Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

11
Motif batik yang ada di Jawa Barat secara umum sangat identik dengan motif alam, tumbuhan, dan binatang. Kali ini arsip kula menyimpan sedikt ulasan beberapa motif batik daerah Jawa barat. Batik Cirebon Batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik keraton. Besarnya pengaruh dua keraton (Kasepuhan dan Kanoman), sehingga lahirlah Motif batik Cirebonan Klasik antara lain: motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo dan lain-lain. Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Berikut cara pembuatan Batik Cirebon. Proses pembuatan batik Cirebon memiliki sembilan tahap pembuatan sebagaimana di bawah ini.

description

seni budaya

Transcript of Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Page 1: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Motif batik yang ada di Jawa Barat secara umum sangat identik dengan

motif alam, tumbuhan, dan binatang. Kali ini arsip kula menyimpan sedikt

ulasan beberapa motif batik daerah Jawa barat.

Batik Cirebon

Batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran, namun juga

sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik keraton. Besarnya

pengaruh dua keraton (Kasepuhan dan Kanoman), sehingga lahirlah Motif batik

Cirebonan Klasik antara lain: motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran

Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam

Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar

Kendo dan lain-lain.

Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat

pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima

pengaruh budaya asing. Berikut cara pembuatan Batik Cirebon.

Proses pembuatan batik Cirebon memiliki sembilan tahap pembuatan

sebagaimana di bawah ini.

Page 2: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

1. Potong : Pemotongan bahan baku sesuai dengan kebutuhan.

2. Angetel : menghilangkan kanji dari bahan baku (biasanya kain mori atau katun)

dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda

abu, tipol dan air secukupnya. Lalu larutan tersebut diratakan ke seluruh bahan

baku, setelah rata dijemur sampai kering lalu beri larutan kembali dan dijemur

lagi. Proses ini diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai

bersih. Proses ini agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan

sempurna.

3. Anglengreng : Menggambar langsung pada kain.

4. Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.

5. Nembok : menutup ngeblok bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.

6. Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada

larutan zat warna.

7. Anglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih.

8. Angumbah : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih.

9. Pe : Pengeringan kain batik yang telah dicuci dengan cara dijemur.

Teknik pembuatan

Teknik pembuatan batik Cirebon diantaranya adalah dengan membuat garis

tipis-tipis atau garis kontur pola (Cirebon: Wit) pada kain yang akan dibatik. Garis wit

ini sangat tipis tetapi memiliki warna yang lebih tua dibandingkan warna kain yang

akan dibatik. Pengerjaan pembuatan garis wit pada kain dalam bahasa Cirebon disebut

Anglengreng ("menggambar pola"). Pada proses pengerjaannya, penggambar pola

atau tukang lengreng hanya menggambar satu goresan garis wit. Dengan demikian,

pada tahapan selanjutnya (nembok atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu

diwarnai), pembuat tembok harus membuat sendiri garis wit tersebut. Hal ini yang

menyebabkan seorang pembuat tembok harus memiliki keahlian khusus agar

terbentuk pola batik sesuai dengan yang diinginkan.

Page 3: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Wayang Golek

Wayang Golek adalah suatu seni tradisional sunda pertunjukan wayang yang terbuat

dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan, Daerah

penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di

sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula

dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.

Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di pulau Jawa dan

Bali. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan “bayang”, karena dilihat dari

pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, dimana muncul bayangan-bayangan. Di Jawa

Barat, selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah Wayang golek . Istilah golek

dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata golek bermakna 'mencari', sebagai

kata benda golek bermakna boneka kayu.[1]

Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam

diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda.

Kecuali wayang orang yang merupakan bentuk seni tari-drama yang ditarikan manusia,

kebanyakan bentuk kesenian wayang dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin

pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawacana, mengatur

gamelan mengatur lagu dan lain-lain.

Page 4: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Anyaman Bambu.

Anyaman adalah serat yang dirangkaikan hingga membentuk benda yang kaku,

biasanya untuk membuat keranjang atau perabot. Anyaman seringkali dibuat dari

bahan yang berasal dari tumbuhan, namun serat plastik juga dapat digunakan. Bahan

yang digunakan bisa bagian apapun dari tanaman, misalnya inti batang tebu atau rotan

atau keseluruhan ketebalan tanaman, seperti misalnya dedalu. Bahan lainnya yang

terkenal digunakan sebagai anyaman adalah gelagah dan bambu. Biasanya rangkanya

dibuat dari bahan yang lebih kaku, setelah itu bahan yang lebih lentur digunakan

untuk mengisi rangka. Anyaman bersifat ringan tapi kuat, menjadikannya cocok

sebagai perabot yang sering dipindah-pindah. Anyaman sering digunakan untuk

perabot di beranda dan teras.

Aneka ragam benda kerajinan dari anyaman bambu khas Tasikmalaya telah

dikenal oleh masyarakat Jawa Barat maupun wilayah-wilayah lain di Indonesia,

bahkan mancanegara.

Pusat penjualannya di Rajapolah merupakan salah satu tujuan wisata paling

populer di Tasikmalaya. Wisatawan maupun penduduk lokal selalu antusias setiap kali

mengunjungi toko-toko di sana.

Produk-produk anyaman bambu yang banyak diminati adalah sandal-sandal

cantik beraneka model, tas-tas indah yang berwarna-warni dan diberi aksesori, kotak-

kotak seserahan untuk keperluan lamaran, macam-macam keranjang atau wadah, dan

lain-lain.

