karya tulis

32
PPTA Uji Coba Pembelajaran Sains Di Kelas IV SDN EMPANG BAHAGIA I Kecamatan Batuceper KARYA TULIS DISAMPAIKAN DALAM LOMBA GURU BERPRESTASI TINGKAT KOTA TANGERANG TAHUN 2007 Disusun Oleh : NAMA : ANGGITYA PRATIWI NIP : 131 958 544 SMA NEGERI 2 KUNINGAN

Transcript of karya tulis

Page 1: karya tulis

PPTA Uji Coba Pembelajaran Sains Di Kelas IV SDN EMPANG BAHAGIA I

Kecamatan Batuceper

KARYA TULIS

DISAMPAIKAN DALAM LOMBA GURU BERPRESTASI TINGKAT

KOTA TANGERANG TAHUN 2007

Disusun Oleh :

NAMA : ANGGITYA PRATIWI

NIP : 131 958 544

SMA NEGERI 2 KUNINGAN

MODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU DAPAT MENINGKATKAN

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS

Page 2: karya tulis

Uji coba pembelajaran sains dikelas IV SDN EMPANG BAHAGIA I

Kecamatan Batuceper

Mengetahui /Menyetujui

Kepala Sekolah

Djuhairi, S.Pd.

131 313 752

Kata pengantar

Page 3: karya tulis

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang

telah memberikan berkat, rahmat, serta karunianya sehingga kami bisa menyusun

karya kecil ini.

Karya kecil ini disusun agar dapat melengkapi syarat untuk menjadi

penegak bantara pramuka yang ditugasi oleh Pembina Ambalan Singalodra dan

Nyimas Gandasari. Semoga karya kecil yang kami susun bermanfaat bagi

pembaca nya dan orang-orang yang membutuhkan nya.

Semoga apa yang telah kami kerjakan dapat memenuhi syarat dan bisa

bermanfaat bagi yang lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan.

Kuningan,

November 2010

Penulis

Daftar IsiABSTRAKSI ……………………………………………………………………………………………..iii

Page 4: karya tulis

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………..vDAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………...viiDAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………………....ix

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………………..11.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………………………………………21.3 Pembatasan masalah dan perumusan masalah…………………………………………………………2

BAB II KAJIAN TEORI2.1 Peraturan perkemahan2.2 Perkemahan secara umumBAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 MetodeBAB IV PEMBAHASAN4.1 Dokumentasi

BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan 95.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 11LAMPIRAN 12DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS 18

ABSTRAKSI

Page 5: karya tulis

Gerakan Pramuka merupakan pendidikan yang menarik dan sarat dengan kedisiplinan sehingga para remaja dapat mengikuti kegiatan dengan suka rela tanpa adanya paksaan. Sehingga penanaman kedisiplinan pada remaja dapat berjalan dengan baik tanpa adanya rasa bosan dan terpaksa yang dapat membuat para remaja berontak. Karena di dalam pendidikan kepramukaan menggunakan sistem pendidikan “bermain sambil belajar” dan tidak lepas dari faktor kedisiplinan yang tinggi karena pendidikan yang seperti ini membutuhkan kedisiplinan yang tinggi, apabila tidak berdisiplin, maka dia akan mendapat sanksi, sedangkan sanksi yang diberikan merupakan sanksi yang mendidik dan tidak dianggap berat oleh para anak didik. Dan ini terbukti berhasil dalam membentuk karakter remaja untuk menjadi seorang yang berdisiplin serta bermental baja.

Permasalahan dalam penelitian ini tentang ada tidaknya pengaruh kegiatan pramuka terhadap kedisiplinan kegiatan intrakurikuler siswa di SMA Negeri 2 Kuningan Kec. Kuningan Kab. Kuningan .

Tujuan penelitian ini ada untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kegiatan pramuka terhadap kedisiplinan kegiatan intrakurikuler siswa di SMA Negeri 2 Kuningan Kec. Kuningan Kab. Kuningan .

Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Kuningan Kec. Kuningan Kab. Kuningan sebanyak 294 siswa, semetara sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 siswa. Instrumen utama yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket, sedangkan instrumen penunjang adalah observasi dan dokumentasi. Pengumpulan data berlangsung mulai dari tanggal 1 November 2010 sampai dengan 4 November 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan kepramukaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kedisiplinan kegiatan intrakurikuler siswa di SMA Negeri 2 Kuningan Kec. Kuningan Kab. Kuningan

Abstraction

Page 6: karya tulis

Scout Movement is an exciting educational and loaded with discipline so that teens can take part voluntarily without any coercion. So the planting of discipline in teenagers can run smoothly without any sense of boredom and compelled that can make teens rebel. For in scouting education using the educational system "to play while learning" and not be separated from the high discipline factor because this kind of education that requires high discipline, if not disciplined, then he will get a penalty, while sanctions are given an educational sanction and not considered severe by the students. And this proved to be successful in shaping the character of young people to become a disciplined and mentally steel.

The problem in this research about the presence or absence of the influence of Boy Scout activities on student discipline intrakurikuler activity in SMA Negeri 2 Kuningan district. Kuningan Kab. Brass.

The purpose of this study is to determine whether there is any influence on the discipline of scout activities intrakurikuler student at SMA Negeri 2 Kuningan district. Kuningan Kab. Brass.

The population of this study was student SMA Negeri 2 Kuningan district. Kuningan Kab. Brass as many as 294 students, of temporary sample in this study were as many as 50 students. The main instruments used in data collection is the questionnaire, the instrument is the observation and documentation support. Data collection takes place from November 1, 2010 to 4 November 2010.

The results showed that scouting activities have positive and significant impact on student discipline intrakurikuler activity in SMA Negeri 2 Kuningan, district. Kuningan, Kuningan Brass.

BAB I

PENDAHULUAN

Page 7: karya tulis

1.1 Latar Belakang

Dalam pertemuan kali ini, saya akan membahas mengenai perkemahan. Sebagai

syarat untuk menjadi penegak, saya diharuskan membuat karya tulis dalam

memenuhi tugas peralihan dari perkemahan yang diadakan pada bulan Oktober

2010 selama 3 hari. Seorang calon penegak yang berhalangan mengikuti

perkemahan tersebut diharuskan menyelesaikan karya tulisnya seminggu setelah

adanya kegiatan perkemahan tersebut. Poin-poin yang terkandung dalam

perkemahan mengandung nilai-nilai yang sangat berarti bagi kelangsungan

kehidupannya baik sekarang maupun di masa yang akan datang.

1.2 Tujuan

Untuk memenuhi syarat sebagai seorang calon penegak, maka diharuskan untuk

melengkapi tugas dan membuat karya tulis.

1.3 Pembatasan masalah dan perumusan masalah

Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya

secara baik

keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada intelektual, biaya dan

waktu yang dimiliki

penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-batasan

masalah. Pembatasan

masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang ingin dipecahkan.

BAB II KAJIAN TEORI

Page 8: karya tulis

2.1 Peraturan perkemahan

a)Sedikitnya sudah 3 kali mengikuti perkemahan sehari semalam (misalnya

Perkemahan Sabtu Minggu = Persami), dan satu kali perkemahan yang lebih dari

2 malam,

b)Dapat memperlihatkan cara menyusun isi kantong punggung (ransel = rugzak)

dengan baik dan rapih,

c)Mengetahui dan dapat mendirikan tenda regu (untuk 6 – 10 orang), dengan

rapih dan benar, termasuk pemakaian simpul dan pembuatan paritnya,

d)Mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regu/sangganya (mengatur barang

dalam tenda, isi tenda dapur, barang-barang di rak piring, rak sepatu, dan lain-lain.

e)Mengetahui dan dapat menjaga kebersihan perkemahan regu/sangganya,

termasuk pembuatan tempat sampah basah dan sampah kering, serta membawa

pulang ke rumah alat-alat dapur dan barang lainnya dalam keadaan bersih.

Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:

f)Telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga, sehingga mencapai Berkemah.

2.1 Perkemahan secara umum

Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini

umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian

secara umum, untuk menikmati keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan

menginap di lokasi perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau

tanpa atap sama sekali.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemah (kata benda) adalah

tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir menyentuh

Page 9: karya tulis

tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya. perkemahan (kata benda) 1 hal

berkemah; 2 himpunan kemah (pramuka, pasukan, dsb); tempat berkemah.

