012: 54)

Sementara itu John M Ortiz (2002: 11) menyatakan bahwa bahasa

membutuhkan kata-kata, cara mengucapkan, dan cara menggabungkan kata-kata

untuk menyatakan perasaan dan pendapat kepada orang lain. Baik bahasa verbal

maupun nonverbal, keduanya melibatkan suara, gerakan tubuh, tanda-tanda, serta

berbagai macam dialek, idiom (ungkapan yang lazim dipakai), istilah, gaya dan

ekspresi. Sementara itu, wicara melibatkan penggunaan bahasa untuk

mengkomunikasikan perasaan dan pendapat lewat kata-kata yang bisa didengar.

Wicara merupakan “bahasa suara”, interaksi verbal, percakapan, musik, baik

vocal, instrumen, elektronik maupun mekanis melibatkan penyusunan nada dan

suara sekaligus, menggunakan urutan serta kombinasi ritme, melodi dan/atau

harmoni. Bahasa percakapan dan musik, semuanya dapat dibagikan, diungkapkan,

atau diterima dengan berbicara atau bernyanyi, mendengarkan, membaca, dan

menulis serta menyusun lagu.

John juga mengatakan bahwa proses mendengarkan, menciptakan musik,

dan mengembangkan suara memberi banyak manfaat bagi anak-anak pada tahap

praverbal dan verbal diantaranya:

1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan.

2. Menyiapkan landasan untuk pengembangan bahasa dan dinamika suara.

3. Memperkenalkan suara sebagai alat.

23

Page 24: Karya Tulis

Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional seseorang

(misalnya, sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas vokal seperti

tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume.

Sejauh ini, musik yang benar-benar terbukti dan sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan otak bayi adalah jenis musik klasik karya

Wolfgang Amadeus Mozart. Dibandingkan gubahan musik klasik lainnya, melodi

dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan

memberdayakan daerah motivatif di otak. Kemurnian dan kesederhanaan musik

Mozart sendiri dengan komposisi yang digubahnya telah berhasil menghadirkan

kembali keteraturan bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan.

Irama musik Mozart memberikan efek yang secara fisik, mental, emosional, dan

spiritual dapat mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan

menyehatkan tubuh anak. Oleh karena itu, tidak semua musik Mozart sama dan

memberikan semua efek sama.

Meskipun demikian, tidak berarti musik lainnya tidak akan memberikan

efek apapun, selama berirama tenang, mengalun lembut, dan harmonis akan

memberikan efek yang positif pula, baik itu musik jazz, pop atau tradisional.

Hanya saja musik lain belum pernah diteliti pada manusia. Namun, tidak semua

musik dianjurkan diperdengarkan pada janin, yaitu musik dengan irama keras dan

cepat, seperti irama rock, disco, dan rap karena membuat janin tegang dan gelisah.

Musik-musik keras menyebabkan timbulnya kebingungan pada bayi.

Musik klasik mampu membantu proses belajar bahasa pada anak usia

dini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Deasy Andriani, Psi. (2008:21) dalam

cuplikan beliau bahwa bonus besarnya, anak belajar berbagai bahasa.

24

Page 25: Karya Tulis

mengkombinasikan musik yang di dengar dengan bahasa-bahasa yang ingin

dipelajari. Adalah cara belajar bahasa yang menyenangkan. Sejak usia 2 bulan,

anak sudah mulai menirukan suara-suara yang ia dengar. Tetapi memang bunyi

yang ia keluarkan belum sempurna dan tidak mudah mengerti. Pada pernyataan

tersebut, berarti musik klasik mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran bahasa

bagi anak. Anak mampu mempelajari berbagai bahasa yang ia dengar melalui

orang di sekelilingnya. Dengan demikian kemampuan anak untuk mengingat

kosakata bisa meningkat demikian juga dengan perbendaharaan katanya.

25

Page 26: Karya Tulis

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

3.1 Pelaksanaan Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada hari Sabtu, 16 Februari 2013.

Penelitian ini berlokasi di Laboratorium Bahasa dan di kelas XI IPS2 SMAK St.

Albertus Malang. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 sebanyak 33

siswa. Pada saat penelitian hanya ada 32 siswa yang hadir. Satu orang siswa tidak

masuk karena sakit, dan Penulis tidak ikut dalam penelitian karena menjaga

kelompok eksperimen. Agar lebih bisa membuat perbandingan yang akurat,

jumlah subjek penelitian akan dibuat sama. Total jumlah siswa 31 orang (tidak

termasuk Penulis). Lima belas (15) orang ada di kelompok eksperimental dan 16

(enam belas) orang ada di kelompok noneksperimental. Jadi ada 1 (satu) orang

yang nantinya hasil penelitian tidak dihitung. Dengan demikian total subjek

penelitian adalah 30 orang dengan risncian 15 orang kelompok eksperimen dan 15

orang kelompok noneksperimen.