Page 5: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Seni ukir

Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (

kruwikan ) dan bagian-bagian cembung ( buledan ) yang menyusun suatu gambar yang indah.

Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni

membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Sebagai contoh cara membuat

seni ukur kayu dan peralatan untuk mebuat seni ukir kayu adalah sebagai berikut :

Peralatan bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat seni ukir kayu Gergaji :

Biasa digunakan untuk memotong kayu, pilihlah gergaji yang sesuai untuk

mempermudah dalam melakukan pemotongan.

Alat Pahat : alat ini biasa digunakan untuk memahat yaitu membentuk sebuah kayu

menjadi bentuk rupa sehingga didapatkan hasil yang diinginkan.

Bor : alat ini biasa digunakan untuk mempermudah dalam melubangi kayu

lem : lem digunakan untuk penempelan jika waktu pemahatan ada yang patah. lem

yang digunakan adalah lem khusus kayu yang mempunyai daya rekat tinggi untuk

materi kayu. dan masih banyak lagi peralatan pendukung lainnya.

Proses membuat seni ukir kayu

Pertama-tama penyiapan bahan baku kayu, umumnya menggunakan mesin potong

kayu dan alat pengering.

Kemudian pembentukan dibuat menggunakan gergaji dan alat pahat

Pembentukan halus atau pengukiran dengan menggunakan alat pahat

Penghalusan biasanya menggunakan amplas

Finishing biasanya dibantu dengan mesin semprot cat dan kuas untuk mewarna.

Page 6: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Seni Topeng

Topeng Kelana, satu dari lima karakter utama dari Topeng Cirebon.

Topeng adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk

mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk

menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian.

Bentuk topeng bermacam-macam ada yang menggambarkan watak marah, ada yang

menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan.

Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah

diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng

memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-

nilai magis dan suci. Ini karena peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol

khusus dalam berbagai uparaca dan kegiatan adat yang luhur.

Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu

bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya,

tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan

kekuatan magis yang sulit dijelaskan.

Page 7: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Batik Majalengka

Selama ini kita mengenal kota Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta sebagai pusat

batik Indonesia. Namun kota kecil di timur Jawa Barat; Majalengka-pun memiliki

batik tersendiri. Meski belum seterkenal tetangganya yakni batik trusmi Cirebon, batik

Majalengka memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan kekhasan kota Majalengka.

Batik Majalengka ini dipelopri oleh Hery Soeharsono. Dalam mendisain batik khas

Majalengka, Hery tak luput memasukkan kekhasan-kekhasan dari kota Majalengka.

Secara umum batik Majalengka memiliki lima motif utama, yaitu Kota Angin, Lauk

Ngibing, Gedong Gincu, Nyi Rambut Kasih, dan Simbar Kencana. Motif Batik Kota

Angin Motif batik kota angin ini menunjukkan bahwa Majalengka dijuluki "kota

angin" karena angin kencang selalu berhembus sepanjang tahun di kota ini.

Motif batik lauk ngibing

Secara bahasa lauk ngibing (bahasa sunda) berarti ikan menari. Motif ini

menunjukkan bahwa warga Majalengka senang memelihara ikan di balong atau biasa

juga di sebut empang.

Page 8: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Gedong Gincu

Hampir di temukan pohon mangga gincu di halaman depan rumah warga

Majalengka. Itu adalah alasan mengapa salah satu motif Majalengka dinamakan

gedong gincu yang berarti mangga gincu.

Motif batik Nyi Rambut Kasih

Nyi rambut kasih adalah salah satu tokoh sejarah kota Majalengka . Cukup

pantas jika namnya diabadikan menjadi salah satu motif batik Majalengka.

Motif batik simbar kencana

Simbar kencana merupakan cerita rakyat kota Majalengka, tepatnya yang berasal

dari kecamatan atau yang dulu dikenal sebagai kerajaan Talaga. Kehadiran batik

Majalengka tentu saja menambah kekayaan budaya Indonesia.

Page 9: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

KARYA SENI RUPA TERAPAN DAERAH JAWA BARAT

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan

menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses

dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan

teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO

telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi

(Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Sejarah Teknik Batik

Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam

adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik

ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus

mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik

juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang

semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku

Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik

dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir

abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis

sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar

tahun 1920-an.

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri

tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan

diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain,

J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya

bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan

Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh

Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik. G.P. Rouffaer juga

melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa

Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan

menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa

pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh

Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil

pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip

dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan

bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah

dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.

Page 10: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan

Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke

India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada

setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri

kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya

mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh

beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku

History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah

menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873

seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang

diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada

awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu

dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia

memukau publik dan seniman.[2]

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik

otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,

sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan

menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran

dari Indonesia ke Wilayah Persekutuan Malaysia juga membawa Batik bersama

mereka.

Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di luar Jawa, bahkan

sudah ke manca negara. Di Indonesia batik sudah pula dikembangkan di Aceh dengan

batik Aceh, Batik Cual di Riau, Batik Papua, batik Sasirangan Kalimantan, dan Batik

Minahasa.

Cara Pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas

yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti

sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan

lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas

untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain

yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan,

biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk

motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan,

kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Page 11: Karya Seni Rupa Terapan Daerah Jawa Barat

Jenis batik

Pembuatan batik cap

Menurut teknik

Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik

menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih

2-3 bulan.

Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang

dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik

jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada

kain putih.

Menurut asal pembuatan

Batik Jawa

Sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang

dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang

berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu

mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung

makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme,

dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo

atau yang biasa disebut dengan batik Solo.