Berkemah sebagai aktivitas rekreasi mulai populer pada awal abad ke-20.

Kegiatan ini juga umumnya disertai dengan kegiatan rekreasi luar ruangan

lainnya, seperti mendaki gunung, berenang, memancing, dan bersepeda gunung.

Pemilihan tempat berkemah tergantung dari rencana yang sudah diprogramkan,

apakah di daerah pantai yang indah, di lereng pegunungan yang sejuk atau di

lembah yang mempesona, kadang-kadang juga dilakukan di tepi hutan dekat

dengan sungai yang menakjubkan.

Semua acara diperkemahan dilakukan dengan riang gembira, walaupun

tidak menutup kemungkinan pekerjaan itu penuh dengan rintangan yang tidak

kecil. Selain membawa perlengkapan berkemah, mereka juga memanfaatkan

bahan-bahan dari alam sekitarnya dengan tidak merusak lingkungan

tersebut.Berkemah dalam Kepramukaan

Pramuka Penggalang tengah berkemah

Berkemah atau Perkemahan adalah salah satu macam kegiatan dalam kepramukaan yang

dilaksanakan secara out bond. Kegiatan ini merupakan salah satu media pertemuan untuk

Pramuka.

Macam Perkemahan

1. Menurut waktunya, perkemahan dibagi dalam :

(1) Perkemahan satu hari (siang hari saja), terkadang disebut Perkemahan Sehari (

PERSARI )

(2) Perkemahan Sabtu Minggu, disebut juga PERSAMI

(3) Perkemahan yang waktunya lebih dari 3 hari

2. Menurut tempat berkemah, dibagi dalam :

(1) Perkemahan menetap (dari awal sampai akhir tetap ditempat itu)

(2) Perkemahan safari (berpindah-pindah tempat)

3. Menurut tujuannya, dibagi dalam :

(1) Perkemahan untuk lomba

Page 10: karya tulis

(2) Perkemahan untuk persahabatan dengan acara santai

(3) Perkemahan untuk berkarya (menyelesaikan proyek)

(4) Perkemahan untuk penyelidikan alam dan lingkungannya

(5) Perkemahan untuk rekreasi

4. Menurut jumlah peserta dan tingkatnya, dibagi dalam :

(1) Perkemahan 2 (dua) orang (perkemahan pengembaraan penegak)

(2) Perkemahan satu regu Penggalang

(3) Perkemahan satuan perindukan siaga, pasukan penggalang, Ambalan Penegak

atau Racana Pandega

(4) Perkemahan tingkat Kwartir Ranting/Cabang/Daerah/Nasional,

Kawasan/Dunia

Pelaksanaan Perkemahan

Untuk suatu perkemahan yang baik, maka prosedur yang harus ditempuh adalah :

1. Persiapan

(1) Penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya

(2) Pengadaan peralatan dan perbekalan, peninjauan ke daerah berkemah

(3) Ijin orang tua peserta dan ijin memberitahukan kepada penguasa setempat

(4) Pembentukan panitia/staf pelaksana

(5) Memantapkan kesiapan mental fisik, dan ketrampilan

2. Pelaksana

(1) Pemimpin perkemahan sebagai penanggung jawab

(2) Pembantu-pembantu dari pembina pramuka

(3) Panitia/staf pelaksana sesuai keperluan

(4) Pembagian tugas pendayagunaan

3. Acara

(1) Acara harian yang menjelaskan acara pokok secara garis besar

Page 11: karya tulis

(2) Acara kegiatan keseluruhan yang berisi perincian waktu dan kegiatan selama

berkemah

(3) Acara perorangan dan kelompok

4. Pelaksanaan

(1) Kegiatan hendaknya diusahakan menurut rencana yang telah dipersiapkan

sesuai dengan tujuan diselenggarakannya perkemahan

(2) Acara mungkin saja dapat berubah, sesuai dengan perkembangan keadaan

(3) Perubahan acara seyogyanya tidak kearah resiko yang lebih berat

(4) Pelaksanaan acara harus disesuaikan dengan kemampuan peserta perkemahan

dan acara berikutnya

(5) Mengusahakan adanya acara pengganti dan tambahan untuk mengisi

kesibukan pada waktu terluang

(6) Faktor pengamanan dan keselamatan peserta harus diperhatikan

5. Penyelesaian

(1) Pembongkaran tenda-tenda

(2) Pembersihan tempat berkemah (pada prinsipnya tempat bekas berkemah harus

lebih baik dan lebih bersih dari pada waktu datang)

