Karya Ilmiah Lengkap

download Karya Ilmiah Lengkap

of 23

description

Biologi sel

Transcript of Karya Ilmiah Lengkap

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt., atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Judul dalam karya tulis ilmiah ini dipilih setelah dilakukan penelitian dan observasi pada beberapa contoh zat aditif yang ada dan sering digunakan oleh masyarakat baik itu zat aditif alami maupun buatan.

Penyusun bermaksud mengembangkan pemikiran masyarakat tentang manfaat alam untuk dijadikan sebagai alternative penggunaan zat kimia berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, karya tulis yang berjudul Pemanfaatan Tanaman Senggani Sebagai Bahan Zat Aditif Alami di buat sebagai syarat untuk mengikuti perlombaan karya tulis ilmiah yang dilaksanakan oleh HIMKI FMIPA Universitas Tanjungpur Di Pontianak. Berbagai kendala penyusun hadapi dalam penyelesaian karya tulis ini. Namun, semuanya dapat teratasi berkat pertolongan Allah Swt., serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat berikut ini.

1. Drs. Sukirno, sebagai Kepala Sekolah yang telah memberikan dukungan baik berupa material maupun sarana yang mendukung demi penyempurnaan karya tulis ini.

2. Dewi Ayu Puspitasari, S.Si, selaku guru pembimbing pertama yang telah membimbing dan memotivasi penyusun dengan tulus ikhlas sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini.

3. Mahudi, S.Pd, selaku guru pembimbing kedua yang telah meneliti penyusunan kalimat serta keefektifan kata dalam penyusunan karya tulis ini.

4. Teman-teman pelajar, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penyusun.

5. Kedua orang tua, yang telah mendoakan penyusun

Penyusun telah berusaha untuk kesempurnaan karya tulis ini, namun Tiada Gading Yang Tak Retak. Oleh karena itu, penyusun menerima saran dan kritik demi perbaikan karya tulis yang akan datang. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi diri penyusun maupun bagi pembaca.

Anjongan, Oktober 2010

Penyusun

SMAN 1 ANJONGANBAB 1

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Di Indonesia khususnya di daerah Kalimantan barat atau yang lebih sfesifik di daerah Anjongan, banyak sekali tumbuhan liar yang belum teridentifikasi manfaat dan kegunaannya. Ini disebabkan oleh seringnya masyarakat mengkonsumsi bahan-bahan buatan pabrik yang banyak mengandung zat kimia, Akibatnya masyarakat kurang memanfaatkan tanaman di sekitar pekarangan rumah mereka, yang sesungguhnya memiliki manfaat yang sangat besar.

Salah satunya yaitu tanaman senggani (Melastoma candidum D. Don) atau yang lebih dikenal sebagai cengkodok, ternyata memiliki banyak manfaat baik batang, daun, bunga, serta akarnya.

Tumbuhan ini tumbuh liar pada tempat-tempat yang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang, atau di daerah obyek wisata sebagai tanaman hias.

Tumbuhan ini bisa ditemukan sampai ketinggian 1.650 m diatas permukaan laut. Bentuknya tegak, tinggi 0,5 - 4 m, banyak bercabang, bersisik dan berambut, daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan, bersilang. Helai daun bundar telur memanjang sampai lonjong, ujung lancip, pangkal membulat, tepi rata, permukaan berambut pendek yang jarang dan kaku sehingga terasa kasar dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 2 - 20 cm, lebar 0,75 - 8,5 cm, warnanya hijau.

Tanaman senggani, memiliki nama yang berbeda-beda disetiap daerah, diantaranya senduduk (Melayu), harendong (Sunda), kluruk (Jawa), kemanden (Madura),dan yeh mu tan (China), singapore rhododendron (Inggris). Senggani merupakan tanaman perdu dari famili Melastomataceae.

Alasan penyusun meneliti tanaman senggani adalah agar pemanfaatan tanaman herbal / alami lebih diperhatikan karena selain banyak manfaatnya juga baik bagi kesehatan.

