Karya Tulis
-
Upload
pace-ajib-ajib -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Karya Tulis
TEMA : B. Pribadi inspiratif dalam bidang pengembangan pemberdayaan
perempuan
JUDUL : Kartini
KARTINI
Wanita secara etimologi ialah perempuan yang memiliki wewenang untuk bekerja
dan menghidupi keluarga bersama dengan sang suami. Pria dan wanita mempunyai
kewajiban yang sama yaitu membentuk dan mengarahkan keluarga mereka menjadi lebih
baik dalam pandangan mereka berdua bukan dalam pandangan satu pihak saja. Seperti
halnya Kartini, Kartini adalah sosok istri yang selalu patuh dan taat kepada suami,namun ia
juga seorang cendikia yang berpikiran luas untuk dapat memajukan kaum wanita dalam
bidang ekonomi,sosial,budaya, dan pendidikan. Kartini menginspirasi kaum wanita
khususnya di Indonesia untuk mempertahankan sekaligus meneruskan perjuangan Kartini.
Pergerekan wanita muslimat NU adalah salah satu organisasi yang di dalamnya
terdapat semangat juang Kartini. Sejarah mencatat bahwa untuk pertama kalinya seorang
muslimat NU tampil di atas podium dalam kongres yang berlangsung di Menes 1938, ia
mengutarakan ingin ikut serta dalam organisasi pergerakan NU berjuang bersama anshor
dan ingin berjalan sejajar, dengan pergolakan yang begitu hebat akhirnya Muslimat
Nahdlatul Ulama diresmikan pada 29 Maret 1946. Peresmian Muslimat Nahdlatul Ulama
menambah semangat juang para kaum wanita yang berkecimpung di dalam organisasi
tersebut. Mereka membagi beberapa wilayah membentuk beberapa kelompok mulai dari
pusat hingga daerah untuk berlomba-lomba memajukan para kaum wanita di wilayahnya
masing-masing dalam satu wadah yaitu Muslimat Nahdlatul Ulama.
Salah satu wilayah yang ikut serta berperan aktif mendukung dan memajukan
organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama ialah organisasi Fatayat NU Kecamatan Ngajum yang
dipimpin oleh Ibu Yulfa. Ibu Yulfa adalah sosok inspirasi yang kami pilih, beliau menjabat
sebagai ketua Fatayat NU sejak tahun 2008. Banyak permasalahan-permasalahan yang
dihadapi beliau sejak menjabat menjadi ketua NU tahun 2008 hingga saat ini. Permasalah-
permasalahan tersebut diantaranya, minimnya kesadaran masyarakat terutama kaum
wanita untuk berkumpul,berserikat dan berpendapat, kurangnya semangat juang untuk
memajukan kaum wanita itu sendiri, dan masih tingginya ketidakadilan yang dialami oleh
para wanita karena suami mereka.
Permasalahan-permasalahan tersebut membuat Ibu Yulfa beserta anggota fatayat
NU Kecamatan Ngajum berpikir keras untuk membuat para wanita di daerah Ngajum
khususnya untuk dengan senang hati bergabung dalam organisasi Fatayat NU. Ibu Yulfa
membuat terobosan-terobosan baru untuk menarik minat para wanita di daerah Ngajum
khususnya yaitu melalui beberapa acara untuk memperluas wawasan, pengetahuan dan
keterampilan mereka. Terobosan-terobosan tersebut diantaranya, keterampilan untuk
berwirausaha, penyuluhan kesehatan, dan pengetahuan tentang hukum.
Keterampilan berwirausaha diawali dengan mendatangkan tutor-tutor mahir untuk
mengajari para Fatayat NU membuat kue kering dan mempelajari cara pengemasan kue
kering tersebut agar terlihat menarik, dari hal tersebut para Fatayat NU secara tidak
langsung dapat mengembangkannya dan membantu meningkatkan perekonomian keluarga.
Selanjutnya penyuluhan kesehatan dan senam Fatayat yang rutin diadakan setiap
dua bulan sekali. Penyuluhan tersebut tentang pentingnya menjaga kebersihan alat
reproduksi wanita dan tentang penyakit menular lainnya. Pada bidang pengetahuan umum,
Ibu Yulfa seringkali mendatangkan anggota polisi dari sektor Ngajum untuk menjadi
pemateri. Pemateri dari kepolisian tersebut didatangkan untuk memberi pemahaman
kepada kaum wanita dan anak- anak tentang undang-undang Kekerasan Dalam Rumah
Tangga dan cara melindungi diri dari ancaman yang berbahaya.
Ibu Yulfa menjadikan Fatayat NU tempat yang menarik perhatian Fatayat Ngajum,
bukan hanya organisasi yang berkecimpung di bidang keagamaan dan pendekatan diri
kepada Allah S.W.T namun Fatayat NU juga wadah yang mendukung dan memajukan
Fatayat dalam berbagai bidang, namun satu hal yang selalu Fatayat NU ingat suami atau
kaum laki-laki tetap menjadi imam yang harus dihargai dan dihormati walau kita para
Fatayat dapat sejajar dengan mereka