Dalam penelitian ini subjek penelitian dibagi menjadi 2 (dua) kelompok.

Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen berjumlah 15 , dan kelompok

kedua adalah kelompok noneksperimen. Kelompok eksperimen diberi perlakuan

berupa mendengarkan musik klasik sambil menghafalkan kosakata berbahasa

Inggris berjumlah 30 kosakata, sedangkan kelompok noneksperimen tidak

diberikan perlakuan atau tidak diberi musik tapi langsung menghafalkan.

26

Page 27: Karya Tulis

Pemilihan kelompok eksperimen dan noneksperimen berdasarkan denah kelas.

Waktu yang diperlukan untuk menghafal kosakata adalah 10 menit.

Pemilihan kosakata berdasarkan materi yang ada di buku paket Bahasa

Inggris dan konsultasi pada guru Bahasa Inggris. Pemilihan musik klasiknya

berdasarkan landasan teori. Menurut John M Ortiz (2002:87) irama musik Mozart

dapat memberikan efek secara fisik, mental, emosional, dan spiritual yang dapat

mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh

anak. Oleh sebab itu Penulis menggunakan musik Mozart.

3.2 Penyajian Data

Dibawah ini akan disajikan data hasil penelitian

Tabel 3.2 Data Hasil Penelitian

Sumber:Pengolahan data PenelitiDari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata – rata jawaban yang betul

dari kelompok eksperimen adalah 14,47 atau 52,93% dan kelompok

27

Kelompok Eksperimen Kelompok Noneksperimen

Subjek ∑ Jawaban Benar

Subjek ∑ Jawaban Benar

1 17 1 152 10 2 113 10 3 134 14 4 135 15 5 136 17 6 137 19 7 158 19 8 79 12 9 1610 9 10 1511 12 11 1512 13 12 1013 18 13 1314 13 14 1115 19 15 13

Rata – Rata 14.47 Rata – rata 12.87

Page 28: Karya Tulis

noneksperimen 12,87 atau 47,07%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan

sementara bahwa kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan

musik klasik sambil menghafalkan kosakata men unjukkan jumlah atau rata-rata

yang lebih besar dibandingkan kelompok noneksperimen.

3.3 Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penyajian data hasil penelitian, dapat dilihat bahwa musik

klasik berpengaruh terhadap ingatan seseorang. Pada saat soal kosakata berbahasa

Inggris disajikan, informasi itu ditangkap oleh sensory memori melalui panca

indera yaitu visual atau mata. Kemudian informasi itu disimpan di short-term

memory. Informasi di short term memory dapat tersimpan dalam jangka waktu

yang lama atau dapat langsung terlupakan. Aliran informasi yang disimpan di

STM bisa dioperasikan dengan menggunakan proses kontrol atau mental

strategies (Goswani, 1997:45). Proses kontrol atau mental strategies adalah

prosedur-prosedur yang mengoperasikan dan mengubah informasi untuk

meningkatkan efisiensi berpikir dan menjaga agar informasi itu tetap akurat. Oleh

sebab itu, gunakanlah strategis untuk mengingat dengan tujuan memanipulasi

informasi agar mudah diingat.

Berk (1994:76) berkata ada tiga cara yang dilakukan STM untuk

meningkatkan kemampuan mengingat informasi baru, yaitu rehearsal,

organization, dan elaboration.

1) Rehearsal adalah strategis mengingat dengan cara mengulang informasi

secara terus menerus

28

Page 29: Karya Tulis

2) Organization adalah strategi mengingat dengan cara mengelompokkan

informasi ke dalam kategori atau kelompok-kelompok yang memiliki suatu

makna.

3) Elaboration adalah strategi mengingat dengan cara menciptakan hubungan

antara dua atau lebih item yang tidak mungkin dikelompokkan dalam kategori

yang sama. Biasanya cara ini dilakukan dengan membuat sebuah cerita atau

kalimat dari item-item tertentu. Musik klasik merupakan salah satu strategi

untuk mengingat maka musik klasik digunakan untuk membantu menyimpan

informasi di short-term memory lebih lama. Informasi dari short-term

memory akan disimpan di long term memory. Informasi yang berupa kosakata

bahasa Inggris akan disimpan di long term memory secara visual dan verbal.

Dari hasil penelitian diatas juga dapat membuktikan bahwa musik klasik

dapat menjadi salah satu cara untuk mengingat sebuah informasi. Menurut John

(2002:60) proses mendengarkan, menciptakan musik, dan mengembangkan suara

memberi banyak manfaat bagi manusia terutama anak-anak pada tahap praverbal

dan verbal diantaranya:

1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan.

2. Menyiapkan landasan untuk pengembangan bahasa dan dinamika suara.

3. Memperkenalkan suara sebagai alat.

Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional

seseorang (misalnya, sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas

vokal seperti tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume.