Tanaman senggani atau yang biasa disebut cengkodok dapat mengobati berbagai macam penyakit diantaranya : Gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, Keputihan (leukorea), sariawan, haid berlebihan, wasir darah, Pendarahan rahim, berak darah (melena), keracunan singkong, Radang dinding pembuluh darah, pembekuan (tromboangitis).

Selain itu, tanaman senggani juga mudah didapat terutama di daerah yang mendapat sinar matahari yang cukup seperti di lereng gunung, semak belukar, dan lapangan yang tidak terlalu gersang.

Berdasarkan alasan-alasan diatas, penyusun tertarik meneliti tanaman senggani untuk dijadikan sumber penelitian dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Alasan ini juga didukung oleh belum pernah dilakukannya penelitian tentang tanaman senggani sebagai zat aditif alami..

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh penyusun dengan objek yang berbeda, diantaranya :

1. Pewarna alami

Penyusun memanfaatkan ekstrak daun pandan sebagai pewarna alami dengan membandingkan dengan penggunaan pasta pandan, yang biasa digunakan sebagai pewarna buatan untuk menghasilkan warna hijau, sebagai pembuktian yaitu dilakukan dalam percobaan pembuatan agar-agar adapun hasilnya warna dari ekstrak daun pandan berwarna hijau muda, sedangkan pasta pandan berwarna hijau tua. 2. Pemanis alami

Penyusun menggunakan gula aren/gula merah sebagai pemanis alami dengan membandingkan dengan penggunaan sari gula/induk gula, adapun yang penyusun jadikan percobaan yaitu perebusan kacang hijau yang menggunakan zat aditif alami dan penggunaan zat aditif buatan.Adapun hasilnya yaitu, rebusan kacang hijau yang menggunakan sari gula memiliki rasa manis yang pekat dan melekat di lidah, sedangkan rebusan yang menggunakan gula merah rasa manisnya sedang dan memiliki bau yang lebih harum. 3. Penyedap rasa

Penyusun menggunakan rempah-rempah sebagai penyedap rasa alami dan penggunaan masako sebagai penyedap rasa buatan, adapun yang penyusun jadikan percobaan yaitu pembuatan sayur kangkung, dengan hasil yaitu sayur kangkung yang menggunakan zat aditif alami memiliki rasa yang kurang enak sedangkan yang menggunakan zat aditif buatan terasa lebih gurih. Ini yang menyebabkan penggunaan masako sulit untuk dihentikan di kalangan masyarakat. 4. Pengawet

Penyusun menggunakan garam sebagai pengawet alami dan penggunaan formalin sebagai pengawet buatan, adapun yang penyusun jadikan percobaan yaitu pengawetan ikan segar, dengan hasilnya yaitu ikan yang diberikan garam tampak agak pucat setelah 3 hari, sedangkan penggunaan formalin ikan masih segar. Ini yang mungkin menyebabkan masyarakat menjadikan formalin sebagai pengawet yang dapat menjadikan suatu produk lebih tahan dari ketentuannya. 1.2 Masalah Penelitian

Masalah umum dalam penelitian ini adalah masih banyaknya masyarakat yang menggunakan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari, sehingga untuk merubah kebiasaan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi jika kebanyakan masyarakat mengerti tentang bahaya penggunaan zat aditif tentu penerapan penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi mereka.

Sedangkan masalah khusus dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah tanaman senggani dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pemanis alami ?

2. Apakah tanaman senggani dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pewarna alami ?

3. Apakah tanaman senggani dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pengawet alami ?

4. Apakah tanaman senggani dapat digunakan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa alami ?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan tanaman-tanaman herbal yang ada di sekitar pekarangan rumah, sehingga tanaman tersebut tidak hanya tumbuh liar, namun juga dapat memberikan manfaat baik secara kesehatan maupun secara ekonomis.

Sedangkan secara khusus sebagai berikut.

