Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat
description
Transcript of Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat
Motif batik yang ada di Jawa Barat secara umum sangat identik dengan
motif alam, tumbuhan, dan binatang. Kali ini arsip kula menyimpan sedikt
ulasan beberapa motif batik daerah Jawa barat.
Batik Cirebon
Batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran, namun juga
sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik keraton. Besarnya
pengaruh dua keraton (Kasepuhan dan Kanoman), sehingga lahirlah Motif batik
Cirebonan Klasik antara lain: motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran
Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam
Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar
Kendo dan lain-lain.
Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat
pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima
pengaruh budaya asing. Berikut cara pembuatan Batik Cirebon.
Proses pembuatan batik Cirebon memiliki sembilan tahap pembuatan
sebagaimana di bawah ini.
1. Potong : Pemotongan bahan baku sesuai dengan kebutuhan.
2. Angetel : menghilangkan kanji dari bahan baku (biasanya kain mori atau katun)
dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda
abu, tipol dan air secukupnya. Lalu larutan tersebut diratakan ke seluruh bahan
baku, setelah rata dijemur sampai kering lalu beri larutan kembali dan dijemur
lagi. Proses ini diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai
bersih. Proses ini agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan
sempurna.
3. Anglengreng : Menggambar langsung pada kain.
4. Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.
5. Nembok : menutup ngeblok bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
6. Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada
larutan zat warna.
7. Anglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih.
8. Angumbah : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih.
9. Pe : Pengeringan kain batik yang telah dicuci dengan cara dijemur.
Teknik pembuatan
Teknik pembuatan batik Cirebon diantaranya adalah dengan membuat garis
tipis-tipis atau garis kontur pola (Cirebon: Wit) pada kain yang akan dibatik. Garis wit
ini sangat tipis tetapi memiliki warna yang lebih tua dibandingkan warna kain yang
akan dibatik. Pengerjaan pembuatan garis wit pada kain dalam bahasa Cirebon disebut
Anglengreng ("menggambar pola"). Pada proses pengerjaannya, penggambar pola
atau tukang lengreng hanya menggambar satu goresan garis wit. Dengan demikian,
pada tahapan selanjutnya (nembok atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu
diwarnai), pembuat tembok harus membuat sendiri garis wit tersebut. Hal ini yang
menyebabkan seorang pembuat tembok harus memiliki keahlian khusus agar
terbentuk pola batik sesuai dengan yang diinginkan.
Wayang Golek
Wayang Golek adalah suatu seni tradisional sunda pertunjukan wayang yang terbuat
dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan, Daerah
penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di
sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula
dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.
Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di pulau Jawa dan
Bali. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan “bayang”, karena dilihat dari
pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, dimana muncul bayangan-bayangan. Di Jawa
Barat, selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah Wayang golek . Istilah golek
dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata golek bermakna 'mencari', sebagai
kata benda golek bermakna boneka kayu.[1]
Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam
diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda.
Kecuali wayang orang yang merupakan bentuk seni tari-drama yang ditarikan manusia,
kebanyakan bentuk kesenian wayang dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin
pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawacana, mengatur
gamelan mengatur lagu dan lain-lain.
Anyaman Bambu.
Anyaman adalah serat yang dirangkaikan hingga membentuk benda yang kaku,
biasanya untuk membuat keranjang atau perabot. Anyaman seringkali dibuat dari
bahan yang berasal dari tumbuhan, namun serat plastik juga dapat digunakan. Bahan
yang digunakan bisa bagian apapun dari tanaman, misalnya inti batang tebu atau rotan
atau keseluruhan ketebalan tanaman, seperti misalnya dedalu. Bahan lainnya yang
terkenal digunakan sebagai anyaman adalah gelagah dan bambu. Biasanya rangkanya
dibuat dari bahan yang lebih kaku, setelah itu bahan yang lebih lentur digunakan
untuk mengisi rangka. Anyaman bersifat ringan tapi kuat, menjadikannya cocok
sebagai perabot yang sering dipindah-pindah. Anyaman sering digunakan untuk
perabot di beranda dan teras.
Aneka ragam benda kerajinan dari anyaman bambu khas Tasikmalaya telah
dikenal oleh masyarakat Jawa Barat maupun wilayah-wilayah lain di Indonesia,
bahkan mancanegara.
Pusat penjualannya di Rajapolah merupakan salah satu tujuan wisata paling
populer di Tasikmalaya. Wisatawan maupun penduduk lokal selalu antusias setiap kali
mengunjungi toko-toko di sana.
Produk-produk anyaman bambu yang banyak diminati adalah sandal-sandal
cantik beraneka model, tas-tas indah yang berwarna-warni dan diberi aksesori, kotak-
kotak seserahan untuk keperluan lamaran, macam-macam keranjang atau wadah, dan
lain-lain.
Seni ukir
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (
kruwikan ) dan bagian-bagian cembung ( buledan ) yang menyusun suatu gambar yang indah.
Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni
membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Sebagai contoh cara membuat
seni ukur kayu dan peralatan untuk mebuat seni ukir kayu adalah sebagai berikut :
Peralatan bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat seni ukir kayu Gergaji :
Biasa digunakan untuk memotong kayu, pilihlah gergaji yang sesuai untuk
mempermudah dalam melakukan pemotongan.
Alat Pahat : alat ini biasa digunakan untuk memahat yaitu membentuk sebuah kayu
menjadi bentuk rupa sehingga didapatkan hasil yang diinginkan.
Bor : alat ini biasa digunakan untuk mempermudah dalam melubangi kayu
lem : lem digunakan untuk penempelan jika waktu pemahatan ada yang patah. lem
yang digunakan adalah lem khusus kayu yang mempunyai daya rekat tinggi untuk
materi kayu. dan masih banyak lagi peralatan pendukung lainnya.
Proses membuat seni ukir kayu
Pertama-tama penyiapan bahan baku kayu, umumnya menggunakan mesin potong
kayu dan alat pengering.
Kemudian pembentukan dibuat menggunakan gergaji dan alat pahat
Pembentukan halus atau pengukiran dengan menggunakan alat pahat
Penghalusan biasanya menggunakan amplas
Finishing biasanya dibantu dengan mesin semprot cat dan kuas untuk mewarna.
Seni Topeng
Topeng Kelana, satu dari lima karakter utama dari Topeng Cirebon.
Topeng adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk
mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk
menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian.
Bentuk topeng bermacam-macam ada yang menggambarkan watak marah, ada yang
menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan.
Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah
diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng
memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-
nilai magis dan suci. Ini karena peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol
khusus dalam berbagai uparaca dan kegiatan adat yang luhur.
Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu
bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya,
tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan
kekuatan magis yang sulit dijelaskan.
Batik Majalengka
Selama ini kita mengenal kota Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta sebagai pusat
batik Indonesia. Namun kota kecil di timur Jawa Barat; Majalengka-pun memiliki
batik tersendiri. Meski belum seterkenal tetangganya yakni batik trusmi Cirebon, batik
Majalengka memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan kekhasan kota Majalengka.
Batik Majalengka ini dipelopri oleh Hery Soeharsono. Dalam mendisain batik khas
Majalengka, Hery tak luput memasukkan kekhasan-kekhasan dari kota Majalengka.
Secara umum batik Majalengka memiliki lima motif utama, yaitu Kota Angin, Lauk
Ngibing, Gedong Gincu, Nyi Rambut Kasih, dan Simbar Kencana. Motif Batik Kota
Angin Motif batik kota angin ini menunjukkan bahwa Majalengka dijuluki "kota
angin" karena angin kencang selalu berhembus sepanjang tahun di kota ini.
Motif batik lauk ngibing
Secara bahasa lauk ngibing (bahasa sunda) berarti ikan menari. Motif ini
menunjukkan bahwa warga Majalengka senang memelihara ikan di balong atau biasa
juga di sebut empang.
Gedong Gincu
Hampir di temukan pohon mangga gincu di halaman depan rumah warga
Majalengka. Itu adalah alasan mengapa salah satu motif Majalengka dinamakan
gedong gincu yang berarti mangga gincu.
Motif batik Nyi Rambut Kasih
Nyi rambut kasih adalah salah satu tokoh sejarah kota Majalengka . Cukup
pantas jika namnya diabadikan menjadi salah satu motif batik Majalengka.
Motif batik simbar kencana
Simbar kencana merupakan cerita rakyat kota Majalengka, tepatnya yang berasal
dari kecamatan atau yang dulu dikenal sebagai kerajaan Talaga. Kehadiran batik
Majalengka tentu saja menambah kekayaan budaya Indonesia.
KARYA SENI RUPA TERAPAN DAERAH JAWA BARAT
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses
dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan
teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO
telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi
(Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Sejarah Teknik Batik
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam
adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik
ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus
mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik
juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang
semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku
Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik
dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir
abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis
sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar
tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri
tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan
diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain,
J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya
bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan
Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh
Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik. G.P. Rouffaer juga
melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa
Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan
menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa
pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh
Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil
pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip
dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan
bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah
dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan
Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke
India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada
setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri
kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya
mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh
beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku
History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah
menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873
seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada
awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu
dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia
memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik
otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,
sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan
menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran
dari Indonesia ke Wilayah Persekutuan Malaysia juga membawa Batik bersama
mereka.
Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di luar Jawa, bahkan
sudah ke manca negara. Di Indonesia batik sudah pula dikembangkan di Aceh dengan
batik Aceh, Batik Cual di Riau, Batik Papua, batik Sasirangan Kalimantan, dan Batik
Minahasa.
Cara Pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas
yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti
sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan
lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas
untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain
yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan,
biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk
motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan,
kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Jenis batik
Pembuatan batik cap
Menurut teknik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih
2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang
dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik
jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada
kain putih.
Menurut asal pembuatan
Batik Jawa
Sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang
dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang
berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu
mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung
makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme,
dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo
atau yang biasa disebut dengan batik Solo.