Musik klasik yang terbukti dan sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan otak adalah jenis musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart.

29

Page 30: Karya Tulis

Dibandingkan gubahan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi

pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah

motivatif di otak. Kemurnian dan kesederhanaan musik Mozart sendiri dengan

komposisi yang digubahnya telah berhasil menghadirkan kembali keteraturan

bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan. Selain itu, irama musik

Mozart memberikan efek yang secara fisik, mental, emosional, dan spiritual dapat

mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh

seseorang.

Kelebihan lainnya musik klasik juga mampu membantu proses belajar

bahasa pada anak usia dini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Deasy

Andriani, Psi. (2008:21) yaitu bahwa anak belajar berbagai bahasa.

Mengkombinasikan musik yang didengar dengan bahasa-bahasa yang ingin

dipelajari adalah cara belajar bahasa yang menyenangkan. Pada pernyataan

tersebut, berarti musik klasik mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran

bahasa bagi anak. Anak mampu mempelajari berbagai bahasa yang ia dengar

melalui orang di sekelilingnya. Dengan demikian kemampuan anak untuk

mengingat kosakata bisa meningkat dan juga dengan perbendaharaan katanya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ingatan. Menurut Weinland

(1957:34) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan

anak, yaitu:

1. Interest atau minat

30

Page 31: Karya Tulis

Interest atau minat adalah ketertarikan anak untuk mengingat informasi

yang disebabkan oleh kesukaan anak terhadap suatu stimulus. Misalnya anak bisa

mengingat jalan cerita Detektif Conan yang ditayangkan hari minggu yang lalu

karena anak tertarik dengan tokoh Conan dan teman-temannya.

2. Perhatian atau attention

Perhatian adalah cara individu memusatkan perhatian dan pikirannya

terhadap suatu stimulus yang disebabkan oleh faktor kesengajaan dan

ketidaksengajaan. Kesengajaan memperhatikan suatu stimulus disebabkan oleh

ketertarikan terhadap stimulus tersebut, sedangkan ketidaksengajaan dalam

memberi perhatian terhadap stimulus lebih disebabkan oleh adaya unsur paksaan,

misalnya terpaksa mengingat materi pelajaran karena esok akan ujian.

3. Intelegensi

Huffman (1997:90) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian

kemampuan kognitif yang berupa kemampuan dalam menerima, mengingat,

menggunakan pengetahuan dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah

sehari-hari dalam situasi yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil penelitian, salah satu faktor yang mempengaruhi ingatan

adalah perhatian. Musik klasik dapat dipakai untuk membantu subjek

penelitian dalam memusatkan perhatian sehingga dapat berkonsentrasi. Oleh

sebab itu, dapat disimpulkan bahwa musik klasik dapat membantu manusia

untuk berkonsentrasi sehingga mempermudah seseorang untuk mengingat

informasi.

BAB IV31

Page 32: Karya Tulis

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa musik klasik

berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menghafalkan kosakata baru

berbahasa Inggris. Peran musik klasik adalah membantu siswa untuk

berkonsentrasi sehingga mampu menghafalkan kosakata baru berbahasa Inggris.

4.2 Saran

Pada penelitian ini faktor intelegensi sangat berpengaruh terhadap

kemampuan subjek penelitian dalam menghafal kosakata berbahasa Inggris.

Penulis tidak melakukan kontrol terhadap kelompok eksperimen dan

noneksperimen. Sehingga tidak dapat diketahui apakah jawaban yang benar itu

karena adanya perlakuan dari Penulis atau karena memang kemampuan

intelegensinya tinggi. Oleh sebab itu penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk

penelitian eksperimen yang serupa dengan melakukan pengontrolan intelegensi

terhadap subjek penelitian.

Bagi Pembaca, penelitian ini membuktikan bahwa musik klasik dapat

membantu seseorang untuk berkonsentrasi terutama dalam belajar. Oleh sebab itu,

Penulis menyarankan bagi siswa yang sulit berkonsentrasi dalam belajar, bisa

menggunaka musik klasik untuk membantu konsentrasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

32

Page 33: Karya Tulis

Anderson, J.R. 1980. Congnitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman and Company.

Berk, L.E. 1994). Child Development (fifth edition). New York: Allyn and Bacon.

Flavell, J.H. 1985. Cognitive Development (second edition. New York: Prentice Hall.

Goswani, U. 1997. Cognitive ini Children. London: Psychology Press.

Huffmam, K., Vernoy, M., Vernoy,J. 1997. Psychologyin Action (fourth edition). New York: John Wiley and Sons, Inc.

Mardyanta, Agustinus. 2012. Panduan Penulisan Laporan Penelitian di SMA Katolik St. Albertus (Dempo) Malang. Malang: SMA Katolik Santo Albertus Malang.