1.Pendeskripsian pemanfaatan tanaman senggani sebagai pewarna alami.

2. Pendeskripsian pemanfaatan tanaman senggani sebagai pemanis alami.

3. Pendeskripsian pemanfaatan tanaman senggani sebagai penyedap rasa alami.

4. Pendeskripsian pemanfaatan tanaman senggani sebagai pengawet alami.

1.4 Manfaat Penelitian1.Manfaat penelitian bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan acuan dalam penggunaan zat aditif alami sebagai pengganti zat aditif buatan atau sintesis.

2. Manfaat Penelitian Bagi PenyusunPenulis dapat mengungkapkan fakta-fakta,kerugian dan keuntungan serta gagasan tentang pemanfaatan zat aditif alami dalam kehidupan sehari-hari.

3.Manfaat Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan bacaan bagi yang memerlukannya.

1.5 Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian merupakan objek yang menjadi fokus penelitian.Ruang lingkup penelitian ini dibuat agar penelitian lebih terarah.Sehubungan dengan itu.,fokus penelitian ini adalah pemanfaatan tanaman senggani sebagai zat aditif alami untuk menggantikan zat aditif buatan atau sintesis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Zat Aditif

FAO/WHO, (1983) memberikan pengertian yang luas serta disetujui oleh 120 negara tentang zat aditif, yaitu bahan apapun yang biasanya tidak dimakan sendiri sebagai suatu makanan yang dengan sengaja atau tidak sengaja ditambahkan pada makanan untuk tujuan teknologi (termasuk organoleptik/rasa, aroma, warna) selama proses pembuatan, pengolahan, penyiapan, pengepakan, pengemasan maupun pengolahan. Jadi tujuan utama penambahan zat aditif pada produk makanan adalah supaya lebih menarik baik warna, aroma, rasa dan tekstur serta agar lebih awet dan tak mudah busuk.

Zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

(a) Aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.

(b) Aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.

Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia. Bila kita cermati, saat ini hampir semua jajanan yang jumlahnya ribuan itu menggunakan zat aditif pada salah satu bahannya. Setiap macam jajanan rata-rata mengandung 1 sampai 4 macam zat aditif. Beberapa macam zat aditif sering tercantum pada kemasan jajanan, namun banyak konsumen barangkali termasuk kita yang tidak mengetahui bahwa itu adalah zat aditif yang tidak baik bagi kesehatan

2.2 Berdasarkan sifatnya zat aditif dibagi menjadi dua macam yaitu, zat aditif alami dan buatan/sintetis. 2.2.1 Pengertian Zat Aditif alami

1. Zat Aditif Alami

Merupakan zat yang ditambahkan pada makanan yang berasal dari bahan alami/alam.

Kelebihannya adalah lebih aman untuk dikonsumsi

Macamnya :

a. Pewarna

Contoh pewarna alami.

Wortel untuk memberikan warna jingga atau orange.

Daun suji dan daun pandan untuk memberikan warna hijau.

Kunyit untuk memberikan warna kuning.

Cabai untuk memberikan warna merah.

Gula merah/gula aren untuk memberikan warna coklat.

Kekurangan pewarna alami :

Sering memberikan rasa khas yang tidak diinginkan, seperti kunyit.

Konsentrasi pigmen rendah, sehingga memerlukan banyak bahan.

Stabilitas pigmen rendah.

Keseragaman warna kurang baik.

Pigmen alami yang sering digunakan :

Antosianin

Memberikan warna merah, orange dan biru.

Banyak terdapat pada anggur, stroberi, rasberi, apel dan bunga.

Mudah larut dalam air dan stabil dalam asam.

Karetenoid

Memberikan warna kuning, merah dan orange.

Banyak terdapat pada wortel, tomat, cabai, minyak sawit, jagung, daun-daunan, ikan salmon.

Peka terhadap proses oksidasi.

Tidak larut dalam air tetapi dalam lemak.

Klorofil

Memberikan warna hijau.

Peka terhadap cahaya dan asam.