(3) Pengecekan pengembalian barang pinjaman

(4) Upacara penutupan dan ucapan terima kasih kepada masyarakat setempat

(5) Jika mungkin dilakukan penyerahan sumbangan bagi keluarga masyarakat

yang kurang mampu, baik berupa bahan makanan, pakaian layak pakai atau

lainnya.

Evaluasi

Untuk mengetahui hasil perkemahan dan sebagai bahan pertimbangan untuk

perkemahan di masa-masa mendatang kita dapat mengevaluasi dengan :

1. Mencatat prestasi kegiatan perorangan maupun kelompok selama berkemah

2. Mengajukan pertanyaan kepada peserta perkemahan

Page 12: karya tulis

3. Melihat perubahan sikap peserta perkemahan sebelum dan sesudah pulang

berkemah

4. Melihat kesehatan peserta (banyak yang sakit atau tidak)

5. Kekurangan dan kesalahan serta hambatan dicatat guna perbaikan pada

perkemahan yang akan datang

6. Menyusun laporan hasil berkemah merupakan suatu kewajiban untuk

penanggung jawab perkemahan

Lain-lain

1. Untuk perkemahan besar dapat dibentuk panitia pelaksana dengan

mengikutsertakan petugas-petugas yang mempunyai keahlian sesuai bidang tugas

yang diperlukan dari luar Gerakan Pramuka

2. Syarat memilih tempat berkemah :

(1) Tanahnya rata, atau sedikit miring dan berumput

(2) Ada pohon pelindung

(3) Ada saluran pengeringan/pembuangan air

(4) Dekat sumber air

(5) Pemandangan menarik

(6) Ada arena petualangan

(7) Terjamin keamanannya

(8) Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya

(9) Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan dan lain-lain

(10) Tidak ditepi jurang

(11) Tidak dekat dengan rawa-rawa

(12) Tidak dibawah pohon kelapa yang sedang berbuah atau tidak dibawah pohon

yang mudah patah/tumbang

(13) Ada sinar matahari

Perkemahan sebagai alat pendidikan dalam kegiatan kepramukaan harus dapat

memenuhi norma-norma dan peraturan serta persyaratan perkemahan yang baik.

Untuk memenuhi kebutuhan akan nilai-nilai pendidikan, perlu dibuat program dan

Page 13: karya tulis

disusun acara kegiatan dalam perkemahan dengan cara pelaksanaan yang tepat,

teratur dan tertib serta meningkat.

Acara diperkemahan antara lain, bertualang, menjelajah, mengamati, menyelidik,

berlatih dan menyiapkan segala keperluan untuk hidup sehari-hari selama dalam

perkemahan.

2.1.1 Tujuan Perkemahan

1. memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam

dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengembangkan

sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan

alam.

2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari

tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup

yang menyenangkan dalam kesederhanaan.

3. Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.

Ditinjau dari Tujuannya, yaitu:

1. Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)

2. Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan

Penggalang Ramu dan lain-lain

3. Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)

4. Kemah Rekreasi

5. Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir Ranting/Kecamatan),

Jambore Cabang (tingkat Kwartir Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah

(tingkat Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat Kwartir Nasional /

se-Indonesia).

6. Kemah Riset/Penelitian

Lain-lain:

Dalam berkemah kita perlu mencari tempat yang baik dan ideal, yaitu:

1. Tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput dan terdapat pohon pelindung

2. Dekat dengan sumber air

Page 14: karya tulis

3. Terjamin keamanannya

4. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan jalan raya

5. Tidak terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos kesehatan

6. Memiliki pemandangan menarik

2.1.2 Manfaat perkemahan:

1. Mengagumi alam ciptaan Tuhan

2. Mempercakap diri dalam melaksanakan ajaran – ajaran Pramuka

3. Mempraktekkan sistim kerukunan

4. Dapat mengenal alam dan kawan dari dekat

5. Kita akan menemukan hal – hal yang baru.

Page 15: karya tulis

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode : wawancara

3.1.1 Pengertian metode wawancara

Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data

dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah

dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses

wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview

dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu

yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak

terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer

mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek

(check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.

Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan

tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus

menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung

(Patton dalam poerwandari, 1998)

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan

metode wawancara :

Page 16: karya tulis

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang

diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan

memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak

dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga

memiliki kelemahan, yaitu :

a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang

penyusunanya kurang baik.

b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang

sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang

akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar

oleh interviwer.

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara

merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan.

Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to

face) dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung

seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis).

Untuk menghasilkan sebuah berita yang baik sangat tergantung dari hasil

wawancara di lapangan. Sedikitnya data yang diperoleh di lapangan, akan

menyulitkan wartawan dalam menulis berita. Untuk itu, dalam melakukan

wawancara, upayakan mendapatkan data yang selengkap-lengkapnya di lapangan,

khususnya melalui proses wawancara.

Data yang diperoleh melalui wawancara tergolong data primer (diperoleh dari

sumber pertama)

Page 17: karya tulis

Data yang diperoleh melalui wawancara bersifat kualitatif dan cenderung

subyektif.

Fungsi Data:

Memberikan gambaran mengenai kebutuhan masyarakat terhadap

permasalahan tertentu yang perlu mendapat perhatian pemerintah.

Mendapatkan gambaran mengenai respon masyarakat terhadap kebijakan

publik.

Mendapatkan masukan dari masyarakat untuk tujuan monitoring dan evaluasi

(monev) kebijakan publik.

Melengkapi temuan data yang diperoleh melalui metode observasi, polling,

survei, dan analisis isi.

Jenis/Ragam Wawancara :

Wawancara menurut tujuannya

Wawancara Informatif/Informasial/faktual, yaitu tanya jawab antara

interviwer dengan interviewee yang bertujuan untuk menggali informasi tentang

fakta sosial yang terjadi di masyarakat sebagai dasar proses kebijakan maupun

untuk evaluasi kebijakan publik.

wawancara Interpretatif (opini), yaitu wawancara yang bertujuan menggali

pendapat dari narasumber berkaitan dengan suatu peristiwa/fakta sosial/kebijakan

publik (UU, PP, Permen, Perda, dll).

Menurut cara pelaksanaan:

Wawancara tatap muka atau langsung

Wawancara melalui telepon

Wawancara melalui surat/email

Wawancara online melalui chatting

Wawancara tertulis

Page 18: karya tulis

Menurut pendekatannya:

Wawancara terstruktur

Wawancata tidak terstruktur

Wawancara terbuka

Wawancara tertutup

Wawancara menurut Metodenya ( Theo Stokkink )

Wawancara terarah (terfokus pada topik tertentu)

Wawancara tidak terarah (tidak terfokus pada satu topik)

Menurut suasana:

Wawancara formal

Wawancara semiformal

Wawancara informal

Wawancara menurut Waktu Pelaksanaan

Teragenda/terencana

tak teragenda/mendadak.

Wawancara menurut tempat Pelaksanaan

Di lokasi peristiwa

Di luar lokasi

In door

Out door

Wawancara menurut Gayanya ( Masduki )

Simpati

Empati

Keras/memaksa

Page 19: karya tulis

Tipe Pertanyaan:

Why question atau Exsplanation Question

Yes atau No Question

Tag Question (persetujuan/penegasan)

Tahap – Tahap Wawancara

Perencanaan dan Persiapan

Menentukan Topik – memahami topic permasalahan

Mempelajari latar belakang permasalahan

Merumuskan tujuan wawancara

Mengidentifikasikan jenis informasi yang ingin didapatkan

Merumuskan butir-butir pokok persoalan (question route)

Memilih dan menentukan narasumber

Mempersiapkan perangkat wawancara

Waktu Pelaksanaan Wawancara

Melakukan proses ice breaking

Mengecek kembli kesiapan peralatan rekaman di depan narasumber

Pada saatwawancara berlangsung, hal-hal yang perlu diperhatikan :

Menunjukkan rasa hormat/penghargaan terhadap narasumber dengan

menggunakan tatapan mata, mimic, dan body language

Menyimak secara seksama jawaban narasumber

Menyampaikan pertayaan secara langsung, dan jelas, tidak berbelit-belit

Menghindari cara bertanya yang terkesan membaca

Menghindari terjadinya debat dengan narasumber

Jika diperlukan, pewawancara dapat membuat pertayaan yang didasarkan pada

jawaban narasumber (ordering question).