Sdorow, L.M., Rickabaugh, C.A. 2002. Psychology (fifth edition). New York: The McGraw-Hill Companies,Inc.

Solso, R. 1991. Cognitive Psychology (third edition). New York: Allyn and Bacon.

Stewart, A.C., Friedman, S., Koch, J. 1985. Child Development. Canada: John Wiley and sons, Inc.

Weinland, D.J. 1957. How to Improve Your Memory. New York: Barnes amd Noble Books.

LAMPIRAN

33

Page 34: Karya Tulis

Lampiran1. Bahan penelitian1. Consider: mempertimbang

2. Accelerate: mempercepat

3. Implicate: melibatkan

4. Array: kesatuan , susunan

5. Alter: merubah , mengubah

6. Craving: memohon

7. Trigger: pelatuk, picu

8. Diversifiy: menganeka

ragamkan

9. Opportunities: peluang

10. Unfavorable: tak baik

11. Concern: perhatian

12. Wretched: menjengkelkan

13. Emissions: pengeluaran,

pemancaran

14. Plight: keadaan ( buruk,

jelek, sedih )

15. Stork: bangau

16. Convention: rapat

17. Funeral: pemakaman

18. Avoid: menghindar

19. Strain: tegang

20. Appropriate: tepat

21. Crucial: penting sekali

22. Burden: beban

23. Further: lebih lanjut

24. Fruitful: berhasil

25. Inactive: lamban

26. Everlasting: abadi

27. Attention: perhatian

28. Saliva: air liur

29. Captive: tawanan

30. Lacerate: mencabit

Lampiran 2. Soal untuk kelompok Eksperimen dan Non eksperimen

34

Page 35: Karya Tulis

1. I ………. to buy a new car

2. This case …… Anas Urbanigrum

3. This car can be …. from 0 – 100 in 3 seconds

4. Put these in an ……….

5. Oxygen will be …. into carbon dioxide and water

6. Don’t pull the ……….

7. He is … for a new iPad mini

8. Culture …….language

9. We missed some good …

10. Your behavior last night was …

11. We need ……. explanation

12. I’m sure our Hardworking will be ……….

13. The machine is ……….

14. Some songs are ……….

15. Parents’ ………. is the only thing children need

16. It was made of the swallow’s …

17. The …… finally was saved by the police

18. Lava ………. his foot

19. Things ………. about this matter will be handled by my staffs

20. The ………. of car is dangerous for health

21. There was a sad ……… in Aceh after Tsunami

22. I saw a ………. in the river

23. The ………. will be attended by our president

24. They ………. the president

35

Page 36: Karya Tulis

25. Some disease can’t be ………. by vaccine

26. Feeling ………., the student fainted during the exam

27. The answer isn’t ………. with the question

28. The ………. problem of Indonesia is corruption

29. I don’t want to be his ……….

30. That ………. Creature is coming again! Tell him that I don’t want to see

his face!

Lampiran 3. Kunci Jawaban

36

Page 37: Karya Tulis

1. considered

2. implicate

3. accelerate

4. array

5. altered

6. trigger

7. craving

8. diversify

9. opportunities

10. unfavourable

11. further

12. fruitful

13. inactibe

14. everlasting

15. attention

16. saliva

17. captive

18. lacerated

19. concerned

20. emissions

21. plight

22. stork

23. convention

24. attended

25. avoided

26. Strained

27. Appropriate

28. Crucial

29. Burden

30. Wretched

Lampiran 4. Prosedur Penelitian

37

Page 38: Karya Tulis

Prosedur Penelitian “Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan Siswa Kelas

XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St. Albertus Malang”

Sabtu, 16 Februari 2013.

1. 16 siswa di bawa ke ruang laboratorium bahasa, berdasarkan denah dan 16

siswa lainnya berada dikelas.

2. Siswa diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian

3. Siswa diberi penjelasan tentang prosedur pelaksanaan, yaitu:

a. Siswa yang berada di laboratorium bahasa disebut sebagai kelompok

eksperimen dan siswa yang berada dikelas adalah kelompok non

eksperimen.

b. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan

eksperimen, yaitu akan didengarkan musik klasik sambil

menghafalkan 30 kosakata. Waktu yang diberikan hanya 5 menit.

c. Kelompok noneksperimen adalah kelompok yang tidak diberi

perlakuan eksperimen. Maka kelompok ini akan menghafalkan 30

kosakata tanpa mendengarkan musik klasik.

d. Setelah 5 menit, lembar 30 kosakata dikumpulkan.

e. Kemudian lembar soal dibagikan. Waktu yang diberikan untuk

mengerjakan 15 menit.

4. Minta tolong agar semua siswa serius dalam melaksanakan eksperimen

38

Page 39: Karya Tulis

39

Page 40: Karya Tulis

40

Page 41: Karya Tulis

41