Banyak terdapat pada daun daunan berwarna hijau.

Kurkumin

Memberikan warna kuning.

Banyak terdapat dalam kunyit.

Digunakan untuk makanan dan minuman yang tidak beralkohol.

b. Pemanis

Contoh pemanis alami.

Gula merah/gula aren yang bebas dari zat tambahan/zat kimia.

c. Pengawet

Contoh pengawet alami

Es berguna untuk mengawetkan daging danikan.

Gula digunakan untuk mengawetkan buah buahan yang sudah diolah seperti selai, sirup dan manisan.

Garam digunakan untuk mengawetkan ikan dan telur. Pemberian garam ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme sehingga makanan tidak cepat busuk.

d. Penyedap rasa

Contoh Penyedap Rasa Alami.

(Merica/lada

Disebut juga sebagai raja rempah-rempah.

Ada 2 macam yaitu merica hitam yang diproduksi dari buah merica yang setengah masak dan setengah kering. Sedangkan merica putih diproduksi dari buah merica yang hampir masak dan kulitnya yang kering dikupas.

Memiliki rasa pedas/hangat.(Cengkih

Adalah kuncup kering dari pohon cengkih.

Memiliki sensai agak pedas, harum dan segar.

Dapat juga untuk obat pencernaan dan sakit gigi.

(Pala dan fuli

Keduanya merempah yang berasal dari Maluku.

Pala segar dibungkus oleh cangkang segar yang berwarna coklat dan daging buah berwarna kemerahan yang disebut fuli.

Dipakai untuk kaldu yang lezat dan masakan manis.

(Jahe

Adalah rimpang dengan sensasi pedas.

Dipakai dalam keadaan segar, kering serta bentuk bubuk.

Digunakan untuk masakan manis serta gurih.

(Cabai

Terdiri dari 2 macam, cabai merah dan hijau.

Memberikan sensasi pedas dan merangsang.

Digunakan dalam bentuk segar dan kering.(Kayu manis

Adalah bagian kulit kayu yang kering dan tergulung pada tunas pohon kayu manis.

Dipakai dalam bentuk batangan serta bubuk.

Digunakan untuk pembuatan kue, biscuit serta makanan yang manis.

2.2.2 Pengertian zat aditif buatan/sintetisZat Aditif BuatanMerupakan zat yang senagaja dibuat/sintetis dari bahan kimia yang hampir mirip dengan yang alami.

Kelemahannya bila digunakan dalam jumlah yang banyakakan membahayakan kesehatan manusia.

Kelebihan zat ini :

Lebih praktis dan mudah didapat.

Lebih tahan lama.

Memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.

Harganya relative murah.

Macamnya :

a. Pewarna

Zat pewarna yang diijinkan di Amerika Serikat (sesuai dengan peraturan Food and Drug Act pada tahun 1906) yaitu :

Orange no 1

Erythroosin

Ponceau 3R

Amaranth

Indiigotine

Napthtol-Yellow

Light green Zat pewarna yang diijinkan di Indonesia yaitu :

Carmoisine memberikan warna merah.

Amaranth memberikan warna merah.

Erythrosine memberikan warna merah.

Sunsetyellow FCF memberikan warna orange.

Tartrazine memberikan warna kuning.

Quineline Yellow memberikan warna kuning.

East green FCF memberikan warna hijau.

Brilliant blue FCF memberikan warna biru.

Indigocarmine (indigotine) memberikan warna biru.

Violet GB memberikan warna ungu.

Penggolongan zat warna :

FD & C Color adalah pewarna untuk makanan, obat-obatan dan kosmetik.

D & C adalah pewarna untuk obat-obatan dan kosmetik.

Ext D & C (dalam jumlah terbatas) yang digunakan untuk obat-obatan luar dan kosmetik.

b. Pemanis

Contoh pemanis buatan.

Sakarin

Berbentuk kriistal putih.

Memiliki tingkat rasa manis 500 kali dari manis gula pasir.