Menghindari penggunaan bahan pertayaan yang dibuatkan oleh narasumber

Menjaga netralitas

Mengendalikan wawancara agar sesuai dengan tujuan

Page 20: karya tulis

Melakukan instrupsi pada narasumber hanya pada saat terpaksa.

Pasca Wawancara

Mengecek ulang hasil wawancara di depan narasumber guna meyakinkan

bahwa tidak terjadi kesalahan teknis.

Melakukan cek ulang atas beberapa istilah yang tidak dipahami benar oleh si

pewawancara.

Melakukan cek ulang mengenai penulisan nama, gelar, jabatan, dan data lain

narasumber yang dipandang perlu sesuai dengan tujuan wawancara.

Jangan memberikan janji apapun kepada narasumber berkaitan dengan

pelaksanaan wawancara.

Mentaati kesepakatan hal-hal yang off the record.

Untuk kepentingan dokumentasi, seyogyanya pada bagian akhir wawancara

Anda sebutkan: wawancara dengan siapa, kapan dan di mana, serta dalam konteks

apa.

Keutamaan metode wawancara:

Dapat menyajikan informasi yang beragam, dan kadang tidak terduga

sebelumnya.

Dapat memberikan gambaran mengenai respon maupun sikap masyarakat

terhadap kebijakan publik.

Mampu menjaring aspirasi yang beragam dari masyarakat untuk analisis

kebijakan publik.

Kelemahan:

Informasi yang didapatkan cenderung subyektif (benar menurut

narasumber/informan)

Hasil wawancara hanya dapat menggambarkan kecenderungan

informan/narasumber, tetapi tidak untuk generalisasi.

Page 21: karya tulis

Kualifikasi Pewawancara:

Menguasai permasalahan

Memiliki kemampuan berhubungan dengan orang lain (human relation)

Memiliki kemampuan berempati

Memiliki ketrampilan berkomunikasi lisan, termasuk body languade

Memiliki kemampuan untuk bersikap friendly

Memiliki kemampuan untuk mendengar

Mampu bersikap rendah hati

Mampu mengendalikan diri

Tip untuk melakukan Wawancara:

Cara Memilih Narasumber

Sesuai dengan tujuan wawancara (konfirmasi, minta pendapat, masukan,

saran).

Untuk tujuan evaluasi, narasumber yang ditunjuk harus menguasai jenis

kebijakan yang bersangkutan.

Kredibilitas narasumber dipercaya oleh publik karena jabatan atau

kedudukannya.

Kredibilitas narasumber dipercaya oleh publik karena independen, dan netral.

Tersedia fasilitas yang memungkinkan untuk menghubungi narasumber.

Cara Memilih/Menentukan Topik

Sesuatu yang baru dan mengundang rasa ingin tahu publik.

Permasalahan yang masih hangat di masyarakat.

Persoalan yang bersifat kontroversial.

Sesuatu yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.

Menarik sebagian besar khalayak ( ketermukaan ).

Source : Darmanto MMTC Yogyakarta 2008

Page 22: karya tulis

OBJEK PENELITIAN

PPTA

TEMPAT PENELITIAN

WAKTU PENELITIAN.

Page 23: karya tulis

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Dokumentasi

Page 24: karya tulis

http://sites.google.com/site/pramukabrajasakti/10-tkk-wajib

file:///H:/perkemahan%20secara%20umum.htm

http://pramukasmpn1cerme.wordpress.com/

http://mcdougelas.blogspot.com/2009/11/pengertian-wawancara.html

http://www.activeboard.com/forum.spark?aBID=119659&p=3&topicID=15759656