ADI (Acceptable Daily Intake) adalah 1 gram.

Aspartam

Berbentuk serbuk putih, tidak berbau dan bersifat higroskopik

Memiliki tingkat rasa manis 200 kali dari rasa manis gula pasir.

ADI adalah 40 mg .

Tidak boleh dicampur dengan makanan yang mengandung MSG (Monosodium Glutamat). Sorbitol

Diolah dari buah cherry, plum, apel, pir, lumut dan rumput laut. Siklamat

Memiliki tingkat rasa manis 50 kali dari rasa manis gula pasir.

Di Amerika Serikat, pengguanaan siklamat sudah dilarang karena bersifat karsinogenik.

c. Pengawet

Bahan pengawet organic

Asam sorbat

Digunakan untuk mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri.

Berbentuk natrium sorbat dan Kalium sorbat karena lebih mudah larut dalam air.

Cuka

Merupakanlarutan 4% asam asetat dalam air.

Digunakan untuk mencegah pertumbuhan kapang.

Garam propionate

Berbentuk Natriumd an Kalium propionate, karena lebih mudah larut dalam air.

Digunakan untuk mengawetkan roti dan kue kering.

Asam benzoate

Benzoate aktif dalam larutan asam.

Berbentuk garam yaitu natrium benzoate karena kelarutannya lebih besar.

Bila digunakan lebih dari 250 ppm akan menimbulkan alergi serta iritasi lambung. Zat pengawet anorganik

Sulfit

Sulfit berbentuk Natrium sulfit dan Kalium sulfit.

Aktif dalam larutan asam.

Dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan

mikroorganisme.

Dapat bereaksi dengan gugus karbonil dan hasilnya akan mengikat melanoidin sehingga dapat mencegah warna coklat pada makanan.d. Penyedap rasa

Pemberi cita rasa

Contoh pemberi cita rasa

Senyawa flavormatik (rasa mirip buah)Aroma

VanillinVanili

BenzaldehideCherry, almond

Aldehida sinamatKayu manis, kola

MentolMint

DiasetilMentega

EugenolRempah-rempah

BenzilasetatStroberi

Amil asetatPisang

Amil kaproatApel, nenas

Propil asetatPir

Etil asetatArbei

Penguat cita rasa

Dapat menimbulkan rasa enak (flavor potentiator)

Contoh : MSG (Monosodium Glutamat) merupakan garam natrium dari asam glutamate. Berbentuk Kristal monohidrat.

2.3 Pemecahan masalah mengenai ketergantungan terhadap zat aditif buatan / sintetis dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah setiap kali memasak kita menginginkan hasil yang enak, rasa yang nikmat, apalagi kalau makanan itu dijual, tentunya kita menginginkan hasil yang istimewa tak hanya di lidah, tapi juga dipandang dan di kantong. Semua itu tentunya melibatkan bahan-bahan tertentu yang ditambahkan ke dalam masakan supaya hasilnya sesuai yang diinginkan, seperti penambahan pewarna, pemanis, pengawet, penyedap. Sebagai contoh setiap orang pasti mengenal produk mie instan, karena selain praktis dan mudah didapat, harganya pun terbilang ekonomis. Sehingga kebanyakan orang menjadikan mie instan sebagai pilihan untuk keperluan yang lebih singkat sebagai pengganti makanan pokok. Oleh karena itu, mie instan tidak dapat kita hindari lagi peranannya dalam kehidupan sehari hari. Namun tanpa kita sadari di dalam mie instan terdapat zat yang sangat membahayakan.Dr. Hasan Budiman Kepala Laboratorium Fakultas Kedokteran UI menyatakan, bahwa dalam seluruh sampel yang diambilnya di pasar swalayan, toko-toko, dan warung di wilayah DKI dan sekitarnya ditemukan bahan plastik (pengawet) yang tidak mungkin bisa dicerna dalam sistem pencernaan kita. Lebih luas diketahui bahwa plastik adalah bahan yang tidak mungkin terurai secara alamiah, dan merupakan bahan yang sangat berbahaya untuk dikonsumsi.

Yang mengejutkan, bahan-bahan plastik tersebut tidak jauh berbeda dengan bahan plastik pembuat alat keperluan rumah tangga, karena sifatnya yang tidak bisa diurai, maka plastik yang telanjur dikonsumsi akan menetap dalam tubuh kita dan ciri-cirinya dapat diketahui secara langsung. Jumlah plastik yang ditemukan dalam mie instan tersebut sangat beragam, mulai dari 2 sampai 5 plastik per kemasan.

Namun umumnya,plastik- plastik tersebut ditemukan dalam ukuran relatif kecil, dilengkapi dengan tulisan diatasnya, misalnya; Bumbu, Saus Cabe, Minyak Sayur dan sebagainya

Sehubungan dengan terdapatnya beragam bahan pengawet di dalam kemasan mie instan, maka alangkah baiknya jika sebelum dikonsumsi, bahan pengawet tersebut dinetralisir dengan cara menyisihkan air rebusan yang pertama, kemudian diganti dengan air rebusan yang baru, sehingga dapat mengurangi kandungan zat pengawet yang terdapat dalam mie instan tersebut.

BAB III

METODE PENELITIANA. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah dengan melakukan berbagai penelitian, agar dapat melihat fakta-fakta dalam penerapannya dalam kandungan zat aditif alami maupun buatan dan membuktikan unsur mana yang berbahaya dan yang tidak berbahaya. Tujuan utama dari penggunaan metode ini adalah untuk memaparkan manfaat dan akibat dari penggunaan zat aditif melalui sumber atau referensi yang di jadikan objek penelitian.

B. Bentuk penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang bersifat membandingkan dua hal untuk mencari jawaban terhadap masalah penelitian dengan menganalisis data satu per satu (Nazir,983:68). Bentuk komparatif ini direalisasikan untuk membandingkan antara penggunaan zat aditif alami dengan zat aditif buatan. Disamping itu, bentuk penelitian ini direalisasikan berupa penyajian data dan langkah-langkah analisis data, serta kesimpulan tentang bahaya dan manfaat penggunaan zat baik yang alami maupun buatan. C. Data dan Sumber Data

a. Data Data dalam penelitian ini adalah bahan bahan yang dijadikan objek penelitian, yang mana bahan tersebut dapat dijadikan sebagai zat aditif alami maupun buatan. Adapun bahan yang dijadikan objek penelitian adalah :

NoJenis Zat AditifZat Aditif

AlamiBuatan

1PewarnaEkstrak Daun SengganiPasta

2PemanisPutik Bunga SengganiInduk Gula

3Penyedap rasaEkstrak Daun SengganiMasako

4PengawetEkstrak Batang SengganiCuka

b. Sumber dataSumber data adalah tempat penyusun bertempuh. Artinya, penelitian ini bertolak dari sumber data. Sehubungan dengan itu, sumber data dalam penelitian ini adalah zat aditif pada umumnya dan daun senggani pada khususnya. Dimana sumber data diperoleh dari berbagai macam media dan lingkungan sekitar wilayah anjongan. c. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik langsung dengan cara melakukan penelitian terhadap objek yang akan dikaji.

Teknik penelitian ini secara langsung mengarah ke objek yang akan diteliti berdasarkan manfaat dan bahaya yang ditimbulkan dari penngunaan zat aditif yakni dengan cara melakukun penelitian dan mengumpulkan data yang di lakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis sesuai dengan masalah penelitian. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan diatas, alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah daftar manfaat dan bahaya penggunaan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari. Kedudukan penyusun merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, penganalisis data, dan akhirnya sebagai pelapor hasil penelitiannya. Dalam mengumpulkan data penyusun menggunakan alat tulis dan kartu pencatat data.

BAB IV

PEMBAHASAN4.1 Penyajian data

Data tentang pemanfaatan zat aditif alami sebagai pengganti bahan-bahan kimia yang terkandung dalam produk makanan dan minuman, diambil dari penelitian dan hasil survei dalam lingkungan masyarakat.

Data dalam karya tulis ini berdasarkan urutan permasalahan dan pemanfaatan zat aditif yang meliputi Pewarna, Pemanis, Pengawet dan penyedap rasa dalam lingkungan masyarakat. 4.2 Analisis data

Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif makanan dalam kehidupannya sehari-hari.

Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh.

Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari.Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah.

Oleh karena itu Karya Tulis ini, bertujuan mengajak masyarakat untuk terbiasa menggunakan bahan-bahan alami sebagai zat aditif yang ditambahkan kedalam makanan.

a. Pewarna

Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Namun tidak semua pewarna dianjurkan untuk ditambahkan kedalam makanan, sebab pewarna yang sintetis banyak mengandung bahan-bahan kimia yang membahayakan.Sebagai alternatifnya penulis coba memberikan solusi dengan memanfaatkan alam sebagai zat aditif yang ramah lingkungan dan baik bagi kesehatan.

NoMakananPewarna BuatanPewarna AlamiPembahasan

1

Agar-agar

Light green

Cara Pengolahan Daun Senggani Sebagai Pewarna.b. Pemanis Pemberian pemanis pada bahan makanan dan minuman bertujuan untuk menambah rasa yang khas terutama dari bahan alami yang kemudian diolah sehingga dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

NoMakananPewarna BuatanPewarna AlamiPembahasan

1

c. Pengawet

Penggunaan pengawet buatan sudah sangat banyak digunakan dalam masyarakat, namun kebanyakan masyarakat tidak menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan pengawet buatan tersebut. Contohnya kanker, penyakit yang sangat membahayakan ini dapat timbul akibat penggunaan pengawet buatan yang berlebihan dan tidak tepat.

Oleh karena itu, penyusun bermaksud menyumbangkan saran dan solusi agar masyarakat beralih dari penggunaan zat aditif buatan yang berbahaya menjadi menggunakan zat aditif alami yang baik bagi kesahatan.

NoMakananPengawet BuatanPengawet AlamiPembahasan

1

Ikan

d. Penyedap Rasa

Setiap masakan yang apabila tidak dicampur dengan penyedap rasa pastinya akan terasa hambar atau kurang enak, namun kebanyakan penyedap sekarang mengandung bahan-bahan kimia yang membahayakan kesehatan tubuh.

Ada beberapa penyedap alami yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya, daun senggani. NoMakananPenyedap Rasa BuatanPenyedap Rasa AlamiPembahasan

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pemanfaatan zat aditif alami( daun senggani ) dalam kehidupan sehari-hari disimpulkan sebagai berikut. 1. Setiap kemasasan produk makanan atau minuman yang didalamnya mengandung zat kimia, cepat atau lambat pasti memiliki efek yang membahayakan tubuh.

2. Tanaman disekitar pekarangan rumah yang kurang di manfaatkan ternyata dapat dijadikan sebagai zat aditif alami contohnya daun senggani dan kunyit.

3. Meskipun secara kualitas zat aditif alami kurang begitu baik namun jika ditinjau dari segi kesehatan penggunaannya sangat dianjurkan daripada zat aditif buatan. B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, dikemukakan saran-saran yang berhubungan dengan pemanfaatan zat aditif alami dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut :

1. Masyarakat hendak nya dapat lebih bijak lagi untuk menentukan bahan mana yang baik dan yang tidak.

2. Masyarakat hendaknya menjauhi barang atau produk yang bersifat instan, karena didalam kandungannya pasti didapati zat kimia yang berbahaya. 3. Diharapkan agar pemanfaatan tanaman di sekitar pekarangan rumah agar lebih ditingkatkan baik sebagai zat aditif maupun sebagai apotik hidup, yang mana nantinya dapat dimanfaatkan baik untuk kesehatan serta membantu ekonomi keluarga.